Dd Daarwin Chalidi nn baik n sanak palanta nn berbaha gia.
    Thn 2003 dlm perjalanan dinas ka Genewa,Swiss dari Marseilles,Parancih,di 
lobby hotel tampek JB nginap(lupo namo hotelnyo),JB disambut  dek surang 
resepsionis hotel tu nn berwajah Asia.dgn sangat sopannya.
    Dlm percakapan singkat dgn resipsionis itu, ternyata anak ini dari 
Bandung.Ia menamatkan pendidikan perhotelannya(S1) di Swiss.
    JB katakan,kenapa kamu tidak bekerja di hotel2 berbintang di Jkt or Bali.
    Anak ini tercenung sebentar n sebutir dua butir air. mata meleleh dipipinya 
sambil menjawab,"Pak saya sdh mencoba bekerja di HI di Jkt sesuai dgn keahlian 
saya.Tapi keahlian n ijazah saya Tidak dihargai.terbukti dari gaji n posisi nn 
saya terima jauh sekali jika di bandingkan dgn teman2 saya nn seangkatan nn 
bekerja di hotel2 di Eropa n Amerika.
   Akhirnya saya cabut dari Jkt n bekerja di Geneva dgn gaji n fasilitas nn 
sangat mencukupi".
   Kaitan caritoko dgn subject diateh, hampir mirip.
   Hampia ndak ado 'pihak pem bisnis or kalangan pemgambil keputusan' di 
Pusat-JKT blm menghargai keahlian lulusan lua nagari dari
Putra2 terbaik banga n negara kita ini.
   Mungkin urang itu mangiku ti sikap 'sombong' ughang Mi nang,'pandai bana 
wa'ang aden ndak mambutuhkan ang ku doh.Kayo bana angku,aden ndak ka mamintak 
doh.
   Bajibun kini Darwin putra/i terbaik bangsa ini lulusan LN nn ndak mau pulang 
ke Indonesia dgn saribu ciek alasan.n labiah mamilliah hiduik n karajoi di LN.  
   JB,DtRJ,75thn,sadang di Jem ber,Jatim.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-----Original Message-----
From: Darwin Chalidi <dchal...@gmail.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Fri, 11 Apr 2014 13:30:05 
To: Rantau Net<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] (OOT) Kurang Dihargai di Indonesia, Pembuat Mobil
 Listrik Pilih Pulang ke Jepang

Batua bana tu Ajo Buyuang. Dokek bona ka umah mintuo ambo. Sodiah bona awak
dek ten. Ughang awak lah babuek tapi indak di caliak.
Awak mandoakan cukuiklah pulang dulu ka Padang Jopang sajo dulu. Jan jauah
bana ka nagari matahari terbit.
Bagurau habih makan pulang dari surau. Kakanyangan mato mangantuak Ajo.

Salam. Darwin Chalidi. Tangsrl.
On Apr 11, 2014 1:21 PM, "Zubir Amin" <zubir.a...@rantaunet.org> wrote:

>  Darwin,kalao Padang Jopang tu saingek JB di daerah Pikum buah,masih di
> Sumbar or Ina.
> He3x.
> JB,DtRJ.75thn,dlm perjalanan
> ke Jember,Jatim.
> Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry(R) smartphone
> ------------------------------
> *From: * Darwin Chalidi <dchal...@gmail.com>
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> *Date: *Fri, 11 Apr 2014 09:32:52 +0700
> *To: *Rantau Net<rantaunet@googlegroups.com>
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *[R@ntau-Net] (OOT) Kurang Dihargai di Indonesia, Pembuat Mobil
> Listrik Pilih Pulang ke Jepang
>
> Indak pulang ka Padang tapi ka Padang Jopang.
>
> KAMIS, 10 APRIL 2014 , 11:00:00
>
> Menteri BUMN Dahlan Iskan saat Melihat Mobil Listrik, Selo. Foto: Jawa Pos
>
> KARYA anak bangsa yang bisa membanggakan dunia, belum tentu mendapat
> tempat di negeri sendiri. Kekhawatiran Ricky Elson, si pembuat mobil
> listrik itu akhirnya terbukti. Ia pun tak ingin lama-lama kecewa. Daripada
> ilmunya sia-sia, kini si pemuda asli Padang ini memilih ingin kembali ke
> negeri Sakura.
>
> Sekian lama Ricky menunggu izin mobil listrik yang dibuatnya bersama
> Menteri BUMN Dahlan Iskan. Berharap mobil listrik bernama Selo dan Gendhis
> itu, dapat menjadi inspirasi kelahiran mobil listrik buatan anak negeri.
> Namun apa daya, izin mobil listrik buatan pria kelahiran Padang 11 Januari
> 1980 itu tak kunjung keluar. Bahkan terkesan digantung oleh  Kementerian
> Riset dan Teknologi (Kemenristek).
>
> "Saya tak bisa lagi menahannya (untuk pulang ke Jepang). Dulu saya
> bermohon-mohon agar pemuda ini mau kembali ke Indonesia. Ilmunya soal mobil
> listrik sangat berguna. Tapi ternyata benar, ilmu itu tidak dihargai di
> negerinya sendiri. Dia masih muda, masa depannya masih panjang,". Begitulah
> pernyataan kecewa yang diungkapkan Dahlan Iskan, perihal rencana Ricky
> kembali ke Jepang.
>
> Dahlan yang ditemui wartawan di rumahnya di Surabaya, Rabu (9/4) pantas
> kecewa. Semangatnya melahirkan mobil masa depan, mobil listrik buatan anak
> negeri, ternyata tidak mendapat sambutan baik dari koleganya di
> Kemenristek. Padahal untuk membuat mobil listrik, Dahlan mengeluarkan biaya
> yang tidak sedikit. Bahkan untuk memaksa Ricky mau kembali ke Indonesia,
> Dahlan sampai rela seluruh gajinya sebagai menteri diberikan pada Ricky.
>
> "Ricky ini sudah 14 tahun di Jepang. Ia sudah memiliki hak paten
> internasional mobil listrik di sana. Saya merayunya habis-habisan agar mau
> kembali ke Indonesia. Dia sempat takut dengan resiko gajinya turun dan
> belum tentu ilmunya dihargai. Saya terus yakinkan dia dan memberikan
> seluruh gaji saya tiap bulan untuknya. Saya minta dia membangun mimpi mobil
> listrik buatan anak Indonesia, akhirnya dia mau dan kita buat Tucuxi, Selo
> dan Gendhis," kisah Dahlan mengenai awal perkenalannya dengan Ricky.
>
> "Namun ternyata, kekhawatiran Ricky terjadi. Ternyata sambutan dalam
> negeri (soal mobil listrik) tidak baik. Tidak ada kepastian dan tidak ada
> ketentuan yang jelas. Saya harus minta maaf pada Ricky. Saya bayangkan dulu
> orang dari luar negeri kalau pulang bisa dimanfaatkan, ternyata tidak,"
> tambah Dahlan masih dengan nada kecewa.
>
> Dahlan seolah kehabisan alasan untuk tetap menahan pemuda cerdas itu
> bertahan di Indonesia. Apalagi hingga saat ini, Kemenristek tak jua
> memberikan penjelasan, mengapa izin itu belum dikeluarkan. Padahal
> mobil-mobil listrik buatan Ricky, sudah pernah mejeng di acara KTT APEC di
> Bali.
>
> "Kalau sampai satu atau dua bulan ini tidak ada kejelasan, saya harus
> izinkan dia (Ricky) pulang ke Jepang. Dia ini anak muda yang cerdas. Masa
> depannya masih panjang. Saya tidak mau menggantung masa depannya dengan
> bertahan di Indonesia," kata Dahlan.
>
> Izin yang Tak Kunjung Keluar
>
> Mobil listrik Tucuxi, Selo dan Gendhis telah lama selesai. Mungkin ini
> bukan mobil listrik pertama yang dibuat di Indonesia. Namun inilah jajaran
> mobil listrik yang pertama kali dikerjakan seluruhnya oleh putra putri
> bangsa.
>
> Untuk mendapatkan izin ketiga mobil listrik ini, pada awalnya Dahlan
> meminta surat izin mobil listrik kepada Kementerian Perhubungan, namun
> kementerian tersebut tidak bisa memberikan izin.
>
> "Akhirnya Kemenhub dan Menristek bicara dan akhirnya urus izin di
> Menristek. Ini sedang kita urus," kata Dahlan menjawab wartawan beberapa
> bulan lalu.
>
> Namun seiring berlalunya waktu, izin dari Kemenristek tak kunjung ada
> kejelasan. Padahal Menristek Gusti Muhammad Hatta pernah memuji mobil
> listrik Selo saat melakukan ujicoba.
>
> Berbagai carapun sudah ditempuh bekas Dirut PLN ini agar mengantongi izin
> menggunakan mobil bernama 'Selo' itu. Dari mengirim pesan singkat (SMS),
> telephone, hingga mengirimkan surat pribadi pada Kemenristek. Hanya saja,
> upayanya hingga kini tak berbuah manis.
>
> "Saya sudah kirim surat pribadi, sebagai salah satu orang yang bisa
> kendarai mobil listrik itu untuk uji coba. Sampai sekarang enggak dibales.
> Saya udah SMS, telepon juga sudah. Jawabannya cuma 'ya' saja, tapi tidak
> dikasih izinnya," papar Dahlan heran.
>
> Menteri yang ogah pakai pengawalan ini juga bingung, beberapa bus listrik
> yang juga masih nangkring di Kemenristek masih kesulitan keluar izinnya.
> Padahal secara tak langsung, bus-bus listrik itu sudah melewati jarak jauh,
> dari Jakarta-Bandung-Yogjakarta-Jakarta.
>
> "Kalau mobil listrik warna hijau waktu itu pernah saya kendarai sendiri
> sampai 1000 km. Maksud saya gitu, kalau saya pakai dulu terus baru dikritik
> apanya saja yang kurang, tapi ini mau dipakai enggak bisa," sesal mantan
> Dirut PLN ini.
>
> Perkenalan Ricky Elson dengan Dahlan
>
> Saat kunjungannya ke Balikpapan beberapa waktu lalu, Kaltim Pos (Grup
> JPNN) sempat membuat laporan mengenai sosok Ricky Elson. Pemuda kelahiran
> tahun 1980 ini menempuh pendidikan sarjana hingga program master di Jepang.
> Ia mengambil ilmu spesifikasi Teknik Mesin di Polytechnic University of
> Japan. Dia selalu jadi lulusan terbaik hingga dilirik seorang profesor di
> sana yang merupakan perancang motor di Nidec Corporation. Ricky pun
> memenuhi tawaran itu.
>
> Meski sempat kesulitan, Ricky berhasil beradaptasi. Bahkan, dia jadi
> andalan di perusahaan tersebut. Banyak pelajaran berharga didapatkan Ricky
> di sana. Terutama untuk menumbuhkan semangat kerja. Di perusahaan tersebut,
> kalimat motivasi jadi cambuk semangat karyawan. Yakni; segera kerjakan,
> pastikan kerjakan, dan kerjakan sampai selesai!
>
> Selain itu, perusahaan-perusahaan di Jepang punya pengertian sendiri bagi
> setiap jenjang pendidikan. S-1 misalnya. Artinya jenjang ini sekadar tahu
> bagaimana memecahkan masalah. Sedangkan S-2, bagaimana menemukan masalah
> dan menyelesaikannya. Terakhir, S-3 adalah bisa membuat masalah dan
> memecahkannya sendiri.
>
> Berbagai filosofi Negeri Samurai ini rupanya membentuk karakter Ricky
> menjadi orang yang produktif. Buktinya, enam tahun sejak bekerja di Nidec
> Corporation, dia berhasil jadi andalan. Sekitar 80 persen produk perusahaan
> ini merupakan karya sang Putra Petir ini.
>
> Adapun Nidec Corporation bergerak di bidang elektronik, memproduksi elemen
> motor presisi alias mikromotor.
>
> Selama 14 tahun di Jepang, Ricky telah menemukan belasan teknologi motor
> penggerak listrik yang sudah dipatenkan oleh pemerintah Jepang.
>
> Namun demikian, di tengah kariernya yang sedang bagus, Ricky memilih
> kembali ke Indonesia. Dia turut membeberkan alasannya pada para mahasiswa
> kemarin. Pertemuan Ricky dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
> Dahlan Iskan, ternyata menjadi titik segalanya.
>
> Bermula dari pertemuan sekitar 3 jam itu, Dahlan melobi Ricky untuk pulang
> dan berkarya di Tanah Air.
>
> Bagi Ricky, pertemuan serupa bukan hal baru. Ada beberapa tokoh nasional
> yang sebelumnya menemui Ricky dan menawarkan untuk bekerja di Indonesia.
> Dia dijanjikan banyak hal yang barang tentu menggiurkan. Gaji tinggi mulai
> puluhan juta sampai ratusan juta rupiah, hingga diberi perusahaan, sudah
> biasa didengarnya. Tapi dia selalu menolak. Kenapa kali ini berubah?
>
> "Yang saya tangkap, Pak Dahlan Iskan itu berbeda. Dia tak kasih
> janji-janji. Hanya berkata 'Sudah cukup Anda kerja di luar negeri. Maukah
> ikut dengan saya? Kita bersama-sama berbuat untuk Indonesia'," ucap Ricky
> menirukan percakapan dengan Dahlan Iskan saat itu.
>
> "Beliau sangat paham. Dia minta saya pulang. Saya pun tak tahu kenapa tak
> menolak padahal yang lain berani menggaji hingga dua kali lipat dari yang
> saya terima kala itu," sambungnya.
>
> Dahlan yang mengetahui bahwa tenaga dan pikiran Ricky dihargai sangat
> tinggi, saat itu mengaku tak bisa memberikan hal serupa.
>
> Namun supaya Ricky mau, Dahlan tanpa pusing-pusing langsung menawarkan
> gajinya sebulan sebagai menteri BUMN, untuk menjadi bayaran Ricky tiap
> bulan.
>
> Berkat kesamaan visi membangun Indonesia, akhirnya kesepakatan tercapai.
> Apalagi, dia bertekad mau membalas jasa para guru yang membantunya bisa
> kuliah hingga ke Jepang. Ricky pun balik ke Indonesia dan memulai proyek
> mobil listrik Indonesia.
>
> Selo dan Gendhis, mobil listrik karya Ricky yang sekarang jadi sorotan.
> Karya anak bangsa tak kalah dengan mobil sport buatan luar negeri. Padahal,
> durasi pengerjaannya hanya lima bulan. Selo memiliki kecepatan 250
> kilometer per jam sedangkan Gendhis 180 kilometer per jam. "Karena mengejar
> untuk ditampilkan di APEC, motor dan controller-nya masih pakai buatan luar
> negeri," sebutnya.
>
> Menurut Ricky, langkah membuat mobil listrik saat ini sudah tepat.
> Beberapa waktu ke depan, dunia diprediksi beralih ke kendaraan listrik. Ini
> kesempatan buat Indonesia untuk memulai industrinya. Bahkan, bukan hanya
> Indonesia, seluruh negara saat ini turut berproduksi mobil listrik.
>
> "Jika tidak dari sekarang, puluhan tahun lagi akan dipertanyakan apa
> produksi Indonesia," ucap Ricky. "Indonesia butuh penggagas. Dari sini
> diharapkan lahir pengembang mobil listrik lain," sambungnya.
>
> Cerita di balik pemberian nama mobil listrik karya Ricky ini turut
> dibeberkan. Mulanya, mobil tersebut bakal dinamai Gundala. Nama itu diambil
> dari tokoh fiksi pahlawan super yang dijuluki Putra Petir. Tapi, Gundala
> terlanjur jadi nama komik. Hingga muncul nama Selo dari legenda Ki Ageng
> Selo yang dikenal dapat menangkap petir. Akhirnya nama inilah yang didaulat
> jadi nama mobil listrik Indonesia dengan model sedan sport.
>
> "Kalau Gendhis, memang ingin dicari yang manis untuk mendampingi Selo.
> Jadi diambillah Gendhis yang artinya gula dari Bahasa Jawa," imbuhnya.
>
> Segera Pulang ke Jepang
>
> Meski asli Indonesia, prestasi Ricky Elson justru mentereng di negeri
> Sakura. Di sana, ia sebenarnya telah menduduki jabatan penting. Yakni
> sebagai kepala Divisi penelitian dan pengembangan teknologi permanen magnet
> motor dan generator NIDEC Coorporation, Kyoto, Minamiku-kuzetonoshiro
> cho388, Jepang.
>
> Ilmu anak Padang ini, sedikitnya telah menghasilkan sekitar 14 teori
> mengenai motor listrik dan telah pula dipatenkan oleh pemerintah Jepang. Ia
> telah kembali ke tanah air, namun kini ia berencana untuk segera pulang
> kembali ke Jepang. Melalui akun facebooknya, pembuat kincir angin terbaik
> di dunia untuk kelas 500 watt peak ini mengaku, perusahaan di Jepang
> tempatnya bekerja dulu, terus mengirimi tawaran untuknya kembali. Apalagi
> menurutnya, saat ini Indonesia belum bersahabat untuk hasil-hasil
> karyanya.Oh Indonesia... (afz/jpnn)
>
> Copas dari JPPN.Com.
>
> Darwin Chalidi, Tangsel
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke