maaf sanak-sanak, dari diskusi milis surau....
maaf kalo ada yang keberatan.

> 
> Assalamualaikum,
> Dear Yesi,
> 
> Terima kasih kembali. Tentu saja diskusi yang saya maksud adalah 
diskusi yang bermanfaat, tidak asal unjuk kehebatan atau seperti 
istilah Yesi seenak udelnya. Dan rasanya kemarin, saya juga tidak 
meminta jemaah asal bicara seenak udel deh. Bicaranya yang sopan, 
yang santun, kan tidak susah-susah amat. Tapi kalau bisa yah yang 
berisi dikit lah seperti bung Wirman itu. Tapi kalau tidak bisa, 
tidak apa-apa, namanya juga manusia sedang belajar. Kalau sudah 
pintar kan tidak perlu belajar lagi. Cuma yang saya kasih tahu, ilmu 
itu di kasih Allah gratis lho, tingal kitanya saja mutar otak 
bagaimana cara mendapatkannya.
> 
> Sudah dulu ya dik Yesi. 
> 


assalamualaikum ww
ba'da tahmid was sholawat

loh kok nggak ada replyanya, saya ulangi lagi deh

kesalahan bukan terletak pada monitor anda. sepertinya ada masalah 
dengan server di kampus saya, jadi mohon maaf sebesar-besarnya. Tidak 
ada maksud untuk memenuh-menuhi inbox sodara-sodara apa lagi ngebom…:)

Mengenai da taufik hidayat dan nirma, benar sekali apa yang dikatakan 
ni susi dan ni yus. uda taufik kerja di batam dekat kantor ni susi, 
nirma alumnus ITB. Mereka nikah di bukit tinggi 10 Oktober lalu. Kata 
da taufik dia ngirim undangan untuk jamaah surau, namun mungkin ada 
trouble, jadi nggak sampai undangannya. 

Mereka mengatakan mohon doa restu dan minta maaf tidak mengabari ke 
surau. Tidak boleh ada yang cemburu, karena yang ditraktir cuma saya 
doang…..:)
Subhanallah ketemu jodoh di surau, tempat yang baik, mudah-mudahan 
Allah memberikan kebaikan dalam rumah tangga mereka….

Mohon maaf yang tidak terhingga saya sampaikan kepada uni GM, kirain 
ikhwan, ternyata akhwat toh, jadi malu banget nih, kurang ta'aruf sih 
(kenalan dong)…padahal kita pernah japri ya ni….:)

Saya yakin sekali uni pasti tidak bermaksud menyuruh atau mengajak 
jamah surau untuk berkata seenak udelnya. Atau berkata sesuka 
hatinya seperti yang pernah terjadi dan membuat panas suasana surau 
beberapa waktu lalu. Mengenai perbedaan rantau net yang seperti lapau 
atau tempat maota dan surau tempat orang mengaji, telah di bahas oleh 
ni susi dan ni yus. saya pikir saya tidak perlu lagi menambahkannya….

Saya salut dengan mereka yang berada di kedua bi'ah ini, mereka 
memiliki resistensi yang cukup tinggi menghadapi dua tempat yang 
berlainan market orientationnya

Saya ingin menggaris bawahi sekali lagi kata-kata uni, "Allah telah 
memberikan kita ilmu secara gratis, tinggal kita mengunakan otak 
untuk mendapatkanya"

Ini pendapat saya:
Bismillahirahmanirahim…

betul sekali uni. karena itu pulalah saya yang ilmunya sedikit ini 
sedang memutar otak nih bagaimana caranya agar saya cepat 
menyelesaikan kuliah, kemudian menjadi doktor dalam usia 30 tahun. 
Dan seperti kata uni waktu japri, kemudian menjadi ekonom. Apa lagi 
temen saya yang seorang wartawan investor ngomporin, katanya ekonom 
itu ngomong cuma beberapa jam saja honornya jutaan, tongkrongannya 
BMW (kata temen loh) sekarang ini boro-boro BMW tipi aja nggak punya. 
subhanallah kali yah, kalo honor saya jutaan, insya Allah akan saya 
biayai daurah-daurah yang dilakukan aktivis dakwah….amin
Tapi bisa nggak yah, siapalah saya ini…

Namun yang lebih penting dari itu dan sering dilupakan manusia 
adalah, betapa Maha Pengasih, Penyayang dan Pemurahnya Allah. ilmu 
dikasih, walaupun harus memutar otak mendapatkannya (kata uni), harta 
dikasih, kesehatan di kasih. Bahkan yang tidak memerlukan otakpun 
kita dikasih, udara untuk bernafas, sinar matahari yang membantu 
tumbuhan melakukan potosintesis, air yang melimpah ruah untuk minum, 
kesehatan yang prima dan seribu nikmat lainnya…

bagaimana seandainya tiba-tiba saja itu semua lenyap dari diri kita, 
tiba-tiba kita tidak bisa bernafas (minum nafasin dong, kata iklan, 
tapi jangan percaya deh), tiba-tiba kita buta, tiba-tiba ada bom 
(bilang aja "coba kalo berani" emang permen polo) lalu semuanya jadi 
berantakan….. 

Selanjutnya malampun datang menyelimuti siang, tanpa disuruh matapun 
terlelap, kitapun beristirahat dari aktivitas yang menjemukan. Lalu 
disepertiga malam Allah bangunkan kita, saat itu kita bebas 
menumpahkan setiap permasalahan hidup yang menyesakkan. kesegaranpun 
merasuki jiwa. 

kemudian tanpa memerlukan otak, malampun akhirnya memasuki siang, 
saatnya bekerja datang, kemudian Allah memberi kita rezeki, kitapun 
membanting tulang (untuk mendapatkannya tentu pakai otak ya ni), 
subahanllah, betapa indahnya hari-hari kita lalui….(setiap hari saya 
merasakan keindahan hidup ini, senyum ikhlas untuk saudara, damai, 
sejuk, penuh vitalitas, produktif, kreatif, inovatif, prestatif, 
mudah-mudahan semua ini membuat saya lebih melejit lagi, "kaifa" 
amin…)

Namun sayang, seribu kali sayang. banyak manusia tidak bersyukur. 
Tidak sadar akan itu semua. mereka ingkar kepada Allah yang telah 
menghidupkan dan akan mematikan dia. Mereka tidak mengakui itu semua 
sebagai kasih sayang, ciptaan dan kekuasaan Allah. Jangankan 
mengucapkan terima kasih, mereka bahkan melawan Allah dengan tidak 
mengikuti perintah-perintah Allah, mereka justru melakukan apa yang 
dilarang Allah. 

Lebih parah lagi, mereka berani menghina Allah, menghina nabi Allah, 
menghina azab Allah yang pasti terjadi, mencemoohkan syurga Allah 
yang indah. Mereka beranggapan apa yang mereka dapatkan adalah karena 
usaha mereka sendiri, padahal kita tahu, tidak satupun apa yang 
dilangit dan dibumi ini terjadi kecuali atas izin Allah. 

Kalaupun mereka mengakuinya, mereka sering lalai, malas. Mereka hanya 
memilih perintah-perintah yang enak-enak saja, yang menurut mereka 
sesuai dengan logika saja, padahal tidak akan sampai logika manusia 
pada Zat yang telah menciptakannya, sebagai mana manusia tidak pernah 
melihat akalnya yang ia gunakan untuk berfikir. Mereka lebih senang 
mempertentangkan ini dan itu. Menganggap jamaaahnyalah yang paling 
benar, golongnnyalah yang paling top, kelompoknyalah yang paling 
tajir, weleh-weleh…..

Mereka hanya tahu ibadah yang ritual-ritual saja, itupun tidak 
dilaksanakan dengan konsisten, "mana sempat" itu jawabannya. Lucunya 
mereka tidak memiliki keinginan sedikitpun untuk belajar agama, koran 
lebih asik dari Qur'an, "hebat" yah. padahal mana mungkin kita tahu 
sesuatu kalo kita tidak belajar, "ayo sekolah" kata rano karno 
(solusinya apa lagi kalo bukan, tarbiyah fikriyah, ruhiyah, jasadiyah)

Mereka lebih sibuk dengan dunia yang hanya sekejab ini. Padahal dunia 
ini hanyalah kesenangan sesaat, dunia ini panggung sandiwara. Kisah 
mahabrata, atau tragedi dari yunani (kata ahmat albar loh)…:)

Pernahkah kita gunakan otak kita memikirkan ayat-ayat Allah (yang 
kita yakini sebagai pedoman hidup kita), atau kita gunakan otak ini 
hanya untuk memikirkan bagaimana caranya supaya punya rumah mewah, 
mercy, deposito, pangkat dan jabatan dan materi lainya, serta istri 
yang cantik jelita (kalah bidadari syurga kali yak) Yang semuanya itu 
akan kita tinggalkan, karena tidak ada satupun milik kita yang abadi 
bahkan diri kita sendiri sekalipun….(hayo… tunjuk tangan siapa yang 
mau bawa atau ikut pasangannya kalo meninggal, boro-boro di bawa atau 
ikut, memeluknya saja mungkin takut.. wow seram….. (bukan iklan lampu 
loh)

Saya ajak sahabat-sahabat memikirkan (pakai otak tentunya) satu surat 
saja dalam Al-quran. Coba buka QS Al-Waqiah (hari kiamat) QS ke 56 
juz 27. (itupun kalo yakin al-quran sebagi pedoman hidup, kalo tidak 
yakin jangan di buka, sekali lagi kalo tidak yakin jangan di buka)

1. Apa bila terjadi hari kiamat
2. terjadinya hari kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal)
3. kejadian itu merendahkan satu golongan dan meniggikan golongan 
yang lain
4. apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya
5. dan gunung-gunung dihancur luluhkan sehancur-hancurnya
6. maka jadilah dia debu yang berterbangan

lanjutannya baca sendiri, tapi jangan cuma dibaca, sebaiknya 
dipikirkan. 
Ini saran saja, bacalah disepertiga malam, atau setelah sholat, 
siapkan tisu atau sapu tangan (iyalah masa sapu lidi)

Sayyid Qurb dalam tafsir fi-zilalnya yang puitis dan romantis itu 
mengatakan, "Hidup di bawah naungan Al-Quran merupakan suatu 
kenikmatan. Kenikmatan yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang 
pernah mereguknya. Kenikmatan yang mengangkat, memberkati dan 
mensucikan umur kehidupan…"
(Saya baru punya jilid satu dan dua, jilid tiga belum, ada yang mau 
nyumbang perpustkaan pribadi saya?..:)

terakhir, saya ingat sebuah pesan:

jadilah kamu seperti padi, semakin berisi, dia akan semakin merunduk…
jadilah kamu seperti air, yang menyejukkan tenggorokan musafir di 
padang pasir…
jadilah kamu seperti cahaya, yang menerangi qolbu yang gelap, jiwa 
yang gulita, menghangatkan hati yang basah..

kejarlah dunia ini sekuat tenagamu, seolah-olah kamu hidup di 
dalamnya seribu tahun lagi, tapi jangan lupakan akhiratmu, sebab bisa 
jadi detik ini nyawa meregang dari jasadmu, kemudian semuanya akan 
kamu tinggalkan…

jangan katakan, kejarlah daku, ntar kau kujitak….: )

sambil bagarah ngejawabnya, salah satu prinsip saya, serius tapi 
santai (sersan). biar nggak tegang, abis di bandung kemaren ada bom..

Mudah-mudahan rangkain kata tersebut bukan keluar dari dominasi 
syahwatulisan saya yang tidak baik. Ambilah jika ada yang baik, nan 
buruak tabangan alias buang….

Mohon ampun ke Allah, atas kelemahan iman, kefakiran diri, kelalain 
ibadah…

Astagfirullahalaziem…..

Walahualam bis showab
Dengan segenap cinta
yesi



____________________________________________________________
Get 250 full-color business cards FREE right now!
http://businesscards.lycos.com 

RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe,
anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini.

Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: 
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
===============================================

Kirim email ke