[bali] FW: Popo's text attached
Hallo pak Wiw, Vieb, dan teman-teman yang lain, Tadi siang saya sudah kasih presentasi di Tokyo University. Menarik juga, mereka mulai scientific-kan banyak ilmu-ilmu yang mendengarkan saja bikin kita menyeringai. Ada program studi tentang hidup dan bangka, dan sebagainya. Karena keturunan dalang, saya ikutan bicara tentang Happiness, padahal ini kurikulum yang dijalankan dimana-mana di Bali sambil metuakan. Tadi juga ada Professor dari Seoul yang pesentasikan hubungan happiness dengan sustainability, ada komikus beken disini, jazz pianos orang Jepang yang bermukim di New York, dan bberapa pembicara menarik lainnya. Dari acara dua hari terakhir, saya melihat, untuk future lifestyle banyak sekali yang bisa kita create dari Bali. Kalau kita seriusin beberapa topik di Bali, sembari mengurangi ajum-ajuman, bakalan banyak yang bisa kita angkat sebagai sesuatu yang futuristik. Maklum, zaman semakin informal, dan semua orang sudah ingin menjauhi stress. Ada kabar baik, tadi sore saya ditelpon Dirjen Energy dan Sumber daya Mineral, katanya besok malam saya mau dikasih penghargaan oleh pemerintah di JCC, dihadiri pak SBY segala, karena dianggap sebagai undagi yang jemet, yang mau concern untuk ikutan menghemat energy dalam design-design yang kita buat. Nah, depang anake ngadanin. Karena saya masih nyangklek disini, besok mau diwakili oleh kakak saya, Ciuk. Oh iya, akhirnya saya jadi bawa foto-nya pak Wis, tapi sebelumnya sudah saya maini di photoshop dan tak pasangin udeng. Cukup banyak tuh yang tertarik. Salam dari Jepun, pd Working as an Architect in the Happiness Industry.doc Description: Binary data
[bali] Re: FW: Popo's text attached
Selamat Pak Popo, jadi Pak Popo berhasil memberikan landasan Art bagi masa depan Science ? ? Text terlampir akan saya manfaatkan untuk kepentingan yang lebih tinggi ya ?. Memang orang ornag energi seperti saya sedang mencari tempat dan model happiness yang bisa meluas dan menerus. Ternyata lebih efektif untuk memulai dengan Hemat Enegi terlebih dahulu daripada memulai dengan membeli tekologi energi terbarukan ya? dan harus ada Arsitek, dan lain lain SDM yang kompeten. What next? UN Climate Change Conference benar benar menungu apa kata Bali tentang Art dan Hemat Energi dengan arti yang seluas luasnya dan setinggi tingginya.. Misi Arsitek mohon dilanjutkan Pak. Salam, Tjahjo- Popo Danes [EMAIL PROTECTED] wrote: Hallo pak Wiw, Vieb, dan teman-teman yang lain, Tadi siang saya sudah kasih presentasi di Tokyo University. Menarik juga, mereka mulai scientific-kan banyak ilmu-ilmu yang mendengarkan saja bikin kita menyeringai. Ada program studi tentang hidup dan bangka, dan sebagainya. Karena keturunan dalang, saya ikutan bicara tentang Happiness, padahal ini kurikulum yang dijalankan dimana-mana di Bali sambil metuakan. Tadi juga ada Professor dari Seoul yang pesentasikan hubungan happiness dengan sustainability, ada komikus beken disini, jazz pianos orang Jepang yang bermukim di New York, dan bberapa pembicara menarik lainnya. Dari acara dua hari terakhir, saya melihat, untuk future lifestyle banyak sekali yang bisa kita create dari Bali. Kalau kita seriusin beberapa topik di Bali, sembari mengurangi ajum-ajuman, bakalan banyak yang bisa kita angkat sebagai sesuatu yang futuristik. Maklum, zaman semakin informal, dan semua orang sudah ingin menjauhi stress. Ada kabar baik, tadi sore saya ditelpon Dirjen Energy dan Sumber daya Mineral, katanya besok malam saya mau dikasih penghargaan oleh pemerintah di JCC, dihadiri pak SBY segala, karena dianggap sebagai undagi yang jemet, yang mau concern untuk ikutan menghemat energy dalam design-design yang kita buat. Nah, depang anake ngadanin. Karena saya masih nyangklek disini, besok mau diwakili oleh kakak saya, Ciuk. Oh iya, akhirnya saya jadi bawa foto-nya pak Wis, tapi sebelumnya sudah saya maini di photoshop dan tak pasangin udeng. Cukup banyak tuh yang tertarik. Salam dari Jepun, pd Back-up email for: [EMAIL PROTECTED] __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[bali] Re: FW: Popo's text attached
Terimakasih pak Tjahjo, Memang kalau saya lihat, selama ini kita terlalu mensakralkan bidang kita masing-masing dan enggan berkolaborasi. Apalagi masih ada orang eksakta yang sedikit memandang miring orang sosial. Saya kebetulan, entah orang sosial yang berjalan dijalur eksakta atau orang eksakta yang larut dibidang sosial, saya pikir keduanya sama saja. Karena mulai concern sama ethnography, perusahaan-perusahaan gede sekarang mulai mempekerjakan antropolog, dan mereka sering dihargai lebih daripada insinyur, karena lebih berfilosofi, tidak cuma bertukang, ha ha ha ... Saya pikir ini sudah merupakan satu langkah maju dalam usaha memanusiakan manusia, dan seterusnya. Di UN Climate Change Conference nanti rencananya ada juga display karya saya yang mendapatkan Asean Asean Energy Award 2004. Sebetulnya kita bisa melakukannya dari yang remeh-remeh. Coba saja kalau semua kantor di Jakarta diset temperaturnya 26 derajat C, instead of 22, berapa uang yang dihemat. Belum kalau kita menghitung ongkos laundry mereka yang harus pakai jas ke kantor karena kedinginan. Padahal seharusnya cukup pakai pakaian tropis biasa. Salam, popo On 11/5/07 2:08 AM, CHPStar [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat Pak Popo, jadi Pak Popo berhasil memberikan landasan Art bagi masa depan Science ? ? Text terlampir akan saya manfaatkan untuk kepentingan yang lebih tinggi ya ?. Memang orang ornag energi seperti saya sedang mencari tempat dan model happiness yang bisa meluas dan menerus. Ternyata lebih efektif untuk memulai dengan Hemat Enegi terlebih dahulu daripada memulai dengan membeli tekologi energi terbarukan ya? dan harus ada Arsitek, dan lain lain SDM yang kompeten. What next? UN Climate Change Conference benar benar menungu apa kata Bali tentang Art dan Hemat Energi dengan arti yang seluas luasnya dan setinggi tingginya.. Misi Arsitek mohon dilanjutkan Pak. Salam, Tjahjo- Popo Danes [EMAIL PROTECTED] wrote: Hallo pak Wiw, Vieb, dan teman-teman yang lain, Tadi siang saya sudah kasih presentasi di Tokyo University. Menarik juga, mereka mulai scientific-kan banyak ilmu-ilmu yang mendengarkan saja bikin kita menyeringai. Ada program studi tentang hidup dan bangka, dan sebagainya. Karena keturunan dalang, saya ikutan bicara tentang Happiness, padahal ini kurikulum yang dijalankan dimana-mana di Bali sambil metuakan. Tadi juga ada Professor dari Seoul yang pesentasikan hubungan happiness dengan sustainability, ada komikus beken disini, jazz pianos orang Jepang yang bermukim di New York, dan bberapa pembicara menarik lainnya. Dari acara dua hari terakhir, saya melihat, untuk future lifestyle banyak sekali yang bisa kita create dari Bali. Kalau kita seriusin beberapa topik di Bali, sembari mengurangi ajum-ajuman, bakalan banyak yang bisa kita angkat sebagai sesuatu yang futuristik. Maklum, zaman semakin informal, dan semua orang sudah ingin menjauhi stress. Ada kabar baik, tadi sore saya ditelpon Dirjen Energy dan Sumber daya Mineral, katanya besok malam saya mau dikasih penghargaan oleh pemerintah di JCC, dihadiri pak SBY segala, karena dianggap sebagai undagi yang jemet, yang mau concern untuk ikutan menghemat energy dalam design-design yang kita buat. Nah, depang anake ngadanin. Karena saya masih nyangklek disini, besok mau diwakili oleh kakak saya, Ciuk. Oh iya, akhirnya saya jadi bawa foto-nya pak Wis, tapi sebelumnya sudah saya maini di photoshop dan tak pasangin udeng. Cukup banyak tuh yang tertarik. Salam dari Jepun, pd Back-up email for: [EMAIL PROTECTED] __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[bali] tes email baru
silahkan abaikan pesan ini. testing email... salam, ngurah beni setiawan __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[bali] Re: FW: Popo's text attached
Selamat pagi Bali, saya sendiri sedang mempelajari keberhasilan Pak Popo dan pakem pakem nya, dan rekan milis lain bantu ya membedah Popo Danes ini, Popo Danes [EMAIL PROTECTED] wrote:Re: [bali] Re: FW: Popo's text attached Terimakasih pak Tjahjo, Memang kalau saya lihat, selama ini kita terlalu mensakralkan bidang kita masing-masing dan enggan berkolaborasi. Apalagi masih ada orang eksakta yang sedikit memandang miring orang sosial. Saya kebetulan, entah orang sosial yang berjalan dijalur eksakta atau orang eksakta yang larut dibidang sosial, saya pikir keduanya sama saja. (kolaborasi sosisial dan eksata apakah ada di pendidikan nasional? adakah azas ini di UU Dasar 1945? apabila ada, apakah ini GAP yang bagus untuk diisi sebagai new infrastructure?) Karena mulai concern sama ethnography, perusahaan-perusahaan gede sekarang mulai mempekerjakan antropolog, dan mereka sering dihargai lebih daripada insinyur, karena lebih berfilosofi, tidak cuma bertukang, ha ha ha ... Saya pikir ini sudah merupakan satu langkah maju dalam usaha memanusiakan manusia, dan seterusnya (saya yakin intuisi Pak Popo menguat terus karena biasa kerjasama dengan tukang tukang di lapangan dan Owner yang uangnya relatif terbatas kan? mungkin ada yang tahu, mengapa masyarakat lebih mengenal Project Management (PM) dari pada Construction Management (CM) ?) Di UN Climate Change Conference nanti rencananya ada juga display karya saya yang mendapatkan Asean Asean Energy Award 2004. Sebetulnya kita bisa melakukannya dari yang remeh-remeh. Coba saja kalau semua kantor di Jakarta diset temperaturnya 26 derajat C, instead of 22, berapa uang yang dihemat. Belum kalau kita menghitung ongkos laundry mereka yang harus pakai jas ke kantor karena kedinginan. Padahal seharusnya cukup pakai pakaian tropis biasa (apakah 2004 -2007 sudah menimbulkan berbagai proses spt learning dan planning? pentingkah Pendidikan dan Kompetensi Guru, atau Perencanaan dan Kompetensi Perencana?) (maksud saya ..untuk menyimpulkan apakah gerakan koperasi di Bali, di Indonesia dan di ASEAN sudah punah? .butuh Gerakan GreenWar? ) Salam, popo Tjahjo- On 11/5/07 2:08 AM, CHPStar [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat Pak Popo, jadi Pak Popo berhasil memberikan landasan Art bagi masa depan Science ? ? Text terlampir akan saya manfaatkan untuk kepentingan yang lebih tinggi ya ?. Memang orang ornag energi seperti saya sedang mencari tempat dan model happiness yang bisa meluas dan menerus. Ternyata lebih efektif untuk memulai dengan Hemat Enegi terlebih dahulu daripada memulai dengan membeli tekologi energi terbarukan ya? dan harus ada Arsitek, dan lain lain SDM yang kompeten. What next? UN Climate Change Conference benar benar menungu apa kata Bali tentang Art dan Hemat Energi dengan arti yang seluas luasnya dan setinggi tingginya.. Misi Arsitek mohon dilanjutkan Pak. Salam, Tjahjo- Popo Danes [EMAIL PROTECTED] wrote: Hallo pak Wiw, Vieb, dan teman-teman yang lain, Tadi siang saya sudah kasih presentasi di Tokyo University. Menarik juga, mereka mulai scientific-kan banyak ilmu-ilmu yang mendengarkan saja bikin kita menyeringai. Ada program studi tentang hidup dan bangka, dan sebagainya. Karena keturunan dalang, saya ikutan bicara tentang Happiness, padahal ini kurikulum yang dijalankan dimana-mana di Bali sambil metuakan. Tadi juga ada Professor dari Seoul yang pesentasikan hubungan happiness dengan sustainability, ada komikus beken disini, jazz pianos orang Jepang yang bermukim di New York, dan bberapa pembicara menarik lainnya. Dari acara dua hari terakhir, saya melihat, untuk future lifestyle banyak sekali yang bisa kita create dari Bali. Kalau kita seriusin beberapa topik di Bali, sembari mengurangi ajum-ajuman, bakalan banyak yang bisa kita angkat sebagai sesuatu yang futuristik. Maklum, zaman semakin informal, dan semua orang sudah ingin menjauhi stress. Ada kabar baik, tadi sore saya ditelpon Dirjen Energy dan Sumber daya Mineral, katanya besok malam saya mau dikasih penghargaan oleh pemerintah di JCC, dihadiri pak SBY segala, karena dianggap sebagai undagi yang jemet, yang mau concern untuk ikutan menghemat energy dalam design-design yang kita buat. Nah, depang anake ngadanin. Karena saya masih nyangklek disini, besok mau diwakili oleh kakak saya, Ciuk. Oh iya, akhirnya saya jadi bawa foto-nya pak Wis, tapi sebelumnya sudah saya maini di photoshop dan tak pasangin udeng. Cukup banyak tuh yang tertarik. Salam dari Jepun, pd Back-up email for: [EMAIL PROTECTED] __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[bali] Re: tes email baru
Ok, sudah masuk P. Ngurah Beni On Nov 4, 2007 4:11 PM, ngurah beni setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: silahkan abaikan pesan ini. testing email... salam, ngurah beni setiawan __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com -- Gde Wisnaya Wisna Jl.Dewi Sartika Utara 32A Singaraja-Bali
[bali] Re: FW: Popo's text attached
Kok saya mau dibedah. Gawat ini. Take it easy pak Tjahjo, saya nggak ada apa-apanya kok. Saya cuman melakoni apa yang saya bisa jalani. Believe in what I do, Do what I believe in. Maklum, karena kita gembar-gembor sudah duluan banyak yang jegal, hasut, dsb. Betul nggak ? Nah, itu yang harus dipadamkan dulu di masyarakat kita. Apa yang kita lakukan, pasti ada saja yang nggak suka dan merasa terusik. Kalau kita menanam sesuatu, jarang yang bantu. Memelihara, apa lagi. Kalau panen, ngajak-ngajak dong, masak teman sendiri dilupakan. Gitu kan pak ? Sekarang saya sudah di lounge di Narita, nanti malam sampai di Bali, besok sudah boleh makan tipat cantok. pd On 11/5/07 9:16 AM, CHPStar [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat pagi Bali, saya sendiri sedang mempelajari keberhasilan Pak Popo dan pakem pakem nya, dan rekan milis lain bantu ya membedah Popo Danes ini, Popo Danes [EMAIL PROTECTED] wrote: Re: [bali] Re: FW: Popo's text attached Terimakasih pak Tjahjo, Memang kalau saya lihat, selama ini kita terlalu mensakralkan bidang kita masing-masing dan enggan berkolaborasi. Apalagi masih ada orang eksakta yang sedikit memandang miring orang sosial. Saya kebetulan, entah orang sosial yang berjalan dijalur eksakta atau orang eksakta yang larut dibidang sosial, saya pikir keduanya sama saja. (kolaborasi sosisial dan eksata apakah ada di pendidikan nasional? adakah azas ini di UU Dasar 1945? apabila ada, apakah ini GAP yang bagus untuk diisi sebagai new infrastructure?) Karena mulai concern sama ethnography, perusahaan-perusahaan gede sekarang mulai mempekerjakan antropolog, dan mereka sering dihargai lebih daripada insinyur, karena lebih berfilosofi, tidak cuma bertukang, ha ha ha ... Saya pikir ini sudah merupakan satu langkah maju dalam usaha memanusiakan manusia, dan seterusnya (saya yakin intuisi Pak Popo menguat terus karena biasa kerjasama dengan tukang tukang di lapangan dan Owner yang uangnya relatif terbatas kan? mungkin ada yang tahu, mengapa masyarakat lebih mengenal Project Management (PM) dari pada Construction Management (CM) ?) Di UN Climate Change Conference nanti rencananya ada juga display karya saya yang mendapatkan Asean Asean Energy Award 2004. Sebetulnya kita bisa melakukannya dari yang remeh-remeh. Coba saja kalau semua kantor di Jakarta diset temperaturnya 26 derajat C, instead of 22, berapa uang yang dihemat. Belum kalau kita menghitung ongkos laundry mereka yang harus pakai jas ke kantor karena kedinginan. Padahal seharusnya cukup pakai pakaian tropis biasa (apakah 2004 -2007 sudah menimbulkan berbagai proses spt learning dan planning? pentingkah Pendidikan dan Kompetensi Guru, atau Perencanaan dan Kompetensi Perencana?) (maksud saya ..untuk menyimpulkan apakah gerakan koperasi di Bali, di Indonesia dan di ASEAN sudah punah? .butuh Gerakan GreenWar? ) Salam, popo Tjahjo- On 11/5/07 2:08 AM, CHPStar [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat Pak Popo, jadi Pak Popo berhasil memberikan landasan Art bagi masa depan Science ? ? Text terlampir akan saya manfaatkan untuk kepentingan yang lebih tinggi ya ?. Memang orang ornag energi seperti saya sedang mencari tempat dan model happiness yang bisa meluas dan menerus. Ternyata lebih efektif untuk memulai dengan Hemat Enegi terlebih dahulu daripada memulai dengan membeli tekologi energi terbarukan ya? dan harus ada Arsitek, dan lain lain SDM yang kompeten. What next? UN Climate Change Conference benar benar menungu apa kata Bali tentang Art dan Hemat Energi dengan arti yang seluas luasnya dan setinggi tingginya.. Misi Arsitek mohon dilanjutkan Pak. Salam, Tjahjo- Popo Danes [EMAIL PROTECTED] wrote: Hallo pak Wiw, Vieb, dan teman-teman yang lain, Tadi siang saya sudah kasih presentasi di Tokyo University. Menarik juga, mereka mulai scientific-kan banyak ilmu-ilmu yang mendengarkan saja bikin kita menyeringai. Ada program studi tentang hidup dan bangka, dan sebagainya. Karena keturunan dalang, saya ikutan bicara tentang Happiness, padahal ini kurikulum yang dijalankan dimana-mana di Bali sambil metuakan. Tadi juga ada Professor dari Seoul yang pesentasikan hubungan happiness dengan sustainability, ada komikus beken disini, jazz pianos orang Jepang yang bermukim di New York, dan bberapa pembicara menarik lainnya. Dari acara dua hari terakhir, saya melihat, untuk future lifestyle banyak sekali yang bisa kita create dari Bali. Kalau kita seriusin beberapa topik di Bali, sembari mengurangi ajum-ajuman, bakalan banyak yang bisa kita angkat sebagai sesuatu yang futuristik. Maklum, zaman semakin informal, dan semua orang sudah ingin menjauhi stress. Ada kabar baik, tadi sore saya ditelpon Dirjen Energy dan Sumber daya Mineral, katanya besok malam saya mau dikasih penghargaan oleh pemerintah di JCC, dihadiri pak SBY segala, karena
[bali] Re: FW: Popo's text attached
Om Suastiastu, Bli Popo Danes, salam kenal, tyang sempat baca buku yang bli tulis (co-writer). aduh! kalo bahas yang bli bahas sepertinya pemikiran luar biasa...otak ini blm sampe kesana. tapi yang menarik, di akhir email ada kata tipat cantok nah, ini yang paling nyangkut di hati...hehehe selamat atas sukses nya misi di jepun.. salam kenal, ngurah beni setiawan pi = 3.14 love just like 'pi'...it's natural, irrational and very important - Original Message From: Popo Danes [EMAIL PROTECTED] To: bali@lp3b.or.id Sent: Tuesday, November 6, 2007 12:32:11 PM Subject: [bali] Re: FW: Popo's text attached Kok saya mau dibedah. Gawat ini. Take it easy pak Tjahjo, saya nggak ada apa-apanya kok. Saya cuman melakoni apa yang saya bisa jalani. Believe in what I do, Do what I believe in. Maklum, karena kita gembar-gembor sudah duluan banyak yang jegal, hasut, dsb. Betul nggak ? Nah, itu yang harus dipadamkan dulu di masyarakat kita. Apa yang kita lakukan, pasti ada saja yang nggak suka dan merasa terusik. Kalau kita menanam sesuatu, jarang yang bantu. Memelihara, apa lagi. Kalau panen, ngajak-ngajak dong, masak teman sendiri dilupakan. Gitu kan pak ? Sekarang saya sudah di lounge di Narita, nanti malam sampai di Bali, besok sudah boleh makan tipat cantok. pd On 11/5/07 9:16 AM, CHPStar [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat pagi Bali, saya sendiri sedang mempelajari keberhasilan Pak Popo dan pakem pakem nya, dan rekan milis lain bantu ya membedah Popo Danes ini, Popo Danes [EMAIL PROTECTED] wrote: Re: [bali] Re: FW: Popo's text attached Terimakasih pak Tjahjo, Memang kalau saya lihat, selama ini kita terlalu mensakralkan bidang kita masing-masing dan enggan berkolaborasi. Apalagi masih ada orang eksakta yang sedikit memandang miring orang sosial. Saya kebetulan, entah orang sosial yang berjalan dijalur eksakta atau orang eksakta yang larut dibidang sosial, saya pikir keduanya sama saja. (kolaborasi sosisial dan eksata apakah ada di pendidikan nasional? adakah azas ini di UU Dasar 1945? apabila ada, apakah ini GAP yang bagus untuk diisi sebagai new infrastructure?) Karena mulai concern sama ethnography, perusahaan-perusahaan gede sekarang mulai mempekerjakan antropolog, dan mereka sering dihargai lebih daripada insinyur, karena lebih berfilosofi, tidak cuma bertukang, ha ha ha ... Saya pikir ini sudah merupakan satu langkah maju dalam usaha memanusiakan manusia, dan seterusnya (saya yakin intuisi Pak Popo menguat terus karena biasa kerjasama dengan tukang tukang di lapangan dan Owner yang uangnya relatif terbatas kan? mungkin ada yang tahu, mengapa masyarakat lebih mengenal Project Management (PM) dari pada Construction Management (CM) ?) Di UN Climate Change Conference nanti rencananya ada juga display karya saya yang mendapatkan Asean Asean Energy Award 2004. Sebetulnya kita bisa melakukannya dari yang remeh-remeh. Coba saja kalau semua kantor di Jakarta diset temperaturnya 26 derajat C, instead of 22, berapa uang yang dihemat. Belum kalau kita menghitung ongkos laundry mereka yang harus pakai jas ke kantor karena kedinginan. Padahal seharusnya cukup pakai pakaian tropis biasa (apakah 2004 -2007 sudah menimbulkan berbagai proses spt learning dan planning? pentingkah Pendidikan dan Kompetensi Guru, atau Perencanaan dan Kompetensi Perencana?) (maksud saya ..untuk menyimpulkan apakah gerakan koperasi di Bali, di Indonesia dan di ASEAN sudah punah? .butuh Gerakan GreenWar? ) Salam, popo Tjahjo- On 11/5/07 2:08 AM, CHPStar [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat Pak Popo, jadi Pak Popo berhasil memberikan landasan Art bagi masa depan Science ? ? Text terlampir akan saya manfaatkan untuk kepentingan yang lebih tinggi ya ?. Memang orang ornag energi seperti saya sedang mencari tempat dan model happiness yang bisa meluas dan menerus. Ternyata lebih efektif untuk memulai dengan Hemat Enegi terlebih dahulu daripada memulai dengan membeli tekologi energi terbarukan ya? dan harus ada Arsitek, dan lain lain SDM yang kompeten. What next? UN Climate Change Conference benar benar menungu apa kata Bali tentang Art dan Hemat Energi dengan arti yang seluas luasnya dan setinggi tingginya.. Misi Arsitek mohon dilanjutkan Pak. Salam, Tjahjo- Popo Danes [EMAIL PROTECTED] wrote: Hallo pak Wiw, Vieb, dan teman-teman yang lain, Tadi siang saya sudah kasih presentasi di Tokyo University. Menarik juga, mereka mulai scientific-kan banyak ilmu-ilmu yang mendengarkan saja bikin kita menyeringai. Ada program studi tentang hidup dan bangka, dan sebagainya. Karena keturunan dalang, saya ikutan bicara tentang Happiness, padahal ini kurikulum yang dijalankan dimana-mana di Bali sambil metuakan. Tadi juga ada Professor dari Seoul yang pesentasikan hubungan happiness dengan sustainability, ada komikus beken disini, jazz pianos orang Jepang yang bermukim di
[bali] OOT -- kuliner 10rb
Kalo begitu, mudah2an yang saya baca itu yang serius. tapi kalo seandainya pun itu bukan yang serius, wong yang ga serius aja tulisannya bagus, gimana kalo yang serius yah... sip lah Bli Popo (tyang panggil begitu ngga pa pa kan?), nanti saya tunjukin juga kelas kuliner 10rb. kebetulan pecinta kuliner pasar juga nih...pasar sanglah, pasar badung sampe pasar seririt... Pak De Wis, katanya dulu pernah membuat pernyataan akan menggalakkan subject kuliner nih...hehehe...*ngomporin* rahajeng, ngurah beni setiawan *punten akang, teteh...numpang lewat bahas kuliner sedikit pi = 3.14 love just like 'pi'...it's natural, irrational and very important - Original Message From: Popo Danes [EMAIL PROTECTED] To: bali@lp3b.or.id Sent: Tuesday, November 6, 2007 1:35:47 PM Subject: [bali] Re: FW: Popo's text attached Ini juga ngeri, buku yang mana ya yang pernah dibaca. Soalnya saya suka sembarang menulis. Ada yang serius, ada yang ngaco. Ngomong-ngomong soal tipat cantok, saya memang konsultan kuliner, tapi spesialisasinya yang kelas warung saja, yang 10 ribuan sudah wareg. Yang satu itu bisa dibahas di jalur lain. Saya tumben rada rajin nulis disini, soalnya, pesawatnya delay . Ha ha ha pd On 11/5/07 2:16 PM, ngurah beni setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Om Suastiastu, Bli Popo Danes, salam kenal, tyang sempat baca buku yang bli tulis (co-writer). aduh! kalo bahas yang bli bahas sepertinya pemikiran luar biasa...otak ini blm sampe kesana. tapi yang menarik, di akhir email ada kata tipat cantok nah, ini yang paling nyangkut di hati...hehehe selamat atas sukses nya misi di jepun.. salam kenal, ngurah beni setiawan pi = 3.14 love just like 'pi'...it's natural, irrational and very important - Original Message From: Popo Danes [EMAIL PROTECTED] To: bali@lp3b.or.id Sent: Tuesday, November 6, 2007 12:32:11 PM Subject: [bali] Re: FW: Popo's text attached Kok saya mau dibedah. Gawat ini. Take it easy pak Tjahjo, saya nggak ada apa-apanya kok. Saya cuman melakoni apa yang saya bisa jalani. Believe in what I do, Do what I believe in. Maklum, karena kita gembar-gembor sudah duluan banyak yang jegal, hasut, dsb. Betul nggak ? Nah, itu yang harus dipadamkan dulu di masyarakat kita. Apa yang kita lakukan, pasti ada saja yang nggak suka dan merasa terusik. Kalau kita menanam sesuatu, jarang yang bantu. Memelihara, apa lagi. Kalau panen, ngajak-ngajak dong, masak teman sendiri dilupakan. Gitu kan pak ? Sekarang saya sudah di lounge di Narita, nanti malam sampai di Bali, besok sudah boleh makan tipat cantok. pd On 11/5/07 9:16 AM, CHPStar [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat pagi Bali, saya sendiri sedang mempelajari keberhasilan Pak Popo dan pakem pakem nya, dan rekan milis lain bantu ya membedah Popo Danes ini, Popo Danes [EMAIL PROTECTED] wrote: Re: [bali] Re: FW: Popo's text attached Terimakasih pak Tjahjo, Memang kalau saya lihat, selama ini kita terlalu mensakralkan bidang kita masing-masing dan enggan berkolaborasi. Apalagi masih ada orang eksakta yang sedikit memandang miring orang sosial. Saya kebetulan, entah orang sosial yang berjalan dijalur eksakta atau orang eksakta yang larut dibidang sosial, saya pikir keduanya sama saja. (kolaborasi sosisial dan eksata apakah ada di pendidikan nasional? adakah azas ini di UU Dasar 1945? apabila ada, apakah ini GAP yang bagus untuk diisi sebagai new infrastructure?) Karena mulai concern sama ethnography, perusahaan-perusahaan gede sekarang mulai mempekerjakan antropolog, dan mereka sering dihargai lebih daripada insinyur, karena lebih berfilosofi, tidak cuma bertukang, ha ha ha ... Saya pikir ini sudah merupakan satu langkah maju dalam usaha memanusiakan manusia, dan seterusnya (saya yakin intuisi Pak Popo menguat terus karena biasa kerjasama dengan tukang tukang di lapangan dan Owner yang uangnya relatif terbatas kan? mungkin ada yang tahu, mengapa masyarakat lebih mengenal Project Management (PM) dari pada Construction Management (CM) ?) Di UN Climate Change Conference nanti rencananya ada juga display karya saya yang mendapatkan Asean Asean Energy Award 2004. Sebetulnya kita bisa melakukannya dari yang remeh-remeh. Coba saja kalau semua kantor di Jakarta diset temperaturnya 26 derajat C, instead of 22, berapa uang yang dihemat. Belum kalau kita menghitung ongkos laundry mereka yang harus pakai jas ke kantor karena kedinginan. Padahal seharusnya cukup pakai pakaian tropis biasa (apakah 2004 -2007 sudah menimbulkan berbagai proses spt learning dan planning? pentingkah Pendidikan dan Kompetensi Guru, atau Perencanaan dan Kompetensi Perencana?) (maksud saya ..untuk menyimpulkan apakah gerakan koperasi di Bali, di Indonesia dan di ASEAN sudah punah? .butuh Gerakan GreenWar? ) Salam, popo Tjahjo- On 11/5/07 2:08 AM, CHPStar [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat Pak Popo, jadi Pak Popo berhasil memberikan landasan Art bagi masa
[bali] Re: FW: Popo's text attached
Pak Po Melah de bes liu ngesop tipat cantok nyanan mencret Sugre titiang alit On 11/6/07 2:35 PM, Popo Danes [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini juga ngeri, buku yang mana ya yang pernah dibaca. Soalnya saya suka sembarang menulis. Ada yang serius, ada yang ngaco. Ngomong-ngomong soal tipat cantok, saya memang konsultan kuliner, tapi spesialisasinya yang kelas warung saja, yang 10 ribuan sudah wareg. Yang satu itu bisa dibahas di jalur lain. Saya tumben rada rajin nulis disini, soalnya, pesawatnya delay . Ha ha ha pd On 11/5/07 2:16 PM, ngurah beni setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Om Suastiastu, Bli Popo Danes, salam kenal, tyang sempat baca buku yang bli tulis (co-writer). aduh! kalo bahas yang bli bahas sepertinya pemikiran luar biasa...otak ini blm sampe kesana. tapi yang menarik, di akhir email ada kata tipat cantok nah, ini yang paling nyangkut di hati...hehehe selamat atas sukses nya misi di jepun.. salam kenal, ngurah beni setiawan pi = 3.14 love just like 'pi'...it's natural, irrational and very important - Original Message From: Popo Danes [EMAIL PROTECTED] To: bali@lp3b.or.id Sent: Tuesday, November 6, 2007 12:32:11 PM Subject: [bali] Re: FW: Popo's text attached Kok saya mau dibedah. Gawat ini. Take it easy pak Tjahjo, saya nggak ada apa-apanya kok. Saya cuman melakoni apa yang saya bisa jalani. Believe in what I do, Do what I believe in. Maklum, karena kita gembar-gembor sudah duluan banyak yang jegal, hasut, dsb. Betul nggak ? Nah, itu yang harus dipadamkan dulu di masyarakat kita. Apa yang kita lakukan, pasti ada saja yang nggak suka dan merasa terusik. Kalau kita menanam sesuatu, jarang yang bantu. Memelihara, apa lagi. Kalau panen, ngajak-ngajak dong, masak teman sendiri dilupakan. Gitu kan pak ? Sekarang saya sudah di lounge di Narita, nanti malam sampai di Bali, besok sudah boleh makan tipat cantok. pd On 11/5/07 9:16 AM, CHPStar [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat pagi Bali, saya sendiri sedang mempelajari keberhasilan Pak Popo dan pakem pakem nya, dan rekan milis lain bantu ya membedah Popo Danes ini, Popo Danes [EMAIL PROTECTED] wrote: Re: [bali] Re: FW: Popo's text attached Terimakasih pak Tjahjo, Memang kalau saya lihat, selama ini kita terlalu mensakralkan bidang kita masing-masing dan enggan berkolaborasi. Apalagi masih ada orang eksakta yang sedikit memandang miring orang sosial. Saya kebetulan, entah orang sosial yang berjalan dijalur eksakta atau orang eksakta yang larut dibidang sosial, saya pikir keduanya sama saja. (kolaborasi sosisial dan eksata apakah ada di pendidikan nasional? adakah azas ini di UU Dasar 1945? apabila ada, apakah ini GAP yang bagus untuk diisi sebagai new infrastructure?) Karena mulai concern sama ethnography, perusahaan-perusahaan gede sekarang mulai mempekerjakan antropolog, dan mereka sering dihargai lebih daripada insinyur, karena lebih berfilosofi, tidak cuma bertukang, ha ha ha ... Saya pikir ini sudah merupakan satu langkah maju dalam usaha memanusiakan manusia, dan seterusnya (saya yakin intuisi Pak Popo menguat terus karena biasa kerjasama dengan tukang tukang di lapangan dan Owner yang uangnya relatif terbatas kan? mungkin ada yang tahu, mengapa masyarakat lebih mengenal Project Management (PM) dari pada Construction Management (CM) ?) Di UN Climate Change Conference nanti rencananya ada juga display karya saya yang mendapatkan Asean Asean Energy Award 2004. Sebetulnya kita bisa melakukannya dari yang remeh-remeh. Coba saja kalau semua kantor di Jakarta diset temperaturnya 26 derajat C, instead of 22, berapa uang yang dihemat. Belum kalau kita menghitung ongkos laundry mereka yang harus pakai jas ke kantor karena kedinginan. Padahal seharusnya cukup pakai pakaian tropis biasa (apakah 2004 -2007 sudah menimbulkan berbagai proses spt learning dan planning? pentingkah Pendidikan dan Kompetensi Guru, atau Perencanaan dan Kompetensi Perencana?) (maksud saya ..untuk menyimpulkan apakah gerakan koperasi di Bali, di Indonesia dan di ASEAN sudah punah? .butuh Gerakan GreenWar? ) Salam, popo Tjahjo- On 11/5/07 2:08 AM, CHPStar [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat Pak Popo, jadi Pak Popo berhasil memberikan landasan Art bagi masa depan Science ? ? Text terlampir akan saya manfaatkan untuk kepentingan yang lebih tinggi ya ?. Memang orang ornag energi seperti saya sedang mencari tempat dan model happiness yang bisa meluas dan menerus. Ternyata lebih efektif untuk memulai dengan Hemat Enegi terlebih dahulu daripada memulai dengan membeli tekologi energi terbarukan ya? dan harus ada Arsitek, dan lain lain SDM yang kompeten. What next? UN Climate Change Conference benar benar menungu apa kata Bali tentang Art dan Hemat Energi dengan arti yang seluas luasnya dan setinggi tingginya.. Misi Arsitek
[bali] Re: FW: Popo's text attached
Beh, Memang perlu Mitra Bali supervisi warung-warung di Bali. Pang suud ada wabah kolera di Bali, pang suud ada istilah bali belly. Salam uli ne nyaga karcis di Wisnu. Titiang taler sugra sane kaping kaping, pd On 11/5/07 2:53 PM, Agung [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Po Melah de bes liu ngesop tipat cantok nyanan mencret Sugre titiang alit On 11/6/07 2:35 PM, Popo Danes [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini juga ngeri, buku yang mana ya yang pernah dibaca. Soalnya saya suka sembarang menulis. Ada yang serius, ada yang ngaco. Ngomong-ngomong soal tipat cantok, saya memang konsultan kuliner, tapi spesialisasinya yang kelas warung saja, yang 10 ribuan sudah wareg. Yang satu itu bisa dibahas di jalur lain. Saya tumben rada rajin nulis disini, soalnya, pesawatnya delay . Ha ha ha pd On 11/5/07 2:16 PM, ngurah beni setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Om Suastiastu, Bli Popo Danes, salam kenal, tyang sempat baca buku yang bli tulis (co-writer). aduh! kalo bahas yang bli bahas sepertinya pemikiran luar biasa...otak ini blm sampe kesana. tapi yang menarik, di akhir email ada kata tipat cantok nah, ini yang paling nyangkut di hati...hehehe selamat atas sukses nya misi di jepun.. salam kenal, ngurah beni setiawan pi = 3.14 love just like 'pi'...it's natural, irrational and very important - Original Message From: Popo Danes [EMAIL PROTECTED] To: bali@lp3b.or.id Sent: Tuesday, November 6, 2007 12:32:11 PM Subject: [bali] Re: FW: Popo's text attached Kok saya mau dibedah. Gawat ini. Take it easy pak Tjahjo, saya nggak ada apa-apanya kok. Saya cuman melakoni apa yang saya bisa jalani. Believe in what I do, Do what I believe in. Maklum, karena kita gembar-gembor sudah duluan banyak yang jegal, hasut, dsb. Betul nggak ? Nah, itu yang harus dipadamkan dulu di masyarakat kita. Apa yang kita lakukan, pasti ada saja yang nggak suka dan merasa terusik. Kalau kita menanam sesuatu, jarang yang bantu. Memelihara, apa lagi. Kalau panen, ngajak-ngajak dong, masak teman sendiri dilupakan. Gitu kan pak ? Sekarang saya sudah di lounge di Narita, nanti malam sampai di Bali, besok sudah boleh makan tipat cantok. pd On 11/5/07 9:16 AM, CHPStar [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat pagi Bali, saya sendiri sedang mempelajari keberhasilan Pak Popo dan pakem pakem nya, dan rekan milis lain bantu ya membedah Popo Danes ini, Popo Danes [EMAIL PROTECTED] wrote: Re: [bali] Re: FW: Popo's text attached Terimakasih pak Tjahjo, Memang kalau saya lihat, selama ini kita terlalu mensakralkan bidang kita masing-masing dan enggan berkolaborasi. Apalagi masih ada orang eksakta yang sedikit memandang miring orang sosial. Saya kebetulan, entah orang sosial yang berjalan dijalur eksakta atau orang eksakta yang larut dibidang sosial, saya pikir keduanya sama saja. (kolaborasi sosisial dan eksata apakah ada di pendidikan nasional? adakah azas ini di UU Dasar 1945? apabila ada, apakah ini GAP yang bagus untuk diisi sebagai new infrastructure?) Karena mulai concern sama ethnography, perusahaan-perusahaan gede sekarang mulai mempekerjakan antropolog, dan mereka sering dihargai lebih daripada insinyur, karena lebih berfilosofi, tidak cuma bertukang, ha ha ha ... Saya pikir ini sudah merupakan satu langkah maju dalam usaha memanusiakan manusia, dan seterusnya (saya yakin intuisi Pak Popo menguat terus karena biasa kerjasama dengan tukang tukang di lapangan dan Owner yang uangnya relatif terbatas kan? mungkin ada yang tahu, mengapa masyarakat lebih mengenal Project Management (PM) dari pada Construction Management (CM) ?) Di UN Climate Change Conference nanti rencananya ada juga display karya saya yang mendapatkan Asean Asean Energy Award 2004. Sebetulnya kita bisa melakukannya dari yang remeh-remeh. Coba saja kalau semua kantor di Jakarta diset temperaturnya 26 derajat C, instead of 22, berapa uang yang dihemat. Belum kalau kita menghitung ongkos laundry mereka yang harus pakai jas ke kantor karena kedinginan. Padahal seharusnya cukup pakai pakaian tropis biasa (apakah 2004 -2007 sudah menimbulkan berbagai proses spt learning dan planning? pentingkah Pendidikan dan Kompetensi Guru, atau Perencanaan dan Kompetensi Perencana?) (maksud saya ..untuk menyimpulkan apakah gerakan koperasi di Bali, di Indonesia dan di ASEAN sudah punah? .butuh Gerakan GreenWar? ) Salam, popo Tjahjo- On 11/5/07 2:08 AM, CHPStar [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat Pak Popo, jadi Pak Popo berhasil memberikan landasan Art bagi masa depan Science ? ? Text terlampir akan saya manfaatkan untuk kepentingan yang lebih tinggi ya ?. Memang orang ornag energi seperti saya sedang mencari tempat dan model happiness yang bisa meluas dan menerus. Ternyata lebih efektif untuk memulai dengan Hemat Enegi terlebih dahulu daripada memulai dengan membeli
[bali] Re: FW: Popo's text attached
Jeg inget sajan titiang sareng pak Marwan seorang undagi cerdas mengusir dagang canang. Slamet Pak Po Good luck and proud of you Titiang Pak Marwan On 11/6/07 3:04 PM, Popo Danes [EMAIL PROTECTED] wrote: Beh, Memang perlu Mitra Bali supervisi warung-warung di Bali. Pang suud ada wabah kolera di Bali, pang suud ada istilah bali belly. Salam uli ne nyaga karcis di Wisnu. Titiang taler sugra sane kaping kaping, pd On 11/5/07 2:53 PM, Agung [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Po Melah de bes liu ngesop tipat cantok nyanan mencret Sugre titiang alit On 11/6/07 2:35 PM, Popo Danes [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini juga ngeri, buku yang mana ya yang pernah dibaca. Soalnya saya suka sembarang menulis. Ada yang serius, ada yang ngaco. Ngomong-ngomong soal tipat cantok, saya memang konsultan kuliner, tapi spesialisasinya yang kelas warung saja, yang 10 ribuan sudah wareg. Yang satu itu bisa dibahas di jalur lain. Saya tumben rada rajin nulis disini, soalnya, pesawatnya delay . Ha ha ha pd On 11/5/07 2:16 PM, ngurah beni setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Om Suastiastu, Bli Popo Danes, salam kenal, tyang sempat baca buku yang bli tulis (co-writer). aduh! kalo bahas yang bli bahas sepertinya pemikiran luar biasa...otak ini blm sampe kesana. tapi yang menarik, di akhir email ada kata tipat cantok nah, ini yang paling nyangkut di hati...hehehe selamat atas sukses nya misi di jepun.. salam kenal, ngurah beni setiawan pi = 3.14 love just like 'pi'...it's natural, irrational and very important - Original Message From: Popo Danes [EMAIL PROTECTED] To: bali@lp3b.or.id Sent: Tuesday, November 6, 2007 12:32:11 PM Subject: [bali] Re: FW: Popo's text attached Kok saya mau dibedah. Gawat ini. Take it easy pak Tjahjo, saya nggak ada apa-apanya kok. Saya cuman melakoni apa yang saya bisa jalani. Believe in what I do, Do what I believe in. Maklum, karena kita gembar-gembor sudah duluan banyak yang jegal, hasut, dsb. Betul nggak ? Nah, itu yang harus dipadamkan dulu di masyarakat kita. Apa yang kita lakukan, pasti ada saja yang nggak suka dan merasa terusik. Kalau kita menanam sesuatu, jarang yang bantu. Memelihara, apa lagi. Kalau panen, ngajak-ngajak dong, masak teman sendiri dilupakan. Gitu kan pak ? Sekarang saya sudah di lounge di Narita, nanti malam sampai di Bali, besok sudah boleh makan tipat cantok. pd On 11/5/07 9:16 AM, CHPStar [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat pagi Bali, saya sendiri sedang mempelajari keberhasilan Pak Popo dan pakem pakem nya, dan rekan milis lain bantu ya membedah Popo Danes ini, Popo Danes [EMAIL PROTECTED] wrote: Re: [bali] Re: FW: Popo's text attached Terimakasih pak Tjahjo, Memang kalau saya lihat, selama ini kita terlalu mensakralkan bidang kita masing-masing dan enggan berkolaborasi. Apalagi masih ada orang eksakta yang sedikit memandang miring orang sosial. Saya kebetulan, entah orang sosial yang berjalan dijalur eksakta atau orang eksakta yang larut dibidang sosial, saya pikir keduanya sama saja. (kolaborasi sosisial dan eksata apakah ada di pendidikan nasional? adakah azas ini di UU Dasar 1945? apabila ada, apakah ini GAP yang bagus untuk diisi sebagai new infrastructure?) Karena mulai concern sama ethnography, perusahaan-perusahaan gede sekarang mulai mempekerjakan antropolog, dan mereka sering dihargai lebih daripada insinyur, karena lebih berfilosofi, tidak cuma bertukang, ha ha ha ... Saya pikir ini sudah merupakan satu langkah maju dalam usaha memanusiakan manusia, dan seterusnya (saya yakin intuisi Pak Popo menguat terus karena biasa kerjasama dengan tukang tukang di lapangan dan Owner yang uangnya relatif terbatas kan? mungkin ada yang tahu, mengapa masyarakat lebih mengenal Project Management (PM) dari pada Construction Management (CM) ?) Di UN Climate Change Conference nanti rencananya ada juga display karya saya yang mendapatkan Asean Asean Energy Award 2004. Sebetulnya kita bisa melakukannya dari yang remeh-remeh. Coba saja kalau semua kantor di Jakarta diset temperaturnya 26 derajat C, instead of 22, berapa uang yang dihemat. Belum kalau kita menghitung ongkos laundry mereka yang harus pakai jas ke kantor karena kedinginan. Padahal seharusnya cukup pakai pakaian tropis biasa (apakah 2004 -2007 sudah menimbulkan berbagai proses spt learning dan planning? pentingkah Pendidikan dan Kompetensi Guru, atau Perencanaan dan Kompetensi Perencana?) (maksud saya ..untuk menyimpulkan apakah gerakan koperasi di Bali, di Indonesia dan di ASEAN sudah punah? .butuh Gerakan GreenWar? ) Salam, popo Tjahjo- On 11/5/07 2:08 AM, CHPStar [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat Pak Popo, jadi Pak Popo berhasil memberikan landasan Art bagi masa depan Science ? ? Text terlampir akan saya manfaatkan untuk kepentingan yang lebih tinggi ya ?. Memang orang ornag