Tk komfirmasinyo ANB. Iko dapek diambo katu mambuka FB, beko ambo cari baliak mudah-mudahan saran Reza bisa terpenuhi.
Mancaliak tendensius beritanyo, mungkin masih ado di FB, atau samo-samo kito cari di FB Wass, Maturidi Pada 7 Agustus 2015 03.48, muhammad syahreza <muhammadsyahr...@gmail.com> menulis: > Assalamu'alaikum wr.wb. > > > Dan ambo yakin info ko akan diblow up secara massive samo beberapa > media-media online yang mengatasnamakan islam, dan berita ini akan > dipercaya mentah-mentah sama pembaca fanatis nya. > Hal ini lah penyebab awal perpecahan dalam umat islam di Indonesia dan > NKRI. Karena perpecahan umat atas nama mazhab dan agama dalam suatu negara, > merupakan biaya paling murah untuk menciptakan perang demi menguasai SDA > negara tersebut. > > Sayang nyo Pak Maturidi, indak malagkok i samo link dari ma sumber berita > ko beliau ambiak... > > > Salam > > Reza > > > 2015-08-06 23:34 GMT+07:00 Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>: > >> Pak Maturidi Donsan: >> "Apakah ini hoak" >> >> ANB: >> Ya, ini hoax. Bukan menurut ambo, tapi menurut *Julie Nava*, penulis >> biografi Imam Shamsi Ali. >> Julie Nava adalah perempuan Indonesia (berjilbab) yang saat ini tinggal >> di Michigan. >> Ini komentar lengkap Julie di wall FB dia dua hari lalu. Stabilo kuning >> pada pendapat Julie dari ambo. >> >> Semoga bermanfaat. >> >> Wassalam, >> >> ANB >> >> * * * >> >> August 2 at 8:11am >> <https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10206535389655246&set=a.1045099619499.51389.1585914553&type=1> >> · Edited <https://www.facebook.com/#> · >> >> Ada beberapa orang bertanya di inbox, tentang kebenaran broadcast info >> soal ucapan Imam Shamsi Ali, yang bercerita tentang pertemuannya dengan >> Council of Churches. Saya hendak membantu meluruskan, berhubung banyak yang >> bertanya disertai dengan kalimat, "Ini Imam Shamsi yang mbak Julie tulis, >> kan?" >> >> Ada bagian isi cerita itu yang benar, tetapi di bagian akhir banyak yang >> dipelintir, untuk menggiring pembacanya berpihak pada kubu tertentu saat >> capresan lalu (hadeuhhhh.... capresan udah bubar woiii... bangun, hehehe) >> >> Lalu ada bagian yang menggiring pembacanya untuk membenci ras tertentu, >> yakni Cina. Tentu saja yang dijadikan bintang utama untuk sasaran caci-maki >> adalah Ahok, wkwkwkwk..... sampai-sampai dibilang bahwa Ahok dan timnya >> ngumpulin KTP orang-orang Muslim untuk ditukar dengan sembako, wkwkwkwk.... >> ya Allah ya Robbi.... terus para pembuat fitnah yang kayak gini >> mengharapkan kejayaan Islam? Plis, ah. Ke laut aja sana, berenang ama ikan >> teri, daripada mempermalukan sesama Muslim. >> >> Ada bagian tertentu dari forward-an tersebut yang diimbuhi identitas nama >> Imam Shamsi, lengkap dengan lokasi: New York, United State of America. >> Hadeuhhh... nggak perlu segitunya kalee, untuk menekankan fitnah. Saya >> insyaallah tahu persis bagaimana gaya tulisan Imam Shamsi, yang tidak >> pernah menulis pakai imbuhan "al indunisy" pada namanya. Kalo yang suka >> pakai imbuhan Abu atau al-indunisiy, al-sulawesiy, al-baghdadi.... tahu >> sendiri kan siapa itu, wkwkwkwk.... ngisis banget deh. Nggak, itu nggak >> mungkin banget. >> >> Tone (nada) tulisan beliau juga insyaallah tidak pernah memanjakan sisi >> emosional yang dangkal, seperti "Bahaya besar!... Gereja hendak menguasai >> Indonesia.... Hati-hati! Cina akan memimpin negara Muslim...Sebarkan! >> Indonesia harus berhati-hati pada ini itu...!" Sekali lagi, itu TIDAK >> BENAR. Itu bukan gaya Imam Shamsi yang saya kenal. Itu mah gayanya >> kelompok paranoid yang sok jagoan dan sok beriman. >> >> Let's stop this ridiculous thing, and start to check and recheck. Saya >> sangat berterima kasih dan mengapresiasi teman-teman yang bertanya tentang >> kebenaran edaran itu, sebelum terburu pencet tombol Forward. Ini sangat >> membantu untuk membersihkan kebiasaan buruk yang sering dikeluhkan pengguna >> jejaring sosial, yakni broadcast-broadcast berita fitnah dan materi sampah. >> Juga sangat membantu untuk menjaga nama baik orang lain serta ummat. >> [image: Juli Artha Chriestie Nava's photo.] >> >> <https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10206535389655246&set=a.1045099619499.51389.1585914553&type=1> >> >> Pada 6 Agustus 2015 23.02, Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> >> menulis: >> >>> >>> Ust. Syamsi Ali Imam Masjid New York asal Indonesia.... >>> Breakingnews.....!!! >>> dari Imam Masjid New York AS: >>> K.H Syamsi Ali. >>> >>> WASPADALAH !!! >>> >>> Memang betul bahwa Ahok sungguh-sungguh sedang dikader dan dipersiapkan >>> oleh dewan gereja dunia utk menjadi Presiden REPUBLIK INDONESIA ke depan.... >>> Dan itu dimulai dari kesuksesan dia menguasai Jakarta. >>> >>> Beberapa waktu yang lalu, saya (Syamsi Ali) diundang oleh Council of >>> Churches (Dewan Gereja-Gereja) untuk sebuah acara. Entah mereka tahu kalau >>> saya hadir atau tidak, seorang petinggi gereja memulai sambutannya dengan >>> mengatakan: >>> >>> "Puji Tuhan yang telah memenangkan hamba-nya di negara Muslim terbesar >>> di dunia, Indonesia. Dimana dia Kristen China telah berhasil mengambil alih >>> kepemimpinan negara itu.". >>> >>> Rupanya dia menyangka bahwa Ahok itu telah terpilih jadi presiden. >>> Setelah ada yang mengkoreksi, dia mengatakan : "But we must work hard >>> to make him succeeding in taking over the country" >>> (akan tetapi kita harus bekerja keras menjadikannya (ahok) sukses >>> mengambil alih (kekuasaan) di negeri itu..." >>> >>> Saudaraku seiman dan seaqidah... >>> Saya (syamsi ali) menyampaikan ini untuk menjadi motivasi kerja. Bahwa >>> Muslim Indonesia kalau tidak hati-hati akn mendapat musibah besar kedua >>> setelah musibah besar pertama dimana JOKOWI yang sangat tidak suka Islam >>> itu menjadi pesiden di negeri muslim terbesar. >>> Kita tentunya tidak perlu marah, apalagi takut. Yang perlu dilakukan >>> adalah menjadikan realita ini sebagai "common enemy (musuh bersama)" >>> sehingga seluruh komponen umat bersatu dan mengesampingkan kepentingan >>> sempit, termasuk fanatisme golongan/mazhab. >>> >>> Kita bekerja keras untuk memenangkan umat Islam. Dan amat sangat >>> berharap agar kita semua jangan termakan dan terbawa arus strategi kafir >>> sekuler. >>> Mislanya tidak terkecoh seolah-olah pilihan kita itu sangat Islami atau >>> paling tidak dekat dengan umat Islam, padahal tidak begitu keadaannya. >>> Contohnya banyak umat Islam yang benaknya terhipnotis saat Pilpres 2014 >>> sehingga memilih JUSUF KALLA yang muslim, dan menurut sebagian muslim >>> Indonesia tidak sekuler. Tapi nyatanya setelah jadi wakil JOKOWI, juga ikut >>> terbawa sekuler, dan banyak sikap dan statements-nya yang sangat tidak >>> menguntungkan Islam dan umatnya di Indonesia. >>> >>> Oleh karena itu wahai Saudaraku, >>> Alqur'an sangat tegas memandu kita soal memilih pemimpin. Dan dewan >>> gereja dunia sangat bernafsu ingin menguasai Indonesia sebagai negeri >>> Muslim terbesar di dunia. >>> >>> Semoga tulisan singkat ini bermanfaat, >>> Akhukum Fillah, >>> >>> Syamsi Ali al Indunisiy >>> New York, United States of America >>> >>> >>> Apakah ini hoak. >>> >>> >>> Dulu waktu pemilu Juli 2014, kalau tak salah,. ada kawan yang memposting >>> dari Paman Sam, bahwa pak Ustad Syamsi Ali berdiri di Jokowi. Sekarang >>> Jokom Wi naik, otomatis Ahok ikut. selanjutnya ??? >>> >>> >>> >>> Top of Form >>> >>> >>> <https://www.facebook.com/> <https://www.facebook.com/> >>> >>> Bottom of Form >>> >>> >>> >>> -- >>> . >>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat >>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ >>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. >>> =========================================================== >>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: >>> * DILARANG: >>> 1. Email besar dari 200KB; >>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; >>> 3. Email One Liner. >>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta >>> mengirimkan biodata! >>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting >>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply >>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & >>> mengganti subjeknya. >>> =========================================================== >>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan >>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ >>> --- >>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google >>> Grup. >>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, >>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. >>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. >>> >> >> -- >> . >> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat >> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ >> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. >> =========================================================== >> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: >> * DILARANG: >> 1. Email besar dari 200KB; >> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; >> 3. Email One Liner. >> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta >> mengirimkan biodata! >> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting >> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply >> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & >> mengganti subjeknya. >> =========================================================== >> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: >> http://groups.google.com/group/RantauNet/ >> --- >> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google >> Grup. >> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, >> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. >> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. >> > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google > Grup. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. > Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.