Ass, wr, wb. Sambia kito berduka dengan adonyo musibah gampo, ambo sedikit meneruskan carito tentang Tabuik, tertulis dibawah adolah tulisan kawan ambo nan urang Piaman tentang Tabuik.
Silahkan ditukuk ditambahi kok ado dunsanak nan labiah tahu. Tentang tabuik nan di Bengkulu kurang labiah saroman itu pulo Wassalam, M.St.Bangsawan Rang Sulik Ayie kelahiran Bengkulu 47 tahun nan silam PESTA BUDAYA TABUIK DI PARIAMAN KABUPATEN PARIAMAN Kota Pariaman yang mempunyai jarak 62 km sebelah utara Kota Padang adalah Ibu Kabupaten Padang Pariaman. Pembagian wilayah Kota Pariaman terbagi tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Pariaman Tengah, Kecamatan Pariaman Utara, dan Kecamatan Pariaman Selatan. Pariaman dikenal sebagai daerah pertama pengembang agama Islam di Sumatera Barat yang disebarkan oleh Syech Burhanuddin dari Ulakan. PESTA BUDAYA TABUIK Tabuik adalah salah satu bentuk pesta budaya rakyat, yang diadakan oleh masyarakat Kota Pariaman dan Kota Bengkulu. Pada saat sekarang Tabuik dijadikan Event Parawisata Nasional yang diadakan sekali dalam setahun, mulai tanggal 1 - 14 Muharram. Pesta Budaya tabuik diadakan untuk memperingati kematian Hasan dan Hosen, cucu Nabi Muhammad SAW pada waktu Perang Karbala di Medinah, yaitu peperangan antara Bani Umayah dari Syria yang dipimpin oleh raja Yazid dan kelompok Islam yang dipimpin oleh Hasan dan Hosen. Kegiatan tabuik masyarakat Pariaman yang terdiri dari dua kelompok yaitu Kelompok Tabuik Pasar dan Kelompok Tabuik Subarang. Dalam pembuatan tabuik tsb. terdiri dari tujuh tahapan pembuatan dan diselingi dengan kegiatan-kegiatan lain. 1. MENGAMBIL TANAH ( 1 MUHARAM) Tanah diambil oleh seorang laki-laki yang memakai pakaian putih yang menyimbolkan kejujuran kepemimpinan Hosen. Dua kelompok Tabuik mengambil tanah dari tempat yang berseberangan dan diperjalanan kedua kelompok bertemu dan biasanya mereka berkelahi menyimbolkan terjadinya Perang Karbala. Tanah itu dimasukkan kedalam daraga yang menggambarkan kuburan dari Hosen. 2. MENEBANG BATANG PISANG ( 5 MUHARAM ) Seorang laki-laki dengan pakaian putih menebang pohon pisang hanya dengan satu kali tebang menggambarkan ketajaman pedang Hosen membunuh musuh dalam perang Karbala. 3. MAATAM ( 9 MUHARAM ) Maatam mengekspresikan kesedihan karena kematian Hosen. Beberapa orang dari pembuat tabuik menangis didepan Panja (jari-jari). Berbentuk tangan dari Hosen yang dibuat dari Seng dan diletakkan didalam dulang yang dijunjung diatas kepala seorang laki-laki. 4. MAARAK PANJA / JARI-JARI ( 9 MUHARAM ) Panja yang melambangkan jari-jari tangan Hosen yang diarak sepanjang jalan Kota Pariaman menunjukkan kepada masyarakat kekejaman Raja Yazid yang membunuh Hosen. 5. MAARAK SORBAN ( 12 MUHARAM ) Beberapa orang mengarak sorban, pedang tajam yang dibuat dari bambu dan kopiah Haji Hosen, yang menggambarkan keberanian Hosen pada Perang karbala. Sorban diarak kejalan diiringi dengan gendang tasa, kejadian ini menggambarkan situasi perang Karbala. 6. TABUIK NAIK PANGKAT ( 14 MUHARAM ) Pada waktu Sahur (pukul 4.00 WIB) dua bagian dari Tabuik dibentuk menjadi sebuah Tabuik yang dihias dengan kertas berwarna warni. Kemudian Tabuik yang telah selesai dihias tsb. dibawa ke jalan untuk diarak sepanjang jalan dan diiringi dengan gendang tasa, diperjalanan kedua kelompok pembuat tabuik yaitu Tabuik Pasar dan Tabuik Subarang bertemu dan saling ejek mengejek. 7. MEMBUANG TABUIK ( 14 MUHARAM ) Tabuik dibuang kelaut diakhir perta Budaya Tabuik pada sore hari ( pukul 18.00 WIB). Sebelum dibuang benda seperti Sorban (topi Hosen), pedang, panja disimpan, dan gendang tasa dibawa kembali kerumah pemiliknya. Selesai. ( St.P ). ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net ____________________________________________________