Sebenarnya kalo dulu pas SBY dicalonkan untuk menerima Nobel dan kemudian 
seadainya beliau berkata: "Maaf, saya tidak pantas untuk dinominasikan mendapat 
Nobel untuk perdamaian di ACeh, karena bla.... bla.. bla....dll", maka hal ini 
akan membuat posisinya lebih terlihat Elegan... Tapi dulu mah beliau juga 
tampaknya asik2 aja dinominasikan dapat NObel Perdamaian, walauapun tidak dapat 
Nobel Juga... hahahaha... (hal ini yang mengurangi credit point buat SBY) :D


Salam
Yang Pasti bukan Mega :D
Ahmad Faizal
Leiekaai 338, 9000 Gent. Belgium
----------------------------------------------------------
*School of Life Sciences and Technology
  Bandung Institute of Technology
*PhD. Student in Plant Production
  Ghent University, Belgium
  ich_...@yahoo.com
  ahmad.fai...@ugent.be







________________________________
From: bagusco <bagus...@yahoo.com>
To: PPIBelgia@yahoogroups.com
Sent: Saturday, June 13, 2009 7:07:39 PM
Subject: Re: [PPIBelgia] Ya Ampun... JK "Telanjangi" SBY





SBY: saudara-saudara. .. kami telah dikeroyok.  teman yang lima tahun lalu saya 
ajak dan besarkan namanya, sekarang mau menusuk dalam belakang. sungguh 
terlalu...


--- On Sat, 6/13/09, Furqon Azis <uton...@yahoo. com> wrote:


>From: Furqon Azis <uton...@yahoo. com>
>Subject: Re: [PPIBelgia] Ya Ampun... JK "Telanjangi" SBY
>To: ppibel...@yahoogrou ps.com
>Date: Saturday, June 13, 2009, 11:23 PM
>
>
>kasian atuh bung Sulis ditelanjangin mulu
>ntar ngadu ma rakyat Indonesia klo beliau di dzalimi terus (sinetron 
>"Terdzalimi 2" mode: on)
>
>
>-utong-
>
>
>
________________________________
From: Sulistiono Kertawacana <sulistiono.kertawac a...@alumni. ui.ac.id>
>Sent: Saturday, June 13, 2009 5:29:46 PM
>Subject: [PPIBelgia] Ya Ampun... JK "Telanjangi" SBY
>
>
>>
>
>
>Ya Ampun... JK "Telanjangi" SBY
>
>>Sabtu, 13 Juni 2009 | 12:58 WIB
>
>>Laporan wartawan KOMPAS Suhartono
>
>>BANDA ACEH, KOMPAS.com - Calon Presiden Muhammad Jusuf Kalla, yang juga
>Wakil Presiden RI, "menelanjangi" peranan Presiden Susilo Bambang
>Yudhoyono, baik di saat perundingan damai Pemerintah RI dengan Gerakan
>Aceh Merdeka (GAM), maupun di masa sebelumnya saat menjadi Menko
>Politik dan Keamanan.
>
>>Dalam kampanye dialogis di hadapan sekitar 1.000 pendukung dan kader
>Partai Golkar di gedung Sarana Kebudayaan Anjung Monmata di Jalan SA
>Mahmudsyah, Banda Aceh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sabtu
>(13/6) siang tadi, tanpa menyebut dan juga menyebut "presiden" atau
>"pemimpin" saja, Kalla menceritakan hal itu dengan gamblang tentang
>peranan Presiden SBY.
>
>>Meskipun tanpa menyebut nama, publik bisa mengetahui siapa yang
>dimaksud oleh Kalla. Saat Kalla memaparkan tanpa menyebut nama, tetapi
>hanya menyebut "pemimpin" dan "presiden", Kalla menggambarkan penolakan
>presiden untuk menandatangani setiap masalah yang dirundingkan dalam
>perdamaian damai, seperti soal pendirian partai lokal.
>
>>"Coba periksa, tidak ada tanda tangan siapa pun kecuali tanda tangan
>saya di dalam perjanjian perdamaian Helsinki itu. Saya pernah minta
>untuk ditandatangani soal pendirian partai lokal, akan tetapi presiden
>tidak mau. Akhirnya, saya yang menandatangani dengan segala risiko
>setelah 10 kali membacakan Surat Yassin bersama istri saya," ungkapnya.
>
>>Kemudian, Kalla juga menyatakan soal presiden yang disebutnya hanya
>manggut-manggut saat dilapori soal perkembangan perundingan damai Aceh.
>"Semua yang saya lakukan terkait perundingan damai Aceh itu,
>sepengetahuan Presiden. Dan, itu saya laporkan. Waktu saya laporkan,
>beliau biasanya manggut-manggut. Pemimpin itu cukup mengangguk-angguk
>saja. Presiden kita bagus karena tidak pernah menolak, meskipun juga
>tidak pernah memberikan pengarahan (soal perundingan)
>
>," ungkap Kalla.
>
>>Kalla selanjutnya juga menceritakan peranan SBY di kala pemberlakuan
>Darurat Sipil di Aceh. Sebaliknya, ia juga seperti mengklarifikasi
>siapa yang menandatangani Darurat Sipil di Aceh pada waktu itu. "Bukan
>kami (yang keluarkan). Kami waktu itu Menko Kesra. Ada teman saya yang
>meneken darurat sipil waktu itu. Kalau Pak Wiranto (pasangannya sebagai
>cawapres), justru yang mencabut Daerah Operasi Militer (DOM), dan minta
>maaf atas Aceh," lanjut Kalla.
>
>>Pada bagian lain, Kalla juga menyinggung tentang hadiah nobel yang
>diharapkan seseorang terkait dengan perundingan damai di Aceh. "Hadiah
>yang tertinggi dari perundingan damai itu adalah yang datang dari Allah
>SWT. Bukan nobel. Tidak tahu, kalau ada orang yang mengharapkan hadiah
>nobel itu," demikian dikatakan Kalla. 
>
>http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/13/ 1258380/Ya. Ampun.... 
>JK.Telanjangi. SBY
>-- 
>Kind regards,
>Sulistiono Kertawacana
>http://sulistionoke rtawacana. blogspot. com/
> 

   


      

Kirim email ke