Salam Sanak Ridha :

Tambahan dari saya : "Apalagi pemimpin yang tidak bisa mewarnai isi kandungan 
AlQuran dan menjadikan Baginda Rasulullah sebagai panutan"

Pasti coraknya akan beda.

Wassalam,

Evy Djamaludin


Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-----Original Message-----
From: Ahmad Ridha <ahmad.ri...@gmail.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Fri, 3 Aug 2012 15:17:53 
To: Palanta Rantaunet<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: RE: [R@ntau-Net] Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51

Pak Darwin, dalam penjelasan tersebut muncul ungkapan "fitnah itu lebih
besar daripada pembunuhan" yang setahu saya merupakan ungkapan dalam
al-Quran (lihat QS al-Baqarah 2.191 dan 217). Namun, apa iya makna "fitnah"
yang dimaksud pas? Karena "fitnah" yang dimaksud dalam ungkapan al-Quran
tersebut, setahu saya, adalah "kekafiran, kesyirikan".

Kemudian, ada yang terasa janggal dengan kesimpulan bahwa "Yahudi dan
Nasrani tidak boleh dijadikan teman dekat, tapi boleh dijadikan pemimpin".

Rasanya agak naif juga jika dikatakan bahwa agama seseorang tidak akan
mewarnai kepemimpinannya. Terlebih ketika seorang pemimpin diberikan hak
untuk membuat aturan, tidak semata menjalankan aturan yang telah ada.

Allahu ta'ala a'laam.

Wassalaam,
---
Ahmad Ridha
------------------------------
From: Darwin Bahar
Sent: 8/4/2012 3:26
To: Palanta Rantaunet; padang-panj...@yahoogroups.com;
minang...@yahoogroups.com
Cc: Andiko
Subject: [R@ntau-Net] Ustad Chodjim mengenai Al Maidah 51

    Sanak Kasadonyo nan Ambo Hormati

Merasa nyesak dan gregetan karena untuk kesekian kalinya ayat-ayat
Al-Quran digunakan
secara murahan, yakni Al-Maidah : 51, dalam perpolitikan guna monohok Ahok
pada putaran 2 Pilkada DKI bulan depan, yang tampaknya cukup mangkus juga,
saya bertanya pada sahabat saya Ustad  Chodjim melalui milis WM,
bagaimanakah cara membumikan yang paling tepat ayat tersebut dalam urusan
bernegara dan berbangsa.

Alumnus IPB yang pernah bekerja di sebuah perusahaan Jepang yang kemudian
pensiun dini guna mencurahkan waktu dan perhatiannya untuk berdakwah;
penulis beberapa  buku, antara lain Sunan Kalijaga dan Tafsir Al-Fatihah
yang laris manis itu,  menjawab seperti yang saya kopaskan di bawah ini.

Bagi saya pribadi selain menjawab yang berkaitan dengan isu-isu politik
kotemporer,  juga sekali gus menjawab kepenasaran saya, apakah “pemimpin”
merupakan satu-satunya arti ‘awliyaa' pada Al Maidah 51. Karena jika
demikian halnya, banyak sekali diskrepansi antara ayat Al-Quran tersebut
dengan fakta historis. Al-Quran pasti tidak mungkin salah karena bersumber
dari Yang Maha Benar, lalu yang salah apanya?

Saya juga pernah membaca di internet, tanpa penjelasan, bahwa Muslim
Inggris Sir Marmaduke Pickthall juga tidak menerjemahkan ‘awliyaa' dengan
‘pemimpin.  Mudah-mudahan Sanak Suryadi punya waktu untuk membantu melihat
sendiri karya  Pickthall: “*The Meaning of the Glorious Koran*” itu di
perpustakaan di Leiden

Wallahualam bissawab

Wassalam, HDB St Bandaro Kayo (L, 69), asal Padangpanjang, tinggal di Depok


=====

Thu Aug 2, 2012 4:19 pm (PDT)
Posted by: "chodjim"

Mohon maaf Uda Darwin, belum bisa menjawab karena kemarin masih "fully
booked", tetapi hari ini baru akan mengisi bakda Jumatan.

Begini, saya sudah menjawab sms-sms yang sama dari teman-teman tentang hal
ini. Intinya, ayat 5:51 itu adalah menyatakan bahwa "orang-orang beriman
dilarang menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai awliya' karena
Yahudi dan Nasrani itu saling menjadi awliya'"

Kata awliyaa' (jamak dari walii) artinya teman dekat, dan bukan pemimpin.
Ini kalau kita mau memperhatikan semua kata walii (awliyaa') dalam Alquran
yang jumlahnya (44 + 43) 77 kata. Jadi, yang dilarang oleh Allah adalah
menjadikan mereka sebagai teman kepercayaan dalam membangun komunitas
orang-orang beriman --pada waktu itu. Ayat ini diturunkan di Madinah, dan
waktu itu orang Yahudi dan Nasrani bersekongkol satu sama lain dalam
menghadapi bangunan umat yang baru ditegakkan itu.

Kalau diartikan pemimpin, maka jelas sekali bahwa dalam sejarah Katholik
maupun sekte Kristiani yang ada di Jazirah Arabia pada waktu itu --hingga
sekarang-- tak pernah menjadikan orang Yahudi sebagai pemimpinnya.

Jadi, ayat 5:51 bukanlah ayat yang bisa digunakan untuk menjustifikasi
pelarangan terhadap memilih Jokowi-Ahok. Jelas, kalau ayat itu digunakan
untuk itu, artinya orang yang menggunakannya telah melakukan fitnah dan
menzalimi makna ayat. Kalau ayat itu digunakan untuk mendiskreditkan
Jokowi-Ahok (atau yang lainnya), maka orang yang mendiskreditkan itu sama
persis dengan kalangan khawarij yang membunuh Ali dengan alasan Ali bin Abi
Thalib telah kafir dan halal darahnya.

Pilkada adalah pemilihan pemimpin pemerintahan, dan bukan memilih teman
dekat untuk mengatur komunitas. Yang terpilih adalah orang yang harus
mengikuti UUD dan UU dan bukan mengikuti kitab agama yang dianutnya.

Maka, menggunakan ayat 5:51 untuk mendiskreditkan calon yang beragama
selain Islam adalah perbuatan fitnah. Dan, fitnah itu lebih besar daripada
pembunuhan!

Wassalam,

chodjim

----- Original Message -----
From: Darwin Bahar
To: Milis Wanita-Muslimah
Sent: Thursday, August 02, 2012 7:36 AM



-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/




-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



Kirim email ke