Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?

2008-01-16 Terurut Topik Suharyo Sumowidagdo

Hampir semua (kalau tidak semuanya) yang disebut paradoks itu terbagi
dua macam:

1) sesuatu yang berlawanan dengan intuisi/persepsi kita.  Twin paradox
termasuk tipe seperti ini.

2) sesuatu yang tidak dapat diuji secara eksperimen.  Kucing
Schrodinger termasuk tipe seperti ini.

Mari kita kembali ke dasar:

Fisika adalah ilmu yang mendeskripsikan alam secara kuantitatif. 
Buang segala persepsi/intusi/akal sehat dan biarkan EKSPERIMEN yang
menentukan apakah suatu teori/konsep benar atau tidak.  

Itu yang penting:  Prediksi teori yang dikonfirmasi eksperimen.  

Physics is NOT a spectator activity.  

Who cares about the twin paradox, general relativity has provided us
methods to accurately determine our position in space with GPS technology.

Who cares about Schrodinger's cat, quantum mechanics has provided us
many technological advances and breakthrough at such unimaginable level.

Please don't waste your time puzzling yourself about all sort of
paradoxes or philosophical debates.  Raise your sleeve, perform
calculations, do experiments, take measurements, analyze your data,
and see by your own eyes how physics can describe nature.  That's how
physicist DO physics.

Kalau lebih banyak fisikawan kita yang mau melakukan apa yang saya
sebut diatas dibandingkan ribut soal paradoks atau filosofi, fisika di
Indonesia akan jauh lebih maju.









===
**  Arsip  : http://members.tripod.com/~fisika/ 
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : 
 [EMAIL PROTECTED] 
===
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?

2008-01-16 Terurut Topik saidphysics
Hhhmm bukan-nya lahirnya quantum computing salah satunya dari ada -nya
beberapa fisikawan yang masih disibukan dengan paradox Maxwell Demon
dan EPR yang melahirkan Information Erasure dan Entanglement?

Pandangan Mas Haryo ada benar-nya tapi lebih menunjukan tipikal
pandangan eksperimentalis yang bekerja di hilir ..

Pandangan seorang theorist yang bekerja di hulu, seperti John Bell,
Charles Bennett, David Deutsch, Asher Peres menurut saya berbeda .. 

Dalam pandangan saya mereka tidak serta merta who cares about EPR ..
mereka juga bekerja .. mensinsingkan lengan .. menguras otak .. 

Baru-2 ini ada teman saya bekerja di Parrondo's paradox .. dan
hasil-nya okay .. ternyata ada aplikasinya dalam dunia quantum secure
computation ..

Benar memang eksperimen adalah hakim keputusan absah atau tidaknya
sebuah teori fisis .. tapi dalam persidangan FISIKA tidak hanya ada
hakim .. tapi ada prosecutor dan lawyer .. yang mengajukan tuntutan
dan keberatan

Kalau masalah Fisika maju di Indonesia .. yah tinggal mau maju dimana
.. kalau mau di eksperimen yang hilir yah silahkan lupakan paradox-2
.. atau teori yang hulu, main-main lah dengan paradox-paradox ...

:-)





--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Suharyo Sumowidagdo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Hampir semua (kalau tidak semuanya) yang disebut paradoks itu terbagi
 dua macam:
 
 1) sesuatu yang berlawanan dengan intuisi/persepsi kita.  Twin paradox
 termasuk tipe seperti ini.
 
 2) sesuatu yang tidak dapat diuji secara eksperimen.  Kucing
 Schrodinger termasuk tipe seperti ini.
 
 Mari kita kembali ke dasar:
 
 Fisika adalah ilmu yang mendeskripsikan alam secara kuantitatif. 
 Buang segala persepsi/intusi/akal sehat dan biarkan EKSPERIMEN yang
 menentukan apakah suatu teori/konsep benar atau tidak.  
 
 Itu yang penting:  Prediksi teori yang dikonfirmasi eksperimen.  
 
 Physics is NOT a spectator activity.  
 
 Who cares about the twin paradox, general relativity has provided us
 methods to accurately determine our position in space with GPS
technology.
 
 Who cares about Schrodinger's cat, quantum mechanics has provided us
 many technological advances and breakthrough at such unimaginable level.
 
 Please don't waste your time puzzling yourself about all sort of
 paradoxes or philosophical debates.  Raise your sleeve, perform
 calculations, do experiments, take measurements, analyze your data,
 and see by your own eyes how physics can describe nature.  That's how
 physicist DO physics.
 
 Kalau lebih banyak fisikawan kita yang mau melakukan apa yang saya
 sebut diatas dibandingkan ribut soal paradoks atau filosofi, fisika di
 Indonesia akan jauh lebih maju.





===
**  Arsip  : http://members.tripod.com/~fisika/ 
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : 
 [EMAIL PROTECTED] 
===
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?

2008-01-16 Terurut Topik Tjipto Juwono
Suharyo Sumowidagdo wrote:
 Hampir semua (kalau tidak semuanya) yang disebut paradoks itu terbagi
 dua macam:

 1) sesuatu yang berlawanan dengan intuisi/persepsi kita.  Twin paradox
 termasuk tipe seperti ini.

 2) sesuatu yang tidak dapat diuji secara eksperimen.  Kucing
 Schrodinger termasuk tipe seperti ini.

 Mari kita kembali ke dasar:

 Fisika adalah ilmu yang mendeskripsikan alam secara kuantitatif. 
 Buang segala persepsi/intusi/akal sehat dan biarkan EKSPERIMEN yang
 menentukan apakah suatu teori/konsep benar atau tidak.  

 Itu yang penting:  Prediksi teori yang dikonfirmasi eksperimen.  

   

Kecuali jika dua eksperimen yang berbeda terhadap obyek yang sama 
menghasilkan hasil yang berlawanan. Mungkin ini menjadi paradoks yang 
sesungguhnya ... :) (Ini cuma pendapat iseng-iseng saja, saya nggak bisa 
cari contohnya ...)

--
TJ




   



===
**  Arsip  : http://members.tripod.com/~fisika/ 
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : 
 [EMAIL PROTECTED] 
===
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?

2008-01-16 Terurut Topik Suharyo Sumowidagdo
--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Tjipto Juwono [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Kecuali jika dua eksperimen yang berbeda terhadap obyek yang sama 
 menghasilkan hasil yang berlawanan. Mungkin ini menjadi paradoks yang 
 sesungguhnya ... :) (Ini cuma pendapat iseng-iseng saja, saya nggak
bisa 
 cari contohnya ...)

Ada contoh gampang:

Dua orang buta meraba-raba gajah, yang satu memegang dari depan, yang
satu memegang dari belakang.  Yang satu mengamati belalai dan gading,
yang satu lagi mengamati ada ekor saja.

Kita yang punya mata bisa me-resolve/menyelesaikan paradox tersebut. 
Tapi kalau hanya data pengamatan dua orang buta tersebut, jelas tidak
bisa.

Dalam konteks real physics research, bukannya tidak mungkin hal2
seperti ini terjadi.  Hasil akhirnya biasanya ada 2.

1) Salah menginterpretasi/membaca data (tidak disengaja) atau sengaja
memanipulasi data (fraud) - salah satu pihak kasus fisikawan Jan
Henrik Schon beberapa tahun lalu adalah contoh bagus.

2) Seiring berjalannya waktu,  biasanya akan ada hasil2 eksperimen
lain yang entah mengkonfirmasi salah satu dari dua hasil yang
bertentangan tersebut *atau* memberikan hasil baru yang meluruskan dua
hasil sebelumnya yang bertentangan: Entah dengan memberikan metode
interpretasi data yang baru atau apa.  Ini saya gak ada contohnya.






===
**  Arsip  : http://members.tripod.com/~fisika/ 
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : 
 [EMAIL PROTECTED] 
===
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?

2008-01-16 Terurut Topik Timmy Siahaan
Mas,susahnya di tanah air kita tdk mudah mndptkn bayangan ttg gambaran dunia 
riset fisika.

Suharyo Sumowidagdo wrote: 
 --- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com , Tjipto Juwono [EMAIL 
 PROTECTED] wrote: 
 Kecuali jika dua eksperimen yang berbeda terhadap obyek yang sama 
 menghasilkan hasil yang berlawanan. Mungkin ini menjadi paradoks yang 
 sesungguhnya ... :) (Ini cuma pendapat iseng-iseng saja, saya nggak 
 bisa 
 cari contohnya ...) 
 Ada contoh gampang: 
 Dua orang buta meraba-raba gajah, yang satu memegang dari depan, yang 
 satu memegang dari belakang.  Yang satu mengamati belalai dan gading, 
 yang satu lagi mengamati ada ekor saja. 
 Kita yang punya mata bisa me-resolve/menyeles aikan paradox tersebut. 
 Tapi kalau hanya data pengamatan dua orang buta tersebut, jelas tidak 
 bisa. 
 Dalam konteks real physics research, bukannya tidak mungkin hal2 
 seperti ini terjadi.  Hasil akhirnya biasanya ada 2. 
 1) Salah menginterpretasi/ membaca data (tidak disengaja) atau sengaja 
 memanipulasi data (fraud) - salah satu pihak kasus fisikawan Jan 
 Henrik Schon beberapa tahun lalu adalah contoh bagus. 
 2) Seiring berjalannya waktu,  biasanya akan ada hasil2 eksperimen 
 lain yang entah mengkonfirmasi salah satu dari dua hasil yang 
 bertentangan tersebut *atau* memberikan hasil baru yang meluruskan dua 
 hasil sebelumnya yang bertentangan: Entah dengan memberikan metode 
 interpretasi data yang baru atau apa.  Ini saya gak ada contohnya. 
  



  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ 



===
**  Arsip  : http://members.tripod.com/~fisika/ 
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : 
 [EMAIL PROTECTED] 
===
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?

2008-01-16 Terurut Topik Suharyo Sumowidagdo
--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, saidphysics
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Hhhmm bukan-nya lahirnya quantum computing salah satunya dari ada -nya
 beberapa fisikawan yang masih disibukan dengan paradox Maxwell Demon
 dan EPR yang melahirkan Information Erasure dan Entanglement?

Dalam kasus2 tersebut, fisikawan melakukan satu extra langkah penting
(crucial step) yang banyak dilewatkan rekan2 kita yang kerajinan debat
paradox/filosofi: mereka memprediksi suatu fenomena absurd/paradox,
dan juga mengajukan ide2 bagaimana teori/perhitungan mereka bisa diuji.

Kebanyakan orang yang berdebat paradox tidak melakukan crucial step
tersebut: mereka berputar2 di debat konseptual tanpa punya ide
bagaimana meresolve problem mereka secara nyata.

 Pandangan Mas Haryo ada benar-nya tapi lebih menunjukan tipikal
 pandangan eksperimentalis yang bekerja di hilir ..
 
 Pandangan seorang theorist yang bekerja di hulu, seperti John Bell,
 Charles Bennett, David Deutsch, Asher Peres menurut saya berbeda .. 
 
 Dalam pandangan saya mereka tidak serta merta who cares about EPR ..
 mereka juga bekerja .. mensinsingkan lengan .. menguras otak .. 
 
 Baru-2 ini ada teman saya bekerja di Parrondo's paradox .. dan
 hasil-nya okay .. ternyata ada aplikasinya dalam dunia quantum secure
 computation ..

Saya gak anti kerjaan di hulu atau fundamental.  Bagian2 fisika itu
saling berkaitan - teori-prediksi-eksperimen-analisis data.  Teori
tanpa eksperimen pincang, Eksperimen tanpa teori buta.

Celakanya pandangan yang banyak dimiliki orang di Indonesia (bahkan
orang2 mahasiswa fisika sendiri juga banyak), fisika itu seakan banyak
 filosofi dan hanya filosofi.  

Ilustrasi lagi: debat tentang dark matter/dark energy.  Kenapa
daripada waktunya dibuang buat debat, mendingan ambil kertas, turunkan
persamaan perturbasi kosmologi dari model kosmologi dengan dark
matter/dark energy, lalu ekspansi fluktuasi radiasi latar belakang
kosmik dalam spherical harmonic, terus download data dari satelit
WMAP, analisa dan lihat sendiri, alam semesta itu prefer yang mana ?

Langkah 1-2 (turunkan persamaan perturbasi kosmologi dan ekspansi CMB
dalam spherical harmonic) adalah kerjaan teori

Langkah 3-4 (data WMAP dan analisisnya) adalah kerjaan eksperimen. 
Yaah, eksperimennya sih dilakukan orang2 WMAP, bukan kita. Tapi kita
kan tidak punya fasilitas, jadi ya pakai data orang lain dulu.

Dengan menggabungkan step 1 sampai 4, kita mendapat jawaban atas
pertanyaan flat/closed/open cosmology.  Itulah cara yang benar
melakukan fisika.  Bukan dengan: 

Dark energy itu konsep yang tidak dikenal di fisika. Einstein aja
bilang itu kesalahan terbesar dia koq
Gak mungkin kalau cuman 5% dari alam semesta terdiri dari materi yang
kita kenal
Kalau model dark energy benar, alam semesta bisa mengalamai cosmic
rupture .. serem ah

Kalau hasil eksperimen ternyata tidak memuaskan.  Ya balik ke titik
awal. Ngitung lagi dengan teori lain.  Capek emang.  Tapi itulah
pekerjaan fisikawan.

Saya emang kerja di eksperimen/hilir.  Tapi saya tahu dan menyadari
kalau kerjaan saya adalah bagian dari lingkaran fisika di atas.
Hasil2 eksperimen saya dibaca orang teori, dan orang teori kemudian
akan memberikan feedback ke eksperimen saya: apa artinya hasil
eksperimen terakhir ini, dan prediksi baru apa yang dihasilkan kalau
teori disesuaikan dengan hasil eksperimen terbaru.

 Benar memang eksperimen adalah hakim keputusan absah atau tidaknya
 sebuah teori fisis .. tapi dalam persidangan FISIKA tidak hanya ada
 hakim .. tapi ada prosecutor dan lawyer .. yang mengajukan tuntutan
 dan keberatan

Nah, kalau orang teori dianalogikan dengan prosecutor dan lawyer,
apakah mereka bisa memberikan barang bukti ?  Atau menunjukkan kepada
polisi dimanakan barang bukti tersebut berada, untuk membuktikan
tuntutan dan keberatan mereka ?

Apakah hakim/juri akan percaya pada prosecutor/lawyer yang hanya orasi
dan pidato, tapi tidak bisa memberikan barang bukti ?  Prosecutor dan
lawyer (analog orang teori) tidak harus mengambil barang bukti itu
sendiri, dia bisa menyuruh polisi (analog eksperimentalis).   Tapi
tetap harus ada barang bukti.

Again, ini bukan tulisan yang anti kerjaan teori atau apa.  Saya dulu
juga orang teori.  Dan saya masih lihat2 paper teori yang relevan
dengan eksperimen saya.

Ini cuman sekedar petunjuk dan cerita bagaimana riset fisika dijalankan.

Mengerti persamaan final saja dari suatu teori(persamaan Maxwell,
persamaan Schrodinger, persamaan Dirac, persamaan Einstein, Lagrangian
standard model, persamaan FRW) belum cukup.  Itu adalah bagian
*termudah* dari menjadi fisikawan teori.  Bisakah dari persamaan2
tersebut anda membuat prediksi/perhitungan untuk menjawab pertanyaan2
fisika sebenarnya, seperti:

Berapa tampang lintang produksi boson Higgs di CERN LHC ?  Apa efek
pengukuran terbaru massa top quark dibandingkan pengukuran lama
terhadap tampang lintang tersebut.

Apa yang bisa disimpulkan dari data fluktuasi CMB WMAP kalau kita
membuat model kosmologi tanpa dark energy ?


Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?

2008-01-16 Terurut Topik saidphysics
 Kebanyakan orang yang berdebat paradox tidak melakukan crucial step
 tersebut: mereka berputar2 di debat konseptual tanpa punya ide
 bagaimana meresolve problem mereka secara nyata.

Yup .. yup .. yup saya setuju ini ... 

 Celakanya pandangan yang banyak dimiliki orang di Indonesia (bahkan
 orang2 mahasiswa fisika sendiri juga banyak), fisika itu seakan banyak
  filosofi dan hanya filosofi.  

Yup .. yup .. moga-moga kita gak terjebak pada hal ini.


 Ilustrasi lagi: debat tentang dark matter/dark energy.  Kenapa
 daripada waktunya dibuang buat debat, mendingan ambil kertas, turunkan
 persamaan perturbasi kosmologi dari model kosmologi dengan dark
 matter/dark energy, lalu ekspansi fluktuasi radiasi latar belakang

Nah ini lah yang dikerjakan oleh Bell .. cuma memang perlu waktu
hampir 30 tahun dari debat filosofis 1935 di Physical Review .. antara
EPR versus Bohr .. untuk sampai di formulasikan secara matematik ..
dan tambahan 20 tahun lagi sampai Aspect bisa mengconfirm visa exp.

 Apakah hakim/juri akan percaya pada prosecutor/lawyer yang hanya orasi
 dan pidato, tapi tidak bisa memberikan barang bukti ?  Prosecutor dan
 lawyer (analog orang teori) tidak harus mengambil barang bukti itu
 sendiri, dia bisa menyuruh polisi (analog eksperimentalis).   Tapi
 tetap harus ada barang bukti.

Yup .. yup .. yup .. barang bukti ini hal penting .. 

 Again, ini bukan tulisan yang anti kerjaan teori atau apa.  Saya dulu
 juga orang teori.  Dan saya masih lihat2 paper teori yang relevan
 dengan eksperimen saya.

Tidak, tidak .. saya tidak memandang ini anti teori. Tapi saya percaya
kalau background kita bagaimanapun akan berpengaruh dalam pandangan-2
kita. Saya juga mungkin gak sepenuh-nya obyektif karena saya memang
kerja di lebih banyak di teori .. meski juga tetep in touch dengan
orang-2 experimentalis.


 menganalisis/menginterpretasi hasil eksperimennya.  Parahnya lagi
 tidak ada/sedikit sekali komunikasi antara kedua kubu. Minimal kalau
 ada komunikasi bisa saling membantu kan ?

Yah .. yah .. parah-nya kalau lebih suka just stay put with their mind.

:-)




===
**  Arsip  : http://members.tripod.com/~fisika/ 
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : 
 [EMAIL PROTECTED] 
===
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?

2008-01-16 Terurut Topik saidphysics
 2) Seiring berjalannya waktu,  biasanya akan ada hasil2 eksperimen
 lain yang entah mengkonfirmasi salah satu dari dua hasil yang
 bertentangan tersebut *atau* memberikan hasil baru yang meluruskan dua
 hasil sebelumnya yang bertentangan: Entah dengan memberikan metode
 interpretasi data yang baru atau apa.  Ini saya gak ada contohnya.

Saya ada contoh mudah-2an relevant .. sorry kalau enggak.

(1) 

Di Nitrogen Vacancy Center in Diamond experiment, ada beberapa
experiment yang menghasilkan perbedaan interpretasi .. yang
menyebutkan bahwa ground state level itu triplet sementara ada yang
lain bilang singlet .. tapi kemudian experiment yang kemudian
mengconfirm bahwa ternyata lebih mendukung yang triplet. Juga
ekssistensi mengenai metastable state. Silahkan refer to review
articles by Jelezko and Wrachtrup di Phys. Stat. Sol. (a) 203 No. 12,
3207 (2006).

(2)

Di Stimulated Raman Adiabatic Passage ada sedikit paradox, bahwa in
order to achive efficient population transfer dalam konfigurasi
Lambda-three level system, dari ground state ke meta-stable state di
perlukan pulsa yang adiabatic .. tapi ada kasus dimana ternyata pulsa
yang sinusoidal lebih menghasilkan population transfer yang lebih
efektif di banding pulsa dalam bentuk tangen hiperbolik (tangen
hiperbolik lebih adiabatik dari sinusoidal). 

Kata seorang yang pakar EIT disini .. bahkan secara trial and errors
dengan hanya switching off the laser .. sudah membuat system
bertransfer secara efektif tanpa memperdulikan bentuk pump pulse-nya

Ini masih menjadi problem menarik mengenai model dari population
transfer tadi.

(3)

Dalam NMR, composite pulse yang cenderung lebih kompleks, melakukan
rotasi berkali-kali, dengan pulse duration yang of course lebih
panjang ternyata lebih bisa mereduksi errors di banding simple
rotation pulses. Terlihat paradoxial but it works. Kenapa? wah menarik
juga kalau di kerjakan :-)


Cheers.




===
**  Arsip  : http://members.tripod.com/~fisika/ 
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : 
 [EMAIL PROTECTED] 
===
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[Adan Cabello] Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?

2008-01-16 Terurut Topik saidphysics
Hi,

Adan Cabello, salah seorang murid Asher Peres, beberapa kali muncul
artikel-nya di Physical Review Letters sebagai sole author, masih
bekerja di bidang yang di telorkan oleh EPR paradox ..

Dia masih aktif dalam riset algebraic contradictions untuk sistem
yang lebih kompleks (multi-parti and or higher dimension quantum state)

Silahkan lihat website dan aktivitas riset-nya di:

http://www.pdipas.us.es/a/adan/home.htm

Juga lecture note-nya tentang EPR and Incompleteness of Quantum Mech.

http://www.pdipas.us.es/a/adan/lecture.htm

Tidak sekedar omong-kosong di wilayah matematis dan filosofis, Adan
juga terlibar aktif dalam experiment-2 dengan photon untuk mengetes
kontradiksi-2 QM versus Local Realism (Einstein proposal for solving
EPR paradox).

So .. solving paradox is not at all useless! Play with it, safely and
positively ... you will get something.


PS:
Gimana kalo kita maju semua bidang? .. 
yang tidak suka paradox solving silahkan go to applied or experimental
physics karena model-nya udah relatif jelas tinggal di test saja ..
yang suka .. go to theory .. equip yourself with more hardcore
abstract math
but please don't preclude one another ... 





--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Tjipto Juwono [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Suharyo Sumowidagdo wrote:
  Hampir semua (kalau tidak semuanya) yang disebut paradoks itu terbagi
  dua macam:
 
  1) sesuatu yang berlawanan dengan intuisi/persepsi kita.  Twin paradox
  termasuk tipe seperti ini.
 
  2) sesuatu yang tidak dapat diuji secara eksperimen.  Kucing
  Schrodinger termasuk tipe seperti ini.
 
  Mari kita kembali ke dasar:
 
  Fisika adalah ilmu yang mendeskripsikan alam secara kuantitatif. 
  Buang segala persepsi/intusi/akal sehat dan biarkan EKSPERIMEN yang
  menentukan apakah suatu teori/konsep benar atau tidak.  
 
  Itu yang penting:  Prediksi teori yang dikonfirmasi eksperimen.  
 

 
 Kecuali jika dua eksperimen yang berbeda terhadap obyek yang sama 
 menghasilkan hasil yang berlawanan. Mungkin ini menjadi paradoks yang 
 sesungguhnya ... :) (Ini cuma pendapat iseng-iseng saja, saya nggak
bisa 
 cari contohnya ...)
 
 --
 TJ
 
 
 
 
 





===
**  Arsip  : http://members.tripod.com/~fisika/ 
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : 
 [EMAIL PROTECTED] 
===
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?

2008-01-16 Terurut Topik Timmy Siahaan
Mas Haryo bener,yg di Indo bnyk yg gitu kayaknya.Dalam bhs sehari-hari:kurang 
kerja (masuk dlm pekerjaan fisikawan) dan banyak debat,akhirnya contribute 
nothing to physics itself.Saya harap yg Mas Haryo sampaikan benar2 ditangkap 
scr benar oleh yg baca.

Suharyo Sumowidagdo wrote: 
 --- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com , saidphysics 
 saidphysics@ ... wrote: 
 
 Hhhmm bukan-nya lahirnya quantum computing salah satunya dari ada -nya 
 beberapa fisikawan yang masih disibukan dengan paradox Maxwell Demon 
 dan EPR yang melahirkan Information Erasure dan Entanglement? 
 Dalam kasus2 tersebut, fisikawan melakukan satu extra langkah penting 
 (crucial step) yang banyak dilewatkan rekan2 kita yang kerajinan debat 
 paradox/filosofi: mereka memprediksi suatu fenomena absurd/paradox, 
 dan juga mengajukan ide2 bagaimana teori/perhitungan mereka bisa diuji. 
 Kebanyakan orang yang berdebat paradox tidak melakukan crucial step 
 tersebut: mereka berputar2 di debat konseptual tanpa punya ide 
 bagaimana meresolve problem mereka secara nyata. 
 Pandangan Mas Haryo ada benar-nya tapi lebih menunjukan tipikal 
 pandangan eksperimentalis yang bekerja di hilir .. 
 
 Pandangan seorang theorist yang bekerja di hulu, seperti John Bell, 
 Charles Bennett, David Deutsch, Asher Peres menurut saya berbeda .. 
 
 Dalam pandangan saya mereka tidak serta merta who cares about EPR .. 
 mereka juga bekerja .. mensinsingkan lengan .. menguras otak .. 
 
 Baru-2 ini ada teman saya bekerja di Parrondo's paradox .. dan 
 hasil-nya okay .. ternyata ada aplikasinya dalam dunia quantum secure 
 computation .. 
 Saya gak anti kerjaan di hulu atau fundamental.  Bagian2 fisika itu 
 saling berkaitan - teori-prediksi- eksperimen- analisis data.  Teori 
 tanpa eksperimen pincang, Eksperimen tanpa teori buta. 
 Celakanya pandangan yang banyak dimiliki orang di Indonesia (bahkan 
 orang2 mahasiswa fisika sendiri juga banyak), fisika itu seakan banyak 
  filosofi dan hanya filosofi.  
 Ilustrasi lagi: debat tentang dark matter/dark energy.  Kenapa 
 daripada waktunya dibuang buat debat, mendingan ambil kertas, turunkan 
 persamaan perturbasi kosmologi dari model kosmologi dengan dark 
 matter/dark energy, lalu ekspansi fluktuasi radiasi latar belakang 
 kosmik dalam spherical harmonic, terus download data dari satelit 
 WMAP, analisa dan lihat sendiri, alam semesta itu prefer yang mana ? 
 Langkah 1-2 (turunkan persamaan perturbasi kosmologi dan ekspansi CMB 
 dalam spherical harmonic) adalah kerjaan teori 
 Langkah 3-4 (data WMAP dan analisisnya) adalah kerjaan eksperimen. 
 Yaah, eksperimennya sih dilakukan orang2 WMAP, bukan kita. Tapi kita 
 kan tidak punya fasilitas, jadi ya pakai data orang lain dulu. 
 Dengan menggabungkan step 1 sampai 4, kita mendapat jawaban atas 
 pertanyaan flat/closed/ open cosmology.  Itulah cara yang benar 
 melakukan fisika.  Bukan dengan: 
 Dark energy itu konsep yang tidak dikenal di fisika. Einstein aja 
 bilang itu kesalahan terbesar dia koq 
 Gak mungkin kalau cuman 5% dari alam semesta terdiri dari materi yang 
 kita kenal 
 Kalau model dark energy benar, alam semesta bisa mengalamai cosmic 
 rupture .. serem ah 
 Kalau hasil eksperimen ternyata tidak memuaskan.  Ya balik ke titik 
 awal. Ngitung lagi dengan teori lain.  Capek emang.  Tapi itulah 
 pekerjaan fisikawan. 
 Saya emang kerja di eksperimen/hilir.  Tapi saya tahu dan menyadari 
 kalau kerjaan saya adalah bagian dari lingkaran fisika di atas. 
 Hasil2 eksperimen saya dibaca orang teori, dan orang teori kemudian 
 akan memberikan feedback ke eksperimen saya: apa artinya hasil 
 eksperimen terakhir ini, dan prediksi baru apa yang dihasilkan kalau 
 teori disesuaikan dengan hasil eksperimen terbaru. 
 Benar memang eksperimen adalah hakim keputusan absah atau tidaknya 
 sebuah teori fisis .. tapi dalam persidangan FISIKA tidak hanya ada 
 hakim .. tapi ada prosecutor dan lawyer .. yang mengajukan tuntutan 
 dan keberatan 
 Nah, kalau orang teori dianalogikan dengan prosecutor dan lawyer, 
 apakah mereka bisa memberikan barang bukti ?  Atau menunjukkan kepada 
 polisi dimanakan barang bukti tersebut berada, untuk membuktikan 
 tuntutan dan keberatan mereka ? 
 Apakah hakim/juri akan percaya pada prosecutor/lawyer yang hanya orasi 
 dan pidato, tapi tidak bisa memberikan barang bukti ?  Prosecutor dan 
 lawyer (analog orang teori) tidak harus mengambil barang bukti itu 
 sendiri, dia bisa menyuruh polisi (analog eksperimentalis) .   Tapi 
 tetap harus ada barang bukti. 
 Again, ini bukan tulisan yang anti kerjaan teori atau apa.  Saya dulu 
 juga orang teori.  Dan saya masih lihat2 paper teori yang relevan 
 dengan eksperimen saya. 
 Ini cuman sekedar petunjuk dan cerita bagaimana riset fisika dijalankan. 
 Mengerti persamaan final saja dari suatu teori(persamaan Maxwell, 
 persamaan Schrodinger, persamaan Dirac, persamaan Einstein, Lagrangian 
 standard model, persamaan FRW) belum cukup.  Itu adalah bagian 
 *termudah* dari menjadi 

Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?

2008-01-15 Terurut Topik ahmad ridwan
Salam kenal... Saya baru gabung milis ini dua pekan yang lalu. Nama saya 
ahmadridwan dan sekarang masih kuliah di Fisika ITB.

Mau numpang tanya nih terkait paradoks dalam fisika.
(1) Jadi definisi yang diterima secara umum oleh para fisikawan tentang apa 
yang disebut paradoks dan apa yang bukan tuh gimana?
(2) Teman-teman ingat tentang konsep tekanan hidrostatis? Katanya kan semakin 
dalam semakin besar tekanannya, tidak peduli pada bentuk wadah. Dan tekanan 
pada kedalaman yang sama akan sama juga. Jadi kalo kita punya tabung diameter 1 
mm dengan ember diamter 50 cm, tekanan pada kedalaman (misalkan) 1 meter pada 
dua benda tersebut akan sama, meskipun jumlah air yang ditampung keduanya jelas 
berbeda. Apa ini bisa disebut paradoks?

Mohon pencerahannya...


Timmy Siahaan [EMAIL PROTECTED] wrote:   Ttg 
paradox kucing Schroedinger,no paradox there.The problem is the paradigm used 
in seeing nature.Most things we know about nature are theories.The facts are 
information we can get directly.Even electron is a theory,a very good theory.
 
 wido_mono wrote: 
  Bukannya kita memiliki keterbatasan akal, sesuatu yang kita 
  ketahui 
  dalam akal berpikir kita sebenarnyakan hanya sedikit. Paradox itu 
  adalh contoh dari ketebatasan akal kita. Paradox itu justru seperti 
  gunung es dari teori yang telah di bangun. Jadi paradox itu 
  menunjukkan ketidakkonsistenan dari teori yang telah di bangun. Dan 
  pada kenyataannya, paradox itu tidak bisa di eksperimenkan. bahkan 
  mustahil di wujudkan secara eksperimen. 
  So dengan adanya paradox berarti kita menjelaskan kelemahan dari teori 
  yang dibangun itu. 
  Mohon penjelasannya? 
   _ _ _ _ _ _ 
  Be a better friend, newshound, and 
  know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now. 
   http://mobile. yahoo.com/ ;_ylt=Ahu06i62sR 8HDtDypao8Wcj9tA cJ 
  
   
 
 __
 Looking for last minute shopping deals?  
 Find them fast with Yahoo! Search.  
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping
 
 
   

   
-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.