Kembali ke Nagari Belum Maksimal
By padangekspres, Jumat, 04-Juni-2004, 03:36:09 WIB

Padang, Padek-Meski telah hampir empat tahun berjalan, namun pemerintahan
nagari dinilai belum memberikan dampak positif, terhadap perbaikan kehidupan
bermasyarakat, terutama menyangkut peningkatan kesejahteraan.Dibandingkan
dengan konsep awal yang dilegalisasi Peraturan Daerah (Perda) Sumatera Barat
(Sumbar) No 9 Tahun 2000 Tentang Kembali ke Pemerintahan Nagari sebagai
implikasi otonomi daerah, realisasi pelaksanaannya masih jauh.

Penilaian itu disampaikan anggota Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Sumbar
Syamsul Bayan yang juga menjabat Ketua Pansus Perda Nagari, dalam
percakapannya dengan koran ini, di ruang kerjanya, Rabu (2/6). Menurut
Syamsul, persoalan utama yang terjadi di nagari (masih berlangsung),
menyangkut kewenangan, dan sumber daya manusia (SDM) yang minim.

"Pada prinsipnya, kembali kepemerintahan nagari, bertujuan mengembalikan
kultur dan kebiasaan masyarakat Minangkabau, setelah lebih 30 tahun
diobrak-abrik oleh pemerintah yang sentralistik. Cuma sekarang, pemerintah
nagari itu belum maksimal, karena masih tertanam jiwa sentralistik di
tingkat daerah. Sehingga asset yang seharusnya dikuasai dan dikelola nagari,
masih dicampuri oleh kepala daerah. Akibatnya, nagari tetap saja akan
bergantung pada daerah (kabupaten) melalui Dana Alokasi Umum Nagari (DAUN),"
ungkap Syamsul.

Seharusnya kata Syamsul, kembali ke pemerintahan nagri harus diiringi
kemauan kepala daerah untuk memberikan kewenangan yang jelas. Sehingga,
nagari yang idealnya punya praturan nagari untuk pembiayaan nagarinya, malah
tidak bisa apa-apa. Sebab semuanya tetap saja di bawah kendali kabupaten.

"Perkebunan, hutan, sarang walet, atau sumber daya alam (SDA) letaknya kan
di nagari. Sudah seharusnya, pemerintah nagari diberi kewenangan mengatur
hal itu.

Daerah mungkin hanya bisa memungut pajak atau yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Bukan tetap menguasai keseluruhan. Tegasnya, yang
menyumbang itu bukan daerah ke nagari, tapi sebaliknya," jelas Syamsul.
Persoalan itu diperparah pula minimnya SDM pemerintah nagari. Akibatnya,
nyaris tidak ada inisiatif atau inovasi pemerintah nagari untuk membiayai
pemerintahan, dan pembangunan di nagari.

"Secara kelembagaan di nagari ada eksekutif (wali nagari), Badan Perwakilan
Anak Nagari (legislatif), dan Badan Musyawarah Adat dan Syarak (yudikatif).
Namun sejauh ini, lembaga itu seakan tidak mampu menciptakan peraturan
nagari, yang bisa menghasilkan. Karena memang, pada diri seorang wali nagari
dibutuhkan kecerdasan untuk itu," ulasnya.

Lebih jauh ia mengungkapkan, sudah seharusnya di pemerintahan nagari, duduk
orang-orang muda yang punya pemikiran dan kemampuan, minimal berpendidikan
setara sarjana.

"Pemerintahan nagari sekarang, tidak bisa disamakan dengan pemerintahan
nagari dulu. Semuanya harus disesuaikan dengan kemajuan, dan perkembangan
zaman. Makanya, sarjana berpengetahuan mutlak ada di nagari. Selain itu,
bila ingin nagari maju, harus ada kemauan yang jelas soal kewenangan kepala
daerah. Bahwa pelayanan masyarakat, dan pemerintahan yang paling dekat
dengan masyarakat, adalah pemerintahan nagari. Berikan kewenangan yang
jelas," tegasnya.

Senada dengan Syamsul Bayan, anggota Komisi C Bidang Perekonomian DPRD
Sumbar Taslim, juga menyatakan nagari belum memberikan dampak positif pada
masyarakat secara ekonomi, tidak terlepas dari kemauan kepala daerah yang
masih kurang. Seharusnya menurut Taslim pemerintah daerah, memberikan
pemberdayaan kepada unsur pemerintah nagari. "Bukan malah sebaliknya,
memanfaatkan kondisi itu, untuk tetap menguasai asset di nagari. Jadi, kalau
hal itu telah dilakukan, kita yakin nagari akan muncul sebagai sentra
perekonomian masyarakat," kata Taslim.

Selain itu, disebutkan juga perlu terus mengkaji kondisi-kondisi kekinian
yang terjadi di nagari. Karena kata Tasli, Perda Nagari belum sepenuhnya
menampung aspirasi dan kebutuhan masyarakat. "Keadaan terus berubah,
sehingga kondisinya akan selalu berbeda. Karena itulah, tidak mungkin
kembali ke nagari seperti dulu dilakukan lagi. Sekarang kita butuh semangat
itu, untuk membuat perubahan ke kondisi yang lebih baik. Secara
terus-menerus, kondisi di nagari harus dikaji, dan perda juga mesti
disesuaikan dengan keadaan itu," ungkapnya. (mon)Padang

Ekspres Online : http://www.padangekspres.com/
Versi online:
http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=2770
3



____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke