> tapi sebagai penghormatan
> kepada her Best Minang Idea of The Year 2001,
> alangkah mulianya jika kita anugerahi dia gelar
> Datin Evi Taperon.

alah ka manjadi cemeeh ko maa Angku Esteranc, dari
dulu alun barubah jo lai jadi tukang cemeeh, postingan
angku dari dulu, banyak isi nyo cemeeh sajo, adu domba
dan pokoknyo negatif see indak ado hal-hal yang
menyejukkan, banyak urang nan sasak napas
mambaconyo,,, 
Taroklah -gelar Datin- itu benar, karano Esteranc
dibari gala Datuak, lalu istri manjadi Datin, tapi apa
bisa begitu dan bagaimana tanggung jawab dan wewenang
Datin itu terhadap suku yang memberikan gelar Datin,
apa Datin boleh ikut campur dalam urusan interen suku
suami "angku Esteranc", beda jo istilah dharma wanita
di zaman orba. 
Okelah kalau istri Esteranc ngotot minta gelar yang
ada embel-embel dari potongan gelar suami, maka
tepatnya istri Esteranc tu diberi Gelar "Piak Laabeh"
atau "Uniang Labeh" sajo ,,, 
  
>   Evi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: ----- Original
> Message ----- From: Hayatun Nismah Rumzy
keterpurukan Minangkabau
> seperti yang disebut-sebut itu diakibatkan oleh
> ibu-ibu yang sudah meninggalkan peranannya sebagai
> ibu Minang yang mengajarkan anaknya tidak terlepas
> dari agama, adat, dan tata tertib moral. 

ada benar nya pendapat ibu Nismah, tapi tak kondisi
dahulu dan sekarang berbeda, kalau dulu sarana
entartainment anak-anak adalah alami, sekarang
dilengkapi di urmah, jadi konsentrasi anak di waktu
senggang adalah untuk bermain play station dan dll.
> So sekarang sepertinya kita harus membahas wacana
> yang agak berbau tuduhan bahwa ibu-ibu Minang
> sekarang sudah meninggalkan peranannya sebagai ibu
> Minang yang mengajarkan anaknya yang tidak terlepas
> dari agama, adat, dan tata tertib moral, ya Bun? 
> Dan itu lah sebabnya mengapa Minangkabau terus
> terjun bebas ke bawah jurang tak bertepi. Weleh!
> Saya jadi terbahak dalam hati, jika pendidikan
> merupakan suatu lembaga dalam adat Minang, sejak
> kapan sih ibu-ibu Minang itu berperan dalam satu
> lembaga? Jawabnya nol besar kan, Bun? 
> Coba Bunda lihat  pada lembaga sistem kekerabatan,
> lembaga nagari, lembaga suku, lembaga penghulu atau
> lembaga lango-langgi adat atau dalam skop yang
> paling kecil dalam keluarga, bilakah Bundo Kanduang
> tampil ke muka sebagai pengambil keputusan? Dalam
> sistem kekerabatan seperti perkawinan misalnya sejak
> kapan Bundo Kanduang yang menentukan sebuah
> perkawinan bisa di lakukan atau tidak? Atau dalam
> sistem kepenghuluan, apa pernah Bundo Kanduang
> menyandang gelar terhormat tersebut? Yang ada adalah
> lembaga-lembaga ini diisi oleh kekuasaan patriakhi
> (yang sangat berbau kolonialisme), kekuasaan yang
> sangat kelaki-lakian, macho dan tidak pernah
> bersingungan dengan feminimitas Bunda-Kanduang yang
> dengan cerdik telah di kristalkan dalam pameo
> domestik; Limpapeh Rumah Gadang.  
> 
> Walaupun kebanyakan orang minang bangga mengatakan
> bahwa adat mereka yang matrilineal ini sangat
> demokratis dan egaliter, nasib kaum perempuan Minang
> tidak lah lebih baik dari nasib perempuan negara2
> miskin manapun di belahan bumi ini. Konsep liberte,
> equalite dan fraternite yang di percayai orang
> sebagai landasan nilai-nilai universal kemanusian
> tidak mendapat tempat dalam adat Minangkabau. Bahkan
> dalam posisinya sebagai pewaris harta pusaka
> sekalipun, perempuan Minang tetap tersubordinasi
> dalam bidang ekonomi, bisu dalam bidang politik
> Nagari, membeku dalam stigmatisasi perlindungan semu
> sebagai limpapeh rumah gadang. 
> 
> Dan sekarang di katakan makhluk yang termarjinalkan
> oleh kekuasaan ninik mamak (dalam skop yang lebih
> luas tentu pemerintah) atau kalau mau lebih keras
> sedikit sebagai secondary creation tsb bertanggung
> jawab atas keterpurukan ranah Minang?
> Alah...alah...Antah sia nan mengecek tapi nan jaleh
> di ambo alah bapeteh-peteh kaji ko du.
> 
> Yang lebih patut di salahkan menurut "kebetan" saya
> adalah sistem pendidikan ciptaan Orde Baru yang
> selama 32 tahun tampaknya sudah berhasil menuai
> dengan munculnya generasi2 patuh. Berotak penuh
> dengan P4 dan rajin mengikuti pemilu setiap lima
> tahun sekali. Ketika duduk di birokrasi menjadi
> seorang birokrat yang otoriter, gagap pada wacana
> keadilan, dan konsep persamaan gender di hantam
> sebagai benda asing yang datang dari Barat. Dari
> barat berarti belum tentu cocok sebagai milik bangsa
> Indonesia.
> 
> Bun, kalau mau menjadikan Minang sebagai the center
> of exelence maka fokuskanlah perhatian pada
> perbaikan mutu pendidikan atau jika mau lebih
> mengerucut lagi fokuskan perhartian pada perbaikan
> mutu pendidikan perempuan.Dari beberapa literature
> yang pernah saya baca mengatakan bahwa ibu yang
> cerdas jarang sekali menghasilkan anak2 yang dungu,
> tidak bisa bersaing, dan gagap pada perubahan
> seperti yang di alami oleh kebanyakan generasi muda
> Minangkabau saat ini. Dalam maknanya yang ideal,
> sistem adat istiadat kita mengandung nilai-nilai
> yang sangat demokratis. Mengapa tidak kita coba gali
> lagi nilai2 tersebut dan mengaplikasikannya sesuai
> dengan tuntutan perubahan? Kalau selama ini yang
> memegang tampuk kekuasaan tertinggi adat adalah
> seorang lelaki, dengan terangkatnya mutu pendidikan
> perempuan bukan tidak mungkin bahwa 25 tahun kemuka
> datuk kita adalah seorang Bundo Kanduang. Jangan
> lihat pada kukuasaannya tapi lihat lah pada harapan
> mutu manusia yang akan membawa biduk Minangkabau
> pada beratus-ratus tahun ke depan.
> 
> Itu saja ya, Bun. Dan maaf kalau ada salah2 kata.
> Dan soal pertemuan kita, saya dengar akan ada ulang
> tahun RN secara besar2an. Mungkin disana kita bisa
> ketemu. Mungkin saya sudah tidak bisa menari piring
> atau payung tapi Poco2 atau Salsa kan tidak di
> larang ya, Bun?
> 
>  
> 
> Wassalam,
> 
> Evi
> 
> 
> 
> ---------------------------------
> Do You Yahoo!?
> Yahoo! Games - play chess, backgammon, pool and more


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Yahoo! Games - play chess, backgammon, pool and more
http://games.yahoo.com/

RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===============================================

Kirim email ke