Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rezim ini makin menunjukkan watak aslinya (Kompas dan Sindo dipanggil Kabareskrim soal rekaman Anggodo)

2009-11-22 Terurut Topik Wal Suparmo
Salam,
Menurut Prof J.E.SAHETAPI dalam wawancara didepan TV kemarin, sikap dan 
tindakan  jelek dari para  PENGUASA disebabkan oleh AKHLAK yang jelek.
Bagaimana peranan agama dalam hal ini, karena bangsa Indonesia yang sangat 
religius , ahklaknya ditentukan oleh pendidikan agama yang diiterima dan 
dipeluknya.

Wasalam,
Wal Suparmo

--- Pada Jum, 20/11/09, Lasma siregar las032...@yahoo.com menulis:


Dari: Lasma siregar las032...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rezim ini makin menunjukkan watak aslinya 
(Kompas dan Sindo dipanggil Kabareskrim soal rekaman Anggodo)
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 20 November, 2009, 6:59 AM


 



Pendapatnya Satrio ini benar sekali kalau kita lihat apa saja yang lagi terjadi!
Pemerintah selalu benar (tak bisa dikritik) dan persediaan kambing hitam juga
buuunyak! Tinggal pilih mau yang mana?
 
Such is life, what can you do?
Bisakah kita berbuat sesuatu? YES, WE CAN!
 
Salam
Las


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi

2009-11-22 Terurut Topik EKO KERTAJAYA
ohh...pantes, bpk mulai pertama dari dukungan fb.
jika bpk mulai pertama dari rekaman yg diputar di mk,
pasti dah keputusan bapak akan laen. atau gak juga ;-]
saran sy lain kali klo berangkat enakan lebih awal pak, 
biar gak telat, telat m.r ;-]

  - Original Message - 
  From: Dharma Hutauruk 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, November 20, 2009 10:12 AM
  Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi



  Dari pertama ada dukungan di Facebook untuk mendukung KPK
  (baca:Bibit-Chandra) saya sudah tidak sepakat.
  Saya katakan mari kita dukung institusinya Polisi, Kejaksaan, Pengadilan,
  DPR maupun KPK.
  Tapi kalau menyatakan Bibit-Chandra bersih dan jangan diajukan ke Pengadilan
  saya kurang sepakat.
  Saya sepakat dengan pak Suhaemi bahwa perkara ini diteruskan oleh Kepolisian
  dan Kejaksaan.
  jabat erat

  dharma



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi

2009-11-22 Terurut Topik manneke budiman
Inilah susahnya di negeri ini. Urusan hukum memang wajarnya dan lazimnya 
ditangan kepolisian dan kejaksaan. repotnya adalah kalo yang terlibat dalam 
kasus itu sebagai pihak bermasalah adalah kepolisian dan kejaksaannya.
 
Maka yang terjadi adalah kasus cicak - buaya - godzilla. Buaya berkomplot 
dengan godzilla bikin rekayasa untuk mengkiriminalisasikan cicak. Sesudah ini 
terbongkar di depan mata, bagaimana mungkin buaya dan godzilla masih punya 
kredibilitas di mata rakyat dan tetap dipercaya dengan tugas PENEGAKAN HUKUM?
 
Mungkin Dharma bisa bantu jawab?
 
manneke

--- On Thu, 11/19/09, Dharma Hutauruk dharma.hutau...@gmail.com wrote:


From: Dharma Hutauruk dharma.hutau...@gmail.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Thursday, November 19, 2009, 10:12 PM


 



Dari pertama ada dukungan di Facebook untuk mendukung KPK
(baca:Bibit- Chandra) saya sudah tidak sepakat.
Saya katakan mari kita dukung institusinya Polisi, Kejaksaan, Pengadilan,
DPR maupun KPK.
Tapi kalau menyatakan Bibit-Chandra bersih dan jangan diajukan ke Pengadilan
saya kurang sepakat.
Saya sepakat dengan pak Suhaemi bahwa perkara ini diteruskan oleh Kepolisian
dan Kejaksaan.
jabat erat

dharma


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi

2009-11-22 Terurut Topik Haniwar Syarif
pertanyaannya begini lho ke Pak Dharma, percaya
gak pendapat   Tim 8 yg bilang bukti gak cukup  ?

kalau gak cukup terus di teruskan ya aneh



dan terus terang aja  , nalar saya bilang apa yg
disebut  sbg bukti oleh kepolisian selama ini
memang lemah, baca dee  baik baik  argumen tim 8
mengenai bukt lemah...masuk nalar   kok

tentu saja sy setuju kalau bukti nya kuat ya di
jebloskan aja kepenjara  ( ini mesti berarti ada
bukti lain selain ygsdh di gelar perkarakan di depan  tim 8 )


cuma lagi lagi nalar saya bilang  orang yg baru 2
tahun menjabat belum  spt itu dee turun moralnya


lain  lagi orang   yg sudah  berpuluh tahun
praktek  :penegakan hukum  dinegara ini

mrk masuk ke KPK  kan pastinya dgn idealisme ,
susah percaya dlm 2 tahun idealisme luntur

HS


At 10:22 AM 11/20/2009, you wrote:
Itu mungkin karena Pak Dharma tidak mendengar
atau tidak percaya dengan rekaman yang
diperdengarkan di MK yang jelas2 menunjukkan
adanya rekayasa pengkriminalan Bibit-Chandra.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung Nasution

2009-11-22 Terurut Topik Godlip Pasaribu
Itu demo digerakkan oleh Eggy Sujana yang secara tidak langsung mengakui bahwa 
itu demo bayaran.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: berthatc berth...@yahoo.com
Date: Thu, 19 Nov 2009 11:52:09 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung 
Buyung Nasution

Sedih  saya  melihat  di Metro TV,  para  mahasiswa  berjaket  hijau melempari 
foto Bung Buyung Nasution dengan telur  busuk.

Apakah  ini  demo  murni  atau  demo  bayaran.

Mengapa  mahasiswa  dan  para demonstran bukan  menghujat  Anggodo ?

Benar2  sedih.








[Non-text portions of this message have been removed]





=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi

2009-11-22 Terurut Topik Yudhistya
Pak suhaimi,

Memangnya ada,polisi yang sempet baca kompas?apalagi ikut milis ini?

Jika ada,saya siap mendukungnya jadi kapolri.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Suhaimi suha...@mitsubishi-eai.co.id
Date: Fri, 20 Nov 2009 11:00:07 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi

Monggo Pak Polisi jawab neh keheranan Den Yudhistya...ato Indonesian Police
Wacth bisa bantu ? monggo...

Salam hangat,
Suhaimi





=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Thanks mod, Cecak atau Cicak?

2009-11-22 Terurut Topik Suhaimi
Muuuantaps neh tulisan !

Thanks mod.

Salam hangat,
Suhaimi


  - Original Message - 
  From: Agus Hamonangan 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, November 20, 2009 6:57 AM
  Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Cecak atau Cicak?



  Oleh SALOMO SIMANUNGKALIT

  http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/11/20/02474555/cecak.atau.cicak

  Susno Duadji memecut saya buka kamus. Tentu bukan karena kepala Bareskrim 
Markas Besar Kepolisian itu melontarkan istilah hukum yang ruwet-rumit dalam 
berbagai pollung di televisi, melainkan disebabkan metaforanya yang terpegah, 
cicak melawan buaya, untuk menggambarkan ketaksebandingan kuasa antara Komisi 
Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian sebagai sesama lembaga penegak hukum.

  Selaku orang yang mewajibkan diri mematut-matut apa pun yang berkelindan 
dengan bahasa sendiri, saya merasa bahwa cecak oleh pekamus macam WJS 
Poerwadarminta dianggap sebagai bentuk baku bagi sebutan binatang merayap yang 
kerap tampak di dinding maupun di langit-langit rumah itu. Betul saja, baik 
Kamus Umum Mas Poer maupun Kamus Besar Pusat Bahasa (semua edisi) sama-sama 
memperlakukan cecak sebagai wujud baku dan mendudukkan cicak selaku varian tak 
baku.

  Google bersaksi lain. Penyelisikan pada 19 November 2009 pukul 9.41 waktu 
Jakarta: 162.000 untuk cecak dan 2.210.000 bagi cicak. Saya tak sempat periksa 
dengan rinci apakah penggelembungan ketergunaan cicak ini berkat budi baik 
Susno Duadji.

  Di bangku taman kanak-kanak hewan bernama semestawi Hemidactylus frenatus itu 
diperkenalkan kepada anak-anak Indonesia melalui dendang: cicak-cicak di 
dinding, diam-diam merayap, datang seekor nyamuk, hap! lalu ditangkap. Bisa 
saja alasan bunyi i-sebab ada dinding yang diperdengarkan kemudian dalam 
baris itu-yang mendasari pemakaian kata cicak dalam lagu ini. Namun, 
kesengajaan menyimpang dari bentuk baku, cecak, atas nama licentia poetica tak 
selalu merasuki kesadaran kaum awam. Itu barangkali sebabnya seorang Susno 
Duadji dan pebahasa Indonesia dalam jumlah yang lebih serta-merta melafazkan 
cicak. Tinggallah cecak membaku dan membeku di dalam kamus dan sesekali 
membesut dalam teks.

  Pekamus lain, John M Echols dan Hassan Shadily, justru memutuskan cicak, 
small house lizard, sebagai sosok baku. Pebahasa Inggris diperintahkannya pada 
lema cecak untuk mengail padanan dari entri cicak.

  Bagi saya cecak dan cicak, atas nama proses ablaut dalam linguistik, setali 
tiga uang. Namun, bagi mereka yang mau berketat-ketat dengan kebakuan, ini 
saran saya. Di kamus cecak terjumpa dalam tiga lema. Satu sudah kita bahas. Dua 
lainnya: cecak sebagai kata kerja dan berasal dari bahasa Minangkabu bermakna 
cubit; cecak selaku kata benda dengan arti 'bintik-bintik atau belang-belang 
kecil'.

  Cicak? Tercatat hanya punya satu makna. Dia belum berhomonim. Bebannya 
ringan, dibandingkan dengan cecak yang menggendong tiga takrif. Maka, dengan 
lafaz Susno Duadji yang diperdengarkan televisi hari-hari ini sebagai momentum, 
ini saatnya melantik cicak dengan beban (makna) yang lebih enteng sebagai figur 
baku. Ini sesuai dengan tuntutan bahasa modern yang berupaya meminimalkan beban 
setiap kata.

  Oh, ya, saya hampir lupa mengintroduksi Bareskrim. Tentu ini bukan cara lain 
menulis bar es krim, tempat minum dan kongko-kongko dengan es krim sebagai 
suguhan utama. Bareskrim adalah nama bagian di lembaga Kepolisian Republik 
Indonesia, akronim dari Badan Reserse Kriminal.



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden ancam Anggodo

2009-11-22 Terurut Topik ingan apul sitepu
sebaiknya mari kita bangun tugu anggodo super sang dermawan pemerintah
menjadi kenangan abadi di indonesia selama kepemimpinan sby . FPK dapat jadi
panitia pembangunan dan saya bersedia berpartisipasi untuk pembangunannya
jika boleh dibangun didepan istana presiden sebagai kehormatan atas
kesuperannya terhadap negara indonesia.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung Nasution

2009-11-22 Terurut Topik Yuliati Soebeno
Mbak Bertha,
 
Jangan sedih, soalnya dengan MELIHAT KELAKUAN PARA PELEMPAR TELUR BUSUK 
tersebut, KAMI SEMU BISA MELIHAT KELAKUAN PARA PENDUKUNG PENEGAK HUKUM di 
Indoensia ini, bukan?
MEREKA kelihatan brandalan, dibandingkan PARA PENDUKUNG CICAK. Para 
pendudkung CICAK, semua berdemo dengan TERATUR, TENANG dan TERTIB, sebagai 
MANUSIA-MANUSIA yang BERBUDI dan BERHATI NURANI. Membaca PUISI, BERNYANYI, dsb. 
Bukan berbuat HURU-HARA yang vulgar.
 
Jadi gak usah dipikirin, mbak?! Semua bisa melihat dengan jelas di 
TV-TV, betapa ganas nya mereka. Tidak BERPERILAKU SOPAN SANTUN. Kelihatan 
jika mereka mendapatkan upah. Gitu saja kok repot? Mengutip kata Gus Dur.
 
Salam,
Yuli

--- On Thu, 11/19/09, berthatc berth...@yahoo.com wrote:


From: berthatc berth...@yahoo.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung 
Buyung Nasution
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 19, 2009, 6:52 AM


 



Sedih saya melihat di Metro TV, para mahasiswa berjaket hijau melempari foto 
Bung Buyung Nasution dengan telur busuk.

Apakah ini demo murni atau demo bayaran.

Mengapa mahasiswa dan para demonstran bukan menghujat Anggodo ?

Benar2 sedih.






Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Anggodo meng-Kriminal-kan Kompas ?.

2009-11-22 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Sedikit tambahan, Watergate adalah kasus pendukung Nixon menyadap rapat dan 
rekaman partai Demokrat sewaktu kampanye. Di bongkar oleh 2 wartawan yang 
dibantu 'deep throat' (agen FBI) sebagai 'nara-sumber' (whistle-blower?). 
Diselesaikan secara politis, Nixon mundur.

Di sini, yang menyadap bukan pendukung Presiden. Awalnya dicurigai ada 
kriminalisasi terhadap institusi pemberantas korupsi. Sekarang berkembang ke 
arah pen-delegitimasian lembaga negara. Esensi dari sumber masalah sudah 
berubah. Beda dengan Watergate.
Terima kasih


Wass,

Liman

--- On Thu, 11/19/09, Lasma siregar las032...@yahoo.com wrote:

From: Lasma siregar las032...@yahoo.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Anggodo meng-Kriminal-kan Kompas ?.
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 19, 2009, 6:12 PM







 









  Mudah-mudahan Kompas dkk bisa jadi seperti Washington Post yang 
membongkar

Watergate dan menggulingkan ke-Presiden- an Richard Nixon di USA!

 

Selamat berjuang Kompas dkk, all the best!

Mari kita dukung mereka, amigos dari Sabang sampai Merauke!

 

Salam

Las



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kompas dan Sindo dipanggil Kabareskrim (soal rekaman Anggodo), Jumat ini

2009-11-22 Terurut Topik pudimartini
Maksudnya kedua PemredPel tersebut sebagai wild card Pak?

Saya melihat hal itu sebagai sebuah kecelakaan intelektual
karena posisi terjepit untuk di saat terakhir mencoba membalikkan
keadaan atau posisis. Lihat demo dukung polisi, lihat came backnya
SD dan semakin galak dan beringas dari sebelumnya, juga came back
nya AR yangs emuanya disebut dalam rekaman. Juga AW yang mulai
memperosalkan legalitas rekaman secara terbuka dan menyurati
Presiden.

Kalau dalam istilah Jawa, kalah cacak menang cacak sudah terlanjur
basah at all cost untuk membalikkan keadaan, kalau bisa dan berhasil.

Lihat pula reaksi para politisi PD di Komisi XI dan III. Terutama RS yang.
muter-muter terus dengan argumentasi yang sama apapun serangan lawan.
Kayaknya tidak sadar bahwa orang Indonesia juga buisa menilai. Apalagi
menyinggung nilai-nilai Jawa yang diajarklan oleh bosnya, seperti selalu
]diucapkan menang tanpao ngasoraké Padahal, nilai Jawa itu sebuah
kesatuan Nilai-Kognitif-Afeksi-Perilaku. Bukan hanya kognitif saja, spt
pendidikan kini dimana afeksi tida digarap. Lupa bahwa bosnya Orba
juga selalu menggunakan nilai-nilai Jawa untuk membenarkan tindakannya
dan sehari sebelum lengser, kebiasaan itu yaitu menggunakan nilai-nilai
Jawa bagi pembenaran tindakan telah dihujat oleh HB X dan PA VIII
dalam sebuah pisowanan ageng sejuta rakyat Jogja. Artinya, nilai Jawa
itu dilakukan, tidak diucapkan. Munculnya di perilaku, tindak-tanduk.
Maka, Ichsan N di negeri Impian (lagi si Poltak itu muter-muter saja)
tidak salah dengan mengambil analogi huruf Jawa yang tidak berbunyi
karena dipangku, maksudnya meninggikan tetapi membunuh.

Maka, sangat keliru melihat nilai Jawa itu statis. Komunikasi budaya antar
etnis di Indonesia itu sangat penting untuk saling belajar dan menala
guna mewujudkan Indonesia masa depan yang lebih baik. Indonesia itu
bukan Amerika, Inggris, Belanda, Sumtra, Jawa, Bali, Madura.[Soewardi
Suryaningrat atau Kihdajar Dewantara] Maka, si Poltak itu tolong diajari
bahwa nilai-nilai Jawa itu bukan hanya kognitif. Perilaku bertahan pada
pendapat tanpa mau mendengar pendapat porang lain itu negatif dalam
nilai Jawa dan disebut mbeguguk mutho waton yang artinya kurang lebih
ndableg atau pokoknya tidak bergeming. Bagaimana individual learning
process terjadi kalau nilainya seperti ini?





Kartono Mohamad wrote:

 Memang media yang kuat akan menggunakan undang-undang yang melindungi 
 sumber
 berita, tetapi siapa tahu ada hint yang dapat diperoleh dari inetrogasi
 tersebut. Karena yang dipanggil ada dua, jika kemudian polisi 
 berkesimpulan
 tertentu, kita tidak tahu media yang mana yang memberi hint. Apalagi 
 kalau
 kemudian nasib media itu seperti yang dialami dan dikisahkan oleh 
 Wiliiardi
 W, saksi perkara Antasari.
 Akhir-akhir ini terpaksa saya jadi paranoid pada polisi.
 KM




=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] OC Kaligis: Tim Delapan Partisan

2009-11-22 Terurut Topik edy prayitno
betulmedia sdh berpihak..
coba bandingkan berita TV One dengan Metro 
selalu berbanding terbalik...
 
 

-Original Message-
From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
[mailto:forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com] On Behalf Of ipung
Sent: 19 Nopember 2009 15:11
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] OC Kaligis: Tim Delapan Partisan


  

sebutkan mana media yg tidak berpihak dan independen

-- 
Jabat erat

ipungmbuh SH I http://www.ipungmbuh.co.cc http://www.ipungmbuh.co.cc  
I



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: OC Kaligis: Tim Delapan Partisan

2009-11-22 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Liman,
 
Saya bisa memahami perasaan Bonaran Situmeang karena Berita Acara hasil karya 
Anggodo yang berkomplot dengan para Pemimpin Kepolisian Busuk dan Kejaksaan 
Agung yang juga busuk, kok tiba - tiba mau dipersoalkan keabsahannya oleh Tim 8.
Malah Anggodo yang telah berjasa membantu Kepolisian dan Kejaksaan Agung 
menjebloskan Bibit dan Chandra masuk penjara, h oleh Tim 8 malah 
direkomendasikan untuk ditangkap.
Katanya tindakan Anggodo itu termasuk kategori Mafia Kasus atau Markus yang 
akan diberantas dari Bumi Indonesia.
Ya mana bisa 
Anggodo sendiri kan sudah bilang bahwa keselamatannya sepenuhnya dibawah 
perlindungan Bapak Presiden SBY dan Bapak Kapolri.
Padahal Tim 8 itu kan yang bentuk Bapak Presiden???
Lha kok malah mau ngelawan bapak Presiden SBY yang sangat mulia itu???
 
Jadi sangat masuk akal kalau Bonaran Situmeang dan mungkin juga anda Bung 
Liman, yang sangat kesal dengan rekomendasi Tim 8 ini.
 
Kalau soal kasus anaknya Adnan Buyung Nasution yang tidak diproses lebih lanjut 
oleh KPK, ya silahkan lapor langsung ke bapak Presiden SBY, sang Pelindung 
Anggodo.
Saya jamin, pasti bapak Presiden SBY akan sangat memperhatikan laporan dari 
para Markus yang sudah mendapat perlindungan khusus ini.
Jadi, silahkan dilaporkan saja pak, jangan cuma ngomong di media massa.
Rasanya kalau melihat track record Adnan Buyung Nasution selama ini, beliau 
pasti tidak akan menghalang - halangi anaknya diproses sesuai hukum yang 
berlaku.
Syaratnya tentu saja: Berita Acaranya tidak dibuat oleh para Markus seperti 
Anggodo dan Ong Yuliana yang katanya mendapat perlindungan khusus dari Bapak 
Presiden dan Bapak Kapolri.
Tapi Bonaran Situmeang juga jangan lupa melaporkan keberadaan Ong Yuliana, yang 
selama ini selalu lolos dari jeratan hukum.
Kalau memang benar sudah mendapat Perlindungan Khusus dari Bapak Presiden dan 
Bapak Kapolri, mengapa Ong Yuliana harus melarikan diri???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Rab, 18/11/09, liman PAP liman_...@yahoo.com menulis:


Dari: liman PAP liman_...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: OC Kaligis: Tim Delapan Partisan
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 18 November, 2009, 10:09 AM


 



Apa yang disampaikan OC Kaligis masuk akal, apalagi jika Bonaran memberikan 
bukti seperti pernyataan yang diberikan berikut ini :

JAKARTA, KOMPAS.com — Bonaran Situmeang, kuasa hukum Anggodo Widjojo, 
melayangkan surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait kinerja Tim 
Delapan. Tim bentukan Presiden itu dinilai berat sebelah.

Kami layangkan surat soal tindakan dari Ketua Tim Delapan yang berat sebelah 
membela KPK, kata dia di Mabes Polri, Jakarta, Senin (9/11). Ia datang ke 
Mabes Polri untuk mengurus kasus lain.

Bonaran menjelaskan, keberpihakan Tim Delapan terlihat dari permintaan kepada 
Kapolri untuk membebaskan Bibit S Riyanto dan Chandra M Hamzah meskipun polisi 
telah menyatakan penyidikan sesuai dengan hukum. Selain itu, tim juga meminta 
kepolisian untuk menahan Anggodo Widjojo. Meskipun polisi menyatakan tidak 
cukup bukti untuk menetapkan Anggodo sebagai tersangka, kata dia.

Keberpihakan Tim Delapan kepada KPK, kata dia, dicurigai terkait kasus anak 
Ketua Tim Delapan Adnan Buyung Nasution, yaitu Iken Nasution, yang mengendap di 
KPK. Iken Nasution terkait kasus pengadaan impor sapi fiktif di Departemen 
Sosial tahun 2005-2006. Diperiksa KPK dan hingga saat ini dipetieskan oleh 
KPK, tutur dia.

Tuduhan Bonaran kepada Buyung bukan pertama kali dilontarkan. Ia pernah menuduh 
Buyung terkait dalam rekayasa penyidikan kasus Bibit-Chandra lantaran 
penanganan kasus yang ditangani Bonaran dikomunikasikan kepada Buyung.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Hadapi Buah Simalakama

2009-11-22 Terurut Topik Yudhistya

Bener nih..

Mahasiswa pada kemana ni !
Demo ko cuma 10 orang.

Apa perlu kakak2 alumni2 turun ke jalan lagi!


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Bertha Suranto berth...@mac.com
Date: Thu, 19 Nov 2009 10:09:39 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Hadapi Buah Simalakama

Kalau  saya (sbg rakyat  yang  awam hukum),  Lebih  baik  Pak  SBY
memutuskan  dengna melihat  aspirasi  masyarakt  yang  sangat  besar
ini  apalagi  masyarakat  banyak  yang  mendukung  Tim 8
yang  orang2nya  bisa  dipercaya.
Kasus  Bibit  Chandra  harus  dihentikan  oleh  presiden,  presiden
harus  memerintahkan  bukan  menyarankan  kepada  Kepolisian dna
Kejaksaan  untuk  patuh  pada
perintah  dia.

Presiden  juga  memerintahkan  Anggodo  untuk  ditahan  krn  bukti
sudah  kuat.  Supaya  hal  ini  fair.
Bibit  dan  Chandra  yang  belum terbukti  saja  dijebloskan  ke
penjara  kok  yang  berusaha  nyuap  lenggang  kangkung.

Saya  malah  berharap  Anggodo  bisa  lari  keluarnegri,  supaya
saya  puas  menyaksikan  Kepolisian  yang  akan  menanggung  malu
atas  hal  ini.

Sekarang  kondisinya  rakyat  jadi  dipecahbelah  ya,  ada  demo
bayaran  yang  mendukung  Kepolisian.
Kayak  jaman  Orba  saja.

Mahasiswa  pada  kemana  ya,  kok  mahasiswa  skrg  gak  sehebat
mahasiswa  th  1998  ??
Apa  krn  para  BEM  nya  udah  jalan-jalan  keluar negri  dengan
biaya  negara ?

Mohon jangan ada yang tersinggung,  saya  hanya  melampiaskan
perasaan  kesal  pada  pemimpin2  negri  yang  indah  ini.



[Non-text portions of this message have been removed]





=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden: Jangan Paksa Saya

2009-11-22 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Setuju.
Sebaiknya Presiden tidak melakukan tindakan yang melampaui kewenangannya.
Soal Rekomendasi Tim 8, menurut para Pakar Politik dan Pakar Hukum di Media 
Massa, Presiden tidak akan melampaui kewenangannya bila melaksanakan seluruh 
rekomendasi dari Tim 8.
 
Jadi apa masalahnya???
Apakah karena harus menangkap Anggodo, padahal menurut pernyataan Anggodo di 
Mabes Polri bahwa Presiden SBY sebelumnya telah memberikan jaminan keamanan 
secara khusus kepada Anggodo ???
Ya itu bukan termasuk kategori melampaui kewenangan Presiden bila Presiden 
SBY akan menerapkan ketentuan  Sabdo Pandito Ratu, yaitu jaminan keselamatan 
yang telah disampaikan kepada Anggodo tidak bisa dicabut kembali.
Itu sih lebih kepada soal moral saja.
 
Jadi apa masalahnya???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 19/11/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id menulis:


Dari: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden: Jangan Paksa Saya
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 1:31 AM


 



http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/11/19/ 03145060/ presiden. 
jangan.paksa. saya

Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta dirinya tidak 
didesak untuk mengambil langkah yang melampaui kewenangannya sebagai presiden 
dalam penanganan proses hukum terhadap Wakil Ketua (nonaktif) Komisi 
Pemberantasan Korupsi Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah.

Presiden menginginkan penyelesaian masalah itu tidak menimbulkan masalah baru 
yang lebih besar.

Jangan sampai saya sebagai presiden didorong, dipaksa untuk mengambil langkah 
yang bukan kewenangan saya, karena itu berarti saya melanggar undang-undang. 
Harus cepat memang, tidak boleh berlama-lama, tetapi ingat bahwa koridornya 
harus jelas, ujar Presiden dalam pengantarnya ketika memimpin rapat terbatas 
yang membahas rekomendasi Tim Delapan di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (18/11).

Rapat dihadiri, antara lain, oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan 
Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar, 
Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Menteri Luar Negeri Marty 
Natalegawa, Kepala Badan Intelijen Negara Sutanto, Jaksa Agung Hendarman 
Supandji, dan Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri.

Menurut Presiden, rapat itu bukan untuk menetapkan apakah rekomendasi Tim 
Delapan akan diterima atau ditolak oleh pemerintah, kepolisian, dan kejaksaan. 
Presiden akan memberikan waktu bagi kepolisian dan kejaksaan untuk merespons 
rekomendasi tersebut.

Meski demikian, Presiden meminta para pejabat terkait menelaah rekomendasi dan 
penilaian Tim Delapan dengan jernih, tanpa sikap apriori. Jangan buru-buru 
mengatakan tidak menerima atau jangan buru-buru juga bahwa semua rekomendasi 
itu diterima, ujarnya.

Desas-desus

Pada kesempatan yang sama, Presiden juga mengungkapkan keprihatinan karena 
terkait kasus ini beredar pula desas-desus mengenai dirinya dan keluarganya.. 
Ia menyimak perbincangan masyarakat, termasuk yang beredar melalui SMS, pesan 
di Blackberry, jaringan Facebook, dan sejumlah media massa.

Saya prihatin karena beredar pula desas-desus, berita-berita yang tidak jelas 
dari mana sumbernya, yang juga menyangkut nama saya, bahkan ada keluarga saya, 
yang sama sekali tidak ada kebenarannya. Terhadap ini, tentu saya, kalau itu 
menyangkut pemerintah, harus kita selesaikan nanti pada saatnya, ujar Presiden.

Presiden menuturkan, sepanjang kepemimpinannya pada periode lima tahun lalu, ia 
juga diterpa sejumlah isu. Ada yang fitnah, ada character assassination, 
political assassination, sebagian besar saya abaikan. Tetapi, ada tiga hal yang 
saya hadapi dulu, dua di antaranya masuk ke legal case, ujarnya.

Menurut Presiden, jika desas-desus mengenai dirinya dan keluarganya yang saat 
ini beredar terus berkembang, ia juga akan membawa persoalan itu ke proses 
hukum.

Kalau kali ini masih begitu, dan apalagi secara formal di depan publik ada 
yang mengangkat berita yang sama sekali tidak ada kebenarannya itu, cara yang 
lalu juga akan saya tempuh demi keadilan dan kebenaran, dan juga demi 
kehormatan saya sebagai kepala negara, kata Presiden.

Momentum

Pakar hukum tata negara Irman Putra Sidin menilai, rekomendasi Tim Delapan 
kepada Presiden sebaiknya dijadikan momentum untuk melakukan reformasi 
penegakan hukum secara menyeluruh. Dengan demikian, kasus yang dialami Bibit 
dan Chandra tidak terulang pada masa depan.

Untuk menjaga kelanjutan dan arah dari reformasi hukum, Presiden Yudhoyono 
sebaiknya membentuk tim khusus yang tugas utamanya mengkaji dan memberikan 
masukan terkait reformasi hukum. Tim itu tidak mempunyai wewenang dalam 
penegakan hukum.

Tugas utama tim itu adalah melihat kondisi dan rencana ke depan setiap 
institusi penegak hukum, yaitu kepolisian, kejaksaan, dan KPK. Setelah itu 
memberikan masukan kepada Presiden tentang apa yang perlu dilakukan, misalnya 
perbaikan peraturan atau kebijakan anggaran 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Hadapi Buah Simalakama

2009-11-22 Terurut Topik Yudhi

Wah gak bisa dong pak, kalo SBY mundur, trus yg naik saingannya, bisa
tambah parah lagi dong. Semua kasus mengenai dirinya dan partai Demokrat
bisa terbongkar semua. apalagi klo yg naik si kecil gesit :D

Salam,

WT


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Adyanto Aditomo
adyantoadit...@... wrote:

 Supaya SBY terlepas dari jebakan Buah Simalakama, jalan terbaik adalah
SBY mengundurkan diri dari Kursi Kepresidenan.
 Mungkin langkah ini jauh lebih baik daripada konflik dengan pendukung
setianya bila menuruti Rekomendasi Tim 8 atau dilengserkan secara paksa
oleh rakyat bila menolak Rekomendasi Tim 8.

 Salam,
 Â
 Adyanto Aditomo





Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung Nasution

2009-11-22 Terurut Topik lanogan ginting
Mau minta info, saya bisa mengerahkan massa sekitar 1000an, apa ada rekans 
milis yg tau cara menghubungi Anggodo ataw orang2 yg keberatan dgn keberadaan 
KPK. Kami bisa demo melempari foto siapa saja yang cinta sama republik ini asal 
bayarannya sesuai dan pantas. wkwkwkwkwk. 

--- On Thu, 11/19/09, berthatc berth...@yahoo.com wrote:


From: berthatc berth...@yahoo.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung 
Buyung Nasution
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 19, 2009, 6:52 PM


  



Sedih saya melihat di Metro TV, para mahasiswa berjaket hijau melempari foto 
Bung Buyung Nasution dengan telur busuk.

Apakah ini demo murni atau demo bayaran.

Mengapa mahasiswa dan para demonstran bukan menghujat Anggodo ?

Benar2 sedih.









  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Rezim ini makin menunjukkan watak aslinya (Kompas dan Sindo dipanggi

2009-11-22 Terurut Topik Bertha Suranto
Lho  lihat  saja  reaksi  Presiden  dan  wakilnya.

Bisanya  cuma  bilang  :
BERANTAS  MAFIA  KASUS

Tapi  yang  disuruh  memberantas  Kepolisian  dna  Kejaksaan.
Dimana  ke 2  institusi  itu  tempatnya  para  mafia.

Copot  dulu  semua  pejabat2  yang  terlibat  direkaman   itu.

Media  dipanggil,  MK  dipermasalahkan  kenapa  disiarkan  terbuka,
Pak  presiden  cuma  bisa  ngomong,  usut  siapa  yang  menyadap ???







[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kompas dan Sindo dipanggil Kabareskrim (soal rekaman Anggodo), Jumat ini

2009-11-22 Terurut Topik NA NA
Kata mengundang sepertinya bukan untuk kawinan saja.  Bisa saja dalam arti 
mengundang  tamu datang ke rumah seseorang, mengundang orang ke acara 
Khitanan,  mengundang orang ke acara Selamatan, mengundang makan, dsb.
 
Sepertinya katan kawinan itu terdengar kurang enak di kuping.  Bukankah lebih 
baik pernikahan?.
 
Lily


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO

2009-11-22 Terurut Topik Wal Suparmo
Salam,
Bukan  gertak sambal karena memang hanya pemimpin kwalitas KLAS 2 dunia(nyaris 
klas 3 seperti di Afrika).Mampunya hanya seperti ini dan TERBUKTI setelah 64 
tahun merdeka tidak terjadi perbaikan, malah semakin terpuruk saja. INI FAKTA 
dan silahkan BANTAH kalau mampu.Terimakasih!

Wasalam,
Wal Suparmo


--- Pada Kam, 19/11/09, Edy P edypurwa...@kawali.org menulis:


Dari: Edy P edypurwa...@kawali.org
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 
Juta-peraturan BEGO
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 9:44 AM


 



Duh...sejak dulu buat aturan kok cuma untuk gertak sambal, habis gertaknya
tinggal sambalnya. Mendingan kalau sambalnya enak dan benar-benar dari cabe
rawit, masih bisa dinikmati dan ada sengatannya (pedas).
Mana kelanjutan dari:
- Buang sampah sembarangan didenda Rp 10 juta  ternyata juga masih
'bar-ber' di jalanan.
- Merokok di tempat umum didenda Rp 1 juta --- ternyata masih
'ketepas-ketepus' di tempat umum
- Numpang di atas atap KA didenda Rp 15 juta --- siapa mau bayar??

salam - edy


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Sulit menerima fakta yang TIDAK SESUAI dengan YANG INGIN DIDENGAR

2009-11-22 Terurut Topik ceyung
Ini bukan masalah YANG INGIN DIDENGAR atau tidak. Bukan karena pengakuan 
Anggodo adalah informasi YANG INGIN DIDENGAR lalu informasinya dipercaya 
begitu saja.

Kalau ada seseorang mengaku telah melakukan tindakan kriminal apalagi sudah 
menyeret institusi kepolisian, kejaksaan dan RI-1 maka pengakuannya itu telah 
mencemarkan nama baik, Anggodo harus dipanggil dan pengakuannya diusut 
BENAR/TIDAK nya. Bukan dibiarkan saja.


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Rovicky Dwi Putrohari 
rovi...@... wrote:

 Sulit menerima fakta yang TIDAK SESUAI dengan YANG INGIN DIDENGAR 
 Banyak yang geram dengan Anggodo, tapi yang lebih mengherankan banyak
 juga yang percaya perkataan Anggodo bahwa dia sudah ngobrak-abrik
 proses peradilan dengan menyuap sana-sini, walau juga tanpa bukti.
 Mungkin apa yang dikatakan Anggodo merupakan informasi yang ingin
 didengar, bukan fakta yang ingin diungkap.
 Sayang sekali berita buruk itu lebih diminati di negeri ini.

 RDP
 --
 Kebenaran tidak pernah memihak ... walaupun kadang kala kebenaran
 tidak bisa menang !





Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tim 8 bohongi Presiden ?

2009-11-22 Terurut Topik ingan apul sitepu
masalah maraknya korupsi dan percaloan dilingkungan kepolisian dan kejaksaan
sudah sangat lama disoroti,jika sby tidak tau berarti beliau menbutakan dan
menulikan dirinya,wong tukang beca aja tau koq.
masalah utama saat ini adalah keterlibatan sby sendiri yang dicurigai
berdasarkan pembicaraan anggodo yang disadap yang sangat jelas menjelaskan
ada hubungannya dengan sby.
dalam hal ini Rakyat tentu perlu meyakini dulu sejauh mana keterlibatan
sby,karena jika ybs merupakan dalang pengerdilan peran kpk,tidak mungkin
Rakyat dapat percaya beliau melakukan pemberantasan korupsi dengan tulus dan
sungguh sungguh disamping akan tidak membuat para jajarannya takut melakukan
korupsi karena ybs telah kehilangan wibawanya dimata bawahan atas
keterlibatannya dalam kasus ini.

Pada 19 November 2009 10:13, agung sukerti agungsuke...@yahoo.com menulis:



 Kalau saya rakyat jelata melihatnya spt ini,

 Mungkin P. SBY sudah faham bahwa dlm tubuh kepolisian, kejaksaan marak
 terjadi kasus korupsi yg disebabkan oleh oknum oknum tertentu, pastinya
 bukan instansi.
 Karena hukum normatif tidak memungkinkan dia unt. bertindak takut isu
 intervensi, maka krn kasus Bibit Candra yg entah langsung atau scr tidak
 langsung berhubungan dg kasus Century, ditunjuklah Tim 8 yg memberikan
 rekomendasi yg bertentangan dengan keputusan PolRi dan kejaksaan dlm kasus
 tsb.
 Nah hasil rekomendasi itu secara tidak langsung menjadi mediasi bagi
 presiden unt. mengambil tindakan dengan cara halus  Ini lho hasil
 konfirmasi dari Tim 8, klo menurut kamu itu benar ya akui saja dan secara
 ksatria hrs mengakuinya dan bertanggungjawab atas konsekwensinya , jadi
 jauh dari kesan intervensi, tapi mengena sasaran.
 Tinggal sekarang petinggi Kepolisian dan Kejaksaan, bagaimana menyikapinya.

 Kita tunggu saja episode selanjutnya


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: PLTN Tetap Dibangun (Status terakhir)

2009-11-22 Terurut Topik Iwan Kurniawan
Uranium di alam kumpul dengan anak anaknya, anak anaknya radioaktif tidak boleh 
sembarang dipegang dengan tangan. Kalau rusia nekat mungkin seperti chernobyl 
walaupun radioaktif dia pegang tuh sampel. Tapi kalau dia ilmuwan yang ngerti 
material uranium kumpul dg anak anaknya, pasti dia tidak akan pegang pegang 
sembarangan.
Kalau dia paham, pastinya sampel tersebut bukan uranium mas.

Salam
Iwan Kurniawan

--- On Thu, 11/19/09, Pahala pahalahutaba...@yahoo.com wrote:

From: Pahala pahalahutaba...@yahoo.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: PLTN Tetap Dibangun (Status terakhir)
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 19, 2009, 3:32 AM







 









  Apa lagi waktu ada Tsunami Pak Cik...!



Bule-bule itu sudah habis menelanjangi bumi NAD. Di scan pake helikopter

pula !

Intinya.., (tapi kata saya aja !) di negera yang ada bahan tambang yang

seperti ini (atau yang sekelas itu mahal dan atau pentingnya), pasti

negara itu dibikin tidak stabil.

(Iran aja dibikin ada demo besar-besaran !, cuma karena bisa 'ngurus'

Uranium)

Digosok-gosok supaya pisah dari negara induknya.  Di bikin kerusuhan

sepanjang jaman.  Sementara itu para bule-bule itu mengamati kekayaan

bumi  negara itu.



Tipu bule  dari dulu ya begitu. Sejak mereka ambil rempah-rempah dari

Nusantara.

Kita aja yang bodoh..,  mau di obok-obok.

Dipecah pake sentimen agama lah, sentimen suku lah, sentimen otonomi

lah. Dll..

(Bangsa yang malang !!)



Cape deh!



Waktu Tsunami-2004, ada beberapa  saudara 'orang Aceh' yang mengangap

bahwa Jakarta tidak peduli pada Aceh.

Padahal waktu itu.., ribuan (kalau bukan puluhan ribu !) tenaga sukarela

ngantri di Halim PKusuma minta berangkat ke tanah saudara nya di Aceh,

untuk bantu tenaga, keahlian dan pikiran.

Malah yang harus berangkat dulu adalah Hercules milik bule-bangsa

asing., dg berbagai alasan dan tipu rayu muslihat !

Sehingga kesan yang timbul di tanah saudara-saudara Aceh adalah bahwa

kita semua tidak peduli kepada  saudara-saudara Aceh kita ( Aceh..,

tanah/negeri/ suku yang membelikan pesawat dinas kepresidenan Bung

Karno-Bung Hatta !!! - Kan tidak masuk akal.. bahwa kita tidak peduli

pada saudara-saudara Aceh kita ?? ! )



Seamdainya saja saudara-saudara Aceh kita mau gunakan ketaatan agamanya

untuk mempertebal Nasionalisme Indonesia (SEAINDAINYA SAJA !!), mungkin

bahkan bandar Singapura bisa tutup dengan dibukanya pelabuhan transit

dunia Sabang. Sekarang..., apa mau dikata, Malaysia sudah mendahului

dengan Port Kelang nya !!

Dan kita, bangsa Indonesia, tinggal lah bertikai soal Syariah , soal

Otonomi Daerah , soal Daerah Istimewa, dll.



Mudah-mudahan generasi muda Aceh bisa 'mencium' muslihat bule-bule ini.



Soal orang Uni Sovyet (atau mungkin maksudnya Russia sekarang !), tidak

usah kita heran. Karena zaman ini terjun para-komando sudah bukan

keakhlian yang sulit.

Kata orang-orang, dengan latihan 1- sampai 20mkali terjun saja,

seseorang sudah bisa terjun pakai parasut terkendali dan terjun malam

dengan nyaman.



Dulu saya punya seoorang adik-angket, putra Papua. Dia bercerita bahwa,

di kampung leluhurnya, 'kita cangkol setengah meter saja sudah dapat

emas !'. Dan coba kita amati, betapa tidak stabilnya sosio-politik Papua

, kan ?.



Semoga ke depan, kita bangsa Indonesia, semakin bijaksana dan pandai.

Nasionalisme kita bangsa Indonesia saat ini masih di bawah titik nol.



Ada berbagai perguruan tinggi punya jurusan Fisika, tapi tak banyak

keluar hasil penelitian nuklir alias tidak berkembang.  Ini abad 21

lho...!!  Dan bangsa Indonesia sudah belajar nuklir hampir selama 50

tahun. Hasilnya ...nggaktau ah...!!



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Fauzi Bowo: Saya Lebih Paham Masalah Jakarta

2009-11-22 Terurut Topik anre
tergelitik rasanya mencermati jawaban 'sang ahli' yang kok kayaknya jauh
dari sisi humanis... semua dijawab dengan peraturan-peraturan yang ada,
normatif, kering kalau anak sekarang bilang, Dry, man! hehehe

2009/11/20 Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id





 Pengantar Redaksi

 Serahkan kepada ahlinya! Tagline itulah yang membarengi kampanye Fauzi Bowo
 saat kampanye pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang lalu.

 Jakarta dengan beribu persoalannya sebenarnya boleh dikatakan tidak ada
 yang baru. Kesemrawutan lalu lintas, banjir, tata ruang kota yang
 memprihatinkan, urbanisasi, dan pengangguran adalah beberapa di antaranya.

 Mungkin karena itu pula begitu tokoh Kompas Kita adalah Gubernur DKI
 Jakarta Fauzi Bowo, pertanyaan pun langsung menyergap redaksi. Tidak kurang
 dari 300 pertanyaan masuk ke inbox e-mail Kompas Kita. Umumnya, pertanyaan
 memang menyangkut masalah kota mereka. Saya sudah bosan kebanjiran, Bang,
 kata salah seorang di antara mereka.

 Untuk menjadikan kota Jakarta yang benar-benar metropolitan, saya usul agar
 infrastruktur dilakukan pembenahan, khususnya untuk prasarana jaringan
 listrik, air minum, gas, telekomunikasi, dll. Dibuatkan underground ducting
 atau saluran bawah tanah yang terpadu menjadi satu. Dengan demikian, selain
 lebih efisien dalam perawatan, juga memperkecil adanya gangguan terhadap
 jaringan masing-masing. Tidak lagi terjadi gali-menggali lubang di jalanan,
 seperti yang ada sekarang ini, tumpang tindih antara jaringan satu dan
 lainnya. Prasarana ini bisa dikelola oleh suatu perusahaan di bawah Pemda
 DKI dan memungut biaya sewa kepada pengguna masing-masing, yaitu PLN, PAM,
 Gas, Telkom, dll, sebagaimana yang telah ada di negara-negara maju.

 (Budi Siswanto, Tangerang)

 Saya sependapat dengan saudara bahwa dalam rangka menuju kota layanan
 (service city) modern dan mempunyai daya saing setara dengan kota metropolis
 negara lainnya, DKI Jakarta mutlak membutuhkan penataan prasarana jaringan
 utilitas untuk jaringan listrik, air bersih, gas, telekomunikasi, dan
 lain-lain.

 Untuk menghindari penggalian berulang yang menyebabkan kemacetan,
 pengotoran, dan perusakan akibat galian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
 terus berusaha meningkatkan koordinasi dalam pelayanan perizinan bagi
 pembangunan jaringan utilitas, termasuk pemilihan teknik pemasangannya untuk
 memperkecil dampak yang ditimbulkan.

 Untuk masa yang akan datang, Pemprov DKI Jakarta merencanakan pembangunan
 ducting secara terintegrasi dalam rangka penataan jaringan bawah tanah, yang
 saat ini sedang dalam proses studi kelayakan.

 Pak Gubernur, kenapa di daerah Joglo sampai sekarang belum ada air PAM?
 Jadi terpaksa kita masih menggunakan air tanah.

 (Yohan Sanjaya)

 Saat ini total kapasitas suplai air bersih dari PDAM sebesar 18.075 liter
 per detik dengan cakupan pelayanan sebesar 63 persen. Sisanya dilayani kios
 air dan tangki air, dengan kondisi tingkat kehilangan air atau nonrevenue
 water yang masih cukup tinggi.

 Secara bertahap, kapasitas terpasang pelayanan air bersih akan ditingkatkan
 ke seluruh wilayah Jakarta. Sumber air baku utama untuk memenuhi kebutuhan
 air minum DKI Jakarta saat ini diambil dari Saluran Induk Tarum Barat yang
 berasal dari Waduk Jatiluhur, dengan jumlah pasokan air baku terbatas karena
 digunakan juga untuk mengairi sawah di daerah Karawang-Bekasi.

 Sejalan dengan upaya perluasan jaringan pelayanan, direncanakan akan
 dibangun pengolahan air bersih siap minum di Waduk Jatiluhur dengan
 membangun pipa air tertutup dari Saluran Induk Tarum Barat dengan target
 pasokan 12.500 liter per detik. Rencana ini diharapkan dapat direalisasikan
 pada tahun 2011.

 Bang Foke. Apa sekarang yang membedakan keseharian Anda dibanding dulu
 ketika masih wakil gubernur?

 (Teguh Haryadi, Bekasi)

 Lebih kurang 30 tahun sudah saya berkarier dan mengabdi di lingkungan
 Pemprov DKI Jakarta. Sebagai seorang yang berkiprah secara profesional dalam
 tugas-tugas pemerintahan, pengalaman membuat saya lebih paham akan masalah
 Jakarta. Tugas membangun kota dan melayani kebutuhan warga Jakarta saya
 sikapi sebagai panggilan dan amanah.

 Terkait dengan jabatan saya sebagai seorang gubernur, tidak ada perubahan
 yang signifikan dalam keseharian ketika saya masih menjadi wakil gubernur.
 Perbedaan yang ada adalah berhubungan dengan tingkat kewenangan dan tanggung
 jawab atas pelayanan bagi warga Jakarta.

 Pak Fauzi Bowo. motor di Jabotabek begitu merajalela dan dibiarkan tanpa
 pengaturan. Selain polusi udara, yang terlupakan dari motor adalah polusi
 suara dari knalpot modifikasi yang begitu bising, bahkan saat macet mulai
 masuk ke kompleks perumahan. Beranikah Bapak melarang penggunaan knalpot
 modifikasi yang bising?

 (Wahyu, Pamulang)

 Pengendalian pencemaran udara yang berasal dari kendaraan bermotor
 dilakukan antara lain dengan uji emisi sebagaimana diatur dengan Peraturan
 Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Pengaturan
 lebih lanjut 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Yth pak Hadiatmoko, anda kok gendut ?

2009-11-22 Terurut Topik Bertha Suranto
Aduh  ini  pelecehan  kaum  gemuk.

Saya  termasuk  orang  yang  gemuk  lho.
Saya  sendiri  gak  tau  kenapa  bisa  gemuk  dan  sekeluarga  gemuk   
semua.

Terbiasa  makan  enak,  nggak  jugabelum  tentu 1 bulan  sekali   
makan di restorant,
Di  rumah  pun  masak  daging  hanya  1 minggu  sekali,  makan  nasi   
hanya 2 xsehari.

Kurang  gerak ??  kayaknya  nggak  juga,   saya  berenang  2 x  sehari  
=  800  meter
Kebanyakan  pembantu  ??  nggak  juga,  saya  cuci  piring  sendiri,   
cuci  baju  sendiri,  padahal  pembantu saya ada 2.

Dan  saya  tidak  pernah  korupsi (bahkan  denda  terlambat  bayar   
pajak  saja  saya  lunasi).

Jadi  jangan  menghakimi  kaum  gemuk  ya,  apalagi  dibilang  gak   
jujuroh  sedih  sekali.

Walau  gemuk  saya  tetap  percaya  diri.  karena  bukan tubuh  yang   
saya  jual,  tapi  kejujuran  dan  hati  nurani  yang  saya  kedepankan.

yang  jelas  orang  gemuk  biasanya  humoris,  mudah  tertawa.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PRITA YANG TERANIAYA

2009-11-22 Terurut Topik ingan apul sitepu
kalau seperti ini kelihatannya hukum dan negara hanya untuk menindas rakyat
kecil dan memuaskan hasrat penguasa saja !!!

Pada 20 November 2009 11:41, Teuku Moeda teukumoedaab...@ymail.commenulis:



 Itulah hukum di Indonesia yang gampang untuk di diperjual belikan,sekarang
 siapa yang akan membayar apa yang telah merugikan pasien seperti kejadian
 keluarga prita.siapa yang akan mendengar jeritan ketidak adilan hukum dan
 layanan bagi masyarakat,siapa yang berani bicara tentang ketidak adilan jika
 bicara saja masyarakat akan dibungkam dengan hukum dan di bui,apakah yang
 bisa bicara itu hanya pemilik hukum?apakah masyarakat berada dalam
 selokan?apakah manusia sudah tak boleh mengeluh dinegeri Indonesia,apakah
 masyarakat Indonesia tidak boleh Mengeluh Lagi jika di Zholimi?

 Hai penegak Hukum yang gajinya dipotong dari pajak Rakyat,tidak malukah
 kalian dengan apa yang kalian lakukan,seperti masyarakat yang menolong
 Anjing kejepit,lalu setelah lepas maka masyarakat yang menolongnya akan
 digigit?

 Apakah ini hanya Tabi'at,watak,kepribadian yang sengaja untuk merubah
 manusia dari yang baik menjadi manusia pengkhianat bangsa sendiri,

 Kenapa Buat hukum untuk menjebak rakyat sendiri?


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Berniat Berantas Mafia

2009-11-22 Terurut Topik ingan apul sitepu
Sebelumnya sby mengatakan / memerintahkan agar mengusut orang yang mencatut
namanya. ternyata setelah sekian lama tidak juga ada actionnya. jadi sby
asbun saja.
Saya tidak akan percaya sama sby selamanya,sebelum yang dikatakannya benar
benar dilaksanakan.
BUKTIKAN ATUH JANGAN NGOMONG DOANG  MEMUAKKAN !!!

Pada 20 November 2009 06:59, Agus Hamonangan
agushamonan...@yahoo.co.idmenulis:




 http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/11/20/02542092/sby.berniat.berantas.mafia

 Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (19/11),
 menggelar sidang kabinet paripurna untuk merumuskan langkah konkret yang
 akan ditempuh pemerintah untuk memberantas mafia hukum.

 Presiden tidak merasa perlu membentuk badan atau tim khusus dalam
 pemberantasan mafia hukum.

 Seusai sidang paripurna, Presiden menugaskan Kepala Unit Kerja Presiden
 untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto
 berkoordinasi dengan instansi terkait dan menyusun rencana aksi
 pemberantasan mafia hukum. Belum ditentukan langkah konkret apa yang akan
 ditempuh oleh instansi masing-masing. Juga belum ditentukan tenggat
 perumusan.

 Akan dirumuskan

 Dalam pengantarnya ketika membuka sidang kabinet, Presiden mengatakan,
 langkah-langkah pemberantasan mafia dalam konteks reformasi hukum diharapkan
 berjalan efektif dalam 100 hari pertama pemerintahan.

 Menurut Presiden, akan dirumuskan langkah konkret yang akan ditempuh
 terkait dengan pemberantasan mafia itu, siapa penyelenggara dan penanggung
 jawabnya, bagaimana pengawasannya, termasuk langkah apa yang harus
 dikendalikannya secara langsung sebagai presiden.

 Seusai sidang kabinet paripurna, Kuntoro menjelaskan, Presiden menugaskan
 kepada UKP4 untuk mengoordinasikan lembaga lain, seperti Departemen Hukum
 dan Hak Asasi Manusia, Kejaksaan Agung, Kepolisian Negara RI, Mahkamah
 Agung, serta Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, dalam merumuskan
 rencana aksi.

 Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
 Djoko Suyanto mengatakan, belum ada target yang ditetapkan dalam
 pemberantasan mafia peradilan ini. Belum, kan baru diberikan arahan hari
 ini, ujarnya.

 Perbaiki diri

 Di Roma, Italia, Wakil Presiden Boediono menyatakan dukungannya terhadap
 program reformasi di kalangan aparat penegak hukum. Saya setuju bahwa Polri
 dan kejaksaan (terutama) harus ada tekad untuk memperbaiki diri dulu, kata
 Boediono menjawab pertanyaan budayawan Mudji Sutrisno pada acara pertemuan
 dengan masyarakat Indonesia di Wisma Duta, KBRI, Roma, Rabu malam.

 Dalam kesempatan itu, Mudji mengatakan kepada Boediono, jika rekomendasi
 Tim Delapan tidak ditindaklanjuti Presiden, hal itu akan mencoreng lembaga
 kepresidenan.

 Menurut Boediono, Tim Delapan sudah menyampaikan usulannya dan sudah
 dibaca. Saya kira ini akan dicamkan dengan sungguh-sungguh oleh Presiden.
 Kita beri waktu Presiden untuk melakukan reformasi atas usulan tim itu,
 katanya.

 Boediono mengakui, akhir dari kasus hukum yang terjadi pada pemimpin
 nonaktif Komisi Pemberantasan Korupsi oleh Polri dan selanjutnya diproses
 oleh Kejaksaan Agung belum jelas.

 Semoga kebenaran dan keadilan akan datang. Kadang kala jalan kebenaran
 itu, termasuk juga di Indonesia, bukan garis lurus, melainkan berliku.
 Namun, akhir kebenaran dan keadilan akan datang. Semoga Tuhan bersama kita,
 kata Boediono.

 Kecewa

 Sejumlah kalangan kecewa atas sikap Presiden sehubungan dengan rekomendasi
 Tim Delapan terkait penuntasan kasus Bibit Samad Rianto-Chandra M Hamzah.
 Mereka menginginkan Presiden bersikap tegas dan cepat. Presiden tidak boleh
 menunda-nunda rekomendasi Tim Delapan, kata anggota Koalisi Masyarakat
 Darurat Keadilan, Danang Widoyoko, dalam konferensi pers di kantor
 Indonesian Corruption Watch, Jakarta, Kamis.

 Menurut Danang, Tim Delapan merupakan tim bentukan Presiden Yudhoyono untuk
 mencari fakta dan memverifikasi data. Oleh karena itu, sebaiknya Presiden
 melaksanakan rekomendasi Tim Delapan itu. Kalau tidak dilakukan, berarti
 memang benar Tim Delapan itu hanya untuk retorika politik saja.

 Koordinator Kontras Usman Hamid mengatakan, keperluan menindak pejabat
 negara yang tersangkut korupsi, kolusi, atau nepotisme tidak melanggar
 undang-undang atau keluar dari kewenangan Presiden. Justru hal itu merupakan
 amanat reformasi.

 Amanat itu, menurut Usman, tegas dinyatakan dalam Ketetapan MPR Nomor
 VIII/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan Korupsi yang
 menyebutkan, pegawai negeri yang tersangkut korupsi dapat dikenai tindakan
 administratif sebelum diadili.

 Begitu pula dengan Ketetapan Nomor VI/2001 tentang Etika Kehidupan
 Berbangsa yang intinya menyatakan, pejabat publik yang mendapat sorotan
 negatif masyarakat harus mengundurkan diri atau diberhentikan.

 Pembelaan

 Secara terpisah, Zainal Arifin Muchtar, Direktur Pusat Kajian Antikorupsi
 Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, mengatakan, sikap Presiden membuat
 polisi dan jaksa merasa mendapatkan 

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tolong, pengertian dari Material dan pemesanan

2009-11-22 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Ian Raja,
 
Ini kasusnya apa sih???
Masalahnya Teknis atau Non Teknis???
Kalau kasusnya Teknis, penjelasannya cukup sederhana.
Tapi kalau Non Teknis, wah gak tahu saya.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 19/11/09, Ian raja ian_baca_berge...@yahoo.co.id menulis:


Dari: Ian raja ian_baca_berge...@yahoo.co.id
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tolong, pengertian dari Material dan pemesanan
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 5:28 PM


  



Dear Teman's yang ada dimilis ini tolong batu saya,.. dengan susah payah saya 
cari pengertian dari Material, dan pemesanan ga dapat juga.

bagi teman's semua tolong di kirim via japri aja pengertian dari 
Material dan pemesanan,  

terimakasih banyak,,

ian

Buat sendiri desain eksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang! Membuat tempat 
chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger 
..yahoo.com/ pingbox/

[Non-text portions of this message have been removed]









  Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO

2009-11-22 Terurut Topik Martin Widjaja
Saya ngga setuju
Lebih baik memang ada peraturan yang tegas begitu
kemudian kita lihat juga kalau dilaksanakan secara
konsisten masih ada nggak yang bandel naik diatas
gerbong KA .
Berbarengan kita juga nuntut agar Menhub serius
membenahi sarana transportasi moda KA/KRL
hingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
Soal akan damai 100,000 rph , drpd di denda 15 jt
pasti tetap bikin nyesak yang mau gratisan tadinya...
jadi yang masih naik diatas gerbong pasti yang sungguh2
butuh saat itu naik KA
Saya jadi ingat soal larangan memberi sedekah pada
pengemis dengan sanksi pada yang memberi...
 
Salam , martin - jkt





From: udhien .net techvolut...@gmail.com
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Fri, November 20, 2009 10:11:16 AM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 
Juta-peraturan BEGO

 
setuju..

pasti yang bikin regulasi tidak pernah naek KRL kelas ekonomi.
paling cuman ngelihat dari dalam mobilnya, ketika KRL itu melintas di
sampingnya dengan kondisi penumpang membludak sampai atap, dia berujar akan
saya buat regulasi biar mereka jera.

Mbok yaa siapkan KRL yang manusiawi
KRL yang gak bolong-bolong lantainya

jumlah KRL juga harus rasional antara penumpang dgn jumlah KRL-nya.

Kalau KRL sudah mumpuni spt itu tapi masih banyak penumpang atap, berarti
ada masalah sama manusianya :)

aya-aya wae nih..

--
thanks and regards,

udhien.net
 - - - - - -
email : udh...@udhien. net
website : http://www.udhien. net - TECHVOLUTION
Deviant : http://techvolution .deviantart. com - My Selected works of
photography


[Forum-Pembaca-KOMPAS] pernyataan sikap Kondisi Jakarta

2009-11-22 Terurut Topik Paham Jakarta







 
 
PERNYATAAN
SIKAP 
TERHADAP
PERMASALAHAN  BANJIR  DI DKI JAKARTA
 
 
 
Di Mana Tanggung Jawab Pemerintah DKI JAKARTA ?
 
Pernyataan bahwa kota  Jakarta seperti tidak punya Gubernur bukanlah sekedar
hal yang mengada-ada atau pernyataan yang sifatnya usil saja, karena pada
kenyataannya permasalahan banjir dari dahulu sampai dengan saat ini menjadi
tren kota Jakarta 
selain kemacetan. Masalah banjir adalah masalah klasik yang dihadapi warga 
Jakarta dari tahun ke
tahun yang sampai dengan saat ini belum bisa diatasi oleh PEMDA DKI Jakarta.
Beberapa hari ini wilayah Jakarta 
diguyur hujan deras yang kemudian menimbulkan banjir pula di wilayah-wilayah
yang menjadi LANGGANAN BANJIR. 
 
Masalah banjir di Jakarta ini sudah mendunia. Sebagaimana
diberitakan oleh Al JAZEERA 27 November 2008 bahwa Jakarta dalam situasi yang
berbahaya, dimana setiap tahun Jakarta tengggelam 4 –  6 cm akibat pengembangan 
perumahan-perumahan
mahal dan elit, pengerukan dasar tanah untuk pembuatan apartemen dan mall-mall
besar (klik link : 
http://english.aljazeera.net/programmes/101east/2008/11/20081125112314849738.html)
 
Ibukota Jakarta merupakan pusat pemerintahan
sekaligus pusat perniagaan dan menjadi barometer bagi Negara Republik Indonesia 
. Seharusnya
penanganan masalah banjir merupakan prioritas utama PEMDA DKI Jakarta. Banyak
dampak yang ditimbulkan dari banjir yaitu menimbulkan penderitaan dan kerugian
warga Jakarta 
baik secara materil maupun psykis, kemacetan, menghambat roda pemerintahan dan
ekonomi secara umum, menimbulkan kerusakan infrastruktur seperti jalan dan
lampu lalu lintas. 
 
Berdasarkan permasalahan-permasalahan
tersebut, maka kami PUSAT ADVOKASI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA (PAHAM) JAKARTA 
menyatakan sikap
:
 
1.Tindakan
pembiaran terhadap permasalahan banjir yang dilakukan oleh PEMDA JAKARTA
merupakan tindakan yang tidak bertanggungjawab dan pengingkaran terhadap
janji-janji pra-PILKADA yang disampaikan secara sungguh-sungguh oleh GUBERNUR
DAN WAKIL GUBERNUR JAKARTA terpilih saat ini;
2.Menghimbau
kepada PEMERINTAH DKI JAKARTA untuk lebih serius dan peduli terhadap
permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat Jakarta .
3.Menagih
implementasi dan realisasi janji-janji GUBERNUR dan WAGUB DKI JAKARTA yang
disampaikan dalam kampanye PILKADA 2007;
4.Mempercepat
perbaikan kerusakan-kerusakan jalan dan mempercepat pembangunan BANJIR KANAL
TIMUR  dan infrastruktur lainnya untuk
meminimalisasi banjir di wilayah DKI Jakarta.
5.Menerapkan
sanksi yang tegas terhadap pengembangan apartemen, perumahan mahal dan elit,
gedung-gedung bertingkat, serta pusat perbelanjaan yang berpotensi menimbulkan
banjir.
 
 
Demikian pernyataan sikap ini kami
sampaikan.
 
Jakarta, 20 November
2009
Direktur Eksekutif PAHAM Jakarta 
 
 
 
 
 
Nasrulloh
Nasution, SH



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Berniat Berantas Mafia

2009-11-22 Terurut Topik Fajrian difa vedder
Bisanya cuman niat doank...mana mungkin bisa berantas mafia kalau cuman dengan 
niat, niat yang berasal dari jiwa ksatria yang pengecut lagi. Buat tim untuk 
investigasi agar dibilang cepat bertindak, sdh diberikan bukti malah diam 
doank..sekarang mau apa lagi NANGIS lagi?

mending mundur aja,ya walaupun itu tidak mungkin sih...

salam





From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Fri, November 20, 2009 6:59:52 AM
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Berniat Berantas Mafia

  
http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/11/20/ 02542092/ sby.berniat. 
berantas. mafia

Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (19/11), menggelar 
sidang kabinet paripurna untuk merumuskan langkah konkret yang akan ditempuh 
pemerintah untuk memberantas mafia hukum.

Presiden tidak merasa perlu membentuk badan atau tim khusus dalam pemberantasan 
mafia hukum.

Seusai sidang paripurna, Presiden menugaskan Kepala Unit Kerja Presiden untuk 
Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto 
berkoordinasi dengan instansi terkait dan menyusun rencana aksi pemberantasan 
mafia hukum. Belum ditentukan langkah konkret apa yang akan ditempuh oleh 
instansi masing-masing. Juga belum ditentukan tenggat perumusan.

Akan dirumuskan

Dalam pengantarnya ketika membuka sidang kabinet, Presiden mengatakan, 
langkah-langkah pemberantasan mafia dalam konteks reformasi hukum diharapkan 
berjalan efektif dalam 100 hari pertama pemerintahan.

Menurut Presiden, akan dirumuskan langkah konkret yang akan ditempuh terkait 
dengan pemberantasan mafia itu, siapa penyelenggara dan penanggung jawabnya, 
bagaimana pengawasannya, termasuk langkah apa yang harus dikendalikannya secara 
langsung sebagai presiden.

Seusai sidang kabinet paripurna, Kuntoro menjelaskan, Presiden menugaskan 
kepada UKP4 untuk mengoordinasikan lembaga lain, seperti Departemen Hukum dan 
Hak Asasi Manusia, Kejaksaan Agung, Kepolisian Negara RI, Mahkamah Agung, serta 
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, dalam merumuskan rencana aksi.

Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko 
Suyanto mengatakan, belum ada target yang ditetapkan dalam pemberantasan mafia 
peradilan ini. Belum, kan baru diberikan arahan hari ini, ujarnya.

Perbaiki diri

Di Roma, Italia, Wakil Presiden Boediono menyatakan dukungannya terhadap 
program reformasi di kalangan aparat penegak hukum. Saya setuju bahwa Polri 
dan kejaksaan (terutama) harus ada tekad untuk memperbaiki diri dulu, kata 
Boediono menjawab pertanyaan budayawan Mudji Sutrisno pada acara pertemuan 
dengan masyarakat Indonesia di Wisma Duta, KBRI, Roma, Rabu malam.

Dalam kesempatan itu, Mudji mengatakan kepada Boediono, jika rekomendasi Tim 
Delapan tidak ditindaklanjuti Presiden, hal itu akan mencoreng lembaga 
kepresidenan.

Menurut Boediono, Tim Delapan sudah menyampaikan usulannya dan sudah dibaca. 
Saya kira ini akan dicamkan dengan sungguh-sungguh oleh Presiden. Kita beri 
waktu Presiden untuk melakukan reformasi atas usulan tim itu, katanya.

Boediono mengakui, akhir dari kasus hukum yang terjadi pada pemimpin nonaktif 
Komisi Pemberantasan Korupsi oleh Polri dan selanjutnya diproses oleh Kejaksaan 
Agung belum jelas.

Semoga kebenaran dan keadilan akan datang. Kadang kala jalan kebenaran itu, 
termasuk juga di Indonesia, bukan garis lurus, melainkan berliku. Namun, akhir 
kebenaran dan keadilan akan datang. Semoga Tuhan bersama kita, kata Boediono.

Kecewa

Sejumlah kalangan kecewa atas sikap Presiden sehubungan dengan rekomendasi Tim 
Delapan terkait penuntasan kasus Bibit Samad Rianto-Chandra M Hamzah. Mereka 
menginginkan Presiden bersikap tegas dan cepat. Presiden tidak boleh 
menunda-nunda rekomendasi Tim Delapan, kata anggota Koalisi Masyarakat Darurat 
Keadilan, Danang Widoyoko, dalam konferensi pers di kantor Indonesian 
Corruption Watch, Jakarta, Kamis.

Menurut Danang, Tim Delapan merupakan tim bentukan Presiden Yudhoyono untuk 
mencari fakta dan memverifikasi data. Oleh karena itu, sebaiknya Presiden 
melaksanakan rekomendasi Tim Delapan itu. Kalau tidak dilakukan, berarti memang 
benar Tim Delapan itu hanya untuk retorika politik saja.

Koordinator Kontras Usman Hamid mengatakan, keperluan menindak pejabat negara 
yang tersangkut korupsi, kolusi, atau nepotisme tidak melanggar undang-undang 
atau keluar dari kewenangan Presiden. Justru hal itu merupakan amanat reformasi.

Amanat itu, menurut Usman, tegas dinyatakan dalam Ketetapan MPR Nomor VIII/2001 
tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan Korupsi yang menyebutkan, 
pegawai negeri yang tersangkut korupsi dapat dikenai tindakan administratif 
sebelum diadili.

Begitu pula dengan Ketetapan Nomor VI/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa 
yang intinya menyatakan, pejabat publik yang mendapat sorotan negatif 
masyarakat harus mengundurkan diri atau diberhentikan .

Pembelaan

Secara terpisah, Zainal Arifin 

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Berniat Berantas Mafia

2009-11-22 Terurut Topik rakhmat hidayat
Berarti 5 tahun terakhir kepemimpinannya, SBY gmn dong?
:-)

Salam,

Rakhmat H

--- Pada Kam, 19/11/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id menulis:

Dari: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Berniat Berantas Mafia
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 3:59 PM







 



  



  
  
  http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/11/20/ 02542092/ sby.berniat. 
berantas. mafia



Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (19/11), menggelar 
sidang kabinet paripurna untuk merumuskan langkah konkret yang akan ditempuh 
pemerintah untuk memberantas mafia hukum.



Presiden tidak merasa perlu membentuk badan atau tim khusus dalam pemberantasan 
mafia hukum.



Seusai sidang paripurna, Presiden menugaskan Kepala Unit Kerja Presiden untuk 
Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto 
berkoordinasi dengan instansi terkait dan menyusun rencana aksi pemberantasan 
mafia hukum. Belum ditentukan langkah konkret apa yang akan ditempuh oleh 
instansi masing-masing. Juga belum ditentukan tenggat perumusan.



Akan dirumuskan



Dalam pengantarnya ketika membuka sidang kabinet, Presiden mengatakan, 
langkah-langkah pemberantasan mafia dalam konteks reformasi hukum diharapkan 
berjalan efektif dalam 100 hari pertama pemerintahan.



Menurut Presiden, akan dirumuskan langkah konkret yang akan ditempuh terkait 
dengan pemberantasan mafia itu, siapa penyelenggara dan penanggung jawabnya, 
bagaimana pengawasannya, termasuk langkah apa yang harus dikendalikannya secara 
langsung sebagai presiden.



Seusai sidang kabinet paripurna, Kuntoro menjelaskan, Presiden menugaskan 
kepada UKP4 untuk mengoordinasikan lembaga lain, seperti Departemen Hukum dan 
Hak Asasi Manusia, Kejaksaan Agung, Kepolisian Negara RI, Mahkamah Agung, serta 
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, dalam merumuskan rencana aksi.



Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko 
Suyanto mengatakan, belum ada target yang ditetapkan dalam pemberantasan mafia 
peradilan ini. Belum, kan baru diberikan arahan hari ini, ujarnya.



Perbaiki diri



Di Roma, Italia, Wakil Presiden Boediono menyatakan dukungannya terhadap 
program reformasi di kalangan aparat penegak hukum. Saya setuju bahwa Polri 
dan kejaksaan (terutama) harus ada tekad untuk memperbaiki diri dulu, kata 
Boediono menjawab pertanyaan budayawan Mudji Sutrisno pada acara pertemuan 
dengan masyarakat Indonesia di Wisma Duta, KBRI, Roma, Rabu malam.



Dalam kesempatan itu, Mudji mengatakan kepada Boediono, jika rekomendasi Tim 
Delapan tidak ditindaklanjuti Presiden, hal itu akan mencoreng lembaga 
kepresidenan.



Menurut Boediono, Tim Delapan sudah menyampaikan usulannya dan sudah dibaca. 
Saya kira ini akan dicamkan dengan sungguh-sungguh oleh Presiden. Kita beri 
waktu Presiden untuk melakukan reformasi atas usulan tim itu, katanya.



Boediono mengakui, akhir dari kasus hukum yang terjadi pada pemimpin nonaktif 
Komisi Pemberantasan Korupsi oleh Polri dan selanjutnya diproses oleh Kejaksaan 
Agung belum jelas.



Semoga kebenaran dan keadilan akan datang. Kadang kala jalan kebenaran itu, 
termasuk juga di Indonesia, bukan garis lurus, melainkan berliku. Namun, akhir 
kebenaran dan keadilan akan datang. Semoga Tuhan bersama kita, kata Boediono.



Kecewa



Sejumlah kalangan kecewa atas sikap Presiden sehubungan dengan rekomendasi Tim 
Delapan terkait penuntasan kasus Bibit Samad Rianto-Chandra M Hamzah. Mereka 
menginginkan Presiden bersikap tegas dan cepat. Presiden tidak boleh 
menunda-nunda rekomendasi Tim Delapan, kata anggota Koalisi Masyarakat Darurat 
Keadilan, Danang Widoyoko, dalam konferensi pers di kantor Indonesian 
Corruption Watch, Jakarta, Kamis.



Menurut Danang, Tim Delapan merupakan tim bentukan Presiden Yudhoyono untuk 
mencari fakta dan memverifikasi data. Oleh karena itu, sebaiknya Presiden 
melaksanakan rekomendasi Tim Delapan itu. Kalau tidak dilakukan, berarti memang 
benar Tim Delapan itu hanya untuk retorika politik saja.



Koordinator Kontras Usman Hamid mengatakan, keperluan menindak pejabat negara 
yang tersangkut korupsi, kolusi, atau nepotisme tidak melanggar undang-undang 
atau keluar dari kewenangan Presiden. Justru hal itu merupakan amanat reformasi.



Amanat itu, menurut Usman, tegas dinyatakan dalam Ketetapan MPR Nomor VIII/2001 
tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan Korupsi yang menyebutkan, 
pegawai negeri yang tersangkut korupsi dapat dikenai tindakan administratif 
sebelum diadili.



Begitu pula dengan Ketetapan Nomor VI/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa 
yang intinya menyatakan, pejabat publik yang mendapat sorotan negatif 
masyarakat harus mengundurkan diri atau diberhentikan .



Pembelaan



Secara terpisah, Zainal Arifin Muchtar, Direktur Pusat Kajian Antikorupsi 
Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, mengatakan, sikap Presiden membuat 
polisi dan jaksa 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Oprah Winfrey mau pensiun

2009-11-22 Terurut Topik Kartono Mohamad
Oprah to announce show will end in 2011

By Lisa de Moraes
Washington Post Staff Writer
Thursday, November 19, 2009 7:35 PM 

Oprah Winfrey will announce on her syndicated talk show Friday that she will
shutter the program in September 2011 after 25 years as the queen of daytime
TV. 
Word of the decision ends months of rampant speculation as to whether
Winfrey would continue with the five-day-a-week show while trying to finally
get launched her much-stalled cable Oprah Winfrey Network in partnership
with Bethesda-based Discovery Communications. 
Earlier this month, reports surfaced that Discovery Communications chief
executive David Zaslav was putting pressure on Winfrey to move the show to
OWN. In response, Winfrey's Harpo Productions insisted she had not made a
decision yet, but late Thursday the company said the announcement will come
on Friday. 
It is sure to be one of her most-watched broadcasts ever, coming in a season
in which her show has gotten a noticeable uptick in the ratings with
high-profile gets that have included the first TV interview with former
vice presidential candidate Sarah Palin to launch her book tour, which was
seen by an average of more than 10 million people -- Winfrey's biggest
audience since November of 2007. She also snagged an interview with
Mackenzie Phillips in which the actress revealed she had for years had sex
with her father, John Phillips of the pop singing group Mamas and the Papas,
and the first comeback-album interview with Whitney Houston. 
We have the greatest respect for Oprah and wish her nothing but the best in
her future endeavors, CBS Television Distribution said Thursday in a
statement. That CBS division distributes The Oprah Winfrey Show to TV
stations around the country. 
We know that anything she turns her hand to will be a great success. We
look forward to working with her for the next several years and hopefully
afterwards as well. 
Harpo Productions, in an e-mail to TV station executives, said: The sun
will set on the 'Oprah' show as its 25th season draws to a close on
September 9, 2011. We welcome you to share this news this evening with your
colleagues and viewers. As we all know, Oprah's personal comments about this
on tomorrow's live show will mark an historic television moment that we will
all be talking about for years to come 
It remains unclear whether Winfrey will launch a talk show for OWN. Some
industry sources believe she is moving her company to Los Angeles and will
do a new show from there. 
Recently, OWN hired one of Winfrey's most trusted executives, 15-year Harpo 
veteran Lisa Erspamer, as its new chief creative officer, which raised 
questions as to whether Winfrey was planning to stop doing her show, which is 
based in Chicago, and move to Los Angeles. 

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO

2009-11-22 Terurut Topik manneke budiman
Penambahan frekuensi KA memang saat ini hukumnya WAJIB dan KUDU. Tapi perlu 
dibarengi dengan pembangunan infrastruktur. Menurut saya, semua jalur KA di 
dalam kota harus berada di atas fly-over, seperti yang kini sudah ada antara 
Cikini dan Kota.
 
Kalo separuh masih di bawah dan cuma separuh lagi yang di atas, maka 
peningkatan frekuensi KA akan makin memperparah kemacetan lalu-lintas sebab 
tumpukan kendaraan di pintu-pintu perlintasan KA akan makin menggila.
 
Jika jalur dalam kota sudah naik ke atas semua, maka frekuensi mau dibikin 5 
menit sekalipun oke saja. Saat ini titik-titik rawan ada di Kebayoran Lama, 
Palmerah, Tebet, Kalibata, Cipinang, Klender, dll.
 
Dan lagi, jika semua stasiun ada di atas fly-over, kontrol pemakaian karcis 
akan lebih mudah, dan juga pencegahan penumpang gelap ataupun penumpang naik 
atap.
 
manneke

--- On Wed, 11/18/09, andryansyah andryans...@yahoo.com wrote:


From: andryansyah andryans...@yahoo.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 
Juta-peraturan BEGO
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Wednesday, November 18, 2009, 10:53 PM


 



Bener-bener negeri ini diurus ORANG-ORANG BEGO.

Saya adalah salah satu penumpang kereta jurusan padat itu. Saya perhatikan, jam 
sangat padat penumpang Rangkas Bitung - Jakarta dan sebaliknya, MENGAPA TIDAK 
SEGERA DIATASI DENGAN PENAMBAHAN KERETA YANG BERJALAN DENGAN SELISIH 10 MENIT 
MISALNYA.

Bila pandangan saya itu dilakukan misalnya dengan 2 ragkaian kereta berurut, 
saya yakin OGAH ORANG DUDUK DI ATAP KA. Arus balik yang padat di sore hari, 
lakukan juga hal yang sama. Maksud saya, dari TNB ke Rangkas, kalau sekitar jam 
14.00 padat sekali, maka beri 2 rangkaian berurut, dan misalnya jam 16.00 juga 
padat, beri lagi rangkaian berurut. Juga yang pagi dari Rangkas atau Parung 
Panjang. Survey sih sudah berkali-kali, tapi kebijakan yang muncul seperti 
kebijakan ORANG DUNGU!!!

Saya yakin, orang PT. KAI akan beralasan macam-macam dengan usulan saya ini. 
Tapi buat saya jelas, mereka itu memang sulit diterima cara pikirnya, karena 
pikiran mereka orang tak berduit mengapa diberi angkutan yang nyaman. Dan kata 
teman saya yang kerja di perkeretaapian dephub, kerjanya adalah mark-up 
dana.dan saya yakin itu benar.

andry


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kompas: Pemanggilan untuk Terlapor Anggodo

2009-11-22 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/11/20/18013488/kompas.pemanggilan.untuk.terlapor.anggodo



, KOMPAS.com — Redaktur Pelaksana Harian Kompas Budiman Tanuredjo mengaku 
dimintai keterangan terkait rekaman sadapan milik KPK yang telah diperdengarkan 
di Mahkamah Konstitusi dengan terlapor Anggodo Widjojo.

Polisi butuh keterangan Anggodo (sebagai) terlapor, ucap Budiman seusai 
memberikan keterangan di Mabes Polri, Jumat (20/11). Selain harian Kompas, 
penyidik juga memanggil redaktur media Seputar Indonesia (Sindo) untuk dimintai 
keterangan.

Namun, pernyataan Budiman tersebut berbeda dengan surat panggilan yang diterima 
pihak Sindo. Redaktur Pelaksana Sindo Nevi Hetaria, seusai memberikan 
keterangan di Mabes Polri, mengatakan bahwa pemanggilan terkait laporan Anggodo 
dan Indra Syahnun Lubis.

Budiman menjelaskan, substansi pertanyaan penyidik hanya seputar pemberitaan 
Kompas pada 4 November 2009 tentang transkrip rekaman. Ditanya apakah benar 
transkrip rekaman dimuat di Kompas pada 4 November 2009? Saya katakan benar. 
Hanya itu saja, kata dia.

Menurut Budiman, penyidik kemungkinan hanya memanggil perwakilan Kompas dan 
Sindo untuk mendapatkan keterangan terkait rekaman sadapan antara Anggodo dan 
pejabat kepolisian, Kejaksaan Agung, dan pihak lain.

Kalau semua koran dipanggil, jawaban akan iya. Penyidik bilang Kompas oplahnya 
paling besar dan Sindo cukup besar, tambahnya.

Menurutnya, kepolisian mempunyai hak meminta keterangan untuk menangani suatu 
perkara. Saya menghormati otoritas kepolisian untuk meminta keterangan dari 
saya, ucapnya.



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Hadapi Buah Simalakama

2009-11-22 Terurut Topik Godlip Pasaribu
Ya, ya? Mahasiswa sekarang tidak semilitan tahun 66, 74 dan 98. Sekarang lebih 
banyak pendemo bayaran. Terakhir yang menentang Tim 8 dikerahkan oleh ES yang 
secara tak langsung sudah mengakui demo2 tsb dibayar.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bertha Suranto berth...@mac.com
Date: Thu, 19 Nov 2009 10:09:39 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Hadapi Buah Simalakama

Kalau  saya (sbg rakyat  yang  awam hukum),  Lebih  baik  Pak  SBY
memutuskan  dengna melihat  aspirasi  masyarakt  yang  sangat  besar   
ini  apalagi  masyarakat  banyak  yang  mendukung  Tim 8
yang  orang2nya  bisa  dipercaya.
Kasus  Bibit  Chandra  harus  dihentikan  oleh  presiden,  presiden   
harus  memerintahkan  bukan  menyarankan  kepada  Kepolisian dna  
Kejaksaan  untuk  patuh  pada
perintah  dia.

Presiden  juga  memerintahkan  Anggodo  untuk  ditahan  krn  bukti   
sudah  kuat.  Supaya  hal  ini  fair.
Bibit  dan  Chandra  yang  belum terbukti  saja  dijebloskan  ke  
penjara  kok  yang  berusaha  nyuap  lenggang  kangkung.

Saya  malah  berharap  Anggodo  bisa  lari  keluarnegri,  supaya   
saya  puas  menyaksikan  Kepolisian  yang  akan  menanggung  malu   
atas  hal  ini.

Sekarang  kondisinya  rakyat  jadi  dipecahbelah  ya,  ada  demo   
bayaran  yang  mendukung  Kepolisian.
Kayak  jaman  Orba  saja.

Mahasiswa  pada  kemana  ya,  kok  mahasiswa  skrg  gak  sehebat   
mahasiswa  th  1998  ??
Apa  krn  para  BEM  nya  udah  jalan-jalan  keluar negri  dengan  
biaya  negara ?

Mohon jangan ada yang tersinggung,  saya  hanya  melampiaskan   
perasaan  kesal  pada  pemimpin2  negri  yang  indah  ini.



[Non-text portions of this message have been removed]





=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Anggodo meng-Kriminal-kan Kompas ?.

2009-11-22 Terurut Topik Yudhistya
Jangan biarkan..

Maju terus media!

Rakyat mendukungmu..

Pedang tak setajam pena!

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung Nasution

2009-11-22 Terurut Topik Roni
Ass Wr Wb,
 Coba check ke Almamaternya jangan jangan para mhasiswa yang sudah DO 
karena tampangnya ngak lagi Mahsiswa .Bisanya sih kalo mahasiswa yang demo 
jelas simbol ato atributnya nya misal BEM.

Wassalam

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, berthatc berth...@... wrote:

 Sedih  saya  melihat  di Metro TV,  para  mahasiswa  berjaket  hijau 
 melempari foto Bung Buyung Nasution dengan telur  busuk.
 
 Apakah  ini  demo  murni  atau  demo  bayaran.
 
 Mengapa  mahasiswa  dan  para demonstran bukan  menghujat  Anggodo ?
 
 Benar2  sedih.





[Forum-Pembaca-KOMPAS] polisi tembak mati sopir angkot

2009-11-22 Terurut Topik erita santosa
FYI

--- Pada Rab, 18/11/09, Budhiana Kartawijaya budipr_...@yahoo.com menulis:

Dari: Budhiana Kartawijaya budipr_...@yahoo.com
Judul: [jurnalisme] polisi tembak mati sopir angkot
Kepada: jurnali...@yahoogroups.com jurnali...@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 18 November, 2009, 8:43 AM







 









  Selasa 17 Nov, tujuh polisi tim buser polsek Limo Depok menggerebek 
sebuah rumah di jl. Pondok Limo. Di situ ada beberapa sopir angkot sedang judi. 
Tiga orang ditangkap. Namun, Subagyo (33) yang bekerja sebaga sopir angkot, 
ditembak polisi hingga tewas.

Menurut versi polisi, Subagyo terpaksa ditembak karena berusaha melarikan diri.

Dua peluru bersarang di paha dan dadanya.

Ada kejanggalan di sini. Jika memang melarikan diri, mestinya peluru itu 
menembus punggung. Kemudian, jika menembus paha terlebih dahulu, tentunya 
Subagyo sudah tidak mungkin bisa lari lagi, sehingga tak perlu dibunuh.

Lagipula apa perlunya menembak seorang penjudi kelas emperan. Bukankah polisi 
sudah menangkap tiga temannya? Maka tinggal tanya temannya di mana tempat 
tinggal Subagyo.

Polisi melarang keluarga Subagyo melihat badan almarhum. Keluarga hanya 
diperbolehkan melihat wajahnya saja.

Saya berharap teman-teman media bisa mengkritisi versi polisi ini. Sebab sudah 
terlalu sering polisi berdalih si tersangka lari, atau mau merebut senjata 
polisi sehinnga tersangka ditembak. Setelah itu, selesai...tanpa ada apa-apa 
lagi.

Tampaknya pemahaman polisi sudah bergeser, dari memerangi kejahatan menjadi 
memerangi penjahat. Media harus mengkritisi abuse of power ini.



Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! 
otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. 
Dapatkan IE8 di sini!

http://downloads. yahoo.com/ id/internetexplo rer









[Forum-Pembaca-KOMPAS] Puluhan wartawan mendemo Mabes Polri

2009-11-22 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Polri Belum Sita Rekaman Anggodo





 

LEO SUNU
Ilustrasi










Jumat, 20 November 2009 | 16:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Unjuk rasa puluhan wartawan yang menolak pemanggilan dan 
pelibatan pers oleh polisi pada kasus rekaman pembicaraan Anggodo Widjojo yang 
disadap KPK baru saja berakhir di Depan Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, 
Jumat (20/11).
Di hadapan pengunjuk rasa, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Nanan Sukarna 
mengatakan, rekaman pembicaraan Anggodo, hingga saat ini belum disita. Belum, 
belum disita, kata Nanan menjawab pertanyaan wartawan.
Nanan menambahkan, Kita bekerja bertahap.
 
Aneh, barang bukti pembicaraan yang disadap KPK belum disita, kok malah 
wartawan yang dipanggil. Sudah dua minggu dari pemutaran rekaman itu, kok 
Anggodo belum juga ditetapkan tersangka, kata seorang wartawan. Massa 
pengunjuk rasa menyebut kelompok dengan Koalisi Antikriminalisasi Pers.
 
Menanggapi pernyataan ini, Nanan justru meminta wartawan agar membantu memberi 
keterangan untuk menetapkan Anggodo tersangka.
 
Seperti diketahui publik, hasil sadapan KPK atas pembicaraan Anggodo, adik 
kandung komisaris PT Masaro Radikom, Anggoro Widjojo, buronan KPK, dengan 
sejumlah pihak diperdengarkan di hadapan sidang terbuka Mahkamah Konstitusi 
(MK) 3 November silam. Sidang terbuka untuk umum, dan disiarkan secara langsung 
banyak media elektronik seperti stasiun televisi dan radio. Juga tayang di 
portal online secara real time. Dan besoknya, transkrip pemberitaan muncul di 
media massa cetak.
 
Atas pemberitaan itu, Mabes Polri memanggil hanya pimpinan dua surat kabar 
nasional, Kompas dan Seputar Indonesia untuk dimintai keterangan perihal 
pemuatan transkrip pembicaraan Anggodo. Hal inilah yang ditolak wartawan. 
Jangan libatkan wartawan untuk mengkriminalisasi pihak tertentu. Jangan pernah 
kriminalisasi pers, sebab kalau memanggil sebagai saksi pun, itu sama dengan 
mengintimidasi pers dan menyumbat saluran informasi untuk masyarakat, ujar 
orator.
 
Pengunjuk rasa ditemui Kadiv Humas, Irjen Nanan Sukarna. Dia mengatakan, 
pemanggilan pimpinan atau kru redaksi Kompas dan Seputar Indonesia batal 
dilakukan karena terjadi salah informasi. Pemanggilan ini bukan untuk saksi 
tetapi hanya untuk memberi keterangan mengenail rekaman tersebut, kata Nanan 
sembari meminta wartawan tidak salah menafsirkan pemanggilan dua media tersebut.
 
Yulis Sulistyawan, salah seorang pengunjuk rasa menyampaikan aspirasi wartawan 
Indonesia kepada Nanan, agar Polri tidak memanggil wartawan atas laporan 
Anggodo maupun pengacaranya, Indra Syahnun Lubis atau Bonaran Situmeang. Kami 
wartawan akan bantu Polri, tetapi tidak untuk mengkriminalisasi pihak lain, dan 
tidak atas laporan Anggodo, katanya. (Persda Network/amb)
.indosat {font: bold italic 12px Tahoma;}




  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Markus diganti Cakas dan Cakil

2009-11-22 Terurut Topik Zulkifli Harahap
Sebaiknya kita terima apa yang ditawarkan oleh Jaksa Agung (CAKIL) karena dia 
yang lebih mengetahui apa saja kerja orang-orang yang dimaksud sehingga istilah 
itu lebih pas untuk konteksnya.


Zul

--- On Thu, 11/19/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id wrote:

From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Markus diganti  Cakas dan Cakil
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 19, 2009, 7:14 PM







 









  Cakas = Calo Kasus

Cakil = Calo Keliling



Hendarman Lebih Suka Cakil daripada Markus



Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary



JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono rupanya memberikan 
arahan kepada Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri dan Jaksa 
Agung Hendarman Supandji, terkait penyebutan istilah markus sebagai singkatan 
makelar kasus.



Beliau (Presiden) menyampaikan, makelar kasus jangan disebut markus karena itu 
nama besar di kitab suci. Karena itu, diubah menjadi 'cakas' alias 'calo 
kasus', ungkap Hendarman pada rapat kerja di Komisi III DPR, Kamis (19/11) 
malam.



Hendarman rupanya juga tak suka istilah markus. Sebutan baru cakas yang 
diberikan Presiden pun terasa sulit untuk diucapkannya. Maka, Hendarman membuat 
istilah sendiri yang memudahkannya. Apa istilah itu? Hendarman menyebut para 
calo kasus dengan cakil alias calo keliling.



Cakil lebih gampang disebut. Dalam cerita wayang kulit, cakil selalu muncul 
pukul 12 malam untuk melawan Arjuna dan pasti mati kena keris. Makanya, harus 
kita perangi bersama, ujar Hendarman santai. Kontan saja, pernyataannya ini 
memancing tawa anggota dewan.



Cakil, urai dia, bisa masuk melalui istri, anak, cucu ataupun mantu. Strata 
cakil, mulai dari level terendah sampai level kelas atas. Untuk memerangi 
cakil, menurutnya, tidak akan signifikan jika hanya pada tataran pernyataan. 
Yang lebih penting menjadi persoalan adalah moral, kata Hendarman.



http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/11/19/ 22013981/ hendarman. 
lebih.suka. cakil.daripada. markus






Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Anggodo meng-Kriminal-kan Kompas ?.

2009-11-22 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Lasma Siregar,
 
Kompas akan bisa jadi seperti Washington Post yang membongkar skandal 
Watergate bila menolak tunduk pada tekanan Anggodo melalui Aparat Kepolisian.
Kesediaan Pimpinan Harian Kompas memenuhi panggilan Kepolisian atas laporan 
Anggodo, menunjukkan bahwa Kompas kelihatannya berada dibawah ketiak Anggodo.
Kalau sudah begini, apa yang bisa diharapkan dari Harian Kompas ???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 19/11/09, Lasma siregar las032...@yahoo.com menulis:


Dari: Lasma siregar las032...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Anggodo meng-Kriminal-kan Kompas ?.
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 11:12 PM


 



Mudah-mudahan Kompas dkk bisa jadi seperti Washington Post yang membongkar
Watergate dan menggulingkan ke-Presiden- an Richard Nixon di USA!
 
Selamat berjuang Kompas dkk, all the best!
Mari kita dukung mereka, amigos dari Sabang sampai Merauke!
 
Salam
Las


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi

2009-11-22 Terurut Topik Godlip Pasaribu
Kalaupun apa yang dikatakan Pak Suhaimi dapat dilakukan, akan tetapi karena 
dari awal sudah jelas adanya rekayasa terhadap kasus ini maka sangatlah tidak 
layak meneruskannya ke Pengadilan. Lebih baik melepaskan orang yang bersalah 
daripada menghukum orang yang tidak bersalah. 

Kalau kasus ini diteruskan dan seandainya mereka diputus bersalah di Tingkat I 
dan II dan saya yakin mereka akan naik banding sampai MA, dan seandainya mereka 
akhirnya dinyatakan bebas, bisa nggak dibayangkan penderitaan yang mereka dan 
keluarganya rasakan selama bbrp tahun? Tentu hal itu tak bisa dibayar dengan 
uang.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Haniwar Syarif haniwarsya...@yahoo.co.id
Date: Thu, 19 Nov 2009 09:26:11 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi

kalau sy boleh nimbrung  :)

masalah nya percaya gak   bhw bukti yg ada memang lemah ?

kalau percaya bhw lemah  tapi terus minta  di
teruskan juga pengadilannya  maka  orang itu  :

  sakit pikirannya

atau  memang mengarah kepada  satu lagi yaitu
golnya cumabiar jadi terdakwa  spy di berhentikan tetap


kemungkinan lain  , percaya  pada polisi ( bukti
nya kuat )  nah ini  juga termasuk orang yg sakit nalarnya

lha bukti yg ada  jelas  duit cuma sampai arie,
dan mobil yg masuk ke taman Rasuna banyak tanpa bukti ada kedua orang itu

aniwei saya betul betul melihat pak Godlip  niat dan nalarnya baik..

HS




=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: OC Kaligis: Tim Delapan Partisan

2009-11-22 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Liman,
 
Sebaiknya anda jangan menggunakan Logika Miring untuk membela kepentingan 
Makelar kasus seperti Anggodo dan Aparat Hukum Busuk yang bersengkokongkol 
dengan para Makelar Kasus..
Sebaiknya memang kasus Bibit dan Chandra diselesaikan di pengadilan, bukan 
diselesaikan secara politis.
Tentu saja syaratnya adalah :
1. BAP disusun oleh Aparat Hukum yang kredible dan tidak dibawah pengaruh para 
Makelar Kasus.
Dalam kasus Bibit dan Chandra, terlihat secara telanjang bahwa BAP nya disusun 
oleh Anggodo yang bersekongkol dengan para Aparat Hukum Busuk, baik yang ada di 
Kepolisian maupun Kejaklsaan Agung.
2.,Bukti yang ada merupakan Bukti Mutlak dan bukan Bukti Kuat.
Bukti Kuat sangat mudah direkayasa oleh para Makelar kasus seperti Anggodo yang 
bersekongkol dengan Aparat Hukum Busuk.
Bukti Keberadaan suatu kendaraan di suatu tempat yang dilengkapi dengan karcis 
parkir hanya merupakan petunjuk kuat bahwa pengemudi mobil tersebut berada di 
lokasi tersebut. Oleh para Makelar Kasus yang bersekongkol dengan Aparat Hukum 
Busuk, data tersebut dianggap bahwa pemilik mobil telah menerima suap.
Padahal pengemudi mobil belum tentu pemilik mobil. Bisa saja yang bawa mobil 
itu orang lain, misalnya Sopir nya.
Lha ini kan logika gila.
Mosok sih kualitas Aparat Hukum kita jauh lebih buruk dibandingkan dengan yang 
selalu ditampilkan dalam Cerita Kriminal di FoxCrime, dimana Aparat Kepolisian 
berupaya keras merubah Petunjuk Kuat atau Bukti Kuat menjadi Bukti Mutlak.
Dalam berbagai Cerita Kriminal yang disampaikan di FoxCrime, seringkali Bukti 
Kuat merupakan hasil rekayasa dari Oknum Tertentu.
Beruntung Aparat Kepolisian yang menyelidiki kasus tersebut mampu memecahkan 
setiap kasus dengan gemilang. Padahal pangkat mereka cuma Sersan dan 
Komandannya paling tinggi Kapten sebagai Kepala Polisi setempat.
Lha di Indonesia, dengan menerjunkan begitu banyak Jendral Polisi termasuk 
Kapolri, kok kualitas penyelidikannya memalukan seperti itu???.
dari Aparat Kejaksaan Agung, yang diterjunkan gak tanggung - tanggung: Wakil 
Jaksa Agung
 
Jadi kalau Aparat Kepolisian dan Kejaksaan Agung tidak mampu merubah Bukti Kuat 
menjadi Bukti Mutlak, maka saya setuju dengan Tim 8 bahwa sebaiknya Kepolisian 
mengeluarkan SP3.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 19/11/09, liman PAP liman_...@yahoo.com menulis:


Dari: liman PAP liman_...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: OC Kaligis: Tim Delapan Partisan
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 2:35 AM


 



Salam,

Ada pernyataan Jimly, mantan ketua MK yang menyarankan kasus ini diselesaikan 
di forum pengadilan, daripada diselesaikan secara politis.

Bung Haniwar, bukti lemah, berati bukan tidak ada bukti. Bukti lemah, berarti 
memang ada kasus, tidak direkayasa. Soal dipaksakan ke kejaksaan atau 
pengadilan, itu hal yang berbeda.

Di mana-mana, di lembaga manapun, di negara manapun ada oknum. Di keluarga, 
koperasi, yayasan, perusahaan swasta / media juga ada oknum (wartawan bodrex). 
Menurut anda, apakah di lembaga legislatif, eksekutif maupun yudikatif / KPK 
tidak ada yang namanya oknum? Anda percaya atau terlalu kuatir jika dibongkar 
habis akan ada oknum sehingga lebih baik dipeti-eskan?

Wass,

Liman


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Rupanya KKN ada juga di Eropa

2009-11-22 Terurut Topik bakri arbie
Yth Rekan milis,

Barusan dengar berita dari TV Aljazeera dan Deutsche Welle,bahwa di Eropa,
ada sekitar 200 pertandingan sepak bola yang diatur hasilnya.
Semuanya melibatkan Wasit,pemain tertentu dan pemilik club.
Namun hal ini belum berjangkit ke Club yang besar di Eropa.
Fenomena apa rupanya ini ?
Dunia sudah makin tua, karakter manusia berubah atau karena
kesenjangan ekonomi sehingga orang mencari jalan pintas.

Salam Hormat,
Bakri Arbie.



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PLTN Tetap Dibangun

2009-11-22 Terurut Topik Wal Suparmo


Salam,
Menurut fikiran sehat PLTN mau tidak mau HARUS  dibangun.
Persoalannya hanya DIMANA.
RI harus bersedia berkorban dengan mengeluarkan biaya yang banyak untuk  
TRANSMISI karena PLTN hendaknya dibangun di pulau terpencil tanpa penduduk di 
sekitar Kalimantan( satu2nya pulau yang aman gempa)..


Wasalam,
Wal Suparmo


2009/11/7 Adyanto Aditomo adyantoaditomo@ yahoo.co. id



 Kalau memang dilihat dari segi ekonomis dan kehandalan Sistem Kelistrikan
 maka PLTN sebaiknya dibangun di Kalimantan, ya sebaiknya dilakukan saja.
 Dengan demikian bisa diharapkan di Kalimantan akan tumbuh banyak Industri
 yang menggunakan Tenaga Listrik cukup besar dengan kualitas yang tinggi.
 Karena adanya krisis Listrik di Kalimantan, saat ini industri modern di
 Kalimantan sulit untuk bisa tumbuh dengan baik.
 Penggunaan Genset untuk pengadaan Tenaga Listrik bagi Industri modern,
 selain biayanya luar biasa mahal (karena harga solar juga mahal), juga
 kualitasnya tidak bisa sebagus listrik PLN.

 Salam,

 Adyanto Aditomo




[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: PLTN Tetap Dibangun (Status terakhir)

2009-11-22 Terurut Topik metnetjp2008

Yth pak Iwan K,

Sy pikir konsep argumen saya sudah jelas sekali. 

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Iwan Kurniawan pltn...@... wrote:

 Yth. Pak Muhammad Subekti
  
 1. Apakah Batan punya data cadangan uranium selain di daerah Kalan. Uranium 
 di Daerah Kalan sudah dipetakan dengan baik oleh Batan. Tetapi yang memulai 
 eksplorasi di Kalan adalah Perancis bekerja sama dengan Batan. Daerah lain 
 hanya diduga mengandung uranium tetapi belum dilakukan eksplorasi sebaik 
 daerah Kalan. Thorium banyak terdapat di Sumut apakah dapat digunakan untuk 
 jangka 300 tahun, secara ilmiah perlu dibuktikan perhitungannya. Berapa 
 besar cadangan Thorium saya yakin Pak Subekti belum punya datanya.
  

MS:
Rekan2 dari Sumut atau instansi tertentu yg berhak memberikan 
pendapat tentang perlu tidaknya saya perlu memberikan data 
detail Uranium/Thorium ke publik, sudah wajar kalau sy
harus hati2 dg tindakan pak Iwan meminta data ke saya. 


 Thorium reaktor diharapkan akan komersial, mudah mudahan 5 tahun lagi sudah 
 bisa dilihat hasilnya. Yang pasti bukan di Indonesia tetapi di negara lain. 
 India merencanakan Thorium Reakor akan memberikan kontribusi energi listrik 
 sebesar 30% pada tahun 2030.
 India bisa membangun reaktor sendiri sesuai pengalaman dia membangun Candu 
 pada awal berdirinya PLTN.
 Â

MS:
Jangan lupa, ada banyak peneliti PLTN Indonesia yg meneliti 
Thorium di luar negeri. Komunitas PLTN dunia pasti kenal
komunitasnya dan bisa segera mencari data rekan2 se-negara
yg ikut kontribusi dalam publikasi PLTN.
 
 Bagaimana dengan Indonesia, rencananya akan membangun 4 PLTN dengan cara 
 membeli, apakah PLTN ini boleh diuji coba untuk belajar ahli ahli kita ? 
 Nanti dulu PLTN adalah pusat pembangkit listrik komersial bukan untuk belajar 
 PLTN. Investor tidak akan memberi kesempatan kita untuk belajar PLTN apalagi 
 kesempatan membangun PLTN sendiri.
  

MS:
Maaf, sy tdk mengerti maksud pertanyaan pak Iwan, jangan2 
salah sangka thd pernyataan saya bahwa SDM PLTN Indonesia skr 
ini sedang pada kondisi puncak. Tolong jelaskan Bapak
menanggapi kalimat yg mana atau pertanyaan baru biar sy 
tdk bingung.


 Sampai saat ini Batan belum punya BLUE PRINT untuk membangun PLTN dengan 
 kemampuan sendiri, tetapi yang ada hanya berpikir untuk mengimpor PLTN. 
 Banyak orang berpikir Indonesia punya PLTN agar disegani negara tetangga. 
 Tidak berpikir punya PLTN akan menyusahkan rakyat. Indonesia akan disegani 
 negara lain kalau bisa membangun PLTN dengan kemampuan sendiri, tidak seperti 
 sekarang hanya berpikir untuk membeli PLTN.
  

MS:
Pak Iwan seperti paranormal aja bisa menebak, he he he.
Malah kayak Tuhan aja-- PLTN nyusahin rakyat. Bisa jadi
justru pernyataan bapak ini yg menyusahkan rakyat dan 
menghalangi keinginan rakyat punya PLTN.
Tanpa disuruh, banyak rakyat yg mewakili rakyat daerah ttt
minta dikasih konsultasi gratis supaya bisa menikmati PLTN.
Gratis pak, tdk perlu membayar, lain dg Bapak khan ? he he he.

 Apakah punya PLTN dengan cara membeli akan bisa membangun PLTN sendiri? Kita 
 lihat lebih dari 40 tahun kita menikmati mobil mobil canggih dari Jepang, 
 Amerika dan Eropa, sampai hari ini tetap saja kita belum bisa memproduksi 
 mobil sebaik Proton Malayasia.
  

MS:
Sepakat kita pak, bukan hanya mobil, sebentar lagi Malaysia 
juga mendahului beli PLTN, apalagi ada Bapak yg full anti-PLTN, 
bayangan saya -- bangun PLTN masih jauuh.

Setelah TKI kedirgantaraan dari Nurtanio diexport ke Malaysia,
kemungkinan besar TKI nuklir juga sangat diminati Malaysia.

 Uranium adalah material yang harus dikuasai oleh negara kok bisa perusahaan 
 swasta memproduksi 10 ton/tahun, perusahanan ini pasti beroperasi tanpa ijin 
 dari pemerintah.
  

MS:
Data-nya cari sendiri yaa pak, sy tdk bisa bantuin.

 2. Plutonium tidak perlu diperkaya tetapi maksudnya dimurnikan dari campuran 
 isotop yang berasal dari bahan bakar reaktor. Berbeda dengan uranium perlu 
 diperkaya, kandungan u-235 pada uranium alam hanya sebesar 0,7 %. Agar U-235 
 meningkat menjadi 3,5 % perlu diperkaya. Saya tidak yakin kita diberikan 
 kesempatan untuk mengembangkan teknologi pemerkayaan Uranium. Jadi kita akan 
 tergantung negara lain dalam pengadaan bahan bakar PLTN, sesuai pemikiran Pak 
 Subekti untuk PLTN tipe PWR

MS:
SAma dg pemikiran Bp. Ma'rufin.
Kalau PLT lain (surya, batubara, geotermal dll) memiliki
kondisi ketergantungan teknologi dg luar negeri tetap jalan
terus, logisnya PLTN juga bisa jalan terus khan pak ?

-
Kandungan lokal PLTN bisa mencapai 30%, sementara itu
Kandungan lokal PLT-batubara hampir 100% dari Cina 
sedang dibangun.

 
 3. Apakah tenaga ahli kita akan terlibat dalam rancangan PTLN yang akan di 
 bangun, sampai saat ini saya tidak pernah mendengar  Batan punya rencana 
 membangun PLTN dengan kemampuan sendiri. Teknologi yang digunakan 
 tergantung investor PLTN yang akan masuk, kita memilih PLTN yang 
 ditawarkan. Dengan cara ini apakah Teknologi PLTN bisa dikuasi, 

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO

2009-11-22 Terurut Topik Mamang
Ass.Wr.Wb.

Kalau bisa ngerjain orang dan mengsusahin kenapa harus digampangin, kurang
sreg dong, tdk bisa menunjukan kekuasaan ku utk ngerjain orang, jeilah
pikiran ngeres.
Wassalam





2009/11/21 Bertha Suranto berth...@mac.com



 Kenapa gak ada Hukuman Kerja Sosial ?

 karena gak bisa dipakai untuk nego..
 Kalau hukumannya uang kan brarti proyek baru.
 Mau dihukum 15 juta atau damai ditempat ??? cuma 100 ribu
 ajakata petugas yg nangkep

 Kalau Kerja Sosial, masak mau nego ?
 Dihukum bersihin 5 gerbong, udah kamu bersihin 3 gerbong,
 nanti bapak yang bersihin 2 gerbong hehehehhe.

 Tapi memang orang Indonesia ini suka aneh2 saja,
 Dikasih tau bahwa duduk di atap gerbong bisa membahayakan
 diri, kalau cuma dikasih tau gak mempan.

 Mending pakai cara ditakut2in kali ya kayak film 2012.

 Bikinin film orang naik diatap lalu jatuh trus berdarah2,
 gegar otak, trus kelindas, trus hancur, keluarga dittinggalin
 nangis.

 Mungkin maksud yg bikin peraturan supaya pada takut.

 lebih baik kereta tidak dijalankan kalau ada yang masih
 duduk diatas atap, jadi gak perlu denda.

 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rezim ini makin menunjukkan watak aslinya (Kompas dan Sindo dipanggil Kabareskrim soal rekaman Anggodo)

2009-11-22 Terurut Topik pudimartini
Kayaknya critical mass, yaitu bertemunya kondisi
obyektif dan kondisi subyektif tinggal menunggu waktu.

Kalau saya perhatikan ucapan para tokoh yang
semakin jelas arahnya, telah memberi sign mengenai
menguatnya reaksi agar kedua kondisi tersebut
terjadi..Syafei M yang selama ini banyak diam
juga telah memberi sign. Ada apa?

Sayang, PD sebagai the ruling party tidak menyadari
karena kepogahannya (sama seperti PG di 1998)..
Ini semakin menyatukan lawan politik dalam
menciptakan musuh bersama dimana isunya
masih belum beranjak dari reformasi atau bagaimana
menuntaskan pemberantasan KKN. Kok ya
kebetulan sekali kondisi obyektif itu dipuncaki oleh
rekaman yang diputar oleh MK. Kehendak sejarah?

Kayaknya, para reformis 1998 sudah belajar dari
kesalahan agar generasi berikutnya tidak mengalami
lagi. Pemberantasan KKN itu tidak cukup melalui
TAP MPR ternyata. Seandainya people power itu
akn ada, maka bukan menggulingkan pemerintahan
tujuaannya, tetapi melanjutkan reformasi yang belum
tuntas, terutama dalam pemberantasan KKN. Kali
ini, 2009, beda dengan 1998 dimana KKN itu
ditengarai diseputar elite kekuasaan atau RI 1, kini
KKN itu ditengarai kuat di lemabaga penegak
hukum. Maka, mungkin saja anggota DPR yang
biasanya berlaga di Senayan berpikir mendukung
parlemen jalanan ketika hambatan terjadi di Parlemen
yang dikuasai oleh te ruling party yang pongah.
Kalau ini terjadi, mungkin ini akan menjadi model
demokrasi di Indonesia ketika Kerakyatan yang
dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan untuk mewujudkan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
dan berdasar Perikemanusiaan yang Adil dan
Beradab serta berdasar Ketuhanan yang Maha Esa







EKO KERTAJAYA wrote:

 kami bersumpah siap turun ke jalan, tumbangkan pemimpin dzolim.

 sol




=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bocah-bocah Pun Surati SBY soal AntiKorupsi

2009-11-22 Terurut Topik Alex Simanjuntak

Bocah-bocah Pun Surati SBY soal AntiKorupsi






 

FRANS AGUNG
Masyarakat yang mengisi akhir pekannya untuk bersantai di Istora Senayan 
menyempatkan diri menuliskan harapannya pada SBY agar korupsi dituntaskan, 
Minggu (22//11). Kain 30 meter x 1 meter dalam 1 jam sudah dipenuhi tulisan 
tangan ratusan orang.










Minggu, 22 November 2009 | 09:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Konflik KPK dan Polri tampaknya menjadi momentum untuk 
menyosialisasikan antikorupsi sebagai budaya baru. Dengan dukungan pemberitaan 
media, dalam waktu singkat isu antikorupsi sudah sampai kepada anak-anak.
Millah (12) yang masih berseragam sekolah dengan tekun menuliskan pesan kepada 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di atas punggung Dawi, temannya. Pak SBY, 
tolong bantu rakyat yang kurang mampu karena banyak pengemis di jalan yang 
meminta-minta uang, tulis Millah dalam aksi antikorupsi yang diselenggarakan 
oleh Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak) di Istora Senayan, Jakarta, 
Minggu (22/11) pagi.
Kemudian, Millah bersama Dawi menempelkan harapannya itu di pohon harapan. 
Menurut perempuan yang bersekolah di SMP Sumpah Pemuda kelas I itu, masih 
banyaknya orang miskin karena korupsi terus merajalela. Korupsi itu mengambil 
uang orang lain. Saya tidak setuju dengan korupsi, ujarnya.
Dukungan kepada Presiden juga diberikan oleh Nabila (9). Dengan tenangnya, 
murid SD kelas IV ini menempelkan secarik kertas putih di pohon harapan. 
Korupsi dihentikan, jangan ada lagi, tulisnya.
Beberapa harapan lain yang ditempelkan di pohon itu adalah Pak SBY, yang 
dilanjutkan bukan korupsi, Wahai para pemimpin, tanggung jawabmu di dunia dan 
akhirat, Keadilan di Indonesia masih bisa dibeli, berbahaya, dan ada juga 
yang sangat keras, Gantung saja Anggodo di sini.
Selain itu, harapan masyarakat yang kebetulan sedang menghabiskan waktu akhir 
pekan sambil berolahraga ringan menuliskan harapannya di kain dengan panjang 30 
meter dan lebar 1 meter sebanyak dua buah.
Berikut beberapa tulisan mereka, Yang baru tertangkap hanya buntut cicak. 
Kepala sama badannya belum. Terus berjuang untuk menuntaskan kasus Century. 
Berjuang cicak, tulis FPMJ. Pulangkan buaya pada habitatnya, Riezky 
Delastama.
Dan, dari tanpa identitas menuliskan, Katakan yang benar walaupun penuh 
risiko, habiskan korupsi. Semua harapan masyarakat ini, menurut Mirza Ahmad, 
anggota Kompak, akan dikumpulkan dan disampaikan kepada Presiden. Besok pagi 
akan kami kirim, ucap Mirza.
#yiv2079706816 .indosat {font:bold italic 12px Tahoma;}

Sent from Indosat BlackBerry powered by  
ONE

Editor: Glo 



http://m.kompas.com di mana saja melalui ponsel, Blackberry, iPhone, atau 
Windows Mobile Phone Anda


  __
Make your browsing faster, safer, and easier with the new Internet Explorer® 8. 
Optimized for Yahoo! Get it Now for Free! at 
http://downloads.yahoo.com/ca/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tolong! Situ Kami Diurug oleh Pengembang.

2009-11-22 Terurut Topik erita santosa
Pak situ yang mau diuruk dimana ya pak area nya?
Mohn diceritakan secara rinci, dan kenapa mau diurug dan oleh siapa?

--- Pada Sel, 17/11/09, Rubaya Thalib rubayat2...@yahoo.com menulis:

Dari: Rubaya Thalib 
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tolong! Situ Kami Diurug oleh Pengembang.
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 17 November, 2009, 3:45 AM







 









  Pak RT yang saya muliakan, sebagai salah satu penghuni kota TANGSEL dan 
warga Ciputat Timur, saya adalah pendukung Bapak bahwa Situ yang diuruk itu 
harus segera dibebaskan dan difungsikan kembali sebagai situ.



Dengan hormat dan penuh harapan agar kiranya para miliser tercinta dan semua 
warga RI yang cinta kelestarian lingkungan mendukung Bapak RT kita yang 
berjuang untuk mencari kebenaran dan kebaikan bagi dihidupkannya Situ kami yang 
sedang diuruk, salam hormat !










Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Duh... Tiga Buah Kakao Menyeret Minah ke Meja Hijau...

2009-11-22 Terurut Topik Taufik Hidayat
sebenarnya masalah ini bukan semata masalah arogan atau keterlaluan,

perspekstif hukum hendaknya diletakkan pada tempat yg semestinya,
cara-cara pandang awam thd hukum -yg menafikan aspek-aspek hukum itu sendiri- 
seringkali malah mengacaukan kaidah hukum.

dalam kasus Aminah misalnya, memang menghukum orang yg mencuri barang senilai 
sekian rupiah bisa dianggap tdk manusiawi, karena hal itu dianggap bertentangan 
dgn rasa keadilan, anggapan ini muncul karena membandingkan kasus aminah ini 
dgn kasus korupsi (anggodo misalnya),

yang harus disadari dan diketahui oleh awam, bahwa satu tindakan kriminal tetap 
dianggap perbuatan yg melawan hukum meskipun kadar kesalahannya atau nilai yg 
dilanggarnya relatif kecil.

tujuan dari sebuah hukuman adalah penjeraan, pencuri kecil-kecilan pun harus 
di-jera-kan sebelum dia menganggap perbuatan mencuri keci-kecilan itu boleh dan 
bisa dimaafkan oleh hukum.

pendek kata, memproses hukum kasus minah memang tidak manusiawi, tapi dari kaca 
mata hukum tu sendiri, hal tsb merupakan satu keniscayaan yg tidak bisa 
ditawar-tawar lagi, sekalipun dgn alasan kemanusiaan.

terlebih, aminah mencuri kecil-kecilan dalam rangka 'memperkaya' diri, dan 
bukannya untuk survive, semisal si A mencuri nasi untuk makanan dia hari itu, 
atau seoarang ibu terpaksa mencuri susu karena anaknya kelaparan.

kalau kasus-kasus besar spt kasus anggodo saat ini,
bukannya hukum akan mandul disini, atau keadilan akan di kesampingkan,
yang harus diketahui oleh awam, menguak kasus-kasus besar dan abstrak spt itu 
sangat sulit,
selain melibatkan pengacara-pengacara besar, didalamnya ada unsur politik,
hal ini yg membedakan kasus anggodo dgn kasus aminah dari sisi kenapa kasus 
aminah begitu mudah naik ke persidangan sedangkan kasus anggodo bisa dikatakan 
jalan di tempat.

kalau mau mengulas detailnya, mungkin nggak akan cukup sehari dua hari untuk 
membahasnya,
karena itu saya membatasi sampai disini, sekedar wacana bagi awam (spt kakak 
aminah) thd hukum dan seluk beluknya.

salam,
TH




De: Haniwar Syarif haniwarsya...@yahoo.co.id
Para: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Enviado: vie,20 noviembre, 2009 01:39
Asunto: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Duh... Tiga Buah Kakao Menyeret Minah ke 
Meja Hijau...

 
arogan banget ya PT runpun ini, padahal kalau dia
cari diinternya pasti
banyak inefisiensi ataupun korupsi yg nilainya jauh diatas itu

konon vonis bersalah sudah di jatuhkan dgn
hukuman 1 bulan dalam masa percobaan 3 bulsn

Soal Rp.30.000 urusan dgn nenek yg sdh
minta maaf tapi diteruskan juga ke kepolisian
memang membuat rasa keadilan terkoyak

HS


[Forum-Pembaca-KOMPAS] anggodo superdermawan [ was ] : Anggodo Mercy S-300

2009-11-22 Terurut Topik Martin Widjaja
Berita mercy S 300 ini memang diakui oleh Tuan
Anggodo yang super itu.
Justru gara2 super dermawan itu semua yang berbintang
baik di Polri dan Kejaksaan mau pasang badan ...
Jadi kita nggak perlu stress dengan keadaan sekarang.
Yang lagi dinanti adalah apakah semua bintang dan perwira
muda baik di Polri dan Kejaksaan nggak ada yang berani mbalelo
demi kebenaran , siapa tahu malah akan diangkat jadi bintang di
instansinya masing2 ?
Yang saya ikuti ex Kapuspen Jakgung dan ex Gubernur PTIK
sudah jadi bintang ngulitin kebobrokan instansinya, pada saat
yang sama saya membaca statement Kapolri dengan gagah
bilang diantara kami, tidak ada yang mundur 

Salam , martin - jkt





From: Lasma siregar las032...@yahoo.com
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thu, November 19, 2009 11:22:16 AM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Anggodo  Mercy S-300


Berita seperti ini kalau dibiarkan berlalu begitu saja tanpa ada
tindakan apa-apa dari Pemerintah, bisa berbahaya...

Orang jadi marah dan bertanya, ada apa kok yang satu ini nampaknya
seperti yang punya republik?

SBY bisa membiarkan segalanya berlalu dengan sekian alasan, tapi
di suatu waktu nanti mereka juga perlu menjawab!

Dermawan? Apakah pemberiannya ini dilakukan tanpa perhitungan untung
rugi?
Memberikan sesuatu dengan harapan (harus?) menerima sesuatu sebagai
balasannya, apakah bisa disebut dermawan?

Salam
Las


[Forum-Pembaca-KOMPAS] “2012” MERESAHKAN

2009-11-22 Terurut Topik Satria Dharma
FILM “2012” MERESAHKAN
Film “2012” meresahkan dan haram untuk ditonton! Kata siapa? Kata MUI Malang 
dan MUI Kalsel. Baca ini. Benarkah masyarakat resah? Sayup-sayup saya dengar 
teriakan dari belakang , “Resah…?! Resah apaan? Elo aja kali!” :D Jadi siapa 
dong yang resah? Ya mereka berdualah! Siapa lagi…?! Hahaha…! Lha wong MUI Pusat 
melalui ketuanya KH. Ma’ruf Amin saja tidak mengharamkan film kiamat 2012 untuk 
di tonton masyarakat. Baca ini. KH Ma’ruf nampaknya lebih luas pandangannya 
ketimbang dua rekannya tersebut. Jadi jangan dikira kalau sesama MUI tidak 
berbeda pendapat.

Kalau ada hal yang meresahkan masyarakat maka masyarakat pasti akan menghindari 
hal yang meresahkannya tersebut. Itu hal yang alamiah sekali. Mereka tentu akan 
minta aparat untuk menghentikannya dan agar masyarakat menjauhinya. Umpamanya : 
geng motor, tawuran mahasiswa, premanisme, wabah penyakit, kebiasaan nenggak 
spritus dicampur air kencing kuda, dll. Tapi coba tanyakan pada masyarakat yang 
sampai antri berjam-jam untuk bisa menonton film yang ‘meresahkan’ tersebut. 
“Eh! Elu apa kagak tahu bahwa film ini meresahkan? Kok elu malah antri untuk 
nonton?’ Saya jamin Anda akan dijawab :”Ah! Itu kan akal-akalan elu aja supaya 
gua pulang dan elu yang gantiin tempat gua ngantri kan? Sono ngantri di 
belakang!” Kalau ini belum memuaskan Anda, coba cegat mereka yang baru saja 
selesai nonton dan tanyai mereka,:”Eh! Elu resah nggak setelah nonton film 
ini?” Saya yakin akan dijawab,:”Resah..?! Gila lu! Tuh yang kagak kebagian 
karcis yang resah.”
Baca seterusnya di : 
http://satriadharma.wordpress.com/2009/11/22/%E2%80%9C2012%E2%80%9D-meresahkan/#more-222


  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kompas dipanggil ke mabes polri???

2009-11-22 Terurut Topik P Giri Hatmoko
Saya sempat mendengar, mas budiman tanuredjo, redpel kompas dipanggil ke mabes 
polri dalam kaitan pemberitaan rekaman di MK. Apa yang terjadi ya ? kabar 
terakhir yang saya dapat katanya ada pemberitahuan dari kadiv humas mabes 
polri, kompas gak usah datang ke mabes, tapi koran sindo tetap dipanggil. Ada 
apa gerangan dengan koran kita tercinta ini ?

Salam



  Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Duh... Tiga Buah Kakao Menyeret Minah ke Meja Hijau...

2009-11-22 Terurut Topik pudimartini
Semalam di TV One ada wawancara dengan Sumarno
dari PT itu. Dia mengatakan bahwa Bu Ipah belum
datang dan meminta maaf untu urusan Kakao seharga
30 rb itu. Padahal , unti, datang ke pengadilan saja
Bu Ipah itu harus menjual pisang.

Waduuuh, dari namanya
terlihat orang Jawa nih Jawa yang tidak njawani,
alias Jawa yang keblinger, tdak punya rasa, feodal!
Di nilai Jawa sebagai landasan pendidikan ada
pepatah kéré mungah balé atau gelandhangan
yang naik ke tempat yang tida pas sehingga
perilakunya menjadi negatif.



Haniwar Syarif wrote:

 arogan banget ya PT runpun ini, padahal kalau dia
 cari diinternya pasti
 banyak inefisiensi ataupun korupsi yg nilainya jauh diatas itu

 konon vonis bersalah sudah di jatuhkan dgn
 hukuman 1 bulan dalam masa percobaan 3 bulsn

 Soal Rp.30.000 urusan dgn nenek yg sdh
 minta maaf tapi diteruskan juga ke kepolisian
 memang membuat rasa keadilan terkoyak

 HS




=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Propaganda Amerika Serikat di Film 2012

2009-11-22 Terurut Topik Zulkifli Harahap
Jangan-jangan mau mengalihkan perhatian dari kasus Bibit-Chandara atawa 
Century. Makanya kita harus bersatu padu agar kelompok agama mana pun jangan 
sempat menguasai NKRI tercinta ini.

Zul

--- On Tue, 11/17/09, Kukuh Kumara key...@yahoo.com wrote:

From: Kukuh Kumara key...@yahoo.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Propaganda Amerika Serikat di Film 2012
To: bc_inda...@wiratman.co.id, forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Date: Tuesday, November 17, 2009, 6:47 PM







 









  Iya, nggak usah dibikin terlalu mumet lahnamanya juga untuk hiburan.  
Seneng atau suka ya silahkan nonton, kalau nggak ya cari yg lain.



Mau konsekuen bisa juga nonton wayang orang, wayang golek atau wayang 
kulitsuka2 aja .lagi2 nggak dibikin mumet.



Powered by Telkomsel BlackBerry®



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Hendardi: Pemanggilan Polisi Bentuk Intimidasi Polri terhadap Media

2009-11-22 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Hendardi: Pemanggilan Polisi Bentuk Intimidasi Polri terhadap Media





 

Inggried Dwi W
Ketua BP SETARA Institute, Hendardi










Kamis, 19 November 2009 | 21:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemanggilan redaksi Harian Kompas oleh Mabes Polri 
terkait pemberitaan rekaman percakapan Anggodo Widjojo yang diputar dalam 
sidang Mahkamah Konstitusi adalah bentuk intimidasi Polri terhadap media. 
Demikian dikatakan Ketua BP Setara Institute, Kamis (19/11) malam.

Menurut Hendardi, pemanggilan polisi itu sama sekali tidak berdasar. Semua 
saluran untuk mempersoalkan keberatan atas sebuah pemberitaan sudah tersedia. 
Sebaiknya Polri melakukan konsolidasi internal di tengah ketidakpercayaan 
publik atas institusi Polri. Jangan malah urus masalah-masalah yang tidak 
relevan, tandas Hendardi.
Ironinya, kata Hendardi, Polri begitu cepat merespon laporan Anggodo untuk 
delik pencemaran nama baik dengan memanggil Harian Kompas. Sebaliknya, Polisi 
amat lambat dan ogah-ogahan  mengusut dugaan percobaan penyuapan yang dilakukan 
oleh Anggodo. Langkah Polri ini menggenapi kekhawatiran dan kecurigaan publik 
terhadap profesionalitas Polri dalam menangani kasus ini, kata Hendardi.
Menurut Hendardi, kepercayaan publik terhadap aparat dan institusi Polri 
semakin terpuruk ke titik nadir karena kesan publik saat ini terhadap Polri 
adalah kepalsuan, kepanikan, dan salah langkah melulu. 


 





http://www.analisad aily.com/ index.php? option=com_ contentview= articleid= 
35437:kapolri- di-antara- kami-tidak- ada-yang- akan-mundur- catid=3: 
nasional Itemid=128

Kapolri: Di Antara Kami Tidak Ada yang Akan Mundur 
Jakarta, (Analisa)

Kapolri Bambang Hendarso Danuri (BHD) kembali menegaskan dirinya dan para 
pejabat Polri lainnya tak akan mundur dari jabatannya. Hal ini menyusul desakan 
mundur yang semakin santer digaungkan oleh banyak pihak, termasuk juga Tim 8.

Tidak ada yang akan mengundurkan diri di antara kami, ujar Kapolri dalam 
rapat kerja Komisi III DPR dengan Polri, Kejagung, KPK di Gedung DPR RI 
Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (19/11).

Terkait berbagai macam isu yang menghantam Polri akhir-akhir ini, BHD 
menegaskan Polri akan tetap solid. Dia bahkan menyatakan tidak ada prinsip di 
Polri untuk mundur.

Tidak ada yang akan mundur kecuali masa pensiun, kecuali diundurkan oleh Yang 
Maha Kuasa. Prinsipnya untuk mundur tidak ada, prinsipnya kesatuan Polri 
solid, tegas BHD. 

Pada kesempatan itu, Kapolri juga ditanya salah satu anggota Komisi III DPR 
bahwa Polri adalah lembaga superbody. Hal ini menyusul kondisi terakhir yang 
merupakan dampak dari kasus kriminalisasi KPK di mana kekuatan Polri nampak 
seperti tak terbatas. Atas pertanyaan itu, BHD dengan tegas membantahnya.

Kami tidak sama sekali lembaga superbody, kami menyadari kami adalah pelayan, 
pengayom dan penegak hukum, tegas dia. BHD menjelaskan bahwa Polri sebagai 
lembaga penegak hukum di Indonesia akan senantiasa melakukan tugas sesuai 
prosedur yang ada. 

Kalau ada fitnah oknum kami di lapangan dan melakukan tindakan tidak percaya, 
pastinya akan kami tindak dengan hukum. Tidak benar bahwa kami lembaga 
superbody, tutur BHD.

Mabes Polri Bungkam

Sementara itu rencana pemanggilan dua media cetak, Kompas dan Seputar Indonesia 
oleh Mabes Polri terkait pemberitaan mereka tentang transkrip penyadapan di 
Mahkamah Kontitusi (MK). Pejabat Polri yang kebetulan sedang rapat di ruang 
Komisi III pun langsung diserbu wartawan. Wakabareskrim Mabes Polri Irjen Pol 
Dik Dik Mulyana menjadi buruan media. Ia berondong latar belakang dipanggilnya 
dua media tersebut.

Kenapa polisi panggil media? Apa alasannya? tanya wartawan usai rapat kerja 
antara Komisi III dengan Polri, Kejagung, dan KPK di Gedung DPR Senayan, 
Jakarta, Kamis (19/11) malam.

Bukannya menjawab, Dik Dik justru seperti menghindar. Ia sengaja tidak langsung 
keluar ruangan dan lebih memilih bertahan beberapa saat di dalam ruang rapat.

Di luar ruang sidang pun hingga parkiran mobil, wartawan masih terus bertanya 
ke Dik dik. Namun akhirnya Dik dik menyerah. Saya masih koordinasi dengan 
penyidik, saya belum bisa terangkan apa-apa, jawab Dik dik singkat sambil 
masuk ke dalam mobil. Jawaban serupa juga diberikan oleh Kapolri. Saya belum 
tahu, nanti saya koordinasi dengan Kabareskrim,  kata BHD. (dtc) 


[Non-text portions of this message have been removed]









  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Minah dan 3 buah kakao

2009-11-22 Terurut Topik kmj...@indosat.net.id
Mari kita beramai-ramai galang suara untuk Minah. Mari kita berteriak 
keras-keras supaya didengar dunia.
KM

Original Message
From: las032...@yahoo.com
Date: 20/11/2009 8:52 
To: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Subj: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Minah dan 3 buah kakao

Minah dan 3 buah kakao

(Jika hatimu mengamuk
melihat ketidak adilan di depan matamu,
kau adalah sahabatku - Che Guevara)

Minah (seorang nenek usia 55 tahun) yang tinggal di dusun Sidoarjo,
desa Darmakradenan, kecamatan Ajibarang, kabupaten Banyumas telah
tertangkap basah (kering?) mencuri 3 buah kakao (harga Rp 2.000)
dari sebuah perkebunan.

Minah telah dipanggil Polisi setempat dan dalam proses akan diseret
ke depan pengadilan.
Hukumannya? Menurut UUD-nya, Minah bisa digembok di penjara selama
6 bulan!

Ini semua gara-gara Minah dari dusun Sidoarjo telah berani-beraninya
mencuri 3 buah kakao.
Alangkah lincah dan gesitnya para Polisi dan Pengadilan dalam kasus
pencurian 3 buah kakao (harga Rp 2.000).

Minah yang baik, tabahlah menghadapi hukumanmu!
Tapi jangan sekali-kali tiarap di depan kaki Polisi atau Pengadilan,
yang hanya berani mengejar-ngejar rakyat kecil saja

Bayangkanlah Rp 2.000 dirimu bisa tergembok di balik terali besi!
Bagaimana dengan para koruptor yang membangkrutkan negeri ini?
Apakah masih ada keadilan buat semuanya? 
Che Guevara please come back.

Salam
Las



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung Nasution

2009-11-22 Terurut Topik Weka Gunawan
Iya ih masak mahasiswa gemblung kayak gitu? Melempari tomat-tomat segar,
lebih baik dimakan aja deh. Yang aneh itu poster-poster foto pak Buyung
bagus-bagus ya, juga bendera-bendera dan spanduk-spanduk.. wah pasti mahal
tuh.. siapa yang bayar yaa...mahal tuh. Pasti dibayarin orang (sok) kaya yg
banyak utang uang negara ya, tapi ngemplang dibawa kabur ya?

 lebih baik uangnya dikasih buat ngobati pasien gizi buruk, ngasi gaji pada
para kader untuk mengurangi angka kematian bayi, ibu dan penyakit kaki
gajah..

:-(

2009/11/19 berthatc berth...@yahoo.com



 Sedih saya melihat di Metro TV, para mahasiswa berjaket hijau melempari
 foto Bung Buyung Nasution dengan telur busuk.

 Apakah ini demo murni atau demo bayaran.

 Mengapa mahasiswa dan para demonstran bukan menghujat Anggodo ?

 Benar2 sedih.

 



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Seruan : SAVE OUR NATION

2009-11-22 Terurut Topik Pandji R Hadinoto, www.pkpi.co.cc
SAVE OUR NATION
Begitulah judul unggulan salah satu media pirsa terkemuka ibukota
yang sungguh dapat menginspirasi agar supaya menjadi keutamaan ketika
dilakukan pembentukan kebijakan publik oleh para petinggi Negara
terutama penerima mandat daulat rakyat tertinggi.
Sikap batin Save Our Nation sesungguhnya telah diamanatkan secara
holistik oleh Pancasila yakni sila-2 Kemanusiaan yang adil dan beradab
demi sila-3 Persatuan Indonesia berdasarkan sila-5 Keadilan Sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia berkerangkakan sila-4 Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dengan
berpayungkan sila-1 Ketuhanan Yang Maha Esa.
Menurut salah satu pejoang 45 dari keluarga besar Tentara Pelajar
Solo, bapak Hidayat Yudoprawiro (80) pada pagi hari 21 Nopember 2009,
politik penjajahan kolonialisme tempo doeloe adalah berwujud Bunuh Janin 
(terkait tekad politik Indonesia Merdeka dan Berdaulat), Potong Kepala (terkait 
semangat kepemimpinan Indonesia Merdeka dan Berdaulat), Adu Domba
(terkait ikhtiar pelumpuhan perlawananan dan perjoangan Indonesia
Merdeka dan Berdaulat) adalah ternyata masih relevan diwaspadai sebagai
ancaman, hambatan, gangguan dan tantangan masa kini dan masa depan
dengan hadirnya politik penjajahan neoliberalisme melalui beragam
bentuk Soft War [Perang Modern, Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, 10
Nopember 2009].
Sebenarnya para bapak pendiri bangsa telah mewariskan petuah berupa
pesan 7 (tujuh) kata semangat di Penjelasan UUD 1945 (Jang sangat
penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidup Negara, ialah semangat, semangat 
para penjelenggara Negara, semangat para pemimpin pemerintahan. Meskipun 
dibikin Undang-undang Dasar jang menurut kata-katanja bersifat kekeluargaan, 
apabila semangat
para pejelenggara Negara, para pemimpin pemerintah itu bersifat
perseorangan. Undang-undang Dasar tadi tentu tidak ada artinja dalam
praktek. Sebaliknja meskipun Undang-undang Dasar itu tidak sempurna,
akan tetapi djikalau semangat para penjelenggara
pemerintahan baik, Undang-undang Dasar itu tentu tidak akan merintangi
djalannja Negara. Djadi jang paling penting ialah semangat. Maka semangat
itu hidup, atau dengan lain perkataan, dinamis), yang kemudian
dijabarkan oleh Badan Pembudayaan Kejoangan 45 berupa 17 (tujuh belas)
Jiwa, Semangat Nilai-nilai 45 atau 17JSN45 (Ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa; Jiwa dan Semangat Merdeka; Nasionalisme; Patriotisme; Rasa
harga diri sebagai bangsa yang merdeka; Pantang mundur dan tidak kenal
menyerah; Persatuan dan kesatuan; Anti penjajah dan penjajahan; Percaya
kepada diri sendiri dan atau percaya kepada kekuatan dan kemampuan
sendiri; Percaya kepada hari depan yang gemilang dari bangsanya;
Idealisme kejuangan yang tinggi; Berani, rela dan ikhlas berkorban
untuk tanah air, bangsa dan Negara; Kepahlawanan; Sepi ing pamrih rame
ing gawe; Kesetiakawanan, senasib sepenanggungan dan kebersamaan;
Disiplin yang tinggi; Ulet dan tabah menghadapi segala macam ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan).
Sehingga adalah tidak perlu harus muncul dugaan SBY dalam Posisi
Dilematis [Tajuk Rencana, Suara Pembaruan, 21 Nopember 2009] yakni
selang setahun setelah Rapat tentang Bank Century 21 Nopember 2008 yang
kini mengundang kontroversial yang menasional bahkan terduga mendunia.
Apalagi secara GeoEkonomi, Baut RI Melenceng dari Mur Globalisasi
[Internasional, Kompas, 22 Nopember 2009].
Demikian pula, bilamana ke-7 kata semangat dan ke-17 JSN45 tersebut
diatas dapat dihayati dengan kebenaran yang hakiki maka tidaklah harus
mencuat pernyataan MayJen Sjamsu Djalal [Viva News, 20 Nopember 2009]
bahwa “kalau ragu, pulang saja” yang dalam konteks kepemimpinan
nasional dijabarkan menjadi “kalau ragu, turun saja” atau “Bilamana
Presiden Republik Indonesia tidak dapat menyelesaikan konflik antar
lembaga Negara, maka Presiden Republik Indonesia harus mengembalikan
mandat kepada rakyat dalam tempo sesingkat-singkatnya” [Petisi45, 7
Nopember 2009].
Semoga Save Our Nation ini menjadi himbauan bahkan nasehat yang
dapat diterima dan dipahami dengan bajik, bijak dan mulia (BBM)
sebagaimana diamanatkan dalam QS 103 Al Ashr (Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, amat rugilah manusia yang
tidak memanfaatkan waktunya untuk berbakti 1. Demi masa, 2.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, 3. Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran).
Jakarta, 21 Nopember 2009
Badan Pekerja, Petisi45,
Pandji R Hadinoto / Ketua / www.pkpi.co.cc / eMail : petis...@yahoo.com
/Home/Internasional/Feature
Baut RI Melenceng dari Mur Globalisasi



KOMPAS/YUNIADHI AGUNG 
Aktivis menyajikan aksi teaterikal di depan Gedung
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (13/11). Mereka menuntut
pemerintah segera mengusut tuntas kasus Bank Century.



Minggu, 22 November 2009 | 05:28 WIB
  

Simon Saragih

KOMPAS.com - Mudah-mudahan semua keterangan di

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mohon Dukungan Bagi Prita Tidak Dibuikan

2009-11-22 Terurut Topik Teuku Moeda
Undang2 IT itu ibarat buaya makan sangkar,mulutnya tertusuk sangkar itu 
sendiri,betapa bodohnya bangsa kita jika kita diembat dengan uud IT,itu.manusia 
dibekab pikirannya dalam dunia Maya.yang buat uud itu siapa kira2,manusia atau 
Jin?dan untuk mbak Prita,masuk Bui itu bukanlah hal yang menghinakan,banyak 
presiden asalnya dari Bui ke bui.contoh Soekarno,mandela,sanana 
Gusmauo,Dll,emang penjara bisa memenjarakan pikiran kita?

teukumoedaab...@ymail.com

--- Pada Kam, 19/11/09, iwan piliang iwan.pili...@yahoo.com menulis:












Kawan2

dg rendah-hati mohon kiranya gabung di link ini, sebagai awal upaya agar Mbak

Prita tidak dibuikan. Sehari saja Prita depenjarakan, mari dukung BUBARKAN lagi

DEPKOMINFO, yg telah berinisiatif membuat traumm rakyat dengan uang rakyat,

plus membiayai perlawan terhadap rakyat di sidang MK , agar UU ITE pasal

27 ayat

3 tetap dipertahankan. dana rakyat untuk menyiksa rakyat, itulah prestasi

negara?



http://www.facebook .com/iwan. piliang?ref= profile#/ pages/Dukung- 
Bebasmurnikan- Prita-dr- Tuntutan- Bui/179105094476 ?ref=mfRead

More



Tambahan Info: Alat bukti persidangan di tiga pekan lalu, tidak ada. Seharusnya 
pengadilan sudah dihentikan.



Wassalam,

Iwan Piliang



[Non-text portions of this message have been removed]






Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO

2009-11-22 Terurut Topik Godlip Pasaribu
Boro-boro mau bayar denda Rp 15jt, bayar tiket kelas ekonomi saja tidak mampu?


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Edy P edypurwa...@kawali.org
Date: Thu, 19 Nov 2009 09:44:44 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 
Juta-peraturan BEGO

Duh...sejak dulu buat aturan kok cuma untuk gertak sambal, habis gertaknya 
tinggal sambalnya. Mendingan kalau sambalnya enak dan benar-benar dari cabe 
rawit, masih bisa dinikmati dan ada sengatannya (pedas).
Mana kelanjutan dari:
- Buang sampah sembarangan didenda Rp 10 juta  ternyata juga masih 
'bar-ber' di jalanan.
- Merokok di tempat umum didenda Rp 1 juta --- ternyata masih 
'ketepas-ketepus' di tempat umum
- Numpang di atas atap KA didenda Rp 15 juta --- siapa mau bayar??

salam - edy





=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Menerima fakta yang TIDAK SESUAI dengan YANG INGIN DIDENGAR

2009-11-22 Terurut Topik liman PAP
Logikanya sederhana, Anggodo tidak bisa dijerat karena bukti pembicaraan di 
rekaman tidak cukup kuat? Berarti kita, melalui postingan ataupun pembicaraan 
telepon yang memaki dan menghujat tidak bisa dijerat, walaupun disadap. Begitu 
juga dengan kasus Prita. Begitu juga sebaliknya?

Kemudian ada bukti telepon dari AM ke nomor oknum KPK. Tetapi tidak bisa 
dijadikan bukti karena tidak ada rekaman hasil pembicaraan. Maka bukti 
pembunuhan Munir berupa telepon terpidana pilot ke MPR juga tidak bisa jadi 
bukti. Oleh sebab itu hakim memutus MPR bebas. Quo Vadis hukum?

Wass,

--- On Thu, 11/19/09, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:








  Sulit menerima fakta yang TIDAK SESUAI dengan YANG INGIN DIDENGAR 

Banyak yang geram dengan Anggodo, tapi yang lebih mengherankan banyak

juga yang percaya perkataan Anggodo bahwa dia sudah ngobrak-abrik

proses peradilan dengan menyuap sana-sini, walau juga tanpa bukti.

Mungkin apa yang dikatakan Anggodo merupakan informasi yang ingin

didengar, bukan fakta yang ingin diungkap.

Sayang sekali berita buruk itu lebih diminati di negeri ini.



RDP

--

Kebenaran tidak pernah memihak ... walaupun kadang kala kebenaran

tidak bisa menang !










RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PRITA YANG TERANIAYA

2009-11-22 Terurut Topik Aris Nuryanto
iya hukum disini wmang kaya begitu ya
tadi pagi gue nonton di tv
nenek nenek gara gara ngambil buah coklat tiga biji aja
itu juga buat bikin bibit katanya
eh ditangkep polisi terus disidang 
hukumannya tau kaga berapa cuma 1 bulan 
tapi yang ketauan ampe M M an gitu dibiayarin lolos tanpa jejak 
sedih ngeliat hukum di indonesia
sedi
 
Aris Nuryanto
PPIC Section
--
Purch - Ppic Dept 
PT. YUTAKA MANUFACTURING INDONESIA
( 021-8980768 (Ext - 241 / 235) 
Hp.   085782210975
* aris.nurya...@yutaka.co.id mailto:aris.nurya...@yutaka.co.id 



From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com on behalf of Teuku Moeda
Sent: Fri 11/20/2009 11:41 AM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PRITA YANG TERANIAYA


  

Itulah hukum di Indonesia yang gampang untuk di diperjual belikan,sekarang 
siapa yang akan membayar apa yang telah merugikan pasien seperti kejadian 
keluarga prita.siapa yang akan mendengar jeritan ketidak adilan hukum dan 
layanan bagi masyarakat,siapa yang berani bicara tentang ketidak adilan jika 
bicara saja masyarakat akan dibungkam dengan hukum dan di bui,apakah yang bisa 
bicara itu hanya pemilik hukum?apakah masyarakat berada dalam selokan?apakah 
manusia sudah tak boleh mengeluh dinegeri Indonesia,apakah masyarakat Indonesia 
tidak boleh Mengeluh Lagi jika di Zholimi?

Hai penegak Hukum yang gajinya dipotong dari pajak Rakyat,tidak malukah kalian 
dengan apa yang kalian lakukan,seperti masyarakat yang menolong Anjing 
kejepit,lalu setelah lepas maka masyarakat yang menolongnya akan digigit?

Apakah ini hanya Tabi'at,watak,kepribadian yang sengaja untuk merubah manusia 
dari yang baik menjadi manusia pengkhianat bangsa sendiri,

Kenapa Buat hukum untuk menjebak rakyat sendiri?


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rezim ini makin menunjukkan watak aslinya (Kompas dan Sindo dipanggil Kabareskrim soal rekaman Anggodo)

2009-11-22 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Satrio Arismunandar,
 
Ya kasihan sekali para pendukung SBY yang selama ini telah ditipu mentah - 
mentah.
SBY terkesan telah berkomplot dengan Anggodo untuk mencelakakan bangsa ini.
Untung saya bukan pendukung SBY, sehingga tidak perlu sakit hati melihat 
keperkasaan Anggodo yang telah didukung oleh Presiden SBY dalam mencelakakan 
bangsa ini.
 
Tapi, mari kita lihat, apa reaksi Presiden SBY terhadap rekomendasi Tim 8 
Senin, 23 November besok.
Reaksi Presiden SBY terhadap Rekomendasi Tim 8 akan menunjukkan seberapa jauh 
kesungguhan Presiden SBY dalam melindungi Anggodo.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo
--- Pada Kam, 19/11/09, Satrio Arismunandar satrioarismunan...@yahoo.com 
menulis:


�



Rezim ini pelan-pelan mulai menunjukkan watak aslinya. . 
Tidak mau dikritik. Merasa diri selalu benar. Dan selalu siap dengan kambing 
hitam untuk setiap persoalan. 
 
Bukanya mengaku salah dan membenahi diri, yang dilakukan justru:
1. Menyalahkan (dan mungkin akan menuntut) pihak yang dicurigai 
membocorkan rekaman Anggodo dgn Polisi/Jaksa.
2. Menyalahkan media massa yang menyebarkan transkrip rekaman itu.  

 

Tak habis pikir kenapa Mabes Polri memanggil Kompas  Sindo terkait 
pemberitaan. ..
Fri, November 20, 2009 12:27:45 AM

From:

 ...Add to Contacts

To:
reportase_transtv@ yahoogroups. com

 

Tak habis pikir kenapa Mabes Polri memanggil Kompas  Sindo terkait pemberitaan 
percakapan Anggodo Widjojo yang diperdengarkan MK Ada apa ini???

Dicecar Wartawan Soal Pemanggilan Media Massa, Mabes Polri Bungkam
Reza Yunanto - detikNews

Jakarta - Dua media cetak, Kompas dan Seputar Indonesia akan dipanggil Mabes 
Polri terkait pemberitaan mereka tentang transkrip penyadapan di Mahkamah 
Kontitusi (MK). Pejabat Polri yang kebetulan sedang rapat di ruang Komisi III 
pun langsung diserbu wartawan.

Wakabareskrim Mabes Polri Irjen Pol Dik Dik Mulyana menjadi buruan media. Ia 
berondong latar belakang dipanggilnya dua media tersebut.

Kenapa polisi panggil media? Apa alasannya? tanya wartawan usai rapat kerja 
antara Komisi III dengan Polri, Kejagung, dan KPK di Gedung DPR Senayan, 
Jakarta, Kamis (19/11/2009) malam.

Bukannya menjawab, Dik dik justru seperti menghindar. Ia sengaja tidak langsung 
keluar ruangan dan lebih memilih bertahan beberapa saat di dalam ruang rapat.

Di luar ruang sidang pun hingga parkiran mobil, wartawan masih terus bertanya 
ke Dik dik. Namun akhirnya Dik dik menyerah.

Saya masih koordinasi dengan penyidik, saya belum bisa terangkan apa-apa, 
jawab Dik dik singkat sambil masuk ke dalam mobil.

Jawaban serupa juga diberikan oleh Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri 
(BHD). Saya belum tahu, nanti saya koordinasi dengan Kabareskrim,  kata BHD.

(mok/nvc)

[Non-text portions of this message have been removed]




[Forum-Pembaca-KOMPAS] Tiga Organisasi Wartawan Keluarkan Pernyataan Bersama

2009-11-22 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/11/20/21441128/tiga.organisasi.wartawan.keluarkan.pernyataan.bersama



JAKARTA, KOMPAS.com — Tiga organisasi wartawan/jurnalis Indonesia, Jumat 
(20/11), mengeluarkan pernyataan sikap bersama berkait dengan pemanggilan 
pimpinan media massa oleh Mabes Polri.

Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat petang, Persatuan Wartawan 
Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Ikatan Jurnalis 
Televisi Indonesia (IJTI) menegaskan pemanggilan pimpinan Kompas dan Seputar 
Indonesia itu tidak mempunyai dasar hukum yang kuat.

Berdasarkan pernyataan sikap yang mengatasnamakan Ketua Umum PWI Pusat 
Margiono, Ketua Umum AJI Nezar Patria, dan Ketua Umum IJTI Imam Wahyudi itu, 
mereka juga mengingatkan bahwa wartawan dalam mempertanggungjawabkan 
pemberitaan di depan hukum mempunyai hak tolak. Hak untuk melindungi narasumber 
berita itu diatur dalan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999.

Selain melindungi jati diri narasumber, hak tolak itu juga dimaksudkan untuk 
melindungi kredibilitas pekerjaan jurnalistik dan integritas jurnalisnya.

Juga diingatkan bahwa dalam menjalankan tugas profesionalnya sebagai jurnalis, 
wartawan mendapatkan perlindungan hukum sesuai dengan Pasal 8 Undang-Undang 
Nomor 40 Tahun 1999.



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PLTN Tetap Dibangun

2009-11-22 Terurut Topik muhammad nawir
PLTN jalan terus atasi krisis listrik, kalau tidak kita tertinggal dari negara 
lain, sumber daya alam kita berlimpah... lohhh



  Apakah demonstrasi  turun ke jalan itu hal yang wajar? Temukan 
jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: KOLOM Yudhis: Kita Salah Didik sejak TK

2009-11-22 Terurut Topik mmargret67
Menarik sekali tulisannya, terutama mengenai 3M itu. Boleh minta advis contoh 
pelaksanaan metode tanpa 3M tetapi mampu membentuk anak-anak yang santun dan 
disiplin, terutama bila melihat keragaman latar belakang keluarga di sekolah 
(termasuk masukan dari anak lain di sekolah) dan masyarakat (termasuk tayangan 
TV)? Terkadang dalam pelaksanaannya yang sulit (mungkin karena kita juga 
terbiasa dengan pola terpimpin).

salam,
Retty

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, yudhistira massardi 
ymassa...@... wrote:

 Kita Salah Didik sejak TK
 Oleh: Yudhistira ANM Massardi
 
 Kenapa bangsa kita bisa menjadi begini amburadul? Teman saya,Wismiarti, 
 seorang ibu yang dokter gigi, punya satu jawaban, yang didapatnya dari 
 koleganya di Australia: ”Karena orang-orang Indonesia salah didik sejak 
 dari Taman Kanak-kanak!” Kondisi itu diperparah oleh sikap para orangtua 
 yang semberono di dalam mendidik anak-anak mereka di rumah.
 
 Mengingkari sunatullah
 Anak-anak balita (golden age) di kota-kota besar di Indonesia, dibiarkan 
 mengalami ketelantaran cinta dan makna. Para ibu ”modern” -- karena 
 alasan kepraktisan dan mengutamakan kerja di luar rumah -- lebih memilih 
 tidak memberikan ASI eksklusif selama enam bulan kehidupan awal sang bayi.  
 Padahal, tindakan itu tidak hanya berarti tidak memberikan pelukan, 
 kenyamanan, kebahagiaan, ketenangan, membantu penyambungan sel-sel otak anak, 
 membangun kepercayaan anak terhadap ibu; melainkan juga mengingkari ketentuan 
 Allah (sunatullah). 
 
 Tak cuma itu. Mereka pun menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada para 
 pengasuh bayi, yang entah seperti apa kualitas moral, ilmu, cinta dan 
 bahasanya. Padahal, perkembangan otak dan pertumbuhan akhlak dan jiwa 
 anak-anak balita sangat bergantung kepada asupan informasi dan modelling 
 orang-orang dewasa di sekitarnya. Justeru pada usia balitalah anak-anak 
 sangat membutuhkan peranan aktif dari, terutama, ibunya. 
 
 Pada saat itulah, masa depan anak ”ditentukan.” Jika momentum yang 
 luarbiasa penting itu diserahkan kepada babby sitter, kita ”tahu” seperti 
 apa isi otak dan masa depan mereka.  Anak-anak akan hidup tanpa cinta, 
 sel-sel otaknya tidak tersambung maksimal, proses belajarnya tidak sesuai 
 dengan tahapan, kepercayaan dirinya rendah, mereka akan sulit memahami makna 
 segala sesuatu, dan dunia serta kehidupan akan dijalani secara serampangan, 
 tanpa ada kesadaran akan tanggungjawab dan misi suci.  
 
 Metode Sentra
 Maka, setelah mendapatkan jawaban yang fundamental dan menyentak itu, teman 
 saya tadi, langsung memutuskan untuk berhenti praktek sebagai dokter gigi. 
 Pada 1996, ia mendirikan sekolah, dimulai dari TK, di Ciracas, Jakarta Timur. 
 Itu diawali dengan studi banding ke beberapa sekolah TK di Australia, Eropa, 
 dan Amerika Serikat. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengadopsi metode BCCT 
 (Beyond Center and Circle Time/Lebih Jauh tentang Sentra dan Saat Lingkaran) 
 yang kemudian dikenal sebagai “Metode Sentra.” Metode itu, yang 
 “play-based learning”  dikembangkan di Creative School, Talahase Florida, 
 Amerika Serikat, yang dibangun oleh Pamela Phelps Phd. pada 1970. Adalah 
 Pamela Phelps yang hingga kini menjadi konsultan sekolah di Ciracas itu.
 
 Dengan Metode Sentra, sejak usia dini, anak-anak diajak menjalankan 
 nilai-nilai mulia sebagaimana yang diajarkan oleh semua agama, seperti 
 hormat, jujur, sayang teman, rajin, tanggungjawab, disiplin, dan lain-lain. 
 Nilai-nilai positif itu dialirkan melalui program sehari-hari, seperti saat 
 makan, main, atau pun menjelang tidur. 
 
 Kemampuan klasifikasi pun dibangun sangat kuat. Klasifikasi pada benda 
 kongkret (alat permainan edukatif) berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran, 
 diajarkan pada diri anak (seyogianya sejak bayi). Di setiap Sentra, kemampuan 
 itu terus ditingkatkan, baik saat main maupun saat membereskan mainan 
 tersebut. 
 
 Jika klasifikasi pada hal-hal yang kongkret sudah terbangun, maka kelak di 
 kala dewasa, mereka akan mampu menglasifikasi hal-hal yang abstrak. Anak akan 
 mampu membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Kelemahan dalam 
 klasifikasi, berpikir kongkret dan juga berpikir abstrak, itulah yang, antara 
 lain, menyebabkan korupsi merajalela, dan manusia Indonesia †sebagamana 
 kita lihat di kalangan eksekutif, legislatif, yudikatif -- tidak memahami apa 
 tugas dan tanggungjawabnya.  
 
 Dalam hal membangun disiplin anak, sekolah itu menerapkan “disciplin with 
 love.” Disiplin dijalankan melalui simulasi langsung, sehingga anak-anak 
 tahu dan mengerti tentang mengapa dan untuk apa aturan itu dibuat. Misalnya, 
 pada saat main balok, anak diberi tahu bahwa balok untuk membangun. Jika 
 balok digunakan untuk hal lain, maka bisa berbahaya bagi diri sendiri maupun 
 orang lain, karena balok terbuat dari kayu dan mempunyai sudut yang tajam. 
 
 Untuk pelajaran membaca, metoda BCCT sangat berbeda dengan cara belajar yang 
 umum berlangsung di Indonesia  yang 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Periksa Media, Kepolisian Panik?

2009-11-22 Terurut Topik Agus Hamonangan
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com — Respons cepat pihak kepolisian menindaklanjuti laporan 
Anggodo Widjojo terhadap dua media, Kompas dan Seputar Indonesia, 
dipertanyakan. Pada Jumat (20/11), perwakilan dua media itu pun dipanggil pihak 
kepolisian sebagai saksi untuk memberikan keterangan atas dugaan pencemaran 
nama baik lewat pemberitaan transkrip pembicaraan Anggodo yang dimuat pada 4 
November 2009.

Pengamat politik LIPI, Lili Romli, mempertanyakan letak kesalahan dari pemuatan 
transkrip pembicaraan telepon tersebut. Sebab, transkrip yang disajikan 
disarikan dari rekaman yang diperdengarkan oleh Mahkamah Konstitusi. Sumber 
koran itu kan jelas. Terbuka, terang benderang diambil rekamannya dari lembaga 
resmi, MK. Sangat disayangkan tindakan kepolisian yang memanggil dua media ini. 
Itu bisa menjadi sikap kepanikan polisi karena merasa dipojokkan juga dengan 
pemberitaan yang ada, kata Lili, Jumat di Gedung DPD, Jakarta.

Padahal, ia melanjutkan, masyarakat justru tahu dari transkrip yang sudah ada 
lebih dulu. Harusnya, jika ada bocoran, maka yang dihukum adalah yang 
membocorkan. Bukan yang memberitakan. Media kan memberikan informasi kepada 
publik, ujarnya.

Pimpinan Kompas dan Sindo hari ini dipanggil oleh Mabes Polri setelah 
sebelumnya sempat dibatalkan. Perwakilan Sindo, Nevi Hetaria, yang memenuhi 
panggilan polisi, mengungkapkan bahwa pihaknya dimintakan keterangan terkait 
laporan Anggodo Widjojo dan Indra Sahnun Lubis dengan tuduhan pencemaran nama 
baik melalui pemberitaan.


http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/11/20/16545945%20/periksa.media.kepolisian.panik



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Things we never ask ... Re: Rani oh Rani........

2009-11-22 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Agung Sukerti,
 
Makanya pertanyaan saya adalah:
Apa alasan Rani dipromosikan sebagai Tenaga Marketting???
Melihat cara Rani berpromosi dengan cara Menjual Tubuhnya, pertanyaannya adalah:
Apakah cara berpromosi seperti itu merupakan Prosedur Standard dari Modern 
Land???
 
Kalau jawabannya: Ya, itulah standard prosedur dari Modern Land, maka artinya 
Rani telah memenuhi syarat sebagai Tenaga marketing  dan telah melaksanakan 
tugasnya dengan baik.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 19/11/09, agung sukerti agungsuke...@yahoo.com menulis:


Dari: agung sukerti agungsuke...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Things we never ask ... Re: Rani oh 
Rani.
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 3:34 AM


 



Bung AA  Bung GP,

Saya kira sah2 saja bila sorang mendapatkan promosi jika memang memiliki 
kualitas unt dipromosi, tapi yg justru menjadi pertanyaan saya adalah kapan dia 
dipromosi dan apakah promosinya rani sesuai aturan atau out of rule?, mengingat 
sepak terjang alm. N (ini kesimpulan saya setelah mendengar pengakuan Rani di 
Pengadilan yg disiarkan media)


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mari Satukan Takdir!

2009-11-22 Terurut Topik Indra J Piliang
Mari Satukan Takdir!
Oleh 
Indra J Piliang

Bangsa ini dibuahi oleh racun korupsi sejak di dalam rahim. 
VOC memperkosa bumi-bumi perawannya dan menghela kekayaan alamnya dengan 
kapal-kapal api lewat Terusan Suez. 
Berlaksa-laksa tentara bayaran diambil dari Afrika, Eropa dan Asia utk 
menundukkan orang-orang yang tidak mau tunduk. 
Teuku Umar, Untung Suropati, Pattimura, Imam Bonjol, Sisingamangaraja, 
Diponegoro dan berjuta-juta anak bangsa gugur menjadi lumut-lumut kepahlawanan. 

Korupsi hancurkan VOC. 
Korupsi baru menggantikannya: tanam paksa. 
Pajak-pajak kepala dan tanaman melecut kulit-kulit kerempeng bangsa ini. 
Ribuan mati, ribuan menjadi budak di tanah sendiri. 

Di zaman Jepang korupsi itu bernama Romusha. 
Tanam paksa menjadi kerja paksa. 
Padi-padi diambil dari lumbung-lumbung rakyat dengan todongan samurai. 
Ribuan Jugun Ianfu memenuhi rumah-rumah bordil bangsa kate itu. 
Para brutus bersimaharajalela menyembah Amaterasu! 

Kita merdeka lewat revolusi. 
Revolusi bambu runcing.
Revolusi nasi bungkus. 
Revolusi pena.
Revolusi orasi. 

Mereka, para brutus itu, atas nama nasionalisasi merampoki perusahaan2 negara 
peninggalan Jepang dan Belanda. 
Mereka menyeringai di atas pundi-pundi emas dan berlian. Mereka bawa ke seluruh 
penjuru dunia untuk berfoya-foya. 

Angkatan 66 datang.
Angkatan 66 pergi.
Ratusan ribu nyawa hilang percuma.
Rumah-rumah berpindah kepemilikan dengan aliran darah. 
Para cukong datang dengan cap Captain Amerika.
Berkendaraan Toyota. 

Angkatan 74 lahir.
Angkatan 74 masuk penjara.
Angkatan 74 pergi. 
Indonesia berada di bawah sepatu lars. 
Para mahasiswa diadili. 
Para mahasiswa dikebiri. 

Lalu ceruk perubahan datang lagi.
Ia bernama Angkatan 98.
Tidak banyak, segelintir. 
Lebih banyak yang takut, lebih banyak lagi yang pengecut. 
Atas nama hedonisme. Hedon! Hedon! Dan Hedon! 

Tidak ada yang tumbang, sekalipun peluru membunuh para mahasiswa.
Kecuali Soeharto, semua yang lain berkelit dengan beragam cara. 
Mereka hidupkan para koruptor.
Mereka dihidupi oleh koruptor. Mereka berhamba pada koruptor.
Mereka perbudak bangsa ini untuk koruptor! 

Kini, saatnya bergerak. Kembali bergerak. 
Bertaruh untuk takdir.
Dengan zikir di waktu malam.
Semedi di atas jalanan.
Tafakur bersama anak-anak yg busung lapar di berbagai belahan negeri. 

Mari, satukan takdir.
Satukan hati.
Satukan pikir.
Satukan emosi. 

Mari menguak takdir!!!

Jakarta, 21 November 2009.
Tiada Kata Jera dalam Perjuangan...

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pengkhianatan TPF-Team 8 terhadap rakyat.

2009-11-22 Terurut Topik anieq fardah
sepertinya Pak
HMT OPPUSUNGGU harus baca buku Logika Ilmu menalar... agar tidak sesat
pikir.
Salam!
AF

2009/11/20 pudimartini pudimart...@pirus.co.id

 Aneh
 memang misi yang diberikan oleh Presiden
 adalah kasus BSR dan CMH, wajar dong
 kalau fokus kesana.

 Yang memberi tugas puas dan berterima
 kasih, bahkan langsung menyebar ke publik
 hasil rekomendasi itu.

 aneh ... memang Indonesiana


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 Juta-peraturan BEGO

2009-11-22 Terurut Topik jenny tampi
menurut pendapat saya, orang Indonesia (yang suka bikin pelanggaran) adalah 
orang
yang kepala batu, gak bisa dididik, gak bisa dikasih peraturan dan tidak takut 
mati.
orang yang sering naik di atas KA (bukan karena KAnya penuh)
1. gak beli karcis (penumpang gelap)
2. menantang bahaya
mereka gak pernah jerakecuali kalo rohnya sudah terputus dari jiwa dan 
raga...
jangan membandingkan orang kaya (gak pernah naik KA desak2an) dan orang yang 
suka menantang bahaya...
seperti motor yang melintas di jalanan busway pas busnya lewat
seperti kendaraan lain  yang melintas pas kereta api lewat...
itu semua orang nekad, gak punya perhitungan, gak takut mati
kalo mereka nyaris mati, bukannya sadar tapi coba lagi


--- On Thu, 11/19/09, amir amir13...@yahoo.com wrote:


From: amir amir13...@yahoo.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Penumpang di Atap KA Akan Didenda Rp 15 
Juta-peraturan BEGO
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 19, 2009, 10:42 PM


 



kenapa di Indonesia tak ada hukuman KERJA SOSIAL?

buang sampah ke kali-- hukum suruh bersihin sampah di kali selama seminggu, 
diluar jam kerja misalnya..

merokok -- hukum nyapu jalan

nongkrong di atap kereta, padahal kereta kosong -- ngepel kereta

dll...

hukuman kurungan , membuat orang tak produktif utk perkara2 kecil
hukuman denda , yahbuat makan aja susah.


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pentas Anti Korupsi: Merangkai Persatuan Menuju Indonesia Baru Tanpa Korupsi

2009-11-22 Terurut Topik ulfha_raz

Minggu, 22 November 2009 | ULASAN

Oleh : Rudi Hartono dan Ulfa Ilyas

Saya tidak mau abstrakkan lagi. Rakyat Kita lapar. Lapar itu riil,
tidak abstrak. Mereka ingin nasi. Nasi yang riil, yang kongkret yang
tidak abstrak, yang bisa bikin perut mereka kenyang, kenyang yang riil,
yang tidak abstrak.- S. Sudjojono

Seni tidak dapat dipisahkan dengan peristiwa politik. Terlebih lagi,
jika peristiwa itu mencerminkan penderitaan mayoritas rakyat,
ketidakadilan sosial, dan perilaku sewenang-wenang penguasa. Ada banyak
seniman yang mendedikasikan karyanya bagi kelahiran dan kebangkitan
peristiwa revolusioner.Tak terkecuali di Indonesia, semenjak perjuangan
kemerdekaan, para seniman pejuang ini sudah menempatkan karyanya satu
gerbong dengan semangat dan cita-cita revolusi Indonesia.

Untuk itu, seni pembebasan selalu menjadikan realitas sosial politik
sebagai titik tolaknya, sementara pencapaian tertinggi dari sebuah karya
seni pembebasan adalah apabila sebuah karya dapat merekam, melukiskan,
menyadarkan, serta memberikan solusi terhadap persoalan ekonomi, sosial,
dan politik tersebut.

Dalam kaitan itu, pementasan seni yang rutin digelar oleh sejumlah
seniman dan pejuang anti korupsi tiap malam minggu,di Kantor KPK, patut
diberikan apresiasi setinggi-tingginya. Dalam acara itu, seniman dari
berbagai keahlian seperti pemusik, penyair, pelukis, pewayang, dan
lain-lain, turut mencurahkan fikiran dan karya-karyanya untuk masa depan
bangsa Indonesiayang lebih baik.

Isu kriminalisasi KPK atau perseteruan buaya versus cicak hanya
sebuah sandiwara politik belaka. Di balik itu semua, terdapat sebuah
gambaran suram mengenai kebobrokan dan buruknya penegakan hukum di
negeri ini. Ini bukan hanya persoalan politik semata, tetapi juga
persoalan kerusakan mental dan karakter sebuah bangsa.

Dari situ, menurut Ras Muhammad, salah satu band reggae yang tampil di
panggung seni anti korupsi, tujuan seniman bukan hanya sebatas
menyampaikan pesan mengenai kejadian atau situasi apa yang terjadi saat
ini, tetapi juga bertugas memperbaiki mental dan national character
building bangsa ini.  korupsi hanya merupakan satu aspek dari kerusakan
bangsa ini, kata Ras Muhammad, tetapi mewabah hingga kerusakan mental
dan karakter sebagai sebuah bangsa.

Dalam pementasan pertama, 7 November 2009, sejumlah artis dan seniman
turut berpartisipasi, diantaranya Happy Salma, Suroso (JAKER), sanggar
belajar bersama, dan seniman jalanan (Senja). Happy Salma membacakan
puisi Bunga dan Tembok, karya penyair pejuang anti kediktatoran Orba,
Wiji Thukul.

Pada pementasan kedua, jumlah seniman yang hadir juga makin banyak,
demikian pula dengan jumlah massa yang menghadiri acara ini. Disini
tampil sejumlah band reggae seperti KunoKini, Ras Muhamad, juga musisi
balada seperti Franky Sahilatua dan Rizal Abdulhadi. Hadir pula pelukis
Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker), Ki Suhardi, yang melukis
diatas kanvas berukuran 1 x1,5 meter.

KunoKini memadukan musik etnik dan modern, persis dengan kata gabungan
nama band mereka, Kuno dan Kini. Sementara Ras Muhamad membawakan
beberapa lagu, diantaranya Leaving Babylon, The System, Crisis, Make A
Way, dan Siempre. Lagunya, Siempre, yang didedikasikan untuk pejuang
revolusioner Amerika Latin, Commandate Che Guevara, membuat penonton
bersorak-sorak dan sangat bersemangat.

Franky Sahilatua menyanyikan lagu berjudul cicak dan buaya. Melalui
lagu ini, Franky menyerukan kepada rakyat dikampung, pabrik, dan kampus
untuk melakukan perlawanan. Jadi, yang harus diperjuangkan adalah
bagaimana melawan buaya-buaya. Kita tau tingkah laku mereka selama ini.
Di mana hukum diperjual belikan, ujarnya.

Ia menambahkan, korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sangat parah
kondisinya. Ibarat penyakit, korupsi tidak hanya mendarah daging lagi
tetapi sudah kronis dan memprihatinkan. Korupsi sudah merusak
masyarakat kita, tentu harus terus diberantas, imbuhnya.

Sementara Rizal Abdulhadi, musisi yang mengagumi musisi revolusioner
Chile, Victor Jara, menyanyikan sejumlah lagu perjuangan, diantaranya
Darah Juang, Revolusi, dan Lawan.

Sementara pada pentas ketiga posko anti-korupsi, tadi malam (21/11),
sejumlah seniman kembali hadir dan tampil menggugah penonton,
diantaranya Sujiwo Tejo, Local Ambience, murid-murid SMA Kartini, dan
penyair Suroso dari Jaker.

Sujiwo Tejo menampilkan cerita pewayangan mengenai penyakit korupsi di
nusantara ini. korupsi, kata dia, menjadi persoalan kebudayaan karena
perilaku seorang pejabat merupakan cerminan dari masyarakatnya. Jadi,
jangan salahkan pimpinannya. Karena itu gambaran dari masyarakatnya juga
yang tidak tegas. Yang salah kita, masyarakatnya,kata Sujiwo Tejo.

Selanjutnya, Sujiwo Tejo menyanyikan lagu Lautan Tangis, bercerita
mengenai batas-batas kesabaran kalangan bawah atau rakyat jelata
terhadap kesewenang-wenangan penguasa.

Sementara murid-murid SMA Kartini, yang belajar di sekolah darurat,
menyumbangkan sebuah puisi mengenai wajah suram dunia pendidikan akibat
korupsi dana pendidikan. Meski 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Dan Kasus Lapindo pun Dihentikan oleh Para Buaya

2009-11-22 Terurut Topik tjuk kasturi sukiadi
Mas Koen Soelis,
Kalau kita memakai tatabahasa Sansekerta maka SURABAYA itu artinya adalah BUAYA 
YANG PEMBERANI! Nah ternyata benar kan Mas. PARA BUAYA KELAS HIU DENGAN 
DIGIRING OELH PAWANGNYA YANG BERNAMA ANGGODO WIJOYO MENUNJUKKAN KEBERANIANNYA 
UNTUK MENJUNGKIR BALIKAN HUKUM, KEADILAN DAN KEBENARAN DI INDONESIA DENGAN 
ANGKUH DAN VULGAR! Jadi kita menjadi sangat paham SEKARANG mengapa kasus lumpur 
Lapindo kemarin dulu mendapatkan SP3 daroi POLDA Jatim! Mungkin di Jatim 
Cicakpun sudah punah ditelan buaya??? Salam keprihatinan Tjuk KS

--- Pada Kam, 19/11/09, Koen ksoe...@yahoo.com menulis:

Dari: Koen ksoe...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Dan Kasus Lapindo pun Dihentikan oleh Para 
Buaya
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 11:08 AM







 









  Walau belum dibuktikan, indikasi intervensi para cukong kpd para buaya 
agar muncul SP3 sangat sangat mudah dibau, karena bau busuknya sangat menyengat.

Menurut Drilling Club GMLL (Gerakan Menutup Lumpur Lapindo) bukti-bukti yg ada 
dan dimiliki, sangat kuat menjurus ke kesalahan pengeboran.

SBY sudah lebih 3 tahun ini tertidur lelap dan melakukan pembiaran. Tidak ada 
inisiatif mendatangkan ahli-2 pengeboran baik dalam negeri maupun luar negeri 
guna mencari jalan menutup semburan ini.


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Polisi interograsi Kompas...!!!

2009-11-22 Terurut Topik rifky pradana
Redaksi Kompas dan
Sindo, melalui surat pemanggilan bernomor R/636/XI/2009/Dit II Eksus tertangal
18 November 2009, dipanggil untuk menghadap penyidik Direktorat II Ekonomi
Khusus Bareskrim di Mabes Polri.
 
Pemanggilan itu
terkait dengan pemberitaan yang dimuat kedua media massa pada tanggal 4
November 2009, tentang rekaman dugaan rekayasa kasus Chandra dan Bibit yang
diputar di Mahkamah Konstitusi.
 
Namun, pada hari
Jumat pagi, panggilan tersebut dibatalkan lewat telepon.
Pembatalan itu
ditegaskan oleh Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Nanan Soekarna, kepada
aliansi jurnalis yang melakukan demo di Mabes Polri sebelum salat Jumat.
 
Itu artinya polisi
mengurungkan niatnya memanggil redaksi kedua media massa itu ?.
 
Ternyata tidak, pada
hari Jumat siang, bakda sholat Jumat, redaksi media massa itu mendapatkan
telepon dari Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Nanan Soekarna, agar segera
memenuhi surat panggilan tersebut diatas.
Rupanya polisi tetap
maju tak gentar dalam menindaklanjuti laporannya Anggodo.
 
Laporan Anggodo dan
Bonaran Situmeang serta KAI (Kongres Advokat Indonesia) kepada kepolisian ada
dua buah.
 
Pertama, laporan polisi No.
Pol.: LP/631/X/2009/Bareskrim tanggal 30 Oktober 2009 tentang dugaan telah
terjadi tindak pidana Penyalahgunaan wewenang, pencemaran nama baik dan fitnah,
sebagaimana dimaksud dalam pasal 421 KUHP jo 310 KUHP jo 311 KUHP.
 
Kedua, laporan polisi No.
Pol. : LP/637/XI/2009/Bareskrim tanggal 2 November 2009 tentang dugaan telah
terjadi tindak pidana Penyalahgunaan wewenang dan penyadapan melalui media 
Elektronik,
sebagaimana dimaksud dalam pasal 421 KUHP jo Pasal19 ayat (2) UU No 18 Tahun
2003 tentang Advokatjo Pasal 47 UURl No.II Tahun 2008 tentang ITE.
 
Apakah itu artinya Anggodo tetap mampu menunjukkan bahwa gelarnya
sebagai ‘Super Anggodo’ bukan sekedar gelar biasa saja ?.
 
Apakah tak gentarnya Polri dalam menindaklanjuti laporannya Anggodo itu
akan membuat ciut dan gentarnya dewan redaksi kedua media massa itu ?.
 
Selamat datang Era Kendali Media dan Kontrol Berita ?.
 
Wallahulambishshawab.
 
*
Polisi
interograsi Kompas
http://politik.kompasiana.com/2009/11/20/polisi-interograsi-kompas/
*
 
 

Ditengah mosi
tidak percaya masyarakat akan peran para anggota DPR sebagai media kontrol
sosial terhadap berbagai kebijakan pemerintah, alih-alih malah mereka banyak
yang terlibat kasus korupsi. 
 
Demikian pula
rasa tidak percaya publik kepada para penyidik dan penuntut, maka suara
aspirasi tuntutan keadilan dan kebenaran hanya bisa disampaikan melalui media,
terutama media arus utama.
 
Belajar dari
pengalaman di jaman Orba selama 32 tahun, media seperti kerbau dicocok hidung,
sehingga desakan-desakan arus perubahan terutama iklim demokrasi hanya muncul
seperti buih dilautan, muncul lalu di sapu gelombang kekuasaan tirani Orba.
 
Ditengah
carut-marut penyidik Polri terhadap kasus Bibit-candra, media terutama yang
dialami Koran Kompas dan Sindo seolah akan kembali mengalami teror dari sang
penguasa, walaupun pemanggilan ini dikatakan Polri hanya sebagai saksi namun
kemudian pemanggilan ini dibatalkan, terlepas dari niat Polri atas pemanggilan
ini, setidaknya bagi media dianggap sebagai sock teraphy agar jangan terlalu
berani mengungkap fakta.
 
Ironinya kasus
pemanggilan ini terkait laporan anggodo yang dianggap nama baiknya dicemarkan,
sebegitu wangikah nama baik anggodo sehingga Polri segera menginterogasi
pimpinan media atas pemberitaan transkrip rekaman hasil penyadapan KPK terhadap
anggodo yang dipublish di lembaga MK. 
 
Kalau anggodo
itu orang baik, anggaplah saat itu pejabat KPK mau memeras duitnya, seharusnya
pada saat itulah dia melapor ke Mabes Polri, sehingga bisa dibuat scenario
untuk menangkap basah para pelakunya. 
 
nah, lha
sekarang, apa lacur, ketahuan dan gagal baru lapor, wajar dong publik geram,
anggodo bak maling teriak maling.
 
Kalau sekiranya
media bisa lagi dibungkam seperti jaman Orba, wah.., wah…., para blogger juga
harus puasa dong nulis tentang politik dan hukum, cukup soal-soal topik sex
saja atau sejenis anunya Inge, kalee.
 
Untuk
melengkapi tulisan sederhana ini berikut saya copas beberapa pemberitaan
seputar persoalan media ini.  wallahualam
 
Jakarta -
Puluhan jurnalis yang menamakan diriKoalisi Anti Kriminalisasi Pers tetap 
mendemo Mabes
Polri meskipun pemanggilan pada media massa telah dibatalkan. Mereka
menggantungkan ID Card dan kamera di gerbang Mabes Polri. 
 
“Kami menolak terhadap segala bentuk teror
terhadap pekerjaan kami. Jurnalis dibungkam, hak informasi publik terabaikan.
Jurnalis harus merdeka dan terbebas dari ancaman siapa pun,” demikian
siaran pers yang dibagikan di depan pintu masuk utama Mabes Polri, Jl
Trunojoyo, Jumat (20/11/2009) pukul 10.50 WIB.
 
Kepolisian
diminta agar tidak melakukan pembungkaman pers. 
 
“Jangan lagi dilakukan pemanggilan kepada
media karena dilindungi UU Pers,” kata Ketua Poros Wartawan Jakarta, Parni,
dalam orasinya. 
 
Peserta aksi
juga membawa sederetan poster sebagai bentuk protes. 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Faisal Basri: Lebih Baik Ajukan Angket FTA Dibandingkan Century

2009-11-22 Terurut Topik liman PAP
Penegakan hukum seperti sekarang ini, mudah-mudahan tanpa angket FTA masih 
cukup ampuh menghalangi investor asing masuk

--- On Thu, 11/19/09, emi sulyuwati adhesweet2...@yahoo.com wrote:

From: emi sulyuwati adhesweet2...@yahoo.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Faisal Basri: Lebih Baik Ajukan Angket FTA 
Dibandingkan Century
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 19, 2009, 6:51 AM







 









  Setuju sekali dengan Bang Faisal, jika dampak dari FTA itu lebih besar 
dan bukan hanya yang kecil atau mayoritas rakyat aja yang kena, krn biasanya 
jika hanya rakyat kecil yang terkena dampaknya pasti gak digubris tapi 
ternyata yang kelas gede juga terkena dampaknya. Per 1 Januari 2010 produk hina 
akan masuk pasar Indonesia secara bebas, tanpa ada proteksi dari pemerintah. 
Bisa dibayangkan bagaimana dampaknya, kemarin aja masih ada sedikit proteksi 
dari pemerintah, banyak garmen dan UKM kita yang pada bangkrut dan tutup. 
Apalagi nanti jika tidak ada proteksi sama sekali.

Tapi bukan berarti kita harus melupakan kasus century, karena rakyat juga harus 
mengetahui yang sebenarnya. Jangan selalu ditutupi dengan isu yang lain. Bang 
Faisal dan kawan-kawan lain yang sedang mengugat kasus century tidak sendiri, 
kita berbagi saja



Bang Faisal dan lainnya menggagas angket untuk FTA dan kawan prodem lain tetap 
konsisten di centurybukan itu lebih baik bang?



Salam

ad



[Forum-Pembaca-KOMPAS] (Kompas.com) Kompak: Presiden Jangan Bermain-main Retorika

2009-11-22 Terurut Topik Berthy B Rahawarin










Dalam situasi sekarang, RETORIKA yang terang-benderang 
digunakan dengan sengaja TIDAK LAGI MEMPAN mengubah jejak RETORIKA lama, yang 
di penghujungnya,  memaksa pendengar atau penonton berkata, PEMBOHONGAN BUPLIK 
TIDAK PERNAH BERHENTI! Obat mujarabnya: Jangan ada dusta di antara kita!!! 
Jujurlah pada rakyat!!! Bertaubat!!! Kasihan Institusi POLRI dan KEJAKSAAN 
tidak untuk rakyat dan negara, tapi untuk kekuasaan.


JAKARTA, KOMPAS.com
— Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak) menyerukan kepada Presiden
untuk mengambil langkah yang cepat dan tegas guna menuntaskan kasus
Chandra dan Bibit. Upaya memberantas perilaku makelar kasus (markus) di
lembaga-lembaga hukum dan peradilan juga harus segera ditangani. 

Presiden
semestinya telah dapat mengambil keputusan lebih cepat dan langkah
terang. Kami juga mengingatkan Presiden untuk tidak bermain-main dalam
bahasa pidato yang retoris, tutur Ray Rangkuti, juru bicara Kompak
saat menyampaikan Petisi Rakyat di Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu
(22/11) pagi. 

Ia mengatakan, kasus ini dapat menjadi momentum
bagi Presiden untuk melakukan pembaruan dan penertiban lembaga
kepolisian dan kejaksaan. Hal tersebut sesuai rekomendasi Tim Delapan
atau tim independen verifikasi fakta dan proses hukum kasus Wakil Ketua
(nonaktif) KPK, Bibit S Rianto dan Chandra M Hamzah, yang menyarankan
supaya Presiden memberikan sanksi kepada pejabat terkait yang dinilai
bertanggung jawab memaksakan kasus Chandra dan Bibit.

Salah satu
hal yang menurut Kompak harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah
tersebut secepatnya adalah dengan segera memberhentikan Kapolri dan
Kejagung. Karena mereka tidak amanah dan tidak jujur kepada
masyarakat, kata Ray. 

Semboyan Presiden 100 hari masa kerja
dengan pemberantasan mafia peradilan akan menjadi semboyan retoris
tanpa makna jika Presiden tak kunjung juga melakukan pembenahan
terhadap dua institusi penegak hukum itu, kata Ray.

   wassalam,  ex toto corde,  Berthy B Rahawarin  brahawa...@yahoo.com     Quo 
res cumque cadunt, semper stat linea recta.   (Apa pun yang terjadi, senantiasa 
berdiri di garis lurus.)


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Hari Perikanan Sedunia 2009: Atasi Krisis, Wujudkan Keadilan Perikanan

2009-11-22 Terurut Topik Sobat Liem
Pandangan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan
Hari Perikanan Sedunia
“Atasi Krisis, Wujudkan Keadilan Perikanan”
21 November 2009

HARI INI, 21 November 2009, lebih dari 6 miliar penduduk bumi berefleksi 
mengenai tata interaksi mereka dengan ketersediaan sumber daya perikanan dan 
model pengelolaan global. Pada momentum bersejarah inilah, warga dunia 
dihadapkan pada dua krisis maha besar yang mengancam keberlangsungan kehidupan. 
Krisis yang sedang dialami umat manusia ini adalah: pertama, krisis pangan, 
termasuk di dalamnya ketersediaan sumber daya perikanan, yang menjadikan lebih 
dari 1 miliar warga bumi menderita kelaparan akut (FAO, 2009). Di Asia 
Tenggara, krisis ini adalah malapetaka. Betapa tidak, dengan kekayaan aneka 
sumber pangan, wilayah Asia Tenggara justru dihadapkan pada kondisi kekurangan 
pangan dan gizi dua kali lebih besar dibandingkan dengan wilayah Sub Sahara 
Afrika. Penyebabnya adalah 75 persen produk perikanannya hanya diperdagangkan 
untuk memenuhi konsumsi penduduk Jepang, Amerika Serikat, Eropa, dan Cina. 

Krisis kedua adalah krisis iklim. Tak hanya berdampak pada kian rusaknya sumber 
daya perikanan, tetapi juga telah merenggut 24.000 nyawa nelayan di lautan 
(FAO, 2008). Inilah krisis yang dihadapi oleh warga dunia. Tanpa pelaksanaan 
prinsip-prinsip keadilan perikanan dalam mengelola sumber daya kelautan 
perikanan dan pesisir, krisis terburuk sepanjang sejarah ini bakal terus 
menghilangkan nyawa manusia secara besar-besaran. 

Kedua krisis di atas telah melanda dan terus meluas di seantero Indonesia. Di 
banyak pasar tradisional, ikan terubuk, tongkol, dan ikan-ikan karang yang 
memiliki kualitas protein tinggi dan menjadi hidangan konsumsi masyarakat, 
nyaris sulit ditemukan. Untuk mengatasi kelangkaan ini, pemerintah terus 
berupaya meningkatkan besaran angka impor perikanan. Di tahun 2008, volume 
impor produk perikanan sebesar 280.179,34 ton dengan nilai 268 juta dollar AS. 
Nilai impor itu naik lebih dari 100 persen dibandingkan dengan tahun 2007 yang 
hanya 160 juta dollar AS dengan volume impor 120.000 ton. Keputusan untuk 
mengimpor cakalang, tepung ikan, ikan patin, dan impor pangan lainnya inilah 
yang mengakibatkan keuangan negara sebesar lebih dari Rp50 triliun atau setara 
dengan 5,0 persen APBN terus tergerogoti. Padahal, Indonesia adalah negeri 
dengan anugerah kelautan perikanan yang besar dan beraneka ragam. Pada konteks 
inilah, kita melupakan pesan Presiden Soekarno
 (1901-1970) bahwa, “Pangan merupakan soal mati-hidupnya suatu bangsa. Apabila 
kebutuhan pangan rakyat tidak terpenuhi, maka malapetaka (akan terjadi)”. 

Di tengah kesulitan inilah, ikhtiar negara memberikan perlindungan dan 
pemenuhan hak nelayan tradisional sebagai warga negara justru terabaikan. 
Akibat cuaca ekstrem, dalam catatan KIARA (Desember 2008 – Maret 2009), lebih 
dari 46 nelayan tradisional meninggal dunia di laut saat menjalankan misi 
mulia, yakni menyediakan protein bagi anak-anak bangsa dari Sabang sampai 
Merauke. Jika dibiarkan berlarut, kondisi ini akan berujung pada krisis 
berikutnya, yakni ketiadaan nelayan handal di bumi pertiwi. Betapa tidak, terus 
menyusutnya sumber daya perikanan, kian kerapnya penggusuran terhadap rumah 
tinggal kebudayaan dan ruang penghidupan nelayan, ancaman keselamatan jiwa 
akibat cuaca ekstrem, hingga kuantitas kemiskinan di wilayah pesisir yang terus 
meningkat seiring ketidakpedulian negara terhadap keberlanjutan hidup dan 
cita-cita keluarga nelayan, pada akhirnya akan melahirkan krisis nelayan dan 
hilangnya pengharapan dan optimisme di kalangan generasi muda
 untuk terus melanjutkan jati diri bangsa, yakni dengan mengukuhkan cita-cita 
menjadi nelayan handal yang setia menghidupi kekayaan tradisi bahari. 

Mewujudkan keadilan perikanan
Dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1996 tentang Pangan, disebutkan bahwa, pangan 
adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah 
maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi 
konsumsi manusia. Mengacu pada letak kepulauan Indonesia, tak terbantahkan jika 
sumber daya perikanan disebut sebagai pilar penting pemasok pangan nasional. 
Meski demikian, konsumsi ikan nasional hingga 2009 terbilang rendah, yakni 30 
kg/orang/tahun, atau empat kali lebih rendah ketimbang konsumsi warga Jepang, 
sebesar 125 kg/orang/tahun. 

Berpijak pada pelbagai krisis yang terus terjadi, peringatan Hari Perikanan 
Sedunia ini seyogianya dijadikan sebagai  titik tolak pemerintah Indonesia 
untuk melakukan reorientasi kegiatan perikanan, dengan konsisten dan konsekuen 
melakukan: pertama, mengoreksi kebijakan ekspor gelondongan ikan nasional dan 
memperbesar upaya penuntasan praktek kejahatan perikanan, guna menyikapi dan 
mendukung upaya peningkatan konsumsi ikan nasional; kedua, memastikan 
perlindungan terhadap nelayan dan wilayah tangkap tradisionalnya; ketiga, 
segera merevisi kebijakan kelautan perikanan dan pesisir yang tidak sejalan 
dengan kaidah 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] ungoverned government

2009-11-22 Terurut Topik Faisal Basri
Kemarin malam saya mengigau. Semoga sebatas itu. Silakan lihat igauannya di: 
http://politik.kompasiana.com/2009/11/22/ungoverned-government/
 
Terima kasih banyak.
 
Tabik,
faisal basri


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Hadapi Buah Simalakama

2009-11-22 Terurut Topik ajeg

Dunia ini panggung sandiwara. Di panggung sandiwara banyak pelawak 
belagak bingung soal buah simalakama: kalau dimakan emak mati, tidak 
dimakan bapak yang mati. 

Jalan keluar ala pelawak: ya dijual saja itu buah. Hasilnya, keuntungan 
berganda: emak-bapak tidak jadi mati, duit pun didapat. 

Maka, jalan terbaik dari sandiwara ini adalah jadi pedagang 
(jangan cuma jadi makelaar)... 

Selamat datang di dunia perdagangan bebas. 

ajeg' 

--- Adyanto Aditomo adyantoadit...@... wrote:

 Supaya SBY terlepas dari jebakan Buah Simalakama, jalan terbaik adalah 
 SBY mengundurkan diri dari Kursi Kepresidenan.
 
 Mungkin langkah ini jauh lebih baik daripada konflik dengan pendukung 
 setianya bila menuruti Rekomendasi Tim 8 atau dilengserkan secara paksa 
 oleh rakyat bila menolak Rekomendasi Tim 8.
 
 Salam,
 Adyanto Aditomo 






  


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi

2009-11-22 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Dharma Hutauruk,
 
Kelihatannya anda memang pendukung kuat Anggodo.
Sebetulnya Anggodo lah yang bersikeras untuk memenjarakan Bibit dan Chandra..
Anggodo sudah mengeluarkan banyak uang agar Berita Acara yang terkait dengan 
Bibit dan Chandra memenuhi syarat agar keduanya dipenjarakan oleh Pengadilan.
Karena memenjarakan Bibit dan Chandra untuk sementara ini sulit dilakukan, maka 
Anggodo kelihatannya berhasil menekan Kapolri untuk memeriksa Kompas dan Koran 
Sindo sebagai saksi yang mengetahui siapa yang melakukan penyadapan pembicaraan 
Anggodo dengan para Petinggi Busuk di Kepolisian dan Kejaksaan Agung.
Kapolri terpaksa mematuhi tekanan Anggodo, karena yang bersangkutan sudah 
mendapat perlindungan khusus dari Presiden SBY.
 
Pendukung Anggodo kelihatannya akan unjuk gigi dalam Pamer Kekuatan Massa bila 
Presiden SBY melaksanakan rekomendasi Tim 8.
 
Jadi selamat untuk para pendukung Anggodo.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Jum, 20/11/09, Dharma Hutauruk dharma.hutau...@gmail.com menulis:


Dari: Dharma Hutauruk dharma.hutau...@gmail.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 20 November, 2009, 3:12 AM


 



Dari pertama ada dukungan di Facebook untuk mendukung KPK
(baca:Bibit- Chandra) saya sudah tidak sepakat.
Saya katakan mari kita dukung institusinya Polisi, Kejaksaan, Pengadilan,
DPR maupun KPK.
Tapi kalau menyatakan Bibit-Chandra bersih dan jangan diajukan ke Pengadilan
saya kurang sepakat.
Saya sepakat dengan pak Suhaemi bahwa perkara ini diteruskan oleh Kepolisian
dan Kejaksaan.
jabat erat

dharma


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bersatulah Kaum Demonstran!

2009-11-22 Terurut Topik Indra J Piliang
Bersatulah Kaum Demonstran!
Oleh
Indra J Piliang

Seruling waktu telah ditiup.
Malaekat sejarah bangun.
Tan Malaka tidak lagi berteriak di dalam kuburnya. 

Massa actie! Massa actie! Massa actie! 

Kamu kemanakan Rendra?
Masihkah kamu simpan rambut gimbal mbak Surip? 
Kebyar! Kebyar! Gombloh apakah sudah kau petik pada dawai gitar? 

Ada kelewang patah di sana, Karawang-Bekasi. Asap rokok Chairil Anwar mengepul 
melindapkannya. 
Buku-buku Ahmad Wahib yg dimakan rayap.
Abu jenazah Soe Hok Gie di puncak Mandala Wangi. 

Kemana, kemana, kemana kamu simpan sajak2 perjuangan itu? 
Kemana, kemana, kemana kau tumpuk ikat2 kepala itu? 

Bongkar gudangmu!
Keluarkan spanduk2 dan poster2 itu!
Hiasi kota ini dengan grafiti!
Kepalkan tangan kirimu, serentak menghentak zaman! 

Bersatulah kalian para demonstran! 
Bersatulah! 
Hadang panser2 manipulasi itu yang bergerak melindas masa depanmu!
Hentikan upacara kebohongan yang dibiayai oleh pajak2mu yg dikorup! 

Berpestalah, dengan daun-daun teh dari Boston.
Linting lagi sebatang lisong dari daun2 jagung. 
Prapatan 10, Menteng 31, bawa ia dalam darah mudamu.
Rengas Denglok, culik Ia bersama nyalimu! 

Nyalakan lampu teplok di Pulau Buru.
Bangunkan buaya2 di sungai2 Tanah Merah Boven Digul!
Buat jeruji baja di Nusa Kambangan! 

Perkuat barisanmu!
Perkuat ideologimu!
Cari pemimpinmu!

Bersatulah, kaum demonstran.
Gelandang Persatuan Koruptor Negara itu ke penjara2!

Bersatulah, kaum demonstran.
Hidupkan operasi pagar betis!
Hidupkan serangan fajar dengan simbol janur kuning!
Jangan lupakan merah-putih.
Terbangkan garuda2 itu di dalam dadamu!

Kita atau mereka yg masuk pintu besi itu.
Kita atau mereka yg menulis sejarah negeri ini.
Mereka berhasil memiuh mimpi kita menjadi kusta2 yg diludahi bangsa2 lain.
Mereka semai benih2 kematian dengan menjadi benalu2 di dlm ruang2 kekuasaan.

Kalau bukan kalian yg adalah kita, siapa lagi? 
Negara ini telah dipertukarkan mereka dengan uang segobang.
40 Juta anak bangsa hanya punya 2 dollar utk menu harian. 
Jerangkong2 hidup ada di ufuk fajar! Anak2mu, cucu2mu, dan masa depanmu!

Bersatulah, kaum demonstran!
Siapapun kamu, berapapun umurmu, apapun keyakinanmu!

Mereka, di sana, telah lama bersatu! Mereka, disana, telah lama bersarang. 
Predator2 kemanusiaan yg berwajah senyum, bertopeng santun!

Bersatulah! Bergeraklah! Dan yakinilah, nasi2 bungkus kaum ibu dengan menu 
ikan2 asin akan berderet2 masuk ke tenda2 yg kalian bikin!

Jakarta, 21 November 2009
Tiada Kata Jera dalam Perjuangan...

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Apakah Anakku Bisa Jadi Sarjana? - NGGAK BISA

2009-11-22 Terurut Topik Godlip Pasaribu
Setuju sekali. Mengenai Jusuf Kala setahu saya dia adalah Sarjana Ekonomi 
alumni UNHAS.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bertha Suranto berth...@mac.com
Date: Thu, 19 Nov 2009 10:40:13 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Apakah Anakku Bisa Jadi Sarjana? - NGGAK 
BISA

Pak Achmad dan Pak Firdaus,

Kita  nggak  usah  iri  sama  orang  kaya.   Harta  surga  lebih   
berharga dari itu semua.
Toh  menjadi  kaya  juga  bukan  dosa,  kecuali  kekayaannya  karena   
korupsi  dan  maksiat,  itu  baru  dosa.

Saya  pernah  dengar  Pak Ciputra bicara spt  ini  :

Generasi pertama  :  adalah  generasi  pembangun(menjadi kaya)
Generasi kedua : generasi  penikmat
Generasi ketiga :  generasi  penghancur  atau perusak.

Ayo  dong  lihat  hal-hal  yang  sudah  nyata  saja.  Banyak  orang2   
yang  sukses  justru  bukan  lulusan  bangku  kuliahan.
Bill Gates,  contohnya  mahasiswa  drop out.
Di Indonesia  lebih  banyak  lagi.  banyak  pengusaha  yang  sukses   
tanpa  bangku  kuliah.
Ada  mbak  siapa  tuh  (sy  lupa  namanya)  yang  lulusan  SMP  tapi   
punya  22  pesawat carter.
Ada  mahasiswadi Bandung  yang  bisa  kuliah  karena jualan pulsa,  
sd penghasilannya puluhan juta.

Toh  ujung2nya  kuliah  untuk  bisa  dapat  pekerjaan  yang  baik   
kan  ?

Contohlah  perkataan  Ciputra  :  Ajarkan  generasi  kita  untuk   
jadi  Pengusaha.

Eh  ngomong2  Pak  Jusuf  Kalla  kuliah  gak  sih  ?  Kok  beliau   
bisa  jadi  orang  sukses  /
Kok  kekayaan  beliau  bisa hebat  begitu  ?
Nah  coba  tanya2  sama  beliau.  Pasti  Pak  Jusuf  Kalla  dengan   
senang  hati  berbagi  dg  kita.

Yang  Penting,  anak  kita  belajar  yang  baik,  biar  bisa   
mengalahkan  anak2  orang kaya  yang  punya  fasilitas  bejibun.
Kalau anak orang kaya nggak  sepintar bapaknya,  maka  kmd   
kekayaannya  gak langgeng  krn dia  hanya  bisa  menikmati  saja,   
lalu  bisa  hancur  pula.

Tapi  kalau  anak  orang  miskin,  lihat  orangtuanya  sudah  miskin,   
pasti  terpacu  agar  keluar  dari  kemiskinan.

Kemiskinan  bukanlah  aib,  dan  kaya  bukanlah  dosa.
Kuncinya  hanya  Hidup  benar.


Salam  damai.
Bertha



[Non-text portions of this message have been removed]





=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Cecak atau Cicak?

2009-11-22 Terurut Topik Wal Suparmo
Salam, 
CECAK adalah bahasa Jawa.
CICAK  adalah bahas Melayu ( Indonesia )
Wasalam,
Wal Suparmo
.

--- Pada Jum, 20/11/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id menulis:


Dari: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Cecak atau Cicak?
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 20 November, 2009, 6:57 AM


  



Oleh SALOMO SIMANUNGKALIT

http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/11/20/ 02474555/ cecak.atau. cicak

Susno Duadji memecut saya buka kamus. Tentu bukan karena kepala Bareskrim 
Markas Besar Kepolisian itu melontarkan istilah hukum yang ruwet-rumit dalam 
berbagai pollung di televisi, melainkan disebabkan metaforanya yang terpegah, 
cicak melawan buaya, untuk menggambarkan ketaksebandingan kuasa antara Komisi 
Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian sebagai sesama lembaga penegak hukum.

Selaku orang yang mewajibkan diri mematut-matut apa pun yang berkelindan dengan 
bahasa sendiri, saya merasa bahwa cecak oleh pekamus macam WJS Poerwadarminta 
dianggap sebagai bentuk baku bagi sebutan binatang merayap yang kerap tampak di 
dinding maupun di langit-langit rumah itu. Betul saja, baik Kamus Umum Mas Poer 
maupun Kamus Besar Pusat Bahasa (semua edisi) sama-sama memperlakukan cecak 
sebagai wujud baku dan mendudukkan cicak selaku varian tak baku.

Google bersaksi lain. Penyelisikan pada 19 November 2009 pukul 9.41 waktu 
Jakarta: 162.000 untuk cecak dan 2.210.000 bagi cicak. Saya tak sempat periksa 
dengan rinci apakah penggelembungan ketergunaan cicak ini berkat budi baik 
Susno Duadji.

Di bangku taman kanak-kanak hewan bernama semestawi Hemidactylus frenatus itu 
diperkenalkan kepada anak-anak Indonesia melalui dendang: cicak-cicak di 
dinding, diam-diam merayap, datang seekor nyamuk, hap! lalu ditangkap. Bisa 
saja alasan bunyi i—sebab ada dinding yang diperdengarkan kemudian dalam 
baris itu—yang mendasari pemakaian kata cicak dalam lagu ini. Namun, 
kesengajaan menyimpang dari bentuk baku, cecak, atas nama licentia poetica tak 
selalu merasuki kesadaran kaum awam. Itu barangkali sebabnya seorang Susno 
Duadji dan pebahasa Indonesia dalam jumlah yang lebih serta-merta melafazkan 
cicak. Tinggallah cecak membaku dan membeku di dalam kamus dan sesekali 
membesut dalam teks.

Pekamus lain, John M Echols dan Hassan Shadily, justru memutuskan cicak, small 
house lizard, sebagai sosok baku. Pebahasa Inggris diperintahkannya pada lema 
cecak untuk mengail padanan dari entri cicak.

Bagi saya cecak dan cicak, atas nama proses ablaut dalam linguistik, setali 
tiga uang. Namun, bagi mereka yang mau berketat-ketat dengan kebakuan, ini 
saran saya. Di kamus cecak terjumpa dalam tiga lema. Satu sudah kita bahas. Dua 
lainnya: cecak sebagai kata kerja dan berasal dari bahasa Minangkabu bermakna 
cubit; cecak selaku kata benda dengan arti 'bintik-bintik atau belang-belang 
kecil'.

Cicak? Tercatat hanya punya satu makna. Dia belum berhomonim. Bebannya ringan, 
dibandingkan dengan cecak yang menggendong tiga takrif. Maka, dengan lafaz 
Susno Duadji yang diperdengarkan televisi hari-hari ini sebagai momentum, ini 
saatnya melantik cicak dengan beban (makna) yang lebih enteng sebagai figur 
baku. Ini sesuai dengan tuntutan bahasa modern yang berupaya meminimalkan beban 
setiap kata.

Oh, ya, saya hampir lupa mengintroduksi Bareskrim. Tentu ini bukan cara lain 
menulis bar es krim, tempat minum dan kongko-kongko dengan es krim sebagai 
suguhan utama. Bareskrim adalah nama bagian di lembaga Kepolisian Republik 
Indonesia, akronim dari Badan Reserse Kriminal.









  
___
Nama baru untuk Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Hadapi Buah Simalakama

2009-11-22 Terurut Topik pudimartini
Maksudnya:
. denga ini saya menyatakan berhenti ?

yang naik wapres 



Adyanto Aditomo wrote:

 Supaya SBY terlepas dari jebakan Buah Simalakama, jalan terbaik adalah 
 SBY mengundurkan diri dari Kursi Kepresidenan.
 Mungkin langkah ini jauh lebih baik daripada konflik dengan pendukung 
 setianya bila menuruti Rekomendasi Tim 8 atau dilengserkan secara 
 paksa oleh rakyat bila menolak Rekomendasi Tim 8.

 Salam,

 Adyanto Aditomo




=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung Nasution

2009-11-22 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Mereka itu demonstran pendukung Anggodo, makanya mereka sangat membenci Adnan 
Buyung Nasution yang merekomendasikan kepada Presiden SBY agar segera menangkap 
Anggodo.
Rekomendasi tersebut bisa diartikan bahwa Adnan Buyung Nasution telah dianggap 
tidak menghormati Presiden SBY yang telah memberikan Jaminan Keselamatan 
terhadap Anggodo.
Makanya para pendukung Anggodo marah besar.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 19/11/09, berthatc berth...@yahoo.com menulis:


Dari: berthatc berth...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahasiswa Gak sopan : Melempari Foto Bung Buyung 
Nasution
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 19 November, 2009, 11:52 AM


  



Sedih saya melihat di Metro TV, para mahasiswa berjaket hijau melempari foto 
Bung Buyung Nasution dengan telur busuk.

Apakah ini demo murni atau demo bayaran.

Mengapa mahasiswa dan para demonstran bukan menghujat Anggodo ?

Benar2 sedih.









  quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.comquot;

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Dukung Prita: Uang Rakyat Bukan untuk Mentraumakan Rakyat!

2009-11-22 Terurut Topik iwan piliang
BENANG  merah kasus Prita: Undang-Undang bermasalah. UU ITE Pasal 27 ayat 3,  
dimasukkan pidana. Ganjarannya 6 tahun dan denda malsimal Rp 1 miliar.
 
Pasal 27 tersebut di negara lain masuk ke ranah perdata. 
 
Sejarah membuktikan, Jawa di era Jayabaya, di mana panen melimpah ada pesta di 
gunung dan di laut setiap 5 bulan sekali. Masa itu, pencemaran nama baik tak 
ada kata bermalas mata (buta). Kata berbalas kata.  
 
Era penjajah datang, maka masuklah  hukuman bagi pencemaran nama baik di pasal 
310, 311 KUHAP.
 
Dan UU macam UU ITE atau sejenis di negari lain, fokus ke computer offensive 
(carding, cracking, etc).
 
Karenanya saya menajdi legal standing pertama yang menggugat  pasal 27 ayat 3 
itu ke MK.
 
 
SAYANG, beribu sayang, ketika pasal itu digugat, Depkominfo dengan sadar ikut 
membelokkan materi persidangan dengan menghadirkan artis Azhari bersaudara, 
sehingga esensi pindah ke urusan pornografi di internet.
 
Saya membuat link baru sejak Rabu 18, November 2009 di Facebook, mengajak 
segenap insan Indonesia yang mengedepankan hati nurani dan keadilan untuk 
berhimpuan kembali bersama di link ini:
http://www.facebook.com/home.php?#/pages/Dukung-Bebasmurnikan-Prita-dr-Tuntutan-Bui/179105094476?ref=mf
Link yang hingga tulisan ini saya buat sudah lebih 4 ribu pendukung - - 
diantaranyanya Halida Hatta - - ini bukan saja menghimpun dukungan, tetapi juga 
berisi info pendek behind the scene gugatan ke MK yang lalu, di mana media 
massa saja alpa memberikan dukungan, dan ketika Depkominfo membelokkan esensi, 
media juga beramai-ramai ikutan.
 
Begitulah.
 
Kini Depkominfo dipimpin pejabat baru. Dengan kerendahan hati, saya mengetuk 
pintu, untuk mengajak iqra, berkenan merevisi UU ITE pasal 27 tersebut, agar 
tak kian lucu bagi kepastian hukum di negeri ini. 
 
Adalah hak orang untuk tidak dicemarkan, saya sepakat: tetapi perlu kecerdasan 
penempatan masalah ke dalam UU.
 
Jika kini Prita kelak jadi dibuikan, sudah sebaiknya sebagai rakyat kita 
mengusulkan DEPKOMINFO untuk dibubarkan kembali; telah membuat UU dengan uang 
rakyat, yang  kemudian membuat trauma rakyat; 
 
PERJALANAN 1,5 tahun Prita jelas sebuah pengorbanan lahir batin. Beginikah 
negara kepada rakyat: apalagi PP tentang UU ITE tak ada, di persidangan alat 
bukti tak ada; sesuai dengan forensik digital, dan anehnya sidang tetap 
berjalan.
 
SEMOGA TUHAN semesta alam kian menunjukkan ke semua pihak, akan sebuah 
kecerdasan  kearifan hidup dalam sebuah tatanan masyarakat beradab  berbangsa 
bernegara. Amin.
 
Iwan piliang, literary citizen reporter, blog-presstalk.com


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] KOLOM Yudhis: Kita Salah Didik sejak TK

2009-11-22 Terurut Topik Weka Gunawan
Mas Yudhis, benar-benar sekali.. Betapa banyak Ibu ketakutan kehilangan
pekerjaan saat harus menunaikan kewajibannya sebagai Ibu. Atau yang terbiasa
tidak bekerja, merasa kehilangan waktu bergaul dengan teman-teman gaulnya
saat si bayi menyertai. Padahal memberi ASI 6 bulan secara eksklusif adalah
investasi luar biasa! Juga mendampingi anak-anak kita, menginvestasikan
waktu bagi anak-anak kita terutama memang 10 tahun pertama, bukan 5 tahun
pertama saja yang sering dibilang masa-masa emas. Dulu, ada seorang Ibu
dokter spesialis anak tetapi lebih senang menjadi aktif di NGO dia bilang,
para ibu itu kalau tidak bekerja, maka asap dapur tidak ngebul. Saya tidak
setuju. Ternyata ramai ibu yang saya kenal memilih meninggalkan pekerjaannya
bahkan di saat puncak ketenaran demi anak-anaknya. Dan Tuhan ternyata
menunjukkan kekuasaanNYA yg meliputi langit dan bumi kekayaanNYA, para ibu
itu baik-baik saja sekeluarga dan hidup nyaman, damai, bahkan berkegiatan
sesuai dengan kepandaiannya... bukan berarti para ibu tak perlu
berpendidikan tinggi lho. Pendidikan tinggi penting untuk modal mendidik
janin sejak bayi hingga anak-anak melangkah percaya diri menghadapi dunia.

salam manis,

2009/11/20 yudhistira massardi ymassa...@yahoo.com



 Kita Salah Didik sejak TK
 Oleh: Yudhistira ANM Massardi

 Kenapa bangsa kita bisa menjadi begini amburadul? Teman saya,Wismiarti,
 seorang ibu yang dokter gigi, punya satu jawaban, yang didapatnya dari
 koleganya di Australia: ”Karena orang-orang Indonesia salah didik sejak dari
 Taman Kanak-kanak!” Kondisi itu diperparah oleh sikap para orangtua yang
 semberono di dalam mendidik anak-anak mereka di rumah.

 Mengingkari sunatullah
 Anak-anak balita (golden age) di kota-kota besar di Indonesia, dibiarkan
 mengalami ketelantaran cinta dan makna. Para ibu ”modern” -- karena alasan
 kepraktisan dan mengutamakan kerja di luar rumah -- lebih memilih tidak
 memberikan ASI eksklusif selama enam bulan kehidupan awal sang bayi.
 Padahal, tindakan itu tidak hanya berarti tidak memberikan pelukan,
 kenyamanan, kebahagiaan, ketenangan, membantu penyambungan sel-sel otak
 anak, membangun kepercayaan anak terhadap ibu; melainkan juga mengingkari
 ketentuan Allah (sunatullah).

 Tak cuma itu. Mereka pun menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada para
 pengasuh bayi, yang entah seperti apa kualitas moral, ilmu, cinta dan
 bahasanya. Padahal, perkembangan otak dan pertumbuhan akhlak dan jiwa
 anak-anak balita sangat bergantung kepada asupan informasi dan modelling
 orang-orang dewasa di sekitarnya. Justeru pada usia balitalah anak-anak
 sangat membutuhkan peranan aktif dari, terutama, ibunya.

 Pada saat itulah, masa depan anak ”ditentukan.” Jika momentum yang
 luarbiasa penting itu diserahkan kepada babby sitter, kita ”tahu” seperti
 apa isi otak dan masa depan mereka. Anak-anak akan hidup tanpa cinta,
 sel-sel otaknya tidak tersambung maksimal, proses belajarnya tidak sesuai
 dengan tahapan, kepercayaan dirinya rendah, mereka akan sulit memahami makna
 segala sesuatu, dan dunia serta kehidupan akan dijalani secara serampangan,
 tanpa ada kesadaran akan tanggungjawab dan misi suci.

 Metode Sentra
 Maka, setelah mendapatkan jawaban yang fundamental dan menyentak itu, teman
 saya tadi, langsung memutuskan untuk berhenti praktek sebagai dokter gigi.
 Pada 1996, ia mendirikan sekolah, dimulai dari TK, di Ciracas, Jakarta
 Timur. Itu diawali dengan studi banding ke beberapa sekolah TK di Australia,
 Eropa, dan Amerika Serikat. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengadopsi metode
 BCCT (Beyond Center and Circle Time/Lebih Jauh tentang Sentra dan Saat
 Lingkaran) yang kemudian dikenal sebagai “Metode Sentra.” Metode itu, yang
 “play-based learning” dikembangkan di Creative School, Talahase Florida,
 Amerika Serikat, yang dibangun oleh Pamela Phelps Phd. pada 1970. Adalah
 Pamela Phelps yang hingga kini menjadi konsultan sekolah di Ciracas itu.

 Dengan Metode Sentra, sejak usia dini, anak-anak diajak menjalankan
 nilai-nilai mulia sebagaimana yang diajarkan oleh semua agama, seperti
 hormat, jujur, sayang teman, rajin, tanggungjawab, disiplin, dan lain-lain.
 Nilai-nilai positif itu dialirkan melalui program sehari-hari, seperti saat
 makan, main, atau pun menjelang tidur.

 Kemampuan klasifikasi pun dibangun sangat kuat. Klasifikasi pada benda
 kongkret (alat permainan edukatif) berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran,
 diajarkan pada diri anak (seyogianya sejak bayi). Di setiap Sentra,
 kemampuan itu terus ditingkatkan, baik saat main maupun saat membereskan
 mainan tersebut.

 Jika klasifikasi pada hal-hal yang kongkret sudah terbangun, maka kelak di
 kala dewasa, mereka akan mampu menglasifikasi hal-hal yang abstrak. Anak
 akan mampu membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Kelemahan dalam
 klasifikasi, berpikir kongkret dan juga berpikir abstrak, itulah yang,
 antara lain, menyebabkan korupsi merajalela, dan manusia Indonesia –
 sebagamana kita lihat di kalangan eksekutif, legislatif, yudikatif -- 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Jari dan Gigi Galileo ditemukan dan Fluid Intelligence dari Vatikan.

2009-11-22 Terurut Topik bakri arbie
Yth Rekan milis,

Jari tangan dan gigi Galileo ditemukan setelah hilang puluhan tahun.
Galileo mendapatkan hukuman mati oleh Vatikan ditahun 1642,oleh
karena sebagai ilmuwan beliau mengatakan bahwa bumi sebenarnya mengelilingi 
matahari.
Berlawanan dengan pandangan gereja waktu itu bahwa bumi adalah pusat segalanya.

Galileo diberi pengampunan di tahun 1990 oleh Paus Paul II,dengan mengakui
kesalahan gereja waktu itu.
Pendekatan yang sangat matang oleh Paus,meskipun terlambat 358 tahun.

Suatu hal yang baik dari segi pengetahuan,bahwa umat manusia perlu lebih toleran
dalam pengetahuan yang terus maju.
Teori ini disebut sebagai Fluid Intelligence dari pada kita gunakan Static 
Intelligence.
Static Intellegence menyebabkan timbulnya dogma dan takutnya manusia untuk 
mengekspresikan pengetahuan baru,sehingga fluid intelligence mulai dipakai di 
abad sekarang yang terus maju dengan teknologi informasi dan beriring dengan 
majunya ilmu pengetahuan.

Begitu pula dalam suasana konflik pendapat diperlukan apa yang disebut 
conflict management yang disertai fluid intelligence yang agar meminta agar 
tukar menukar pendapat dapat dilakukan dengan serba sadar akan makna atau bisa 
disebut sebagai tukar pendapat yang serba dewasa dan matang dalam apa yang 
disebut intellectual engagement, yang memberikan kesempatan kepada tiap orang 
untuk belajar sehingga mencapai tingkat kesadaran yang lebih tinggi dan bukan 
menghukumnya.

Dikutip dari yahoo.com.

Salam Hormat,
Bakri Arbie.







  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY, MINTALAH MAAF KEPADA RAKYAT

2009-11-22 Terurut Topik Al Faqir Ilmi
SBY, MINTALAH MAAF KEPADA RAKYAT
by : Saurip Kadi

Ujung perseteruan Cicak vs Buaya adalah persoalan kepemimpinan dan
pertanggung-jawaban publik SBY sebagai Presiden. Siapapun tidak
menghendaki SBY sebagai Presiden intervensi hukum, tapi SBY tidak boleh
ber JAIM ria seperti yang terjadi selama ini. Janganlah seolah-olah
paling konstitusional, padahal untuk mengulur-ulur waktu. Alasan tak
mau melanggar UU sesungguhnya JAIM juga. 


UUD dan turunannya tak lebih hanyalah alat (tool) untuk mencapai
tujuan. Ia bikinan kita-kita juga, bahkan sebagian sudah berpulang
mendahului kita. Maka jangan kita terbelenggu oleh aturan itu sendiri.
Kalau tak ada udang dibalik batu, tinggal Jelaskan kepada publik atas
sikap yang diambilnya. Walaupun nabrak aturan sekalipun, demi
kepentingan yang besar, semua pihak juga akan memaklumi. 


SBY sendiri sebagai petinggi ABRI kan pernah tidak taat terhadap
konstitusi. Jadi lucu kalau kini seolah paling kontitusional. Diawal
reformasi kok SBY tidak angkat senjata untuk membela Pak Harto dan UUD
45. Bukankan UUD 45 (asli) dan UU No 20 Thn 82, Bahkan sumpah prajurit
mengamanatkan SETIA KEPADA PEMERINTAH dan UUD 45 (asli). Kok semua
diam, bukankah saat itu aturan tersebut masih sah!!! 


SBY bukan orang bodoh. Tidak baik juga kalau pura-pura bodoh. Publik
tahu kok, semua gonjang ganjing ini untuk menutup borok yang kini sudah
menebar bau busuk kemana mana. Memang bukan SBY sendiri yang
merekayasa. Tapi para pembantu yang merasa terpanggil untuk
menyelamatkan rezim dan dirinya sendiri, tidak diperintah pun akan
gerak sendiri. Mengapa...? yaaa karena ilmunya hanya itu, mereka lupa
negeri ini sudah masuk era demokratisasi, bukan otoriter lagi. 


Dengan penyesatan di awal lintasan kasus. Maka aliran cerita
selanjutnya, berubah jadi kebenaran yang berproses secara alami. Para
penyidik dan aktor-aktor di episode berikutnya, tegasnya seluruh
pemain berapapun jumlahnya termasuk KAPOLRI dan Jaksa Agung pun
merasanya semua ini orisinil, bukan rekayasa. 


Persoalan yang mendasar adalah beyond gonjang ganjing ini ada apa...
? Ketika KPK mencium korupsi IT di KPU, maka tangan-tangan kekuasaan
harus bergerak menyelamatkan negara. Karena kasus tersebut bisa
merembet kemana mana. Bisa membatalkan PEMILU. Maka Antasari harus di
korbankan. Ketika Bank Century hendak diendus KPK, maka Bibit dan
Chandra harus dibikin kasus. Mengapa, kembali lagi karena persepsi
mereka menempatkan kasus tersebut bakal membahayakan negara. 


Tangan kekuasaan gaya Orba, memang tidak membedakan antara NEGARA dan
Pemerintah. Ketika penyesatan sudah sempurna terjadi, dengan
memanfaatkan kondisi yang ada (kelakuan Antasari sendiri dan maraknya
MARKUS) perseteruan menjadi terbuka. Bukan Polri salah, tapi tidak etis
dong, Polri yang bukan pengawas KPK harus berbuat layaknya lembaga yang
membawahi KPK. 


Hidup ini ada fatsun. Mengapa mereka mau berbuat begitu? Karena
kepentingan kekuasaan dan dirinya juga punya borok. Dari figur Kapolri
saja ekornya jadi panjang. Ketika seorang BHD yang diangkat jadi
Kapolri, tidaklah bisa lepas dari ia yang adik seorang Tri Tamtomo
pensiunan Mayjen TNI mantan Dan Brigif yang menyerbu Kantor PDI (kasus
27 Juli), dimana SBY sebagai Kasdam Jaya yang penyiapkan pasukan
termasuk latihan dan peluru tajam yang dibawa prajurit. Hampir pasti
bukan BHD sebagai Kapolri yang jadi aktor dalam kasus Cicak Vs Buaya.
Tapi Maraknya Markus dan loyalitas karena kepentingan inilah yang jadi
biang kerok persoalan di republik ini. Lebih parah lagi ketika merit
sistem di tubuh Polri (dan semua jajaran birokrasi dan juga TNI) kini
hanya jadi pajangan semata. Ketika Budiono sang Gubernur BI dipilih
jadi Wapres dan Sri Mulyani kemudian kembali dipasang sebagai Menteri
Keuangan maka semuanya kini menjadi gamblang. Walau awalnya, SBY lebih
sreg Sri Mulyani menjadi Gubernur BI, publik sudah tahu, arahnya.
Publik juga tahu ada apa dibalik penundaan pensiun seorang Darmin
Nasution dan Anwar Supriyadi. 


Proses politik segera sampai pada kondisi hitam putih. Boleh saja dalam
banyak kasus SBY dengan JAIM yang isinya juga kebohongan dan lempar
tanggung jawab selalu bisa lolos. Lihat kasus Porong, 36 ribu rakyat
jadi korban Lumpur seolah ini bukan tanggung jawab negara. SBY pilih
tega terhadap puluhan ribu, hanya untuk melindungi seorang ICAL yang
Menteri kala itu. Seolah negara tak berfungsi lagi. Kali ini SBY sulit
untuk mencari kebohongan untuk menutup kebohongan tentang perampokan
uang rakyat dalam kasus Bank Century. Rasa keadilan telah tersentuh,
hukum di rekayasa. Solusi cerdas dan murah sesungguhnya mudah untuk
dikerjakan. Kembali sebagai KSATRIA, mintalah maaf kepada Rakyat bahwa
dirinya teledor, hentikan perseteruan CICAK vs BUAYA. Ganti Kapolri dan
Jaksa Agung.beri mereka jabatan DUBES. Menyilahkan KPK untuk tuntaskan
kasus Bank Century, tak peduli siapa pun. begitu saja kok repot. Salam
Saurip Kadi.

http://www.facebook.com/home.php?#/notes/saurip-kadi/sby-mintalah-maaf-kepada-rakyat/212748953017



  


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jangan paksa saya bertindak diluar hukum

2009-11-22 Terurut Topik Adyanto Aditomo
mBak Pudi Martini,
 
Kalau Presiden SBY sampai membiarkan Bibit dan Chandra tetap diajukan ke 
pengadilan, dimana masyarakat sangat yakin kalau Berita Acaranya disusun oleh 
Anggodo yang berkomplot dengan para Petinggui Hukum Busuk, baik yang ada di 
Kepolisian maupun Kejaksaan Agung, saya kok khawatir suhu politik akan meledak 
menjadi huru hara.
Bisa saja Aparat Kepolisan dan Kejaksaan Agung mengadakan Demo Tandingan, mirip 
yang dilakukan Suharto menjelang kejatuhannya atau oleh Habibi menjelang SI 
MPR, yaitu dengan membentuk Pam Swakarsa, tapi saya yakin Demo Tandingan ini 
akan kalah oleh Gerakan Masyarakat Pendukung KPK yang bisa berubah menjadi 
Kekuatan Masyarakat (Pople Power) Anti Presiden SBY.
 
Semoga Presiden SBY bisa tetap menjaga Kehormatan Lembaga Kepolisian dan 
Kejaksaan Agung dengan cara menyingkirkan mereka semua yang telah berkomplot 
dengan Markus seperti Anggodo dan digantikan dengan pejabat yang dipercaya oleh 
masyarakat.
Ingat: Negara ini milik rakyat dan bukan milik para pejabat busuk itu.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Rab, 18/11/09, pudimartini pudimart...@pirus.co.id menulis:


Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jangan paksa saya bertindak diluar hukum
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 18 November, 2009, 10:26 AM


  



SBY (dalam running text TV One: 
Jangan paksa saya bertindak diluar hukum

Betapa Presdien sekarang terjebak dalam 
situasi bisa dilihat by design namun juga
bisa dilihat by accident. 

Di tubu TNI berlaku azas tidak ada prajurit yang bodoh,
yang ada adalah pemimpin yang bodoh Maka, disiplin
dan komitmen terhadap tugas dan komando sangat tinggi
dan ini berlaku berjenjang serta membentuk perilaku.

Sebuah kesalahan di sebuah jajaran TNI, kita sudah melihat
bagaimana pimpinan di Jajaran itu di copot segera. Ini yang
tampaknya belum terjadi di Kepolisian meskipun mereka
pernah bersama selama Orba, namun ternyata, transformasi
nilai itu belum berjalan. Pendidikan polisi yang harus
menjawabnya.

Presiden sendiri adalah seorang militer, namun dari informasi
yang beredar dan sempat menjadi guyonan di saat kampanye,
beliau bukan berasal dari jajaran temur tetapi staf. Kalau ini
dikaitkan dengan hasil analisis Hamdi M dkk, dimana
kompleksitas intelektual SBY sangat tinggi dan paling tinggi
ekstrim diantara para calon pada saat itu dimaa yang mendekati
hanya Prof Boediono, sehingga demikian banyak pertimbangan
harus dilakukan sebelum membuat keputusan, maka yang
muncul sikap peragu. Dalam perang jelas tidak mungkin
membuat keputusan dengan cara demikian. Maka, bisa dimaklumi
kalau beliau bukan dari jajaran tempur. Ini mungkin mempengaruhi
keputusan dalam menyikapi rekomendasi Tim 8. Liha sebagai misal
sepulang dari lawatannya langsung memanggil Wapres, Kapolri,
Kajagung, Menkopolhukam sebelum Senin menerima Tim 8 jam 14:00.
Kemudian, rekomendasi tim 8 diberikan kepada Kajagung dan
Kapolri untuk dipelajari, meskipun beliau tentu juga sudah
memeproleh laporan langsung dari Kapolri dan Kajagung,
demikian pula progress report Tim 8.

Di sisi lain, dari perspektif manajemen konflik, bisa jadi pembentukan
Tim 8 adalah bagian dari disain manajemen konflik. Dari konflik yang
muncul Presiden bisa belajar dan melihat potensi, dan solusi. Bila ini
benar, maka titik kulminasi konflik by design itu pasti sudah dipikirkan
beliau. Bisa jadi, titik kulminasi itu adalah hasil keputusan pengadilan
atas BSR dan CMH. Mungkin rakyat, Tim 8 dan para tokoh serta Mhs
akan terkejut dengan keputusan itu. Namun, di sisi ini, Tim 8 tidak
lain adalah katalisator yang digunakan oleh beliau untuk secara jernih
melihat masalah yang ada dibawah kendali beliau. Tanpa Tim 8 beliau
tidak mempunyai katalisator untuk menilai, seperti hasil rekomendasi itu.
Bayangkan saja bagaimana kalau seandainya beliau hanya memperoleh 
informasi formal dari stafnya. Bukankah lahirnya Tim 8 karena mistrust dan 
distrust terhadap kedua lembaga tersebut? Tentu saja, beliau sudah bepikir
mengenai peluang benar dan salah rekomendasi tim 8 serta laporan formal 
Kapolri dan Kajagung berdasar informasi under cover dan kecerdasan beliau.

Bila dalam persidangan nanti, artinya baik kejaksaan maupun kapolri diberi
ruang untuk berlaga guna membuktikan integritas dan kredibilitasnya sesuai 
dengan ucapan mereka di media dan Komisi III DPR, maka bila ternyata terbukti 
bahwa persidangan yang terbuka itu membuktikan bahwa BSR dan CMH bebas murni, 
artinya Tim 8 benar, maka cukup alasan bagi beliau untuk mengobrak-abrik kedua 
lembaga tersebut karena ternyata mereka telah membuang sampah diranah 
kekuasaan belia, termasuk mencopot dan mengadili pejabat yang bersalah, 
bila ada satunya kata dan perbuatan beliau. Disamping ini juga sesuai dengan 
butir rekomendasi Tim 8. Ini juga pasti akan menaikkan kembali tingkat 
kepercayaan publik kepada beliau.

Namun, bila pengadilan yang terbuka itu ternyata membutikan bahwa
BSR dan CMH bersalah, diantara ketiga dakwaan itu, 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bergerak Kembali!

2009-11-22 Terurut Topik Indra J Piliang
UND: Diharapkan Kehadiran sdr/i. DEKLARASI MELAWAN PENGKHIANATAN REFORMASI.
Minggu, 22 Nop.
Jam 11.00wib-selesai.
Tempat: Pelataran Gedung KPK.
Orasi Politik: Para Aktivis Gerakan Mhs 1998.
-BONGKAR SKANDAL KORUPSI BANK CENTURY 6,7 TRILIUN.
-LAWAN KRIMINALISASI PERS
-TURUNKAN HARGA.
Trims.
POKJA '98
Tiada Kata Jera dalam Perjuangan...



[Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Harus Tegas Sebagai Prajurit TNI (jangan Omdo dan NATO)

2009-11-22 Terurut Topik Satrio Arismunandar
SBY Harus Tegas Sebagai Prajurit TNI
Syamsu Djalal:Presiden jangan cuma omdo (omong doang) alias NATO (No Action 
Talk Only). 
Jum'at, 20 November 2009, 23:09 WIB
Antique, Bayu Galih









 

Presiden SBY, Djoko Suyanto, Tifatul Sembiring, Kapolri, dan Jaksa Agung   


BERITA KORUPSI TERKAIT

Mantan Jamintel Prihatin Bobroknya Hukum 
Prihatin Polri-KPK, Polda Jatim Salat Ghaib 
'Anggodo' Terpenjara di Fondasi Monorel 
LSM Gelar Nonton Bareng Jawaban Presiden 
Masak Kuntoro Pimpin Aksi Ganyang Mafia? 

web tools
   
  

VIVAnews - Cara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak tegas dalam 
menangani perseteruan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) dengan Kepolisian 
kembali menuai kritik. 

Kali ini kritik diucapkan Mayjen (Purn) Syamsu Djalal, mantan Komandan Pusat 
Polisi Militer, yang meminta ketegasan Presiden SBY dalam menangani perseteruan 
tersebut.

Hal itu diungkapkan Syamsu Djalal saat mengadakan konferensi pers di Hotel 
Nikko, Jakarta, Jumat malam, 20 November 2009. Presiden harus segera mengambil 
langkah tegas dan berani. Jangan cuma omdo (omong doang) alias NATO (No Action 
Talk Only), kata dia.

Ketidaktegasan itu, menurut Syamsu, diperlihatkan saat SBY membentuk Tim 
Pencari Fakta (Tim 8) untuk menangani kasus tersebut. Dengan adanya Tim 8, 
persoalan ini jadi semakin membias. Padahal, dia punya pembantu-pembantunya, 
punya menteri, ujarnya.

Bahkan, setelah setelah Tim 8 mengeluarkan rekomendasi, dalam pandangannya, SBY 
masih ragu untuk menjalankan apa yang diberikan tim tersebut. Jangan kemudian 
panggil Kapolri, Jaksa Agung lagi. Kan itu yang dianggap bermasalah. Malah 
meminta (pendapat) dari Kapolri dan Jaksa Agung lagi, tuturnya.

Sebagai seorang Jenderal Purnawirawan TNI, Syamsu mengatakan ketegasan harus 
diperlihatkan SBY dengan cepat mengambil tindakan tanpa keraguan. Dia kemudian 
mengingatkan, setiap Prajurit TNI sewaktu pelatihan terjun di Jatijajar 
mempunyai slogan Kalau ragu, pulang saja.

SBY harus ingat slogan di Jatijajar itu. Kalau ragu, turun saja (sebagai 
presiden), tutur Syamsu yang juga pernah menjabat sebagai Jaksa Agung Muda 
bidang Intelejen ini.

antique.pu...@vivanews.com• VIVAnews 


 


  



http://video. liputan6. com/videodetail/ 200911/251640/ Mahasiswa. Ambon.Tolak. 
Rencana.Kedatang an.Presiden

Mahasiswa Ambon Tolak Rencana Kedatangan Presiden
Ratusan mahasiswa berdemo menolak rencana kedatangan Presiden Yudhoyono ke 
Ambon. Aksi tersebut sebagai bentuk protes karena Maluku hanya diberi jatah 
wakil menteri. 

Translated from Indonesian:

Liputan6.com
19/11/2009 22:53

Ambon Students Reject Plan Arrival of President

Juhri Samanery

Liputan6, Ambon: Hundreds of students joined in the People's Alliance of 
Concerned Students Maluku (Ampera) held a demonstration in front of the Office 
of the Governor of Maluku, Thursday (19/11). This action lasted for rejecting 
the plan the arrival of President Susilo Bambang Yudhoyono to Ambon on November 
25 to inaugurate the comming World Peace monument.

Action refusal as a form of protest against the government of SBY-Boediono 
considered harassing people because it only gives the Moluccas ration deputy 
minister for the United Indonesia Cabinet volume two. Students consider 
granting quota deputy ministers, a sign the central government does not 
appreciate Moluccan people enough for sufficient merit in freeing the Republic 
of Indonesia.

In addition, students evaluate these projects to world peace day brought many 
negative effects. Like the eviction of thousands of street vendors by the local 
government, on the grounds that the area cleaning area will be bypassed by the 
party President Susilo Bambang Yudhoyono.

Failing to meet Maluku Governor Karel Albert Ralahalu, angry demonstrators 
burned posters in front of the governor's office. Protesters also attempted 
boycott of development projects that world peace gong in the center of town, 
but driven by a number of police civil service. The protesters then broke up, 
but threatened to return to mobilize mass demonstrations even bigger. (TES / 
ANS)

Click here: Watch Video

[Non-text portions of this message have been removed]









  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Missing Link Kasus Bibit-Chandra Sudah Tersambung?

2009-11-22 Terurut Topik liman PAP
Jumat, 20 November 2009 | 15:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Persoalan missing link dalam kronologis kasus dugaan suap 
dan pemerasan terhadap Pimpinan KPK (nonaktif) Bibit Samad Rianto dan Chandra 
Hamzah sudah dipenuhi oleh penyidik Polri. Jaksa peneliti tinggal melanjutkan 
penyidikan terhadap berkas agar segera P21.

Menurut jaksa peneliti sudah dipenuhi. Artinya masalah missing link dan hal 
lainnya yang dianggap lemah, menurut jaksa peneliti mungkin sudah dipenuhi. 
Artinya petunjuk mereka di dalam P19 baik terkait syarat formal dan materil 
dari berkas sudah dipenuhi oleh penyidik polri, kata Jaksa Agung Muda Pidana 
Khusus (Jampidsus) Marwan Effendy seusai shalat Jumat di Kompleks Kejaksaan, 
Jumat (20/11).

Sementara mengenai pendapat yang berkembang bahwa Kejaksaan cenderung 
memaksakan proses hukum meski masih adanya missing link, Marwan mengatakan, hal 
tersebut nantinya bisa diputus sesuai dengan sangkaannya dalam UU Tipikor.

Ia menyebutkan, publik cenderung hanya memerhatikan masalah pemerasan 
sebagaimana dalam Pasal 12e UU Tipikor. Padahal, kata dia, perlu juga 
diperhatikan sangkaan penyalahgunaan wewenang dalam Pasal 23 UU Tipikor.

Orang-orang itu hanya orientasinya pada Pasal 12e, sedangkan sangkaannya ada 
di 23. Di dalam Pasal 12e yang diuntungkan itu bukan diri sendiri, tapi ada 
orang lain. Nah sekarang siapa orang lain itu? Jadi dengan adanya orang lain 
ini bisa saja missing link itu, itu bisa diputus di situ. Makanya kita 
mencermati pasalnya itu, tegasnya.

Lebih lanjut, kata Marwan, meski banyak polemik yang berkembang dalam proses 
hukum Bibit dan Chandra, pengujian yang sesungguhnya terhadap kasus tersebut 
ada di pengadilan. Terlepas dari masalah polemik-polemik itu, memang berkas 
itu harus diuji. Diujinya dimana ya di pengadilan, tandasnya.





[Forum-Pembaca-KOMPAS] Masih Adakah 100 Hari

2009-11-22 Terurut Topik Suryopratomo
Masih Adakah Momentum 100 Hari
Sebulan sudah kabinet terbentuk, apa hasil kerja yang.   bisa dirasakan 
langsung oleh rakyat? Boleh dikatakan belum ada. Seluruh energi pemerintah 
praktis tersita untuk urusan kisruh antara Komisi Pemberantasan 
Korupsi-Kepolisian-Kejaksaan.
Sungguh sayang momentum yang baik untuk membangun Indonesia yang lebih 
menyejahterakan gagal dimanfaatkan. Setelah sukses menggelar National Summit, 
sebenarnya pemerintah memiliki kesempatan emas untuk mencanangkan program 100 
hari yang lebih meyakinkan.
 Momentum itu hilang bukan hanya karena langkah polisi untuk menangkap dua 
pimpinan nonaktif KPK Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah, tetapi 
lambannya Presiden untuk menyelesaikan konflik antarlembaga hukum tersebut. 
Sudah tiga pekan isu itu dibiarkan bergulir tanpa kejelasan.
  Presiden sebenarnya sudah membentuk Tim 8 untuk memverifikasi kasus 
tersebut. Dua pekan sudah tim bekerja dan memberikan rekomendasi yang terang 
benderang. Namun Presiden masih meminta Kepolisian dan Kejaksaan untuk 
menanggapi. Setelah tanggapan disampaikan, Presiden masih memerintahkan staf 
khusus untuk mempelajarinya.
 Kita menghormati sikap hati-hati dari Presiden. Tetapi jangan juga 
dibiarkan momentum program 100 hari dibiarkan ditorpedo oleh kisruh di antara 
KPK-Kepolisian-Kejaksaan.
 Sebetulnya ada langkah yang tidak terlalu mahal biayanya, tetapi bisa 
mengembalikan kepercayaan masyarakat yakni dengan merealisasikan program 
pertama dari 15 program prioritas 100 hari pemerintahan yakni pemberantasan 
mafia hukum. Sudah begitu nyata ada sebuah kasus mafia hukum yang bisa 
ditangani polisi, namun hingga kini tetap dibiarkan mengambang.
 Kalau saja Presiden memerintahkan polisi untuk bersikap tegas, tanpa harus 
melakukan intervensi apa pun, pasti kontroversi tidak harus berkepanjangan 
seperti sekarang. Rekaman suara rekayasa hukum yang diperdengarkan di Mahkamah 
Konstitusi sudah merupakan bukti yang sangat nyata bahwa ada pihak-pihak yang 
mencoba memperalat penegak hukum untuk mengkriminalkan pejabat KPK.
Masyarakat ikut merasakan adanya ketidakadilan karena untuk kasus yang 
masih belum begitu jelas buktinya, polisi berani menahan dua pimpinan nonaktif 
KPK. Mengapa untuk kasus yang sudah jelas-jelas ada bukti pelanggarannya, 
polisi masih berdalih tidak cukup bukti. Malah kemudian yang diperiksa polisi 
adalah pimpinan media massa.
 Kita tentunya tidak ingin penegak hukum membuat ketidakadilan yang baru. 
Tetapi masyarakat bukanlah kumpulan orang-orang yang tidak berpikir, 
orang-orang yang tidak memiliki perasaan. Sekali lagi apa yang diperdengarkan 
secara terbuka di MK membuat masyarakat tahu mana yang benar dan mana yang 
salah. Penegak hukum tinggal mengikuti logika umum yang ada dalam benak 
masyarakat banyak itu.
  Pemerintahan baru sudah menjanjikan sebuah Indonesia yang lebih baik lima 
tahun mendatang. Bukti dari janji itu akan dilihat pada pelaksanaannya 100 hari 
pertama. Waktu itu kini sudah 30 hari terlewati. Masa yang tersisa untuk 
pembuktian pertama tinggal tersisa kurang dari tiga bulan.
 Inilah yang sepantasnya membuat pemerintah bergegas. Segera melakukan 
langkah kerja yang lebih nyata. Jangan biarkan pemerintah tersandera oleh 
kisruh antara KPK-Kepolisian-Kejaksaan yang terus berlarut-larut.
 Masalah yang harus segera dipecahkan pemerintah begitu banyak. Hari Minggu 
ini misalnya, kita melihat kecelakaan kapal laut yang terjadi Tanjung Balai 
Karimun, Kepulauan Riau. Ini bukan kecelakaan transportasi yang pertama kali 
terjadi. Begitu sering kecelakaan terjadi dan pemerintah sekarang menjanjikan 
untuk memperbaiki sistem transportasi itu. Mengapa tidak itu disegerakan agar 
tidak perlu lagi ada kesedihan-kesedihan baru.
Persoalan lain yang memerlukan segera penanganan adalah sering terjadinya 
pemadaman listrik. Mengapa pemerintah tidak segera memikirkan langkah 
perbaikannya? Bukankah seringnya pemadaman listrik merugikan masyarakat banyak? 
Bagaimana kita mau menarik datangnya investasi baru apabila yang dilihat adalah 
ketidaktersediaan energi yang memadai di negeri ini?
 Sekali lagi kita ingin mengingatkan bahwa waktu tidak bisa lagi menunggu. 
Satu bulan sudah terlewati dan kini bulan kedua akan dimasuki. Kalau pemerintah 
tidak juga bisa menunjukkan kinerja yang meyakinkan, jangan salahkan apabila 
rakyat lalu menjadi apatis. Boro-boro memikirkan apa yang akan bisa terjadi 
lima tahun yang akan datang, yang 100 hari di depan mereka tidak percaya.
 Hasil jajak pendapat yang setiap minggu dilakukan METROTV menunjukkan 
bahwa masyarakat tidak puas dengan apa yang telah dikerjakan pemerintah. Jangan 
biarkan tingkat ketidakpuasan itu terus meningkat. Laksanakan segera apa yang 
bisa dilakukan.
 Pemerintah ini mendapat kepercayaan yang tinggi ketika terpilih dalam 
Pemilu 2009. Mengapa sekarang harus bimbang dengan apa yang harus dilakukan. 
Just do it, niscaya masyarakat akan merasa bahwa 

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pengkhianatan TPF-Team 8 terhadap rakyat.

2009-11-22 Terurut Topik Kicky
Ah...saya sih orang bodoh
Orang bodoh yang mempertanyakan semudah itukah menyuap terus membuat laporan
pemerasan???
Kalau Anggodo menyuap kemudian membuat laporan pemerasan, dan karenanya
tidak diperiksa polisi, maka akan menjadi hal umum nantinya, abis bayar
suap, lapor saja pemerasan. Aman jaya buat sang penyuap.

Kicky

2009/11/20 pudimartini pudimart...@pirus.co.id

 Aneh
 memang misi yang diberikan oleh Presiden
 adalah kasus BSR dan CMH, wajar dong
 kalau fokus kesana.

 Yang memberi tugas puas dan berterima
 kasih, bahkan langsung menyebar ke publik
 hasil rekomendasi itu.

 aneh ... memang Indonesiana


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pemanggilan oleh Polri Dicurigai untuk Alihkan Perhatian

2009-11-22 Terurut Topik Agus Hamonangan
Laporan wartawan KOMPAS Wisnu Dewabrata

http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/11/20/19235497/pemanggilan.oleh.polri.dicurigai.untuk.alihkan.perhatian..


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Pers, Leo Batubara, menilai bukan tidak 
mungkin pemanggilan sejumlah media massa oleh Polri bertujuan memecah 
konsentrasi dan perhatian masyarakat terkait isu rekomendasi Tim Delapan dan 
kasus Bank Century, yang belakangan terus mendapat perhatian kuat dari 
masyarakat.

Selain itu, pemanggilan yang dilakukan Polri juga menunjukkan ada 
ketidaksinkronan di internal kepolisian. Penilaian itu disampaikan Leo saat 
dihubungi, Jumat (20/11), menanggapi pemanggilan terhadap harian Kompas dan 
Seputar Indonesia untuk menindaklanjuti laporan Anggodo Widjojo.

Leo berpendapat, keruwetan yang bermunculan sekarang sebetulnya tidak perlu 
terjadi jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bisa bergerak dan bersikap cepat 
menindaklanjuti hasil rekomendasi Tim Delapan kemarin.

Bagaimana bisa ada perbedaan pendapat di dalam tubuh Polri seperti ini? Ada 
apa? Mungkin bagian Humas Mabes Polri paham bagaimana mereka tidak bisa 
mengkriminalkan pemberitaan media massa, sementara Bareskrim cara berpikirnya 
berbeda, ujar Leo.

Selain itu, Leo juga melihat ada kemungkinan polisi atau bahkan pemerintah 
ingin membuat media massa merasa gentar dengan menerapkan cara-cara lama 
seperti yang dilakukan di masa Orde Baru, yaitu dengan memanggil para pemimpin 
media massa akibat suatu pemberitaan. Bukan tidak mungkin praktik-praktik lama 
seperti itu dilakukan lagi. Media massa ditakut-takuti, dipanggil untuk 
diperiksa, sehingga mereka untuk sementara 'tiarap' dahulu. Kalau benar sampai 
seperti itu, tentunya sangat mengkhawatirkan, ujar Leo.

Leo meminta Presiden Yudhoyono memahami peran media massa dan pers sebagai 
kekuatan atau pilar keempat demokrasi. Peran pers sekaligus juga sebagai 
pengawas dan pemberi peringatan terhadap penyelewengan dan penyalahgunaan yang 
terjadi dan dilakukan tiga pilar demokrasi lainnya, eksekutif, legislatif, dan 
yudikatif.

Dalam kesempatan terpisah, Neta S Pane dari Indonesian Police Watch 
mengingatkan Polri agar tidak menjadikan media massa dan pers sebagai kriminal 
atau mengkriminalkannya. Menurut Neta, Polri justru seharusnya merangkul media 
massa untuk dijadikan sebagai mitra kerja dalam upaya perbaikan penegakan hukum 
di Tanah Air, yang juga berarti perbaikan terhadap citra Polri di mata 
masyarakat yang selama ini sudah semakin terpuruk.

Jangan sampai ada pembusukan di internal kepolisian sendiri, yang kemudian 
malah berupaya memusuhi pers di tengah keterpurukan citra Polri sekarang ini, 
ujar Neta.

Sikap menyesalkan langkah yang diambil kepolisian tersebut juga disampaikan 
Ahmad Faisol dari Institut Studi Arus Informasi (ISAI). Menurut Faisol, 
pihaknya melihat ada upaya atau niat mengintimidasi media massa yang dilakukan 
polisi dalam peristiwa pemanggilan tersebut.



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Elegi Minah dan Tiga Buah Kakao di Meja Hijau...

2009-11-22 Terurut Topik jenny tampi
harga 3 kakao = 30.000
urus perkara..lebih banyak dari itu
mendingan polisi dan kejaksaan mengurusi hal yang lebih penting
tangkap koruptor dan duitnya bisa bangun negara..
biar tol gak naik2.
biar listrik gak mati2 lagi.

--- On Thu, 11/19/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id wrote:


From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Elegi Minah dan Tiga Buah Kakao di Meja Hijau...
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 19, 2009, 6:56 PM


  



Oleh Madina Nusrat

http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/11/20/ 02520329/ elegi.minah. 
dan.tiga. buah.kakao. di.meja.hijau. ..

Minah (55) hanya dapat meremas kedua belah tangannya untuk menepis kegalauan 
agar tetap tegar saat menyampaikan pembelaan atau pleidoi di hadapan majelis 
hakim di Pengadilan Negeri Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis 
(19/11).

Tanpa didampingi pengacara, ia menceritakan bahwa alasannya memetik tiga buah 
kakao di kebun PT Rumpun Sari Antan 4, pertengahan Agustus lalu, adalah untuk 
dijadikan bibit.

Nenek tujuh cucu yang buta huruf ini sesekali melemparkan pandangan kepada 
beberapa orang yang dikenal guna memperoleh kekuatan. Ia berusaha memastikan 
bahwa pembelaannya dapat meyakinkan majelis hakim.

Dengan menggunakan bahasa Jawa ngapak (dialek Banyumasan) bercampur bahasa 
Indonesia, Minah menuturkan, tiga buah kakao itu untuk menambah bibit tanaman 
kakao di kebunnya di Dusun Sidoharjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, 
Kabupaten Banyumas. Kalau dipenjara, inyong (saya) enggak mau Pak Hakim. 
Namung (cuma) tiga buah kakao, ujar Minah kepada majelis hakim.

Minah mengaku sudah menanam 200 bibit pohon kakao di kebunnya, tetapi ia merasa 
jumlah itu masih kurang. Namun, belum sempat buah tersebut dibawa pulang, 
seorang mandor perkebunan, Sutarno, menegurnya. Minah lantas meminta maaf dan 
meminta Sutarno untuk membawa ketiga buah kakao tersebut.

Alih-alih permintaan maafnya diterima, manajemen PT RSA 4 malah melaporkan 
Minah ke Kepolisian Sektor Ajibarang, akhir Agustus lalu. Laporan itu berlanjut 
pada pemeriksaan kepolisian dan berakhir di meja hijau.

Minah sudah berusaha melepaskan diri dari jerat hukum. Tapi usahanya sia-sia. 
Hukum yang mestinya mengayomi masyarakat dengan menegakkan keadilan, bagi nenek 
Minah, ternyata tak punya nurani. Hukum kita rupanya tak memberi ampun bagi 
orang kecil seperti Minah. Tetapi, koruptor pencuri miliaran rupiah uang rakyat 
melenggang bebas dari sanksi hukum.

Di Jawa Tengah, misalnya, empat bekas anggota DPRD dan aparat Pemerintah Kota 
Semarang yang menjadi terpidana kasus korupsi dana APBD Kota Semarang tahun 
2004 sebesar Rp 2,16 miliar divonis bebas. Mereka bebas dari sanksi hukum 
setelah Mahkamah Agung (MA) mengabulkan permohonan peninjauan kembali mereka. 
MA menyatakan keempat terpidana itu tidak melakukan tindak pidana.

Muramnya penuntasan masalah hukum di Jateng masih ditambah lagi dengan putusan 
hakim yang hanya memberikan hukuman percobaan kepada pelaku tindak pidana 
korupsi. Salah satunya dijatuhkan kepada Ketua DPRD Jateng periode 1999-2004, 
Mardijo. Terdakwa korupsi dobel anggaran APBD Jateng sebesar Rp 14,8 miliar ini 
hanya diberi hukuman percobaan selama dua tahun.

Minah memang tak mengerti masalah hukum seperti para terpidana dan terdakwa 
kasus korupsi itu. Namun, dengan berkata jujur, ia memiliki keyakinan bahwa ia 
mampu menghadapi rimba hukum formal yang tidak dimengertinya sama sekali.

Terhitung tanggal 13 Oktober sampai 1 November, Minah menjadi tahanan rumah, 
yakni sejak kasusnya dilimpahkan dari kepolisian kepada Kejaksaan Negeri 
Purwokerto. Sejak itu hingga sekarang, ia harus lima kali pergi pulang memenuhi 
panggilan pemeriksaan di Kejaksaan Negeri Purwokerto, dan persidangan di 
Pengadilan Negeri Purwokerto.

Rumah Minah di dusun, di pelosok bukit. Letaknya sekitar 15 kilometer dari 
jalan utama Ajibarang-Wangon. Perjalanan ke Purwokerto masih menempuh jarak 
sejauh 25 kilometer lagi. Jarak sepanjang itulah yang harus ditempuh Minah 
setiap kali memenuhi panggilan Kejaksaan Negeri Purwokerto dan Pengadilan 
Negeri Purwokerto.

Satu kali perjalanan ke Purwokerto, Minah mengaku, bisa menghabiskan Rp 50.000 
untuk naik ojek dan angkutan umum. Ditambah lagi untuk makan selama di 
perjalanan. Kadang disangoni anak kula (kadang dibiayai anak saya), katanya.

Sebelum menyampaikan putusan, majelis hakim juga pernah bertanya kepada Minah, 
siapa lagi yang memberikannya ongkos ke Purwokerto. Saya juga pernah dikasih 
Rp 50.000 sama ibu jaksa, untuk ongkos pulang, kata Minah sambil menoleh 
kepada jaksa penuntut umum Noor Haniah.

Noor Haniah yang mendengar jawaban itu hanya dapat memandang lurus ke Minah.

Elegi Minah tentang tiga kakao yang diambilnya melarutkan perasaan majelis 
hakim. Saat membacakan pertimbangan putusan hukum, Ketua Majelis Hakim Muslich 
Bambang Luqmono sempat bersuara tersendat karena menahan tangis.

Muslich mengaku 

  1   2   >