http://www.indomedia.com/bpost/032007/12/opini/opini2.htm
Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Perlu Kearifan Oleh: Ir Hj Violet Hatta MS Staf Pengajar Fakhutan Unlam Indonesia memiliki kekayaan aneka ragam hayati yang luar biasa, yaitu terbesar ke tiga setelah Brazilia dan Zaire. Tercatat sekitar 30.000 - 40.000 jenis tumbuhan tersebar di seluruh kepulauan ini. Di antara ribuan jenis tumbuhan itu, sebagian merupakan penghasil komoditas yang memiliki nilai jual yang cukup potensial serta dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan masyarakat lokal dan devisa negara. Beberapa jenis komoditas yang cukup berperan dalam perdagangan di dalam dan luar negeri antara lain rotan, kulit gemor, biji tengkawang, kopal, resin/damar, getah jelutung, kayu manis, gaharu dan lain-lain. Data Departemen Kehutanan (2003) menunjukkan terjadi peningkatan jumlah ekspor hasil hutan bukan kayu, dari 20,724 ton (2001) menjadi 55,601 ton (2002). Melihat pesatnya perkembangan ekspor tersebut, seharusnya memicu kita untuk lebih giat mengembangkan komoditas yang cukup potensial ini. Mengingat, keberadaan sumberdaya hutan berupa kayu saat ini cukup memprihatinkan. Di antara hasil hutan bukan kayu itu, yang cukup berperan sebagai komoditas andalan serta bernilai jual tinggi adalah gaharu dan kulit gemor yang banyak terdapat di Kalteng dan Kalsel. Gaharu yang berasal dari pohon Aquilaria malaccensis Lamk, merupakan turunan kayu (bentukan kayu yang memiliki sifat baru) yang terjadi akibat terinfeksi jamur (Fusarium sp, Botrydiplodia sp, Popularia sp atau Pytium sp). Bentuk kayunya menjadi rapuh berwarna coklat muda sampai coklat tua kehitam-hitaman. serta mempunyai aroma yang khas. Negara tujuan ekspor gaharu antara lain Singapura, Saudi Arabia, Taiwan, Uni Emirat Arab, India, Hongkong dan Jepang untuk bahan parfum, hio, dupa (setanggi), obat kurap, obat kuat, obat rematik, sakit perut dan sakit badan. Harga jual gubal gaharu kamendangan saat ini di tingkat petani mencapai Rp50.000 - Rp60.000 per kilogram. Puluhan tahun lalu, pemungutan gaharu secara tradisional adalah dengan menebang pohonnya tanpa melihat apakah mengandung gaharu atau tidak. Akibatnya, populasi pohon gaharu saat ini terus berkurang. Kegiatan pemungutan di beberapa daerah di Kalsel dilakukan dengan cara pengubakan/menguliti pohon (mengupas kayu bagian luar) dan dibiarkan selama tiga - empat bulan, dengan harapan terjadi infeksi jamur akibat dilukai. Memang masih bersifat spekulatif, karena belum bisa memprediksi jumlah gaharu yang akan diperoleh. Namun, cara ini lebih baik daripada menebang pohonnya. Penelitian menunjukkan, pohon berdiameter 35-44 sentimeter dengan periode pemungutan empat bulan menghasilkan gaharu kamendangan sebanyak 2,64 kg/pohon, diameter 45-54 cm menghasilkan 3,48 kg/pohon dan diameter > 54 cm menghasilkan sebanyak 3,75 kg/pohon. Seiring kemajuan teknologi, saat ini dikembangkan teknik pendugaan kandungan gaharu dengan sistem bor pada pohon yang sudah diinokulasi. Anti Nyamuk Hasil hutan andalan lainnya yang marak diusahakan adalah kulit kayu gemor dengan tujuan ekspor Taiwan, Singapura dan Jepang serta untuk kebutuhan industri dalam negeri. Kulit kayu gemor merupakan bahan baku utama pembuatan obat anti nyamuk, hio untuk upacara ritual dan bahan baku lem/perekat. Harga kulit gemor basah yang dijual ke penampung antara Rp2.700 - Rp3. 000/kg. Berdasarkan data Dinas Kehutanan Kalteng, produksi kulit kayu gemor pada 2002 sekitar 39,12 ton dan tiap tahun cenderung meningkat. Kita patut berbangga, beberapa waktu lalu PT Kalimantan Protek Utama (KPU) mendirikan pabrik obat antinyamuk dengan memilih Kalsel sebagai lokasi industri. Dengan beroperasinya pabrik ini, diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lokal dan memberdayakan potensi hasil hutan bukan kayu serta mengatasi permasalahan limbah yang berasal dari industri rumah tangga (home industry). Bahan baku yang dipergunakan adalah kulit kayu gemor dan limbah rumah tangga berupa tempurung kelapa hasil pengolahan kopra masyarakat dari Kalteng dan Kalsel. Pohon kelapa (Cocos nucifera L) merupakan tanaman monokotil yang dikenal masyarakat sebagai tanaman serbaguna (multi purpose trees). Buahnya sebagai penghasil utama sedangkan batang, akar, daun, bunga, sabut dan tempurung kelapa dikembangkan menjadi berbagai produk yang dapat digunakan untuk kebutuhan manusia serta bernilai ekonomis. Ada kesamaan sifat antara tempurung kelapa biasa dengan kelapa sawit yang dihasilkan sebagai limbah industri CPO (Crude Palm Oil), yang pengembangannya sekarang sangat marak di Kalsel. Limbah pabrik CPO itu, per ton bahan sawit menghasilkan tandan kosong (23 %), cangkang (6,5 %) dan sabut (13 %) yang biasanya digunakan perusahaan hanya untuk pupuk/mulching tanaman dan bahan bakar boiler. Sebenarnya banyak manfaat yang dapat dihasilkan dari limbah ini yaitu untuk pulp dan kertas, papan partikel, arang, karbon aktif, filler dan tidak menutup kemungkinan dibuat partikel untuk bahan baku pengolahan obat antinyamuk. Kulit kayu gemor berasal dari pohon gemor (Alseodaphne sp), termasuk dalam famili Lauraceae dan banyak tumbuh di hutan Kalteng dan Kalsel. Banyak warga di sekitar hutan yang memungut kulit kayu gemor ini, karena pemasarannya tidak terlalu sulit dan cara pemungutan menggunakan teknik dan peralatan cukup sederhana. Sistem pemasaran kulit kayu gemor melalui beberapa tahap yaitu dari pemungut ke penampung kemudian ke perantara, selanjutnya ke eksporter atau pedagang antarpulau. Tanaman ini biasanya tumbuh di daerah hutan hujan dataran rendah (lowlands) dan hidupnya berkelompok. Tinggi pohonnya bisa mencapai 25 meter dengan diameter batang mencapai 40 cm. Bentuk pohonnya silendris, tajuk berbentuk bulat telur dan berat jenis 0,66 dengan kelas awet II dan kelas kuat berkisar antara II - III. Kulit kayu gemor dapat dipungut hasilnya pada umur sekitar 15 tahun. Umumnya kulit dipungut dari pohon yang berdiameter 15 - 30 cm, karena pada diameter ini kualitas getahnya lebih baik. Informasi yang diperoleh menunjukkan, pohon yang berdiameter 30 cm dapat menghasilkan kulit kayu sebanyak 250 - 300 kg/pohon dan diameter 40 cm dapat menghasilkan kulit sebanyak 500 - 600 kg/pohon dalam keadaan basah. Saat ini sangat sulit memperoleh pohon berdiameter besar, kalaupun ada lokasinya sangat jauh masuk hutan sehingga memerlukan waktu berhari-hari. Pada kegiatan penebangan hanya kulit yang diambil, sedangkan batangnya ditinggalkan begitu saja. Ironisnya, penebang tidak memilih diameter pohon: kecil atau besar. Selama ini pemungutan terus berlangsung tanpa ada usaha regenerasi, padahal keberadaannya perlu dipertahankan untuk menjaga agar jenis tanaman ini tidak punah. Selain itu belum ada peraturan resmi mengenai cara eksploitasi/pemungutan jenis serta pengawasannya. Dalam kegiatan penebangan, sebenarnya masyarakat dapat disarankan untuk selalu meninggalkan pohon induk ataupun inti di setiap lokasi penebangan. Dengan harapan, pohon induk tersebut dapat membentuk tegakan bagi tebangan berikutnya. Harapan yang diinginkan dalam upaya mempertahankan kelestarian produksi serta pengembangannya agar jenis tanaman ini tidak punah, diperlukan kajian yang berhubungan dengan sifat silvikultur dan ekologisnya. Selain itu, perlu dipelajari cara perbanyakannya. Apakah selain dengan biji dapat dikembangkan melalui cara vegetatif seperti okulasi, sambungan (grafting), stek atau kultur jaringan. Mengingat, ada jenis tertentu yang berbuahnya tidak setiap tahun dan daya kecambah bijinya cepat menurun/dormansi bijinya pendek [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Something is new at Yahoo! Groups. Check out the enhanced email design. http://us.click.yahoo.com/kOt0.A/gOaOAA/yQLSAA/uTGrlB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/