Assalamualaikum 

Dunsanak Rn

Ambo sapandapek jo Pak ZB

Salam

Tuti Lpg
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Zulidamel Badri <zulida...@yahoo.co.id>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Wed, 22 Aug 2012 18:56:52 
To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Bls: [R@ntau-Net] Selamat Ulang tahun===>Bukan Syiar 
Islam....!!!!!!!!!!!!!!!

Mak MM, Mak ngah, sanak Zultan sarato dusanak anggota RN

Ado hadist cuma ambo lupo riwayatnyo:
"Berikanlah hadiah untuk menyenangkan hati saudaramu"
kemuadian ado kalimat nan ambo danga dari ulama "Senyum adalah sedekah"

Nan jaleh sedekah ko adolah ibadah dalam konteks mambuek urang nan manarimo 
sanang. karano itu ambo yakin  hadist nan ambo sabuikan walau ndak tau 
riwayatnyo mengandung kebenaran. Kebenaran tu datang dari Allah dan rasul Nya, 
ndak mungkin dari setan. Sejalan dengan itu ucapan selamat ulang tahun adolah 
sabuah pemberian yang membuat urang nan manarimo sanang.Dan berisi Hablum 
Minannas


Kemudian soal Maulud nabi dilarang dengan alasan2 nan lah dikatangah sanak 
Zultan.

Ambo yo alun dapek manarimo itu mubah apalai bid'ah. Manuruik ambo acara maulud 
nabi nan diadokan para ulama di masdjid, disurau diisi aktivitas2 islami. 
Mungkin ado diantaronyo nan manyimpang. Nan manyimpang itu sajo nan 
diluruihkan. Jadi kalau ado mancik dilumbuang nan marusak jan lumbuang nan 
dibaka.

Kembali ke firman Allah  [QS. An-Nisaa': 59] nan lah dikutipkan oleh sanak 
Zultan.

Ndak ado perintah, ndak ado pulo larangan. Namun  banyak yang mengambil 
kesimpulan "Dilarang". Bukankah termasuk bid'ah melarang apa yang tidak 
dilarang oleh Allah dan rasulNYA.

Taqabbalallahu waminna waminkum taqabbal yaa karim.

Salam,
Zulidamel L49 Jkt




________________________________
 Dari: muchwardi.muchtar <muchwardi.much...@gmail.com>
Kepada: rantaunet@googlegroups.com 
Dikirim: Rabu, 22 Agustus 2012 10:10
Judul: RE: [R@ntau-Net] Selamat Ulang tahun===>Bukan Syiar 
Islam....!!!!!!!!!!!!!!!
 
Tarimo kasi Sanakmbo Zultan.

Mudah-mudahan Allah SWT mambari Hidayah-NYO bake Dunsanak awak (komunitas
r@ntau-net) nan mambaco "tausyiah" nan dipalewakan dari Bogor ko.

Taqabbalallahu waminna waminkum taqabbal yaa karim.

Amin Ya Rabbal Alamin.

Salam jo doa,
mm***

-----Original Message-----
From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On
Behalf Of ZulTan
Sent: Wednesday, August 22, 2012 9:48 AM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Selamat Ulang tahun===>Bukan Syiar
Islam....!!!!!!!!!!!!!!!


Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuhu,

Quote:

"Pak MM
Lalu apa hukumnya memperingati Maulid Nabi ?" (Renny)

Walaupun Renny batanyonyo ka Pak mm*** dan alah dijawab dek baliau hukumnyo
"mubah" tapi sayang tanpa dukungan dalil, namun ambo tadorong manyampaikan
tulisan nan di bawah ko di siko untuak kito basamo, siapo tau ado nan alun
paham.
Ndak ciek juo tulisan ko nan barasa dari ambo kecuali nan pakai baso awak.
Tantu sajo tulisan ko indak akan ado di siko jikok pertanyaan Renny di ateh
indak ado. Selain itu tulisan ko kok bisa dimukasuikan agar awak ndak
tamasuak urang-urang nan marugi, "Sesungguhnya, manusia berada dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta
saling menasehati untuk kebenaran, dan saling menasehati untuk kesabaran
(QS. Al-'Asr: 2-3)".  Banyak maaf kapado pihak-pihak nan ndak sapandapek.

Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
"..., jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada
Allah (Al-Qur'an) dan Rasul(Sunnahnya), ..." [QS. An-Nisaa': 59]

Salam,
ZulTan, L, Bogor

-----------------------------------

Di antara bid'ah yang banyak dilakukan oleh kaum Muslimin di bulan Rabi'ul
Awwal adalah perayaan Maulid Nabi, dan sedikit sekali para da'i yang
memperingatkan ummat dari penyimpangan ini.  Apabila mereka yang merayakan
ini mengatakan bahwa perayaan Maulid Nabi merupakan syi'ar Islam, maka
apakah ini pernah dilaksanakan oleh Nabi Shallallaahu 'alahi wa sallam?
Apakah peringatan ini pernah dilakukan oleh para Shahabat?

Peringatan Maulid Nabi adalah bid'ah yang mungkar.  Orang yang pertama kali
merayakan Maulid Nabi adalah Bani 'Ubaid al-Qaddah yang menyebut diri mereka
dengan kelompok Fathimiyah, yaitu di abad ke-4 Hijriyyah. [Lihat al-Bida'
al-Hauliyah (hlm. 137]

Alasan dilarangnya memperingati Maulid Nabi:

1. Peringatan Maulid Nabi adalah bid'ah yang dibuat-buat dalam agama ini,
dimana Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menurunkan sedikit pun keterangan dan
ilmu tentang itu.  Karena Nabi Shallallaahu 'alahi wa sallam tidak pernah
mensyaria'atkannya baik melalui sabda beliau, perbuatan, maupun ketetapan
beliau. 

"... Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu tinggalkanlah..." [QS. Al-Hasyr: 7]

"Barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak ada dalam urusan agama kami,
maka itu tertolak." [Shahih: Al-Bukhari (2697) dan Muslim (1718)]

2.  Khulafaa-ur Rasyidin dan para Shahabat tidak pernah mengadakan
peringatan Maulid Nabi dan tidak pernah mengajak untuk melakukannya, padahal
mereka adalah sebaik-baik ummat ini setelah Nabi Shallallaahu 'alahi wa
sallam.

Nabi Shallallaahu 'alahi wa sallam bersabda:
"... Maka wajib atas kalian berpegang teguh kepada Sunnahku dan Sunnah
Khulafaa-ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah erat-erat dan
gigitlah dia dengan gigi gerahammu. Dan jauhilah oleh kalian perkara-perara
yang diada-adakan (dalam agama), karena setiap perkara yang diada-adakan
adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah kesesatan." [Shahih: HR. Ahmad
(IV/126-127), Abu Dawud (4607) dan at-Tirmidzi (2676)]

3.  Peringatan hari kelahiran (ulang tahun/maulid) adalah kebiasaan
orang-orang sesat dan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran.  [Lihat
al-Ibdaa' fill Madharriil Ibtida' oleh Syaikh 'Ali Mahfuzh (hlm. 251). Juga
at-Tabarruk Anwaa'uhu wa Ahkaamuhu oleh DR. Nashir bin Abdurrahman al-Juda'i
(hlm. 359-373). Juga dalam Tanbiih Ulil Abshar ilaa Kamaliddin wa Maa fil
Bida'i minal Akhthar oleh Syaikh as-Suhaimi (hlm. 238-232]

4. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:
"... Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku
cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamu..." [QS.
Al-Maa-idah: 3]
Oleh karenanya, tidak ada yang halal kecuali yang beliau halalkan, tidak ada
yang haram kecuali yang diharamkannya, dan tidak ada agama kecuali yang
disyari'atkannya.

5. Dengan diadakannya bid'ah-bid'ah semacam itu, timbul kesan bahwa Allah
belum menyempurnakan agama ini bagi ummat-Nya, sehingga harus dibuat ibadah
lain untuk menyempurnakan agama-Nya!  Demikian juga akan timbul kesan
bahwasanya Rasulullah Shallallaahu 'alahi wa sallam belum menyampaikan
kepada umatnya yang layak buat mereka sehingga kalangan ahli bid'ah yang
datang belakangan itu perlu menciptakan hal baru dalam syari'at Allah
Subhanahu wa Ta'ala tanpa izin dari-Nya.

6.  Dalam Islam tidak ada bid'ah hasanah, semua bid'ah adalah sesat
sebagaimana sabda Nabi Shallallaahu 'alahi wa sallam:
"Setiap bid'ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka."
[Shahih: HR. An-Nasa-i (III/189)]

7.  Sesungguhnya memperingati kelahiran Nabi Shallallaahu 'alahi wa sallam
tidaklah merealisasikan kecintaan terhadap Nabi Shallallaahu 'alahi wa
sallam karena kecintaan itu hanya dapat dibuktikan dengan mengikuti beliau,
mengamalkan Sunnah beliau dan mentaati beliau.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Katakanlah (Muhammad): 'Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.'  Dan Allah Maha
Pengampun dan Maha penyayang." [QS. Ali 'Imran: 31]

Al-Hafizh Ibnu Katsir Rahimahullaah berkata: 
"Ayat-ayat yang mulia ini sebagai pemutus hukum atas setiap orang yang
mengaku mencintai Allah tetapi tidak berada di atas jalan Nabi Muhammad
Shallallaahu 'alahi wa sallam, maka ia adalah pendusta dalam pengakuan
mencintai Allah."

8.  Memperingati Maulid Nabi dan menjadikannya sebagai perayaan, berarti
menyerupai orang-orang Yahudi dan Nashrani dalam hari raya mereka.
Rasulullah Shallallaahu 'alahi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka."
[Shahih: HR. Abu Dawud (4031), Ahmad (II/50, 92), dari Ibnu 'Umar. Lihat
Shahiihul Jaami' (6149)]

9. Orang-orang yang berakal tidak akan terperdaya dengan banyaknya orang di
berbagai negeri memperingati Maulid tadi. Karena tolok ukur kebenaran itu
bukan dengan banyaknya orang yang mengamalkannya. Namun tolok ukur kebenaran
dasarnya adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dan jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan
menyesatkanmu dari jalan Allah.  Yang mereka ikuti hanyalah persangkaan
belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan." [QS. Al-An'aam: 116]

"Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat
menginginkannya." [QS. Yusuf: 103]

10. Berdasarkan kaidah syari'at yaitu mengembalikan perkara yang
diperselisihkan manusia kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa sallam.
Firman Allah 'Azza wa Jalla:
"..., jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada
Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya." [QS. An-Nisaa': 59]
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak pernah sekali pun memerintahkan
memperingati kelahiran beliau dan beliau sendiri juga tidak pernah
melakukannya. Dengan demikian dapat dimaklumi bahwa peringatan Maulid Nabi
bukan berasal dari Islam, tetapi merupakan perbuatan bid'ah yang
diada-adakan.

11. Yang disyari'atkan bagi seorang Muslim pada hari Senin adalah berpuasa,
bila ia suka. Karena Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya
tentang puasa pada hari Senin, beliau bersabda, "Itu adalah hari aku
dilahirkan dan hari itu aku diutus sebagai Nabi, serta hari aku diberi
wahyu." [Shahih: HR. Muslim (1162)]
Yang disyari'atkan adalah meneladani beliau pada hari Senin untuk berpuasa,
bukan merayakannya.

12. Perayaan hari kelahiran Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam merupakan
perbuatan ghuluw (berlebihan) terhadap beliau Shallallaahu 'alaihi wa sallam
sedangkan Allah Ta'ala dan Rasul-nya melarang berbuat ghuluw.
Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
"Wahai Ahlul Kitab! Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu..." [QS.
An-Nisaa': 171]

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Jauhkan diri kalian dari ghuluw dalam agama, karena sesungguhnya sikap
ghuluw dalam agama itu telah membinasakan orang-orang sebelum kalian."
[Shahih: HR. Ahmad (I/215, 347), an-Nasa-i (V/268), Ibnu Majjah (3029), Ibnu
Khuzaimah (2867)]

Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam juga bersabda:
"Janganlah kalian mengkultuskan diriku sebagaimana orang-orang Nashrani
mengkultuskan 'Isa bin Maryam.  Sesungguhnya aku tidak lain hanyalah seorang
hamba, maka katakanlah, Hamba Allah dan Rasul-Nya.'" [Shahih: HR. Al-Bukhari
(3445)]

13.  Dalam perayaan Maulid Nabi banyak terjadi kemungkaran dan berbagai hal
yang diharamkan, terjadinya kesyirikan, bid'ah, ada di antara mereka yang
tidak shalat, bercampur-baurnya laki-laki dan wanita, menggunakan nyanyian
dan alat musik, merokok, dan lainnya. Bahkan sering terjadi perbuatan syirik
besar terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala seperti istighatsah kepada
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam atau para wali. Sering juga
diadakan dzikir-dzikir yang menyimpang dengan suara keras diiringi tepuk
tangan yang tak kalah kerasnya.  Semuanya itu adalah perbuatan yang tidak
disyari'atkan berdasarkan kesepakatan para ulama yang berpegang teguh kepada
kebenaran." [Lihat al-Ibda' fii Madhaaril Ibtida' oleh Syaikh 'Ali Mahfuzh
(hlm. 251-252)]

14. Dalam peringatan Maulid Nabi terdapat keyakinan bathil bahwa ruh Nabi
Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam turut hadir.  Ini jelas perbuatan
bathil dan paling buruk. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak
akan keluar dari kubur sebelum hari Kiamat.
Allah Subhanhu wa Ta'ala berfirman:
"Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kubur) di hari
Kiamat." [QS. Al-Mu'minuun: 15-16]

Fatwa Para Ulama tentang Bid'ahnya Perayaan Maulid Nabi

1. Al-'Allamah asy-Syaikh Tajuddin al-Fakihani Rahimahullah (wafat 734 H)
berkata:
"Saya tidak mengetahui adanya dasar bagi peringatan Maulid ini, baik dari
Kitab (Al-Qur'an), Sunnah, dan tidak pernah dinukil pengalamannya dari salah
seorang ulama ummat yang diikuti dalam agama dan berpegang teguh pada
atsar-atsar generasi yang telah lalu. Bahkan, perayaan tersebut adalah
bid'ah yang diada-adakan oleh pengekor hawa nafsu..." [Al-Maurid fii 'Amalil
Maulid. Dinukil dari Rasaa-il fii Hukmil ihtifaal bi Maulidin Nabiy (I/8-9)]

2. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullaah berkata:
"Adapun menjadikan suatu hari raya selain dari hari raya yang disyari'atkan,
seperti sebagian malam di bulan Rabi'ul Awwal yang disebut dengan malam
Maulid, atau sebagian malam di bulan Rajab, atau hari kedelapan belas di
bulan Dzul Hijjah, atau hari Jumat pertama di bulan Rajab, atau hari
kedelapan di bulan Syawwal yang dinamai oleh orang-orang bodoh dengan 'idul
abraar, maka semua itu termasuk bid'ah yang tidak pernah dianjurkan oleh
para ulama tedahulu dan tidak pernah dilakukan oleh mereka. Wallahu a'lam.
[Majmuu' Fataawa Syaikhul Ibnu Taimiyyah (XXV/298)]

3. Syaikh 'abdullah bin 'Abdul 'Aziz bin Baaz Rahimahullaah berkata:
"Tidak diperbolehkan melaksanakan peringatan Maulid Nabi dan peringatan
maulid selain beliau karena hal itu merupakan bid'ah dalam agama.  Sebab,
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak pernah melakukannya, tidak
juga dilakukan oleh Khulafaa-ur Rasyidin, dan tidak pula oleh para Shahabat.
[Hukmul Ihtifaal bii Maulid an-Nabawi. Dinukil dari Rasaa-il fiu Hukmil
Ihtifaal bi Maulidin Nabiy (I/57)]

4. Syaikh Hamud bin 'Abdillah at-Tuwaijiri Rahimahullaah berkata:
"... Dan hendaklah juga diketahui bahwa memperingati malam Maulid Nabi dan
menjadikannya sebagai peringatan tidak termasuk petunjuk Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tetapi ia adalah perbuatan yang diada-adakan
yang dibuat setelah zaman beliau Shallallaahu 'alaihi wa sallam setelah
berlalu enam ratus tahun.  Oleh karena itu, memperingati perayaan yang
diada-adakan ini masuk dalam larangan keras yang Allah sebutkan dalam
firmannya:
"... Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasulul-Nya takut
akan mendapat cobaan atau ditimpa adzab yang pedih." [QS. An-Nuur: 63]
Jika dalam acara Maulid yang diada-adakan ini ada sedikit saja kebaikan maka
para Shahabat telah bersegera melakukannya karena mereka adalah orang-orang
yang bersegera menuju kebaikan dibandingkan orang-orang yang hidup setelah
mereka... " [Ar-Raddul Qawiy 'ala ar-Rifa'i wal Majhuul wa Ibni 'Alawi wa
Bayaan Akhthaa-ihim fil Maulidin Nabawi]

5. Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin Rahimahullah berkata:
"Pertama, bahwa malam dilahirkannya Rasul Shallallaahu 'alaihi wa sallam
tidak diketahui secara pasti, bahkan sebagian ahli sejarah menetapkan bahwa
malam kelahiran Rasul adalah malam kesembilan bulan Rabi'ul Awwal, bukan
malam kedua belas bulan itu. Dengan demikian menjadikan malam dua belas
tidak memiliki dasar dari sudut pandang sejarah. Kedua, dari sudut pandang
syari'at, maka peringatan Maulid Nabi tidak memiliki dasar karena jika ia
termasuk dari syari'at Allah Ta'ala niscaya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam telah melakukannya atau menyampaikannya kepada ummatnya.

6. Lajnah ad-Daa-imah yang diketuai oleh Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baaz
Rahimahullah mengatakan:
"Memperingati Maulid Rasul Shallallaahu 'alaihi wa Sallam adalah bid'ah,
karena tidak pernah dilakukan oleh beliau sendiri dan salah seorang dari
para Shahabat r.a. tidak pernah melakukannya untuk beliau, padahal mereka
adalah orang yang paling bersemangat untuk mengagungkan Rasul Shallallaahu
'alaihi wa Sallam dan mengikuti Sunnahnya. [Fatawaa al-Lajnah ad-Daa-imah
(III/30, fatwa no. 5005)]

7. Syaikh Shalih bin Fauzan bin 'Abdullah al-Fauzan berkata:
"Melaksanakan Maulid Nabi adalah bid'ah. Tidak pernah dinukil dari Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, tidak dari Khulafaa-ur Rasyidin, dan juga
dari generasi yang diutamakan bahwa mereka melaksanakan peringatan Maulid
ini, padahal mereka adalah orang yang paling mencintai Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan manusia yang paling semangat melakukan
kebaikan." [Al-Muntaqaa min Fataawaa Syaikh Shalih Fauzan (II/185-186)]

"Tapi kalau awak ndak sato Maulid kan ndak lamak jo pengurus musajik, jo
tetangga gai, apo kecek urang beko," hati ketek ambo bakato.

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengingatkan:
"Siapa yg membuat Allah murka krn ingin memperoleh ridha manusia, maka Allah
akan murka padanya dan Allah menjadikan orang yg ingin ia peroleh ridhanya
dgn membuat Allah murka itu akan murka kpdnya. Dan siapa yg membuat Allah
ridha sekalipun manusia murka padanya, maka Allah akan ridha padanya dan
Allah menjadikan org yg memurkainya dalam meraih ridha Allah itu akan ridha
pula padanya, sampai-sampai Allah akan menghiasi ucapan dan amalannya di
mata orang yg semula murka tersebut." (HR. Ath Thabrani)

"Lamo-lamo diasiangkan urang awak beko..."

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sesungguhnya Islam bermula dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi
asing sebagaimana permulaan, maka berbahagialah orang-orang asing." [Shahih:
HR. Muslim dalam Kitabul Iman (no. 145/232) dari Shahabat Abu Hurairah ra]

Action cures fear.

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/




-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



Kirim email ke