biar email nggak cepet penuh coba setting dimilist di ubah. lewat menu
edit membership. trus contreng web only. kalo mau baca berita di
milist cukup buka di milis yang bersangkutan.
 
--- In perbendaharaan-list@yahoogroups.com, kurniawan santoso
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ass.
> 
> Maaf sebelumnya bila menyinggung hati teman2. Saya masih baru
bergabung di millis ini tapi inbox yang masuk ke email saya tiap
harinya begitu banyak. Sengaja alamat email ini saya pakai untuk ikut
berbagai millis. Kalau satu hari tidak saya buka email saya ini
beratus2 inbox yang masuk dan perlu segera di hapus biar tidak
memenuhi email saya ini.
> 
> Saya mungkin termasuk beruntung dibanding dengan senior-senior,
karena pas masuk kerja Teknologi Informasi sudah demikian pesat dan di
kantor jg sudah berlangganan internet sehingga kami (saya dan teman
seangkatan) bisa mengakses internet dari kantor. 
> 
> Dulu waktu masih kuliah, kami juga sudah berkenalan dengan internet
namun masih untuk kesenangan dan mungkin malah lebih banyak
penyimpangan yang kami dapatkan dari internet. Sebagian besar orang
awam (termasuk saya dan teman2 seangkatan), internet adalah kemudahan
untuk mengenal dunia termasuk kemudahan untuk mengakses sesuatu yang
menyimpang. Dulu waktu saya (kami) kuliah, internet itu saya (kami)
gunakan untuk chatting (mIRC), buka situs porno, dan ngeliat hasil
pertandingan olah raga. (Maaf untuk teman2 eks Jalan Porselen  Pondok
Jaya). begitu pun ketika kami pertama kami masuk kerja, beberapa teman
saya jago chatting dan sempat ketemuan dng beberapa cewek. Ada yg
keluar modal untuk makan, nonton, taksi dan sebagainya. Tapi ada yang
elegan ngomong kalo semuanya ongkos sendiri-sendiri. haha... Bukan
siapa2 jg ngapain harus dibayari, gaji jg di bawah 1 juta. (salut buat
kamu friend).
> 
> Setelah penempatan saya baru menyadari betapa tak bernilainya
internet setelah salah seorang senior mendapat beasiswa dari
pemerintah Australia dan Jepang dalam waktu yang bersamaan. Cerita
dari teman seangkatannya, prestasi senior saya tersebut tergolong
kurang di STAN. Maklum keluar dari DIII STAN termasuk mahasiswa PMDK
(Persatuan Mahasiswa Dua Koma) padahal di STAN untuk mencapai IP 3
sebetulnya mudah. Mahasiswa STAN kan kegiatannya KKM (Kelas, Kos, 
Masjid/Mushola). Beliau masuk PMDK karena kegiatannya sangat banyak.
Salah satu yg saya pelajari dari beliau adalah kegigihannya untuk
mendapatkan sesuatu dan sifat yang konstruktifnya menghadapi hambatan.
Beliau selalu menyemangati saya untuk cepat kuliah S1 dan belajar
English. Saya selalu ingat kalau beliau sedang siaran sebuah program
berbahasa inggris di sebuah radio. Seperti umumnya lulusan STAN yang
not good untuk berbahasa inggris, beliau sangat gigih untuk
memperbaiki English-nya. Beliau meminta kami untuk
>  interaktif melalui telepon dan mengoreksi beliau di kontrakkan.
(dan berapa kali beliau mengucapkan 'you know' hehe...).
> 
> Dan apalagi setelah teman satu angkatan tahun kemarin jg lulus ADS.
Kalau yang ini, sangat wajar kalau bisa keluar negeri. Cum Laude STAN!
> (Sorry bro, bukan mengecilkan usahamu tp kamu memang layak
mendapatkan dan bahkan lebih dari itu, aku doakan kamu meraih yang
kamu impikan, sekedar berbagi dengan teman-teman di millis kalau untuk
mendapatkan sesuatu yang lebih baik perlu usaha yang optimal, You are
my best friend. Doakan aku dan teman kita satu SK bisa menyusul ke
Aussie). Teman saya ini mampu menggunakan internet dengan semestinya.
Kerjaannya jg bagus dan bisa mendapatkan berbagai ilmu dan hiburan
dari internet.(jd ingat kangmas sutra, Jack!). Gak ada atasan yang
tidak terkesan dng pekerjaannya. Teman-temen jg suka padanya karena
selain baik hati, suka menolong dan tidak mau merepotkan orang lain,
namanya terdiri dari 2 Y istilah kami untuk memberi rating
ke-kijil-an, (kijil bahasa banjar -red, artinya cari tahu sendiri ya).
> 
> Bergabung dengan millis ini, membuat saya makin mengerti dengan
kehidupan terutama berita seputar DJPBN. Saya menjadi yakin kalau
suatu saat Departemen Keuangan dan DJPBN dalam skala yang lebih kecil
akan menjadi pelopor dalam reformasi birokrasi di Indonesia. Dibanding
dengan instansi yang lain rekrutmen pegawai di departemen keuangan
lebih bermutu baik dari STAN-PRODIP maupun penerimaan dari umum. Hal
ini saya buktikan karena baru-baru ini istri saya di terima di sebuah
departemen tp SK CPNS-nya saja keluar setelah satu tahun dan melalui
proses. Belum lagi setelah masuk kerja berbagai informasi yang masuk
menunjukkan kebobrokan birokrasi kita.
> 
> DJPBN adalah sebuah instansi yang besar, bukan hanya besar karena
cakupan wilayahnya tp juga besar beban kerja yang ditanggung. SDM yang
dimiliki DJPBN pun juga sangat besar yang katanya malah berlebih
sehingga muncul isu akan ada pengurangan pegawai. Besarnya jumlah
pegawai itu juga berarti makin besar jumlah masalah yang menjadi beban
kepegawaian (mutasi, pengembangan pegawai, dsb). Saya sadar bahwa
semua keinginan saya yang berkaitan dengan DJPBN tidak selamanya bisa
dipenuhi. Sebagai contoh, awalnya saya menantikan SK mutasi pelaksana
segera keluar, setelah ditunggu2 tidak keluar jg saya berusaha untuk
tidak berharap mutasi dan menunggu SK istri saya di kota ini namun
akhirnya keluar jg SK mutasi itu berbarengan dengan keluarnya SK istri
saya. Dua anugerah yang patut saya syukuri namun susah untuk
menjalankan. Istri saya ikut ke kota ini karena mengikuti suami tapi
begitu sudah merasa kerasan malah suaminya harus meninggalkan  dia di
kota ini untuk sementara waktu.
> 
> Saya rasa hal-hal seperti saya itu juga terjadi pada teman2.
Barangkali ada yang baru saja ngontrak rumah/ngajak istri ternyata
harus pindah. Mungkin ada jg  pengen segera pindah namun namanya tidak
tercantum di SK.
> 
> Namun saya berharap, di millis ini teman-teman jangan menumpahkan
perasaannya dengan emosional. Beberapa waktu yang lalu saya sempat
sengaja tidak membuka email karena enggan membaca pernyataan yang
emosional karena sangat mempengaruhi mental saya. Saya kecewa ketika
membaca salah satu email dari yunior yang berpendapat ttg mutasi.
> 
> Marilah kita gunakan millis ini untuk bertukar informasi, berbagi
dan tempat menghimpun kekuatan untuk perubahan di Departemen Keuangan.
Terima kasih kepada Pak Khobir, Pak Budi Santoso dan teman2 yang sudah
memberikan informasi dan testemoni di millis ini. Karena buat kami
yang di daerah informasi yang diberikan sangat bermanfaat untuk
memotivasi dan meberikan informasi yang kadang tidak dapat kami terima
di daerah.
> 
> 
> 
>        
> ---------------------------------
> Yahoo! oneSearch: Finally,  mobile search that gives answers, not
web links. 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke