[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: FW: SAGE2009 - Southeast Asian Gateway Evolution Conference

2008-04-06 Terurut Topik Awang Satyana
Membaca “Krakatoa” Winchester (2003) sangat mengasyikkan, pengetahuan kita 
diperkaya oleh detail geologi dan detail sejarah Banten dan Batavia. Tulisan 
Winchester tentang geologi selalu detail, seperti dua buku lainnya tentang 
William Smith (The Map that Changed the World, 2001) dan tentang gempa San 
Francisco dan San Andreas Fault (A Crack in the Edge of the World, 2005). 
Semoga kelak muncul geologist Indonesia yang bisa bercerita seperti Simon 
Winchester, memperkenalkan geologi kepada masyarakat dalam kemasan cerita.
   
  Indonesia adalah dunia perbenturan, semuanya di sini berbentur, termasuk 
mineralisasinya. Ini telah diketahui sejak lama, disintesis pertama kali oleh 
Westerveld (1952) yang menulis “Phases of mountain building and mineral 
provinces in the East Indies” dan mempresentasikannya dalam suatu kongres 
geologi internasional di Inggris pada tahun 1948. Tahun 1974, Katili merevisi 
publikasi jalur mineralisasi Westerveld ini menggunakan teori tektonik lempeng, 
dan mempublikasikannya dalam tulisan “Geological environment of the Indonesian 
mineral deposits – a plate tectonic approach (Publikasi Teknik Direktorat 
Geologi-Seri Geologi Ekonomi no. 7).
   
  Bisa dibaca pada kedua publikasi penting di atas bahwa terjadi mineralisasi 
yang menyolok antara Indonesia Timur dan Indonesia Barat, batas keduanya lebih 
kurang pada Wallace Line.
   
  Westerveld memperkenalkan bahwa ada kaitan erat antara fase pelipatan, gaya 
tektonik, dan umur mineralisasi. Ia memperkenalkan empat jalur orogen. Orogen 
Malaya Yura Akhir yang menghubungkan lipatan2 di Sundaland dan Semenanjung 
Malaya dan membawa deposit kasiterit, emas dan bauksit. Orogen Sumatra Kapur 
melalui Sumatra, Jawa Tengah, dan Kalimantan Tenggara membawa besi piro-somatik 
dan deposit logam dasar emas-perak, laterit besi, dan plaser intan dan emas. 
Orogen Sunda Miosen Tengah yang melalui busur kepulauan dalam Sumatra dan Jawa, 
Nusa Tenggara dan Sulawesi bagian barat membawa bijih manggan dan emas-perak 
epitermal. Orogen Maluku Kapur Akhir-Miosen tengah yang melalui busur kepulauan 
luar Sumatra-Timor-Banda-Sulawesi bagian timur yang membawa nikel-silikat, 
bijih besi laterit yang berasosiasi dengan peridotit. 
   
  Katili menyimpulkan bahwa mineralisasi Tersier di Sulawesi, Halmahera, dan 
Irian Jaya lebih penting dibandingkan di Jawa, Sumatra dan Nusa Tenggara. Ini 
mungkin berhubungan dengan unsur-unsur kerak yang digenerasikan di pusat 
pemekaran Pasifik yang kelihatannya lebih kaya akan logam dibandingkan yang 
digenerasikan di Samudra Hndia, ini bisa dibuktikan dengan banyaknya nodul 
polimetalik di beberapa bagian Pasifik.
   
  Deposit nikel lateritik di Sulawesi, Gebe, Gag, dan Pegunungan Cycloops di 
Irian Jaya berasal dari batuan ultrabasa yang dihasilkan oleh subduksi dan 
collision yang berasal dari pusat pemekaran di Samudra Pasifik. Saya pernah 
mengeksplorasi deposit laterit nikel Cycloops, Jayapura ini, pemandangannya 
begitu menakjubkan – sebuah plato yang ke utara terbuka ke laut lepas Pasifik.  
   
  Lingkungan geologi nikel lateritik di wilayah ini menunjuk kepada fakta bahwa 
lingkungannya berupa busur kepulauan samudra yang terbuka yang dicirikan oleh 
lapisan tipis sedimen pelagis yang terdeformasi kuat dan melibatkan bagian 
mantel. Area ini juga berhubungan dengan zone benturan Sulawesi dan Maluku, 
wilayah dengan kerak oseanik dan mantel tersesarsungkupkan di atas busur 
kepulauan. 
   
  Kejadian tembaga porfiri di Sulawesi tengah dan utara dan Irian Jaya 
menunjukkan bahwa busur kepulauan volkano-plutonik asal Pasifik juga kaya akan 
mineralisasi tembaga. Langkanya deposit tembaga di Sumatra dan Jawa mungkin 
disebabkan beberapa faktor antara lain : tutupan volkanik Resen, penetrasi 
magma berbagai umur pada jalur-jalur orogen yang tumpang tindih, dan mungkin 
sedikitnya kandungan mineral logam pada kerak samudra Hindia yang menunjam di 
bawah kerak benua Asia yang tebal dan tua.
   
  Maka, perbedaan komposisi mantel di bawah pusat pemekaran Samudra Hindia dan 
Samudra Pasifik bertanggung jawab bagi perbedaan mineralisasi di Indonesia 
Barat dan Indonesia Timur. Lingkungan geologi sistem palung-busur yang berbeda, 
perubahan temporal lokasi dan arah kemiringan zone Benioff juga bertanggung 
jawab bagi komplikasi dan keragaman geologi dan mineralisasi di dalam sistem 
palung-busur yang sama.
   
  Karena Indonesia Barat datang dari Asia dengan mineralisasi yang dipengaruhi 
kerak samudera Hindia dan benua Asia, dan Indonesia Timur datang dari Australia 
dengan mineralisasi yang dipengaruhi kerak samudera Pasifik, maka mineralisasi 
kedua wilayah ini berbeda, dan garis batas keduanya lebih kurang di jalur 
tempat Wallace menarik garis atas namanya.
   
  Salam,
  awang 83

awang bowo [EMAIL PROTECTED] wrote:Daer all
  !--[if !supportEmptyParas]-- !--[endif]--
  Sungguh menarik apa yang diuraikan oleh senior2 di milist ini dari 
strtigraphy, konvergansi geology dan konvergensi 

[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Pertanyaan tentang mikrokontinen Jawa Timur

2008-04-06 Terurut Topik Awang Satyana
Itulah keberatan utama bahwa ada kerak kontinen di bawah Jawa dalam bentuk 
mikrokontinen “besar” seperti yang diusulkan Sribudiyani et al. (2003). Bila 
ada kerak kontinen sebesar itu, maka semua komposisi jalur volkanik sejak dari 
Oligo-Miosen sampai Kuarter sekarang akan berkomposisi alkalin atau potasik, 
shoshonitic; bukannya calk-alkaline atau andesitik seperti sekarang. 
   
  Muria yang alkalin memang contoh back-arc volcanism yang magmanya terutama 
naik melalui sesar besar di wilayah back-arc dan bersamaan dengan semakin 
tebalnya kerak kontinen ke arah utara. Gunungapi semacam ini umumnya akan 
leucite-bearing seperti ditunjukkan oleh pusat2 erupsi di Jawa utara dari 
Muria-Lasem sampai Ringgit-Beser di Jawa Timur (lihat bab volcanism pada van 
Bemmelen, 1949). 
   
  Mikrokontinen besar usulan Sribudiyani et al (2003) itu membentur Jawa 
sesudah Late Cretaceous dan sebelum Oligo-Miosen, mungkin pada earliest 
Tertiary, itu pula yang dipakai sebagai alasan berbeloknya jalur volkanik di 
Jawa yang berbelok barat-timur-timurlaut pada Kapur Akhir menjadi barat-timur 
pada Oligo-Miosen. Jadi, mikrokontinen besar ini dipakai sebagai mekanisme 
untuk mengganjal kedua jalur volkanik yang polarisasinya berubah. Saya pikir 
kita tak usah mencari alasan penyebab perubahan polarisasi tersebut bila kita 
plotting kedua jalur volkanik pada peta Jawa dan Kalimantan yang posisinya 
masih belum terotasi seperti sekarang, jangan diplot pada peta posisi sekarang.
   
  Jalur Oligo-Miosen di selatan Jawa sering disebut Old Andesite, nah itu suatu 
bukti bahwa sifat kalk-alkalin andesitik telah ada di Jawa sejak dulu sampai 
sekarang, artinya tak ada bukti bahwa ada kerak kontinen melandasi sampai 
seluruh Jawa pada Tersier Awal. Kalau mikrokontinen kecil-kecil semacam 
continental slivers bisa saja terjadi di beberapa tempat di selatan Jawa.
   
  Akresi dan dispersi tepi tenggara Sundaland itu (Satyana, 2003) memungkinkan 
hadirnya sesar2 besar yang bisa sebagai pembawa continental sliver dari tepi 
tenggara Sundaland ke arah makin tenggaranya, juga sesar yang sama telah pula 
mengakomodasi naiknya magma alkalin di wilayah kontinen ke permukaan. Transport 
Sumba dan kerak2 benua di Laut Flores bisa dicurigai pindah sebagai slivers 
dengan cara dispersi di tepi tenggara Sundaland ini.
   
  Salam,
  awang


vicki amir [EMAIL PROTECTED] wrote:  Pak Awang,
  

  Bukankah untuk kasus Muria merupakan new arc related to sesar besar 
Meratus-Muria-Kebumen (definisi Pak Awang) yang memang terbentuk di waktu yang 
sama dengan active recent volcanic arc di Jawa...??
  karena jarak yang cukup jauh antara kedua arc tersebut maka berbeda pula 
zonasi dari komposisi magmanya (Calc-Alkalin pada Volcanic arc Jawa dan High 
Potassik-Potassik pada Muria)...
  Sehingga tidak memungkinkan komposisi potassik-high potassik ataupun high 
alkaline ada pada seluruh Volcanic Arc Java (East Java khususnya) saat ini yang 
di'landasi' oleh mikrokontinen (jika memang benar mikrokontinen?!), 

  dikarenakan 'cukup' jauhnya perbedaan waktu collision pada mikrokontinen yang 
sempat diuraikan dalam paper Helen Smyth (2005) sebelumnya (Pra Tersier dgn 
Subduksi Oligo-Miosen) 

  ataupun alternatif teori lain mengenai keberadaan East Java saat ini yang 
mungkin juga dikarenakan oleh akresi/dispersi tepi sundaland yang sempat Pak 
Awang uraikan di milis sebelumnya yang jg sepertinya kurang memungkinkan untuk 

  adanya komposisi high potassik-potassik- ataupun high alkaline untuk Volcanic 
Arc Java (East Java khususnya)...
  

  Mohon koreksinya...

  

  Regards
  Vicki Amir

  

  

  

  Awang Satyana wrote: 
Mon, 24 Mar 2008 19:59:31 -0700

  
Pak Benyamin,
   
  Terima kasih atas tanggapannya. Saya mengikuti paper2 tentang detrital zirkon 
ini baik dari SEARG (Southeast Asia Research Group) seperti Smyth et al. (2003, 
2005) untuk Pegunungan Selatan Jawa Timur, Clements et al. (2005, 2006, 2007) 
untuk Pegunungan Selatan Jawa Barat, van Hattum (2005) untuk Kalimantan; maupun 
dari Wisconsin University (Sharaf et al., 2005) dan Simo et al., (2006) untuk 
wilayah Cepu, Jawa Timur. Seperti yang saya tulis sebelumnya, detrital zirkon 
ini hanya menunjukkan asal kerak kontinen yang menjadi provenance-nya. Masalah 
dinterpretasikan kepada keberadaan mikrokontinen langsung di bawahnya itu 
adalah hal lain yang belum terbukti. Yang baru terbukti adalah bahwa ada kerak 
kontinen yang menjadi sumbernya didukung oleh studi sedimentologi seperti 
struktur sedimen dan arus purba. Dalam ulasan saya terdahulu tentang provenance 
di milis ini barangkali bisa   dilihat lagi fungsi dan keterbatasan zirkon 
sebagai indikator kerak granitik.
   
  Sebagai contoh saja, keberadaan zirkon di dalam silisiklastik Ngrayong di 
Cepu (Sharaf et al., 2005 - AAPG Bull. v. 89, p. 799-819) itu tidak ditafsirkan 
bahwa ada mikrokontinen di bawah Cepu, tetapi ditafsirkan bahwa ada kerak 
granitik di utara Jawa yang menjadi sumbernya, katakanlah itu Karimun 

Re: [iagi-net-l] apa benar jaman itu sudah sogok2an ?(wasOOT : Hidup Tanpa Ijazah)

2008-04-06 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Sugeng,
   
  Maaf baru dikomentari, saya baru kembali dari sidang OPEC di Wina.
   
  Betul Pak Ajip seorang penggemar otodidak. Cerita-cerita Sunda Pak Ajip enak 
diikuti, mengingatkan terus ke kampung halaman. Tetapi Pak Ajip bukan sastrawan 
Sunda saja sebab tulisannya dalam bahasa Indonesia sama banyaknya. Dan, ia juga 
memberikan penghargaan kepada penggiat sastra Jawa, Bali, dan kabarnya pernah 
juga sastra Minang.
   
  Terima kasih untuk oleh2 core dari NE Betara Jabung. Oleh2 serpentinit 
Batanta suka saya pamerkan kepada teman2 yang kebetulan mampir ke kantor, dan 
membandingkannya dengan serpentinit Ciletuh dan Meratus.
   
  salam,
  awang

Sugeng Hartono [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

Rupanya Pak Ajip R ini seorang otodidak ya. Setahu saya beliau itu salah
satu sastrawan Kebudayaan Sunda.
Beliau pasti orang yang luar biasa (extra ordinary). Novelnya yang berjudul
Roro Mendut ditulis dengan sangat bagus dan memukau; berbeda
dengan Roro Mendut-nya Romo Mangunwijaya yang kocak dan ngepop.
Novel Pak Ayip yang terakhir (?) berjudul Pengantin, sempat dikritik sama
alm Pak Pram (Pramudya Ananta Toer): Coba kalau P.Ajip mengalami pengalaman
(penderitaan) seperti saya, dia tidak bakalan menulis Pengantin... Saya
sendiri belum pernah baca novel ini.
Buku Pak Ajip R ini pasti bagus untuk menambah wawasan.

Salam,
Sugeng

nb.Pak Awang, saya ada oleh-2 sebongkah core dari LTAF atau basement di NE
Betara, Jabung.


   
-
You rock. That's why Blockbuster's offering you one month of Blockbuster Total 
Access, No Cost.

[iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ketika anak lain mainan panjat pohon, dia diajak nyari minyak

2008-04-06 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
2008/4/7 Nazirman [EMAIL PROTECTED]:

  Sekarang berkembang budaya mendidik anak dari mulai bayi sampai sma sudah
 menjadi bos, semua kebutuhan tinggal perintakan pembantu untuk mengurus,
 bahkan orng tuanya juga diperintahnya. Jadi nanti sudah usia kerja tinggal
 memerintah. Jadi sudah awal sudah pake dasi (he...He..)

 Salam,

 nazirman

Serius on

Untuk hal yang serius soal karbitan ini adalah penuturan dari pengalaman
kawan-kawan kita yang bekerja di Petronas.
Petronas sedang menjalankan program ACD yaitu sebuah progam akselerasi untuk
mengejar ketertinggalan dan karena adanya jurang atau 'gap' yang cukup besar
antara yunior (fresh) dengan experienced (managerial).
Program yang dahulu dilalui dalam masa 10 tahun untuk menjadi seorang Senior
Geoscientist diperas menjadi 5 atau bahkan kalau mungkin 3 tahun saja ...
Wow !!!  Yuppie, anda boleh berteriak apapun atau hanya mlongo melihat
impian gila ini ! But it happened !!

Program ACD ini merupakan program akselerasi yang dijalankan Petronas
mengingat adanya gap cukup besar dimana pekerja-pekerja middle cclass-nya
banyak yang hengkang cabut dari Petronas. Program ACD ini merupakan program
terintegrasi antara rekruitment, training dan bahkan selalu attached
dengan setiap project. Dalam setiap project selalu ada budget utk mendidik
orang-orang baru (fresh) dari Petronas.

Dari sisi rekuitment juga sangat 'inline' dengan kebijakan ACD ini. Setiap
satu orang GGE yang dihire selalu diganduli oleh dua atau bahkan tiga
orang new grad yang akan menjadi 'anak asuhnya'. Progam 'anak asuh' sangat
sangat krusial, bahkan 'belief it or not', anak asuh ini akan mengisi
kuosioner yang berisi tentang bagus tidaknya si GGE ini sebagai 'bapak asuh'
(mentor). Dan konon bisa menentukan di perpanjang atau tidaknya kontrak
sang mentor. Sechara logika saya, kemampuan teknis orang-orang GGE Indonesia
ini sudah cuanggih banget (lah wong seleksinya juga ketat, tidak semua
pelamar akan mudah masuk juga kaan), jadi pengawasan teknis atas hasil
kerjaannya sepertinya tidak seketat pengawasan (evaluasi) progam ACD ini.
Petronas sepertinya sangat sadar bahwa mentor-mentor ini juga suatu saat
tidak diperlukan lagi. Tetapi keberadaan 'mentee-mentee' (anak asuh) ini
justru akan lebih diperhatikan karena menyangkut masa depan perusahaan.

Jadi apa yang ditulis Mas Nazirman diatas sudah dijalankan di perusahaan
dalam bentuk program ACD (Anak Carbitan Developement - hehehehe) yang
terstruktur rapi dan dijalankan dng baik.

berpikir BESAR ketika masih kecil.
Serius off

Kadang perlu kegilaan dalam berkembang :(

rdp
ACD - Accelerated Career Development


RE: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ketika anak lain mainan panjat pohon, dia diajak nyari minyak

2008-04-06 Terurut Topik H. Edison Sirodj (XD/PCSB)
Masalah program pembinaan ini, saya dengar MEDCO pun gencar mengadakan
pelatihan untuk fresh graduate dengan cara mengumpulkan para
senior-senior yang sudah memasuki masa pension. Merekalah yang membina
para junior-junior itu.
Cara yang bagus sekali. Yaitu mereka tetap menghargai para senior-senior
tersebut untuk tetap bekerja sesuai dengan usia dan diberikan tambahan
untuk membina para pengganti mereka.
Malah saya dapat info mereka siap menerima rekan-rekan yang masih
potensial diatas usia 60 tahunwow.

egs

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, 07 April, 2008 10:26 AM
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ketika anak lain mainan panjat
pohon, dia diajak nyari minyak

2008/4/7 Nazirman [EMAIL PROTECTED]:

  Sekarang berkembang budaya mendidik anak dari mulai bayi sampai sma
sudah
 menjadi bos, semua kebutuhan tinggal perintakan pembantu untuk
mengurus,
 bahkan orng tuanya juga diperintahnya. Jadi nanti sudah usia kerja
tinggal
 memerintah. Jadi sudah awal sudah pake dasi (he...He..)

 Salam,

 nazirman

Serius on

Untuk hal yang serius soal karbitan ini adalah penuturan dari
pengalaman
kawan-kawan kita yang bekerja di Petronas.
Petronas sedang menjalankan program ACD yaitu sebuah progam akselerasi
untuk
mengejar ketertinggalan dan karena adanya jurang atau 'gap' yang cukup
besar
antara yunior (fresh) dengan experienced (managerial).
Program yang dahulu dilalui dalam masa 10 tahun untuk menjadi seorang
Senior
Geoscientist diperas menjadi 5 atau bahkan kalau mungkin 3 tahun saja
...
Wow !!!  Yuppie, anda boleh berteriak apapun atau hanya mlongo
melihat
impian gila ini ! But it happened !!

Program ACD ini merupakan program akselerasi yang dijalankan Petronas
mengingat adanya gap cukup besar dimana pekerja-pekerja middle
cclass-nya
banyak yang hengkang cabut dari Petronas. Program ACD ini merupakan
program
terintegrasi antara rekruitment, training dan bahkan selalu attached
dengan setiap project. Dalam setiap project selalu ada budget utk
mendidik
orang-orang baru (fresh) dari Petronas.

Dari sisi rekuitment juga sangat 'inline' dengan kebijakan ACD ini.
Setiap
satu orang GGE yang dihire selalu diganduli oleh dua atau bahkan
tiga
orang new grad yang akan menjadi 'anak asuhnya'. Progam 'anak asuh'
sangat
sangat krusial, bahkan 'belief it or not', anak asuh ini akan mengisi
kuosioner yang berisi tentang bagus tidaknya si GGE ini sebagai 'bapak
asuh'
(mentor). Dan konon bisa menentukan di perpanjang atau tidaknya
kontrak
sang mentor. Sechara logika saya, kemampuan teknis orang-orang GGE
Indonesia
ini sudah cuanggih banget (lah wong seleksinya juga ketat, tidak semua
pelamar akan mudah masuk juga kaan), jadi pengawasan teknis atas hasil
kerjaannya sepertinya tidak seketat pengawasan (evaluasi) progam ACD
ini.
Petronas sepertinya sangat sadar bahwa mentor-mentor ini juga suatu saat
tidak diperlukan lagi. Tetapi keberadaan 'mentee-mentee' (anak asuh) ini
justru akan lebih diperhatikan karena menyangkut masa depan perusahaan.

Jadi apa yang ditulis Mas Nazirman diatas sudah dijalankan di perusahaan
dalam bentuk program ACD (Anak Carbitan Developement - hehehehe) yang
terstruktur rapi dan dijalankan dng baik.

berpikir BESAR ketika masih kecil.
Serius off

Kadang perlu kegilaan dalam berkembang :(

rdp
ACD - Accelerated Career Development


DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it (Message) is 
intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain 
confidential information.  You are hereby notified that the taking of any 
action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, 
distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by anyone 
other than the intended recipient(s) is strictly prohibited.  If you have 
received this Message in error, you should delete this Message immediately and 
advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information 
in this Message that do not relate to the official business of PETRONAS or its 
Group of Companies shall be understood as neither given nor endorsed by 
PETRONAS or any of the companies within the Group.


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, 

RE: [iagi-net-l] recharge meteoric water vs fresh formation water

2008-04-06 Terurut Topik Tonny P. Sastramihardja
Silahkan anda cari dan baca saja di Buku Al-Kitab nya HIDROKIMIA, Stumn
and Morgan. Kalau tidak salah sih biasanya dilihat dari
komposisi/konfigurasi ballance ionic antara kation dan anion.

Salam
Abah Anom (TPS)

-Original Message-
From: Miftah Mazied [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, March 31, 2008 4:44 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] recharge meteoric water vs fresh formation water

Dear Iagi-Net,

 

Ada yang bisa membantu bagaimana caranya membedakan antara sample air
yang
berasal dari recharge meteoric water dan air formasi yang tawar ? Data
yang saya punya hanya komposisi dissolved solids.

 

Terimakasih sebelumnya,

Miftah Mazied

 

 



PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-