[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 592/Juli 2012 -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (I)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (I) 592/Juli/I/2012 DAFTAR ISI ARTIKEL: APAKAH YANG MENJADI HAK ANAK-ANAK? WARNET PENA: RENUNGAN ALKITAB SEPUTAR ANAK DI ALKITAB SABDA Shalom, Bulan Juli merupakan bulan yang istimewa bagi anak-anak Indonesia. Setiap tanggal 23 Juli 2012, pemerintah menggelar acara khusus yaitu Hari Anak Nasional. Berbagai acara digelar sepanjang bulan Juli untuk turut menyukseskan program pemerintah tersebut. Namun, apakah setiap kegiatan yang ada memang berfokus pada kepentingan anak, atau sekadar menjalankan kalender nasional? Melalui HAN 2012 ini, pemerintah mengajak seluruh insan Indonesia untuk memberikan ruang yang lebih aman dan kondusif bagi anak untuk menjalani masa kanak-kanak mereka di negara kita. Tema HAN 2012 adalah: "Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak". Tema ini sejalan pula dengan sikap Tuhan Yesus kepada anak-anak. Dia memberikan teladan bagaimana orang dewasa harus menerima dan melayani anak-anak dengan keramahan dan ketulusan hati. Tema HAN 2012 juga menjadi tema e-BinaAnak sepanjang Juli 2012. Setiap bahan pun kami sesuaikan dengan tema tersebut, namun tetap berpedomankan prinsip firman Tuhan. Selamat menyimak dan marilah mulai dari diri kita sendiri dan dari gereja, kita menyambut anak-anak dengan penuh keramahan, sama seperti yang telah Tuhan Yesus lakukan terlebih dahulu. Jika kita bisa melakukannya, niscaya bangsa kita akan menjadi bangsa yang ramah terhadap anak-anak. Amin! Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > ARTIKEL: APAKAH YANG MENJADI HAK ANAK-ANAK? Ada hak-hak sipil, hak-hak wanita, hak-hak mahasiswa -- ke mana pun Anda bergerak, Anda pasti akan berhubungan dengan salah satu dari hak-hak tersebut. Dan, sekarang kita mendengar tentang adanya hak-hak anak-anak? Jika Anda ragu-ragu untuk membaca terus, itu dapat dimengerti. Menaruh perhatian yang sungguh-sungguh pada masalah hak ini merupakan satu dari nilai-nilai fundamental yang dijunjung tinggi, dan pada umumnya kita ingin meneruskannya kepada anak-anak kita. Jika Anda tidak merasa ingin meneruskannya, cobalah mengingat kejadian terakhir dalam pengalaman hidup Anda, ketika ada seseorang yang ingin membatasi kebebasan Anda. Bagaimanapun juga, apabila tiba pada soal anak-anak, nampaknya hak asasi manusia itu menjadi kabur di balik prinsip (yang sah dan wajar) mengenai wewenang orang tua. Sering kali kita, orang tua [atau guru], menghapuskan hak-hak anak-anak kita tanpa mengadakan diskusi atau mempertimbangkan apa-apa, oleh karena begitu tipisnya garis yang memisahkan antara "hak-hak" mereka dan tanggung jawab kita. Sekalipun demikian, banyak reaksi negatif dan perasaan sakit hati, dan sikap-sikap melawan dan memberontak di kalangan anak-anak itu berpangkal pada suatu perasaan bahwa hak-hak mereka dilanggar oleh orang lain. Perhatikanlah protes-protes yang lazim diucapkan oleh anak zaman sekarang: "Saya berhak untuk...", "Mengapa saya tidak boleh mengambil keputusan sendiri...?" Merumuskan apa yang menjadi hak anak-anak di dalam keluarga mungkin agak sulit. Tetapi dengan melakukannya bersama-sama, maka hal itu dapat merupakan proses yang sangat menguntungkan. Berikut ini terdapat beberapa hak yang dapat dipertimbangkan agar diikutsertakan. 1. Hak untuk Menjadi Anak -- Bukan Orang Dewasa Kecil Sebelum seseorang menjadi dewasa, masa kanak-kanak bukanlah jangka waktu yang "terbuang". Sesungguhnya, kita seharusnya mengharapkan bahwa ada fase-fase tertentu dari masa kanak-kanak kita yang akan tetap ada di dalam diri kita, tetap aktif sepanjang umur hidup kita. Tetapi, sering sekali orang-orang tua menjadi begitu memusatkan perhatian untuk mempersiapkan anak-anak menjalani kehidupan sebagai orang dewasa dan untuk menghadapi dunia yang nyata ini. Kita tidak mengizinkan mereka untuk menikmati masa kanak-kanak mereka yang berharga itu. Hak untuk menjadi anak -- yaitu untuk menjadi sebagaimana adanya mereka sekarang ini -- sangatlah penting demi keutuhan hidup mereka. Setiap anak memerlukan kebebasan untuk dapat bertumbuh sebagai suatu mukjizat yang unik, yang cuma satu-satunya, dan yang tidak dapat diulangi lagi. 2. Hak untuk Bermain Bermain itu lebih penting daripada yang kita sadari. Bermain itu pekerjaan anak-anak. Adalah pekerjaannya untuk merangkak, menyusun balok-balok, membuat kue dari tanah lempung, mengosongkan laci, main dengan papan luncur, atau berselancar. Menjadi mahir bermain adalah sama pentingnya dengan terampil dalam membereskan tempat tidur, membersihkan kamar, membabat rumput, atau membuang sampah. Mungkin kebiasaan kita untuk menyampaikan gagasan bahwa bermain itu suatu hak istimewa, yang hanya dapat diberikan sesudah pekerjaan yang sebenarnya dilakukan, agaknya lebih didorong oleh perasaan iri hati dan bukan merupakan
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 593/Juli 2012 -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (II)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (II) 593/Juli/II/2012 DAFTAR ISI BAHAN MENGAJAR: YESUS SUNGGUH MENGASIHIKU: AKU ISTIMEWA BAGI TUHAN YESUS SUA PELAYAN ANAK: HARI ANAK NASIONAL DI SEKOLAH MINGGU Shalom, Jika Rekan-Rekan berniat menyelenggarakan kegiatan dalam rangka Hari Anak Nasional di sekolah minggu, sajian redaksi minggu ini mungkin bisa jadi ide awal. Tuhan Yesus sangat mengasihi anak-anak dan dengan tangan terbuka dan menerima mereka untuk bertemu dengan-Nya. Hal ini perlu kita tekankan pada anak, sehingga mereka melihat betapa istimewanya mereka. Sama halnya dengan Tuhan Yesus yang "ramah" terhadap anak, HAN 2012 ini mengingatkan kita pula untuk "ramah" kepada anak, dengan tidak menghalang-halangi mereka berjumpa dengan Kristus. Selamat menyimak sajian e-BinaAnak 593. Kiranya menjadi berkat. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > BAHAN MENGAJAR: YESUS SUNGGUH MENGASIHIKU: AKU ISTIMEWA BAGI TUHAN YESUS Tujuan Pelajaran Anak-anak akan menemukan bahwa mereka sangat penting bagi Yesus dan istimewa di mata-Nya karena mereka adalah anak-anak Allah. Persiapan Ketika Anak-Anak Datang (10 Menit) Siapkan krayon atau spidol berwarna dan lembaran kertas kosong di atas meja sebelum kelas dimulai. Ketika anak-anak tiba, minta mereka memikirkan seseorang yang sangat khusus bagi mereka, dan minta mereka membuat sebuah gambar yang menunjukkan betapa istimewanya orang tersebut. Setelah selesai, mintalah salah satu anak untuk menceritakan gambar mereka di depan kelas. Doa Pembukaan (5 Menit) Ayat Alkitab (7 Menit) "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah." (Markus 10:14) Cerita Alkitab (15 menit) Pendahuluan: Suatu hari, banyak orang berkumpul di sekeliling Yesus. Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sulit -- Siapa yang akan menjadi terbesar di surga? Kapan suami-istri boleh bercerai? Siapa yang dapat mengusir setan? Yesus sangat sibuk memberikan jawaban Allah atas pertanyaan-pertanyaan sulit. Tapi tiba-tiba Dia berhenti. Ada sesuatu yang terjadi, yang menurut Yesus lebih penting daripada menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Mari kita cari tahu apa itu. Cerita kita berlanjut dalam Kitab Markus. Baca: Markus 10:13-16 Suatu hari beberapa orang tua membawa anak mereka kepada Yesus agar Ia bisa menyentuh mereka dan memberkati mereka. Tetapi, murid-murid meminta para orang tua untuk tidak mengganggu Yesus. Ketika Yesus melihat apa yang terjadi, Ia sangat tidak senang dengan keputusan murid-murid-Nya. Dia mengatakan kepada mereka: "Biarkan anak-anak datang pada-Ku. Jangan halangi mereka! Orang-orang seperti inilah yang empunya Kerajaan Allah. Siapa pun yang tidak memiliki iman seperti mereka tidak akan pernah masuk ke dalam Kerajaan Allah." Kemudian Ia mengambil anak-anak ke dalam pelukan-Nya, menaruh tangan-Nya di kepala mereka, dan memberkati mereka. Diskusi Pertanyaan: 1. Dalam pembacaan Alkitab dikatakan bahwa Yesus marah kepada murid-murid-Nya. Mengapa Yesus marah kepada mereka? (Dia tidak ingin para murid menghentikan anak-anak datang kepada-Nya karena mereka penting.) 2. Apakah Kerajaan Allah hanya milik orang dewasa? (Tidak, untuk anak-anak juga.) 3. Apakah kamu berpikir Yesus merasa bahwa menghabiskan waktu dengan anak-anak lebih penting daripada menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sulit? (Yesus berhenti menjawab pertanyaan karena Ia ingin menyambut anak-anak.) 4. Bagaimana perasaanmu jika kamu adalah salah satu dari anak-anak yang dipeluk oleh Tuhan Yesus? (Jawaban sesuai dengan pendapat anak.) 5. Apakah kamu tahu bahwa tangan Yesus selalu menyertaimu saat ini? (Jawaban sesuai dengan pendapat anak.) Aktivitas (10 Menit) Membuat "Tubuh Lebah dari Ibu Jari" (sumber: http://www.kidssundayschool.com/Preschool/Crafts/1craft01.php Aktivitas ini adalah kerajinan tangan yang membuat anak ingat bahwa mereka adalah orang spesial bagi Yesus. Bahan: - bantalan stempel dan tinta, - kertas putih polos, - kertas kuning, - spidol, - lem, - sabun dan air. Apa yang akan Anda lakukan: 1. Membuat lebah kecil menggunakan cap jempol anak-anak. Tulislah kalimat: "Saya istimewa bagi Yesus" menggunakan spidol dengan huruf yang tebal pada potongan kertas putih polos. 2. Selama aktivitas berlangsung, bantu anak-anak menggunakan bantalan tinta, sehingga mereka bisa membuat cap jempol pada kertas putih yang sudah disiapkan. Kemudian bantulah mereka membuat sayap lebah yang terbuat dari kertas kuning yang sudah dipotong berbentuk oval. Sayap tersebut ditempelkan pada tubuh lebah yang sudah dibuat anak dari cap jempol mereka. Anak-anak bisa menambahkan sungut atau dekorasi di tubuh lebah mereka masing-masing. Aplikasi: Kadang-kadang, anak-
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 594/Juli 2012 -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (III)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (III) 594/Juli/III/2012 DAFTAR ISI TIP: MEWUJUDKAN GEREJA RAMAH ANAK KESAKSIAN: DVD LIBRARY SABDA ANAK 1.2: MEMPERLENGKAPI PELAYAN ANAK NUSANTARA Salam sukacita, Banyak pelayan anak yang kerap mengeluhkan kurang "ramahnya" gereja terhadap anak. Terbukti dari kurang fokusnya gereja dalam memikirkan program-program pelayanan anak. Semua dipasrahkan kepada guru sekolah minggu atau orang-orang yang dengan sukarela mau mengemban tanggung jawab pelayanan anak di gereja. Sesuai dengan tema HAN 2012, yang mengajak semua masyarakat, termasuk gereja, untuk bersatu mewujudkan Indonesia yang ramah terhadap anak, Tip e-BinaAnak minggu ini mengajak gereja untuk menjadi lebih ramah terhadap anak. Jangan lewatkan pula kesaksian indah dari perwakilan Jaringan Pelayanan Anak (JPA) -- mitra pelayanan e-BinaAnak mengenai DVD Library SABDA Anak 1.2. Kiranya menjadi berkat. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > TIP: MEWUJUDKAN GEREJA RAMAH ANAK 1. Mulailah dari Mana Anda Berada Bagaimanakah individu-individu dan jemaat-jemaat mulai memiliki sikap yang bertanggung jawab dalam menyambut anak-anak? Ketika anak-anak saya masih kecil, saya selalu menghargai orang-orang yang mau menerima gangguan dengan duduk berdampingan dengan saya. Saya duduk di kursi, sedangkan suami saya sibuk melayani sebagai vikaris di altar. Seperti yang semua orang tua ketahui, menemani dua (bahkan tiga atau empat) anak kecil selama mengikuti ibadah, dan membuat mereka terpaku pada buku serta memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka yang terus-menerus (dan sering kali penting), benar-benar suatu perjuangan. Saya selalu berterima kasih kepada orang-orang yang bersedia berbicara dengan saya, menolong anak-anak, dan menunjukkan kepedulian mereka. Hal itu membuat perbedaan yang sangat besar bagi saya. Saya yakin keramahan mereka membuat perbedaan bagi anak-anak saya. Saya ingat bahwa kadang-kadang anak-anak saya menemui bacaan-bacaan dan percakapan-percakapan yang sulit diikuti dan dimengerti, dan saya berusaha menjelaskan apa yang terjadi sembari kami melaluinya bersama-sama. Akan tetapi, saat saya sedang menjelaskan sesuatu kepada anak yang satu, anak yang lain tetap memerlukan pertolongan dan pengawasan juga. Karena itulah, saya benar-benar membutuhkan orang lain, bukan hanya untuk menjaga anak-anak saya, tetapi juga untuk memberikan dukungan praktis dan spiritual yang penting bagi mereka. Kita dapat dengan mudah jatuh ke dalam kebiasaan untuk tidak berbicara dengan orang lain di gereja, khususnya kepada anak-anak dan orang-orang yang tidak kita kenal. Anak-anak perlu dijangkau dan dimenangkan dengan rasa percaya: ini adalah proses yang berkelanjutan. "Merepotkan diri" untuk memberikan pertolongan secara praktis adalah titik awal yang terbuka bagi kita semua. Seperti yang selalu dikatakan ibu saya, "Bantuan sekecil apa pun jauh lebih berarti daripada sekadar rasa iba." Orang-orang sering kali "ditahan" oleh rasa sungkan atau penolakan yang kasar. Namun, kita semua dapat terdorong untuk melakukannya melalui langkah-langkah kecil. Setiap orang bisa tersenyum dan menyapa. Berbicara kepada anak-anak tentang sesuatu hal yang relevan dengan mereka bukanlah sesuatu yang sulit. Apabila seorang anak kesulitan untuk mengambil buku himne atau buku liturgi ibadah, Anda mungkin dapat membantunya dengan cara yang bijaksana. Berhati-hatilah untuk tidak menggantikan seluruh usahanya itu -- tindakan Anda bisa dianggap sebagai cemoohan bagi si anak yang sedang membentuk kemandiriannya, bahkan jika hal itu hanyalah mengenai memegang buku himne. Mungkin anggota jemaat yang lain dapat membiarkan seorang anak kecil duduk di pangkuannya, sehingga mereka dapat melihat ke depan dengan lebih jelas. Perlahan tapi pasti, anak-anak akan belajar bahwa anggota jemaat yang lain adalah orang-orang yang baik, yang menyukai mereka, dan mau berbicara dengan mereka, bukan hanya dengan orang tua mereka. Hal-hal kecil, gerakan isyarat dan kata basa-basi, sering kali bisa menjadi cara untuk mengomunikasikan rasa memiliki -- pesan penting bahwa anak-anak diterima di gereja. 2. Temukan di Mana Posisi Anda Berada Sekarang Seberapa ramahkah gereja Anda terhadap anak-anak? Cobalah untuk menelitinya dengan daftar pertanyaan ini, guna memperoleh gambaran sekilas mengenai keadaan tersebut. - Di mana biasanya jemaat duduk waktu di gereja? - Apakah jemaat selalu duduk di tempat yang sama? - Apakah jemaat kenal dengan orang-orang yang duduk di sekitarnya? - Apakah jemaat tahu nama setiap anak? - Berapa banyak jemaat yang berdoa secara teratur untuk anak-anak? - Berapa banyak jemaat yang menyapa anak-anak saat mereka datang ke gereja? - Apakah jemaat dewasa sekarang sudah tidak peduli dengan anak-a
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 595/Juli 2012 -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (IV)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (IV) 595/Juli/IV/2012 DAFTAR ISI BAHAN MENGAJAR: AKU DITERIMA DI DALAM KRISTUS MUTIARA GURU: PELAYANAN MISI ANAK: PENCEGAHAN MEMASUKI PENJARA Shalom, Tema HAN 2012 kali ini, mengingatkan kita bahwa Tuhan Yesus pun mengajarkan kepada setiap orang percaya untuk memiliki sikap yang "ramah" kepada anak. Dia menerima semua anak datang kepada-Nya, dan Dia pun memeluk serta memberkati anak-anak tersebut. Tuhan Yesus telah memberikan teladan dan perintah, "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku!" Itulah yang harus kita lakukan sebagai seorang pelayan anak. Sehubungan dengan HAN, hendaklah kita menyadari lagi bahwa "ramah" kepada anak bukan hanya sekadar melakukan program pemerintah, tetapi menjalankan perintah Tuhan. Nyatakan hal ini kepada anak, bahwa mereka diterima, bukan saja dalam negara ini, namun juga mereka diterima dalam Kristus. Melalui bahan mengajar yang kami sajikan minggu ini, kiranya kita dapat menolong anak memahami bahwa mereka diterima dalam Kristus. Simak pula sebuah kisah mengenai pentingnya pelayanan misi bagi anak, untuk mencegah mereka masuk ke dalam "penjara" dan dapat menjalankan kehidupan yang baik bagi sesama, terlebih bagi Tuhan. "Selamat Hari Anak Nasional. Mari kita bersatu untuk mewujudkan Indonesia ramah anak dan untuk membawa setiap anak datang kepada Kristus!" Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > BAHAN MENGAJAR: AKU DITERIMA DI DALAM KRISTUS Pendahuluan Kita semua suka diterima oleh teman-teman dan murid-murid sekelas kita. Ketika tahu bahwa ada seseorang yang mengasihimu apa adanya dirimu, kita pasti merasakan suatu perasaan yang nyaman. Tetapi, ada sesuatu yang lebih penting daripada dicintai dan diterima oleh orang lain. Apakah itu? Hal itu adalah dikasihi dan diterima oleh Allah! Allah melakukan sesuatu yang indah padaku ketika aku menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatku! Dia membuat sebuah jalan bagiku untuk benar-benar diterima oleh-Nya setiap saat. Bagaimana Allah membuatku berkenan bagi-Nya? Dia membuat aku ada di dalam Kristus. Pada saat aku memercayai Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatku, Allah membuat aku ada dalam Kristus. Dia sedang memikirkan tentang Anak-Nya yang terkasih. Allah selalu memandangku berada dalam Kristus. Bagaimana Aku bisa berada dalam Kristus? Allah membuatku berada di sana! Alkitab mengatakan, "Tetapi oleh Dia [Allah] kamu berada dalam Kristus Yesus " (1 Korintus 1:30) Ayat Alkitab Di bawah ini, beberapa ayat yang memberitahukan kita akan posisi baru kita dalam Kristus. 1. "... Allah ... telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam Sorga." (Efesus 1:3) 2. "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan " (Efesus 1:4) 3. "... yaitu mereka yang dikuduskan [dipisahkan bagi Allah] dalam Kristus Yesus " (1 Korintus 1:2) 4. "Karena kita ini adalah buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya, Ia mau supaya kita hidup di dalam-Nya." (Efesus 2:10) 5. "... dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus " (1 Yohanes 5:20) 6. "Demikianlah sekarang tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Yesus Kristus." (Roma 8:1) Allah tidak hanya membuatku ada dalam Kristus, tetapi Dia telah menjadikanku pribadi yang baru dalam Kristus. Alkitab mengatakan, "Jadi siapa yang [siapa pun] ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru [seorang pribadi yang baru]: yang lama sudah berlalu; sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17) Aku masih memiliki tubuh yang sama, tetapi Allah telah menjadikanku sebagai seorang pribadi yang baru secara batiniah. Pelajaran Dalam Kristus Aku Diterima Allah ingin setiap orang percaya tahu bahwa dia ada dalam Kristus. Allah ingin kita tahu bahwa Allah mengasihi dan menerima kita dalam Kristus, dalam cara yang sama seperti Dia mengasihi dan menerima Anak-Nya yang terkasih. Alkitab mengatakan, "... yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya [Anak-Nya yang terkasih]." (Efesus 1:6) Cerita berikut mungkin dapat menolong kita memahami apa artinya "diterima dan menjadi yang terkasih". Pada suatu saat, ada seorang gadis muda cantik yang tinggal di negeri yang jauh. Keluarganya sangat miskin dan dia tidak memiliki masa depan yang cerah. Suatu hari, dia memutuskan untuk meninggalkan rumahnya dan pergi ke negeri lain untuk menjadi pelayan dalam rumah seorang yang kaya raya. Orang ini sangat kaya dan rumahnya terlihat sebagai sebuah istana bagi gadis muda ini. Orang ini berlaku baik pada gadis ini dan sang gadis bekerja keras untuk menyenangkan tuannya. Orang
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 596/Agustus 2012 -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (I)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (I) 596/Agustus/I/2012 DAFTAR ISI ARTIKEL: ROH YANG MEMERDEKAKAN WARNET: MINGGU.CO: SUMBER BAHAN SEKOLAH MINGGU BERKUALITAS Shalom, Tak terasa kita telah memasuki bulan Agustus 2012. Ada hari khusus dalam bulan ini -- Hari Kemerdekaan RI, yang senantiasa mengingatkan warga Indonesia masuk dalam kehidupan baru, mengalami kemerdekaan, dan bebas dari belenggu penjajah. Bagaimana dengan kemerdekaan orang percaya? Sudahkah kita benar-benar mengalami kemerdekaan di dalam Dia? Bulan Agustus ini juga merupakan momen yang pas bagi para Pelayan Anak untuk memikirkan lebih dalam lagi mengenai makna kemerdekaan rohani dalam hidup ini. Ajak pula setiap anak untuk memahami lebih dalam lagi mengenai kemerdekaan rohani tersebut, sehingga mereka pun bisa menikmatinya meski masih berusia dini, karena kemerdekaan dalam Kristus adalah miliki siapa saja yang telah ditebus oleh darah-Nya. Dalam edisi pertama bulan ini, ada baiknya jika terlebih dahulu kita menyimak makna kemerdekaan rohani itu. Mari kita renungkan apakah kita sudah benar-benar hidup merdeka. Jangan lewatkan pula informasi menarik situs Minggu.co - berisi kumpulan bahan terbaik untuk sekolah minggu. Selamat menyimak! Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi Titik Lestari < http://pepak.sabda.org/ > ARTIKEL: ROH YANG MEMERDEKAKAN Diringkas oleh: Santi Titik Lestari Kata "merdeka" adalah kata yang indah untuk didengar setiap orang. Merdeka adalah pengharapan bagi semua orang. Tidak ada seorang pun atau bangsa yang dengan rela diperbudak oleh orang lain. Mereka semua ingin menikmati kemerdekaan. Di bawah ini adalah beberapa argumen mengenai kemerdekaan, seperti: 1. C.H. Spurgeon "Kemerdekaan adalah hak bagi setiap orang. Mungkin saja ia lahir dari keluarga miskin; ia mungkin adalah anak yang terlantar; tidak memiliki asal-usul yang jelas; namun kemerdekaan adalah hak waris mereka yang tidak dapat dicabut. Hitam mungkin kulitnya; mungkin ia tidak memiliki kesempatan untuk sekolah; ia mungkin miskin sekali; mungkin ia hanya memiliki satu baju lusuh saja yang melekat di tubuhnya; namun mereka berhak memiliki kemerdekaan" (C.H. Spurgeon, "Spiritual Liberty" in The New Park Street Pulpit, volume 1). 2. Plato Dalam bukunya yang berjudul "The Republic", berisi seruan untuk membentuk pemerintahan yang menjunjung tinggi kemerdekaan setiap manusia. Namun, semua kemerdekaan yang ditawarkan oleh pemerintahan dunia hanyalah mimpi. 3. John Bunyan Bunyan adalah seorang Puritan dan pengkhotbah Baptis. Ia keluar masuk penjara hanya oleh karena ia berkhotbah tanpa surat izin dari pemerintah. Ia memiliki panggilan suci religiusnya, ditangkap, dan dilempar ke dalam penjara sebagai kriminal. Tidak menutup kemungkinan, entah di negara Kristen ataupun Islam, dalam bentuk pemerintahan negara apa pun, sering kali kemerdekaan atau kebebasan itu tidak dinikmati oleh setiap warga negaranya. Itu harus kita sadari dan pahami karena kemerdekaan tidak datang dari manusia dan pemerintahan manusia, tetapi kemerdekaan ada di mana Roh Tuhan ada. Dalam 2 Korintus 3:17 dikatakan, "Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan." Benarkah? Roh Tuhan memerdekakan kita dari apa? 1. Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari perbudakan dosa. C.H. Spurgeon berkata, "Semua bentuk perbudakan di dunia ini, tidak ada yang lebih mengerikan dibandingkan dengan perbudakan dosa." Perbudakan di dunia hanya menyebabkan penderitaan yang sementara dan paling parah diakhiri dengan kematian. Namun, perbudakan dosa menyebabkan Anda menderita di neraka (genena), terbakar dalam api yang tak pernah padam untuk selama-lamanya. John Newton dulunya adalah seorang penjual budak, namun ia tidak menyadari bahwa dia sendiri sebenarnya adalah budak yang lebih menyedihkan. Ia memperbudak sesamanya, namun ia sendiri adalah budak dosa. Ketika ia berjumpa dengan Kristus, ketika ia mengalami pertobatan, ia sangat mengucap syukur kepada Tuhan yang telah memerdekakannya dari perbudakan dosa. Ketika Roh Tuhan masuk ke dalam hatinya pada saat ia bertobat, pada saat ia dilahirkan kembali, ia memperoleh kemerdekaan dari perbudakan dosa dan kemudian menjadi hamba Tuhan, anak Kerajaan Allah. Karl Marx dalam "Das Kapital"-nya mengatakan, "Kekristenan, khususnya dalam bentuk Protestannya, adalah agama yang ideal untuk menjelaskan karakter yang telah dirusak oleh dosa." Tidak dapat disangkal bahwa karakter semua manusia telah dirusak oleh dosa. Semua manusia berada di bawah perbudakan dosa. Namun, "di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari perbudakan dosa". 2. Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari penghukuman dosa. Apa itu penghukuman dosa? Itu adalah kematian kekal. Itu adalah penderitaan di neraka untuk selama-lamanya
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 597/Agustus 2012 -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (II)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (II) 597/Agustus/II/2012 DAFTAR ISI BAHAN MENGAJAR: BEBAS DARI DOSA SUA PELAYAN ANAK: MENJELASKAN KEMERDEKAAN KRISTEN KEPADA ANAK Shalom, Anak-anak suka bermain. Apa yang bisa dilakukan pelayan anak dengan dunia mereka ini? Tantangan bagi setiap pelayan anak untuk bisa memanfaatkan kesenangan anak sebagai ajang untuk menyampaikan firman Tuhan. Masih dalam tema "Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak", e-BinaAnak menyajikan aktivitas menyenangkan yang dikemas sedemikian rupa, supaya anak-anak bisa mengerti bagaimana Yesus telah membebaskan manusia dari belenggu dosa. Simaklah sajian kali ini dan praktikkan dalam pelayanan sekolah minggu Anda! Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi Titik Lestari < http://pepak.sabda.org/ > BAHAN MENGAJAR: BEBAS DARI DOSA Anak-anak akan membaca ayat-ayat yang menyebutkan berbagai macam dosa dan akan melepaskan kartu-kartu yang ditulisi berbagai jenis perbuatan dosa yang ditempelkan kepada seorang sukarelawan. Bahan yang dibutuhkan: 1. 24 lembar kartu indeks, 2. isolasi, dan 3. Alkitab untuk setiap anak. Durasi: 10 -- 15 menit Topik yang dibahas: Kejahatan, Penyembuhan, Dosa, Pertobatan, Keduniawian. Target peserta: Kelas 2 -- 6 (umur 7 -- 12 tahun) Persiapan: Sebelum memulai kelas Anda, persiapkan 12 lembar kartu indeks yang ditulisi ayat Alkitab dan 12 lembar kartu yang ditulisi deskripsi perbuatan dosa sebagai berikut: Mazmur 81:15Kebencian Amsal 10:4 Kemalasan Amsal 14:30 Iri hati Markus 3:29 Penghujatan Lukas 12:15 Keserakahan/ketamakan 1 Korintus 10:7 Penyembahan berhala 2 Korintus 12:21Kecemaran Efesus 5:18Kemabukan Filipi 2:3 Kepentingan diri sendiri Kolose 3:8 Kemarahan, kegeraman, dan kejahatan Kolose 3:9 Berbohong Yakobus 5:12Bersumpah Apa yang akan dilakukan: 1. Jika waktu memungkinkan, mulailah aktivitas ini dengan membaca Markus 5:1-20 (Yesus mengusir roh jahat dari seseorang di Gerasa). 2. Mintalah seorang anak membagikan kartu-kartu yang bertuliskan ayat-ayat Alkitab kepada teman-temannya. 3. Mintalah seorang sukarelawan untuk berdiri di tengah-tengah ruangan dan menempeli pakaiannya dengan kartu-kartu yang bertuliskan berbagai macam perbuatan dosa, sehingga sukarelawan itu akan tampak sebagai seseorang yang diliputi dosa. 4. Anda dapat memberi instruksi kepada setiap anak untuk mencari ayat yang tertera dalam kartu mereka masing-masing dan membacanya beberapa kali, setelah itu mintalah mereka membaca ayat-ayat itu dengan suara keras secara bergantian. 5. Setelah mereka membaca ayat yang diberikan kepada mereka, mintalah mereka untuk menemukan perbuatan dosa yang disebutkan dalam ayat itu di kartu yang tertempel pada baju sukarelawan tersebut dan kemudian mengambilnya. 6. Jelaskan kepada anak-anak bagaimana Yesus dapat membersihkan kita dari setiap dosa kita, tak peduli sebanyak apa pun dosa yang menempel pada kita. (t/Yudo) Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari: Nama situs: kidssundayschool.com Alamat URL: http://www.kidssundayschool.com/Gradeschool/Activities/1activity03.php Judul asli artikel: Free From Evil Penulis: Craig Tanggal akses: 21 Mei 2012 SUA PELAYAN ANAK: MENJELASKAN KEMERDEKAAN KRISTEN KEPADA ANAK e-BinaAnak, 11 Mei 2012: Apakah yang dimaksud dengan kemerdekaan Kristen? Apakah Sahabat e-BinaAnak pernah menjelaskan hal ini kepada anak-anak? Shmily Tilestian: Hidup yang telah dimerdekakan oleh Kristus karena setiap orang yang percaya kepada Kristus beroleh pembebasan dari belenggu dosa. Wah, sulit ya kalau harus menjelaskan hal ini kepada anak. Tapi meskipun sulit, ya sedapat mungkin kita berupaya untuk menjelaskannya... bisa dengan memanfaatkan alat peraga supaya anak-anak mengerti. Asal memunyai konsep kemerdekaan Kristen yang benar dan diterapkan. e-BinaAnak: Terima kasih Shmily Tilestian. :) Orang dewasa kadang merasa bahwa sulit untuk menjelaskan tentang kemerdekaan yang telah Tuhan Yesus anugerahkan bagi orang percaya. Mintalah pertolongan Tuhan, agar Ia memberikan hikmat dan bijaksana ketika kita menjelaskan tentang hal tersebut. Bagaimanapun juga, sejak kecil anak harus tahu bahwa mereka sudah dimerdekakan oleh Tuhan Yesus. Magrita Indah: Kemerdekaan Kristen: Hidup yang telah ditebus oleh Yesus. Segala dosa yang membelenggu dan membuat kita jauh dari Allah, sudah didamaikan oleh Yesus. Jika harus menjelaskan kepada anak, ya lebih baik dijelaskan bagaimana Yesus menebus dosa kita. Oleh kematian dan kebangkitan-Nya di kayu salib, kita dapat memberi pengertian kepada anak-anak bahwa dosa-dosa kita sudah dihapuskan-Nya. e-BinaAnak: @Magrita Indah: Ketika Yesus menebus dosa-dosa kita, berarti kita sudah dibebaskan/dimerdekakan dari ikatan dosa. Hendaknya kita hidup dalam kemerdekaan untuk memuliakan Tuhan. Jangan lagi mau ditipu
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 598/Agustus 2012 -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (III)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (III) 598/Agustus/III/2012 DAFTAR ISI TIP: KEBENARAN YANG MEMERDEKAKAN STOP PRESS: LOWONGAN SABDA 2012 -- IT FOR GOD Shalom, Anak-anak sekolah minggu sering kali memunyai pertanyaan-pertanyaan kritis yang diajukan ke guru sekolah minggu. Masih ingatkah Anda, pertanyaan-pertanyaan sulit yang mereka tanyakan? Mungkin salah satunya pertanyaan yang mereka ajukan adalah apakah hidup merdeka di dalam Tuhan itu? Anda bisa menggunakan ilustrasi kisah "Anak yang Hilang" dan pengalaman hidup sehari-hari, untuk mempermudah dalam menjelaskan "hidup merdeka di dalam Tuhan" kepada anak-anak SM. Dapatkan konsepnya melalui sajian e-BinaAnak kali ini dan simak informasi terbaru dari pelayanan kami. Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi Titik Lestari < http://pepak.sabda.org/ > TIP: KEBENARAN YANG MEMERDEKAKAN Bulan Agustus merupakan bulan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia, bulan di mana bangsa Indonesia merayakan kemerdekaannya dari kolonialisme, dari penjajahan, kemerdekaan untuk berdiri sendiri sebagai bangsa yang besar, dan yang terutama BEBAS. Karena itu, kata "merdeka" sering ditambahkan dengan kata "bebas", itu yang sering kita dengar "bebas merdeka". Tidak hanya suatu bangsa yang menginginkan untuk merdeka, kita semuanya juga menginginkan kemerdekaan dan kebebasan. Teringat waktu kita masih kecil, serasa ingin cepat-cepat besar, hidup sendiri dan mandiri. Itu yang sering kita impikan. Tetapi, apakah sebenarnya kemerdekaan itu? Kita tentu pernah mendengar tentang cerita "Anak yang Hilang". Cerita yang disampaikan oleh Yesus Kristus sendiri, yaitu ada seorang anak yang ingin "merdeka", seorang yang ingin hidup bebas, ingin hidup tidak lagi di rumah ayahnya. Ia pun meminta hak warisnya, dan kemudian memulai hidupnya yang bebas merdeka. Ia pergi jalan-jalan, pergi main-main, makan pesta pora, dan hidup bebas merdeka, berbuat menurut apa yang dikehendakinya. Hidup bebas merdeka, tidak ada yang memarahi serta melarang, dan hidup senang. Sering kali, gambaran inilah yang kita sangka arti hidup "bebas merdeka" itu, hidup seperti anak yang hilang ini. Tetapi dari cerita ini, kita tahu bahwa bukan itu arti sebuah kemerdekaan; dari cerita ini, kita dapat melihat bahwa ternyata "bebas merdeka" yang sering kita pikirkan, hanyalah bentuk lain dari penjajahan -- bahwa anak ini sebenarnya hidup di bawah penjajahan dunia dan dosa. Seseorang menggambarkan arti kemerdekaan itu sebagai "kemampuan untuk menjadi seperti yang sudah dimaksudkan di dalam hidup Anda". Dengan kata lain menjadi diri ANDA sendiri. Kalau boleh saya ubah definisi itu sedikit, arti kemerdekaan yang sebenarnya adalah "kemampuan untuk menjadi seperti yang sudah TUHAN maksudkan di dalam hidup Anda". Itulah arti kemerdekaan yang sesungguhnya -- hidup yang tidak lagi di bawah penjajahan dunia dan penjajahan dosa. Hidup yang tidak lagi bergantung kepada keduniawian, atau hidup yang tidak lagi bergantung kepada nafsu yang sia-sia. Hidup yang dimerdekakan oleh kasih Kristus. Dalam 1 Yohanes 5:20, Rasul Yohanes berkata bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita. Jadi, Yesus datang juga untuk memberikan kepada kita pengertian. Apa yang dikatakan Yesus tentang pengertian untuk memperoleh kemerdekaan ini? Dalam Yohanes 8:30-32 dikatakan: "Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya. Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: 'Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.'" Bahwa kita akan hidup merdeka jika kita mengetahui kebenaran Kristus. Hidup bebas "seperti yang sudah TUHAN maksudkan di dalam hidup kita" jika ditaruh dalam konteks yang lebih praktikal, maka dengan memiliki kemerdekaan Kristus, kita akan mengetahui kehendak Tuhan dalam hidup kita. Hidup kita tidak akan terasa sia-sia atau bosan. Hidup kita akan merdeka atas kekhawatiran, merdeka atas kesalahan dan malu karena kegagalan kita, dan merdeka atas banyak hal lainnya. Merdeka atas kekhawatiran adalah hal yang sangat penting. Berapa banyak dari kita yang khawatir akan hidup ini (mungkin sekarang belum, tapi nanti kalau umur terus bertambah), khawatir akan sekolah, khawatir akan pekerjaan, khawatir akan uang, khawatir akan keluarga, dan kalau sudah lebih tua, khawatir tentang sakit, khawatir tentang kematian, dan kekhawatiran lainnya. Di dalam Kristus kita akan dimerdekakan atas itu semua. Bagaimana kita dapat meraih kemerdekaan itu? Yesus berkata pada kita, untuk memperoleh kemerdekaan itu, maka: 1. Kita perlu percaya. Dalam Yohanes 8:30 dikatakan, "Orang percaya kepada-Nya". "
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 599/Agustus 2012 -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani (IV)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani (IV) 599/Agustus/IV/2012 DAFTAR ISI BAHAN MENGAJAR: MENGIKUT YESUS DAN BEBAS DARI DOSA MUTIARA GURU: KEMERDEKAAN SEJATI Shalom, Masih dalam tema yang sama, yaitu "Kemerdekaan Kristen". Bagaimana menjelaskan "Kemerdekaan Kristen" kepada anak layan Anda? Anak-anak menyukai dunia permainan, maka sampaikanlah firman Tuhan dalam konsep permainan. Salah satunya dengan permainan "Mengikut Yesus dan Bebas dari Dosa". Permainan ini sangat sederhana dan memuat nilai bahwa hidup kita harus serupa dengan gambar Kristus -- Juru Selamat kita, yang menjadi panutan hidup kita. Selain itu, sebuah renungan singkat mengenai "Kemerdekaan Sejati" juga kami sajikan untuk mengingatkan kita mengenai karya terbesar, yang sudah Yesus lakukan dalam hidup kita. Selamat menyimak! Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi Titik Lestari < http://pepak.sabda.org/ > BAHAN MENGAJAR: MENGIKUT YESUS DAN BEBAS DARI DOSA Judul pelajaran: Mengikut Yesus dan Bebas dari Dosa Ayat Alkitab: Yohanes 8:31-32 Target pembelajar: Usia 4 -- 12 tahun 1. Menghafal ayat: "Jika kamu tetap tinggal di dalam firman-Ku, kamu adalah benar-benar murid-murid-Ku. Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." (Yohanes 8:31b-32) 2. Konteks Injil: Tuhan Yesus mengatakan kalimat itu kepada para pemimpin Yahudi, yang menyatakan bahwa mereka memercayai-Nya, tetapi tidak percaya kepada perkataan-Nya dan tidak berjalan dalam ketaatan kepada-Nya. Ayat-ayat di sekitar ayat ini menjelaskan bahwa Kristus berbicara tentang kemerdekaan dari rasa bersalah dan kebiasaan dosa, yang memperbudak hidup manusia. Tanpa Yesus, kita tidak dapat melepaskan diri dari dosa yang menguasai hidup kita. Melalui iman kepada-Nya dan mengikuti ajaran-Nya, kita akan mendapat kemerdekaan yang sejati. Kemerdekaan dari praktik dosa adalah salah satu aspek dari Kabar Baik yang dibawa Yesus. Pastikan Anda menekankan bahwa kuasa Yesus adalah satu-satunya kuasa yang dapat memerdekakan kita dari kebiasaan-kebiasaan yang berdosa ini. 3. Tujuan pembelajaran: Setelah pelajaran ini, anak-anak dapat mengenali secara spesifik kebiasaan-kebiasaan yang membelenggu mereka dalam pola yang berdosa. 4. Umur target pembelajar: Pelajaran ini dipakai untuk kelas umur berapa pun dan dapat diadaptasi ke dalam berbagai bentuk pelayanan anak. 5. Peralatan dasar yang diperlukan: a. Spidol dan kertas karton yang cukup besar untuk menuliskan ayat hafalan. Anda harus menuliskannya terlebih dahulu, dan menggarisbawahi frasa-frasa berikut ini: "tetap dalam firman-Ku", "murid-Ku", "mengetahui kebenaran", "kebenaran itu akan memerdekakan kamu". Frasa-frasa tersebut akan digunakan di aktivitas "Cara Lain untuk Mengucapkannya". b. Lima utas tali plastik/tali rafia berwarna hitam yang cukup panjang, untuk digunakan sebagai lambang perbudakan dosa dalam hidup manusia. Tali ini akan digunakan dalam aktivitas "Belenggu Dosa". c. Papan "whiteboard" atau lembaran-lembaran kertas untuk menuliskan kata-kata berikut ini: Berbohong/Mencuri/Mengata-ngatai/Marah/Berdoa/ Menolong Sesama/Mengampuni/Berbagi. Alat ini akan dipakai dalam aktivitas "Ujian Hasil Belajar". Aplikasi: 1. Memperkenalkan ayat hafalan: Mintalah seorang sukarelawan untuk membaca ayat hafalan dengan lantang yang tertulis di papan. Katakan, "Hari ini kita akan belajar mengenai kemerdekaan dari dosa. Mari kita mempelajari ayat ini beberapa kali sebelum memulai pelajaran kita hari ini." 2. Aktivitas "Belenggu Dosa": Mintalah seorang sukarelawan untuk duduk di kursi yang berada di depan kelas. Jelaskan kepada murid-murid Anda mengenai kebiasaan -- berdosa, yang dapat menjerat hidup mereka. Tanyakan kepada murid-murid Anda, apakah mereka dapat menjelaskan arti dari "kebiasaan". Katakan, "Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan berkali-kali dan menjadi sulit untuk dihentikan. Tindakan atau pikiran yang diulang-ulang akan menjadi sebuah pola. Beberapa kebiasaan ada yang baik, tetapi ada pula yang buruk." Tunjukkan kepada murid-murid Anda potongan-potongan tali plastik/rafia berwarna hitam, dan jelaskan kepada mereka bahwa tiap-tiap utas tali itu melambangkan kebiasaan yang buruk. Ajukan contoh-contoh kebiasaan buruk itu, dan dengan hati-hati ikatkan tali plastik tersebut ke tangan dan kaki si sukarelawan. Lakukan dengan hati-hati agar tidak melukai anak yang menjadi sukarelawan. Jika Anda ingin lebih aman, Anda dapat menggantinya dengan sukarelawan dewasa. Contoh-contoh kebiasaan buruk: - Mengata-ngatai teman di sekolah. - Menceritakan cerita bohong agar disukai oleh teman-teman. - Menyembunyikan rahasia dari orang tua. Katakan kepada murid-murid Anda, "Kebiasaan-kebiasaan ini bukan sekadar
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 600/Agustus 2012 -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (V)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (V) 600/Agustus/V/2012 DAFTAR ISI ARTIKEL: MERDEKA DI DALAM KRISTUS KESAKSIAN: KEMENANGAN DI DALAM KRISTUS Shalom, Sebagai orang percaya, kita diselamatkan oleh Kristus dan menerima Roh Allah dalam hidup kita. Roh Allah akan membebaskan kita dari perbudakan dosa dan hidup kita akan dimerdekakan oleh Kristus. Lalu, apa yang harus dilakukan oleh orang yang sudah merdeka di dalam Kristus? Simaklah artikel di bawah ini, dan jangan lewatkan kesaksian dari Soetgen -- orang percaya yang dipenjara karena imannya kepada Kristus. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi Titik Lestari < http://pepak.sabda.org/ > ARTIKEL: MERDEKA DI DALAM KRISTUS "Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan." (Galatia 5:13-15) Pada umumnya, surat Paulus selalu dibagi menjadi dua garis besar, yaitu doktrin dan kewajiban-kewajiban praktis atau penerapan. Demikian juga, surat Galatia dibagi menjadi dua bagian. Pasal 1-4 bernada teologis dan pasal 5-6 bernada praktis. Banyak penyesatan terjadi karena mengabaikan ajaran yang benar, dan banyak pula orang yang tersandung karena melihat orang Kristen tidak berbuat seperti apa yang telah diajarkan. Apa yang kita lakukan harus ada dasar (doktrin), tetapi tidak cukup doktrin karena doktrin harus diwujudkan dalam kehidupan nyata. Kehidupan Kristen harus seimbang antara doktrin dan kewajiban. Antara pengakuan kepercayaan dan tingkah laku. Vincent Taylor mengatakan demikian, "Ujian bagi seorang teolog yang baik ialah: apakah teolog itu dapat menulis karangan yang sangat sederhana dan praktis? Artinya, dapatkah teolog tersebut membahasakan pemikirannya yang tinggi itu dalam bahasa sederhana yang dapat diterapkan dalam hidup orang awam?" Dalam surat Galatia, Paulus mengajarkan tentang kemerdekaan Kristen. Para penganut Yudaisme beranggapan bahwa doktrin Paulus tentang kasih karunia sangat berbahaya karena doktrinnya menggantikan Hukum Taurat. Jika segala peraturan dan standar kita dihapuskan, maka jemaat Tuhan akan berantakan. Tentu tidak demikian! Anugerah Allah pasti memberikan tanggung jawab! Seseorang yang hidup di dalam anugerah Allah seharusnya memiliki komitmen yang tinggi, untuk lebih bertanggung jawab kepada Allah. Orang Kristen yang hidup dengan iman tak akan menjadi pemberontak. Kata "merdeka" adalah kata yang indah untuk didengar. Merdeka adalah pengharapan bagi semua orang. Tak seorang pun yang rela diperbudak oleh orang lain. Semua ingin menikmati kemerdekaan karena setiap orang pasti merindukan kemerdekaan. Pertanyaannya, apakah benar orang yang hidup di negara merdeka dapat merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya? Bagaimana sikap yang seharusnya diwujudkan sebagai seorang yang merdeka? 1. Hidup sebagai Hamba Kebenaran Setelah dosa-dosa kita diampuni saat kita percaya kepada Yesus Kristus, ada kemungkinan kita jatuh ke dalam berbagai perbudakan lain. Jika tidak hati-hati, kita bisa diperbudak oleh berbagai ajaran tradisi dan filsafat manusia yang menyesatkan. Seperti jemaat Galatia, mereka berada dalam bahaya untuk dibawa kembali ke dalam perbudakan Hukum Taurat. Maka, rasul Paulus dengan serius menasihati mereka untuk tidak membiarkan diri kembali diperbudak, sebaliknya mempertahankan kemerdekaan mereka dalam Kristus (Galatia 5:1). Mengapa? Orang Kristen adalah orang yang merdeka, sebab Yesus sudah mati di atas kayu salib. Ia telah mengalami pengampunan Allah dan sudah dibebaskan dari segala tuntutan serta ancaman Hukum Taurat. Hal ini bukan berarti bahwa seseorang dapat berbuat sesuka hatinya, untuk memenuhi segala keinginannya sesuai kehendaknya sendiri. Tidak! Kemerdekaan orang Kristen bukanlah jalan untuk dapat berbuat dosa, melainkan kebebasan karena anugerah Allah untuk tidak berbuat dosa. Kebebasan tanpa batas selalu mengakibatkan pelampiasan keinginan daging (bd. Galatia 5:15). Tetapi, Roh Kudus, Pribadi ilahi adalah mitra orang percaya yang memungkinkan kita untuk mengalahkan keinginan daging. Oleh karena itu, betapa perlunya hidup kita dikontrol atau dipimpin oleh Roh Kudus (Galatia 5:16-26). John Newton, penulis lagu Amazing Grace, memiliki pengalaman hidup yang kelam sebagai seorang penjual budak, namun ia tidak menyadari bahwa ia sendiri sebenarnya budak yang lebih menyedihkan. Ia memperbudak sesamanya, namun ia sendiri adalah budak dosa. Ketika ia berjumpa dengan Kristus, ia sangat mengucap syukur kepada Tuhan yang telah mem
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 601/September 2012 -- Yusuf (I)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Yusuf (I) 601/September/I/2012 DAFTAR ISI ARTIKEL: YUSUF TOKOH ALKITAB, PEMIMPIN BANGSA WARNET PENA: CHRISTIAN EDUCATORS ASSOCIATION INTERNATIONAL Shalom, Salah satu tokoh Alkitab, yang kisah hidupnya sangat menarik untuk digali lebih dalam adalah Yusuf. Melalui kisah hidup Yusuf, Tuhan menuntun kita untuk tetap setia menjalani setiap kehendak dan rencana-Nya dengan penuh penyerahan dan keteguhan kepada Dia. Jika Rekan-Rekan Pelayan Anak ingin menceritakan kisah hidup Yusuf kepada anak, pelajarilah pula secara mendalam tentang tokoh Yusuf ini terlebih dahulu. Tanpa pemahaman yang dalam akan kisah ini, maka kita juga tidak akan memahami dengan jelas apa yang ingin Tuhan sampaikan melalui tokoh Yusuf bagi setiap orang percaya. Sepanjang bulan September ini, kami mengajak Anda semua untuk mendalami kehidupan Yusuf, mulai dari biografi, ide-ide mengajar, bahan-bahan ajar, dan diskusi seputar tokoh Yusuf. Kiranya menjadi berkat bagi kita semua, terutama menjadi berkat bagi setiap anak-anak yang Tuhan percayakan untuk kita layani. Selamat menyimak. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > ARTIKEL: YUSUF TOKOH ALKITAB, PEMIMPIN BANGSA Dirangkum oleh: Sri Setyawati a. Latar belakang. Yusuf adalah putra ke-11 dari Yakub, anak pertama yang diperolehnya dari Rahel. Yusuf lahir di kota Haran. Nama Yusuf berarti "kiranya ditambahkan-Nya (Allah) lagi (anak lelaki)". Dia memiliki seorang saudara kandung, Benyamin, dan 12 saudara tiri (termasuk Dina). Ibunya meninggal saat dia masih muda. Dia memperistri Asnat dan memiliki anak Manasye dan Efraim. b. Yusuf di dalam sumur mati ("pitted"). Yusuf sangat disayangi dan dikasihi Yakub. Dia mendapatkan jubah yang indah dari ayahnya. Hal ini membuat saudara-saudaranya iri dan membencinya. Mereka semakin benci dengan Yusuf karena dia menceritakan bahwa dalam mimpinya dia akan menjadi orang yang berkedudukan lebih tinggi daripada saudara-saudaranya. Karena alasan ini, saudara-saudara Yusuf berniat untuk membunuhnya. Namun, saudara-saudaranya bisa "mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar." (Kejadian 50:20) Oleh karena itu, Yusuf tetap hidup meskipun harus dimasukkan ke dalam sumur mati. c. Yusuf dijual ke Mesir. Saat saudara-saudara Yusuf duduk makan, datang saudagar-saudagar Midian -- pedagang Ismael dari Gilead. Saudara-saudaranya mengeluarkannya dari dalam sumur dan menjualnya kepada pedagang Ismael (Kejadian 37:28). d. Yusuf di dalam penjara ("potted"). Di Mesir, orang Midian yang membeli Yusuf, menjual Yusuf kepada Potifar, salah seorang pegawai istana Firaun (Kejadian 37:36). Saat dia menjadi budak, Allah tetap menyertainya. Allah membuat segala yang diperbuatnya berhasil. Celakanya, Potifar memunyai istri yang dipenuhi birahi, ketika melihat ketampanan Yusuf. Berkali-kali dia mencoba merayu Yusuf untuk berzinah dengannya, namun Yusuf menolak. Yusuf memilih taat kepada Allah untuk menjaga kekudusan hidupnya. Karena jengkel keinginannya tidak terwujud, istri Potifar pun mengarang cerita bahwa Yusuf mencoba memperkosanya. Inilah yang menjebloskannya ke dalam penjara. Yusuf di penjara selama 10 atau 12 tahun, dengan rantai pada pergelangan tangan dan kalung besi di leher. Kondisi yang demikian dapat menghancurkan hidup siapa pun. Sekalipun Yusuf tahu bahwa Allah memiliki rencana indah untuknya, namun jika ia tidak memiliki pengharapan yang pasti tentang rencana itu, maka hal ini pun bisa membuat hidupnya tidak berpengharapan. Akan tetapi, pada saat-saat yang berat ini, Allah tidak pernah meninggalkannya seorang diri. Allah senantiasa memberikan penghiburan dan penguatan kepadanya. Yusuf mengimani dan memegang janji Allah. Kesulitan dan liku-liku kehidupan yang berat tidak membuatnya putus asa. Dia bisa bebas dari kepahitan, kebencian, dan kemarahan, semuanya membuktikan bahwa ia dipelihara oleh mukjizat yang luar biasa dari anugerah Allah. e. Yusuf dipromosikan ("putted"). Di dalam penjara, Yusuf tetap dipakai Tuhan. Karunia Allah tetap bekerja di dalam dirinya. Ketika dua rekannya sesama narapidana mendapat mimpi, Yusuf langsung bisa menafsirkan mimpi mereka. Dua tahun berikutnya, Raja Firaun mendapatkan mimpi yang menggelisahkan hatinya. Si juru minuman yang sempat lupa (atau mungkin melupakan) Yusuf, tiba-tiba ingat bahwa Yusuf sanggup menafsirkan mimpi. Maka, dipanggilnyalah Yusuf dan dibawanya menghadap Firaun. Dengan pimpinan Tuhan, Yusuf segera menafsirkan mimpi Firaun. Firaun begitu terkesan dengan Yusuf, sehingga dia menjadikannya sebagai orang kedua atas seluruh wilayah Mesir. f. Yusuf mati. Yusuf tidak menjadi "orang yang istimewa" karena pi
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 602/September 2012 -- Yusuf (II)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Yusuf (II) 602/September/II/2012 DAFTAR ISI BAHAN MENGAJAR: SAUDARA YUSUF DATANG KE MESIR SUA PELAYAN ANAK: PERINTAH TUHAN MELALUI KISAH YUSUF Salam sukacita, Bagaimana kita dapat mengajarkan perihal mengampuni kepada anak-anak? Alkitab memberikan suatu kisah yang sangat indah mengenai hal tersebut. Melalui kisah Yusuf, kita dapat mengajarkan arti penting mengampuni orang yang sudah bersalah kepada anak. Tuhan ingin setiap anak-Nya tidak mendendam, melainkan dengan penuh kemurahan hati dapat mengampuni orang yang sudah melukai mereka. Redaksi e-BinaAnak menyiapkan ide mengajar dalam edisi kali ini agar kita dapat lebih sistematis lagi mengajarkan tentang kisah Yusuf kepada anak-anak di sekolah minggu. Simak pula pendapat rekan-rekan Facebook e-BinaAnak mengenai perintah Tuhan dalam kisah kehidupan Yusuf. Kiranya menjadi berkat dan selamat melayani! Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > BAHAN MENGAJAR: SAUDARA YUSUF DATANG KE MESIR Fokus Utama yang Harus Diingat Menyimpan dendam akan membuat kita merasa lebih sakit dari yang lain. Kosakata Kelaparan: ketika terjadi kekurangan makanan karena tidak ada tanaman yang dapat tumbuh. Doa Bapa, terima kasih karena telah memaafkan kami ketika kami berbuat salah. Tolonglah kami untuk dapat memaafkan sesama kami pula. Pelajaran: Kejadian 42 -- 45 [Sebelum Anda menceritakan bagian ini, ingatkanlah anak-anak tentang kisah Yusuf sebelumnya, yang dijual oleh saudara-saudaranya sehingga ia menjadi budak di Mesir. Namun, Tuhan menyertai Yusuf sampai ia akhirnya malah menjadi Perdana Menteri di Mesir. Red.] Karena Yusuf adalah Perdana Menteri Mesir dan dia berkuasa penuh mengatur penjualan bahan makanan di Mesir, saudara-saudaranya datang kepadanya sambil menundukkan kepala mereka ke tanah. Saat itu mereka tidak mengenali Yusuf, tetapi Yusuf mengenali mereka. Namun saat itu, Yusuf berpura-pura tidak mengenal mereka. Aktivitas Membuat topeng wajah Mesir untuk menunjukkan bagaimana Yusuf bisa menipu saudara-saudaranya. Buatlah topeng dengan membuat lubang mata dan mulut di piring kertas. Buatlah lubang mata yang meruncing di sudutnya. Cat atau warnai topeng tersebut. Gunakan warna hitam untuk garis mata dan biarkan anak-anak menghias sisanya. Tunjukkan gambar dari sebuah buku tentang Mesir kuno untuk memberikan referensi kepada anak-anak. Kemudian peganglah topeng tersebut dan mintalah siswa melihat bagaimana sulitnya untuk mengenali Yusuf, terutama ketika saudara-saudaranya tidak menyangka bahwa Yusuflah yang ada di depan mereka. Diskusi 1. Reaksi apa saja yang dapat diberikan Yusuf, ketika melihat saudara-saudara yang dahulu telah menjualnya untuk dijadikan budak di Mesir? 2. Kalau kamu menjadi Yusuf, apa yang akan kamu lakukan terhadap saudara-saudaranya tersebut? 3. Diskusikan panjang lebar tentang berbagai cara yang orang lain lakukan saat menghadapi masa lalu yang menyakitkan hatinya. Apakah ada cara lain yang orang-orang tersebut lakukan untuk memuliakan Tuhan seperti yang Yusuf perbuat? 4. Dapatkah Tuhan memakai orang yang tidak bisa mengampuni orang lain? 5. Apakah kita sedang mengorbankan rencana Allah untuk kita, ketika kita tidak dapat mengampuni seseorang? Diskusikan dengan anak tentang berbagai cara orang menghadapi masa lalu yang tidak menyenangkan hati. Apakah ada cara selain yang dilakukan Yusuf untuk memuliakan Tuhan, meski dia pernah disakiti saudaranya? Apakah Tuhan mau menggunakan orang yang tidak bisa mengampuni? Apakah kita mengorbankan rencana Tuhan bagi kita dengan menolak untuk memaafkan seseorang? Ayat Hafalan "Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu." (Kejadian 45:5) Pertanyaan Ulangan 1. Apa arti kata kelaparan? (Ketika terjadi kekurangan makanan karena tidak ada tanaman yang dapat tumbuh) 2. Sebutkan nama anak-anak Yakub. Pertanyaan Seputar Emosi 1. Bagaimana reaksi Yusuf ketika melihat saudara-saudaranya? (Dia menangis berulang kali dan bertanya tentang ayah maupun adiknya.) 2. Bagaimana reaksi saudara-saudara Yusuf ketika sedang mengalami masa-masa sulit karena diuji oleh Yusuf? (Mereka menyalahkan masalah dan dosa mereka karena sudah menjual Yusuf, dan berkata kepada Yakub bahwa Yusuf sudah mati.) 3. Bagaimana reaksi Yakub ketika saudara-saudara Yusuf berkata bahwa Benyamin harus dibawa ke Mesir? (Yakub sangat sedih dan menunda memberikan jawaban sampai ia tidak punya pilihan.) Pertanyaan Aplikasi 1. Bagaimana kita dapat mengatasi rasa sakit ketika seseorang melukai kita? (Membawanya kepada Tuhan. Dan tidak terus-menerus memikirkan hal tersebut.) 2. Siapakah yang akan dimuliakan atas semua kemenangan dalam hidup kita? (Tuhan) 3. Mengapa kita kadang-kadang menderita atau harus me
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 603/September 2012 -- Yusuf (III)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Yusuf (III) 603/September/III/2012 DAFTAR ISI TIP: BEBERAPA IDE DALAM MENGAJAR ALKITAB: KISAH YUSUF UNTUK ANAK STOP PRESS: PEMBUKAAN KELAS DISKUSI NATAL PESTA 2012 Salam sukacita, Banyak cara yang dapat digunakan oleh setiap pelayan anak untuk menceritakan kisah tentang Yusuf. Namun, mungkin ada beberapa rekan yang merasa membutuhkan ide-ide dasar, sehingga dapat memancing kreativitas dalam mengajar. Minggu ini, kami menghadirkan tip tentang bagaimana Pelayan Anak dapat menggali ide untuk menyampaikan firman Tuhan secara kreatif melalui kisah Yusuf. Kiranya menjadi berkat kita semua. Selamat menyimak dan silakan dipraktikkan dalam pelayanan. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > TIP: BEBERAPA IDE DALAM MENGAJAR ALKITAB: KISAH YUSUF UNTUK ANAK Kehidupan Yusuf menyediakan teladan yang sangat kaya dan relevan mengenai karakter kristiani untuk diajarkan kepada anak-anak. Kisah kehidupannya mengilustrasikan bagaimana Allah dapat menggunakan apa yang tampak, seperti kondisi yang buruk untuk menggenapi tujuan ilahi-Nya. Bahkan, setelah Yusuf mengartikan mimpi dari juru roti dan juru minum Firaun, ia tetap terlupakan di penjara, sampai ketika sang Firaun sendiri bermimpi. Setelah Yusuf mengartikan mimpi Firaun, sejak itulah arah hidupnya berubah dan akhirnya ia mempersiapkan arah bagi jalan hidup seluruh bangsa Israel. 1. Catatan yang Dibaca Bacalah catatan mengenai kehidupan Yusuf, yang dapat ditemukan di kitab Kejadian 37:18-36 dan pasal 39-41. Yusuf adalah hamba Allah yang rendah hati. Imannya tetap teguh, sekalipun ia diperlakukan dengan tidak adil. Saudara-saudaranya menjualnya sebagai budak oleh karena kecemburuan mereka. Kemudian ia dibeli oleh Potifar, dituduh melakukan kejahatan, dipenjara, dan terlupakan. Dekatilah anak-anak Anda dengan pertanyaan seperti: Apa yang akan mereka lakukan jika mereka mengalami situasi yang sama? Apa yang akan mereka rasakan? Apakah mereka tetap percaya bahwa Allah memiliki rencana di balik semua itu? 2. Yusuf dan Kristus Setelah membaca catatan mengenai kehidupan Yusuf, buatlah paralel dari kisah itu kepada kehidupan Yesus. Kedua tokoh itu sama-sama dituduh melakukan sesuatu yang jahat, tetap melayani Allah di tengah-tengah kesulitan dan sama-sama dijual. Hidup kedua tokoh itu tidak hanya memengaruhi kehidupan orang-orang yang ada di sekitar mereka, tetapi juga seluruh rentang sejarah manusia. Ambillah sebuah peristiwa dalam sejarah yang tidak akan mungkin terjadi, sekiranya kedua tokoh ini tidak menjalani kehidupan mereka seperti yang sudah mereka lakukan. 3. Sikap Diskusikanlah mengenai sikap. Kita memiliki kecenderungan alamiah untuk berpikir lebih tinggi daripada yang seharusnya. Yusuf memberikan kepada kita teladan yang jelas, mengenai seseorang yang tidak bersungut-sungut terhadap keadaan yang disodorkan kepadanya. Tanyakan kepada anak-anak Anda mengenai contoh-contoh dari hal buruk yang pernah terjadi dalam hidup mereka, atau dalam kehidupan orang-orang di sekitar mereka. Bicarakanlah mengenai kesamaan situasi yang mereka hadapi itu dengan kehidupan Yusuf. Berilah pengertian mengenai istilah "rendah hati", "sukacita", dan "iri hati". 4. Pengampunan Bacalah catatan mengenai pemulihan hubungan antara Yusuf dengan saudara-saudara dan ayahnya, Anda dapat menemukannya di Kitab Kejadian pasal 43-45. Yusuf mengampuni saudara-saudaranya yang menjualnya menjadi budak, dan mengakui bahwa Allah menyediakan berkat bagi keluarganya melalui tindakan mereka yang muncul dari rasa iri. Kehidupan Yusuf menawarkan teladan yang sangat indah mengenai pengampunan. Doronglah anak-anak Anda untuk menceritakan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan orang lain terhadap mereka, dan tanyalah kepada mereka apakah mereka telah mengampuni orang yang sudah bersalah kepada mereka itu. 5. Peringatan Sebelum membagikan kisah ini kepada anak-anak Anda, bacalah teks Alkitab yang bersangkutan terlebih dahulu dengan saksama. Jika Anda mengajar anak-anak yang lebih muda (kira-kira berumur kurang dari 13 tahun), catatan mengenai kisah ini lebih baik diambil dari buku cerita Alkitab yang akurat. Bagian kisah yang bercerita tentang pengalaman Yusuf dengan istri Potifar lebih baik diceritakan ulang sesuai dengan umur anak-anak. Jika Anda mengajar anak-anak yang lebih dewasa, bersiaplah untuk mengatasi pertanyaan apa pun mengenai peristiwa ini dengan memberikan jawaban yang faktual. (t/Yudo) Diterjemahkan dari: Nama situs: eHow Mom Penulis: Heather Thomas Judul asli artikel: Ideas for Teaching the Bible: Joseph for Kids Alamat URL: http://www.ehow.com/info_7979172_ideas-teaching-bible-joseph-kids.html Tanggal akses: 20 Juli 2012 STOP PRESS: PEMBUKAAN KELAS DISKUSI NATAL PESTA 2012 PESTA kembali membuka kelas akhir tahun, yaitu kelas Natal 2012. Diskusi akan berla
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 604/September 2012 -- Yusuf (IV)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Yusuf (IV) 604/September/IV/2012 DAFTAR ISI BAHAN MENGAJAR: MENGAMPUNI DAN MENERIMA KEMBALI MUTIARA GURU Shalom, Mengajar anak untuk mengampuni jangan hanya berhenti sampai dia mau menerima permintaan maaf dari sesamanya. Tanamkan kepada anak untuk tidak mengungkit-ungkit lagi perbuatan salah temannya dan tidak membalas dendam meskipun ada kesempatan. Kisah Yusuf dapat menolong kita untuk mengajarkan hal tersebut. Selamat menyimak bahan mengajar minggu ini, dan kiranya menjadi berkat. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > BAHAN MENGAJAR: MENGAMPUNI DAN MENERIMA KEMBALI Bahan Alkitab: Kejadian 45:1-28 Fokus Apa yang akan kita lakukan jika disakiti orang lain, apalagi dengan sengaja? Ya, hampir dapat dipastikan kita akan merasa sakit hati dan bila ada kesempatan, kita ingin membalas perbuatannya. Tetapi Yusuf telah memberikan teladan yang baik dalam hal mengampuni. Meskipun ia mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari kakak-kakaknya, ia tidak mendendam. Bahkan ketika Yusuf memunyai kesempatan untuk membalasnya, Yusuf tidak mau melakukannya. Yusuf justru memberi yang terbaik untuk keluarganya pada masa kelaparan tersebut. Melalui pelajaran hari ini, anak belajar untuk mengampuni dan menerima kembali orang-orang yang telah menyakiti mereka. Penjelasan Bahan 1. Setelah peristiwa piala Yusuf yang hilang (pasal 44), maka tindakan Yusuf selanjutnya terhadap saudara-saudaranya adalah sebagai berikut. a. Memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya (45:1-4). Saat itu Yusuf menyuruh orang-orang lain keluar dari ruangannya. Yusuf ingin punya privasi dengan saudara-saudaranya tersebut. Artinya, Yusuf tidak ingin orang lain mengetahui persoalan yang terjadi antara dia dan kakak-kakaknya. Yusuf menghargai perasaan mereka dan tidak ingin mempermalukan mereka di hadapan orang-orang Mesir serta pegawai-pegawainya. Yusuf mengerti bahwa kakak-kakaknya pasti merasa sangat bersalah dan takut kepadanya. Oleh karena itu, ia tidak ingin menambah beban mereka dengan membiarkan orang lain tahu mengenai persoalan yang pernah terjadi di antara mereka. b. Mengajak ayah dan keluarganya untuk pindah ke Mesir (45:9-13). Yusuf sama sekali tidak mengungkit-ungkit kesalahan kakak-kakaknya di masa lalu, tapi kini ia justru mau memberi yang terbaik untuk keluarganya. Karena masa kelaparan masih akan terjadi 5 tahun lagi, maka ia meminta seluruh keluarganya untuk pindah ke Mesir, agar hidup lebih terjamin dan lebih mudah untuk mendapatkan bahan makanan. Yusuf tahu bahwa Yakub, ayahnya, pasti telah kehilangan kepercayaan terhadap kakak-kakaknya. Oleh karena itu, ia meminta mereka untuk menceritakan segala kemuliaan Yusuf di Mesir dan meminta Benyamin (anak yang juga sangat dikasihi Yakub) untuk menjadi saksi. c. Mencium dan memeluk saudara-saudaranya (45:14-15). Yusuf menunjukkan kasihnya kepada saudara-saudaranya tersebut tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan. Mudah saja bagi Yusuf, seorang penguasa di Mesir, untuk memberikan fasilitas dan kemudahan bagi keluarganya untuk tinggal di Mesir. Tetapi tentu tidak mudah untuk memeluk dan mencium orang-orang yang pernah menyakitinya. Tindakan Yusuf ini membuktikan bahwa Ia sungguh-sungguh telah tulus mengampuni saudara-saudaranya dan menerima mereka kembali sebagai bagian dari dirinya, sehingga ia bersedia peduli dan memikirkan kebutuhan mereka. 2. Ketika Firaun mendengar kabar bahwa saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir, ia menyambut baik hal tersebut. Bahkan kemudian ia menyuruh Yusuf mengirimkan kereta-kereta untuk menjemput ayah dan sanak saudaranya, memberikan bekal untuk mereka dan berjanji untuk memberikan yang terbaik ketika mereka tinggal di Mesir nantinya (45:16-20). Di sini kita melihat itikad baik dari Firaun terhadap keluarga Yusuf, barangkali sebagai balas budinya atas jasa Yusuf yang telah menyelamatkan Mesir dari bahaya kelaparan, serta menjadikan Mesir sebagai negara terbesar yang bisa menolong negara-negara lain. Sayangnya, tindakan Firaun ini tidak didokumentasikan dengan baik sehingga penerus Firaun tidak mengerti maksud baik Firaun terhadap keluarga Yusuf, hingga akhirnya ia menindas bangsa Israel yang tinggal di Mesir (Keluaran 1). 3. Pengampunan yang diberikan Yusuf kepada saudara-saudaranya ternyata berdampak baik pula terhadap Yakub, ayahnya. Di usianya yang sudah sangat lanjut dan setelah sekian lama larut dalam kesedihan karena kehilangan anak yang paling dikasihinya, kini bangkitlah semangatnya kembali setelah mendengar kabar bahwa Yusuf masih hidup (45:27-28). Demikian besarnya dampak pengampunan. Jikalau iri hati berdampak besar untuk menyakiti hati orang lain, maka pengampunan berdampak besar untuk menghadirkan pemulihan dan damai sejahtera dalam hati manusia. Yusuf sanggup mengampuni kejahatan kakak-kakaknya karena ia dapat melihat,
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 605/Oktober 2012 -- Mengembangkan Talenta (I)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengembangkan Talenta (I) 605/Oktober/I/2012 DAFTAR ISI ARTIKEL: PENGEMBANGAN KAPASITAS DIRI WARNET PENA: KUMPULAN BAHAN KHOTBAH UNTUK ANAK Shalom, Selama bulan Oktober 2012, kita akan belajar mengenai talenta. Tema ini selalu menarik karena masing-masing anak Tuhan memunyai talenta yang berbeda-beda dan sering mengalami kesulitan, baik dalam mengenali maupun mengembangkan talenta yang dimilikinya. Dalam pelayanan sekolah minggu, pelayan anak harus bisa memberi penjelasan yang alkitabiah, bagaimana seorang anak harus mengembangkan talentanya. Melalui sajian e-BinaAnak ini, mari kita belajar bersama mengenai talenta dalam kitab Matius. Kiranya pelayan anak semakin dibekali, baik melalui artikel maupun ulasan situs yang membawa inspirasi baru dalam pelayanan SM. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati! Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi Titik Lestari < http://pepak.sabda.org/ > ARTIKEL: PENGEMBANGAN KAPASITAS DIRI "Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu." Matius 25:20-21 Banyak dari kita yang sudah mengetahui kisah mengenai perumpamaan talenta ini. Ada 3 orang hamba yang dipercayakan harta oleh tuannya. Hamba pertama diberi 5 talenta, yang kedua diberi 2 talenta, dan yang ketiga diberi 1 talenta, sesuai dengan kesanggupan/kemampuan mereka masing-masing (Matius 25:15). Ketika hamba pertama dan kedua mengelola dan mengembangkan talenta yang dipercayakan kepada mereka, mereka memperoleh keuntungan darinya. Sehingga ketika tuannya datang menanyakan hasilnya, mereka bisa mempertanggungjawabkannya dan mereka memperoleh kepercayaan yang lebih besar. Tidak demikian dengan hamba yang ketiga, dia tidak mampu mengembangkan talenta yang dipercayakan kepadanya, walaupun itu dalam jumlah yang kecil. Sehingga ketika tuannya datang, apa yang dimiliki oleh hamba itu malah diambil darinya. Kapasitas atau kemampuan seseorang akan sangat berpengaruh terhadap apa yang akan dipercayakan kepadanya. Sebagai contoh sederhana, tidak mungkin seorang anak SD diberi kepercayaan untuk mengendarai sebuah mobil. Anak tersebut harus memunyai umur yang cukup dan mengikuti ujian mengemudi terlebih dahulu, agar bisa dipercaya untuk mengendarai sebuah mobil. Tentunya, itu semua membutuhkan proses dan waktu. Hal ini berlaku dalam setiap aspek kehidupan umat percaya, baik dalam keluarga, studi, pekerjaan, keuangan, karier, bisnis, pelayanan, dll.. Oleh karena itu, apa yang harus dilakukan agar bisa mengembangkan kapasitas diri hingga memperoleh kepercayaan yang lebih besar lagi? 1. Bertindak dengan Iman "Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta." (Matius 25:16-17) Langkah iman sangat diperlukan agar kapasitas diri kita bisa berkembang. Hanya dengan bertindak, maka kita bisa mempelajari sesuatu yang baru. Ketakutan akan kegagalan merupakan cara iblis untuk menghalangi diri kita menuju pada keberhasilan. Sama dengan hamba yang ketiga, yang hanya menyembunyikan talentanya dan menganggap tuannya jahat. Pikiran negatif tidak akan membantu kita untuk dapat mulai bertindak melakukan pekerjaan kita. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan (Ibrani 11:1), dan tentunya kita mengharapkan hal yang baik terjadi dalam kehidupan kita. Bertindak dengan iman adalah melangkah maju dengan percaya penuh akan penyertaan dalam hidup kita. Singkirkan segala ketakutan, kekhawatiran, dan hal-hal yang membuat kita tidak dapat melangkah seturut kehendak Tuhan. 2. Setia dalam Perkara Kecil "... engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar..." (Matius 25:21) Setiap hal yang besar akan datang dari hal yang kecil. Ketika kita setia dalam perkara yang kecil, yang mungkin tidak berarti di mata manusia, maka kita sedang memperkuat kapasitas diri kita untuk dapat dipercaya mengemban tugas dan tanggung jawab yang lebih besar lagi. Tuhan sudah menyiapkan segala sesuatunya bagi kita. Yang jadi masalah adalah apakah kita cukup setia dengan apa yang saat ini Tuhan percayakan kepada kita? Jangan anggap remeh apa yang kita jalani saat ini. Jangan mengeluh atas apa yang terjadi pada kita saat ini. Tetapi, bersyukur dan jalanilah apa yang kita punya saat ini. Tuhan akan memberikan hal yang lebih besar lagi ketika Dia melihat, bahwa kita benar-benar setia mengerjakan apa yang kita miliki saat ini. Segala
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 606/Oktober 2012 -- Mengembangkan Talenta (II)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengembangkan Talenta (II) 606/Oktober/II/2012 DAFTAR ISI BAHAN MENGAJAR: MENGGUNAKAN TALENTA YANG DIBERIKAN TUHAN SUA PELAYAN ANAK: CARA MENGENALI DAN MENGEMBANGKAN TALENTA ANAK Shalom, Salah satu bentuk syukur kita kepada Tuhan adalah dengan mengembangkan talenta yang telah Tuhan berikan. Hal ini menjadi tantangan bagi para guru sekolah minggu untuk bisa mengenali dan memotivasi anak, supaya bisa mengembangkan talenta. Edisi kali ini, menyajikan bahan yang bisa Anda gunakan untuk memberikan wawasan kepada anak-anak, supaya mereka mau mengembangkan talenta yang telah Tuhan berikan. Alangkah lebih baik, apabila pelayan anak juga bisa mengenali talenta anak-anak. Tapi, bagaimana caranya? Temukan dalam kolom Sua Pelayan Anak! Selamat menyimak keseluruhan edisi ini, Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi Titik Lestari < http://pepak.sabda.org/ > BAHAN MENGAJAR: MENGGUNAKAN TALENTA YANG DIBERIKAN TUHAN Ayat Hafalan: Roma 12:6a "Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita" Cerita: Suatu hari, sekitar seabad yang lalu, seorang anak bernama Jean duduk di samping ayahnya sembari mereka menikmati matahari terbenam ke dalam gelombang laut. Keagungan pemandangan itu menggugah antusiasme kekanak-kanakannya dan ia pun mencurahkan isi hatinya dalam sukacita yang amat sangat. Ayahnya, dengan penuh takjub melepas topinya dan berkata kepada anaknya itu, "Anakku, itulah Tuhan." Bocah itu tak pernah melupakan kata-kata itu, "Itulah, Tuhan". Jean dilahirkan dalam keluarga yang miskin, jadi ia harus bekerja di ladang, bersusah payah untuk dapat makan. Pada hari Minggu, keluarga itu tidak bekerja dan pergi ke gereja di desa itu, ayahnya adalah pemimpin paduan suara di gereja itu. Setelah ibadah, teman-teman dan keluarga besar mereka kadang-kadang datang ke rumah untuk menghabiskan siang itu dengan keluarga ini. Suatu hari Minggu, segera setelah mereka pulang dari gereja, seorang penduduk desa yang sudah tua dan bungkuk berjalan melintasi mereka. Ada sesuatu pada orang tua itu yang menarik perhatian Jean. Ia segera mengambil arang lalu dengan cepat menggambar sketsa orang tersebut di dinding. Jean dapat menangkap peristiwa dan sosok orang tua itu dalam sketsanya, sehingga membuat orang-orang tertawa -- tapi tidak ayahnya. Ayahnya dapat merasakan bakat yang dimiliki oleh anaknya itu, ia memerhatikan bakat Jean yang semakin berkembang. "Jean, anakku," katanya, "Ayah tidak akan menghentikanmu lagi untuk mempelajari apa yang sangat ingin kau pelajari." Jean Francis Millet, nama lengkap bocah itu, menjadi seorang seniman di kalangan kaum petani. Ia tidak pernah memegahkan dirinya dalam hal lain. Karakternya lebih tinggi dari apa pun yang dimilikinya. Ia memiliki iman yang teguh kepada Allah dan ia percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah. Ia memakai kepiawaiannya menggunakan kuas untuk mengkhotbahkan kemurnian dan kebenaran yang ia percayai. "The Angelus" ("Sang Malaikat") adalah judul dari lukisannya yang terkenal. Dalam lukisan itu, ia menggambarkan dua orang pekerja yang sedang bekerja di ladang kentang, seorang pria dan wanita, samar-samar mendengar bunyi Lonceng Angelus yang memanggil mereka untuk berdoa. Kedua orang itu berhenti bekerja, berdiri tegak, dan menundukkan kepala mereka sambil menyembah Allah. Lukisan itu adalah gambaran yang indah mengenai ketaatan dan penyembahan kepada Allah. Aktivitas Anak: Bermain Peran Pelajaran ini dapat digunakan untuk mengajar tentang perumpamaan talenta yang ada di Matius 25:13-28. Anak-anak dapat diminta untuk memainkan peran yang ada dalam kisah ini. Setelah aktivitas ini, diskusikanlah dengan anak-anak bahwa Allah menginginkan kita untuk menggunakan talenta kita dan tidak menjadi orang yang malas. Tanyakanlah kepada anak-anak tentang talenta atau bakat yang mereka miliki, yang diberikan Tuhan kepada mereka. Tanyalah kepada mereka, bagaimana mereka akan menggunakan talenta itu untuk melayani Tuhan dan sesama. (t/Yudo) Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari: Nama situs: Sunday School Lessons for Kids Judul asli artikel: Use Your God-Given Talent Alamat URL: http://sunday-school-lessons-for-kids.blogspot.com/2010/03/use-your-god-given-talent.html Penulis: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 01 Agustus 2012 SUA PELAYAN ANAK: CARA MENGENALI DAN MENGEMBANGKAN TALENTA ANAK e-BinaAnak: Bagaimana cara mengenali talenta anak dan cara mengembangkan talenta tersebut? Trivonia Yanggu: Mengamati setiap kegiatan yang diikuti anak dan menyediakan sarana yang tepat untuk pengembangan talentanya. Heny Ruroh Waryanti: Mengamati setiap perkembangan anak kemudian melihat apa yang menjadi kesukaannya dan kita membantu mengarahkan apa yang menjadi talentanya. Shmily Tilestian: Memerhatikan aktivitas yang menjadi kes
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 607/Oktober 2012 -- Mengembangkan Talenta (III)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengembangkan Talenta (III) 607/Oktober/III/2012 DAFTAR ISI TIP: MENGEMBANGKAN TALENTA DAN KARUNIA STOP PRESS: DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI NATAL.SABDA.ORG Salam Damai Kristus, Salah satu tanggung jawab orang tua dan pelayan anak ialah membantu anak-anak mengeksplorasi, menemukan, dan mengembangkan talenta yang telah Tuhan berikan pada mereka. Apa saja yang harus diperhatikan dan bagaimana cara menolong anak mengembangkan talentanya? Edisi e-BinaAnak kali ini akan menjawab kebutuhan Anda mengenai hal ini. Selamat membaca sajian kami dan jangan lewatkan informasi terbaru yang kami sajikan dalam kolom Stop Press. Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi Titik Lestari < http://pepak.sabda.org/ > TIP: MENGEMBANGKAN TALENTA DAN KARUNIA Sebagai orang tua atau guru, Anda tidak hanya ingin membantu anak belajar mengintegrasikan pekerjaan dalam kehidupan mereka. Anda juga ingin membantu mereka untuk mengembangkan minat, talenta, karunia, dan bakat tertentu yang Allah berikan kepada mereka. Bagaimana cara untuk membantu anak-anak mengeksplorasi dan mengembangkan kemampuan mereka? 1. Bantu Anak Menemukan Talentanya Dalam jiwa anak, terdapat bakat tertentu yang akan muncul dan berkembang menjadi talenta dan karunia. Allah telah melakukan tugas-Nya dan tugas Anda adalah mengajak mereka untuk terlibat dalam berbagai pengalaman, sehingga Anda dan anak dapat mengetahui apa yang ia hargai, kuasai, dan suka lakukan. Ayah saya sendiri, yang kini pensiun, sangat terampil dalam hal elektronika radio. Beliau telah menggeluti dunia radio sejak kecil. Dalam Perang Dunia II, ayah saya bertugas di bagian radio Angkatan Laut AS. Beliau membesarkan empat anak dengan keahliannya. Jika Anda berada di Utara bagian timur California dan bisnis Anda memunyai masalah radio yang tidak bisa diperbaiki siapa pun, panggil saja Jack Townsend. Ayah mengajak saya ke tokonya, menunjukkan apa yang beliau lakukan, dan mengizinkan saya melakukan pekerjaan paruh waktu. Ayah membantu saya mencoba bidang elektronika, untuk melihat apakah saya memiliki kemampuan dalam bidang tersebut. Ternyata tidak. Dia dan saya sama-sama menemukan bahwa saya memiliki sedikit bakat atau minat dalam bidang radio maupun teknis. Namun, waktu saya masih SMP, kami berbicara tentang pekerjaan, dan dia berkata, "Kamu dapat membangun hubungan yang baik dengan banyak orang. Bagaimana kalau kamu menjadi seorang pengacara?" Walau akhirnya saya tidak banyak melakukan hal yang berkaitan dengan menjadi pengacara (kecuali memiliki koleksi lelucon tentang pengacara), tetapi pernyataan ayah itu bergaung dalam diri saya. Melalui sekolah perguruan tinggi, pekerjaan, dan pendidikan pascasarjana, saya mulai tertarik dengan profesi yang melayani. Saya memasuki berbagai bidang untuk sampai ke sana, melibatkan diri dalam organisasi pendamping gereja, melayani penuh waktu, melayani di ladang misi, dan mengatur kelompok rumah, sampai akhirnya saya berkecimpung di bidang konseling. Dalam keterlibatannya yang tidak mendikte, Ayah membantu saya menemukan apa yang saya sukai. Meskipun saya bukan orang teknis, saya menyukai aspek teknis dalam profesi saya: rincian teologi dan penelitian psikologis. Tapi saya senang, dunia telah terhindar dari keterlibatan saya dalam dunia teknis Ayah. Sejak usia dini, anak-anak akan mendapatkan keuntungan dari lingkungan yang kaya stimulus: lingkungan yang di dalamnya terdapat beragam kegiatan dan anak-anak dilibatkan sesuai dengan tingkat perkembangan mereka. Sebelum usia sekolah, milikilah mainan interaktif dan perlengkapan seni yang akan membantu anak untuk berimajinasi dan mencipta. Saat mereka bertambah besar, jangan hanya mengenalkan mereka dengan kegiatan sekolah, tetapi juga olahraga, kesenian, ilmu pengetahuan, keterlibatan di gereja, dan membantu orang lain. Tugas-tugas bermain ini adalah awal dari apa yang akhirnya akan menjadi tugas dalam suatu pekerjaan. Anak Anda bekerja dengan bermain. Buatlah struktur-struktur ekstrakurikuler yang sehat dan baru menjadi norma di dalam keluarga Anda. Ini adalah waktunya untuk mengajak dan memberi dorongan. Saya mengenal sebuah keluarga yang memiliki tiga anak perempuan. Keluarga ini yang memiliki pola, yaitu masing-masing anak mencoba satu olahraga, aktivitas, atau kegiatan seni yang berbeda setiap tahun. Ketika mereka lebih besar, anak-anak ini telah berfokus pada hal-hal yang mereka sukai. Di saat mereka SMP, mereka sudah pernah melakukan sepak bola, basket, bisbol, renang, golf, catur, tenis, balet, piano, menyanyi, kegiatan amal, dll.. Tidaklah mengherankan bahwa ketiga anak perempuan ini dapat menjadi pengasuh anak yang bertanggung jawab, dengan kebiasaan kerja yang solid dan sangat diinginkan di lingkungan dan masyarakat mereka. 2. Tantang Anak untuk Mengembangkan Talentanya Ajaklah anak Anda untuk menemukan minat mereka. Ketika mereka telah
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 608/Oktober 2012 -- Mengembangkan Talenta (IV)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengembangkan Talenta (IV) 608/Oktober/IV/2012 DAFTAR ISI BAHAN MENGAJAR: MENGEMBANGKAN TALENTA DARI TUHAN MUTIARA GURU: INGIN DIPAKAI TUHAN Salam Damai Kristus, Permainan dalam sekolah minggu menjadi salah satu bagian yang menyenangkan bagi anak-anak. Pada edisi kali ini, e-BinaAnak mengajak para pelayan anak dan anak-anak untuk secara aktif menyadari, mengenali, dan mengembangkan talenta. Penasaran bagaimana cara melakukannya? Simak dengan saksama dan praktikkan di kelas sekolah minggu Anda. Jangan lewatkan juga Mutiara Guru yang akan semakin memperlengkapi wawasan dan pembelajaran Anda mengenai talenta. Selamat melayani bersama Tuhan! Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi Titik Lestari < http://pepak.sabda.org/ > BAHAN MENGAJAR: MENGEMBANGKAN TALENTA DARI TUHAN Tujuan: Anak memahami apa yang dimaksud dengan talenta dan menyadari talenta-talenta yang ia miliki, serta bertekad untuk mengembangkannya. Kreasi Simulasi: Potret Sahabatku 1. Berikan anak kertas kosong dan minta mereka menggambar ciri seorang teman di sebelah kirinya. Jika semua anak menggambar teman sebelah kirinya, maka berarti anak akan digambar oleh satu teman di sebelah kanannya. Hasil lukisan harus menunjukkan ciri seseorang, tanpa boleh menyertakan nama anak yang digambar tersebut. Tidak perlu digambar lengkap, cukup yang menjadi cirinya saja. Jadi misalnya, cukup gambar ciri bajunya, atau ciri matanya, dan sebagainya. 2. Setiap anak menuliskan kelebihan kemampuan anak yang digambar tersebut (yang agak menonjol), di samping ciri gambar tersebut. Misalnya: pandai menyanyi, ramah, rajin, dan sebagainya. 3. Mintalah anak-anak menuliskan profesi apa yang cocok untuk anak tersebut. Misalnya: cocok jadi dokter, guru, pendeta, dan seterusnya. 4. Guru mengumpulkan gambar-gambar tersebut tanpa nama, kemudian kembali dibagikan secara acak, sehingga setiap anak memperoleh satu gambar. 5. Setiap anak diminta menebak siapakah anak yang dimaksud oleh gambar tersebut. Guru memberikan wawancara, terutama soroti kelebihan yang dikenali anak lain tentang diri seorang anak. Tanyakan pada anak tersebut, "Apa benar kamu ingin menjadi dokter?" (Jika tidak mau jadi dokter, kamu ingin jadi apa?) Dengan wawancara singkat, guru dapat menggali talenta-talenta yang dimiliki anak tersebut dan meminta anak tersebut memikirkan talentanya. Acara akan semakin sampai pada tujuannya, jika setiap anak diberi kesempatan menuliskan apa talentanya. 6. Acara ditutup dengan mengajak anak-anak bersyukur atas talenta tersebut, dan meminta pimpinan Tuhan agar dapat mengembangkannya. Catatan: Artikel ini pernah dipublikasikan di e-BinaAnak edisi 84. Diambil dan disunting dari: Nama situs: Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen (PEPAK) Alamat URL: http://pepak.sabda.org/17/jul/2002/anak_mari_kita_mengembangkan_talenta_dari_tuhan Judul asli artikel: Mari Kita Mengembangkan Talenta dari Tuhan Penulis: Paulus Lie Tanggal akses: 30 Agustus 2012 MUTIARA GURU: INGIN DIPAKAI TUHAN "Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar." (1 Tesalonika 1:9) Tuhan kita adalah Tuhan yang memunyai rencana. Semua yang dikerjakan Tuhan dari kekekalan lampau sampai kekekalan yang akan datang adalah sesuai dengan rencana-Nya. Rencana Tuhan sangat erat hubungannya dengan manusia karena rencana Tuhan akan dirampungkan, melalui manusia dan juga di dalam manusia. Jangan beranggapan bahwa apa yang Tuhan lakukan terhadap kita hari ini adalah kebetulan saja. Semuanya sudah Tuhan atur sesuai dengan rencana-Nya. Setiap orang yang telah dilahirkan kembali memunyai kedudukan dan potensi untuk dipakai oleh Tuhan. Sebenarnya, Tuhan sudah mengonfirmasi hal ini, bukan hanya melalui menciptakan manusia, menebus manusia, tetapi juga melalui memanggil manusia. Mungkin kamu merasa bahwa Tuhan tidak bisa memakai kamu karena kamu kurang punya bakat, kurang bisa bicara, kurang mengerti Alkitab, kurang Tetapi, siapa pun kamu, Tuhan sudah memanggil kamu. Sekarang, kamu mungkin akan berkata, "Kapan Tuhan memanggil aku? Aku tidak pernah merasakan panggilan-Nya." Mungkin, kamu mengira bahwa panggilan Tuhan itu adalah masalah yang amat rumit. Sebenarnya, kamu cuma perlu bertanya pada dirimu sendiri, sejak kamu menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat sampai hari ini, apakah kamu pernah punya keinginan untuk dipakai oleh Tuhan? Memunyai sedikit saja keinginan untuk dipakai Tuhan, adalah bukti dari pekerjaan Tuhan yang luar biasa atas diri kita. Pekerjaan Tuhan yang satu ini lebih besar daripada pekerjaan penciptaan-Nya atas diri kita. Pekerjaan Tuhan menciptakan diri kita, tidak sehebat dan sebesar pekerjaan-Nya ketika membuat kita punya keinginan untuk dipakai oleh-Nya. Tuhan bisa membuat kita punya hati yang ingin dipakai o
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 609/Oktober 2012 -- Mengembangkan Talenta (V)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengembangkan Talenta (V) 609/Oktober/V/2012 DAFTAR ISI ARTIKEL: MENINGKATKAN KEMAMPUAN KESAKSIAN: JUDSON W. VAN DE VENTER -- PENULIS HIMNE "PADA YESUS KUBERSERAH" Shalom, Kita bersyukur kepada Tuhan Yesus karena Ia telah memberi kemampuan kepada kita. Pada edisi kali ini, kita akan belajar bagaimana kita bisa meningkatkan kemampuan yang sudah Tuhan berikan. Salah satu tokoh dalam Alkitab, Timotius, bisa menjadi salah satu inspirasi kita untuk meningkatkan kemampuan seturut dengan keinginan Tuhan. Bagaimana caranya? Mari simak artikel di bawah ini dan jangan lewatkan kesaksian tentang salah seorang penulis himne terkenal -- Judson W. Van De Venter, mengenai talenta yang ia terima dari Tuhan. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati! Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi Titik Lestari < http://pepak.sabda.org/ > ARTIKEL: MENINGKATKAN KEMAMPUAN Bacaan: 1 Timotius 4:616 Timotius mendapat tugas dan panggilan yang besar dari Tuhan melalui Paulus. Paulus sedang mempersiapkan Timotius untuk regenerasi kepemimpinan. Panggilan itu ialah menjadi pemimpin jemaat di saat masih berusia muda. Saat Timotius berusia muda, Timotius dipanggil untuk menjadi contoh atau teladan yang baik bagi kehidupan bersama (ayat 12). Ini bukan hal yang mudah. Tetapi bagi setiap mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus, tidak ada satu pun masalah yang tidak dapat diselesaikan. Tuhan berjanji menyertai kita. Tetapi dari pihak kita pun, kita dipanggil untuk mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri untuk mencapai keberhasilan itu. Jadi, harus ada sinergi antara kita dengan Tuhan yang memercayakan panggilan pelayanan, untuk menjadi teladan pada masa muda itu. Timotius tidak boleh merasa rendah diri. Ia harus penuh percaya diri dalam menjalankan tugas panggilannya. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang perlu Timotius lakukan agar ia mampu menjadi teladan sejak usia mudanya, yaitu ia harus mengembangkan beberapa kemampuan yang akan menunjangnya menjadi teladan bagi sesama. 1. Meningkatkan kemampuan dalam memahami pokok-pokok iman kepada Kristus. Dengan demikian, Timotius akan semakin dimampukan untuk mengetahui mana yang benar sesuai dengan pokok iman kepada Kristus dan mana yang tidak (ayat 6-7, 13). Semakin mampu melakukan hal tersebut, semakin mampu melakukan yang benar, dan menjauhkan diri dari perilaku yang buruk. Pengembangan kemampuan dalam pokok-pokok iman kepada Kristus dapat dilakukan melalui ketekunan dalam beribadah, membaca kitab suci, dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. Semakin sering melakukannya semakin berkembang kemampuan kita dalam hal tersebut. 2. Tekun dalam mengembangkan karunia/talenta yang telah dipercayakan Tuhan kepadanya (ayat 14). Setiap orang memunyai karunia/talenta yang berasal dari Tuhan. Permasalahannya ialah apakah orang itu mau mengembangkannya agar ia semakin terampil dan menjadi berkat bagi sesama. 3. Mengembangkan integritas (ayat 12, 16). Tanpa integritas, yaitu kesatuan antara perkataan dengan perbuatan, karakter dan moralitas kita akan rusak dan hancur. Jika sudah demikian, tidak mungkin kita dapat menjadi saluran berkat Allah dan menjadi teladan bagi sesama. Jadi, kita dapat melihat bahwa yang perlu dikembangkan dalam hidup ini tidak hanya yang menyangkut aspek kognitif dan kecerdasan akal saja, tetapi juga kemampuan yang menyangkut aspek relasi iman dan sosial. Keberhasilan hidup tidak semata-mata persoalan kecerdasan otak, tetapi juga kecerdasan iman dan sosial. Menjadi pribadi yang mampu mencapai cita-cita dan sekaligus menjadi teladan bagi sesama, adalah sebuah proses yang harus terus kita upayakan (ayat 15). Paulus yakin, jika ketiga hal ini dilakukan Timotius, maka ia akan mengalami kemajuan yang berarti dalam pengembangan diri bagi masa depan dan pelayanannya. Ketiga hal ini harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Apa yang harus kita sampaikan kepada anak-anak kelas besar di sekolah minggu? Ada beberapa hal yang perlu kita sampaikan dan tekankan dalam cerita yang akan kita sampaikan kepada anak sekolah minggu. 1. Tekankan bahwa mereka perlu mempersiapkan diri dalam menyambut masa depan. 2. Mereka juga memunyai tugas dan panggilan untuk menjadi teladan (garam dan terang) di dalam masa muda mereka. 3. Untuk dapat meraih masa depan dan menjadi teladan bagi sesama, maka mereka perlu mengembangkan kemampuan yang diperlukan, yaitu: a. Pengembangan intelektual. b. Pengembangan kemampuan dalam hal iman kepada Tuhan, sehingga mampu melakukan yang benar dan menjauhkan diri dari hal yang buruk. c. Tekun dalam mengembangkan karunia/talenta. d. Mengembangkan integritas. 4. Pengembangan keempat hal tersebut harus menjadi bagian yang utuh, tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari (ayat 15). Diambil dan disunting dari: Nama situs: Blessedday4us's Blog Alamat URL: http://blessedday4us.wordpress.com/2010/09/20/tingkatkan-kema
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 610/November 2012 -- Mengenalkan Yesus kepada Anak (I)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengenalkan Yesus kepada Anak (I) 610/November/I/2012 DAFTAR ISI ARTIKEL: BERIKAN YESUS KEPADA ANAK-ANAK WARNET PENA: BAHAN MENGAJAR NATAL DI SITUS PEPAK Shalom, Apa yang menjadi inti dari pelayanan anak yang kita lakukan saat ini? Tentu saja untuk membawa anak-anak mengenal Tuhan Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Juru Selamatnya. Dari pengenalan tersebut, doa dan harapan terbesar kita adalah mereka bertobat dari dosa mereka, menerima, dan mengakui secara pribadi, Yesus Kristus, sebagai Tuhan dalam hidup mereka. Dengan itu, anugerah keselamatan pun mereka terima dalam hidupnya. Sepanjang bulan November, redaksi menyajikan tema "Mengenalkan Kristus Yesus kepada Anak". Kiranya bisa menjadi berkat bagi Anda dalam membawa jiwa-jiwa kecil datang kepada Kristus. Simak pula bahan-bahan mengajar seputar Natal yang dapat menolong para pelayan anak dalam persiapan menyambut kelahiran Tuhan Yesus. Imanuel! Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > ARTIKEL: BERIKAN YESUS KEPADA ANAK-ANAK "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6) Orang-orang dewasa seperti kita sudah mendengar firman Tuhan Yesus, menghafalkannya, dan mengajarkannya. Tetapi, saya penasaran dengan apa yang anak-anak pahami tentang kebenaran? Tentang Tuhan Yesus? Sama pentingnya dengan cerita-cerita Alkitab; fakta-fakta, kegembiraan, dan permainan yang mungkin bisa menjadi dasar iman anak-anak kita, kita perlu bertanya, "Apakah anak-anak di gereja kita mengenal Tuhan Yesus, Kebenaran firman Tuhan yang tanpa salahnya? Setiap kali mengawasi anak kelas 2 dan 3 keluar dari sekolah minggu, saya bertanya, "Pengaruh dari siapakah yang akan bertahan hingga minggu depan? Besok? Atau sore nanti?" Sesaat setelah mereka pergi, gangguan dunia mulai menghalau yang dipelajari masing-masing anak pada pagi itu di sekolah minggu. Ketika anak bungsu saya masuk kelas 6 dan sedang mempelajari peradaban purba, saya menyadari bahwa pemahamannya tentang Alkitab dan posisi Yesus di dalam Kitab Suci lebih penting dari sebelumnya. Buku-buku pelajarannya jelas-jelas salah dalam sejarah Yahudi! Kami memiliki banyak diskusi tentang kebenaran Alkitab dibandingkan dengan buku pelajaran. Ketika saya membuka Alkitab, kami membandingkannya untuk menunjukkan betapa salahnya buku pelajarannya tersebut! Ketika saya melihat anak perempuan saya berjuang secara mental, saya dapat melihat di matanya bahwa dia bertanya, "Siapakah yang memberi tahu saya tentang kebenaran: guru sekolah atau ibu? Buku pelajaran atau Alkitab?" Saya tahu saya harus berusaha melakukan sesuatu yang berbeda. Tetapi apakah itu? Sebelum saya menulis artikel ini, saya membaca rencana Allah dalam tulisan Henrietta Mears. Ketika saya menjumpai sebuah kalimat penyataan, saya berkata kepada diri sendiri, "Inilah yang dibutuhkan Kelly." Mears berkata, "Tema utama dari Alkitab bukanlah manusia atau bahkan pengetahuan; tema utamanya adalah Kristus. Dia ada di setiap halaman." Ketika anak-anak kita belajar bagaimana seluruh Alkitab menunjuk pada Tuhan Yesus dan mulai mengenal-Nya secara pribadi, dasar rohani mereka melebihi fakta-fakta dan cerita-cerita yang sudah mereka dengar. Mereka belajar bagaimana diperlengkapi untuk pertempuran di dunia mereka pada masa yang akan datang. Pengetahuan Alkitab secara kognitif tidak akan cukup untuk membawa mereka melewati kesulitan-kesulitan, tetapi hubungan yang kuat dengan Yesus sanggup melakukannya! Saya menantikan sebuah kurikulum yang akan menolong saya memperkenalkan Yesus di setiap pelajaran. Apakah Anda sudah melihat mata seorang anak yang berbinar-binar, ketika mereka "memahami" saat Anda menjelaskan peran Yesus dalam kisah Abraham yang mempersembahkan Ishak? Atau bagaimana Allah melindungi orang-orang Yahudi untuk menjaga wilayah pelayanan Tuhan Yesus? Atau betapa banyaknya referensi di kitab Mazmur yang menunjukkan kepada kita tentang kematian dan kebangkitan Yesus? Saya pernah melihat mata anak-anak yang berbinar dan itu sangat membahagiakan! Pilih atau buatlah program pengajaran sekolah minggu yang berfokus pada suatu cara yang menunjukkan bahwa Alkitab berbicara seputar Yesus. Perjanjian Lama menetapkan tahap kehidupan Tuhan Yesus. Perjanjian Baru menggambarkan kehidupan, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus, serta hasil-hasil menakjubkan yang akan terus berlanjut selamanya! Program sekolah minggu yang baru ini akan membantu anak-anak layan Anda memahami setiap kisah di dalam Alkitab yang mengarah pada Tuhan Yesus. Kita tahu bahwa para orang tua dan guru akan sama bersemangatnya dengan saya karena dapat mengajarkan kepada anak-anak, bahwa semua isi Alkitab menuntun kita kepada-Nya! Kelly dan saya mencoba untuk te
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 611/November 2012 -- Mengenalkan Yesus Kristus kepada Anak (II)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengenalkan Yesus Kristus kepada Anak (II) 611/November/II/2012 DAFTAR ISI BAHAN MENGAJAR: MASA KANAK-KANAK YESUS SUA PELAYAN ANAK: APA ALASAN ANDA MELAYANI TUHAN DALAM PELAYANAN ANAK? Shalom, Salah satu tugas utama dari seorang pelayan anak adalah mengenalkan Yesus Kristus kepada anak: bagaimana Yesus lahir, bagaimana Dia bertumbuh dalam masa kanak-kanak-Nya, bagaimana Dia melakukan pekerjaan Bapa di dunia, dan bagaimana Dia menanggung hukuman dosa bagi orang percaya. Semua itu harus diajarkan kepada anak sejak dini. Dalam edisi minggu ini, bawalah anak-anak mengenal Yesus Kristus melalui kisahnya ketika berusia 12 tahun. Simaklah panduan mengajarnya dalam kolom Bahan Mengajar. Simak pula sharing dari rekan-rekan di halaman Facebook e-BinaAnak tentang alasan mereka melayani Tuhan melalui anak-anak. Kiranya menjadi berkat bagi Rekan-Rekan semua. :) Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak Davida Welni Dana < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > BAHAN MENGAJAR: MASA KANAK-KANAK YESUS Untuk Diingat: Yesus adalah seorang anak yang baik. Dia taat kepada orang tuanya dan selalu mempelajari firman Tuhan. Pelajaran: Baca Lukas 2:41-52 Yesus lahir ke dunia sebagai seorang bayi. Dia bertumbuh menjadi seorang anak. Sama seperti kamu dan saya. Jadi, Yesus juga mengerti bagaimana rasanya menjadi anak kecil. Dan, Yesus tidak menjalani hidup dengan mudah. Keluarga-Nya harus pindah ke Mesir karena Herodes ingin membunuh-Nya. Dia tinggal di sebuah negara asing untuk sementara waktu. Dari Mesir, Dia pindah lagi ke Galilea, di sebuah kota bernama Nazaret. Kota itu bukanlah tempat favorit untuk hidup. Orang-orang Yahudi dipandang rendah orang Nazaret. Orang Nazaret dianggap sebagai orang miskin dan bukan orang Yahudi murni. Ayah Yesus adalah seorang tukang kayu. Keluarganya tidak kaya. Dia memiliki adik-adik. Sepupunya kemudian menjadi terkenal sebagai nabi yang aneh, yaitu Yohanes Pembaptis. Dan, tidak semua orang mengerti siapa Yesus itu, bahwa Dia adalah Anak Allah. Hanya beberapa orang yang mengenal-Nya. Lukas 2:40: "Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya." Apakah arti ayat di atas? Mental dan iman Yesus semakin bertambah kuat. Yesus juga menjadi penuh hikmat (bijaksana). Kasih karunia Allah ada pada-Nya berarti Allah senang dengan Yesus karena ketaatan-Nya. Benar atau Salah: 1. Yesus datang ke dunia sebagai orang yang sudah dewasa. 2. Yesus tidak pernah hidup susah waktu kecil karena orang tuanya kaya. 3. Yesus adalah anak yang baik yang suka melakukan hal-hal yang benar. 4. Yesus tahu rasanya menjadi seorang anak kecil. Lagu: Anak-Anak Kecil Tuhan Cinta Setiap tahun, keluarga Yesus pergi ke Yerusalem untuk beribadah di Bait Allah, seperti yang diperintahkan Allah kepada semua orang Yahudi. Ketika Yesus berusia 12 tahun, keluarganya melakukan perjalanan, dan sedang dalam perjalanan kembali ke Galilea, mereka menyadari Dia tidak bersama mereka! Mereka kembali ke Yerusalem dan mencari-Nya selama 3 hari! Dapatkah kamu membayangkan betapa paniknya orang tua Yesus? Yerusalem adalah sebuah kota besar. Dapatkah kamu menebak di mana mereka akhirnya menemukan Yesus? Dalam Bait Allah. Dia belajar dengan ahli-ahli Taurat dan imam di sana. Yesus mengajukan pertanyaan, dan mendengarkan, dan menjawab pertanyaan itu sendiri. Alkitab berkata dalam Lukas 2:46-47 bahwa Yesus sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia heran karena jawaban-jawaban-Nya yang cerdas. Ketika orang tua-Nya menemukan Dia, mereka lega dan marah, "Nak, mengapa Engkau lakukan ini terhadap kami? Ayah-Mu dan aku sangat khawatir dan kami telah mencari-cari-Mu." Yesus menjawab, "Mengapa kamu harus mencari Aku? Apakah Ayah dan Ibu tidak tahu bahwa Aku harus turut melakukan pekerjaan Bapa-Ku?" Siapakah yang Yesus maksud dengan Bapa-Ku? Yusuf adalah seorang tukang kayu. Berarti, Bapa yang dimaksud Yesus adalah Tuhan. Jadi, bahkan pada usia muda, Yesus tahu bahwa mempelajari firman Allah dan melakukan apa yang benar sangat penting. Dapatkah kamu belajar dari firman Allah? Tentu saja kamu bisa! Selanjutnya, Alkitab berkata bahwa Yesus kembali bersama orang tuanya dan menaati mereka. Dia taat kepada perintah untuk menghormati ayah dan ibunya. Bagaimana kita bisa menghormati ayah dan ibu kita saat ini? Kita bisa mematuhi mereka, memberitahukan kebenaran kepada mereka, melakukan hal-hal yang baik bagi mereka, dan tidak mengatakan apa pun yang buruk tentang mereka. Yesus melakukan hal-hal ini dan Alkitab mengatakan: "Yesus bertambah dewasa dan bijaksana. Ia juga semakin disenangi Allah dan manusia." Ketika kita melakukan apa yang benar, Allah dan manusia akan senang dengan kita. Pertanyaan Ulangan: Per
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 612/November 2012 -- Mengenalkan Yesus Kristus kepada Anak (III)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengenalkan Yesus Kristus kepada Anak (III) 612/November/III/2012 DAFTAR ISI TIP: MENGENALKAN YESUS KRISTUS KEPADA ANAK STOP PRESS: IKUTILAH! KELAS DISKUSI DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK) PERIODE JANUARI/FEBRUARI 2013 Shalom, Mengenalkan tentang Yesus Kristus kepada anak bukanlah seperti mengajarkan pelajaran sekolah umum kepada mereka. Selain membeberkan fakta-fakta tentang Kristus dalam firman Tuhan, tindakan dan teladan hidup para pelayan anak maupun orang tua merupakan cara yang paling efektif untuk mengenalkan mereka kepada Kristus. Simaklah sajian dalam edisi minggu ini, yang dapat membuka wawasan rohani Anda tentang bagaimana hubungan Anda dengan Kristus dapat menjadi cara, untuk membawa anak kepada pengenalan akan Yesus Kristus yang lebih pribadi lagi. Selamat menyimak dan kiranya menjadi berkat. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > TIP: MENGENALKAN YESUS KRISTUS KEPADA ANAK Diringkas oleh: Davida Salah satu tanggung jawab yang paling penting bagi orang tua Kristen, termasuk para pelayan anak adalah mengajar anak-anak tentang Yesus Kristus. Namun, banyak sekali anak yang bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus melalui sumber-sumber yang tidak alkitabiah. Gambaran samar tentang Kristus yang terekam dalam ingatan mereka adalah cerita-cerita yang dangkal. Misalnya ketika Paskah tiba, yang nampak jelas dalam pikiran mereka adalah "telur", bukan Kristus yang sudah bangkit. Bagaimana kita memberikan gambaran yang jelas tentang Yesus Kristus kepada anak-anak? 1. Bicaralah dengan anak Anda tentang Yesus. "... haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu." (Ulangan 6:7-9) Anak-anak mengumpulkan sejumlah besar hikmat dari mendengarkan pembicaraan orang tua atau guru-guru mereka. Semua percakapan dan perkataan Anda sehari-hari harus mengarah kepada Tuhan. Mengucap syukur kepada Tuhan tidak hanya dilakukan pada waktu makan saja, tetapi juga ketika Tuhan menjawab doa-doa Anda. Ucapkan secara spesifik ucapan syukur Anda kepada Tuhan Yesus tentang pemeliharaan-Nya. Berikan pujian kepada Tuhan ketika semuanya berjalan baik, bahkan lebih dari yang Anda harapkan. Dan, minta Tuhan Yesus menuntun Anda ketika menghadapi keputusan yang besar. Membaca Alkitab secara teratur adalah cara yang efektif untuk berdiskusi tentang Kristus dengan anak. Sekarang ini, sudah banyak Alkitab untuk anak-anak, bahkan untuk balita, yang dapat menolong orang tua atau pelayan anak memulai diskusi dengan anak. Dengan membaca Alkitab bersama, secara pribadi Anda dapat mengatasi setiap pertanyaan yang anak lontarkan. Anda juga dapat memantau pertumbuhan rohani mereka. Gunakan setiap kesempatan untuk mengajarkan tentang Yesus Kristus kepada anak, dengan memahami setiap kisah kehidupan-Nya dalam Alkitab. 2. Hidupi prinsip-prinsip iman Anda setiap hari. "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16) Hal ini penting bagi orang tua Kristen untuk melakukan apa yang mereka katakan. Ketika Anda membuat pernyataan tentang kebenaran Alkitab dan kebenaran Allah, anak-anak Anda akan menonton untuk melihat bagaimana Anda melakukan pelajaran tersebut. Secara duniawi, gambaran yang paling dekat tentang Bapa di Surga adalah ayah kita di rumah. Orang tua yang serupa dengan Kristus merupakan kesaksian terbaik yang dapat anak lihat dalam hidup orang tua mereka. Ketika Anda memperlakukan orang lain dan anak-anak seperti cara Kristus memperlakukan mereka, maka rasa cinta dan hormat kepada Yesus Kristus akan menjadi prioritas utama dalam hidup anak-anak Anda. Jika anak-anak Anda melihat kasih Kristus menjadi teladan dalam rumahnya, mereka akan memiliki perspektif yang relevan untuk melihat kasih Kristus di Kalvari. Bagian dari pemahaman kasih Kristus bagi umat manusia adalah dengan memahami kekuasaan-Nya. Ketika Anda menjadikan Kristus sebagai penguasa rumah tangga Anda, maka Anda dapat menunjukkan kepada anak Anda bagaimana Tuhan mengasihi mereka, dan Tuhan pun menuntut hal yang sama dari mereka. 3. Berdoalah dengan anak Anda. "Tetaplah berdoa." (1 Tesalonika 5:17) Salah satu cara terbaik untuk mengajarkan tentang Yesus Kristus kepada anak adalah dengan mengajak mereka berdoa. Banyak orang dewasa saat ini belajar berdoa dengan berlutut dan mengucapkan doa yang sudah ditulis. Meskipun itu bukan hal yang salah, namun anak akan lebih dapat mengembangkan hubung
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 613/November 2012 -- Mengenalkan Yesus Kristus kepada Anak (IV)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengenalkan Yesus Kristus kepada Anak (IV) 613/November/IV/2012 DAFTAR ISI BAHAN MENGAJAR: YESUS KRISTUS: DARI KITAB KEJADIAN SAMPAI KITAB WAHYU MUTIARA GURU: AKU SIAP Shalom, Apakah Rekan-Rekan semua mengetahui sumber yang terbaik untuk mengajarkan tentang Yesus Kristus kepada anak? Ya! Jika jawabannya adalah Alkitab, maka itu tepat sekali! Alkitab, mulai dari kitab pertama sampai dengan kitab terakhir, semuanya berisi tentang Yesus Kristus. Bahan Mengajar minggu ini akan memberikan garis besar dari setiap kitab dalam Alkitab tentang siapakah Yesus Kristus. Kiranya garis besar ini menolong Anda untuk mengajarkan tentang Yesus Kristus kepada anak, sesuai dengan landasan yang benar, yaitu Alkitab. Selamat menyimak. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > BAHAN MENGAJAR: YESUS KRISTUS: DARI KITAB KEJADIAN SAMPAI KITAB WAHYU Alkitab, dari depan ke belakang, menjawab pertanyaan, "Siapakah Yesus ini?" Siapakah Yesus Kristus dalam Perjanjian Lama? - Kejadian: Dia adalah Allah Pencipta. - Keluaran: Dia adalah Penebus. - Imamat: Dia adalah Allah yang menguduskan. - Bilangan: Dia adalah pembimbing. - Ulangan: Dia adalah guru. - Yosua: Dia adalah penakluk perkasa. - Hakim-Hakim: Dia memberikan kemenangan atas musuh. - Rut: Dia adalah kerabat, kekasih, dan penebus kita. - 1 Samuel: Dia adalah akar Isai. - 2 Samuel: Dia adalah Anak Daud. - 1 dan 2 Raja-Raja: Dia adalah Raja segala raja dan Tuhan segala Tuhan. - 1 dan 2 Tawarikh: Dia adalah perantara dan Imam Besar. - Ezra: Dia adalah Bait Allah kita, rumah ibadah kita. - Nehemia: Dia adalah dinding yang kuat, yang melindungi dari musuh. - Ester: Dia berdiri di celah untuk melepaskan kita dari musuh-musuh. - Ayub: Dia adalah 'arbiter' yang tidak hanya memahami perjuangan kita, namun memiliki kekuatan untuk melakukan sesuatu terhadap pergumulan kita. - Mazmur: Dia adalah lagu dan alasan kita untuk bernyanyi. - Amsal: Dia adalah sumber kebijaksanaan, membantu kita memahami hidup ini. - Pengkhotbah: Dia adalah tujuan kita, dan menghindarkan kita dari kesia-siaan. - Kidung Agung: Dia adalah kekasih kita, "mawar Sharon" yang kita cintai. - Yesaya: Dia adalah konselor perkasa, pangeran perdamaian, Bapa yang kekal, dan banyak lagi. Dia adalah semua yang kita butuhkan. - Yeremia: Dia adalah obat yang menyembuhkan untuk penyakit dosa kita. - Ratapan: Dia adalah setia, tempat kita bergantung penuh. - Yehezkiel: Dia adalah inti roda hidup kita. Dia menjamin bahwa tulang-tulang kering yang mati akan hidup lagi. - Daniel: Dia adalah Allah yang abadi, yang tidak terbatas oleh waktu. - Hosea: Dia adalah kekasih setia, selalu memanggil kita untuk kembali, bahkan ketika kita telah meninggalkan-Nya. - Yoel: Dia adalah tempat perlindungan kita, menjaga kita tetap aman dalam masa-masa sulit. - Amos: Dia tempat kita bergantung, selalu ada di sisi kita. - Obaja: Dia adalah Tuhan Kerajaan. - Yunus: Dia adalah keselamatan Anda, membawa Anda kembali dalam kehendak-Nya. - Mikha: Dia adalah hakim bangsa. - Nahum: Dia adalah Allah yang cemburu. - Habakuk: Dia adalah Yang Kudus. - Zefanya: Dia adalah saksi. - Hagai: Dia menumbangkan musuh. - Zakharia: Dia adalah Tuhan semesta alam. - Maleakhi: Dia adalah utusan dari perjanjian. Siapakah Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru? - Matius: Dia adalah Raja orang Yahudi. - Markus: Dia adalah hamba. - Lukas: Dia adalah Anak Manusia: merasakan apa yang Anda rasakan. - Yohanes: Dia adalah Anak Allah. - Kisah Para Rasul: Dia adalah Juru Selamat dunia. - Roma: Dia adalah kebenaran Allah. - 1 Korintus: Dia adalah batu petunjuk yang diikuti Israel. - 2 Korintus: Dia memberikan kemenangan. - Galatia: Dia adalah kebebasan kita, Dia membebaskan kita. - Efesus: Dia adalah kepala gereja. - Filipi: Dia adalah sukacita kita. - Kolose: Dia adalah kelengkapan kita. - 1 Tesalonika: Dia adalah harapan kita. - 2 Tesalonika: Dia adalah kemuliaan kita. - 1 Timotius: Dia adalah iman kita. - 2 Timotius: Dia adalah stabilitas kita. - Titus Dia adalah alasan kita untuk melayani. - Filemon: Dia adalah penderma bagi kita. - Ibrani: Dia adalah kesempurnaan kita. - Yakobus: Dia adalah kekuatan di balik iman kita. - 1 Petrus: Dia adalah teladan kita. - 2 Petrus: Dia adalah kemurnian kita. - 1 Yohanes: Dia adalah hidup kita. - 2 Yohanes: Dia adalah pola hidup kita. - 3 Yohanes: Dia adalah motivasi kita. - Yudas: Dia adalah dasar iman kita. - Wahyu: Dia adalah Raja kita yang akan datang. (t/Davida) Diterjemahkan dari: Nama situs: Bible Study Planet Alamat URL: http://biblestudyplanet.com/jesus-from-genesis-to-revelation-2/ Judul asli artikel: Jesus: From Genesis to Revelation Penulis: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 26 Oktober 2012 MUTIARA GURU: AKU SIAP Aku sedang bersiap membawakan firman di sekolah minggu. Sudah kubaca buku panduan sampai 4 kali. Sudah kuhafal lagu baru yang akan kuny
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 614/Desember 2012 -- Natal (I)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Natal (I) 614/Desember/I/2012 DAFTAR ISI ARTIKEL: APA YANG AKAN ANDA TEMUKAN SAAT NATAL? WARNET PENA: SAMARITAN'S PURSE (OPERATION CHRISTMAS CHILD -- OCC) Salam Damai Kristus, Sudah siapkah Anda menyambut Natal? Mari kita lewati momen yang istimewa ini dengan penuh sukacita dan kerinduan yang mendalam untuk menyambut Yesus Kristus, Sang Juru Selamat. Melalui edisi ini, kita akan bersama-sama merenungkan dan menyadari betapa indahnya hadiah Natal yang kita terima dari Allah, melalui Yesus Kristus. Hadiah yang tidak bisa dibeli di mana pun. Apa sajakah hadiah tersebut? Silakan menyimak sajian ini dan temukan ide baru untuk menjadikan Natal lebih bermakna. Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi Titik Lestari < http://pepak.sabda.org/ > ARTIKEL: APA YANG AKAN ANDA TEMUKAN SAAT NATAL? Diringkas oleh: Santi T.L. Keajaiban Natal tidak terjadi di pusat perbelanjaan, tetapi di Betlehem. Melalui Yesus, Allah menawarkan pengampunan atas masa lalu, ketenteraman pada saat ini, dan masa depan yang pasti di dalam kekekalan. (Rick Warren) 1. Anda Dapat Menemukan Pengampunan Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan. (Lukas 2:11) Lingkarilah kata Juru Selamat. Itulah makna Natal sebenarnya. Tetapi, mengapa kita memerlukan Juru Selamat? Alkitab mengatakan bahwa surga adalah tempat yang sempurna. Karena itu, hanya orang-orang sempurna saja yang dapat memasukinya. Jika Allah mengizinkan orang yang tidak sempurna memasukinya, maka surga tidak akan sempurna lagi. Artinya, saya tidak punya kesempatan satu banding sejuta sekalipun untuk dapat masuk surga dengan usaha saya sendiri, demikian juga Anda. Saya sudah kehilangan kesempatan menjadi sempurna sejak dulu. Maka, Allah harus menjalankan "Rencana B". Dia mengutus seorang Juru Selamat kepada kita, sehingga kita dapat masuk surga dengan menggunakan tiket orang lain. Itulah kabar gembiranya: Seorang Juru Selamat telah lahir! Kebutuhan terbesar manusia ialah pengampunan. Dengan lahirnya Sang Juru Selamat, Anda dapat memperoleh pengampunan. Itulah hadiah paling berharga yang dapat Anda peroleh, hadiah berupa kebebasan dari rasa bersalah. Saat Natal, Allah menawarkan kepada Anda kesempatan agar masa lalu Anda diampuni dan dibasuh bersih, sehingga Anda dapat memulai dari awal yang benar-benar baru. Itulah kabar baiknya! Sekarang, bagaimana saya dapat membiarkan Kristus menyelamatkan saya? Perhatikan ayat berikut, "Barang siapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya" (Kisah Para Rasul 10:43). Ayat ini mengatakan "barang siapa percaya". Artinya, Anda hanya perlu percaya. Tahukah Anda bagaimana caranya supaya Kristus mengampuni Anda? Cukup dengan mengakui bahwa Anda ingin Dia melakukan hal itu. Kita mengira dapat memperoleh keselamatan dengan usaha sendiri. Kita berkata, "Ya Allah, perbuatan baikku begitu banyak dan perbuatan burukku begitu sedikit. Lihatlah perbedaannya!" Satu-satunya masalah adalah Allah tidak menilai dengan melihat grafik. Dia berkata, "Hanya orang yang sempurna yang dapat mendaftar masuk ke tempat yang sempurna." Allah tidak menghakimi Anda dengan membandingkan dengan orang lain. Jadi, Anda butuh Juru Selamat. Itu adalah hadiah cuma-cuma; Anda tinggal menerimanya. 2. Anda Dapat Menemukan Ketenteraman Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu (Mazmur 119:165). Ketenteraman adalah kata yang sering digunakan dalam dunia kita, tetapi kebanyakan orang sangat sulit memahaminya. Masyarakat kita tidak memiliki sedikit pun pemahaman tentang arti ketenteraman yang sebenarnya. Arti ketenteraman menurut cara pandang orang dunia: a. Minum-minum sampai mabuk dan mati rasa, sehingga mereka tidak lagi merasakan kepedihan hati mereka. b. Beralih dari satu hubungan ke hubungan yang lain, sambil berharap ada seseorang akan mengisi kekosongan hidup mereka. Tetapi, hal itu tidak pernah terjadi. c. Terus sibuk sepanjang waktu sehingga pada malam hari, mereka langsung ambruk ke tempat tidur dan tidak perlu berpikir lagi. Itu terjadi karena setiap kali berdiam diri, maka pikiran buruk, ketakutan, dan kesepian yang mencengkeram datang menindih, dan mereka tidak menyukai perasaan itu. d. Bekerja dan bekerja, menjadi pecandu kerja dan pengejar karier, sehingga mereka bisa mendapatkan semua gelar kesuksesan untuk membuktikan kepada dunia siapa mereka! Tetapi, di dalam hati mereka berkata, "Aku merasa bukan siapa-siapa." e. Mencoba muslihat gerakan Zaman Baru, seperti mengamati bola kristal, memakai aroma terapi, duduk dalam posisi bunga teratai sambil menatap pusar mereka dan bergumam, "Om." Tetapi, itu pun bukan ketenteraman. Ketenteraman yang sesungguhnya, yaitu: a. Memiliki hubungan dengan Yesus Kristus, Anak Allah, dan bersahabat dengan Allah. b. Mengetahui bahwa apa pun yang saya l
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 615/Desember 2012 -- Natal (II)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Natal (II) 615/Desember/II/2012 DAFTAR ISI BAHAN MENGAJAR: SELALU SUKACITA MENANTIKAN PENGGENAPAN JANJI TUHAN SUA PELAYAN ANAK: PERSIAPAN PERAYAAN NATAL DI SEKOLAH MINGGU Salam damai Kristus, Perayaan Natal hampir selalu membuat anak-anak sekolah minggu bersukacita. Salah satu alasannya karena perayaan Natal dilakukan secara kreatif dan menyenangkan, baik melalui acara pentas seni maupun permainan. Edisi e-BinaAnak kali ini menyajikan bahan mengajar berisi permainan Natal yang kreatif dan alkitabiah mengenai kelahiran Yesus Kristus. Jika di sekolah minggu Anda belum merayakan Natal, permainan ini bisa Anda terapkan dalam salah satu sesi acara Natal. Selain itu, Anda bisa diberkati pula melalui kesaksian para pelayan Anak, terutama mengenai persiapan dan tradisi merayakan Natal di sekolah minggu mereka. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi Titik Lestari < http://pepak.sabda.org/ > BAHAN MENGAJAR: SELALU SUKACITA MENANTIKAN PENGGENAPAN JANJI TUHAN Bahan Alkitab: Zakaria 9:9-17 FOKUS Setiap orang membutuhkan rasa aman. Rasa aman bisa didapatkan jika berada dalam sebuah perlindungan dari pihak yang dapat diandalkan. Sebagai orang percaya, maka Tuhanlah tempat perlindungan itu. Tuhan memberikan janji perlindungan pada umat-Nya bahwa Dia akan datang sebagai raja dan mengalahkan semua musuh. Janji ini tentu mendatangkan sukacita bagi umat-Nya yang sedang menderita. Sukacita inilah yang harus terus dipertahankan dalam menantikan penggenapan janji Tuhan. Melalui pelajaran hari ini, anak diajak untuk selalu bersukacita dalam menantikan penggenapan Tuhan. PENJELASAN BAHAN 1. Zakaria (yang berarti Tuhan telah mengingat) adalah nabi yang disebut-sebut bersama Hagai dalam Ezra 5:1 dan Ezra 6:14. Kedua nabi ini bergairah membangun kembali Bait Allah pada masa pelayanan mereka. Nubuat-nubuat nabi ini menjadi pendorong yang kuat bagi pembangunan Bait Allah. Kitab Zakaria diperkirakan ditulis pada tahun 520-518 SM. 2. Ayat 9 adalah nubuatan yang menggambarkan sukacita Sion karena kedatangan sang raja, setelah pada ayat 1-8 kedatangan sang raja itu memberikan hukuman kepada bangsa-bangsa. Ayat 10 menggambarkan kuasa Tuhan atas seluruh bumi sebagaimana telah dinubuatkan sebelumnya. Kedatangan-Nya itu dilanjutkan dengan memberikan janji perlindungan bagi umat-Nya (ayat 11-17). 3. Nubuat pada ayat 9 akhirnya digenapi Tuhan Yesus ketika Dia memasuki Yerusalem dengan menunggang seekor keledai (lihat Matius 21:5 dan Yohanes 12:15). Sukacita rakyat saat itu sungguh nyata ketika mereka menghamparkan pakaian mereka dan juga ranting-ranting pohon di jalan yang hendak dilewati Tuhan Yesus. Sukacita yang dijanjikan Tuhan pasti akan digenapi-Nya. 4. Tuhan adalah Tuhan yang Mahakuasa. Dia bisa dengan mudah mengalahkan musuh-musuh-Nya dan memberikan damai sampai ke ujung bumi. Setiap orang percaya seharusnya memercayai janji Tuhan karena kuasa-Nya yang besar. Tuhan bukan hanya akan mengalahkan musuh, melainkan juga akan melanjutkan dengan memberikan perlindungan. Pada ayat 11-17 ditunjukkan berbagai bentuk perlindungan yang Tuhan berikan antara lain: a. Melepaskan orang-orang tahanan dari lobang yang tidak berair. b. Memberi ganti kepada umat-Nya dua kali lipat atas segala kerugian yang mereka alami. c. Memakai umat Tuhan seperti pedang seorang pahlawan. d. Meniup sangkakala dan akan berjalan maju dalam angin badai. e. Melindungi mereka. f. Menyelamatkan mereka. 5. Umat Tuhan di mana pun juga, seharusnya terus bersukacita bila melihat semua janji Tuhan itu dan bagaimana Dia menggenapinya dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Keyakinan bahwa Tuhan juga selalu melindungi mereka akan semakin meningkatkan sukacita tersebut. AYAT HAFALAN "Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; dan karena Engkau akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu." (Mazmur 5:12) LAGU PENDUKUNG 1. Berlimpah Sukacita di Hatiku (PKJ 216). 2. Tuhan Yesus Aku Berjanji (Pujilah Tuhan Hai Jiwaku 114). 3. Janganlah Takut (Kidung Sekolah Minggu 242). 4. Saat Takut, Saat Gentar (Lucky 22). PELAJARAN UNTUK ANAK KELAS 4 -- 6 SD Pembukaan 1. Bagi kelas menjadi beberapa kelompok. Mintalah tiap-tiap kelompok mencari lagu bertema "sukacita" sebanyak-banyaknya dalam waktu 5 menit. 2. Minta tiap kelompok melaporkan hasilnya. Guru menuliskan semua hasil pencarian di papan tulis. 3. Bahas beberapa lagu untuk melihat alasan bersukacita. 4. Arahkan anak pada kondisi sebuah penantian penggenapan sebuah janji (misalnya: menunggu orang tua menjemput, menunggu sahabat yang akan datang dari luar kota, menunggu orang tua membelikan sesuatu yang dijanjikan, dll.). 5. Tanyakan pada anak suasana hati mereka ketika menunggu tersebut. Apakah mereka bisa merasa sukacita dalam penantian tersebut. 6. Terima jawaban
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 616/Desember 2012 -- Natal (III)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Natal (III) 616/Desember/III/2012 DAFTAR ISI TIP 1: MENGAJARKAN KISAH NATAL KEPADA ANAK TIP 2: NATAL INDAH BERSAMA KELUARGA Salam Sukacita dalam Kristus, Dalam hitungan beberapa hari lagi saja, seluruh umat percaya di dunia merayakan Kelahiran Yesus Kristus, Sang Juru Selamat. Tak ketinggalan, semua pelayan anak dan anak-anak yang dilayani juga akan merayakannya bersama-sama. Teruslah mengingat bahwa hari Natal adalah tentang kelahiran Sang Juru Selamat, yang merupakan salah satu rencana kudus Allah dalam karya penebusan-Nya! Selalu tekankan hal ini kepada anak-anak layan Anda sejak usia dini! Tip-tip dalam edisi pamungkas e-BinaAnak tahun 2012 ini, akan menolong kita untuk menceritakan makna kisah Natal yang sesungguhnya kepada anak dan bagaimana kita dapat merayakan Natal bersama anak di rumah. Kiranya menjadi inspirasi dan berkat bagi Anda. Segenap redaksi e-BinaAnak mengucapkan, "Selamat hari Natal 2012 dan selamat menyambut Tahun Baru 2013." Damai Kristus menyertai kita selalu, sampai Ia datang lagi kedua kalinya. Amin!" Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana, Santi Titik Lestari, dan Melina Martha < http://pepak.sabda.org/ > TIP 1: MENGAJARKAN KISAH NATAL KEPADA ANAK Ditulis oleh: R. Scott Wiley dan Timothy Pollard Bagaimana caranya agar guru dan orang tua bisa membantu anak-anak merangkul realitas dan kebenaran Natal? Berbagi cerita Natal dengan anak-anak harus menjadi pengalaman yang indah. Ketika Anda berpikir tentang usia anak, pikirkanlah fakta-fakta yang dapat Anda bagikan sesuai dengan usia mereka. Pertimbangkan saran-saran berikut untuk setiap kelompok usia. 1. Usia Prasekolah (0 -- 2 Tahun) Anak-anak prasekolah belajar dan bertumbuh dengan sangat pesat. Semua pengalaman mereka adalah hal baru dan menarik. Anak prasekolah baru memulai penemuan mereka untuk segala sesuatunya. Ucapkanlah nama Yesus Kristus sesering mungkin untuk mereka. Katakanlah fakta-fakta yang sederhana tentang kelahiran Yesus: "Yesus sudah lahir. Maria adalah ibu Yesus. Yusuf menjaga Maria dan Bayi Yesus." Berikan pengalaman langsung tentang peristiwa kelahiran Yesus Kristus kepada anak prasekolah. Mereka dapat menyentuh maket kelahiran Yesus Kristus atau gambar tentang itu. Mereka dapat membunyikan lonceng sambil menyanyikan lagu Natal sederhana tentang Yesus Kristus. Kebenaran Alkitab yang sederhana dapat membangun fondasi alkitabiah yang kuat, sejak mereka masih dini. 2. Usia Balita (3 dan 4 tahun) Bantulah anak-anak balita menemukan pemahaman yang lebih dalam tentang peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Anak balita dapat mendengar bahwa malaikat mengatakan kepada Maria tentang kelahiran Yesus. Mereka dapat memahami bahwa Allah merencanakan Yusuf menjadi bagian dari keluarga Yesus. Mereka juga dapat mempelajari lebih lanjut tentang para gembala yang datang untuk melihat bayi Yesus, dan orang-orang Majus yang membawa hadiah untuk Yesus. Mereka juga bisa mulai memahami bahwa Yesus diutus oleh Allah. Ayat sederhana seperti "Yesus lahir di Betlehem" (Matius 2:1), akan membantu anak usia 3 dan 4 tahun menemukan kisah kelahiran Yesus dalam Alkitab. Tekankan bahwa kelahiran Yesus adalah alasan adanya perayaan Natal. 3. Usia Taman Kanak-Kanak (5 -- 6 Tahun) Pengetahuan anak TK berkembang dengan cepat dalam semua bidang. Mereka akan mengajukan banyak pertanyaan yang mungkin sulit Anda jawab. Jawablah pertanyaan secara sederhana dan dorong anak untuk bertanya lebih lanjut. Anak TK dapat mempelajari lebih lanjut tentang Natal dan kelahiran Yesus. Mereka dapat mulai memahami bahwa Allah merencanakan kelahiran Yesus Kristus. Perkenalkan nabi Yesaya yang menubuatkan kelahiran Yesus. Dia mengatakan bahwa Yesus akan lahir. Anak TK sedang membentuk dasar tentang Allah dan Yesus Kristus; mereka dapat mulai mengerti bahwa Yesus adalah Anak Allah, dan Allah mengutus Yesus ke dunia karena Allah mengasihi manusia. Mereka belum bisa memahami secara keseluruhan arti sebenarnya kelahiran Yesus Kristus, namun Anda dapat membangun dasar untuk perkembangan pemahaman berikutnya. 4. Usia Kelas 1 dan 2 SD (7 -- 8 Tahun) Anak usia 6 dan 7 tahun ibarat spons yang menyerap informasi baru. Ketika mereka mulai belajar membaca, beri mereka kesempatan untuk membaca kisah Natal dari Alkitab mereka sendiri. Pastikan mereka mengetahui bahwa Allah mengutus Yesus ke bumi karena Dia mengasihi mereka! Bantulah mereka untuk mengetahui bahwa kelahiran Yesus adalah bagian dari rencana Allah! Bimbinglah mereka untuk menemukan nubuatan para nabi tentang kelahiran Yesus, sekitar 300 tahun sebelumnya, dalam Perjanjian Lama! 5. Usia Kelas 3 dan 4 SD (9 -- 10 tahun) Sebagai anak-anak yang semakin besar, anak kelas 3 -- 4 SD menjadi lebih sadar mengapa Allah mengutus Yesus Kristus ke bumi. Kisah nyata Natal menjadi lebih dari sekadar kelahiran bayi -- itu adalah kelahiran Putra Allah yang Tunggal.
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 617 Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku (I)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku (I) 617/Januari/I/2013 Salam sukacita dalam Kristus, Jumpa lagi dalam edisi perdana e-BinaAnak pada tahun yang baru, tahun 2013. Bagaimana rangkaian kegiatan Natal dan Tahun Baru Anda? Kami berharap dengan pertolongan Tuhan, semua berjalan dengan lancar. Pada edisi perdana tahun 2013 ini, kami mengajak rekan-rekan semua untuk kembali mengevaluasi motivasi dan kesungguhan dalam melayani anak-anak. Artikel "Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku" dapat menolong Anda dalam menggembalakan anak-anak yang Anda layani. Dan, jangan lupa menyimak kolom Warnet Pena yang akan memberikan informasi mengenai halaman arsip e-BinaAnak di situs SABDA.org. Kiranya seluruh sajian ini bermanfaat bagi rekan-rekan semua. Selamat Tahun Baru 2013! Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> Sesudah mereka makan, Yesus berkata kepada Simon Petrus, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau lebih mengasihi Aku daripada mereka ini mengasihi Aku?" "Benar, Tuhan," jawab Petrus, "Tuhan tahu saya mencintai Tuhan." Yesus berkata kepadanya, "Peliharalah anak-anak domba-Ku." (Yohanes 21:15 -- BIS) < http://alkitab.mobi.ylsa/bis/Yoh/21/15// > ARTIKEL: GEMBALAKANLAH ANAK-ANAK DOMBA-KU Petrus adalah seorang nelayan dan Tuhan Yesus memanggilnya menjadi penjala jiwa (Matius 4:19). Namun, setelah kebangkitan-Nya, Yesus tidak lagi menyebut Petrus seorang nelayan, tetapi gembala. Ada makna yang dalam pada perubahan itu. Ada satu perbedaan besar antara nelayan dan gembala. Nelayan menangkap apa yang tidak dipelihara atau diberi makan. Dia hanya mencari ikan yang sudah besar, membuang kembali semua ikan kecil dari jalanya ke laut. Gembala mengarahkan perhatian khusus untuk yang kecil dan yang lemah. Semua keuntungan gembala bergantung pada bagaimana ia memelihara dombanya. Panggilan "Gembalakanlah anak-anak domba-Ku", menunjukkan penghargaan yang sangat dalam dan penuh berkat untuk mengutamakan yang kecil dari kawanan domba. Petrus dan seluruh pelayan Kristus, tidak hanya harus memberi makan domba, tetapi kesejahteraan gereja juga bergantung pada penggembalaan mereka. Apa yang dikatakan kepada mereka, berlaku pula bagi para orang tua sebagai gembala, yang masing-masing memiliki kawanan domba kecil untuk mereka asuh demi Sang Tuan. Amanat Agung Kristus kepada gereja-Nya melalui Petrus menunjukkan bahwa anak-anak kecil ada di hati-Nya. Ini mengajarkan kita untuk memikirkan kelemahan anak-anak, betapa berharganya anak-anak, memikirkan kebutuhan dan harapan anak-anak kita. Kelemahan Anak-Anak "Gembalakanlah anak-anak domba-Ku," kata Yesus. Hal tersebut mengingatkan pada kelemahan anak-anak kita dan kehidupan rohani mereka. Saya pernah mengunjungi sebuah peternakan domba dan kembali pulang bersama pemiliknya. Menjelang malam, ada awan kelabu. Dia bergegas kembali, berseru kepada anaknya, "Perhatikan dombanya baik-baik! Akan datang badai!" Tuhan Yesus sedang hendak naik ke surga ketika Dia memberikan kata-kata terakhirnya, "Gembalakanlah anak-anak domba-Ku." Domba adalah binatang lemah dan tak berdaya -- betapa jauh lebih tidak berdayanya domba yang kecil! Dia tidak bisa merawat dirinya sendiri. Sang Tuan ingin agar setiap pelayan dan orang tua mengerti betapa anak begitu bergantung pada perawatan dari orang tuanya. Anak tidak bisa memilih siapa yang akan memengaruhi hidupnya. Dia belum bisa memilih antara yang baik dan jahat. Anak tidak tahu apa-apa tentang pentingnya sedikit berkata-kata atau bertindak, membentuk kebiasaan, menabur benih yang baik atau buruk, atau mengarahkan dirinya kepada dunia atau kepada Tuhan. Semua bergantung pada lingkungannya. Orang tua, khususnya, memiliki anak-anak dalam kekuasaan mereka. Merupakan tanggung jawab yang kudus untuk memimpin dan memelihara mereka dengan sungguh-sungguh, untuk memberi mereka makan dengan makanan yang telah diberikan oleh Bapa kita, untuk memimpin mereka hanya di padang rumput yang hijau! Betapa Berharganya Anak-Anak Gembalakanlah anak-anak domba-domba-Ku! Kata-kata ini mengingatkan kita betapa berharganya anak-anak. Dalam diri domba, gembala melihat kemungkinan masa depan: anak-anak domba adalah kawanan yang akan menjadi besar. Anak-anak pada hari ini adalah gereja generasi berikutnya, mereka adalah para pelayan yang akan Yesus pakai untuk melakukan pekerjaan-Nya, membuat orang-orang bertobat, menyelamatkan, dan memberkati banyak orang. Betapa sedikit kita memahami atau memerhatikan suara ini, yaitu gembalakanlah anak-anak domba. Yesus mengasihi anak-anak tidak hanya karena kelak mereka bisa menjadi 'seseorang', tetapi juga karena keberadaan mereka saat ini dalam kekanak-kanakan, kesederhanaan, dan keilahian mereka. Ia menganggap hal-hal itu sebagai pelajaran yang sangat ber
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 618/Januari 2013 -- Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku (II)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku (II) 618/Januari/II/2013 Shalom, Banyak cerita dalam Alkitab yang perlu kita jelaskan kepada anak-anak dengan lebih cermat lagi. Salah satunya adalah mengenai makna permintaan Tuhan Yesus kepada Petrus, "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Bahan mengajar dalam edisi kali ini kiranya dapat menolong Rekan-rekan sekalian untuk menjelaskan dengan lebih tepat makna permintaan Tuhan Yesus tersebut. Simak pula pendapat Rekan-rekan Facebook e-BinaAnak mengenai penggembalaan anak-anak dalam kelas kecil, pada kolom Sua Pelayan Anak. Kiranya seluruh sajian ini menjadi berkat bagi Pembaca sekalian. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Seorang gembala domba mendapat pertanyaan tentang bagaimana ia bisa memiliki domba-domba yang memiliki kualitas sangat bagus. 'Itu mudah,' jawabnya, 'hanya dengan memberikan perawatan ekstra kepada anak-anak domba.'" (NN) BAHAN MENGAJAR: GEMBALAKANLAH ANAK-ANAK DOMBAKU Sumber Cerita dalam Alkitab: Yohanes 21 Referensi: Mazmur 23, Matius 7:15-23, dan Kisah Para Rasul 20:28-30 Tujuan: Anak-anak belajar bahwa mereka harus mengikut Yesus. Ayat Hafalan: "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 2:10) Pendahuluan: Merawat Domba 1. Menurutmu, siapakah yang bertugas mengurus domba-domba? (Gembala) Siapa yang mengurus domba? (Seorang gembala) 2. Apa saja yang harus dilakukan gembala untuk merawat domba-dombanya? (Terimalah beberapa jawaban dari anak-anak!) 3. Apakah gembala harus memastikan ada makanan dan minuman bagi domba-dombanya? (Ya. Baca Mazmur 23:2) 4. Bagaimana kita menyebut orang-orang yang mengurus domba-domba Allah di gereja? (Pendeta) Cerita: Peliharalah Anak-Anak Dombaku Petrus adalah salah satu murid Yesus, tetapi setelah Yesus naik ke surga, Petrus menjadi seorang pendeta dari gereja di Yerusalem. Yesus tahu Petrus akan memimpin gereja, jadi sebelum Dia pergi, Dia berbicara dengan Petrus tentang hal itu. Yesus dan murid-murid-Nya duduk di dekat Laut Galilea untuk sarapan. [Baca Yohanes 21:15-18, berhentilah setelah Yesus mengatakan "Gembalakanlah domba-domba-Ku" terakhir kali.] Apakah Yesus memiliki kawanan domba yang sebenarnya dan Ia ingin Petrus memelihara domba-domba-Nya itu? (Tidak) Jadi, apa yang Yesus bicarakan? (Orang-orang) Orang-orang yang mengasihi Yesus dan mengikuti-Nya. Yesus mengatakan bahwa Petrus akan memimpin gereja. Fokus: Memimpin Domba Allah Menurutmu, mengapa Yesus menanyakan hal yang sama kepada Petrus sebanyak 3 kali? Apakah kamu berpikir bahwa Yesus ingin Petrus terus mengingat hal ini? Ini penting. Gembalakanlah domba-domba-Ku (memberi makan domba-domba Allah). Dengan apa Petrus harus memberi makan domba-domba Allah? Dengan masak makaroni atau memberikan mereka keju? Mungkin ikan? Atau daging? (Tidak!) Petrus harus memberi mereka makan dengan mengajarkan firman Tuhan sehingga mereka akan bertumbuh di dalam Yesus. Menurutmu, apakah Petrus juga harus melindungi gereja dari "binatang liar"? Serigala dan singa? Alkitab menyebut guru palsu sebagai serigala karena mereka datang ke gereja tampak seperti kita, berpura-pura menjadi pengikut Tuhan. Seperti serigala berpura-pura menjadi domba, tetapi kemudian mereka mencoba "mencuri" orang dan menjauhkan orang itu dari Allah. Mereka mengajarkan hal-hal yang bukan dari Alkitab, hal-hal yang tidak benar. Dan, Alkitab menyebut Setan sebagai singa yang mengaum, mencari untuk melihat siapa yang bisa dilahapnya. Ia juga ingin mengambil domba Allah. Jadi, seorang pendeta, sebagai gembala domba Allah, harus melindungi kita dari hal-hal tersebut dengan mengajarkan firman Tuhan agar kita tidak tersesat. Transisi: Mengikuti Menurutmu, mengapa pendeta harus mengajarkan firman Tuhan kepada kita? Bolehkah kita hanya duduk saja dan tidak perlu memerhatikan? (Tidak!) Dapatkah kita mengisi kepala kita dengan pengetahuan dan tidak pernah menggunakannya? (Tidak) Apakah gereja hanya merupakan sebuah tempat untuk bertemu dan bermain dengan teman-teman kita? (Tidak) Apa yang harus harus kita lakukan? Kita harus mengikuti ajaran Allah. Efesus 2:10 adalah ayat hafalan untuk hari ini: "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." Mengapa Allah melakukan banyak perbuatan baik bagi kita sebelumnya? Apakah agar kita tidak bisa/tidak perlu melakukannya? (Tidak! Justru agar kita bisa melakukannya.) Mengikut Tuhan bukan hanya tentang pergi ke gereja seminggu sekali. Ini tentang melakukan. Ini tentang bagaimana kita menjalani kehidupan kita setiap hari, melakukan hal
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 620/Januari 2013 -- Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku (IV)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku (IV) 620/Januari/IV/2013 Shalom, Perintah Tuhan Yesus agar Petrus menggembalakan domba-domba-Nya, juga berlaku bagi setiap orang percaya saat ini. Secara khusus, bagi setiap pelayan anak, domba-domba yang harus kita gembalakan adalah anak-anak yang sudah Tuhan Yesus tempatkan di sekeliling kita. Ajarkanlah juga tentang penggembalaan ini kepada setiap anak, agar mereka pun dapat "menggembalakan" domba-domba yang kelak akan Allah percayakan kepada mereka. Melalui bahan mengajar minggu ini, kita dapat mengembangkan ide yang lebih kreatif lagi untuk mengajarkan hal ini kepada setiap anak di gereja. Simak pula kolom Mutiara Guru yang dapat menolong kita untuk merenungkan makna menjadi "Gembala bagi Anak-Anak". Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Hanya dengan mengasihi Kristus kita mampu melayani dan mengasihi domba-domba-Nya." (NN) BAHAN MENGAJAR: GEMBALAKANLAH DOMBA-DOMBA-KU Ide pelajaran: Jelaskan kepada anak-anak bahwa saat Anda pergi, Anda memercayakan hewan peliharaan Anda kepada orang lain untuk dirawat dan dijaga. Jelaskan betapa Anda mencintai hewan peliharaan Anda, dan apa yang harus anak-anak lakukan seandainya Anda memercayakan hewan peliharaan itu kepada mereka. Katakan kepada anak bagaimana Tuhan Yesus meminta Petrus untuk "menggembalakan" domba-domba-Nya sebelum Dia naik ke surga. Sebagai domba-domba Yesus, doronglah anak-anak untuk memikirkan cara-cara agar mereka dapat "menjaga" satu sama lain. Alat peraga: Peralatan untuk mengurus binatang peliharaan (contoh: mangkuk makanan, mangkuk minuman, sabun, handuk, obat-obatan, tali, sisir, dan sebagainya yang ada di rumah Anda/pinjam dari rekan yang lain). Pelajaran: Gembalakanlah Domba-Domba-Ku -- Jagalah Domba-Domba-Ku Selamat pagi anak-anak! Berapa banyak dari kalian yang memiliki hewan peliharaan? Teman saya memunyai anjing yang sangat istimewa. Dia sangat mencintai anjingnya (Jika Anda punya hewan peliharaan, Anda juga bisa menceritakan tentang hewan peliharaan Anda. Red,). Berikut ini adalah hal-hal yang teman saya lakukan untuk merawat anjingnya tersebut (Tunjukkan barang-barang yang sudah Anda siapkan sebelumnya). Dengan sisir ini, dia menyisir rambut anjingnya agar selalu halus. Makanan dan minumannya ditaruh dalam mangkuk-mangkuk yang sudah disediakan. Berikutnya adalah sabun, yang digunakan untuk memandikan anjing tersebut. Anjing tersebut sangat istimewa sehingga teman saya menunjukkan cintanya dengan memerhatikan semua kebutuhannya. Suatu hari, teman saya harus pergi ke luar kota. Dia pun menitipkan anjingnya ke tetangga yang suka dengan binatang. Teman saya memberitahukan tentang cara merawat anjingnya dan semua kebiasaan anjingnya ke tetangga yang akan menjaga anjingnya tersebut. Tidak lupa, teman saya juga memberikan tali kepada tetangganya, agar setiap hari anjingnya dibawa berjalan-jalan keliling kompleks. Teman saya ingin memastikan ke tetangganya bahwa dia merawat anjingnya dengan sangat istimewa! Dalam bacaan Alkitab hari ini, yaitu dari Injil Yohanes, Yesus berkata kepada Petrus, "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Yesus tidak berbicara tentang jenis domba yang berbulu tebal dan memiliki suara "mbeeekkk ... mbe ... mbe " Menurutmu, siapakah domba-domba itu, sampai Tuhan Yesus meminta agar Petrus memelihara/menjaga mereka? Benar! Dia berbicara tentang para pengikut-Nya. Ketika Yesus berbicara tentang "domba-domba-Ku", Ia berpikir tentang orang-orang yang mengikuti-Nya dan mencintai-Nya. Mereka adalah orang-orang seperti kalian dan saya. Jika kita adalah pengikut Tuhan Yesus, kita adalah bagian dari kawanan domba tersebut. Tuhan Yesus akan kembali ke rumah-Nya di surga. Ia ingin memastikan bahwa Petrus akan menggembalakan domba-domba-Nya, yaitu orang-orang yang mencintai dan mengikuti Tuhan Yesus. Tuhan Yesus ingin tahu bahwa domba-domba-Nya diberi "makan" dan "dipelihara" oleh Petrus dan oleh pemimpin-pemimpin gereja setelah Petrus. Pendeta kita adalah pemimpin seperti Petrus. Pekerjaannya adalah untuk menggembalakan kita, memberikan makanan rohani, dan membawa kita ke arah yang benar sesuai kehendak Tuhan Yesus. Bahkan, kita semua perlu melakukan hal yang sama untuk menjaga satu sama lain. Jika kita adalah domba Tuhan Yesus, bagaimana kita bisa merawat satu sama lain? (Biarkan anak-anak merespons) Ya! Banyak ide yang bagus dalam setiap jawaban kalian. Oleh karena itu, mari kita selalu melakukan apa yang kita bisa untuk mengurus satu sama lain. Hal tersebut juga merupakan sesuatu yang Tuhan Yesus ingin kita lakukan. Doa: Tuhan Yesus, tolonglah kami untuk dapat merawat setiap binatang peliharaan kami dengan baik. Tolonglah kami, sebagai domba-domba-Mu, untuk dapa
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 621/Januari 2013 -- Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku (V)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Gembalakanlah Anak-Anak Domba-Ku (V) 621/Januari/V/2013 Shalom, Apa tugas penting seorang guru sekolah minggu? Mengajarkan dan menjelaskan isi Alkitab? Tentu saja tugas seorang guru sekolah minggu bukan hanya itu. Dalam kolom Artikel minggu ini, kita dapat melihat bahwa yang terpenting adalah mengubah hidup setiap "domba-domba kecil" Allah agar seturut dengan firman-Nya. Tuhan memanggil setiap pelayan anak bukan untuk mengajar saja, namun juga untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Agar lebih jelas mengenai panggilan Tuhan tersebut, silakan simak kolom Artikel edisi ini yang berjudul "Merawat dan Memberi Makan Domba Allah". Salah satu cara untuk memperlengkapi diri menjadi seorang "gembala anak" yang bertanggung jawab adalah dengan banyak berdiskusi tentang kebenaran firman Tuhan dengan rekan-rekan seiman. Oleh karena itu, kami mengajak Rekan-Rekan untuk mengikuti Kelas Diskusi Paskah 2013 yang dibuka oleh YLSA. Di dalamnya, kita semua bisa belajar dengan lebih bertanggung jawab mengenai makna Paskah sejati bersama rekan-rekan yang lain. Anda dapat menyimak informasi lebih lengkap dalam kolom Stop Press. Kiranya menjadi berkat. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Tuhan Yesus tidak bersikap meremehkan anak-anak. Ia menghendaki agar anak-anak dibawa kepada-Nya dan menerima berkat-Nya. Inilah kehendak Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya dan kepada gereja sampai hari ini." (Magdalena P. Santoso) ARTIKEL: MERAWAT DAN MEMBERI MAKAN DOMBA ALLAH Panggilan Tuhan dan peran guru yang diberikan oleh Tuhan merupakan dua hal utama yang perlu dipertimbangkan untuk memutuskan menjadi seorang guru sekolah minggu. Di dalam gereja, banyak orang yang mengajar karena panggilan untuk menjadi pendidik. Artinya, mereka percaya tujuan mereka adalah untuk mengajar dan menjelaskan Alkitab di kelas mereka. Meskipun panggilan mereka adalah untuk menjelaskan tentang Alkitab, namun panggilan mereka melebihi hal tersebut. Panggilan yang terutama adalah panggilan untuk merawat anak-anak domba Allah, untuk memberi mereka makanan rohani dari firman Tuhan, dan mengajarkan setiap anak untuk menjalani kehidupan dengan Alkitab sebagai otoritas dari semua yang dikatakan. Bagaimana menjadi seorang guru sekolah minggu? 1. Allah memanggil Petrus untuk merawat dan memberi makan domba-domba-Nya. Saya menyadari, kata "sekolah" atau "belajar" sering merujuk pada kegiatan mengajar di kelas. Ketika mengajar, tetapkanlah sasaran yang lebih tepat, jangan hanya memaparkan fakta-fakta, sejarah, dan prinsip-prinsip teologis. Biarlah seluruh pengajaran Anda adalah tentang pertumbuhan rohani dari setiap anak yang ada di kelas Anda. Pertimbangkan bagaimana kata-kata Tuhan Yesus kepada Petrus berhubungan dengan bagaimana menjadi seorang guru sekolah minggu. "Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." (Yohanes 21:14-17) 2. Yesus mengampuni masa lalu Petrus dan Ia pun mengampuni kita. Petrus menyangkal Tuhan Yesus sebanyak tiga kali sehingga Yesus pun memanggil Petrus sebanyak tiga kali, untuk memastikan Petrus tahu bahwa ia telah diampuni, dan bahwa Yesus masih menginginkan dia untuk menggembalakan orang percaya. Kemudian, Petrus pun mengatur hidup dan kegiatannya untuk menggembalakan orang percaya, serta mengubah hidup mereka melalui Firman. 3. Tuhan juga memanggil kita untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Tentu saja, Yesus tidak hanya memanggil Petrus dan pendeta untuk merawat dan memberi makan (menggembalakan) domba-domba-Nya. Ia juga memanggil orang seperti Anda dan saya. Ketika Petrus diampuni karena pernah menyangkal Yesus, dengan cara yang sama pula Tuhan Yesus mengampuni dosa-dosa kita. Setelah itu, kita ditugaskan untuk melakukan pekerjaan Tuhan terus-menerus. Dan, seperti pelayanan Petr
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 622 -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (I)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (I) 622/Februari/I/2013 Salam damai dalam Kristus, Sungguh merupakan anugerah dan kesempatan yang indah apabila kita bisa berdoa kepada Tuhan. Tidak hanya pergumulan pribadi yang harus didoakan, tetapi marilah kita melihat ke area yang lebih luas lagi: berdoa untuk pelayanan. Dalam edisi e-BinaAnak 622 ini, kami mengajak Anda untuk berdoa, khususnya mendoakan pelayanan sekolah minggu. Apabila Anda merasa kesulitan untuk mencari pokok-pokok doa, mulailah dengan mendoakan kelas sekolah minggu Anda sendiri. Selain itu, Anda bisa bergabung dengan Facebook Jaringan Doa Anak Nasional (JDN) untuk mendapatkan pokok-pokok doa pelayanan anak yang lain. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati pelayanan Anda. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> "Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu." (Yohanes 17:9) ARTIKEL: PENGAJARAN YANG EFEKTIF DIMULAI DARI LUTUT ANDA Sesampainya di rumah dari makan malam dengan istrinya di sebuah restoran lokal pada hari Minggu, Mike meraih Alkitabnya, buku pedoman dan buku kelas sekolah minggu dari kursi belakang, dan membawanya ke ruang kerjanya. Setelah menutup pintu ruang kerjanya, Mike membuka buku kelasnya dan mulai mendoakan nama-nama muridnya. Masing-masing nama mewakili seseorang yang Mike rasa telah Tuhan percayakan kepadanya. Waktu doa minggu sore ini merupakan yang pertama dari beberapa waktu doa yang akan berlangsung minggu itu. Mike bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan untuk mengajar. Setiap minggu, ia merasakan adanya kepuasan saat menyampaikan pelajaran dan melihat tanggapan dari anggota kelas, ketika mereka menemukan sesuatu yang baru tentang Allah atau tentang diri mereka sendiri. Ia juga berterima kasih kepada Tuhan untuk setiap orang yang hadir dalam kelas pagi itu. Ia mengambil 1 atau 2 menit untuk meminta Tuhan mengampuni kekurangannya sendiri sebagai guru. Melakukan hal itu, mengingatkannya pada beberapa masalah yang sedang digumulkan oleh beberapa kelas, dan ia mendoakan mereka. Mike melirik ke panduan guru dan melihat topik pelajaran pekan depan, dan ia segera berdoa untuk kejelasan dalam mengomunikasikan kebenaran pelajaran itu untuk kelasnya. Pada saat 1 jam berlalu, semua orang di kelas telah disebutkan dalam doanya beberapa kali. Itu bukan satu-satunya waktu mereka didoakan untuk minggu itu, melainkan Mike telah berkomitmen pada dirinya sendiri dan pada Tuhan, untuk berdoa bagi kelasnya setiap minggu sore selama satu jam. Kadang-kadang, ia merasa seolah-olah pelayanan sebenarnya dari mengajar sekolah minggu, tidak sebanyak seperti ketika berdoa bagi anggota kelasnya pada minggu sore. LIMA CARA BERDOA BAGI KELAS ANDA Anda tidak akan siap untuk mengajar sebelum Anda mempersiapkan diri melalui doa. Persiapan doa lebih dari sekadar memimpin kelas Anda dalam doa. Persiapan doa juga berarti lebih dari sekadar meminta agar Tuhan memberkati waktu belajar dan persiapan Anda. Pertama, berdoalah untuk roh yang bisa diajar. Mintalah Tuhan untuk menjadikan Anda mau diajar. Sebelum Anda dapat mengajar orang lain, Sang Guru sendiri harus mengajar Anda. Saat Anda memulai pelajaran Alkitab, mintalah Tuhan untuk membimbing proses belajar Anda. Berdoalah seperti Daud, yang berkata, "Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu." (Mazmur 119:18) Apabila berdoa, pastikan Anda bersedia untuk belajar. Yesus berkata, "Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri." (Yohanes 7:17) Kedua, berdoalah untuk pelayanan pengajaran Roh Kudus di dalam kelas Anda. Kadang-kadang, Anda mungkin merasa bahwa Andalah satu-satunya saluran di dalam kelas itu, tetapi itu tidak benar. Yesus berjanji, "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; " (Yohanes 16:13) Dia juga berkata, "tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, ... Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu " (Yohanes 14:26) Janji ini mengacu pada Roh Kudus yang menjadi Guru melalui Anda. Roh Kudus tinggal di dalam Anda dan hendak mengajar orang lain melalui Anda. Ketiga, berdoalah untuk bimbingan dalam persiapan pelajaran. Setiap kali Anda duduk di depan Kitab Suci untuk mempersiapkan pelajaran, mintalah Tuhan untuk membimbing proses belajar Anda. Kebanyakan orang Kristen memiliki kebiasaan meminta berkat Allah atas makanan ketika mereka duduk untuk makan. Demikian juga, biasakanlah untuk meminta berkat Allah atas firman Tuhan ketika Anda duduk untuk belajar. "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia aka
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 622 -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (I)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (I) 622/Februari/I/2013 Salam damai dalam Kristus, Sungguh merupakan anugerah dan kesempatan yang indah apabila kita bisa berdoa kepada Tuhan. Tidak hanya pergumulan pribadi yang harus didoakan, tetapi marilah kita melihat ke area yang lebih luas lagi: berdoa untuk pelayanan. Dalam edisi e-BinaAnak 622 ini, kami mengajak Anda untuk berdoa, khususnya mendoakan pelayanan sekolah minggu. Apabila Anda merasa kesulitan untuk mencari pokok-pokok doa, mulailah dengan mendoakan kelas sekolah minggu Anda sendiri. Selain itu, Anda bisa bergabung dengan Facebook Jaringan Doa Anak Nasional (JDN) untuk mendapatkan pokok-pokok doa pelayanan anak yang lain. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati pelayanan Anda. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> "Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu." (Yohanes 17:9) ARTIKEL: PENGAJARAN YANG EFEKTIF DIMULAI DARI LUTUT ANDA Sesampainya di rumah dari makan malam dengan istrinya di sebuah restoran lokal pada hari Minggu, Mike meraih Alkitabnya, buku pedoman dan buku kelas sekolah minggu dari kursi belakang, dan membawanya ke ruang kerjanya. Setelah menutup pintu ruang kerjanya, Mike membuka buku kelasnya dan mulai mendoakan nama-nama muridnya. Masing-masing nama mewakili seseorang yang Mike rasa telah Tuhan percayakan kepadanya. Waktu doa minggu sore ini merupakan yang pertama dari beberapa waktu doa yang akan berlangsung minggu itu. Mike bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan untuk mengajar. Setiap minggu, ia merasakan adanya kepuasan saat menyampaikan pelajaran dan melihat tanggapan dari anggota kelas, ketika mereka menemukan sesuatu yang baru tentang Allah atau tentang diri mereka sendiri. Ia juga berterima kasih kepada Tuhan untuk setiap orang yang hadir dalam kelas pagi itu. Ia mengambil 1 atau 2 menit untuk meminta Tuhan mengampuni kekurangannya sendiri sebagai guru. Melakukan hal itu, mengingatkannya pada beberapa masalah yang sedang digumulkan oleh beberapa kelas, dan ia mendoakan mereka. Mike melirik ke panduan guru dan melihat topik pelajaran pekan depan, dan ia segera berdoa untuk kejelasan dalam mengomunikasikan kebenaran pelajaran itu untuk kelasnya. Pada saat 1 jam berlalu, semua orang di kelas telah disebutkan dalam doanya beberapa kali. Itu bukan satu-satunya waktu mereka didoakan untuk minggu itu, melainkan Mike telah berkomitmen pada dirinya sendiri dan pada Tuhan, untuk berdoa bagi kelasnya setiap minggu sore selama satu jam. Kadang-kadang, ia merasa seolah-olah pelayanan sebenarnya dari mengajar sekolah minggu, tidak sebanyak seperti ketika berdoa bagi anggota kelasnya pada minggu sore. LIMA CARA BERDOA BAGI KELAS ANDA Anda tidak akan siap untuk mengajar sebelum Anda mempersiapkan diri melalui doa. Persiapan doa lebih dari sekadar memimpin kelas Anda dalam doa. Persiapan doa juga berarti lebih dari sekadar meminta agar Tuhan memberkati waktu belajar dan persiapan Anda. Pertama, berdoalah untuk roh yang bisa diajar. Mintalah Tuhan untuk menjadikan Anda mau diajar. Sebelum Anda dapat mengajar orang lain, Sang Guru sendiri harus mengajar Anda. Saat Anda memulai pelajaran Alkitab, mintalah Tuhan untuk membimbing proses belajar Anda. Berdoalah seperti Daud, yang berkata, "Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu." (Mazmur 119:18) Apabila berdoa, pastikan Anda bersedia untuk belajar. Yesus berkata, "Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri." (Yohanes 7:17) Kedua, berdoalah untuk pelayanan pengajaran Roh Kudus di dalam kelas Anda. Kadang-kadang, Anda mungkin merasa bahwa Andalah satu-satunya saluran di dalam kelas itu, tetapi itu tidak benar. Yesus berjanji, "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; " (Yohanes 16:13) Dia juga berkata, "tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, ... Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu " (Yohanes 14:26) Janji ini mengacu pada Roh Kudus yang menjadi Guru melalui Anda. Roh Kudus tinggal di dalam Anda dan hendak mengajar orang lain melalui Anda. Ketiga, berdoalah untuk bimbingan dalam persiapan pelajaran. Setiap kali Anda duduk di depan Kitab Suci untuk mempersiapkan pelajaran, mintalah Tuhan untuk membimbing proses belajar Anda. Kebanyakan orang Kristen memiliki kebiasaan meminta berkat Allah atas makanan ketika mereka duduk untuk makan. Demikian juga, biasakanlah untuk meminta berkat Allah atas firman Tuhan ketika Anda duduk untuk belajar. "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia aka
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 623 - Peran Doa dalam Pelayanan Anak (II)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak 623/Februari/II/2013 Salam damai Kristus, Doa merupakan bagian terpenting dalam pelayanan. Edisi e-BinaAnak kali ini mengajak Rekan-rekan sekalian untuk menumbuhkan kebiasaan berdoa dalam diri anak-anak layan, terutama doa untuk pelayanan. Meskipun masih anak-anak, Tuhan bisa memakai mereka untuk terlibat dalam pelayanan, contohnya di gereja. Apa saja yang bisa dilakukan anak-anak di gereja dan bagaimana penerapan doa dalam aktivitas pelayanan mereka? Simaklah bahan mengajar di bawah ini dan jangan lewatkan beberapa sahabat e-BinaAnak yang berbagi pengalaman mengenai peranan doa dalam pelayanan anak. Selamat melayani, Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> "Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Matius 21:22) < http://alkitab.mobi/?matius+21:22 > BAHAN MENGAJAR: AKTIVITAS BELAJAR BERDOA LEWAT PELAYANAN DI GEREJA Melalui aktivitas ini, Anda dapat mengajarkan kepada anak-anak bahwa melakukan pelayanan bagi Allah termasuk pula kegiatan-kegiatan seperti membagikan buku, merapikan bangku, membuat minuman, menghias gereja, dan membagikan warta, atau buku kidung pujian. Dengan melakukan tugas itu, anak-anak bisa merasakan menjadi bagian dari suatu gereja. Mereka bisa lebih tahu bagaimana menjalankan sebuah gereja. Yang Anda perlukan: Tugas-tugas yang perlu dilakukan dan kemauan menjadi penolong untuk melakukan pekerjaan itu. Penerapan ide: Anak-anak akan merasa lebih dihargai kalau mereka bekerja dalam satu kelompok. Tim ini bisa terdiri atas berbagai usia dan anak-anak bisa ikut tim ini untuk berdoa. Mereka yang bergabung dalam tim untuk menyiapkan kebaktian dapat berkumpul bersama sebelum kebaktian dimulai, untuk berdoa bagi mereka yang ambil bagian dalam kebaktian, dan bagi mereka sendiri saat menjalankan tugas. Contohnya, membagikan buku kidung pujian adalah bagian dari tim pujian, anak-anak juga bisa ikut berdoa bersama tim ini sebelum ibadah. Membagikan buku ibadah merupakan bagian dari tim penyambutan, anak-anak bisa ikut berdoa bersama tim ini sebelum ibadah. Sebelum menyajikan minuman kepada yang hadir di sekolah minggu, mungkin anak-anak ingin berdoa: "Allah Bapa, kami di sini melayani-Mu. Bantulah kami supaya kami melakukannya dengan baik dan dengan cara yang akan membuat orang lain tahu bahwa kami peduli terhadap mereka. Amin." Sebelum menyambut orang yang datang, doanya mungkin seperti ini: "Allah Bapa, beri kami wajah yang penuh senyum saat kami menyambut orang-orang yang datang ke gereja hari ini. Biarlah mereka melihat kasih-Mu dalam penyambutan kami. Terima kasih Tuhan. Amin." Sebelum membagikan buku kidung pujian: "Allah Bapa, bantu kami mendengar pemimpin pujian dan mengikuti kebaktian dengan baik, sehingga kami bisa membagikan buku kidung pujian dengan tepat. Kami melakukan ini untuk melayani-Mu dan untuk melayani jemaat. Bantulah jemaat untuk benar-benar menyembah-Mu hari ini. Amin." Anak-anak bisa didorong untuk mengucapkan doa mereka sendiri. Kalau mereka cemas dengan apa yang akan mereka kerjakan, mereka bisa menerima dorongan semangat melalui doa orang lain dalam tim mereka. IDE TAMBAHAN Membantu Seseorang di Rumahnya Anak-anak yang lebih besar bisa membantu di rumah anggota jemaat. Mungkin salah seorang anggota jemaat memerlukan bantuan untuk membersihkan debu di rumahnya, menyedot debu karpet, membersihkan kamar mandi, atau mengganti seprai. Hal ini bisa menjadi kesempatan bagi anak untuk menunjukkan bahwa mereka juga peduli, dan pada saat yang sama melakukan pekerjaan Allah. Anak-anak bisa didorong untuk berdoa bagi orang itu. Anda bisa bertanya, "Bagaimana kabarnya orang itu? Apakah bahunya sudah membaik?" Kegiatan ini dapat juga dilanjutkan dengan mendoakan orang itu dengan doa seperti ini. "Allah Bapa, terus berikan kesembuhan pada (nama). Cabut rasa sakitnya dan bantulah supaya bahunya cepat membaik. Amin." Tip: Kalau anak-anak mau melayani Allah dengan cara ini, Anda perlu memastikan kebijakan gereja Anda tentang anak-anak. Lebih baik kalau mereka pergi dalam satu tim kecil. Anak-anak remaja mungkin bisa melakukannya sendiri. Akan tetapi, anak-anak yang lebih kecil butuh kehadiran dan bantuan Anda untuk melakukan tugasnya. Diambil dan disunting dari: Judul buku: 100 Ide Doa Kreatif untuk Anak-anak: Menolong Anak Menemukan Berbagai Hal yang Bisa Mereka Doakan Penulis: Jan Dyer Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2011 Halaman: 279 -- 282 SUA PELAYAN ANAK: e-BinaAnak, 1 November 2012: Apa saja peranan doa dalam pelayanan anak? Mari kita 'share' :) Theresia S. Setyawati: Dengan mendoakan anak-anak akan memberikan dampak yang luar biasa. Anak-anak SM juga merasa dikuatkan dan dipedulikan. e-BinaAnak: @Theresia S. Setyawati: Ya, mendo
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 624 -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (III)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (III) 624/Februari/III/2013 Shalom, Dalam melakukan pelayanan bagi anak-anak, kita tidak boleh meremehkan peran doa. Kuasa doa begitu nyata bagi setiap orang yang melakukannya dengan sungguh-sungguh, termasuk bagi para pelayan anak dan orang tua. Dalam edisi kali ini, kita dapat melihat apa saja yang perlu kita doakan untuk anak-anak dan mengapa kita harus mendoakan mereka. Meskipun tip "Berdoa untuk Anak Anda" ini ditujukan untuk orang tua, tetapi tip ini akan sangat memberkati setiap pelayan anak untuk melihat peran doa dalam kehidupan setiap anak. Selamat menyimak. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Kita berdoa bukan untuk memperoleh kehendak kita di surga, tetapi untuk menggenapi kehendak Allah di bumi." (Anonim) TIP: BERDOA UNTUK ANAK ANDA Mendoakan anak-anak merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam pelayanan maupun pengasuhan anak. Apa saja yang perlu kita doakan untuk anak-anak yang Tuhan percayakan kepada kita? Mengapa kita harus mendoakan hal tersebut? I. Berdoalah untuk Keselamatan Anak Anda Anda harus berdoa untuk pertobatan anak-anak Anda karena hal-hal berikut ini. 1. Keselamatan mereka begitu berarti sehingga hal itu sepadan dengan semua rasa sakit yang harus Anda bayar dalam doa-doa Anda. Kenyataan bahwa jiwa mereka berharga melampaui semua pikiran, bahwa hilangnya jiwa mereka akan tak terbayangkan mengerikannya, bahwa kehidupan kekal akan menjadi keuntungan tak terbatas bagi mereka, dan bahwa doa-doa Anda mungkin berperan dalam menyelamatkan mereka, seharusnya menggerakkan Anda untuk menaikkan permohonan bagi mereka secara terus-menerus. 2. Sedikit yang akan berdoa untuk mereka jika Anda tidak melakukannya. Meskipun kita diperintahkan untuk berdoa bagi semua orang (1 Timotius 2:1), hanya sedikit yang melakukan tugas ini sebagaimana mestinya. Ketika hal itu dilakukan, mereka yang berdoa sering kali adalah orang-orang yang dianggap penting menurut penilaian gereja atau dunia. 3. Tidak ada orang lain yang dapat berdoa bagi mereka seperti yang Anda lakukan. Kasih Anda yang tulus untuk anak-anak Anda, kelembutan yang Anda rasakan untuk mereka dan pengetahuan Anda terhadap keputusan, kebutuhan, dan masalah mereka, membuat Anda memenuhi syarat untuk memohon kepada Allah atas nama mereka dengan urgensi dan kesungguhan yang tidak akan ditolak. Ketika Allah ingin meyakinkan kita tentang kesediaan-Nya untuk mendengar doa, Dia mendasarkan argumen-Nya pada kasih orang tua: "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta 1 kepada-Nya." (Lukas 11:13) 4. Jika Anda mengabaikan untuk melakukannya, akan berbahaya bagi mereka dan Anda. Allah melihat upaya kita untuk memenuhi kewajiban kita sebagai orang tua. Ia memberikan janji-janji-Nya yang lebih besar dan berharga bukan untuk orang tua yang tidak setia, yang tidak berdoa: "Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu, bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya." (Mazmur 103:17-18) Anak-anak Anda dikelilingi oleh pengaruh jahat dan mereka adalah makhluk yang telah jatuh ke dalam dosa. Mereka perlu dilindungi oleh kuasa Allah dan hati mereka juga harus dikendalikan, dicerahkan, dikuasai, dimurnikan, dan dibimbing oleh Roh Kudus. 5. Kemudian, Anda akan mendapati bahwa lebih mudah melakukan tanggung jawab sebagai orang tua, yang dilakukan oleh orang tua lain, yang telah disyaratkan Allah bagi keselamatan anak-anak Anda. Allah memerintahkan Abraham untuk menjadi orang yang akan memenuhi tugas orang tua. "Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya." (Kejadian 18:18-19) Kehendak Allah bagi Anda sebagai orang tua adalah jelas: "Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun." (Ulangan 6:6-7) Ini merupakan pekerjaan besar dan tidak ada yang dapat menahan Anda di bawah beban seperti berdoa untuk anak-anak Anda, dengan percaya, bersungguh-sungguh, dan dengan tekun. Dalam memerhatikan instruksi dan disiplin, jangan abaikan doa! Beberapa berkat jarang datang, kecuali dalam jawaban atas doa yang dinaikkan dengan sepenuh hati. Salah satunya adalah per
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 625 -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (IV)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (IV) 625/Februari/IV/2013 Shalom, Seorang murid berkata kepada Yesus, "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." Bagaimana respons Yesus? Tuhan Yesus segera mengajarkan kepada murid-murid-Nya bagaimana seharusnya mereka berkata-kata saat berdoa. Peristiwa ini harus kita ingat karena bagi Yesus, berdoa merupakan hal yang penting. Bukan hanya sebatas berkomunikasi dengan Tuhan, melainkan berkata-kata seturut kehendak Tuhan melalui doa kita. Melalui e-BinaAnak edisi 625 ini, kiranya kita semua semakin mengerti arti penting berdoa dan bagaimana seharusnya kita berdoa. Selamat melayani, Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> "Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini." (Filipi 1:4-5) BAHAN MENGAJAR: PELAJARAN BERDOA Tujuan Pelajaran: 1. Anak-anak menyadari pentingnya berdoa. 2. Anak-anak dapat melakukan doa secara terus-menerus tanpa paksaan. Firman Tuhan: Lukas 11:1-13 Ayat Hafalan: Lukas 11:9 Kata Kunci: Mintalah, Carilah, Ketuklah. Yel-Yel: Doa? Gaya hidupku. Pendahuluan: (Sebuah cerita sederhana untuk mencairkan suasana.) Tok, tok. (Siapa di sana?) Andi. (Andi siapa?) Selamat datang! Tok, tok. (Siapa di sana?) kano. (Kano siapa?) Kano keluar dan bermain? Tok, tok. (Siapa di sana?) Boo. (Boo siapa?) Mengapa kamu menangis? Tok, tok. (Siapa di sana?) Tank. (Tank siapa?) Tank, kamu akan bahagia karena ini adalah akhir dari "tok", "tok"anku. Sekarang, saya memiliki tebakan untuk kalian. Apakah kamu tahu bagaimana sebuah tok, tok, seperti sebuah doa? Jika kamu tidak melakukan tok, tok, tidak akan ada sesuatu yang terjadi. Apa yang saya maksudkan? Saya akan menjelaskannya. Cerita firman: Satu hari, Yesus mengajar murid-murid-Nya tentang bagaimana berdoa. Dia berkata, "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Oleh karena itu, Aku berkata kepadamu: mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan." (Lukas 11:5-10) Yesus mencoba untuk membuat murid-murid-Nya mengerti, dan Dia ingin kita juga mengerti, bahwa ketika kita meminta kepada Bapa, kita menerima. Ketika kita mencari Allah, kita akan menemukan-Nya. Ketika kita mengetuk, Allah akan membukakan pintu. Tok, Tok. Siapa di sana ? Allah di sini -- dan Dia menjawab doa! Dan, itulah sebabnya, kita harus berdoa sebagaimana Yesus ajarkan kepada kita. Epilog: "Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan." Cerita aplikasi: (Cerita aplikasi ini membantu untuk kelanjutan cerita.) Nats firman: Lukas 18:1 (Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.) Pernahkah kamu meminta sesuatu yang sangat kamu inginkan kepada orang tuamu, dan memaksa mereka secara terus-menerus sampai mereka berkata, "Ya"? Mungkin hal itu adalah mainan yang sangat bagus, sebuah binatang peliharaan, atau sebuah sepeda baru. Jika hal itu sungguh-sungguh kamu butuhkan, kamu mungkin akan terus-menerus mengingatkannya. Suatu ketika, ada seorang anak kecil yang mencari perangkat alat musik yang dapat dimainkan dalam band sekolah. Anak ini pulang ke rumah dan memberi tahu orang tuanya supaya mereka membelikan perangkat alat musik itu untuknya, dan dia akan memakainya untuk bermain dalam band sekolah. Orang tuanya tidak menjawab "ya" ataupun "tidak". Mereka berkata, "Kami akan memikirkan hal itu." Setelah beberapa hari, orang tua anak itu tetap tidak mengatakan sesuatu kepadanya. Anak itu kembali menanyakannya kepada orang tuanya. Orang tua anak itu tetap tid
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 626 -- Edisi Ulang Tahun e-BinaAnak ke-13
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Edisi Ulang Tahun e-BinaAnak ke-13 626/Maret/I/2013 PUJI TUHAN! USIA 13 TAHUN E-BINAANAK! Ungkapan syukur tidak henti-hentinya mengalir dalam hati kami, segenap redaksi e-BinaAnak. Sejak bulan Maret 2000, Tuhan Yesus telah menuntun setiap langkah kecil e-BinaAnak, yang sekarang telah memasuki usia 13 tahun. "Terpujilah Tuhan!" Kami sungguh rindu berbagi kebahagiaan ini dengan pembaca e-BinaAnak sekalian, yang adalah bagian penting dalam pelayanan kami. Oleh karena itu, edisi khusus ini kami hadirkan agar Pembaca sekalian dapat lebih mengenal e-BinaAnak dan melihat pula penyertaan tangan Tuhan dalam pelayanan ini. Harapan kami, kita semua dapat turut memuji Tuhan karena dapat melihat setiap pekerjaan Tuhan yang luar biasa dalam pelayanan e-BinaAnak. Simaklah Langkah Kaki e-BinaAnak Bersama Tuhan, Pengembangan Pelayanan e-BinaAnak, Kesaksian Redaksi dan Pembaca e-BinaAnak, serta Pokok Doa yang merupakan isi dari edisi khusus kali ini. Kiranya, sajian ini menjadi berkat bagi kita semua dan membuat kita semakin bersemangat untuk melayani domba-domba kecil yang telah Tuhan percayakan kepada kita. Terpujilah Tuhan! Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "... Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah." (Markus 10:14) < http://alkitab.mobi/tb/Mrk/10/14/ > ARTIKEL: "LANGKAH KAKI" E-BINAANAK BERSAMA TUHAN Sudah berapa lama Anda berlangganan e-BinaAnak? Sudah 1, 2, 3 atau lebih dari 10 tahun? Sekalipun telah sekian lama melayani, mungkin masih ada di antara Pembaca yang belum tahu secara lebih detail mengenai langkah awal e-BinaAnak dalam dunia pelayanan anak di Indonesia. Oleh karena itu, dalam edisi khusus kali ini, kami akan mengulas secara singkat "langkah-langkah kecil" yang telah ditempuh e-BinaAnak sejak pertama kali terbit pada tahun 2000. Pepatah mengatakan, "Tak kenal maka tak sayang." Mudah-mudahan melalui edisi khusus ini, e-BinaAnak akan semakin disayang oleh anggota-anggotanya. :) e-BinaAnak lahir pada Maret 2000, tepat pada peringatan Hari Doa Anak Sedunia. Tuhan memberikan kerinduan di "hati" YLSA untuk melihat guru-guru sekolah minggu maupun pelayan anak mengembangkan pelayanan mereka semaksimal mungkin. Pelayanan anak sering tidak mendapat perhatian yang layak, padahal anak adalah generasi penerus gereja Tuhan. Dan, mereka yang membina anak sering tidak dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup, sehingga pelayanan anak sering tidak memiliki dasar yang kuat. Dengan membina para pelayan anak, diharapkan kualitas rohani anak akan meningkat, gereja Tuhan akan menikmati hasilnya, dan nama Tuhan dimuliakan! Teknologi informasi berbasis email, yang saat itu semakin berkembang dan semakin banyak digunakan oleh masyarakat, merupakan langkah strategis untuk menyampaikan bahan-bahan bermutu kepada para pelayan anak. Pada penerbitan perdananya, e-BinaAnak dikirimkan ke 279 pelanggan dan merupakan publikasi elektronik pertama yang berisi bahan-bahan khusus tentang hal-hal seputar dunia pelayanan anak Kristen dalam Bahasa Indonesia. Sekarang ini, pelanggan e-BinaAnak sudah mencapai hampir 4000 pelanggan. Terbitan pertama e-BinaAnak < http://sabda.org/publikasi/e-Binaanak/001 > mengambil tema "Pelayanan Sekolah Minggu". Di dalamnya disajikan artikel tentang "Sejarah Sekolah Minggu", ada pula tips "Agar Anak Tidak Mudah Bosan di Kelas", dan petunjuk bagi guru untuk "Membuat Buku Data Anak". Semua arsip e-BinaAnak bisa diakses dalam halaman arsip e-BinaAnak di SABDA.org < http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/ > Ulang tahun e-BinaAnak yang ke-13 ini ingin kami jadikan tonggak bagi staf redaksi untuk berikrar maju terus, memberikan pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan edisi-edisi sebelumnya. Di lain pihak, kami ingin mengajak para pembaca e-BinaAnak dan pelayan anak untuk mengikrarkan hal yang sama, bahwa kita semua, para pelayan anak, ingin melayani Tuhan lebih baik lagi pada masa-masa mendatang. Mari kita bersama berdoa agar Tuhan mengizinkan kita untuk terus melayani Dia dengan segenap kekuatan kita. Biarlah Dia menjadikan kita sebagai alat-Nya yang berguna untuk mempersiapkan anak-anak yang kita layani, agar mereka dapat menjadi generasi penerus gereja yang takut akan Tuhan dan memuliakan nama-Nya yang ajaib! Redaktur yang sudah pernah ambil bagian dalam e-BinaAnak adalah Yulia, Meilania, Endah, Tabitha, Asih, Septiana, Ratri, Kristin, Ratnasari, Fitri, Uly, Tatik, dan yang sekarang ini adalah Davida, Santi, serta Elly. Bersyukur kepada Tuhan atas setiap kemampuan yang diberikan sehingga kami dapat dipakai-Nya untuk ambil bagian dalam pengembangan pelayanan anak di In
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 627 -- Makna Sengsara dan Wafat Yesus
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Makna Sengsara dan Wafat Yesus 627/Maret/II/2013 Shalom, Memasuki minggu kedua bulan Maret ini, pasti sudah ada beberapa persiapan yang Anda lakukan untuk menyambut perayaan Paskah, baik di sekolah minggu ataupun di pelayanan-pelayanan yang lain. Momen Paskah sering kali mendorong anak-anak untuk bertanya, "Apa itu Paskah? Mengapa Tuhan Yesus harus disiksa, disalib, dan mati?" Beberapa orang tua dan guru sekolah minggu sering kali kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam ini karena mereka sendiri juga tidak terlalu memahami makna kematian dan kebangkitan Kristus. Artikel di bawah ini mungkin dapat membantu orang tua mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan dari anak, sekaligus dapat menolong Anda menjelaskan makna yang sesungguhnya dari kematian Yesus Kristus kepada anak. Selamat membaca! Staf Redaksi e-BinaAnak, Elly < http://pepak.sabda.org/> ARTIKEL: MENJELASKAN MAKNA SENGSARA DAN WAFAT YESUS KEPADA ANAK Kadang, orang dewasa berpikir bahwa anak masih sangat sulit untuk menerima konsep penderitaan dan kematian Kristus. Pikiran seperti ini akan membuat anak tidak dapat memaknai sejak dini anugerah keselamatan yang Tuhan Yesus berikan kepada mereka melalui kematian-Nya. Bagaimanapun, anak-anak harus dibawa untuk memahami dan memaknai dengan benar arti penderitaan dan kematian Kristus. Dengan demikian, mereka dapat melihat betapa berharga hidup mereka sehingga sejak dini mereka membuka hati untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat. Berikut ini adalah penjelasan-penjelasan yang dapat Anda berikan kepada anak-anak seputar sengsara dan wafatnya Yesus. Penjelasan ini memakai gaya bahasa yang sederhana sehingga dapat menolong orang dewasa menjelaskan dengan baik pula kepada anak. Penjelasan ini juga dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dilontarkan oleh anak-anak kepada Anda. Pertanyaan: Mengapa Yesus Harus Wafat di Kayu Salib? Adik-adik yang baik, Yesus harus wafat di kayu salib untuk menghapus dosa-dosa manusia, termasuk dosa adik-adik. Meski tidak berdosa, Yesus rela diperlakukan seperti seorang pendosa agar kita semua diselamatkan. Yesus mengalami penderitaan yang mengerikan di atas salib. Ketika Ia berbicara tentang hal ini, baik sebelum maupun sesudahnya, Ia selalu mengatakan bahwa Ia harus melakukannya. Namun demikian, mengapa Ia harus menderita? Adik-adik masih ingat ketika Yesus dibaptis Yohanes di Sungai Yordan? Yohanes memberi kesaksian: "Lihatlah, inilah Anak Domba Allah yang akan menghapus dosa-dosa dunia." Apakah yang ia maksudkan? Yesus harus wafat di kayu salib untuk menghapus dosa-dosa manusia. Adik-adik tentu masih ingat bahwa dosa menyebabkan manusia menderita dan bahkan mati. Yesus harus wafat agar Ia dapat mengalahkan kematian. Dengan kematian-Nya, Yesus masuk ke alam maut untuk mengalahkan kematian. Inilah alasan mengapa Yesus harus wafat di kayu salib. Pertanyaan: Mengapa Yesus Disiksa? Yesus didera untuk menebus dosa-dosa manusia, termasuk adik-adik. Ketika dihadapkan pada Pilatus, Pilatus tidak menemukan satu kesalahan pun yang pernah dilakukan oleh Yesus. Pilatus berniat membebaskan Yesus dari tuduhan orang-orang Yahudi. Akan tetapi, orang-orang Yahudi terus menuntut agar Yesus dihukum mati dengan cara disalibkan. Pilatus menjadi bingung bagaimana caranya agar Yesus dapat dibebaskan. Kemudian, Pilatus menyuruh prajurit-prajurit menyiksa Yesus. Yesus diseret ke belakang dan kemudian dicambuki. Tahukah adik-adik bahwa cambuk yang dipakai untuk mendera Yesus itu sangatlah kejam? Cambuk itu bukan hanya terbuat dari kulit keras, tetapi pada ujungnya diberi bola besi yang bergerigi. Dengan demikian, cambuk itu menimbulkan luka memar yang sangat mengerikan. Adik-adik tentu tidak akan tega membayangkan bagaimana Yesus disiksa. Tubuh-Nya penuh dengan luka yang berdarah. Yesus tidak tampan lagi. Tubuh-Nya yang kudus kini telah hancur oleh siksaan prajurit-prajurit bengis. Namun, mengapa Ia disiksa dengan demikian kejam? Yesus menjalani semuanya itu untuk kita. Seharusnya, kitalah yang disiksa. Yesus menggantikan tempat kita. Ia melakukan semuanya itu karena mencintai kita. Ia mau taat menjalankan kehendak Bapa di surga. Bagaimana tanggapanmu tentang semuanya ini? Pertanyaan: Mengapa Yesus Dimahkotai Duri? Adik-adik, Yesus rela dihina dengan dimahkotai duri karena Ia mencintai semua manusia, termasuk adik-adik. Setelah menyiksa Yesus, prajurit-prajurit mengenakan Yesus jubah berwarna ungu. Kemudian, mereka menganyam mahkota duri dan mengenakannya pada kepala Yesus. Yesus meninggalkan kemuliaan-Nya di surga dan menjadi manusia hina. Ia seharusnya memakai mahkota yang sangat indah karena Ia adalah Putra Allah. Tetapi, ia memakai mahkota duri. Seakan-akan mereka mau mengatakan: "Yesus, Engkau mengaku sebagai raja. Rasakanlah mahkota duri ini! Masihkah Engkau berani mengaku sebagai raja?" Mahkota du
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 628 -- Yesus Hidup!
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Yesus Hidup! 628/Maret/III/2013 Shalom, Telur! Itulah bayangan pertama yang mungkin terlontar tentang Paskah saat kita masih kecil, atau bahkan dari anak-anak layan kita saat ini. Tentu saja, saat ini kita tidak ingin jika anak-anak yang kita layani langsung berpikir tentang "telur" ketika peringatan Paskah tiba, bukan? Yesus sudah hidup! Itulah yang harus selalu diingat oleh anak-anak dan orang percaya ketika perayaan Paskah tiba, bahkan harus selalu diingat dalam hidup mereka. Kebangkitan Yesus merupakan peristiwa penting dalam hidup orang percaya karena melaluinya kita memiliki hidup yang kekal dalam Yesus. Ajarkanlah kisah kebangkitan Yesus sesuai kebenaran firman Tuhan kepada anak-anak sehingga mereka memiliki pemahaman yang benar mengenai peringatan Paskah. Salah satu ide untuk melakukan hal ini dapat kita simak dalam Bahan Mengajar edisi ini. Kiranya, menjadi berkat bagi kita semua dan bagi anak-anak yang kita layani. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Jadikan makna kebangkitan Kristus sebagai dasar pengharapan iman kita." (RHO) BAHAN MENGAJAR: "YESUS HIDUP!" Ayat Alkitab: Yohanes 11:35, 20:1-8; 1 Korintus 15:2-22; 1 Timotius 3:16 Ide Pelajaran: Pendahuluan untuk guru dan pemimpin ibadah: Dia yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan. (1 Timotius 3:16) Apa yang membuat Yesus berbeda dari setiap pemimpin agama lainnya dalam sejarah? Apa yang membuat-Nya berbeda dari setiap manusia lain dalam sejarah? Ia hidup benar dan tanpa dosa. Jadi, kematian tidak memiliki kuasa atas diri-Nya. Kematian tidak dapat menahan-Nya. Sebagaimana yang dijelaskan Timotius, Yesus "dibenarkan dalam Roh". Yesus Kristus sudah dibangkitkan dari kematian. Dia hidup! Dia dibangkitkan! Dia sungguh-sungguh dibangkitkan! Inilah kebenaran agung yang kita rayakan dalam perayaan Paskah (kebangkitan Tuhan Yesus): Yesus sudah mati, tetapi sekarang Dia hidup! Akan tetapi, bukan itu saja! Karena kebangkitan Yesus merupakan peristiwa utama dalam proses pembenaran dan keselamatan kita, maka kita juga dapat memiliki hidup: "Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus." (1 Korintus 15:20-22) Hari ini, kita akan memperkenalkan murid-murid kita kepada Dia yang adalah Kebangkitan dan Hidup. Kita akan menantang mereka untuk percaya hanya kepada-Nya sehingga mereka pun dapat hidup. Berikut ini adalah kunci untuk masuk dalam pelajaran ini. Dalam pelajaran ini anak-anak akan tahu: 1. Yesus sudah mati. 2. Namun, Allah membangkitkan Yesus dari kematian. 3. Sekarang, anak-anak dapat memiliki hidup baru di dalam Dia. Penyampaian Pelajaran (5 -- 10 menit): Jangan sekadar membaca outline ini. Pahamilah dan terapkan dalam kehidupan! Selamat pagi, anak-anak! Saya akan menyampaikan sebuah kisah kepadamu. Kisah ini tentang apa yang terjadi setelah Yesus mati di kayu salib. Yesus mati pada hari Jumat. Pastinya, hari itu merupakan saat-saat yang menyedihkan. Teman-teman Yesus tidak tahu apa yang akan terjadi. Mereka tidak mengerti mengapa Yesus harus mati. Pada hari Jumat sore, tubuh Yesus diturunkan dari salib dan dibungkus dalam potongan kain panjang. Yesus diletakkan dalam kuburan orang yang kaya. Sebuah batu besar menutup lubang untuk masuk ke dalam makam, dan tentara berdiri di luar untuk memastikan bahwa tidak ada yang terjadi dengan tubuh Yesus. Yesus sudah mati. Alkitab mengatakan kepada kita tentang yang terjadi kemudian. (Ambil Alkitabmu dan buka Yohanes 20.) Hari Minggu pagi, ketika masih gelap, teman Yesus, Maria Magdalena, pergi ke kubur itu dan melihat bahwa batu besar yang menutup pintu makam itu sudah bergeser! Maria pun melarikan diri. Menurutmu, mengapa Maria melarikan diri? (Biarkan anak-anak menjawab.) Apakah Maria takut? Apa yang mungkin telah terjadi? Tubuh Yesus tidak ada dalam kubur itu. Batu penutup makam itu sudah bergeser! Maria berlari menemui dua teman Yesus, Simon Petrus dan teman lain yang sangat dikasihi Yesus. Jadi, Petrus dan temannya itu berlari dengan cepat ke kubur Yesus. (Mintalah anak-anak berdiri dan berlari di tempat.) Teman Petrus berlari dengan sangat cepat sehingga ia lebih dahulu tiba di kubur. (Mintalah anak-anak berhenti dan duduk.) Menurutmu, mengapa teman-teman Yesus itu berlari? (Biar
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 629/Maret 2013 -- Makna Paskah
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Makna Paskah 629/Maret/IV/2013 Salam sukacita, Sebelum menyimak sajian dalam edisi ini, sejenak pikirkanlah dahulu bagaimana kita menjawab pertanyaan sederhana yang merupakan judul tip edisi ini. Apakah anak Anda tahu mengapa kita merayakan Paskah setiap tahun? Apa pun jawaban Anda, yang pasti setiap saat kita membutuhkan pertolongan Roh Kudus untuk menjelaskan kepada anak-anak tentang makna Paskah yang sebenarnya kepada mereka. Hindarilah "hiasan atau bumbu" perayaan yang tidak ada hubungannya dengan Paskah itu sendiri. Semenarik apa pun acara Paskah yang kita adakan di sekolah minggu, jika anak-anak tidak mengerti bahwa Yesus sudah mati dan bangkit untuk melepaskan mereka dari dosa, sia-sialah waktu, dana, dan tenaga yang kita keluarkan untuk acara tersebut. Akhir kata, segenap Redaksi e-BinaAnak mengucapkan, "Selamat memperingati kematian dan kebangkitan Kristus! Kiranya, hati kita dipenuhi ucapan syukur dan sukacita karena kita sudah dilepaskan dari hukuman kekal!" Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu." (1 Korintus 15:14) < http://alkitab.mobi/tb/1Ko/15/14/ > TIP: APAKAH ANAK ANDA TAHU MENGAPA KITA MERAYAKAN PASKAH? Suatu hari, Kakek Bob melihat Julie, cucunya yang berusia empat tahun, bermain dengan dua orang temannya di halaman belakang. Saat itu hampir Paskah dan ia ingin tahu seberapa banyak anak-anak itu memahami Paskah. Kakek Bob mendekati tiga gadis kecil itu dan bertanya, "Ayo, siapa yang tahu mengapa kita merayakan Paskah setiap tahun?" Salah satu teman Julie berceloteh, "Oh, saat Paskah kita bisa duduk di pangkuan kelinci yang besar dan mengatakan kepadanya apa pun yang kita inginkan untuk hadiah Paskah kita." Jawaban teman Julie yang kedua tidak lebih baik, "Tidak, tidak, tidak! Paskah adalah saat kamu memasang pohon dan menggantungkan telur-telur di situ. Dan, saat kamu bangun pada hari Minggu, kamu akan mendapati banyak hadiah di bawah pohon, dan ...!" Pada titik ini, Kakek Bob menginterupsi dan dengan lembut berkata, "Tebakan yang bagus. Julie, apakah kamu tahu mengapa kita merayakan Paskah?" Julie mengangguk dan berkata, "Paskah adalah saat Yesus disalibkan. Ia mati dan murid-murid-Nya membaringkan tubuh-Nya di sebuah kubur. Dan, pada hari ketiga, batu yang menutupi kubur itu terbuka " Kakek sangat senang karena Julie tahu cukup banyak. Bagaimana kita juga bisa menolong anak-anak memahami Paskah yang sebenarnya? 1. Ajarkan Anak untuk Memahami Pesan Paskah Sejak Dini Dari pengalaman, saya tahu bahwa jika kita menceritakan kisah Paskah dengan cara yang dapat dimengerti anak-anak, mereka mampu memahami pesan Paskah. Masa Paskah kali ini merupakan kesempatan besar untuk memberi tahu anak-anak mengenai kebutuhan mereka akan keselamatan. Banyak anak dapat memahami dan mengalami kasih karunia Allah pada usia yang sangat dini. Bahkan, banyak pemimpin besar gereja menjadi Kristen ketika mereka masih muda. Tentang Polikarpus, seorang pemimpin gereja pada abad kedua, dikatakan bahwa ia berjalan dengan Allah selama 86 tahun sebelum meninggal pada usia 95 tahun. Berapa lama ia harus menjadi seorang anak sebelum ia dapat menempatkan iman yang menyelamatkan dalam Yesus Kristus?(usul: kalimatnya bukan di paragraf ini,tp ikut paragraf selanjutnya. terjemahan=> Di usia berapakah seorang anak dapat memiliki iman yang menyelamatkan di dalam Yesus Kristus?) C.H. Spurgeon, pengkhotbah besar dari Inggris, berkata, "Seorang anak yang mengenal dosanya dapat diselamatkan karena percaya."***(usul: seorang anak yang dapat menyadari bahwa ia berbuat dosa, dapat menyadari bahwa ia dapat percaya)*** Saya berusia enam tahun ketika mulai mengerti bahwa saya memerlukan pengampunan. Saya ingat bagaimana saya begitu menyadari dosa-dosa saya. Ketika malam tiba, saya akan berbaring di tempat tidur dengan gemetar. Saya takut tidur pada malam hari karena ngeri membayangkan bahwa saya akan mati dan menghabiskan hidup di neraka. Jadi, pada suatu Minggu malam, saya mengatakan pada ibu bahwa sudah saatnya saya menyerahkan hidup pada Kristus. Dan pada malam itu, dengan tangis yang hampir pecah, saya berjalan menyusuri lorong gereja untuk bersaksi mengenai keinginan menjadikan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan saya. Itu adalah keputusan terpenting yang pernah saya buat dalam hidup saya. Dan, saya bersyukur untuk orang tua yang telah setia membimbing saya hingga ke titik tersebut. Terlepas dari usia, anak-anak (dan siapa saja) perlu mengetahui dasar-dasar berikut ini untuk menjadi seorang Kristen. a. Anak-anak perlu diajar untuk mengerti siapakah Tuhan dan bagaimana Ia mencintai mereka. b. Tu
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 629/Maret 2013 -- Makna Paskah
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Makna Paskah 629/Maret/IV/2013 Salam sukacita, Sebelum menyimak sajian dalam edisi ini, sejenak pikirkanlah dahulu bagaimana kita menjawab pertanyaan sederhana yang merupakan judul tip edisi ini. Apakah anak Anda tahu mengapa kita merayakan Paskah setiap tahun? Apa pun jawaban Anda, yang pasti setiap saat kita membutuhkan pertolongan Roh Kudus untuk menjelaskan kepada anak-anak tentang makna Paskah yang sebenarnya kepada mereka. Hindarilah "hiasan atau bumbu" perayaan yang tidak ada hubungannya dengan Paskah itu sendiri. Semenarik apa pun acara Paskah yang kita adakan di sekolah minggu, jika anak-anak tidak mengerti bahwa Yesus sudah mati dan bangkit untuk melepaskan mereka dari dosa, sia-sialah waktu, dana, dan tenaga yang kita keluarkan untuk acara tersebut. Akhir kata, segenap Redaksi e-BinaAnak mengucapkan, "Selamat memperingati kematian dan kebangkitan Kristus! Kiranya, hati kita dipenuhi ucapan syukur dan sukacita karena kita sudah dilepaskan dari hukuman kekal!" Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu." (1 Korintus 15:14) < http://alkitab.mobi/tb/1Ko/15/14/ > TIP: APAKAH ANAK ANDA TAHU MENGAPA KITA MERAYAKAN PASKAH? Suatu hari, Kakek Bob melihat Julie, cucunya yang berusia empat tahun, bermain dengan dua orang temannya di halaman belakang. Saat itu hampir Paskah dan ia ingin tahu seberapa banyak anak-anak itu memahami Paskah. Kakek Bob mendekati tiga gadis kecil itu dan bertanya, "Ayo, siapa yang tahu mengapa kita merayakan Paskah setiap tahun?" Salah satu teman Julie berceloteh, "Oh, saat Paskah kita bisa duduk di pangkuan kelinci yang besar dan mengatakan kepadanya apa pun yang kita inginkan untuk hadiah Paskah kita." Jawaban teman Julie yang kedua tidak lebih baik, "Tidak, tidak, tidak! Paskah adalah saat kamu memasang pohon dan menggantungkan telur-telur di situ. Dan, saat kamu bangun pada hari Minggu, kamu akan mendapati banyak hadiah di bawah pohon, dan ...!" Pada titik ini, Kakek Bob menginterupsi dan dengan lembut berkata, "Tebakan yang bagus. Julie, apakah kamu tahu mengapa kita merayakan Paskah?" Julie mengangguk dan berkata, "Paskah adalah saat Yesus disalibkan. Ia mati dan murid-murid-Nya membaringkan tubuh-Nya di sebuah kubur. Dan, pada hari ketiga, batu yang menutupi kubur itu terbuka " Kakek sangat senang karena Julie tahu cukup banyak. Bagaimana kita juga bisa menolong anak-anak memahami Paskah yang sebenarnya? 1. Ajarkan Anak untuk Memahami Pesan Paskah Sejak Dini Dari pengalaman, saya tahu bahwa jika kita menceritakan kisah Paskah dengan cara yang dapat dimengerti anak-anak, mereka mampu memahami pesan Paskah. Masa Paskah kali ini merupakan kesempatan besar untuk memberi tahu anak-anak mengenai kebutuhan mereka akan keselamatan. Banyak anak dapat memahami dan mengalami kasih karunia Allah pada usia yang sangat dini. Bahkan, banyak pemimpin besar gereja menjadi Kristen ketika mereka masih muda. Tentang Polikarpus, seorang pemimpin gereja pada abad kedua, dikatakan bahwa ia berjalan dengan Allah selama 86 tahun sebelum meninggal pada usia 95 tahun. Pada usia berapakah seorang anak dapat memiliki iman yang menyelamatkan di dalam Yesus Kristus? C.H. Spurgeon, pengkhotbah besar dari Inggris, berkata, "Seorang anak yang dapat menyadari bahwa ia berbuat dosa, dapat menyadari bahwa ia dapat percaya." Saya berusia enam tahun ketika mulai mengerti bahwa saya memerlukan pengampunan. Saya ingat bagaimana saya begitu menyadari dosa-dosa saya. Ketika malam tiba, saya akan berbaring di tempat tidur dengan gemetar. Saya takut tidur pada malam hari karena ngeri membayangkan bahwa saya akan mati dan menghabiskan hidup di neraka. Jadi, pada suatu Minggu malam, saya mengatakan pada ibu bahwa sudah saatnya saya menyerahkan hidup pada Kristus. Dan pada malam itu, dengan tangis yang hampir pecah, saya berjalan menyusuri lorong gereja untuk bersaksi mengenai keinginan menjadikan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan saya. Itu adalah keputusan terpenting yang pernah saya buat dalam hidup saya. Dan, saya bersyukur untuk orang tua yang telah setia membimbing saya hingga ke titik tersebut. Terlepas dari usia, anak-anak (dan siapa saja) perlu mengetahui dasar-dasar berikut ini untuk menjadi seorang Kristen. a. Anak-anak perlu diajar untuk mengerti siapakah Tuhan dan bagaimana Ia mencintai mereka. b. Tuhan itu suci. Ia sempurna. Kita tidak sempurna. c. Tuhan itu adil. Ia selalu adil. Kita tidak pernah adil dalam setiap keputusan yang kita buat. d. Tuhan Mahakuasa. Ia tahu semua hal. Tidak semua hal kita tahu. e. Tuhan berdaulat. Ia yang mengatur. Kita tidak berhak mengatur. f. Tuhan a
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 630 -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (I)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (I) 630/April/I/2013 Salam damai Kristus, Puji Tuhan, e-BinaAnak bisa menyapa Anda lagi pada bulan April ini. Tetap semangat dalam melayani Tuhan, ya! Kali ini, e-BinaAnak menyoroti tentang peranan orang tua dalam membina karakter anak. Tidak mudah untuk membina anak di tengah perkembangan zaman yang penuh dengan godaan, baik secara materi, relasi, pola hidup, bahkan hal rohani. Sebagai orang tua Kristen atau pelayan anak, kita punya tanggung jawab yang besar untuk pertumbuhan anak-anak kita. Kita juga perlu "berjuang" untuk peka terhadap setiap godaan yang menyerang anak dan belajar mengajarkan cara untuk "menang" dalam situasi tersebut kepada anak. Simaklah sajian kami dan terapkanlah pelajaran yang Anda temukan dalam edisi ini. Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Benih yang kita tabur hari ini akan menentukan jenis buah yang akan kita tuai esok hari. (Anonim) ARTIKEL: MELATIH ANAK UNTUK MEMPUNYAI PRINSIP Salah satu penyebab mengapa menjadi orang tua pada abad ini sangat susah adalah karena pikiran kita ditantang oleh melimpahnya godaan yang dialami anak-anak kita. Kita bertanya dengan waswas dalam diri kita, "Mampukah saya mendidik mereka hingga mencapai masa depan yang baik? Bukankah kredibilitas saya bakal tercermin lewat anak-anak saya?" Ada banyak contoh yang membuktikan bahwa menumbuhkan kebiasaan doa dan membaca Alkitab dalam keluarga tidak menjadi jaminan bahwa anak bertumbuh dengan baik. Saya mengenal keluarga hamba Tuhan yang terkenal. Mereka hebat dalam berkhotbah dan mengajar sampai menarik ribuan bahkan puluhan ribu orang Kristen, tetapi punya anak nakal dan pecandu obat terlarang. Padahal, dalam keluarga ini "family altar" menjadi "sarapan pagi". Sebaliknya, tidak sedikit keluarga yang tidak mempedulikan suasana rohani bagi anak-anaknya, tetapi justru menjadi keluarga yang berhasil. Anak-anak mereka menjadi sarjana, mendapat pekerjaan baik, menikah, dan mereka juga hidup mandiri. Sebenarnya, bukan hanya narkoba yang menjadi tantangan anak-anak kita. Banyak hal lain: misalnya seks bebas, konsumerisme atau kemanjaan, nafsu/keinginan (hedonis), judi, kekerasan, dll.. Jadi, bagaimana seharusnya? Membiarkan anak-anak memilih jalan sendiri atau cukuplah dengan membimbing mereka sejak dini dalam memahami isi Alkitab? Yang utama: Teladan Anak itu anugerah! Setiap orang tua harus menyadarinya. Setiap kali Tuhan menitipkan seorang anak dalam keluarga, Tuhan punya rencana atas anak dan keluarga itu. Sebagai orang percaya, kita beriman bahwa anak-anak kita juga adalah anak-anak yang sudah diselamatkan Tuhan, bukan saja waktu mereka menyatakan diri sebagai orang percaya (baptis atau sidi), tetapi sejak mereka ada dalam kandungan. Agar penyelamatan Tuhan itu dialami anak-anak kita pada waktunya, kita harus menyediakan waktu secara khusus untuk membimbing dan mendidik mereka dalam mengenal Juru Selamat. Saya tidak percaya pada orang yang berkata, "Yang penting kualitas waktunya." Itu hanya perkataan orang tua untuk membenarkan diri. Siapa yang memberi nilai pada "kualitas waktu" kita untuk anak? Pada usia berapa pun, setiap anak membutuhkan orang tua di sampingnya. Bagaimana perasaan anak jika hanya pembantu yang ditemuinya di rumah? Hubungan ibu dan anak sangat penting pada tahun-tahun pertama seorang anak karena dapat mempengaruhi masa dewasa mereka. Sayangnya, walaupun hasil riset memiliki dampak yang baik, faktanya para ibu memiliki berbagai alasan untuk tetap lebih senang bekerja daripada bersama anak-anak mereka (misalnya, karena kebutuhan materi atau status). Anak-anak membutuhkan orang tua untuk dijadikan teladan. Jika orang tua jarang di rumah, siapa yang akan diteladani? Anak-anak ingin belajar dari orang tuanya bagaimana menghadapi kesulitan, mereka ingin diskusi, mengobrol, dan bercerita. Mereka punya orang tua yang bisa mereka percaya dan mengerti isi hati mereka. Berikan Masukan Berharga Dewasa ini, televisi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam sebuah keluarga. Hendaknya orang tua berhati-hati terhadap dampaknya. Jangan sampai acara televisi mengatur jadwal kita. Saya mengusulkan agar orang tua membelikan anaknya buku-buku yang baik, yang berisi banyak teladan baik agar pemikiran anak diisi hal-hal baik. Kalau bisa, tontonlah film-film yang ditonton lewat VCD. Tujuannya agar perhatian anak dari televisi teralihkan. Untuk itu, mendampingi mereka saat menonton menjadi suatu keharusan. Pada usia balita, sebaiknya anak-anak jangan diperkenalkan pada kekerasan yang terdapat di film-film maupun siaran berita TV. Pada usia ini, anak-anak hanya meniru saja apa yang mereka lihat. Karena itu, jangan pernah katakan, "Anak nakal!" pada anak Anda, apalagi jika umurnya baru 1 -- 3 tahun! Sia
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 631/April 2013 -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (II)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (II) 631/April/II/2013 Salam damai Kristus, Salah satu karakter yang harus dimiliki oleh anak-anak adalah "taat". Dalam Kisah Para Rasul 5:29 dikatakan, "... Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia." Untuk itu, guru sekolah minggu harus mengajarkan kepada anak-anak layan, bagaimana hidup taat pada Allah. Melalui bahan mengajar dalam edisi ini, kami menyajikan kisah Adam dan Hawa dalam taman Eden, yang dapat menjadi refleksi bagi kita semua akan pentingnya ketaatan pada Allah. Selain itu, beberapa Sahabat Facebook e-BinaAnak juga berbagi berkat mengenai cara membina karakter anak usia dini, yang bisa Anda baca di kolom Sua Pelayan Anak. Silakan menyimak sajian e-BinaAnak, Tuhan memberkati pelayanan kita semua. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu. (Amsal 29:17) < http://alkitab.mobi/?amsal+29:17 > BAHAN MENGAJAR: ADAM DAN HAWA TIDAK TAAT Bahan Alkitab: Kejadian 2:15-18; 3:1-24 Tujuan: Menolong anak-anak untuk: 1. Mengetahui bahwa Tuhan menyenangi anak-anak yang taat, tetapi menghukum mereka yang tidak taat. 2. Bersikap mau dan berani mengakui kesalahan. 3. Mengucap syukur atas pengampunan setelah memintanya kepada Tuhan. Tafsiran: Dalam Kejadian 2:15-17 manusia ditempatkan di bawah ujian: kemerdekaan disertai syarat harus setia dan taat. Di tengah-tengah segala perlengkapan yang diberikan Tuhan kepada mereka, diberikan pula suatu larangan, dan larangan itulah yang merupakan ujian. Hawa diperdayakan ular, dan ia makan buah yang tidak boleh dimakannya. Kemudian, ia bertindak sebagai penggoda pula. Menurut pikirannya, ia bebas dan merdeka, tetapi ia telah menjadi budak Iblis yang kemudian diperalat untuk menggoda Adam, suaminya (baca 1 Timotius 2:14). Laki-laki itupun memakannya dan turut jatuh ke dalam dosa. Biasanya, sebelum dosa itu terjadi, terlihat sangat menarik, tetapi segera sesudah perbuatan itu dilakukan, datanglah kesadaran yang disertai perasaan kaget. Demikian juga halnya Adam dan Hawa di taman Firdaus, sesudah mereka memakan buah itu, terlihatlah oleh mereka bahwa mereka itu telanjang; timbullah dalam hati mereka perasaan malu. Mereka malu satu dengan yang lain, masing-masing merasa dirinya bersalah. Manusia itu merasa seluruh hidupnya berubah sesudah memakan buah itu; kesempurnaan pada mereka hilang, hatinya tidak tenang lagi, dan damai telah lenyap. BAHAN PENUNJANG Ayat hafalan: Kisah Para Rasul 5:29 "Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia." Tulislah ayat ini pada papan tulis sebagai berikut: Kita harus lebih taat kepada Allah. Saya harus lebih taat kepada Allah. ... harus lebih taat kepada Allah. Alat peraga: Berlatihlah untuk membuat lukisan dengan cepat pada papan tulis, yang menggambarkan taman serta pohon di tengahnya. Gambar tentang jatuhnya manusia ke dalam dosa sebagai berikut: Nyanyian: "Ajarlah 'Ku, Tuhan" - Puji Tuhan no. 80 DALAM KEBAKTIAN 1. Pengarahan 2. Ayat hafalan: a. GSM membimbing anak-anak membaca Kisah Para Rasul 5:29, kemudian menjelaskan arti 'taat' dengan bahasa anak-anak atau dengan contoh-contoh sederhana. b. Perlihatkan tulisan pada papan tulis, lalu bacalah bersama-sama. Ulangi sekali lagi, gantilah kata 'kita' dengan kata 'saya'. Sekarang, gantilah 'saya' dengan nama anak masing-masing, lalu bacalah beberapa kali. c. Hafalkan bersama-sama. 3. Permainan: Adakan permainan di mana anak-anak harus menaati apa yang diperintahkan. Sebaiknya, yang diperintahkan itu adalah hal-hal yang menolong atau menyatakan perhatian kepada orang lain. INTI PELAJARAN Pendahuluan: Adam tinggal di sebuah taman buatan Tuhan, taman Eden namanya. Taman itu indah sekali, lagi pula penuh dengan pohon-pohon yang berbuah lebat. Suatu hari, Tuhan menunjukkan kepada Adam sebuah pohon yang letaknya di tengah-tengah taman itu. Tuhan berkata, "Adam, semua pohon dalam taman ini boleh engkau makan buahnya. Namun pohon yang satu ini, yaitu pohon pengetahuan baik dan jahat, sekali-kali jangan engkau makan buahnya. Karena engkau akan mati bila memakannya." Adam mendengar dan mengerti apa yang Tuhan perintahkan. Setiap kali ia melihat pohon itu, ia teringat akan perintah Tuhan kepadanya. Teman Adam Meskipun dikelilingi oleh banyak pohon dan binatang, Adam merasa kesepian. Oleh karena itu, Allah membuat seorang manusia lagi sebagai teman Adam. Tahukah kamu, siapa yang Tuhan ciptakan? Tuhan membuat seorang wanita. Adam gembira sekali dan menamai wanita itu Hawa. Mereka berdua hidup dengan sangat senang dalam taman Eden. Godaan Terhadap Hawa Pada suatu hari, ketika Hawa berjalan-jalan di taman, dihampirinya pohon pengetahuan baik dan jahat di tengah taman itu. (GSM me
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 632/April 2013 -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (III)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (III) 632/April/III/2013 Shalom, Karakter yang baik dalam diri seorang anak menjadi kerinduan setiap orang tua. Tidak jarang, orang tua terjebak dalam tradisi lama keluarga yang sebenarnya "kurang baik" dan menerapkannya pada anak. Namun, pada kenyataannya, semua itu sudah terlanjur diajarkan pada anak, dan orang tua mengalami kesulitan untuk mengubahnya. Melalui e-BinaAnak edisi 625 ini, kami memberikan langkah-langkah praktis untuk membantu Anda mengubah cara mendidik anak, yang bisa Anda terapkan dalam pelayanan anak maupun keluarga Anda. Untuk melakukannya, tentu saja harus ada kerja sama antara pelayan anak atau orang tua dengan anak. Selamat menyimak edisi ini. Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> "Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu." (Amsal 1:8) < http://alkitab.mobi/?amsal+1:8 > TIP: PEDOMAN UNTUK BERUBAH Anda mungkin ingin menyusun rencana untuk mengembangkan karakter anak Anda, tetapi terhalang oleh kebiasaan lama. Seperti orang tua pada umumnya, mungkin tanpa sengaja Anda sudah mendidik dengan cara yang sekarang Anda ketahui kurang baik, dan bahkan mungkin berbahaya bagi anak Anda. Anda bertanya, "Ke mana saya harus melangkah? Bagaimana saya berubah?" Perubahan dapat terjadi, dan berikut ini adalah beberapa langkah yang akan membantu Anda mengubah cara Anda mendidik anak. 1. Tuliskan cara mendidik yang Anda inginkan dan apa yang Anda harapkan terjadi pada anak Anda. Cara ini sangat berpengaruh apabila ayah dan ibu bekerja sama. Setelah Anda menuliskan jawaban Anda masing-masing, sampaikanlah rencana Anda masing-masing. Berjanjilah untuk saling membantu dalam melakukan rencana yang baru ini. Masing-masing harus bertanggung jawab dan saling mendoakan setiap hari. 2. Bicarakan rencana Anda dengan anak Anda. Duduklah dengan anak Anda dan beritahukan kepadanya tentang rencana Anda untuk kehidupannya. Terangkan sebanyak mungkin yang dapat ia mengerti, tentang bagaimana ia dapat mengharapkan Anda bersikap dengan pendekatan yang baru. Ada orang tua yang menyebut cara ini adalah "kerja sama yang erat" karena cara ini memberikan arah yang baru bagi kehidupan keluarga. 3. Anda perlu memastikan kepada anak bahwa Anda mengasihinya, dan bahwa Anda bertekad untuk memberikan yang terbaik bagi kehidupannya. Ada orang tua yang mengungkapkannya demikian, "Aku mengasihimu dan aku sangat menghargai hubungan kita. Aku bersyukur bahwa kamu adalah putriku. Namun, aku juga ingin agar kamu tahu bahwa sangatlah penting bagiku untuk menjadi orang tua yang baik. Kamu patut memperoleh yang terbaik." 4. Terangkan tentang cara lama yang kurang tepat. Apabila Anda sedang berusaha mengubah cara mendidik yang tidak baik, misalnya terlalu keras atau kaku. Terangkan cara yang lama ini dengan sederhana agar anak Anda mengerti. Anda dapat berkata, "Ada kalanya aku terlalu keras kepadamu dan tidak mau mengerti apa yang kamu inginkan atau butuhkan. Kadang-kadang, aku lebih memperhatikan apa yang kupikir pantas untukmu dan bukan memikirkan apa yang terbaik untuk pertumbuhanmu." 5. Penting juga bahwa Anda membiarkan anak Anda tahu bagaimana perasaan Anda atas tindakan Anda di masa lalu. Yakinkan anak Anda bahwa ia tidak bertanggung jawab atas cara Anda memperlakukannya. Anda dapat berkata, "Caraku memperlakukanmu bukanlah cara yang ingin kulakukan. Sukar bagiku untuk mengakuinya, tetapi aku tahu bahwa mungkin aku telah membuat hidupmu menjadi berat akibat tindakanku." Bila Anda ingin meminta maaf kepada anak karena tindakan atau perkataan tertentu, sekaranglah waktu yang tepat untuk melakukannya. 6. Dalam masa ini, mintalah juga kepada anak Anda untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan tentang cara Anda mendidik selama ini. Tanyakanlah bagaimana perasaan anak atas pendekatan baru yang telah Anda jelaskan. Jangan memaksa anak Anda untuk segera memberikan tanggapan; mungkin ia perlu waktu untuk memikirkannya. Setelah itu, mintalah agar anak mendoakan Anda untuk upaya Anda yang baru. 7. Laksanakan rencana Anda yang baru. Untuk membantu Anda memulainya, bacalah keras-keras rencana baru yang telah Anda tulis setiap pagi dan sore selama tiga puluh hari. Selama waktu itu, evaluasilah perkembangan Anda pada setiap akhir minggu -- dimulai dari Anda sendiri, kemudian bersama pasangan Anda atau teman yang Anda percayai. Jangan mengharapkan perubahan yang segera terjadi pada diri Anda ataupun anak Anda. Kita semua berubah secara bertahap, tetapi pertumbuhan yang terus-menerus cenderung lebih mantap dan stabil. Apabila anak-anak saya melepaskan diri dari otoritas saya, mereka memerlukan hal-hal berikut ini. 1. Kemampuan dalam Mengambil Keputusan a. Dalam masalah fisik: olahraga, makanan, istirahat, dan lain-l
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 633/April 2013 -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (IV)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (IV) 633/April/IV/2013 Shalom, Setiap guru sekolah minggu (SM) mempunyai tanggung jawab terhadap pertumbuhan karakter anak-anak yang dilayaninya. Hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah karena guru SM harus bisa memberi teladan yang benar, sesuai ajaran Kristus. Melalui Alkitab, kita bisa memberikan pelajaran karakter yang tercermin dari kehidupan Tuhan Yesus dan beberapa tokoh Alkitab yang lainnya. Mari kita jadikan anak-anak SM menjadi pahlawan-pahlawan untuk kemuliaan Tuhan! Selamat menyimak sajian e-BinaAnak kali ini. Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Keberhasilan hidup bagi Kristus tercapai ketika mata kita terus tertuju kepada-Nya. (Anonim) BAHAN MENGAJAR: AKU SIAP JADI PAHLAWAN Bacaan Alkitab: 2 Timotius 2:3-6; Matius 27:39-56 Ayat hafalan 1. "Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa." Mazmur 60:14a 2. "Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya." (2 Timotius 2:3-4 TB) Tujuan pelajaran: Supaya anak siap menjadi pahlawan. Indikator: 1. Anak dapat menceritakan sifat-sifat seorang pahlawan. 2. Anak dapat menyebutkan siapa saja pahlawan dalam Alkitab. 3. Anak dapat mendaftarkan perbuatan yang membuktikan sifat kepahlawanan. 4. Anak dapat membuat pilihan tindakan yang akan dilakukan sebagai bukti bahwa dirinya adalah seorang pahlawan. Kunci jawaban: Nama pahlawan: Ester; Daud, Yusuf; Yesus; Rahab. Nama yang ditemukan: Maria. Mengapa disebut pahlawan? Karena telah membuat anak-anak tersenyum di tempat pengungsian, di mana tidak semua orang mau melakukannya. Persiapan mengajar: 1. Berdoalah supaya melalui pelajaran ini, anak-anak dibentuk Tuhan menjadi pahlawan dalam kehidupan mereka setiap hari. 2. Berdoalah supaya melalui pelajaran hari ini, anak-anak dapat meneladani sifat-sifat para pahlawan. 3. Berdoalah supaya pengajaran Saudara berkuasa dan menjadi berkat bagi semua murid, sehingga mereka tertantang untuk menjadi pahlawan. Penjelasan ayat: Alkitab dipenuhi dengan banyak kisah tentang para pahlawan. Ayat-ayat yang diselidiki pada kegiatan hari kelima ini hanyalah sebagian kecil saja. Ada banyak kisah kepahlawanan dalam Alkitab, yang dapat menjadi teladan bagi anak madya supaya mereka siap menjadi pahlawan. Dalam 2 Timotius 2:3-6, Paulus membekali Timotius dengan nasihat bagaimana seharusnya seorang pekerja Kristus bersikap. Ada tiga gambaran yang Paulus berikan: 1. Gambaran tentara. Seorang tentara tidak memusatkan perhatiannya pada dirinya sendiri. Ia disiplin dan patuh kepada atasan. 2. Gambaran atlet. Seorang atlet bertanding sesuai peraturan yang sudah ditetapkan. Ia tak bisa mengubah peraturan seenak hatinya sendiri. Untuk itu, ia harus menyangkal diri demi mengikuti disiplin yang diterapkan. 3. Gambaran seorang petani. Petani adalah seorang pekerja keras. Ia harus memelihara benih yang sudah ditanam dengan tekun. Pekerjaannya membosankan karena ia harus melakukan hal yang sama setiap hari, yakni menyiram dan merawat tanaman jika ingin menuai hasil yang baik kelak. Itulah tiga gambaran karakter yang harus dimiliki seorang Kristen. Setiap karakter memerlukan ketekunan dan ketahanan jika ingin berhasil. Tentara yang mundur sebelum perang berakhir tak akan melihat kemenangan. Atlet yang berhenti bertanding sebelum pertandingan berakhir, tak akan pernah meraih medali. Dan, petani yang berhenti bekerja sebelum musim panen dimulai, tak akan pernah menuai hasil. Demikianlah mereka sangat berjasa di bidangnya masing-masing, dan menjadi pahlawan bagi kepentingan banyak orang. Matius 27:39-56 menjelaskan tentang kepahlawanan Yesus. Yesus menjadi contoh nyata bagi setiap orang yang siap menjadi pahlawan. Kepahlawanan-Nya sudah terbukti ketika Yesus mati di kayu salib untuk semua manusia. Kisah ini menjelaskan penderitaan yang Yesus alami. Tak ada manusia biasa mampu seperti Yesus menanggung penderitaan fisik yang begitu kejam, penderitaan karena penolakan orang-orang yang dikasihi-Nya, dan penderitaan rohani ketika Allah memperlakukan Dia sebagai orang berdosa. Yesus rela menanggung semua itu demi menaati kehendak Allah dan kasih-Nya kepada manusia. Penyaliban adalah salah satu bentuk hukuman mati yang paling sadis yang pernah diciptakan manusia. Tujuan penyaliban adalah membuat terhukum mati perlahan-lahan dalam penderitaan yang tak tertahankan. Berbagai penyiksaan, baik sebelum maupun selama penyaliban, harus Ia tanggung (ayat 27-37). Penderitaan penolakan yang Yesus tanggung berasal dari para lawan-Nya maupun orang banyak yang dulu pernah menikmati pelayanan kasih-Nya (ayat 39-44). Jurang terdalam penderitaan rohani Yesus adalah ketika Ia berteriak, "Alla
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 634/Mei 2013 -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (I)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (I) 634/Mei/I/2013 Salam sukacita, Dalam kelas sekolah minggu (SM), mungkin pemandangan berikut tidak asing bagi kita. Banyak orang dewasa yang berada di luar atau di salah satu pojok ruang kelas SM. Ada yang mengobrol, bermain HP, atau sekadar memperhatikan anak-anak dalam kelas. Pernahkah kita berpikir akan berapa lama pemandangan seperti ini berlangsung? Apakah ketika di gereja, anak-anak adalah urusan pengurus sekolah minggu saja? Apakah orang tua hanya boleh duduk-duduk, menghabiskan waktu, dan melihat bagaimana kita melayani anak-anak mereka? Jangan biarkan pemandangan "di atas" berlangsung lebih lama lagi! Orang tua perlu dan bisa dilibatkan pula dalam pelayanan anak! Mengapa kita tidak mulai berpikir untuk membuat program pelayanan yang dapat melibatkan guru, anak, dan orang tua? Salah satu langkah awal yang dapat kita lakukan adalah dengan membaca edisi e-BinaAnak sepanjang bulan Mei ini. Dalam edisi minggu ini, kita akan mulai dengan artikel "Bekerja Sama dengan Orang Tua". Mari kita bongkar pikiran lama kita dan mulai menjadikan gereja kita sebagai gereja yang "ramah keluarga", dimulai dari ruang kelas sekolah minggu kita. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> ARTIKEL: BEKERJA SAMA DENGAN ORANG TUA Dalam gereja, ada departemen pelayanan yang mengurus anak-anak, departemen pelayanan yang mengurus remaja, dan pendeta yang mengurus orang dewasa. Pernahkah kita berhenti sesaat untuk mengamati seluruh tubuh yang kita sebut keluarga ini? Kita harus merawat keluarga secara keseluruhan sebagai sebuah organisme, bukan hanya berfokus pada bagian-bagiannya secara terpisah. Selama ini, pola pikir yang dominan dalam pendidikan Kristen mengenai keluarga adalah bahwa untuk "memperkuat seluruh tubuh, Anda harus memperkuat bagian-bagiannya terlebih dahulu". Namun, keluarga membutuhkan kehidupan bergereja yang lebih daripada program-program pelayanan yang terpisah-pisah, atau kegiatan khusus bagi seluruh anggota gereja yang hanya diadakan sesekali. Sebenarnya, banyak kegiatan gereja yang justru memisah-misahkan anggota keluarga. Kita tahu bahwa ada yang salah dengan hal ini, tetapi mencari solusi untuk masalah ini bukanlah sesuatu yang mudah. Kebanyakan pelayanan anak hanya berpusat pada anak-anak yang terdapat di dalamnya tanpa mengikutsertakan orang tua mereka. Kita memang ingin membuat sebuah perbedaan dalam kehidupan keluarga anak-anak layan kita dan ingin membantu para orang tua dalam mengajar anak-anak mereka tentang Tuhan. Namun, tanggapan kita terhadap keinginan tersebut justru dengan membuat sebuah program baru yang di dalamnya tidak melibatkan interaksi antara orang tua dengan anak-anak mereka. Oleh karena itu, daripada membuat pendekatan tambahan semacam ini, lebih baik kita membuat orientasi "gereja yang ramah keluarga", yang berdasarkan pada Alkitab. Jika kita benar-benar ingin bermitra dengan orang tua, kita membutuhkan pola pikir yang baru. Menyeimbangkan Program Perhatikanlah, kebanyakan keluarga memang pergi ke gereja bersama-sama pada Minggu pagi. Namun, sesampainya di gereja, mereka tersebar ke ruangan-ruangan yang terpisah. Anak-anak dan orang dewasa beribadah di tempat yang berbeda dan tidak saling bertemu sampai saat ibadah selesai. Jika demikian, kapan orang tua dan anak-anak bisa terlibat dalam kegiatan pemuridan keluarga? Sulit untuk mengakui hal ini, tetapi mungkin musuh terbesar kita, para pendidik Kristen, adalah diri kita sendiri! Berikut ini adalah beberapa cara untuk membangun keseimbangan yang sehat dalam pelayanan anak dan dalam pembuatan program gereja Anda supaya dapat memenuhi kebutuhan orang tua, anak-anak, dan keluarga. 1. Menyambut orang tua dalam program pelayanan anak. Sebuah kelas sekolah minggu untuk anak-anak prasekolah diramaikan dengan gosip tentang ibu yang meminta duduk di dalam kelas untuk melihat apa yang sedang dipelajari oleh anak. "Apakah ibu itu berpikir kami akan melakukan sesuatu pada anak-anaknya?" "Dia seperti gila kontrol!" Apakah Anda pernah mendengar komentar semacam ini tentang orang tua yang ingin masuk ke kelas anak-anak mereka? Daripada merasa terancam oleh orang tua seperti itu, kita perlu merangkul mereka. Orang tua tidak harus dianggap sebagai orang asing atau penyusup ketika mengunjungi kelas sekolah minggu anak-anak mereka. Tidak ada orang tua yang harus merasa bersalah karena ingin beribadah dengan anak-anaknya. Bentuklah budaya gereja yang ramah keluarga, dengan mengundang para orang tua ke dalam kelas sekolah minggu dan mengikuti program yang Anda buat. Sambutlah mereka sebagai mitra utama dalam pengembangan iman anak-anak mereka. (Lagi pula, siapa tahu Anda dapat menemukan calon guru sekolah minggu yang paling menakjubkan dari seku
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 635/Mei 2013 -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (II)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (II) 635/Mei/II/2013 Salam damai Kristus, Salah satu cara untuk mengajak orang tua terlibat dalam pelayanan anak adalah dengan memberikan dorongan kepada orang tua untuk melakukan renungan Alkitab bersama dengan anak. Rekan-rekan bisa memulainya dengan memberikan bahan-bahan renungan anak kepada orang tua. Pada hari Minggunya, mintalah orang tua bersama anak mereka untuk membagikan berkat firman Tuhan dari renungan tersebut di depan kelas. Dalam edisi kali ini, redaksi memberikan contoh sebuah renungan untuk anak yang bisa digunakan di rumah. Kiranya menolong kita semua untuk semakin kreatif lagi melibatkan orang tua dalam pelayanan anak. Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > "Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya." (Ulangan 8:5) < http://alkitab.mobi/tb/Ula/8/5/ > BAHAN MENGAJAR: RUMAH SAYA YANG HANGAT DAN INDAH Hujan telah turun sejak pagi dan bertambah deras saat Dahlan pulang dari sekolah, seakan-akan dicurahkan dari langit. Sementara itu, angin bertiup dengan kencang. Dahlan menggigil ketika ia berjalan menuju rumahnya. Air hujan terasa menampar-nampar mukanya, dan angin seolah-olah hendak menerbangkan topi dan jas hujannya. Walaupun setiap langkah membawanya semakin dekat ke rumah, Dahlan merasa ia tidak akan pernah sampai ke rumahnya, apalagi dalam keadaan hujan deras seperti ini. Selain itu, langit juga bertambah gelap. Akhirnya, Dahlan melihat cahaya lampu yang berasal dari jendela rumahnya. Ia dapat melihat ibunya sedang bekerja di dalamnya. Dahlan berpikir, "Perjalanan pulang kali ini sungguh mengesankan." Renungan Singkat Tentang Hal Mengucap Syukur 1. Pernahkah kamu berjalan di tengah hujan deras dan angin kencang seperti Dahlan? Bagaimanakah rasanya? Bagaimanakah perasaanmu ketika kamu akhirnya melihat rumahmu? 2. Menurutmu, apakah yang akan dikatakan Dahlan ketika ia masuk ke dalam rumahnya? Apakah yang akan kamu katakan seandainya kamu adalah Dahlan? "Bu, saya pulang! Saya pulang!" teriak Dahlan begitu ia sampai di rumahnya. Sebelumnya, tidak pernah terpikir oleh Dahlan bahwa rumahnya begitu indah dan nyaman. Tampak ibu tersenyum kepadanya. Seisi rumah penuh dengan aroma masakan. Dan, yang paling indah dari segala-galanya, bahwa rumah ini adalah rumahnya. Renungan Singkat Tentang Tuhan Yesus dan Kamu 1. Apakah kamu berterima kasih atas rumahmu? Jika ya, berterimakasihlah kepada orang tuamu malam ini. Juga, berterimakasihlah kepada Tuhan Yesus. Ia telah menolong orang tuamu memperoleh rumahmu. 2. Menurut kamu, apakah rasanya juga akan seperti itu saat kita pulang ke surga? Kadang-kadang, hidup di dunia ini seperti berjalan di tengah hujan deras dan angin kencang, bukan? Betapa indahnya kelak tinggal bersama Tuhan Yesus! Bacaan Alkitab: Mazmur 127:1 Kebenaran Alkitab: Tuhan memberkati rumah orang yang benar. (Amsal 3:33) Doa Terima kasih, ya Tuhan Yesus, atas rumah yang indah dan hangat, dan atas keluarga saya yang tinggal di dalamnya. Amin. Diambil dan disunting dari: Judul asli buku: Little Talks about God and You Judul buku terjemahan: 100 Renungan Singkat untuk Anak-Anak Penulis: V. Gilbert Beers Penerjemah: Dra. Astried Bunardi Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1986 Halaman: 114 -- 115 STOP PRESS: BERGABUNGLAH DENGAN FACEBOOK BIO-KRISTI Apakah Anda rindu untuk mengetahui lebih dalam tentang tokoh-tokoh Kristen yang paling berpengaruh bagi perkembangan kekristenan di dunia? Silakan bergabung dengan Facebook Bio-Kristi. Anda akan mendapatkan berbagai informasi menarik, renungan dan media untuk berbagi berbagai keluhan seputar tokoh-tokoh Kriten. Ini juga kesempatan bagi Anda untuk mengunjungi situs dan publikasi kami yang menyajikan bahan-bahan pengajaran seputar biografi tokoh Kriten. Tunggu apa lagi? Bergabunglah dan jadilah penggemar kami di Facebook Bio-Kristi => http://fb.sabda.org/biokristi Kontak: binaanak(at)sabda.org Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 636/Mei 2013 -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (III)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (III) 636/Mei/III/2013 Salam damai Kristus, Apa yang sudah dilakukan oleh gereja kita untuk melibatkan orang tua dalam pelayanan anak? Atau, kita masih belum tahu bagaimana memulainya? Marilah kita bersama-sama menyimak tip hari ini, yang dapat menolong kita untuk mulai melibatkan orang tua dalam pelayanan anak di gereja. Selain itu, jangan lewatkan beberapa cerita dari rekan-rekan di Facebook e-BinaAnak yang berbagi kisah tentang keterlibatan orang tua dalam pelayanan mereka. Kiranya sajian ini menjadi berkat bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > TIP: MELIBATKAN ORANG TUA DALAM PELAYANAN SEKOLAH MINGGU Apakah kegiatan pelayanan dalam sekolah minggu Anda telah menjalin hubungan yang erat dengan orang tua murid? Dan, apakah setiap orang tua memercayai Anda dan guru-guru SM yang lain untuk membimbing dan mendorong pertumbuhan rohani anak-anak mereka? Menurut pengalaman saya selama dua puluh tahun lebih berkecimpung dalam pelayanan sekolah minggu, mulai dari program-program pelayanan sederhana hingga yang cukup besar, berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda lakukan dan tidak boleh Anda lakukan, yang saya pikir berguna dalam upaya melibatkan orang tua mengajarkan kebenaran Tuhan kepada anak-anak mereka. Boleh Dilakukan! 1. Ajaklah orang tua mengikuti Kelas Pemahaman Alkitab. 2. Selalu hiasi wajah Anda dengan senyuman sehingga orang tua dan anak-anak dapat melihat sukacita dan hasrat Anda yang besar pada dunia pelayanan anak. 3. Luangkan waktu usai sekolah minggu untuk bercerita kepada orang tua mengenai hal-hal positif yang telah dilakukan si anak. 4. Terbukalah kepada orang tua mengenai masalah-masalah yang dihadapi anak, misalnya bila si anak kurang disiplin atau bila ia membutuhkan dorongan lebih supaya tetap fokus di kelas. 5. Dukung dan ciptakan kondisi lingkungan yang kondusif sehingga anak-anak dapat belajar sekaligus bermain di gereja. 6. Bicarakanlah mengenai pemahaman Alkitab; bagikan buku panduan mengajar dan bahan-bahan penunjang lain sehubungan dengan Kelas Pemahaman Alkitab mingguan kepada orang tua. 7. Mintalah orang tua mengawasi anak mereka, terutama jika si anak telah absen ke sekolah minggu lebih dari satu/dua kali. 8. Bagikan bahan-bahan tambahan, aktivitas, dan informasi yang bisa dikerjakan di rumah untuk memperkuat kegiatan pemahaman Alkitab mingguan. 9. Libatkan orang tua dalam kelas khusus, kegiatan sekolah minggu, atau acara dan program khusus lainnya. 10. Buat dan berikan kartu ucapan yang berisi dorongan semangat pada anak yang pertama kali datang sekolah minggu atau yang sedang sakit. Jangan Lakukan! 1. Acuh tak acuh terhadap kehadiran orang tua yang menjemput anak mereka dari sekolah minggu atau acara pelayanan anak lainnya. 2. Membiarkan keadaan dan kondisi hati yang buruk atau sakit kepala yang Anda alami mengganggu pelayanan Anda, sehingga Anda menyapa orang tua dengan sikap yang kurang menyenangkan. 3. Mengatakan perilaku negatif si anak kepada orang tua, dan orang lain dapat mendengarnya. 4. Membuat orang tua merasa tertekan dan melihat bahwa Anda bukanlah orang yang ramah. 5. Memperlakukan anak dengan sikap yang kurang baik di sekolah minggu maupun dalam program pelayanan anak yang lain. 6. Menghambat pertumbuhan rohani anak-anak. 7. Tidak punya waktu untuk membangun relasi dengan anak-anak dan orang tua mereka. 8. Membatasi diri Anda dengan hanya menggunakan kurikulum yang telah ada untuk menguatkan pemahaman Alkitab. 9. Membuat orang tua berpikir bahwa sekolah minggu hanyalah sebatas jasa penitipan anak. 10. Mengabaikan pentingnya presensi. Melalui kerja sama antara guru sekolah minggu dan orang tua dalam upaya memenuhi kebutuhan spiritual anak dan mengajar mereka tentang kebenaran Allah, kita dapat membuat perbedaan bagi tujuan kerajaan-Nya. Bukan hanya para guru SM yang akan mengalami sukacita berlimpah, namun anak-anak juga akan merasa bahwa mereka istimewa dan senang datang ke sekolah minggu atau gereja. JANGAN: Lupa membagikan kasih Tuhan kepada setiap orang tua dan anak yang Anda jumpai dalam pelayanan Anda, dan lupa meneladani anugerah-Nya. LAKUKAN: Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. (Amsal 22:6) LAKUKAN: Bekerjasamalah dengan orang tua untuk membuat perbedaan dalam hidup anak, dan bantulah mereka untuk tumbuh menjadi pemenang rohani yang mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran. (t/Amy G.) Diterjemahkan dari: Nama situs: HeartPrints Alamat URL: http://blogs.bible.org/heartprints/lisa_goodyear/how_to_include_parents_in_children%E2%80%99s_ministry...%E2%80%9Dten_do%E2%80%99s_and_don%E2%80%99ts%E2%80%9D Judul asli artikel: How to Include Parents in Childrens Ministry..."Ten
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 637/Mei 2013 -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (IV)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (IV) 637/Mei/IV/2013 Salam damai Kristus, Rekan-rekan terkasih, apakah Anda sudah mulai mencoba melibatkan orang tua dalam pelayanan anak di gereja Anda? Bagaimana hasilnya? Kami berharap, langkah awal, sekecil apa pun, dapat menjadi sesuatu yang besar untuk pengembangan pelayanan anak, yang adalah generasi masa depan gereja. Minggu ini, kami menyajikan sebuah ide kegiatan yang diharapkan dapat menolong anak untuk semakin menghormati orang tuanya. Seorang anak yang sudah tahu arti penting menghormati orang tua, akan lebih terbuka pikirannya dalam menerima setiap pengajaran dari orang tua mereka, baik di rumah maupun di sekolah minggu/gereja. Simak pula sebuah renungan yang dapat Anda bagikan kepada orang tua murid, tentang apa yang Alkitab katakan mengenai tanggung jawab orang tua dalam melayani anak-anak mereka. Kiranya menjadi berkat. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > Tanggung jawab terbesar orang tua adalah untuk menunjukkan jalan ke arah Allah. (JDB) BAHAN MENGAJAR: IDE KEGIATAN BELAJAR MENGHORMATI ORANG TUA Salah satu pelajaran yang paling penting bagi anak-anak, remaja, atau pemuda adalah belajar menghormati orang tua mereka. Perintah kelima dari Sepuluh Hukum Allah, pada kenyataannya, mensyaratkan orang-orang Kristen untuk menghormati orang tua mereka. Sekolah Minggu adalah tempat yang ideal untuk mengajarkan pelajaran berharga ini kepada anak-anak. Dan, cara yang efektif untuk melakukan ini adalah dengan permainan untuk membantu mereka memahami pentingnya hukum tersebut. 1. Pelajaran dari Kitab Efesus Bacalah Efesus 6:1-3, "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi." < http://alkitab.mobi/?Efesus+6:1-3 > Berikan definisi untuk kata-kata bentuk "aktif" dalam teks di atas bersama dengan siswa. Misalnya, "taatilah", "hormatilah", dst.. Pastikan mereka memahami implikasinya. Diskusikan dengan anak-anak, hal-hal apa saja yang sudah dilakukan orang tua untuk mereka dan mengapa mereka yakin bahwa orang tua melakukan semua itu untuk mengurus mereka. Diskusikan mengapa Alkitab mengatakan bahwa kita akan memiliki hidup lebih lama jika kita mematuhi orang tua kita. Pastikan siswa memahami gagasan bahwa orang tua tidak menerima imbalan atas tindakan mereka, kecuali anak-anak berterima kasih kepada mereka. Doronglah anak untuk mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan tawarkan bantuan kepada orang tua ketika mereka bisa. 2. Contoh dalam Menghormati Orang Tua Mintalah siswa sekolah minggu berpartisipasi dalam kegiatan "memberikan contoh baik dan buruk dalam menghormati orang tua". Bagilah kelas ke dalam kelompok kecil atau Anda dapat melakukan aktivitas dengan semua anak dalam satu kelompok, tergantung pada jumlah siswa dan seberapa baik mereka bekerja sama. Buatlah daftar skenario contoh-contoh yang baik dan buruk dalam menghormati orang tua. Contoh yang baik misalnya, "Melakukan apa yang ibu minta tanpa membantah", atau "Berterima kasih kepada ayah yang memasak makan malam". Contoh yang buruk misalnya, "Membantah ibu yang meminta kamu membersihkan kamar sendiri", atau "Mengeluh untuk makanan yang sudah disediakan untuk makan malam". Buatlah lebih banyak skenario lagi. Mintalah siswa berdiskusi, mengapa masing-masing contoh bisa dikategorikan sebagai contoh yang baik ataupun contoh yang buruk dalam menghormati orang tua. Bagaimanakan contoh yang buruk dapat dibuat lebih baik? Mengapa penting bagi mereka untuk menghormati orang tua? 3. Yang Aku Suka dari Orang Tuaku Mintalah anak membuat kartu atau surat untuk orang tua mereka. Dalam suratnya itu, anak harus menuliskan daftar hal yang mereka sukai tentang orang tuanya. Misalnya, "Aku suka saat ayah dan ibu menceritakan cerita sebelum aku tidur", atau "Aku suka kalau ayah selalu mengajakku bermain bola sebentar pada sore hari". Anak harus menghias kartu mereka sehingga surat mereka merupakan surat yang sangat pribadi untuk orang tua mereka. Anda bahkan dapat meminta mereka untuk membawa foto orang tua mereka yang dapat disisipkan ke dalam surat atau kartu mereka. Sementara siswa menghias, ajukan pertanyaan serupa seperti di atas, mengapa penting bagi kita untuk mengingat hal-hal yang sudah dilakukan orang tua untuk kita, dan bagaimana kita dapat berterima kasih kepada mereka. (t/Davida) Diterjemahkan dan disunting dari: Nama situs: eHow Alamat URL: http://www.ehow.com/list_5953727_sunday-school-games-honor-parents.html Penulis: Samantha Volz Tanggal akses: 21 Mei 2013 MUTIARA GURU: DUNIA ANAK Bacaan: Ulangan
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 638/Mei 2013 -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (V)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (V) 638/Mei/V/2013 Salam damai Kristus, Untuk melibatkan orang tua dalam pelayanan anak, pengurus pelayan anak di gereja perlu menetapkan beberapa strategi. Dalam edisi akhir bulan Mei ini, redaksi menyajikan pengalaman dari beberapa pengurus pelayan anak yang sudah sukses melibatkan orang tua dalam pelayanan mereka. Kiranya bisa menjadi ide bagi gereja-gereja di Indonesia untuk membuka lebih lebar pintu keterlibatan orang tua dalam pelayanan anak di gereja. Selamat membaca. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > "Libatkanlah orang tua dalam pelayanan anak di gereja karena orang tua membutuhkan hal itu untuk menolong mereka mengajarkan nilai-nilai kebenaran tentang Allah kepada anaknya." (DW) TIP: MENYUKSESKAN KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PELAYANAN ANAK Orang tua masa kini adalah orang-orang yang sulit dimengerti. Mereka memang kembali ke gereja, tetapi enggan terlibat di dalamnya. Mereka asing dengan kebiasaan untuk mengajar anak-anak mereka tentang kebenaran Allah, tetapi mereka tahu bahwa gereja sanggup menolong mereka dalam hal ini. Mereka ingin membantu gereja, tetapi mereka tidak memiliki banyak waktu untuk melakukannya. Dan, kita membutuhkan orang tua dalam pelayanan anak, tetapi bingung bagaimana cara membuat orang tua bisa berkomitmen dalam pelayanan tersebut. Melibatkan orang tua dalam pelayanan anak sebenarnya tidak sesulit bayangan kita. Para pelayan anak yang telah sukses melibatkan orang tua dalam pelayanan anak membagikan enam rahasia kesuksesan mereka: 1. Tumbuhkan Mentalitas Investasi (Terlibat dalam Pelayanan Anak Merupakan "Investasi" Rohani) Para orang tua masa kini membutuhkan bantuan untuk mengajarkan nilai-nilai kebenaran kepada anak-anak mereka. Mereka pun mencari bantuan tersebut di gereja. Banyak orang tua yang telah menolak nilai-nilai dari orang tuanya dahulu, tetapi mereka juga tidak tahu bagaimana mengomunikasikan nilai-nilai kebenaran kepada anak-anak mereka. Manfaatkanlah program-program dalam pelayanan anak untuk melatih orang tua mengasuh anak dan bagaimana mereka bisa mengomunikasikan kebenaran Allah kepada anak. Mark Savage, seorang pendeta anak-anak di Illinois, berkata, "Jika orang tua merasa tidak nyaman mendiskusikan hal-hal yang rohani dengan anak-anak mereka, mereka dapat melakukan itu dalam pelayanan anak di gereja. Ada orang tua yang mungkin tidak tahu tentang cerita-cerita Alkitab sehingga pelayanan anak di gereja adalah kesempatan yang baik bagi mereka untuk mempelajari kembali cerita-cerita Alkitab dan menerapkannya. Dengan itu, mereka pun dapat membantu anak mereka untuk menerapkan cerita-cerita Alkitab itu dalam kehidupan." 2. Layani Kebutuhan Orang Tua Jangan terkejut dengan hal-hal yang belum diketahui oleh orang tua. Ada relawan pelayan anak yang tidak "dibesarkan" dalam gereja. Ia adalah salah satu orang tua dari murid sekolah minggu. Suatu hari, dia memanggil koordinator pelayanan anak dan bertanya, "Di mana saya dapat membeli roti manna untuk alat peraga cerita minggu depan?" Pastikan bahwa gereja memiliki sumber daya dan pelatihan yang dibutuhkan oleh orang tua. Karena banyak orang tua yang merasa tidak mampu atau merasa rendah dalam pelayanan mengajar, mereka perlu tahu bahwa kita berada di pihak mereka. Susan Grover, direktur pelayanan anak-anak di California, berkata, "Para orang tua ada di sini untuk melayani kita, tetapi yang terutama adalah kita di sini untuk melayani mereka. Jadi, setiap pelayan di gereja kami memiliki sikap 'Bagaimana saya bisa mendukung Anda? Bagaimana saya melayani Anda saat Anda melayani?' Kami membantu orang tua untuk bertumbuh dan matang dalam perjalanan rohani mereka bersama Tuhan." 3. Jalinlah Relasi/Hubungan Di gereja, mungkin banyak orang tua tunggal atau keluarga yang telah beberapa kali pindah mendambakan persahabatan melalui gereja. Jadi, kunci penting untuk merekrut orang tua dalam pelayan anak adalah dengan mengembangkan hubungan pribadi. Jalinlah relasi dengan orang setiap waktu, sebelum atau sesudah kebaktian, setelah pertemuan doa, atau jika ada pertemuan-pertemuan lain di gereja. Biarkan mereka tahu bahwa kita ingin menjadi teman mereka. Jangan membuat orang tua merasa sulit untuk mendekati kita atau guru-guru sekolah minggu yang lain. Beberapa orang tua mungkin tidak merasa bahwa kita sebenarnya terbuka untuk "jiwa baru". Kita bisa membuat ciri khusus bagi guru-guru, misalnya dengan mencantumkan tulisan khusus di kaos atau membuat kaos seragam, sehingga para orang tua lebih mudah mendekati kita. Biarkan orang tua tahu bahwa secara sukarela mereka dapat bergabung dalam tim. Pada dasarnya, orang tua ingin tetap bisa melakukan kontak lagi dengan orang-orang yang mereka temui dalam gereja
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 639/Juni 2013 -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (I)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (I) Edisi 639/Juni/I/2013 Salam damai Kristus, Sekarang, banyak gereja yang mulai menggeliat untuk memberikan keterampilan lebih kepada para guru sekolah minggu melalui pelatihan-pelatihan, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Pelatihan untuk guru sekolah minggu penting karena tugas guru sekolah minggu bukan hanya untuk menumbuhkan kerohanian anak saja, melainkan juga untuk mengembangkan kreativitas dan pola pikir anak. Karena tidak semua guru memulai dengan keterampilan dan kemampuan yang sama, maka diperlukanlah pelatihan bagi kita. Inilah yang menjadi fokus e-BinaAnak dalam bulan Juni ini. Redaksi ingin memberikan bekal agar para guru SM bisa mengembangkan diri dan menambah wawasan seputar pelatihan dalam sekolah minggu. Harapan kami, setiap materi yang kami sajikan bisa berdampak baik dalam pelayanan anak. Sebagai edisi perdana, kami mengajak kita semua untuk menyimak sebuah tulisan yang dapat menjadi ide materi pelatihan di gereja kita masing-masing, yaitu mengenai "Belajar Aktif" ('Active Learning'). Simaklah sajian e-BinaAnak ini dengan saksama, kiranya dapat memberi inspirasi untuk membuat sekolah minggu Anda lebih 'berwarna'. Selamat melayani, Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/ > Allah tidak pernah mempertanyakan kemampuan dan ketidakmampuan kita, melainkan kesediaan kita. (Fletcher) ARTIKEL: BELAJAR AKTIF ("ACTIVE LEARNING") Kegembiraan dan kreasi merupakan aspek penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak. Namun, menjadikan proses belajar sebagai suatu kegembiraan dan proses kreatif, mensyaratkan penggunaan metode belajar yang beragam dan relevan dengan cara belajar anak. Untuk menjawab kebutuhan akan cara belajar serta mengembangkan lingkungan belajar yang kondusif ini, maka pendekatan proses belajar mengajar yang diperkenalkan di sini adalah active learning. Mengapa Active Learning? Proses PAK memuat berbagai aktivitas berupa aktivitas mental, fisik, pikiran, maupun emosi. Keaktifan mental, emosi, pikiran, ataupun fisik tersebut merupakan aspek utama dalam pendekatan active learning. a. Dalam PAK, anak-anak adalah subjek yang melakukan aktivitas-aktivitas sebagai proses belajar. Konsep ini jugalah yang dipakai dalam pendekatan active learning, yaitu proses belajar berangkat dari apa yang dapat anak pelajari melalui beragam aktivitas, bukan dari apa yang hendak diajarkan guru. b. Pendekatan active learning menawarkan cara belajar anak yang alamiah sebagai dasar merancang kegiatan-kegiatan belajar di kelas. Pendekatan ini juga lebih menekankan kerja sama dan kemitraan dalam bekerja ketimbang kompetisi yang cenderung membangun sikap individualis dan egosentris. c. Active learning mendorong terbentuknya keterampilan personal (kepercayaan diri, kemampuan memecahkan masalah, membuat keputusan, mengendalikan diri, dll.) dan interpersonal (berbagi, berkomunikasi, negosiasi, bermusyawarah, kerja sama, mendengarkan orang lain, dll.). d. Meningkatkan daya belajar anak melalui metode-metode kreatif, variatif, dan menyenangkan. e. Keaktifan merupakan hal yang penting dalam perkembangan alami anak. Melalui gerak, anak mengekspresikan dirinya. Ini merupakan langkah awal membentuk sebuah kesadaran (consciousness). Perkembangan motorik anak mendahului perkembangan sensorik mereka. Hal ini menunjukkan bahwa gerakan mengawali suatu kesadaran, dan kesadaran ini cenderung akan mendasari suatu tindakan. Active learning mengembangkan suatu proses kegiatan yang kondusif bagi ekspresi, tidak hanya ekspresi fisik, tetapi juga emosi/mental, spiritual, dan pikiran. Jadi, tidak diragukan lagi pendekatan inilah yang akan membuat anak-anak yang Anda layani bergembira dalam bersekutu, beribadah, serta belajar, sehingga anak bisa dengan mudah berkata, "Aku senang pergi ke sekolah minggu!" Tujuan: Pelayan sekolah minggu memiliki peran penting dalam mengembangkan sebuah sekolah minggu yang dirindukan anak-anak. Ini karena pelayan sekolah minggu adalah mereka yang berada di garis terdepan dalam menciptakan suatu iklim sekolah minggu yang dinamis, menarik, kreatif, penuh kegembiraan, dan sukacita. Untuk itu, seorang pelayan sekolah minggu perlu memiliki pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan-keterampilan tertentu. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan pelayan sekolah minggu dalam melayani anak-anak. Pelatihan ini harus dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip aktif, partisipatif, menyenangkan, kreatif, dan sederhana. Aktif: Peserta melakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan keaktifan baik fisik maupun pikiran. Partisipatif: Keterlibatan peserta tidak hanya secara fisik saja, tetapi juga dalam pikiran dan emosi. Pesertalah yang menjadi subjek proses belajar dalam pelatihan i
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 640/Juni 2013 -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (II)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (II) 640/Juni/II/2013 Salam damai Kristus, Cara mengajar dalam sekolah minggu berperan penting untuk membawa anak-anak SM semakin aktif dan kreatif. Untuk itu, guru sekolah minggu perlu mencari ide-ide baru supaya cara mengajar dalam SM menjadi lebih kreatif dan penuh inovasi. Sebagai guru SM, Anda bisa mengamati dari minggu ke minggu, apakah anak-anak layan Anda semakin antusias mengikuti sekolah minggu dan seluruh aktivitas di dalamnya, atau justru semangatnya semakin 'menurun' dan terlihat bosan. Kini, saatnya guru SM bangkit dan mencari ide-ide baru, baik melalui Alkitab, buku, maupun internet. Dan, penting pula untuk mengikuti berbagai pelatihan untuk guru sekolah minggu. Carilah wawasan baru agar pelayanan Anda semakin maju dan kreatif! Dalam edisi ini, kami menyajikan sebuah bahan mengajar yang 'segar', yang bisa melatih Anda untuk mengajar dengan lebih kreatif. Jadikan anak-anak layan Anda semakin antusias dalam mengikuti sekolah minggu! Selamat melayani, Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/ > Pelayanan terbesar yang dapat kita berikan kepada Allah adalah memenuhi panggilan rohani kita. (Gresham) BAHAN MENGAJAR: MEMBUAT LEMBAR KERJA Biasanya, di sekolah, guru menerangkan materi pelajaran terlebih dahulu, kemudian baru membagikan LK (lembar kerja) untuk dikerjakan oleh siswa. Nah, kini saya menyarankan untuk membalik urutannya. Anak-anak kita minta untuk mengerjakan LK terlebih dahulu, barulah kita menerangkan materinya. Apa keuntungannya jika urutan proses belajar dibalik? Pertama, dengan mengerjakan LK terlebih dahulu, mau tidak mau, anak-anak akan aktif berusaha mencari jawabannya. Dengan kata lain, mereka akan aktif berpikir. LK yang dibagikan setelah guru menerangkan, memiliki fungsi 'menguji' seberapa jauh anak-anak telah menguasai materi. LK yang dibagikan sebelum guru menerangkan materi memiliki fungsi yang sama sekali berbeda, yaitu justru untuk mempersiapkan anak-anak masuk dalam materi pembelajaran yang akan kita sampaikan. Kedua, bahkan tanpa perlu memberikan informasi awal pun, sebenarnya anak-anak akan secara otomatis melakukan guessing (menebak), lalu mencoba-coba menjawab. Tidak masalah apakah nantinya tebakan mereka terbukti benar atau salah. Yang terpenting, upaya mereka untuk menebak akan memicu mereka untuk lebih aktif berpikir. Saya biasanya memiliki waktu (setelah acara pujian dan persembahan) selama 30 -- 45 menit bersama anak-anak yang saya layani setiap minggunya. Saat saya mempraktikkan metode semacam ini, 30 menit pun terasa singkat bagi anak-anak, bahkan mereka mengatakan bahwa waktunya kurang lama. Berbeda sekali jika saya hanya menyampaikan cerita dengan gaya konvensional yang monoton, maka 5 -- 10 menit pun terasa sangat lama. Ketiga, jika anak-anak menemui kesulitan saat mengerjakan LK, mereka justru akan semakin penasaran untuk mengetahui jawaban yang benar. Jadi, dengan memberi mereka waktu yang cukup untuk berpikir, menebak, dan penasaran dengan jawaban yang benar, Anda telah benar-benar mempersiapkan mereka untuk berkonsentrasi dan penuh perhatian saat Anda nantinya benar-benar menyampaikan materi. Pikiran anak-anak benar-benar telah siap, meskipun Anda menyampaikan materi hanya secara singkat -- mengingat waktu yang tersisa mungkin tinggal 5 -- 10 menit. Mereka akan lebih cepat menyerap segala perkataan Anda. Contoh: Tema: Yusuf Si Pemimpi Bacaan Alkitab: Kejadian 37, 39-41 Dalam LK, saya memberikan gambar-gambar yang menunjukkan peristiwa-peristiwa yang terjadi secara berurutan. Di kertas terpisah, saya memberikan cuplikan ayat-ayat Alkitab yang merupakan deskripsi atau penjelasan dari gambar-gambar yang saya sediakan tersebut. Tugas anak-anak adalah mencocokkan ayat dengan gambar yang tepat. Kelihatannya mudah, bukan? Namun, 30 menit tidak cukup bagi anak-anak. Mengapa? Karena saya menyediakan 14 gambar dengan 16 cuplikan ayat yang berbeda. Berikut adalah cuplikan ayat yang saya sediakan dalam potongan-potongan terpisah. Anak-anak harus menempelkannya di bawah gambar yang sesuai. Tanpa gambar, bisakah Anda menyusun cuplikan ayat-ayat berikut ini? - Inilah riwayat keturunan Yakub, Yusuf, tatkala berumur 17 tahun - Bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu. - Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" - Tampak matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku. - Adapun Yusuf, ia dijual ... ke MESIR, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja. - Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu. - Israel lebih mengasihi Yusuf ... dan ia menyuruh membuat ju
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 641/Juni 2013 -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (III)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (III) 641/Juni/III/2013 Salam kasih Kristus, Pelatihan bagi guru-guru sekolah minggu bisa dilakukan dengan berbagai metode. Tidak melulu dengan kegiatan seminar, tetapi bisa juga dengan berbagai aktivitas yang bertujuan mengembangkan kemampuan pelayan anak untuk mengajar dengan lebih baik lagi. Berikut ini adalah ide-ide kegiatan untuk melakukan pelatihan guru sekolah minggu dalam bentuk yang lebih menarik. Kiranya, ini menjadi berkat bagi kita semua. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > Orang yang menjadi berkat bagi kehidupan orang lain tidak akan menyimpan berkat itu hanya untuk dirinya. (Barrie) TIP: IDE-IDE KEGIATAN UNTUK PELATIHAN GURU-GURU Cara mempersiapkan sebuah pertemuan untuk melatih tim pelayan anak agar mengajarkan pengajaran yang tidak mudah dilupakan oleh anak. PELATIHAN MENGENAI TUJUAN MENGAJAR Milikilah kesatuan hati dengan tim pelayan anak dengan mewujudkan misi pelayanan bersama. Untuk itu, kita dapat melakukan aktivitas-aktivitas berikut ini. 1. Aktivitas "Frustrasi, Saudara-Saudara?" Sediakan: Tusuk gigi dan beberapa gabus stereoform yang bisa dibentuk seperti dadu-dadu atau bulatan-bulatan kecil. Berikan instruksi kepada peserta, "Lakukan apa pun yang Anda sukai terhadap tusuk gigi dan gabus-gabus ini. Waktu Anda 3 menit." Jika para guru bertanya tentang cara yang lebih spesifik dalam merangkai kedua bahan tersebut, angkatlah bahu Anda. Carilah alasan untuk keluar dari ruangan itu dan menjauhlah selama sekitar 3 menit. Saat Anda kembali, tanyakan, "Apa yang telah Anda capai saat saya pergi tadi? Menurut Anda bagaimana dengan instruksi yang saya berikan?" Katakan, "Buatlah kelompok yang terdiri atas empat orang. Bekerjasamalah dengan teman-teman dalam kelompok Anda untuk membuat menara setinggi mungkin dengan menyusun gabus-gabus dan tusuk gigi itu dalam waktu 3 menit. Setelah 3 menit, tanyakan, "Pengalaman mana yang lebih menyenangkan? Mengapa? Bagaimana rasanya melakukan pengalaman yang pertama? Bagaimana kurang jelasnya sebuah tujuan dapat merugikan upaya kita mendekati anak-anak? 2. Aktivitas "Memberikan Nama pada Sebuah Tujuan" Sediakan: Pensil dan catatan kecil yang ada perekatnya. Katakanlah, "Masing-masing kita melakukan pendekatan pada sebuah kelas dengan harapan atau ekspektasi yang berbeda. Pada lima lembar kertas catatan yang berbeda, tulislah lima tujuan (satu lembar kertas untuk satu tujuan) yang menurut Anda penting untuk dimiliki seorang guru ketika mengajar." Setelah tiga menit, katakan, "Pilihlah satu tujuan yang menurut Anda paling penting dari kelima tujuan yang Anda buat tadi. Tempelkan kertas catatan kecil bertuliskan tujuan yang terpenting itu pada kening Anda. Tempelkan kertas catatan berisi tujuan kedua dan ketiga pada kedua pipi Anda, lalu tujuan keempat dan kelima pada bahu Anda. Luangkan sedikit waktu untuk melihat tujuan-tujuan orang lain." Izinkan para guru untuk saling berbaur. Lalu, tanyakan pertanyaan ini, "Apa yang Anda pelajari dari tujuan-tujuan yang dibuat guru lain? Adakah penemuan lain yang telah Anda buat?" 3. Aktivitas "Para Pencari Tujuan" Sediakan: Alkitab. Katakan, "Supaya pelayanan anak kita menjadi efektif, kita harus bekerja dalam tujuan yang sama. Dan, tujuan itu harus didasarkan pada Alkitab." Buatlah empat kelompok dan berikan ayat-ayat Alkitab kepada masing-masing kelompok. Ayat-ayat itu adalah: Mazmur 78:1-8; Matius 18:1-6; Matius 18:10-14; dan 1 Tesalonika 2:3-8. Masing-masing kelompok menuliskan sebuah tujuan sederhana dalam bidang pelayanan anak berdasarkan ayat Alkitab yang mereka dapat. Bekerjasamalah untuk menyintesiskan keempat tujuan itu menjadi satu tujuan. 4. Aktivitas "Fokus pada Tujuan" Sediakan: Kertas koran, spidol, dan catatan kecil. Tulis besar-besar sebuah tujuan mengajar dalam sebuah kertas. Di atas tulisan itu, tuliskan tujuan yang dibuat oleh kelompok Anda, hasil dari aktivitas sebelumnya. Buatlah daftar dalam catatan yang berbeda berisi semua program dan aktivitas pengajaran yang telah direncanakan selama setahun. Bandingkan setiap program dan aktivitas dengan tujuan yang sudah ada. Jika program dan aktivitas itu sejalan dengan tujuan yang sudah ditulis, tempatkan program-program itu dalam tujuan yang sesuai. Jika tidak ada, tim pelayanan Anda dapat memutuskan untuk mengubah atau menghapus program, atau aktivitas yang tidak sejalan dengan tujuan yang dibuat. Berdoalah memohon bantuan Tuhan dalam mencapai tujuan mengajar tim pelayanan anak. PELATIHAN PEMBELAJARAN AKTIF Berikan ide-ide aktivitas untuk melatih para pelayan anak dalam hal pembelajaran aktif. 1. Aktivitas "Ajari Aku, Jangkau Aku" Sediakan: Spidol dan kertas. Saat guru-guru masuk, tandai mere
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 642/Juni 2013 -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (IV)
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (IV) 642/Juni/IV/2013 Salam damai Kristus, Bagaimana perkembangan pelayanan sekolah minggu Anda? Kami berharap dengan adanya edisi seputar pelatihan guru sekolah minggu ini, e-BinaAnak dapat memberikan inspirasi dan ide-ide bagi kemajuan pelayanan SM Anda. Kami mengajak setiap guru SM untuk senantiasa memprioritaskan kualitas dalam melayani anak-anak. Meskipun pelayanan ini dilakukan setiap hari Minggu, persiapkanlah semua materi pelayanan sebaik mungkin dengan penuh rasa tanggung jawab kepada Tuhan. Melalui edisi 642 ini, kami berharap setiap guru SM dapat memberikan pelayanan SM semaksimal mungkin. Simaklah juga kesaksian seorang guru SM ketika ia mendapat tugas mendadak, lalu renungkanlah "Apa yang akan Anda lakukan jika hal itu terjadi pada Anda?" Teruslah melayani dengan hati yang gembira! Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Tuhan mengulurkan tangan-Nya untuk menolong mereka yang telah berusaha keras. (Aeschylus) BAHAN MENGAJAR: LATIHAN BERCERITA GURU SEKOLAH MINGGU Ditulis oleh: Santi T. Dalam pelayanan sekolah minggu, biasanya guru sekolah minggu memimpin permainan sedangkan anak-anak dan (mungkin) orang tua menjadi peserta dalam permainan. Pernahkah terlintas dalam pikiran Anda, bagaimana jika kondisi seperti ini dibalik? Guru SM yang menjadi peserta, sementara anak-anak dan orang tuanya memimpin permainan untuk para guru SM. Namun, dalam permainan ini, anak-anak dan orang tua akan berperan sebagai juri dalam sebuah lomba membaca cerita Alkitab yang dilakukan oleh para guru SM. Penasaran bagaimana permainannya? Yuk, ikuti langkah-langkah di bawah ini. Ayat: Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya. (Amsal 8:33) Pemain: 1. Anak-anak dan orang tua sebagai juri. 2. Para guru SM sebagai peserta lomba. 3. Dua orang perwakilan dari orang tua untuk memimpin lomba dan membacakan hasil perolehan nilai lomba. Tujuan: 1. Sebagai pelatihan guru SM untuk menampilkan cara bercerita yang baik dan menarik di hadapan anak-anak SM. 2. Anak-anak dan orang tua bisa mengevaluasi cara mengajar guru SM. 3. Guru SM bisa lebih termotivasi untuk melayani Tuhan melalui anak-anak, dengan lebih baik lagi. Bahan (bisa disiapkan oleh guru SM): 1. Siapkan dua/lebih cerita pendek yang berkaitan dengan Alkitab (jumlah cerita disesuaikan dengan jumlah guru SM). 2. Siapkan beberapa lembar kertas kosong dan pensil untuk tempat menuliskan nilai (disesuaikan dengan jumlah anak-anak SM). Lembar kertas tersebut berisi: Nama Guru SM (1): Penilaian: (skala 1 -- 3) a. Suara jelas/tidak: 1. Tidak; 2. Cukup jelas; 3. Sangat jelas b. Cerita bisa dimengerti/tidak: 1. Tidak bisa dimengerti; 2. Cukup dimengerti; 3. Mudah dimengerti c. Cara penyampaian menarik/tidak: 1. Tidak menarik; 2. Cukup menarik; 3. Sangat menarik Keterangan: Lingkarilah salah satu angka yang menjadi pilihan/jawaban Anda. Cara bermain: 1. Setiap guru SM menceritakan sebuah kisah dari Alkitab secara lisan dan disertai dengan gerakan (tidak boleh membaca teks). 2. Saat guru SM bercerita, anak-anak dibantu oleh orang tua mulai memberi nilai dengan skala 1 -- 3. Contoh: Nama Guru SM (1): Elisabet Ayu Penilaian: (skala 1 -- 3) a. Suara jelas/tidak: 1. Tidak; 2. Cukup jelas; (3) Sangat jelas b. Cerita bisa dimengerti/tidak: 1. Tidak; 2. Cukup dimengerti; (3) Mudah dimengerti c. Cara penyampaian menarik/tidak: 1. Tidak; (2) Cukup menarik; 3. Sangat menarik Keterangan: Lingkarilah salah satu angka yang menjadi pilihan/jawaban Anda. 3. Apabila setiap guru SM sudah menyelesaikan ceritanya, semua peserta diperbolehkan menghitung jumlah nilai yang sudah diberikan. Contoh: Total nilai Elisabet Ayu: 3 + 3 + 2: 8 4. Pada bagian terakhir, salah satu wakil dari orang tua anak SM membacakan hasil perolehan nilai masing-masing guru SM. Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1. Dalam permainan ini, orang tua berperan sebagai pendamping anak-anak dalam memberikan nilai. Nilai tidak semata-mata berasal dari orang tua saja, tetapi orang tua bisa menggunakan cara kreatif untuk menolong anak memberikan nilai. Caranya: a. Membuat pertanyaan untuk anak. Tujuan: Untuk 'memancing' daya tangkap anak terhadap cerita yang telah disampaikan guru SM. b. Memperhatikan ekspresi anak saat guru SM sedang menyampaikan cerita. Tujuan: Melalui ekspresi anak, orang tua akan mengetahui apakah anaknya paham/tidak dengan apa yang disampaikan guru SM. 2. Permainan ini cocok diterapkan pada anak-anak SM yang sudah bisa membaca. MUTIARA GURU: SIAP SETIAP SAAT Bersahabatlah dengan masalah yang Anda hadapi, maka Anda akan belajar sesuatu darinya. (Anon) Hari itu, aku sepertinya bakal "santai" karena tak ada tugas khusus yang mesti kulakukan; seperti pujian, firman, permainan, atau aktivitas. Semua sudah ada yang bertugas. Walaupun demikian, aku tetap ti
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengembangkan Potensi Belajar Anak (I)-- Edisi 643/Juli 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengembangkan Potensi Belajar Anak (I) 643/Juli/I/2013 Rekan-Rekan Pelayan Anak Indonesia, Mengembangkan potensi belajar anak bukan hanya tanggung jawab sekolah umum atau keluarga. Gereja pun mendapat mandat untuk mendidik anak-anak belajar sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Apa saja tanggung jawab orang tua dan gereja dalam hal pendidikan anak? Apa yang firman Tuhan dan para pakar pendidikan Kristen katakan tentang hal tersebut? Simaklah artikel yang sudah kami siapkan sebagai sajian dalam edisi perdana bulan Juli ini. Kami juga menambahkan berbagai referensi seputar pendidikan Kristen yang dapat Anda temukan dalam situs Alkitab SABDA < http://alkitab.sabda.org >. Kiranya, ini menjadi berkat bagi kita semua. Ingatlah untuk berbagi dengan kawan pelayanan kita jika mendapatkan berkat Tuhan dalam edisi e-BinaAnak minggu ini. Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < davida(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6) ARTIKEL: TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DAN GEREJA DALAM PENDIDIKAN ANAK Sesungguhnya, pendidikan merupakan proses belajar seumur hidup dan tidak dibatasi ruang maupun waktu. Banyak orang yang mendefinisikan pendidikan sebagai studi formal yang hanya dapat dilakukan di bangku sekolah. Proses belajar tidak dibatasi oleh ruang, waktu, maupun usia. Proses belajar bertujuan untuk meningkatkan berbagai aspek pengetahuan individu (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Proses pendidikan sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Pendidikan akan menentukan kualitas generasi yang akan datang. Alkitab dan Pendidikan 'Orang Muda' (Anak-Anak) Potensi anak tertulis dalam Alkitab. Allah memiliki maksud dengan perintah-Nya untuk mendidik orang muda (anak-anak). Allah menaruh kepercayaan dalam diri anak untuk terlibat dalam rencana-Nya, "... dan anak-anakmu yang kecil, yang kamu katakan akan menjadi rampasan, dan anak-anakmu yang sekarang ini yang belum mengetahui tentang yang baik dan yang jahat, merekalah yang akan masuk ke sana dan kepada mereka, Aku akan memberikannya, dan merekalah yang akan memilikinya." (Ulangan 1:39) Sejak Perjanjian Lama, Allah telah mengingatkan pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Musa mengingatkan hal ini kepada para orang tua: "Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu." (Ulangan 4:9) "Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu, dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu." (Ulangan 6:6-9) Semua perintah Allah merupakan nilai-nilai yang harus diajarkan secara berulang-ulang. Dengan pengulangan, materi yang diajarkan akan tertanam sehingga dapat ditentukan dalam tingkah laku. Hal seperti ini dikatakan Musa dalam Ulangan 6:7 sebagai "shema" bagi orang Yahudi. Shema adalah hukum yang harus dilakukan dalam kehidupan orang Yahudi. Pengaruh dan Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Pengaruh pendidik terhadap anak didik merupakan faktor penting dari sebuah proses pendidikan. Pendidik adalah pemimpin; menurut Sanders, kepemimpinan adalah pengaruh. Proses pendidikan adalah proses memengaruhi. Pengaruh orang tua memiliki porsi paling besar dalam hidup anak-anak. Dalam perkembangannya, setiap anak membutuhkan orang lain. Pihak paling utama dan pertama yang bertanggung jawab dalam perkembangan anak adalah orang tua. Namun demikian, lingkungan sekolah dan gereja juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak. Pengaruh dapat diberikan dengan berbagai cara. Orang tua dapat memengaruhi anak dengan menjadi teladan yang baik dan dengan terbuka bersedia membahas nilai-nilai Kristen bersama anak-anak. Strommen menemukan hubungan yang sangat positif antara moralitas anak dan atmosfer rohani di rumah. Peran orang tua dan anggota keluarga yang lain sebagai teladan menentukan perkembangan moral anak. Kita perlu menyadari bahwa ada masa singkat di mana anak peka terhadap pendidikan agama. Konsep anak tentang apa yang benar dan salah, yang oleh Freud dinamakan "superego", dibentuk selama masa ini, (pandangan anak-anak tentang Allah. Karena itu, pendidikan rohani seperti berdoa, membaca Kitab Suci, dan menghadiri ibadah adalah cara menarik me
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengembangkan Potensi Belajar Anak (II)-- Edisi 644/Juli 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengembangkan Potensi Belajar Anak (II) 644/Juli/II/2013 Salam damai Kristus, Salah satu cara yang bisa dilakukan gereja untuk menolong mengembangkan potensi belajar anak adalah dengan metode belajar aktif dalam sekolah minggu. Salah satu contohnya adalah dengan metode 'brainstorming' atau yang biasa disebut dengan "curah gagasan". Dalam metode ini, anak-anak akan belajar firman Tuhan dengan cara melontarkan suatu masalah ke kelas, dan kemudian anak yang lain menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga masalah tersebut mungkin akan berkembang menjadi masalah/ide yang baru. Brainstorming dapat juga diartikan sebagai salah satu cara untuk mendapatkan banyak ide dari para murid dalam satu sesi pelajaran. Hal ini akan menolong anak untuk belajar berpikir cepat, kreatif, dan memecahkan masalah bersama. Kami mengajak Rekan-Rekan semua menyimak bahan mengajar yang menggunakan metode brainstorming dalam edisi e-BinaAnak kali ini. Kiranya, ini dapat dikembangkan menjadi salah satu metode mengajar yang dapat mengembangkan potensi belajar anak. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Kita jangan hanya menggunakan otak yang kita miliki, tetapi juga semua otak yang dapat kita pinjam." (Woodrow Wilson) BAHAN MENGAJAR: KISAH LIMA ROTI DAN DUA IKAN DENGAN METODE BRAINSTORMING Nasihat yang sangat bijak, 'kan? Sayangnya, kita lebih terbiasa dan dibiasakan untuk hanya menggunakan otak kita sendiri ketimbang memanfaatkan juga otak orang lain yang bisa kita pinjam. Nah, kali ini, mari kita mencoba menggabungkan otak anak-anak untuk mendesain sebuah pembelajaran yang kooperatif dan menyenangkan melalui sesi Brainstorming. Seperti layaknya brainstorming atau curah gagasan pada umumnya, kali ini kita akan mengajak anak-anak untuk melakukan sesi brainstorming sebelum masuk dalam pembelajaran firman Tuhan. Perhatikan contoh berikut. Tema: 5 Roti dan 2 Ikan Bacaan Alkitab: Yohanes 6:1-15 Ya ampun, kisah 5 roti dan 2 ikan apa tidak terlalu mudah disajikan untuk anak-anak usia SD? Sama sekali tidak. Dan, justru di sinilah letak keajaiban metode ini. Semakin kelihatan mudah materi firman Tuhan yang hendak Anda sampaikan, semakin populer kisah yang hendak anak-anak pelajari, dan semakin kenal anak-anak dengan perikop tersebut, maka akan semakin efektiflah metode ini di tangan Anda! Prosedur: 1. Bagilah anak-anak menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan masing-masing sekitar 4 -- 5 orang. Mintalah masing-masing kelompok untuk memutuskan satu orang yang akan bertugas sebagai pencatat atau penulis. Catatan: Jika Anda menganggap anak-anak belum terlalu tahu dengan perikop yang hendak Anda sampaikan, mintalah mereka untuk membaca sendiri (secara pribadi) perikop yang hendak Anda sampaikan tersebut. Setelah semua selesai membaca, mulailah sesi brainstorming. 2. Jelaskan kepada anak-anak bahwa Anda hendak mengajak mereka untuk melakukan brainstorming atau curah gagasan. Anda akan mengajukan sebuah pertanyaan, satu kali saja, setelah itu giliran anak-anak untuk merespons dan menjawab pertanyaan Anda. Tidak perlu ada komentar atau koreksi. SETIAP JAWABAN harus diterima apa adanya dan ditulis oleh si pencatat di kelompok masing-masing. Catatan: Anda bisa melakukan sesi brainstorming ini bersama-sama atau membiarkan anak-anak melakukannya sendiri dalam kelompok yang sudah terbentuk. Namun, saya sarankan anak-anak tetap berkumpul atau berada bersama kelompok mereka masing-masing. 3. Berikut adalah pertanyaan yang Anda ajukan untuk sesi brainstorming ini: "Jika saya menyebutkan YESUS MEMBERI MAKAN LIMA RIBU ORANG, kata-kata lain apa yang kamu ingat, yang berhubungan dengan cerita tersebut?" 4. Mintalah anak-anak secara bergantian menyebutkan kata-kata yang mereka ingat, misalnya: - 5 roti - lapar - memecah roti - dan sebagainya. - Yesus - 5.000 orang - mengucap syukur - 2 ikan - 12 keranjang- padang rumput - anak kecil - uang- malam 5. Sementara setiap anak bergiliran menyebutkan kata-kata yang mereka ingat, si pencatat menuliskan jawaban teman-temannya tersebut di atas kertas. 6. Jika waktu telah habis (atau jika anak-anak sudah kehabisan kata-kata), mintalah mereka untuk mulai menyusun atau merangkai kata-kata hasil brainstorming mereka menjadi kalimat-kalimat seperti layaknya sedang mempersiapkan skenario sebuah berita di televisi. Misalnya: Pada suatu hari, Yesus mengajar orang banyak. Di situ ada sekitar 5.000 orang. Saat hari mulai malam, laparlah mereka, dan seterusnya. 7. Di akhir acara, setiap kelompok mempresentasikan hasilnya dan guru membahas proses serta hasil kerja anak. Jika perlu, lakukan koreksi terhadap kesalahan atau hal-hal yang kurang sesuai dengan apa yang tercatat di Alkitab. Catatan: Sebaiknya, Anda mengajak ana
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengembangkan Potensi Belajar Anak (III)-- Edisi 645/Juli 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengembangkan Potensi Belajar Anak (III) 645/Juli/III/2013 Salam damai Kristus, Dalam sebuah kelas, guru sering kali tidak menyadari bahwa mereka menghadapi anak-anak dengan gaya belajar yang berbeda. Hal ini membuat para guru tidak siap dengan gaya mengajar yang beragam, yang tentu saja bisa menghambat beberapa anak untuk menyerap pengajaran yang disampaikan. Bagaimana kita, para pelayan anak, bisa memberikan metode mengajar yang beragam di dalam kelas? Simaklah edisi e-BinaAnak kali ini. Ada tip menarik yang dapat memberikan wawasan bagi kita untuk memulai sesuatu yang baru dalam kelas sehingga anak-anak bisa lebih memahami kebenaran firman Tuhan. Selamat belajar dan mengajar. Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > TIP: GURU SEKOLAH MINGGU DIDORONG UNTUK MEMILIKI GAYA MENGAJAR YANG BERAGAM Dalam sebuah seminar yang diadakan oleh Senior Adult Chautauqua pada 23 -- 27 Oktober di Ridgecrest, di Pusat Konferensi Lifeway, Carolina Utara, Sherril Boone mengatakan kepada jemaat senior bahwa guru sekolah minggu harus "keluar dari kebiasaan" saat memimpin sebuah kelas. Boone adalah seorang guru sekolah minggu yang melayani di Boulevard Baptist Church, Ponte Verde, Florida. Dalam seminar itu, ia juga berkata, "Para guru sekolah minggu dapat terjebak dalam sebuah kebiasaan tertentu sehingga mereka akan berdalih bahwa kelas yang dipimpinnya tidak ingin mencoba sesuatu yang baru. Akan tetapi, jika Anda terus-menerus mengajar dengan cara yang sama, Anda bukanlah seorang guru yang baik." "Lagi pula," tambahnya, "Setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda-beda sehingga cara mereka dalam menerima dan menyimpan informasi pun juga tidak sama." "Itulah sebabnya, Anda perlu menyelang-nyelingkan metode mengajar Anda." Boone membagi cara belajar menjadi delapan kategori dan memberi daftar tentang bagaimana masing-masing orang dalam kategori itu dapat belajar dengan cara yang lebih baik. 1. Relasional Orang-orang dalam kategori ini adalah mereka yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, mereka mudah berteman dengan orang lain dan juga seorang pembicara yang baik. Mereka dapat mengenali perasaan orang lain dan tertarik dengan aktivitas yang melibatkan orang lain. "Di kelas Anda, orang-orang semacam ini memperhatikan perasaan orang lain; mereka adalah para pemberi semangat," ujar Boone. Boone mengimbuhkan, "Orang-orang dalam kategori ini lebih cepat belajar melalui kelompok kecil, kesaksian pribadi, diskusi, dialog, bermain peran, tanya-jawab, drama pendek, bertukar pikiran (brainstorming), menonton video, penggunaan ilustrasi dan juga memecahkan masalah bersama-sama. Tokoh Alkitab yang berada dalam kategori ini adalah Barnabas." 2. Reflektif Para pembelajar yang reflektif adalah orang-orang yang memahami keberadaan diri mereka dan bagaimana mereka merasakan sesuatu. Mereka lebih suka bekerja sendiri dan mencari cara untuk mengekspresikan diri mereka. Mereka adalah jenis orang yang nyaman dalam kesendirian. Orang-orang yang reflektif dapat dengan cepat mempelajari sesuatu melalui ceramah, tanya-jawab, diskusi, mengerjakan lembaran soal dan mengikuti acuan pembelajaran, menyelesaikan kalimat, menulis kreatif, mendengar musik, atau mendengarkan bimbingan. "Maria, ibu Yesus, adalah seorang yang reflektif," ujar Boone. "Alkitab memberi tahu kita bahwa ia 'menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.'" (Lukas 2:51) 3. Kegiatan Fisik Ciri-ciri orang yang cepat belajar melalui kegiatan fisik adalah mereka yang selalu aktif, tubuh mereka terkoordinasi dengan baik dan suka memperagakan cerita yang mereka dengar. Mereka menyukai proyek misi, olahraga, dan aktivitas drama. "Anda tidak dapat membuat orang-orang semacam ini untuk duduk diam, mereka adalah orang yang suka dilibatkan," ujar Boone. Cara terbaik untuk mengajar para pembelajar ini adalah dengan mengikutsertakan mereka dalam aktivitas kesenian, mengatur ruangan dengan cara yang berbeda, menyediakan aktivitas yang beragam seperti permainan, menyanyi dengan gerakan, simulasi kisah Alkitab, bermain peran, dan drama pendek. Yehezkiel dan Yeremia adalah contoh pembelajar semacam ini. 4. Musikal Para pembelajar dalam kategori ini sering kali adalah pendengar yang baik sebab mereka memiliki kepekaan yang lebih terhadap irama dan nada. Mereka suka sekali menciptakan lagu dan musik. "Sebaiknya, Anda memutar musik untuk orang-orang semacam ini atau menggunakan kata-kata dari lirik lagu atau himne rohani," ujarnya. "Daud adalah seorang tokoh Alkitab yang berada dalam kategori ini." Anda dapat menolong pembelajar yang musikal dengan rekaman-rekaman, kaset-kaset, dan nyanyian. Carilah himne yang dapat merefleksikan tujuan utama pengaja
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi Khusus HAN 2013: Pengasuhan Anak dalam Keluarga -- Edisi 646/Juli 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Edisi Khusus HAN 2013: Pengasuhan Anak dalam Keluarga 646/Juli/IV/2013 Salam kasih, Edisi e-BinaAnak kali ini merupakan edisi khusus dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional tahun 2013. Pada tahun ini, tema yang diangkat pemerintah dalam peringatan HAN adalah "Indonesia yang Ramah dan Peduli Anak Dimulai dari Pengasuhan dalam Keluarga". Oleh karena itu, redaksi menyuguhkan sebuah artikel khusus yang dapat menolong orang tua mengembangkan gaya pengasuhan yang efektif dalam keluarga. Meskipun artikel ini ditujukan bagi orang tua, gereja dan para pelayan anak juga perlu membacanya untuk menolong para orang tua menambah wawasan dalam bidang pengasuhan anak. Pembentukan karakter dimulai dari pengasuhan dalam keluarga. Oleh karena itu, gereja maupun sekolah minggu perlu memikirkan pelayanan anak, bukan hanya dalam lingkup gereja, melainkan juga dalam lingkup keluarga mereka. Selain artikel, redaksi juga membawa pokok-pokok doa khusus untuk keluarga dan anak-anak, yang dapat kita doakan bersama-sama sebagai permohonan kita kepada Tuhan Yesus. Kiranya seluruh sajian khusus edisi ini menjadi berkat bagi kita semua. Selamat memperingati Hari Anak Nasional 2013! Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > "Peringatan HAN 2013 dimaksudkan untuk mengajak semua pihak berperan aktif dalam upaya mewujudkan anak sebagai generasi penerus yang berkualitas dan berimplikasi pada pemenuhan hak dan perlindungan anak, yang wajib dilindungi, dihormati, dihargai, dan dijamin oleh keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara." (Ida Suseno Wulan) ARTIKEL: MENGEMBANGKAN GAYA PENGASUHAN YANG EFEKTIF Gaya pengasuhan seperti apa yang dapat membentuk anak-anak menjadi dewasa dan menjadi seperti Yesus dalam segala hal? Penelitian terhadap anak-anak yang berhasil dan cakap melakukan berbagai keterampilan hidup (serta memiliki iman yang hidup) cenderung memiliki orang tua yang memiliki beberapa sifat di bawah ini: 1. Memupuk Kehangatan Orang tua anak-anak yang kompeten cenderung menciptakan suasana keluarga yang hangat. Bagaimana Anda mendefinisikan kehangatan? Bagaimana Anda mengungkapkan cinta, perhatian, dan penegasan akan betapa berartinya seorang anak? Mereka menyediakan waktu untuk berbicara dari hati ke hati dengan anak sehingga anak memahami betapa dirinya sangat berarti, bukan hanya di mata orang tuanya, tetapi juga di mata Allah. Ada seorang ibu yang menyediakan waktu untuk membicarakan pemikiran-pemikiran berikut dengan anaknya selama berbulan-bulan, sampai anaknya menyadari betapa pentingnya arti perkataan-perkataan tersebut bagi hidupnya. Ibu ini membagikan pemikirannya tersebut, juga untuk membantu setiap orang agar menyadari bahwa mereka berharga. "Pemahaman kita akan siapa Allah dan kerinduan-Nya untuk memberkati kita akan diperkaya saat kita menyadari bahwa Dia selalu rindu melakukan yang baik bagi kita. Dalam firman Tuhan dikatakan, 'Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.' (Mazmur 23:6); 'Aku akan mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku tidak akan membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada mereka; Aku akan menaruh takut kepada-Ku ke dalam hati mereka, supaya mereka jangan menjauh dari pada-Ku. Aku akan bergirang karena mereka untuk berbuat baik kepada mereka dan Aku akan membuat mereka tumbuh di negeri ini dengan kesetiaan, dengan segenap hati-Ku dan dengan segenap jiwa-Ku.'" (Yeremia 32:40,41) Beberapa tahun lalu, saya mendengar sebuah paduan suara menyanyikan lagu pujian yang diambil dari Zefanya 3:17. Saya belum pernah mendengar lagu itu sebelumnya. Kata-katanya dicetak dalam buletin gereja kami dan saya telah membacanya beberapa kali sejak saya mendapatkannya. Kata-kata itu menyemangati, memberi inspirasi, dan mengingatkan saya akan makna diri saya di hadapan Allah. "Dan Allah Bapa akan menari karena engkau dalam sukacita! Dia akan bersuka atas orang yang dikasihi-Nya. Apakah itu paduan suara yang menaikkan pujian kepada Allah? Tidak, Tuhan Allah sendirilah yang bersukacita karenamu dalam pujian! Dan, Dia akan bergembira karenamu dalam pujian. Jiwaku akan bermegah di dalam Allah, karena Dia telah menjawab semua seruanku. Kesetiaan-Nya padaku sepasti mentari di hari yang baru. Bangunlah hai jiwaku dan nyanyilah! Biarlah rohku bersuka di dalam Allah! Bernyanyilah, oh putri Sion, dengan segenap hatimu! Singkirkan ketakutan karena kau telah dipulihkan! Kenakan jubah pujian seperti pada hari perayaan. Bergabunglah bersama Bapa dalam lagu gembira yang mulia." 2. Menjelaskan Peraturan-Peraturan Seorang anak yang kompeten biasanya berasal dari keluarga yang memiliki peraturan khusus mengenai hal-hal penting. Anak harus dapat memahami peraturan-peraturan yang a
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengembangkan Potensi Belajar Anak (IV) -- Edisi 647/Juli 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengembangkan Potensi Belajar Anak (IV) 647/Juli/IV/2013 Salam damai Kristus, Dalam mengembangkan potensi belajar anak, guru sekolah minggu bisa berperan dengan memberikan pengajaran yang dapat memacu keinginan mereka untuk belajar lebih dalam. Salah satu idenya kami sajikan dalam bahan mengajar minggu ini, melalui kisah tentang Daniel. Ajaklah anak untuk lebih banyak berdiskusi dan memancing pendapat mereka, daripada hanya mendengarkan pengajaran dari guru. Jika perlu, ciptakan beberapa permainan yang mendukung pelajaran tersebut. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari, anak juga bisa belajar menentukan tujuan hidupnya sehingga ia bisa belajar membuat rencana. Orang dewasa perlu menolong mereka dengan jalan tidak selalu menanyakan tujuan mereka ketika melakukan sesuatu. Simaklah bagaimana kita bisa menginspirasi mereka dalam kolom Mutiara Guru edisi ini. Kiranya seluruh sajian ini memberkati Anda. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> BAHAN MENGAJAR: NABI DANIEL -- KEKUATAN REPUTASI Bacaan Alkitab: Daniel 1:1-21 Tujuan: Setelah menyelesaikan pelajaran ini, anak-anak akan belajar bahwa memiliki hidup yang murni, suci, dan yang konsisten akan membangun reputasi ilahi yang kuat dalam hidup mereka. Pendahuluan: Kegiatan Menghafal Ayat "Anak-anakpun sudah dapat dikenal dari pada perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya." (Amsal 20:11) Sebelum kelas dimulai, tulislah setiap kata dari ayat hafalan di atas dalam kartu-kartu yang terpisah (buat dua set). Di depan anak-anak, ucapkanlah berulang kali ayat hafalan tersebut. Lalu, bagilah anak-anak menjadi dua tim. Setelah itu, berikan masing-masing satu set ayat hafalan, yang sudah tersebar kata-katanya, kepada setiap kelompok dan mintalah mereka menyusunnya menjadi kalimat yang benar. Tim yang dapat mengurutkan kalimat lebih cepat dan benar, dialah yang memenangkan permainan. Cerita Alkitab: Pengantar: Tanyakan kepada kelas apakah ada yang tahu apa arti kata 'reputasi'? Jika memungkinkan, bawalah kamus Bahasa Indonesia ke kelas. [Red: Atau, Anda juga dapat membuka kamus online di http://alkitab.mobi/kamus/id/reputasi melalui HP Anda.] Reputasi bisa disamakan dengan "nama baik". Kalau dijabarkan, itu juga bisa berarti apa yang orang pikirkan tentang seseorang karena sikap, tindakan, dan perkataan orang itu. Apa yang akan kamu lakukan jika beberapa temanmu di sekolah menginginkanmu mencoba rokok? Apa tindakan pertamamu? (Luangkan waktu untuk diskusi.) Atau, teman-temanmu mengajakmu melakukan sesuatu yang tidak berbahaya, seperti bermain "games online" setelah pulang sekolah, padahal orang tuamu tidak mengizinkan. Apakah kamu akan langsung mengatakan tidak? Apa yang kamu lakukan pada saat seperti ini memberimu reputasi, yang baik atau buruk. Jika kamu menyerah dan melakukan apa yang salah, reputasimu untuk melakukan hal yang baik adalah sangat lemah. Jika kamu cepat mengatakan "tidak" dan berdiri teguh untuk apa yang secara moral benar, kamu sedang membangun reputasi yang kuat untuk berbuat baik. Cerita: Bacalah Daniel 1:1-21 di depan semua anak, sementara anak-anak menyimak dari Alkitab mereka sendiri. Dalam kisah itu, diceritakan bahwa Daniel memilih untuk menghormati Allah. Pertanyaan untuk Diskusi: 1. Mengapa pelayan raja ingin Daniel dan teman-temannya makan makanan raja? (Mereka akan menjadi kuat dan sehat seperti yang lain.) 2. Karena dia tidak ingin makan atau minum apa pun yang haram, apakah yang Daniel minta untuk disediakan? (Sayuran dan air.) 3. Bagaimana Daniel membuktikan bahwa ia dan teman-temannya tidak perlu makan makanan raja? (Setelah sepuluh hari, mereka lebih kuat dan tampak lebih baik daripada mereka yang makan makanan raja.) 4. Bagaimana Daniel dihargai karena memiliki reputasi yang kuat sebagai orang yang menghormati Allah? (Dia diberi pengetahuan dan kebijaksanaan, dan diizinkan untuk melayani raja.) 5. "Dalam masa-masa Daniel", makanan tertentu dianggap haram dan dilarang. Hal-hal apa yang kita miliki dalam hidup kita hari ini, yang mungkin dianggap haram dan dilarang? (Jawaban akan bervariasi.) Penerapan: Berikan setiap anak selembar kertas dan pensil, dan mintalah mereka untuk menuliskan setidaknya sepuluh cara yang dapat membangun reputasi yang kuat, untuk melakukan perbuatan baik yang sesuai dengan firman Tuhan. Akhiri pelajaran dengan pikiran berikut: Reputasi dibangun dengan melakukan sesuatu berulang-ulang. Jika kita melakukan apa yang benar berulang-ulang, kita membangun reputasi untuk berbuat baik. Jika kita melakukan apa yang tidak benar berulang-ulang, kita membangun reputasi untuk melakukan apa yang salah. Semakin kuat reputasi baik kita, semakin kita akan merasa dekat dengan Allah, dan akan lebih mudah untuk terus melakukan apa yang benar. Juga, orang lain ak
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Bebas dari Ketakutan (I) -- Edisi 648/Agustus 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Bebas dari Ketakutan (I) 648/Agustus/I/2013 Salam dalam kasih Kristus, Selama bulan Agustus ini, e-BinaAnak akan berbagi bahan seputar bebas dari ketakutan. Ada banyak hal yang bisa membuat anak merasa takut, bahkan ketika seorang anak SM diminta maju ke depan untuk berdoa saja, kemungkinan ada yang tidak berani melakukannya. Perasaan takut bukanlah perkara yang biasa saja, tetapi perasaan ini mencerminkan hubungan kedekatan anak dengan Tuhan. Perasaan takut juga membuat anak tidak bertumbuh dalam iman. Lalu, bagaimana mengatasi rasa takut yang muncul dalam diri anak-anak? Simaklah sajian e-BinaAnak selama satu bulan ini dan dapatkan berkat-berkatnya. Tuhan memberkati! Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. (1 Yohanes 4:18) < http://alkitab.mobi/?1yohanes+4:18 > ARTIKEL: KALAHKAN TAKUT DENGAN IMAN Ayat bacaan: Mazmur 121:4 "Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel." Seberapa jauh ketakutan bisa menghantui kita dan membuat kita tidak nyaman dan terganggu? Rasa takut bisa membuat kita tidak bisa berpikir, gampang emosi, sulit tidur hingga merusak kesehatan. Rasa takut pun bisa menjauhkan kita dari Tuhan, membuat jarak merentang semakin panjang sampai-sampai kita tidak lagi bisa mendengar suara Tuhan atau merasakan kehadiran-Nya dalam hidup kita. Bagaikan seseorang yang terus berjalan menjauhi lawan bicaranya, semakin menjauh, maka semakin kecil pula suara yang terdengar hingga lama-lama ia tidak lagi bisa mendengar apa pun yang dikatakan lawan bicaranya di seberang sana. Seperti itulah perasaan takut, cemas atau khawatir, yang terus dibiarkan merongrong perasaan kita. Memang benar, ada saat di mana rasa takut itu bisa muncul ketika kita menghadapi masalah, atau ketika menghadapi situasi tak pasti. Solusi tidak terlihat, sementara kita harus terus berhadapan dengan masalah tersebut dari detik ke detik. Jika kita terus membiarkan diri dicekam perasaan takut, rasa takut ini akan terus menggali jarak antara kita dengan Tuhan sehingga pada suatu ketika nanti, kita tidak lagi bisa mendengar-Nya dan merasa bahwa Tuhan meninggalkan kita sendirian, bahkan kemudian menjadi sinis dengan menuduh Tuhan bertindak kejam dan tidak adil terhadap kita. Beberapa tokoh besar Alkitab pernah mengalami hal seperti ini dalam pergumulan mereka masing-masing. Ayub pernah mengalami kepahitan terhadap Tuhan. Lihat apa yang pernah ia katakan: "Semuanya itu sama saja, itulah sebabnya aku berkata: yang tidak bersalah dan yang bersalah kedua-duanya dibinasakan-Nya. Bila cemeti-Nya membunuh dengan tiba-tiba, Ia mengolok-olok keputusasaan orang yang tidak bersalah." (Ayub 22:23) Atau, lihatlah bagaimana Daud meratap ketika ia berada dalam pergumulan. "Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?" (Mazmur 10:1), "... janganlah berdiam diri terhadap aku " (Mazmur 28:1), "Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku!" (Mazmur 54:4), "Berilah telinga, ya Allah, kepada doaku, janganlah bersembunyi terhadap permohonanku!" (Mazmur 55:2) Begitu sulitnya dunia yang kita jalani hari ini mengakibatkan banyak orang mulai kehilangan arah dan goyah imannya. Benarkah Allah tidak sanggup mengangkat anak-anak-Nya keluar dari kesulitan? Tentu saja Tuhan sanggup. Tidak ada hal yang mustahil bagi Dia, tidak ada hal mustahil yang tidak sanggup Dia lakukan bagi orang percaya. Sesungguhnya, Tuhan selalu peduli dan tidak pernah lengah dalam memperhatikan kita. Alkitab dengan jelas berkata, "Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel." (Mazmur 121:4) Tuhan tetap ada mengawasi dan melindungi kita. Ia rindu untuk terus memberkati kita, bahkan menjanjikan posisi sebagai ahli waris kerajaan-Nya kepada semua orang yang mengasihi-Nya, seperti yang tertulis dalam Yakobus 2:5, "Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?" Ketika hari-hari yang sulit ini tidak bisa lagi disikapi dengan hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri atau orang lain, inilah saat yang tepat bagi kita untuk menyadari bahwa tanpa Tuhan, kita tidaklah mampu berbuat apa-apa. Di sinilah, kita harus menyadari bahwa kita harus mengandalkan kekuatan Tuhan, Raja dari Kerajaan yang tidak terguncangkan. Rasa takut yang dibiarkan tumbuh terus-menerus dalam hidup kita tidak akan pernah membawa manfaat apa pun. Justru itu akan semakin memperbesar jarak antara kita dengan Bapa y
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Bebas dari Ketakutan (II) -- Edisi 649/Agustus 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Bebas dari Ketakutan (II) 649/Agustus/II/2013 Salam damai Kristus, Pada edisi yang lalu, kita sudah mempraktikkan bagaimana mengenali hal-hal/peristiwa yang membuat anak-anak merasa takut dan belajar menyerahkan ketakutan itu kepada Tuhan. Jika anak-anak sudah bisa menyerahkan ketakutannya kepada Tuhan, orang tua/pelayan anak tetap mempunyai peranan penting untuk mendukung langkah-langkah mereka selanjutnya. Salah satu contohnya bisa kita simak dalam edisi ini. Kali ini, kita akan mempelajari sebuah tip, yang bertujuan untuk membantu anak-anak yang merasa takut untuk pergi ke sekolah. Tip ini bisa diterapkan untuk anak di sekolah minggu ataupun sekolah akademis. Sebagai catatan penting di sini, peran aktif orang tua ataupun pelayan anak (jika diterapkan di sekolah minggu) sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan langkah-langkah di bawah ini. Sudah siapkah Anda? Mari simak dengan saksama tip ini dan praktikkanlah! Sukses ya! Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan. (Amsal 15:33) < http://alkitab.mobi/?amsal+15:33 > TIP: MEMBANTU ANAK YANG TAKUT SEKOLAH Takut sekolah terjadi bukan hanya pada anak-anak yang baru pertama kali sekolah, ada juga anak-anak yang sudah seminggu, dua minggu, atau bahkan beberapa bulan pertama sekolah, tetapi masih mengalami rasa takut sekolah. Berikut ini adalah ciri-ciri anak yang takut sekolah. 1. Ciri-ciri secara fisik: Kadang-kadang, anak baru bangun saat sudah jam berangkat sekolah. Saat dibangunkan orang tua di pagi hari, anak-anak mulai mengeluh sakit, baik sakit perut, pusing, ingin ke belakang, dsb.. Kadang, saat sudah sampai di sekolah, anak-anak mengeluh ingin muntah, sakit, dsb.. 2. Ciri yang lain: menangis. Tidak mau pisah dengan orang tuanya. Untuk anak yang ikut antarjemput, mungkin saat naik ke mobil jemputan saja sudah mulai ketakutan dan menangis. 3. Bisa juga yang tadinya tidak mengompol jadi mengompol. 4. Nilainya juga mulai merosot. Anak merasa takut sekolah biasanya disebabkan oleh hal-hal berikut ini. 1. Bagi anak-anak yang pertama kali sekolah, misal masuk kelompok bermain atau TK, rasanya memang pengalaman berpisah cukup lama dengan orang tua, ini menjadi hal yang tidak enak untuk anak-anak. 2. Masuk dalam sebuah lingkungan baru yang belum diketahui sama sekali, teman-temannya baru, guru-gurunya baru, ruangannya baru. Jadi, itu menimbulkan kecemasan atau hilangnya rasa aman pada anak-anak. 3. Bagi yang sudah sekolah, mungkin pengalaman menghadapi guru yang galak, dimarahi, atau ditegur guru. 4. Memiliki teman yang agresif, begitu dia di sekolah dipukuli atau diancam dengan hal-hal tertentu. 5. Anak-anak yang takut dengan pelajaran tertentu, misalnya matematika, atau terhadap guru tertentu, misalnya guru olahraga. 6. Anak takut ke sekolah karena anak takut meninggalkan rumah. Ada anak yang tahu bahwa di rumah, orang tuanya sering bertengkar. Ada di antara mereka yang merasa khawatir bahwa, misalnya, ayahnya akan memukuli ibunya. Jadi, saat berada di sekolah, ia merasa cemas dan tidak tenang sehingga ia menjadi enggan ke sekolah karena ia merasa bertugas untuk ada di rumah. Hal-hal di atas bisa menjadi pemicu ketakutan anak. Apa yang bisa dilakukan orang tua untuk menolong anak yang takut ke sekolah? 1. Mencari penyebabnya. Sebagai orang tua, kita sangat perlu terlibat supaya kita lebih bisa mengenali penyebab perilaku anak kita. Jadi, kedekatan itu penting sekali. Jika anak tidak merasa dekat dengan orang tua, dia mungkin juga enggan untuk berterus-terang tentang apa yang membuat dia tidak mau ke sekolah. Jadi, sekali lagi, keterbukaan dan hubungan yang erat antara orang tua dan anak memang sesuatu yang mutlak, bukan suatu pilihan yang boleh ada atau boleh tidak ada. 2. Anak tetap dianjurkan untuk ke sekolah. Jangan sampai orang tua membiarkan atau mengizinkan anak untuk tidak berangkat ke sekolah, kecuali memang ada keluhan fisik serius yang dialami anak, misalnya buang air terus-menerus, muntah-muntah, dsb.. Namun, pendampingan sangat tetap diperlukan oleh anak. 3. Kita mau mengakui bahwa ketakutan merupakan reaksi yang wajar, tidak ada yang harus malu dengan rasa takut ini, dan ketakutan terhadap penyebab itu juga merupakan hal yang wajar. 4. Secara rohani, mungkin orang tua bisa mengajak anak untuk berdoa bersama atau membaca satu atau dua ayat Alkitab sebelum berangkat ke sekolah, ini akan menolong si anak. Galatia 6:1, "Saudara-saudara kalaupun seseorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran maka kamu yang rohani harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut." Orang tua perlu memimpin anak kembali ke jalan yang benar, tidak hidup dalam ketakutan, tetapi lakukanlah itu dalam roh lemah lembut, jangan malah memarah-mar
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Bebas dari Ketakutan (III) -- Edisi 650/Agustus 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Bebas dari Ketakutan (III) 650/Agustus/III/2013 Salam damai Kristus, Pertumbuhan rohani anak-anak menjadi hal yang sangat penting untuk kehidupan mereka. Orang tua dan pelayan anak mempunyai tanggung jawab yang besar dalam hal ini dan harus bisa memberi bekal yang tepat kepada mereka. Satu-satu sumber yang tepat untuk membekali anak-anak dalam pertumbuhan rohani mereka adalah firman Tuhan. Firman Tuhan mengandung banyak prinsip kehidupan yang harus diterapkan oleh setiap orang percaya, termasuk anak-anak. Melalui sajian e-BinaAnak kali ini, kami akan memberikan satu prinsip kehidupan untuk menjadi anak Tuhan yang tidak takut dan berani percaya serta melangkah bersama Tuhan Yesus. Simak juga betapa pentingnya iman untuk membebaskan kita dari rasa takut, yang bisa Anda baca dalam kolom Mutiara Guru. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati pelayanan Anda. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya. (Amsal 14:26) < http://alkitab.mobi/?amsal+14:26 > BAHAN MENGAJAR: ANAK TUHAN TIDAK BOLEH TAKUT Bacaan firman Tuhan: Bilangan 13:25-33 Renungan: Takut adalah senjata Iblis untuk membuat anak Tuhan menjadi mundur, tidak mau ambil bagian dalam rencana Tuhan. Firman Tuhan berkata, "Dalam Kasih tidak ada ketakutan." Firman Tuhan mengajar anak-anak untuk menjadi pribadi yang berani, percaya bahwa Tuhan Yesus selalu beserta mereka, anak-anak berani ambil bagian dalam hal yang positif dan benar. Shalom adik-adik, siapa yang di sekolah minggu berani maju ke depan untuk bernyanyi/berdoa? Wah, kalau ada di antara kalian yang tidak berani bersaksi, bisa jadi adik-adik adalah orang yang penakut atau malu-malu. Tuhan Yesus memperhatikan setiap adik-adik yang berani maju dan melakukan hal yang benar. Berikut ini lagu untuk adik-adik yang masih takut, ayo nyanyi bersama-sama: Jangan takut, jangan takut, jangan kamu takut Tuhan Yesus pasti 'kan datang menolongmu Jangan takut, jangan takut, jangan kamu takut Tuhan Yesus pasti 'kan datang menolongmu Kalau kamu percaya, kamu pasti ditolong Kalau saya percaya, saya pasti ditolong Kalau kita percaya, kita pasti ditolong Jangan kamu takut. (Jika guru tidak mengetahui lagu di atas, bisa diganti dengan lagu lain dengan tema yang sama mengenai bebas dari rasa takut.) Ingat kita tidak boleh takut pada apa pun juga. Kita harus berani! Nah adik-adik, sekarang kita tidak boleh takut lagi. Kita punya teman nih adik-adik, seorang yang berani. Ia adalah anak Tuhan, namanya Bapak Yosua. Yuk kita simak cerita keberanian Bapak Yosua! Ayo lipat tangan dan pasang telinganya! Kedua belas pengintai. Pada saat Tuhan menjanjikan tanah perjanjian kepada umat pilihan-Nya, Tuhan memberi perintah kepada Nabi Musa untuk mengirimkan 12 orang pengintai untuk mengintai keadaan tanah perjanjian tersebut, menyelidiki bagaimana penduduknya dan apa saja yang mereka lakukan. Wah, tanah perjanjian tersebut sangat besar, Kanaan namanya. Yosua: Leb, Kaleb ... lihat, tempat ini subur sekali. Semua buahnya besar-besar. Wah, sayurannya segar-segar, hmm ... pasti enak sekali kita bisa masuk tempat yang Tuhan janjikan ini. Kaleb: Ya benar, Yos ... dari tadi aku perhatikan di sini juga banyak susu. Aku 'kan suka minum susu, sehat buat tulangku. Wah, lihat di sana Yos, ada madu juga ... alangkah luar biasa tempat ini. Enggak salah lagi Tuhan kasih tanah Kanaan ini kepada kita, Tuhan mau memberkati umat-Nya. Yosua: Iya ... ayo kita jalan ke sana. (Tiba-tiba datanglah pengintai yang lain menghampiri Yosua dan Kaleb.) Pengintai 1: Eh Yosua, Kaleb, kalian dari tadi di sini? Kami mencari-cari kalian. Kalian tahu tidak, tempat ini seram loh? Tadi aku bersembunyi karena ada orang raksasa di depan sana. Wah, kami ngeri melihatnya. Ayo kita cepat kembali! Tempat ini sepertinya bukan untuk kita karena orang-orangnya besar-besar seperti raksasa ... ihhh ngeri. Pengintai 2: Ya, betul juga tuh, kalau kita perang dengan mereka, bisa-bisa kita habis diinjak mereka. Ayo, kalian segera ikut kami kembali! Kita beri tahu bangsa kita agar mereka jangan ke sini karena negeri ini seram sekali. Percuma saja kita masuk, nanti kita semua bisa dihabisi dan kalah melawan mereka. Ayo kita jalan, kita segera kembali ke Musa! Adik-adik, tahukah kalian seperti apa orang-orang yang tinggal di Kanaan itu? Orang Kanaan adalah orang-orang raksasa, bertubuh besar dan mempunyai tinggi kurang lebih 2 meter. Orang Kanaan juga mempunyai jari-jari tangan dan kaki, masing-masing berjumlah 6 jari. Kira-kira jari-jari kalian ada berapa ya? Kanaan ini adalah tanah yang Tuhan janjikan, yang berupa tanah yang subur, hasil perkebunannya bagus-bagus, berlimpah susu dan madu. Tuhan memberikan Kanaan kepada Bangsa Israel dan berjanji akan memberi kemenangan pada mereka saat melawan bangs
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Perkembangan Iman Anak (I) -- Edisi 651/September 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Perkembangan Iman Anak (I) 651/September/I/2013 Salam dalam kasih Kristus, Perkembangan selalu berbicara tentang perubahan dan peningkatan. Sebagai pelayan anak, kita memiliki kewajiban untuk menolong dan memantau perkembangan iman anak-anak yang kita layani. Ini merupakan tugas yang harus kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Sampai saat ini, sejauh mana kita telah memperhatikan pentingnya hal ini bagi kehidupan anak-anak yang kita layani? Untuk menolong Anda dalam memahami status rohani anak dan bagaimana menolong mereka mengembangkan iman, e-BinaAnak edisi ini mengangkat tema tentang perkembangan iman anak. Kiranya sajian kami ini bermanfaat bagi pelayanan Anda. Tuhan memberkati. Redaksi Tamu e-BinaAnak, Berlin B. < http://pepak.sabda.org/> ARTIKEL: STATUS ROHANI SEORANG ANAK Kita yang melayani anak di gereja atau yayasan gerejawi perlu memiliki keyakinan tentang status rohani seorang anak di hadapan Tuhan, berdasarkan firman Tuhan. Kita juga harus tahu perkembangan kerohaniannya. Kedua pokok ini berkaitan dengan masalah pertobatan dan kelahiran baru dalam hidup seorang anak. Mungkinkah seorang anak bertobat? Perlukah hal itu? Jika hal itu memang memungkinkan dan diperlukan, kapan hal itu bisa terjadi? Keyakinan tentang hal ini sangat mewarnai cara dan arah pelayanan kita. Namun, keyakinan ini tidak mudah diperoleh karena adanya perbedaan pandangan teologis, pandangan tentang penginjilan, dan pola pendidikan yang berhubungan dengan anak. Ada suara dari abad yang lalu yang berkata, "Delapan belas abad yang lalu, ketika iman Kristen diajarkan, dihasilkan sangat sedikit keterangan mengenai pokok 'Anak di dalam gereja'. Pokok ini sebagian besar masih perlu disoroti oleh teologi." Selama berabad-abad, ditemukan gereja yang berpandangan bahwa anak menikmati status "tidak dipengaruhi oleh dosa turunan" sebelum mereka tiba pada saat mereka harus bertanggung jawab kepada Allah. Tetapi, ada juga pandangan lainnya, seperti yang diyakini oleh George Whitefield, seorang penginjil di Amerika pada abad ke-17. Ia berpendapat bahwa anak dapat dibandingkan dengan "ular berbisa" dan "buaya" yang juga manis selama kecil. Adanya anggapan yang berbeda-beda, antara lain seperti tersebut di atas, menantang kita yang terjun langsung dalam pelayanan rohani anak untuk secara serius menyelidiki dan memikirkan status dan kebutuhan rohani seorang anak. Anak dalam Alkitab Perjanjian Lama: Aman dalam "Covenant relationship". Kita tidak menemukan suatu keragu-raguan atau persoalan mengenai status anak dalam keluarga atau dalam persekutuan agama orang Israel. Kepada Abraham diberikan tanda perjanjian, yaitu sunat. Setiap anak laki-laki yang baru lahir menerima tanda itu pada umur delapan hari. Tanda ini membawa dia masuk ke dalam persekutuan orang percaya dan ke dalam keluarga yang takut akan Allah. Status ini diperoleh asalkan anak itu lahir dari keturunan Yahudi. Dalam keluarga, anak itu dibesarkan, dididik, dan diajar, sampai ia berumur dua belas tahun. Pada umur itu, seorang anak laki-laki disebut "anak Hukum Taurat" dan sesudah itu orang tuanya dilepaskan dari tanggung jawab rohani terhadap anaknya. Perjanjian Baru: Aman dalam kasih dan janji Tuhan Yesus. Dalam menyelidiki empat Injil, kita berfokus pada ucapan Tuhan Yesus mengenai anak-anak dan sikap-Nya terhadap mereka. Kita dapat melihat dalam bagian-bagian Alkitab berikut ini: Markus 10:14, Markus 10:15, Matius 18:6, dan Matius 18:14. Hal yang menarik perhatian ialah, bahwa Tuhan Yesus menunjuk anak sebagai teladan bagi orang dewasa dalam hal menerima Kerajaan Allah. Tuhan Yesus tidak menantikan seorang anak menjadi matang terlebih dahulu dan menjadi dewasa secara umur sebelum ia dapat masuk ke Kerajaan Surga. Perjanjian Baru: "Dahulu" dan "Sekarang" serta konsepsi pertumbuhan. Surat-surat dalam Perjanjian Baru ditulis kepada orang dewasa. Hampir semua dari mereka merupakan orang Kristen generasi pertama. Dalam surat-surat itu, kita dapat memperhatikan pembagian yang jelas dan tegas antara hidup lama, yang sudah lenyap, dengan penyembahan-penyembahan berhala, kemerosotan moral, dan lain-lainnya, dan hidup baru yang dimulai pada suatu saat tertentu, yang harus berkembang dalam persekutuan orang-orang percaya. Anak-anak hampir tidak disebut dalam surat-surat. Dalam Efesus 6:1-3 dan Kolose 3:20, anak dinasihati supaya taat dan menghormati orang tua sesuai dengan sepuluh hukum. Paulus juga memperingatkan orang tua, dalam hal ini ayah, agar mereka jangan membangkitkan amarah dalam hati anak, melainkan mendidik mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Efesus 6:4). Sebagai orang Kristen generasi pertama, tidak ada di antara mereka yang dibesarkan dalam suasana keluarga Kristen. Karena itu, nasihat Paulus ini penting sekali. Dalam gereja mula-mula, or
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Perkembangan Iman Anak (II) -- Edisi 652/September 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Perkembangan Iman Anak (II) 652/September/II/2013 Salam damai Kristus, Mau tidak mau, menjadi pelayan anak berarti menjadi salah seorang penentu pembentukan iman anak-anak yang dilayaninya. Memang, pendidikan rohani terbanyak seharusnya dilakukan dalam keluarga. Namun, jika keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan rohani anak dalam hal perkembangan imannya, maka gereja, melalui para pelayan anak, harus mengemban tugas ini di pundaknya. Oleh karena itu, setiap pelayan anak harus terus-menerus memelihara hidup rohani mereka agar dapat menjadi alat Tuhan yang efektif dalam tumbuh kembang iman setiap anak layannya. Dalam edisi ini, kami menyajikan sebuah ide yang dapat menolong Anda mengajarkan tentang pertumbuhan iman kepada anak-anak. Melalui sebuah permainan, kita dapat mengajarkan dan berdiskusi langsung dengan anak-anak mengenai pertumbuhan rohaninya. Kiranya sajian ini menjadi berkat bagi Rekan-Rekan semuanya. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Keberhasilan gereja bukan hanya membangun gereja yang megah lengkap dengan segala kegiatannya. Akan tetapi, keberhasilan gereja adalah bagaimana mencetak generasi yang takut akan Tuhan dan berpusat pada Tuhan, sehingga dapat menjadi garam dan terang bagi sekitarnya." (Diah Rahayu) BAHAN MENGAJAR: BELAJAR PERTUMBUHAN ROHANI MELALUI PERMAINAN Mengajarkan pertumbuhan rohani kepada anak sangatlah penting. Anda dapat menggunakan permainan ini dalam kelas sekolah minggu, untuk mengajak anak belajar tentang pertumbuhan rohani dengan cara yang kreatif. Persiapan: 1. Carilah beberapa gambar makanan dan guntinglah sesuai pola gambar tersebut. Anda bisa mencari gambar wortel, apel, strawberry, labu, jagung, dll.. Setiap anak akan mendapatkan dua potong gambar. Selain itu, Anda masih harus menambah satu potong gambar lagi untuk masing-masing anak. Jadi, kalau di kelas Anda ada dua belas murid, itu berarti Anda harus menyiapkan 24 gambar, ditambah 12 lagi, sehingga menjadi 36 gambar. 2. Beberapa ayat yang dicetak di kertas. Jumlah ayat harus sebanyak jumlah potongan gambar. 3. Isolasi untuk menempelkan gambar dan ayat. Pelaksanaan: 1. Setelah Anda memotong gambar-gambar makanan, tempelkanlah potongan kertas yang berisi ayat di belakang potongan gambar makanan tersebut. Berikut ini contoh-contoh ayat yang dapat Anda gunakan: Yakobus 1:22; Amsal 10:5; atau Filipi 4:13, dsb.. 2. Tuliskan kata atau frasa yang berhubungan dengan kehidupan rohani di belakang potongan gambar yang telah Anda siapkan untuk anak-anak. Jika ada 12 anak, berarti Anda harus menyiapkan 24 hal yang harus ditulis di belakang gambar tersebut. Berikut ini contohnya. - Ayat Alkitab - Doa - Membantu orang lain - Berbagi - Pergi ke sekolah Minggu - Sekolah Alkitab - Ibadah di rumah - Menghadiri gereja - Membaca Alkitab - Memberi tahu orang lain tentang Yesus, Tuhan, dan Surga - Berbicara kepada Allah - Bersaksi - Memuji Tuhan - Mengasihi Tuhan - Dan, kata-kata lain yang dapat menolong anak bertumbuh secara rohani. 3. Kemudian, di belakang dua belas gambar yang Anda siapkan tersendiri, tuliskanlah hal-hal yang TIDAK DAPAT MENOLONG anak bertumbuh secara rohani. Contohnya berikut ini: - Berkata kotor - Menyebut nama Tuhan dengan sia-sia - Menceritakan kejelekan orang lain - Ingkar janji - Iri hati - Mencuri - Membantah orang tua atau guru - Menghina orang lain - Menyakiti perasaan orang lain - Berbohong, dsb.. 4. Sembunyikan gambar-gambar tersebut di sekitar ruangan kelas. Jangan menyembunyikan gambar di tempat yang terlalu sulit, terutama jika murid-murid Anda masih anak-anak. 5. Setelah itu, mintalah anak-anak menyebar ke seluruh ruangan untuk mencari setiap bagian gambar makanan. Setiap anak harus mendapatkan minimal dua potong gambar. Setelah semua gambar sudah ditemukan, mintalah mereka berkumpul kembali. 6. Mintalah anak-anak untuk memberitahukan gambar makanan apa yang mereka dapatkan. Setelah itu, mintalah mereka untuk membaca ayat dan tulisan yang ada di belakang gambar tersebut. Tanyakan kepada setiap anak, jika mereka melakukan seperti yang ditulis itu, apakah dapat menolong pertumbuhan rohaninya? 7. Jika anak-anak menemukan gambar dengan kata-kata yang tidak dapat menolong pertumbuhan rohaninya, tanyakan pula mengapa hal itu dapat menghambat pertumbuhan rohani mereka? 8. Setelah semua anak selesai menjelaskan, tutuplah dengan suatu pengajaran dari salah satu ayat yang sudah Anda tuliskan di belakang sebuah gambar, atau ayat yang sudah Anda siapkan sendiri. Biarlah firman Tuhan menolong anak-anak untuk menyadari betapa pentingnya pertumbuhan rohani mereka sebagai orang percaya. (t/Davida) Diterjemahkan dan disunting dari: Nama situs: Sunday School Lessons of Plenty Alamat URL: http://sunday-schoollessons.blogspot.com/2013/03/spiritual-growth-sunday-school-game.html Judul asli artikel: Spiritual
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Perkembangan Iman Anak (III) -- Edisi 653/September 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Perkembangan Iman Anak (III) 653/September/III/2013 Salam damai Kristus, Hal penting dalam perkembangan iman anak adalah bagaimana mereka mengenal firman Tuhan dan menerapkannya dalam kehidupan mereka. Perkembangan iman anak harus dimulai sejak usia dini, bahkan sejak bayi. Nah, dalam edisi e-BinaAnak minggu ini, kami menyajikan tip yang dapat menolong pelayan anak untuk lebih berkreasi dalam menjangkau anak-anak, khususnya anak di bawah tiga tahun (batita), untuk bertumbuh dalam pengenalan akan firman Tuhan. Kiranya ini menjadi berkat bagi Rekan-Rekan semua. Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. (Mazmur 119:105) < http://alkitab.mobi/?mazmur+119:105 > TIP: MENJANGKAU ANAK BATITA DENGAN FIRMAN TUHAN Saat ini adalah waktu untuk Alkitab. Artinya, anak-anak saya duduk di sofa dengan selimut mereka dan siap untuk tidur siang. Saya membacakan cerita tentang Nuh. Ketika saya tiba pada bagian ketika Nuh memasukkan binatang ke bahteranya, saya berhenti dan bertanya, "Bagaimana rasanya ada di atas kapal dengan semua binatang itu?" Anak-anak saya mengangkat bahunya. Lalu, saya menarik selimut mereka dan meminta mereka untuk turun dari sofa sambil berkata, "Ayo, ambil semua boneka hewan yang kalian punya dan bawa kemari, kita akan cari tahu seperti apa rasanya!" Dengan ceria, mereka melakukan apa yang saya minta dan sesaat kemudian, sofa itu seperti sebuah kapal yang mengambang di ruang tamu dengan "makhluk" kecil dan besar di atasnya. 1. Mulai dengan Bermain Batita suka bermain. Oleh karena itu, ketika Anda menggabungkan imajinasi dan kegembiraan ketika belajar Alkitab, itu akan membantu anak-anak mengembangkan keinginan untuk belajar. Pertama-tama, Anda bisa membeli Alkitab yang sesuai dengan usia mereka. Dimulai dengan versi batita dan maju ke arah anak-anak belajar Alkitab. Pastikan untuk menambah tingkat kesenangan dalam membaca Alkitab. Ini mungkin berarti menggunakan "aktor" untuk menghidupkan kembali kisah Daud dan Goliat. Saya selalu menikmati membaca tugas "baca di rumah" yang anak-anak dapat dari sekolah minggu. Kadang, saya mengubah beberapa kata ganti orang dengan nama anak-anak saya sendiri agar mereka tahu hubungan firman Tuhan dengan dirinya. 2. Belajar Ayat-Ayat dalam Alkitab Banyak orang tua yang mungkin bertanya-tanya berapa banyak pemahaman anak yang terbentuk pada usia dini. Sebuah studi baru di Indiana University telah menemukan bahwa anak-anak dapat memahami kata-kata lebih cepat dari yang diduga sebelumnya. Saya mulai mengajarkan ayat hafalan kepada anak-anak saya di usia dini dengan menggunakan gerakan tubuh. Misalnya, ketika membaca "Pada mulanya Allah menciptakan langit ...," saya akan berdiri di atas kaki saya dan mengangkat tangan tinggi-tinggi. Untuk frasa, "... dan bumi," saya akan jongkok dan menyentuh lantai. Kemudian, ketika anak-anak saya bisa berbicara, saya akan mengulangi ayat, tetapi mengosongkan kata-kata kunci bagi mereka untuk mereka isi. 3. Melakukan Firman Tuhan Mengajari anak untuk mencintai Alkitab melibatkan pula teladan Anda di luar rumah dengan anak-anak kecil. Anak-anak dan saya mengambil perjalanan setiap hari Kamis ke rumah para pensiunan. Di sana, kami membagikan bunga kepada mereka. Suatu hari, ketika ibu saya mengambil tanaman mekar untuk nenek di rumah sakit, di luar dugaannya, anak saya mulai mengambil beberapa tangkai bunga dan memberikannya kepada pasien yang lain di rumah sakit itu. Baginya, itu adalah sebuah kesempatan untuk menunjukkan kebaikan, seperti yang dilakukan orang Samaria yang baik hati dalam Alkitab. 4. Ide-Ide yang Lain a. Selain berdoa dan membaca Alkitab, dampingi anak-anak sebelum tidur pada malam hari dengan menyanyikan lagu pujian kepada Allah. b. Ketika bercerita, Anda bisa menggunakan pakaian seperti tokoh-tokoh Alkitab. c. Mintalah anak-anak menceritakan hal-hal dalam Alkitab yang sudah mereka lakukan. (t/Davida) Diterjemahkan dan disunting dari: Nama situs: Focus on The Family Alamat URL: http://www.focusonthefamily.com/parenting/spiritual_growth_for_kids/draw_your_children_into_the_bible/making_the_bible_fun.aspx Penulis: Lynne Thompson Tanggal akses: 18 September 2013 MUTIARA GURU: JANGAN HALANGI ANAK ANDA UNTUK DATANG KEPADA ALLAH Jangan halangi anak Anda untuk datang kepada Allah. Jadilah jendela bagi Allah dan bukan cermin bagi diri sendiri. "Saya tidak akan pernah mengikut Kristus. Ayah saya adalah seorang pendeta yang telah berlaku kejam kepada saya dan saya menolak untuk menginjakkan kaki saya di gereja," putri seorang pengkhotbah membuka rahasia. Anda dapat menjadi jembatan terbesar yang menuju kepada Allah bagi anak-anak Anda. Atau, Anda dapat menjadi pengha
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Perkembangan Iman Anak (IV) -- Edisi 654/September 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Perkembangan Iman Anak (IV) 654/September/IV/2013 Salam damai Kristus, Selain membaca Alkitab, salah satu indikator perkembangan iman anak adalah kehidupan doanya. Anak tidak dapat memiliki kehidupan doa yang semakin bertumbuh jika tidak dibimbing oleh orang dewasa di sekitarnya, termasuk kita, para pelayan anak. Ada banyak cara untuk mengajarkan doa kepada anak. Dalam edisi kali ini, redaksi memberikan dua kreasi mengajarkan doa kepada anak, yang ditulis oleh Bapak Igrea Siswanto. Kiranya, ini menjadi berkat bagi Anda serta dapat menolong anak-anak layan Anda belajar dan bertumbuh dalam doa. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > Dan, inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. (1 Yohanes 5:14) < http://alkitab.mobi/?1yohanes+5:14 > BAHAN MENGAJAR: ANEKA KREASI MENGAJAR ANAK BERDOA 1. KREASI LAGU DAN DOAKU Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! (Yakobus 5:13) Kreasi ini menggunakan lagu-lagu yang bersuasana tenang, teduh, dan khidmat, untuk melatih anak-anak agar berani dan suka berdoa. Caranya, jika selama ini lagu-lagu tersebut dipakai sebelum doa, sekarang kita akan memakainya sebagai doa. Bagi anak-anak yang belum hafal teks lagu boleh membaca teksnya. Bahan: 1. Tulisan lagu KUSIAPKAN HATIKU TUHAN. 2. Tulisan lagu BAPA, ENGKAU SUNGGUH BAIK. Petunjuk: 1. Tulis atau Print teks lagunya. Bagikan kepada semua anak. 2. Mulailah dengan meminta anak-anak menyanyikan lagu tersebut. 3. Kemudian, setelah menyanyikan lagu, anak-anak diminta untuk membacakan teks lagunya. 4. Pembacaan teks lagu dapat diiringi dengan musik instrumental. 5. Jika sudah selesai membaca bersama-sama, ucapkan "amin" sebagai tanda doa sudah selesai. 6. Sebagai variasi atau selingan, mintalah salah satu anak untuk membacakan teks lagu tersebut. Catatan: Hati-hati memilih lagu karena tidak semua lagu cocok untuk dijadikan sebuah doa. 2. KREASI GAMBAR DAN DOAKU Kreasi ini menggunakan gambar-gambar yang menarik untuk mengajarkan doa-doa dengan cara menuliskan doa-doa pada alat peraga, misalnya pada gambar atau hasil kerajinan tangan. Misalnya, pengajaran doa sebelum tidur dapat dibuat potongan-potongan gambar tentang aktivitas berdoa, dan di bagian bawah ditulis contoh doanya. Bahan: 1. Gambar-gambar yang menarik. 2. Kertas karton, spidol warna-warni. 3. Gunting, selotip dua sisi, lem, dan selotip. Petunjuk: 1. Potonglah kertas karton sesuai ukuran yang diinginkan. 2. Potong beberapa gambar-gambar yang punya tema tertentu. Misalnya gambar seorang anak kecil yang sedang berdoa sebelum tidur, atau gambar seorang yang sedang sakit, dsb.. 3. Kemudian, tempel dan susun potongan-potongan gambar yang paling menarik menurut Anda. 4. Tambahkan tulisan doa di bagian bawah gambar tersebut. 5. Hiaslah bagian pinggir karton atau berilah pita sebagai pigura agar menjadi tampilan yang menarik. 6. Kreasi doamu bisa digantung di dinding atau diletakkan dekat meja belajar atau tempat tidurmu. Diambil dan disunting dari: Judul buku: Aneka Kreasi untuk Mengajar Anak Suka Berdoa Penulis: Igrea Siswanto Penerbit: Nafiri Sion Publishing, 2012 Halaman: 59 dan 61 KESAKSIAN: PELAYANAN ANAK DI DESA Z Saya ingin memberikan satu kesaksian saat melakukan pelayanan anak di desa Z, di lereng kaki gunung X. Letak desa Z boleh dibilang cukup terpencil. Jalan menuju desa tersebut hanya satu, yaitu menyusuri lereng gunung, yang sisi kanannya adalah tebing yang curam, sementara sisi kirinya adalah jurang yang dalam. Kendaraan yang digunakan adalah sebuah Jeep Badak, itu pun kalau musim hujan (saat kami berangkat ke sana) rodanya harus dililit dengan rantai supaya tidak selip. Jeep Badak ini pulalah yang menjadi angkutan umum dan angkutan barang bagi orang-orang di desa Z. Beberapa hari sekali, Jeep Badak ini membawa berbagai keperluan rumah tangga untuk dijual ke penghuni desa. Sebagian besar penduduk hidup dari bercocok tanam dan memelihara ayam di rumah. Kami berjumlah dua belas orang (sepuluh mahasiswa dan dua mahasiswi), berangkat lebih awal dari rombongan Tim Pelayanan Mahasiswa ke desa Z. Tugas kami adalah "membuka jalan" dan "mengenali medan" sebelum acara puncak, yaitu KKR yang diadakan pada hari terakhir dari seluruh rangkaian pekan pelayanan yang kami siapkan. Tugas utama saya waktu itu adalah memikirkan bagaimana menjangkau anak-anak di desa tersebut. Seusai ibadah pagi bersama, saya dan teman-teman mendapat ide untuk mengajak anak-anak bermain di depan halaman gereja. Permainan yang sangat sederhana, di mana kami sambil bernyanyi berpasangan (saling berhadapan) dan berpegangan tangan, bila lagu selesai kami berganti pasangan, demikian seterusnya. Rupanya,
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Menjawab Pertanyaan Anak (II) -- Edisi 656/Oktober 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Menjawab Pertanyaan Anak (II) 656/Oktober/II/2013 Salam kasih Kristus, Menjawab pertanyaan anak bukanlah hal yang mudah. Pelayan anak atau orang tua perlu menggunakan bahasa yang mudah "dicerna" anak dalam menjelaskan suatu hal supaya anak-anak bisa menangkap maksudnya. Pernahkah Anda mempunyai pengalaman dengan pertanyaan anak-anak seputar Allah dan doa? Dalam edisi kali ini, kami menyajikan beberapa pertanyaan seputar Allah dan doa, beserta jawabannya, yang bisa Anda terapkan dalam menjawab pertanyaan anak mengenai hal ini. Dapatkan juga kesaksian dari Sahabat e-BinaAnak tentang pengalaman mereka dalam menjawab pertanyaan anak. Selamat membaca dan memperoleh berkatnya. Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Mengetahui kehendak Allah adalah hikmat terbesar, menemukan kehendak Allah adalah penemuan terbesar, dan melakukan kehendak Allah adalah prestasi terbesar. (Coolidge) BAHAN MENGAJAR: MENJAWAB PERTANYAAN ANAK 1. Pertanyaan: Bagaimana Allah dapat mendengarkan doa kita dari Surga? Jawaban: Allah dapat melakukan segala sesuatu. Dia sangat berkuasa dan tidak terbatas. Dia berada di mana saja setiap waktu. Dia juga mengetahui segala sesuatu. Dia mengetahui apa yang kita pikirkan, sebaik apa yang kita katakan sehingga Allah dapat mendengar doa setiap orang dari seisi dunia sepanjang waktu. Terkadang, orang-orang berpikir bahwa Allah jauh "di atas surga". Namun, Allah tidak begitu jauh; Dia selalu berada di sini dengan kita, diam di antara umat-Nya. Ayat kunci: "Sesungguhnya, Akulah Tuhan, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untukKu?" (Yeremia 32:27) Ayat terkait: Mazmur 18:7, 116:1-2, 130:2, 139:2, 17-18 Pertanyaan terkait: Bagaimana Allah mendengar? Bagaimana Allah mendengar doa-doa? Apakah Allah mendengar kita ketika kita berdoa? Bagaimana Allah dapat mendengar apa yang kita katakan? 2. Pertanyaan: Jika kita berbicara kepada Allah, apakah Dia selalu mendengarkan kita? Jawaban: Ya, Allah selalu mendengarkan kita, tidak masalah di mana pun kita berada atau apa yang sedang kita kerjakan. Dia tidak pernah tertidur atau menjauh. Tidak ada yang dapat menghentikan Allah dari keberadaan-Nya saat mendengarkan apa yang kita katakan. Allah mengerti pikiran kita. Kita tidak harus berbicara dengan suara keras hingga Dia dapat mendengarkan kita. Bahkan, apabila kita hampir berbisik atau hanya berdoa dalam pikiran pun, Allah tetap mendengarnya. Namun, kita juga perlu mengetahui bahwa Allah membenci dosa. Apabila kita tetap berdosa di dalam hati kita dan berusaha menyembunyikannya, maka yang pertama-tama Allah inginkan adalah kita mengakui dosa kita. Ia akan mendengarkan doa kita, tetapi sebelumnya Dia akan menunggu dan mendengarkan kita untuk mengakui dosa-dosa kita. Kemudian, Ia akan mendengarkan permintaan-permintaan kita. Allah mengasihi kita lebih dari yang kita bayangkan. Allah ingin mendengarkan kita. Allah selalu menyediakan dan selalu mendengarkan. Kita dapat berbicara kepada-Nya setiap waktu dan sepanjang hari. Ayat kunci: Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar. Sesungguhnya, Allah telah mendengar, Ia telah memperhatikan doa yang kuucapkan. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku. (Mazmur 66:18-20) Ayat terkait: Amsal 15:29; Yesaya 55:6-7, 59:1-2; 1 Petrus 3:12 Pertanyaan terkait: Apakah Allah mendengarkan Anda ketika Anda berdoa? Apakah Allah selalu mendengarkan Anda? Apakah Allah tidak selalu mendengarkan doa-doa kita? Allah selalu mendengarkan doa kita, benar bukan? Catatan untuk para orang tua: Selalu ada sisi positif dari apa yang Allah ketahui, bukan hanya sisi negatif saja. Sementara itu, memang benar bahwa kejahatan tidak dapat disembunyikan dari Allah. Namun, benar juga bahwa umat Allah tidak harus merasa takut bahwa mereka tidak akan mendapatkan perhatian dari Allah. Allah selalu siap dan mau mendengar doa-doa kita. Bantulah anak Anda dengan kenyataan ini. 3. Pertanyaan: Bagaimana Allah berkonsentrasi terhadap jutaan manusia yang berdoa pada waktu yang sama? Allah tidak terbatas dan sangat berkuasa. Ia tidak mempunyai masalah untuk mendengarkan orang yang berdoa pada waktu yang sama. Manusia dapat melakukan dua pekerjaan pada waktu yang bersamaan. Orang-orang dapat mengendarai sepeda dan memperhatikan hal-hal yang berada di sekitar kita pada waktu yang sama. Namun, Allah melebihi hal tersebut, Ia jauh lebih besar dan jauh lebih kuat daripada kita; dengan mudah Ia dapat melakukan berjuta-juta hal pada waktu yang bersamaan. Demikian juga, Allah berada di mana saja sepanjang waktu. Selain itu, Allah juga mengetahui segala sesuatu. Allah mengetahui apa yang kita pikirkan, sebaik apa yang kita katakan. Cobalah untuk selalu mengingat bahwa kita berbeda dengan Allah. Dia membuat k
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Menjawab Pertanyaan Anak (III) -- Edisi 657/Oktober 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Menjawab Pertanyaan Anak (III) 657/Oktober/III/2013 Salam dalam kasih Kristus, Respons kita, baik pelayan anak maupun orang tua, terhadap pertanyaan anak menentukan perkembangan anak di tahap selanjutnya. Jika kita merespons dengan tidak baik/mengabaikan/mengalihkan pertanyaannya, anak-anak akan menjadi malas bertanya dan perkembangan kreativitasnya akan berkurang. Lalu, bagaimana cara pelayan anak/orang tua dalam merespons anak yang mempunyai banyak pertanyaan, bahkan untuk hal yang sepele sekalipun? Simaklah sajian e-BinaAnak kali ini dan dapatkan berkatnya. Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Arahkanlah perhatianmu kepada didikan, dan telingamu kepada kata-kata pengetahuan. (Amsal 23:12) < http://alkitab.mobi/?amsal+23:12 > TIP: CARA CERDIK MENJAWAB PERTANYAAN ANAK Respons positif orang tua atas pertanyaan si kecil sangat membantu proses berpikir dan tingkat pemahamannya. "Bu, mengapa burung bisa terbang? Kok pohon berbuah sih? Apa nama kendaraan beroda tiga itu?" Si prasekolah terkadang membuat pusing dengan berbagai pertanyaannya yang tak kenal waktu. Kalau sudah kehabisan akal, tak jarang orang tua berujar, "Aduh, bawel amat sih!" Atau pertanyaannya yang dianggap sepele atau tak logis ditanggapi dengan jawaban asal-asalan. "Pohon berbuah? Ya ... memang dari sana sudah begitu. Sudah, ah, Papa mau membaca koran lagi!" Tentu respons orang tua yang asal-asalan amat tidak disarankan. Tindakan yang paling bijak adalah dengan menanggapi apa pun pertanyaan anak, yang sepele sekalipun, secara positif. Respons yang baik akan membantu proses berpikir dan pemahaman si prasekolah kelak. Juga tak masalah jika ia ternyata masih belum puas dengan jawaban yang diberikan, lantas bertanya lagi, lagi, dan lagi. Orang tualah yang mesti siap menghadapi "gempuran" pertanyaan itu. Misalnya, dengan lebih rajin membaca buku agar wawasan dan pengetahuan kita makin bertambah. Menunjukkan Minat Mengapa di usia prasekolah anak sangat gemar bertanya? Ada beberapa alasan yang menyertainya, antara lain: a. Menunjukkan minat. Ragam pertanyaan anak dapat menunjukkan minatnya pada peristiwa atau pemandangan di sekitarnya. Contoh, si prasekolah bertanya, "Mengapa ayam yang tadinya satu bisa bertambah jadi tiga?" Atau "Ada berapa banyak mobil yang sedang parkir itu?" Pertanyaan-pertanyaan seperti ini merupakan pertanda anak memiliki minat di bidang matematika/logika. b. Belum paham. Keingintahuan yang belum terpenuhi akan membuat anak terus bertanya sampai ia mendapatkan titik terang. Kalau orang tua merasa sudah pernah menjawab, tetapi anak tetap melontarkan pertanyaan yang sama, jangan-jangan ia belum memahami penjelasan yang diberikan. c. Cari perhatian. Kalau si kecil selalu mengajukan pertanyaan yang sama, padahal orang tua juga sudah berkali-kali menjelaskan, bisa jadi ia sedang cari perhatian. Segera cari penyebabnya. Mungkin lantaran si kecil merasa diabaikan karena orang tua tidak menemaninya bermain, orang tua kelewat sibuk dengan pekerjaan, atau ia merasa dibedakan dengan kakak atau adiknya. Agar terus mendapat perhatian dari ayah dan ibunya, si kecil terus menanyakan hal yang sama. Cara ini pun kerap dipakai oleh anak-anak yang sebetulnya tidak kurang perhatian. Namun, ketika perhatian untuknya teralihkan, anak berusaha mendapatkannya kembali dengan berbagai cara, termasuk banyak bertanya. Oleh karena itu, lakukan kontak mata saat berkomunikasi agar anak merasa tetap diperhatikan dan dihargai. Kiat Menjawab Si kecil sebenarnya tak begitu membutuhkan jawaban panjang lebar, apalagi dengan bahasa yang kurang "membumi" karena masih terlalu abstrak di telinga anak. Agar si prasekolah bisa langsung paham jawaban Anda, berikut ini kiatnya. Hindari penjelasan yang berbelit-belit karena yang dibutuhkan si kecil adalah jawaban dan penjelasan sederhana dengan bahasa yang sesuai kemampuan berpikirnya. Jika masih ragu-ragu dengan jawaban yang akan diberikan, jangan bersikap "sok tahu". Alih-alih mendapat jawaban yang tepat, anak justru menelan informasi yang ternyata salah. Singkat kata, orang tua harus jujur atau terus terang kalau tak bisa menjawab. Ajak anak untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya yang sulit. Misalnya, dengan mengajak anak membuka ensiklopedia atau mencari orang yang kira-kira bisa menjawab pertanyaannya. "Yuk kita tanya kakek, mungkin beliau tahu." Atau, "Bagaimana kalau kita besok tanyakan kepada ibu guru? Siapa tahu ibu guru bisa jawab." Kelak si kecil juga belajar bahwa jika mendapati masalah, dia akan mencari orang yang bisa membantunya memecahkan masalah yang dihadapi atau membacanya dari berbagai buku/literatur. Ajak anak belajar menganalisis hubungan sebab-akibat. Misalnya, ketika anak bertanya, &q
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Menjawab Pertanyaan Anak (IV) -- Edisi 658/Oktober 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Menjawab Pertanyaan Anak (IV) 658/Oktober/IV/2013 Salam kasih Kristus, Orang tua maupun pelayan anak sebaiknya menjalin relasi yang akrab dengan anak agar mereka dapat bertumbuh dan bersosialisasi dengan baik. Salah satunya adalah dengan bermain bersama mereka. Ambillah waktu yang tepat untuk bermain bersama mereka, terutama bermain untuk melatih keaktifan, kecerdasan, kreativitas, dan keterampilan mereka dalam berpikir, berkomunikasi, berelasi, dan beradaptasi. Edisi e-BinaAnak ini menyajikan contoh permainan tentang keterampilan berpikir, terutama dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Permainan bisa diterapkan di sekolah minggu ataupun di rumah. Selain itu, jangan lewatkan Mutiara Guru tentang seorang anak yang ingin mendapatkan jawaban apakah ibunya sudah menerima Kristus atau belum. Silakan menyimak sajian kali ini dengan saksama. Selamat melayani, Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Kewajiban kita adalah melakukan hal yang benar. Selebihnya, ada di tangan Tuhan. (Anonim) BAHAN MENGAJAR: PERMAINAN BERPIKIR 1. Judul Permainan: Berpikir Keras - Buatlah beberapa pertanyaan kepada anak-anak untuk membuat mereka berpikir tentang apa yang terjadi sebelum atau sesudah kejadian berlangsung. Contoh pertanyaan: a. Mengapa Andre mengenakan pakaian saljunya sebelum ia keluar rumah? b. Ke mana Laticia pergi dengan membawa sekopnya? c. Ke mana truk pemadam kebakaran itu pergi? - Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat merangsang terjadinya diskusi. 2. Judul Permainan: Benar atau Salah - Buatlah suatu pernyataan tentang anak-anak atau ruangan. - Suruhlah anak-anak mengatakan "benar" bila pernyataan itu benar, dan "salah" bila pernyataan itu tidak benar. Beberapa contoh pernyataan adalah: a. Semua anak wanita memakai baju merah. b. Semua anak laki-laki memakai sepatu. c. Ruangan ini memiliki satu jendela. d. Monika sedang berdiri di atas kepala. Diambil dari: Judul asli buku: The Values Book for Children Judul buku terjemahan: 500 Permainan 5 Menit Judul bab: Permainan Berpikir Penulis: Jackie Silberg Penerjemah: Ida Muhayat Penerbit: PT Elex Media Komputindo, Jakarta 2002 Halaman: 261 dan 263 MUTIARA GURU: JAWABAN MENGEJUTKAN Bacaan: 1 Yohanes 3:16-23 Saat Ibu Josh McDowell meninggal, Josh tidak yakin apakah ibunya telah menerima keselamatan. Ia pun menjadi depresi. Apakah ibunya sudah menerima Kristus? Sebab itu, ia kemudian berdoa, "Tuhan, tolong berilah aku jawaban sehingga aku dapat merasa tenang. Aku harus tahu hal ini." Sepertinya, doa ini adalah permintaan yang mustahil. Dua hari kemudian, Josh pergi ke pantai dan berjalan sendirian sampai ke ujung dermaga. Di sana, ada seorang wanita tua yang sedang duduk di kursi sambil memancing. "Dari mana asalmu, 'Nak?" tanya si wanita. "Michigan -- Union City," jawab Josh. "Memang belum banyak yang pernah mendengar nama daerah tempat tinggal saya itu. Daerah tersebut berada di pinggiran" "Battle Creek?" potong si wanita tua. "Saya punya saudara sepupu di sana. Apakah kau mengenal keluarga McDowell, 'Nak?" Josh terhenyak. Ia kemudian menjawab, "Ya, saya adalah Josh McDowell." "Oh, saya tidak percaya hal ini!" kata wanita itu. "Saya adalah saudara sepupu ibumu." "Apakah Anda ingat bagaimana kehidupan rohani ibu saya?" tanya Josh. "Tentu saja. Saya dan ibumu masih kecil waktu ada seorang penginjil berkhotbah di gereja di kota kami. Kami berdua maju ke altar untuk menerima Kristus." "Puji Tuhan!" seru Josh begitu keras sampai mengagetkan para pemancing yang ada di sekelilingnya. Allah berkenan memberikan apa yang kita minta sesuai dengan kehendak-Nya. Jangan menyepelekan keinginan Allah untuk menjawab doa-doa kita. Barangkali, Anda akan menerima jawaban yang mengejutkan sebentar lagi. JIKA ANDA YAKIN KEPADA ALLAH, ALLAH AKAN MEYAKINKAN ANDA Diambil dan disunting dari: Nama situs: Alkitab SABDA Alamat URL: http://sabda.org/publikasi/e-rh/2006/11/05/ Penulis: DJD Tanggal akses: 3 Oktober 2013 Kontak: binaanak(at)sabda.org Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Menjawab Pertanyaan Anak (V) -- Edisi 659/Oktober 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Menjawab Pertanyaan Anak (V) 659/Oktober/V/2013 Salam kasih Kristus, Sebagai pelayan anak, tentunya Anda sudah pernah berjumpa dengan anak-anak yang sangat aktif bertanya. Bahkan, apa pun yang mereka lihat, bisa menjadi bahan pertanyaan bagi mereka. Tidak jarang, peristiwa ini pun sering menyita banyak waktu kita hanya karena menanggapi pertanyaan mereka. Namun, perlu kita ingat bahwa kita tidak boleh jemu-jemu, malas, dan tidak antusias dalam menjawab pertanyaan anak. Meskipun pertanyaan mereka sering diulang-ulang atau malah membingungkan untuk dijawab, tetaplah setia dalam merespons keaktifan mereka. Kesaksian berikut ini bisa menjadi ilustrasi bagi Anda, baik pelayan anak maupun orang tua, agar relasi dan komunikasi dengan anak berlangsung baik. Silakan membaca sajian e-BinaAnak kali ini dan temukanlah berkat-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah." (Amsal 15:1) < http://alkitab.mobi/?amsal+15:1 > RENUNGAN: PERTANYAAN YANG DIULANG-ULANG Pada suatu petang, seorang tua bersama anaknya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba, seekor burung gagak hinggap di ranting pohon. Si ayah lalu menunjuk ke arah gagak sambil bertanya, "Nak, apakah benda itu?" "Burung gagak," jawab si anak. Si ayah mengangguk-angguk. Namun kemudian, sekali lagi si ayah mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi. Lalu, ia menjawab dengan sedikit kuat, "Itu burung gagak, Ayah!" Kemudian, si ayah bertanya lagi soal yang sama. Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan persoalan yang sama diulang-ulang. Lalu, ia menjawab dengan lebih kuat, "BURUNG GAGAK!!" Si ayah terdiam seketika. Namun, tidak lama kemudian, sekali lagi si ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, "Gagaklah, Ayah" Si anak sangat terkejut karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya soal yang sama. Dan, kali ini, si anak benar-benar hilang kesabarannya dan menjadi marah. "Ayah!!! Saya tidak tahu Ayah paham atau tidak. Sudah lima kali Ayah bertanya soal itu, dan saya juga sudah memberikan jawabannya. Apa lagi yang Ayah mau saya katakan?" "Itu burung gagak, burung gagak, Ayah...," kata si anak dengan nada yang begitu marah. Si ayah menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat kemudian, si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Ia memberikan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. Diperlihatkannya sebuah catatan harian yang sudah lama. "Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam diary itu," pinta si ayah. Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut. "Hari ini, aku di halaman bersama anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba, seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, "Ayah, apa itu?" Dan, aku menjawab, "Burung gagak." Walau bagaimanapun, anakku terus bertanya soal yang serupa, dan setiap kali, aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sebanyak 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi cinta dan sayangnya, aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga." Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka, memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu. Si ayah dengan perlahan bersuara, "Hari ini, ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak lima kali, dan kau telah hilang sabar serta marah." Kasihi dan hormati orang tuamu selama kamu masih bisa bertemu dan mengasihi mereka. "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan." (Kolose 3:20) < http://alkitab.mobi/?kolose+3:20 > Diambil dan disunting dari: Nama situs: Ilustrasi Khotbah Kristen dan Kesaksian Hidup Berkemenangan Alamat URL: http://budimansitohang.blogspot.com/2010/02/burung-gagak-satu-kisah-yang-menarik.html Judul asli artikel: Burung Gagak "Satu Kisah yang Menarik untuk Dijadikan Teladan" Penulis: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 22 Oktober 2013 STOP PRESS: VIDEO UNTUK PELAYANAN PENGINJILAN ANAK DARI YAYASAN LEMBAGA SABDA Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku " Matius 19:14a Apakah Anda seorang guru sekolah minggu, orang tua Kristen, atau terlibat dalam pelayanan anak? Inginkah Anda menjadi alat Tuhan untuk mengenalkan anak kepada Tuhan Yesus? Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengenal Tokoh Alkitab: Paulus (I) -- Edisi 660/November 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengenal Tokoh Alkitab: Paulus (I) 660/November/I/2013 Salam sukacita, Salah satu tokoh Alkitab yang paling berpengaruh dalam perkembangan kekristenan adalah Rasul Paulus. Biasanya, anak sekolah minggu mengenal sosoknya sebagai seorang yang dulunya sangat jahat karena membunuh orang-orang percaya, tetapi akhirnya bertobat setelah berjumpa dengan Tuhan Yesus. Namun, apakah anak-anak tahu mengapa dia menganiaya orang percaya? Pada dasarnya, dia melakukan hal yang jahat itu justru karena kasihnya yang sangat besar kepada Allah. Mungkin, pernyataan ini membuat sedikit pelayan anak kaget, apa hubungan perbuatan jahat dengan kasih Paulus kepada Allah? Oleh karena itu, kita perlu mendalami terlebih dahulu latar belakang kehidupan Paulus sebelum kita menyampaikannya kepada anak-anak layan kita. Silakan simak kolom Artikel minggu ini yang akan memberikan penjelasan yang cukup mendalam tentang Rasul Paulus. Jangan lewatkan pula informasi menarik mengenai Facebook Natal yang dapat menolong para pelayan anak mencari banyak ide dan informasi seputar Natal tahun ini. Selamat menyimak. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 8:38-39) < http://alkitab.mobi/tb/passage/roma+8:38-39 > ARTIKEL: MENGENAL RASUL PAULUS Dia adalah seorang teolog besar, kadang-kadang malah dipandang sebagai pendiri kekristenan, yang surat-suratnya menjadi bagian utama dari PB. Tidak ada keraguan berarti mengenai keaslian surat-surat Paulus kepada jemaat-jemaat di Roma, Korintus, Galatia, Filipi, dan kepada Filemon; dan banyak ahli juga menerima keaslian 1 Tesalonika dan Kolose. Surat Efesus biasa dipandang sebagai suatu ikhtisar teologi Paulus daripada surat tulisan Paulus. Dan, surat-surat pastoral tidak lazim digunakan sebagai bukti pemikiran Paulus atau bukti dari penahanan Paulus setelah Kisah Para Rasul 28. Surat-surat Paulus dituliskan untuk keadaan khusus dan didiktekan kepada seorang penulis, seperti Tertius (Roma 16:22) sehingga menjadi kesaksian langsung dari kehidupan dan ketegangan-ketegangan gereja awal, serta memberi informasi autobiografis mengenai Paulus. Sedangkan, kitab Kisah Para Rasul, misalnya, merupakan suatu tulisan historis sekunder. Tetapi, surat-surat Paulus, maupun kitab Kisah Para Rasul, tidak ada yang menggambarkan bagaimana rupa Paulus secara lahiriah. Tetapi, suatu tulisan yang tidak tepercaya dari abad kedua M (Akta Paulus dan Thecla), menggambarkan Paulus itu pendek, botak, berkaki bengkok; berpenampilan penuh semangat, dengan alis mata yang menyatu dan berhidung sedikit melengkung. Dari surat-surat Paulus sendiri, terutama 2 Korintus, dapat disimpulkan bahwa Paulus adalah seorang guru yang cakap dan membanggakan, tetapi juga rendah hati, cermat, dan mudah marah, sekalipun juga mudah mengampuni dan bermurah hati. Ia memenangkan kesetiaan, bahkan cinta kasih dari murid-muridnya (Galatia 4:15) dan ia mempunyai perhatian pastoral yang mendalam untuk jemaat-jemaatnya; ia juga ingin sekali menumbuhkan damai di antara mereka yang tidak senang. Namun, ia dibenci oleh orang Yahudi karena dianggap murtad. Kalaupun surat-surat itu bukan susastra karena tidak dimaksudkan untuk dipublikasikan atau diturunkan kepada angkatan selanjutnya, Paulus bukannya tidak berpendidikan. Paulus dilahirkan sekitar tahun 10 M dalam keluarga Yahudi ortodoks (Filipi 3:5-6) di Tarsus. Pada usia muda, ia meninggalkan rumah dan pergi ke Yerusalem (Kisah Para Rasul 22:3) dan dilatih oleh orang-orang Farisi. Ia menjadi penganiaya orang Kristen dan sebagai penganiaya itu, ia pergi ke Damaskus (pada 34 atau 35 M), lalu menerima panggilan (Galatia 1:23) untuk mengikut Yesus sebagai Mesias dan memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Paulus dilengkapi untuk tugas seperti itu, dengan penguasaan bahasa Yunani, kalaupun dalam pemikirannya ia sangat Ibrani. Paulus adalah orang yang mempunyai kedudukan terhormat di masyarakat, sebagai warga kota Yunani, yaitu Tarsus, dan sebagai warga Roma (menurut Kisah Para Rasul, kewarganegaraan Roma itu tidak pernah disebutkan dalam surat-surat Paulus sendiri). Kewarganegaraan Roma memberi hal-hal istimewa, seperti kebebasan dari hukuman yang merendahkan diri, hak naik banding kepada Kaisar atas tuduhan dengan ancaman hukuman mati. Kewarganegaraan Roma dari Paulus didapatnya sejak lahir dan mungkin merupakan pengakuan penghargaan kerajaan kepada ayahnya, yang menurun kepada anaknya. Menurut Josephus, banyak orang Yahudi yang mempunyai kewarganegaraan Romawi. Ti
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengenal Tokoh Alkitab: Paulus (II) -- Edisi 661/November 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengenal Tokoh Alkitab: Paulus (II) 661/November/II/2013 Shalom, Setelah kita mempelajari latar belakang kehidupan Paulus dalam edisi yang lalu, kali ini kita akan mengajarkan tentang Paulus dan pelayanannya kepada anak-anak. Kali ini, kita akan membahas tentang pelayanan awal Paulus bersama dengan Barnabas di pulau Siprus. Kiranya menjadi berkat bagi Rekan-Rekan semua, secara khusus menjadi berkat bagi anak-anak layan kita untuk bersaksi tentang kebenaran Injil kepada orang lain. Selamat mengajar! Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> BAHAN MENGAJAR: PAULUS DAN BARNABAS DI PULAU SIPRUS Pokok Bahasan: Bersedia Bersaksi Tujuan Umum: Anak memahami dan menghayati bahwa tugas bersaksi dapat dilakukan melalui kehidupan sehari-hari. Bahan Alkitab: Kisah 12:24 -- 13:12 Tujuan Khusus: Anak dapat: 1. Menceritakan tentang perjalanan Paulus bersama Barnabas yang pertama. 2. Menyebutkan nama tukang sihir yang ada di kota Pafos. 3. Menjelaskan bahwa kita tidak boleh segan-segan mengabarkan Injil, sampai kepada orang berpangkat sekalipun. Ayat Hafalan: Kisah Para Rasul 9:15 Materi Pelajaran: A. Untuk Guru: Perjalanan pengabaran Injil yang dilakukan Rasul Paulus ini merupakan pemenuhan dari apa yang dikatakan Tuhan kepada Ananias ketika Ananias menemui Paulus di Damsyik. "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagiKu untuk memberitakan namaKu kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena namaKu." (Kisah Para Rasul 9:15-16) Dalam ketiga pelajaran berikut ini, kita akan melihat bahwa Paulus menghadapi penguasa orang Yahudi, orang kafir (non-Yahudi), dan ia juga sudah menderita. Perjalanan Paulus dan Barnabas ini tidak selancar yang diperkirakan, dan juga tidak bisa dilaksanakan dengan rencana tertentu. Karena kondisi, setiap kali membuat rencana, ada perubahan. Atau, tiba-tiba ada perintah Roh Kudus yang menyatakan apa yang harus mereka lakukan. Hasil yang kita lihat adalah bahwa Injil, yang adalah Kabar Baik itu, disebarluaskan. Perluasan ini tidak dapat dihalang-halangi oleh kebencian, aniaya, atau apa pun juga karena Roh Allah sendiri yang bekerja. B. Untuk Anak: 1. Pendahuluan Sebagai pendahuluan, adakanlah tanya-jawab dengan anak-anak mengenai tukang sulap. Siapa yang pernah melihat tukang sulap? Pandai atau bodohkah tukang sulap itu? Biasanya, tukang sulap itu baik atau jahat? Apa yang biasa dilakukan tukang sulap? (Mengubah saputangan menjadi merpati, dan sebagainya. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk menyebutkan hal-hal lain yang dilakukan tukang sulap, yang pernah mereka lihat.) Nah, sekarang kita akan mendengar cerita tentang seorang tukang sihir. Siapa yang pernah melihat tukang sihir? Biasanya, tukang sihir itu baik atau jahat? Apa beda tukang sihir dengan tukang sulap? (Tukang sulap melakukan pekerjaannya berdasarkan kecepatan tangan dan bantuan peralatan lainnya, sedangkan tukang sihir melakukan pekerjaan dengan menggunakan mantra dan ilmu-ilmu gaib.) 2. Cerita Pernahkan kamu mendengar nama Saulus (atau Paulus)? Paulus itu mula-mula dikenal sebagai orang yang tidak senang pada Tuhan Yesus. Ia sangat benci pada semua orang Kristen. Itulah sebabnya, pada suatu hari ia berencana mau menangkapi semua orang Kristen yang ada di Damsyik dan memasukkan mereka ke penjara. Rencana jahat Paulus itu kemudian dihalangi oleh Tuhan Yesus dengan cara membuat mata Paulus menjadi buta. Namun kemudian, Tuhan Yesus sendirilah yang menyembuhkan mata Paulus sehingga Paulus dapat melihat kembali. Peristiwa itu membuat Paulus menjadi sadar atas perbuatannya. Sejak itu, ia menjadi pengikut Yesus yang setia. Dan, dia pulalah yang di kemudian hari dikenal sebagai Rasul Paulus. Suatu hari, Paulus bersama temannya, Barnabas dan beberapa orang lain berkumpul di kota Antiokhia. Ketika itu, mereka sedang mengadakan kebaktian. Pada saat itulah, orang-orang Anthiokhia dengan dipimpin oleh Roh Allah, Roh Kudus, memutuskan untuk mengirim Paulus dan Barnabas pergi mengabarkan Injil ke tempat-tempat lain. Lalu, mereka berdoa dan memberkati Paulus serta Barnabas. Paulus dan Barnabas pun kemudian pergi. Seorang anak muda bernama Yohanes Markus ikut bersama Paulus dan Barnabas untuk membantu mereka, sekaligus untuk belajar bekerja bagi Tuhan. Jadi, mereka pergi bertiga. Roh Tuhan memimpin mereka untuk naik kapal, lalu menyeberang ke pulau Siprus. Selama berada di kapal, ketiga orang itu tetap berdoa dan selalu bercerita kepada orang-orang di kapal mengenai Tuhan Yesus. Setibanya di pulau Siprus, mereka memulai mengabarkan Injil, yaitu bercerita kepada orang-orang mengenai Tuhan Yesus. Akibatnya, banyak juga orang yang menjadi percaya kepada Tuhan Yesus. Selama di pulau Siprus, Paulus, Barnabas, dan Yoh
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengenal Tokoh Alkitab: Paulus (III) -- Edisi 662/November 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengenal Tokoh Alkitab: Paulus (III) 662/November/III/2013 Shalom, Dalam edisi ini, redaksi memilihkan bahan yang cukup menarik untuk kreasi memperkenalkan tokoh Paulus dan pengajarannya tentang Kristus dalam surat-suratnya maupun pengalamannya. Guru bebas berkreasi untuk mengembangkan ide yang sudah dipaparkan dalam tip di bawah ini. Namun, jangan lupa untuk memuarakan kreasi dan pengenalan terhadap Rasul Paulus kepada Kristus, yang sudah memanggil sang rasul untuk menjadi hamba-Nya yang setia. Selamat berkreasi dan mengajarkan Kristus kepada anak-anak. Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> Karena bagiku, hidup adalah untuk Kristus dan mati adalah keuntunganku. (Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi -- Filipi 1:21) < http://alkitab.mobi/?filipi+1:21 > TIP: KREASI UNTUK MENGAJAR ANAK TENTANG RASUL PAULUS Disusun oleh: Larry Crane SAHABAT PENA (Beth Mathews) Kami ingin anak-anak kami mengerti tentang pentingnya surat-surat yang ditulis Paulus untuk memberi semangat, menunjukkan kasih, dan memberi perintah kepada gereja mula-mula. Untuk melakukan ini, kami menempatkan anak-anak kami dalam beberapa kelompok yang diberi nama sesuai dengan masing-masing kota tempat lahirnya gereja mula-mula: Roma, Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, dan Tesalonika. Kami memberi masing-masing kelompok itu sebuah kotak surat sungguhan yang kami beli dari sebuah toko perkakas, dan setiap kelompok itu akan menghias kotak-kotak surat mereka masing-masing. Kemudian, kami menetapkan sahabat pena yang berasal dari kelompok-kelompok lain untuk setiap anak. Dan, setiap minggu dalam waktu tiga bulan itu, mereka akan mengirim surat yang berisi dorongan kepada sahabat pena mereka masing-masing. Kami juga memiliki para relawan dewasa yang akan memasukkan surat-surat itu ke dalam kotak-kotak surat anak-anak ini. Anak-anak merasa senang ketika datang setiap minggu untuk memeriksa kotak surat mereka. Pada akhir pembelajaran ini, setiap anak memperkenalkan diri mereka masing-masing kepada sahabat pena dan teman baru mereka. PENGAJARAN PAULUS (Sheila Halasz) Paulus adalah seorang rasul yang tidak hanya piawai dalam menulis setiap suratnya, tetapi setiap kata yang ditulisnya dalam surat itu adalah kata-kata yang diilhamkan oleh Allah sendiri. Kita dapat menolong anak-anak untuk memahami pengajaran Paulus dengan aktivitas-aktivitas berikut ini: 1. Paulus Sang Penulis Untuk aktivitas ini, Anda membutuhkan selembar kertas, alat tulis (pensil atau bolpoin), dan selotip atau paku payung. Jelaskan kepada anak-anak, "Rasul Paulus adalah seorang penulis. Ia menulis tiga belas buku dalam Alkitab dengan pertolongan Allah, dan ia menulis lebih banyak kitab daripada penulis-penulis lainnya dalam Alkitab." Kemudian, edarkan kertas yang Anda bawa beserta alat tulisnya. Katakan kepada anak-anak untuk menuliskan tiga belas hal yang mereka ketahui tentang Allah. Jika Anda mengajar anak-anak yang lebih muda, mereka boleh mengerjakan daftar itu bersama-sama dalam kelompok. Setelah selesai, tanyakan ini kepada mereka, "Apakah sulit menuliskan tiga belas hal yang kalian ketahui tentang Allah? Berapa banyak dari kalian yang meminta tolong kepada Allah ketika mengerjakannya? Menurut kalian, apakah Paulus ingin menuliskan firman Allah? Apa alasannya? Menurut kalian, apakah Paulus kesulitan menulis ketiga belas kitab itu? Jelaskan! Paulus mendapat pertolongan khusus dari Allah, dan ia menulis kitab itu persis seperti yang Allah inginkan." Bacalah dengan keras Surat 2 Timotius 3:16-17. Setelah itu, tanyalah kepada murid-murid Anda, "Apa yang dapat kita lakukan untuk memastikan agar orang lain membaca tulisan kita?" (Jika tidak seorang pun dari murid-murid Anda yang memberi usulan, beri tahu murid Anda untuk memasang daftar yang sudah mereka tulis itu di tempat-tempat di sekitar gedung gereja supaya orang lain dapat membacanya). "Allah akan merasa senang ketika ada orang lain yang membaca tulisan tentang Dia. Sekarang, silakan pilih di mana kalian akan memasang tulisan kalian itu" (pastikan mereka menempelkan tulisan itu di tempat yang diizinkan oleh pihak gereja). "Mengapa orang-orang harus membaca tulisan Paulus? Apa yang dapat kita lakukan untuk mendorong orang lain agar mau membaca firman Allah?" 2. Rahasia tentang Kristus Untuk aktivitas ini, Anda membutuhkan krayon berwarna putih, cat air, kertas putih, dan Alkitab anak. Bacalah dengan keras Surat Efesus 3:3-5 dari Alkitab anak. Kemudian, katakan, "Allah memberi tahu rencana rahasia-Nya kepada Paulus. Rahasia ini adalah sesuatu yang tidak diketahui oleh orang-orang yang hidup di zaman yang lain. Kita juga memiliki rahasia. Karena itu, kita akan menuliskan sebuah pesan rahasia." "Pikirkan sesuatu ya
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengenal Tokoh Alkitab: Paulus (IV) -- Edisi 663/November 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengenal Tokoh Alkitab: Paulus (IV) 663/November/IV/2013 Shalom, Menutup seri edisi e-BinaAnak mengenai tokoh Paulus, minggu ini kami sajikan dua bahan mengajar yang dapat menolong Anda menyampaikan tentang kisah Rasul Paulus kepada anak-anak layan Anda. Kiranya, ini menjadi berkat bagi Rekan-Rekan semua. Kita akan berjumpa kembali pada edisi bulan Desember mendatang dengan tema Natal. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya." (Roma 11:36) BAHAN MENGAJAR (1): PAULUS YANG SELALU BERSUKACITA 1. Cerita (1 Tesalonika 5:16-18) Siapa yang sepanjang hari selalu bermuka gembira karena selalu bersukacita? Siapa yang pernah marah, menangis atau bersedih sepanjang hari? Ada suatu kisah di suatu kota, yaitu Tesalonika. Di kota tersebut terdapat beraneka suku dan agama. Salah satunya adalah orang-orang Yunani yang tidak percaya kepada Yesus Kristus, dan yang lainnya adalah jemaat yang percaya kepada Yesus Kristus. Namun, jemaat yang berada di kota Tesalonika tidak merasa tertekan dengan keadaan tersebut, bahkan mereka dapat berhubungan baik dengan yang lainnya, dengan tetap taat kepada Tuhan Yesus, selalu berdoa, dan mengucapkan syukur. Mereka selalu bersukacita meskipun berada dalam kondisi seperti itu. Nah, sebagai anak Tuhan, yang telah ditebus oleh darah Yesus, kita pasti akan lebih senang dan memilih untuk selalu bersukacita dan bergembira 'kan? Sebab, Tuhan Yesus ingin agar setiap anak Tuhan selalu bergembira dan mengucap syukur. Kita dapat bergembira dan mengucap syukur karena Tuhan Yesus tinggal di hati kita. Pasti adik-adik mau 'kan selalu bergembira sepanjang hari? Caranya mudah sekali. Adik-adik, minta kepada Tuhan Yesus lewat doa agar dapat selalu bergembira dan mengucap syukur. Jadi, kalau adik-adik belum mendapatkan apa yang diinginkan atau ada teman yang mempunyai barang yang lebih bagus, atau nilainya masih kurang baik, ucapkanlah syukur dan berdoa kepada Tuhan Yesus, ucapkanlah syukur atas apa yang telah Tuhan berikan selama ini, tidak boleh menangis, merengek atau cengeng sebab Tuhan Yesus ingin agar kita selalu bergembira dan mengucap syukur. 2. Aktivitas Memberikan mimik pada gambar. Memberikan mimik bersukacita senantiasa. 3. Ayat Hafalan "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" (Roma 12:12) Diambil dan disunting dari: Nama situs: Roy Hobb Damanik Anak Siakkangan Alamat URL: http://adekkutamsyur.blogspot.com/2013/10/tugas-bahancerita-sekolah-minggu.html Penulis: Roy Damanik Tanggal akses: 27 November 2013 BAHAN MENGAJAR (2): MENGENAL TOKOH PAULUS Paulus, yang awalnya dikenal dengan nama Saulus, adalah salah seorang yang menganiaya jemaat Kristen pada waktu itu. Paulus dilahirkan di Tarsus, di Kilikia (Kisah Para Rasul 9:11; 21:39), kira-kira pada tahun 10 M. Paulus lahir dari keluarga Yahudi suku Benyamin (Roma 11:1) dan telah menjadi warga negara Roma. Pada masa mudanya, Paulus dididik oleh Guru yang bernama Gamaliel, ia diajarkan tentang agama Yahudi di Yerusalem yang disesuaikan dengan mazhab Farisi (Kisah Para Rasul 22:3). Dalam masa hidupnya sebelum bertobat, Paulus yang dikenal dengan nama Saulus, amat kejam dalam menganiaya jemaat Kristen dan merancang atas pembunuhan Stefanus (Kisah Para Rasul 7:58). Kekejaman Saulus terhadap jemaat Allah pada waktu itu tidak berhenti pada kematiaan Stefanus saja, ketidakpuasannya untuk membunuh habis para pengikut Kristus membuat dia berkobar-kobar untuk mencari pengikut Kristus di mana pun berada. Supaya memiliki kewenangan untuk membunuh pengikut Kristus, Saulus menghadap Imam Besar dan meminta surat kuasa darinya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik sehingga ia dapat menangkap dan membawa mereka ke pengadilan di Yerusalem (Kisah Para Rasul 9:1-2). Namun, kira-kira tahun 34, seluruh hidup Paulus yang sedang mengemban tugasnya untuk menangkap para pengikut Kristus di Damsyik diubah oleh Yesus yang telah bangkit dari kematian. Ketika Paulus melihat Yesus menampakkan diri dalam cahaya yang menyilaukan, ia rebah ke tanah. Saat itu, ia hanya mendengar bahwa ada perkataan "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" (Kisah Para Rasul 9:4). Pada waktu itu juga, Saulus tidak dapat melihat. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat. Kemudian, datanglah firman Tuhan kepada seorang yang hidupnya saleh dan taat beragama, yaitu Ananias. Tuhan meminta kepada Ananias untuk menyembuhkan Saulus dari kebutaannya. Setelah Saulus dapat melihat lagi, ia tinggal bersama-sama dengan murid-murid Yesus beberapa hari di Damsyik. Mulai saat itulah, Saulus memulai pewartaannya untuk mewartakan Yesus, Putra Allah yang hidup. Karena pertobatannya itu, bebera
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Natal (I) -- Edisi 664/Desember 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Natal (I) 664/Desember/I/2013 Salam sukacita Natal, Bulan ini akan menjadi bulan yang sibuk bagi para pelayan anak karena Natal segera tiba. Biasanya, sekolah minggu akan mengadakan berbagai acara untuk merayakan hari kelahiran Sang Juru Selamat kita, Yesus Kristus. Bagaimana dengan pelayanan sekolah minggu Anda? Kami berharap bahwa kesibukan untuk mempersiapkan perayaan Natal tidak menomorduakan persiapan hati kita untuk Tuhan. Persiapan hati lebih penting untuk menyambut kedatangan-Nya. Jadi, apakah hati Anda sudah siap menyambut Natal? Artikel edisi ini akan menolong Anda untuk memahami makna Natal yang sesungguhnya. Selamat menyimak, Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. (Lukas 1:31) < http://alkitab.mobi/?Lukas+1:31 > ARTIKEL: MEMAHAMI MAKNA NATAL UNTUK IMAN KITA Natal secara harfiah berarti hari kelahiran. Jadi, secara makna kata, mengucapkan selamat hari Natal merupakan ungkapan yang berlebihan karena di dalam kata Natal sudah terkandung arti hari. Perkataan Natal sendiri bisa digunakan oleh siapa saja. Namun, di negara kita, Natal rupanya sudah identik dengan hari kelahiran Kristus. Dalam bahasa Inggris, Natal disebut dengan "Christmas". Christmas berasal dari kata Christ (Kristus) dan Mass (massa atau kerumunan orang) karena pada Christmas, banyak orang berkumpul mengingat/merayakan hari kelahiran Kristus. Kelahiran Kristus di dunia mempunyai suatu titik awal yang paling penting dalam misi Kristus. Dilahirkan bukan dari percampuran laki-laki dan perempuan, melainkan dari campur tangan Allah, yakni diperanakkan oleh kuasa Roh Allah (Matius 1:18,20). Maria, seorang gadis saleh, mendapat kehormatan sebagai perantara kedatangan Sang Mesias (Lukas 1:26-33). Adapun Kristus datang untuk memperbaiki hubungan manusia dengan Allah yang semakin buruk oleh karena kesesatan manusia. Sebenarnya, Natal merupakan suatu pemberian Allah yang paling besar bagi umat manusia. Natal merupakan wujud kasih Allah kepada manusia (Yohanes 3:16). Natal merupakan motivasi Allah untuk membantu umat manusia. Semenjak jatuhnya Adam dan Hawa yang dipikat Iblis dalam nafsu keinginan, Allah selalu peduli pada makhluk ciptaan yang dikasihi-Nya. Karena dari semua ciptaan Allah, hanya manusialah yang dijadikan menurut rupa Allah (Kejadian 1:26,27). Dan, hanya manusia, makhluk hidup yang dilengkapi dengan napas Allah atau Roh Allah. Tidak ada makhluk lain yang begitu sempurna seperti manusia. Binatang, tumbuhan (makhluk di atas bumi) hanya terdiri atas badan kasar. Malaikat (makhluk surga) hanya terdiri atas badan halus (roh). Namun, manusia terdiri atas badan kasar dan badan halus. Manusia juga diberi kuasa atas dunia ini. Segala makhluk di bumi diberi nama oleh manusia. Dan, manusia diminta untuk memenuhi bumi ini dengan keturunannya supaya ada komunitas yang kudus yang menyembah Allah dengan benar (Kejadian 1:26,27). Jatuhnya manusia dalam pencobaan Iblis merusak segalanya. Kehidupan yang serba diberkati, bumi yang subur dan binatang yang jinak menjadi rusak total. Allah pun marah dan mengutuk manusia dan tempat kehidupannya. Binatang yang semula jinak menjadi liar dan saling bunuh untuk makan. Binatang pun menjadi tidak hormat pada manusia (Kejadian 3:14-15). Apakah Allah senang dengan semua ini? Tidak, Allah berduka dan menyesali kerusakan ini. Untuk itu, Allah mengirim nabi-nabi untuk berbicara kepada manusia (Ibrani 1:1-4) karena Allah tidak dapat berbicara langsung kepada manusia. Sebab, Allah terlalu kudus bagi manusia yang sudah berdosa sehingga manusia tidak akan dapat berhubungan langsung dengan Allah. Manusia bisa binasa di hadapan hadirat Allah. Allah bahkan sempat memusnahkan suatu keturunan yang buruk dengan banjir besar pada masa Nabi Nuh. Namun, sebenarnya, pemusnahan itu mendukakan hati-Nya. Dan, Allah berjanji tidak akan ada lagi banjir di dunia seperti pada masa Nabi Nuh (Kejadian 7:10,12,23; 8:21,22; 9:11). Nabi demi nabi diutus Allah untuk berbicara kepada manusia agar manusia dapat kembali membina hubungan yang baik dengan Allah. Namun, semua gagal. Akhirnya, Allah mengutus anak-Nya. Perkataan anak sering disalahtafsirkan oleh banyak orang. Disangkanya, Allah mempunyai istri dan beranak cucu. Padahal, perkataan anak merupakan suatu istilah. Allah yang menciptakan dunia merupakan yang awal dan disebut Bapa. Sedangkan Kristus adalah Allah yang menjelma. Dari Logos (perkataan Allah) yang juga Allah, berubah menjadi manusia dan dilahirkan melalui manusia sehingga terciptalah istilah anak (Yohanes 1:1-14). Allah turun tangan sendiri karena memang tidak ada nabi yang berhasil. Peperangan melawan Iblis hanya dapat dilakukan secara sukses oleh Allah. Lucifer (Iblis) sebelumnya merupakan malaikat y
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Natal (II) -- Edisi 665/Desember 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Natal (II) 665/Desember/II/2013 Salam damai Natal, Pengetahuan seputar Natal harus dimengerti oleh anak-anak SM. Untuk itu, para pelayan SM harus bisa memberikan informasi seputar Natal, yang alkitabiah, kepada anak-anak layan mereka. Ada banyak cara untuk melakukan hal itu, yaitu dengan membaca Alkitab bersama, melakukan tanya jawab seputar Alkitab, dan melakukan permainan dengan topik-topik tertentu dalam Alkitab. Edisi kali ini menyajikan permainan bertema Natal, yang bisa Anda terapkan di sekolah minggu Anda. Kami berharap sajian kali ini bisa memperlengkapi para pelayan anak dan anak-anak SM untuk semakin memaknai Natal. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." (Yohanes 3:3) < http://alkitab.mobi/?Yohanes+3:3 > BAHAN MENGAJAR: SI KECIL MEMBAWA PENGHARAPAN Bahan Alkitab: Mikha 5:1-4a Fokus Banyak orang tidak suka tinggal di kota kecil atau desa sebab tidak akan ada banyak hal yang bisa didapat di sana. Pada umumnya, orang berpikir tidak akan menjadi sukses jika terlalu lama tinggal di kota yang kecil. Oleh karena itu, banyak orang berbondong-bondong pergi ke kota besar untuk bekerja di sana. Tetapi, Allah rupanya justru memilih Betlehem -- yang terkecil di antara kaum Yehuda -- sebagai kota kelahiran Sang Juru Selamat. Dari kota yang kecil inilah, lahir pengharapan akan keselamatan yang sudah dinanti-nantikan manusia sekian lamanya. Melalui pelajaran hari ini, anak belajar memahami bahwa Tuhan mau memilih dia yang masih kecil untuk membawa pengharapan. Penjelasan Bahan 1. Rakyat Yehuda telah menjadi murtad dan tidak mengasihi TUHAN lagi. Para pemuka agama rakus akan suap, para nabi memberikan nubuatan palsu hanya untuk mendapatkan bayaran. Mereka akan mengutuki orang-orang yang tidak memberi uang cukup kepada mereka. Yehuda pun mengalami kemerosotan akhlak. Para penguasa melakukan ketidakadilan dan menindas rakyat kecil, mereka tidak memiliki perikemanusiaan. Cara hidup umat yang demikian kacau membuat Tuhan jijik terhadap kehidupan mereka. Oleh karena itu, Tuhan memperingatkan melalui nabi Mikha akan adanya penghukuman atas Yehuda. Yerusalem sebagai pusat kota akan mengalami kehancuran dan kesenyapan. Tangan Tuhan akan memakai Nebukadnezar, raja Babel, untuk menghukum mereka. 2. Ayat 1 berbunyi, "Tetapi engkau, hal Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, " Kata "tetapi" yang mengawali kalimat ini menunjukkan kekontrasan dari kalimat-kalimat sebelumnya. Pada ayat-ayat sebelumnya, dikatakan bahwa Yerusalem sebagai ibu kota, pusat pemerintahan raja, akan mengalami kekalahan dari orang-orang Kasdim dan mengalami kehancuran. Tetapi, seorang raja baru akan muncul untuk memulihkan keadaan Israel. Pada saat Tuhan memberikan hukuman kepada umat-Nya, bukan berarti Ia meninggalkannya. Tuhan tidak membiarkan Yehuda hancur untuk selamanya. Oleh karena itu, Tuhan pun memberikan janji pemulihan. Tuhan akan melepaskan umat-Nya dari penderitaan dengan memberikan seorang Raja (yang berbeda dengan raja-raja lainnya. Ia adalah Raja yang kekal -- yang sudah ditetapkan sejak dahulu kala) yang akan memerintah dengan kekuatan Tuhan dan akan menghadirkan damai sejahtera (ayat 4). 3. Raja baru yang dijanjikan Tuhan itu akan muncul dari sebuah kota yang hampir tidak layak diperhitungkan di antara kota-kota Yehuda. Sebuah kota dengan jumlah penduduk hanya 1000 keluarga, yaitu Betlehem. Betlehem Efrata terletak 9 km di sebelah selatan Yerusalem. Efrata adalah nama kuno dari Betlehem (Kejadian 35:19), tempat Rahel dikuburkan. Betlehem Efrata dikenal juga sebagai Betlehem Yehuda. Nama Betlehem disebut Betlehem Efrata atau Betlehem Yehuda bertujuan untuk membedakannya dari nama kota yang sama. Kota ini juga merupakan tempat tinggal Naomi, mertua Rut, nenek moyang Raja Daud. Sementara itu, sang Mesias, yaitu Yesus Kristus, adalah keturunan dari Daud. Jadi, kota yang kecil dan sederhana ini telah dipilih Allah untuk menjadi tempat lahirnya Sang Pengharapan, Sang Mesias. 4. Pada umumnya, sesuatu atau seseorang dipilih karena ada nilai lebihnya, misalnya lebih dalam hal kemampuan, kekayaan, kepandaian, hubungan sosial, dan lain-lain. Oleh sebab itu, banyak orang merasa diri tidak berarti (minder) bila tidak memiliki kelebihan-kelebihan itu. Tetapi, cara pandang Tuhan berbeda dengan cara pandang manusia. Tuhan justru memilih sesuatu yang dipandang sebelah mata oleh manusia sebagai tempat munculnya Sang Pengharapan. Sementara kota yang besar, Yerusalem, justru dihancurkan karena keangkuhannya. Dengan demikian, kita yang merasa diri kecil dan tidak berharga pun (termasuk anak-anak yang sering kali juga me
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Natal (III) -- Edisi 666/Desember 2013
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Natal (III) 666/Desember/III/2013 Salam sukacita Natal, Bagaimana perayaan Natal di sekolah minggu Anda? Kami berharap perayaan Natal tahun ini memberi kesan yang istimewa di hati Anda dan para anak layan, terutama untuk makin menyadari dan mengenal kasih Kristus, Sang Juru Selamat kita. Sebagai penutup edisi e-BinaAnak tahun 2013 ini, mari bersama-sama kita melihat bagaimana menolong anak-anak untuk merayakan Natal dengan penuh makna melalui beberapa kegiatan. Kiranya ini dapat mendorong kita semua untuk makin menyadari bahwa Natal bukanlah sekadar perayaan, melainkan juga peringatan akan kasih Allah kepada kita melalui kelahiran Putra Tunggal-Nya. Simaklah sajian berikut ini dan jangan lupa mengajak anak-anak untuk ikut terlibat dalam kegiatan Natal ini. Kami segenap tim redaksi e-BinaAnak mengucapkan "Selamat Natal 2013, kasih Kristus senantiasa melingkupi kita semua. Amin." Sampai jumpa pada tahun 2014. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari pada-Nya. (1 Yohanes 5:1) < http://alkitab.mobi/?1Yohanes+5:1 > TIP: BAGAIMANA MENGAJARKAN MAKNA NATAL KEPADA ANAK-ANAK? Cara yang paling efektif untuk mengajarkan makna Natal kepada anak-anak adalah dengan pendekatan sesuai tingkat usianya dan membangun pemahaman bahwa dengan bertambahnya usia mereka, Natal adalah waktu untuk memperingati karunia terbesar yang pernah manusia terima, yaitu Yesus Kristus. Daripada waktu difokuskan pada memberi dan menerima hadiah yang sementara saja, Natal harus menjadi waktu yang difokuskan pada karunia Allah dan makna Natal yang sesungguhnya, yaitu penebusan dan rekonsiliasi manusia dengan Allah melalui Tuhan Yesus Kristus. Selama ini, dunia telah merebut Natal sebagai waktu-waktu untuk melakukan tradisi yang dibuat manusia. Kita dibombardir dengan iklan maupun pajangan-pajangan di toko. Anak-anak dicuci otaknya untuk percaya bahwa mereka layak mendapat hadiah, terlepas dari kemampuan orang tua untuk membelinya. Ada cara untuk mengubah hal itu, yaitu mengajarkan anak-anak bahwa makna Natal adalah ketika Allah memberi mereka hadiah yang sebenarnya tidak pantas mereka terima. Hadiah itu tidak bisa mereka dapatkan hanya karena mereka menjadi "anak baik" (Efesus 2:8-9). Hadiah itu adalah karunia hidup kekal dari Kristus. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16 ) Berikut ini adalah cara-cara praktis yang dapat Anda terapkan dalam keluarga atau gereja untuk mengajarkan makna Natal yang sejati kepada anak-anak. 1. Cara terbaik untuk memberi tahu anak-anak arti sebenarnya dari Natal adalah membacanya dari Alkitab. Matius 1:18-2:23 menceritakan detail seputar kelahiran Yesus, dari janji malaikat, konsepsi-Nya, sampai setelah kelahiran-Nya ketika Yusuf dan Maria pindah ke Nazaret. Biarkan cerita Alkitab itu berbicara sendiri. "Hanya sedikit orang yang dapat benar-benar mendengar kisah Natal itu dan tergerak untuk memercayainya." 2. Ada juga video yang baik dan buku yang tersedia di toko buku Kristen, yang mungkin dapat membantu Anda ketika bercerita tentang kelahiran Tuhan Yesus. Anda bisa membaca buku atau menonton video bersama-sama dan mendiskusikan pertanyaan anak seputar Natal. 3. Dorong anak Anda untuk berpartisipasi dalam sebuah drama Natal di gereja. Anak-anak bisa belajar lebih banyak dari memerankan kisah Natal, bukan hanya mendengarnya. Anda bisa tanyakan kepada panitia Natal di gereja tentang drama Natal yang bisa diperankan anak-anak. Kalau tidak ada, Anda bisa menawarkan untuk melatih anak-anak guna bermain peran dalam drama Natal. 4. Ajak anak untuk berpartisipasi dalam proyek pelayanan sebagai sebuah keluarga. Misalnya, pergi berkunjung ke panti jompo, menyumbangkan hadiah untuk anak-anak miskin di komunitas Anda, atau membagikan kue-kue untuk tetangga Anda. Ketika Anda berkunjung, bawalah beberapa traktat mengenai Yesus Kristus untuk dibagikan kepada mereka yang Anda kunjungi. Atau, masukkan traktat ke dalam bingkisan yang Anda berikan kepada orang lain. Dengan begitu, anak Anda akan belajar pentingnya berbagi imannya akan Yesus Kristus. Sebagai sebuah keluarga, Anda dapat memberi tahu orang lain kabar baik dari Yesus Kristus dan makna Natal yang sejati. 5. Akhirnya, Anda mungkin juga ingin menekankan tradisi Natal yang sejati dalam keluarga/pelayanan Anda. Fokuskan pada kelahiran Kristus dan hindari tradisi-tradisi Natal yang sekuler. (t/Davida) Diterjemahkan dan disunting dari: Nama situs: All About Jesus Christ Alamat URL: http://www.allaboutjesuschrist.org/the-meaning-of-christmas
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Panggilan Utama Guru Sekolah Minggu (I) -- Edisi 667/Januari 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Panggilan Utama Guru Sekolah Minggu (I) 667/Januari/I/2014 "Selamat Tahun Baru 2014!" Terimalah salam dari kami, segenap redaksi e-BinaAnak, untuk mengawali perjumpaan kita pada tahun yang baru ini. Apa saja resolusi-resolusi tahun baru yang sudah Rekan-Rekan buat? Apakah salah satunya adalah komitmen untuk makin bersungguh-sungguh dalam melayani Tuhan di bidang pelayanan anak? Apa pun komitmen Rekan-Rekan semua di hadapan Tuhan sehubungan dengan pelayanan anak yang Tuhan percayakan kepada kita saat ini, marilah kita semua saling mendoakan agar makin dikuatkan dalam menjalani panggilan-Nya tersebut. Kami juga mengajak Rekan-Rekan semua untuk menyimak edisi perdana e-BinaAnak tahun 2014 yang mengingatkan lagi mengenai panggilan utama guru sekolah minggu, yaitu membawa anak-anak datang kepada Kristus. Kiranya dapat makin menambah semangat Rekan-Rekan semua untuk melayani Dia. Segala kemuliaan hanya bagi Allah! Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Memenuhi panggilan sebagai guru sekolah minggu, berarti ikut ambil bagian bersama Tuhan untuk mengembangkan Kerajaan Allah di dunia ini." (Paulus Lie) ARTIKEL: PANDANGLAH LADANGNYA Dalam gambar seorang seniman terlukis, sejauh mata memandang tampak sawah yang menguning. Di dalamnya para pekerja rajin bekerja. Ada yang memotong padi, menyiangi, dan mengangkat padi untuk dibawa pulang. Meskipun banyak penuai, ladangnya sangat luas sehingga berita yang disampaikan melalui lukisan itu jelas sekali, yaitu banyak tuaian yang belum dikerjakan, padahal padi sudah menguning. 1. LADANG MENGUNING MENUNGGU PEKERJA Tuhan Yesus melihat ladang itu. Dalam Matius 9:35-37, kita bertemu dengan Tuhan Yesus yang sedang melaksanakan tugas-Nya. Ia berkeliling di semua kota dan desa. Ia terjun dalam kehidupan sehari-hari dari orang yang Ia layani. Ia mengajar, memberitakan Injil, dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Tuhan Yesus membawa berita dari Bapa di surga disertai dengan kuasa ilahi. Pada saat itu, hati Tuhan Yesus digerakkan oleh besarnya tugas penuaian. Ia digerakkan oleh belas kasihan melihat orang banyak yang terlantar seperti domba yang tidak mempunyai gembala, atau dengan gambaran lain, seperti tuaian di ladang yang belum dituai. Ia mengajar murid-murid-Nya supaya meminta pekerja-pekerja untuk menuai tuaian itu kepada Bapa. Kita melihat ladang itu. Jika kita melayani anak, pandangan mengenai ladang Tuhan akan diperluas. Kita mulai mengerti kebutuhan anak dan memahami bahwa banyak di antara mereka yang terlantar secara rohani. Ada anak yang menderita dalam keluarga yang berantakan, tidak diinginkan sejak lahir sehingga kurang diterima dan dihargai, menerima hukuman yang tidak seimbang dengan kesalahannya, terlalu dimanjakan oleh orang tua yang sibuk sehingga melimpahkan materi daripada memberi waktu dan perhatian serta kasih, anak yang makin lama makin sering menjadi objek pemuasan nafsu seks orang dewasa, atau yang dicobai memakai obat bius supaya menjadi mangsa di kemudian hari. Pernahkah hati kita digerakkan oleh belas kasihan Tuhan Yesus? Jika hati kita menjerit karena kebutuhan anak, kita akan mencari suatu ekspresi untuk pergumulan itu. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kita boleh mengekspresikan belas kasihan dengan meminta kepada Bapa supaya Ia mengutus pekerja-pekerja untuk tuaian itu. 2. MENYIAPKAN PARA PELAYAN ANAK Selain berdoa agar jumlah para pekerja bertambah, kita juga dapat belajar dari Paulus. Ia selalu mengikutsertakan orang yang lebih muda dalam pelayanannya. Paulus membagikan hidupnya dengan mereka. Melalui cara ini, orang muda disiapkan untuk melayani Tuhan. Contoh dari kehidupan Paulus. Proses persiapan dapat dilihat misalnya dalam kehidupan Timotius. Ia mengalami hal-hal ini dalam hidupnya: - menerima Tuhan Yesus, kemungkinan besar melalui pelayanan Paulus, - dipanggil Paulus untuk ikut dalam pelayanannya, - disiapkan melalui perjalanan dan kehidupan bersama, - dipercayakan pelayanan yang singkat dan mulai berdikari, - dan dipercayakan pelayanan yang lebih panjang. Sesudah itu, Paulus memberi tugas kepada Timotius untuk menyiapkan orang lain dalam pelayanan. Ia berkata kepadanya, "Jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. Apa yang telah engkau dengar daripadaku di depan banyak saksi, percayakan itu kepada orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain." (2 Timotius 2:2-4) Timotius dipercayakan mempersiapkan para pelayan. Penugasan itu mencantumkan dua hal: - Program persiapan. - Orang yang harus dipilih untuk disiapkan. Program persiapan dirumuskan sebagai berikut: "Apa yang kau dengar daripadaku di depan banyak saksi." Paulus memercayakan berita kepada Timotius melalui khotbah dan pengajarannya berulang kali. Dan, apa yang didengar Timotius, itulah yang harus disampaika
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Panggilan Utama Guru Sekolah Minggu (II) -- Edisi 668/Januari 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Panggilan Utama Guru Sekolah Minggu (II) 668/Januari/II/2014 Rekan-Rekan Pelayan Anak, Panggilan utama seorang guru sekolah minggu adalah untuk membawa anak-anak datang kepada Tuhan Yesus sehingga mereka bisa menerima keselamatan kekal dari-Nya. Tetapi, tidak sedikit tantangan yang harus dihadapi oleh para pelayan anak ketika memenuhi panggilan ini. Bagaimana caranya untuk tetap memelihara komitmen kita dalam bidang pelayanan anak? Kami berharap sajian-sajian dalam edisi ini dapat menolong kita semua untuk tetap setia terhadap panggilan Tuhan ini dan semakin berkomitmen untuk membawa anak-anak datang kepada Kristus. Selamat melayani. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Saya adalah pelayan. Saya melayani ladang misi terbesar di dunia. Saya melayani anak-anak. Saya adalah pelayan. Saya melayani anak-anak. Inilah aku. Inilah yang aku lakukan." (Roger Fields) TIP: MEMELIHARA KOMITMEN PELAYANAN DI SEKOLAH MINGGU Jim tidak menawarkan diri untuk menjadi guru sekolah minggu karena dia tidak pernah tamat SMA sehingga dia merasa kurang memadai untuk mengajar. Suatu ketika, seorang temannya memintanya untuk turut duduk di kelas dan menolong menenangkan anak-anak di kelas remaja, dan Jim setuju untuk menolong. Jim berbadan besar. Sebelum bertobat, dia dikenal memiliki sifat kasar dan keras. Akibatnya, dia masih berbicara dengan keras dan lugas. Rasanya, kehadiran Jim akan dapat menenangkan anak-anak yang suka membuat onar. Pada suatu Minggu seusai kelas, Jim menyindir temannya yang mengajar di kelas itu, "Aku juga akan ikut gaduh karena kamu membosankan!" Minggu berikutnya, giliran Jim yang menceritakan kisah Alkitab, dan anak-anak mendengarkan seperti tersihir karena Jim berbadan besar dan karena pembawaannya yang meriah. Akhirnya, Jim membawakan kisah Alkitab kepada seluruh anak remaja dan menjadi guru sekolah minggu yang berhasil. Mungkin Anda merasa Allah tidak dapat memakai Anda karena alasan yang berbeda daripada alasan Jim. Tetapi, tetap saja alasan itu sangat memengaruhi pandangan Anda terhadap diri Anda sendiri. Sering kali, orang tidak mau terlibat dalam pelayanan sekolah minggu karena masalah rendahnya citra diri, kurang percaya bahwa Allah sanggup bekerja melalui mereka, atau karena kurang bijaksana dalam mengerti di mana dan kapan dapat melayani. Di bawah ini ada beberapa wawasan yang bisa Anda lakukan untuk memelihara komitmen Anda dalam memenuhi panggilan Tuhan dalam pelayanan sekolah minggu. 1. Tetap Setia Jika Anda merasa Allah tidak dapat memakai Anda, ingatlah bahwa Dia tidak meminta Anda untuk menjadi sukses. Dia hanya ingin agar Anda rela melayani Dia, dan setia dalam tugas yang Ia berikan. Mungkin, Allah memanggil Anda sebagai sekretaris kelas, pengawas ayat hafalan, atau asisten guru sekolah minggu, seperti Jim, yang pada akhirnya menemukan bahwa dia dapat menceritakan Alkitab dengan efektif. Tetaplah setia pada panggilan Tuhan karena Dia memakai orang yang setia. Beberapa orang tidak mau melayani dalam sekolah minggu karena mereka merasa hasil akhir kerohanian anak-anak berada di pundaknya. Namun, ingatlah bahwa "bekerja di hati anak-anak sekolah minggu" bukanlah tanggung jawab Anda. Itu adalah tanggung jawab Tuhan. Jangan mundur karena khawatir akan hasilnya. Tetaplah setia dalam menyampaikan firman Tuhan kepada murid-murid sekolah minggu, dan percayalah bahwa Allah akan membuat pelajaran itu menjadi nyata dalam hidup mereka. 2. Tetaplah Menyediakan Diri Petrus dan Yohanes pergi ke Bait Allah pada saat jadwal ibadah. Mereka bertemu dengan pengemis yang lumpuh. Kedua rasul ini tidak memiliki apa-apa sehingga Petrus berkata, "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" (Kisah Para Rasul 3:6) Orang yang lumpuh itu disembuhkan. Perhatikanlah bahwa Petrus dan Yohanes dipakai oleh Allah karena mereka berada di tempat yang tepat. Apakah Bait Allah adalah tempat yang tepat untuk pelayanan Anda? Mereka pergi pada saat yang tepat (contohnya pada saat jadwal ibadah). Apakah hari Minggu pagi adalah saat yang tepat bagi Anda untuk melayani Tuhan? Mereka juga memiliki sikap yang benar (contohnya mereka mengerti kekurangan mereka). Jika Anda bertanya-tanya apakah Allah akan memakai Anda, pertimbangkanlah bagaimana Allah memakai Petrus dan Yohanes. Mereka hanya menawarkan berita tentang Yesus Kristus. Hal itu juga yang seharusnya menjadi sikap Anda. Allah dapat memakai Anda ketika Anda menyampaikan berita yang benar. Beberapa orang tidak melayani karena mereka tidak punya waktu atau terlalu sibuk. Hal ini mungkin benar. Masyarakat sekarang jauh lebih sibuk daripada sebelumnya. Artinya, Anda harus memprioritaskan waktu. Pastikan Anda menempatkan apa yang paling penting
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Panggilan Utama Guru Sekolah Minggu (III) -- Edisi 669/Januari 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Panggilan Utama Guru Sekolah Minggu (III) 669/Januari/III/2014 Rekan-Rekan Pelayan Anak, Bagaimana awalnya kita dipanggil untuk menjadi pelayan anak? Pastinya, kita masing-masing memiliki kesaksian tersendiri, bagaimana Tuhan memanggil kita untuk terjun melayani domba-domba kecil, yang sangat dikasihi Tuhan Yesus. Dalam edisi terakhir bulan Januari 2014 ini, kita akan menyimak sebuah kesaksian dari rekan Parulian Simarmata mengenai pergumulannya ketika Tuhan Yesus memanggilnya untuk masuk dalam dunia pelayanan anak. Kami yakin, kesaksian ini bisa menjadi berkat bagi Anda dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. Simak pula kolom terbaru dari e-BinaAnak yang khusus terbit setiap minggu kelima, yaitu Pojok Multimedia dan Pokok Doa. Kami mengundang Rekan-Rekan semua untuk ikut berpartisipasi mengisi kolom-kolom tersebut dengan informasi bahan-bahan multimedia untuk pengembangan pelayanan anak dan pokok-pokok doa dalam lingkup pelayanan anak. Silakan kirimkan informasi atau pokok doa Rekan-Rekan kepada redaksi di binaanak(at)sabda.org. Terima kasih atas partisipasi rekan-rekan semua. Selamat melayani. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Panggilanku adalah untuk menjangkau anak laki-laki dan perempuan bagi Allah. Hal ini terlalu serius untuk dianggap enteng, terlalu mendesak untuk ditunda, terlalu penting untuk diabaikan, terlalu relevan untuk diabaikan, terlalu berarti untuk disepelekan, terlalu kekal untuk dianggap singkat, dan terlalu menyala-nyala untuk dipadamkan." (Roger Fields) KESAKSIAN: PANGGILAN SEBAGAI GURU SEKOLAH MINGGU Sumber kesaksian: Parulian Simarmata Sampai sekarang, saya rasanya seperti mimpi. Saya masih terheran-heran, mengapa saya bisa ikut bergabung di Komisi Anak (KA), padahal sebelumnya tidak terpikir oleh saya dan tidak pernah ada niat untuk menjadi guru sekolah minggu. Semua berawal saat saya mengalami suatu titik terendah di hidup saya. Secara tiba-tiba, saya merasa hidup dalam kehampaan. Saya "nervous" dan terguncang, ke mana saya melangkah selalu ada yang berbisik, "Ayo tinggalkan pekerjaanmu, pergi jauh (luar negeri atau luar pulau), mulailah menata hidup dari awal, dari titik nol dan tinggalkan semuanya termasuk saudara dan orang tua." Saya benar-benar kalut. Bisikan itu datang berulang-ulang, hari demi hari, mengguncangkan hati dan pikiran (belakangan, saya tahu itu adalah bisikan Iblis). Dalam situasi yang hampa, saya teringat dua puluh tahun lalu, saya sering ke toko buku Kristen Kalam Hidup di Dago, Bandung, dan ikut anggota perpustakaan di sana. Jadi, saya meluangkan waktu untuk datang ke toko buku itu. Setibanya di sana, saya kalut sekali, teringat kembali dulu saya sering meminjam buku dan kaset khotbah di perpustakaan itu. Saya bertanya kepada pegawai toko buku, "Apakah perpustakaannya masih ada?" "Masih ada, tetapi sekarang hari Sabtu tutup," jawabnya. Saya meminta izin untuk masuk ke dalam. Sebelumnya, saya menceritakan bahwa saya aktif sebagai anggota perpustakaan dua puluh tahun lalu. Lalu, pintu perpustakaan dibuka dan lampu dinyalakan, saya masuk ke dalam seorang diri, saya duduk diam selama 20 menit di situ dengan pikiran yang kacau. Kemudian, saya keluar perpustakaan untuk melihat buku-buku yang dijual. Saya menemukan satu kata kunci: "Sesuai kehendak Allah". Maka, saya mulai membeli dan membaca buku yang judul atau isinya membahas kata kunci tersebut. Saya pun berburu ke toko-toko buku Kristen lainnya. Anehnya, sejak membaca buku-buku itu, selalu ada yang membangunkan saya saat saya tidur, seperti ada yang menyuruh saya untuk baca Alkitab. Itu benar-benar membuat saya merasa tambah kacau. Saya tidur jam 12 malam, setengah jam kemudian, seperti ada yang membangunkan dan menyuruh saya untuk baca alkitab. Setelah lelah, saya tidur kembali dan dibangunkan kembali. Saya tidak mengerti, mengapa hidup saya begini? Sehari-hari, saat berjalan, saya merasa seperti melayang-layang, seolah kaki saya tidak menginjak tanah karena kurang tidur (tidur hanya 2 jam setiap hari). Semua itu berlangsung hingga seluruh Alkitab, dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu, selesai saya baca. Setiap hari, saya dihantui pikiran, "Hei, sebentar lagi kamu pasti jatuh sakit karena jam tidur yang sangat sedikit." Dengan kondisi yang serba kacau, saya coba berkonsultasi dengan seorang hamba Tuhan. Beliau menjelaskan bahwa saya sedang dituntun Tuhan seperti seorang bayi. Nanti, saya akan dilepaskan setelah Tuhan menganggap saya sudah matang secara rohani. Dan, benar saja, setelah enam bulan, saya dilepas. Setelah membaca buku-buku tersebut, bisikan Iblis itu sudah dikalahkan oleh bisikan Roh Kudus, "Kalau kamu tinggalkan semua terus bagaimana? Kamu tetaplah beraktivitas seperti biasa, tetapi berbuatlah sesuai dengan kehenda
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengajar Anak untuk Mengampuni (I) -- Edisi 670/Februari 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengajar Anak untuk Mengampuni (I) 670/Februari/I/2014 Salam kasih Kristus, Pernahkah Anda melihat anak-anak bermain bersama, dan tak berapa lama kemudian mereka bertengkar karena berebut mainan? Bisa jadi, salah satu dari mereka menangis, memukul, bahkan berteriak-teriak sembari memegang erat mainan yang sedang diperebutkan. Perlu kita sadari bahwa perselisihan/pertengkaran tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada anak-anak. Bukan hanya solusi yang diperlukan dalam mengatasi sebuah perselisihan/pertengkaran, tetapi lebih penting daripada itu adalah hati yang mau mengampuni siapa saja yang pernah berselisih dengan kita. Beberapa orang bisa dengan mudah mengampuni orang lain, tetapi ada beberapa orang yang sangat sulit mengampuni. Selama bulan Februari ini, e-BinaAnak menyajikan bahan-bahan seputar pengampunan, yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk mengajar anak-anak hidup sesuai kebenaran firman Tuhan. Selamat membaca, Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> "Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga." (Matius 6:14) < http://alkitab.mobi/?matius+6:14 > ARTIKEL: PENGAMPUNAN Allah siap dan menunggu untuk mengampuni siapa saja yang meminta. Ada dalam Alkitab, "Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu." (Mazmur 86:5) Pada apakah Nabi Daud menaruh harapan pengampunannya? Ada dalam Alkitab, "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar." (Mazmur 51:3) Bagaimanakah belas kasihan Allah diukur? Ada dalam Alkitab, "Tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita." (Mazmur 103:11-12) Janji apakah yang dibuat bagi orang-orang yang mengaku dosa-dosa mereka? Ada dalam Alkitab, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9) Dapatkah saya diampuni sementara saya menahan kejengkelan atau kemarahan terhadap seseorang yang lain? Ada dalam Alkitab, "Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6:14-15) Orang yang diampuni akan mengampuni. Ada dalam Alkitab, "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:32) Pengampunan yang sejati tidak menyimpan kesalahan. Ada dalam Alkitab, "Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: 'Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?' Yesus berkata kepadanya: 'Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.'" (Matius 18:21-22) Bila kita diampuni, kita tidak boleh terus merasa bersalah. Ada dalam Alkitab, "Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: 'Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku, dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.'" (Mazmur 32:5) Melalui pengampunan, Kristus memberikan kelepasan penuh dari hukuman dosa. Ada dalam Alkitab, "Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib." (Kolose 2:13-14) Jika Anda membutuhkan pengampunan, apakah yang seharusnya Anda perbuat? Pertama, akui dosa Anda. Ada dalam Alkitab, "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku." (Mazmur 51:2-4) Kedua, mintalah pengampunan atas dosa-dosamu. Ada dalam Alkitab, "Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju! Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali! Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju! Biarlah aku mendeng
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengajar Anak untuk Mengampuni (II) -- Edisi 671/Februari 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengajar Anak untuk Mengampuni (II) 671/Februari/II/2014 Salam damai dalam Kristus, Karakter pengampun merupakan karakter yang ditumbuhkan oleh Roh Kudus, baik melalui firman Allah maupun perantaraan manusia. Untuk itu, sebagai para pelayan anak ataupun sebagai orang tua, sudah seharusnya kita mengerti konsep yang benar tentang pengampunan seturut firman Tuhan agar kita bisa menjadi teladan bagi anak-anak. Masa kanak-kanak menjadi masa terbaik untuk menerima pengajaran dan teladan tentang pengampunan. Apabila selama ini Anda mengalami kesulitan dalam memberi teladan mengampuni kepada anak-anak, bacalah tip e-BinaAnak edisi ini dan aplikasikanlah dalam kehidupan Anda sehari-hari. Kami percaya bahwa dengan pertolongan Roh Kudus, kita semua dapat mengampuni orang lain dengan tulus, dan bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anak. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Bukalah mata, sadarilah bahwa setiap jiwa di sekeliling kita, siapa pun mereka, amatlah berharga. TIP: KETERAMPILAN UNTUK MENGAMPUNI Salah satu karakter yang penting dimiliki adalah karakter pengampun. Relasi kita dengan Tuhan berpijak pada pengampunan yang dianugerahkan-Nya lewat pengorbanan-Nya di kayu salib. Itu sebabnya, Tuhan Yesus pernah mengatakan dengan tegas, bila kita tidak mengampuni orang, Bapa di surga juga tidak akan mengampuni kesalahan kita. Apakah karakter pengampun merupakan karakter yang tumbuh begitu saja, tanpa keterlibatan peran manusia sama sekali? Karakter pengampun adalah karakter yang ditumbuhkan oleh Roh Kudus, baik secara internal (melalui firman Allah) maupun secara eksternal (melalui manusia). Dengan kata lain, Tuhan memakai kita untuk saling menumbuhkan karakter pengampun. Berikut ini adalah cara untuk menumbuhkan dan memiliki karakter pengampun: 1. Masa terbaik untuk mempelajari karakter pengampun adalah masa kecil. Pada masa pertumbuhan, jiwa masih lunak dan mudah dibentuk. Selain itu, apa pun yang dipelajari pada masa kecil, cenderung bertahan sampai dewasa. Jadi, orang yang paling berkesempatan mengajarkannya adalah orang tua. Karena orang tua adalah orang yang paling terlibat dalam diri anak, orang tua adalah orang yang paling berpengaruh besar dalam pertumbuhan karakter anak. Salah satu cara yang mungkin paling efektif bagi orang tua dalam mengajarkan sifat pengampun kepada anak adalah melalui contoh langsung yang berkaitan dengan si anak sendiri. Misalnya, saat anak melakukan kesalahan, daripada langsung menghukumnya, orang tua dapat menanyakan dengan teliti apa yang terjadi dan mengapa sampai terjadi. Setelah itu, orang tua dapat menanyakan perasaan si anak. Jika anak menyatakan penyesalannya, orang tua dapat mengatakan bahwa kesalahannya diampuni dan ia tidak akan dihukum. Hal ini tidak berarti bahwa setiap kali anak berbuat kesalahan, orang tua terus membebaskannya dari penghukuman. Ada kalanya kita tetap harus memberinya sanksi supaya ia dapat mengembangkan sifat bertanggung jawab. Sewaktu mengajarkan tentang karakter pengampun, kita pun mesti menghubungkannya dengan kemarahan dan dendam. Ketika disakiti, kita bereaksi marah, dan ada kecenderungan alamiah untuk membalas menyakiti. Kita dapat menjelaskan bahwa reaksi ini merupakan reaksi wajar dan manusiawi. Jadi, langkah pertama yang perlu disampaikan kepada anak adalah bahwa mengampuni merupakan sikap mengakui rasa sakit dan marah yang timbul. 2. Menahan diri untuk tidak membalas, sebagai wujud ketaatan kita kepada perintah Tuhan. Tuhan telah mengambil alih hak untuk membalas karena Ia adalah satu-satunya Hakim yang Adil. Dengan kata lain, hanya Tuhan yang dapat membalas dengan tepat. Tuhan pun meminta kita untuk menyerahkan masalah pembalasan ini kepada-Nya sebab Ia adalah Pembela kita. Ia tidak akan tinggal diam dan pasti akan bertindak. 3. Berdoalah bagi orang yang telah menyakiti Anda. Tuhan Yesus memerintahkan, "Berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Matius 5:45). Kita perlu menjelaskan kepada anak bahwa berdoa merupakan awal, sekaligus kekuatan, untuk mengampuni. 4. Miliki hati yang penuh kasih. Firman Tuhan mengingatkan tentang kasih Allah yang tak terbatas, "Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar." (Matius 5:45) Kita harus menekankan kepada anak untuk tidak menyoroti kelemahan orang, melainkan lebih memfokuskan pada kebaikannya, tidak cepat marah terhadap sikap orang, melainkan berusaha untuk mengerti mengapa ia bersikap seperti itu, serta memberi kesempatan kepada orang untuk belajar dari kesalahannya. Sikap seperti ini akan memudahkan kita untuk mengampuni orang. Sebaliknya, bila hati cepat marah dan tersinggung, kritis terhadap kelemahan o
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Sekolah Minggu dan Hari Bumi (I) -- Edisi 672/Maret 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Sekolah Minggu dan Hari Bumi (I) 672/Maret/I/2014 Shalom, Masih segar dalam ingatan kita bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Indonesia beberapa waktu yang lalu. Salah satu penyebab bencana itu adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian alam dan kebersihannya. Banyak daerah resapan air yang akhirnya menjadi perumahan, dan sungai-sungai berubah fungsi menjadi tempat sampah. Apa hubungan semua ini dengan pelayanan anak di gereja? Salah satu mandat yang Allah berikan kepada manusia adalah menjaga dan memelihara alam ini, yang adalah ciptaan-Nya. Dan, hal ini harus kita ajarkan kepada anak-anak layan kita, bahwa Alkitab pun memberikan pemahaman mengenai hal ini. Oleh karena itu, sepanjang bulan Maret ini, kami mengajak Rekan-Rekan sekalian untuk melihat bagaimana sekolah minggu bisa menolong anak-anak menjalankan mandat Allah ini, terutama karena kita juga akan memperingati hari Bumi pada tanggal 22 April. Mari kita persiapkan hal itu dari sekarang, dengan melihat bagaimana pandangan Alkitab mengenai hari Bumi dan materi-materi mengajar yang dapat kita gunakan untuk mengajarkan hal ini kepada anak-anak. Kiranya ini menjadi berkat. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < http://pepak.sabda.org/> ARTIKEL: SEBUAH PANDANGAN ALKITABIAH TENTANG HARI BUMI Seluruh dunia berusaha untuk saling "menghijaukan" sebagai pengakuan atas apa yang dikenal dengan Hari Bumi. Hari Bumi seharusnya membuat kita, yang menempatkan diri di bawah otoritas kebenaran Alkitab mengenai hal-hal tersebut, merefleksikan ajaran Alkitab mengenai penciptaan Allah. Apa pandangan yang benar-benar alkitabiah tentang penciptaan, lingkungan, serta kaitan manusia dengannya, dan tanggung jawab untuk hal tersebut? Sebuah pandangan Kristen tentang penciptaan dengan menggembirakan menegaskan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu. Dasar, proposisi dasar dari paham lingkungan yang Alkitabiah adalah bahwa Allah menyatakan diri-Nya sebagai Sang Pencipta (Kejadian 1:1). Perjanjian Baru dan Kitab Kejadian menyatakan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu (Efesus 3:9; Kolose 1:16-17; Roma 11:36). Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus??) membawa dunia ciptaan menjadi ada. Allah Bapa adalah sumber, perencana, dan pencetus dunia ini (Kejadian 1:1; 1 Korintus 8:06). Allah Anak adalah Perantara, yang melakukan tindakan atau karya penciptaan (Yohanes 1:3; Kolose 1:16; Ibrani 1:2). Allah Roh Kudus adalah Ia yang penuh cinta, mengasuh, dan melayang di atas bumi, memberinya bentuk dan rupa, serta keindahan. Dengan demikian, pendekatan alkitabiah terhadap masalah-masalah lingkungan tanpa dalih menegaskan bahwa "bumi adalah milik Tuhan" (Mazmur 24:1). Allah, dan Allah sajalah pemilik ciptaan. Namun, Alkitab juga memberi tahu kita bahwa Allah memberi manusia kekuasaan (Ibrani: "radah", yang berarti "memerintah") atas ciptaan, serta sebuah perintah untuk menundukkannya (Ibrani: "kabash", yang berarti "membawa ke dalam perbudakan") (Kejadian 1:26-28). Hal ini bersifat kuat, kata-kata dominan dalam teks Alkitab yang tidak meninggalkan ruang untuk keraguan, bahwa Allah menempatkan manusia sebagai yang utama dalam urutan penciptaan. Keunggulan manusia dalam ciptaan Allah lebih lanjut ditegaskan oleh fakta bahwa Tuhan menciptakan Adam sebelum Ia mempersiapkan tempat tinggalnya, yakni taman (Eden). Cukup jelas tertulis dalam Kejadian 2:8, bahwa setelah menciptakan Adam (Kejadian 2:7), Tuhan "membuat taman di Eden", dan di sanalah Tuhan "menempatkan manusia yang dibentuk-Nya itu". Kemudian, dalam Kejadian 2:15, Allah menempatkan manusia di tempat yang telah disiapkan untuknya, dengan instruksi untuk "mengusahakan dan memeliharanya". Kata kerja "mengusahakan" (Avadh) berarti "untuk bekerja, untuk sampai", dan kata kerja "memelihara" (Shamar) berarti "untuk menjaga, penjaga, melindungi". Dengan demikian, manusia memiliki keunggulan dalam ciptaan Allah, dan sebagai pelayan serta wakil penjaga-Nya, manusia dimaksudkan untuk "mengusahakan dan memeliharanya" (Kejadian 2:15), yang berarti menyebabkan bumi menghasilkan buah dan dikembangkan dalam cara yang dapat diperbarui demi kepentingan dan kebaikan manusia. Ini merupakan peraturan ilahi, dan merancang keunggulan serta tanggung jawab manusia dalam rangka bertahan dari bencana kejatuhan manusia (Kejadian 3:1-19). Setelah air bah, Allah berkata kepada Nuh, "Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau." (Kejadian 9:3) Pemazmur menyatakan bahwa Allah telah memberi manusia "Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya; kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binat
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Sekolah Minggu dan Hari Bumi (II) -- Edisi 673/Maret 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Sekolah Minggu dan Hari Bumi (II) Edisi 673/Maret 2014 Shalom, Bumi ini diciptakan Tuhan sebagai tempat manusia melangsungkan hidupnya. Namun, saat ini manusia seolah lupa bahwa bumi tempat mereka berpijak ini harus dijaga kelestariannya sebagai mandat yang Tuhan berikan kepada manusia. Sejak kecil, anak-anak tidak diberikan pengarahan yang baik tentang bagaimana menjaga lingkungan. Bagaimana dengan gereja? Dalam edisi kali ini, kami mengajak Rekan-Rekan untuk menyimak beberapa ide untuk merayakan hari Bumi di gereja, khususnya untuk anak-anak layan kita. Karena hari Bumi berdekatan dengan peringatan Paskah, beberapa ide sekaligus bisa dipakai untuk kegiatan-kegiatan hari Paskah. Simak pula Bahan Mengajar yang dapat melengkapi peringatan hari Bumi di sekolah minggu kita. Kiranya ini menjadi berkat bagi kita semua. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> Betapa kita tidak bersyukur, bertanah air kaya dan subur. Lautnya luas, gunungnya megah, menghijau padang, bukit, dan lembah. (KJ 337) TIP: IDE-IDE MERAYAKAN HARI BUMI DI GEREJA Berikut ini adalah sepuluh cara untuk merayakan hari Bumi di gereja untuk jemaat, sekolah minggu, atau keluarga. 1. Mintalah kepada anggota kelas minggu Anda atau kelompok persekutuan untuk mempelajari dan mendiskusikan pelajaran Alkitab seputar memelihara ciptaan Allah. Bicarakan tentang bagaimana gereja Anda dapat mengambil peran dalam memelihara ciptaan-Nya. 2. Mengatur pembersihan sampah di gereja sebelum atau sesudah perayaan Paskah. 3. Mendorong anak-anak sekolah minggu untuk menanam pohon di wilayah gedung gereja. 4. Berkomitmen untuk memimpin kelas sekolah minggu mempelajari apa yang Alkitab katakan tentang merawat bumi. 5. Membuat warna-warna alami untuk kreativitas Paskah dari kunyit, pandan, atau kopi yang sudah direbus, dan sebagainya yang alami. 6. Pertimbangkan mengganti makanan ringan dalam keranjang hadiah Paskah dengan kupon hadiah seperti "makan siang dengan ibu atau ayah" atau "pergi bersama selama satu hari dengan guru", dan sebagainya. 7. Memotong pengeluaran perayaan Paskah dan menyumbangkan tabungan untuk organisasi nirlaba yang mempromosikan pengelolaan yang baik dari hasil bumi. 8. Bangun pagi-pagi sekali untuk merayakan Paskah, ketika matahari terbit, dan merayakannya di luar ruangan. Ini bisa menjadi salah satu kegiatan favorit untuk merasa paling terhubung dengan ciptaan Tuhan. 9. Daripada membeli bunga plastik untuk hiasan Paskah, belilah bunga kecil dalam pot yang dapat ditanam kembali di luar ruangan. 10. Buatlah daftar teknologi yang paling menyita perhatian dalam hidup. Putuskan untuk berpuasa dari daftar-daftar itu, misalnya email, televisi, telepon genggam, atau internet, setiap seminggu sekali selama satu tahun. Mengambil satu hari untuk istirahat dari hal-hal itu bisa menolong Anda mengembangkan hubungan dengan Allah, keluarga, dan sahabat. (t/Davida) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Nama situs: sojourners Alamat URL: http://sojo.net/blogs/2011/04/22/10-ways-celebrate-earth-day-church Judul asli artikel: 10 Ways to Celebrate Earth Day as a Church Penulis: Nancy Sleeth Tanggal akses: 12 Februari 2014 BAHAN MENGAJAR: HARMONI DALAM CIPTAAN ALLAH Nas: Kejadian 2:8-25 Tujuan: 1. ASM mengetahui bahwa ciptaan Allah baik adanya. 2. ASM mengucap syukur atas alam yang disediakan oleh Allah. 3. ASM mampu merawat dan memelihara ciptaan Allah. Nyanyian: Kidung Jemaat 337: Betapa Kita Tidak Bersyukur 1) Betapa kita tidak bersyukur Bertanah air kaya dan subur Lautnya luas, gunungnya megah Menghijau padang, bukit, dan lembah Refrein: Itu semua berkat karunia Allah yang Agung Mahakuasa Itu semua berkat karunia Allah yang Agung Mahakuasa 2) Alangkah indah pagi merekah Bermandi cah'ya surya nan cerah Ditingkah kicau burung tak henti Bunga pun bangkit harum berseri 3) Bumi yang hijau, langitnya terang Berpadu dalam warna cemerlang Indah jelita, damai, dan teduh Persada kita jaya dan teguh Cerita: Siapa yang pernah retret di daerah pegunungan? Tentu banyak dari antara kita pernah ikut retret di daerah pegunungan. Bagaimana suasananya? Tentu sangat menyenangkan, sekeliling pohon-pohon hijau, bunga-bunga warna-warni terlihat, menyegarkan mata. Burung-burung masih terdengar berkicau dan ketika kita bernapas, terasa segar di dalam dada kita. Semua yang kita rasakan terasa baik buat kita. Daratan, pegunungan, lautan, sungai, berbagai jenis tumbuhan dan hewan, Allah ciptakan dengan begitu menakjubkan. Tuhan juga menciptakan perempuan untuk menemani laki-laki (Kejadian 2:21-23). Allah mengizinkan seluruh makhluk, baik tumbuhan maupun hewan, untuk diberi nama oleh manusia, Allah memberikan kuasa kepada manusia untuk mengelola dan memelihara alam. Allah menyediakan segala yang dibutuhkan manusia, yang terbaik yang Dia berikan, mari puji Al
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Paskah (I) -- Edisi 674/April 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Paskah (I) 674/April/I/2014 Salam kasih Kristus, Bulan ini akan menjadi kesempatan baik bagi pelayan anak untuk memberitakan karya besar Tuhan Yesus bagi setiap manusia kepada anak-anak. Melalui edisi e-BinaAnak bulan ini, marilah kita menggunakan kesempatan ini dengan maksimal untuk membawa setiap anak semakin mengenal Kristus dan pengurbanan-Nya di kayu salib. Sajian berupa artikel, bahan mengajar, dan sua pelayan anak kali ini, kiranya dapat menolong kita semua untuk mengajarkan dan menerapkan makna Paskah yang sesungguhnya kepada anak-anak. Selamat membaca dan selamat Paskah, Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Dengan kasih ilahi yang penuh pengorbanan, Yesus menolak menyelamatkan nyawa-Nya sendiri. Dia mati agar dapat memberikan pengampunan atas dosa-dosa kita. Juru Selamat kita tetap bertahan di kayu salib untuk Anda dan saya. (M. R. De Haan, M. D.) ARTIKEL: MENGAPA HANYA YESUS KRISTUS YANG DAPAT MEMBAWA KITA KEPADA KEHIDUPAN KEKAL? Siapa yang tak ingin menikmati indahnya surga? Setiap manusia di bumi ini pasti punya keinginan untuk pergi dan tinggal di surga setelah dia meninggal. Sebanyak apa pun dosa manusia di bumi, hasrat untuk masuk surga itu pasti ada. Namun, tidak sembarang manusia dapat menikmati kehidupan di surga karena surga adalah tempat kediaman Allah yang Mahakudus. Ada sebuah pertanyaan. Dapatkah manusia masuk surga, padahal manusia sudah berdosa? Adakah cara untuk dapat pergi ke surga setelah kehidupan di dunia ini berakhir? Dalam ajaran Kristen dikatakan bahwa semua manusia itu berdosa, "Karena semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23). Dosa adalah perbuatan melawan kehendak Allah. Pada hakikatnya, di hadapan Tuhan, semua manusia itu berdosa karena tidak ada satu pun manusia yang tidak melakukan dosa. Pasti setiap manusia pernah melakukan dosa. Dan, kita tahu bahwa "Upah dosa itu adalah maut" (Roma 6:23). Maut sama dengan neraka. Dan, karena dosa itu, manusia sebenarnya tidak layak untuk menikmati surga. Jadi, bagaimana manusia dapat masuk surga? Dahulu kala, orang dapat masuk surga jika dia percaya kepada Allah saja dan melakukan kehendak-Nya. Dan, untuk menahirkan dosa-dosanya, orang itu harus menyembelih anak domba yang terbaik kepada Allah. Namun, dengan semakin banyaknya manusia dan dosa yang dilakukan manusia, Allah melihat cara ini tidak mampu lagi memulihkan hubungan yang rusak antara manusia dan Allah. Maka, satu-satunya cara yang Allah lakukan untuk dapat memulihkan manusia sehingga manusia layak hidup bersama-Nya di surga, adalah dengan turun ke bumi dan menjadi serupa dengan manusia. Dalam Filipi 2:5-7 dikatakan, "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." Allah telah berinkarnasi (Tuhan menjadi manusia) di dalam Yesus Kristus untuk melakukan karya penyelamatan dengan pengorbanan-Nya di kayu salib. Masih banyak orang yang tidak percaya akan karya Allah yang begitu agung ini. Padahal, ini adalah penyelamatan manusia dari maut. Mengapa Allah mau melakukan itu semua hanya untuk manusia? Jawabannya ada dalam ayat ini, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16) Ini adalah wujud cinta kasih Allah kepada manusia. Allah begitu ingin manusia itu selamat dan tidak binasa dalam neraka. Namun, muncul banyak pertanyaan. Mengapa kita harus percaya kepada Yesus Kristus? Apakah Yesus itu Allah? Banyak orang Kristen yang dicemooh karena memercayai Yesus adalah Tuhan. Sebab, mereka berpikir bahwa Yesus hanya seorang manusia, nabi, rasul, utusan Allah, tetapi Ia bukan Tuhan. Mengapa orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah Tuhan? Ini adalah kebenaran Tuhan. Rupa Yesus memang manusia, tetapi roh-Nya adalah Roh Allah. Ingatlah bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Apa yang tidak mungkin bagi manusia, bagi Allah itu sangat mungkin. Di dalam Alkitab, Yesus sering menjelaskan bahwa diri-Nya adalah Allah. Salah satu contohnya dalam Yohanes 8:56-58, "Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita. Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: 'Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?' Kata Yesus kepada mereka: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.'" Yohanes 14:6, "Kata Yesus kepadanya: 'Akulah jalan dan keben
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Paskah (II) -- Edisi 675/April 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Paskah (II) 675/April/II/2014 Salam damai dalam Kristus, Pengurbanan Kristus di kayu salib menjadi bukti cinta Allah yang besar kepada manusia. Anugerah yang sangat besar dan mulia ini harus diketahui anak-anak SM supaya mereka bisa menyadari betapa Allah sangat mengasihi mereka. Marilah melalui Paskah tahun ini, kita sebagai pelayan anak berusaha memberitakan karya terbesar ini, baik melalui pengajaran firman Tuhan maupun melalui setiap acara yang kita kemas untuk merayakan Paskah. Kami turut mendukung pelayanan sekolah minggu Anda dengan memberikan tip Paskah untuk anak-anak dan bahan mengajar, kiranya dapat menolong Anda dalam mempersiapkan Paskah di sekolah minggu. Selamat Paskah, Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Kubur, di manakah kemenanganmu kini? Cahaya wajah-Nya seterang matahari! Betapa pembaringan batu itu kosong sunyi, Kristus telah bangkit dari dunia orang mati! (Chisholm) TIP: PASKAH UNTUK ANAK-ANAK Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika kita merencanakan Paskah sekolah minggu. 1. Inti berita Paskah harus jelas. Beberapa kata kunci yang harus mewarnai seluruh acara Paskah adalah: Kristus bangkit, Kristus mengalahkan kematian, Kristus mengalahkan maut, Kristus menang atas kuasa dosa, Kristus sungguh hidup, dan Kristus hidup di dalam hidupku. Oleh karena itu, tema-tema Paskah sebaiknya dibuat dalam kalimat yang pendek dan jelas. Hindarkan kata-kata abstrak yang sulit dimengerti artinya karena anak belum memiliki cukup kemampuan untuk menginterpretasi. 2. Acara Paskah perlu dikoordinasi dengan baik. Acara Paskah harus diatur agar mendukung tema Paskah, baik nyanyian-nyanyiannya, renungan beritanya (cerita), dramanya, permainannya, dekorasinya, dll.. Hindarkan kegiatan-kegiatan ekstra yang akan mengalihkan anak-anak dari inti pesan/berita Paskah, misalnya kegiatan sosial, permainan yang tidak memiliki tema Paskah, atau rekreasi. Jadikan Paskah menjadi pelajaran rohani tentang iman Kristen yang paling mendasar. Sajikan itu dalam suasana yang menyenangkan. 3. Semua orang harus terlibat dalam perayaan Paskah. Spirit Paskah bukan spirit "one man show" karena Paskah adalah perayaan kemenangan orang beriman di dalam Kristus. Karena ikatan kasih di antara orang beriman akan mendorong kebersamaan, hal itu dapat tercermin, baik dalam suasana maupun pada pembagian tugas pelaksanaan kegiatan ini. Semakin banyak guru terlibat, semakin baik. Semakin banyak anak terlibat adalah yang terbaik. 4. Undangan perayaan Paskah. Cara terbaik melibatkan anak-anak dan guru dalam mempersiapkan Paskah adalah dengan membuat brosur/pamflet/kartu/selebaran yang berisi undangan untuk anak-anak lain, khususnya yang sudah lama tidak datang atau yang belum memiliki keselamatan. Tularkan semangat penginjilan dalam hati anak-anak, dengan pergi bersama-sama, berkunjung, dan membagikan undangan perayaan Paskah. Guru memberikan contoh kepada murid-muridnya bagaimana mengundang anak lain untuk datang bersekutu dalam kebaktian Paskah dan menjadi teman bagi mereka. Sementara anak-anak saling mengenal, guru memiliki kesempatan untuk berkenalan dengan orang tua mereka. 5. Tempat dan waktu penyelenggaraan Paskah. Untuk sekolah minggu yang lebih senang menggabung seluruh anak SM dalam acara Paskah, akan diperlukan tempat yang cukup luas agar anak-anak dapat berkumpul bersama. Kendala yang lain adalah diperlukan guru-guru untuk berada di antara anak-anak agar keributan dapat dikendalikan. Waktu pelaksanaan pun mungkin akan lebih lama dari biasanya. Penggabungan kelas-kelas perlu dilakukan jika ada acara yang istimewa, seperti drama Paskah, panggung boneka, atau renungan (cerita) Paskah, dengan memanggil pembicara yang ahli dalam bidangnya. Melaksanakan perayaan per kelas dapat menjalin rasa keakraban, tetapi persiapan akan tidak efisien karena masing-masing guru kelas akan membuat persiapan sendiri-sendiri. Untuk menghindarkan rasa persaingan antarkelas, guru-guru dapat diimbau untuk membuat acara yang sama di masing-masing kelas dan melakukan persiapan bersama-sama. Waktu pelaksanaan dapat dibuat lebih lama dari biasa, dan gunakan waktu untuk menolong anak mengerti berita Paskah dengan lebih baik. 6. Tindak lanjut perayaan Paskah. Hal yang paling penting diperhatikan adalah bagaimana tindak lanjut perayaan Paskah ini. Mengadakan kegiatan mudah, tetapi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa berita Paskah itu tinggal dalam hati anak-anak dan terpelihara tidaklah mudah. Oleh karena itu, siapkan cara-cara bagaimana menolong agar benih yang telah ditaburkan mendapat siraman agar bertumbuh. Untuk itu, guru-guru perlu memberikan bimbingan dan perhatian, baik itu berupa cerita-cerita lanjutan di minggu-minggu berikutnya maupun dengan mengadakan pertemuan tatap muka secara pribadi, untuk berdoa bersama/sharing atau
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Paskah (III) -- Edisi 676/April 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Paskah (III) 676/April/III/2014 Shalom, Masih sangat terasa dan membekas dalam hati kita, bahkan tidak akan pernah hilang, betapa besarnya kasih Kristus bagi kita yang Ia tunjukkan melalui pengurbanan-Nya di kayu salib. Peristiwa ini membuktikan kepada kita bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Seberapa hebat pengaruh dunia ini, apabila kita sudah mengecap kebaikan dan kasih Kristus, semua pengaruh itu tidak akan sedikit pun menggoyahkan iman kita kepada-Nya, apalagi memisahkan kita dari kasih Kristus. Untuk itu, marilah kita semakin giat dalam memberitakan kasih dan pengorbanan Kristus kepada setiap orang, termasuk anak-anak yang kita temui di mana pun mereka berada. Sajian minggu ini berisi kesaksian kisah Paskah dari sudut pandang berbeda, yang kiranya dapat memberikan berkat tersendiri bagi kita semua sehingga tidak ada lagi keraguan untuk melakukan tugas yang mulia, mengambarkan tentang Kristus kepada setiap orang. Jangan lewatkan informasi penting seputar media penginjilan untuk anak, yang kami kemas dalam Pojok Multimedia, dan juga pokok-pokok doa khusus yang bisa kita doakan hari ini. Selamat menyimak. Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Sebab Yesus Hidup, ada hari Esok! Sebab Yesus hidup, kita bebas melayani Dia demi kemuliaan nama-Nya! KESAKSIAN: KESAKSIAN PASKAH Aku bukan siapa-siapa. Namaku bahkan tidak penting bagi siapa-siapa. Namaku selalu disebutkan sejalan dengan tugasku. Sekalipun namaku tidak disebut, orang sudah tahu aku karena aku adalah aku yang selalu mengerjakan kepentingan majikanku. Itu saja karena ada banyak hal yang tidak penting mengenai aku. Bagiku, yang paling penting adalah begini: aku ada di lingkungan orang besar. Karena itu, pekerjaanku, peranku, dan namaku menjadi penting, tetapi aku tetap aku yang selalu identik dengan pekerjaanku. Hari ini, ada tugas istimewa karena di tempat aku berkarya, ada "Tamu penting". Akan tetapi, yang mengherankan adalah aku tidak ditugasi untuk melayani Tamu penting itu, seperti biasanya. Tidak ada air pembasuhan yang disediakan bagi-Nya untuk membasuh muka, kaki, dan tangan, tidak ada handuk kering yang disediakan seperti biasanya bagi Tamu terhormat itu sebagai tanda kehormatan. Namun, aku tahu Orang itu! Betapa tidak? Aku mendengar dari banyak sumber tentang kehebatan-Nya. Ia lebih hebat daripada para tabib yang terkenal di negeri ini karena Ia menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan sekali bersabda! Kabarnya, Ia pun memberi makan kepada beribu-ribu orang, membangkitkan orang mati, dan banyak lagi pekerjaan ajaib yang dikerjakan-Nya. Karena itu, nama-Nya sudah sangat tersohor di kalangan banyak orang. Bahkan, minggu lalu, Ia barusan menimbulkan kehebohan besar. Ia masuk ke Kota Suci dengan mengendarai "anak keledai" yang menandakan bahwa Ia adalah Raja. Orang-orang di sepanjang jalan berseru, "Hosanna, hosanna, bagi Anak Daud." Jalan-jalan menjadi macet dengan kehadiran-Nya. Banyak orang yang datang dari berbagai penjuru menjelang hari Raya Besar tahun ini, terhenyak dan terkagum-kagum akan apa yang sedang terjadi. Ia menuju ke Bait Suci tempat orang biasanya beribadah. Di sana, Ia membersihkan tempat itu dengan menghalau para pedagang kaki lima dan para penukar uang, sebagai lambang penyucian dan penyataan kesucian dari sesembahan-Nya. Alasan-Nya yang paling kuat untuk mengerjakan tugas mulia itu adalah seperti yang dikatakan-Nya sendiri, "Ini rumah Bapa-Ku, jangan kamu menjadikannya seperti sarang penyamun!" Sementara banyak orang kebingungan dan hiruk pikuk, Ia berseru dengan suara lantang, "Kalau kamu mau, runtuhkanlah tempat suci ini, dan Aku akan membangunnya dalam tiga hari." Seluruh rakyat terpikat kepada-Nya, dan ingin mendengarkan tentang Dia (Lukas 19:48b). Kondisi saat itu sangat genting karena menjelang Hari Raya Besar, dan para pemimpin pemerintahan maupun Agama menjadi ketakutan, kalau-kalau akan ada "revolusi rakyat" karena tindakan serta ajaran-Nya, dan negara menjadi kacau, dan yang penting, bisnis mereka terganggu. Kalau begitu, biangnya harus dibasmi. Aku sendiri tidak mengerti tentang semua yang sedang terjadi itu, tetapi yang terpenting adalah bahwa "Orang Penting" itu sekarang ada di rumah majikanku. Namun, aku terus bertanya, bila "Orang Besar" itu tidak diperlakukan sebagai "tamu penting", ada apa gerangan? Aku coba-coba mencuri berita, pasang telinga! Apa yang terjadi membuatku terperangah! Tangan-Nya dibelenggu, aku bahkan mendengar kata-kata kasar yang bernada tuduhan, "Apakah Engkau adalah Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Pertanyaan itu sudah santer di kalangan umum karena dari banyak kalangan, aku mendengar bahwa banyak orang sedang mengharapkan kedatangan Mesias, yaitu Juru Selamat. Dan, berit
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Kegiatan Menggambar di Sekolah Minggu (I) -- Edisi 677/Mei 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Kegiatan Menggambar di Sekolah Minggu (I) 677/Mei/I/2014 Salam kasih Kristus, Mengajarkan cerita Alkitab dan mengenalkan Allah kepada anak-anak memerlukan berbagai metode yang sesuai dengan kebutuhan anak. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode menggambar. Metode ini berbeda dengan metode memakai gambar, yang satu arah. Dengan metode menggambar, kita mengajak anak untuk aktif melakukan kegiatan seni ini dan melaluinya, Alkitab, sebagai sumber utama pengajaran kita mengenai Allah, dapat makin terhubung lagi dengan anak. Bagaimana kita bisa menerapkannya dalam sekolah minggu? Ibu Meilania menolong kita semua melalui tulisan beliau dalam buku "Creative Teaching di Sekolah Minggu". Sebuah bab yang berisi tentang kegiatan menggambar di sekolah minggu dalam buku tersebut, kami sajikan dalam dua edisi e-BinaAnak pada bulan Mei ini. Kiranya ini menjadi berkat bagi Rekan-rekan semua dan bisa menjadi metode yang efektif untuk membawa anak-anak lebih mencintai firman Tuhan dan mengenal Allah yang sejati. Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> Metode apa pun yang kita gunakan untuk mengajarkan firman Tuhan harus bertujuan untuk membawa anak-anak kepada jalan keselamatan, mengenal Juru Selamatnya, dan mencintai firman-Nya. (DWD) ARTIKEL: YUK, MENGGAMBAR! Tahukah Anda, menggambar adalah cara paling mudah yang bisa segera dilakukan oleh anak-anak untuk mengekspresikan gagasannya asalkan ada media (bahkan secarik kertas bekas pun bisa digunakan) dan alat untuk menggambar (pensil, pen, spidol, dan sebagainya). Sayangnya, bukannya kita memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengekspresikan ide dan gagasannya, kita cenderung meributkan kesempurnaan bentuk atau hasil gambar mereka. Karena alasan inilah, anak-anak SD umumnya mulai meninggalkan kegiatan menggambar yang sebenarnya telah disukainya sejak mereka masih duduk di Taman Kanak-kanak (TK). Pernahkah Anda memperhatikan perbedaan guru TK dan guru SD secara umum? Guru TK lebih sering memberi semangat dan pujian kepada murid-muridnya, bahkan saat si murid sendiri belum jelas tentang apa yang hendak ia gambar. Inilah salah satu kehebatan guru TK, senantiasa memotivasi dan menghargai anak-anak didiknya. "Wah, bagus sekali Gambar apa ini?" "Brian, saya senang dengan warna-warna cerah yang kamu pakai, yang merah ini gambar apa, Brian?" "Hebat! Coba ceritakan pada saya, apa yang sedang kamu gambar ini?" Sayangnya, masa-masa penuh pujian dan dorongan ini segera sirna begitu anak-anak memasuki usia Sekolah Dasar (SD). "Lo, ini gambar apa? Masa sudah SD masih belum bisa menggambar dengan jelas?" "Mengapa mewarnanya sampai keluar garis? Seperti anak TK saja kamu!" "Aduh, masa gambar orang seperti ini, yang benar, dong!" Saya tidak mengatakan semua guru TK pasti berperilaku penuh semangat dan positif seperti contoh di atas, dan belum tentu semua guru SD cenderung mematikan semangat dan kreativitas anak. Namun, secara umum, hal-hal seperti inilah yang kerap kita jumpai, 'kan? Apa Itu Menggambar? Dalam bukunya yang berjudul "Rahasia Mengajarkan Seni pada Anak", Nancy Beal dan Gloria Bley Miller mendefinisikan aktivitas menggambar sebagai membuat GARIS-GARIS, bukan sebagai bentuk-bentuk yang diisi. Jadi, menggambar sebenarnya adalah kegiatan mencorat-coret, membuat berbagai macam bentuk dan ukuran garis yang berbeda-beda. Menggambar tidak sama dengan melukis. Dalam melukis, anak menggunakan gumpalan atau bentuk-bentuk padat, yang dikombinasikan sedemikian rupa sehingga mewujud menjadi sesuatu. Celakanya, kita kerap mencampuradukkan antara menggambar dan melukis, yaitu aktivitas paling populer sepanjang sejarah sekolah minggu yang kita sebut MEWARNA. Mewarna adalah sekadar mengisi ruang di antara garis-garis dengan warna. Mewarna BUKAN menggambar. Mewarna juga BUKAN melukis. Mewarna adalah mewarna. Sekadar memberi warna. Titik. Kecuali anak-anak yang memang tertarik dengan seni visual, mewarna adalah salah satu kegiatan yang paling membosankan di Sekolah Minggu (juga di sekolah formal). Celakanya, hampir setiap minggu kita memberikan aktivitas mewarna kepada anak-anak yang kita layani. Sudah setiap minggu aktivitasnya mewarna, media, dan alatnya pun sama. Biasanya, kita menggunakan kertas, pensil warna, atau krayon. Tidak heran jika anak-anak kehilangan antusias dalam seni gambar atau lukis sejak usia mereka yang masih sangat dini. Tidak jarang, aktivitas mewarna dilakukan untuk sekadar membuat anak-anak "sibuk", sementara guru juga sibuk mengerjakan tugas lainnya. Atau, aktivitas ini memang sengaja diadakan untuk "menghabiskan waktu" daripada tidak ada yang dikerjakan setelah firman Tuhan-sementara waktu Sekolah Minggu belum berakhir
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Kegiatan Menggambar di Sekolah Minggu (II) -- Edisi 678/Mei 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Kegiatan Menggambar di Sekolah Minggu (II) 678/Mei/II/2014 Salam dalam kasih Kristus, Dalam edisi e-BinaAnak minggu ini, baik kolom Tip maupun kolom Bahan Mengajar merupakan sambungan dari kolom Artikel dan kolom Bahan Mengajar pada edisi yang lalu. Rekan-rekan semua dapat menyimak arsipnya di < http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/677 >. Salah satu ide bagus tentang kegiatan menggambar pada edisi ini adalah bahwa kegiatan ini tidak dijadikan sebagai kegiatan tambahan, tetapi menjadi bagian dalam proses pengajaran firman Tuhan. Tujuannya agar anak tetap fokus dan bisa memahami dengan baik firman Tuhan yang disampaikan kepada mereka. Dengan itu, kegiatan-kegiatan kreatif tidak menjadi kegiatan sampingan yang mungkin malah mengalihkan perhatian anak dari pengajaran firman Tuhan itu sendiri. Selamat menyimak. Kiranya ini menjadi berkat. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> Jadikan setiap kegiatan kreatif sebagai proses dari pembelajaran firman Tuhan, bukan hanya kegiatan tambahan yang dapat mengalihkan perhatian anak dari inti pengajaran firman. (DWD) TIP: AKTIVITAS MENGGAMBAR DALAM PENGAJARAN FIRMAN TUHAN Ada beberapa cara untuk kita dapat memasukkan aktivitas MENGGAMBAR ini dalam pengajaran firman Tuhan. Jika selama ini aktivitas menggambar cenderung mendapat tempat hanya sebagai kegiatan tambahan (ada bagus, tidak ada juga tidak apa), kali ini saya ingin mengajak anak-anak untuk bukan sekadar menambahkan aktivitas menggambar, melainkan menjadikan aktivitas menggambar tersebut sebagai bagian dari proses pembelajaran firman Tuhan. Tanpa aktivitas ini, proses belajar menjadi tidak lengkap atau sempurna. 1. Sebelum firman Tuhan disampaikan. Jika menggambar dilakukan sebelum penyampaian firman Tuhan, tujuan aktivitas ini adalah sebagai pengantar atau persiapan bagi anak-anak untuk memasuki materi firman Tuhan. Contoh: Yesus memanggil dua belas murid. Saat itu, saya mengajak anak-anak bermain tebak gambar. Setiap anak menerima satu kata dan masing-masing harus menggambarnya di papan tulis, sementara teman-teman harus menebaknya. Beberapa kata yang saya siapkan antara lain: perahu, jala, ikan, Yesus, uang koin, meja, danau. Kata-kata ini adalah kata-kata penting karena terkait dengan materi firman Tuhan yang hendak disampaikan. Ini adalah salah satu cara yang sangat sederhana, tetapi sangat menyenangkan untuk memulai sebuah cerita. 2. Pada saat atau di tengah-tengah penyajian firman Tuhan. Jika menggambar dilakukan pada saat atau di tengah-tengah penyajian firman Tuhan, tujuan aktivitas ini adalah memberi penekanan atau fokus pada materi firman Tuhan tersebut. Biasanya, sementara anak-anak menggambar, saya tetap bercerita, terutama yang terkait dengan apa yang sedang mereka gambar tersebut. Jadi, sembari menggambar, anak-anak pun menerima informasi yang semakin menguatkan apa yang sedang mereka kerjakan. Contoh: Pelarian Yakub. Aktivitas ini dilakukan di tengah-tengah cerita, saat sampai pada bagian mimpi Yakub (ada anak tangga yang menjulang tinggi ke langit, lalu malaikat naik turun). Saya hanya mengatakan bahwa Yakub BERMIMPI. Saya tidak menjelaskan atau menyebutkan mimpi Yakub tersebut. Saya meminta anak-anak untuk membuka kitab Kejadian, lalu menggambarkan isi mimpi Yakub tersebut pada kertas yang telah saya sediakan. Segera setelah saya melihat anak-anak menemukan ayat yang dimaksud dan mulai menggambar, barulah saya melanjutkan cerita dengan menegaskan apa arti mimpi tersebut bagi Yakub. Setelah memberi kesempatan beberapa menit lagi, barulah saya melanjutkan cerita perjalanan Yakub menuju rumah Laban. 3. Setelah firman Tuhan disampaikan. Jika aktivitas menggambar dilakukan setelah firman Tuhan disampaikan, biasanya saya memberikan pilihan agar anak-anak menentukan sendiri adegan atau bagian firman Tuhan yang paling menarik perhatian mereka untuk mereka gambar. Dan, biasanya saya meminta anak-anak untuk menambahkan satu atau dua ayat firman Tuhan yang berkenaan dengan gambar mereka tersebut. Ada anak yang hanya mau menggambar, tetapi tidak mau mewarnainya. Tidak apa-apa, biarkan saja! Sebab, tujuan kita bukan sekadar menyelesaikan aktivitas atau membuat aktivitas tampak seperti yang kita harapkan, melainkan agar anak-anak memiliki kesempatan untuk mengekspresikan dirinya SETELAH mendengar firman Tuhan. Contoh: Imam Eli dan kedua anaknya, Hofni dan Pinehas. Beberapa anak -- karena sangat terkesan dengan garpu tiga gigi -- dengan antusias menggambar Hofni dan Pinehas sedang menusuk daging dengan garpu tiga gigi tersebut. Sebagian lagi lebih tertarik dengan Imam Eli yang jatuh dari kursi karena kaget mendengar berita tentang kedua anaknya yang meninggal. Untuk hasil karya anak, silakan lihat lampiran. Contoh lain adalah perjalanan ke Emaus. Kali ini, pilihan anak-anak cukup beragam. Ada yang men
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Aku dan Keluargaku (I) -- Edisi 679/Juni 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Aku dan Keluargaku (I) 679/Juni/I/2014 Salam kasih Kristus, Keluarga menjadi bagian penting dalam hidup kita. Melalui keluarga, kita bertumbuh dalam pengenalan akan anggota keluarga dan Kristus. Dalam hal ini, kebersamaan dalam keluarga menjadi hal penting yang harus terus diperjuangkan. Jangan sampai karena kesibukan atau rutinitas lainnya, kita tidak mempunyai waktu untuk keluarga. Meskipun kebersamaan antaranggota keluarga penting, hubungan keluarga dengan Kristus haruslah menjadi prioritas utama dalam keluarga. Kristus harus menjadi pusat dalam keluarga supaya keluarga dapat menjadi cermin kasih Kristus dan memberkati keluarga yang lainnya. Selama bulan Juni ini, e-BinaAnak akan mengajak para pelayan anak dan orang tua untuk menyadari betapa pentingnya keluarga, baik dalam pertumbuhan rohani maupun kedekatan antaranggota keluarga. Selamat membaca sajian e-BinaAnak edisi pertama bulan ini, kiranya ini menjadi berkat bagi Anda semua. Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Kebersamaan dalam keluarga adalah harta berharga yang tidak bisa diganti dengan kesenangan barang-barang termahal di dunia ini. (Tilestian) ARTIKEL: AKU DAN KELUARGAKU Ada dua macam keluarga yang dimiliki orang Kristen. Pertama, keluarga secara fisik dan yang kedua, keluarga secara rohani. Kali ini, kita akan membahas beberapa hal tentang pengertian keluarga. Keluarga Secara Fisik Kalau kita menyebut keluarga, biasanya yang dimaksud adalah keluarga secara fisik, yaitu papa, mama, kakak, adik, dan kita sendiri. Dan, biasanya kita tinggal bersama dengan mereka. Di dalam Alkitab, banyak kisah tentang keluarga. Bisakah kamu menyebutkan contohnya? Kejadian apa yang terjadi dalam keluarga itu yang paling kamu ingat? Mari kita lihat beberapa contohnya. Keluarga Adam Keluarga Adam adalah keluarga pertama yang ada di bumi ini. Tentu saja karena kita tahu Adam adalah manusia pertama yang Allah ciptakan. Apa yang terjadi dalam keluarga ini? Kain, putra pertama Adam, benci pada adiknya, Habel. Begitu bencinya, sampai Kain membunuh adiknya itu (Kejadian 4:8). Wah, di dalam keluarga pertama saja sudah terjadi pembunuhan. Ini sungguh menakutkan. Keluarga Ishak Ishak dan Ribka memiliki anak laki-laki kembar, yaitu Esau dan Yakub. Ishak lebih sayang kepada Esau, sedangkan Ribka lebih sayang kepada Yakub (Kejadian 25:28). Rupanya, orang tua yang pilih kasih sudah terjadi sejak dahulu kala. Apa yang terjadi dalam keluarga ini? Yakub menipu kakaknya. Dia juga bersekongkol dengan ibunya untuk menipu ayahnya (Kejadian 27:35-36). Keluarga Yakub Yakub (nama lainnya Israel) memiliki 12 anak laki-laki. Tetapi, Yakub lebih menyayangi Yusuf dibandingkan yang lain (Kejadian 37:3). Sama seperti ayahnya, Yakub ternyata juga pilih kasih. Apa akibatnya? Alkitab mencatat, Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya. Mereka tidak mau bersikap ramah kepada Yusuf (Kejadian 37:4). Tampaknya, mereka suka berbuat kasar kepadanya. Dibenci oleh kakak-kakak sendiri tentu sangat tidak menyenangkan. Mengapa ditulis? Mengapa Alkitab mencatat kisah-kisah seperti itu? Supaya kita bisa mengerti akibat yang ditimbulkan dosa: membenci, membunuh, pilih kasih, menipu (bahkan bersekongkol), iri hati, kasar, dan lain-lain. Alkitab menulis apa adanya. Alkitab tidak dibuat-buat dan tidak memberi laporan palsu. Akan tetapi, Alkitab juga menuliskan bahwa dosa-dosa seperti itu dibenci oleh Allah. Allah tahu kelemahan manusia. Ia mengasihi manusia, tetapi membenci dosa mereka. Allah mengasihi manusia pada waktu masih berdosa, tetapi Ia tidak mau manusia terus-menerus berbuat dosa. Dosa memecah belah. Dosa membuat keluarga saling membenci, iri hati, bersikap kasar satu dengan yang lain. Allah ingin kita membuang dosa dan saling mengasihi sebagai saudara. Di Perjanjian Baru, kata "saudara" sering disebut. Kata "saudara" ini sebenarnya lebih diartikan sebagai sesama saudara di dalam keluarga Allah. Keluarga Rohani Keluarga rohani adalah keluarga yang terdiri dari orang-orang yang sama-sama mengasihi Tuhan Yesus. Alkitab menyebutnya keluarga Allah (Efesus 2:19b). Mereka mengasihi Tuhan Yesus, Juru Selamat mereka, dengan cara taat pada perintah-perintah-Nya. Keluarga Allah bersifat kekal. Kekal karena setiap anggota sudah menerima hidup kekal dari Tuhan Yesus. Kalau papa, mama, kakak, adik, dan kamu sendiri mengasihi Tuhan Yesus, selain berkeluarga secara fisik, kalian juga menjadi bagian dari keluarga Allah. Semua Orang Kristen Bersaudara Keluarga Allah adalah keluarga yang benar-benar besar. Mengapa? Karena, keluarga ini meliputi seluruh dunia. Ya, seluruh dunia, bukan hanya di gerejamu atau di kota tempat kamu tinggal. Mari kita perjelas. Semua orang Kristen yang mengasihi Tuhan Yesus adalah bersaudara, di mana pun mereka berada, di Jakarta, di Medan, di Indonesia, ataupun di Afrika. Kita
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Aku dan Keluargaku (II) -- Edisi 680/Juni 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Aku dan Keluargaku (II) 680/Juni/II/2014 Salam dalam kasih Kristus, Ketika setiap anggota keluarga dapat menjalankan perannya dengan baik, keluarga tersebut akan mengalami keharmonisan. Ada banyak cara yang bisa diusahakan untuk mewujudkan keharmonisan tersebut, salah satunya adalah dengan menyadari dan melakukan tanggung jawab masing-masing. Sebagai pelayan anak, mari kita menanamkan kepada anak-anak layan bahwa mereka pun memiliki tanggung jawab kepada orang tua, dan itu harus dilakukan. Bagaimana firman Tuhan memberi penjelasan mengenai hal ini? Simaklah e-BinaAnak edisi kali ini secara utuh dan terapkan pelajaran maupun permainannya bersama anggota kelas atau keluarga kita. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Keluarga menjadi tempat pertama kita mengenal kasih Tuhan. (Tilestian) TIP: TANGGUNG JAWAB ANAK KEPADA ORANG TUA Salah satu dari Sepuluh Hukum Tuhan adalah "Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu." (Keluaran 20:12) Sebenarnya, apa makna "hormat" di sini? 1. Hormat berarti bersikap santun dan patuh terhadap orang tua. Di dalam Hukum Taurat, tertera perintah yang mengharuskan orang Israel menjatuhkan sanksi berat (kematian) kepada anak yang mengutuki orang tuanya -- "Apabila ada seseorang yang mengutuki ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati; ia telah mengutuki ayahnya atau ibunya, maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri." (Imamat 20:9) 2. Hormat berarti bertanggung jawab memelihara kelangsungan hidup orang tua. Tuhan Yesus menegur orang Yahudi, yang menyelewengkan perintah Tuhan tentang persembahan atas dasar ketidakrelaan memenuhi kebutuhan orang tua (Matius 15:3-6). Juga, sebelum Tuhan Yesus mati di kayu salib, Ia meminta Yohanes untuk memelihara Maria, ibu-Nya (Yohanes 19:26-27). Semua ini memperlihatkan bahwa Tuhan menginginkan kita untuk bertanggung jawab memelihara kelangsungan hidup orang tua kita. Namun, kita juga harus memahami batas hormat kepada orang tua karena perintah ini diberikan bukan tanpa batas. 1. Kendati kita harus patuh kepada orang tua, tetapi kepatuhan kita tidak boleh melebihi kepatuhan kepada Tuhan sendiri. Firman Tuhan mengingatkan, "Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku." (Matius 10:37) 2. Walaupun keluarga jasmaniah adalah penting, tetapi bagi Tuhan yang terpenting adalah keluarga rohaniah. Pada waktu Yesus sedang mengajar, ibu dan saudara-Nya datang mengunjungi-Nya. Yesus menegaskan, "Siapakah ibu-Ku dan siapakah saudara-saudara-Ku? Sebab siapa pun yang melakukan kehendak bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku ... dialah ibu-Ku." (Matius 12:46-50) 3. Tanggung jawab kepada orang tua lebih bersifat fisik ketimbang emosional. Anak berkewajiban memelihara kelangsungan hidup orang tua ketika orang tua tidak lagi dapat memenuhi kebutuhannya. Namun, anak tidak berkewajiban membuat orang tua senang secara membabi buta; menyenangkan orang tua mempunyai batasnya. Firman Tuhan mencatat, "Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya berkata kepada-Nya, 'Tuhan, izinkanlah aku pergi terlebih dahulu menguburkan ayahku.' Tetapi Yesus berkata kepadanya, 'Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.'" (Matius 8:21-22) 4. Setelah kita menikah, kita harus mengutamakan keluarga sendiri tanpa harus melepaskan tanggung jawab kita sebagai anak kepada orang tua. Itu sebabnya, Tuhan berfirman, "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging." (Kejadian 2:24) Harus ada sebuah tindak pemisahan dan prioritas sehingga keluarga yang baru dapat berdiri dengan mandiri. Diambil dan disunting dari: Nama situs: Kesejahteraan Keluarga Kristen Alamat URL: http://altarfamily.blogspot.com/2011/11/tanggung-jawab-anak-kepada-orang-tua.html Penulis: David B. Tanggal akses: 11 Juni 2014 AKTIVITAS: PENTINGNYA TUHAN YESUS BAGI KELUARGA KRISTEN Ditulis oleh: Santi T. Ayat Alkitab: Mazmur 119:105 Tujuan: 1. Menolong keluarga untuk menyadari betapa pentingnya firman Tuhan. 2. Firman Tuhan menjadi penopang hidup keluarga Kristen. 3. Menolong keluarga untuk menghafal dan memahami firman Tuhan. Cara bermain (dalam posisi berdiri): 1. Anggota keluarga dibagi menjadi 2 kelompok. Satu kelompok minimal terdiri dari 2 orang. 2. Kelompok 1: memilih satu kutipan ayat Alkitab dan membacakannya. Kelompok 2: mendengarkan bacaan ayat Alkitab kelompok 1, lalu mengisi bunyi "tet tet" dengan kata-kata yang sesuai dengan isi ayat Alkitab tersebut. Contoh: Ayat yang dipilih: 1 Korintus 3:23 a. Kelompok 1 membaca 1 Korintus 3:23, "Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah.&quo
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Peran Teknologi terhadap Perkembangan Anak (I) -- Edisi 681/Juli 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Peran Teknologi terhadap Perkembangan Anak (I) 681/Juli/I/2014 Salam kasih Kristus, Perkembangan teknologi tidak bisa dibendung. Anak-anak yang lahir pada tahun-tahun belakangan, seolah-olah dilahirkan untuk langsung mnenggunakan segala macam teknologi mutakhir tersebut. Anak-anak balita zaman sekarang bahkan sudah sangat mahir mengoperasikan gadget-gadget canggih. Tentu saja, hal ini bisa membawa dampak yang positif dan juga negatif. Bagaimana sebenarnya peran teknologi terhadap perkembangan anak? Sejauh apa para pelayan anak bisa menolong agar teknologi bisa membawa anak justru lebih mengasihi Tuhan? Inilah tantangannya. Siapkah kita? Simak seluruh sajian e-BinaAnak sepanjang bulan Juli agar kita, sebagai pelayan anak, bisa membawa teknologi berperan positif terhadap perkembangan anak, baik secara mental, terlebih lagi secara rohani. Kiranya ini menjadi berkat. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> Jika gereja tidak menggunakan teknologi untuk kemuliaan nama Tuhan, Iblis akan mengambil alih peran itu dan merebut generasi masa depan gereja dengan teknologi. (SABDA-IT FOR GOD) ARTIKEL: ANAK DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI Kendati kemajuan teknologi dicicipi oleh semua lapisan masyarakat, tidak bisa disangkal bahwa kelompok remaja adalah kelompok yang paling memanfaatkan kemajuan-kemajuan ini. Lihat saja permainan video yang sekarang begitu canggih dan melibatkan tiga dimensi. Di samping itu, remaja pun dapat menikmati musik lewat iPod, bercengkerama lewat chatting, sms, email, dan dapat berkreasi sekaligus berkomunikasi lewat Facebook dan YouTube. Tidak heran, generasi remaja sekarang dijuluki Generasi M -- singkatan dari multitasking -- yang berarti melakukan beberapa hal pada saat bersamaan. Berikut adalah beberapa tanggapan terhadap pengaruh positif maupun negatif kemajuan teknologi pada perkembangan hidup anak. Pengaruh Positif 1. Kemajuan teknologi tidak bisa tidak membuat anak jauh lebih fasih dengan teknologi, terutama teknologi informasi. Sudah tentu semua ini berdampak baik karena kemajuan ini membawa banyak kemudahan seperti kemudahan mendapatkan informasi dan kemudahan menjalin kontak. 2. Kemajuan teknologi juga telah menciptakan sebuah kolam pergaulan lewat jalur maya. Tidak bisa tidak, anak dapat mengenal dan menjalin hubungan dengan lebih banyak orang dari pelbagai belahan dunia. 3. Kemajuan teknologi telah menciptakan beragam permainan kreatif dan menantang. Banyak anak yang termasuk kategori ADHD diuntungkan oleh permainan ini karena tingkat kreativitas dan tantangan yang tinggi. Pengaruh Negatif 1. Kemajuan teknologi berpotensi membuat anak cepat puas dengan pengetahuan yang diperolehnya sehingga menganggap bahwa apa yang dibacanya di internet adalah pengetahuan yang terlengkap dan final. Pada faktanya, ada begitu banyak hal yang mesti digali lewat proses pembelajaran tradisional dan internet tidak bisa menggantikan kedalaman. Kalau tidak dicermati, maka akan ada kecenderungan bagi generasi mendatang untuk menjadi generasi yang cepat puas dan cenderung berpikir dangkal. Membaca 300 halaman buku yang ditulis secara cermat lewat proses pemikiran yang panjang tidak sama dengan membaca beberapa lembar halaman berisikan kesimpulan di layar komputer. Sebaiknya, orang tua terus mendorong anak untuk membaca buku bermutu di samping memanfaatkan informasi dari internet. Juga, secara berkala, ajaklah anak berdiskusi karena proses pengambilan keputusan yang efektif tercapai lewat dialog dua arah. Melalui dialog, anak dilatih untuk mendengarkan masukan atau pendapat lain sekaligus memberi respons yang tepat. 2. Karena kemajuan teknologi membawa banyak kemudahan, generasi mendatang berpotensi untuk menjadi generasi yang tidak tahan dengan kesulitan. Dengan kata lain, asumsi yang tersirat dalam diri anak adalah bahwa hidup ini seharusnya mudah. Singkat kata, pada akhirnya, anak berpacu untuk menyederhanakan masalah dan berupaya menghindari kesukaran. Sudah tentu orang tua tidak perlu melarang anak untuk menikmati kemudahan-kemudahan ini; tugas orang tua di sini adalah mendampingi anak tatkala ia tengah menghadapi kesulitan. Amatilah kecenderungannya untuk mencari jalan pintas dan ajaklah untuk memikirkan alternatif penyelesaian. Doronglah anak untuk bersabar dan menantikan Tuhan dalam menghadapi kebuntuan. 3. Kemajuan teknologi mempercepat segalanya dan tanpa disadari anak pun dikondisikan untuk tidak tahan dengan kelambanan dan keajegan. Alhasil, anak makin hari makin lemah dalam hal kesabaran serta konsentrasi dan cepat menuntut orang untuk memberi yang diinginkannya dengan segera. Hal ini perlu mendapat perhatian orang tua. Sekali lagi, respons yang tepat bukanlah melarang anak untuk memanfaatkan teknologi, melainkan mendorongnya untuk berkonsentrasi mendengarkan sesuatu yang bersifat monologis. Juga, ajakla
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Peran Teknologi terhadap Perkembangan Anak (II) -- Edisi 682/Juli 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Peran Teknologi terhadap Perkembangan Anak (II) 682/Juli/II/2014 Salam kasih Kristus, Kita semua sudah mengetahui bahwa perkembangan teknologi bisa memengaruhi perkembangan anak. Peran orang tua maupun pelayan anak merupakan salah satu hal yang sangat menentukan apakah teknologi bisa memberikan peran yang baik bagi tumbuh kembang anak atau tidak. Dari sisi pelayan anak, penggunaan teknologi dalam kelas sekolah minggu bisa menjadi salah satu strategi untuk meminimalkan peran negatif teknologi dalam kehidupan anak. Bagaimana kita bisa melakukannya? Dalam edisi minggu ini, kita dapat menyimak sebuah tip yang berisi beberapa ide penggunaan teknologi dalam pelayanan sekolah minggu. Apakah rekan-rekan punya ide yang lain tentang penggunaan teknologi di sekolah minggu/pelayanan anak? Silakan berbagi dengan mengirimkan ide-ide tersebut kepada redaksi di < binaanak(at)sabda.org >. Mari kita berbagi, sebagai satu perwujudan bahwa para pelayan anak di Indonesia saling bergandeng tangan untuk berperan aktif memanfaatkan teknologi demi perkembangan mental dan rohani anak, seturut dengan kebenaran firman Tuhan. Tuhan Yesus memberkati! Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> Jangan diam di tengah pergerakan teknologi yang makin pesat. Bergeraklah pula untuk menggunakan teknologi itu bagi hormat dan kemuliaan nama Tuhan! (DWD) TIP: MENGGUNAKAN TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN SEKOLAH MINGGU Saya ingat akan ponsel pertama saya, ukurannya sebesar buku dan memiliki antena. Ponsel seperti itu hanya bisa digunakan di kota-kota besar, tetapi saya pikir perangkat baru ini adalah inovasi yang paling berguna sejak waktu yang sangat lama sekali. Hari ini, hampir semua orang memiliki ponsel yang akan cocok di sakunya dan tidak hanya dapat membuat panggilan telepon, seseorang juga bisa menerima email, pesan teks, dan bahkan mengakses situs untuk mendapatkan informasi dan petunjuk. Bahkan, ada sebuah aplikasi pada ponsel saya yang saya gunakan di lapangan golf untuk menentukan ukuran jarak dari bola ke lubang. Sungguh menakjubkan apa yang dapat dilakukan telepon seluler sekarang ini. Teknologi akan terus maju dan ponsel akan dapat berguna lebih banyak lagi pada masa depan. Berikut ini adalah sepuluh ide terbaik tentang bagaimana menggunakan teknologi baru ini untuk meningkatkan pelayanan di sekolah minggu: 1. Minta kepada semua anak di kelas yang memiliki ponsel untuk mengirimkan SMS atau email kepada seseorang yang mereka tahu dapat diundang untuk datang ke sekolah minggu. 2. Berikan kepada anak, nama dan nomor telepon dari teman-teman mereka yang namanya ada di buku absensi sekolah minggu, tetapi jarang hadir akhir-akhir ini. Mintalah anak untuk mengontak temannya itu untuk mengingatkan mereka datang ke sekolah minggu. 3. Dapatkan nomor ponsel atau email dari anak sekolah minggu atau rekan pelayanan Anda. Buatlah daftar doa pada hari minggu dan kirimkan daftar doa itu kepada mereka. 4. Kirimkan informasi dan undangan mengenai kegiatan kelas kepada anak-anak sekolah minggu dan rekan pelayanan melalui SMS atau email. 5. Mintalah seorang anak di kelas dengan ponsel pintar untuk mencari beberapa informasi yang berhubungan dengan pelajaran sekolah minggu hari itu dan bagikan informasi itu di kelas. 6. Kirimkan pesan SMS atau email kepada setiap anak di kelas, untuk memberitahukan kepada mereka bagian Kitab Suci yang akan digunakan pada hari Minggu agar mereka dapat mempersiapkan diri untuk melakukan studi Alkitab di kelas. 7. Gunakan ponsel atau email untuk menciptakan komunikasi dengan para rekan pelayanan yang lainnya melalui SMS atau email, dengan menyediakan informasi yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka sehubungan dengan pelayanan. 8. Kembangkan sebuah halaman Facebook untuk kelas Anda sebagai cara untuk berbagi informasi, foto, bahkan untuk mendiskusikan firman Tuhan. 9. Memberitahukan tentang ulang tahun, peringatan, dan acara khusus lainnya melalui email, SMS, atau Facebook. 10. Menjalin kemitraan dengan yayasan-yayasan misi dengan menyediakan jalur komunikasi rutin untuk membagikan pokok doa dari yayasan-yayasan tersebut kepada anggota kelas melalui email, SMS, atau Facebook. Ini adalah cara yang bagus untuk meningkatkan kesadaran misi di kelas. (t/Davida) Tentunya, ada banyak cara lain untuk menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan pelayanan di sekolah minggu dan meminimalkan pengaruh negatif teknologi bagi anak. Apakah Anda punya ide lain? Silakan kirimkan kepada redaksi di < binaanak(at)sabda.org >. Diterjemahkan dan disunting dari: Nama situs: Flight 4031 Alamat URL: http://flight4031.com/2012/11/03/using-modern-technology-to-improve-sunday-school/ Judul asli artikel: Using Modern Technology to Improve Sunday School Penulis artikel: Ron Moore Tanggal akses: 26 Mei 2014 BAHAN
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi Khusus HAN 2014 -- Edisi 683/Juli 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Edisi Khusus HAN 2014 683/Juli/III/2014 Shalom, Pada hari ini, 23 Juli 2014, bangsa Indonesia memperingati Hari Anak Nasional. Tanggal 23 Juli ditetapkan sebagai Hari Anak Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 44 tahun 1984, sebagai bentuk kepedulian pemerintah yang melihat anak sebagai aset kemajuan bangsa. Peringatan HAN diselenggarakan setiap tahun sejak 1986 sampai sekarang. Tahun ini, tema HAN 2014 adalah "Ciptakan Lingkungan yang Kondusif untuk Meningkatkan Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak." Tema ini sengaja diangkat sebagai respons atas maraknya kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi akhir-akhir ini. Anak yang seharusnya menjadi generasi masa depan bangsa, mendapatkan perlakuan yang dapat melemahkan fisik, mental, dan rohani mereka. Akibatnya, pada masa yang akan datang, fondasi bangsa pun akan menjadi tidak kokoh. Pada hari yang istimewa ini, e-BinaAnak hadir untuk mengajak Rekan-Rekan memberi perhatian khusus kepada kasus kekerasan anak dan berdoa bagi mereka yang mengalaminya. Edisi ini diawali dengan sebuah kesaksian pertobatan dari seorang anak yang mengalami penganiayaan dari orang tuanya, yang membuatnya menjadi seorang pecandu alkohol. Melalui kesaksian ini, kita dapat melihat salah satu dampak kekerasan terhadap anak dan bagaimana Tuhan menolong mereka yang menjadi korban untuk menemukan kasih sejati dalam Kristus. Sumber-sumber audio dari program audio konseling TELAGA seputar kekerasan terhadap anak dapat Anda simak dalam kolom Pojok Multimedia. Jangan lupa, mari mendoakan anak-anak yang mengalami kekerasan agar Tuhan memulihkan mereka dari semua rasa sakit, fisik maupun mental, dan menemukan kasih Kristus yang sejati. SELAMAT MEMPERINGATI HARI ANAK NASIONAL 2014! Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> Ciptakan Lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan perlindungan dan tumbuh kembang anak. (Tema HAN 2014) KESAKSIAN: DARI PENDERITAAN MENUJU KASIH KARUNIA Pada tahun 1994, saya mendapati diri saya berada dalam tahap akhir kecanduan alkohol. Selama 15 tahun, setiap hari saya selalu berada dalam keadaan mabuk. Saya adalah contoh dari apa yang orang sebut sebagai "alkoholik fungsional". Kebanyakan orang tidak pernah tahu bahwa saya masih mengonsumsi alkohol, dan mereka yang tahu pun tidak bisa menduga berapa banyak yang sudah saya minum setiap harinya. Saya mengonsumsi alkohol sebanyak 5,5 unit per hari (di Amerika, batas wajar dalam mengonsumsi alkohol selama satu hari adalah di bawah 5 unit untuk pria dan 4 unit untuk wanita. Yang disebut unit atau "minuman standar" adalah minuman yang mengandung 18 ml/14 g alkohol -- red.). Saya menderita stres pascatraumatik yang disebabkan oleh kekerasan yang saya alami ketika masih anak-anak. Dan, di kemudian hari, kekerasan yang saya alami dalam pernikahan justru membuat apa yang sudah saya alami saat masih kecil tidak ada apa-apanya. Saya kabur dari pernikahan itu dengan menderita dislokasi pada tulang belakang di leher saya, masalah pada punggung saya, dan parut pada wajah saya yang diakibatkan oleh luka tembak. Saya pernah mendengar tentang Injil. Saya adalah salah satu dari orang-orang yang menilai Kristus dengan melihat mereka yang mengaku sebagai orang Kristen, tetapi tidak menyatakan Kristus dalam tindakan mereka. Sejak ayah meninggalkan kami ketika saya masih berusia 11 tahun, saya juga membuat asumsi bahwa Tuhan juga telah meninggalkan saya. Saya menyimpan sakit hati berkaitan dengan keberadaan Tuhan. Saya terus merawat ibu saya, yang menganiaya saya sepanjang hidup saya. Selain itu, saya juga merawat kakak perempuan saya yang menderita Schizophrenia. Dahulu, kami berdua sering dianiaya oleh ibu kami. Saat saya merawat mereka berdua, sebenarnya saya merasa bahwa saya terjebak dalam posisi itu. Anehnya, saya merasa bahwa Tuhanlah yang menempatkan saya di sana sehingga sekalipun saya ingin pergi meninggalkan mereka, saya tetap tidak sanggup melakukannya. Saya Mulai Berdoa Saya merasakan kesakitan yang luar biasa karena kecanduan saya terhadap alkohol, tetapi saya tidak sanggup melepaskan kebiasaan itu. Alkohol adalah satu-satunya kekuatan saya untuk menjalani kehidupan, tanpa harus merasakan penderitaan mental dan emosional. Akan tetapi, kesakitan yang harus saya derita pada tubuh saya semakin menjadi dan tak tertahankan. Saya pun mulai berdoa. Waktu itu, doa saya lebih seperti sebuah permohonan, saya memohon agar Tuhan mengizinkan saya untuk mati. Saat malam hari, saya sering mencoba menghentikan jantung dan paru-paru saya agar kehabisan napas. Saya menderita insomnia dan tidak dapat tidur selama berminggu-minggu. Saya sering kali berpikir untuk bunuh diri, tetapi tidak berhasil. Seharusnya, saya sudah mati bertahun-tahun yang lalu, tetapi selalu saja selamat dari hal-hal yang tak dapat dibayangka
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Identitas Kita di Dalam Kristus (I) -- Edisi 684/Agustus 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Identitas Kita di Dalam Kristus (I) 684/Agustus/I/2014 Shalom Sahabat e-BinaAnak, Selama bulan Agustus ini, e-BinaAnak akan mengajak setiap orang tua dan pelayan anak untuk mengetahui lebih dalam mengenai identitas kita di dalam Kristus. Hal ini sangat penting karena peranan kita saat ini sangat memengaruhi anak-anak, baik dalam bersikap maupun untuk memiliki konsep yang benar sebagai pengikut Kristus. Pemahaman yang kita miliki tentang identitas kita di dalam Kristus akan sangat menentukan bagaimana kita memberi teladan kepada anak-anak kita. Bacalah keseluruhan edisi ini dengan saksama, dan marilah kita hidup sesuai dengan standar Allah. Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Ketika kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat kita, maka hidup kita menjadi alat untuk mencerminkan kasih-Nya. (Tilestian) ARTIKEL: IDENTITAS KITA DI DALAM KRISTUS Diringkas oleh: Santi T. Sebagai orang Kristen, kita harus terus bertumbuh dan menjadi lebih serupa dengan Kristus saat mempelajari firman dan menerapkannya dalam kehidupan kita. Gaya hidup dan buah yang kita hasilkan menyatakan kepada dunia bahwa kita adalah orang Kristen. Sebagai orang tua, identitas kita di dalam Kristus merupakan hal yang paling penting. Jika kita ingin membesarkan anak-anak, berfokuslah pada Tuhan. Artinya, kita harus dapat memberi teladan melalui kehidupan kita (Amsal 20:7). Kita sudah bisa mulai memengaruhi anak-anak kita bagi Kristus, bahkan sebelum mereka lahir, dengan mengembangkan diri kita menjadi teladan yang saleh. Sikap hidup akan berbicara jauh lebih keras daripada perkataan. Komitmen total kepada Tuhan, mematuhi perintah-Nya, dan hidup dalam kehendak-Nya memang tidak mungkin bisa dilakukan dengan sempurna. Namun, kita bisa berusaha menjadi serupa dengan Kristus dan semakin sesuai dengan gambar-Nya yang sempurna, meskipun kita tidak akan bisa sama persis seperti Kristus karena memang hanya Dialah yang sempurna. Sementara kita berusaha mengembangkan diri, kita juga bisa membantu anak-anak mengembangkan citra yang tepat tentang diri mereka di dalam Kristus. Tanpa pemahaman mendasar tentang siapa diri kita, kita tidak bisa membangun keluarga yang saleh dan sukses karena Kristuslah yang memungkinkan kita untuk berhasil melayani Dia. Kesadaran kita akan hubungan kita dengan Allahlah yang memotivasi kita untuk taat. Kesadaran akan keberadaan Tuhan dan apa yang telah dilakukan-Nya bagi kita (menyerahkan Yesus Kristus sebagai kurban bagi dosa-dosa kita agar kita bisa memiliki hidup yang kekal) akan memberi kita iman untuk taat dan keinginan untuk menyelaraskan diri dengan gambar Kristus. Jika kita ingin menjadi teladan yang saleh untuk anak-anak kita dan ingin mengembangkan karakter mereka, kita harus menyerahkan diri dan bersedia dibentuk oleh Roh Kudus. Bagaimana agar Roh Kudus bekerja dalam hidup kita? Bagaimana kita tahu apakah Dia sedang bekerja? Mengetahui Bahwa Kita Telah Diselamatkan Kita semua adalah manusia yang berdosa. Roma 3:23 berkata, "Karena semua orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah." Kita tidak mungkin bisa ke surga melalui usaha kita sendiri. Karena kasih Allah yang besar kepada kita (Roma 5:8; Yohanes 3:16), dan kasih karunia-Nya yang tak terukur (kemurahan yang tidak terbatas), Ia mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus, untuk mati di kayu salib bagi dosa-dosa kita dan bangkit kembali tiga hari kemudian. Konsekuensi alami dari dosa adalah maut (Roma 6:23), tetapi oleh kasih karunia Allah, kita diselamatkan dengan mengakui dosa-dosa kita kepada Tuhan dan bertobat (menyesal dan bertekad untuk tidak melakukannya lagi). Jika kita percaya dengan mengaku bahwa Kristus telah mati untuk menebus dosa-dosa kita dan bangkit untuk memberi kita hidup, kita akan diselamatkan (Roma 10:9-10). Roh Kudus bekerja dalam hidup kita ketika kita diselamatkan, untuk menolong kita menyelaraskan diri dengan gambar Kristus, bukan dengan gambar dunia (1 Yohanes 2:3-6). Gaya hidup Anda akan menunjukkan apakah Anda adalah seorang Kristen atau bukan. Anak-anak akan mengamati tindakan dan perilaku Anda, dan mengetahui apakah Anda seorang Kristen atau bukan. Mereka akan mengembangkan gagasan tentang apa orang Kristen itu, benar atau salah, berdasarkan teladan diri Anda. Itu adalah tanggung jawab yang berat. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa kita akan terus bertumbuh dan hidup di dalam Kristus? Dalam Kolose 1:21-23; 2:6-10, kita harus menjaga iman kita agar kuat dan menolak tipuan filsafat dunia. Sebagai orang Kristen, kita harus mendasarkan pengetahuan dan perilaku kita pada firman Tuhan; berakar dan diperkuat dalam iman kita kepada Yesus Kristus dan pengakuan bahwa Ia, melalui kematian, telah membuat kita kudus di hadapan Allah. Dalam Roma 12:1-2, ketika kita diselamatkan, kita bukan lagi milik dunia. Kita diubahkan ole
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Identitas Kita di Dalam Kristus (II) -- Edisi 685/Agustus 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Identitas Kita di Dalam Kristus (II) 685/Agustus/II/2014 Salam damai dalam Kristus, Ketika kita memutuskan untuk percaya dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, dari saat itulah kita harus mau hidup sesuai dengan kebenaran firman-Nya. Prinsip-prinsip hidup orang Kristen ada dalam firman Tuhan, yang sudah seharusnya kita lakukan dengan penuh kesadaran dan ketaatan kepada-Nya. Jadi, setiap orang percaya adalah kitab yang terbuka, bukti nyata kasih Tuhan yang bisa dibaca oleh setiap orang yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa rindu untuk terus bertumbuh di dalam Tuhan dan mengenal Dia lebih dalam lagi supaya Kristus dapat terlihat nyata melalui perbuatan dan perkataan kita. Selamat menyimak edisi kali ini, kiranya ini dapat semakin menolong kita untuk menjadi pribadi yang mencerminkan Kristus kepada banyak orang. Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Allah lebih peduli tentang karakter kita daripada kenyamanan kita. Sasaran-Nya bukanlah untuk memanjakan kita secara fisik, melainkan untuk menyempurnakan kita secara rohani. (Powell) TIP: MEMBENTUK KARAKTER KRISTEN: WATAK KRISTUS Oleh: Pdt. Dr. Stephen Tong Akan menjadi apakah anak-anak yang Saudara didik? Apakah sekadar menjadikan mereka orang pandai, yang tidak kalah intelektualnya dengan orang lain? Pertanyaan yang serius adalah: Apakah mereka bisa menjadi berkat bagi orang lain? Westminster Shorter Catechism, yang merupakan katekismus pengakuan iman yang sangat penting dan dipakai di seluruh dunia, dalam pertanyaan pertamanya mengulas apakah yang menjadi sasaran utama hidup manusia. Jawabnya adalah: untuk memuliakan Allah dan menikmati-Nya seumur hidup. Kalau kita mendidik anak kita, mendidik murid kita, maka kita harus mendidik mereka terutama agar mereka mengetahui bahwa karakter terpenting yang harus mereka perjuangkan adalah bagaimana mereka hidup mempermuliakan Allah dan menjadi berkat bagi orang lain. Kalau yang mendirikan sekolah Kristen sendiri tidak tahu bagaimana konsep ini, silakan berhenti menjadi guru. Kalau Saudara menjadi orang tua yang tidak tahu bagaimana hidup bertanggung jawab memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain, mintalah ampun kepada Tuhan dan segera bertobat. Biarlah kita semua bertobat dan memohon kepada Tuhan agar kita boleh diberi bijaksana mendidik, agar anak-anak kita memuliakan Tuhan dan mendatangkan faedah bagi orang lain. Kita harus memikirkan bagaimana menanamkan konsep "ideal-man" yang bisa diidam-idamkan oleh anak atau murid-murid kita sehingga dari kecil, mereka sudah dipupuk di dalam suasana bagaimana mereka mengejar ke arah sasaran yang indah ini. Paulus menegaskan bahwa Kristus menjadi sasaran kita. Berarti "ideal-man" itu adalah diri Kristus sendiri. Paulus seumur hidupnya bekerja untuk memuliakan Kristus dan ia berusaha sekuat tenaga untuk menjadi serupa seperti Kristus. Ia berjuang untuk menyatakan kemuliaan Kristus sehingga Kristus terus-menerus dibesarkan, baik melalui hidup maupun matinya. Itulah pelayanan. Pelayanan berarti, baik di dalam hidup maupun matiku, aku tetap memuliakan Kristus dan hidup sesuai dengan Kristus sehingga setiap orang yang melihat aku akan melihat Kristus hadir, sehingga kemuliaan-Nya dinyatakan kepada mereka. Sebelum Kristus hadir, begitu banyak konsep tentang manusia ideal diutarakan oleh manusia, tetapi ketika Kristus hadir, semua konsep itu kini mewujud dalam diri Kristus. Di dalam diri Kristus tersimpan segala kebijaksanaan Allah yang terwujud di dalam daging. Oleh karena itu, Ia dapat berkata, "Barangsiapa melihat Aku, ia melihat Bapa yang mengutus Aku. Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi percaya kepada Bapa yang mengutus Aku." Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan pendidik Kristen untuk membawa anak-anak memiliki watak Kristus. 1. Cermin Kemuliaan Allah Seorang guru Kristen harus bisa memaparkan kesempurnaan, keindahan, dan kemuliaan Kristus untuk menjadi ide sasaran Saudara dan sekaligus ide sasaran murid. Dengan demikian, pembentukan karakter Kristen bisa dimungkinkan terjadi. Sejak kecil, murid harus melihat sesuatu yang menarik dia dan memberikan inspirasi kepadanya, yang merangsang dan memotivasi dia, sehingga ia tahu bahwa ia tidak boleh mundur. Ia harus memiliki keyakinan, yaitu jika orang lain bisa mencapai prestasi mereka, mengapa saya tidak bisa mencapai prestasi saya. Ibu saya selalu mendorong saya untuk belajar lebih baik dan tidak pernah puas. Kalimat-kalimat ibu saya yang begitu sedikit selalu merangsang pikiran saya. Saya menjadi anak yatim pada usia 3 tahun. Ibu saya membesarkan saya dengan susah payah. Ia selalu merangsang saya dengan kalimat-kalimat, "Jangan cepat puas, jangan mundur, engkau harus mengembangkan dirimu sendiri." Ibu saya memakai kalimat-k
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengajarkan tentang Pertemanan kepada Anak (I) -- Edisi 686/September 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengajarkan tentang Pertemanan kepada Anak (I) 686/September/I/2014 Salam kasih Kristus, Semasa pelayanan Yesus di dunia, Ia memilih murid-murid-Nya dengan selektif dan menjalin pertemanan dengan orang-orang dari berbagai golongan. Alkitab juga mencatat banyak contoh mengenai pertemanan, baik pertemanan yang sejati maupun contoh pertemanan yang buruk. Manusia memang tidak bisa hidup sendiri. Sebagai makhluk sosial, kita membutuhkan teman untuk bertahan hidup di dunia ini. Namun, bukan berarti kita boleh asal menjalin pertemanan. Ada nilai-nilai dalam berteman yang harus diperhatikan oleh anak-anak Tuhan, misalnya dalam pertemanan antara Daud dan Yonatan yang bisa kita simak bersama dalam kolom Artikel. Selain itu, kita juga bisa mengajarkan kepada anak-anak tentang bagaimana kita dapat memilih teman yang tepat melalui teladan Hana yang mencarikan teman yang tepat bagi Samuel, anaknya. Kiranya sajian-sajian dalam edisi ini menolong kita semua untuk memahami nilai-nilai pertemanan sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Prinsip pertemanan kristiani bukan sekadar mencari teman atau relasi sebanyak mungkin, melainkan juga untuk menyatakan karakter Kristus dalam setiap hubungan pertemanan kita." (DW) ARTIKEL: MENGAJARKAN NILAI-NILAI PERTEMANAN Teman adalah seseorang yang "memiliki keterkaitan dengan orang lain, berdasarkan perasaan, atau kasih, atau perasaan hormat pribadi". Seorang teman adalah seorang yang bersimpati, seorang penolong, atau teladan. Beberapa sinonim untuk kata teman adalah: kawan, sohib, sobat, pendamping yang diberi, kepercayaan, dan pasangan. Dalam Alkitab, teman adalah orang yang saling mengasihi satu sama lain dan dapat dipercaya; seorang teman dekat atau kawan (Kejadian 38:12). Mungkin, persahabatan yang paling dikenal dalam Alkitab adalah kisah Daud dan Yonatan (1 Samuel 18:1-4). Abraham disebut Sahabat Allah (2 Tawarikh 20:7), dan Tuhan berbicara kepada Musa "muka dengan muka, seperti seseorang berbicara kepada temannya" (Keluaran 33:11). Yesus mengatakan bahwa kita adalah teman-Nya jika kita taat kepada-Nya (Yohanes 15:14). Contoh Persahabatan dalam Alkitab Persahabatan Daud dan Yonatan mungkin adalah persahabatan yang paling dikenal dalam sejarah manusia (1 Samuel 18:1-4). Mengapa kedua orang ini tertarik satu sama lain? Pengamatan sepintas mungkin akan mengatakan bahwa mereka tidak cocok atau tidak mungkin bersahabat. Yonatan lebih tua dari Daud. Dia adalah anak dari seorang raja, sedangkan Daud adalah anak seorang gembala miskin. Yonatan adalah seorang prajurit perkasa, sementara Daud seorang pemuda yang belum berpengalaman. Namun, keduanya -- dan tentunya semua orang -- dapat membangun persahabatan karena bahan-bahan penting yang terdapat di dalam diri mereka untuk memiliki persahabatan yang abadi. Pertama, Daud dan Yonatan menjadi sahabat karena mereka memiliki iman yang sama. Kedua laki-laki itu memiliki iman kepada Allah yang Mahakuasa (1 Samuel 14:6; 17:39). Yonatan menjadi pejuang di Mikhmas sendirian, dan Daud membunuh Goliat karena keduanya yakin bahwa pertempuran adalah milik Allah. Kedua, persahabatan mereka terbentuk karena keduanya memiliki keberanian yang luar biasa (1 Samuel 14:7-13; 17:32-37). Tidak diragukan bahwa Yonatan melihat banyak hal yang ia tahu benar di dalam diri Daud, hal-hal berkualitas yang jarang dimiliki oleh manusia. Yonatan mengetahui bahwa Daud adalah orang yang dapat ia percaya, dan kepada siapa ia dapat mengandalkan diri di masa-masa sulit (Amsal 25:19). Akhirnya, dan mungkin yang paling penting, persahabatan tersebut dibangun di atas sebuah kekaguman akan kebijaksanaan masing-masing, yang saling dirasakan satu sama lain (1 Samuel 14:28-31; 17:38-39). Agar persahabatan dapat lebih berkembang, masing-masing pribadi harus membawa sesuatu yang dapat memperkuat yang lain ke dalam hubungan persahabatan (Amsal 27:6,17). Persahabatan dibuat untuk perbaikan diri, penghiburan, dan pencapaian. Jarang sekali orang menjalin persahabatan tanpa saling memperhatikan kualitas mengagumkan, baik dari diri mereka sendiri maupun yang ingin mereka miliki. Apa yang Dilakukan dalam Persahabatan? Teman saling membantu (Amsal 17:17; 27:10). Seluruh rancangan persahabatan dibangun untuk menghindarkan diri dari kesendirian pada masa-masa sulit, pencobaan, dan bencana (Pengkhotbah 4:9-12). Orang yang memiliki seorang teman, sama seperti kabel yang memiliki 3 lilitan. Teman berbagi segalanya. Ketika Yesus mengatakan perumpamaan tentang domba yang hilang dan dirham yang hilang, Ia mengungkapkan kebenaran mendasar mengenai persahabatan (Lukas 15:6,9; Roma 12:15). Yesus menggambarkan kebenaran ini ketika ia menyuruh Petrus untuk membayar pajak Bait Allah (Matius 17:27). Teman berbagi suka dan duka, keuntungan
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengajarkan tentang Pertemanan kepada Anak (II) -- Edisi 687/September 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Mengajarkan tentang Pertemanan kepada Anak (II) 687/September/II/2014 Salam dalam kasih Kristus, Hubungan pertemanan tidak hanya diajarkan dalam kekristenan. Semua umat manusia, apa pun agama atau kepercayaannya, mengetahui bahwa kita tidak dapat hidup sendiri dan perlu menjalin pertemanan untuk memenuhi kebutuhan sosial kita. Namun, sebagai pengikut Kristus, prinsip pertemanan harus didasari atas kebenaran firman Tuhan. Seorang pelayan anak harus meletakkan dasar pertemanan yang benar kepada anak agar dalam menjalin pertemanan dengan siapa pun, anak-anak mengetahui bagaimana mereka harus melakukannya sebagai orang Kristen. Bagaimana kita bisa mengajarkan prinsip-prinsip ini kepada anak? Mari kita mempelajarinya bersama melalui tip dan bahan mengajar dari edisi e-BinaAnak 687 hari ini. Kiranya ini menjadi berkat bagi kita semua, sahabat-sahabat Allah. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13) TIP: MENGAJARKAN TENTANG PERSAHABATAN SEJATI MENURUT ALKITAB Beberapa hal berikut ini dapat menolong kita untuk memahami dan mengajarkan tentang persahabatan sejati menurut Alkitab. 1. Mengenalkan Yesus sebagai sahabat sejati bagi anak. Tuhan Yesus Kristus memberi kita definisi seorang sahabat sejati: "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku" (Yohanes 15: 13-15). Yesus adalah contoh murni dari seorang sahabat sejati karena Dia menyerahkan nyawa-Nya untuk "teman"-Nya. Terlebih lagi, siapa pun dapat menjadi teman-Nya dengan percaya kepada-Nya sebagai Juru Selamat pribadinya, dilahirkan kembali, dan menerima kehidupan baru di dalam Dia. 2. Ceritakan tentang kisah persahabatan Daud dan Yonatan. Ada contoh persahabatan sejati antara Daud dan Yonatan. Meskipun Saul, ayah Yonatan, memusuhi Daud dan berusaha membunuhnya, Yonatan tetap membela Daud. Anda dapat menemukan cerita ini di Alkitab dalam 1 Samuel 18-20. Beberapa bagian yang berkaitan ada dalam 1 Samuel 18:1-4; 19:4-7; 20:11-17; 41-42. 3. Mengupas ayat-ayat dari kitab Amsal mengenai pertemanan. Kitab Amsal adalah sumber yang baik dari hikmat mengenai pertemanan. "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." (Amsal 17:17) "Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara." (Amsal 18:24) Prinsip utama dalam pertemanan dalam kitab ini adalah untuk memiliki teman sejati, seseorang harus menjadi seorang teman yang sejati pula. "Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah." (Amsal 27:6) "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal 27:17) 4. Mengajarkan prinsip Alkitab tentang memilih teman. Alkitab memberikan banyak prinsip untuk memilih teman. Salah satunya terdapat dalam Amos. "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?" (Amos 3:3) Teman itu seperti pikiran. Kebenaran yang muncul dari semua ini adalah, sebuah persahabatan merupakan satu hubungan yang dimasuki oleh individu-individu, dan itu hanya akan sebaik atau sedekat bagaimana individu-individu itu memilih untuk melakukannya. Ada yang mengatakan bahwa jika jumlah teman sejati Anda bisa sejumlah jari-jari pada satu tangan, berbahagialah Anda. Seorang teman adalah orang yang membuat Anda dapat menjadi diri sendiri dan tidak pernah takut untuk menilai Anda. Seorang teman adalah seseorang yang dapat menjadi tempat berbagi dengan penuh kepercayaan. Seorang teman adalah seseorang yang Anda hormati dan yang menghormati Anda, tidak didasarkan pada kelayakan, tetapi pada kemiripan pikiran. 5. Terus-menerus menanamkan prinsip sejati mengenai persahabatan dalam firman Tuhan. Akhirnya, definisi sesungguhnya dari seorang sahabat sejati berasal dari Rasul Paulus: "Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." (Roma 5:7-8) "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13) Ya, itulah persahabatan yang sejati!" (t/Davida) Diterjemahkan dan disunting dari: Nama situs: gotQuestion?org Alamat URL
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Kebutuhan Anak di Era Globalisasi (I) -- Edisi 688/Oktober 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Kebutuhan Anak di Era Globalisasi (I) 688/Oktober/I/2014 Shalom, Semakin hari, kita sebagai pelayan anak harus semakin bijaksana dalam membimbing anak-anak layan kita. Era globalisasi saat ini menuntut kita untuk semakin kuat bergantung pada Tuhan karena masa ini dapat memengaruhi anak-anak, baik dalam hal wawasan, cara berpikir, maupun cara bersosialisasi. Jika kita gagal dalam membimbing anak-anak untuk tetap berada dalam jalur Tuhan, anak-anak akan semakin jauh dari Tuhan dan akan semakin melekat pada dunia ini. Hal ini tentu sangat tidak kita harapkan. Untuk itu, sebagai pelayan anak, marilah kita saling mendukung, menyemangati, dan mendorong agar kita tidak lelah dalam membawa anak-anak kepada Tuhan. Tetaplah bersemangat dalam melayani Tuhan. Amin! Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Perkembangan teknologi memberi kesempatan besar kepada kita untuk memberitakan Kabar Baik Kristus. ARTIKEL: DAMPAK GLOBALISASI BAGI PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA Apa saja dampak globalisasi? Banyak sekali! Namun, dalam ulasan kali ini, saya membatasinya pada dampak-dampak kejiwaan dan kerohanian saja. Pertama-tama, kita memahami dahulu aspek-aspek penting arus globalisasi. Sebagaimana diketahui, ada dua pakar tenar yang banyak mengupas ihwal gejala globalisasi atau megatrend. Kita mengenal pokok-pokok pikiran mereka lewat buku-buku pelarap (best sellers) mereka. John Naisbitt terkenal karena menulis dua buku seputar Megatrend, sedangkan Alvin Toffler menulis buku trilogi, yang masing-masing berselang waktu 10 tahun, berjudul "Future Shock, Third Wave" dan "Power Shift". Buku-buku tersebut sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dan diterbitkan oleh P. T. Pantja Simpati, Jakarta. Yang saya petikan atau sarikan di bawah ini bersumber dari buku pertama triloginya, yang dalam terjemahannya berjudul "Kejutan Masa Depan". Judul bukunya ini sebetulnya merupakan judul pasal 15 dan 16, yang merupakan pasal-pasal pada bagian kelima, yang menurut hemat saya merupakan inti ulasannya yang terbaik dalam buku ini. Adapun bagian kelima berjudul "Batas Kemampuan Adaptasi": pasal 15 melihatnya dari Dimensi Fisik dan pasal 16 dari Dimensi Psikologis. Dalam memaparkan pendapatnya, ia mengacu pada aneka disiplin ilmu pengetahuan dan merangkum hasil-hasil penemuan ilmiah yang "up to date" (tentu saja sampai tahun 1970 saat buku itu ditulis). Pertama, manusia memiliki kemampuan melakukan adaptasi, baik secara biologis maupun secara psikologis, dan juga secara kultural. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa manusia (dan organisme lainnya) harus selalu berinteraksi dengan lingkungannya (alam dan sesama manusia). Dari lingkungannya itu, ia senantiasa menerima aneka "rangsangan" atau "stimulasi" terhadap tubuh dan dirinya. Kedua, respons manusia terhadap rangsangan oleh para ahli psikologi eksperimental disebut "respons orientasi" (orientation response, OR). Dalam hal ini, adrenalin dan nonadrenalin lalu bekerja, yang berfungsi sebagai energi tertentu. Dalam kaitan dengan area modernisasi, maka banyak sekali hal yang serba baru (kebaruan, noverity). Dengan demikian, jumlah rangsangan kian banyak dan jumlah suplai bahan pelepas energi (energy releasers) pun kian meningkat. Ketiga, kalau daya "respons orientasi" tak lagi dapat mengatasi arus rangsangan yang serba baru dan bertubi-tubi, maka manusia melakukan apa yang Toffler sebut sebagai "reaksi adaptif". Reaksi ini berkaitan erat dengan OR. Memang, kedua proses ini sangat rapat terjalin sehingga OR dapat dianggap sebagai bagian atau fase awal reaksi adaptif yang lebih besar dan luas cakupannya. Namun, apabila OR terutama didasarkan pada sistem saraf, reaksi adaptif banyak tergantung pada kelenjar endoktrin dan hormon yang dialirkannya ke dalam tubuh. Garis pertahanan yang pertama adalah saraf; yang kedua adalah hormon. Jadi, setiap perubahan, artinya setiap menghadapi sesuatu yang baru atau asing, misalnya memasuki kota yang baru, bahkan rumah atau ruangan baru, menuntut adanya energi OR dan reaksi adaptif. Apalagi kalau sebuah desa terpencil, tetapi cukup kaya, tiba-tiba kebanjiran pesawat televisi beserta antena parabolanya. Yang menuntut energi OR dan reaksi adaptif bukan semata rangsangan perangkat TV saja, tetapi terutama juga isi siaran yang ditayangkannya. "Demikianlah kebaruan setiap kebaruan yang dapat diindera -- memetik aktivitas eksplosif di dalam tubuh ... perubahan yang kecil pun, dalam iklim emosional atau dalam hubungan antarpribadi, dapat menimbulkan perubahan yang jelas dalam kimia tubuh." Bahkan, "... antisipasi perubahan saja dapat memicu reaksi adaptif". Keempat, dapat disimpulkan bahwa ada batas kemampuan adaptasi. Manusia toh merupakan "... suatu biosistem dengan kem
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Kebutuhan Anak di Era Globalisasi (II) -- Edisi 689/Oktober 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Kebutuhan Anak di Era Globalisasi (II) 689/Oktober/II/2014 Shalom, Perubahan zaman menjadi salah satu bukti bahwa kehidupan ini tidak "jalan di tempat". Banyak hal mengalami pergeseran/perubahan, mulai dari teknologi, gaya hidup, cara berinteraksi, dll.. Adanya perubahan semacam ini membuktikan bahwa ada kemajuan dari berbagai sisi kehidupan, yang harus kita respons dengan bijaksana. Sebagai orang dewasa, kita mungkin tidak akan terlalu kesulitan dalam menyikapi keadaan ini. Namun, bagaimana dengan anak-anak kita? Kami mengajak Anda semua untuk lebih aktif dalam membimbing/mengarahkan anak-anak supaya mereka tidak tersesat di era globalisasi ini. Bagaimana caranya? Simaklah sajian e-BinaAnak edisi kali ini, dan jangan lewatkan informasi berharga untuk membuat sekolah minggu Anda semakin bergairah dan bersemangat. Selamat membaca, Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Setiap hari, dunia mengalami perkembangan. Setiap hari, kita mengalami perubahan. Namun, firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Peganglah firman Tuhan dan lakukanlah! Firman Tuhan akan menjadi terang dan penuntun langkah hidup kita. (Tilestian) TIP: BERANI TAMPIL BEDA "Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni." (2 Timotius 2:22) Perkembangan zaman yang semakin cepat pada era globalisasi saat ini membuat anak-anak muda berusaha tampil dengan mengikuti tren yang sedang berkembang. Kecenderungan anak-anak muda adalah berusaha mendapatkan pengakuan dari lingkungan sekitarnya. Mereka berusaha untuk dapat diterima di lingkungan pergaulan dengan cara mengikuti tren yang sedang berkembang. Jika tidak mengikuti tren yang sedang berkembang, mereka akan dianggap ketinggalan zaman dan kurang pergaulan. Banyak hal bisa dianggap tren oleh anak/anak muda, mulai dari cara berpakaian, cara berbicara, cara berdandan/bergaya, gaya hidup, tempat berjalan-jalan, tempat hiburan, tempat berbelanja, barang-barang mewah, musik, film, teknologi gadget, internet, bahkan sampai kebiasaan buruk, misalnya merokok dan dunia gemerlap (kehidupan malam). Tekanan dari teman-teman sebaya sering dialami anak/anak muda yang tidak mau mengikuti tren-tren itu. Bukan suatu hal yang mudah untuk menolak atau tidak mengikuti tren yang ada. Sebagai anak yang mengenal Tuhan, kita tentu harus mengikuti tren yang ada secara cermat. Anak muda harus pintar-pintar memilih tren apa yang baik dan tren apa yang tidak baik bagi mereka, agar tetap berjalan dalam kehendak Tuhan dan tidak menyimpang dari jalan-Nya. Bagaimana agar anak/anak muda dapat tetap ada di dalam Tuhan dan berani tampil beda dari dunia ini? 1. Hidup Sesuai dengan Firman Tuhan "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu." (Mazmur 119:9) Hanya dengan firman Tuhanlah seorang anak muda dapat mempertahankan jalannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Firman Tuhan akan menerangi setiap sisi kegelapan yang ada. Tuhan akan memberi hikmat kepada anak-anak muda sehingga mereka dapat membedakan dan memilih tren apakah yang sesuai dan tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Tidak mengikuti tren yang tidak sesuai dengan jalan-Nya bukan berarti akhir dari kehidupan. Namun, ketika anak muda memilih untuk tidak mengikuti tren yang ada dan lebih mementingkan kehendak Tuhan dalam dirinya, dia akan memperoleh harta yang paling berharga di dunia ini. Menjadi umat Tuhan bukan berarti kita menjadi orang yang kurang pergaulan, tetapi lebih kepada menjadi orang yang mempunyai integritas untuk menyatakan ya di atas ya dan tidak di atas tidak. Menjadi orang yang berani menolak ajakan maupun kebiasaan yang tidak berkenan kepada Tuhan dan siap menerima segala risiko karena sikap tersebut. 2. Menjauhi Hawa Nafsu Dalam 2 Timotius 2:22 jelas sekali dikatakan agar kita menjauhi segala nafsu orang muda. Segala keinginan untuk memenuhi hawa nafsu hanyalah membawa kepada kebinasaan. Hawa nafsu akan terus menyerang kehidupan anak-anak muda. Oleh karena itu, setiap keinginan yang muncul haruslah diserahkan kepada Tuhan Yesus. Tidak setiap keinginan harus dipenuhi saat itu juga, bahkan ada keinginan-keinginan tertentu yang harus ditolak karena tidak sesuai dengan firman-Nya. "Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia." (1 Yohanes 2:16) Mintalah kepada-Nya agar Dia memberi kekuatan untuk dapat menolak setiap hawa nafsu yang ada. Berjalanlah sesuai dengan firman Tuhan dan tetaplah setia dalam setiap langkah yang diambil, baik dalam pergaulan maupun aktivitas apa pun. Hiduplah di dalam kasih Tuhan dan tetaplah memelihara damai dalam kehidupan kita. 3. Menjadi
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Kebutuhan Anak di Era Globalisasi (III) -- Edisi 690/Oktober 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Kebutuhan Anak di Era Globalisasi (III) 690/Oktober/III/2014 Shalom, Membimbing anak-anak pada era globalisasi bukanlah hal yang mudah. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama tantangan dari diri sendiri. Saat ini, banyak orang tua sudah terlalu sibuk dengan aktivitas di luar rumah, seperti bekerja, pelayanan, bisnis, dll. sehingga beberapa orang tua kurang memberi perhatian atau bimbingan kepada anak-anak mereka. Sayangnya, kesadaran akan hal ini tidak selalu ditanggapi dengan tindakan positif, tetapi dengan tindakan yang cenderung menggantikan perhatian atau bimbingan orang tua dengan barang-barang, makanan, mainan, dll.. Kita sebagai orang Kristen, tentunya akan dengan mudah menyimpulkan bahwa tindakan ini salah. Namun, sudahkah kita secara pribadi melakukan yang terbaik bagi keluarga kita? Marilah kita belajar bersama untuk menjadi orang tua yang bertanggung jawab atas anugerah Tuhan, melalui pribadi anak-anak kita. Bagaimana caranya? Bacalah seluruh sajian e-BinaAnak edisi ini dan dapatkan berkatnya. Bagikanlah berkat yang Anda pelajari dari edisi ini kepada orang lain supaya mereka juga ikut diberkati. Selamat membaca, Tuhan memberkati pelayanan Anda. Amin. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/ > KESAKSIAN: JANGAN GANTIKAN PERHATIAN DENGAN BARANG! Ditulis oleh: Santi T. Suasana ramai terdengar dari meja sebelah ketika saya makan di sebuah rumah makan sederhana di pinggir jalan. Ternyata, suara ramai itu muncul dari "tablet" yang dipegang seorang anak kecil dan dari telepon genggam seorang pria separuh baya -- mungkin ayahnya. Belum ada makanan di atas meja mereka, hanya ada sekotak tisu dan sekotak tusuk gigi. Sepertinya, mereka berdua sedang bermain game (dengan "volume" yang keras) untuk mengisi waktu senggang menunggu pesanan makanan datang. Mereka sangat menikmati sekali petualangan/pengalaman bermain game di gadget mereka. Mereka begitu serius, hampir jarang berkedip, dan sangat fokus. Tiba-tiba, seorang wanita (mungkin ibunya) datang dengan membawa beberapa botol minuman, lalu ia meletakkannya di meja. Tak ada respons, pandangan anak dan ayah itu tetap terfokus pada layar gadget mereka. Wanita itu hanya mengembuskan napas pendek dan mengernyitkan dahi, tanda kurang senang dengan keadaan itu. "Aduh! Sayang sekali!" kata pria itu sembari tangan kanannya memegang kepala. "Kenapa?" tanya wanita itu. "Baterainya habis," jawab pria itu dengan nada menyesal. "Baguslah!" kata wanita itu. Akhirnya, mereka bertiga makan dengan perbincangan yang sangat minim sekali. Mereka menikmati makanan, tetapi tidak menikmati kebersamaan. Sangat terlihat betapa jauhnya relasi mereka dan begitu dekatnya gadget mereka. Aneh memang, tetapi inilah kenyataannya. Bahkan, anak kecil itu pun sudah terbiasa dengan keadaan ini. Dia sangat asyik dengan tabletnya, dan ketika tablet itu diambil darinya, ia berteriak dan memberontak sembari menarik tablet itu. Karena tak berhasil, ia terdiam, cukup lama ... hanya memandangi orang-orang yang berjalan di sekitar tempat itu. Terlihat sekali betapa jenuhnya anak itu karena orang tua mereka hanya bicara berdua, itu pun si wanita yang banyak bicara. Anak itu gelisah dan terlihat tidak nyaman. Akhirnya, bukan pelukan hangat atau cerita menarik yang didapat si anak, tetapi secangkir es krim warna-warni, di atasnya penuh cokelat, dan bertaburkan puding kotak-kotak kecil. Perhatian orang tua yang tercurah melalui secangkir es krim sepertinya tak melenyapkan kegelisahan dan kebosanan anak itu. Peristiwa singkat yang saya temui di sebuah rumah makan sederhana ini menarik, tetapi juga tragis. Saya berpikir bahwa orang tua zaman sekarang sudah terjebak dalam "menyenangkan anak" atau memerhatikan anak dengan cara yang salah. Memang, siapa pun anak itu, kalau dibelikan gadget, es krim, dan barang-barang yang mereka sukai pasti akan sangat senang, dan mungkin akan menceritakan hal itu kepada siapa saja yang mereka temui. Namun, setiap anak memerlukan perhatian yang sesungguhnya dari orang tua mereka. Setiap anak memerlukan kasih sayang, komunikasi yang baik, bimbingan rohani yang bertanggung jawab, dan perhatian yang meluap dari hati orang tuanya. Saya pikir orang tua yang berhasil adalah orang tua yang bisa menanamkan konsep bahwa kepuasan hidup manusia bukan bersumber dari hal-hal materi, melainkan dari hal-hal rohani. Orang tua yang bisa membimbing dan memerhatikan anak-anak mereka dengan kasih yang telah mereka terima dari Allah, akan jauh lebih baik daripada orang tua yang hanya berfokus menyediakan segala fasilitas untuk menunjang kehidupan anak supaya anak tidak ketinggalan zaman. Kehadiran orang tua, baik secara fisik maupun psikis, akan sangat memengaruhi proses perkembangan anak, seperti cara berpikir, berkomunikasi, berelasi, menyelesaikan masal
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Pentingnya Bersaksi bagi Guru Sekolah Minggu (I) -- Edisi 691/November 2014
Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com e-BinaAnak -- Pentingnya Bersaksi bagi Guru Sekolah Minggu 691/November/I/2014 Shalom, Seorang dosen memberikan definisi yang menarik tentang mengajar, yaitu sebagai seni untuk menyampaikan pengalaman pengajar kepada anak-anak didik sehingga mereka bisa menghubungkan teori yang diajarkan dengan kehidupan mereka. Begitu pula kita sebagai guru sekolah minggu. Ketika kita mengajarkan tentang kebenaran firman Tuhan kepada anak-anak layan, kita bukan sekadar mengajarkan tentang teori bagaimana membaca firman Tuhan, melainkan bagaimana firman Tuhan itu hidup dalam hidup Anda. Salah satu cara untuk menyampaikan pengalaman tersebut adalah dengan bersaksi. Bersaksi bukan hanya tugas seorang penginjil atau pendeta. Bersaksi adalah tugas semua orang percaya, termasuk guru sekolah minggu. Mengapa hal tersebut penting? Artikel dalam edisi e-BinaAnak minggu ini akan memberikan jawaban bagi Anda. Ajarkan pula anak untuk selalu menceritakan tentang pengalaman mereka mengenai firman Tuhan. Salah satu cara kreatif untuk mengajar anak bersaksi tentang firman Tuhan bisa kita simak bersama dalam kolom Bahan Mengajar. Kiranya seluruh sajian dalam edisi ini memberikan semangat untuk selalu bersaksi tentang kebenaran firman Tuhan di mana pun kita berada. Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> "Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan yang ajaib di antara segala suku bangsa." (Mazmur 96:3) ARTIKEL: BERSAKSI Bersaksi - Perintah yang Berat dan Hak Istimewa Bersaksi mungkin bukan kata yang asing bagi kita semua. Setiap orang memberi dan mendapatkan berbagai bentuk kesaksian dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terlihat sangat sederhana secara fenomena karena "hanya" melibatkan penyaluran informasi dari satu pihak ke pihak lain. Akan tetapi, sejarah mengajarkan bahwa kesaksian yang berdasarkan kebenaran dan kesaksian palsu dapat memberikan hasil yang jauh berbeda. Lewat kesaksian Martin Luther yang hanya berdasarkan Kitab Suci, ajaran para rasul boleh diturunkan dari generasi ke generasi. Sebaliknya, lewat kesaksian-kesaksian palsu di pengadilan, dunia harus kehilangan seorang genius bernama Sokrates. Bersaksi Sebagai Perintah Dalam konteks kekristenan, bersaksi merupakan salah satu panggilan utama orang Kristen yang keluar dari mulut Yesus Kristus sendiri. Pada momen-momen paling akhir sebelum terangkat ke surga, Tuhan Yesus dua kali mengulangi perintah untuk bersaksi. Pertama, dalam amanat agung-Nya, Tuhan Yesus menginginkan orang-orang percaya untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid-Nya. Perintah ini mengandung implikasi penginjilan karena sebelum seseorang dimuridkan, ia harus terlebih dahulu diselamatkan, melalui pendengaran akan Injil Kristus. Selain itu, Kisah Para Rasul 1:8 juga mencatat bahwa Tuhan Yesus menjanjikan kuasa dan penyertaan Roh Kudus untuk mendukung pengabaran Injil sampai ke ujung bumi. Hal ini sangat konsisten dengan dua perintah kasih, yaitu Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa, kekuatan, akal budimu dan; Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Dalam 1 Yohanes 5:2-3, mengasihi Allah berarti menaati perintah-perintah-Nya, termasuk mengabarkan Injil sesuai dengan amanat-Nya. Mengasihi Allah juga berarti mengasihi gereja-Nya, yang untuknya Kristus telah mati dan bangkit. Hal ini termasuk bersaksi untuk membawa kembali anggota gereja universal, yang telah dipilih sebelum dunia diciptakan, tetapi sementara masih ini belum mengenal Tuhan. Meskipun banyak orang Kristen setuju secara kognitif akan pentingnya penginjilan, tetapi dalam realitas kehidupan, menjalankannya tidaklah semudah yang dibayangkan. Ini merupakan suatu perintah yang berat dan sarat dengan penolakan karena orang yang paling membutuhkan Injil justru merasa diri tidak membutuhkan Injil. Apalagi hal ini berada di wilayah metafisika yang tidak dapat secara langsung dilihat dan diraba oleh indera manusia. Secara natural, manusia yang telah jatuh dalam dosa akan menolak Injil karena semua manusia telah mati terhadap kebenaran. Tanpa pertolongan Roh Kudus, tidak ada seorang pun yang mampu merespons Injil dengan benar. Karena itu, orang percaya tidak perlu berkecil hati menghadapi penolakan demi penolakan karena hanya anugerah yang mampu membuat orang tersebut merespons dengan tepat. Perintah yang berat? Ya, tetapi tak ada yang mustahil bagi Allah. Bersaksi Sebagai Hak Selain sebagai perintah, memberitakan Injil merupakan suatu hak istimewa yang Tuhan berikan kepada gereja-Nya, orang-orang yang telah mengecap anugerah keselamatan. Kristus yang diberitakan dalam Injil adalah satu-satunya jalan yang melalui-Nya manusia dapat diselamatkan. Ini membuat Injil Kristus menjadi sesuatu yang sangat berharga dan dibutuhkan semua orang. Sebelum gereja mula-mula terbentuk,