Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru
Assalaam'ulaikum wr.wb., Saya senang sekali membaca pendapat geosaintis tentang LUSI di milis ini. Banyak kandungan ilmiah dalam pendapat itu. Akan tetapi saya duga sepertinya hanya adu intektualitas saja. Bukan itu yang kita kehendaki. Rakyat maunya real work. Jadi Just do it jangan hanya NATO. No action talk only. Oleh karena itu bersilahturrahmi dengan mengadakan Technical Workshop Undang seluruh geosaintis yang dianggap bisa memberi kontribusi yang berarti dari segala bidang termasuk orang-orang sosial. Ini bukan sekedar seminar. Selesai seminar hilang tak ada bekas. Hasil technical workshop ini harus dipakai sebagai pedoman kerja. Hasil ini sudah melalui penggodokan yang betul-betul matang. Tentunya disetujui oleh setiap peserta technical workshop. Demikan saran saya. Semoga dapat dilaksanakan. Ta' ada masalah di dunia ini yang tidak dapat dpecahkan. Wassalaam'ulaikum wr.wb., M. Untung - Original Message - From: Andang Bachtiar To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 07, 2007 9:39 PM Subject: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Perseteruan internal di komunitas IAGI (re: Surat Terbuka dari Prof RPK) tentang Lumpur Sidoardjo bukan sekedar karena hal-biasa yang disebut sebagai perbedaan pendapat ilmiah yang menyangkut hasil analisis tentang apakah penyebab-pemicu semburan tersebut adalah pemboran BJP-1 atau proses alam (gempa bumi) yang diluar kuasa pengetahuan manusia saat ini untuk memprediksi kejadian-nya dalam skala waktu manusia (bukan skala waktu geologi),. tetapi lebih ke masalah pengorganisasian pertemuan ilmiah, kematangan bersikap, wisdom, dan etika ilmiah dalam hal-hal berikut: 1. Menyimpulkan permasalahan kontroversial saintifik yang punya implikasi hukum-politik-bisnis semata-mata dari suatu acara diskusi yang minim interaksi yang digelar dengan stempel workshop tetapi pada kenyataannya adalah seminar atau lebih parahnya menurut sebagian peserta adalah sosialisasi pendapat sepihak bisa dikatakan sebagai jauh dari etika - sistimatika pengambilan kesimpulan ilmiah. Untuk menyimpulkan basis ilmiah yang punya implikasi sepenting itu diperlukan workshop yang benar-benar workshop, dimana setiap konsep diuji sampai tuntas dalam session-session tersendiri, yang dalam hal ini mungkin dibutuhkan lebih dari 2 hari untuk melaksanakannya. 2. Mekanisme penyelenggaraan workshop tidak secara seimbang menampilkan presentasi dan diskusi tentang berbagai konsep-pendapat, tetapi lebih cenderung ke salah satu konsep, padahal para ahli berbagi konsep lain juga hadir di acara tersebut - tetapi tidak diberi kesempatan presentasi dan diskusi secara proporsional seperti yang lainnya. 3. Pemahaman yang parsial tentang sub-sub-disiplin, kompetensi, dan profesi yang terkait dengan geosains dalam industri migas, sehingga proses analisis-sintesis permasalahan menjadi tidak optimal, seperti misalnya: tidak didiskusikannya secara rinci (spt topik2 sub-disiplin lainnya) tentang masalah data teknis real-time-chart / geolograph selama pemboran dan implikasinya pada kondisi geologi lubang bor dimana masalah tersebut sebenarnya adalah kompetensi dari para ahli wellsite-operation geology,... dan lebih parahnya, tidak seperti data primer geologi bawah permukaan dan permukaan yang berlimpah dan accessible bagi kebanyakan ahli (seismik, trace sesar di permukaan, data satelit, data-sampel lumpur dsb), tipe data pemboran yang tersedia (dan dipresentasikan) adalah data sekunder (bahkan tersier) berasal dari daily drilling report, final well report, dsb, genuine geolograph dan real-time-chart data tidak pernah bisa diakses (dan diperiksa dan didiskusikan) oleh para ahli. 4. Dari 18 pembicara yang tampil, hanya 4 pembicara yang dapat dianggap mempunyai kompetensi tentang masalah pemboran migas; dari 4 itupun hanya 2 yang mempunyai latar belakang geosains yang diasumsikan dapat mengekstrasi informasi geologi bawah permukaan dari data pemboran. Empat belas (14) pembicara lainnya kebanyakan mengandalkan data geologi-geofisika (yang punya dimensi lebih besar/regional dibanding dengan data pemboran) untuk membuat analisis dan sintesis tentang penyebab-pemicu semburan lumpur. Dengan demikian trend workshop lebih berat pada pembahasan geologi regional, tektonik, dimensi waktu yang besar, dan kurang menyentuh analisis rinci dan dimensi waktu yang lebih instant/pendek, termasuk kurang disentuhnya kemungkinan-kemungkinan pemicuan semburan oleh kejadian-kejadian selama pemboran. Silaturahmi sebagai jawaban dari perseteruan - seperti diusulkan oleh banyak email - mustinya dimaknai dan diimplementasikan sebagai sesuatu yang lebih mendasar dan ber-dimensi organisasi. Seperti kita lihat dalam dalam 15 bulan terakhir kepengurusan baru PP-IAGI, organisasi kita ini hampir bisa dikatakan sebagai tidak pernah bersilaturahmi dengan ribuan anggotanya melalui Berita IAGI maupun Majalah Geologi
[iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mohon dukungan
Deal All Kalau ngomongin bencana alam Gempa bumi, Tsunami, Tanah longsor, Banjir pastilah orang2nya geologi yang paham/tahu diantara orang2 yang paham/tahu. Tapi sayang begitu banyaknya ahli geologi didunia ini tidak mampu memaksimalkan pengetahuan manusia2 awam tentang geologi (bencana geologi.red). mungkin kita tahu yang namanya dibilang bencana jika ada korban jiwa dan kita juga tahu bahwa bencana alam (gempa bumi, tsunami) tidak bisa dicegah. manusia hanya bisa mengurangi korban jiwa. dan yang terjadi selama ini adalah rakyat indonesia tidak paham dan tidak tahu harus berbuat apa ketika terjadi bencana. terbukti ketika gempa dan tsunami di aceh ketika air surut, masyarakat malah keenakan mencari ikan di pinggir laut yang airnya surut Dan,... kita sebagai orang geologi yang sedikit banyaknya ngerti masalah ini hendaklah meluangkan waktu untuk membantu masyarakat awan memahami tentang kondisi indonesia yang rawan bencana. tanggung jawab ini bukan hanya milik pemerintah tapi juga milik kita bersama. Sebelumnya saya mohon maaf kepada bapak2 senior geologist,... saya tidak bermaksud menyinggung perasaan bapak2 hanya saja mengingatkan kalau tidak kita siapa lagi,...??? Mungkin yang kami (Mahasiswa Geologi ITM 02) lakukan selama ini belum maksimal. dimana kami melakukan sosialisasi ditingkatan remaja mesjid, dan rencananya kami akan sosialisai ke Sekolah-sekolah SMP, SMU dimedan). tetapi kami memiliki keterbatasan. Dan kami memohon Bantuan kepada yang peduli agar dapat membantu program kami. Salam Geologi Zulkifli Mahasiswa Geologi ITM 02 - Pesan Asli Dari: Lambok Parulian [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kamis, 8 Maret, 2007 9:18:44 Topik: Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra Pa Awang, bagaimana dengan ngarai Sihanok, katanya merupakan wujud dari present day great Sumatra Fault. Apa buktinya? Berarti Gunung di sekitarnya seperti Gunung Marapi dan Gunung Singgalang berhubungan dengan Sesar Sumatra ini. Kalau hasil dari Sesar Mentawai berhubungan dengan gunung-gunung sebelah mana, Pak? Mohon penjelasannya. lambok - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 8:44 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra Andri, Hampir semua gunungapi di Sumatra, termasuk gunungapi purba yang menghasilkan kawah volkanik Maninjau, secara spatial sangat berhubungan erat dengan Sesar Sumatra. Ada sebuah makalah dari Rock et al (1982)- Permian to Recent volcanism in northern Sumatra, Indonesia : a preliminary study of its distribution, chemistry, and peculiarities - Bull. Of Volcanology, 45, p. 127-152, menunjukkan bahwa gunungapi2 yang duduk di sepanjang jalur sesar ini punya karakter high-K calk-alkaline series. (sementara yang dekat palung adalah tholeeitic, dan yang di wilayah back-arc calk-alkaline; tapi bilangannya sedikit). Sehingga, mereka berkesimpulan bahwa gunungapi2 di Sumatra di sepanjang jalur Sesar Sumatra tak berhubungan dengan zone Benioff. Apalagi, kedalaman zone Benioff di Sumatra sulit dilihat lagi bila lebih dalam dari 100 km. Neogen-Recent Sumatra Fault banyak mengubah geometri danau2 volkanik yang berkembang di sepanjang sesar ini. Misalnya Singkarak, danau ini saat sebagai Ombilin Basin di masa Paleogen dimensinya jauh lebih luas, tetapi kemudian menciut menjadi model wrench-driven-pull-apart basin (sempit, panjang, dalam) pada Neogen-Recent. Berdasarkan karakteristik volkanisme yang juga berhubungan dengan Sesar Sumatra dan pengaktifan Sesar Sumatra pada Neogen, maka saya pikir Danau Maninjau merupakan wrench driven-pull-apart basin lake. Space of accommodation ala Jawa yang membentuk Bogor-North Serayu-Kendeng-Madura Strait trough kemana sedimen Neogen yang volkanoklastik diendapkan dalam waktu yang sangat cepat tak terbentuk di Sumatra. Arah kompresi di Sumatra oblique, bukan frontal seperti di Jawa yang menyebabkan semua sedimen di Bogor-Madura Strait tertekan kuat dan menjadi antiklinorium. Deformasi Neogen di cekungan2 Sumatra kebanyakan berhubungan dengan pergeseran mendatar dextral Sesar Sumatra. Memang ada beberapa sedimen Neogen yang diendapkan mengkompensasi pengangkatan Barisan, seperti Ketapang, Petani, dan Muara Enim, tetapi coba cek burial history untuk mengetahui rate of sedimentation-nya, masih jauh di bawah rate of sedimentation volkanoklastik yang mengisi Bogor-Madura Strait trough. Artinya, secara sedimentasi dan tektonik, masih kurang syarat 'elisional' basins yang akan memicu pertumbuhan mudvolcano di cekungan2 Sumatra. Salam, awang -Original Message- From: Andri Syafriya [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 07, 2007 3:03 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra Pak Awang, saya ada pertanyaan dari penjelasan bapak Pertama kalau Danau Maninjau merupakan wrench driven-pull-apart basin lake,
[iagi-net-l] Gaji di Perusahaan Minyak dan Gas
menarik juga... Nofie Iman A notable words of Nofie Iman, a business consultant, majoring at investment and strategic management issues. Gaji di Perusahaan Minyak dan Gas February 28th, 2007 | Personal Indonesia punya banyak ladang minyak dan gas, baik yang sudah, sedang, maupun yang belum tereksplorasi dan tereksploitasi. Walau penemuan cadangan minyak di dunia menurun secara signifikan, konon, cadangan minyak di Indonesia masih cukup besar dan belum terjamah. Menurut laporan IHS, salah satu perusahaan penyedia informasi di bidang energi dunia, “there were some important finds that opened up some new areas, bolstered nearby producing areas and provided more building blocks for the future.” Terlebih lagi, pemerintah membuka tender dan menawarkan banyak blok pada para bidder di tahun-tahun ini. Tak pelak, potensi ini mengundang banyak perusahaan minyak dan gas (migas) asing untuk berbondong-bondong berinvestasi di Indonesia. Ujung-ujungnya, lapangan pekerjaan buat sektor ini juga menjadi terbuka. Tapi sebenarnya, bagaimana sebetulnya salary dan benefit yang diperoleh untuk pekerjaan di sektor migas ini? Chevron Chevron adalah salah satu perusahaan energi terbesar di dunia. Pusatnya ada di San Ramon, California. Selain migas, Chevron juga bermain di eksplorasi, produksi, refinery, pemasaran dan transportasi, pembangkit energi, sampai chemical product. Perusahaan ini berdiri tahun 1879 di Pico Canyon, California. Pada 2001, Chevron merger dengan Texaco dan membentuk ChevronTexaco. Namun pada 9 Mei 2005, ChevronTexaco melepas moniker Texaco dan kembali ke nama Chevron. Texaco tetap menjadi merek di bawah Chevron. Pada 19 Agustus 2005, Chevron bergabung dengan Unocal Corporation, sebuah gerakan yang membuat Chevron produsen terbesar energi geotermal di dunia. Chevron terbilang cukup loyal terhadap karyawannya. Tabel di atas adalah berdasar PKB tahun 2006. Konon komponen tersebut sudah mencakup basic salary plus 21% regional allowance. Fresh graduate umumnya masuk di tingkat 18A. China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) Adalah perusahaan minyak dan gas bumi (migas) terbesar ketiga di Republik Rakyat China setelah CNPC dan Sinopec. Perusahaan ini punya hak eksklusif untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi minyak mentah dan gas alam di lepas pantai China. CNOOC juga merupakan sebuah perusahaan milik negara yang mana 70% sahamnya dimikili oleh pemerintah Republik Rakyat China. Mereka juga terdaftar di NYSE dengan kode ticker CEO. CNOOC hadir di Indonesia dengan nama CNOOC Southeast Sumatra Ltd sebagai salah satu perusahaan KKKS yang ditunjuk BPMIGAS untuk melakukan proses pengeboran minyak dan gas bumi di lepas pantai Laut Jawa, sekitar 90 km sebelah utara Teluk Jakarta, Indonesia. Berdasar Peraturan Perusahaan 2006, gaji yang ditawarkan terlihat pada tabel di atas. Fresh graduate masuk ke CNOOC pada level 19. ConocoPhillips ConocoPhillips berpusat di Houston, Texas. Merupakan salah satu oil company besar yang memiliki lini bisnis terintegrasi — konon terbesar ketiga setelah Exxon dan Shell. ConocoPhillips lahir 30 Agustus 2002 sebagai produk merger antara Conoco Inc. dan Phillips Petroleum Company. ConocoPhillips dikenal sebagai perusahaan dengan technological expertise untuk eksplorasi dan produksi di laut dalam, reservoir management and exploitation, 3-D seismic technology, high-grade petroleum coke upgrading, dan teknologi sulfur removal yang begitu sophisticated. Menurut Peraturan Perusahaan 2006, gaji untuk karyawan terlihat seperti pada tabel di atas. Gaji mereka cukup bersaing dengan struktur gaji Chevron. Fresh graduate biasanya masuk di level 12. ENI ENI berpusat di Italia dan bermain di sektor minyak dan gas alam. Juga punya usaha di engineering and construction, electricity generation, dan petrochemical. Sejujurnya, saya kurang tahu pasti tentang bisnis dan pencapaian mereka. Sepanjang yang saya tahu, mereka ENI di Eropa Selatan dan juga punya (sedikit) kepentingan dan investasi di Indonesia. Dari sounding orang dalam, struktur gaji di ENI untuk tahun 2004-2006 adalah seperti terlihat pada tabel di atas. Fresh graduate biasanya masuk pada tingkat ke 8. Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (KUFPEC) Perusahaan minyak bentukan Kuwait Petroleum Corporation yang beroperasi di beberapa negara di luar Kuwait, seperti Mauritania dan Mesir. Di Indonesia, mereka punya project di Buton dan telah memiliki interest di Blok Seram Non-Bula sejak 1985. Struktur gaji KUFPEC terlihat seperti tabel berikut. Fresh graduate masuk di level 9. Struktur gaji tersebut adalah yang berlaku untuk tahun 2004-2006. Pertamina Rasanya semua sudah cukup tahu bahwa Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) adalah satu-satunya BUMN yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Pertamina pernah mempunyai monopoli pendirian SPBU di Indonesia, namun monopoli tersebut telah dihapuskan pemerintah pada sekitar tahun
Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mohon dukungan
yth. bang zulkifli dkk di itm, yg sudah kalian lakukan sudah termasuk hebat, mengingat kalian masih berstatus mahasiswa. sosialisasi geologi (bisa dibaca juga sbg: pendidikan geologi utk masyarakat) bisa beragam-rupa, termasuk melalui remaja masjid. jangan dikira kalian melakukannya sendirian, sebab saya pun melakukannya via masjid pula (di bogor). hanya mungkin gaya penyampaian di masjid, mungkin agak berbeda dengan gaya penyampaian di bangku sekolah, berbeda pula dengan di tempat wisata (tanyakan kepada mas yudi yg dulunya adalah seksi geowisata di pp-iagi). yg kedua mengenai bantuan: bantuan apa yg dimaksud? kalo bantuan pemikiran termasuk bimbingan, saya yakin bapak2/ibu2 di pengda sumut akan bersedia membantu. atau maksud lain dari kata 'bantuan' tsb? tetaplah semangat! salam, syaiful On 3/8/07, Zulkifli Lubis [EMAIL PROTECTED] wrote: Deal All Kalau ngomongin bencana alam Gempa bumi, Tsunami, Tanah longsor, Banjir pastilah orang2nya geologi yang paham/tahu diantara orang2 yang paham/tahu. Tapi sayang begitu banyaknya ahli geologi didunia ini tidak mampu memaksimalkan pengetahuan manusia2 awam tentang geologi (bencana geologi.red). mungkin kita tahu yang namanya dibilang bencana jika ada korban jiwa dan kita juga tahu bahwa bencana alam (gempa bumi, tsunami) tidak bisa dicegah. manusia hanya bisa mengurangi korban jiwa. dan yang terjadi selama ini adalah rakyat indonesia tidak paham dan tidak tahu harus berbuat apa ketika terjadi bencana. terbukti ketika gempa dan tsunami di aceh ketika air surut, masyarakat malah keenakan mencari ikan di pinggir laut yang airnya surut Dan,... kita sebagai orang geologi yang sedikit banyaknya ngerti masalah ini hendaklah meluangkan waktu untuk membantu masyarakat awan memahami tentang kondisi indonesia yang rawan bencana. tanggung jawab ini bukan hanya milik pemerintah tapi juga milik kita bersama. Sebelumnya saya mohon maaf kepada bapak2 senior geologist,... saya tidak bermaksud menyinggung perasaan bapak2 hanya saja mengingatkan kalau tidak kita siapa lagi,...??? Mungkin yang kami (Mahasiswa Geologi ITM 02) lakukan selama ini belum maksimal. dimana kami melakukan sosialisasi ditingkatan remaja mesjid, dan rencananya kami akan sosialisai ke Sekolah-sekolah SMP, SMU dimedan). tetapi kami memiliki keterbatasan. Dan kami memohon Bantuan kepada yang peduli agar dapat membantu program kami. Salam Geologi Zulkifli Mahasiswa Geologi ITM 02 - Pesan Asli -- Mohammad Syaiful - Explorationist Mobile: 62-812-9372808 Email: [EMAIL PROTECTED] Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) Head Office: Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru
Saya kira workshop ini hanya bertujuan untuk menghimpun pendapat bahwa Lusi ini adalah murni bencana alam dan tidak ada hubungan dengan pemboran. Jadi hanya untuk membebaskan tanggung jawab yang melakukan pemboran. Namanya juga International Geological Workshop. RPK - Original Message - From: Untung M To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 4:17 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Assalaam'ulaikum wr.wb., Saya senang sekali membaca pendapat geosaintis tentang LUSI di milis ini. Banyak kandungan ilmiah dalam pendapat itu. Akan tetapi saya duga sepertinya hanya adu intektualitas saja. Bukan itu yang kita kehendaki. Rakyat maunya real work. Jadi Just do it jangan hanya NATO. No action talk only. Oleh karena itu bersilahturrahmi dengan mengadakan Technical Workshop Undang seluruh geosaintis yang dianggap bisa memberi kontribusi yang berarti dari segala bidang termasuk orang-orang sosial. Ini bukan sekedar seminar. Selesai seminar hilang tak ada bekas. Hasil technical workshop ini harus dipakai sebagai pedoman kerja. Hasil ini sudah melalui penggodokan yang betul-betul matang. Tentunya disetujui oleh setiap peserta technical workshop. Demikan saran saya. Semoga dapat dilaksanakan. Ta' ada masalah di dunia ini yang tidak dapat dpecahkan. Wassalaam'ulaikum wr.wb., M. Untung - Original Message - From: Andang Bachtiar To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 07, 2007 9:39 PM Subject: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Perseteruan internal di komunitas IAGI (re: Surat Terbuka dari Prof RPK) tentang Lumpur Sidoardjo bukan sekedar karena hal-biasa yang disebut sebagai perbedaan pendapat ilmiah yang menyangkut hasil analisis tentang apakah penyebab-pemicu semburan tersebut adalah pemboran BJP-1 atau proses alam (gempa bumi) yang diluar kuasa pengetahuan manusia saat ini untuk memprediksi kejadian-nya dalam skala waktu manusia (bukan skala waktu geologi),. tetapi lebih ke masalah pengorganisasian pertemuan ilmiah, kematangan bersikap, wisdom, dan etika ilmiah dalam hal-hal berikut: 1. Menyimpulkan permasalahan kontroversial saintifik yang punya implikasi hukum-politik-bisnis semata-mata dari suatu acara diskusi yang minim interaksi yang digelar dengan stempel workshop tetapi pada kenyataannya adalah seminar atau lebih parahnya menurut sebagian peserta adalah sosialisasi pendapat sepihak bisa dikatakan sebagai jauh dari etika - sistimatika pengambilan kesimpulan ilmiah. Untuk menyimpulkan basis ilmiah yang punya implikasi sepenting itu diperlukan workshop yang benar-benar workshop, dimana setiap konsep diuji sampai tuntas dalam session-session tersendiri, yang dalam hal ini mungkin dibutuhkan lebih dari 2 hari untuk melaksanakannya. 2. Mekanisme penyelenggaraan workshop tidak secara seimbang menampilkan presentasi dan diskusi tentang berbagai konsep-pendapat, tetapi lebih cenderung ke salah satu konsep, padahal para ahli berbagi konsep lain juga hadir di acara tersebut - tetapi tidak diberi kesempatan presentasi dan diskusi secara proporsional seperti yang lainnya. 3. Pemahaman yang parsial tentang sub-sub-disiplin, kompetensi, dan profesi yang terkait dengan geosains dalam industri migas, sehingga proses analisis-sintesis permasalahan menjadi tidak optimal, seperti misalnya: tidak didiskusikannya secara rinci (spt topik2 sub-disiplin lainnya) tentang masalah data teknis real-time-chart / geolograph selama pemboran dan implikasinya pada kondisi geologi lubang bor dimana masalah tersebut sebenarnya adalah kompetensi dari para ahli wellsite-operation geology,... dan lebih parahnya, tidak seperti data primer geologi bawah permukaan dan permukaan yang berlimpah dan accessible bagi kebanyakan ahli (seismik, trace sesar di permukaan, data satelit, data-sampel lumpur dsb), tipe data pemboran yang tersedia (dan dipresentasikan) adalah data sekunder (bahkan tersier) berasal dari daily drilling report, final well report, dsb, genuine geolograph dan real-time-chart data tidak pernah bisa diakses (dan diperiksa dan didiskusikan) oleh para ahli. 4. Dari 18 pembicara yang tampil, hanya 4 pembicara yang dapat dianggap mempunyai kompetensi tentang masalah pemboran migas; dari 4 itupun hanya 2 yang mempunyai latar belakang geosains yang diasumsikan dapat mengekstrasi informasi geologi bawah permukaan dari data pemboran. Empat belas (14) pembicara lainnya kebanyakan mengandalkan data geologi-geofisika (yang punya dimensi lebih besar/regional dibanding dengan data pemboran) untuk membuat analisis dan sintesis tentang penyebab-pemicu semburan lumpur. Dengan demikian trend workshop lebih berat pada pembahasan geologi regional, tektonik, dimensi waktu yang besar, dan kurang menyentuh analisis rinci dan dimensi waktu yang lebih instant/pendek, termasuk kurang disentuhnya
Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru
Maaf, saya tidak bermaksud kasar seperti tercantum di bawah ini. Saya kira alangkah bijaksananya kalau rumusan akhir dari Workshop ini menyatakan: ...Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai penyebab dari semburan lumpur panas Sidoarjo ini, namun mengingat bahwa gejala ini telah berkembang menjadi gunungapi lumpur yang dahsyat sehingga di luar kendali manusia, maka seyogianya gejala ini dinyatakan sebagai (murni) bencana alam Saya kira pernyataan ini adalah cukup bijaksana dan elegant yang mungkin dapat dterima oleh fihak2 yang berseteru. Wasalam RPK - Original Message - From: R.P. Koesoemadinata To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 8:57 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Saya kira workshop ini hanya bertujuan untuk menghimpun pendapat bahwa Lusi ini adalah murni bencana alam dan tidak ada hubungan dengan pemboran. Jadi hanya untuk membebaskan tanggung jawab yang melakukan pemboran. Namanya juga International Geological Workshop. RPK - Original Message - From: Untung M To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 4:17 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Assalaam'ulaikum wr.wb., Saya senang sekali membaca pendapat geosaintis tentang LUSI di milis ini. Banyak kandungan ilmiah dalam pendapat itu. Akan tetapi saya duga sepertinya hanya adu intektualitas saja. Bukan itu yang kita kehendaki. Rakyat maunya real work. Jadi Just do it jangan hanya NATO. No action talk only. Oleh karena itu bersilahturrahmi dengan mengadakan Technical Workshop Undang seluruh geosaintis yang dianggap bisa memberi kontribusi yang berarti dari segala bidang termasuk orang-orang sosial. Ini bukan sekedar seminar. Selesai seminar hilang tak ada bekas. Hasil technical workshop ini harus dipakai sebagai pedoman kerja. Hasil ini sudah melalui penggodokan yang betul-betul matang. Tentunya disetujui oleh setiap peserta technical workshop. Demikan saran saya. Semoga dapat dilaksanakan. Ta' ada masalah di dunia ini yang tidak dapat dpecahkan. Wassalaam'ulaikum wr.wb., M. Untung - Original Message - From: Andang Bachtiar To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 07, 2007 9:39 PM Subject: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Perseteruan internal di komunitas IAGI (re: Surat Terbuka dari Prof RPK) tentang Lumpur Sidoardjo bukan sekedar karena hal-biasa yang disebut sebagai perbedaan pendapat ilmiah yang menyangkut hasil analisis tentang apakah penyebab-pemicu semburan tersebut adalah pemboran BJP-1 atau proses alam (gempa bumi) yang diluar kuasa pengetahuan manusia saat ini untuk memprediksi kejadian-nya dalam skala waktu manusia (bukan skala waktu geologi),. tetapi lebih ke masalah pengorganisasian pertemuan ilmiah, kematangan bersikap, wisdom, dan etika ilmiah dalam hal-hal berikut: 1. Menyimpulkan permasalahan kontroversial saintifik yang punya implikasi hukum-politik-bisnis semata-mata dari suatu acara diskusi yang minim interaksi yang digelar dengan stempel workshop tetapi pada kenyataannya adalah seminar atau lebih parahnya menurut sebagian peserta adalah sosialisasi pendapat sepihak bisa dikatakan sebagai jauh dari etika - sistimatika pengambilan kesimpulan ilmiah. Untuk menyimpulkan basis ilmiah yang punya implikasi sepenting itu diperlukan workshop yang benar-benar workshop, dimana setiap konsep diuji sampai tuntas dalam session-session tersendiri, yang dalam hal ini mungkin dibutuhkan lebih dari 2 hari untuk melaksanakannya. 2. Mekanisme penyelenggaraan workshop tidak secara seimbang menampilkan presentasi dan diskusi tentang berbagai konsep-pendapat, tetapi lebih cenderung ke salah satu konsep, padahal para ahli berbagi konsep lain juga hadir di acara tersebut - tetapi tidak diberi kesempatan presentasi dan diskusi secara proporsional seperti yang lainnya. 3. Pemahaman yang parsial tentang sub-sub-disiplin, kompetensi, dan profesi yang terkait dengan geosains dalam industri migas, sehingga proses analisis-sintesis permasalahan menjadi tidak optimal, seperti misalnya: tidak didiskusikannya secara rinci (spt topik2 sub-disiplin lainnya) tentang masalah data teknis real-time-chart / geolograph selama pemboran dan implikasinya pada kondisi geologi lubang bor dimana masalah tersebut sebenarnya adalah kompetensi dari para ahli wellsite-operation geology,... dan lebih parahnya, tidak seperti data primer geologi bawah permukaan dan permukaan yang berlimpah dan accessible bagi kebanyakan ahli (seismik, trace sesar di permukaan, data satelit, data-sampel lumpur dsb), tipe data pemboran yang tersedia (dan dipresentasikan) adalah data sekunder (bahkan tersier) berasal dari daily drilling report, final well report, dsb, genuine geolograph dan
[iagi-net-l] Re: Silaturahmi dan Polemik: LUSI
Rekan-rekan geoligiawan, Ikut-ikutan unjuk rembug dari negeri Paman Sam; dibawah ini adalah kutipan dari Wilkipedia. Salam, Jojok Sumartojo Marietta, Georgia, USA Natural disaster From Wikipedia, the free encyclopedia A natural disaster is the consequence of the combination of a natural hazard (a physical event e.g. volcanic eruption, earthquake, landslide) and human activities. Human vulnerability, caused by the lack of appropriate emergency management, leads to financial, structural, and human losses. The resulting loss depends on the capacity of the population to support or resist the disaster, their resilience [1]. This understanding is concentrated in the formulation: disasters occur when hazards meet vulnerability [2]. A natural hazard will hence never result in a natural disaster in areas without vulnerability, e.g. strong earthquakes in uninhabited areas. The term natural has consequently been disputed because the events simply are not hazards or disasters without human involvement [3]. The degree of potential loss can also depend on the nature of the hazard itself, ranging from wildfires, which threaten individual buildings, to impact events, which have the potential to end civilization. Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Natural_disaster#_note-2 Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Kepengurusan IAGI dan Silaturahmi
Rekans Saya (mulai) prihatin dengan kenyataan yang dipaparkan Andang mengenai 'macet'nya alat2 fundamental organisasi IAGI sejak 15 bulan terakhir ini (MGI, Berita IAGI, turba ke PengDa..). Saya secara pribadi tahu pengurusan sekarang terdiri dari orang2 pintar dalam bidangnya maupun organisasi, punya visi yang tajam, luas jaringannya dan jago skill negosiasinya (birokrat-universitas-independen-swasta-bahkan internasional) dan mempunyai komitmen kuat dan tulus (paling tidak waktu awal2 terpilihnya?) untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan peranan dan kegunaan IAGI kedalam maupun keluar. Sebenarnya kepengurusan sekarang ini menurut saya sudah sangat di'manja' dengan berita/situasi kompemporer baru2 ini dan kondisi sekarang di tanah air (Lusi, gempa, banjir, longsor dll). Artinya peluang/momentum yg diberikan secara gratis itu seharusnya dapat dimainkan dengan 'cantik' i.e. dikelola untuk lebih memunculkan diri ke permukaan keluar dan kedalam lebih percaya diri dan secara simultan ...ibarat 2 kali dayung 3-4 pulau terlampaui. Saya harap teman saya keliru bila dulu mengatakan: kepengurusan setelah era ADB akan mengalami kesulitan mempertahankan boro2 melebihi apa yang kepengurusan ADB telah lalukan. Saya tidak percaya itu (sampai saat ini paling tidak). Atau keadaan sebenarnya memang sudah 2 pulau tidak sengaja terlampaui, tapi dayung belum dipakai-pakai?! Maaf bila ada yang kurang berkenan dgn kata2 saya ini. Semuanya untuk memotivasi pengurus bekerja lebih baik untuk kami anggota IAGI khususnya. Wassalam, Sanggam Hutabarat -- Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] wrote: P { MARGIN-TOP: 0px; MARGIN-BOTTOM: 0px }Perseteruan internal di komunitas IAGI (re: Surat Terbuka dari Prof RPK) tentang Lumpur Sidoardjo bukan sekedar karena hal-biasa yang disebut sebagai perbedaan pendapat ilmiah yang menyangkut hasil analisis tentang apakah penyebab-pemicu semburan tersebut adalah pemboran BJP-1 atau proses alam (gempa bumi) yang diluar kuasa pengetahuan manusia saat ini untuk memprediksi kejadian-nya dalam skala waktu manusia (bukan skala waktu geologi),. tetapi lebih ke masalah pengorganisasian pertemuan ilmiah, kematangan bersikap, wisdom, dan etika ilmiah dalam hal-hal berikut: 1. Menyimpulkan permasalahan kontroversial saintifik yang punya implikasi hukum-politik-bisnis semata-mata dari suatu acara diskusi yang minim interaksi yang digelar dengan stempel workshop tetapi pada kenyataannya adalah seminar atau lebih parahnya menurut sebagian peserta adalah sosialisasi pendapat sepihak bisa dikatakan sebagai jauh dari etika - sistimatika pengambilan kesimpulan ilmiah. Untuk menyimpulkan basis ilmiah yang punya implikasi sepenting itu diperlukan workshop yang benar-benar workshop, dimana setiap konsep diuji sampai tuntas dalam session-session tersendiri, yang dalam hal ini mungkin dibutuhkan lebih dari 2 hari untuk melaksanakannya. 2. Mekanisme penyelenggaraan workshop tidak secara seimbang menampilkan presentasi dan diskusi tentang berbagai konsep-pendapat, tetapi lebih cenderung ke salah satu konsep, padahal para ahli berbagi konsep lain juga hadir di acara tersebut - tetapi tidak diberi kesempatan presentasi dan diskusi secara proporsional seperti yang lainnya. 3. Pemahaman yang parsial tentang sub-sub-disiplin, kompetensi, dan profesi yang terkait dengan geosains dalam industri migas, sehingga proses analisis-sintesis permasalahan menjadi tidak optimal, seperti misalnya: tidak didiskusikannya secara rinci (spt topik2 sub-disiplin lainnya) tentang masalah data teknis real-time-chart / geolograph selama pemboran dan implikasinya pada kondisi geologi lubang bor dimana masalah tersebut sebenarnya adalah kompetensi dari para ahli wellsite-operation geology,... dan lebih parahnya, tidak seperti data primer geologi bawah permukaan dan permukaan yang berlimpah dan accessible bagi kebanyakan ahli (seismik, trace sesar di permukaan, data satelit, data-sampel lumpur dsb), tipe data pemboran yang tersedia (dan dipresentasikan) adalah data sekunder (bahkan tersier) berasal dari daily drilling report, final well report, dsb, genuine geolograph dan real-time-chart data tidak pernah bisa diakses (dan diperiksa dan didiskusikan) oleh para ahli. 4. Dari 18 pembicara yang tampil, hanya 4 pembicara yang dapat dianggap mempunyai kompetensi tentang masalah pemboran migas; dari 4 itupun hanya 2 yang mempunyai latar belakang geosains yang diasumsikan dapat mengekstrasi informasi geologi bawah permukaan dari data pemboran. Empat belas (14) pembicara lainnya kebanyakan mengandalkan data geologi-geofisika (yang punya dimensi lebih besar/regional dibanding dengan data pemboran) untuk membuat analisis dan sintesis tentang penyebab-pemicu semburan lumpur. Dengan demikian trend workshop lebih berat pada pembahasan geologi regional, tektonik, dimensi waktu yang besar, dan kurang menyentuh analisis rinci dan
RE: [iagi-net-l] Gaji di Perusahaan Minyak dan Gas
Ini alamat blog nya http://nofieiman.com/2007/02/gaji-di-perusahaan-minyak-dan-gas/#more-320 Salam, Anung -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 09, 2007 7:20 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji di Perusahaan Minyak dan Gas Pak Taufik, Tabel dibawah tidak bisa dibaca Apakah kami bisa mendapatkannya lewat japri ?. Terima kasih, salam yuriza Muhammad Taufik [EMAIL PROTECTED] o.com.my To iagi-net@iagi.or.id 03/08/2007 09:30 cc PM Subject [iagi-net-l] Gaji di Perusahaan Please respond to Minyak dan Gas [EMAIL PROTECTED] .id Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Need help, Electronic Bulletin APPG
Barangkali ada yang punya digital version dari artikel di bawah ini. Thanks untuk yang mau kirim, via japri aja. Terima kasih. Shofi === *AAPG Bulletin*; September 1995; v. 79; no. 9; p. 1275-1300 Rock-fabric/petrophysical classification of carbonate pore space for reservoir characterization * * *By F. Jerry Lucia *** **
Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru
Yth. Pak Koesoema dan Mas Yo, Rumusan yang diusulkan oleh Pak Koesoema sangat tepat dan bijaksana , serta sangat sesuai dengan definisi tentang Natural Disaster yang disitir oleh Mas Yo dari ensiklopedi Wikipedia. Waktu datangnya email sangat bertepatan dan pasti akan menggembirakan para pengusaha pemboran migas dan para well-site geologists/ engineers yang selama ini diciutkan nyalinya untuk mengekplorasi potensi migas di cekungan2 sedimen yang berisiko tinggi. Rumusan tersebut seharusnya segera disosialisasikan secara luas ke masyarakat. Selamat Pak Koesoema, selamat Mas Yo. Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 10:18 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Maaf, saya tidak bermaksud kasar seperti tercantum di bawah ini. Saya kira alangkah bijaksananya kalau rumusan akhir dari Workshop ini menyatakan: ...Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai penyebab dari semburan lumpur panas Sidoarjo ini, namun mengingat bahwa gejala ini telah berkembang menjadi gunungapi lumpur yang dahsyat sehingga di luar kendali manusia, maka seyogianya gejala ini dinyatakan sebagai (murni) bencana alam Saya kira pernyataan ini adalah cukup bijaksana dan elegant yang mungkin dapat dterima oleh fihak2 yang berseteru. Wasalam RPK - Original Message - From: R.P. Koesoemadinata To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 8:57 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Saya kira workshop ini hanya bertujuan untuk menghimpun pendapat bahwa Lusi ini adalah murni bencana alam dan tidak ada hubungan dengan pemboran. Jadi hanya untuk membebaskan tanggung jawab yang melakukan pemboran. Namanya juga International Geological Workshop. RPK - Original Message - From: Untung M To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 4:17 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Assalaam'ulaikum wr.wb., Saya senang sekali membaca pendapat geosaintis tentang LUSI di milis ini. Banyak kandungan ilmiah dalam pendapat itu. Akan tetapi saya duga sepertinya hanya adu intektualitas saja. Bukan itu yang kita kehendaki. Rakyat maunya real work. Jadi Just do it jangan hanya NATO. No action talk only. Oleh karena itu bersilahturrahmi dengan mengadakan Technical Workshop Undang seluruh geosaintis yang dianggap bisa memberi kontribusi yang berarti dari segala bidang termasuk orang-orang sosial. Ini bukan sekedar seminar. Selesai seminar hilang tak ada bekas. Hasil technical workshop ini harus dipakai sebagai pedoman kerja. Hasil ini sudah melalui penggodokan yang betul-betul matang. Tentunya disetujui oleh setiap peserta technical workshop. Demikan saran saya. Semoga dapat dilaksanakan. Ta' ada masalah di dunia ini yang tidak dapat dpecahkan. Wassalaam'ulaikum wr.wb., M. Untung - Original Message - From: Andang Bachtiar To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 07, 2007 9:39 PM Subject: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Perseteruan internal di komunitas IAGI (re: Surat Terbuka dari Prof RPK) tentang Lumpur Sidoardjo bukan sekedar karena hal-biasa yang disebut sebagai perbedaan pendapat ilmiah yang menyangkut hasil analisis tentang apakah penyebab-pemicu semburan tersebut adalah pemboran BJP-1 atau proses alam (gempa bumi) yang diluar kuasa pengetahuan manusia saat ini untuk memprediksi kejadian-nya dalam skala waktu manusia (bukan skala waktu geologi),. tetapi lebih ke masalah pengorganisasian pertemuan ilmiah, kematangan bersikap, wisdom, dan etika ilmiah dalam hal-hal berikut: 1. Menyimpulkan permasalahan kontroversial saintifik yang punya implikasi hukum-politik-bisnis semata-mata dari suatu acara diskusi yang minim interaksi yang digelar dengan stempel workshop tetapi pada kenyataannya adalah seminar atau lebih parahnya menurut sebagian peserta adalah sosialisasi pendapat sepihak bisa dikatakan sebagai jauh dari etika - sistimatika pengambilan kesimpulan ilmiah. Untuk menyimpulkan basis ilmiah yang punya implikasi sepenting itu diperlukan workshop yang benar-benar workshop, dimana setiap konsep diuji sampai tuntas dalam session-session tersendiri, yang dalam hal ini mungkin dibutuhkan lebih dari 2 hari untuk melaksanakannya. 2. Mekanisme penyelenggaraan workshop tidak secara seimbang menampilkan presentasi dan diskusi tentang berbagai konsep-pendapat, tetapi lebih cenderung ke salah satu konsep, padahal para ahli berbagi konsep lain juga hadir di acara tersebut - tetapi tidak diberi kesempatan presentasi dan diskusi secara proporsional seperti yang lainnya. 3. Pemahaman yang parsial
[iagi-net-l] Hidupkan Forum Ahli Kebumian utk LUSI
Rekan rekan Saya kira pendapat pak Koesoemadinata ini bahwa semburan lumpur yang merupakan gejala alam (terlepas apapun penyebabnya)ini telah menjadi gunung lumpur yang sudah sulit dikendalikan oleh manusia sudah merupakan pendapat sebagian besar masyarakat ahli kebumian.. Bukan hanya di Indonesia , akan tetapi informasi dari Pak Yo dari AS juga memnunjukan pendapat yang sama. Persoalan-nya sekarang adalah bagaimana meyakinkan Pemerintah SBY agar secara baik bisa dan berani menyatakan bahwa pada tahapan saat ini LUSI sudah merupakan Bencana Alama (Nasional) ? Tentu saja ini merupakan kesulitan dalam mengkomunikasikan - nya kepada masyarakat mengingat selama ini masyarakat sudah terkomunikasikan bahwa penyebab terjadinya LUSI adalah HANYA pemboran yang dilakukan oleh Lapindo. Saya garis bawahi HANYA. Disinilah posisi IAGI/HAGI dan komunitas ahli kebumian lainnya diharapkan berperan, dan sebagaimana sering saya sampaikan Pendapat ini bukanlah pendapat yang populer di-masyarakat. Kita sebagai komunitas ilmiah harus berani mengemukakan hal ini , terlepas posisi dari kedudukan profesional para pengurus-nya. Apakah tidak sebaiknya Forum Ahli Ilmu Kebumian membuat surat terbuka kepada Pemerintah untuk menyatakan pendapatnya ? Bukankah Forum Ahli Kebumian pernah berkumpul pada KAIKNAS thn 1995 (17 tahun yang lalu?). Bagaimana kalau dihidupkan kembali ? Si-Abah _ Maaf, saya tidak bermaksud kasar seperti tercantum di bawah ini. Saya kira alangkah bijaksananya kalau rumusan akhir dari Workshop ini menyatakan: ...Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai penyebab dari semburan lumpur panas Sidoarjo ini, namun mengingat bahwa gejala ini telah berkembang menjadi gunungapi lumpur yang dahsyat sehingga di luar kendali manusia, maka seyogianya gejala ini dinyatakan sebagai (murni) bencana alam Saya kira pernyataan ini adalah cukup bijaksana dan elegant yang mungkin dapat dterima oleh fihak2 yang berseteru. Wasalam RPK - Original Message - From: R.P. Koesoemadinata To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 8:57 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Saya kira workshop ini hanya bertujuan untuk menghimpun pendapat bahwa Lusi ini adalah murni bencana alam dan tidak ada hubungan dengan pemboran. Jadi hanya untuk membebaskan tanggung jawab yang melakukan pemboran. Namanya juga International Geological Workshop. RPK - Original Message - From: Untung M To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 4:17 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Assalaam'ulaikum wr.wb., Saya senang sekali membaca pendapat geosaintis tentang LUSI di milis ini. Banyak kandungan ilmiah dalam pendapat itu. Akan tetapi saya duga sepertinya hanya adu intektualitas saja. Bukan itu yang kita kehendaki. Rakyat maunya real work. Jadi Just do it jangan hanya NATO. No action talk only. Oleh karena itu bersilahturrahmi dengan mengadakan Technical Workshop Undang seluruh geosaintis yang dianggap bisa memberi kontribusi yang berarti dari segala bidang termasuk orang-orang sosial. Ini bukan sekedar seminar. Selesai seminar hilang tak ada bekas. Hasil technical workshop ini harus dipakai sebagai pedoman kerja. Hasil ini sudah melalui penggodokan yang betul-betul matang. Tentunya disetujui oleh setiap peserta technical workshop. Demikan saran saya. Semoga dapat dilaksanakan. Ta' ada masalah di dunia ini yang tidak dapat dpecahkan. Wassalaam'ulaikum wr.wb., M. Untung - Original Message - From: Andang Bachtiar To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 07, 2007 9:39 PM Subject: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Perseteruan internal di komunitas IAGI (re: Surat Terbuka dari Prof RPK) tentang Lumpur Sidoardjo bukan sekedar karena hal-biasa yang disebut sebagai perbedaan pendapat ilmiah yang menyangkut hasil analisis tentang apakah penyebab-pemicu semburan tersebut adalah pemboran BJP-1 atau proses alam (gempa bumi) yang diluar kuasa pengetahuan manusia saat ini untuk memprediksi kejadian-nya dalam skala waktu manusia (bukan skala waktu geologi),. tetapi lebih ke masalah pengorganisasian pertemuan ilmiah, kematangan bersikap, wisdom, dan etika ilmiah dalam hal-hal berikut: 1. Menyimpulkan permasalahan kontroversial saintifik yang punya implikasi hukum-politik-bisnis semata-mata dari suatu acara diskusi yang minim interaksi yang digelar dengan stempel workshop tetapi pada kenyataannya adalah seminar atau lebih parahnya menurut sebagian peserta adalah
Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru
Senada dengan uraian ini Tanggal 5 September 2006 saya menuliskannya dalam sebuah tulisan berjudul Kecelakaan industri yang menjadi bencana alam yg multidimensi http://rovicky.wordpress.com/2006/09/05/kecelakaan-industri-yang-menjadi-bencana-alam-yg-multidimensi/ rdp On 3/9/07, miko [EMAIL PROTECTED] wrote: Yth. Pak Koesoema dan Mas Yo, Rumusan yang diusulkan oleh Pak Koesoema sangat tepat dan bijaksana , serta sangat sesuai dengan definisi tentang Natural Disaster yang disitir oleh Mas Yo dari ensiklopedi Wikipedia. Waktu datangnya email sangat bertepatan dan pasti akan menggembirakan para pengusaha pemboran migas dan para well-site geologists/ engineers yang selama ini diciutkan nyalinya untuk mengekplorasi potensi migas di cekungan2 sedimen yang berisiko tinggi. Rumusan tersebut seharusnya segera disosialisasikan secara luas ke masyarakat. Selamat Pak Koesoema, selamat Mas Yo. Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 10:18 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Maaf, saya tidak bermaksud kasar seperti tercantum di bawah ini. Saya kira alangkah bijaksananya kalau rumusan akhir dari Workshop ini menyatakan: ...Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai penyebab dari semburan lumpur panas Sidoarjo ini, namun mengingat bahwa gejala ini telah berkembang menjadi gunungapi lumpur yang dahsyat sehingga di luar kendali manusia, maka seyogianya gejala ini dinyatakan sebagai (murni) bencana alam Saya kira pernyataan ini adalah cukup bijaksana dan elegant yang mungkin dapat dterima oleh fihak2 yang berseteru. Wasalam RPK - Original Message - From: R.P. Koesoemadinata To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 8:57 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Saya kira workshop ini hanya bertujuan untuk menghimpun pendapat bahwa Lusi ini adalah murni bencana alam dan tidak ada hubungan dengan pemboran. Jadi hanya untuk membebaskan tanggung jawab yang melakukan pemboran. Namanya juga International Geological Workshop. RPK - Original Message - From: Untung M To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 4:17 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Assalaam'ulaikum wr.wb., Saya senang sekali membaca pendapat geosaintis tentang LUSI di milis ini. Banyak kandungan ilmiah dalam pendapat itu. Akan tetapi saya duga sepertinya hanya adu intektualitas saja. Bukan itu yang kita kehendaki. Rakyat maunya real work. Jadi Just do it jangan hanya NATO. No action talk only. Oleh karena itu bersilahturrahmi dengan mengadakan Technical Workshop Undang seluruh geosaintis yang dianggap bisa memberi kontribusi yang berarti dari segala bidang termasuk orang-orang sosial. Ini bukan sekedar seminar. Selesai seminar hilang tak ada bekas. Hasil technical workshop ini harus dipakai sebagai pedoman kerja. Hasil ini sudah melalui penggodokan yang betul-betul matang. Tentunya disetujui oleh setiap peserta technical workshop. Demikan saran saya. Semoga dapat dilaksanakan. Ta' ada masalah di dunia ini yang tidak dapat dpecahkan. Wassalaam'ulaikum wr.wb., M. Untung - Original Message - From: Andang Bachtiar To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 07, 2007 9:39 PM Subject: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Perseteruan internal di komunitas IAGI (re: Surat Terbuka dari Prof RPK) tentang Lumpur Sidoardjo bukan sekedar karena hal-biasa yang disebut sebagai perbedaan pendapat ilmiah yang menyangkut hasil analisis tentang apakah penyebab-pemicu semburan tersebut adalah pemboran BJP-1 atau proses alam (gempa bumi) yang diluar kuasa pengetahuan manusia saat ini untuk memprediksi kejadian-nya dalam skala waktu manusia (bukan skala waktu geologi),. tetapi lebih ke masalah pengorganisasian pertemuan ilmiah, kematangan bersikap, wisdom, dan etika ilmiah dalam hal-hal berikut: 1. Menyimpulkan permasalahan kontroversial saintifik yang punya implikasi hukum-politik-bisnis semata-mata dari suatu acara diskusi yang minim interaksi yang digelar dengan stempel workshop tetapi pada kenyataannya adalah seminar atau lebih parahnya menurut sebagian peserta adalah sosialisasi pendapat sepihak bisa dikatakan sebagai jauh dari etika - sistimatika pengambilan kesimpulan ilmiah. Untuk menyimpulkan basis ilmiah yang punya implikasi sepenting itu diperlukan workshop yang benar-benar workshop, dimana setiap konsep diuji sampai tuntas dalam session-session tersendiri, yang dalam hal ini mungkin dibutuhkan lebih dari 2 hari untuk melaksanakannya. 2. Mekanisme penyelenggaraan workshop tidak secara seimbang menampilkan presentasi dan diskusi tentang berbagai konsep-pendapat, tetapi lebih cenderung ke salah satu konsep, padahal para ahli berbagi konsep lain juga hadir di acara tersebut - tetapi tidak diberi kesempatan presentasi
Re: [iagi-net-l] Hidupkan Forum Ahli Kebumian utk LUSI / data+keahlian
Abah dan rekan-rekan, Saya kira pendapat/usulan Abah baik sekali. Agar didapatkan hasil yang optimal diperlukan setidaknya dua hal yaitu data dan keahlian. Analisa tanpa data hasilnya akan mengambang dan salah-salah bisa salah. Oleh karenanya diperlukan data asli dan boleh saja turunannya, termasuk tapi tidak terbatas pada data seismik, data geologi pemboran dan regional, data pemboran tentu termasuk segala rekaman lumpur, tekanan dll. Keahlian, maksudnya yang menganalisa data harus orang yang memiliki keahlian yang diakui oleh rekan-rekan. Data dianalisis oleh para ahli secara kontinyu dalam jangka waktu yang ditentukan. Hasil analisis kelompok ahli itu dipresentasikan kepada stakeholder untuk mendapatkan tambahan dan sanggahan. Dirapikan lagi hasilnya baru disampaikan kepada pemerintah. Kalau butuh biaya (processing, interpretasi, laboratorium dsb) dibiayai oleh IAGI-HAGI-IATMI-? atau dicarikan sponsor. Maaf, bukan menggurui karena anda sudah tahu ini semua, tetapi hanya mengingatkan. Yangkung yakin hasilnya akan berbobot, mantap, asal tidak ditunggangi kepentingan tertentu. Kata kunci: data, analysis, kebenaran Yangkung [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan rekan Saya kira pendapat pak Koesoemadinata ini bahwa semburan lumpur yang merupakan gejala alam (terlepas apapun penyebabnya)ini telah menjadi gunung lumpur yang sudah sulit dikendalikan oleh manusia sudah merupakan pendapat sebagian besar masyarakat ahli kebumian.. Bukan hanya di Indonesia , akan tetapi informasi dari Pak Yo dari AS juga memnunjukan pendapat yang sama. Persoalan-nya sekarang adalah bagaimana meyakinkan Pemerintah SBY agar secara baik bisa dan berani menyatakan bahwa pada tahapan saat ini LUSI sudah merupakan Bencana Alama (Nasional) ? Tentu saja ini merupakan kesulitan dalam mengkomunikasikan - nya kepada masyarakat mengingat selama ini masyarakat sudah terkomunikasikan bahwa penyebab terjadinya LUSI adalah HANYA pemboran yang dilakukan oleh Lapindo. Saya garis bawahi HANYA. Disinilah posisi IAGI/HAGI dan komunitas ahli kebumian lainnya diharapkan berperan, dan sebagaimana sering saya sampaikan Pendapat ini bukanlah pendapat yang populer di-masyarakat. Kita sebagai komunitas ilmiah harus berani mengemukakan hal ini , terlepas posisi dari kedudukan profesional para pengurus-nya. Apakah tidak sebaiknya Forum Ahli Ilmu Kebumian membuat surat terbuka kepada Pemerintah untuk menyatakan pendapatnya ? Bukankah Forum Ahli Kebumian pernah berkumpul pada KAIKNAS thn 1995 (17 tahun yang lalu?). Bagaimana kalau dihidupkan kembali ? Si-Abah _ Maaf, saya tidak bermaksud kasar seperti tercantum di bawah ini. Saya kira alangkah bijaksananya kalau rumusan akhir dari Workshop ini menyatakan: ...Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai penyebab dari semburan lumpur panas Sidoarjo ini, namun mengingat bahwa gejala ini telah berkembang menjadi gunungapi lumpur yang dahsyat sehingga di luar kendali manusia, maka seyogianya gejala ini dinyatakan sebagai (murni) bencana alam Saya kira pernyataan ini adalah cukup bijaksana dan elegant yang mungkin dapat dterima oleh fihak2 yang berseteru. Wasalam RPK - Original Message - From: R.P. Koesoemadinata To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 8:57 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Saya kira workshop ini hanya bertujuan untuk menghimpun pendapat bahwa Lusi ini adalah murni bencana alam dan tidak ada hubungan dengan pemboran. Jadi hanya untuk membebaskan tanggung jawab yang melakukan pemboran. Namanya juga International Geological Workshop. RPK - Original Message - From: Untung M To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 4:17 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Assalaam'ulaikum wr.wb., Saya senang sekali membaca pendapat geosaintis tentang LUSI di milis ini. Banyak kandungan ilmiah dalam pendapat itu. Akan tetapi saya duga sepertinya hanya adu intektualitas saja. Bukan itu yang kita kehendaki. Rakyat maunya real work. Jadi Just do it jangan hanya NATO. No action talk only. Oleh karena itu bersilahturrahmi dengan mengadakan Technical Workshop Undang seluruh geosaintis yang dianggap bisa memberi kontribusi yang berarti dari segala bidang termasuk orang-orang sosial. Ini bukan sekedar seminar. Selesai seminar hilang tak ada bekas. Hasil technical workshop ini harus dipakai sebagai pedoman kerja. Hasil ini sudah melalui penggodokan yang betul-betul matang. Tentunya disetujui oleh setiap peserta technical workshop. Demikan saran saya. Semoga dapat dilaksanakan. Ta' ada masalah di dunia ini yang tidak dapat dpecahkan.
[iagi-net-l] Re: GEMS LOVERS : mohon informasi
Yth Pak Budi, Naah sekarang mang Okim baru tahu maksud Pak Budi. Kalau yang dicari kristal kuarsa untuk koleksi atau healing / penyembuhan; maka setahu mang Okim belum ada yang telah menambangnya secara resmi. Walaupun mang Okim punya beragam koleksi quartz family minerals seperti kecubung kristal dari Alahan Panjang ( Sumbar, mungkin terkena gempa ), kuarsa kristal dari Cisolok dan Sareweh Banten, sitrin dan kecubung teh / smoky quartz dari Pangkalan Bun Kalteng, tetapi Mang Okim sendiri belum pernah mengunjungi lokasinya. Dari para suppliernya mang Okim mendapat penjelasan bahwa kristal2 tersebut digali oleh masyarakat secara selektif, artinya mengejar urat2 atau rekahan2 di batuan dan tak ada izinnya secara resmi ( biasanya jumlahnya terbatas ). Mengenai Ammonite, itu sejenis binatang laut nenek moyang dari Nautilus yang sering dibuat hiasan lampu. Fosil tersebut banyak ditemukan di Irja ( berwarna hitam mengandung urat-urat pirit ) dan Timor ( berwarna merah dengan urat-urat kalsit ). Mengenai khasiatnya, sebaiknya Dr. Yatno deeh yang menjawabnya, demikian juga harganya ( ini bukan urusan komisi lho, beliau memang ahlinya ). Sekian dulu ya, mang Okim sudah ditunggu untuk meresmikan sebuah Pondok Baca Rotary di kawasan lokalisasi .. di Surabaya ( heem, pasti akan lihat pemandangan yang berbeda niih ). Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: budi santoso To: miko Sent: Thursday, March 08, 2007 9:12 PM Subject: Re: GEMS LOVERS : mohon informasi Yth. Mang Okim, Terima kasih utk informasinya. Saya mencari Kristal quartz utk koleksi dan utk healing. Jenis yang saya cari adalah yang masih natural/asli dan belum pernah dipoles sama sekali. (mungkin hanya dicuci/dibersihkan dari tanah aja). mengenai bentuknya bisa point/cluster/kombinasi yang penting utuh (bukan patahan / potongan). yang ada kandungan mineralnya pun oke (misal : citrine/amethyst/rutilate/tourmaline, dll) Saya akan coba cari informasi ke kantor dinas spt yang Mang Okim saranin. Apakah Mang Okim sendiri punya koleksi kristal quartz ? Kalo koleksi fosil ammonit yang spt Mang Okim sebutin, saya pingin tau beberapa hal : 1. Fosil ammonit itu, asalnya dari apa ? (tumbuhan atau hewan). 2. Khasiatnya / kegunaannya utk apa ? 3. Berapa harganya ? Terima kasih utk perhatian dan informasinya. Salam batu terindah, Budi Santoso miko [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Budi Santoso yth, Disampaikan di bawah ini, jawaban mang Okim : 1. Apakah di Indonesia terdapat daerah yang mengandung batu mineral Quartz Crystal ? Dimanakah lokasinya ? Kristal kuarsa terdapat di mana-mana. Jenis yang bagaimana yang Anda cari dan untuk apa ? Apakah untuk koleksi, healing / penyembuhan alternatif, atau industri ? 2. Apakah ada larangan / prosedur / peraturan khusus untuk melakukan penambangan batu crystal quartz ? dimana bisa mendapatkan aturan tersebut ? Tak ada larangan menambangnya asal prosedurnya dipatuhi. Cobalah berkunjung ke Pemda / Kabupaten setempat dan mintalah izin ke Dinas Pertambangan atau Dinas yang ada Subdin Pertambangannya ( kristal kuarsa termasuk Golongan C / mineral industri ). 3. Apakah saat ini sudah ada penambang resmi untuk batu crystal quartz ini ? Mang Okim tidak tahu, tetapi untuk keperluan industri rasanya ada ( Pak Supardan di Distam Jatim atau yang lain mungkin bisa menjawabnya ) 4. Di kedalaman berapakah biasanya batu crystal quartz ini biasanya di temukan ? Banyaknya di permukaan saja atau untuk yang primer digali tidak terlalu dalam seperti kuarsa Sareweh dan Cisolok Banten, kuarsa ungu atau amethyst Alahan Panjang, Sumbar, kuarsa kuning atau sitrin Pangkalan Bun, Kalteng, etc . 5. Berapa usia terbentuknya batu mineral crystal quartz tersebut ? Umur terbentuknya dari Pra-Tersier sampai Plestosen ( sesuai dengan host-rocknya, baik batuan sedimen, beku atau metamorf ). Mang Okim punya koleksi fosil Ammonit dari Irian Jaya yang mengandung rongga berisi kristal kuarsa lepas , bening seperti gelas ( koclak, konon khasiatnya huebat--he-he). Atas segala perhatian dan waktunya, saya sampaikan terima kasih , Salam, Budi Santoso Terima kasih kembali, Salam batu mulia, mang Okim -- Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit. -- Don't get soaked. Take a quick peek at the forecast with theYahoo! Search weather shortcut.
[iagi-net-l] [RE][iagi-net-l] Kepengurusan IAGI dan Silaturahmi
Sekedar urun rembug Sebaiknya kitaberTabbayun kepada pengurus IAGI yg sekarang. Dan menyampaikan keinginan atau apapun uneg2 kita secara langsung mungkin dengan membuat janji pertemuan secara tertutup. Karena saya menganggap bahwa para IAGI adalah seperti saudara, jadi sebaik-baiknya nasehat atau apapun yg akan kita sampaikan adalahsecara langsung sehingga sama2 enak karenaapa yg ingin kita sampaikan dapat langsung, danorang yang menerima / mendengarapa2 yg kita inginkan jugalega hatikarena tidak banyak orang yang tahu dan InsyaAllahjustru malah dapat konsentrasi untuk memperbaiki kekurangannya. Saya kira usaha yang pertama adalah hal itu yaitu sampaikan / klarifikasisecara langsung (pertemuan tertutup) Karenamilis IAGI ini saya yakin diikuti juga non geologist termasuk wartawan. Dan (meskipun saya tidak ikutan memilih pengurus dan saya juga sangat banyak pengurus IAGI yg tidak saya kenal) saya yakin (sampai saat ini dan InsyaAllah sampai kemudian nanti)mereka telah dengan tulus ikhlas bekerja menjadi pengurus, terlepas dengan segala kekurangannya. Saya tidak ada niat apapun ataupun membela siapapun. Landasan saya cuma (karena saya Muslim) bahwa kita sebaiknya selalu Husnudzon dan ber Tabayun dengan langsung, agar tidak menimbulkan fitnah. Wass Nug -[ Received Mail Content ]-- Subject : [iagi-net-l] Kepengurusan IAGI dan Silaturahmi Date : Thu, 8 Mar 2007 20:39:00 + (GMT) From : sanggam hutabarat [EMAIL PROTECTED] To : iagi-net@iagi.or.id Rekans Saya (mulai) prihatin dengan kenyataan yang dipaparkan Andang mengenai 'macet'nya alat2 fundamental organisasi IAGI sejak 15 bulan terakhir ini (MGI, Berita IAGI, turba ke PengDa..). Saya secara pribadi tahu pengurusan sekarang terdiri dari orang2 pintar dalam bidangnya maupun organisasi, punya visi yang tajam, luas jaringannya dan jago skill negosiasinya (birokrat-universitas-independen-swasta-bahkan internasional) dan mempunyai komitmen kuat dan tulus (paling tidak waktu awal2 terpilihnya?) untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan peranan dan kegunaan IAGI kedalam maupun keluar. Sebenarnya kepengurusan sekarang ini menurut saya sudah sangat di'manja' dengan berita/situasi kompemporer baru2 ini dan kondisi sekarang di tanah air (Lusi, gempa, banjir, longsor dll). Artinya peluang/momentum yg diberikan secara gratis itu seharusnya dapat dimainkan dengan 'cantik' i.e. dikelola untuk lebih memunculkan diri ke permukaan keluar dan kedalam lebih percaya diri dan secara simultan ...ibarat 2 kali dayung 3-4 pulau terlampaui. Saya harap teman saya keliru bila dulu mengatakan: kepengurusan setelah era ADB akan mengalami kesulitan mempertahankan boro2 melebihi apa yang kepengurusan ADB telah lalukan. Saya tidak percaya itu (sampai saat ini paling tidak). Atau keadaan sebenarnya memang sudah 2 pulau tidak sengaja terlampaui, tapi dayung belum dipakai-pakai?! Maaf bila ada yang kurang berkenan dgn kata2 saya ini. Semuanya untuk memotivasi pengurus bekerja lebih baik untuk kami anggota IAGI khususnya. Wassalam, Sanggam Hutabarat -- Andang Bachtiar <[EMAIL PROTECTED]>wrote: P { MARGIN-TOP: 0px; MARGIN-BOTTOM: 0px } "Perseteruan" internal di komunitas IAGI (re: Surat Terbuka dari Prof RPK) tentang Lumpur Sidoardjo bukan sekedar karena "hal-biasa" yang disebut sebagai perbedaan "pendapat ilmiah" yang menyangkut hasil analisis tentang apakah penyebab-pemicu semburan tersebut adalah pemboran BJP-1 atau proses alam (gempa bumi) yang diluar kuasa pengetahuan manusia saat ini untuk memprediksi kejadian-nya dalam skala waktu manusia (bukan skala waktu geologi),. tetapi lebih ke masalah pengorganisasian pertemuan ilmiah, kematangan bersikap, "wisdom", dan etika ilmiah dalam hal-hal berikut: 1. Menyimpulkan permasalahan kontroversial saintifik yang punya implikasi hukum-politik-bisnis semata-mata dari suatu acara diskusi yang minim interaksi yang digelar dengan stempel "workshop" tetapi pada kenyataannya adalah "seminar" atau lebih parahnya menurut sebagian peserta adalah "sosialisasi pendapat sepihak" bisa dikatakan sebagai jauh dari etika - sistimatika pengambilan kesimpulan ilmiah. Untuk menyimpulkan basis ilmiah yang punya implikasi sepenting itu diperlukan "workshop" yang benar-benar "workshop", dimana setiap konsep diuji sampai tuntas dalam session-session tersendiri, yang dalam hal ini mungkin dibutuhkan lebih dari 2 hari untuk melaksanakannya. 2. Mekanisme penyelenggaraan workshop tidak secara seimbang menampilkan presentasi dan diskusi tentang berbagai konsep-pendapat, tetapi lebih cenderung ke salah satu konsep, padahal para ahli berbagi konsep lain juga hadir di acara tersebut - tetapi tidak diberi kesempatan presentasi dan diskusi secara proporsional seperti yang lainnya. 3. Pemahaman yang parsial tentang sub-sub-disiplin, kompetensi, dan profesi yang terkait dengan geosains dalam industri migas, sehingga proses analisis-sintesis permasalahan menjadi tidak optimal, seperti misalnya: tidak didiskusikannya secara rinci
Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru
Saya sangat setuju dengan pendapat bapak kita (Bp. RPK) yang terakhir ini. Perdebatan mengenai penyebab terjadinya semburan lumpur, saya kira masih butuh waktu panjang untuk diperoleh kesepakatan-kesepakatan dan semua pihak tidak perlu memaksakan kesepakatan kelompoknya adalah yang paling benar. Yang demikian itu pada akhirnya kan hanya menimbulkan peseteruan dan perpecahan. Setiap bencana (jenis apapun) tentu akan menghasilkan orang-orang miskin baru. Tapi yang kita heran, setiap bencana ternyata juga meghasilkan orang-orang kaya baru. Moga-moga teman-teman IAGI dan teman-teman geosains pada umumnya serta pakar dari disiplin ilmu apapun di negeri tercinta ini tidak memanfaatkan musibah untuk mendulang rupiah. Amien. Pardan Dinas ESDM Prop. Jatim. On 3/8/07, R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf, saya tidak bermaksud kasar seperti tercantum di bawah ini. Saya kira alangkah bijaksananya kalau rumusan akhir dari Workshop ini menyatakan: ...Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai penyebab dari semburan lumpur panas Sidoarjo ini, namun mengingat bahwa gejala ini telah berkembang menjadi gunungapi lumpur yang dahsyat sehingga di luar kendali manusia, maka seyogianya gejala ini dinyatakan sebagai (murni) bencana alam Saya kira pernyataan ini adalah cukup bijaksana dan elegant yang mungkin dapat dterima oleh fihak2 yang berseteru. Wasalam RPK - Original Message - *From:* R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Thursday, March 08, 2007 8:57 PM *Subject:* Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Saya kira workshop ini hanya bertujuan untuk menghimpun pendapat bahwa Lusi ini adalah murni bencana alam dan tidak ada hubungan dengan pemboran. Jadi hanya untuk membebaskan tanggung jawab yang melakukan pemboran. Namanya juga International Geological Workshop. RPK - Original Message - *From:* Untung M [EMAIL PROTECTED] *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Thursday, March 08, 2007 4:17 PM *Subject:* Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Assalaam'ulaikum wr.wb., Saya senang sekali membaca pendapat geosaintis tentang LUSI di milis ini. Banyak kandungan ilmiah dalam pendapat itu. Akan tetapi saya duga sepertinya hanya adu intektualitas saja. Bukan itu yang kita kehendaki. Rakyat maunya real work. Jadi Just do it jangan hanya NATO. No action talk only. Oleh karena itu bersilahturrahmi dengan mengadakan Technical Workshop Undang seluruh geosaintis yang dianggap bisa memberi kontribusi yang berarti dari segala bidang termasuk orang-orang sosial. Ini bukan sekedar seminar. Selesai seminar hilang tak ada bekas. Hasil technical workshop ini harus dipakai sebagai pedoman kerja. Hasil ini sudah melalui penggodokan yang betul-betul matang. Tentunya disetujui oleh setiap peserta technical workshop. Demikan saran saya. Semoga dapat dilaksanakan. Ta' ada masalah di dunia ini yang tidak dapat dpecahkan. Wassalaam'ulaikum wr.wb., M. Untung - Original Message - *From:* Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Wednesday, March 07, 2007 9:39 PM *Subject:* [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Perseteruan internal di komunitas IAGI (re: Surat Terbuka dari Prof RPK) tentang Lumpur Sidoardjo bukan sekedar karena hal-biasa yang disebut sebagai perbedaan pendapat ilmiah yang menyangkut hasil analisis tentang apakah penyebab-pemicu semburan tersebut adalah pemboran BJP-1 atau proses alam (gempa bumi) yang diluar kuasa pengetahuan manusia saat ini untuk memprediksi kejadian-nya dalam skala waktu manusia (bukan skala waktu geologi),. tetapi lebih ke masalah pengorganisasian pertemuan ilmiah, kematangan bersikap, wisdom, dan etika ilmiah dalam hal-hal berikut: 1. Menyimpulkan permasalahan kontroversial saintifik yang punya implikasi hukum-politik-bisnis semata-mata dari suatu acara diskusi yang minim interaksi yang digelar dengan stempel workshop tetapi pada kenyataannya adalah seminar atau lebih parahnya menurut sebagian peserta adalah sosialisasi pendapat sepihak bisa dikatakan sebagai jauh dari etika - sistimatika pengambilan kesimpulan ilmiah. Untuk menyimpulkan basis ilmiah yang punya implikasi sepenting itu diperlukan workshop yang benar-benar workshop, dimana setiap konsep diuji sampai tuntas dalam session-session tersendiri, yang dalam hal ini mungkin dibutuhkan lebih dari 2 hari untuk melaksanakannya. 2. Mekanisme penyelenggaraan workshop tidak secara seimbang menampilkan presentasi dan diskusi tentang berbagai konsep-pendapat, tetapi lebih cenderung ke salah satu konsep, padahal para ahli berbagi konsep lain juga hadir di acara tersebut - tetapi tidak diberi kesempatan presentasi dan diskusi secara proporsional seperti yang lainnya. 3. Pemahaman yang parsial tentang sub-sub-disiplin, kompetensi, dan profesi yang terkait dengan geosains dalam industri migas, sehingga proses analisis-sintesis
Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra
Assalaamu'alaikum wr.wb., Uda-uda dan uni, Ini saya sumbang ’Danau Di Atas, panjang 6.3 km, lebar 2.8 km, permukaan airnya berada pada ketinggian 1600m di atas muka laut. Danau ini dangkal, bagian terdalamnya hanya 44m. Lalu, danau Di Bawah, panjang 5.6 km, lebar 3 km, permukaan airnya berada pada ketinggian 1566m di atas muka laut. Danau Di Bawah sangat dalam, bagian terdalam 886m kedalamannya. Jadi dasar danau Di Atas sama tinggi dengan muka air danau Di Bawah.’ Wassalam, D. Saib noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote on 08/03/2007 02:20:37 PM: Uda Nur, Ada yang bilang karena muka airnya beda (?). Danau yang posisi di bawah muka airnya lebih tinggi dibanding danau yang posisinya di atas. Ada juga yang menjelaskan bahwa danau yang posisinya di atas dasarnya jauh lebih dalam alias berada di bawah dari dasar danau yang posisinya di bawah itu. wallahualam Tapi saya setuju dengan Uni Yuriza, alam Indonesia memang indah luar biasa...heran aja masih banyak yang senang liburan ke singapura he he he :-). tabik, - Original Message From: Nur Darodjat [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 8, 2007 3:06:36 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra Uda Noor, Disebut Danau Diatas karena kalau mau ke danau tersebut kita harus naik gunung dulu kan lumayan tinggi tuh kalau dari arah Solok. Sesudah sampai Danau Diatas, kita naik lagi dan dari bukit yang diatasnya Danau Diatas kita bisa melihat kearah bawah danau lagi, maka disebut Danau Dibawah. Jadi atas dan bawah disana menggunakan datum yang berbeda. nd From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 08, 2007 11:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra kenapa disebut pendiem ? ini sama bingungnya dengan sebutan danau di atas (yang letaknya di bawah) dan danau di bawah (yang letaknya di atas)... Nsy - bukan asli padang , tapi pernah ke padang - Original Message From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 8, 2007 12:02:29 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra Numpang komentar sebagai orang Minang rasanya ingin meluruskan sedikit, Ngarai itu namanya Ngarai Sianok bukan Sihanok apa lagi Sihanouk.. Anok artinya diem alias tidak ribut, ngarai ini ada sungai kecilnya dibawah jadi nggak diam diam amat heran juga kenapa dijuluki sipendiem . Memang pemandangannya bagus, udaranya sejuk seperti di Lembang, kalau musim libur banyak anak anak camping didasar ngarai itu termasuk saya waktu muda terakhir kesana saya kurang suka karena kotor . Indonesia adalah negara yang cantik ...sayangnya penduduk kebanyakan, alam rusak untuk mengakomodasi penduduk . Ibu saya nelpon kemaren menyampaikan bahwa kampung kami hancur sekolah SMP dibelakang 'rumah tuo' kami rubuh. Seperti yang terjadi disekitar Jogja, di Padang Panjang juga sama, kampung kampung yang hancur mengikuti semacam kelurusan tertentu. Pada kelurusan tsb 80% bangunan runtuh . Lambok Parulian lambok.parulian@ petrochina.co.id To iagi-net@iagi.or.id 03/08/2007 10:18 cc AM Subject Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Please respond to Tengah - Mud Volkano Sumatra [EMAIL PROTECTED] .id Pa Awang, bagaimana dengan ngarai Sihanok, katanya merupakan wujud dari present day great Sumatra Fault. Apa buktinya? Berarti Gunung di sekitarnya seperti Gunung Marapi dan Gunung Singgalang berhubungan dengan Sesar Sumatra ini. Kalau hasil dari Sesar Mentawai berhubungan dengan gunung-gunung sebelah mana, Pak? Mohon penjelasannya. lambok - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 8:44 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra Andri, Hampir semua gunungapi di Sumatra , termasuk gunungapi purba yang menghasilkan kawah volkanik Maninjau, secara spatial sangat berhubungan erat dengan Sesar Sumatra. Ada sebuah makalah dari Rock et al (1982)- Permian to Recent volcanism in northern Sumatra , Indonesia : a preliminary study of its distribution, chemistry, and peculiarities - Bull. Of Volcanology, 45, p. 127-152, menunjukkan bahwa gunungapi2 yang duduk di sepanjang jalur sesar ini punya karakter high-K calk-alkaline series. (sementara yang dekat palung adalah tholeeitic, dan yang di wilayah back-arc calk-alkaline; tapi bilangannya sedikit). Sehingga, mereka berkesimpulan bahwa gunungapi2 di Sumatra di sepanjang jalur Sesar Sumatra tak berhubungan dengan zone Benioff. Apalagi, kedalaman zone Benioff di
Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra
Wah berarti Danau Dibawah ini ketinggiannya lebih rendah ya ? rdp mlebune ngarep metu lawang mburi On 3/9/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalaamu'alaikum wr.wb., Uda-uda dan uni, Ini saya sumbang 'Danau Di Atas, panjang 6.3 km, lebar 2.8 km, permukaan airnya berada pada ketinggian 1600m di atas muka laut. Danau ini dangkal, bagian terdalamnya hanya 44m. Lalu, danau Di Bawah, panjang 5.6 km, lebar 3 km, permukaan airnya berada pada ketinggian 1566m di atas muka laut. Danau Di Bawah sangat dalam, bagian terdalam 886m kedalamannya. Jadi dasar danau Di Atas sama tinggi dengan muka air danau Di Bawah.' Wassalam, D. Saib noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote on 08/03/2007 02:20:37 PM: Uda Nur, Ada yang bilang karena muka airnya beda (?). Danau yang posisi di bawah muka airnya lebih tinggi dibanding danau yang posisinya di atas. Ada juga yang menjelaskan bahwa danau yang posisinya di atas dasarnya jauh lebih dalam alias berada di bawah dari dasar danau yang posisinya di bawah itu. wallahualam Tapi saya setuju dengan Uni Yuriza, alam Indonesia memang indah luar biasa...heran aja masih banyak yang senang liburan ke singapura he he he :-). tabik, - Original Message From: Nur Darodjat [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 8, 2007 3:06:36 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra Uda Noor, Disebut Danau Diatas karena kalau mau ke danau tersebut kita harus naik gunung dulu kan lumayan tinggi tuh kalau dari arah Solok. Sesudah sampai Danau Diatas, kita naik lagi dan dari bukit yang diatasnya Danau Diatas kita bisa melihat kearah bawah danau lagi, maka disebut Danau Dibawah. Jadi atas dan bawah disana menggunakan datum yang berbeda. nd From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 08, 2007 11:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra kenapa disebut pendiem ? ini sama bingungnya dengan sebutan danau di atas (yang letaknya di bawah) dan danau di bawah (yang letaknya di atas)... Nsy - bukan asli padang , tapi pernah ke padang - Original Message From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 8, 2007 12:02:29 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra Numpang komentar sebagai orang Minang rasanya ingin meluruskan sedikit, Ngarai itu namanya Ngarai Sianok bukan Sihanok apa lagi Sihanouk.. Anok artinya diem alias tidak ribut, ngarai ini ada sungai kecilnya dibawah jadi nggak diam diam amat heran juga kenapa dijuluki sipendiem . Memang pemandangannya bagus, udaranya sejuk seperti di Lembang, kalau musim libur banyak anak anak camping didasar ngarai itu termasuk saya waktu muda terakhir kesana saya kurang suka karena kotor . Indonesia adalah negara yang cantik ...sayangnya penduduk kebanyakan, alam rusak untuk mengakomodasi penduduk . Ibu saya nelpon kemaren menyampaikan bahwa kampung kami hancur sekolah SMP dibelakang 'rumah tuo' kami rubuh. Seperti yang terjadi disekitar Jogja, di Padang Panjang juga sama, kampung kampung yang hancur mengikuti semacam kelurusan tertentu. Pada kelurusan tsb 80% bangunan runtuh . Lambok Parulian lambok.parulian@ petrochina.co.id To iagi-net@iagi.or.id 03/08/2007 10:18 cc AM Subject Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Please respond to Tengah - Mud Volkano Sumatra [EMAIL PROTECTED] .id Pa Awang, bagaimana dengan ngarai Sihanok, katanya merupakan wujud dari present day great Sumatra Fault. Apa buktinya? Berarti Gunung di sekitarnya seperti Gunung Marapi dan Gunung Singgalang berhubungan dengan Sesar Sumatra ini. Kalau hasil dari Sesar Mentawai berhubungan dengan gunung-gunung sebelah mana, Pak? Mohon penjelasannya. lambok - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 8:44 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra Andri, Hampir semua gunungapi di Sumatra , termasuk gunungapi purba yang menghasilkan kawah volkanik Maninjau, secara spatial sangat berhubungan erat dengan Sesar Sumatra. Ada sebuah makalah dari Rock et al (1982)- Permian to Recent volcanism in northern Sumatra , Indonesia : a preliminary study of its distribution, chemistry, and peculiarities - Bull. Of Volcanology, 45, p. 127-152, menunjukkan bahwa gunungapi2 yang duduk di sepanjang jalur sesar ini punya karakter high-K calk-alkaline series. (sementara yang dekat palung adalah tholeeitic, dan yang di wilayah back-arc calk-alkaline; tapi bilangannya sedikit). Sehingga,
RE: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra
Ya berarti mungkin dulu saat dinamai, ada altimeter. Yang lebih tinggi di atas muka laut (1600 m) dinamailah Danau Diatas, (danau di atas yang lebih rendah); yang lebih rendah (1566 mdpl) dinamailah Danau Dibawah (danau di bawah yang lebih tinggi). Yang menarik, mengapa kedalaman kedua danau begitu jauh berbeda, pasti gara-gara geologi juga. Danau Dibawah dimensi dan kedalamannya khas pull-apart basin : panjang-sempit-dalam. Harus dicari penjelasan geologi mengapa Danau Diatas menjadi dangkal walaupun dimensi panjang-lebarnya memenuhi syarat pull-apart basin. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 09, 2007 10:53 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra Wah berarti Danau Dibawah ini ketinggiannya lebih rendah ya ? rdp mlebune ngarep metu lawang mburi On 3/9/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalaamu'alaikum wr.wb., Uda-uda dan uni, Ini saya sumbang 'Danau Di Atas, panjang 6.3 km, lebar 2.8 km, permukaan airnya berada pada ketinggian 1600m di atas muka laut. Danau ini dangkal, bagian terdalamnya hanya 44m. Lalu, danau Di Bawah, panjang 5.6 km, lebar 3 km, permukaan airnya berada pada ketinggian 1566m di atas muka laut. Danau Di Bawah sangat dalam, bagian terdalam 886m kedalamannya. Jadi dasar danau Di Atas sama tinggi dengan muka air danau Di Bawah.' Wassalam, D. Saib noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote on 08/03/2007 02:20:37 PM: Uda Nur, Ada yang bilang karena muka airnya beda (?). Danau yang posisi di bawah muka airnya lebih tinggi dibanding danau yang posisinya di atas. Ada juga yang menjelaskan bahwa danau yang posisinya di atas dasarnya jauh lebih dalam alias berada di bawah dari dasar danau yang posisinya di bawah itu. wallahualam Tapi saya setuju dengan Uni Yuriza, alam Indonesia memang indah luar biasa...heran aja masih banyak yang senang liburan ke singapura he he he :-). tabik, - Original Message From: Nur Darodjat [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 8, 2007 3:06:36 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra Uda Noor, Disebut Danau Diatas karena kalau mau ke danau tersebut kita harus naik gunung dulu kan lumayan tinggi tuh kalau dari arah Solok. Sesudah sampai Danau Diatas, kita naik lagi dan dari bukit yang diatasnya Danau Diatas kita bisa melihat kearah bawah danau lagi, maka disebut Danau Dibawah. Jadi atas dan bawah disana menggunakan datum yang berbeda. nd From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 08, 2007 11:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra kenapa disebut pendiem ? ini sama bingungnya dengan sebutan danau di atas (yang letaknya di bawah) dan danau di bawah (yang letaknya di atas)... Nsy - bukan asli padang , tapi pernah ke padang - Original Message From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 8, 2007 12:02:29 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra Numpang komentar sebagai orang Minang rasanya ingin meluruskan sedikit, Ngarai itu namanya Ngarai Sianok bukan Sihanok apa lagi Sihanouk.. Anok artinya diem alias tidak ribut, ngarai ini ada sungai kecilnya dibawah jadi nggak diam diam amat heran juga kenapa dijuluki sipendiem . Memang pemandangannya bagus, udaranya sejuk seperti di Lembang, kalau musim libur banyak anak anak camping didasar ngarai itu termasuk saya waktu muda terakhir kesana saya kurang suka karena kotor . Indonesia adalah negara yang cantik ...sayangnya penduduk kebanyakan, alam rusak untuk mengakomodasi penduduk . Ibu saya nelpon kemaren menyampaikan bahwa kampung kami hancur sekolah SMP dibelakang 'rumah tuo' kami rubuh. Seperti yang terjadi disekitar Jogja, di Padang Panjang juga sama, kampung kampung yang hancur mengikuti semacam kelurusan tertentu. Pada kelurusan tsb 80% bangunan runtuh . Lambok Parulian lambok.parulian@ petrochina.co.id To iagi-net@iagi.or.id 03/08/2007 10:18 cc AM Subject Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Please respond to Tengah - Mud Volkano Sumatra [EMAIL PROTECTED] .id Pa Awang, bagaimana dengan ngarai Sihanok, katanya merupakan wujud dari present day great Sumatra Fault. Apa buktinya? Berarti Gunung di sekitarnya seperti Gunung Marapi dan Gunung Singgalang berhubungan dengan Sesar Sumatra ini. Kalau hasil dari Sesar Mentawai berhubungan dengan gunung-gunung
Re: [iagi-net-l] Hidupkan Forum Ahli Kebumian utk LUSI / data+keahlian
Salam buat seluruh rekan seprofesi, Dengan segala hormat pada para pakar bidang ini dan yang berkompeten maka usul dari Yangkung dan Abah perlu kita tindak lanjuti bersama. Saya percaya semua pihak, termasuk IAGI dan HAGI, sangat peduli untuk masalah ini sejak masalah ini timbul, saat ini dan sampai masa depan. Soal kerja sama IAGI dan HAGI sudah tidak perlu diragukan lagi karena sudah sering kerja dan ber-konferensi secara bersama. Mari kita dukung semua langkah secara bersama dengan mengikuti kaidah profesi yang benar dengan mengutamakan kesejahteraan seluruh masyarakat. Salam IAGI dan HAGI TAM angoota keduanya yang juga pernah dibimbing Yangkung dan menjadi anak buah Abah. --- basuki puspoputro [EMAIL PROTECTED] wrote: Abah dan rekan-rekan, Saya kira pendapat/usulan Abah baik sekali. Agar didapatkan hasil yang optimal diperlukan setidaknya dua hal yaitu data dan keahlian. Analisa tanpa data hasilnya akan mengambang dan salah-salah bisa salah. Oleh karenanya diperlukan data asli dan boleh saja turunannya, termasuk tapi tidak terbatas pada data seismik, data geologi pemboran dan regional, data pemboran tentu termasuk segala rekaman lumpur, tekanan dll. Keahlian, maksudnya yang menganalisa data harus orang yang memiliki keahlian yang diakui oleh rekan-rekan. Data dianalisis oleh para ahli secara kontinyu dalam jangka waktu yang ditentukan. Hasil analisis kelompok ahli itu dipresentasikan kepada stakeholder untuk mendapatkan tambahan dan sanggahan. Dirapikan lagi hasilnya baru disampaikan kepada pemerintah. Kalau butuh biaya (processing, interpretasi, laboratorium dsb) dibiayai oleh IAGI-HAGI-IATMI-? atau dicarikan sponsor. Maaf, bukan menggurui karena anda sudah tahu ini semua, tetapi hanya mengingatkan. Yangkung yakin hasilnya akan berbobot, mantap, asal tidak ditunggangi kepentingan tertentu. Kata kunci: data, analysis, kebenaran Yangkung [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan rekan Saya kira pendapat pak Koesoemadinata ini bahwa semburan lumpur yang merupakan gejala alam (terlepas apapun penyebabnya)ini telah menjadi gunung lumpur yang sudah sulit dikendalikan oleh manusia sudah merupakan pendapat sebagian besar masyarakat ahli kebumian.. Bukan hanya di Indonesia , akan tetapi informasi dari Pak Yo dari AS juga memnunjukan pendapat yang sama. Persoalan-nya sekarang adalah bagaimana meyakinkan Pemerintah SBY agar secara baik bisa dan berani menyatakan bahwa pada tahapan saat ini LUSI sudah merupakan Bencana Alama (Nasional) ? Tentu saja ini merupakan kesulitan dalam mengkomunikasikan - nya kepada masyarakat mengingat selama ini masyarakat sudah terkomunikasikan bahwa penyebab terjadinya LUSI adalah HANYA pemboran yang dilakukan oleh Lapindo. Saya garis bawahi HANYA. Disinilah posisi IAGI/HAGI dan komunitas ahli kebumian lainnya diharapkan berperan, dan sebagaimana sering saya sampaikan Pendapat ini bukanlah pendapat yang populer di-masyarakat. Kita sebagai komunitas ilmiah harus berani mengemukakan hal ini , terlepas posisi dari kedudukan profesional para pengurus-nya. Apakah tidak sebaiknya Forum Ahli Ilmu Kebumian membuat surat terbuka kepada Pemerintah untuk menyatakan pendapatnya ? Bukankah Forum Ahli Kebumian pernah berkumpul pada KAIKNAS thn 1995 (17 tahun yang lalu?). Bagaimana kalau dihidupkan kembali ? Si-Abah _ Maaf, saya tidak bermaksud kasar seperti tercantum di bawah ini. Saya kira alangkah bijaksananya kalau rumusan akhir dari Workshop ini menyatakan: ...Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai penyebab dari semburan lumpur panas Sidoarjo ini, namun mengingat bahwa gejala ini telah berkembang menjadi gunungapi lumpur yang dahsyat sehingga di luar kendali manusia, maka seyogianya gejala ini dinyatakan sebagai (murni) bencana alam Saya kira pernyataan ini adalah cukup bijaksana dan elegant yang mungkin dapat dterima oleh fihak2 yang berseteru. Wasalam RPK - Original Message - From: R.P. Koesoemadinata To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 8:57 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Saya kira workshop ini hanya bertujuan untuk menghimpun pendapat bahwa Lusi ini adalah murni bencana alam dan tidak ada hubungan dengan pemboran. Jadi hanya untuk membebaskan tanggung jawab yang melakukan pemboran. Namanya juga International Geological Workshop. RPK - Original Message - From: Untung M To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 08, 2007 4:17 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Silaturahmi === Re: [iagi-net-l] Ahli Geologi Saling Berseteru Assalaam'ulaikum wr.wb., Saya senang
[iagi-net-l] Hot News!!! BALI
Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 BALI...BALI...BALI. Your Ticket to Bali.send your abstract. Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra
Uda Rovicky, (biar semua jadi orang Padang) Naturally, danau Di Bawah ketinggiannya dari muka laut lebih rendah dan danau Di Atas lebih tinggi.Jadi sebenarnya sudah duduk ditempatnya masing-masing. Memang kesan pertama kalau kita datang berkunjung kesana seolah-olah terbalik, Untuk ke danau Di Atas kita menurun dari jalan raya ke Muara Labuh, langsung ke tepi danau. Untuk melihat danau Di Bawah, kita mendaki dari jalan raya itu ke sebuah bukit (panorama), tapi melihat danau jauh di bawah, di lembah. Sebenarnya ada danau kecil ketiga persis dekat kepundan gunung Talang. Yang ini sangat 'nyata' sebagai kaldera yang sudah mati dari gunung Talang. Saya menduga-duga kedua danau kembar itu juga merupakan bagian dari kawah gunung purba. Wassalam, D. Saib Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To miagi-net@iagi.or.id cc 09/03/2007 10:53 AMSubject Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra Please respond to [EMAIL PROTECTED] .id Wah berarti Danau Dibawah ini ketinggiannya lebih rendah ya ? rdp mlebune ngarep metu lawang mburi On 3/9/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalaamu'alaikum wr.wb., Uda-uda dan uni, Ini saya sumbang 'Danau Di Atas, panjang 6.3 km, lebar 2.8 km, permukaan airnya berada pada ketinggian 1600m di atas muka laut. Danau ini dangkal, bagian terdalamnya hanya 44m. Lalu, danau Di Bawah, panjang 5.6 km, lebar 3 km, permukaan airnya berada pada ketinggian 1566m di atas muka laut. Danau Di Bawah sangat dalam, bagian terdalam 886m kedalamannya. Jadi dasar danau Di Atas sama tinggi dengan muka air danau Di Bawah.' Wassalam, D. Saib noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote on 08/03/2007 02:20:37 PM: Uda Nur, Ada yang bilang karena muka airnya beda (?). Danau yang posisi di bawah muka airnya lebih tinggi dibanding danau yang posisinya di atas. Ada juga yang menjelaskan bahwa danau yang posisinya di atas dasarnya jauh lebih dalam alias berada di bawah dari dasar danau yang posisinya di bawah itu. wallahualam Tapi saya setuju dengan Uni Yuriza, alam Indonesia memang indah luar biasa...heran aja masih banyak yang senang liburan ke singapura he he he :-). tabik, - Original Message From: Nur Darodjat [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 8, 2007 3:06:36 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra Uda Noor, Disebut Danau Diatas karena kalau mau ke danau tersebut kita harus naik gunung dulu kan lumayan tinggi tuh kalau dari arah Solok. Sesudah sampai Danau Diatas, kita naik lagi dan dari bukit yang diatasnya Danau Diatas kita bisa melihat kearah bawah danau lagi, maka disebut Danau Dibawah. Jadi atas dan bawah disana menggunakan datum yang berbeda. nd From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 08, 2007 11:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra kenapa disebut pendiem ? ini sama bingungnya dengan sebutan danau di atas (yang letaknya di bawah) dan danau di bawah (yang letaknya di atas)... Nsy - bukan asli padang , tapi pernah ke padang - Original Message From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 8, 2007 12:02:29 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa di Sumatra Tengah - Mud Volkano Sumatra Numpang komentar sebagai orang Minang rasanya ingin meluruskan sedikit, Ngarai itu namanya Ngarai Sianok bukan Sihanok apa lagi Sihanouk.. Anok artinya diem alias tidak ribut, ngarai ini ada sungai kecilnya dibawah jadi nggak diam diam amat heran juga kenapa dijuluki sipendiem . Memang pemandangannya bagus, udaranya sejuk seperti di Lembang, kalau musim libur banyak anak anak camping didasar ngarai itu termasuk saya waktu muda terakhir kesana saya kurang suka karena kotor . Indonesia
[iagi-net-l] Lindungi profesi geologi
Salam sejahtera, Kita ngomong langsung ke eksplorasi minyak saja lah. Sebagian (besar) dari kita (geologist) yang bekerja di pertambangan dan migas banyak berurusan dengan prospect generation, bagaimana meng-assess suatu prospek hingga dapat mengundang investor untuk ngebor, atau ditambang. Banyak resiko-resiko yang harus diperhitungkan supaya kerugian bisa sekecil mungkin, atau keuntungan bisa diraih semaksimal mungkin. Aktivitas prospek generation adalah aktivitas sangat-sangat kreatif dan menuntut ketenangan batin agar bisa sebaik mungkin produknya. Juga para ahli lain, seperti ahli pemboran dan services yang terkait, semua bersiap-siap dengan ilmu yang ada agar aktivitas eksplorasi dapt mencapai targetnya dengan sukses besar. Selain itu ada aktivitas lain, yaitu evaluasi hasil eksplorasi, contohnya hasil pemboran, apakah itu dry holes atau discoveries. Apa yang serba indah sebelum suatu prospect dibor menjadi kelihatan belangnya semua setelah target-target itu ditembus. Dalam kasus dry holes semua orang merasa jagoan dan mentertawakan para terdakwa yang mengusulkan prospek itu. Karena memang semuanya jadi serba mudah karena data sudah ada tersedia semua, ketahuan mana yang mustinya begini atau begitu, tetapi tidak dilakukan, sehingga hasilnya meleset dari harapan. Dalam pekerjaan evaluasi semua orang nampak pinter, dan ketahuan semua kesalahan yang mustinya tidak dilakukan. (kalo aku jadi dia aku akan lakukan begini, bukan begitu. Ah kok tolol sekali sih dia, semacam itu lah komentarnya. Cobalah tengok dampak accident BJP dalam kegiatan MIGAS kita. Betapa orang sekarang ngeri menandatangani drilling proposal, geofisisist dan geologist jadi tidak nyaman bekerja (bikin peta dll.) karena dihantui konsekuensi-konsekuensi hukum yang sama sekali tidak terbayangkan sebelumnya. Salah bikin prediksi kedalaman bisa masuk penjara. Well site geologist salah deskripsi, bisa masuk penjara. Padahal dia kuliah dan ditambah pengalaman bertahun-tahun belajar mendeskripsi untuk keperluan eksplorasi migas, bukan shale layer ini bakal jadi mud volcano atau tidak. Belum lagi mud logging engineer, dan semua services yang lain. Siapa yang sangka akan berakibat sedahsyat itu ? Padahal, sebelumnya akibat yang terjadi paling banter drill pipe kejepit, kalaupun blow out juga paling beberapa hari. Pertanyaan paling penting lagi, kalo menilik dimensinya, apa iya sih itu semua keluar dari lubang sekian inches dan berbulan-bulan pula, jauh lebih besar dari volume reservoir yang dipetakan, dengan produktivitas yang fenomenal pula. Andang mengatakan ada hal-hal dalam aktivitas drilling yang salah, saya mau tanya apakah Anda bermaksud menuduh bahwa si orang itu sengaja bikin gunung lumpur dengan langkah yang dia/mereka tempuh ? Saya yakin para profesional yang bekerja di rig mengambil keputusan-2 berdasarkan ilmunya sebagai tindaknya terbaik agar mencapai hasil pemboran yang baik. Nggak pasang casing juga ada perhitungannya yang bisa dipertanggungjawabkan, plus pertimbangan-pertimbangan teknis historis dari pemboran di sumur ybs. Tapi, bahwa tidak pasang casing adalah melanggar hukum, hukum yang mana? Apa ada SOP bahwa sekian feet harus pasang casing ? Berapa banyak sumur yang tidak dipasang casing di Indonesia ini ? Namun, terlepas dari semua kontroversi yang muncul, secara umum yang jelas dalam hal melindungi profesi memang kita kalah langkah dengan mereka di negara maju. Dalam setiap software, setiap perkerjaan services, log, processing, interpretasi dan lain-lain mereka selalu mencantumkan disclaimer, yang menyatakan lepas tanggung jawab dari akibat-akibat hasil pekerjaannya. Tujuannya melindungi para professional yang terlibat dari tuntutan hukum, atas dampak tak diinginkan yang tidak teramalkan sebelumnya. Karena disclaimer ini tidak lazim dalam culture eksplorasi di Indonesia, posisi kaum profesi geologi jadi terjepit, dihadapkan dengan resiko yang sangat besar, yang sangat tidak sebanding dengan gaji yang diterima. Menurut saya itulah yang sekarang dalam kasus semacam ini menjadi tugas pokok IAGI sebagai organisasi profesi: melindungi keselamatan profesi anggotanya. Kalau itu belum tercantum dalam AD ART ya harus segera dicantumkan. Terima kasih atas perhatiannya. SHP.