Re: [budaya_tionghua] Re: Tahun 2010 shio macan unsur apa? Sdr. KaNia

2010-01-08 Terurut Topik liang u
Sdr. Wiss, 
   Sdr. Keng Hian yang ahli dalam hal ini. 
   Mungkin ia sibuk, tapi kalau tak mendapat jawaban, bisa langsung menulis di 
milis ini dengan subjek untuk Sdr. Keng Hian. Jadi kalau ybs membuka milis dan 
tak sempat membaca semua, melihat ada email yang ditujukan kepadanya, pasti 
dibaca..
   Maaf saya tak kompeten menjawab, tak pernah mempelajarinya sih.
   Salam





From: Lim Wiss 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, January 8, 2010 9:36:31 AM
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Tahun 2010 shio macan unsur apa?  Sdr. KaNia

  
Terima kasih atas penjelasan yg
mendetail dari ko Liang U dan website yang diberikan oleh Pinklotus3000.
 
Pertanyaan saya dengan adanya 2
system perhitungan dalam penanggalan tahun dalam budaya Tionghua sebenarnya
mana yang mendekati kebenarannya?
Walau dikatakan 2 system
perhitungan benar, tapi setahu saya sifat macan logam positif berbeda dengan
sifat macan kayu positif.
 
Mungkin ada para rekan bisa membantu.
 
Terima kasih,
Lim Wiss

> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, liang u  wrote:
> >
> > Terima kasih atas bantuan sdr. Pinklotus3000 yang telah menunjukkan alamat 
> > Jiazi di Wikipedia, di situ lengkap tinggal tambah saja  
> > 1.  Pada Tiang Langit (Tiangan) unsur : Jia  adalah kayu Yang, Yi adalah 
> > kayu Yin,  Bing  adalah api Yang, Ding adalah api Yin,Wu adalah Tanah 
> > Yang, Ji adalah Tanah Yin, Geng adalah Logam Yang ,Xin adalah logam Yin, 
> > Ren adalah Air Yang, Gui adalah Air Yin.
> > Yang = positif
> > Yin = negatif;
> > 
> > 2.  Pada Pasak Bumi (Dizhi) snio: Zi = tikus, Chou : kerbau;  Yin: 
> > harimau;Â  Mao: kelinci; Chen: naga; Si = ular; Wu = kuda;Â  Wei = 
> > kambing;Â  Shen =Â  kera;Â  You;Â  Ayam;Â  Wu = anjing;Â  Hai = babi.
> > 
> > Kombinasi antaraTiang Langit dan Pasak Bumi akan menghasilakan 60, jadi 
> > satu siklus (satu jiazi) adalah 60 tahun. Karena itulah orang Tionghoa 
> > selalu merayakan Ulang Tahun ke 60 secara besar-besaran (untuk yang punya 
> > uang tentunya), karena orang telah melewati satu jiazi atau satu siklus dan 
> > hampir tak ada orang yang bisa melewati siklus kedua , yaitu 120 tahun.
> > 
> > Tiang Langit dan Pasak Bumi ini adalah cara pemberian nama tahun dalam 
> > budaya Tionghua, jadi tak ada hubungannya dengan ramal meramal. 
> > 
> > Kiongchiu
> > 
> > 
> > 
> >  _ _ __
> > From: pinklotus3000 
> > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > Sent: Wed, January 6, 2010 3:01:15 PM
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: Tahun 2010 shio macan unsur apa?
> > 
> > Â  
> > jika mau mencoba mr.gugle aja maka akan didapatkan website ini :
> > 
> > http://id.wikipedia.org/wiki/Jiazi
> > 
> > belum tahu kebenaran penulisan di dalam wikipedia ini.
> > 
> > salam
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "::KaNia::"  
> > wrote:
> > >
> > > Males akh Pak nelusurnya.. .
> > > Kirimin lg aja deh Pak tabelnya.
> > > Makasih Pak...
> > > 
> > > 'Two things are infinite: The Universe and Human Stupidity; and I'm not 
> > > sure about the universe.'
> > > - Albert Einstein 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > >  _ _ __
> > > From: liang u 
> > > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > > Sent: Wednesday, January 6, 2010 10:43:07
> > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Tahun 2010 shio macan unsur apa?
> > > 
> > >   
> > > Dalam bahasa Tionghoa jin adalah singkatan dari dua kata bisa 
> > > 黄é‡` (huangjin) yang berarti mas, bisa é‡`属 ( jinshu) 
> > > yang berarti logam.
> > > Tiang langit 天干 tiangan ada 10 macam, bergilir tiap tahun. 
> > > Tiang langit ini sifatnya dinyatakan dengan lima unsur kayu, api, tanah, 
> > > logam dan air. Masing-masing dua tahun tahun pertama positif (yang) tahun 
> > > kedua negatif (yin) . Tahun ini 2010 adalah tahun gengyin 
> > > 庚寅ï¼ŧ geng menunjukkan logam  positif atau yang, 
> > > Pasak bumi åŦquot;°å�€Â ada 12 belas, yang sering 
> > > dinyatakan dalam snio yang terdiri dari 12 binatang. menyatakan yin, 
> > > tahun 寅yin ini  dinyatakan dalam snio adalah macan. Jadi tahun 
> > > ini ( tepatnya setelah Tahun Baru Imlek) adalah tahun macan logam  
> > > potitif, tahun depan baru kelinci  logam  negatif. 
> > >     Karena seperti saya sebut di atas jin itu mengandung dua 
> > > arti mas dan logam, kalau nada menyebut mas bukan logam, juga tak bisa 
> > > disalahkan. 
> > > Dalam 10 tahun akan muncul sekali tahun logam positif dan logam negatif, 
> > > dalam 60 tahun tentu saja ada 6 kali logam positif dan 6 kali logam 
> > > positif. 
> > > Kombinasi 10 tiang langit dan 12 pasak bumi menghasilkan 60 tahun yang 
> > > berbeda. 60 tahun dinamakan satu jiazi. 
> > >    Tabel ini pernah saya muat di milis ini, bisa ditelusur
> > >     Semoga membantu.
> > >       Liang U
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > >  _ _ __
> > > Fr

Re: [budaya_tionghua] Mencari Keluarga

2010-01-08 Terurut Topik liang u
Dik Denny, apakah itu buku keluarga?  Koq penulisnya bukan sne Tan.
Salam
Liang U





From: Denny Tan 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thu, January 7, 2010 9:57:29 PM
Subject: [budaya_tionghua] Mencari Keluarga [1 Attachment]

  
[Attachment(s) from Denny Tan included below]


dear member milis
saya mendapat satu buku turunan (silsilah keluarga)
dimana di dalamnya ada terselip 4 lembar nasihat keluarga.
disini saya lampirkan lembar pertama.
jika ada yg memiliki nasihat sama dan bisa menunjukan lembar ke 2, 3 dan ke 4
artinya kita bersaudara.
 
Wassalam.
 

 

 


  

[budaya_tionghua] Re: OOT - Makan Enak Rame-rame? Hayu! (Was: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.)

2010-01-08 Terurut Topik Erik

Yah, kalo memang ga' mau pake minuman ya gpp, ga' usah dipaksain! Yang
penting kita ketemu dan saling kenal dulu. Saya bisa nimun sendiri di
rmh sehabis gathering.

Soal  kapannya, menurut usulan bung Steve baiknya di bulan Mei pas dia
ada di Jakarta. Tempatnya tentu Ko Phoeng yang lebih pengalaman yang
nentuin, kita-kita tinggal ngikut aja.

Juga, apakah abang-abang modie mau terlibat atau dilibatkan ga'?

Salam,

Erik

\
---

In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ophoeng"  wrote:
Bung Erik, Bung Steve, Bung Budiman dan TTM semuah,
Hai, apakabar? Sudah makan?
Hehehe.. makan enak rame-rame, tentu saja bisa bikin perut kenyang
dan hati pun senang. Siapa yang tak suka kalau sudah begitu?
Hanya saja, saya terpaksa cuma bisa menghaturken terima kasih atas
undangan minum-minumnya. Sorry. Saya ndak bisa dan ndak biasa
minum-minuman keras. Minuman keras yang saya bisa terima cuma es
batu. Itu pun cuma sebagai pencampur teh tanpa gula, bukan dimakan
bongkahan es-nya secara utuh begitu saja.
Maklumlah, saya gak begitu gaul. Jadi tahunya cuma makan enak yang ada
di sekitaran rumah saya ajah. Minumnya paling teh es, air es, liang thee
pakai es. Minuman beralkohol? Bisa ngegeblak langsung begitu selesai
minum..
\
\
\
..>
Jadi kapan .
..

  begitu sajah sih ya.
>
> Salam makan enak dan sehat,
> Ophoeng
> BSD City, Tangerang Selatan

\
--
In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Erik" rsn_cc@ wrote:
Ini yang asyik neh!!! Berarti udah 3 orang kita sama Budiman. Oh 4 sama
Ko Phoeng.
Tapi Ko Phoeng lagi offline ato gimana? Kok bisu terus!!
Ato kita bikin rame sekalian, Gathering BT pertengahan taon (klo memang
maunya bulan Mei)? Gimana abang-abang Moderator? ??


Salam,

Erik
\
>

In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Steve Haryono > wrote:
Ko Erik,
kalian janjian dulu dah sama Ophoeng, supaya dia langsung tau
tempat-tempatnya. Saya rencana bulan Mei akan singgah di Jakarta, dan
Ophoeng yang akan jadi guide saya untuk cari makan enak.

  Salam,
  Steve



[budaya_tionghua] Re: OOT - Ihwal Sapaan 'Sudah Makan'? (Was: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.)

2010-01-08 Terurut Topik Erik

Hai, Ko Phoeng, apa kabar, Sudah makan minum? Sepertinya ko Phoeng salah
nangkep maksud saya neh!!

Kok saya disangka merasa gedhek (kesel) gara-gara sapaan "Sudah Makan?"
dari Ko Phoeng? Tidak sama sekali! Saya justru merasa tertarik dan
senang dengan gaya Ko Phoeng itu kok! (coba periksa lagi posting saya
seblm ini). Makanya saya balas dengan salam "Sudah Minum?"; "Sudah
Tidur" sebagai salam perkenalan dan sekaligus biar tambah rame gitu!! 
Bahkan pada posting terdahulu itu saya sempat bilang kalo dalam bahasa
Mandarin saya akan katakan Ko Phoeng ini "Õ涺,ʵÔÚÌ«¿É°®ÁË/
Zhendou, Shizai tai keai le?" (Coba deh ttm yang mengerti arti kalimat
di atas, tolong terjemahkan buat Ko Phoeng).

Tentang contoh kasus yang saya terjemahkana itu? Itu adalah jawaban saya
untuk pak Andreas, dan sama sekali tidak bermaksud menyindir ko Phoeng
agar tidak terus-terusan menyapa dengan salam "Sudah Makan?" !!
Beneer-benar tidak!! Sebaliknya, saya justru senanng dengan sapaan itu
kok!! Ko Phoeng benar-benar Ke Ai menurut saya!!

Coba deh Ko Phoeng simak lagi posting saya yang lalu deh, tidak ada sama
sekali ungkapan rasa "redhek" kepada Ko Phoeng di sana!! Sure!!

Salam,

Erik

\
---

In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ophoeng"  wrote:
Bung Andreas, Bung Erik dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan?
Hehehe rupanya ada yang 'gedhek' (= kesel?) gara-gara sapaan saya
hasil terjemahan dari 'sudah makan' basa Tionghua nih. Padahal mah,
kalau ndak suka ama sapaan saya, ya di-skip ajah sapaannya, ndak perlu
dibaca. Namanya juga sekedar sapaan doang 'kan? Yang penting 'kan
(mestinya) isi postingnya itu
lho.\
--..\

  Jadi, rupanya Bung Erik cerita panjang lebar ttg 'sudah makan' dengan
contoh kisah nyata ada perusahan mau batalin kontrak order besar cuma
gara-gara ada anak buah supplier-nya yang maunya bersikap santun,
menyapa 'sudah makan' sudah diterima secara salah begitu, cuma mau
menunjukkan bahwa Bung Erik merasa terusik (gedhek, kesel) atas sapaan
saya yang selalu membawa kata 'sudah makan'?
\
\
.
Benernya ndak perlu pakai contoh kisah nyata begitu, saya tahu bahwa
anda kesal dengan melontarkan 'sudah minum' dan 'sudah tidur' (walau
dengan cara guyon atau becanda saja) sementara anda sendiri mengakui
bahwa anda yang sudah mukim lama dan berpengalaman dalam pergaulan di
daratan sana, tahu dengan jelas dan gamblang soal makna sapaan 'sudah
makan' itu.
---.\
\
..
  Saya juga tahu arah cerita Bung Erik ttg nyaris batalnya order besar
itu, lengkap dengan teks basa aslinya dicantumkan (begitu lengkap dan
detil sampai kolom posting di milis gak bisa nampung semuanya tuh),
tentunya hendak menyampaikan bahwa sapaan saya di posting itu mbok iya-o
jangan terus-terusan, mesti lihat situasi begitu 'kan?
-...\
.

\
From: Erik  To:
budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Date: Thursday, January 7, 2010, 10:42 PM

  Hai, pak Andreas, apa kabar? Sudah tidur?
Ya, pak Andreas, sebagai orang yang pernah bermukim di Tiongkok selama
bertahun-tahun saya sangat familier dan paham benar makna di balik
sapaan "~{3T9}AKBp#?~}/Chi Guo Le Ma?" atau "~{3TAKBp#?~}/Chi Le Ma?"
yang diterjemahkan sebagai "Sudah makan?" dalam bahasa Indonesia .
Posting saya kemarin cuma sekedar guyon atau salam kenal untuk bang
Ophoeng yang walau belum sempat berjumpa muka, tapi benar-benar terkesan
sangat menarik buat saya. Kalau dalam bahasa Mandarin saya akan katakan
"~...@opvuf6:#,J5TZL+?I0.AK~}!/Zhe Laoxiong Zhendou, Shizai tai keai
le?"Coba kita perhatikan posting-posting bang Ophoeng selama ini, tidak
ada satu pun yang tidak diawali dengan sapaan "Hai, apa kabar??Sudah
makan?"?Tiada posting tanpa 'Sudah makan?', apa kaga' luar biasa itu?!!
Tapi, sejauh pengalaman saya, sapaan "Chi Guo Le Ma?" lebih lazim
digunakan dalam percakapan lisan, diucapkan pada awal perjumpaan.?Jarang
sekali (kalau tidak mau dikatakan tidak ada) digunakan sebagai sapaan
dalam korespondensi tertulis. Tapi tentu saja, tidak berarti tidak
boleh. Hanya saja , saya merasa tertarik saja dengan bang Ophoeng yang
benar-benar KE AI (atau KAWAI dalam bahasa Jepang) menurut saya.



Re: [budaya_tionghua] Terjemahan

2010-01-08 Terurut Topik zhoufy
Karena banyak pakai istilah kedokteran chinese yg saya tak paham, agak sulit 
menterjemahkan. Di bawah ini saya coba terjemahin sebisanya:

Awal berlatih ajaran besar menembus sembilan nadir, sembilan nadir asalnya ada 
di lubang pangkal ekor, mulai menerjang dari aliran sumber dasar kaki, aliran 
sumber menerjang hingga sampai lutut, lutut lewat pelan pelan sampai pangkal 
ekor, berputar cepat di puncak butiran tanah liat, guru menurunkan kata sandi 
menyadarkan awal sajati, saat datang tak lama pergipun tak bersisa, noda debu 
bertahun tahun semuanya habis tergerus, sekujur tubuh bening sukmawi menyinari 
kehampaan utama, berlatih kemurnian cara hidup apa dasarnya, menembus gerbang 
kunci emas menuruni titian jalak, dua belas menara berlapis tibalah di kamar 
istana.


Ini ajaran pernafasan silat atau tuntunan utk meditasi ??

Sent from my BlackBerry?0?3
powered by Sinyal Kuat INDOSAT



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com 
budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[budaya_tionghua] Terjemahan 全真大道歌 Quan Zhen Da Dao G e

2010-01-08 Terurut Topik Punduit
Selamat siang.

Ini adalah mantra (syair yang dihapal untuk
dirapal ) demi mempelajari Fundamental Ilmu Tenaga Dalam aliran Quan Zhen 全真, 
boleh
ditemukan di dalam buku cerita silat 神雕俠侶Shen
Diao Xia Lv Rajawali Sakti dan Sejoli Pendekar (Yo Ko dan Si Mungil Putri Naga  
), biasa disebut 全真大道歌Quan Zhen Da Dao Ge. Syair ini diajarkan 趙志敬Zhao Zhi Jing 
kepada 揚過Yo Ko. Ada minat untuk mempelajarainya? Punya pengharapan untuk 
menjadi Pendekar Tangguh layaknya 揚過 Yo Ko?

thanx, salam



From: "karang0ter...@gmail.com" 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, January 8, 2010 10:03:55 AM
Subject: [budaya_tionghua] Terjemahan

Para pakar yg ngerti bhs mandarin spt sdr. Zhou, sdr Erik, sdr Liang U dll...

Bisa minta tolong ga, apa yg dimaksud kalimat dibawah ini, minta tolong 
diterjemahkan ya. Thx.

大道初修通九窍,九窍原在尾闾穴,先从涌泉脚底冲,涌泉冲起渐至膝,膝过徐徐至尾闾,泥丸顶上回旋急,秘语师传悟本初,来时无久去无余,历年尘垢揩磨尽,偏体灵明耀太虚,修真活计有何凭,金锁关穿下鹊桥,重楼十二降宫室。



  

[budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

2010-01-08 Terurut Topik Erik

Napa ga'  boleh?!Mangkin rame mangkin seru!!

Rencananya bulan Mei, biar si Steve bisa ikutan. Tempat lum ditentukan,
ada ide?? Promosinya Budiman dan Steve seh Ko Phoeng tahu bener
tempat-tempat makan yang enak. Mending minta beliau aja yang bimbing
kita.

Salam,

Erik

\
---

In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee_me2"  wrote:
Uly boleh ikut nggak?
\
---
In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Erik" rsn_cc@ wrote:
Ini yang asyik neh!!! Berarti udah 3 orang kita sama Budiman. Oh 4 sama
Ko Phoeng.
Tapi Ko Phoeng lagi offline ato gimana? Kok bisu terus!!
Ato kita bikin rame sekalian, Gathering BT pertengahan taon (klo memang
maunya bulan Mei)? Gimana abang-abang Moderator? ??

Salam,

Erik
\

budaya_tionghua@yahoogroups.com 
, Steve Haryono  wrote:
Ko Erik,
kalian janjian dulu dah sama Ophoeng, supaya dia langsung tau
tempat-tempatnya. Saya rencana bulan Mei akan singgah di Jakarta, dan
Ophoeng yang akan jadi guide saya untuk cari makan enak.


Salam,
Steve

PS. Pssst, Ophoeng itu arti sebenarnya ko Phoeng. Jadi kalau manggil
bang Ophoeng, artinya Ko Ko Phoeng :)



Re: [budaya_tionghua] Curhat RT....need advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik Brian Thennoza
Dear Dewi,
Just be yourself...
Kata2 ini enak didengar tapi sulit diimplementasikan.
Banyak orang yang hanya memberi kata2 indah, padahal jika mereka sendiri yang 
mengalami hal ini mungkin depresinya akan lebih parah dari kamu sendiri. Aku 
sudah mengalami hal yang kamu rasakan, begitu juga istriku. Sampai sekarangpun 
kedua belah pihak orang tua kami masih tidak akur. Ibu ku tidak akur dengan ibu 
istriku. Tapi... siapa yang perduli coba? Masa bodo mereka mau akur apa gak, 
yang penting aku dan istriku akur2 aja. Detail permasalahan keluargaku tidak 
perlu aku ungkapkan disini, tapi percayalah kami lebih parah dari yang kamu 
alami. Yang menjadi permasalahannya adalah suami mu sendiri gak mau dengar 
kata2mu. Sedangkan aku selalu mencoba mendinginkan suasana yang panas.
Cobalah kamu hidup mandiri, kalo takut cerai, coba pisah dulu dari suamimu dan 
coba cari naflah sendiri. Tidak perlu takut jadi single parent. Kalo kamu dah 
mapan dengan sendirinya orang takkan memandang rendah kamu, seperti yang 
istriku alami.
Tulisanku emang gak enak dibaca karena aku bukan penulis.
Rgds, Brian Thennoza
From: Dewi Chandra 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, January 8, 2010 21:48:11
Subject: [budaya_tionghua] Curhat RTneed advise pls!!!








 



  



  
  
  Dear rekan-rekan,
 
Terima kasih atas advise rekan-rekan sekalian.
Saya memang butuh advise...saya harus bgm?
Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa ortu suami tidak menyukai saya..suami 
tidak menyenangi keluarga saya...
Karena suami tidak pernah mau menjawabnya.
 
Saya bingung sekali...terus terang memang sekarang ini saya rapuh seperti kata 
Pak Brian...terima kasih sudah menyemangati saya...tapi saya masih sangat 
berpikir bgm dengan anak saya pr yang masih kecil bila saya memilih bercerai.
 
Saya mohon agar tidak menganggu lalu lintas di milis ini tolong dijapri saja 
yah.
 
Rgds & Many thanks
Dewi

Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik. 
 Tambah lebih banyak teman ke Yahoo! Messenger sekarang!


 







  








  New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Re: [budaya_tionghua] Re: Curhat RT....Need Advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik pozzzmo
Pandangan dari saya:
Coba cari "pihak ketiga/mediator (netral)" yang diperuntukan untuk dapat 
berbicara dengan anda/pihak ibu dewi dan pihak suami. Masing2 pihak menjelaskan 
apa yang dirasakan. Tidak baik hal terpendam dibiarkan/diacuhkan saja. Harus 
segera diangkat secepatnya. Yang salah dirubah, yg benar ditingkatkan, semua 
itu untuk tujuan mulia tentunya.

Salam,
Sent from my PozzzmoBerry® smartphone!

-Original Message-
From: "east_road" 
Date: Sat, 09 Jan 2010 02:59:54 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Curhat RTNeed Advise pls!!!

Boleh saya berpandangan, mungkin hal ini saya bantu ibu dewi dari suami bisa 
mengakui keluarga anda juga bagian dari anda.
Kasus hubungan Mantu dan mertua itu lumrah apa adanya setiap rumah tangga 
seseorang pasti memiliki masalah masing2. Saya rasa ibu lebih baik tidak 
membicarakan masalah ibu kepada khalayak umum. tapi kasus ibu ini kami anggap 
pembelajaran penting dalam sebuah hubungan pernikahan antara suami - istri, 
suami dengan mertua, istri dengan mertua.

Saya berpandangan tidak semua mertua itu jahat. Terkadang Mertua baik juga ada, 
Tapi menantunya yang kurang ajar. Jadi ini adalah hubungan timbal balik, Saran 
saya tanyakan kepada suami anda mengapa dia tidak ingin bicara dengan orang tua 
anda. Kalau perlu cari tahu dengan memanjakan dia, kalau orang suasana mood nya 
baik saya rasa anda bisa menemukan rahasia dia kenapa tidak mau mengakui 
keluarga anda, sebaiknya suatu pengorbanan kadang perlu, tapi perlu setidaknya 
anda tegar dan mandiri.

Semoga anda diberi kekuatan dan kebijaksanaan untuk bisa menyelesaikan masalah 
ini.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dewi Chandra  wrote:
>
> Dear all,
>  
> Aku mau curhat mengenai beban yang aku rasakan selama 4 thn an ini..
> Sejak aku hamil trisemester ke-3 n sampai detik ini..suamiku "tidak suka" 
> dengan keluargaku (ortu ku n adik2x ku) jadi kalau mereka datang ke rumah ku, 
> suami hanya diam ...padahal ortu n adik2x adalah org2x yang suka mengajak 
> ngobrol org lain.
> Karena suamiku tanggapannya "dingin" saya keluargaku pun enggan ngobrol 
> dengan suami.
>  
> Hal ini sangat betolak belakang bila rumah kedatangan keluarga besar dari 
> pihak suami...
> suami sangat2x welcome..ngobrol ngalor-ngidul..ketawa ketiwi.
> Sebetulnya bila saya tidak suka dengan mertua lebih beralasan karena
> 40 hari setelah saya lahiran, lutut saya terserang arthritis jadi saya tidak 
> bisa untuk jongkok, kebayang stressnya saya wkt itu...tapi dalam keadaan 
> lutut saya sakit...saya masih menggotong ember lumayan gede untuk memandikan 
> baby saya...
> Belum lagi ada kejadian, hari itu saya physiotherapy untuk lutut saya di RS, 
> dan mertua akan pulang ke rumahnya (dengan alasan yg tidak masuk akal, belum 
> bayar tagihan listrik)..sehabis saya dari RS, saya mampir ke bank, sebelumnya 
> saya telp ke rumah mengabarkan ke mertua pr kalo saya mungkin agak telat 
> pulang ke rumah krn antri di bankApa yang terjadi bunda...??mertua laki2x 
> saya sudah menunggu di dekat pos satpam n dengan nada marah berkata" kenapa 
> lama sekali"Bermacam perasaaan berkecamuk dalam hati saya bunda 
> semua...sedih,marah n kecewa.
> Seharusnya saya la yang punya alasan tidak suka dengan mertua,...namun 
> sebaliknya saya tidak tahu hal apa yang menyebabkan suami tidak suka dengan 
> keluarga saya.
> Hal ini sangat2x menyakitkan hati saya.
>  
> Ada lagi yang juga menambah sakit hati saya...setiap kali saya ke rumah 
> mertua...
> saya "dianggap tidak ada" jadi saya tidak diajak ngobrol...bahkan mereka 
> memanggil saya pun tidak...(termasuk adik kakak suami tidak memanggil "kakak 
> ipar")
> padahal ortu suami n adik pr suami terus menyuruh anak saya untuk memanggil 
> kakek nenek n paman/bibi.(Saya berpikir dalam hati..mereke bisa menyuruh anak 
> saya memanggil org , tapi anak sendiri tidak dididik untuk memanggil org lain 
> (saya)
> Sebetulnya saya tidak masalah dalam hal ini..cuma merasa aneh n ortu suami 
> begitu kolotnya.
>  
> Dalam semua hal suami n keluarga suami selalu menggangap mereka yang benar.
> Dan yang terakhir , hari Natal lalu karena libur/cuti bersama suami mengajak 
> ke rumah ortu nya (diluar kota) , 
> Kejadiannya, sehabis makan malam, kami semua ada dirumah tamu..mertua laki2x 
> menawarkan jeruk...pada wkt itu..posisi duduk adalah suami, saya, adik suami 
> dan kakak suami...yang terjadi adalah ..mertua menawarkan jeruk itu ke suami, 
> adik suami n kakak suami baru saya (jadi saya dilewatkan).Suami pun tidak 
> berkata apa-apa
> Malamnya kami ribut...saya teriak ke suami bahwa saya sudah tidak tahan 
> lagi...saya TIDAK DIANGGAP ANAK oleh ortu mu!!suami sampai terkejut.tapi 
> tidak berkata apa-apa lagi.
> Anak saya nangis juga kami bertengkar, dan dia "cerita" ke ipar perempuan n 
> mertua perempuan saya,kalau "mama bertengkar..mama nanggis" tapi ipar n 
> mertua saya tidak menanyakan apa-apa2x kepada saya.
> Sedih sekali ...
> Suami sangat sulit diajak bicara..bila diajak bicara/dita

Re: [budaya_tionghua] Sejarah marga tang atau thong(hakka)

2010-01-08 Terurut Topik pozzzmo
Kalo surename Tang/Thng (artinya kuah) sepintas dapat dilihat disini 
(aksara/pinyin dalam web link):

http://home.earthlink.net/~wtong/tongroots.htm

Cheers,
Sent from my PozzzmoBerry® smartphone!

-Original Message-
From: via_th...@yahoo.com
Date: Fri, 8 Jan 2010 15:16:28 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Sejarah marga tang atau thong(hakka)

Wah, kalau aksaranya aku ga ngerti... 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: agoeng_...@yahoo.com
Date: Fri, 8 Jan 2010 05:45:15 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Sejarah marga tang atau thong(hakka)

Boleh tau aksaranya seperti apa? 
-Original Message-
From: via_th...@yahoo.com
Date: Thu, 7 Jan 2010 19:21:15 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Sejarah marga tang atau thong(hakka)

Saya ingin tau ttg sejarah marga tang, marga saya thong dlm bahasa hakka (khek) 
atau dalam pinyin tang...  Terimakasih...
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com 
budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [budaya_tionghua] Curhat RT....Need Advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik jackson_yahya
Betul. Setuju ama agung.

makanya menantu cewe harus pintar2 ambil hati mertua.

Jangan sampai mertua berpikiran menantunya adalah saingan yang mau merebut 
anaknya.

Soal matre cewe yang mau menikah sama lelaki juga pasti lihat harta.

banyak case menantu wanita yang jahat seperti ngumpetin makanan untuk 
mertuanya, menghasut suami agar memusuhi keluarganya dll.

Ga usah bilang "harga diri" karena bedanya tipis dengan "tidak tahu diri"

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: agoeng_...@yahoo.com
Date: Fri, 8 Jan 2010 14:08:39 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!

Itu mah salah dipersonal mertuanya matre bukan salah aturan hormat n nurut ma 
mertua. Banyak kejadian sebaliknya mantu injek2 mertua. Coba liat dr sisi mantu 
pertama yg sok kaya, larang anak n ibu berkumpul, walau sakit sekalipun. 
jika selalu perhatiin n ambil contoh case yg seperti itu maka dipikiran akan 
tertanam seperti itu, bahwa mertua selalu pilih kasih, mantu mau kayak apa juga 
salah. Tapi coba liat yg mertua n mantu akur atau malah liat case yg mantu 
nginjak2 mertua n suami karena kaya, cara pandang akan berbeda lagi.

-Original Message-
From: "Lim Wiss" 
Date: Fri, 8 Jan 2010 17:09:19 
To: 
Subject: RE: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!

Kalian posisinya sebagai laki-laki mudah bicara.

Ngalah ama mertua. Sampai kapan? Apakah harus sampai meninggal disakiti ama
suami, mertua & keluarga besar suami???

 

Saya melihat sekeliling. Ini kisah nyata, bukan cerita dongeng.

 

Saudara saya ada 2 mantu.

1.  Mantu pertama, memang hormat tapi suka basa basi dengan mertua.

Mertua suka atur-atur cucunya sehingga timbul ribut akhirnya mantu pertama
sengaja cari rumah sejauh mungkin dari mertua.

Ia melarang suami & anaknya main ke rumah mertua, cukup setahun hanya 2 kali
saja.

Saat mertua sakit, ke rumah anak pertama. Mantu pertama keberatan, minta
agar suami antar mertuanya pulang ke rumah.

Apakah mertua berani ama mantu pertama? 

Tidak berani, karena mantu pertama berasal dari keluarga berada, saudaranya
ada 2 memiliki perusahaan besar.

Mertua tetap baik-baik ama mantu pertama bahkan suka bela walaupun mantu
pertama tidak pernah basa basi

 

2.  Mantu kedua, hormat ama mertua. Melayani mertua, suka temani mertua
tetapi berasal dari keluarga yang kurang.

Tahu apa yang terjadi?

Saat mantu kedua buka toko, mertua baik banget ama dia karena mantu kedua
suka kasih uang.

Tetapi saat mantu kedua tokonya bangkrut, langsung berubah 180 derajat.

Mertua suka komporin anak kedua agar cerai. Apalagi anak kedua tiap hari
berkunjung ke rumah orang tuanya.

Akhirnya apa yang terjadi?

Suaminya suka menyakitinya dengan cara pergi sendirian tidak ajak anak &
istrinya.

Bahkan sekarang suami menceraikan hanya kasih uang sekedarnya.

Apa mertua bela? Apa mertua ingat kebaikan mantu kedua?

Tidak sama sekali!!!

 

Terus terang sebagai wanita jangan lemah. Hidup jangan bergantung pada
suami.

Istilah saya "Jika istri tidak bisa mandiri, istri akan dilukai suami dan
keluarga besar suami."

 

Rgds,

Lim Wiss

  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of budi anto
Sent: Friday, January 08, 2010 3:33 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!

 

  

mengalah lah untuk menang kak dewi.

cerai bukan penyelesaian masalah, bahkan akan menambah masalah, apalgi kalo
sudah punya anak
advise dari bang chen n kak elisabeth bisa di pertimbangkan lah

emang di kalangan tionghua juga budaya suku khek n hokkian agak berbeda,
apalagi kalo masih bisa berbahasa hokkian n khek di mana salah satu nya ga
ngerti yah lebih banyak diam lah n akan menimbulkan kesan tidak menghormati
yang lainnya, mungkin ini yang terjadi pada kak dewi, lebih enak di ajak
ngomong berdua lah saat semua lagi ga ada marah2an dengan kepala dingin coba
cari tau solusinya, 

kalo masalah mertua ga senang mah, yah coba lah dilakukan pendekatan seperti
masakin makanan buat mertua ato sekali2 tanyain kabar mertua , yang
sebenarnya seh arus di mulai dari diri sendiri (lon tentu semua orang bisa
berbuat demikian seh )

owe pernah baca satu cerita dari tiongkok yang lumayan bagus seh, sudah agak
lupa cerita , intinya si menantu mau mertua nya cepat2 mati, akhirnya
memutuskan untuk membeli racun di toko obat, tapi oleh si tukang obat di
tuker jadi obat untuk menguatkan badan, n si tukang obat mengatakan harus di
kasi sedikit2 n biar tidak curiga si menantu harus melayani mertuanya dengan
baik n sopan. akhirnya si menantu pulang n memasakkan lauk di campur dengan
"racun" tsb dan dia pun berpura2 melayani mertua nya dengan baik sekali.
alhasil setelah 1 minggu, 2 minggu , 1bulan , dia menjadi menantu kesayangan
n menyesal "meracuni" mertuanya, akhirnya dia mencari tukang obat tersebut n
mencoba membeli penawar racunnya.  (selanjutnya uda tau dunk a

[budaya_tionghua] Re: Curhat RT....Need Advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik east_road
Boleh saya berpandangan, mungkin hal ini saya bantu ibu dewi dari suami bisa 
mengakui keluarga anda juga bagian dari anda.
Kasus hubungan Mantu dan mertua itu lumrah apa adanya setiap rumah tangga 
seseorang pasti memiliki masalah masing2. Saya rasa ibu lebih baik tidak 
membicarakan masalah ibu kepada khalayak umum. tapi kasus ibu ini kami anggap 
pembelajaran penting dalam sebuah hubungan pernikahan antara suami - istri, 
suami dengan mertua, istri dengan mertua.

Saya berpandangan tidak semua mertua itu jahat. Terkadang Mertua baik juga ada, 
Tapi menantunya yang kurang ajar. Jadi ini adalah hubungan timbal balik, Saran 
saya tanyakan kepada suami anda mengapa dia tidak ingin bicara dengan orang tua 
anda. Kalau perlu cari tahu dengan memanjakan dia, kalau orang suasana mood nya 
baik saya rasa anda bisa menemukan rahasia dia kenapa tidak mau mengakui 
keluarga anda, sebaiknya suatu pengorbanan kadang perlu, tapi perlu setidaknya 
anda tegar dan mandiri.

Semoga anda diberi kekuatan dan kebijaksanaan untuk bisa menyelesaikan masalah 
ini.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dewi Chandra  wrote:
>
> Dear all,
>  
> Aku mau curhat mengenai beban yang aku rasakan selama 4 thn an ini..
> Sejak aku hamil trisemester ke-3 n sampai detik ini..suamiku "tidak suka" 
> dengan keluargaku (ortu ku n adik2x ku) jadi kalau mereka datang ke rumah ku, 
> suami hanya diam ...padahal ortu n adik2x adalah org2x yang suka mengajak 
> ngobrol org lain.
> Karena suamiku tanggapannya "dingin" saya keluargaku pun enggan ngobrol 
> dengan suami.
>  
> Hal ini sangat betolak belakang bila rumah kedatangan keluarga besar dari 
> pihak suami...
> suami sangat2x welcome..ngobrol ngalor-ngidul..ketawa ketiwi.
> Sebetulnya bila saya tidak suka dengan mertua lebih beralasan karena
> 40 hari setelah saya lahiran, lutut saya terserang arthritis jadi saya tidak 
> bisa untuk jongkok, kebayang stressnya saya wkt itu...tapi dalam keadaan 
> lutut saya sakit...saya masih menggotong ember lumayan gede untuk memandikan 
> baby saya...
> Belum lagi ada kejadian, hari itu saya physiotherapy untuk lutut saya di RS, 
> dan mertua akan pulang ke rumahnya (dengan alasan yg tidak masuk akal, belum 
> bayar tagihan listrik)..sehabis saya dari RS, saya mampir ke bank, sebelumnya 
> saya telp ke rumah mengabarkan ke mertua pr kalo saya mungkin agak telat 
> pulang ke rumah krn antri di bankApa yang terjadi bunda...??mertua laki2x 
> saya sudah menunggu di dekat pos satpam n dengan nada marah berkata" kenapa 
> lama sekali"Bermacam perasaaan berkecamuk dalam hati saya bunda 
> semua...sedih,marah n kecewa.
> Seharusnya saya la yang punya alasan tidak suka dengan mertua,...namun 
> sebaliknya saya tidak tahu hal apa yang menyebabkan suami tidak suka dengan 
> keluarga saya.
> Hal ini sangat2x menyakitkan hati saya.
>  
> Ada lagi yang juga menambah sakit hati saya...setiap kali saya ke rumah 
> mertua...
> saya "dianggap tidak ada" jadi saya tidak diajak ngobrol...bahkan mereka 
> memanggil saya pun tidak...(termasuk adik kakak suami tidak memanggil "kakak 
> ipar")
> padahal ortu suami n adik pr suami terus menyuruh anak saya untuk memanggil 
> kakek nenek n paman/bibi.(Saya berpikir dalam hati..mereke bisa menyuruh anak 
> saya memanggil org , tapi anak sendiri tidak dididik untuk memanggil org lain 
> (saya)
> Sebetulnya saya tidak masalah dalam hal ini..cuma merasa aneh n ortu suami 
> begitu kolotnya.
>  
> Dalam semua hal suami n keluarga suami selalu menggangap mereka yang benar.
> Dan yang terakhir , hari Natal lalu karena libur/cuti bersama suami mengajak 
> ke rumah ortu nya (diluar kota) , 
> Kejadiannya, sehabis makan malam, kami semua ada dirumah tamu..mertua laki2x 
> menawarkan jeruk...pada wkt itu..posisi duduk adalah suami, saya, adik suami 
> dan kakak suami...yang terjadi adalah ..mertua menawarkan jeruk itu ke suami, 
> adik suami n kakak suami baru saya (jadi saya dilewatkan).Suami pun tidak 
> berkata apa-apa
> Malamnya kami ribut...saya teriak ke suami bahwa saya sudah tidak tahan 
> lagi...saya TIDAK DIANGGAP ANAK oleh ortu mu!!suami sampai terkejut.tapi 
> tidak berkata apa-apa lagi.
> Anak saya nangis juga kami bertengkar, dan dia "cerita" ke ipar perempuan n 
> mertua perempuan saya,kalau "mama bertengkar..mama nanggis" tapi ipar n 
> mertua saya tidak menanyakan apa-apa2x kepada saya.
> Sedih sekali ...
> Suami sangat sulit diajak bicara..bila diajak bicara/ditanya kenapa orang tua 
> nya tidak mengganggap diri saya n mengapa suami tidak suka dengan keluarga 
> saya , suami tidak pernah menjawab pertanyaan saya...n akhirnya hanya ribut n 
> bertengkar tanpa penyelesaian sampai sekarang.
> Maaf terlalu panjang yah cerita saya...Apa menurut rekan2x lebih baik saya 
> tidak usah sering datang ke rumah mertua (jadi datang hanya pada saat ada 
> event tertentu saja) karena datang ke rumah mertua "kan tidak 
> dianggap...mereka pun tidak menanyakan saya kok bila saya tidak datang...Ini 
> saya tahu waktu saya n suami 

[budaya_tionghua] Re: Curhat RT....Need Advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik ulysee_me2

Dear Dewi, turut prihatin dengan perasaan sakit hati diabaikan keluarga mertua. 
However, semua rumah tangga punya kisah 'mertua vs menantu' yang seru-seru.

Emang susah kalau kawin adat timur, bukan cuman antara dua manusia saja, tapi 
kawin dengan antero keluarganya!! Ribet, Bo! Nah justeru disitu yang bikin 
kisah semakin seru. 

Gue sendiri sedari kecil memperhatikan Oma dan Mama, Mertua dan menantunya 
tinggal serumah mulai nikah sampai akhir hayat. Kadang saling bela, kadang 
saling sebel, dan biasanya gue jadi tempat ngomel kedua belah pihak. 
Beruntunglah gue,jadi gue bisa melihat dan mendengar dua sisi dari sebuah 
kejadian, tyus biasanya gue nggak berpihak, gue ambil kesimpulan sendiri aja.

Setelah gue sendiri nikah, baru ngerti perasaan dan keluh kesah si Mama dahulu, 
tapi berhubung gue juga dengar keluhan Oma, maka gue anggap mertua gue punya 
pandangan yang sama dengan Oma gue dulu, jadi kadang gue bisa lebih maklum, 
kadang gue tetep aje kesel, hehehe.

Gue juga pernah, berasa nggak dianggep di keluarga suami. Apalagi gue mantu 
pertama. Orang asing pertama di keluarga suami.  Sekarang sih mendingan, 
adik-adik suami udah pada nikah juga dan sewaktu masing2 pasangannya sempat 
mengalami perasaan 'nggak dianggep' gue bisa kasih nasehat berdasarkan 
pengalaman pribadi.  

Menurut gue sih nomer satu mendingan rekonsiliasi dulu sama suami. Bagaimanapun 
utamanya keluarga khan satu istri satu suami, kalau dua ini udah kompromi, dan 
sehati, ntar lebih gampang untuk bersama-sama berkompromi dengan anggota 
keluarga yang lain.  
Kalau merasa sendiri sendiri, apapun juga serasa berat menanggungnya. Dan 
ngerasa, nggak ada gunanya. Tapi kalau sama sama, apa pun kita siap tanggung 
deh, soalnya berdua, jadi nggak berat sendirian.

Ajak ngomong suaminya, curahkan perasaan, tadi mami kamu begini, aku jadi 
ngerasa begini dan berprasangka begini, kalau menurut kamu mami/papi kamu 
kenapa ngomong/berbuat begitu ya? gitu. Moga moga suaminya mau 'meluruskan' 
kalau diajak omong pelan pelan (walaupun kalau lagi emosi kita maunya bentak 
bentak aje) Pengalaman gue sih, walaupun ada waktunya gue bo kam guan atas 
perlakuan yang gue anggap nggak pantes, dengan dukungan suami, lama lama gue 
lebih ngerti oo sifat mertua emang begitu, ya udah lah udah bawaan dari 
sononya. Gitu. 

Tapi kalau suaminya bukan meluruskan malah bentak-bentak dan menyalahkan kita, 
ajak gelut aja lah, berantem semalaman. Besoknya baru baikan. Hehehe. 
Bertengkar itu salah satu proses saling mengenal kok, begitu kata bu guru.

Gue udah 7 taon nikah, kadang masih suka kaget-kaget kalau berhadapan sama 
mertua. Ya sutrah, namanya juga proses pengenalan. Lha sama suami aja kadang 
masih heran sama beberapa aksi-reaksinya, apalagi sama mertua yang interaksinya 
lebih jarang. Ya nggak. 

Tyus ya, kalau ke rumah mertua, anggap di rumah sendiri aja. Awalnya pasti 
segen lah dateng, males ah kesana, tapi kalau udah biasa, cuek aja. Lagi pengen 
ngobrol ya ajak ngobrol duluan, lagi ngga pengen ngobrol ya acak-acak dapur 
mertua aja, siapa tau ada makanan enak, hehehehehe. Tyus ngicip sambil berlagak 
tanya resepnya. Sapa tau obrolannya jadi nyambung. 

ee, kalau ke rumah mertua lagi, pulangnya cerita cerita ya, di rumah mertua ada 
makanan apa aja hehehe. 

Dan bersyukurlah elu nggak harus tinggal serumah sama mertua.



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dewi Chandra  wrote:
>
> Dear all,
> ?> Aku mau curhat mengenai beban yang aku rasakan selama 4 thn an ini..
> Sejak aku hamil trisemester ke-3 n sampai detik ini..suamiku "tidak suka" 
> dengan keluargaku (ortu ku n adik2x ku) jadi kalau mereka datang ke rumah ku, 
> suami hanya diam ...padahal ortu n adik2x adalah org2x yang suka mengajak 
> ngobrol org lain.
> Karena suamiku tanggapannya "dingin" saya keluargaku pun enggan ngobrol 
> dengan suami.
> ?> Hal ini sangat betolak belakang bila rumah kedatangan keluarga besar dari 
> pihak suami...
> suami sangat2x welcome..ngobrol ngalor-ngidul..ketawa ketiwi.
> Sebetulnya bila saya tidak suka dengan mertua lebih beralasan karena
> 40 hari setelah saya lahiran, lutut saya terserang arthritis jadi saya tidak 
> bisa untuk jongkok, kebayang stressnya saya wkt itu...tapi dalam keadaan 
> lutut saya sakit...saya masih menggotong ember lumayan gede untuk memandikan 
> baby saya...
> Belum lagi ada kejadian, hari itu saya physiotherapy untuk lutut saya di RS, 
> dan mertua akan pulang ke rumahnya (dengan alasan yg tidak masuk akal, belum 
> bayar tagihan listrik)..sehabis saya dari RS, saya mampir ke bank, sebelumnya 
> saya telp ke rumah mengabarkan ke mertua pr kalo saya mungkin agak telat 
> pulang ke rumah krn antri di bankApa yang terjadi bunda...??mertua laki2x 
> saya sudah menunggu di dekat pos satpam n dengan nada marah berkata" kenapa 
> lama sekali"Bermacam perasaaan berkecamuk dalam hati saya bunda 
> semua...sedih,marah n kecewa.
> Seharusnya saya la yang punya alasan tidak suka dengan mertua,...namun 
> sebaliknya saya tida

[budaya_tionghua] Terjemahan dgn google cepat

2010-01-08 Terurut Topik ANDREAS MIHARDJA
Teman semilis - 
jaman sekarang jikalau kita menemukan text di-internet dlm bahsa apapun - semua 
dpt kta terjemahkan kedalam bah. yg kita mengerti dlm bbp detik  
However jangan memaksa software tsb utk melakukannya secara massa - portion 
kontrol pasti berhasil. Setelah software terjemahkan textnya dpt kita perbaiki 
grammarnya 
Softwarenya google translate ;  http://translate.google.com/?sl=nl&tl=de#
Andreas

--- On Thu, 1/7/10, karang0ter...@gmail.com  wrote:


From: karang0ter...@gmail.com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Terjemahan
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, January 7, 2010, 8:01 PM








Yang saya maksud, terjemahan dan arti dlm bhs indonesianya, bukan pinyin nya.
Thanks.

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: "joao_kho"  
Date: Fri, 08 Jan 2010 03:33:43 -
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Terjemahan

  

Hi, 

da dao chu xiu tong jiu qiao£¬jiu qiao yuan zai wei luu xue£¬
xian cong yong quan jiao di chong£¬yong quan chong qi jian zhi xi£¬
xi guo xu xu zhi wei luu£¬ni wan ding shang hui xuan ji£¬
mi yu shi chuan wu ben chu£¬lai shi wu jiu qu wu yu£¬
li nian chen gou kai mo jin£¬pian ti ling ming yao tai xu£¬
xiu zhen huo ji you he ping£¬jin suo guan chuan xia que qiao£¬
zhong lou shi er jiang gong shi¡£

JK 

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, karang0terjal@ ... wrote:
>
> Para pakar yg ngerti bhs mandarin spt sdr. Zhou, sdr Erik, sdr Liang U dll...
> 
> Bisa minta tolong ga, apa yg dimaksud kalimat dibawah ini, minta tolong 
> diterjemahkan ya. Thx.
> 
> ´óµÀ³õÐÞͨ¾ÅÇÏ£¬¾ÅÇÏÔ­ÔÚβãÌѨ£¬ÏÈ´ÓӿȪ½Åµ×³å£¬Ó¿Èª³åÆð½¥ÖÁÏ¥£¬Ï¥¹ýÐìÐìÖÁβãÌ£¬ÄàÍ趥ÉÏ»ØÐý¼±£¬ÃØÓïʦ´«Îò±¾³õ£¬À´Ê±ÎÞ¾ÃÈ¥ÎÞÓ࣬ÀúÄê³¾¹¸¿«Ä¥¾¡£¬Æ«ÌåÁéÃ÷Ò«Ì«Ð飬ÐÞÕæ»î¼ÆÓкÎƾ£¬½ðËø¹Ø´©ÏÂȵÇÅ£¬ÖØ¥ʮ¶þ½µ¹¬ÊÒ¡£
> 
> Powered by Telkomsel BlackBerry0…3
>





Re: [budaya_tionghua] Sejarah marga tang atau thong(hakka)

2010-01-08 Terurut Topik via_thong
Wah, kalau aksaranya aku ga ngerti... 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: agoeng_...@yahoo.com
Date: Fri, 8 Jan 2010 05:45:15 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Sejarah marga tang atau thong(hakka)

Boleh tau aksaranya seperti apa? 
-Original Message-
From: via_th...@yahoo.com
Date: Thu, 7 Jan 2010 19:21:15 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Sejarah marga tang atau thong(hakka)

Saya ingin tau ttg sejarah marga tang, marga saya thong dlm bahasa hakka (khek) 
atau dalam pinyin tang...  Terimakasih...
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com 
budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [budaya_tionghua] Curhat RT....Need Advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik wiechien
Dear ibu dewi,melihat dari email anda bahwasanya suami anda menolak menjawab 
mengapa ia tidak menyukai keluarga ibu dan mengapa keluarganya tidak menyukai 
anda,saran saya bagaimana kalo anda curhat kepada suami melalui surat karna ada 
org2 tertentu yg lbh bisa bicara lewat tulisan.Saran saya janganlah bercerai 
karna dapt menyakiti perasaan anak2 anda.kalo sekarang anda tidak bisa bertahan 
demi suami anda,bertahanlah demi anak2 anda.suatu saat pasti ada titik bahagia 
untuk anda.
--Original Message--
From: Dewi Chandra
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!
Sent: Jan 8, 2010 10:19

  Dear all,   Aku mau curhat mengenai beban yang aku rasakan selama 4 thn an 
ini.. Sejak aku hamil trisemester ke-3 n sampai detik ini..suamiku "tidak suka" 
dengan keluargaku (ortu ku n adik2x ku) jadi kalau mereka datang ke rumah ku, 
suami hanya diam ...padahal ortu n adik2x adalah org2x yang suka mengajak 
ngobrol org lain. Karena suamiku tanggapannya "dingin" saya keluargaku pun 
enggan ngobrol dengan suami.   Hal ini sangat betolak belakang bila rumah 
kedatangan keluarga besar dari pihak suami... suami sangat2x welcome..ngobrol 
ngalor-ngidul. .ketawa ketiwi. Sebetulnya bila saya tidak suka dengan mertua 
lebih beralasan karena 40 hari setelah saya lahiran, lutut saya terserang 
arthritis jadi saya tidak bisa untuk jongkok, kebayang stressnya saya wkt 
itu...tapi dalam keadaan lutut saya sakit...saya masih menggotong ember lumayan 
gede untuk memandikan baby saya... Belum lagi ada kejadian, hari itu saya 
physiotherapy untuk lutut saya di RS, dan mertua akan pulang ke rumahnya 
(dengan alasan yg tidak masuk akal, belum bayar tagihan listrik)..sehabis saya 
dari RS, saya mampir ke bank, sebelumnya saya telp ke rumah mengabarkan ke 
mertua pr kalo saya mungkin agak telat pulang ke rumah krn antri di bankApa 
yang terjadi bunda...??mertua laki2x saya sudah menunggu di dekat pos satpam n 
dengan nada marah berkata" kenapa lama sekali"Bermacam perasaaan berkecamuk 
dalam hati saya bunda semua...sedih, marah n kecewa. Seharusnya saya la yang 
punya alasan tidak suka dengan mertua,...namun sebaliknya saya tidak tahu hal 
apa yang menyebabkan suami tidak suka dengan keluarga saya. Hal ini sangat2x 
menyakitkan hati saya.   Ada lagi yang juga menambah sakit hati saya...setiap 
kali saya ke rumah mertua... saya "dianggap tidak ada" jadi saya tidak diajak 
ngobrol...bahkan mereka memanggil saya pun tidak...(termasuk adik kakak suami 
tidak memanggil "kakak ipar") padahal ortu suami n adik pr suami terus menyuruh 
anak saya untuk memanggil kakek nenek n paman/bibi.( Saya berpikir dalam 
hati..mereke bisa menyuruh anak saya memanggil org , tapi anak sendiri tidak 
dididik untuk memanggil org lain (saya) Sebetulnya saya tidak masalah dalam hal 
ini..cuma merasa aneh n ortu suami begitu kolotnya.   Dalam semua hal suami n 
keluarga suami selalu menggangap mereka yang benar. Dan yang terakhir , hari 
Natal lalu karena libur/cuti bersama suami mengajak ke rumah ortu nya (diluar 
kota) , Kejadiannya, sehabis makan malam, kami semua ada dirumah tamu..mertua 
laki2x menawarkan jeruk...pada wkt itu..posisi duduk adalah suami, saya, adik 
suami dan kakak suami...yang terjadi adalah ..mertua menawarkan jeruk itu ke 
suami, adik suami n kakak suami baru saya (jadi saya dilewatkan). Suami pun 
tidak berkata apa-apa Malamnya kami ribut...saya teriak ke suami bahwa saya 
sudah tidak tahan lagi...saya TIDAK DIANGGAP ANAK oleh ortu mu!!suami sampai 
terkejut.tapi tidak berkata apa-apa lagi. Anak saya nangis juga kami 
bertengkar, dan dia "cerita" ke ipar perempuan n mertua perempuan saya,kalau 
"mama bertengkar.. mama nanggis" tapi ipar n mertua saya tidak menanyakan 
apa-apa2x kepada saya. Sedih sekali ... Suami sangat sulit diajak bicara..bila 
diajak bicara/ditanya kenapa orang tua nya tidak mengganggap diri saya n 
mengapa suami tidak suka dengan keluarga saya , suami tidak pernah menjawab 
pertanyaan saya...n akhirnya hanya ribut n bertengkar tanpa penyelesaian sampai 
sekarang. Maaf terlalu panjang yah cerita saya...Apa menurut rekan2x lebih baik 
saya tidak usah sering datang ke rumah mertua (jadi datang hanya pada saat ada 
event tertentu saja) karena datang ke rumah mertua "kan tidak dianggap...mereka 
pun tidak menanyakan saya kok bila saya tidak datang...Ini saya tahu waktu saya 
n suami ribut waktu saya menolak ke rumah mertua... Lagipula suami juga begitu, 
jadi ke rumah ortu saya yg hanya berjarak 2 km bila ada evet tertentu saja.   
Sebetulnya saya sudah tidak tahan lagi ... Rasanya ingin saja bercerai .. 
Tega2xnya suami n mertua menyakiti saya spt ini...seakan- akan saya tdk punya 
ortu ...n saya harus mengikuti suami(keluarga besarnya)   Oh ya, suami suami 
org Bdg Khek n saya sendiri org hokkian,apa semua org khek begitu?dan apa 
sebetulnya org tua khek tidak suka dengan m

Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: ini tampang si tukang ngaku2 cicitnya guang xu

2010-01-08 Terurut Topik Denny Tan
dear teman,

mohon dihentikan persoalan debat penganut kristen 
khuatir masalah ini merebet ke yg lain
karena kebakaran besar dimulai dari api yg kecil

saya kutip berita hari ini dari wall street journal kejadian
di Malyasia

saya mengkhuatirkan nantinya yg susah saudara saudara kita sendiri
kalo sudah rame yg dilihat bukan lagi kristen, islam atau pencinta budaya
saya giris mengingat peristiwa Mei 1998

wassalam

By JAMES HOOKWAY and CELINE FERNANDEZ 
KUALA LUMPUR – Malaysia's government is scrambling to calm tensions in this 
multi-ethnic nation after attackers fire-bombed three churches early on Friday 
morning, escalating a potentially explosive argument over whether Christians 
can use the Arabic word Allah.
Nobody was hurt in the pre-dawn attacks, and only one of the churches suffered 
serious damage. But government leaders warned that they might employ the 
country's strict Internal Security Act, which allows for detention without 
trial, to ease the situation.
View Full ImageAssociated Press 
Kuala Lumpur police officers inspect the damage to the Metro Tabernacle Church 
which was destroyed by a fire bomb a little after midnight in the Kuala Lumpur 
suburb of Desa Melawati, Friday, Jan. 8, 2010.

More
* Malaysia Suspends 'Allah' Ruling 
* Opinion: The Politics of 'Allah' 
Prime Minister Najib Razak – who had previously been supportive of Muslim 
protests against a Dec. 31 court ruling that allowed Roman Catholics to refer 
to Allah in Malay-language sections of their weekly newspaper – called for calm 
and warned that Malaysians should avoid blaming his government for inspiring 
Friday's attacks.
"There should be no over-zealous action that can harm the harmony of the 
country," Mr. Najib said.
Political analysts say Mr. Najib is attempting to tread a fine line between 
wooing the support of Malaysia's large ethnic-Chinese and Indian minorities, 
who make up around 40% of the country's population, and maintaining the support 
of an ethnic-Malay majority that has become increasingly defined by its Islamic 
faith in recent years.
Mr. Najib needs the support of Malaysia's minority groups to regain ground lost 
to the opposition in 2008's national election, when the ruling National Front 
lost its two-thirds majority in parliament for the first time in decades.
The High Court's decision on New Year's Eve to overturn a three-year-old 
government ban on the Catholic Herald newspaper's use of the term Allah has 
created a fresh fault-line between rule of law and a growing Islamist movement 
in a country long considered to be a moderate Muslim nation. How Mr. Najib 
handles the controversy could determine whether he is returned to power in 
national elections that have to be held by 2013.
View Full ImageAssociated Press 
A Muslim man shouts slogans during a protest against the use of the word 
"Allah" by non-Muslims after Friday prayer at National Mosque in Kuala Lumpur, 
Malaysia, Friday, Jan. 8, 2010.

The court verdict – which the
 government has appealed – ruled that Malay-speaking Christians have a 
constitutional right to refer to God as Allah. Malay language doesn't have an 
exact translation for the concept of one single deity, and Malays and 
indigenous tribes borrowed the term Allah from Arab traders in the 12th 
century. Today, many Malay-speaking Christians from Sabah and Sarawak states on 
the island of Borneo frequently use the term, as do Indonesian Christians and 
Christians in Arabic-speaking countries in the Middle East.
Many Malaysian Muslims, however, say the term is exclusive to Islam, and on 
Friday several hundred held a noisy, though brief protest at mosque in downtown 
Kuala Lumpur, chanting "Allahu Akbar", or God is the greatest, as scores of 
police looked on warily.
"For non-Muslims to use this word is an unnecessary provocation," said Faisal 
Aziz, president of the National Union of Malaysian Muslim Students and one of 
the protest organizers.
The worst of the damage from the pre-dawn church attacks was at the Protestant 
Metro Tabernacle Church in a Kuala Lumpur suburb. Its first floor office was 
destroyed in the arson attack. Molotov cocktails were also thrown into the 
compounds of two other churches, including one belonging to the Catholic 
Assumption Church. The parish priest there, the Rev. Philip Muthu, said the 
church sometimes using the term Allah in some of its Malay-language services.
The Malaysian judiciary's main Web site, meanwhile, was attacked by hackers 
shortly before the church attacks. A hacker calling him or herself "Brainwash" 
replaced the site's main page with a message warning non-Muslims to avoid using 
the term Allah, saying it is "restricted to Muslims only".
Write to James Hookway at james.hook...@wsj.com and Celine Fernandez at 
celine.fernan...@wsj.com 

 




From: ikkyosensei_ym 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, January 8, 2010 11:16:20 AM
Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: ini ta

[budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

2010-01-08 Terurut Topik ulysee_me2
Uly boleh ikut nggak? 

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Erik"  wrote:
>
> 
> Ini yang asyik neh!!!  Berarti udah 3 orang kita sama Budiman. Oh 4 sama
> Ko Phoeng.
> 
> Tapi Ko Phoeng lagi offline ato gimana? Kok bisu terus!!
> 
> Ato kita bikin rame sekalian, Gathering BT pertengahan taon (klo memang
> maunya bulan Mei)? Gimana abang-abang Moderator? ??
> 
> 
> 
> Salam,
> 
> 
> 
> Erik
> 
> \
> ---
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Steve Haryono 
> wrote:
> >
> > Ko Erik,
> > kalian janjian dulu dah sama Ophoeng, supaya dia langsung tau
> tempat-tempatnya. Saya rencana bulan Mei akan singgah di Jakarta, dan
> Ophoeng yang akan jadi guide saya untuk cari makan enak.
> >
> > Salam,
> > Steve
> >
> > PS. Pssst, Ophoeng itu arti sebenarnya ko Phoeng. Jadi kalau manggil
> bang Ophoeng, artinya Ko Ko Phoeng :)
> >
> >
> >
> >
> > 
> > From: Erik rsn_cc@
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > Sent: Fri, January 8, 2010 10:05:57 AM
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.
> (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)
> >
> >
> >
> > Janjian dulu sama bang Ophoeng, mau di mana? Bogor? Jakarta?
> >
> > Minuman saya macem-macem, yang pasti bukan AQUA! Tapi Lo Wong Ciu juga
> > boleh sekali-kali, cukup kenceng juga kok ngangkatnya! !
> >
> > Hai, bang Ophoeng, sudah makan minum? ikutin ga neh??
> >
> > Salam,
> >
> > Erik
>




Re: [budaya_tionghua] Re: Mencari Keluarga

2010-01-08 Terurut Topik Denny Tan
Dear Sdr. Dipo

Menurut cerita yg saya dengar demikian halnya Tb adalah Tubagus.

Wassalam.





From: Dipo 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, January 8, 2010 7:15:30 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Mencari Keluarga

  

Denny heng,

Menarik fotonya. Disitu ditulis Thung Tiang Mih (Tb Abdullah). Apakah Tb ini 
singkatan dari Tubagus ?

Salam

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Denny Tan  wrote:
>
> 
> 
> dear member milis
> saya mendapat satu buku turunan (silsilah keluarga)
> dimana di dalamnya ada terselip 4 lembar nasihat keluarga.
> disini saya lampirkan lembar pertama.
> jika ada yg memiliki nasihat sama dan bisa menunjukan lembar ke 2, 3 dan ke 4
> artinya kita bersaudara.
> 
> Wassalam.
>





  

Re: [budaya_tionghua] Re: Mencari Keluarga

2010-01-08 Terurut Topik Denny Tan
nenek moyang saya berasal dari Makasar dan kami sekeluarga besar di Sukabumi,
untuk testamen tsb kami keluarga memiliki testamen asli sudah berwarna coklat 
kehitaman (saking tuanya) dan kertasnya mudah hancur /patah. Seingat saya 
,orang tua menyerahkannya kepada paman saya untuk disusun dalam buku testamen 
yg sedang dikerjakan di Belanda (om Hin Tjiang). Saya mendapatkan copy buku 
silsilah keluarga dari paman saya tahun 2000. Dan nama saya pun tercantum di 
buku testamen itu. Maka saya berani menampilkan isi testamen tsb. Dan saya 
sangat bahagia sekali jika dapat bersua dengan om Hin Tjiang atau bertemu 
dengan saudara-saudara saya walau hanya di mailing list ini.

Wassalam.



 




From: BUD'S 1 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, January 8, 2010 12:58:24 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mencari Keluarga

  
Sedikit Informasi.

Saya punya teman, Seorang Makasar dan Muslim. Tapi ayahnya masih memakai Thung 
dibelakang namanya. Konon menurut cerita Ayahandanya masih ada keturunan orang 
Tionghua dan berasal dari Marga Thung. Tapi karena asimilasi makanya mereka 
sudah Menjadi " Pribumi " ( Tanpa SKBRI, dll ), Mungkin kejadian ini sama juga 
dengan Putera Serui.

Salam,
Budiman


2010/1/8 sumamihardja 

  
>Saya sendiri sudah memiliki "slinan" pesan dari Kongcoco Thung Tiang Mih 
>tersebut sejak lama. Garis saya memang bukan dari garis dia (garis Thung asal 
>Kesultanan Banten). Namun leluhur orang yang mengangkat dia sebagai anak 
>selepas kejadian penghancuran banten oleh Belanda (marga Thung yang tinggal di 
>Banten Lama, atau bisa juga sebaliknya Thung yang diangkat menjadi bagian 
>keluarga Kesultanan Banten) saya perkirakan sama dengan garis saya, karena 
>saya baca sama-sama berasal dari Yunshan (WunSoa), Huaan, Hokkian. Satu garis 
>besar marga Thung yang lain adalahdi Indonesia berasal dari Changtai 
>(Thiotoa), Hokkian.
>
>Garis Banten dan garis Yunshan berkibar di Banten (sekarang) dan Jawa Barat. 
>Pusat terbesarnya di kisaran Bogor-Sukabumi menggantikan yang di Banten Lama 
>(misalnya Thung Tjoen Pok, Thung Tjeng Hiang, Thung Liang Lee, Thung Sin Nio, 
>dan Thung Ju Lan. Banyak profesor, guru dan institusi pendidikan terkait 
>dengan marga Thung, bahkan kalangan perempuannya. Bandingkan dengan isi pesan 
>Thung Tiang Mih). Garis Changtai berkibarnya di Makassar, Sulawesi (meskipun 
>secara tulisan menggunakan ejaan yang kurang lazim, yaitu Thoeng yang 
>semestinya dibaca Thung, padahal Thung dibacanya Th'ng; yang artinya kuah, 
>atau air panas; mengambil nama dari pendiri dinasti Shang abad ke-22 BCE 
>sebagai leluhur langsungnya; mohon baca tulisannya peq Liang U mengenai she 
>ini), dan tersebar di Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Timtim (ada yang 
>menjadi pastor) dan bahkan Papua (salah satunya adalah putera Serui, Yorrys 
>Thung Raweyai).
>
>Mengenai isi pesan Kongcoco ini (bagi ketiga garis, perlu diketahui bahwa 
>semuanya memiliki rima jibun/jiyan/ nama urutan generasi yang sama; hanya 
>kalau ada ciong saja diganti dengan huruf lain; hal ini menunjukkan bahwa 
>mereka memiliki garis moyang yang sama), semula hanya untuk garis Thung 
>Banten. Namun seiring jaman, dan karena sangat banyak persamaan dengan pesan 
>pada garis Thung dari Yunshan dan Thung garis Changtai, diaopsi juga sebagai 
>pesan bagi marga Thung di Indonesia. 
>
>Kalau sempat, karena saya harus off dari internet selama sekitar seminggu 
>mengingat jadual kesibukan saya, saya coba tuliskan dalam jianti dalam 
>kesempatan berikut, berikut dengan terjemahan dan komentar modern-nya. (Btw, 
>tulisan yang dikopikan itu kemungkinan besar memang disusun kembali oleh peq 
>Tjoa Hin Tjiang [kalau tidak keliru], berdasarkan testamen lama yang dimiliki 
>oleh keluarga dalam Kiu Seng Tong di Bogor (sembilan garis keturunan laki-laki 
>yang merupakan cicit Thung Tiang Mih). Isinya saya perkenankan untuk dipakai, 
>disalin dan disebarluaskan. Namun kalau untuk kopi atas susunan yang 
>dimasukkan dalam Thung Stamboom tersebut, saya sarankan permisi saja ke 
>penyusunnya/ ahli warisnya.
>
>Toan sin tan si ci tong lwee
>Kut jiok siau mo cwe jin gim
>
>Ingat apa yang leluhurmu penah katakan
>berlaku rukunlah dengan saudara, keluarga dan sesama
>
>Suma Mihardja
>Thung Djie Hauw 
>
>
>--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ANDREAS MIHARDJA  
>wrote:
>>
>> HinTjiang adalah teman baik saya - jikalau ada yg kopy bukunya secara ethic 
>> namanya harus dtulis. Sebetulnya juga harus minta izin dari dia - tetapi 
>> oleh karena sudah common knowledge mungkin tdak apa²    Harap sdr Denny 
>> mengerti peraturan kopy rights.
>> Andreas
>> 
>> --- On Thu, 1/7/10, Denny Tan  wrote:
>> 
>> 
>> From: Denny Tan  
>
>> Subject: [budaya_tionghua] Mencari Keluarga [1 Attachment]
>> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
>> Date: Thursday, January 7, 2010, 5:57 AM
>> 
>> 
>> 
>> 
>> 
>> 
>> 
>> 
>> [Attachment( s) from Denny Tan included below] 
>> 
>> 
>> 
>> 
>> 
>> dear member milis
>> saya mendapat

Re: [budaya_tionghua] Curhat RT....Need Advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik Denny Tan
dear Bu Dewi,

jangan cerai, ingat anak-anak. Pasti sangat sedih dan hati lebih terluka jika 
harus berpisah satu sama lain. Lebih sakit dari anda yg bercerai dengan suami. 
Pahamilah jiwa anak-anak kita tidak boleh ego. Memang mudah mengatakannya tapi 
saya ingatkan perpisahan dengan anak suatu hal amat sangat menyakitkan. Dalam 
rumah tangga tidak ada yg sempurna, akur dengan mertua belum tentu akur dengan 
ipar. Semuanya pasti ada yg kurang. Dalam perjalanan rumah tangga seiring 
dengan waktu kwalitas akan menurun maka ingatlah dalam rumah satu hal yg paling 
mendasar "Saling menghargai dan menghormati satu sama lain" isteri menghormati 
suami sebagai kepala rumah tangga dan suami menghargai isteri sebagai ibu 
anak-anaknya. 
Apa yg ibu Dewi alami adalah ujian dari Allah ,percayalah Allah sedang 
mengrencanakan sesuatu yg indah terhadap keluarga ibu. Jadi tabahlah selalu dan 
berserah diri kepada Tuhan. Tersenyumlah dengan tulus kepada mertua. Dan 
anggaplah mertua sebagai orang tua kita juga. Walau bawel dan galak, 
tersenyumlah. Dan balaslah dengan kata-kata yg lembut maka mailakat akan 
berpihak kepada ibu dan doa ibu akan didengar oleh Allah. Doa orang teraniaya 
akan didengar oleh Allah.

Sekali lagi demi anak-anak, jangan bercerai.

Wassalam.





From: Lim Wiss 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, January 8, 2010 5:09:19 PM
Subject: RE: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!

  
Kalian posisinya sebagai laki-laki mudah bicara.
Ngalah ama mertua. Sampai kapan? Apakah harus sampai meninggal disakiti ama 
suami, mertua & keluarga besar suami???
 
Saya melihat sekeliling. Ini kisah nyata, bukan cerita dongeng.
 
Saudara saya ada 2 mantu.
1. Mantu pertama, memang hormat tapi suka basa basi dengan mertua.
Mertua suka atur-atur cucunya sehingga timbul ribut akhirnya mantu pertama 
sengaja cari rumah sejauh mungkin dari mertua.
Ia melarang suami & anaknya main ke rumah mertua, cukup setahun hanya 2 kali 
saja.
Saat mertua sakit, ke rumah anak pertama. Mantu pertama keberatan, minta agar 
suami antar mertuanya pulang ke rumah.
Apakah mertua berani ama mantu pertama? 
Tidak berani, karena mantu pertama berasal dari keluarga berada, saudaranya ada 
2 memiliki perusahaan besar.
Mertua tetap baik-baik ama mantu pertama bahkan suka bela walaupun mantu 
pertama tidak pernah basa basi
 
1. Mantu kedua, hormat ama mertua. Melayani mertua, suka temani mertua 
tetapi berasal dari keluarga yang kurang.
Tahu apa yang terjadi?
Saat mantu kedua buka toko, mertua baik banget ama dia karena mantu kedua suka 
kasih uang.
Tetapi saat mantu kedua tokonya bangkrut, langsung berubah 180 derajat.
Mertua suka komporin anak kedua agar cerai. Apalagi anak kedua tiap hari 
berkunjung ke rumah orang tuanya.
Akhirnya apa yang terjadi?
Suaminya suka menyakitinya dengan cara pergi sendirian tidak ajak anak & 
istrinya.
Bahkan sekarang suami menceraikan hanya kasih uang sekedarnya.
Apa mertua bela? Apa mertua ingat kebaikan mantu kedua?
Tidak sama sekali!!!
 
Terus terang sebagai w anita jangan lemah. Hidup jangan bergantung pada suami.
Istilah saya ”Jika istri tidak bisa mandiri, istri akan dilukai suami dan 
keluarga besar suami.”
 
Rgds,
Lim Wiss



From:budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto: budaya_tionghua@ yahoogroups. 
com ] On Behalf Of budi anto
Sent: Friday, January 08, 2010 3:33 PM
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!
 
  
mengalah lah untuk menang kak dewi.

cerai bukan penyelesaian masalah, bahkan akan menambah masalah, apalgi kalo 
sudah punya anak
advise dari bang chen n kak elisabeth bisa di pertimbangkan lah

emang di kalangan tionghua juga budaya suku khek n hokkian agak berbeda, 
apalagi kalo masih bisa berbahasa hokkian n khek di mana salah satu nya ga 
ngerti yah lebih banyak diam lah n akan menimbulkan kesan tidak menghormati 
yang lainnya, mungkin ini yang terjadi pada kak dewi, lebih enak di ajak 
ngomong berdua lah saat semua lagi ga ada marah2an dengan kepala dingin coba 
cari tau solusinya, 

kalo masalah mertua ga senang mah, yah coba lah dilakukan pendekatan seperti 
masakin makanan buat mertua ato sekali2 tanyain kabar mertua , yang sebenarnya 
seh arus di mulai dari diri sendiri (lon tentu semua orang bisa berbuat 
demikian seh )

owe pernah baca satu cerita dari tiongkok yang lumayan bagus seh, sudah agak 
lupa cerita , intinya si menantu mau mertua nya cepat2 mati, akhirnya 
memutuskan untuk membeli racun di toko obat, tapi oleh si tukang obat di tuker 
jadi obat untuk menguatkan badan, n si tukang obat mengatakan harus di kasi 
sedikit2 n biar tidak curiga si menantu harus melayani mertuanya dengan baik n 
sopan. akhirnya si menantu pulang n memasakkan lauk di campur dengan "racun" 
tsb dan dia pun berpura2 melayani mertua nya dengan baik sekali. alhasil 
setelah 1 minggu, 2 minggu , 1bulan , dia menjadi menantu kesayangan n menyes

Re: [budaya_tionghua] Sejarah marga tang atau thong(hakka)

2010-01-08 Terurut Topik via_thong
Thanks... Bwt jawabannya... Trus tahu ga, kalo marga tang asal mulanya 
berprofesi sebagai apa? Apakah golongan pedagang atau tukang kayu dll?
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: bukjam 
Date: Fri, 8 Jan 2010 10:14:57 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Sejarah marga tang atau thong(hakka)

Menurut hemat bukjam marga ini menjadi populer dalam kebesaran dinasti Thong
(pinyin:tang). Hakka (khek) menyebut thong, hokkian (hoklo) menyebut tong.
aksaranya sama.

Jika kita membaca cerita sun go kong maka pendeta tong melambangkan
kebesaran Dinasti Thong. Bahkan orang hakka (khek) pun menyebut mereka Thong
Ngin.

Di zaman ini pun ada pendeta tong, Stephen Tong. Seorang pendeta besar marga
Tong dari Amoy. Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII).

salam,
Bukjam





On Fri, Jan 8, 2010 at 2:21 AM,  wrote:

> Saya ingin tau ttg sejarah marga tang, marga saya thong dlm bahasa hakka
> (khek) atau dalam pinyin tang...  Terimakasih...
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
> Teruuusss...!
>
> 
>
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
>
> .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.
>
> .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
>
> .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>



Re: [budaya_tionghua] Curhat RT....Need Advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik agoeng_set
Itu mah salah dipersonal mertuanya matre bukan salah aturan hormat n nurut ma 
mertua. Banyak kejadian sebaliknya mantu injek2 mertua. Coba liat dr sisi mantu 
pertama yg sok kaya, larang anak n ibu berkumpul, walau sakit sekalipun. 
jika selalu perhatiin n ambil contoh case yg seperti itu maka dipikiran akan 
tertanam seperti itu, bahwa mertua selalu pilih kasih, mantu mau kayak apa juga 
salah. Tapi coba liat yg mertua n mantu akur atau malah liat case yg mantu 
nginjak2 mertua n suami karena kaya, cara pandang akan berbeda lagi.

-Original Message-
From: "Lim Wiss" 
Date: Fri, 8 Jan 2010 17:09:19 
To: 
Subject: RE: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!

Kalian posisinya sebagai laki-laki mudah bicara.

Ngalah ama mertua. Sampai kapan? Apakah harus sampai meninggal disakiti ama
suami, mertua & keluarga besar suami???

 

Saya melihat sekeliling. Ini kisah nyata, bukan cerita dongeng.

 

Saudara saya ada 2 mantu.

1.  Mantu pertama, memang hormat tapi suka basa basi dengan mertua.

Mertua suka atur-atur cucunya sehingga timbul ribut akhirnya mantu pertama
sengaja cari rumah sejauh mungkin dari mertua.

Ia melarang suami & anaknya main ke rumah mertua, cukup setahun hanya 2 kali
saja.

Saat mertua sakit, ke rumah anak pertama. Mantu pertama keberatan, minta
agar suami antar mertuanya pulang ke rumah.

Apakah mertua berani ama mantu pertama? 

Tidak berani, karena mantu pertama berasal dari keluarga berada, saudaranya
ada 2 memiliki perusahaan besar.

Mertua tetap baik-baik ama mantu pertama bahkan suka bela walaupun mantu
pertama tidak pernah basa basi

 

2.  Mantu kedua, hormat ama mertua. Melayani mertua, suka temani mertua
tetapi berasal dari keluarga yang kurang.

Tahu apa yang terjadi?

Saat mantu kedua buka toko, mertua baik banget ama dia karena mantu kedua
suka kasih uang.

Tetapi saat mantu kedua tokonya bangkrut, langsung berubah 180 derajat.

Mertua suka komporin anak kedua agar cerai. Apalagi anak kedua tiap hari
berkunjung ke rumah orang tuanya.

Akhirnya apa yang terjadi?

Suaminya suka menyakitinya dengan cara pergi sendirian tidak ajak anak &
istrinya.

Bahkan sekarang suami menceraikan hanya kasih uang sekedarnya.

Apa mertua bela? Apa mertua ingat kebaikan mantu kedua?

Tidak sama sekali!!!

 

Terus terang sebagai wanita jangan lemah. Hidup jangan bergantung pada
suami.

Istilah saya "Jika istri tidak bisa mandiri, istri akan dilukai suami dan
keluarga besar suami."

 

Rgds,

Lim Wiss

  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of budi anto
Sent: Friday, January 08, 2010 3:33 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!

 

  

mengalah lah untuk menang kak dewi.

cerai bukan penyelesaian masalah, bahkan akan menambah masalah, apalgi kalo
sudah punya anak
advise dari bang chen n kak elisabeth bisa di pertimbangkan lah

emang di kalangan tionghua juga budaya suku khek n hokkian agak berbeda,
apalagi kalo masih bisa berbahasa hokkian n khek di mana salah satu nya ga
ngerti yah lebih banyak diam lah n akan menimbulkan kesan tidak menghormati
yang lainnya, mungkin ini yang terjadi pada kak dewi, lebih enak di ajak
ngomong berdua lah saat semua lagi ga ada marah2an dengan kepala dingin coba
cari tau solusinya, 

kalo masalah mertua ga senang mah, yah coba lah dilakukan pendekatan seperti
masakin makanan buat mertua ato sekali2 tanyain kabar mertua , yang
sebenarnya seh arus di mulai dari diri sendiri (lon tentu semua orang bisa
berbuat demikian seh )

owe pernah baca satu cerita dari tiongkok yang lumayan bagus seh, sudah agak
lupa cerita , intinya si menantu mau mertua nya cepat2 mati, akhirnya
memutuskan untuk membeli racun di toko obat, tapi oleh si tukang obat di
tuker jadi obat untuk menguatkan badan, n si tukang obat mengatakan harus di
kasi sedikit2 n biar tidak curiga si menantu harus melayani mertuanya dengan
baik n sopan. akhirnya si menantu pulang n memasakkan lauk di campur dengan
"racun" tsb dan dia pun berpura2 melayani mertua nya dengan baik sekali.
alhasil setelah 1 minggu, 2 minggu , 1bulan , dia menjadi menantu kesayangan
n menyesal "meracuni" mertuanya, akhirnya dia mencari tukang obat tersebut n
mencoba membeli penawar racunnya.  (selanjutnya uda tau dunk apa yang di
omongin si tukang obat.). moga2 dari cerita ini dapat memberikan
inspirasi buat kak dewi yang lagi susah hati

 






Bls: [budaya_tionghua] Re: brunei tidak ada persatuan kumpulan yayasan bakti tionghua

2010-01-08 Terurut Topik Ajung Ajung
saya dari brunei,..salam buat orang tiong hua di indonesia?
dibrunei tidak ada perkumpulan yayasan bakti seperti di negeri jiran contohnya 
dipontianak, karena brunei ikut versi seperti orang putih,..ya agak susah 
maka setahu saya di malaysia ada? tapi yang heran persatuan orang tionghua kok 
tidak ada sekali...





Dari: Edy Lim 
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Terkirim: Rab, 23 Desember, 2009 01:47:19
Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: tradisi kopitiam

  
Waktu kecil kalau tidak salah diajarin oleh orang-orang tua Teochew

Teochew   Hokkien
Minum : luk   Minum : lim

Di Tanjungpinang cenderung sudah tidak ada Teochew murni lagi karena campur 
Melayu, Hokkien dan lain-lain.
Koh Joao pernah dengar kata "luk"?

Salam
Edy Lim






From: joao_kho 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Tue, December 22, 2009 4:34:52 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: tradisi kopitiam

  
"Kapan-kapan, ayo kita "lim kopi o", mempererat hubungan dan 
silaturahmi. "

Nah dialect teochew itu ga ada kata "lim" atawa minum, adanya cuma ciak, jadi 
kalo bahasa teochew tanpa campuran hokkian seh, ciak kopi :D

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, shinmen takezo  
wrote:
>
> Iyah Musashi aka Takezo , hahaha hanya nick saja
> tadinya mau pake nick the last tokugawa , biar sama kerennya sama cicit
> guang xu ,yang kemaren desersi menghadiri gath ..
> 
> 2009/12/21 joao_kho 
> 
> >
> >
> > Salam saudara/i Mui Leng , rupanya Gaginang. Namanya keren juga ya.. Naga
> > Cantik :D
> >
> >
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com  > com>,
> > Edy Lim  wrote:
> > >
> > > Senang bisa mengetahui asal usul kebudayaan kita.
> > > Perpaduan antara Melayu dan Tionghua ini melambangkan bahwasanya kita
> > masyarakat Tionghua sangat fleksibel dan bisa adaptasi di semua kalangan di
> > dunia.
> > > Terimakasih atas thread baru Takezo-san (Musashi ka?) dan saudara Yongde.
> > >
> > > Kapan-kapan, ayo kita "lim kopi o", mempererat hubungan dan silaturahmi.
> > >
> > > Edy Lim
> > > Lim Mui Leng (æžâ€"美龙)
> > > Teochew gaginang
> > >
> > >
> > >
> > >  _ _ __
> > > From: henyung 
> >
> > > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com  > > com>
> > > Sent: Fri, December 18, 2009 6:55:14 AM
> > > Subject: [budaya_tionghua] Re: tradisi kopitiam
> > >
> > >
> > > http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua/ message/32508
> > >
> > > Budaya Kopi-tiam
> > >
> > > Di daerah Sumatera bagian utara yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau
> > > (termasuk Kepulauan Riau) ada akulturasi budaya antara orang Tionghoa
> > > dan Melayu yang melahirkan budaya Kopi-tiam. Budaya ini juga populer
> > > di negeri jiran Malaysia dan Singapura.
> > >
> > > Nama Kopi-tiam sendiri adalah perpaduan antara bahasa Melayu "kopi"
> > > (yang diadopsi dari bahasa eropa, sepertinya Portugis) dan bahasa
> > > Minnan / Hokkian "tiam" yang artinya bisa berupa kedai/warung/ toko.
> > > Jadi kopi-tiam adalah warung/kedai kopi :) Di Jakarta, kopi-tiam bisa
> > > dijumpai di kantong-kantong masyarakat Tionghoa asal Sumatera seperti
> > > di Duta Mas, Jelambar, Pluit dan Muara Karang.
> > >
> > > Di kopi-tiam ini minuman utama yang disajikan, sesuai namanya, adalah
> > > kopi seduh. Bisa berupa kopi murni ataupun dicampur susu. Ceret kopi
> > > yang dipakai di kopi-tiam adalah ceret yang bertangkai panjang.
> > > Sepertinya ceret kopi ini diadopsi dari ceret warung teh di Tiongkok.
> > >
> > > Metode menyeduh kopinya sangat unik dan enak ditonton. Kopi yang
> > > diseduh adalah dalam bentuk kopi gilingan kasar. Bubuk kopi ini
> > > ditampung di saringan flanel yang panjangnya bisa setengah meter
> > > lebih. Untuk menyeduhnya, air panas dituangkan ke saringan kopi itu
> > > dan ditampung. Air hasil tampungan yang masih panas itu kemudian
> > > diseduhkan lagi ke saringan tadi berulang kali sesuai dengan
> > > kekentalan kopi yang diinginkan. 1 saringan kopi yang panjang itu bisa
> > > menampung sekitar setengah sampai satu kilogram bubuk kopi. Dan bubuk
> > > kopi itu biasanya tahan dipakai untuk menyeduh berjam-jam.
> > >
> > > Selain kopi seduh, minuman khas lainnya adalah teh tawar kental panas
> > > dengan nama teh-tong di Medan & Aceh / teh-o di Riau, Malaysia dan
> > > Singapura. Kalau ditambah es, namanya disebut menjadi teh-pai-leng di
> > > Medan & Aceh, teh-o-peng di Riau, Malaysia dan Singapura. Selain teh
> > > tawar, juga ada teh yang ditambahi gula.
> > >
> > > Cara meminum teh/kopi tadi juga unik. Karena panas, gelas minuman
> > > selalu ditatakin sebuah piring kecil. Dan banyak yang menuangkan
> > > minuman ke piring tersebut untuk mendinginkannya. Minumnya ? Langsung
> > > dari piring itu !
> > >
> > > Di samping teh dan kopi, di kopi-tiam biasanya juga ada teh kembang,
> > > es jali-jali dan es kacang hijau.
> > >
> > > Untuk makanan khas kopi-tiam, setiap daerah ada perbedaannya. Namun
> > > roti tawar yang diolesi selai "kaya" umum 

Kagum, mimpi dan miris Re: [budaya_tionghua] Re: Dr. Tio Oen Bik

2010-01-08 Terurut Topik younginheart5000
Justru yang kok Tantono harapkan, tak mungkin terjadi.

Orang Tionghoa bukanlah satu kelompok yang tersendiri, bersatu padu. Juga suku 
suku lain, Minangkabau, Batak, Makasar, semuanya beragam. Ada Batak makan 
Batak, Minangkabau makan Minangkabau, nah Tionghoa makan Tionghoa.

Pengusaha dan pemerhati ekonomi dari kelompok Tionghoa juga beragam menikapi 
masalah ekonomi, ada pak Kwik, ada Wanandi, ada Anggoro, ada Christianto, ada 
yang lain lain.

Ketika pak Harto berkuasa, ada kelompok Tionghoa yang sangat diuntungkan, 
muncullah konglo konglo kayaraya, ada yang dipojokkan. Pembisik tentara yang 
uber uber Konghucu juga orang Tionghoa.

Keluhuran budaya juga dimiliki suku suku di Indonesia, tapi tetap ada kelompok 
yang berseberangan, atau saling makan.

Nah, dalam masalah Century sami mawon. Yang punya Century Tionghoa, nasabah 
yang dirugikan juga kebanyakan Tionghoa. Ada Batak yang bela Century seperti 
Ruhut, ada Batak yang mengkritik Century, seperti Buyung.

Komunitas Tionghoa adalah cermin masyarakat dimana mereka berada. Ini bukan 
soal kepala dingin atau panas, berbudaya atau tidak. Dalam menyikapi budaya 
kita sendiri, orang Tionghoa juga tidak satu pendapat.



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo  wrote:
>
> Yang harus ditanamkan adalah bagaimana menyikapi perbedaan itu dengan baik
> dan tetap berkepala dingin, jadi menunjukkan kedewasaan dan keluhuran
> budaya.  Saya suka miris kalau melihat Tionghua "makan" Tionghua apalagi
> yang kuat menindas yang lemah.  Macam "pencurian listrik" DI ITC Roxy Mas,
> duh, pengurusnya Tionghua, pengacara Tionghua dan yang "nyuri' listrik untuk
> charge hp juga Tionghua.
> 
> 2010/1/8 younginheart5000 
> 
> >
> >
> > Persatuan yang mana, Ko? Orang Tionghoa tidak monolitis, seperti juga suku
> > suku anak bangsa tidak monolitis. Orang Tionghoa Kristen posisinya sama
> > dengan anak bangsa yang Kristen, menghadapi umat agama lain, demikian juga
> > yang Islam, yang Buda, dsb.
> >
> > Dalam setiap issue ada pro dan kontra. Orang Tionghoa juga seperti anak
> > bangsa lainnya memposisikan diri pro kontra. Orang Indonesia ada yang pro
> > atau tidak pro SBY, yang pro atau tidak pro Kalla. Lalu kalau diluar semua
> > ini, orang Tionghoa disuruh jadi satu, kan namanya duduk manis manis dipojok
> > kelas? ha ha ha
> >
> > Masak iya, misalnya, semua orang Makassar harus saling damai dan satu
> > menghadapi semua hal? Orang Tionghoa di Indonesia adalah orang Indonesia.
> > Orang Tionghoa Aceh juga berdiri dipihak rakyat Aceh melawan semua yang
> > dianggap merugikan Aceh, ya kan? Orang Tionghoa mualaf ya lebih dekat anak
> > bangsa yang Muslim. Tionghoa yang Kristen lebih dekat dengan saudara saudara
> > Kristen dari suku lain.
> >
> > Menghadapi orang Tionghoa Dao atau Konghucu yang sembahyang di kelentang,
> > orang Jawa sama asingnnya dengan orang Tionghoa Kristen atau Islam. Lha
> > iyalahh..
> >
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> > Tantono Subagyo  wrote:
> > >
> >  > Nggak repot sih, cuman pengen-nya kalau ada masalah menyelesaikan-nya
> > dengan
> > > baik, dan dalam milis mengetengahkan kedamaian dan persatuan agar
> > persatuan
> > > Tionghua Indonesia makin nyata, dan makin banyak model Tio Oen Bik - Tio
> > Oen
> > > Bik yang dihasilkan atau muncul dari masyarakat Tionghua Indonesia yang
> > > berbudaya Tionghua ini. Sojah, Tan Lookay
> > >
> >
> >  
> >
> 
> 
> 
> -- 
> Salam, Tantono Subagyo
>




[budaya_tionghua] Curhat RT....need advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik Dewi Chandra
Dear rekan-rekan,
 
Terima kasih atas advise rekan-rekan sekalian.
Saya memang butuh advise...saya harus bgm?
Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa ortu suami tidak menyukai saya..suami 
tidak menyenangi keluarga saya...
Karena suami tidak pernah mau menjawabnya.
 
Saya bingung sekali...terus terang memang sekarang ini saya rapuh seperti kata 
Pak Brian...terima kasih sudah menyemangati saya...tapi saya masih sangat 
berpikir bgm dengan anak saya pr yang masih kecil bila saya memilih bercerai.
 
Saya mohon agar tidak menganggu lalu lintas di milis ini tolong dijapri saja 
yah.
 
Rgds & Many thanks
Dewi


  __
Coba Yahoo! Messenger 10 Beta yang baru. Kini dengan update real-time, 
panggilan video, dan banyak lagi! Kunjungi http://id.messenger.yahoo.com/

[budaya_tionghua] Musuhan Ama Mertua? Di"Racun" Ajah, Jeh! (Was: Curhat RT....Need Advise pls!!!)

2010-01-08 Terurut Topik Ophoeng
Bu Dewi dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Kayaknya kalau soal perseteruan antara menantu vs mertua itu tidak memandang 
apakah suami atau isteri dari golongan etnic berbasa apa-apa saja. Bisa saja 
terjadi tanpa harus suaminya atau isterinya dari suku bangsa tertentu. Itu 
suatu hal yang biasa terjadi, namanya juga ada perbedaan adat istiadat yang 
mesti disatupadukan.

Sejak dulu kala sampai sekarang, kayaknya mesti ajah ada perseteruan klasik 
ini. Masalahnya sih cuma ini: adakah niat tulus ikhlas dari kedua belah pihak? 
Kalau ada, tentunya masalah besar bisa jadi kecil, masalah kecil bisa menjadi 
tiada. Kalau sudah tiada ada masalah, tentu ndak usah dicari-cari lagi.

Kami yang membaca curhat anda tentu cuma bisa ngomong begini, begitu. 
Ujung-ujungnya sih keputusan di tangan anda, yang lebih tahu persis masalah dan 
solusinya tentu anda sendiri juga, pada akhirnya. 

Mertua itu adalah orangtua pasangan anda. Kalau anda suka anak-nya, 
seyogyanyalah anda mesti suka orangtuanya, saudara-2nya. Ada peribasa bule 
bilang 'like father like son', boleh juga dibalik jadi: like son like (his) 
father or mother toh? Di tradisi Asia, rasanya memang sudah mesti begitu: anda 
mengawini seseorang, berarti anda mengawini seluruh keluarganya.

Ini saya pasang link ke posting lama yang dikirim satu TM kita, Bung Dedy 
Hartanto, mungkin bisa sekedar menjadi referensi atau bahan renungan anda.

Sila lihat ajah langsung di sini:
"How to kill your mother in law"
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/38408

Begitu ajah sih ya.

Semoga bisa anda dapatkan solusi terbaik bagi anda dan keluarga anda.

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng
BSD City, Tangerang Selatan



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dewi Chandra  wrote:

Dear all,
  
Aku mau curhat mengenai beban yang aku rasakan selama 4 thn an ini..

Sejak aku hamil trisemester ke-3 n sampai detik ini..suamiku "tidak suka" 
dengan keluargaku (ortu ku n adik2x ku) jadi kalau mereka datang ke rumah ku, 
suami hanya diam ...padahal ortu n adik2x adalah org2x yang suka mengajak 
ngobrol org lain.

Karena suamiku tanggapannya "dingin" saya keluargaku pun enggan ngobrol dengan 
suami.
  
Hal ini sangat betolak belakang bila rumah kedatangan keluarga besar dari pihak 
suami...

--sorry, dipotong-



Re: [budaya_tionghua] OOT - Makan Enak Rame-rame? Hayu! (Was: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.)

2010-01-08 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
Sekali-sekali kasih juga dong resensi air kata-katanya, Ophoeng-heng.

Tjioe mana yang sekarang lagi ngetop di pasaran? Dan kenapa begitu?
Lalu, tjioe-tiam mana yang sekarang paling rame di Jabodetabek?

Wasalam.



  - Original Message - 
  From: Ophoeng 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, January 08, 2010 10:37 PM
  Subject: [budaya_tionghua] OOT - Makan Enak Rame-rame? Hayu! (Was: Tua-huan 
Goreng Garing Masak Kecap.)



  Bung Erik, Bung Steve, Bung Budiman dan TTM semuah,

  Hai, apakabar? Sudah makan?

  Hehehe.. makan enak rame-rame, tentu saja bisa bikin perut kenyang dan 
hati pun senang. Siapa yang tak suka kalau sudah begitu?

  Hanya saja, saya terpaksa cuma bisa menghaturken terima kasih atas undangan 
minum-minumnya. Sorry. Saya ndak bisa dan ndak biasa minum-minuman keras. 
Minuman keras yang saya bisa terima cuma es batu. Itu pun cuma sebagai 
pencampur teh tanpa gula, bukan dimakan bongkahan es-nya secara utuh begitu 
saja.

  Maklumlah, saya gak begitu gaul. Jadi tahunya cuma makan enak yang ada di 
sekitaran rumah saya ajah. Minumnya paling teh es, air es, liang thee pakai es. 
Minuman beralkohol? Bisa ngegeblak langsung begitu selesai minum.

  Jadi kapan mau makan-makan enaknya? Saya sih relatip lebih bisa menyediakan 
waktu. Kayaknya tahun kemaren juga ada Bung Tantono Subagyo yang bertanya ihwal 
maksibar - makan siang bareng ini, cuma rupanya beliau sedang sibuk terus, 
melanglang ke Filipina dan mantu kemarennya, jadi entah kapan baru bisa sempat 
maksibarnya.

  Hanya saja, kalau kebanyakan orang yang mesti ngumpul, sukaan malah susah 
mengumpulkannya tuh ya?

  Saya pernah maksibar dengan Bung Budiman Sugih cuma bertiga dengan nyonyah 
saya, sekedar makan semangkuk mie item berbabi panggang merah putih. Setelah 
dirunut-runut, ternyata Bung Budiman pernah seangkatan dengan adik ipar saya 
ketika kuliah di Atma Jaya dulu.

  Juga saya pernah diberkahi kesempatan bertandang ke Bogor, maksibar dan 
makmalbar (makan malam bareng) dengan Bung Steve, Bung King Hian, Bung David 
Kwa, Bung Adrian C, Bung Yongde dan satu lagi (suami isteri) yang saya lupa - 
sorry. Ndak direncanakan jauh-jauh hari, malahan berjodoh untuk bertemu dan 
makan bareng dengan enak - tanpa minuman keras.

  Ke Parakan saya sudah dua kali, diajak keliling pula oleh Bung SuMur dan Bung 
HT Oei, keliling sekitaran Banyumas dan Kebumen menyambangi 7 kelenteng di 
sana. Sampai bermalam segala di rumah Bung HT Oei dan di 'rumah singgah' 
Parakan. Dasar jodoh juga sih ya. Senang sekali saya bisa berteman dengan anda 
semua, bahkan setelah omong-omong, Bung HT Oei ternyata masih berkerabat dengan 
nyonyah saya dari sisi mamahnya, begitu juga Ny. HT Oei masih berkerabat dengan 
nyonyah saya dari sisi papi mertua saya.

  Kalau Bung Steve mah ndak usah dibilang, lha dia mesti manggil saya kouw-thio 
tuh, lantaran nyonyah Steve itu masih keponakan nyonyah saya sih, jeh! Sorry, 
nip, jangan marah ya saya buka kartu di sini.

  What a small world!

  Sorry, saya baca milis melalui website-nya, jadi kadang ada posting yang 
ditujukan saya ndak bisa langsung saya baca. Juga acara saya kalau malam mesti 
nongkrong di depan TV, ada 2 film di Da-ai TV yang saya sedang ikuti. 
Lumayan-lah, hiburan gratis film drama kisah nyata, bisa banyak memberi 
inspirasi untuk cuap-cuap di milis. Hehehe... namanya juga banyak waktu 
luang sih, jeh!

  begitu sajah sih ya.

  Salam makan enak dan sehat,
  Ophoeng
  BSD City, Tangerang Selatan

  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Erik"  wrote:

  Ini yang asyik neh!!! Berarti udah 3 orang kita sama Budiman. Oh 4 sama Ko 
Phoeng.

  Tapi Ko Phoeng lagi offline ato gimana? Kok bisu terus!!

  Ato kita bikin rame sekalian, Gathering BT pertengahan taon (klo memang 
maunya bulan Mei)? Gimana abang-abang Moderator? ??

  Salam,

  Erik

  --\
  ---


  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Steve Haryono 
  wrote:

  Ko Erik,
  kalian janjian dulu dah sama Ophoeng, supaya dia langsung tau
  tempat-tempatnya. Saya rencana bulan Mei akan singgah di Jakarta, dan
  Ophoeng yang akan jadi guide saya untuk cari makan enak.

  Salam,
  Steve

  PS. Pssst, Ophoeng itu arti sebenarnya ko Phoeng. Jadi kalau manggil
  bang Ophoeng, artinya Ko Ko Phoeng :)

  
  From: Erik rsn_cc@
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Fri, January 8, 2010 10:05:57 AM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.
  (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

  Janjian dulu sama bang Ophoeng, mau di mana? Bogor? Jakarta?

  Minuman saya macem-macem, yang pasti bukan AQUA! Tapi Lo Wong Ciu juga
  boleh sekali-kali, cukup kenceng juga kok ngangkatnya! !

  Hai, bang Ophoeng, sudah makan minum? ikutin ga neh??

  Salam,

  Erik



  

[budaya_tionghua] OOT - Makan Enak Rame-rame? Hayu! (Was: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.)

2010-01-08 Terurut Topik Ophoeng
Bung Erik, Bung Steve, Bung Budiman dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Hehehe.. makan enak rame-rame, tentu saja bisa bikin perut kenyang dan hati 
pun senang. Siapa yang tak suka kalau sudah begitu?

Hanya saja, saya terpaksa cuma bisa menghaturken terima kasih atas undangan 
minum-minumnya. Sorry. Saya ndak bisa dan ndak biasa minum-minuman keras. 
Minuman keras yang saya bisa terima cuma es batu. Itu pun cuma sebagai 
pencampur teh tanpa gula, bukan dimakan bongkahan es-nya secara utuh begitu 
saja.

Maklumlah, saya gak begitu gaul. Jadi tahunya cuma makan enak yang ada di 
sekitaran rumah saya ajah. Minumnya paling teh es, air es, liang thee pakai es. 
Minuman beralkohol? Bisa ngegeblak langsung begitu selesai minum.

Jadi kapan mau makan-makan enaknya? Saya sih relatip lebih bisa menyediakan 
waktu. Kayaknya tahun kemaren juga ada Bung Tantono Subagyo yang bertanya ihwal 
maksibar - makan siang bareng ini, cuma rupanya beliau sedang sibuk terus, 
melanglang ke Filipina dan mantu kemarennya, jadi entah kapan baru bisa sempat 
maksibarnya.

Hanya saja, kalau kebanyakan orang yang mesti ngumpul, sukaan malah susah 
mengumpulkannya tuh ya?

Saya pernah maksibar dengan Bung Budiman Sugih cuma bertiga dengan nyonyah 
saya, sekedar makan semangkuk mie item berbabi panggang merah putih. Setelah 
dirunut-runut, ternyata Bung Budiman pernah seangkatan dengan adik ipar saya 
ketika kuliah di Atma Jaya dulu.

Juga saya pernah diberkahi kesempatan bertandang ke Bogor, maksibar dan 
makmalbar (makan malam bareng) dengan Bung Steve, Bung King Hian, Bung David 
Kwa, Bung Adrian C, Bung Yongde dan satu lagi (suami isteri) yang saya lupa - 
sorry. Ndak direncanakan jauh-jauh hari, malahan berjodoh untuk bertemu dan 
makan bareng dengan enak - tanpa minuman keras.

Ke Parakan saya sudah dua kali, diajak keliling pula oleh Bung SuMur dan Bung 
HT Oei, keliling sekitaran Banyumas dan Kebumen menyambangi 7 kelenteng di 
sana. Sampai bermalam segala di rumah Bung HT Oei dan di 'rumah singgah' 
Parakan. Dasar jodoh juga sih ya. Senang sekali saya bisa berteman dengan anda 
semua, bahkan setelah omong-omong, Bung HT Oei ternyata masih berkerabat dengan 
nyonyah saya dari sisi mamahnya, begitu juga Ny. HT Oei masih berkerabat dengan 
nyonyah saya dari sisi papi mertua saya.

Kalau Bung Steve mah ndak usah dibilang, lha dia mesti manggil saya kouw-thio 
tuh, lantaran nyonyah Steve itu masih keponakan nyonyah saya sih, jeh! Sorry, 
nip, jangan marah ya saya buka kartu di sini.

What a small world!

Sorry, saya baca milis melalui website-nya, jadi kadang ada posting yang 
ditujukan saya ndak bisa langsung saya baca. Juga acara saya kalau malam mesti 
nongkrong di depan TV, ada 2 film di Da-ai TV yang saya sedang ikuti. 
Lumayan-lah, hiburan gratis film drama kisah nyata, bisa banyak memberi 
inspirasi untuk cuap-cuap di milis. Hehehe... namanya juga banyak waktu 
luang sih, jeh!

begitu sajah sih ya.

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng
BSD City, Tangerang Selatan




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Erik"  wrote:

 
Ini yang asyik neh!!!  Berarti udah 3 orang kita sama Budiman. Oh 4 sama Ko 
Phoeng.

Tapi Ko Phoeng lagi offline ato gimana? Kok bisu terus!!
 
Ato kita bikin rame sekalian, Gathering BT pertengahan taon (klo memang maunya 
bulan Mei)? Gimana abang-abang Moderator? ??

 
 
Salam,
 
Erik
 
 \
---
 
 
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Steve Haryono 
wrote:

Ko Erik,
kalian janjian dulu dah sama Ophoeng, supaya dia langsung tau
tempat-tempatnya. Saya rencana bulan Mei akan singgah di Jakarta, dan
Ophoeng yang akan jadi guide saya untuk cari makan enak.

Salam,
Steve

PS. Pssst, Ophoeng itu arti sebenarnya ko Phoeng. Jadi kalau manggil
bang Ophoeng, artinya Ko Ko Phoeng :)





From: Erik rsn_cc@
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, January 8, 2010 10:05:57 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.
(Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)



Janjian dulu sama bang Ophoeng, mau di mana? Bogor? Jakarta?

Minuman saya macem-macem, yang pasti bukan AQUA! Tapi Lo Wong Ciu juga
boleh sekali-kali, cukup kenceng juga kok ngangkatnya! !

Hai, bang Ophoeng, sudah makan minum? ikutin ga neh??

Salam,

Erik





Re: [budaya_tionghua] OOT - Ihwal Sapaan 'Sudah Makan'? (Was: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.)

2010-01-08 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
Iya, sapaan saja koq diributkan!?

Coba kita maknai sapaan bah. Inggris "How do you do?". Itu juga kalau 
dipikir-pikir terjemahan bah. Indonesianya kan aneh. Apalagi kalau kita 
bandingkan dengan sapaan paralel-nya: "How are you?".
Tapi ya sudah memang begitu

Begitu pula saya pada mulanya dulu juga tidak habis pikir kalau disapa teman 
tionghoa dengan sapaan: "Ada banyak baik?"

Apa saya musti jawab: "Cukupan" atau "Lumayan"? Atau dijawab: "Ada banyak"? 
Atau malah dijawab "Ada banyak buangeeet"? He he he...

Tapi lama-lama nggak dipikirin lagi. Itu kan memang sudah caranya begitu.

(Tetapi mumpung ngomongnya sudah sampai sini, tolong liatwie sianseng di milis 
ini ada yang jelaskan aslinya sapaan "ada banyak baik?" itu bagaimana sih? Dan 
menjawabnya yang tepat seharusnya bagaimana?)

Wasalam.




  - Original Message - 
  From: Ophoeng 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, January 08, 2010 10:11 PM
  Subject: [budaya_tionghua] OOT - Ihwal Sapaan 'Sudah Makan'? (Was: Tua-huan 
Goreng Garing Masak Kecap.)

  Bung Andreas, Bung Erik dan TTM semuah,

  Hai, apakabar? Sudah makan?

  Hehehe rupanya ada yang 'gedhek' (= kesel?) gara-gara sapaan saya hasil 
terjemahan dari 'sudah makan' basa Tionghua nih. Padahal mah, kalau ndak suka 
ama sapaan saya, ya di-skip ajah sapaannya, ndak perlu dibaca. Namanya juga 
sekedar sapaan doang 'kan? Yang penting 'kan (mestinya) isi postingnya itu lho.

  Terima kasih buat Bung Andreas yang sudah menceritakan sejarah ttg sapaan 
'sudah makan' ini. Saya bisa memahami perasaan anda yang tersinggung atas 
pertanyaan basa-basi 'sudah makan' begitu dengan contoh cerita pada buku 
terbitan McGraw Hill (judulnya apa?). Kalau kita memandang dari sisi seolah itu 
'menghina', dianggapnya kita kekurangan makan, tentu saja kita berhak 
tersinggung.

  Tapi, kalau dipikir lagi, mengapa juga mesti tersinggung ya?

  Kalau kita benar kurang makan, ya itu 'kan bener, kenyataannya. Orang bicara 
ttg fakta, apa hak kita untuk marah? Tapi, kalau kita ndak kekurangan makan, ya 
biarkan ajah orang ngomong apa, kita ndak usah tersinggung lagi toh. 

  Tapi, kalau kita anggap itu sebagai semacam 'cambuk', yang dianggap 
merendahkan kita, kita bisa ajah lantas bertambah semangat, bangkit untuk 
membuktikan bahwa kita ndak se-memelas begitu. Buktikan bahwa kita ndak perlu 
dikasihani karena ndak mampu makan. Jadi kita bergiat lagi bekerja supaya bisa 
makan enak rame-rame (ojo lali, ulah poho, jangan lupa ajak saya ya). Ya ndak?

  Seonggok tahi sapi dilempar ke halaman rumah kita. Kita bisa terima itu 
sebagai penghinaan. Tapi kita bisa terima itu sebagai anugerah, mendapat pupuk 
gratis. Tergantung dari mana anda hendak memandangnya.

  There's nothing good or bad, only thinking makes it so, katanya, jeh!

  Ya sudah. Itu sudah menjadi bagian dari masa lalu, biarkan saja kita kubur 
bersama sejarah kelam kakek moyang kita. Yang penting kita-nya sekarang 
berjuang terus, supaya saya tetep bisa menyapa dengan 'sudah makan' lalu diajak 
makan enak rame-rame dengan gratis pula. Setuju?

  Kalau kita baca kalimat Bung Andreas ini:

  "Waktu saya membacanya saya juga agak tersinggung sebab commentarnya yg 
membikin saya kurang senang. "ini istilah dipakai oleh karena majoriy dari 
penduduk tidak cukup makan""

  Jelas Bung Andreas tersinggung karena komentar si bule(?) itu toh, bukan 
karena sapaan 'sudah makan'nya begitu ya. 

  Mestinya sih dikoreksi sajah tu tapsiran salah si penulis yang berkomentar 
begitu, sebab dia tidak merasakan pahitnya hidup susah dan solidaritas 
masyarakat Tionghua dulu. Mereka yang ndak pernah kekurangan makan, mestilah 
dengan gampang bisa salah tapsir. Tapi, yang saya pernah baca, sapaan itu 
justru dianggap sebagai solidaritas untuk saling membantu, bahu-membahu 
mengurangi kesulitan hidup, antara sesama tetangga. Kembali ke sini: dari mana 
kita hendak memandangnya ya?


  Jadi, rupanya Bung Erik cerita panjang lebar ttg 'sudah makan' dengan contoh 
kisah nyata ada perusahan mau batalin kontrak order besar cuma gara-gara ada 
anak buah supplier-nya yang maunya bersikap santun, menyapa 'sudah makan' sudah 
diterima secara salah begitu, cuma mau menunjukkan bahwa Bung Erik merasa 
terusik (gedhek, kesel) atas sapaan saya yang selalu membawa kata 'sudah makan'?

  Hehehe.. sorry.

  Benernya ndak perlu pakai contoh kisah nyata begitu, saya tahu bahwa anda 
kesal dengan melontarkan 'sudah minum' dan 'sudah tidur' (walau dengan cara 
guyon atau becanda saja) sementara anda sendiri mengakui bahwa anda yang sudah 
mukim lama dan berpengalaman dalam pergaulan di daratan sana, tahu dengan jelas 
dan gamblang soal makna sapaan 'sudah makan' itu. 

  Pernah juga ada seorang senior saya di alumni asrama saya, yang nampaknya sih 
elite, high end society punya, tapi sama seperti anda, merasa kesal dengan 
sapaan 'sudah makan'. Cuma saja, senior saya straight to the point kasih 
alasannya: dia merasa sapaan saya 

[budaya_tionghua] OOT - Makan Enak Rame-rame? Hayu! (Was: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.)

2010-01-08 Terurut Topik Ophoeng
Bung Erik, Bung Steve, Bung Budiman dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Hehehe.. makan enak rame-rame, tentu saja bisa bikin perut kenyang dan hati 
pun senang. Siapa yang tak suka kalau sudah begitu?

Hanya saja, saya terpaksa cuma bisa menghaturken terima kasih atas undangan 
minum-minumnya. Sorry. Saya ndak bisa dan ndak biasa minum-minuman keras. 
Minuman keras yang saya bisa terima cuma es batu. Itu pun cuma sebagai 
pencampur teh tanpa gula, bukan dimakan bongkahan es-nya secara utuh begitu 
saja.

Maklumlah, saya gak begitu gaul. Jadi tahunya cuma makan enak yang ada di 
sekitaran rumah saya ajah. Minumnya paling teh es, air es, liang thee pakai es. 
Minuman beralkohol? Bisa ngegeblak langsung begitu selesai minum.

Jadi kapan mau makan-makan enaknya? Saya sih relatip lebih bisa menyediakan 
waktu. Kayaknya tahun kemaren juga ada Bung Tantono Subagyo yang bertanya ihwal 
maksibar - makan siang bareng ini, cuma rupanya beliau sedang sibuk terus, 
melanglang ke Filipina dan mantu kemarennya, jadi entah kapan baru bisa sempat 
maksibarnya.

Hanya saja, kalau kebanyakan orang yang mesti ngumpul, sukaan malah susah 
mengumpulkannya tuh ya?

Saya pernah maksibar dengan Bung Budiman Sugih cuma bertiga dengan nyonyah 
saya, sekedar makan semangkuk mie item berbabi panggang merah putih. Setelah 
dirunut-runut, ternyata Bung Budiman pernah seangkatan dengan adik ipar saya 
ketika kuliah di Atma Jaya dulu.

Juga saya pernah diberkahi kesempatan bertandang ke Bogor, maksibar dan 
makmalbar (makan malam bareng) dengan Bung Steve, Bung King Hian, Bung David 
Kwa, Bung Adrian C, Bung Yongde dan satu lagi (suami isteri) yang saya lupa - 
sorry. Ndak direncanakan jauh-jauh hari, malahan berjodoh untuk bertemu dan 
makan bareng dengan enak - tanpa minuman keras.

Ke Parakan saya sudah dua kali, diajak keliling pula oleh Bung SuMur dan Bung 
HT Oei, keliling sekitaran Banyumas dan Kebumen menyambangi 7 kelenteng di 
sana. Sampai bermalam segala di rumah Bung HT Oei dan di 'rumah singgah' 
Parakan. Dasar jodoh juga sih ya. Senang sekali saya bisa berteman dengan anda 
semua, bahkan setelah omong-omong, Bung HT Oei ternyata masih berkerabat dengan 
nyonyah saya dari sisi mamahnya, begitu juga Ny. HT Oei masih berkerabat dengan 
nyonyah saya dari sisi papi mertua saya.

Kalau Bung Steve mah ndak usah dibilang, lha dia mesti manggil saya kouw-thio 
tuh, lantaran nyonyah Steve itu masih keponakan nyonyah saya sih, jeh! Sorry, 
nip, jangan marah ya saya buka kartu di sini.

What a small world!

Sorry, saya baca milis melalui website-nya, jadi kadang ada posting yang 
ditujukan saya ndak bisa langsung saya baca. Juga acara saya kalau malam mesti 
nongkrong di depan TV, ada 2 film di Da-ai TV yang saya sedang ikuti. 
Lumayan-lah, hiburan gratis film drama kisah nyata, bisa banyak memberi 
inspirasi untuk cuap-cuap di milis. Hehehe... namanya juga banyak waktu 
luang sih, jeh!

begitu sajah sih ya.

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng
BSD City, Tangerang Selatan




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Erik"  wrote:

 
Ini yang asyik neh!!!  Berarti udah 3 orang kita sama Budiman. Oh 4 sama Ko 
Phoeng.

Tapi Ko Phoeng lagi offline ato gimana? Kok bisu terus!!
 
Ato kita bikin rame sekalian, Gathering BT pertengahan taon (klo memang maunya 
bulan Mei)? Gimana abang-abang Moderator? ??

 
 
Salam,
 
Erik
 
 \
---
 
 
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Steve Haryono 
wrote:

Ko Erik,
kalian janjian dulu dah sama Ophoeng, supaya dia langsung tau
tempat-tempatnya. Saya rencana bulan Mei akan singgah di Jakarta, dan
Ophoeng yang akan jadi guide saya untuk cari makan enak.

Salam,
Steve

PS. Pssst, Ophoeng itu arti sebenarnya ko Phoeng. Jadi kalau manggil
bang Ophoeng, artinya Ko Ko Phoeng :)





From: Erik rsn_cc@
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, January 8, 2010 10:05:57 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.
(Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)



Janjian dulu sama bang Ophoeng, mau di mana? Bogor? Jakarta?

Minuman saya macem-macem, yang pasti bukan AQUA! Tapi Lo Wong Ciu juga
boleh sekali-kali, cukup kenceng juga kok ngangkatnya! !

Hai, bang Ophoeng, sudah makan minum? ikutin ga neh??

Salam,

Erik





[budaya_tionghua] OOT - Ihwal Sapaan 'Sudah Makan'? (Was: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.)

2010-01-08 Terurut Topik Ophoeng



Bung Andreas, Bung Erik dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Hehehe rupanya ada yang 'gedhek' (= kesel?) gara-gara sapaan saya hasil 
terjemahan dari 'sudah makan' basa Tionghua nih. Padahal mah, kalau ndak suka 
ama sapaan saya, ya di-skip ajah sapaannya, ndak perlu dibaca. Namanya juga 
sekedar sapaan doang 'kan? Yang penting 'kan (mestinya) isi postingnya itu lho.


Terima kasih buat Bung Andreas yang sudah menceritakan sejarah ttg sapaan 
'sudah makan' ini. Saya bisa memahami perasaan anda yang tersinggung atas 
pertanyaan basa-basi 'sudah makan' begitu dengan contoh cerita pada buku 
terbitan McGraw Hill (judulnya apa?). Kalau kita memandang dari sisi seolah itu 
'menghina', dianggapnya kita kekurangan makan, tentu saja kita berhak 
tersinggung.

Tapi, kalau dipikir lagi, mengapa juga mesti tersinggung ya?

Kalau kita benar kurang makan, ya itu 'kan bener, kenyataannya. Orang bicara 
ttg fakta, apa hak kita untuk marah? Tapi, kalau kita ndak kekurangan makan, ya 
biarkan ajah orang ngomong apa, kita ndak usah tersinggung lagi toh.  

Tapi, kalau kita anggap itu sebagai semacam 'cambuk', yang dianggap merendahkan 
kita, kita bisa ajah lantas bertambah semangat, bangkit untuk membuktikan bahwa 
kita ndak se-memelas begitu. Buktikan bahwa kita ndak perlu dikasihani karena 
ndak mampu makan. Jadi kita bergiat lagi bekerja supaya bisa makan enak 
rame-rame (ojo lali, ulah poho, jangan lupa ajak saya ya). Ya ndak?

Seonggok tahi sapi dilempar ke halaman rumah kita. Kita bisa terima itu sebagai 
penghinaan. Tapi kita bisa terima itu sebagai anugerah, mendapat pupuk gratis. 
Tergantung dari mana anda hendak memandangnya.

There's nothing good or bad, only thinking makes it so, katanya, jeh!

Ya sudah. Itu sudah menjadi bagian dari masa lalu, biarkan saja kita kubur 
bersama sejarah kelam kakek moyang kita. Yang penting kita-nya sekarang 
berjuang terus, supaya saya tetep bisa menyapa dengan 'sudah makan' lalu diajak 
makan enak rame-rame dengan gratis pula. Setuju?



Kalau kita baca kalimat Bung Andreas ini:

"Waktu saya membacanya saya juga agak tersinggung sebab commentarnya yg 
membikin saya kurang senang. "ini istilah dipakai oleh karena majoriy dari 
penduduk tidak cukup makan""

Jelas Bung Andreas tersinggung karena komentar si bule(?) itu toh, bukan karena 
sapaan 'sudah makan'nya begitu ya. 

Mestinya sih dikoreksi sajah tu tapsiran salah si penulis yang berkomentar 
begitu, sebab dia tidak merasakan pahitnya hidup susah dan solidaritas 
masyarakat Tionghua dulu. Mereka yang ndak pernah kekurangan makan, mestilah 
dengan gampang bisa salah tapsir. Tapi, yang saya pernah baca, sapaan itu 
justru dianggap sebagai solidaritas untuk saling membantu, bahu-membahu 
mengurangi kesulitan hidup, antara sesama tetangga. Kembali ke sini: dari mana 
kita hendak memandangnya ya?
 


Jadi, rupanya Bung Erik cerita panjang lebar ttg 'sudah makan' dengan contoh 
kisah nyata ada perusahan mau batalin kontrak order besar cuma gara-gara ada 
anak buah supplier-nya yang maunya bersikap santun, menyapa 'sudah makan' sudah 
diterima secara salah begitu, cuma mau menunjukkan bahwa Bung Erik merasa 
terusik (gedhek, kesel) atas sapaan saya yang selalu membawa kata 'sudah makan'?

Hehehe.. sorry.

Benernya ndak perlu pakai contoh kisah nyata begitu, saya tahu bahwa anda kesal 
dengan melontarkan 'sudah minum' dan 'sudah tidur' (walau dengan cara guyon 
atau becanda saja) sementara anda sendiri mengakui bahwa anda yang sudah mukim 
lama dan berpengalaman dalam pergaulan di daratan sana, tahu dengan jelas dan 
gamblang soal makna sapaan 'sudah makan' itu. 

Pernah juga ada seorang senior saya di alumni asrama saya, yang nampaknya sih 
elite, high end society punya, tapi sama seperti anda, merasa kesal dengan 
sapaan 'sudah makan'. Cuma saja, senior saya straight to the point kasih 
alasannya: dia merasa sapaan saya seolah ngece, ngenyek, menghina: apa sudah 
makan? Seolah dia ndak mampu beli makanan - ini tapsiran dia lho! Yang jelas 
sekali salah tuh!  

Jadi seolah saya merendahkan dia yang (dianggap) tidak mampu beli makanan. Ini 
mungkin sama seperti yang Bung Andreas utarakan, tersinggung atas komentar si 
bule seolah bangsa Tionghua masih saja kekurangan makan. Maklumlah, jaman dulu, 
kami (penghuni asrama) itu orang susah (kalau kami mampu, ndak mau tinggal di 
asrama murah toh), jadi mungkin situasinya sama seperti yang Bung Andreas 
utarakan ttg 'sejarah' itu.



Lepas dari itu, kalau saja saya menjadi boss yang punya perusahaan seperti 
diceritakan Bung Erik, ini sih cuma andaikata ya, saya ndak mau tuh meminta 
anak buah saya untuk minta maaf kepada pelanggan yang marah cuma gara-gara 
sapaan 'sudah makan' begitu dianggap menghina karena kebetulan si tamu 
berpapasan di toilet dan dia habis dari toilet.

Rasanya berlebihan sekali, orang berpapasan di toilet, tanya 'sudah makan' 
dianggap menghina, dianggapnya si tamu habis (sorry) makan di toilet (makan 
apa?). Kalau saja tamu itu lebih b

Re: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

2010-01-08 Terurut Topik jackson_yahya
Ko phoeng lagi takut ditodong traktir ya?

Kalau gathering bole juga
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: "Erik" 
Date: Fri, 08 Jan 2010 09:24:24 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam 
Arak atau Ayam Wijen?)


Ini yang asyik neh!!!  Berarti udah 3 orang kita sama Budiman. Oh 4 sama
Ko Phoeng.

Tapi Ko Phoeng lagi offline ato gimana? Kok bisu terus!!

Ato kita bikin rame sekalian, Gathering BT pertengahan taon (klo memang
maunya bulan Mei)? Gimana abang-abang Moderator? ??



Salam,



Erik

\
---


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Steve Haryono 
wrote:
>
> Ko Erik,
> kalian janjian dulu dah sama Ophoeng, supaya dia langsung tau
tempat-tempatnya. Saya rencana bulan Mei akan singgah di Jakarta, dan
Ophoeng yang akan jadi guide saya untuk cari makan enak.
>
> Salam,
> Steve
>
> PS. Pssst, Ophoeng itu arti sebenarnya ko Phoeng. Jadi kalau manggil
bang Ophoeng, artinya Ko Ko Phoeng :)
>
>
>
>
>
> From: Erik rsn...@...
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Fri, January 8, 2010 10:05:57 AM
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.
(Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)
>
>
>
> Janjian dulu sama bang Ophoeng, mau di mana? Bogor? Jakarta?
>
> Minuman saya macem-macem, yang pasti bukan AQUA! Tapi Lo Wong Ciu juga
> boleh sekali-kali, cukup kenceng juga kok ngangkatnya! !
>
> Hai, bang Ophoeng, sudah makan minum? ikutin ga neh??
>
> Salam,
>
> Erik




Re: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

2010-01-08 Terurut Topik jackson_yahya
Boss semua saya usul.
Gatheringnya jangan yang kaya kemaren. Bosen. Skali2 lebih hepi2 gitu
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: "Erik" 
Date: Fri, 08 Jan 2010 09:44:56 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam 
Arak atau Ayam Wijen?)


OK! Dengan ini diumumkan kepada TM di milis BT. Ada yang rencana bikin
gathering pd bulan Mei nanti. Acaranya tunggal : MAKAN2 DAN MINUM2.

Tempat dan waktu masih dalam perundingan. Teman-teman bisa turut kasih
usulan dan saran. Paling ideal kalo acara gathering di bawah koordinasi
MODERATOR, tapi kalau tidak juga gpp, kita jalan terus.

Mohon petunjuk abang-abang Moderator!!

Salam,

Erik

\
--

In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote:
Ikutan juga kalo makan2. Diumumin yah disini, biar yg laen2 bisa ikutan.

\
--
> -Original Message-
> From: "BUD'S 1" bsugih2...@...
> Date: Fri, 8 Jan 2010 15:53:43
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.
(Was:
> Ayam Arak atau Ayam Wijen?)
>
> He he he, Betul juga. Mo ikutan ah kalau ada Kopdar ama Ophoeng.
>
> Salam,
> Budiman
>
> PS : Minumnya apa Ko Erik ??, Air, Kopi, Arak or Lo Wong Ciu yang
untuk  masak ha ha ha

\

>
> 2010/1/8 Erik rsn...@...
Oh, begitu!! Pantes aja, sapaannya nanyain "Udah makan?" melulu.

Tapi saya juga ga' salah loh membalas dengan salam "Sudah Minum?" karena
saya hobby minum. Tiada hari tanpa minum.
> >
Bang Ophong! Kapan-kapan kita kopi darat, kita makan dan minum bareng.
> >
> > Salam,
> >
> > Erik
\
-
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
,
> > "BUD'S 1" bsugih2007@
> > wrote:
> >
Ha ha ha,Ko Erik, belon Kenal sama Ophoeng, tuh orang hobinya makan dan
Hunting Makanan. sampai2 di FBnya khusus makanan, coba deh Join ngak 
ada satu haripun tanpa photo makanan.
> > >
Salam TTM ala Ophoeng Lau,
> > >
Budiman





Re: [budaya_tionghua] Curhat RT....Need Advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik jackson_yahya
Dear bu Dewi,
Jauhkan lah dari kata2 cerai.
Karena kalau anda cerai belum tentu dapat suami seperti sekarang.

Apalagi saat ini wanita dan pria jumlah nya 1 banding 10.

Logikanya duda bisa dapat gadis yang lebih muda buat apa janda bawa anak.

Kecuali kalau bu Dewi ada " kelebihan" yang menonjol tentu bisa dapat suami 
lagi.

Baiknya urusan rumah tangga biar diomongkan ke keluarga juga, jangan di umbar2 
keluar.

Saya yakin ibu mertua dan suami anda bersikap seperti itu karena ada suatu 
masalah. 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: budi anto 
Date: Fri, 8 Jan 2010 00:33:16 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!

mengalah lah untuk menang kak dewi.

cerai bukan penyelesaian masalah, bahkan akan menambah masalah, apalgi kalo 
sudah punya anak
advise dari bang chen n kak elisabeth bisa di pertimbangkan lah

emang di kalangan tionghua juga budaya suku khek n hokkian agak berbeda, 
apalagi kalo masih bisa berbahasa hokkian n khek di mana salah satu nya ga 
ngerti yah lebih banyak diam lah n akan menimbulkan kesan tidak menghormati 
yang lainnya, mungkin ini yang terjadi pada kak dewi, lebih enak di ajak 
ngomong berdua lah saat semua lagi ga ada marah2an dengan kepala dingin coba 
cari tau solusinya,

kalo masalah mertua ga senang mah, yah coba lah dilakukan pendekatan seperti 
masakin makanan buat mertua ato sekali2 tanyain kabar mertua , yang sebenarnya 
seh arus di mulai dari diri sendiri (lon tentu semua orang bisa berbuat 
demikian seh )

owe pernah baca satu cerita dari tiongkok yang lumayan bagus seh, sudah agak 
lupa cerita , intinya si menantu mau mertua nya cepat2 mati, akhirnya 
memutuskan untuk membeli racun di toko obat, tapi oleh si tukang obat di tuker 
jadi obat untuk menguatkan badan, n si tukang obat mengatakan harus di kasi 
sedikit2 n biar tidak curiga si menantu harus melayani mertuanya dengan baik n 
sopan. akhirnya si menantu pulang n memasakkan lauk di campur dengan "racun" 
tsb dan dia pun berpura2 melayani mertua nya dengan baik sekali. alhasil 
setelah 1 minggu, 2 minggu , 1bulan , dia menjadi menantu kesayangan n menyesal 
"meracuni" mertuanya, akhirnya dia mencari tukang obat tersebut n mencoba 
membeli penawar racunnya.  (selanjutnya uda tau dunk apa yang di omongin si 
tukang obat.). moga2 dari cerita ini dapat memberikan inspirasi buat kak 
dewi yang lagi susah hati





From: Tarto Waseto 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, January 8, 2010 12:01:02 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!

  
Beww... jgn bgt lah Bro. masa malah ngomporin. dianyakan cuma minta advis.

Untuk Ibu Dewi, klo saran saya, mungkin masalah ini jgn di bahas di forum ini. 
karena topiknya pasti tidak masuk.
Ada baiknya kalau Anda mencari seorang konsultan perkawinan dan berdiskusi 
dengan konsultan itu. Sewaktu konsultasi pun juga harus bareng suami istri.

sy sekedar iseng search di yahoo, Coba klik di alamat bawah ini, 

http://www..conectiq ue.com/free_ consultation/ index.php? jenis=7&q_a_id=6828

siapa tau masalah anda boleh mendapat solusi disini. 
Anda juga boleh coba browse dan search (klo via internet) sendiri, atau tanya 
kpd teman2 dan relasi anda utk mengetahui konsultan perkawinan yg dpt dipercaya.

Salam.

--- On Fri, 1/8/10, Brian Thennoza  wrote:


>From: Brian Thennoza 
>Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!
>To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
>Date: Friday, January 8, 2010, 10:32 AM
>
>
>>
>
>
>
>
> 
>
>
>Apa yang harus dipertahankan jika hanya sakit hati yang didapat?
>Jadilah manusia yang bebas menentukan pilihan.
>Kalau anda memilih untuk bercerai apa yang perlu ditakutkan?
>
>
>
>

From: Dewi Chandra 
>To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
>Sent: Friday, January 8, 2010 13:19:56
>Subject: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!
>
>  >
>
> 
>>  
> 
>Dear all,
> 
>Aku mau curhat mengenai beban yang aku rasakan selama 4 thn an ini..
>Sejak aku hamil trisemester ke-3 n sampai detik ini..suamiku "tidak suka" 
>dengan keluargaku (ortu ku n adik2x ku) jadi kalau mereka datang ke rumah ku, 
>suami hanya diam ...padahal ortu n adik2x adalah org2x yang suka mengajak 
>ngobrol org lain.
>Karena suamiku tanggapannya "dingin" saya keluargaku pun enggan ngobrol dengan 
>suami.
> 
>Hal ini sangat betolak belakang bila rumah kedatangan keluarga besar dari 
>pihak suami...
>suami sangat2x welcome..ngobrol ngalor-ngidul. .ketawa ketiwi.
>Sebetulnya bila saya tidak suka dengan mertua lebih beralasan karena
>40 hari setelah saya lahiran, lutut saya terserang arthritis jadi saya tidak 
>bisa untuk jongkok, kebayang stressnya saya wkt itutapi dalam keadaan 
>lutut saya sakit...saya masih menggotong ember lumayan gede untuk memandikan 
>baby saya...
>Belum lagi ada kejadian, hari itu saya physiotherapy untuk lutut saya di RS, 
>dan mertua aka

Re: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

2010-01-08 Terurut Topik Steve Haryono
Ko Budiman,
Silahkan lho, kalau mau hunting dulu.
Saya sih tinggal terima enak nya saja.
Pengalaman saya jalan sama Ophoeng itu selalu makan enak, jadi saya bilang sama 
dia, kalau next time saya ke Indonesia, dia saja deh yang jadi guide.
Cuman ya gitu, kalo pergi makan sama Ophoeng, jangan menunggu sampai lapar. 
Sebab nanti makanan sudah di meja siap untuk diserbu, kita masih mesti nunggu 
dulu. Sebab ... Ophoeng nya masih motret-motret makanan.

Salam,
Steve





From: BUD'S 1 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, January 8, 2010 10:46:23 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was:  
Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

  
Buset deh Ko. Erik dan pernah nyaba ya ?? Memang cukup gigit apalagi sekali 
tegak 1/2 Gelas, langsung tertidur dilantai ha ha ha.
 
Ophoeng lagi Sibuk nyoba masakan baru kali,
 
Ko Steve, kalau Mei mah kelamaan, kita hunting dulu nanti di Mei kita makan 
lagi lagi he he he


 
2010/1/8 Erik 

  
>
>Janjian dulu sama bang Ophoeng, mau di mana? Bogor? Jakarta?
>
>Minuman saya macem-macem, yang pasti bukan AQUA! Tapi Lo Wong Ciu juga
>boleh sekali-kali, cukup kenceng juga kok ngangkatnya! !
>
>Hai, bang Ophoeng, sudah makan minum? ikutin ga neh?? 
>
>
>
>Salam,
>
>Erik
>
> - - - - - -\
> - - --
>
>In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "BUD'S 1"  wrote:
>
>
>He he he, Betul juga. Mo ikutan ah kalau ada Kopdar ama Ophoeng.
>
>Salam,
>> Budiman
>>
>> PS : Minumnya apa Ko Erik ??, Air, Kopi, Arak or Lo Wong Ciu yang
>untuk
>> masak ha ha ha
>>>
>> 2010/1/8 Erik rsn...@... 
>
>
>>
>> >
>> >
>> >
>> > Oh, begitu!! Pantes aja, sapaannya nanyain "Udah makan?" melulu.
>> >
>> > Tapi saya juga ga' salah loh membalas dengan salam "Sudah Minum?"
>>karena
>> > saya hobby minum. Tiada hari tanpa minum.
>> >
>> > Bang Ophong! Kapan-kapan kita kopi darat, kita makan dan minum
>bareng.
>> >
>> > Salam,
>> >
>> > Erik
>>> >
>> >  - - - - - -\
>> >  - - - -
>> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com
>, 
>
>
>> > "BUD'S 1" bsugih2007@
>> > wrote:
>> >
>> > >
>> > > Ha ha ha,Ko Erik, belon Kenal sama Ophoeng, tuh orang hobinya
>makan
>> > dan
>>> > > Hunting Makanan. sampai2 di FBnya khusus makanan, coba deh Join
>ngak
>> > ada
>> > > satu haripun tanpa photo makanan.
>> > >
>> > > Salam TTM ala Ophoeng Lau,
>>> > >
>> > > Budiman
>
>

 


  

RE: [budaya_tionghua] Curhat RT....Need Advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik Lim Wiss
Kalian posisinya sebagai laki-laki mudah bicara.

Ngalah ama mertua. Sampai kapan? Apakah harus sampai meninggal disakiti ama
suami, mertua & keluarga besar suami???

 

Saya melihat sekeliling. Ini kisah nyata, bukan cerita dongeng.

 

Saudara saya ada 2 mantu.

1.  Mantu pertama, memang hormat tapi suka basa basi dengan mertua.

Mertua suka atur-atur cucunya sehingga timbul ribut akhirnya mantu pertama
sengaja cari rumah sejauh mungkin dari mertua.

Ia melarang suami & anaknya main ke rumah mertua, cukup setahun hanya 2 kali
saja.

Saat mertua sakit, ke rumah anak pertama. Mantu pertama keberatan, minta
agar suami antar mertuanya pulang ke rumah.

Apakah mertua berani ama mantu pertama? 

Tidak berani, karena mantu pertama berasal dari keluarga berada, saudaranya
ada 2 memiliki perusahaan besar.

Mertua tetap baik-baik ama mantu pertama bahkan suka bela walaupun mantu
pertama tidak pernah basa basi

 

2.  Mantu kedua, hormat ama mertua. Melayani mertua, suka temani mertua
tetapi berasal dari keluarga yang kurang.

Tahu apa yang terjadi?

Saat mantu kedua buka toko, mertua baik banget ama dia karena mantu kedua
suka kasih uang.

Tetapi saat mantu kedua tokonya bangkrut, langsung berubah 180 derajat.

Mertua suka komporin anak kedua agar cerai. Apalagi anak kedua tiap hari
berkunjung ke rumah orang tuanya.

Akhirnya apa yang terjadi?

Suaminya suka menyakitinya dengan cara pergi sendirian tidak ajak anak &
istrinya.

Bahkan sekarang suami menceraikan hanya kasih uang sekedarnya.

Apa mertua bela? Apa mertua ingat kebaikan mantu kedua?

Tidak sama sekali!!!

 

Terus terang sebagai wanita jangan lemah. Hidup jangan bergantung pada
suami.

Istilah saya "Jika istri tidak bisa mandiri, istri akan dilukai suami dan
keluarga besar suami."

 

Rgds,

Lim Wiss

  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of budi anto
Sent: Friday, January 08, 2010 3:33 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!

 

  

mengalah lah untuk menang kak dewi.

cerai bukan penyelesaian masalah, bahkan akan menambah masalah, apalgi kalo
sudah punya anak
advise dari bang chen n kak elisabeth bisa di pertimbangkan lah

emang di kalangan tionghua juga budaya suku khek n hokkian agak berbeda,
apalagi kalo masih bisa berbahasa hokkian n khek di mana salah satu nya ga
ngerti yah lebih banyak diam lah n akan menimbulkan kesan tidak menghormati
yang lainnya, mungkin ini yang terjadi pada kak dewi, lebih enak di ajak
ngomong berdua lah saat semua lagi ga ada marah2an dengan kepala dingin coba
cari tau solusinya, 

kalo masalah mertua ga senang mah, yah coba lah dilakukan pendekatan seperti
masakin makanan buat mertua ato sekali2 tanyain kabar mertua , yang
sebenarnya seh arus di mulai dari diri sendiri (lon tentu semua orang bisa
berbuat demikian seh )

owe pernah baca satu cerita dari tiongkok yang lumayan bagus seh, sudah agak
lupa cerita , intinya si menantu mau mertua nya cepat2 mati, akhirnya
memutuskan untuk membeli racun di toko obat, tapi oleh si tukang obat di
tuker jadi obat untuk menguatkan badan, n si tukang obat mengatakan harus di
kasi sedikit2 n biar tidak curiga si menantu harus melayani mertuanya dengan
baik n sopan. akhirnya si menantu pulang n memasakkan lauk di campur dengan
"racun" tsb dan dia pun berpura2 melayani mertua nya dengan baik sekali.
alhasil setelah 1 minggu, 2 minggu , 1bulan , dia menjadi menantu kesayangan
n menyesal "meracuni" mertuanya, akhirnya dia mencari tukang obat tersebut n
mencoba membeli penawar racunnya.  (selanjutnya uda tau dunk apa yang di
omongin si tukang obat.). moga2 dari cerita ini dapat memberikan
inspirasi buat kak dewi yang lagi susah hati

 





[budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

2010-01-08 Terurut Topik Erik

OK! Dengan ini diumumkan kepada TM di milis BT. Ada yang rencana bikin
gathering pd bulan Mei nanti. Acaranya tunggal : MAKAN2 DAN MINUM2.

Tempat dan waktu masih dalam perundingan. Teman-teman bisa turut kasih
usulan dan saran. Paling ideal kalo acara gathering di bawah koordinasi
MODERATOR, tapi kalau tidak juga gpp, kita jalan terus.

Mohon petunjuk abang-abang Moderator!!

Salam,

Erik

\
--

In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote:
Ikutan juga kalo makan2. Diumumin yah disini, biar yg laen2 bisa ikutan.

\
--
> -Original Message-
> From: "BUD'S 1" bsugih2...@...
> Date: Fri, 8 Jan 2010 15:53:43
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.
(Was:
> Ayam Arak atau Ayam Wijen?)
>
> He he he, Betul juga. Mo ikutan ah kalau ada Kopdar ama Ophoeng.
>
> Salam,
> Budiman
>
> PS : Minumnya apa Ko Erik ??, Air, Kopi, Arak or Lo Wong Ciu yang
untuk  masak ha ha ha

\

>
> 2010/1/8 Erik rsn...@...
Oh, begitu!! Pantes aja, sapaannya nanyain "Udah makan?" melulu.

Tapi saya juga ga' salah loh membalas dengan salam "Sudah Minum?" karena
saya hobby minum. Tiada hari tanpa minum.
> >
Bang Ophong! Kapan-kapan kita kopi darat, kita makan dan minum bareng.
> >
> > Salam,
> >
> > Erik
\
-
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
,
> > "BUD'S 1" bsugih2007@
> > wrote:
> >
Ha ha ha,Ko Erik, belon Kenal sama Ophoeng, tuh orang hobinya makan dan
Hunting Makanan. sampai2 di FBnya khusus makanan, coba deh Join ngak 
ada satu haripun tanpa photo makanan.
> > >
Salam TTM ala Ophoeng Lau,
> > >
Budiman




Re: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

2010-01-08 Terurut Topik BUD'S 1
Buset deh Ko. Erik dan pernah nyaba ya ?? Memang cukup gigit apalagi sekali
tegak 1/2 Gelas, langsung tertidur dilantai ha ha ha.

Ophoeng lagi Sibuk nyoba masakan baru kali,

Ko Steve, kalau Mei mah kelamaan, kita hunting dulu nanti di Mei kita makan
lagi lagi he he he



2010/1/8 Erik 

>
>
>
> Janjian dulu sama bang Ophoeng, mau di mana? Bogor? Jakarta?
>
> Minuman saya macem-macem, yang pasti bukan AQUA! Tapi Lo Wong Ciu juga
> boleh sekali-kali, cukup kenceng juga kok ngangkatnya!!
>
> Hai, bang Ophoeng, sudah makan minum? ikutin ga neh??
>
>
> Salam,
>
> Erik
>
> --\
> 
>
> In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> "BUD'S 1"  wrote:
>
> He he he, Betul juga. Mo ikutan ah kalau ada Kopdar ama Ophoeng.
>
> Salam,
> > Budiman
> >
> > PS : Minumnya apa Ko Erik ??, Air, Kopi, Arak or Lo Wong Ciu yang
> untuk
> > masak ha ha ha
> >
> > 2010/1/8 Erik rsn...@...
>
> >
> > >
> > >
> > >
> > > Oh, begitu!! Pantes aja, sapaannya nanyain "Udah makan?" melulu.
> > >
> > > Tapi saya juga ga' salah loh membalas dengan salam "Sudah Minum?"
> karena
> > > saya hobby minum. Tiada hari tanpa minum.
> > >
> > > Bang Ophong! Kapan-kapan kita kopi darat, kita makan dan minum
> bareng.
> > >
> > > Salam,
> > >
> > > Erik
> > >
> > > --\
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
> ,
>
> > > "BUD'S 1" bsugih2007@
> > > wrote:
> > >
> > > >
> > > > Ha ha ha,Ko Erik, belon Kenal sama Ophoeng, tuh orang hobinya
> makan
> > > dan
> > > > Hunting Makanan. sampai2 di FBnya khusus makanan, coba deh Join
> ngak
> > > ada
> > > > satu haripun tanpa photo makanan.
> > > >
> > > > Salam TTM ala Ophoeng Lau,
> > > >
> > > > Budiman
>
>  
>


Re: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

2010-01-08 Terurut Topik Steve Haryono
Ko Erik,
Ophoeng itu baca milis lewat web only. Jadi kemungkinan nanti malam dia barusan 
baca lagi.
Sekarang palingan lagi mengantar nyonyah dan bikin foto makanan, hehehe.

Rgds.,
Steve





From: Erik 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, January 8, 2010 10:24:24 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam 
Arak atau Ayam Wijen?)

  
Ini yang asyik neh!!!  Berarti udah 3 orang kita sama Budiman. Oh 4 sama Ko 
Phoeng.
Tapi Ko Phoeng lagi offline ato gimana? Kok bisu terus!!
Ato kita bikin rame sekalian, Gathering BT pertengahan taon (klo memang maunya 
bulan Mei)? Gimana abang-abang Moderator? ??
 
Salam,
 
Erik
 - - - - - - 
- - - - -

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Steve Haryono  wrote:
>
> Ko Erik,
> kalian janjian dulu dah sama Ophoeng, supaya dia langsung tau 
> tempat-tempatnya. Saya rencana bulan Mei akan singgah di Jakarta, dan Ophoeng 
> yang akan jadi guide saya untuk cari makan enak. 
> 
> Salam,
> Steve
> 
> PS. Pssst, Ophoeng itu arti sebenarnya ko Phoeng. Jadi kalau manggil bang 
> Ophoeng, artinya Ko Ko Phoeng :)
> 
> 
> 
> 
>  _ _ __
> From: Erik rsn...@...
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Sent: Fri, January 8, 2010 10:05:57 AM
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam 
> Arak atau Ayam Wijen?)
> 
> 
> 
> Janjian dulu sama bang Ophoeng, mau di mana? Bogor? Jakarta?
> 
> Minuman saya macem-macem, yang pasti bukan AQUA! Tapi Lo Wong Ciu juga
> boleh sekali-kali, cukup kenceng juga kok ngangkatnya! !
> 
> Hai, bang Ophoeng, sudah makan minum? ikutin ga neh??
> 
> Salam,
> 
> Erik
 


  

Re: [budaya_tionghua] Curhat RT....Need Advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik jackson_yahya
Bu dewi,

Ini ada cerita dari tiongkok mungkin bisa jadi inspirasi

mertua vs menantu

Seorang wanita bernama Lili menikah dan
tinggal bersama suami dan ibu mertua. Dalam waktu singkat, Lili menyadari bahwa
ia tidak dapat cocok dengan ibu mertuanya dalam segala hal. Kepribadian mereka
berbeda, dan Lili sangat marah dengan banyak kebiasaan ibu mertua. Lili juga
dikritik terus-menerus. Hari demi hari, minggu demi minggu, Lili dan ibu mertua
tidak pernah berhenti konflik dan bertengkar. Keadaan jadi tambah buruk, karena
berdasarkan tradisi timur, Lili harus taat kepada setiap permintaan sang
mertua.

Semua keributan dan pertengkaran di rumah
itu mengakibatkan suami yang miskin itu ada dalam stress yang besar. Akhirnya,
Lili tidak tahan lagi dengan temperamen buruk dan dominasi ibu mertuanya, dan
dia memutuskan untuk melakukan sesuatu.
Lili pun pergi menemui teman baik ayahnya, Mr. Huang, yang
menjual jamu. Lili menceritakan apa yang dialaminya dan meminta jikalau Mr.
Huang dapat memberinya sejumlah racun supaya semua kesulitannya selesai. Mr.
Huang berpikir sejenak dan tersenyum dan akhirnya berkata, "Lili, saya
akan menolong, tapi kamu harus mendengarkan dan melakukan semua yang saya
minta". Lili menjawab, "Baik, saya akan melakukan apa saja yang anda
minta". Mr. Huang masuk kedalam ruangan dan kembali beberapa menit kemudian
dengan sekantong jamu. Dia memberitahu Lili, "Kamu tidak boleh menggunakan
racun yang bereaksi cepat untuk menyingkirkan ibu mertuamu, karena nanti
orang-orang akan curiga. Karena itu saya memberimu sejumlah jamu yang secara
perlahan akan meracuni tubuh ibu mertuamu. Setiap hari masakkan daging sapi
atau ayam dan campurkan sedikit jamu ini kedalamnya. Nah, untuk memastikan
bahwa tidak ada orang yang mencurigaimu pada waktu ia meninggal, kamu harus
berhati-hati dan bertindak dangan sangat baik dan bersahabat. Jangan berdebat
dengannya, taati dia dan perlakukan dia seperti seorang ratu." Lili sangat
senang. Dia kembali ke rumah dan memulai rencana pembunuhan terhadap ibu
mertuanya.

Minggu demi minggu berlalu dan berbulan-bulan berlalu, dan
setiap hari, Lili melayani ibu mertua dengan masakan yang dibuat secara khusus.
Lili ingat apa yang dikatakan Mr. Huang tentang menghindari kecurigaan, jadi
Lili mengendalikan emosinya, mentaati ibu mertua, memperlakukan ibu mertuanya
seperti ibu-nya sendiri dengan sangat baik dan bersahabat. Setelah enam bulan,
seluruh rumah berubah. Lili telah belajar mengendalikan emosi-nya begitu rupa
sehingga hampir-hampir ia tidak pernah meledak dalam amarah atau kekecewaan.
Dia tidak berdebat sekalipun dengan ibu mertua-nya, yang sekarang kelihatan
jauh lebih baik dan mudah ditemani.

Sikap ibu mertua terhadap Lili berubah, dan
dia mulai menyayangi Lili seperti anaknya sendiri. Dia terus memberitahu
teman-teman dan kenalannya bahwa Lili adalah menantu terbaik yang pernah
ditemuinya. Lili dan ibu mertuanya sekarang berlaku seperti ibu dan anak
sungguhan. Suami Lili sangat senang melihat apa yang telah terjadi.

Satu hari, Lili datang menemui Mr. Huang
dan minta pertolongan lagi. Dia berkata, "Mr. Huang, tolonglah saya untuk
mencegah racun itu membunuh ibu mertua saya. Dia telah berubah menjadi wanita
yang sangat baik dan saya mengasihinya seperti ibu saya sendiri. Saya tidak
ingin dia mati karena racun yang saya berikan."


Mr. Huang tersenyum bijak dan mengangkat
kepalanya. "Lili, tidak usah khawatir. Saya tidak pernah memberimu racun. Jamu 
yang saya berikan dulu adalah
vitamin untuk meningkatkan kesehatannya. Satu-satunya racun yang pernah ada
ialah didalam pikiran dan sikapmu terhadapnya, tapi semua sudah lenyap oleh
kasih yang engkau berikan padanya."

end of shared story
Teman, pernahkah engkau men
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Tarto Waseto 
Date: Thu, 7 Jan 2010 20:01:02 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!

Beww... jgn bgt lah Bro. masa malah ngomporin. dianyakan cuma minta advis.

Untuk Ibu Dewi, klo saran saya, mungkin masalah ini jgn di bahas di forum ini. 
karena topiknya pasti tidak masuk.
Ada baiknya kalau Anda mencari seorang konsultan perkawinan dan berdiskusi 
dengan konsultan itu. Sewaktu konsultasi pun juga harus bareng suami istri.

sy sekedar iseng search di yahoo, Coba klik di alamat bawah ini, 

http://www.conectique.com/free_consultation/index.php?jenis=7&q_a_id=6828

siapa tau masalah anda boleh mendapat solusi disini. 
Anda juga boleh coba browse dan search (klo via internet) sendiri, atau tanya 
kpd teman2 dan relasi anda utk mengetahui konsultan perkawinan yg dpt dipercaya.

Salam.

--- On Fri, 1/8/10, Brian Thennoza  wrote:

From: Brian Thennoza 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, January 8, 2010, 10:32 AM

















Apa yang harus dipertahankan jika hanya sakit hati yang didapat?
Jadilah manusia yang bebas menentukan pilihan.
Ka

Re: [budaya_tionghua] Curhat RT....Need Advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik budi anto
mengalah lah untuk menang kak dewi.

cerai bukan penyelesaian masalah, bahkan akan menambah masalah, apalgi kalo 
sudah punya anak
advise dari bang chen n kak elisabeth bisa di pertimbangkan lah

emang di kalangan tionghua juga budaya suku khek n hokkian agak berbeda, 
apalagi kalo masih bisa berbahasa hokkian n khek di mana salah satu nya ga 
ngerti yah lebih banyak diam lah n akan menimbulkan kesan tidak menghormati 
yang lainnya, mungkin ini yang terjadi pada kak dewi, lebih enak di ajak 
ngomong berdua lah saat semua lagi ga ada marah2an dengan kepala dingin coba 
cari tau solusinya,

kalo masalah mertua ga senang mah, yah coba lah dilakukan pendekatan seperti 
masakin makanan buat mertua ato sekali2 tanyain kabar mertua , yang sebenarnya 
seh arus di mulai dari diri sendiri (lon tentu semua orang bisa berbuat 
demikian seh )

owe pernah baca satu cerita dari tiongkok yang lumayan bagus seh, sudah agak 
lupa cerita , intinya si menantu mau mertua nya cepat2 mati, akhirnya 
memutuskan untuk membeli racun di toko obat, tapi oleh si tukang obat di tuker 
jadi obat untuk menguatkan badan, n si tukang obat mengatakan harus di kasi 
sedikit2 n biar tidak curiga si menantu harus melayani mertuanya dengan baik n 
sopan. akhirnya si menantu pulang n memasakkan lauk di campur dengan "racun" 
tsb dan dia pun berpura2 melayani mertua nya dengan baik sekali. alhasil 
setelah 1 minggu, 2 minggu , 1bulan , dia menjadi menantu kesayangan n menyesal 
"meracuni" mertuanya, akhirnya dia mencari tukang obat tersebut n mencoba 
membeli penawar racunnya.  (selanjutnya uda tau dunk apa yang di omongin si 
tukang obat.). moga2 dari cerita ini dapat memberikan inspirasi buat kak 
dewi yang lagi susah hati





From: Tarto Waseto 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, January 8, 2010 12:01:02 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!

  
Beww... jgn bgt lah Bro. masa malah ngomporin. dianyakan cuma minta advis.

Untuk Ibu Dewi, klo saran saya, mungkin masalah ini jgn di bahas di forum ini. 
karena topiknya pasti tidak masuk.
Ada baiknya kalau Anda mencari seorang konsultan perkawinan dan berdiskusi 
dengan konsultan itu. Sewaktu konsultasi pun juga harus bareng suami istri.

sy sekedar iseng search di yahoo, Coba klik di alamat bawah ini, 

http://www..conectiq ue.com/free_ consultation/ index.php? jenis=7&q_a_id=6828

siapa tau masalah anda boleh mendapat solusi disini. 
Anda juga boleh coba browse dan search (klo via internet) sendiri, atau tanya 
kpd teman2 dan relasi anda utk mengetahui konsultan perkawinan yg dpt dipercaya.

Salam.

--- On Fri, 1/8/10, Brian Thennoza  wrote:


>From: Brian Thennoza 
>Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!
>To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
>Date: Friday, January 8, 2010, 10:32 AM
>
>
>>
>
>
>
>
> 
>
>
>Apa yang harus dipertahankan jika hanya sakit hati yang didapat?
>Jadilah manusia yang bebas menentukan pilihan.
>Kalau anda memilih untuk bercerai apa yang perlu ditakutkan?
>
>
>
>

From: Dewi Chandra 
>To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
>Sent: Friday, January 8, 2010 13:19:56
>Subject: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!
>
>  >
>
> 
>>  
> 
>Dear all,
> 
>Aku mau curhat mengenai beban yang aku rasakan selama 4 thn an ini..
>Sejak aku hamil trisemester ke-3 n sampai detik ini..suamiku "tidak suka" 
>dengan keluargaku (ortu ku n adik2x ku) jadi kalau mereka datang ke rumah ku, 
>suami hanya diam ...padahal ortu n adik2x adalah org2x yang suka mengajak 
>ngobrol org lain.
>Karena suamiku tanggapannya "dingin" saya keluargaku pun enggan ngobrol dengan 
>suami.
> 
>Hal ini sangat betolak belakang bila rumah kedatangan keluarga besar dari 
>pihak suami...
>suami sangat2x welcome..ngobrol ngalor-ngidul. .ketawa ketiwi.
>Sebetulnya bila saya tidak suka dengan mertua lebih beralasan karena
>40 hari setelah saya lahiran, lutut saya terserang arthritis jadi saya tidak 
>bisa untuk jongkok, kebayang stressnya saya wkt itutapi dalam keadaan 
>lutut saya sakit...saya masih menggotong ember lumayan gede untuk memandikan 
>baby saya...
>Belum lagi ada kejadian, hari itu saya physiotherapy untuk lutut saya di RS, 
>dan mertua akan pulang ke rumahnya (dengan alasan yg tidak masuk akal, belum 
>bayar tagihan listrik)..sehabis saya dari RS, saya mampir ke bank, sebelumnya 
>saya telp ke rumah mengabarkan ke mertua pr kalo saya mungkin agak telat 
>pulang ke rumah krn antri di bankApa yang terjadi bunda...??mertua laki2x 
>saya sudah menunggu di dekat pos satpam n dengan nada marah berkata" kenapa 
>lama sekali"Bermacam perasaaan berkecamuk dalam hati saya bunda 
>semua...sedih, marah n kecewa.
>Seharusnya saya la yang punya alasan tidak suka dengan mertua,...namun 
>sebaliknya saya tidak tahu hal apa yang menyebabkan suami tidak suka dengan 
>keluarga saya.
>Hal ini sangat2x menyakitkan hati saya.
> 
>Ada lagi yang juga menambah sakit hati s

Re: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

2010-01-08 Terurut Topik agoeng_set
Ikutan juga kalo makan2. Diumumin yah disini, biar yg laen2 bisa ikutan.
-Original Message-
From: "BUD'S 1" 
Date: Fri, 8 Jan 2010 15:53:43 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: 
Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

He he he, Betul juga. Mo ikutan ah kalau ada Kopdar ama Ophoeng.

Salam,
Budiman

PS : Minumnya apa Ko Erik ??, Air, Kopi, Arak or Lo Wong Ciu yang untuk
masak ha ha ha

2010/1/8 Erik 

>
>
>
> Oh, begitu!! Pantes aja, sapaannya nanyain "Udah makan?" melulu.
>
> Tapi saya juga ga' salah loh membalas dengan salam "Sudah Minum?" karena
> saya hobby minum. Tiada hari tanpa minum.
>
> Bang Ophong! Kapan-kapan kita kopi darat, kita makan dan minum bareng.
>
> Salam,
>
> Erik
>
> --\
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> "BUD'S 1" 
> wrote:
>
> >
> > Ha ha ha,Ko Erik, belon Kenal sama Ophoeng, tuh orang hobinya makan
> dan
> > Hunting Makanan. sampai2 di FBnya khusus makanan, coba deh Join ngak
> ada
> > satu haripun tanpa photo makanan.
> >
> > Salam TTM ala Ophoeng Lau,
> >
> > Budiman
>
>  
>



Re: [budaya_tionghua] Re: Curhat RT....Need Advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik Brian Thennoza
Jempol untuk anda! ikkyosensei...
tapi anda sudah baca betul2 kah tulisan Sdri Dewi?
Posisi anda ini laki2 (kalo bener), sedangkan posisi Dewi itu perempuan...
Dalam tradisi tionghoa pun, banyak kalangan yang menginjak2 HAM para wanita.
Sangat amat disayangkan...
Semoga tulisan saya ini tidak bermanfaat.





From: shinmen takezo 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, January 8, 2010 18:03:17
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Curhat RTNeed Advise pls!!!

  
wah sensei bener2 hebat 

kapan2 saya boleh konsultasi gratis neh hehehe


2010/1/8 ikkyosensei_ ym 

>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>  >
>
>>
> 
>>  
> 
>Dear Dewi:
>>Saya sangat tidak setuju dengan pandangan saudara Brian.
>
>>Saran saya, jika anda menghadapi masalah keluarga seperti ini (belajar dari 
>>kesalahan saya sendiri nih). 
>>Jangan sekali2 curhat kepada orang lain! 
>>Jangan diulang lagi mengeluh kepada orang lain!
>>Mencari informasi/pandangan alternatif cara menyelesaikan masalah tersebut 
>>boleh, tetapi tetaplah anonim!!
>
>>Orang lain, tidak mungkin memahami secara lengkap posisi anda, suami anda, 
>>anak anda, sehingga solusinya pastilah tidak lengkap!
>
>>Yang terbaik adalah bicaralah BERDUA SAJA dengan suami anda. Berusahalah dulu 
>>memahami posisi dia, pandangan2 dia, permasalahan2 dia, keberatan2 dia, 
>>kekecewaan2 dia, hingga dia tidak ada lagi yang tersisa untuk disampaikan.
>
>>Diamlah setelah itu... carilah solusi yang mencakup kepentingan kalian 
>>berdua. Baru ajaklah bertemu lagi berikutnya untuk membicarakan solusi yang 
>>anda temukan.
>
>>Ingat, solusi anda tersebut bukan hasil akhir. Pasti akan muncul keberatan 
>>dari suami anda. Tetapi, lihatlah, permasalahan sudah jauh berkurang.
>>Semoga bermanfaat.
>
>>Salam, 
>
>>Chen Gui Xin
>
>
>>--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Brian Thennoza  wrote:
>>>
>>> Apa yang harus dipertahankan jika hanya sakit hati yang didapat?
>>> Jadilah manusia yang bebas menentukan pilihan.
>>> Kalau anda memilih untuk bercerai apa yang perlu ditakutkan?
>>> 
>>> 
>>> 
>>> 
>>>  _ _ __
>
>> From: Dewi Chandra 
>
>>> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
>>> Sent: Friday, January 8, 2010 13:19:56
>>> Subject: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!
>>> 
>>> 
>>> Dear all,
>>> 
>>> Aku mau curhat mengenai beban yang aku rasakan selama 4 thn an ini..
>>> Sejak aku hamil trisemester ke-3 n sampai detik ini..suamiku "tidak suka" 
>>> dengan keluargaku (ortu ku n adik2x ku) jadi kalau mereka datang ke rumah 
>>> ku, suami hanya diam ...padahal ortu n adik2x adalah org2x yang suka 
>>> mengajak ngobrol org lain.
>>
>> Karena suamiku tanggapannya "dingin" saya keluargaku pun enggan ngobrol 
>> dengan suami.
>>> 
>>> Hal ini sangat betolak belakang bila rumah kedatangan keluarga besar dari 
>>> pihak suami...
>>> suami sangat2x welcome..ngobrol ngalor-ngidul. .ketawa ketiwi.
>>> Sebetulnya bila saya tidak suka dengan mertua lebih beralasan karena
>>> 40 hari setelah saya lahiran, lutut saya terserang arthritis jadi saya 
>>> tidak bisa untuk jongkok, kebayang stressnya saya wkt itu...tapi dalam 
>>> keadaan lutut saya sakit...saya masih menggotong ember lumayan gede untuk 
>>> memandikan baby saya...
>>
>> Belum lagi ada kejadian, hari itu saya physiotherapy untuk lutut saya di RS, 
>> dan mertua akan pulang ke rumahnya (dengan alasan yg tidak masuk akal, belum 
>> bayar tagihan listrik)..sehabis saya dari RS, saya mampir ke bank, 
>> sebelumnya saya telp ke rumah mengabarkan ke mertua pr kalo saya mungkin 
>> agak telat pulang ke rumah krn antri di bankApa yang terjadi 
>> bunda...??mertua laki2x saya sudah menunggu di dekat pos satpam n dengan 
>> nada marah berkata" kenapa lama sekali"Bermacam perasaaan berkecamuk 
>> dalam hati saya bunda semua...sedih, marah n kecewa.
>>
>> Seharusnya saya la yang punya alasan tidak suka dengan mertua,...namun 
>> sebaliknya saya tidak tahu hal apa yang menyebabkan suami tidak suka dengan 
>> keluarga saya.
>>> Hal ini sangat2x menyakitkan hati saya.
>>> 
>>> Ada lagi yang juga menambah sakit hati saya...setiap kali saya ke rumah 
>>> mertua...
>>> saya "dianggap tidak ada" jadi saya tidak diajak ngobrol...bahkan mereka 
>>> memanggil saya pun tidak...(termasuk adik kakak suami tidak memanggil 
>>> "kakak ipar")
>>> padahal ortu suami n adik pr suami terus menyuruh anak saya untuk memanggil 
>>> kakek nenek n paman/bibi.( Saya berpikir dalam hati..mereke bisa menyuruh 
>>> anak saya memanggil org , tapi anak sendiri tidak dididik untuk memanggil 
>>> org lain (saya)
>>
>> Sebetulnya saya tidak masalah dalam hal ini..cuma merasa aneh n ortu suami 
>> begitu kolotnya.
>>> 
>>> Dalam semua hal suami n keluarga suami selalu menggangap mereka yang benar.
>>> Dan yang terakhir , hari Natal lalu karena libur/cuti bersama suami 
>>> mengajak ke rumah ortu nya (diluar kota) , 
>>> Kejadiannya, sehabis makan malam, kami semua ada dirumah tamu..mertua 
>>> la

Re: [budaya_tionghua] Curhat RT....Need Advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik pozzzmo
Brian Thennoza "Itu sangat klise. Yang diperlukan itu solusi!!" "Ayo Dewi... 
tegakkan kepalamu, tunjukkan pada semua orang di selilingmu kaujuga adalah 
manusia yang pantas untuk dihargai!!"

Dengan?!?

Detailnya dengan melakukan/ bertindak apa?

Salam,
Sent from my PozzzmoBerry® smartphone!

-Original Message-
From: Brian Thennoza 
Date: Fri, 8 Jan 2010 00:02:51 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!

Bro, bukan ngomporin...
simak baik2 ceritanya yg panjang itu.
Dia gak perlu omongan yang indah2 dan enak didengar.
Itu sangat klise. Yang diperlukan itu solusi!!!
Ibu Dewi perlu semangat untuk dapat menjadi dirinya sendiri.
Dan dengan sendirinya ia akan mampu lebih PD untuk menghadapi semua masalahnya.
Sekarang ini ia bukan dirinya sendiri karena begitu rapuh untuk diombang ambing 
oleh
suaminya dan keluarga suaminya. Mau sampai kapan???
Ayo Dewi... tegakkan kepalamu, tunjukkan pada semua orang di selilingmu kau
juga adalah manusia yang pantas untuk dihargai!!!





From: Tarto Waseto 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, January 8, 2010 14:01:02
Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!

  
Beww... jgn bgt lah Bro. masa malah ngomporin. dianyakan cuma minta advis.

Untuk Ibu Dewi, klo saran saya, mungkin masalah ini jgn di bahas di forum ini. 
karena topiknya pasti tidak masuk.
Ada baiknya kalau Anda mencari seorang konsultan perkawinan dan berdiskusi 
dengan konsultan itu. Sewaktu konsultasi pun juga harus bareng suami istri.

sy sekedar iseng search di yahoo, Coba klik di alamat bawah ini, 

http://www.conectiq ue.com/free_ consultation/ index.php? jenis=7&q_a_id=6828

siapa tau masalah anda boleh mendapat solusi disini. 
Anda juga boleh coba browse dan search (klo via internet) sendiri, atau tanya 
kpd teman2 dan relasi anda utk mengetahui konsultan perkawinan yg dpt dipercaya.

Salam.

--- On Fri, 1/8/10, Brian Thennoza  wrote:


>From: Brian Thennoza 
>Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!
>To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
>Date: Friday, January 8, 2010, 10:32 AM
>
>
>>
>
>
>
>
> 
>
>
>Apa yang harus dipertahankan jika hanya sakit hati yang didapat?
>Jadilah manusia yang bebas menentukan pilihan.
>Kalau anda memilih untuk bercerai apa yang perlu ditakutkan?
>
>
>
>

From: Dewi Chandra 
>To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
>Sent: Friday, January 8, 2010 13:19:56
>Subject: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!
>
>  >
>
> 
>>  
> 
>Dear all,
> 
>Aku mau curhat mengenai beban yang aku rasakan selama 4 thn an ini..
>Sejak aku hamil trisemester ke-3 n sampai detik ini..suamiku "tidak suka" 
>dengan keluargaku (ortu ku n adik2x ku) jadi kalau mereka datang ke rumah ku, 
>suami hanya diam ...padahal ortu n adik2x adalah org2x yang suka mengajak 
>ngobrol org lain.
>Karena suamiku tanggapannya "dingin" saya keluargaku pun enggan ngobrol dengan 
>suami.
> 
>Hal ini sangat betolak belakang bila rumah kedatangan keluarga besar dari 
>pihak suami...
>suami sangat2x welcome..ngobrol ngalor-ngidul. .ketawa ketiwi.
>Sebetulnya bila saya tidak suka dengan mertua lebih beralasan karena
>40 hari setelah saya lahiran, lutut saya terserang arthritis jadi saya tidak 
>bisa untuk jongkok, kebayang stressnya saya wkt itu...tapi dalam keadaan lutut 
>saya sakit...saya masih menggotong ember lumayan gede untuk memandikan baby 
>saya...
>Belum lagi ada kejadian, hari itu saya physiotherapy untuk lutut saya di RS, 
>dan mertua akan pulang ke rumahnya (dengan alasan yg tidak masuk akal, belum 
>bayar tagihan listrik)..sehabis saya dari RS, saya mampir ke bank, sebelumnya 
>saya telp ke rumah mengabarkan ke mertua pr kalo saya mungkin agak telat 
>pulang ke rumah krn antri di bankApa yang terjadi bunda...??mertua laki2x 
>saya sudah menunggu di dekat pos satpam n dengan nada marah berkata" kenapa 
>lama sekali"Bermacam perasaaan berkecamuk dalam hati saya bunda 
>semua...sedih, marah n kecewa.
>Seharusnya saya la yang punya alasan tidak suka dengan mertua,...namun 
>sebaliknya saya tidak tahu hal apa yang menyebabkan suami tidak suka dengan 
>keluarga saya.
>Hal ini sangat2x menyakitkan hati saya.
> 
>Ada lagi yang juga menambah sakit hati saya...setiap kali saya ke rumah 
>mertua...
>saya "dianggap tidak ada" jadi saya tidak diajak ngobrol...bahkan mereka 
>memanggil saya pun tidak...(termasuk adik kakak suami tidak memanggil "kakak 
>ipar")
>padahal ortu suami n adik pr suami terus menyuruh anak saya untuk memanggil 
>kakek nenek n paman/bibi.( Saya berpikir dalam hati..mereke bisa menyuruh anak 
>saya memanggil org , tapi anak sendiri tidak dididik untuk memanggil org lain 
>(saya)
>Sebetulnya saya tidak masalah dalam hal ini..cuma merasa aneh n ortu suami 
>begitu kolotnya.
> 
>Dalam semua hal suami n keluarga suami selalu menggangap mereka yang benar.
>Dan yang terakhir , hari Natal lalu karena libur/cuti bersama suami mengajak 
>ke ruma

[budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

2010-01-08 Terurut Topik Erik

Ini yang asyik neh!!!  Berarti udah 3 orang kita sama Budiman. Oh 4 sama
Ko Phoeng.

Tapi Ko Phoeng lagi offline ato gimana? Kok bisu terus!!

Ato kita bikin rame sekalian, Gathering BT pertengahan taon (klo memang
maunya bulan Mei)? Gimana abang-abang Moderator? ??



Salam,



Erik

\
---


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Steve Haryono 
wrote:
>
> Ko Erik,
> kalian janjian dulu dah sama Ophoeng, supaya dia langsung tau
tempat-tempatnya. Saya rencana bulan Mei akan singgah di Jakarta, dan
Ophoeng yang akan jadi guide saya untuk cari makan enak.
>
> Salam,
> Steve
>
> PS. Pssst, Ophoeng itu arti sebenarnya ko Phoeng. Jadi kalau manggil
bang Ophoeng, artinya Ko Ko Phoeng :)
>
>
>
>
> 
> From: Erik rsn...@...
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Fri, January 8, 2010 10:05:57 AM
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.
(Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)
>
>
>
> Janjian dulu sama bang Ophoeng, mau di mana? Bogor? Jakarta?
>
> Minuman saya macem-macem, yang pasti bukan AQUA! Tapi Lo Wong Ciu juga
> boleh sekali-kali, cukup kenceng juga kok ngangkatnya! !
>
> Hai, bang Ophoeng, sudah makan minum? ikutin ga neh??
>
> Salam,
>
> Erik



Re: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

2010-01-08 Terurut Topik Steve Haryono
Ko Erik,
kalian janjian dulu dah sama Ophoeng, supaya dia langsung tau tempat-tempatnya. 
Saya rencana bulan Mei akan singgah di Jakarta, dan Ophoeng yang akan jadi 
guide saya untuk cari makan enak. 

Salam,
Steve

PS. Pssst, Ophoeng itu arti sebenarnya ko Phoeng. Jadi kalau manggil bang 
Ophoeng, artinya Ko Ko Phoeng :)





From: Erik 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, January 8, 2010 10:05:57 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam 
Arak atau Ayam Wijen?)

  

Janjian dulu sama bang Ophoeng, mau di mana? Bogor? Jakarta?

Minuman saya macem-macem, yang pasti bukan AQUA! Tapi Lo Wong Ciu juga
boleh sekali-kali, cukup kenceng juga kok ngangkatnya! !

Hai, bang Ophoeng, sudah makan minum? ikutin ga neh??

Salam,

Erik

 - - - - - -\
 - - --

In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "BUD'S 1"  wrote:

He he he, Betul juga. Mo ikutan ah kalau ada Kopdar ama Ophoeng.

Salam,
> Budiman
>
> PS : Minumnya apa Ko Erik ??, Air, Kopi, Arak or Lo Wong Ciu yang
untuk
> masak ha ha ha
>
> 2010/1/8 Erik rsn...@...
>
> >
> >
> >
> > Oh, begitu!! Pantes aja, sapaannya nanyain "Udah makan?" melulu.
> >
> > Tapi saya juga ga' salah loh membalas dengan salam "Sudah Minum?"
karena
> > saya hobby minum. Tiada hari tanpa minum.
> >
> > Bang Ophong! Kapan-kapan kita kopi darat, kita makan dan minum
bareng.
> >
> > Salam,
> >
> > Erik
> >
> >  - - - - - -\
> >  - - - -
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com
,
> > "BUD'S 1" bsugih2007@
> > wrote:
> >
> > >
> > > Ha ha ha,Ko Erik, belon Kenal sama Ophoeng, tuh orang hobinya
makan
> > dan
> > > Hunting Makanan. sampai2 di FBnya khusus makanan, coba deh Join
ngak
> > ada
> > > satu haripun tanpa photo makanan.
> > >
> > > Salam TTM ala Ophoeng Lau,
> > >
> > > Budiman


 


  

Re: [budaya_tionghua] Sudah Makan Titouw Cang? (Was: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.)

2010-01-08 Terurut Topik BUD'S 1
Buset deh Ko. Ophoeng, Bagian dalam diharami karena Banyak lemak jahat tapi
Titouw Cang dimakan 2 Bongkah. apakah bagian muka bukan penuh minyak juga
tuh ??

Memang Titouw Cang mantap, sangking sayangnya dimakan masih tersisa 2/3
Bongkah tuh ( Habis enak banget dan Barang langka lagi). Hanya Event khusus
baru dikeluarin kayak Wine gitu he he he

Salam,
Budiman

Note : Titouw Cang nya aku bisa dapat karena dibantu supply melalui Ko.
Ophoeng.
2010/1/8 Ophoeng 

>
>
> Bung Andreas, Bung Erik, Bung King Hian dan TTM semuah,
>
> Hai, apakabar? Sudah makan-minum?
>
> Sorry, saya rambang ajah respon anda bertiga, biar gak bosen yang bacanya
> ya.
>
> Bener kata Bung Andreas, konon katanya sapaan 'sudah makan' ini
> dilatarbelakangi jaman susah (makan) di daratan pada jaman perang dulu.
> Sesama tetangga saling menanyakan 'sudah makan' untuk mencari tahu secara
> harafiah sudah makan atau belum, kalau pun belum, mereka (tuan rumah) suka
> mengajak teman-nya yang bertandang (atau musafir juga?) untuk ikut makan.
> Tarik satu kursi tambahan, dengan lauk dan nasi seadanya, yang semula hendak
> dimakan bertujuh sekeluarga, terpaksa dibagi menjadi ber-delapan atau
> sembilan.
>
> Dan, biasanya anak-anak mesti mengalah makan belakangan ya.
>
> Saya ingat lihat sekeluarga dengan anak-anak masih kecil, di film "Ketika
> Gladiol Bersemi"(?) di Da-ai TV, papahnya yang kepala kampung (swa-teng)
> begitu ramahnya, mengajak setiap tamu sesiapa saja yang singgah ke rumahnya
> untuk ikut makan. Ndak pernah tahu bahwa anak-anak dan nyonyahnya di dapur
> mengawasi para tamu makan dengan lahapnya, kuatir lauk masak rebung yang
> enak-enak olahan sang nyonyah dihabiskan.
>
> Bukan saja lauk rebung di meja dihabiskan, sang tamu masih dibawain pula
> oleh-oleh rebung mentah hasil petikan sang nyonyah, bahkan kepala kampung
> yang budiman, baik hati dan tidak sombong itu, menunjukkan tempat lokasi
> pemetikan bambu muda itu di hutan pinggir desa, supaya tamu yang dari kota
> bisa ikut berjualan mengais rezeki dengan rebung yang sama enaknya itu.
>
> Ketika sang nyonyah protes atas 'kebaikan' hati sang kepala kampung, dengan
> tenang dia jawab: lha, rebung tumbuh liar di hutan bambu, apakah itu milik
> elo? Apa salahnya berbagi dengan sesama 'kerabat' kita?
>
> Ya. Tentu saja sapaan 'sudah makan' itu bukan sekedar sapaan basa-basi tak
> bermakna semisal 'how are you' yang tetap dijawab 'I am fine' walaupun anda
> sedang flu berat saat itu. Pada masa itu. Itu bentuk kekerabatan,
> keramah-tamahan, hospitality khas Tiongkok(?). Yang mestinya seperti
> diteladani oleh sang papah kepala kampung itu. Bahwa semua orang adalah
> bersaudara, jadi mengajak makan itu bukanlah sesuatu yang aneh.
>
> Bung Erik, jadi kalau mau ditambahi 'sudah minum' supaya gak bosan, tentu
> saja tidak apa-apa. It's oke. No problemo. Kan cuma sesekali. Apalagi kalau
> minumnya es campur seperti es teler, es Shanghai (it has nothing to do with
> the war at Shanghai), atau es cincai, eh, cincau, atau es jus kemang di
> Warung Doyong, Bogor. Pas musim panas terik, seger-meger pisan ituh, euy!
>
> Bung King Hian, terima kasih sangat atas tawaran tua-huan goreng mentega
> buatan Koh Aay. Bener-na mah sayah sih bukan pendoyan jejeroan begitu.
> Karena pengalaman saya tinggal di asrama ketika kuliah di Yogya dulu,
> menu-nya hampir setiap hari dalam seminggu ada jejeroan: selang (tuahuan),
> handuk (babat kasar dan halus) dan tetelan.
>
> Baguslah asramanya ndak menyediakan babai, kalau saja ada babai, mungkin
> setiap hari makan sekba, baik yang berbumbu kecap - losembak namanya di
> Jawa, atau yang biasa disebut bektim di Jakarta/Tangerang, yakni yang
> berkuah dan bersayur (sawi) asin dan bertahu dan tempe, eh, bukan tempe
> ding, berkentang bongkahan. Bumbu rempahnya hampir sama, pake pek-kak juga,
> jeh!
>
> Mong-omong soal babai yang bagian kepalanya (kuping, pipi, congor) biasa
> dibikin sekba masak kecap aka losembak itu, anda pernah coba makan
> 'titouw-cang' belim? Titouw = kepala babi, yakni masak sekba begitu,
> ditambahi daging samcwan, dimasak pake bumbu ngohiang begitu, lalu dipres
> sampai saling nempel melekat erat bersatu padu, berbentuk kubus jadi seperti
> black forest ham.
>
> Katanya itu masakan sudah langka, khas Tiociu yang masih asli, otentik
> dibawa oleh mereka yang langsung turun dari daratan sono dulu. Entah di
> Bogor ada yang masak dan jual gak, di Semarang (ada 2, satu juwalan, satu
> makan sendiri) dan Solo ada yang bikin dan jual. Katanya sih itu menu cuma
> keluar pas malem taon baru-an Imlek ajah, saking susahnya bikin (kudu dipres
> pake alat pres) dan rendemen-nya cukup rendah, 3 kilo bahan cuma jadi sekilo
> hasil akhir tuh, jeh!
>
> Kalau mau lihat fotonya, sila buka link ini:
>
> http://ophoeng.multiply.com/journal/item/425/Rare_Food_-_Black_Forest_Ham_ala_Teo-chew.
>
> Karena sudah bosan makan jejeroan di asrama itulah, maka saya gak gitu
> doyan lagi makan jeroan ketika mulai kerja. Jauh-jauh hari sebelum muncul
> kesadaran orang

[budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

2010-01-08 Terurut Topik Erik

Janjian dulu sama bang Ophoeng, mau di mana? Bogor? Jakarta?

Minuman saya macem-macem, yang pasti bukan AQUA! Tapi Lo Wong Ciu juga
boleh sekali-kali, cukup kenceng juga kok ngangkatnya!!

Hai, bang Ophoeng, sudah makan minum? ikutin ga neh??

Salam,

Erik

\


In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "BUD'S 1"  wrote:

  He he he, Betul juga. Mo ikutan ah kalau ada Kopdar ama Ophoeng.

Salam,
> Budiman
>
> PS : Minumnya apa Ko Erik ??, Air, Kopi, Arak or Lo Wong Ciu yang
untuk
> masak ha ha ha
>
> 2010/1/8 Erik rsn...@...
>
> >
> >
> >
> > Oh, begitu!! Pantes aja, sapaannya nanyain "Udah makan?" melulu.
> >
> > Tapi saya juga ga' salah loh membalas dengan salam "Sudah Minum?"
karena
> > saya hobby minum. Tiada hari tanpa minum.
> >
> > Bang Ophong! Kapan-kapan kita kopi darat, kita makan dan minum
bareng.
> >
> > Salam,
> >
> > Erik
> >
> > --\
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
,
> > "BUD'S 1" bsugih2007@
> > wrote:
> >
> > >
> > > Ha ha ha,Ko Erik, belon Kenal sama Ophoeng, tuh orang hobinya
makan
> > dan
> > > Hunting Makanan. sampai2 di FBnya khusus makanan, coba deh Join
ngak
> > ada
> > > satu haripun tanpa photo makanan.
> > >
> > > Salam TTM ala Ophoeng Lau,
> > >
> > > Budiman




Re: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

2010-01-08 Terurut Topik BUD'S 1
He he he, Betul juga. Mo ikutan ah kalau ada Kopdar ama Ophoeng.

Salam,
Budiman

PS : Minumnya apa Ko Erik ??, Air, Kopi, Arak or Lo Wong Ciu yang untuk
masak ha ha ha

2010/1/8 Erik 

>
>
>
> Oh, begitu!! Pantes aja, sapaannya nanyain "Udah makan?" melulu.
>
> Tapi saya juga ga' salah loh membalas dengan salam "Sudah Minum?" karena
> saya hobby minum. Tiada hari tanpa minum.
>
> Bang Ophong! Kapan-kapan kita kopi darat, kita makan dan minum bareng.
>
> Salam,
>
> Erik
>
> --\
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> "BUD'S 1" 
> wrote:
>
> >
> > Ha ha ha,Ko Erik, belon Kenal sama Ophoeng, tuh orang hobinya makan
> dan
> > Hunting Makanan. sampai2 di FBnya khusus makanan, coba deh Join ngak
> ada
> > satu haripun tanpa photo makanan.
> >
> > Salam TTM ala Ophoeng Lau,
> >
> > Budiman
>
>  
>


[budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

2010-01-08 Terurut Topik Erik

Oh, begitu!! Pantes aja, sapaannya nanyain "Udah makan?" melulu.

Tapi saya juga ga' salah loh membalas dengan salam "Sudah Minum?" karena
saya hobby minum. Tiada hari tanpa minum.

Bang Ophong! Kapan-kapan kita kopi darat, kita makan dan minum bareng.

Salam,

Erik

\

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "BUD'S 1" 
wrote:
>
> Ha ha ha,Ko Erik, belon Kenal sama Ophoeng, tuh orang hobinya makan
dan
> Hunting Makanan. sampai2 di FBnya khusus makanan, coba deh Join ngak
ada
> satu haripun tanpa photo makanan.
>
> Salam TTM ala Ophoeng Lau,
>
> Budiman




Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: HUACHIAO dan HUAREN=> Pro Sumamihardja

2010-01-08 Terurut Topik shinmen takezo
hebat dunk pak andreas

konon pendidikannya paling tinggi dari siapapun di milist ini 
dan pasti lebih tinggi juga dari bill gates , einstein dkk

dan mungkin dapat di sejajarkan dengan prof nyoo long hio di milist sebelah
, entah lebih tinggi siapa antara anda dengan dia .



2010/1/8 ANDREAS MIHARDJA 

>
>
> Saya setuju dgn sdrLiang U. Didalam milis ii tidak perlu pandang umur,
> gender, pendidikan.
> Saya tidak pernah mempergunakan kriteria ini meskipun pendidikan saya
> mungkin jauh lebih tinggi dari siapapun dlm milis dan umur saya mungkin
> termasuk yg tertua. Utk apa mempergunakan titel  Dr Ir [saya berhak
> memakainya] ini hanya membanggakan diri sendiri dan seolah² memandang rendah
> yg tidak punya pendidikan demkian Titel semacem ini juga sudah stop diskusi
> karena tidak ada yg berani kontra --- tidak produktip utk milis.
> Sebagai manusia mungkin yg lebih muda bisa lebih terang pemandangannya dari
> yg sudah lanjut umurnya dan mulaiberpikir knservatip -preservatip. Yg
> pendidika tinggi juga dpt belajar dari lain dan setiap member sebab
> pengetahuannya mungkin hanya one sided.
> Diskusi harus open.
> Buku mengenai sejarah dpt 100% palsu - seperti tulisan wali songo asal
> china dgn segala BS nama verbastering kechinese dialect. Karena itu open
> diskusion  dan terima kritik dan kontra kritik. Kalau tidak setuju tulis dan
> terima kontranya.
>
> Andreas
>
> Andreas
>
> --- On *Thu, 1/7/10, liang u * wrote:
>
>
> From: liang u 
> Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: HUACHIAO dan HUAREN=> Pro
> Sumamihardja
>
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Thursday, January 7, 2010, 1:58 AM
>
>
>
>
>  Sdr. Siswanto,
>Saya tak kenal baik Benny Setiono ataupun sdr.  Suma, jadi saya netral
> saja. Saya kenal pak Suma di milis ini saja.
>Yang saya sesalkan, adalah alasan anda. Kalau menurut saya seorang yang
> pernah menulis buku sejarahpun boleh saja bukunya bagus, tapi tidak ada
> kepastian bahwa pendiriannya diterima oleh kalayak ramai, atau oleh orang
> lain. Jadi boleh saja orang mengkritik. Dalam sistem diskusi bebas ini,
> maupun dalam masyarakat yang demokratis itu kita diperbolehkan mengkritik
> orang. Andapun boleh juga mengkritik sdr. Suma, sdr. Suma boleh saja
> mengkritik Benny Setiono dan seterusnya. Pembacalah yang menilai mana yang
> benar. Tapi kalimat seperti di dibawah:
>Anda menuduh DR. Benny fobia ?
>He he he gue jadi bertanya-tanya neh, emang siapa anda ?
> Menurut saya ini bukan kritikan, tapi makian. Harusnya anda mengasumsikan
> pembaca tidak tahu, lalu apa jasa Benny Setiono dipaparkan, Anda juga kenal
> sdr. Suma? Kalau yah, paparkan siapa dia, lalu sebutkan bagian mana yang
> anda tidak setuju?  Kalau tidak, ya jangan dikaitkan dengan kenal mengenal,
> memang kalau kenal tak boleh beda pendapat?
> Sekarang kita balik kepada masalahnya. Ini pendapat saya pribadi:
>  Jika seseorang  sudah berkeluarga, tidak berarti kalau ia cinta
> keluarganya harus benci kepada orang tuanya? Alasannya apa? Kalau orang tua
> kita mendapat kemajuan dalam sesuatu hal, misalnya bisnisnya, kita tidak
> boleh bergembira? Demikian juga kalau saya warga negera Indonesia, cinta
> Indonesia, apakah harus benci tanah leluhur, tempat leluhur kita hidup,
> tempat sdr. kita hidup. Meskipun anda sudah tak tahu, kalau diadakan tes
> DNA, pasti banyak orang masih seturunan dengan anda.
> Tambahan lagi, gembira melihat sesuatu di negara asing tidak berarti
> pro pada negara itu?  Lalu bagaimana peminat Manchester United yang sampai
> loncat-loncat karena gembira melihat Manchester United menang? Apakah ia pro
> Inggeris, sudah tak cinta Indonesia, sudah benci PSSI?
> Alasan yang tak masuk alasan inilah yang sering membuat ribut di milis
> ini.  Semoga tak keterusan.
> Salam
>
>
>
>  --
> *From:* John Siswanto 
> *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
> *Sent:* Thu, January 7, 2010 12:20:37 PM
> *Subject:* Bls: [budaya_tionghua] Re: HUACHIAO dan HUAREN=> Pro
> Sumamihardja
>
>
>
> Pak Erik yth,
> yup, sepertinya saya salah, saya pernah baca entah dimana - tapi mungkin
> juga saya salah...
> Dengan ini saya mohon maaf...
> Kalau anda dan bung Suma kenal sama pak Benny, pada postingan yang lalu
> bung Suma kok sepertinya tidak mengenal pak Benny ?
>
> Anyway, many many sorry
> John Siswanto
>
>
> --- Pada *Rab, 6/1/10, Erik * menulis:
>
>
> Dari: Erik 
> Judul: [budaya_tionghua] Re: HUACHIAO dan HUAREN=> Pro Sumamihardja
> Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Tanggal: Rabu, 6 Januari, 2010, 8:11 PM
>
>
>  Pak John yth:
> Saya kenal baik dengan Pak Benny Gatot Setiono dan juga bung Suma
> Mihardja.  Dan saya juga tahu persis bahwa Suma pun kenal secara pribadi
> dengan pak Beny.
> Betul pak Benny pernah menulis buku berjudul "Tionghoa dalam Pusaran
> Politik", proses penulisannya yang makan waktu bertahun-tahun itu juga kami
> ikuti dari waktu ke waktu kok!  Karena itu, kami tahu persis apa yang ada di
> benak beliau lewat dis

Re: Kagum, mimpi dan miris Re: [budaya_tionghua] Re: Dr. Tio Oen Bik

2010-01-08 Terurut Topik Tantono Subagyo
Yang harus ditanamkan adalah bagaimana menyikapi perbedaan itu dengan baik
dan tetap berkepala dingin, jadi menunjukkan kedewasaan dan keluhuran
budaya.  Saya suka miris kalau melihat Tionghua "makan" Tionghua apalagi
yang kuat menindas yang lemah.  Macam "pencurian listrik" DI ITC Roxy Mas,
duh, pengurusnya Tionghua, pengacara Tionghua dan yang "nyuri' listrik untuk
charge hp juga Tionghua.

2010/1/8 younginheart5000 

>
>
> Persatuan yang mana, Ko? Orang Tionghoa tidak monolitis, seperti juga suku
> suku anak bangsa tidak monolitis. Orang Tionghoa Kristen posisinya sama
> dengan anak bangsa yang Kristen, menghadapi umat agama lain, demikian juga
> yang Islam, yang Buda, dsb.
>
> Dalam setiap issue ada pro dan kontra. Orang Tionghoa juga seperti anak
> bangsa lainnya memposisikan diri pro kontra. Orang Indonesia ada yang pro
> atau tidak pro SBY, yang pro atau tidak pro Kalla. Lalu kalau diluar semua
> ini, orang Tionghoa disuruh jadi satu, kan namanya duduk manis manis dipojok
> kelas? ha ha ha
>
> Masak iya, misalnya, semua orang Makassar harus saling damai dan satu
> menghadapi semua hal? Orang Tionghoa di Indonesia adalah orang Indonesia.
> Orang Tionghoa Aceh juga berdiri dipihak rakyat Aceh melawan semua yang
> dianggap merugikan Aceh, ya kan? Orang Tionghoa mualaf ya lebih dekat anak
> bangsa yang Muslim. Tionghoa yang Kristen lebih dekat dengan saudara saudara
> Kristen dari suku lain.
>
> Menghadapi orang Tionghoa Dao atau Konghucu yang sembahyang di kelentang,
> orang Jawa sama asingnnya dengan orang Tionghoa Kristen atau Islam. Lha
> iyalahh..
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> Tantono Subagyo  wrote:
> >
>  > Nggak repot sih, cuman pengen-nya kalau ada masalah menyelesaikan-nya
> dengan
> > baik, dan dalam milis mengetengahkan kedamaian dan persatuan agar
> persatuan
> > Tionghua Indonesia makin nyata, dan makin banyak model Tio Oen Bik - Tio
> Oen
> > Bik yang dihasilkan atau muncul dari masyarakat Tionghua Indonesia yang
> > berbudaya Tionghua ini. Sojah, Tan Lookay
> >
>
>  
>



-- 
Salam, Tantono Subagyo


Re: [budaya_tionghua] Curhat RT....Need Advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik Brian Thennoza
Bro, bukan ngomporin...
simak baik2 ceritanya yg panjang itu.
Dia gak perlu omongan yang indah2 dan enak didengar.
Itu sangat klise. Yang diperlukan itu solusi!!!
Ibu Dewi perlu semangat untuk dapat menjadi dirinya sendiri.
Dan dengan sendirinya ia akan mampu lebih PD untuk menghadapi semua masalahnya.
Sekarang ini ia bukan dirinya sendiri karena begitu rapuh untuk diombang ambing 
oleh
suaminya dan keluarga suaminya. Mau sampai kapan???
Ayo Dewi... tegakkan kepalamu, tunjukkan pada semua orang di selilingmu kau
juga adalah manusia yang pantas untuk dihargai!!!





From: Tarto Waseto 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, January 8, 2010 14:01:02
Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!

  
Beww... jgn bgt lah Bro. masa malah ngomporin. dianyakan cuma minta advis.

Untuk Ibu Dewi, klo saran saya, mungkin masalah ini jgn di bahas di forum ini. 
karena topiknya pasti tidak masuk.
Ada baiknya kalau Anda mencari seorang konsultan perkawinan dan berdiskusi 
dengan konsultan itu. Sewaktu konsultasi pun juga harus bareng suami istri.

sy sekedar iseng search di yahoo, Coba klik di alamat bawah ini, 

http://www.conectiq ue.com/free_ consultation/ index.php? jenis=7&q_a_id=6828

siapa tau masalah anda boleh mendapat solusi disini. 
Anda juga boleh coba browse dan search (klo via internet) sendiri, atau tanya 
kpd teman2 dan relasi anda utk mengetahui konsultan perkawinan yg dpt dipercaya.

Salam.

--- On Fri, 1/8/10, Brian Thennoza  wrote:


>From: Brian Thennoza 
>Subject: Re: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!
>To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
>Date: Friday, January 8, 2010, 10:32 AM
>
>
>>
>
>
>
>
> 
>
>
>Apa yang harus dipertahankan jika hanya sakit hati yang didapat?
>Jadilah manusia yang bebas menentukan pilihan.
>Kalau anda memilih untuk bercerai apa yang perlu ditakutkan?
>
>
>
>

From: Dewi Chandra 
>To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
>Sent: Friday, January 8, 2010 13:19:56
>Subject: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!
>
>  >
>
> 
>>  
> 
>Dear all,
> 
>Aku mau curhat mengenai beban yang aku rasakan selama 4 thn an ini..
>Sejak aku hamil trisemester ke-3 n sampai detik ini..suamiku "tidak suka" 
>dengan keluargaku (ortu ku n adik2x ku) jadi kalau mereka datang ke rumah ku, 
>suami hanya diam ...padahal ortu n adik2x adalah org2x yang suka mengajak 
>ngobrol org lain.
>Karena suamiku tanggapannya "dingin" saya keluargaku pun enggan ngobrol dengan 
>suami.
> 
>Hal ini sangat betolak belakang bila rumah kedatangan keluarga besar dari 
>pihak suami...
>suami sangat2x welcome..ngobrol ngalor-ngidul. .ketawa ketiwi.
>Sebetulnya bila saya tidak suka dengan mertua lebih beralasan karena
>40 hari setelah saya lahiran, lutut saya terserang arthritis jadi saya tidak 
>bisa untuk jongkok, kebayang stressnya saya wkt itu...tapi dalam keadaan lutut 
>saya sakit...saya masih menggotong ember lumayan gede untuk memandikan baby 
>saya...
>Belum lagi ada kejadian, hari itu saya physiotherapy untuk lutut saya di RS, 
>dan mertua akan pulang ke rumahnya (dengan alasan yg tidak masuk akal, belum 
>bayar tagihan listrik)..sehabis saya dari RS, saya mampir ke bank, sebelumnya 
>saya telp ke rumah mengabarkan ke mertua pr kalo saya mungkin agak telat 
>pulang ke rumah krn antri di bankApa yang terjadi bunda...??mertua laki2x 
>saya sudah menunggu di dekat pos satpam n dengan nada marah berkata" kenapa 
>lama sekali"Bermacam perasaaan berkecamuk dalam hati saya bunda 
>semua...sedih, marah n kecewa.
>Seharusnya saya la yang punya alasan tidak suka dengan mertua,...namun 
>sebaliknya saya tidak tahu hal apa yang menyebabkan suami tidak suka dengan 
>keluarga saya.
>Hal ini sangat2x menyakitkan hati saya.
> 
>Ada lagi yang juga menambah sakit hati saya...setiap kali saya ke rumah 
>mertua...
>saya "dianggap tidak ada" jadi saya tidak diajak ngobrol...bahkan mereka 
>memanggil saya pun tidak...(termasuk adik kakak suami tidak memanggil "kakak 
>ipar")
>padahal ortu suami n adik pr suami terus menyuruh anak saya untuk memanggil 
>kakek nenek n paman/bibi.( Saya berpikir dalam hati..mereke bisa menyuruh anak 
>saya memanggil org , tapi anak sendiri tidak dididik untuk memanggil org lain 
>(saya)
>Sebetulnya saya tidak masalah dalam hal ini..cuma merasa aneh n ortu suami 
>begitu kolotnya.
> 
>Dalam semua hal suami n keluarga suami selalu menggangap mereka yang benar.
>Dan yang terakhir , hari Natal lalu karena libur/cuti bersama suami mengajak 
>ke rumah ortu nya (diluar kota) , 
>Kejadiannya, sehabis makan malam, kami semua ada dirumah tamu..mertua laki2x 
>menawarkan jeruk...pada wkt itu..posisi duduk adalah suami, saya, adik suami 
>dan kakak suami...yang terjadi adalah ..mertua menawarkan jeruk itu ke suami, 
>adik suami n kakak suami baru saya (jadi saya dilewatkan). Suami pun tidak 
>berkata apa-apa
>Malamnya kami ribut...saya teriak ke suami bahwa saya sudah tidak tahan 
>lagi...say

Re: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

2010-01-08 Terurut Topik BUD'S 1
Ha ha ha,Ko Erik, belon Kenal sama Ophoeng, tuh orang hobinya makan dan
Hunting Makanan. sampai2 di FBnya khusus makanan, coba deh Join ngak ada
satu haripun tanpa photo makanan.

Salam TTM ala Ophoeng Lau,

Budiman

2010/1/8 Erik 

>
>
> Hai, pak Andreas, apa kabar? Sudah tidur?
>
> Ya, pak Andreas, sebagai orang yang pernah bermukim di Tiongkok selama
> bertahun-tahun saya sangat familier dan paham benar makna di balik sapaan "
> ~{3T9}AKBp#?~}/Chi Guo Le Ma?" atau "~{3TAKBp#?~}/Chi Le Ma?" yang
> diterjemahkan sebagai "Sudah makan?" dalam bahasa Indonesia.
>
> Posting saya kemarin cuma sekedar guyon atau salam kenal untuk bang Ophoeng
> yang walau belum sempat berjumpa muka, tapi benar-benar terkesan sangat
> menarik buat saya. Kalau dalam bahasa Mandarin saya akan katakan "
> ~...@opvuf6:#,J5TZL+?I0.AK~}!/Zhe Laoxiong Zhendou, Shizai tai keai le?"Coba
> kita perhatikan posting-posting bang Ophoeng selama ini, tidak ada satu pun
> yang tidak diawali dengan sapaan "Hai, apa kabar?  Sudah makan?"  Tiada
> posting tanpa 'Sudah makan?', apa kaga' luar biasa itu?!!
>
> Tapi, sejauh pengalaman saya, sapaan "Chi Guo Le Ma?" lebih lazim digunakan
> dalam percakapan lisan, diucapkan pada awal perjumpaan.  Jarang sekali
> (kalau tidak mau dikatakan tidak ada) digunakan sebagai sapaan dalam
> korespondensi tertulis. Tapi tentu saja, tidak berarti tidak boleh. Hanya
> saja , saya merasa tertarik saja dengan bang Ophoeng yang benar-benar KE AI
> (atau KAWAI dalam bahasa Jepang) menurut saya.
>
> Selain itu, saya ingin share sebuah terjemahan bebas dari berita tragdis
> yang pernah terjadi di China gara-gara penggunaan salam "Chi Guo Le Ma?"
> yang tidak pada waktu dan tempatnya. Mudah-mudahan bermanfaat. (Saya
> lampirkan juga teks aslinya dalam bahasa Mandarin) sbb:
>
> Seiring semakin mendekatnya akhir tahun, kesibukan pun semakin meningkat.
> Perusahaan "Yulong Yu" yang baru saja mendapatkan order beserta uang muka
> tiba-tiba ditelpon oleh pelanggan yang marah-marah ingin membatalkan order.
> "Kami ingin membatalkan order, tak sudi kami berurusan dengan karyawan anda
> yang tidak tahu sopan santun itu!" Lalu ditanya "Apa kejadiannya? Anda kan
> sudah melunasi uang muka..."  "Makan saja uang muka itu, anggap saja
> kami buang sial"
>
> Usut punya usut, ternyata kasusnya terjadi pada satu hari sebelumnya, yakni
> pada saat wakil perusahaan si pelanggan itu datang ke kantor untuk
> menanda-tangani order (yang kebetulan jatuh pada jam makan siang). Seorang
> karyawan menyapa wakil pelanggan itu waktu ia keluar dari toilet "Sudah
> makan pak?" Kontan saja wakil pelanggan itu naik pitam "Apa kamu biasa
> makan di dalam toilet?" Si karyawan yang tak menyadari kesalahannya membela
> diri "Saya kan cuma menyapa basa-basi, kenapa anda harus marah-marah dan
> memaki saya?" Semakin naik darah si pelanggan dan ia menghardik "Siapa nama
> kamu, akan saya laporkan pada atasan kamu, dasar binatang tak tahu sopan
> santun!" Tapi si karyawan yang kuper itu malah menjawab "Apa dasarnya anda
> memaki orang seenak ini? Anda harus minta maaf  untuk ini!" Darah yang sudah
> naik ke ubun-ubun semakin naik lagi "Hanya binatang yang biasa makan di
> dalam toilet..." dan pertengkaran pun tak tercegah lagi.
>
> Setelah kejadian, si karyawan itu menjelaskan bahwa ia hanya menyapa
> basa-basi, dan dia pun tidak tahu bahwa pelanggan itu baru saja keluar dari
> toilet. Cuma gara-gara menyapa sopan tapi akibatnya malah dicaci-maki.
> Mengetahui seluk-beluk kejadian, pimpinan perusahaan mengambil tindakan,
> karena pihak pelanggan menuntut si karyawan minta maaf, kalau tidak akan
> membatalkan order, maka si karyawan tadi pun mengalah "Baiklah, demi
> perusahaan saya bersedia minta maaf. Apalagi sekarang ini memang susah
> mencari pekerjaan." Kerelaan si karyawan untuk mengalah akhirnya pun berbuah
> pada apresiasi pimpinan perusahaan padanya.
>
> Demikianlah, sebuah sapaan yang tujuannya sekedar basa-basi akan berakibat
> fatal kalau tidak digunakan pada waktu dan tempat yang tepat.
>
> Teks asli dalam Mandarin:
>
> *~{T19$NJIOMj2^Ky?M;'Dc3T9}AKBp=a9{~}YC*
>
> ~{WwU_#:9c6+C/c{pe...@pksq~}~{fw~}~{9+k>~}  ~...@h3g
>
>   ~{DjD)AKO`PEK-61H=OC&P)#,:C2;h]rwdcob9...@qf79+k>~}~{SqAz9j~}
> ~{5D5%WS:M6)=p!#WrMmIO?M;'4r5g;0~}~{Fx~}
> ~{3e3e5XK5#,R*H!O{:OWw#,NR2;R*?4{C;SPKXVJP^Qx5DHK!#NJDcT19$0I!#NRNJ#:TuC4;XJBDcCG=;AK6)=p~}
> ~{?M;'4sIyK5#:6)=p2;D\MKR22;R*AK#,1cRKDc:CAK!#~}
>
> ~{H;:s...@4v*gi5dt19$ak=bgi?v#,WrLlVPNg?M;'8:t...@4g)5%~}(~{8U:CJGNg79:sJ1)
> ~{!...@4t19$@qC25XNJIOO4JVXxx~{OHIzDc3T9}AKBp~}?~{?M;'L}AK~}~{Fx~}
> ~{5C1G?WV1C0~}~{Fx~}~{#:Dc=x2^Ky3T795DBp~}?~{T19$K5#:NRV;j...@qc2nj
> :rDc3T9}AKBp~}?~{DcTuC4BnHKDX~}?~{?M;'~}~{fx~}~{5...@w#:Dc=PJ2C4C{WV~}?
> ~{nrr*m6k_dc!#p^qx6tp...@4k5c;SP5@
> @m?I=25D#,PT8q8UAR5DT19$4sIyK5#:dctuc4?irtbnhk#?dc1x...@g8
> !#?M;'8:TpHK1IJS5XK5#:V;SPPsIz2E=x2^Ky3T79~}..~{SZJGK{CGUy33~}~{Fp~}
> ~...@4!#~}
>
>   ~{JB:s...@4t19$k551j1k{v;j...@qc25dnj:r#,2;v...@?m;'8U4SO4JVdDc3T9}AKBp~}?
> ~...@4?m;'

[budaya_tionghua] Re:

2010-01-08 Terurut Topik Tanti Srimayastuti
hai ulysee,

Sekarang anak ketiga, mandi jarang krn di melbourne dingin, kl panas aja 
mandinya, tp gak pake air jahe, mana sempa..., trus, keramas gak berani 
tuh, tp udah kriwil banget nih rambut...

btw buah dan sayur apa yang boleh dan gak boleh dimakan orang habis lahiran 
yah??



  Get your new Email address!
Grab the Email name you've always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[budaya_tionghua] OOT: Kearifan dalam Pengusutan Kasus Bank Century

2010-01-08 Terurut Topik handoko putra
Kearifan dalam Pengusutan Kasus Bank Century

*Aviliani Ekonom Senior INDEF *

Benarkah kita telah memandang kasus ini secara berimbang dan profesional?
Janganjangan kendali nafsu lebih dominan dibanding akal sehat dan kearifan.
Kearifan dalam Pengusutan Kasus Bank Century Bank Century tidak sebesar
namanya yang tumbuh di awal abad ini; ia rapuh dan jatuh. Kejatuhan dan
langjatuh. Kejatuhan dan langkah pemulihannya menjadi pemantik berbagai
dugaan malpraktik; dari opini dan unjuk rasa di jalanan sampai pengusutannya
di parlemen. Ada indikasi tindak kejahatan, kelemahan sistem atau kelalaian
otoritas. Benarkah kita telah memandang kasus ini secara berimbang dan
profesional? Janganjangan kendali nafsu lebih dominan dibanding akal sehat
dan kearifan.

Sejauh mana Anda menangkap isu Bank Century sebagai sebuah kasus?

Kasus hukum tata negara, hukum perbankan, malpraktik kebijakan, kriminal
umum, atau sebatas rasa keadilan yang terusik dengan bocornya keuangan
negara. Anda juga bisa melihatnya sebagai sebuah fenomena politis yang
karenanya tidak bekerja secara terpisah, melainkan saling berkait. Jadilah
kasus Bank Century semakin kompleks, yang beberapa kalangan menilainya
sebagai ujian terberat terhadap kredibilitas pemerintahan SBY. Karena
kompleksnya pula, kerja keras Pansus-DPR kini telah memasuki pemeriksaan
terhadap kebijakan merger, bahkan mungkin nanti terhadap proses akuisisi
yang menjadi cikal bakal beroperasinya Bank Century. Kita dibuatnya
kehilangan momentum untuk bekerja lebih baik menyambut tantangan (ekonomi)
global yang makin memiriskan.

Kita coba melihatnya dengan logika sederhana yang penting dipahami bagi
kalangan umum. Pertama, dana talangan kliring dalam bentuk fasilitas
pinjaman jangka pendek (FPJP) diberikan BI kepada Bank Century. Jumlah FPJP
yang telah disalurkan kepada Bank Century sebesar Rp 689,39 miliar pada
pertengahan November 2008.

Ada banyak pendapat yang menilai BI tidak konsisten menerapkan kebijakan
pemberian FPJP , ketika permodalan Bank Century merosot tajam di bawah 4
persen dan cadangan likuiditasnya habis akibat penarikan dana nasabah
besar-besaran (rush). Pendapat itu memang cukup berdasar. Namun, apa motif
BI sehingga memberikan pinjaman kepada bank yang secara teknis dinilai
insolvent, agaknya kita tidak bisa serta merta menyudutkannya sebagai
tindakan pelanggaran, atau dugaan adanya kepentingan lain.

Suasana psikologis ketika itu tidak bisa dinilai sebagai argumen yang lemah
untuk menilai Bank Century sebagai bank gagal, dan karena itu perlu dibantu
sesuai fungsi BI sebagai the lender of last resort. Bahwa kekhawatiran
dampak krisis keuangan global yang telah memakan korban berjatuhannya
bank-bank besar, serta preseden rush yang akan memicu krisis sistemik tidak
bisa dilawan dengan argumen kekinian. Di sisi lain, keputusan itu bersifat
kebijakan kelembagaan sesuai prosedur yang berlaku, bukan atas dasar
kehendak seorang pejabat BI.

Kedua, dana penyelamatan (bailout) yang sebesar Rp 6,7 triliun berbentuk
penyertaan pemerintah di Bank Century, melalui LPS. Bukan dicatat sebagai
biaya, melainkan investasi pemerintah.

Langkah ini ditempuh untuk mengangkat kecukupan modal Bank Century yang
mencatat angka negatif per akhir Oktober 2008, ke level yang dipersyaratkan,
yaitu di atas 8 persen.

Terlepas dari sejauh mana penyertaan itu akan menguntungkan kelak, dana
tersebut tidaklah hilang. Setelah tiga tahun, LPS akan melepas sahamnya dan
menyetorkan dananya kembali ke kas negara. Berapa jumlah dana yang akan
diperoleh kembali pemerintah bergantung kepiawaian LPS dalam mengelola Bank
Century, menciptakan nilai tambah ekonomi sehingga sahamnya diminati
investor strategis. Bisa lebih besar atau mungkin lebih kecil dibanding
jumlah dana bailout. Tidak ada kerangka hukum yang mewajibkan pemerintah
memperoleh keuntungan finansial atas investasi dalam proses bailout. Krisis
keuangan global telah memaksa pemerintah di negara-negara besar mengeluarkan
dana bailout lebih dari 1.000 triliun dolar AS pada 2008/2009.

Ketiga, keputusan KSSK pada 21 November 2008, bahwa Bank Century sebagai
bank gagal yang berdampak sistemik. Bank Century kemudian ditangani LPS
seraya pengucuran dana bailout.

Langkah ini tidak semata ditujukan untuk menyelamatkan Bank Century, namun
juga industri perbankan nasional dari potensi risiko sistemik.

Polemik seputar sistemik dan tidaknya dampak kasus Bank Century menjadi
pembicaraan banyak orang dan pemeriksaan di Pansus-DPR. Dalam banyak hal,
perkembangannya kemudian sangat disayangkan, karena telah memicu aksiaksi
yang tidak produktif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlepas dari
upaya pemeriksaan yang kini tengah dilakukan, isu yang bergulir kemudian
menjadi konsumsi publik yang seolah ada tindakan pelanggaran oleh
pemerintah/BI. Padahal, tidak ada teori apapun yang secara pasti dapat
terbukti, meski dengan pemodelan statistik-ekonometrik, untuk mengukur
risiko sistemik. Mengukur risiko adalah menimbang probabilitas yang
mitigasinya boleh jad

Re: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam Arak atau Ayam Wijen?)

2010-01-08 Terurut Topik ANDREAS MIHARDJA
Sewakt saya membaca mengenai istilah sudah makan belum - itu adalah 1958 
didalam suatu buku ilmiah sociology sejarah China yg dicetak Mc Crawhill.  
Waktu saya membacanya saya juga agak tersinggung sebab commentarnya yg membikin 
saya kurang senang. " ini istilah dipakai oleh karena majoriy dari penduduk 
tidak cukup makan"  Tulisan ini juga dikenal olah banyak mahasiswa dari Taiwan 
dan mereka juga agak kurang senang.
Selain itu tulisan negatip dari China ialah kuburan -yg menurut tradisi harus 
diletakkan dibagian subur dari tanah pertanian dekat aer dilindungi gunung dari 
angin dan taifun etc. Didalam tulisan diuli bahwa kira² 5-10 % dari tanah subur 
hilang utk kuburan. KKalau inidipergunakan past produksi naik sekian prosen 
etc. True or not true ini menurut saya adalah memandang rendah. 
Saya kira tulisan ini sumbernya adalah pre WW2 jadi agak bias anti penduduk 
china.
 
Andreas

--- On Thu, 1/7/10, Erik  wrote:


From: Erik 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap. (Was: Ayam 
Arak atau Ayam Wijen?)
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, January 7, 2010, 10:42 PM













Hai, pak Andreas, apa kabar? Sudah tidur?
Ya, pak Andreas, sebagai orang yang pernah bermukim di Tiongkok selama 
bertahun-tahun saya sangat familier dan paham benar makna di balik sapaan 
"~{3T9}AKBp#?~}/Chi Guo Le Ma?" atau "~{3TAKBp#?~}/Chi Le Ma?" yang 
diterjemahkan sebagai "Sudah makan?" dalam bahasa Indonesia .
Posting saya kemarin cuma sekedar guyon atau salam kenal untuk bang Ophoeng 
yang walau belum sempat berjumpa muka, tapi benar-benar terkesan sangat menarik 
buat saya. Kalau dalam bahasa Mandarin saya akan katakan 
"~...@opvuf6:#,J5TZL+?I0.AK~}!/Zhe Laoxiong Zhendou, Shizai tai keai le?"Coba 
kita perhatikan posting-posting bang Ophoeng selama ini, tidak ada satu pun 
yang tidak diawali dengan sapaan "Hai, apa kabar?  Sudah makan?"  Tiada posting 
tanpa 'Sudah makan?', apa kaga' luar biasa itu?!!
Tapi, sejauh pengalaman saya, sapaan "Chi Guo Le Ma?" lebih lazim digunakan 
dalam percakapan lisan, diucapkan pada awal perjumpaan.  Jarang sekali (kalau 
tidak mau dikatakan tidak ada) digunakan sebagai sapaan dalam korespondensi 
tertulis. Tapi tentu saja, tidak berarti tidak boleh. Hanya saja , saya merasa 
tertarik saja dengan bang Ophoeng yang benar-benar KE AI (atau KAWAI dalam 
bahasa Jepang) menurut saya. 
Selain itu, saya ingin share sebuah terjemahan bebas dari berita tragdis yang 
pernah terjadi di China gara-gara penggunaan salam "Chi Guo Le Ma?" yang tidak 
pada waktu dan tempatnya. Mudah-mudahan bermanfaat. (Saya lampirkan juga teks 
aslinya dalam bahasa Mandarin) sbb:
Seiring semakin mendekatnya akhir tahun, kesibukan pun semakin meningkat. 
Perusahaan "Yulong Yu" yang baru saja mendapatkan order beserta uang muka 
tiba-tiba ditelpon oleh pelanggan yang marah-marah ingin membatalkan order. 
"Kami ingin membatalkan order, tak sudi kami berurusan dengan karyawan anda 
yang tidak tahu sopan santun itu!" Lalu ditanya "Apa kejadiannya? Anda kan 
sudah melunasi uang muka..."  "Makan saja uang muka itu, anggap saja kami 
buang sial"
Usut punya usut, ternyata kasusnya terjadi pada satu hari sebelumnya, yakni 
pada saat wakil perusahaan si pelanggan itu datang ke kantor untuk 
menanda-tangani order (yang kebetulan jatuh pada jam makan siang). Seorang 
karyawan menyapa wakil pelanggan itu waktu ia keluar dari toilet "Sudah makan 
pak?" Kontan saja wakil pelanggan itu naik pitam "Apa kamu biasa  makan di 
dalam toilet?" Si karyawan yang tak menyadari kesalahannya membela diri "Saya 
kan cuma menyapa basa-basi, kenapa anda harus marah-marah dan memaki saya?" 
Semakin naik darah si pelanggan dan ia menghardik "Siapa nama kamu, akan saya 
laporkan pada atasan kamu, dasar binatang tak tahu sopan santun!" Tapi si 
karyawan yang kuper itu malah menjawab "Apa dasarnya anda memaki orang seenak 
ini? Anda harus minta maaf  untuk ini!" Darah yang sudah naik ke ubun-ubun 
semakin naik lagi "Hanya binatang yang biasa makan di dalam toilet..." 
dan pertengkaran pun tak tercegah lagi.
Setelah kejadian, si karyawan itu menjelaskan bahwa ia hanya menyapa basa-basi, 
dan dia pun tidak tahu bahwa pelanggan itu baru saja keluar dari toilet. Cuma 
gara-gara menyapa sopan tapi akibatnya malah dicaci-maki. Mengetahui 
seluk-beluk kejadian, pimpinan perusahaan mengambil tindakan, karena pihak 
pelanggan menuntut si karyawan minta maaf, kalau tidak akan membatalkan order, 
maka si karyawan tadi pun mengalah "Baiklah, demi perusahaan saya bersedia 
minta maaf. Apalagi sekarang ini memang susah mencari pekerjaan." Kerelaan si 
karyawan untuk mengalah akhirnya pun berbuah pada apresiasi pimpinan perusahaan 
padanya. 
Demikianlah, sebuah sapaan yang tujuannya sekedar basa-basi akan berakibat 
fatal kalau tidak digunakan pada waktu dan tempat yang tepat. 
Teks asli dalam Mandarin:
~{T19$NJIOMj2^Ky?M;'Dc3T9}AKBp=a9{~}YC
~{WwU_#:9c6+C/c{pe...@pksq~}~{fw~}~{9+k>~} �...@h3g
  ~{DjD)AKO`PEK-6

Re: [budaya_tionghua] Re: Mencari Keluarga

2010-01-08 Terurut Topik BUD'S 1
Sedikit Informasi.

Saya punya teman, Seorang Makasar dan Muslim. Tapi ayahnya masih memakai
Thung dibelakang namanya. Konon menurut cerita Ayahandanya masih ada
keturunan orang Tionghua dan berasal dari Marga Thung. Tapi karena asimilasi
makanya mereka sudah Menjadi " Pribumi " ( Tanpa SKBRI, dll ), Mungkin
kejadian ini sama juga dengan Putera Serui.

Salam,
Budiman

2010/1/8 sumamihardja 

>
>
> Saya sendiri sudah memiliki "slinan" pesan dari Kongcoco Thung Tiang Mih
> tersebut sejak lama. Garis saya memang bukan dari garis dia (garis Thung
> asal Kesultanan Banten). Namun leluhur orang yang mengangkat dia sebagai
> anak selepas kejadian penghancuran banten oleh Belanda (marga Thung yang
> tinggal di Banten Lama, atau bisa juga sebaliknya Thung yang diangkat
> menjadi bagian keluarga Kesultanan Banten) saya perkirakan sama dengan garis
> saya, karena saya baca sama-sama berasal dari Yunshan (WunSoa), Huaan,
> Hokkian. Satu garis besar marga Thung yang lain adalahdi Indonesia berasal
> dari Changtai (Thiotoa), Hokkian.
>
> Garis Banten dan garis Yunshan berkibar di Banten (sekarang) dan Jawa
> Barat. Pusat terbesarnya di kisaran Bogor-Sukabumi menggantikan yang di
> Banten Lama (misalnya Thung Tjoen Pok, Thung Tjeng Hiang, Thung Liang Lee,
> Thung Sin Nio, dan Thung Ju Lan. Banyak profesor, guru dan institusi
> pendidikan terkait dengan marga Thung, bahkan kalangan perempuannya.
> Bandingkan dengan isi pesan Thung Tiang Mih). Garis Changtai berkibarnya di
> Makassar, Sulawesi (meskipun secara tulisan menggunakan ejaan yang kurang
> lazim, yaitu Thoeng yang semestinya dibaca Thung, padahal Thung dibacanya
> Th'ng; yang artinya kuah, atau air panas; mengambil nama dari pendiri
> dinasti Shang abad ke-22 BCE sebagai leluhur langsungnya; mohon baca
> tulisannya peq Liang U mengenai she ini), dan tersebar di Maluku Utara, Nusa
> Tenggara Timur, Timtim (ada yang menjadi pastor) dan bahkan Papua (salah
> satunya adalah putera Serui, Yorrys Thung Raweyai).
>
> Mengenai isi pesan Kongcoco ini (bagi ketiga garis, perlu diketahui bahwa
> semuanya memiliki rima jibun/jiyan/nama urutan generasi yang sama; hanya
> kalau ada ciong saja diganti dengan huruf lain; hal ini menunjukkan bahwa
> mereka memiliki garis moyang yang sama), semula hanya untuk garis Thung
> Banten. Namun seiring jaman, dan karena sangat banyak persamaan dengan pesan
> pada garis Thung dari Yunshan dan Thung garis Changtai, diaopsi juga sebagai
> pesan bagi marga Thung di Indonesia.
>
> Kalau sempat, karena saya harus off dari internet selama sekitar seminggu
> mengingat jadual kesibukan saya, saya coba tuliskan dalam jianti dalam
> kesempatan berikut, berikut dengan terjemahan dan komentar modern-nya. (Btw,
> tulisan yang dikopikan itu kemungkinan besar memang disusun kembali oleh peq
> Tjoa Hin Tjiang [kalau tidak keliru], berdasarkan testamen lama yang
> dimiliki oleh keluarga dalam Kiu Seng Tong di Bogor (sembilan garis
> keturunan laki-laki yang merupakan cicit Thung Tiang Mih). Isinya saya
> perkenankan untuk dipakai, disalin dan disebarluaskan. Namun kalau untuk
> kopi atas susunan yang dimasukkan dalam Thung Stamboom tersebut, saya
> sarankan permisi saja ke penyusunnya/ahli warisnya.
>
> Toan sin tan si ci tong lwee
> Kut jiok siau mo cwe jin gim
>
> Ingat apa yang leluhurmu penah katakan
> berlaku rukunlah dengan saudara, keluarga dan sesama
>
> Suma Mihardja
> Thung Djie Hauw
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> ANDREAS MIHARDJA  wrote:
> >
> > HinTjiang adalah teman baik saya - jikalau ada yg kopy bukunya secara
> ethic namanya harus dtulis. Sebetulnya juga harus minta izin dari dia -
> tetapi oleh karena sudah common knowledge mungkin tdak apa²Harap sdr
> Denny mengerti peraturan kopy rights.
> > Andreas
> >
> > --- On Thu, 1/7/10, Denny Tan  wrote:
> >
> >
> > From: Denny Tan 
>
> > Subject: [budaya_tionghua] Mencari Keluarga [1 Attachment]
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> > Date: Thursday, January 7, 2010, 5:57 AM
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > [Attachment(s) from Denny Tan included below]
> >
> >
> >
> >
> >
> > dear member milis
> > saya mendapat satu buku turunan (silsilah keluarga)
> > dimana di dalamnya ada terselip 4 lembar nasihat keluarga.
> > disini saya lampirkan lembar pertama.
> > jika ada yg memiliki nasihat sama dan bisa menunjukan lembar ke 2, 3 dan
> ke 4
> > artinya kita bersaudara.
> >
> > Wassalam.
> >
> >
> >
> >
> >
> > Attachment(s) from Denny Tan
> > 1 of 1 Photo(s)
> >
> >
> >
> >
> > P1001474.JPG
> >
>
>  __._,
>


Re: [budaya_tionghua] Sejarah marga tang atau thong(hakka)

2010-01-08 Terurut Topik agoeng_set
Boleh tau aksaranya seperti apa? 
-Original Message-
From: via_th...@yahoo.com
Date: Thu, 7 Jan 2010 19:21:15 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Sejarah marga tang atau thong(hakka)

Saya ingin tau ttg sejarah marga tang, marga saya thong dlm bahasa hakka (khek) 
atau dalam pinyin tang...  Terimakasih...
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com 
budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [budaya_tionghua] Re: Curhat RT....Need Advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik shinmen takezo
wah sensei bener2 hebat

kapan2 saya boleh konsultasi gratis neh hehehe

2010/1/8 ikkyosensei_ym 

>
>
> Dear Dewi:
> Saya sangat tidak setuju dengan pandangan saudara Brian.
>
> Saran saya, jika anda menghadapi masalah keluarga seperti ini (belajar dari
> kesalahan saya sendiri nih).
> Jangan sekali2 curhat kepada orang lain!
> Jangan diulang lagi mengeluh kepada orang lain!
> Mencari informasi/pandangan alternatif cara menyelesaikan masalah tersebut
> boleh, tetapi tetaplah anonim!!
>
> Orang lain, tidak mungkin memahami secara lengkap posisi anda, suami anda,
> anak anda, sehingga solusinya pastilah tidak lengkap!
>
> Yang terbaik adalah bicaralah BERDUA SAJA dengan suami anda. Berusahalah
> dulu memahami posisi dia, pandangan2 dia, permasalahan2 dia, keberatan2 dia,
> kekecewaan2 dia, hingga dia tidak ada lagi yang tersisa untuk disampaikan.
>
> Diamlah setelah itu... carilah solusi yang mencakup kepentingan kalian
> berdua. Baru ajaklah bertemu lagi berikutnya untuk membicarakan solusi yang
> anda temukan.
>
> Ingat, solusi anda tersebut bukan hasil akhir. Pasti akan muncul keberatan
> dari suami anda. Tetapi, lihatlah, permasalahan sudah jauh berkurang.
> Semoga bermanfaat.
>
> Salam,
>
> Chen Gui Xin
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> Brian Thennoza  wrote:
> >
> > Apa yang harus dipertahankan jika hanya sakit hati yang didapat?
> > Jadilah manusia yang bebas menentukan pilihan.
> > Kalau anda memilih untuk bercerai apa yang perlu ditakutkan?
> >
> >
> >
> >
> > 
> > From: Dewi Chandra 
>
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> > Sent: Friday, January 8, 2010 13:19:56
> > Subject: [budaya_tionghua] Curhat RTNeed Advise pls!!!
> >
> >
> > Dear all,
> >
> > Aku mau curhat mengenai beban yang aku rasakan selama 4 thn an ini..
> > Sejak aku hamil trisemester ke-3 n sampai detik ini..suamiku "tidak suka"
> dengan keluargaku (ortu ku n adik2x ku) jadi kalau mereka datang ke rumah
> ku, suami hanya diam ...padahal ortu n adik2x adalah org2x yang suka
> mengajak ngobrol org lain.
> > Karena suamiku tanggapannya "dingin" saya keluargaku pun enggan ngobrol
> dengan suami.
> >
> > Hal ini sangat betolak belakang bila rumah kedatangan keluarga besar dari
> pihak suami...
> > suami sangat2x welcome..ngobrol ngalor-ngidul. .ketawa ketiwi.
> > Sebetulnya bila saya tidak suka dengan mertua lebih beralasan karena
> > 40 hari setelah saya lahiran, lutut saya terserang arthritis jadi saya
> tidak bisa untuk jongkok, kebayang stressnya saya wkt itu...tapi dalam
> keadaan lutut saya sakit...saya masih menggotong ember lumayan gede untuk
> memandikan baby saya...
> > Belum lagi ada kejadian, hari itu saya physiotherapy untuk lutut saya di
> RS, dan mertua akan pulang ke rumahnya (dengan alasan yg tidak masuk akal,
> belum bayar tagihan listrik)..sehabis saya dari RS, saya mampir ke bank,
> sebelumnya saya telp ke rumah mengabarkan ke mertua pr kalo saya mungkin
> agak telat pulang ke rumah krn antri di bankApa yang terjadi
> bunda...??mertua laki2x saya sudah menunggu di dekat pos satpam n dengan
> nada marah berkata" kenapa lama sekali"Bermacam perasaaan berkecamuk
> dalam hati saya bunda semua...sedih, marah n kecewa.
> > Seharusnya saya la yang punya alasan tidak suka dengan mertua,...namun
> sebaliknya saya tidak tahu hal apa yang menyebabkan suami tidak suka dengan
> keluarga saya.
> > Hal ini sangat2x menyakitkan hati saya.
> >
> > Ada lagi yang juga menambah sakit hati saya...setiap kali saya ke rumah
> mertua...
> > saya "dianggap tidak ada" jadi saya tidak diajak ngobrol...bahkan mereka
> memanggil saya pun tidak...(termasuk adik kakak suami tidak memanggil "kakak
> ipar")
> > padahal ortu suami n adik pr suami terus menyuruh anak saya untuk
> memanggil kakek nenek n paman/bibi.( Saya berpikir dalam hati..mereke bisa
> menyuruh anak saya memanggil org , tapi anak sendiri tidak dididik untuk
> memanggil org lain (saya)
> > Sebetulnya saya tidak masalah dalam hal ini..cuma merasa aneh n ortu
> suami begitu kolotnya.
> >
> > Dalam semua hal suami n keluarga suami selalu menggangap mereka yang
> benar.
> > Dan yang terakhir , hari Natal lalu karena libur/cuti bersama suami
> mengajak ke rumah ortu nya (diluar kota) ,
> > Kejadiannya, sehabis makan malam, kami semua ada dirumah tamu..mertua
> laki2x menawarkan jeruk...pada wkt itu..posisi duduk adalah suami, saya,
> adik suami dan kakak suami...yang terjadi adalah ..mertua menawarkan jeruk
> itu ke suami, adik suami n kakak suami baru saya (jadi saya dilewatkan).
> Suami pun tidak berkata apa-apa
> > Malamnya kami ribut...saya teriak ke suami bahwa saya sudah tidak tahan
> lagi...saya TIDAK DIANGGAP ANAK oleh ortu mu!!suami sampai terkejut.tapi
> tidak berkata apa-apa lagi.
> > Anak saya nangis juga kami bertengkar, dan dia "cerita" ke ipar perempuan
> n mertua perempuan saya,kalau "mama bertengkar.. mama nanggis" tapi ipar n
> mertua saya tidak menanyakan apa-apa2x kepada saya.
> > Sedih se

[budaya_tionghua] Re: Curhat RT....Need Advise pls!!!

2010-01-08 Terurut Topik Elisabet

Halo Dewi,

Saya juga seorang istri dan ibu 2 anak dan hokkian seperti Dewi.

Permasalahan setiap RT itu memang beda-beda tapi selalu ada aja, inilah, 
itulah, dsbnya, dasar dan prinsip berumah tangga itu adalah saling mengasihi, 
menghormati dan berbagi dalam segala hal antara suami istri.

Dewi coba ajak suami ke suatu tempat yang tenang, dan bicara dari hati ke hati, 
saling terbuka, apa dan mau dibawa kemana permasalahan RT kalian, keluarkan 
semua unek-unek kalian berdua.

Apa yang suami tidak suka dari keluarga Dewi ?
Kenapa suami kurang menghargai Dewi sebagai istri ?
Kenapa suami tidak dipihak Dewi sebagai istrinya ?
dll
Kalau sudah jelas semua keterangan baru bisa diambil kesimpulan apa yang 
sebenarnya terjadi dalam RT Dewi.

Kalau masalah mertua, ipar, dan keluarga besar suami, saya rasa bukan masalah 
istri kerja atau tidak, istri kaya atau tidak, tetapi terkadang suka atau tidak 
suka itu bisa terjadi dalam hubungan antar manusia, gak peduli keluarga sendiri 
atau tidak.

Tetapi tetap saja saling menghormati itu harus ada, mungkin prinsip ini tidak 
disadari oleh keluarga suami, apakah orangtua suami kolot ? karena setahu saya 
mayoritas orang-orang tua tionghoa punya prinsip hidup yang kolot, maunya 
dihormat terusss, mmaunya menang sendiri, selalu merasa benar, nah kita 
dari generasi berikutnya yang nampaknya harus lebih banyak ngalah dan bersabar, 
meski dalam hati dongkol bukan main.

Jadi saran saya gak usah terlalu sering berhubungan dengan keluarga suami, 
berkunjung di hari besar atau moment tertentu dan cuek bebek aja, gak usah 
banyak omong.

Kalau masalah kesukuan, saya juga pikir ini bisa aja menjadi problem kalau 
sicari-cari permasalahannya, apakah ketika menikah dulu, keluarga suami atau 
mungkin suami kurang suka suku lain atau sebenarnya mereka berharap dapat 
wanita suku khek juga, secara bahasanya aja beda kan, jadi kalu sedang 
berkomunikasi jadi susah ya kalau udah ngumpul, begitu juga keluarga Dewi kalau 
datang usahakan tidak bicara bahasa hokkian didepan suami, rasanya gak enak dan 
gak sopan, bisa tersinggung.

Jangan berpikir untuk cerai, gak baik, saya juga beda suku dengan suami tapi 
karena cara berpikir keluarga kami modern jadi tidak masalah, sehari-hari kami 
malah berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dan kami semua seagama/menganut 
Kristiani.

Ayolah tetap semangat, sekali-kali refresing dengan teman-teman cewe tapi 
jangan curhat RT, bersantai aja.

God Bless You
Elisabet

 

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dewi Chandra  wrote:
>
> Dear all,
>  
> Aku mau curhat mengenai beban yang aku rasakan selama 4 thn an ini..
> Sejak aku hamil trisemester ke-3 n sampai detik ini..suamiku "tidak suka" 
> dengan keluargaku (ortu ku n adik2x ku) jadi kalau mereka datang ke rumah ku, 
> suami hanya diam ...padahal ortu n adik2x adalah org2x yang suka mengajak 
> ngobrol org lain.
> Karena suamiku tanggapannya "dingin" saya keluargaku pun enggan ngobrol 
> dengan suami.
>  
> Hal ini sangat betolak belakang bila rumah kedatangan keluarga besar dari 
> pihak suami...
> suami sangat2x welcome..ngobrol ngalor-ngidul..ketawa ketiwi.
> Sebetulnya bila saya tidak suka dengan mertua lebih beralasan karena
> 40 hari setelah saya lahiran, lutut saya terserang arthritis jadi saya tidak 
> bisa untuk jongkok, kebayang stressnya saya wkt itu...tapi dalam keadaan 
> lutut saya sakit...saya masih menggotong ember lumayan gede untuk memandikan 
> baby saya...
> Belum lagi ada kejadian, hari itu saya physiotherapy untuk lutut saya di RS, 
> dan mertua akan pulang ke rumahnya (dengan alasan yg tidak masuk akal, belum 
> bayar tagihan listrik)..sehabis saya dari RS, saya mampir ke bank, sebelumnya 
> saya telp ke rumah mengabarkan ke mertua pr kalo saya mungkin agak telat 
> pulang ke rumah krn antri di bankApa yang terjadi bunda...??mertua laki2x 
> saya sudah menunggu di dekat pos satpam n dengan nada marah berkata" kenapa 
> lama sekali"Bermacam perasaaan berkecamuk dalam hati saya bunda 
> semua...sedih,marah n kecewa.
> Seharusnya saya la yang punya alasan tidak suka dengan mertua,...namun 
> sebaliknya saya tidak tahu hal apa yang menyebabkan suami tidak suka dengan 
> keluarga saya.
> Hal ini sangat2x menyakitkan hati saya.
>  
> Ada lagi yang juga menambah sakit hati saya...setiap kali saya ke rumah 
> mertua...
> saya "dianggap tidak ada" jadi saya tidak diajak ngobrol...bahkan mereka 
> memanggil saya pun tidak...(termasuk adik kakak suami tidak memanggil "kakak 
> ipar")
> padahal ortu suami n adik pr suami terus menyuruh anak saya untuk memanggil 
> kakek nenek n paman/bibi.(Saya berpikir dalam hati..mereke bisa menyuruh anak 
> saya memanggil org , tapi anak sendiri tidak dididik untuk memanggil org lain 
> (saya)
> Sebetulnya saya tidak masalah dalam hal ini..cuma merasa aneh n ortu suami 
> begitu kolotnya.
>  
> Dalam semua hal suami n keluarga suami selalu menggangap mereka yang benar.
> Dan yang terakhir , hari Natal lalu karena libur/cuti bersama suami