Assalmu’alaikum wr.wb.

 

Para Netter RN yang budiman izinkanlah ambo menanggapi isi hati Bundo sbb:

 

  1. Pada hakikatnya apo nan disampaikan dek Bundo Hayatun Nismah Rumzy ko sabana jaleh. Pada hakikatnya pulo ambo nan bagabuang jo RN ko sajak bertugas di KBRI Riyadh tahun 1993 dengan tujuan untukmalapehkan taragakjo kampuang halaman dan jauh di mato, dakek dihati. Sesudah itu ambo tetap mengikuti genah kurenah Netter di RN sampai di Damaskus, Syria dan kini alah sampai di kampuangRanah Minangnan samo kito cintoi.
  2. Sewaktu di Damaskus (1999) selalu mengikuti diskusi di RN, nampaknyo alah banyak nan manyimpang dari tujuan RN ko diadokan, sahinggo dari pado mambaconyo tapaso ambo delete, panek mandelete tapaso di “unsubscribe” beberapa lama dengan pertimbangan menghindari polemikcaci-maki”, nan indak baujuang-pangka. Dari pada mampabanyakdosolabiah rancak baranti dulu.
  3. Dahulu pernah disarankan agar rang Dapua menyaring naskah-naskah yang akan ditampilkan di RN sebagai media komunikasi antar rang Minang di rantau. Saran ini tentu masih berlaku sampai sekarang, agar kita sebagai anggota RN dapat saling memupuk rasasilaturahim”, rasa sakampuang, raso sa asal sa katurunan dari ranah Minangkabau.
  4. Sebagai saran dan usul sebaiknya pengasuh di Palanta kembali menyaring kembali secara cermat mana yang bisa di fwd kan atau kalau perlu di sunting (bukan sensor) mana kalimat yang tidak pantas di baca para netter di RN.  Sunting bukanlah gunting dengan arti tidak merugikan semua pihak yang sedang terlibat diskusi. Ibarat wasit dilapangan atau sebagai mediator dalam diskusi kita, sehingga tujuan dan misi serta visi RN tercapai dengan baik.
  5. Usul kedua hendaknya semua anggota netter yang sudah terdaftar di RN di data ulang dengan membuat database yang bisa diakses para netter dengan identitas yang jelas (nama, tgl/tempat lahir, negari asal, suku, alamat sekarang, lk/pr, profesi dll) menjauhi nama”samarandan  usename yang dikaburkan.. jika perlu siapa yang tidak mau memenuhi ketentuan ini di keluarkan/ditolak di RN.
  6. Diskusi-diskusi agama Islam hendaknya disaring betul agar tidak terjadi penafsiran yang salah dan keliru dari setiap bahasan. Terjemahan harus mencamtumkan sumbernya yang asli dan nama penerjemah. Menjauhi dalil-dalil yang diambil dari Hadist Maudhuatau dha’if (Hadist-hadist Palsu) atau pendapat ulama yang akan membawa polemik.
  7. Masalah iyuran anggota RN sangat kita dukung untuk menunjang dana RN dan kalau perlu membukaDompet Rantau Net” yang dipersiapkan dalam waktu jangka panjang, dapat dimanfaatkan sewaktu-waktu misalnya kalau ada musibah seperti banjir, kebakaran, kematian atau juga bisa dipakai sebagaibeasiswabagi pelajar-pelajar urang awak yang tidak mampu membiayai uang sekolah atau anak yatim. (Contoh: di salah satu kampung agak terpencil di Kab. Tanah Datar, seorang anak yatim terpaksa berhenti sekolah dasar di kelas 2, karena membantu ibunya ke ladang dan ke sawah. Ibunya tidak mampu membayar uang sekolah Rp 30.000).

Bismilahmari kita mulai melalui rekening RN yang sudah ada atau rekening baru…”DOMPET AMAL RANTAUNET”

  1. Jadikanlah visi dan misi RN ini lebih professional sesuai dengan tujuan kita semula. Semoga.

Wassalam

ZS Mangkuto

 

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hayatun Nismah Rumzy
Sent:
Friday, October 03, 2003 5:24 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [RantauNet.Com] Tanggapan Bundo

 

Assalamu Alaikum W. W.

Maaf baribu maaf bundo aturkan ka ananda semua di RN.  Ditahun 1993 kami beberapa orang mendirikan RN dengan bertujuan ingin manyanang nyanangkan hati dan bersilaturrahmi antara RNnetters.  Orang Minang di mancanegara membuat mailing list untuk mengobati kerinduan ke kampung halaman.  Bundo merasakan bagaimana eratnya dan sportifnya kita pada saat itu.  Dalam kesempatannya pulang ke Pekanbaru nanda Aris dan Yenny serta putra mereka Esca datang mengunjungi bundo begitu juga waktu bundo pergi ke Melbourne Aussie 1994 bundo coba menghubungi nanda Abrar dan rupanya kami berselisih jalan dia ke Rumbai dan bundo ke Aussie. Semuanya anggota kepingin ketemu sesama lainnya – tidak ada nama samaran dalam menyamarkan identifikasi masing-masing. Pada waktu bundo memasuki masa purnabakti maka semua fasilitas “plat merah” tersebut berakhir.  Jadilah bundo tanpa internet connection beberapa lamanya.

 

Beberapa tahun berlalu pada awal tahun 2002 rasa kerinduan kepada RN mulai datang. Mulailah bundo bermain main ditaman RN kadang kadang tersandung batu atau kerikil tapi bundo tidak mengacuhkannya.  Yang pendiri sudah lama pergi.  Yang tua tua tak bundo temukan lagi.  Tapi masih dengan ke khas-annya.  Bundo diangkat menjadi salah seorang anggota Komite Tata Tertib.  Memang ada orang orang yang tak mau menyebutkan identitasnya dan kelihatan mereka dengan bebas merdeka melontarkan uneg uneg nya yang telah keluar dari etika dan baso basi Minang.  Lama bundo menyenangi persembahan yang menjadi budaya Minang  dengan kata kata pepatah petitihnya yang dikirim oleh nanda nanda yang masih menganggap kebudayaan tersebut dilestarikan. Tambahan kissah yang menyenangkan.  (Terima kasih untuk nanda Arman Bahar, Darwin Bahar, Sutan Bandaro Labiah, Ajo Buyuang, Mulyadi, Zul Amri dan nanda Rang Mudo yang tak bisa bundo tuliskan satu persatu).  Wies, Iraf, Dewis, Sutan Kayo, Bandaro, Nopen, Z, Yoel, Anang, Yenny, Yessy Elsandra, Darul, Yuhendry, Ronal Putra dan banyak yang lain yang telah sempat singgah kehati bundo.

Beberapa bulan terakhir terasa kurang menyenangkan karena suasana berubah bukan lagi suasana kekeluargaan tapi air yang jernih selama ini menjadi keruh. Sebetulnya cetusan yang kemarin yang menegor Cysca itu tumpukan dari kekurang senangan bundo yang membobolkan kesabaran yang telah ditahan beberapa lamanya.  Mungkin kalau hal hal tersebut terjadi dibilik “Rang Mudo” okay okay sajo tapi ini di palanta yang didengar oleh 1000 RN netters.

·         Mencandai Indra J. Piliang anak muda yang walaupun sudah berkaliber nasional tapi masih tetap ingat RN.  Tetapi menjadi bulan bulanan waktu itu. Sudah dikatakan oleh Indra gadis metropolitan yang centil dan tak tahu etika waktu itu tambah  meraja lela.

·         Mencandai Rahima dengan mengatakan dengan wajah pas pasan dapat suami baik dan gagah lagi lalu membuat keruncingan antara Iraf dan Rahima. Mengejek orang berpepatah petitih dan berpantun. Rupanya banyak yang iri kepada Rahima dengan pengetahuan agamanya yang tempat bertanya orang yang kurang tahu.

·         Mengatakan induak induak - mamak-mamak rentan osteoporosis.

·         Lalu memarahi Ely dengan cara kecongkakan dan kesombongannya.

Tapi setelah ditegur dengan bangga mengatakan itulah saya tak bisa mengubah peri lakunya. Dan ditemani lansung oleh Evie dan Rarah (2 orang yang tak pernah menampakkan jati dirinya).

Mulanya bundo ingin mendiamkan saja tanpa menulis surat ini.  Tapi keterlaluan menurut bundo rasa iri – tak senang melihat orang senang – tak senang melihat orang dipuji telah merasuki hati nurani nanda Evie Gamut yang berusaha menutup persoalan tapi meneruskan dengan mengatakan kata kata yang tidak pantas.  Setiap orang yang datang memuji bundo lalu dikata katai.

Bundo yang sudah tua ini tak perlu di-irikan oleh Evie karena bundo tahu add. Dutamardin ataupun Mulyadi itu hanya untuk mepererat silaturrahmi. Jadi waktu dikatakan Ajo Duta Monyet oleh Evie dan mengatakan Pareman Pasa kepada Mulyadi maka mungkin Evie tidak tahu atau dengan sengaja dibaca oleh 1000 orang Rantau Net lainnya.

Bundo tak ada lagi yang dicari diumur umur segini. Tapi kalau sudah keterlaluan bundo juga tidak sabaran.

Bundo tidak melihat lagi manfaat untuk menjadi RN netters ini. Setelah ini bundo akan menutup email bundo untuk RN dan kalau kepingin berbuat untuk Minang tercinta ini tidak satu jalan ke Roma, bukan hanya melalui Rantau Net. Beribu maaf kepada nanda-nanda dan sanak sanak yang berpartisipasi di RantauNet atas segala hal hal yang kurang/tidak menyenangkan dari bundo.

 

Wassalam

Hayatun Nismah Rumzy


Do you Yahoo!?
The New Yahoo! Shopping - with improved product search

Kirim email ke