Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan 
semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: 
http://www.rantaunet.com/sumbangan.php
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Iwan Tirta: Kali Pertama Ke Ranah Kelahiran

Jakarta, KCM

Sebuah kebetulan, barangkali itu yang tepat menggambarkan pertemuan dengan
maestro batik tanah air Iwan Tirta, Senin (20/10) pekan lalu, di Istana Basa
Pagaruyung, Sumatra Barat.
Di sela kegiatan meliput Kongres Kebudayaan V di Bukittinggi, Sumatra Barat,
yang cukup padat,  ada waktu yang tepat juga bisa menyicipi keelokan Ranah
Minang, termasuk Istana Basa pagaruyung yang eksotik itu.
Di istana itulah, pertemuan dengan Iwan Tirta terjadi. Awalnya tak yakin,
bahwa pria itu adalah sosok pebatik maestro itu. Makluklah,  kebanyakan dari
kami, rombongan wartawan peliput kongres, belum pernah bertemu secara
langsung dengan Iwan Tirta, tapi hanya melihat sebatas di layar kaca.
Apalagi pertemuan kami terjadi di ranah Minang.
Kala itu, Iwan bersama wisatawan manula asal jepang tampak asyik
mendengarkan penjelasan seorang pemandu yang menjelaskan sejarah Istana Basa
Pagaruyung. "Pak Iwan yah?," tanya kami. "Iya," jawabnya pendek.
Kami pun merasa lega, ternyata tebakan kami benar. Obrolan pun lantas
berlanjut. Kata Iwan, keberadaannya di lokasi tersebut hanya untuk menemani
sejumlah rekannya asal Jepang, yang ingin melihat objek wisata di Sumatra
Barat. "Saya baru tahu juga ternyata tanah kelahiran saya begitu elok. Saya
lahir di sini tapi baru kali ini saya menginjakkan kaki di tanah kelahiran
saya," ujar pria yang belum lama ini diganjar penghargaan Karya Cipta Putra
Bangsa 2003 dari Bank Bumiputra.
Selain menengok tanah kelahirannya, kata Iwan, kehadirannya di Sumatra
Barat, sekalian mengantar seorang pengusaha asal Jepang yang hendak
memberikan sejumlah bantuan kepada anak-anak sekolah di sejumlah kawasan di
Sumatra Barat.
"Saya senang, tapi juga sedih datang ke sini," kata Iwan. "Di sini banyak
yang bisa digarap untuk obyek wisata, tapi pemerintah sepertinya tidak siap
untuk itu. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk memberdayakan masyarakat di
sini, tapi tidak ada memberdayakan mereka," lanjutnya.
Ngomong-ngomong, apa tidak tertarik untuk urun rembuk membicarakan masalah
kebudayaan di Kongres Kebudayaan yang sedang  digelar di Bukittinggi. Iwan
mengaku tahu jika di Bukittinggi tengah berlangsung sebuah kongres, tapi
akunya, dia tidak pernah diajak  bicara. "Saya tidak diundang. Kan yang
diundang biasanya orang yang dekat pemerintah. Sedangkan saya bukan orang
yang dekat dengan pemerintah," keluhnya. (EH)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com 
Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
----------------------------------------------------
Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: 
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
========================================

Kirim email ke