On Thu, 11 Nov 1999, Jeffrey Anjasmara wrote:

> >Banyangin apa yang di rasakan rakyat Tim-tim, Aceh, Ambon, Irja, dll
> >dimasa Orba. Dibunuh, kakek-ayah-anak-buyut dimasukin penjara, provinsi
> >tidak di bangun, cari makan susah. Mau jadi tentara nggak bisa karena
> >asal provinsi (inget teman di Jakarta yang asal aceh+tim-tim, nggak bisa
> >jadi tamtama TNI AL dan POLRI karena masalah asal provinsi :( )
> >Basic HAM sudah hampir tidak ada.
>
> Provinsi nggak dibangun? Hmm....? Kurang imbang sih iya, kalau tidak
> dibangun berarti kita buta. Mau jadi tentara nggak bisa? Lalu batalion 754
> and 755 di Timtim itu orang Aussie? Fachrul Razi orang Batak? Mungkin teman
> anda itu yang tidak masuk spek. Jangan main generalisasi. Adik saya badan
> tegap, mata bagus, gigi bagus tapi gara-gara punya urat nonjol di kaki (apa
> itu namanya?) juga gagal masuk. Inilah sentimen kedaerahan yg sering dibawa
> kalau gagal masuk kompetisi.
>
Ya .. kalo coba masuk AKABRI, mungkin deh. Orang mereka coba masuk tamtama
doang. Mengenai tentara di Tim-Tim, anda tau nggak orang-orang pribumi
Tim-tim jadi apa di tentara? Ada nggak yang jadi pentolan (ie. pangkat
tinggi) di 754 atau 755? Ya ... emangnya ABRI ORDE BARU nggak mikir apa,
bikin seluruhnya orang luar TIM-TIM yang jadi tentara di Tim-tim? Nanti
akan jelas sekali kalo mereka sepertinya menjajah. Ya ... diterima dong
sebagian rakyat tim-tim jadi tentara disana. Tapi saya suspect sih
pangkatnya cuman kopral, sersan atau paling banter letnan.
Mengenai sentimen daerah. Lho kok
komplain dari mereka dibilang semuanya sentimen kedaerahan? Nggak juga.
Mungkin sebagian emang iri, atau mungkin juga emang bener. Kita tau dari
mana. Terutama kita bukan dari daerah tsb.
Musti diingat, diskriminasi kedaerahan dan ras dijaman ORBA bukan
mengada-ada. Kalau kamu nggak sempat ngerasain, bersyukur deh. Ini saya
kasih satu contoh lagi (kalo tidak keberatan). Sewaktu pemilihan
(screening exam) akhir tamatan SMA untuk dibeasiswain BPPT ke luar negri
untuk program S1, 4 (first year) mahasiswa FKUI terpilih secara akademik.
Hanya 2 dikirim. 2 (satu keturunan cina + ambon) tidak terpilih untuk
dikirim ke luar negri. Bukan mereka bodoh! Waktu graduation FKUI,
mereka termasuk the best graduates from FKUI. Apakah mereka salah kalo
bilang ini diskriminasi. Tidak dikasi peluang maju?

> >Terlepas akan kemungkinan "trick $$uharto" (yang anda-anda masih
> >nebak-nebak), terlepas akan hasutan orang-orang lain (yang mungkin
> >dari hati emang ingin membantu wilayah tsb, atau tidak) yang ingin
> >provinsi-provinsi tsb melepaskan diri,
> >biasanya "cry for freedom" dari rakyat suatu wilayah, saya rasa,
> >secara normal dikarenakan perasaan terinjak-injak (kasarnya terjajah)
> >dan kebutuhan basic sudah terampas dari force diluar wilayah tsb.
> >(Kalo pelajaran sejarah US saya nggak salah, Texas secara suka-rela
> >bergabungdengan US dikarenakan practise-practise di US yang bisa
> >memajukan Texas di masa datang).
>
> Siapa bilang Texas masuk secara sukarela? Begini mas, para settlers datang
> seperti air bah dari wilayah timur (dan didatangkan dari Eropa). Mereka ada
> yang datang secara baik-baik dengan membeli tanah orang Meksiko dan ada juga
> yang main lempar patok di tanah orang Indian. Setelah jumlahnya banyak
> mereka merasa kuat, dan menolak pemerintahan Meksiko (a.n. Spanish), lalu
> karena tidak merasa kuat mempertahankan diri dari Meksiko lalu meminta
> tolong ke Washington, dengan sekaligus menyatukan diri ke AS. Pertanyaannya
> apa mereka berhak? Orang Indian dan orang Meksiko dibunuh dan diusiri dari
> tanah mereka. Siapa yg sukarela? Silakan lihat film Hollywood tentang new
> frontier bagaimana praktek itu dilakukan. Harus yg pasca 1980 yg mampu
> menunjukkan kejadian sebenarnya. Bukan model film benteng Alamo jaman 1960
> yg banyak bohongnya. AS saat ini cukup terbuka membeberkan fakta karena
> Texas sudah aman dalam genggaman. Di lain pihak Meksiko terlalu lemah untuk
> menuntut balik Texas dan California. Anda pikir kalau Meksiko negara kuat
> apa nggak mempermasalahkan kedua state ini? Dari cerita anda, berarti AS
> juga tidak jujur dalam memberikan sejarah Texas ke para pelajarnya.
>
Ya .. saya bilang saya pengetahuan sejarah saya masih karatan. Bukan
berarti apa yang ada untarakan diatas akurat. Musti di check kebenarannya.
Tapi ini diluar point yang saya ingin utarakan.

> >Kita bisa bilang ini masalahnya ORBA. Saya merasa, provinsi Aceh
> >terutama, merasa bahwa mereka tidak percaya dengan pemerintahan
> >GusDur+Megawati yang sekarang. Walaupun ini bukan ORBA lagi.
> >Saya pribadi yang bukan orang Aceh merasakan hal yang sama.
> >Menurut saya, seharusnya GusDur+Megawati harus menunjukan bahwa
> >mereka komitted untuk memajukan daerah yang sangat tertindas masa
> >ORBA. Cara yang paling cepat dilakukan, saya rasa, adalah membawa
> >kepengadilan orang-orang yang terlibat. Ini akan menunjukan GusDur+Mega
> >care akan provinsi tsb.
> >Bayangin, sampe sekarang aja $$uharto (biang keladi segala masalah)
> >belum disentuh sama sekali. Jangangkan Jendral-jendral yang bertanggung
> >jawab akan nyawa ratusan orang di daerah tsb. Orang-orang seperti ini
> >musti diadili, bukan karena perasaan dendam, tapi ketegasan dan juga
> >memberi contoh yang baik.
> >Salah satu cara yang lain, ya ... perbaikan economy dan HAM wilayah tsb.
> >Tapi ini perlu memakan waktu lama, sedangkan masalahnya cukup mendesak.
>
> Betul memakan waktu. Pertanyaannya anda berpikir mereka harus menunggu waktu
> tersebut, atau simply memisahkan diri? Apa rentetan akibat dari pemisahan
> diri ke wilayah lain? Ingat mas, faktor emosi dan faktor pengetahuan juga
> bermain di sini.
>
> >Jadi ya ... masalah perlepasan wilayah Indo ini, saya rasa, tidak
> >semudah apa yang kita pikir. Kalo kita memaksakan agar Aceh tetap
> >ikut Indo, dan kenyataannya rakyat Aceh nggak mau. Lho .. kita
> >bisa jadi memaksakan kehendak (kasarnya : penjajah). Saya rasa fair
> >kalo rakyat Aceh meminta janji "concrete" dan pelaksanaan yang nyata
> >dari pemerintah Jakarta, kalo mereka rela terus bergabung dengan Indo.
> >Nggak janji seperti yang di bacotin $-$abibie.
>
> Memang sulit juga dengan waktu 1.5 tahun, dan harus mempersiapkan  Pemilu
> dan Timtim dalam waktu bersamaan. Masalahnya apa isi dari 'janji' itu?
> Otonomi atau referendum, atau penegakan HAM? Masalah HAM kan sudah dicoba
> ditangani dengan menunjuk orang Aceh sendiri sebagai menteri HAM. Itu kan
> salah satu komitmen kuat untuk penyelesaian Aceh? Kurang apa coba? Coba
> sebut negara mana yg punya menteri HAM? Harusnya masyarakat Aceh harus
> menunggu tindakan Saad. Memang saya menyesalkan Gus Dur yg malah melawat ke
> ASEAN dulu. Kalau ke AS saya maklumi deh. Mau bagaimana lagi kalau matanya
> kayak mata burung hantu? Tapi kalau AGAM masih memaksakan kehendak,
> pemerintah harus tegas. Baca! AGAM tidak mau berunding. Jadi AGAM adalah
> pihak yg berkehendak makar. Kalau mahasiswa Aceh mendukung AGAM, berarti
> mereka juga hendak makar. Kalau move mereka bersih dari AGAM, silakan
> berunding dengan pemerintahan Gus Dur. Setelah itu pemerintah mempunyai
> legitimasi untuk menerapkan otonomi atau fererasi ke Aceh, dan kalau AGAM
> tetap membangkang dan terus-terusan membunuhi tentara dan polisi di Aceh,
> maka pemberontakan seharusnya ditumpas.
>
Lho kita nggak bisa memandang remeh AGAM. Kita tidak tahu pasti apakah
AGAM dapat support dari seluruh rakyat Aceh? Kalo rakyat Aceh nggak setuju
dengan AGAM, kok kita nggak mendengar kecaman dari rakyat Aceh terhadap
AGAM? Saya hanya menebak-nebak aja. Ini pertanyaan yang fair, saya rasa.
Kita sudah punya contoh kok. Fretilin! Dulu dianggap group membabi-buta,
ini-itu, dll. Nggak punya support dari rakyat Tim-tim lah. Nah referendum
membuktikan, ide meereka secara tidak langsung di support hampir seluruh
rakyat Tim-tim.
Menunjuk mentri HAM dari aceh? Do you think that is enough? Of course not.
Ini mah nggak konkrete. Ini cuman coba cari simpati.
Kalo kita terus "hard-headed" memaksakan bersatunya Aceh. Justru akan
jadi bumerang dan we will loose Aceh. Kita musti melihat ke akarnya.

Point utama, walaupun kita force yang besar dibanding Aceh + saya rasa
kita sebagian besar menginginkan persatuan Indonesia kita, kita musti
peka terhadap perasaan dan pengalaman pahit saudara-saudara kita yang
telah sedemikian tahun terinjak-injak. Jangan sepertinya kita memaksakan
kehendak, asal enaknya kita aja. Gitu.
igg

>
> JA
>
> ______________________________________________________
> Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>

Kirim email ke