Indonesia: Siap menikmati yang tidak nikmat "racun" secara massif
Seorang ibu rumah tangga dalam sebuah percakapan mengenai susahnya mengusir nyamuk (serangga) dengan ibu-ibu lainnya di sela-sela satu acara yang cukup prestisius untuk kalangan mereka mengatakan, "Bu pakai oabat nyamuk merek ini aja (menyebut sebuah produk pembasmi serangga rumah tangga yang cukup terkenal) ibu engga usah repot-repot ngusir nyamuknya, sekali semprot nyamuk hilang, kan sekarang pakai kemasan praktis tinggal pencet dan mengandung racun yang mematikan", katanya. Secara tidak sadar ataupun sadar, percakapan itu sungguh menggugah kognisi seorang ibu lainnya untuk melakukan apa yang telah dilakukan temannya yang telah menceritakan pengalamannya dalam upayannya mengusir/membunuh nyamuk (serangga lainnya), sehingga kata instan, gampang memperolehnya, dan tawaran efektif membunuh serangga adalah prespektif yang sering menjadi sebuah pilihan ibu-ibu rumah tangga atau mungkin siapapun yang terlibat ketika ada banyak pilihan dalam menentukan sikap bagaimana atau apa yang harus dilakukan dalam proses pembunuhan atau penghilangan nyamuk (makhluk yang bernama serangga apapun). Penggunaan metode kearifan-kearifan yang telah lama dipakai oleh nenek moyang kita dalam proses pembasmian serangga kini sudah benar-benar teramat jauh ditinggalkan, terlalu tetek bengek, susah carinya, dan yang paling ironis adalah tidak modern ketinggalan zaman dan gaya hidup kampungan. Pernyataan semacam ini sering kita dengar, padahal kalau kita mau renungkan secara lebih arif dan dalam, yang dikatakan modern adalah dengan gaya hidup yang hip-hop ke westernisasian yang mungkin malah hanya mengimitasi pada sisi-sisi kemudahan yang biasanya mengusung komodifikasi gaya hidup pada budaya POPnya, Coca-cola, fried chicken, free sex ataupun phone selular, yang tidak jarang malah meracuni dan mengalienasi kognisi dari kearifan-kearifan tradisional yang telah lama dikonstruksi dan telah teruji melalui proses seleksi alam sekian lama, ketimbang mengadopsi secara serius sisi Western Value yang sesungguhnya, kreatifitas, inofatif, dan semangat kerja yang tinggi, atau dengan prilaku berkesahajaan, kesederhanaan, kearifan-kearifan tradisional dengan melakukan tindakan penyelesaian yang ramah lingkungan dan ramah sosial, yang dikatakan modern. Memang persoalan tersebut sarat bermuatan ideologis yang debateble, tergantung pada paradigma berfikir seseorang dan yang lebih ekstrem lagi itu adalah sebuah pilihan, akan tetapi dari persoalan tersebut minimal bisa kita tarik secara jelas, ada dua mainstream yang bisa kita adopsi Pertama, sustainable ekosistem, keberlanjutan sistem ekologis adalah sebuah tanggung jawab makhluk bernama manusia, yang telah diserahi amanat oleh sang pencipta, hancur tidaknnya sebuah keberlanjutan ekosistem manusialah yang menentukan. Maka, suka atau tidak pilihan menjaga keberlangsungan ekosistem adalah sebuah keharusan. Kedua,Pluralitas peradaban, klaim bahwa peradaban ini lebih beradab ketimbang peradaban lainnya, adalah sebuah pengingkaran hakikat dari relatifitas sebuah nilai. Belum tentu peradaban masyarakat asmat di Papua lebih rendah daripada, orang-orang yang tinggal di Jakarta misalnya, tergantung dari prespektif mana sebuah nilai diapresiasi. Maka, perbincangan seorang ibu tadi sebenarnya, sebuah perbincangan ideologis, yang didalamnya sarat berbagai interpretasi nilai. Kalau kita pahami dari sisi kearifan tradisional, ibu tadi sedang melakukan provokasi kepada ibu-ibu lainnya, "Ayo bu kita mati secara-bersama tapi secara pelan-pelan kan asyik", kata asyik disini adalah kata ketidak sadaran bahwa sebenarnya kita sedang mengkonsumsi apa yang disebut 'makhluk' Racun. Sebut saja, Baygon, Raid, atau Sheltox adalah produk-produk kimiawi pembasmi serangga yang dipakai di rumah-rumah, sebagai teman akrab ibu-ibu rumah tangga. Selain produk-produk itu, ada dua puluh merek racun hama rumah yang mengandung propoksur, yaitu Angsa 0,3 MC, Baygon Dust, Baygon 1,54 A, Baygon 20 EC, Baygon Oil Spray, Baygon 50 WP, Baygon 0,36 MC, Camelman 0,3 MC, Cat 0,30 MC, Coins 0,6 MC, Kereta 0,5 MC, Krakatau 0,3 MC, Raid 1,7 A, Raid 15 L, Ringlion 0,30 MC, Total 1 A, dan Total 8 L, dan ada dua puluh jenis lagi yang justru lebih berbahaya dalam mengandung bahan aktif yaitu yang mengandung diklorvos/DDT, merek-merek yang mengandung bahan racun tersebut diantaranya, Baygon 1,54 A, Baygon Oil spray, Hana 1 A, Hana 8 L, Nuvan 50 EC, OK 0,05 A, OK 5 L, Raid 1,75 A,Raid 15 L, Ris, Shelltox 1,1 A, Shelltox7 L, Swallow 1,16 A, Swallow 11,6 OC, Startox 0,98 A, Startox 7,55 GI, Whipo 2 A, dan Shipol 16,33 L. (Lihat majalah kalawarta Trompet edisi 6/93 h.13). Bahan racun propoksur diklaim sebagai pemusnah massal yang efektif nyamuk culex dan kecoa periplaneta SP, sedangkan diklorvos diklaim efektif sebagai pemusnah nyamuk, lalat dan kecoa di dalam ruangan. Ngeri….!, adalah kata yang tepat untuk berteriak, betapa kini tidak ada lagi ruang-ruang yang steril dari jamahan racun. Rumah yang dulu dianggap paling privacy kini ter obrak-abrik tanpa ampun oleh racun, baik rumah gubuk, apartemen, atau rumah termemewah sekalipun yang justru rentan terkontaminasi racun, karena konsumsi racun yang sering dan biasanya dalam jumlah yang banyak, ironisnya racun bukannya dijauhi malah diakrabi sebagai teman yang mengasyikan, tidak jarang racun sudah dianggap sebagai bagian keluarga besar. Jadi ketika, racun tidak ada di dalam lingkungan sebuah keluarga seolah-olah ada satu hal yang ketinggalan, racun menjadi sebuah makhluk yang membuat orang merasa tergantung. Dr. dr Satoto, sekretaris Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, dalam seminar Bahaya di sekitar Rumah Kita, yang berlangsung di Semarang mengatakan, "Sekalipun iklan berbagai pestisida rumah tangga yang gencar di media massa selalu mengklaim produknya ampuh dan aman, sebenarnya tidak satupun aman", katanya (Kompas, 19 Desember 1995). Lebih lanjut menurut Satoto, semua pestisida "tidak punya mata". Sekali mencemari udara di rumah, semua kulit makhluk hidup termasuk manusia akan terangsang sehingga mengakibatkan gatal kemerah-merahan atau sakit yang dalam jangka panjang bisa menjadi kanker kulit. Beredarnya pestisida di udara juga bisa mengakibatkan batuk atau gangguan pada pita suara. "Hal ini bisa merusak sel reproduksi, sel tumbuh-kembang dan sel organ penting tubuh lainnya. Akibat lanjutannya bisa timbul gangguan reproduksi, kanker hati atau kanker otak dan sebagainnya," katanya. Penyingkiran pestisida dari rumah dan kembali ke pengendalian alam yang terbukti ampuh dan tanpa resiko adalah sebuah pilihan yang arif, karena efek-efek samping lain yang belum diketahui dan semua sifat kimiawi pestisida belum dikenal akan selalu menghantui, misalnya bahaya dan ketidakmampuan DDT baru dikenal sekitar 20 tahun kemudian. Menurut Satoto, tidak semua serangga atau binatang rumah berbahaya. Cecak, tokek dan Kodok misalnya, justru menjadi predator serangga. Berbagai jenis semut juga termasuk predator yang baik hati. Terhadap jenis serangga berbahaya seperti nyamuk dan lalat, paling aman diatasi dengan penataan lingkungan agar bersih, kering, rapi, benderang, tanpa genangan air. Penanggulangan secara fisik bisa dilakukan dengan kasa/kelambu, sapu lidi atau kipas angin . Bila tak memadai baru terakhir memakai bahan kimiawi alami seperti minyak tawon, minyak kayu putih, minyak cengkeh. Kalau terpaksa menggunakan pestisida, tentukan selang waktu yang aman antara saat penyemprotan dengan saat masuk ke kamar. Menurut laporan Komisi Pestisida Departemen Pertanian. Pada tahun 1993 tercatat seratus sembilan puluh delapan (198) merek. Terdiri dari tiga puluh delapan (38) bahan aktif yang mengandung racun. Tujuh tahun kemudian, tahun 2000 walaupun jumlah merek tidak mengalami peningkatan, tetapi jumlah bahan aktif yang mengandung racun mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu, empat puluh sembilan (49) (lihat: dalam Pestisida Higiene Lingkungan Departemen Pertanian Th 2000), dan kemungkinan peningkatan jumlah produksi dan pemroduksian baik dalam merek ataupun pemakaian bahan aktif beracun akan semakin meningkat dan peluang-peluang semacam ini bisa saja akan berlangsung terus menerus atau mungkin diciptakan secara sistematis keberlangsungan tersebut kalau melihat kondisi regulasi-regulasi yang diproduksi oleh rezim pemerintahan kurang ada pemihakan terhadap konsumen (rakyat), sehingga faktor selektifitas yang diharapkan bisa memproteksi bahan-bahan racun yang berbahaya bagi konsumen kadang diabaikan. Konsensi-konsensi penduniawian kadang menomorduakan hal yang semestinya lebih substantif "Keamanan makhluk hidup". Dengan melihat kondisi seperti itu, dibutuhkan kehati-hatian yang ekstra dalam menentukan sebuah pilihan produk-produk yang akan dikonsumsi tubuh, karena racun tidak lagi diluar bagian kehidupan kita, tetapi sudah masuk wilayah subtil proses kehidupan makhluk hidup, dan kita tidak tahu secara detail produk-produk racun, baik dari jenis merek, bahan aktif yang mungkin lebih berbahaya, yang diproduksi secara massal dan tidak terakreditasi secara jelas (ilegal) sudah beredar di publik dan jumlahnya mungkin lebih banyak serta lebih beragam dari apa yang telah diakreditasi. Bersiaplah-siaplah, kita mengkonsumsi racun secara massif dan massal. (diolah :fendi KOTO-23081999) -- GMX - Die Kommunikationsplattform im Internet. http://www.gmx.net RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 =============================================== Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===============================================