Hehehehe....perlu juga sih rangkumannya bang Lukman biar kagak bingung. Hal yang menarik ketika mengikuti diskusi semacam ini, selain wawasan kita bertambah, juga kemampuan untuk bisa mengemukakan pendapat dan bisa mempertahankan konsistensinya. Soal benar atau salah itu nomor dua. Yang lebih utama lagi, yah ini mempererat tali silaturohmi. jadi online terus kan? hahahaha....
Ada hal yang sangat memalukan ketika salah seorang member yang aktif membuat tulisan di milis ini, tulisannya waktu itu agak ngawur tapi lumayan pas karna nggak berdasar referensi yang jelas, masih soal wanita cantik yang dihubungkan sama reporter wanita stasion televisi di india ini, mungkin waktu itu penulisnya lagi kesepian kali ya. ketika dikomentari dan ditunjukkan referensinya, bahwa argumentnya yang menghubung2kan antara naiknya harga saham perusahaan tersebut dengan strategi perusahaan itu nggak sesuai dengan aturan bisnis dan investasi, dia justru nggak berkomentar dan ngasih tau ke member gini, hey, jangan salah, artikel soal ini saya posting di milis tetangga sebelah ternyata banyak respondennya lho terutama ibu2 ehm..ehm... knapa harus bohong demi menutupi malu..?, hehehehe....lucunya dia kagak nyadar bahwa member disini banyak yang jadi member tetangga sebelah hahahaha.... smoga kagak terulang lagi, dan kembali ke tujuan semula, silaturohmi dan nambah wawasan. regards, fachim --- In ppi-india@yahoogroups.com, The Judge <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > EhmmÂ… > > Seems like our discussion is becoming more and more interesting..nih. > > First of all I'd like to appreciate Mbak Tylla, A'Fachim, Bang Juber, kang fadlan, etc for the active discussion, it shows your critical way of thinking, despite the content. > > And I was wondering if there're more people participate in discussion... I think it'll be a lot more interesting. > > > > > > Mencoba kembali ke pokok kasus kita, mengenai rombongan kesenian yang mendapatkan screening dari remaja masjid (remas) satu daerah di Aceh. Aku mencoba mengomentari dengan pendekatan hukum dan etika. Jujur aku sendiri belum jelas akan beberapa hal : > > > > 1. Apakah ada hukum dan PARAMETER yang jelas mengenai yang manakah pakaian yang diperbolehkan dan yang mana yang tidak boleh? Yang jelas berarti yang kongkrit dan terukur. Misalkan baju harus gamis, harus menutup tangan sampai mata kaki, dst. > > 2. Jika memang sudah ada peraturan yang jelas, maka SIAPAKAH yang berhak menerapkan peraturan tersebut? Polisi? Remas? Atau semua elemen masyarakat? > > 3. Oke, misalkan semua elemen masyarakat. Trus apakah ada aturan main mengenai BAGAIMANAKAH CARA PENERAPAN hukum tersebut? > > 4. Apakah hukum ini telah TERSOSIALISASIKAN dengan baik? > > > > > > Jika misalkan jawaban no 1 adalah belum ada peraturan mengenai hal itu, maka remas tidak berhak melakukan screening tsb. Dan jika sudah ada tapi belum konkrit parameternya, misalkan peraturan cuma mengatakan `setiap wanita harus mengenakan pakaian yang Islami" dan hal itu menimbulkan perbedaan persepsi, maka peraturannya yang harus dikonkritkan. > > > > > > Jika sudah ada peraturan dan konkrit parameternya, dan peraturan mengatakan yg boleh menscreening adalah polisi, maka remas tidak berhak, tapi jika semua elemen masyarakat boleh melakukannya maka remas berhak melakukan screening. > > > > > > Nah, kalo yang terakhir pendekatannya bukan hukum tapi etika. Kita semua tidak ada yang secara jelas menjadi saksi peristiwa tersebut, bisa aja si Mbak itu hiperbola, dikatakan dibentak padahal tidak, dlsb. Tapi bisa juga dia benar2 diperlakukan kasar. Yang pasti untuk penerapan hukum seperti ini menurutku sebaiknya dilakukan dengan elegan. Cara penerapan yang kasar hanya menimbulkan ketidak simpatian, mungkin awalnya tidak simpati dengan oknum penerap hukum, tapi jeleknya kalo sampe digeneralisasi bahwa ini adalah tata cara penerapan hukum Islam, kan berabe, gara2 oknum nanti Agama yang kebawa jelek. Sekali lagi CARANYA harus dengan baik. > > > > Satu lagi yang penting, apakah hukum ini sudah tersosialisasi dengan baik? Menjadi tidak fair kalo hukumnya belum tersosialisasi trus kita nyalahin orang yang melanggar hukum tersebut. Sebenarnya ini bisa jadi debatable juga, sejauh mana parameter sebuah peraturan telah tersosialisasi? Menurutku jika sudah ada upaya optimal, misalkan sudah muncul disemua media baik cetak maupun elektronik, ada penyuluhan dari tingkat provinsi sampai tingkat RT, dlsb, maka baru sebuah peraturan bisa diterapkan. > > > > > > Tot ziens.... > > > > > tylla subiyantoro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Aduuuuhh > > kan udah dijelasin, kalu tanggapan personal itu erat keterkaitannya sama didikan sosial > (social being determines social consiousness..) > > Aku coba jelasin kalao yang dibilang personal itu sebenrnya didikan sosial dan ujung ujungnya jadinya political.. > > Terus siapa bilang perempuan lebih bagus nggak pake baju ?? kamu bisa baca nggak sih ?? apa bahasaku terlalu bodoh dan rendah buat orang pinter seperti kamu ?? Apa hubungannya gajah pake baju sama perempuan nggak pake baju ?? Kan situ sendiri yang pengen perempuan nggak pake baju ?? > > aduh, mungkin biar bisa faham maksudku, buka link ini aja deh : > http://womensissues.about.com/od/feministtheory/ > > Standar pantas atau tidak pantas itu biasanya terangkum dalam sistem norma yang diejewantahkan dalam hidup sehari hari..waktu SMA pernah belajar sosiologi kan ?? > biarpun tidak ditulis, norma itu berjalan dan dianggap sebagai hukum tak tertulis yang sangsinya bisanya berupa sanksi sosial, gitu lho. > KArena tidak tertulis, biasnya norma ini berevolusi sesuai dengan perkembangan sejarah masyarakat.gituu.. > > Satu lagi, kayaknya otak anda perlu di up grade deh, biar nggak kebiasaany ngejadiin perempuan laughing object, apalagi ngebandingin perempuan sama gajah punjabi !!! > > Aku nggak Anti Jilbab.Aku nggak anti orang nghargai kultur orang lain seperti yang anda contohkan di Iran.Tapi aku juga ngagk anti sama pendapat bahwa p[ersoalan apa yang mau dipakai perempuan, adalah keputusannya perempuan itu sendiri, bukan paksaan orang lain..mau pake jilbab kek, nggak kek, terserah perempuan dong ah !!! itu intinya > > Soal logika orang kaya coba lagi liat didata, ada berapa banyak rumah dengan istem keaman canggih, kerampokan juga.. > Tahun 2003,Rumah saya punya penjaga malem, plus Anjing doberman.Mobil saya ilang aja tuh..satpam saya dihajar sampe pingsan !! Datanya mana ?? kalau rumah bersatpam nggak pernah kemalingan ??wong bank bersatpamn aja bisa kebobolan kok.. > > intinyaaa..MALING YA TETET MALING...RAMPOK YA TETEP RAMPOK.. > > Soal UNIFEM > Anda udah buka situs UNIFEM belum sih ??coba buka deh, jadi ngerti UNIFEM itu apa, adan apa relevansinya sama obrolan ini.Aku jadi nggak ngerti, apa hubungannya UNIFEM sama pekerja jalan tol ?? > gila ya !!! aku nggak wawancara korban perkosaan pak !!! Karena sebagaian besar korban perkosaan terlalu terguncang jiwanya untuk diperkosa !! Dan Data itu bukan dara temporer atau kasuistik temporer !! Tapi data komprehensif tahunan.Anda sepakat dong, kalau para researcher PBB adalah researcher yang punya pengalaman research mumpuni dan pastinya lebih dari anda ??Dan just For the record, Aku NGGAK PERNAH PAKE BLAZER di UNIFEM > aku pake celana jeans, rok batik kaos gombrong, apapun yang aku suka..pernah coba datengin UNDP atau UNICEF nggak ??biar bisa liat perbandingannya > bosku aja pake sleeveless tuh !! > Nggak cuma di UNIFEM aku ngurusin persoalan perempuan.Di kalyanamitra, LBH APIK dan koalisi perempuan,aku kenyang betul sama data soal perkosaan !!Termasuk perkosaan massal 1998 yang nggak dianggep sama negara. and believe me, nggak sesederhana itu persoalannya !! > > Tau nggak, dari seluruh prosentase kasus perkosaan, orang orang yang anda bilang itu nggak nyampe 10% dari seluruh korban perkosaan yang ada !! sisanya, orang baik baik yang bahkan nggak kenal apa itu lipstik !!!!! > > soal hukum rimba..nah..baca deh kenapa patriarki sekarang jadi hukum yang dominan..(kuat) sehingga keluar komentar komentar misoginis yang nggak anda sadari sebagai komentar pelecehan.. :D hehehe > > Kayaknya nggak efektif kalo saya ngoceh ngalor ngidul soal ini ke anda, berhubung anda terlalu pintar dan intelek, sementara saya cuma pekerja lapangan yang bodoh. > mendingan baca aja buku matinya gender ivan illich atau the origin of the Familynya Engels,atau menggugat patriarkinya Bhasin, atau buka aja situs situsnya jurnal perempuan..biar rada nyambung dikit logikanya, itu juga kalau sempet...hehehehe > > Soal pendatang nggak tau adat, apa kemudian berarti Islam mengajarkan umatnya untuk menegur dengan kekerasan dan pelecehan macam itu..:D ?hehehehe.. > aku pernah dua bulan di Aceh, jadi volunteer Tsunami relief, aku bisa bebas kemana mana tanpa gamis, awalnya aku nggak pake Jilbab, terus dikasih tau baik baik, ya aku pake nggak ada masalah.Yang aku masalahin kan caranya itu yang nindes dan jumawa..coba liat lagi dehhh > > hehehe > sekali lagi, nothing personal bung..have a nice day.. > Cheers..:D > Btw, mana yang nggak nyambung neh? awalnya ana kasih trigger > Ok deh, klo fakta yang terakhir dari UNIFEM sih, saya yakin pada saat > ditanya untuk memberikan kesaksian pasti nggak pake pakean sexy > hahahahaha....malu atuh sama situ yang pake blaster rapih, toh jam > kerjanya beda, biasanya mereka kerja pada jam2 malam jam 1 lewat dan > pulang pagi, terutama di pintu keluar tol dalam kota menteng, > hehehehe....bukan pelanggan lho...tapi ana sering lewat klo pulang > dari sepupu ana malem dari pisangan lama dan ipar ana ngasih tau > hahahaha..... > > Klo soal ngerusak, kata berita2 yang ana tau di tv itu kriminal > namanya. jadi hukum kriminal yang berlaku. Jadi pertegas aja > hukumnya.Klo emang ada, ya alhamdulillah. > > Wah akhirnya kembali lg ke bahasan awal, soal penindasan, bukannya > itu kayak hukum rimba aja, yang kuat menindas yang lemah dan tetap > berlangsung sampai di gedung putih jg. Saya jadi inget hukum Newton : > Ada aksi, maka ada reaksi (besarnya sebanding). Sepertinya hukum ini > berlaku juga di rimba. ada yang jual, ada yang beli. ada yang kuat, > pasti ada yang lemah. ada kesempatan, maka ada aksi. ada razia > jilbab, sepertinya karna pendatangnya nggak tau gmana menyikapi warga > lokal dan maksakan kehendaknya sendiri. Skali lg tanggapan ana yang > pertama hanya, ngasih tau mungkin itu salah satu akar permasalahannya > kenapa sampai jadi nggak kekontrol seperti itu. > > Klo wanita jadi korban lelaki, tentunya ada hukumnya, tuh kan ada > undang2nya. trus klo perempuan menarik birahi lelaki belom ada > hukumnya ya? nggak adil donk.....!!! > > Kayaknya mirip seperti debat Intelectual Rightnya Microsoft dan > konco2nya dengan Freesoftware-nya Richard Stallman. Logikanya > sederhana, klo Gates bilang, kalo saya buat software dan itu hak > intelektual saya dan nggak boleh orang niru, kecuali izin saya dulu > dan saya bebas2 aja ngejualnya, klo ada yang mo beli, ane jug butuh > duit buat ngebiayain software architect dan engineer saya. tapi kata > Stallman, saya buat software juga nyontek berbagai algorithm dari > pendahulu saya, dan itu free, so saya juga nggak berhak ngelarang > orang lain nyontek punya saya. Masalahnya sederhana, klo mr. Gates > buat software dan di jual buat keuntungan sendiri, terang2an neh pake > copyright tapi Stallman, ngasih ke orang lain seperti Macintosh (yang > komersil) dan Linux ato lainnya yang katanya gratis. Apa kita ngerti > Stallman punya aggreement yang bersifat komersil, alias bagi hasil > penjualan sama Macintosh dan beberapa distributor Linux yang komersil > itu? Sepertinya nggak akan selesai, sampai terakhir pun saya kesel > denger ocehan Stallman mengedepankan kebebasan tapi nggak bertanggung > jawab. Klo mau ngasih ya kasih aja yang ikhlas tuh free software, > tapi jangan ngelarang orang lain ngejualnya. kan itu beda lagi > namanya.... > > > smoga bermanfaat, > > fachim > > --- In ppi-india@yahoogroups.com, tylla subiyantoro > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Mas Fachim tersayang..:) > > > > Personally, aku sih sama sekali nggak tersinggung, ini bukan urusan > personal kok he he ehhh > > Eyang, tante, dan sepupuku banak yang berjilbab kok. Mamaku juga > kayaknya sekrang pake jilbab deh..hehehe..kata papa, aku kalao pake > jilbab juga cantik, tapi papa ngga pernah tuh maksain aku p[ake > jilbab, karena dia sadar betul, sebagai individu aku punya hak, untuk > menentuka apa apa yang ingin akau pakai dan tanggalkan..Karena > didikan papa yang moderat ini kali ya, aku jadinya begajul;an > begini...hehehehe > > > > kenpa kemudian aku pengen ngobrolin ni masalah sama temen temen, > karena sebenernya dibalik masalah ini..ada persoalan ideologis > mengenai bagaimana masyarakat yang patriarkis memandang, menilai dan > merasa berhak menentukan apoa apa yang berkenaan dengan perilaku dan > standar pantas tidk pantasnya perempuan. > > > > Soal ketelanjangan yang mas bahas, justu iru intinya, kalau laki > laki pengen perempuan telanjang bisa idjadiin analogi..aduh gimana > ya..kayaknya jadi jaka sembung bawa golok neeh :D > > Nggak ada hubungannya dong ah.. > > > > inti dari pembicaraan ini justru soal bagaimana masyarakat bisa > menghargai apa apa yang jadi hak individua l perempuan yang dalam > sistem sosial kita sering dilupakan.Salah satu contoh kecilnya adalah > apa yang ingin mereka pakai, tanpa melanggar norma kesusilaan yang > masuk akal..gitu lho mas. > > > > Ini sama sekali bukan soal kebebasan yang kebabalasan atau apa > kok.Tapi soal Ide adalah tanggung jawab(baca ; kesalahan ) perempuan > kalau dia di lecehkan, karena dia nbggak pake baju yang bener, ini > equal nggak sih sama adalah kesalahan orang yang dirampok karena dia > kaya, sehingga menarik perampok untuk membobol rumahnya ? > > > > Soal UNIFEM, berhubung itu badannyta PBB, dan saya pernah magang > disitu, dan dia juga berkantor di UN quarter di Thamrin, ya jelas ada > doooonnngg catetannya diseluruh dunia..;)kalao nggak salah sih sama > seperti WHO, WTO, UNICEF,UNDP, datanya sih considerably Accurate..:D > > > > angka perkosaan di Indonesia emang tinggi, siapa bilang nggak ? > mah, itu berkenaan dengan apa ahayao ? pakaian ?? jangan salah mas, > hampir 70 % perkosaan di Indonesia terjadi diantara orang orang yang > saling mengenal bo' dan kalau mau diliat lagi presentasinya, lebih > dari 80 % data memunculkan fakta bahwaa..yang diperkosa nggak ada > yang pake baju sexy tuhh..hue he he ..he.. > > > > Saya sepakat sama pendapat mas, kalau laki laki emang punya nafsu. > Di Belanda atau di Antartika, laki laki mana sih yang nggak ngiler > ngeliat betis bagus, dada penuh, perut rata, kulit mulus ? masalahnya > adalah bagaimana seorang individu mengontrol will nya sehingga nggak > ngerusak..gitu lho mas..Saya sih nggak bermaksud menyinggug mas > lho..asli sumpeeh..:D semua laki laki termasuk bapak saya juga begitu > pastinya..bedanya sama para pemerkosa kan, mas dan bapak saya punya > moral yang cukup untuk bisa ngerem ledakan itu, tul nggak ? > > > > Trus soal peragkat hukum belanda yag ketat, jangan salah jangan > sangka..:D Indonesia juga udah punya UU no 25 Tahun 2004 lhoo..dibaca > dah disitu...kita juga punya perangkat kookk...nah, jangan jangan > yang kejadian di aceh itu bisa dikategorikan sebagai...PELECEHAN, > bisa dipenjara lho mas.. > > > > Jadii sekali lagi, bukan soal penafian kebutuhan laki laki dan pro > buka bukaan..saya juga sepakat kok, kalau meihat konteks masyarakat > pada umumnya, perempuan sebaikanya melindungi diri dengan berbagai > cara sehingga sexualitasnnya nggak di ttindas dan dilecehkan.Salah > satunya dengan menutup aurat.Salah duanya..perempuan bisa prevent by > membekali diri dengan kemampuan bela diri, tear gas, spice spray, > kalau perlu senjata api..hehehehe > > > > Soal Korba perkosaan dibelahan dunia manapun termasuk > Arab..Nahh..juatru itu ..mas seniri menjawab persoalan > perkosaan..nggak tergantung sam apa yang dipakai perempuan, tapi orak > kotor dan mntak nindesnya laki laki kan..hue he..he..ini mengingatkan > kembali soal; awal pembicaraan kita soal razia jilbab dan tanggapan > mas lho mas..:) > > > > Tapi inti dari ocehan ngalor ngidul saya adalah..kayaknya nggak > adil deh, kalau peremuan jadi objek kekuasaan dan karenanya semua > pohak berhak menetukan apa apa yang bleh dan tidak boleh dilakukan > sama mereka..Lebih kejam lagi, kalu perempuan yang sebenarnya jadi > korban malah diposisikan menjadi penjahat karena mereka menarik > birahi pihak pihak yang tidak mampu menjaga adabnya.. > > > > bang Napi boleh aja bilang begitu , tapi nyatanya, namnya maling > tetep harus dihukum ...sebelum dibawa kekentor poisi kalu ditangkep > pasti dihajar dan dijambak bahkan ada yang dibakar massa.burkak'dan > nggak ada pembenaran atas perampokan, pencuruian, penjambretan dll > dsb..nggak ada orang yang nyalahin orang kaya karena dia kaya kan ? ;) > Sayangnya dalam kasus perkosaan, yang justru merupakan bentuk > perampokan terkejam terhadap kemanusiaan,(gile man, hal yang paling > personal dirampok !!)kadang malah korbannya disalahin karna 'nggak > pake burkak'..coba..bisa dilihat perbedaan dan bias patriarkisnya > kan ?? > > > > Pengen banget deh ngobrol lebih lanjut, tapi sayangnya aku lagi > dikejat research papaer dua biji nih, mungkin kapan kapan kita bisa > ketemu dan ngobrol bayak hal..kangen lho mas.. > > > > PS : kalau ocehan saya terlalu berantakan untuk menjelaskan ide yag > ada dikepala saya,. Ms bisa baca bukunya Kamla Bhasin, "Menggugat > patriarki", kalau mau, saya bisa pinjemin,atau lebih praktis, > silahkan buka links dibawah ini : > > > > http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/ > > http://www.rahima.or.id/Index.htm > > http://www.mail-archive.com/keluarga- > [EMAIL PROTECTED]/msg00702.html > > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0507/30/swara/1870086.htm > > > > > > > > > > > --------------------------------- > Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free. > > ______________________________________________________________________ ___ > Mhs/Masy. indoindia diharapkan untuk selalu melihat diskusi harian di http://dear.to/ppi dan situs resmi PPI http://www.ppi-india.org ====================================================================== ==== > Catatan penting: > 1- Harap tdk. memposting berita, kecuali yg berkenaan dg masyarakat/mahasiswa/alumni India > 2- Arsip milis: http://groups.yahoo.com/group/ppi-india ; > 3- HP Ketua PPI (Mukhlis): 09871815229 ; Sek. PPI(Herman): 09897160536 > 4- KBRI Delhi(11)26110693;26118642; 26118647 > 5- KJRI Mumbai (022)3868678;3800940;3891255 > > > > SPONSORED LINKS > Charity organization Organization development Organization structure Charitable organizations School education Nonprofit organizations > > --------------------------------- > YAHOO! GROUPS LINKS > > > Visit your group "ppi-india" on the web. > > To unsubscribe from this group, send an email to: > [EMAIL PROTECTED] > > Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. > > > --------------------------------- > > > > > > --------------------------------- > Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free. > ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/igXolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> _________________________________________________________________________ Mhs/Masy. indoindia diharapkan untuk selalu melihat diskusi harian di http://dear.to/ppi dan situs resmi PPI http://www.ppi-india.org ========================================================================== Catatan penting: 1- Harap tdk. memposting berita, kecuali yg berkenaan dg masyarakat/mahasiswa/alumni India 2- Arsip milis: http://groups.yahoo.com/group/ppi-india ; 3- HP Ketua PPI (Mukhlis): 09871815229 ; Sek. PPI(Herman): 09897160536 4- KBRI Delhi(11)26110693;26118642; 26118647 5- KJRI Mumbai (022)3868678;3800940;3891255 Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppi-india/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/