China masih berlanjut meroket. Ngapain slow down kalau kurs dan suku
bunga under control. Lagipula China butuh otot besar untuk jadi negara
super power. Harus banyak makan yg bergizi hehe.
--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "Teddy Halim" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Pak,bila baca dan dengar di CNBCAsia, koran koran di Tiongkok,
pemerintahnya
> berusaha melambatkan pertumbuhan jadi mestinya kebutuhan nikkel akan
turun.
> Suku bunga dinaikkan, deregulasi pasar sahamnya. Jadi kalau managed-slow
> down ini berlaku lama, akan ada penurunan kebutuhan nikel.
> Spt pasar tembaga (copper) baru baru ini drop dalam 1 hari sebesar 4% di
> bursa copper Shanghai.
>
> Ini pandangan secara makro efeknya sooner or later akan terasa
menurut saya,
> CMIIW..
> th
>
> On 5/22/06, EKA SUWANDANA <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Bagus risetnya in line hitungannya! *Akan tetapi harga asumsi nickel
> > 15500USD/MT terlalu konservatif , karena sekarang harga nickel
sudah wara
> > wiri di atas 20000USD/MT. *Cek di www.lme.com/nickel.asp . Sepertinya
> > nggak mungkin turun di bawah 19ribu USD/MT soalnya harga pasar nickel
> > ditentukan demand China dan mainly supply Rio Tinto dan BHP.
Tambang di
> > Australia dan Canada costnya sudah bengkak sampai diatas 5 USD/lb,
nggak
> > akan dilepas di harga murah kalo margin tergerus di jaman resesi ini.
> > So rekomendasi Strong BUY mumpung kemurahan.
> >
>
YAHOO! GROUPS LINKS
- Visit your group "obrolan-bandar" on the web.
- To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
- Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.