Assalamu'alaikum.w.w.
Begini sanak Ad, dan urang di palanta kasadonyo.
Allah swt. bukan tidak tahu, bahkan Allah swt. tahu sampai ke sudut-sudut hati.
Sebagaimana kita tahu akan sejarah, dan bahwa sejarah itu ditulis atau direkam orang
setelah kejadian, kita ketahui dengan membacanya. Sebagaimana manusia kita tahu
Apa yang sudah terjadi dengan membaca sejarah, atau mendengar cerita orang, atau
merekam kejadian itu sendiri. Sementara Allah sebagai sang Pencipta atau Khalik,
Dia maha mengetahui akan segala sesuatu. Kalau makhluk bisa tahu apa yang telah
terjadi sedangkan khalik dapat tahu dan Maha tahu apa yang akan terjadi.
Sebagaimana kita melihat sejarah masa lalu, Allah swt. dapat melihat sejarah masa
yang akan datang. Begitu logikanya.
Itu dari segi pengetahuan akan segala sesuatu. Kemudian dari segi kehendak, Allah
swt. maha berkehendak. Dia menghendaki segala sesuatu sesuai dengan kehendak-
Nya sendiri. Kita tidak dapat mempertanyakan apa kehendak Allah karena Ia adalah
khalik, Dia maha berkuasa dan kehendak-Nya tidak dapat siapapun yang akan
menghambatnya, dan tidak pula wajar kita mempertanyakan kehendaknya karena
kita adalah makhluk. Yang dapat kita lakukan hanyalah memahami apa kehendaknya
dan apa maksudnya, atau mengambil pelajaran dari kehendaknya itu atau sering
disebut dengan hikmah (walaupun artinya hikmah itu tidak sekedar mengambil
pelajaran).
Dalam al-Qur’an dikatakan,
“Sesungguhnya kami tidak akan ditanya apa yang kami perbuat, dan kamu akan
ditanya apa yang kamu perbuat”.
Why ?, karena Ia adalah Khalik (dan tiada sesuatupun yang sama (serupa) dengan
Dia).
Mengenai persoalan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Justru karena Allah swt. tahu
siapa Ibrahim sebagai hamba-Nya dan siapa Ismail sebagai hamba-Nya. Kalaulah ia
tidak tahu,
sekehendaknya. Ia tahu Ibrahim as, tidak akan menolak perintah, Ia tahu bahwa
Ismail tidak akan lari ketakutan karena perintahnya. (Sanak bayangkan apa yang
terjadi dan diserap oleh semua orang didunia ini, bila yang terjadi adalah sebaliknya
dari peristiwa penyemblihan itu). Sebagai pelajaran bagi ummat manusia sosok
Ibrahim as. dan Ismail as. adalah figure yang tepat untuk itu dan menjadi pilihan
(Mengapa tidak pada nabi-nabi yang lain ?).
Ini pokok pertama dari pertanyaan sdr Adrisman. Yang kedua, mengapa kasus
penyemblihan yang menjadi topic mengapa tidak yang lain ?. Lalu apakah dengan itu
dapat dianggap bahwa Tuhan zhalim, Tuhan tidak Maha pengasih ? (Iko nan
sabananyo Nyo tuju dek urang nan melempar pertanyaan untuak malakukan galehnyo
dalam persoalan kasih nan selalu menjadi topic dari ajarannyo, padahal pelajaran
keagamaan itu tidak cukup hanya dengan kasih).
Saya melihat adalah keadaan sebaliknya yang terjadi. Justru Ibrahim dengan
kemauannya menerima perintah Allah swt., adalah suatu perlajaran kasih yang
dimintak oleh orang-orang kristiani itu. Karena kasihnya pada Allah swt., ia sanggup
mengorbankan apa saja termasuk anaknya sendiri yang dikasihi. Untuk mendapat
kasih sayang Allah swt. dan dia sendiri Kasih kepada Allah set. Ia sanggup
berkorban apa saja.
Bagi seorang bapa, anak adalah sesuatu yang sangat dikasihi.
Maaf ini ada cerita lain mengenai kasih sayang bapak pada anak, (carito ko, dapek
Katiko ambo barangkek dari dumai ka pakan baru, nan bacarito supir travel).
Walaupun sudah jelas-jelas anak sang sopir ini melakukan kesalahan sebagai
pengedar Narkotika, tapi sang ayah tetap anaknya tidak ingin masuk penjara. Anak
yang sudah berumur 26 tahun sudah kawin dan beranak satu ditahan sementara
waktu menunggu persidangan selanjutnya. Habislah uang orang tua itu sebanyak 40
juta untuk mengeluarkan anaknya dari penjara. Ketika tidak berhasil uang itupun
akhirnya ludes untuk mengurangi hukuman sang anak agar tuntutan padanya tidak
jatuh sebagai pengedar, cukup hanya dengan pemakai saja. Entah berhasil entah tidak
saya belum tahu ceritanya karena persidangan dilanjutkan 24 Desember ini. Yang
terbayang oleh bapak tua itu adalah, seharusnya anaknya bahagia dengan menantu
dan cucunya, bukan di penjara. Terbayang bagaimana penderitaan menantu dan cucu
mengingat suami dan ayahnya di penjara. Tak terbayangkan olehnya bagaimana
ananknya makan nasi sesuap dengan sayur dan ikan teri dalam penjara. Dan ia harus
menghabiskan uang 400 ribu rupiah sebulan agar anaknya diberi makanan catering.
Begitu kasih sayang ayah pada Anaknya sehingga lupa suatu kesalahan besar telah
dilakukan sang anak.
….. Ondeh sanak Ad, jo urang palanta saya harus pergi ni,… beko atau bisuak kito
sambuang baliak…
Wassalam
St. Sinaro.
Do you Yahoo!?
Yahoo! Photos - Get your photo on the big screen in Times Square
____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net ____________________________________________________