[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Iwan Piliang - Laporan Majalah Tempo tentang kasus Bank Century

2009-09-09 Terurut Topik liman PAP
Bung Arya,

Terima kasih atas pencerahannya dan perspektif baru yg disodorkan kepada kita 
semua. Kesimpulan dan benang merahnya adalah memang tdk ada kebenaran absolut. 
Mungkin satu kali, satu masa, ada yg pernah melenceng.

Saya selalu percaya pada track record. Sri Mulyani yg muncul 1998 apakah akan 
mengorbankan idealismenya dan kredibilitasnya utk 'pasang badan'? Dulu BLBI 
memang bertujuan baik dan nyatanya berhasil menolong bank-bank (BCA, Danamon, 
Niaga dll berhasil direkap dan bernilai utk dijual). Soal ada penyelewengan, 
dana BLBI dipakai oleh pemilik, atau harga jual bank-bank tersebut terlalu 
murah, adalah soal lain lagi.

Setelah dicopot Gus Dur, BS kembali ke UGM mengajar mahasiswa S2. Saat itu, ada 
yg bertanya dan merasa kecewa dengan kinerja BS selama menjabat Menkeu di era 
Gus Dur, jawabannya adalah :' Selama politik masuk ke ekonomi, maka kita tdk 
akan berdaya'.

Apakah Tempo pernah salah? Sudah pasti. Cover berita 'ada tomy di tenabang' 
ternyata di kemudian hari terbukti bukan tomy itu yg dimaksud. Tetapi 
setidaknya Tempo berani 'menunjuk hidung' utk berita-berita lainnya, di saat 
media lain msh 'malu-malu'; seperti siapa dalang kasus Munir, Asian Agri, 
Syamsul Nursalim, perseteruan Bea Cukai / Menkeu dgn Hartati dll.

Apakah Tempo akan mengorbankan kredibilitasnya hanya krn GM dkt dgn Boediono?
Terima kasih telah mendapat kesempatan bertukar pikiran dgn jurnalis, apalagi 
mantan alumni Kompas. Walau berbeda, tapi yg penting kita tdk bakar buku..., eh 
maaf, bakar komputer.


Wass,

Liman

--- On Wed, 9/9/09, Arya Gunawan arya.guna...@gmail.com wrote:

From: Arya Gunawan arya.guna...@gmail.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Iwan Piliang - Laporan Majalah Tempo  
tentang kasus Bank Century
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 9, 2009, 5:52 AM






�





  bung liman,

justru itu, karena saya merasa tempo salah, maka saya mengingatkannya. saya

juga seringkali mengingatkan kompas, almamater saya tempat menimba ilmu

jurnalistik selama delapan tahun (1987-1995), karena kompas juga pernah

salah. kalau media-media ini salahnya sudah akut dan bertumpuk, ya mungkin

suatu ketika kelak terpaksa ditinggalkan. meski sedih dan pahit.

banyak sudah penelitian di luar negeri yang menunjukkan betapa media bisa

dengan gampang tergelincir pada bias. salah satunya yang sudah cukup dikenal

di indonesia adalah studi yang dilakukan oleh robert mcchesney (profesor

media di sebuah universitas di amerika serikat), dalam bukunya rich media,

poor democracy.

saya kutipkan saja sedikit ya resensinya di amazon.com (kalau tertarik, anda

bisa googling sendiri saja lebih jauh. atau jika anda benar-benar berminat

baca bukunya, bisa pinjam dari saya):

Rich Media, Poor Democracy is the most important recent book for anyone

concerned with the real world of democracy under corporate capitalism in the

year 2000. In a detailed, substantive, highly-readable study, McChesney

explores how corporate control of the mass media shapes and constrains news

and culture, sharply limits real freedom of the press, and undermines

popular self-government as a result. McChesney shows how growing corporate

media concentration threatens the open system of communication and culture

that is vital to democracy - rule by the majority. I know of no other book

that cuts through the neo- liberal market idolatry of our times. Yet

McChesney offers hope: imaginative yet concrete ways in which citizens might

contest the power of the corporate media and reclaim the best of our

democratic heritage. A superb book, highly recommended. 



jadi, sebagai warga, kita juga harus selalu awas dan kritis mencerna isi

media. celakanya, kita masih amat tertinggal di bidang ini karena pelajar

literasi media praktis tidak ada dalam kurikulum pendidikan kita. media

memang penting sebagai tonggak demokrasi, terutama terkait dengan perannya

sebagai watchdog. but who should watch the watchdog? kita. jika kita merasa

ada yang agak janggal dalam pemberitaan sebuah media mengenai satu

peristiwa, kita yang gonggongin media itu, itulah yang saya coba lakukan..

kalau tidak digonggongin, media bisa menjadi alat penghancur demokrasi

yang paling efektif. saya pun belum tentu sepenuhnya benar. namun saya sudah

mencoba membukakan perspektif lain. andai nanti gonggongan saya macam

pepatah anjing menggonggong, kafilah berlalu, pun tak jadi soal...

trims dan salam,

arya gunawan


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Laporan Tempo

2009-09-11 Terurut Topik liman PAP
Bung Arya,

Selain Tempo, sekadar usulan, utk bahan diskusi kuliah dapat ditambah dgn 
majalah Swa, yg selain mencoba menginvestigasi dan up-date suatu berita, juga 
selalu melakukan riset awal (walau hanya khusus ekonomi dan bisnis).Mungkin 
bermanfaat supaya mahasiswa FISIP juga menguasai sekilas tentang 
masalah-masalah ekonomi dan bisnis.

Kompas, sebenarnya tdk jelek2 amat berita investigasinya. Ada berita tentang 
pembangunan gedung di atas situ kuno Jatim, kasus statuta PSSI, dan terakhir yg 
msh hangat adalah kasus merk sepatu para menteri dan email Prita (walaupun msh 
kalah berimbang dibanding liputan 'adiknya' Nova tentang Prita). 

Dibandingkan dengan 'kualitas tulisan' wartawan2 nya saat meliput skandal 
cessie bank Bali, mungkin wartawan Kompas sekarang lbh kurang pengalaman dan 
minus keberanian. Masih segar dalam ingatan, hari-hari ini 10 tahun yg lalu, 
Kompas membongkar habis kasus bank Bali dengan liputannya sampai 
bermingggu-minggu, ditambah dengan live di TV antara DPR dgn Rud.. Ramli (huruf 
'y' atau 'i' di belakang nama Rudy yg dipermasalahkan juga dikupas habis). 
Apakah saat itu msh euforia reformasi atau karena PDI-P baru memenangkan Pileg 
sehingga Kompas mendapat suntikan 'keberanian', atau karena memang benar-benar 
ada 'kasus besar' yg bukan sekadar dipolitisasi?

Jangan lupa, ger-geran JK dgn Sri Mulyani soal Bumi Resources dan harga BBM 
(cuma Tempo yg 'kupas habis'), sehingga apakah 'serangan' JK soal Century 
beraroma 'balas dendam' dan sangat kental nuansa politisnya?

Media berpihak tdk bisa dipungkiri. Saat SBY menelepon JK soal Pilpres yg 
disiarkan live oleh TV, bukankah saat itu sedang ada pertemuan antara beberapa 
pimpinan redaksi / wartawan senior media (termasuk Kompas) di rmh JK ? Jika 
kemudian media memuat pernyataan JK dan Dradjad (politikus) di headline utama, 
sdgkan pernyataan ekonom Pradjoto (yg membongkar skandal Bank Bali) di halaman 
dalam, bukankah itu suatu keberpihakan juga? 

Semoga kebenaran tetap bisa terungkap.


Wass,

Liman



  



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Tommy Soeharto Resmi Calonkan Diri sebagai Ketum Golkar

2009-09-14 Terurut Topik liman PAP
Sedikit tambahan, Australia maju di tangan generasi-generasi berikutnya, anak 
cucu imigran pendahulu, setelah sekian tahun dgn 'membabat' suku asli kaum 
Aborigin.

--- On Fri, 9/11/09, rio siagian rio_siag...@yahoo.com wrote:

From: rio siagian rio_siag...@yahoo.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Tommy Soeharto Resmi Calonkan  Diri 
sebagai Ketum Golkar
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Friday, September 11, 2009, 4:12 AM






 





  yang pasti, narapidana yang masuk ke australia tidak jadi 
pemimpin. gubernur jenderalnya tetap diangkat oleh kerajaan inggris dan bukan 
bekas narapidana.

 

salam

- rio siagian -




[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Laporan Tempo

2009-09-14 Terurut Topik liman PAP
Bung Harya,
 
Terima kasih atas tanggapannya. Mungkin saya salah mengenai pekerjaan Pradjoto, 
tapi setidaknya beliau adalah seorang praktisi yg menekuni perbankan (bukan 
politikus).
 
Walaupun harian, tetapi setahu saya tdk akan menghalangi Kompas utk melakukan 
jurnalisme investigatif. Dulu di kasus Bank Bali, dari akhir Agustus sampai 
September 1999 setiap hari Kompas memuat berita-berita skandal tsb tanpa henti, 
sumber berita dari pihak yg terlibat, para pakar, maupun pengamat dan pihak yg 
berseberangan. Kemudian baru-baru ini kasus ketua PSSI dan situ-situ kuno yg 
dibongkar di Jawa Timur.
 
Saat ini, 'sensor diri' dan sentuhan itu yg sudah jarang ditemukan di Kompas. 
 
 
Wass,

--- On Fri, 9/11/09, Harya Setyaka harya.sety...@gmail.com wrote:


From: Harya Setyaka harya.sety...@gmail.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Laporan Tempo
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Cc: arya.guna...@gmail.com
Date: Friday, September 11, 2009, 1:42 PM


 



Bung Liman,

KOMPAS itu terbit harian, maka kurang banyak waktu utk meneliti sedalam
TEMPO yang terbit mingguan.
jadi Tempo pun melatih jurnalis-2 nya utk memiliki kemampuan investigasi yg
lebih dalam.

Kalao soal nyali, ya jelas TEMPO.. sudah teruji; Soeharto saja berani
dilawannya. Tapi ini sedikit sekali terkait dengan kualitas jurnalis-2 nya...
soal nyali justru yang lebih menentukan adalah pimpinan-2nya. . apakah mereka
memang pejuang sejati atau niagawan di bidang media.

Media berpihak? Bukan rahasia lagi.
TVone itu milik Group Bakrie. Secara telanjang putra mahkota Bakrie unjuk
muka tampil di TVone sebagai Komisaris perusahaan tsb.
Media Indonesia.. ya jangan ditanya.

Kalao membaca Tempo akhir-2 ini, tercium bahwa mereka juga pro Pak Boediono..
, selain itu juga pro Cicak ketimbang buaya.

Koreksi ringan; Pradjoto bukan Ekonom, tapi pakar hukum perbankan, berkantor
di bilangan Permata Hijau.

Salam,
-K-


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pertamina Vs Petronas !

2009-09-19 Terurut Topik liman PAP
Dulu ribut2 divestasi di Freeport, akhirnya ketika sebagian sahamnya dijual, 
yang beli siapa-siapa sajakemudian beberapa tahun kemudian dijual kembali 
sahamnya utk beli tambang. Skrg Newmont mau divestasi tetapi kira2 
menguntungkan negara / BUMN atau rakyat ?

Pernah dengar istilah 'Ginandjar's Boys'?

--- On Wed, 9/16/09, A Nizami nizam...@yahoo.com wrote:

From: A Nizami nizam...@yahoo.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pertamina Vs Petronas !
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 16, 2009, 11:45 PM






 





  Petronas bisa berjaya karena BUMN itu diserahi negara 
Malaysia untuk mengurus Migasnya. Menurut orang Pertamina, Petronas dan 
Malaysia meniru UU tentang Migas/Pertamina.



Namun sayang UU tentang Migas/Pertamina dirubah dgn UU Migas yang dirancang 
USAID sehingga hasilnya migas di Indonesia dikuasai asing.



Tidak ada negara yang bisa maju/kaya jika kekayaan alam mereka dikuasai asing. 
Negara2 seperti Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Malaysia, Venezuela yang SDMnya 
lebih rendah dari Indonesia mengelola migas via BUMN mereka sehingga kekayaan 
alam masuk ke kas negara dan bisa mensejahterakan rakyat mereka.



Bahkan Norwegia yang liberal pun tetap menyerahkan pengelolaan migas pada 
BUMNnya.



Indonesia sebaliknya justru menyerahkannya pada swasta/asing sehingga uangnya 
sebagian besar dinikmati swasta/asing.



http://infoindonesi a.wordpress. com/2009/ 06/30/selama- kekayaan- 
alam-dirampas- asing-indonesia- akan-terus- miskin/



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Noordin Tampil dengan Jenggot Lebih Panjang

2009-09-19 Terurut Topik liman PAP
Bung Rudi dan Jenny,

Kita mungkin kecewa dgn tindak tanduk Malaysia akhir-akhir ini. Tetapi 
mengaitkan dengan 'ekspor teroris', adalah suatu pemikiran yang jauh. Mengapa 
demikian?

NM Top belajar di pesantren Malaysia yg didirikan oleh orang Indonesia. Sebelum 
melakukan teror di Malaysia, aparat di sana sudah bertindak sehingga NMT, 
orang-orang Indonesia bubar dan sebagian kabur ke Indonesia. Jangan lupa 
teroris K yg sempat heboh kabur dari penjara Singapore, akhirnya tertangkap di 
Johor, Malaysia.

Intinya, tingkat keamanan di Malaysia lebih bagus dan ampuh (mungkin karena pny 
pakta ISA) dimana dapat menahan seseorang tanpa pengadilan. Dan polisi diraja 
Malaysia 'lebih kejam'.





From: Rudi Ho yekc...@gmail.com
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Saturday, September 19, 2009 3:59:25 PM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Noordin Tampil dengan Jenggot Lebih Panjang


Mengapa Malaysia tdk pernah mengklaim bahwa mereka pengekspor teroris andal 
bahkan sekalian mengklaim bahwa teroris adalah dari Malaysia ???

Rudi

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Hadiah Lebaran dari TKI ke negeri Indonesia Rp 200 Trillion !!!

2009-09-19 Terurut Topik liman PAP
Seorang pakar (maaf,lupa namanya) pernah berkisah di radio Smart FM; suatu hari 
tiba di airport Manila di Filipina. Sambil antre menunggu pemeriksaan paspor, 
beliau bertanya mengapa antrean sangat panjang dan lama. Petugasnya berkata 
bahwa para 'pahlawan devisa Filipina' baru tiba juga, sehingga mereka 
mengutamakan pemeriksaan paspor mereka terlebih dahulu dibanding yang lain.

Coba tebak siapa? Mereka adalah para TKW / TK Filipina. Dengan barang bawaan 
yang penuh, diantaranya ada TV 29 inch dll. Ini adalah penghargaan yang tulus 
dan luar biasa dari pemerintah dan rakyat Filipina. Tidak ada pungli, pemalakan 
apalagi biaya bus dll.

Sudah saatnya kita bercermin. Berantas pungli dan 'premanisme' bandara. 
Lindungi TKW / TKI kita sampai di kampungnya masing2 tanpa ada pemalakan.



- Original Message 
From: Sulaeman_H. sulaem...@gmail.com
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, September 15, 2009 8:10:33 PM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Hadiah Lebaran dari TKI ke negeri  
Indonesia Rp 200 Trillion !!!

Sebab itu untuk sebagai bukti penghargaian jasanya terhadap negara,
Indonesia lah setahu saya satu-satunya negara yang mempunyai pintu
imigrasi kusus buat para Tenaga kerja keluar masuk bandara, Umumnya
dimana-mana pintu khusus itu hanya diberikan kepada crew kapal atau
para diplomat. menjelang hari raya ini pintu khusus TKW lebih mendapat
pelayanan khusus pula.
SH


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Dalam 7x24 Jam, Sri Mulyani Dituntut Mundur

2009-09-20 Terurut Topik liman PAP
Ancaman sweeping (terhadap siapapun), mengerahkan massa, penyerangan / 
menduduki dan membakar koran / buku dan sejenisnya, sejak reformasi menjadi 
trend dan gaya demonstrasi di tanah air.

Ketika melihat dan membaca berita di Malaysia, razia dan tindakan milisi 
terhadap TKI / TKW mengingatkan pada apa yg sering dilakukan oleh SATPOL PP dan 
ormas / OKP tertentu juga di tanah air.
Jangan-jangan selain tari dan budaya yg diklaim oleh Malaysia, 'ilmu pengerahan 
massa' juga diilhami dari Indonesia tetapi tdk diakui secara terbuka karena 
agak mengandung azab.

Setidaknya Malaysia lebih teratur dan tegas. Protes oposisi, tindakan terhadap 
Anwar Ibrahim dan etnis India cukup mencengangkan dan keras.

Kadang-kadang hukum perlu diberlakukan lebih tegas tanpa pandang bulu, bukan 
hukum rimba yang dibiarkan.





From: agushamonangan agushamonan...@yahoo.co.id
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, September 15, 2009 6:14:36 PM
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Dalam 7x24 Jam, Sri Mulyani Dituntut Mundur

  
http://bisniskeuang an.kompas. com/read/ xml/2009/ 09/15/18015528/ Dalam.7x24. 
Jam..Sri. Mulyani.Dituntut .Mundur

JAKARTA, KOMPAS.com - Sri Mulyani Indrawati kembali dituntut untuk mengundurkan 
diri sebagai Menteri Keuangan sekaligus Pelaksana Tugas Menko Perekonomian 
terkait Kasus talangan Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun karena dianggap 
bertanggungjawab.

Jaringan aktivis Pro Demokrasi (ProDem) mengancam akan mengerahkan massa 
besar-besaran bila tuntutannya tidak dipenuhi hingga pekan depan. Pesan moral 
kita kalau sampai 7x24 jam atau hingga habis Lebaran ini tuntutan kita tidak 
dipenuhi, maka kita akan menggalang kekuatan massa pro demokrasi besar-besaran 
di seluruh Indonesia, kata Sekjen ProDem Andrianto, di sela-sela jumpa pers 
usut tuntas skandal Bank Century, di Jakarta, Selasa (15/9).

Andrianto menjelaskan terdapat banyak keganjilan dalam kasus Bank Century. 
Menurutnya, Sri Mulyani sebagai Ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) 
dianggap paling bertanggungjawab dalam kasus ini karena menggelontorkan dana 
talangan untuk melindungi perampokan dana dengan modus kejahatan perbankan 
tanpa persetujuan Presiden.

Selain itu, ProDem juga menuntut agar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) segera 
melakukan audit secara menyeluruh terhadap skandal Bank Century. Kemudian, 
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga dituntut untuk segera mengusut kasus 
ini serta memeriksa Sri Mulyani, Boediono sebagai mantan Gubernur Bank 
Indonesia (BI), keluarga pemilik Bank Century, Robert Tantular, serta menangkap 
pemilik saham Bank Century, Hesyam Al Warraq dan Rafat Ali Rizvi. ProDem juga 
mendesak agar PPATK segera menelusuri semua rekening pihak-pihak yang terlibat 
dan diduga menerima dana tersebut.

ANI 


   


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jangan Seperti Burung Onta

2009-09-24 Terurut Topik liman PAP

Tulisan Mas Tom yg objektif, mengingatkan miliser spt saat2 di redaksi Kompas 
dulu (both sides coverage)



From: Suhaimi suha...@mitsubishi-eai.co.id
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thursday, September 24, 2009 12:15:58 PM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jangan Seperti Burung Onta


Bung Suryopratomo,

Menurut saya salah satu hikmah dari batalnya SBY menyampaikan keterangan 
persnya sebelum berangkat ke amrik sana adalah lahirnya inspirasi dari hati 
anda sehingga megalirlah tulisan anda ini yang begitu jernih dan gamblang ini.

Buah pikiran anda ini memberikan pencerahan bagi banyak orang minimal bagi 
warga FPK tercinta ini so, seandainya SBY jadi mengadakan konperensi persnya, 
maka mungkin tulisan anda yang jernih dan gamblang ini ga akan terlahirkan, 
bukan begicu Bung...?

Salam hangat,
Suhaimi


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Perbedaan Teroris dan Koruptor (sekedar intermezzo)....

2009-09-24 Terurut Topik liman PAP

Apakah inti dari tulisan Mas Satrio, 'lebih baik' jadi koruptor daripada 
menjadi teroris? Atau mestinya teroris diperlakukan seperti koruptor? Atau 
koruptor yang diperlakukan seperti teroris?

Ada analogi yg sedikit membingungkan; 'maling ayam dihukum sekian tahun, tetapi 
koruptor cuma dihukum sekian tahun...' Maksudnya jika koruptor cuma dihukum 
ringan, maka sebaiknya maling ayam dihukum lebih ringan, atau malah dibebaskan? 
(walau salah, tetapi 'lebih baik' dibebaskan karena cuma maling kecil-kecilan? 
). Atau kita yang tidak mengerti / kurang pintar ?

Bukankah 'lebih baik' jika maling ayam dihukum sekian tahun, maka sebaiknya 
koruptor dihukum mati atau berkali-kali lipat dari hukuman si maling ayam? 
Cerminan hukum yang terbalik atau penegakkan hukum yang amburadul ?

Mohon pencerahan rekan-rekan miliser (sekedar intermezzo)



From: Satrio Arismunandar satrioarismunan...@yahoo.com

Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Perbedaan Teroris dan Koruptor (sekedar 
intermezzo)


Perbedaan teroris dan koruptor:

Teroris:

Diberitakan di media dan kejahatannya selalu diingat orang.
Sekolah tempat ia pernah menuntut ilmu sering dikait-kaitkan dengan 
kejahatannya. Maka banyak yang bicara perlunya perubahan kurikulum pesantren 
untuk meredam potensi teror.
Banyak orang takut dan menghindar jika disebut-sebut dekat dengan teroris besar.
Jika seorang teroris ditahan dan ditangkap tanpa prosedur hukum yang layak, 
atau dengan cara-cara yang melanggar HAM, dianggap wajar saja. Tidak ada yang 
mau repot-repot mempertanyakan, apalagi membela.
Jika teroris ditahan, pasti dengan tingkat keamanan maksimum. Sulit ditemui 
keluarga atau pengacara. Tidak bisa menelepon. Ruang tahanan tidak ada 
nyaman-nyamannya.
Teroris sering disebut pergaulannya terbatas, hanya di lingkungan pendukungnya 
saja. Tidak bergaul dengan tetangga kiri-kanan.
Jika sempat diadili, teroris tak pernah lolos dari hukuman. Bahkan bisa dihukum 
mati.
Seorang teroris, sesudah menjalani hukuman penjara, tak tahu mesti kerja apa. 
Sulit cari kantor yang mau mempekerjakan mantan teroris.
Sekali seseorang dicap teroris, ia kehilangan statusnya sebagai orang 
terhormat. Bahkan jika sudah mati pun, warga sekitar tempat ia berdomisili 
menolak ia dikuburkan di pemakaman setempat.
Dianggap menganut ideologi radikal dan ekstrem.
Jika berjenggot, bersurban atau berjubah, dianggap memang persis menunjukkan 
ciri-ciri teroris asal Timur Tengah.
Penampilan teroris tidak menimbulkan simpati, apalagi kekaguman. Busana 
pakaiannya terkesan murahan, bahannya berkualitas biasa, mungkin cuma buatan 
lokal.
Teroris tidak memberi sumbangan apa-apa pada masyarakat.
Tindakan teroris sudah pasti 100% melanggar hukum dan undang-undang. Tidak ada 
tawar-menawar, apalagi kompromi buat teroris.
Lembaga yang dianggap cukup sukses melawan teroris, Densus 88, mendapat suplai 
dana besar dan di-support habis.

Koruptor:

Sempat diberitakan di media, tetapi kejahatannya biasanya cepat dilupakan 
orang..
Sekolah tempat ia pernah menuntut ilmu tidak pernah dikait-kaitkan dengan 
kejahatannya. Tidak ada yang repot-repot mengubah kurikulum universitas untuk 
meredam korupsi.
Banyak orang senang, bangga, dan bahkan ingin dekat dengan koruptor besar.
Jika koruptor besar, jangankan ditahan, tetapi hanya dicekal, puluhan lawyer 
siap membela, bahkan polisi pun siap mempersoalkan pencekalan yang dianggap 
“tidak sesuai prosedur.”
Jika koruptor ditahan, bisa ketemu atau menelepon siapa saja. Ruang tahanan 
sangat nyaman, karena lengkap fasilitasnya (ruang ber-AC dan ada kulkasnya).
Koruptor lingkup pergaulannya sangat luas, bahkan punya hubungan sangat baik 
dengan pejabat pemerintah, anggota DPR, jaksa, aparat keamanan, pengusaha, dan 
sebagainya.
Jika sempat diadili, koruptor lebih sering lolos dari hukuman. Kalau dihukum, 
juga sangat ringan. Belum pernah ada sejarahnya, koruptor di Indonesia dihukum 
mati
Seorang koruptor, sesudah menjalani hukuman penjara, tidak perlu kerja apa-apa. 
Karena hasil korupsinya masih aman dan cukup untuk dinikmati tujuh turunan.
Seorang koruptor tetap punya status terhormat. Di mana-mana, ia tetap 
diperlakukan dengan ramah dan hormat, diundang ke pesta perkawinan, diminta 
jadi pembicara di seminar, bahkan boleh berkhotbah soal moral. Kalau meninggal, 
bebas dimakamkan di mana saja.
Dianggap menganut ideologi pragmatis, moderat, lunak, bahkan mungkin tak punya 
ideologi sama sekali.
Jika berjenggot, bersurban atau berjubah, dianggap milyuner nyentrik (orang 
kaya raya ‘kan biasa berperilaku aneh-aneh!).
Penampilan koruptor sangat rapi dan menimbulkan decak kagum. Busana pakaiannya 
berkualitas nomor satu, desainnya terkini, bisa buatan Italia atau Perancis.
Koruptor sering dipandang dermawan, suka menyumbang uang ke berbagai kalangan, 
bahkan untuk kegiatan amal.
Koruptor sering kali dibebaskan dari tuntutan, karena semua perbuatannya 
dianggap sah dan sudah sesuai prosedur hukum dan undang-undang yang berlaku. 
Selalu 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Korban Lapindo Jangan Dijual Untuk Ketum Golkar

2009-09-29 Terurut Topik liman PAP
Intinya, acara Kick Andy yg menyangkut korban2 Lapindo berdasarkan fakta atau 
fiktif ? Sederhana saja bukan ? Walaupun ada kesan penggiringan opini, di media 
memang itu yang dilakukan setiap saat khan?



- Original Message 
From: MDH mi2n...@yahoo.com
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Monday, September 28, 2009 8:40:20 PM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Korban Lapindo Jangan Dijual Untuk Ketum 
Golkar

Apakah jika surya paloh terpilih jd ketum golkar, akan berani 'menghukum' 
pengurusnya yang jg pemilik Lapindo termasuk mendorong penuntasan hukum dan ham 
atas kasus ini

Mdh
Powered by Telkomsel BlackBerry�


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Inilah Bocoran Hasil Audit BPK Atas Century

2009-10-01 Terurut Topik liman PAP
Dear rekan miliser,

Sekarang menarik utk ditunggu laporan Tempo edisi Senin mendatang. Jika memang 
ada kesalahan dan motif terselubung dalam penyelamatan suatu bank, terutama 
Century, proses hukum harus dilaksanakan. Selama ini ada beberapa kasus, yang 
diselesaikan secara politis, seperti pencopotan jabatan, dimutasi dari menteri 
utk 'di-dubes' kan ke LN (Bayangkan harkat dan martabat bangsa di mata negara 
asing).

Bung Arya, terima kasih atas pencerahannya. Semoga kebenaran tetap diutamakan 
walaupun tujuan awal penyelamatan Century terkesan 'mulia'. Ditunggu laporan 
dan informasi selanjutnya.

Wass,

Liman





From: Dapati Giawa fide...@yahoo.com
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thursday, October 1, 2009 12:16:43 AM
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Inilah Bocoran Hasil Audit BPK Atas Century

   
kawanku, Bung Arya Gunawan dan Yanuar Rizky
saya berterimakasih atas setiap informasi dan pendapat bung berdua dalam 
perkara bank century. Terlebih karna saya awam soal perbankan. Keawaman sayalah 
yang bicara menyimpulkan bahwa ini kejahatan... .. kejahatan luar biasa.
Tapi Bung ARya, saya sedih waktu bung arya mempertanyakan sikap aktifis 
pro-demokrasi. 
Bung arya, gerakan pro demokrasi telah tiada. Yang tertinggal adalah oknum; 
oknum aktifis prodem yang ada di partai, yang ada di parlemen, oknum aktifis 
prodem yang ada di jajaran komisaris bumn, dan. oknum2 lainnya.
Suara bung berdualah yang saya kira mewakili nurani rakyat. Dan saya (mhn maaf, 
tanpa minta ijin dari bung berdua) telah berusaha semampunya membagikan info2 
dan tulisan postingan bung berdua.
Pada saatnya, bagi mereka yang ambil bagian dalam kejahatan ini akan 
mendapatkan ganjarannya.

Salam juang,
FDG (non gelar)


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Menkeu: Silakan Dibuka Siapa yang Korupsi

2009-10-01 Terurut Topik liman PAP
Mungkin dari rekan-rekan media, terutama Tempo dan Kompas mau mengungkapkan 
kasus Century seperti yang diharapkan masyarakat awam, secara transparan dan 
tuntas, jika lembaga penegak hukum masih sibuk bertikai, legislatif sibuk 
ber-seremonial dan politikus berusaha mengalihkan ke masalah politis.

Opini seperti berita di Kompas yang memuat masalah Bakrie Life tanpa pretensi 
apa-apa (terutama pernyataan dari rekan miliser kita, sdr. Yanuar R di Kompas) 
sangat mencerahkan dan berimbang dibanding pernyataan Bapepam yang terkesan 
lepas tangan.

==

Beberkan Hasil Audit
Menkeu: Silakan Dibuka Siapa yang Korupsi

Kamis, 1 Oktober 2009 | 04:12 WIB

Jakarta, Kompas - Badan Pemeriksa Keuangan diminta membeberkan hasil
temuannya terkait audit investigasi terhadap kebijakan penyelamatan Bank
Century. Ini termasuk mengungkap kemungkinan adanya tindak pidana
korupsi dalam kebijakan itu.

Dorongan itu disampaikan Menkeu sekaligus Pelaksana Jabatan Menko
Perekonomian Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Rabu (30/9), seusai
Sidang Paripurna DPR. ”Jika BPK menemukan penyelewengan, penyalahgunaan
kewenangan, bahkan korupsi, silakan dibuka, siapa yang korupsi, di event
apa, berapa jumlahnya, memakai kewenangan apa, siapa yang melakukan, dan
pejabatnya siapa,” kata dia.

Pada Selasa lalu, BPK menyerahkan hasil sementara audit investigasi
terhadap kebijakan penyelamatan Century ke DPR.

Menyikapi hasil audit BPK, Komisi XI DPR menyampaikan tiga sikap, yaitu
DPR tidak memberikan persetujuan atas Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang (Perppu) Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem
Keuangan. Perppu itu dianggap menjadi dasar hukum penyelamatan Century.

Kedua, diduga terjadi tindak kejahatan perbankan yang membuat gagalnya
Bank Century. Ketiga, diduga ada penyalahgunaan kewenangan dan atau
kesalahan penilaian oleh Bank Indonesia dan Komite Stabilitas Sistem
Keuangan (KSSK) dalam penyelesaian masalah Century, yang mengakibatkan
kerugian negara.

Ketua Komisi XI DPR Achmad Hafiz Zawawi menyebutkan, penyalahgunaan
wewenang itu antara lain mengubah peraturan BI tentang syarat pemberian
fasilitas pinjaman jangka pendek (FPJP). Semula, bank penerima FPJP
wajib memiliki rasio kecukupan modal (CAR) 8 persen, diubah menjadi CAR
positif. Dengan perubahan ini, BI bisa mengucurkan FPJP ke Century yang
saat itu CAR-nya 2,35 persen.

Sidang Paripurna DPR menyetujui rekomendasi Komisi XI, yakni meminta BPK
melakukan audit investigasi atas jumlah dan penggunaan penyertaan modal
sementara lembaga penjamin simpanan (LPS), status pengucuran dana,
setelah perppu ditolak DPR, 18 Desember 2008.

Menurut temuan BPK, ketidakjelasan informasi BI atas sejumlah risiko
pada Bank Century membuat biaya penyelamatan Century membengkak, dari Rp
632 miliar jadi Rp 6,7 triliun. Ini disimpulkan dari surat Gubernur BI
No 10/232/GBI/Rahasia, 20 November 2008, ke Menkeu.

Untuk menyelamatkan Century, Gubernur BI, Menkeu, dan LPS rapat hingga
subuh. Padahal, soal Century sudah dibahas dalam empat kali rapat,
tanggal 14, 17, 18, dan 19 November 2008.

Laporan BPK menyebutkan, dari notulensi rapat konsultasi KSSK terungkap
sejumlah pejabat tinggi Depkeu tak setuju dengan upaya penyelamatan
Century. (OIN/HAR)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/01/04124096/beberkan...hasil.audit



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Sumbangan Sukarela untuk Korban Gempa Bumi

2009-10-03 Terurut Topik liman PAP
Dear rekan, 

MBI Sumut membuka dompet kemanusian untuk korban gempa di Sumatera Barat 
melalui :

Rekening   : BRI A/C.0053.01.037462.50.1
Atas nama : Majelis Buddhayana Indonesia - Sumatera Utara


Terima kasih,

Liman



  



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Toloooong!

2009-10-03 Terurut Topik liman PAP
Tadi siang di Metro Tv ada anjing pelacak yang dibawa seorang petugas wanita 
forensik dari luar negeri sedang berkeliling di sekitar hotel Ambacang yang 
porak poranda. Ada petugas lokal yang menemaninya (memandu).

Mudah-mudahan anjing pelacak tersebut dapat mengendus dimana-mana saja korban 
tertimbun. Timbul pertanyaan, mengapa sebelumnya petugas lokal kita tidak 
pernah berpikir memakai cara tersebut? Teknologi dan peralatan boleh kalah, 
tetapi mestinya nalar dan logika kita tidak kalah sama asing.

Walaupun belum dinyatakan sebagai bencana nasional, SBY pada siang hari Kamis 
tgl 1 Oktober sudah membuka pintu dan menyatakan menerima bantuan asing. Kita 
memaklumi gaya tutur bahasa SBY yang santun dan sangat 'priyayi', tapi 
esensinya sama, 'silahkan bantu'.

Mungkin lebih pragmatis lebih baik, tapi rasanya sekarang lebih penting 
memikirkan bagaimana membantu para korban gempa.

Wass,

Liman



- Original Message 
From: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Saturday, October 3, 2009 1:44:46 PM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tolng!

Apa anda tidak baca bahwa SBY mempersilahkan semua negara untuk turut membantu? 
Saya juga baca bantuan dari Swiss sudah datang malah sebelum bantuan dari Arab 
Saudi datang. Daripada anda ngoceh dan menyebar fitnah akan lebih baik turut 
membantu.

Powered by Telkomsel BlackBerry®


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: JK Tiba di Pasar Kampung Dalam, Padang Pariaman

2009-10-03 Terurut Topik liman PAP
Bung Indra,

Kita semua turut berduka atas musibah gempa di Sumbar. Saya pernah tinggal di 
kota Padang tahun 1998 selama 6 bulan. Tahun lalu masih sempat 5 kali dinas ke 
Padang, Bukit Tinggi, Solok, Padang Panjang dan Payakumbuh. Sewaktu tinggal di 
Padang, untuk makan siang kadang-kadang kita menuju Pariaman hanya untuk 
merasakan kenikmatan ikan yang disajikan di kedai makanan.

Saat ini, yang penting bagaimana caranya membantu para korban. Kita boleh kesal 
dengan penanganan dan pertolongan yang selama 3 hari ini berjalan. Tapi tidak 
relevan jika mencari kambing hitam saat ini, dan juga tidak masuk dalam konteks 
jika terlalu 'mengkultuskan' seseorang.

Dari kita yang bisa dibantu, seperti genset dan dana sudah disalurkan melalui 
yayasan / HBT. Tetapi medan darat, terutama jalan menuju Padang dari arah 
Padang Panjang sempat lumpuh.

Tanpa mengurangi rasa hormat untuk Bung Indra, saatnya bersatu dulu. Masalah 
politik dikesampingkan dulu. Terima Kasih





From: Indra J Piliang pi_li...@yahoo.com

Sent: Saturday, October 3, 2009 11:35:34 AM
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] JK Tiba di Pasar Kampung Dalam, Padang Pariaman

  
JK tiba di pasar Kev V Koto Kampung Dalam, Padang Pariaman. Tadi mlm sy melapor 
langsung via sms, termasuk ke sejumlah org di sekeliling beliau. Perjalanan 
diatur oleh Pak Gamawan Fauzi sbg wakil pemerintah pusat di daerah. 

Sy tahu cara berpikirnya, selama mendampingi bbrp waktu lalu. Cara berpikir 
seorg saudagar tradisional yg dibenci oleh byk musuh2 politiknya, bahkan oleh 
para ekonom kawakan. Sbgmn ia menangani daerah2 konflik dan krisis ekonomi, JK 
tentu berpikir bhw memperbaiki pasar2 tradisional adalah cara utk membangkitkan 
urat nadi kerusakan. Semakin byk pedagang yg aktif, semakin terkendali dan 
murah harga2, lalu semakin cepat penanganan atas krisis. Tentu cara berpikir 
ini berbeda dgn para bankir dan politisi dan ekonom bankir. 

Yg lain yg dipikirkan JK adalah jalur distribusi. Pengamanan oleh aparat 
keamanan. Tdk boleh ada penyimpangan. Membuka hubungan lagi antara pedagang 
eceran dgn grosir dan sumber2 produksi. 

Baru ia berpikir soal perbankan. Dari sini kemudian ekonom2 bankir yg kikir itu 
akan mengkritik, kalau JK mengatakan perlu ada stimulus, entah fiscal, etau 
apapun. Ekonom2 bankir bin kikir itu hanya melihat sepotong dari langkah2 JK. 

Baru kemudian JK melihat masyarakat yg lbh luas, misalnya dana khusus semacam 
BLT. Agar bgmn masyarakat dpt dana murah utk memenuhi kebutuhannya, sekaligus 
memberikan efek kepada keseluruhan proses. Di sini, ekonom2 bankir bin kikir 
akan bekerja sama dgn ekonom2 populis dan filosofis. Pro kontra di antara mrk, 
membaca ulasan sendiri dgn tersenyum. 

Tentu langkah2 normal sbg akhir: pembangunan di segala bidang. 
Maaf, ulasan ini tdk sy diskusikan dg JK. Ini sy kenali dari sejumlah diskusi 
dgnnya. Jadi, tdk perlu dipolitisir. 


Berani beda, berani benar, berani pulang!
   


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tega! Reruntuhan Gedung Bimbel Gama Dijarah

2009-10-07 Terurut Topik liman PAP
Jika yang dijarah adalah bantuan makanan, tenda ataupun kebutuhan hidup karena 
korban tidak pernah menerima bantuan sampai saat tersebut, maka mungkin dapat 
dimaklumi dan dimaafkan. Kurang koordinasi dan tidak adanya perhatian dari 
pemerintah merupakan penyebab walaupun penjarahan tidak dibenarkan.

Jika yang dijarah bantuan, tetapi kemudian ditimbun untuk dijual atau 
memanfaatkan untuk maksud tertentu, atau menjarah gedung / rumah yang ada, yang 
terkena gempa dan tidak, apalagi yang diambil berupa TV, AC, besi, barang milik 
orang lain, maka penjarah-penjarah tsb memang bukan manusia lagi





From: NA NA cuteagil...@yahoo.com
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Wed, October 7, 2009 11:47:46 AM
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tega! Reruntuhan Gedung Bimbel Gama  Dijarah


Pernah disaksikan melalui TV, kejadian tsb terjadi di negara yang modern juga.
Kelihatannyan, ini tergantung dari manusianya.
�
Lily


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Obama dapat Nobel 2009

2009-10-09 Terurut Topik liman PAP
Kejutan, Obama dapat Nobel Perdamaian 2009 !
Barack Obama Awarded 2009 Nobel Peace Prize - 
http://link.email.washingtonpost.com/r/LI37JS/8BDQ5/5ZGFSV/8XVOQG/7MC3P/7V/t

In a surprise move, the Norweigan Nobel Committee awarded the 2009 Nobel Peace 
Prize to U.S. President Barack Obama.


  



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Goenawan Mohamad -Tomy Winata Akhirnya Damai

2009-10-11 Terurut Topik liman PAP
Dear miliser,

Saya sangat takjub dan tercengang melihat perdamaian antara Tempo dan TW 
menjadi sorotan yang negatif dan serba salah. Sumber dan muara dari persoalan, 
yang mungkin rekan-rekan miliser sudah lupa atau bahkan tidak pernah membaca 
beritanya; yaitu 'Ada Tomy di Tenabang' yang berisi laporan investigatif Tempo 
soal kebakaran di Pasar Abang, dengan menuding TW sebagai orang di belakang 
layar.

Kantor Tempo diserang sekelompok orang dan redakturnya dipukulin. Proses 
pemukulan dipidanakan dan dilanjutkan ke pengadilan yang menjatuhkan vonis 
kepada pemimpin penyerangan.

Terjadi gugatan menyangkut isi berita dan pencemaran nama baik akibat komentar 
GM. DPR turun tangan memanggil pihak yang bertikai (disiarkan Metro tv secara 
live waktu itu). Di kemudian hari, terbukti berita Tempo tidak benar, ternyata 
memang bukan Tomy itu yang dimaksud. Wajar jika TW marah.

Tinggal gugatan pencemaran nama baik yang akhirnya sekarang berujung pada 
perdamaian. Apakah ada yang menang? Atau ada yang kalah? Begitu perkasa dan 
menjadi momok-kah seorang TW? Sumber pertikaian yakni isi berita tidak benar 
dan putusan pengadilan menyatakan memang salah. Tidakkah itu mencerminkan 
sebuah kebesaran hati GM dan Tempo? Lanjutkan ribut? Ribut lebih baik dari 
perdamaian?

Terima kasih,

Liman





From: sohibmachmud no_re...@yahoogroups.com
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Sat, October 10, 2009 8:59:07 AM
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Goenawan Mohamad -Tomy Winata Akhirnya Damai


bagi TW uang utk urusan perkara ini hanyalah uang receh.
dgn kemenanganya dalam kasus ini TW ingin memberi sign bagi media massa atau 
siapa saja jangan coba bermain2 dengannya.
seperti lagu rolling stones : so don't play  with me , cause you're playing 
with fire.

congratulations tw : you are the most dangerous man in indonesia.

sohib


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Sudah 30 calon Menteri ke Cikeas

2009-10-18 Terurut Topik liman PAP
Membaca Kompas.com malam ini, bahwa selama 2 hari ini sudah 30 calon Menteri 
yang dipanggil ke Cikeas. Diantara yang dipanggil, dan prediksi pos jabatan 
Menteri yang ditawarkan, sudah tidak nampak nama Menkes Siti FS.

Sebenarnya sejak Menkes memprotes virus H1N1 yang mencoreng wajah AS, kemudian 
mempersoalkan kolusi obat impor antara dokter-farmasi rumah sakit, nampaknya 
nasibnya sudah ditentukan. Terakhir soal ayat tembakau yang hilang di DPR 
pimpinan Agung Laksono - mantan Ketua DPR yang tidak terpilih kembali menjadi 
anggota DPR karena kurang suara- maka Menkes sudah mempercepat 'jalan 
keluarnya' dari Kabinet baru.

Selamat jalan Menkes. Presiden terpilih lebih mempercayai orang-orang yang bisa 
diatur, apalagi yang dulu membantu hubungan Legislatif dengan pemerintahan DPR, 
walaupun pilihan rakyat tidak mencerminkan kinerja yang bersangkutan (ada 
partai yang kehilangan hampir separuh kursi di DPR 2009-2014, tetapi Ketua 
Umumnya malah jadi calon menteri).


Wass,

Liman



  


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] RI negara terbesar tujuan ekspor otomotif Thailand

2009-10-18 Terurut Topik liman PAP
Sedikit tambahan, lapangan kerja tidak dipikirkan oleh pemerintah. Yang lebih 
dipikirkan bagaimana mencari uang masuk. Caranya? Mengenakan pajak progresif 
kendaraan yang aneh bin ajaib.

Salam,



- Original Message 
From: Kukuh Kumara key...@yahoo.com
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; angk...@yahoogroups.com; 
koral-aup-...@yahoogroups.com
Sent: Mon, October 19, 2009 8:09:29 AM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] RI negara terbesar tujuan ekspor otomotif 
Thailand

Didunia ini ternyata setahu saya hanya ada sedikit negara yg betul2 memiliki 
industri otomotif secara penuh ( Amerika, Jepang, Jerman dan Perancis), 
sehingga negara2 yg diluar itu industri otomotifnya hanyalah sebatas tempat 
berproduksi.  Jadi yg datang dari Thailand ke Indonesia tentunya produk2 
otomotif yg dirakit di Thailand.

Produk2 yg datang dari Thailand, Philipina atau Malaysia itu sesungguhnya sdh 
dpt dirakit di Indonesia dg komponen2 yg sebagian besar sdh pula dapat dibuat 
di Indonesia.

Dulu (awal 90an) pernah ada kebijakan untuk membuat komponen dg kandungan lokal 
yg tinggi dimana unsur engineeringnyapun diukur dan perhitungkan dan untuk 
memenuhi persyaratan tersebut tidaklah sederhana dan murah, toh banyak pelaku 
usaha yg secara sungguh2 melakukannya.

Sayang sebelum kebijaksanaan ini membuahkan hasil yg diharapkan, sdh dihadang 
dg munculnya kebijakan mobil nasional yg akhirnya memporak porandakan tatanan 
yg sdg berjalan namun belum selesai itu.

Disaat itulah akhirnya banyak pelaku usaha otomotif yg kemudian berpaling ke 
negara2 tetangga kita yg mereka nilai mempunyai kebijakan yg lebih konsisten 
dan jelas. Dan merekapun beramai2 melakukan investasi besar2an disana. Sehingga 
munculah istilah Detroit Asia.

Thailand dg penduduk sekitar 40 jutaan, saat ini produksi Industri otomotifnya 
sdh 1 juta lebih setahunnya, separuh dari produksinya diekspor.
Sementara Indonesia dg penduduk 230 an juta produksi otomotifnya setahun 
sekitar 600 ribu unit dan sekitar 100 ribu yg diekspor.

Dg perkembangan dunia selanjutnya, era perdagangan bebas maka jadilah Indonesia 
hanya sebagai pasar, sebelum sempat mengembangkan industri2 strategisnya. 
Akankah kita menyerah dan puas cuma jadi pasar?

Nampaknya kita harus berjuang untuk meraih kesempatan supaya kita tidak cuma 
dijadikan pasar berbagai macam produk negara tetangga.

Saat ini produk2 otomotif termasuk yg di Indonesia mau tidak mau juga sudah 
harus mengadopsi persyaratan2 global sampai ditingkat komponennya.  Sebagai 
contoh Indonesia sudah mengadopsi standar Emisi gas buang Euro II sejak thn 
2007, sementara negara2 lain sdh mulai bergerak ke EuroIV.
Itu sedikit soal industri otomotif kita yg saat ini semakin ramai diserbu oleh 
produk2 sejenis dari negara tetangga, silahkan periksa/amati dijalan yg mungkin 
membantu kita tahu dari mana saja produk2 itu datang.
Soal kwalitas? Silahkan tanya kepada yg punya merek, saya yakin mereka tdk akan 
berani mempertaruhkannya.
Yg sdh jelas taruhannya adalah lapangan kerja untuk rakyat Indonesia tergerus 
dan demikian juga devisa kita.

Salam
Kukuh
Powered by Telkomsel BlackBerry�


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Nila Moeloek, Motor UI Jadi Terbaik 201 Dunia

2009-10-19 Terurut Topik liman PAP
Semalam saya berpikir Menkes Siti FS cukup lumayan kinerjanya. Rupanya input 
dari teman-teman miliser justru menyatakan sebaliknya, bahkan cenderung 'gagal' 
kinerja dan kompetensinya. Pencitraan ternyata bisa mengelabui saya.

Semoga calon Menkes yang baru tidak salah pilih lagi


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PERGI DENGAN KEBESARAN HATI

2009-10-28 Terurut Topik liman PAP
Track record seseorang sangat penting, apalagi jika mau menjadi pejabat. Jika 
selama menjabat berperan dalam pembangunan bangsa dan negara, maka akan 
menimbulkan kesan yang positif dan rasa kagum dari siapapun dan di mana saja.

Track-record sebelum menjadi pejabat juga sangat penting. Jika sebelum menjadi 
pejabat, telah menimbulkan kesan dan citra yang jelek, maka bagaimana pun 
pencitraan dipoles, tetap tidak akan dapat melepaskan image dulu yang 
sebenarnya

--- On Wed, 10/28/09, Teguh Santoso tgh.s...@gmail.com wrote:

From: Teguh Santoso tgh.s...@gmail.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PERGI DENGAN KEBESARAN HATI
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Wednesday, October 28, 2009, 10:54 PM




  Terima kasih pak JK, saya sangat bangga dengan gaya 
kepemimpinan bapak baik

saat baru terpilih, dan saat bapak harus mengakhiri jabatan bapak. Banyak

suri tauladan yang telah bapak contohkan untuk menjadi warisan bagi generasi

penerus, bagaimana bapak menyikapi kekalahan dalam pemilihan.



Lautan luas medan pengabdian untuk bangsa Indonesia telah menanti bapak.

Semoga Allah SWT selalu melindungi bapak.



salam, pengagummu tapi bukan pemilihmu

Teguh Santoso




Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PERCUMA AJA BOSS...

2009-10-30 Terurut Topik liman PAP
Perlu penelusuran apakah terjadinya 'kriminalisasi' (jika memang ada) terhadap 
KPK, sumber / awalnya berasal dari (kasus) mana?

Apakah bermula dari kasus yayasan BI (dimana ada besan petinggi yang 
ditangkap), kasus Century (dimana ada dugaan petinggi polisi terlibat) atau 
kasus Masaro (dimana petinggi Kejaksaan  KPK terkait)?

Jika dari 2 kasus terakhir, maka mungkin karena perebutan wewenang atau karena 
cicak 'kurang kerjaan' mau melawan buaya dan godzila, penyelesaian memang 
gampang; mutasi atau copot yang terlibat. Tapi jika karena kasus yang pertama, 
ya mesti nunggu Pilpres 2014 lagi.

Yang pasti Antasari memang hebat dan 'kurang ajar', tidak ingin masuk penjara 
sia-sia; tipikal seorang oknum lembaga peradilan (yg menurut survey-survey 
merupakan salah satu lembaga terkorup selain Legislatif).

Salahkan KPU, Golput dan 60% pemilih yang mencontreng teruskan ber-Boedi 
(berbohong,bahasa Palembang).. Hidup Fox, LSI dengan politik 1 putaran 
Pilpres nya.

Menarik ditunggu laporan Tempo edisi Senin ini, apakah ada hal-hal baru untuk 
pembacanya; atau meminjam istilah bung Arya G, 'tidak ada yang baru' lagi. 
Salut untuk Kompas yang sudah timbul nyali-nya. Moga-moga semua media tidak 
kena 'budaya telepon' atau di unjuk rasa oleh laskar siluman.


Wass,

Liman
--- On Fri, 10/30/09, Mohammad Sopan sopa...@yahoo.com wrote:

 From: Mohammad Sopan sopa...@yahoo.com
 Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PERCUMA AJA BOSS...
 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
 Date: Friday, October 30, 2009, 9:46 PM
 Ini adalah pernyataan presiden saat
 konfrensi pers kemarin,
 'tidak pernah-ini dicatat Tuhan Yang Maha Kuasa-saya
 melarang orang untuk tidak ditahan atau meminta seseorang
 dibebaskan, siapapun dia. Apakah pembantu saya di kabinet,
 apakah kader partai demokrat karena saya sebagai ketua dewan
 pembinanya, atau saudara dekat, kerabat saya'
 Lagipula, presiden bukan diktator, tidak bisa menyuruh
 polisi, jaksa, dan hakim, untuk memenjara atau membebaskan
 orang. Saya yakin kebijaksanaan presiden SBY akan
 mendatangkan keadilan bagi pak Bibit dan pak Chandra

 -Mohammad Sopan-

 Powered by Telkomsel BlackBerry®


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polisi Oh Polisi

2009-11-01 Terurut Topik liman PAP
Salam, KPK memang badan super-body, tidak ada pertanggung jawabannya, kecuali 
terhadap rakyat dan Tuhan. Apakah KPK tidak bisa salah?

Jangan lupa, di KPK ada 120 perwira menengah Polri dan 2 Pati yg lulusan PTIK. 
Bagaimana sistem pengawasan intern dan audit keuangan yang pernah diminta BPKP 
lakukan?

Jika Antasari sebagai ketua KPK saja bisa bejat, bagaimana dengan anak buahnya 
yang lain? Mungkin ini perspektif yang coba dibangun oleh pemerintah. 
Ironisnya, kasus-kasus yang dsangkakan lemah malah cenderung menjurus ke 
'kriminalisasi' lembaga KPK nya.

Memang KPK bukan dihuni oleh malaikat semua. Tetapi di lembaga Legislatif, 
Eksekutif dan Yudikatif juga sama khan?



--- On Sun, 11/1/09, Mohammad Sopan sopa...@yahoo.com wrote:

 From: Mohammad Sopan sopa...@yahoo.com
 Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polisi Oh Polisi
 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
 Date: Sunday, November 1, 2009, 7:08 PM
 Kalau menurut imajinasi saya, justru
 ada 3 kasus yg sebenarnya terpisah tapi pada akhirnya saling
 berkaitan.
 1. Kasus joko candra dan bank century-nya
 2. Kasus pembunuhan nasruddin
 3. Kasus pengadaan SKRT oleh anggoro dengan masaro-nya
 Mungkin polisi dendam dgn penyadapan terkait kasus joko
 candra, sehingga meminta antasari mengungkap kasus yg bisa
 dijadikan alat untuk mengkriminalisasi kpk, dgn imbalan
 diturunkan tuntutannya, dari 'otak' menjadi hanya
 'pembujuk'.
 Kebetulan ada kasus yg memang melibatkan oknum kpk, yaitu
 suap masaro; maka bertestimonilah pak antasari

 -Mohammad Sopan-

 Powered by Telkomsel BlackBerry®


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gayus Lumbuun: Apakah MK Itu MS Kaban?

2009-11-05 Terurut Topik liman PAP
The Truth is the Truth. Kebenaran adalah di atas segalanya. Saya salut sama 
moderator FPK yang mengatur dan menyalurkan aspirasi kita semua tanpa berusaha 
mengarahkan dan menggiring opini miliser. Sebuah milis, media, termasuk Kompas 
dan Tempo; disebut kredibel dan terdepan jika dapat menyajikan fakta, kebenaran 
walaupun pahit meski tidak sesuai harapan publik. Jurnalisme investigatif - 
meminjam istilah bung Arya G - hanya bermutu jika jujur dan menganut azas 
'both-sides coverage'.

Walaupun pahit, ternyata memang ada bukti dan data bahwa ada oknum di 
mana-mana. Mestinya dari awal Kapolri berani membuka semuanya. Salut dan 
apresiasi pantas diberikan kepada Komisi III. Ternyata Susno tidak busuk 
seperti yang dituduhkan.  Tunggu sidang pengadilan yang membuktikan. Sadar atau 
tidak, disayangkan ada pejabat dan praktisi hukum, termasuk aktivis yang pongah 
dan terlanjur ngeyel, sehingga mengarah kepada perbuatan men de-legitimasi 
pemerintahan dan lembaga negara serta  memprovokasi publik. Anti korupsi dan 
semangat meng-amanatkan aspirasi hati nurani rakyat, telah kebablasan dan 
mencederai azas kesamaan di mata hukum dan praduga tak bersalah.

Bravo untuk Hermawan S dari LIPI yang telah memberikan pernyataan yang masuk 
akal dan mencerahkan (kompas.com 30 Okt 2009). Pengamat, cendekiawan, terutama 
peneliti
dinilai dari apa yang dihasilkan (termasuk apa yang diucapkan). Track record 
seseorang ternyata bisa berubah.

Wass,

Liman
--- On Thu, 11/5/09, Soewarso soewarso2...@yahoo.com wrote:

From: Soewarso soewarso2...@yahoo.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gayus Lumbuun: Apakah MK Itu MS Kaban?
To: manneke budiman hepaest...@yahoo.ca, 
Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 5, 2009, 7:57 PM







  RDP antara POLRI dengan komisi III DPR-RI semalam benar-benar membuat 
bangsa ini se-akan2 dipaksa menonton drama yang berusaha membodohi masarakat.



Drama ini se-akan2 meneguhkan bahwa negri ini sorga untuk para bajingan; 
istilah bung Adhie : negri para bedebah



*Pengin tau, siapa maestro, sutradara dibalik drama ini*



Salam,



Soewarso.



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kekerasan dalam Penegakan Hukum

2009-11-07 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Dulu saya selalu yakin pada pandangan dan argumen sendiri. Bersyukur saya pny 
ayah yg membimbing dan memberi pelajaran, bahwa yang menurut kita benar, belum 
tentu menurut pihak lainnya. Maka perlu data dan alat pembanding lainnya. Ayah 
saya meminta pikiran saya selalu terbuka untuk menerima masukan dan argumentasi 
pihak lain, baru kemudian saya saring masuk akal atau tidak. Jangan membentengi 
diri sendiri dan negative-thinking dari pemikiran orang lain.

Bung Manneke sudah yakin dan pasti bahwa KPK dikriminalkan. Maka apapun 
pendapat atau fakta lain, sudah pasti akan dibantah. Saya mencoba memahami 
jalan pikiran sebagian besar publik dan miliser yang sudah haqul yakin Polisi 
'salah' dan menggalang opini publik.

Saya berharap 'happy-ending'. Ternyata Bibit-Chandra terima suap, bukan 
pemerasan. Semua msk sel termasuk yg menyuap, Anggodo. Tdk ada yg kecewa. Jika 
publik tdk puas, copot Susno. Jika blm puas ya copot Kapolri - Jakgung.

Semoga bukan karena Century atau karena 'kriminalisasi' KPK. Bayangkan wibawa 
Pemerintah dan Lembaga Negara kita jika ada rekayasa. Bayangkan 
dampaknya...Moga-moga semua mau menunggu hasil sidang pengadilan. Jangan ada 
yang ngeyel.

Walaupun KPK pahlawan kita, tetapi jika ada oknum, kita mesti legowo. Itu lebih 
arif.

--- On Thu, 11/5/09, Mohammad Sopan sopa...@yahoo.com wrote:

From: Mohammad Sopan sopa...@yahoo.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kekerasan dalam Penegakan Hukum
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 5, 2009, 7:23 PM







 









  Tidak dihentikan, kata anda??? La ngapain .Maret 2009 ada SK KPK tentang 
masaro yg terbukti tidak melanggar hukum???



-Mohammad Sopan-



Powered by Telkomsel BlackBerry®



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Apa itu Rekayasa?

2009-11-08 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Di mana-mana dunia ini, termasuk Hongkong dan AS, selalu ada bargaining antara 
penjahat, saksi dengan polisi atau jaksa.

Dalam mengungkap suatu kasus, kasus apapun, termasuk korupsi, maka polisi atau 
district attorney akan menawarkan kepada penjahat dan saksi. apakah akan 
mengaku, atau memberikan pelaku lainnya. Jika bisa memberikan bukti, maka akan 
dilindungi dan di berikan keringanan hukuman. Sebagai contoh, dulu bagaimana AS 
menyeret Al Capone dengan menangkap akuntannya dulu. Di film American Gangster, 
petugas menawarkan bantuan asal si gangster mau mengungkap aliran dana yang 
diberikan kepada oknum FBI dan Polisi. Kisah nyata. ICAC, KPK Hongkong, 
menangkap polisi korup dan menawarkan perlindungan asal polisi korup ini mau 
memberikan data penyuap dan yang disuap, terutama rekan-rekan di bawah pimpinan 
Lee Rock yg korup.

Kemudian di sidang, terutama di AS, jaksa penuntut akan menanyakan kepada 
pengacara dan terdakwa apakah akan mengaku dan membuat pernyataan bersalah 
sebelum sidang dimulai, jika mau, maka akan diberikan keringanan hukuman yang 
diputuskan langsung oleh hakim tanpa sidang lagi. Untuk pejabat publik, sanksi 
moral dan mundur sehingga tidak diusut terus. Contoh kasus Water Gate / Nixon, 
yang terakhir Walikota New York 2008 yang mundur karena kedapatan memakai PSK 
dengan biaya kantor daripada diusut. Sebelum menjadi Walikota, beliau adalah 
aparat penegak hukum yang banyak mengungkap kasus korupsi.

Apakah itu disebut rekayasa?

Terus ada Governor SC yang kedapatan selingkuh dengan cewek Argentina, walaupun 
tidak mundur saat itu. Ironisnya, dulu beliau adalah senator yang pertama 
kalinya mengajukan impeachment kepada Presiden Bill Clinton saat skandal seks 
Monica terbongkar dengan alasan; moral. Dan tragisnya, istrinya Jenny Sanford 
yang mendukung dan menjadi penyandang dana buat karier (mantan) suaminya ini. 
Syamsul Nursalim mengaku diperas, dan kemudian diwakili kantor pengacara 
terkenal. Pengacara dari KAI mengadu kepada Wantimpres dan pengacara senior 
tetapi tidak dibongkar duluan. Apakah ini yang dimaksud 'double-standard' (bung 
Manneke)?
  
Track Record bisa berubah. Setuju dengan bung Arya Gunawan. 

Apakah kemudian yang berasal dari alumni universitas beken sudah pasti bersih? 
Yang berjasa pada negara dan bangsa sudah pasti jujur? Coba tanyakan pada 
aparat yang menuduh mantan Ketua KPU 2004 korupsi, terpidana yang menuduh 
mantan Ketua BEM UI R yang pernah menjabat anggota DPR 2004-2009 dari PKS, ikut 
terima suap?

Untuk rekan miliser, prinsipnya kita mesti melihat bukti, data, saksi dll. Saya 
bukan ingin memasukkan cerita film. Saya cuma ingin intinya, pengakuan atau 
tuduhan ada dasarnya. DNA, saksi, bukti dll itu sangat penting. Opini publik 
adalah hal yang berbeda.

Apakah benar ada kasus atau gak ada tapi diada -adakan? Jika kurang bukti, 
apakah harus dilepaskan dan dilupakan?

Menjebak, menangkap, menyadap, seperti yang pernah dilakukan KPK dan aparat 
penegak hukum di luar negeri, apakah itu rekayasa?


Wass,

Liman


  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kekerasan dalam Penegakan Hukum

2009-11-08 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Dalam ilmu yuridis teknis, kasus suap harus ada yang menyuap dan disuap. Itulah 
mengapa mantan pimpinan KPU harus dijebak oleh KPK saat menyerahkan uang kepada 
anggota BPK. Ironisnya, anggota BPK tersebut tidak dibela ketua BPK saat itu, 
Anwar Nasution. Di kemudian hari, ada tuduhan terhadap anggota BPK tersebut 
yang diduga terkait masalah lain.

Pemerasan tidak perlu pembuktian ada terima uang atau tidak. Asal ada indikasi 
'memeras', maka sudah dapat diproses secara hukum.


--- On Sun, 11/8/09, Haniwar Syarif haniwarsya...@yahoo.co.id wrote:

From: Haniwar Syarif haniwarsya...@yahoo.co.id
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re:  Kekerasan dalam Penegakan  Hukum
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Sunday, November 8, 2009, 2:06 AM







 









  yah itulah mas



makanya  susah caribukti bhw misal  tuduhan susno  di suap soal Sampurno



atau  hakimagung di usap soal Probosutedjo



tapi kenapa ya bgt soal BIbit chandra maksa banget sudha terbukti ??



mudah ngerti kan sy kalau  saya bingung...



kasus susno katanya ada rekanam susno langsungbicara dgn pengacara Budi



kasus probo, jelas ada yg ketangkap

tangan  ngasih duit di pelataran parkir MA



lha kalau yg ini gak ada apa apanya  kecuali

pengakuan  Ari muladi yg sudah di cabut



HS




[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Opini Media (was..Bersihkan KPK dari Oknum Pelanggar Hukum)

2009-11-09 Terurut Topik liman PAP
Beberapa bulan lalu, ada wartawan Kompas yang menulis di hal.4, mengenai 2 
pimpinan KPK setelah baru dijadikan tersangka di mana si wartawan memaparkan 
bahwa dari perbincangan dan pengalaman 'hubungan'  dengan para pimpinan KPK, 
disebutkan dari sisa 4 pimpinan KPK, hanya Haryo yang 'sulit ditembus'.

Waktu itu saya masih berpikir, Y yg menolak diberikan gratifikasi oleh AA 
kenapa tidak dimasukkan dalam kategori itu. Rupanya setelah dalam verifikasi 
tim 8 muncul nama Y, saya mesti mengakui bahwa wartawan Kompas tersebut sangat 
cermat dan cerdas, tidak asal menulis. Entah tulisan lainnya mengenai 'konteks 
tingkat tinggi' nya Presiden di halaman yang sama beberapa hari berselang juga 
ditulis oleh wartawan tersebut.

Selama 30 tahun membaca Kompas, harus diakui banyak berita, ilmu dan wawasan 
yang didapat. Berbagai macam tulisan, apapun istilah dalam pers nya harus 
diakui memang lebih bermutu. Setting kolom nya dan penempatan judul berita 
lebih menarik.

Ketika semalam melihat parodi Democrazy di Metro, komentar dari sosok wartawan 
senior Bas makin meneguhkan keyakinan, bahwa di Kompas banyak menelurkan 
wartawan berkualitas yang ideal untuk ukuran sebuah industri media massa. Topik 
tulisan dari (mantan) wartawan di Kompas (atau yang sudah keluar) yakni Sastra, 
Arya, Anton, Bas, Mas Tom dan banyak lagi, memang jauh lebih menggigit. Di 
segmen ekonomi, ada Kontan, terutama yang edisi Mingguan di mana jurnalisme 
investigatif nya sekarang lebih cemerlang dibanding Kompas.

'Tak Gendong Ke Mana-Mana' di kolom Bas cukup menggelitik. Pujian untuk DPR 
2004-2009 yang menolak UU Rahasia Negara, yang dimaksudkan telah memberikan 
dampak sehingga rekaman dapat diputar di MK untuk umum, sekaligus untuk 
menyindir kinerja DPR dalam dengar pendapat dengan Kapolri.

Mestinya supaya lebih berimbang, Bas juga mesti memuji DPR 2004-2009 yang telah 
memilih KPU, KPK dan meloloskan UU Anti Pornografi dll.

Mestinya supaya adil dan proporsional, esensi dari dengar pendapat Kapolri-DPR, 
adanya pihak yang coba 'bargain' dengan Polri supaya stop usut kasus di KPK 
atau rekaman dibuka, dll diberitakan supaya pembaca dapat menilai opini yang 
disampaikan.

Amanat hati nurani rakyat, mesti tetap dijunjung tinggi tanpa mesti 
mengorbankan pemberitaan yang berimbang dan 'both-sides coverage' secara 
proporsional.


Wass,


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re : Musim ini milik Chelsea?

2009-11-10 Terurut Topik liman PAP
Salam, 

Ketika Chelsea mengalahkan MU 1-0, kita kembali teringat pada tulisan Anton S 
yang dimuat Kompas beberapa bulan lalu saat English Premiere League mau 
dimulai. Mungkin di sini lah keunggulan Kompas, di saat media lain masih 
membahas transfer pemain, Anton telah 'berani' memprediksi siapa yang akan 
juara. Sama dengan tulisan Abun S cs yang selalu memberikan warna dan sudut 
pandang dari sisi lain; seperti pentingnya pembangunan trotoar lebih 
diperhatikan serta kredibilitas dan kepercayaan dalam komunitas bisnis, maka 
judul 'Musim Ini Milik Chelsea' telah memberikan perspektif yang berbeda soal 
siapa calon juara dan yang bukannya tanpa dasar sama sekali.

Apakah kepagian? Mungkin. Tapi jika Chelsea berturut-turut dapat mengalahkan 
Arsenal dan Totenham, maka kemungkinan juara lebih besar. Apakah MU tidak dapat 
mengejar? Tentu tidak, karena sepak bola penuh kejutan. Terutama bola itu 
'bundar'.

Pelatih MU protes terhadap wasit. Begitu juga Arsenal protes wasit saat 
menghadapi MU bulan lalu. Dan banyak kasus protes lainnya. Apakah pertandingan 
batal dan diulang? Tidak. Pertandingan dan hasilnya tidak batal dan diulang. 
Mengapa? Karena di lapangan selama pertandingan berlangsung, pengadil cuma 1 
orang, yakni: Wasit.

Bagaimana kalau wasitnya salah? Selama tidak ada rekayasa, sebatas human-error, 
maka tidak ada yang bisa menggugat keputusan wasit. Jika terlalu banyak protes, 
atau terlalu keras, akan diusir dari kursi cadangan.

Jika terlalu banyak bicara atau komentar ke media, mungkin akan dipanggil FA 
dan diberi sanksi, dari teguran, denda sampai larangan duduk bersama pemain. 
Jika ada dasar dan kesalahan fatal wasit dapat dibuktikan, giliran wasit akan 
diskors.

Bagaimana jika penonton tidak puas? Selama tidak menyerbu ke lapangan, selama 
tidak mengganggu pemain, maka masih bisa ditolerir. Jangan coba melanggar. 
Bersiul seperti monyet saja dapat 'dipidanakan'. Klub nya dan supporter dapat 
dihukum, dari denda sampai larangan menonton. Jika ketahuan, yang berbuat akan 
diproses hukum karena perbuatan rasialis, apalagi menghasut di sebagian Eropa, 
terutama Inggris, adalah perbuatan tidak beradab.

Pernahkah ada yang melanggar? Dulu supporter Liverpool pernah berkelahi dengan 
Juve di liga Eropa. Dampaknya, seluruh team / klub yang berasal dari Inggris 
dilarang mengikuti liga-liga Eropa, kecuali team nasionalnya.

Apakah adil 1 team, supporternya pula yang berulah, tapi seluruh klub Inggris 
dilarang? Mungkin iya kurang adil, tapi Inggris memang banyak gentlemen. Mereka 
patuh. Dan sekarang mereka, kompetisinya paling menarik di jagat bumi ini.

Bagaimana dengan kinerja wasit? Selama tidak ada rekayasa, tidak ada bukti, 
walaupun sangat kasar dan curang, keputusan wasit adalah mutlak.

Jika ada rekayasa? Hukumannya berat. Liga Italia ada mafia bola. Pengaturan 
skor. Ketahuan dari rekaman pembicaraan petinggi Juve dengan wasit. Yang 
terlibat dipecat, tidak boleh urus sepakbola. Gelar dicabut, team degradasi. 
Denda dll. Termasuk AC Milan, Fiorentina.

Dampaknya? Tidak ada penonton ke stadion. Pendapatan klub menurun karena TV 
tidak mau bayar mahal. Liga Italia menurun pamornya.

Apakah ada supporter dan penonton yang marah dan kemudian menyerang yang atur 
skor? Belum. Kenapa? Karena ada 'Law and Order'.

Di sepakbola, ada 'rule of game'. Setiap pemain dan team wajib patuh pada 'code 
of conduct' dan Fair play.

Jika tidak puas dan sebagai puncak akumulasi boleh diberi izin 'run amock'?
Tidak boleh. Kenapa? Karena itu mengganggu ketertiban.

Ada Hukum yang menunggu Itulah jiwa sportivitas yang ditanamkan ke 
masyarakat. Semoga si Biru yang juara, seperti biru lainnya, Barca dan 


Wass,

Liman




  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Rapat di Komisi III-KOMPAK Ricuh

2009-11-10 Terurut Topik liman PAP
Beginilah jadinya ketika semua pihak merasa yang paling benar dan paling hebat. 
Contoh nyata upaya pen-delegitimasian lembaga negara.

Sayangnya sebagai akademisi mencontoh cara-cara preman jalanan, bukan nya 
pemikiran dan karya ilmiah..

--- On Tue, 11/10/09, manneke budiman hepaest...@yahoo.ca wrote:

From: manneke budiman hepaest...@yahoo.ca
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Rapat di Komisi III-KOMPAK Ricuh
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Tuesday, November 10, 2009, 8:06 PM





  Bagus, pak Thamrin!

 

Memang para bajingan tengik ini harus langsung ditunjukkan di depan hidungnya 
bahwa mereka ini sebetulnya wakil rakyat kelas kambing.

 

Salut buat KOMPAK!

 

manneke



--- On Tue, 11/10/09, Agus Hamonangan agushamonangan@ yahoo.co. id wrote:



From: Agus Hamonangan agushamonangan@ yahoo.co. id

Subject: [Forum-Pembaca- KOMPAS] Rapat di Komisi III-KOMPAK Ricuh

To: Forum-Pembaca- kom...@yahoogrou ps.com

Received: Tuesday, November 10, 2009, 5:11 PM



 



JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat Dengar Pendapat Umum antara Komisi III DPR RI dan 
Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi (KOMPAK), Selasa (10/11) malam di Gedung 
DPR RI, Jakarta, berlangsung ricuh. Hal ini dipicu perdebatan antara anggota 
KOMPAK Thamrin A Tamagola dan Ketua Komisi III Benny K Rahman serta Wakil Ketua 
Komisi III Aziz Syamsuddin terkait pemahaman mereka tentang Tim Independen dan 
Verifikasi Pencari Fakta atas Kasus Bibit-Chandra.



KOMPAK awalnya mempertanyakan pemahaman Benny tentang Tim Delapan. Di media 
massa, Benny sempat menuding bahwa Tim Delapan bias. TPF bukan tim pencari 
fakta, tapi mengklarifikasi, clarify! Menyedihkan Ketua Komisi III tidak 
memahami prinsip kerja TPF, ujar Thamrin.



Saat ini, Thamrin juga mengkritisi Komisi III yang mendukung institusi 
kepolisian dan kejaksaan. Hal ini langsung direspons Benny. Tidak ada 
kata-kata yang eksplisit dan implisit mendukung Kejaksaan Agung dan Kapolri, 
ujar Benny.



Situasi pun memanas karena kedua pihak berebut ingin menengahi perdebatan yang 
memang memanas sejak pukul 21.30. Aziz yang hendak menengahi menjadi tersulut 
ketika pihak KOMPAK terus-menerus berbicara. Aziz berkali-kali mengetok palu 
sebagai tanda agar peserta sidang diam. Namun, para anggota KOMPAK sudah 
telanjur marah.



Beberapa dari mereka memutuskan untuk walk out seraya meneriaki umpatan-umpatan 
kecewa ke arah pimpinan sidang. Anggota Dewan pun tidak terima dan balik 
membalas teriakan tersebut. Kedua belah pihak sama sekali tidak menghiraukan 
imbauan pimpinan sidang agar mereka tetap tenang.



Hal ini disusul dengan aksi sejumlah anggota Dewan yang mendatangi para anggota 
KOMPAK. Terjadilah perdebatan jarak dekat di antara kedua belah pihak. Karena 
memanas, Aziz langsung mengakhiri rapat dan mengetok palu tiga kali. Para 
pimpinan sidang pun langsung meninggalkan ruangan. Selang lima menit kemudian, 
KOMPAK juga langsung meninggalkan ruangan.



http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/11/10/ 23045453/ rapat.di. 
komisi.iii- kompak.ricuh




[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Korupsi adlh Agama diindonesia

2009-11-15 Terurut Topik liman PAP
Salam bung Mamang,

Sedikit tambahan, di dunia barat cuma dikenal 2 macam warna kerah, White Collar 
dan Blue Collar. Seperti yang sudah disampaikan bung Mamang soal idiom White 
Collar Crime, maka istilah Blue Collar dipersepsikan untuk pekerja kasar atau 
yang lebih banyak mengeluarkan keringat / otot, dibanding otak (white collar).

Mungkin maksud bung Manneke kerah coklat (mestinya dipake tanda kutip) adalah 
institusi tertentu (bukan idiom baru yang mau dimasukkan ke golongan kerah 
putih atau kerah biru gitu? Sayangnya kita semua khan sudah tahu cara dan 
standard penyampaian pendapat bung Manneke bagaimana jadi gak perlu 
dipermasalahkan.


Wass,

Liman

--- On Thu, 11/12/09, Mamang udun...@gmail.com wrote:

From: Mamang udun...@gmail.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Korupsi adlh Agama diindonesia
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 12, 2009, 11:30 PM







 









  Ass.Wr.Wb.



Bung Manneke, yg dimaksud kerah putih itu semacam idiom dan bukan berarti

kerahnya yg berwarna putih, itu yg dimaksud dgn rekan kita disini bung Aksay

yaitu pekerjaan orang2 yg memiliki titel atau secara langsung pengertian

berpendidikan (Entah dibeli ataupun hasil jerih payahnya gitu, tdk beda dgn

RI-1 sebelum diangkat jadi RI-1 buru2 mengambil gelar Drnya utk apa toh? Toh

Rakyat yg dipimpin belum semuanya berpendidikan, tanpa Titel pun dia pasti

terpilih ataukah ada suatu rencana lain?)

Jadi menurut rekan kita ini adalah White Collar Crime (Yg diterjemahkan dlm

bhs Indonesia. kerah putih), jadi harap jangan diperhatikan kerah bajunya

okay, krn dalam persidangan pun para pesaktian tdk bakal diperhatikan baju

kerahnya, apa iyah putih agar bisa dibuktikan, gitu saja kok repot

yh



Wassalam

Mamang



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Obama Batal ke Jakarta

2009-11-15 Terurut Topik liman PAP
Pak Tom,

Obama dilantik Jan 2009. Mungkin ada keliru data, gak mungkin diterima Biden di 
White House 2008 November. Anyway, terima kasih atas tulisannya ya Pak.

Wass,

Liman

--- On Sat, 11/14/09, Suryopratomo suryo_prat...@yahoo.com wrote:

 From: Suryopratomo suryo_prat...@yahoo.com
 Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Obama Batal ke Jakarta
 To: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
 Date: Saturday, November 14, 2009, 9:32 PM
 Obama tidak Mampir ke Indonesia
 Memang tidak ada sesuatu yang harus diangap penting bahwa
 Presiden Amerika Serikat Barack Obama tidak mampir ke
 Indonesia dalam perjalanannya menghadiri Pertemuan Para
 Pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di
 Singapura. Namun terasa janggal, negeri yang pernah ikut
 membentuk dirinya dan bahkan dalam pidato pelantikannya
 dikatakan sebagai salah satu negara sahabatnya, tidak
 disinggahi padahal hanya tinggal satu jam penerbangan saja
 untuk bisa sampai ke Jakarta dari Singapura.
 Masih ingat ketika di awal pembentukan pemerintahannya,
 Obama mencoba berkonsentrasi terlebih dahulu ke dalam. Namun
 ketika Wakil Presiden Jusuf Kalla berkunjung ke Washington
 pada bulan November tahun lalu, Obama memberi lampu hijau
 kepada Wapres Joseph Biden untuk menerima Jusuf Kalla di
 Gedung Putih. Mengapa? Karena Jusuf Kalla adalah pemimpin
 dari Indonesia.
 Ketika Hillary Clinton melakukan perjalanan pertamanya ke
 luar sebagai Menteri Luar Negeri, semula hanya tiga negara
 di Asia Timur, Jepang, Korea Selatan, dan China yang masuk
 dalam jadwal perjalanannya. Namun Obama meminta Hillary
 untuk memasukkan Indonesia dalam daftar perjalanan
 pertamanya, karena Indonesia dianggap sebagai sahabat yang
 penting.
 Mengapa setelah setahun memegang tampuk kekuasaan, Obama
 justru melihat Indonesia secara berbeda? Ketika sudah begitu
 dekat ke negeri yang pernah ikut membesarkannya, Obama
 justru menghindar untuk singgah? Padahal ia bisa
 memerintahkan Hillary untuk terbang lebih dari tujuh jam,
 hanya untuk mampir ke Indonesia, sebelum kemudian terbang
 kembali lagi ke Korea Selatan.
 Sejauh mana perubahan sikap dari pemerintah AS tersebut
 berkaitan dengan gonjang-ganjing persoalan hukum yang sedang
 terjadi di tanah air? Seorang yang paham dengan politik luar
 negeri AS mengingatkan bahwa konflik antara Komisi
 Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian jangan dianggap enteng.
 Ketidaktegasan sikap pemerintah Indonesia dalam berbagai isu
 pelemahan KPK dinilai tidak sejalan dengan agenda besar
 pemberantasan korupsi yang telah dicanangkan.
 Semua negara termasuk AS ikut memantau perkembangan yang
 terjadi. Sejauh mana Indonesia sungguh-sungguh dalam
 menegakkan supremasi hukum dan memantapkan sistem hukum yang
 ada. Sebab, sepanjang hukum dibiarkan untuk bisa direkayasa
 seperti sekarang, maka pembangunan demokrasi yang dilakukan
 Indonesia tidak akan berjalan langgeng.
 Dalam pengalaman banyak negara, pilar utama dari demokrasi
 adalah tegaknya sistem hukum. Tetapi dalam beberapa bulan
 terakhir, kita melihat bagaimana hukum dipermainkan untuk
 kepentingan politik. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan lagi,
 bagaimana hukum bisa diperjualbelikan dan orang-orang yang
 jelas-jelas merusak hukum itu dibiarkan bebas.
 Sepanjang 10 tahun lebih reformasi yang kita jalankan
 bersama, Indonesia sebenarnya dinilai telah mampu membangun
 demokrasi secara baik. Konflik antarsuku, antardaerah
 berhasil dihilangkan. Dalam dua kali pemilihan umum
 langsung, tidak ada setetes pun darah yang harus menetes.
 Padahal ketika pertama kali Indonesia memasuki demokrasi,
 banyak yang memperkirakan Indonesia akan menjadi “negara
 gagal” (fail state), bahkan diperkirakan akan
 terpecah-pecah.
 Kekaguman banyak negara terhadap proses demokratisasi yang
 terjadi di Indonesia kini meluntur ketika kita membiarkan
 sistem hukum diinjak-injak. Secara telanjang diperlihatkan
 bagaimana hukum dipakai untuk kepentingan kelompok dan
 ironisnya pimpinan nasional tidak juga tersadarkan bahwa
 negeri ini sedang berada di ambang krisis.
 Inilah yang pantas membuat kita merasa prihatin. Pembiaran
 yang dilakukan sungguh berbeda dengan pidato yang mengatakan
 akan mengganyang mafia hukum. Padahal rekaman pembicaraan
 telepon di Gedung Mahkamah Konstitusi misalnya,
 memperlihatkan secara gamblang bagaimana hukum di negeri ini
 sudah dipermainkan. Ironisnya, hingga hari ini polisi masih
 berkelit, belum ditemukan cukup bukti bahwa orang-orang yang
 mencoba merekayasa hukum itu melakukan tindak pidana.
 Sekali lagi kita ingin mengingatkan bahwa kita tidak hidup
 di dunia yang tertutup. Kita sekarang hidup di dunia yang
 sangat terbuka. Teknologi informasi yang berkembang sangat
 luar biasa telah membuat segala kejadian di mana pun berubah
 sifatnya menjadi mengglobal, serentak, seketika, dan
 interaktif.
 Segala kejadian yang tengah terjadi di tanah air kita,
 tidak terhindar ikut dipantau oleh bangsa-bangsa lain di
 dunia. Sekarang semua tahu bahwa sistem hukum di Indonesia
 sangatlah kacau. Orang yang 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Tim 8 bohongi Presiden ?

2009-11-17 Terurut Topik liman PAP
JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Verifikasi Fakta dalam kasus kriminalisasi KPK 
dianggap telah membohongi Presiden karena tidak menjalankan tugas sesuai 
prosedur hukum. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Kongres Advokat 
Indonesia (KAI) Indra Sahnun Lubis dalam diskusi bersama wartawan di ruang 
wartawan Gedung DPR RI, Selasa (17/11) siang.

Indra mengatakan, sejak awal telah terjadi ketidakseimbangan dalam pemilihan 
anggota tim pencari fakta (TPF) yang ditunjuk oleh Presiden. Menurutnya, 
sebagian besar anggota tim delapan itu mendukung penangguhan penahanan Bibit 
Samad Rianto dan Chandra M Hamzah sehingga kesimpulan yang dibuat tim delapan 
itu condong ke arah pembebasan kedua pimpinan nonaktif KPK tersebut.

Lima dari delapan anggota tim ini pernah memberikan jaminan penangguhan 
pimpinan (nonaktif) KPK. Motivasinya cuma membebaskan dua orang ini, kata 
Indra.

TPF itu membohongi presiden kita. Perlakuan TPF ini jauh lebih rendah dari 
anak SMA. Oleh karena itu, jangan Presiden menerima arahan atau rekomendasi 
atau hasil TPF, lanjutnya.

Senada dengan pernyataan Indra, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai 
Demokrat Dasrul Jabar juga menyayangkan sikap TPF yang memberikan rekomendasi 
terkait kasus Bibi-Chandra kepada Presiden. Menurutnya, TPF tidak berwenang 
memberikan rekomendasi atau saran.

TPF itu untuk kumpulkan data. Jangan banyak 'nyanyi'. Tidak ada itu 
rekomendasi dan segala macam, kata Dasrul.

Mengenai hasil temuan TPF tentang reformasi institusi penegak hukum baik 
kepolisian, kejaksaan, maupun KPK, Dasrul menambahkan, hal semacam itu sudah 
menjadi perhatian DPR sejak dulu.

Dasrul dan Indra sama-sama menghargai hasil kerja Tim Delapan. Namun, menurut 
mereka, hasil itu sebaiknya diabaikan saja karena proses pembuatannya 
bertentangan dengan hukum.

http://nasional.kompas.com/read/xml/2009...http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/11/17/15232493%20/tim.delapan.dinilai.bohong



  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Rekomendasi Tim Delapan Bakal Goyang Ekonomi

2009-11-18 Terurut Topik liman PAP
Rekomendasi Tim Delapan Bakal Goyang Ekonomi
KOMPAS/RIZA FATHONI

Rabu, 18 November 2009 | 15:10 WIB

Laporan wartawan KOMPAS.COM Wahyu Satriani Ari Wulan

JAKARTA, KOMPAS.com — Eric Sugandi selaku pengamat ekonomi Standard Chartered 
menyatakan bahwa hasil rekomendasi Tim Delapan terhadap kasus penahanan 
pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) non-aktif, Bibit Samad Rianto dan 
Chandra Hamzah, berpotensi menggoyang perekonomian Indonesia.

Saat rekomendasi dibacain Presiden, itu akan berdampak pada ekonomi dan pasar. 
Tetapi dampaknya kecil. Investor dan pelaku pasar itu saat ini wait and see, 
ujarnya di sela-sela Seminar Asia's Emerging Powerhouse, Rabu (18/11) di 
Jakarta.

Kendati hanya berdampak kecil, menurutnya, hasil rekomendasi tersebut akan 
mendorong aliran dana keluar sehingga menimbulkan pelemahan rupiah. Pasalnya, 
nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dipengaruhi tiga faktor, termasuk 
adanya stabilitas politik.

Kalau rupiah itu kan faktor pendorongnya ada tiga hal. Yaitu perlu adanya 
kestabilan politik, pertumbuhan ekonomi yang baik, dan kondisi global. Jadi, 
kestabilan politik itu juga perlu. Itu faktor dari dalam, ungkapnya.

Dampak yang lebih parah yakni jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak 
menindaklanjuti hasil rekomendasi Tim Delapan karena akan mengakibatkan 
kekecewaan bagi publik dan pasar. Perekonomian juga akan tertekan jika ada 
penolakan dan demo besar-besaran terhadap Presiden.

Kalau ada demo besar-besaran dan penggantian Presiden itu pasti semakin 
membuat ekonomi tertekan. Misalnya, Presiden menjadi dikait-kaitkan terhadap 
kasus ini. Tetapi saya belum melihat hal itu, ya, terangnya.

Hal sebaliknya terjadi bila Presiden segera mengumumkan dan menindaklanjuti 
hasil rekomendasi tersebut. Dia mencontohkan, bila Presiden segera melakukan 
reformasi di tubuh penegak hukum, baik kepolisian, kejaksaan, maupun KPK, maka 
hal itu akan membuat politik di Indonesia stabil.

Untuk jangka panjang, hal ini akan berdampak pada peningkatan investasi asing 
langsung atau foreign direct investment (FDI). Menurutnya, peningkatan FDI ini 
akan mendorong kestabilan kondisi pasar bursa, nilai tukar rupiah terhadap mata 
uang asing yang stabil, dan tingkat pertumbuhan ekonomi sesuai target 
pemerintah sebesar 7 persen pada tahun 2014.

KPK juga perlu direformasi karena katanya di KPK sendiri juga ada kenakalan 
sedikit. (Reformasi birokrasi) memang dampaknya tidak langsung, tetapi bisa 
jangka panjang, seperti ke FDI, karena nanti kan enggak butuh lagi entertaining 
khusus, ungkapnya.

Sementara itu, dia meyakini bahwa kasus Century (kini Bank Mutiara) tidak akan 
menimbulkan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Pasalnya, 
para investor tidak melihat kasus ini akan mengganggu investasi mereka di 
Indonesia. Kalau misalnya Sri Mulyani (Menkeu) diganti, itu tidak masalah dan 
tidak akan mengganggu pasar karena kan masih banyak ekonom-ekonom andal di luar 
sana, seperti Anggito (Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu Anggito Abimanyu), 
tandasnya





[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: OC Kaligis: Tim Delapan Partisan

2009-11-18 Terurut Topik liman PAP
Apa yang disampaikan OC Kaligis masuk akal, apalagi jika Bonaran memberikan 
bukti seperti pernyataan yang diberikan berikut ini :

JAKARTA, KOMPAS.com — Bonaran Situmeang, kuasa hukum Anggodo Widjojo, 
melayangkan surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait kinerja Tim 
Delapan. Tim bentukan Presiden itu dinilai berat sebelah.

Kami layangkan surat soal tindakan dari Ketua Tim Delapan yang berat sebelah 
membela KPK, kata dia di Mabes Polri, Jakarta, Senin (9/11). Ia datang ke 
Mabes Polri untuk mengurus kasus lain.

Bonaran menjelaskan, keberpihakan Tim Delapan terlihat dari permintaan kepada 
Kapolri untuk membebaskan Bibit S Riyanto dan Chandra M Hamzah meskipun polisi 
telah menyatakan penyidikan sesuai dengan hukum. Selain itu, tim juga meminta 
kepolisian untuk menahan Anggodo Widjojo. Meskipun polisi menyatakan tidak 
cukup bukti untuk menetapkan Anggodo sebagai tersangka, kata dia.

Keberpihakan Tim Delapan kepada KPK, kata dia, dicurigai terkait kasus anak 
Ketua Tim Delapan Adnan Buyung Nasution, yaitu Iken Nasution, yang mengendap di 
KPK. Iken Nasution terkait kasus pengadaan impor sapi fiktif di Departemen 
Sosial tahun 2005-2006. Diperiksa KPK dan hingga saat ini dipetieskan oleh 
KPK, tutur dia.

Tuduhan Bonaran kepada Buyung bukan pertama kali dilontarkan. Ia pernah menuduh 
Buyung terkait dalam rekayasa penyidikan kasus Bibit-Chandra lantaran 
penanganan kasus yang ditangani Bonaran dikomunikasikan kepada Buyung.

--- On Tue, 11/17/09, Mangunsong bk37...@yahoo.com wrote:

 From: Mangunsong bk37...@yahoo.com
 Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] OC Kaligis: Tim Delapan Partisan
 To: Milis forum pembaca kompas Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
 Date: Tuesday, November 17, 2009, 9:34 PM
 Di indonesia yang marak muncul adalah
 lembaga extra judicial, sehingga kepastian hukum dan rasa
 keadilan mengambang. Lembaga ini dibangun dengan kekuatan
 media elektronik yg berisi retorika2 yg sudah menyimpang.
 Pakar politik bicara hukum, gejala apa ini?


 Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL,
 Nyambung Teruuusss...!


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Seperti AS, DKI Akan Miliki Lembaga 911

2009-11-18 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Patut diapresiasi dan didukung jika DKI maupun kota-kota besar lainnya 
mempunyai lembaga 911 beserta aparat tanggap daruratnya. Mungkin bisa belajar 
dari call-centre perusahaan / bank / TV yang beroperasi selama 24 jam.

Di Shanghai China, ada lembaga 110 yang mempunyai slogan setelah menerima 
telepon 'dalam waktu tidak sampai 10 menit akan tiba di lokasi di seluruh 
penjuru kota Shanghai'.

Wass,

Liman

--- On Wed, 11/18/09, Kukuh Kumara key...@yahoo.com wrote:

From: Kukuh Kumara key...@yahoo.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Seperti AS, DKI Akan Miliki Lembaga  911
To: NA NA cuteagil...@yahoo.com, forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com, 
angk...@yahoogroups.com
Date: Wednesday, November 18, 2009, 8:21 PM







 









  Kita memang layak prihatin dg kejadian tsb.  Namun kita hrs bersyukur ada 
niatan untuk mewujudkan lembaga tsb dan sdh sepantasnya mendptkan dukungan yg 
luas serta koordinasi berbagai instansi terkait.



Di negara2 maju memang sdh berjalan, bahkan kecepatan menanggapi permintaan 
bantuan cukup mengaggumkan bisa kurang dari 5-6 menit.  Hal ini tentu berkat 
dukungan infrastruktur yg sangat memadai serta kesadaran masyarakatnya untuk 
mendukungnya.

Salah satu contoh adalah kebanyakan jalan2 di Amerika memiliki bahu jalan yg 
memang hrs kosong dan ada juga jalur tengah yg juga kosong (biasanya 
diperuntukkan bagi kendaraan yg akan pindah jalur atau berbelok.



Lampu2 pengatur lalu lintaspun bisa disinkronkan dg kebutuhan mendahulukan 
kendaraan yg diperlukan dalam keadaan darurat (ambulance, polisi, pemadam 
kebakaran) sehingga kendaraan2 ini mendapatkan prioritas tapi tetap mematuhi 
rambu2 lalu-lintas yg ada.



Dan juga pengguna jalan yg lainpun punya kesadaran yg cukup tinggi untuk 
memberikan kesempatan lewat bagi kendaraan tsb.



Sementara sering kita saksikan di jalan2 di negara kita banyak penyalah gunaan 
pemandu jalan yg membantu orang mendapatkan prioritas menggunakan jalan karena 
mereka bayar.  Akibatnya disaat ada yg benar2 membutuhkan spt yg dikeluhkan 
oleh pengemudi ambulance diatas, kebanyakan pengguna jalan lainnya juga acuh 
tak acuh.



Melihat kondisi fisik Jakarta, sdh barang tentu disamping kendaraan darat 
(mobil), maka helikopter dan kapal2 laut reaksi cepat juga diperlukan.



Konsekuensinya biayanya juga tidak murah, namun hal ini juga akan membuka 
lapangan kerja juga.



Niat untuk mempunyai pelayanan 911 cukup bagus dan memang harus didukung agar 
benar2 bisa diwujudkan, mudah2 Jakarta bisa menjadi pelopornya di Indonesia ini.



Salam

Kukuh

Powered by Telkomsel BlackBerry®


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: OC Kaligis: Tim Delapan Partisan

2009-11-19 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Ada pernyataan Jimly, mantan ketua MK yang menyarankan kasus ini diselesaikan 
di forum pengadilan, daripada diselesaikan secara politis.

Bung Haniwar, bukti lemah, berati bukan tidak ada bukti. Bukti lemah, berarti 
memang ada kasus, tidak direkayasa. Soal dipaksakan ke kejaksaan atau 
pengadilan, itu hal yang berbeda.

Di mana-mana, di lembaga manapun, di negara manapun ada oknum. Di keluarga, 
koperasi, yayasan, perusahaan swasta / media juga ada oknum (wartawan bodrex). 
Menurut anda, apakah di lembaga legislatif, eksekutif maupun yudikatif / KPK 
tidak ada yang namanya oknum? Anda percaya atau terlalu kuatir jika dibongkar 
habis akan ada oknum sehingga lebih baik dipeti-eskan?

Wass,

Liman
--- On Wed, 11/18/09, Haniwar Syarif hani...@syarif.com wrote:

From: Haniwar Syarif hani...@syarif.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: OC Kaligis: Tim Delapan Partisan
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Wednesday, November 18, 2009, 9:16 PM







 









  Ah Liman



masa dih gak lihat  laporan tim 8  ttg kenapa mrk

anggap bukti thd  bibit chandra lemah ??



kalau kata akal dan nurani saya penjelasan mrk runtun danmasuk akal



mending diskusi ini ini , kalau anda

anggap  perkaranya kuat alias  alasan tim 8 lemah



soal Anggodo,...  ngapain ayo beli Mercy 2

biji.., dgn tukar tambah  mercy nya  wishnu  ?



Bonaran gak kasih bukt iapa  apa jikapun

benar  buyung punya soal,, lha buyung cuma1  dari

8  , emang yang tujuh  orang bodo semua, shgmau didikte Buyung ??



Liman  kok jadi begini sih logikanya  ,,, ??



HS



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Anggodo meng-Kriminal-kan Kompas ?.

2009-11-22 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Sedikit tambahan, Watergate adalah kasus pendukung Nixon menyadap rapat dan 
rekaman partai Demokrat sewaktu kampanye. Di bongkar oleh 2 wartawan yang 
dibantu 'deep throat' (agen FBI) sebagai 'nara-sumber' (whistle-blower?). 
Diselesaikan secara politis, Nixon mundur.

Di sini, yang menyadap bukan pendukung Presiden. Awalnya dicurigai ada 
kriminalisasi terhadap institusi pemberantas korupsi. Sekarang berkembang ke 
arah pen-delegitimasian lembaga negara. Esensi dari sumber masalah sudah 
berubah. Beda dengan Watergate.
Terima kasih


Wass,

Liman

--- On Thu, 11/19/09, Lasma siregar las032...@yahoo.com wrote:

From: Lasma siregar las032...@yahoo.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Anggodo meng-Kriminal-kan Kompas ?.
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 19, 2009, 6:12 PM







 









  Mudah-mudahan Kompas dkk bisa jadi seperti Washington Post yang 
membongkar

Watergate dan menggulingkan ke-Presiden- an Richard Nixon di USA!

 

Selamat berjuang Kompas dkk, all the best!

Mari kita dukung mereka, amigos dari Sabang sampai Merauke!

 

Salam

Las



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Menerima fakta yang TIDAK SESUAI dengan YANG INGIN DIDENGAR

2009-11-22 Terurut Topik liman PAP
Logikanya sederhana, Anggodo tidak bisa dijerat karena bukti pembicaraan di 
rekaman tidak cukup kuat? Berarti kita, melalui postingan ataupun pembicaraan 
telepon yang memaki dan menghujat tidak bisa dijerat, walaupun disadap. Begitu 
juga dengan kasus Prita. Begitu juga sebaliknya?

Kemudian ada bukti telepon dari AM ke nomor oknum KPK. Tetapi tidak bisa 
dijadikan bukti karena tidak ada rekaman hasil pembicaraan. Maka bukti 
pembunuhan Munir berupa telepon terpidana pilot ke MPR juga tidak bisa jadi 
bukti. Oleh sebab itu hakim memutus MPR bebas. Quo Vadis hukum?

Wass,

--- On Thu, 11/19/09, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:








  Sulit menerima fakta yang TIDAK SESUAI dengan YANG INGIN DIDENGAR 

Banyak yang geram dengan Anggodo, tapi yang lebih mengherankan banyak

juga yang percaya perkataan Anggodo bahwa dia sudah ngobrak-abrik

proses peradilan dengan menyuap sana-sini, walau juga tanpa bukti.

Mungkin apa yang dikatakan Anggodo merupakan informasi yang ingin

didengar, bukan fakta yang ingin diungkap.

Sayang sekali berita buruk itu lebih diminati di negeri ini.



RDP

--

Kebenaran tidak pernah memihak ... walaupun kadang kala kebenaran

tidak bisa menang !










[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Faisal Basri: Lebih Baik Ajukan Angket FTA Dibandingkan Century

2009-11-22 Terurut Topik liman PAP
Penegakan hukum seperti sekarang ini, mudah-mudahan tanpa angket FTA masih 
cukup ampuh menghalangi investor asing masuk

--- On Thu, 11/19/09, emi sulyuwati adhesweet2...@yahoo.com wrote:

From: emi sulyuwati adhesweet2...@yahoo.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Faisal Basri: Lebih Baik Ajukan Angket FTA 
Dibandingkan Century
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 19, 2009, 6:51 AM







 









  Setuju sekali dengan Bang Faisal, jika dampak dari FTA itu lebih besar 
dan bukan hanya yang kecil atau mayoritas rakyat aja yang kena, krn biasanya 
jika hanya rakyat kecil yang terkena dampaknya pasti gak digubris tapi 
ternyata yang kelas gede juga terkena dampaknya. Per 1 Januari 2010 produk hina 
akan masuk pasar Indonesia secara bebas, tanpa ada proteksi dari pemerintah. 
Bisa dibayangkan bagaimana dampaknya, kemarin aja masih ada sedikit proteksi 
dari pemerintah, banyak garmen dan UKM kita yang pada bangkrut dan tutup. 
Apalagi nanti jika tidak ada proteksi sama sekali.

Tapi bukan berarti kita harus melupakan kasus century, karena rakyat juga harus 
mengetahui yang sebenarnya. Jangan selalu ditutupi dengan isu yang lain. Bang 
Faisal dan kawan-kawan lain yang sedang mengugat kasus century tidak sendiri, 
kita berbagi saja



Bang Faisal dan lainnya menggagas angket untuk FTA dan kawan prodem lain tetap 
konsisten di centurybukan itu lebih baik bang?



Salam

ad



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Missing Link Kasus Bibit-Chandra Sudah Tersambung?

2009-11-22 Terurut Topik liman PAP
Jumat, 20 November 2009 | 15:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Persoalan missing link dalam kronologis kasus dugaan suap 
dan pemerasan terhadap Pimpinan KPK (nonaktif) Bibit Samad Rianto dan Chandra 
Hamzah sudah dipenuhi oleh penyidik Polri. Jaksa peneliti tinggal melanjutkan 
penyidikan terhadap berkas agar segera P21.

Menurut jaksa peneliti sudah dipenuhi. Artinya masalah missing link dan hal 
lainnya yang dianggap lemah, menurut jaksa peneliti mungkin sudah dipenuhi. 
Artinya petunjuk mereka di dalam P19 baik terkait syarat formal dan materil 
dari berkas sudah dipenuhi oleh penyidik polri, kata Jaksa Agung Muda Pidana 
Khusus (Jampidsus) Marwan Effendy seusai shalat Jumat di Kompleks Kejaksaan, 
Jumat (20/11).

Sementara mengenai pendapat yang berkembang bahwa Kejaksaan cenderung 
memaksakan proses hukum meski masih adanya missing link, Marwan mengatakan, hal 
tersebut nantinya bisa diputus sesuai dengan sangkaannya dalam UU Tipikor.

Ia menyebutkan, publik cenderung hanya memerhatikan masalah pemerasan 
sebagaimana dalam Pasal 12e UU Tipikor. Padahal, kata dia, perlu juga 
diperhatikan sangkaan penyalahgunaan wewenang dalam Pasal 23 UU Tipikor.

Orang-orang itu hanya orientasinya pada Pasal 12e, sedangkan sangkaannya ada 
di 23. Di dalam Pasal 12e yang diuntungkan itu bukan diri sendiri, tapi ada 
orang lain. Nah sekarang siapa orang lain itu? Jadi dengan adanya orang lain 
ini bisa saja missing link itu, itu bisa diputus di situ. Makanya kita 
mencermati pasalnya itu, tegasnya.

Lebih lanjut, kata Marwan, meski banyak polemik yang berkembang dalam proses 
hukum Bibit dan Chandra, pengujian yang sesungguhnya terhadap kasus tersebut 
ada di pengadilan. Terlepas dari masalah polemik-polemik itu, memang berkas 
itu harus diuji. Diujinya dimana ya di pengadilan, tandasnya.





[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kebijaksanaan Lebih Penting Daripada Kepintaran!!

2009-11-23 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Seringkali kita merasa apa yang kita lakukan adalah hal yang baik pada saat 
itu, tetapi kita tak menyadari hal itu akan membawa keburukan di waktu nanti.

Hari ini saya mendapat sebuah email dari seorang sahabat yang pasti mengetahui 
kalau saya belum menjadi seorang yang bijak, makanya ia mengirimi, sebuah 
cerita untuk membuka kebijaksanaanku.
Sebuah cerita:

PERTAPA DAN KEPITING

Suatu ketika terdapatlah seorang pertapa muda yang sedang bermeditasi dibawa 
pohon yang teduh dipinggir sungai. Saat sedang konsentrasi tiba-tiba 
perhatiannya terpecah dengan suara yang berisik. Kemudian ia membuka matanya 
untuk melihat apa yang terjadi.
Ternyata suara yang ditimbulkan oleh seekor kepiting yang sedang berusaha keras 
untuk mencapai tepian sungai dengan melawan arus. Karena merasa kasihan, 
pertapa itu mengulurkan tangannya untuk menolong. Seketika keriting itu dengan 
sigap menjepit tangan pertapa itu. Meskipun jarinya terluka karena jepitan 
kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena telah menyelamatkan si kepiting .

Belum lama bersila untuk melanjutkan meditasinya terdengar lagi suara yang sama 
dari tepi sungai , ternyata keriting itu mengalami kejadian yang sama. Kemudian 
pertapa itu kembali menggunakan cara yang sama untuk menolong kepiting itu, 
yang menyebabkan jari-jarinya terluka dan semakin membengkak.

Melihat kejadian ini, ada seorang tua yang kemudian datang dan menegur si 
pertapa muda itu, “Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hati yang 
baik. Tetapi , mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit 
kepiting melukai jarimu hingga sobek dan bengkak?”

Pertapa itu mencoba menjelaskan, “Paman, seekor kepiting memang menggunakan 
capitnya untuk memegang benda dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas 
kasih. Oleh sebab itu saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka, 
asalkan bisa menolong nyawa makhluk lain, saya sudah senang! “

Mendengar jawaban pertapa itu, kemudian orang tua itu mengambil ranting, lalu 
dijulurkan kearah kepiting yang terlihat sedang melawan arus. Segera si 
kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya. “Lihat anak muda, melatih 
mengembangkan sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengan 
kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik, untuk menolong makhluk lain, bukankah 
tidak harus dengan mengorbankan diri sendiri. Ranting pun kita bisa manfaatkan, 
bukan begitu?” Kata-kata arif itu keluar dari mulut sang orang tua.

Seketika itu juga pertapa itu tersadarkan. Dalam hidup ini, banyak hal baik 
yang kita lakukan, tetapi tidak diiringi dengan kebijaksanaan, namun hanya 
menggunakan pemikiran dan kepintaran sendiri saja.

Seumpama saat anak kita bersalah, kita memarahi dan memukulnya dengan alasan 
sebagai wujud sayang dan untuk kebaikannya agar tidak mengulangi perbuatannya. 
Tetapi yang ada, selanjutnya anak itu malah semakin nakal. Karena kemarahan dan 
pukulan bukanlah jalan yang terbaik.

Seperti juga kita selalu mengikuti keinginan anak, apapun sampai yang tidak 
perlu kalau diminta pasti dibelikan, sekali lagi karena sayang. Tapi tanpa 
sadar kita telah mencelakakannya menjadi anak yang akan selalu memaksakan 
keinginannya. Selanjutnya itu akan terbawa sampai ia dewasa.

Begitu juga, soal denda bagi yang bersedekah kepada anak jalanan di Jakarta. 
Memang kelihatan aturannya kejam , tapi kalau direnungkan, bila kita selalu 
memberi dan memberi pada mereka, selamanya mereka akan jadi peminta-minta. 
Bukankah kita turut bersalah juga? Ada kata bijak mengatakan, orang bijak itu 
terlihat kejam, tapi hatinya sungguh lembut. Karena yang ia lakukan adalah 
semata untuk kebajikan.

Jadi intinya, jangan hanya menggunakan pemikiran dalam setiap hal yang kita 
kulakan, tapi pertimbangkan dengan kebijaksanaan, mungkin pada waktu itu kita 
akan tidak disenangi, tapi pada akhirnya nanti mereka pasti akan mengerti dan 
berterimakasih.

Wass,

Katedra Rajawen (kutipan dari blog Kompasiana @kompas.com)





[Forum-Pembaca-KOMPAS] (Century) Tidak ada dampak Sistemik?

2009-11-23 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Ketika mendengar pernyataan ekonom Aviliani di Tv One, yang mendukung bail-out 
terhadap Century dan keheranannya mengapa justru diributkan di saat ini, 
terbayang kembali pengalaman dan situasi bisnis yang kita alami di akhir tahun 
lalu.

Minggu pertama Oktober 2008, kembali bekerja setelah libur Lebaran. Ada suasana 
yang sedikit berbeda. Pihak perbankan dan lembaga pembiayaan segera menaikkan 
suku bunga pinjaman. Dalam bulan tersebut malah setiap minggu suku bunga nya 
berubah. KPR dan kredit otomotif juga berubah, naik terus. Bunga pinjaman 
perusahaan berupa kredit modal kerja / investasi juga terkena dampaknya. Semua 
kalang kabut.

Omset penjualan menurun. Tidak ada yang sanggup pinjam uang untuk kredit maupun 
investasi. Gawatnya, bank kekurangan likuiditas. Bunga deposito ikut naik. 
Tidak ada yang berani membelanjakan uangnya untuk bisnis. Sektor riil mulai 
macet. Bisnis mulai mandeg.

Sektor agrobisnis hancur. Harga sawit jatuh sampai 400 rupiah dari sebelumnya 
2000. Pemilik dan petani tidak bisa menjual, karena pabrik tidak mau menampung, 
kecuali harga murah. Kenapa? Karena stock banyak dan pasaran di luar negeri 
berkurang permintaannya. Negara tujuan ekspor sudah terkena resesi duluan dan 
dampak akibat dari krisis sektor keuangan AS. Begitu juga batubara, ekspornya 
ke luar negeri anjlok karena semua melakukan efisiensi.

Mengapa begitu parah? Karena perusahaan-perusahaan asing, investor penanam 
modal terutama yang berbasis di AS memerlukan dana untuk menalangi kerugian dan 
ekonomi yang macet di AS. Semua dana ditarik kembali ke AS. Kebutuhan dollar 
meningkat, rupiah anjlok. Index saham kita juga anjlok dari 2500 ke 1100 karena 
semua hot-money ditarik. Bursa saham hancur. Saham Bumi dari 8000 merosot ke 
500 rupiah. Belum lagi yang lain.

Ketika bung Yanuar R di Tv one mengatakan tidak ada dampak sistemik jika 
Century ditutup, dengan memberi contoh Lehman Brothers yang lebih raksasa toch 
ditutup, maka mungkin kali ini saya lebih setuju ke Aviliani.  

Dampak Lehman Brothers ditutup, mirip dengan dampak ketika 16 bank ditutup 
tahun 1997 dulu. Bumerang. Terjadi rush dan kehilangan kepercayaan. AIG dan 
Citi Corp kewalahan. Belum lagi ratusan perusahaan lain yang juga mengalami 
kerugian, semacam GM dan Chrsyler. Seluruh dunia kaget. Jika Lehman Brothers 
yang berusia ratusan tahun saja ditutup, bagaimana dengan yang lain?

Akhirnya rata-rata pemerintah mengeluarkan blanket-guarantee, menjamin seluruh 
simpanan / dana masyarakat di lembaga keuangan. Pemerintah AS yang tahu tidak 
boleh berbuat kesalahan lagi, walaupun fundamental ekonominya lebih kuat, 
akhirnya mem bail-out AIG dan Citi Corp.

Kembali ke Indonesia, saham dan rupiah anjlok. Masyarakat menarik dananya. Bank 
tidak bisa serta merta mengembalikan dana masyarakat karena dana masyarakat ada 
yang ditaruh di investasi lain, selain berupa pemberian kredit pinjaman. 
Gawatnya, pinjaman mulai macet. Debitor tidak sanggup membayar angsuran. Bisnis 
sepi. Bunga pinjaman naik. Primadona bisnis seperti sawit dan batubara ikut 
terpuruk. Belanja para petani dan perusahaan agrobisnis juga mandek. Banyak 
truk, mobil bahkan sepeda motor yang macet kreditnya. Bank dan leasing 
kelimpungan. Pinjaman antar bank meningkat. BI kewalahan. Selain harus menopang 
rupiah juga harus membantu bank. Bayangan krisis moneter 1997-1998 kembali.

Datanglah Century kalah kliring. Masyarakat mau narik dana sebelumnya tidak 
bisa diberikan. Nasabah transfer uang dari bank lain ke Century ternyata 
dananya tidak bisa ditarik dari Century. Berhembus isu ada bank lain yang 
kesulitan likuiditas. Diperparah oleh berita seorang analis pasar modal 
ditangkap karena memposting nama-nama bank yang diduga kesulitan likuiditas ke 
nasabahnya.

Celakanya, pemerintah cuma menjamin simpanan dana masyarakat sampai 2 milyar 
saja. Krisis sudah membayang di depan mata. 

Jika Century ditutup saat itu, dampaknya pasti sistemik. Jika ada salah kelola, 
bail-out 6,7 t disalah gunakan, money-laundering, SD dan Lucas 'ada sesuatu' 
adalah masalah lain.

Bail-out saat itu sudah tepat. Masalah ekonomi berbeda penanganannya dengan 
masalah hukum dan politik. Benar kata Aviliani. Mengapa diributkan saat ini 
setelah krisis lewat? Dimana Kwik, Dradjat dan JK saat Oktober s/d Desember 
2008 lalu? Kalau JK bisa perintah tangkap Robert, kenapa tidak perintah tutup 
Century dan jangan bail-out?


Wass,

Liman


  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Tangan Tuhan atau Tangan Setan?

2009-11-24 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Membaca tulisan Katedra Rajawen di bawah ini, hampir mirip dengan tulisan 
Sindhunata kemaren di Kompas, lebih banyak menyorot sisi manusiawi dari sebuah 
masalah. Akhirnya bukan adil atau tidak adilnya sebuah kasus, tetapi kebenaran 
dan fakta yang lebih penting.

Wartawan senior BaS menulis 'Piala Dunia', dari sisi teknis mengapa 
pertandingan di sini tidak kelar-kelar. Padahal pertandingan mau kelar sich 
gampang. Tergantung ketegasan kepemimpinan suatu organisasi, dalam hal 
sepakbola berarti FIFA.

Tidak ada pertandingan batal atau ulang. Kecuali listrik stadion padam, hujan 
banjir di lapangan. Bagaimana jika penonton rusuh dan menyerbu ke lapangan? 
Yang pasti pendukung klub yang menyerbu di beri sanksi duluan. Jika klub dan 
pengamanan kurang, maka di beri WO / skor 5-0 untuk lawan. Apapun masalah dan 
penyebab penonton menyerbu tidak penting.

Moral dan adab diutamakan. Australia yang kalah oleh penalti kontroversial 
Italia di Piala Dunia 2006, Inggris oleh tangan Maradona, Chelsea oleh Barca 
2008, Irlandia oleh tangan Henry, menuntut pertandingan ulang. Begitu ada 
putusan dari FIFA, dan tidak ada penganuliran hasil, maka semua tunduk. 
Bandingkan dengan Aljazaer vs Mesir. Siapa menang juga rusuh, walau tanpa 
kontroversi. Mana yang mau kita contoh? 

Mungkin maksud bung Arya G bukan tangan Tuhan yang membantu, tetapi ada tangan 
jahil yang ingin memperkeruh suasana. Mudah-mudahan Sabtu ini di kolom BaS 
menulis akhirnya pertandingan kelar. Tidak akan ada negara yang mau berperang 
lagi hanya disebabkan hasil suatu pertandingan, seperti zaman dulu di Amerika 
Selatan. Sudikah kita menerima apapun hasilnya dengan dada lapang dan tangan 
terbuka (bukan tangan setan)?

Atau memang kita tidak pernah puas? Bad news is good news?

Coba renungkan tulisan di bawah ini yang dikutip dari blog Kompasiana :

Hand Of God II= Atau Tangan Setan?
Katedra Rajawen |  24 November 2009  |  08:20

Karena adanya kecurangan dan ketidakjujuran Maradonna dan Thierry Henry,  lalu 
mengapa tangan Tuhan yang disalahkan???

Tragedi atau sebuah drama sepakbola terjadi saat babak play off Irlandia versus 
Prancis pada Rabu (18/11) di Stade de France, Paris. Disebut sebagai Hand of 
God II, menyebabkan seluruh rakyat Irlandia menangis karena gagal ke Piala 
Dunia di Afrika Selatan 2010. Pelakunya kali ini adalah Thierry Henry yang 
mengontrol bola dengan tangannya _ yang tidak terlihat oleh wasit _sebelum 
memberikan umpan ke rekannya, William Gallas untuk mencetak gol kemenangan pada 
menit ke 104, dengan kedudukan 2-1 untuk Prancis.

Memang kejam peristiwa ini bagi tim Irlandia yang berduka karena mereka 
dikalahkan oleh tangan dalam permainan yang seharusnya menggunakan kaki. Bagi 
rakyat Prancis, tidak peduli itu melalui tangan atau kaki, yang penting tim 
mereka sudah bisa menuju ke Afrika Selatan tahun depan. Setelah pertandingan 
dengan jujur _ kejujuran yang terlambat _Henry mengatakan itu adalah handball. 
Masalahnya adalah, apakah Henry melakukan itu dengan kesengajaan dengan harapan 
wasit tidak melihat kejadiannya , dengan kata lain untuk menipu wasit atau 
hanya sekedar gerakan reflek? Sayang ia tidak mengungkapkan, hanya saya merasa 
itu ada kesengajaan, tapi memang seperti yang ia katakan itu adalah urusan 
wasit untuk memutuskan.

Dalam sebuah kejadian yang begitu jelas terlihat oleh sebagian besar penonton 
dan semua yang menonton melalui televisi, justru kenapa wasit Martin asal 
Swedia Hansson yang begitu dekat dengan permainan tidak melihatnya? Tak heran 
ia menuai begitu banyak kecaman, bahkan dari negerinya sendiri. Banyak pihak 
menghendaki tanding ulang sebagai pilihan yang adil, tapi pelatih Irlandia 
sendiri, Giovani Trapattoni yang asal Italia menganggap itu adalah hal yang 
mustahil karena itu sudah merupakan keputusan wasit. Sedangkan wasit Hansson 
sendiri berharap untuk segera melupakan kejadian itu karena hidup harus terus 
berlanjut, karena kalau didebatkan pasti tiada akhirnya. Hanya perlu sebuah 
kebesaran jiwa untuk menerimanya.

Saya hanya bisa mencatat beberapa pembelajaran dari peristiwa ini.
Menurut saya kejujuran Henry sudah terlambat, karena dilakukan setelah 
kejadian. Kalau ia memang mau jujur, mengapa tidak pas kejadian itu,_ kalau 
memang ia memegang bola itu secara reflek_ia bisa langsung memberitahukan 
kepada wasit bahwa ia telah handball. Seperti pernah kejadian yang dilakukan 
pemain Ingris, Chris Wadlle, yang mencetak gol dengan tangan _tidak sengaja _ 
lalu ia memberitahukan pada wasit bahwa ia telah handball, sehingga wasit 
menganulir golnya.

Jadi sebuah kejujuran yang tidak pada waktunya, tak akan banyak memberikan 
manfaat. Jujurlah pada waktunya itu yang tepat.

Selanjutnya adalah wasit Hansson, dia mengakui memang tidak melihat kejadian 
itu, banyak yang bingung, tapi saya percaya memang ia tidak melihat, karena 
kejadiannya begitu cepat dan posisinya pada tempat yang tidak tepat. Tapi kita 
bisa melihat jelas karena itu direkam kamera. 

Itulah yang 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Keras Terhadap Diri Sendiri, Toleransi dengan Orang Lain

2009-11-25 Terurut Topik liman PAP
Selamat Hari Raya Idul Adha rekan-rekan miliser. Saatnya berbagi kisah 
inspiratif yang dikutip dari Era Baru.Net sebagai berikut ini :  

Fan Chunren (1027-c.1101) adalah anak kedua Fan Zhongyan, seorang sastrawan 
terkenal dalam sejarah China dan tokoh politik penting dalam Dinasti Song 
(960-1279). Dia mengajarkan anak-anaknya untuk hidup sesuai dengan standar 
moral yang tinggi.

Orang yang paling bodoh bisa menjadi sangat rasional ketika dia melihat 
kesalahan orang lain, dan orang yang sangat pintar bisa menjadi sangat bodoh 
ketika dia mencari alasan atas kesalahannya sendiri. Oleh karena itu, jika 
seseorang dapat menegur diri sendiri seperti dia mencela orang lain dan 
memaafkan orang lain seperti dia memaafkan dirinya sendiri, maka orang itu 
dapat dengan mudah menjadi seorang bijak, katanya.

Sebagian orang bertanya pada Fan bagaimana pedoman untuk mematut diri sendiri 
dan orang lain. Dia menjawab, Hanya orang yang sederhana dapat memupuk rasa 
hormat dan malu, dan hanya dengan memaafkan dapat membawa kebajikan dan pahala.

Fan berlatih kultivasi diri. Setiap hari setelah kembali dari kantor 
pemerintah, dia mengganti pakaiannya dengan sesuatu yang murah. Dia juga tidak 
pernah memilih-milih makanan yang dia makan. Dia terus melakukan ini terlepas 
dari pangkat yang telah dia capai sepanjang hidupnya.

Dalam berhubungan dengan orang lain, orang Tiongkok kuno mendidik anak-anak 
mereka untuk bersifat keras terhadap diri sendiri dan memaafkan orang lain. 
Oleh karena itu Fan menasehati anak-anak dan murid-muridnya bahwa kunci 
moralitas yang tinggi adalah mengecam diri dengan cara seperti diri sendiri 
menemukan kesalahan orang lain dan memaafkan orang lain seperti seseorang 
memaafkan dirinya sendiri.

Dalam prakteknya, ini tidak begitu mudah. Orang cenderung melihat dunia sebagai 
tidak memuaskan, korup, merasa tidak puas dan tidak nyaman. Jengkel dan 
terganggu, mereka mulai menyalahkan dan mencela orang lain.

Kita sering membicarakan banyak prinsip-prinsip besar untuk menutupi masalah 
kita sendiri. Ketika kita melihat kekurangan orang lain, kita merasa nyaman 
dengan diri kita sendiri. Ini bukanlah cara untuk kultivasi tingkah laku 
seseorang.

Langkah pertama dalam berkultivasi pahala adalah dengan mulai mengidentifikasi 
kekurangan kita sendiri. Setelah kita mempelajari sebuah prinsip, akan mudah 
untuk menerapkannya kepada orang lain, tetapi jauh lebih sulit untuk 
menerapkannya ke diri kita sendiri.

Hanya berbicara tentang prinsip-prinsip itu tidak akan berhasil kecuali kita 
menerapkannya dalam tindakan nyata. Setiap kali timbul konflik atau kesulitan, 
kita harus terlebih dahulu memperbaiki diri sendiri daripada mengkritik atau 
menyalahkan orang lain. Modal moral kita akan bertambah jika kita dapat terus 
menerus memeriksa diri sendiri dan toleransi dengan kesalahan-kesalahan orang 
lain. Hal ini, pada gilirannya akan memungkinkan kita untuk mempengaruhi orang 
lain dengan cara yang positif.

Masalah yang kita lihat pada orang lain harus berfungsi sebagai pengingat untuk 
diri kita sendiri untuk tidak membuat kesalahan yang sama. Jika kita dapat 
sungguh-sungguh memaafkan orang lain dengan cara yang sama kita memaafkan diri 
sendiri, kesucian akan berada dalam jangkauan. (EpochTimes/ Minghui/khl)


Wass,

Liman


  


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Hasil Audit BPK atas Bank Century (skandal yg mengerikan!)

2009-11-29 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Jangan lupa dulu mantan Dirjen Pajak dicopot oleh Menkeu karena 'bermasalah' 
dan digantikan Darmin yang kemudian berprestasi menakjubkan.

Mengingat dulu mantan ketua BPK AW gagal terpilih jadi Gubernur BI, kemudian 
memeriksa kasus yayasan BI yang menyeret Gubernur BI dan besan SBY padahal 
peranan AW sendiri terungkap di pengadilan.  Auditor independen dibutuhkan.

Ada aroma balas dendam di sini

wass,

--- On Wed, 11/25/09, Soewarso soewarso2...@yahoo.com wrote:

 From: Soewarso soewarso2...@yahoo.com
 Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Hasil Audit BPK atas Bank Century 
 (skandal yg mengerikan!)
 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
 Date: Wednesday, November 25, 2009, 8:52 PM
 Pertanyaan pak Godlip ini agak aneh.
 Apakah maksudnya ada kriminalisasi juga kepada boediono, sri
 mulyani dan lps?

 Secara logika, audit investigasi oleh BPK tentu telah
 melalui serangkaian wawancara dengan ybs ; sebelum BPK dapat
 menarik kesimpulan.

 Apakah karena banyak kejadian aneh di negri ini, lalu pak
 Godlip jadi berpikir bahwa ada maling ngaku salah??

 Salam,

 Soewarso.

 Sent from my BlackBerry® smartphone


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Tidak perlu angket FTA

2009-11-29 Terurut Topik liman PAP
Syukurlah, walaupun tanpa angket FTA seperti yang diusulkan oleh bung Faisal 
dan anggota DPR, kita tidak perlu kuatir dengan pasar bebas...

Dubes AS: Investor Amerika Khawatir dengan Sistem Hukum Indonesia
Kamis, 26 November 2009 | 00:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Cameron R Hume 
mengatakan, investor Amerika tidak khawatir dengan keamanan Indonesia. Kami 
lebih khawatir dengan sistem hukum di Indonesia, kata Cameron R Hume dalam 
percakapan dengan Kompas.com di sela-sela acara di Hotel Ritz-Carlton, Mega 
Kuningan, Jakarta, Rabu (25/11).

Menurut Cameron, pemerintah dan rakyat Amerika Serikat menilai Indonesia dalam 
kondisi yang relatif aman. Terutama karena dalam pemilihan umum langsung belum 
lama ini, tidak terjadi gejolak politik di Indonesia. Bandingkan dengan 
Filipina, yang berulang kali diguncang bom dan menyebabkan banyak korban tewas. 
Jadi Indonesia saat ini masih relatif aman. Investor Amerika tidak mencemaskan 
masalah keamanan di negeri ini, tandasnya.

Namun demikian, kata Cameron, pebisnis Amerika mengkhawatirkan sistem hukum di 
Indonesia yang cenderung tidak pasti. Ini menjadi problem dan ini yang menjadi 
kekhawatiran Amerika, tandasnya.


  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Diserahkan 78 Barang Bukti untuk Kasus Chandra

2009-11-29 Terurut Topik liman PAP
Sudah tidak ada gunanya. Setelah ribut-ribut dan heboh selama 3 bulan akhirnya 
semuanya kembali normal. Di negara hukum, bukti itu tidak ada artinya? Semoga 
masyarakat tidak terbelah lagi.

Kamis, 26 November 2009 | 15:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Direktur III Tipikor Bareskrim Mabes Polri 
melimpahkan sebanyak 78 barang bukti dugaan pemerasan dan penyalahgunaan 
wewenang pimpinan KPK nonaktif Chandra M Hamzah kepada Kejaksaan Agung di 
Kantor Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (26/11).

Barang bukti ada 78 bukti kebanyakan surat-surat, ucap salah satu kuasa hukum 
Bibit-Chandra, Taufik Basari usai menemai penyerahan tahap II di Kejari Jakarta 
Selatan sore ini. Barang bukti itu diserahkan saat acara pelimpahan tahap II 
barang bukti beserta tersangka.

Taufik menjelaskan, pihaknya berharap proses penyerahan tahap II tersangka 
berikut barang bukti hanya untuk memenuhi proses administrasi. Pihaknya sangat 
berharap Kejaksaan menindaklanjuti pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
bahwa penyelesaian perkara Bibit-Chandra dilakukan di luar pengadilan.

Semoga ini hanya bagian dari proses administrasi saja dan dilakukan dengan 
cepat sehingga SKP2 (Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan) dapat keluar 
cepat. Kita tinggal tunggu saja, ucap Taufik.

Rehabilitasi

Dalam kesempatan sama Chandra mengatakan, pihaknya baru akan membicarakan 
masalah rehabilitasi nama baik ia dan rekannya, Bibit S Rianto, setelah ada 
keputusan oleh Kejaksaan mengenai perkara mereka. Kita tidak bicara 
rehabilitasi sebelum ada keputusan mengenai perkara ini, ucap dia.

Ketika ditanya bagaimana jika Kejaksaan tidak mengeluarkan SKP2 terhadap 
kasusnya, ia menyerahkan seluruh keputusan kepada Kejaksaan. Tentu saja 
kewenangan itu ada di kejaksaan. Kita lihat saja perkembangannya. Kita jalani 
aja, tambah dia.


  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Menkeu dan Gubernur BI

2009-11-29 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Di dunia ini, apa pekerjaan yang paling berbahaya? Menurut pers di Eropa, 
pekerjaan itu adalah pelatih / manager klub sepakbola. Tanpa alasan dan dalih 
yang masuk akal, setiap saat setiap pelatih bisa diberhentikan. Prestasi selama 
bertahun-tahun, dalam 1 musim saja kurang mentereng, pemilik sedang tidak mood 
atau salah memberikan comment saja maka kontrak bisa saja diputus. Contoh Frank 
R di Barca, Mancini di Inter, Erikson di English dan masih banyak contoh 
pelatih naas lainnya.

Tetapi khusus di Indonesia, pekerjaan yang paling berbahaya adalah pekerjaan di 
bidang perekonomian, terutama jabatan Menkeu dan Gubernur RI. Tidak peduli 
prestasi atau kinerja cukup bagus, jika tidak ikut arus para 'pemilik partai', 
terutama para politikus, maka siap-siap 'diperkarakan'.

Bayangkan sudah berapa orang Gubernur BI yang masuk penjara, berapa orang 
Menkeu yang stress menghadapi tekanan dari para orang pintar di Indonesia. 
mungkin MURI mesti membuat data untuk rekor di dunia.

Sebenarnya pekerjaan di bidang perekonomian rada-rada aneh, terutama untuk 
Menkeu dan Gubernur BI. Masa ada pejabat yang kerjanya cuma mengatur 
pertumbuhan ekonomi nasional. Jika pertumbuhan ekonomi diperkirakan rat-rata 
7%, maka pejabat tersebut dengan instansi terkait mesti menjaga tingkat inflasi 
di bawah 7%. Jika ekonomi memanas dan inflasi naik terus, maka harus ada 
solusi. Apakah bekerja sama dengan BI menarik uang beredar,  menerbitkan surat 
utang negara dan menaikan SBI.

Menerbitkan surat utang negara tidak mudah. Ada sebagian pengamat 'kodok 
menyatakan bunga SUN / ORI yang sampai 10% terlalu tinggi, sedangkan meminjam 
dari luar negeri cuma 4-5%. Padahal jika meminjam dari LN maka harus ikut 
peraturan LN. Contoh pengalaman IMF dan Bank Dunia sebagai kreditor mendikte 
para debitornya. Kemudian jika meminjam dari perbankan nasional bunga nya 
sekitar 15%. Tanpa yield yang cukup siapa yang mau membeli SUN kita. Maka angka 
10%-11% adalah wajar dan moderat.

Apakah dana masuk kita terima terus? Belum tentu. Jika dana masuk, terutama 
dollar terlalu banyak, tidak bagus buat rupiah. Rupiah terlalu rendah, ekspor 
tidak menguntungkan, walaupun bagus buat impor bahan baku. Rupiah terlalu 
tinggi, juga jelek buat industri yang banyak menggunakan bahan baku impor, 
meskipun bagus buat para eksportir karena menghasilkan devisa. Itulah tugas 
para pejabat di sektor perekonomian bagaimana mengaturnya supaya sektor makro 
dan mikro seimbang.

Jika industri dalam negeri tidak jalan, maka investasi mandek dan pengangguran 
bertambah. Belum lagi sektor perbankan dan bursa saham yang nilai kapitalisasi 
dana berputarnya sangat likuid dan besar. Kalau begitu, perkuat sektor 
pertanian. Pendapat yang masuk akal. Tetapi sektor pertanian bukan tidak 
berkaitan dengan sektor lainnya. Indonesia di zaman Orba swasembada beras pada 
tahun 1985. Tahun-tahun berikutnya akibat produksi yang berlebihan sedang daya 
serap terbatas, termasuk untuk ekspor maka harga beras jatuh. Dampaknya petani 
tidak membeli gabah. Efek turunan nya secara perlahan. Sama dengan BPPC yang 
meminta petani cengkeh membakar tanaman cengkeh akibat produksi yang berlebih 
sehingga harga cengkeh jatuh.

Itulah sekilas tentang ekonomi. Tidak seperti ilmu teknik dan politik. Jika ada 
jembatan runtuh, maka sebentar saja datang bantuan dan jembatan akan dibangun 
ulang. Insinyur dan kontraktor siap-siap di kambing hitamkan. Politik, jika ada 
politikus yang tidak puas, atau parpol yang kalah pemilu, maka akan mudah 
mencari perhatian. Apalagi didukung pencitraan oleh media, simpatisan dan yang 
sebagian mengkultuskan sosok individu pejabat tertentu, tanpa melihat dulu 
track-recordnya sebelum menjadi penguasa, terutama di daerah asalnya bagaimana 
saat menjadi saudagar ulung.

Bidang ekonomi, jika rakyat lapar, atau lapangan kerja tidak mencukupi, belum 
tentu dengan hak angket, atau menggalang people's power dapat menjadi 
solusinya. Itulah sebabnya memandang jabatan Menkeu dan Gubernur BI jangan 
melulu dari kepentingan sesaat dengan mengorbankan kepentingan bangsa dan 
negara, apalagi dengan memanipulasi opini publik.


Wass,

Liman


NB : Repost  Ada Duri di Balik Century; Mengapa Masih Diselamatkan?

     If you borrow 100 dollar, you are at the mercy of the bank
     But if you borrow 1 million dollar, the bank is at your mercy ….
    
    

     Metafor di atas menunjukkan bahwa perbankan
 adalah bisnis yang penuh komplikasi. Masalah yang dihadapi
 bukan melulu soal tekhnis keuangan, tapi juga soal
 kepercayaan dan psikologi publik. Istilah “risiko
 sistemik” pada perbankan misalnya, kerap terjalin kusut
 dengan salah kaprah. Adakah sebenarnya risiko sistemik itu?
 Atau itu hanya istilah semantik yang digunakan politisi
 dalam menutupi kepentingannya?

     Kasus bailout lembaga keuangan di Amerika
 Serikat dan Eropa, atau sejarah krisis sepanjang zaman,
 menunjukkan bahwa “risiko sistemik” adalah hal yang
 inheren dalam dunia keuangan. Itu adalah sebuah 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Alasan BI Menetapkan Bank Century Bersifat Sistemik

2009-11-29 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Menonton acara Democrazy semalam di Metro TV, dimana hadir nara sumber yang 
tidak berimbang dalam memberikan tanggapan terhadap kasus Century. Komentar 
dari bung Yanuar R masih masuk dalam nalar karena memakai logika ilmu ekonomi. 
Sedangkan 2 nara sumber lainnya, lebih banyak menyorot aspek politisnya, 
terutama untuk membentuk opini.

Berikut kutipan dari Detik.com berita yang lebih berimbang sebagai berikut

Jakarta - Rekomendasi Bank Indonesia (BI) yang menyatakan Bank Century adalah 
bank gagal bersifat sistemik sehingga harus diselamatkan kini menuai 
kontroversi. Bank yang kini berganti nama menjadi bank Mutiara itu dinilai 
terlalu kecil dari sisi ukuran sehingga sebagian kalangan menilai penutupannya 
tidak akan bersifat sistemik.

Alasan sistemik itu pula yang mendasari Komite Stabilitas Sektor Keuangan 
(KSSK) untuk menyelamatkan Bank Century dengan gelontoran dana talangan Lembaga 
Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp 6,7 triliun.

Bagaimana sebenarnya BI mengukur sebuah bank dikategorikan berdampak sistemik? 
Bank Indonesia dalam penjelasan yang dipublikasikan di situs resminya, Minggu 
(29/11/2009) menjelaskan, terdapat 5 aspek yang digunakan BI untuk menganalisa 
bank gagal yang ditengarai sistemik.

Kelima aspek itu adalah:

   1. Institusi Keuangan
   2. Pasar Keuangan
   3. Sistem Pembayaran
   4. Sektor riil
   5. Psikologi Pasar.


Menurut BI, kerangka analisis dengan menggunakan lima aspek tersebut diatas 
telah dapat diterima oleh Panitia Kerja RUU JPSK Komisi XI-DPR RI periode 
2004-2009 seperti tercantum dalam Pasal 7 dan Penjelasan Pasal 7 Draft RUU 
Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK).

Dalam melakukan analisis terhadap Bank Century sebagai Bank Gagal yang 
Berdampak Sistemik, BI menggunakan data kuantitatif dan kualitatif dalam 
merumuskan assesment dari kelima aspek diatas, tulis BI dalam siaran persnya.

Data kuantitatif yang menjadi dasar analisis bank Century sebagai bank yang 
ditengarai berdampak sistemik memperhatikan data kuantitatif sebagai berikut :

1. Kondisi makro ekonomi, termasuk data mengenai pertumbuhan ekonomi, kondisi 
neraca pembayaran, nilai tukar rupiah, kondisi pasar modal, dan kondisi pasar 
keuangan internasional. Sumber data-data ini berasal baik dari Bank Indonesia 
maupun BPS,Bapepam-LK dan publikasi keuangan luar negeri.

2. Penurunan DPK (sebagai indikator penurunan kepercayaan), yang bersumber dari 
Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) maupun hasil pengamatan langsung oleh pengawas 
BI

3. Interbank stress-testing (dampak contagion), yang bersumber dari hasil 
kajian BI dengan menggunakan data-data dari LBU.

4. Simulasi ketahanan likuiditas perbankan (terhadap 18 bank peer dan 5 bank 
dengan Total Asset yang hampir sama dengan Bank Century) yang bersumber dari 
hasil kajian BI dengan menggunakan data LBU dan informasi pengawas.

5. Dampak terhadap sistem pembayaran, yang bersumber dari data Real Time 
Gross-Settlement (RTGS) dan Kliring yang diselenggarakan oleh BI.

BI menegaskan, keputusan menetapkan Bank Century adalah bank gagal yang 
ditengarai sistemik dilakukan berlandaskan hasil analisis dan pertimbangan 
(professional judgement) yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Hal ini mengingat analisis tersebut mempertimbangkan aspek-aspek makro ekonomi 
dan keuangan yang cermat, iktikad baik, asas kemanfaatan publik, dan asas 
transparansi dalam proses pengambilan keputusannya, tegas BI.

BI juga membantah menetapkan Bank Century sebagai bank gagal dalam kondisi yang 
tergesa-gesa. Dewan Gubernur BI menegaskan memiliki informasi dan pengetahuan 
yang cukup ketika mengambil kebijakan di bidang moneter dan perbankan.







[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: People's Power

2009-11-30 Terurut Topik liman PAP
Benar tidak benar, yang pasti Menkeu pernah 'mencederai' yang nakal sehingga 
ada aroma balas dendam. Sayang rekan miliser HS tidak mempercayai hal-hal 
seperti ini.

Sri Mulyani tidak pandai poles pencitraan sich jadi dibenci banyak pihak. Coba 
Fox bantu supaya upaya pembersihan yang selama ini dilakukan beliau tidak 
ditunggangi dan malahan menjadi bumerang untuk mengkriminalkan beliau.

Wass,

--- On Sun, 11/29/09, soedardjo batan soedardjoba...@yahoo.com wrote:

From: soedardjo batan soedardjoba...@yahoo.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Peoples Power
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Sunday, November 29, 2009, 5:10 PM







 









  Mungkin anda menerima SMS seperti saya yang saya terima tengah malam tadi.

Isinya antara lain adalah:



Bapak Ibu Yth, Mohon perhatian 3 point, untuk diketahui khalayak sbb:

1) kebijakan menkeu adlh menyelamatkan perekonomian dan sistem perbankan, bukan 
menyelamatkan robert tantular pemilik century atau nasabah besar budi sampurna, 
apalagi bersekongkol. Untuk itu menkeu dukung HAK ANGKET century yang 
TRANSPARAN, obyektif, konstruktif, bukan untuk dipolitisasi dan tendensius.

2) salah satu reputasi menkeu adalah penerimaan BUNG HATTA ANTI CORRUPTION 
AWARD OCT 2008; kriterianya: bersih dari praktek korupsi, berperan aktif 
berantas korupsi, serta peran yang dilakukan cukup efektif; Kepala dewan Juri : 
Betti Alisjahbana; Anggota Juri: Frans Hendrawinata, Gunarni S,  Mardjono 
Reksodiputro, Rizal  Malik (Sekjen Transparancy Int Indonesia); tujuan 
penghargaan: MENGINSPIRASI ORANG2/ KELOMPOK UNTUK TURUT MELAWAN KORUPSI.



3)beberapa kinerja menkeu selama ini: menertibkan rekening  liar ratusan ribu 
rekening dengan jumlah puluhan trilliun, menangkap penyelundup dengan reformasi 
bea cukai, mengejar pengemplang pajak dengan reform pajak, menertibkan asset 
negara; semua itu membuat para penyelundup, pengusaha hitam dan koruptor gerah. 
Mereka saat ini menunggangi kasus century untuk menghajar dan balas dendam dan 
terus berupaya dengan berbagai cara membunuh karakter menkeu. Semoga Alloh SWT 
memberi menkeu perlindungan, kekuatan dan kesabaran dalam mengemvan amanah 
menjaga negara republik Indonesia tercinta. Salam, Patriot Indonesia. TTJSS



Mohon informasi kebenaran SMS yang saya terima tersebut.

Terima kasih Dardjo



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Andai Wapres Diganti .

2009-11-30 Terurut Topik liman PAP
SBY begitu yakin tidak butuh Wapres lama saat mau Pilpres kemaren. Berarti 
mestinya yakin Century itu bukan masalah kecuali karena rasa tidak puas pihak 
pendukung yang tidak terpilih. Saat itu juga tidak kuatir saat menunjuk 
Boediono sebagai Cawapres yang berarti yakin Boediono bersih.

Ayo, Maju tak gentar !

--- On Mon, 11/30/09, pudimartini pudimart...@pirus.co.id wrote:

From: pudimartini pudimart...@pirus.co.id
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Andai Wapres Diganti .
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Monday, November 30, 2009, 9:02 PM







  Saya menebak, ada scenartio lain diluar scenario Mas Rifky :-)

Disinilah menariknya, perkmebangan demokrasi di Indonesia

yang ternyata lebih banyak orang Indonesia dari pada yang bukan

Saya percaya pada the force field theory



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Indonesia Bans Film Depicting Army Killing Newsmen

2009-12-01 Terurut Topik liman PAP
Wednesday, 2 December 2009 | 7:09 AM

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia has banned a movie that depicts its troops 
murdering five Australia-based newsmen to keep secret an attack on East Timor 
in 1975, a film festival director said.  The Indonesian censorship board gave 
no reason for banning the award-winning film “Balibo” after a viewing on 
Tuesday, the Jakarta International Film Festival organizer Lalu Roisamri said.

Roisamri said he plans to appeal the censors’ decision. The Australian movie 
starring Anthony LaPaglia has screened at several international film festivals 
since its release this year and was to have premiered at the Jakarta festival 
on Sunday.

A censorship board member declined to comment to The Associated Press on 
Tuesday.  The deaths at the East Timorese border town of Balibo during a 
skirmish between Indonesian troops and East Timorese defenders in the weeks 
before a full-blown invasion left lasting friction between Australia and 
Indonesia.

Indonesia became the former Portuguese colony’s ruler for the next 24 years 
before East Timor gained independence in 1999. Indonesia maintains the five men 
from two rival Australian television news crews were accidentally killed in 
crossfire. Australian police recently launched a war crimes investigation.

“The festival is to create a discussion ... It seems ridiculous,” Roisamri said 
of the decision.   “There is a very high interest in the movie. We should be 
open,” he added.

The ban was announced two hours before the Jakarta Foreign Corespondents’ Club 
planned to host a private screening in a cinema in the capital.  The club had 
taken legal advice and decided against showing the film, despite having no 
confirmation from the government on the ban, club president Jason Tedjasukmana 
said.

Tedjasukmana said the club could be breaking the law by screening a banned film 
in a public place. “It was not an easy decision ... but we respect the 
Indonesian law,” Tedjasukmana told the audience.

“This is a private screening, but it is a public place,” he said. “So we are 
erring on the side of caution, and we are not going to show it today.”

In September, Australia launched a war crimes investigation two years after an 
Australian coroner probing the five deaths found they were deliberate and 
probably ordered by senior Indonesian officers. Indonesia has warned that the 
war crimes investigation could severely strain relations with Australia as it 
maintains the journalists were killed accidentally.

The Australian government’s official version agrees with that. Foreign Ministry 
spokesman Teuku Faizasyah said last month that based on reviews, the movie was 
likely to offend the public and open old wounds. He has also dismissed the 
movie as fiction.



Editor: jimbon

Source : AP





[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ruhut: Kasihan Ibas Dituduh Terima Uang Century

2009-12-02 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Apa yang disampaikan Ruhut masuk akal. Tanpa bukti, tuduhan ini sama saja 
dengan menyatakan Bibit-CH diduga terima suap. Sayang Ibas anak Presiden, bukan 
anggota KPK jadi jarang ada yang mau bela.


Wass,

--- On Tue, 12/1/09, Agus Sugeng sugeng_a...@yahoo.com wrote:

From: Agus Sugeng sugeng_a...@yahoo.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ruhut: Kasihan Ibas Dituduh Terima Uang 
Century
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Tuesday, December 1, 2009, 8:49 PM







 









  Takabur sekali abang satu ini, lagian siapa pula yang mau potong kepala 
dia? Rupa semua anggota dewan (yang katanya terhormat) harus mendapatkan 
pelatihan etika komunikasi sehingga dalam dalam menyampaikan pendapat tidak 
perlu ada kata potong kepala, toh sebenarnya belaiu sangat tahu sekali 
prosedur hukum yang ada, mengada tidak dipakai jalur itu dari pada memaki 
seperti itu



salam

agus



[Forum-Pembaca-KOMPAS] 3 x 8 = 23 ??? SBY benar ?

2009-12-02 Terurut Topik liman PAP
Pidato Presiden menyambut rekomendasi team 8, mengingatkan pada keputusan 
Soekarno dan Soeharto pada saat kritis untuk bertahan atau tidak pada akhir 
masa jabatannya.

Yang tidak puas atau tidak mengerti pada pidato dan kebijakan SBY mengenai 
kasus Century dan KPK vs Polisi, mungkin perlu membaca postingan di bawah ini 
yang sangat mencerahkan.

Very inspiring.

Kisah yang dapet dari tetangga, mohon maaf jika sudah pernah di posting.

- On Thu, 12/3/09, PUNGKO Wicaksono pungkowicaks...@gmail.com wrote:

SEBUAH RENUNGAN
 
 
Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya baik.
Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain
sedang dikerumunin banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan
penjual kain sedang berdebat.
 
Pembeli berteriak: “3×8 = 23, kenapa kamu bilang 24?”
 
Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: “Sobat,3×8 = 24, tidak usah
diperdebatkan lagi.”
 
Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: “Siapa
minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius.
 
Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan.”
 
Yan Hui: “Baik, jika Confusius bilang kamu salah,bagaimana?”
 
Pembeli kain: “Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku potong
untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?”
 
Yan Hui: “Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu.”
 
Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius. Setelah
Confusius tau duduk persoalannya, Confusius berkata kepada Yan Hui sambil
tertawa: 3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan jabatanmu kepada dia.”
 
Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya.
Ketika mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu
dia berikan kepada pembeli kain. Orang itu mengambil topi Yan Hui dan
berlalu dengan puas.
 
Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusius tapi hatinya tidak sependapat. 
Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia
tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan
keluarga.

Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum
berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah
urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasehat : Bila hujan lebat,
janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh.

Yan Hui bilang, Baiklah,” lalu berangkat pulang.
 
Di dalam perjalanan tiba-tiba angin kencang disertai petir, kelihatannya
sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi
tiba-tiba ingat nasehat Confusius dan dalam hati berpikir untuk menuruti
kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu.

Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui
terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti. Apakah saya akan 
membunuh orang? Yan Hui tiba di rumahnya sudah larut malam dan tidak ingin
mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka
kamarnya.

Sesampai didepan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri 
ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus 
pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat 
Confusius, jangan membunuh.
 
Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur di samping istrinya adalah 
adik istrinya.
 
Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata:
 Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?

Confusius berkata:
 Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya 
guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon.
Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu 
agar jangan membunuh

Yan Hui berkata: “Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah
kagum.” Confusius bilang: “Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan
keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku.

Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3×8=23 adalah benar, kamu kalah dan 
kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3×8=24 adalah benar, si pembeli 
kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu 
lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?”
 
Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : “Guru mementingkan yang lebih
utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu.”

Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.
 
Cerita ini mengingatkan kita: Jikapun aku bertaruh dan
memenangkan seluruh
dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya.

Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah
kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting. Banyak hal ada
kadar kepentingannya.

Janganlah gara-gara bertaruh mati-matian untuk prinsip kebenaran itu, tapi
akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.
 
Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan.
Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.
 
Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi
sebenarnya kalah juga. (Saat kita kasih sample 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pangeran Bernhard tahun 1950 mau mengkudeta Sukarno

2009-12-06 Terurut Topik liman PAP
Salam,
Pembantaian Westerling mana diingat lagi, sudah lama kejadiannya dan 
dokumentasinya belum lengkap. Belum lagi menyusul yang lebih dahsyat, 
pembantaian setelah G 30 S oleh anak bangsa sendiri, Malari, Balibo, Tanjung 
Priok, DOM di Aceh, Sampit, Ambon, Poso, 27 Juli 1996, Mei 1998 dn terakhir 
Timor Timur 1999 pasca jajak pendapat.

Wass,
LM 

--- On Fri, 12/4/09, Batara Hutagalung batara4...@yahoo.com wrote:








�



Pangeran Bernhard

tahun 1950 mau mengkudeta Sukarno



 



Hal ini diungkapkan dalam buku yang baru diluncurkan di Den Haag, Belanda

pada 30 November 2009.



Buku dengan judul “ZKH. Hoog spel aan

het hof van Zijne Koninklijke Hoogheid” (Permainan Tinggi di Istana Kerajaan

Yang Mulia) ditulis oleh jurnalis Jort Kelder dan sejarawan Harry Veenendaal, 
berdasarkan catatan harian dari I.Gerrie

van Maasdijk.



Maasdijk pernah menjadi staf dari Pangeran bernhard.



Bernhard berkeinginan

menjadi Raja Muda (Viceroy) di

Indonesia, seperti halnya Lord Mountbatten, yang di akhir tahun 40-an menjadi 
Raja

Muda di India.



Hal ini terungkap dalam

surat-surat dari pangeran Bernhard yang ditujukan antara lain ke Jenderal USA

Douglas MacArthur.



Dari pemeriksaan pasukan

elit kepolisian, Marrechaussee

(Marsose), juga terungkap, adanya kontak antara staf pangeran Bernhard dengan

Kapten Raymond Paul Pierre Westerling.



Sejarah mencatat, pada 23

Januari 1950 Westerling mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintah Republik

Indonesia Serikat (RIS), yang baru menerima kekuasaan dari pemerintah Belanda

pada 27 Desember 1949.



Dalam kudeta yang gagal

tersebut, yang melibatkan pasukan elit Reciment

Speciaale Troepen (RST), yang juga melibatkan Sultan Hamid II, 94 anggota

TNI yang tak bersenjata, dibantai di Bandung, termasuk Letkol Lembong.



Setelah kudeta tersebut gagal, pemerintah RIS akan menangkap Westerling,

namun pimpinan tertinggi sipil dan militer Belanda terlibat konspirasi

menyelamatkan Westerling keluar dari Indonesia.



Pada waktu itu, Duta Besar Belanda untuk Amerika, van Kleevens mengatakan,

masyarakat di Amerika telah menuding kudeta Westerling itu digerakkan oleh “de 
zwarte hand van Nederland” (tangan

hitam dari Belanda).



Beberapa bulan yang lalu, sejarawan Belanda, Cees Fasseur, yang pernah menjabat

sebagai sekretaris tim antar departemen yang menyusun laporan pemerintah

Belanda tahun 1969, mengenai kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh tentara

Belanda di Indonesia antara tahun 1945 – 1950, menyatakan, bahwa laporan

tersebut harus ditulis ulang karena banyak terdapat manipulasi di dalamnya.



Hasil penelitian yang dilakukan secara terburu-buru atas tuntutan pihak

oposisi di Tweedekamer (parlemen

belanda), disusun dalam laporan berjudul “Nota

betreffende het archievenonderzoek naar gegevens omtrent excessen in Indonesië

begaan door Nederlandse militairen in de periode 1945-1950”,

disingkat menjadi De Excessennota.

Laporan resmi ini disampaikan oleh Perdana Menteri de Jongke parlemen belanda

pada 2 Juni 1969.



Dalam De Excessennota

dilaporkan sekitar 140 kejahatan yang dilakukan oleh tentara Belanda di

Indonesia, namun angka-angkanya dikecilkan. Misalnya,

pembantaian di Sulawesi Selatan, menurut Indonesia jumlahnya mencapai 40.000

orang, dalam laporan tersebut disenut hanya 3000 orang. Pembantaian di desa

Rawagede pada 9 Desember 1947, menurut penduduk desa Rawagede, korban

pembantaian adalah 431 orang, dalam laporan disebut hanya 20 orang.



Nama-nama komandan dan

pelakunya tidak ada yang disebutkan.



Bulan Mei tahun 2009,

terungkap nama komandan yang memerintahkan pembantaian di desa Rawagede, yaitu

Mayor Alfons Wijnen. Ternyata pada tahun 1948 dia mendapat

pengampunan (impunity) dari

pemerintah Belanda.



Pada bulan Juni 2009, tiga anggota parlemen

belanda, Harry van Bommel (Partai Sosialis), Martijn van Dam (PvdA) dan Mariko

Peters (GroenLinks)

mengajukan mosi, menuntut pemerintah Belanda meminta maaf atas pemberian

pengampunan tersebut. Namun pemerintah belanda menolak meminta maaf.



Pada 28 Oktober 2009, Heinrich

Boere, 88 tahun, mantan tentara Jerman, dimajukan ke pengadilan di Aachen,

Jerman, karena tahun 1944 di Belanda, dia membunuh 3 (!) orang pendudk sipil

belanda. Berarti setelah 65 tahun, kasusnya tidak kadaluarsa. Tahun 2009, telah

ada tiga orang mantan tentara Jerman, semuanya berusia di atas 85 tahun,

dimajukan ke pengadilan atas kejahatan perang yang mereka lakukan selama perang

dunia kedua antara tahun 1941 – 1945.



Di Internationa Criminal

Court (Pengadilan Kejahatan

Internasional) yang berkedudukan di Den Haag, Belanda, ada 3 jenis kejahatan

yang tidak mengenal kadaluarsa, yaitu Genocide (pembantaian etnis), War Crimes 
(kejahatan perang) dan Crimes Against Humanity (kejahatan atas kemanusiaan) .



Sangat menarik, apa lagi yang

akan terbongkar mengenai masa agresi militer belanda di Indonesia antara tahun

1945 – 1950.



Yang patut menjadi catatan,

semua hal tersebut 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Teori Konspirasi Century

2009-12-06 Terurut Topik liman PAP
Aroma untuk 'membidik' Boediono, seperti yang disuarakan Faisal B, memang 
sangat kental dan terasa dipaksakan. Sedikit kutipan dari tulisan Dandhy di 
bawah ini :

1. Bank Century tak layak merger, tapi dipaksakan (Desember 2004).

2. Pengawasan atas bank hasil merger tak maksimal dan Bank Indonesia
mestinya sudah memasukkan bank ini dalam kategori Bank Dalam Pengawasan
Khusus (Oktober 2005).

Pada saat itu Boediono belum menjabat Gubernur BI dan pada Oktober 2005 baru 
ditunjuk sebagai Menko Perekonomian.

Tidak tertutup kemungkinan ada teori konspirasi, termasuk teori bargaining 
power dan deal-deal politik baru dari SBY yang mungkin didapat jika skandal ini 
diupayakan dipolitisir terus.

Mungkin KOMPAK tidak menyadari bahwa ada yang menunggangi ataupun mendapatkan 
manfaat dari ger-ger an Centurygate, sama seperti suksesi 1998 yang dipelopori 
mahasiswa tetapi yang mendapatkan keuntungan pertama kalinya adalah pihak yang 
sudah lama menunggu Soeharto lengser.


Wass,

LM

--- On Thu, 12/3/09, Arya Gunawan arya.guna...@gmail.com wrote:

 From: Arya Gunawan arya.guna...@gmail.com
 Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Teori Konspirasi Century
 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
 Date: Thursday, December 3, 2009, 6:17 PM



 Hehehe...muncul lagi para pembela.
 Dua tulisan di bawah ini saya kutipkan
 sebagai tandingannya. Selain itu, saya juga ingin
 mengingatkan kembali,
 bahwa riwayat rapat pengambilan keputusan bail-out di
 tanggal 20-21 November
 2008 itu masih penuh pertanyaan (seperti yang diungkapkan
 oleh Dradjad
 Wibowo, berdasarkan notulensi rapat tersebut).
 Salam,
 Arya Gunawan


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Sri Mulyani: Ya Robert itu untuk Agus Martowardojo

2009-12-14 Terurut Topik liman PAP
Minggu, 13 Desember 2009 | 17:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan klarifikasi atas 
kata-katanya dalam rekaman rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang 
mengatakan Rapat tertutup, ya Robert. Dalam jumpa pers, Minggu ( 13/12/2009 
), mantan Ketua KSSK ini menjelaskan bahwa kata-kata tersebut ditujukan kepada 
Dirut Bank Mandiri Agus Martowardojo.

Menurutnya itu merupakan kalimat jawaban atas pembicaraannya dengan Agus 
mengenai Robert Tantular. Saya katakan 'rapat tertutup ya Robert'. Itu 
menyambut urusan Robert Tantular seperti yang disebutkan Agus Martowardoyo, 
kata Sri Mulyani.

Pembicaraan dengan Agus tersebut, kata Sri Mulyani, terkait dengan kondisi 
rapat yang ingin masuk kepada sesi rapat selanjutnya. Ia menjelaskan bahwa 
rapat berikutnya tersebut berlangsung tertutup dan hanya akan diikuti oleh 
pihak tertentu. Karena itu sudah hampir pagi dan kita harus membuat keputusan. 
Jadi brain storming sudah cukup kita sudah harus masuk ke rapat pengambilan 
keputusan, paparnya.

Ia kemudian menjelaskan, rapat pada sesi pertama dihadiri kurang lebih 35 orang 
terdiri dari berbagai pejabat eselon I dan deputi-deputi. Sementara pada sesi 
kedua hanya dihadiri oleh Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan 
Sekretaris KSSK.

Pak Marsilam Simanjuntak (Ketua Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program 
Reformasi) mengatakan pada saya, 'ya sudah, masalah sudah jelas sehingga ibu 
bisa pindah ke ruangan sebelah sehingga peserta yang lain tidak harus bubar 
atau pindah ke ruangan lain, jelasnya.

Rapat KSSK itu sendiri, dijelaskannya, berlangsung pada 21-22 November 2008. 
Berlangsung selama sekitar empat jam mulai dari pukul 00.00 hingga pukul 04.00 
pagi. Lalu kemudian dilanjutkan sebagaimana dijelaskan oleh Sri Mulyani.

Klarifikasi Sri Mulyani tersebut sekaligus menguatkan bantahannya atas tuduhan 
anggota Pansus Bank Century Bambang Soesatyo bahwa ia pernah bertemu dan 
berbicara dengan Dirut Bank Century Robert Tantular.

Berikut transkrip rekaman yang menuai kontroversi itu:

Marsilam Simanjuntak (Ketua UKP3R): Pasal 37 itu nggak mempersoalkan dampak 
sistemik, atau tidak dampak sistemik itu pokoknya ada kesulitan pembayaran, ada 
segala macam.

Siti Fadjrijah (Deputi Gubernur BI Bidang Pengawasan Perbankan): Karena kita 
menyatakan itu sistemik bawalah ke KSSK.

Agus Martowardojo: Tapi saya rasa ya, yang dananya besar ada special deal 
mungkin dia kuasai pemilik. Jadi kalau seandainya yang 2 M mau diselamatkan 
diselamatkan. Yang di atas 2 M dimasukin ke ruangan minta jumlah itu untuk 
ditanggung sama Robert Tantular. Nanti Robert Tantular pasti nyanyi bahwa nggak 
yang ini sebetulnya pemilik, ini sebetulnya pemilik nanti mungkin  bisa 
diatasi, mungkin ya? Tapi betul-betul harus bisa keras dan proses hukumnya juga 
harus cepat gitu, karena pilihannya nggak banyak dan ..ee tetapi ada yang 
betul-betul gadis jujur kita berani bayarin juga dia gitu, karena dia memang 
nggak sengaja gitu.

Sri Mulyani (Menteri Keuangan): Ya udah rapat tertutup  sekarang kita..ya 
Robert

Marsilam Simanjuntak: Saya kira Ibu rapat tertutup saja, dengan catatan bahwa 
kesimpulan ini..apalagi pasalnya adalah keadaan krisis yang kita hadapi 
sekarang. Nah inilah setiap problem bank yang terangkatsupaya  
siap-siap aja, saya kira itu. Kalau nggak gitu kita gak usah keluar dari

Sri Mulyani: Sebenarnya rapat tertutup ada di kamar itu.

Marsilam Simanjuntak: Iya, kalau gitu kita nggak usah keluar ya, yang mau rapat 
tertutup yang pindah..hanya 4-5 orang kan, bisa nggak?


(Onde mande...rupanya anggota dewan yth. memotong di bagian 'ya robert...' utk 
membidik SM. Sungguh kotor dan keji). Padahal di Metro TV pembicaraan 'ya 
robert' ketika itu blm selesai sudah terpotong suara seorang laki-laki.




  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Ada Duri di Balik Century, Mengapa Tetap Diselamatkan? (repost)

2009-12-14 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Berikut adalah repost dari tulisan di blog Kompasiana (
Junanto Herdiawan |  3 September 2009  |  05:32 ) untuk sekedar mengingatkan 
bahwa ekonomi berbeda dengan politik.

Di jurusan ekonomi, belajar ilmu makro / mikro, pertumbuhan ekonomi, 
pembangunan perekonomian Indonesia, statistik dan metodologi penelitian. 
Sehingga survey survey-an, data dan laporan perkembangan suatu perekonomian, 
harus berdasarkan fakta supaya mendekati ramalan.

Beda dengan di ilmu politik, ada dasar-dasar ilmu propaganda (menurut rekan 
miliser IJP), ilmu intelijen, ilmu menghasut / provokasi dan pengkondisian 
suatu kasus dengan dukungan teman-teman di media supaya dapat menggiring opini.

Ekonom cuma belajar manajemen, baik manajemen operasi, SDM, Strategik dan 
Perilaku Organisasi sehingga tidak tahu cara memoles pencitraan. Tidak tahu 
cara memasang iklan memuji keberhasilan suatu ekonomi negara, bekerja 
siang-malam untuk mengantisipasi dampak sistemik krisis keuangan global. Jika 
di majalah bisnis semacam SWA, Warta Ekonomi, tabloid Kontan dan Bisnis 
Indonesia pekerja / CEO yang bekerja siang malam akan mendapat pujian, maka 
kebalikannya di ranah politik; dipelintir dan di tuduh seakan- akan rapat siang 
malam untuk menyelamatkan si Robert dan mengatur dana talangan supaya mengalir 
ke mana-mana saja. ironis!

Itulah bedanya pandangan politikus dengan ekonom sbb ini :


If you borrow 100 dollar, you are at the mercy of the bank
But if you borrow 1 million dollar, the bank is at your mercy .….


Metafor di atas menunjukkan bahwa perbankan adalah bisnis yang penuh 
komplikasi. Masalah yang dihadapi bukan melulu soal tekhnis keuangan, tapi juga 
soal kepercayaan dan psikologi publik. Istilah “risiko sistemik” pada perbankan 
misalnya, kerap terjalin kusut dengan salah kaprah. Adakah sebenarnya risiko 
sistemik itu? Atau itu hanya istilah semantik yang digunakan politisi dalam 
menutupi kepentingannya?

Kasus bailout lembaga keuangan di Amerika Serikat dan Eropa, atau sejarah 
krisis sepanjang zaman, menunjukkan bahwa “risiko sistemik” adalah hal yang 
inheren dalam dunia keuangan. Itu adalah sebuah risiko akan terjadinya 
instabilitas di pasar keuangan yang dapat merambat ke sektor riil. Saat krisis 
terjadi, kepercayaan masyarakat runtuh. Saat itu, umumnya Pemerintah turun 
tangan mem-bail out sistem keuangan, meski misalnya, kesalahan seperti 
penerbitan subprime mortgage, dilakukan oleh para pemilik bank.

Kegalauan itu pula yang mengemuka dalam kasus penyelamatan Bank Century. Kita 
perlu membedakan antara penyelamatan Century karena risiko sistemik dengan 
kejahatan perbankan yang dilakukan pemilik bank. Sayangnya, isu politis telah 
bercampur baur dengan isu tekhnis. Permasalahan penyelamatan bank, kejahatan 
perbankan, kebijakan pengawasan, hingga langkah penyelesaian, simpang siur 
dalam wacana publik.

Mengapa Bank Century Diselamatkan?

Banyak pendapat mengatakan bahwa Bank Century adalah bank kecil. Penutupannya 
dinilai lebih baik daripada penyelamatannya. Lantas, mengapa pada saat itu 
(akhir 2008) Bank Century tidak ditutup saja?

Sebelum menjawab hal itu, ada baiknya kita melihat pada kontekstualisasi saat 
peristiwa itu terjadi. Terlepas dari permasalahan yang terjadi di Bank Century, 
pada akhir 2008, Indonesia sedang terkena imbas krisis global yang luar biasa 
dahsyatnya. Saat itu, Bank Century menghadapi “sakratul maut”. Pilihannya 
adalah menutup bank itu atau menyelamatkannya. Apabila melihat pada dampaknya 
di sektor riil dan jumlah nasabahnya, Bank Century sebenarnya termasuk ke dalam 
low impact bank. Jumlah nasabahnya pun hanya 65.000 orang. Artinya, apabila ada 
permasalahan, menutup bank ini memiliki dampak kecil ke sektor riil dan nasabah.

Namun hal itu hanyalah satu parameter dalam mempertimbangkan penutupan suatu 
bank. Beberapa parameter lain perlu menjadi pertimbangan, khususnya apabila 
melihat apakah penutupan bank itu membawa “risiko sistemik”.

Parameter pertama adalah melihat bagaimana dampak penutupan Bank Century pada 
bank lain. Dilihat dari parameter itu, Bank Indonesia memandang imbasnya sangat 
besar. Data pada waktu itu menunjukkan bahwa ada beberapa bank yang memiliki 
eksposur besar di Bank Century. Artinya, dana bank-bank tersebut akan 
“nyangkut” di Bank Century melalui fasilitas Pasar Uang Antar Bank (PUAB). 
Beberapa bank akan mengalami masalah likuiditas. Akibatnya, rasio kecukupan 
modalnya (CAR) akan anjlok. Kalau CAR suatu bank anjlok, bank tersebut langsung 
masuk ICU, atau pengawasan khusus BI. Masalah tidak berhenti di situ, karena 
efeknya akan berantai ke bank-bank lainnya.

Parameter lain yang menjadikan Bank Century sistemik pada waktu itu, adalah 
imbasnya ke pasar modal, baik pada saham maupun obligasi. Belum lagi menghitung 
imbasnya pada sistem pembayaran antar bank, dan ditambah “trauma” masyarakat 
apabila mendengar sebuah bank “ditutup”.

Kondisi ekonomi saat itu sungguh berada dalam posisi clear and present danger. 
Bangkrutnya Lehman 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Ditjen Pajak Selidiki Tunggakan Pajak Bakrie

2009-12-16 Terurut Topik liman PAP
Kira-kira apa kata dunia ya

Rabu, 16 Desember 2009 | 13:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktorat Jenderal Pajak atau Ditjen Pajak terus 
melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap tunggakan pajak tiga perusahaan 
Grup Bakrie. Demikian disampaikan Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan 
Masyarakat Ditjen Pajak Djoko Slamet di Jakarta, Rabu (16/12/2009).

Menurutnya, dari beberapa kasus tunggakan pajak yang menjerat perusahaan milik 
Mantan Menkokesra itu, ada yang telah masuk dalam proses penyidikan. Itu 
penyidikan. Penyidikan itu salah satu dari law enforcement pemeriksaan dan 
penyidikan. Sekarang ada yang sudah masuk proses penyidikan karena itu kan 
sudah lama. Ada yang dari 2008, ada juga yang dari Maret 2009, katanya.

Dalam proses penyelidikan itu, Djoko mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan 
evaluasi serta penelusuran adanya kemungkinan tindak pidana fiskal atau unsur 
kesengajaan dalam kasus ini.

Setelah ditemukan bukti yang cukup, proses penyidikan akan ditingkatkan. Jika 
unsur pidana ditemukan, maka pihaknya akan melanjutkan perkara hingga 
pemberkasan. Setelah pemberkasan, baru dibawa ke kejaksaan. Di kejaksaan 
mungkin diteliti lagi, perlu perbaikan dan lain sebagainya. Kalau enggak, ya 
tinggal meneruskan saja, ungkapnya.

Djoko mengakui, Ditjen Pajak pernah memanggil pihak PT Bumi Resources Tbk untuk 
melakukan klarifikasi atas tunggakan pajaknya. Namun, hingga kini belum ada 
kesepakatan di antara kedua belah pihak. Semua kan proses. Mengumpulkan bukti, 
memanggil wajib pajak, terus kita evaluasi bersama. Kelihatannya (Bumi) telah 
beberapa kali dipanggil, tapi saya lupa tepatnya, katanya.

Sebelumnya, petugas pajak menengarai akuntan-akuntan PT Bumi Resources Tbk 
merekayasa pembayaran pajak 2007 sebesar Rp 376 miliar. Tidak hanya itu, 
perusahaan Bakrie lain, yakni PT Kaltim Prima Coal, diduga merekayasa 
pembayaran pajak yang merugikan negara Rp 1,5 triliun. Belakangan ada juga 
dugaan rekayasa di PT Arutmin Indonesia sebesar 39 juta dollar AS.

Total jenderal, perusahaan-perusahaan batu bara di bawah Bakrie ini ditengarai 
menggelapkan pajak hingga Rp 2,1 triliun. Kalau terbukti, ini rekor baru 
penggelapan pajak yang pernah terjadi di Indonesia. Namun, saat ditemui hari 
ini, Djoko enggan menyebutkan secara rinci mengenai nominal total tunggakan 
pajak yang menjerat tiga perusahaan ini.





Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Perlawanan ala Srikandi Menkeu Sri Mulyani

2009-12-16 Terurut Topik liman PAP
Iya, aliran dana ke mana-mana lebih penting. Penyelamatan Century lebih seru 
disorot karena ada 6.7 t dibanding ngemplang pajak yang cuma 2.1 t.

Apa kata dunia?

Wass,

--- On Wed, 12/16/09, Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com wrote:

 From: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com
 Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Perlawanan ala Srikandi Menkeu Sri Mulyani
 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
 Date: Wednesday, December 16, 2009, 8:56 PM
 Setuju, bongkar saja kemana aliran
 dana tsb. Kalau kasus Bank Bali kan dari awal sudah jelas
 arah dan tujuan pencairan dananya? Bank Century agak beda
 Boss.  Tetapi betul daripada kita ribut2, buka saja
 aliran dananya, siapa yang menikmatinya.  Lalu siapa
 yang menikmati dana tsb., padahal bukan haknya diadili dan
 dihukum. Jangan belum ada bukti sudah dikriminalkan dan
 jangan dipolitisir, itu yang saya tidak setuju.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Apakah SBY terlibat skandal Century ?

2009-12-18 Terurut Topik liman PAP
Dampak sistemik sangat terasa, terutama secara psikologis. Likuiditas bank 
mengering, cadangan devisa merosot tajam. Bunga kredit, KPR, investasi dan 
modal kerja meningkat terus. Rupiah anjlok, dari 9000an ke 12.000 per dollar. 
Bursa saham anjlok. Index dari level 2500 jatuh ke 1100. Semua saham unggulan 
babak belur. Lehman Brothers ditutup, nasabah panik, menarik uang dari 
bank-bank. Harga emas menjulang pengganti deposito di bank. Singapore dan 
negara lain segera mengeluarkan blanket-guarantee, menjamin semua dana nasabah 
di bank. Indonesia cuma sanggup menjamin 2 milyar per nasabah. Dana kabur semua.

Apakah krisis keuangan global tidak berdampak sistemik pada perekonomian 
Indonesia, dan perbankan nasional (Century)?

Demi menyelamatkan saham sebuah perusahaan tambang, Wapres saat itu rela 
melanggar aturan dengan memerintahkan men-suspend saham. Mengapa panik padahal 
harga saham naik turun hal biasa di bursa dunia? Kecuali 1, situasi krisis dan 
berdampak sistemik.

Ekspor andalan melemah, harga komoditas jatuh terus, termasuk batu bara
dan sawit (dari 2000 ke 400). Banyak perusahaan mulai melakukan PHK. Krisis 
1998 mulai membayang di depan mata.

Setelah kita lalui sekarang, banyak yang pura-pura tidak tahu ada krisis.
Hatta benar, mestinya kita beri penghargaan pada Boediono dan Sri.


Wass,

--- On Wed, 12/16/09, Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com wrote:

 From: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com
 Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Apakah SBY terlibat skandal Century ?
 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
 Date: Wednesday, December 16, 2009, 9:28 PM
 Pak Bungaran memberi contoh masalah
 BLBI dan krisis th 98 yang mengakibatkan Pemerintah harus
 mengeluarkan dana recap sebesar lebih kurang Rp 600T. 
 Justru itulah yang mereka ingin hindari supaya jangan
 terjadi lagi sehingga membail-out BC dengan Rp 6.7T
 mengingat pada waktu kejadian itu terjadi krisis global di
 dunia. Kalau kejadiannya tidak bertepatan dengan krisis
 global mungkin dengan mudah dapat ditutup saja seperti bbrp
 bank lain yang juga ditutup.

 Jika sekiranya kebijakan yang diambil pada saat itu BC
 ditutup dan terjadi kembali krisis spt th 98, kira2 apa yang
 akan dikatakan kepada Pak Boed dan SMI?  Jika sekiranya
 SMI dan Pak Boed dari awal sudah ada kong kali kong dengan
 RT, kira2 untuk apa dia mengundang para pakar termasuk Agus
 Marto, Marsillam Simanjuntak dll yang jumlahnya sekitar 35
 orang untuk brainstorming?
 Powered by Telkomsel BlackBerry®


[Forum-Pembaca-KOMPAS] BPK Bohong! KK dan KSSK Ada Dalam UU PERPPU

2009-12-18 Terurut Topik liman PAP
Sepertinya ada jalinan konspirasi untuk meng-kriminalkan Sri dan Boediono. 

Berikut kutipan dari www.kompas.com yang dapat membuka mata hati kita semua sbb 
ini:

Saya mempertanyakan pendapat BPK tentang legalitas KK dan KSSK. Menurut BPK 
harus ada UU dan SOP yang mengatur KK dan KSSK. Dasar argumentasi BPK apa? baik 
hukum maupun teori perundang-undangan BPK harus menjelaskan kepada masyarakat. 
Justru saya mempertanyakan posisi BPK apakah sebagai auditor atau pengacara? 
atau berperan seperti Susno yang kerjanya mencari-cari kesalahan orang dan 
merekayasa kasus?

Saya paham kenapa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berpendapat kalau Komite 
Koordinasi (KK) tidak memiliki dasar hukum bekerja? Jawabannya adalah karena 
ini celah hukum untuk mencari kesalahan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank 
Indonesia.

Saya juga mengerti kenapa BPK berpendapat kalau Perppu Nomor 4 Tahun 2008 
tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan sudah tidak berlaku sejak tanggal 18 
Desember 2008 (kalau tidak salah)? karena tanpa Perppu JPSK semua tindakan 
Menteri Keuangan dan Gubernur BI tidak berdasarkan hukum.

Tapi kenapa BPK lebih berat ke kedua masalah ini ya? Justru kesan yang muncul 
adalah delegitimasi peran Menteri Keuangan dan Gubernur BI dalam mengatasi 
krisis. Memangnya BPK berkeinginan, jika saat itu Menteri Keuangan dan Gubernur 
BI tidak mengambil peran di KK, pastinya akan disalahkan se-salah-salahnya oleh 
BPK maupun DPR. Karena dalam UU 24/2004 secara tegas mengatur KK yang terdiri 
dari Menteri Keuangan dan Gubernur BI dan dalam Perppu juga mengatur KSSK yang 
terdiri dari Menteri Keuangan dan Gubernur BI. Oleh karena itu menurut hemat 
saya alasan BPK tentang legalitas KK dan KSSK tidak bisa menempatkan kesalahan 
kepada Menteri Keuangan dan Gubernur BI saat itu. Kalau yang dipertanyakan BPK 
seperti itu, saya punya pendapat lain, yaitu:

Pertama, Presidenlah yang seharusnya dipersalahkan karena kenapa tidak 
mengeluarkan Keputusan Presiden untuk menetapkan Menkeu dan Gubernur BI duduk 
dalam KK dan KSSK.

Kedua seharusnya DPR dalam suasana yang genting saat krisis global melanda 
menyetujui Perppu JPSK dan memberikan ketegasan tentang nasib perppu tersebut. 
Perlu diingat bahwa dunia sedang krisis hebat.

Ketiga, DPR sebagai pengawas kinerja pemerintah seharusnya mempertanyakan 
kenapa legalitas itu tidak ada, padahal UU 24 Tahun 2004 Tentang LPS sudah 
diberlakukan sejak tahun 2004 dimana seharusnya Komisi di DPR mendorong 
keberadaan KK.

Keempat, KK dan KSSK adalah berbentuk komite, sifatnya koordinatif antar 
instansi pemerintah bukan lembaga baru. Berbeda dengan keberadaan komisi-komisi 
yang membutuhkan Keputusan Presiden dalam pengangkatan orang yang akan 
menjabat.Kalaupun belum ada SOP bukan berari KK dan KSSK tidak bisa bekerja.

Kelima, jika belajar dari kasus 1998, berapa ribu triliun uang rakyat dibawa 
lari oleh para Taipan ke luar negeri. Tapi Presiden, menteri dan DPR-nya saat 
itu tidak satupun yang dijebloskan ke dalam penjara dan tidak ada hak angket.

Sebagai saran saya kepada BPK, sebaiknya fokus saja pada audit keuangan apakah 
pengucuran dana baillout Bank Century telah sesuai dengan peruntukkannya. Juga 
saran saya kepada Pansus Angket DPR RI untuk tidak melanjutkan persoalan ini 
karena dalam tulisan saya sebelumnya bahwa kerja DPR adalah mengawasi kebijakan 
pemerintahan yang sedang berlangsung bukan kebijakan pemerintahan sebelumnya.

Jadi saya ingin mengatakan Boediono dan Sri Mulyani tidak bersalah.


Salam kebenaran,

Ghaliza

Blog Kompasiana |  17 Desember 2009  |  12:13


  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Angket Century itu Ilegal ??

2009-12-18 Terurut Topik liman PAP
Dikutip dari www.kompas.com

Realita hari ini angket DPR telah berlaku untuk kasus Bank Century, dimana 
kasus ini terjadi pada periode pemerintah 2004-2009, masa dimana pemerintahan 
SBY-JK masih memerintah dan berkuasa. Belum ada pakar hukum tata negara yang 
membenarkan hak angket DPR boleh atau tidak boleh digunakan untuk kebijakan 
pemerintah masa lalu.

Beberapa peraturan antara lain dalam UUD 1945, UU Susduk MPR, DPR, DPD, DPRD 
dan Tata Tertib DPR tidak menyebutkan secara spesifik tentang rentang waktu 
penyelidikan kebijakan pemerintah dimasa lalu melalui hak angket. Ketiga 
ketentuan tersebut hanya mengatur tentang hak-hak yang melekat pada anggota 
dewan, diantaranya hak interpelasi, hak angket dan hak pendapat. Tidak diatur 
secara tegas hak-hak tersebut, apakah hanya digunakan pada pemerintahan yang 
sedang berjalan ataukah boleh untuk kebijakan masa lalu.

Merujuk pada yurisprudensi atau kebiasaan ketatanegaraan di Indonesia, belum 
pernah ada penggunaan hak angket untuk mengungkap kebijakan pemerintahan dimasa 
lalu. Saya menemukan, tidak ada Pansus Hak Angket DPR pada masa rejim orde baru 
untuk menyelidiki kebijakan-kebijakan pada masa Soekarno. Tidak ada Pansus Hak 
Angket DPR yang dilahirkan dari pemilu 1999 untuk menyelidiki kebijakan 
Soeharto dan Habibie dan tidak ada Pansus Hak Angket DPR tahun 2004 terhadap 
kebijakan Megawati Soekarno Putri. Pansus terjadi pada masa pemerintahan 
Abdurrahman Wahid (Gusdur) yang hanya menyelidiki kebijakan Gus Dus pada saat 
itu, bukan menyelidiki kebijakan pemerintahan sebelumnya. Anggota DPR pada 
periode 2004-2009 pernah pula mengajukan Hak Angket kasus BBM pada masa 
kebijakan perminyakan SBY-JK dipertanyakan banyak pihak.

Atas dasar kebiasaan ketatanegaraan yang diurai diatas, maka ada kebiasaan 
bahwa objek hak angket hanya terkait dengan kebijakan yang dikeluarkan 
pemerintah saat sedang berkuasa, tidak untuk kebijakan masa lalu. Dengan 
demikian apakah Hak Angket baillout Bank Century telah sesuai dengan kebiasaan 
ketatanegaraan? Jawabannya adalah belum karena:

Pertama, kasus Bank Century terjadi pada pemerintahan SBY-JK, dimana November 
2008 SBY-JK masih sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Keputusan baillout Bank 
Century adalah final dari pemerintah SBY-JK dan tidak terjadi pada periode 
SBY-Boediono.

Kedua, DPR hasil pemilu 2004-2009 tidak mempermasalahkan baillout Bank Century, 
yang dapat diartikan sebagai sikap setuju dengan cara pemerintah. DPR hanya 
melakukan penolakan terhadap Perppu JPSK, yang hanya mempermasalahkan persoalan 
hubungan antar lembaga dalam perppu. Artinya pada periode ini DPR telah 
merespon.

Ketiga, DPR sekarang adalah orang-orang yang dipilih pada periode 2009-2014 
maka seharusnya DPR saat sekarang bekerja pada periodesasi Presiden dan wakil 
Presiden terpilih untuk 2009-2014.

Inilah realita ketatanegaraan di Indonesia, bagi siapapun wajib patuh dan 
tuntuk pada kebiasaan ini. Selama belum ada aturan yang mengatur lain maka 
secara teori kebiasaan ketatanegaraan berlaku untuk mengisi kekosongan hukum. 
Pansus Hak Angket jelas harus bekerja dengan ketentuan ini bukan bekerja atas 
dasar target kekuasaan untuk merebut kursi Wapres dan kursi Menkeu.

Pansus Hak Angket Baillout Bank Century kembalilah kepada jalan yang benar dan 
lurus sesuai dengan kebiasaan ketatanegaraan kita.


Salam kebenaran,

Ghaliza
Blog Kompasiana |  14 Desember 2009  |  18:20


  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mengapa Capres dan Wapres JK kalah ?

2009-12-18 Terurut Topik liman PAP
Dikutip dari www.kompas.com, analisa seorang blogger sbb ini :

Setelah mengkaji lebih mendalam, ternyata Jusuf Kalla (JK) sang the Real 
President - kata Buya Ma’arif - yang pernah menjadi Wapres dari SBY mengalami 
sejumlah kekalahan. Berikut ini catatan saya tentang kekalahan JK selama 
menjadi Wapres, Ketum Golkar dan Wapres.

Saat menjadi Wapres, JK pernah digugat oleh masyarakat yang menjadi korban 
Ujian Nasional (UN). Tidak tanggung-tanggung putusan pengadilan sudah sampai 
tingkat MA dan hakim menyatakan pemerintah lalai memenuhi hak asasi manusia 
terutama hak atas pendidikan dan hak-hak anak. Kita tahu bahwa JK adalah orang 
yang paling ngotot dengan penyelenggaraan UN dan mati-matian mempertahankan UN 
meskipun sudah diprotes kanan kiri. Bahkan beberapa waktu yang lalu, JK, 
meskipun sudah tidak menjadi Wapres tetap memerintahkan Mendiknas untuk 
mengajukan PK. Busyet deh…inget Pak, sudah tidak memerintah…

Tanggal 30 November 2009 juga menjadi hari bersejarah dimana JK dihukum oleh 
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk membayar kerugian Panji Utomo sebesar 72 
juta rupiah. Panji Utomo adalah aktivis Forak yang dicemarkan nama baiknya oleh 
JK karena tuduhan tidak waras. Hakim FX Jiwo Santoso telah menyatakan JK 
melakukan perbuatan melawan hukum. Putusan pengadilan adalah kekalahan telak JK 
melawan Panji Utomo di pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Kekalahan dalam Pilpres 2009 adalah telak, dimana kita semua tidak menyangka 
JK-WIN akan berada pada posisi ketiga dibawah SBY-Boediono dan Mega-Prabowo. 
Menurut analisa dari Akbar Tanjung, kekalahan JK pada pilpres karena JK tidak 
mendengarkan arus bawah. Seharusnya pimpinan Golkar DPD II didengar oleh JK. 
Berdasarkan data peroleh suara pada pemilu legislatif Partai Golkar sebanyak 39 
persen beralih ke pasangan SBY-Boediono termasuk juga Partai Hanura jumlah 
suaranya banyak beralih ke pasangan SBY-Boediono. Ini menunjukkan apa ya…

Kekalahan Partai Golkar dalam pemilu legislatif menunjukkan JK gagal mengangkat 
suara partai Golkar. Hasil pemilu legislatif 2004 mencapai 21,58% sedangkan 
pada pemilu legislatif 2009 suara Partai Golkar diperoleh berkisar 14%. Berbeda 
dengan keberhasilan Akbar Tanjung yang berhasil memposisikan Partai Golkar 
sebagai pemenang pemilu legislatif pada tahun 2004. Selamat ya Bang Akbarrr.

Kekalahan lain adalah saat calon yang diusung JK juga kalah dalam pertarungan 
pemilihan Ketua Umum Partai Golkar antara Surya Paloh dan Aburizal Bakrie. 
Suara 296 untuk Aburizal Bakrie sedangkan Surya Paloh mendapatkan 240 suara. JK 
mendukung Surya Paloh sedangkan Akbar Tanjung mendukung penuh Aburizal Bakrie.

Satu lagi kekalahan telak JK adalah program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang 
diklaim sebagai kebijakan populis. Ternyata pemerintah telah menghapus program 
BLT karena dianggap program ini tidak mendidik. Sebelum pemerintah menghapus 
program BLT sudah banyak kalangan juga tidak setuju dengan program ini.

Rentetan kekalahan JK diatas jelas menunjukkan JK bukan The Real President 
tetapi justru sebaliknya. Kalau JK The Real Presiden tentu rakyat akan banyak 
memilihnya sebagai presiden. Tapi buktinya kan rakyat tidak memilih JK sebagai 
Presiden periode 2009-2014.

Ini the real information..!

Salam,

Ghaliza
Blog Kompasiana |  3 Desember 2009  |  11:14





[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kontes Century: Sri Mulyani atau Aburizal Bakrie? Anda Pilih Siapa?

2009-12-18 Terurut Topik liman PAP
Dikutip dari www.kompas.com

Salah satu yang menarik dari kasus Bail Out Bank Century ini adalah efek 
samping “Bakrie” yang dituding Ibu Menkeu -Sri Mulyani-, sebagai aktor pemicu 
dibalik pansus century di Senayan. Terakhir, Wimar Witoelar (WW) pun tampil 
sebagai moderator dalam jumpa pers di Kantor Menkeu kemarin. Ini juga tak kalah 
menariknya, karena WW juga pernah tampil menyoal SBY dalam hal penyelamatan 
Bakrie di bursa efek setahun lalu. WW pun memberi label “Orde Baru Sejati” 
kepada SBY:

Dengan menyelamatkan Bakrie, SBY kelihatan Orde Baru sejati. Tujuannya hanya 
mempertahankan kekuasaan, yang dipakai untuk melindungi pengusaha yang 
mendukungnya. Segitiga SBY-Bakrie-Kalla menggelinding menuju Pilpres 2009 dan 
WW juga mencap perusahaan Bakrie sebagai asosial.

Bakrie adalah pengusaha nasional tapi bukan nasionalis. Kebesaran usahanya dan 
statusnya sebagai orang terkaya dicapai melalui kolusi politik dengan SBY dan 
kolusi pasar dengan perusahaan luar negeri. Ketika krisis internasional 
menjatuhkan harga pasar Bakrie, dia lari minta perlindungan kepada Presiden. 
Sangat menyedihkan, bahwa orang-orang pandai di Indonesia membenarkan bantuan 
SBY kepada perusahaan yang antisosial ini. Sangat menyedihkan bahwa suara 
jernih Menko Sri Mulyani tidak didukung secara terbuka, hanya melalui 
bisik-bisik.

Tampilnya WW dalam kontes Century ini tentu saja bukan sesuatu yang luar biasa, 
WW pun juga sudah menegaskan sikap yang tertuang dalam blog terakhirnya 
Polarisasi SMI-Bakrie adalah Hujan di Hari Panas :

Polarisasi SMI-Bakrie adalah hujan di hari panas.Mudahmudahan hujan yang 
menyiramkan air penyejuk pada kita semua akan cepat mengakhiri kerusuhan yang 
dibuat-buat demi kepentingan politik dan harta.

Menjelang ujung tulisan, WW mengajak kita untuk berpatisipasi dalam kontes 
Century ini:

Perbedaan antara SMI dan Aburizal Bakrie mengembalikan perspektif kita pada 
pilihan sederhana dan murni. Tanpa mengubur masalah dalam penjelasan 
panjang-panjang, kita ramai-ramai dan sendiri-sendiri melakukan pilihan 
sendiri: SMI atau Bakrie?

Ibarat kontes “Indonesian Idol”, silahkan anda menentukan pilihan, Sri Mulyani 
atau Aburizal Bakrie? Silahkan text pilihan anda dengan SM atau AA, lalu kirim 
ke 9949, tapi jangan dengan kode GM ya!

Salam Kompasiana, Sapri.

Catatan:

9949 adalah alamat kotak pos yang dicanangkan SBY sebagai wadah pelaporan 
makelar  kasus, Cantumkan Kode GM sebagai singkatan dari Ganyang Mafia ke 
kekotak pos 9949 Jakarta 1

Sapri Pamulu, Ngeblog untuk belajar menulis dan berbagi. Pernah berdomisili 
bekerja/belajar di Makassar, Jakarta dan Melbourne. Kini sedang di Brisbane 
untuk belajar dan meneliti aspek manajemen strategik tentang kapabilitas 
dinamis yang menentukan keunggulan bersaing perusahaan pada suatu sektor bisnis 
di Indonesia. Konon dalam perubahan pasar dan teknologi yang kian dinamis, 
keberhasilan perusahaan secara jangka panjang akan tergantung pada kapasitasnya 
dalam menyensor dan mengadaptasi perubahan, dan lalu mentransformasi dan 
mengkonfigurasikan sumber dayanya dengan cara yang unik dan berbeda dengan 
pesaingnya.





[Forum-Pembaca-KOMPAS] Jika Wapresnya JK, Dunia Ora Gemblung ?

2009-12-18 Terurut Topik liman PAP
Dikutip dari www.kompas.com

Pecahnya SBY-JK telah membawa warna lain di kancah perpolitikan Indonesia, 
Pemilu yang lalu Golkar yang perolehan suaranya merosot tajam harus menghadapi 
SBY yang memperoleh keunggulan perolehan suara partainya. Ditambah lagi koalisi 
pendukung SBY yang solid, JK harus membuat strategi dalam memenangkan Pilpres. 
Manuver politik JK sudah terlihat sejak masa akhir jabatannya, menohok SBY 
lewat  Bank Century yang dipermasalahkan.

Doninasi Golkar pada waktu Orde Baru diakhiri krisis moneter di Indonesia, 
perbankan disuntik BLBI yang sampai sekarang tidak ada penyelesian, siapa yang 
harus bertanggung jawab ?. Tidak ada.  Suntikan dana untuk Bank Century tidak 
jauh berbeda alasannya dengan BLBI tetapi Rp 6,7 T jumlahnya tidak terlalu 
signifikan dibandingkan dengan BLBI yang tidak jelas pertanggungan jawabannya. 
Dalam hal BLBI semua bebas, golkar yang berkuasa tidak perlu bertanggung jawab, 
semua kesalahan dilempar pada Suharto.

Sekarang Golkar ingin didepan seperti pahlawan, BLBI yang lebih menyengsarakan 
negeri ini ditutup rapat, Bank Century yang jumlahnya tidak signifikan menjadi 
dosa besar SBY, SBY melanggar undang2, Boediono harus mundur, Sri Mulyani harus 
mundur. Publikpun ikut buka suara, SBY melanggar undang2, semua angkat bicara 
yang kurang meneliti latar belakang secara lengkap.

Barangkali kalau kita dapat berpikir secara proporsional, memahami dunia 
politik atau mekanisme dalam pengmbilan keputusan, penyelamatan negara dapat 
diambil dengan keputusan politik. Kita tidak mau kembali pada zaman represive, 
kita sudah lebih maju dalam berdemokrasi tetapi kita harus memanfaatkan 
demokrasi secara benar.

Begitu juga dalam Kompasiana, cerminan demokrasi sangat terlihat, terlihat dari 
ungkapan didalam artikel yang disampaikan. Namun, dengan adanya artikel yang 
membangun opini tidak proporsional dan tidak lengkap akan membelokkan makna 
berdemokrasi. Jika kondisi chaos akibat opini yang berkembang yang pada 
akhirnya membawa kerusuhan, tentunya militer akan turun menertibkan, ini yang 
tidak kita kehendaki.

Militer pada saat ini berdiam diri, tidak terlibat dalam politik, sebagai 
penjaga keutuhan negeri tentunya tidak tinggal diam jika terjadi kerusuhan. 
Masyarakat yang kritis dalam mengawasi jalannya pemerintah adalah masyarakat 
yang paham situasi dan kondisi, bukan masyarakat yang berpikir pragmatis.

Mbah Joko Sembung, adalah cerminan masyarakat yang keluar dari pakem, seorang 
jagoan yang kerjanya hanya memakai insting, insting mencari jodoh walaupun umur 
sudah uzur. Lihatlah diri kita, adakah manfaat yang telah kita perbuat dari 
pada mencela yang tidak jelas. Judul yang tidak nyambung, pikiran juga tidak 
nyambung.


Joko Sembung
Blog Kompasiana |  17 Desember 2009  |  15:09


  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY : Boed-SMI tidak perlu non-aktif

2009-12-18 Terurut Topik liman PAP
Pernyataan Presiden, yang mencerminkan sikap seorang kenegarawaan, yang selalu 
berlandaskan pada UUD 45 dan peraturan resmi negara RI.

Intinya, Selama Wapres dan Menkeu sanggup memenuhi tugasnya, tidak perlu 
mundur. Belum ada yang terbukti bersalah.
Lagipula di dalam UU, tidak dikenal Wapres non-aktif. Dan Menkeu juga bukan 
dalam sidang peradilan, jadi tidak perlu non-aktif.

Mantap Pak SBY. Lebih mantap dari pidato kemaren tentang rekomendasi team 8!


Wass,

Liman


  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Scenario Pemakzulan Mbak Ani, Sudikah ?

2009-12-18 Terurut Topik liman PAP
Dikutip dari www.kompas.com sbb ini :

BPK adalah lembaga independen yang dibentuk berdasarkan amanah UUD 1945, 
independensi BPK menempatkannya sebagai lembaga negara yang sederajat dengan 
lembaga DPR dan kepresidenan dengan demikian segala keputusan dari hasil 
temuannya seperti dalam kasus centurygate mempunyai ketetapan final dan hukum 
yang tidak bisa dibantah, seperti jika lembaga MK melahirkan keputusan.

BPK menemukan setidaknya ada sembilan temuan pada audit investigasi terhadap 
Bank Century yang patut diduga sebagai pelanggaran. BPK menyimpulkan Bank 
Indonesia (BI) tidak memberikan data-data dan informasi lengkap kepada Menteri 
Keuangan sebelum diputuskan sebagai bank gagal berdampak sistemik. Pelanggaran 
kebijakan telah terjadi sejak awal yaitu pada tahun 2001 di mana Boediono 
menjabat menkeu sampai tahun 2009 saat Boediono menjabat gubernur BI, sejak 
menjelang proses penggabungan (merger) tiga bank menjadi Bank Century pada 2001 
hingga Bank Century dicabut dari status SSU (dalam pengawasan intensif BI) oleh 
BI pada Agustus 2009.

Proses penggabungan dari tiga bank (CIC, Piko dan Dampak) menjadi Bank Century, 
telah terjadi pelanggaran, yakni pada saat akuisisi oleh sebuah lembaga 
keuangan asing bernama Cingkara yang belum mendapat persetujuan dari BI. Namun 
Gubernur BI saat itu membantu memuluskan proses merger Bank Century. Kemudian 
setelah dilakukan penggabungan, pengawasan yang dilakukan BI lemah, karena 
membiarkan Bank Century melakukan rekayasa-rekayasa dokumentasi.

Pasca penggabungan ini pada tahun 2002 saat Boediono menjabat menkeu, 
berdasarkan laporan depkeu ada dana Menkeu ditransfer ke Bank CIC (salah satu 
cikal bakal BC), jumlahnya USD 24 juta. Selain itu, BPK menemukan fakta, Dirjen 
Perbendaharaan Departemen Keuangan dengan Bank Century membuat kesepakatan 
perjanjian pada 1 November 2005. Dalam perjanjian tersebut Depkeu menyetujui 
pemindahan escrow account tersebut sebesar US$ 17,28 juta dari Bank Rakyat 
Indonesia (BRI) ke Bank Century dan dibuka untuk dan atas nama Menteri 
Keuangan. Namun sekarang dana hibah tersebut tidak jelas nasibnya, bahkan 
berpotensi hilang, di mana saat itu mbak ani jadi menkeu.

Pemindahan dana hibah pemerintah dari BRI ke Bank Century ini dikatakan BPK 
telah melabrak atau melanggar aturan. Pasalnya, berdasarkan Keputusan Menteri 
Keuangan (KMK) No.318/KMK.02/2004 dinyatakan penyimpanan uang negara hanya 
diperkenankan pada bank-bank pemerintah saja, tidak diperkenankan pada bank 
swasta. Dengan demikian baik boediono dan mbak ani telah melanggar aturan ini.

Temuan BPK yang lain, saat Boediono menjabat gubernur BI fasilitas pinjaman 
jangka pendek (FPJP) yang diberikan Bank Indonesia kepada Bank Century 
melanggar aturan. Sebenarnya Bank Century tidak memenuhi syarat untuk menerima 
FPJP, tapi BI mengubah aturan FPJP dengan meringankan persyaratannya, sehingga 
negara dirugikan dengan bailout century 6,7 triliun.

Melebarnya penyelesaian masalah kasus bailout Bank Century antar individu 
semakin menunjukkan kekuatan politik sangat arogan. Pengambil alihan kasus ini 
oleh DPR dianggap sebagai penyangga ring 1. Menurut aktivis Koalisi Masyarakat 
Sipil Anti Korupsi (Kompak) Ray Rangkuti, awal dibentuknya Pansus Angket 
Century di DPR menunjukkan adanya niatan yang baik dari sebagian anggota DPR. 
Namun hingga berjalannya sampai saat ini, bargaining Century semakin terasa 
terlihat. Dikatakannya, muara dari Pansus ini sudah dapat terbaca tujuannya 
kepada siapa. Secara tidak langsung, pilihannya tidak lain menyelematkan 
Boediono dengan mengorbankan Sri Mulyani. Negosiasi antar parpol sudah 
dilakukan dibelakang untuk menyelematkan personal.

Dengan kata lain, ring 1 Istana Negara tidak akan tersentuh dengan kasus 
Century ini. Namun itu tidak akan terjadi bila Partai Demokrat rela melepaskan 
Boediono demi menjaga nama baik SBY. Itu pilihan beresiko, karena dampak 
pemakzulan boediono akan menggerakkan opini dan massa publik menuju pemakzulan 
sby. Pilihan lainnya yakni melepaskan Sri Mulyani dengan telah melakukan 
kesalahan adminitrasi tanpa dibawa ke arah pidana oleh KPK. Dan kabarnya, SBY 
akan bernegosiasi dengan pemimpin Uni Eropa untuk merelakan bu Ani digeser 
dalam lawatannya ke Eropa saat ini.

Namun patut dicermati ke depan langkah politis pansus century ini dengan 
didominasi dari FPD, pemakzulan mbak Ani, walaupun direstui Sby, tetap bagai 
buah simalakama, karena rasa keadilan publik semakin terkoyak karena kesalahan 
hanya ditimpakan kepada mbak Ani seorang, padahal boediono juga melakukan 
pelanggaran yang sama, malahan menjadi kunci jawaban, kenapa bailout itu 
dilakukan.

Kalau kita lihat kronologis masalah yang melibatkan Sri Mulyani, sebenanya dia 
pun tidak dapat disalahkan sepenuhnya. Mengapa? Karena sebelum kebijakan 
diputuskan, terlebih dahulu diadakan rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan 
(KSSK). Dalam rapat itu hadir Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono. Juga 
utusan khusus Presiden SBY, yakni Marsilam 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Newsweek puji SMI : ‘As Good As It Gets’

2009-12-20 Terurut Topik liman PAP
Sebuah pengakuan dari bangsa asing...Mengapa bangsa kita sendiri malah suka 
menjatuhkan putrinya sendiri? Berikut kutipan dari Newsweek :

Indonesia is managing the global recession better than most, thanks to its 
tough finance minister.
By Solenn Honorine and George Wehrfritz | NEWSWEEK
Published Jan 10, 2009
From the magazine issue dated Jan 19, 2009

Last month a financial tidal wave washed over Indonesia, but not the one kicked 
up by the global credit crisis. Money flooded into government coffers from 
individuals and corporations eager to avail themselves of Jakarta's sunset 
policy on tax delinquency, which forgave past evasions in exchange for good 
behavior going forward. The exact size of the surge isn't yet known, but 
economists estimate that tax receipts were up more than 50 percent for the 
year. We saw quite a big jump in revenue in December from taxpayers who 
never existed [on the tax rolls] or want to correct mistakes made in the past, 
says the plan's creator, Finance Minister Sri Mulyani Indrawati. Indonesians, 
she adds, are honoring their tax obligations in a much more accurate way.

The influx marks a major triumph for Indonesia's current government and, in 
particular, for the woman who put Jakarta's financial house in order. Over the 
past four years, Mulyani has helped dismantle the financial architecture of the 
crony capitalism built by strongman Suharto before his 32-year reign ended in 
1998. She has pressed hard to slash debt, both public and private; pushed 
through a rollback of budget-busting fuel subsidies; and overseen sweeping 
reforms of the customs and tax authorities—positioning Indonesia to post the 
world's best (or at least the least bad) emerging-market growth story in 2009. 
Unnoticed until recently, Jakarta's conservatism is now the envy of the 
developing world, and Mulyani is being hailed as a model regulator. She could 
be the finance minister anywhere in the world, says James Castle, founder of 
the consultancy CastleAsia. She's that good.

Largely to Mulyani's credit, the country's balance sheet is now among the most 
conservative in the world; government debt now sits at just 30 percent of GDP, 
down from more than 100 percent a decade ago, while Indonesia Inc. is far less 
leveraged than its peers elsewhere in Asia. Despite that relative austerity, 
growth is being driven both by commodities—Indonesia's traditional mainstay—and 
by strong domestic consumption from a population approaching 240 million. And 
neither the commodity bust (which has also driven down the price of the 
imported energy on which Indonesia depends) nor tighter global credit looks set 
to hobble a country that, from the household to the boardroom and cabinet 
chambers, is all but debt-free.

Indeed, Indonesia is one of just three major emerging economies forecast to 
grow faster than 4 percent in 2009. The other two—China and India—have 
decelerated more rapidly in recent months and face tougher policy challenges. 
Mulyani says Indonesia could expand by as much as 5.5 percent this year, which 
is barely slower than the 6 percent it clocked in 2008, and perhaps enough to 
pip one of its two Asian counterparts in this year's growth race. Not bad, 
considering that the country's economy collapsed in 1998, shrinking 18 percent 
in a single year. Wolfgang Fengler, a senior economist at the World Bank, says 
Jakarta's macroeconomic management is now as good as it gets.

Indonesia owes its turnaround to an ensemble cast. President Susilo Bambang 
Yudhoyono has provided the political stability and pro-globalization vision 
that underpin today's successes. Boediono (who goes by one name) was a deft 
coordinating minister for economics until he handed the brief to Mulyani last 
May to head Indonesia's central bank, and Trade Minister Mari Pangestu deserves 
plaudits for kick-starting Indonesia's export economy. Yet Mulyani stands out 
for her toughness. She says her staff had to swallow a lot of very bitter 
reality during her first six months on the job. After landing there, for 
example, she confronted senior staff: How can you send your daughter or your 
son to study abroad when you earn only this kind of salary? Where did you get 
the money? To which she added: You have to admit: we are all committing this 
crime. Her staffers still work evenings and weekends to meet her expectations, 
and she's been known to tangle with
 colleagues. Last year she lobbied intensively to ram through a deeply 
unpopular reduction in fuel subsidies that President Yudhoyono initially 
opposed. She got her way because she is capable of playing politics, says 
Anton Gunawan, chief economist at Bank Danamon in Jakarta.

Yet by raising pay for bureaucrats, and not demonizing those who previously 
took payoffs to make ends meet, she has raised standards and steeled a 
reputation as an incorruptible reformer. Her message to her staff is simple and 
positive: I only have one goal: I want the Indonesian people to 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Tidak Ada Teman, yang Ada adalah Kepentingan

2009-12-21 Terurut Topik liman PAP
Dikutip dari www.kompas.com sbb ini :

Tidak Ada Teman, yang Ada adalah Kepentingan
Yudho Tri (Blog Kompasiana) |  21 Desember 2009  |  09:08



Sekali lagi ada saja orang-orang atau kelompok yang coba menggunakan 
undang-undang ITE untuk kepentingannya sendiri. Padahal sudah jelas-jelas 
sebelumnya kelompok ini dengan gencar menentang Undang-undang ini. Tetapi 
ketika kelompoknya merasa tersinggung dengan adanya orang yang memaki dengan 
menggunakan media elektronik langsung saja mereka melupakan usaha mereka  yang 
luar biasa sebagai teman  ketika mencoba menentang secara bersama  UU ITE ini. 
jadi memang benar kalau ada kata-kata “Tidak ada teman yang ada adalah 
kepentingan”

Sebenarnya siapapun kita ketika sudah merasa terganggu kenyamanannya atau 
privacynya  maka ada waktunya kita menjadi begitu lengah untuk mengontrol emosi 
 sehingga menjadi  marah dan tidak terkendali,sehingga  tanpa disadari  kita 
dapat melepaskan kemarahan  melalui  alat media elektronik yang dengan begitu 
saja ada sudah ada ditangan kita.

Jaman dahulu kala atau mungkin sampai sekarang ada orang membawa senjata tajam 
terselip dipinggangnya sehingga bila merasa tersinggung atau marah ,senjata itu 
bisa keluar dari sarungnya

Sekarang ini alat yang disebut internet ini sudah menjadi kebutuhan begitu 
banyak orang,termasuk di negeri ini yang menurut data sebenarnya masih 
tergolong kurang dalam penggunaannya .Bahkan alat ini bisa terselip di kantong 
atau dimeja  rumah atau kantor kita.

Pastinya tidak lama lagi akan ada  orang-orang yang terjerat UU ini.Bahkan 
dalam hitungan detik dan jam baik yang terekspose oleh media atau tidak, 
undang-undang yang canggih ini dapat menjerat banyak sekali orang

Para Mafioso dengan senang hati akan ikut mengambil keuntungan atau mungkin 
sekedar meramaikan  media  untuk mencari popularitas dengan Jerat atau 
perangkap baru yang telah diciptakan oleh para ahli hukum ini.

Kalau dulu Wet Book diciptakan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menangkap 
dan  menjerat para inlander maka sekarang ini UU ITE akan dimanfaatkan para 
pemangku Hukum dan mafioso di negeri Bedebah ini untuk menjerat siapa saja yang 
lengah dan tidak mengerti tentang hukum.

Ibu Prita dan Luna Maya mungkin akan masuk dalam sejarah di Negeri ini 
dibandingkan pembuat UU ITE itu sendiri . Seperti Hukum Thermo Dinamika dimana 
tekanan  dan panas akan mencari tempat yang lebih rendah sehingga akan timbul 
energi, maka dengan kejadian ini akan banyak sekali energi yang tercipta dan 
juga terbuang untuk meramaikan kejadian-kejadian yang akan timbul ketika orang 
melihat undang-undang ini mulai berkerja.

Ibu Prita sudah merasakan stress akibat dinginnya sel dalam penjara dan dengan 
sedih harus meninggalkan anak anaknya yang masih kecil. Luna Maya kelihatannya 
merasa tidak Happy akibat emosinya .Walaupun wajah cantieknya terus menerus  
dimanfaatkan oleh para wartawan infotaiment junior untuk memenuhi targetnya 
dalam membuat berita. Sementara Para wartawan senior yang tersinggung akibat 
umpatan di Twiter mencoba menuntutnya dengan undang undang ITE yang sebagian 
orang mengatakan bahwa UU tersebut belum berlaku dan sebagian lagi 
menganggapnya sebagai lahan baru yang cukup efektif untuk mengangguk keuntungan 
darinya.

Sudah selayaknya Para Pemangku Hukum dinegeri ini mensosialkan UU ITE ini yang 
isinya ada yang sangat merugikan banyak orang. Sesuai dengan kecanggihannya UU 
IT elektronik ini akan sangat efektif menjerat orang dan memenjarakannya. 
Mungkin harus dibuat penjara yang lebih besar. Karena Selain Para pecandu 
Narkoba yang akan memenuhi penjara, undang-undang ini akan segera memenjarakan 
pengguna media elektronik yangsedang sial





Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] KNOW THYSELF (TAU-DIRI-LAH)

2009-12-21 Terurut Topik liman PAP
Dear Tulang,

Logika dan skenario yang coba dibangun Tulang kurang nyambung dengan 
permasalahan dan kejadian yang riil. Mungkin Tulang tidak mencatat ataupun 
membaca postingan sebelumnya dari pakar, politisi dan cendekiawan, baik yang 
membela maupun yang mengkritisi kasus Century ini sehingga 2 postingan Tulang 
terakhir tidak masuk nalar kita.

Ketika saya membaca Kompas Sabtu kemaren, sebenarnya langkah-langkah yang 
dilakukan Bernanke di AS, selama krisis tahun lalu dan tahun ini, mirip dengan 
yang dilakukan SMI dan Boediono. Walaupun ditentang oleh politisi, tidak ada 
yang meminta non-aktifkan Bernanke atau pun membentuk Pansus Kongres.

Dan 1 lagi bedanya, Time memilih Bernanke sebagai People of the Year 2009, 
sedangkan bangsa kita meng-kriminalkan SMI dan Boed. Dan yang penting, dengan 
'trial by the press' yang dilakukan oleh media nasional kita, maka saat ada 
wawancara dengan TWSJ, sangat masuk akal jika sumber dari kriminalisasi ini 
dimuat secara utuh.

Kedewasaan berdemokrasi dan menjauhi sikap apriori dalam membangun suatu bangsa 
sangat dibutuhkan. Terima Kasih.

Salam Kebenaran,

Liman


--- On Sun, 12/20/09, HMT OPPUSUNGGU humtia...@hotmail.com wrote:



 









  KNOW THYSELF (TAU-DIRI-LAH)



Pada waktu rapat akbar KSSK terakhir di Dpt Keuangan, Robert Tantular beserta 
jajarannya turut hadir diundang BI, tapi aneh mereka disandra saja di kamar 
lain dari jam 8 malam hingga jam 7 pagi besoknya. Dirahasiakan untuk apa mereka 
disandra.



Sri Mulyani menyangkal pernyataan Bambang -anggota Pansus DPR Angket Bank 
Century- bahwa Sri Mulyani telah bicara dengan Robert Tantular. Sri Mulyani 
dengan marah menegaskan bahwa dia tidak pernah bicara atau berhubungan dengan 
yang disebut Robert Tantular dan tidak kenal dia sama sekali. Masa' Sri Mulyani 
berbohong tidak mengenal Robert Tantular, sedang miliknya BC di-bailout untuk 
dicaplok dan namanya diubah menjadi Bank Mutiara.



Nelson Mandela cukup terkenal di Indonesia dan pasti dikenal Sri Mulyani juga 
walaupun tidak pernah berhubungan dengan Mandela.Begitu juga Presiden Nixon 
terkenal dengan Watergatenya. Soekarno-Hatta pasti dikenal dari generasi ke 
generasi sebagai pahlawan pejuang kemerdekaan, sekalipun generasi sekarang ini 
tidak pernah ketemu dan bicara dengan Soekarno-Hatta.



Seorang pemimpin atau Menteri dikenal berdasarkan perbuatan, kebijaksanaan atau 
jasa-jasanya.



Rakyat berdemonstrasi menuntut Bibit-Chandra supaya dibebaskan, karena mereka 
mengenal Bibit-Chandra sebagai pimpinan KPK yang jujur dan bebas korupsi, 
sekalipun rakyat yang berdemonstrasi tidak pernah ketemu dan bicara dengan 
pimpinan KPK tadi.



Rakyat berdemonstrasi merobek-robek photo-photo Sri Mulyani-Boediono dan 
menunut mereka berdua supaya dicopot SBY dari Kabinet II SBY. Mereka berdua 
dikenal rakyat berdasarkan jasa-jasa-licik mereka berdua mengkhianati rakyat, 
yang tidak diizinkan mencairkan deposito milik mereka di BC/Bank Mutiara, yang 
dicaplok Sri Mulyani-Boediono.



Akbar Faisal -anggota Pansus Angket DPR mempertanyakan keperluan 'escrow 
account' dari Menkeu Sri Mulyani di BC sebanyak Rp 412 milyar atau kl US$ 40 
juta.



Dalam rapat konsultasi dengan DPR -tgl 17-12-2009- Pansus DPR memutuskan, 
mengimbau semua penyelenggara Negara -termasuk Sri Mulyani-Boediono- yang 
dinyatakan sebagai saksi atau terperiksa berdasarkan Hasil Pemeriksaan 
Investigasi BPK patut diduga melanggar ketentuan Undang-Undang agar sementara 
menonaktifkan diri selama masa penyelidikan.



Dalam tulisan kami, 17-12-2009, PARADOX KEPRIBADIAN , kami menulis tentang 
masalah yang jauh lebih mendasar dan fundamental ketimbang soal penyelewengan- 
accounting dari Sri Mulyani-Boediono yang ditemukan BPK:



-Bukankah tujuan Sri Mulyani menemui SBY di Washington DC hanya untuk 
melaporkan berita penting,



bahwa dia telah melaksanakan tugasnya dengan sempurna mengumpulkan dana bagi 
Team Sukses Pemilu



dan Pilpres?



-Team Angket DPR BC yang hendak meneliti aliran dana Rp 6.7 triliun tadi dan 
siapa saja para penerima



dana tsb hanya tugas kecil dengan hasil yang sangat terbatas, apabila tidak 
menyelami juga skandal utama dan



primer dari Sri Mulyani-Boediono yang melibatkan diri dalam rekayasa Mafia 
Moneter Team Sukses Partai



Demokrat.



Bank Century Gate Sri Mulyani- Boediono telah tercipta, yang dalam intinya 
memaparkan, bahwa skandal Bank Century Diciptakan oleh Skandal Sri 
Mulyani-Boediono.



Know thyself: Sri Mulyani-Boediono tidak mengenal diri sendiri dan 
tidak-tau-diri. Sepantasnyalah Sri Mulyani-Boediono mengundurkan diri, supaya 
jangan mempermalukan Presiden SBY dan Negara.



20-12-2009.  hmt 
oppusunggu








[Forum-Pembaca-KOMPAS] Investor Heran Indonesia Masih Fokus Politik Saja!

2009-12-22 Terurut Topik liman PAP
Selasa, 22 Desember 2009 | 08:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia perlu mewaspadai perkembangan ekonomi pada 
triwulan I tahun 2010 berkenaan dengan kondisi politik yang terus memanas, 
terutama terkait kasus Bank Century. Kondisi ini bisa mendorong investor asing 
setiap saat bisa menarik dananya ke negara yang lebih menjanjikan.

Investor asing saat ini sudah meraup keuntungan yang lumayan tinggi. Apabila 
pergolakan politik terus berlanjut, mereka bisa memindahkan dananya ke negara 
yang jauh lebih menjanjikan, negara yang lebih serius memperbaiki 
perekonomiannya.

”Investor heran mengapa Indonesia masih saja fokus pada masalah politik. 
Padahal, pemilihan umum sudah berlalu. Indonesia seharusnya mulai serius pada 
penanganan ekonomi karena negara lain sudah pulih jauh lebih cepat,” ungkap 
Direktur PT Mandiri Sekuritas sekaligus Kepala Ekonom Bank Mandiri Mirza 
Adityaswara, di Jakarta, Senin (21/12), pada seminar ”Indonesia Economic 
Outlook 2010” yang digelar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).

Menurut Mirza, berlarut-larutnya masalah politik Bank Century mulai mengganggu 
perencanaan anggaran belanja modal korporasi di Indonesia. Padahal, dari sisi 
kebijakan, penyelamatan Bank Century tidak bisa dipersalahkan sebab kondisi 
yang mendorong kebijakan itu sangat berbeda dengan saat ini.

Pada triwulan IV-2008, nilai tukar rupiah ada di level Rp 12.000-Rp 13.000 per 
dollar AS hingga triwulan I-2009. Biaya penerbitan obligasi rupiah yang 
ditunjukkan dengan tingkat imbal hasilnya melonjak dari 9,7 persen ke 20 
persen. Begitu juga imbal hasil obligasi valuta asing mencapai 16 persen, jauh 
di atas normal, yakni 7-7,5 persen.

”Sepanjang untuk mencari ’penumpang gelap’ dalam penyelamatan Century silakan 
dicari. Namun, kebijakannya (penyelamatan Century) sudah benar. Ini berlaku 
untuk siapa pun menteri keuangannya karena saya bukan ekonom politisi,” ujar 
Mirza.

Mirza mengatakan, aksi investor asing perlu diwaspadai karena dana asing dalam 
Surat Utang Negara sudah Rp 150 triliun atau setara 15 miliar dollar AS. 
Tersimpan di Sertifikat Bank Indonesia sudah Rp 48 triliun atau 4,8 miliar 
dollar AS. Penarikan oleh investor bisa berdampak luar biasa.

Pada seminar yang sama, Ketua Fokus Group Koordinasi Fiskal dan Moneter 
Pengurus Pusat ISEI Sri Adiningsih mengatakan, pergulatan politik di dalam 
negeri menyebabkan Indonesia tidak mampu mendorong pertumbuhan ekonomi secara 
luar biasa. Padahal, Indonesia bersama China dan India adalah tiga negara yang 
masih mencatatkan pertumbuhan positif. (OIN)





[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kronologi di Balik Penyelamatan Century Versi Boediono

2009-12-22 Terurut Topik liman PAP
Selasa, 22 Desember 2009 | 15:56 WIB

Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Gubernur Bank Indonesia, yang kini menjabat Wakil 
Presiden, Boediono, menyiapkan satu bundel keterangan tertulis setebal 13 
halaman. Keterangan itu diserahkannya secara resmi kepada Pimpinan Pansus 
Angket Century, Idrus Marham, sebelum memulai kesaksian lisan dengan menjawab 
pertanyaan para anggota Pansus, Selasa (22/12/2009) di Gedung DPR, Jakarta. 
Dalam keterangan tertulis tersebut, ia memaparkan kronologi situasi dan apa 
yang dihadapi oleh Bank Indonesia, terutama sejak mulai ia menjabat pada 22 Mei 
2008. Ia menyebutnya sebagai perkembangan menjelang meledaknya masalah Bank 
Century. Berikut kronologi yang dipaparkan Boediono:

Pada bulan-bulan awal 2008, penetapan sejumlah pimpinan dan pejabat Bank 
Indonesia dalam kasus korupsi sangat memengaruhi suasana dan semangat kerja dan 
akhirnya kinerja Bank Indonesia sebagai bank sentral. Dengan bahasa terang, 
pada waktu itu terjadi demoralisasi di antara karyawan Bank Indonesia. Pada 
saat pergantian Gubernur pada bulan Mei 2008 tersebut, pekerjaan yang paling 
mendesak adalah bagaimana mengatasi masalah itu.

Saya tidak akan memaparkan secara rinci langkah-langkah yang saya ambil selama 
bulan-bulan itu, tetapi itu mencakup: (1) perbaikan aturan-aturan internal Bank 
Indonesia yang disinyalir bersifat koruptif sesuai dengan saran-saran dari 
KPK, (2) penggantian dan reposisi pejabat khususnya di bidang pengawasan bank, 
serta (3) komunikasi intensif dengan para karyawan untuk mengangkat semangat 
dan moral mereka.

Sementara melaksanakan langkah-langkah itu, krisis mahaberat melanda dunia, 
yang puncaknya adalah penutupan Lehman Brothers pada pertengahan September 
2008. Ini menimbulkan kekacauan dan kepanikan di pasar keuangan global. Di 
berbagai negara, aliran dana dan kredit terhenti, transaksi dan kegiatan 
ekonomi sehari-hari terganggu.

Di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, terjadi aliran dana keluar 
besar-besaran. Capital outflow di Indonesia lebih parah karena hampir semua 
negara di kawasan ini memberlakukan blanket guarantee, sedangkan kita tidak. 
Kurs dollar melonjak dan pada 24 November 2008 mencapai Rp 12.700 per dollar 
AS. Cadangan devisa BI merosot dengan cepat karena BI harus memenuhi paling 
tidak sebagian dari kebutuhan dollar pasar yang terus meningkat. Dalam bulan 
Agustus sampai Desember 2008, cadangan devisa Bank Indonesia terkuras sangat 
besar untuk menahan agar kurs tidak liar dan lepas kendali. Pada puncaknya, 
cadangan devisa menurun sebesar 50,6 miliar dollar AS per Oktober 2008.

Akibat aliran keluar dana itu, likuiditas di dalam negeri semakin kering dan 
bank-bank mengalami kesulitan mengelola arus dananya. Pada bulan Oktober 2008, 
bank-bank BUMN besar meminta injeksi likuiditas hingga Rp 15 triliun dari 
pemerintah untuk menutup kekurangan likuiditas mereka. Tapi, yang paling 
menderita adalah bank-bank menengah dan kecil. Simpanan masyarakat atau dana 
pihak ketiga (DPK) di bank menengah kecil terus menurun sejak September 2008, 
lari ke luar negeri atau bank-bank besar. Sebagian nasabah bahkan menarik 
simpanannya dan menyimpan dalam safe deposit box karena takut banknya ditutup. 
Kesulitan likuiditas bank-bank menengah dan kecil ini makin parah karena salah 
satu sumber pendanaan yang biasanya sangat diandalkan oleh mereka, yaitu dana 
antarbank, berhenti mengalir. Pasar Uang Antar Bank (PUAB) macet. Bersamaan 
dengan itu semua, terjadi tanda-tanda penurunan kualitas aset bank yang 
muaranya pada penurunan modalnya yang secara susah
 payah telah kita bangun sejak penanganan krisis 1997-1998. Surat berharga yang 
banyak dipegang oleh bank-bank, termasuk SUN, merosot tajam nilainya sehingga 
menimbulkan kerugian dan menurunkan rasio kecukupan modal bank.

Suasana makin mencekam karena pada bulan-bulan itu berbagai rumor beredar 
santer, bahwa bank-bank tertentu, dan daftarnya makin hari makin bertambah, 
mengalami kesulitan. Kepercayaan nasabah bank goyang dan suasana akhirnya tidak 
hanya mencekam, tetapi eksplosif. Mungkin Anda masih ingat, ada seorang analis 
pasar dari perusahaan sekuritas yang ditahan Kepolisian RI hanya karena dituduh 
menyebarkan rumor lewat e-mail yang dapat memicu kepanikan. Dengan pemicu kecil 
pun krisis bisa meledak.

Boediono menggunakan gambaran krisis pada tahun 1997-1998 untuk menggambarkan 
krisis pada tahun 2008 dan kekhawatiran kembali terjadinya dampak sistemik pada 
perbankan nasional jika membiarkan salah satu bank bangkrut. Hal ini dijadikan 
dasar untuk mengucurkan dana talangan bagi Bank Century. Bagaimana kronologi 
pengucuran dana versi Boediono? Berikut lanjutan keterangan tertulis yang 
disampaikan Boediono kepada pimpinan Pansus Angket Century, Selasa (22/12/2009):

Apabila ada yang mengatakan bahwa pada bulan-bulan itu tidak ada krisis di sini 
atau hanya krisis ringan, saya hanya bisa mengatakan bahwa yang bersangkutan 
tidak 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kronologi di Balik Penyelamatan Century Versi Boediono (2)

2009-12-22 Terurut Topik liman PAP
Selasa, 22 Desember 2009 | 16:20 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com — Keputusan KSSK dan BI dalam pengucuran dana talangan Bank 
Century dinilai banyak kejanggalan. Membengkaknya dana talangan dari yang 
disetujui Rp 632 miliar menjadi Rp 6,7 triliun menimbulkan tanda tanya besar. 
Meski diterpa keraguan berbagai pihak atas keputusan penyelamatan Century, 
mantan Gubernur BI Boediono dengan yakin menyatakan bahwa untuk menghadapi 
situasi krisis tahun 2008, penyelamatan Century merupakan keputusan terbaik. 
Alasannya, menjaga stabilitas sistem perbankan nasional. Akan tetapi, Boediono 
tak menjelaskan bagaimana alotnya proses pengambilan keputusan untuk akhirnya 
memberi penyelamatan bagi Century.

Keterangan berikut dikutip dari lanjutan keterangan tertulis yang diserahkan 
Boediono sesaat sebelum memberikan kesaksian di hadapan Pansus Angket Bank 
Century, Selasa (22/12/2009):

Pada akhir Oktober 2008, Bank Century dilaporkan mengalami masalah likuiditas 
yang serius. Rapat Dewan Gubernur BI pada 5 November 2008 memutuskan 
menempatkan Bank Century dalam status pengawasan khusus (SSU). Sementara itu, 
BI terus mengupayakan secara intensif pencarian investor baru sebagai 
alternatif pemecahan.

Situasi terus memburuk dengan cepat dan sampai kapan perkembangan itu akan 
berlanjut masih gelap. Dalam suasana seperti itu, apabila ada bank yang 
ditutup, akan memicu kepanikan lebih lanjut, terutama hilangnya kepercayaan 
publik seperti terjadi pada tahun 1997/1998. Menyikapi hal tersebut, pada 5 
November 2008, Dewan Gubernur BI mengkaji kembali persyaratan mengenai CAR, 
agunan, dan lain-lain untuk pemberian FPJP. FPJP adalah instrumen baru BI yang 
didasarkan pada perppu, dimaksudkan untuk mengatasi keadaan mendesak. Instrumen 
serupa dipakai oleh banyak negara sewaktu menghadapi krisis saat itu. Sekali 
lagi, dalam masa krisis itu, perubahan aturan FPJP bukanlah satu-satunya 
peraturan yang diubah cepat dalam waktu singkat. Seperti dijelaskan sebelumnya, 
peraturan mengenai GWM juga diubah dalam tempo 11 hari, berlaku untuk seluruh 
bank guna merespons perubahan yang sangat cepat.

Berdasarkan hasil kajian BI, pendapat hukum dari Direktorat Hukum, interbank 
stress testing, dan juga kondisi keuangan yang semakin tertekan, maka pada 
tanggal 13 November 2008, RDG sepakat untuk menyesuaikan Peraturan Bank 
Indonesia (PBI) mengenai FPJP yang dikeluarkan pada tanggal 14 November 2009 
dengan persyaratan CAR yang lebih longgar (positif) dan persyaratan agunan.

Dalam hal Bank Century, kondisi likuiditas dan solvabilitasnya semakin buruk. 
Pada tanggal 13 November 2008, bank tersebut tidak diizinkan ikut kliring dan 
selanjutnya pada tanggal 14 November 2008 bank diberikan bantuan FPJP. Dalam 
situasi yang memburuk dan kondisi sistem keuangan yang sangat rawan, bank apa 
pun tidak akan dibiarkan tertutup karena ditengarai dapat memicu kerusakan 
sistem keuangan yang lebih dahsyat lagi.

Meskipun demikian, bantuan FPJP tersebut ternyata tidak mampu memperbaiki 
kondisi Bank Century, maka pada tanggal 20 November 2008, RDG menetapkan Bank 
Century sebagai bank gagal yang ditengarai berdampak sistemik. Pada tanggal 21 
November 2008, rapat KSSK menetapkan Bank Century sebagai Bank Gagal Berdampak 
Sistemik dan menyerahkan bank gagal dimaksud kepada LPS sesuai UU No 24 Tahun 
2004.

Selanjutnya, pada tanggal yang sama, 21 November 2008, dilanjutkan dengan Rapat 
Komite Koordinasi (KK) yang menetapkan penyerahan penanganan Bank Century 
kepada LPS.

Pada tanggal yang sama pula, 21 November 2008, RDK LPS memutuskan untuk 
melaksanakan keputusan KSSK dan KK dengan Penyertaan Modal Sementara (PMS) dan 
mengganti pengurus lama.

Perlu saya tegaskan, dana PMS oleh LPS ke Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun 
tidak hilang. Sangat mungkin, penyertaan modal ini kelak bisa kembali ke LPS 
jika LPS berhasil menyehatkan Bank Century dan selanjutnya menjualnya. Perlu 
diingat, dana PMA tersebut adalah dana milik LPS yang berasal dari iuran premi 
bank-bank yang menjadi peserta program penjaminan. Sesuai UU No 24 Tahun 2004 
tentang LPS, di luar penjaminan simpanan, dana ini hanya boleh digunakan untuk 
penyelamatan bank.

Pengambilalihan Bank Century oleh LPA sama sekali tidak berarti BI dan 
pemerintah mengesampingkan penanganan aspek hukum kasus Bank Century.

Pada tanggal 30 November 2008, dengan Depkeu dan LPS, saya telah menegaskan 
tindakan BI yang secara aktif membantu penegakan hukum untuk mengusut tuntas 
tindak pidana terkait Bank Century dan pengembalian aset-asetnya. Pada tanggal 
21 November, segera setelah pengambilalihan Century oleh LPS, BI menyampaikan 
surat permohonan pencekalan pemilik dan pengurus Bank Century kepada Menteri 
Keuangan dan pada hari itu juga pencekalan berlaku.

Jauh hari sebelumnya, Dewan Gubernur telah memerintahkan Direktorat Investigasi 
dan Mediasi Perbankan BI untuk menyiapkan berkas tentang adanya Tindak Pidana 
Perbankan pada Bank Century untuk 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Hebatnya Boediono

2009-12-23 Terurut Topik liman PAP
Blog Kompasiana di www.kompas.com

Setelah melihat bagaimana pak Boediono menjawab semua pertanyaan anggota dewan 
yang terhormat, saya semakin yakin bahwa pak Boediono adalah orang yang hebat. 
Kehebatannya terlihat dari bagaimana beliau menjawab semua pertanyaan itu 
dengan penuh ketenangan dan membuat siapa pun yang memberikan pertanyaan itu 
menjadi berpikir keras untuk mengajukan pertanyaan kembali. Nampak jelas 
kejujuran dan kepandaian seorang Boediono.

Saya bukan seorang politikus. Juga bukan seorang jurnalist yang jago menulis. 
Saya hanya seorang guru yang melihat seorang Boediono dari kacamata seorang 
pendidik. Orang yang hebat adalah orang yang matang dalam berpikir dan bijak 
dalam bertindak. Apa yang telah dilakukan oleh Pak Boediono adalah kerja tim 
dan bukan semata-mata kerja personal. Di sinilah keahlian beliau dalam memimpin 
perekonomian di negeri ini. Orang cerdas yang selalu ramah dan tidak 
menyombongan diri. Keramahan itu terlihat jelas dari cara dan penampilan beliau 
yang sangat sederhana dan low profil. Kata orang banyak bilang, “Jawa banget”

Saya pun kini semakin paham kenapa pak SBY memilih beliau untuk menjadi wakil 
presiden. Sebab beliau adalah orang yang bekerja dengan penuh rasa 
tanggungjawab. Bukan bekerja atas bapak senang, tetapi bekerja dengan penuh 
profesionalisme. Kesederhanaan dan kebersahajaan beliau inilah yang membuat pak 
SBY jatuh hati padanya dan juga kecerdasan beliau di bidang keuangan dan 
ekonomi yang di atas rata-rata. Jarang loh orang yang seperti ini!

Sebagai seorang guru besar dari perguruan tinggi terkenal pula, tentu pak 
Boediono telah melewati berbagai rintangan yang tidak kecil. Saya menaruh 
hormat kepada beliau. Meskipun saya mendengar kabar bahwa keceriaan di 
sekretariat wakil presiden tidak seramai waktu pak JK jadi wapres, tetapi 
itulah keunikan pak Boediono yang tak bisa disamakan dengan orang lain.

Hebatnya pak Boediono membuat saya bangga memiliki wakil presiden seperti 
beliau. Saya terharu dan bangga karena Tuhan yang Maha Perkasa telah memilihkan 
bangsa Indonesia, seorang pemimpin yang baik hati dan tidak sombong. Memiliki 
sifat kenabian, Siddiq, Tabligh, Amanah, dan Fathonah. Membuat siapa saja yang 
mengenalnya akan memberikan penghormatan yang tinggi.

Akhirnya, saya harus mengakui bahwa pasangan SBY-JK, eh salah, SBY-Boediono 
adalah pasangan hebat yang harus diakui kehebatannya. Hebatnya pak SBY, 
ternyata juga diikuti oleh kehebatan wakil presidennya, pak Boediono. Apakah 
anda setuju dengan saya?


Salam Persahabatan
Omjay






[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pansus Sulit Menjepit Sang Profesor

2009-12-23 Terurut Topik liman PAP
Dikutip dari www.kompas.com Blog Kompasiana |  23 Desember 2009  |  15:00

Apakah bisa mengukur kejadian masa lalu dengan ukuran masa kini? Bisa iya dan 
bisa tidak, kira-kira begitu jawabannya. Sebagai contoh, sekelompok pasukan TNI 
yang terkepung di Timor Timur dalam mempertahankan sebuah daerah dari serbuan 
kelompok bersenjata Fretilin. Pilihan  mereka hanya menembak atau ditembak, 
membunuh atau dibunuh. Akhirnya terjadilah perang campuh, yang apabila diukur 
dengan aturan-aturan masa kini, mereka bisa disalahkan.

Beberapa prajurit yang dituduh melanggar HAM akhirnya dibebaskan, karena mereka 
menjalankan tugas negara dan sudah melaksanakan SOP sesuai ketentuan. Yang 
tidak diketahui adalah bagaimana kondisi dilapangan saat itu oleh mereka yang 
memeriksa beberapa waktu kemudian. Bau mesiu, desingan peluru, rebahnya rekan 
bersimbah darah, kekejaman pertempuran, semua fakta lapangan hanya si serdadu 
itu yang merasakan, karena mereka yang harus menentukan nasib daerah yang 
dipertahankan itu demi sesuatu yang lebih besar.

Nah, dari kasus pemeriksaan kemelut Bank Century yang kini digarap Pansus Hak 
Angket, ada kemiripan, dimana kebijakan pemerintah tentang dana talangan Bank 
Century pada masa lalu, kini dipertanyakan dan diukur, salah atau benar. Dalam 
pemeriksaan terhadap Pak Boediono, mantan Gubernur BI dan kini menjabat sebagai 
Wakil Presiden pada Selasa (22/12) nampak sebuah diskusi terhadap kebijakan 
tersebut. “Saya sangat yakin, apa yang kita ambil sebagai keputusan itu adalah 
yang terbaik. Apabila ada masalah hukum, penyelewengan, harus kita 
tuntaskan.Tapi bailout dalam situasi saat itu adalah keputusan terbaik,” ujar 
Boediono. Pak Boediono menilai penyelamatan Bank Century merupakan pilihan 
terbaik demi menghindari krisis lebih parah seperti tahun 1997–1998. 
Menurutnya, situasi perekonomian yang terjadi pada September 2008 akibat krisis 
global dengan puncak ditutupnya bank investasi Amerika Serikat, Lehman 
Brothers, mirip kondisi 1997–1998.

Pada sesi tanya jawab, para anggota Pansus terlihat sangat berhati-hati dalam 
mengajukan pertanyaan, tidak nampak nada tinggi seperti biasanya. Hanya dua 
anggota Pansus yang   terus mengejar pernyataan Boediono. Mereka adalah Andi 
Rahmat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Maruarar Sirait dari 
Fraksi PDI Perjuangan, keduanya memang politisi muda yang bersemangat. Secara 
detail Mantan Gubernur BI Boediono menjelaskan, ada empat indikator yang 
kemudian disimpulkan, saat itu memang kondisi sedang krisis. Empat indikator 
dimaksud yakni aliran dana keluar (capital outflow) yang sangat besar,kurs 
rupiah melemah tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS), cadangan devisa 
merosot, dan adanya rumor bahwa bank-bank tertentu mengalami kesulitan 
likuiditas.

“Capital outflow di Indonesia lebih parah dibandingkan negara berkembang lain 
karena Indonesia tidak memberlakukan blanket guarantee (penjaminan penuh bagi 
dana nasabah),”ujarnya. Ditegaskannya “Capital outflow besar-besaran yang 
terjadi saat itu mengakibatkan likuiditas di dalam negeri menjadi kering. Dalam 
kondisi saat itu yang paling menderita adalah bank-bank menengah dan kecil.” 
Dengan kondisi seperti itu pemerintah tidak mau mengambil langkah seperti 
1997-1998 yang menutup 16 bank kecil. Menurut Boediono, penanganan krisis pada 
1997- 1998 cukup menjadi pengalaman karena telah mengakibatkan dampak berantai 
yang meruntuhkan sektor keuangan dan perbankan. Dari penutupan 16 bank yang 
pangsa pasarnya hanya 2,3 % dari total aset perbankan ternyata menyebabkan 
terjadinya krisis perbankan. Akibatnya pemerintah dan BI harus mengeluarkan 
biaya rekapitalisasi dan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia yang totalnya 
mencapai Rp 600 triliun, jelas Boediono.

Saat ditanyakan oleh anggota pansus Gerindra Ahmad Muzani  tentang laporan BPK 
yang menyatakan dugaan  rekayasa dalam perubahan CAR, Pak Boed menyatakan tidak 
setuju dengan laporan BPK tersebut dan mengatakan “punya pandangan lain.” Saat 
dikejar bahwa audit BPK adalah final, dijawabnya bahwa final itu kebenaran 
mutlak dan hal itu tidak ada pada institusi mana pun di Indonesia. Oleh karena 
itu, perlu ada pengujian terhadap hasil-hasil tersebut. ”Secara formal, bisa 
dikatakan itu final. Tetapi, kalau kita mencari kebenaran, tentu kita 
bandingkan dengan pandangan lain, data lain. Tetapi, perubahan BI landasannya 
untuk menyelamatkan situasi pada saat itu. Saya kira ini harus kita 
konfrontasikan nantinya,” ujarnya.

Nah, dari beberapa fakta diskusi tersebut, apa yang terlihat? Sebagaimana yang 
penulis perkirakan, pemeriksaan terhadap Pak Boediono akan menjadi sebuah 
diskusi tentang kebijakan pemerintah dimasa lalu, yang diambil oleh para 
petinggi negara ini khususnya kebijakan masalah perbankan dan dampak terhadap 
negara dan masyarakat luas. Sejak awal beliau mendampingi Pak SBY saat 
deklarasi di Bandung, dalam sambutannya, penulis menilai  uraiannya  demikian 
matang dan berbobot. Bahkan dapat dikatakan mampu 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Aku Menangis Melihat Prof Boediono

2009-12-23 Terurut Topik liman PAP
Blog Kompasiana www.kompas.com
Chairil Sani |  22 Desember 2009  |  16:09


Terbayangkankah sebelumnya oleh sanak keluarga ,segenap civitas academica UGM, 
para murid dan handai taulan Prof Boediono, bersaksi dipanggil oleh Pansus 
Century ? bahkan Prof Boediono mimpipun tidak, akan  diminta untuk memberikan 
klarifikasi terhadap putusan tentang bail out Bank century,yang telah memuat 
ranah negeri ini gonjang ganjing.

Sungguh berat jadi pejabat di era reformasi ini, sungguh tepat apa yang 
dilakukan oleh Pak SBY melakukan fit and profer test, dan test kesehatan, dan 
semua sisi pribadi dari calon calon mentri sebelum dipilih sudah terlebih 
dahulu ditelanjangi oleh pers/media ,karena menjadi pejabat perlu mental baja.

Sungguh tak pernah terbayangkan, orang sesederhana beliau, dari cerita cerita, 
penampilan,humble,sangat santun, bahkan selama menjadi menteri,anggota kabinet, 
bahkan menjadi gubernur BI, pulang ke Jogya pada saat week end, karena beliau 
masih berumah di sana, dengan menduduki kursi kelas ekonomi,di pesawat bahkan 
setelah jadi Wapres pun masih tinggal di rumah pribadi jalan Mampang, rumah 
dengan penduduk rapat kiri kanan.

Jadi pertanyan saya., apa yang Prof Boediono cari dalam hidup ini ? Saya yakin 
dengan kejamnya pers dan media setiap saat menayangkan gambar-gambar Prof 
Boediono dibakar serta caci maki dan sumpah serapah, sekuat apapun hati seorang 
dengan latar belakang akademikus/dosen , dari lubuk hatinya yang terdalam pasti 
ada terlintas, menyesal dengan semua jabatan jabatan politis yang selama ini 
diamanahkan kepada beliau, pasti beliau akan memilih lebih enak dan nyaman jadi 
dosen, toh makan juga 3 kali sehari, masih bisa lesehan di Malioboro, masih 
bisa menemani Ibu main tenis, tapi apa yang sekarang beliau alami, hidup diatur 
oleh protokoler, kemana mana dikawal, tidak bebas beraktivitas, terkungkung 
dalam penjara protokoler, bahkan  untuk kebutuhan hajat pribadipun akan selalu 
dikontrol.

Aku menangis melihat Prof Boediono, beliau dengan satrianya mendatangi dewan 
yang terhormat menjelaskan , dan tetap pada pendirian beliau bahwa, inilah 
situasi pada saat itu, dan itulah keputusan yang harus diambil, sebagai orang 
yang di luar sistem dan tanggungjawab, tentunya chemistry pada saat keputusan 
bail out diambil,akan menuai berbagai pro kontra, berbeda dengan orang 
lain,tapi itulah Prof Boediono.

Tangan mencencang bahu memikul, setiap keputusan, kebijaksanaan yang berkaitan 
dengan keputusan publik dan menyangkut uang negara, tentunya mempunyai resiko, 
saya yakin Prof Boediono dengan kearifannya, kesederhanaannya, akan bertanggung 
jawab , ataukah Prof Boediono akan meniru apa yang dilakukan Bung Hatta ?

Biarlah waktu yang akan menjawab, aku menangis melihat mu Prof Boediono


Salam Kebenaran, 


  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: DRAJAD WIBOWO PERNAH MENDUKUNG PENYELAMATAN CENTURY

2009-12-27 Terurut Topik liman PAP
Saya meragukan apakah setelah 1 tahun masih tersimpan rekaman tersebut.

Yang jadi pertanyaan kita semua, selama Desember 2008 sampai dengan November 
2009 apakah Dradjad pernah membantah, menulis sanggahan, surat pembaca untuk 
meralat pelintiran berita tersebut.

Setahu saya, jika ada berita yang dipelintir, maka nara sumber akan segera 
memberikan bantahan ataupun menuntut media meralat berita yang dipelintir.

Atau lidah memang tak bertulang ya Pak Irwan?



Salam Kebenaran,

Liman

--- On Wed, 12/23/09, Irwan Kurniawan irwank...@gmail.com wrote:

 From: Irwan Kurniawan irwank...@gmail.com
 Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: DRAJAD WIBOWO PERNAH MENDUKUNG 
 PENYELAMATAN CENTURY
 To: Forum Kompas Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
 Date: Wednesday, December 23, 2009, 5:31 AM




 FYI, berikut ini (saya ketik ulang
 dari) sms dari Bang Drajad menyikapi
 'pelintiran'
 yang disampaikan Chandra Devdan (CD) ke berbagai milis -
 minimal yang saya
 ikuti/lihat:

 ..
 Sikap saya: saya meminta GM (kalau memang betul sms dr ybs)
 dan Tempo
 menyerahkan (baca: perdengarkan bersama) rekaman wawancara
 saya
 krn itu sumbernya dari Tempo. Kenapa saya minta begitu?
 Karena saya pernah
 jadi tersangka pencemaran nama baik gara2 ada salah satu
 media dari Tempo
 yg salah kutip. Tapi semuanya saya hadapi sendiri,
 melindungi kredibilitas
 grup
 Tempo, dan akhirnya dpt SP3.

 Jd biar clear, Tempo keluarkan rekaman tsb spy konteksnya
 jelas. Kalau soal
 menekankan bhw dana nasabah hrs kembali agar tdk terjadi
 dampak psikologis,
 itu posisi saya sejak bbrp tahun lalu klo ada kasus bank,
 entah bank itu
 di-bail out
 atau dilikuidasi. Jangan posisi itu langsung diplintir.
 Aplg pd Nov 08 tsb
 saya
 dan teman2 DPR sama sekali blm dapat data yg cukup ttg
 Century.

 Kalau DPR, Komisi 11 2004-09 tdk pernah rapat menyetujui
 bail out century
 sekalipun.
 ..


 Semoga majelis milis FPK mendapat kejelasan mengenai hal
 tersebut..
 termasuk menilai sendiri bagaimana kredibilitas kalangan
 yang (diduga kuat)
 secara sengaja(?)
 telah memplintir pernyataan DW..

 CMIIW..

 --
 Wassalam,

 Irwan.K
 Better team works could lead us to better results
 http://irwank.blogspot.com


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Harus Menjaga Integritas Menkeu dan Wapresdari Serangan Konglomerat Hitam dan Business Politician

2009-12-27 Terurut Topik liman PAP
Setuju Pak. Pendapat yang sangat rasional karena perkembangan kasus Century 
telah dipolitisasi untuk mendapatkan bargaining / deal tertentu dari SBY.


Salam Kebenaran,

Liman

--- On Wed, 12/23/09, Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com wrote:

�









  Salam,

Semua hal yang dilakukan atas nama pemerintah untuk membail out Bank Century 
adalah KEBIJAKSANAAN yang tidak dapat  dinilai DPR apalagi diadili.

Yang dapat dilakukan oleh partai dengan wakil di DPR yang kalah dalam Pilpres 
adalah menelusuri apakah ada aliran dana Bank Century ke Team Sukses SBY. Jika 
terbukti maka Pilpres bisa dinyatakan cacad dan harus diulang kembali.

Wasalam,

Wal Suparmo


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kita pelupa?

2009-12-27 Terurut Topik liman PAP
Hanya pura-pura lupa Pak. Kalau Menkeu dan Wapres diganti sekarang khan gak 
perlu nunggu 5 tahun lagi. Lebih cepat lebih baik !


Salam Kebenaran,

Liman

--- On Tue, 12/22/09, soedardjo batan soedardjoba...@yahoo.com wrote:

From: soedardjo batan soedardjoba...@yahoo.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kita pelupa?
To: WARTABATAN wartaba...@yahoogroups.com
Date: Tuesday, December 22, 2009, 9:14 PM







 









  http://www.facebook .com/topic. php?uid=18640368 4861topic= 12892



Kiriman 1Erry Riyana Hardjapamekas menulispada 20 Desember 2009 jam 3:21DPR 
CECAR MENKEU SOAL KRISIS

KOMPAS/PRIYOMBODO



Selasa, 2 Desember 2008 | 14:32 WIB



JAKARTA,

SELASA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dicecar pertanyaan

mengenai dampak krisis keuangan global terhadap perekonomian Indonesia

dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR RI Jakarta,

Selasa (2/11).



Kita terkejut dengan dampak krisis global

terhadap Indonesia. Ini tidak main-main akan ada kebangkrutan industri

dalam jumlah besar dan pasti ada PHK massal. Yang kami sampaikan adalah

hasil rapat dengan Kadin Indonesia semalam, riil terjadi di lapangan,

kata Anggota Komisi XI Ramson Siagian memulai pertanyaannya.



Politisi

PDI Perjuangan ini mengatakan harus ada langkah serius yang konkret

dari pemerintah guna mengatasi krisis yang dampaknya diperkirakan mulai

terasa semester pertama tahun depan. Apa yang dikemukakan pemerintah

tidak ada yang potensial untuk selesaikan masalah. Kalau ada demo

besar-besaran pekerja tekstil yang PHK pemerintah jangan kaget,

katanya.



Anggota Komisi XI lainnya Melchias Mekeng mengatakan

perekonomian Indonesia sekarang ibarat menyimpan api dalam sekam. Bila

tidak diselesaikan dengan cepat akan berdampak sistemik terhadap

berbagai sektor. Terutama perbankan masalah yang terjadi dengan Bank

Century bisa saja terjadi dengan bank-bank lain. Jangan diremehkan.

Harus ada antisipasi dari pemerintah dan Bank Indonesia, paparnya.



Anggota

Komisi XI Fraksi Golkar Ahmad Hafidz Zawawi mengatakan harus ada upaya

konkret pemerintah upaya mencegah krisis sejak dini. Harus dipetakan

sektor apa saja yang paling kena krisis. Dampak krisis terhadap APBN.

Baiknya disampaikan hal terburuk yang berakibat dari krisis jadi dicari

jalan keluar, katanya.



Menurut dia dalam krisis ini harus ada

langkah berani dari pemerintah untuk mengantisipasi krisis. Kalau

dikatakan ada kebijakan stimulus fiskal. Dalam tahun normal pun ada

kebijakan itu. Harus ada kebijakan yang berbeda, paparnya.



Terhadap

sektor riil, Hafidz meminta perhatian serius pemerintah. Kalau terjadi

PHK akan membuat terjadinya gangguan sistem sosial di masyarakat.



Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari email 
atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger .yahoo.com/ invite/



[Non-text portions of this message have been removed]







[Forum-Pembaca-KOMPAS] Menkeu Siapkan Kliping Koran

2009-12-27 Terurut Topik liman PAP
Mungkin kali ini Bung Irwan K boleh tanya kan apakah ada sanggahan dan surat 
pembaca ke media yang memelintir pernyataan DHW selama Desember 2008 sampai 
dengan November 2009. Jangan-jangan cuma ada SMS yang kemaren ditunjukkan...

Lidah tak bertulang ya Pak, atau ingatan manusia memang pendek ?

Berikut kutipan dari kompas.com :

Jumat, 25 Desember 2009 | 15:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Departemen Keuangan menyatakan siap mendukung Menteri 
Keuangan Sri Mulyani Indrawati ketika dipanggil tim panitia khusus (pansus) 
Angket Century DPR nanti. Menurut Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu Rahmat 
Waluyanto, pihaknya bakal menyiapkan data-data yang dibutuhkan oleh Menkeu saat 
menghadap pansus nanti.

Kalau bu Menteridi panggil pansus, kita menyiapkan bahan-bahan terkait. Kita 
mendukung sesuai dengan bidang kita. Ini untuk profesionalitas ya, bukan 
dukungan terhadap personal, ujarnya, saat open house perayaan Natal, di rumah 
dinasnya, Cilandak, Jakarta, Jumat ( 25/12/2009 ). Disamping itu, imbuhnya, 
pihaknya juga akan memberikan dukungan secara moral terhadap pimpinannya di 
Depkeu itu.

Sebenarnya, lanjut Rahmat, Menkeu telah mempersiapkan diri untuk menghadapi 
cecaran pertanyaan dari anggota Dewan nanti. Ibu sudah mengantisipasi apapun 
yang ditanya bisa dijawab setransparan mungkin. Sudah siap dengan segala 
sesuatu, tuturnya.

Dia membocorkan, Menkeu telah menyiapkan segepok data yang sanggup membuktikan 
bahwa keputusan penyelamatan bank Century (kini Bank Mutiara) itu, berdasarkan 
alasan yang benar. Pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah kliping koran dari 
semua media yang diterbitkan pada bulan September hingga Desember 2008 yang 
berisi ulasan soal kondisi krisis ekonomi global yang tengah mengancam. Saat 
itu, banyak pengamat yang berbicara di media dan memperkirakan bahwa krisis ini 
akan membesar serta dikhawatirkan bakal lebih parah dibandingkan krisis 1998 .

Pengamat-pengamat yang sekarang banyak mengkritik kebijakan soal pengucuran 
dana talangan Century, mereka dulu itu mengatakan kalau Indonesia sebenarnya 
krisis, terangnya.

Diketahui, tim pansus Century memastikan akan memanggil jajaran Depkeu, 
termasuk Sri Mulyani seusai masa reses pada 4 Januari tahun depan.


  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Google vs Politikus, Mabok Ludah. Krisis Ga Sih Woi!!?

2009-12-27 Terurut Topik liman PAP
Berikut kutipan dari www.kompas.com :

Blog Kompasiana - Muhammad Irfani Sahnur |  24 Desember 2009  |  23:40

Cuplikan berita di koran2 nasional akhir 2008

Google Hebat sekali kawan2. Saya ingin membuktikan Krisis 2008, Hal Terkait 
Century, Kebijakan Pemerintah, Tanggapan pengamat, praktisi, Dpr, psikologis, 
sistemik, menggunakan bantuan Google.

Lumrah di negeri ini plin plan, lumrah di negeri ini menyalahkan setiap 
kebijakan, lumrah di negeri ini inkonsisten dan tak berintegritas, lumrah di 
negeri ini lupa atapun amnesia, tanpa ada rasa malu, lumrah aja. Kita lupakan 
saja 2008, kita gunakan 2009. udah lupa tuh.


    * Bambang Soesatyo April 2008  sekarang Anggota DPR dan pansus :  kita 
krisis ga sih pak ?

    * Bambang Soesatyo November 2008 : ( Masa sih pak krisis 2008 jauh lebih 
besar dari krisis 1998 ? jadi sebenarnya kita krisis ga sih pak ?)

    * Bambang Soesatyo November 2008 : Kadin mendesak pemerintah memberikan 
jaminan penuh atas dana simpanan nasabah bank. “Kami sangat senang dengan 
kinerja pemerintahan SBY-JK,” (- berarti bail-out sukses ya pak ?)

    * Rapat DPR dan Depkeu Desember 2008 - Anggota Dewan yg terhormat kita 
krisis ga sih ?

Dulu dan sekarang

    * Dradjad Wibowo, Ekonom sekaligus Pengamat sekaligus Politikus sekaligus 
saksi alhli pansus century, Desember 2008 : judul tulisan : Waspadai Dampak 
Sistemik Kasus Century  ( - Sistemik atau bukan sih pak ? - rupiah kita 
tertekan ga sih pak ? ) halo Pak Irwan Kurniawan ?

    * PDIP Oktober 2008 :  kita krisis ga sih pak ?

    * Editorial Media Indonesia September 2008 :  ANALISIS yang menyatakan 
bahwa krisis finansial yang menimpa Amerika Serikat (AS) telah berdampak kepada 
perekonomian nasional telah berkembang dari sebuah kekhawatiran menjadi 
kenyataan. - jadi kita krisis kan ?

    * Editorial Media Indonesia Oktober 2008 :  KRISIS keuangan sedang 
mengancam dunia. Raksasa ekonomi Amerika sudah jatuh ke lembah krisis dengan 
bangkrutnya sejumlah bank investasi. Kebangkrutan juga mulai mengancam 
institusi keuangan di Eropa.- Wahai manusia, kita krisis apa ga nih ?

    * Editorial Media Indonesia Oktober 2008 : JIKA dibandingkan dengan krisis 
1998, krisis kali ini memperlihatkan pemerintah lebih sigap.Tidak terlena oleh 
kepercayaan berlebihan terhadap fundamental ekonomi yang selalu dikatakan kuat, 
tetapi ternyata rapuh, namun mengambil semua langkah antisipatif yang 
memungkinkan. Kurang dari dua minggu, tiga peraturan pemerintah pengganti 
undang-undang (perppu) dikeluarkan. Pertama, perppu tentang penaikan batas 
minimum simpanan yang dijamin pemerintah dari Rp100 juta menjadi Rp2 miliar. 
Kedua, perppu tentang perubahan aturan tentang Bank Indonesia dan, ketiga, 
perppu tentang bailout atau talangan terhadap bank-bank bila menghadapi krisis 
likuiditas akibat rush misalnya. - Pujian thp kecepatan response pemerintah, 
tapi bener krisis ga sih ?

    * Editorial Media Indonesia Oktober 2008 : KRISIS keuangan global sudah dan 
sedang terjadi. Tidak ada yang membantah bahwa dunia, termasuk Indonesia, sudah 
dilanda krisis itu. Belajar dari krisis tahun 1997/1998, pemerintah Indonesia 
sekarang semakin arif. Tidak percaya diri berlebihan, tetapi tidak juga cemas 
berkepanjangan. Yang paling penting, berpikir lebih cerdas dan bertindak lebih 
cepat.  - Kita krisis atau ga ? yg bener dong ?

    * Editorial Media Indonesia November 2008 : RESPONSIF dan cepat. Itulah 
yang telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi dampak berkepanjangan dari 
krisis keuangan global yang imbasnya mulai mendera Indonesia. Dengan respons 
yang cepat itu, keruntuhan ekonomi bisa dihindari. -  Berarti kita berhasil 
menghindari krisis ?

    * Ichsanuddin noorsy Oktober 2008 : krisis kali ini tidak melebihi krisis 
1998, tapi akan menimbulkan lebih banyak pengangguran. (- Pak ichsan, jadi kita 
krisis toh ? halo halo Pak)

    * Editorial Media Indonesia :  IMBAS krisis ekonomi global sudah kita 
rasakan. Jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) dan tenaga kerja yang dirumahkan 
telah mencapai lebih dari 100 ribu orang. Ekspor mulai seret dan daya beli kian 
melemah. - Jadi benarkah kita krisis ?



    * Kompas Oktober 2008 :  “Pemerintah cukup tanggap,” kata Wakil Presiden 
Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiatmadja.

    * Ekonomi.memburuk.wapres.singkat.berpidato Kompas November 2008 : Ah masa 
kita terkena imbas krisis Pak JK
    * Jangan.sampai.krisis.perbankan.terulang.lagi Kompas November 2008
 ( Kita krisis ? jadi harus diselamatkan, biar ga panik ? )

    * Mencegah Ekonomi Karam Suara Pembaruan Desember 2008 :  Emang kita krisis 
pak ?

    * Karena_takut_efek_domino Vivanews November 2008 :  takut berdampak ya pak?

    * Sinar Harapan Desember 2008 :  Bank Kecil Menengah diambang Krisis

    * Pengambilalihan-bank-century-kasus-pertama-setelah-krisis - Detik.com 
November 2008  (  wow masa sih ? )

    * Bank-century-pertanda-krisis Inilah.com November 2008 :  Apa ? Pertanda 
krisis 

    * 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Century sudah selesai?

2009-12-27 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Sebenarnya penyelamatan Century sudah benar dan sesuai keadaan krisis waktu 
itu. Dampak sistemik yang dikuatirkan terjadi, akhirnya dapat dihindari lewat 
langkah-langkah brilian dan jitu dari Menkeu dan Gubernur BI saat itu.

Pemberitaan media, pernyataan pakar dan tokoh politik saat itu, sudah 
menjelaskan semuanya. Terakhir postingan dari rekan miliser Nano Taxpayers dan 
IJP (politisi Golkar) juga telah memberikan penegasan bahwa bukan bail-out itu 
yang masalah, tetapi dugaan penyelewangan kekuasaan, adanya aliran dana ke 
pihak lain hasil dari bail-out dan terutama karena perampokan oleh pemilik bank 
itu sendiri. 

Sabtu ini Kompas juga telah memberitakan pernyataan pemilik Century lainnya 
bahwa SMI dan Boediono bersih dan tak terlibat. Dengan demikian apakah Pansus 
telah mendapatkan pencerahan atau masih tetap membidik 2 sasaran tadi?

Minggu lalu Eep saat diwawancarai RCTI menyatakan bahwa ada kemungkinan 
terjadinya deal politik yang jika memungkinkan, cukup impeachment sampai RI 2 
saja, tidak sampai ke RI-1.

Pertanyaannya adalah mengapa musti terus membidik SMI dan Boed padahal 
kompetensi,integritas dan kredibilitas mereka sudah sangat teruji?

Ada beberapa asumsi sbb ini :

1. Untuk membuktikan dugaan-dugaan penyelewangan di atas, maka satu-satunya 
jalan adalah menjatuhkan Wapres dan Menkeu duluan. Jika Wapres dan Menkeu 
diganti, maka di kemudian hari jika ditemukan bukti baru, maka untuk 
menjatuhkan Presiden sudah lebih mudah. Saat ini untuk terus 'menembak' ke 
Presiden tidak mudah, tidak punya bukti pendukung, dan terutama sangat 
inkonstitusional; yang akan menghadapi penolakan yang sangat keras dari segenap 
aparatur negara dan pendukung Presiden yang sah.

2. Wapres bukan politisi, dan tidak punya parpol pendukung. Lebih mudah 
dijadikan sasaran tembak. Sejak diumumkan sebagai Cawapres, sudah banyak yang 
kecewa dan coba menghadang. Penggalangan opini publik dengan isu bahwa istri 
Cawapres kurang Islami (karena tidak berjilbab) sampai dengan 'neolib' sudah 
dihembuskan secara kencang untuk mempengaruhi pilihan SBY saat itu, dan 
syukur-syukur bisa menjegal langkah di Pilpres Juli 2009.

3. SMI sebagai Menkeu yang juga bukan politisi, dijadikan 1 paket dengan 
Boediono karena relatif lemah dari dukungan sisi partai politik. Terlebih musuh 
SMI lebih banyak, dari mantan pimpinan pajak yang dicopot, pengusaha-pengusaha 
yang rekayasa pajak, korban reformasi di bidang keuangan dan idealisme SMI yang 
tidak menolerir pelanggaran UU, walaupun termasuk bendahara partai politik. 
Lagipula, tidak mungkin menyalahkan Gubernur BI saat itu, tanpa menggusur 
Menkeu yang adalah Ketua KSSK yang memutuskan bail-out Century saat itu.

4. Banyak pihak yang senang. Pemerintahan berjalan terus, SBY tetap Presiden. 
Hanya perlu mengorbankan 2 anggota pemerintahan, yang diperkirakan relatif 
kecil dukungan. DPR dan parpol senang karena ada 2 lowongan jabatan baru di 
Eksekutif.

Rupanya ada yang tidak diperhitungkan, ada suara 'silent-majority' dan hati 
nurani rakyat yang tidak bisa terima 'grand design' yang dipaksakan. Eep yang 
bulan lalu baru turun ke jalan mendukung demo Cicak vs Buaya, akhirnya melalui 
komentar di RCTI dan tulisan di Kompas bergabung dengan tokoh-tokoh penuh 
idealisme dan integritas lainnya seperti GM, Faisal B, Prof Hikmahanto, Dahlan 
Iskan, Christanto W, WW dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu 
menyuarakan perlawanan terhadap penzaliman dan kriminalisasi pada Wapres dan 
Menkeu.

Krisis berdampak sistemik sudah pasti akan terjadi jika Century tidak 
diselamatkan. Dugaan pidana yang terjadi, ditunggu semua pihak, Pansus, KPK, 
media aktivis anti korupsi untuk mengawal dan mengungkapkannya.

Sasaran tembak kepada Wapres dan SMI, adalah politik amoral dan tidak beretika. 
Stop politisasi kasus Century dan kriminalisasi terhadap siapa pun dengan motif 
apapun.


Salam Kebenaran,

Liman


  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Maaf, Tuhan! Saya Sibuk!!!

2009-12-27 Terurut Topik liman PAP
Mari kita kembali merenungi , apakah tujuan awalnya sebuah agama, apakah untuk 
menciptakan kekacauan atau kedamaian ?

Berikut kutipan dari blog Kompasiana www.kompas.com :
Katedra Rajawen |  26 Desember 2009  |  13:09

Inti pesan Natal Paus Benediktus XVI , adalah manusia harus menyediakan waktu 
lebih banyak untuk Tuhan dan hal-hal yang berbau rohani. Mengingatkan dan 
mendesak dunia segera bangun dari egoisme serta berhenti mementingkan diri dan 
urusan duniawi.

Mengapa Paus sampai perlu mengingatkan sampai demikian? Bagi saya pesan ini 
adalah universal bukan hanya untuk umat Katolik saja. Karena sebagai pemimpin 
tertinggi sebuah agama, beliau pasti dapat merasakan bahwa pada kehidupan 
modern sekarang ini umat manusia semakin egois dan lebih mementingkan urusan 
duniawi. Sebab kebutuhan duniawi lebih mendesak dan menarik karena bisa 
dinikmati secara langsung dan nyata. Sedangkan urusan kerohanian hasilnya masih 
tanda tanya.

Kalau untuk urusan Tuhan kaki ini rasanya berat, namun kalau untuk keduniawian 
terasa enteng. Pasti ada saja alasan, kebanyakan adalah alasannya sibuk atau 
tidak sempat kalau urusannya ada hubungan dengan Tuhan. Namun untuk urusan 
dunia yang tak ada manfaatnya selalu saja ada waktu. Membingungkan tentunya.
Sampai pernah seorang uztad berkata, ” Mengadakan pesatren kilat pada liburan 
masih sepi pesrtanya, padahal gratis! Tapi kalau acara dangdutan, tidak  usah 
diundang juga ramai saja!”

Apalagi kalau bicara urusan surga dan neraka, masih seperti mimpi saja. Tak 
sedikit pula orang yang masih berpandangan bahwa hidup itu hanya saat ini saja. 
Setelah mati tidak ada urusan lagi. Oleh sebab itu mumpung masih hidup, segala 
cara dilakukan untuk menjadi kaya dan membeli kebahagiaan dengan berbagai cara.
Sedangkan bagi yang meyakini agama, selalu mempunyai alasan dan pembenaran 
untuk tidak menyempatkan waktu-waktu bersama Tuhan. Beribadah kalau sempat dan 
ada sisa waktu saja.

Jangankan yang harus setiap hari yang wajib untuk dijalani, kadang yang 
seminggu sekali saja, tetap masih kita tidak sempat juga.
Pertanyaannya lagi, apakah hanya saat-saat beribadah itu kita bersama dan dekat 
dengan Tuhan, lalu setelah itu Tuhan terlupakan? Tak heran saya pernah dengar 
istilah, “dirumah ibadah dekat dengan Tuhan, setelah dirumah sendiri berubah 
jadi setan.” Saya yang mendengar langsung tersindir berat, namun hanya terpaksa 
 bisa mengamini dan malu sendiri.

Idealnya adalah bagi kita yang mengaku menjadi pemeluk agama, sudah waktunya 
beragama dan ber-Tuhan, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita tercermin ada 
nilai-nilai Ke-Tuhan-an .

Mengingat pesan ini, kita juga semestinya kembali merenungi, apakah tujuan 
Tuhan menurunkan Firman-FirmanNya yang tertulis dalam kitab Suci dan juga 
mengutus Nabi-Nabinya ke bumi ini?

Apabila melihat keadaan saat ini, dimana dunia masih jauh dari rasa damai dan 
masih banyak pertentangan serta kehidupan rohani manusia yang masih jauh dari 
harapan, kalau Tuhan kecewa adalah sepantasnya.
Semoga pesan dari Paus Benediktus XVI bisa menjadi renungan kita bersama.






[Forum-Pembaca-KOMPAS] RE: Jawaban Wapres Boediono, theoritical, generalization in nature and full of speculations!

2009-12-27 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Setuju Pak Wal. Penyelamatan ekonomi negara dari krisis global berdampak 
sistemik sudah benar dan on-track. Jika dana bail-out disalah gunakan, pidana 
kepada yang menyalah-gunakan. Bukan pengambil kebijakan untuk menyelamatkan 
ekonomi melalui bail-out, yang kebetulan terhadap Century.

Pemilu tidak sah, tidak perlu diulang. Pemenang NO.2 bisa langsung menggantikan 
tho?

Salam Bijaksana,

Liman





--- On Sun, 12/27/09, Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com wrote:



Salam,
KEBIJAKSANAAN yang dilakukan Pemerintah tidak dapat dikriminalisasikan .Yang 
dapat adalah jika  terbukti ada dana  yang mengalir dari Bank Century kepada 
Team Sukses Pilpres SBY, sehingga pilpres menjadi tidah sah dan harus diulangi.
Wsaalam,
Wal Suparmo


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahalnya Sebuah Kejujuran / BUKTI - BUKTI TERJADINYA KRISIS TAHUN 2008

2009-12-28 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Krisis global 2008 akan menyebabkan situasi perekonomian dunia gonjang ganjing, 
karena tanpa persiapan dan penanganan yang luar biasa, akan berdampak sistemik. 
Oleh sebab itu, jika tidak ada dasar maupun fakta bahwa sedang terjadi krisis 
yang dahsyat, maka indikator-indikator perekonomian lainnya masih bisa 
diperdebatkan.

Akhirnya, memang kejujuran dan kebenaran yang harus diutamakan, terlepas dari 
motivasi dan maksud di balik suatu pengungkapan suatu kejadian.

Manusia dengan 2 sisi wajah, sudah merupakan fenomena yang sering kita lihat 
dan rasakan, seperti kutipan di bawah ini :

Bambang Soesatyo April 2008 , mendesak BI mengatasi krisis
http://www.kompas.com/read/xml/2008/04/28/07541172/percepat.protokol.manajemen.krisis

Bambang Soesatyo November 2008 : Kadin mendesak pemerintah memberikan jaminan 
penuh atas dana simpanan nasabah bank.
http://bisnis.vivanews.com/news/read/11652-kadin_puji_pemerintah_sby_jk

Rapat DPR dan Depkeu Desember 2008 -
Melchias Mekeng FPG Anggota Pansus :
- Dulu : Anggota Komisi XI lainnya Melchias Mekeng mengatakan perekonomian 
Indonesia sekarang ibarat menyimpan api dalam sekam. Bila tidak diselesaikan 
dengan cepat akan berdampak sistemik terhadap berbagai sektor. “Terutama 
perbankan masalah yang terjadi dengan Bank Century bisa saja terjadi dengan 
bank-bank lain. Jangan diremehkan. Harus ada antisipasi dari pemerintah dan 
Bank Indonesia,” paparnya
http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/02/14321398/dpr.cecar.menkeu.soal.krisis
- Sekarang : “Nggak pernah ada (upaya mendorong penyelamatan Century),” kata 
Melchias pada Tempo, Senin (21/12), di Gedung DPR, Jakarta. Dia menegaskan 
dirinya secara pribadi tidak pernah mendorong agar Century diselamatkan. 
“Secara pribadi saya tidak pernah setuju penyelamatan,” ujar dia
http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2009/12/21/brk,20091221-214903,id.html

Drajad Wibowo, Ekonom sekaligus Pengamat sekaligus Politikus sekaligus saksi 
alhli pansus century, Desember 2008 : judul tulisan : Waspadai Dampak Sistemik 
Kasus Century
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=214476
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=212225

PDIP Oktober 2008
http://bisnis.vivanews.com/news/read/2607-pdi_p_minta_pengusaha_dilindungi_dari_krisis_1

Henry Saparini Ekonom Econit, Oktober 2008 : “Pemerintah harus mampu 
mengamankan sistem ekonomi secara menyeluruh, karena ekonomi dalam negeri saat 
ini lebih rapuh dibanding krisis 1998, katanya. Ia mengatakan, sikap optimistis 
bahwa kondisi ekonomi cukup kuat menghadapi krisis, justru bisa berakibat buruk 
karena secara riil ekonomi nasional sangat tidak kondusif.”
http://beritasore.com/2008/10/07/dampak-krisis-keuangan-global-bagi-indonesia-tidak-terlalu-besar/

Amien Rais, Mantan Ketua MPR, Oktober 2008 : Menurut Amien, kondisi ekonomi dan 
keuangan Indonesia sebenarnya cukup terancam dengan yang terjadi di AS ini. 
Sebab Indonesia pernah mengalami krisis pada akhir tahun 1990-an. Pada waktu 
Thailand dan Korea terkena krisis, Indonesia menyatakan punya fundamental kuat 
ekonomi. “Ternyata justru kedodoran dibanding negara lain dan paling parah,”
http://www.detiknews.com/read/2008/10/09/165409/1017817/10/amien-pemerintah-over-optimistik-soal-krisis-as

Maruarar Sirait FPDIP Anggota Pansus, Oktober 2008 : Pemerintah harus segera 
bertindak cepat guna mengantisipasi krisis yang sudah melanda pasar modal 
meluas ke perbankan
http://www.suarapembaruan.com/News/2008/10/13/Utama/ut01.htm

Editorial Media Indonesia Oktober 2008 : JIKA dibandingkan dengan krisis 1998, 
krisis kali ini memperlihatkan pemerintah lebih sigap.Tidak terlena oleh 
kepercayaan berlebihan terhadap fundamental ekonomi yang selalu dikatakan kuat, 
tetapi ternyata rapuh, namun mengambil semua langkah antisipatif yang 
memungkinkan. Kurang dari dua minggu, tiga peraturan pemerintah pengganti 
undang-undang (perppu) dikeluarkan. Pertama, perppu tentang penaikan batas 
minimum simpanan yang dijamin pemerintah dari Rp100 juta menjadi Rp2 miliar. 
Kedua, perppu tentang perubahan aturan tentang Bank Indonesia dan, ketiga, 
perppu tentang bailout atau talangan terhadap bank-bank bila menghadapi krisis 
likuiditas akibat rush misalnya.
http://docs.google.com/viewer?a=vq=cache%3AuU2nAX1-BkgJ%3Aditpolkom.bappenas.go.id%2Fbasedir%2FArtikel%2F081.%2520Tiga%2520Payung%2520Krisis%2520%2820%2520Oktober%25202008%29.pdf+tiga+payung+krisis+media+indonesiahl=idgl=idsig=AHIEtbRj5jcivsU13yUb8WrlkUE-9s_Vzwpli=1

Ekonomi.memburuk.wapres.singkat.berpidato Kompas November 2008
http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/19/09541419/ekonomi.memburuk.wapres.singkat.berpidato

sumber lainnya lengkap :
http://polhukam.kompasiana.com/2009/12/24/google-vs-politikus-mabok-ludah-krisis-ga-sih-woi/


Salam Kejujuran,

Liman








[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re : Mahalnya Sebuah Kejujuran (2) / Anwar Nasution 2008

2009-12-28 Terurut Topik liman PAP
Salam,

Wimar Witoelar : Kontribusi terbaik adalah menyebar-luaskan kebenaran, untuk 
mengimbangi penyebaran berita bohong.

Mengutip pernyataan AN saat masih menjabat Ketua BPK, supaya dapat dibandingkan 
dengan pernyataan AN saat di Pansus Desember 2009 :

Penanganan Krisis 2008 Lebih Sulit dari Tahun 1997

Medan (ANTARA News) - Krisis global yang mulai terjadi Oktober 2008 dinilai 
lebih sulit ditangani dari pada krisis yang terjadi tahun 1997-1998.

Dari analisis pakar-pakar ekonomi, setidaknya ada tiga alasan mengapa krisis 
tahun 2008 lebih sulit diatasi dari pada krisis yang terjadi tahun 1997-1998, 
kata Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Anwar Nasution, di Medan, Kamis.

Alasan pertama karena krisis yang terjadi dewasa ini sudah mendunia dan tidak 
lagi terbatas pada suatu kawasan tertentu seperti pada tahun 1997-1998 yang 
rata-rata hanya terjadi di Asia.

Kedua kris yang terjadi tahun 1997-1998, lembaga-lembaga keuangan internasional 
dan regional maupun negara-negara kaya masih memiliki kemampuan untuk 
mengulurkan bantuannya kepada negara-negara yang terimbas krisis.

Sementara dewasa ini kemampuan IMF dan bank dunia meupunlembaga-lembaga 
keuangan regional sangat terbatas sedangkan negara-negara kaya pun ikut dilanda 
krisis.

Alasan ketiga adalah pada tahun 1997, masih sangat mudah menarik modal asing 
maupun memperoleh kredit dari pasar komersial internasional. Pemasukan modal 
asing ini dapat dirangsang antara lain dengan menjual
badan usaha yang dikuasai oleh BPPN maupun dengan melakukan privatisasi BUMN.

Sementara pada krisis yang terjadi saat ini, aliran modal kenegara-negara 
berkembang menjadi semakin terbatas dan memperoleh kredit komersil pun menjadi 
semakin sulit, katanya.

Selain itu, tambah dia, diperkirakan dampak krisis global yang terjadi dewasa 
ini juga akan berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran akibat terjadinya 
PHK dan pemulangan TKI.

PHK dan pemulangan TKI itu tidak saja akan menambah berat tekanan pada pasar 
tenaga kerja di Indonesia tapi sekaligus juga mengurangi pendapatan devisa 
negara dari penghasilan mereka diluar negeri.

Berdasarkan data Badan Nasional Penempatan dan perlindungan TKI (BNP2TKI), 
tahun 2008 terdapat sebanyak 196.635 orang TKI bekerja diseluruh dunia, 
diantaranya sebanyak 105.166 bekerja di negara-negara Asia Pasifik dan Amerika, 
91.407 orang di Timur Tengah dan Afrika serta 62 orang di Eropa.

Dapat dibayangkan bagaimana beban negara ini kalau seandainya semua TKI itu 
harus kemabli ke Indonesia akibat krisis global itu,katanya.(*)

http://www.antaranews.com/view/?i=1244717710c=EKBs=MAK


Salam Kejujuran,

Liman



  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Inflasi Cetak Rekor Terendah Sepanjang Sejarah

2009-12-28 Terurut Topik liman PAP
Senin, 28 Desember 2009 | 09:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu lagi sejarah ekonomi dicetak tahun ini. Pemerintah 
memprediksi, inflasi tahunan 2009 hanya sekitar 3 persen-3,5 persen. Jika 
proyeksi ini benar, maka ini lah inflasi terendah sepanjang sejarah ekonomi 
Republik Indonesia. Sebab, selama ini, inflasi kita tidak pernah kurang dari 5 
persen.

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Armida Salsiah 
Alisyahbana bilang, rendahnya inflasi tahunan tersebut tidak lepas dari 
minimnya inflasi Desember. Nyatanya, perayaan Natal dan Tahun Baru yang semula 
diprediksi mendongkrak permintaan tak mampu mengerek harga barang-barang hingga 
melahirkan lonjakan inflasi.

Direktur Perencanaan Makro Bappenas Bambang Prijambodo meramal, inflasi 
Desember dibandingkan November 2009 sebesar 0,5 persen atau berada di kisaran 
0,3 persen-0,7 persen. Stabilitas harga komoditas dan ketersediaan cadangan 
bahan pokok menjadi pemicu rendahnya angka inflasi Desember ini. Dengan angka 
bulanan itu, Bambang memprediksi, inflasi tahunan 2009 sekitar 3 persen plus 
minus 0,2 persen.

Ekonom Bank BNI Tony Prasetyantono dan Ekonom Standard Chartered Bank Eric Alex 
Soegandi juga sepakat inflasi Desember 2009 hanya sebesar 0,5 persen. Inflasi 
Desember 2009 cukup rendah dibanding Desember tahun sebelumnya sekitar 1 
persen, kata Eric.

Menurut kedua ekonom ini, konsumen masih menahan diri untuk tidak menaikkan 
konsumsi pada liburan Natal dan Tahun Baru. Akibatnya, permintaan masih rendah.

Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan belum mau berandai-andai. Kata 
dia, masih ada satu minggu untuk memastikan inflasi Desember 2009. Meski 
begitu, ia perkirakan inflasi Desember maksimum 0,5 persen. Jika itu terjadi, 
hampir pasti inflasi tahunan di bawah 3 persen. Kalau di atas 3 persen tidak 
mungkin, kata dia.

Menurut Rusman, harga sejumlah bahan pokok seperti beras, minyak goreng dan 
daging ayam memang naik. Cuma, dampak kenaikannya tergerus oleh imbas penurunan 
harga bahan pokok lain.  Hanya saja, tahun depan, inflasi mungkin kembali naik. 
Gelagat ini tampak dari kembali naiknya harga komoditas seiring membaiknya 
ekonomi. (Ruisa Khoiriyah, Uji Agung Santosa/Kontan)


  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Penggagas Kaukus Golkar Bersih Desak Ical Mundur

2009-12-28 Terurut Topik liman PAP
Minggu, 27 Desember 2009 | 18:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggagas Kaukus Golkar Bersih Zaenal Bintang kembali 
meminta Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical segera mengundurkan 
diri dari jabatannya untuk sementara waktu.

Menurut Zaenal, penggelapan pajak yang dilakukan tiga perusahaan milik Bakrie 
Group sebagaimana tengah diusut Ditjen Pajak Depkeu telah membuat citra Golkar 
makin terpuruk, baik di mata masyarakat maupun pendukung partai pohon beringin 
itu.. Menurutnya, jika Golkar masih bertahan di bawah kepemimpinan Ical, maka 
masa depan Golkar makin suram dan citranya pun makin dipertanyakan publik.

Aburizal harus nonaktif sementara. Dia harus berjiwa satria dan sadar diri 
mengundurkan diri, kata Zaenal Bintang di kediaman mantan Menteri Perekonomian 
Rizal Ramli, Jakarta Selatan, Minggu (27/12/2009).

Politisi senior Partai Golkar ini merekomendasikan Wakil Ketua Umum Partai 
Golkar Agung Laksono yang kini menjabat sebagai Menko Kesejahteraan Rakyat 
untuk menggantikan Ical. Menurutnya, pergantian tidak memerlukan mekanisme 
partai, karena hal itu akan memerlukan waktu dan membuang-buang biaya.

Kalau Ical diganti, menurut saya Agung Laksono layak menggantinya. Dia harus 
mengundurkan diri dengan jiwa satria, jadi tidak perlu mekanisme kepartaian 
lagi, paparnya..

Pria asal Makkasar ini menilai Agung Laksono mumpuni menggantikan Ical karena 
tiga modal yang ia miliki. Pertama, Agung merupakan kader Golkar sejati. Kedua, 
ia memiliki massa pendukung (internal Golkar) yang cukup besar. Dan ketiga, 
posisi Agung lebih kuat dibanding Ical karena dirinya kini merupakan anggota 
kabinet.

Agung Laksono pernah memimpin organisasi pendiri Partai Golkar, Kesatuan 
Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957. Kosgoro merupakan satu dari tiga 
organisasi masyarakat pendiri Partai Golkar. Dua organisasi masyarakat pendiri 
Partai Golkar lainnya adalah Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia 
(SOKSI), dan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).

Agung sendiri terang-terangan pernah menyatakan keinginanannya memangku tahta 
tertinggi Partai Golkar itu pada pertengahan Juli lalu. 


  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] BEI Minta BUMI Jelaskan Soal Tunggakan Pajak

2009-12-28 Terurut Topik liman PAP
Rabu, 23 Desember 2009 | 15:13 WIB

JAKARTA,KOMPAS.com -  Bursa Efek Indonesia (BEI) minta pihak PT Bumi Resources 
Tbk (BUMI) menjelaskan soal dugaan tunggakan pajaknya senilai Rp 376 miliar ke 
publik. BEI sendiri masih meminta perusahaan pertambangan batu bara itu untuk 
memberikan penjelasan selengkapnya.

Mengenai perpajakan, jika posisi catatan mereka tidak ada tunggakan. Kita 
mengimbau agar hal itu disampaikan ke publik, kata Direktur Penilaian 
Perusahaan BEI Eddy Sugito, di Jakarta Rabu (23/12/2009).

Eddy mengatakan, sebenarnya pihak BEI belum merasa puas dengan apa yang 
disampaikan oleh pihak manegement BUMI saat bertemu dengan pihaknya kemarin 
(Selasa). Belum banyak yang bisa kita dapat dari apa yang mereka sudah 
sampaikan, ujarnya.

Dia menambahkan banyak hal yang belum mereka sampaikan terkait dengan aktivitas 
yang tengah mereka lakukan. Misalnya, terkait masalah Berau Coal serta Newmont 
Nusa Tenggara. Tapi kita tetap meminta mereka untuk menyampaikan progres yang 
bisa memperjelas ke pasar, itu harus mereka sampaikan, tegasnya.

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tengah menunggu keterangan lebih lanjut atas 
tudingan adanya tunggakan pajak sebesar Rp 376 miliar yang dilayangkan oleh 
Dirjen Pajak kepada perusahaan batu bara terbesar Indonesia itu.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya Dirjen Pajak menyatakan PT Bumi Resources 
Tbk (BUMI) telah menunggak pajak sebesar Rp 376 miliar.  Menanggapi tudingan 
tunggakan pajak tersebut Investor Relation BUMI, Dileep Srivastava mengatakan 
pihaknya menunggu penjelasan lebih lanjut dari Dirjen pajak untuk menyamakan 
persepsi.

Sebelumnya, Ditjen Pajak  menilai tiga perusahaan tambang milik Grup Bakrie 
menunggak pajak hingga Rp 2,1 triliun. Mereka adalah PT Kaltim Prima Coal yang 
diduga kurang membayar pajak sebesar Rp 1,5 triliun, PT Bumi Resources Tbk 
sebesar Rp 376 miliar, dan PT Arutmin Indonesia sebesar 30,9 juta dollar AS 
atau sekitar Rp 300 miliar. Hingga 30 November 2009, Direktorat telah menerima 
pembayaran pajak dari KPC sebesar Rp 800 miliar dan dari Arutmin sebesar 27,5 
juta dollar AS atau sekitar Rp 250 miliar.


  


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mengapa Mereka Antipati pada SBY?

2009-12-28 Terurut Topik liman PAP
Berikut kutipan dari blog Kompasiana www.kompas.com

Irfan Tamwifi |  27 Desember 2009  |  22:27


Akhir-akhir ini kasus Century begitu begitu mendominasi wacana politik di 
berbagai media massa nasional. Sikap “ngotot” para politisi yang mendukung hak 
angket memunculkan kesan bahwa mereka begitu berambisi untuk segera 
“menghabisi” SBY melalui kasus ini. Munculnya statemen-statemen yang 
mengkhawatirkan penyelesaian kasus Century mandul, memberi kesan kuat, bahwa 
kasus ini memang ditujukan untuk menjatuhkan pemerintahan SBY.

Kasus Century seakan menjadi celah politik yang tidak akan mereka biarkan 
berlalu begitu saja. Keberhasilan penyelesaian kasus ini berkontasi dengan 
keberhasilan membuktikan bahwa SBY dan pemerintahannya bersalah dan layak untuk 
diakhiri.

Ini mengingatkan saya pada kasus-kasus serupa di masa lalu. SBY hampir selalu 
dihadapkan pada perlawanan sengit dengan berbagai bentuk, yang seluruhnya hanya 
mempermalukan lawan-lawan politiknya. Di mata orang awam seperti saya, ada 
kesan mendalam bahwa tampaknya SBY bukan tokoh yang “disukai” oleh para 
politisi, meski faktanya paling didukung oleh rakyat. Pertanyaan awam 
menggelitik keawaman saya. Mengapa para politisi begitu “antipati” pada SBY?

DARI MILITERISME SAMPAI CENTURY

Sejak Pemilu 2004, inisial SBY menjadi icon baru, menggantikan PDI Mega pada 
pemilu 1999. SBY menjadi “merk dagangan politik ” yang laris manis di pasaran. 
Meski demikian, di antara seluruh pasang capres 2004, SBY terbilang yang 
“paling melas”, paling banyak menghadapi kampanye pendiskreditan (black 
campaign). Di antara black campaign yang mengemuka saat itu adalah isu 
anti-militerisme, dugaan keterlibatan SBY pada kasus “Kudatuli”, dan yang 
paling krusial isu capres Nasrani.

Selama menjabat sebagai presiden 2004-2009, perjalanan politik SBY terbilang 
lumayan mulus, tetapi pada kurun akhir, terutama menjelang Pemilu presisen 2009 
“serangan” yang sama kembali mendera SBY. SBY-JK yang sebelumnya boleh dibilang 
sebagai pasangan paling ideal terpecah, akibat Golkar berambisi untuk lepas 
dari bayang-bayang SBY.

Beberapa tokoh Golkar, terutama di bawah pimpinan Surya Paloh tampak sedemikian 
berambisi untuk mengalahkan SBY pada pemilu kali ini. Media-media massa yang 
milik tokoh politik yang satu ini hampir-hampir tidak pernah dapat memberitakan 
kabar baik tentang SBY. Prestasi JK di-blow up habis-habisan untuk mendukung 
popularitas JK.

Kubu Megawati tidak kalah sengit menyerang SBY. Sejak kekalahannya dalam 
pilpres 2004 mereka bahkan sudah memutuskan untuk bersikap oposisi. Akibatnya, 
pemerintahan SBY sama sekali tidak ada nilai baiknya di mata mereka. Meski 
tanpa dukungan data yang memadai, Megawati dalam berbagai kesempatan sering 
menyerang kebijakan SBY, mulai dari kenaikan BBM, hingga masalah BLT.

Serangan terhadap SBY semakin gencar menjelang pilpres 2009. Berbagai tuduhan 
dialamatkan pada SBY maupun pasangan wakil presidennya, Boediono, mulai dari 
isu anti-Islam sampai neo-liberalisme. Lawan-lawan politiknya bahkan berupaya 
keras membangun koalisi besar, yang bertujuan menjegal SBY. Mereka menurunkan 
nilai tawarnya sendiri-sendiri karena seakan telah berkembang prinsip ABS (Asal 
Bukan SBY).

Meski berbagai upaya dilakukan, rupanya usaha mereka sama sekali tidak direspon 
oleh rakyat. Pada pemilu legislatif dan pilpres 2009, rakyat lebih banyak yang 
mempercayakan suara politiknya pada partai demokrat dan pasangan SBY-Budiono. 
Lawan-lawan politik SBY yang sedemikian kompak sama sekali mampu membelokkan 
kepercayaan masyarakat dari SBY, bahkan “mempermalukan” mereka dengan perolehan 
suara yang tidak sebesar semangat koalisinya.

Rupanya kemenangan SBY kedua kalinya ini tidak mengakhiri “kekecewaan” 
lawan-lawan politiknya. Beberapa saat setelah kemenangan pilpres diumumkan, 
mereka kembali menyerang SBY dengan berbagai isu dari yang paling konyol 
seperti tuduhan kecurangan dalam pemilu sampai dengan isu yang begitu abstrak 
dan terkesan dicari-cari, seperti kasus Bibit-Chandra dan Century.

Berbagai gerakan mengiringi berbagai isu politik yang ditujukan untuk menentang 
SBY. Gerakan mendukung Bibit-Chandra yang semula hanya ditujukan untuk 
mendukung penyelesaian masalah perseteruan kejaksaan, kepolisian dan KPK 
berubah menjadi gerakan yang secara samar-samar ditujukan pada pemerintahan 
SBY-Boediono. Isu politik yang semula ditujukan pada kasus Anggodo-Susno 
sebagian diarahkan pada anti Boediono-Sri Mulyani, tuduhan penyimpangan dalam 
pengucuran Bailout bank Century.

Meski para pengamat sempat memunculkan analisis bahwa target awalnya hanya 
melengserkan Boediono dan Sri Mulyani, tetapi dalam perkembangan mutakhir 
tampaknya SBY juga menjadi sasaran bidik. Penjelasan saksi-saksi dalam sidang 
DPR sendiri masih simpang-siur, tetapi tampaknya para politisi yang berambisi 
“menghabisi” SBY tidak akan berhenti menemukan titik lemah itu.

Perkembangan mutakhir menunjukkan bahwa, kampanye anti-SBY saat ini dilakukan 
sedemikian 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Demokrat Vs Golkar ?… ataukah Kepemimpinan yang Belum Efektif

2009-12-28 Terurut Topik liman PAP
Berikut kutipan dari blog Kompasiana www.kompas.com :

Juliuscesarhassan |  29 Desember 2009  |  00:50


Kondisi perpolitikan di tanah air pada saat ini diwarnai adanya sebuah tekanan 
terhadap Partai Demokrat sebagai partai pemerintah berkait dengan mencuatnya 
masalah Bank Century. Kasus Bank Century yang pada awalnya adalah kasus hukum, 
karena menyangkut indikasi korupsi, akhirnya digeser masuk ke wilayah politik 
setelah ditangani oleh DPR dan Pansus.

Munculnya tekanan dari pansus terhadap dua petinggi negara, yaitu wapres dengan 
Menkeu. Jelas wapres adalah pendamping presiden, dan menkeu adalah juga 
pembantu kepercayaan presiden. Jadi apabila diukur dengan kacamata politik, ada 
pihak - pihak yang berpendapat ,perseteruan yang terjadi sebenarnya antara 
Partai Golkar dan Partai Demokrat ?, apakah betul seperti itu, ataukah 
direkayasa sedemikian canggihnya agar terlihat seperti itu ?. Ini hal yang 
biasa terjadi dan wajar di dunia perpolitikan. Saling berebut pengaruh dan 
kekuasaan.

Yang membuat penulis bingung adalah masalah yang berindikasi korupsi 
mestinyakan …, lebih baik ditangani oleh KPK saja ?, karena KPK memang ahlinya, 
jika kita punya masalah kan lebih baik diserahkan pada ahlinya, bukan ?…., jadi 
sebaiknya proses korupsinya dulu diselesaikan, dan setelah masalah korupsinya 
jelas , dan memang ada orang - orang politik serta keterlibatan aktifitas yang 
berbau politis di dalamnya, maka hal ini baru diteruskan ke DPR, untuk 
diselesaikan masalahnya ….

Kini masyarakat berfikir, ada apa sebenarnya ini ?

Saat ini, pertama serangan balik sudah mulai muncul, Aburizal Bakrie yang 
ditengarai oleh berbagai pihak menyerang, mendadak menghadapi serangan balik. 
Persoalan pajak dari perusahaan dibawah group Bakrie secara langsung ataupun 
tidak akan menurunkan citranya juga.

Nah, perkembangan berita akhir tahun kedua yang menggegerkan adalah goresan 
tangan penulis spesialis korupsi, George Junus Aditjondro. Penulis menulis 
sebuah buku dengan judul “Membongkar Gurita Cikeas Di Balik Skandal Century.” 
Buku tersebut menurutnya adalah mengungkap peranan beberapa yayasan yang 
terkait dengan keluarga SBY dan teman dekatnya. Aditjondro mengatakan bahwa 
sumber beritanya didapatkan dari media terbuka, hanya sebagian kecil yang tidak.

Dia kemudian menganalisis, mempertautkan salah satu yayasan tersebut ada yang 
berkait dengan Artalyta, Markus, yang berhubungan dengan Syamsul Nursalim, 
obligor BLBI. Juga mnyebutkan peranan seorang nasabah Century dalam pemenangan 
Partai Demokrat dalam pilpres 2009. Tulisan Aditjondro tersebut menurut Juru 
bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha telah membuat Presiden SBY menjadi 
prihatin.

Anda pasti pernah mendengar ungkapan lama, ” setiap publisitas adalah 
publisitas yang baik”, tetapi pada abad ke 21 ungkapan ini telah tertelan 
dengan ungkapan lama lainnya : ” Berita buruk tersebar dengan cepat “. Berbagai 
ruang berita dan Blog menyitir informasi dari para “citizen journalist”, yang 
menciptakan risiko baru. Telepon selular, Blackberry dan PDA dapat mengirimkan 
dokumen dan foto langsung ke jagad blog dan ruang berita dalam kecepatan yang 
luar biasa cepat, semua ini baik , bahkan optimal, jika Anda jelas mengenai 
respons apa yang semestinya Anda berikan.

Bertumbuh cepatnya saluran - saluran berita televisi, ditambah lagi semakin
populernya internet ( facebook, twitter, email dan blog ), telah memungkinkan 
berita buruk menyebar seperti bola liar.

Seperti kata - kata pribahasa kuno : ” Beberapa orang dilahirkan sebagai Orang 
Besar, yang lain mencapai kebesaran, dan yang lain lagi menyewa Orang Kehumasan”

PESAN yang mau disampaikan disini agak Machiavelis : Sekalipun Anda tidak dapat 
menjadi Pemimpin, sekurang - kurangnya Anda dapat terlihat seperti Pemimpin. 
Anda juga dapat berupaya membentuk persepsi bahwa Anda cerdas, berkepribadian 
menarik, tegas, cakap secara verbal, agresif, pekerja keras, dan konsisten 
dalam pernyataan dan tindakan Anda.

Seandainya Anda berhasil memproyeksikan sifat - sifat ini, Anda akan 
memperbesar peluang munculnya kemungkinan bahwa bos Anda , kolega Anda, dan 
bawahan Anda memandang Anda sebagai orang yang pada prinsipnya adalah pemimpin 
efektif.

Ops, tunggu dulu !…, Tentu saja dibutuhkan beberapa jenak lagi untuk 
membuktikan bahwa Anda mampu menghasilkan kepemimpinan yang efektif. Yang ini, 
tak cukup hanya dengan memproyeksikan hal-hal positip di atas.

Do something !, Karena seburuk-buruk kepemimpinan adalah yang pemimpinnya tak 
pernah membuat salah, bukan karena ia hebat, melainkan karena ia tak kunjung 
melakukan sesuatu, membuat keputusan dengan cepat dan lebih sering membiarkan 
masalah reda dengan sendirinya.

Oh My God, sedih nian kalau sebagai pemimpin yang dipilih untuk memimpin oleh 
begitu banyak orang, akhirnya hanya menghabiskan waktu untuk 
berpikir-menimbang-menyelaraskan segala hal penting demi menghindar dari 
peluang membuat kesalahan.

Salam,

Penulis tamatan dari Highrise Building Architect 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Di Cikeas Itu, Memang Benar Ada “Gurita” atau Cuma”Cumi-Cumi” ??

2009-12-29 Terurut Topik liman PAP
Berikut kutipan dari www.kompas.com / Blog Kompasiana

Joko Hendarto |  29 Desember 2009  |  08:42

“Membongkar Gurita  Cikeas”, sebuah buku yang membetot perhatian kita hari ini. 
Semua orang penasaran ingin membacanya. Setiap orang dilanda euforia ingin 
tahu, sedahsyat apa sih buku itu bercerita?? Benarkah tudingan George 
Aditjondro yang mengarah kepada keluarga SBY dan lingkar orang-orang 
terdekatnya betul-betul terjadi, atau jangan-jangan cuma khayalan pengarang 
buku ini saja yang coba mempertautkan satu kejadian dengan kejadian lainnya. 
Mencoba menabrak kiri –kanan orang-orang yang dekat dengan SBY. Menambah hiruk 
pikuk yang nampaknya hilang tumbuh di negeri ini.

Saya belum sempat membaca buku ini. Berhubung saat ini saya berada jauh di luar 
kota dimana ada tak toko buku yang representatif. Saya hanya mengikuti 
perkembangannya melalui internet juga siaran TV. Dan tadi malam dari dialog 
antara ahli komunikasi politik, Cipta Lesmana kemudian pemimpin jurnal 
nasional, Ramadhan Pohan serta George Aditjondro sendiri di TV One, banyak 
hal-hal yang membuat kening saya semakin berkerut. Kedua orang itu tak 
henti-hentinya memberikan kritik dan protes yang keras terhadap George. 
Mengkonfrontir Ramadhan Pohan sebagai tertuduh dengan George ternyata tidak 
banyak membantu.

Kritik Cipta Lesmana atas buku ini terutama dialamatkan pada soal metodologi 
penulisannya. Informasi yang diangkat pun sesungguhnya adalah informasi yang 
telah banyak diketahui oleh publik. Tak ada yang benar-benar baru. Belum lagi 
bahwa informasi yang disampaikan semuanya berita second hand, tak ada informasi 
yang berasal dari sumber pertama. Yang baru adalah analisis pengarang buku yang 
coba menautkan setiap peristiwa yang sedikit banyak menggiring opini publik. 
Ada soal pertanggungjawaban intelektual yang dipertanyakan. Apakah boleh, atas 
nama kebebasan. Seorang ilmuwan, kaum terpelajar menuduh orang sana-sini tanpa 
basis argumentasi dan data yang valid, cuma dengan setumpuk klippingan koran???

Dan dalam lanjutan dialog, ada juga yang saya tidak mengerti dari pembelaan pak 
George atas bukunya. Mirip lempar batu sembunyi tangan. Tudingan bahwa Jurnal 
Nasional menerima 150 milyar dari keluarga Sampoerna ternyata tidak didasari 
bukti yang kuat, malah pak George-nya malam itu yang minta konfirmasi ke 
Ramadhan Pohan apa benar mereka menerima uang itu atau tidak. Sebuah pertanyaan 
yang bodoh menurut saya. Orang ditanya apakah mereka menerima uang curian?? 
Pasti akan menolak mentah-mentah. Harusnya pak George yang memberi bukti jika 
benar ada aliran dana itu karena pada saat yang sama PPATK pun tidak mempunyai 
bukti aliran dana yang dimaksud.

Kita tak akan pernah tahu “kebenaran” dari silang sengketa ini jika misalnya 
pengarang buku tidak memberikan bukti-bukti yang meyakinkan bahwa tangan-tangan 
gurita itu memang ada. Sayangnya sikap defensive SBY dan kubunya membuat public 
bertanya-tanya. Jangan-jangan….??? Lihat saja hasilnya, buku ini paling laris 
diburu. Apalagi dengan berita bahwa bukunya dilarang, ditarik dari peredaran. 
Semakin kuat protes terhadap isi sebuah buku semakin orang penasaran 
mencarinya. Masih ingat biografi Sintong Panjaitan yang lalu. Buku itu pun 
laris manis justeru ketika Prabowo protes karena dalam buku itu ia dianggap 
hendak melancarkan kup.

Namun ada yang menakutkan untuk dua hal. Pertama jika memang informasi dalam 
buku ini benar, maka yang saya bayangkan adalah munculnya lagi oligarki 
kekuasaan. Negara kok diurus seperti arisan diantara kawan dekat, sanak saudara 
dan kerabat. Menakutkan karena memori kelam orde baru seakan-akan terasa sangat 
dekat menghantui. Kedua jika informasi dalam buku itu bohong, maka tetap ada 
ketakutan. Bukankah informasi-informasi bohong yang terus direplikasi dan 
direproduksi, lama kelamaan akan diyakini sebagai sebuah kebenaran. Ya, 
kebenaran. Orang tak akan mau tahu lagi apakah berita itu memang benar-benar 
fakta atau cuma desas-desus. Orang Cuma ingin melihat apa yang mereka ingin 
lihat. Bagi mereka yang ingin selalu diseberang SBY, pasti akan menggunakan 
buku semacam ini sebagai senjata. Dan sebaliknya orang-orang yang pro SBY pasti 
akan selalu mengkounter seluruh informasi dalam buku itu sebagai sampah.Yang 
terjadi adalah semua orang jadinya akan bingung,
 betulkah benar-benar ada “gurita” di Cikeas atau jangan-jangan cuma 
“cumi-cumi” yang digambarkan secara hiperbolik sebagai gurita.

Demokrasi memang membutuhkan kebebasan mengekspresikan pendapat agar ia tetap 
sehat dan bertumbuh dengan baik. Namun disana ada tanggung jawab yang secara 
otomatis melekat. Setiap orang yang berani bicara dihadapan publik tentang 
suatu hal harusnya datang dengan bukti-bukti yang terang. Rasanya untuk kondisi 
sekarang pernyataan bahwa kita cuma percaya pada Tuhan, selain “Tuhan” untuk 
dipercaya mereka harus punya bukti, rasanya sangat pas. Pengusutan kasus 
century pun harus dilakukan secepat dan secermat-cermatnya. Inilah pangkal dan 
mula banyak 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Digoyang, SBY Menang

2009-12-29 Terurut Topik liman PAP
Berikut kutipan dari www.kompas.com / Blog Kompasiana

Wijaya Kusumah |  29 Desember 2009  |  05:32

SBY Digoyang, SBY menang

Kita tentu sedih juga melihat presiden terpilih Indonesia terus menerus 
digoyang dengan isue-isue atau fitnah yang kurang bermutu. Padahal masa 
kampanye sudah berlalu, dan kita harus menyelenggarakan pembangunan yang merata 
di seluruh tanah air. Rasanya habis waktu kita untuk bergosip ria atau 
menjelek-jelekkan orang lain yang kita tidak tahu pasti apakah sumber itu benar 
ataukah hanya sekedar opini semata. Apalagi bila opini itu menyangkut sosok 
presiden yang menjadi kepala negara kita. Susilo bambang Yudhoyono atau biasa 
disebut Pak SBY.

Kritik dan saran tentu harus dilakukan. Tetapi harus juga didukung dengan 
data-data yang bisa dipertanggungjawabkan. jangan asal comot sana-sini lalu 
dijadikan sumber untuk memfitnah orang lain. Sebab fitnah itu lebih kejam 
daripada pembunuhan. Apalagi bila yang difitnah dan memfitnah sama-sama orang 
beragama, tentu akan kurang baik. Sebab dalam ajaran agama manapun fitnah itu 
dilarang dan kalau bisa ditinggalkan karena tidak bagus dalam membina tali 
persaudaraan.

Pak SBY presiden kita, kini semakin digoyang. digoyang oleh lawan politiknya 
yang ingin beliau turun sebelum masanya berakhir. Saya bukan seorang politikus, 
dan juga pendukung parpol manapun. Saya orang yang netral saja, dan tidak ingin 
presiden saya terganggu kinerjanya karena adanya berita yang kurang bermutu, 
baik itu berupa dugaan-dugaan yang tidak mendasar maupun data-data yang sengaja 
dibuat agar nama baik beliau tercemar. Berusaha menebar berita bohong supaya 
rakyat percaya.

SBY digoyang, SBY akan menang. Sebab beliau adalah pemimpin yang amanah dan 
berusaha untuk berlaku adil kepada semua rakyatnya. Kalau beliau tidak amanah, 
tidak mungkin beliau menang dalam pemilu yang baru lalu dan dipercaya kembali 
oleh rakyat.KPU telah bekerja dan MPR telah melantik kembali pak SBY menjadi 
presiden.

Saya bukan pendukung SBY, dan bahkan pemilu kemarinpun saya tak memilih SBY 
menjadi presiden, tetapi saya legowo menerima kekalahan itu. Karena saya 
melihat rakyat telah memilih pemimpinnya. walaupun katanya ada kecurangan di 
sana-sini, tetapi bila tak terbukti di pengadilan, maka itu hanya isue. Buat 
apa berpusing ria mencari sesuatu yang tidak pasti.

Pak SBY digoyang, Pak SBY akan menang. Saya yakin akan banyak rakyat yang 
bersimpati kepadanya. Sebab biar bagaimanapun beliau adalah kepala negara yang 
terpilih secara syah dalam pilpres kemarin dan telah disumpah untuk menjalankan 
kewajibannya untuk mengemban amanah rakyat ini. Bila ada hal-hal yang pada 
akhirnya menyeret nama pak SBY, itulah tandanya Pak SBY semakin digoyang, 
semakin menang.

Saya belum membaca buku terbaru George Aditjondro yang menghebohkan itu. 
Asalkan buku itu dituliskan dengan data-data yang dapat dipertanggungjawabkan 
dan bukan hanya sekedar gosip, maka buku ini layak untuk dibaca. Tetapi bila 
buku ini cuma mencari sensasi dan memfitnah pak SBY, maka saya mendukung 
penarikan buku ini dari toko buku manapun.

Hanya saja persoalannya, kenapa buku itu langsung hilang sebelum ada larangan 
dari kejaksaan? Bukankah ini kurang baik bagi terciptanya kreativitas menulis 
di negeri ini? Mohon kiranya, pihak-pihak yang berwenang mampu untuk berlaku 
adil. Sebab bila keadilan tidak ditegakkan, maka jangan salahkan bila buku itu 
akan jadi booming dan membuat orang penasaran untuk mencarinya. Termasuk saya 
sendiri yang penasaran juga ingin membacanya. Tapi, dimana ya saya dapatkan 
buku mas aditjondro? Mohon bantu saya untuk mendapatkannya.

SBY digoyang, SBY menang adalah sebuah banyolan kecil dari seorang guru yang 
suka menulis. Semoga saja pak SBY mampu menyelesaikannya dengan baik di periode 
kedua pemerintahannya ini. Namun, baru saja saya menonton di TVRI, ada seorang 
siswi SMU Taruna Nusantara bertanya kepada Ibu Ani, istri dari pak SBY. 
Pertanyaannya adalah apakah ibu siap menjadi presiden? Lalu ibu Ani bertanya 
balik kepada siswi itu, kenapa kamu bertanya seperti itu? Siswi itu pun 
menambahkan, ibu bisa seperti Hillary Clinton yang mencalonkan diri jadi 
presiden ketika suaminya sudah habis masa jabatannya. Pertanyaan tak terduga 
namun syarat dengan makna. Apakah anda ikut menontonnya?

Salam Blogger Persahabatan

Omjay






[Forum-Pembaca-KOMPAS] Persetan dengan Centurygate !

2009-12-29 Terurut Topik liman PAP
Berikut kutipan dari www.kompas.com / Blog Kompasiana

Danangprobotanoyo |  29 Desember 2009  |  10:53


Posisi pribadi saya dalam perkara Centurygate (maaf) sampai saat ini adalah 
netral, Jika perdebatan hanya berputar pada permasalahan perlu atau tidak perlu 
menalangi Bank Century atau perdebatan berkisar pada kekhawatiran akan 
terjadinya dampak sistemik atau tidak sehubungan penyelamatan Century. Dua 
kutub berseberangan masing-masing punya argumen kuat untuk itu. Dan jika hal 
itu yang terus diperdebatkan maka sampai kiamat tidak akan ketemu, ibarat 
memperdebatkan : mana yang duluan, telur apa ayam.

Sikap saya dalam kemelut Century hanya dua :

1. Selamatkan dana nasabah kecil dari bank century (saya bukan nasabah disitu)

2. Usut tuntas dan ajukan ke pengadilan jika ada  penyelewengan pra  pasca 
bailout bank Century

Ingat, argumen penyelamatan Century tidak bisa ditepis begitu saja, kita punya 
pengalaman krisis 1997/1998.  Kalau sampai krisis itu berulang lagi, rakyat 
biasa yang jadi korbannya, banyak dari mereka kena PHK, dirumahkan, lapangan 
kerja tak ada dll ekses krisis.  Sedang, para pengamat (yang punya argumen 
tidak bakal terjadi dampak sistemik, jika bank century dimatiin) apalagi para 
anggota DPR jelas tidak akan terkena dampak apapun jika krisis benar-benar 
melanda, mereka tetap kaya, jaya dan tenar. Harap diketahui saja, gara-gara 
krisis global, di daerah Yogyakarta (dan banyak daerah lain) industri 
Handicraft banyak yang tutup karena tiada lagi order dari luar negeri. Mau 
debat lagi??!!

Jadi, saya punya sikap mendukung Pansus Angket Century, jika motifnya 
benar-benar hanya (dan hanya) untuk mengungkap penyelewengan yang mungkin 
terjadi pra  pasca bailout century.

Jika motifnya “cuma”  untuk mendongkel kekuasaan dari lawan politik, maka saya 
ucapkan selamat berebutan kekuasaan, kami sebagai rakyat hanya bisa bilang, 
persetan dengan kekuasaanmu.


( Penulis adalah Alumni UGM, bekerja untuk korporat asing dan menjadi penulis 
lepas di media massa. Interes pada permasalahan : Sos-Bud, Politik,Hukum, 
Kebijakan Publik, Nasionalisme, Hankam, Pemberdayaan Masyarakat  Keberpihakan 
kepada Rakyat. Anti Penindasan  anti diskriminasi





[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Inflasi Cetak Rekor Terendah Sepanjang Sejarah

2009-12-29 Terurut Topik liman PAP
Salam,
Prof Hikmahanto sudah menyatakan Kebijakan tidak bisa di-kriminalkan. Demi 
menyelamatkan ekonomi dan sistem perbankan negara pula.

Sayang banyak yang lupa, terutama para pakar, bahwa intelektual boleh berbuat 
salah, tetapi tidak boleh berbohong, apalagi demi kepentingan sesaat.

Wass,
Liman


--- On Mon, 12/28/09, Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com wrote:

From: Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com
Subject: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Inflasi Cetak Rekor Terendah Sepanjang 
Sejarah
Date: Monday, December 28, 2009, 9:31 PM

Salam,
Sepanjang sejarah kemerdekaan RI, belum pernah mengalami stabilitas keuangan 
seperti ini, meskipun pada  level tinggi.Tehnokrat seperti Sri Mulyani ( 
terutama )dan Boediono dkk, tetap berhak mendapat pujian karena terbukti 
berhasil dalam pekerjaannya.Sehingga penggantian yang dituntut oleh partai yang 
kalah pemilu, tidak berdasar. Ini persoalan kebijaksanaan sedang soal korupsi 
adalah lain.

Wasalam,
Wal Suparmo


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Hebatnya Boediono

2009-12-29 Terurut Topik liman PAP
Mohon dimaklumi, sugesti para politisi dan informasi dari media yang tidak 
berimbang, telah mempengaruhi sebagian pemikiran dan akal sehat rekan-rekan 
miliser kita (tidak semua miliser, trims).


Salam Kebenaran,

Liman

--- On Mon, 12/28/09, Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com wrote:

 From: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com
 Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Hebatnya Boediono
 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
 Date: Monday, December 28, 2009, 8:49 PM
 Kalau lae mengenal Boediono, saya
 yakin lae akan menyesal telah melontarkan kata-kata tidak
 senonoh dan mengandung fitnah terhadap beliau. 
 Boediono posisinya sama dengan SMI, tidak mungkin dia sempat
 ngurusin angka-angka sampai begitu detail, ada staf teknis
 di bawah beliau yang seharusnya bertanggung jawab terhadap
 angka2 yang disajikan dalam laporan.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®


<    1   2   3   4   >