Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?
Hampir semua (kalau tidak semuanya) yang disebut paradoks itu terbagi dua macam: 1) sesuatu yang berlawanan dengan intuisi/persepsi kita. Twin paradox termasuk tipe seperti ini. 2) sesuatu yang tidak dapat diuji secara eksperimen. Kucing Schrodinger termasuk tipe seperti ini. Mari kita kembali ke dasar: Fisika adalah ilmu yang mendeskripsikan alam secara kuantitatif. Buang segala persepsi/intusi/akal sehat dan biarkan EKSPERIMEN yang menentukan apakah suatu teori/konsep benar atau tidak. Itu yang penting: Prediksi teori yang dikonfirmasi eksperimen. Physics is NOT a spectator activity. Who cares about the twin paradox, general relativity has provided us methods to accurately determine our position in space with GPS technology. Who cares about Schrodinger's cat, quantum mechanics has provided us many technological advances and breakthrough at such unimaginable level. Please don't waste your time puzzling yourself about all sort of paradoxes or philosophical debates. Raise your sleeve, perform calculations, do experiments, take measurements, analyze your data, and see by your own eyes how physics can describe nature. That's how physicist DO physics. Kalau lebih banyak fisikawan kita yang mau melakukan apa yang saya sebut diatas dibandingkan ribut soal paradoks atau filosofi, fisika di Indonesia akan jauh lebih maju. === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?
Hhhmm bukan-nya lahirnya quantum computing salah satunya dari ada -nya beberapa fisikawan yang masih disibukan dengan paradox Maxwell Demon dan EPR yang melahirkan Information Erasure dan Entanglement? Pandangan Mas Haryo ada benar-nya tapi lebih menunjukan tipikal pandangan eksperimentalis yang bekerja di hilir .. Pandangan seorang theorist yang bekerja di hulu, seperti John Bell, Charles Bennett, David Deutsch, Asher Peres menurut saya berbeda .. Dalam pandangan saya mereka tidak serta merta who cares about EPR .. mereka juga bekerja .. mensinsingkan lengan .. menguras otak .. Baru-2 ini ada teman saya bekerja di Parrondo's paradox .. dan hasil-nya okay .. ternyata ada aplikasinya dalam dunia quantum secure computation .. Benar memang eksperimen adalah hakim keputusan absah atau tidaknya sebuah teori fisis .. tapi dalam persidangan FISIKA tidak hanya ada hakim .. tapi ada prosecutor dan lawyer .. yang mengajukan tuntutan dan keberatan Kalau masalah Fisika maju di Indonesia .. yah tinggal mau maju dimana .. kalau mau di eksperimen yang hilir yah silahkan lupakan paradox-2 .. atau teori yang hulu, main-main lah dengan paradox-paradox ... :-) --- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Suharyo Sumowidagdo [EMAIL PROTECTED] wrote: Hampir semua (kalau tidak semuanya) yang disebut paradoks itu terbagi dua macam: 1) sesuatu yang berlawanan dengan intuisi/persepsi kita. Twin paradox termasuk tipe seperti ini. 2) sesuatu yang tidak dapat diuji secara eksperimen. Kucing Schrodinger termasuk tipe seperti ini. Mari kita kembali ke dasar: Fisika adalah ilmu yang mendeskripsikan alam secara kuantitatif. Buang segala persepsi/intusi/akal sehat dan biarkan EKSPERIMEN yang menentukan apakah suatu teori/konsep benar atau tidak. Itu yang penting: Prediksi teori yang dikonfirmasi eksperimen. Physics is NOT a spectator activity. Who cares about the twin paradox, general relativity has provided us methods to accurately determine our position in space with GPS technology. Who cares about Schrodinger's cat, quantum mechanics has provided us many technological advances and breakthrough at such unimaginable level. Please don't waste your time puzzling yourself about all sort of paradoxes or philosophical debates. Raise your sleeve, perform calculations, do experiments, take measurements, analyze your data, and see by your own eyes how physics can describe nature. That's how physicist DO physics. Kalau lebih banyak fisikawan kita yang mau melakukan apa yang saya sebut diatas dibandingkan ribut soal paradoks atau filosofi, fisika di Indonesia akan jauh lebih maju. === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?
Suharyo Sumowidagdo wrote: Hampir semua (kalau tidak semuanya) yang disebut paradoks itu terbagi dua macam: 1) sesuatu yang berlawanan dengan intuisi/persepsi kita. Twin paradox termasuk tipe seperti ini. 2) sesuatu yang tidak dapat diuji secara eksperimen. Kucing Schrodinger termasuk tipe seperti ini. Mari kita kembali ke dasar: Fisika adalah ilmu yang mendeskripsikan alam secara kuantitatif. Buang segala persepsi/intusi/akal sehat dan biarkan EKSPERIMEN yang menentukan apakah suatu teori/konsep benar atau tidak. Itu yang penting: Prediksi teori yang dikonfirmasi eksperimen. Kecuali jika dua eksperimen yang berbeda terhadap obyek yang sama menghasilkan hasil yang berlawanan. Mungkin ini menjadi paradoks yang sesungguhnya ... :) (Ini cuma pendapat iseng-iseng saja, saya nggak bisa cari contohnya ...) -- TJ === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?
--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Tjipto Juwono [EMAIL PROTECTED] wrote: Kecuali jika dua eksperimen yang berbeda terhadap obyek yang sama menghasilkan hasil yang berlawanan. Mungkin ini menjadi paradoks yang sesungguhnya ... :) (Ini cuma pendapat iseng-iseng saja, saya nggak bisa cari contohnya ...) Ada contoh gampang: Dua orang buta meraba-raba gajah, yang satu memegang dari depan, yang satu memegang dari belakang. Yang satu mengamati belalai dan gading, yang satu lagi mengamati ada ekor saja. Kita yang punya mata bisa me-resolve/menyelesaikan paradox tersebut. Tapi kalau hanya data pengamatan dua orang buta tersebut, jelas tidak bisa. Dalam konteks real physics research, bukannya tidak mungkin hal2 seperti ini terjadi. Hasil akhirnya biasanya ada 2. 1) Salah menginterpretasi/membaca data (tidak disengaja) atau sengaja memanipulasi data (fraud) - salah satu pihak kasus fisikawan Jan Henrik Schon beberapa tahun lalu adalah contoh bagus. 2) Seiring berjalannya waktu, biasanya akan ada hasil2 eksperimen lain yang entah mengkonfirmasi salah satu dari dua hasil yang bertentangan tersebut *atau* memberikan hasil baru yang meluruskan dua hasil sebelumnya yang bertentangan: Entah dengan memberikan metode interpretasi data yang baru atau apa. Ini saya gak ada contohnya. === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?
Mas,susahnya di tanah air kita tdk mudah mndptkn bayangan ttg gambaran dunia riset fisika. Suharyo Sumowidagdo wrote: --- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com , Tjipto Juwono [EMAIL PROTECTED] wrote: Kecuali jika dua eksperimen yang berbeda terhadap obyek yang sama menghasilkan hasil yang berlawanan. Mungkin ini menjadi paradoks yang sesungguhnya ... :) (Ini cuma pendapat iseng-iseng saja, saya nggak bisa cari contohnya ...) Ada contoh gampang: Dua orang buta meraba-raba gajah, yang satu memegang dari depan, yang satu memegang dari belakang. Yang satu mengamati belalai dan gading, yang satu lagi mengamati ada ekor saja. Kita yang punya mata bisa me-resolve/menyeles aikan paradox tersebut. Tapi kalau hanya data pengamatan dua orang buta tersebut, jelas tidak bisa. Dalam konteks real physics research, bukannya tidak mungkin hal2 seperti ini terjadi. Hasil akhirnya biasanya ada 2. 1) Salah menginterpretasi/ membaca data (tidak disengaja) atau sengaja memanipulasi data (fraud) - salah satu pihak kasus fisikawan Jan Henrik Schon beberapa tahun lalu adalah contoh bagus. 2) Seiring berjalannya waktu, biasanya akan ada hasil2 eksperimen lain yang entah mengkonfirmasi salah satu dari dua hasil yang bertentangan tersebut *atau* memberikan hasil baru yang meluruskan dua hasil sebelumnya yang bertentangan: Entah dengan memberikan metode interpretasi data yang baru atau apa. Ini saya gak ada contohnya. Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?
--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, saidphysics [EMAIL PROTECTED] wrote: Hhhmm bukan-nya lahirnya quantum computing salah satunya dari ada -nya beberapa fisikawan yang masih disibukan dengan paradox Maxwell Demon dan EPR yang melahirkan Information Erasure dan Entanglement? Dalam kasus2 tersebut, fisikawan melakukan satu extra langkah penting (crucial step) yang banyak dilewatkan rekan2 kita yang kerajinan debat paradox/filosofi: mereka memprediksi suatu fenomena absurd/paradox, dan juga mengajukan ide2 bagaimana teori/perhitungan mereka bisa diuji. Kebanyakan orang yang berdebat paradox tidak melakukan crucial step tersebut: mereka berputar2 di debat konseptual tanpa punya ide bagaimana meresolve problem mereka secara nyata. Pandangan Mas Haryo ada benar-nya tapi lebih menunjukan tipikal pandangan eksperimentalis yang bekerja di hilir .. Pandangan seorang theorist yang bekerja di hulu, seperti John Bell, Charles Bennett, David Deutsch, Asher Peres menurut saya berbeda .. Dalam pandangan saya mereka tidak serta merta who cares about EPR .. mereka juga bekerja .. mensinsingkan lengan .. menguras otak .. Baru-2 ini ada teman saya bekerja di Parrondo's paradox .. dan hasil-nya okay .. ternyata ada aplikasinya dalam dunia quantum secure computation .. Saya gak anti kerjaan di hulu atau fundamental. Bagian2 fisika itu saling berkaitan - teori-prediksi-eksperimen-analisis data. Teori tanpa eksperimen pincang, Eksperimen tanpa teori buta. Celakanya pandangan yang banyak dimiliki orang di Indonesia (bahkan orang2 mahasiswa fisika sendiri juga banyak), fisika itu seakan banyak filosofi dan hanya filosofi. Ilustrasi lagi: debat tentang dark matter/dark energy. Kenapa daripada waktunya dibuang buat debat, mendingan ambil kertas, turunkan persamaan perturbasi kosmologi dari model kosmologi dengan dark matter/dark energy, lalu ekspansi fluktuasi radiasi latar belakang kosmik dalam spherical harmonic, terus download data dari satelit WMAP, analisa dan lihat sendiri, alam semesta itu prefer yang mana ? Langkah 1-2 (turunkan persamaan perturbasi kosmologi dan ekspansi CMB dalam spherical harmonic) adalah kerjaan teori Langkah 3-4 (data WMAP dan analisisnya) adalah kerjaan eksperimen. Yaah, eksperimennya sih dilakukan orang2 WMAP, bukan kita. Tapi kita kan tidak punya fasilitas, jadi ya pakai data orang lain dulu. Dengan menggabungkan step 1 sampai 4, kita mendapat jawaban atas pertanyaan flat/closed/open cosmology. Itulah cara yang benar melakukan fisika. Bukan dengan: Dark energy itu konsep yang tidak dikenal di fisika. Einstein aja bilang itu kesalahan terbesar dia koq Gak mungkin kalau cuman 5% dari alam semesta terdiri dari materi yang kita kenal Kalau model dark energy benar, alam semesta bisa mengalamai cosmic rupture .. serem ah Kalau hasil eksperimen ternyata tidak memuaskan. Ya balik ke titik awal. Ngitung lagi dengan teori lain. Capek emang. Tapi itulah pekerjaan fisikawan. Saya emang kerja di eksperimen/hilir. Tapi saya tahu dan menyadari kalau kerjaan saya adalah bagian dari lingkaran fisika di atas. Hasil2 eksperimen saya dibaca orang teori, dan orang teori kemudian akan memberikan feedback ke eksperimen saya: apa artinya hasil eksperimen terakhir ini, dan prediksi baru apa yang dihasilkan kalau teori disesuaikan dengan hasil eksperimen terbaru. Benar memang eksperimen adalah hakim keputusan absah atau tidaknya sebuah teori fisis .. tapi dalam persidangan FISIKA tidak hanya ada hakim .. tapi ada prosecutor dan lawyer .. yang mengajukan tuntutan dan keberatan Nah, kalau orang teori dianalogikan dengan prosecutor dan lawyer, apakah mereka bisa memberikan barang bukti ? Atau menunjukkan kepada polisi dimanakan barang bukti tersebut berada, untuk membuktikan tuntutan dan keberatan mereka ? Apakah hakim/juri akan percaya pada prosecutor/lawyer yang hanya orasi dan pidato, tapi tidak bisa memberikan barang bukti ? Prosecutor dan lawyer (analog orang teori) tidak harus mengambil barang bukti itu sendiri, dia bisa menyuruh polisi (analog eksperimentalis). Tapi tetap harus ada barang bukti. Again, ini bukan tulisan yang anti kerjaan teori atau apa. Saya dulu juga orang teori. Dan saya masih lihat2 paper teori yang relevan dengan eksperimen saya. Ini cuman sekedar petunjuk dan cerita bagaimana riset fisika dijalankan. Mengerti persamaan final saja dari suatu teori(persamaan Maxwell, persamaan Schrodinger, persamaan Dirac, persamaan Einstein, Lagrangian standard model, persamaan FRW) belum cukup. Itu adalah bagian *termudah* dari menjadi fisikawan teori. Bisakah dari persamaan2 tersebut anda membuat prediksi/perhitungan untuk menjawab pertanyaan2 fisika sebenarnya, seperti: Berapa tampang lintang produksi boson Higgs di CERN LHC ? Apa efek pengukuran terbaru massa top quark dibandingkan pengukuran lama terhadap tampang lintang tersebut. Apa yang bisa disimpulkan dari data fluktuasi CMB WMAP kalau kita membuat model kosmologi tanpa dark energy ?
Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?
Kebanyakan orang yang berdebat paradox tidak melakukan crucial step tersebut: mereka berputar2 di debat konseptual tanpa punya ide bagaimana meresolve problem mereka secara nyata. Yup .. yup .. yup saya setuju ini ... Celakanya pandangan yang banyak dimiliki orang di Indonesia (bahkan orang2 mahasiswa fisika sendiri juga banyak), fisika itu seakan banyak filosofi dan hanya filosofi. Yup .. yup .. moga-moga kita gak terjebak pada hal ini. Ilustrasi lagi: debat tentang dark matter/dark energy. Kenapa daripada waktunya dibuang buat debat, mendingan ambil kertas, turunkan persamaan perturbasi kosmologi dari model kosmologi dengan dark matter/dark energy, lalu ekspansi fluktuasi radiasi latar belakang Nah ini lah yang dikerjakan oleh Bell .. cuma memang perlu waktu hampir 30 tahun dari debat filosofis 1935 di Physical Review .. antara EPR versus Bohr .. untuk sampai di formulasikan secara matematik .. dan tambahan 20 tahun lagi sampai Aspect bisa mengconfirm visa exp. Apakah hakim/juri akan percaya pada prosecutor/lawyer yang hanya orasi dan pidato, tapi tidak bisa memberikan barang bukti ? Prosecutor dan lawyer (analog orang teori) tidak harus mengambil barang bukti itu sendiri, dia bisa menyuruh polisi (analog eksperimentalis). Tapi tetap harus ada barang bukti. Yup .. yup .. yup .. barang bukti ini hal penting .. Again, ini bukan tulisan yang anti kerjaan teori atau apa. Saya dulu juga orang teori. Dan saya masih lihat2 paper teori yang relevan dengan eksperimen saya. Tidak, tidak .. saya tidak memandang ini anti teori. Tapi saya percaya kalau background kita bagaimanapun akan berpengaruh dalam pandangan-2 kita. Saya juga mungkin gak sepenuh-nya obyektif karena saya memang kerja di lebih banyak di teori .. meski juga tetep in touch dengan orang-2 experimentalis. menganalisis/menginterpretasi hasil eksperimennya. Parahnya lagi tidak ada/sedikit sekali komunikasi antara kedua kubu. Minimal kalau ada komunikasi bisa saling membantu kan ? Yah .. yah .. parah-nya kalau lebih suka just stay put with their mind. :-) === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?
2) Seiring berjalannya waktu, biasanya akan ada hasil2 eksperimen lain yang entah mengkonfirmasi salah satu dari dua hasil yang bertentangan tersebut *atau* memberikan hasil baru yang meluruskan dua hasil sebelumnya yang bertentangan: Entah dengan memberikan metode interpretasi data yang baru atau apa. Ini saya gak ada contohnya. Saya ada contoh mudah-2an relevant .. sorry kalau enggak. (1) Di Nitrogen Vacancy Center in Diamond experiment, ada beberapa experiment yang menghasilkan perbedaan interpretasi .. yang menyebutkan bahwa ground state level itu triplet sementara ada yang lain bilang singlet .. tapi kemudian experiment yang kemudian mengconfirm bahwa ternyata lebih mendukung yang triplet. Juga ekssistensi mengenai metastable state. Silahkan refer to review articles by Jelezko and Wrachtrup di Phys. Stat. Sol. (a) 203 No. 12, 3207 (2006). (2) Di Stimulated Raman Adiabatic Passage ada sedikit paradox, bahwa in order to achive efficient population transfer dalam konfigurasi Lambda-three level system, dari ground state ke meta-stable state di perlukan pulsa yang adiabatic .. tapi ada kasus dimana ternyata pulsa yang sinusoidal lebih menghasilkan population transfer yang lebih efektif di banding pulsa dalam bentuk tangen hiperbolik (tangen hiperbolik lebih adiabatik dari sinusoidal). Kata seorang yang pakar EIT disini .. bahkan secara trial and errors dengan hanya switching off the laser .. sudah membuat system bertransfer secara efektif tanpa memperdulikan bentuk pump pulse-nya Ini masih menjadi problem menarik mengenai model dari population transfer tadi. (3) Dalam NMR, composite pulse yang cenderung lebih kompleks, melakukan rotasi berkali-kali, dengan pulse duration yang of course lebih panjang ternyata lebih bisa mereduksi errors di banding simple rotation pulses. Terlihat paradoxial but it works. Kenapa? wah menarik juga kalau di kerjakan :-) Cheers. === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Adan Cabello] Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?
Hi, Adan Cabello, salah seorang murid Asher Peres, beberapa kali muncul artikel-nya di Physical Review Letters sebagai sole author, masih bekerja di bidang yang di telorkan oleh EPR paradox .. Dia masih aktif dalam riset algebraic contradictions untuk sistem yang lebih kompleks (multi-parti and or higher dimension quantum state) Silahkan lihat website dan aktivitas riset-nya di: http://www.pdipas.us.es/a/adan/home.htm Juga lecture note-nya tentang EPR and Incompleteness of Quantum Mech. http://www.pdipas.us.es/a/adan/lecture.htm Tidak sekedar omong-kosong di wilayah matematis dan filosofis, Adan juga terlibar aktif dalam experiment-2 dengan photon untuk mengetes kontradiksi-2 QM versus Local Realism (Einstein proposal for solving EPR paradox). So .. solving paradox is not at all useless! Play with it, safely and positively ... you will get something. PS: Gimana kalo kita maju semua bidang? .. yang tidak suka paradox solving silahkan go to applied or experimental physics karena model-nya udah relatif jelas tinggal di test saja .. yang suka .. go to theory .. equip yourself with more hardcore abstract math but please don't preclude one another ... --- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Tjipto Juwono [EMAIL PROTECTED] wrote: Suharyo Sumowidagdo wrote: Hampir semua (kalau tidak semuanya) yang disebut paradoks itu terbagi dua macam: 1) sesuatu yang berlawanan dengan intuisi/persepsi kita. Twin paradox termasuk tipe seperti ini. 2) sesuatu yang tidak dapat diuji secara eksperimen. Kucing Schrodinger termasuk tipe seperti ini. Mari kita kembali ke dasar: Fisika adalah ilmu yang mendeskripsikan alam secara kuantitatif. Buang segala persepsi/intusi/akal sehat dan biarkan EKSPERIMEN yang menentukan apakah suatu teori/konsep benar atau tidak. Itu yang penting: Prediksi teori yang dikonfirmasi eksperimen. Kecuali jika dua eksperimen yang berbeda terhadap obyek yang sama menghasilkan hasil yang berlawanan. Mungkin ini menjadi paradoks yang sesungguhnya ... :) (Ini cuma pendapat iseng-iseng saja, saya nggak bisa cari contohnya ...) -- TJ === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?
Mas Haryo bener,yg di Indo bnyk yg gitu kayaknya.Dalam bhs sehari-hari:kurang kerja (masuk dlm pekerjaan fisikawan) dan banyak debat,akhirnya contribute nothing to physics itself.Saya harap yg Mas Haryo sampaikan benar2 ditangkap scr benar oleh yg baca. Suharyo Sumowidagdo wrote: --- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com , saidphysics saidphysics@ ... wrote: Hhhmm bukan-nya lahirnya quantum computing salah satunya dari ada -nya beberapa fisikawan yang masih disibukan dengan paradox Maxwell Demon dan EPR yang melahirkan Information Erasure dan Entanglement? Dalam kasus2 tersebut, fisikawan melakukan satu extra langkah penting (crucial step) yang banyak dilewatkan rekan2 kita yang kerajinan debat paradox/filosofi: mereka memprediksi suatu fenomena absurd/paradox, dan juga mengajukan ide2 bagaimana teori/perhitungan mereka bisa diuji. Kebanyakan orang yang berdebat paradox tidak melakukan crucial step tersebut: mereka berputar2 di debat konseptual tanpa punya ide bagaimana meresolve problem mereka secara nyata. Pandangan Mas Haryo ada benar-nya tapi lebih menunjukan tipikal pandangan eksperimentalis yang bekerja di hilir .. Pandangan seorang theorist yang bekerja di hulu, seperti John Bell, Charles Bennett, David Deutsch, Asher Peres menurut saya berbeda .. Dalam pandangan saya mereka tidak serta merta who cares about EPR .. mereka juga bekerja .. mensinsingkan lengan .. menguras otak .. Baru-2 ini ada teman saya bekerja di Parrondo's paradox .. dan hasil-nya okay .. ternyata ada aplikasinya dalam dunia quantum secure computation .. Saya gak anti kerjaan di hulu atau fundamental. Bagian2 fisika itu saling berkaitan - teori-prediksi- eksperimen- analisis data. Teori tanpa eksperimen pincang, Eksperimen tanpa teori buta. Celakanya pandangan yang banyak dimiliki orang di Indonesia (bahkan orang2 mahasiswa fisika sendiri juga banyak), fisika itu seakan banyak filosofi dan hanya filosofi. Ilustrasi lagi: debat tentang dark matter/dark energy. Kenapa daripada waktunya dibuang buat debat, mendingan ambil kertas, turunkan persamaan perturbasi kosmologi dari model kosmologi dengan dark matter/dark energy, lalu ekspansi fluktuasi radiasi latar belakang kosmik dalam spherical harmonic, terus download data dari satelit WMAP, analisa dan lihat sendiri, alam semesta itu prefer yang mana ? Langkah 1-2 (turunkan persamaan perturbasi kosmologi dan ekspansi CMB dalam spherical harmonic) adalah kerjaan teori Langkah 3-4 (data WMAP dan analisisnya) adalah kerjaan eksperimen. Yaah, eksperimennya sih dilakukan orang2 WMAP, bukan kita. Tapi kita kan tidak punya fasilitas, jadi ya pakai data orang lain dulu. Dengan menggabungkan step 1 sampai 4, kita mendapat jawaban atas pertanyaan flat/closed/ open cosmology. Itulah cara yang benar melakukan fisika. Bukan dengan: Dark energy itu konsep yang tidak dikenal di fisika. Einstein aja bilang itu kesalahan terbesar dia koq Gak mungkin kalau cuman 5% dari alam semesta terdiri dari materi yang kita kenal Kalau model dark energy benar, alam semesta bisa mengalamai cosmic rupture .. serem ah Kalau hasil eksperimen ternyata tidak memuaskan. Ya balik ke titik awal. Ngitung lagi dengan teori lain. Capek emang. Tapi itulah pekerjaan fisikawan. Saya emang kerja di eksperimen/hilir. Tapi saya tahu dan menyadari kalau kerjaan saya adalah bagian dari lingkaran fisika di atas. Hasil2 eksperimen saya dibaca orang teori, dan orang teori kemudian akan memberikan feedback ke eksperimen saya: apa artinya hasil eksperimen terakhir ini, dan prediksi baru apa yang dihasilkan kalau teori disesuaikan dengan hasil eksperimen terbaru. Benar memang eksperimen adalah hakim keputusan absah atau tidaknya sebuah teori fisis .. tapi dalam persidangan FISIKA tidak hanya ada hakim .. tapi ada prosecutor dan lawyer .. yang mengajukan tuntutan dan keberatan Nah, kalau orang teori dianalogikan dengan prosecutor dan lawyer, apakah mereka bisa memberikan barang bukti ? Atau menunjukkan kepada polisi dimanakan barang bukti tersebut berada, untuk membuktikan tuntutan dan keberatan mereka ? Apakah hakim/juri akan percaya pada prosecutor/lawyer yang hanya orasi dan pidato, tapi tidak bisa memberikan barang bukti ? Prosecutor dan lawyer (analog orang teori) tidak harus mengambil barang bukti itu sendiri, dia bisa menyuruh polisi (analog eksperimentalis) . Tapi tetap harus ada barang bukti. Again, ini bukan tulisan yang anti kerjaan teori atau apa. Saya dulu juga orang teori. Dan saya masih lihat2 paper teori yang relevan dengan eksperimen saya. Ini cuman sekedar petunjuk dan cerita bagaimana riset fisika dijalankan. Mengerti persamaan final saja dari suatu teori(persamaan Maxwell, persamaan Schrodinger, persamaan Dirac, persamaan Einstein, Lagrangian standard model, persamaan FRW) belum cukup. Itu adalah bagian *termudah* dari menjadi
Re: [FISIKA] PARADOX, Ini paradoks bukan...?
Salam kenal... Saya baru gabung milis ini dua pekan yang lalu. Nama saya ahmadridwan dan sekarang masih kuliah di Fisika ITB. Mau numpang tanya nih terkait paradoks dalam fisika. (1) Jadi definisi yang diterima secara umum oleh para fisikawan tentang apa yang disebut paradoks dan apa yang bukan tuh gimana? (2) Teman-teman ingat tentang konsep tekanan hidrostatis? Katanya kan semakin dalam semakin besar tekanannya, tidak peduli pada bentuk wadah. Dan tekanan pada kedalaman yang sama akan sama juga. Jadi kalo kita punya tabung diameter 1 mm dengan ember diamter 50 cm, tekanan pada kedalaman (misalkan) 1 meter pada dua benda tersebut akan sama, meskipun jumlah air yang ditampung keduanya jelas berbeda. Apa ini bisa disebut paradoks? Mohon pencerahannya... Timmy Siahaan [EMAIL PROTECTED] wrote: Ttg paradox kucing Schroedinger,no paradox there.The problem is the paradigm used in seeing nature.Most things we know about nature are theories.The facts are information we can get directly.Even electron is a theory,a very good theory. wido_mono wrote: Bukannya kita memiliki keterbatasan akal, sesuatu yang kita ketahui dalam akal berpikir kita sebenarnyakan hanya sedikit. Paradox itu adalh contoh dari ketebatasan akal kita. Paradox itu justru seperti gunung es dari teori yang telah di bangun. Jadi paradox itu menunjukkan ketidakkonsistenan dari teori yang telah di bangun. Dan pada kenyataannya, paradox itu tidak bisa di eksperimenkan. bahkan mustahil di wujudkan secara eksperimen. So dengan adanya paradox berarti kita menjelaskan kelemahan dari teori yang dibangun itu. Mohon penjelasannya? _ _ _ _ _ _ Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile. yahoo.com/ ;_ylt=Ahu06i62sR 8HDtDypao8Wcj9tA cJ __ Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.