Sekedar menambahkan.
Sebenarnya untuk mall, hotel dan industri besar, mereka dikenakan beberapa 
skema harga yang berbeda dengan pelanggan rumah tangga kecil. Disamping 
perbedaan harga, industri juga dikenakan kebijakan Dayamax plus dimana mereka 
akan dikenakan biaya kompenasi (mohon maaf saya lupa istilanya)  apabila 
memakai energi listrik pada waktu beban puncak. 
Pengalaman saya di Bali, sewaktu PLTGU Gilimanuk keluar dari sistem, kami 
menghimbau hotel-hotel besar, mall2 dan pusat perbelanjaan untuk menghidupkan 
gensetnya dan tidak menggunakan listrik dari PLN pada waktu beban puncak, 
sehingga pemadaman dapat berkurang jauh. Padahal waktu itu adalah High Season, 
namun black out dapat dihindari.
Setuju dengan statement Bapak Zalmahdi, sepatutnya permasalahan kelistrikan, 
terutama dari hulu (energi primer) harus dipikirkan bersama-sama. Seperti upaya 
menjaga pasokan air di sekitar Danau Singkarak dan Maninjau, percepatan 
interkoneksi Sumatra dan tentu saja pembangunan pembangkit-pembangkit baru di 
wilayah SUMBARIAU.

Banyak Maaf

Salam
Bot SP




Bot Sosani Piliang
Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream
www.botsosani.wordpress.com
Hp. 08123885300

--- On Fri, 8/28/09, zalmahdi syamsuddin <zsyamsud...@yahoo.com.sg> wrote:

From: zalmahdi syamsuddin <zsyamsud...@yahoo.com.sg>
Subject: [...@ntau-net] Re: PLN
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Friday, August 28, 2009, 12:36 AM

Kondisi yang selalu berulang setiap tahun disetiap musim kemarau, Sumatera 
Barat defisit pasokan listrik. Upaya PLN mengirimkan (memasok) listrik dari 
Sumatera Selatan, pemadaman listrik tetap tidak bisa dihindarkan.  
 
Sebetulnya Propinsi Sumatera Barat sangat kaya dengan sumber listrik. Dari 
berbagai informasi, kondisi kelistrikan di Sumatera Barat :
a. Total kapasitas pembangkit terpasang 479,45 MW dengan beban konsumen sebesar 
286,4 MW
b. Komposisi pembangkit :  252,55 MW (52,67 %) PLTA, 200 MW (41,71 %) PLTU 
batubara dan sisa pembangkit lainnya.
 
Data angka2 di atas, seharusnya di Sumatera Barat tidak akan terjadi defisit 
pasokan listrik bila tidak terjadi sesuatu pada unit pembangkit dan/atau sumber 
energi primernya, pembangkit yang ada dapat memenuhi kebutuhan listriknya. 
Kemampuan PLTA membangkitkan listrik sangat dipengaruhi oleh musim 
(ketersediaan air). Kemampuan PLTU sama saja, bila tidak ada gangguan pada 
mesinnya apakah tersedia batubara sesuai dengan kualitas desainnya.
 
Agar tidak defisit lagi di masa depan, perlu dijaga kelangsungan operasi 
pembangkit2 tersebut, baik dari sisi kesiapan operasi dari mesinnya (sepenuhnya 
tanggung jawab PLN) maupun ketersediaan sumber energi primernya (melibatkan 
juga peran berbagai pihak di luar PLN). 
 
Tanpa menyalahkan siapa-siapa, barangkali ada yang salah/keliru atau tidak 
tepat dalam pengelolaan listrik di Sumatera Barat, baik dari sisi pembangkitnya 
maupun dari sisi energi primernya, yang penyelesaiannya melibatkan peran 
(kepedulian) dari berbagai pihak. 
 
Maaf bila ada yang tidak berkenan.
 
Wassalam
Zalmahdi
 

--- On Wed, 26/8/09, Kurnia Chalik <kurnia.cha...@inpex.co.jp> wrote:


From: Kurnia Chalik <kurnia.cha...@inpex.co.jp>
Subject: [...@ntau-net] RE: PLN
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Wednesday, 26 August, 2009, 12:56 PM








Ass Wr Wb Da Riri,dinda Ephi,Pak Boes sarato adi dunsanak kasadonyo,
 
Ambo pribadi turut prihatin dengan kondisi pemadaman Listrik di Sumatera Barat 
saat ini,karena adanya defisit tenaga listrik yang cukup besar saat ini 
walaupun sudah ada pasokan bantuan dari SUMBAGSEL sebesar 200MW (Sebagaimana 
informasi dari Pak Rudi Antono-PLN Batam bbrp hari yang lalu).
Menurut hemat ambo,sebetulnya tidak ada satupun pihak pun yang senang dengan 
kondisi ini,baik PLN maupun masyarakat luas.
 
Tapi yang jelas ini adalah masalah yang sangat serius dan dilematis bagi 
masyarakat luas saat ini,yang tentunya memerlukan solusi yang cepat dan tepat. 
Seharusnya kalau PLN mau dan Pemda pun agak sedikit tegas,sebetulnya masyarakat 
luaslah yang terlebih dahulu yang harus diprioritaskan mendapatkan pasokan 
listrik ini.
 
Karena kalau pada skala Perusahaan2/Industri2/kantor2/Mall2/ dsb di Sumatera 
Barat saat ini, tentunya mereka sudah punya genset sendiri (generator),sebagai 
back up lisriknya.Jikalau adapun yang belum punya genset,tentunya dengan 
kekuatan financial mereka, mereka akan sanggup membeli genset sendiri untuk 
mengatasi problem ini.
 
Disinilah diperlukan keberanian Pemda dan kearifan serta keberpihakan kebijakan 
dari PT.PLN kepada rakyat luas sebetulnya.Kepentingan masyarakat luaslah yang 
seharusnya kita dahulukan.Karena merekalah golongan yang mempunyai bargaining 
position yang paling lemah.
 
Demikian saja sedikit urung rembug ambo,terlebih terkurang ambo mohon ma’af.
 
Wassalam,
Kurnia Chalik




        New Email names for you!  

Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.

Hurry before someone else does







      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke