Refleksi : Ilmuwan asing bilang kesalahan pengeboran, ilmuwan Indonesia bilang 
kesalahan alam dan  sesudah itu membisu seribu bahasa.
  bravo 
 

http://www.jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=117611

[ Selasa, 16 Februari 2010 ] 

Peristiwa Luapan Lumpur Sidoarjo, Ilmuwan Asing Sebut Kesalahan Pengeboran 


JAKARTA - Peristiwa luapan Lumpur Sidoarjo tetap dibahas ilmuwan internasional. 
Kemarin (15/2) ilmuwan dan pakar geologi dari Australia dan Inggris memaparkan 
hasil analisisnya secara terpisah. Berdasar keterangan The Journal Marine and 
Petroleum Geology dari Universitas Durham di Inggris, ditemukan bukti baru 
bahwa melubernya lumpur panas itu disebabkan kesalahan manusia.

''Pekerja yang menggali sumber gas telah membuat kesalahan fatal. Mereka 
meremehkan tekanan sumur saat penggalian. Kami menemukan para pekerja tidak 
menggunakan pengamanan di sekitar sumur saat proses penggalian,'' kata Profesor 
Richard Davies dari Universitas Durham dalam rilis yang diterima Jawa Pos dari 
KBRI London. 

Menurut Davies, setelah gagal menemukan sumber gas, pekerja menarik bor keluar. 
Ketika itu kondisi lubang bekas pengeboran sangat tidak stabil. Dengan menarik 
bor itu, sumur menjadi rentan terhadap tekanan air dan gas dari formasi batuan 
di sekitar sumur. Hasilnya, lumpur meluap keluar seperti sebuah letusan gunung 
berapi. ''Meskipun pengebor mencoba mati-matian untuk menghentikannya, tidak 
ada hasilnya,'' ungkap Davies. 

Secara terpisah, juga diselenggarakan diskusi yang bertajuk Living with the 
Earth pada Sabtu kemarin di Museum Contemporary Art, Sydney, Australia. Dalam 
notula diskusi yang diterima Jawa Pos, forum itu menyimpulkan bahwa yang 
terpenting adalah mengatasi persoalan lumpur, bukan mencari kambing hitam atas 
insiden itu. Diskusi tersebut menghadirkan pakar-pakar geologi dari Universitas 
Arizona Amerika Serikat (AS), yakni Profesor Jonathan Fink, Profesor Amanda 
Clarke, dan Prof Hilairy Harrtnett Phd. Hadir juga periset dari Universitas 
Oslo Dr Adriano Mazzini serta Kepala Penelitian Geofisika dan Ilmu Bumi 
Universitas Nasional Australia Profesor Ross Griffiths.

Amanda mengatakan, lumpur Sidoarjo terjadi dengan atau tanpa kesalahan dari PT 
Lapindo Brantas. Menurut dia, materi lumpur itu sudah ada di bumi, tersimpan 
dalam ratusan tahun, dan senantiasa akan keluar cepat atau lambat. Tentu, 
pemicunya sebuah kejadian, baik karena fenomena alam ataupun karena manusia. 
''Lumpur itu menyembur karena ada pemicunya. Kami yakin, pemicunya berkaitan 
dengan gempa Jogjakarta yang terjadi dua hari sebelum lumpur itu menyembur,'' 
ujar Amanda.

Fink menambahkan, yang diperlukan sekarang adalah belajar untuk mengatasi 
lumpur Sidoarjo. Mempelajari gejala alam itu, kata dia, akan mengajarkan kepada 
manusia mengatur hidup bersama dengan bencana.

Konjen RI di Sydney Sudaryomo Hartosudarmo menambahkan, para ahli dari seluruh 
dunia perlu lebih banyak mempelajari fenomena alam dahsyat yang sudah 
memorak-porandakan kehidupan lebih dari 100 ribu orang di Jatim tersebut. 
''Karena itu, mewakili pemerintah, kami selalu berupaya menjalin komunikasi 
dengan ilmuwan dunia agar solusi masalah ini bisa ditemukan,'' ujar dia. 
(zul/agm)


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke