Assalamualaikum ww
 
Sanak Zulharbi & sanak R/N yth
 
Mohon para dunsanak bisa mengaktifkan organisasi FPI-Front Pembela Islam atau sejenisnya di daerah masing2, di Riau disamping ada laskar FPI juga ada Laskar Hulubalang Melayu Riau Bersatu yang bisa "di-asuang" untuk membereskan soal2 yang beginian
 
Seharusnya di Sumbar lebih bisa lagi
 
wasalam
abp
-----Original Message-----
From: Zulharbi S [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, September 05, 2003 8:56 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [RantauNet.Com] Pemurtadan di Ranah Minang

 

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Ambo lewakan ciek lai untuak jadi perhatian kita bersama, maaf bagi nan alah mambaco labiah dahulu, ambo ulang kirimkan baliak, mengingat seriusnya permasalahannya.

Semoga ada manfaatnya dan tingkatkan terus kewaspadaan.

Wassalam

ZS Mangkuto

 

Pemurtadan di Ranah Minang

 

    Berawal pada bulan Maret, satu tahun silam, saat Khairiyah Enniswati (Wawah), siswi Madrasah Negeri 2 Padang berkenalan dengan Lia di atas angkutan kota. Mereka cepat akrab. Ma’lum, selain sangat ramah, Lia pun mengenakan jilbab. Hubungan kedua gadis itu makin lengket ketika esok harinya mereka bertemu lagi di angkot yang sama.

            Setelah bersahabat beberapa lama, tiba-tiba Lia melakukan tindakan yang mencengangkan. Pada Wawah, ia mengaku penganut Kristen Protestan dan menceritakan indahnya berkelana dalam dunia Protestan. Cerita selanjutnya, bisa ditebak. Lia mengajak Wawah masuk Kristen. Anehnya, Wawah tidak berdaya saat diajak menghabiskan waktu berkeliling kota Padang. Hingga akhirnya mereka tiba di gereja Protestan (GPIB), di Jalan Bagindo Aziz Chan, Padang. Di sini, seperti dituturkan Wawah, sudah menunggu puluhan jemaat dan Pendeta Willy. Saat itu juga Wawah dibaptis dan dibawa ke rumah Salmon, salah seorang anggota jemaat gereja yang bekerja di PDAM Padang, di kawasan Telukbayur. Istri Salmon, Lisa Zuriana, adalah warga Tangah Sawah, Bukittinggi. Lisa asli Minang, tapi sudah memeluk Kristen. Malah ia menjabat sebagai bendahara Persatuan Kristen Protestan Sumatera Barat (PKPSB).

            Singkat cerita, ketika ditinggal sendirian oleh istrinya, bisikan setan merasuki jiwa Salmon. Dua kali ia melampiaskan nafsu binatangnya pada Wawah. Karena diancam, Wawah tidak kuasa melawan. Bisa kita bayangkan betapa menderitanya Wawah ketika berada di rumah Salmon.

            Sementara itu, keluarga Wawah melaporkan hilangnya putri mereka ke polisi. Tapi para penculik Wawah tampaknya sudah siap menghadapi kemungkinan ini. Untuk menghilangkan jejak, nama Khairiyah Enniswati diubah menjadi Indah Fitria. Kemudian, dengan menggunakan ijazah palsu dari SMP 4 Muara Bungo Jambi, Wawah disekolahkan di SMU Kalam Kudus, milik yayasan Prayoga, Padang. Sampai suatu ketika, keberadaan Wawah di SMU itu tercium oleh teman-temannya di MAN 2. Mengetahui gelagat buruk ini, Wawah pun dipindahkan ke sebuah sekolah Kristen, di Malang, Jawa Timur.

            Polisi yang terus melakukan pelacakan, berhasil mengetahui keberadaan Wawah. Mereka menjemput Wawah dan membawanya pulang ke Padang. Kedatangan Wawah yang lama hilang ini disambut isak tangis keluarganya. Ayahnya yang dosen IAIN Bengkulu kemudian membawa Wawah ke Bengkulu. Di sini ia diislamkan kembali.
M. Lili N.A. — (m3)

 

    Akibat penurunan statistik ummat Islam di Indonesia sampai saat ini.

    Di bawah ini di antara sebagian ungkapan kristolog yang terjadi:


“Kasus Terbanyak, Pemuda Kristen Hamili Gadis Muslimah”

            Pertengahan bulan lalu (Mei 2001), harian Republika menurunkan laporan tentang puluhan sekolah agama di Yogyakarta dan Temanggung yang tidak mau menyelenggarakan Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) untuk pelajaran agama bagi siswa-siswa beragama lain di sekolah itu. Padahal sudah ada ketentuan hukum yang mengatur hal itu secara tegas yakni Surat Keputusan Bersama (SKB) No. 2/U/SKB/2001.

            Namun, SKB yang ditandatangani oleh Mendiknas, Mendagri dan Menag itu sengaja mereka abaikan. Alasan mereka, mengutip pernyataan sejumlah pejabat Diknas setempat, mereka ingin menjaga kekhasan sebagai sekolah agama. Bahkan beberapa yayasan pengelola sekolah-sekolah tersebut secara tegas menolak SKB itu karena ingin mengemban misi tertentu untuk kepentingan agama mereka (Republika, 12/6/2001).

           

Kirim email ke