Mak Zul,
Kalau alah buliah (indak aib lai) kawin sapasukuan dikampuang nan masih
memakai adat
samacam itu... ba'a gak kiro2 bagi anak-anak mereka nanti, alah pasti mereka
babako
ka keluarga induak mereka sendiri nantinya.

Kalau lah baitu... ndak ado aratinyo adat lai.....

Memang ajaran ugamo awak indak malarang do, tapi kalau awak indak melakukan
hal tersebut khan lai ndak badoso do khann????

Kalau masalah keterunan nan berbagai macam dimukokan bagi sebagian rang
gaek2
awak dulu dikampuang, itu indak ado gai tu do.
Manuruik mbo itu cuman Mitos, mungkin itu salah satu alasan atau caro untuak
malarang kawin sapasukuan dulunyo.

Wassalam,



----- Original Message -----
From: amry1948 <[EMAIL PROTECTED]>


PERKAWINAN SATU SUKU

-------Cut---------
Kenyataan ini diselasaikan dengan cara pembentukan bagian - bagian
suku yang terpisah dari induk sukunya. Secara praktis ikatan
kekeluargaan dan persaudaraan hanya terbatas pada lingkungan yang
lebih sempit . Hal ini melonggarkan pelarangan kawin sesuku tidak
lagi berupa aib , asal penghulu dari masin-masiang suku tersebut
sudah berbeda . Hal ini berarti pengertian eksogomi sudah semakin
menyempit sampai kebatas tertentu , yaitu eksogomi dalam saparuik.( *)

Mangenai apakah ada pengaruh kawin sesuku terhadap kelanjutan
keturunan , masih perlu penelitian lebih lanjut melalui ilmu
kedokteran.


Wassalam : zul amry di kuta bali

( * ) disarikan dari buku pelaksanaan hukum kewarisan islam dalam
liangkungan adat minangkabau  oleh DR Amir Syarifuddin.


RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
-----------------------------------------------

Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: 
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
===============================================

Kirim email ke