Beberapa surat kabar lokal di Sumatera Barat tengah ramai
membicarakan rencana Penutupan Penerbangan Singapura – Padang oleh Mandala Air
pada pertengahan April 2013 ini. 

1. 
http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=22229:asita-pusat-itu-memalukan-sumbar&catid=5:ekbis&Itemid=77
2. 
http://www.antarasumbar.com/berita/padang/d/2/279987/asita-tawarkan-solusi-pertahankan-penerbangan-padang-singapura.html


Hal ini dikarenakan rendahnya okupasi atau
tingkat keterisian jalur ini yang kabarnya hanya 30%. Sebagai airlines yang
baru tumbuh kembali, tentu Mandala tidak mau ambil resiko dengan mempertahankan
rute ini. Dan apabila rencana ini memang dijalankan, maka ini akan menjadi
kemunduran besar bagi pariwisata Sumatera Barat.
Singapura dengan bandara Changi nya, adalah tempat transit
favorit bagi traveler atau turis2 internasional, khususnya turis eropa dan
amerika. Buat mereka, Singapura adalah pintu gerbang menuju negeri2 eksotik di
Asia Tenggara. Dengan jarak tempuh yang singkat (50 menit) dari Changi ke BIM,
ini adalah potensi dan kesempatan pariwisata Sumatera Barat untuk bisa
menggarap turis2 transit di kota Singa tersebut.
Dengan ditutupkan rute ini, maka satu-satunya rute
internasional ke BIM tinggal hanya Kuala Lumpur – Padang oleh Air Asia, yang 
menurut
saya lebih banyak diisi oleh masyarakat Sumbar sendiri ketimbang wisatawan. Dan
kemudian Sumbar hanya jadi backyard/halaman belakang provinsi tetangga. Seperti 
kita
ketahui, Mandala sudah membuka jalur Jogjakarta – Pekanbaru (Jogja juga lokasi 
transit wisatawan eropa/amerika di Jawa) serta rute
Singapura Pekanbaru yang jg dikelola oleh Mandala. 

Seharusnya,
kalau pemda Sumbar serius dengan pengembangan pariwisata yang memang harus
diakui jadi andalan provinsi ini, pemda tidak bisa lagi menunggu bola, tapi
harus aktif menjemput bola, salah satunya dengan meningkatkan aksesibilitas
dari dan menuju sumatera barat, khususnya dari kota-kota yang menjadi konsumen 
pariwisata Sumbar, seperti Jakarta, Medan, Palembang, termasuk Singapura dan 
Kuala Lumpur.
Semoga Pak Gurbernur Irwan Prayitno, atau asistennya membaca email
ini, pemda Sumbar harus melakukan langkah-langkah untuk mempertahankan rute
ini, Langkah paling rasional menurut saya adalah dengan mengurangi frekuensi
penerbangan antara kedua kota. 
 
Salam
Bot SP
 
Bot Sosani Piliang
Life is a never ending journey
www.botsosani.wordpress.com
Hp. 08123885300


________________________________

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke