Terimakasih Mr. Titik

Kalau Lionel Richie di era 1980-an pernah melantunkan Three Times Lady, maka saya mungkin mengucapkan Three Times Gratefullness. Pertama atas ucapan selamatnya pada "Tan Rangkayo Labih." Kedua atas posting reply-nya tentang kisah sumando balando W. Glashouwer. Dan ketiga atas posting konflik Israel-Palestina dari perspektif religi historis LC Epafras. Saya berharap warga RN bisa mendapat sedikit gambaran 'lain' tentang konflik Timteng dari perspektif yang mungkin agak berbeda dibanding apa yang selama ini kita konsumsi dari media masa.

Tapi saya punya anomali tentang suicide bombs atau yang oleh Arab disebut bom syuhada, khususnya dari perspektif Muslim --harap maklum meski saya membaca Taurah dan Injil tapi saya tidak pakar Yehuda maupun Kristologi. Al Quran familiar buat saya karena memang itulah kitab suci yan saya yakini sebagi seorang "praktisi Islam.".  Ceritanya sbb.

Suatu ketika Bazer Harson, pemuda Palestina yang mati dalam suicide bom yang dibawanya di sebuah swalayan di Tel Aviv yang menelan korban 37 nyawa penduduk sipil pada penghujung Mei 1995, terkejut mendapati dirinya berada dekat api bara yang sangat panas.

"Masuklah engkau Bazer Harson (BH) ke dalam Tungku Panjarangan itu atas apa yang telah engkau perbuat di dunia," perintah Malaikat Syafril. BH kaget bukan kepalang. Dia tak menyangka mendapati kenyataan yang menakutkan seperti itu. Alamak!

"Lantas mana janji Allah itu? Yang katanya para syuhada masuk surga, mendapat rezki yang mulia dan gembira di sisi-Nya. Dan bidadari-bidadari....nan montok..dan...aduhai itu?" kata BH berharap-harap cemas semoga pertanyaannya itu bisa merubah keadaan dirinya yang sesaat lagi akan dilempar ke kawah bara yang paling ganas tanpa sejarah.

"Jangan berkata-kata denganku. Nanti aku dimarahi Allah. Tapi menurut catatanku, kamu dijebloskan ke neraka Jahim karena:

1. MEMBUNUH TANPA ALASAN YANG HAQ

2. KURANG SYARAT UNTUK MASUK SURGA

BH kaget kepalang ampun. Dia seperti mendengar petir menggelengar di siang bolong, meski di zona itu tidak ada petir dan tidak ada siang seperti masa hidupnya di Bumi dulu. BH balik bertanya, "Tapi saya punya alasan yang benar untuk membunuh, bukan."

"Wahai ahli neraka. Saya tak mau berlama-lama denganmu. Engkau seorang Muslim. Seorang Muslim pastilah membaca ayat-ayat Allah yang disampaikan kepadanya. Bukankah Al Quran sudah menjelaskan bahwa engkau hanya boleh membunuh jika tiga persyaratan konflik terpenuhi yakni dizalimi, dimusuhi karena engkau Muslim serta diusir dari kampung halamanmu. Kondisi yang engkau penuhi hanya satu dari nan tiga itu. Hisablah dirimu sendiri, wahai BH!

"Lantas syarat apalagi yang harus saya penuhi untuk masuk surga. Bukankah Allah menjanjikan bahwa Yahudi, Nasrani, Sabiin dan siapa saja yang beriman pada-Nya, percaya akhirat dan beramal shalih, tidak akan khawatir dan bersusah hati?" si BH mulai ngotot sama Bung Syafril.

"Engkau sudah melampaui batas waktu tugasku, BH. Ingin kuputus sekarang cepat-cepat. Bukankah Al Quran yang engkau baca itu sudah menyampaikan, "Tidak akan masuk surga seorang mukmin sampai dia jelas ketahuan berjuang di jalan Allah dan sabar.

Engkau tidak sabar. Buktinya engkau memilih melawan zionis dari golongan bani Israil dengan kekerasan fisik, padahal engkau diberi kecerdasan dan akal yang mulia. Engkau meledakkan dirimu sendiri seolah hari esok sudah tidak ada harapan bagimu.

Engkau tidak percaya kekuatan Allah. Engkau tidak percaya bahwa Allah benar-benar mengurusi setiap makhluk-Nya. Engkau tidak percaya bahwa ubun-ubun tiap makhluk itu dipegang Allah. Engkau meragukan Allah. Padahal Allah itu Maha Syahid (Tak Perlu Diragukan Lagi). Itu artinya engkau tidak sabar. Engkau bukanlah mati syahid. Engkau hanya mati bunuh diri. Masuklah engkau ke sana. Teman2 Iblismu sudah tak sabar menunggumu. Aku malu bicara denganmu."

BH panik bukan kepalang. Tapi dasar wataknya yang sudah dari sononya keras kepada, BI tetap saja ngotot.

"Bukankah saya mukmin...Om Syafril uuh aehh ahh....??........Ahhhhhhhhaaaaaaahhhhh" raungan  yang sangat hebat mengakhiri dialog singkat BH dengan Malaikat Syafril,..pada hari Yaum ad Diin, the Day of Submission itu.

Bung BH, Islam sendiri mengajarkan bahwa beriman kepada Allah saja tidak cukup. Sabar termasuk hal-hal yang paling diutamakan karena sabar menjadi kunci tawakal. Tak mungkin seseorang bisa tawakal (bertakwa) kepada Allah tanpa ada sifat sabar dalam dirinya.  Titik.

Love

Esteranc Labeh

 

 



Do You Yahoo!?
Yahoo! Tax Center - online filing with TurboTax

Kirim email ke