Ngeri mambaco carrito sanak Syaf, kalau kini 1700 an dalam 10 menjadi 170 ribu dan dalam 50 tahun 10% penduduk sumbar bisa terjangkit/tertular melalui transfusi darah, jarum suntik, alat pangkas rambut, dsb. Jadi merinding membayangkan penyakit yg tidak ada obatnya ini. Pada 2014 5 21 22:09, "Syafruddin AL" <syaff...@gmail.com> menulis:
> Pak Saaf dan adidunsanak di Palanta, nah! > > Tahun 1995 ambo pernah ikut workshop tentang HIV dan AIDS di Jogyakarta > selama seminggu. Salah seorang penceramahnyo Ibu Menkes nan kini ko. Pulang > dari Jogya, ambo sangajo pulang ke Padang melakukan investigasi tentang > kehidupan malam di kota Padang, mencari tahu parangai trantib, wawancara > dengan wanita penghibur yang dikandangkan di sukarami, dan mencari data > apakah sudah ada benih HIV di Sumatra Barat. > > Hasil yang ambo dapek, ado muncikari yang berkeliaran di hotel-hotel > manjojokan wanita malam yang berasal dari berbagai daerah di Sumbar. Bisnis > lendir ini sudah berlangsung lama di Sumbar. Waktu itu juga menjamur panti > pijat di Padang dan nan punyo di antaronyo adalah Kapalo Trantib Kota > Padang sendiri. Wanita-wanita malam yang terjaring razai dan kemudian > dibawa ke Sukarami, namun di perjalanan, di sekitar Ladang Padi, banyak di > antara mereka yang 'digarap' oleh petugas sendiri sebelum diserahkan ke > panti rehabilitasi Sukarami, Solok. Dari hasil wawancara waktu itu, umumnya > para poyok iko tidak mengerti dan tak takut dengan HIV/AIDS. "Sudahlah da, > panyakik tu kalau diteliti-teliti, banyak macamnyo. Mungkin HIV dan AIDS ko > baru batamu," kato mereka. > > Maaf, mereka juo mengakui kalau pakai kondom kurang sero (maaf sekali > lagi). Kemudian, dari data di Dinkes Sumbar, waktu itu baru diketahui 1 > penderita HIV di Sumbar. Diduga seorang poyok yang selama ini beroperasi di > Batam dan kemudian pulang kampung. Setelah terdeteksi petugas, poyok ko > menghilang. > > Waktu itu ambo lah tulih di Singgalang bahwa HIV dan AIDS bakal mengancam > Sumbar. Pemerintah dan masyarakat harus waspada. Kini, hampir 20 tahun > kemudian, jumlahnya ternyata sudah 1.785 penderita. Sia nan kadisalahan? > > Salam, > > > Syaf AL, 51, Bogor > > > > Pada 16 Mei 2014 14.43, Dr. Saafroedin Bahar < > saafroedin.ba...@rantaunet.org> menulis: > >> Para sanak sekalian, nampaknya gejala seks bebas sudah menjadi hal yg >> biasa di Ranah, dengan segala akibatnya. Menurut data BK3AM, di Padang dan >> Bukittinggi tercatat sebanyak 1.785 kasus pd tahun 2013 yg lalu. >> Ada tanggapan ? >> SB, 77, Jkt. >> >> -- >> . >> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat >> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ >> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. >> =========================================================== >> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: >> * DILARANG: >> 1. Email besar dari 200KB; >> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; >> 3. Email One Liner. >> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta >> mengirimkan biodata! >> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting >> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply >> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & >> mengganti subjeknya. >> =========================================================== >> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: >> http://groups.google.com/group/RantauNet/ >> --- >> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google >> Grup. >> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, >> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. >> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. >> > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google > Grup. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. > Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.