Ma Sutan Sinaro,

Sendirinya antara ajaran yang sifatnya ideal dengan praktek pelaksanaan yang 
sifatnya subyektif-normatif terdapat hubungan kausalitas -- seperti kata Anda 
itu. Namun dalam kita mengaji dan menguji apakah sebuah konsep ajaran yang 
ideal seperti konsep ABS-SBK itu valid, sah, atau logis-rasional, kita tidak 
boleh mencampur-adukkan antara Ajaran dengan praktek pelaksanaan ajaran itu, 
seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Analoginya sama dengan kita 
mengkritisi kesahan atau keabsahan Islam sebagai ajaran dengan menilainya 
melalui praktek yang dilakukan oleh ummat Islam (muslim), yang bisa sangat 
berbagai dan sangat bervariasi menurut masa, tempat dan keadaannya. Kecerobohan 
para orientalis di masa lalu persis adalah itu, yaitu di mana mereka menilai 
keabsahan Islam sebagai ajaran dari praktek yang bisa jauh menyimpang dari para 
penganutnya (muslim) itu, apalagi ketika sejarah orang Islam berada di titik 
nadirnya, dengan keterbelakangan, kebodohan,
 kemiskinan, dsb, yang mengglobal. 
   Pokoknya, kalau kita mau mengkaji apakah ABS-SBK itu sebagai filosofi hidup 
orang Minanng atau Melayu secara luasnya, cocok dengan tuntutan kebutuhan masa 
sekarang, lihatlah konsep ajaran itu secara murni, yang tidak dikaitkan kepada 
praktek pelaksanaannya. Dalam ABS-SBK, Adat tidak diletakkan sebagai sejajar 
dengan Syarak. Di hadapan Syarak, Adat itu terbagi dua: yang islami, sejalan 
dan cocok dengan Islam, dan yang jahili, berlawanan dengan Islam atau syarak. 
Tugas kita sebagai orang Minang adalah, memakaikan adat yang islami, artinya 
yang cocok dan sejalan dengan Islam, dan membuang adat yang jahili, yang 
bertentangan dengan Islam. Apapun contoh barangnya. Tiap kali kita mengatakan 
Islam, adalah seperti yang diajarkan dalam Al Quran dan Al Hadits itu.
Nah, itu dulu. Kini, komentar Anda lagi...


--- On Thu, 4/23/09, Sutan Sinaro <stsin...@yahoo.com> wrote:

> From: Sutan Sinaro <stsin...@yahoo.com>
> Subject: [...@ntau-net] u/pak Mochtar (Masalah Adaik Basandi Sarak, Sarak 
> Basandi Kitabullah)
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Date: Thursday, April 23, 2009, 8:38 AM
> Maaf pak, ini sengaja diulang ... karena mengalir ... topik
> yang ini sudah bertukar ke 
> yang lain, sehingga ndak nampak oleh bapak,.... kita
> maafkan mereka.
> Ambo ulangi baliak ...
>  
> Assalamu'alaikum. w.w.
>  
> Bapak Mochtar yang saya hormati dan dunsanak di palanta. 
> 
> Benar apa yang bapak sampaikan, hanya saja bapak lupa ada
> hubungan causalitas 
> (sebab akibat) diantara keduanya. Perhatikan sejarah
> bagaimana Jerman menguasai 
> suatu region, tapi region itu tidak membekaskan apa-apa
> setelah ditinggalkan, berbeda 
> dengan Islam yang datang ke Andalusia, sampai hari ini
> masih ada orang-orang (bukan 
> situs) yang tetap memegang ajarannya meskipun masjid
> Andalusia sudah menjadi gereja.
> 
>    Tapi tidak apa-apa, saya coba mengikuti cara bapak
> berpikir. Kita pisahkan antara 
> filosofi dan ideologi di satu pihak dengan praktek
> pengamalannya di pihak lain.
>   Kita lihat satu-satu. Dari Traktat bukik Marapalam yang
> dibawa turun oleh dua puak 
> yang berbeda,
> Sudah nampak bahwa ABS SBK yang dimaksud tidak matang, tapi
> lambiak matah. Apalagi kalau ditanya ada atau tidaknya buku
> ABS SBK tersebut yang secara manual 
> dapat dibaca dan dipelajari, dan diwariskan ke generasi
> berikutnya. Konsep ABS SBK 
> yang dibawa turun hanya ada dalam kepala masing-masing puak
> dan dalam perasaan 
> dan persepsi yang berbeda diantara keduanya. Dari segi
> ajarannya jelas ini tidak 
> kongkrit karena persepsi berbeda apalagi
> pengejawantahannya. Satu puak dengan 
> berpegang teguh pada konsep yang datang dari Allah dan
> beranggapan bahwa yang 
> diterima puak lain adalah konsep itu juga. Bagi mereka ABS
> SBK yang dimaksud 
> adalah Qur-an dan Sunnah.
>    Sementara puak yang lain membawa turun konsep yang
> berpegang teguh kepada 
> Adaik lamo pusako Usang. Indak lakang dek paneh indak
> lapuak dek hujan. 
> Sacotok indak buliah ka di ayam, pasu padan jan dianjak
> urang lalu, cupak jan nyo 
> tuka dek rang panggaleh. Maka ABS SBK menurut mereka adalah
> adaik salingkungan 
> gunuang marapi jo singgalang tigo jo gunuang tandikek,
> Luhak nan tigo Lareh nan duo, 
> taruih ka rantau ka pasisia, dari sialang balantak basi
> sampai ka sipisak pisau anyuik, 
> dari tapi ombak nan badabua sampai ka durian di takuak
> rajo. Mereka bertahan dengan
> itu dan Sarak mangato adaik mamakai hanyalah lip service
> untuk mempertahankan jan 
> cupak dituka rang panggaleh.
>    Kalau ini yang bapak maksudkan sebagai konsep ajaran
> filosofis dan ideoloigs, maka 
> saya katakan ini adalah lambiak matah, indak jaleh. Karena
> dua hal yang berbeda 
> dicampurkan menjadi satu seperti air dengan minyak nan
> indak bisa dipanga-pangakan. 
> 
>    Kalau kita telusuri sejarah, memang tidak ada
> kesimpulan yang pasti yang mengadopsi 
> diantara keduanya yang dapat dipraktekkan dalam kehidupan
> sehari-hari meskipun Prof. 
> M. Nasroen mencoba men- “summary” nya dalam Falsafah
> adat alam Minangkabau, 
> ataupun Idrus hakimi datuak Rajo Pangulu mencoba memberikan
> secara Mingguan di 
> mingguan Singgalang dan harian di Harian Haluan dan dalam
> bukunya Bunga rampai 
> Mustika Adat istiadat Minangkabau. Sedangkan BAM yang
> diajarkan disekolah-sekolah 
> sekarang hanyalah berupa pengetahuan, dan seolah-olah
> sejarah yang tidak untuk 
> dipraktekkan. Belum lagi kalau kita memasukkan satu lagi
> ideologi yang katanya dianut
> oleh seluruh bangsa Indonesia yakni Pancasila yang pernah
> dipaksakan Soeharto dengan
>  P4 nya. 
>      Maka secara ajaran filosofis dan idelogis yang
> bapak simpulkan sebagai  
> “Tungku Tigo sajarangan”, ataupun “Tali sahalai
> bapilin tigo” adalah urusan nan lambiak 
> matah. Mengapa ?, karena sebenarnya mereka “Kayu Bacupang
> Tigo”, yang secara 
> adat “indak bisa diantakkan” , secara agama adalah
> “syirik” dan secara negara 
> “inksonstitusional” sifatnya. Kenapa analogi itu yang
> cocok, karena mereka saling 
> mempengaruhi (Baca Trialisme Masyarakat Minang).
> 
>     Oleh sebab itu bapak Mochtar yang saya hormati dan
> seluruh nan hadir di palanta ko, 
> Pak Saaf yang mencoba membuat buku panduan (dengan SK
> Gubernur) yang dapat 
> dipraktekkan dan dijadikan pedoman dalam kehidupan orang
> Minang mengalami 
> kesulitan yang luar biasa dalam meramu dan menyusunnya. 
> 
>   Sebelum tulisan ini menjadi sangat panjang, kita
> cukupkan saja dahulu dalam bab 
> filosofis dan ideologis ini, karena ada komentar
> seolah-olah nan awak pakatokan ko 
> hanya konsumsi urang-urang nan santiang sen, nan kami-kami
> ko baa ?. (Padahal 
> ambopun indak santiang-santiang bana lo do, kok
> dibandiangkan jo Pak Mochtar, 
> Pak Saaf apo lai Buya, ambo samo sen jo
> dunsanak-dunsanaknyo, 
> Sinaro ko ... aa na lah). Kito punta hinggo iko dulu. 
> 
> Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya pada Bapak Mochtar
> Naim dan sado nan 
> adoh di Palanta, saya mohon maaf jika ada kata yang salah
> dan tidak pada tempatnya. 
> Jika benar adanya maka datangnya dari Allah swt., jika
> tidak, maka datangnya dari diri saya sendiri yang dha’if.
> 
> Wassalam
>  
> St. Sinaro
> 
> 
> 
>       
> 

      

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke