Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rezim ini makin menunjukkan watak aslinya (Kompas dan Sindo dipanggil Kabareskrim soal rekaman Anggodo)
Salam, Menurut Prof J.E.SAHETAPI dalam wawancara didepan TV kemarin, sikap dan tindakan jelek dari para PENGUASA disebabkan oleh AKHLAK yang jelek. Bagaimana peranan agama dalam hal ini, karena bangsa Indonesia yang sangat religius , ahklaknya ditentukan oleh pendidikan agama yang diiterima dan dipeluknya. Wasalam, Wal Suparmo --- Pada Jum, 20/11/09, Lasma siregar las032...@yahoo.com menulis: Dari: Lasma siregar las032...@yahoo.com Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rezim ini makin menunjukkan watak aslinya (Kompas dan Sindo dipanggil Kabareskrim soal rekaman Anggodo) Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 20 November, 2009, 6:59 AM Pendapatnya Satrio ini benar sekali kalau kita lihat apa saja yang lagi terjadi! Pemerintah selalu benar (tak bisa dikritik) dan persediaan kambing hitam juga buuunyak! Tinggal pilih mau yang mana? Such is life, what can you do? Bisakah kita berbuat sesuatu? YES, WE CAN! Salam Las
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi
ohh...pantes, bpk mulai pertama dari dukungan fb. jika bpk mulai pertama dari rekaman yg diputar di mk, pasti dah keputusan bapak akan laen. atau gak juga ;-] saran sy lain kali klo berangkat enakan lebih awal pak, biar gak telat, telat m.r ;-] - Original Message - From: Dharma Hutauruk To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Friday, November 20, 2009 10:12 AM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi Dari pertama ada dukungan di Facebook untuk mendukung KPK (baca:Bibit-Chandra) saya sudah tidak sepakat. Saya katakan mari kita dukung institusinya Polisi, Kejaksaan, Pengadilan, DPR maupun KPK. Tapi kalau menyatakan Bibit-Chandra bersih dan jangan diajukan ke Pengadilan saya kurang sepakat. Saya sepakat dengan pak Suhaemi bahwa perkara ini diteruskan oleh Kepolisian dan Kejaksaan. jabat erat dharma
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi
Inilah susahnya di negeri ini. Urusan hukum memang wajarnya dan lazimnya ditangan kepolisian dan kejaksaan. repotnya adalah kalo yang terlibat dalam kasus itu sebagai pihak bermasalah adalah kepolisian dan kejaksaannya. Maka yang terjadi adalah kasus cicak - buaya - godzilla. Buaya berkomplot dengan godzilla bikin rekayasa untuk mengkiriminalisasikan cicak. Sesudah ini terbongkar di depan mata, bagaimana mungkin buaya dan godzilla masih punya kredibilitas di mata rakyat dan tetap dipercaya dengan tugas PENEGAKAN HUKUM? Mungkin Dharma bisa bantu jawab? manneke --- On Thu, 11/19/09, Dharma Hutauruk dharma.hutau...@gmail.com wrote: From: Dharma Hutauruk dharma.hutau...@gmail.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Received: Thursday, November 19, 2009, 10:12 PM Dari pertama ada dukungan di Facebook untuk mendukung KPK (baca:Bibit- Chandra) saya sudah tidak sepakat. Saya katakan mari kita dukung institusinya Polisi, Kejaksaan, Pengadilan, DPR maupun KPK. Tapi kalau menyatakan Bibit-Chandra bersih dan jangan diajukan ke Pengadilan saya kurang sepakat. Saya sepakat dengan pak Suhaemi bahwa perkara ini diteruskan oleh Kepolisian dan Kejaksaan. jabat erat dharma
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi
pertanyaannya begini lho ke Pak Dharma, percaya gak pendapat Tim 8 yg bilang bukti gak cukup ? kalau gak cukup terus di teruskan ya aneh dan terus terang aja , nalar saya bilang apa yg disebut sbg bukti oleh kepolisian selama ini memang lemah, baca dee baik baik argumen tim 8 mengenai bukt lemah...masuk nalar kok tentu saja sy setuju kalau bukti nya kuat ya di jebloskan aja kepenjara ( ini mesti berarti ada bukti lain selain ygsdh di gelar perkarakan di depan tim 8 ) cuma lagi lagi nalar saya bilang orang yg baru 2 tahun menjabat belum spt itu dee turun moralnya lain lagi orang yg sudah berpuluh tahun praktek :penegakan hukum dinegara ini mrk masuk ke KPK kan pastinya dgn idealisme , susah percaya dlm 2 tahun idealisme luntur HS At 10:22 AM 11/20/2009, you wrote: Itu mungkin karena Pak Dharma tidak mendengar atau tidak percaya dengan rekaman yang diperdengarkan di MK yang jelas2 menunjukkan adanya rekayasa pengkriminalan Bibit-Chandra. Powered by Telkomsel BlackBerry®
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung Nasution
Itu demo digerakkan oleh Eggy Sujana yang secara tidak langsung mengakui bahwa itu demo bayaran. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: berthatc berth...@yahoo.com Date: Thu, 19 Nov 2009 11:52:09 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung Nasution Sedih saya melihat di Metro TV, para mahasiswa berjaket hijau melempari foto Bung Buyung Nasution dengan telur busuk. Apakah ini demo murni atau demo bayaran. Mengapa mahasiswa dan para demonstran bukan menghujat Anggodo ? Benar2 sedih. [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi
Pak suhaimi, Memangnya ada,polisi yang sempet baca kompas?apalagi ikut milis ini? Jika ada,saya siap mendukungnya jadi kapolri. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Suhaimi suha...@mitsubishi-eai.co.id Date: Fri, 20 Nov 2009 11:00:07 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi Monggo Pak Polisi jawab neh keheranan Den Yudhistya...ato Indonesian Police Wacth bisa bantu ? monggo... Salam hangat, Suhaimi = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Thanks mod, Cecak atau Cicak?
Muuuantaps neh tulisan ! Thanks mod. Salam hangat, Suhaimi - Original Message - From: Agus Hamonangan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Friday, November 20, 2009 6:57 AM Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Cecak atau Cicak? Oleh SALOMO SIMANUNGKALIT http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/11/20/02474555/cecak.atau.cicak Susno Duadji memecut saya buka kamus. Tentu bukan karena kepala Bareskrim Markas Besar Kepolisian itu melontarkan istilah hukum yang ruwet-rumit dalam berbagai pollung di televisi, melainkan disebabkan metaforanya yang terpegah, cicak melawan buaya, untuk menggambarkan ketaksebandingan kuasa antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian sebagai sesama lembaga penegak hukum. Selaku orang yang mewajibkan diri mematut-matut apa pun yang berkelindan dengan bahasa sendiri, saya merasa bahwa cecak oleh pekamus macam WJS Poerwadarminta dianggap sebagai bentuk baku bagi sebutan binatang merayap yang kerap tampak di dinding maupun di langit-langit rumah itu. Betul saja, baik Kamus Umum Mas Poer maupun Kamus Besar Pusat Bahasa (semua edisi) sama-sama memperlakukan cecak sebagai wujud baku dan mendudukkan cicak selaku varian tak baku. Google bersaksi lain. Penyelisikan pada 19 November 2009 pukul 9.41 waktu Jakarta: 162.000 untuk cecak dan 2.210.000 bagi cicak. Saya tak sempat periksa dengan rinci apakah penggelembungan ketergunaan cicak ini berkat budi baik Susno Duadji. Di bangku taman kanak-kanak hewan bernama semestawi Hemidactylus frenatus itu diperkenalkan kepada anak-anak Indonesia melalui dendang: cicak-cicak di dinding, diam-diam merayap, datang seekor nyamuk, hap! lalu ditangkap. Bisa saja alasan bunyi i-sebab ada dinding yang diperdengarkan kemudian dalam baris itu-yang mendasari pemakaian kata cicak dalam lagu ini. Namun, kesengajaan menyimpang dari bentuk baku, cecak, atas nama licentia poetica tak selalu merasuki kesadaran kaum awam. Itu barangkali sebabnya seorang Susno Duadji dan pebahasa Indonesia dalam jumlah yang lebih serta-merta melafazkan cicak. Tinggallah cecak membaku dan membeku di dalam kamus dan sesekali membesut dalam teks. Pekamus lain, John M Echols dan Hassan Shadily, justru memutuskan cicak, small house lizard, sebagai sosok baku. Pebahasa Inggris diperintahkannya pada lema cecak untuk mengail padanan dari entri cicak. Bagi saya cecak dan cicak, atas nama proses ablaut dalam linguistik, setali tiga uang. Namun, bagi mereka yang mau berketat-ketat dengan kebakuan, ini saran saya. Di kamus cecak terjumpa dalam tiga lema. Satu sudah kita bahas. Dua lainnya: cecak sebagai kata kerja dan berasal dari bahasa Minangkabu bermakna cubit; cecak selaku kata benda dengan arti 'bintik-bintik atau belang-belang kecil'. Cicak? Tercatat hanya punya satu makna. Dia belum berhomonim. Bebannya ringan, dibandingkan dengan cecak yang menggendong tiga takrif. Maka, dengan lafaz Susno Duadji yang diperdengarkan televisi hari-hari ini sebagai momentum, ini saatnya melantik cicak dengan beban (makna) yang lebih enteng sebagai figur baku. Ini sesuai dengan tuntutan bahasa modern yang berupaya meminimalkan beban setiap kata. Oh, ya, saya hampir lupa mengintroduksi Bareskrim. Tentu ini bukan cara lain menulis bar es krim, tempat minum dan kongko-kongko dengan es krim sebagai suguhan utama. Bareskrim adalah nama bagian di lembaga Kepolisian Republik Indonesia, akronim dari Badan Reserse Kriminal. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden ancam Anggodo
sebaiknya mari kita bangun tugu anggodo super sang dermawan pemerintah menjadi kenangan abadi di indonesia selama kepemimpinan sby . FPK dapat jadi panitia pembangunan dan saya bersedia berpartisipasi untuk pembangunannya jika boleh dibangun didepan istana presiden sebagai kehormatan atas kesuperannya terhadap negara indonesia.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung Nasution
Mbak Bertha, Jangan sedih, soalnya dengan MELIHAT KELAKUAN PARA PELEMPAR TELUR BUSUK tersebut, KAMI SEMU BISA MELIHAT KELAKUAN PARA PENDUKUNG PENEGAK HUKUM di Indoensia ini, bukan? MEREKA kelihatan brandalan, dibandingkan PARA PENDUKUNG CICAK. Para pendudkung CICAK, semua berdemo dengan TERATUR, TENANG dan TERTIB, sebagai MANUSIA-MANUSIA yang BERBUDI dan BERHATI NURANI. Membaca PUISI, BERNYANYI, dsb. Bukan berbuat HURU-HARA yang vulgar. Jadi gak usah dipikirin, mbak?! Semua bisa melihat dengan jelas di TV-TV, betapa ganas nya mereka. Tidak BERPERILAKU SOPAN SANTUN. Kelihatan jika mereka mendapatkan upah. Gitu saja kok repot? Mengutip kata Gus Dur. Salam, Yuli --- On Thu, 11/19/09, berthatc berth...@yahoo.com wrote: From: berthatc berth...@yahoo.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung Nasution To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, November 19, 2009, 6:52 AM Sedih saya melihat di Metro TV, para mahasiswa berjaket hijau melempari foto Bung Buyung Nasution dengan telur busuk. Apakah ini demo murni atau demo bayaran. Mengapa mahasiswa dan para demonstran bukan menghujat Anggodo ? Benar2 sedih.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Anggodo meng-Kriminal-kan Kompas ?.
Salam, Sedikit tambahan, Watergate adalah kasus pendukung Nixon menyadap rapat dan rekaman partai Demokrat sewaktu kampanye. Di bongkar oleh 2 wartawan yang dibantu 'deep throat' (agen FBI) sebagai 'nara-sumber' (whistle-blower?). Diselesaikan secara politis, Nixon mundur. Di sini, yang menyadap bukan pendukung Presiden. Awalnya dicurigai ada kriminalisasi terhadap institusi pemberantas korupsi. Sekarang berkembang ke arah pen-delegitimasian lembaga negara. Esensi dari sumber masalah sudah berubah. Beda dengan Watergate. Terima kasih Wass, Liman --- On Thu, 11/19/09, Lasma siregar las032...@yahoo.com wrote: From: Lasma siregar las032...@yahoo.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Anggodo meng-Kriminal-kan Kompas ?. To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, November 19, 2009, 6:12 PM Mudah-mudahan Kompas dkk bisa jadi seperti Washington Post yang membongkar Watergate dan menggulingkan ke-Presiden- an Richard Nixon di USA! Selamat berjuang Kompas dkk, all the best! Mari kita dukung mereka, amigos dari Sabang sampai Merauke! Salam Las
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kompas dan Sindo dipanggil Kabareskrim (soal rekaman Anggodo), Jumat ini
Maksudnya kedua PemredPel tersebut sebagai wild card Pak? Saya melihat hal itu sebagai sebuah kecelakaan intelektual karena posisi terjepit untuk di saat terakhir mencoba membalikkan keadaan atau posisis. Lihat demo dukung polisi, lihat came backnya SD dan semakin galak dan beringas dari sebelumnya, juga came back nya AR yangs emuanya disebut dalam rekaman. Juga AW yang mulai memperosalkan legalitas rekaman secara terbuka dan menyurati Presiden. Kalau dalam istilah Jawa, kalah cacak menang cacak sudah terlanjur basah at all cost untuk membalikkan keadaan, kalau bisa dan berhasil. Lihat pula reaksi para politisi PD di Komisi XI dan III. Terutama RS yang. muter-muter terus dengan argumentasi yang sama apapun serangan lawan. Kayaknya tidak sadar bahwa orang Indonesia juga buisa menilai. Apalagi menyinggung nilai-nilai Jawa yang diajarklan oleh bosnya, seperti selalu ]diucapkan menang tanpao ngasoraké Padahal, nilai Jawa itu sebuah kesatuan Nilai-Kognitif-Afeksi-Perilaku. Bukan hanya kognitif saja, spt pendidikan kini dimana afeksi tida digarap. Lupa bahwa bosnya Orba juga selalu menggunakan nilai-nilai Jawa untuk membenarkan tindakannya dan sehari sebelum lengser, kebiasaan itu yaitu menggunakan nilai-nilai Jawa bagi pembenaran tindakan telah dihujat oleh HB X dan PA VIII dalam sebuah pisowanan ageng sejuta rakyat Jogja. Artinya, nilai Jawa itu dilakukan, tidak diucapkan. Munculnya di perilaku, tindak-tanduk. Maka, Ichsan N di negeri Impian (lagi si Poltak itu muter-muter saja) tidak salah dengan mengambil analogi huruf Jawa yang tidak berbunyi karena dipangku, maksudnya meninggikan tetapi membunuh. Maka, sangat keliru melihat nilai Jawa itu statis. Komunikasi budaya antar etnis di Indonesia itu sangat penting untuk saling belajar dan menala guna mewujudkan Indonesia masa depan yang lebih baik. Indonesia itu bukan Amerika, Inggris, Belanda, Sumtra, Jawa, Bali, Madura.[Soewardi Suryaningrat atau Kihdajar Dewantara] Maka, si Poltak itu tolong diajari bahwa nilai-nilai Jawa itu bukan hanya kognitif. Perilaku bertahan pada pendapat tanpa mau mendengar pendapat porang lain itu negatif dalam nilai Jawa dan disebut mbeguguk mutho waton yang artinya kurang lebih ndableg atau pokoknya tidak bergeming. Bagaimana individual learning process terjadi kalau nilainya seperti ini? Kartono Mohamad wrote: Memang media yang kuat akan menggunakan undang-undang yang melindungi sumber berita, tetapi siapa tahu ada hint yang dapat diperoleh dari inetrogasi tersebut. Karena yang dipanggil ada dua, jika kemudian polisi berkesimpulan tertentu, kita tidak tahu media yang mana yang memberi hint. Apalagi kalau kemudian nasib media itu seperti yang dialami dan dikisahkan oleh Wiliiardi W, saksi perkara Antasari. Akhir-akhir ini terpaksa saya jadi paranoid pada polisi. KM = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] OC Kaligis: Tim Delapan Partisan
betulmedia sdh berpihak.. coba bandingkan berita TV One dengan Metro selalu berbanding terbalik... -Original Message- From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com] On Behalf Of ipung Sent: 19 Nopember 2009 15:11 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] OC Kaligis: Tim Delapan Partisan sebutkan mana media yg tidak berpihak dan independen -- Jabat erat ipungmbuh SH I http://www.ipungmbuh.co.cc http://www.ipungmbuh.co.cc I
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: OC Kaligis: Tim Delapan Partisan
Bung Liman, Saya bisa memahami perasaan Bonaran Situmeang karena Berita Acara hasil karya Anggodo yang berkomplot dengan para Pemimpin Kepolisian Busuk dan Kejaksaan Agung yang juga busuk, kok tiba - tiba mau dipersoalkan keabsahannya oleh Tim 8. Malah Anggodo yang telah berjasa membantu Kepolisian dan Kejaksaan Agung menjebloskan Bibit dan Chandra masuk penjara, h oleh Tim 8 malah direkomendasikan untuk ditangkap. Katanya tindakan Anggodo itu termasuk kategori Mafia Kasus atau Markus yang akan diberantas dari Bumi Indonesia. Ya mana bisa Anggodo sendiri kan sudah bilang bahwa keselamatannya sepenuhnya dibawah perlindungan Bapak Presiden SBY dan Bapak Kapolri. Padahal Tim 8 itu kan yang bentuk Bapak Presiden??? Lha kok malah mau ngelawan bapak Presiden SBY yang sangat mulia itu??? Jadi sangat masuk akal kalau Bonaran Situmeang dan mungkin juga anda Bung Liman, yang sangat kesal dengan rekomendasi Tim 8 ini. Kalau soal kasus anaknya Adnan Buyung Nasution yang tidak diproses lebih lanjut oleh KPK, ya silahkan lapor langsung ke bapak Presiden SBY, sang Pelindung Anggodo. Saya jamin, pasti bapak Presiden SBY akan sangat memperhatikan laporan dari para Markus yang sudah mendapat perlindungan khusus ini. Jadi, silahkan dilaporkan saja pak, jangan cuma ngomong di media massa. Rasanya kalau melihat track record Adnan Buyung Nasution selama ini, beliau pasti tidak akan menghalang - halangi anaknya diproses sesuai hukum yang berlaku. Syaratnya tentu saja: Berita Acaranya tidak dibuat oleh para Markus seperti Anggodo dan Ong Yuliana yang katanya mendapat perlindungan khusus dari Bapak Presiden dan Bapak Kapolri. Tapi Bonaran Situmeang juga jangan lupa melaporkan keberadaan Ong Yuliana, yang selama ini selalu lolos dari jeratan hukum. Kalau memang benar sudah mendapat Perlindungan Khusus dari Bapak Presiden dan Bapak Kapolri, mengapa Ong Yuliana harus melarikan diri??? Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Rab, 18/11/09, liman PAP liman_...@yahoo.com menulis: Dari: liman PAP liman_...@yahoo.com Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: OC Kaligis: Tim Delapan Partisan Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 18 November, 2009, 10:09 AM Apa yang disampaikan OC Kaligis masuk akal, apalagi jika Bonaran memberikan bukti seperti pernyataan yang diberikan berikut ini : JAKARTA, KOMPAS.com — Bonaran Situmeang, kuasa hukum Anggodo Widjojo, melayangkan surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait kinerja Tim Delapan. Tim bentukan Presiden itu dinilai berat sebelah. Kami layangkan surat soal tindakan dari Ketua Tim Delapan yang berat sebelah membela KPK, kata dia di Mabes Polri, Jakarta, Senin (9/11). Ia datang ke Mabes Polri untuk mengurus kasus lain. Bonaran menjelaskan, keberpihakan Tim Delapan terlihat dari permintaan kepada Kapolri untuk membebaskan Bibit S Riyanto dan Chandra M Hamzah meskipun polisi telah menyatakan penyidikan sesuai dengan hukum. Selain itu, tim juga meminta kepolisian untuk menahan Anggodo Widjojo. Meskipun polisi menyatakan tidak cukup bukti untuk menetapkan Anggodo sebagai tersangka, kata dia. Keberpihakan Tim Delapan kepada KPK, kata dia, dicurigai terkait kasus anak Ketua Tim Delapan Adnan Buyung Nasution, yaitu Iken Nasution, yang mengendap di KPK. Iken Nasution terkait kasus pengadaan impor sapi fiktif di Departemen Sosial tahun 2005-2006. Diperiksa KPK dan hingga saat ini dipetieskan oleh KPK, tutur dia. Tuduhan Bonaran kepada Buyung bukan pertama kali dilontarkan. Ia pernah menuduh Buyung terkait dalam rekayasa penyidikan kasus Bibit-Chandra lantaran penanganan kasus yang ditangani Bonaran dikomunikasikan kepada Buyung.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Hadapi Buah Simalakama
Bener nih.. Mahasiswa pada kemana ni ! Demo ko cuma 10 orang. Apa perlu kakak2 alumni2 turun ke jalan lagi! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Bertha Suranto berth...@mac.com Date: Thu, 19 Nov 2009 10:09:39 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Hadapi Buah Simalakama Kalau saya (sbg rakyat yang awam hukum), Lebih baik Pak SBY memutuskan dengna melihat aspirasi masyarakt yang sangat besar ini apalagi masyarakat banyak yang mendukung Tim 8 yang orang2nya bisa dipercaya. Kasus Bibit Chandra harus dihentikan oleh presiden, presiden harus memerintahkan bukan menyarankan kepada Kepolisian dna Kejaksaan untuk patuh pada perintah dia. Presiden juga memerintahkan Anggodo untuk ditahan krn bukti sudah kuat. Supaya hal ini fair. Bibit dan Chandra yang belum terbukti saja dijebloskan ke penjara kok yang berusaha nyuap lenggang kangkung. Saya malah berharap Anggodo bisa lari keluarnegri, supaya saya puas menyaksikan Kepolisian yang akan menanggung malu atas hal ini. Sekarang kondisinya rakyat jadi dipecahbelah ya, ada demo bayaran yang mendukung Kepolisian. Kayak jaman Orba saja. Mahasiswa pada kemana ya, kok mahasiswa skrg gak sehebat mahasiswa th 1998 ?? Apa krn para BEM nya udah jalan-jalan keluar negri dengan biaya negara ? Mohon jangan ada yang tersinggung, saya hanya melampiaskan perasaan kesal pada pemimpin2 negri yang indah ini. [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden: Jangan Paksa Saya
Setuju. Sebaiknya Presiden tidak melakukan tindakan yang melampaui kewenangannya. Soal Rekomendasi Tim 8, menurut para Pakar Politik dan Pakar Hukum di Media Massa, Presiden tidak akan melampaui kewenangannya bila melaksanakan seluruh rekomendasi dari Tim 8. Jadi apa masalahnya??? Apakah karena harus menangkap Anggodo, padahal menurut pernyataan Anggodo di Mabes Polri bahwa Presiden SBY sebelumnya telah memberikan jaminan keamanan secara khusus kepada Anggodo ??? Ya itu bukan termasuk kategori melampaui kewenangan Presiden bila Presiden SBY akan menerapkan ketentuan Sabdo Pandito Ratu, yaitu jaminan keselamatan yang telah disampaikan kepada Anggodo tidak bisa dicabut kembali. Itu sih lebih kepada soal moral saja. Jadi apa masalahnya??? Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Kam, 19/11/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id menulis: Dari: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden: Jangan Paksa Saya Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 1:31 AM http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/11/19/ 03145060/ presiden. jangan.paksa. saya Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta dirinya tidak didesak untuk mengambil langkah yang melampaui kewenangannya sebagai presiden dalam penanganan proses hukum terhadap Wakil Ketua (nonaktif) Komisi Pemberantasan Korupsi Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah. Presiden menginginkan penyelesaian masalah itu tidak menimbulkan masalah baru yang lebih besar. Jangan sampai saya sebagai presiden didorong, dipaksa untuk mengambil langkah yang bukan kewenangan saya, karena itu berarti saya melanggar undang-undang. Harus cepat memang, tidak boleh berlama-lama, tetapi ingat bahwa koridornya harus jelas, ujar Presiden dalam pengantarnya ketika memimpin rapat terbatas yang membahas rekomendasi Tim Delapan di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (18/11). Rapat dihadiri, antara lain, oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Kepala Badan Intelijen Negara Sutanto, Jaksa Agung Hendarman Supandji, dan Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri. Menurut Presiden, rapat itu bukan untuk menetapkan apakah rekomendasi Tim Delapan akan diterima atau ditolak oleh pemerintah, kepolisian, dan kejaksaan. Presiden akan memberikan waktu bagi kepolisian dan kejaksaan untuk merespons rekomendasi tersebut. Meski demikian, Presiden meminta para pejabat terkait menelaah rekomendasi dan penilaian Tim Delapan dengan jernih, tanpa sikap apriori. Jangan buru-buru mengatakan tidak menerima atau jangan buru-buru juga bahwa semua rekomendasi itu diterima, ujarnya. Desas-desus Pada kesempatan yang sama, Presiden juga mengungkapkan keprihatinan karena terkait kasus ini beredar pula desas-desus mengenai dirinya dan keluarganya.. Ia menyimak perbincangan masyarakat, termasuk yang beredar melalui SMS, pesan di Blackberry, jaringan Facebook, dan sejumlah media massa. Saya prihatin karena beredar pula desas-desus, berita-berita yang tidak jelas dari mana sumbernya, yang juga menyangkut nama saya, bahkan ada keluarga saya, yang sama sekali tidak ada kebenarannya. Terhadap ini, tentu saya, kalau itu menyangkut pemerintah, harus kita selesaikan nanti pada saatnya, ujar Presiden. Presiden menuturkan, sepanjang kepemimpinannya pada periode lima tahun lalu, ia juga diterpa sejumlah isu. Ada yang fitnah, ada character assassination, political assassination, sebagian besar saya abaikan. Tetapi, ada tiga hal yang saya hadapi dulu, dua di antaranya masuk ke legal case, ujarnya. Menurut Presiden, jika desas-desus mengenai dirinya dan keluarganya yang saat ini beredar terus berkembang, ia juga akan membawa persoalan itu ke proses hukum. Kalau kali ini masih begitu, dan apalagi secara formal di depan publik ada yang mengangkat berita yang sama sekali tidak ada kebenarannya itu, cara yang lalu juga akan saya tempuh demi keadilan dan kebenaran, dan juga demi kehormatan saya sebagai kepala negara, kata Presiden. Momentum Pakar hukum tata negara Irman Putra Sidin menilai, rekomendasi Tim Delapan kepada Presiden sebaiknya dijadikan momentum untuk melakukan reformasi penegakan hukum secara menyeluruh. Dengan demikian, kasus yang dialami Bibit dan Chandra tidak terulang pada masa depan. Untuk menjaga kelanjutan dan arah dari reformasi hukum, Presiden Yudhoyono sebaiknya membentuk tim khusus yang tugas utamanya mengkaji dan memberikan masukan terkait reformasi hukum. Tim itu tidak mempunyai wewenang dalam penegakan hukum. Tugas utama tim itu adalah melihat kondisi dan rencana ke depan setiap institusi penegak hukum, yaitu kepolisian, kejaksaan, dan KPK. Setelah itu memberikan masukan kepada Presiden tentang apa yang perlu dilakukan, misalnya perbaikan peraturan atau kebijakan anggaran
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Hadapi Buah Simalakama
Wah gak bisa dong pak, kalo SBY mundur, trus yg naik saingannya, bisa tambah parah lagi dong. Semua kasus mengenai dirinya dan partai Demokrat bisa terbongkar semua. apalagi klo yg naik si kecil gesit :D Salam, WT --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Adyanto Aditomo adyantoadit...@... wrote: Supaya SBY terlepas dari jebakan Buah Simalakama, jalan terbaik adalah SBY mengundurkan diri dari Kursi Kepresidenan. Mungkin langkah ini jauh lebih baik daripada konflik dengan pendukung setianya bila menuruti Rekomendasi Tim 8 atau dilengserkan secara paksa oleh rakyat bila menolak Rekomendasi Tim 8. Salam, Â Adyanto Aditomo
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung Nasution
Mau minta info, saya bisa mengerahkan massa sekitar 1000an, apa ada rekans milis yg tau cara menghubungi Anggodo ataw orang2 yg keberatan dgn keberadaan KPK. Kami bisa demo melempari foto siapa saja yang cinta sama republik ini asal bayarannya sesuai dan pantas. wkwkwkwkwk. --- On Thu, 11/19/09, berthatc berth...@yahoo.com wrote: From: berthatc berth...@yahoo.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung Nasution To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, November 19, 2009, 6:52 PM Sedih saya melihat di Metro TV, para mahasiswa berjaket hijau melempari foto Bung Buyung Nasution dengan telur busuk. Apakah ini demo murni atau demo bayaran. Mengapa mahasiswa dan para demonstran bukan menghujat Anggodo ? Benar2 sedih. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Rezim ini makin menunjukkan watak aslinya (Kompas dan Sindo dipanggi
Lho lihat saja reaksi Presiden dan wakilnya. Bisanya cuma bilang : BERANTAS MAFIA KASUS Tapi yang disuruh memberantas Kepolisian dna Kejaksaan. Dimana ke 2 institusi itu tempatnya para mafia. Copot dulu semua pejabat2 yang terlibat direkaman itu. Media dipanggil, MK dipermasalahkan kenapa disiarkan terbuka, Pak presiden cuma bisa ngomong, usut siapa yang menyadap ???
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kompas dan Sindo dipanggil Kabareskrim (soal rekaman Anggodo), Jumat ini
Kata mengundang sepertinya bukan untuk kawinan saja. Bisa saja dalam arti mengundang tamu datang ke rumah seseorang, mengundang orang ke acara Khitanan, mengundang orang ke acara Selamatan, mengundang makan, dsb. Sepertinya katan kawinan itu terdengar kurang enak di kuping. Bukankah lebih baik pernikahan?. Lily
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO
Salam, Bukan gertak sambal karena memang hanya pemimpin kwalitas KLAS 2 dunia(nyaris klas 3 seperti di Afrika).Mampunya hanya seperti ini dan TERBUKTI setelah 64 tahun merdeka tidak terjadi perbaikan, malah semakin terpuruk saja. INI FAKTA dan silahkan BANTAH kalau mampu.Terimakasih! Wasalam, Wal Suparmo --- Pada Kam, 19/11/09, Edy P edypurwa...@kawali.org menulis: Dari: Edy P edypurwa...@kawali.org Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 9:44 AM Duh...sejak dulu buat aturan kok cuma untuk gertak sambal, habis gertaknya tinggal sambalnya. Mendingan kalau sambalnya enak dan benar-benar dari cabe rawit, masih bisa dinikmati dan ada sengatannya (pedas). Mana kelanjutan dari: - Buang sampah sembarangan didenda Rp 10 juta ternyata juga masih 'bar-ber' di jalanan. - Merokok di tempat umum didenda Rp 1 juta --- ternyata masih 'ketepas-ketepus' di tempat umum - Numpang di atas atap KA didenda Rp 15 juta --- siapa mau bayar?? salam - edy
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Sulit menerima fakta yang TIDAK SESUAI dengan YANG INGIN DIDENGAR
Ini bukan masalah YANG INGIN DIDENGAR atau tidak. Bukan karena pengakuan Anggodo adalah informasi YANG INGIN DIDENGAR lalu informasinya dipercaya begitu saja. Kalau ada seseorang mengaku telah melakukan tindakan kriminal apalagi sudah menyeret institusi kepolisian, kejaksaan dan RI-1 maka pengakuannya itu telah mencemarkan nama baik, Anggodo harus dipanggil dan pengakuannya diusut BENAR/TIDAK nya. Bukan dibiarkan saja. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@... wrote: Sulit menerima fakta yang TIDAK SESUAI dengan YANG INGIN DIDENGAR Banyak yang geram dengan Anggodo, tapi yang lebih mengherankan banyak juga yang percaya perkataan Anggodo bahwa dia sudah ngobrak-abrik proses peradilan dengan menyuap sana-sini, walau juga tanpa bukti. Mungkin apa yang dikatakan Anggodo merupakan informasi yang ingin didengar, bukan fakta yang ingin diungkap. Sayang sekali berita buruk itu lebih diminati di negeri ini. RDP -- Kebenaran tidak pernah memihak ... walaupun kadang kala kebenaran tidak bisa menang !
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tim 8 bohongi Presiden ?
masalah maraknya korupsi dan percaloan dilingkungan kepolisian dan kejaksaan sudah sangat lama disoroti,jika sby tidak tau berarti beliau menbutakan dan menulikan dirinya,wong tukang beca aja tau koq. masalah utama saat ini adalah keterlibatan sby sendiri yang dicurigai berdasarkan pembicaraan anggodo yang disadap yang sangat jelas menjelaskan ada hubungannya dengan sby. dalam hal ini Rakyat tentu perlu meyakini dulu sejauh mana keterlibatan sby,karena jika ybs merupakan dalang pengerdilan peran kpk,tidak mungkin Rakyat dapat percaya beliau melakukan pemberantasan korupsi dengan tulus dan sungguh sungguh disamping akan tidak membuat para jajarannya takut melakukan korupsi karena ybs telah kehilangan wibawanya dimata bawahan atas keterlibatannya dalam kasus ini. Pada 19 November 2009 10:13, agung sukerti agungsuke...@yahoo.com menulis: Kalau saya rakyat jelata melihatnya spt ini, Mungkin P. SBY sudah faham bahwa dlm tubuh kepolisian, kejaksaan marak terjadi kasus korupsi yg disebabkan oleh oknum oknum tertentu, pastinya bukan instansi. Karena hukum normatif tidak memungkinkan dia unt. bertindak takut isu intervensi, maka krn kasus Bibit Candra yg entah langsung atau scr tidak langsung berhubungan dg kasus Century, ditunjuklah Tim 8 yg memberikan rekomendasi yg bertentangan dengan keputusan PolRi dan kejaksaan dlm kasus tsb. Nah hasil rekomendasi itu secara tidak langsung menjadi mediasi bagi presiden unt. mengambil tindakan dengan cara halus Ini lho hasil konfirmasi dari Tim 8, klo menurut kamu itu benar ya akui saja dan secara ksatria hrs mengakuinya dan bertanggungjawab atas konsekwensinya , jadi jauh dari kesan intervensi, tapi mengena sasaran. Tinggal sekarang petinggi Kepolisian dan Kejaksaan, bagaimana menyikapinya. Kita tunggu saja episode selanjutnya
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: PLTN Tetap Dibangun (Status terakhir)
Uranium di alam kumpul dengan anak anaknya, anak anaknya radioaktif tidak boleh sembarang dipegang dengan tangan. Kalau rusia nekat mungkin seperti chernobyl walaupun radioaktif dia pegang tuh sampel. Tapi kalau dia ilmuwan yang ngerti material uranium kumpul dg anak anaknya, pasti dia tidak akan pegang pegang sembarangan. Kalau dia paham, pastinya sampel tersebut bukan uranium mas. Salam Iwan Kurniawan --- On Thu, 11/19/09, Pahala pahalahutaba...@yahoo.com wrote: From: Pahala pahalahutaba...@yahoo.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: PLTN Tetap Dibangun (Status terakhir) To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, November 19, 2009, 3:32 AM Apa lagi waktu ada Tsunami Pak Cik...! Bule-bule itu sudah habis menelanjangi bumi NAD. Di scan pake helikopter pula ! Intinya.., (tapi kata saya aja !) di negera yang ada bahan tambang yang seperti ini (atau yang sekelas itu mahal dan atau pentingnya), pasti negara itu dibikin tidak stabil. (Iran aja dibikin ada demo besar-besaran !, cuma karena bisa 'ngurus' Uranium) Digosok-gosok supaya pisah dari negara induknya. Di bikin kerusuhan sepanjang jaman. Sementara itu para bule-bule itu mengamati kekayaan bumi negara itu. Tipu bule dari dulu ya begitu. Sejak mereka ambil rempah-rempah dari Nusantara. Kita aja yang bodoh.., mau di obok-obok. Dipecah pake sentimen agama lah, sentimen suku lah, sentimen otonomi lah. Dll.. (Bangsa yang malang !!) Cape deh! Waktu Tsunami-2004, ada beberapa saudara 'orang Aceh' yang mengangap bahwa Jakarta tidak peduli pada Aceh. Padahal waktu itu.., ribuan (kalau bukan puluhan ribu !) tenaga sukarela ngantri di Halim PKusuma minta berangkat ke tanah saudara nya di Aceh, untuk bantu tenaga, keahlian dan pikiran. Malah yang harus berangkat dulu adalah Hercules milik bule-bangsa asing., dg berbagai alasan dan tipu rayu muslihat ! Sehingga kesan yang timbul di tanah saudara-saudara Aceh adalah bahwa kita semua tidak peduli kepada saudara-saudara Aceh kita ( Aceh.., tanah/negeri/ suku yang membelikan pesawat dinas kepresidenan Bung Karno-Bung Hatta !!! - Kan tidak masuk akal.. bahwa kita tidak peduli pada saudara-saudara Aceh kita ?? ! ) Seamdainya saja saudara-saudara Aceh kita mau gunakan ketaatan agamanya untuk mempertebal Nasionalisme Indonesia (SEAINDAINYA SAJA !!), mungkin bahkan bandar Singapura bisa tutup dengan dibukanya pelabuhan transit dunia Sabang. Sekarang..., apa mau dikata, Malaysia sudah mendahului dengan Port Kelang nya !! Dan kita, bangsa Indonesia, tinggal lah bertikai soal Syariah , soal Otonomi Daerah , soal Daerah Istimewa, dll. Mudah-mudahan generasi muda Aceh bisa 'mencium' muslihat bule-bule ini. Soal orang Uni Sovyet (atau mungkin maksudnya Russia sekarang !), tidak usah kita heran. Karena zaman ini terjun para-komando sudah bukan keakhlian yang sulit. Kata orang-orang, dengan latihan 1- sampai 20mkali terjun saja, seseorang sudah bisa terjun pakai parasut terkendali dan terjun malam dengan nyaman. Dulu saya punya seoorang adik-angket, putra Papua. Dia bercerita bahwa, di kampung leluhurnya, 'kita cangkol setengah meter saja sudah dapat emas !'. Dan coba kita amati, betapa tidak stabilnya sosio-politik Papua , kan ?. Semoga ke depan, kita bangsa Indonesia, semakin bijaksana dan pandai. Nasionalisme kita bangsa Indonesia saat ini masih di bawah titik nol. Ada berbagai perguruan tinggi punya jurusan Fisika, tapi tak banyak keluar hasil penelitian nuklir alias tidak berkembang. Ini abad 21 lho...!! Dan bangsa Indonesia sudah belajar nuklir hampir selama 50 tahun. Hasilnya ...nggaktau ah...!!
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Fauzi Bowo: Saya Lebih Paham Masalah Jakarta
tergelitik rasanya mencermati jawaban 'sang ahli' yang kok kayaknya jauh dari sisi humanis... semua dijawab dengan peraturan-peraturan yang ada, normatif, kering kalau anak sekarang bilang, Dry, man! hehehe 2009/11/20 Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Pengantar Redaksi Serahkan kepada ahlinya! Tagline itulah yang membarengi kampanye Fauzi Bowo saat kampanye pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang lalu. Jakarta dengan beribu persoalannya sebenarnya boleh dikatakan tidak ada yang baru. Kesemrawutan lalu lintas, banjir, tata ruang kota yang memprihatinkan, urbanisasi, dan pengangguran adalah beberapa di antaranya. Mungkin karena itu pula begitu tokoh Kompas Kita adalah Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, pertanyaan pun langsung menyergap redaksi. Tidak kurang dari 300 pertanyaan masuk ke inbox e-mail Kompas Kita. Umumnya, pertanyaan memang menyangkut masalah kota mereka. Saya sudah bosan kebanjiran, Bang, kata salah seorang di antara mereka. Untuk menjadikan kota Jakarta yang benar-benar metropolitan, saya usul agar infrastruktur dilakukan pembenahan, khususnya untuk prasarana jaringan listrik, air minum, gas, telekomunikasi, dll. Dibuatkan underground ducting atau saluran bawah tanah yang terpadu menjadi satu. Dengan demikian, selain lebih efisien dalam perawatan, juga memperkecil adanya gangguan terhadap jaringan masing-masing. Tidak lagi terjadi gali-menggali lubang di jalanan, seperti yang ada sekarang ini, tumpang tindih antara jaringan satu dan lainnya. Prasarana ini bisa dikelola oleh suatu perusahaan di bawah Pemda DKI dan memungut biaya sewa kepada pengguna masing-masing, yaitu PLN, PAM, Gas, Telkom, dll, sebagaimana yang telah ada di negara-negara maju. (Budi Siswanto, Tangerang) Saya sependapat dengan saudara bahwa dalam rangka menuju kota layanan (service city) modern dan mempunyai daya saing setara dengan kota metropolis negara lainnya, DKI Jakarta mutlak membutuhkan penataan prasarana jaringan utilitas untuk jaringan listrik, air bersih, gas, telekomunikasi, dan lain-lain. Untuk menghindari penggalian berulang yang menyebabkan kemacetan, pengotoran, dan perusakan akibat galian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berusaha meningkatkan koordinasi dalam pelayanan perizinan bagi pembangunan jaringan utilitas, termasuk pemilihan teknik pemasangannya untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan. Untuk masa yang akan datang, Pemprov DKI Jakarta merencanakan pembangunan ducting secara terintegrasi dalam rangka penataan jaringan bawah tanah, yang saat ini sedang dalam proses studi kelayakan. Pak Gubernur, kenapa di daerah Joglo sampai sekarang belum ada air PAM? Jadi terpaksa kita masih menggunakan air tanah. (Yohan Sanjaya) Saat ini total kapasitas suplai air bersih dari PDAM sebesar 18.075 liter per detik dengan cakupan pelayanan sebesar 63 persen. Sisanya dilayani kios air dan tangki air, dengan kondisi tingkat kehilangan air atau nonrevenue water yang masih cukup tinggi. Secara bertahap, kapasitas terpasang pelayanan air bersih akan ditingkatkan ke seluruh wilayah Jakarta. Sumber air baku utama untuk memenuhi kebutuhan air minum DKI Jakarta saat ini diambil dari Saluran Induk Tarum Barat yang berasal dari Waduk Jatiluhur, dengan jumlah pasokan air baku terbatas karena digunakan juga untuk mengairi sawah di daerah Karawang-Bekasi. Sejalan dengan upaya perluasan jaringan pelayanan, direncanakan akan dibangun pengolahan air bersih siap minum di Waduk Jatiluhur dengan membangun pipa air tertutup dari Saluran Induk Tarum Barat dengan target pasokan 12.500 liter per detik. Rencana ini diharapkan dapat direalisasikan pada tahun 2011. Bang Foke. Apa sekarang yang membedakan keseharian Anda dibanding dulu ketika masih wakil gubernur? (Teguh Haryadi, Bekasi) Lebih kurang 30 tahun sudah saya berkarier dan mengabdi di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Sebagai seorang yang berkiprah secara profesional dalam tugas-tugas pemerintahan, pengalaman membuat saya lebih paham akan masalah Jakarta. Tugas membangun kota dan melayani kebutuhan warga Jakarta saya sikapi sebagai panggilan dan amanah. Terkait dengan jabatan saya sebagai seorang gubernur, tidak ada perubahan yang signifikan dalam keseharian ketika saya masih menjadi wakil gubernur. Perbedaan yang ada adalah berhubungan dengan tingkat kewenangan dan tanggung jawab atas pelayanan bagi warga Jakarta. Pak Fauzi Bowo. motor di Jabotabek begitu merajalela dan dibiarkan tanpa pengaturan. Selain polusi udara, yang terlupakan dari motor adalah polusi suara dari knalpot modifikasi yang begitu bising, bahkan saat macet mulai masuk ke kompleks perumahan. Beranikah Bapak melarang penggunaan knalpot modifikasi yang bising? (Wahyu, Pamulang) Pengendalian pencemaran udara yang berasal dari kendaraan bermotor dilakukan antara lain dengan uji emisi sebagaimana diatur dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Pengaturan lebih lanjut
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Yth pak Hadiatmoko, anda kok gendut ?
Aduh ini pelecehan kaum gemuk. Saya termasuk orang yang gemuk lho. Saya sendiri gak tau kenapa bisa gemuk dan sekeluarga gemuk semua. Terbiasa makan enak, nggak jugabelum tentu 1 bulan sekali makan di restorant, Di rumah pun masak daging hanya 1 minggu sekali, makan nasi hanya 2 xsehari. Kurang gerak ?? kayaknya nggak juga, saya berenang 2 x sehari = 800 meter Kebanyakan pembantu ?? nggak juga, saya cuci piring sendiri, cuci baju sendiri, padahal pembantu saya ada 2. Dan saya tidak pernah korupsi (bahkan denda terlambat bayar pajak saja saya lunasi). Jadi jangan menghakimi kaum gemuk ya, apalagi dibilang gak jujuroh sedih sekali. Walau gemuk saya tetap percaya diri. karena bukan tubuh yang saya jual, tapi kejujuran dan hati nurani yang saya kedepankan. yang jelas orang gemuk biasanya humoris, mudah tertawa.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PRITA YANG TERANIAYA
kalau seperti ini kelihatannya hukum dan negara hanya untuk menindas rakyat kecil dan memuaskan hasrat penguasa saja !!! Pada 20 November 2009 11:41, Teuku Moeda teukumoedaab...@ymail.commenulis: Itulah hukum di Indonesia yang gampang untuk di diperjual belikan,sekarang siapa yang akan membayar apa yang telah merugikan pasien seperti kejadian keluarga prita.siapa yang akan mendengar jeritan ketidak adilan hukum dan layanan bagi masyarakat,siapa yang berani bicara tentang ketidak adilan jika bicara saja masyarakat akan dibungkam dengan hukum dan di bui,apakah yang bisa bicara itu hanya pemilik hukum?apakah masyarakat berada dalam selokan?apakah manusia sudah tak boleh mengeluh dinegeri Indonesia,apakah masyarakat Indonesia tidak boleh Mengeluh Lagi jika di Zholimi? Hai penegak Hukum yang gajinya dipotong dari pajak Rakyat,tidak malukah kalian dengan apa yang kalian lakukan,seperti masyarakat yang menolong Anjing kejepit,lalu setelah lepas maka masyarakat yang menolongnya akan digigit? Apakah ini hanya Tabi'at,watak,kepribadian yang sengaja untuk merubah manusia dari yang baik menjadi manusia pengkhianat bangsa sendiri, Kenapa Buat hukum untuk menjebak rakyat sendiri?
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Berniat Berantas Mafia
Sebelumnya sby mengatakan / memerintahkan agar mengusut orang yang mencatut namanya. ternyata setelah sekian lama tidak juga ada actionnya. jadi sby asbun saja. Saya tidak akan percaya sama sby selamanya,sebelum yang dikatakannya benar benar dilaksanakan. BUKTIKAN ATUH JANGAN NGOMONG DOANG MEMUAKKAN !!! Pada 20 November 2009 06:59, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.idmenulis: http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/11/20/02542092/sby.berniat.berantas.mafia Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (19/11), menggelar sidang kabinet paripurna untuk merumuskan langkah konkret yang akan ditempuh pemerintah untuk memberantas mafia hukum. Presiden tidak merasa perlu membentuk badan atau tim khusus dalam pemberantasan mafia hukum. Seusai sidang paripurna, Presiden menugaskan Kepala Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto berkoordinasi dengan instansi terkait dan menyusun rencana aksi pemberantasan mafia hukum. Belum ditentukan langkah konkret apa yang akan ditempuh oleh instansi masing-masing. Juga belum ditentukan tenggat perumusan. Akan dirumuskan Dalam pengantarnya ketika membuka sidang kabinet, Presiden mengatakan, langkah-langkah pemberantasan mafia dalam konteks reformasi hukum diharapkan berjalan efektif dalam 100 hari pertama pemerintahan. Menurut Presiden, akan dirumuskan langkah konkret yang akan ditempuh terkait dengan pemberantasan mafia itu, siapa penyelenggara dan penanggung jawabnya, bagaimana pengawasannya, termasuk langkah apa yang harus dikendalikannya secara langsung sebagai presiden. Seusai sidang kabinet paripurna, Kuntoro menjelaskan, Presiden menugaskan kepada UKP4 untuk mengoordinasikan lembaga lain, seperti Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kejaksaan Agung, Kepolisian Negara RI, Mahkamah Agung, serta Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, dalam merumuskan rencana aksi. Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, belum ada target yang ditetapkan dalam pemberantasan mafia peradilan ini. Belum, kan baru diberikan arahan hari ini, ujarnya. Perbaiki diri Di Roma, Italia, Wakil Presiden Boediono menyatakan dukungannya terhadap program reformasi di kalangan aparat penegak hukum. Saya setuju bahwa Polri dan kejaksaan (terutama) harus ada tekad untuk memperbaiki diri dulu, kata Boediono menjawab pertanyaan budayawan Mudji Sutrisno pada acara pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Wisma Duta, KBRI, Roma, Rabu malam. Dalam kesempatan itu, Mudji mengatakan kepada Boediono, jika rekomendasi Tim Delapan tidak ditindaklanjuti Presiden, hal itu akan mencoreng lembaga kepresidenan. Menurut Boediono, Tim Delapan sudah menyampaikan usulannya dan sudah dibaca. Saya kira ini akan dicamkan dengan sungguh-sungguh oleh Presiden. Kita beri waktu Presiden untuk melakukan reformasi atas usulan tim itu, katanya. Boediono mengakui, akhir dari kasus hukum yang terjadi pada pemimpin nonaktif Komisi Pemberantasan Korupsi oleh Polri dan selanjutnya diproses oleh Kejaksaan Agung belum jelas. Semoga kebenaran dan keadilan akan datang. Kadang kala jalan kebenaran itu, termasuk juga di Indonesia, bukan garis lurus, melainkan berliku. Namun, akhir kebenaran dan keadilan akan datang. Semoga Tuhan bersama kita, kata Boediono. Kecewa Sejumlah kalangan kecewa atas sikap Presiden sehubungan dengan rekomendasi Tim Delapan terkait penuntasan kasus Bibit Samad Rianto-Chandra M Hamzah. Mereka menginginkan Presiden bersikap tegas dan cepat. Presiden tidak boleh menunda-nunda rekomendasi Tim Delapan, kata anggota Koalisi Masyarakat Darurat Keadilan, Danang Widoyoko, dalam konferensi pers di kantor Indonesian Corruption Watch, Jakarta, Kamis. Menurut Danang, Tim Delapan merupakan tim bentukan Presiden Yudhoyono untuk mencari fakta dan memverifikasi data. Oleh karena itu, sebaiknya Presiden melaksanakan rekomendasi Tim Delapan itu. Kalau tidak dilakukan, berarti memang benar Tim Delapan itu hanya untuk retorika politik saja. Koordinator Kontras Usman Hamid mengatakan, keperluan menindak pejabat negara yang tersangkut korupsi, kolusi, atau nepotisme tidak melanggar undang-undang atau keluar dari kewenangan Presiden. Justru hal itu merupakan amanat reformasi. Amanat itu, menurut Usman, tegas dinyatakan dalam Ketetapan MPR Nomor VIII/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan Korupsi yang menyebutkan, pegawai negeri yang tersangkut korupsi dapat dikenai tindakan administratif sebelum diadili. Begitu pula dengan Ketetapan Nomor VI/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa yang intinya menyatakan, pejabat publik yang mendapat sorotan negatif masyarakat harus mengundurkan diri atau diberhentikan. Pembelaan Secara terpisah, Zainal Arifin Muchtar, Direktur Pusat Kajian Antikorupsi Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, mengatakan, sikap Presiden membuat polisi dan jaksa merasa mendapatkan
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tolong, pengertian dari Material dan pemesanan
Bung Ian Raja, Ini kasusnya apa sih??? Masalahnya Teknis atau Non Teknis??? Kalau kasusnya Teknis, penjelasannya cukup sederhana. Tapi kalau Non Teknis, wah gak tahu saya. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Kam, 19/11/09, Ian raja ian_baca_berge...@yahoo.co.id menulis: Dari: Ian raja ian_baca_berge...@yahoo.co.id Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tolong, pengertian dari Material dan pemesanan Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 5:28 PM Dear Teman's yang ada dimilis ini tolong batu saya,.. dengan susah payah saya cari pengertian dari Material, dan pemesanan ga dapat juga. bagi teman's semua tolong di kirim via japri aja pengertian dari Material dan pemesanan, terimakasih banyak,, ian Buat sendiri desain eksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger ..yahoo.com/ pingbox/ [Non-text portions of this message have been removed] Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO
Saya ngga setuju Lebih baik memang ada peraturan yang tegas begitu kemudian kita lihat juga kalau dilaksanakan secara konsisten masih ada nggak yang bandel naik diatas gerbong KA . Berbarengan kita juga nuntut agar Menhub serius membenahi sarana transportasi moda KA/KRL hingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Soal akan damai 100,000 rph , drpd di denda 15 jt pasti tetap bikin nyesak yang mau gratisan tadinya... jadi yang masih naik diatas gerbong pasti yang sungguh2 butuh saat itu naik KA Saya jadi ingat soal larangan memberi sedekah pada pengemis dengan sanksi pada yang memberi... Salam , martin - jkt From: udhien .net techvolut...@gmail.com To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Fri, November 20, 2009 10:11:16 AM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO setuju.. pasti yang bikin regulasi tidak pernah naek KRL kelas ekonomi. paling cuman ngelihat dari dalam mobilnya, ketika KRL itu melintas di sampingnya dengan kondisi penumpang membludak sampai atap, dia berujar akan saya buat regulasi biar mereka jera. Mbok yaa siapkan KRL yang manusiawi KRL yang gak bolong-bolong lantainya jumlah KRL juga harus rasional antara penumpang dgn jumlah KRL-nya. Kalau KRL sudah mumpuni spt itu tapi masih banyak penumpang atap, berarti ada masalah sama manusianya :) aya-aya wae nih.. -- thanks and regards, udhien.net - - - - - - email : udh...@udhien. net website : http://www.udhien. net - TECHVOLUTION Deviant : http://techvolution .deviantart. com - My Selected works of photography
[Forum-Pembaca-KOMPAS] pernyataan sikap Kondisi Jakarta
PERNYATAAN SIKAP TERHADAP PERMASALAHAN BANJIR DI DKI JAKARTA Di Mana Tanggung Jawab Pemerintah DKI JAKARTA ? Pernyataan bahwa kota Jakarta seperti tidak punya Gubernur bukanlah sekedar hal yang mengada-ada atau pernyataan yang sifatnya usil saja, karena pada kenyataannya permasalahan banjir dari dahulu sampai dengan saat ini menjadi tren kota Jakarta selain kemacetan. Masalah banjir adalah masalah klasik yang dihadapi warga Jakarta dari tahun ke tahun yang sampai dengan saat ini belum bisa diatasi oleh PEMDA DKI Jakarta. Beberapa hari ini wilayah Jakarta diguyur hujan deras yang kemudian menimbulkan banjir pula di wilayah-wilayah yang menjadi LANGGANAN BANJIR. Masalah banjir di Jakarta ini sudah mendunia. Sebagaimana diberitakan oleh Al JAZEERA 27 November 2008 bahwa Jakarta dalam situasi yang berbahaya, dimana setiap tahun Jakarta tengggelam 4 – 6 cm akibat pengembangan perumahan-perumahan mahal dan elit, pengerukan dasar tanah untuk pembuatan apartemen dan mall-mall besar (klik link : http://english.aljazeera.net/programmes/101east/2008/11/20081125112314849738.html) Ibukota Jakarta merupakan pusat pemerintahan sekaligus pusat perniagaan dan menjadi barometer bagi Negara Republik Indonesia . Seharusnya penanganan masalah banjir merupakan prioritas utama PEMDA DKI Jakarta. Banyak dampak yang ditimbulkan dari banjir yaitu menimbulkan penderitaan dan kerugian warga Jakarta baik secara materil maupun psykis, kemacetan, menghambat roda pemerintahan dan ekonomi secara umum, menimbulkan kerusakan infrastruktur seperti jalan dan lampu lalu lintas. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, maka kami PUSAT ADVOKASI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA (PAHAM) JAKARTA menyatakan sikap : 1.Tindakan pembiaran terhadap permasalahan banjir yang dilakukan oleh PEMDA JAKARTA merupakan tindakan yang tidak bertanggungjawab dan pengingkaran terhadap janji-janji pra-PILKADA yang disampaikan secara sungguh-sungguh oleh GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAKARTA terpilih saat ini; 2.Menghimbau kepada PEMERINTAH DKI JAKARTA untuk lebih serius dan peduli terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat Jakarta . 3.Menagih implementasi dan realisasi janji-janji GUBERNUR dan WAGUB DKI JAKARTA yang disampaikan dalam kampanye PILKADA 2007; 4.Mempercepat perbaikan kerusakan-kerusakan jalan dan mempercepat pembangunan BANJIR KANAL TIMUR dan infrastruktur lainnya untuk meminimalisasi banjir di wilayah DKI Jakarta. 5.Menerapkan sanksi yang tegas terhadap pengembangan apartemen, perumahan mahal dan elit, gedung-gedung bertingkat, serta pusat perbelanjaan yang berpotensi menimbulkan banjir. Demikian pernyataan sikap ini kami sampaikan. Jakarta, 20 November 2009 Direktur Eksekutif PAHAM Jakarta Nasrulloh Nasution, SH [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Berniat Berantas Mafia
Bisanya cuman niat doank...mana mungkin bisa berantas mafia kalau cuman dengan niat, niat yang berasal dari jiwa ksatria yang pengecut lagi. Buat tim untuk investigasi agar dibilang cepat bertindak, sdh diberikan bukti malah diam doank..sekarang mau apa lagi NANGIS lagi? mending mundur aja,ya walaupun itu tidak mungkin sih... salam From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Fri, November 20, 2009 6:59:52 AM Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Berniat Berantas Mafia http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/11/20/ 02542092/ sby.berniat. berantas. mafia Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (19/11), menggelar sidang kabinet paripurna untuk merumuskan langkah konkret yang akan ditempuh pemerintah untuk memberantas mafia hukum. Presiden tidak merasa perlu membentuk badan atau tim khusus dalam pemberantasan mafia hukum. Seusai sidang paripurna, Presiden menugaskan Kepala Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto berkoordinasi dengan instansi terkait dan menyusun rencana aksi pemberantasan mafia hukum. Belum ditentukan langkah konkret apa yang akan ditempuh oleh instansi masing-masing. Juga belum ditentukan tenggat perumusan. Akan dirumuskan Dalam pengantarnya ketika membuka sidang kabinet, Presiden mengatakan, langkah-langkah pemberantasan mafia dalam konteks reformasi hukum diharapkan berjalan efektif dalam 100 hari pertama pemerintahan. Menurut Presiden, akan dirumuskan langkah konkret yang akan ditempuh terkait dengan pemberantasan mafia itu, siapa penyelenggara dan penanggung jawabnya, bagaimana pengawasannya, termasuk langkah apa yang harus dikendalikannya secara langsung sebagai presiden. Seusai sidang kabinet paripurna, Kuntoro menjelaskan, Presiden menugaskan kepada UKP4 untuk mengoordinasikan lembaga lain, seperti Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kejaksaan Agung, Kepolisian Negara RI, Mahkamah Agung, serta Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, dalam merumuskan rencana aksi. Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, belum ada target yang ditetapkan dalam pemberantasan mafia peradilan ini. Belum, kan baru diberikan arahan hari ini, ujarnya. Perbaiki diri Di Roma, Italia, Wakil Presiden Boediono menyatakan dukungannya terhadap program reformasi di kalangan aparat penegak hukum. Saya setuju bahwa Polri dan kejaksaan (terutama) harus ada tekad untuk memperbaiki diri dulu, kata Boediono menjawab pertanyaan budayawan Mudji Sutrisno pada acara pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Wisma Duta, KBRI, Roma, Rabu malam. Dalam kesempatan itu, Mudji mengatakan kepada Boediono, jika rekomendasi Tim Delapan tidak ditindaklanjuti Presiden, hal itu akan mencoreng lembaga kepresidenan. Menurut Boediono, Tim Delapan sudah menyampaikan usulannya dan sudah dibaca. Saya kira ini akan dicamkan dengan sungguh-sungguh oleh Presiden. Kita beri waktu Presiden untuk melakukan reformasi atas usulan tim itu, katanya. Boediono mengakui, akhir dari kasus hukum yang terjadi pada pemimpin nonaktif Komisi Pemberantasan Korupsi oleh Polri dan selanjutnya diproses oleh Kejaksaan Agung belum jelas. Semoga kebenaran dan keadilan akan datang. Kadang kala jalan kebenaran itu, termasuk juga di Indonesia, bukan garis lurus, melainkan berliku. Namun, akhir kebenaran dan keadilan akan datang. Semoga Tuhan bersama kita, kata Boediono. Kecewa Sejumlah kalangan kecewa atas sikap Presiden sehubungan dengan rekomendasi Tim Delapan terkait penuntasan kasus Bibit Samad Rianto-Chandra M Hamzah. Mereka menginginkan Presiden bersikap tegas dan cepat. Presiden tidak boleh menunda-nunda rekomendasi Tim Delapan, kata anggota Koalisi Masyarakat Darurat Keadilan, Danang Widoyoko, dalam konferensi pers di kantor Indonesian Corruption Watch, Jakarta, Kamis. Menurut Danang, Tim Delapan merupakan tim bentukan Presiden Yudhoyono untuk mencari fakta dan memverifikasi data. Oleh karena itu, sebaiknya Presiden melaksanakan rekomendasi Tim Delapan itu. Kalau tidak dilakukan, berarti memang benar Tim Delapan itu hanya untuk retorika politik saja. Koordinator Kontras Usman Hamid mengatakan, keperluan menindak pejabat negara yang tersangkut korupsi, kolusi, atau nepotisme tidak melanggar undang-undang atau keluar dari kewenangan Presiden. Justru hal itu merupakan amanat reformasi. Amanat itu, menurut Usman, tegas dinyatakan dalam Ketetapan MPR Nomor VIII/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan Korupsi yang menyebutkan, pegawai negeri yang tersangkut korupsi dapat dikenai tindakan administratif sebelum diadili. Begitu pula dengan Ketetapan Nomor VI/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa yang intinya menyatakan, pejabat publik yang mendapat sorotan negatif masyarakat harus mengundurkan diri atau diberhentikan . Pembelaan Secara terpisah, Zainal Arifin
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Berniat Berantas Mafia
Berarti 5 tahun terakhir kepemimpinannya, SBY gmn dong? :-) Salam, Rakhmat H --- Pada Kam, 19/11/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id menulis: Dari: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Berniat Berantas Mafia Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 3:59 PM http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/11/20/ 02542092/ sby.berniat. berantas. mafia Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (19/11), menggelar sidang kabinet paripurna untuk merumuskan langkah konkret yang akan ditempuh pemerintah untuk memberantas mafia hukum. Presiden tidak merasa perlu membentuk badan atau tim khusus dalam pemberantasan mafia hukum. Seusai sidang paripurna, Presiden menugaskan Kepala Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto berkoordinasi dengan instansi terkait dan menyusun rencana aksi pemberantasan mafia hukum. Belum ditentukan langkah konkret apa yang akan ditempuh oleh instansi masing-masing. Juga belum ditentukan tenggat perumusan. Akan dirumuskan Dalam pengantarnya ketika membuka sidang kabinet, Presiden mengatakan, langkah-langkah pemberantasan mafia dalam konteks reformasi hukum diharapkan berjalan efektif dalam 100 hari pertama pemerintahan. Menurut Presiden, akan dirumuskan langkah konkret yang akan ditempuh terkait dengan pemberantasan mafia itu, siapa penyelenggara dan penanggung jawabnya, bagaimana pengawasannya, termasuk langkah apa yang harus dikendalikannya secara langsung sebagai presiden. Seusai sidang kabinet paripurna, Kuntoro menjelaskan, Presiden menugaskan kepada UKP4 untuk mengoordinasikan lembaga lain, seperti Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kejaksaan Agung, Kepolisian Negara RI, Mahkamah Agung, serta Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, dalam merumuskan rencana aksi. Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, belum ada target yang ditetapkan dalam pemberantasan mafia peradilan ini. Belum, kan baru diberikan arahan hari ini, ujarnya. Perbaiki diri Di Roma, Italia, Wakil Presiden Boediono menyatakan dukungannya terhadap program reformasi di kalangan aparat penegak hukum. Saya setuju bahwa Polri dan kejaksaan (terutama) harus ada tekad untuk memperbaiki diri dulu, kata Boediono menjawab pertanyaan budayawan Mudji Sutrisno pada acara pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Wisma Duta, KBRI, Roma, Rabu malam. Dalam kesempatan itu, Mudji mengatakan kepada Boediono, jika rekomendasi Tim Delapan tidak ditindaklanjuti Presiden, hal itu akan mencoreng lembaga kepresidenan. Menurut Boediono, Tim Delapan sudah menyampaikan usulannya dan sudah dibaca. Saya kira ini akan dicamkan dengan sungguh-sungguh oleh Presiden. Kita beri waktu Presiden untuk melakukan reformasi atas usulan tim itu, katanya. Boediono mengakui, akhir dari kasus hukum yang terjadi pada pemimpin nonaktif Komisi Pemberantasan Korupsi oleh Polri dan selanjutnya diproses oleh Kejaksaan Agung belum jelas. Semoga kebenaran dan keadilan akan datang. Kadang kala jalan kebenaran itu, termasuk juga di Indonesia, bukan garis lurus, melainkan berliku. Namun, akhir kebenaran dan keadilan akan datang. Semoga Tuhan bersama kita, kata Boediono. Kecewa Sejumlah kalangan kecewa atas sikap Presiden sehubungan dengan rekomendasi Tim Delapan terkait penuntasan kasus Bibit Samad Rianto-Chandra M Hamzah. Mereka menginginkan Presiden bersikap tegas dan cepat. Presiden tidak boleh menunda-nunda rekomendasi Tim Delapan, kata anggota Koalisi Masyarakat Darurat Keadilan, Danang Widoyoko, dalam konferensi pers di kantor Indonesian Corruption Watch, Jakarta, Kamis. Menurut Danang, Tim Delapan merupakan tim bentukan Presiden Yudhoyono untuk mencari fakta dan memverifikasi data. Oleh karena itu, sebaiknya Presiden melaksanakan rekomendasi Tim Delapan itu. Kalau tidak dilakukan, berarti memang benar Tim Delapan itu hanya untuk retorika politik saja. Koordinator Kontras Usman Hamid mengatakan, keperluan menindak pejabat negara yang tersangkut korupsi, kolusi, atau nepotisme tidak melanggar undang-undang atau keluar dari kewenangan Presiden. Justru hal itu merupakan amanat reformasi. Amanat itu, menurut Usman, tegas dinyatakan dalam Ketetapan MPR Nomor VIII/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan Korupsi yang menyebutkan, pegawai negeri yang tersangkut korupsi dapat dikenai tindakan administratif sebelum diadili. Begitu pula dengan Ketetapan Nomor VI/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa yang intinya menyatakan, pejabat publik yang mendapat sorotan negatif masyarakat harus mengundurkan diri atau diberhentikan . Pembelaan Secara terpisah, Zainal Arifin Muchtar, Direktur Pusat Kajian Antikorupsi Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, mengatakan, sikap Presiden membuat polisi dan jaksa
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Oprah Winfrey mau pensiun
Oprah to announce show will end in 2011 By Lisa de Moraes Washington Post Staff Writer Thursday, November 19, 2009 7:35 PM Oprah Winfrey will announce on her syndicated talk show Friday that she will shutter the program in September 2011 after 25 years as the queen of daytime TV. Word of the decision ends months of rampant speculation as to whether Winfrey would continue with the five-day-a-week show while trying to finally get launched her much-stalled cable Oprah Winfrey Network in partnership with Bethesda-based Discovery Communications. Earlier this month, reports surfaced that Discovery Communications chief executive David Zaslav was putting pressure on Winfrey to move the show to OWN. In response, Winfrey's Harpo Productions insisted she had not made a decision yet, but late Thursday the company said the announcement will come on Friday. It is sure to be one of her most-watched broadcasts ever, coming in a season in which her show has gotten a noticeable uptick in the ratings with high-profile gets that have included the first TV interview with former vice presidential candidate Sarah Palin to launch her book tour, which was seen by an average of more than 10 million people -- Winfrey's biggest audience since November of 2007. She also snagged an interview with Mackenzie Phillips in which the actress revealed she had for years had sex with her father, John Phillips of the pop singing group Mamas and the Papas, and the first comeback-album interview with Whitney Houston. We have the greatest respect for Oprah and wish her nothing but the best in her future endeavors, CBS Television Distribution said Thursday in a statement. That CBS division distributes The Oprah Winfrey Show to TV stations around the country. We know that anything she turns her hand to will be a great success. We look forward to working with her for the next several years and hopefully afterwards as well. Harpo Productions, in an e-mail to TV station executives, said: The sun will set on the 'Oprah' show as its 25th season draws to a close on September 9, 2011. We welcome you to share this news this evening with your colleagues and viewers. As we all know, Oprah's personal comments about this on tomorrow's live show will mark an historic television moment that we will all be talking about for years to come It remains unclear whether Winfrey will launch a talk show for OWN. Some industry sources believe she is moving her company to Los Angeles and will do a new show from there. Recently, OWN hired one of Winfrey's most trusted executives, 15-year Harpo veteran Lisa Erspamer, as its new chief creative officer, which raised questions as to whether Winfrey was planning to stop doing her show, which is based in Chicago, and move to Los Angeles. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO
Penambahan frekuensi KA memang saat ini hukumnya WAJIB dan KUDU. Tapi perlu dibarengi dengan pembangunan infrastruktur. Menurut saya, semua jalur KA di dalam kota harus berada di atas fly-over, seperti yang kini sudah ada antara Cikini dan Kota. Kalo separuh masih di bawah dan cuma separuh lagi yang di atas, maka peningkatan frekuensi KA akan makin memperparah kemacetan lalu-lintas sebab tumpukan kendaraan di pintu-pintu perlintasan KA akan makin menggila. Jika jalur dalam kota sudah naik ke atas semua, maka frekuensi mau dibikin 5 menit sekalipun oke saja. Saat ini titik-titik rawan ada di Kebayoran Lama, Palmerah, Tebet, Kalibata, Cipinang, Klender, dll. Dan lagi, jika semua stasiun ada di atas fly-over, kontrol pemakaian karcis akan lebih mudah, dan juga pencegahan penumpang gelap ataupun penumpang naik atap. manneke --- On Wed, 11/18/09, andryansyah andryans...@yahoo.com wrote: From: andryansyah andryans...@yahoo.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Received: Wednesday, November 18, 2009, 10:53 PM Bener-bener negeri ini diurus ORANG-ORANG BEGO. Saya adalah salah satu penumpang kereta jurusan padat itu. Saya perhatikan, jam sangat padat penumpang Rangkas Bitung - Jakarta dan sebaliknya, MENGAPA TIDAK SEGERA DIATASI DENGAN PENAMBAHAN KERETA YANG BERJALAN DENGAN SELISIH 10 MENIT MISALNYA. Bila pandangan saya itu dilakukan misalnya dengan 2 ragkaian kereta berurut, saya yakin OGAH ORANG DUDUK DI ATAP KA. Arus balik yang padat di sore hari, lakukan juga hal yang sama. Maksud saya, dari TNB ke Rangkas, kalau sekitar jam 14.00 padat sekali, maka beri 2 rangkaian berurut, dan misalnya jam 16.00 juga padat, beri lagi rangkaian berurut. Juga yang pagi dari Rangkas atau Parung Panjang. Survey sih sudah berkali-kali, tapi kebijakan yang muncul seperti kebijakan ORANG DUNGU!!! Saya yakin, orang PT. KAI akan beralasan macam-macam dengan usulan saya ini. Tapi buat saya jelas, mereka itu memang sulit diterima cara pikirnya, karena pikiran mereka orang tak berduit mengapa diberi angkutan yang nyaman. Dan kata teman saya yang kerja di perkeretaapian dephub, kerjanya adalah mark-up dana.dan saya yakin itu benar. andry
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kompas: Pemanggilan untuk Terlapor Anggodo
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/11/20/18013488/kompas.pemanggilan.untuk.terlapor.anggodo , KOMPAS.com Redaktur Pelaksana Harian Kompas Budiman Tanuredjo mengaku dimintai keterangan terkait rekaman sadapan milik KPK yang telah diperdengarkan di Mahkamah Konstitusi dengan terlapor Anggodo Widjojo. Polisi butuh keterangan Anggodo (sebagai) terlapor, ucap Budiman seusai memberikan keterangan di Mabes Polri, Jumat (20/11). Selain harian Kompas, penyidik juga memanggil redaktur media Seputar Indonesia (Sindo) untuk dimintai keterangan. Namun, pernyataan Budiman tersebut berbeda dengan surat panggilan yang diterima pihak Sindo. Redaktur Pelaksana Sindo Nevi Hetaria, seusai memberikan keterangan di Mabes Polri, mengatakan bahwa pemanggilan terkait laporan Anggodo dan Indra Syahnun Lubis. Budiman menjelaskan, substansi pertanyaan penyidik hanya seputar pemberitaan Kompas pada 4 November 2009 tentang transkrip rekaman. Ditanya apakah benar transkrip rekaman dimuat di Kompas pada 4 November 2009? Saya katakan benar. Hanya itu saja, kata dia. Menurut Budiman, penyidik kemungkinan hanya memanggil perwakilan Kompas dan Sindo untuk mendapatkan keterangan terkait rekaman sadapan antara Anggodo dan pejabat kepolisian, Kejaksaan Agung, dan pihak lain. Kalau semua koran dipanggil, jawaban akan iya. Penyidik bilang Kompas oplahnya paling besar dan Sindo cukup besar, tambahnya. Menurutnya, kepolisian mempunyai hak meminta keterangan untuk menangani suatu perkara. Saya menghormati otoritas kepolisian untuk meminta keterangan dari saya, ucapnya.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Hadapi Buah Simalakama
Ya, ya? Mahasiswa sekarang tidak semilitan tahun 66, 74 dan 98. Sekarang lebih banyak pendemo bayaran. Terakhir yang menentang Tim 8 dikerahkan oleh ES yang secara tak langsung sudah mengakui demo2 tsb dibayar. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Bertha Suranto berth...@mac.com Date: Thu, 19 Nov 2009 10:09:39 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Hadapi Buah Simalakama Kalau saya (sbg rakyat yang awam hukum), Lebih baik Pak SBY memutuskan dengna melihat aspirasi masyarakt yang sangat besar ini apalagi masyarakat banyak yang mendukung Tim 8 yang orang2nya bisa dipercaya. Kasus Bibit Chandra harus dihentikan oleh presiden, presiden harus memerintahkan bukan menyarankan kepada Kepolisian dna Kejaksaan untuk patuh pada perintah dia. Presiden juga memerintahkan Anggodo untuk ditahan krn bukti sudah kuat. Supaya hal ini fair. Bibit dan Chandra yang belum terbukti saja dijebloskan ke penjara kok yang berusaha nyuap lenggang kangkung. Saya malah berharap Anggodo bisa lari keluarnegri, supaya saya puas menyaksikan Kepolisian yang akan menanggung malu atas hal ini. Sekarang kondisinya rakyat jadi dipecahbelah ya, ada demo bayaran yang mendukung Kepolisian. Kayak jaman Orba saja. Mahasiswa pada kemana ya, kok mahasiswa skrg gak sehebat mahasiswa th 1998 ?? Apa krn para BEM nya udah jalan-jalan keluar negri dengan biaya negara ? Mohon jangan ada yang tersinggung, saya hanya melampiaskan perasaan kesal pada pemimpin2 negri yang indah ini. [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Anggodo meng-Kriminal-kan Kompas ?.
Jangan biarkan.. Maju terus media! Rakyat mendukungmu.. Pedang tak setajam pena! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung Nasution
Ass Wr Wb, Coba check ke Almamaternya jangan jangan para mhasiswa yang sudah DO karena tampangnya ngak lagi Mahsiswa .Bisanya sih kalo mahasiswa yang demo jelas simbol ato atributnya nya misal BEM. Wassalam --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, berthatc berth...@... wrote: Sedih saya melihat di Metro TV, para mahasiswa berjaket hijau melempari foto Bung Buyung Nasution dengan telur busuk. Apakah ini demo murni atau demo bayaran. Mengapa mahasiswa dan para demonstran bukan menghujat Anggodo ? Benar2 sedih.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] polisi tembak mati sopir angkot
FYI --- Pada Rab, 18/11/09, Budhiana Kartawijaya budipr_...@yahoo.com menulis: Dari: Budhiana Kartawijaya budipr_...@yahoo.com Judul: [jurnalisme] polisi tembak mati sopir angkot Kepada: jurnali...@yahoogroups.com jurnali...@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 18 November, 2009, 8:43 AM Selasa 17 Nov, tujuh polisi tim buser polsek Limo Depok menggerebek sebuah rumah di jl. Pondok Limo. Di situ ada beberapa sopir angkot sedang judi. Tiga orang ditangkap. Namun, Subagyo (33) yang bekerja sebaga sopir angkot, ditembak polisi hingga tewas. Menurut versi polisi, Subagyo terpaksa ditembak karena berusaha melarikan diri. Dua peluru bersarang di paha dan dadanya. Ada kejanggalan di sini. Jika memang melarikan diri, mestinya peluru itu menembus punggung. Kemudian, jika menembus paha terlebih dahulu, tentunya Subagyo sudah tidak mungkin bisa lari lagi, sehingga tak perlu dibunuh. Lagipula apa perlunya menembak seorang penjudi kelas emperan. Bukankah polisi sudah menangkap tiga temannya? Maka tinggal tanya temannya di mana tempat tinggal Subagyo. Polisi melarang keluarga Subagyo melihat badan almarhum. Keluarga hanya diperbolehkan melihat wajahnya saja. Saya berharap teman-teman media bisa mengkritisi versi polisi ini. Sebab sudah terlalu sering polisi berdalih si tersangka lari, atau mau merebut senjata polisi sehinnga tersangka ditembak. Setelah itu, selesai...tanpa ada apa-apa lagi. Tampaknya pemahaman polisi sudah bergeser, dari memerangi kejahatan menjadi memerangi penjahat. Media harus mengkritisi abuse of power ini. Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads. yahoo.com/ id/internetexplo rer
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Puluhan wartawan mendemo Mabes Polri
Polri Belum Sita Rekaman Anggodo LEO SUNU Ilustrasi Jumat, 20 November 2009 | 16:12 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Unjuk rasa puluhan wartawan yang menolak pemanggilan dan pelibatan pers oleh polisi pada kasus rekaman pembicaraan Anggodo Widjojo yang disadap KPK baru saja berakhir di Depan Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Jumat (20/11). Di hadapan pengunjuk rasa, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Nanan Sukarna mengatakan, rekaman pembicaraan Anggodo, hingga saat ini belum disita. Belum, belum disita, kata Nanan menjawab pertanyaan wartawan. Nanan menambahkan, Kita bekerja bertahap. Aneh, barang bukti pembicaraan yang disadap KPK belum disita, kok malah wartawan yang dipanggil. Sudah dua minggu dari pemutaran rekaman itu, kok Anggodo belum juga ditetapkan tersangka, kata seorang wartawan. Massa pengunjuk rasa menyebut kelompok dengan Koalisi Antikriminalisasi Pers. Menanggapi pernyataan ini, Nanan justru meminta wartawan agar membantu memberi keterangan untuk menetapkan Anggodo tersangka. Seperti diketahui publik, hasil sadapan KPK atas pembicaraan Anggodo, adik kandung komisaris PT Masaro Radikom, Anggoro Widjojo, buronan KPK, dengan sejumlah pihak diperdengarkan di hadapan sidang terbuka Mahkamah Konstitusi (MK) 3 November silam. Sidang terbuka untuk umum, dan disiarkan secara langsung banyak media elektronik seperti stasiun televisi dan radio. Juga tayang di portal online secara real time. Dan besoknya, transkrip pemberitaan muncul di media massa cetak. Atas pemberitaan itu, Mabes Polri memanggil hanya pimpinan dua surat kabar nasional, Kompas dan Seputar Indonesia untuk dimintai keterangan perihal pemuatan transkrip pembicaraan Anggodo. Hal inilah yang ditolak wartawan. Jangan libatkan wartawan untuk mengkriminalisasi pihak tertentu. Jangan pernah kriminalisasi pers, sebab kalau memanggil sebagai saksi pun, itu sama dengan mengintimidasi pers dan menyumbat saluran informasi untuk masyarakat, ujar orator. Pengunjuk rasa ditemui Kadiv Humas, Irjen Nanan Sukarna. Dia mengatakan, pemanggilan pimpinan atau kru redaksi Kompas dan Seputar Indonesia batal dilakukan karena terjadi salah informasi. Pemanggilan ini bukan untuk saksi tetapi hanya untuk memberi keterangan mengenail rekaman tersebut, kata Nanan sembari meminta wartawan tidak salah menafsirkan pemanggilan dua media tersebut. Yulis Sulistyawan, salah seorang pengunjuk rasa menyampaikan aspirasi wartawan Indonesia kepada Nanan, agar Polri tidak memanggil wartawan atas laporan Anggodo maupun pengacaranya, Indra Syahnun Lubis atau Bonaran Situmeang. Kami wartawan akan bantu Polri, tetapi tidak untuk mengkriminalisasi pihak lain, dan tidak atas laporan Anggodo, katanya. (Persda Network/amb) .indosat {font: bold italic 12px Tahoma;} [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Markus diganti Cakas dan Cakil
Sebaiknya kita terima apa yang ditawarkan oleh Jaksa Agung (CAKIL) karena dia yang lebih mengetahui apa saja kerja orang-orang yang dimaksud sehingga istilah itu lebih pas untuk konteksnya. Zul --- On Thu, 11/19/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id wrote: From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Markus diganti Cakas dan Cakil To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, November 19, 2009, 7:14 PM Cakas = Calo Kasus Cakil = Calo Keliling Hendarman Lebih Suka Cakil daripada Markus Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono rupanya memberikan arahan kepada Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri dan Jaksa Agung Hendarman Supandji, terkait penyebutan istilah markus sebagai singkatan makelar kasus. Beliau (Presiden) menyampaikan, makelar kasus jangan disebut markus karena itu nama besar di kitab suci. Karena itu, diubah menjadi 'cakas' alias 'calo kasus', ungkap Hendarman pada rapat kerja di Komisi III DPR, Kamis (19/11) malam. Hendarman rupanya juga tak suka istilah markus. Sebutan baru cakas yang diberikan Presiden pun terasa sulit untuk diucapkannya. Maka, Hendarman membuat istilah sendiri yang memudahkannya. Apa istilah itu? Hendarman menyebut para calo kasus dengan cakil alias calo keliling. Cakil lebih gampang disebut. Dalam cerita wayang kulit, cakil selalu muncul pukul 12 malam untuk melawan Arjuna dan pasti mati kena keris. Makanya, harus kita perangi bersama, ujar Hendarman santai. Kontan saja, pernyataannya ini memancing tawa anggota dewan. Cakil, urai dia, bisa masuk melalui istri, anak, cucu ataupun mantu. Strata cakil, mulai dari level terendah sampai level kelas atas. Untuk memerangi cakil, menurutnya, tidak akan signifikan jika hanya pada tataran pernyataan. Yang lebih penting menjadi persoalan adalah moral, kata Hendarman. http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/11/19/ 22013981/ hendarman. lebih.suka. cakil.daripada. markus
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Anggodo meng-Kriminal-kan Kompas ?.
Bung Lasma Siregar, Kompas akan bisa jadi seperti Washington Post yang membongkar skandal Watergate bila menolak tunduk pada tekanan Anggodo melalui Aparat Kepolisian. Kesediaan Pimpinan Harian Kompas memenuhi panggilan Kepolisian atas laporan Anggodo, menunjukkan bahwa Kompas kelihatannya berada dibawah ketiak Anggodo. Kalau sudah begini, apa yang bisa diharapkan dari Harian Kompas ??? Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Kam, 19/11/09, Lasma siregar las032...@yahoo.com menulis: Dari: Lasma siregar las032...@yahoo.com Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Anggodo meng-Kriminal-kan Kompas ?. Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 11:12 PM Mudah-mudahan Kompas dkk bisa jadi seperti Washington Post yang membongkar Watergate dan menggulingkan ke-Presiden- an Richard Nixon di USA! Selamat berjuang Kompas dkk, all the best! Mari kita dukung mereka, amigos dari Sabang sampai Merauke! Salam Las
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi
Kalaupun apa yang dikatakan Pak Suhaimi dapat dilakukan, akan tetapi karena dari awal sudah jelas adanya rekayasa terhadap kasus ini maka sangatlah tidak layak meneruskannya ke Pengadilan. Lebih baik melepaskan orang yang bersalah daripada menghukum orang yang tidak bersalah. Kalau kasus ini diteruskan dan seandainya mereka diputus bersalah di Tingkat I dan II dan saya yakin mereka akan naik banding sampai MA, dan seandainya mereka akhirnya dinyatakan bebas, bisa nggak dibayangkan penderitaan yang mereka dan keluarganya rasakan selama bbrp tahun? Tentu hal itu tak bisa dibayar dengan uang. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Haniwar Syarif haniwarsya...@yahoo.co.id Date: Thu, 19 Nov 2009 09:26:11 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi kalau sy boleh nimbrung :) masalah nya percaya gak bhw bukti yg ada memang lemah ? kalau percaya bhw lemah tapi terus minta di teruskan juga pengadilannya maka orang itu : sakit pikirannya atau memang mengarah kepada satu lagi yaitu golnya cumabiar jadi terdakwa spy di berhentikan tetap kemungkinan lain , percaya pada polisi ( bukti nya kuat ) nah ini juga termasuk orang yg sakit nalarnya lha bukti yg ada jelas duit cuma sampai arie, dan mobil yg masuk ke taman Rasuna banyak tanpa bukti ada kedua orang itu aniwei saya betul betul melihat pak Godlip niat dan nalarnya baik.. HS = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: OC Kaligis: Tim Delapan Partisan
Bung Liman, Sebaiknya anda jangan menggunakan Logika Miring untuk membela kepentingan Makelar kasus seperti Anggodo dan Aparat Hukum Busuk yang bersengkokongkol dengan para Makelar Kasus.. Sebaiknya memang kasus Bibit dan Chandra diselesaikan di pengadilan, bukan diselesaikan secara politis. Tentu saja syaratnya adalah : 1. BAP disusun oleh Aparat Hukum yang kredible dan tidak dibawah pengaruh para Makelar Kasus. Dalam kasus Bibit dan Chandra, terlihat secara telanjang bahwa BAP nya disusun oleh Anggodo yang bersekongkol dengan para Aparat Hukum Busuk, baik yang ada di Kepolisian maupun Kejaklsaan Agung. 2.,Bukti yang ada merupakan Bukti Mutlak dan bukan Bukti Kuat. Bukti Kuat sangat mudah direkayasa oleh para Makelar kasus seperti Anggodo yang bersekongkol dengan Aparat Hukum Busuk. Bukti Keberadaan suatu kendaraan di suatu tempat yang dilengkapi dengan karcis parkir hanya merupakan petunjuk kuat bahwa pengemudi mobil tersebut berada di lokasi tersebut. Oleh para Makelar Kasus yang bersekongkol dengan Aparat Hukum Busuk, data tersebut dianggap bahwa pemilik mobil telah menerima suap. Padahal pengemudi mobil belum tentu pemilik mobil. Bisa saja yang bawa mobil itu orang lain, misalnya Sopir nya. Lha ini kan logika gila. Mosok sih kualitas Aparat Hukum kita jauh lebih buruk dibandingkan dengan yang selalu ditampilkan dalam Cerita Kriminal di FoxCrime, dimana Aparat Kepolisian berupaya keras merubah Petunjuk Kuat atau Bukti Kuat menjadi Bukti Mutlak. Dalam berbagai Cerita Kriminal yang disampaikan di FoxCrime, seringkali Bukti Kuat merupakan hasil rekayasa dari Oknum Tertentu. Beruntung Aparat Kepolisian yang menyelidiki kasus tersebut mampu memecahkan setiap kasus dengan gemilang. Padahal pangkat mereka cuma Sersan dan Komandannya paling tinggi Kapten sebagai Kepala Polisi setempat. Lha di Indonesia, dengan menerjunkan begitu banyak Jendral Polisi termasuk Kapolri, kok kualitas penyelidikannya memalukan seperti itu???. dari Aparat Kejaksaan Agung, yang diterjunkan gak tanggung - tanggung: Wakil Jaksa Agung Jadi kalau Aparat Kepolisian dan Kejaksaan Agung tidak mampu merubah Bukti Kuat menjadi Bukti Mutlak, maka saya setuju dengan Tim 8 bahwa sebaiknya Kepolisian mengeluarkan SP3. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Kam, 19/11/09, liman PAP liman_...@yahoo.com menulis: Dari: liman PAP liman_...@yahoo.com Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: OC Kaligis: Tim Delapan Partisan Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 2:35 AM Salam, Ada pernyataan Jimly, mantan ketua MK yang menyarankan kasus ini diselesaikan di forum pengadilan, daripada diselesaikan secara politis. Bung Haniwar, bukti lemah, berati bukan tidak ada bukti. Bukti lemah, berarti memang ada kasus, tidak direkayasa. Soal dipaksakan ke kejaksaan atau pengadilan, itu hal yang berbeda. Di mana-mana, di lembaga manapun, di negara manapun ada oknum. Di keluarga, koperasi, yayasan, perusahaan swasta / media juga ada oknum (wartawan bodrex). Menurut anda, apakah di lembaga legislatif, eksekutif maupun yudikatif / KPK tidak ada yang namanya oknum? Anda percaya atau terlalu kuatir jika dibongkar habis akan ada oknum sehingga lebih baik dipeti-eskan? Wass, Liman
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Rupanya KKN ada juga di Eropa
Yth Rekan milis, Barusan dengar berita dari TV Aljazeera dan Deutsche Welle,bahwa di Eropa, ada sekitar 200 pertandingan sepak bola yang diatur hasilnya. Semuanya melibatkan Wasit,pemain tertentu dan pemilik club. Namun hal ini belum berjangkit ke Club yang besar di Eropa. Fenomena apa rupanya ini ? Dunia sudah makin tua, karakter manusia berubah atau karena kesenjangan ekonomi sehingga orang mencari jalan pintas. Salam Hormat, Bakri Arbie. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PLTN Tetap Dibangun
Salam, Menurut fikiran sehat PLTN mau tidak mau HARUS dibangun. Persoalannya hanya DIMANA. RI harus bersedia berkorban dengan mengeluarkan biaya yang banyak untuk TRANSMISI karena PLTN hendaknya dibangun di pulau terpencil tanpa penduduk di sekitar Kalimantan( satu2nya pulau yang aman gempa).. Wasalam, Wal Suparmo 2009/11/7 Adyanto Aditomo adyantoaditomo@ yahoo.co. id Kalau memang dilihat dari segi ekonomis dan kehandalan Sistem Kelistrikan maka PLTN sebaiknya dibangun di Kalimantan, ya sebaiknya dilakukan saja. Dengan demikian bisa diharapkan di Kalimantan akan tumbuh banyak Industri yang menggunakan Tenaga Listrik cukup besar dengan kualitas yang tinggi. Karena adanya krisis Listrik di Kalimantan, saat ini industri modern di Kalimantan sulit untuk bisa tumbuh dengan baik. Penggunaan Genset untuk pengadaan Tenaga Listrik bagi Industri modern, selain biayanya luar biasa mahal (karena harga solar juga mahal), juga kualitasnya tidak bisa sebagus listrik PLN. Salam, Adyanto Aditomo
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: PLTN Tetap Dibangun (Status terakhir)
Yth pak Iwan K, Sy pikir konsep argumen saya sudah jelas sekali. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Iwan Kurniawan pltn...@... wrote: Yth. Pak Muhammad Subekti  1. Apakah Batan punya data cadangan uranium selain di daerah Kalan. Uranium di Daerah Kalan sudah dipetakan dengan baik oleh Batan. Tetapi yang memulai eksplorasi di Kalan adalah Perancis bekerja sama dengan Batan. Daerah lain hanya diduga mengandung uranium tetapi belum dilakukan eksplorasi sebaik daerah Kalan. Thorium banyak terdapat di Sumut apakah dapat digunakan untuk jangka 300 tahun, secara ilmiah perlu dibuktikan perhitungannya. Berapa besar cadangan Thorium saya yakin Pak Subekti belum punya datanya.  MS: Rekan2 dari Sumut atau instansi tertentu yg berhak memberikan pendapat tentang perlu tidaknya saya perlu memberikan data detail Uranium/Thorium ke publik, sudah wajar kalau sy harus hati2 dg tindakan pak Iwan meminta data ke saya. Thorium reaktor diharapkan akan komersial, mudah mudahan 5 tahun lagi sudah bisa dilihat hasilnya. Yang pasti bukan di Indonesia tetapi di negara lain. India merencanakan Thorium Reakor akan memberikan kontribusi energi listrik sebesar 30% pada tahun 2030. India bisa membangun reaktor sendiri sesuai pengalaman dia membangun Candu pada awal berdirinya PLTN.  MS: Jangan lupa, ada banyak peneliti PLTN Indonesia yg meneliti Thorium di luar negeri. Komunitas PLTN dunia pasti kenal komunitasnya dan bisa segera mencari data rekan2 se-negara yg ikut kontribusi dalam publikasi PLTN. Bagaimana dengan Indonesia, rencananya akan membangun 4 PLTN dengan cara membeli, apakah PLTN ini boleh diuji coba untuk belajar ahli ahli kita ? Nanti dulu PLTN adalah pusat pembangkit listrik komersial bukan untuk belajar PLTN. Investor tidak akan memberi kesempatan kita untuk belajar PLTN apalagi kesempatan membangun PLTN sendiri.  MS: Maaf, sy tdk mengerti maksud pertanyaan pak Iwan, jangan2 salah sangka thd pernyataan saya bahwa SDM PLTN Indonesia skr ini sedang pada kondisi puncak. Tolong jelaskan Bapak menanggapi kalimat yg mana atau pertanyaan baru biar sy tdk bingung. Sampai saat ini Batan belum punya BLUE PRINT untuk membangun PLTN dengan kemampuan sendiri, tetapi yang ada hanya berpikir untuk mengimpor PLTN. Banyak orang berpikir Indonesia punya PLTN agar disegani negara tetangga. Tidak berpikir punya PLTN akan menyusahkan rakyat. Indonesia akan disegani negara lain kalau bisa membangun PLTN dengan kemampuan sendiri, tidak seperti sekarang hanya berpikir untuk membeli PLTN.  MS: Pak Iwan seperti paranormal aja bisa menebak, he he he. Malah kayak Tuhan aja-- PLTN nyusahin rakyat. Bisa jadi justru pernyataan bapak ini yg menyusahkan rakyat dan menghalangi keinginan rakyat punya PLTN. Tanpa disuruh, banyak rakyat yg mewakili rakyat daerah ttt minta dikasih konsultasi gratis supaya bisa menikmati PLTN. Gratis pak, tdk perlu membayar, lain dg Bapak khan ? he he he. Apakah punya PLTN dengan cara membeli akan bisa membangun PLTN sendiri? Kita lihat lebih dari 40 tahun kita menikmati mobil mobil canggih dari Jepang, Amerika dan Eropa, sampai hari ini tetap saja kita belum bisa memproduksi mobil sebaik Proton Malayasia.  MS: Sepakat kita pak, bukan hanya mobil, sebentar lagi Malaysia juga mendahului beli PLTN, apalagi ada Bapak yg full anti-PLTN, bayangan saya -- bangun PLTN masih jauuh. Setelah TKI kedirgantaraan dari Nurtanio diexport ke Malaysia, kemungkinan besar TKI nuklir juga sangat diminati Malaysia. Uranium adalah material yang harus dikuasai oleh negara kok bisa perusahaan swasta memproduksi 10 ton/tahun, perusahanan ini pasti beroperasi tanpa ijin dari pemerintah.  MS: Data-nya cari sendiri yaa pak, sy tdk bisa bantuin. 2. Plutonium tidak perlu diperkaya tetapi maksudnya dimurnikan dari campuran isotop yang berasal dari bahan bakar reaktor. Berbeda dengan uranium perlu diperkaya, kandungan u-235 pada uranium alam hanya sebesar 0,7 %. Agar U-235 meningkat menjadi 3,5 % perlu diperkaya. Saya tidak yakin kita diberikan kesempatan untuk mengembangkan teknologi pemerkayaan Uranium. Jadi kita akan tergantung negara lain dalam pengadaan bahan bakar PLTN, sesuai pemikiran Pak Subekti untuk PLTN tipe PWR MS: SAma dg pemikiran Bp. Ma'rufin. Kalau PLT lain (surya, batubara, geotermal dll) memiliki kondisi ketergantungan teknologi dg luar negeri tetap jalan terus, logisnya PLTN juga bisa jalan terus khan pak ? - Kandungan lokal PLTN bisa mencapai 30%, sementara itu Kandungan lokal PLT-batubara hampir 100% dari Cina sedang dibangun. 3. Apakah tenaga ahli kita akan terlibat dalam rancangan PTLN yang akan di bangun, sampai saat ini saya tidak pernah mendengar  Batan punya rencana membangun PLTN dengan kemampuan sendiri. Teknologi yang digunakan tergantung investor PLTN yang akan masuk, kita memilih PLTN yang ditawarkan. Dengan cara ini apakah Teknologi PLTN bisa dikuasi,
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO
Ass.Wr.Wb. Kalau bisa ngerjain orang dan mengsusahin kenapa harus digampangin, kurang sreg dong, tdk bisa menunjukan kekuasaan ku utk ngerjain orang, jeilah pikiran ngeres. Wassalam 2009/11/21 Bertha Suranto berth...@mac.com Kenapa gak ada Hukuman Kerja Sosial ? karena gak bisa dipakai untuk nego.. Kalau hukumannya uang kan brarti proyek baru. Mau dihukum 15 juta atau damai ditempat ??? cuma 100 ribu ajakata petugas yg nangkep Kalau Kerja Sosial, masak mau nego ? Dihukum bersihin 5 gerbong, udah kamu bersihin 3 gerbong, nanti bapak yang bersihin 2 gerbong hehehehhe. Tapi memang orang Indonesia ini suka aneh2 saja, Dikasih tau bahwa duduk di atap gerbong bisa membahayakan diri, kalau cuma dikasih tau gak mempan. Mending pakai cara ditakut2in kali ya kayak film 2012. Bikinin film orang naik diatap lalu jatuh trus berdarah2, gegar otak, trus kelindas, trus hancur, keluarga dittinggalin nangis. Mungkin maksud yg bikin peraturan supaya pada takut. lebih baik kereta tidak dijalankan kalau ada yang masih duduk diatas atap, jadi gak perlu denda. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rezim ini makin menunjukkan watak aslinya (Kompas dan Sindo dipanggil Kabareskrim soal rekaman Anggodo)
Kayaknya critical mass, yaitu bertemunya kondisi obyektif dan kondisi subyektif tinggal menunggu waktu. Kalau saya perhatikan ucapan para tokoh yang semakin jelas arahnya, telah memberi sign mengenai menguatnya reaksi agar kedua kondisi tersebut terjadi..Syafei M yang selama ini banyak diam juga telah memberi sign. Ada apa? Sayang, PD sebagai the ruling party tidak menyadari karena kepogahannya (sama seperti PG di 1998).. Ini semakin menyatukan lawan politik dalam menciptakan musuh bersama dimana isunya masih belum beranjak dari reformasi atau bagaimana menuntaskan pemberantasan KKN. Kok ya kebetulan sekali kondisi obyektif itu dipuncaki oleh rekaman yang diputar oleh MK. Kehendak sejarah? Kayaknya, para reformis 1998 sudah belajar dari kesalahan agar generasi berikutnya tidak mengalami lagi. Pemberantasan KKN itu tidak cukup melalui TAP MPR ternyata. Seandainya people power itu akn ada, maka bukan menggulingkan pemerintahan tujuaannya, tetapi melanjutkan reformasi yang belum tuntas, terutama dalam pemberantasan KKN. Kali ini, 2009, beda dengan 1998 dimana KKN itu ditengarai diseputar elite kekuasaan atau RI 1, kini KKN itu ditengarai kuat di lemabaga penegak hukum. Maka, mungkin saja anggota DPR yang biasanya berlaga di Senayan berpikir mendukung parlemen jalanan ketika hambatan terjadi di Parlemen yang dikuasai oleh te ruling party yang pongah. Kalau ini terjadi, mungkin ini akan menjadi model demokrasi di Indonesia ketika Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan untuk mewujudkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dan berdasar Perikemanusiaan yang Adil dan Beradab serta berdasar Ketuhanan yang Maha Esa EKO KERTAJAYA wrote: kami bersumpah siap turun ke jalan, tumbangkan pemimpin dzolim. sol = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bocah-bocah Pun Surati SBY soal AntiKorupsi
Bocah-bocah Pun Surati SBY soal AntiKorupsi FRANS AGUNG Masyarakat yang mengisi akhir pekannya untuk bersantai di Istora Senayan menyempatkan diri menuliskan harapannya pada SBY agar korupsi dituntaskan, Minggu (22//11). Kain 30 meter x 1 meter dalam 1 jam sudah dipenuhi tulisan tangan ratusan orang. Minggu, 22 November 2009 | 09:22 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Konflik KPK dan Polri tampaknya menjadi momentum untuk menyosialisasikan antikorupsi sebagai budaya baru. Dengan dukungan pemberitaan media, dalam waktu singkat isu antikorupsi sudah sampai kepada anak-anak. Millah (12) yang masih berseragam sekolah dengan tekun menuliskan pesan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di atas punggung Dawi, temannya. Pak SBY, tolong bantu rakyat yang kurang mampu karena banyak pengemis di jalan yang meminta-minta uang, tulis Millah dalam aksi antikorupsi yang diselenggarakan oleh Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (22/11) pagi. Kemudian, Millah bersama Dawi menempelkan harapannya itu di pohon harapan. Menurut perempuan yang bersekolah di SMP Sumpah Pemuda kelas I itu, masih banyaknya orang miskin karena korupsi terus merajalela. Korupsi itu mengambil uang orang lain. Saya tidak setuju dengan korupsi, ujarnya. Dukungan kepada Presiden juga diberikan oleh Nabila (9). Dengan tenangnya, murid SD kelas IV ini menempelkan secarik kertas putih di pohon harapan. Korupsi dihentikan, jangan ada lagi, tulisnya. Beberapa harapan lain yang ditempelkan di pohon itu adalah Pak SBY, yang dilanjutkan bukan korupsi, Wahai para pemimpin, tanggung jawabmu di dunia dan akhirat, Keadilan di Indonesia masih bisa dibeli, berbahaya, dan ada juga yang sangat keras, Gantung saja Anggodo di sini. Selain itu, harapan masyarakat yang kebetulan sedang menghabiskan waktu akhir pekan sambil berolahraga ringan menuliskan harapannya di kain dengan panjang 30 meter dan lebar 1 meter sebanyak dua buah. Berikut beberapa tulisan mereka, Yang baru tertangkap hanya buntut cicak. Kepala sama badannya belum. Terus berjuang untuk menuntaskan kasus Century. Berjuang cicak, tulis FPMJ. Pulangkan buaya pada habitatnya, Riezky Delastama. Dan, dari tanpa identitas menuliskan, Katakan yang benar walaupun penuh risiko, habiskan korupsi. Semua harapan masyarakat ini, menurut Mirza Ahmad, anggota Kompak, akan dikumpulkan dan disampaikan kepada Presiden. Besok pagi akan kami kirim, ucap Mirza. #yiv2079706816 .indosat {font:bold italic 12px Tahoma;} Sent from Indosat BlackBerry powered by ONE Editor: Glo http://m.kompas.com di mana saja melalui ponsel, Blackberry, iPhone, atau Windows Mobile Phone Anda __ Make your browsing faster, safer, and easier with the new Internet Explorer® 8. Optimized for Yahoo! Get it Now for Free! at http://downloads.yahoo.com/ca/internetexplorer/ [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tolong! Situ Kami Diurug oleh Pengembang.
Pak situ yang mau diuruk dimana ya pak area nya? Mohn diceritakan secara rinci, dan kenapa mau diurug dan oleh siapa? --- Pada Sel, 17/11/09, Rubaya Thalib rubayat2...@yahoo.com menulis: Dari: Rubaya Thalib Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tolong! Situ Kami Diurug oleh Pengembang. Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 17 November, 2009, 3:45 AM Pak RT yang saya muliakan, sebagai salah satu penghuni kota TANGSEL dan warga Ciputat Timur, saya adalah pendukung Bapak bahwa Situ yang diuruk itu harus segera dibebaskan dan difungsikan kembali sebagai situ. Dengan hormat dan penuh harapan agar kiranya para miliser tercinta dan semua warga RI yang cinta kelestarian lingkungan mendukung Bapak RT kita yang berjuang untuk mencari kebenaran dan kebaikan bagi dihidupkannya Situ kami yang sedang diuruk, salam hormat !
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Duh... Tiga Buah Kakao Menyeret Minah ke Meja Hijau...
sebenarnya masalah ini bukan semata masalah arogan atau keterlaluan, perspekstif hukum hendaknya diletakkan pada tempat yg semestinya, cara-cara pandang awam thd hukum -yg menafikan aspek-aspek hukum itu sendiri- seringkali malah mengacaukan kaidah hukum. dalam kasus Aminah misalnya, memang menghukum orang yg mencuri barang senilai sekian rupiah bisa dianggap tdk manusiawi, karena hal itu dianggap bertentangan dgn rasa keadilan, anggapan ini muncul karena membandingkan kasus aminah ini dgn kasus korupsi (anggodo misalnya), yang harus disadari dan diketahui oleh awam, bahwa satu tindakan kriminal tetap dianggap perbuatan yg melawan hukum meskipun kadar kesalahannya atau nilai yg dilanggarnya relatif kecil. tujuan dari sebuah hukuman adalah penjeraan, pencuri kecil-kecilan pun harus di-jera-kan sebelum dia menganggap perbuatan mencuri keci-kecilan itu boleh dan bisa dimaafkan oleh hukum. pendek kata, memproses hukum kasus minah memang tidak manusiawi, tapi dari kaca mata hukum tu sendiri, hal tsb merupakan satu keniscayaan yg tidak bisa ditawar-tawar lagi, sekalipun dgn alasan kemanusiaan. terlebih, aminah mencuri kecil-kecilan dalam rangka 'memperkaya' diri, dan bukannya untuk survive, semisal si A mencuri nasi untuk makanan dia hari itu, atau seoarang ibu terpaksa mencuri susu karena anaknya kelaparan. kalau kasus-kasus besar spt kasus anggodo saat ini, bukannya hukum akan mandul disini, atau keadilan akan di kesampingkan, yang harus diketahui oleh awam, menguak kasus-kasus besar dan abstrak spt itu sangat sulit, selain melibatkan pengacara-pengacara besar, didalamnya ada unsur politik, hal ini yg membedakan kasus anggodo dgn kasus aminah dari sisi kenapa kasus aminah begitu mudah naik ke persidangan sedangkan kasus anggodo bisa dikatakan jalan di tempat. kalau mau mengulas detailnya, mungkin nggak akan cukup sehari dua hari untuk membahasnya, karena itu saya membatasi sampai disini, sekedar wacana bagi awam (spt kakak aminah) thd hukum dan seluk beluknya. salam, TH De: Haniwar Syarif haniwarsya...@yahoo.co.id Para: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Enviado: vie,20 noviembre, 2009 01:39 Asunto: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Duh... Tiga Buah Kakao Menyeret Minah ke Meja Hijau... arogan banget ya PT runpun ini, padahal kalau dia cari diinternya pasti banyak inefisiensi ataupun korupsi yg nilainya jauh diatas itu konon vonis bersalah sudah di jatuhkan dgn hukuman 1 bulan dalam masa percobaan 3 bulsn Soal Rp.30.000 urusan dgn nenek yg sdh minta maaf tapi diteruskan juga ke kepolisian memang membuat rasa keadilan terkoyak HS
[Forum-Pembaca-KOMPAS] anggodo superdermawan [ was ] : Anggodo Mercy S-300
Berita mercy S 300 ini memang diakui oleh Tuan Anggodo yang super itu. Justru gara2 super dermawan itu semua yang berbintang baik di Polri dan Kejaksaan mau pasang badan ... Jadi kita nggak perlu stress dengan keadaan sekarang. Yang lagi dinanti adalah apakah semua bintang dan perwira muda baik di Polri dan Kejaksaan nggak ada yang berani mbalelo demi kebenaran , siapa tahu malah akan diangkat jadi bintang di instansinya masing2 ? Yang saya ikuti ex Kapuspen Jakgung dan ex Gubernur PTIK sudah jadi bintang ngulitin kebobrokan instansinya, pada saat yang sama saya membaca statement Kapolri dengan gagah bilang diantara kami, tidak ada yang mundur Salam , martin - jkt From: Lasma siregar las032...@yahoo.com To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thu, November 19, 2009 11:22:16 AM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Anggodo Mercy S-300 Berita seperti ini kalau dibiarkan berlalu begitu saja tanpa ada tindakan apa-apa dari Pemerintah, bisa berbahaya... Orang jadi marah dan bertanya, ada apa kok yang satu ini nampaknya seperti yang punya republik? SBY bisa membiarkan segalanya berlalu dengan sekian alasan, tapi di suatu waktu nanti mereka juga perlu menjawab! Dermawan? Apakah pemberiannya ini dilakukan tanpa perhitungan untung rugi? Memberikan sesuatu dengan harapan (harus?) menerima sesuatu sebagai balasannya, apakah bisa disebut dermawan? Salam Las
[Forum-Pembaca-KOMPAS] “2012” MERESAHKAN
FILM “2012” MERESAHKAN Film “2012” meresahkan dan haram untuk ditonton! Kata siapa? Kata MUI Malang dan MUI Kalsel. Baca ini. Benarkah masyarakat resah? Sayup-sayup saya dengar teriakan dari belakang , “Resah…?! Resah apaan? Elo aja kali!” :D Jadi siapa dong yang resah? Ya mereka berdualah! Siapa lagi…?! Hahaha…! Lha wong MUI Pusat melalui ketuanya KH. Ma’ruf Amin saja tidak mengharamkan film kiamat 2012 untuk di tonton masyarakat. Baca ini. KH Ma’ruf nampaknya lebih luas pandangannya ketimbang dua rekannya tersebut. Jadi jangan dikira kalau sesama MUI tidak berbeda pendapat. Kalau ada hal yang meresahkan masyarakat maka masyarakat pasti akan menghindari hal yang meresahkannya tersebut. Itu hal yang alamiah sekali. Mereka tentu akan minta aparat untuk menghentikannya dan agar masyarakat menjauhinya. Umpamanya : geng motor, tawuran mahasiswa, premanisme, wabah penyakit, kebiasaan nenggak spritus dicampur air kencing kuda, dll. Tapi coba tanyakan pada masyarakat yang sampai antri berjam-jam untuk bisa menonton film yang ‘meresahkan’ tersebut. “Eh! Elu apa kagak tahu bahwa film ini meresahkan? Kok elu malah antri untuk nonton?’ Saya jamin Anda akan dijawab :”Ah! Itu kan akal-akalan elu aja supaya gua pulang dan elu yang gantiin tempat gua ngantri kan? Sono ngantri di belakang!” Kalau ini belum memuaskan Anda, coba cegat mereka yang baru saja selesai nonton dan tanyai mereka,:”Eh! Elu resah nggak setelah nonton film ini?” Saya yakin akan dijawab,:”Resah..?! Gila lu! Tuh yang kagak kebagian karcis yang resah.” Baca seterusnya di : http://satriadharma.wordpress.com/2009/11/22/%E2%80%9C2012%E2%80%9D-meresahkan/#more-222
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kompas dipanggil ke mabes polri???
Saya sempat mendengar, mas budiman tanuredjo, redpel kompas dipanggil ke mabes polri dalam kaitan pemberitaan rekaman di MK. Apa yang terjadi ya ? kabar terakhir yang saya dapat katanya ada pemberitahuan dari kadiv humas mabes polri, kompas gak usah datang ke mabes, tapi koran sindo tetap dipanggil. Ada apa gerangan dengan koran kita tercinta ini ? Salam Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Duh... Tiga Buah Kakao Menyeret Minah ke Meja Hijau...
Semalam di TV One ada wawancara dengan Sumarno dari PT itu. Dia mengatakan bahwa Bu Ipah belum datang dan meminta maaf untu urusan Kakao seharga 30 rb itu. Padahal , unti, datang ke pengadilan saja Bu Ipah itu harus menjual pisang. Waduuuh, dari namanya terlihat orang Jawa nih Jawa yang tidak njawani, alias Jawa yang keblinger, tdak punya rasa, feodal! Di nilai Jawa sebagai landasan pendidikan ada pepatah kéré mungah balé atau gelandhangan yang naik ke tempat yang tida pas sehingga perilakunya menjadi negatif. Haniwar Syarif wrote: arogan banget ya PT runpun ini, padahal kalau dia cari diinternya pasti banyak inefisiensi ataupun korupsi yg nilainya jauh diatas itu konon vonis bersalah sudah di jatuhkan dgn hukuman 1 bulan dalam masa percobaan 3 bulsn Soal Rp.30.000 urusan dgn nenek yg sdh minta maaf tapi diteruskan juga ke kepolisian memang membuat rasa keadilan terkoyak HS = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Propaganda Amerika Serikat di Film 2012
Jangan-jangan mau mengalihkan perhatian dari kasus Bibit-Chandara atawa Century. Makanya kita harus bersatu padu agar kelompok agama mana pun jangan sempat menguasai NKRI tercinta ini. Zul --- On Tue, 11/17/09, Kukuh Kumara key...@yahoo.com wrote: From: Kukuh Kumara key...@yahoo.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Propaganda Amerika Serikat di Film 2012 To: bc_inda...@wiratman.co.id, forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com Date: Tuesday, November 17, 2009, 6:47 PM Iya, nggak usah dibikin terlalu mumet lahnamanya juga untuk hiburan. Seneng atau suka ya silahkan nonton, kalau nggak ya cari yg lain. Mau konsekuen bisa juga nonton wayang orang, wayang golek atau wayang kulitsuka2 aja .lagi2 nggak dibikin mumet. Powered by Telkomsel BlackBerry®
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Hendardi: Pemanggilan Polisi Bentuk Intimidasi Polri terhadap Media
Hendardi: Pemanggilan Polisi Bentuk Intimidasi Polri terhadap Media Inggried Dwi W Ketua BP SETARA Institute, Hendardi Kamis, 19 November 2009 | 21:53 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Pemanggilan redaksi Harian Kompas oleh Mabes Polri terkait pemberitaan rekaman percakapan Anggodo Widjojo yang diputar dalam sidang Mahkamah Konstitusi adalah bentuk intimidasi Polri terhadap media. Demikian dikatakan Ketua BP Setara Institute, Kamis (19/11) malam. Menurut Hendardi, pemanggilan polisi itu sama sekali tidak berdasar. Semua saluran untuk mempersoalkan keberatan atas sebuah pemberitaan sudah tersedia. Sebaiknya Polri melakukan konsolidasi internal di tengah ketidakpercayaan publik atas institusi Polri. Jangan malah urus masalah-masalah yang tidak relevan, tandas Hendardi. Ironinya, kata Hendardi, Polri begitu cepat merespon laporan Anggodo untuk delik pencemaran nama baik dengan memanggil Harian Kompas. Sebaliknya, Polisi amat lambat dan ogah-ogahan mengusut dugaan percobaan penyuapan yang dilakukan oleh Anggodo. Langkah Polri ini menggenapi kekhawatiran dan kecurigaan publik terhadap profesionalitas Polri dalam menangani kasus ini, kata Hendardi. Menurut Hendardi, kepercayaan publik terhadap aparat dan institusi Polri semakin terpuruk ke titik nadir karena kesan publik saat ini terhadap Polri adalah kepalsuan, kepanikan, dan salah langkah melulu. http://www.analisad aily.com/ index.php? option=com_ contentview= articleid= 35437:kapolri- di-antara- kami-tidak- ada-yang- akan-mundur- catid=3: nasional Itemid=128 Kapolri: Di Antara Kami Tidak Ada yang Akan Mundur Jakarta, (Analisa) Kapolri Bambang Hendarso Danuri (BHD) kembali menegaskan dirinya dan para pejabat Polri lainnya tak akan mundur dari jabatannya. Hal ini menyusul desakan mundur yang semakin santer digaungkan oleh banyak pihak, termasuk juga Tim 8. Tidak ada yang akan mengundurkan diri di antara kami, ujar Kapolri dalam rapat kerja Komisi III DPR dengan Polri, Kejagung, KPK di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (19/11). Terkait berbagai macam isu yang menghantam Polri akhir-akhir ini, BHD menegaskan Polri akan tetap solid. Dia bahkan menyatakan tidak ada prinsip di Polri untuk mundur. Tidak ada yang akan mundur kecuali masa pensiun, kecuali diundurkan oleh Yang Maha Kuasa. Prinsipnya untuk mundur tidak ada, prinsipnya kesatuan Polri solid, tegas BHD. Pada kesempatan itu, Kapolri juga ditanya salah satu anggota Komisi III DPR bahwa Polri adalah lembaga superbody. Hal ini menyusul kondisi terakhir yang merupakan dampak dari kasus kriminalisasi KPK di mana kekuatan Polri nampak seperti tak terbatas. Atas pertanyaan itu, BHD dengan tegas membantahnya. Kami tidak sama sekali lembaga superbody, kami menyadari kami adalah pelayan, pengayom dan penegak hukum, tegas dia. BHD menjelaskan bahwa Polri sebagai lembaga penegak hukum di Indonesia akan senantiasa melakukan tugas sesuai prosedur yang ada. Kalau ada fitnah oknum kami di lapangan dan melakukan tindakan tidak percaya, pastinya akan kami tindak dengan hukum. Tidak benar bahwa kami lembaga superbody, tutur BHD. Mabes Polri Bungkam Sementara itu rencana pemanggilan dua media cetak, Kompas dan Seputar Indonesia oleh Mabes Polri terkait pemberitaan mereka tentang transkrip penyadapan di Mahkamah Kontitusi (MK). Pejabat Polri yang kebetulan sedang rapat di ruang Komisi III pun langsung diserbu wartawan. Wakabareskrim Mabes Polri Irjen Pol Dik Dik Mulyana menjadi buruan media. Ia berondong latar belakang dipanggilnya dua media tersebut. Kenapa polisi panggil media? Apa alasannya? tanya wartawan usai rapat kerja antara Komisi III dengan Polri, Kejagung, dan KPK di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Kamis (19/11) malam. Bukannya menjawab, Dik Dik justru seperti menghindar. Ia sengaja tidak langsung keluar ruangan dan lebih memilih bertahan beberapa saat di dalam ruang rapat. Di luar ruang sidang pun hingga parkiran mobil, wartawan masih terus bertanya ke Dik dik. Namun akhirnya Dik dik menyerah. Saya masih koordinasi dengan penyidik, saya belum bisa terangkan apa-apa, jawab Dik dik singkat sambil masuk ke dalam mobil. Jawaban serupa juga diberikan oleh Kapolri. Saya belum tahu, nanti saya koordinasi dengan Kabareskrim, kata BHD. (dtc) [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Minah dan 3 buah kakao
Mari kita beramai-ramai galang suara untuk Minah. Mari kita berteriak keras-keras supaya didengar dunia. KM Original Message From: las032...@yahoo.com Date: 20/11/2009 8:52 To: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com Subj: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Minah dan 3 buah kakao Minah dan 3 buah kakao (Jika hatimu mengamuk melihat ketidak adilan di depan matamu, kau adalah sahabatku - Che Guevara) Minah (seorang nenek usia 55 tahun) yang tinggal di dusun Sidoarjo, desa Darmakradenan, kecamatan Ajibarang, kabupaten Banyumas telah tertangkap basah (kering?) mencuri 3 buah kakao (harga Rp 2.000) dari sebuah perkebunan. Minah telah dipanggil Polisi setempat dan dalam proses akan diseret ke depan pengadilan. Hukumannya? Menurut UUD-nya, Minah bisa digembok di penjara selama 6 bulan! Ini semua gara-gara Minah dari dusun Sidoarjo telah berani-beraninya mencuri 3 buah kakao. Alangkah lincah dan gesitnya para Polisi dan Pengadilan dalam kasus pencurian 3 buah kakao (harga Rp 2.000). Minah yang baik, tabahlah menghadapi hukumanmu! Tapi jangan sekali-kali tiarap di depan kaki Polisi atau Pengadilan, yang hanya berani mengejar-ngejar rakyat kecil saja Bayangkanlah Rp 2.000 dirimu bisa tergembok di balik terali besi! Bagaimana dengan para koruptor yang membangkrutkan negeri ini? Apakah masih ada keadilan buat semuanya? Che Guevara please come back. Salam Las
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung Nasution
Iya ih masak mahasiswa gemblung kayak gitu? Melempari tomat-tomat segar, lebih baik dimakan aja deh. Yang aneh itu poster-poster foto pak Buyung bagus-bagus ya, juga bendera-bendera dan spanduk-spanduk.. wah pasti mahal tuh.. siapa yang bayar yaa...mahal tuh. Pasti dibayarin orang (sok) kaya yg banyak utang uang negara ya, tapi ngemplang dibawa kabur ya? lebih baik uangnya dikasih buat ngobati pasien gizi buruk, ngasi gaji pada para kader untuk mengurangi angka kematian bayi, ibu dan penyakit kaki gajah.. :-( 2009/11/19 berthatc berth...@yahoo.com Sedih saya melihat di Metro TV, para mahasiswa berjaket hijau melempari foto Bung Buyung Nasution dengan telur busuk. Apakah ini demo murni atau demo bayaran. Mengapa mahasiswa dan para demonstran bukan menghujat Anggodo ? Benar2 sedih. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Seruan : SAVE OUR NATION
SAVE OUR NATION Begitulah judul unggulan salah satu media pirsa terkemuka ibukota yang sungguh dapat menginspirasi agar supaya menjadi keutamaan ketika dilakukan pembentukan kebijakan publik oleh para petinggi Negara terutama penerima mandat daulat rakyat tertinggi. Sikap batin Save Our Nation sesungguhnya telah diamanatkan secara holistik oleh Pancasila yakni sila-2 Kemanusiaan yang adil dan beradab demi sila-3 Persatuan Indonesia berdasarkan sila-5 Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berkerangkakan sila-4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dengan berpayungkan sila-1 Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut salah satu pejoang 45 dari keluarga besar Tentara Pelajar Solo, bapak Hidayat Yudoprawiro (80) pada pagi hari 21 Nopember 2009, politik penjajahan kolonialisme tempo doeloe adalah berwujud Bunuh Janin (terkait tekad politik Indonesia Merdeka dan Berdaulat), Potong Kepala (terkait semangat kepemimpinan Indonesia Merdeka dan Berdaulat), Adu Domba (terkait ikhtiar pelumpuhan perlawananan dan perjoangan Indonesia Merdeka dan Berdaulat) adalah ternyata masih relevan diwaspadai sebagai ancaman, hambatan, gangguan dan tantangan masa kini dan masa depan dengan hadirnya politik penjajahan neoliberalisme melalui beragam bentuk Soft War [Perang Modern, Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, 10 Nopember 2009]. Sebenarnya para bapak pendiri bangsa telah mewariskan petuah berupa pesan 7 (tujuh) kata semangat di Penjelasan UUD 1945 (Jang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidup Negara, ialah semangat, semangat para penjelenggara Negara, semangat para pemimpin pemerintahan. Meskipun dibikin Undang-undang Dasar jang menurut kata-katanja bersifat kekeluargaan, apabila semangat para pejelenggara Negara, para pemimpin pemerintah itu bersifat perseorangan. Undang-undang Dasar tadi tentu tidak ada artinja dalam praktek. Sebaliknja meskipun Undang-undang Dasar itu tidak sempurna, akan tetapi djikalau semangat para penjelenggara pemerintahan baik, Undang-undang Dasar itu tentu tidak akan merintangi djalannja Negara. Djadi jang paling penting ialah semangat. Maka semangat itu hidup, atau dengan lain perkataan, dinamis), yang kemudian dijabarkan oleh Badan Pembudayaan Kejoangan 45 berupa 17 (tujuh belas) Jiwa, Semangat Nilai-nilai 45 atau 17JSN45 (Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; Jiwa dan Semangat Merdeka; Nasionalisme; Patriotisme; Rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka; Pantang mundur dan tidak kenal menyerah; Persatuan dan kesatuan; Anti penjajah dan penjajahan; Percaya kepada diri sendiri dan atau percaya kepada kekuatan dan kemampuan sendiri; Percaya kepada hari depan yang gemilang dari bangsanya; Idealisme kejuangan yang tinggi; Berani, rela dan ikhlas berkorban untuk tanah air, bangsa dan Negara; Kepahlawanan; Sepi ing pamrih rame ing gawe; Kesetiakawanan, senasib sepenanggungan dan kebersamaan; Disiplin yang tinggi; Ulet dan tabah menghadapi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan). Sehingga adalah tidak perlu harus muncul dugaan SBY dalam Posisi Dilematis [Tajuk Rencana, Suara Pembaruan, 21 Nopember 2009] yakni selang setahun setelah Rapat tentang Bank Century 21 Nopember 2008 yang kini mengundang kontroversial yang menasional bahkan terduga mendunia. Apalagi secara GeoEkonomi, Baut RI Melenceng dari Mur Globalisasi [Internasional, Kompas, 22 Nopember 2009]. Demikian pula, bilamana ke-7 kata semangat dan ke-17 JSN45 tersebut diatas dapat dihayati dengan kebenaran yang hakiki maka tidaklah harus mencuat pernyataan MayJen Sjamsu Djalal [Viva News, 20 Nopember 2009] bahwa “kalau ragu, pulang saja” yang dalam konteks kepemimpinan nasional dijabarkan menjadi “kalau ragu, turun saja” atau “Bilamana Presiden Republik Indonesia tidak dapat menyelesaikan konflik antar lembaga Negara, maka Presiden Republik Indonesia harus mengembalikan mandat kepada rakyat dalam tempo sesingkat-singkatnya” [Petisi45, 7 Nopember 2009]. Semoga Save Our Nation ini menjadi himbauan bahkan nasehat yang dapat diterima dan dipahami dengan bajik, bijak dan mulia (BBM) sebagaimana diamanatkan dalam QS 103 Al Ashr (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, amat rugilah manusia yang tidak memanfaatkan waktunya untuk berbakti 1. Demi masa, 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran). Jakarta, 21 Nopember 2009 Badan Pekerja, Petisi45, Pandji R Hadinoto / Ketua / www.pkpi.co.cc / eMail : petis...@yahoo.com /Home/Internasional/Feature Baut RI Melenceng dari Mur Globalisasi KOMPAS/YUNIADHI AGUNG Aktivis menyajikan aksi teaterikal di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (13/11). Mereka menuntut pemerintah segera mengusut tuntas kasus Bank Century. Minggu, 22 November 2009 | 05:28 WIB Simon Saragih KOMPAS.com - Mudah-mudahan semua keterangan di
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mohon Dukungan Bagi Prita Tidak Dibuikan
Undang2 IT itu ibarat buaya makan sangkar,mulutnya tertusuk sangkar itu sendiri,betapa bodohnya bangsa kita jika kita diembat dengan uud IT,itu.manusia dibekab pikirannya dalam dunia Maya.yang buat uud itu siapa kira2,manusia atau Jin?dan untuk mbak Prita,masuk Bui itu bukanlah hal yang menghinakan,banyak presiden asalnya dari Bui ke bui.contoh Soekarno,mandela,sanana Gusmauo,Dll,emang penjara bisa memenjarakan pikiran kita? teukumoedaab...@ymail.com --- Pada Kam, 19/11/09, iwan piliang iwan.pili...@yahoo.com menulis: Kawan2 dg rendah-hati mohon kiranya gabung di link ini, sebagai awal upaya agar Mbak Prita tidak dibuikan. Sehari saja Prita depenjarakan, mari dukung BUBARKAN lagi DEPKOMINFO, yg telah berinisiatif membuat traumm rakyat dengan uang rakyat, plus membiayai perlawan terhadap rakyat di sidang MK , agar UU ITE pasal 27 ayat 3 tetap dipertahankan. dana rakyat untuk menyiksa rakyat, itulah prestasi negara? http://www.facebook .com/iwan. piliang?ref= profile#/ pages/Dukung- Bebasmurnikan- Prita-dr- Tuntutan- Bui/179105094476 ?ref=mfRead More Tambahan Info: Alat bukti persidangan di tiga pekan lalu, tidak ada. Seharusnya pengadilan sudah dihentikan. Wassalam, Iwan Piliang [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO
Boro-boro mau bayar denda Rp 15jt, bayar tiket kelas ekonomi saja tidak mampu? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Edy P edypurwa...@kawali.org Date: Thu, 19 Nov 2009 09:44:44 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO Duh...sejak dulu buat aturan kok cuma untuk gertak sambal, habis gertaknya tinggal sambalnya. Mendingan kalau sambalnya enak dan benar-benar dari cabe rawit, masih bisa dinikmati dan ada sengatannya (pedas). Mana kelanjutan dari: - Buang sampah sembarangan didenda Rp 10 juta ternyata juga masih 'bar-ber' di jalanan. - Merokok di tempat umum didenda Rp 1 juta --- ternyata masih 'ketepas-ketepus' di tempat umum - Numpang di atas atap KA didenda Rp 15 juta --- siapa mau bayar?? salam - edy = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Menerima fakta yang TIDAK SESUAI dengan YANG INGIN DIDENGAR
Logikanya sederhana, Anggodo tidak bisa dijerat karena bukti pembicaraan di rekaman tidak cukup kuat? Berarti kita, melalui postingan ataupun pembicaraan telepon yang memaki dan menghujat tidak bisa dijerat, walaupun disadap. Begitu juga dengan kasus Prita. Begitu juga sebaliknya? Kemudian ada bukti telepon dari AM ke nomor oknum KPK. Tetapi tidak bisa dijadikan bukti karena tidak ada rekaman hasil pembicaraan. Maka bukti pembunuhan Munir berupa telepon terpidana pilot ke MPR juga tidak bisa jadi bukti. Oleh sebab itu hakim memutus MPR bebas. Quo Vadis hukum? Wass, --- On Thu, 11/19/09, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: Sulit menerima fakta yang TIDAK SESUAI dengan YANG INGIN DIDENGAR Banyak yang geram dengan Anggodo, tapi yang lebih mengherankan banyak juga yang percaya perkataan Anggodo bahwa dia sudah ngobrak-abrik proses peradilan dengan menyuap sana-sini, walau juga tanpa bukti. Mungkin apa yang dikatakan Anggodo merupakan informasi yang ingin didengar, bukan fakta yang ingin diungkap. Sayang sekali berita buruk itu lebih diminati di negeri ini. RDP -- Kebenaran tidak pernah memihak ... walaupun kadang kala kebenaran tidak bisa menang !
RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PRITA YANG TERANIAYA
iya hukum disini wmang kaya begitu ya tadi pagi gue nonton di tv nenek nenek gara gara ngambil buah coklat tiga biji aja itu juga buat bikin bibit katanya eh ditangkep polisi terus disidang hukumannya tau kaga berapa cuma 1 bulan tapi yang ketauan ampe M M an gitu dibiayarin lolos tanpa jejak sedih ngeliat hukum di indonesia sedi Aris Nuryanto PPIC Section -- Purch - Ppic Dept PT. YUTAKA MANUFACTURING INDONESIA ( 021-8980768 (Ext - 241 / 235) Hp. 085782210975 * aris.nurya...@yutaka.co.id mailto:aris.nurya...@yutaka.co.id From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com on behalf of Teuku Moeda Sent: Fri 11/20/2009 11:41 AM To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PRITA YANG TERANIAYA Itulah hukum di Indonesia yang gampang untuk di diperjual belikan,sekarang siapa yang akan membayar apa yang telah merugikan pasien seperti kejadian keluarga prita.siapa yang akan mendengar jeritan ketidak adilan hukum dan layanan bagi masyarakat,siapa yang berani bicara tentang ketidak adilan jika bicara saja masyarakat akan dibungkam dengan hukum dan di bui,apakah yang bisa bicara itu hanya pemilik hukum?apakah masyarakat berada dalam selokan?apakah manusia sudah tak boleh mengeluh dinegeri Indonesia,apakah masyarakat Indonesia tidak boleh Mengeluh Lagi jika di Zholimi? Hai penegak Hukum yang gajinya dipotong dari pajak Rakyat,tidak malukah kalian dengan apa yang kalian lakukan,seperti masyarakat yang menolong Anjing kejepit,lalu setelah lepas maka masyarakat yang menolongnya akan digigit? Apakah ini hanya Tabi'at,watak,kepribadian yang sengaja untuk merubah manusia dari yang baik menjadi manusia pengkhianat bangsa sendiri, Kenapa Buat hukum untuk menjebak rakyat sendiri?
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rezim ini makin menunjukkan watak aslinya (Kompas dan Sindo dipanggil Kabareskrim soal rekaman Anggodo)
Bung Satrio Arismunandar, Ya kasihan sekali para pendukung SBY yang selama ini telah ditipu mentah - mentah. SBY terkesan telah berkomplot dengan Anggodo untuk mencelakakan bangsa ini. Untung saya bukan pendukung SBY, sehingga tidak perlu sakit hati melihat keperkasaan Anggodo yang telah didukung oleh Presiden SBY dalam mencelakakan bangsa ini. Tapi, mari kita lihat, apa reaksi Presiden SBY terhadap rekomendasi Tim 8 Senin, 23 November besok. Reaksi Presiden SBY terhadap Rekomendasi Tim 8 akan menunjukkan seberapa jauh kesungguhan Presiden SBY dalam melindungi Anggodo. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Kam, 19/11/09, Satrio Arismunandar satrioarismunan...@yahoo.com menulis: � Rezim ini pelan-pelan mulai menunjukkan watak aslinya. . Tidak mau dikritik. Merasa diri selalu benar. Dan selalu siap dengan kambing hitam untuk setiap persoalan. Bukanya mengaku salah dan membenahi diri, yang dilakukan justru: 1. Menyalahkan (dan mungkin akan menuntut) pihak yang dicurigai membocorkan rekaman Anggodo dgn Polisi/Jaksa. 2. Menyalahkan media massa yang menyebarkan transkrip rekaman itu. Tak habis pikir kenapa Mabes Polri memanggil Kompas Sindo terkait pemberitaan. .. Fri, November 20, 2009 12:27:45 AM From: ...Add to Contacts To: reportase_transtv@ yahoogroups. com Tak habis pikir kenapa Mabes Polri memanggil Kompas Sindo terkait pemberitaan percakapan Anggodo Widjojo yang diperdengarkan MK Ada apa ini??? Dicecar Wartawan Soal Pemanggilan Media Massa, Mabes Polri Bungkam Reza Yunanto - detikNews Jakarta - Dua media cetak, Kompas dan Seputar Indonesia akan dipanggil Mabes Polri terkait pemberitaan mereka tentang transkrip penyadapan di Mahkamah Kontitusi (MK). Pejabat Polri yang kebetulan sedang rapat di ruang Komisi III pun langsung diserbu wartawan. Wakabareskrim Mabes Polri Irjen Pol Dik Dik Mulyana menjadi buruan media. Ia berondong latar belakang dipanggilnya dua media tersebut. Kenapa polisi panggil media? Apa alasannya? tanya wartawan usai rapat kerja antara Komisi III dengan Polri, Kejagung, dan KPK di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Kamis (19/11/2009) malam. Bukannya menjawab, Dik dik justru seperti menghindar. Ia sengaja tidak langsung keluar ruangan dan lebih memilih bertahan beberapa saat di dalam ruang rapat. Di luar ruang sidang pun hingga parkiran mobil, wartawan masih terus bertanya ke Dik dik. Namun akhirnya Dik dik menyerah. Saya masih koordinasi dengan penyidik, saya belum bisa terangkan apa-apa, jawab Dik dik singkat sambil masuk ke dalam mobil. Jawaban serupa juga diberikan oleh Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri (BHD). Saya belum tahu, nanti saya koordinasi dengan Kabareskrim, kata BHD. (mok/nvc) [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Tiga Organisasi Wartawan Keluarkan Pernyataan Bersama
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/11/20/21441128/tiga.organisasi.wartawan.keluarkan.pernyataan.bersama JAKARTA, KOMPAS.com Tiga organisasi wartawan/jurnalis Indonesia, Jumat (20/11), mengeluarkan pernyataan sikap bersama berkait dengan pemanggilan pimpinan media massa oleh Mabes Polri. Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat petang, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) menegaskan pemanggilan pimpinan Kompas dan Seputar Indonesia itu tidak mempunyai dasar hukum yang kuat. Berdasarkan pernyataan sikap yang mengatasnamakan Ketua Umum PWI Pusat Margiono, Ketua Umum AJI Nezar Patria, dan Ketua Umum IJTI Imam Wahyudi itu, mereka juga mengingatkan bahwa wartawan dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum mempunyai hak tolak. Hak untuk melindungi narasumber berita itu diatur dalan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999. Selain melindungi jati diri narasumber, hak tolak itu juga dimaksudkan untuk melindungi kredibilitas pekerjaan jurnalistik dan integritas jurnalisnya. Juga diingatkan bahwa dalam menjalankan tugas profesionalnya sebagai jurnalis, wartawan mendapatkan perlindungan hukum sesuai dengan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PLTN Tetap Dibangun
PLTN jalan terus atasi krisis listrik, kalau tidak kita tertinggal dari negara lain, sumber daya alam kita berlimpah... lohhh Apakah demonstrasi turun ke jalan itu hal yang wajar? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: KOLOM Yudhis: Kita Salah Didik sejak TK
Menarik sekali tulisannya, terutama mengenai 3M itu. Boleh minta advis contoh pelaksanaan metode tanpa 3M tetapi mampu membentuk anak-anak yang santun dan disiplin, terutama bila melihat keragaman latar belakang keluarga di sekolah (termasuk masukan dari anak lain di sekolah) dan masyarakat (termasuk tayangan TV)? Terkadang dalam pelaksanaannya yang sulit (mungkin karena kita juga terbiasa dengan pola terpimpin). salam, Retty --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, yudhistira massardi ymassa...@... wrote: Kita Salah Didik sejak TK Oleh: Yudhistira ANM Massardi Kenapa bangsa kita bisa menjadi begini amburadul? Teman saya,Wismiarti, seorang ibu yang dokter gigi, punya satu jawaban, yang didapatnya dari koleganya di Australia: âKarena orang-orang Indonesia salah didik sejak dari Taman Kanak-kanak!â Kondisi itu diperparah oleh sikap para orangtua yang semberono di dalam mendidik anak-anak mereka di rumah. Mengingkari sunatullah Anak-anak balita (golden age) di kota-kota besar di Indonesia, dibiarkan mengalami ketelantaran cinta dan makna. Para ibu âmodernâ -- karena alasan kepraktisan dan mengutamakan kerja di luar rumah -- lebih memilih tidak memberikan ASI eksklusif selama enam bulan kehidupan awal sang bayi. Padahal, tindakan itu tidak hanya berarti tidak memberikan pelukan, kenyamanan, kebahagiaan, ketenangan, membantu penyambungan sel-sel otak anak, membangun kepercayaan anak terhadap ibu; melainkan juga mengingkari ketentuan Allah (sunatullah). Tak cuma itu. Mereka pun menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada para pengasuh bayi, yang entah seperti apa kualitas moral, ilmu, cinta dan bahasanya. Padahal, perkembangan otak dan pertumbuhan akhlak dan jiwa anak-anak balita sangat bergantung kepada asupan informasi dan modelling orang-orang dewasa di sekitarnya. Justeru pada usia balitalah anak-anak sangat membutuhkan peranan aktif dari, terutama, ibunya. Pada saat itulah, masa depan anak âditentukan.â Jika momentum yang luarbiasa penting itu diserahkan kepada babby sitter, kita âtahuâ seperti apa isi otak dan masa depan mereka. Anak-anak akan hidup tanpa cinta, sel-sel otaknya tidak tersambung maksimal, proses belajarnya tidak sesuai dengan tahapan, kepercayaan dirinya rendah, mereka akan sulit memahami makna segala sesuatu, dan dunia serta kehidupan akan dijalani secara serampangan, tanpa ada kesadaran akan tanggungjawab dan misi suci. Metode Sentra Maka, setelah mendapatkan jawaban yang fundamental dan menyentak itu, teman saya tadi, langsung memutuskan untuk berhenti praktek sebagai dokter gigi. Pada 1996, ia mendirikan sekolah, dimulai dari TK, di Ciracas, Jakarta Timur. Itu diawali dengan studi banding ke beberapa sekolah TK di Australia, Eropa, dan Amerika Serikat. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengadopsi metode BCCT (Beyond Center and Circle Time/Lebih Jauh tentang Sentra dan Saat Lingkaran) yang kemudian dikenal sebagai âMetode Sentra.â Metode itu, yang âplay-based learningâ dikembangkan di Creative School, Talahase Florida, Amerika Serikat, yang dibangun oleh Pamela Phelps Phd. pada 1970. Adalah Pamela Phelps yang hingga kini menjadi konsultan sekolah di Ciracas itu. Dengan Metode Sentra, sejak usia dini, anak-anak diajak menjalankan nilai-nilai mulia sebagaimana yang diajarkan oleh semua agama, seperti hormat, jujur, sayang teman, rajin, tanggungjawab, disiplin, dan lain-lain. Nilai-nilai positif itu dialirkan melalui program sehari-hari, seperti saat makan, main, atau pun menjelang tidur. Kemampuan klasifikasi pun dibangun sangat kuat. Klasifikasi pada benda kongkret (alat permainan edukatif) berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran, diajarkan pada diri anak (seyogianya sejak bayi). Di setiap Sentra, kemampuan itu terus ditingkatkan, baik saat main maupun saat membereskan mainan tersebut. Jika klasifikasi pada hal-hal yang kongkret sudah terbangun, maka kelak di kala dewasa, mereka akan mampu menglasifikasi hal-hal yang abstrak. Anak akan mampu membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Kelemahan dalam klasifikasi, berpikir kongkret dan juga berpikir abstrak, itulah yang, antara lain, menyebabkan korupsi merajalela, dan manusia Indonesia â sebagamana kita lihat di kalangan eksekutif, legislatif, yudikatif -- tidak memahami apa tugas dan tanggungjawabnya. Dalam hal membangun disiplin anak, sekolah itu menerapkan âdisciplin with love.â Disiplin dijalankan melalui simulasi langsung, sehingga anak-anak tahu dan mengerti tentang mengapa dan untuk apa aturan itu dibuat. Misalnya, pada saat main balok, anak diberi tahu bahwa balok untuk membangun. Jika balok digunakan untuk hal lain, maka bisa berbahaya bagi diri sendiri maupun orang lain, karena balok terbuat dari kayu dan mempunyai sudut yang tajam. Untuk pelajaran membaca, metoda BCCT sangat berbeda dengan cara belajar yang umum berlangsung di Indonesia yang
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Periksa Media, Kepolisian Panik?
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary JAKARTA, KOMPAS.com Respons cepat pihak kepolisian menindaklanjuti laporan Anggodo Widjojo terhadap dua media, Kompas dan Seputar Indonesia, dipertanyakan. Pada Jumat (20/11), perwakilan dua media itu pun dipanggil pihak kepolisian sebagai saksi untuk memberikan keterangan atas dugaan pencemaran nama baik lewat pemberitaan transkrip pembicaraan Anggodo yang dimuat pada 4 November 2009. Pengamat politik LIPI, Lili Romli, mempertanyakan letak kesalahan dari pemuatan transkrip pembicaraan telepon tersebut. Sebab, transkrip yang disajikan disarikan dari rekaman yang diperdengarkan oleh Mahkamah Konstitusi. Sumber koran itu kan jelas. Terbuka, terang benderang diambil rekamannya dari lembaga resmi, MK. Sangat disayangkan tindakan kepolisian yang memanggil dua media ini. Itu bisa menjadi sikap kepanikan polisi karena merasa dipojokkan juga dengan pemberitaan yang ada, kata Lili, Jumat di Gedung DPD, Jakarta. Padahal, ia melanjutkan, masyarakat justru tahu dari transkrip yang sudah ada lebih dulu. Harusnya, jika ada bocoran, maka yang dihukum adalah yang membocorkan. Bukan yang memberitakan. Media kan memberikan informasi kepada publik, ujarnya. Pimpinan Kompas dan Sindo hari ini dipanggil oleh Mabes Polri setelah sebelumnya sempat dibatalkan. Perwakilan Sindo, Nevi Hetaria, yang memenuhi panggilan polisi, mengungkapkan bahwa pihaknya dimintakan keterangan terkait laporan Anggodo Widjojo dan Indra Sahnun Lubis dengan tuduhan pencemaran nama baik melalui pemberitaan. http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/11/20/16545945%20/periksa.media.kepolisian.panik
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Things we never ask ... Re: Rani oh Rani........
Bung Agung Sukerti, Makanya pertanyaan saya adalah: Apa alasan Rani dipromosikan sebagai Tenaga Marketting??? Melihat cara Rani berpromosi dengan cara Menjual Tubuhnya, pertanyaannya adalah: Apakah cara berpromosi seperti itu merupakan Prosedur Standard dari Modern Land??? Kalau jawabannya: Ya, itulah standard prosedur dari Modern Land, maka artinya Rani telah memenuhi syarat sebagai Tenaga marketing dan telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Kam, 19/11/09, agung sukerti agungsuke...@yahoo.com menulis: Dari: agung sukerti agungsuke...@yahoo.com Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Things we never ask ... Re: Rani oh Rani. Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 3:34 AM Bung AA Bung GP, Saya kira sah2 saja bila sorang mendapatkan promosi jika memang memiliki kualitas unt dipromosi, tapi yg justru menjadi pertanyaan saya adalah kapan dia dipromosi dan apakah promosinya rani sesuai aturan atau out of rule?, mengingat sepak terjang alm. N (ini kesimpulan saya setelah mendengar pengakuan Rani di Pengadilan yg disiarkan media)
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mari Satukan Takdir!
Mari Satukan Takdir! Oleh Indra J Piliang Bangsa ini dibuahi oleh racun korupsi sejak di dalam rahim. VOC memperkosa bumi-bumi perawannya dan menghela kekayaan alamnya dengan kapal-kapal api lewat Terusan Suez. Berlaksa-laksa tentara bayaran diambil dari Afrika, Eropa dan Asia utk menundukkan orang-orang yang tidak mau tunduk. Teuku Umar, Untung Suropati, Pattimura, Imam Bonjol, Sisingamangaraja, Diponegoro dan berjuta-juta anak bangsa gugur menjadi lumut-lumut kepahlawanan. Korupsi hancurkan VOC. Korupsi baru menggantikannya: tanam paksa. Pajak-pajak kepala dan tanaman melecut kulit-kulit kerempeng bangsa ini. Ribuan mati, ribuan menjadi budak di tanah sendiri. Di zaman Jepang korupsi itu bernama Romusha. Tanam paksa menjadi kerja paksa. Padi-padi diambil dari lumbung-lumbung rakyat dengan todongan samurai. Ribuan Jugun Ianfu memenuhi rumah-rumah bordil bangsa kate itu. Para brutus bersimaharajalela menyembah Amaterasu! Kita merdeka lewat revolusi. Revolusi bambu runcing. Revolusi nasi bungkus. Revolusi pena. Revolusi orasi. Mereka, para brutus itu, atas nama nasionalisasi merampoki perusahaan2 negara peninggalan Jepang dan Belanda. Mereka menyeringai di atas pundi-pundi emas dan berlian. Mereka bawa ke seluruh penjuru dunia untuk berfoya-foya. Angkatan 66 datang. Angkatan 66 pergi. Ratusan ribu nyawa hilang percuma. Rumah-rumah berpindah kepemilikan dengan aliran darah. Para cukong datang dengan cap Captain Amerika. Berkendaraan Toyota. Angkatan 74 lahir. Angkatan 74 masuk penjara. Angkatan 74 pergi. Indonesia berada di bawah sepatu lars. Para mahasiswa diadili. Para mahasiswa dikebiri. Lalu ceruk perubahan datang lagi. Ia bernama Angkatan 98. Tidak banyak, segelintir. Lebih banyak yang takut, lebih banyak lagi yang pengecut. Atas nama hedonisme. Hedon! Hedon! Dan Hedon! Tidak ada yang tumbang, sekalipun peluru membunuh para mahasiswa. Kecuali Soeharto, semua yang lain berkelit dengan beragam cara. Mereka hidupkan para koruptor. Mereka dihidupi oleh koruptor. Mereka berhamba pada koruptor. Mereka perbudak bangsa ini untuk koruptor! Kini, saatnya bergerak. Kembali bergerak. Bertaruh untuk takdir. Dengan zikir di waktu malam. Semedi di atas jalanan. Tafakur bersama anak-anak yg busung lapar di berbagai belahan negeri. Mari, satukan takdir. Satukan hati. Satukan pikir. Satukan emosi. Mari menguak takdir!!! Jakarta, 21 November 2009. Tiada Kata Jera dalam Perjuangan...
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pengkhianatan TPF-Team 8 terhadap rakyat.
sepertinya Pak HMT OPPUSUNGGU harus baca buku Logika Ilmu menalar... agar tidak sesat pikir. Salam! AF 2009/11/20 pudimartini pudimart...@pirus.co.id Aneh memang misi yang diberikan oleh Presiden adalah kasus BSR dan CMH, wajar dong kalau fokus kesana. Yang memberi tugas puas dan berterima kasih, bahkan langsung menyebar ke publik hasil rekomendasi itu. aneh ... memang Indonesiana
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO
menurut pendapat saya, orang Indonesia (yang suka bikin pelanggaran) adalah orang yang kepala batu, gak bisa dididik, gak bisa dikasih peraturan dan tidak takut mati. orang yang sering naik di atas KA (bukan karena KAnya penuh) 1. gak beli karcis (penumpang gelap) 2. menantang bahaya mereka gak pernah jerakecuali kalo rohnya sudah terputus dari jiwa dan raga... jangan membandingkan orang kaya (gak pernah naik KA desak2an) dan orang yang suka menantang bahaya... seperti motor yang melintas di jalanan busway pas busnya lewat seperti kendaraan lain yang melintas pas kereta api lewat... itu semua orang nekad, gak punya perhitungan, gak takut mati kalo mereka nyaris mati, bukannya sadar tapi coba lagi --- On Thu, 11/19/09, amir amir13...@yahoo.com wrote: From: amir amir13...@yahoo.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, November 19, 2009, 10:42 PM kenapa di Indonesia tak ada hukuman KERJA SOSIAL? buang sampah ke kali-- hukum suruh bersihin sampah di kali selama seminggu, diluar jam kerja misalnya.. merokok -- hukum nyapu jalan nongkrong di atap kereta, padahal kereta kosong -- ngepel kereta dll... hukuman kurungan , membuat orang tak produktif utk perkara2 kecil hukuman denda , yahbuat makan aja susah.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pentas Anti Korupsi: Merangkai Persatuan Menuju Indonesia Baru Tanpa Korupsi
Minggu, 22 November 2009 | ULASAN Oleh : Rudi Hartono dan Ulfa Ilyas Saya tidak mau abstrakkan lagi. Rakyat Kita lapar. Lapar itu riil, tidak abstrak. Mereka ingin nasi. Nasi yang riil, yang kongkret yang tidak abstrak, yang bisa bikin perut mereka kenyang, kenyang yang riil, yang tidak abstrak.- S. Sudjojono Seni tidak dapat dipisahkan dengan peristiwa politik. Terlebih lagi, jika peristiwa itu mencerminkan penderitaan mayoritas rakyat, ketidakadilan sosial, dan perilaku sewenang-wenang penguasa. Ada banyak seniman yang mendedikasikan karyanya bagi kelahiran dan kebangkitan peristiwa revolusioner.Tak terkecuali di Indonesia, semenjak perjuangan kemerdekaan, para seniman pejuang ini sudah menempatkan karyanya satu gerbong dengan semangat dan cita-cita revolusi Indonesia. Untuk itu, seni pembebasan selalu menjadikan realitas sosial politik sebagai titik tolaknya, sementara pencapaian tertinggi dari sebuah karya seni pembebasan adalah apabila sebuah karya dapat merekam, melukiskan, menyadarkan, serta memberikan solusi terhadap persoalan ekonomi, sosial, dan politik tersebut. Dalam kaitan itu, pementasan seni yang rutin digelar oleh sejumlah seniman dan pejuang anti korupsi tiap malam minggu,di Kantor KPK, patut diberikan apresiasi setinggi-tingginya. Dalam acara itu, seniman dari berbagai keahlian seperti pemusik, penyair, pelukis, pewayang, dan lain-lain, turut mencurahkan fikiran dan karya-karyanya untuk masa depan bangsa Indonesiayang lebih baik. Isu kriminalisasi KPK atau perseteruan buaya versus cicak hanya sebuah sandiwara politik belaka. Di balik itu semua, terdapat sebuah gambaran suram mengenai kebobrokan dan buruknya penegakan hukum di negeri ini. Ini bukan hanya persoalan politik semata, tetapi juga persoalan kerusakan mental dan karakter sebuah bangsa. Dari situ, menurut Ras Muhammad, salah satu band reggae yang tampil di panggung seni anti korupsi, tujuan seniman bukan hanya sebatas menyampaikan pesan mengenai kejadian atau situasi apa yang terjadi saat ini, tetapi juga bertugas memperbaiki mental dan national character building bangsa ini. korupsi hanya merupakan satu aspek dari kerusakan bangsa ini, kata Ras Muhammad, tetapi mewabah hingga kerusakan mental dan karakter sebagai sebuah bangsa. Dalam pementasan pertama, 7 November 2009, sejumlah artis dan seniman turut berpartisipasi, diantaranya Happy Salma, Suroso (JAKER), sanggar belajar bersama, dan seniman jalanan (Senja). Happy Salma membacakan puisi Bunga dan Tembok, karya penyair pejuang anti kediktatoran Orba, Wiji Thukul. Pada pementasan kedua, jumlah seniman yang hadir juga makin banyak, demikian pula dengan jumlah massa yang menghadiri acara ini. Disini tampil sejumlah band reggae seperti KunoKini, Ras Muhamad, juga musisi balada seperti Franky Sahilatua dan Rizal Abdulhadi. Hadir pula pelukis Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker), Ki Suhardi, yang melukis diatas kanvas berukuran 1 x1,5 meter. KunoKini memadukan musik etnik dan modern, persis dengan kata gabungan nama band mereka, Kuno dan Kini. Sementara Ras Muhamad membawakan beberapa lagu, diantaranya Leaving Babylon, The System, Crisis, Make A Way, dan Siempre. Lagunya, Siempre, yang didedikasikan untuk pejuang revolusioner Amerika Latin, Commandate Che Guevara, membuat penonton bersorak-sorak dan sangat bersemangat. Franky Sahilatua menyanyikan lagu berjudul cicak dan buaya. Melalui lagu ini, Franky menyerukan kepada rakyat dikampung, pabrik, dan kampus untuk melakukan perlawanan. Jadi, yang harus diperjuangkan adalah bagaimana melawan buaya-buaya. Kita tau tingkah laku mereka selama ini. Di mana hukum diperjual belikan, ujarnya. Ia menambahkan, korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sangat parah kondisinya. Ibarat penyakit, korupsi tidak hanya mendarah daging lagi tetapi sudah kronis dan memprihatinkan. Korupsi sudah merusak masyarakat kita, tentu harus terus diberantas, imbuhnya. Sementara Rizal Abdulhadi, musisi yang mengagumi musisi revolusioner Chile, Victor Jara, menyanyikan sejumlah lagu perjuangan, diantaranya Darah Juang, Revolusi, dan Lawan. Sementara pada pentas ketiga posko anti-korupsi, tadi malam (21/11), sejumlah seniman kembali hadir dan tampil menggugah penonton, diantaranya Sujiwo Tejo, Local Ambience, murid-murid SMA Kartini, dan penyair Suroso dari Jaker. Sujiwo Tejo menampilkan cerita pewayangan mengenai penyakit korupsi di nusantara ini. korupsi, kata dia, menjadi persoalan kebudayaan karena perilaku seorang pejabat merupakan cerminan dari masyarakatnya. Jadi, jangan salahkan pimpinannya. Karena itu gambaran dari masyarakatnya juga yang tidak tegas. Yang salah kita, masyarakatnya,kata Sujiwo Tejo. Selanjutnya, Sujiwo Tejo menyanyikan lagu Lautan Tangis, bercerita mengenai batas-batas kesabaran kalangan bawah atau rakyat jelata terhadap kesewenang-wenangan penguasa. Sementara murid-murid SMA Kartini, yang belajar di sekolah darurat, menyumbangkan sebuah puisi mengenai wajah suram dunia pendidikan akibat korupsi dana pendidikan. Meski
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Dan Kasus Lapindo pun Dihentikan oleh Para Buaya
Mas Koen Soelis, Kalau kita memakai tatabahasa Sansekerta maka SURABAYA itu artinya adalah BUAYA YANG PEMBERANI! Nah ternyata benar kan Mas. PARA BUAYA KELAS HIU DENGAN DIGIRING OELH PAWANGNYA YANG BERNAMA ANGGODO WIJOYO MENUNJUKKAN KEBERANIANNYA UNTUK MENJUNGKIR BALIKAN HUKUM, KEADILAN DAN KEBENARAN DI INDONESIA DENGAN ANGKUH DAN VULGAR! Jadi kita menjadi sangat paham SEKARANG mengapa kasus lumpur Lapindo kemarin dulu mendapatkan SP3 daroi POLDA Jatim! Mungkin di Jatim Cicakpun sudah punah ditelan buaya??? Salam keprihatinan Tjuk KS --- Pada Kam, 19/11/09, Koen ksoe...@yahoo.com menulis: Dari: Koen ksoe...@yahoo.com Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Dan Kasus Lapindo pun Dihentikan oleh Para Buaya Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 11:08 AM Walau belum dibuktikan, indikasi intervensi para cukong kpd para buaya agar muncul SP3 sangat sangat mudah dibau, karena bau busuknya sangat menyengat. Menurut Drilling Club GMLL (Gerakan Menutup Lumpur Lapindo) bukti-bukti yg ada dan dimiliki, sangat kuat menjurus ke kesalahan pengeboran. SBY sudah lebih 3 tahun ini tertidur lelap dan melakukan pembiaran. Tidak ada inisiatif mendatangkan ahli-2 pengeboran baik dalam negeri maupun luar negeri guna mencari jalan menutup semburan ini.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Polisi interograsi Kompas...!!!
Redaksi Kompas dan Sindo, melalui surat pemanggilan bernomor R/636/XI/2009/Dit II Eksus tertangal 18 November 2009, dipanggil untuk menghadap penyidik Direktorat II Ekonomi Khusus Bareskrim di Mabes Polri. Pemanggilan itu terkait dengan pemberitaan yang dimuat kedua media massa pada tanggal 4 November 2009, tentang rekaman dugaan rekayasa kasus Chandra dan Bibit yang diputar di Mahkamah Konstitusi. Namun, pada hari Jumat pagi, panggilan tersebut dibatalkan lewat telepon. Pembatalan itu ditegaskan oleh Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Nanan Soekarna, kepada aliansi jurnalis yang melakukan demo di Mabes Polri sebelum salat Jumat. Itu artinya polisi mengurungkan niatnya memanggil redaksi kedua media massa itu ?. Ternyata tidak, pada hari Jumat siang, bakda sholat Jumat, redaksi media massa itu mendapatkan telepon dari Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Nanan Soekarna, agar segera memenuhi surat panggilan tersebut diatas. Rupanya polisi tetap maju tak gentar dalam menindaklanjuti laporannya Anggodo. Laporan Anggodo dan Bonaran Situmeang serta KAI (Kongres Advokat Indonesia) kepada kepolisian ada dua buah. Pertama, laporan polisi No. Pol.: LP/631/X/2009/Bareskrim tanggal 30 Oktober 2009 tentang dugaan telah terjadi tindak pidana Penyalahgunaan wewenang, pencemaran nama baik dan fitnah, sebagaimana dimaksud dalam pasal 421 KUHP jo 310 KUHP jo 311 KUHP. Kedua, laporan polisi No. Pol. : LP/637/XI/2009/Bareskrim tanggal 2 November 2009 tentang dugaan telah terjadi tindak pidana Penyalahgunaan wewenang dan penyadapan melalui media Elektronik, sebagaimana dimaksud dalam pasal 421 KUHP jo Pasal19 ayat (2) UU No 18 Tahun 2003 tentang Advokatjo Pasal 47 UURl No.II Tahun 2008 tentang ITE. Apakah itu artinya Anggodo tetap mampu menunjukkan bahwa gelarnya sebagai ‘Super Anggodo’ bukan sekedar gelar biasa saja ?. Apakah tak gentarnya Polri dalam menindaklanjuti laporannya Anggodo itu akan membuat ciut dan gentarnya dewan redaksi kedua media massa itu ?. Selamat datang Era Kendali Media dan Kontrol Berita ?. Wallahulambishshawab. * Polisi interograsi Kompas http://politik.kompasiana.com/2009/11/20/polisi-interograsi-kompas/ * Ditengah mosi tidak percaya masyarakat akan peran para anggota DPR sebagai media kontrol sosial terhadap berbagai kebijakan pemerintah, alih-alih malah mereka banyak yang terlibat kasus korupsi. Demikian pula rasa tidak percaya publik kepada para penyidik dan penuntut, maka suara aspirasi tuntutan keadilan dan kebenaran hanya bisa disampaikan melalui media, terutama media arus utama. Belajar dari pengalaman di jaman Orba selama 32 tahun, media seperti kerbau dicocok hidung, sehingga desakan-desakan arus perubahan terutama iklim demokrasi hanya muncul seperti buih dilautan, muncul lalu di sapu gelombang kekuasaan tirani Orba. Ditengah carut-marut penyidik Polri terhadap kasus Bibit-candra, media terutama yang dialami Koran Kompas dan Sindo seolah akan kembali mengalami teror dari sang penguasa, walaupun pemanggilan ini dikatakan Polri hanya sebagai saksi namun kemudian pemanggilan ini dibatalkan, terlepas dari niat Polri atas pemanggilan ini, setidaknya bagi media dianggap sebagai sock teraphy agar jangan terlalu berani mengungkap fakta. Ironinya kasus pemanggilan ini terkait laporan anggodo yang dianggap nama baiknya dicemarkan, sebegitu wangikah nama baik anggodo sehingga Polri segera menginterogasi pimpinan media atas pemberitaan transkrip rekaman hasil penyadapan KPK terhadap anggodo yang dipublish di lembaga MK. Kalau anggodo itu orang baik, anggaplah saat itu pejabat KPK mau memeras duitnya, seharusnya pada saat itulah dia melapor ke Mabes Polri, sehingga bisa dibuat scenario untuk menangkap basah para pelakunya. nah, lha sekarang, apa lacur, ketahuan dan gagal baru lapor, wajar dong publik geram, anggodo bak maling teriak maling. Kalau sekiranya media bisa lagi dibungkam seperti jaman Orba, wah.., wah…., para blogger juga harus puasa dong nulis tentang politik dan hukum, cukup soal-soal topik sex saja atau sejenis anunya Inge, kalee. Untuk melengkapi tulisan sederhana ini berikut saya copas beberapa pemberitaan seputar persoalan media ini. wallahualam Jakarta - Puluhan jurnalis yang menamakan diriKoalisi Anti Kriminalisasi Pers tetap mendemo Mabes Polri meskipun pemanggilan pada media massa telah dibatalkan. Mereka menggantungkan ID Card dan kamera di gerbang Mabes Polri. “Kami menolak terhadap segala bentuk teror terhadap pekerjaan kami. Jurnalis dibungkam, hak informasi publik terabaikan. Jurnalis harus merdeka dan terbebas dari ancaman siapa pun,” demikian siaran pers yang dibagikan di depan pintu masuk utama Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jumat (20/11/2009) pukul 10.50 WIB. Kepolisian diminta agar tidak melakukan pembungkaman pers. “Jangan lagi dilakukan pemanggilan kepada media karena dilindungi UU Pers,” kata Ketua Poros Wartawan Jakarta, Parni, dalam orasinya. Peserta aksi juga membawa sederetan poster sebagai bentuk protes.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Faisal Basri: Lebih Baik Ajukan Angket FTA Dibandingkan Century
Penegakan hukum seperti sekarang ini, mudah-mudahan tanpa angket FTA masih cukup ampuh menghalangi investor asing masuk --- On Thu, 11/19/09, emi sulyuwati adhesweet2...@yahoo.com wrote: From: emi sulyuwati adhesweet2...@yahoo.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Faisal Basri: Lebih Baik Ajukan Angket FTA Dibandingkan Century To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, November 19, 2009, 6:51 AM Setuju sekali dengan Bang Faisal, jika dampak dari FTA itu lebih besar dan bukan hanya yang kecil atau mayoritas rakyat aja yang kena, krn biasanya jika hanya rakyat kecil yang terkena dampaknya pasti gak digubris tapi ternyata yang kelas gede juga terkena dampaknya. Per 1 Januari 2010 produk hina akan masuk pasar Indonesia secara bebas, tanpa ada proteksi dari pemerintah. Bisa dibayangkan bagaimana dampaknya, kemarin aja masih ada sedikit proteksi dari pemerintah, banyak garmen dan UKM kita yang pada bangkrut dan tutup. Apalagi nanti jika tidak ada proteksi sama sekali. Tapi bukan berarti kita harus melupakan kasus century, karena rakyat juga harus mengetahui yang sebenarnya. Jangan selalu ditutupi dengan isu yang lain. Bang Faisal dan kawan-kawan lain yang sedang mengugat kasus century tidak sendiri, kita berbagi saja Bang Faisal dan lainnya menggagas angket untuk FTA dan kawan prodem lain tetap konsisten di centurybukan itu lebih baik bang? Salam ad
[Forum-Pembaca-KOMPAS] (Kompas.com) Kompak: Presiden Jangan Bermain-main Retorika
Dalam situasi sekarang, RETORIKA yang terang-benderang digunakan dengan sengaja TIDAK LAGI MEMPAN mengubah jejak RETORIKA lama, yang di penghujungnya, memaksa pendengar atau penonton berkata, PEMBOHONGAN BUPLIK TIDAK PERNAH BERHENTI! Obat mujarabnya: Jangan ada dusta di antara kita!!! Jujurlah pada rakyat!!! Bertaubat!!! Kasihan Institusi POLRI dan KEJAKSAAN tidak untuk rakyat dan negara, tapi untuk kekuasaan. JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak) menyerukan kepada Presiden untuk mengambil langkah yang cepat dan tegas guna menuntaskan kasus Chandra dan Bibit. Upaya memberantas perilaku makelar kasus (markus) di lembaga-lembaga hukum dan peradilan juga harus segera ditangani. Presiden semestinya telah dapat mengambil keputusan lebih cepat dan langkah terang. Kami juga mengingatkan Presiden untuk tidak bermain-main dalam bahasa pidato yang retoris, tutur Ray Rangkuti, juru bicara Kompak saat menyampaikan Petisi Rakyat di Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (22/11) pagi. Ia mengatakan, kasus ini dapat menjadi momentum bagi Presiden untuk melakukan pembaruan dan penertiban lembaga kepolisian dan kejaksaan. Hal tersebut sesuai rekomendasi Tim Delapan atau tim independen verifikasi fakta dan proses hukum kasus Wakil Ketua (nonaktif) KPK, Bibit S Rianto dan Chandra M Hamzah, yang menyarankan supaya Presiden memberikan sanksi kepada pejabat terkait yang dinilai bertanggung jawab memaksakan kasus Chandra dan Bibit. Salah satu hal yang menurut Kompak harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut secepatnya adalah dengan segera memberhentikan Kapolri dan Kejagung. Karena mereka tidak amanah dan tidak jujur kepada masyarakat, kata Ray. Semboyan Presiden 100 hari masa kerja dengan pemberantasan mafia peradilan akan menjadi semboyan retoris tanpa makna jika Presiden tak kunjung juga melakukan pembenahan terhadap dua institusi penegak hukum itu, kata Ray. wassalam, ex toto corde, Berthy B Rahawarin brahawa...@yahoo.com Quo res cumque cadunt, semper stat linea recta. (Apa pun yang terjadi, senantiasa berdiri di garis lurus.) [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Hari Perikanan Sedunia 2009: Atasi Krisis, Wujudkan Keadilan Perikanan
Pandangan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan Hari Perikanan Sedunia “Atasi Krisis, Wujudkan Keadilan Perikanan” 21 November 2009 HARI INI, 21 November 2009, lebih dari 6 miliar penduduk bumi berefleksi mengenai tata interaksi mereka dengan ketersediaan sumber daya perikanan dan model pengelolaan global. Pada momentum bersejarah inilah, warga dunia dihadapkan pada dua krisis maha besar yang mengancam keberlangsungan kehidupan. Krisis yang sedang dialami umat manusia ini adalah: pertama, krisis pangan, termasuk di dalamnya ketersediaan sumber daya perikanan, yang menjadikan lebih dari 1 miliar warga bumi menderita kelaparan akut (FAO, 2009). Di Asia Tenggara, krisis ini adalah malapetaka. Betapa tidak, dengan kekayaan aneka sumber pangan, wilayah Asia Tenggara justru dihadapkan pada kondisi kekurangan pangan dan gizi dua kali lebih besar dibandingkan dengan wilayah Sub Sahara Afrika. Penyebabnya adalah 75 persen produk perikanannya hanya diperdagangkan untuk memenuhi konsumsi penduduk Jepang, Amerika Serikat, Eropa, dan Cina. Krisis kedua adalah krisis iklim. Tak hanya berdampak pada kian rusaknya sumber daya perikanan, tetapi juga telah merenggut 24.000 nyawa nelayan di lautan (FAO, 2008). Inilah krisis yang dihadapi oleh warga dunia. Tanpa pelaksanaan prinsip-prinsip keadilan perikanan dalam mengelola sumber daya kelautan perikanan dan pesisir, krisis terburuk sepanjang sejarah ini bakal terus menghilangkan nyawa manusia secara besar-besaran. Kedua krisis di atas telah melanda dan terus meluas di seantero Indonesia. Di banyak pasar tradisional, ikan terubuk, tongkol, dan ikan-ikan karang yang memiliki kualitas protein tinggi dan menjadi hidangan konsumsi masyarakat, nyaris sulit ditemukan. Untuk mengatasi kelangkaan ini, pemerintah terus berupaya meningkatkan besaran angka impor perikanan. Di tahun 2008, volume impor produk perikanan sebesar 280.179,34 ton dengan nilai 268 juta dollar AS. Nilai impor itu naik lebih dari 100 persen dibandingkan dengan tahun 2007 yang hanya 160 juta dollar AS dengan volume impor 120.000 ton. Keputusan untuk mengimpor cakalang, tepung ikan, ikan patin, dan impor pangan lainnya inilah yang mengakibatkan keuangan negara sebesar lebih dari Rp50 triliun atau setara dengan 5,0 persen APBN terus tergerogoti. Padahal, Indonesia adalah negeri dengan anugerah kelautan perikanan yang besar dan beraneka ragam. Pada konteks inilah, kita melupakan pesan Presiden Soekarno (1901-1970) bahwa, “Pangan merupakan soal mati-hidupnya suatu bangsa. Apabila kebutuhan pangan rakyat tidak terpenuhi, maka malapetaka (akan terjadi)”. Di tengah kesulitan inilah, ikhtiar negara memberikan perlindungan dan pemenuhan hak nelayan tradisional sebagai warga negara justru terabaikan. Akibat cuaca ekstrem, dalam catatan KIARA (Desember 2008 – Maret 2009), lebih dari 46 nelayan tradisional meninggal dunia di laut saat menjalankan misi mulia, yakni menyediakan protein bagi anak-anak bangsa dari Sabang sampai Merauke. Jika dibiarkan berlarut, kondisi ini akan berujung pada krisis berikutnya, yakni ketiadaan nelayan handal di bumi pertiwi. Betapa tidak, terus menyusutnya sumber daya perikanan, kian kerapnya penggusuran terhadap rumah tinggal kebudayaan dan ruang penghidupan nelayan, ancaman keselamatan jiwa akibat cuaca ekstrem, hingga kuantitas kemiskinan di wilayah pesisir yang terus meningkat seiring ketidakpedulian negara terhadap keberlanjutan hidup dan cita-cita keluarga nelayan, pada akhirnya akan melahirkan krisis nelayan dan hilangnya pengharapan dan optimisme di kalangan generasi muda untuk terus melanjutkan jati diri bangsa, yakni dengan mengukuhkan cita-cita menjadi nelayan handal yang setia menghidupi kekayaan tradisi bahari. Mewujudkan keadilan perikanan Dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1996 tentang Pangan, disebutkan bahwa, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia. Mengacu pada letak kepulauan Indonesia, tak terbantahkan jika sumber daya perikanan disebut sebagai pilar penting pemasok pangan nasional. Meski demikian, konsumsi ikan nasional hingga 2009 terbilang rendah, yakni 30 kg/orang/tahun, atau empat kali lebih rendah ketimbang konsumsi warga Jepang, sebesar 125 kg/orang/tahun. Berpijak pada pelbagai krisis yang terus terjadi, peringatan Hari Perikanan Sedunia ini seyogianya dijadikan sebagai titik tolak pemerintah Indonesia untuk melakukan reorientasi kegiatan perikanan, dengan konsisten dan konsekuen melakukan: pertama, mengoreksi kebijakan ekspor gelondongan ikan nasional dan memperbesar upaya penuntasan praktek kejahatan perikanan, guna menyikapi dan mendukung upaya peningkatan konsumsi ikan nasional; kedua, memastikan perlindungan terhadap nelayan dan wilayah tangkap tradisionalnya; ketiga, segera merevisi kebijakan kelautan perikanan dan pesisir yang tidak sejalan dengan kaidah
[Forum-Pembaca-KOMPAS] ungoverned government
Kemarin malam saya mengigau. Semoga sebatas itu. Silakan lihat igauannya di: http://politik.kompasiana.com/2009/11/22/ungoverned-government/ Terima kasih banyak. Tabik, faisal basri [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Hadapi Buah Simalakama
Dunia ini panggung sandiwara. Di panggung sandiwara banyak pelawak belagak bingung soal buah simalakama: kalau dimakan emak mati, tidak dimakan bapak yang mati. Jalan keluar ala pelawak: ya dijual saja itu buah. Hasilnya, keuntungan berganda: emak-bapak tidak jadi mati, duit pun didapat. Maka, jalan terbaik dari sandiwara ini adalah jadi pedagang (jangan cuma jadi makelaar)... Selamat datang di dunia perdagangan bebas. ajeg' --- Adyanto Aditomo adyantoadit...@... wrote: Supaya SBY terlepas dari jebakan Buah Simalakama, jalan terbaik adalah SBY mengundurkan diri dari Kursi Kepresidenan. Mungkin langkah ini jauh lebih baik daripada konflik dengan pendukung setianya bila menuruti Rekomendasi Tim 8 atau dilengserkan secara paksa oleh rakyat bila menolak Rekomendasi Tim 8. Salam, Adyanto Aditomo
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi
Bung Dharma Hutauruk, Kelihatannya anda memang pendukung kuat Anggodo. Sebetulnya Anggodo lah yang bersikeras untuk memenjarakan Bibit dan Chandra.. Anggodo sudah mengeluarkan banyak uang agar Berita Acara yang terkait dengan Bibit dan Chandra memenuhi syarat agar keduanya dipenjarakan oleh Pengadilan. Karena memenjarakan Bibit dan Chandra untuk sementara ini sulit dilakukan, maka Anggodo kelihatannya berhasil menekan Kapolri untuk memeriksa Kompas dan Koran Sindo sebagai saksi yang mengetahui siapa yang melakukan penyadapan pembicaraan Anggodo dengan para Petinggi Busuk di Kepolisian dan Kejaksaan Agung. Kapolri terpaksa mematuhi tekanan Anggodo, karena yang bersangkutan sudah mendapat perlindungan khusus dari Presiden SBY. Pendukung Anggodo kelihatannya akan unjuk gigi dalam Pamer Kekuatan Massa bila Presiden SBY melaksanakan rekomendasi Tim 8. Jadi selamat untuk para pendukung Anggodo. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Jum, 20/11/09, Dharma Hutauruk dharma.hutau...@gmail.com menulis: Dari: Dharma Hutauruk dharma.hutau...@gmail.com Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 20 November, 2009, 3:12 AM Dari pertama ada dukungan di Facebook untuk mendukung KPK (baca:Bibit- Chandra) saya sudah tidak sepakat. Saya katakan mari kita dukung institusinya Polisi, Kejaksaan, Pengadilan, DPR maupun KPK. Tapi kalau menyatakan Bibit-Chandra bersih dan jangan diajukan ke Pengadilan saya kurang sepakat. Saya sepakat dengan pak Suhaemi bahwa perkara ini diteruskan oleh Kepolisian dan Kejaksaan. jabat erat dharma
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bersatulah Kaum Demonstran!
Bersatulah Kaum Demonstran! Oleh Indra J Piliang Seruling waktu telah ditiup. Malaekat sejarah bangun. Tan Malaka tidak lagi berteriak di dalam kuburnya. Massa actie! Massa actie! Massa actie! Kamu kemanakan Rendra? Masihkah kamu simpan rambut gimbal mbak Surip? Kebyar! Kebyar! Gombloh apakah sudah kau petik pada dawai gitar? Ada kelewang patah di sana, Karawang-Bekasi. Asap rokok Chairil Anwar mengepul melindapkannya. Buku-buku Ahmad Wahib yg dimakan rayap. Abu jenazah Soe Hok Gie di puncak Mandala Wangi. Kemana, kemana, kemana kamu simpan sajak2 perjuangan itu? Kemana, kemana, kemana kau tumpuk ikat2 kepala itu? Bongkar gudangmu! Keluarkan spanduk2 dan poster2 itu! Hiasi kota ini dengan grafiti! Kepalkan tangan kirimu, serentak menghentak zaman! Bersatulah kalian para demonstran! Bersatulah! Hadang panser2 manipulasi itu yang bergerak melindas masa depanmu! Hentikan upacara kebohongan yang dibiayai oleh pajak2mu yg dikorup! Berpestalah, dengan daun-daun teh dari Boston. Linting lagi sebatang lisong dari daun2 jagung. Prapatan 10, Menteng 31, bawa ia dalam darah mudamu. Rengas Denglok, culik Ia bersama nyalimu! Nyalakan lampu teplok di Pulau Buru. Bangunkan buaya2 di sungai2 Tanah Merah Boven Digul! Buat jeruji baja di Nusa Kambangan! Perkuat barisanmu! Perkuat ideologimu! Cari pemimpinmu! Bersatulah, kaum demonstran. Gelandang Persatuan Koruptor Negara itu ke penjara2! Bersatulah, kaum demonstran. Hidupkan operasi pagar betis! Hidupkan serangan fajar dengan simbol janur kuning! Jangan lupakan merah-putih. Terbangkan garuda2 itu di dalam dadamu! Kita atau mereka yg masuk pintu besi itu. Kita atau mereka yg menulis sejarah negeri ini. Mereka berhasil memiuh mimpi kita menjadi kusta2 yg diludahi bangsa2 lain. Mereka semai benih2 kematian dengan menjadi benalu2 di dlm ruang2 kekuasaan. Kalau bukan kalian yg adalah kita, siapa lagi? Negara ini telah dipertukarkan mereka dengan uang segobang. 40 Juta anak bangsa hanya punya 2 dollar utk menu harian. Jerangkong2 hidup ada di ufuk fajar! Anak2mu, cucu2mu, dan masa depanmu! Bersatulah, kaum demonstran! Siapapun kamu, berapapun umurmu, apapun keyakinanmu! Mereka, di sana, telah lama bersatu! Mereka, disana, telah lama bersarang. Predator2 kemanusiaan yg berwajah senyum, bertopeng santun! Bersatulah! Bergeraklah! Dan yakinilah, nasi2 bungkus kaum ibu dengan menu ikan2 asin akan berderet2 masuk ke tenda2 yg kalian bikin! Jakarta, 21 November 2009 Tiada Kata Jera dalam Perjuangan...
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Apakah Anakku Bisa Jadi Sarjana? - NGGAK BISA
Setuju sekali. Mengenai Jusuf Kala setahu saya dia adalah Sarjana Ekonomi alumni UNHAS. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Bertha Suranto berth...@mac.com Date: Thu, 19 Nov 2009 10:40:13 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Apakah Anakku Bisa Jadi Sarjana? - NGGAK BISA Pak Achmad dan Pak Firdaus, Kita nggak usah iri sama orang kaya. Harta surga lebih berharga dari itu semua. Toh menjadi kaya juga bukan dosa, kecuali kekayaannya karena korupsi dan maksiat, itu baru dosa. Saya pernah dengar Pak Ciputra bicara spt ini : Generasi pertama : adalah generasi pembangun(menjadi kaya) Generasi kedua : generasi penikmat Generasi ketiga : generasi penghancur atau perusak. Ayo dong lihat hal-hal yang sudah nyata saja. Banyak orang2 yang sukses justru bukan lulusan bangku kuliahan. Bill Gates, contohnya mahasiswa drop out. Di Indonesia lebih banyak lagi. banyak pengusaha yang sukses tanpa bangku kuliah. Ada mbak siapa tuh (sy lupa namanya) yang lulusan SMP tapi punya 22 pesawat carter. Ada mahasiswadi Bandung yang bisa kuliah karena jualan pulsa, sd penghasilannya puluhan juta. Toh ujung2nya kuliah untuk bisa dapat pekerjaan yang baik kan ? Contohlah perkataan Ciputra : Ajarkan generasi kita untuk jadi Pengusaha. Eh ngomong2 Pak Jusuf Kalla kuliah gak sih ? Kok beliau bisa jadi orang sukses / Kok kekayaan beliau bisa hebat begitu ? Nah coba tanya2 sama beliau. Pasti Pak Jusuf Kalla dengan senang hati berbagi dg kita. Yang Penting, anak kita belajar yang baik, biar bisa mengalahkan anak2 orang kaya yang punya fasilitas bejibun. Kalau anak orang kaya nggak sepintar bapaknya, maka kmd kekayaannya gak langgeng krn dia hanya bisa menikmati saja, lalu bisa hancur pula. Tapi kalau anak orang miskin, lihat orangtuanya sudah miskin, pasti terpacu agar keluar dari kemiskinan. Kemiskinan bukanlah aib, dan kaya bukanlah dosa. Kuncinya hanya Hidup benar. Salam damai. Bertha [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Cecak atau Cicak?
Salam, CECAK adalah bahasa Jawa. CICAK adalah bahas Melayu ( Indonesia ) Wasalam, Wal Suparmo . --- Pada Jum, 20/11/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id menulis: Dari: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Cecak atau Cicak? Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 20 November, 2009, 6:57 AM Oleh SALOMO SIMANUNGKALIT http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/11/20/ 02474555/ cecak.atau. cicak Susno Duadji memecut saya buka kamus. Tentu bukan karena kepala Bareskrim Markas Besar Kepolisian itu melontarkan istilah hukum yang ruwet-rumit dalam berbagai pollung di televisi, melainkan disebabkan metaforanya yang terpegah, cicak melawan buaya, untuk menggambarkan ketaksebandingan kuasa antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian sebagai sesama lembaga penegak hukum. Selaku orang yang mewajibkan diri mematut-matut apa pun yang berkelindan dengan bahasa sendiri, saya merasa bahwa cecak oleh pekamus macam WJS Poerwadarminta dianggap sebagai bentuk baku bagi sebutan binatang merayap yang kerap tampak di dinding maupun di langit-langit rumah itu. Betul saja, baik Kamus Umum Mas Poer maupun Kamus Besar Pusat Bahasa (semua edisi) sama-sama memperlakukan cecak sebagai wujud baku dan mendudukkan cicak selaku varian tak baku. Google bersaksi lain. Penyelisikan pada 19 November 2009 pukul 9.41 waktu Jakarta: 162.000 untuk cecak dan 2.210.000 bagi cicak. Saya tak sempat periksa dengan rinci apakah penggelembungan ketergunaan cicak ini berkat budi baik Susno Duadji. Di bangku taman kanak-kanak hewan bernama semestawi Hemidactylus frenatus itu diperkenalkan kepada anak-anak Indonesia melalui dendang: cicak-cicak di dinding, diam-diam merayap, datang seekor nyamuk, hap! lalu ditangkap. Bisa saja alasan bunyi i—sebab ada dinding yang diperdengarkan kemudian dalam baris itu—yang mendasari pemakaian kata cicak dalam lagu ini. Namun, kesengajaan menyimpang dari bentuk baku, cecak, atas nama licentia poetica tak selalu merasuki kesadaran kaum awam. Itu barangkali sebabnya seorang Susno Duadji dan pebahasa Indonesia dalam jumlah yang lebih serta-merta melafazkan cicak. Tinggallah cecak membaku dan membeku di dalam kamus dan sesekali membesut dalam teks. Pekamus lain, John M Echols dan Hassan Shadily, justru memutuskan cicak, small house lizard, sebagai sosok baku. Pebahasa Inggris diperintahkannya pada lema cecak untuk mengail padanan dari entri cicak. Bagi saya cecak dan cicak, atas nama proses ablaut dalam linguistik, setali tiga uang. Namun, bagi mereka yang mau berketat-ketat dengan kebakuan, ini saran saya. Di kamus cecak terjumpa dalam tiga lema. Satu sudah kita bahas. Dua lainnya: cecak sebagai kata kerja dan berasal dari bahasa Minangkabu bermakna cubit; cecak selaku kata benda dengan arti 'bintik-bintik atau belang-belang kecil'. Cicak? Tercatat hanya punya satu makna. Dia belum berhomonim. Bebannya ringan, dibandingkan dengan cecak yang menggendong tiga takrif. Maka, dengan lafaz Susno Duadji yang diperdengarkan televisi hari-hari ini sebagai momentum, ini saatnya melantik cicak dengan beban (makna) yang lebih enteng sebagai figur baku. Ini sesuai dengan tuntutan bahasa modern yang berupaya meminimalkan beban setiap kata. Oh, ya, saya hampir lupa mengintroduksi Bareskrim. Tentu ini bukan cara lain menulis bar es krim, tempat minum dan kongko-kongko dengan es krim sebagai suguhan utama. Bareskrim adalah nama bagian di lembaga Kepolisian Republik Indonesia, akronim dari Badan Reserse Kriminal. ___ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Hadapi Buah Simalakama
Maksudnya: . denga ini saya menyatakan berhenti ? yang naik wapres Adyanto Aditomo wrote: Supaya SBY terlepas dari jebakan Buah Simalakama, jalan terbaik adalah SBY mengundurkan diri dari Kursi Kepresidenan. Mungkin langkah ini jauh lebih baik daripada konflik dengan pendukung setianya bila menuruti Rekomendasi Tim 8 atau dilengserkan secara paksa oleh rakyat bila menolak Rekomendasi Tim 8. Salam, Adyanto Aditomo = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung Nasution
Mereka itu demonstran pendukung Anggodo, makanya mereka sangat membenci Adnan Buyung Nasution yang merekomendasikan kepada Presiden SBY agar segera menangkap Anggodo. Rekomendasi tersebut bisa diartikan bahwa Adnan Buyung Nasution telah dianggap tidak menghormati Presiden SBY yang telah memberikan Jaminan Keselamatan terhadap Anggodo. Makanya para pendukung Anggodo marah besar. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Kam, 19/11/09, berthatc berth...@yahoo.com menulis: Dari: berthatc berth...@yahoo.com Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung Nasution Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 11:52 AM Sedih saya melihat di Metro TV, para mahasiswa berjaket hijau melempari foto Bung Buyung Nasution dengan telur busuk. Apakah ini demo murni atau demo bayaran. Mengapa mahasiswa dan para demonstran bukan menghujat Anggodo ? Benar2 sedih. quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.comquot; [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Dukung Prita: Uang Rakyat Bukan untuk Mentraumakan Rakyat!
BENANG merah kasus Prita: Undang-Undang bermasalah. UU ITE Pasal 27 ayat 3, dimasukkan pidana. Ganjarannya 6 tahun dan denda malsimal Rp 1 miliar. Pasal 27 tersebut di negara lain masuk ke ranah perdata. Sejarah membuktikan, Jawa di era Jayabaya, di mana panen melimpah ada pesta di gunung dan di laut setiap 5 bulan sekali. Masa itu, pencemaran nama baik tak ada kata bermalas mata (buta). Kata berbalas kata. Era penjajah datang, maka masuklah hukuman bagi pencemaran nama baik di pasal 310, 311 KUHAP. Dan UU macam UU ITE atau sejenis di negari lain, fokus ke computer offensive (carding, cracking, etc). Karenanya saya menajdi legal standing pertama yang menggugat pasal 27 ayat 3 itu ke MK. SAYANG, beribu sayang, ketika pasal itu digugat, Depkominfo dengan sadar ikut membelokkan materi persidangan dengan menghadirkan artis Azhari bersaudara, sehingga esensi pindah ke urusan pornografi di internet. Saya membuat link baru sejak Rabu 18, November 2009 di Facebook, mengajak segenap insan Indonesia yang mengedepankan hati nurani dan keadilan untuk berhimpuan kembali bersama di link ini: http://www.facebook.com/home.php?#/pages/Dukung-Bebasmurnikan-Prita-dr-Tuntutan-Bui/179105094476?ref=mf Link yang hingga tulisan ini saya buat sudah lebih 4 ribu pendukung - - diantaranyanya Halida Hatta - - ini bukan saja menghimpun dukungan, tetapi juga berisi info pendek behind the scene gugatan ke MK yang lalu, di mana media massa saja alpa memberikan dukungan, dan ketika Depkominfo membelokkan esensi, media juga beramai-ramai ikutan. Begitulah. Kini Depkominfo dipimpin pejabat baru. Dengan kerendahan hati, saya mengetuk pintu, untuk mengajak iqra, berkenan merevisi UU ITE pasal 27 tersebut, agar tak kian lucu bagi kepastian hukum di negeri ini. Adalah hak orang untuk tidak dicemarkan, saya sepakat: tetapi perlu kecerdasan penempatan masalah ke dalam UU. Jika kini Prita kelak jadi dibuikan, sudah sebaiknya sebagai rakyat kita mengusulkan DEPKOMINFO untuk dibubarkan kembali; telah membuat UU dengan uang rakyat, yang kemudian membuat trauma rakyat; PERJALANAN 1,5 tahun Prita jelas sebuah pengorbanan lahir batin. Beginikah negara kepada rakyat: apalagi PP tentang UU ITE tak ada, di persidangan alat bukti tak ada; sesuai dengan forensik digital, dan anehnya sidang tetap berjalan. SEMOGA TUHAN semesta alam kian menunjukkan ke semua pihak, akan sebuah kecerdasan kearifan hidup dalam sebuah tatanan masyarakat beradab berbangsa bernegara. Amin. Iwan piliang, literary citizen reporter, blog-presstalk.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] KOLOM Yudhis: Kita Salah Didik sejak TK
Mas Yudhis, benar-benar sekali.. Betapa banyak Ibu ketakutan kehilangan pekerjaan saat harus menunaikan kewajibannya sebagai Ibu. Atau yang terbiasa tidak bekerja, merasa kehilangan waktu bergaul dengan teman-teman gaulnya saat si bayi menyertai. Padahal memberi ASI 6 bulan secara eksklusif adalah investasi luar biasa! Juga mendampingi anak-anak kita, menginvestasikan waktu bagi anak-anak kita terutama memang 10 tahun pertama, bukan 5 tahun pertama saja yang sering dibilang masa-masa emas. Dulu, ada seorang Ibu dokter spesialis anak tetapi lebih senang menjadi aktif di NGO dia bilang, para ibu itu kalau tidak bekerja, maka asap dapur tidak ngebul. Saya tidak setuju. Ternyata ramai ibu yang saya kenal memilih meninggalkan pekerjaannya bahkan di saat puncak ketenaran demi anak-anaknya. Dan Tuhan ternyata menunjukkan kekuasaanNYA yg meliputi langit dan bumi kekayaanNYA, para ibu itu baik-baik saja sekeluarga dan hidup nyaman, damai, bahkan berkegiatan sesuai dengan kepandaiannya... bukan berarti para ibu tak perlu berpendidikan tinggi lho. Pendidikan tinggi penting untuk modal mendidik janin sejak bayi hingga anak-anak melangkah percaya diri menghadapi dunia. salam manis, 2009/11/20 yudhistira massardi ymassa...@yahoo.com Kita Salah Didik sejak TK Oleh: Yudhistira ANM Massardi Kenapa bangsa kita bisa menjadi begini amburadul? Teman saya,Wismiarti, seorang ibu yang dokter gigi, punya satu jawaban, yang didapatnya dari koleganya di Australia: Karena orang-orang Indonesia salah didik sejak dari Taman Kanak-kanak! Kondisi itu diperparah oleh sikap para orangtua yang semberono di dalam mendidik anak-anak mereka di rumah. Mengingkari sunatullah Anak-anak balita (golden age) di kota-kota besar di Indonesia, dibiarkan mengalami ketelantaran cinta dan makna. Para ibu modern -- karena alasan kepraktisan dan mengutamakan kerja di luar rumah -- lebih memilih tidak memberikan ASI eksklusif selama enam bulan kehidupan awal sang bayi. Padahal, tindakan itu tidak hanya berarti tidak memberikan pelukan, kenyamanan, kebahagiaan, ketenangan, membantu penyambungan sel-sel otak anak, membangun kepercayaan anak terhadap ibu; melainkan juga mengingkari ketentuan Allah (sunatullah). Tak cuma itu. Mereka pun menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada para pengasuh bayi, yang entah seperti apa kualitas moral, ilmu, cinta dan bahasanya. Padahal, perkembangan otak dan pertumbuhan akhlak dan jiwa anak-anak balita sangat bergantung kepada asupan informasi dan modelling orang-orang dewasa di sekitarnya. Justeru pada usia balitalah anak-anak sangat membutuhkan peranan aktif dari, terutama, ibunya. Pada saat itulah, masa depan anak ditentukan. Jika momentum yang luarbiasa penting itu diserahkan kepada babby sitter, kita tahu seperti apa isi otak dan masa depan mereka. Anak-anak akan hidup tanpa cinta, sel-sel otaknya tidak tersambung maksimal, proses belajarnya tidak sesuai dengan tahapan, kepercayaan dirinya rendah, mereka akan sulit memahami makna segala sesuatu, dan dunia serta kehidupan akan dijalani secara serampangan, tanpa ada kesadaran akan tanggungjawab dan misi suci. Metode Sentra Maka, setelah mendapatkan jawaban yang fundamental dan menyentak itu, teman saya tadi, langsung memutuskan untuk berhenti praktek sebagai dokter gigi. Pada 1996, ia mendirikan sekolah, dimulai dari TK, di Ciracas, Jakarta Timur. Itu diawali dengan studi banding ke beberapa sekolah TK di Australia, Eropa, dan Amerika Serikat. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengadopsi metode BCCT (Beyond Center and Circle Time/Lebih Jauh tentang Sentra dan Saat Lingkaran) yang kemudian dikenal sebagai Metode Sentra. Metode itu, yang play-based learning dikembangkan di Creative School, Talahase Florida, Amerika Serikat, yang dibangun oleh Pamela Phelps Phd. pada 1970. Adalah Pamela Phelps yang hingga kini menjadi konsultan sekolah di Ciracas itu. Dengan Metode Sentra, sejak usia dini, anak-anak diajak menjalankan nilai-nilai mulia sebagaimana yang diajarkan oleh semua agama, seperti hormat, jujur, sayang teman, rajin, tanggungjawab, disiplin, dan lain-lain. Nilai-nilai positif itu dialirkan melalui program sehari-hari, seperti saat makan, main, atau pun menjelang tidur. Kemampuan klasifikasi pun dibangun sangat kuat. Klasifikasi pada benda kongkret (alat permainan edukatif) berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran, diajarkan pada diri anak (seyogianya sejak bayi). Di setiap Sentra, kemampuan itu terus ditingkatkan, baik saat main maupun saat membereskan mainan tersebut. Jika klasifikasi pada hal-hal yang kongkret sudah terbangun, maka kelak di kala dewasa, mereka akan mampu menglasifikasi hal-hal yang abstrak. Anak akan mampu membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Kelemahan dalam klasifikasi, berpikir kongkret dan juga berpikir abstrak, itulah yang, antara lain, menyebabkan korupsi merajalela, dan manusia Indonesia sebagamana kita lihat di kalangan eksekutif, legislatif, yudikatif --
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Jari dan Gigi Galileo ditemukan dan Fluid Intelligence dari Vatikan.
Yth Rekan milis, Jari tangan dan gigi Galileo ditemukan setelah hilang puluhan tahun. Galileo mendapatkan hukuman mati oleh Vatikan ditahun 1642,oleh karena sebagai ilmuwan beliau mengatakan bahwa bumi sebenarnya mengelilingi matahari. Berlawanan dengan pandangan gereja waktu itu bahwa bumi adalah pusat segalanya. Galileo diberi pengampunan di tahun 1990 oleh Paus Paul II,dengan mengakui kesalahan gereja waktu itu. Pendekatan yang sangat matang oleh Paus,meskipun terlambat 358 tahun. Suatu hal yang baik dari segi pengetahuan,bahwa umat manusia perlu lebih toleran dalam pengetahuan yang terus maju. Teori ini disebut sebagai Fluid Intelligence dari pada kita gunakan Static Intelligence. Static Intellegence menyebabkan timbulnya dogma dan takutnya manusia untuk mengekspresikan pengetahuan baru,sehingga fluid intelligence mulai dipakai di abad sekarang yang terus maju dengan teknologi informasi dan beriring dengan majunya ilmu pengetahuan. Begitu pula dalam suasana konflik pendapat diperlukan apa yang disebut conflict management yang disertai fluid intelligence yang agar meminta agar tukar menukar pendapat dapat dilakukan dengan serba sadar akan makna atau bisa disebut sebagai tukar pendapat yang serba dewasa dan matang dalam apa yang disebut intellectual engagement, yang memberikan kesempatan kepada tiap orang untuk belajar sehingga mencapai tingkat kesadaran yang lebih tinggi dan bukan menghukumnya. Dikutip dari yahoo.com. Salam Hormat, Bakri Arbie. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY, MINTALAH MAAF KEPADA RAKYAT
SBY, MINTALAH MAAF KEPADA RAKYAT by : Saurip Kadi Ujung perseteruan Cicak vs Buaya adalah persoalan kepemimpinan dan pertanggung-jawaban publik SBY sebagai Presiden. Siapapun tidak menghendaki SBY sebagai Presiden intervensi hukum, tapi SBY tidak boleh ber JAIM ria seperti yang terjadi selama ini. Janganlah seolah-olah paling konstitusional, padahal untuk mengulur-ulur waktu. Alasan tak mau melanggar UU sesungguhnya JAIM juga. UUD dan turunannya tak lebih hanyalah alat (tool) untuk mencapai tujuan. Ia bikinan kita-kita juga, bahkan sebagian sudah berpulang mendahului kita. Maka jangan kita terbelenggu oleh aturan itu sendiri. Kalau tak ada udang dibalik batu, tinggal Jelaskan kepada publik atas sikap yang diambilnya. Walaupun nabrak aturan sekalipun, demi kepentingan yang besar, semua pihak juga akan memaklumi. SBY sendiri sebagai petinggi ABRI kan pernah tidak taat terhadap konstitusi. Jadi lucu kalau kini seolah paling kontitusional. Diawal reformasi kok SBY tidak angkat senjata untuk membela Pak Harto dan UUD 45. Bukankan UUD 45 (asli) dan UU No 20 Thn 82, Bahkan sumpah prajurit mengamanatkan SETIA KEPADA PEMERINTAH dan UUD 45 (asli). Kok semua diam, bukankah saat itu aturan tersebut masih sah!!! SBY bukan orang bodoh. Tidak baik juga kalau pura-pura bodoh. Publik tahu kok, semua gonjang ganjing ini untuk menutup borok yang kini sudah menebar bau busuk kemana mana. Memang bukan SBY sendiri yang merekayasa. Tapi para pembantu yang merasa terpanggil untuk menyelamatkan rezim dan dirinya sendiri, tidak diperintah pun akan gerak sendiri. Mengapa...? yaaa karena ilmunya hanya itu, mereka lupa negeri ini sudah masuk era demokratisasi, bukan otoriter lagi. Dengan penyesatan di awal lintasan kasus. Maka aliran cerita selanjutnya, berubah jadi kebenaran yang berproses secara alami. Para penyidik dan aktor-aktor di episode berikutnya, tegasnya seluruh pemain berapapun jumlahnya termasuk KAPOLRI dan Jaksa Agung pun merasanya semua ini orisinil, bukan rekayasa. Persoalan yang mendasar adalah beyond gonjang ganjing ini ada apa... ? Ketika KPK mencium korupsi IT di KPU, maka tangan-tangan kekuasaan harus bergerak menyelamatkan negara. Karena kasus tersebut bisa merembet kemana mana. Bisa membatalkan PEMILU. Maka Antasari harus di korbankan. Ketika Bank Century hendak diendus KPK, maka Bibit dan Chandra harus dibikin kasus. Mengapa, kembali lagi karena persepsi mereka menempatkan kasus tersebut bakal membahayakan negara. Tangan kekuasaan gaya Orba, memang tidak membedakan antara NEGARA dan Pemerintah. Ketika penyesatan sudah sempurna terjadi, dengan memanfaatkan kondisi yang ada (kelakuan Antasari sendiri dan maraknya MARKUS) perseteruan menjadi terbuka. Bukan Polri salah, tapi tidak etis dong, Polri yang bukan pengawas KPK harus berbuat layaknya lembaga yang membawahi KPK. Hidup ini ada fatsun. Mengapa mereka mau berbuat begitu? Karena kepentingan kekuasaan dan dirinya juga punya borok. Dari figur Kapolri saja ekornya jadi panjang. Ketika seorang BHD yang diangkat jadi Kapolri, tidaklah bisa lepas dari ia yang adik seorang Tri Tamtomo pensiunan Mayjen TNI mantan Dan Brigif yang menyerbu Kantor PDI (kasus 27 Juli), dimana SBY sebagai Kasdam Jaya yang penyiapkan pasukan termasuk latihan dan peluru tajam yang dibawa prajurit. Hampir pasti bukan BHD sebagai Kapolri yang jadi aktor dalam kasus Cicak Vs Buaya. Tapi Maraknya Markus dan loyalitas karena kepentingan inilah yang jadi biang kerok persoalan di republik ini. Lebih parah lagi ketika merit sistem di tubuh Polri (dan semua jajaran birokrasi dan juga TNI) kini hanya jadi pajangan semata. Ketika Budiono sang Gubernur BI dipilih jadi Wapres dan Sri Mulyani kemudian kembali dipasang sebagai Menteri Keuangan maka semuanya kini menjadi gamblang. Walau awalnya, SBY lebih sreg Sri Mulyani menjadi Gubernur BI, publik sudah tahu, arahnya. Publik juga tahu ada apa dibalik penundaan pensiun seorang Darmin Nasution dan Anwar Supriyadi. Proses politik segera sampai pada kondisi hitam putih. Boleh saja dalam banyak kasus SBY dengan JAIM yang isinya juga kebohongan dan lempar tanggung jawab selalu bisa lolos. Lihat kasus Porong, 36 ribu rakyat jadi korban Lumpur seolah ini bukan tanggung jawab negara. SBY pilih tega terhadap puluhan ribu, hanya untuk melindungi seorang ICAL yang Menteri kala itu. Seolah negara tak berfungsi lagi. Kali ini SBY sulit untuk mencari kebohongan untuk menutup kebohongan tentang perampokan uang rakyat dalam kasus Bank Century. Rasa keadilan telah tersentuh, hukum di rekayasa. Solusi cerdas dan murah sesungguhnya mudah untuk dikerjakan. Kembali sebagai KSATRIA, mintalah maaf kepada Rakyat bahwa dirinya teledor, hentikan perseteruan CICAK vs BUAYA. Ganti Kapolri dan Jaksa Agung.beri mereka jabatan DUBES. Menyilahkan KPK untuk tuntaskan kasus Bank Century, tak peduli siapa pun. begitu saja kok repot. Salam Saurip Kadi. http://www.facebook.com/home.php?#/notes/saurip-kadi/sby-mintalah-maaf-kepada-rakyat/212748953017
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jangan paksa saya bertindak diluar hukum
mBak Pudi Martini, Kalau Presiden SBY sampai membiarkan Bibit dan Chandra tetap diajukan ke pengadilan, dimana masyarakat sangat yakin kalau Berita Acaranya disusun oleh Anggodo yang berkomplot dengan para Petinggui Hukum Busuk, baik yang ada di Kepolisian maupun Kejaksaan Agung, saya kok khawatir suhu politik akan meledak menjadi huru hara. Bisa saja Aparat Kepolisan dan Kejaksaan Agung mengadakan Demo Tandingan, mirip yang dilakukan Suharto menjelang kejatuhannya atau oleh Habibi menjelang SI MPR, yaitu dengan membentuk Pam Swakarsa, tapi saya yakin Demo Tandingan ini akan kalah oleh Gerakan Masyarakat Pendukung KPK yang bisa berubah menjadi Kekuatan Masyarakat (Pople Power) Anti Presiden SBY. Semoga Presiden SBY bisa tetap menjaga Kehormatan Lembaga Kepolisian dan Kejaksaan Agung dengan cara menyingkirkan mereka semua yang telah berkomplot dengan Markus seperti Anggodo dan digantikan dengan pejabat yang dipercaya oleh masyarakat. Ingat: Negara ini milik rakyat dan bukan milik para pejabat busuk itu. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Rab, 18/11/09, pudimartini pudimart...@pirus.co.id menulis: Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jangan paksa saya bertindak diluar hukum Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 18 November, 2009, 10:26 AM SBY (dalam running text TV One: Jangan paksa saya bertindak diluar hukum Betapa Presdien sekarang terjebak dalam situasi bisa dilihat by design namun juga bisa dilihat by accident. Di tubu TNI berlaku azas tidak ada prajurit yang bodoh, yang ada adalah pemimpin yang bodoh Maka, disiplin dan komitmen terhadap tugas dan komando sangat tinggi dan ini berlaku berjenjang serta membentuk perilaku. Sebuah kesalahan di sebuah jajaran TNI, kita sudah melihat bagaimana pimpinan di Jajaran itu di copot segera. Ini yang tampaknya belum terjadi di Kepolisian meskipun mereka pernah bersama selama Orba, namun ternyata, transformasi nilai itu belum berjalan. Pendidikan polisi yang harus menjawabnya. Presiden sendiri adalah seorang militer, namun dari informasi yang beredar dan sempat menjadi guyonan di saat kampanye, beliau bukan berasal dari jajaran temur tetapi staf. Kalau ini dikaitkan dengan hasil analisis Hamdi M dkk, dimana kompleksitas intelektual SBY sangat tinggi dan paling tinggi ekstrim diantara para calon pada saat itu dimaa yang mendekati hanya Prof Boediono, sehingga demikian banyak pertimbangan harus dilakukan sebelum membuat keputusan, maka yang muncul sikap peragu. Dalam perang jelas tidak mungkin membuat keputusan dengan cara demikian. Maka, bisa dimaklumi kalau beliau bukan dari jajaran tempur. Ini mungkin mempengaruhi keputusan dalam menyikapi rekomendasi Tim 8. Liha sebagai misal sepulang dari lawatannya langsung memanggil Wapres, Kapolri, Kajagung, Menkopolhukam sebelum Senin menerima Tim 8 jam 14:00. Kemudian, rekomendasi tim 8 diberikan kepada Kajagung dan Kapolri untuk dipelajari, meskipun beliau tentu juga sudah memeproleh laporan langsung dari Kapolri dan Kajagung, demikian pula progress report Tim 8. Di sisi lain, dari perspektif manajemen konflik, bisa jadi pembentukan Tim 8 adalah bagian dari disain manajemen konflik. Dari konflik yang muncul Presiden bisa belajar dan melihat potensi, dan solusi. Bila ini benar, maka titik kulminasi konflik by design itu pasti sudah dipikirkan beliau. Bisa jadi, titik kulminasi itu adalah hasil keputusan pengadilan atas BSR dan CMH. Mungkin rakyat, Tim 8 dan para tokoh serta Mhs akan terkejut dengan keputusan itu. Namun, di sisi ini, Tim 8 tidak lain adalah katalisator yang digunakan oleh beliau untuk secara jernih melihat masalah yang ada dibawah kendali beliau. Tanpa Tim 8 beliau tidak mempunyai katalisator untuk menilai, seperti hasil rekomendasi itu. Bayangkan saja bagaimana kalau seandainya beliau hanya memperoleh informasi formal dari stafnya. Bukankah lahirnya Tim 8 karena mistrust dan distrust terhadap kedua lembaga tersebut? Tentu saja, beliau sudah bepikir mengenai peluang benar dan salah rekomendasi tim 8 serta laporan formal Kapolri dan Kajagung berdasar informasi under cover dan kecerdasan beliau. Bila dalam persidangan nanti, artinya baik kejaksaan maupun kapolri diberi ruang untuk berlaga guna membuktikan integritas dan kredibilitasnya sesuai dengan ucapan mereka di media dan Komisi III DPR, maka bila ternyata terbukti bahwa persidangan yang terbuka itu membuktikan bahwa BSR dan CMH bebas murni, artinya Tim 8 benar, maka cukup alasan bagi beliau untuk mengobrak-abrik kedua lembaga tersebut karena ternyata mereka telah membuang sampah diranah kekuasaan belia, termasuk mencopot dan mengadili pejabat yang bersalah, bila ada satunya kata dan perbuatan beliau. Disamping ini juga sesuai dengan butir rekomendasi Tim 8. Ini juga pasti akan menaikkan kembali tingkat kepercayaan publik kepada beliau. Namun, bila pengadilan yang terbuka itu ternyata membutikan bahwa BSR dan CMH bersalah, diantara ketiga dakwaan itu,
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bergerak Kembali!
UND: Diharapkan Kehadiran sdr/i. DEKLARASI MELAWAN PENGKHIANATAN REFORMASI. Minggu, 22 Nop. Jam 11.00wib-selesai. Tempat: Pelataran Gedung KPK. Orasi Politik: Para Aktivis Gerakan Mhs 1998. -BONGKAR SKANDAL KORUPSI BANK CENTURY 6,7 TRILIUN. -LAWAN KRIMINALISASI PERS -TURUNKAN HARGA. Trims. POKJA '98 Tiada Kata Jera dalam Perjuangan...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Harus Tegas Sebagai Prajurit TNI (jangan Omdo dan NATO)
SBY Harus Tegas Sebagai Prajurit TNI Syamsu Djalal:Presiden jangan cuma omdo (omong doang) alias NATO (No Action Talk Only). Jum'at, 20 November 2009, 23:09 WIB Antique, Bayu Galih Presiden SBY, Djoko Suyanto, Tifatul Sembiring, Kapolri, dan Jaksa Agung BERITA KORUPSI TERKAIT Mantan Jamintel Prihatin Bobroknya Hukum Prihatin Polri-KPK, Polda Jatim Salat Ghaib 'Anggodo' Terpenjara di Fondasi Monorel LSM Gelar Nonton Bareng Jawaban Presiden Masak Kuntoro Pimpin Aksi Ganyang Mafia? web tools VIVAnews - Cara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak tegas dalam menangani perseteruan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) dengan Kepolisian kembali menuai kritik. Kali ini kritik diucapkan Mayjen (Purn) Syamsu Djalal, mantan Komandan Pusat Polisi Militer, yang meminta ketegasan Presiden SBY dalam menangani perseteruan tersebut. Hal itu diungkapkan Syamsu Djalal saat mengadakan konferensi pers di Hotel Nikko, Jakarta, Jumat malam, 20 November 2009. Presiden harus segera mengambil langkah tegas dan berani. Jangan cuma omdo (omong doang) alias NATO (No Action Talk Only), kata dia. Ketidaktegasan itu, menurut Syamsu, diperlihatkan saat SBY membentuk Tim Pencari Fakta (Tim 8) untuk menangani kasus tersebut. Dengan adanya Tim 8, persoalan ini jadi semakin membias. Padahal, dia punya pembantu-pembantunya, punya menteri, ujarnya. Bahkan, setelah setelah Tim 8 mengeluarkan rekomendasi, dalam pandangannya, SBY masih ragu untuk menjalankan apa yang diberikan tim tersebut. Jangan kemudian panggil Kapolri, Jaksa Agung lagi. Kan itu yang dianggap bermasalah. Malah meminta (pendapat) dari Kapolri dan Jaksa Agung lagi, tuturnya. Sebagai seorang Jenderal Purnawirawan TNI, Syamsu mengatakan ketegasan harus diperlihatkan SBY dengan cepat mengambil tindakan tanpa keraguan. Dia kemudian mengingatkan, setiap Prajurit TNI sewaktu pelatihan terjun di Jatijajar mempunyai slogan Kalau ragu, pulang saja. SBY harus ingat slogan di Jatijajar itu. Kalau ragu, turun saja (sebagai presiden), tutur Syamsu yang juga pernah menjabat sebagai Jaksa Agung Muda bidang Intelejen ini. antique.pu...@vivanews.com• VIVAnews http://video. liputan6. com/videodetail/ 200911/251640/ Mahasiswa. Ambon.Tolak. Rencana.Kedatang an.Presiden Mahasiswa Ambon Tolak Rencana Kedatangan Presiden Ratusan mahasiswa berdemo menolak rencana kedatangan Presiden Yudhoyono ke Ambon. Aksi tersebut sebagai bentuk protes karena Maluku hanya diberi jatah wakil menteri. Translated from Indonesian: Liputan6.com 19/11/2009 22:53 Ambon Students Reject Plan Arrival of President Juhri Samanery Liputan6, Ambon: Hundreds of students joined in the People's Alliance of Concerned Students Maluku (Ampera) held a demonstration in front of the Office of the Governor of Maluku, Thursday (19/11). This action lasted for rejecting the plan the arrival of President Susilo Bambang Yudhoyono to Ambon on November 25 to inaugurate the comming World Peace monument. Action refusal as a form of protest against the government of SBY-Boediono considered harassing people because it only gives the Moluccas ration deputy minister for the United Indonesia Cabinet volume two. Students consider granting quota deputy ministers, a sign the central government does not appreciate Moluccan people enough for sufficient merit in freeing the Republic of Indonesia. In addition, students evaluate these projects to world peace day brought many negative effects. Like the eviction of thousands of street vendors by the local government, on the grounds that the area cleaning area will be bypassed by the party President Susilo Bambang Yudhoyono. Failing to meet Maluku Governor Karel Albert Ralahalu, angry demonstrators burned posters in front of the governor's office. Protesters also attempted boycott of development projects that world peace gong in the center of town, but driven by a number of police civil service. The protesters then broke up, but threatened to return to mobilize mass demonstrations even bigger. (TES / ANS) Click here: Watch Video [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Missing Link Kasus Bibit-Chandra Sudah Tersambung?
Jumat, 20 November 2009 | 15:40 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Persoalan missing link dalam kronologis kasus dugaan suap dan pemerasan terhadap Pimpinan KPK (nonaktif) Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah sudah dipenuhi oleh penyidik Polri. Jaksa peneliti tinggal melanjutkan penyidikan terhadap berkas agar segera P21. Menurut jaksa peneliti sudah dipenuhi. Artinya masalah missing link dan hal lainnya yang dianggap lemah, menurut jaksa peneliti mungkin sudah dipenuhi. Artinya petunjuk mereka di dalam P19 baik terkait syarat formal dan materil dari berkas sudah dipenuhi oleh penyidik polri, kata Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Marwan Effendy seusai shalat Jumat di Kompleks Kejaksaan, Jumat (20/11). Sementara mengenai pendapat yang berkembang bahwa Kejaksaan cenderung memaksakan proses hukum meski masih adanya missing link, Marwan mengatakan, hal tersebut nantinya bisa diputus sesuai dengan sangkaannya dalam UU Tipikor. Ia menyebutkan, publik cenderung hanya memerhatikan masalah pemerasan sebagaimana dalam Pasal 12e UU Tipikor. Padahal, kata dia, perlu juga diperhatikan sangkaan penyalahgunaan wewenang dalam Pasal 23 UU Tipikor. Orang-orang itu hanya orientasinya pada Pasal 12e, sedangkan sangkaannya ada di 23. Di dalam Pasal 12e yang diuntungkan itu bukan diri sendiri, tapi ada orang lain. Nah sekarang siapa orang lain itu? Jadi dengan adanya orang lain ini bisa saja missing link itu, itu bisa diputus di situ. Makanya kita mencermati pasalnya itu, tegasnya. Lebih lanjut, kata Marwan, meski banyak polemik yang berkembang dalam proses hukum Bibit dan Chandra, pengujian yang sesungguhnya terhadap kasus tersebut ada di pengadilan. Terlepas dari masalah polemik-polemik itu, memang berkas itu harus diuji. Diujinya dimana ya di pengadilan, tandasnya.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Masih Adakah 100 Hari
Masih Adakah Momentum 100 Hari Sebulan sudah kabinet terbentuk, apa hasil kerja yang. bisa dirasakan langsung oleh rakyat? Boleh dikatakan belum ada. Seluruh energi pemerintah praktis tersita untuk urusan kisruh antara Komisi Pemberantasan Korupsi-Kepolisian-Kejaksaan. Sungguh sayang momentum yang baik untuk membangun Indonesia yang lebih menyejahterakan gagal dimanfaatkan. Setelah sukses menggelar National Summit, sebenarnya pemerintah memiliki kesempatan emas untuk mencanangkan program 100 hari yang lebih meyakinkan. Momentum itu hilang bukan hanya karena langkah polisi untuk menangkap dua pimpinan nonaktif KPK Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah, tetapi lambannya Presiden untuk menyelesaikan konflik antarlembaga hukum tersebut. Sudah tiga pekan isu itu dibiarkan bergulir tanpa kejelasan. Presiden sebenarnya sudah membentuk Tim 8 untuk memverifikasi kasus tersebut. Dua pekan sudah tim bekerja dan memberikan rekomendasi yang terang benderang. Namun Presiden masih meminta Kepolisian dan Kejaksaan untuk menanggapi. Setelah tanggapan disampaikan, Presiden masih memerintahkan staf khusus untuk mempelajarinya. Kita menghormati sikap hati-hati dari Presiden. Tetapi jangan juga dibiarkan momentum program 100 hari dibiarkan ditorpedo oleh kisruh di antara KPK-Kepolisian-Kejaksaan. Sebetulnya ada langkah yang tidak terlalu mahal biayanya, tetapi bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat yakni dengan merealisasikan program pertama dari 15 program prioritas 100 hari pemerintahan yakni pemberantasan mafia hukum. Sudah begitu nyata ada sebuah kasus mafia hukum yang bisa ditangani polisi, namun hingga kini tetap dibiarkan mengambang. Kalau saja Presiden memerintahkan polisi untuk bersikap tegas, tanpa harus melakukan intervensi apa pun, pasti kontroversi tidak harus berkepanjangan seperti sekarang. Rekaman suara rekayasa hukum yang diperdengarkan di Mahkamah Konstitusi sudah merupakan bukti yang sangat nyata bahwa ada pihak-pihak yang mencoba memperalat penegak hukum untuk mengkriminalkan pejabat KPK. Masyarakat ikut merasakan adanya ketidakadilan karena untuk kasus yang masih belum begitu jelas buktinya, polisi berani menahan dua pimpinan nonaktif KPK. Mengapa untuk kasus yang sudah jelas-jelas ada bukti pelanggarannya, polisi masih berdalih tidak cukup bukti. Malah kemudian yang diperiksa polisi adalah pimpinan media massa. Kita tentunya tidak ingin penegak hukum membuat ketidakadilan yang baru. Tetapi masyarakat bukanlah kumpulan orang-orang yang tidak berpikir, orang-orang yang tidak memiliki perasaan. Sekali lagi apa yang diperdengarkan secara terbuka di MK membuat masyarakat tahu mana yang benar dan mana yang salah. Penegak hukum tinggal mengikuti logika umum yang ada dalam benak masyarakat banyak itu. Pemerintahan baru sudah menjanjikan sebuah Indonesia yang lebih baik lima tahun mendatang. Bukti dari janji itu akan dilihat pada pelaksanaannya 100 hari pertama. Waktu itu kini sudah 30 hari terlewati. Masa yang tersisa untuk pembuktian pertama tinggal tersisa kurang dari tiga bulan. Inilah yang sepantasnya membuat pemerintah bergegas. Segera melakukan langkah kerja yang lebih nyata. Jangan biarkan pemerintah tersandera oleh kisruh antara KPK-Kepolisian-Kejaksaan yang terus berlarut-larut. Masalah yang harus segera dipecahkan pemerintah begitu banyak. Hari Minggu ini misalnya, kita melihat kecelakaan kapal laut yang terjadi Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. Ini bukan kecelakaan transportasi yang pertama kali terjadi. Begitu sering kecelakaan terjadi dan pemerintah sekarang menjanjikan untuk memperbaiki sistem transportasi itu. Mengapa tidak itu disegerakan agar tidak perlu lagi ada kesedihan-kesedihan baru. Persoalan lain yang memerlukan segera penanganan adalah sering terjadinya pemadaman listrik. Mengapa pemerintah tidak segera memikirkan langkah perbaikannya? Bukankah seringnya pemadaman listrik merugikan masyarakat banyak? Bagaimana kita mau menarik datangnya investasi baru apabila yang dilihat adalah ketidaktersediaan energi yang memadai di negeri ini? Sekali lagi kita ingin mengingatkan bahwa waktu tidak bisa lagi menunggu. Satu bulan sudah terlewati dan kini bulan kedua akan dimasuki. Kalau pemerintah tidak juga bisa menunjukkan kinerja yang meyakinkan, jangan salahkan apabila rakyat lalu menjadi apatis. Boro-boro memikirkan apa yang akan bisa terjadi lima tahun yang akan datang, yang 100 hari di depan mereka tidak percaya. Hasil jajak pendapat yang setiap minggu dilakukan METROTV menunjukkan bahwa masyarakat tidak puas dengan apa yang telah dikerjakan pemerintah. Jangan biarkan tingkat ketidakpuasan itu terus meningkat. Laksanakan segera apa yang bisa dilakukan. Pemerintah ini mendapat kepercayaan yang tinggi ketika terpilih dalam Pemilu 2009. Mengapa sekarang harus bimbang dengan apa yang harus dilakukan. Just do it, niscaya masyarakat akan merasa bahwa
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pengkhianatan TPF-Team 8 terhadap rakyat.
Ah...saya sih orang bodoh Orang bodoh yang mempertanyakan semudah itukah menyuap terus membuat laporan pemerasan??? Kalau Anggodo menyuap kemudian membuat laporan pemerasan, dan karenanya tidak diperiksa polisi, maka akan menjadi hal umum nantinya, abis bayar suap, lapor saja pemerasan. Aman jaya buat sang penyuap. Kicky 2009/11/20 pudimartini pudimart...@pirus.co.id Aneh memang misi yang diberikan oleh Presiden adalah kasus BSR dan CMH, wajar dong kalau fokus kesana. Yang memberi tugas puas dan berterima kasih, bahkan langsung menyebar ke publik hasil rekomendasi itu. aneh ... memang Indonesiana
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pemanggilan oleh Polri Dicurigai untuk Alihkan Perhatian
Laporan wartawan KOMPAS Wisnu Dewabrata http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/11/20/19235497/pemanggilan.oleh.polri.dicurigai.untuk.alihkan.perhatian.. JAKARTA, KOMPAS.com Anggota Dewan Pers, Leo Batubara, menilai bukan tidak mungkin pemanggilan sejumlah media massa oleh Polri bertujuan memecah konsentrasi dan perhatian masyarakat terkait isu rekomendasi Tim Delapan dan kasus Bank Century, yang belakangan terus mendapat perhatian kuat dari masyarakat. Selain itu, pemanggilan yang dilakukan Polri juga menunjukkan ada ketidaksinkronan di internal kepolisian. Penilaian itu disampaikan Leo saat dihubungi, Jumat (20/11), menanggapi pemanggilan terhadap harian Kompas dan Seputar Indonesia untuk menindaklanjuti laporan Anggodo Widjojo. Leo berpendapat, keruwetan yang bermunculan sekarang sebetulnya tidak perlu terjadi jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bisa bergerak dan bersikap cepat menindaklanjuti hasil rekomendasi Tim Delapan kemarin. Bagaimana bisa ada perbedaan pendapat di dalam tubuh Polri seperti ini? Ada apa? Mungkin bagian Humas Mabes Polri paham bagaimana mereka tidak bisa mengkriminalkan pemberitaan media massa, sementara Bareskrim cara berpikirnya berbeda, ujar Leo. Selain itu, Leo juga melihat ada kemungkinan polisi atau bahkan pemerintah ingin membuat media massa merasa gentar dengan menerapkan cara-cara lama seperti yang dilakukan di masa Orde Baru, yaitu dengan memanggil para pemimpin media massa akibat suatu pemberitaan. Bukan tidak mungkin praktik-praktik lama seperti itu dilakukan lagi. Media massa ditakut-takuti, dipanggil untuk diperiksa, sehingga mereka untuk sementara 'tiarap' dahulu. Kalau benar sampai seperti itu, tentunya sangat mengkhawatirkan, ujar Leo. Leo meminta Presiden Yudhoyono memahami peran media massa dan pers sebagai kekuatan atau pilar keempat demokrasi. Peran pers sekaligus juga sebagai pengawas dan pemberi peringatan terhadap penyelewengan dan penyalahgunaan yang terjadi dan dilakukan tiga pilar demokrasi lainnya, eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dalam kesempatan terpisah, Neta S Pane dari Indonesian Police Watch mengingatkan Polri agar tidak menjadikan media massa dan pers sebagai kriminal atau mengkriminalkannya. Menurut Neta, Polri justru seharusnya merangkul media massa untuk dijadikan sebagai mitra kerja dalam upaya perbaikan penegakan hukum di Tanah Air, yang juga berarti perbaikan terhadap citra Polri di mata masyarakat yang selama ini sudah semakin terpuruk. Jangan sampai ada pembusukan di internal kepolisian sendiri, yang kemudian malah berupaya memusuhi pers di tengah keterpurukan citra Polri sekarang ini, ujar Neta. Sikap menyesalkan langkah yang diambil kepolisian tersebut juga disampaikan Ahmad Faisol dari Institut Studi Arus Informasi (ISAI). Menurut Faisol, pihaknya melihat ada upaya atau niat mengintimidasi media massa yang dilakukan polisi dalam peristiwa pemanggilan tersebut.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Elegi Minah dan Tiga Buah Kakao di Meja Hijau...
harga 3 kakao = 30.000 urus perkara..lebih banyak dari itu mendingan polisi dan kejaksaan mengurusi hal yang lebih penting tangkap koruptor dan duitnya bisa bangun negara.. biar tol gak naik2. biar listrik gak mati2 lagi. --- On Thu, 11/19/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id wrote: From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Elegi Minah dan Tiga Buah Kakao di Meja Hijau... To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, November 19, 2009, 6:56 PM Oleh Madina Nusrat http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/11/20/ 02520329/ elegi.minah. dan.tiga. buah.kakao. di.meja.hijau. .. Minah (55) hanya dapat meremas kedua belah tangannya untuk menepis kegalauan agar tetap tegar saat menyampaikan pembelaan atau pleidoi di hadapan majelis hakim di Pengadilan Negeri Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (19/11). Tanpa didampingi pengacara, ia menceritakan bahwa alasannya memetik tiga buah kakao di kebun PT Rumpun Sari Antan 4, pertengahan Agustus lalu, adalah untuk dijadikan bibit. Nenek tujuh cucu yang buta huruf ini sesekali melemparkan pandangan kepada beberapa orang yang dikenal guna memperoleh kekuatan. Ia berusaha memastikan bahwa pembelaannya dapat meyakinkan majelis hakim. Dengan menggunakan bahasa Jawa ngapak (dialek Banyumasan) bercampur bahasa Indonesia, Minah menuturkan, tiga buah kakao itu untuk menambah bibit tanaman kakao di kebunnya di Dusun Sidoharjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Kalau dipenjara, inyong (saya) enggak mau Pak Hakim. Namung (cuma) tiga buah kakao, ujar Minah kepada majelis hakim. Minah mengaku sudah menanam 200 bibit pohon kakao di kebunnya, tetapi ia merasa jumlah itu masih kurang. Namun, belum sempat buah tersebut dibawa pulang, seorang mandor perkebunan, Sutarno, menegurnya. Minah lantas meminta maaf dan meminta Sutarno untuk membawa ketiga buah kakao tersebut. Alih-alih permintaan maafnya diterima, manajemen PT RSA 4 malah melaporkan Minah ke Kepolisian Sektor Ajibarang, akhir Agustus lalu. Laporan itu berlanjut pada pemeriksaan kepolisian dan berakhir di meja hijau. Minah sudah berusaha melepaskan diri dari jerat hukum. Tapi usahanya sia-sia. Hukum yang mestinya mengayomi masyarakat dengan menegakkan keadilan, bagi nenek Minah, ternyata tak punya nurani. Hukum kita rupanya tak memberi ampun bagi orang kecil seperti Minah. Tetapi, koruptor pencuri miliaran rupiah uang rakyat melenggang bebas dari sanksi hukum. Di Jawa Tengah, misalnya, empat bekas anggota DPRD dan aparat Pemerintah Kota Semarang yang menjadi terpidana kasus korupsi dana APBD Kota Semarang tahun 2004 sebesar Rp 2,16 miliar divonis bebas. Mereka bebas dari sanksi hukum setelah Mahkamah Agung (MA) mengabulkan permohonan peninjauan kembali mereka. MA menyatakan keempat terpidana itu tidak melakukan tindak pidana. Muramnya penuntasan masalah hukum di Jateng masih ditambah lagi dengan putusan hakim yang hanya memberikan hukuman percobaan kepada pelaku tindak pidana korupsi. Salah satunya dijatuhkan kepada Ketua DPRD Jateng periode 1999-2004, Mardijo. Terdakwa korupsi dobel anggaran APBD Jateng sebesar Rp 14,8 miliar ini hanya diberi hukuman percobaan selama dua tahun. Minah memang tak mengerti masalah hukum seperti para terpidana dan terdakwa kasus korupsi itu. Namun, dengan berkata jujur, ia memiliki keyakinan bahwa ia mampu menghadapi rimba hukum formal yang tidak dimengertinya sama sekali. Terhitung tanggal 13 Oktober sampai 1 November, Minah menjadi tahanan rumah, yakni sejak kasusnya dilimpahkan dari kepolisian kepada Kejaksaan Negeri Purwokerto. Sejak itu hingga sekarang, ia harus lima kali pergi pulang memenuhi panggilan pemeriksaan di Kejaksaan Negeri Purwokerto, dan persidangan di Pengadilan Negeri Purwokerto. Rumah Minah di dusun, di pelosok bukit. Letaknya sekitar 15 kilometer dari jalan utama Ajibarang-Wangon. Perjalanan ke Purwokerto masih menempuh jarak sejauh 25 kilometer lagi. Jarak sepanjang itulah yang harus ditempuh Minah setiap kali memenuhi panggilan Kejaksaan Negeri Purwokerto dan Pengadilan Negeri Purwokerto. Satu kali perjalanan ke Purwokerto, Minah mengaku, bisa menghabiskan Rp 50.000 untuk naik ojek dan angkutan umum. Ditambah lagi untuk makan selama di perjalanan. Kadang disangoni anak kula (kadang dibiayai anak saya), katanya. Sebelum menyampaikan putusan, majelis hakim juga pernah bertanya kepada Minah, siapa lagi yang memberikannya ongkos ke Purwokerto. Saya juga pernah dikasih Rp 50.000 sama ibu jaksa, untuk ongkos pulang, kata Minah sambil menoleh kepada jaksa penuntut umum Noor Haniah. Noor Haniah yang mendengar jawaban itu hanya dapat memandang lurus ke Minah. Elegi Minah tentang tiga kakao yang diambilnya melarutkan perasaan majelis hakim. Saat membacakan pertimbangan putusan hukum, Ketua Majelis Hakim Muslich Bambang Luqmono sempat bersuara tersendat karena menahan tangis. Muslich mengaku