Andri, motto yg mana? Kerja, kerja, kerja? Pada 8 Sep 2015 17:06, "Andri Satria Masri" <andri.ma...@gmail.com> menulis:
> Pak Saaf, manyalo sangenek Andri pak. > Manuruik Andri, moto penyemangat pak Presiden Jokowi sangat tepat > diterapkan di Sumatera Barat terkhusus di daerah Andri, Padang Pariaman dan > Kota Pariaman. 😁 > > Pada 7 September 2015 10.47, Dr. Saafroedin Bahar < > saafroedin.ba...@rantaunet.org> menulis: > >> Bung Akmal, walau ditulis dgn penuh kesantunan, saya kok agak sangsi >> bhw pesan ini dimengerti den mas Jokowi. Belum ada tanda yg meyakinkan bhw >> beliau seorang yg religius. Mottonya kan hanya ' kerja, kerja, kerja' saja. >> Pada 7 Sep 2015 10:40, "Akmal Nasery Basral" <ak...@rantaunet.org> >> menulis: >> >>> Assalamu'alaikum Wr. Wb adidunsanak Palanta RN n.a.h, >>> >>> iko ado tulisan menarik dari Ust. Salim Fillah yang digubah begitu >>> indah, dalam, sekaligus penuh referensi historis dan finansial mengenai >>> wajah kondisi ekonomi. >>> >>> Wassalam, >>> >>> Akmal Nasery Basral >>> >>> * * * >>> >>> SIKLUS PACEKLIK DAN CELAH-CELAH BERKAH >>> >>> http://salimafillah.com/siklus-paceklik-dan-celah-celah-berkah/ >>> >>> Kepada Yang Terhormat, >>> Presiden Republik Indonesia >>> >>> Keselamatan, kasih sayang Allah, dan kebaikan yang tiada henti bertambah >>> semoga dilimpahkan ke atas Ayahanda Presiden, >>> >>> Sungguh benar bahwa cara terbaik menasehati pemimpin adalah dengan >>> menjumpainya empat mata, menggandeng tangannya, duduk mesra, dan >>> membisikkan ketulusan itu hingga merasuk ke dalam jiwa. >>> >>> Tapi tulisan ini barangkali tak layak disebut nasehat. Yang teranggit >>> ini hanya uraian kecil yang semoga menguatkan diri kami sendiri sebagai >>> bagian dari bangsa ini untuk menghela badan ke masa depan yang temaram. >>> >>> Mengapa ia di-kepada-kan untuk Ayahanda; harapannya adalah agar >>> huruf-huruf ini kelak menjadi saksi di hadapan Allah dan semesta akan cinta >>> kami kepada Indonesia. Syukur-syukur jika ia mengilhami para pemimpin yang >>> berwenang-berdaulat, untuk melakukan langkah-langkah yang perlu bagi >>> kemaslahatan kami. Dan bermurah hatilah mendoakan kami Ayahanda, agar >>> jikapun kami hanya rumput yang kisut, ia tetap dapat teguh lembut dan tak >>> luruh dipukul ribut bahkan ketika karang pelindung kami rubuh lalu hanyut. >>> >>> Ayahanda Presiden, izinkan kami memulai hatur-tutur ini dengan sebuah >>> kisah. >>> Ini adalah masa kepemimpinan Sayyidina 'Umar ibn Al Khaththab, tahun 18 >>> Hijriah. Musim panas berkepanjangan disertai angin kering membawa debu-abu >>> menghantam negeri yang baru saja tumbuh itu. Panen hancur, tetanaman >>> musnah, ternak binasa, diikuti 2 tahun kelaparan yang melanda sebentang >>> jazirah dari Yaman, Hijjaz, Yamamah, hingga Nejd; sementara wabah dari arah >>> Syam turut mengganas hingga ke Madinah. >>> >>> Masa itu lalu dikenal sebagai ‘Tahun Ramadah’, sebagaimana ditulis Ibn >>> Katsir dalam Al Bidayah wan Nihayah, karena bumi tampak hitam kelabu >>> seperti warna ramad (abu jelaga). Ibn Manzhur sebagaimana dikutip dalam >>> Lisanul ‘Arab menyatakan, “Ramada, atau armada; adalah ungkapan jika >>> terjadi kebinasaan. Disebut tahun ramadah sebab musnahnya sebagian manusia, >>> tumbuhan, ternak, dan harta benda pada saat itu.” >>> >>> Dampaknya yang dahsyat digambarkan Ibn Sa’d dalam Ath Thabaqatul Kubra, >>> “..Hingga manusia terlihat mengangkat tulang yang rusak dan menggali lubang >>> tikus untuk mengeluarkan apa yang ada di dalamnya.” Langkanya bahan pangan >>> membuat harga melambung, sampai Imam Ath Thabary dalam Tarikh-nya menyebut, >>> pada masa itu harga satu bejana susu dan sekantong keju mencapai 40 dirham. >>> >>> Demikianpun, dinar dan dirham seakan benar-benar tiada guna karena >>> jikapun ada uang berapa saja banyaknya, barang yang hendak dibeli sama >>> sekali tiada. Kita tak lupa, paceklik ramadah terjadi tak berselang lama >>> dari masa ketika perbendaharaan Kisra yang bertimbun-timbun diangkut ke >>> Madinah pada tahun 14 Hijriah, juga hanya sebentar sebakda Syam dan Mesir >>> yang makmur bergabung ke pangkuan Daulah. >>> >>> Ayahanda Presiden, >>> >>> Seakan-akan Allah hendak menunjukkan, bahwa ujianNya adalah kepastian >>> berupa secicip ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan >>> buah-buahan untuk memberi kabar gembira pada orang-orang yang sabar. >>> Seakan-akan Allah hendak memperlihatkan, bahwa hari-hari di antara manusia >>> memang dipergilirkan, lapang dan sempitnya, jaya dan prihatinnya. >>> Seakan-akan Allah hendak menampakkan bahwa bahkan dalam Khilafah Rasyidah, >>> masyarakat orang-orang shalih dengan pemimpin yang adil, tidak ada jaminan >>> bebas dari krisis. >>> >>> Tapi dengan cara ini pula Allah memperlihatkan kualitas seorang >>> pemimpin, kualitas kepemimpinannya, dan kualitas mereka yang dipimpinnya. >>> Inilah kesejatian sebuah peradaban; pada mutu jiwa manusianya, bukan >>> kemewahan hidup dan kemegahan bebangunnya. >>> >>> Masih tergambar jelas ketika ‘Umar menangis menyaksikan emas dan perak, >>> permata dan sutra, permadani dan pernak-pernik mahal tiba dari Qadisiah dan >>> Madain. Ketika itu ‘Abdurrahman ibn ‘Auf bertanya, “Mengapa engkau menangis >>> wahai Amiral Mukminin? Padahal Allah telah memenangkan agamaNya dan >>> memberikan kebaikan pada kaum mukminin lewat kepemimpinanmu?” >>> >>> “Tidak demi Allah”, sahut ‘Umar. “Ini pastilah bukan kebaikan yang murni >>> dan sejati. Seandainya ia adalah puncak kebaikan, niscaya Abu Bakr lebih >>> berhak ini terjadi pada masanya daripada aku. Dan niscaya pula, Rasulullah >>> Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lebih berhak ini terjadi pada masa beliau >>> daripada kami.” Lalu ‘Umar terus menangis mengkhawatirkan adanya fitnah >>> yang akan timbul pada ummat Muhammad gegara harta itu. Setelah agak reda >>> dari sesenggukannya, dia berkata, “Betapa amanahnya pasukan ini, dan betapa >>> amanah pula panglimanya, Sa’d ibn Abi Waqqash.” >>> >>> “Ini semua karena engkau”, sambut ‘Ali ibn Abi Thalib, “Tak menyimpan di >>> dalam hatimu sebersitpun hasrat pada kekayaan dunia itu. Seandainya saja di >>> dalam dadamu ada setitik saja syahwat terhadap perbendaharaan harta itu, >>> niscaya pasukanmu akan saling bunuh demi memperebutkannya.” >>> >>> Empat tahun kemudian kala menyaksikan Ramadah, ‘Umar kembali menangis. >>> “Akankah ummat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam binasa di bawah >>> kepemimpinanku?”, gerunnya berulang-kali. Saat itu, ‘Abdurrahman ibn ‘Auf >>> pula menguatkannya. “Tidak wahai Amirul Mukminin. Betapa telah berbedanya >>> keadaan disebabkan keberkahan kepemimpinanmu?” >>> >>> “Apa maksudmu wahai ‘Abdurrahman?”, sahut ‘Umar. >>> >>> “Tidakkan kau perhatikan musibah dan orang-orang ini? Seandainya bencana >>> ini terjadi di masa jahiliah, niscaya kaum Arab kesemuanya pasti sudah >>> saling bunuh untuk memperebutkan sebulir gandum atau setetes air. Tapi >>> lihatlah mereka ini; mereka semua bersabar dan teguh, mereka menangis tapi >>> ridha kepada takdir Allah, mereka saling berbagi dengan mengutamakan >>> saudaranya, serta bahu-membahu menghadapi semuanya dengan ketabahan yang >>> takkan terbayangkan di masa dahulu.” >>> >>> Pada zaman itu; bersebab kualitas manusianya, dalam krisispun jiwa >>> mereka tampak berkilau, bersinar dari celah-celah berkah. Dalam makmur >>> ataupun paceklik, suka dan duka, lapang serta sempit; mereka menunjukkan >>> kualitas mental tertinggi yang akan menjadi modal peradaban Islam hingga >>> abad-abad berikutnya. Ayahanda Presiden yang terhormat; andai diizinkan >>> lancang memberi usul, betapa indah kalau program Revolusi Mental merujuk ke >>> zaman ini. >>> >>> *** >>> >>> Sementara itu Ayahanda, >>> >>> Dalam makalahnya untuk Conference on Monetary Policy and Financial >>> Stability in Emerging Markets di Istanbul, 13-15 Juni 2014, Guru Besar >>> Ekonomi Harvard-Kennedy School, Jeffrey Frankel merujuk kisah Nabi Yusuf >>> 'Alaihis Salaam tentang tafsirnya atas mimpi sang raja; tujuh sapi kurus >>> yang memakan tujuh lembu gemuk dan tujuh runggai gandum yang segar penuh >>> bulir serta tujuh tangkai yang kering lagi kopong. >>> >>> "Supaya kalian bertanam 7 tahun sebagaimana biasa. Maka apa yang kalian >>> tuai hendaklah kalian biarkan di bulirnya kecuali sedikit untuk kalian >>> makan. Kemudian sesudah itu akan datang 7 tahun yang amat sulit, yang >>> menghabiskan apa yang kalian simpan untuk menghadapi tahun-tahun paceklik, >>> kecuali sedikit dari bibit gandum yang kalian simpan. Kemudian setelah itu >>> akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan dengan cukup dan di >>> masa itu mereka memeras anggur." (QS Yusuf [12]: 47-49) >>> >>> Frankel menggambarkan, seakan daur itu suatu pola yang dapat kita >>> gunakan untuk membaca datang dan perginya paceklik di zaman kita. Dia >>> menyebutnya, The Joseph Cycle. >>> >>> Selama tujuh tahun antara 1975 hingga 1981, Oil Booming melimpahkan >>> lonjakan pendapatan pada negara-negara penghasil minyak. Minyak mendapat >>> gelar baru; emas hitam, dan istilah 'petro dollar' menggambarkan kekayaan >>> negeri-negeri yang berlipat karenanya. Seakan menepati Daur Yusuf, setelah >>> itu terjadi krisis utang global yang bermula di Meksiko pada tahun 1982. >>> Hingga 1989, tahun-tahun ini disebut sebagai The Lost Decade di Amerika >>> Latin. >>> >>> Di rentang tahun 1990-1996, pola yang mirip terjadi lagi di kala muncul >>> gejala emerging markets booming. Negara-negara berkembang mengalami >>> pertumbuhan ekonomi yang dahsyat selama 7 tahun. Julukan Asian Tigers bagi >>> mereka, di mana Indonesia dimasukkan sebagai salah satunya, mewarnai satu >>> zaman yang gempita oleh apa yang disebut sebagai Asian Economic Miracles. >>> Namun segera setelah itu terjadi krisis ekonomi Asia pada tahun 1997, yang >>> seakan melibas dan membawa pada financial droughts hingga 7 tahun >>> berikutnya. >>> >>> Menurut Frankel dalam presentasinya yang bertajuk “What will happen to >>> EMs when the Fed tightens?” itu, pola yang sama akan kembali terulang dalam >>> rentang 2004-2018 ketika terjadi financial markets booming yang ditandai >>> dengan maraknya produk derivatif lengkap dengan segala rekayasa >>> keuangannya. Istilah “Carry Trade” dan perkembangan negara-negara yang >>> disebut BRICs akan menjadi pemantiknya. Awalnya, selama tujuh tahun pasar >>> keuangan berkembang dengan fantastis. Lagi-lagi seakan menyesuaii Siklus >>> Yusuf, setelah itu kita juga mengalami krisis keuangan global. >>> >>> *** >>> >>> Ayahanda Presiden, >>> >>> Baik sesuai Siklus Yusuf atau tidak, dalam lintasan sejarah tampak nyata >>> bahwa kelimpahan dan kesempitan memang datang dan pergi berganti-ganti >>> nyaris secara niscaya. Tak ada negara yang terjamin bebas dari disambangi >>> paceklik. Pun bahkan, sekali lagi untuk menegaskan, jika penduduk >>> negeri-negeri beriman dan bertaqwa; maka pintu keberkahan yang dibukakan >>> dari langit dan bumi tak selalu berbentuk kesejahteraan tanpa jeda, >>> melainkan juga berupa sisipan kesempitan yang membuat manusia kembali >>> bermesra padaNya. >>> >>> Menghadapi paceklik itu, dalam ketidakpastian tentang seberapa kuat ia >>> akan menghantam, ada di antara kita yang mengkhawatirkan sang krisis. >>> Keterbatasan pemahaman tentangnya dan berbagai gejala yang telah terasa, >>> suka tak suka menimbulkan berbagai kegelisahan dan bahkan pesimisme. Inilah >>> yang dialami sebagian besar masyarakat kini, terlebih mereka yang pernah >>> mengalami tahun-tahun pahit 1997 dan menyisakan trauma dalam hati. >>> >>> Barangkali mereka yang menginsyafi keniscayaan datangnya krisis itu akan >>> lebih mengkhawatirkan kesiapan kita menghadapinya. Para jamhur ekonomi >>> makro, para cendikia pengamat pergerakan mata uang maupun pasar saham, para >>> winasis yang menyeksamai neraca perdagangan, cadangan devisa, maupun >>> berbagai rasio indikator mungkin akan lebih jernih melihat hal ini. >>> >>> Dan di luar sang paceklik serta kesiapan menghadapinya, bersebab >>> keterbatasan ilmu penyusunnya, tulisan ini hanya hendak mengajak berbincang >>> tentang sikap menghadapi krisis itu. Sebab sungguh diyakini, nestapa paling >>> malang yang berhasil disikapi pasti menghasilkan sesuatu yang lebih baik >>> dibanding keberhasilan paling gemilang yang gagal disikapi. Bahkan, >>> berhasil menyikapi kegagalan, berlipat baiknya daripada gagal menyikapi >>> keberhasilan. >>> >>> Sejarah pernah menaburkan teladan-teladan sikap utama dari para mulia di >>> zaman paceklik menyapa mereka. Semoga dengan menyimaknya, kita tertuntun >>> pula menyusuri celah-celah berkah hingga Allah karuniakan kebaikan di masa >>> depan, dunia dan akhirat. >>> Sebagaimana ditelaah oleh Dr. Jaribah ibn Ahmad Al Haritsi dalam >>> disertasinya di Universitas Ummul Qura Makkah yang meraih predikat summa >>> cum laude, Al Fiqhul Iqtishadi Li Amiril Mukminin ‘Umar ibn Al Khaththab; >>> ada hal-hal menarik dari Sayyidina ‘Umar selaku pemimpin negeri dalam masa >>> Ramadah yang patut dicatat. >>> >>> Pertama, dia sebagai kepala negara memikul penuh tanggungjawab atas hal >>> tersebut. Bahkan meskipun diyakinkan berulangkali oleh para sahabat bahwa >>> semua yang terjadi merupakan takdir Allah, ‘Umar selalu merasa bahwa >>> pangkal persoalannya adalah kepemimpinan dirinya yang dalam pandangannya >>> amat jauh dari kualitas pribadi yang dimiliki kedua pendahulunya, yakni >>> Rasulullah dan Abu Bakr. Maka ‘Umar selalu takut kepada Allah kalau-kalau >>> ummat ini binasa dalam pemerintahannya. Dengan bercucuran airmata, >>> berulang-kali dia berdoa, “Ya Allah, jangan kau jadikan ummat Muhammad >>> binasa dalam kepemimpinanku.” >>> >>> Barangkali ada berlapis-lapis alasan bagi ‘Umar dalam paceklik itu, >>> semuanya berupa keadaan yang di luar kendalinya; hujan yang tak turun, >>> anomali musim, panen yang gagal, para pengungsi yang membanjiri Madinah, >>> wabah penyakit yang datang dari arah Syam. Tapi dia memilih untuk >>> bermuhasabah, barangkali dosa dan kelemahannyalah yang jadi persoalan. >>> Alih-alih menyalahkan berbagai hal ataupun pihak, dia menjadi lebih banyak >>> diam, bermuhasabah, dan beristighfar. >>> >>> Kedua, ‘Umar mengambil sikap untuk bersama rakyatnya dalam keprihatinan. >>> ‘Umar adalah penyuka susu dan keju. Tapi sepanjang 2 tahun Ramadah, dia >>> haramkan untuk dirinya makanan selain roti tepung kasar, garam, dan minyak. >>> Para sahabat menyaksikan bagaimana kulit ‘Umar yang semula putih >>> kemerah-merahan, berubah menjadi kuning kehitam-hitaman bersebab hidup >>> prihatin yang dia paksakan untuk dirinya. >>> >>> Barangkali hidup sederhana takkan menyelesaikan krisis dan tidak pula >>> memberi solusi kepada paceklik parah itu. Penghematan yang terjadi juga tak >>> signifikan sama sekali. Tapi ketika itulah rakyat akan melihat bahwa sang >>> pemimpin ada bersama mereka, merasakan hal yang sama seperti yang mereka >>> alami. Dengan itu, bertambah tentramlah hati mereka yang dipimpinnya. >>> Ketika rakyat hatinya tenang, bahkan pemimpin yang tak solutif sekalipun >>> akan melihat bahwa rakyatnya punya kemampuan dahsyat untuk mencari >>> solusinya sendiri. >>> >>> Ketiga, ‘Umar menjadikan masa Ramadah sebagai wahana untuk membangun >>> solidaritas menyeluruh kepada berbagai bangsa yang dipimpinnya. Betapa dia >>> meneladankan langsung mengangkuti tepung, minyak, dan lauk kering untuk >>> para pengungsi dan penduduk Madinah. Dia pula menghimbau dan menyemangati >>> rakyatnya untuk berbagi dan menanggung beban sesama. Dia tepuk-tepuk pundak >>> seorang ‘relawan’ muda bernama Al Ahnaf ibn Qais, yang dengan terus >>> berlari-lari sepanjang hari memenuhi hajat orang-orang, lalu ketika habis >>> tenaganya, dia mengelemprak sembari menangis dan berdoa, “Ya Allah, jangan >>> murka padaku jika masih ada hambaMu yang kelaparan.” >>> >>> Kita sebagai bangsa juga punya modal sosial yang amat kuat untuk >>> membangun solidaritas itu. Bahkan mungkin kita adalah salah satu negara >>> dengan lembaga kemanusiaan yang amat banyak jumlahnya, bekerja menyalurkan >>> zakat, infak, shadaqah, wakaf, hibah, hadiah, dan bahkan dana CSR dalam >>> berbagai kegiatan sosial. Dukungan dan kebersamaan pemerintah akan kian >>> meneguhkan kita pula sebagai bangsa yang tangguh. >>> >>> Keempat, ‘Umar terus memikirkan dan merumuskan sistem jaminan sosial >>> yang bisa membuat rakyatnya bertahan di tengah paceklik. Segala sumber daya >>> yang ada di Baitul Maal, diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar >>> masyarakat. Dikisahkan bagaimana dia mengumpulkan 60 orang, lalu memasak >>> sejumlah tepung menjadi roti dan daging kering sebagai lauknya lalu >>> mempersilakan mereka makan. Ketika ditanyakan apakah mereka merasa kenyang >>> dengan itu, semua menyatakan ya. Maka ‘Umar memutuskan, sejumlah >>> bahan-bahan yang tadi dimasaklah yang akan diberikan sebagai tunjangan >>> sosial bulanan bagi tiap jiwa yang musnah sumber penghidupannya selama >>> Ramadah. >>> >>> Kelima, ‘Umar menjadikan sektor pangan sebagai perhatian utama selama >>> krisis dan setelahnya. Dari kisah Nabi Yusuf ‘Alaihis Salaam pun didapati >>> bahwa, dalam masa kelangkaan di mana bahkan emas dan perak jadi tak >>> berguna, Mesir selamat karena menata dengan baik konsumsi dan persediaan >>> logistiknya. ‘Umar pun meminta Abu Musa Al Asy’ari untuk mengajarkan >>> kebiasaan kaumnya yang dipuji Rasulullah, yakni; semua keluarga dalam tiap >>> unit masyarakat mengumpulkan bahan pangan yang dimiliki menjadi satu dalam >>> lumbung, kemudian pembagian kembali untuk konsumsi diatur dengan tata >>> laksana gotong-royong yang adil dan penuh kebersamaan. >>> Inilah kebijaksanaannya; jika lumbung terpusat ala Yusuf tidak relevan >>> untuk negaranya yang membentang dari Gurun Sahara hingga Sungai Indus; maka >>> ketahanan pangan dibangun dalam unit-unit kecil masyarakat. Teknologi >>> budidaya, pemanenan, pengolahan, dan penyimpanan panen di masa berikut >>> kiranya amat membantu lahiriah dari jiwa-jiwa yang berbagi suka dan duka. >>> ‘Umar pula mengunjungi beberapa daerah pantai dan menemui para nelayan. >>> Dengan pujiannya ketika membersamai mereka melaut, “Betapa baiknya cara >>> kalian menjemput rizqi Allah”, dia meminta pelipatgandaan penyediaan ikan >>> dan membiasakan rakyatnya memakan hasil laut. ‘Umar juga melarang segala >>> jenis ternak dan hewan peliharaan diberi makan dengan apa yang dapat >>> dikonsumsi manusia. Dia sangat marah ketika pada sebuah peternakan unta >>> ditemukan kotoran yang mengandung jejak tepung sya’ir. >>> >>> Keenam, ‘Umar menggesa pembangunan infrastruktur dan jaminan keamanan >>> yang mendukung kelancaran suplai logistik. Pada jalur antara Syam ke >>> Madinah, Kufah ke Madinah, dan bersambung hingga Yaman; didirikan pos-pos >>> penjagaan dan tempat-tempat istirahat kafilah yang memadai. Di tahun >>> berikutnya, setelah melihat lama dan mahalnya angkutan darat dari Mesir ke >>> ibukota, ‘Umar memerintahkan Gubernur ‘Amr ibn Al ‘Ash untuk menggali kanal >>> yang menghubungkan Sungai Nil dengan Laut Merah, sehingga hasil pertanian >>> Mesir yang berlimpah dapat diangkut dengan cepat ke Madinah untuk menekan >>> harganya. Terusan itu tetap berfungsi hingga akhir masa pemerintahan >>> Sayyidina ‘Utsman ibn ‘Affan. >>> >>> Ketujuh; ‘Umar memberlakukan beberapa kebijakan yang meringankan beban >>> tanggungan masyarakat. Selama masa Ramadah, zakat hewan ternak ditunda >>> penarikannya, pemeroleh jaminan sosial diperluas dari semula bayi tersapih >>> menjadi sejak bayi lahir, bahkan beberapa hukuman ditangguhkan penerapannya >>> termasuk pencurian yang benar-benar bersebab kebutuhan dan tak mencapai >>> nilai seperempat dinar. Sebaliknya, ketika menemukan lahan subur milik para >>> pemuka kaum tak digarap dalam tinjauannya ke Iraq, dia tegas mengultimatum >>> bahwa jika dalam waktu tertentu sang tuan tanah tak menjadikannya >>> produktif, negara berhak menyita dan mengamanahkannya pada yang mampu >>> menanaminya. >>> >>> Ayahanda Presiden yang terhormat, >>> >>> Kami akhiri hatur-tutur ini dengan tiga kata yang menggambarkan sifat >>> pemimpin menurut Pujangga Keraton Surakarta, Raden Ngabehi Rangga Warsita, >>> yakni momor, momot, dan momong. Momor berarti hadir, dekat, bersama, >>> menyatu, dan seperasaan dengan yang dipimpin. Momot artinya mampu memuat >>> segala beban, keluhan, dan harapan yang dipimpin. Adapun momong artinya, >>> menjaga, mencukupi, mengasuh, mengasihi, dan mengasah yang dipimpin. Doa >>> kami selalu, semoga Panjenengan nDalem mampu mengemban amanah lebih dari >>> 250 juta manusia yang amat berpotensi menjadi pendakwa, bukan pembela di >>> akhirat sana. >>> >>> Hamba Allah yang tertawan dosanya, >>> @salimafillah >>> FB: Salim A. Fillah >>> >>> -- >>> . >>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat >>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ >>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. >>> =========================================================== >>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: >>> * DILARANG: >>> 1. Email besar dari 200KB; >>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; >>> 3. Email One Liner. >>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta >>> mengirimkan biodata! >>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting >>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply >>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & >>> mengganti subjeknya. >>> =========================================================== >>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan >>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ >>> --- >>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google >>> Grup. >>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, >>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. >>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. >>> >> -- >> . >> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat >> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ >> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. >> =========================================================== >> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: >> * DILARANG: >> 1. Email besar dari 200KB; >> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; >> 3. Email One Liner. >> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta >> mengirimkan biodata! >> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting >> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply >> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & >> mengganti subjeknya. >> =========================================================== >> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: >> http://groups.google.com/group/RantauNet/ >> --- >> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google >> Grup. >> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, >> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. >> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. >> > > > > -- > > > *Andri Satria Masri, S.E., M.E.* > > Kasubag Hubungan Masyarakat dan Media > > Bagian Hubungan Masyarakat Setdakab Padang Pariaman > > L/43/Koto/Nagari Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto/Kab. Padang Pariaman > > Handphone: 081374001167, Pin BB: 288E864B > > > *Hidup Adalah Pengabdian Seumur Hidup Kepada Sang Maha Pemberi Kehidupan.* > My profiles: [image: Facebook] <http://www.facebook.com/andri.masri> [image: > Blogger] <http://andrimasri.blogspot.com> [image: WordPress] > <http://andrisatria.wordpress.com> [image: Twitter] > <http://twitter.com/AndriSatria> > Contact me: [image: Google Talk] andri.ma...@gmail.com [image: Y! > messenger] as_ma...@yahoo.co.id > Get a signature like this. > <http://r1.wisestamp.com/r/landing?promo=17&dest=http%3A%2F%2Fwww.wisestamp.com%2Femail-install%3Futm_source%3Dextension%26utm_medium%3Demail%26utm_campaign%3Dpromo_17> > CLICK > HERE. > <http://r1.wisestamp.com/r/landing?promo=17&dest=http%3A%2F%2Fwww.wisestamp.com%2Femail-install%3Futm_source%3Dextension%26utm_medium%3Demail%26utm_campaign%3Dpromo_17> > > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google > Grup. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. > Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.