Andri, motto yg mana?  Kerja, kerja, kerja?
Pada 8 Sep 2015 17:06, "Andri Satria Masri" <andri.ma...@gmail.com> menulis:

> Pak Saaf, manyalo sangenek Andri pak.
> Manuruik Andri, moto penyemangat pak Presiden Jokowi sangat tepat
> diterapkan di Sumatera Barat terkhusus di daerah Andri, Padang Pariaman dan
> Kota Pariaman. 😁
>
> Pada 7 September 2015 10.47, Dr. Saafroedin Bahar <
> saafroedin.ba...@rantaunet.org> menulis:
>
>> Bung Akmal,  walau ditulis dgn penuh kesantunan,  saya kok agak sangsi
>> bhw pesan ini dimengerti den mas Jokowi. Belum ada tanda yg meyakinkan bhw
>> beliau seorang yg religius. Mottonya kan hanya ' kerja, kerja, kerja' saja.
>> Pada 7 Sep 2015 10:40, "Akmal Nasery Basral" <ak...@rantaunet.org>
>> menulis:
>>
>>> Assalamu'alaikum Wr. Wb adidunsanak Palanta RN n.a.h,
>>>
>>> iko ado tulisan menarik dari Ust. Salim Fillah yang digubah begitu
>>> indah, dalam, sekaligus penuh referensi historis dan finansial mengenai
>>> wajah kondisi ekonomi.
>>>
>>> Wassalam,
>>>
>>> Akmal Nasery Basral
>>>
>>> * * *
>>>
>>> SIKLUS PACEKLIK DAN CELAH-CELAH BERKAH
>>>
>>> http://salimafillah.com/siklus-paceklik-dan-celah-celah-berkah/
>>>
>>> Kepada Yang Terhormat,
>>> Presiden Republik Indonesia
>>>
>>> Keselamatan, kasih sayang Allah, dan kebaikan yang tiada henti bertambah
>>> semoga dilimpahkan ke atas Ayahanda Presiden,
>>>
>>> Sungguh benar bahwa cara terbaik menasehati pemimpin adalah dengan
>>> menjumpainya empat mata, menggandeng tangannya, duduk mesra, dan
>>> membisikkan ketulusan itu hingga merasuk ke dalam jiwa.
>>>
>>> Tapi tulisan ini barangkali tak layak disebut nasehat. Yang teranggit
>>> ini hanya uraian kecil yang semoga menguatkan diri kami sendiri sebagai
>>> bagian dari bangsa ini untuk menghela badan ke masa depan yang temaram.
>>>
>>> Mengapa ia di-kepada-kan untuk Ayahanda; harapannya adalah agar
>>> huruf-huruf ini kelak menjadi saksi di hadapan Allah dan semesta akan cinta
>>> kami kepada Indonesia. Syukur-syukur jika ia mengilhami para pemimpin yang
>>> berwenang-berdaulat, untuk melakukan langkah-langkah yang perlu bagi
>>> kemaslahatan kami. Dan bermurah hatilah mendoakan kami Ayahanda, agar
>>> jikapun kami hanya rumput yang kisut, ia tetap dapat teguh lembut dan tak
>>> luruh dipukul ribut bahkan ketika karang pelindung kami rubuh lalu hanyut.
>>>
>>> Ayahanda Presiden, izinkan kami memulai hatur-tutur ini dengan sebuah
>>> kisah.
>>> Ini adalah masa kepemimpinan Sayyidina 'Umar ibn Al Khaththab, tahun 18
>>> Hijriah. Musim panas berkepanjangan disertai angin kering membawa debu-abu
>>> menghantam negeri yang baru saja tumbuh itu. Panen hancur, tetanaman
>>> musnah, ternak binasa, diikuti 2 tahun kelaparan yang melanda sebentang
>>> jazirah dari Yaman, Hijjaz, Yamamah, hingga Nejd; sementara wabah dari arah
>>> Syam turut mengganas hingga ke Madinah.
>>>
>>> Masa itu lalu dikenal sebagai ‘Tahun Ramadah’, sebagaimana ditulis Ibn
>>> Katsir dalam Al Bidayah wan Nihayah, karena bumi tampak hitam kelabu
>>> seperti warna ramad (abu jelaga). Ibn Manzhur sebagaimana dikutip dalam
>>> Lisanul ‘Arab menyatakan, “Ramada, atau armada; adalah ungkapan jika
>>> terjadi kebinasaan. Disebut tahun ramadah sebab musnahnya sebagian manusia,
>>> tumbuhan, ternak, dan harta benda pada saat itu.”
>>>
>>> Dampaknya yang dahsyat digambarkan Ibn Sa’d dalam Ath Thabaqatul Kubra,
>>> “..Hingga manusia terlihat mengangkat tulang yang rusak dan menggali lubang
>>> tikus untuk mengeluarkan apa yang ada di dalamnya.” Langkanya bahan pangan
>>> membuat harga melambung, sampai Imam Ath Thabary dalam Tarikh-nya menyebut,
>>> pada masa itu harga satu bejana susu dan sekantong keju mencapai 40 dirham.
>>>
>>> Demikianpun, dinar dan dirham seakan benar-benar tiada guna karena
>>> jikapun ada uang berapa saja banyaknya, barang yang hendak dibeli sama
>>> sekali tiada. Kita tak lupa, paceklik ramadah terjadi tak berselang lama
>>> dari masa ketika perbendaharaan Kisra yang bertimbun-timbun diangkut ke
>>> Madinah pada tahun 14 Hijriah, juga hanya sebentar sebakda Syam dan Mesir
>>> yang makmur bergabung ke pangkuan Daulah.
>>>
>>> Ayahanda Presiden,
>>>
>>> Seakan-akan Allah hendak menunjukkan, bahwa ujianNya adalah kepastian
>>> berupa secicip ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan
>>> buah-buahan untuk memberi kabar gembira pada orang-orang yang sabar.
>>> Seakan-akan Allah hendak memperlihatkan, bahwa hari-hari di antara manusia
>>> memang dipergilirkan, lapang dan sempitnya, jaya dan prihatinnya.
>>> Seakan-akan Allah hendak menampakkan bahwa bahkan dalam Khilafah Rasyidah,
>>> masyarakat orang-orang shalih dengan pemimpin yang adil, tidak ada jaminan
>>> bebas dari krisis.
>>>
>>> Tapi dengan cara ini pula Allah memperlihatkan kualitas seorang
>>> pemimpin, kualitas kepemimpinannya, dan kualitas mereka yang dipimpinnya.
>>> Inilah kesejatian sebuah peradaban; pada mutu jiwa manusianya, bukan
>>> kemewahan hidup dan kemegahan bebangunnya.
>>>
>>> Masih tergambar jelas ketika ‘Umar menangis menyaksikan emas dan perak,
>>> permata dan sutra, permadani dan pernak-pernik mahal tiba dari Qadisiah dan
>>> Madain. Ketika itu ‘Abdurrahman ibn ‘Auf bertanya, “Mengapa engkau menangis
>>> wahai Amiral Mukminin? Padahal Allah telah memenangkan agamaNya dan
>>> memberikan kebaikan pada kaum mukminin lewat kepemimpinanmu?”
>>>
>>> “Tidak demi Allah”, sahut ‘Umar. “Ini pastilah bukan kebaikan yang murni
>>> dan sejati. Seandainya ia adalah puncak kebaikan, niscaya Abu Bakr lebih
>>> berhak ini terjadi pada masanya daripada aku. Dan niscaya pula, Rasulullah
>>> Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lebih berhak ini terjadi pada masa beliau
>>> daripada kami.” Lalu ‘Umar terus menangis mengkhawatirkan adanya fitnah
>>> yang akan timbul pada ummat Muhammad gegara harta itu. Setelah agak reda
>>> dari sesenggukannya, dia berkata, “Betapa amanahnya pasukan ini, dan betapa
>>> amanah pula panglimanya, Sa’d ibn Abi Waqqash.”
>>>
>>> “Ini semua karena engkau”, sambut ‘Ali ibn Abi Thalib, “Tak menyimpan di
>>> dalam hatimu sebersitpun hasrat pada kekayaan dunia itu. Seandainya saja di
>>> dalam dadamu ada setitik saja syahwat terhadap perbendaharaan harta itu,
>>> niscaya pasukanmu akan saling bunuh demi memperebutkannya.”
>>>
>>> Empat tahun kemudian kala menyaksikan Ramadah, ‘Umar kembali menangis.
>>> “Akankah ummat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam binasa di bawah
>>> kepemimpinanku?”, gerunnya berulang-kali. Saat itu, ‘Abdurrahman ibn ‘Auf
>>> pula menguatkannya. “Tidak wahai Amirul Mukminin. Betapa telah berbedanya
>>> keadaan disebabkan keberkahan kepemimpinanmu?”
>>>
>>> “Apa maksudmu wahai ‘Abdurrahman?”, sahut ‘Umar.
>>>
>>> “Tidakkan kau perhatikan musibah dan orang-orang ini? Seandainya bencana
>>> ini terjadi di masa jahiliah, niscaya kaum Arab kesemuanya pasti sudah
>>> saling bunuh untuk memperebutkan sebulir gandum atau setetes air. Tapi
>>> lihatlah mereka ini; mereka semua bersabar dan teguh, mereka menangis tapi
>>> ridha kepada takdir Allah, mereka saling berbagi dengan mengutamakan
>>> saudaranya, serta bahu-membahu menghadapi semuanya dengan ketabahan yang
>>> takkan terbayangkan di masa dahulu.”
>>>
>>> Pada zaman itu; bersebab kualitas manusianya, dalam krisispun jiwa
>>> mereka tampak berkilau, bersinar dari celah-celah berkah. Dalam makmur
>>> ataupun paceklik, suka dan duka, lapang serta sempit; mereka menunjukkan
>>> kualitas mental tertinggi yang akan menjadi modal peradaban Islam hingga
>>> abad-abad berikutnya. Ayahanda Presiden yang terhormat; andai diizinkan
>>> lancang memberi usul, betapa indah kalau program Revolusi Mental merujuk ke
>>> zaman ini.
>>>
>>> ***
>>>
>>> Sementara itu Ayahanda,
>>>
>>> Dalam makalahnya untuk Conference on Monetary Policy and Financial
>>> Stability in Emerging Markets di Istanbul, 13-15 Juni 2014, Guru Besar
>>> Ekonomi Harvard-Kennedy School, Jeffrey Frankel merujuk kisah Nabi Yusuf
>>> 'Alaihis Salaam tentang tafsirnya atas mimpi sang raja; tujuh sapi kurus
>>> yang memakan tujuh lembu gemuk dan tujuh runggai gandum yang segar penuh
>>> bulir serta tujuh tangkai yang kering lagi kopong.
>>>
>>> "Supaya kalian bertanam 7 tahun sebagaimana biasa. Maka apa yang kalian
>>> tuai hendaklah kalian biarkan di bulirnya kecuali sedikit untuk kalian
>>> makan. Kemudian sesudah itu akan datang 7 tahun yang amat sulit, yang
>>> menghabiskan apa yang kalian simpan untuk menghadapi tahun-tahun paceklik,
>>> kecuali sedikit dari bibit gandum yang kalian simpan. Kemudian setelah itu
>>> akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan dengan cukup dan di
>>> masa itu mereka memeras anggur." (QS Yusuf [12]: 47-49)
>>>
>>> Frankel menggambarkan, seakan daur itu suatu pola yang dapat kita
>>> gunakan untuk membaca datang dan perginya paceklik di zaman kita. Dia
>>> menyebutnya, The Joseph Cycle.
>>>
>>> Selama tujuh tahun antara 1975 hingga 1981, Oil Booming melimpahkan
>>> lonjakan pendapatan pada negara-negara penghasil minyak. Minyak mendapat
>>> gelar baru; emas hitam, dan istilah 'petro dollar' menggambarkan kekayaan
>>> negeri-negeri yang berlipat karenanya. Seakan menepati Daur Yusuf, setelah
>>> itu terjadi krisis utang global yang bermula di Meksiko pada tahun 1982.
>>> Hingga 1989, tahun-tahun ini disebut sebagai The Lost Decade di Amerika
>>> Latin.
>>>
>>> Di rentang tahun 1990-1996, pola yang mirip terjadi lagi di kala muncul
>>> gejala emerging markets booming. Negara-negara berkembang mengalami
>>> pertumbuhan ekonomi yang dahsyat selama 7 tahun. Julukan Asian Tigers bagi
>>> mereka, di mana Indonesia dimasukkan sebagai salah satunya, mewarnai satu
>>> zaman yang gempita oleh apa yang disebut sebagai Asian Economic Miracles.
>>> Namun segera setelah itu terjadi krisis ekonomi Asia pada tahun 1997, yang
>>> seakan melibas dan membawa pada financial droughts hingga 7 tahun
>>> berikutnya.
>>>
>>> Menurut Frankel dalam presentasinya yang bertajuk “What will happen to
>>> EMs when the Fed tightens?” itu, pola yang sama akan kembali terulang dalam
>>> rentang 2004-2018 ketika terjadi financial markets booming yang ditandai
>>> dengan maraknya produk derivatif lengkap dengan segala rekayasa
>>> keuangannya. Istilah “Carry Trade” dan perkembangan negara-negara yang
>>> disebut BRICs akan menjadi pemantiknya. Awalnya, selama tujuh tahun pasar
>>> keuangan berkembang dengan fantastis. Lagi-lagi seakan menyesuaii Siklus
>>> Yusuf, setelah itu kita juga mengalami krisis keuangan global.
>>>
>>> ***
>>>
>>> Ayahanda Presiden,
>>>
>>> Baik sesuai Siklus Yusuf atau tidak, dalam lintasan sejarah tampak nyata
>>> bahwa kelimpahan dan kesempitan memang datang dan pergi berganti-ganti
>>> nyaris secara niscaya. Tak ada negara yang terjamin bebas dari disambangi
>>> paceklik. Pun bahkan, sekali lagi untuk menegaskan, jika penduduk
>>> negeri-negeri beriman dan bertaqwa; maka pintu keberkahan yang dibukakan
>>> dari langit dan bumi tak selalu berbentuk kesejahteraan tanpa jeda,
>>> melainkan juga berupa sisipan kesempitan yang membuat manusia kembali
>>> bermesra padaNya.
>>>
>>> Menghadapi paceklik itu, dalam ketidakpastian tentang seberapa kuat ia
>>> akan menghantam, ada di antara kita yang mengkhawatirkan sang krisis.
>>> Keterbatasan pemahaman tentangnya dan berbagai gejala yang telah terasa,
>>> suka tak suka menimbulkan berbagai kegelisahan dan bahkan pesimisme. Inilah
>>> yang dialami sebagian besar masyarakat kini, terlebih mereka yang pernah
>>> mengalami tahun-tahun pahit 1997 dan menyisakan trauma dalam hati.
>>>
>>> Barangkali mereka yang menginsyafi keniscayaan datangnya krisis itu akan
>>> lebih mengkhawatirkan kesiapan kita menghadapinya. Para jamhur ekonomi
>>> makro, para cendikia pengamat pergerakan mata uang maupun pasar saham, para
>>> winasis yang menyeksamai neraca perdagangan, cadangan devisa, maupun
>>> berbagai rasio indikator mungkin akan lebih jernih melihat hal ini.
>>>
>>> Dan di luar sang paceklik serta kesiapan menghadapinya, bersebab
>>> keterbatasan ilmu penyusunnya, tulisan ini hanya hendak mengajak berbincang
>>> tentang sikap menghadapi krisis itu. Sebab sungguh diyakini, nestapa paling
>>> malang yang berhasil disikapi pasti menghasilkan sesuatu yang lebih baik
>>> dibanding keberhasilan paling gemilang yang gagal disikapi. Bahkan,
>>> berhasil menyikapi kegagalan, berlipat baiknya daripada gagal menyikapi
>>> keberhasilan.
>>>
>>> Sejarah pernah menaburkan teladan-teladan sikap utama dari para mulia di
>>> zaman paceklik menyapa mereka. Semoga dengan menyimaknya, kita tertuntun
>>> pula menyusuri celah-celah berkah hingga Allah karuniakan kebaikan di masa
>>> depan, dunia dan akhirat.
>>> Sebagaimana ditelaah oleh Dr. Jaribah ibn Ahmad Al Haritsi dalam
>>> disertasinya di Universitas Ummul Qura Makkah yang meraih predikat summa
>>> cum laude, Al Fiqhul Iqtishadi Li Amiril Mukminin ‘Umar ibn Al Khaththab;
>>> ada hal-hal menarik dari Sayyidina ‘Umar selaku pemimpin negeri dalam masa
>>> Ramadah yang patut dicatat.
>>>
>>> Pertama, dia sebagai kepala negara memikul penuh tanggungjawab atas hal
>>> tersebut. Bahkan meskipun diyakinkan berulangkali oleh para sahabat bahwa
>>> semua yang terjadi merupakan takdir Allah, ‘Umar selalu merasa bahwa
>>> pangkal persoalannya adalah kepemimpinan dirinya yang dalam pandangannya
>>> amat jauh dari kualitas pribadi yang dimiliki kedua pendahulunya, yakni
>>> Rasulullah dan Abu Bakr. Maka ‘Umar selalu takut kepada Allah kalau-kalau
>>> ummat ini binasa dalam pemerintahannya. Dengan bercucuran airmata,
>>> berulang-kali dia berdoa, “Ya Allah, jangan kau jadikan ummat Muhammad
>>> binasa dalam kepemimpinanku.”
>>>
>>> Barangkali ada berlapis-lapis alasan bagi ‘Umar dalam paceklik itu,
>>> semuanya berupa keadaan yang di luar kendalinya; hujan yang tak turun,
>>> anomali musim, panen yang gagal, para pengungsi yang membanjiri Madinah,
>>> wabah penyakit yang datang dari arah Syam. Tapi dia memilih untuk
>>> bermuhasabah, barangkali dosa dan kelemahannyalah yang jadi persoalan.
>>> Alih-alih menyalahkan berbagai hal ataupun pihak, dia menjadi lebih banyak
>>> diam, bermuhasabah, dan beristighfar.
>>>
>>> Kedua, ‘Umar mengambil sikap untuk bersama rakyatnya dalam keprihatinan.
>>> ‘Umar adalah penyuka susu dan keju. Tapi sepanjang 2 tahun Ramadah, dia
>>> haramkan untuk dirinya makanan selain roti tepung kasar, garam, dan minyak.
>>> Para sahabat menyaksikan bagaimana kulit ‘Umar yang semula putih
>>> kemerah-merahan, berubah menjadi kuning kehitam-hitaman bersebab hidup
>>> prihatin yang dia paksakan untuk dirinya.
>>>
>>> Barangkali hidup sederhana takkan menyelesaikan krisis dan tidak pula
>>> memberi solusi kepada paceklik parah itu. Penghematan yang terjadi juga tak
>>> signifikan sama sekali. Tapi ketika itulah rakyat akan melihat bahwa sang
>>> pemimpin ada bersama mereka, merasakan hal yang sama seperti yang mereka
>>> alami. Dengan itu, bertambah tentramlah hati mereka yang dipimpinnya.
>>> Ketika rakyat hatinya tenang, bahkan pemimpin yang tak solutif sekalipun
>>> akan melihat bahwa rakyatnya punya kemampuan dahsyat untuk mencari
>>> solusinya sendiri.
>>>
>>> Ketiga, ‘Umar menjadikan masa Ramadah sebagai wahana untuk membangun
>>> solidaritas menyeluruh kepada berbagai bangsa yang dipimpinnya. Betapa dia
>>> meneladankan langsung mengangkuti tepung, minyak, dan lauk kering untuk
>>> para pengungsi dan penduduk Madinah. Dia pula menghimbau dan menyemangati
>>> rakyatnya untuk berbagi dan menanggung beban sesama. Dia tepuk-tepuk pundak
>>> seorang ‘relawan’ muda bernama Al Ahnaf ibn Qais, yang dengan terus
>>> berlari-lari sepanjang hari memenuhi hajat orang-orang, lalu ketika habis
>>> tenaganya, dia mengelemprak sembari menangis dan berdoa, “Ya Allah, jangan
>>> murka padaku jika masih ada hambaMu yang kelaparan.”
>>>
>>> Kita sebagai bangsa juga punya modal sosial yang amat kuat untuk
>>> membangun solidaritas itu. Bahkan mungkin kita adalah salah satu negara
>>> dengan lembaga kemanusiaan yang amat banyak jumlahnya, bekerja menyalurkan
>>> zakat, infak, shadaqah, wakaf, hibah, hadiah, dan bahkan dana CSR dalam
>>> berbagai kegiatan sosial. Dukungan dan kebersamaan pemerintah akan kian
>>> meneguhkan kita pula sebagai bangsa yang tangguh.
>>>
>>> Keempat, ‘Umar terus memikirkan dan merumuskan sistem jaminan sosial
>>> yang bisa membuat rakyatnya bertahan di tengah paceklik. Segala sumber daya
>>> yang ada di Baitul Maal, diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar
>>> masyarakat. Dikisahkan bagaimana dia mengumpulkan 60 orang, lalu memasak
>>> sejumlah tepung menjadi roti dan daging kering sebagai lauknya lalu
>>> mempersilakan mereka makan. Ketika ditanyakan apakah mereka merasa kenyang
>>> dengan itu, semua menyatakan ya. Maka ‘Umar memutuskan, sejumlah
>>> bahan-bahan yang tadi dimasaklah yang akan diberikan sebagai tunjangan
>>> sosial bulanan bagi tiap jiwa yang musnah sumber penghidupannya selama
>>> Ramadah.
>>>
>>> Kelima, ‘Umar menjadikan sektor pangan sebagai perhatian utama selama
>>> krisis dan setelahnya. Dari kisah Nabi Yusuf ‘Alaihis Salaam pun didapati
>>> bahwa, dalam masa kelangkaan di mana bahkan emas dan perak jadi tak
>>> berguna, Mesir selamat karena menata dengan baik konsumsi dan persediaan
>>> logistiknya. ‘Umar pun meminta Abu Musa Al Asy’ari untuk mengajarkan
>>> kebiasaan kaumnya yang dipuji Rasulullah, yakni; semua keluarga dalam tiap
>>> unit masyarakat mengumpulkan bahan pangan yang dimiliki menjadi satu dalam
>>> lumbung, kemudian pembagian kembali untuk konsumsi diatur dengan tata
>>> laksana gotong-royong yang adil dan penuh kebersamaan.
>>> Inilah kebijaksanaannya; jika lumbung terpusat ala Yusuf tidak relevan
>>> untuk negaranya yang membentang dari Gurun Sahara hingga Sungai Indus; maka
>>> ketahanan pangan dibangun dalam unit-unit kecil masyarakat. Teknologi
>>> budidaya, pemanenan, pengolahan, dan penyimpanan panen di masa berikut
>>> kiranya amat membantu lahiriah dari jiwa-jiwa yang berbagi suka dan duka.
>>> ‘Umar pula mengunjungi beberapa daerah pantai dan menemui para nelayan.
>>> Dengan pujiannya ketika membersamai mereka melaut, “Betapa baiknya cara
>>> kalian menjemput rizqi Allah”, dia meminta pelipatgandaan penyediaan ikan
>>> dan membiasakan rakyatnya memakan hasil laut. ‘Umar juga melarang segala
>>> jenis ternak dan hewan peliharaan diberi makan dengan apa yang dapat
>>> dikonsumsi manusia. Dia sangat marah ketika pada sebuah peternakan unta
>>> ditemukan kotoran yang mengandung jejak tepung sya’ir.
>>>
>>> Keenam, ‘Umar menggesa pembangunan infrastruktur dan jaminan keamanan
>>> yang mendukung kelancaran suplai logistik. Pada jalur antara Syam ke
>>> Madinah, Kufah ke Madinah, dan bersambung hingga Yaman; didirikan pos-pos
>>> penjagaan dan tempat-tempat istirahat kafilah yang memadai. Di tahun
>>> berikutnya, setelah melihat lama dan mahalnya angkutan darat dari Mesir ke
>>> ibukota, ‘Umar memerintahkan Gubernur ‘Amr ibn Al ‘Ash untuk menggali kanal
>>> yang menghubungkan Sungai Nil dengan Laut Merah, sehingga hasil pertanian
>>> Mesir yang berlimpah dapat diangkut dengan cepat ke Madinah untuk menekan
>>> harganya. Terusan itu tetap berfungsi hingga akhir masa pemerintahan
>>> Sayyidina ‘Utsman ibn ‘Affan.
>>>
>>> Ketujuh; ‘Umar memberlakukan beberapa kebijakan yang meringankan beban
>>> tanggungan masyarakat. Selama masa Ramadah, zakat hewan ternak ditunda
>>> penarikannya, pemeroleh jaminan sosial diperluas dari semula bayi tersapih
>>> menjadi sejak bayi lahir, bahkan beberapa hukuman ditangguhkan penerapannya
>>> termasuk pencurian yang benar-benar bersebab kebutuhan dan tak mencapai
>>> nilai seperempat dinar. Sebaliknya, ketika menemukan lahan subur milik para
>>> pemuka kaum tak digarap dalam tinjauannya ke Iraq, dia tegas mengultimatum
>>> bahwa jika dalam waktu tertentu sang tuan tanah tak menjadikannya
>>> produktif, negara berhak menyita dan mengamanahkannya pada yang mampu
>>> menanaminya.
>>>
>>> Ayahanda Presiden yang terhormat,
>>>
>>> Kami akhiri hatur-tutur ini dengan tiga kata yang menggambarkan sifat
>>> pemimpin menurut Pujangga Keraton Surakarta, Raden Ngabehi Rangga Warsita,
>>> yakni momor, momot, dan momong. Momor berarti hadir, dekat, bersama,
>>> menyatu, dan seperasaan dengan yang dipimpin. Momot artinya mampu memuat
>>> segala beban, keluhan, dan harapan yang dipimpin. Adapun momong artinya,
>>> menjaga, mencukupi, mengasuh, mengasihi, dan mengasah yang dipimpin. Doa
>>> kami selalu, semoga Panjenengan nDalem mampu mengemban amanah lebih dari
>>> 250 juta manusia yang amat berpotensi menjadi pendakwa, bukan pembela di
>>> akhirat sana.
>>>
>>> Hamba Allah yang tertawan dosanya,
>>> @salimafillah
>>> FB: Salim A. Fillah
>>>
>>> --
>>> .
>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>> ===========================================================
>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>> * DILARANG:
>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>> 3. Email One Liner.
>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>>> mengirimkan biodata!
>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>> mengganti subjeknya.
>>> ===========================================================
>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>> ---
>>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>>> Grup.
>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>>
>> --
>> .
>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>> ===========================================================
>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>> * DILARANG:
>> 1. Email besar dari 200KB;
>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>> 3. Email One Liner.
>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>> mengirimkan biodata!
>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>> mengganti subjeknya.
>> ===========================================================
>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
>> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>> ---
>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>> Grup.
>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>
>
>
>
> --
>
>
> *Andri Satria Masri, S.E., M.E.*
>
> Kasubag Hubungan Masyarakat dan Media
>
> Bagian Hubungan Masyarakat Setdakab Padang Pariaman
>
> L/43/Koto/Nagari Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto/Kab. Padang Pariaman
>
> Handphone: 081374001167, Pin BB: 288E864B
>
>
> *Hidup Adalah Pengabdian Seumur Hidup Kepada Sang Maha Pemberi Kehidupan.*
> My profiles: [image: Facebook] <http://www.facebook.com/andri.masri> [image:
> Blogger] <http://andrimasri.blogspot.com> [image: WordPress]
> <http://andrisatria.wordpress.com> [image: Twitter]
> <http://twitter.com/AndriSatria>
> Contact me: [image: Google Talk] andri.ma...@gmail.com [image: Y!
> messenger] as_ma...@yahoo.co.id
> Get a signature like this.
> <http://r1.wisestamp.com/r/landing?promo=17&dest=http%3A%2F%2Fwww.wisestamp.com%2Femail-install%3Futm_source%3Dextension%26utm_medium%3Demail%26utm_campaign%3Dpromo_17>
>  CLICK
> HERE.
> <http://r1.wisestamp.com/r/landing?promo=17&dest=http%3A%2F%2Fwww.wisestamp.com%2Femail-install%3Futm_source%3Dextension%26utm_medium%3Demail%26utm_campaign%3Dpromo_17>
>
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke