Dunsanak di palanta Rantaunet.

Sabananyo banyak curito nan sadang ambo kumpuakan satantangan keikutsertaan
keluarga sarato nagari ambo jo PRRI iko, walaupun ambo ketiko itu barado di
Palembang.

Iko ciek curito nan tajadi dari nagari Sitalang tamasuak nan sadang kami
kumpuakan jo angku doto


*Mat Asan pahlawan tak dikenal dari nagari Sitalang*

Mat Asan bujang pilihan
Menetap di Sitalang tak pernah bosan
Sangat banyak meninggalkan kesan
Untuk anak cucu jadikan teladan

Di SR Asan sangat pintar
Guru heran ketika mengajar
Semua pertanyaan dijawab lancar
Dengan kawan senang kelakar

Bila guru menghitung salah
Spontan Asan lalu membantah
Bila muncul ricuh dan telagah
Sering gurunya yang mengalah

Sifat sosialnya Allohu Robbi
Sanggup menolong petang dan pagi
Tak pernah dia meminta gaji
Terkadang orang ikhlas memberi

Keluarga Mat Asan orang tak mampu
Sawah tak punya, rumah dari bambu
Lima beradik bahu membahu
Menegakkan kaum bersatu padu

Jaman berperang melawan NICA
Tenaganya dipakai oleh tentara
Menjadi penyelidik atau mata-mata
Mengantar nasi dikerjakan pula

Perang selesai Mat Asan terlupakan
Tidak dihargai sebagai veteran
Lalu berjualan dari pekan ke pekan
Menyambung hidup mencari makan

Inilah yang istimewa pada Mat Asan
Bisa terlelap sambil berjalan
Meski di kepala ada beban
Tidurnya pulas sampai di tujuan

Saat pergi ke Lubuk Basung
Asan terbangun lalu ke warung
Tiada lagi beban yang dijunjung
Minum segelas, makan secambung

Pristiwa terulang di masa PRRI
Mat Asan kembali ikut mengabdi
Tugas utama mengantar nasi
Untuk pemimpin yang sedang mengungsi

Pak Natsir bersama rombongan
Pagi dan petang diantarkan makan
Biarpun gerimis ataupun hujan
Nasi tak mungkin ditahan tahan

Ada pada suatu ketika
OPR mengadu kepada tentara
Tentang Asan punya kerja
Mat Asan ditangkap untuk diperiksa

Asan dibawa ke dalam hutan
Mata ditutup dengan sapu tangan
Jari diikat ke belakang badan
Lalu dipukuli sepanjang jalan

Penduduk Sitalang hati terluka
Dengan Mat Asan di akhir usia
Nyawanya melayang di ujung senjata
Jasadnya hilang tak tahu rimba

Kepada orang Sitalang kami berpesan
Buatkan kuburan di pinggir jalan
Nyatakan dia seorang pahlawan
Hidupnya berjasa penuh kenangan

Walaupun di kampung dia mengabdi
Ikut berjuang membela pertiwi
Tidak berharap upah komisi
Itulah Mat Hasan pahlawan sejati

wassalamualikum w.w.

Drs. H. Noor Indones St. Sati 73 th.
Asa nagari Sitalang, suku Tanjuang

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke