[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 592/Juli 2012 -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (I)

2012-07-03 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (I)
592/Juli/I/2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: APAKAH YANG MENJADI HAK ANAK-ANAK?
WARNET PENA: RENUNGAN ALKITAB SEPUTAR ANAK DI ALKITAB SABDA

Shalom,

Bulan Juli merupakan bulan yang istimewa bagi anak-anak Indonesia. Setiap 
tanggal 23 Juli 2012, pemerintah menggelar acara khusus yaitu Hari Anak 
Nasional. Berbagai acara digelar sepanjang bulan Juli untuk turut menyukseskan 
program pemerintah tersebut. Namun, apakah setiap kegiatan yang ada memang 
berfokus pada kepentingan anak, atau sekadar menjalankan kalender nasional?

Melalui HAN 2012 ini, pemerintah mengajak seluruh insan Indonesia untuk 
memberikan ruang yang lebih aman dan kondusif bagi anak untuk menjalani masa 
kanak-kanak mereka di negara kita. Tema HAN 2012 adalah: "Bersatu Mewujudkan 
Indonesia Ramah Anak". Tema ini sejalan pula dengan sikap Tuhan Yesus kepada 
anak-anak. Dia memberikan teladan bagaimana orang dewasa harus menerima dan 
melayani anak-anak dengan keramahan dan ketulusan hati. Tema HAN 2012 juga 
menjadi tema e-BinaAnak sepanjang Juli 2012. Setiap bahan pun kami sesuaikan 
dengan tema tersebut, namun tetap berpedomankan prinsip firman Tuhan. Selamat 
menyimak dan marilah mulai dari diri kita sendiri dan dari gereja, kita 
menyambut anak-anak dengan penuh keramahan, sama seperti yang telah Tuhan Yesus 
lakukan terlebih dahulu. Jika kita bisa melakukannya, niscaya bangsa kita akan 
menjadi bangsa yang ramah terhadap anak-anak. Amin!

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


ARTIKEL: APAKAH YANG MENJADI HAK ANAK-ANAK?

Ada hak-hak sipil, hak-hak wanita, hak-hak mahasiswa -- ke mana pun Anda 
bergerak, Anda pasti akan berhubungan dengan salah satu dari hak-hak tersebut. 
Dan, sekarang kita mendengar tentang adanya hak-hak anak-anak?

Jika Anda ragu-ragu untuk membaca terus, itu dapat dimengerti. Menaruh 
perhatian yang sungguh-sungguh pada masalah hak ini merupakan satu dari 
nilai-nilai fundamental yang dijunjung tinggi, dan pada umumnya kita ingin 
meneruskannya kepada anak-anak kita. Jika Anda tidak merasa ingin 
meneruskannya, cobalah mengingat kejadian terakhir dalam pengalaman hidup Anda, 
ketika ada seseorang yang ingin membatasi kebebasan Anda.

Bagaimanapun juga, apabila tiba pada soal anak-anak, nampaknya hak asasi 
manusia itu menjadi kabur di balik prinsip (yang sah dan wajar) mengenai 
wewenang orang tua. Sering kali kita, orang tua [atau guru], menghapuskan 
hak-hak anak-anak kita tanpa mengadakan diskusi atau mempertimbangkan apa-apa, 
oleh karena begitu tipisnya garis yang memisahkan antara "hak-hak" mereka dan 
tanggung jawab kita.

Sekalipun demikian, banyak reaksi negatif dan perasaan sakit hati, dan 
sikap-sikap melawan dan memberontak di kalangan anak-anak itu berpangkal pada 
suatu perasaan bahwa hak-hak mereka dilanggar oleh orang lain. Perhatikanlah 
protes-protes yang lazim diucapkan oleh anak zaman sekarang: "Saya berhak 
untuk...", "Mengapa saya tidak boleh mengambil keputusan sendiri...?"

Merumuskan apa yang menjadi hak anak-anak di dalam keluarga mungkin agak sulit. 
Tetapi dengan melakukannya bersama-sama, maka hal itu dapat merupakan proses 
yang sangat menguntungkan. Berikut ini terdapat beberapa hak yang dapat 
dipertimbangkan agar diikutsertakan.

1. Hak untuk Menjadi Anak -- Bukan Orang Dewasa Kecil

Sebelum seseorang menjadi dewasa, masa kanak-kanak bukanlah jangka waktu yang 
"terbuang". Sesungguhnya, kita seharusnya mengharapkan bahwa ada fase-fase 
tertentu dari masa kanak-kanak kita yang akan tetap ada di dalam diri kita, 
tetap aktif sepanjang umur hidup kita. Tetapi, sering sekali orang-orang tua 
menjadi begitu memusatkan perhatian untuk mempersiapkan anak-anak menjalani 
kehidupan sebagai orang dewasa dan untuk menghadapi dunia yang nyata ini. Kita 
tidak mengizinkan mereka untuk menikmati masa kanak-kanak mereka yang berharga 
itu. Hak untuk menjadi anak -- yaitu untuk menjadi sebagaimana adanya mereka 
sekarang ini -- sangatlah penting demi keutuhan hidup mereka. Setiap anak 
memerlukan kebebasan untuk dapat bertumbuh sebagai suatu mukjizat yang unik, 
yang cuma satu-satunya, dan yang tidak dapat diulangi lagi.

2. Hak untuk Bermain

Bermain itu lebih penting daripada yang kita sadari. Bermain itu pekerjaan 
anak-anak. Adalah pekerjaannya untuk merangkak, menyusun balok-balok, membuat 
kue dari tanah lempung, mengosongkan laci, main dengan papan luncur, atau 
berselancar. Menjadi mahir bermain adalah sama pentingnya dengan terampil dalam 
membereskan tempat tidur, membersihkan kamar, membabat rumput, atau membuang 
sampah. Mungkin kebiasaan kita untuk menyampaikan gagasan bahwa bermain itu 
suatu hak istimewa, yang hanya dapat diberikan sesudah pekerjaan yang 
sebenarnya dilakukan, agaknya lebih didorong oleh perasaan iri hati dan bukan 
merupakan 

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 593/Juli 2012 -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (II)

2012-07-10 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (II)
593/Juli/II/2012

DAFTAR ISI
BAHAN MENGAJAR: YESUS SUNGGUH MENGASIHIKU: AKU ISTIMEWA BAGI TUHAN YESUS
SUA PELAYAN ANAK: HARI ANAK NASIONAL DI SEKOLAH MINGGU

Shalom,

Jika Rekan-Rekan berniat menyelenggarakan kegiatan dalam rangka Hari Anak 
Nasional di sekolah minggu, sajian redaksi minggu ini mungkin bisa jadi ide 
awal. Tuhan Yesus sangat mengasihi anak-anak dan dengan tangan terbuka dan 
menerima mereka untuk bertemu dengan-Nya. Hal ini perlu kita tekankan pada 
anak, sehingga mereka melihat betapa istimewanya mereka. Sama halnya dengan 
Tuhan Yesus yang "ramah" terhadap anak, HAN 2012 ini mengingatkan kita pula 
untuk "ramah" kepada anak, dengan tidak menghalang-halangi mereka berjumpa 
dengan Kristus. Selamat menyimak sajian e-BinaAnak 593. Kiranya menjadi berkat.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


BAHAN MENGAJAR: YESUS SUNGGUH MENGASIHIKU: AKU ISTIMEWA BAGI TUHAN YESUS

Tujuan Pelajaran

Anak-anak akan menemukan bahwa mereka sangat penting bagi Yesus dan istimewa di 
mata-Nya karena mereka adalah anak-anak Allah.

Persiapan Ketika Anak-Anak Datang (10 Menit)

Siapkan krayon atau spidol berwarna dan lembaran kertas kosong di atas meja 
sebelum kelas dimulai. Ketika anak-anak tiba, minta mereka memikirkan seseorang 
yang sangat khusus bagi mereka, dan minta mereka membuat sebuah gambar yang 
menunjukkan betapa istimewanya orang tersebut. Setelah selesai, mintalah salah 
satu anak untuk menceritakan gambar mereka di depan kelas.

Doa Pembukaan (5 Menit)

Ayat Alkitab (7 Menit)

"Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, 
sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah." (Markus 
10:14)

Cerita Alkitab (15 menit)

Pendahuluan:

Suatu hari, banyak orang berkumpul di sekeliling Yesus. Mereka mengajukan 
pertanyaan-pertanyaan yang sulit -- Siapa yang akan menjadi terbesar di surga? 
Kapan suami-istri boleh bercerai? Siapa yang dapat mengusir setan? Yesus sangat 
sibuk memberikan jawaban Allah atas pertanyaan-pertanyaan sulit. Tapi tiba-tiba 
Dia berhenti. Ada sesuatu yang terjadi, yang menurut Yesus lebih penting 
daripada menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Mari kita cari tahu apa itu. 
Cerita kita berlanjut dalam Kitab Markus.

Baca: Markus 10:13-16

Suatu hari beberapa orang tua membawa anak mereka kepada Yesus agar Ia bisa 
menyentuh mereka dan memberkati mereka. Tetapi, murid-murid meminta para orang 
tua untuk tidak mengganggu Yesus. Ketika Yesus melihat apa yang terjadi, Ia 
sangat tidak senang dengan keputusan murid-murid-Nya. Dia mengatakan kepada 
mereka: "Biarkan anak-anak datang pada-Ku. Jangan halangi mereka! Orang-orang 
seperti inilah yang empunya Kerajaan Allah. Siapa pun yang tidak memiliki iman 
seperti mereka tidak akan pernah masuk ke dalam Kerajaan Allah." Kemudian Ia 
mengambil anak-anak ke dalam pelukan-Nya, menaruh tangan-Nya di kepala mereka, 
dan memberkati mereka.

Diskusi Pertanyaan:

1. Dalam pembacaan Alkitab dikatakan bahwa Yesus marah kepada murid-murid-Nya. 
Mengapa Yesus marah kepada mereka? (Dia tidak ingin para murid menghentikan 
anak-anak datang kepada-Nya karena mereka penting.)

2. Apakah Kerajaan Allah hanya milik orang dewasa? (Tidak, untuk anak-anak 
juga.)

3. Apakah kamu berpikir Yesus merasa bahwa menghabiskan waktu dengan anak-anak 
lebih penting daripada menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sulit? (Yesus 
berhenti menjawab pertanyaan karena Ia ingin menyambut anak-anak.)

4. Bagaimana perasaanmu jika kamu adalah salah satu dari anak-anak yang dipeluk 
oleh Tuhan Yesus? (Jawaban sesuai dengan pendapat anak.)

5. Apakah kamu tahu bahwa tangan Yesus selalu menyertaimu saat ini? (Jawaban 
sesuai dengan pendapat anak.)

Aktivitas (10 Menit)

Membuat "Tubuh Lebah dari Ibu Jari" (sumber: 
http://www.kidssundayschool.com/Preschool/Crafts/1craft01.php

Aktivitas ini adalah kerajinan tangan yang membuat anak ingat bahwa mereka 
adalah orang spesial bagi Yesus.

Bahan:
- bantalan stempel dan tinta,
- kertas putih polos,
- kertas kuning,
- spidol,
- lem,
- sabun dan air.

Apa yang akan Anda lakukan:

1. Membuat lebah kecil menggunakan cap jempol anak-anak.

Tulislah kalimat: "Saya istimewa bagi Yesus" menggunakan spidol dengan huruf 
yang tebal pada potongan kertas putih polos.

2. Selama aktivitas berlangsung, bantu anak-anak menggunakan bantalan tinta, 
sehingga mereka bisa membuat cap jempol pada kertas putih yang sudah disiapkan. 
Kemudian bantulah mereka membuat sayap lebah yang terbuat dari kertas kuning 
yang sudah dipotong berbentuk oval. Sayap tersebut ditempelkan pada tubuh lebah 
yang sudah dibuat anak dari cap jempol mereka. Anak-anak bisa menambahkan 
sungut atau dekorasi di tubuh lebah mereka masing-masing.

Aplikasi:

Kadang-kadang, anak-

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 594/Juli 2012 -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (III)

2012-07-17 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (III)
594/Juli/III/2012

DAFTAR ISI
TIP: MEWUJUDKAN GEREJA RAMAH ANAK
KESAKSIAN: DVD LIBRARY SABDA ANAK 1.2: MEMPERLENGKAPI PELAYAN ANAK NUSANTARA

Salam sukacita,

Banyak pelayan anak yang kerap mengeluhkan kurang "ramahnya" gereja terhadap 
anak. Terbukti dari kurang fokusnya gereja dalam memikirkan program-program 
pelayanan anak. Semua dipasrahkan kepada guru sekolah minggu atau orang-orang 
yang dengan sukarela mau mengemban tanggung jawab pelayanan anak di gereja.

Sesuai dengan tema HAN 2012, yang mengajak semua masyarakat, termasuk gereja, 
untuk bersatu mewujudkan Indonesia yang ramah terhadap anak, Tip e-BinaAnak 
minggu ini mengajak gereja untuk menjadi lebih ramah terhadap anak. Jangan 
lewatkan pula kesaksian indah dari perwakilan Jaringan Pelayanan Anak (JPA) -- 
mitra pelayanan e-BinaAnak mengenai DVD Library SABDA Anak 1.2. Kiranya menjadi 
berkat.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


TIP: MEWUJUDKAN GEREJA RAMAH ANAK

1. Mulailah dari Mana Anda Berada

Bagaimanakah individu-individu dan jemaat-jemaat mulai memiliki sikap yang 
bertanggung jawab dalam menyambut anak-anak? Ketika anak-anak saya masih kecil, 
saya selalu menghargai orang-orang yang mau menerima gangguan dengan duduk 
berdampingan dengan saya. Saya duduk di kursi, sedangkan suami saya sibuk 
melayani sebagai vikaris di altar. Seperti yang semua orang tua ketahui, 
menemani dua (bahkan tiga atau empat) anak kecil selama mengikuti ibadah, dan 
membuat mereka terpaku pada buku serta memberi jawaban atas 
pertanyaan-pertanyaan mereka yang terus-menerus (dan sering kali penting), 
benar-benar suatu perjuangan.

Saya selalu berterima kasih kepada orang-orang yang bersedia berbicara dengan 
saya, menolong anak-anak, dan menunjukkan kepedulian mereka. Hal itu membuat 
perbedaan yang sangat besar bagi saya. Saya yakin keramahan mereka membuat 
perbedaan bagi anak-anak saya.

Saya ingat bahwa kadang-kadang anak-anak saya menemui bacaan-bacaan dan 
percakapan-percakapan yang sulit diikuti dan dimengerti, dan saya berusaha 
menjelaskan apa yang terjadi sembari kami melaluinya bersama-sama. Akan tetapi, 
saat saya sedang menjelaskan sesuatu kepada anak yang satu, anak yang lain 
tetap memerlukan pertolongan dan pengawasan juga. Karena itulah, saya 
benar-benar membutuhkan orang lain, bukan hanya untuk menjaga anak-anak saya, 
tetapi juga untuk memberikan dukungan praktis dan spiritual yang penting bagi 
mereka.

Kita dapat dengan mudah jatuh ke dalam kebiasaan untuk tidak berbicara dengan 
orang lain di gereja, khususnya kepada anak-anak dan orang-orang yang tidak 
kita kenal. Anak-anak perlu dijangkau dan dimenangkan dengan rasa percaya: ini 
adalah proses yang berkelanjutan. "Merepotkan diri" untuk memberikan 
pertolongan secara praktis adalah titik awal yang terbuka bagi kita semua. 
Seperti yang selalu dikatakan ibu saya, "Bantuan sekecil apa pun jauh lebih 
berarti daripada sekadar rasa iba."

Orang-orang sering kali "ditahan" oleh rasa sungkan atau penolakan yang kasar. 
Namun, kita semua dapat terdorong untuk melakukannya melalui langkah-langkah 
kecil. Setiap orang bisa tersenyum dan menyapa. Berbicara kepada anak-anak 
tentang sesuatu hal yang relevan dengan mereka bukanlah sesuatu yang sulit. 
Apabila seorang anak kesulitan untuk mengambil buku himne atau buku liturgi 
ibadah, Anda mungkin dapat membantunya dengan cara yang bijaksana. 
Berhati-hatilah untuk tidak menggantikan seluruh usahanya itu -- tindakan Anda 
bisa dianggap sebagai cemoohan bagi si anak yang sedang membentuk 
kemandiriannya, bahkan jika hal itu hanyalah mengenai memegang buku himne.

Mungkin anggota jemaat yang lain dapat membiarkan seorang anak kecil duduk di 
pangkuannya, sehingga mereka dapat melihat ke depan dengan lebih jelas. 
Perlahan tapi pasti, anak-anak akan belajar bahwa anggota jemaat yang lain 
adalah orang-orang yang baik, yang menyukai mereka, dan mau berbicara dengan 
mereka, bukan hanya dengan orang tua mereka. Hal-hal kecil, gerakan isyarat dan 
kata basa-basi, sering kali bisa menjadi cara untuk mengomunikasikan rasa 
memiliki -- pesan penting bahwa anak-anak diterima di gereja.

2. Temukan di Mana Posisi Anda Berada Sekarang

Seberapa ramahkah gereja Anda terhadap anak-anak? Cobalah untuk menelitinya 
dengan daftar pertanyaan ini, guna memperoleh gambaran sekilas mengenai keadaan 
tersebut.

- Di mana biasanya jemaat duduk waktu di gereja?
- Apakah jemaat selalu duduk di tempat yang sama?
- Apakah jemaat kenal dengan orang-orang yang duduk di sekitarnya?
- Apakah jemaat tahu nama setiap anak?
- Berapa banyak jemaat yang berdoa secara teratur untuk anak-anak?
- Berapa banyak jemaat yang menyapa anak-anak saat mereka datang ke gereja?
- Apakah jemaat dewasa sekarang sudah tidak peduli dengan anak-a

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 595/Juli 2012 -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (IV)

2012-07-24 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (IV)
595/Juli/IV/2012

DAFTAR ISI
BAHAN MENGAJAR: AKU DITERIMA DI DALAM KRISTUS
MUTIARA GURU: PELAYANAN MISI ANAK: PENCEGAHAN MEMASUKI PENJARA

Shalom,

Tema HAN 2012 kali ini, mengingatkan kita bahwa Tuhan Yesus pun mengajarkan 
kepada setiap orang percaya untuk memiliki sikap yang "ramah" kepada anak. Dia 
menerima semua anak datang kepada-Nya, dan Dia pun memeluk serta memberkati 
anak-anak tersebut. Tuhan Yesus telah memberikan teladan dan perintah, 
"Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku!" Itulah yang harus kita lakukan 
sebagai seorang pelayan anak.

Sehubungan dengan HAN, hendaklah kita menyadari lagi bahwa "ramah" kepada anak 
bukan hanya sekadar melakukan program pemerintah, tetapi menjalankan perintah 
Tuhan. Nyatakan hal ini kepada anak, bahwa mereka diterima, bukan saja dalam 
negara ini, namun juga mereka diterima dalam Kristus. Melalui bahan mengajar 
yang kami sajikan minggu ini, kiranya kita dapat menolong anak memahami bahwa 
mereka diterima dalam Kristus. Simak pula sebuah kisah mengenai pentingnya 
pelayanan misi bagi anak, untuk mencegah mereka masuk ke dalam "penjara" dan 
dapat menjalankan kehidupan yang baik bagi sesama, terlebih bagi Tuhan.

"Selamat Hari Anak Nasional. Mari kita bersatu untuk mewujudkan Indonesia ramah 
anak dan untuk membawa setiap anak datang kepada Kristus!"

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


BAHAN MENGAJAR: AKU DITERIMA DI DALAM KRISTUS

Pendahuluan

Kita semua suka diterima oleh teman-teman dan murid-murid sekelas kita. Ketika 
tahu bahwa ada seseorang yang mengasihimu apa adanya dirimu, kita pasti 
merasakan suatu perasaan yang nyaman. Tetapi, ada sesuatu yang lebih penting 
daripada dicintai dan diterima oleh orang lain. Apakah itu? Hal itu adalah 
dikasihi dan diterima oleh Allah!

Allah melakukan sesuatu yang indah padaku ketika aku menerima Tuhan Yesus 
sebagai Juru Selamatku! Dia membuat sebuah jalan bagiku untuk benar-benar 
diterima oleh-Nya setiap saat. Bagaimana Allah membuatku berkenan bagi-Nya? Dia 
membuat aku ada di dalam Kristus. Pada saat aku memercayai Tuhan Yesus sebagai 
Juru Selamatku, Allah membuat aku ada dalam Kristus. Dia sedang memikirkan 
tentang Anak-Nya yang terkasih. Allah selalu memandangku berada dalam Kristus.

Bagaimana Aku bisa berada dalam Kristus? Allah membuatku berada di sana! 
Alkitab mengatakan, "Tetapi oleh Dia [Allah] kamu berada dalam Kristus Yesus 
" (1 Korintus 1:30)

Ayat Alkitab

Di bawah ini, beberapa ayat yang memberitahukan kita akan posisi baru kita 
dalam Kristus.

1. "... Allah ... telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam 
Sorga." (Efesus 1:3)

2. "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan " 
(Efesus 1:4)

3. "... yaitu mereka yang dikuduskan [dipisahkan bagi Allah] dalam Kristus 
Yesus " (1 Korintus 1:2)

4. "Karena kita ini adalah buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk 
melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya, Ia mau supaya kita 
hidup di dalam-Nya." (Efesus 2:10)

5. "... dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus " 
(1 Yohanes 5:20)

6. "Demikianlah sekarang tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada di 
dalam Yesus Kristus." (Roma 8:1)

Allah tidak hanya membuatku ada dalam Kristus, tetapi Dia telah menjadikanku 
pribadi yang baru dalam Kristus. Alkitab mengatakan, "Jadi siapa yang [siapa 
pun] ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru [seorang pribadi yang baru]: 
yang lama sudah berlalu; sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 
5:17) Aku masih memiliki tubuh yang sama, tetapi Allah telah menjadikanku 
sebagai seorang pribadi yang baru secara batiniah.

Pelajaran

Dalam Kristus Aku Diterima

Allah ingin setiap orang percaya tahu bahwa dia ada dalam Kristus. Allah ingin 
kita tahu bahwa Allah mengasihi dan menerima kita dalam Kristus, dalam cara 
yang sama seperti Dia mengasihi dan menerima Anak-Nya yang terkasih. Alkitab 
mengatakan, "... yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia yang 
dikasihi-Nya [Anak-Nya yang terkasih]." (Efesus 1:6)

Cerita berikut mungkin dapat menolong kita memahami apa artinya "diterima dan 
menjadi yang terkasih".

Pada suatu saat, ada seorang gadis muda cantik yang tinggal di negeri yang 
jauh. Keluarganya sangat miskin dan dia tidak memiliki masa depan yang cerah. 
Suatu hari, dia memutuskan untuk meninggalkan rumahnya dan pergi ke negeri lain 
untuk menjadi pelayan dalam rumah seorang yang kaya raya. Orang ini sangat kaya 
dan rumahnya terlihat sebagai sebuah istana bagi gadis muda ini. Orang ini 
berlaku baik pada gadis ini dan sang gadis bekerja keras untuk menyenangkan 
tuannya.

Orang

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 596/Agustus 2012 -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (I)

2012-07-31 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (I)
596/Agustus/I/2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: ROH YANG MEMERDEKAKAN
WARNET: MINGGU.CO: SUMBER BAHAN SEKOLAH MINGGU BERKUALITAS

Shalom,

Tak terasa kita telah memasuki bulan Agustus 2012. Ada hari khusus dalam bulan 
ini -- Hari Kemerdekaan RI, yang senantiasa mengingatkan warga Indonesia masuk 
dalam kehidupan baru, mengalami kemerdekaan, dan bebas dari belenggu penjajah. 
Bagaimana dengan kemerdekaan orang percaya? Sudahkah kita benar-benar mengalami 
kemerdekaan di dalam Dia? Bulan Agustus ini juga merupakan momen yang pas bagi 
para Pelayan Anak untuk memikirkan lebih dalam lagi mengenai makna kemerdekaan 
rohani dalam hidup ini. Ajak pula setiap anak untuk memahami lebih dalam lagi 
mengenai kemerdekaan rohani tersebut, sehingga mereka pun bisa menikmatinya 
meski masih berusia dini, karena kemerdekaan dalam Kristus adalah miliki siapa 
saja yang telah ditebus oleh darah-Nya.

Dalam edisi pertama bulan ini, ada baiknya jika terlebih dahulu kita menyimak 
makna kemerdekaan rohani itu. Mari kita renungkan apakah kita sudah benar-benar 
hidup merdeka. Jangan lewatkan pula informasi menarik situs Minggu.co - berisi 
kumpulan bahan terbaik untuk sekolah minggu. Selamat menyimak!

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi Titik Lestari
< http://pepak.sabda.org/ >


ARTIKEL: ROH YANG MEMERDEKAKAN
Diringkas oleh: Santi Titik Lestari

Kata "merdeka" adalah kata yang indah untuk didengar setiap orang. Merdeka 
adalah pengharapan bagi semua orang. Tidak ada seorang pun atau bangsa yang 
dengan rela diperbudak oleh orang lain. Mereka semua ingin menikmati 
kemerdekaan. Di bawah ini adalah beberapa argumen mengenai kemerdekaan, seperti:

1. C.H. Spurgeon

"Kemerdekaan adalah hak bagi setiap orang. Mungkin saja ia lahir dari keluarga 
miskin; ia mungkin adalah anak yang terlantar; tidak memiliki asal-usul yang 
jelas; namun kemerdekaan adalah hak waris mereka yang tidak dapat dicabut. 
Hitam mungkin kulitnya; mungkin ia tidak memiliki kesempatan untuk sekolah; ia 
mungkin miskin sekali; mungkin ia hanya memiliki satu baju lusuh saja yang 
melekat di tubuhnya; namun mereka berhak memiliki kemerdekaan" (C.H. Spurgeon, 
"Spiritual Liberty" in The New Park Street Pulpit, volume 1).

2. Plato

Dalam bukunya yang berjudul "The Republic", berisi seruan untuk membentuk 
pemerintahan yang menjunjung tinggi kemerdekaan setiap manusia. Namun, semua 
kemerdekaan yang ditawarkan oleh pemerintahan dunia hanyalah mimpi.

3. John Bunyan

Bunyan adalah seorang Puritan dan pengkhotbah Baptis. Ia keluar masuk penjara 
hanya oleh karena ia berkhotbah tanpa surat izin dari pemerintah. Ia memiliki 
panggilan suci religiusnya, ditangkap, dan dilempar ke dalam penjara sebagai 
kriminal. Tidak menutup kemungkinan, entah di negara Kristen ataupun Islam, 
dalam bentuk pemerintahan negara apa pun, sering kali kemerdekaan atau 
kebebasan itu tidak dinikmati oleh setiap warga negaranya. Itu harus kita 
sadari dan pahami karena kemerdekaan tidak datang dari manusia dan pemerintahan 
manusia, tetapi kemerdekaan ada di mana Roh Tuhan ada.

Dalam 2 Korintus 3:17 dikatakan, "Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh 
Allah, di situ ada kemerdekaan." Benarkah? Roh Tuhan memerdekakan kita dari apa?

1. Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari perbudakan dosa.

C.H. Spurgeon berkata, "Semua bentuk perbudakan di dunia ini, tidak ada yang 
lebih mengerikan dibandingkan dengan perbudakan dosa." Perbudakan di dunia 
hanya menyebabkan penderitaan yang sementara dan paling parah diakhiri dengan 
kematian. Namun, perbudakan dosa menyebabkan Anda menderita di neraka (genena), 
terbakar dalam api yang tak pernah padam untuk selama-lamanya.

John Newton dulunya adalah seorang penjual budak, namun ia tidak menyadari 
bahwa dia sendiri sebenarnya adalah budak yang lebih menyedihkan. Ia 
memperbudak sesamanya, namun ia sendiri adalah budak dosa. Ketika ia berjumpa 
dengan Kristus, ketika ia mengalami pertobatan, ia sangat mengucap syukur 
kepada Tuhan yang telah memerdekakannya dari perbudakan dosa. Ketika Roh Tuhan 
masuk ke dalam hatinya pada saat ia bertobat, pada saat ia dilahirkan kembali, 
ia memperoleh kemerdekaan dari perbudakan dosa dan kemudian menjadi hamba 
Tuhan, anak Kerajaan Allah.

Karl Marx dalam "Das Kapital"-nya mengatakan, "Kekristenan, khususnya dalam 
bentuk Protestannya, adalah agama yang ideal untuk menjelaskan karakter yang 
telah dirusak oleh dosa." Tidak dapat disangkal bahwa karakter semua manusia 
telah dirusak oleh dosa. Semua manusia berada di bawah perbudakan dosa. Namun, 
"di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari perbudakan dosa".

2. Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari penghukuman dosa.

Apa itu penghukuman dosa? Itu adalah kematian kekal. Itu adalah penderitaan di 
neraka untuk selama-lamanya

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 597/Agustus 2012 -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (II)

2012-08-07 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (II)
597/Agustus/II/2012

DAFTAR ISI
BAHAN MENGAJAR: BEBAS DARI DOSA
SUA PELAYAN ANAK: MENJELASKAN KEMERDEKAAN KRISTEN KEPADA ANAK

Shalom,

Anak-anak suka bermain. Apa yang bisa dilakukan pelayan anak dengan dunia 
mereka ini? Tantangan bagi setiap pelayan anak untuk bisa memanfaatkan 
kesenangan anak sebagai ajang untuk menyampaikan firman Tuhan. Masih dalam tema 
"Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak", e-BinaAnak menyajikan aktivitas 
menyenangkan yang dikemas sedemikian rupa, supaya anak-anak bisa mengerti 
bagaimana Yesus telah membebaskan manusia dari belenggu dosa. Simaklah sajian 
kali ini dan praktikkan dalam pelayanan sekolah minggu Anda! Tuhan Yesus 
memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi Titik Lestari
< http://pepak.sabda.org/ >


BAHAN MENGAJAR: BEBAS DARI DOSA

Anak-anak akan membaca ayat-ayat yang menyebutkan berbagai macam dosa dan akan 
melepaskan kartu-kartu yang ditulisi berbagai jenis perbuatan dosa yang 
ditempelkan kepada seorang sukarelawan.

Bahan yang dibutuhkan:
1. 24 lembar kartu indeks,
2. isolasi, dan
3. Alkitab untuk setiap anak.

Durasi: 10 -- 15 menit

Topik yang dibahas: Kejahatan, Penyembuhan, Dosa, Pertobatan, Keduniawian.

Target peserta: Kelas 2 -- 6 (umur 7 -- 12 tahun)

Persiapan:
Sebelum memulai kelas Anda, persiapkan 12 lembar kartu indeks yang ditulisi 
ayat Alkitab dan 12 lembar kartu yang ditulisi deskripsi perbuatan dosa sebagai 
berikut:

Mazmur 81:15Kebencian
Amsal 10:4  Kemalasan
Amsal 14:30 Iri hati
Markus 3:29 Penghujatan
Lukas 12:15 Keserakahan/ketamakan
1 Korintus 10:7 Penyembahan berhala
2 Korintus 12:21Kecemaran
Efesus  5:18Kemabukan
Filipi 2:3  Kepentingan diri sendiri
Kolose 3:8  Kemarahan, kegeraman, dan kejahatan
Kolose 3:9  Berbohong
Yakobus 5:12Bersumpah

Apa yang akan dilakukan:

1. Jika waktu memungkinkan, mulailah aktivitas ini dengan membaca Markus 5:1-20 
(Yesus mengusir roh jahat dari seseorang di Gerasa).

2. Mintalah seorang anak membagikan kartu-kartu yang bertuliskan ayat-ayat 
Alkitab kepada teman-temannya.

3. Mintalah seorang sukarelawan untuk berdiri di tengah-tengah ruangan dan 
menempeli pakaiannya dengan kartu-kartu yang bertuliskan berbagai macam 
perbuatan dosa, sehingga sukarelawan itu akan tampak sebagai seseorang yang 
diliputi dosa.

4. Anda dapat memberi instruksi kepada setiap anak untuk mencari ayat yang 
tertera dalam kartu mereka masing-masing dan membacanya beberapa kali, setelah 
itu mintalah mereka membaca ayat-ayat itu dengan suara keras secara bergantian.

5. Setelah mereka membaca ayat yang diberikan kepada mereka, mintalah mereka 
untuk menemukan perbuatan dosa yang disebutkan dalam ayat itu di kartu yang 
tertempel pada baju sukarelawan tersebut dan kemudian mengambilnya.

6. Jelaskan kepada anak-anak bagaimana Yesus dapat membersihkan kita dari 
setiap dosa kita, tak peduli sebanyak apa pun dosa yang menempel pada kita. 
(t/Yudo)

Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: kidssundayschool.com
Alamat URL: 
http://www.kidssundayschool.com/Gradeschool/Activities/1activity03.php
Judul asli artikel: Free From Evil
Penulis: Craig
Tanggal akses: 21 Mei 2012


SUA PELAYAN ANAK: MENJELASKAN KEMERDEKAAN KRISTEN KEPADA ANAK

e-BinaAnak, 11 Mei 2012: Apakah yang dimaksud dengan kemerdekaan Kristen? 
Apakah Sahabat e-BinaAnak pernah menjelaskan hal ini kepada anak-anak?

Shmily Tilestian: Hidup yang telah dimerdekakan oleh Kristus karena setiap 
orang yang percaya kepada Kristus beroleh pembebasan dari belenggu dosa. Wah, 
sulit ya kalau harus menjelaskan hal ini kepada anak. Tapi meskipun sulit, ya 
sedapat mungkin kita berupaya untuk menjelaskannya... bisa dengan memanfaatkan 
alat peraga supaya anak-anak mengerti. Asal memunyai konsep kemerdekaan Kristen 
yang benar dan diterapkan.

e-BinaAnak: Terima kasih Shmily Tilestian. :) Orang dewasa kadang merasa bahwa 
sulit untuk menjelaskan tentang kemerdekaan yang telah Tuhan Yesus anugerahkan 
bagi orang percaya. Mintalah pertolongan Tuhan, agar Ia memberikan hikmat dan 
bijaksana ketika kita menjelaskan tentang hal tersebut. Bagaimanapun juga, 
sejak kecil anak harus tahu bahwa mereka sudah dimerdekakan oleh Tuhan Yesus.

Magrita Indah: Kemerdekaan Kristen: Hidup yang telah ditebus oleh Yesus. Segala 
dosa yang membelenggu dan membuat kita jauh dari Allah, sudah didamaikan oleh 
Yesus. Jika harus menjelaskan kepada anak, ya lebih baik dijelaskan bagaimana 
Yesus menebus dosa kita. Oleh kematian dan kebangkitan-Nya di kayu salib, kita 
dapat memberi pengertian kepada anak-anak bahwa dosa-dosa kita sudah 
dihapuskan-Nya.

e-BinaAnak: @Magrita Indah: Ketika Yesus menebus dosa-dosa kita, berarti kita 
sudah dibebaskan/dimerdekakan dari ikatan dosa. Hendaknya kita hidup dalam 
kemerdekaan untuk memuliakan Tuhan. Jangan lagi mau ditipu

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 598/Agustus 2012 -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (III)

2012-08-14 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (III)
598/Agustus/III/2012

DAFTAR ISI
TIP: KEBENARAN YANG MEMERDEKAKAN
STOP PRESS: LOWONGAN SABDA 2012 -- IT FOR GOD

Shalom,

Anak-anak sekolah minggu sering kali memunyai pertanyaan-pertanyaan kritis yang 
diajukan ke guru sekolah minggu. Masih ingatkah Anda, pertanyaan-pertanyaan 
sulit yang mereka tanyakan? Mungkin salah satunya pertanyaan yang mereka ajukan 
adalah apakah hidup merdeka di dalam Tuhan itu? Anda bisa menggunakan ilustrasi 
kisah "Anak yang Hilang" dan pengalaman hidup sehari-hari, untuk mempermudah 
dalam menjelaskan "hidup merdeka di dalam Tuhan" kepada anak-anak SM. Dapatkan 
konsepnya melalui sajian e-BinaAnak kali ini dan simak informasi terbaru dari 
pelayanan kami. Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi Titik Lestari
< http://pepak.sabda.org/ >


TIP: KEBENARAN YANG MEMERDEKAKAN

Bulan Agustus merupakan bulan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia, bulan di mana 
bangsa Indonesia merayakan kemerdekaannya dari kolonialisme, dari penjajahan, 
kemerdekaan untuk berdiri sendiri sebagai bangsa yang besar, dan yang terutama 
BEBAS. Karena itu, kata "merdeka" sering ditambahkan dengan kata "bebas", itu 
yang sering kita dengar "bebas merdeka".

Tidak hanya suatu bangsa yang menginginkan untuk merdeka, kita semuanya juga 
menginginkan kemerdekaan dan kebebasan. Teringat waktu kita masih kecil, serasa 
ingin cepat-cepat besar, hidup sendiri dan mandiri. Itu yang sering kita 
impikan. Tetapi, apakah sebenarnya kemerdekaan itu?

Kita tentu pernah mendengar tentang cerita "Anak yang Hilang". Cerita yang 
disampaikan oleh Yesus Kristus sendiri, yaitu ada seorang anak yang ingin 
"merdeka", seorang yang ingin hidup bebas, ingin hidup tidak lagi di rumah 
ayahnya. Ia pun meminta hak warisnya, dan kemudian memulai hidupnya yang bebas 
merdeka. Ia pergi jalan-jalan, pergi main-main, makan pesta pora, dan hidup 
bebas merdeka, berbuat menurut apa yang dikehendakinya. Hidup bebas merdeka, 
tidak ada yang memarahi serta melarang, dan hidup senang.

Sering kali, gambaran inilah yang kita sangka arti hidup "bebas merdeka" itu, 
hidup seperti anak yang hilang ini. Tetapi dari cerita ini, kita tahu bahwa 
bukan itu arti sebuah kemerdekaan; dari cerita ini, kita dapat melihat bahwa 
ternyata "bebas merdeka" yang sering kita pikirkan, hanyalah bentuk lain dari 
penjajahan -- bahwa anak ini sebenarnya hidup di bawah penjajahan dunia dan 
dosa.

Seseorang menggambarkan arti kemerdekaan itu sebagai "kemampuan untuk menjadi 
seperti yang sudah dimaksudkan di dalam hidup Anda". Dengan kata lain menjadi 
diri ANDA sendiri. Kalau boleh saya ubah definisi itu sedikit, arti kemerdekaan 
yang sebenarnya adalah "kemampuan untuk menjadi seperti yang sudah TUHAN 
maksudkan di dalam hidup Anda". Itulah arti kemerdekaan yang sesungguhnya -- 
hidup yang tidak lagi di bawah penjajahan dunia dan penjajahan dosa. Hidup yang 
tidak lagi bergantung kepada keduniawian, atau hidup yang tidak lagi bergantung 
kepada nafsu yang sia-sia. Hidup yang dimerdekakan oleh kasih Kristus.

Dalam 1 Yohanes 5:20, Rasul Yohanes berkata bahwa Anak Allah telah datang dan 
telah mengaruniakan pengertian kepada kita. Jadi, Yesus datang juga untuk 
memberikan kepada kita pengertian. Apa yang dikatakan Yesus tentang pengertian 
untuk memperoleh kemerdekaan ini? Dalam Yohanes 8:30-32 dikatakan: "Setelah 
Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya. Maka kataNya 
kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: 'Jikalau kamu tetap dalam 
firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui 
kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.'"

Bahwa kita akan hidup merdeka jika kita mengetahui kebenaran Kristus. Hidup 
bebas "seperti yang sudah TUHAN maksudkan di dalam hidup kita" jika ditaruh 
dalam konteks yang lebih praktikal, maka dengan memiliki kemerdekaan Kristus, 
kita akan mengetahui kehendak Tuhan dalam hidup kita. Hidup kita tidak akan 
terasa sia-sia atau bosan. Hidup kita akan merdeka atas kekhawatiran, merdeka 
atas kesalahan dan malu karena kegagalan kita, dan merdeka atas banyak hal 
lainnya.

Merdeka atas kekhawatiran adalah hal yang sangat penting. Berapa banyak dari 
kita yang khawatir akan hidup ini (mungkin sekarang belum, tapi nanti kalau 
umur terus bertambah), khawatir akan sekolah, khawatir akan pekerjaan, khawatir 
akan uang, khawatir akan keluarga, dan kalau sudah lebih tua, khawatir tentang 
sakit, khawatir tentang kematian, dan kekhawatiran lainnya. Di dalam Kristus 
kita akan dimerdekakan atas itu semua.

Bagaimana kita dapat meraih kemerdekaan itu? Yesus berkata pada kita, untuk 
memperoleh kemerdekaan itu, maka:

1. Kita perlu percaya.

Dalam Yohanes 8:30 dikatakan, "Orang percaya kepada-Nya". "

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 599/Agustus 2012 -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani (IV)

2012-08-21 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani (IV)
599/Agustus/IV/2012

DAFTAR ISI
BAHAN MENGAJAR: MENGIKUT YESUS DAN BEBAS DARI DOSA
MUTIARA GURU: KEMERDEKAAN SEJATI

Shalom,

Masih dalam tema yang sama, yaitu "Kemerdekaan Kristen". Bagaimana menjelaskan 
"Kemerdekaan Kristen" kepada anak layan Anda? Anak-anak menyukai dunia 
permainan, maka sampaikanlah firman Tuhan dalam konsep permainan. Salah satunya 
dengan permainan "Mengikut Yesus dan Bebas dari Dosa". Permainan ini sangat 
sederhana dan memuat nilai bahwa hidup kita harus serupa dengan gambar Kristus 
-- Juru Selamat kita, yang menjadi panutan hidup kita. Selain itu, sebuah 
renungan singkat mengenai "Kemerdekaan Sejati" juga kami sajikan untuk 
mengingatkan kita mengenai karya terbesar, yang sudah Yesus lakukan dalam hidup 
kita. Selamat menyimak! Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi Titik Lestari
< http://pepak.sabda.org/ >


BAHAN MENGAJAR: MENGIKUT YESUS DAN BEBAS DARI DOSA

Judul pelajaran: Mengikut Yesus dan Bebas dari Dosa
Ayat Alkitab: Yohanes 8:31-32
Target pembelajar: Usia 4 -- 12 tahun

1. Menghafal ayat:
"Jika kamu tetap tinggal di dalam firman-Ku, kamu adalah benar-benar 
murid-murid-Ku. Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan 
memerdekakan kamu." (Yohanes 8:31b-32)

2. Konteks Injil:
Tuhan Yesus mengatakan kalimat itu kepada para pemimpin Yahudi, yang menyatakan 
bahwa mereka memercayai-Nya, tetapi tidak percaya kepada perkataan-Nya dan 
tidak berjalan dalam ketaatan kepada-Nya. Ayat-ayat di sekitar ayat ini 
menjelaskan bahwa Kristus berbicara tentang kemerdekaan dari rasa bersalah dan 
kebiasaan dosa, yang memperbudak hidup manusia. Tanpa Yesus, kita tidak dapat 
melepaskan diri dari dosa yang menguasai hidup kita. Melalui iman kepada-Nya 
dan mengikuti ajaran-Nya, kita akan mendapat kemerdekaan yang sejati. 
Kemerdekaan dari praktik dosa adalah salah satu aspek dari Kabar Baik yang 
dibawa Yesus. Pastikan Anda menekankan bahwa kuasa Yesus adalah satu-satunya 
kuasa yang dapat memerdekakan kita dari kebiasaan-kebiasaan yang berdosa ini.

3. Tujuan pembelajaran:
Setelah pelajaran ini, anak-anak dapat mengenali secara spesifik 
kebiasaan-kebiasaan yang membelenggu mereka dalam pola yang berdosa.

4. Umur target pembelajar:
Pelajaran ini dipakai untuk kelas umur berapa pun dan dapat diadaptasi ke dalam 
berbagai bentuk pelayanan anak.

5. Peralatan dasar yang diperlukan:

a. Spidol dan kertas karton yang cukup besar untuk menuliskan ayat hafalan. 
Anda harus menuliskannya terlebih dahulu, dan menggarisbawahi frasa-frasa 
berikut ini: "tetap dalam firman-Ku", "murid-Ku", "mengetahui kebenaran", 
"kebenaran itu akan memerdekakan kamu". Frasa-frasa tersebut akan digunakan di 
aktivitas "Cara Lain untuk Mengucapkannya".

b. Lima utas tali plastik/tali rafia berwarna hitam yang cukup panjang, untuk 
digunakan sebagai lambang perbudakan dosa dalam hidup manusia. Tali ini akan 
digunakan dalam aktivitas "Belenggu Dosa".

c. Papan "whiteboard" atau lembaran-lembaran kertas untuk menuliskan kata-kata 
berikut ini: Berbohong/Mencuri/Mengata-ngatai/Marah/Berdoa/ Menolong 
Sesama/Mengampuni/Berbagi. Alat ini akan dipakai dalam aktivitas "Ujian Hasil 
Belajar".

Aplikasi:

1. Memperkenalkan ayat hafalan:
Mintalah seorang sukarelawan untuk membaca ayat hafalan dengan lantang yang 
tertulis di papan. Katakan, "Hari ini kita akan belajar mengenai kemerdekaan 
dari dosa. Mari kita mempelajari ayat ini beberapa kali sebelum memulai 
pelajaran kita hari ini."

2. Aktivitas "Belenggu Dosa":
Mintalah seorang sukarelawan untuk duduk di kursi yang berada di depan kelas. 
Jelaskan kepada murid-murid Anda mengenai kebiasaan -- berdosa, yang dapat 
menjerat hidup mereka.

Tanyakan kepada murid-murid Anda, apakah mereka dapat menjelaskan arti dari 
"kebiasaan". Katakan, "Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan 
berkali-kali dan menjadi sulit untuk dihentikan. Tindakan atau pikiran yang 
diulang-ulang akan menjadi sebuah pola. Beberapa kebiasaan ada yang baik, 
tetapi ada pula yang buruk."

Tunjukkan kepada murid-murid Anda potongan-potongan tali plastik/rafia berwarna 
hitam, dan jelaskan kepada mereka bahwa tiap-tiap utas tali itu melambangkan 
kebiasaan yang buruk. Ajukan contoh-contoh kebiasaan buruk itu, dan dengan 
hati-hati ikatkan tali plastik tersebut ke tangan dan kaki si sukarelawan. 
Lakukan dengan hati-hati agar tidak melukai anak yang menjadi sukarelawan. Jika 
Anda ingin lebih aman, Anda dapat menggantinya dengan sukarelawan dewasa.

Contoh-contoh kebiasaan buruk:
- Mengata-ngatai teman di sekolah.
- Menceritakan cerita bohong agar disukai oleh teman-teman.
- Menyembunyikan rahasia dari orang tua.

Katakan kepada murid-murid Anda, "Kebiasaan-kebiasaan ini bukan sekadar

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 600/Agustus 2012 -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (V)

2012-08-28 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (V)
600/Agustus/V/2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: MERDEKA DI DALAM KRISTUS
KESAKSIAN: KEMENANGAN DI DALAM KRISTUS

Shalom,

Sebagai orang percaya, kita diselamatkan oleh Kristus dan menerima Roh Allah 
dalam hidup kita. Roh Allah akan membebaskan kita dari perbudakan dosa dan 
hidup kita akan dimerdekakan oleh Kristus. Lalu, apa yang harus dilakukan oleh 
orang yang sudah merdeka di dalam Kristus? Simaklah artikel di bawah ini, dan 
jangan lewatkan kesaksian dari Soetgen -- orang percaya yang dipenjara karena 
imannya kepada Kristus. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi Titik Lestari
< http://pepak.sabda.org/ >


ARTIKEL: MERDEKA DI DALAM KRISTUS

"Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah 
kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam 
dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh 
hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia 
seperti dirimu sendiri!" Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling 
menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan." (Galatia 5:13-15)

Pada umumnya, surat Paulus selalu dibagi menjadi dua garis besar, yaitu doktrin 
dan kewajiban-kewajiban praktis atau penerapan. Demikian juga, surat Galatia 
dibagi menjadi dua bagian. Pasal 1-4 bernada teologis dan pasal 5-6 bernada 
praktis. Banyak penyesatan terjadi karena mengabaikan ajaran yang benar, dan 
banyak pula orang yang tersandung karena melihat orang Kristen tidak berbuat 
seperti apa yang telah diajarkan. Apa yang kita lakukan harus ada dasar 
(doktrin), tetapi tidak cukup doktrin karena doktrin harus diwujudkan dalam 
kehidupan nyata. Kehidupan Kristen harus seimbang antara doktrin dan kewajiban. 
Antara pengakuan kepercayaan dan tingkah laku. Vincent Taylor mengatakan 
demikian, "Ujian bagi seorang teolog yang baik ialah: apakah teolog itu dapat 
menulis karangan yang sangat sederhana dan praktis? Artinya, dapatkah teolog 
tersebut membahasakan pemikirannya yang tinggi itu dalam bahasa sederhana yang 
dapat diterapkan dalam hidup orang awam?"

Dalam surat Galatia, Paulus mengajarkan tentang kemerdekaan Kristen. Para 
penganut Yudaisme beranggapan bahwa doktrin Paulus tentang kasih karunia sangat 
berbahaya karena doktrinnya menggantikan Hukum Taurat. Jika segala peraturan 
dan standar kita dihapuskan, maka jemaat Tuhan akan berantakan. Tentu tidak 
demikian! Anugerah Allah pasti memberikan tanggung jawab! Seseorang yang hidup 
di dalam anugerah Allah seharusnya memiliki komitmen yang tinggi, untuk lebih 
bertanggung jawab kepada Allah. Orang Kristen yang hidup dengan iman tak akan 
menjadi pemberontak.

Kata "merdeka" adalah kata yang indah untuk didengar. Merdeka adalah 
pengharapan bagi semua orang. Tak seorang pun yang rela diperbudak oleh orang 
lain. Semua ingin menikmati kemerdekaan karena setiap orang pasti merindukan 
kemerdekaan. Pertanyaannya, apakah benar orang yang hidup di negara merdeka 
dapat merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya? Bagaimana sikap yang seharusnya 
diwujudkan sebagai seorang yang merdeka?

1. Hidup sebagai Hamba Kebenaran

Setelah dosa-dosa kita diampuni saat kita percaya kepada Yesus Kristus, ada 
kemungkinan kita jatuh ke dalam berbagai perbudakan lain. Jika tidak hati-hati, 
kita bisa diperbudak oleh berbagai ajaran tradisi dan filsafat manusia yang 
menyesatkan. Seperti jemaat Galatia, mereka berada dalam bahaya untuk dibawa 
kembali ke dalam perbudakan Hukum Taurat. Maka, rasul Paulus dengan serius 
menasihati mereka untuk tidak membiarkan diri kembali diperbudak, sebaliknya 
mempertahankan kemerdekaan mereka dalam Kristus (Galatia 5:1). Mengapa? Orang 
Kristen adalah orang yang merdeka, sebab Yesus sudah mati di atas kayu salib. 
Ia telah mengalami pengampunan Allah dan sudah dibebaskan dari segala tuntutan 
serta ancaman Hukum Taurat. Hal ini bukan berarti bahwa seseorang dapat berbuat 
sesuka hatinya, untuk memenuhi segala keinginannya sesuai kehendaknya sendiri. 
Tidak!

Kemerdekaan orang Kristen bukanlah jalan untuk dapat berbuat dosa, melainkan 
kebebasan karena anugerah Allah untuk tidak berbuat dosa. Kebebasan tanpa batas 
selalu mengakibatkan pelampiasan keinginan daging (bd. Galatia 5:15). Tetapi, 
Roh Kudus, Pribadi ilahi adalah mitra orang percaya yang memungkinkan kita 
untuk mengalahkan keinginan daging. Oleh karena itu, betapa perlunya hidup kita 
dikontrol atau dipimpin oleh Roh Kudus (Galatia 5:16-26).

John Newton, penulis lagu Amazing Grace, memiliki pengalaman hidup yang kelam 
sebagai seorang penjual budak, namun ia tidak menyadari bahwa ia sendiri 
sebenarnya budak yang lebih menyedihkan. Ia memperbudak sesamanya, namun ia 
sendiri adalah budak dosa. Ketika ia berjumpa dengan Kristus, ia sangat 
mengucap syukur kepada Tuhan yang telah mem

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 601/September 2012 -- Yusuf (I)

2012-09-04 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Yusuf (I)
601/September/I/2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: YUSUF TOKOH ALKITAB, PEMIMPIN BANGSA
WARNET PENA: CHRISTIAN EDUCATORS ASSOCIATION INTERNATIONAL

Shalom,

Salah satu tokoh Alkitab, yang kisah hidupnya sangat menarik untuk digali lebih 
dalam adalah Yusuf. Melalui kisah hidup Yusuf, Tuhan menuntun kita untuk tetap 
setia menjalani setiap kehendak dan rencana-Nya dengan penuh penyerahan dan 
keteguhan kepada Dia. Jika Rekan-Rekan Pelayan Anak ingin menceritakan kisah 
hidup Yusuf kepada anak, pelajarilah pula secara mendalam tentang tokoh Yusuf 
ini terlebih dahulu. Tanpa pemahaman yang dalam akan kisah ini, maka kita juga 
tidak akan memahami dengan jelas apa yang ingin Tuhan sampaikan melalui tokoh 
Yusuf bagi setiap orang percaya.

Sepanjang bulan September ini, kami mengajak Anda semua untuk mendalami 
kehidupan Yusuf, mulai dari biografi, ide-ide mengajar, bahan-bahan ajar, dan 
diskusi seputar tokoh Yusuf. Kiranya menjadi berkat bagi kita semua, terutama 
menjadi berkat bagi setiap anak-anak yang Tuhan percayakan untuk kita layani. 
Selamat menyimak.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


ARTIKEL: YUSUF TOKOH ALKITAB, PEMIMPIN BANGSA
Dirangkum oleh: Sri Setyawati

a. Latar belakang.

Yusuf adalah putra ke-11 dari Yakub, anak pertama yang diperolehnya dari Rahel. 
Yusuf lahir di kota Haran. Nama Yusuf berarti "kiranya ditambahkan-Nya (Allah) 
lagi (anak lelaki)". Dia memiliki seorang saudara kandung, Benyamin, dan 12 
saudara tiri (termasuk Dina). Ibunya meninggal saat dia masih muda. Dia 
memperistri Asnat dan memiliki anak Manasye dan Efraim.

b. Yusuf di dalam sumur mati ("pitted").

Yusuf sangat disayangi dan dikasihi Yakub. Dia mendapatkan jubah yang indah 
dari ayahnya. Hal ini membuat saudara-saudaranya iri dan membencinya. Mereka 
semakin benci dengan Yusuf karena dia menceritakan bahwa dalam mimpinya dia 
akan menjadi orang yang berkedudukan lebih tinggi daripada saudara-saudaranya. 
Karena alasan ini, saudara-saudara Yusuf berniat untuk membunuhnya. Namun, 
saudara-saudaranya bisa "mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah 
telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang 
terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar." 
(Kejadian 50:20) Oleh karena itu, Yusuf tetap hidup meskipun harus dimasukkan 
ke dalam sumur mati.

c. Yusuf dijual ke Mesir.

Saat saudara-saudara Yusuf duduk makan, datang saudagar-saudagar Midian -- 
pedagang Ismael dari Gilead. Saudara-saudaranya mengeluarkannya dari dalam 
sumur dan menjualnya kepada pedagang Ismael (Kejadian 37:28).

d. Yusuf di dalam penjara ("potted").

Di Mesir, orang Midian yang membeli Yusuf, menjual Yusuf kepada Potifar, salah 
seorang pegawai istana Firaun (Kejadian 37:36). Saat dia menjadi budak, Allah 
tetap menyertainya. Allah membuat segala yang diperbuatnya berhasil. Celakanya, 
Potifar memunyai istri yang dipenuhi birahi, ketika melihat ketampanan Yusuf. 
Berkali-kali dia mencoba merayu Yusuf untuk berzinah dengannya, namun Yusuf 
menolak. Yusuf memilih taat kepada Allah untuk menjaga kekudusan hidupnya. 
Karena jengkel keinginannya tidak terwujud, istri Potifar pun mengarang cerita 
bahwa Yusuf mencoba memperkosanya. Inilah yang menjebloskannya ke dalam penjara.

Yusuf di penjara selama 10 atau 12 tahun, dengan rantai pada pergelangan tangan 
dan kalung besi di leher. Kondisi yang demikian dapat menghancurkan hidup siapa 
pun. Sekalipun Yusuf tahu bahwa Allah memiliki rencana indah untuknya, namun 
jika ia tidak memiliki pengharapan yang pasti tentang rencana itu, maka hal ini 
pun bisa membuat hidupnya tidak berpengharapan. Akan tetapi, pada saat-saat 
yang berat ini, Allah tidak pernah meninggalkannya seorang diri. Allah 
senantiasa memberikan penghiburan dan penguatan kepadanya. Yusuf mengimani dan 
memegang janji Allah. Kesulitan dan liku-liku kehidupan yang berat tidak 
membuatnya putus asa. Dia bisa bebas dari kepahitan, kebencian, dan kemarahan, 
semuanya membuktikan bahwa ia dipelihara oleh mukjizat yang luar biasa dari 
anugerah Allah.

e. Yusuf dipromosikan ("putted").

Di dalam penjara, Yusuf tetap dipakai Tuhan. Karunia Allah tetap bekerja di 
dalam dirinya. Ketika dua rekannya sesama narapidana mendapat mimpi, Yusuf 
langsung bisa menafsirkan mimpi mereka. Dua tahun berikutnya, Raja Firaun 
mendapatkan mimpi yang menggelisahkan hatinya. Si juru minuman yang sempat lupa 
(atau mungkin melupakan) Yusuf, tiba-tiba ingat bahwa Yusuf sanggup menafsirkan 
mimpi. Maka, dipanggilnyalah Yusuf dan dibawanya menghadap Firaun. Dengan 
pimpinan Tuhan, Yusuf segera menafsirkan mimpi Firaun. Firaun begitu terkesan 
dengan Yusuf, sehingga dia menjadikannya sebagai orang kedua atas seluruh 
wilayah Mesir.

f. Yusuf mati.

Yusuf tidak menjadi "orang yang istimewa" karena pi

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 602/September 2012 -- Yusuf (II)

2012-09-12 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Yusuf (II)
602/September/II/2012

DAFTAR ISI
BAHAN MENGAJAR: SAUDARA YUSUF DATANG KE MESIR
SUA PELAYAN ANAK: PERINTAH TUHAN MELALUI KISAH YUSUF

Salam sukacita,

Bagaimana kita dapat mengajarkan perihal mengampuni kepada anak-anak? Alkitab 
memberikan suatu kisah yang sangat indah mengenai hal tersebut. Melalui kisah 
Yusuf, kita dapat mengajarkan arti penting mengampuni orang yang sudah bersalah 
kepada anak. Tuhan ingin setiap anak-Nya tidak mendendam, melainkan dengan 
penuh kemurahan hati dapat mengampuni orang yang sudah melukai mereka. Redaksi 
e-BinaAnak menyiapkan ide mengajar dalam edisi kali ini agar kita dapat lebih 
sistematis lagi mengajarkan tentang kisah Yusuf kepada anak-anak di sekolah 
minggu. Simak pula pendapat rekan-rekan Facebook e-BinaAnak mengenai perintah 
Tuhan dalam kisah kehidupan Yusuf. Kiranya menjadi berkat dan selamat melayani!

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


BAHAN MENGAJAR: SAUDARA YUSUF DATANG KE MESIR

Fokus Utama yang Harus Diingat

Menyimpan dendam akan membuat kita merasa lebih sakit dari yang lain.

Kosakata

Kelaparan: ketika terjadi kekurangan makanan karena tidak ada tanaman yang 
dapat tumbuh.

Doa

Bapa, terima kasih karena telah memaafkan kami ketika kami berbuat salah. 
Tolonglah kami untuk dapat memaafkan sesama kami pula.

Pelajaran: Kejadian 42 -- 45

[Sebelum Anda menceritakan bagian ini, ingatkanlah anak-anak tentang kisah 
Yusuf sebelumnya, yang dijual oleh saudara-saudaranya sehingga ia menjadi budak 
di Mesir. Namun, Tuhan menyertai Yusuf sampai ia akhirnya malah menjadi Perdana 
Menteri di Mesir. Red.]

Karena Yusuf adalah Perdana Menteri Mesir dan dia berkuasa penuh mengatur 
penjualan bahan makanan di Mesir, saudara-saudaranya datang kepadanya sambil 
menundukkan kepala mereka ke tanah. Saat itu mereka tidak mengenali Yusuf, 
tetapi Yusuf mengenali mereka. Namun saat itu, Yusuf berpura-pura tidak 
mengenal mereka.

Aktivitas

Membuat topeng wajah Mesir untuk menunjukkan bagaimana Yusuf bisa menipu 
saudara-saudaranya. Buatlah topeng dengan membuat lubang mata dan mulut di 
piring kertas. Buatlah lubang mata yang meruncing di sudutnya. Cat atau warnai 
topeng tersebut. Gunakan warna hitam untuk garis mata dan biarkan anak-anak 
menghias sisanya. Tunjukkan gambar dari sebuah buku tentang Mesir kuno untuk 
memberikan referensi kepada anak-anak. Kemudian peganglah topeng tersebut dan 
mintalah siswa melihat bagaimana sulitnya untuk mengenali Yusuf, terutama 
ketika saudara-saudaranya tidak menyangka bahwa Yusuflah yang ada di depan 
mereka.

Diskusi

1. Reaksi apa saja yang dapat diberikan Yusuf, ketika melihat saudara-saudara 
yang dahulu telah menjualnya untuk dijadikan budak di Mesir?

2. Kalau kamu menjadi Yusuf, apa yang akan kamu lakukan terhadap 
saudara-saudaranya tersebut?

3. Diskusikan panjang lebar tentang berbagai cara yang orang lain lakukan saat 
menghadapi masa lalu yang menyakitkan hatinya. Apakah ada cara lain yang 
orang-orang tersebut lakukan untuk memuliakan Tuhan seperti yang Yusuf perbuat?

4. Dapatkah Tuhan memakai orang yang tidak bisa mengampuni orang lain?

5. Apakah kita sedang mengorbankan rencana Allah untuk kita, ketika kita tidak 
dapat mengampuni seseorang?

Diskusikan dengan anak tentang berbagai cara orang menghadapi masa lalu yang 
tidak menyenangkan hati. Apakah ada cara selain yang dilakukan Yusuf untuk 
memuliakan Tuhan, meski dia pernah disakiti saudaranya? Apakah Tuhan mau 
menggunakan orang yang tidak bisa mengampuni? Apakah kita mengorbankan rencana 
Tuhan bagi kita dengan menolak untuk memaafkan seseorang?

Ayat Hafalan

"Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena 
kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh 
aku mendahului kamu." (Kejadian 45:5)

Pertanyaan Ulangan

1. Apa arti kata kelaparan? (Ketika terjadi kekurangan makanan karena tidak ada 
tanaman yang dapat tumbuh)

2. Sebutkan nama anak-anak Yakub.

Pertanyaan Seputar Emosi

1. Bagaimana reaksi Yusuf ketika melihat saudara-saudaranya? (Dia menangis 
berulang kali dan bertanya tentang ayah maupun adiknya.)

2. Bagaimana reaksi saudara-saudara Yusuf ketika sedang mengalami masa-masa 
sulit karena diuji oleh Yusuf? (Mereka menyalahkan masalah dan dosa mereka 
karena sudah menjual Yusuf, dan berkata kepada Yakub bahwa Yusuf sudah mati.)

3. Bagaimana reaksi Yakub ketika saudara-saudara Yusuf berkata bahwa Benyamin 
harus dibawa ke Mesir? (Yakub sangat sedih dan menunda memberikan jawaban 
sampai ia tidak punya pilihan.)

Pertanyaan Aplikasi

1. Bagaimana kita dapat mengatasi rasa sakit ketika seseorang melukai kita? 
(Membawanya kepada Tuhan. Dan tidak terus-menerus memikirkan hal tersebut.)

2. Siapakah yang akan dimuliakan atas semua kemenangan dalam hidup kita? (Tuhan)

3. Mengapa kita kadang-kadang menderita atau harus me

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 603/September 2012 -- Yusuf (III)

2012-09-18 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Yusuf (III)
603/September/III/2012

DAFTAR ISI
TIP: BEBERAPA IDE DALAM MENGAJAR ALKITAB: KISAH YUSUF UNTUK ANAK
STOP PRESS: PEMBUKAAN KELAS DISKUSI NATAL PESTA 2012

Salam sukacita,

Banyak cara yang dapat digunakan oleh setiap pelayan anak untuk menceritakan 
kisah tentang Yusuf. Namun, mungkin ada beberapa rekan yang merasa membutuhkan 
ide-ide dasar, sehingga dapat memancing kreativitas dalam mengajar. Minggu ini, 
kami menghadirkan tip tentang bagaimana Pelayan Anak dapat menggali ide untuk 
menyampaikan firman Tuhan secara kreatif melalui kisah Yusuf. Kiranya menjadi 
berkat kita semua. Selamat menyimak dan silakan dipraktikkan dalam pelayanan.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


TIP: BEBERAPA IDE DALAM MENGAJAR ALKITAB: KISAH YUSUF UNTUK ANAK

Kehidupan Yusuf menyediakan teladan yang sangat kaya dan relevan mengenai 
karakter kristiani untuk diajarkan kepada anak-anak. Kisah kehidupannya 
mengilustrasikan bagaimana Allah dapat menggunakan apa yang tampak, seperti 
kondisi yang buruk untuk menggenapi tujuan ilahi-Nya. Bahkan, setelah Yusuf 
mengartikan mimpi dari juru roti dan juru minum Firaun, ia tetap terlupakan di 
penjara, sampai ketika sang Firaun sendiri bermimpi. Setelah Yusuf mengartikan 
mimpi Firaun, sejak itulah arah hidupnya berubah dan akhirnya ia mempersiapkan 
arah bagi jalan hidup seluruh bangsa Israel.

1. Catatan yang Dibaca

Bacalah catatan mengenai kehidupan Yusuf, yang dapat ditemukan di kitab 
Kejadian 37:18-36 dan pasal 39-41. Yusuf adalah hamba Allah yang rendah hati. 
Imannya tetap teguh, sekalipun ia diperlakukan dengan tidak adil. 
Saudara-saudaranya menjualnya sebagai budak oleh karena kecemburuan mereka. 
Kemudian ia dibeli oleh Potifar, dituduh melakukan kejahatan, dipenjara, dan 
terlupakan. Dekatilah anak-anak Anda dengan pertanyaan seperti: Apa yang akan 
mereka lakukan jika mereka mengalami situasi yang sama? Apa yang akan mereka 
rasakan? Apakah mereka tetap percaya bahwa Allah memiliki rencana di balik 
semua itu?

2. Yusuf dan Kristus

Setelah membaca catatan mengenai kehidupan Yusuf, buatlah paralel dari kisah 
itu kepada kehidupan Yesus. Kedua tokoh itu sama-sama dituduh melakukan sesuatu 
yang jahat, tetap melayani Allah di tengah-tengah kesulitan dan sama-sama 
dijual. Hidup kedua tokoh itu tidak hanya memengaruhi kehidupan orang-orang 
yang ada di sekitar mereka, tetapi juga seluruh rentang sejarah manusia. 
Ambillah sebuah peristiwa dalam sejarah yang tidak akan mungkin terjadi, 
sekiranya kedua tokoh ini tidak menjalani kehidupan mereka seperti yang sudah 
mereka lakukan.

3. Sikap

Diskusikanlah mengenai sikap. Kita memiliki kecenderungan alamiah untuk 
berpikir lebih tinggi daripada yang seharusnya. Yusuf memberikan kepada kita 
teladan yang jelas, mengenai seseorang yang tidak bersungut-sungut terhadap 
keadaan yang disodorkan kepadanya. Tanyakan kepada anak-anak Anda mengenai 
contoh-contoh dari hal buruk yang pernah terjadi dalam hidup mereka, atau dalam 
kehidupan orang-orang di sekitar mereka. Bicarakanlah mengenai kesamaan situasi 
yang mereka hadapi itu dengan kehidupan Yusuf. Berilah pengertian mengenai 
istilah "rendah hati", "sukacita", dan "iri hati".

4. Pengampunan

Bacalah catatan mengenai pemulihan hubungan antara Yusuf dengan saudara-saudara 
dan ayahnya, Anda dapat menemukannya di Kitab Kejadian pasal 43-45. Yusuf 
mengampuni saudara-saudaranya yang menjualnya menjadi budak, dan mengakui bahwa 
Allah menyediakan berkat bagi keluarganya melalui tindakan mereka yang muncul 
dari rasa iri. Kehidupan Yusuf menawarkan teladan yang sangat indah mengenai 
pengampunan. Doronglah anak-anak Anda untuk menceritakan kesalahan-kesalahan 
yang pernah dilakukan orang lain terhadap mereka, dan tanyalah kepada mereka 
apakah mereka telah mengampuni orang yang sudah bersalah kepada mereka itu.

5. Peringatan

Sebelum membagikan kisah ini kepada anak-anak Anda, bacalah teks Alkitab yang 
bersangkutan terlebih dahulu dengan saksama. Jika Anda mengajar anak-anak yang 
lebih muda (kira-kira berumur kurang dari 13 tahun), catatan mengenai kisah ini 
lebih baik diambil dari buku cerita Alkitab yang akurat. Bagian kisah yang 
bercerita tentang pengalaman Yusuf dengan istri Potifar lebih baik diceritakan 
ulang sesuai dengan umur anak-anak. Jika Anda mengajar anak-anak yang lebih 
dewasa, bersiaplah untuk mengatasi pertanyaan apa pun mengenai peristiwa ini 
dengan memberikan jawaban yang faktual. (t/Yudo)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: eHow Mom
Penulis: Heather Thomas
Judul asli artikel: Ideas for Teaching the Bible: Joseph for Kids
Alamat URL: 
http://www.ehow.com/info_7979172_ideas-teaching-bible-joseph-kids.html
Tanggal akses: 20 Juli 2012


STOP PRESS: PEMBUKAAN KELAS DISKUSI NATAL PESTA 2012

PESTA kembali membuka kelas akhir tahun, yaitu kelas Natal 2012. Diskusi akan 
berla

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 604/September 2012 -- Yusuf (IV)

2012-09-25 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Yusuf (IV)
604/September/IV/2012

DAFTAR ISI
BAHAN MENGAJAR: MENGAMPUNI DAN MENERIMA KEMBALI
MUTIARA GURU

Shalom,

Mengajar anak untuk mengampuni jangan hanya berhenti sampai dia mau menerima 
permintaan maaf dari sesamanya. Tanamkan kepada anak untuk tidak 
mengungkit-ungkit lagi perbuatan salah temannya dan tidak membalas dendam 
meskipun ada kesempatan. Kisah Yusuf dapat menolong kita untuk mengajarkan hal 
tersebut. Selamat menyimak bahan mengajar minggu ini, dan kiranya menjadi 
berkat.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


BAHAN MENGAJAR: MENGAMPUNI DAN MENERIMA KEMBALI

Bahan Alkitab: Kejadian 45:1-28

Fokus

Apa yang akan kita lakukan jika disakiti orang lain, apalagi dengan sengaja? 
Ya, hampir dapat dipastikan kita akan merasa sakit hati dan bila ada 
kesempatan, kita ingin membalas perbuatannya. Tetapi Yusuf telah memberikan 
teladan yang baik dalam hal mengampuni. Meskipun ia mendapatkan perlakuan yang 
tidak adil dari kakak-kakaknya, ia tidak mendendam. Bahkan ketika Yusuf 
memunyai kesempatan untuk membalasnya, Yusuf tidak mau melakukannya. Yusuf 
justru memberi yang terbaik untuk keluarganya pada masa kelaparan tersebut.

Melalui pelajaran hari ini, anak belajar untuk mengampuni dan menerima kembali 
orang-orang yang telah menyakiti mereka.

Penjelasan Bahan

1. Setelah peristiwa piala Yusuf yang hilang (pasal 44), maka tindakan Yusuf 
selanjutnya terhadap saudara-saudaranya adalah sebagai berikut.

a. Memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya (45:1-4).
Saat itu Yusuf menyuruh orang-orang lain keluar dari ruangannya. Yusuf ingin 
punya privasi dengan saudara-saudaranya tersebut. Artinya, Yusuf tidak ingin 
orang lain mengetahui persoalan yang terjadi antara dia dan kakak-kakaknya. 
Yusuf menghargai perasaan mereka dan tidak ingin mempermalukan mereka di 
hadapan orang-orang Mesir serta pegawai-pegawainya. Yusuf mengerti bahwa 
kakak-kakaknya pasti merasa sangat bersalah dan takut kepadanya. Oleh karena 
itu, ia tidak ingin menambah beban mereka dengan membiarkan orang lain tahu 
mengenai persoalan yang pernah terjadi di antara mereka.

b. Mengajak ayah dan keluarganya untuk pindah ke Mesir (45:9-13).
Yusuf sama sekali tidak mengungkit-ungkit kesalahan kakak-kakaknya di masa 
lalu, tapi kini ia justru mau memberi yang terbaik untuk keluarganya. Karena 
masa kelaparan masih akan terjadi 5 tahun lagi, maka ia meminta seluruh 
keluarganya untuk pindah ke Mesir, agar hidup lebih terjamin dan lebih mudah 
untuk mendapatkan bahan makanan. Yusuf tahu bahwa Yakub, ayahnya, pasti telah 
kehilangan kepercayaan terhadap kakak-kakaknya. Oleh karena itu, ia meminta 
mereka untuk menceritakan segala kemuliaan Yusuf di Mesir dan meminta Benyamin 
(anak yang juga sangat dikasihi Yakub) untuk menjadi saksi.

c. Mencium dan memeluk saudara-saudaranya (45:14-15).
Yusuf menunjukkan kasihnya kepada saudara-saudaranya tersebut tidak hanya 
dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan. Mudah saja bagi Yusuf, seorang 
penguasa di Mesir, untuk memberikan fasilitas dan kemudahan bagi keluarganya 
untuk tinggal di Mesir. Tetapi tentu tidak mudah untuk memeluk dan mencium 
orang-orang yang pernah menyakitinya. Tindakan Yusuf ini membuktikan bahwa Ia 
sungguh-sungguh telah tulus mengampuni saudara-saudaranya dan menerima mereka 
kembali sebagai bagian dari dirinya, sehingga ia bersedia peduli dan memikirkan 
kebutuhan mereka.

2. Ketika Firaun mendengar kabar bahwa saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir, 
ia menyambut baik hal tersebut. Bahkan kemudian ia menyuruh Yusuf mengirimkan 
kereta-kereta untuk menjemput ayah dan sanak saudaranya, memberikan bekal untuk 
mereka dan berjanji untuk memberikan yang terbaik ketika mereka tinggal di 
Mesir nantinya (45:16-20). Di sini kita melihat itikad baik dari Firaun 
terhadap keluarga Yusuf, barangkali sebagai balas budinya atas jasa Yusuf yang 
telah menyelamatkan Mesir dari bahaya kelaparan, serta menjadikan Mesir sebagai 
negara terbesar yang bisa menolong negara-negara lain. Sayangnya, tindakan 
Firaun ini tidak didokumentasikan dengan baik sehingga penerus Firaun tidak 
mengerti maksud baik Firaun terhadap keluarga Yusuf, hingga akhirnya ia 
menindas bangsa Israel yang tinggal di Mesir (Keluaran 1).

3. Pengampunan yang diberikan Yusuf kepada saudara-saudaranya ternyata 
berdampak baik pula terhadap Yakub, ayahnya. Di usianya yang sudah sangat 
lanjut dan setelah sekian lama larut dalam kesedihan karena kehilangan anak 
yang paling dikasihinya, kini bangkitlah semangatnya kembali setelah mendengar 
kabar bahwa Yusuf masih hidup (45:27-28). Demikian besarnya dampak pengampunan. 
Jikalau iri hati berdampak besar untuk menyakiti hati orang lain, maka 
pengampunan berdampak besar untuk menghadirkan pemulihan dan damai sejahtera 
dalam hati manusia. Yusuf sanggup mengampuni kejahatan kakak-kakaknya karena ia 
dapat melihat,

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 605/Oktober 2012 -- Mengembangkan Talenta (I)

2012-10-02 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengembangkan Talenta (I)
605/Oktober/I/2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: PENGEMBANGAN KAPASITAS DIRI
WARNET PENA: KUMPULAN BAHAN KHOTBAH UNTUK ANAK

Shalom,

Selama bulan Oktober 2012, kita akan belajar mengenai talenta. Tema ini selalu 
menarik karena masing-masing anak Tuhan memunyai talenta yang berbeda-beda dan 
sering mengalami kesulitan, baik dalam mengenali maupun mengembangkan talenta 
yang dimilikinya. Dalam pelayanan sekolah minggu, pelayan anak harus bisa 
memberi penjelasan yang alkitabiah, bagaimana seorang anak harus mengembangkan 
talentanya. Melalui sajian e-BinaAnak ini, mari kita belajar bersama mengenai 
talenta dalam kitab Matius. Kiranya pelayan anak semakin dibekali, baik melalui 
artikel maupun ulasan situs yang membawa inspirasi baru dalam pelayanan SM. 
Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati!

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi Titik Lestari
< http://pepak.sabda.org/ >


ARTIKEL: PENGEMBANGAN KAPASITAS DIRI

"Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, 
katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh 
laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu 
itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, 
aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah 
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu." Matius 25:20-21

Banyak dari kita yang sudah mengetahui kisah mengenai perumpamaan talenta ini. 
Ada 3 orang hamba yang dipercayakan harta oleh tuannya. Hamba pertama diberi 5 
talenta, yang kedua diberi 2 talenta, dan yang ketiga diberi 1 talenta, sesuai 
dengan kesanggupan/kemampuan mereka masing-masing (Matius 25:15). Ketika hamba 
pertama dan kedua mengelola dan mengembangkan talenta yang dipercayakan kepada 
mereka, mereka memperoleh keuntungan darinya. Sehingga ketika tuannya datang 
menanyakan hasilnya, mereka bisa mempertanggungjawabkannya dan mereka 
memperoleh kepercayaan yang lebih besar. Tidak demikian dengan hamba yang 
ketiga, dia tidak mampu mengembangkan talenta yang dipercayakan kepadanya, 
walaupun itu dalam jumlah yang kecil. Sehingga ketika tuannya datang, apa yang 
dimiliki oleh hamba itu malah diambil darinya.

Kapasitas atau kemampuan seseorang akan sangat berpengaruh terhadap apa yang 
akan dipercayakan kepadanya. Sebagai contoh sederhana, tidak mungkin seorang 
anak SD diberi kepercayaan untuk mengendarai sebuah mobil. Anak tersebut harus 
memunyai umur yang cukup dan mengikuti ujian mengemudi terlebih dahulu, agar 
bisa dipercaya untuk mengendarai sebuah mobil. Tentunya, itu semua membutuhkan 
proses dan waktu. Hal ini berlaku dalam setiap aspek kehidupan umat percaya, 
baik dalam keluarga, studi, pekerjaan, keuangan, karier, bisnis, pelayanan, 
dll..

Oleh karena itu, apa yang harus dilakukan agar bisa mengembangkan kapasitas 
diri hingga memperoleh kepercayaan yang lebih besar lagi?

1. Bertindak dengan Iman

"Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu 
lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat 
demikian juga dan berlaba dua talenta." (Matius 25:16-17)

Langkah iman sangat diperlukan agar kapasitas diri kita bisa berkembang. Hanya 
dengan bertindak, maka kita bisa mempelajari sesuatu yang baru. Ketakutan akan 
kegagalan merupakan cara iblis untuk menghalangi diri kita menuju pada 
keberhasilan. Sama dengan hamba yang ketiga, yang hanya menyembunyikan 
talentanya dan menganggap tuannya jahat. Pikiran negatif tidak akan membantu 
kita untuk dapat mulai bertindak melakukan pekerjaan kita.

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan (Ibrani 11:1), dan 
tentunya kita mengharapkan hal yang baik terjadi dalam kehidupan kita. 
Bertindak dengan iman adalah melangkah maju dengan percaya penuh akan 
penyertaan dalam hidup kita. Singkirkan segala ketakutan, kekhawatiran, dan 
hal-hal yang membuat kita tidak dapat melangkah seturut kehendak Tuhan.

2. Setia dalam Perkara Kecil

"... engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu 
tanggung jawab dalam perkara yang besar..." (Matius 25:21)

Setiap hal yang besar akan datang dari hal yang kecil. Ketika kita setia dalam 
perkara yang kecil, yang mungkin tidak berarti di mata manusia, maka kita 
sedang memperkuat kapasitas diri kita untuk dapat dipercaya mengemban tugas dan 
tanggung jawab yang lebih besar lagi. Tuhan sudah menyiapkan segala sesuatunya 
bagi kita. Yang jadi masalah adalah apakah kita cukup setia dengan apa yang 
saat ini Tuhan percayakan kepada kita? Jangan anggap remeh apa yang kita jalani 
saat ini. Jangan mengeluh atas apa yang terjadi pada kita saat ini. Tetapi, 
bersyukur dan jalanilah apa yang kita punya saat ini. Tuhan akan memberikan hal 
yang lebih besar lagi ketika Dia melihat, bahwa kita benar-benar setia 
mengerjakan apa yang kita miliki saat ini. Segala 

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 606/Oktober 2012 -- Mengembangkan Talenta (II)

2012-10-09 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengembangkan Talenta (II)
606/Oktober/II/2012

DAFTAR ISI
BAHAN MENGAJAR: MENGGUNAKAN TALENTA YANG DIBERIKAN TUHAN
SUA PELAYAN ANAK: CARA MENGENALI DAN MENGEMBANGKAN TALENTA ANAK

Shalom,

Salah satu bentuk syukur kita kepada Tuhan adalah dengan mengembangkan talenta 
yang telah Tuhan berikan. Hal ini menjadi tantangan bagi para guru sekolah 
minggu untuk bisa mengenali dan memotivasi anak, supaya bisa mengembangkan 
talenta. Edisi kali ini, menyajikan bahan yang bisa Anda gunakan untuk 
memberikan wawasan kepada anak-anak, supaya mereka mau mengembangkan talenta 
yang telah Tuhan berikan. Alangkah lebih baik, apabila pelayan anak juga bisa 
mengenali talenta anak-anak. Tapi, bagaimana caranya? Temukan dalam kolom Sua 
Pelayan Anak! Selamat menyimak keseluruhan edisi ini, Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi Titik Lestari
< http://pepak.sabda.org/ >


BAHAN MENGAJAR: MENGGUNAKAN TALENTA YANG DIBERIKAN TUHAN

Ayat Hafalan: Roma 12:6a
"Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia 
yang dianugerahkan kepada kita"

Cerita:
Suatu hari, sekitar seabad yang lalu, seorang anak bernama Jean duduk di 
samping ayahnya sembari mereka menikmati matahari terbenam ke dalam gelombang 
laut. Keagungan pemandangan itu menggugah antusiasme kekanak-kanakannya dan ia 
pun mencurahkan isi hatinya dalam sukacita yang amat sangat. Ayahnya, dengan 
penuh takjub melepas topinya dan berkata kepada anaknya itu, "Anakku, itulah 
Tuhan." Bocah itu tak pernah melupakan kata-kata itu, "Itulah, Tuhan".

Jean dilahirkan dalam keluarga yang miskin, jadi ia harus bekerja di ladang, 
bersusah payah untuk dapat makan. Pada hari Minggu, keluarga itu tidak bekerja 
dan pergi ke gereja di desa itu, ayahnya adalah pemimpin paduan suara di gereja 
itu. Setelah ibadah, teman-teman dan keluarga besar mereka kadang-kadang datang 
ke rumah untuk menghabiskan siang itu dengan keluarga ini.

Suatu hari Minggu, segera setelah mereka pulang dari gereja, seorang penduduk 
desa yang sudah tua dan bungkuk berjalan melintasi mereka. Ada sesuatu pada 
orang tua itu yang menarik perhatian Jean. Ia segera mengambil arang lalu 
dengan cepat menggambar sketsa orang tersebut di dinding. Jean dapat menangkap 
peristiwa dan sosok orang tua itu dalam sketsanya, sehingga membuat orang-orang 
tertawa -- tapi tidak ayahnya. Ayahnya dapat merasakan bakat yang dimiliki oleh 
anaknya itu, ia memerhatikan bakat Jean yang semakin berkembang. "Jean, 
anakku," katanya, "Ayah tidak akan menghentikanmu lagi untuk mempelajari apa 
yang sangat ingin kau pelajari."

Jean Francis Millet, nama lengkap bocah itu, menjadi seorang seniman di 
kalangan kaum petani. Ia tidak pernah memegahkan dirinya dalam hal lain. 
Karakternya lebih tinggi dari apa pun yang dimilikinya. Ia memiliki iman yang 
teguh kepada Allah dan ia percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah. Ia memakai 
kepiawaiannya menggunakan kuas untuk mengkhotbahkan kemurnian dan kebenaran 
yang ia percayai.

"The Angelus" ("Sang Malaikat") adalah judul dari lukisannya yang terkenal. 
Dalam lukisan itu, ia menggambarkan dua orang pekerja yang sedang bekerja di 
ladang kentang, seorang pria dan wanita, samar-samar mendengar bunyi Lonceng 
Angelus yang memanggil mereka untuk berdoa. Kedua orang itu berhenti bekerja, 
berdiri tegak, dan menundukkan kepala mereka sambil menyembah Allah. Lukisan 
itu adalah gambaran yang indah mengenai ketaatan dan penyembahan kepada Allah.

Aktivitas Anak: Bermain Peran
Pelajaran ini dapat digunakan untuk mengajar tentang perumpamaan talenta yang 
ada di Matius 25:13-28. Anak-anak dapat diminta untuk memainkan peran yang ada 
dalam kisah ini. Setelah aktivitas ini, diskusikanlah dengan anak-anak bahwa 
Allah menginginkan kita untuk menggunakan talenta kita dan tidak menjadi orang 
yang malas. Tanyakanlah kepada anak-anak tentang talenta atau bakat yang mereka 
miliki, yang diberikan Tuhan kepada mereka. Tanyalah kepada mereka, bagaimana 
mereka akan menggunakan talenta itu untuk melayani Tuhan dan sesama. (t/Yudo)

Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Sunday School Lessons for Kids
Judul asli artikel: Use Your God-Given Talent
Alamat URL: 
http://sunday-school-lessons-for-kids.blogspot.com/2010/03/use-your-god-given-talent.html
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 01 Agustus 2012


SUA PELAYAN ANAK: CARA MENGENALI DAN MENGEMBANGKAN TALENTA ANAK

e-BinaAnak: Bagaimana cara mengenali talenta anak dan cara mengembangkan 
talenta tersebut?

Trivonia Yanggu: Mengamati setiap kegiatan yang diikuti anak dan menyediakan 
sarana yang tepat untuk pengembangan talentanya.

Heny Ruroh Waryanti: Mengamati setiap perkembangan anak kemudian melihat apa 
yang menjadi kesukaannya dan kita membantu mengarahkan apa yang menjadi 
talentanya.

Shmily Tilestian: Memerhatikan aktivitas yang menjadi kes

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 607/Oktober 2012 -- Mengembangkan Talenta (III)

2012-10-16 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengembangkan Talenta (III)
607/Oktober/III/2012

DAFTAR ISI
TIP: MENGEMBANGKAN TALENTA DAN KARUNIA
STOP PRESS: DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI NATAL.SABDA.ORG

Salam Damai Kristus,

Salah satu tanggung jawab orang tua dan pelayan anak ialah membantu anak-anak 
mengeksplorasi, menemukan, dan mengembangkan talenta yang telah Tuhan berikan 
pada mereka. Apa saja yang harus diperhatikan dan bagaimana cara menolong anak 
mengembangkan talentanya? Edisi e-BinaAnak kali ini akan menjawab kebutuhan 
Anda mengenai hal ini. Selamat membaca sajian kami dan jangan lewatkan 
informasi terbaru yang kami sajikan dalam kolom Stop Press. Tuhan Yesus 
memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi Titik Lestari
< http://pepak.sabda.org/ >


TIP: MENGEMBANGKAN TALENTA DAN KARUNIA

Sebagai orang tua atau guru, Anda tidak hanya ingin membantu anak belajar 
mengintegrasikan pekerjaan dalam kehidupan mereka. Anda juga ingin membantu 
mereka untuk mengembangkan minat, talenta, karunia, dan bakat tertentu yang 
Allah berikan kepada mereka. Bagaimana cara untuk membantu anak-anak 
mengeksplorasi dan mengembangkan kemampuan mereka?

1. Bantu Anak Menemukan Talentanya

Dalam jiwa anak, terdapat bakat tertentu yang akan muncul dan berkembang 
menjadi talenta dan karunia. Allah telah melakukan tugas-Nya dan tugas Anda 
adalah mengajak mereka untuk terlibat dalam berbagai pengalaman, sehingga Anda 
dan anak dapat mengetahui apa yang ia hargai, kuasai, dan suka lakukan.

Ayah saya sendiri, yang kini pensiun, sangat terampil dalam hal elektronika 
radio. Beliau telah menggeluti dunia radio sejak kecil. Dalam Perang Dunia II, 
ayah saya bertugas di bagian radio Angkatan Laut AS. Beliau membesarkan empat 
anak dengan keahliannya. Jika Anda berada di Utara bagian timur California dan 
bisnis Anda memunyai masalah radio yang tidak bisa diperbaiki siapa pun, 
panggil saja Jack Townsend.

Ayah mengajak saya ke tokonya, menunjukkan apa yang beliau lakukan, dan 
mengizinkan saya melakukan pekerjaan paruh waktu. Ayah membantu saya mencoba 
bidang elektronika, untuk melihat apakah saya memiliki kemampuan dalam bidang 
tersebut. Ternyata tidak. Dia dan saya sama-sama menemukan bahwa saya memiliki 
sedikit bakat atau minat dalam bidang radio maupun teknis.

Namun, waktu saya masih SMP, kami berbicara tentang pekerjaan, dan dia berkata, 
"Kamu dapat membangun hubungan yang baik dengan banyak orang. Bagaimana kalau 
kamu menjadi seorang pengacara?" Walau akhirnya saya tidak banyak melakukan hal 
yang berkaitan dengan menjadi pengacara (kecuali memiliki koleksi lelucon 
tentang pengacara), tetapi pernyataan ayah itu bergaung dalam diri saya.

Melalui sekolah perguruan tinggi, pekerjaan, dan pendidikan pascasarjana, saya 
mulai tertarik dengan profesi yang melayani. Saya memasuki berbagai bidang 
untuk sampai ke sana, melibatkan diri dalam organisasi pendamping gereja, 
melayani penuh waktu, melayani di ladang misi, dan mengatur kelompok rumah, 
sampai akhirnya saya berkecimpung di bidang konseling.

Dalam keterlibatannya yang tidak mendikte, Ayah membantu saya menemukan apa 
yang saya sukai. Meskipun saya bukan orang teknis, saya menyukai aspek teknis 
dalam profesi saya: rincian teologi dan penelitian psikologis. Tapi saya 
senang, dunia telah terhindar dari keterlibatan saya dalam dunia teknis Ayah.

Sejak usia dini, anak-anak akan mendapatkan keuntungan dari lingkungan yang 
kaya stimulus: lingkungan yang di dalamnya terdapat beragam kegiatan dan 
anak-anak dilibatkan sesuai dengan tingkat perkembangan mereka. Sebelum usia 
sekolah, milikilah mainan interaktif dan perlengkapan seni yang akan membantu 
anak untuk berimajinasi dan mencipta. Saat mereka bertambah besar, jangan hanya 
mengenalkan mereka dengan kegiatan sekolah, tetapi juga olahraga, kesenian, 
ilmu pengetahuan, keterlibatan di gereja, dan membantu orang lain. Tugas-tugas 
bermain ini adalah awal dari apa yang akhirnya akan menjadi tugas dalam suatu 
pekerjaan. Anak Anda bekerja dengan bermain. Buatlah struktur-struktur 
ekstrakurikuler yang sehat dan baru menjadi norma di dalam keluarga Anda. Ini 
adalah waktunya untuk mengajak dan memberi dorongan.

Saya mengenal sebuah keluarga yang memiliki tiga anak perempuan. Keluarga ini 
yang memiliki pola, yaitu masing-masing anak mencoba satu olahraga, aktivitas, 
atau kegiatan seni yang berbeda setiap tahun. Ketika mereka lebih besar, 
anak-anak ini telah berfokus pada hal-hal yang mereka sukai. Di saat mereka 
SMP, mereka sudah pernah melakukan sepak bola, basket, bisbol, renang, golf, 
catur, tenis, balet, piano, menyanyi, kegiatan amal, dll.. Tidaklah 
mengherankan bahwa ketiga anak perempuan ini dapat menjadi pengasuh anak yang 
bertanggung jawab, dengan kebiasaan kerja yang solid dan sangat diinginkan di 
lingkungan dan masyarakat mereka.

2. Tantang Anak untuk Mengembangkan Talentanya

Ajaklah anak Anda untuk menemukan minat mereka. Ketika mereka telah 

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 608/Oktober 2012 -- Mengembangkan Talenta (IV)

2012-10-23 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengembangkan Talenta (IV)
608/Oktober/IV/2012

DAFTAR ISI
BAHAN MENGAJAR: MENGEMBANGKAN TALENTA DARI TUHAN
MUTIARA GURU: INGIN DIPAKAI TUHAN

Salam Damai Kristus,

Permainan dalam sekolah minggu menjadi salah satu bagian yang menyenangkan bagi 
anak-anak. Pada edisi kali ini, e-BinaAnak mengajak para pelayan anak dan 
anak-anak untuk secara aktif menyadari, mengenali, dan mengembangkan talenta. 
Penasaran bagaimana cara melakukannya? Simak dengan saksama dan praktikkan di 
kelas sekolah minggu Anda. Jangan lewatkan juga Mutiara Guru yang akan semakin 
memperlengkapi wawasan dan pembelajaran Anda mengenai talenta. Selamat melayani 
bersama Tuhan!

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi Titik Lestari
< http://pepak.sabda.org/ >


BAHAN MENGAJAR: MENGEMBANGKAN TALENTA DARI TUHAN

Tujuan:

Anak memahami apa yang dimaksud dengan talenta dan menyadari talenta-talenta 
yang ia miliki, serta bertekad untuk mengembangkannya.

Kreasi Simulasi: Potret Sahabatku

1. Berikan anak kertas kosong dan minta mereka menggambar ciri seorang teman di 
sebelah kirinya. Jika semua anak menggambar teman sebelah kirinya, maka berarti 
anak akan digambar oleh satu teman di sebelah kanannya. Hasil lukisan harus 
menunjukkan ciri seseorang, tanpa boleh menyertakan nama anak yang digambar 
tersebut. Tidak perlu digambar lengkap, cukup yang menjadi cirinya saja. Jadi 
misalnya, cukup gambar ciri bajunya, atau ciri matanya, dan sebagainya.

2. Setiap anak menuliskan kelebihan kemampuan anak yang digambar tersebut (yang 
agak menonjol), di samping ciri gambar tersebut. Misalnya: pandai menyanyi, 
ramah, rajin, dan sebagainya.

3. Mintalah anak-anak menuliskan profesi apa yang cocok untuk anak tersebut. 
Misalnya: cocok jadi dokter, guru, pendeta, dan seterusnya.

4. Guru mengumpulkan gambar-gambar tersebut tanpa nama, kemudian kembali 
dibagikan secara acak, sehingga setiap anak memperoleh satu gambar.

5. Setiap anak diminta menebak siapakah anak yang dimaksud oleh gambar 
tersebut. Guru memberikan wawancara, terutama soroti kelebihan yang dikenali 
anak lain tentang diri seorang anak. Tanyakan pada anak tersebut, "Apa benar 
kamu ingin menjadi dokter?" (Jika tidak mau jadi dokter, kamu ingin jadi apa?) 
Dengan wawancara singkat, guru dapat menggali talenta-talenta yang dimiliki 
anak tersebut dan meminta anak tersebut memikirkan talentanya. Acara akan 
semakin sampai pada tujuannya, jika setiap anak diberi kesempatan menuliskan 
apa talentanya.

6. Acara ditutup dengan mengajak anak-anak bersyukur atas talenta tersebut, dan 
meminta pimpinan Tuhan agar dapat mengembangkannya.

Catatan: Artikel ini pernah dipublikasikan di e-BinaAnak edisi 84.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen (PEPAK)
Alamat URL: 
http://pepak.sabda.org/17/jul/2002/anak_mari_kita_mengembangkan_talenta_dari_tuhan
Judul asli artikel: Mari Kita Mengembangkan Talenta dari Tuhan
Penulis: Paulus Lie
Tanggal akses: 30 Agustus 2012


MUTIARA GURU: INGIN DIPAKAI TUHAN

"Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan 
bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah 
yang hidup dan yang benar." (1 Tesalonika 1:9)

Tuhan kita adalah Tuhan yang memunyai rencana. Semua yang dikerjakan Tuhan dari 
kekekalan lampau sampai kekekalan yang akan datang adalah sesuai dengan 
rencana-Nya. Rencana Tuhan sangat erat hubungannya dengan manusia karena 
rencana Tuhan akan dirampungkan, melalui manusia dan juga di dalam manusia.

Jangan beranggapan bahwa apa yang Tuhan lakukan terhadap kita hari ini adalah 
kebetulan saja. Semuanya sudah Tuhan atur sesuai dengan rencana-Nya. Setiap 
orang yang telah dilahirkan kembali memunyai kedudukan dan potensi untuk 
dipakai oleh Tuhan. Sebenarnya, Tuhan sudah mengonfirmasi hal ini, bukan hanya 
melalui menciptakan manusia, menebus manusia, tetapi juga melalui memanggil 
manusia.

Mungkin kamu merasa bahwa Tuhan tidak bisa memakai kamu karena kamu kurang 
punya bakat, kurang bisa bicara, kurang mengerti Alkitab, kurang  Tetapi, 
siapa pun kamu, Tuhan sudah memanggil kamu. Sekarang, kamu mungkin akan 
berkata, "Kapan Tuhan memanggil aku? Aku tidak pernah merasakan panggilan-Nya." 
Mungkin, kamu mengira bahwa panggilan Tuhan itu adalah masalah yang amat rumit. 
Sebenarnya, kamu cuma perlu bertanya pada dirimu sendiri, sejak kamu menerima 
Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat sampai hari ini, apakah kamu pernah punya 
keinginan untuk dipakai oleh Tuhan? Memunyai sedikit saja keinginan untuk 
dipakai Tuhan, adalah bukti dari pekerjaan Tuhan yang luar biasa atas diri 
kita. Pekerjaan Tuhan yang satu ini lebih besar daripada pekerjaan 
penciptaan-Nya atas diri kita.

Pekerjaan Tuhan menciptakan diri kita, tidak sehebat dan sebesar pekerjaan-Nya 
ketika membuat kita punya keinginan untuk dipakai oleh-Nya. Tuhan bisa membuat 
kita punya hati yang ingin dipakai o

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 609/Oktober 2012 -- Mengembangkan Talenta (V)

2012-10-30 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengembangkan Talenta (V)
609/Oktober/V/2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KESAKSIAN: JUDSON W. VAN DE VENTER -- PENULIS HIMNE "PADA YESUS KUBERSERAH"

Shalom,

Kita bersyukur kepada Tuhan Yesus karena Ia telah memberi kemampuan kepada 
kita. Pada edisi kali ini, kita akan belajar bagaimana kita bisa meningkatkan 
kemampuan yang sudah Tuhan berikan. Salah satu tokoh dalam Alkitab, Timotius, 
bisa menjadi salah satu inspirasi kita untuk meningkatkan kemampuan seturut 
dengan keinginan Tuhan. Bagaimana caranya? Mari simak artikel di bawah ini dan 
jangan lewatkan kesaksian tentang salah seorang penulis himne terkenal -- 
Judson W. Van De Venter, mengenai talenta yang ia terima dari Tuhan. Selamat 
membaca, Tuhan Yesus memberkati!

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi Titik Lestari
< http://pepak.sabda.org/ >


ARTIKEL: MENINGKATKAN KEMAMPUAN

Bacaan: 1 Timotius 4:6–16

Timotius mendapat tugas dan panggilan yang besar dari Tuhan melalui Paulus. 
Paulus sedang mempersiapkan Timotius untuk regenerasi kepemimpinan. Panggilan 
itu ialah menjadi pemimpin jemaat di saat masih berusia muda. Saat Timotius 
berusia muda, Timotius dipanggil untuk menjadi contoh atau teladan yang baik 
bagi kehidupan bersama (ayat 12). Ini bukan hal yang mudah. Tetapi bagi setiap 
mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus, tidak ada satu pun masalah yang tidak 
dapat diselesaikan. Tuhan berjanji menyertai kita. Tetapi dari pihak kita pun, 
kita dipanggil untuk mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri untuk mencapai 
keberhasilan itu. Jadi, harus ada sinergi antara kita dengan Tuhan yang 
memercayakan panggilan pelayanan, untuk menjadi teladan pada masa muda itu.

Timotius tidak boleh merasa rendah diri. Ia harus penuh percaya diri dalam 
menjalankan tugas panggilannya. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang perlu 
Timotius lakukan agar ia mampu menjadi teladan sejak usia mudanya, yaitu ia 
harus mengembangkan beberapa kemampuan yang akan menunjangnya menjadi teladan 
bagi sesama.

1. Meningkatkan kemampuan dalam memahami pokok-pokok iman kepada Kristus. 
Dengan demikian, Timotius akan semakin dimampukan untuk mengetahui mana yang 
benar sesuai dengan pokok iman kepada Kristus dan mana yang tidak (ayat 6-7, 
13). Semakin mampu melakukan hal tersebut, semakin mampu melakukan yang benar, 
dan menjauhkan diri dari perilaku yang buruk.

Pengembangan kemampuan dalam pokok-pokok iman kepada Kristus dapat dilakukan 
melalui ketekunan dalam beribadah, membaca kitab suci, dan mempraktikannya 
dalam kehidupan sehari-hari. Semakin sering melakukannya semakin berkembang 
kemampuan kita dalam hal tersebut.

2. Tekun dalam mengembangkan karunia/talenta yang telah dipercayakan Tuhan 
kepadanya (ayat 14). Setiap orang memunyai karunia/talenta yang berasal dari 
Tuhan. Permasalahannya ialah apakah orang itu mau mengembangkannya agar ia 
semakin terampil dan menjadi berkat bagi sesama.

3. Mengembangkan integritas (ayat 12, 16). Tanpa integritas, yaitu kesatuan 
antara perkataan dengan perbuatan, karakter dan moralitas kita akan rusak dan 
hancur. Jika sudah demikian, tidak mungkin kita dapat menjadi saluran berkat 
Allah dan menjadi teladan bagi sesama.

Jadi, kita dapat melihat bahwa yang perlu dikembangkan dalam hidup ini tidak 
hanya yang menyangkut aspek kognitif dan kecerdasan akal saja, tetapi juga 
kemampuan yang menyangkut aspek relasi iman dan sosial. Keberhasilan hidup 
tidak semata-mata persoalan kecerdasan otak, tetapi juga kecerdasan iman dan 
sosial. Menjadi pribadi yang mampu mencapai cita-cita dan sekaligus menjadi 
teladan bagi sesama, adalah sebuah proses yang harus terus kita upayakan (ayat 
15). Paulus yakin, jika ketiga hal ini dilakukan Timotius, maka ia akan 
mengalami kemajuan yang berarti dalam pengembangan diri bagi masa depan dan 
pelayanannya. Ketiga hal ini harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari 
kehidupan.

Apa yang harus kita sampaikan kepada anak-anak kelas besar di sekolah minggu? 
Ada beberapa hal yang perlu kita sampaikan dan tekankan dalam cerita yang akan 
kita sampaikan kepada anak sekolah minggu.

1. Tekankan bahwa mereka perlu mempersiapkan diri dalam menyambut masa depan.

2. Mereka juga memunyai tugas dan panggilan untuk menjadi teladan (garam dan 
terang) di dalam masa muda mereka.

3. Untuk dapat meraih masa depan dan menjadi teladan bagi sesama, maka mereka 
perlu mengembangkan kemampuan yang diperlukan, yaitu:
a. Pengembangan intelektual.
b. Pengembangan kemampuan dalam hal iman kepada Tuhan, sehingga mampu melakukan 
yang benar dan menjauhkan diri dari hal yang buruk.
c. Tekun dalam mengembangkan karunia/talenta.
d. Mengembangkan integritas.

4. Pengembangan keempat hal tersebut harus menjadi bagian yang utuh, tak 
terpisahkan dari kehidupan sehari-hari (ayat 15).

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Blessedday4us's Blog
Alamat URL: 
http://blessedday4us.wordpress.com/2010/09/20/tingkatkan-kema

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 610/November 2012 -- Mengenalkan Yesus kepada Anak (I)

2012-11-06 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengenalkan Yesus kepada Anak (I)
610/November/I/2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: BERIKAN YESUS KEPADA ANAK-ANAK
WARNET PENA: BAHAN MENGAJAR NATAL DI SITUS PEPAK

Shalom,

Apa yang menjadi inti dari pelayanan anak yang kita lakukan saat ini? Tentu 
saja untuk membawa anak-anak mengenal Tuhan Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan 
Juru Selamatnya. Dari pengenalan tersebut, doa dan harapan terbesar kita adalah 
mereka bertobat dari dosa mereka, menerima, dan mengakui secara pribadi, Yesus 
Kristus, sebagai Tuhan dalam hidup mereka. Dengan itu, anugerah keselamatan pun 
mereka terima dalam hidupnya.

Sepanjang bulan November, redaksi menyajikan tema "Mengenalkan Kristus Yesus 
kepada Anak". Kiranya bisa menjadi berkat bagi Anda dalam membawa jiwa-jiwa 
kecil datang kepada Kristus. Simak pula bahan-bahan mengajar seputar Natal yang 
dapat menolong para pelayan anak dalam persiapan menyambut kelahiran Tuhan 
Yesus. Imanuel!

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


ARTIKEL: BERIKAN YESUS KEPADA ANAK-ANAK

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada 
Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6) Orang-orang dewasa seperti kita 
sudah mendengar firman Tuhan Yesus, menghafalkannya, dan mengajarkannya. 
Tetapi, saya penasaran dengan apa yang anak-anak pahami tentang kebenaran? 
Tentang Tuhan Yesus?

Sama pentingnya dengan cerita-cerita Alkitab; fakta-fakta, kegembiraan, dan 
permainan yang mungkin bisa menjadi dasar iman anak-anak kita, kita perlu 
bertanya, "Apakah anak-anak di gereja kita mengenal Tuhan Yesus, Kebenaran 
firman Tuhan yang tanpa salahnya?

Setiap kali mengawasi anak kelas 2 dan 3 keluar dari sekolah minggu, saya 
bertanya, "Pengaruh dari siapakah yang akan bertahan hingga minggu depan? 
Besok? Atau sore nanti?" Sesaat setelah mereka pergi, gangguan dunia mulai 
menghalau yang dipelajari masing-masing anak pada pagi itu di sekolah minggu.

Ketika anak bungsu saya masuk kelas 6 dan sedang mempelajari peradaban purba, 
saya menyadari bahwa pemahamannya tentang Alkitab dan posisi Yesus di dalam 
Kitab Suci lebih penting dari sebelumnya. Buku-buku pelajarannya jelas-jelas 
salah dalam sejarah Yahudi! Kami memiliki banyak diskusi tentang kebenaran 
Alkitab dibandingkan dengan buku pelajaran. Ketika saya membuka Alkitab, kami 
membandingkannya untuk menunjukkan betapa salahnya buku pelajarannya tersebut! 
Ketika saya melihat anak perempuan saya berjuang secara mental, saya dapat 
melihat di matanya bahwa dia bertanya, "Siapakah yang memberi tahu saya tentang 
kebenaran: guru sekolah atau ibu? Buku pelajaran atau Alkitab?"

Saya tahu saya harus berusaha melakukan sesuatu yang berbeda. Tetapi apakah itu?

Sebelum saya menulis artikel ini, saya membaca rencana Allah dalam tulisan 
Henrietta Mears. Ketika saya menjumpai sebuah kalimat penyataan, saya berkata 
kepada diri sendiri, "Inilah yang dibutuhkan Kelly." Mears berkata, "Tema utama 
dari Alkitab bukanlah manusia atau bahkan pengetahuan; tema utamanya adalah 
Kristus. Dia ada di setiap halaman."

Ketika anak-anak kita belajar bagaimana seluruh Alkitab menunjuk pada Tuhan 
Yesus dan mulai mengenal-Nya secara pribadi, dasar rohani mereka melebihi 
fakta-fakta dan cerita-cerita yang sudah mereka dengar. Mereka belajar 
bagaimana diperlengkapi untuk pertempuran di dunia mereka pada masa yang akan 
datang. Pengetahuan Alkitab secara kognitif tidak akan cukup untuk membawa 
mereka melewati kesulitan-kesulitan, tetapi hubungan yang kuat dengan Yesus 
sanggup melakukannya!

Saya menantikan sebuah kurikulum yang akan menolong saya memperkenalkan Yesus 
di setiap pelajaran. Apakah Anda sudah melihat mata seorang anak yang 
berbinar-binar, ketika mereka "memahami" saat Anda menjelaskan peran Yesus 
dalam kisah Abraham yang mempersembahkan Ishak? Atau bagaimana Allah melindungi 
orang-orang Yahudi untuk menjaga wilayah pelayanan Tuhan Yesus? Atau betapa 
banyaknya referensi di kitab Mazmur yang menunjukkan kepada kita tentang 
kematian dan kebangkitan Yesus? Saya pernah melihat mata anak-anak yang 
berbinar dan itu sangat membahagiakan!

Pilih atau buatlah program pengajaran sekolah minggu yang berfokus pada suatu 
cara yang menunjukkan bahwa Alkitab berbicara seputar Yesus. Perjanjian Lama 
menetapkan tahap kehidupan Tuhan Yesus. Perjanjian Baru menggambarkan 
kehidupan, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus, serta hasil-hasil menakjubkan 
yang akan terus berlanjut selamanya! Program sekolah minggu yang baru ini akan 
membantu anak-anak layan Anda memahami setiap kisah di dalam Alkitab yang 
mengarah pada Tuhan Yesus. Kita tahu bahwa para orang tua dan guru akan sama 
bersemangatnya dengan saya karena dapat mengajarkan kepada anak-anak, bahwa 
semua isi Alkitab menuntun kita kepada-Nya!

Kelly dan saya mencoba untuk te

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 611/November 2012 -- Mengenalkan Yesus Kristus kepada Anak (II)

2012-11-14 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengenalkan Yesus Kristus kepada Anak (II)
611/November/II/2012

DAFTAR ISI
BAHAN MENGAJAR: MASA KANAK-KANAK YESUS
SUA PELAYAN ANAK: APA ALASAN ANDA MELAYANI TUHAN DALAM PELAYANAN ANAK? 

Shalom,

Salah satu tugas utama dari seorang pelayan anak adalah mengenalkan Yesus 
Kristus kepada anak: bagaimana Yesus lahir, bagaimana Dia bertumbuh dalam masa 
kanak-kanak-Nya, bagaimana Dia melakukan pekerjaan Bapa di dunia, dan bagaimana 
Dia menanggung hukuman dosa bagi orang percaya. Semua itu harus diajarkan 
kepada anak sejak dini. Dalam edisi minggu ini, bawalah anak-anak mengenal 
Yesus Kristus melalui kisahnya ketika berusia 12 tahun. Simaklah panduan 
mengajarnya dalam kolom Bahan Mengajar. Simak pula sharing dari rekan-rekan di 
halaman Facebook e-BinaAnak tentang alasan mereka melayani Tuhan melalui 
anak-anak. Kiranya menjadi berkat bagi Rekan-Rekan semua. :)

Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak
Davida Welni Dana
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


BAHAN MENGAJAR: MASA KANAK-KANAK YESUS

Untuk Diingat: Yesus adalah seorang anak yang baik. Dia taat kepada orang 
tuanya dan selalu mempelajari firman Tuhan.

Pelajaran: Baca Lukas 2:41-52

Yesus lahir ke dunia sebagai seorang bayi. Dia bertumbuh menjadi seorang anak. 
Sama seperti kamu dan saya. Jadi, Yesus juga mengerti bagaimana rasanya menjadi 
anak kecil. Dan, Yesus tidak menjalani hidup dengan mudah. Keluarga-Nya harus 
pindah ke Mesir karena Herodes ingin membunuh-Nya. Dia tinggal di sebuah negara 
asing untuk sementara waktu. Dari Mesir, Dia pindah lagi ke Galilea, di sebuah 
kota bernama Nazaret. Kota itu bukanlah tempat favorit untuk hidup. Orang-orang 
Yahudi dipandang rendah orang Nazaret. Orang Nazaret dianggap sebagai orang 
miskin dan bukan orang Yahudi murni. Ayah Yesus adalah seorang tukang kayu. 
Keluarganya tidak kaya. Dia memiliki adik-adik. Sepupunya kemudian menjadi 
terkenal sebagai nabi yang aneh, yaitu Yohanes Pembaptis. Dan, tidak semua 
orang mengerti siapa Yesus itu, bahwa Dia adalah Anak Allah. Hanya beberapa 
orang yang mengenal-Nya.

Lukas 2:40: "Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih 
karunia Allah ada pada-Nya."

Apakah arti ayat di atas? Mental dan iman Yesus semakin bertambah kuat. Yesus 
juga menjadi penuh hikmat (bijaksana). Kasih karunia Allah ada pada-Nya berarti 
Allah senang dengan Yesus karena ketaatan-Nya.

Benar atau Salah:

1. Yesus datang ke dunia sebagai orang yang sudah dewasa.
2. Yesus tidak pernah hidup susah waktu kecil karena orang tuanya kaya.
3. Yesus adalah anak yang baik yang suka melakukan hal-hal yang benar.
4. Yesus tahu rasanya menjadi seorang anak kecil.

Lagu: Anak-Anak Kecil Tuhan Cinta

Setiap tahun, keluarga Yesus pergi ke Yerusalem untuk beribadah di Bait Allah, 
seperti yang diperintahkan Allah kepada semua orang Yahudi. Ketika Yesus 
berusia 12 tahun, keluarganya melakukan perjalanan, dan sedang dalam perjalanan 
kembali ke Galilea, mereka menyadari Dia tidak bersama mereka! Mereka kembali 
ke Yerusalem dan mencari-Nya selama 3 hari! Dapatkah kamu membayangkan betapa 
paniknya orang tua Yesus? Yerusalem adalah sebuah kota besar. Dapatkah kamu 
menebak di mana mereka akhirnya menemukan Yesus? Dalam Bait Allah. Dia belajar 
dengan ahli-ahli Taurat dan imam di sana. Yesus mengajukan pertanyaan, dan 
mendengarkan, dan menjawab pertanyaan itu sendiri.

Alkitab berkata dalam Lukas 2:46-47 bahwa Yesus sedang duduk di tengah-tengah 
alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan 
kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia heran karena jawaban-jawaban-Nya 
yang cerdas.

Ketika orang tua-Nya menemukan Dia, mereka lega dan marah, "Nak, mengapa Engkau 
lakukan ini terhadap kami? Ayah-Mu dan aku sangat khawatir dan kami telah 
mencari-cari-Mu." Yesus menjawab, "Mengapa kamu harus mencari Aku? Apakah Ayah 
dan Ibu tidak tahu bahwa Aku harus turut melakukan pekerjaan Bapa-Ku?" Siapakah 
yang Yesus maksud dengan Bapa-Ku? Yusuf adalah seorang tukang kayu. Berarti, 
Bapa yang dimaksud Yesus adalah Tuhan. Jadi, bahkan pada usia muda, Yesus tahu 
bahwa mempelajari firman Allah dan melakukan apa yang benar sangat penting. 
Dapatkah kamu belajar dari firman Allah? Tentu saja kamu bisa!

Selanjutnya, Alkitab berkata bahwa Yesus kembali bersama orang tuanya dan 
menaati mereka. Dia taat kepada perintah untuk menghormati ayah dan ibunya. 
Bagaimana kita bisa menghormati ayah dan ibu kita saat ini? Kita bisa mematuhi 
mereka, memberitahukan kebenaran kepada mereka, melakukan hal-hal yang baik 
bagi mereka, dan tidak mengatakan apa pun yang buruk tentang mereka. Yesus 
melakukan hal-hal ini dan Alkitab mengatakan: "Yesus bertambah dewasa dan 
bijaksana. Ia juga semakin disenangi Allah dan manusia." Ketika kita melakukan 
apa yang benar, Allah dan manusia akan senang dengan kita.

Pertanyaan Ulangan:

Per

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 612/November 2012 -- Mengenalkan Yesus Kristus kepada Anak (III)

2012-11-20 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengenalkan Yesus Kristus kepada Anak (III)
612/November/III/2012

DAFTAR ISI
TIP: MENGENALKAN YESUS KRISTUS KEPADA ANAK
STOP PRESS: IKUTILAH! KELAS DISKUSI DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK) PERIODE 
JANUARI/FEBRUARI 2013

Shalom,

Mengenalkan tentang Yesus Kristus kepada anak bukanlah seperti mengajarkan 
pelajaran sekolah umum kepada mereka. Selain membeberkan fakta-fakta tentang 
Kristus dalam firman Tuhan, tindakan dan teladan hidup para pelayan anak maupun 
orang tua merupakan cara yang paling efektif untuk mengenalkan mereka kepada 
Kristus. Simaklah sajian dalam edisi minggu ini, yang dapat membuka wawasan 
rohani Anda tentang bagaimana hubungan Anda dengan Kristus dapat menjadi cara, 
untuk membawa anak kepada pengenalan akan Yesus Kristus yang lebih pribadi 
lagi. Selamat menyimak dan kiranya menjadi berkat.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


TIP: MENGENALKAN YESUS KRISTUS KEPADA ANAK
Diringkas oleh: Davida

Salah satu tanggung jawab yang paling penting bagi orang tua Kristen, termasuk 
para pelayan anak adalah mengajar anak-anak tentang Yesus Kristus. Namun, 
banyak sekali anak yang bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus melalui 
sumber-sumber yang tidak alkitabiah. Gambaran samar tentang Kristus yang 
terekam dalam ingatan mereka adalah cerita-cerita yang dangkal. Misalnya ketika 
Paskah tiba, yang nampak jelas dalam pikiran mereka adalah "telur", bukan 
Kristus yang sudah bangkit.

Bagaimana kita memberikan gambaran yang jelas tentang Yesus Kristus kepada 
anak-anak?

1. Bicaralah dengan anak Anda tentang Yesus.

"... haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan 
membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam 
perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga 
engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi 
lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu 
dan pada pintu gerbangmu." (Ulangan 6:7-9)

Anak-anak mengumpulkan sejumlah besar hikmat dari mendengarkan pembicaraan 
orang tua atau guru-guru mereka. Semua percakapan dan perkataan Anda 
sehari-hari harus mengarah kepada Tuhan. Mengucap syukur kepada Tuhan tidak 
hanya dilakukan pada waktu makan saja, tetapi juga ketika Tuhan menjawab 
doa-doa Anda. Ucapkan secara spesifik ucapan syukur Anda kepada Tuhan Yesus 
tentang pemeliharaan-Nya. Berikan pujian kepada Tuhan ketika semuanya berjalan 
baik, bahkan lebih dari yang Anda harapkan. Dan, minta Tuhan Yesus menuntun 
Anda ketika menghadapi keputusan yang besar.

Membaca Alkitab secara teratur adalah cara yang efektif untuk berdiskusi 
tentang Kristus dengan anak. Sekarang ini, sudah banyak Alkitab untuk 
anak-anak, bahkan untuk balita, yang dapat menolong orang tua atau pelayan anak 
memulai diskusi dengan anak. Dengan membaca Alkitab bersama, secara pribadi 
Anda dapat mengatasi setiap pertanyaan yang anak lontarkan. Anda juga dapat 
memantau pertumbuhan rohani mereka. Gunakan setiap kesempatan untuk mengajarkan 
tentang Yesus Kristus kepada anak, dengan memahami setiap kisah kehidupan-Nya 
dalam Alkitab.

2. Hidupi prinsip-prinsip iman Anda setiap hari.

"Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat 
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16)

Hal ini penting bagi orang tua Kristen untuk melakukan apa yang mereka katakan. 
Ketika Anda membuat pernyataan tentang kebenaran Alkitab dan kebenaran Allah, 
anak-anak Anda akan menonton untuk melihat bagaimana Anda melakukan pelajaran 
tersebut. Secara duniawi, gambaran yang paling dekat tentang Bapa di Surga 
adalah ayah kita di rumah. Orang tua yang serupa dengan Kristus merupakan 
kesaksian terbaik yang dapat anak lihat dalam hidup orang tua mereka.

Ketika Anda memperlakukan orang lain dan anak-anak seperti cara Kristus 
memperlakukan mereka, maka rasa cinta dan hormat kepada Yesus Kristus akan 
menjadi prioritas utama dalam hidup anak-anak Anda. Jika anak-anak Anda melihat 
kasih Kristus menjadi teladan dalam rumahnya, mereka akan memiliki perspektif 
yang relevan untuk melihat kasih Kristus di Kalvari.

Bagian dari pemahaman kasih Kristus bagi umat manusia adalah dengan memahami 
kekuasaan-Nya. Ketika Anda menjadikan Kristus sebagai penguasa rumah tangga 
Anda, maka Anda dapat menunjukkan kepada anak Anda bagaimana Tuhan mengasihi 
mereka, dan Tuhan pun menuntut hal yang sama dari mereka.

3. Berdoalah dengan anak Anda.

"Tetaplah berdoa." (1 Tesalonika 5:17) Salah satu cara terbaik untuk 
mengajarkan tentang Yesus Kristus kepada anak adalah dengan mengajak mereka 
berdoa. Banyak orang dewasa saat ini belajar berdoa dengan berlutut dan 
mengucapkan doa yang sudah ditulis. Meskipun itu bukan hal yang salah, namun 
anak akan lebih dapat mengembangkan hubung

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 613/November 2012 -- Mengenalkan Yesus Kristus kepada Anak (IV)

2012-11-27 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengenalkan Yesus Kristus kepada Anak (IV)
613/November/IV/2012

DAFTAR ISI
BAHAN MENGAJAR: YESUS KRISTUS: DARI KITAB KEJADIAN SAMPAI KITAB WAHYU
MUTIARA GURU: AKU SIAP

Shalom,

Apakah Rekan-Rekan semua mengetahui sumber yang terbaik untuk mengajarkan 
tentang Yesus Kristus kepada anak? Ya! Jika jawabannya adalah Alkitab, maka itu 
tepat sekali! Alkitab, mulai dari kitab pertama sampai dengan kitab terakhir, 
semuanya berisi tentang Yesus Kristus. Bahan Mengajar minggu ini akan 
memberikan garis besar dari setiap kitab dalam Alkitab tentang siapakah Yesus 
Kristus. Kiranya garis besar ini menolong Anda untuk mengajarkan tentang Yesus 
Kristus kepada anak, sesuai dengan landasan yang benar, yaitu Alkitab. Selamat 
menyimak.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


BAHAN MENGAJAR: YESUS KRISTUS: DARI KITAB KEJADIAN SAMPAI KITAB WAHYU

Alkitab, dari depan ke belakang, menjawab pertanyaan, "Siapakah Yesus ini?"

Siapakah Yesus Kristus dalam Perjanjian Lama?

- Kejadian: Dia adalah Allah Pencipta.
- Keluaran: Dia adalah Penebus.
- Imamat: Dia adalah Allah yang menguduskan.
- Bilangan: Dia adalah pembimbing.
- Ulangan: Dia adalah guru.
- Yosua: Dia adalah penakluk perkasa.
- Hakim-Hakim: Dia memberikan kemenangan atas musuh.
- Rut: Dia adalah kerabat, kekasih, dan penebus kita.
- 1 Samuel: Dia adalah akar Isai.
- 2 Samuel: Dia adalah Anak Daud.
- 1 dan 2 Raja-Raja: Dia adalah Raja segala raja dan Tuhan segala Tuhan.
- 1 dan 2 Tawarikh: Dia adalah perantara dan Imam Besar.
- Ezra: Dia adalah Bait Allah kita, rumah ibadah kita.
- Nehemia: Dia adalah dinding yang kuat, yang melindungi dari musuh.
- Ester: Dia berdiri di celah untuk melepaskan kita dari musuh-musuh.
- Ayub: Dia adalah 'arbiter' yang tidak hanya memahami perjuangan kita, namun 
memiliki kekuatan untuk melakukan sesuatu terhadap pergumulan kita.
- Mazmur: Dia adalah lagu dan alasan kita untuk bernyanyi.
- Amsal: Dia adalah sumber kebijaksanaan, membantu kita memahami hidup ini.
- Pengkhotbah: Dia adalah tujuan kita, dan menghindarkan kita dari kesia-siaan.
- Kidung Agung: Dia adalah kekasih kita, "mawar Sharon" yang kita cintai.
- Yesaya: Dia adalah konselor perkasa, pangeran perdamaian, Bapa yang kekal, 
dan banyak lagi. Dia adalah semua yang kita butuhkan.
- Yeremia: Dia adalah obat yang menyembuhkan untuk penyakit dosa kita.
- Ratapan: Dia adalah setia, tempat kita bergantung penuh.
- Yehezkiel: Dia adalah inti roda hidup kita. Dia menjamin bahwa tulang-tulang 
kering yang mati akan hidup lagi.
- Daniel: Dia adalah Allah yang abadi, yang tidak terbatas oleh waktu.
- Hosea: Dia adalah kekasih setia, selalu memanggil kita untuk kembali, bahkan 
ketika kita telah meninggalkan-Nya.
- Yoel: Dia adalah tempat perlindungan kita, menjaga kita tetap aman dalam 
masa-masa sulit.
- Amos: Dia tempat kita bergantung, selalu ada di sisi kita.
- Obaja: Dia adalah Tuhan Kerajaan.
- Yunus: Dia adalah keselamatan Anda, membawa Anda kembali dalam kehendak-Nya.
- Mikha: Dia adalah hakim bangsa.
- Nahum: Dia adalah Allah yang cemburu.
- Habakuk: Dia adalah Yang Kudus.
- Zefanya: Dia adalah saksi.
- Hagai: Dia menumbangkan musuh.
- Zakharia: Dia adalah Tuhan semesta alam.
- Maleakhi: Dia adalah utusan dari perjanjian.

Siapakah Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru?

- Matius: Dia adalah Raja orang Yahudi.
- Markus: Dia adalah hamba.
- Lukas: Dia adalah Anak Manusia: merasakan apa yang Anda rasakan.
- Yohanes: Dia adalah Anak Allah.
- Kisah Para Rasul: Dia adalah Juru Selamat dunia.
- Roma: Dia adalah kebenaran Allah.
- 1 Korintus: Dia adalah batu petunjuk yang diikuti Israel.
- 2 Korintus: Dia memberikan kemenangan.
- Galatia: Dia adalah kebebasan kita, Dia membebaskan kita.
- Efesus: Dia adalah kepala gereja.
- Filipi: Dia adalah sukacita kita.
- Kolose: Dia adalah kelengkapan kita.
- 1 Tesalonika: Dia adalah harapan kita.
- 2 Tesalonika: Dia adalah kemuliaan kita.
- 1 Timotius: Dia adalah iman kita.
- 2 Timotius: Dia adalah stabilitas kita.
- Titus Dia adalah alasan kita untuk melayani.
- Filemon: Dia adalah penderma bagi kita.
- Ibrani: Dia adalah kesempurnaan kita.
- Yakobus: Dia adalah kekuatan di balik iman kita.
- 1 Petrus: Dia adalah teladan kita.
- 2 Petrus: Dia adalah kemurnian kita.
- 1 Yohanes: Dia adalah hidup kita.
- 2 Yohanes: Dia adalah pola hidup kita.
- 3 Yohanes: Dia adalah motivasi kita.
- Yudas: Dia adalah dasar iman kita.
- Wahyu: Dia adalah Raja kita yang akan datang. (t/Davida)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Bible Study Planet
Alamat URL: http://biblestudyplanet.com/jesus-from-genesis-to-revelation-2/
Judul asli artikel: Jesus: From Genesis to Revelation
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 26 Oktober 2012


MUTIARA GURU: AKU SIAP

Aku sedang bersiap membawakan firman di sekolah minggu.
Sudah kubaca buku panduan sampai 4 kali.
Sudah kuhafal lagu baru yang akan kuny

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 614/Desember 2012 -- Natal (I)

2012-12-04 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Natal (I)
614/Desember/I/2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: APA YANG AKAN ANDA TEMUKAN SAAT NATAL?
WARNET PENA: SAMARITAN'S PURSE (OPERATION CHRISTMAS CHILD -- OCC)

Salam Damai Kristus,

Sudah siapkah Anda menyambut Natal? Mari kita lewati momen yang istimewa ini 
dengan penuh sukacita dan kerinduan yang mendalam untuk menyambut Yesus 
Kristus, Sang Juru Selamat. Melalui edisi ini, kita akan bersama-sama 
merenungkan dan menyadari betapa indahnya hadiah Natal yang kita terima dari 
Allah, melalui Yesus Kristus. Hadiah yang tidak bisa dibeli di mana pun. Apa 
sajakah hadiah tersebut? Silakan menyimak sajian ini dan temukan ide baru untuk 
menjadikan Natal lebih bermakna. Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi Titik Lestari
< http://pepak.sabda.org/ >


ARTIKEL: APA YANG AKAN ANDA TEMUKAN SAAT NATAL?
Diringkas oleh: Santi T.L.

Keajaiban Natal tidak terjadi di pusat perbelanjaan, tetapi di Betlehem. 
Melalui Yesus, Allah menawarkan pengampunan atas masa lalu, ketenteraman pada 
saat ini, dan masa depan yang pasti di dalam kekekalan. (Rick Warren)

1. Anda Dapat Menemukan Pengampunan

Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan. (Lukas 2:11)

Lingkarilah kata Juru Selamat. Itulah makna Natal sebenarnya. Tetapi, mengapa 
kita memerlukan Juru Selamat? Alkitab mengatakan bahwa surga adalah tempat yang 
sempurna. Karena itu, hanya orang-orang sempurna saja yang dapat memasukinya. 
Jika Allah mengizinkan orang yang tidak sempurna memasukinya, maka surga tidak 
akan sempurna lagi. Artinya, saya tidak punya kesempatan satu banding sejuta 
sekalipun untuk dapat masuk surga dengan usaha saya sendiri, demikian juga 
Anda. Saya sudah kehilangan kesempatan menjadi sempurna sejak dulu. Maka, Allah 
harus menjalankan "Rencana B". Dia mengutus seorang Juru Selamat kepada kita, 
sehingga kita dapat masuk surga dengan menggunakan tiket orang lain. Itulah 
kabar gembiranya: Seorang Juru Selamat telah lahir!

Kebutuhan terbesar manusia ialah pengampunan. Dengan lahirnya Sang Juru 
Selamat, Anda dapat memperoleh pengampunan. Itulah hadiah paling berharga yang 
dapat Anda peroleh, hadiah berupa kebebasan dari rasa bersalah. Saat Natal, 
Allah menawarkan kepada Anda kesempatan agar masa lalu Anda diampuni dan 
dibasuh bersih, sehingga Anda dapat memulai dari awal yang benar-benar baru. 
Itulah kabar baiknya!

Sekarang, bagaimana saya dapat membiarkan Kristus menyelamatkan saya? 
Perhatikan ayat berikut, "Barang siapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat 
pengampunan dosa oleh karena nama-Nya" (Kisah Para Rasul 10:43). Ayat ini 
mengatakan "barang siapa percaya". Artinya, Anda hanya perlu percaya. Tahukah 
Anda bagaimana caranya supaya Kristus mengampuni Anda? Cukup dengan mengakui 
bahwa Anda ingin Dia melakukan hal itu.

Kita mengira dapat memperoleh keselamatan dengan usaha sendiri. Kita berkata, 
"Ya Allah, perbuatan baikku begitu banyak dan perbuatan burukku begitu sedikit. 
Lihatlah perbedaannya!" Satu-satunya masalah adalah Allah tidak menilai dengan 
melihat grafik. Dia berkata, "Hanya orang yang sempurna yang dapat mendaftar 
masuk ke tempat yang sempurna." Allah tidak menghakimi Anda dengan 
membandingkan dengan orang lain. Jadi, Anda butuh Juru Selamat. Itu adalah 
hadiah cuma-cuma; Anda tinggal menerimanya.

2. Anda Dapat Menemukan Ketenteraman

Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu (Mazmur 
119:165).

Ketenteraman adalah kata yang sering digunakan dalam dunia kita, tetapi 
kebanyakan orang sangat sulit memahaminya. Masyarakat kita tidak memiliki 
sedikit pun pemahaman tentang arti ketenteraman yang sebenarnya.

Arti ketenteraman menurut cara pandang orang dunia:
a. Minum-minum sampai mabuk dan mati rasa, sehingga mereka tidak lagi merasakan 
kepedihan hati mereka.
b. Beralih dari satu hubungan ke hubungan yang lain, sambil berharap ada 
seseorang akan mengisi kekosongan hidup mereka. Tetapi, hal itu tidak pernah 
terjadi.
c. Terus sibuk sepanjang waktu sehingga pada malam hari, mereka langsung ambruk 
ke tempat tidur dan tidak perlu berpikir lagi. Itu terjadi karena setiap kali 
berdiam diri, maka pikiran buruk, ketakutan, dan kesepian yang mencengkeram 
datang menindih, dan mereka tidak menyukai perasaan itu.
d. Bekerja dan bekerja, menjadi pecandu kerja dan pengejar karier, sehingga 
mereka bisa mendapatkan semua gelar kesuksesan untuk membuktikan kepada dunia 
siapa mereka! Tetapi, di dalam hati mereka berkata, "Aku merasa bukan 
siapa-siapa."
e. Mencoba muslihat gerakan Zaman Baru, seperti mengamati bola kristal, memakai 
aroma terapi, duduk dalam posisi bunga teratai sambil menatap pusar mereka dan 
bergumam, "Om." Tetapi, itu pun bukan ketenteraman.

Ketenteraman yang sesungguhnya, yaitu:
a. Memiliki hubungan dengan Yesus Kristus, Anak Allah, dan bersahabat dengan 
Allah.
b. Mengetahui bahwa apa pun yang saya l

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 615/Desember 2012 -- Natal (II)

2012-12-11 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Natal (II)
615/Desember/II/2012

DAFTAR ISI
BAHAN MENGAJAR: SELALU SUKACITA MENANTIKAN PENGGENAPAN JANJI TUHAN
SUA PELAYAN ANAK: PERSIAPAN PERAYAAN NATAL DI SEKOLAH MINGGU

Salam damai Kristus,

Perayaan Natal hampir selalu membuat anak-anak sekolah minggu bersukacita. 
Salah satu alasannya karena perayaan Natal dilakukan secara kreatif dan 
menyenangkan, baik melalui acara pentas seni maupun permainan. Edisi e-BinaAnak 
kali ini menyajikan bahan mengajar berisi permainan Natal yang kreatif dan 
alkitabiah mengenai kelahiran Yesus Kristus. Jika di sekolah minggu Anda belum 
merayakan Natal, permainan ini bisa Anda terapkan dalam salah satu sesi acara 
Natal. Selain itu, Anda bisa diberkati pula melalui kesaksian para pelayan 
Anak, terutama mengenai persiapan dan tradisi merayakan Natal di sekolah minggu 
mereka. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi Titik Lestari
< http://pepak.sabda.org/ >


BAHAN MENGAJAR: SELALU SUKACITA MENANTIKAN PENGGENAPAN JANJI TUHAN
Bahan Alkitab: Zakaria 9:9-17

FOKUS

Setiap orang membutuhkan rasa aman. Rasa aman bisa didapatkan jika berada dalam 
sebuah perlindungan dari pihak yang dapat diandalkan. Sebagai orang percaya, 
maka Tuhanlah tempat perlindungan itu. Tuhan memberikan janji perlindungan pada 
umat-Nya bahwa Dia akan datang sebagai raja dan mengalahkan semua musuh. Janji 
ini tentu mendatangkan sukacita bagi umat-Nya yang sedang menderita. Sukacita 
inilah yang harus terus dipertahankan dalam menantikan penggenapan janji Tuhan.

Melalui pelajaran hari ini, anak diajak untuk selalu bersukacita dalam 
menantikan penggenapan Tuhan.

PENJELASAN BAHAN

1. Zakaria (yang berarti Tuhan telah mengingat) adalah nabi yang disebut-sebut 
bersama Hagai dalam Ezra 5:1 dan Ezra 6:14. Kedua nabi ini bergairah membangun 
kembali Bait Allah pada masa pelayanan mereka. Nubuat-nubuat nabi ini menjadi 
pendorong yang kuat bagi pembangunan Bait Allah. Kitab Zakaria diperkirakan 
ditulis pada tahun 520-518 SM.

2. Ayat 9 adalah nubuatan yang menggambarkan sukacita Sion karena kedatangan 
sang raja, setelah pada ayat 1-8 kedatangan sang raja itu memberikan hukuman 
kepada bangsa-bangsa. Ayat 10 menggambarkan kuasa Tuhan atas seluruh bumi 
sebagaimana telah dinubuatkan sebelumnya. Kedatangan-Nya itu dilanjutkan dengan 
memberikan janji perlindungan bagi umat-Nya (ayat 11-17).

3. Nubuat pada ayat 9 akhirnya digenapi Tuhan Yesus ketika Dia memasuki 
Yerusalem dengan menunggang seekor keledai (lihat Matius 21:5 dan Yohanes 
12:15). Sukacita rakyat saat itu sungguh nyata ketika mereka menghamparkan 
pakaian mereka dan juga ranting-ranting pohon di jalan yang hendak dilewati 
Tuhan Yesus. Sukacita yang dijanjikan Tuhan pasti akan digenapi-Nya.

4. Tuhan adalah Tuhan yang Mahakuasa. Dia bisa dengan mudah mengalahkan 
musuh-musuh-Nya dan memberikan damai sampai ke ujung bumi. Setiap orang percaya 
seharusnya memercayai janji Tuhan karena kuasa-Nya yang besar. Tuhan bukan 
hanya akan mengalahkan musuh, melainkan juga akan melanjutkan dengan memberikan 
perlindungan. Pada ayat 11-17 ditunjukkan berbagai bentuk perlindungan yang 
Tuhan berikan antara lain:

a. Melepaskan orang-orang tahanan dari lobang yang tidak berair.
b. Memberi ganti kepada umat-Nya dua kali lipat atas segala kerugian yang 
mereka alami.
c. Memakai umat Tuhan seperti pedang seorang pahlawan.
d. Meniup sangkakala dan akan berjalan maju dalam angin badai.
e. Melindungi mereka.
f. Menyelamatkan mereka.

5. Umat Tuhan di mana pun juga, seharusnya terus bersukacita bila melihat semua 
janji Tuhan itu dan bagaimana Dia menggenapinya dalam diri Tuhan Yesus Kristus. 
Keyakinan bahwa Tuhan juga selalu melindungi mereka akan semakin meningkatkan 
sukacita tersebut.

AYAT HAFALAN

"Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan 
bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; dan karena Engkau 
akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu." (Mazmur 5:12)

LAGU PENDUKUNG

1. Berlimpah Sukacita di Hatiku (PKJ 216).
2. Tuhan Yesus Aku Berjanji (Pujilah Tuhan Hai Jiwaku 114).
3. Janganlah Takut (Kidung Sekolah Minggu 242).
4. Saat Takut, Saat Gentar (Lucky 22).

PELAJARAN UNTUK ANAK KELAS 4 -- 6 SD

Pembukaan
1. Bagi kelas menjadi beberapa kelompok. Mintalah tiap-tiap kelompok mencari 
lagu bertema "sukacita" sebanyak-banyaknya dalam waktu 5 menit.
2. Minta tiap kelompok melaporkan hasilnya. Guru menuliskan semua hasil 
pencarian di papan tulis.
3. Bahas beberapa lagu untuk melihat alasan bersukacita.
4. Arahkan anak pada kondisi sebuah penantian penggenapan sebuah janji 
(misalnya: menunggu orang tua menjemput, menunggu sahabat yang akan datang dari 
luar kota, menunggu orang tua membelikan sesuatu yang dijanjikan, dll.).
5. Tanyakan pada anak suasana hati mereka ketika menunggu tersebut. Apakah 
mereka bisa merasa sukacita dalam penantian tersebut.
6. Terima jawaban

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 616/Desember 2012 -- Natal (III)

2012-12-18 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Natal (III)
616/Desember/III/2012

DAFTAR ISI
TIP 1: MENGAJARKAN KISAH NATAL KEPADA ANAK
TIP 2: NATAL INDAH BERSAMA KELUARGA

Salam Sukacita dalam Kristus,

Dalam hitungan beberapa hari lagi saja, seluruh umat percaya di dunia merayakan 
Kelahiran Yesus Kristus, Sang Juru Selamat. Tak ketinggalan, semua pelayan anak 
dan anak-anak yang dilayani juga akan merayakannya bersama-sama. Teruslah 
mengingat bahwa hari Natal adalah tentang kelahiran Sang Juru Selamat, yang 
merupakan salah satu rencana kudus Allah dalam karya penebusan-Nya! Selalu 
tekankan hal ini kepada anak-anak layan Anda sejak usia dini! Tip-tip dalam 
edisi pamungkas e-BinaAnak tahun 2012 ini, akan menolong kita untuk 
menceritakan makna kisah Natal yang sesungguhnya kepada anak dan bagaimana kita 
dapat merayakan Natal bersama anak di rumah. Kiranya menjadi inspirasi dan 
berkat bagi Anda.

Segenap redaksi e-BinaAnak mengucapkan, "Selamat hari Natal 2012 dan selamat 
menyambut Tahun Baru 2013." Damai Kristus menyertai kita selalu, sampai Ia 
datang lagi kedua kalinya. Amin!"

Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana, Santi Titik Lestari, dan Melina Martha
< http://pepak.sabda.org/ >


TIP 1: MENGAJARKAN KISAH NATAL KEPADA ANAK
Ditulis oleh: R. Scott Wiley dan Timothy Pollard

Bagaimana caranya agar guru dan orang tua bisa membantu anak-anak merangkul 
realitas dan kebenaran Natal? Berbagi cerita Natal dengan anak-anak harus 
menjadi pengalaman yang indah. Ketika Anda berpikir tentang usia anak, 
pikirkanlah fakta-fakta yang dapat Anda bagikan sesuai dengan usia mereka. 
Pertimbangkan saran-saran berikut untuk setiap kelompok usia.

1. Usia Prasekolah (0 -- 2 Tahun)

Anak-anak prasekolah belajar dan bertumbuh dengan sangat pesat. Semua 
pengalaman mereka adalah hal baru dan menarik. Anak prasekolah baru memulai 
penemuan mereka untuk segala sesuatunya. Ucapkanlah nama Yesus Kristus sesering 
mungkin untuk mereka. Katakanlah fakta-fakta yang sederhana tentang kelahiran 
Yesus: "Yesus sudah lahir. Maria adalah ibu Yesus. Yusuf menjaga Maria dan Bayi 
Yesus." Berikan pengalaman langsung tentang peristiwa kelahiran Yesus Kristus 
kepada anak prasekolah. Mereka dapat menyentuh maket kelahiran Yesus Kristus 
atau gambar tentang itu. Mereka dapat membunyikan lonceng sambil menyanyikan 
lagu Natal sederhana tentang Yesus Kristus. Kebenaran Alkitab yang sederhana 
dapat membangun fondasi alkitabiah yang kuat, sejak mereka masih dini.

2. Usia Balita (3 dan 4 tahun)

Bantulah anak-anak balita menemukan pemahaman yang lebih dalam tentang 
peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Anak balita dapat mendengar bahwa malaikat 
mengatakan kepada Maria tentang kelahiran Yesus. Mereka dapat memahami bahwa 
Allah merencanakan Yusuf menjadi bagian dari keluarga Yesus. Mereka juga dapat 
mempelajari lebih lanjut tentang para gembala yang datang untuk melihat bayi 
Yesus, dan orang-orang Majus yang membawa hadiah untuk Yesus. Mereka juga bisa 
mulai memahami bahwa Yesus diutus oleh Allah. Ayat sederhana seperti "Yesus 
lahir di Betlehem" (Matius 2:1), akan membantu anak usia 3 dan 4 tahun 
menemukan kisah kelahiran Yesus dalam Alkitab. Tekankan bahwa kelahiran Yesus 
adalah alasan adanya perayaan Natal.

3. Usia Taman Kanak-Kanak (5 -- 6 Tahun)

Pengetahuan anak TK berkembang dengan cepat dalam semua bidang. Mereka akan 
mengajukan banyak pertanyaan yang mungkin sulit Anda jawab. Jawablah pertanyaan 
secara sederhana dan dorong anak untuk bertanya lebih lanjut. Anak TK dapat 
mempelajari lebih lanjut tentang Natal dan kelahiran Yesus. Mereka dapat mulai 
memahami bahwa Allah merencanakan kelahiran Yesus Kristus. Perkenalkan nabi 
Yesaya yang menubuatkan kelahiran Yesus. Dia mengatakan bahwa Yesus akan lahir. 
Anak TK sedang membentuk dasar tentang Allah dan Yesus Kristus; mereka dapat 
mulai mengerti bahwa Yesus adalah Anak Allah, dan Allah mengutus Yesus ke dunia 
karena Allah mengasihi manusia. Mereka belum bisa memahami secara keseluruhan 
arti sebenarnya kelahiran Yesus Kristus, namun Anda dapat membangun dasar untuk 
perkembangan pemahaman berikutnya.

4. Usia Kelas 1 dan 2 SD (7 -- 8 Tahun)

Anak usia 6 dan 7 tahun ibarat spons yang menyerap informasi baru. Ketika 
mereka mulai belajar membaca, beri mereka kesempatan untuk membaca kisah Natal 
dari Alkitab mereka sendiri. Pastikan mereka mengetahui bahwa Allah mengutus 
Yesus ke bumi karena Dia mengasihi mereka! Bantulah mereka untuk mengetahui 
bahwa kelahiran Yesus adalah bagian dari rencana Allah! Bimbinglah mereka untuk 
menemukan nubuatan para nabi tentang kelahiran Yesus, sekitar 300 tahun 
sebelumnya, dalam Perjanjian Lama!

5. Usia Kelas 3 dan 4 SD (9 -- 10 tahun)

Sebagai anak-anak yang semakin besar, anak kelas 3 -- 4 SD menjadi lebih sadar 
mengapa Allah mengutus Yesus Kristus ke bumi. Kisah nyata Natal menjadi lebih 
dari sekadar kelahiran bayi -- itu adalah kelahiran Putra Allah yang Tunggal. 

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 617 Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku (I)

2013-01-02 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku (I)
617/Januari/I/2013

Salam sukacita dalam Kristus,

Jumpa lagi dalam edisi perdana e-BinaAnak pada tahun yang baru, tahun 2013. 
Bagaimana rangkaian kegiatan Natal dan Tahun Baru Anda? Kami berharap dengan 
pertolongan Tuhan, semua berjalan dengan lancar.

Pada edisi perdana tahun 2013 ini, kami mengajak rekan-rekan semua untuk 
kembali mengevaluasi motivasi dan kesungguhan dalam melayani anak-anak. Artikel 
"Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku" dapat menolong Anda dalam menggembalakan 
anak-anak yang Anda layani. Dan, jangan lupa menyimak kolom Warnet Pena yang 
akan memberikan informasi mengenai halaman arsip e-BinaAnak di situs SABDA.org. 
Kiranya seluruh sajian ini bermanfaat bagi rekan-rekan semua. Selamat Tahun 
Baru 2013!

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


Sesudah mereka makan, Yesus berkata kepada Simon Petrus, "Simon, anak Yohanes, 
apakah engkau lebih mengasihi Aku daripada mereka ini mengasihi Aku?" "Benar, 
Tuhan," jawab Petrus, "Tuhan tahu saya mencintai Tuhan." Yesus berkata 
kepadanya, "Peliharalah anak-anak domba-Ku." (Yohanes 21:15 -- BIS) < 
http://alkitab.mobi.ylsa/bis/Yoh/21/15// >


ARTIKEL: GEMBALAKANLAH ANAK-ANAK DOMBA-KU

Petrus adalah seorang nelayan dan Tuhan Yesus memanggilnya menjadi penjala jiwa 
(Matius 4:19). Namun, setelah kebangkitan-Nya, Yesus tidak lagi menyebut Petrus 
seorang nelayan, tetapi gembala. Ada makna yang dalam pada perubahan itu. Ada 
satu perbedaan besar antara nelayan dan gembala. Nelayan menangkap apa yang 
tidak dipelihara atau diberi makan. Dia hanya mencari ikan yang sudah besar, 
membuang kembali semua ikan kecil dari jalanya ke laut. Gembala mengarahkan 
perhatian khusus untuk yang kecil dan yang lemah. Semua keuntungan gembala 
bergantung pada bagaimana ia memelihara dombanya.

Panggilan "Gembalakanlah anak-anak domba-Ku", menunjukkan penghargaan yang 
sangat dalam dan penuh berkat untuk mengutamakan yang kecil dari kawanan domba. 
Petrus dan seluruh pelayan Kristus, tidak hanya harus memberi makan domba, 
tetapi kesejahteraan gereja juga bergantung pada penggembalaan mereka. Apa yang 
dikatakan kepada mereka, berlaku pula bagi para orang tua sebagai gembala, yang 
masing-masing memiliki kawanan domba kecil untuk mereka asuh demi Sang Tuan. 
Amanat Agung Kristus kepada gereja-Nya melalui Petrus menunjukkan bahwa 
anak-anak kecil ada di hati-Nya. Ini mengajarkan kita untuk memikirkan 
kelemahan anak-anak, betapa berharganya anak-anak, memikirkan kebutuhan dan 
harapan anak-anak kita.

Kelemahan Anak-Anak

"Gembalakanlah anak-anak domba-Ku," kata Yesus. Hal tersebut mengingatkan pada 
kelemahan anak-anak kita dan kehidupan rohani mereka. Saya pernah mengunjungi 
sebuah peternakan domba dan kembali pulang bersama pemiliknya. Menjelang malam, 
ada awan kelabu. Dia bergegas kembali, berseru kepada anaknya, "Perhatikan 
dombanya baik-baik! Akan datang badai!"

Tuhan Yesus sedang hendak naik ke surga ketika Dia memberikan kata-kata 
terakhirnya, "Gembalakanlah anak-anak domba-Ku." Domba adalah binatang lemah 
dan tak berdaya -- betapa jauh lebih tidak berdayanya domba yang kecil! Dia 
tidak bisa merawat dirinya sendiri. Sang Tuan ingin agar setiap pelayan dan 
orang tua mengerti betapa anak begitu bergantung pada perawatan dari orang 
tuanya. Anak tidak bisa memilih siapa yang akan memengaruhi hidupnya. Dia belum 
bisa memilih antara yang baik dan jahat. Anak tidak tahu apa-apa tentang 
pentingnya sedikit berkata-kata atau bertindak, membentuk kebiasaan, menabur 
benih yang baik atau buruk, atau mengarahkan dirinya kepada dunia atau kepada 
Tuhan. Semua bergantung pada lingkungannya. Orang tua, khususnya, memiliki 
anak-anak dalam kekuasaan mereka. Merupakan tanggung jawab yang kudus untuk 
memimpin dan memelihara mereka dengan sungguh-sungguh, untuk memberi mereka 
makan dengan makanan yang telah diberikan oleh Bapa kita, untuk memimpin mereka 
hanya di padang rumput yang hijau!

Betapa Berharganya Anak-Anak

Gembalakanlah anak-anak domba-domba-Ku! Kata-kata ini mengingatkan kita betapa 
berharganya anak-anak. Dalam diri domba, gembala melihat kemungkinan masa 
depan: anak-anak domba adalah kawanan yang akan menjadi besar. Anak-anak pada 
hari ini adalah gereja generasi berikutnya, mereka adalah para pelayan yang 
akan Yesus pakai untuk melakukan pekerjaan-Nya, membuat orang-orang bertobat, 
menyelamatkan, dan memberkati banyak orang. Betapa sedikit kita memahami atau 
memerhatikan suara ini, yaitu gembalakanlah anak-anak domba.

Yesus mengasihi anak-anak tidak hanya karena kelak mereka bisa menjadi 
'seseorang', tetapi juga karena keberadaan mereka saat ini dalam 
kekanak-kanakan, kesederhanaan, dan keilahian mereka. Ia menganggap hal-hal itu 
sebagai pelajaran yang sangat ber

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 618/Januari 2013 -- Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku (II)

2013-01-10 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku (II)
618/Januari/II/2013

Shalom,

Banyak cerita dalam Alkitab yang perlu kita jelaskan kepada anak-anak dengan 
lebih cermat lagi. Salah satunya adalah mengenai makna permintaan Tuhan Yesus 
kepada Petrus, "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Bahan mengajar dalam edisi kali 
ini kiranya dapat menolong Rekan-rekan sekalian untuk menjelaskan dengan lebih 
tepat makna permintaan Tuhan Yesus tersebut. Simak pula pendapat Rekan-rekan 
Facebook e-BinaAnak mengenai penggembalaan anak-anak dalam kelas kecil, pada 
kolom Sua Pelayan Anak. Kiranya seluruh sajian ini menjadi berkat bagi Pembaca 
sekalian.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Seorang gembala domba mendapat pertanyaan tentang bagaimana ia bisa memiliki 
domba-domba yang memiliki kualitas sangat bagus. 'Itu mudah,' jawabnya, 'hanya 
dengan memberikan perawatan ekstra kepada anak-anak domba.'" (NN)


BAHAN MENGAJAR: GEMBALAKANLAH ANAK-ANAK DOMBAKU

Sumber Cerita dalam Alkitab:
Yohanes 21

Referensi:
Mazmur 23, Matius 7:15-23, dan Kisah Para Rasul 20:28-30

Tujuan:
Anak-anak belajar bahwa mereka harus mengikut Yesus.

Ayat Hafalan:
"Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan 
pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup 
di dalamnya." (Efesus 2:10)

Pendahuluan: Merawat Domba

1. Menurutmu, siapakah yang bertugas mengurus domba-domba? (Gembala)
Siapa yang mengurus domba? (Seorang gembala)

2. Apa saja yang harus dilakukan gembala untuk merawat domba-dombanya? 
(Terimalah beberapa jawaban dari anak-anak!)

3. Apakah gembala harus memastikan ada makanan dan minuman bagi domba-dombanya? 
(Ya. Baca Mazmur 23:2)

4. Bagaimana kita menyebut orang-orang yang mengurus domba-domba Allah di 
gereja? (Pendeta)

Cerita: Peliharalah Anak-Anak Dombaku

Petrus adalah salah satu murid Yesus, tetapi setelah Yesus naik ke surga, 
Petrus menjadi seorang pendeta dari gereja di Yerusalem. Yesus tahu Petrus akan 
memimpin gereja, jadi sebelum Dia pergi, Dia berbicara dengan Petrus tentang 
hal itu.

Yesus dan murid-murid-Nya duduk di dekat Laut Galilea untuk sarapan. [Baca 
Yohanes 21:15-18, berhentilah setelah Yesus mengatakan "Gembalakanlah 
domba-domba-Ku" terakhir kali.] Apakah Yesus memiliki kawanan domba yang 
sebenarnya dan Ia ingin Petrus memelihara domba-domba-Nya itu? (Tidak) Jadi, 
apa yang Yesus bicarakan? (Orang-orang) Orang-orang yang mengasihi Yesus dan 
mengikuti-Nya. Yesus mengatakan bahwa Petrus akan memimpin gereja.

Fokus: Memimpin Domba Allah

Menurutmu, mengapa Yesus menanyakan hal yang sama kepada Petrus sebanyak 3 
kali? Apakah kamu berpikir bahwa Yesus ingin Petrus terus mengingat hal ini? 
Ini penting. Gembalakanlah domba-domba-Ku (memberi makan domba-domba Allah). 
Dengan apa Petrus harus memberi makan domba-domba Allah? Dengan masak makaroni 
atau memberikan mereka keju? Mungkin ikan? Atau daging? (Tidak!) Petrus harus 
memberi mereka makan dengan mengajarkan firman Tuhan sehingga mereka akan 
bertumbuh di dalam Yesus.

Menurutmu, apakah Petrus juga harus melindungi gereja dari "binatang liar"? 
Serigala dan singa? Alkitab menyebut guru palsu sebagai serigala karena mereka 
datang ke gereja tampak seperti kita, berpura-pura menjadi pengikut Tuhan. 
Seperti serigala berpura-pura menjadi domba, tetapi kemudian mereka mencoba 
"mencuri" orang dan menjauhkan orang itu dari Allah. Mereka mengajarkan hal-hal 
yang bukan dari Alkitab, hal-hal yang tidak benar. Dan, Alkitab menyebut Setan 
sebagai singa yang mengaum, mencari untuk melihat siapa yang bisa dilahapnya. 
Ia juga ingin mengambil domba Allah. Jadi, seorang pendeta, sebagai gembala 
domba Allah, harus melindungi kita dari hal-hal tersebut dengan mengajarkan 
firman Tuhan agar kita tidak tersesat.

Transisi: Mengikuti

Menurutmu, mengapa pendeta harus mengajarkan firman Tuhan kepada kita? Bolehkah 
kita hanya duduk saja dan tidak perlu memerhatikan? (Tidak!) Dapatkah kita 
mengisi kepala kita dengan pengetahuan dan tidak pernah menggunakannya? (Tidak) 
Apakah gereja hanya merupakan sebuah tempat untuk bertemu dan bermain dengan 
teman-teman kita? (Tidak) Apa yang harus harus kita lakukan? Kita harus 
mengikuti ajaran Allah.

Efesus 2:10 adalah ayat hafalan untuk hari ini: "Karena kita ini buatan Allah, 
diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang 
dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." Mengapa 
Allah melakukan banyak perbuatan baik bagi kita sebelumnya? Apakah agar kita 
tidak bisa/tidak perlu melakukannya? (Tidak! Justru agar kita bisa 
melakukannya.) Mengikut Tuhan bukan hanya tentang pergi ke gereja seminggu 
sekali. Ini tentang melakukan. Ini tentang bagaimana kita menjalani kehidupan 
kita setiap hari, melakukan hal

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 620/Januari 2013 -- Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku (IV)

2013-01-22 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku (IV)
620/Januari/IV/2013

Shalom,

Perintah Tuhan Yesus agar Petrus menggembalakan domba-domba-Nya, juga berlaku 
bagi setiap orang percaya saat ini. Secara khusus, bagi setiap pelayan anak, 
domba-domba yang harus kita gembalakan adalah anak-anak yang sudah Tuhan Yesus 
tempatkan di sekeliling kita. Ajarkanlah juga tentang penggembalaan ini kepada 
setiap anak, agar mereka pun dapat "menggembalakan" domba-domba yang kelak akan 
Allah percayakan kepada mereka. Melalui bahan mengajar minggu ini, kita dapat 
mengembangkan ide yang lebih kreatif lagi untuk mengajarkan hal ini kepada 
setiap anak di gereja. Simak pula kolom Mutiara Guru yang dapat menolong kita 
untuk merenungkan makna menjadi "Gembala bagi Anak-Anak".

Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Hanya dengan mengasihi Kristus kita mampu melayani dan mengasihi 
domba-domba-Nya." (NN)


BAHAN MENGAJAR: GEMBALAKANLAH DOMBA-DOMBA-KU

Ide pelajaran: Jelaskan kepada anak-anak bahwa saat Anda pergi, Anda 
memercayakan hewan peliharaan Anda kepada orang lain untuk dirawat dan dijaga. 
Jelaskan betapa Anda mencintai hewan peliharaan Anda, dan apa yang harus 
anak-anak lakukan seandainya Anda memercayakan hewan peliharaan itu kepada 
mereka. Katakan kepada anak bagaimana Tuhan Yesus meminta Petrus untuk 
"menggembalakan" domba-domba-Nya sebelum Dia naik ke surga. Sebagai domba-domba 
Yesus, doronglah anak-anak untuk memikirkan cara-cara agar mereka dapat 
"menjaga" satu sama lain.

Alat peraga: Peralatan untuk mengurus binatang peliharaan (contoh: mangkuk 
makanan, mangkuk minuman, sabun, handuk, obat-obatan, tali, sisir, dan 
sebagainya yang ada di rumah Anda/pinjam dari rekan yang lain).

Pelajaran: Gembalakanlah Domba-Domba-Ku -- Jagalah Domba-Domba-Ku

Selamat pagi anak-anak! Berapa banyak dari kalian yang memiliki hewan 
peliharaan? Teman saya memunyai anjing yang sangat istimewa. Dia sangat 
mencintai anjingnya (Jika Anda punya hewan peliharaan, Anda juga bisa 
menceritakan tentang hewan peliharaan Anda. Red,). Berikut ini adalah hal-hal 
yang teman saya lakukan untuk merawat anjingnya tersebut (Tunjukkan 
barang-barang yang sudah Anda siapkan sebelumnya). Dengan sisir ini, dia 
menyisir rambut anjingnya agar selalu halus. Makanan dan minumannya ditaruh 
dalam mangkuk-mangkuk yang sudah disediakan. Berikutnya adalah sabun, yang 
digunakan untuk memandikan anjing tersebut. Anjing tersebut sangat istimewa 
sehingga teman saya menunjukkan cintanya dengan memerhatikan semua kebutuhannya.

Suatu hari, teman saya harus pergi ke luar kota. Dia pun menitipkan anjingnya 
ke tetangga yang suka dengan binatang. Teman saya memberitahukan tentang cara 
merawat anjingnya dan semua kebiasaan anjingnya ke tetangga yang akan menjaga 
anjingnya tersebut. Tidak lupa, teman saya juga memberikan tali kepada 
tetangganya, agar setiap hari anjingnya dibawa berjalan-jalan keliling 
kompleks. Teman saya ingin memastikan ke tetangganya bahwa dia merawat 
anjingnya dengan sangat istimewa!

Dalam bacaan Alkitab hari ini, yaitu dari Injil Yohanes, Yesus berkata kepada 
Petrus, "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Yesus tidak berbicara tentang jenis 
domba yang berbulu tebal dan memiliki suara "mbeeekkk ... mbe ... mbe 
" Menurutmu, siapakah domba-domba itu, sampai Tuhan Yesus meminta agar 
Petrus memelihara/menjaga mereka? Benar! Dia berbicara tentang para 
pengikut-Nya. Ketika Yesus berbicara tentang "domba-domba-Ku", Ia berpikir 
tentang orang-orang yang mengikuti-Nya dan mencintai-Nya. Mereka adalah 
orang-orang seperti kalian dan saya.

Jika kita adalah pengikut Tuhan Yesus, kita adalah bagian dari kawanan domba 
tersebut. Tuhan Yesus akan kembali ke rumah-Nya di surga. Ia ingin memastikan 
bahwa Petrus akan menggembalakan domba-domba-Nya, yaitu orang-orang yang 
mencintai dan mengikuti Tuhan Yesus. Tuhan Yesus ingin tahu bahwa 
domba-domba-Nya diberi "makan" dan "dipelihara" oleh Petrus dan oleh 
pemimpin-pemimpin gereja setelah Petrus.

Pendeta kita adalah pemimpin seperti Petrus. Pekerjaannya adalah untuk 
menggembalakan kita, memberikan makanan rohani, dan membawa kita ke arah yang 
benar sesuai kehendak Tuhan Yesus. Bahkan, kita semua perlu melakukan hal yang 
sama untuk menjaga satu sama lain. Jika kita adalah domba Tuhan Yesus, 
bagaimana kita bisa merawat satu sama lain? (Biarkan anak-anak merespons) Ya! 
Banyak ide yang bagus dalam setiap jawaban kalian. Oleh karena itu, mari kita 
selalu melakukan apa yang kita bisa untuk mengurus satu sama lain. Hal tersebut 
juga merupakan sesuatu yang Tuhan Yesus ingin kita lakukan.

Doa: Tuhan Yesus, tolonglah kami untuk dapat merawat setiap binatang peliharaan 
kami dengan baik. Tolonglah kami, sebagai domba-domba-Mu, untuk dapa

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 621/Januari 2013 -- Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku (V)

2013-01-28 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku (V)
621/Januari/V/2013

Shalom,

Apa tugas penting seorang guru sekolah minggu? Mengajarkan dan menjelaskan isi 
Alkitab? Tentu saja tugas seorang guru sekolah minggu bukan hanya itu. Dalam 
kolom Artikel minggu ini, kita dapat melihat bahwa yang terpenting adalah 
mengubah hidup setiap "domba-domba kecil" Allah agar seturut dengan firman-Nya. 
Tuhan memanggil setiap pelayan anak bukan untuk mengajar saja, namun juga untuk 
menggembalakan domba-domba-Nya. Agar lebih jelas mengenai panggilan Tuhan 
tersebut, silakan simak kolom Artikel edisi ini yang berjudul "Merawat dan 
Memberi Makan Domba Allah".

Salah satu cara untuk memperlengkapi diri menjadi seorang "gembala anak" yang 
bertanggung jawab adalah dengan banyak berdiskusi tentang kebenaran firman 
Tuhan dengan rekan-rekan seiman. Oleh karena itu, kami mengajak Rekan-Rekan 
untuk mengikuti Kelas Diskusi Paskah 2013 yang dibuka oleh YLSA. Di dalamnya, 
kita semua bisa belajar dengan lebih bertanggung jawab mengenai makna Paskah 
sejati bersama rekan-rekan yang lain. Anda dapat menyimak informasi lebih 
lengkap dalam kolom Stop Press. Kiranya menjadi berkat.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Tuhan Yesus tidak bersikap meremehkan anak-anak. Ia menghendaki agar anak-anak 
dibawa kepada-Nya dan menerima berkat-Nya. Inilah kehendak Tuhan Yesus kepada 
murid-murid-Nya dan kepada gereja sampai hari ini." (Magdalena P. Santoso)


ARTIKEL: MERAWAT DAN MEMBERI MAKAN DOMBA ALLAH

Panggilan Tuhan dan peran guru yang diberikan oleh Tuhan merupakan dua hal 
utama yang perlu dipertimbangkan untuk memutuskan menjadi seorang guru sekolah 
minggu. Di dalam gereja, banyak orang yang mengajar karena panggilan untuk 
menjadi pendidik. Artinya, mereka percaya tujuan mereka adalah untuk mengajar 
dan menjelaskan Alkitab di kelas mereka. Meskipun panggilan mereka adalah untuk 
menjelaskan tentang Alkitab, namun panggilan mereka melebihi hal tersebut. 
Panggilan yang terutama adalah panggilan untuk merawat anak-anak domba Allah, 
untuk memberi mereka makanan rohani dari firman Tuhan, dan mengajarkan setiap 
anak untuk menjalani kehidupan dengan Alkitab sebagai otoritas dari semua yang 
dikatakan.

Bagaimana menjadi seorang guru sekolah minggu?

1. Allah memanggil Petrus untuk merawat dan memberi makan domba-domba-Nya.

Saya menyadari, kata "sekolah" atau "belajar" sering merujuk pada kegiatan 
mengajar di kelas. Ketika mengajar, tetapkanlah sasaran yang lebih tepat, 
jangan hanya memaparkan fakta-fakta, sejarah, dan prinsip-prinsip teologis. 
Biarlah seluruh pengajaran Anda adalah tentang pertumbuhan rohani dari setiap 
anak yang ada di kelas Anda. Pertimbangkan bagaimana kata-kata Tuhan Yesus 
kepada Petrus berhubungan dengan bagaimana menjadi seorang guru sekolah minggu.

   "Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah 
Ia bangkit dari antara orang mati. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon 
Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada 
mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku 
mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata 
Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau 
mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku 
mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata 
Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau 
mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga 
kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, 
Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata 
Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." (Yohanes 21:14-17)

2. Yesus mengampuni masa lalu Petrus dan Ia pun mengampuni kita.

Petrus menyangkal Tuhan Yesus sebanyak tiga kali sehingga Yesus pun memanggil 
Petrus sebanyak tiga kali, untuk memastikan Petrus tahu bahwa ia telah 
diampuni, dan bahwa Yesus masih menginginkan dia untuk menggembalakan orang 
percaya. Kemudian, Petrus pun mengatur hidup dan kegiatannya untuk 
menggembalakan orang percaya, serta mengubah hidup mereka melalui Firman.

3. Tuhan juga memanggil kita untuk menggembalakan domba-domba-Nya.

Tentu saja, Yesus tidak hanya memanggil Petrus dan pendeta untuk merawat dan 
memberi makan (menggembalakan) domba-domba-Nya. Ia juga memanggil orang seperti 
Anda dan saya. Ketika Petrus diampuni karena pernah menyangkal Yesus, dengan 
cara yang sama pula Tuhan Yesus mengampuni dosa-dosa kita. Setelah itu, kita 
ditugaskan untuk melakukan pekerjaan Tuhan terus-menerus. Dan, seperti 
pelayanan Petr

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 622 -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (I)

2013-02-05 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (I)
622/Februari/I/2013

Salam damai dalam Kristus,

Sungguh merupakan anugerah dan kesempatan yang indah apabila kita bisa berdoa 
kepada Tuhan. Tidak hanya pergumulan pribadi yang harus didoakan, tetapi 
marilah kita melihat ke area yang lebih luas lagi: berdoa untuk pelayanan. 

Dalam edisi e-BinaAnak 622 ini, kami mengajak Anda untuk berdoa, khususnya 
mendoakan pelayanan sekolah minggu. Apabila Anda merasa kesulitan untuk mencari 
pokok-pokok doa, mulailah dengan mendoakan kelas sekolah minggu Anda sendiri. 
Selain itu, Anda bisa bergabung dengan Facebook Jaringan Doa Anak Nasional 
(JDN) untuk mendapatkan pokok-pokok doa pelayanan anak yang lain. Selamat 
membaca, Tuhan Yesus memberkati pelayanan Anda.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


"Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, 
yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu." (Yohanes 
17:9)


ARTIKEL: PENGAJARAN YANG EFEKTIF DIMULAI DARI LUTUT ANDA

Sesampainya di rumah dari makan malam dengan istrinya di sebuah restoran lokal 
pada hari Minggu, Mike meraih Alkitabnya, buku pedoman dan buku kelas sekolah 
minggu dari kursi belakang, dan membawanya ke ruang kerjanya.

Setelah menutup pintu ruang kerjanya, Mike membuka buku kelasnya dan mulai 
mendoakan nama-nama muridnya. Masing-masing nama mewakili seseorang yang Mike 
rasa telah Tuhan percayakan kepadanya. Waktu doa minggu sore ini merupakan yang 
pertama dari beberapa waktu doa yang akan berlangsung minggu itu.

Mike bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan untuk mengajar. Setiap minggu, ia 
merasakan adanya kepuasan saat menyampaikan pelajaran dan melihat tanggapan 
dari anggota kelas, ketika mereka menemukan sesuatu yang baru tentang Allah 
atau tentang diri mereka sendiri. Ia juga berterima kasih kepada Tuhan untuk 
setiap orang yang hadir dalam kelas pagi itu.

Ia mengambil 1 atau 2 menit untuk meminta Tuhan mengampuni kekurangannya 
sendiri sebagai guru. Melakukan hal itu, mengingatkannya pada beberapa masalah 
yang sedang digumulkan oleh beberapa kelas, dan ia mendoakan mereka.

Mike melirik ke panduan guru dan melihat topik pelajaran pekan depan, dan ia 
segera berdoa untuk kejelasan dalam mengomunikasikan kebenaran pelajaran itu 
untuk kelasnya.

Pada saat 1 jam berlalu, semua orang di kelas telah disebutkan dalam doanya 
beberapa kali. Itu bukan satu-satunya waktu mereka didoakan untuk minggu itu, 
melainkan Mike telah berkomitmen pada dirinya sendiri dan pada Tuhan, untuk 
berdoa bagi kelasnya setiap minggu sore selama satu jam. Kadang-kadang, ia 
merasa seolah-olah pelayanan sebenarnya dari mengajar sekolah minggu, tidak 
sebanyak seperti ketika berdoa bagi anggota kelasnya pada minggu sore.

LIMA CARA BERDOA BAGI KELAS ANDA

Anda tidak akan siap untuk mengajar sebelum Anda mempersiapkan diri melalui 
doa. Persiapan doa lebih dari sekadar memimpin kelas Anda dalam doa. Persiapan 
doa juga berarti lebih dari sekadar meminta agar Tuhan memberkati waktu belajar 
dan persiapan Anda.

Pertama, berdoalah untuk roh yang bisa diajar. Mintalah Tuhan untuk menjadikan 
Anda mau diajar. Sebelum Anda dapat mengajar orang lain, Sang Guru sendiri 
harus mengajar Anda. Saat Anda memulai pelajaran Alkitab, mintalah Tuhan untuk 
membimbing proses belajar Anda. Berdoalah seperti Daud, yang berkata, 
"Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari 
Taurat-Mu." (Mazmur 119:18) Apabila berdoa, pastikan Anda bersedia untuk 
belajar. Yesus berkata, "Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu 
entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku 
sendiri." (Yohanes 7:17)

Kedua, berdoalah untuk pelayanan pengajaran Roh Kudus di dalam kelas Anda. 
Kadang-kadang, Anda mungkin merasa bahwa Andalah satu-satunya saluran di dalam 
kelas itu, tetapi itu tidak benar. Yesus berjanji, "Tetapi apabila Ia datang, 
yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; " 
(Yohanes 16:13) Dia juga berkata, "tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, ... 
Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu " (Yohanes 14:26) 
Janji ini mengacu pada Roh Kudus yang menjadi Guru melalui Anda. Roh Kudus 
tinggal di dalam Anda dan hendak mengajar orang lain melalui Anda.

Ketiga, berdoalah untuk bimbingan dalam persiapan pelajaran. Setiap kali Anda 
duduk di depan Kitab Suci untuk mempersiapkan pelajaran, mintalah Tuhan untuk 
membimbing proses belajar Anda. Kebanyakan orang Kristen memiliki kebiasaan 
meminta berkat Allah atas makanan ketika mereka duduk untuk makan. Demikian 
juga, biasakanlah untuk meminta berkat Allah atas firman Tuhan ketika Anda 
duduk untuk belajar. "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan 
janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala 
lakumu, maka Ia aka

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 622 -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (I)

2013-02-05 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (I)
622/Februari/I/2013

Salam damai dalam Kristus,

Sungguh merupakan anugerah dan kesempatan yang indah apabila kita bisa berdoa 
kepada Tuhan. Tidak hanya pergumulan pribadi yang harus didoakan, tetapi 
marilah kita melihat ke area yang lebih luas lagi: berdoa untuk pelayanan. 

Dalam edisi e-BinaAnak 622 ini, kami mengajak Anda untuk berdoa, khususnya 
mendoakan pelayanan sekolah minggu. Apabila Anda merasa kesulitan untuk mencari 
pokok-pokok doa, mulailah dengan mendoakan kelas sekolah minggu Anda sendiri. 
Selain itu, Anda bisa bergabung dengan Facebook Jaringan Doa Anak Nasional 
(JDN) untuk mendapatkan pokok-pokok doa pelayanan anak yang lain. Selamat 
membaca, Tuhan Yesus memberkati pelayanan Anda.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


"Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, 
yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu." (Yohanes 
17:9)


ARTIKEL: PENGAJARAN YANG EFEKTIF DIMULAI DARI LUTUT ANDA

Sesampainya di rumah dari makan malam dengan istrinya di sebuah restoran lokal 
pada hari Minggu, Mike meraih Alkitabnya, buku pedoman dan buku kelas sekolah 
minggu dari kursi belakang, dan membawanya ke ruang kerjanya.

Setelah menutup pintu ruang kerjanya, Mike membuka buku kelasnya dan mulai 
mendoakan nama-nama muridnya. Masing-masing nama mewakili seseorang yang Mike 
rasa telah Tuhan percayakan kepadanya. Waktu doa minggu sore ini merupakan yang 
pertama dari beberapa waktu doa yang akan berlangsung minggu itu.

Mike bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan untuk mengajar. Setiap minggu, ia 
merasakan adanya kepuasan saat menyampaikan pelajaran dan melihat tanggapan 
dari anggota kelas, ketika mereka menemukan sesuatu yang baru tentang Allah 
atau tentang diri mereka sendiri. Ia juga berterima kasih kepada Tuhan untuk 
setiap orang yang hadir dalam kelas pagi itu.

Ia mengambil 1 atau 2 menit untuk meminta Tuhan mengampuni kekurangannya 
sendiri sebagai guru. Melakukan hal itu, mengingatkannya pada beberapa masalah 
yang sedang digumulkan oleh beberapa kelas, dan ia mendoakan mereka.

Mike melirik ke panduan guru dan melihat topik pelajaran pekan depan, dan ia 
segera berdoa untuk kejelasan dalam mengomunikasikan kebenaran pelajaran itu 
untuk kelasnya.

Pada saat 1 jam berlalu, semua orang di kelas telah disebutkan dalam doanya 
beberapa kali. Itu bukan satu-satunya waktu mereka didoakan untuk minggu itu, 
melainkan Mike telah berkomitmen pada dirinya sendiri dan pada Tuhan, untuk 
berdoa bagi kelasnya setiap minggu sore selama satu jam. Kadang-kadang, ia 
merasa seolah-olah pelayanan sebenarnya dari mengajar sekolah minggu, tidak 
sebanyak seperti ketika berdoa bagi anggota kelasnya pada minggu sore.

LIMA CARA BERDOA BAGI KELAS ANDA

Anda tidak akan siap untuk mengajar sebelum Anda mempersiapkan diri melalui 
doa. Persiapan doa lebih dari sekadar memimpin kelas Anda dalam doa. Persiapan 
doa juga berarti lebih dari sekadar meminta agar Tuhan memberkati waktu belajar 
dan persiapan Anda.

Pertama, berdoalah untuk roh yang bisa diajar. Mintalah Tuhan untuk menjadikan 
Anda mau diajar. Sebelum Anda dapat mengajar orang lain, Sang Guru sendiri 
harus mengajar Anda. Saat Anda memulai pelajaran Alkitab, mintalah Tuhan untuk 
membimbing proses belajar Anda. Berdoalah seperti Daud, yang berkata, 
"Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari 
Taurat-Mu." (Mazmur 119:18) Apabila berdoa, pastikan Anda bersedia untuk 
belajar. Yesus berkata, "Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu 
entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku 
sendiri." (Yohanes 7:17)

Kedua, berdoalah untuk pelayanan pengajaran Roh Kudus di dalam kelas Anda. 
Kadang-kadang, Anda mungkin merasa bahwa Andalah satu-satunya saluran di dalam 
kelas itu, tetapi itu tidak benar. Yesus berjanji, "Tetapi apabila Ia datang, 
yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; " 
(Yohanes 16:13) Dia juga berkata, "tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, ... 
Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu " (Yohanes 14:26) 
Janji ini mengacu pada Roh Kudus yang menjadi Guru melalui Anda. Roh Kudus 
tinggal di dalam Anda dan hendak mengajar orang lain melalui Anda.

Ketiga, berdoalah untuk bimbingan dalam persiapan pelajaran. Setiap kali Anda 
duduk di depan Kitab Suci untuk mempersiapkan pelajaran, mintalah Tuhan untuk 
membimbing proses belajar Anda. Kebanyakan orang Kristen memiliki kebiasaan 
meminta berkat Allah atas makanan ketika mereka duduk untuk makan. Demikian 
juga, biasakanlah untuk meminta berkat Allah atas firman Tuhan ketika Anda 
duduk untuk belajar. "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan 
janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala 
lakumu, maka Ia aka

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 623 - Peran Doa dalam Pelayanan Anak (II)

2013-02-14 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak
623/Februari/II/2013

Salam damai Kristus,

Doa merupakan bagian terpenting dalam pelayanan. Edisi e-BinaAnak kali ini 
mengajak Rekan-rekan sekalian untuk menumbuhkan kebiasaan berdoa dalam diri 
anak-anak layan, terutama doa untuk pelayanan. Meskipun masih anak-anak, Tuhan 
bisa memakai mereka untuk terlibat dalam pelayanan, contohnya di gereja. Apa 
saja yang bisa dilakukan anak-anak di gereja dan bagaimana penerapan doa dalam 
aktivitas pelayanan mereka? Simaklah bahan mengajar di bawah ini dan jangan 
lewatkan beberapa sahabat e-BinaAnak yang berbagi pengalaman mengenai peranan 
doa dalam pelayanan anak. Selamat melayani, Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


"Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan 
menerimanya." (Matius 21:22)
< http://alkitab.mobi/?matius+21:22 >


BAHAN MENGAJAR: AKTIVITAS BELAJAR BERDOA LEWAT PELAYANAN DI GEREJA

Melalui aktivitas ini, Anda dapat mengajarkan kepada anak-anak bahwa melakukan 
pelayanan bagi Allah termasuk pula kegiatan-kegiatan seperti membagikan buku, 
merapikan bangku, membuat minuman, menghias gereja, dan membagikan warta, atau 
buku kidung pujian. Dengan melakukan tugas itu, anak-anak bisa merasakan 
menjadi bagian dari suatu gereja. Mereka bisa lebih tahu bagaimana menjalankan 
sebuah gereja.

Yang Anda perlukan:
Tugas-tugas yang perlu dilakukan dan kemauan menjadi penolong untuk melakukan 
pekerjaan itu.

Penerapan ide:
Anak-anak akan merasa lebih dihargai kalau mereka bekerja dalam satu kelompok. 
Tim ini bisa terdiri atas berbagai usia dan anak-anak bisa ikut tim ini untuk 
berdoa. Mereka yang bergabung dalam tim untuk menyiapkan kebaktian dapat 
berkumpul bersama sebelum kebaktian dimulai, untuk berdoa bagi mereka yang 
ambil bagian dalam kebaktian, dan bagi mereka sendiri saat menjalankan tugas. 
Contohnya, membagikan buku kidung pujian adalah bagian dari tim pujian, 
anak-anak juga bisa ikut berdoa bersama tim ini sebelum ibadah. Membagikan buku 
ibadah merupakan bagian dari tim penyambutan, anak-anak bisa ikut berdoa 
bersama tim ini sebelum ibadah.

Sebelum menyajikan minuman kepada yang hadir di sekolah minggu, mungkin 
anak-anak ingin berdoa:
"Allah Bapa, kami di sini melayani-Mu. Bantulah kami supaya kami melakukannya 
dengan baik dan dengan cara yang akan membuat orang lain tahu bahwa kami peduli 
terhadap mereka. Amin."

Sebelum menyambut orang yang datang, doanya mungkin seperti ini:
"Allah Bapa, beri kami wajah yang penuh senyum saat kami menyambut orang-orang 
yang datang ke gereja hari ini. Biarlah mereka melihat kasih-Mu dalam 
penyambutan kami. Terima kasih Tuhan. Amin."

Sebelum membagikan buku kidung pujian:
"Allah Bapa, bantu kami mendengar pemimpin pujian dan mengikuti kebaktian 
dengan baik, sehingga kami bisa membagikan buku kidung pujian dengan tepat. 
Kami melakukan ini untuk melayani-Mu dan untuk melayani jemaat. Bantulah jemaat 
untuk benar-benar menyembah-Mu hari ini. Amin."

Anak-anak bisa didorong untuk mengucapkan doa mereka sendiri. Kalau mereka 
cemas dengan apa yang akan mereka kerjakan, mereka bisa menerima dorongan 
semangat melalui doa orang lain dalam tim mereka.

IDE TAMBAHAN

Membantu Seseorang di Rumahnya

Anak-anak yang lebih besar bisa membantu di rumah anggota jemaat. Mungkin salah 
seorang anggota jemaat memerlukan bantuan untuk membersihkan debu di rumahnya, 
menyedot debu karpet, membersihkan kamar mandi, atau mengganti seprai. Hal ini 
bisa menjadi kesempatan bagi anak untuk menunjukkan bahwa mereka juga peduli, 
dan pada saat yang sama melakukan pekerjaan Allah. Anak-anak bisa didorong 
untuk berdoa bagi orang itu. Anda bisa bertanya, "Bagaimana kabarnya orang itu? 
Apakah bahunya sudah membaik?" Kegiatan ini dapat juga dilanjutkan dengan 
mendoakan orang itu dengan doa seperti ini.

"Allah Bapa, terus berikan kesembuhan pada (nama). Cabut rasa sakitnya dan 
bantulah supaya bahunya cepat membaik. Amin."

Tip: Kalau anak-anak mau melayani Allah dengan cara ini, Anda perlu memastikan 
kebijakan gereja Anda tentang anak-anak. Lebih baik kalau mereka pergi dalam 
satu tim kecil. Anak-anak remaja mungkin bisa melakukannya sendiri. Akan 
tetapi, anak-anak yang lebih kecil butuh kehadiran dan bantuan Anda untuk 
melakukan tugasnya.

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: 100 Ide Doa Kreatif untuk Anak-anak: Menolong Anak Menemukan 
Berbagai Hal yang Bisa Mereka Doakan
Penulis: Jan Dyer
Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2011
Halaman: 279 -- 282


SUA PELAYAN ANAK:

e-BinaAnak, 1 November 2012: Apa saja peranan doa dalam pelayanan anak? Mari 
kita 'share'  :)

Theresia S. Setyawati: Dengan mendoakan anak-anak akan memberikan dampak yang 
luar biasa. Anak-anak SM juga merasa dikuatkan dan dipedulikan.

e-BinaAnak: @Theresia S. Setyawati: Ya, mendo

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 624 -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (III)

2013-02-21 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (III)
624/Februari/III/2013

Shalom,

Dalam melakukan pelayanan bagi anak-anak, kita tidak boleh meremehkan peran 
doa. Kuasa doa begitu nyata bagi setiap orang yang melakukannya dengan 
sungguh-sungguh, termasuk bagi para pelayan anak dan orang tua. Dalam edisi 
kali ini, kita dapat melihat apa saja yang perlu kita doakan untuk anak-anak 
dan mengapa kita harus mendoakan mereka. Meskipun tip "Berdoa untuk Anak Anda" 
ini ditujukan untuk orang tua, tetapi tip ini akan sangat memberkati setiap 
pelayan anak untuk melihat peran doa dalam kehidupan setiap anak. Selamat 
menyimak.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Kita berdoa bukan untuk memperoleh kehendak kita di surga, tetapi untuk 
menggenapi kehendak Allah di bumi." (Anonim)


TIP: BERDOA UNTUK ANAK ANDA

Mendoakan anak-anak merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam pelayanan 
maupun pengasuhan anak. Apa saja yang perlu kita doakan untuk anak-anak yang 
Tuhan percayakan kepada kita? Mengapa kita harus mendoakan hal tersebut?

I. Berdoalah untuk Keselamatan Anak Anda

Anda harus berdoa untuk pertobatan anak-anak Anda karena hal-hal berikut ini.

1. Keselamatan mereka begitu berarti sehingga hal itu sepadan dengan semua rasa 
sakit yang harus Anda bayar dalam doa-doa Anda.

Kenyataan bahwa jiwa mereka berharga melampaui semua pikiran, bahwa hilangnya 
jiwa mereka akan tak terbayangkan mengerikannya, bahwa kehidupan kekal akan 
menjadi keuntungan tak terbatas bagi mereka, dan bahwa doa-doa Anda mungkin 
berperan dalam menyelamatkan mereka, seharusnya menggerakkan Anda untuk 
menaikkan permohonan bagi mereka secara terus-menerus.

2. Sedikit yang akan berdoa untuk mereka jika Anda tidak melakukannya.

Meskipun kita diperintahkan untuk berdoa bagi semua orang (1 Timotius 2:1), 
hanya sedikit yang melakukan tugas ini sebagaimana mestinya. Ketika hal itu 
dilakukan, mereka yang berdoa sering kali adalah orang-orang yang dianggap 
penting menurut penilaian gereja atau dunia.

3. Tidak ada orang lain yang dapat berdoa bagi mereka seperti yang Anda lakukan.

Kasih Anda yang tulus untuk anak-anak Anda, kelembutan yang Anda rasakan untuk 
mereka dan pengetahuan Anda terhadap keputusan, kebutuhan, dan masalah mereka, 
membuat Anda memenuhi syarat untuk memohon kepada Allah atas nama mereka dengan 
urgensi dan kesungguhan yang tidak akan ditolak. Ketika Allah ingin meyakinkan 
kita tentang kesediaan-Nya untuk mendengar doa, Dia mendasarkan argumen-Nya 
pada kasih orang tua:

"Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, 
apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang 
meminta 1 kepada-Nya." (Lukas 11:13)

4. Jika Anda mengabaikan untuk melakukannya, akan berbahaya bagi mereka dan 
Anda.

Allah melihat upaya kita untuk memenuhi kewajiban kita sebagai orang tua. Ia 
memberikan janji-janji-Nya yang lebih besar dan berharga bukan untuk orang tua 
yang tidak setia, yang tidak berdoa:

"Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas 
orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu, bagi 
orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan 
titah-Nya." (Mazmur 103:17-18)

Anak-anak Anda dikelilingi oleh pengaruh jahat dan mereka adalah makhluk yang 
telah jatuh ke dalam dosa. Mereka perlu dilindungi oleh kuasa Allah dan hati 
mereka juga harus dikendalikan, dicerahkan, dikuasai, dimurnikan, dan dibimbing 
oleh Roh Kudus.

5. Kemudian, Anda akan mendapati bahwa lebih mudah melakukan tanggung jawab 
sebagai orang tua, yang dilakukan oleh orang tua lain, yang telah disyaratkan 
Allah bagi keselamatan anak-anak Anda.

Allah memerintahkan Abraham untuk menjadi orang yang akan memenuhi tugas orang 
tua.

"Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan 
kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, 
dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada 
Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya." (Kejadian 18:18-19)

Kehendak Allah bagi Anda sebagai orang tua adalah jelas:

"Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 
haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan 
membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam 
perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun." (Ulangan 
6:6-7) Ini merupakan pekerjaan besar dan tidak ada yang dapat menahan Anda di 
bawah beban seperti berdoa untuk anak-anak Anda, dengan percaya, 
bersungguh-sungguh, dan dengan tekun. Dalam memerhatikan instruksi dan 
disiplin, jangan abaikan doa! Beberapa berkat jarang datang, kecuali dalam 
jawaban atas doa yang dinaikkan dengan sepenuh hati. Salah satunya adalah 
per

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 625 -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (IV)

2013-02-26 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (IV)
625/Februari/IV/2013

Shalom,

Seorang murid berkata kepada Yesus, "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti 
yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." Bagaimana respons Yesus? Tuhan 
Yesus segera mengajarkan kepada murid-murid-Nya bagaimana seharusnya mereka 
berkata-kata saat berdoa. Peristiwa ini harus kita ingat karena bagi Yesus, 
berdoa merupakan hal yang penting. Bukan hanya sebatas berkomunikasi dengan 
Tuhan, melainkan berkata-kata seturut kehendak Tuhan melalui doa kita. Melalui 
e-BinaAnak edisi 625 ini, kiranya kita semua semakin mengerti arti penting 
berdoa dan bagaimana seharusnya kita berdoa.

Selamat melayani, Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


"Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan 
sukacita. Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita 
Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini." (Filipi 1:4-5)


BAHAN MENGAJAR: PELAJARAN BERDOA

Tujuan Pelajaran:
1. Anak-anak menyadari pentingnya berdoa.
2. Anak-anak dapat melakukan doa secara terus-menerus tanpa paksaan.

Firman Tuhan: Lukas 11:1-13

Ayat Hafalan: Lukas 11:9

Kata Kunci: Mintalah, Carilah, Ketuklah.

Yel-Yel: Doa? Gaya hidupku.

Pendahuluan: (Sebuah cerita sederhana untuk mencairkan suasana.)

Tok, tok. (Siapa di sana?) Andi. (Andi siapa?) Selamat datang!
Tok, tok. (Siapa di sana?) kano. (Kano siapa?) Kano keluar dan bermain?
Tok, tok. (Siapa di sana?) Boo. (Boo siapa?) Mengapa kamu menangis?
Tok, tok. (Siapa di sana?) Tank. (Tank siapa?) Tank, kamu akan bahagia karena 
ini adalah akhir dari "tok", "tok"anku.

Sekarang, saya memiliki tebakan untuk kalian. Apakah kamu tahu bagaimana sebuah 
tok, tok, seperti sebuah doa? Jika kamu tidak melakukan tok, tok, tidak akan 
ada sesuatu yang terjadi. Apa yang saya maksudkan? Saya akan menjelaskannya.

Cerita firman:
Satu hari, Yesus mengajar murid-murid-Nya tentang bagaimana berdoa. Dia 
berkata, "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang 
sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, 
sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku 
dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di 
dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan 
aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya 
kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan 
memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena 
sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa 
yang diperlukannya. Oleh karena itu, Aku berkata kepadamu: mintalah, maka akan 
diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan 
dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang 
yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan 
dibukakan." (Lukas 11:5-10)

Yesus mencoba untuk membuat murid-murid-Nya mengerti, dan Dia ingin kita juga 
mengerti, bahwa ketika kita meminta kepada Bapa, kita menerima. Ketika kita 
mencari Allah, kita akan menemukan-Nya. Ketika kita mengetuk, Allah akan 
membukakan pintu.
Tok, Tok. Siapa di sana ? Allah di sini -- dan Dia menjawab doa! Dan, itulah 
sebabnya, kita harus berdoa sebagaimana Yesus ajarkan kepada kita.

Epilog:
"Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap 
hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab 
kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah 
membawa kami ke dalam pencobaan."

Cerita aplikasi: (Cerita aplikasi ini membantu untuk kelanjutan cerita.)

Nats firman: Lukas 18:1
(Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa 
mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.)

Pernahkah kamu meminta sesuatu yang sangat kamu inginkan kepada orang tuamu, 
dan memaksa mereka secara terus-menerus sampai mereka berkata, "Ya"? Mungkin 
hal itu adalah mainan yang sangat bagus, sebuah binatang peliharaan, atau 
sebuah sepeda baru. Jika hal itu sungguh-sungguh kamu butuhkan, kamu mungkin 
akan terus-menerus mengingatkannya.

Suatu ketika, ada seorang anak kecil yang mencari perangkat alat musik yang 
dapat dimainkan dalam band sekolah. Anak ini pulang ke rumah dan memberi tahu 
orang tuanya supaya mereka membelikan perangkat alat musik itu untuknya, dan 
dia akan memakainya untuk bermain dalam band sekolah. Orang tuanya tidak 
menjawab "ya" ataupun "tidak". Mereka berkata, "Kami akan memikirkan hal itu."

Setelah beberapa hari, orang tua anak itu tetap tidak mengatakan sesuatu 
kepadanya. Anak itu kembali menanyakannya kepada orang tuanya. Orang tua anak 
itu tetap tid

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 626 -- Edisi Ulang Tahun e-BinaAnak ke-13

2013-03-05 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Edisi Ulang Tahun e-BinaAnak ke-13
626/Maret/I/2013

PUJI TUHAN! USIA 13 TAHUN E-BINAANAK!

Ungkapan syukur tidak henti-hentinya mengalir dalam hati kami, segenap redaksi 
e-BinaAnak. Sejak bulan Maret 2000, Tuhan Yesus telah menuntun setiap langkah 
kecil e-BinaAnak, yang sekarang telah memasuki usia 13 tahun. "Terpujilah 
Tuhan!"

Kami sungguh rindu berbagi kebahagiaan ini dengan pembaca e-BinaAnak sekalian, 
yang adalah bagian penting dalam pelayanan kami. Oleh karena itu, edisi khusus 
ini kami hadirkan agar Pembaca sekalian dapat lebih mengenal e-BinaAnak dan 
melihat pula penyertaan tangan Tuhan dalam pelayanan ini. Harapan kami, kita 
semua dapat turut memuji Tuhan karena dapat melihat setiap pekerjaan Tuhan yang 
luar biasa dalam pelayanan e-BinaAnak. Simaklah Langkah Kaki e-BinaAnak Bersama 
Tuhan, Pengembangan Pelayanan e-BinaAnak, Kesaksian Redaksi dan Pembaca 
e-BinaAnak, serta Pokok Doa yang merupakan isi dari edisi khusus kali ini.

Kiranya, sajian ini menjadi berkat bagi kita semua dan membuat kita semakin 
bersemangat untuk melayani domba-domba kecil yang telah Tuhan percayakan kepada 
kita. Terpujilah Tuhan!

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"... Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, 
sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah." (Markus 
10:14) < http://alkitab.mobi/tb/Mrk/10/14/ >


ARTIKEL: "LANGKAH KAKI" E-BINAANAK BERSAMA TUHAN

Sudah berapa lama Anda berlangganan e-BinaAnak? Sudah 1, 2, 3 atau lebih dari 
10 tahun? Sekalipun telah sekian lama melayani, mungkin masih ada di antara 
Pembaca yang belum tahu secara lebih detail mengenai langkah awal e-BinaAnak 
dalam dunia pelayanan anak di Indonesia. Oleh karena itu, dalam edisi khusus 
kali ini, kami akan mengulas secara singkat "langkah-langkah kecil" yang telah 
ditempuh e-BinaAnak sejak pertama kali terbit pada tahun 2000. Pepatah 
mengatakan, "Tak kenal maka tak sayang." Mudah-mudahan melalui edisi khusus 
ini, e-BinaAnak akan semakin disayang oleh anggota-anggotanya. :)

e-BinaAnak lahir pada Maret 2000, tepat pada peringatan Hari Doa Anak Sedunia. 
Tuhan memberikan kerinduan di "hati" YLSA untuk melihat guru-guru sekolah 
minggu maupun pelayan anak mengembangkan pelayanan mereka semaksimal mungkin. 
Pelayanan anak sering tidak mendapat perhatian yang layak, padahal anak adalah 
generasi penerus gereja Tuhan. Dan, mereka yang membina anak sering tidak 
dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup, sehingga pelayanan 
anak sering tidak memiliki dasar yang kuat. Dengan membina para pelayan anak, 
diharapkan kualitas rohani anak akan meningkat, gereja Tuhan akan menikmati 
hasilnya, dan nama Tuhan dimuliakan! Teknologi informasi berbasis email, yang 
saat itu semakin berkembang dan semakin banyak digunakan oleh masyarakat, 
merupakan langkah strategis untuk menyampaikan bahan-bahan bermutu kepada para 
pelayan anak.

Pada penerbitan perdananya, e-BinaAnak dikirimkan ke 279 pelanggan dan 
merupakan publikasi elektronik pertama yang berisi bahan-bahan khusus tentang 
hal-hal seputar dunia pelayanan anak Kristen dalam Bahasa Indonesia. Sekarang 
ini, pelanggan e-BinaAnak sudah mencapai hampir 4000 pelanggan.

Terbitan pertama e-BinaAnak < http://sabda.org/publikasi/e-Binaanak/001 > 
mengambil tema "Pelayanan Sekolah Minggu". Di dalamnya disajikan artikel 
tentang "Sejarah Sekolah Minggu", ada pula tips "Agar Anak Tidak Mudah Bosan di 
Kelas", dan petunjuk bagi guru untuk "Membuat Buku Data Anak". Semua arsip 
e-BinaAnak bisa diakses dalam halaman arsip e-BinaAnak di SABDA.org < 
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/ >

Ulang tahun e-BinaAnak yang ke-13 ini ingin kami jadikan tonggak bagi staf 
redaksi untuk berikrar maju terus, memberikan pelayanan yang lebih baik 
dibandingkan dengan edisi-edisi sebelumnya. Di lain pihak, kami ingin mengajak 
para pembaca e-BinaAnak dan pelayan anak untuk mengikrarkan hal yang sama, 
bahwa kita semua, para pelayan anak, ingin melayani Tuhan lebih baik lagi pada 
masa-masa mendatang. Mari kita bersama berdoa agar Tuhan mengizinkan kita untuk 
terus melayani Dia dengan segenap kekuatan kita. Biarlah Dia menjadikan kita 
sebagai alat-Nya yang berguna untuk mempersiapkan anak-anak yang kita layani, 
agar mereka dapat menjadi generasi penerus gereja yang takut akan Tuhan dan 
memuliakan nama-Nya yang ajaib!

Redaktur yang sudah pernah ambil bagian dalam e-BinaAnak adalah Yulia, 
Meilania, Endah, Tabitha, Asih, Septiana, Ratri, Kristin, Ratnasari, Fitri, 
Uly, Tatik, dan yang sekarang ini adalah Davida, Santi, serta Elly. Bersyukur 
kepada Tuhan atas setiap kemampuan yang diberikan sehingga kami dapat 
dipakai-Nya untuk ambil bagian dalam pengembangan pelayanan anak di In

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 627 -- Makna Sengsara dan Wafat Yesus

2013-03-13 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Makna Sengsara dan Wafat Yesus
627/Maret/II/2013

Shalom,

Memasuki minggu kedua bulan Maret ini, pasti sudah ada beberapa persiapan yang 
Anda lakukan untuk menyambut perayaan Paskah, baik di sekolah minggu ataupun di 
pelayanan-pelayanan yang lain. Momen Paskah sering kali mendorong anak-anak 
untuk bertanya, "Apa itu Paskah? Mengapa Tuhan Yesus harus disiksa, disalib, 
dan mati?" Beberapa orang tua dan guru sekolah minggu sering kali kesulitan 
menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam ini karena mereka sendiri juga tidak 
terlalu memahami makna kematian dan kebangkitan Kristus. Artikel di bawah ini 
mungkin dapat membantu orang tua mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan dari 
anak, sekaligus dapat menolong Anda menjelaskan makna yang sesungguhnya dari 
kematian Yesus Kristus kepada anak. Selamat membaca!

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Elly
< http://pepak.sabda.org/>


ARTIKEL: MENJELASKAN MAKNA SENGSARA DAN WAFAT YESUS KEPADA ANAK

Kadang, orang dewasa berpikir bahwa anak masih sangat sulit untuk menerima 
konsep penderitaan dan kematian Kristus. Pikiran seperti ini akan membuat anak 
tidak dapat memaknai sejak dini anugerah keselamatan yang Tuhan Yesus berikan 
kepada mereka melalui kematian-Nya. Bagaimanapun, anak-anak harus dibawa untuk 
memahami dan memaknai dengan benar arti penderitaan dan kematian Kristus. 
Dengan demikian, mereka dapat melihat betapa berharga hidup mereka sehingga 
sejak dini mereka membuka hati untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat.

Berikut ini adalah penjelasan-penjelasan yang dapat Anda berikan kepada 
anak-anak seputar sengsara dan wafatnya Yesus. Penjelasan ini memakai gaya 
bahasa yang sederhana sehingga dapat menolong orang dewasa menjelaskan dengan 
baik pula kepada anak. Penjelasan ini juga dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan 
yang mungkin dilontarkan oleh anak-anak kepada Anda.

Pertanyaan: Mengapa Yesus Harus Wafat di Kayu Salib?

Adik-adik yang baik, Yesus harus wafat di kayu salib untuk menghapus dosa-dosa 
manusia, termasuk dosa adik-adik. Meski tidak berdosa, Yesus rela diperlakukan 
seperti seorang pendosa agar kita semua diselamatkan. Yesus mengalami 
penderitaan yang mengerikan di atas salib. Ketika Ia berbicara tentang hal ini, 
baik sebelum maupun sesudahnya, Ia selalu mengatakan bahwa Ia harus 
melakukannya. Namun demikian, mengapa Ia harus menderita?

Adik-adik masih ingat ketika Yesus dibaptis Yohanes di Sungai Yordan? Yohanes 
memberi kesaksian: "Lihatlah, inilah Anak Domba Allah yang akan menghapus 
dosa-dosa dunia." Apakah yang ia maksudkan? Yesus harus wafat di kayu salib 
untuk menghapus dosa-dosa manusia.

Adik-adik tentu masih ingat bahwa dosa menyebabkan manusia menderita dan bahkan 
mati. Yesus harus wafat agar Ia dapat mengalahkan kematian. Dengan 
kematian-Nya, Yesus masuk ke alam maut untuk mengalahkan kematian. Inilah 
alasan mengapa Yesus harus wafat di kayu salib.

Pertanyaan: Mengapa Yesus Disiksa?

Yesus didera untuk menebus dosa-dosa manusia, termasuk adik-adik. Ketika 
dihadapkan pada Pilatus, Pilatus tidak menemukan satu kesalahan pun yang pernah 
dilakukan oleh Yesus. Pilatus berniat membebaskan Yesus dari tuduhan 
orang-orang Yahudi. Akan tetapi, orang-orang Yahudi terus menuntut agar Yesus 
dihukum mati dengan cara disalibkan.

Pilatus menjadi bingung bagaimana caranya agar Yesus dapat dibebaskan. 
Kemudian, Pilatus menyuruh prajurit-prajurit menyiksa Yesus. Yesus diseret ke 
belakang dan kemudian dicambuki. Tahukah adik-adik bahwa cambuk yang dipakai 
untuk mendera Yesus itu sangatlah kejam? Cambuk itu bukan hanya terbuat dari 
kulit keras, tetapi pada ujungnya diberi bola besi yang bergerigi. Dengan 
demikian, cambuk itu menimbulkan luka memar yang sangat mengerikan.

Adik-adik tentu tidak akan tega membayangkan bagaimana Yesus disiksa. Tubuh-Nya 
penuh dengan luka yang berdarah. Yesus tidak tampan lagi. Tubuh-Nya yang kudus 
kini telah hancur oleh siksaan prajurit-prajurit bengis. Namun, mengapa Ia 
disiksa dengan demikian kejam? Yesus menjalani semuanya itu untuk kita. 
Seharusnya, kitalah yang disiksa. Yesus menggantikan tempat kita. Ia melakukan 
semuanya itu karena mencintai kita. Ia mau taat menjalankan kehendak Bapa di 
surga. Bagaimana tanggapanmu tentang semuanya ini?

Pertanyaan: Mengapa Yesus Dimahkotai Duri?

Adik-adik, Yesus rela dihina dengan dimahkotai duri karena Ia mencintai semua 
manusia, termasuk adik-adik.

Setelah menyiksa Yesus, prajurit-prajurit mengenakan Yesus jubah berwarna ungu. 
Kemudian, mereka menganyam mahkota duri dan mengenakannya pada kepala Yesus. 
Yesus meninggalkan kemuliaan-Nya di surga dan menjadi manusia hina. Ia 
seharusnya memakai mahkota yang sangat indah karena Ia adalah Putra Allah. 
Tetapi, ia memakai mahkota duri. Seakan-akan mereka mau mengatakan: "Yesus, 
Engkau mengaku sebagai raja. Rasakanlah mahkota duri ini! Masihkah Engkau 
berani mengaku sebagai raja?" Mahkota du

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 628 -- Yesus Hidup!

2013-03-20 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Yesus Hidup!
628/Maret/III/2013

Shalom,

Telur! Itulah bayangan pertama yang mungkin terlontar tentang Paskah saat kita 
masih kecil, atau bahkan dari anak-anak layan kita saat ini. Tentu saja, saat 
ini kita tidak ingin jika anak-anak yang kita layani langsung berpikir tentang 
"telur" ketika peringatan Paskah tiba, bukan?

Yesus sudah hidup! Itulah yang harus selalu diingat oleh anak-anak dan orang 
percaya ketika perayaan Paskah tiba, bahkan harus selalu diingat dalam hidup 
mereka. Kebangkitan Yesus merupakan peristiwa penting dalam hidup orang percaya 
karena melaluinya kita memiliki hidup yang kekal dalam Yesus. Ajarkanlah kisah 
kebangkitan Yesus sesuai kebenaran firman Tuhan kepada anak-anak sehingga 
mereka memiliki pemahaman yang benar mengenai peringatan Paskah. Salah satu ide 
untuk melakukan hal ini dapat kita simak dalam Bahan Mengajar edisi ini. 
Kiranya, menjadi berkat bagi kita semua dan bagi anak-anak yang kita layani.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Jadikan makna kebangkitan Kristus sebagai dasar pengharapan iman kita." (RHO)


BAHAN MENGAJAR: "YESUS HIDUP!"

Ayat Alkitab:
Yohanes 11:35, 20:1-8; 1 Korintus 15:2-22; 1 Timotius 3:16

Ide Pelajaran:

Pendahuluan untuk guru dan pemimpin ibadah:

Dia yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; 
yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara 
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, 
diangkat dalam kemuliaan. (1 Timotius 3:16)

Apa yang membuat Yesus berbeda dari setiap pemimpin agama lainnya dalam 
sejarah? Apa yang membuat-Nya berbeda dari setiap manusia lain dalam sejarah? 
Ia hidup benar dan tanpa dosa. Jadi, kematian tidak memiliki kuasa atas 
diri-Nya. Kematian tidak dapat menahan-Nya. Sebagaimana yang dijelaskan 
Timotius, Yesus "dibenarkan dalam Roh". Yesus Kristus sudah dibangkitkan dari 
kematian. Dia hidup! Dia dibangkitkan! Dia sungguh-sungguh dibangkitkan!

Inilah kebenaran agung yang kita rayakan dalam perayaan Paskah (kebangkitan 
Tuhan Yesus): Yesus sudah mati, tetapi sekarang Dia hidup! Akan tetapi, bukan 
itu saja! Karena kebangkitan Yesus merupakan peristiwa utama dalam proses 
pembenaran dan keselamatan kita, maka kita juga dapat memiliki hidup:

"Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang 
mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama 
seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang 
mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati 
dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan 
kembali dalam persekutuan dengan Kristus." (1 Korintus 15:20-22)

Hari ini, kita akan memperkenalkan murid-murid kita kepada Dia yang adalah 
Kebangkitan dan Hidup. Kita akan menantang mereka untuk percaya hanya 
kepada-Nya sehingga mereka pun dapat hidup. Berikut ini adalah kunci untuk 
masuk dalam pelajaran ini.

Dalam pelajaran ini anak-anak akan tahu:
1. Yesus sudah mati.
2. Namun, Allah membangkitkan Yesus dari kematian.
3. Sekarang, anak-anak dapat memiliki hidup baru di dalam Dia.

Penyampaian Pelajaran (5 -- 10 menit):

Jangan sekadar membaca outline ini. Pahamilah dan terapkan dalam kehidupan!

Selamat pagi, anak-anak! Saya akan menyampaikan sebuah kisah kepadamu. Kisah 
ini tentang apa yang terjadi setelah Yesus mati di kayu salib. Yesus mati pada 
hari Jumat. Pastinya, hari itu merupakan saat-saat yang menyedihkan. 
Teman-teman Yesus tidak tahu apa yang akan terjadi. Mereka tidak mengerti 
mengapa Yesus harus mati.

Pada hari Jumat sore, tubuh Yesus diturunkan dari salib dan dibungkus dalam 
potongan kain panjang. Yesus diletakkan dalam kuburan orang yang kaya. Sebuah 
batu besar menutup lubang untuk masuk ke dalam makam, dan tentara berdiri di 
luar untuk memastikan bahwa tidak ada yang terjadi dengan tubuh Yesus. Yesus 
sudah mati.

Alkitab mengatakan kepada kita tentang yang terjadi kemudian. (Ambil Alkitabmu 
dan buka Yohanes 20.)

Hari Minggu pagi, ketika masih gelap, teman Yesus, Maria Magdalena, pergi ke 
kubur itu dan melihat bahwa batu besar yang menutup pintu makam itu sudah 
bergeser! Maria pun melarikan diri.

Menurutmu, mengapa Maria melarikan diri? (Biarkan anak-anak menjawab.) Apakah 
Maria takut? Apa yang mungkin telah terjadi? Tubuh Yesus tidak ada dalam kubur 
itu. Batu penutup makam itu sudah bergeser!

Maria berlari menemui dua teman Yesus, Simon Petrus dan teman lain yang sangat 
dikasihi Yesus. Jadi, Petrus dan temannya itu berlari dengan cepat ke kubur 
Yesus. (Mintalah anak-anak berdiri dan berlari di tempat.)

Teman Petrus berlari dengan sangat cepat sehingga ia lebih dahulu tiba di 
kubur. (Mintalah anak-anak berhenti dan duduk.)

Menurutmu, mengapa teman-teman Yesus itu berlari? (Biar

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 629/Maret 2013 -- Makna Paskah

2013-03-27 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Makna Paskah
629/Maret/IV/2013

Salam sukacita,

Sebelum menyimak sajian dalam edisi ini, sejenak pikirkanlah dahulu bagaimana 
kita menjawab pertanyaan sederhana yang merupakan judul tip edisi ini. Apakah 
anak Anda tahu mengapa kita merayakan Paskah setiap tahun? Apa pun jawaban 
Anda, yang pasti setiap saat kita membutuhkan pertolongan Roh Kudus untuk 
menjelaskan kepada anak-anak tentang makna Paskah yang sebenarnya kepada 
mereka. Hindarilah "hiasan atau bumbu" perayaan yang tidak ada hubungannya 
dengan Paskah itu sendiri. Semenarik apa pun acara Paskah yang kita adakan di 
sekolah minggu, jika anak-anak tidak mengerti bahwa Yesus sudah mati dan 
bangkit untuk melepaskan mereka dari dosa, sia-sialah waktu, dana, dan tenaga 
yang kita keluarkan untuk acara tersebut.

Akhir kata, segenap Redaksi e-BinaAnak mengucapkan, "Selamat memperingati 
kematian dan kebangkitan Kristus! Kiranya, hati kita dipenuhi ucapan syukur dan 
sukacita karena kita sudah dilepaskan dari hukuman kekal!"

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami 
dan sia-sialah juga kepercayaan kamu." (1 Korintus 15:14) < 
http://alkitab.mobi/tb/1Ko/15/14/ >


TIP: APAKAH ANAK ANDA TAHU MENGAPA KITA MERAYAKAN PASKAH?

Suatu hari, Kakek Bob melihat Julie, cucunya yang berusia empat tahun, bermain 
dengan dua orang temannya di halaman belakang. Saat itu hampir Paskah dan ia 
ingin tahu seberapa banyak anak-anak itu memahami Paskah.

Kakek Bob mendekati tiga gadis kecil itu dan bertanya, "Ayo, siapa yang tahu 
mengapa kita merayakan Paskah setiap tahun?"

Salah satu teman Julie berceloteh, "Oh, saat Paskah kita bisa duduk di pangkuan 
kelinci yang besar dan mengatakan kepadanya apa pun yang kita inginkan untuk 
hadiah Paskah kita."

Jawaban teman Julie yang kedua tidak lebih baik, "Tidak, tidak, tidak! Paskah 
adalah saat kamu memasang pohon dan menggantungkan telur-telur di situ. Dan, 
saat kamu bangun pada hari Minggu, kamu akan mendapati banyak hadiah di bawah 
pohon, dan ...!"

Pada titik ini, Kakek Bob menginterupsi dan dengan lembut berkata, "Tebakan 
yang bagus. Julie, apakah kamu tahu mengapa kita merayakan Paskah?"

Julie mengangguk dan berkata, "Paskah adalah saat Yesus disalibkan. Ia mati dan 
murid-murid-Nya membaringkan tubuh-Nya di sebuah kubur. Dan, pada hari ketiga, 
batu yang menutupi kubur itu terbuka "

Kakek sangat senang karena Julie tahu cukup banyak. Bagaimana kita juga bisa 
menolong anak-anak memahami Paskah yang sebenarnya?

1. Ajarkan Anak untuk Memahami Pesan Paskah Sejak Dini

Dari pengalaman, saya tahu bahwa jika kita menceritakan kisah Paskah dengan 
cara yang dapat dimengerti anak-anak, mereka mampu memahami pesan Paskah. Masa 
Paskah kali ini merupakan kesempatan besar untuk memberi tahu anak-anak 
mengenai kebutuhan mereka akan keselamatan.

Banyak anak dapat memahami dan mengalami kasih karunia Allah pada usia yang 
sangat dini. Bahkan, banyak pemimpin besar gereja menjadi Kristen ketika mereka 
masih muda. Tentang Polikarpus, seorang pemimpin gereja pada abad kedua, 
dikatakan bahwa ia berjalan dengan Allah selama 86 tahun sebelum meninggal pada 
usia 95 tahun. Berapa lama ia harus menjadi seorang anak sebelum ia dapat 
menempatkan iman yang menyelamatkan dalam Yesus Kristus?(usul: kalimatnya 
bukan di paragraf ini,tp ikut paragraf selanjutnya. terjemahan=> Di usia 
berapakah seorang anak dapat memiliki iman yang menyelamatkan di dalam Yesus 
Kristus?)

C.H. Spurgeon, pengkhotbah besar dari Inggris, berkata, "Seorang anak yang 
mengenal dosanya dapat diselamatkan karena percaya."***(usul: seorang anak yang 
dapat menyadari bahwa ia berbuat dosa, dapat menyadari bahwa ia dapat 
percaya)***

Saya berusia enam tahun ketika mulai mengerti bahwa saya memerlukan 
pengampunan. Saya ingat bagaimana saya begitu menyadari dosa-dosa saya. Ketika 
malam tiba, saya akan berbaring di tempat tidur dengan gemetar. Saya takut 
tidur pada malam hari karena ngeri membayangkan bahwa saya akan mati dan 
menghabiskan hidup di neraka.

Jadi, pada suatu Minggu malam, saya mengatakan pada ibu bahwa sudah saatnya 
saya menyerahkan hidup pada Kristus. Dan pada malam itu, dengan tangis yang 
hampir pecah, saya berjalan menyusuri lorong gereja untuk bersaksi mengenai 
keinginan menjadikan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan saya. Itu 
adalah keputusan terpenting yang pernah saya buat dalam hidup saya. Dan, saya 
bersyukur untuk orang tua yang telah setia membimbing saya hingga ke titik 
tersebut.

Terlepas dari usia, anak-anak (dan siapa saja) perlu mengetahui dasar-dasar 
berikut ini untuk menjadi seorang Kristen.

a. Anak-anak perlu diajar untuk mengerti siapakah Tuhan dan bagaimana Ia 
mencintai mereka.
b. Tu

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 629/Maret 2013 -- Makna Paskah

2013-03-27 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Makna Paskah
629/Maret/IV/2013

Salam sukacita,

Sebelum menyimak sajian dalam edisi ini, sejenak pikirkanlah dahulu bagaimana 
kita menjawab pertanyaan sederhana yang merupakan judul tip edisi ini. Apakah 
anak Anda tahu mengapa kita merayakan Paskah setiap tahun? Apa pun jawaban 
Anda, yang pasti setiap saat kita membutuhkan pertolongan Roh Kudus untuk 
menjelaskan kepada anak-anak tentang makna Paskah yang sebenarnya kepada 
mereka. Hindarilah "hiasan atau bumbu" perayaan yang tidak ada hubungannya 
dengan Paskah itu sendiri. Semenarik apa pun acara Paskah yang kita adakan di 
sekolah minggu, jika anak-anak tidak mengerti bahwa Yesus sudah mati dan 
bangkit untuk melepaskan mereka dari dosa, sia-sialah waktu, dana, dan tenaga 
yang kita keluarkan untuk acara tersebut.

Akhir kata, segenap Redaksi e-BinaAnak mengucapkan, "Selamat memperingati 
kematian dan kebangkitan Kristus! Kiranya, hati kita dipenuhi ucapan syukur dan 
sukacita karena kita sudah dilepaskan dari hukuman kekal!"

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami 
dan sia-sialah juga kepercayaan kamu." (1 Korintus 15:14) < 
http://alkitab.mobi/tb/1Ko/15/14/ >


TIP: APAKAH ANAK ANDA TAHU MENGAPA KITA MERAYAKAN PASKAH?

Suatu hari, Kakek Bob melihat Julie, cucunya yang berusia empat tahun, bermain 
dengan dua orang temannya di halaman belakang. Saat itu hampir Paskah dan ia 
ingin tahu seberapa banyak anak-anak itu memahami Paskah.

Kakek Bob mendekati tiga gadis kecil itu dan bertanya, "Ayo, siapa yang tahu 
mengapa kita merayakan Paskah setiap tahun?"

Salah satu teman Julie berceloteh, "Oh, saat Paskah kita bisa duduk di pangkuan 
kelinci yang besar dan mengatakan kepadanya apa pun yang kita inginkan untuk 
hadiah Paskah kita."

Jawaban teman Julie yang kedua tidak lebih baik, "Tidak, tidak, tidak! Paskah 
adalah saat kamu memasang pohon dan menggantungkan telur-telur di situ. Dan, 
saat kamu bangun pada hari Minggu, kamu akan mendapati banyak hadiah di bawah 
pohon, dan ...!"

Pada titik ini, Kakek Bob menginterupsi dan dengan lembut berkata, "Tebakan 
yang bagus. Julie, apakah kamu tahu mengapa kita merayakan Paskah?"

Julie mengangguk dan berkata, "Paskah adalah saat Yesus disalibkan. Ia mati dan 
murid-murid-Nya membaringkan tubuh-Nya di sebuah kubur. Dan, pada hari ketiga, 
batu yang menutupi kubur itu terbuka "

Kakek sangat senang karena Julie tahu cukup banyak. Bagaimana kita juga bisa 
menolong anak-anak memahami Paskah yang sebenarnya?

1. Ajarkan Anak untuk Memahami Pesan Paskah Sejak Dini

Dari pengalaman, saya tahu bahwa jika kita menceritakan kisah Paskah dengan 
cara yang dapat dimengerti anak-anak, mereka mampu memahami pesan Paskah. Masa 
Paskah kali ini merupakan kesempatan besar untuk memberi tahu anak-anak 
mengenai kebutuhan mereka akan keselamatan.

Banyak anak dapat memahami dan mengalami kasih karunia Allah pada usia yang 
sangat dini. Bahkan, banyak pemimpin besar gereja menjadi Kristen ketika mereka 
masih muda. Tentang Polikarpus, seorang pemimpin gereja pada abad kedua, 
dikatakan bahwa ia berjalan dengan Allah selama 86 tahun sebelum meninggal pada 
usia 95 tahun. 

Pada usia berapakah seorang anak dapat memiliki iman yang menyelamatkan di 
dalam Yesus Kristus? C.H. Spurgeon, pengkhotbah besar dari Inggris, berkata, 
"Seorang anak yang dapat menyadari bahwa ia berbuat dosa, dapat menyadari bahwa 
ia dapat percaya."

Saya berusia enam tahun ketika mulai mengerti bahwa saya memerlukan 
pengampunan. Saya ingat bagaimana saya begitu menyadari dosa-dosa saya. Ketika 
malam tiba, saya akan berbaring di tempat tidur dengan gemetar. Saya takut 
tidur pada malam hari karena ngeri membayangkan bahwa saya akan mati dan 
menghabiskan hidup di neraka.

Jadi, pada suatu Minggu malam, saya mengatakan pada ibu bahwa sudah saatnya 
saya menyerahkan hidup pada Kristus. Dan pada malam itu, dengan tangis yang 
hampir pecah, saya berjalan menyusuri lorong gereja untuk bersaksi mengenai 
keinginan menjadikan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan saya. Itu 
adalah keputusan terpenting yang pernah saya buat dalam hidup saya. Dan, saya 
bersyukur untuk orang tua yang telah setia membimbing saya hingga ke titik 
tersebut.

Terlepas dari usia, anak-anak (dan siapa saja) perlu mengetahui dasar-dasar 
berikut ini untuk menjadi seorang Kristen.

a. Anak-anak perlu diajar untuk mengerti siapakah Tuhan dan bagaimana Ia 
mencintai mereka.
b. Tuhan itu suci. Ia sempurna. Kita tidak sempurna.
c. Tuhan itu adil. Ia selalu adil. Kita tidak pernah adil dalam setiap 
keputusan yang kita buat.
d. Tuhan Mahakuasa. Ia tahu semua hal. Tidak semua hal kita tahu.
e. Tuhan berdaulat. Ia yang mengatur. Kita tidak berhak mengatur.
f. Tuhan a

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 630 -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (I)

2013-04-02 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (I)
630/April/I/2013

Salam damai Kristus,

Puji Tuhan, e-BinaAnak bisa menyapa Anda lagi pada bulan April ini. Tetap 
semangat dalam melayani Tuhan, ya! Kali ini, e-BinaAnak menyoroti tentang 
peranan orang tua dalam membina karakter anak. Tidak mudah untuk membina anak 
di tengah perkembangan zaman yang penuh dengan godaan, baik secara materi, 
relasi, pola hidup, bahkan hal rohani. Sebagai orang tua Kristen atau pelayan 
anak, kita punya tanggung jawab yang besar untuk pertumbuhan anak-anak kita. 
Kita juga perlu "berjuang" untuk peka terhadap setiap godaan yang menyerang 
anak dan belajar mengajarkan cara untuk "menang" dalam situasi tersebut kepada 
anak. Simaklah sajian kami dan terapkanlah pelajaran yang Anda temukan dalam 
edisi ini. Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Benih yang kita tabur hari ini akan menentukan jenis buah yang akan kita tuai 
esok hari. (Anonim)


ARTIKEL: MELATIH ANAK UNTUK MEMPUNYAI PRINSIP

Salah satu penyebab mengapa menjadi orang tua pada abad ini sangat susah adalah 
karena pikiran kita ditantang oleh melimpahnya godaan yang dialami anak-anak 
kita. Kita bertanya dengan waswas dalam diri kita, "Mampukah saya mendidik 
mereka hingga mencapai masa depan yang baik? Bukankah kredibilitas saya bakal 
tercermin lewat anak-anak saya?"

Ada banyak contoh yang membuktikan bahwa menumbuhkan kebiasaan doa dan membaca 
Alkitab dalam keluarga tidak menjadi jaminan bahwa anak bertumbuh dengan baik. 
Saya mengenal keluarga hamba Tuhan yang terkenal. Mereka hebat dalam berkhotbah 
dan mengajar sampai menarik ribuan bahkan puluhan ribu orang Kristen, tetapi 
punya anak nakal dan pecandu obat terlarang. Padahal, dalam keluarga ini 
"family altar" menjadi "sarapan pagi". Sebaliknya, tidak sedikit keluarga yang 
tidak mempedulikan suasana rohani bagi anak-anaknya, tetapi justru menjadi 
keluarga yang berhasil. Anak-anak mereka menjadi sarjana, mendapat pekerjaan 
baik, menikah, dan mereka juga hidup mandiri.

Sebenarnya, bukan hanya narkoba yang menjadi tantangan anak-anak kita. Banyak 
hal lain: misalnya seks bebas, konsumerisme atau kemanjaan, nafsu/keinginan 
(hedonis), judi, kekerasan, dll..

Jadi, bagaimana seharusnya? Membiarkan anak-anak memilih jalan sendiri atau 
cukuplah dengan membimbing mereka sejak dini dalam memahami isi Alkitab?

Yang utama: Teladan

Anak itu anugerah! Setiap orang tua harus menyadarinya. Setiap kali Tuhan 
menitipkan seorang anak dalam keluarga, Tuhan punya rencana atas anak dan 
keluarga itu. Sebagai orang percaya, kita beriman bahwa anak-anak kita juga 
adalah anak-anak yang sudah diselamatkan Tuhan, bukan saja waktu mereka 
menyatakan diri sebagai orang percaya (baptis atau sidi), tetapi sejak mereka 
ada dalam kandungan. Agar penyelamatan Tuhan itu dialami anak-anak kita pada 
waktunya, kita harus menyediakan waktu secara khusus untuk membimbing dan 
mendidik mereka dalam mengenal Juru Selamat.

Saya tidak percaya pada orang yang berkata, "Yang penting kualitas waktunya." 
Itu hanya perkataan orang tua untuk membenarkan diri. Siapa yang memberi nilai 
pada "kualitas waktu" kita untuk anak? Pada usia berapa pun, setiap anak 
membutuhkan orang tua di sampingnya.

Bagaimana perasaan anak jika hanya pembantu yang ditemuinya di rumah? Hubungan 
ibu dan anak sangat penting pada tahun-tahun pertama seorang anak karena dapat 
mempengaruhi masa dewasa mereka. Sayangnya, walaupun hasil riset memiliki 
dampak yang baik, faktanya para ibu memiliki berbagai alasan untuk tetap lebih 
senang bekerja daripada bersama anak-anak mereka (misalnya, karena kebutuhan 
materi atau status).

Anak-anak membutuhkan orang tua untuk dijadikan teladan. Jika orang tua jarang 
di rumah, siapa yang akan diteladani? Anak-anak ingin belajar dari orang tuanya 
bagaimana menghadapi kesulitan, mereka ingin diskusi, mengobrol, dan bercerita. 
Mereka punya orang tua yang bisa mereka percaya dan mengerti isi hati mereka.

Berikan Masukan Berharga

Dewasa ini, televisi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam sebuah 
keluarga. Hendaknya orang tua berhati-hati terhadap dampaknya. Jangan sampai 
acara televisi mengatur jadwal kita. Saya mengusulkan agar orang tua membelikan 
anaknya buku-buku yang baik, yang berisi banyak teladan baik agar pemikiran 
anak diisi hal-hal baik. Kalau bisa, tontonlah film-film yang ditonton lewat 
VCD. Tujuannya agar perhatian anak dari televisi teralihkan. Untuk itu, 
mendampingi mereka saat menonton menjadi suatu keharusan.

Pada usia balita, sebaiknya anak-anak jangan diperkenalkan pada kekerasan yang 
terdapat di film-film maupun siaran berita TV. Pada usia ini, anak-anak hanya 
meniru saja apa yang mereka lihat. Karena itu, jangan pernah katakan, "Anak 
nakal!" pada anak Anda, apalagi jika umurnya baru 1 -- 3 tahun! Sia

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 631/April 2013 -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (II)

2013-04-09 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (II)
631/April/II/2013

Salam damai Kristus,

Salah satu karakter yang harus dimiliki oleh anak-anak adalah "taat". Dalam 
Kisah Para Rasul 5:29 dikatakan, "... Kita harus lebih taat kepada Allah dari 
pada kepada manusia." Untuk itu, guru sekolah minggu harus mengajarkan kepada 
anak-anak layan, bagaimana hidup taat pada Allah. Melalui bahan mengajar dalam 
edisi ini, kami menyajikan kisah Adam dan Hawa dalam taman Eden, yang dapat 
menjadi refleksi bagi kita semua akan pentingnya ketaatan pada Allah.

Selain itu, beberapa Sahabat Facebook e-BinaAnak juga berbagi berkat mengenai 
cara membina karakter anak usia dini, yang bisa Anda baca di kolom Sua Pelayan 
Anak. Silakan menyimak sajian e-BinaAnak, Tuhan memberkati pelayanan kita semua.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan 
mendatangkan sukacita kepadamu. (Amsal 29:17)
< http://alkitab.mobi/?amsal+29:17 >


BAHAN MENGAJAR: ADAM DAN HAWA TIDAK TAAT

Bahan Alkitab: Kejadian 2:15-18; 3:1-24

Tujuan: Menolong anak-anak untuk:
1. Mengetahui bahwa Tuhan menyenangi anak-anak yang taat, tetapi menghukum 
mereka yang tidak taat.
2. Bersikap mau dan berani mengakui kesalahan.
3. Mengucap syukur atas pengampunan setelah memintanya kepada Tuhan.

Tafsiran:

Dalam Kejadian 2:15-17 manusia ditempatkan di bawah ujian: kemerdekaan disertai 
syarat harus setia dan taat. Di tengah-tengah segala perlengkapan yang 
diberikan Tuhan kepada mereka, diberikan pula suatu larangan, dan larangan 
itulah yang merupakan ujian. Hawa diperdayakan ular, dan ia makan buah yang 
tidak boleh dimakannya. Kemudian, ia bertindak sebagai penggoda pula. Menurut 
pikirannya, ia bebas dan merdeka, tetapi ia telah menjadi budak Iblis yang 
kemudian diperalat untuk menggoda Adam, suaminya (baca 1 Timotius 2:14). 
Laki-laki itupun memakannya dan turut jatuh ke dalam dosa.

Biasanya, sebelum dosa itu terjadi, terlihat sangat menarik, tetapi segera 
sesudah perbuatan itu dilakukan, datanglah kesadaran yang disertai perasaan 
kaget.

Demikian juga halnya Adam dan Hawa di taman Firdaus, sesudah mereka memakan 
buah itu, terlihatlah oleh mereka bahwa mereka itu telanjang; timbullah dalam 
hati mereka perasaan malu. Mereka malu satu dengan yang lain, masing-masing 
merasa dirinya bersalah. Manusia itu merasa seluruh hidupnya berubah sesudah 
memakan buah itu; kesempurnaan pada mereka hilang, hatinya tidak tenang lagi, 
dan damai telah lenyap.

BAHAN PENUNJANG

Ayat hafalan: Kisah Para Rasul 5:29

"Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia."

Tulislah ayat ini pada papan tulis sebagai berikut:
Kita harus lebih taat kepada Allah.
Saya harus lebih taat kepada Allah.
... harus lebih taat kepada Allah.

Alat peraga:
Berlatihlah untuk membuat lukisan dengan cepat pada papan tulis, yang 
menggambarkan taman serta pohon di tengahnya. Gambar tentang jatuhnya manusia 
ke dalam dosa sebagai berikut:

Nyanyian:
"Ajarlah 'Ku, Tuhan" - Puji Tuhan no. 80

DALAM KEBAKTIAN

1. Pengarahan

2. Ayat hafalan:

a. GSM membimbing anak-anak membaca Kisah Para Rasul 5:29, kemudian menjelaskan 
arti 'taat' dengan bahasa anak-anak atau dengan contoh-contoh sederhana.

b. Perlihatkan tulisan pada papan tulis, lalu bacalah bersama-sama. Ulangi 
sekali lagi, gantilah kata 'kita' dengan kata 'saya'. Sekarang, gantilah 'saya' 
dengan nama anak masing-masing, lalu bacalah beberapa kali.

c. Hafalkan bersama-sama.

3. Permainan:
Adakan permainan di mana anak-anak harus menaati apa yang diperintahkan. 
Sebaiknya, yang diperintahkan itu adalah hal-hal yang menolong atau menyatakan 
perhatian kepada orang lain.

INTI PELAJARAN

Pendahuluan:
Adam tinggal di sebuah taman buatan Tuhan, taman Eden namanya. Taman itu indah 
sekali, lagi pula penuh dengan pohon-pohon yang berbuah lebat.

Suatu hari, Tuhan menunjukkan kepada Adam sebuah pohon yang letaknya di 
tengah-tengah taman itu.

Tuhan berkata, "Adam, semua pohon dalam taman ini boleh engkau makan buahnya. 
Namun pohon yang satu ini, yaitu pohon pengetahuan baik dan jahat, sekali-kali 
jangan engkau makan buahnya. Karena engkau akan mati bila memakannya."

Adam mendengar dan mengerti apa yang Tuhan perintahkan. Setiap kali ia melihat 
pohon itu, ia teringat akan perintah Tuhan kepadanya.

Teman Adam

Meskipun dikelilingi oleh banyak pohon dan binatang, Adam merasa kesepian. Oleh 
karena itu, Allah membuat seorang manusia lagi sebagai teman Adam.

Tahukah kamu, siapa yang Tuhan ciptakan? Tuhan membuat seorang wanita. Adam 
gembira sekali dan menamai wanita itu Hawa. Mereka berdua hidup dengan sangat 
senang dalam taman Eden.

Godaan Terhadap Hawa

Pada suatu hari, ketika Hawa berjalan-jalan di taman, dihampirinya pohon 
pengetahuan baik dan jahat di tengah taman itu. (GSM me

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 632/April 2013 -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (III)

2013-04-16 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (III)
632/April/III/2013

Shalom,

Karakter yang baik dalam diri seorang anak menjadi kerinduan setiap orang tua. 
Tidak jarang, orang tua terjebak dalam tradisi lama keluarga yang sebenarnya 
"kurang baik" dan menerapkannya pada anak. Namun, pada kenyataannya, semua itu 
sudah terlanjur diajarkan pada anak, dan orang tua mengalami kesulitan untuk 
mengubahnya. Melalui e-BinaAnak edisi 625 ini, kami memberikan langkah-langkah 
praktis untuk membantu Anda mengubah cara mendidik anak, yang bisa Anda 
terapkan dalam pelayanan anak maupun keluarga Anda. Untuk melakukannya, tentu 
saja harus ada kerja sama antara pelayan anak atau orang tua dengan anak. 
Selamat menyimak edisi ini. Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


"Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran 
ibumu." (Amsal 1:8)
< http://alkitab.mobi/?amsal+1:8 >


TIP: PEDOMAN UNTUK BERUBAH

Anda mungkin ingin menyusun rencana untuk mengembangkan karakter anak Anda, 
tetapi terhalang oleh kebiasaan lama. Seperti orang tua pada umumnya, mungkin 
tanpa sengaja Anda sudah mendidik dengan cara yang sekarang Anda ketahui kurang 
baik, dan bahkan mungkin berbahaya bagi anak Anda. Anda bertanya, "Ke mana saya 
harus melangkah? Bagaimana saya berubah?" Perubahan dapat terjadi, dan berikut 
ini adalah beberapa langkah yang akan membantu Anda mengubah cara Anda mendidik 
anak.

1. Tuliskan cara mendidik yang Anda inginkan dan apa yang Anda harapkan terjadi 
pada anak Anda.

Cara ini sangat berpengaruh apabila ayah dan ibu bekerja sama. Setelah Anda 
menuliskan jawaban Anda masing-masing, sampaikanlah rencana Anda masing-masing. 
Berjanjilah untuk saling membantu dalam melakukan rencana yang baru ini. 
Masing-masing harus bertanggung jawab dan saling mendoakan setiap hari.

2. Bicarakan rencana Anda dengan anak Anda.

Duduklah dengan anak Anda dan beritahukan kepadanya tentang rencana Anda untuk 
kehidupannya. Terangkan sebanyak mungkin yang dapat ia mengerti, tentang 
bagaimana ia dapat mengharapkan Anda bersikap dengan pendekatan yang baru. Ada 
orang tua yang menyebut cara ini adalah "kerja sama yang erat" karena cara ini 
memberikan arah yang baru bagi kehidupan keluarga.

3. Anda perlu memastikan kepada anak bahwa Anda mengasihinya, dan bahwa Anda 
bertekad untuk memberikan yang terbaik bagi kehidupannya.

Ada orang tua yang mengungkapkannya demikian, "Aku mengasihimu dan aku sangat 
menghargai hubungan kita. Aku bersyukur bahwa kamu adalah putriku. Namun, aku 
juga ingin agar kamu tahu bahwa sangatlah penting bagiku untuk menjadi orang 
tua yang baik. Kamu patut memperoleh yang terbaik."

4. Terangkan tentang cara lama yang kurang tepat.

Apabila Anda sedang berusaha mengubah cara mendidik yang tidak baik, misalnya 
terlalu keras atau kaku. Terangkan cara yang lama ini dengan sederhana agar 
anak Anda mengerti. Anda dapat berkata, "Ada kalanya aku terlalu keras kepadamu 
dan tidak mau mengerti apa yang kamu inginkan atau butuhkan. Kadang-kadang, aku 
lebih memperhatikan apa yang kupikir pantas untukmu dan bukan memikirkan apa 
yang terbaik untuk pertumbuhanmu."

5. Penting juga bahwa Anda membiarkan anak Anda tahu bagaimana perasaan Anda 
atas tindakan Anda di masa lalu.

Yakinkan anak Anda bahwa ia tidak bertanggung jawab atas cara Anda 
memperlakukannya. Anda dapat berkata, "Caraku memperlakukanmu bukanlah cara 
yang ingin kulakukan. Sukar bagiku untuk mengakuinya, tetapi aku tahu bahwa 
mungkin aku telah membuat hidupmu menjadi berat akibat tindakanku." Bila Anda 
ingin meminta maaf kepada anak karena tindakan atau perkataan tertentu, 
sekaranglah waktu yang tepat untuk melakukannya.

6. Dalam masa ini, mintalah juga kepada anak Anda untuk mengungkapkan apa yang 
ia rasakan tentang cara Anda mendidik selama ini.

Tanyakanlah bagaimana perasaan anak atas pendekatan baru yang telah Anda 
jelaskan. Jangan memaksa anak Anda untuk segera memberikan tanggapan; mungkin 
ia perlu waktu untuk memikirkannya. Setelah itu, mintalah agar anak mendoakan 
Anda untuk upaya Anda yang baru.

7. Laksanakan rencana Anda yang baru.

Untuk membantu Anda memulainya, bacalah keras-keras rencana baru yang telah 
Anda tulis setiap pagi dan sore selama tiga puluh hari. Selama waktu itu, 
evaluasilah perkembangan Anda pada setiap akhir minggu -- dimulai dari Anda 
sendiri, kemudian bersama pasangan Anda atau teman yang Anda percayai. Jangan 
mengharapkan perubahan yang segera terjadi pada diri Anda ataupun anak Anda. 
Kita semua berubah secara bertahap, tetapi pertumbuhan yang terus-menerus 
cenderung lebih mantap dan stabil.

Apabila anak-anak saya melepaskan diri dari otoritas saya, mereka memerlukan 
hal-hal berikut ini.

1. Kemampuan dalam Mengambil Keputusan
a. Dalam masalah fisik: olahraga, makanan, istirahat, dan lain-l

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 633/April 2013 -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (IV)

2013-04-23 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (IV)
633/April/IV/2013

Shalom,

Setiap guru sekolah minggu (SM) mempunyai tanggung jawab terhadap pertumbuhan 
karakter anak-anak yang dilayaninya. Hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah 
karena guru SM harus bisa memberi teladan yang benar, sesuai ajaran Kristus. 
Melalui Alkitab, kita bisa memberikan pelajaran karakter yang tercermin dari 
kehidupan Tuhan Yesus dan beberapa tokoh Alkitab yang lainnya. Mari kita 
jadikan anak-anak SM menjadi pahlawan-pahlawan untuk kemuliaan Tuhan! Selamat 
menyimak sajian e-BinaAnak kali ini. Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Keberhasilan hidup bagi Kristus tercapai ketika mata kita terus tertuju 
kepada-Nya. (Anonim)


BAHAN MENGAJAR: AKU SIAP JADI PAHLAWAN

Bacaan Alkitab: 2 Timotius 2:3-6; Matius 27:39-56

Ayat hafalan
1. "Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa." Mazmur 
60:14a
2. "Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. 
Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan 
soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada 
komandannya." (2 Timotius 2:3-4 TB)

Tujuan pelajaran: Supaya anak siap menjadi pahlawan.

Indikator:
1. Anak dapat menceritakan sifat-sifat seorang pahlawan.
2. Anak dapat menyebutkan siapa saja pahlawan dalam Alkitab.
3. Anak dapat mendaftarkan perbuatan yang membuktikan sifat kepahlawanan.
4. Anak dapat membuat pilihan tindakan yang akan dilakukan sebagai bukti bahwa 
dirinya adalah seorang pahlawan.

Kunci jawaban:
Nama pahlawan: Ester; Daud, Yusuf; Yesus; Rahab.
Nama yang ditemukan: Maria.
Mengapa disebut pahlawan? Karena telah membuat anak-anak tersenyum di tempat 
pengungsian, di mana tidak semua orang mau melakukannya.

Persiapan mengajar:
1. Berdoalah supaya melalui pelajaran ini, anak-anak dibentuk Tuhan menjadi 
pahlawan dalam kehidupan mereka setiap hari.
2. Berdoalah supaya melalui pelajaran hari ini, anak-anak dapat meneladani 
sifat-sifat para pahlawan.
3. Berdoalah supaya pengajaran Saudara berkuasa dan menjadi berkat bagi semua 
murid, sehingga mereka tertantang untuk menjadi pahlawan.

Penjelasan ayat:
Alkitab dipenuhi dengan banyak kisah tentang para pahlawan. Ayat-ayat yang 
diselidiki pada kegiatan hari kelima ini hanyalah sebagian kecil saja. Ada 
banyak kisah kepahlawanan dalam Alkitab, yang dapat menjadi teladan bagi anak 
madya supaya mereka siap menjadi pahlawan.

Dalam 2 Timotius 2:3-6, Paulus membekali Timotius dengan nasihat bagaimana 
seharusnya seorang pekerja Kristus bersikap. Ada tiga gambaran yang Paulus 
berikan:
1. Gambaran tentara. Seorang tentara tidak memusatkan perhatiannya pada dirinya 
sendiri. Ia disiplin dan patuh kepada atasan.
2. Gambaran atlet. Seorang atlet bertanding sesuai peraturan yang sudah 
ditetapkan. Ia tak bisa mengubah peraturan seenak hatinya sendiri. Untuk itu, 
ia harus menyangkal diri demi mengikuti disiplin yang diterapkan.
3. Gambaran seorang petani. Petani adalah seorang pekerja keras. Ia harus 
memelihara benih yang sudah ditanam dengan tekun. Pekerjaannya membosankan 
karena ia harus melakukan hal yang sama setiap hari, yakni menyiram dan merawat 
tanaman jika ingin menuai hasil yang baik kelak.

Itulah tiga gambaran karakter yang harus dimiliki seorang Kristen. Setiap 
karakter memerlukan ketekunan dan ketahanan jika ingin berhasil. Tentara yang 
mundur sebelum perang berakhir tak akan melihat kemenangan. Atlet yang berhenti 
bertanding sebelum pertandingan berakhir, tak akan pernah meraih medali. Dan, 
petani yang berhenti bekerja sebelum musim panen dimulai, tak akan pernah 
menuai hasil. Demikianlah mereka sangat berjasa di bidangnya masing-masing, dan 
menjadi pahlawan bagi kepentingan banyak orang.

Matius 27:39-56 menjelaskan tentang kepahlawanan Yesus. Yesus menjadi contoh 
nyata bagi setiap orang yang siap menjadi pahlawan. Kepahlawanan-Nya sudah 
terbukti ketika Yesus mati di kayu salib untuk semua manusia.

Kisah ini menjelaskan penderitaan yang Yesus alami. Tak ada manusia biasa mampu 
seperti Yesus menanggung penderitaan fisik yang begitu kejam, penderitaan 
karena penolakan orang-orang yang dikasihi-Nya, dan penderitaan rohani ketika 
Allah memperlakukan Dia sebagai orang berdosa. Yesus rela menanggung semua itu 
demi menaati kehendak Allah dan kasih-Nya kepada manusia.

Penyaliban adalah salah satu bentuk hukuman mati yang paling sadis yang pernah 
diciptakan manusia. Tujuan penyaliban adalah membuat terhukum mati 
perlahan-lahan dalam penderitaan yang tak tertahankan. Berbagai penyiksaan, 
baik sebelum maupun selama penyaliban, harus Ia tanggung (ayat 27-37). 
Penderitaan penolakan yang Yesus tanggung berasal dari para lawan-Nya maupun 
orang banyak yang dulu pernah menikmati pelayanan kasih-Nya (ayat 39-44). 
Jurang terdalam penderitaan rohani Yesus adalah ketika Ia berteriak, "Alla

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 634/Mei 2013 -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (I)

2013-04-30 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (I)
634/Mei/I/2013

Salam sukacita,

Dalam kelas sekolah minggu (SM), mungkin pemandangan berikut tidak asing bagi 
kita. Banyak orang dewasa yang berada di luar atau di salah satu pojok ruang 
kelas SM. Ada yang mengobrol, bermain HP, atau sekadar memperhatikan anak-anak 
dalam kelas. Pernahkah kita berpikir akan berapa lama pemandangan seperti ini 
berlangsung? Apakah ketika di gereja, anak-anak adalah urusan pengurus sekolah 
minggu saja? Apakah orang tua hanya boleh duduk-duduk, menghabiskan waktu, dan 
melihat bagaimana kita melayani anak-anak mereka?

Jangan biarkan pemandangan "di atas" berlangsung lebih lama lagi! Orang tua 
perlu dan bisa dilibatkan pula dalam pelayanan anak! Mengapa kita tidak mulai 
berpikir untuk membuat program pelayanan yang dapat melibatkan guru, anak, dan 
orang tua? Salah satu langkah awal yang dapat kita lakukan adalah dengan 
membaca edisi e-BinaAnak sepanjang bulan Mei ini. Dalam edisi minggu ini, kita 
akan mulai dengan artikel "Bekerja Sama dengan Orang Tua".

Mari kita bongkar pikiran lama kita dan mulai menjadikan gereja kita sebagai 
gereja yang "ramah keluarga", dimulai dari ruang kelas sekolah minggu kita.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


ARTIKEL: BEKERJA SAMA DENGAN ORANG TUA

Dalam gereja, ada departemen pelayanan yang mengurus anak-anak, departemen 
pelayanan yang mengurus remaja, dan pendeta yang mengurus orang dewasa. 
Pernahkah kita berhenti sesaat untuk mengamati seluruh tubuh yang kita sebut 
keluarga ini? Kita harus merawat keluarga secara keseluruhan sebagai sebuah 
organisme, bukan hanya berfokus pada bagian-bagiannya secara terpisah.

Selama ini, pola pikir yang dominan dalam pendidikan Kristen mengenai keluarga 
adalah bahwa untuk "memperkuat seluruh tubuh, Anda harus memperkuat 
bagian-bagiannya terlebih dahulu". Namun, keluarga membutuhkan kehidupan 
bergereja yang lebih daripada program-program pelayanan yang terpisah-pisah, 
atau kegiatan khusus bagi seluruh anggota gereja yang hanya diadakan sesekali. 
Sebenarnya, banyak kegiatan gereja yang justru memisah-misahkan anggota 
keluarga. Kita tahu bahwa ada yang salah dengan hal ini, tetapi mencari solusi 
untuk masalah ini bukanlah sesuatu yang mudah.

Kebanyakan pelayanan anak hanya berpusat pada anak-anak yang terdapat di 
dalamnya tanpa mengikutsertakan orang tua mereka. Kita memang ingin membuat 
sebuah perbedaan dalam kehidupan keluarga anak-anak layan kita dan ingin 
membantu para orang tua dalam mengajar anak-anak mereka tentang Tuhan. Namun, 
tanggapan kita terhadap keinginan tersebut justru dengan membuat sebuah program 
baru yang di dalamnya tidak melibatkan interaksi antara orang tua dengan 
anak-anak mereka. Oleh karena itu, daripada membuat pendekatan tambahan semacam 
ini, lebih baik kita membuat orientasi "gereja yang ramah keluarga", yang 
berdasarkan pada Alkitab. Jika kita benar-benar ingin bermitra dengan orang 
tua, kita membutuhkan pola pikir yang baru.

Menyeimbangkan Program

Perhatikanlah, kebanyakan keluarga memang pergi ke gereja bersama-sama pada 
Minggu pagi. Namun, sesampainya di gereja, mereka tersebar ke ruangan-ruangan 
yang terpisah. Anak-anak dan orang dewasa beribadah di tempat yang berbeda dan 
tidak saling bertemu sampai saat ibadah selesai. Jika demikian, kapan orang tua 
dan anak-anak bisa terlibat dalam kegiatan pemuridan keluarga? Sulit untuk 
mengakui hal ini, tetapi mungkin musuh terbesar kita, para pendidik Kristen, 
adalah diri kita sendiri!

Berikut ini adalah beberapa cara untuk membangun keseimbangan yang sehat dalam 
pelayanan anak dan dalam pembuatan program gereja Anda supaya dapat memenuhi 
kebutuhan orang tua, anak-anak, dan keluarga.

1. Menyambut orang tua dalam program pelayanan anak.

Sebuah kelas sekolah minggu untuk anak-anak prasekolah diramaikan dengan gosip 
tentang ibu yang meminta duduk di dalam kelas untuk melihat apa yang sedang 
dipelajari oleh anak. "Apakah ibu itu berpikir kami akan melakukan sesuatu pada 
anak-anaknya?" "Dia seperti gila kontrol!" Apakah Anda pernah mendengar 
komentar semacam ini tentang orang tua yang ingin masuk ke kelas anak-anak 
mereka? Daripada merasa terancam oleh orang tua seperti itu, kita perlu 
merangkul mereka. Orang tua tidak harus dianggap sebagai orang asing atau 
penyusup ketika mengunjungi kelas sekolah minggu anak-anak mereka. Tidak ada 
orang tua yang harus merasa bersalah karena ingin beribadah dengan anak-anaknya.

Bentuklah budaya gereja yang ramah keluarga, dengan mengundang para orang tua 
ke dalam kelas sekolah minggu dan mengikuti program yang Anda buat. Sambutlah 
mereka sebagai mitra utama dalam pengembangan iman anak-anak mereka. (Lagi 
pula, siapa tahu Anda dapat menemukan calon guru sekolah minggu yang paling 
menakjubkan dari seku

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 635/Mei 2013 -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (II)

2013-05-08 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (II)
635/Mei/II/2013

Salam damai Kristus,

Salah satu cara untuk mengajak orang tua terlibat dalam pelayanan anak adalah 
dengan memberikan dorongan kepada orang tua untuk melakukan renungan Alkitab 
bersama dengan anak. Rekan-rekan bisa memulainya dengan memberikan bahan-bahan 
renungan anak kepada orang tua. Pada hari Minggunya, mintalah orang tua bersama 
anak mereka untuk membagikan berkat firman Tuhan dari renungan tersebut di 
depan kelas. Dalam edisi kali ini, redaksi memberikan contoh sebuah renungan 
untuk anak yang bisa digunakan di rumah. Kiranya menolong kita semua untuk 
semakin kreatif lagi melibatkan orang tua dalam pelayanan anak. Tuhan Yesus 
memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


"Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti 
seseorang mengajari anaknya." (Ulangan 8:5) < http://alkitab.mobi/tb/Ula/8/5/ >


BAHAN MENGAJAR: RUMAH SAYA YANG HANGAT DAN INDAH

Hujan telah turun sejak pagi dan bertambah deras saat Dahlan pulang dari 
sekolah, seakan-akan dicurahkan dari langit. Sementara itu, angin bertiup 
dengan kencang. Dahlan menggigil ketika ia berjalan menuju rumahnya. Air hujan 
terasa menampar-nampar mukanya, dan angin seolah-olah hendak menerbangkan topi 
dan jas hujannya.

Walaupun setiap langkah membawanya semakin dekat ke rumah, Dahlan merasa ia 
tidak akan pernah sampai ke rumahnya, apalagi dalam keadaan hujan deras seperti 
ini. Selain itu, langit juga bertambah gelap.

Akhirnya, Dahlan melihat cahaya lampu yang berasal dari jendela rumahnya. Ia 
dapat melihat ibunya sedang bekerja di dalamnya. Dahlan berpikir, "Perjalanan 
pulang kali ini sungguh mengesankan."

Renungan Singkat Tentang Hal Mengucap Syukur

1. Pernahkah kamu berjalan di tengah hujan deras dan angin kencang seperti 
Dahlan? Bagaimanakah rasanya? Bagaimanakah perasaanmu ketika kamu akhirnya 
melihat rumahmu?

2. Menurutmu, apakah yang akan dikatakan Dahlan ketika ia masuk ke dalam 
rumahnya? Apakah yang akan kamu katakan seandainya kamu adalah Dahlan?

"Bu, saya pulang! Saya pulang!" teriak Dahlan begitu ia sampai di rumahnya.

Sebelumnya, tidak pernah terpikir oleh Dahlan bahwa rumahnya begitu indah dan 
nyaman. Tampak ibu tersenyum kepadanya. Seisi rumah penuh dengan aroma masakan. 
Dan, yang paling indah dari segala-galanya, bahwa rumah ini adalah rumahnya.

Renungan Singkat Tentang Tuhan Yesus dan Kamu

1. Apakah kamu berterima kasih atas rumahmu? Jika ya, berterimakasihlah kepada 
orang tuamu malam ini. Juga, berterimakasihlah kepada Tuhan Yesus. Ia telah 
menolong orang tuamu memperoleh rumahmu.

2. Menurut kamu, apakah rasanya juga akan seperti itu saat kita pulang ke 
surga? Kadang-kadang, hidup di dunia ini seperti berjalan di tengah hujan deras 
dan angin kencang, bukan? Betapa indahnya kelak tinggal bersama Tuhan Yesus!

Bacaan Alkitab: Mazmur 127:1

Kebenaran Alkitab: Tuhan memberkati rumah orang yang benar. (Amsal 3:33)

Doa

Terima kasih, ya Tuhan Yesus, atas rumah yang indah dan hangat, dan atas 
keluarga saya yang tinggal di dalamnya. Amin.

Diambil dan disunting dari:
Judul asli buku: Little Talks about God and You
Judul buku terjemahan: 100 Renungan Singkat untuk Anak-Anak
Penulis: V. Gilbert Beers
Penerjemah: Dra. Astried Bunardi
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1986
Halaman: 114 -- 115


STOP PRESS: BERGABUNGLAH DENGAN FACEBOOK BIO-KRISTI

Apakah Anda rindu untuk mengetahui lebih dalam tentang tokoh-tokoh Kristen yang 
paling berpengaruh bagi perkembangan kekristenan di dunia? Silakan bergabung 
dengan Facebook Bio-Kristi. Anda akan mendapatkan berbagai informasi menarik, 
renungan dan media untuk berbagi berbagai keluhan seputar tokoh-tokoh Kriten. 
Ini juga kesempatan bagi Anda untuk mengunjungi situs dan publikasi kami yang 
menyajikan bahan-bahan pengajaran seputar biografi tokoh Kriten. 

Tunggu apa lagi? Bergabunglah dan jadilah penggemar kami di Facebook Bio-Kristi

=> http://fb.sabda.org/biokristi


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >


[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 636/Mei 2013 -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (III)

2013-05-14 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (III)
636/Mei/III/2013

Salam damai Kristus,

Apa yang sudah dilakukan oleh gereja kita untuk melibatkan orang tua dalam 
pelayanan anak? Atau, kita masih belum tahu bagaimana memulainya?

Marilah kita bersama-sama menyimak tip hari ini, yang dapat menolong kita untuk 
mulai melibatkan orang tua dalam pelayanan anak di gereja. Selain itu, jangan 
lewatkan beberapa cerita dari rekan-rekan di Facebook e-BinaAnak yang berbagi 
kisah tentang keterlibatan orang tua dalam pelayanan mereka. Kiranya sajian ini 
menjadi berkat bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


TIP: MELIBATKAN ORANG TUA DALAM PELAYANAN SEKOLAH MINGGU

Apakah kegiatan pelayanan dalam sekolah minggu Anda telah menjalin hubungan 
yang erat dengan orang tua murid? Dan, apakah setiap orang tua memercayai Anda 
dan guru-guru SM yang lain untuk membimbing dan mendorong pertumbuhan rohani 
anak-anak mereka? Menurut pengalaman saya selama dua puluh tahun lebih 
berkecimpung dalam pelayanan sekolah minggu, mulai dari program-program 
pelayanan sederhana hingga yang cukup besar, berikut ini adalah beberapa hal 
yang harus Anda lakukan dan tidak boleh Anda lakukan, yang saya pikir berguna 
dalam upaya melibatkan orang tua mengajarkan kebenaran Tuhan kepada anak-anak 
mereka.

Boleh Dilakukan!

1. Ajaklah orang tua mengikuti Kelas Pemahaman Alkitab.
2. Selalu hiasi wajah Anda dengan senyuman sehingga orang tua dan anak-anak 
dapat melihat sukacita dan hasrat Anda yang besar pada dunia pelayanan anak.
3. Luangkan waktu usai sekolah minggu untuk bercerita kepada orang tua mengenai 
hal-hal positif yang telah dilakukan si anak.
4. Terbukalah kepada orang tua mengenai masalah-masalah yang dihadapi anak, 
misalnya bila si anak kurang disiplin atau bila ia membutuhkan dorongan lebih 
supaya tetap fokus di kelas.
5. Dukung dan ciptakan kondisi lingkungan yang kondusif sehingga anak-anak 
dapat belajar sekaligus bermain di gereja.
6. Bicarakanlah mengenai pemahaman Alkitab; bagikan buku panduan mengajar dan 
bahan-bahan penunjang lain sehubungan dengan Kelas Pemahaman Alkitab mingguan 
kepada orang tua.
7. Mintalah orang tua mengawasi anak mereka, terutama jika si anak telah absen 
ke sekolah minggu lebih dari satu/dua kali.
8. Bagikan bahan-bahan tambahan, aktivitas, dan informasi yang bisa dikerjakan 
di rumah untuk memperkuat kegiatan pemahaman Alkitab mingguan.
9. Libatkan orang tua dalam kelas khusus, kegiatan sekolah minggu, atau acara 
dan program khusus lainnya.
10. Buat dan berikan kartu ucapan yang berisi dorongan semangat pada anak yang 
pertama kali datang sekolah minggu atau yang sedang sakit.

Jangan Lakukan!

1. Acuh tak acuh terhadap kehadiran orang tua yang menjemput anak mereka dari 
sekolah minggu atau acara pelayanan anak lainnya.
2. Membiarkan keadaan dan kondisi hati yang buruk atau sakit kepala yang Anda 
alami mengganggu pelayanan Anda, sehingga Anda menyapa orang tua dengan sikap 
yang kurang menyenangkan.
3. Mengatakan perilaku negatif si anak kepada orang tua, dan orang lain dapat 
mendengarnya.
4. Membuat orang tua merasa tertekan dan melihat bahwa Anda bukanlah orang yang 
ramah.
5. Memperlakukan anak dengan sikap yang kurang baik di sekolah minggu maupun 
dalam program pelayanan anak yang lain.
6. Menghambat pertumbuhan rohani anak-anak.
7. Tidak punya waktu untuk membangun relasi dengan anak-anak dan orang tua 
mereka.
8. Membatasi diri Anda dengan hanya menggunakan kurikulum yang telah ada untuk 
menguatkan pemahaman Alkitab.
9. Membuat orang tua berpikir bahwa sekolah minggu hanyalah sebatas jasa 
penitipan anak.
10. Mengabaikan pentingnya presensi.

Melalui kerja sama antara guru sekolah minggu dan orang tua dalam upaya 
memenuhi kebutuhan spiritual anak dan mengajar mereka tentang kebenaran Allah, 
kita dapat membuat perbedaan bagi tujuan kerajaan-Nya. Bukan hanya para guru SM 
yang akan mengalami sukacita berlimpah, namun anak-anak juga akan merasa bahwa 
mereka istimewa dan senang datang ke sekolah minggu atau gereja.

JANGAN: Lupa membagikan kasih Tuhan kepada setiap orang tua dan anak yang Anda 
jumpai dalam pelayanan Anda, dan lupa meneladani anugerah-Nya.

LAKUKAN: Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa 
tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. (Amsal 22:6)

LAKUKAN: Bekerjasamalah dengan orang tua untuk membuat perbedaan dalam hidup 
anak, dan bantulah mereka untuk tumbuh menjadi pemenang rohani yang mengasihi 
Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran. (t/Amy G.)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: HeartPrints
Alamat URL: 
http://blogs.bible.org/heartprints/lisa_goodyear/how_to_include_parents_in_children%E2%80%99s_ministry...%E2%80%9Dten_do%E2%80%99s_and_don%E2%80%99ts%E2%80%9D
Judul asli artikel: How to Include Parents in Children’s Ministry..."Ten

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 637/Mei 2013 -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (IV)

2013-05-22 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (IV)
637/Mei/IV/2013

Salam damai Kristus,

Rekan-rekan terkasih, apakah Anda sudah mulai mencoba melibatkan orang tua 
dalam pelayanan anak di gereja Anda? Bagaimana hasilnya? Kami berharap, langkah 
awal, sekecil apa pun, dapat menjadi sesuatu yang besar untuk pengembangan 
pelayanan anak, yang adalah generasi masa depan gereja.

Minggu ini, kami menyajikan sebuah ide kegiatan yang diharapkan dapat menolong 
anak untuk semakin menghormati orang tuanya. Seorang anak yang sudah tahu arti 
penting menghormati orang tua, akan lebih terbuka pikirannya dalam menerima 
setiap pengajaran dari orang tua mereka, baik di rumah maupun di sekolah 
minggu/gereja. Simak pula sebuah renungan yang dapat Anda bagikan kepada orang 
tua murid, tentang apa yang Alkitab katakan mengenai tanggung jawab orang tua 
dalam melayani anak-anak mereka. Kiranya menjadi berkat.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


Tanggung jawab terbesar orang tua adalah untuk menunjukkan jalan ke arah Allah. 
(JDB)


BAHAN MENGAJAR: IDE KEGIATAN BELAJAR MENGHORMATI ORANG TUA

Salah satu pelajaran yang paling penting bagi anak-anak, remaja, atau pemuda 
adalah belajar menghormati orang tua mereka. Perintah kelima dari Sepuluh Hukum 
Allah, pada kenyataannya, mensyaratkan orang-orang Kristen untuk menghormati 
orang tua mereka. Sekolah Minggu adalah tempat yang ideal untuk mengajarkan 
pelajaran berharga ini kepada anak-anak. Dan, cara yang efektif untuk melakukan 
ini adalah dengan permainan untuk membantu mereka memahami pentingnya hukum 
tersebut.

1. Pelajaran dari Kitab Efesus

Bacalah Efesus 6:1-3, "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, 
karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu 
perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu 
berbahagia dan panjang umurmu di bumi." < http://alkitab.mobi/?Efesus+6:1-3 >

Berikan definisi untuk kata-kata bentuk "aktif" dalam teks di atas bersama 
dengan siswa. Misalnya, "taatilah", "hormatilah", dst.. Pastikan mereka 
memahami implikasinya. Diskusikan dengan anak-anak, hal-hal apa saja yang sudah 
dilakukan orang tua untuk mereka dan mengapa mereka yakin bahwa orang tua 
melakukan semua itu untuk mengurus mereka. Diskusikan mengapa Alkitab 
mengatakan bahwa kita akan memiliki hidup lebih lama jika kita mematuhi orang 
tua kita. Pastikan siswa memahami gagasan bahwa orang tua tidak menerima 
imbalan atas tindakan mereka, kecuali anak-anak berterima kasih kepada mereka. 
Doronglah anak untuk mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan tawarkan 
bantuan kepada orang tua ketika mereka bisa.

2. Contoh dalam Menghormati Orang Tua

Mintalah siswa sekolah minggu berpartisipasi dalam kegiatan "memberikan contoh 
baik dan buruk dalam menghormati orang tua". Bagilah kelas ke dalam kelompok 
kecil atau Anda dapat melakukan aktivitas dengan semua anak dalam satu 
kelompok, tergantung pada jumlah siswa dan seberapa baik mereka bekerja sama.

Buatlah daftar skenario contoh-contoh yang baik dan buruk dalam menghormati 
orang tua. Contoh yang baik misalnya, "Melakukan apa yang ibu minta tanpa 
membantah", atau "Berterima kasih kepada ayah yang memasak makan malam". Contoh 
yang buruk misalnya, "Membantah ibu yang meminta kamu membersihkan kamar 
sendiri", atau "Mengeluh untuk makanan yang sudah disediakan untuk makan 
malam". Buatlah lebih banyak skenario lagi.

Mintalah siswa berdiskusi, mengapa masing-masing contoh bisa dikategorikan 
sebagai contoh yang baik ataupun contoh yang buruk dalam menghormati orang tua. 
Bagaimanakan contoh yang buruk dapat dibuat lebih baik? Mengapa penting bagi 
mereka untuk menghormati orang tua?

3. Yang Aku Suka dari Orang Tuaku

Mintalah anak membuat kartu atau surat untuk orang tua mereka. Dalam suratnya 
itu, anak harus menuliskan daftar hal yang mereka sukai tentang orang tuanya. 
Misalnya, "Aku suka saat ayah dan ibu menceritakan cerita sebelum aku tidur", 
atau "Aku suka kalau ayah selalu mengajakku bermain bola sebentar pada sore 
hari".

Anak harus menghias kartu mereka sehingga surat mereka merupakan surat yang 
sangat pribadi untuk orang tua mereka. Anda bahkan dapat meminta mereka untuk 
membawa foto orang tua mereka yang dapat disisipkan ke dalam surat atau kartu 
mereka. Sementara siswa menghias, ajukan pertanyaan serupa seperti di atas, 
mengapa penting bagi kita untuk mengingat hal-hal yang sudah dilakukan orang 
tua untuk kita, dan bagaimana kita dapat berterima kasih kepada mereka. 
(t/Davida)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: eHow
Alamat URL: 
http://www.ehow.com/list_5953727_sunday-school-games-honor-parents.html
Penulis: Samantha Volz
Tanggal akses: 21 Mei 2013


MUTIARA GURU: DUNIA ANAK

Bacaan: Ulangan 

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 638/Mei 2013 -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (V)

2013-05-29 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (V)
638/Mei/V/2013

Salam damai Kristus,

Untuk melibatkan orang tua dalam pelayanan anak, pengurus pelayan anak di 
gereja perlu menetapkan beberapa strategi. Dalam edisi akhir bulan Mei ini, 
redaksi menyajikan pengalaman dari beberapa pengurus pelayan anak yang sudah 
sukses melibatkan orang tua dalam pelayanan mereka. Kiranya bisa menjadi ide 
bagi gereja-gereja di Indonesia untuk membuka lebih lebar pintu keterlibatan 
orang tua dalam pelayanan anak di gereja. Selamat membaca.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


"Libatkanlah orang tua dalam pelayanan anak di gereja karena orang tua 
membutuhkan hal itu untuk menolong mereka mengajarkan nilai-nilai kebenaran 
tentang Allah kepada anaknya." (DW)


TIP: MENYUKSESKAN KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PELAYANAN ANAK

Orang tua masa kini adalah orang-orang yang sulit dimengerti. Mereka memang 
kembali ke gereja, tetapi enggan terlibat di dalamnya. Mereka asing dengan 
kebiasaan untuk mengajar anak-anak mereka tentang kebenaran Allah, tetapi 
mereka tahu bahwa gereja sanggup menolong mereka dalam hal ini. Mereka ingin 
membantu gereja, tetapi mereka tidak memiliki banyak waktu untuk melakukannya.

Dan, kita membutuhkan orang tua dalam pelayanan anak, tetapi bingung bagaimana 
cara membuat orang tua bisa berkomitmen dalam pelayanan tersebut.

Melibatkan orang tua dalam pelayanan anak sebenarnya tidak sesulit bayangan 
kita. Para pelayan anak yang telah sukses melibatkan orang tua dalam pelayanan 
anak membagikan enam rahasia kesuksesan mereka:

1. Tumbuhkan Mentalitas Investasi (Terlibat dalam Pelayanan Anak Merupakan 
"Investasi" Rohani)

Para orang tua masa kini membutuhkan bantuan untuk mengajarkan nilai-nilai 
kebenaran kepada anak-anak mereka. Mereka pun mencari bantuan tersebut di 
gereja. Banyak orang tua yang telah menolak nilai-nilai dari orang tuanya 
dahulu, tetapi mereka juga tidak tahu bagaimana mengomunikasikan nilai-nilai 
kebenaran kepada anak-anak mereka. Manfaatkanlah program-program dalam 
pelayanan anak untuk melatih orang tua mengasuh anak dan bagaimana mereka bisa 
mengomunikasikan kebenaran Allah kepada anak.

Mark Savage, seorang pendeta anak-anak di Illinois, berkata, "Jika orang tua 
merasa tidak nyaman mendiskusikan hal-hal yang rohani dengan anak-anak mereka, 
mereka dapat melakukan itu dalam pelayanan anak di gereja. Ada orang tua yang 
mungkin tidak tahu tentang cerita-cerita Alkitab sehingga pelayanan anak di 
gereja adalah kesempatan yang baik bagi mereka untuk mempelajari kembali 
cerita-cerita Alkitab dan menerapkannya. Dengan itu, mereka pun dapat membantu 
anak mereka untuk menerapkan cerita-cerita Alkitab itu dalam kehidupan."

2. Layani Kebutuhan Orang Tua

Jangan terkejut dengan hal-hal yang belum diketahui oleh orang tua. Ada relawan 
pelayan anak yang tidak "dibesarkan" dalam gereja. Ia adalah salah satu orang 
tua dari murid sekolah minggu. Suatu hari, dia memanggil koordinator pelayanan 
anak dan bertanya, "Di mana saya dapat membeli roti manna untuk alat peraga 
cerita minggu depan?"

Pastikan bahwa gereja memiliki sumber daya dan pelatihan yang dibutuhkan oleh 
orang tua. Karena banyak orang tua yang merasa tidak mampu atau merasa rendah 
dalam pelayanan mengajar, mereka perlu tahu bahwa kita berada di pihak mereka. 
Susan Grover, direktur pelayanan anak-anak di California, berkata, "Para orang 
tua ada di sini untuk melayani kita, tetapi yang terutama adalah kita di sini 
untuk melayani mereka. Jadi, setiap pelayan di gereja kami memiliki sikap 
'Bagaimana saya bisa mendukung Anda? Bagaimana saya melayani Anda saat Anda 
melayani?' Kami membantu orang tua untuk bertumbuh dan matang dalam perjalanan 
rohani mereka bersama Tuhan."

3. Jalinlah Relasi/Hubungan

Di gereja, mungkin banyak orang tua tunggal atau keluarga yang telah beberapa 
kali pindah mendambakan persahabatan melalui gereja. Jadi, kunci penting untuk 
merekrut orang tua dalam pelayan anak adalah dengan mengembangkan hubungan 
pribadi. Jalinlah relasi dengan orang setiap waktu, sebelum atau sesudah 
kebaktian, setelah pertemuan doa, atau jika ada pertemuan-pertemuan lain di 
gereja. Biarkan mereka tahu bahwa kita ingin menjadi teman mereka.

Jangan membuat orang tua merasa sulit untuk mendekati kita atau guru-guru 
sekolah minggu yang lain. Beberapa orang tua mungkin tidak merasa bahwa kita 
sebenarnya terbuka untuk "jiwa baru". Kita bisa membuat ciri khusus bagi 
guru-guru, misalnya dengan mencantumkan tulisan khusus di kaos atau membuat 
kaos seragam, sehingga para orang tua lebih mudah mendekati kita. Biarkan orang 
tua tahu bahwa secara sukarela mereka dapat bergabung dalam tim. Pada dasarnya, 
orang tua ingin tetap bisa melakukan kontak lagi dengan orang-orang yang mereka 
temui dalam gereja

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 639/Juni 2013 -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (I)

2013-06-05 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (I)
Edisi 639/Juni/I/2013

Salam damai Kristus,

Sekarang, banyak gereja yang mulai menggeliat untuk memberikan keterampilan 
lebih kepada para guru sekolah minggu melalui pelatihan-pelatihan, baik yang 
bersifat internal maupun eksternal. Pelatihan untuk guru sekolah minggu penting 
karena tugas guru sekolah minggu bukan hanya untuk menumbuhkan kerohanian anak 
saja, melainkan juga untuk mengembangkan kreativitas dan pola pikir anak. 
Karena tidak semua guru memulai dengan keterampilan dan kemampuan yang sama, 
maka diperlukanlah pelatihan bagi kita. Inilah yang menjadi fokus e-BinaAnak 
dalam bulan Juni ini.

Redaksi ingin memberikan bekal agar para guru SM bisa mengembangkan diri dan 
menambah wawasan seputar pelatihan dalam sekolah minggu. Harapan kami, setiap 
materi yang kami sajikan bisa berdampak baik dalam pelayanan anak. Sebagai 
edisi perdana, kami mengajak kita semua untuk menyimak sebuah tulisan yang 
dapat menjadi ide materi pelatihan di gereja kita masing-masing, yaitu mengenai 
"Belajar Aktif" ('Active Learning'). Simaklah sajian e-BinaAnak ini dengan 
saksama, kiranya dapat memberi inspirasi untuk membuat sekolah minggu Anda 
lebih 'berwarna'.

Selamat melayani, Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/ >


Allah tidak pernah mempertanyakan kemampuan dan ketidakmampuan kita, melainkan 
kesediaan kita. (Fletcher)


ARTIKEL: BELAJAR AKTIF ("ACTIVE LEARNING")

Kegembiraan dan kreasi merupakan aspek penting untuk menciptakan lingkungan 
belajar yang kondusif bagi anak. Namun, menjadikan proses belajar sebagai suatu 
kegembiraan dan proses kreatif, mensyaratkan penggunaan metode belajar yang 
beragam dan relevan dengan cara belajar anak. Untuk menjawab kebutuhan akan 
cara belajar serta mengembangkan lingkungan belajar yang kondusif ini, maka 
pendekatan proses belajar mengajar yang diperkenalkan di sini adalah active 
learning.

Mengapa Active Learning?

Proses PAK memuat berbagai aktivitas berupa aktivitas mental, fisik, pikiran, 
maupun emosi. Keaktifan mental, emosi, pikiran, ataupun fisik tersebut 
merupakan aspek utama dalam pendekatan active learning.

a. Dalam PAK, anak-anak adalah subjek yang melakukan aktivitas-aktivitas 
sebagai proses belajar. Konsep ini jugalah yang dipakai dalam pendekatan active 
learning, yaitu proses belajar berangkat dari apa yang dapat anak pelajari 
melalui beragam aktivitas, bukan dari apa yang hendak diajarkan guru.

b. Pendekatan active learning menawarkan cara belajar anak yang alamiah sebagai 
dasar merancang kegiatan-kegiatan belajar di kelas. Pendekatan ini juga lebih 
menekankan kerja sama dan kemitraan dalam bekerja ketimbang kompetisi yang 
cenderung membangun sikap individualis dan egosentris.

c. Active learning mendorong terbentuknya keterampilan personal (kepercayaan 
diri, kemampuan memecahkan masalah, membuat keputusan, mengendalikan diri, 
dll.) dan interpersonal (berbagi, berkomunikasi, negosiasi, bermusyawarah, 
kerja sama, mendengarkan orang lain, dll.).

d. Meningkatkan daya belajar anak melalui metode-metode kreatif, variatif, dan 
menyenangkan.

e. Keaktifan merupakan hal yang penting dalam perkembangan alami anak. Melalui 
gerak, anak mengekspresikan dirinya. Ini merupakan langkah awal membentuk 
sebuah kesadaran (consciousness). Perkembangan motorik anak mendahului 
perkembangan sensorik mereka. Hal ini menunjukkan bahwa gerakan mengawali suatu 
kesadaran, dan kesadaran ini cenderung akan mendasari suatu tindakan. Active 
learning mengembangkan suatu proses kegiatan yang kondusif bagi ekspresi, tidak 
hanya ekspresi fisik, tetapi juga emosi/mental, spiritual, dan pikiran.

Jadi, tidak diragukan lagi pendekatan inilah yang akan membuat anak-anak yang 
Anda layani bergembira dalam bersekutu, beribadah, serta belajar, sehingga anak 
bisa dengan mudah berkata, "Aku senang pergi ke sekolah minggu!"

Tujuan:
Pelayan sekolah minggu memiliki peran penting dalam mengembangkan sebuah 
sekolah minggu yang dirindukan anak-anak. Ini karena pelayan sekolah minggu 
adalah mereka yang berada di garis terdepan dalam menciptakan suatu iklim 
sekolah minggu yang dinamis, menarik, kreatif, penuh kegembiraan, dan sukacita. 
Untuk itu, seorang pelayan sekolah minggu perlu memiliki 
pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan-keterampilan tertentu. Hal ini bisa 
dilakukan dengan melakukan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan pelayan 
sekolah minggu dalam melayani anak-anak. Pelatihan ini harus dirancang sesuai 
dengan prinsip-prinsip aktif, partisipatif, menyenangkan, kreatif, dan 
sederhana.

Aktif: Peserta melakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan keaktifan baik fisik 
maupun pikiran.

Partisipatif: Keterlibatan peserta tidak hanya secara fisik saja, tetapi juga 
dalam pikiran dan emosi. Pesertalah yang menjadi subjek proses belajar dalam 
pelatihan i

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 640/Juni 2013 -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (II)

2013-06-11 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (II)
640/Juni/II/2013

Salam damai Kristus,

Cara mengajar dalam sekolah minggu berperan penting untuk membawa anak-anak SM 
semakin aktif dan kreatif. Untuk itu, guru sekolah minggu perlu mencari ide-ide 
baru supaya cara mengajar dalam SM menjadi lebih kreatif dan penuh inovasi. 
Sebagai guru SM, Anda bisa mengamati dari minggu ke minggu, apakah anak-anak 
layan Anda semakin antusias mengikuti sekolah minggu dan seluruh aktivitas di 
dalamnya, atau justru semangatnya semakin 'menurun' dan terlihat bosan. Kini, 
saatnya guru SM bangkit dan mencari ide-ide baru, baik melalui Alkitab, buku, 
maupun internet. Dan, penting pula untuk mengikuti berbagai pelatihan untuk 
guru sekolah minggu. Carilah wawasan baru agar pelayanan Anda semakin maju dan 
kreatif!

Dalam edisi ini, kami menyajikan sebuah bahan mengajar yang 'segar', yang bisa 
melatih Anda untuk mengajar dengan lebih kreatif. Jadikan anak-anak layan Anda 
semakin antusias dalam mengikuti sekolah minggu! Selamat melayani, Tuhan 
memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/ >


Pelayanan terbesar yang dapat kita berikan kepada Allah adalah memenuhi 
panggilan rohani kita. (Gresham)


BAHAN MENGAJAR: MEMBUAT LEMBAR KERJA

Biasanya, di sekolah, guru menerangkan materi pelajaran terlebih dahulu, 
kemudian baru membagikan LK (lembar kerja) untuk dikerjakan oleh siswa. Nah, 
kini saya menyarankan untuk membalik urutannya. Anak-anak kita minta untuk 
mengerjakan LK terlebih dahulu, barulah kita menerangkan materinya.

Apa keuntungannya jika urutan proses belajar dibalik?

Pertama, dengan mengerjakan LK terlebih dahulu, mau tidak mau, anak-anak akan 
aktif berusaha mencari jawabannya. Dengan kata lain, mereka akan aktif 
berpikir. LK yang dibagikan setelah guru menerangkan, memiliki fungsi 'menguji' 
seberapa jauh anak-anak telah menguasai materi. LK yang dibagikan sebelum guru 
menerangkan materi memiliki fungsi yang sama sekali berbeda, yaitu justru untuk 
mempersiapkan anak-anak masuk dalam materi pembelajaran yang akan kita 
sampaikan.

Kedua, bahkan tanpa perlu memberikan informasi awal pun, sebenarnya anak-anak 
akan secara otomatis melakukan guessing (menebak), lalu mencoba-coba menjawab. 
Tidak masalah apakah nantinya tebakan mereka terbukti benar atau salah. Yang 
terpenting, upaya mereka untuk menebak akan memicu mereka untuk lebih aktif 
berpikir.

Saya biasanya memiliki waktu (setelah acara pujian dan persembahan) selama 30 
-- 45 menit bersama anak-anak yang saya layani setiap minggunya. Saat saya 
mempraktikkan metode semacam ini, 30 menit pun terasa singkat bagi anak-anak, 
bahkan mereka mengatakan bahwa waktunya kurang lama. Berbeda sekali jika saya 
hanya menyampaikan cerita dengan gaya konvensional yang monoton, maka 5 -- 10 
menit pun terasa sangat lama.

Ketiga, jika anak-anak menemui kesulitan saat mengerjakan LK, mereka justru 
akan semakin penasaran untuk mengetahui jawaban yang benar. Jadi, dengan 
memberi mereka waktu yang cukup untuk berpikir, menebak, dan penasaran dengan 
jawaban yang benar, Anda telah benar-benar mempersiapkan mereka untuk 
berkonsentrasi dan penuh perhatian saat Anda nantinya benar-benar menyampaikan 
materi. Pikiran anak-anak benar-benar telah siap, meskipun Anda menyampaikan 
materi hanya secara singkat -- mengingat waktu yang tersisa mungkin tinggal 5 
-- 10 menit. Mereka akan lebih cepat menyerap segala perkataan Anda.

Contoh:
Tema: Yusuf Si Pemimpi
Bacaan Alkitab: Kejadian 37, 39-41

Dalam LK, saya memberikan gambar-gambar yang menunjukkan peristiwa-peristiwa 
yang terjadi secara berurutan. Di kertas terpisah, saya memberikan cuplikan 
ayat-ayat Alkitab yang merupakan deskripsi atau penjelasan dari gambar-gambar 
yang saya sediakan tersebut. Tugas anak-anak adalah mencocokkan ayat dengan 
gambar yang tepat. Kelihatannya mudah, bukan? Namun, 30 menit tidak cukup bagi 
anak-anak. Mengapa? Karena saya menyediakan 14 gambar dengan 16 cuplikan ayat 
yang berbeda.

Berikut adalah cuplikan ayat yang saya sediakan dalam potongan-potongan 
terpisah. Anak-anak harus menempelkannya di bawah gambar yang sesuai.

Tanpa gambar, bisakah Anda menyusun cuplikan ayat-ayat berikut ini?

- Inilah riwayat keturunan Yakub, Yusuf, tatkala berumur 17 tahun 

- Bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu 
sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu.

- Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja 
atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?"

- Tampak matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku.

- Adapun Yusuf, ia dijual ... ke MESIR, kepada Potifar, seorang pegawai istana 
Firaun, kepala pengawal raja.

- Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya 
itu.

- Israel lebih mengasihi Yusuf ... dan ia menyuruh membuat ju

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 641/Juni 2013 -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (III)

2013-06-19 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (III)
641/Juni/III/2013

Salam kasih Kristus,

Pelatihan bagi guru-guru sekolah minggu bisa dilakukan dengan berbagai metode. 
Tidak melulu dengan kegiatan seminar, tetapi bisa juga dengan berbagai 
aktivitas yang bertujuan mengembangkan kemampuan pelayan anak untuk mengajar 
dengan lebih baik lagi. Berikut ini adalah ide-ide kegiatan untuk melakukan 
pelatihan guru sekolah minggu dalam bentuk yang lebih menarik. Kiranya, ini 
menjadi berkat bagi kita semua.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


Orang yang menjadi berkat bagi kehidupan orang lain tidak akan menyimpan berkat 
itu hanya untuk dirinya. (Barrie)


TIP: IDE-IDE KEGIATAN UNTUK PELATIHAN GURU-GURU

Cara mempersiapkan sebuah pertemuan untuk melatih tim pelayan anak agar 
mengajarkan pengajaran yang tidak mudah dilupakan oleh anak.

PELATIHAN MENGENAI TUJUAN MENGAJAR

Milikilah kesatuan hati dengan tim pelayan anak dengan mewujudkan misi 
pelayanan bersama. Untuk itu, kita dapat melakukan aktivitas-aktivitas berikut 
ini.

1. Aktivitas "Frustrasi, Saudara-Saudara?"

Sediakan: Tusuk gigi dan beberapa gabus stereoform yang bisa dibentuk seperti 
dadu-dadu atau bulatan-bulatan kecil.

Berikan instruksi kepada peserta, "Lakukan apa pun yang Anda sukai terhadap 
tusuk gigi dan gabus-gabus ini. Waktu Anda 3 menit."

Jika para guru bertanya tentang cara yang lebih spesifik dalam merangkai kedua 
bahan tersebut, angkatlah bahu Anda. Carilah alasan untuk keluar dari ruangan 
itu dan menjauhlah selama sekitar 3 menit. Saat Anda kembali, tanyakan, "Apa 
yang telah Anda capai saat saya pergi tadi? Menurut Anda bagaimana dengan 
instruksi yang saya berikan?"

Katakan, "Buatlah kelompok yang terdiri atas empat orang. Bekerjasamalah dengan 
teman-teman dalam kelompok Anda untuk membuat menara setinggi mungkin dengan 
menyusun gabus-gabus dan tusuk gigi itu dalam waktu 3 menit.

Setelah 3 menit, tanyakan, "Pengalaman mana yang lebih menyenangkan? Mengapa? 
Bagaimana rasanya melakukan pengalaman yang pertama? Bagaimana kurang jelasnya 
sebuah tujuan dapat merugikan upaya kita mendekati anak-anak?

2. Aktivitas "Memberikan Nama pada Sebuah Tujuan"

Sediakan: Pensil dan catatan kecil yang ada perekatnya.

Katakanlah, "Masing-masing kita melakukan pendekatan pada sebuah kelas dengan 
harapan atau ekspektasi yang berbeda. Pada lima lembar kertas catatan yang 
berbeda, tulislah lima tujuan (satu lembar kertas untuk satu tujuan) yang 
menurut Anda penting untuk dimiliki seorang guru ketika mengajar."

Setelah tiga menit, katakan, "Pilihlah satu tujuan yang menurut Anda paling 
penting dari kelima tujuan yang Anda buat tadi. Tempelkan kertas catatan kecil 
bertuliskan tujuan yang terpenting itu pada kening Anda. Tempelkan kertas 
catatan berisi tujuan kedua dan ketiga pada kedua pipi Anda, lalu tujuan 
keempat dan kelima pada bahu Anda. Luangkan sedikit waktu untuk melihat 
tujuan-tujuan orang lain."

Izinkan para guru untuk saling berbaur. Lalu, tanyakan pertanyaan ini, "Apa 
yang Anda pelajari dari tujuan-tujuan yang dibuat guru lain? Adakah penemuan 
lain yang telah Anda buat?"

3. Aktivitas "Para Pencari Tujuan"

Sediakan: Alkitab.

Katakan, "Supaya pelayanan anak kita menjadi efektif, kita harus bekerja dalam 
tujuan yang sama. Dan, tujuan itu harus didasarkan pada Alkitab."

Buatlah empat kelompok dan berikan ayat-ayat Alkitab kepada masing-masing 
kelompok. Ayat-ayat itu adalah: Mazmur 78:1-8; Matius 18:1-6; Matius 18:10-14; 
dan 1 Tesalonika 2:3-8.

Masing-masing kelompok menuliskan sebuah tujuan sederhana dalam bidang 
pelayanan anak berdasarkan ayat Alkitab yang mereka dapat. Bekerjasamalah untuk 
menyintesiskan keempat tujuan itu menjadi satu tujuan.

4. Aktivitas "Fokus pada Tujuan"

Sediakan: Kertas koran, spidol, dan catatan kecil.

Tulis besar-besar sebuah tujuan mengajar dalam sebuah kertas. Di atas tulisan 
itu, tuliskan tujuan yang dibuat oleh kelompok Anda, hasil dari aktivitas 
sebelumnya. Buatlah daftar dalam catatan yang berbeda berisi semua program dan 
aktivitas pengajaran yang telah direncanakan selama setahun. Bandingkan setiap 
program dan aktivitas dengan tujuan yang sudah ada. Jika program dan aktivitas 
itu sejalan dengan tujuan yang sudah ditulis, tempatkan program-program itu 
dalam tujuan yang sesuai. Jika tidak ada, tim pelayanan Anda dapat memutuskan 
untuk mengubah atau menghapus program, atau aktivitas yang tidak sejalan dengan 
tujuan yang dibuat. Berdoalah memohon bantuan Tuhan dalam mencapai tujuan 
mengajar tim pelayanan anak.

PELATIHAN PEMBELAJARAN AKTIF

Berikan ide-ide aktivitas untuk melatih para pelayan anak dalam hal 
pembelajaran aktif.

1. Aktivitas "Ajari Aku, Jangkau Aku"

Sediakan: Spidol dan kertas.

Saat guru-guru masuk, tandai mere

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 642/Juni 2013 -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (IV)

2013-06-25 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (IV)
642/Juni/IV/2013

Salam damai Kristus,

Bagaimana perkembangan pelayanan sekolah minggu Anda? Kami berharap dengan 
adanya edisi seputar pelatihan guru sekolah minggu ini, e-BinaAnak dapat 
memberikan inspirasi dan ide-ide bagi kemajuan pelayanan SM Anda. Kami mengajak 
setiap guru SM untuk senantiasa memprioritaskan kualitas dalam melayani 
anak-anak. Meskipun pelayanan ini dilakukan setiap hari Minggu, persiapkanlah 
semua materi pelayanan sebaik mungkin dengan penuh rasa tanggung jawab kepada 
Tuhan. Melalui edisi 642 ini, kami berharap setiap guru SM dapat memberikan 
pelayanan SM semaksimal mungkin. Simaklah juga kesaksian seorang guru SM ketika 
ia mendapat tugas mendadak, lalu renungkanlah "Apa yang akan Anda lakukan jika 
hal itu terjadi pada Anda?"

Teruslah melayani dengan hati yang gembira! Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Tuhan mengulurkan tangan-Nya untuk menolong mereka yang telah berusaha keras. 
(Aeschylus)


BAHAN MENGAJAR: LATIHAN BERCERITA GURU SEKOLAH MINGGU
Ditulis oleh: Santi T.

Dalam pelayanan sekolah minggu, biasanya guru sekolah minggu memimpin permainan 
sedangkan anak-anak dan (mungkin) orang tua menjadi peserta dalam permainan. 
Pernahkah terlintas dalam pikiran Anda, bagaimana jika kondisi seperti ini 
dibalik? Guru SM yang menjadi peserta, sementara anak-anak dan orang tuanya 
memimpin permainan untuk para guru SM. Namun, dalam permainan ini, anak-anak 
dan orang tua akan berperan sebagai juri dalam sebuah lomba membaca cerita 
Alkitab yang dilakukan oleh para guru SM. Penasaran bagaimana permainannya? 
Yuk, ikuti langkah-langkah di bawah ini.

Ayat: Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya. 
(Amsal 8:33)

Pemain:
1. Anak-anak dan orang tua sebagai juri.
2. Para guru SM sebagai peserta lomba.
3. Dua orang perwakilan dari orang tua untuk memimpin lomba dan membacakan 
hasil perolehan nilai lomba.

Tujuan:
1. Sebagai pelatihan guru SM untuk menampilkan cara bercerita yang baik dan 
menarik di hadapan anak-anak SM.
2. Anak-anak dan orang tua bisa mengevaluasi cara mengajar guru SM.
3. Guru SM bisa lebih termotivasi untuk melayani Tuhan melalui anak-anak, 
dengan lebih baik lagi.

Bahan (bisa disiapkan oleh guru SM):
1. Siapkan dua/lebih cerita pendek yang berkaitan dengan Alkitab (jumlah cerita 
disesuaikan dengan jumlah guru SM).

2. Siapkan beberapa lembar kertas kosong dan pensil untuk tempat menuliskan 
nilai (disesuaikan dengan jumlah anak-anak SM).

Lembar kertas tersebut berisi:

Nama Guru SM (1):
Penilaian: (skala 1 -- 3)
a. Suara jelas/tidak: 1. Tidak; 2. Cukup jelas; 3. Sangat jelas
b. Cerita bisa dimengerti/tidak: 1. Tidak bisa dimengerti; 2. Cukup dimengerti; 
3. Mudah dimengerti
c. Cara penyampaian menarik/tidak: 1. Tidak menarik; 2. Cukup menarik; 3. 
Sangat menarik
Keterangan: Lingkarilah salah satu angka yang menjadi pilihan/jawaban Anda.

Cara bermain:

1. Setiap guru SM menceritakan sebuah kisah dari Alkitab secara lisan dan 
disertai dengan gerakan (tidak boleh membaca teks).

2. Saat guru SM bercerita, anak-anak dibantu oleh orang tua mulai memberi nilai 
dengan skala 1 -- 3. Contoh:

Nama Guru SM (1): Elisabet Ayu
Penilaian: (skala 1 -- 3)
a. Suara jelas/tidak: 1. Tidak; 2. Cukup jelas; (3) Sangat jelas
b. Cerita bisa dimengerti/tidak: 1. Tidak; 2. Cukup dimengerti; (3) Mudah 
dimengerti
c. Cara penyampaian menarik/tidak: 1. Tidak; (2) Cukup menarik; 3. Sangat 
menarik
Keterangan: Lingkarilah salah satu angka yang menjadi pilihan/jawaban Anda.

3. Apabila setiap guru SM sudah menyelesaikan ceritanya, semua peserta 
diperbolehkan menghitung jumlah nilai yang sudah diberikan. Contoh:
Total nilai Elisabet Ayu: 3 + 3 + 2: 8

4. Pada bagian terakhir, salah satu wakil dari orang tua anak SM membacakan 
hasil perolehan nilai masing-masing guru SM.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Dalam permainan ini, orang tua berperan sebagai pendamping anak-anak dalam 
memberikan nilai. Nilai tidak semata-mata berasal dari orang tua saja, tetapi 
orang tua bisa menggunakan cara kreatif untuk menolong anak memberikan nilai. 
Caranya:

a. Membuat pertanyaan untuk anak.
Tujuan: Untuk 'memancing' daya tangkap anak terhadap cerita yang telah 
disampaikan guru SM.

b. Memperhatikan ekspresi anak saat guru SM sedang menyampaikan cerita.
Tujuan: Melalui ekspresi anak, orang tua akan mengetahui apakah anaknya 
paham/tidak dengan apa yang disampaikan guru SM.

2. Permainan ini cocok diterapkan pada anak-anak SM yang sudah bisa membaca.


MUTIARA GURU: SIAP SETIAP SAAT

Bersahabatlah dengan masalah yang Anda hadapi, maka Anda akan belajar sesuatu 
darinya. (Anon)

Hari itu, aku sepertinya bakal "santai" karena tak ada tugas khusus yang mesti 
kulakukan; seperti pujian, firman, permainan, atau aktivitas. Semua sudah ada 
yang bertugas. Walaupun demikian, aku tetap ti

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengembangkan Potensi Belajar Anak (I)-- Edisi 643/Juli 2013

2013-07-03 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengembangkan Potensi Belajar Anak (I)
643/Juli/I/2013

Rekan-Rekan Pelayan Anak Indonesia,

Mengembangkan potensi belajar anak bukan hanya tanggung jawab sekolah umum atau 
keluarga. Gereja pun mendapat mandat untuk mendidik anak-anak belajar sesuai 
dengan kebenaran firman Tuhan. Apa saja tanggung jawab orang tua dan gereja 
dalam hal pendidikan anak? Apa yang firman Tuhan dan para pakar pendidikan 
Kristen katakan tentang hal tersebut? Simaklah artikel yang sudah kami siapkan 
sebagai sajian dalam edisi perdana bulan Juli ini. Kami juga menambahkan 
berbagai referensi seputar pendidikan Kristen yang dapat Anda temukan dalam 
situs Alkitab SABDA < http://alkitab.sabda.org >. Kiranya, ini menjadi berkat 
bagi kita semua. Ingatlah untuk berbagi dengan kawan pelayanan kita jika 
mendapatkan berkat Tuhan dalam edisi e-BinaAnak minggu ini. Tuhan Yesus 
memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< davida(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun 
ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6)


ARTIKEL: TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DAN GEREJA DALAM PENDIDIKAN ANAK

Sesungguhnya, pendidikan merupakan proses belajar seumur hidup dan tidak 
dibatasi ruang maupun waktu. Banyak orang yang mendefinisikan pendidikan 
sebagai studi formal yang hanya dapat dilakukan di bangku sekolah. Proses 
belajar tidak dibatasi oleh ruang, waktu, maupun usia. Proses belajar bertujuan 
untuk meningkatkan berbagai aspek pengetahuan individu (kognitif, afektif, dan 
psikomotorik). Proses pendidikan sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Pendidikan 
akan menentukan kualitas generasi yang akan datang.

Alkitab dan Pendidikan 'Orang Muda' (Anak-Anak)

Potensi anak tertulis dalam Alkitab. Allah memiliki maksud dengan perintah-Nya 
untuk mendidik orang muda (anak-anak). Allah menaruh kepercayaan dalam diri 
anak untuk terlibat dalam rencana-Nya, "... dan anak-anakmu yang kecil, yang 
kamu katakan akan menjadi rampasan, dan anak-anakmu yang sekarang ini yang 
belum mengetahui tentang yang baik dan yang jahat, merekalah yang akan masuk ke 
sana dan kepada mereka, Aku akan memberikannya, dan merekalah yang akan 
memilikinya." (Ulangan 1:39)

Sejak Perjanjian Lama, Allah telah mengingatkan pentingnya pendidikan bagi 
anak-anak. Musa mengingatkan hal ini kepada para orang tua: "Tetapi waspadalah 
dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh 
matamu sendiri, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur 
hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya 
itu." (Ulangan 4:9) "Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah 
engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada 
anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau 
sedang dalam perjalanan apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. 
Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu, dan haruslah 
itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang 
pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu." (Ulangan 6:6-9)

Semua perintah Allah merupakan nilai-nilai yang harus diajarkan secara 
berulang-ulang. Dengan pengulangan, materi yang diajarkan akan tertanam 
sehingga dapat ditentukan dalam tingkah laku. Hal seperti ini dikatakan Musa 
dalam Ulangan 6:7 sebagai "shema" bagi orang Yahudi. Shema adalah hukum yang 
harus dilakukan dalam kehidupan orang Yahudi.

Pengaruh dan Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak

Pengaruh pendidik terhadap anak didik merupakan faktor penting dari sebuah 
proses pendidikan. Pendidik adalah pemimpin; menurut Sanders, kepemimpinan 
adalah pengaruh. Proses pendidikan adalah proses memengaruhi. Pengaruh orang 
tua memiliki porsi paling besar dalam hidup anak-anak. Dalam perkembangannya, 
setiap anak membutuhkan orang lain. Pihak paling utama dan pertama yang 
bertanggung jawab dalam perkembangan anak adalah orang tua. Namun demikian, 
lingkungan sekolah dan gereja juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan 
anak.

Pengaruh dapat diberikan dengan berbagai cara. Orang tua dapat memengaruhi anak 
dengan menjadi teladan yang baik dan dengan terbuka bersedia membahas 
nilai-nilai Kristen bersama anak-anak. Strommen menemukan hubungan yang sangat 
positif antara moralitas anak dan atmosfer rohani di rumah. Peran orang tua dan 
anggota keluarga yang lain sebagai teladan menentukan perkembangan moral anak.

Kita perlu menyadari bahwa ada masa singkat di mana anak peka terhadap 
pendidikan agama. Konsep anak tentang apa yang benar dan salah, yang oleh Freud 
dinamakan "superego", dibentuk selama masa ini, (pandangan anak-anak tentang 
Allah. Karena itu, pendidikan rohani seperti berdoa, membaca Kitab Suci, dan 
menghadiri ibadah adalah cara menarik me

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengembangkan Potensi Belajar Anak (II)-- Edisi 644/Juli 2013

2013-07-10 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengembangkan Potensi Belajar Anak (II)
644/Juli/II/2013

Salam damai Kristus,

Salah satu cara yang bisa dilakukan gereja untuk menolong mengembangkan potensi 
belajar anak adalah dengan metode belajar aktif dalam sekolah minggu. Salah 
satu contohnya adalah dengan metode 'brainstorming' atau yang biasa disebut 
dengan "curah gagasan". Dalam metode ini, anak-anak akan belajar firman Tuhan 
dengan cara melontarkan suatu masalah ke kelas, dan kemudian anak yang lain 
menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga masalah tersebut 
mungkin akan berkembang menjadi masalah/ide yang baru. Brainstorming dapat juga 
diartikan sebagai salah satu cara untuk mendapatkan banyak ide dari para murid 
dalam satu sesi pelajaran. Hal ini akan menolong anak untuk belajar berpikir 
cepat, kreatif, dan memecahkan masalah bersama.

Kami mengajak Rekan-Rekan semua menyimak bahan mengajar yang menggunakan metode 
brainstorming dalam edisi e-BinaAnak kali ini. Kiranya, ini dapat dikembangkan 
menjadi salah satu metode mengajar yang dapat mengembangkan potensi belajar 
anak.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Kita jangan hanya menggunakan otak yang kita miliki, tetapi juga semua otak 
yang dapat kita pinjam." (Woodrow Wilson)


BAHAN MENGAJAR: KISAH LIMA ROTI DAN DUA IKAN DENGAN METODE BRAINSTORMING

Nasihat yang sangat bijak, 'kan? Sayangnya, kita lebih terbiasa dan dibiasakan 
untuk hanya menggunakan otak kita sendiri ketimbang memanfaatkan juga otak 
orang lain yang bisa kita pinjam.

Nah, kali ini, mari kita mencoba menggabungkan otak anak-anak untuk mendesain 
sebuah pembelajaran yang kooperatif dan menyenangkan melalui sesi Brainstorming.

Seperti layaknya brainstorming atau curah gagasan pada umumnya, kali ini kita 
akan mengajak anak-anak untuk melakukan sesi brainstorming sebelum masuk dalam 
pembelajaran firman Tuhan. Perhatikan contoh berikut.

Tema: 5 Roti dan 2 Ikan
Bacaan Alkitab: Yohanes 6:1-15

Ya ampun, kisah 5 roti dan 2 ikan apa tidak terlalu mudah disajikan untuk 
anak-anak usia SD? Sama sekali tidak. Dan, justru di sinilah letak keajaiban 
metode ini. Semakin kelihatan mudah materi firman Tuhan yang hendak Anda 
sampaikan, semakin populer kisah yang hendak anak-anak pelajari, dan semakin 
kenal anak-anak dengan perikop tersebut, maka akan semakin efektiflah metode 
ini di tangan Anda!

Prosedur:

1. Bagilah anak-anak menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan masing-masing 
sekitar 4 -- 5 orang. Mintalah masing-masing kelompok untuk memutuskan satu 
orang yang akan bertugas sebagai pencatat atau penulis.

Catatan: Jika Anda menganggap anak-anak belum terlalu tahu dengan perikop yang 
hendak Anda sampaikan, mintalah mereka untuk membaca sendiri (secara pribadi) 
perikop yang hendak Anda sampaikan tersebut. Setelah semua selesai membaca, 
mulailah sesi brainstorming.

2. Jelaskan kepada anak-anak bahwa Anda hendak mengajak mereka untuk melakukan 
brainstorming atau curah gagasan. Anda akan mengajukan sebuah pertanyaan, satu 
kali saja, setelah itu giliran anak-anak untuk merespons dan menjawab 
pertanyaan Anda. Tidak perlu ada komentar atau koreksi. SETIAP JAWABAN harus 
diterima apa adanya dan ditulis oleh si pencatat di kelompok masing-masing.

Catatan: Anda bisa melakukan sesi brainstorming ini bersama-sama atau 
membiarkan anak-anak melakukannya sendiri dalam kelompok yang sudah terbentuk. 
Namun, saya sarankan anak-anak tetap berkumpul atau berada bersama kelompok 
mereka masing-masing.

3. Berikut adalah pertanyaan yang Anda ajukan untuk sesi brainstorming ini: 
"Jika saya menyebutkan YESUS MEMBERI MAKAN LIMA RIBU ORANG, kata-kata lain apa 
yang kamu ingat, yang berhubungan dengan cerita tersebut?"

4. Mintalah anak-anak secara bergantian menyebutkan kata-kata yang mereka 
ingat, misalnya:
- 5 roti  - lapar   - memecah roti   - dan sebagainya.
- Yesus   - 5.000 orang - mengucap syukur
- 2 ikan  - 12 keranjang- padang rumput
- anak kecil  - uang- malam

5. Sementara setiap anak bergiliran menyebutkan kata-kata yang mereka ingat, si 
pencatat menuliskan jawaban teman-temannya tersebut di atas kertas.

6. Jika waktu telah habis (atau jika anak-anak sudah kehabisan kata-kata), 
mintalah mereka untuk mulai menyusun atau merangkai kata-kata hasil 
brainstorming mereka menjadi kalimat-kalimat seperti layaknya sedang 
mempersiapkan skenario sebuah berita di televisi. Misalnya: Pada suatu hari, 
Yesus mengajar orang banyak. Di situ ada sekitar 5.000 orang. Saat hari mulai 
malam, laparlah mereka, dan seterusnya.

7. Di akhir acara, setiap kelompok mempresentasikan hasilnya dan guru membahas 
proses serta hasil kerja anak. Jika perlu, lakukan koreksi terhadap kesalahan 
atau hal-hal yang kurang sesuai dengan apa yang tercatat di Alkitab.

Catatan: Sebaiknya, Anda mengajak ana

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengembangkan Potensi Belajar Anak (III)-- Edisi 645/Juli 2013

2013-07-17 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengembangkan Potensi Belajar Anak (III)
645/Juli/III/2013

Salam damai Kristus,

Dalam sebuah kelas, guru sering kali tidak menyadari bahwa mereka menghadapi 
anak-anak dengan gaya belajar yang berbeda. Hal ini membuat para guru tidak 
siap dengan gaya mengajar yang beragam, yang tentu saja bisa menghambat 
beberapa anak untuk menyerap pengajaran yang disampaikan. Bagaimana kita, para 
pelayan anak, bisa memberikan metode mengajar yang beragam di dalam kelas? 
Simaklah edisi e-BinaAnak kali ini. Ada tip menarik yang dapat memberikan 
wawasan bagi kita untuk memulai sesuatu yang baru dalam kelas sehingga 
anak-anak bisa lebih memahami kebenaran firman Tuhan. Selamat belajar dan 
mengajar.

Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


TIP: GURU SEKOLAH MINGGU DIDORONG UNTUK MEMILIKI GAYA MENGAJAR YANG BERAGAM

Dalam sebuah seminar yang diadakan oleh Senior Adult Chautauqua pada 23 -- 27 
Oktober di Ridgecrest, di Pusat Konferensi Lifeway, Carolina Utara, Sherril 
Boone mengatakan kepada jemaat senior bahwa guru sekolah minggu harus "keluar 
dari kebiasaan" saat memimpin sebuah kelas.

Boone adalah seorang guru sekolah minggu yang melayani di Boulevard Baptist 
Church, Ponte Verde, Florida. Dalam seminar itu, ia juga berkata, "Para guru 
sekolah minggu dapat terjebak dalam sebuah kebiasaan tertentu sehingga mereka 
akan berdalih bahwa kelas yang dipimpinnya tidak ingin mencoba sesuatu yang 
baru. Akan tetapi, jika Anda terus-menerus mengajar dengan cara yang sama, Anda 
bukanlah seorang guru yang baik."

"Lagi pula," tambahnya, "Setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda-beda 
sehingga cara mereka dalam menerima dan menyimpan informasi pun juga tidak 
sama."

"Itulah sebabnya, Anda perlu menyelang-nyelingkan metode mengajar Anda."

Boone membagi cara belajar menjadi delapan kategori dan memberi daftar tentang 
bagaimana masing-masing orang dalam kategori itu dapat belajar dengan cara yang 
lebih baik.

1. Relasional

Orang-orang dalam kategori ini adalah mereka yang memiliki jiwa sosial yang 
tinggi, mereka mudah berteman dengan orang lain dan juga seorang pembicara yang 
baik. Mereka dapat mengenali perasaan orang lain dan tertarik dengan aktivitas 
yang melibatkan orang lain. "Di kelas Anda, orang-orang semacam ini 
memperhatikan perasaan orang lain; mereka adalah para pemberi semangat," ujar 
Boone.

Boone mengimbuhkan, "Orang-orang dalam kategori ini lebih cepat belajar melalui 
kelompok kecil, kesaksian pribadi, diskusi, dialog, bermain peran, tanya-jawab, 
drama pendek, bertukar pikiran (brainstorming), menonton video, penggunaan 
ilustrasi dan juga memecahkan masalah bersama-sama. Tokoh Alkitab yang berada 
dalam kategori ini adalah Barnabas."

2. Reflektif

Para pembelajar yang reflektif adalah orang-orang yang memahami keberadaan diri 
mereka dan bagaimana mereka merasakan sesuatu. Mereka lebih suka bekerja 
sendiri dan mencari cara untuk mengekspresikan diri mereka. Mereka adalah jenis 
orang yang nyaman dalam kesendirian. Orang-orang yang reflektif dapat dengan 
cepat mempelajari sesuatu melalui ceramah, tanya-jawab, diskusi, mengerjakan 
lembaran soal dan mengikuti acuan pembelajaran, menyelesaikan kalimat, menulis 
kreatif, mendengar musik, atau mendengarkan bimbingan.

"Maria, ibu Yesus, adalah seorang yang reflektif," ujar Boone. "Alkitab memberi 
tahu kita bahwa ia 'menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.'" (Lukas 2:51)

3. Kegiatan Fisik

Ciri-ciri orang yang cepat belajar melalui kegiatan fisik adalah mereka yang 
selalu aktif, tubuh mereka terkoordinasi dengan baik dan suka memperagakan 
cerita yang mereka dengar. Mereka menyukai proyek misi, olahraga, dan aktivitas 
drama. "Anda tidak dapat membuat orang-orang semacam ini untuk duduk diam, 
mereka adalah orang yang suka dilibatkan," ujar Boone.

Cara terbaik untuk mengajar para pembelajar ini adalah dengan mengikutsertakan 
mereka dalam aktivitas kesenian, mengatur ruangan dengan cara yang berbeda, 
menyediakan aktivitas yang beragam seperti permainan, menyanyi dengan gerakan, 
simulasi kisah Alkitab, bermain peran, dan drama pendek. Yehezkiel dan Yeremia 
adalah contoh pembelajar semacam ini.

4. Musikal

Para pembelajar dalam kategori ini sering kali adalah pendengar yang baik sebab 
mereka memiliki kepekaan yang lebih terhadap irama dan nada. Mereka suka sekali 
menciptakan lagu dan musik. "Sebaiknya, Anda memutar musik untuk orang-orang 
semacam ini atau menggunakan kata-kata dari lirik lagu atau himne rohani," 
ujarnya. "Daud adalah seorang tokoh Alkitab yang berada dalam kategori ini."

Anda dapat menolong pembelajar yang musikal dengan rekaman-rekaman, 
kaset-kaset, dan nyanyian. Carilah himne yang dapat merefleksikan tujuan utama 
pengaja

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi Khusus HAN 2013: Pengasuhan Anak dalam Keluarga -- Edisi 646/Juli 2013

2013-07-24 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Edisi Khusus HAN 2013: Pengasuhan Anak dalam Keluarga
646/Juli/IV/2013

Salam kasih,

Edisi e-BinaAnak kali ini merupakan edisi khusus dalam rangka memperingati Hari 
Anak Nasional tahun 2013. Pada tahun ini, tema yang diangkat pemerintah dalam 
peringatan HAN adalah "Indonesia yang Ramah dan Peduli Anak Dimulai dari 
Pengasuhan dalam Keluarga". Oleh karena itu, redaksi menyuguhkan sebuah artikel 
khusus yang dapat menolong orang tua mengembangkan gaya pengasuhan yang efektif 
dalam keluarga.

Meskipun artikel ini ditujukan bagi orang tua, gereja dan para pelayan anak 
juga perlu membacanya untuk menolong para orang tua menambah wawasan dalam 
bidang pengasuhan anak. Pembentukan karakter dimulai dari pengasuhan dalam 
keluarga. Oleh karena itu, gereja maupun sekolah minggu perlu memikirkan 
pelayanan anak, bukan hanya dalam lingkup gereja, melainkan juga dalam lingkup 
keluarga mereka. Selain artikel, redaksi juga membawa pokok-pokok doa khusus 
untuk keluarga dan anak-anak, yang dapat kita doakan bersama-sama sebagai 
permohonan kita kepada Tuhan Yesus. Kiranya seluruh sajian khusus edisi ini 
menjadi berkat bagi kita semua.

Selamat memperingati Hari Anak Nasional 2013!

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


"Peringatan HAN 2013 dimaksudkan untuk mengajak semua pihak berperan aktif 
dalam upaya mewujudkan anak sebagai generasi penerus yang berkualitas dan 
berimplikasi pada pemenuhan hak dan perlindungan anak, yang wajib dilindungi, 
dihormati, dihargai, dan dijamin oleh keluarga, masyarakat, pemerintah, dan 
negara." (Ida Suseno Wulan)


ARTIKEL: MENGEMBANGKAN GAYA PENGASUHAN YANG EFEKTIF

Gaya pengasuhan seperti apa yang dapat membentuk anak-anak menjadi dewasa dan 
menjadi seperti Yesus dalam segala hal? Penelitian terhadap anak-anak yang 
berhasil dan cakap melakukan berbagai keterampilan hidup (serta memiliki iman 
yang hidup) cenderung memiliki orang tua yang memiliki beberapa sifat di bawah 
ini:

1. Memupuk Kehangatan

Orang tua anak-anak yang kompeten cenderung menciptakan suasana keluarga yang 
hangat. Bagaimana Anda mendefinisikan kehangatan? Bagaimana Anda mengungkapkan 
cinta, perhatian, dan penegasan akan betapa berartinya seorang anak? Mereka 
menyediakan waktu untuk berbicara dari hati ke hati dengan anak sehingga anak 
memahami betapa dirinya sangat berarti, bukan hanya di mata orang tuanya, 
tetapi juga di mata Allah.

Ada seorang ibu yang menyediakan waktu untuk membicarakan pemikiran-pemikiran 
berikut dengan anaknya selama berbulan-bulan, sampai anaknya menyadari betapa 
pentingnya arti perkataan-perkataan tersebut bagi hidupnya. Ibu ini membagikan 
pemikirannya tersebut, juga untuk membantu setiap orang agar menyadari bahwa 
mereka berharga.

"Pemahaman kita akan siapa Allah dan kerinduan-Nya untuk memberkati kita akan 
diperkaya saat kita menyadari bahwa Dia selalu rindu melakukan yang baik bagi 
kita. Dalam firman Tuhan dikatakan, 'Kebajikan dan kemurahan belaka akan 
mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang 
masa.' (Mazmur 23:6); 'Aku akan mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa 
Aku tidak akan membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada mereka; 
Aku akan menaruh takut kepada-Ku ke dalam hati mereka, supaya mereka jangan 
menjauh dari pada-Ku. Aku akan bergirang karena mereka untuk berbuat baik 
kepada mereka dan Aku akan membuat mereka tumbuh di negeri ini dengan 
kesetiaan, dengan segenap hati-Ku dan dengan segenap jiwa-Ku.'" (Yeremia 
32:40,41)

Beberapa tahun lalu, saya mendengar sebuah paduan suara menyanyikan lagu pujian 
yang diambil dari Zefanya 3:17. Saya belum pernah mendengar lagu itu 
sebelumnya. Kata-katanya dicetak dalam buletin gereja kami dan saya telah 
membacanya beberapa kali sejak saya mendapatkannya. Kata-kata itu menyemangati, 
memberi inspirasi, dan mengingatkan saya akan makna diri saya di hadapan Allah.

"Dan Allah Bapa akan menari karena engkau dalam sukacita! Dia akan bersuka atas 
orang yang dikasihi-Nya. Apakah itu paduan suara yang menaikkan pujian kepada 
Allah? Tidak, Tuhan Allah sendirilah yang bersukacita karenamu dalam pujian! 
Dan, Dia akan bergembira karenamu dalam pujian. Jiwaku akan bermegah di dalam 
Allah, karena Dia telah menjawab semua seruanku. Kesetiaan-Nya padaku sepasti 
mentari di hari yang baru. Bangunlah hai jiwaku dan nyanyilah! Biarlah rohku 
bersuka di dalam Allah! Bernyanyilah, oh putri Sion, dengan segenap hatimu! 
Singkirkan ketakutan karena kau telah dipulihkan! Kenakan jubah pujian seperti 
pada hari perayaan. Bergabunglah bersama Bapa dalam lagu gembira yang mulia."

2. Menjelaskan Peraturan-Peraturan

Seorang anak yang kompeten biasanya berasal dari keluarga yang memiliki 
peraturan khusus mengenai hal-hal penting. Anak harus dapat memahami 
peraturan-peraturan yang a

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengembangkan Potensi Belajar Anak (IV) -- Edisi 647/Juli 2013

2013-07-31 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengembangkan Potensi Belajar Anak (IV)
647/Juli/IV/2013

Salam damai Kristus,

Dalam mengembangkan potensi belajar anak, guru sekolah minggu bisa berperan 
dengan memberikan pengajaran yang dapat memacu keinginan mereka untuk belajar 
lebih dalam. Salah satu idenya kami sajikan dalam bahan mengajar minggu ini, 
melalui kisah tentang Daniel. Ajaklah anak untuk lebih banyak berdiskusi dan 
memancing pendapat mereka, daripada hanya mendengarkan pengajaran dari guru. 
Jika perlu, ciptakan beberapa permainan yang mendukung pelajaran tersebut. 
Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari, anak juga bisa belajar menentukan 
tujuan hidupnya sehingga ia bisa belajar membuat rencana. Orang dewasa perlu 
menolong mereka dengan jalan tidak selalu menanyakan tujuan mereka ketika 
melakukan sesuatu. Simaklah bagaimana kita bisa menginspirasi mereka dalam 
kolom Mutiara Guru edisi ini. Kiranya seluruh sajian ini memberkati Anda.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


BAHAN MENGAJAR: NABI DANIEL -- KEKUATAN REPUTASI

Bacaan Alkitab: Daniel 1:1-21

Tujuan:
Setelah menyelesaikan pelajaran ini, anak-anak akan belajar bahwa memiliki 
hidup yang murni, suci, dan yang konsisten akan membangun reputasi ilahi yang 
kuat dalam hidup mereka.

Pendahuluan: Kegiatan Menghafal Ayat

"Anak-anakpun sudah dapat dikenal dari pada perbuatannya, apakah bersih dan 
jujur kelakuannya." (Amsal 20:11)

Sebelum kelas dimulai, tulislah setiap kata dari ayat hafalan di atas dalam 
kartu-kartu yang terpisah (buat dua set). Di depan anak-anak, ucapkanlah 
berulang kali ayat hafalan tersebut. Lalu, bagilah anak-anak menjadi dua tim. 
Setelah itu, berikan masing-masing satu set ayat hafalan, yang sudah tersebar 
kata-katanya, kepada setiap kelompok dan mintalah mereka menyusunnya menjadi 
kalimat yang benar. Tim yang dapat mengurutkan kalimat lebih cepat dan benar, 
dialah yang memenangkan permainan.

Cerita Alkitab:

Pengantar: Tanyakan kepada kelas apakah ada yang tahu apa arti kata 'reputasi'? 
Jika memungkinkan, bawalah kamus Bahasa Indonesia ke kelas. [Red: Atau, Anda 
juga dapat membuka kamus online di http://alkitab.mobi/kamus/id/reputasi 
melalui HP Anda.] Reputasi bisa disamakan dengan "nama baik". Kalau dijabarkan, 
itu juga bisa berarti apa yang orang pikirkan tentang seseorang karena sikap, 
tindakan, dan perkataan orang itu.

Apa yang akan kamu lakukan jika beberapa temanmu di sekolah menginginkanmu 
mencoba rokok? Apa tindakan pertamamu? (Luangkan waktu untuk diskusi.) Atau, 
teman-temanmu mengajakmu melakukan sesuatu yang tidak berbahaya, seperti 
bermain "games online" setelah pulang sekolah, padahal orang tuamu tidak 
mengizinkan. Apakah kamu akan langsung mengatakan tidak? Apa yang kamu lakukan 
pada saat seperti ini memberimu reputasi, yang baik atau buruk. Jika kamu 
menyerah dan melakukan apa yang salah, reputasimu untuk melakukan hal yang baik 
adalah sangat lemah. Jika kamu cepat mengatakan "tidak" dan berdiri teguh untuk 
apa yang secara moral benar, kamu sedang membangun reputasi yang kuat untuk 
berbuat baik.

Cerita: Bacalah Daniel 1:1-21 di depan semua anak, sementara anak-anak menyimak 
dari Alkitab mereka sendiri. Dalam kisah itu, diceritakan bahwa Daniel memilih 
untuk menghormati Allah.

Pertanyaan untuk Diskusi:
1. Mengapa pelayan raja ingin Daniel dan teman-temannya makan makanan raja? 
(Mereka akan menjadi kuat dan sehat seperti yang lain.)
2. Karena dia tidak ingin makan atau minum apa pun yang haram, apakah yang 
Daniel minta untuk disediakan? (Sayuran dan air.)
3. Bagaimana Daniel membuktikan bahwa ia dan teman-temannya tidak perlu makan 
makanan raja? (Setelah sepuluh hari, mereka lebih kuat dan tampak lebih baik 
daripada mereka yang makan makanan raja.)
4. Bagaimana Daniel dihargai karena memiliki reputasi yang kuat sebagai orang 
yang menghormati Allah? (Dia diberi pengetahuan dan kebijaksanaan, dan 
diizinkan untuk melayani raja.)
5. "Dalam masa-masa Daniel", makanan tertentu dianggap haram dan dilarang. 
Hal-hal apa yang kita miliki dalam hidup kita hari ini, yang mungkin dianggap 
haram dan dilarang? (Jawaban akan bervariasi.)

Penerapan:
Berikan setiap anak selembar kertas dan pensil, dan mintalah mereka untuk 
menuliskan setidaknya sepuluh cara yang dapat membangun reputasi yang kuat, 
untuk melakukan perbuatan baik yang sesuai dengan firman Tuhan.

Akhiri pelajaran dengan pikiran berikut:
Reputasi dibangun dengan melakukan sesuatu berulang-ulang. Jika kita melakukan 
apa yang benar berulang-ulang, kita membangun reputasi untuk berbuat baik. Jika 
kita melakukan apa yang tidak benar berulang-ulang, kita membangun reputasi 
untuk melakukan apa yang salah. Semakin kuat reputasi baik kita, semakin kita 
akan merasa dekat dengan Allah, dan akan lebih mudah untuk terus melakukan apa 
yang benar. Juga, orang lain ak

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Bebas dari Ketakutan (I) -- Edisi 648/Agustus 2013

2013-08-14 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Bebas dari Ketakutan (I)
648/Agustus/I/2013

Salam dalam kasih Kristus,

Selama bulan Agustus ini, e-BinaAnak akan berbagi bahan seputar bebas dari 
ketakutan. Ada banyak hal yang bisa membuat anak merasa takut, bahkan ketika 
seorang anak SM diminta maju ke depan untuk berdoa saja, kemungkinan ada yang 
tidak berani melakukannya. Perasaan takut bukanlah perkara yang biasa saja, 
tetapi perasaan ini mencerminkan hubungan kedekatan anak dengan Tuhan. Perasaan 
takut juga membuat anak tidak bertumbuh dalam iman. Lalu, bagaimana mengatasi 
rasa takut yang muncul dalam diri anak-anak? Simaklah sajian e-BinaAnak selama 
satu bulan ini dan dapatkan berkat-berkatnya. Tuhan memberkati!

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; 
sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di 
dalam kasih. (1 Yohanes 4:18) < http://alkitab.mobi/?1yohanes+4:18 >


ARTIKEL: KALAHKAN TAKUT DENGAN IMAN

Ayat bacaan: Mazmur 121:4

"Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel."

Seberapa jauh ketakutan bisa menghantui kita dan membuat kita tidak nyaman dan 
terganggu? Rasa takut bisa membuat kita tidak bisa berpikir, gampang emosi, 
sulit tidur hingga merusak kesehatan. Rasa takut pun bisa menjauhkan kita dari 
Tuhan, membuat jarak merentang semakin panjang sampai-sampai kita tidak lagi 
bisa mendengar suara Tuhan atau merasakan kehadiran-Nya dalam hidup kita. 
Bagaikan seseorang yang terus berjalan menjauhi lawan bicaranya, semakin 
menjauh, maka semakin kecil pula suara yang terdengar hingga lama-lama ia tidak 
lagi bisa mendengar apa pun yang dikatakan lawan bicaranya di seberang sana. 
Seperti itulah perasaan takut, cemas atau khawatir, yang terus dibiarkan 
merongrong perasaan kita. Memang benar, ada saat di mana rasa takut itu bisa 
muncul ketika kita menghadapi masalah, atau ketika menghadapi situasi tak 
pasti. Solusi tidak terlihat, sementara kita harus terus berhadapan dengan 
masalah tersebut dari detik ke detik. Jika kita terus membiarkan diri dicekam 
perasaan takut, rasa takut ini akan terus menggali jarak antara kita dengan 
Tuhan sehingga pada suatu ketika nanti, kita tidak lagi bisa mendengar-Nya dan 
merasa bahwa Tuhan meninggalkan kita sendirian, bahkan kemudian menjadi sinis 
dengan menuduh Tuhan bertindak kejam dan tidak adil terhadap kita.

Beberapa tokoh besar Alkitab pernah mengalami hal seperti ini dalam pergumulan 
mereka masing-masing. Ayub pernah mengalami kepahitan terhadap Tuhan. Lihat apa 
yang pernah ia katakan: "Semuanya itu sama saja, itulah sebabnya aku berkata: 
yang tidak bersalah dan yang bersalah kedua-duanya dibinasakan-Nya. Bila 
cemeti-Nya membunuh dengan tiba-tiba, Ia mengolok-olok keputusasaan orang yang 
tidak bersalah." (Ayub 22:23) Atau, lihatlah bagaimana Daud meratap ketika ia 
berada dalam pergumulan. "Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan 
menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?" (Mazmur 10:1), "... 
janganlah berdiam diri terhadap aku " (Mazmur 28:1), "Ya Allah, 
dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku!" (Mazmur 54:4), 
"Berilah telinga, ya Allah, kepada doaku, janganlah bersembunyi terhadap 
permohonanku!" (Mazmur 55:2) Begitu sulitnya dunia yang kita jalani hari ini 
mengakibatkan banyak orang mulai kehilangan arah dan goyah imannya. Benarkah 
Allah tidak sanggup mengangkat anak-anak-Nya keluar dari kesulitan? Tentu saja 
Tuhan sanggup. Tidak ada hal yang mustahil bagi Dia, tidak ada hal mustahil 
yang tidak sanggup Dia lakukan bagi orang percaya. Sesungguhnya, Tuhan selalu 
peduli dan tidak pernah lengah dalam memperhatikan kita. Alkitab dengan jelas 
berkata, "Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel." 
(Mazmur 121:4)

Tuhan tetap ada mengawasi dan melindungi kita. Ia rindu untuk terus memberkati 
kita, bahkan menjanjikan posisi sebagai ahli waris kerajaan-Nya kepada semua 
orang yang mengasihi-Nya, seperti yang tertulis dalam Yakobus 2:5, 
"Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih 
orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman 
dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa 
yang mengasihi Dia?" Ketika hari-hari yang sulit ini tidak bisa lagi disikapi 
dengan hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri atau orang lain, inilah saat 
yang tepat bagi kita untuk menyadari bahwa tanpa Tuhan, kita tidaklah mampu 
berbuat apa-apa. Di sinilah, kita harus menyadari bahwa kita harus mengandalkan 
kekuatan Tuhan, Raja dari Kerajaan yang tidak terguncangkan. Rasa takut yang 
dibiarkan tumbuh terus-menerus dalam hidup kita tidak akan pernah membawa 
manfaat apa pun. Justru itu akan semakin memperbesar jarak antara kita dengan 
Bapa y

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Bebas dari Ketakutan (II) -- Edisi 649/Agustus 2013

2013-08-20 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Bebas dari Ketakutan (II)
649/Agustus/II/2013

Salam damai Kristus,

Pada edisi yang lalu, kita sudah mempraktikkan bagaimana mengenali 
hal-hal/peristiwa yang membuat anak-anak merasa takut dan belajar menyerahkan 
ketakutan itu kepada Tuhan. Jika anak-anak sudah bisa menyerahkan ketakutannya 
kepada Tuhan, orang tua/pelayan anak tetap mempunyai peranan penting untuk 
mendukung langkah-langkah mereka selanjutnya. Salah satu contohnya bisa kita 
simak dalam edisi ini.

Kali ini, kita akan mempelajari sebuah tip, yang bertujuan untuk membantu 
anak-anak yang merasa takut untuk pergi ke sekolah. Tip ini bisa diterapkan 
untuk anak di sekolah minggu ataupun sekolah akademis. Sebagai catatan penting 
di sini, peran aktif orang tua ataupun pelayan anak (jika diterapkan di sekolah 
minggu) sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan langkah-langkah di bawah 
ini. Sudah siapkah Anda? Mari simak dengan saksama tip ini dan praktikkanlah! 
Sukses ya! Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati 
mendahului kehormatan. (Amsal 15:33) < http://alkitab.mobi/?amsal+15:33 >


TIP: MEMBANTU ANAK YANG TAKUT SEKOLAH

Takut sekolah terjadi bukan hanya pada anak-anak yang baru pertama kali 
sekolah, ada juga anak-anak yang sudah seminggu, dua minggu, atau bahkan 
beberapa bulan pertama sekolah, tetapi masih mengalami rasa takut sekolah.

Berikut ini adalah ciri-ciri anak yang takut sekolah.

1. Ciri-ciri secara fisik: Kadang-kadang, anak baru bangun saat sudah jam 
berangkat sekolah. Saat dibangunkan orang tua di pagi hari, anak-anak mulai 
mengeluh sakit, baik sakit perut, pusing, ingin ke belakang, dsb.. Kadang, saat 
sudah sampai di sekolah, anak-anak mengeluh ingin muntah, sakit, dsb..

2. Ciri yang lain: menangis. Tidak mau pisah dengan orang tuanya. Untuk anak 
yang ikut antarjemput, mungkin saat naik ke mobil jemputan saja sudah mulai 
ketakutan dan menangis.

3. Bisa juga yang tadinya tidak mengompol jadi mengompol.

4. Nilainya juga mulai merosot.

Anak merasa takut sekolah biasanya disebabkan oleh hal-hal berikut ini.

1. Bagi anak-anak yang pertama kali sekolah, misal masuk kelompok bermain atau 
TK, rasanya memang pengalaman berpisah cukup lama dengan orang tua, ini menjadi 
hal yang tidak enak untuk anak-anak.

2. Masuk dalam sebuah lingkungan baru yang belum diketahui sama sekali, 
teman-temannya baru, guru-gurunya baru, ruangannya baru. Jadi, itu menimbulkan 
kecemasan atau hilangnya rasa aman pada anak-anak.

3. Bagi yang sudah sekolah, mungkin pengalaman menghadapi guru yang galak, 
dimarahi, atau ditegur guru.

4. Memiliki teman yang agresif, begitu dia di sekolah dipukuli atau diancam 
dengan hal-hal tertentu.

5. Anak-anak yang takut dengan pelajaran tertentu, misalnya matematika, atau 
terhadap guru tertentu, misalnya guru olahraga.

6. Anak takut ke sekolah karena anak takut meninggalkan rumah. Ada anak yang 
tahu bahwa di rumah, orang tuanya sering bertengkar. Ada di antara mereka yang 
merasa khawatir bahwa, misalnya, ayahnya akan memukuli ibunya. Jadi, saat 
berada di sekolah, ia merasa cemas dan tidak tenang sehingga ia menjadi enggan 
ke sekolah karena ia merasa bertugas untuk ada di rumah.

Hal-hal di atas bisa menjadi pemicu ketakutan anak.

Apa yang bisa dilakukan orang tua untuk menolong anak yang takut ke sekolah?

1. Mencari penyebabnya. Sebagai orang tua, kita sangat perlu terlibat supaya 
kita lebih bisa mengenali penyebab perilaku anak kita. Jadi, kedekatan itu 
penting sekali. Jika anak tidak merasa dekat dengan orang tua, dia mungkin juga 
enggan untuk berterus-terang tentang apa yang membuat dia tidak mau ke sekolah. 
Jadi, sekali lagi, keterbukaan dan hubungan yang erat antara orang tua dan anak 
memang sesuatu yang mutlak, bukan suatu pilihan yang boleh ada atau boleh tidak 
ada.

2. Anak tetap dianjurkan untuk ke sekolah. Jangan sampai orang tua membiarkan 
atau mengizinkan anak untuk tidak berangkat ke sekolah, kecuali memang ada 
keluhan fisik serius yang dialami anak, misalnya buang air terus-menerus, 
muntah-muntah, dsb.. Namun, pendampingan sangat tetap diperlukan oleh anak.

3. Kita mau mengakui bahwa ketakutan merupakan reaksi yang wajar, tidak ada 
yang harus malu dengan rasa takut ini, dan ketakutan terhadap penyebab itu juga 
merupakan hal yang wajar.

4. Secara rohani, mungkin orang tua bisa mengajak anak untuk berdoa bersama 
atau membaca satu atau dua ayat Alkitab sebelum berangkat ke sekolah, ini akan 
menolong si anak.

Galatia 6:1, "Saudara-saudara kalaupun seseorang kedapatan melakukan suatu 
pelanggaran maka kamu yang rohani harus memimpin orang itu ke jalan yang benar 
dalam roh lemah lembut."

Orang tua perlu memimpin anak kembali ke jalan yang benar, tidak hidup dalam 
ketakutan, tetapi lakukanlah itu dalam roh lemah lembut, jangan malah 
memarah-mar

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Bebas dari Ketakutan (III) -- Edisi 650/Agustus 2013

2013-08-28 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Bebas dari Ketakutan (III)
650/Agustus/III/2013

Salam damai Kristus,

Pertumbuhan rohani anak-anak menjadi hal yang sangat penting untuk kehidupan 
mereka. Orang tua dan pelayan anak mempunyai tanggung jawab yang besar dalam 
hal ini dan harus bisa memberi bekal yang tepat kepada mereka. Satu-satu sumber 
yang tepat untuk membekali anak-anak dalam pertumbuhan rohani mereka adalah 
firman Tuhan. Firman Tuhan mengandung banyak prinsip kehidupan yang harus 
diterapkan oleh setiap orang percaya, termasuk anak-anak. Melalui sajian 
e-BinaAnak kali ini, kami akan memberikan satu prinsip kehidupan untuk menjadi 
anak Tuhan yang tidak takut dan berani percaya serta melangkah bersama Tuhan 
Yesus. Simak juga betapa pentingnya iman untuk membebaskan kita dari rasa 
takut, yang bisa Anda baca dalam kolom Mutiara Guru. Selamat membaca, Tuhan 
Yesus memberkati pelayanan Anda.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan 
bagi anak-anak-Nya. (Amsal 14:26) < http://alkitab.mobi/?amsal+14:26 >


BAHAN MENGAJAR: ANAK TUHAN TIDAK BOLEH TAKUT

Bacaan firman Tuhan: Bilangan 13:25-33

Renungan: Takut adalah senjata Iblis untuk membuat anak Tuhan menjadi mundur, 
tidak mau ambil bagian dalam rencana Tuhan. Firman Tuhan berkata, "Dalam Kasih 
tidak ada ketakutan." Firman Tuhan mengajar anak-anak untuk menjadi pribadi 
yang berani, percaya bahwa Tuhan Yesus selalu beserta mereka, anak-anak berani 
ambil bagian dalam hal yang positif dan benar.

Shalom adik-adik, siapa yang di sekolah minggu berani maju ke depan untuk 
bernyanyi/berdoa? Wah, kalau ada di antara kalian yang tidak berani bersaksi, 
bisa jadi adik-adik adalah orang yang penakut atau malu-malu. Tuhan Yesus 
memperhatikan setiap adik-adik yang berani maju dan melakukan hal yang benar.

Berikut ini lagu untuk adik-adik yang masih takut, ayo nyanyi bersama-sama:

Jangan takut, jangan takut, jangan kamu takut
Tuhan Yesus pasti 'kan datang menolongmu
Jangan takut, jangan takut, jangan kamu takut
Tuhan Yesus pasti 'kan datang menolongmu
Kalau kamu percaya, kamu pasti ditolong
Kalau saya percaya, saya pasti ditolong
Kalau kita percaya, kita pasti ditolong
Jangan kamu takut.

(Jika guru tidak mengetahui lagu di atas, bisa diganti dengan lagu lain dengan 
tema yang sama mengenai bebas dari rasa takut.)

Ingat kita tidak boleh takut pada apa pun juga. Kita harus berani! Nah 
adik-adik, sekarang kita tidak boleh takut lagi.

Kita punya teman nih adik-adik, seorang yang berani. Ia adalah anak Tuhan, 
namanya Bapak Yosua. Yuk kita simak cerita keberanian Bapak Yosua! Ayo lipat 
tangan dan pasang telinganya!

Kedua belas pengintai.

Pada saat Tuhan menjanjikan tanah perjanjian kepada umat pilihan-Nya, Tuhan 
memberi perintah kepada Nabi Musa untuk mengirimkan 12 orang pengintai untuk 
mengintai keadaan tanah perjanjian tersebut, menyelidiki bagaimana penduduknya 
dan apa saja yang mereka lakukan.

Wah, tanah perjanjian tersebut sangat besar, Kanaan namanya.

Yosua: Leb, Kaleb ... lihat, tempat ini subur sekali. Semua buahnya 
besar-besar. Wah, sayurannya segar-segar, hmm ... pasti enak sekali kita bisa 
masuk tempat yang Tuhan janjikan ini.

Kaleb: Ya benar, Yos ... dari tadi aku perhatikan di sini juga banyak susu. Aku 
'kan suka minum susu, sehat buat tulangku. Wah, lihat di sana Yos, ada madu 
juga ... alangkah luar biasa tempat ini. Enggak salah lagi Tuhan kasih tanah 
Kanaan ini kepada kita, Tuhan mau memberkati umat-Nya.

Yosua: Iya ... ayo kita jalan ke sana.

(Tiba-tiba datanglah pengintai yang lain menghampiri Yosua dan Kaleb.)

Pengintai 1: Eh Yosua, Kaleb, kalian dari tadi di sini? Kami mencari-cari 
kalian. Kalian tahu tidak, tempat ini seram loh? Tadi aku bersembunyi karena 
ada orang raksasa di depan sana. Wah, kami ngeri melihatnya. Ayo kita cepat 
kembali! Tempat ini sepertinya bukan untuk kita karena orang-orangnya 
besar-besar seperti raksasa ... ihhh ngeri.

Pengintai 2: Ya, betul juga tuh, kalau kita perang dengan mereka, bisa-bisa 
kita habis diinjak mereka. Ayo, kalian segera ikut kami kembali! Kita beri tahu 
bangsa kita agar mereka jangan ke sini karena negeri ini seram sekali. Percuma 
saja kita masuk, nanti kita semua bisa dihabisi dan kalah melawan mereka. Ayo 
kita jalan, kita segera kembali ke Musa!

Adik-adik, tahukah kalian seperti apa orang-orang yang tinggal di Kanaan itu? 
Orang Kanaan adalah orang-orang raksasa, bertubuh besar dan mempunyai tinggi 
kurang lebih 2 meter. Orang Kanaan juga mempunyai jari-jari tangan dan kaki, 
masing-masing berjumlah 6 jari. Kira-kira jari-jari kalian ada berapa ya?

Kanaan ini adalah tanah yang Tuhan janjikan, yang berupa tanah yang subur, 
hasil perkebunannya bagus-bagus, berlimpah susu dan madu.

Tuhan memberikan Kanaan kepada Bangsa Israel dan berjanji akan memberi 
kemenangan pada mereka saat melawan bangs

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Perkembangan Iman Anak (I) -- Edisi 651/September 2013

2013-09-04 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Perkembangan Iman Anak (I)
651/September/I/2013

Salam dalam kasih Kristus,

Perkembangan selalu berbicara tentang perubahan dan peningkatan. Sebagai 
pelayan anak, kita memiliki kewajiban untuk menolong dan memantau perkembangan 
iman anak-anak yang kita layani. Ini merupakan tugas yang harus kita 
pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Sampai saat ini, sejauh mana kita telah 
memperhatikan pentingnya hal ini bagi kehidupan anak-anak yang kita layani? 
Untuk menolong Anda dalam memahami status rohani anak dan bagaimana menolong 
mereka mengembangkan iman, e-BinaAnak edisi ini mengangkat tema tentang 
perkembangan iman anak. Kiranya sajian kami ini bermanfaat bagi pelayanan Anda. 
Tuhan memberkati.

Redaksi Tamu e-BinaAnak,
Berlin B.
< http://pepak.sabda.org/>


ARTIKEL: STATUS ROHANI SEORANG ANAK

Kita yang melayani anak di gereja atau yayasan gerejawi perlu memiliki 
keyakinan tentang status rohani seorang anak di hadapan Tuhan, berdasarkan 
firman Tuhan. Kita juga harus tahu perkembangan kerohaniannya. Kedua pokok ini 
berkaitan dengan masalah pertobatan dan kelahiran baru dalam hidup seorang anak.

Mungkinkah seorang anak bertobat? Perlukah hal itu? Jika hal itu memang 
memungkinkan dan diperlukan, kapan hal itu bisa terjadi?

Keyakinan tentang hal ini sangat mewarnai cara dan arah pelayanan kita. Namun, 
keyakinan ini tidak mudah diperoleh karena adanya perbedaan pandangan teologis, 
pandangan tentang penginjilan, dan pola pendidikan yang berhubungan dengan anak.

Ada suara dari abad yang lalu yang berkata, "Delapan belas abad yang lalu, 
ketika iman Kristen diajarkan, dihasilkan sangat sedikit keterangan mengenai 
pokok 'Anak di dalam gereja'. Pokok ini sebagian besar masih perlu disoroti 
oleh teologi."

Selama berabad-abad, ditemukan gereja yang berpandangan bahwa anak menikmati 
status "tidak dipengaruhi oleh dosa turunan" sebelum mereka tiba pada saat 
mereka harus bertanggung jawab kepada Allah. Tetapi, ada juga pandangan 
lainnya, seperti yang diyakini oleh George Whitefield, seorang penginjil di 
Amerika pada abad ke-17. Ia berpendapat bahwa anak dapat dibandingkan dengan 
"ular berbisa" dan "buaya" yang juga manis selama kecil.

Adanya anggapan yang berbeda-beda, antara lain seperti tersebut di atas, 
menantang kita yang terjun langsung dalam pelayanan rohani anak untuk secara 
serius menyelidiki dan memikirkan status dan kebutuhan rohani seorang anak.

Anak dalam Alkitab

Perjanjian Lama: Aman dalam "Covenant relationship".

Kita tidak menemukan suatu keragu-raguan atau persoalan mengenai status anak 
dalam keluarga atau dalam persekutuan agama orang Israel. Kepada Abraham 
diberikan tanda perjanjian, yaitu sunat. Setiap anak laki-laki yang baru lahir 
menerima tanda itu pada umur delapan hari. Tanda ini membawa dia masuk ke dalam 
persekutuan orang percaya dan ke dalam keluarga yang takut akan Allah. Status 
ini diperoleh asalkan anak itu lahir dari keturunan Yahudi. Dalam keluarga, 
anak itu dibesarkan, dididik, dan diajar, sampai ia berumur dua belas tahun. 
Pada umur itu, seorang anak laki-laki disebut "anak Hukum Taurat" dan sesudah 
itu orang tuanya dilepaskan dari tanggung jawab rohani terhadap anaknya.

Perjanjian Baru: Aman dalam kasih dan janji Tuhan Yesus.

Dalam menyelidiki empat Injil, kita berfokus pada ucapan Tuhan Yesus mengenai 
anak-anak dan sikap-Nya terhadap mereka. Kita dapat melihat dalam bagian-bagian 
Alkitab berikut ini: Markus 10:14, Markus 10:15, Matius 18:6, dan Matius 18:14. 
Hal yang menarik perhatian ialah, bahwa Tuhan Yesus menunjuk anak sebagai 
teladan bagi orang dewasa dalam hal menerima Kerajaan Allah. Tuhan Yesus tidak 
menantikan seorang anak menjadi matang terlebih dahulu dan menjadi dewasa 
secara umur sebelum ia dapat masuk ke Kerajaan Surga.

Perjanjian Baru: "Dahulu" dan "Sekarang" serta konsepsi pertumbuhan.

Surat-surat dalam Perjanjian Baru ditulis kepada orang dewasa. Hampir semua 
dari mereka merupakan orang Kristen generasi pertama. Dalam surat-surat itu, 
kita dapat memperhatikan pembagian yang jelas dan tegas antara hidup lama, yang 
sudah lenyap, dengan penyembahan-penyembahan berhala, kemerosotan moral, dan 
lain-lainnya, dan hidup baru yang dimulai pada suatu saat tertentu, yang harus 
berkembang dalam persekutuan orang-orang percaya.

Anak-anak hampir tidak disebut dalam surat-surat. Dalam Efesus 6:1-3 dan Kolose 
3:20, anak dinasihati supaya taat dan menghormati orang tua sesuai dengan 
sepuluh hukum. Paulus juga memperingatkan orang tua, dalam hal ini ayah, agar 
mereka jangan membangkitkan amarah dalam hati anak, melainkan mendidik mereka 
dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Efesus 6:4).

Sebagai orang Kristen generasi pertama, tidak ada di antara mereka yang 
dibesarkan dalam suasana keluarga Kristen. Karena itu, nasihat Paulus ini 
penting sekali. Dalam gereja mula-mula, or

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Perkembangan Iman Anak (II) -- Edisi 652/September 2013

2013-09-11 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Perkembangan Iman Anak (II)
652/September/II/2013

Salam damai Kristus,

Mau tidak mau, menjadi pelayan anak berarti menjadi salah seorang penentu 
pembentukan iman anak-anak yang dilayaninya. Memang, pendidikan rohani 
terbanyak seharusnya dilakukan dalam keluarga. Namun, jika keluarga tidak dapat 
memenuhi kebutuhan rohani anak dalam hal perkembangan imannya, maka gereja, 
melalui para pelayan anak, harus mengemban tugas ini di pundaknya. Oleh karena 
itu, setiap pelayan anak harus terus-menerus memelihara hidup rohani mereka 
agar dapat menjadi alat Tuhan yang efektif dalam tumbuh kembang iman setiap 
anak layannya.

Dalam edisi ini, kami menyajikan sebuah ide yang dapat menolong Anda 
mengajarkan tentang pertumbuhan iman kepada anak-anak. Melalui sebuah 
permainan, kita dapat mengajarkan dan berdiskusi langsung dengan anak-anak 
mengenai pertumbuhan rohaninya. Kiranya sajian ini menjadi berkat bagi 
Rekan-Rekan semuanya.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Keberhasilan gereja bukan hanya membangun gereja yang megah lengkap dengan 
segala kegiatannya. Akan tetapi, keberhasilan gereja adalah bagaimana mencetak 
generasi yang takut akan Tuhan dan berpusat pada Tuhan, sehingga dapat menjadi 
garam dan terang bagi sekitarnya." (Diah Rahayu)


BAHAN MENGAJAR: BELAJAR PERTUMBUHAN ROHANI MELALUI PERMAINAN

Mengajarkan pertumbuhan rohani kepada anak sangatlah penting. Anda dapat 
menggunakan permainan ini dalam kelas sekolah minggu, untuk mengajak anak 
belajar tentang pertumbuhan rohani dengan cara yang kreatif.

Persiapan:

1. Carilah beberapa gambar makanan dan guntinglah sesuai pola gambar tersebut. 
Anda bisa mencari gambar wortel, apel, strawberry, labu, jagung, dll.. Setiap 
anak akan mendapatkan dua potong gambar. Selain itu, Anda masih harus menambah 
satu potong gambar lagi untuk masing-masing anak. Jadi, kalau di kelas Anda ada 
dua belas murid, itu berarti Anda harus menyiapkan 24 gambar, ditambah 12 lagi, 
sehingga menjadi 36 gambar.

2. Beberapa ayat yang dicetak di kertas. Jumlah ayat harus sebanyak jumlah 
potongan gambar.

3. Isolasi untuk menempelkan gambar dan ayat.

Pelaksanaan:

1. Setelah Anda memotong gambar-gambar makanan, tempelkanlah potongan kertas 
yang berisi ayat di belakang potongan gambar makanan tersebut. Berikut ini 
contoh-contoh ayat yang dapat Anda gunakan: Yakobus 1:22; Amsal 10:5; atau 
Filipi 4:13, dsb..

2. Tuliskan kata atau frasa yang berhubungan dengan kehidupan rohani di 
belakang potongan gambar yang telah Anda siapkan untuk anak-anak. Jika ada 12 
anak, berarti Anda harus menyiapkan 24 hal yang harus ditulis di belakang 
gambar tersebut. Berikut ini contohnya.
- Ayat Alkitab
- Doa
- Membantu orang lain
- Berbagi
- Pergi ke sekolah Minggu
- Sekolah Alkitab
- Ibadah di rumah
- Menghadiri gereja
- Membaca Alkitab
- Memberi tahu orang lain tentang Yesus, Tuhan, dan Surga
- Berbicara kepada Allah
- Bersaksi
- Memuji Tuhan
- Mengasihi Tuhan
- Dan, kata-kata lain yang dapat menolong anak bertumbuh secara rohani.

3. Kemudian, di belakang dua belas gambar yang Anda siapkan tersendiri, 
tuliskanlah hal-hal yang TIDAK DAPAT MENOLONG anak bertumbuh secara rohani. 
Contohnya berikut ini:
- Berkata kotor
- Menyebut nama Tuhan dengan sia-sia
- Menceritakan kejelekan orang lain
- Ingkar janji
- Iri hati
- Mencuri
- Membantah orang tua atau guru
- Menghina orang lain
- Menyakiti perasaan orang lain
- Berbohong, dsb..

4. Sembunyikan gambar-gambar tersebut di sekitar ruangan kelas. Jangan 
menyembunyikan gambar di tempat yang terlalu sulit, terutama jika murid-murid 
Anda masih anak-anak.

5. Setelah itu, mintalah anak-anak menyebar ke seluruh ruangan untuk mencari 
setiap bagian gambar makanan. Setiap anak harus mendapatkan minimal dua potong 
gambar. Setelah semua gambar sudah ditemukan, mintalah mereka berkumpul kembali.

6. Mintalah anak-anak untuk memberitahukan gambar makanan apa yang mereka 
dapatkan. Setelah itu, mintalah mereka untuk membaca ayat dan tulisan yang ada 
di belakang gambar tersebut. Tanyakan kepada setiap anak, jika mereka melakukan 
seperti yang ditulis itu, apakah dapat menolong pertumbuhan rohaninya?

7. Jika anak-anak menemukan gambar dengan kata-kata yang tidak dapat menolong 
pertumbuhan rohaninya, tanyakan pula mengapa hal itu dapat menghambat 
pertumbuhan rohani mereka?

8. Setelah semua anak selesai menjelaskan, tutuplah dengan suatu pengajaran 
dari salah satu ayat yang sudah Anda tuliskan di belakang sebuah gambar, atau 
ayat yang sudah Anda siapkan sendiri. Biarlah firman Tuhan menolong anak-anak 
untuk menyadari betapa pentingnya pertumbuhan rohani mereka sebagai orang 
percaya. (t/Davida)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Sunday School Lessons of Plenty
Alamat URL: 
http://sunday-schoollessons.blogspot.com/2013/03/spiritual-growth-sunday-school-game.html
Judul asli artikel: Spiritual 

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Perkembangan Iman Anak (III) -- Edisi 653/September 2013

2013-09-18 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Perkembangan Iman Anak (III)
653/September/III/2013

Salam damai Kristus,

Hal penting dalam perkembangan iman anak adalah bagaimana mereka mengenal 
firman Tuhan dan menerapkannya dalam kehidupan mereka. Perkembangan iman anak 
harus dimulai sejak usia dini, bahkan sejak bayi. Nah, dalam edisi e-BinaAnak 
minggu ini, kami menyajikan tip yang dapat menolong pelayan anak untuk lebih 
berkreasi dalam menjangkau anak-anak, khususnya anak di bawah tiga tahun 
(batita), untuk bertumbuh dalam pengenalan akan firman Tuhan. Kiranya ini 
menjadi berkat bagi Rekan-Rekan semua. Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. (Mazmur 119:105) < 
http://alkitab.mobi/?mazmur+119:105 >


TIP: MENJANGKAU ANAK BATITA DENGAN FIRMAN TUHAN

Saat ini adalah waktu untuk Alkitab. Artinya, anak-anak saya duduk di sofa 
dengan selimut mereka dan siap untuk tidur siang. Saya membacakan cerita 
tentang Nuh. Ketika saya tiba pada bagian ketika Nuh memasukkan binatang ke 
bahteranya, saya berhenti dan bertanya, "Bagaimana rasanya ada di atas kapal 
dengan semua binatang itu?" Anak-anak saya mengangkat bahunya. Lalu, saya 
menarik selimut mereka dan meminta mereka untuk turun dari sofa sambil berkata, 
"Ayo, ambil semua boneka hewan yang kalian punya dan bawa kemari, kita akan 
cari tahu seperti apa rasanya!" Dengan ceria, mereka melakukan apa yang saya 
minta dan sesaat kemudian, sofa itu seperti sebuah kapal yang mengambang di 
ruang tamu dengan "makhluk" kecil dan besar di atasnya.

1. Mulai dengan Bermain

Batita suka bermain. Oleh karena itu, ketika Anda menggabungkan imajinasi dan 
kegembiraan ketika belajar Alkitab, itu akan membantu anak-anak mengembangkan 
keinginan untuk belajar. Pertama-tama, Anda bisa membeli Alkitab yang sesuai 
dengan usia mereka. Dimulai dengan versi batita dan maju ke arah anak-anak 
belajar Alkitab. Pastikan untuk menambah tingkat kesenangan dalam membaca 
Alkitab. Ini mungkin berarti menggunakan "aktor" untuk menghidupkan kembali 
kisah Daud dan Goliat. Saya selalu menikmati membaca tugas "baca di rumah" yang 
anak-anak dapat dari sekolah minggu. Kadang, saya mengubah beberapa kata ganti 
orang dengan nama anak-anak saya sendiri agar mereka tahu hubungan firman Tuhan 
dengan dirinya.

2. Belajar Ayat-Ayat dalam Alkitab

Banyak orang tua yang mungkin bertanya-tanya berapa banyak pemahaman anak yang 
terbentuk pada usia dini. Sebuah studi baru di Indiana University telah 
menemukan bahwa anak-anak dapat memahami kata-kata lebih cepat dari yang diduga 
sebelumnya. Saya mulai mengajarkan ayat hafalan kepada anak-anak saya di usia 
dini dengan menggunakan gerakan tubuh. Misalnya, ketika membaca "Pada mulanya 
Allah menciptakan langit ...," saya akan berdiri di atas kaki saya dan 
mengangkat tangan tinggi-tinggi. Untuk frasa, "... dan bumi," saya akan jongkok 
dan menyentuh lantai. Kemudian, ketika anak-anak saya bisa berbicara, saya akan 
mengulangi ayat, tetapi mengosongkan kata-kata kunci bagi mereka untuk mereka 
isi.

3. Melakukan Firman Tuhan

Mengajari anak untuk mencintai Alkitab melibatkan pula teladan Anda di luar 
rumah dengan anak-anak kecil. Anak-anak dan saya mengambil perjalanan setiap 
hari Kamis ke rumah para pensiunan. Di sana, kami membagikan bunga kepada 
mereka. Suatu hari, ketika ibu saya mengambil tanaman mekar untuk nenek di 
rumah sakit, di luar dugaannya, anak saya mulai mengambil beberapa tangkai 
bunga dan memberikannya kepada pasien yang lain di rumah sakit itu. Baginya, 
itu adalah sebuah kesempatan untuk menunjukkan kebaikan, seperti yang dilakukan 
orang Samaria yang baik hati dalam Alkitab.

4. Ide-Ide yang Lain

a. Selain berdoa dan membaca Alkitab, dampingi anak-anak sebelum tidur pada 
malam hari dengan menyanyikan lagu pujian kepada Allah.
b. Ketika bercerita, Anda bisa menggunakan pakaian seperti tokoh-tokoh Alkitab.
c. Mintalah anak-anak menceritakan hal-hal dalam Alkitab yang sudah mereka 
lakukan. (t/Davida)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Focus on The Family
Alamat URL: 
http://www.focusonthefamily.com/parenting/spiritual_growth_for_kids/draw_your_children_into_the_bible/making_the_bible_fun.aspx
Penulis: Lynne Thompson
Tanggal akses: 18 September 2013


MUTIARA GURU: JANGAN HALANGI ANAK ANDA UNTUK DATANG KEPADA ALLAH

Jangan halangi anak Anda untuk datang kepada Allah. Jadilah jendela bagi Allah 
dan bukan cermin bagi diri sendiri.

"Saya tidak akan pernah mengikut Kristus. Ayah saya adalah seorang pendeta yang 
telah berlaku kejam kepada saya dan saya menolak untuk menginjakkan kaki saya 
di gereja," putri seorang pengkhotbah membuka rahasia.

Anda dapat menjadi jembatan terbesar yang menuju kepada Allah bagi anak-anak 
Anda. Atau, Anda dapat menjadi pengha

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Perkembangan Iman Anak (IV) -- Edisi 654/September 2013

2013-09-25 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Perkembangan Iman Anak (IV)
654/September/IV/2013

Salam damai Kristus,

Selain membaca Alkitab, salah satu indikator perkembangan iman anak adalah 
kehidupan doanya. Anak tidak dapat memiliki kehidupan doa yang semakin 
bertumbuh jika tidak dibimbing oleh orang dewasa di sekitarnya, termasuk kita, 
para pelayan anak. Ada banyak cara untuk mengajarkan doa kepada anak. Dalam 
edisi kali ini, redaksi memberikan dua kreasi mengajarkan doa kepada anak, yang 
ditulis oleh Bapak Igrea Siswanto. Kiranya, ini menjadi berkat bagi Anda serta 
dapat menolong anak-anak layan Anda belajar dan bertumbuh dalam doa.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >


Dan, inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa 
kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. (1 Yohanes 
5:14) < http://alkitab.mobi/?1yohanes+5:14 >


BAHAN MENGAJAR: ANEKA KREASI MENGAJAR ANAK BERDOA

1. KREASI LAGU DAN DOAKU

Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada 
seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! (Yakobus 5:13)

Kreasi ini menggunakan lagu-lagu yang bersuasana tenang, teduh, dan khidmat, 
untuk melatih anak-anak agar berani dan suka berdoa. Caranya, jika selama ini 
lagu-lagu tersebut dipakai sebelum doa, sekarang kita akan memakainya sebagai 
doa. Bagi anak-anak yang belum hafal teks lagu boleh membaca teksnya.

Bahan:
1. Tulisan lagu KUSIAPKAN HATIKU TUHAN.
2. Tulisan lagu BAPA, ENGKAU SUNGGUH BAIK.

Petunjuk:
1. Tulis atau Print teks lagunya. Bagikan kepada semua anak.
2. Mulailah dengan meminta anak-anak menyanyikan lagu tersebut.
3. Kemudian, setelah menyanyikan lagu, anak-anak diminta untuk membacakan teks 
lagunya.
4. Pembacaan teks lagu dapat diiringi dengan musik instrumental.
5. Jika sudah selesai membaca bersama-sama, ucapkan "amin" sebagai tanda doa 
sudah selesai.
6. Sebagai variasi atau selingan, mintalah salah satu anak untuk membacakan 
teks lagu tersebut.

Catatan:
Hati-hati memilih lagu karena tidak semua lagu cocok untuk dijadikan sebuah doa.

2. KREASI GAMBAR DAN DOAKU

Kreasi ini menggunakan gambar-gambar yang menarik untuk mengajarkan doa-doa 
dengan cara menuliskan doa-doa pada alat peraga, misalnya pada gambar atau 
hasil kerajinan tangan. Misalnya, pengajaran doa sebelum tidur dapat dibuat 
potongan-potongan gambar tentang aktivitas berdoa, dan di bagian bawah ditulis 
contoh doanya.

Bahan:
1. Gambar-gambar yang menarik.
2. Kertas karton, spidol warna-warni.
3. Gunting, selotip dua sisi, lem, dan selotip.

Petunjuk:
1. Potonglah kertas karton sesuai ukuran yang diinginkan.
2. Potong beberapa gambar-gambar yang punya tema tertentu. Misalnya gambar 
seorang anak kecil yang sedang berdoa sebelum tidur, atau gambar seorang yang 
sedang sakit, dsb.. 
3. Kemudian, tempel dan susun potongan-potongan gambar yang paling menarik 
menurut Anda.
4. Tambahkan tulisan doa di bagian bawah gambar tersebut.
5. Hiaslah bagian pinggir karton atau berilah pita sebagai pigura agar menjadi 
tampilan yang menarik.
6. Kreasi doamu bisa digantung di dinding atau diletakkan dekat meja belajar 
atau tempat tidurmu.

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Aneka Kreasi untuk Mengajar Anak Suka Berdoa
Penulis: Igrea Siswanto
Penerbit: Nafiri Sion Publishing, 2012
Halaman: 59 dan 61


KESAKSIAN: PELAYANAN ANAK DI DESA Z

Saya ingin memberikan satu kesaksian saat melakukan pelayanan anak di desa Z, 
di lereng kaki gunung X.

Letak desa Z boleh dibilang cukup terpencil. Jalan menuju desa tersebut hanya 
satu, yaitu menyusuri lereng gunung, yang sisi kanannya adalah tebing yang 
curam, sementara sisi kirinya adalah jurang yang dalam. Kendaraan yang 
digunakan adalah sebuah Jeep Badak, itu pun kalau musim hujan (saat kami 
berangkat ke sana) rodanya harus dililit dengan rantai supaya tidak selip. Jeep 
Badak ini pulalah yang menjadi angkutan umum dan angkutan barang bagi 
orang-orang di desa Z. Beberapa hari sekali, Jeep Badak ini membawa berbagai 
keperluan rumah tangga untuk dijual ke penghuni desa. Sebagian besar penduduk 
hidup dari bercocok tanam dan memelihara ayam di rumah.

Kami berjumlah dua belas orang (sepuluh mahasiswa dan dua mahasiswi), berangkat 
lebih awal dari rombongan Tim Pelayanan Mahasiswa ke desa Z. Tugas kami adalah 
"membuka jalan" dan "mengenali medan" sebelum acara puncak, yaitu KKR yang 
diadakan pada hari terakhir dari seluruh rangkaian pekan pelayanan yang kami 
siapkan. Tugas utama saya waktu itu adalah memikirkan bagaimana menjangkau 
anak-anak di desa tersebut.

Seusai ibadah pagi bersama, saya dan teman-teman mendapat ide untuk mengajak 
anak-anak bermain di depan halaman gereja. Permainan yang sangat sederhana, di 
mana kami sambil bernyanyi berpasangan (saling berhadapan) dan berpegangan 
tangan, bila lagu selesai kami berganti pasangan, demikian seterusnya. Rupanya,

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Menjawab Pertanyaan Anak (II) -- Edisi 656/Oktober 2013

2013-10-09 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Menjawab Pertanyaan Anak (II)
656/Oktober/II/2013

Salam kasih Kristus,

Menjawab pertanyaan anak bukanlah hal yang mudah. Pelayan anak atau orang tua 
perlu menggunakan bahasa yang mudah "dicerna" anak dalam menjelaskan suatu hal 
supaya anak-anak bisa menangkap maksudnya. Pernahkah Anda mempunyai pengalaman 
dengan pertanyaan anak-anak seputar Allah dan doa? Dalam edisi kali ini, kami 
menyajikan beberapa pertanyaan seputar Allah dan doa, beserta jawabannya, yang 
bisa Anda terapkan dalam menjawab pertanyaan anak mengenai hal ini. Dapatkan 
juga kesaksian dari Sahabat e-BinaAnak tentang pengalaman mereka dalam menjawab 
pertanyaan anak. Selamat membaca dan memperoleh berkatnya. Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Mengetahui kehendak Allah adalah hikmat terbesar, menemukan kehendak Allah 
adalah penemuan terbesar, dan melakukan kehendak Allah adalah prestasi 
terbesar. (Coolidge)


BAHAN MENGAJAR: MENJAWAB PERTANYAAN ANAK

1. Pertanyaan: Bagaimana Allah dapat mendengarkan doa kita dari Surga?

Jawaban: Allah dapat melakukan segala sesuatu. Dia sangat berkuasa dan tidak 
terbatas. Dia berada di mana saja setiap waktu. Dia juga mengetahui segala 
sesuatu. Dia mengetahui apa yang kita pikirkan, sebaik apa yang kita katakan 
sehingga Allah dapat mendengar doa setiap orang dari seisi dunia sepanjang 
waktu.

Terkadang, orang-orang berpikir bahwa Allah jauh "di atas surga". Namun, Allah 
tidak begitu jauh; Dia selalu berada di sini dengan kita, diam di antara 
umat-Nya.

Ayat kunci: "Sesungguhnya, Akulah Tuhan, Allah segala makhluk; adakah sesuatu 
apapun yang mustahil untukKu?" (Yeremia 32:27)

Ayat terkait: Mazmur 18:7, 116:1-2, 130:2, 139:2, 17-18

Pertanyaan terkait: Bagaimana Allah mendengar? Bagaimana Allah mendengar 
doa-doa? Apakah Allah mendengar kita ketika kita berdoa? Bagaimana Allah dapat 
mendengar apa yang kita katakan?

2. Pertanyaan: Jika kita berbicara kepada Allah, apakah Dia selalu mendengarkan 
kita?

Jawaban: Ya, Allah selalu mendengarkan kita, tidak masalah di mana pun kita 
berada atau apa yang sedang kita kerjakan. Dia tidak pernah tertidur atau 
menjauh. Tidak ada yang dapat menghentikan Allah dari keberadaan-Nya saat 
mendengarkan apa yang kita katakan.

Allah mengerti pikiran kita. Kita tidak harus berbicara dengan suara keras 
hingga Dia dapat mendengarkan kita. Bahkan, apabila kita hampir berbisik atau 
hanya berdoa dalam pikiran pun, Allah tetap mendengarnya.

Namun, kita juga perlu mengetahui bahwa Allah membenci dosa. Apabila kita tetap 
berdosa di dalam hati kita dan berusaha menyembunyikannya, maka yang 
pertama-tama Allah inginkan adalah kita mengakui dosa kita. Ia akan 
mendengarkan doa kita, tetapi sebelumnya Dia akan menunggu dan mendengarkan 
kita untuk mengakui dosa-dosa kita. Kemudian, Ia akan mendengarkan 
permintaan-permintaan kita. Allah mengasihi kita lebih dari yang kita 
bayangkan. Allah ingin mendengarkan kita. Allah selalu menyediakan dan selalu 
mendengarkan. Kita dapat berbicara kepada-Nya setiap waktu dan sepanjang hari.

Ayat kunci: Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau 
mendengar. Sesungguhnya, Allah telah mendengar, Ia telah memperhatikan doa yang 
kuucapkan. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku dan tidak menjauhkan 
kasih setia-Nya dari padaku. (Mazmur 66:18-20)

Ayat terkait: Amsal 15:29; Yesaya 55:6-7, 59:1-2; 1 Petrus 3:12

Pertanyaan terkait: Apakah Allah mendengarkan Anda ketika Anda berdoa? Apakah 
Allah selalu mendengarkan Anda? Apakah Allah tidak selalu mendengarkan doa-doa 
kita? Allah selalu mendengarkan doa kita, benar bukan?

Catatan untuk para orang tua: Selalu ada sisi positif dari apa yang Allah 
ketahui, bukan hanya sisi negatif saja. Sementara itu, memang benar bahwa 
kejahatan tidak dapat disembunyikan dari Allah. Namun, benar juga bahwa umat 
Allah tidak harus merasa takut bahwa mereka tidak akan mendapatkan perhatian 
dari Allah. Allah selalu siap dan mau mendengar doa-doa kita. Bantulah anak 
Anda dengan kenyataan ini.

3. Pertanyaan: Bagaimana Allah berkonsentrasi terhadap jutaan manusia yang 
berdoa pada waktu yang sama?

Allah tidak terbatas dan sangat berkuasa. Ia tidak mempunyai masalah untuk 
mendengarkan orang yang berdoa pada waktu yang sama. Manusia dapat melakukan 
dua pekerjaan pada waktu yang bersamaan. Orang-orang dapat mengendarai sepeda 
dan memperhatikan hal-hal yang berada di sekitar kita pada waktu yang sama. 
Namun, Allah melebihi hal tersebut, Ia jauh lebih besar dan jauh lebih kuat 
daripada kita; dengan mudah Ia dapat melakukan berjuta-juta hal pada waktu yang 
bersamaan. Demikian juga, Allah berada di mana saja sepanjang waktu. Selain 
itu, Allah juga mengetahui segala sesuatu. Allah mengetahui apa yang kita 
pikirkan, sebaik apa yang kita katakan.

Cobalah untuk selalu mengingat bahwa kita berbeda dengan Allah. Dia membuat 
k

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Menjawab Pertanyaan Anak (III) -- Edisi 657/Oktober 2013

2013-10-16 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Menjawab Pertanyaan Anak (III)
657/Oktober/III/2013

Salam dalam kasih Kristus,

Respons kita, baik pelayan anak maupun orang tua, terhadap pertanyaan anak 
menentukan perkembangan anak di tahap selanjutnya. Jika kita merespons dengan 
tidak baik/mengabaikan/mengalihkan pertanyaannya, anak-anak akan menjadi malas 
bertanya dan perkembangan kreativitasnya akan berkurang. Lalu, bagaimana cara 
pelayan anak/orang tua dalam merespons anak yang mempunyai banyak pertanyaan, 
bahkan untuk hal yang sepele sekalipun? Simaklah sajian e-BinaAnak kali ini dan 
dapatkan berkatnya. Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Arahkanlah perhatianmu kepada didikan, dan telingamu kepada kata-kata 
pengetahuan. (Amsal 23:12) < http://alkitab.mobi/?amsal+23:12 >


TIP: CARA CERDIK MENJAWAB PERTANYAAN ANAK

Respons positif orang tua atas pertanyaan si kecil sangat membantu proses 
berpikir dan tingkat pemahamannya.

"Bu, mengapa burung bisa terbang? Kok pohon berbuah sih? Apa nama kendaraan 
beroda tiga itu?"

Si prasekolah terkadang membuat pusing dengan berbagai pertanyaannya yang tak 
kenal waktu. Kalau sudah kehabisan akal, tak jarang orang tua berujar, "Aduh, 
bawel amat sih!" Atau pertanyaannya yang dianggap sepele atau tak logis 
ditanggapi dengan jawaban asal-asalan. "Pohon berbuah? Ya ... memang dari sana 
sudah begitu. Sudah, ah, Papa mau membaca koran lagi!"

Tentu respons orang tua yang asal-asalan amat tidak disarankan. Tindakan yang 
paling bijak adalah dengan menanggapi apa pun pertanyaan anak, yang sepele 
sekalipun, secara positif. Respons yang baik akan membantu proses berpikir dan 
pemahaman si prasekolah kelak. Juga tak masalah jika ia ternyata masih belum 
puas dengan jawaban yang diberikan, lantas bertanya lagi, lagi, dan lagi. Orang 
tualah yang mesti siap menghadapi "gempuran" pertanyaan itu. Misalnya, dengan 
lebih rajin membaca buku agar wawasan dan pengetahuan kita makin bertambah.

Menunjukkan Minat

Mengapa di usia prasekolah anak sangat gemar bertanya? Ada beberapa alasan yang 
menyertainya, antara lain:

a. Menunjukkan minat.

Ragam pertanyaan anak dapat menunjukkan minatnya pada peristiwa atau 
pemandangan di sekitarnya. Contoh, si prasekolah bertanya, "Mengapa ayam yang 
tadinya satu bisa bertambah jadi tiga?" Atau "Ada berapa banyak mobil yang 
sedang parkir itu?" Pertanyaan-pertanyaan seperti ini merupakan pertanda anak 
memiliki minat di bidang matematika/logika.

b. Belum paham.

Keingintahuan yang belum terpenuhi akan membuat anak terus bertanya sampai ia 
mendapatkan titik terang. Kalau orang tua merasa sudah pernah menjawab, tetapi 
anak tetap melontarkan pertanyaan yang sama, jangan-jangan ia belum memahami 
penjelasan yang diberikan.

c. Cari perhatian.

Kalau si kecil selalu mengajukan pertanyaan yang sama, padahal orang tua juga 
sudah berkali-kali menjelaskan, bisa jadi ia sedang cari perhatian. Segera cari 
penyebabnya. Mungkin lantaran si kecil merasa diabaikan karena orang tua tidak 
menemaninya bermain, orang tua kelewat sibuk dengan pekerjaan, atau ia merasa 
dibedakan dengan kakak atau adiknya. Agar terus mendapat perhatian dari ayah 
dan ibunya, si kecil terus menanyakan hal yang sama. Cara ini pun kerap dipakai 
oleh anak-anak yang sebetulnya tidak kurang perhatian. Namun, ketika perhatian 
untuknya teralihkan, anak berusaha mendapatkannya kembali dengan berbagai cara, 
termasuk banyak bertanya. Oleh karena itu, lakukan kontak mata saat 
berkomunikasi agar anak merasa tetap diperhatikan dan dihargai.

Kiat Menjawab

Si kecil sebenarnya tak begitu membutuhkan jawaban panjang lebar, apalagi 
dengan bahasa yang kurang "membumi" karena masih terlalu abstrak di telinga 
anak. Agar si prasekolah bisa langsung paham jawaban Anda, berikut ini kiatnya.

Hindari penjelasan yang berbelit-belit karena yang dibutuhkan si kecil adalah 
jawaban dan penjelasan sederhana dengan bahasa yang sesuai kemampuan 
berpikirnya. Jika masih ragu-ragu dengan jawaban yang akan diberikan, jangan 
bersikap "sok tahu". Alih-alih mendapat jawaban yang tepat, anak justru menelan 
informasi yang ternyata salah. Singkat kata, orang tua harus jujur atau terus 
terang kalau tak bisa menjawab.

Ajak anak untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya yang sulit. 
Misalnya, dengan mengajak anak membuka ensiklopedia atau mencari orang yang 
kira-kira bisa menjawab pertanyaannya. "Yuk kita tanya kakek, mungkin beliau 
tahu." Atau, "Bagaimana kalau kita besok tanyakan kepada ibu guru? Siapa tahu 
ibu guru bisa jawab." Kelak si kecil juga belajar bahwa jika mendapati masalah, 
dia akan mencari orang yang bisa membantunya memecahkan masalah yang dihadapi 
atau membacanya dari berbagai buku/literatur.

Ajak anak belajar menganalisis hubungan sebab-akibat. Misalnya, ketika anak 
bertanya, &q

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Menjawab Pertanyaan Anak (IV) -- Edisi 658/Oktober 2013

2013-10-22 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Menjawab Pertanyaan Anak (IV)
658/Oktober/IV/2013

Salam kasih Kristus,

Orang tua maupun pelayan anak sebaiknya menjalin relasi yang akrab dengan anak 
agar mereka dapat bertumbuh dan bersosialisasi dengan baik. Salah satunya 
adalah dengan bermain bersama mereka. Ambillah waktu yang tepat untuk bermain 
bersama mereka, terutama bermain untuk melatih keaktifan, kecerdasan, 
kreativitas, dan keterampilan mereka dalam berpikir, berkomunikasi, berelasi, 
dan beradaptasi. Edisi e-BinaAnak ini menyajikan contoh permainan tentang 
keterampilan berpikir, terutama dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Permainan 
bisa diterapkan di sekolah minggu ataupun di rumah. Selain itu, jangan lewatkan 
Mutiara Guru tentang seorang anak yang ingin mendapatkan jawaban apakah ibunya 
sudah menerima Kristus atau belum. Silakan menyimak sajian kali ini dengan 
saksama. Selamat melayani, Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Kewajiban kita adalah melakukan hal yang benar. Selebihnya, ada di tangan 
Tuhan. (Anonim)


BAHAN MENGAJAR: PERMAINAN BERPIKIR

1. Judul Permainan: Berpikir Keras

- Buatlah beberapa pertanyaan kepada anak-anak untuk membuat mereka berpikir 
tentang apa yang terjadi sebelum atau sesudah kejadian berlangsung.

Contoh pertanyaan:
a. Mengapa Andre mengenakan pakaian saljunya sebelum ia keluar rumah?
b. Ke mana Laticia pergi dengan membawa sekopnya?
c. Ke mana truk pemadam kebakaran itu pergi?

- Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat merangsang terjadinya diskusi.

2. Judul Permainan: Benar atau Salah

- Buatlah suatu pernyataan tentang anak-anak atau ruangan.

- Suruhlah anak-anak mengatakan "benar" bila pernyataan itu benar, dan "salah" 
bila pernyataan itu tidak benar.

Beberapa contoh pernyataan adalah:
a. Semua anak wanita memakai baju merah.
b. Semua anak laki-laki memakai sepatu.
c. Ruangan ini memiliki satu jendela.
d. Monika sedang berdiri di atas kepala.

Diambil dari:
Judul asli buku: The Values Book for Children
Judul buku terjemahan: 500 Permainan 5 Menit
Judul bab: Permainan Berpikir
Penulis: Jackie Silberg
Penerjemah: Ida Muhayat
Penerbit: PT Elex Media Komputindo, Jakarta 2002
Halaman: 261 dan 263


MUTIARA GURU: JAWABAN MENGEJUTKAN

Bacaan: 1 Yohanes 3:16-23

Saat Ibu Josh McDowell meninggal, Josh tidak yakin apakah ibunya telah menerima 
keselamatan. Ia pun menjadi depresi. Apakah ibunya sudah menerima Kristus? 
Sebab itu, ia kemudian berdoa, "Tuhan, tolong berilah aku jawaban sehingga aku 
dapat merasa tenang. Aku harus tahu hal ini." Sepertinya, doa ini adalah 
permintaan yang mustahil.

Dua hari kemudian, Josh pergi ke pantai dan berjalan sendirian sampai ke ujung 
dermaga. Di sana, ada seorang wanita tua yang sedang duduk di kursi sambil 
memancing.

"Dari mana asalmu, 'Nak?" tanya si wanita.

"Michigan -- Union City," jawab Josh. "Memang belum banyak yang pernah 
mendengar nama daerah tempat tinggal saya itu. Daerah tersebut berada di 
pinggiran"

"Battle Creek?" potong si wanita tua. "Saya punya saudara sepupu di sana. 
Apakah kau mengenal keluarga McDowell, 'Nak?"

Josh terhenyak. Ia kemudian menjawab, "Ya, saya adalah Josh McDowell."

"Oh, saya tidak percaya hal ini!" kata wanita itu. "Saya adalah saudara sepupu 
ibumu."

"Apakah Anda ingat bagaimana kehidupan rohani ibu saya?" tanya Josh.

"Tentu saja. Saya dan ibumu masih kecil waktu ada seorang penginjil berkhotbah 
di gereja di kota kami. Kami berdua maju ke altar untuk menerima Kristus."

"Puji Tuhan!" seru Josh begitu keras sampai mengagetkan para pemancing yang ada 
di sekelilingnya.

Allah berkenan memberikan apa yang kita minta sesuai dengan kehendak-Nya. 
Jangan menyepelekan keinginan Allah untuk menjawab doa-doa kita. Barangkali, 
Anda akan menerima jawaban yang mengejutkan sebentar lagi.

JIKA ANDA YAKIN KEPADA ALLAH, ALLAH AKAN MEYAKINKAN ANDA

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Alkitab SABDA
Alamat URL: http://sabda.org/publikasi/e-rh/2006/11/05/
Penulis: DJD
Tanggal akses: 3 Oktober 2013


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >


[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Menjawab Pertanyaan Anak (V) -- Edisi 659/Oktober 2013

2013-10-29 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Menjawab Pertanyaan Anak (V)
659/Oktober/V/2013

Salam kasih Kristus,

Sebagai pelayan anak, tentunya Anda sudah pernah berjumpa dengan anak-anak yang 
sangat aktif bertanya. Bahkan, apa pun yang mereka lihat, bisa menjadi bahan 
pertanyaan bagi mereka. Tidak jarang, peristiwa ini pun sering menyita banyak 
waktu kita hanya karena menanggapi pertanyaan mereka. Namun, perlu kita ingat 
bahwa kita tidak boleh jemu-jemu, malas, dan tidak antusias dalam menjawab 
pertanyaan anak. Meskipun pertanyaan mereka sering diulang-ulang atau malah 
membingungkan untuk dijawab, tetaplah setia dalam merespons keaktifan mereka. 
Kesaksian berikut ini bisa menjadi ilustrasi bagi Anda, baik pelayan anak 
maupun orang tua, agar relasi dan komunikasi dengan anak berlangsung baik. 
Silakan membaca sajian e-BinaAnak kali ini dan temukanlah berkat-Nya. Tuhan 
Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


"Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas 
membangkitkan marah." (Amsal 15:1) < http://alkitab.mobi/?amsal+15:1 >


RENUNGAN: PERTANYAAN YANG DIULANG-ULANG

Pada suatu petang, seorang tua bersama anaknya yang baru menamatkan pendidikan 
tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di 
sekitar mereka. Tiba-tiba, seekor burung gagak hinggap di ranting pohon.

Si ayah lalu menunjuk ke arah gagak sambil bertanya, "Nak, apakah benda itu?"

"Burung gagak," jawab si anak. Si ayah mengangguk-angguk. Namun kemudian, 
sekali lagi si ayah mengulangi pertanyaan yang sama.

Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi. Lalu, ia menjawab 
dengan sedikit kuat, "Itu burung gagak, Ayah!"

Kemudian, si ayah bertanya lagi soal yang sama. Si anak merasa agak keliru dan 
sedikit bingung dengan persoalan yang sama diulang-ulang. Lalu, ia menjawab 
dengan lebih kuat, "BURUNG GAGAK!!"

Si ayah terdiam seketika. Namun, tidak lama kemudian, sekali lagi si ayah 
mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan 
menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, "Gagaklah, Ayah"

Si anak sangat terkejut karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk 
bertanya soal yang sama. Dan, kali ini, si anak benar-benar hilang kesabarannya 
dan menjadi marah. "Ayah!!! Saya tidak tahu Ayah paham atau tidak. Sudah lima 
kali Ayah bertanya soal itu, dan saya juga sudah memberikan jawabannya. Apa 
lagi yang Ayah mau saya katakan?"

"Itu burung gagak, burung gagak, Ayah...," kata si anak dengan nada yang begitu 
marah. Si ayah menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan.

Sesaat kemudian, si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Ia memberikan 
benda itu kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. Diperlihatkannya 
sebuah catatan harian yang sudah lama.

"Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam diary itu," pinta si ayah.

Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut.

"Hari ini, aku di halaman bersama anakku yang genap berumur lima tahun. 
Tiba-tiba, seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke 
arah gagak dan bertanya, "Ayah, apa itu?" Dan, aku menjawab, "Burung gagak." 
Walau bagaimanapun, anakku terus bertanya soal yang serupa, dan setiap kali, 
aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sebanyak 25 kali anakku bertanya 
demikian, dan demi cinta dan sayangnya, aku terus menjawab untuk memenuhi 
perasaan ingin tahunya. Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang 
berharga." Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka, 
memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu. Si ayah dengan perlahan bersuara, 
"Hari ini, ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak lima kali, dan 
kau telah hilang sabar serta marah."

Kasihi dan hormati orang tuamu selama kamu masih bisa bertemu dan mengasihi 
mereka.

"Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah 
di dalam Tuhan." (Kolose 3:20) < http://alkitab.mobi/?kolose+3:20 >

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Ilustrasi Khotbah Kristen dan Kesaksian Hidup Berkemenangan
Alamat URL: 
http://budimansitohang.blogspot.com/2010/02/burung-gagak-satu-kisah-yang-menarik.html
Judul asli artikel: Burung Gagak "Satu Kisah yang Menarik untuk Dijadikan 
Teladan"
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 22 Oktober 2013


STOP PRESS: VIDEO UNTUK PELAYANAN PENGINJILAN ANAK DARI YAYASAN LEMBAGA SABDA

Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi 
mereka datang kepada-Ku " Matius 19:14a

Apakah Anda seorang guru sekolah minggu, orang tua Kristen, atau terlibat dalam 
pelayanan anak? Inginkah Anda menjadi alat Tuhan untuk mengenalkan anak kepada 
Tuhan Yesus? Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengenal Tokoh Alkitab: Paulus (I) -- Edisi 660/November 2013

2013-11-06 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengenal Tokoh Alkitab: Paulus (I)
660/November/I/2013

Salam sukacita,

Salah satu tokoh Alkitab yang paling berpengaruh dalam perkembangan kekristenan 
adalah Rasul Paulus. Biasanya, anak sekolah minggu mengenal sosoknya sebagai 
seorang yang dulunya sangat jahat karena membunuh orang-orang percaya, tetapi 
akhirnya bertobat setelah berjumpa dengan Tuhan Yesus. Namun, apakah anak-anak 
tahu mengapa dia menganiaya orang percaya? Pada dasarnya, dia melakukan hal 
yang jahat itu justru karena kasihnya yang sangat besar kepada Allah. Mungkin, 
pernyataan ini membuat sedikit pelayan anak kaget, apa hubungan perbuatan jahat 
dengan kasih Paulus kepada Allah? Oleh karena itu, kita perlu mendalami 
terlebih dahulu latar belakang kehidupan Paulus sebelum kita menyampaikannya 
kepada anak-anak layan kita. Silakan simak kolom Artikel minggu ini yang akan 
memberikan penjelasan yang cukup mendalam tentang Rasul Paulus. Jangan lewatkan 
pula informasi menarik mengenai Facebook Natal yang dapat menolong para pelayan 
anak mencari banyak ide dan informasi seputar Natal tahun ini. Selamat menyimak.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun 
pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau 
kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk 
lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus 
Yesus, Tuhan kita." (Roma 8:38-39) < 
http://alkitab.mobi/tb/passage/roma+8:38-39 >


ARTIKEL: MENGENAL RASUL PAULUS

Dia adalah seorang teolog besar, kadang-kadang malah dipandang sebagai pendiri 
kekristenan, yang surat-suratnya menjadi bagian utama dari PB. Tidak ada 
keraguan berarti mengenai keaslian surat-surat Paulus kepada jemaat-jemaat di 
Roma, Korintus, Galatia, Filipi, dan kepada Filemon; dan banyak ahli juga 
menerima keaslian 1 Tesalonika dan Kolose. Surat Efesus biasa dipandang sebagai 
suatu ikhtisar teologi Paulus daripada surat tulisan Paulus. Dan, surat-surat 
pastoral tidak lazim digunakan sebagai bukti pemikiran Paulus atau bukti dari 
penahanan Paulus setelah Kisah Para Rasul 28.

Surat-surat Paulus dituliskan untuk keadaan khusus dan didiktekan kepada 
seorang penulis, seperti Tertius (Roma 16:22) sehingga menjadi kesaksian 
langsung dari kehidupan dan ketegangan-ketegangan gereja awal, serta memberi 
informasi autobiografis mengenai Paulus. Sedangkan, kitab Kisah Para Rasul, 
misalnya, merupakan suatu tulisan historis sekunder. Tetapi, surat-surat 
Paulus, maupun kitab Kisah Para Rasul, tidak ada yang menggambarkan bagaimana 
rupa Paulus secara lahiriah. Tetapi, suatu tulisan yang tidak tepercaya dari 
abad kedua M (Akta Paulus dan Thecla), menggambarkan Paulus itu pendek, botak, 
berkaki bengkok; berpenampilan penuh semangat, dengan alis mata yang menyatu 
dan berhidung sedikit melengkung. Dari surat-surat Paulus sendiri, terutama 2 
Korintus, dapat disimpulkan bahwa Paulus adalah seorang guru yang cakap dan 
membanggakan, tetapi juga rendah hati, cermat, dan mudah marah, sekalipun juga 
mudah mengampuni dan bermurah hati. Ia memenangkan kesetiaan, bahkan cinta 
kasih dari murid-muridnya (Galatia 4:15) dan ia mempunyai perhatian pastoral 
yang mendalam untuk jemaat-jemaatnya; ia juga ingin sekali menumbuhkan damai di 
antara mereka yang tidak senang. Namun, ia dibenci oleh orang Yahudi karena 
dianggap murtad. Kalaupun surat-surat itu bukan susastra karena tidak 
dimaksudkan untuk dipublikasikan atau diturunkan kepada angkatan selanjutnya, 
Paulus bukannya tidak berpendidikan.

Paulus dilahirkan sekitar tahun 10 M dalam keluarga Yahudi ortodoks (Filipi 
3:5-6) di Tarsus. Pada usia muda, ia meninggalkan rumah dan pergi ke Yerusalem 
(Kisah Para Rasul 22:3) dan dilatih oleh orang-orang Farisi. Ia menjadi 
penganiaya orang Kristen dan sebagai penganiaya itu, ia pergi ke Damaskus (pada 
34 atau 35 M), lalu menerima panggilan (Galatia 1:23) untuk mengikut Yesus 
sebagai Mesias dan memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Paulus 
dilengkapi untuk tugas seperti itu, dengan penguasaan bahasa Yunani, kalaupun 
dalam pemikirannya ia sangat Ibrani. Paulus adalah orang yang mempunyai 
kedudukan terhormat di masyarakat, sebagai warga kota Yunani, yaitu Tarsus, dan 
sebagai warga Roma (menurut Kisah Para Rasul, kewarganegaraan Roma itu tidak 
pernah disebutkan dalam surat-surat Paulus sendiri). Kewarganegaraan Roma 
memberi hal-hal istimewa, seperti kebebasan dari hukuman yang merendahkan diri, 
hak naik banding kepada Kaisar atas tuduhan dengan ancaman hukuman mati. 
Kewarganegaraan Roma dari Paulus didapatnya sejak lahir dan mungkin merupakan 
pengakuan penghargaan kerajaan kepada ayahnya, yang menurun kepada anaknya. 
Menurut Josephus, banyak orang Yahudi yang mempunyai kewarganegaraan Romawi. 
Ti

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengenal Tokoh Alkitab: Paulus (II) -- Edisi 661/November 2013

2013-11-13 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengenal Tokoh Alkitab: Paulus (II)
661/November/II/2013

Shalom,

Setelah kita mempelajari latar belakang kehidupan Paulus dalam edisi yang lalu, 
kali ini kita akan mengajarkan tentang Paulus dan pelayanannya kepada 
anak-anak. Kali ini, kita akan membahas tentang pelayanan awal Paulus bersama 
dengan Barnabas di pulau Siprus. Kiranya menjadi berkat bagi Rekan-Rekan semua, 
secara khusus menjadi berkat bagi anak-anak layan kita untuk bersaksi tentang 
kebenaran Injil kepada orang lain. Selamat mengajar!

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


BAHAN MENGAJAR: PAULUS DAN BARNABAS DI PULAU SIPRUS

Pokok Bahasan: Bersedia Bersaksi

Tujuan Umum: Anak memahami dan menghayati bahwa tugas bersaksi dapat dilakukan 
melalui kehidupan sehari-hari.

Bahan Alkitab: Kisah 12:24 -- 13:12

Tujuan Khusus:
Anak dapat:
1. Menceritakan tentang perjalanan Paulus bersama Barnabas yang pertama.
2. Menyebutkan nama tukang sihir yang ada di kota Pafos.
3. Menjelaskan bahwa kita tidak boleh segan-segan mengabarkan Injil, sampai 
kepada orang berpangkat sekalipun.

Ayat Hafalan: Kisah Para Rasul 9:15

Materi Pelajaran:

A. Untuk Guru:

Perjalanan pengabaran Injil yang dilakukan Rasul Paulus ini merupakan pemenuhan 
dari apa yang dikatakan Tuhan kepada Ananias ketika Ananias menemui Paulus di 
Damsyik. "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagiKu untuk 
memberitakan namaKu kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang 
Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang 
harus ia tanggung oleh karena namaKu." (Kisah Para Rasul 9:15-16)

Dalam ketiga pelajaran berikut ini, kita akan melihat bahwa Paulus menghadapi 
penguasa orang Yahudi, orang kafir (non-Yahudi), dan ia juga sudah menderita. 
Perjalanan Paulus dan Barnabas ini tidak selancar yang diperkirakan, dan juga 
tidak bisa dilaksanakan dengan rencana tertentu. Karena kondisi, setiap kali 
membuat rencana, ada perubahan. Atau, tiba-tiba ada perintah Roh Kudus yang 
menyatakan apa yang harus mereka lakukan. Hasil yang kita lihat adalah bahwa 
Injil, yang adalah Kabar Baik itu, disebarluaskan. Perluasan ini tidak dapat 
dihalang-halangi oleh kebencian, aniaya, atau apa pun juga karena Roh Allah 
sendiri yang bekerja.

B. Untuk Anak:

1. Pendahuluan

Sebagai pendahuluan, adakanlah tanya-jawab dengan anak-anak mengenai tukang 
sulap. Siapa yang pernah melihat tukang sulap? Pandai atau bodohkah tukang 
sulap itu? Biasanya, tukang sulap itu baik atau jahat? Apa yang biasa dilakukan 
tukang sulap? (Mengubah saputangan menjadi merpati, dan sebagainya. Berikan 
kesempatan kepada anak-anak untuk menyebutkan hal-hal lain yang dilakukan 
tukang sulap, yang pernah mereka lihat.)

Nah, sekarang kita akan mendengar cerita tentang seorang tukang sihir. Siapa 
yang pernah melihat tukang sihir? Biasanya, tukang sihir itu baik atau jahat? 
Apa beda tukang sihir dengan tukang sulap? (Tukang sulap melakukan pekerjaannya 
berdasarkan kecepatan tangan dan bantuan peralatan lainnya, sedangkan tukang 
sihir melakukan pekerjaan dengan menggunakan mantra dan ilmu-ilmu gaib.)

2. Cerita

Pernahkan kamu mendengar nama Saulus (atau Paulus)? Paulus itu mula-mula 
dikenal sebagai orang yang tidak senang pada Tuhan Yesus. Ia sangat benci pada 
semua orang Kristen. Itulah sebabnya, pada suatu hari ia berencana mau 
menangkapi semua orang Kristen yang ada di Damsyik dan memasukkan mereka ke 
penjara.

Rencana jahat Paulus itu kemudian dihalangi oleh Tuhan Yesus dengan cara 
membuat mata Paulus menjadi buta. Namun kemudian, Tuhan Yesus sendirilah yang 
menyembuhkan mata Paulus sehingga Paulus dapat melihat kembali. Peristiwa itu 
membuat Paulus menjadi sadar atas perbuatannya. Sejak itu, ia menjadi pengikut 
Yesus yang setia. Dan, dia pulalah yang di kemudian hari dikenal sebagai Rasul 
Paulus.

Suatu hari, Paulus bersama temannya, Barnabas dan beberapa orang lain berkumpul 
di kota Antiokhia. Ketika itu, mereka sedang mengadakan kebaktian. Pada saat 
itulah, orang-orang Anthiokhia dengan dipimpin oleh Roh Allah, Roh Kudus, 
memutuskan untuk mengirim Paulus dan Barnabas pergi mengabarkan Injil ke 
tempat-tempat lain. Lalu, mereka berdoa dan memberkati Paulus serta Barnabas.

Paulus dan Barnabas pun kemudian pergi. Seorang anak muda bernama Yohanes 
Markus ikut bersama Paulus dan Barnabas untuk membantu mereka, sekaligus untuk 
belajar bekerja bagi Tuhan. Jadi, mereka pergi bertiga. Roh Tuhan memimpin 
mereka untuk naik kapal, lalu menyeberang ke pulau Siprus. Selama berada di 
kapal, ketiga orang itu tetap berdoa dan selalu bercerita kepada orang-orang di 
kapal mengenai Tuhan Yesus.

Setibanya di pulau Siprus, mereka memulai mengabarkan Injil, yaitu bercerita 
kepada orang-orang mengenai Tuhan Yesus. Akibatnya, banyak juga orang yang 
menjadi percaya kepada Tuhan Yesus.

Selama di pulau Siprus, Paulus, Barnabas, dan Yoh

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengenal Tokoh Alkitab: Paulus (III) -- Edisi 662/November 2013

2013-11-20 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengenal Tokoh Alkitab: Paulus (III)
662/November/III/2013

Shalom,

Dalam edisi ini, redaksi memilihkan bahan yang cukup menarik untuk kreasi 
memperkenalkan tokoh Paulus dan pengajarannya tentang Kristus dalam 
surat-suratnya maupun pengalamannya. Guru bebas berkreasi untuk mengembangkan 
ide yang sudah dipaparkan dalam tip di bawah ini. Namun, jangan lupa untuk 
memuarakan kreasi dan pengenalan terhadap Rasul Paulus kepada Kristus, yang 
sudah memanggil sang rasul untuk menjadi hamba-Nya yang setia. Selamat 
berkreasi dan mengajarkan Kristus kepada anak-anak. Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


Karena bagiku, hidup adalah untuk Kristus dan mati adalah keuntunganku. (Rasul 
Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi -- Filipi 1:21) < 
http://alkitab.mobi/?filipi+1:21 > 


TIP: KREASI UNTUK MENGAJAR ANAK TENTANG RASUL PAULUS
Disusun oleh: Larry Crane

SAHABAT PENA (Beth Mathews)

Kami ingin anak-anak kami mengerti tentang pentingnya surat-surat yang ditulis 
Paulus untuk memberi semangat, menunjukkan kasih, dan memberi perintah kepada 
gereja mula-mula. Untuk melakukan ini, kami menempatkan anak-anak kami dalam 
beberapa kelompok yang diberi nama sesuai dengan masing-masing kota tempat 
lahirnya gereja mula-mula: Roma, Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, dan 
Tesalonika. Kami memberi masing-masing kelompok itu sebuah kotak surat 
sungguhan yang kami beli dari sebuah toko perkakas, dan setiap kelompok itu 
akan menghias kotak-kotak surat mereka masing-masing. Kemudian, kami menetapkan 
sahabat pena yang berasal dari kelompok-kelompok lain untuk setiap anak. Dan, 
setiap minggu dalam waktu tiga bulan itu, mereka akan mengirim surat yang 
berisi dorongan kepada sahabat pena mereka masing-masing. Kami juga memiliki 
para relawan dewasa yang akan memasukkan surat-surat itu ke dalam kotak-kotak 
surat anak-anak ini.

Anak-anak merasa senang ketika datang setiap minggu untuk memeriksa kotak surat 
mereka. Pada akhir pembelajaran ini, setiap anak memperkenalkan diri mereka 
masing-masing kepada sahabat pena dan teman baru mereka.

PENGAJARAN PAULUS (Sheila Halasz)

Paulus adalah seorang rasul yang tidak hanya piawai dalam menulis setiap 
suratnya, tetapi setiap kata yang ditulisnya dalam surat itu adalah kata-kata 
yang diilhamkan oleh Allah sendiri. Kita dapat menolong anak-anak untuk 
memahami pengajaran Paulus dengan aktivitas-aktivitas berikut ini:

1. Paulus Sang Penulis

Untuk aktivitas ini, Anda membutuhkan selembar kertas, alat tulis (pensil atau 
bolpoin), dan selotip atau paku payung.

Jelaskan kepada anak-anak, "Rasul Paulus adalah seorang penulis. Ia menulis 
tiga belas buku dalam Alkitab dengan pertolongan Allah, dan ia menulis lebih 
banyak kitab daripada penulis-penulis lainnya dalam Alkitab."

Kemudian, edarkan kertas yang Anda bawa beserta alat tulisnya. Katakan kepada 
anak-anak untuk menuliskan tiga belas hal yang mereka ketahui tentang Allah. 
Jika Anda mengajar anak-anak yang lebih muda, mereka boleh mengerjakan daftar 
itu bersama-sama dalam kelompok.

Setelah selesai, tanyakan ini kepada mereka, "Apakah sulit menuliskan tiga 
belas hal yang kalian ketahui tentang Allah? Berapa banyak dari kalian yang 
meminta tolong kepada Allah ketika mengerjakannya? Menurut kalian, apakah 
Paulus ingin menuliskan firman Allah? Apa alasannya? Menurut kalian, apakah 
Paulus kesulitan menulis ketiga belas kitab itu? Jelaskan! Paulus mendapat 
pertolongan khusus dari Allah, dan ia menulis kitab itu persis seperti yang 
Allah inginkan."

Bacalah dengan keras Surat 2 Timotius 3:16-17. Setelah itu, tanyalah kepada 
murid-murid Anda, "Apa yang dapat kita lakukan untuk memastikan agar orang lain 
membaca tulisan kita?" (Jika tidak seorang pun dari murid-murid Anda yang 
memberi usulan, beri tahu murid Anda untuk memasang daftar yang sudah mereka 
tulis itu di tempat-tempat di sekitar gedung gereja supaya orang lain dapat 
membacanya). "Allah akan merasa senang ketika ada orang lain yang membaca 
tulisan tentang Dia. Sekarang, silakan pilih di mana kalian akan memasang 
tulisan kalian itu" (pastikan mereka menempelkan tulisan itu di tempat yang 
diizinkan oleh pihak gereja). "Mengapa orang-orang harus membaca tulisan 
Paulus? Apa yang dapat kita lakukan untuk mendorong orang lain agar mau membaca 
firman Allah?"

2. Rahasia tentang Kristus

Untuk aktivitas ini, Anda membutuhkan krayon berwarna putih, cat air, kertas 
putih, dan Alkitab anak.

Bacalah dengan keras Surat Efesus 3:3-5 dari Alkitab anak. Kemudian, katakan, 
"Allah memberi tahu rencana rahasia-Nya kepada Paulus. Rahasia ini adalah 
sesuatu yang tidak diketahui oleh orang-orang yang hidup di zaman yang lain. 
Kita juga memiliki rahasia. Karena itu, kita akan menuliskan sebuah pesan 
rahasia."

"Pikirkan sesuatu ya

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengenal Tokoh Alkitab: Paulus (IV) -- Edisi 663/November 2013

2013-11-27 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengenal Tokoh Alkitab: Paulus (IV)
663/November/IV/2013

Shalom,

Menutup seri edisi e-BinaAnak mengenai tokoh Paulus, minggu ini kami sajikan 
dua bahan mengajar yang dapat menolong Anda menyampaikan tentang kisah Rasul 
Paulus kepada anak-anak layan Anda. Kiranya, ini menjadi berkat bagi 
Rekan-Rekan semua. Kita akan berjumpa kembali pada edisi bulan Desember 
mendatang dengan tema Natal.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi 
Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya." (Roma 11:36)


BAHAN MENGAJAR (1): PAULUS YANG SELALU BERSUKACITA

1. Cerita (1 Tesalonika 5:16-18)

Siapa yang sepanjang hari selalu bermuka gembira karena selalu bersukacita? 
Siapa yang pernah marah, menangis atau bersedih sepanjang hari?

Ada suatu kisah di suatu kota, yaitu Tesalonika. Di kota tersebut terdapat 
beraneka suku dan agama. Salah satunya adalah orang-orang Yunani yang tidak 
percaya kepada Yesus Kristus, dan yang lainnya adalah jemaat yang percaya 
kepada Yesus Kristus.

Namun, jemaat yang berada di kota Tesalonika tidak merasa tertekan dengan 
keadaan tersebut, bahkan mereka dapat berhubungan baik dengan yang lainnya, 
dengan tetap taat kepada Tuhan Yesus, selalu berdoa, dan mengucapkan syukur. 
Mereka selalu bersukacita meskipun berada dalam kondisi seperti itu.

Nah, sebagai anak Tuhan, yang telah ditebus oleh darah Yesus, kita pasti akan 
lebih senang dan memilih untuk selalu bersukacita dan bergembira 'kan? Sebab, 
Tuhan Yesus ingin agar setiap anak Tuhan selalu bergembira dan mengucap syukur. 
Kita dapat bergembira dan mengucap syukur karena Tuhan Yesus tinggal di hati 
kita.

Pasti adik-adik mau 'kan selalu bergembira sepanjang hari? Caranya mudah 
sekali. Adik-adik, minta kepada Tuhan Yesus lewat doa agar dapat selalu 
bergembira dan mengucap syukur.

Jadi, kalau adik-adik belum mendapatkan apa yang diinginkan atau ada teman yang 
mempunyai barang yang lebih bagus, atau nilainya masih kurang baik, ucapkanlah 
syukur dan berdoa kepada Tuhan Yesus, ucapkanlah syukur atas apa yang telah 
Tuhan berikan selama ini, tidak boleh menangis, merengek atau cengeng sebab 
Tuhan Yesus ingin agar kita selalu bergembira dan mengucap syukur.

2. Aktivitas

Memberikan mimik pada gambar.

Memberikan mimik bersukacita senantiasa.

3. Ayat Hafalan

"Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah 
dalam doa!" (Roma 12:12)

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Roy Hobb Damanik Anak Siakkangan
Alamat URL: 
http://adekkutamsyur.blogspot.com/2013/10/tugas-bahancerita-sekolah-minggu.html
Penulis: Roy Damanik
Tanggal akses: 27 November 2013


BAHAN MENGAJAR (2): MENGENAL TOKOH PAULUS

Paulus, yang awalnya dikenal dengan nama Saulus, adalah salah seorang yang 
menganiaya jemaat Kristen pada waktu itu. Paulus dilahirkan di Tarsus, di 
Kilikia (Kisah Para Rasul 9:11; 21:39), kira-kira pada tahun 10 M. Paulus lahir 
dari keluarga Yahudi suku Benyamin (Roma 11:1) dan telah menjadi warga negara 
Roma. Pada masa mudanya, Paulus dididik oleh Guru yang bernama Gamaliel, ia 
diajarkan tentang agama Yahudi di Yerusalem yang disesuaikan dengan mazhab 
Farisi (Kisah Para Rasul 22:3). Dalam masa hidupnya sebelum bertobat, Paulus 
yang dikenal dengan nama Saulus, amat kejam dalam menganiaya jemaat Kristen dan 
merancang atas pembunuhan Stefanus (Kisah Para Rasul 7:58).

Kekejaman Saulus terhadap jemaat Allah pada waktu itu tidak berhenti pada 
kematiaan Stefanus saja, ketidakpuasannya untuk membunuh habis para pengikut 
Kristus membuat dia berkobar-kobar untuk mencari pengikut Kristus di mana pun 
berada. Supaya memiliki kewenangan untuk membunuh pengikut Kristus, Saulus 
menghadap Imam Besar dan meminta surat kuasa darinya untuk dibawa kepada 
majelis-majelis Yahudi di Damsyik sehingga ia dapat menangkap dan membawa 
mereka ke pengadilan di Yerusalem (Kisah Para Rasul 9:1-2).

Namun, kira-kira tahun 34, seluruh hidup Paulus yang sedang mengemban tugasnya 
untuk menangkap para pengikut Kristus di Damsyik diubah oleh Yesus yang telah 
bangkit dari kematian. Ketika Paulus melihat Yesus menampakkan diri dalam 
cahaya yang menyilaukan, ia rebah ke tanah. Saat itu, ia hanya mendengar bahwa 
ada perkataan "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" (Kisah Para 
Rasul 9:4). Pada waktu itu juga, Saulus tidak dapat melihat.

Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat. Kemudian, datanglah firman Tuhan 
kepada seorang yang hidupnya saleh dan taat beragama, yaitu Ananias. Tuhan 
meminta kepada Ananias untuk menyembuhkan Saulus dari kebutaannya. Setelah 
Saulus dapat melihat lagi, ia tinggal bersama-sama dengan murid-murid Yesus 
beberapa hari di Damsyik. Mulai saat itulah, Saulus memulai pewartaannya untuk 
mewartakan Yesus, Putra Allah yang hidup. Karena pertobatannya itu, bebera

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Natal (I) -- Edisi 664/Desember 2013

2013-12-03 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Natal (I)
664/Desember/I/2013

Salam sukacita Natal,

Bulan ini akan menjadi bulan yang sibuk bagi para pelayan anak karena Natal 
segera tiba. Biasanya, sekolah minggu akan mengadakan berbagai acara untuk 
merayakan hari kelahiran Sang Juru Selamat kita, Yesus Kristus. Bagaimana 
dengan pelayanan sekolah minggu Anda? Kami berharap bahwa kesibukan untuk 
mempersiapkan perayaan Natal tidak menomorduakan persiapan hati kita untuk 
Tuhan. Persiapan hati lebih penting untuk menyambut kedatangan-Nya. Jadi, 
apakah hati Anda sudah siap menyambut Natal? Artikel edisi ini akan menolong 
Anda untuk memahami makna Natal yang sesungguhnya. Selamat menyimak, Tuhan 
memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki 
dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. (Lukas 1:31) < 
http://alkitab.mobi/?Lukas+1:31 >


ARTIKEL: MEMAHAMI MAKNA NATAL UNTUK IMAN KITA

Natal secara harfiah berarti hari kelahiran. Jadi, secara makna kata, 
mengucapkan selamat hari Natal merupakan ungkapan yang berlebihan karena di 
dalam kata Natal sudah terkandung arti hari. Perkataan Natal sendiri bisa 
digunakan oleh siapa saja. Namun, di negara kita, Natal rupanya sudah identik 
dengan hari kelahiran Kristus.

Dalam bahasa Inggris, Natal disebut dengan "Christmas". Christmas berasal dari 
kata Christ (Kristus) dan Mass (massa atau kerumunan orang) karena pada 
Christmas, banyak orang berkumpul mengingat/merayakan hari kelahiran Kristus.

Kelahiran Kristus di dunia mempunyai suatu titik awal yang paling penting dalam 
misi Kristus. Dilahirkan bukan dari percampuran laki-laki dan perempuan, 
melainkan dari campur tangan Allah, yakni diperanakkan oleh kuasa Roh Allah 
(Matius 1:18,20). Maria, seorang gadis saleh, mendapat kehormatan sebagai 
perantara kedatangan Sang Mesias (Lukas 1:26-33). Adapun Kristus datang untuk 
memperbaiki hubungan manusia dengan Allah yang semakin buruk oleh karena 
kesesatan manusia.

Sebenarnya, Natal merupakan suatu pemberian Allah yang paling besar bagi umat 
manusia. Natal merupakan wujud kasih Allah kepada manusia (Yohanes 3:16). Natal 
merupakan motivasi Allah untuk membantu umat manusia.

Semenjak jatuhnya Adam dan Hawa yang dipikat Iblis dalam nafsu keinginan, Allah 
selalu peduli pada makhluk ciptaan yang dikasihi-Nya. Karena dari semua ciptaan 
Allah, hanya manusialah yang dijadikan menurut rupa Allah (Kejadian 1:26,27).

Dan, hanya manusia, makhluk hidup yang dilengkapi dengan napas Allah atau Roh 
Allah. Tidak ada makhluk lain yang begitu sempurna seperti manusia. Binatang, 
tumbuhan (makhluk di atas bumi) hanya terdiri atas badan kasar. Malaikat 
(makhluk surga) hanya terdiri atas badan halus (roh). Namun, manusia terdiri 
atas badan kasar dan badan halus.

Manusia juga diberi kuasa atas dunia ini. Segala makhluk di bumi diberi nama 
oleh manusia. Dan, manusia diminta untuk memenuhi bumi ini dengan keturunannya 
supaya ada komunitas yang kudus yang menyembah Allah dengan benar (Kejadian 
1:26,27).

Jatuhnya manusia dalam pencobaan Iblis merusak segalanya. Kehidupan yang serba 
diberkati, bumi yang subur dan binatang yang jinak menjadi rusak total. Allah 
pun marah dan mengutuk manusia dan tempat kehidupannya. Binatang yang semula 
jinak menjadi liar dan saling bunuh untuk makan. Binatang pun menjadi tidak 
hormat pada manusia (Kejadian 3:14-15).

Apakah Allah senang dengan semua ini? Tidak, Allah berduka dan menyesali 
kerusakan ini. Untuk itu, Allah mengirim nabi-nabi untuk berbicara kepada 
manusia (Ibrani 1:1-4) karena Allah tidak dapat berbicara langsung kepada 
manusia. Sebab, Allah terlalu kudus bagi manusia yang sudah berdosa sehingga 
manusia tidak akan dapat berhubungan langsung dengan Allah. Manusia bisa binasa 
di hadapan hadirat Allah.

Allah bahkan sempat memusnahkan suatu keturunan yang buruk dengan banjir besar 
pada masa Nabi Nuh. Namun, sebenarnya, pemusnahan itu mendukakan hati-Nya. Dan, 
Allah berjanji tidak akan ada lagi banjir di dunia seperti pada masa Nabi Nuh 
(Kejadian 7:10,12,23; 8:21,22; 9:11).

Nabi demi nabi diutus Allah untuk berbicara kepada manusia agar manusia dapat 
kembali membina hubungan yang baik dengan Allah. Namun, semua gagal. Akhirnya, 
Allah mengutus anak-Nya. Perkataan anak sering disalahtafsirkan oleh banyak 
orang. Disangkanya, Allah mempunyai istri dan beranak cucu. Padahal, perkataan 
anak merupakan suatu istilah. Allah yang menciptakan dunia merupakan yang awal 
dan disebut Bapa. Sedangkan Kristus adalah Allah yang menjelma. Dari Logos 
(perkataan Allah) yang juga Allah, berubah menjadi manusia dan dilahirkan 
melalui manusia sehingga terciptalah istilah anak (Yohanes 1:1-14).

Allah turun tangan sendiri karena memang tidak ada nabi yang berhasil. 
Peperangan melawan Iblis hanya dapat dilakukan secara sukses oleh Allah. 
Lucifer (Iblis) sebelumnya merupakan malaikat y

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Natal (II) -- Edisi 665/Desember 2013

2013-12-10 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Natal (II)
665/Desember/II/2013

Salam damai Natal,

Pengetahuan seputar Natal harus dimengerti oleh anak-anak SM. Untuk itu, para 
pelayan SM harus bisa memberikan informasi seputar Natal, yang alkitabiah, 
kepada anak-anak layan mereka. Ada banyak cara untuk melakukan hal itu, yaitu 
dengan membaca Alkitab bersama, melakukan tanya jawab seputar Alkitab, dan 
melakukan permainan dengan topik-topik tertentu dalam Alkitab. Edisi kali ini 
menyajikan permainan bertema Natal, yang bisa Anda terapkan di sekolah minggu 
Anda. Kami berharap sajian kali ini bisa memperlengkapi para pelayan anak dan 
anak-anak SM untuk semakin memaknai Natal.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang 
tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." (Yohanes 3:3) 
< http://alkitab.mobi/?Yohanes+3:3 >


BAHAN MENGAJAR: SI KECIL MEMBAWA PENGHARAPAN

Bahan Alkitab: Mikha 5:1-4a

Fokus

Banyak orang tidak suka tinggal di kota kecil atau desa sebab tidak akan ada 
banyak hal yang bisa didapat di sana. Pada umumnya, orang berpikir tidak akan 
menjadi sukses jika terlalu lama tinggal di kota yang kecil. Oleh karena itu, 
banyak orang berbondong-bondong pergi ke kota besar untuk bekerja di sana. 
Tetapi, Allah rupanya justru memilih Betlehem -- yang terkecil di antara kaum 
Yehuda -- sebagai kota kelahiran Sang Juru Selamat. Dari kota yang kecil 
inilah, lahir pengharapan akan keselamatan yang sudah dinanti-nantikan manusia 
sekian lamanya. Melalui pelajaran hari ini, anak belajar memahami bahwa Tuhan 
mau memilih dia yang masih kecil untuk membawa pengharapan.

Penjelasan Bahan

1. Rakyat Yehuda telah menjadi murtad dan tidak mengasihi TUHAN lagi. Para 
pemuka agama rakus akan suap, para nabi memberikan nubuatan palsu hanya untuk 
mendapatkan bayaran. Mereka akan mengutuki orang-orang yang tidak memberi uang 
cukup kepada mereka. Yehuda pun mengalami kemerosotan akhlak. Para penguasa 
melakukan ketidakadilan dan menindas rakyat kecil, mereka tidak memiliki 
perikemanusiaan. Cara hidup umat yang demikian kacau membuat Tuhan jijik 
terhadap kehidupan mereka. Oleh karena itu, Tuhan memperingatkan melalui nabi 
Mikha akan adanya penghukuman atas Yehuda. Yerusalem sebagai pusat kota akan 
mengalami kehancuran dan kesenyapan. Tangan Tuhan akan memakai Nebukadnezar, 
raja Babel, untuk menghukum mereka.

2. Ayat 1 berbunyi, "Tetapi engkau, hal Betlehem Efrata, hai yang terkecil di 
antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan 
memerintah Israel, " Kata "tetapi" yang mengawali kalimat ini menunjukkan 
kekontrasan dari kalimat-kalimat sebelumnya. Pada ayat-ayat sebelumnya, 
dikatakan bahwa Yerusalem sebagai ibu kota, pusat pemerintahan raja, akan 
mengalami kekalahan dari orang-orang Kasdim dan mengalami kehancuran. Tetapi, 
seorang raja baru akan muncul untuk memulihkan keadaan Israel.

Pada saat Tuhan memberikan hukuman kepada umat-Nya, bukan berarti Ia 
meninggalkannya. Tuhan tidak membiarkan Yehuda hancur untuk selamanya. Oleh 
karena itu, Tuhan pun memberikan janji pemulihan. Tuhan akan melepaskan 
umat-Nya dari penderitaan dengan memberikan seorang Raja (yang berbeda dengan 
raja-raja lainnya. Ia adalah Raja yang kekal -- yang sudah ditetapkan sejak 
dahulu kala) yang akan memerintah dengan kekuatan Tuhan dan akan menghadirkan 
damai sejahtera (ayat 4).

3. Raja baru yang dijanjikan Tuhan itu akan muncul dari sebuah kota yang hampir 
tidak layak diperhitungkan di antara kota-kota Yehuda. Sebuah kota dengan 
jumlah penduduk hanya 1000 keluarga, yaitu Betlehem. Betlehem Efrata terletak 9 
km di sebelah selatan Yerusalem. Efrata adalah nama kuno dari Betlehem 
(Kejadian 35:19), tempat Rahel dikuburkan. Betlehem Efrata dikenal juga sebagai 
Betlehem Yehuda. Nama Betlehem disebut Betlehem Efrata atau Betlehem Yehuda 
bertujuan untuk membedakannya dari nama kota yang sama. Kota ini juga merupakan 
tempat tinggal Naomi, mertua Rut, nenek moyang Raja Daud. Sementara itu, sang 
Mesias, yaitu Yesus Kristus, adalah keturunan dari Daud. Jadi, kota yang kecil 
dan sederhana ini telah dipilih Allah untuk menjadi tempat lahirnya Sang 
Pengharapan, Sang Mesias.

4. Pada umumnya, sesuatu atau seseorang dipilih karena ada nilai lebihnya, 
misalnya lebih dalam hal kemampuan, kekayaan, kepandaian, hubungan sosial, dan 
lain-lain. Oleh sebab itu, banyak orang merasa diri tidak berarti (minder) bila 
tidak memiliki kelebihan-kelebihan itu. Tetapi, cara pandang Tuhan berbeda 
dengan cara pandang manusia. Tuhan justru memilih sesuatu yang dipandang 
sebelah mata oleh manusia sebagai tempat munculnya Sang Pengharapan. Sementara 
kota yang besar, Yerusalem, justru dihancurkan karena keangkuhannya. Dengan 
demikian, kita yang merasa diri kecil dan tidak berharga pun (termasuk 
anak-anak yang sering kali juga me

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Natal (III) -- Edisi 666/Desember 2013

2013-12-17 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Natal (III)
666/Desember/III/2013

Salam sukacita Natal,

Bagaimana perayaan Natal di sekolah minggu Anda? Kami berharap perayaan Natal 
tahun ini memberi kesan yang istimewa di hati Anda dan para anak layan, 
terutama untuk makin menyadari dan mengenal kasih Kristus, Sang Juru Selamat 
kita. Sebagai penutup edisi e-BinaAnak tahun 2013 ini, mari bersama-sama kita 
melihat bagaimana menolong anak-anak untuk merayakan Natal dengan penuh makna 
melalui beberapa kegiatan. Kiranya ini dapat mendorong kita semua untuk makin 
menyadari bahwa Natal bukanlah sekadar perayaan, melainkan juga peringatan akan 
kasih Allah kepada kita melalui kelahiran Putra Tunggal-Nya. Simaklah sajian 
berikut ini dan jangan lupa mengajak anak-anak untuk ikut terlibat dalam 
kegiatan Natal ini.

Kami segenap tim redaksi e-BinaAnak mengucapkan "Selamat Natal 2013, kasih 
Kristus senantiasa melingkupi kita semua. Amin." Sampai jumpa pada tahun 2014.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan 
setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir 
dari pada-Nya. (1 Yohanes 5:1) < http://alkitab.mobi/?1Yohanes+5:1 >


TIP: BAGAIMANA MENGAJARKAN MAKNA NATAL KEPADA ANAK-ANAK?

Cara yang paling efektif untuk mengajarkan makna Natal kepada anak-anak adalah 
dengan pendekatan sesuai tingkat usianya dan membangun pemahaman bahwa dengan 
bertambahnya usia mereka, Natal adalah waktu untuk memperingati karunia 
terbesar yang pernah manusia terima, yaitu Yesus Kristus. Daripada waktu 
difokuskan pada memberi dan menerima hadiah yang sementara saja, Natal harus 
menjadi waktu yang difokuskan pada karunia Allah dan makna Natal yang 
sesungguhnya, yaitu penebusan dan rekonsiliasi manusia dengan Allah melalui 
Tuhan Yesus Kristus.

Selama ini, dunia telah merebut Natal sebagai waktu-waktu untuk melakukan 
tradisi yang dibuat manusia. Kita dibombardir dengan iklan maupun 
pajangan-pajangan di toko. Anak-anak dicuci otaknya untuk percaya bahwa mereka 
layak mendapat hadiah, terlepas dari kemampuan orang tua untuk membelinya. Ada 
cara untuk mengubah hal itu, yaitu mengajarkan anak-anak bahwa makna Natal 
adalah ketika Allah memberi mereka hadiah yang sebenarnya tidak pantas mereka 
terima. Hadiah itu tidak bisa mereka dapatkan hanya karena mereka menjadi "anak 
baik" (Efesus 2:8-9). Hadiah itu adalah karunia hidup kekal dari Kristus. 
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah 
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya 
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16 ) 
Berikut ini adalah cara-cara praktis yang dapat Anda terapkan dalam keluarga 
atau gereja untuk mengajarkan makna Natal yang sejati kepada anak-anak.

1. Cara terbaik untuk memberi tahu anak-anak arti sebenarnya dari Natal adalah 
membacanya dari Alkitab. Matius 1:18-2:23 menceritakan detail seputar kelahiran 
Yesus, dari janji malaikat, konsepsi-Nya, sampai setelah kelahiran-Nya ketika 
Yusuf dan Maria pindah ke Nazaret. Biarkan cerita Alkitab itu berbicara 
sendiri. "Hanya sedikit orang yang dapat benar-benar mendengar kisah Natal itu 
dan tergerak untuk memercayainya."

2. Ada juga video yang baik dan buku yang tersedia di toko buku Kristen, yang 
mungkin dapat membantu Anda ketika bercerita tentang kelahiran Tuhan Yesus. 
Anda bisa membaca buku atau menonton video bersama-sama dan mendiskusikan 
pertanyaan anak seputar Natal.

3. Dorong anak Anda untuk berpartisipasi dalam sebuah drama Natal di gereja. 
Anak-anak bisa belajar lebih banyak dari memerankan kisah Natal, bukan hanya 
mendengarnya. Anda bisa tanyakan kepada panitia Natal di gereja tentang drama 
Natal yang bisa diperankan anak-anak. Kalau tidak ada, Anda bisa menawarkan 
untuk melatih anak-anak guna bermain peran dalam drama Natal.

4. Ajak anak untuk berpartisipasi dalam proyek pelayanan sebagai sebuah 
keluarga. Misalnya, pergi berkunjung ke panti jompo, menyumbangkan hadiah untuk 
anak-anak miskin di komunitas Anda, atau membagikan kue-kue untuk tetangga 
Anda. Ketika Anda berkunjung, bawalah beberapa traktat mengenai Yesus Kristus 
untuk dibagikan kepada mereka yang Anda kunjungi. Atau, masukkan traktat ke 
dalam bingkisan yang Anda berikan kepada orang lain. Dengan begitu, anak Anda 
akan belajar pentingnya berbagi imannya akan Yesus Kristus. Sebagai sebuah 
keluarga, Anda dapat memberi tahu orang lain kabar baik dari Yesus Kristus dan 
makna Natal yang sejati.

5. Akhirnya, Anda mungkin juga ingin menekankan tradisi Natal yang sejati dalam 
keluarga/pelayanan Anda. Fokuskan pada kelahiran Kristus dan hindari 
tradisi-tradisi Natal yang sekuler. (t/Davida)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: All About Jesus Christ
Alamat URL: http://www.allaboutjesuschrist.org/the-meaning-of-christmas

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Panggilan Utama Guru Sekolah Minggu (I) -- Edisi 667/Januari 2014

2014-01-07 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Panggilan Utama Guru Sekolah Minggu (I)
667/Januari/I/2014

"Selamat Tahun Baru 2014!"

Terimalah salam dari kami, segenap redaksi e-BinaAnak, untuk mengawali 
perjumpaan kita pada tahun yang baru ini. Apa saja resolusi-resolusi tahun baru 
yang sudah Rekan-Rekan buat? Apakah salah satunya adalah komitmen untuk makin 
bersungguh-sungguh dalam melayani Tuhan di bidang pelayanan anak? Apa pun 
komitmen Rekan-Rekan semua di hadapan Tuhan sehubungan dengan pelayanan anak 
yang Tuhan percayakan kepada kita saat ini, marilah kita semua saling mendoakan 
agar makin dikuatkan dalam menjalani panggilan-Nya tersebut. Kami juga mengajak 
Rekan-Rekan semua untuk menyimak edisi perdana e-BinaAnak tahun 2014 yang 
mengingatkan lagi mengenai panggilan utama guru sekolah minggu, yaitu membawa 
anak-anak datang kepada Kristus. Kiranya dapat makin menambah semangat 
Rekan-Rekan semua untuk melayani Dia.

Segala kemuliaan hanya bagi Allah!

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Memenuhi panggilan sebagai guru sekolah minggu, berarti ikut ambil bagian 
bersama Tuhan untuk mengembangkan Kerajaan Allah di dunia ini." (Paulus Lie)


ARTIKEL: PANDANGLAH LADANGNYA

Dalam gambar seorang seniman terlukis, sejauh mata memandang tampak sawah yang 
menguning. Di dalamnya para pekerja rajin bekerja. Ada yang memotong padi, 
menyiangi, dan mengangkat padi untuk dibawa pulang.

Meskipun banyak penuai, ladangnya sangat luas sehingga berita yang disampaikan 
melalui lukisan itu jelas sekali, yaitu banyak tuaian yang belum dikerjakan, 
padahal padi sudah menguning.

1. LADANG MENGUNING MENUNGGU PEKERJA

Tuhan Yesus melihat ladang itu.

Dalam Matius 9:35-37, kita bertemu dengan Tuhan Yesus yang sedang melaksanakan 
tugas-Nya. Ia berkeliling di semua kota dan desa. Ia terjun dalam kehidupan 
sehari-hari dari orang yang Ia layani. Ia mengajar, memberitakan Injil, dan 
melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Tuhan Yesus membawa berita dari Bapa 
di surga disertai dengan kuasa ilahi.

Pada saat itu, hati Tuhan Yesus digerakkan oleh besarnya tugas penuaian. Ia 
digerakkan oleh belas kasihan melihat orang banyak yang terlantar seperti domba 
yang tidak mempunyai gembala, atau dengan gambaran lain, seperti tuaian di 
ladang yang belum dituai. Ia mengajar murid-murid-Nya supaya meminta 
pekerja-pekerja untuk menuai tuaian itu kepada Bapa.

Kita melihat ladang itu.

Jika kita melayani anak, pandangan mengenai ladang Tuhan akan diperluas. Kita 
mulai mengerti kebutuhan anak dan memahami bahwa banyak di antara mereka yang 
terlantar secara rohani. Ada anak yang menderita dalam keluarga yang 
berantakan, tidak diinginkan sejak lahir sehingga kurang diterima dan dihargai, 
menerima hukuman yang tidak seimbang dengan kesalahannya, terlalu dimanjakan 
oleh orang tua yang sibuk sehingga melimpahkan materi daripada memberi waktu 
dan perhatian serta kasih, anak yang makin lama makin sering menjadi objek 
pemuasan nafsu seks orang dewasa, atau yang dicobai memakai obat bius supaya 
menjadi mangsa di kemudian hari.

Pernahkah hati kita digerakkan oleh belas kasihan Tuhan Yesus? Jika hati kita 
menjerit karena kebutuhan anak, kita akan mencari suatu ekspresi untuk 
pergumulan itu. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kita boleh mengekspresikan belas 
kasihan dengan meminta kepada Bapa supaya Ia mengutus pekerja-pekerja untuk 
tuaian itu.

2. MENYIAPKAN PARA PELAYAN ANAK

Selain berdoa agar jumlah para pekerja bertambah, kita juga dapat belajar dari 
Paulus. Ia selalu mengikutsertakan orang yang lebih muda dalam pelayanannya. 
Paulus membagikan hidupnya dengan mereka. Melalui cara ini, orang muda 
disiapkan untuk melayani Tuhan.

Contoh dari kehidupan Paulus.

Proses persiapan dapat dilihat misalnya dalam kehidupan Timotius. Ia mengalami 
hal-hal ini dalam hidupnya:
- menerima Tuhan Yesus, kemungkinan besar melalui pelayanan Paulus,
- dipanggil Paulus untuk ikut dalam pelayanannya,
- disiapkan melalui perjalanan dan kehidupan bersama,
- dipercayakan pelayanan yang singkat dan mulai berdikari,
- dan dipercayakan pelayanan yang lebih panjang.

Sesudah itu, Paulus memberi tugas kepada Timotius untuk menyiapkan orang lain 
dalam pelayanan. Ia berkata kepadanya, "Jadilah kuat oleh kasih karunia dalam 
Kristus Yesus. Apa yang telah engkau dengar daripadaku di depan banyak saksi, 
percayakan itu kepada orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar 
orang lain." (2 Timotius 2:2-4)

Timotius dipercayakan mempersiapkan para pelayan. Penugasan itu mencantumkan 
dua hal:
- Program persiapan.
- Orang yang harus dipilih untuk disiapkan.

Program persiapan dirumuskan sebagai berikut:
"Apa yang kau dengar daripadaku di depan banyak saksi." Paulus memercayakan 
berita kepada Timotius melalui khotbah dan pengajarannya berulang kali. Dan, 
apa yang didengar Timotius, itulah yang harus disampaika

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Panggilan Utama Guru Sekolah Minggu (II) -- Edisi 668/Januari 2014

2014-01-14 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Panggilan Utama Guru Sekolah Minggu (II)
668/Januari/II/2014

Rekan-Rekan Pelayan Anak,

Panggilan utama seorang guru sekolah minggu adalah untuk membawa anak-anak 
datang kepada Tuhan Yesus sehingga mereka bisa menerima keselamatan kekal 
dari-Nya. Tetapi, tidak sedikit tantangan yang harus dihadapi oleh para pelayan 
anak ketika memenuhi panggilan ini. Bagaimana caranya untuk tetap memelihara 
komitmen kita dalam bidang pelayanan anak? Kami berharap sajian-sajian dalam 
edisi ini dapat menolong kita semua untuk tetap setia terhadap panggilan Tuhan 
ini dan semakin berkomitmen untuk membawa anak-anak datang kepada Kristus. 
Selamat melayani.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Saya adalah pelayan. Saya melayani ladang misi terbesar di dunia. Saya 
melayani anak-anak. Saya adalah pelayan. Saya melayani anak-anak. Inilah aku. 
Inilah yang aku lakukan." (Roger Fields)


TIP: MEMELIHARA KOMITMEN PELAYANAN DI SEKOLAH MINGGU

Jim tidak menawarkan diri untuk menjadi guru sekolah minggu karena dia tidak 
pernah tamat SMA sehingga dia merasa kurang memadai untuk mengajar. Suatu 
ketika, seorang temannya memintanya untuk turut duduk di kelas dan menolong 
menenangkan anak-anak di kelas remaja, dan Jim setuju untuk menolong. Jim 
berbadan besar. Sebelum bertobat, dia dikenal memiliki sifat kasar dan keras. 
Akibatnya, dia masih berbicara dengan keras dan lugas. Rasanya, kehadiran Jim 
akan dapat menenangkan anak-anak yang suka membuat onar.

Pada suatu Minggu seusai kelas, Jim menyindir temannya yang mengajar di kelas 
itu, "Aku juga akan ikut gaduh karena kamu membosankan!"

Minggu berikutnya, giliran Jim yang menceritakan kisah Alkitab, dan anak-anak 
mendengarkan seperti tersihir karena Jim berbadan besar dan karena pembawaannya 
yang meriah. Akhirnya, Jim membawakan kisah Alkitab kepada seluruh anak remaja 
dan menjadi guru sekolah minggu yang berhasil.

Mungkin Anda merasa Allah tidak dapat memakai Anda karena alasan yang berbeda 
daripada alasan Jim. Tetapi, tetap saja alasan itu sangat memengaruhi pandangan 
Anda terhadap diri Anda sendiri. Sering kali, orang tidak mau terlibat dalam 
pelayanan sekolah minggu karena masalah rendahnya citra diri, kurang percaya 
bahwa Allah sanggup bekerja melalui mereka, atau karena kurang bijaksana dalam 
mengerti di mana dan kapan dapat melayani. Di bawah ini ada beberapa wawasan 
yang bisa Anda lakukan untuk memelihara komitmen Anda dalam memenuhi panggilan 
Tuhan dalam pelayanan sekolah minggu.

1. Tetap Setia

Jika Anda merasa Allah tidak dapat memakai Anda, ingatlah bahwa Dia tidak 
meminta Anda untuk menjadi sukses. Dia hanya ingin agar Anda rela melayani Dia, 
dan setia dalam tugas yang Ia berikan. Mungkin, Allah memanggil Anda sebagai 
sekretaris kelas, pengawas ayat hafalan, atau asisten guru sekolah minggu, 
seperti Jim, yang pada akhirnya menemukan bahwa dia dapat menceritakan Alkitab 
dengan efektif. Tetaplah setia pada panggilan Tuhan karena Dia memakai orang 
yang setia.

Beberapa orang tidak mau melayani dalam sekolah minggu karena mereka merasa 
hasil akhir kerohanian anak-anak berada di pundaknya. Namun, ingatlah bahwa 
"bekerja di hati anak-anak sekolah minggu" bukanlah tanggung jawab Anda. Itu 
adalah tanggung jawab Tuhan. Jangan mundur karena khawatir akan hasilnya. 
Tetaplah setia dalam menyampaikan firman Tuhan kepada murid-murid sekolah 
minggu, dan percayalah bahwa Allah akan membuat pelajaran itu menjadi nyata 
dalam hidup mereka.

2. Tetaplah Menyediakan Diri

Petrus dan Yohanes pergi ke Bait Allah pada saat jadwal ibadah. Mereka bertemu 
dengan pengemis yang lumpuh. Kedua rasul ini tidak memiliki apa-apa sehingga 
Petrus berkata, "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, 
kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" 
(Kisah Para Rasul 3:6) Orang yang lumpuh itu disembuhkan. Perhatikanlah bahwa 
Petrus dan Yohanes dipakai oleh Allah karena mereka berada di tempat yang 
tepat. Apakah Bait Allah adalah tempat yang tepat untuk pelayanan Anda? Mereka 
pergi pada saat yang tepat (contohnya pada saat jadwal ibadah). Apakah hari 
Minggu pagi adalah saat yang tepat bagi Anda untuk melayani Tuhan? Mereka juga 
memiliki sikap yang benar (contohnya mereka mengerti kekurangan mereka). Jika 
Anda bertanya-tanya apakah Allah akan memakai Anda, pertimbangkanlah bagaimana 
Allah memakai Petrus dan Yohanes. Mereka hanya menawarkan berita tentang Yesus 
Kristus. Hal itu juga yang seharusnya menjadi sikap Anda. Allah dapat memakai 
Anda ketika Anda menyampaikan berita yang benar.

Beberapa orang tidak melayani karena mereka tidak punya waktu atau terlalu 
sibuk. Hal ini mungkin benar. Masyarakat sekarang jauh lebih sibuk daripada 
sebelumnya. Artinya, Anda harus memprioritaskan waktu. Pastikan Anda 
menempatkan apa yang paling penting

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Panggilan Utama Guru Sekolah Minggu (III) -- Edisi 669/Januari 2014

2014-01-28 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Panggilan Utama Guru Sekolah Minggu (III)
669/Januari/III/2014

Rekan-Rekan Pelayan Anak,

Bagaimana awalnya kita dipanggil untuk menjadi pelayan anak? Pastinya, kita 
masing-masing memiliki kesaksian tersendiri, bagaimana Tuhan memanggil kita 
untuk terjun melayani domba-domba kecil, yang sangat dikasihi Tuhan Yesus. 
Dalam edisi terakhir bulan Januari 2014 ini, kita akan menyimak sebuah 
kesaksian dari rekan Parulian Simarmata mengenai pergumulannya ketika Tuhan 
Yesus memanggilnya untuk masuk dalam dunia pelayanan anak. Kami yakin, 
kesaksian ini bisa menjadi berkat bagi Anda dan membawa kemuliaan bagi nama 
Tuhan.

Simak pula kolom terbaru dari e-BinaAnak yang khusus terbit setiap minggu 
kelima, yaitu Pojok Multimedia dan Pokok Doa. Kami mengundang Rekan-Rekan semua 
untuk ikut berpartisipasi mengisi kolom-kolom tersebut dengan informasi 
bahan-bahan multimedia untuk pengembangan pelayanan anak dan pokok-pokok doa 
dalam lingkup pelayanan anak. Silakan kirimkan informasi atau pokok doa 
Rekan-Rekan kepada redaksi di binaanak(at)sabda.org. Terima kasih atas 
partisipasi rekan-rekan semua. Selamat melayani.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Panggilanku adalah untuk menjangkau anak laki-laki dan perempuan bagi Allah. 
Hal ini terlalu serius untuk dianggap enteng, terlalu mendesak untuk ditunda, 
terlalu penting untuk diabaikan, terlalu relevan untuk diabaikan, terlalu 
berarti untuk disepelekan, terlalu kekal untuk dianggap singkat, dan terlalu 
menyala-nyala untuk dipadamkan." (Roger Fields)


KESAKSIAN: PANGGILAN SEBAGAI GURU SEKOLAH MINGGU
Sumber kesaksian: Parulian Simarmata

Sampai sekarang, saya rasanya seperti mimpi. Saya masih terheran-heran, mengapa 
saya bisa ikut bergabung di Komisi Anak (KA), padahal sebelumnya tidak terpikir 
oleh saya dan tidak pernah ada niat untuk menjadi guru sekolah minggu.

Semua berawal saat saya mengalami suatu titik terendah di hidup saya. Secara 
tiba-tiba, saya merasa hidup dalam kehampaan. Saya "nervous" dan terguncang, ke 
mana saya melangkah selalu ada yang berbisik, "Ayo tinggalkan pekerjaanmu, 
pergi jauh (luar negeri atau luar pulau), mulailah menata hidup dari awal, dari 
titik nol dan tinggalkan semuanya termasuk saudara dan orang tua." Saya 
benar-benar kalut. Bisikan itu datang berulang-ulang, hari demi hari, 
mengguncangkan hati dan pikiran (belakangan, saya tahu itu adalah bisikan 
Iblis).

Dalam situasi yang hampa, saya teringat dua puluh tahun lalu, saya sering ke 
toko buku Kristen Kalam Hidup di Dago, Bandung, dan ikut anggota perpustakaan 
di sana. Jadi, saya meluangkan waktu untuk datang ke toko buku itu. Setibanya 
di sana, saya kalut sekali, teringat kembali dulu saya sering meminjam buku dan 
kaset khotbah di perpustakaan itu. Saya bertanya kepada pegawai toko buku, 
"Apakah perpustakaannya masih ada?" "Masih ada, tetapi sekarang hari Sabtu 
tutup," jawabnya. Saya meminta izin untuk masuk ke dalam. Sebelumnya, saya 
menceritakan bahwa saya aktif sebagai anggota perpustakaan dua puluh tahun 
lalu. Lalu, pintu perpustakaan dibuka dan lampu dinyalakan, saya masuk ke dalam 
seorang diri, saya duduk diam selama 20 menit di situ dengan pikiran yang 
kacau. Kemudian, saya keluar perpustakaan untuk melihat buku-buku yang dijual. 
Saya menemukan satu kata kunci: "Sesuai kehendak Allah". Maka, saya mulai 
membeli dan membaca buku yang judul atau isinya membahas kata kunci tersebut. 
Saya pun berburu ke toko-toko buku Kristen lainnya.

Anehnya, sejak membaca buku-buku itu, selalu ada yang membangunkan saya saat 
saya tidur, seperti ada yang menyuruh saya untuk baca Alkitab. Itu benar-benar 
membuat saya merasa tambah kacau. Saya tidur jam 12 malam, setengah jam 
kemudian, seperti ada yang membangunkan dan menyuruh saya untuk baca alkitab. 
Setelah lelah, saya tidur kembali dan dibangunkan kembali. Saya tidak mengerti, 
mengapa hidup saya begini? Sehari-hari, saat berjalan, saya merasa seperti 
melayang-layang, seolah kaki saya tidak menginjak tanah karena kurang tidur 
(tidur hanya 2 jam setiap hari). Semua itu berlangsung hingga seluruh Alkitab, 
dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu, selesai saya baca. Setiap hari, saya 
dihantui pikiran, "Hei, sebentar lagi kamu pasti jatuh sakit karena jam tidur 
yang sangat sedikit."

Dengan kondisi yang serba kacau, saya coba berkonsultasi dengan seorang hamba 
Tuhan. Beliau menjelaskan bahwa saya sedang dituntun Tuhan seperti seorang 
bayi. Nanti, saya akan dilepaskan setelah Tuhan menganggap saya sudah matang 
secara rohani. Dan, benar saja, setelah enam bulan, saya dilepas. Setelah 
membaca buku-buku tersebut, bisikan Iblis itu sudah dikalahkan oleh bisikan Roh 
Kudus, "Kalau kamu tinggalkan semua terus bagaimana? Kamu tetaplah beraktivitas 
seperti biasa, tetapi berbuatlah sesuai dengan kehenda

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengajar Anak untuk Mengampuni (I) -- Edisi 670/Februari 2014

2014-02-11 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengajar Anak untuk Mengampuni (I)
670/Februari/I/2014

Salam kasih Kristus,

Pernahkah Anda melihat anak-anak bermain bersama, dan tak berapa lama kemudian 
mereka bertengkar karena berebut mainan? Bisa jadi, salah satu dari mereka 
menangis, memukul, bahkan berteriak-teriak sembari memegang erat mainan yang 
sedang diperebutkan. Perlu kita sadari bahwa perselisihan/pertengkaran tidak 
hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada anak-anak. Bukan hanya solusi 
yang diperlukan dalam mengatasi sebuah perselisihan/pertengkaran, tetapi lebih 
penting daripada itu adalah hati yang mau mengampuni siapa saja yang pernah 
berselisih dengan kita. Beberapa orang bisa dengan mudah mengampuni orang lain, 
tetapi ada beberapa orang yang sangat sulit mengampuni. Selama bulan Februari 
ini, e-BinaAnak menyajikan bahan-bahan seputar pengampunan, yang bisa 
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk mengajar anak-anak hidup 
sesuai kebenaran firman Tuhan. Selamat membaca, Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan 
mengampuni kamu juga." (Matius 6:14) < http://alkitab.mobi/?matius+6:14 >


ARTIKEL: PENGAMPUNAN

Allah siap dan menunggu untuk mengampuni siapa saja yang meminta. Ada dalam 
Alkitab, "Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih 
setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu." (Mazmur 86:5)

Pada apakah Nabi Daud menaruh harapan pengampunannya? Ada dalam Alkitab, 
"Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku 
menurut rahmat-Mu yang besar." (Mazmur 51:3)

Bagaimanakah belas kasihan Allah diukur? Ada dalam Alkitab, "Tetapi setinggi 
langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang 
takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita 
pelanggaran kita." (Mazmur 103:11-12)

Janji apakah yang dibuat bagi orang-orang yang mengaku dosa-dosa mereka? Ada 
dalam Alkitab, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, 
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala 
kejahatan." (1 Yohanes 1:9) Dapatkah saya diampuni sementara saya menahan 
kejengkelan atau kemarahan terhadap seseorang yang lain? Ada dalam Alkitab, 
"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan 
mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga 
tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6:14-15)

Orang yang diampuni akan mengampuni. Ada dalam Alkitab, "Tetapi hendaklah kamu 
ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, 
sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:32)

Pengampunan yang sejati tidak menyimpan kesalahan. Ada dalam Alkitab, "Kemudian 
datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: 'Tuhan, sampai berapa kali aku harus 
mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?' 
Yesus berkata kepadanya: 'Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, 
melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.'" (Matius 18:21-22)

Bila kita diampuni, kita tidak boleh terus merasa bersalah. Ada dalam Alkitab, 
"Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku 
berkata: 'Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku, dan Engkau 
mengampuni kesalahan karena dosaku.'" (Mazmur 32:5)

Melalui pengampunan, Kristus memberikan kelepasan penuh dari hukuman dosa. Ada 
dalam Alkitab, "Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh 
karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama 
dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan 
surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. 
Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib." (Kolose 2:13-14)

Jika Anda membutuhkan pengampunan, apakah yang seharusnya Anda perbuat?

Pertama, akui dosa Anda. Ada dalam Alkitab, "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut 
kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! 
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! 
Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan 
dosaku." (Mazmur 51:2-4)

Kedua, mintalah pengampunan atas dosa-dosamu. Ada dalam Alkitab, "Bersihkanlah 
aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka 
aku menjadi lebih putih dari salju! Biarlah aku mendengar kegirangan dan 
sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali! Bersihkanlah 
aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka 
aku menjadi lebih putih dari salju! Biarlah aku mendeng

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengajar Anak untuk Mengampuni (II) -- Edisi 671/Februari 2014

2014-02-19 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengajar Anak untuk Mengampuni (II)
671/Februari/II/2014

Salam damai dalam Kristus,

Karakter pengampun merupakan karakter yang ditumbuhkan oleh Roh Kudus, baik 
melalui firman Allah maupun perantaraan manusia. Untuk itu, sebagai para 
pelayan anak ataupun sebagai orang tua, sudah seharusnya kita mengerti konsep 
yang benar tentang pengampunan seturut firman Tuhan agar kita bisa menjadi 
teladan bagi anak-anak. Masa kanak-kanak menjadi masa terbaik untuk menerima 
pengajaran dan teladan tentang pengampunan. Apabila selama ini Anda mengalami 
kesulitan dalam memberi teladan mengampuni kepada anak-anak, bacalah tip 
e-BinaAnak edisi ini dan aplikasikanlah dalam kehidupan Anda sehari-hari. Kami 
percaya bahwa dengan pertolongan Roh Kudus, kita semua dapat mengampuni orang 
lain dengan tulus, dan bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anak. Selamat 
membaca, Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Bukalah mata, sadarilah bahwa setiap jiwa di sekeliling kita, siapa pun mereka, 
amatlah berharga.


TIP: KETERAMPILAN UNTUK MENGAMPUNI

Salah satu karakter yang penting dimiliki adalah karakter pengampun. Relasi 
kita dengan Tuhan berpijak pada pengampunan yang dianugerahkan-Nya lewat 
pengorbanan-Nya di kayu salib. Itu sebabnya, Tuhan Yesus pernah mengatakan 
dengan tegas, bila kita tidak mengampuni orang, Bapa di surga juga tidak akan 
mengampuni kesalahan kita.

Apakah karakter pengampun merupakan karakter yang tumbuh begitu saja, tanpa 
keterlibatan peran manusia sama sekali? Karakter pengampun adalah karakter yang 
ditumbuhkan oleh Roh Kudus, baik secara internal (melalui firman Allah) maupun 
secara eksternal (melalui manusia). Dengan kata lain, Tuhan memakai kita untuk 
saling menumbuhkan karakter pengampun. Berikut ini adalah cara untuk 
menumbuhkan dan memiliki karakter pengampun:

1. Masa terbaik untuk mempelajari karakter pengampun adalah masa kecil. Pada 
masa pertumbuhan, jiwa masih lunak dan mudah dibentuk. Selain itu, apa pun yang 
dipelajari pada masa kecil, cenderung bertahan sampai dewasa. Jadi, orang yang 
paling berkesempatan mengajarkannya adalah orang tua. Karena orang tua adalah 
orang yang paling terlibat dalam diri anak, orang tua adalah orang yang paling 
berpengaruh besar dalam pertumbuhan karakter anak.

Salah satu cara yang mungkin paling efektif bagi orang tua dalam mengajarkan 
sifat pengampun kepada anak adalah melalui contoh langsung yang berkaitan 
dengan si anak sendiri. Misalnya, saat anak melakukan kesalahan, daripada 
langsung menghukumnya, orang tua dapat menanyakan dengan teliti apa yang 
terjadi dan mengapa sampai terjadi. Setelah itu, orang tua dapat menanyakan 
perasaan si anak. Jika anak menyatakan penyesalannya, orang tua dapat 
mengatakan bahwa kesalahannya diampuni dan ia tidak akan dihukum. Hal ini tidak 
berarti bahwa setiap kali anak berbuat kesalahan, orang tua terus 
membebaskannya dari penghukuman. Ada kalanya kita tetap harus memberinya sanksi 
supaya ia dapat mengembangkan sifat bertanggung jawab.

Sewaktu mengajarkan tentang karakter pengampun, kita pun mesti menghubungkannya 
dengan kemarahan dan dendam. Ketika disakiti, kita bereaksi marah, dan ada 
kecenderungan alamiah untuk membalas menyakiti. Kita dapat menjelaskan bahwa 
reaksi ini merupakan reaksi wajar dan manusiawi. Jadi, langkah pertama yang 
perlu disampaikan kepada anak adalah bahwa mengampuni merupakan sikap mengakui 
rasa sakit dan marah yang timbul.

2. Menahan diri untuk tidak membalas, sebagai wujud ketaatan kita kepada 
perintah Tuhan. Tuhan telah mengambil alih hak untuk membalas karena Ia adalah 
satu-satunya Hakim yang Adil. Dengan kata lain, hanya Tuhan yang dapat membalas 
dengan tepat. Tuhan pun meminta kita untuk menyerahkan masalah pembalasan ini 
kepada-Nya sebab Ia adalah Pembela kita. Ia tidak akan tinggal diam dan pasti 
akan bertindak.

3. Berdoalah bagi orang yang telah menyakiti Anda. Tuhan Yesus memerintahkan, 
"Berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Matius 5:45). Kita perlu 
menjelaskan kepada anak bahwa berdoa merupakan awal, sekaligus kekuatan, untuk 
mengampuni.

4. Miliki hati yang penuh kasih. Firman Tuhan mengingatkan tentang kasih Allah 
yang tak terbatas, "Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu 
yang di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang 
baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar." 
(Matius 5:45)

Kita harus menekankan kepada anak untuk tidak menyoroti kelemahan orang, 
melainkan lebih memfokuskan pada kebaikannya, tidak cepat marah terhadap sikap 
orang, melainkan berusaha untuk mengerti mengapa ia bersikap seperti itu, serta 
memberi kesempatan kepada orang untuk belajar dari kesalahannya. Sikap seperti 
ini akan memudahkan kita untuk mengampuni orang. Sebaliknya, bila hati cepat 
marah dan tersinggung, kritis terhadap kelemahan o

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Sekolah Minggu dan Hari Bumi (I) -- Edisi 672/Maret 2014

2014-03-11 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Sekolah Minggu dan Hari Bumi (I)
672/Maret/I/2014

Shalom,

Masih segar dalam ingatan kita bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di 
Indonesia beberapa waktu yang lalu. Salah satu penyebab bencana itu adalah 
kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian alam dan 
kebersihannya. Banyak daerah resapan air yang akhirnya menjadi perumahan, dan 
sungai-sungai berubah fungsi menjadi tempat sampah. Apa hubungan semua ini 
dengan pelayanan anak di gereja?

Salah satu mandat yang Allah berikan kepada manusia adalah menjaga dan 
memelihara alam ini, yang adalah ciptaan-Nya. Dan, hal ini harus kita ajarkan 
kepada anak-anak layan kita, bahwa Alkitab pun memberikan pemahaman mengenai 
hal ini. Oleh karena itu, sepanjang bulan Maret ini, kami mengajak Rekan-Rekan 
sekalian untuk melihat bagaimana sekolah minggu bisa menolong anak-anak 
menjalankan mandat Allah ini, terutama karena kita juga akan memperingati hari 
Bumi pada tanggal 22 April. Mari kita persiapkan hal itu dari sekarang, dengan 
melihat bagaimana pandangan Alkitab mengenai hari Bumi dan materi-materi 
mengajar yang dapat kita gunakan untuk mengajarkan hal ini kepada anak-anak. 
Kiranya ini menjadi berkat.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< http://pepak.sabda.org/>


ARTIKEL: SEBUAH PANDANGAN ALKITABIAH TENTANG HARI BUMI

Seluruh dunia berusaha untuk saling "menghijaukan" sebagai pengakuan atas apa 
yang dikenal dengan Hari Bumi. Hari Bumi seharusnya membuat kita, yang 
menempatkan diri di bawah otoritas kebenaran Alkitab mengenai hal-hal tersebut, 
merefleksikan ajaran Alkitab mengenai penciptaan Allah.

Apa pandangan yang benar-benar alkitabiah tentang penciptaan, lingkungan, serta 
kaitan manusia dengannya, dan tanggung jawab untuk hal tersebut?

Sebuah pandangan Kristen tentang penciptaan dengan menggembirakan menegaskan 
bahwa Allah menciptakan segala sesuatu. Dasar, proposisi dasar dari paham 
lingkungan yang Alkitabiah adalah bahwa Allah menyatakan diri-Nya sebagai Sang 
Pencipta (Kejadian 1:1).

Perjanjian Baru dan Kitab Kejadian menyatakan bahwa Allah menciptakan segala 
sesuatu (Efesus 3:9; Kolose 1:16-17; Roma 11:36). Allah Bapa, Anak, dan Roh 
Kudus??) membawa dunia ciptaan menjadi ada. Allah Bapa adalah sumber, 
perencana, dan pencetus dunia ini (Kejadian 1:1; 1 Korintus 8:06). Allah Anak 
adalah Perantara, yang melakukan tindakan atau karya penciptaan (Yohanes 1:3; 
Kolose 1:16; Ibrani 1:2). Allah Roh Kudus adalah Ia yang penuh cinta, mengasuh, 
dan melayang di atas bumi, memberinya bentuk dan rupa, serta keindahan.

Dengan demikian, pendekatan alkitabiah terhadap masalah-masalah lingkungan 
tanpa dalih menegaskan bahwa "bumi adalah milik Tuhan" (Mazmur 24:1). Allah, 
dan Allah sajalah pemilik ciptaan. Namun, Alkitab juga memberi tahu kita bahwa 
Allah memberi manusia kekuasaan (Ibrani: "radah", yang berarti "memerintah") 
atas ciptaan, serta sebuah perintah untuk menundukkannya (Ibrani: "kabash", 
yang berarti "membawa ke dalam perbudakan") (Kejadian 1:26-28). Hal ini 
bersifat kuat, kata-kata dominan dalam teks Alkitab yang tidak meninggalkan 
ruang untuk keraguan, bahwa Allah menempatkan manusia sebagai yang utama dalam 
urutan penciptaan.

Keunggulan manusia dalam ciptaan Allah lebih lanjut ditegaskan oleh fakta bahwa 
Tuhan menciptakan Adam sebelum Ia mempersiapkan tempat tinggalnya, yakni taman 
(Eden). Cukup jelas tertulis dalam Kejadian 2:8, bahwa setelah menciptakan Adam 
(Kejadian 2:7), Tuhan "membuat taman di Eden", dan di sanalah Tuhan 
"menempatkan manusia yang dibentuk-Nya itu". Kemudian, dalam Kejadian 2:15, 
Allah menempatkan manusia di tempat yang telah disiapkan untuknya, dengan 
instruksi untuk "mengusahakan dan memeliharanya". Kata kerja "mengusahakan" 
(Avadh) berarti "untuk bekerja, untuk sampai", dan kata kerja "memelihara" 
(Shamar) berarti "untuk menjaga, penjaga, melindungi".

Dengan demikian, manusia memiliki keunggulan dalam ciptaan Allah, dan sebagai 
pelayan serta wakil penjaga-Nya, manusia dimaksudkan untuk "mengusahakan dan 
memeliharanya" (Kejadian 2:15), yang berarti menyebabkan bumi menghasilkan buah 
dan dikembangkan dalam cara yang dapat diperbarui demi kepentingan dan kebaikan 
manusia.

Ini merupakan peraturan ilahi, dan merancang keunggulan serta tanggung jawab 
manusia dalam rangka bertahan dari bencana kejatuhan manusia (Kejadian 3:1-19). 
Setelah air bah, Allah berkata kepada Nuh, "Segala yang bergerak, yang hidup, 
akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga 
tumbuh-tumbuhan hijau." (Kejadian 9:3) Pemazmur menyatakan bahwa Allah telah 
memberi manusia "Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; 
segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya; kambing domba dan lembu sapi 
sekalian, juga binatang-binat

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Sekolah Minggu dan Hari Bumi (II) -- Edisi 673/Maret 2014

2014-03-18 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Sekolah Minggu dan Hari Bumi (II)
Edisi 673/Maret 2014

Shalom,

Bumi ini diciptakan Tuhan sebagai tempat manusia melangsungkan hidupnya. Namun, 
saat ini manusia seolah lupa bahwa bumi tempat mereka berpijak ini harus dijaga 
kelestariannya sebagai mandat yang Tuhan berikan kepada manusia. Sejak kecil, 
anak-anak tidak diberikan pengarahan yang baik tentang bagaimana menjaga 
lingkungan. Bagaimana dengan gereja?

Dalam edisi kali ini, kami mengajak Rekan-Rekan untuk menyimak beberapa ide 
untuk merayakan hari Bumi di gereja, khususnya untuk anak-anak layan kita. 
Karena hari Bumi berdekatan dengan peringatan Paskah, beberapa ide sekaligus 
bisa dipakai untuk kegiatan-kegiatan hari Paskah. Simak pula Bahan Mengajar 
yang dapat melengkapi peringatan hari Bumi di sekolah minggu kita. Kiranya ini 
menjadi berkat bagi kita semua.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>

Betapa kita tidak bersyukur, bertanah air kaya dan subur. Lautnya luas, 
gunungnya megah, menghijau padang, bukit, dan lembah. (KJ 337)


TIP: IDE-IDE MERAYAKAN HARI BUMI DI GEREJA

Berikut ini adalah sepuluh cara untuk merayakan hari Bumi di gereja untuk 
jemaat, sekolah minggu, atau keluarga.

1. Mintalah kepada anggota kelas minggu Anda atau kelompok persekutuan untuk 
mempelajari dan mendiskusikan pelajaran Alkitab seputar memelihara ciptaan 
Allah. Bicarakan tentang bagaimana gereja Anda dapat mengambil peran dalam 
memelihara ciptaan-Nya.

2. Mengatur pembersihan sampah di gereja sebelum atau sesudah perayaan Paskah.

3. Mendorong anak-anak sekolah minggu untuk menanam pohon di wilayah gedung 
gereja.

4. Berkomitmen untuk memimpin kelas sekolah minggu mempelajari apa yang Alkitab 
katakan tentang merawat bumi.

5. Membuat warna-warna alami untuk kreativitas Paskah dari kunyit, pandan, atau 
kopi yang sudah direbus, dan sebagainya yang alami.

6. Pertimbangkan mengganti makanan ringan dalam keranjang hadiah Paskah dengan 
kupon hadiah seperti "makan siang dengan ibu atau ayah" atau "pergi bersama 
selama satu hari dengan guru", dan sebagainya.

7. Memotong pengeluaran perayaan Paskah dan menyumbangkan tabungan untuk 
organisasi nirlaba yang mempromosikan pengelolaan yang baik dari hasil bumi.

8. Bangun pagi-pagi sekali untuk merayakan Paskah, ketika matahari terbit, dan 
merayakannya di luar ruangan. Ini bisa menjadi salah satu kegiatan favorit 
untuk merasa paling terhubung dengan ciptaan Tuhan.

9. Daripada membeli bunga plastik untuk hiasan Paskah, belilah bunga kecil 
dalam pot yang dapat ditanam kembali di luar ruangan.

10. Buatlah daftar teknologi yang paling menyita perhatian dalam hidup. 
Putuskan untuk berpuasa dari daftar-daftar itu, misalnya email, televisi, 
telepon genggam, atau internet, setiap seminggu sekali selama satu tahun. 
Mengambil satu hari untuk istirahat dari hal-hal itu bisa menolong Anda 
mengembangkan hubungan dengan Allah, keluarga, dan sahabat. (t/Davida)

Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Nama situs: sojourners
Alamat URL: http://sojo.net/blogs/2011/04/22/10-ways-celebrate-earth-day-church
Judul asli artikel: 10 Ways to Celebrate Earth Day as a Church
Penulis: Nancy Sleeth
Tanggal akses: 12 Februari 2014


BAHAN MENGAJAR: HARMONI DALAM CIPTAAN ALLAH

Nas: Kejadian 2:8-25

Tujuan:
1. ASM mengetahui bahwa ciptaan Allah baik adanya.
2. ASM mengucap syukur atas alam yang disediakan oleh Allah.
3. ASM mampu merawat dan memelihara ciptaan Allah.

Nyanyian:
Kidung Jemaat 337: Betapa Kita Tidak Bersyukur

1) Betapa kita tidak bersyukur
Bertanah air kaya dan subur
Lautnya luas, gunungnya megah
Menghijau padang, bukit, dan lembah

Refrein:
Itu semua berkat karunia
Allah yang Agung Mahakuasa
Itu semua berkat karunia
Allah yang Agung Mahakuasa

2) Alangkah indah pagi merekah
Bermandi cah'ya surya nan cerah
Ditingkah kicau burung tak henti
Bunga pun bangkit harum berseri 

3) Bumi yang hijau, langitnya terang
Berpadu dalam warna cemerlang
Indah jelita, damai, dan teduh
Persada kita jaya dan teguh 

Cerita:

Siapa yang pernah retret di daerah pegunungan? Tentu banyak dari antara kita 
pernah ikut retret di daerah pegunungan.

Bagaimana suasananya? Tentu sangat menyenangkan, sekeliling pohon-pohon hijau, 
bunga-bunga warna-warni terlihat, menyegarkan mata. Burung-burung masih 
terdengar berkicau dan ketika kita bernapas, terasa segar di dalam dada kita. 
Semua yang kita rasakan terasa baik buat kita.

Daratan, pegunungan, lautan, sungai, berbagai jenis tumbuhan dan hewan, Allah 
ciptakan dengan begitu menakjubkan.

Tuhan juga menciptakan perempuan untuk menemani laki-laki (Kejadian 2:21-23). 
Allah mengizinkan seluruh makhluk, baik tumbuhan maupun hewan, untuk diberi 
nama oleh manusia, Allah memberikan kuasa kepada manusia untuk mengelola dan 
memelihara alam.

Allah menyediakan segala yang dibutuhkan manusia, yang terbaik yang Dia 
berikan, mari puji Al

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Paskah (I) -- Edisi 674/April 2014

2014-04-08 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Paskah (I)
674/April/I/2014

Salam kasih Kristus,

Bulan ini akan menjadi kesempatan baik bagi pelayan anak untuk memberitakan 
karya besar Tuhan Yesus bagi setiap manusia kepada anak-anak. Melalui edisi 
e-BinaAnak bulan ini, marilah kita menggunakan kesempatan ini dengan maksimal 
untuk membawa setiap anak semakin mengenal Kristus dan pengurbanan-Nya di kayu 
salib. Sajian berupa artikel, bahan mengajar, dan sua pelayan anak kali ini, 
kiranya dapat menolong kita semua untuk mengajarkan dan menerapkan makna Paskah 
yang sesungguhnya kepada anak-anak. Selamat membaca dan selamat Paskah, Tuhan 
Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Dengan kasih ilahi yang penuh pengorbanan, Yesus menolak menyelamatkan 
nyawa-Nya sendiri. Dia mati agar dapat memberikan pengampunan atas dosa-dosa 
kita. Juru Selamat kita tetap bertahan di kayu salib untuk Anda dan saya. (M. 
R. De Haan, M. D.)


ARTIKEL: MENGAPA HANYA YESUS KRISTUS YANG DAPAT MEMBAWA KITA KEPADA KEHIDUPAN 
KEKAL?

Siapa yang tak ingin menikmati indahnya surga? Setiap manusia di bumi ini pasti 
punya keinginan untuk pergi dan tinggal di surga setelah dia meninggal. 
Sebanyak apa pun dosa manusia di bumi, hasrat untuk masuk surga itu pasti ada. 
Namun, tidak sembarang manusia dapat menikmati kehidupan di surga karena surga 
adalah tempat kediaman Allah yang Mahakudus.

Ada sebuah pertanyaan. Dapatkah manusia masuk surga, padahal manusia sudah 
berdosa? Adakah cara untuk dapat pergi ke surga setelah kehidupan di dunia ini 
berakhir?

Dalam ajaran Kristen dikatakan bahwa semua manusia itu berdosa, "Karena semua 
orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23).

Dosa adalah perbuatan melawan kehendak Allah. Pada hakikatnya, di hadapan 
Tuhan, semua manusia itu berdosa karena tidak ada satu pun manusia yang tidak 
melakukan dosa. Pasti setiap manusia pernah melakukan dosa. Dan, kita tahu 
bahwa "Upah dosa itu adalah maut" (Roma 6:23).

Maut sama dengan neraka. Dan, karena dosa itu, manusia sebenarnya tidak layak 
untuk menikmati surga.

Jadi, bagaimana manusia dapat masuk surga?

Dahulu kala, orang dapat masuk surga jika dia percaya kepada Allah saja dan 
melakukan kehendak-Nya. Dan, untuk menahirkan dosa-dosanya, orang itu harus 
menyembelih anak domba yang terbaik kepada Allah. Namun, dengan semakin 
banyaknya manusia dan dosa yang dilakukan manusia, Allah melihat cara ini tidak 
mampu lagi memulihkan hubungan yang rusak antara manusia dan Allah.

Maka, satu-satunya cara yang Allah lakukan untuk dapat memulihkan manusia 
sehingga manusia layak hidup bersama-Nya di surga, adalah dengan turun ke bumi 
dan menjadi serupa dengan manusia. Dalam Filipi 2:5-7 dikatakan, "Hendaklah 
kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga 
dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap 
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan 
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan 
menjadi sama dengan manusia."

Allah telah berinkarnasi (Tuhan menjadi manusia) di dalam Yesus Kristus untuk 
melakukan karya penyelamatan dengan pengorbanan-Nya di kayu salib. Masih banyak 
orang yang tidak percaya akan karya Allah yang begitu agung ini. Padahal, ini 
adalah penyelamatan manusia dari maut.

Mengapa Allah mau melakukan itu semua hanya untuk manusia? Jawabannya ada dalam 
ayat ini, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah 
mengaruniakan AnakNya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya 
tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16)

Ini adalah wujud cinta kasih Allah kepada manusia. Allah begitu ingin manusia 
itu selamat dan tidak binasa dalam neraka.

Namun, muncul banyak pertanyaan. Mengapa kita harus percaya kepada Yesus 
Kristus? Apakah Yesus itu Allah?

Banyak orang Kristen yang dicemooh karena memercayai Yesus adalah Tuhan. Sebab, 
mereka berpikir bahwa Yesus hanya seorang manusia, nabi, rasul, utusan Allah, 
tetapi Ia bukan Tuhan. Mengapa orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah Tuhan?

Ini adalah kebenaran Tuhan. Rupa Yesus memang manusia, tetapi roh-Nya adalah 
Roh Allah. Ingatlah bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Apa yang tidak 
mungkin bagi manusia, bagi Allah itu sangat mungkin.

Di dalam Alkitab, Yesus sering menjelaskan bahwa diri-Nya adalah Allah. Salah 
satu contohnya dalam Yohanes 8:56-58, "Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan 
melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita. Maka kata 
orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: 'Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan 
Engkau telah melihat Abraham?' Kata Yesus kepada mereka: 'Aku berkata kepadamu, 
sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.'"

Yohanes 14:6, "Kata Yesus kepadanya: 'Akulah jalan dan keben

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Paskah (II) -- Edisi 675/April 2014

2014-04-15 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Paskah (II)
675/April/II/2014

Salam damai dalam Kristus,

Pengurbanan Kristus di kayu salib menjadi bukti cinta Allah yang besar kepada 
manusia. Anugerah yang sangat besar dan mulia ini harus diketahui anak-anak SM 
supaya mereka bisa menyadari betapa Allah sangat mengasihi mereka. Marilah 
melalui Paskah tahun ini, kita sebagai pelayan anak berusaha memberitakan karya 
terbesar ini, baik melalui pengajaran firman Tuhan maupun melalui setiap acara 
yang kita kemas untuk merayakan Paskah. Kami turut mendukung pelayanan sekolah 
minggu Anda dengan memberikan tip Paskah untuk anak-anak dan bahan mengajar, 
kiranya dapat menolong Anda dalam mempersiapkan Paskah di sekolah minggu. 
Selamat Paskah, Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Kubur, di manakah kemenanganmu kini? Cahaya wajah-Nya seterang matahari! Betapa 
pembaringan batu itu kosong sunyi, Kristus telah bangkit dari dunia orang mati! 
(Chisholm) 


TIP: PASKAH UNTUK ANAK-ANAK

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika kita 
merencanakan Paskah sekolah minggu.

1. Inti berita Paskah harus jelas.

Beberapa kata kunci yang harus mewarnai seluruh acara Paskah adalah: Kristus 
bangkit, Kristus mengalahkan kematian, Kristus mengalahkan maut, Kristus menang 
atas kuasa dosa, Kristus sungguh hidup, dan Kristus hidup di dalam hidupku. 
Oleh karena itu, tema-tema Paskah sebaiknya dibuat dalam kalimat yang pendek 
dan jelas. Hindarkan kata-kata abstrak yang sulit dimengerti artinya karena 
anak belum memiliki cukup kemampuan untuk menginterpretasi.

2. Acara Paskah perlu dikoordinasi dengan baik.

Acara Paskah harus diatur agar mendukung tema Paskah, baik 
nyanyian-nyanyiannya, renungan beritanya (cerita), dramanya, permainannya, 
dekorasinya, dll.. Hindarkan kegiatan-kegiatan ekstra yang akan mengalihkan 
anak-anak dari inti pesan/berita Paskah, misalnya kegiatan sosial, permainan 
yang tidak memiliki tema Paskah, atau rekreasi. Jadikan Paskah menjadi 
pelajaran rohani tentang iman Kristen yang paling mendasar. Sajikan itu dalam 
suasana yang menyenangkan.

3. Semua orang harus terlibat dalam perayaan Paskah.

Spirit Paskah bukan spirit "one man show" karena Paskah adalah perayaan 
kemenangan orang beriman di dalam Kristus. Karena ikatan kasih di antara orang 
beriman akan mendorong kebersamaan, hal itu dapat tercermin, baik dalam suasana 
maupun pada pembagian tugas pelaksanaan kegiatan ini. Semakin banyak guru 
terlibat, semakin baik. Semakin banyak anak terlibat adalah yang terbaik.

4. Undangan perayaan Paskah.

Cara terbaik melibatkan anak-anak dan guru dalam mempersiapkan Paskah adalah 
dengan membuat brosur/pamflet/kartu/selebaran yang berisi undangan untuk 
anak-anak lain, khususnya yang sudah lama tidak datang atau yang belum memiliki 
keselamatan. Tularkan semangat penginjilan dalam hati anak-anak, dengan pergi 
bersama-sama, berkunjung, dan membagikan undangan perayaan Paskah. Guru 
memberikan contoh kepada murid-muridnya bagaimana mengundang anak lain untuk 
datang bersekutu dalam kebaktian Paskah dan menjadi teman bagi mereka. 
Sementara anak-anak saling mengenal, guru memiliki kesempatan untuk berkenalan 
dengan orang tua mereka.

5. Tempat dan waktu penyelenggaraan Paskah.

Untuk sekolah minggu yang lebih senang menggabung seluruh anak SM dalam acara 
Paskah, akan diperlukan tempat yang cukup luas agar anak-anak dapat berkumpul 
bersama. Kendala yang lain adalah diperlukan guru-guru untuk berada di antara 
anak-anak agar keributan dapat dikendalikan. Waktu pelaksanaan pun mungkin akan 
lebih lama dari biasanya. Penggabungan kelas-kelas perlu dilakukan jika ada 
acara yang istimewa, seperti drama Paskah, panggung boneka, atau renungan 
(cerita) Paskah, dengan memanggil pembicara yang ahli dalam bidangnya.

Melaksanakan perayaan per kelas dapat menjalin rasa keakraban, tetapi persiapan 
akan tidak efisien karena masing-masing guru kelas akan membuat persiapan 
sendiri-sendiri. Untuk menghindarkan rasa persaingan antarkelas, guru-guru 
dapat diimbau untuk membuat acara yang sama di masing-masing kelas dan 
melakukan persiapan bersama-sama. Waktu pelaksanaan dapat dibuat lebih lama 
dari biasa, dan gunakan waktu untuk menolong anak mengerti berita Paskah dengan 
lebih baik.

6. Tindak lanjut perayaan Paskah.

Hal yang paling penting diperhatikan adalah bagaimana tindak lanjut perayaan 
Paskah ini. Mengadakan kegiatan mudah, tetapi bertanggung jawab untuk 
memastikan bahwa berita Paskah itu tinggal dalam hati anak-anak dan terpelihara 
tidaklah mudah. Oleh karena itu, siapkan cara-cara bagaimana menolong agar 
benih yang telah ditaburkan mendapat siraman agar bertumbuh. Untuk itu, 
guru-guru perlu memberikan bimbingan dan perhatian, baik itu berupa 
cerita-cerita lanjutan di minggu-minggu berikutnya maupun dengan mengadakan 
pertemuan tatap muka secara pribadi, untuk berdoa bersama/sharing atau 

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Paskah (III) -- Edisi 676/April 2014

2014-04-29 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Paskah (III)
676/April/III/2014

Shalom,

Masih sangat terasa dan membekas dalam hati kita, bahkan tidak akan pernah 
hilang, betapa besarnya kasih Kristus bagi kita yang Ia tunjukkan melalui 
pengurbanan-Nya di kayu salib. Peristiwa ini membuktikan kepada kita bahwa 
tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Seberapa hebat 
pengaruh dunia ini, apabila kita sudah mengecap kebaikan dan kasih Kristus, 
semua pengaruh itu tidak akan sedikit pun menggoyahkan iman kita kepada-Nya, 
apalagi memisahkan kita dari kasih Kristus. Untuk itu, marilah kita semakin 
giat dalam memberitakan kasih dan pengorbanan Kristus kepada setiap orang, 
termasuk anak-anak yang kita temui di mana pun mereka berada. Sajian minggu ini 
berisi kesaksian kisah Paskah dari sudut pandang berbeda, yang kiranya dapat 
memberikan berkat tersendiri bagi kita semua sehingga tidak ada lagi keraguan 
untuk melakukan tugas yang mulia, mengambarkan tentang Kristus kepada setiap 
orang. Jangan lewatkan informasi penting seputar media penginjilan untuk anak, 
yang kami kemas dalam Pojok Multimedia, dan juga pokok-pokok doa khusus yang 
bisa kita doakan hari ini. Selamat menyimak. Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Sebab Yesus Hidup, ada hari Esok! Sebab Yesus hidup, kita bebas melayani Dia 
demi kemuliaan nama-Nya!


KESAKSIAN: KESAKSIAN PASKAH

Aku bukan siapa-siapa. Namaku bahkan tidak penting bagi siapa-siapa. Namaku 
selalu disebutkan sejalan dengan tugasku. Sekalipun namaku tidak disebut, orang 
sudah tahu aku karena aku adalah aku yang selalu mengerjakan kepentingan 
majikanku. Itu saja karena ada banyak hal yang tidak penting mengenai aku. 
Bagiku, yang paling penting adalah begini: aku ada di lingkungan orang besar. 
Karena itu, pekerjaanku, peranku, dan namaku menjadi penting, tetapi aku tetap 
aku yang selalu identik dengan pekerjaanku.

Hari ini, ada tugas istimewa karena di tempat aku berkarya, ada "Tamu penting". 
Akan tetapi, yang mengherankan adalah aku tidak ditugasi untuk melayani Tamu 
penting itu, seperti biasanya. Tidak ada air pembasuhan yang disediakan 
bagi-Nya untuk membasuh muka, kaki, dan tangan, tidak ada handuk kering yang 
disediakan seperti biasanya bagi Tamu terhormat itu sebagai tanda kehormatan.

Namun, aku tahu Orang itu! Betapa tidak? Aku mendengar dari banyak sumber 
tentang kehebatan-Nya. Ia lebih hebat daripada para tabib yang terkenal di 
negeri ini karena Ia menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan sekali 
bersabda! Kabarnya, Ia pun memberi makan kepada beribu-ribu orang, 
membangkitkan orang mati, dan banyak lagi pekerjaan ajaib yang dikerjakan-Nya. 
Karena itu, nama-Nya sudah sangat tersohor di kalangan banyak orang.

Bahkan, minggu lalu, Ia barusan menimbulkan kehebohan besar. Ia masuk ke Kota 
Suci dengan mengendarai "anak keledai" yang menandakan bahwa Ia adalah Raja. 
Orang-orang di sepanjang jalan berseru, "Hosanna, hosanna, bagi Anak Daud." 
Jalan-jalan menjadi macet dengan kehadiran-Nya. Banyak orang yang datang dari 
berbagai penjuru menjelang hari Raya Besar tahun ini, terhenyak dan 
terkagum-kagum akan apa yang sedang terjadi. Ia menuju ke Bait Suci tempat 
orang biasanya beribadah. Di sana, Ia membersihkan tempat itu dengan menghalau 
para pedagang kaki lima dan para penukar uang, sebagai lambang penyucian dan 
penyataan kesucian dari sesembahan-Nya. Alasan-Nya yang paling kuat untuk 
mengerjakan tugas mulia itu adalah seperti yang dikatakan-Nya sendiri, "Ini 
rumah Bapa-Ku, jangan kamu menjadikannya seperti sarang penyamun!" Sementara 
banyak orang kebingungan dan hiruk pikuk, Ia berseru dengan suara lantang, 
"Kalau kamu mau, runtuhkanlah tempat suci ini, dan Aku akan membangunnya dalam 
tiga hari." Seluruh rakyat terpikat kepada-Nya, dan ingin mendengarkan tentang 
Dia (Lukas 19:48b). Kondisi saat itu sangat genting karena menjelang Hari Raya 
Besar, dan para pemimpin pemerintahan maupun Agama menjadi ketakutan, 
kalau-kalau akan ada "revolusi rakyat" karena tindakan serta ajaran-Nya, dan 
negara menjadi kacau, dan yang penting, bisnis mereka terganggu. Kalau begitu, 
biangnya harus dibasmi.

Aku sendiri tidak mengerti tentang semua yang sedang terjadi itu, tetapi yang 
terpenting adalah bahwa "Orang Penting" itu sekarang ada di rumah majikanku. 
Namun, aku terus bertanya, bila "Orang Besar" itu tidak diperlakukan sebagai 
"tamu penting", ada apa gerangan? Aku coba-coba mencuri berita, pasang telinga! 
Apa yang terjadi membuatku terperangah! Tangan-Nya dibelenggu, aku bahkan 
mendengar kata-kata kasar yang bernada tuduhan, "Apakah Engkau adalah Mesias, 
Anak dari Yang Terpuji?" Pertanyaan itu sudah santer di kalangan umum karena 
dari banyak kalangan, aku mendengar bahwa banyak orang sedang mengharapkan 
kedatangan Mesias, yaitu Juru Selamat. Dan, berit

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Kegiatan Menggambar di Sekolah Minggu (I) -- Edisi 677/Mei 2014

2014-05-13 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Kegiatan Menggambar di Sekolah Minggu (I)
677/Mei/I/2014

Salam kasih Kristus,

Mengajarkan cerita Alkitab dan mengenalkan Allah kepada anak-anak memerlukan 
berbagai metode yang sesuai dengan kebutuhan anak. Salah satu metode yang bisa 
digunakan adalah metode menggambar. Metode ini berbeda dengan metode memakai 
gambar, yang satu arah. Dengan metode menggambar, kita mengajak anak untuk 
aktif melakukan kegiatan seni ini dan melaluinya, Alkitab, sebagai sumber utama 
pengajaran kita mengenai Allah, dapat makin terhubung lagi dengan anak.

Bagaimana kita bisa menerapkannya dalam sekolah minggu? Ibu Meilania menolong 
kita semua melalui tulisan beliau dalam buku "Creative Teaching di Sekolah 
Minggu". Sebuah bab yang berisi tentang kegiatan menggambar di sekolah minggu 
dalam buku tersebut, kami sajikan dalam dua edisi e-BinaAnak pada bulan Mei 
ini. Kiranya ini menjadi berkat bagi Rekan-rekan semua dan bisa menjadi metode 
yang efektif untuk membawa anak-anak lebih mencintai firman Tuhan dan mengenal 
Allah yang sejati. Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


Metode apa pun yang kita gunakan untuk mengajarkan firman Tuhan harus bertujuan 
untuk membawa anak-anak kepada jalan keselamatan, mengenal Juru Selamatnya, dan 
mencintai firman-Nya. (DWD)


ARTIKEL: YUK, MENGGAMBAR!

Tahukah Anda, menggambar adalah cara paling mudah yang bisa segera dilakukan 
oleh anak-anak untuk mengekspresikan gagasannya asalkan ada media (bahkan 
secarik kertas bekas pun bisa digunakan) dan alat untuk menggambar (pensil, 
pen, spidol, dan sebagainya). Sayangnya, bukannya kita memberi kesempatan 
kepada anak-anak untuk mengekspresikan ide dan gagasannya, kita cenderung 
meributkan kesempurnaan bentuk atau hasil gambar mereka. Karena alasan inilah, 
anak-anak SD umumnya mulai meninggalkan kegiatan menggambar yang sebenarnya 
telah disukainya sejak mereka masih duduk di Taman Kanak-kanak (TK).

Pernahkah Anda memperhatikan perbedaan guru TK dan guru SD secara umum? Guru TK 
lebih sering memberi semangat dan pujian kepada murid-muridnya, bahkan saat si 
murid sendiri belum jelas tentang apa yang hendak ia gambar. Inilah salah satu 
kehebatan guru TK, senantiasa memotivasi dan menghargai anak-anak didiknya.

"Wah, bagus sekali  Gambar apa ini?"

"Brian, saya senang dengan warna-warna cerah yang kamu pakai, yang merah ini 
gambar apa, Brian?"

"Hebat! Coba ceritakan pada saya, apa yang sedang kamu gambar ini?"

Sayangnya, masa-masa penuh pujian dan dorongan ini segera sirna begitu 
anak-anak memasuki usia Sekolah Dasar (SD).

"Lo, ini gambar apa? Masa sudah SD masih belum bisa menggambar dengan jelas?"

"Mengapa mewarnanya sampai keluar garis? Seperti anak TK saja kamu!"

"Aduh, masa gambar orang seperti ini, yang benar, dong!"

Saya tidak mengatakan semua guru TK pasti berperilaku penuh semangat dan 
positif seperti contoh di atas, dan belum tentu semua guru SD cenderung 
mematikan semangat dan kreativitas anak. Namun, secara umum, hal-hal seperti 
inilah yang kerap kita jumpai, 'kan?

Apa Itu Menggambar?

Dalam bukunya yang berjudul "Rahasia Mengajarkan Seni pada Anak", Nancy Beal 
dan Gloria Bley Miller mendefinisikan aktivitas menggambar sebagai membuat 
GARIS-GARIS, bukan sebagai bentuk-bentuk yang diisi.

Jadi, menggambar sebenarnya adalah kegiatan mencorat-coret, membuat berbagai 
macam bentuk dan ukuran garis yang berbeda-beda. Menggambar tidak sama dengan 
melukis. Dalam melukis, anak menggunakan gumpalan atau bentuk-bentuk padat, 
yang dikombinasikan sedemikian rupa sehingga mewujud menjadi sesuatu.

Celakanya, kita kerap mencampuradukkan antara menggambar dan melukis, yaitu 
aktivitas paling populer sepanjang sejarah sekolah minggu yang kita sebut 
MEWARNA.

Mewarna adalah sekadar mengisi ruang di antara garis-garis dengan warna. 
Mewarna BUKAN menggambar. Mewarna juga BUKAN melukis. Mewarna adalah mewarna. 
Sekadar memberi warna. Titik.

Kecuali anak-anak yang memang tertarik dengan seni visual, mewarna adalah salah 
satu kegiatan yang paling membosankan di Sekolah Minggu (juga di sekolah 
formal). Celakanya, hampir setiap minggu kita memberikan aktivitas mewarna 
kepada anak-anak yang kita layani. Sudah setiap minggu aktivitasnya mewarna, 
media, dan alatnya pun sama. Biasanya, kita menggunakan kertas, pensil warna, 
atau krayon. Tidak heran jika anak-anak kehilangan antusias dalam seni gambar 
atau lukis sejak usia mereka yang masih sangat dini. Tidak jarang, aktivitas 
mewarna dilakukan untuk sekadar membuat anak-anak "sibuk", sementara guru juga 
sibuk mengerjakan tugas lainnya. Atau, aktivitas ini memang sengaja diadakan 
untuk "menghabiskan waktu" daripada tidak ada yang dikerjakan setelah firman 
Tuhan-sementara waktu Sekolah Minggu belum berakhir

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Kegiatan Menggambar di Sekolah Minggu (II) -- Edisi 678/Mei 2014

2014-05-20 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Kegiatan Menggambar di Sekolah Minggu (II)
678/Mei/II/2014

Salam dalam kasih Kristus,

Dalam edisi e-BinaAnak minggu ini, baik kolom Tip maupun kolom Bahan Mengajar 
merupakan sambungan dari kolom Artikel dan kolom Bahan Mengajar pada edisi yang 
lalu. Rekan-rekan semua dapat menyimak arsipnya di < 
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/677 >.

Salah satu ide bagus tentang kegiatan menggambar pada edisi ini adalah bahwa 
kegiatan ini tidak dijadikan sebagai kegiatan tambahan, tetapi menjadi bagian 
dalam proses pengajaran firman Tuhan. Tujuannya agar anak tetap fokus dan bisa 
memahami dengan baik firman Tuhan yang disampaikan kepada mereka. Dengan itu, 
kegiatan-kegiatan kreatif tidak menjadi kegiatan sampingan yang mungkin malah 
mengalihkan perhatian anak dari pengajaran firman Tuhan itu sendiri. Selamat 
menyimak. Kiranya ini menjadi berkat.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


Jadikan setiap kegiatan kreatif sebagai proses dari pembelajaran firman Tuhan, 
bukan hanya kegiatan tambahan yang dapat mengalihkan perhatian anak dari inti 
pengajaran firman. (DWD)


TIP: AKTIVITAS MENGGAMBAR DALAM PENGAJARAN FIRMAN TUHAN

Ada beberapa cara untuk kita dapat memasukkan aktivitas MENGGAMBAR ini dalam 
pengajaran firman Tuhan. Jika selama ini aktivitas menggambar cenderung 
mendapat tempat hanya sebagai kegiatan tambahan (ada bagus, tidak ada juga 
tidak apa), kali ini saya ingin mengajak anak-anak untuk bukan sekadar 
menambahkan aktivitas menggambar, melainkan menjadikan aktivitas menggambar 
tersebut sebagai bagian dari proses pembelajaran firman Tuhan. Tanpa aktivitas 
ini, proses belajar menjadi tidak lengkap atau sempurna.

1. Sebelum firman Tuhan disampaikan.

Jika menggambar dilakukan sebelum penyampaian firman Tuhan, tujuan aktivitas 
ini adalah sebagai pengantar atau persiapan bagi anak-anak untuk memasuki 
materi firman Tuhan.

Contoh: Yesus memanggil dua belas murid. Saat itu, saya mengajak anak-anak 
bermain tebak gambar. Setiap anak menerima satu kata dan masing-masing harus 
menggambarnya di papan tulis, sementara teman-teman harus menebaknya. Beberapa 
kata yang saya siapkan antara lain: perahu, jala, ikan, Yesus, uang koin, meja, 
danau. Kata-kata ini adalah kata-kata penting karena terkait dengan materi 
firman Tuhan yang hendak disampaikan. Ini adalah salah satu cara yang sangat 
sederhana, tetapi sangat menyenangkan untuk memulai sebuah cerita.

2. Pada saat atau di tengah-tengah penyajian firman Tuhan.

Jika menggambar dilakukan pada saat atau di tengah-tengah penyajian firman 
Tuhan, tujuan aktivitas ini adalah memberi penekanan atau fokus pada materi 
firman Tuhan tersebut. Biasanya, sementara anak-anak menggambar, saya tetap 
bercerita, terutama yang terkait dengan apa yang sedang mereka gambar tersebut. 
Jadi, sembari menggambar, anak-anak pun menerima informasi yang semakin 
menguatkan apa yang sedang mereka kerjakan.

Contoh: Pelarian Yakub. Aktivitas ini dilakukan di tengah-tengah cerita, saat 
sampai pada bagian mimpi Yakub (ada anak tangga yang menjulang tinggi ke 
langit, lalu malaikat naik turun). Saya hanya mengatakan bahwa Yakub BERMIMPI. 
Saya tidak menjelaskan atau menyebutkan mimpi Yakub tersebut. Saya meminta 
anak-anak untuk membuka kitab Kejadian, lalu menggambarkan isi mimpi Yakub 
tersebut pada kertas yang telah saya sediakan.

Segera setelah saya melihat anak-anak menemukan ayat yang dimaksud dan mulai 
menggambar, barulah saya melanjutkan cerita dengan menegaskan apa arti mimpi 
tersebut bagi Yakub.

Setelah memberi kesempatan beberapa menit lagi, barulah saya melanjutkan cerita 
perjalanan Yakub menuju rumah Laban.

3. Setelah firman Tuhan disampaikan.

Jika aktivitas menggambar dilakukan setelah firman Tuhan disampaikan, biasanya 
saya memberikan pilihan agar anak-anak menentukan sendiri adegan atau bagian 
firman Tuhan yang paling menarik perhatian mereka untuk mereka gambar. Dan, 
biasanya saya meminta anak-anak untuk menambahkan satu atau dua ayat firman 
Tuhan yang berkenaan dengan gambar mereka tersebut.

Ada anak yang hanya mau menggambar, tetapi tidak mau mewarnainya. Tidak 
apa-apa, biarkan saja! Sebab, tujuan kita bukan sekadar menyelesaikan aktivitas 
atau membuat aktivitas tampak seperti yang kita harapkan, melainkan agar 
anak-anak memiliki kesempatan untuk mengekspresikan dirinya SETELAH mendengar 
firman Tuhan.

Contoh: Imam Eli dan kedua anaknya, Hofni dan Pinehas. Beberapa anak -- karena 
sangat terkesan dengan garpu tiga gigi -- dengan antusias menggambar Hofni dan 
Pinehas sedang menusuk daging dengan garpu tiga gigi tersebut. Sebagian lagi 
lebih tertarik dengan Imam Eli yang jatuh dari kursi karena kaget mendengar 
berita tentang kedua anaknya yang meninggal. Untuk hasil karya anak, silakan 
lihat lampiran.

Contoh lain adalah perjalanan ke Emaus. Kali ini, pilihan anak-anak cukup 
beragam. Ada yang men

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Aku dan Keluargaku (I) -- Edisi 679/Juni 2014

2014-06-10 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Aku dan Keluargaku (I)
679/Juni/I/2014

Salam kasih Kristus,

Keluarga menjadi bagian penting dalam hidup kita. Melalui keluarga, kita 
bertumbuh dalam pengenalan akan anggota keluarga dan Kristus. Dalam hal ini, 
kebersamaan dalam keluarga menjadi hal penting yang harus terus diperjuangkan. 
Jangan sampai karena kesibukan atau rutinitas lainnya, kita tidak mempunyai 
waktu untuk keluarga. Meskipun kebersamaan antaranggota keluarga penting, 
hubungan keluarga dengan Kristus haruslah menjadi prioritas utama dalam 
keluarga. Kristus harus menjadi pusat dalam keluarga supaya keluarga dapat 
menjadi cermin kasih Kristus dan memberkati keluarga yang lainnya.

Selama bulan Juni ini, e-BinaAnak akan mengajak para pelayan anak dan orang tua 
untuk menyadari betapa pentingnya keluarga, baik dalam pertumbuhan rohani 
maupun kedekatan antaranggota keluarga. Selamat membaca sajian e-BinaAnak edisi 
pertama bulan ini, kiranya ini menjadi berkat bagi Anda semua. Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Kebersamaan dalam keluarga adalah harta berharga yang tidak bisa diganti dengan 
kesenangan barang-barang termahal di dunia ini. (Tilestian)


ARTIKEL: AKU DAN KELUARGAKU

Ada dua macam keluarga yang dimiliki orang Kristen. Pertama, keluarga secara 
fisik dan yang kedua, keluarga secara rohani. Kali ini, kita akan membahas 
beberapa hal tentang pengertian keluarga.

Keluarga Secara Fisik

Kalau kita menyebut keluarga, biasanya yang dimaksud adalah keluarga secara 
fisik, yaitu papa, mama, kakak, adik, dan kita sendiri. Dan, biasanya kita 
tinggal bersama dengan mereka.

Di dalam Alkitab, banyak kisah tentang keluarga. Bisakah kamu menyebutkan 
contohnya? Kejadian apa yang terjadi dalam keluarga itu yang paling kamu ingat? 
Mari kita lihat beberapa contohnya.

Keluarga Adam

Keluarga Adam adalah keluarga pertama yang ada di bumi ini. Tentu saja karena 
kita tahu Adam adalah manusia pertama yang Allah ciptakan. Apa yang terjadi 
dalam keluarga ini? Kain, putra pertama Adam, benci pada adiknya, Habel. Begitu 
bencinya, sampai Kain membunuh adiknya itu (Kejadian 4:8). Wah, di dalam 
keluarga pertama saja sudah terjadi pembunuhan. Ini sungguh menakutkan.

Keluarga Ishak

Ishak dan Ribka memiliki anak laki-laki kembar, yaitu Esau dan Yakub. Ishak 
lebih sayang kepada Esau, sedangkan Ribka lebih sayang kepada Yakub (Kejadian 
25:28). Rupanya, orang tua yang pilih kasih sudah terjadi sejak dahulu kala. 
Apa yang terjadi dalam keluarga ini? Yakub menipu kakaknya. Dia juga 
bersekongkol dengan ibunya untuk menipu ayahnya (Kejadian 27:35-36).

Keluarga Yakub

Yakub (nama lainnya Israel) memiliki 12 anak laki-laki. Tetapi, Yakub lebih 
menyayangi Yusuf dibandingkan yang lain (Kejadian 37:3). Sama seperti ayahnya, 
Yakub ternyata juga pilih kasih.

Apa akibatnya? Alkitab mencatat, Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya. Mereka 
tidak mau bersikap ramah kepada Yusuf (Kejadian 37:4). Tampaknya, mereka suka 
berbuat kasar kepadanya. Dibenci oleh kakak-kakak sendiri tentu sangat tidak 
menyenangkan.

Mengapa ditulis?

Mengapa Alkitab mencatat kisah-kisah seperti itu? Supaya kita bisa mengerti 
akibat yang ditimbulkan dosa: membenci, membunuh, pilih kasih, menipu (bahkan 
bersekongkol), iri hati, kasar, dan lain-lain.

Alkitab menulis apa adanya. Alkitab tidak dibuat-buat dan tidak memberi laporan 
palsu. Akan tetapi, Alkitab juga menuliskan bahwa dosa-dosa seperti itu dibenci 
oleh Allah. Allah tahu kelemahan manusia. Ia mengasihi manusia, tetapi membenci 
dosa mereka.

Allah mengasihi manusia pada waktu masih berdosa, tetapi Ia tidak mau manusia 
terus-menerus berbuat dosa. Dosa memecah belah. Dosa membuat keluarga saling 
membenci, iri hati, bersikap kasar satu dengan yang lain. Allah ingin kita 
membuang dosa dan saling mengasihi sebagai saudara.

Di Perjanjian Baru, kata "saudara" sering disebut. Kata "saudara" ini 
sebenarnya lebih diartikan sebagai sesama saudara di dalam keluarga Allah.

Keluarga Rohani

Keluarga rohani adalah keluarga yang terdiri dari orang-orang yang sama-sama 
mengasihi Tuhan Yesus. Alkitab menyebutnya keluarga Allah (Efesus 2:19b).

Mereka mengasihi Tuhan Yesus, Juru Selamat mereka, dengan cara taat pada 
perintah-perintah-Nya. Keluarga Allah bersifat kekal. Kekal karena setiap 
anggota sudah menerima hidup kekal dari Tuhan Yesus.

Kalau papa, mama, kakak, adik, dan kamu sendiri mengasihi Tuhan Yesus, selain 
berkeluarga secara fisik, kalian juga menjadi bagian dari keluarga Allah.

Semua Orang Kristen Bersaudara

Keluarga Allah adalah keluarga yang benar-benar besar. Mengapa? Karena, 
keluarga ini meliputi seluruh dunia. Ya, seluruh dunia, bukan hanya di gerejamu 
atau di kota tempat kamu tinggal. Mari kita perjelas. Semua orang Kristen yang 
mengasihi Tuhan Yesus adalah bersaudara, di mana pun mereka berada, di Jakarta, 
di Medan, di Indonesia, ataupun di Afrika.

Kita 

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Aku dan Keluargaku (II) -- Edisi 680/Juni 2014

2014-06-19 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Aku dan Keluargaku (II)
680/Juni/II/2014

Salam dalam kasih Kristus,

Ketika setiap anggota keluarga dapat menjalankan perannya dengan baik, keluarga 
tersebut akan mengalami keharmonisan. Ada banyak cara yang bisa diusahakan 
untuk mewujudkan keharmonisan tersebut, salah satunya adalah dengan menyadari 
dan melakukan tanggung jawab masing-masing. Sebagai pelayan anak, mari kita 
menanamkan kepada anak-anak layan bahwa mereka pun memiliki tanggung jawab 
kepada orang tua, dan itu harus dilakukan. Bagaimana firman Tuhan memberi 
penjelasan mengenai hal ini? Simaklah e-BinaAnak edisi kali ini secara utuh dan 
terapkan pelajaran maupun permainannya bersama anggota kelas atau keluarga 
kita. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Keluarga menjadi tempat pertama kita mengenal kasih Tuhan. (Tilestian)


TIP: TANGGUNG JAWAB ANAK KEPADA ORANG TUA

Salah satu dari Sepuluh Hukum Tuhan adalah "Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya 
lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu." (Keluaran 20:12)

Sebenarnya, apa makna "hormat" di sini?

1. Hormat berarti bersikap santun dan patuh terhadap orang tua. Di dalam Hukum 
Taurat, tertera perintah yang mengharuskan orang Israel menjatuhkan sanksi 
berat (kematian) kepada anak yang mengutuki orang tuanya -- "Apabila ada 
seseorang yang mengutuki ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati; ia 
telah mengutuki ayahnya atau ibunya, maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri." 
(Imamat 20:9)

2. Hormat berarti bertanggung jawab memelihara kelangsungan hidup orang tua. 
Tuhan Yesus menegur orang Yahudi, yang menyelewengkan perintah Tuhan tentang 
persembahan atas dasar ketidakrelaan memenuhi kebutuhan orang tua (Matius 
15:3-6). Juga, sebelum Tuhan Yesus mati di kayu salib, Ia meminta Yohanes untuk 
memelihara Maria, ibu-Nya (Yohanes 19:26-27). Semua ini memperlihatkan bahwa 
Tuhan menginginkan kita untuk bertanggung jawab memelihara kelangsungan hidup 
orang tua kita.

Namun, kita juga harus memahami batas hormat kepada orang tua karena perintah 
ini diberikan bukan tanpa batas.

1. Kendati kita harus patuh kepada orang tua, tetapi kepatuhan kita tidak boleh 
melebihi kepatuhan kepada Tuhan sendiri. Firman Tuhan mengingatkan, 
"Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak 
bagi-Ku." (Matius 10:37)

2. Walaupun keluarga jasmaniah adalah penting, tetapi bagi Tuhan yang 
terpenting adalah keluarga rohaniah. Pada waktu Yesus sedang mengajar, ibu dan 
saudara-Nya datang mengunjungi-Nya. Yesus menegaskan, "Siapakah ibu-Ku dan 
siapakah saudara-saudara-Ku? Sebab siapa pun yang melakukan kehendak bapa-Ku di 
sorga, dialah saudara-Ku ... dialah ibu-Ku." (Matius 12:46-50)

3. Tanggung jawab kepada orang tua lebih bersifat fisik ketimbang emosional. 
Anak berkewajiban memelihara kelangsungan hidup orang tua ketika orang tua 
tidak lagi dapat memenuhi kebutuhannya. Namun, anak tidak berkewajiban membuat 
orang tua senang secara membabi buta; menyenangkan orang tua mempunyai 
batasnya. Firman Tuhan mencatat, "Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya 
berkata kepada-Nya, 'Tuhan, izinkanlah aku pergi terlebih dahulu menguburkan 
ayahku.' Tetapi Yesus berkata kepadanya, 'Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang 
mati menguburkan orang-orang mati mereka.'" (Matius 8:21-22)

4. Setelah kita menikah, kita harus mengutamakan keluarga sendiri tanpa harus 
melepaskan tanggung jawab kita sebagai anak kepada orang tua. Itu sebabnya, 
Tuhan berfirman, "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan 
ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging." 
(Kejadian 2:24) Harus ada sebuah tindak pemisahan dan prioritas sehingga 
keluarga yang baru dapat berdiri dengan mandiri.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Kesejahteraan Keluarga Kristen
Alamat URL: 
http://altarfamily.blogspot.com/2011/11/tanggung-jawab-anak-kepada-orang-tua.html
Penulis: David B.
Tanggal akses: 11 Juni 2014


AKTIVITAS: PENTINGNYA TUHAN YESUS BAGI KELUARGA KRISTEN
Ditulis oleh: Santi T.

Ayat Alkitab: Mazmur 119:105

Tujuan:
1. Menolong keluarga untuk menyadari betapa pentingnya firman Tuhan.
2. Firman Tuhan menjadi penopang hidup keluarga Kristen.
3. Menolong keluarga untuk menghafal dan memahami firman Tuhan.

Cara bermain (dalam posisi berdiri):

1. Anggota keluarga dibagi menjadi 2 kelompok. Satu kelompok minimal terdiri 
dari 2 orang.

2. Kelompok 1: memilih satu kutipan ayat Alkitab dan membacakannya.
Kelompok 2: mendengarkan bacaan ayat Alkitab kelompok 1, lalu mengisi bunyi 
"tet tet" dengan kata-kata yang sesuai dengan isi ayat Alkitab tersebut. 
Contoh: Ayat yang dipilih: 1 Korintus 3:23
a. Kelompok 1 membaca 1 Korintus 3:23, "Tetapi kamu adalah milik Kristus dan 
Kristus adalah milik Allah.&quo

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Peran Teknologi terhadap Perkembangan Anak (I) -- Edisi 681/Juli 2014

2014-07-09 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Peran Teknologi terhadap Perkembangan Anak (I)
681/Juli/I/2014

Salam kasih Kristus,

Perkembangan teknologi tidak bisa dibendung. Anak-anak yang lahir pada 
tahun-tahun belakangan, seolah-olah dilahirkan untuk langsung mnenggunakan 
segala macam teknologi mutakhir tersebut. Anak-anak balita zaman sekarang 
bahkan sudah sangat mahir mengoperasikan gadget-gadget canggih. Tentu saja, hal 
ini bisa membawa dampak yang positif dan juga negatif. Bagaimana sebenarnya 
peran teknologi terhadap perkembangan anak? Sejauh apa para pelayan anak bisa 
menolong agar teknologi bisa membawa anak justru lebih mengasihi Tuhan? Inilah 
tantangannya. Siapkah kita?

Simak seluruh sajian e-BinaAnak sepanjang bulan Juli agar kita, sebagai pelayan 
anak, bisa membawa teknologi berperan positif terhadap perkembangan anak, baik 
secara mental, terlebih lagi secara rohani. Kiranya ini menjadi berkat.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


Jika gereja tidak menggunakan teknologi untuk kemuliaan nama Tuhan, Iblis akan 
mengambil alih peran itu dan merebut generasi masa depan gereja dengan 
teknologi. (SABDA-IT FOR GOD)


ARTIKEL: ANAK DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI

Kendati kemajuan teknologi dicicipi oleh semua lapisan masyarakat, tidak bisa 
disangkal bahwa kelompok remaja adalah kelompok yang paling memanfaatkan 
kemajuan-kemajuan ini. Lihat saja permainan video yang sekarang begitu canggih 
dan melibatkan tiga dimensi. Di samping itu, remaja pun dapat menikmati musik 
lewat iPod, bercengkerama lewat chatting, sms, email, dan dapat berkreasi 
sekaligus berkomunikasi lewat Facebook dan YouTube. Tidak heran, generasi 
remaja sekarang dijuluki Generasi M -- singkatan dari multitasking -- yang 
berarti melakukan beberapa hal pada saat bersamaan. Berikut adalah beberapa 
tanggapan terhadap pengaruh positif maupun negatif kemajuan teknologi pada 
perkembangan hidup anak.

Pengaruh Positif

1. Kemajuan teknologi tidak bisa tidak membuat anak jauh lebih fasih dengan 
teknologi, terutama teknologi informasi. Sudah tentu semua ini berdampak baik 
karena kemajuan ini membawa banyak kemudahan seperti kemudahan mendapatkan 
informasi dan kemudahan menjalin kontak.

2. Kemajuan teknologi juga telah menciptakan sebuah kolam pergaulan lewat jalur 
maya. Tidak bisa tidak, anak dapat mengenal dan menjalin hubungan dengan lebih 
banyak orang dari pelbagai belahan dunia.

3. Kemajuan teknologi telah menciptakan beragam permainan kreatif dan 
menantang. Banyak anak yang termasuk kategori ADHD diuntungkan oleh permainan 
ini karena tingkat kreativitas dan tantangan yang tinggi.

Pengaruh Negatif

1. Kemajuan teknologi berpotensi membuat anak cepat puas dengan pengetahuan 
yang diperolehnya sehingga menganggap bahwa apa yang dibacanya di internet 
adalah pengetahuan yang terlengkap dan final. Pada faktanya, ada begitu banyak 
hal yang mesti digali lewat proses pembelajaran tradisional dan internet tidak 
bisa menggantikan kedalaman. Kalau tidak dicermati, maka akan ada kecenderungan 
bagi generasi mendatang untuk menjadi generasi yang cepat puas dan cenderung 
berpikir dangkal. Membaca 300 halaman buku yang ditulis secara cermat lewat 
proses pemikiran yang panjang tidak sama dengan membaca beberapa lembar halaman 
berisikan kesimpulan di layar komputer. Sebaiknya, orang tua terus mendorong 
anak untuk membaca buku bermutu di samping memanfaatkan informasi dari 
internet. Juga, secara berkala, ajaklah anak berdiskusi karena proses 
pengambilan keputusan yang efektif tercapai lewat dialog dua arah. Melalui 
dialog, anak dilatih untuk mendengarkan masukan atau pendapat lain sekaligus 
memberi respons yang tepat.

2. Karena kemajuan teknologi membawa banyak kemudahan, generasi mendatang 
berpotensi untuk menjadi generasi yang tidak tahan dengan kesulitan. Dengan 
kata lain, asumsi yang tersirat dalam diri anak adalah bahwa hidup ini 
seharusnya mudah. Singkat kata, pada akhirnya, anak berpacu untuk 
menyederhanakan masalah dan berupaya menghindari kesukaran. Sudah tentu orang 
tua tidak perlu melarang anak untuk menikmati kemudahan-kemudahan ini; tugas 
orang tua di sini adalah mendampingi anak tatkala ia tengah menghadapi 
kesulitan. Amatilah kecenderungannya untuk mencari jalan pintas dan ajaklah 
untuk memikirkan alternatif penyelesaian. Doronglah anak untuk bersabar dan 
menantikan Tuhan dalam menghadapi kebuntuan.

3. Kemajuan teknologi mempercepat segalanya dan tanpa disadari anak pun 
dikondisikan untuk tidak tahan dengan kelambanan dan keajegan. Alhasil, anak 
makin hari makin lemah dalam hal kesabaran serta konsentrasi dan cepat menuntut 
orang untuk memberi yang diinginkannya dengan segera. Hal ini perlu mendapat 
perhatian orang tua. Sekali lagi, respons yang tepat bukanlah melarang anak 
untuk memanfaatkan teknologi, melainkan mendorongnya untuk berkonsentrasi 
mendengarkan sesuatu yang bersifat monologis. Juga, ajakla

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Peran Teknologi terhadap Perkembangan Anak (II) -- Edisi 682/Juli 2014

2014-07-15 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Peran Teknologi terhadap Perkembangan Anak (II)
682/Juli/II/2014

Salam kasih Kristus,

Kita semua sudah mengetahui bahwa perkembangan teknologi bisa memengaruhi 
perkembangan anak. Peran orang tua maupun pelayan anak merupakan salah satu hal 
yang sangat menentukan apakah teknologi bisa memberikan peran yang baik bagi 
tumbuh kembang anak atau tidak. Dari sisi pelayan anak, penggunaan teknologi 
dalam kelas sekolah minggu bisa menjadi salah satu strategi untuk meminimalkan 
peran negatif teknologi dalam kehidupan anak. Bagaimana kita bisa melakukannya? 
Dalam edisi minggu ini, kita dapat menyimak sebuah tip yang berisi beberapa ide 
penggunaan teknologi dalam pelayanan sekolah minggu.

Apakah rekan-rekan punya ide yang lain tentang penggunaan teknologi di sekolah 
minggu/pelayanan anak? Silakan berbagi dengan mengirimkan ide-ide tersebut 
kepada redaksi di < binaanak(at)sabda.org >. Mari kita berbagi, sebagai satu 
perwujudan bahwa para pelayan anak di Indonesia saling bergandeng tangan untuk 
berperan aktif memanfaatkan teknologi demi perkembangan mental dan rohani anak, 
seturut dengan kebenaran firman Tuhan. Tuhan Yesus memberkati!

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


Jangan diam di tengah pergerakan teknologi yang makin pesat. Bergeraklah pula 
untuk menggunakan teknologi itu bagi hormat dan kemuliaan nama Tuhan! (DWD)


TIP: MENGGUNAKAN TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN SEKOLAH MINGGU

Saya ingat akan ponsel pertama saya, ukurannya sebesar buku dan memiliki 
antena. Ponsel seperti itu hanya bisa digunakan di kota-kota besar, tetapi saya 
pikir perangkat baru ini adalah inovasi yang paling berguna sejak waktu yang 
sangat lama sekali.

Hari ini, hampir semua orang memiliki ponsel yang akan cocok di sakunya dan 
tidak hanya dapat membuat panggilan telepon, seseorang juga bisa menerima 
email, pesan teks, dan bahkan mengakses situs untuk mendapatkan informasi dan 
petunjuk. Bahkan, ada sebuah aplikasi pada ponsel saya yang saya gunakan di 
lapangan golf untuk menentukan ukuran jarak dari bola ke lubang. Sungguh 
menakjubkan apa yang dapat dilakukan telepon seluler sekarang ini.

Teknologi akan terus maju dan ponsel akan dapat berguna lebih banyak lagi pada 
masa depan. Berikut ini adalah sepuluh ide terbaik tentang bagaimana 
menggunakan teknologi baru ini untuk meningkatkan pelayanan di sekolah minggu:

1. Minta kepada semua anak di kelas yang memiliki ponsel untuk mengirimkan SMS 
atau email kepada seseorang yang mereka tahu dapat diundang untuk datang ke 
sekolah minggu.

2. Berikan kepada anak, nama dan nomor telepon dari teman-teman mereka yang 
namanya ada di buku absensi sekolah minggu, tetapi jarang hadir akhir-akhir 
ini. Mintalah anak untuk mengontak temannya itu untuk mengingatkan mereka 
datang ke sekolah minggu.

3. Dapatkan nomor ponsel atau email dari anak sekolah minggu atau rekan 
pelayanan Anda. Buatlah daftar doa pada hari minggu dan kirimkan daftar doa itu 
kepada mereka.

4. Kirimkan informasi dan undangan mengenai kegiatan kelas kepada anak-anak 
sekolah minggu dan rekan pelayanan melalui SMS atau email.

5. Mintalah seorang anak di kelas dengan ponsel pintar untuk mencari beberapa 
informasi yang berhubungan dengan pelajaran sekolah minggu hari itu dan bagikan 
informasi itu di kelas.

6. Kirimkan pesan SMS atau email kepada setiap anak di kelas, untuk 
memberitahukan kepada mereka bagian Kitab Suci yang akan digunakan pada hari 
Minggu agar mereka dapat mempersiapkan diri untuk melakukan studi Alkitab di 
kelas.

7. Gunakan ponsel atau email untuk menciptakan komunikasi dengan para rekan 
pelayanan yang lainnya melalui SMS atau email, dengan menyediakan informasi 
yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka sehubungan dengan 
pelayanan.

8. Kembangkan sebuah halaman Facebook untuk kelas Anda sebagai cara untuk 
berbagi informasi, foto, bahkan untuk mendiskusikan firman Tuhan.

9. Memberitahukan tentang ulang tahun, peringatan, dan acara khusus lainnya 
melalui email, SMS, atau Facebook.

10. Menjalin kemitraan dengan yayasan-yayasan misi dengan menyediakan jalur 
komunikasi rutin untuk membagikan pokok doa dari yayasan-yayasan tersebut 
kepada anggota kelas melalui email, SMS, atau Facebook. Ini adalah cara yang 
bagus untuk meningkatkan kesadaran misi di kelas. (t/Davida)

Tentunya, ada banyak cara lain untuk menggunakan teknologi modern untuk 
meningkatkan pelayanan di sekolah minggu dan meminimalkan pengaruh negatif 
teknologi bagi anak. Apakah Anda punya ide lain? Silakan kirimkan kepada 
redaksi di < binaanak(at)sabda.org >. 

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Flight 4031
Alamat URL: 
http://flight4031.com/2012/11/03/using-modern-technology-to-improve-sunday-school/
Judul asli artikel: Using Modern Technology to Improve Sunday School
Penulis artikel: Ron Moore
Tanggal akses: 26 Mei 2014


BAHAN 

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi Khusus HAN 2014 -- Edisi 683/Juli 2014

2014-07-22 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Edisi Khusus HAN 2014
683/Juli/III/2014

Shalom,

Pada hari ini, 23 Juli 2014, bangsa Indonesia memperingati Hari Anak Nasional. 
Tanggal 23 Juli ditetapkan sebagai Hari Anak Nasional berdasarkan Keputusan 
Presiden RI No. 44 tahun 1984, sebagai bentuk kepedulian pemerintah yang 
melihat anak sebagai aset kemajuan bangsa. Peringatan HAN diselenggarakan 
setiap tahun sejak 1986 sampai sekarang. Tahun ini, tema HAN 2014 adalah 
"Ciptakan Lingkungan yang Kondusif untuk Meningkatkan Perlindungan dan Tumbuh 
Kembang Anak." Tema ini sengaja diangkat sebagai respons atas maraknya kasus 
kekerasan terhadap anak yang terjadi akhir-akhir ini. Anak yang seharusnya 
menjadi generasi masa depan bangsa, mendapatkan perlakuan yang dapat melemahkan 
fisik, mental, dan rohani mereka. Akibatnya, pada masa yang akan datang, 
fondasi bangsa pun akan menjadi tidak kokoh.

Pada hari yang istimewa ini, e-BinaAnak hadir untuk mengajak Rekan-Rekan 
memberi perhatian khusus kepada kasus kekerasan anak dan berdoa bagi mereka 
yang mengalaminya. Edisi ini diawali dengan sebuah kesaksian pertobatan dari 
seorang anak yang mengalami penganiayaan dari orang tuanya, yang membuatnya 
menjadi seorang pecandu alkohol. Melalui kesaksian ini, kita dapat melihat 
salah satu dampak kekerasan terhadap anak dan bagaimana Tuhan menolong mereka 
yang menjadi korban untuk menemukan kasih sejati dalam Kristus. Sumber-sumber 
audio dari program audio konseling TELAGA seputar kekerasan terhadap anak dapat 
Anda simak dalam kolom Pojok Multimedia. Jangan lupa, mari mendoakan anak-anak 
yang mengalami kekerasan agar Tuhan memulihkan mereka dari semua rasa sakit, 
fisik maupun mental, dan menemukan kasih Kristus yang sejati.

SELAMAT MEMPERINGATI HARI ANAK NASIONAL 2014!

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


Ciptakan Lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan perlindungan dan tumbuh 
kembang anak. (Tema HAN 2014)


KESAKSIAN: DARI PENDERITAAN MENUJU KASIH KARUNIA

Pada tahun 1994, saya mendapati diri saya berada dalam tahap akhir kecanduan 
alkohol. Selama 15 tahun, setiap hari saya selalu berada dalam keadaan mabuk. 
Saya adalah contoh dari apa yang orang sebut sebagai "alkoholik fungsional". 
Kebanyakan orang tidak pernah tahu bahwa saya masih mengonsumsi alkohol, dan 
mereka yang tahu pun tidak bisa menduga berapa banyak yang sudah saya minum 
setiap harinya. Saya mengonsumsi alkohol sebanyak 5,5 unit per hari (di 
Amerika, batas wajar dalam mengonsumsi alkohol selama satu hari adalah di bawah 
5 unit untuk pria dan 4 unit untuk wanita. Yang disebut unit atau "minuman 
standar" adalah minuman yang mengandung 18 ml/14 g alkohol -- red.).

Saya menderita stres pascatraumatik yang disebabkan oleh kekerasan yang saya 
alami ketika masih anak-anak. Dan, di kemudian hari, kekerasan yang saya alami 
dalam pernikahan justru membuat apa yang sudah saya alami saat masih kecil 
tidak ada apa-apanya. Saya kabur dari pernikahan itu dengan menderita dislokasi 
pada tulang belakang di leher saya, masalah pada punggung saya, dan parut pada 
wajah saya yang diakibatkan oleh luka tembak.

Saya pernah mendengar tentang Injil. Saya adalah salah satu dari orang-orang 
yang menilai Kristus dengan melihat mereka yang mengaku sebagai orang Kristen, 
tetapi tidak menyatakan Kristus dalam tindakan mereka. Sejak ayah meninggalkan 
kami ketika saya masih berusia 11 tahun, saya juga membuat asumsi bahwa Tuhan 
juga telah meninggalkan saya. Saya menyimpan sakit hati berkaitan dengan 
keberadaan Tuhan.

Saya terus merawat ibu saya, yang menganiaya saya sepanjang hidup saya. Selain 
itu, saya juga merawat kakak perempuan saya yang menderita Schizophrenia. 
Dahulu, kami berdua sering dianiaya oleh ibu kami. Saat saya merawat mereka 
berdua, sebenarnya saya merasa bahwa saya terjebak dalam posisi itu. Anehnya, 
saya merasa bahwa Tuhanlah yang menempatkan saya di sana sehingga sekalipun 
saya ingin pergi meninggalkan mereka, saya tetap tidak sanggup melakukannya.

Saya Mulai Berdoa

Saya merasakan kesakitan yang luar biasa karena kecanduan saya terhadap 
alkohol, tetapi saya tidak sanggup melepaskan kebiasaan itu. Alkohol adalah 
satu-satunya kekuatan saya untuk menjalani kehidupan, tanpa harus merasakan 
penderitaan mental dan emosional. Akan tetapi, kesakitan yang harus saya derita 
pada tubuh saya semakin menjadi dan tak tertahankan. Saya pun mulai berdoa. 
Waktu itu, doa saya lebih seperti sebuah permohonan, saya memohon agar Tuhan 
mengizinkan saya untuk mati.

Saat malam hari, saya sering mencoba menghentikan jantung dan paru-paru saya 
agar kehabisan napas. Saya menderita insomnia dan tidak dapat tidur selama 
berminggu-minggu. Saya sering kali berpikir untuk bunuh diri, tetapi tidak 
berhasil. Seharusnya, saya sudah mati bertahun-tahun yang lalu, tetapi selalu 
saja selamat dari hal-hal yang tak dapat dibayangka

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Identitas Kita di Dalam Kristus (I) -- Edisi 684/Agustus 2014

2014-08-12 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Identitas Kita di Dalam Kristus (I)
684/Agustus/I/2014

Shalom Sahabat e-BinaAnak,

Selama bulan Agustus ini, e-BinaAnak akan mengajak setiap orang tua dan pelayan 
anak untuk mengetahui lebih dalam mengenai identitas kita di dalam Kristus. Hal 
ini sangat penting karena peranan kita saat ini sangat memengaruhi anak-anak, 
baik dalam bersikap maupun untuk memiliki konsep yang benar sebagai pengikut 
Kristus. Pemahaman yang kita miliki tentang identitas kita di dalam Kristus 
akan sangat menentukan bagaimana kita memberi teladan kepada anak-anak kita. 
Bacalah keseluruhan edisi ini dengan saksama, dan marilah kita hidup sesuai 
dengan standar Allah. Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Ketika kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat kita, 
maka hidup kita menjadi alat untuk mencerminkan kasih-Nya. (Tilestian)


ARTIKEL: IDENTITAS KITA DI DALAM KRISTUS
Diringkas oleh: Santi T.

Sebagai orang Kristen, kita harus terus bertumbuh dan menjadi lebih serupa 
dengan Kristus saat mempelajari firman dan menerapkannya dalam kehidupan kita. 
Gaya hidup dan buah yang kita hasilkan menyatakan kepada dunia bahwa kita 
adalah orang Kristen.

Sebagai orang tua, identitas kita di dalam Kristus merupakan hal yang paling 
penting. Jika kita ingin membesarkan anak-anak, berfokuslah pada Tuhan. 
Artinya, kita harus dapat memberi teladan melalui kehidupan kita (Amsal 20:7).

Kita sudah bisa mulai memengaruhi anak-anak kita bagi Kristus, bahkan sebelum 
mereka lahir, dengan mengembangkan diri kita menjadi teladan yang saleh. Sikap 
hidup akan berbicara jauh lebih keras daripada perkataan.

Komitmen total kepada Tuhan, mematuhi perintah-Nya, dan hidup dalam 
kehendak-Nya memang tidak mungkin bisa dilakukan dengan sempurna. Namun, kita 
bisa berusaha menjadi serupa dengan Kristus dan semakin sesuai dengan 
gambar-Nya yang sempurna, meskipun kita tidak akan bisa sama persis seperti 
Kristus karena memang hanya Dialah yang sempurna.

Sementara kita berusaha mengembangkan diri, kita juga bisa membantu anak-anak 
mengembangkan citra yang tepat tentang diri mereka di dalam Kristus. Tanpa 
pemahaman mendasar tentang siapa diri kita, kita tidak bisa membangun keluarga 
yang saleh dan sukses karena Kristuslah yang memungkinkan kita untuk berhasil 
melayani Dia. Kesadaran kita akan hubungan kita dengan Allahlah yang memotivasi 
kita untuk taat.

Kesadaran akan keberadaan Tuhan dan apa yang telah dilakukan-Nya bagi kita 
(menyerahkan Yesus Kristus sebagai kurban bagi dosa-dosa kita agar kita bisa 
memiliki hidup yang kekal) akan memberi kita iman untuk taat dan keinginan 
untuk menyelaraskan diri dengan gambar Kristus. Jika kita ingin menjadi teladan 
yang saleh untuk anak-anak kita dan ingin mengembangkan karakter mereka, kita 
harus menyerahkan diri dan bersedia dibentuk oleh Roh Kudus.

Bagaimana agar Roh Kudus bekerja dalam hidup kita? Bagaimana kita tahu apakah 
Dia sedang bekerja?

Mengetahui Bahwa Kita Telah Diselamatkan

Kita semua adalah manusia yang berdosa. Roma 3:23 berkata, "Karena semua orang 
telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah." Kita tidak mungkin bisa ke surga 
melalui usaha kita sendiri. Karena kasih Allah yang besar kepada kita (Roma 
5:8; Yohanes 3:16), dan kasih karunia-Nya yang tak terukur (kemurahan yang 
tidak terbatas), Ia mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus, untuk mati di kayu salib 
bagi dosa-dosa kita dan bangkit kembali tiga hari kemudian.

Konsekuensi alami dari dosa adalah maut (Roma 6:23), tetapi oleh kasih karunia 
Allah, kita diselamatkan dengan mengakui dosa-dosa kita kepada Tuhan dan 
bertobat (menyesal dan bertekad untuk tidak melakukannya lagi). Jika kita 
percaya dengan mengaku bahwa Kristus telah mati untuk menebus dosa-dosa kita 
dan bangkit untuk memberi kita hidup, kita akan diselamatkan (Roma 10:9-10). 
Roh Kudus bekerja dalam hidup kita ketika kita diselamatkan, untuk menolong 
kita menyelaraskan diri dengan gambar Kristus, bukan dengan gambar dunia (1 
Yohanes 2:3-6).

Gaya hidup Anda akan menunjukkan apakah Anda adalah seorang Kristen atau bukan. 
Anak-anak akan mengamati tindakan dan perilaku Anda, dan mengetahui apakah Anda 
seorang Kristen atau bukan. Mereka akan mengembangkan gagasan tentang apa orang 
Kristen itu, benar atau salah, berdasarkan teladan diri Anda. Itu adalah 
tanggung jawab yang berat. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa kita akan terus 
bertumbuh dan hidup di dalam Kristus?

Dalam Kolose 1:21-23; 2:6-10, kita harus menjaga iman kita agar kuat dan 
menolak tipuan filsafat dunia. Sebagai orang Kristen, kita harus mendasarkan 
pengetahuan dan perilaku kita pada firman Tuhan; berakar dan diperkuat dalam 
iman kita kepada Yesus Kristus dan pengakuan bahwa Ia, melalui kematian, telah 
membuat kita kudus di hadapan Allah.

Dalam Roma 12:1-2, ketika kita diselamatkan, kita bukan lagi milik dunia. Kita 
diubahkan ole

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Identitas Kita di Dalam Kristus (II) -- Edisi 685/Agustus 2014

2014-08-19 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Identitas Kita di Dalam Kristus (II)
685/Agustus/II/2014

Salam damai dalam Kristus,

Ketika kita memutuskan untuk percaya dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan 
Juru Selamat, dari saat itulah kita harus mau hidup sesuai dengan kebenaran 
firman-Nya. Prinsip-prinsip hidup orang Kristen ada dalam firman Tuhan, yang 
sudah seharusnya kita lakukan dengan penuh kesadaran dan ketaatan kepada-Nya. 
Jadi, setiap orang percaya adalah kitab yang terbuka, bukti nyata kasih Tuhan 
yang bisa dibaca oleh setiap orang yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu, 
marilah kita senantiasa rindu untuk terus bertumbuh di dalam Tuhan dan mengenal 
Dia lebih dalam lagi supaya Kristus dapat terlihat nyata melalui perbuatan dan 
perkataan kita. Selamat menyimak edisi kali ini, kiranya ini dapat semakin 
menolong kita untuk menjadi pribadi yang mencerminkan Kristus kepada banyak 
orang. Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Allah lebih peduli tentang karakter kita daripada kenyamanan kita. Sasaran-Nya 
bukanlah untuk memanjakan kita secara fisik, melainkan untuk menyempurnakan 
kita secara rohani. (Powell)


TIP: MEMBENTUK KARAKTER KRISTEN: WATAK KRISTUS
Oleh: Pdt. Dr. Stephen Tong

Akan menjadi apakah anak-anak yang Saudara didik? Apakah sekadar menjadikan 
mereka orang pandai, yang tidak kalah intelektualnya dengan orang lain? 
Pertanyaan yang serius adalah: Apakah mereka bisa menjadi berkat bagi orang 
lain? Westminster Shorter Catechism, yang merupakan katekismus pengakuan iman 
yang sangat penting dan dipakai di seluruh dunia, dalam pertanyaan pertamanya 
mengulas apakah yang menjadi sasaran utama hidup manusia. Jawabnya adalah: 
untuk memuliakan Allah dan menikmati-Nya seumur hidup. Kalau kita mendidik anak 
kita, mendidik murid kita, maka kita harus mendidik mereka terutama agar mereka 
mengetahui bahwa karakter terpenting yang harus mereka perjuangkan adalah 
bagaimana mereka hidup mempermuliakan Allah dan menjadi berkat bagi orang lain. 
Kalau yang mendirikan sekolah Kristen sendiri tidak tahu bagaimana konsep ini, 
silakan berhenti menjadi guru. Kalau Saudara menjadi orang tua yang tidak tahu 
bagaimana hidup bertanggung jawab memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi 
orang lain, mintalah ampun kepada Tuhan dan segera bertobat. Biarlah kita semua 
bertobat dan memohon kepada Tuhan agar kita boleh diberi bijaksana mendidik, 
agar anak-anak kita memuliakan Tuhan dan mendatangkan faedah bagi orang lain.

Kita harus memikirkan bagaimana menanamkan konsep "ideal-man" yang bisa 
diidam-idamkan oleh anak atau murid-murid kita sehingga dari kecil, mereka 
sudah dipupuk di dalam suasana bagaimana mereka mengejar ke arah sasaran yang 
indah ini. Paulus menegaskan bahwa Kristus menjadi sasaran kita. Berarti 
"ideal-man" itu adalah diri Kristus sendiri. Paulus seumur hidupnya bekerja 
untuk memuliakan Kristus dan ia berusaha sekuat tenaga untuk menjadi serupa 
seperti Kristus. Ia berjuang untuk menyatakan kemuliaan Kristus sehingga 
Kristus terus-menerus dibesarkan, baik melalui hidup maupun matinya. Itulah 
pelayanan. Pelayanan berarti, baik di dalam hidup maupun matiku, aku tetap 
memuliakan Kristus dan hidup sesuai dengan Kristus sehingga setiap orang yang 
melihat aku akan melihat Kristus hadir, sehingga kemuliaan-Nya dinyatakan 
kepada mereka.

Sebelum Kristus hadir, begitu banyak konsep tentang manusia ideal diutarakan 
oleh manusia, tetapi ketika Kristus hadir, semua konsep itu kini mewujud dalam 
diri Kristus. Di dalam diri Kristus tersimpan segala kebijaksanaan Allah yang 
terwujud di dalam daging. Oleh karena itu, Ia dapat berkata, "Barangsiapa 
melihat Aku, ia melihat Bapa yang mengutus Aku. Barangsiapa percaya kepada-Ku, 
ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi percaya kepada Bapa yang mengutus Aku." 
Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan pendidik Kristen untuk membawa 
anak-anak memiliki watak Kristus.

1. Cermin Kemuliaan Allah

Seorang guru Kristen harus bisa memaparkan kesempurnaan, keindahan, dan 
kemuliaan Kristus untuk menjadi ide sasaran Saudara dan sekaligus ide sasaran 
murid. Dengan demikian, pembentukan karakter Kristen bisa dimungkinkan terjadi. 
Sejak kecil, murid harus melihat sesuatu yang menarik dia dan memberikan 
inspirasi kepadanya, yang merangsang dan memotivasi dia, sehingga ia tahu bahwa 
ia tidak boleh mundur. Ia harus memiliki keyakinan, yaitu jika orang lain bisa 
mencapai prestasi mereka, mengapa saya tidak bisa mencapai prestasi saya. Ibu 
saya selalu mendorong saya untuk belajar lebih baik dan tidak pernah puas. 
Kalimat-kalimat ibu saya yang begitu sedikit selalu merangsang pikiran saya. 
Saya menjadi anak yatim pada usia 3 tahun. Ibu saya membesarkan saya dengan 
susah payah. Ia selalu merangsang saya dengan kalimat-kalimat, "Jangan cepat 
puas, jangan mundur, engkau harus mengembangkan dirimu sendiri." Ibu saya 
memakai kalimat-k

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengajarkan tentang Pertemanan kepada Anak (I) -- Edisi 686/September 2014

2014-09-09 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengajarkan tentang Pertemanan kepada Anak (I)
686/September/I/2014

Salam kasih Kristus,

Semasa pelayanan Yesus di dunia, Ia memilih murid-murid-Nya dengan selektif dan 
menjalin pertemanan dengan orang-orang dari berbagai golongan. Alkitab juga 
mencatat banyak contoh mengenai pertemanan, baik pertemanan yang sejati maupun 
contoh pertemanan yang buruk. Manusia memang tidak bisa hidup sendiri. Sebagai 
makhluk sosial, kita membutuhkan teman untuk bertahan hidup di dunia ini. 
Namun, bukan berarti kita boleh asal menjalin pertemanan. Ada nilai-nilai dalam 
berteman yang harus diperhatikan oleh anak-anak Tuhan, misalnya dalam 
pertemanan antara Daud dan Yonatan yang bisa kita simak bersama dalam kolom 
Artikel. Selain itu, kita juga bisa mengajarkan kepada anak-anak tentang 
bagaimana kita dapat memilih teman yang tepat melalui teladan Hana yang 
mencarikan teman yang tepat bagi Samuel, anaknya. Kiranya sajian-sajian dalam 
edisi ini menolong kita semua untuk memahami nilai-nilai pertemanan sesuai 
dengan kebenaran firman Tuhan.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Prinsip pertemanan kristiani bukan sekadar mencari teman atau relasi sebanyak 
mungkin, melainkan juga untuk menyatakan karakter Kristus dalam setiap hubungan 
pertemanan kita." (DW)


ARTIKEL: MENGAJARKAN NILAI-NILAI PERTEMANAN

Teman adalah seseorang yang "memiliki keterkaitan dengan orang lain, 
berdasarkan perasaan, atau kasih, atau perasaan hormat pribadi". Seorang teman 
adalah seorang yang bersimpati, seorang penolong, atau teladan. Beberapa 
sinonim untuk kata teman adalah: kawan, sohib, sobat, pendamping yang diberi, 
kepercayaan, dan pasangan.

Dalam Alkitab, teman adalah orang yang saling mengasihi satu sama lain dan 
dapat dipercaya; seorang teman dekat atau kawan (Kejadian 38:12). Mungkin, 
persahabatan yang paling dikenal dalam Alkitab adalah kisah Daud dan Yonatan (1 
Samuel 18:1-4). Abraham disebut Sahabat Allah (2 Tawarikh 20:7), dan Tuhan 
berbicara kepada Musa "muka dengan muka, seperti seseorang berbicara kepada 
temannya" (Keluaran 33:11). Yesus mengatakan bahwa kita adalah teman-Nya jika 
kita taat kepada-Nya (Yohanes 15:14).

Contoh Persahabatan dalam Alkitab

Persahabatan Daud dan Yonatan mungkin adalah persahabatan yang paling dikenal 
dalam sejarah manusia (1 Samuel 18:1-4). Mengapa kedua orang ini tertarik satu 
sama lain? Pengamatan sepintas mungkin akan mengatakan bahwa mereka tidak cocok 
atau tidak mungkin bersahabat. Yonatan lebih tua dari Daud. Dia adalah anak 
dari seorang raja, sedangkan Daud adalah anak seorang gembala miskin. Yonatan 
adalah seorang prajurit perkasa, sementara Daud seorang pemuda yang belum 
berpengalaman.

Namun, keduanya -- dan tentunya semua orang -- dapat membangun persahabatan 
karena bahan-bahan penting yang terdapat di dalam diri mereka untuk memiliki 
persahabatan yang abadi.

Pertama, Daud dan Yonatan menjadi sahabat karena mereka memiliki iman yang 
sama. Kedua laki-laki itu memiliki iman kepada Allah yang Mahakuasa (1 Samuel 
14:6; 17:39). Yonatan menjadi pejuang di Mikhmas sendirian, dan Daud membunuh 
Goliat karena keduanya yakin bahwa pertempuran adalah milik Allah.

Kedua, persahabatan mereka terbentuk karena keduanya memiliki keberanian yang 
luar biasa (1 Samuel 14:7-13; 17:32-37). Tidak diragukan bahwa Yonatan melihat 
banyak hal yang ia tahu benar di dalam diri Daud, hal-hal berkualitas yang 
jarang dimiliki oleh manusia. Yonatan mengetahui bahwa Daud adalah orang yang 
dapat ia percaya, dan kepada siapa ia dapat mengandalkan diri di masa-masa 
sulit (Amsal 25:19).

Akhirnya, dan mungkin yang paling penting, persahabatan tersebut dibangun di 
atas sebuah kekaguman akan kebijaksanaan masing-masing, yang saling dirasakan 
satu sama lain (1 Samuel 14:28-31; 17:38-39). Agar persahabatan dapat lebih 
berkembang, masing-masing pribadi harus membawa sesuatu yang dapat memperkuat 
yang lain ke dalam hubungan persahabatan (Amsal 27:6,17). Persahabatan dibuat 
untuk perbaikan diri, penghiburan, dan pencapaian. Jarang sekali orang menjalin 
persahabatan tanpa saling memperhatikan kualitas mengagumkan, baik dari diri 
mereka sendiri maupun yang ingin mereka miliki.

Apa yang Dilakukan dalam Persahabatan?

Teman saling membantu (Amsal 17:17; 27:10). Seluruh rancangan persahabatan 
dibangun untuk menghindarkan diri dari kesendirian pada masa-masa sulit, 
pencobaan, dan bencana (Pengkhotbah 4:9-12). Orang yang memiliki seorang teman, 
sama seperti kabel yang memiliki 3 lilitan.

Teman berbagi segalanya. Ketika Yesus mengatakan perumpamaan tentang domba yang 
hilang dan dirham yang hilang, Ia mengungkapkan kebenaran mendasar mengenai 
persahabatan (Lukas 15:6,9; Roma 12:15). Yesus menggambarkan kebenaran ini 
ketika ia menyuruh Petrus untuk membayar pajak Bait Allah (Matius 17:27). Teman 
berbagi suka dan duka, keuntungan

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengajarkan tentang Pertemanan kepada Anak (II) -- Edisi 687/September 2014

2014-09-17 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Mengajarkan tentang Pertemanan kepada Anak (II)
687/September/II/2014


Salam dalam kasih Kristus,

Hubungan pertemanan tidak hanya diajarkan dalam kekristenan. Semua umat 
manusia, apa pun agama atau kepercayaannya, mengetahui bahwa kita tidak dapat 
hidup sendiri dan perlu menjalin pertemanan untuk memenuhi kebutuhan sosial 
kita. Namun, sebagai pengikut Kristus, prinsip pertemanan harus didasari atas 
kebenaran firman Tuhan. Seorang pelayan anak harus meletakkan dasar pertemanan 
yang benar kepada anak agar dalam menjalin pertemanan dengan siapa pun, 
anak-anak mengetahui bagaimana mereka harus melakukannya sebagai orang Kristen. 
Bagaimana kita bisa mengajarkan prinsip-prinsip ini kepada anak? Mari kita 
mempelajarinya bersama melalui tip dan bahan mengajar dari edisi e-BinaAnak 687 
hari ini. Kiranya ini menjadi berkat bagi kita semua, sahabat-sahabat Allah.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan 
nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13)


TIP: MENGAJARKAN TENTANG PERSAHABATAN SEJATI MENURUT ALKITAB

Beberapa hal berikut ini dapat menolong kita untuk memahami dan mengajarkan 
tentang persahabatan sejati menurut Alkitab.

1. Mengenalkan Yesus sebagai sahabat sejati bagi anak.

Tuhan Yesus Kristus memberi kita definisi seorang sahabat sejati: "Tidak ada 
kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk 
sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang 
Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak 
tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena 
Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari 
Bapa-Ku" (Yohanes 15: 13-15). Yesus adalah contoh murni dari seorang sahabat 
sejati karena Dia menyerahkan nyawa-Nya untuk "teman"-Nya. Terlebih lagi, siapa 
pun dapat menjadi teman-Nya dengan percaya kepada-Nya sebagai Juru Selamat 
pribadinya, dilahirkan kembali, dan menerima kehidupan baru di dalam Dia.

2. Ceritakan tentang kisah persahabatan Daud dan Yonatan.

Ada contoh persahabatan sejati antara Daud dan Yonatan. Meskipun Saul, ayah 
Yonatan, memusuhi Daud dan berusaha membunuhnya, Yonatan tetap membela Daud. 
Anda dapat menemukan cerita ini di Alkitab dalam 1 Samuel 18-20. Beberapa 
bagian yang berkaitan ada dalam 1 Samuel 18:1-4; 19:4-7; 20:11-17; 41-42.

3. Mengupas ayat-ayat dari kitab Amsal mengenai pertemanan.

Kitab Amsal adalah sumber yang baik dari hikmat mengenai pertemanan. "Seorang 
sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam 
kesukaran." (Amsal 17:17) "Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada 
juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara." (Amsal 18:24) Prinsip 
utama dalam pertemanan dalam kitab ini adalah untuk memiliki teman sejati, 
seseorang harus menjadi seorang teman yang sejati pula. "Seorang kawan memukul 
dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah." 
(Amsal 27:6) "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal 27:17)

4. Mengajarkan prinsip Alkitab tentang memilih teman.

Alkitab memberikan banyak prinsip untuk memilih teman. Salah satunya terdapat 
dalam Amos. "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?" 
(Amos 3:3) Teman itu seperti pikiran. Kebenaran yang muncul dari semua ini 
adalah, sebuah persahabatan merupakan satu hubungan yang dimasuki oleh 
individu-individu, dan itu hanya akan sebaik atau sedekat bagaimana 
individu-individu itu memilih untuk melakukannya. Ada yang mengatakan bahwa 
jika jumlah teman sejati Anda bisa sejumlah jari-jari pada satu tangan, 
berbahagialah Anda. Seorang teman adalah orang yang membuat Anda dapat menjadi 
diri sendiri dan tidak pernah takut untuk menilai Anda. Seorang teman adalah 
seseorang yang dapat menjadi tempat berbagi dengan penuh kepercayaan. Seorang 
teman adalah seseorang yang Anda hormati dan yang menghormati Anda, tidak 
didasarkan pada kelayakan, tetapi pada kemiripan pikiran.

5. Terus-menerus menanamkan prinsip sejati mengenai persahabatan dalam firman 
Tuhan.

Akhirnya, definisi sesungguhnya dari seorang sahabat sejati berasal dari Rasul 
Paulus: "Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi 
mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati. Akan tetapi Allah 
menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, 
ketika kita masih berdosa." (Roma 5:7-8) "Tidak ada kasih yang lebih besar dari 
pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 
15:13) Ya, itulah persahabatan yang sejati!" (t/Davida)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: gotQuestion?org
Alamat URL

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Kebutuhan Anak di Era Globalisasi (I) -- Edisi 688/Oktober 2014

2014-10-07 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Kebutuhan Anak di Era Globalisasi (I)
688/Oktober/I/2014

Shalom,

Semakin hari, kita sebagai pelayan anak harus semakin bijaksana dalam 
membimbing anak-anak layan kita. Era globalisasi saat ini menuntut kita untuk 
semakin kuat bergantung pada Tuhan karena masa ini dapat memengaruhi anak-anak, 
baik dalam hal wawasan, cara berpikir, maupun cara bersosialisasi. Jika kita 
gagal dalam membimbing anak-anak untuk tetap berada dalam jalur Tuhan, 
anak-anak akan semakin jauh dari Tuhan dan akan semakin melekat pada dunia ini. 
Hal ini tentu sangat tidak kita harapkan. Untuk itu, sebagai pelayan anak, 
marilah kita saling mendukung, menyemangati, dan mendorong agar kita tidak 
lelah dalam membawa anak-anak kepada Tuhan. Tetaplah bersemangat dalam melayani 
Tuhan. Amin!

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Perkembangan teknologi memberi kesempatan besar kepada kita untuk memberitakan 
Kabar Baik Kristus.


ARTIKEL: DAMPAK GLOBALISASI BAGI PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA

Apa saja dampak globalisasi? Banyak sekali! Namun, dalam ulasan kali ini, saya 
membatasinya pada dampak-dampak kejiwaan dan kerohanian saja.

Pertama-tama, kita memahami dahulu aspek-aspek penting arus globalisasi. 
Sebagaimana diketahui, ada dua pakar tenar yang banyak mengupas ihwal gejala 
globalisasi atau megatrend. Kita mengenal pokok-pokok pikiran mereka lewat 
buku-buku pelarap (best sellers) mereka. John Naisbitt terkenal karena menulis 
dua buku seputar Megatrend, sedangkan Alvin Toffler menulis buku trilogi, yang 
masing-masing berselang waktu 10 tahun, berjudul "Future Shock, Third Wave" dan 
"Power Shift". Buku-buku tersebut sudah diterjemahkan ke dalam bahasa 
Indonesia, dan diterbitkan oleh P. T. Pantja Simpati, Jakarta.

Yang saya petikan atau sarikan di bawah ini bersumber dari buku pertama 
triloginya, yang dalam terjemahannya berjudul "Kejutan Masa Depan". Judul 
bukunya ini sebetulnya merupakan judul pasal 15 dan 16, yang merupakan 
pasal-pasal pada bagian kelima, yang menurut hemat saya merupakan inti 
ulasannya yang terbaik dalam buku ini. Adapun bagian kelima berjudul "Batas 
Kemampuan Adaptasi": pasal 15 melihatnya dari Dimensi Fisik dan pasal 16 dari 
Dimensi Psikologis. Dalam memaparkan pendapatnya, ia mengacu pada aneka 
disiplin ilmu pengetahuan dan merangkum hasil-hasil penemuan ilmiah yang "up to 
date" (tentu saja sampai tahun 1970 saat buku itu ditulis).

Pertama, manusia memiliki kemampuan melakukan adaptasi, baik secara biologis 
maupun secara psikologis, dan juga secara kultural. Hal ini berkaitan dengan 
kenyataan bahwa manusia (dan organisme lainnya) harus selalu berinteraksi 
dengan lingkungannya (alam dan sesama manusia). Dari lingkungannya itu, ia 
senantiasa menerima aneka "rangsangan" atau "stimulasi" terhadap tubuh dan 
dirinya.

Kedua, respons manusia terhadap rangsangan oleh para ahli psikologi 
eksperimental disebut "respons orientasi" (orientation response, OR). Dalam hal 
ini, adrenalin dan nonadrenalin lalu bekerja, yang berfungsi sebagai energi 
tertentu. Dalam kaitan dengan area modernisasi, maka banyak sekali hal yang 
serba baru (kebaruan, noverity). Dengan demikian, jumlah rangsangan kian banyak 
dan jumlah suplai bahan pelepas energi (energy releasers) pun kian meningkat.

Ketiga, kalau daya "respons orientasi" tak lagi dapat mengatasi arus rangsangan 
yang serba baru dan bertubi-tubi, maka manusia melakukan apa yang Toffler sebut 
sebagai "reaksi adaptif".

Reaksi ini berkaitan erat dengan OR. Memang, kedua proses ini sangat rapat 
terjalin sehingga OR dapat dianggap sebagai bagian atau fase awal reaksi 
adaptif yang lebih besar dan luas cakupannya. Namun, apabila OR terutama 
didasarkan pada sistem saraf, reaksi adaptif banyak tergantung pada kelenjar 
endoktrin dan hormon yang dialirkannya ke dalam tubuh. Garis pertahanan yang 
pertama adalah saraf; yang kedua adalah hormon.

Jadi, setiap perubahan, artinya setiap menghadapi sesuatu yang baru atau asing, 
misalnya memasuki kota yang baru, bahkan rumah atau ruangan baru, menuntut 
adanya energi OR dan reaksi adaptif. Apalagi kalau sebuah desa terpencil, 
tetapi cukup kaya, tiba-tiba kebanjiran pesawat televisi beserta antena 
parabolanya. Yang menuntut energi OR dan reaksi adaptif bukan semata rangsangan 
perangkat TV saja, tetapi terutama juga isi siaran yang ditayangkannya. 
"Demikianlah kebaruan setiap kebaruan yang dapat diindera -- memetik aktivitas 
eksplosif di dalam tubuh ... perubahan yang kecil pun, dalam iklim emosional 
atau dalam hubungan antarpribadi, dapat menimbulkan perubahan yang jelas dalam 
kimia tubuh." Bahkan, "... antisipasi perubahan saja dapat memicu reaksi 
adaptif".

Keempat, dapat disimpulkan bahwa ada batas kemampuan adaptasi. Manusia toh 
merupakan "... suatu biosistem dengan kem

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Kebutuhan Anak di Era Globalisasi (II) -- Edisi 689/Oktober 2014

2014-10-14 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Kebutuhan Anak di Era Globalisasi (II)
689/Oktober/II/2014

Shalom,

Perubahan zaman menjadi salah satu bukti bahwa kehidupan ini tidak "jalan di 
tempat". Banyak hal mengalami pergeseran/perubahan, mulai dari teknologi, gaya 
hidup, cara berinteraksi, dll.. Adanya perubahan semacam ini membuktikan bahwa 
ada kemajuan dari berbagai sisi kehidupan, yang harus kita respons dengan 
bijaksana. Sebagai orang dewasa, kita mungkin tidak akan terlalu kesulitan 
dalam menyikapi keadaan ini. Namun, bagaimana dengan anak-anak kita? Kami 
mengajak Anda semua untuk lebih aktif dalam membimbing/mengarahkan anak-anak 
supaya mereka tidak tersesat di era globalisasi ini. Bagaimana caranya? 
Simaklah sajian e-BinaAnak edisi kali ini, dan jangan lewatkan informasi 
berharga untuk membuat sekolah minggu Anda semakin bergairah dan bersemangat. 
Selamat membaca, Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Setiap hari, dunia mengalami perkembangan. Setiap hari, kita mengalami 
perubahan. Namun, firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Peganglah firman 
Tuhan dan lakukanlah! Firman Tuhan akan menjadi terang dan penuntun langkah 
hidup kita. (Tilestian)


TIP: BERANI TAMPIL BEDA

"Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan 
damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang 
murni." (2 Timotius 2:22)

Perkembangan zaman yang semakin cepat pada era globalisasi saat ini membuat 
anak-anak muda berusaha tampil dengan mengikuti tren yang sedang berkembang. 
Kecenderungan anak-anak muda adalah berusaha mendapatkan pengakuan dari 
lingkungan sekitarnya. Mereka berusaha untuk dapat diterima di lingkungan 
pergaulan dengan cara mengikuti tren yang sedang berkembang. Jika tidak 
mengikuti tren yang sedang berkembang, mereka akan dianggap ketinggalan zaman 
dan kurang pergaulan.

Banyak hal bisa dianggap tren oleh anak/anak muda, mulai dari cara berpakaian, 
cara berbicara, cara berdandan/bergaya, gaya hidup, tempat berjalan-jalan, 
tempat hiburan, tempat berbelanja, barang-barang mewah, musik, film, teknologi 
gadget, internet, bahkan sampai kebiasaan buruk, misalnya merokok dan dunia 
gemerlap (kehidupan malam).

Tekanan dari teman-teman sebaya sering dialami anak/anak muda yang tidak mau 
mengikuti tren-tren itu. Bukan suatu hal yang mudah untuk menolak atau tidak 
mengikuti tren yang ada.

Sebagai anak yang mengenal Tuhan, kita tentu harus mengikuti tren yang ada 
secara cermat. Anak muda harus pintar-pintar memilih tren apa yang baik dan 
tren apa yang tidak baik bagi mereka, agar tetap berjalan dalam kehendak Tuhan 
dan tidak menyimpang dari jalan-Nya.

Bagaimana agar anak/anak muda dapat tetap ada di dalam Tuhan dan berani tampil 
beda dari dunia ini?

1. Hidup Sesuai dengan Firman Tuhan

"Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan 
menjaganya sesuai dengan firman-Mu." (Mazmur 119:9)

Hanya dengan firman Tuhanlah seorang anak muda dapat mempertahankan jalannya 
sesuai dengan kehendak Tuhan. Firman Tuhan akan menerangi setiap sisi kegelapan 
yang ada. Tuhan akan memberi hikmat kepada anak-anak muda sehingga mereka dapat 
membedakan dan memilih tren apakah yang sesuai dan tidak sesuai dengan 
kehendak-Nya.

Tidak mengikuti tren yang tidak sesuai dengan jalan-Nya bukan berarti akhir 
dari kehidupan. Namun, ketika anak muda memilih untuk tidak mengikuti tren yang 
ada dan lebih mementingkan kehendak Tuhan dalam dirinya, dia akan memperoleh 
harta yang paling berharga di dunia ini.

Menjadi umat Tuhan bukan berarti kita menjadi orang yang kurang pergaulan, 
tetapi lebih kepada menjadi orang yang mempunyai integritas untuk menyatakan ya 
di atas ya dan tidak di atas tidak. Menjadi orang yang berani menolak ajakan 
maupun kebiasaan yang tidak berkenan kepada Tuhan dan siap menerima segala 
risiko karena sikap tersebut.

2. Menjauhi Hawa Nafsu

Dalam 2 Timotius 2:22 jelas sekali dikatakan agar kita menjauhi segala nafsu 
orang muda. Segala keinginan untuk memenuhi hawa nafsu hanyalah membawa kepada 
kebinasaan. Hawa nafsu akan terus menyerang kehidupan anak-anak muda. Oleh 
karena itu, setiap keinginan yang muncul haruslah diserahkan kepada Tuhan 
Yesus. Tidak setiap keinginan harus dipenuhi saat itu juga, bahkan ada 
keinginan-keinginan tertentu yang harus ditolak karena tidak sesuai dengan 
firman-Nya.

"Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata 
serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia." (1 
Yohanes 2:16)

Mintalah kepada-Nya agar Dia memberi kekuatan untuk dapat menolak setiap hawa 
nafsu yang ada.

Berjalanlah sesuai dengan firman Tuhan dan tetaplah setia dalam setiap langkah 
yang diambil, baik dalam pergaulan maupun aktivitas apa pun. Hiduplah di dalam 
kasih Tuhan dan tetaplah memelihara damai dalam kehidupan kita.

3. Menjadi

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Kebutuhan Anak di Era Globalisasi (III) -- Edisi 690/Oktober 2014

2014-10-28 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Kebutuhan Anak di Era Globalisasi (III)
690/Oktober/III/2014

Shalom,

Membimbing anak-anak pada era globalisasi bukanlah hal yang mudah. Ada banyak 
tantangan yang harus dihadapi, terutama tantangan dari diri sendiri. Saat ini, 
banyak orang tua sudah terlalu sibuk dengan aktivitas di luar rumah, seperti 
bekerja, pelayanan, bisnis, dll. sehingga beberapa orang tua kurang memberi 
perhatian atau bimbingan kepada anak-anak mereka. Sayangnya, kesadaran akan hal 
ini tidak selalu ditanggapi dengan tindakan positif, tetapi dengan tindakan 
yang cenderung menggantikan perhatian atau bimbingan orang tua dengan 
barang-barang, makanan, mainan, dll.. Kita sebagai orang Kristen, tentunya akan 
dengan mudah menyimpulkan bahwa tindakan ini salah. Namun, sudahkah kita secara 
pribadi melakukan yang terbaik bagi keluarga kita? Marilah kita belajar bersama 
untuk menjadi orang tua yang bertanggung jawab atas anugerah Tuhan, melalui 
pribadi anak-anak kita. Bagaimana caranya? Bacalah seluruh sajian e-BinaAnak 
edisi ini dan dapatkan berkatnya. Bagikanlah berkat yang Anda pelajari dari 
edisi ini kepada orang lain supaya mereka juga ikut diberkati. Selamat membaca, 
Tuhan memberkati pelayanan Anda. Amin.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/ >


KESAKSIAN: JANGAN GANTIKAN PERHATIAN DENGAN BARANG!
Ditulis oleh: Santi T.

Suasana ramai terdengar dari meja sebelah ketika saya makan di sebuah rumah 
makan sederhana di pinggir jalan. Ternyata, suara ramai itu muncul dari 
"tablet" yang dipegang seorang anak kecil dan dari telepon genggam seorang pria 
separuh baya -- mungkin ayahnya. Belum ada makanan di atas meja mereka, hanya 
ada sekotak tisu dan sekotak tusuk gigi. Sepertinya, mereka berdua sedang 
bermain game (dengan "volume" yang keras) untuk mengisi waktu senggang menunggu 
pesanan makanan datang. Mereka sangat menikmati sekali petualangan/pengalaman 
bermain game di gadget mereka. Mereka begitu serius, hampir jarang berkedip, 
dan sangat fokus. Tiba-tiba, seorang wanita (mungkin ibunya) datang dengan 
membawa beberapa botol minuman, lalu ia meletakkannya di meja. Tak ada respons, 
pandangan anak dan ayah itu tetap terfokus pada layar gadget mereka. Wanita itu 
hanya mengembuskan napas pendek dan mengernyitkan dahi, tanda kurang senang 
dengan keadaan itu.

"Aduh! Sayang sekali!" kata pria itu sembari tangan kanannya memegang kepala.
"Kenapa?" tanya wanita itu.
"Baterainya habis," jawab pria itu dengan nada menyesal.
"Baguslah!" kata wanita itu.

Akhirnya, mereka bertiga makan dengan perbincangan yang sangat minim sekali. 
Mereka menikmati makanan, tetapi tidak menikmati kebersamaan. Sangat terlihat 
betapa jauhnya relasi mereka dan begitu dekatnya gadget mereka. Aneh memang, 
tetapi inilah kenyataannya. Bahkan, anak kecil itu pun sudah terbiasa dengan 
keadaan ini. Dia sangat asyik dengan tabletnya, dan ketika tablet itu diambil 
darinya, ia berteriak dan memberontak sembari menarik tablet itu. Karena tak 
berhasil, ia terdiam, cukup lama ... hanya memandangi orang-orang yang berjalan 
di sekitar tempat itu. Terlihat sekali betapa jenuhnya anak itu karena orang 
tua mereka hanya bicara berdua, itu pun si wanita yang banyak bicara. Anak itu 
gelisah dan terlihat tidak nyaman. Akhirnya, bukan pelukan hangat atau cerita 
menarik yang didapat si anak, tetapi secangkir es krim warna-warni, di atasnya 
penuh cokelat, dan bertaburkan puding kotak-kotak kecil. Perhatian orang tua 
yang tercurah melalui secangkir es krim sepertinya tak melenyapkan kegelisahan 
dan kebosanan anak itu.

Peristiwa singkat yang saya temui di sebuah rumah makan sederhana ini menarik, 
tetapi juga tragis. Saya berpikir bahwa orang tua zaman sekarang sudah terjebak 
dalam "menyenangkan anak" atau memerhatikan anak dengan cara yang salah. 
Memang, siapa pun anak itu, kalau dibelikan gadget, es krim, dan barang-barang 
yang mereka sukai pasti akan sangat senang, dan mungkin akan menceritakan hal 
itu kepada siapa saja yang mereka temui. Namun, setiap anak memerlukan 
perhatian yang sesungguhnya dari orang tua mereka. Setiap anak memerlukan kasih 
sayang, komunikasi yang baik, bimbingan rohani yang bertanggung jawab, dan 
perhatian yang meluap dari hati orang tuanya.

Saya pikir orang tua yang berhasil adalah orang tua yang bisa menanamkan konsep 
bahwa kepuasan hidup manusia bukan bersumber dari hal-hal materi, melainkan 
dari hal-hal rohani. Orang tua yang bisa membimbing dan memerhatikan anak-anak 
mereka dengan kasih yang telah mereka terima dari Allah, akan jauh lebih baik 
daripada orang tua yang hanya berfokus menyediakan segala fasilitas untuk 
menunjang kehidupan anak supaya anak tidak ketinggalan zaman. Kehadiran orang 
tua, baik secara fisik maupun psikis, akan sangat memengaruhi proses 
perkembangan anak, seperti cara berpikir, berkomunikasi, berelasi, 
menyelesaikan masal

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Pentingnya Bersaksi bagi Guru Sekolah Minggu (I) -- Edisi 691/November 2014

2014-11-11 Terurut Topik e-BinaAnak
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Pentingnya Bersaksi bagi Guru Sekolah Minggu
691/November/I/2014

Shalom,

Seorang dosen memberikan definisi yang menarik tentang mengajar, yaitu sebagai 
seni untuk menyampaikan pengalaman pengajar kepada anak-anak didik sehingga 
mereka bisa menghubungkan teori yang diajarkan dengan kehidupan mereka. Begitu 
pula kita sebagai guru sekolah minggu. Ketika kita mengajarkan tentang 
kebenaran firman Tuhan kepada anak-anak layan, kita bukan sekadar mengajarkan 
tentang teori bagaimana membaca firman Tuhan, melainkan bagaimana firman Tuhan 
itu hidup dalam hidup Anda. Salah satu cara untuk menyampaikan pengalaman 
tersebut adalah dengan bersaksi.

Bersaksi bukan hanya tugas seorang penginjil atau pendeta. Bersaksi adalah 
tugas semua orang percaya, termasuk guru sekolah minggu. Mengapa hal tersebut 
penting? Artikel dalam edisi e-BinaAnak minggu ini akan memberikan jawaban bagi 
Anda. Ajarkan pula anak untuk selalu menceritakan tentang pengalaman mereka 
mengenai firman Tuhan. Salah satu cara kreatif untuk mengajar anak bersaksi 
tentang firman Tuhan bisa kita simak bersama dalam kolom Bahan Mengajar. 
Kiranya seluruh sajian dalam edisi ini memberikan semangat untuk selalu 
bersaksi tentang kebenaran firman Tuhan di mana pun kita berada. Tuhan Yesus 
memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan 
yang ajaib di antara segala suku bangsa." (Mazmur 96:3)


ARTIKEL: BERSAKSI

Bersaksi –- Perintah yang Berat dan Hak Istimewa

Bersaksi mungkin bukan kata yang asing bagi kita semua. Setiap orang memberi 
dan mendapatkan berbagai bentuk kesaksian dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini 
terlihat sangat sederhana secara fenomena karena "hanya" melibatkan penyaluran 
informasi dari satu pihak ke pihak lain. Akan tetapi, sejarah mengajarkan bahwa 
kesaksian yang berdasarkan kebenaran dan kesaksian palsu dapat memberikan hasil 
yang jauh berbeda. Lewat kesaksian Martin Luther yang hanya berdasarkan Kitab 
Suci, ajaran para rasul boleh diturunkan dari generasi ke generasi. Sebaliknya, 
lewat kesaksian-kesaksian palsu di pengadilan, dunia harus kehilangan seorang 
genius bernama Sokrates.

Bersaksi Sebagai Perintah

Dalam konteks kekristenan, bersaksi merupakan salah satu panggilan utama orang 
Kristen yang keluar dari mulut Yesus Kristus sendiri. Pada momen-momen paling 
akhir sebelum terangkat ke surga, Tuhan Yesus dua kali mengulangi perintah 
untuk bersaksi. Pertama, dalam amanat agung-Nya, Tuhan Yesus menginginkan 
orang-orang percaya untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid-Nya. Perintah 
ini mengandung implikasi penginjilan karena sebelum seseorang dimuridkan, ia 
harus terlebih dahulu diselamatkan, melalui pendengaran akan Injil Kristus. 
Selain itu, Kisah Para Rasul 1:8 juga mencatat bahwa Tuhan Yesus menjanjikan 
kuasa dan penyertaan Roh Kudus untuk mendukung pengabaran Injil sampai ke ujung 
bumi.

Hal ini sangat konsisten dengan dua perintah kasih, yaitu Kasihilah Tuhan 
Allahmu dengan segenap hati, jiwa, kekuatan, akal budimu dan; Kasihilah 
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Dalam 1 Yohanes 5:2-3, mengasihi Allah 
berarti menaati perintah-perintah-Nya, termasuk mengabarkan Injil sesuai dengan 
amanat-Nya.

Mengasihi Allah juga berarti mengasihi gereja-Nya, yang untuknya Kristus telah 
mati dan bangkit. Hal ini termasuk bersaksi untuk membawa kembali anggota 
gereja universal, yang telah dipilih sebelum dunia diciptakan, tetapi sementara 
masih ini belum mengenal Tuhan.

Meskipun banyak orang Kristen setuju secara kognitif akan pentingnya 
penginjilan, tetapi dalam realitas kehidupan, menjalankannya tidaklah semudah 
yang dibayangkan. Ini merupakan suatu perintah yang berat dan sarat dengan 
penolakan karena orang yang paling membutuhkan Injil justru merasa diri tidak 
membutuhkan Injil. Apalagi hal ini berada di wilayah metafisika yang tidak 
dapat secara langsung dilihat dan diraba oleh indera manusia. Secara natural, 
manusia yang telah jatuh dalam dosa akan menolak Injil karena semua manusia 
telah mati terhadap kebenaran. Tanpa pertolongan Roh Kudus, tidak ada seorang 
pun yang mampu merespons Injil dengan benar. Karena itu, orang percaya tidak 
perlu berkecil hati menghadapi penolakan demi penolakan karena hanya anugerah 
yang mampu membuat orang tersebut merespons dengan tepat. Perintah yang berat? 
Ya, tetapi tak ada yang mustahil bagi Allah.

Bersaksi Sebagai Hak

Selain sebagai perintah, memberitakan Injil merupakan suatu hak istimewa yang 
Tuhan berikan kepada gereja-Nya, orang-orang yang telah mengecap anugerah 
keselamatan. Kristus yang diberitakan dalam Injil adalah satu-satunya jalan 
yang melalui-Nya manusia dapat diselamatkan. Ini membuat Injil Kristus menjadi 
sesuatu yang sangat berharga dan dibutuhkan semua orang. Sebelum gereja 
mula-mula terbentuk,

  1   2   >