Bung Akmal, memang itu yg saya maksud. Trims.
Wassalam,
SB.
Pada tanggal 25 Agt 2015 07:22, "Akmal Nasery Basral" <ak...@rantaunet.org>
menulis:

> Tentang etnis Cina di Pariaman, kalau ambo indak salah ingek, Christine
> Dobbin menyatakan mereka sudah ada sejak abad ke-16, Pak Saaf. Dan mereka
> beranak pinak setelah itu, termasuk lewat perkawinan campur dengan warga
> asli, sehingga menjadikan Pariaman salah satu wilayah dengan keturunan Cina
> di Sumbar. (Apalagi lokasi pantai yang mendukung mobilitas perdagangan juga
> tempat yang disukai oleh etnis ini).
>
> Waktu penjajahan Jepang, syahdan ada 2 orang Cina setempat yang terlihat
> penduduk masuk ke kantor Tentara Pendudukan Jepang. Beredar rumor, mereka
> adalah pengkhianat, sehingga sepulangnya mereka dari kantor Jepang,
> keduanya dibunuh warga, dan itu menjadi awal pindahnya sebagian (besar)
> warga keturunan Tionghoa dari Pariaman.
>
> Apakah "kasus Pariaman" itu yang Pak Saaf maksud, atau ada "kasus
> Pariaman" lain yang lebih spesifik?
>
> Wassalam,
>
> ANB
>
> Pada 22 Agustus 2015 03.23, Dr. Saafroedin Bahar <
> saafroedin.ba...@rantaunet.org> menulis:
>
>> Wah hebat bung Akmal. Saya rasa banyak yg tidak tahu. Bagaimana pula dgn
>> kasus Pariaman ?
>> SB.
>> Pada tanggal 21 Agt 2015 11:21, "Afda Rizki" <afdari...@gmail.com>
>> menulis:
>>
>>> Luar biasa Uda Akmal,
>>>
>>> Sangat mencerahkan sekali. Baru tau ambo saroman tu carito nyo. Tarimo
>>> kasih banyak Da.
>>>
>>> Apokah Pao An Tui ko sempat ado di ranah di zaman revolusi kemerdekaan
>>> dulu? Karano -kalau ndak salah- ado beberapo daerah di Sumbar yang etnis
>>> Tionghoa nyo samo sekali ndak ado lai....walau sempat ado sebelumnyo.
>>>
>>> Maulang permintaan Uda Akmal,  kok lai ado senior dan sesepuh RN yang
>>> mengalami langsuang maso-maso bergolak ...mungkin bisa berbagi carito di
>>> lapau ko.
>>>
>>> Wassalam,
>>>
>>> Afda Rizki
>>>
>>> *****
>>>
>>> Pada Kamis, 20 Agustus 2015 13.44.30 UTC+3, Akmal Nasery Basral menulis:
>>>>
>>>> Sanak Afda Rizki,
>>>>
>>>> 12.000 orang Tionghoa yang turun ke jalan-jalan kota Medan itu dimotori
>>>> milisi radikal Poh An Tui (disebut juga Pao An Tui), yang dikomandani
>>>> seorang Cina Medan bernama Lim Seng. Poh An Tui ini milisi yang ditakuti,
>>>> meski awal berdirinya cuma dengan 110 orang, tapi mereka dilatih langsung
>>>> oleh Brigjen Ted Kelly (salah satu komandan Tentara Sekutu), dan pasokan
>>>> senjata mereka pun dari Tentara Sekutu. Poh An Tui sendiri berarti "Barisan
>>>> Penjaga Lingkungan".
>>>>
>>>> Sebetulnya Tionghoa radikal seperti anggota Poh An Tui itu jumlahnya
>>>> sedikit dibandingkan jumlah Tionghoa di Indonesia, yang secara politik
>>>> terbagi ke dalam tiga kelompok:
>>>> 1. Kelompok Sinpo, yang masih mengidentifikasi diri dengan leluhur
>>>> mereka di China Daratan.
>>>> 2. Kelompok Chung Hua Hui (CHH) yang pro-Belanda, dan
>>>> 3. Partai Tionghoa Indonesia (PTI) yang pro-Republik. Salah seorang
>>>> tokoh Tionghoa pro-Republik adalah Siaw Giok Tjhan (perannya lebih jauh
>>>> dijelaskan di bawah nanti)
>>>>
>>>> Ketika Jepang datang, ketiga kelompok itu dipaksa melebur jadi satu
>>>> kelompok yang disebut Hui Chiao Tsung Hui (HCTH) sehingga perbedaan
>>>> antarkelompok tak lagi terlihat jelas. Ketika Tentara Sekutu kembali ke
>>>> Indonesia, antara lain lewat Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya,
>>>> polarisasi HCTH kembali terlihat. Ada kelompok yang ingin Belanda kembali
>>>> berkuasa, dan ada masyarakat Tionghoa yang ingin bergabung dengan republik
>>>> yang baru merdeka.
>>>>
>>>> Malangnya, Bung Tomo dalam pidatonya yang berapi-api menyatakan bahwa
>>>> masyarakat Tionghoa, terutama Tionghoa di Surabaya, lebih pro-Belanda
>>>> ketimbang pro-Republik. Dengan kata lain, mereka pengkhianat. Pidato Bung
>>>> Tomo memicu sentimen anti-Tionghoa dan gelombang serangan rakyat Surabaya
>>>> terhadap keturunan Tionghoa.
>>>>
>>>> Situasi ini membuat Siaw Giok Tjhan yang selama ini pro-Republik marah
>>>> dan kecewa terhadap Bung Tomo, sehingga mengirimkan orang-orangnya untuk
>>>> bertemu Bung Tomo dengan menyatakan tidak semua orang Tionghoa pro-Belanda,
>>>> cukup banyak juga yang pro-Republik. Dalam pertemuan itu Bung Tomo
>>>> menyatakan bahwa orasinya di radio berdasarkan laporan lapangan dari
>>>> Soemarsono, komandan lapangan Pemuda Republik, yang pasukannya berhadapan
>>>> langsung dengan Poh An Tui (Surabaya).
>>>>
>>>> Meski Siaw Giok Tjhan akhirnya bisa memahami penjelasan Bung Tomo, tapi
>>>> sentimen anti-Tionghoa telanjur meluas ke luar Surabaya, dan khususnya
>>>> pecah di Medan. Sepanjang Desember 1945 terjadi serangan terhadap
>>>> orang-orang Tionghoa oleh pribumi Medan. Keadaan ini membuat sebagian etnis
>>>> Tionghoa Medan memilih angkat senjata dan mendirikan Poh An Tui (cabang)
>>>> Medan, yang diketuai Lim Seng tadi, dengan anggota awal 110 orang.
>>>>  Mereka mengibarkan spanduk-spanduk bertuliskan"Republik Mengkhianati
>>>> Kami".
>>>>
>>>> Sampai tahap ini posisi mereka lebih bersifat defensif.
>>>>
>>>> (*Note: *Ada perbedaan waktu tentang kapan persisnya demontrasi besar
>>>> yang melibatkan 12.000 etnis Tionghoa itu terjadi. Jika laman yang dirujuk
>>>> sanak Afda Rizki dan MakNgah menyebutkan peristiwa itu terjadi pada
>>>> September 1947, sementara ambo yang menuliskan juga peristiwa ini dalam
>>>> novel historis *Napoleon dari Tanah Rencong* (2013),  hal. 174-177,
>>>> ambo lebih memilih versi yang menyatakan demontrasi besar itu terjadi pada
>>>> akhir Januari 1946. Salah satu rujukan ambo adalah karya Chalmers A.
>>>> Johnson yang berjudul *Peasant Nationalism and Communist Power: The
>>>> Emergence of Revolutionary China* yang banyak membahas gejala
>>>> pertumbuhan Poh An Tui, yang awalnya hanyalah milisi penjaga ketertiban
>>>> distrik (hsien) di daratan China, tapi kemudian berkembang menjadi kekuatan
>>>> yang lebih menakutkan di Indonesia).
>>>>
>>>> Kembali  ke posisi Poh An Tui, usai demonstrasi besar itu, pada Maret
>>>> 1946 anggota Poh An Tui mendapat pelatihan dari Brigjen Ted Kelly dan
>>>> dipasok berbagai jenis senjata, sehingga dengan cepat milisi ini membesar,
>>>> punya nyali, dan berani unjuk gigi. Lim Seng lalu menetapkan Bagan
>>>> Siapi-api sebagai "daerah uji coba" ketangguhan Poh An Tui. Di sepanjang
>>>> perjalanan Medan-Bagan Siapi-api, laskar Poh An Tui membantai secara brutal
>>>> warga pribumi yang berani melawan mereka.
>>>>
>>>> Melihat kebrutalan Poh An Tui yang menjadi-jadi (bukan kebrutalan
>>>> keturunan Tionghoa secara keseluruhan sanak Afda), Komandan Divisi I Achmad
>>>> Tahir yang bermarkas di Tebingtinggi, akhirnya sewot juga dan memerintahkan
>>>> pasukan Jamin Ginting untuk menghadang Poh An Tui, sehingga terjadi
>>>> pertempuran sengit dengan banyak korban dari kedua pihak. Tetapi Jamin
>>>> Ginting akhirnya bisa membuat Lim Seng menarik mundur Poh An Tui kembali ke
>>>> Medan, di mana mereka masih mendapat perlindungan Tentara Sekutu dan NICA
>>>> yang membonceng.
>>>>
>>>> Kelak -- setelah April 1946 -- giliran pasukan Aceh, yang banyak di
>>>> antara mereka memiliki kerabat di Sumatra Utara, yang mengadakan *long
>>>> march* ratusan kilometer dari tanah kelahiran mereka untuk berjihad fi
>>>> sabilillah melawan Tentara Sekutu-NICA dan antek-anteknya, Poh An Tui.
>>>>
>>>> Meski pasukan-pasukan Aceh itu dipimpin para kolonel dan mayor, namun
>>>> di lapangan yang banyak membuat gebrakan dahsyat adalah para jawara
>>>> tradisional Aceh yang disebut '*Pang*' (jagoan) seperti Pang Lokop.
>>>> Para jago tua ini hanya bermodal parang dan ilmu *pelimun*, yang
>>>> membuat tubuh mereka bisa tak terlihat lawan, dan menggorok musuh dengan
>>>> leluasa, sebelum kembali ke markas pejuang Aceh dengan parang penuh darah
>>>> musuh.
>>>>
>>>> Salah satu kompi yang mendapat julukan mengerikan "Kompi Parang
>>>> Berdarah" itu dipimpin oleh Letnan Bustanil Arifin (kelak menjadi salah
>>>> seorang tokoh penting di era Orde Baru, a.l. sebagai Kepala Bulog dan
>>>> Menteri Koperasi).
>>>>
>>>> Dengan kata lain, ketika melihat peran etnis keturunan Tionghoa (juga
>>>> disebut Cina Peranakan) di Indonesia, kalau ambo tidak menyamaratakan
>>>> mereka, karena sejarah menunjukkan ada dari mereka yang pro-Republik, dan
>>>> ada dari mereka yang pro-Belanda (penjajah) dan menjadi pembantai bangsa
>>>> sendiri -- seperti juga terjadi pada etnis-etnis pribumi lainnya.
>>>>
>>>> Ada yang mengorbankan jiwa raga dan berharap menemukan syahid dalam
>>>> menegakkan Indonesia merdeka, ada juga yang memilih menjadi pengkhianat dan
>>>> menikmati keuntungan dengan menghantam rakyat sendiri -- yang sebelum
>>>> revolusi terjadi, seringkali adalah tetangga di samping rumah mereka
>>>> sendiri.
>>>>
>>>> Allahu a'lam.
>>>>
>>>> Wassalam,
>>>>
>>>> ANB
>>>>
>>>> PS: Mungkin para senior dan sesepuh RN yang mengalami langsung
>>>> masa-masa pergolakan tahun 1945-1950 bisa berbagi kisah di sini.
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Pada 20 Agustus 2015 14.08, Afda Rizki <afda...@gmail.com> menulis:
>>>>
>>>>> Manolah Makngah jo rang palanta,
>>>>>
>>>>>
>>>>> Ado yang menarik dari buku nan Makngah agiahkan tautannyo, saroman di
>>>>> bawah:
>>>>>
>>>>>
>>>>>
>>>>> Asumsi ambo jumlah 12000-an urang ko tantulah sangaik banyak katiko
>>>>> maso itu, dan tidak lah mudah mamobilisasinyo. Jadi memang dari zaman
>>>>> saisuak kurenah rang keturunan Tionghoa ko yo banyak yang jadi tando tanyo
>>>>> mah.
>>>>>
>>>>>
>>>>>
>>>>> Salam hangat,
>>>>>
>>>>> Afda Rizki (Lk)
>>>>> 37thn, Piliang
>>>>>
>>>>>
>>>>> *******
>>>>> Pada Kamis, 20 Agustus 2015 05.13.44 UTC+3, Sjamsir Sjarif menulis:
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> https://books.google.com/books?id=z9C7NuTllisC&pg=PA315&lpg=PA315&dq=bukittinggi+17+Agustus+1947&source=bl&ots=8f6f388ZvT&sig=DFeEGSu6iHeyoHrLw_J8bSSxX2Q&hl=en&sa=X&ved=0CC8Q6AEwBmoVChMIu5Cw48e2xwIVSimICh0aLAKE
>>>>>>
>>>>>> --  Makngah
>>>>>> Sjamsir Sjarif
>>>>>>
>>>>> --
>>>>> .
>>>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>>>> ===========================================================
>>>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>>>> * DILARANG:
>>>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>>>> 3. Email One Liner.
>>>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7)
>>>>> serta mengirimkan biodata!
>>>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>>>> mengganti subjeknya.
>>>>> ===========================================================
>>>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>>>> ---
>>>>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>>>>> Grup.
>>>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>>>>> kirim email ke rantaunet+...@googlegroups.com.
>>>>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>>>>
>>>>
>>>> --
>>> .
>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>> ===========================================================
>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>> * DILARANG:
>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>> 3. Email One Liner.
>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>>> mengirimkan biodata!
>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>> mengganti subjeknya.
>>> ===========================================================
>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>> ---
>>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>>> Grup.
>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>>
>> --
>> .
>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>> ===========================================================
>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>> * DILARANG:
>> 1. Email besar dari 200KB;
>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>> 3. Email One Liner.
>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>> mengirimkan biodata!
>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>> mengganti subjeknya.
>> ===========================================================
>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
>> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>> ---
>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>> Grup.
>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke