Bung Dodo,
Cara pemikiran anda sangat baik. Sayapun ingin berpikir
seperti cara anda. Hanya saja selama ini saya sering
melihat banyaknya persoalan yang sempat 'heboh' menjadi
'tidak heboh' atau bahkan menghilang begitu saja.
Banyak kasus-kasus diantaranya kasus KKN dan HAM yang
menguap. Seperti contoh kasus perbankan kita yang
meliputi milyaran rupiah, kasus Freeport dan lainnya.

Mungkin juga anda benar, bahwa sentimen pribadi dapat
mempengaruhi suatu penilaian, dan ini yang membuat
saya pribadi terkadang menjadi sangat tidak objectives.

Tetapi saya beruntung mempunyai rekan seperti anda dan
juga rekan Permias@ lainnya, yang seringkali meng-kritik
atau menanggapi beberapa tulisan dan pemikiran saya
selama ini. Dan menurut saya itulah gunanya mempunyai
suatu 'TEAM' yang kuat, harus ada yang berlainan
pendapat dan pemikiran, harus ada yang meng-kritik
atau berlawanan. Sebab apabila tidak, maka keadaan
seperti pada jaman Orde Baru dulu akan terulang kembali,
dimana tidak ada pihak yang berani mengeluarkan pendapat.
Yang ada malahan mendukung habis-habisan semua ide atau
konsep, apapun bentuknya ! Contoh yang paling nyata
adalah 'standing applause' yang terjadi pada Sidang Umum
MPR 1998 pada saat Pak Harto terpilih menjadi Presiden
dan pada saat beliau membacakan pidatonya. Belum lagi
komentar para tokoh kita selepas itu. Mengaggumkan...:)


Salam,
bRidWaN

--------------------------------------------
At 11:48 01/02/99 -0800, DODO DOLITET wrote:
>Bung Ridwan,
>
>Saya pribadi tidak mau berprasangka jelek kepada pemerintahan
>Habibie dengan mengatakan bahwa langkah2 politis yang dibuat
>akhir2 ini merupakan upaya pengalihan masalah. Saya juga
>tidak mau mengatakan bahwa Soeharto membuat manuver2 untuk
>mempengaruhi pemerintahan Habibie.
>Kenapa saya bilang begitu? karena memang tidak ada bukti
>yang jelas. Semuanya hanya merupakan dugaan dan perkiraan.
>
>Saya lebih sependapat kepada Sri Bintang, bahwa di dalam kondisi yang
>semrawut seperti sekarang ini, segala sesuatu bisa terjadi dan muncul
>secara bersamaan. Yang penting adalah, bagaimana kita mengatasi
>berbagai persoalan ini dengan bijak, dan tidak justru menambah
>persoalan persoalan baru yang menyengsarakan rakyat banyak. Jangan
>sampai persoalan persoalan yang sudah ada di peruncing dan diperburuk
>dengan pertikaian interests diantara elite politik kita, karena pada
>ujung2nya, rakyat juga yang menderita.
>
>Kalau orang2 macam Bambang Triantoro, Sri Bintang, dll membuat
>pernyataan bahwa Soeharto melakukan upaya untuk mempengaruhi Habibie
>ataupun dunia internasional agar mengalihkan perhatian rakyat, itu
>merupakan pernyataan yang lebih bersifat pribadi, dan dipengaruhi
>oleh sentimen pribadi juga. Karena mereka adalah orang-orang yang
>"disakiti" pada jaman rejim Suharto. Mungkin rakyat sendiri sekarang
>ini sudah mulai tidak perduli agi dengan urusan2 semacam itu, mereka
>mungkin sudah mulai capek, muak dengan pertikaian politik diatas,
>tanpa ada penyelesaian yang konkrit yang membawa perbaikan ekonomi
>dan kehidupan rakyat kecil. Justru pertikaian itu akan memperpanjang
>dan memperburuk kondisi hidup mereka.
>
>Saya ingat pada saat Presiden Clinton menyatakan perang terhadap
>Irak beberapa waktu yang lalu. Kita (orang2 Indonesia) menyatakan
>bahwa hal itu sebagai upaya pengalihan perhatian masyarakat dari
>skandal sex Clinton dengan Monica. Padahal kalau saya amati,
>masyarakat US sendiri waktu itu sudah tidak begitu perduli lagi
>dengan skandal sex itu.
>Mereka tidak mau dipusingkan dengan urusan urusan semacam itu.
>
>Jadi kesimpulannya, saya secara pribadi tidak mau terburu buru
>menghakimi tindakan seseorang apabila hal itu hanya berdasar
>dugaan dan lebih dilandasi oleh sentimen pribadi.
>
>Wassalam

---------------------
>---bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>> Rekan-Rekan Permias@ yTH.,
>> Saya tertarik dengan berita dibawah ini,
>> dan saya kira berita ini layak menjadi
>> pemikiran kita.
>>
>> Kalau kita perhatikan, hal ini memang
>> sudah sering berlangsung sejak dulu,
>> dimana untuk mengalihkan suatu 'issue'
>> besar, selalu ditimbulkan issue yang
>> lebih besar.
>>
>> Saya yakin, tentunya rekan-rekan mempunyai
>> pemikiran tersendiri mengenai hal tersebut.
>>
>> Salam,
>> bRidWaN
>> ==========================================================
>> AWAS, SOEHARTO ALIHKAN PERHATIAN !!
>>
>> MEDAN (Waspada): Awas! Saat ini sedang berlangsung
>> upaya pengalihan isu dan perhatian rakyat dari
>> masalah pengusutan harta kekayaan Soeharto ke
>> persoalan Timor Timur (Timtim), status PNS dan RUU
>> Politik yang sengaja terus dibesar-besarkan.
>>
>> "Saya melihat ada kecenderungan pengalihan isu pengusutan
>> harta kekayaan Soeharto ke arah sana. Misalnya pemerintah
>> Habibie tanpa pengusutan harta kekayaan Soeharto ke arah
>> sana. Misalnya, pemerintah Habibie tanpa pendahuluan atas
>> conditioning tahu-tahu membuat suatu pernyataan mau
>> melepas Timtim, pemerintah Habibie kan pemerintahan
>> transisi, hanya sampai Pemilu, kok membuat keputusan
>> seperti itu," kata anggota Barisan Nasional Letjen
>> (Purn) Bambang Triantoro di kediamannya Sabtu malam.
>>
>> Sedangkan pakar politik Kastorius Sinaga mengemukakan,
>> meskipun mungkin tidak secara sengaja, namun secara
>> psikologis isu pengusutan harta kekayaan Soeharto saat
>> ini sudah mulai beralih dan perhatian masyarakat terhadap
>> kasus tersebut cenderung mahasiswa dan kelompok pro
>> reformasi terhadap pengusutan harta Soeharto jangan surut.
>>
>> "Tapi walau bagaimana pun saya optimis masalah tersebut
>> akan terus bangkit, karena ini merupakan persoalan hukum.
>> Dari yang bersangkutan (keluarga Cendana-red) bisa saja
>> terus berupaya agar isu yang mengarah ke mereka beralih,"
>> ujarnya, seperti dilaporkan Merdeka Minggu.
>>
>> Tentang kemampuan keluarga Cendana memanage berbagai isu
>> supaya isu pengusutan harta kekayaan Soeharto hilang dari
>> perhatian masyarakat. Kastorius yang juga sosiolog itu
>> menyatakan keluarga Cendana memang memiliki akses
>> internasional, tapi nampaknya mereka akan lebih memakai
>> isu-isu yang ada di dalam negeri.
>>
>> Sementara itu pengamat politik Arbi Sanit mengakui,
>> saat ini ada upaya yang sengaja dilakukan untuk
>> menampilkan, meredam dan atau memperbesar isu-isu
>> tertentu untuk kepentingan Soeharto.
>>
>> "Kemampuan Soeharto untuk itu kan sangat berlebihan,
>> jaringannya luas untuk menyebar dan menaikkan isu.
>> Tapi sampai seberapa jauh pemerintah Habibie disuruh
>> Soeharto memainkan isu-isu yang ada, sulit diukur
>> tambahnya.
>>
>> Diutarakan, pengusutan harta kekayaan Soeharto menjadi
>> lebih lamban karena cenderungan mengandalkan hukum,
>> padahal masalahnya lebih daripada sekadar persoalan
>> hukum.
>>
>> "Sedangkan pengusutan harta kekayaan Soeharto menjadi
>> lebih lambat karena cenderung mengandalkan hukum,
>> padahal masalahnya lebih daripada sekadar persoalan
>> hukum.
>>
>> "Sedangkan hukum yang ada sekarang kan ciptaan
>> Soeharto yang berkiblat kepada kepentingan dia
>> pribadi dan keluarganya.
>>
>> Nuasanya menjadi kabur, misalnya saja Tap MPR (soal
>> pengusutan harta Soeharto) kan banyak persyaratannya.
>> Tapi tidak ada hukum pembuktian terbalik. Coba kalau
>> Jaksa Agung-nya Adnan Buyung Nasution, jelas-jelas
>> pasti lain," kata Arbi.
>>
>> Ditambahkan, sikap pemerintah Habibie sendiri tidak
>> tegas terhadap masalah pengusutan harta kekayaan
>> Soeharto. "Itu dianggapnya harta karun saja, kalau
>> di Filipina kan kekayaan Marcos dianggap bisa untuk
>> menambah anggaran negara yang kurang.
>>
>> Jadi diusut secara serius. Kalau terhadap Soeharto
>> sejak awal Jaksa Agung tidak intensif," ujarnya lagi
>> sambil menambahkan, sebenarnya isu mengenai Timtim
>> bukan Indonesia yang menentukan apalagi kini sedang
>> dalam pembahasan di New York. "Karena itu untuk
>> menyodoknya disulutlah isu dari sini (Indonesia)
>> lepaskan saja Timtim," ujarnya.
>>
>> Melanjutkan pernyataannya anggota Barnas Bambang
>> Triantoro mengemukakan, sikap Habibie mengenai Timtim
>> cenderung membuat suasana semakin keruh, bahkan ada
>> kemungkinan isu Timtim tersebut merupakan bagian dari
>> upaya menunda pelaksanaan Pemilu.
>>
>> Sedangkan praktisi politik Sri Bintang Pamungkas
>> berpendapat, munculnya itu Timtim dapat saja
>> merupakan upaya pengalihan isu pengusutan harta
>> kekayaan Soeharto.
>>
>> "Kebetulan negara ini sudah amburadul. Secara
>> langsung saya tidak lihat ada kesengajaan, karena
>> sudah amburadul jadi semua persoalan muncul pada
>> saat yang sama. Tapi apakah dengan isu yang macam-
>> macam dan dengan borok yang macam-macam itu persoalan
>> lama akan terlupakan dan selesai," paparnya.
>>
>> Bintang menekankan, sebetulnya permasalahan praktek
>> KKN yang dilakukan Soeharto lebih merupakan persoalan
>> politik daripada sekadar hukum.
>>
>> "Munculnya berbagai isu yang mencoba mengalihkan
>> perhatian rakyat terhadap pengusutan harta Soeharto,
>> kan tidak perlu sampai membuat instansi-instansi
>> yang berkaitan dengan pengusutan harta Kekayaan
>> Soeharto tidak jalan. Kalau soal Timtim sih itu
>> karena pemerintah sudah tidak punya uang lagi
>> untuk membiayai perang di sana," papar Sri Bintang.

Kirim email ke