Betul, Wannofri,
Walaupun masyarakat Minang di kampung (Sumbar) tercatat sbg daerah dengan
tingkat minat baca yang tinggi, harus diakui bahwa masyarakat kita, bahkan
sebagian elite suka dikelabui oleh mitos. Tanggung jawab kita sebagai
akademisi untuk membersihkan mitos-mitos yang merusak.
Salam,

Andrinof



2013/3/30 wannofri samry <wanno...@yahoo.com>

> Salam, Sebeum refofrmasi saya pernah tulisan berkaitan dengan mitos PRRI
> dan otonomi daerah 3 tulisan bersambung. Saya ketika penelitian PDRI
> bertemu dengan para tokoh yang juga terlibat dalam PRRI, saya justru
> mendapat data dari wawancara bahawa tidak ada ketakutan orang Minangkabau
> tehadap identitas selepas PRRI. Itu hanyalah mitos yang dihembuskan oleh
> orang Pusat }harun Zain dan Golkar untuk mengklaim bahwa Harun Zain Cs
> menjadi pahlawan mambangkik jati diri orang Minangkabau. Bahkan Golkar
> memanfaatkan mitos itu untuk menguasai masyarakat secarapolitik di daerah.
> pada hal saya baca ketika menulis sejarah Unand Harun Zain juga seorang
> pemgagum Soekarno.  Harun zain terlalu berlebih dalam biografinya yg
> mengatakan mahasiswa Unand selepas PRRI seperti ketakutan dan wajah lesu.
> Itu itos untuk kepentinan politik harun zain cs.
>
> Kemudian tidak ada saya pikir ketakutan orng Minang secara berlebihan
> pasca 1958 itu. Saya juga melihat masih banyak nama-nama berciri khas
> Minangkabau, seperti hamrizal, Desmawati, Zakirman, Syafrizal, M Nur, dsb.
> ketakutan yang apungkan itu menurut saya mitos.ketika penelitian sejarah
> saya tanya kepada tokoh2 PRRI bahwa mereka bangga telibat PRRI.
>
>
> terima kasih.
>
> Wassalam
> WNS
>
>   ------------------------------
> *From:* Andrinof A Chaniago <andri...@gmail.com>
> *To:* RantauNet@googlegroups.com
> *Sent:* Saturday, March 30, 2013 7:16 PM
> *Subject:* [R@ntau-Net] Tulisan menangkal tesis spekulatif ttg nama2 aneh
> orang Minang
>
> *Teras Utama, Harian Padang Ekspres*, Sabtu, 30 Maret 2013
>
> Meluruskan Tafsir Nama-nama “Aneh”
> Oleh Andrinof A Chaniago
> Akademisi dari Universitas Indonesia
>
> Untuk perkara menafsir nama-nama khas orang Minang saja, orang Minang
> ternyata bisa tersesat jauh. Seorang kawan di jaringan* facebook* yang
> berasal dari Jawa menulis status begini, “Orang padang setelah kekalahan
> Permesta tahun 1958 memang krisis identitas, jadi nama orang Minang
> aneh-aneh kedengarannya, macam Don Vitto, Geovanni, Muhammad Rika, padahal
> nama umum orang Minang kan Sutan Azwar, Nazrul Asril, Amrullah Karim atau
> Marah Rusli.” Saya tidak terlalu kaget dengan prasangka seperti itu, meski
> yang seperti ini selalu mengganjal hati saya. Tetapi, yang membuat saya
> kaget dan prihatin, status kawan *facebooker* tadi diamini oleh seorang
> kolega dan senior asal Minang di bawah status yang ditulis oleh kolega yang
> berasal dari Jawa tadi. (Ini terjadi pada 19 April 2010)
> Di kesempatan yang lain, saya menemukan lagi pikiran yang “mengejutkan”
> dan membuat saya makin prihatin dengan pengetahuan dan sikap sejumlah orang
> Minang sendiri terhadap nama-nama aneh orang-orang Minang. Sebuah tim yang
> ingin mengambil inisiatif menjadi perumus usulan syarat-syarat untuk
> menyebut seseorang Di sebagai orang Minang, tim itu mencantumkan rumusan
> usulan bahwa untuk disebut sebagai orang Minang, orang harus memiliki nama
> khas orang Minang atau nama yang islami. Saya agak terperanjat sekaligus
> makin prihatin, membaca ide dan usulan kriteria tersebut.
> Orang yang paling sering melontarkan “tesis” bahwa nama-nama aneh orang
> Minang itu adalah dampak dari Peristiwaa PRRI, adalah pengamat politik dan
> analis sejarah, yakni Fachry Ali. Fachry Ali yang secara pribadi dengan
> saya berada dalam jalinan hubungan sebagai senior dekat saya, sudah sering
> mendapat bantahan dengan bukti empiris dari saya. Sebagai pengamat, ia
> memang sering terlalu mengandalkan metode interpretatif, walau dengan data
> yang terbatas. Belakangan, saya melihat Fachry Ali sudah tidak lagi
> menggunakannya. Tetapi, celakanya, klaim bahwa nama-nama khas orang Minang
> berhubungan dengan Peristiwa PRRI sudah terlanjur diyakini oleh sejumlah
> kalangan. Walaupun sebagian dari kita sudah pernah juga mendengar versi
> lain tentang asal-usul nama “aneh” sebagian orang Minang tersebut, namun
> nyatanya, klaim yang keliru itu tetap masih dipercaya oleh sebagian orang
> Minang.
> Saya ingin tunjukkan beberapa nama “aneh” orang Minang yang jelas lahir
> sebelum Peristiwa PRRI sehingga nama itu diberikan orang tua mereka tidak
> ada hubungan dengan Peristiwa PRRI. Ada Masmimar Mangiang, seorang ahli
> bahasa media yang cukup dikenal di kalangan aktifis dan wartawan senior,
> termasuk salah satu dari banyak orang yang memiliki nama yang berasal dari
> singkatan yang punya nilai “historis”. Nama Mangiang di belakang namanya
> adalah nama orang tua laki-lakinya. Namun nama Masmimar itu adalah
> singkatan dari masa (singkatannya  dijadikan Mas) mempertahankan (M)
> Indonesia (i) mardeka (mar) yang diambil dari suasana dua setengah bulan
> sebelum KMB.
> Berikutnya, ada nama Wisber Loeis, mantan diplomat terkemuka asal Minang,
> yang pernah menjadi Duta Besar RI di PBB. Saya sudah lama meyakinin namanya
> juga berasal dari singkatan tertentu. Keyakinan ini baru saja terbukti
> pertengahan Maret 2013 lalu ketika saya bertemu beliau di sebuah resepsi.
> Rupanya orang tua Pak Wisber Loeis ini selain selalu melekatkan nama Loeis
> pada nama belakang anak-anaknya, penggalan namanya dilekatkan lagi pada
> nama depan Wisber Loeis. Pak Wisber Loeis menjelaskan bahwa nama Wisber itu
> singkat dari Luwis dan Oktober, yang merupakan bulan kelahiran Pak Wisber
> Loeis,
> Masih ada beberapa nama lain yang orangnya lahir sebelum Peristiwa PRRI.
> Setahu saya, Sotion Arjanggi almarhum, mantan Ketua Umum DPP KADIN di tahun
> 1980-an, namanya juga berasal dari singkatan. Saya belum dapat informasi
> untuk nama depan Sotion. Tetapi, Arjanggi berasal dari Aur Tajungkang
> Bukittinggi. Pemilik nama ”aneh” lainnya adalah Revrisond Baswir yang untuk
> nama  Revrisond itu berasal dari revolusionary sound (suara revolusioner).
> Beberapa contoh orang Minang yang memakai nama ”aneh” di atas kranya cukup
> untuk mementahkan tesis Fachry Ali yang mengatakan nama-nama aneh orang
> Minang itu akibat peristiwa PRRI. Penjelasan yang bisa diterima atas
> munculnya nama-nama ”aneh” pada sejumlah orang Minang adalah, kebiasaan
> sebagian keluarga membuat nama-nama yang berasal dari singkatan tertentu
> dan memiliki kaitan dengan peristiwa sejarah tertentu. Hal ini, menurut
> hemar saya, berkaitan dengan ciri orang Minang yang selalu berupaya kreatif
> untuk menghasilkan sesuatu yang khas di mata orang lain. Hal ini juga bisa
> dilihat dari sejarah jenis-jenis makanan dan minuman di Sumatera Barat
> sekarang.
> Secara personal, saya sudah melakukan pelurusan tesis Fachry Ali tersebut
> kepada yang bersangkutan. Nama saya memang aneh dan berbau Barat. Tetapi,
> walaupun saya lahir setelah Peristiwa PRRI, nama Andrinof itu tidak ada
> hubungannya dengan PRRI. Andrinof adalah ciri sebagian orang tua
> Minangkabau dalam memberikan nama kepada anak-anak mereka. Andrinof diambil
> dari tiga suku kata: an (mungkin maksud orang tua saya untuk nama
> panggilan), dri yang berasal dari drei atau dri (dekat ke Bahasa Jerman
> atau Belanda) yang artinya tiga, dan nof yang berasal dari Nof(v)ember.
> Artinya, mama ini berasal dari tanggal dan bulan kelahiran saya, yakni 3
> November.
> Kalau mau objektif membuat kategorisasi, nama-nama orang Minang berasal
> dari dua budaya besar, yakni Arab dan Barat. Kebetulan Arab itu
> diidentikkan dengan Islam, walau dalam kenyataannya, jumlah Arab Kristen
> juga signifikan di Mesir, Libanon dan Irak. Nama-nama berpengaruh Arab
> sebetulnya lebih banyak melekat pada perempuan Minang, seperti Siti
> Fatimah, Kamila, Jamillah, Habibah, dan sebagai. Sementara nama-nama
> bernada Barat lebih banyak diberikan kepada laki-laki, seperti John,
> Edward, Don, Meizon, Wisber, dan sebagainya.
> Diantara nama-nama yang bernada Barat itu bahkan ada yang sangat identik
> dengan nama laki-laki Kristen. Samuel Koto, mantan fungsionaris Partai
> Amanat Nasional (PAN) yang kini menjadi fungsionaris partai Hanura, jelas
> orang Minang. Begitu juga kawan saya Oktavianus Rizwa yang bermukim di
> Padang sebagai pengacara, pastilah orang Minang. Tentu aneh sekali kalau
> saya dan orang-orang yang bernama Barat tadi mau dijadikan orang Minang
> kelas dua. Seberapa islami kita, hanya Allah SWT yang tahu. Nama tidak akan
> menjamin seseorang pasti sangat islami. Toh, beberapa nama politisi yang
> islami dan berasal dari partai Islam juga menjadi narapidana karena
> melakukan korupsi.
> Maka, mari kita luruskan saja cara berpikir kita dalam melihat sesuatu.
> Lihatlah sesuatu itu dengan jernih, obyektif dan dengan sedikit usaha untuk
> menyelidiki sebab-akibatnya.Kalau tidak mau dan tidak bisa, janganlah latah
> lalu timbang setiap gagasan seberapa besar manfaat dan kerugian yang akan
> timbul bila kita mengusulkan sesuatu.mengamini pernyataan spekulatif orang
> lain.
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>
>
>   --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke