Lucu, polisi baru menggelar razia senjata api setelah 
beberapa anggotanya tewas ditembak pembunuh bergaya 
sparrow unit NPA. Sebelum-sebelumnya ketika rakyat tewas 
oleh "peluru nyasar", kepolisian tenang-tenang saja - 
paling banter sibuk sejenak untuk kemudian tidak menemukan 
senjata asal peluru apalagi menemukan penembaknya. 

Persoalannya, dari ratusan senjata yang berhasil disita 
dalam razia ini sebagian besarnya cuma senjata replika 
(air soft gun) yang dijual di toko-toko peralatan olahraga. 
Razia seperti tidak berani menyentuh orang-orang yang 
secara pribadi memiliki senjata api betulan yang mematikan 
itu. 

Ketakutan ini mirip kelakuan Amerika Serikat pada skala besar 
dalam merazia WMD di Irak, Korea Utara, Syria, dan Iran. 
Sedangkan terhadap Israel, dibiarkan memiliki WMD sesukanya. 

Dicari, presiden yang sudi menghentikan dagelan war on terror 
yang secara nyata hanya menghidupi bisnis senjata dan menguntungkan 

penguasa. 

http://www.youtube.com/watch_popup?v=X2P-pzoN5jc&vq=large

sheriff john brown always hated me,
for what, i don't know..
every time i plant a seed,
he said, "kill it before it grow.."


-

Marak Penembakan dan Senpi Ilegal,
Kapolri: Kita Akan Terus Gelar Razia

Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Maraknya penembakan akhir-akhir ini diyakini
karena maraknya peredaran senjata api ilegal. Polri berjanji
akan terus menggelar razia untuk menekan angka peredaran
senpi ilegal.

"Semua sudah diambil langkah-langkah, ada senjata api rakitan,
ada senjata api keluaran pabrik. Tapi apapun ini pelanggaran
hukum, razia-razia terus kita lakukan," ujar Kapolri Jenderal
Timur Pradopo.

Hal itu dikatakan saat mendampangi Presiden SBY meninjau
rumah pintar di Kampung Tengah, Kecamatan Komodo, Kabupaten
Manggarai Barat, NTT, Sabtu (14/9/2013).

Mengenai penembakan Briptu Ruslan, Timur memastyikan itu
hanya kasus pencurian atau perampasan kendaraan bermotor.
Aksi penembakan itu tidak terkait dengan kasus-kasus
sebelumnya yang menimbulkan sejumlah anggota polisi tewas
ditembak.

"Dari hasil olah TKP itu kan kejadian perampasan sepeda motor,
pasal 365 perampokan. Sudah ditemukan beberapa proyektil,
periksa saksi-saksi, lain dari kasus sebelumnya. Jadi ini
perampasan yang kebetulan korbannya polisi," paparnya.

Polri membentuk tim untuk menangani kasus dan mengejar
pelakunya. Polisi menemukan proyektil yang bersarang di kaki
Briptu Ruslan memiliki diamter 22 mm.

"Tentu semua keterangan saksi kita tindak lanjuti. Mudah
mudahan tim yang kita turunkan bisa mengungkap ini," kata
Timur.  (mpr/jor)

Kirim email ke