Re: [GELORA45] target Jokowi, 2024 Nol Persen kemiskinan
Masih ingat IGGI yang diketuai Jan Pronk? Nah, itulah wujud neo kolonialisme-imperialisme yang menyergap Indonesia di era kemerdekaan. Wujud evolusi dari VOC; EIC (Inggris); dan kongsi-kongsi dagang penjajah lainnya. Boleh telusuri jejak nekolim di Indonesia sejak IGGI ditendang Soeharto sampai nongolnya raja Belanda di depan Jokowi hari ini. Persis sekumpulan pemerkosa yang bolak-balik bergiliran. --- roeslan12@... wrote: REFLEKSI : Postingan saya yang sekarang ini adalah komentar saya terhadap kesanggupan Belanda untuk ``membantu`` Indonesia. Dalam konteks ini saya ingin sejenak melihat kebelakang, yaitu melihat proses dimulainya penjajahan kolonoalisme Belanda di Indonesia, yang awalnya dimulai dari masuknya kongsi dagang monopoli rempah-rempah di Indonesia yang dilakukan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) pada tahun 1602.. Akhirna kalau tak salah ingat pada tahun 1800-an VOC bangkrut karena mengalami kesukaran keuangan, gara-gara Korupsi, Jadi menurut pendapat saya singkatan nama VOC bisa saya artikan Vergaan Onder Corruptie. Dalam keadaan seperti itu maka Pemerintah Belanda saat itu besikap untuk menyelamatkan VOC dengan cara mengambil alih perusahaan dagang milik VOC menjadi perusahaan dagang rempah-rempah milik pemeritah Belanda saat itu, dan sejak itulah dimulainya penjajahan kolonialisme Belanda di Indonesia, ini menurut ingatan saya, kalau salah harap dikoreksi. Menurut pengamatan saya, sikap pemerintah Belanda saat ini, yang mau kasi ``bantuan``kepada Indonesia, yang kini sedang mengalami krisis keuangan karena tetjadinya megakorupsi dan banyak utangnya,maka sikap pemerintah Belanda itu bisa disamakan dengan sikap pemerintah Belanda diera VOC dalam proses kehancuran VOC yang disebabkan adanya megakorupsi. Jadi maksud memerintah Belanda yang mau kasih ``bantuan`` pada Indonesia itu, mudah sekali dibaca, maksutnya, yaitu Pemerintah Belanda yang sekarang ini berkehendak unuk melakukan penjajahan model baru di Indonesia, dengan cara memompa (memberi kridit ``murah``) utang, agar supaya rezim neolib Jokowi tetap hidup, sehingga terbukalah jalan TOL bagi pintu masuk neokolonialisme Belanda di NKRI.. Roeslan. Dikirim dari Yahoo Mail di Android Pada Rab, 11 Mar 2020 pada 20:19, ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45] menulis: Belanda bisa bantu dalam 4 tahun kemiskinan jadi nol persen? --- djiekh@... wrote: Belanda ya suka kasih "bantuan", karena mengharapkan kemudahanuntuk proyek2 berikutnya. Hebatnya kali ini sampai raja Belanda sendiri minta maaf ataskejadian lampau, bukan si perdana menteri, menteri luar negeriataupun dutabesarnya.Banyak mahasiswa dari Indonesia belajar di Belanda. Juga dosen2nya.Dan dosen2 yang sudah dapat PhDnya mengajar beberapa tahun di Belanda.Ada beberapa dari dosen ini sering datang diundang beri ceramah olehmasyarakat Indonesia. Op wo 11 mrt. 2020 om 06:36 schreef ajeg : Keadaan semakin memburuk. Menteri-menteri menjaga jarak, partai-partai pendukung melengos. Jokowi.. minta bantuan Raja Belanda... --- roeslan12@... wrote: REFLEKSI : NKRI BERADA DALAM CENGKERAMAN YANG SANGAT KUAT DARI OLIGARKI EKONOMI YANG BEREDIOLOGI NEOLIBERALISME!!! >>BISAKAH NKRI MENJDADI NEGARA MAJU???<< Glittering Generatity : Kabinet Jokowi periode ke dua ini diberi nama Kabinet Indonesia Maju; menurut pengamatan saya;Presiden Jokowi selalu menghubungkan sesuatu dengan ``kata yang baik; dipakai untuk membuat kita menerima dan menyetujui sesuatu, tanpa memeriksa bukti-bukti`` Menurut pengamatan saya : Kabinet Indonesia Maju tidak akan bisa terjadi, yang akan terjadi adalah : KabinetIndonesia Mundur, karena kebijakan ekonomoi politiknya berputar balik mundur meniru kebijakan kapitalisme AS ditahun 1840, yang mengeluarkan Undang-undang Omnibus Law. Tulisan ini berusaha untuk mengalisa akan terjadinya kegagalan Kabinet Indonesia Maju periode ke dua rezim neoliberal Jokowi, karena tidak didasarkan pada kenyataan realita soaial politik kita dewasa ini, yang dikepung oleh para koruptor kakap, yang berbudaya KKN, sedangakan kemampuan KPK telah dipreteli,sehingga terkesan bahwa KPK telah mati suri. Menurut pengamatan saya, apa yang dinamakan Kabinet Indonesia Maju, samasekali tidak akan bisa terjadi; Ucapan Kabinet Indonesia Maju, saya tnggapi sebagai ucapan yang bermuatan Glittering Generatity, yang beraroma kebohongan yang terselubung. Justru yang akan terjadi adalah Kabinet Indonesia mundur, yang akan mengantar terjadinya suatu persepsi bahwa : Indonesia Yang Merdeka sekarang ini, dapat dikatakan merupakan replika dari Indonesia yang Ter-Jajah pada zaman kolonial Belanda; Ini tercermin dalam dialektik hubungan Ekonomi di Indonesia sejak jaman kolonialisme Belanda sampai sekarang (era ``reformas``) pimpinan Presiden Jokowi, yang merefkelsikan dirinya dalam bentuk hubungan ekonomi yang ekploitatif. Diera ``reformasi `` yang sudah berlangsung serang lebih selama 21 tahun ini, kita telah
Re: [GELORA45] target Jokowi, 2024 Nol Persen kemiskinan
Belanda bisa bantu dalam 4 tahun kemiskinan jadi nol persen? --- djiekh@... wrote: Belanda ya suka kasih "bantuan", karena mengharapkan kemudahanuntuk proyek2 berikutnya. Hebatnya kali ini sampai raja Belanda sendiri minta maaf ataskejadian lampau, bukan si perdana menteri, menteri luar negeriataupun dutabesarnya.Banyak mahasiswa dari Indonesia belajar di Belanda. Juga dosen2nya.Dan dosen2 yang sudah dapat PhDnya mengajar beberapa tahun di Belanda.Ada beberapa dari dosen ini sering datang diundang beri ceramah olehmasyarakat Indonesia. Op wo 11 mrt. 2020 om 06:36 schreef ajeg : Keadaan semakin memburuk. Menteri-menteri menjaga jarak, partai-partai pendukung melengos. Jokowi.. minta bantuan Raja Belanda... --- roeslan12@... wrote: REFLEKSI : NKRI BERADA DALAM CENGKERAMAN YANG SANGAT KUAT DARI OLIGARKI EKONOMI YANG BEREDIOLOGI NEOLIBERALISME!!! >>BISAKAH NKRI MENJDADI NEGARA MAJU???<< Glittering Generatity : Kabinet Jokowi periode ke dua ini diberi nama Kabinet Indonesia Maju; menurut pengamatan saya;Presiden Jokowi selalu menghubungkan sesuatu dengan ``kata yang baik; dipakai untuk membuat kita menerima dan menyetujui sesuatu, tanpa memeriksa bukti-bukti`` Menurut pengamatan saya : Kabinet Indonesia Maju tidak akan bisa terjadi, yang akan terjadi adalah : KabinetIndonesia Mundur, karena kebijakan ekonomoi politiknya berputar balik mundur meniru kebijakan kapitalisme AS ditahun 1840, yang mengeluarkan Undang-undang Omnibus Law. Tulisan ini berusaha untuk mengalisa akan terjadinya kegagalan Kabinet Indonesia Maju periode ke dua rezim neoliberal Jokowi, karena tidak didasarkan pada kenyataan realita soaial politik kita dewasa ini, yang dikepung oleh para koruptor kakap, yang berbudaya KKN, sedangakan kemampuan KPK telah dipreteli,sehingga terkesan bahwa KPK telah mati suri. Menurut pengamatan saya, apa yang dinamakan Kabinet Indonesia Maju, samasekali tidak akan bisa terjadi; Ucapan Kabinet Indonesia Maju, saya tnggapi sebagai ucapan yang bermuatan Glittering Generatity, yang beraroma kebohongan yang terselubung. Justru yang akan terjadi adalah Kabinet Indonesia mundur, yang akan mengantar terjadinya suatu persepsi bahwa : Indonesia Yang Merdeka sekarang ini, dapat dikatakan merupakan replika dari Indonesia yang Ter-Jajah pada zaman kolonial Belanda; Ini tercermin dalam dialektik hubungan Ekonomi di Indonesia sejak jaman kolonialisme Belanda sampai sekarang (era ``reformas``) pimpinan Presiden Jokowi, yang merefkelsikan dirinya dalam bentuk hubungan ekonomi yang ekploitatif. Diera ``reformasi `` yang sudah berlangsung serang lebih selama 21 tahun ini, kita telah menyaksikan bahwa kelompok oligarki ekonomi yang memaksakan ediologi neoliberalisme dapat berhasil, dan bisa melakukan cengkeraman yang sangat kuat dalam realita sosial politik kita . Fenomena ini tidak mempunyai arti yang signifikan; Karena fenomena ini hanya dimungkinkan oleh karena adanya intervensi negara, seperti korporatisme dan fasisme di tahun-tahun-tahun tiga puluhan (1930). Dalam konteks ini yang dimaksut intervensi negara adalah intervensi rezim Jokowi-Ma´ruf Amin, yangsecara langsung mendorong kegiatan kelompok oligargi ekonomi yang adalah kelompok pendukung setia ideologi neoliberalisme; yang berusaha untuk menjadikan Indonesia yang Merdeka sekarang ini dapat dikatakan merupakan replika dari Indonesia Yang Terjajah pada zaman kolonialisme Belanda. Indonesia yang telah memproklamirkan kemerdekaan ditahun 1945, terus didesak untuk mundur dari tuntutan-tuntutan kultural Prokalasi Kemerdekaan nasional, yaitu kemerdekaan,demokrasi,emansipasi,harga diri dan jati diri sebagai bangsa yang mandiri didalam Negara Kesatun Republik Indonesia (NKRI); akan terus didesak masuk ke era periode krisis kapitalkisme AS sekitar tahun 1840,yang mendorong dikeluarkannya Undang-Undang OmnibusLaw, yang tentu saja akan sangat menguntungkan para pemilik modal besar AS saat itu; khususnya di Indonesia saat ini adalah isvestor-investor asing yang digambarkan sebagai para ``pencipta kerja``,yang menurut istilahnya orde baru disebut pemberi kerja, ini terecermin dalam Rancangan Undang-undang Ciptakerja, yang terus dipropagandakan dan dipaksakan, oleh rezim neoliberal Jokowi-Ma´ruf Amin melalui DPR RI. Selain dari apa yang sudah saya utarakan diatas, maka menurut pengamatan saya, rezim NKRI adalah rezim penguasa yang telah mengadapsi ideologi neoliberalisme, ini tercermin dalam, kebijakannya yang menganut sistem ekonomi neoliberal; jadi tidaklah mengherankan jika di era kekuasaan rezim Jokowi sekarng ini terkesan kuat telah memberi peluang besar kepada kelompok oligarki ekonomi untuk melakukan cengkeramannya, dengan cara membuat konsep untuk meperoleh rente. Rente dalam konteks ini tidak bararti bunga yang harus dibayar atas pinjaman modal, tapi adalah terjemahan dari pengertian rent, yang digunakan dalam teori ekonomi, maka untuk mudahnya digunakan kata rente, untuk membedakan kata
Re: [GELORA45] target Jokowi, 2024 Nol Persen kemiskinan
Belanda ya suka kasih "bantuan", karena mengharapkan kemudahan untuk proyek2 berikutnya. Hebatnya kali ini sampai raja Belanda sendiri minta maaf atas kejadian lampau, bukan si perdana menteri, menteri luar negeri ataupun dutabesarnya. Banyak mahasiswa dari Indonesia belajar di Belanda. Juga dosen2nya. Dan dosen2 yang sudah dapat PhDnya mengajar beberapa tahun di Belanda. Ada beberapa dari dosen ini sering datang diundang beri ceramah oleh masyarakat Indonesia. Op wo 11 mrt. 2020 om 06:36 schreef ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45] < GELORA45@yahoogroups.com>: > > > Keadaan semakin memburuk. Menteri-menteri menjaga jarak, partai-partai > pendukung melengos. Jokowi.. minta bantuan Raja Belanda... > > > *--- roeslan12@... wrote:* > > *REFLEKSI :* > > > > *NKRI BERADA DALAM CENGKERAMAN YANG SANGAT KUAT DARI* > > *OLIGARKI EKONOMI YANG BEREDIOLOGI NEOLIBERALISME!!!* > > *>>BISAKAH NKRI MENJDADI NEGARA MAJU???<<* > > *Glittering Generatity* : Kabinet Jokowi periode ke dua ini diberi nama > *Kabinet > Indonesia Maju*; menurut pengamatan saya;Presiden Jokowi selalu > menghubungkan sesuatu dengan *``kata yang baik; dipakai untuk membuat > kita menerima dan menyetujui sesuatu, tanpa memeriksa bukti-bukti**``* > > *Menurut pengamatan saya : Kabinet Indonesia Maju tidak akan bisa terjadi, > yang akan terjadi adalah : KabinetIndonesia Mundur, karena kebijakan > ekonomoi politiknya berputar balik mundur meniru kebijakan kapitalisme AS > ditahun 1840, yang men**g**eluarkan Undang-undang Omnibus Law.* > > Tulisan ini berusaha untuk mengalisa akan terjadinya kegagalan Kabinet > Indonesia Maju periode ke dua rezim neoliberal Jokowi, karena tidak > didasarkan pada kenyataan realita soaial politik kita dewasa ini, yang > dikepung oleh para koruptor kakap, yang berbudaya KKN, sedangakan kemampuan > KPK telah dipreteli,sehingga terkesan bahwa KPK telah mati suri. Menurut > pengamatan saya, apa yang dinamakan *Kabinet Indonesia Maju*, samasekali > tidak akan bisa terjadi; Ucapan *Kabinet Indonesia Maju*, saya tnggapi > sebagai ucapan yang bermuatan *Glittering Generatity, *yang beraroma > kebohongan yang terselubung. Justru yang akan terjadi adalah *Kabinet > Indonesia mundur,* yang akan mengantar terjadinya suatu persepsi bahwa : > *Indonesia > Yang Merdeka* sekarang ini, dapat dikatakan merupakan *replika *dari* > Indonesia > yang Ter-Jajah pada zaman kolonial Belanda; *Ini tercermin dalam > dialektik hubungan Ekonomi di Indonesia sejak jaman kolonialisme Belanda > sampai sekarang (era ``reformas``) pimpinan Presiden Jokowi, yang > merefkelsikan dirinya dalam bentuk *hubungan ekonomi yang ekploitatif.* > > Diera ``reformasi `` yang sudah berlangsung serang lebih selama 21 tahun > ini, kita telah *menyaksikan* bahwa kelompok oligarki ekonomi yang > memaksakan ediologi neoliberalisme dapat berhasil, dan bisa melakukan > cengkeraman yang sangat kuat dalam realita sosial politik kita . Fenomena > ini tidak mempunyai arti yang signifikan; Karena fenomena ini hanya > dimungkinkan oleh karena adanya *intervensi negara**,* *seperti > korporatisme dan fasisme di tahun-tahun-tahun tiga puluhan (1930). **Dalam > konteks ini yang dimaksut intervensi negara adalah intervensi rezim > Jokowi-Ma´ruf Amin, *yangsecara langsung mendorong kegiatan kelompok > oligargi ekonomi yang adalah kelompok pendukung setia ideologi > neoliberalisme; yang berusaha untuk menjadikan Indonesia yang Merdeka > sekarang ini dapat dikatakan merupakan *replika *dari *Indonesia Yang > Terjajah* pada zaman kolonialisme Belanda. Indonesia yang telah > memproklamirkan kemerdekaan ditahun 1945, terus didesak untuk *mundur > dari* *tuntutan-tuntutan kultural Prokalasi Kemerdekaan nasional, yaitu > kemerdekaan,demokrasi,emansipasi,harga diri dan jati diri sebagai bangsa > yang mandiri didalam Negara Kesatun Republik Indonesia (NKRI*); *akan* > *terus* *didesak masuk ke era periode krisis kapitalkisme AS sekitar > tahun 1840,yang mendorong dikeluarkannya Undang-Undang Omnibus**Law**, *yang > tentu saja akan sangat menguntungkan para *pemilik* *modal besar AS saat > itu*; khususnya di Indonesia saat ini adalah *isvestor-investor asing* yang > digambarkan sebagai para *``pencipta kerja``*,yang menurut istilahnya > orde baru disebut *pemberi kerja*, ini terecermin dalam *Rancangan > Undang-undang Ciptakerja, *yang terus dipropagandakan dan dipaksakan, > oleh rezim neoliberal Jokowi-Ma´ruf Amin melalui DPR RI. > > Selain dari apa yang sudah saya utarakan diatas, maka menurut pengamatan > saya, rezim NKRI adalah rezim penguasa yang telah mengadapsi ideologi > neoliberalisme, ini tercermin dalam, kebijakannya yang menganut sistem > ekonomi neoliberal; jadi tidaklah mengherankan jika di era kekuasaan rezim > Jokowi sekarng ini terkesan kuat telah *memberi peluang* besar kepada > kelompok oligarki ekonomi untuk melakukan *cengkeramannya,* dengan cara > membuat konsep untuk meperoleh rente. Rente dalam konteks ini tidak bararti > bunga yang harus dibayar atas pinjaman
Re: [GELORA45] target Jokowi, 2024 Nol Persen kemiskinan
Keadaan semakin memburuk. Menteri-menteri menjaga jarak, partai-partai pendukung melengos. Jokowi.. minta bantuan Raja Belanda... --- roeslan12@... wrote: REFLEKSI : NKRI BERADA DALAM CENGKERAMAN YANG SANGAT KUAT DARI OLIGARKI EKONOMI YANG BEREDIOLOGI NEOLIBERALISME!!! >>BISAKAH NKRI MENJDADI NEGARA MAJU???<< Glittering Generatity : Kabinet Jokowi periode ke dua ini diberi nama Kabinet Indonesia Maju; menurut pengamatan saya;Presiden Jokowi selalu menghubungkan sesuatu dengan ``kata yang baik; dipakai untuk membuat kita menerima dan menyetujui sesuatu, tanpa memeriksa bukti-bukti`` Menurut pengamatan saya : Kabinet Indonesia Maju tidak akan bisa terjadi, yang akan terjadi adalah : KabinetIndonesia Mundur, karena kebijakan ekonomoi politiknya berputar balik mundur meniru kebijakan kapitalisme AS ditahun 1840, yang mengeluarkan Undang-undang Omnibus Law. Tulisan ini berusaha untuk mengalisa akan terjadinya kegagalan Kabinet Indonesia Maju periode ke dua rezim neoliberal Jokowi, karena tidak didasarkan pada kenyataan realita soaial politik kita dewasa ini, yang dikepung oleh para koruptor kakap, yang berbudaya KKN, sedangakan kemampuan KPK telah dipreteli,sehingga terkesan bahwa KPK telah mati suri. Menurut pengamatan saya, apa yang dinamakan Kabinet Indonesia Maju, samasekali tidak akan bisa terjadi; Ucapan Kabinet Indonesia Maju, saya tnggapi sebagai ucapan yang bermuatan Glittering Generatity, yang beraroma kebohongan yang terselubung. Justru yang akan terjadi adalah Kabinet Indonesia mundur, yang akan mengantar terjadinya suatu persepsi bahwa : Indonesia Yang Merdeka sekarang ini, dapat dikatakan merupakan replika dari Indonesia yang Ter-Jajah pada zaman kolonial Belanda; Ini tercermin dalam dialektik hubungan Ekonomi di Indonesia sejak jaman kolonialisme Belanda sampai sekarang (era ``reformas``) pimpinan Presiden Jokowi, yang merefkelsikan dirinya dalam bentuk hubungan ekonomi yang ekploitatif. Diera ``reformasi `` yang sudah berlangsung serang lebih selama 21 tahun ini, kita telah menyaksikan bahwa kelompok oligarki ekonomi yang memaksakan ediologi neoliberalisme dapat berhasil, dan bisa melakukan cengkeraman yang sangat kuat dalam realita sosial politik kita . Fenomena ini tidak mempunyai arti yang signifikan; Karena fenomena ini hanya dimungkinkan oleh karena adanya intervensi negara, seperti korporatisme dan fasisme di tahun-tahun-tahun tiga puluhan (1930). Dalam konteks ini yang dimaksut intervensi negara adalah intervensi rezim Jokowi-Ma´ruf Amin, yangsecara langsung mendorong kegiatan kelompok oligargi ekonomi yang adalah kelompok pendukung setia ideologi neoliberalisme; yang berusaha untuk menjadikan Indonesia yang Merdeka sekarang ini dapat dikatakan merupakan replika dari Indonesia Yang Terjajah pada zaman kolonialisme Belanda. Indonesia yang telah memproklamirkan kemerdekaan ditahun 1945, terus didesak untuk mundur dari tuntutan-tuntutan kultural Prokalasi Kemerdekaan nasional, yaitu kemerdekaan,demokrasi,emansipasi,harga diri dan jati diri sebagai bangsa yang mandiri didalam Negara Kesatun Republik Indonesia (NKRI); akan terus didesak masuk ke era periode krisis kapitalkisme AS sekitar tahun 1840,yang mendorong dikeluarkannya Undang-Undang OmnibusLaw, yang tentu saja akan sangat menguntungkan para pemilik modal besar AS saat itu; khususnya di Indonesia saat ini adalah isvestor-investor asing yang digambarkan sebagai para ``pencipta kerja``,yang menurut istilahnya orde baru disebut pemberi kerja, ini terecermin dalam Rancangan Undang-undang Ciptakerja, yang terus dipropagandakan dan dipaksakan, oleh rezim neoliberal Jokowi-Ma´ruf Amin melalui DPR RI. Selain dari apa yang sudah saya utarakan diatas, maka menurut pengamatan saya, rezim NKRI adalah rezim penguasa yang telah mengadapsi ideologi neoliberalisme, ini tercermin dalam, kebijakannya yang menganut sistem ekonomi neoliberal; jadi tidaklah mengherankan jika di era kekuasaan rezim Jokowi sekarng ini terkesan kuat telah memberi peluang besar kepada kelompok oligarki ekonomi untuk melakukan cengkeramannya, dengan cara membuat konsep untuk meperoleh rente. Rente dalam konteks ini tidak bararti bunga yang harus dibayar atas pinjaman modal, tapi adalah terjemahan dari pengertian rent, yang digunakan dalam teori ekonomi, maka untuk mudahnya digunakan kata rente, untuk membedakan kata bunga. Dalam suatau buku yang ditulis oleh Profesor Anne Krüger, guru besar dalam ilmu ekonomi pada Universitas Minnesota, AS, yang berjudul ``The Political Economy of the Rent-Seeking Society``. Telah dikembangkan suatu konsep yang menarik yaitu konsep rent-seeking. Konsep ini di NKRI sangat relevan, karena pemerintah dan aparatur negaranyabanyak yang telah terpapar virus budaya KKN, sehingga dengan mudah dapat dipengaruhi atau disuap oleh para pengusaha yang terkena suatu pembatasan pemerintah, sebagai contohmisalnya saja dalam hal penetapan tarif bea masuk atau kuota (pembatasan
RE: [GELORA45] target Jokowi, 2024 Nol Persen kemiskinan
Lah iya bener sekali. Ini solusi cespleng ttp dgn asumsi loh. Asumsinya: kalau ada duit. Kalau gak ada duit, apanya yg mau dibagi? Ini yg gak bisa dilihat oleh orang2 radikal kiri. Sama butanya dgn yg ekstrimis kanan. Kalau sudah ngomong duit, yg paling riil itu adalah: kapitalisme. Persaingan memang ada/lebih menonjol dalam kapitalisme, ttp bukan berarti diideologi lain tidak ada persaingan. Ini salah kaprah. Diideologi apapun ada persaingan…ini dasarnya manusia yg memang berbeda dan tidak sama. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com Sent: Monday, March 9, 2020 10:53 AM To: Gelora45 ; Sunny ambon Subject: Re: [GELORA45] target Jokowi, 2024 Nol Persen kemiskinan Kalau ada 200.000 orang tidak berpenghasilan, tetapi semuanya dapat tunjangan kemiskinan supaya dapat hidup layak, apa angka kemiskinan tidak jadi nol? Op ma 9 mrt. 2020 om 15:03 schreef Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com <mailto:ilmeseng...@gmail.com> [GELORA45] mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >: Bagaimana bisa mencapai nol prosen angka kemiskinan, kalau orang bekerja satu jam dalam satu minggu dikatagorikan bukan sebagai penganggur? Kalau bekerja satu jam seminggu dengan gaji Rp 1 atau 2 juta rupiah, tentu saja angka kemiskinan akan mungkin menjadi nol.
Re: [GELORA45] target Jokowi, 2024 Nol Persen kemiskinan
Kalau ada 200.000 orang tidak berpenghasilan, tetapi semuanya dapat tunjangan kemiskinan supaya dapat hidup layak, apa angka kemiskinan tidak jadi nol? Op ma 9 mrt. 2020 om 15:03 schreef Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45] : > > > > *Bagaimana bisa mencapai nol prosen angka kemiskinan, kalau orang bekerja > satu jam dalam satu minggu dikatagorikan bukan sebagai penganggur? Kalau > bekerja satu jam seminggu dengan gaji Rp 1 atau 2 juta rupiah, tentu saja > angka kemiskinan akan mungkin menjadi nol. * > > >
Re: [GELORA45] target Jokowi, 2024 Nol Persen kemiskinan
*Bagaimana bisa mencapai nol prosen angka kemiskinan, kalau orang bekerja satu jam dalam satu minggu dikatagorikan bukan sebagai penganggur? Kalau bekerja satu jam seminggu dengan gaji Rp 1 atau 2 juta rupiah, tentu saja angka kemiskinan akan mungkin menjadi nol. *
Re: [GELORA45] target Jokowi, 2024 Nol Persen kemiskinan
Asal jeplak (pasang target nol persen) itu tanda-tanda kedunguan yang nyata.. --- bhjo@.. wrote: Kalau bilang di 2024, 0 persen kemiskinan, sih baru nglindur atau baru ngibul. Sent from Yahoo Mail on Android On Sun, Mar 8, 2020 at 9:40 PM, ajeg wrote: Bagaimana bisa maju wong kerjanya asal jeplak melulu. Disanjung dungu, ngamuk. Dungu kan? - Nol Persen Kemiskinan Di 2024, Istana: Kalau Tak Tercapai Namanya Juga Target https://rmol.id/amp/2020/03/07/424393/https-politik-rmol-id-read-2020-03-07-424393-nol-persen-kemiskinan-di-2024-istana-kalau-tak-tercapai-namanya-juga-target #yiv3251912990 -- #yiv3251912990ygrp-mkp {border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv3251912990 #yiv3251912990ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv3251912990 #yiv3251912990ygrp-mkp #yiv3251912990hd {color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 0;}#yiv3251912990 #yiv3251912990ygrp-mkp #yiv3251912990ads {margin-bottom:10px;}#yiv3251912990 #yiv3251912990ygrp-mkp .yiv3251912990ad {padding:0 0;}#yiv3251912990 #yiv3251912990ygrp-mkp .yiv3251912990ad p {margin:0;}#yiv3251912990 #yiv3251912990ygrp-mkp .yiv3251912990ad a {color:#ff;text-decoration:none;}#yiv3251912990 #yiv3251912990ygrp-sponsor #yiv3251912990ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv3251912990 #yiv3251912990ygrp-sponsor #yiv3251912990ygrp-lc #yiv3251912990hd {margin:10px 0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv3251912990 #yiv3251912990ygrp-sponsor #yiv3251912990ygrp-lc .yiv3251912990ad {margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv3251912990 #yiv3251912990actions {font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv3251912990 #yiv3251912990activity {background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv3251912990 #yiv3251912990activity span {font-weight:700;}#yiv3251912990 #yiv3251912990activity span:first-child {text-transform:uppercase;}#yiv3251912990 #yiv3251912990activity span a {color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv3251912990 #yiv3251912990activity span span {color:#ff7900;}#yiv3251912990 #yiv3251912990activity span .yiv3251912990underline {text-decoration:underline;}#yiv3251912990 .yiv3251912990attach {clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 0;width:400px;}#yiv3251912990 .yiv3251912990attach div a {text-decoration:none;}#yiv3251912990 .yiv3251912990attach img {border:none;padding-right:5px;}#yiv3251912990 .yiv3251912990attach label {display:block;margin-bottom:5px;}#yiv3251912990 .yiv3251912990attach label a {text-decoration:none;}#yiv3251912990 blockquote {margin:0 0 0 4px;}#yiv3251912990 .yiv3251912990bold {font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv3251912990 .yiv3251912990bold a {text-decoration:none;}#yiv3251912990 dd.yiv3251912990last p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv3251912990 dd.yiv3251912990last p span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv3251912990 dd.yiv3251912990last p span.yiv3251912990yshortcuts {margin-right:0;}#yiv3251912990 div.yiv3251912990attach-table div div a {text-decoration:none;}#yiv3251912990 div.yiv3251912990attach-table {width:400px;}#yiv3251912990 div.yiv3251912990file-title a, #yiv3251912990 div.yiv3251912990file-title a:active, #yiv3251912990 div.yiv3251912990file-title a:hover, #yiv3251912990 div.yiv3251912990file-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv3251912990 div.yiv3251912990photo-title a, #yiv3251912990 div.yiv3251912990photo-title a:active, #yiv3251912990 div.yiv3251912990photo-title a:hover, #yiv3251912990 div.yiv3251912990photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv3251912990 div#yiv3251912990ygrp-mlmsg #yiv3251912990ygrp-msg p a span.yiv3251912990yshortcuts {font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv3251912990 .yiv3251912990green {color:#628c2a;}#yiv3251912990 .yiv3251912990MsoNormal {margin:0 0 0 0;}#yiv3251912990 o {font-size:0;}#yiv3251912990 #yiv3251912990photos div {float:left;width:72px;}#yiv3251912990 #yiv3251912990photos div div {border:1px solid #66;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv3251912990 #yiv3251912990photos div label {color:#66;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv3251912990 #yiv3251912990reco-category {font-size:77%;}#yiv3251912990 #yiv3251912990reco-desc {font-size:77%;}#yiv3251912990 .yiv3251912990replbq {margin:4px;}#yiv3251912990 #yiv3251912990ygrp-actbar div a:first-child {margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv3251912990 #yiv3251912990ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv3251912990 #yiv3251912990ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv3251912990 #yiv3251912990ygrp-mlmsg select, #yiv3251912990 input, #yiv3251912990 textarea {font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv3251912990 #yiv3251912990ygrp-mlmsg pre, #yiv3251912990 code {font:115% monospace;}#yiv3251912990
Re: [GELORA45] target Jokowi, 2024 Nol Persen kemiskinan
Kalau bilang di 2024, 0 persen kemiskinan, sih baru nglindur atau baru ngibul. Sent from Yahoo Mail on Android On Sun, Mar 8, 2020 at 9:40 PM, ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45] wrote: Bagaimana bisa maju wong kerjanya asal jeplak melulu. Disanjung dungu, ngamuk. Dungu kan? - Nol Persen Kemiskinan Di 2024, Istana: Kalau Tak Tercapai Namanya Juga Target https://rmol.id/amp/2020/03/07/424393/https-politik-rmol-id-read-2020-03-07-424393-nol-persen-kemiskinan-di-2024-istana-kalau-tak-tercapai-namanya-juga-target #yiv1979799470 #yiv1979799470 -- #yiv1979799470ygrp-mkp {border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv1979799470 #yiv1979799470ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv1979799470 #yiv1979799470ygrp-mkp #yiv1979799470hd {color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 0;}#yiv1979799470 #yiv1979799470ygrp-mkp #yiv1979799470ads {margin-bottom:10px;}#yiv1979799470 #yiv1979799470ygrp-mkp .yiv1979799470ad {padding:0 0;}#yiv1979799470 #yiv1979799470ygrp-mkp .yiv1979799470ad p {margin:0;}#yiv1979799470 #yiv1979799470ygrp-mkp .yiv1979799470ad a {color:#ff;text-decoration:none;}#yiv1979799470 #yiv1979799470ygrp-sponsor #yiv1979799470ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv1979799470 #yiv1979799470ygrp-sponsor #yiv1979799470ygrp-lc #yiv1979799470hd {margin:10px 0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv1979799470 #yiv1979799470ygrp-sponsor #yiv1979799470ygrp-lc .yiv1979799470ad {margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv1979799470 #yiv1979799470actions {font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv1979799470 #yiv1979799470activity {background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv1979799470 #yiv1979799470activity span {font-weight:700;}#yiv1979799470 #yiv1979799470activity span:first-child {text-transform:uppercase;}#yiv1979799470 #yiv1979799470activity span a {color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv1979799470 #yiv1979799470activity span span {color:#ff7900;}#yiv1979799470 #yiv1979799470activity span .yiv1979799470underline {text-decoration:underline;}#yiv1979799470 .yiv1979799470attach {clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 0;width:400px;}#yiv1979799470 .yiv1979799470attach div a {text-decoration:none;}#yiv1979799470 .yiv1979799470attach img {border:none;padding-right:5px;}#yiv1979799470 .yiv1979799470attach label {display:block;margin-bottom:5px;}#yiv1979799470 .yiv1979799470attach label a {text-decoration:none;}#yiv1979799470 blockquote {margin:0 0 0 4px;}#yiv1979799470 .yiv1979799470bold {font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv1979799470 .yiv1979799470bold a {text-decoration:none;}#yiv1979799470 dd.yiv1979799470last p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv1979799470 dd.yiv1979799470last p span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv1979799470 dd.yiv1979799470last p span.yiv1979799470yshortcuts {margin-right:0;}#yiv1979799470 div.yiv1979799470attach-table div div a {text-decoration:none;}#yiv1979799470 div.yiv1979799470attach-table {width:400px;}#yiv1979799470 div.yiv1979799470file-title a, #yiv1979799470 div.yiv1979799470file-title a:active, #yiv1979799470 div.yiv1979799470file-title a:hover, #yiv1979799470 div.yiv1979799470file-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv1979799470 div.yiv1979799470photo-title a, #yiv1979799470 div.yiv1979799470photo-title a:active, #yiv1979799470 div.yiv1979799470photo-title a:hover, #yiv1979799470 div.yiv1979799470photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv1979799470 div#yiv1979799470ygrp-mlmsg #yiv1979799470ygrp-msg p a span.yiv1979799470yshortcuts {font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv1979799470 .yiv1979799470green {color:#628c2a;}#yiv1979799470 .yiv1979799470MsoNormal {margin:0 0 0 0;}#yiv1979799470 o {font-size:0;}#yiv1979799470 #yiv1979799470photos div {float:left;width:72px;}#yiv1979799470 #yiv1979799470photos div div {border:1px solid #66;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv1979799470 #yiv1979799470photos div label {color:#66;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv1979799470 #yiv1979799470reco-category {font-size:77%;}#yiv1979799470 #yiv1979799470reco-desc {font-size:77%;}#yiv1979799470 .yiv1979799470replbq {margin:4px;}#yiv1979799470 #yiv1979799470ygrp-actbar div a:first-child {margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv1979799470 #yiv1979799470ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv1979799470 #yiv1979799470ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv1979799470 #yiv1979799470ygrp-mlmsg select, #yiv1979799470 input, #yiv1979799470 textarea {font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv1979799470 #yiv1979799470ygrp-mlmsg pre, #yiv1979799470 code {font:115% monospace;}#yiv1979799470 #yiv1979799470ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}#yiv1979799470