RE: [iagi-net-l] Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan
Saya akan teruskan masalah ini ke kawan2 di NGI (National Geographic Indonesia). Tetapi yang paling penting, sebenarnya adalah pendekatan ke Pemda dan tokoh2 masyarakat setempat. salam, awang --- On Sun, 2/15/09, Kuntadi, Nugrahanto wrote: From: Kuntadi, Nugrahanto Subject: RE: [iagi-net-l] Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan To: iagi-net@iagi.or.id Cc: "Milis PP-IAGI" Date: Sunday, February 15, 2009, 7:46 AM Mungkin pak Brahmantyo dkk via KRCB nya ini bisa mendekati beberapa partai politik untuk mengangakat isyu lingkungan seperti ini di dalam rangka mendapat dukungan massa dan akses ke jenjang pemerintah yang lebih tinggi. Mumpung akan ada perlehatan demokrasi besar sebentar lagi ? Mendiang Pak Katili telah membuktikan bahwa ide-ide bernuansa geologi beliau yang cemerlang dapat menuai manfaat yang jauh lebih besar lagi ketika beliau menjadi birokrat di pemerintahan. Atau dengan bantuan Pak Awang barangkali foto-foto tim KRCB ini bisa terpampang di National Geographic Region Asia? Karena LSM-LSM di negri kita ini hampir pasti tidak akan tertarik dengan isyu yang tidak bombastis sebagaimana efek lingkungan tambang2 besar atau pemanfaatan hutan yang disoroti oleh mata dunia. Wallahu'alam bisshowwab. -Original Message- From: mohammadsyai...@gmail.com [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] Sent: Sunday, February 15, 2009 5:47 AM To: Milis PP-IAGI Cc: Milis PP-IAGI Subject: Re: [iagi-net-l] Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan Langsung saja, mengingat ada rekan seprofesi yg berada di Bappeda Jabar, apakah posisi tsb kira2 cukup 'kuat' utk melindungi si Citatah ini? Kalo ya, saya kira teman2 di KRCB banyak yg kenal pak Denny Juanda. Mang Okim, mas Budi Brahmantyo, dll, juga sudah coba ngobrol dengan beliaukah? Sekedar masukan. Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Sulastama Raharja Date: Sat, 14 Feb 2009 20:29:25 To: Subject: [iagi-net-l] Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan Sabtu, 14/02/2009 17:15 WIB Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan Rivki - detikBandung Bandung - Gempuran para pengusaha tambang yang terus merusak ekosistem kawasan perbukitan kapur (Krast) Citatah membuat Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) menggandeng Air Photography untuk mengabadikannya lewat bingkai foto. Ini diyakini sebagai usaha terakhir untuk menyelamatkan situs purbakala di kawasan tersebut. Ketua Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) Budi Brahmantyo mengatakan hasil jepretan foto di kawasan Citatah itu akan dipamerkan di Museum Geologi Bandung pada 19 Februari mendatang. Pameran ini, menurutnya bertujuan memberitahu masyarakat luas tentang keindahan kawasan perbukitan kapur Citatah tersebut, dan apa yang sedang dialami di perbukitan tersebut. "Dalam pameran tersebut kita akan menampilkan tiga kategori yaitu, keindahan, kerusakan dan human interest," ucap Budi saat konferensi pers di Jl. Pajajaran No 145, Sabtu (14/2/2009). Lebih lanjut lagi Budi menerangkan, pameran foto tersebut merupakan usaha terakhir KRCB untuk menyelamatkan kawasan perbukitaan kapur Citatah. "Kita sudah berjuang bertahun-tahun tapi hasilnya? Tetap saja truk penambang keluar-masuk di kawasan tersebut. tapi kalau pameran ini mendapatkan tanggapan positif dari pemerintah, kita akan terus berjuang lagi," kata Budi kepada wartawan. Budi dan rekan-rekanya berharap setelah diadakan pameran foto ini, pemerintah dan semua instansi yang terlibat untuk lebih memperhatikan kawasan perbukitan kapur Citatah. "Kita yakin kalau di kawasan tersebut masih banyak benda purbakala yang belum tergali," tambah Budi. (ern/ern) http://bandung.detik.com/read/2009/02/14/171503/1084944/486/selamatkan-b ukit-kapur-citatah-lewat-jepretan Artikel lain: Pengusaha Tambang di Citatah Bisa Mengancam Situs Purbakala http://bandung.detik.com/read/2009/02/14/160957/1084911/486/pengusaha-ta mbang-di-citatah-bisa-mengancam-situs-purbakala PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.y
RE: [iagi-net-l] Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan
Ada baiknya rekan-rekan KRCB mendatangi dulu Kanwil Pertambangan Kab. Bandung, lalu mencatat blok pertambangan yang sudah di kavling-kavling oleh pengusaha konglomerat. Kemudian bersama-sama, KRCB, IAGI, Kanwil dan LSM lingkungan dan pencinta alam untuk berdiskusi menyelamatkan daerah tersebut. Seingat saya, bukit 125 masih bisa dipertahankan karena tempat latihan panjat tebing. Daerah Tagog Apu masih digunakan untuk study sedimen karbonat. Daerah core reef didekat jembatan Citarum lama itu katanya kepunyaan Cendana. Yang hancur lebur yah disekitar bukit 125 itu. EGS --- Pada Sab, 14/2/09, Kuntadi, Nugrahanto menulis: Daripada: Kuntadi, Nugrahanto Subjek: RE: [iagi-net-l] Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan Kepada: iagi-net@iagi.or.id Cc: "Milis PP-IAGI" Tarikh: Sabtu, 14 Februari, 2009, 4:46 PM Mungkin pak Brahmantyo dkk via KRCB nya ini bisa mendekati beberapa partai politik untuk mengangakat isyu lingkungan seperti ini di dalam rangka mendapat dukungan massa dan akses ke jenjang pemerintah yang lebih tinggi. Mumpung akan ada perlehatan demokrasi besar sebentar lagi ? Mendiang Pak Katili telah membuktikan bahwa ide-ide bernuansa geologi beliau yang cemerlang dapat menuai manfaat yang jauh lebih besar lagi ketika beliau menjadi birokrat di pemerintahan. Atau dengan bantuan Pak Awang barangkali foto-foto tim KRCB ini bisa terpampang di National Geographic Region Asia? Karena LSM-LSM di negri kita ini hampir pasti tidak akan tertarik dengan isyu yang tidak bombastis sebagaimana efek lingkungan tambang2 besar atau pemanfaatan hutan yang disoroti oleh mata dunia. Wallahu'alam bisshowwab. -Original Message- From: mohammadsyai...@gmail.com [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] Sent: Sunday, February 15, 2009 5:47 AM To: Milis PP-IAGI Cc: Milis PP-IAGI Subject: Re: [iagi-net-l] Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan Langsung saja, mengingat ada rekan seprofesi yg berada di Bappeda Jabar, apakah posisi tsb kira2 cukup 'kuat' utk melindungi si Citatah ini? Kalo ya, saya kira teman2 di KRCB banyak yg kenal pak Denny Juanda. Mang Okim, mas Budi Brahmantyo, dll, juga sudah coba ngobrol dengan beliaukah? Sekedar masukan. Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Sulastama Raharja Date: Sat, 14 Feb 2009 20:29:25 To: Subject: [iagi-net-l] Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan Sabtu, 14/02/2009 17:15 WIB Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan Rivki - detikBandung Bandung - Gempuran para pengusaha tambang yang terus merusak ekosistem kawasan perbukitan kapur (Krast) Citatah membuat Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) menggandeng Air Photography untuk mengabadikannya lewat bingkai foto. Ini diyakini sebagai usaha terakhir untuk menyelamatkan situs purbakala di kawasan tersebut. Ketua Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) Budi Brahmantyo mengatakan hasil jepretan foto di kawasan Citatah itu akan dipamerkan di Museum Geologi Bandung pada 19 Februari mendatang. Pameran ini, menurutnya bertujuan memberitahu masyarakat luas tentang keindahan kawasan perbukitan kapur Citatah tersebut, dan apa yang sedang dialami di perbukitan tersebut. "Dalam pameran tersebut kita akan menampilkan tiga kategori yaitu, keindahan, kerusakan dan human interest," ucap Budi saat konferensi pers di Jl. Pajajaran No 145, Sabtu (14/2/2009). Lebih lanjut lagi Budi menerangkan, pameran foto tersebut merupakan usaha terakhir KRCB untuk menyelamatkan kawasan perbukitaan kapur Citatah. "Kita sudah berjuang bertahun-tahun tapi hasilnya? Tetap saja truk penambang keluar-masuk di kawasan tersebut. tapi kalau pameran ini mendapatkan tanggapan positif dari pemerintah, kita akan terus berjuang lagi," kata Budi kepada wartawan. Budi dan rekan-rekanya berharap setelah diadakan pameran foto ini, pemerintah dan semua instansi yang terlibat untuk lebih memperhatikan kawasan perbukitan kapur Citatah. "Kita yakin kalau di kawasan tersebut masih banyak benda purbakala yang belum tergali," tambah Budi. (ern/ern) http://bandung.detik.com/read/2009/02/14/171503/1084944/486/selamatkan-b ukit-kapur-citatah-lewat-jepretan Artikel lain: Pengusaha Tambang di Citatah Bisa Mengancam Situs Purbakala http://bandung.detik.com/read/2009/02/14/160957/1084911/486/pengusaha-ta mbang-di-citatah-bisa-mengancam-situs-purbakala PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to
RE: [iagi-net-l] Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan
Mungkin pak Brahmantyo dkk via KRCB nya ini bisa mendekati beberapa partai politik untuk mengangakat isyu lingkungan seperti ini di dalam rangka mendapat dukungan massa dan akses ke jenjang pemerintah yang lebih tinggi. Mumpung akan ada perlehatan demokrasi besar sebentar lagi ? Mendiang Pak Katili telah membuktikan bahwa ide-ide bernuansa geologi beliau yang cemerlang dapat menuai manfaat yang jauh lebih besar lagi ketika beliau menjadi birokrat di pemerintahan. Atau dengan bantuan Pak Awang barangkali foto-foto tim KRCB ini bisa terpampang di National Geographic Region Asia? Karena LSM-LSM di negri kita ini hampir pasti tidak akan tertarik dengan isyu yang tidak bombastis sebagaimana efek lingkungan tambang2 besar atau pemanfaatan hutan yang disoroti oleh mata dunia. Wallahu'alam bisshowwab. -Original Message- From: mohammadsyai...@gmail.com [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] Sent: Sunday, February 15, 2009 5:47 AM To: Milis PP-IAGI Cc: Milis PP-IAGI Subject: Re: [iagi-net-l] Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan Langsung saja, mengingat ada rekan seprofesi yg berada di Bappeda Jabar, apakah posisi tsb kira2 cukup 'kuat' utk melindungi si Citatah ini? Kalo ya, saya kira teman2 di KRCB banyak yg kenal pak Denny Juanda. Mang Okim, mas Budi Brahmantyo, dll, juga sudah coba ngobrol dengan beliaukah? Sekedar masukan. Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Sulastama Raharja Date: Sat, 14 Feb 2009 20:29:25 To: Subject: [iagi-net-l] Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan Sabtu, 14/02/2009 17:15 WIB Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan Rivki - detikBandung Bandung - Gempuran para pengusaha tambang yang terus merusak ekosistem kawasan perbukitan kapur (Krast) Citatah membuat Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) menggandeng Air Photography untuk mengabadikannya lewat bingkai foto. Ini diyakini sebagai usaha terakhir untuk menyelamatkan situs purbakala di kawasan tersebut. Ketua Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) Budi Brahmantyo mengatakan hasil jepretan foto di kawasan Citatah itu akan dipamerkan di Museum Geologi Bandung pada 19 Februari mendatang. Pameran ini, menurutnya bertujuan memberitahu masyarakat luas tentang keindahan kawasan perbukitan kapur Citatah tersebut, dan apa yang sedang dialami di perbukitan tersebut. "Dalam pameran tersebut kita akan menampilkan tiga kategori yaitu, keindahan, kerusakan dan human interest," ucap Budi saat konferensi pers di Jl. Pajajaran No 145, Sabtu (14/2/2009). Lebih lanjut lagi Budi menerangkan, pameran foto tersebut merupakan usaha terakhir KRCB untuk menyelamatkan kawasan perbukitaan kapur Citatah. "Kita sudah berjuang bertahun-tahun tapi hasilnya? Tetap saja truk penambang keluar-masuk di kawasan tersebut. tapi kalau pameran ini mendapatkan tanggapan positif dari pemerintah, kita akan terus berjuang lagi," kata Budi kepada wartawan. Budi dan rekan-rekanya berharap setelah diadakan pameran foto ini, pemerintah dan semua instansi yang terlibat untuk lebih memperhatikan kawasan perbukitan kapur Citatah. "Kita yakin kalau di kawasan tersebut masih banyak benda purbakala yang belum tergali," tambah Budi. (ern/ern) http://bandung.detik.com/read/2009/02/14/171503/1084944/486/selamatkan-b ukit-kapur-citatah-lewat-jepretan Artikel lain: Pengusaha Tambang di Citatah Bisa Mengancam Situs Purbakala http://bandung.detik.com/read/2009/02/14/160957/1084911/486/pengusaha-ta mbang-di-citatah-bisa-mengancam-situs-purbakala PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out
Re: [iagi-net-l] Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan
Langsung saja, mengingat ada rekan seprofesi yg berada di Bappeda Jabar, apakah posisi tsb kira2 cukup 'kuat' utk melindungi si Citatah ini? Kalo ya, saya kira teman2 di KRCB banyak yg kenal pak Denny Juanda. Mang Okim, mas Budi Brahmantyo, dll, juga sudah coba ngobrol dengan beliaukah? Sekedar masukan. Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Sulastama Raharja Date: Sat, 14 Feb 2009 20:29:25 To: Subject: [iagi-net-l] Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan Sabtu, 14/02/2009 17:15 WIB Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan Rivki - detikBandung Bandung - Gempuran para pengusaha tambang yang terus merusak ekosistem kawasan perbukitan kapur (Krast) Citatah membuat Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) menggandeng Air Photography untuk mengabadikannya lewat bingkai foto. Ini diyakini sebagai usaha terakhir untuk menyelamatkan situs purbakala di kawasan tersebut. Ketua Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) Budi Brahmantyo mengatakan hasil jepretan foto di kawasan Citatah itu akan dipamerkan di Museum Geologi Bandung pada 19 Februari mendatang. Pameran ini, menurutnya bertujuan memberitahu masyarakat luas tentang keindahan kawasan perbukitan kapur Citatah tersebut, dan apa yang sedang dialami di perbukitan tersebut. "Dalam pameran tersebut kita akan menampilkan tiga kategori yaitu, keindahan, kerusakan dan human interest," ucap Budi saat konferensi pers di Jl. Pajajaran No 145, Sabtu (14/2/2009). Lebih lanjut lagi Budi menerangkan, pameran foto tersebut merupakan usaha terakhir KRCB untuk menyelamatkan kawasan perbukitaan kapur Citatah. "Kita sudah berjuang bertahun-tahun tapi hasilnya? Tetap saja truk penambang keluar-masuk di kawasan tersebut. tapi kalau pameran ini mendapatkan tanggapan positif dari pemerintah, kita akan terus berjuang lagi," kata Budi kepada wartawan. Budi dan rekan-rekanya berharap setelah diadakan pameran foto ini, pemerintah dan semua instansi yang terlibat untuk lebih memperhatikan kawasan perbukitan kapur Citatah. "Kita yakin kalau di kawasan tersebut masih banyak benda purbakala yang belum tergali," tambah Budi. (ern/ern) http://bandung.detik.com/read/2009/02/14/171503/1084944/486/selamatkan-bukit-kapur-citatah-lewat-jepretan Artikel lain: Pengusaha Tambang di Citatah Bisa Mengancam Situs Purbakala http://bandung.detik.com/read/2009/02/14/160957/1084911/486/pengusaha-tambang-di-citatah-bisa-mengancam-situs-purbakala
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud vs. Lumba-Lumba
Gempa, getaran, dan bunyi saling berkaitan dalam hal yang satu membangkitkan yang lain. Gempa menyebabkan getaran, getaran menyebabkan bunyi. Jumlah getaran per detik adalah frekuensi. Getaran dan bunyi merambat melalui gerak gelombang. Maka dari satu titik asal gempa, efek getaran, bunyi, dan kerusakan yang disebabkannya bisa dirasakan dalam kawasan yang luas. Pada saat hendak terjadi gempa Kobe 1995 banyak orang melaporkan merasakan getaran dan mendengar bunyi berfrekuensi rendah dari bawah tanah. Fenomena ini telah menginspirasi para ahli gempa memasang seismograf dan hidrofon di bawah permukaan tanah atau di dasar laut. Lumba-lumba, memang bermain di kisaran bunyi berfrekuensi tinggi (ultrasonik) di antara 40.000 - 100.000 Hz (Ridgeway, 1990). Frekuensi bunyi setinggi itu sudah tak bisa ditangkap manusia sebab telinga manusia peka di frekuensi rendah (infrasonik) 20 - 17.000 Hz. Lumba-lumba moncong botol bisa mendengar frekuensi rendah 1000 Hz, asal cukup keras. Gempa menghasilkan sinyal akustik (bunyi) gelombang-T dengan periode fase-T dan amplitudenya berhubungan dengan magnitude gempa. Gempa menghasilkan energi akustik berfrekuensi 5-100 Hz. Frekuensi serendah itu tidak akan bisa didria lumba-lumba. Maka, lumba-lumba bernavigasi kacau sebelum gempa Talaud kemarin mungkin tak ada hubungannya dengan getaran dan bunyi gempa. Bagaimana dengan kekacauan karena gelombang elektromagnetik (EM) yang dikeluarkan sebelum terjadi gempa ? Gelombang EM diduga akan dibentuk oleh perubahan-perubahan stress (tekanan) yang dialami wilayah hiposentrum sebelum gempa terjadi. Gelombang EM ini naik ke atas ke permukaan Bumi juga menuju atmosfer dengan berbagai nilai konduktivitas listriknya. Gelombang EM dan konduktivitas listrik yang disebabkannya akan menyebabkan polarisasi awan terlihat tegak lurus di atmosfer. Lumba-lumba punya sensor biomagnetit yang memberikannya electromagnetic sense yang dapat menghubungkan respon otaknya dengan berbagai fenomena elektromagnetik. Apakah semburan gelombang elektromagnetik dari gempa besar telah mengacaukan respon otak lumba-lumba sehingga kehilangan daya navigasinya ? Bisa diteliti lebih jauh. salam, awang --- On Sat, 2/14/09, Rovicky Dwi Putrohari wrote: From: Rovicky Dwi Putrohari Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud vs. Lumba-Lumba To: iagi-net@iagi.or.id, "Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia" Date: Saturday, February 14, 2009, 7:29 PM Menariknya kalau bener zona gempa mengeluarkan getaran. Setahu saya gelombang gempa itu frekuensi rendah sedangkan lumba2 sensitif pada frekuensi tinggi. Ada tiga kemungkinan Lumba2 mampu menangkap gel frek rendah juga Getaran frek tinggi juga dihasilkan oleh getaran pra-gempa Atau hanya kebetulan. Perlu penelitian lebih lanjut. Salam Rdp On 2/14/09, Awang Satyana wrote: > Saya pikir, ada intervensi gelombang sonik menjelang gempa yang mengacaukan > sistem navigasi lumba-lumba. Karena lumba-lumba bermain di ranah frekuensi > di luar frekuensi yang bisa didria (sensed) manusia, maka gelombang gempa > akan merupakan noise yang besar buat lumba-lumba. Lumba-lumba akan > menghindari daerah bising seperti itu. Kejadian kemarin mungkin terlalu > mendadak untuk lumba2, segera mengacaukan sistem echo-locationnya dan > membingungkannya. > > salam, > awang > > --- On Sat, 2/14/09, Franciscus B Sinartio wrote: > > From: Franciscus B Sinartio > Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud > vs. Lumba-Lumba > To: iagi-net@iagi.or.id, "Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia" > > Date: Saturday, February 14, 2009, 5:22 PM > > sebelum gempa ada pelepasan sonic wave yang bisa mempengaruhi system > navigasi > ikan lumba2 tsb. > pertanyaan berikutnya adalah, apakah kita bisa pakai pendeteksian sonic wave > ini untuk early earthquake prediction? > bisa saja, saya kira sudah ada beberapa yang dipasang di daerah rawan > gempa. > tetapi tidak menutupi semua permukaan bumi. > > fbs > > > > > - Original Message > From: Rovicky Dwi Putrohari > To: iagi-net@iagi.or.id > Cc: geo_un...@yahoogroups.com; Forum HAGI ; Eksplorasi > BPMIGAS > Sent: Saturday, February 14, 2009 11:12:32 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud vs. > Lumba-Lumba > > Kalau dikembalikan ke ilmu fisika kita bisa belajar banyak dari sini. > > Asumsi bahwa mereka meninggalkan daerah ini karena akan ada gempa harus kita > lihat apakah ada sifat fisik batuan yang menjadikan si lumba-lumba mengalami > "disorientation" ? Ataukah hanya kebetulan semata, > "co-relation" atau > "co-inside". > > Kalau lumba-lumba menggunakan gelombang swara dalam navigasinya, tentunya > ada perubahan sifat pantulan gelombang yang mengenai benda dalam kondisi > stress dan dalam kondisi unstress. Apakah batuan memiliki sifat-sifat itu ? > Tentunya perlu penelitian khusus. tetapi kalau ini benar bisa dibuktikan > dengan percobaan. > Setiap batuan di zona penunjaman mengalami stres
[iagi-net-l] Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan
Sabtu, 14/02/2009 17:15 WIB Selamatkan Bukit Kapur Citatah Lewat Jepretan Rivki - detikBandung Bandung - Gempuran para pengusaha tambang yang terus merusak ekosistem kawasan perbukitan kapur (Krast) Citatah membuat Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) menggandeng Air Photography untuk mengabadikannya lewat bingkai foto. Ini diyakini sebagai usaha terakhir untuk menyelamatkan situs purbakala di kawasan tersebut. Ketua Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) Budi Brahmantyo mengatakan hasil jepretan foto di kawasan Citatah itu akan dipamerkan di Museum Geologi Bandung pada 19 Februari mendatang. Pameran ini, menurutnya bertujuan memberitahu masyarakat luas tentang keindahan kawasan perbukitan kapur Citatah tersebut, dan apa yang sedang dialami di perbukitan tersebut. "Dalam pameran tersebut kita akan menampilkan tiga kategori yaitu, keindahan, kerusakan dan human interest," ucap Budi saat konferensi pers di Jl. Pajajaran No 145, Sabtu (14/2/2009). Lebih lanjut lagi Budi menerangkan, pameran foto tersebut merupakan usaha terakhir KRCB untuk menyelamatkan kawasan perbukitaan kapur Citatah. "Kita sudah berjuang bertahun-tahun tapi hasilnya? Tetap saja truk penambang keluar-masuk di kawasan tersebut. tapi kalau pameran ini mendapatkan tanggapan positif dari pemerintah, kita akan terus berjuang lagi," kata Budi kepada wartawan. Budi dan rekan-rekanya berharap setelah diadakan pameran foto ini, pemerintah dan semua instansi yang terlibat untuk lebih memperhatikan kawasan perbukitan kapur Citatah. "Kita yakin kalau di kawasan tersebut masih banyak benda purbakala yang belum tergali," tambah Budi. (ern/ern) http://bandung.detik.com/read/2009/02/14/171503/1084944/486/selamatkan-bukit-kapur-citatah-lewat-jepretan Artikel lain: Pengusaha Tambang di Citatah Bisa Mengancam Situs Purbakala http://bandung.detik.com/read/2009/02/14/160957/1084911/486/pengusaha-tambang-di-citatah-bisa-mengancam-situs-purbakala
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud vs. Lumba-Lumba
tadi sengaja saya tidak sebut EM, karena ada pakarnya yang lagi senang2 nya cari minyak. Pak Djedi... gimana gelombang EM yang dikeluarkan oleh gempa. mungkinkah ini juga penyebab binatang seperti lumba2 bingung? seperti kata Pak RDP, percobaan dengan ikan hiu palu, magnetic field mengacaukan sistem navigasi mereka. fbs - Original Message From: Rovicky Dwi Putrohari To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Sent: Saturday, February 14, 2009 1:29:07 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud vs. Lumba-Lumba Menariknya kalau bener zona gempa mengeluarkan getaran. Setahu saya gelombang gempa itu frekuensi rendah sedangkan lumba2 sensitif pada frekuensi tinggi. Ada tiga kemungkinan Lumba2 mampu menangkap gel frek rendah juga Getaran frek tinggi juga dihasilkan oleh getaran pra-gempa Atau hanya kebetulan. Perlu penelitian lebih lanjut. Salam Rdp On 2/14/09, Awang Satyana wrote: > Saya pikir, ada intervensi gelombang sonik menjelang gempa yang mengacaukan > sistem navigasi lumba-lumba. Karena lumba-lumba bermain di ranah frekuensi > di luar frekuensi yang bisa didria (sensed) manusia, maka gelombang gempa > akan merupakan noise yang besar buat lumba-lumba. Lumba-lumba akan > menghindari daerah bising seperti itu. Kejadian kemarin mungkin terlalu > mendadak untuk lumba2, segera mengacaukan sistem echo-locationnya dan > membingungkannya. > > salam, > awang > > --- On Sat, 2/14/09, Franciscus B Sinartio wrote: > > From: Franciscus B Sinartio > Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud > vs. Lumba-Lumba > To: iagi-net@iagi.or.id, "Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia" > > Date: Saturday, February 14, 2009, 5:22 PM > > sebelum gempa ada pelepasan sonic wave yang bisa mempengaruhi system > navigasi > ikan lumba2 tsb. > pertanyaan berikutnya adalah, apakah kita bisa pakai pendeteksian sonic wave > ini untuk early earthquake prediction? > bisa saja, saya kira sudah ada beberapa yang dipasang di daerah rawan > gempa. > tetapi tidak menutupi semua permukaan bumi. > > fbs > > > > > - Original Message > From: Rovicky Dwi Putrohari > To: iagi-net@iagi.or.id > Cc: geo_un...@yahoogroups.com; Forum HAGI ; Eksplorasi > BPMIGAS > Sent: Saturday, February 14, 2009 11:12:32 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud vs. > Lumba-Lumba > > Kalau dikembalikan ke ilmu fisika kita bisa belajar banyak dari sini. > > Asumsi bahwa mereka meninggalkan daerah ini karena akan ada gempa harus kita > lihat apakah ada sifat fisik batuan yang menjadikan si lumba-lumba mengalami > "disorientation" ? Ataukah hanya kebetulan semata, > "co-relation" atau > "co-inside". > > Kalau lumba-lumba menggunakan gelombang swara dalam navigasinya, tentunya > ada perubahan sifat pantulan gelombang yang mengenai benda dalam kondisi > stress dan dalam kondisi unstress. Apakah batuan memiliki sifat-sifat itu ? > Tentunya perlu penelitian khusus. tetapi kalau ini benar bisa dibuktikan > dengan percobaan. > Setiap batuan di zona penunjaman mengalami stress tetapi si lumba-lumba > bereaksi ketika "akan" gempa (release stress). Pertanyaan yang harus > dijawab > adalah apakah batuan memiliki sifat 'acoustic' yang berbeda ketika > mengalami > stress dan ketika "akan" release stress. > > Dari sisi lain (biologi) juga harus diketahui perlaku lumba-lumba. Apakah > mereka menghindari daerah bising atau mendekati ? Namun dugaan Pak Awang > dengan terjadinya "disorientation" mungkin gangguan sitem > "navigasi"-nya lah > yang terpengaruh. Ada perubahan sifat (fisis) lingkungannya. > > Penelitian ilmiah yang pernah dicoba pada ikan setahu saya percobaan dengan > menggunakan magnet untuk ikan Hiu Martil. Ikan hiu ini akan menghindari > medan magnet yang kuat. Medan magnet ini juga dipakai sebagai alat > "navigasi" dari ikan hiu martil. > > Namun jangan lupa pengamatan statistiknya. Apakah kejadian lumba-lumba > tersesat ini sudah terjadi berulang setiap menjelang gempa atau baru kali > ini terjadi. > > Salam > RDP > > On Sat, Feb 14, 2009 at 2:50 PM, Awang Satyana > wrote: > >> "Lumba-lumba berenang ke perairan dangkal mendekati pantai Kepulauan >> Filipina, sebagian sampai mati terdampar di pantai, bukanlah kejadian yang >> aneh" kata seorang pejabat perikanan setempat. Namun, rombongan > mamalia laut >> ini sampai sekitar 100 ekor berenang ke perairan dangkal sekitar Manila > pada >> 10 Februari lalu adalah suatu kejadian yang aneh dan luar biasa. Sumber > lain >> menyebutkan bahwa tidak hanya mendekati Manila rombongan lumba2 ini, > tetapi >> juga warga melihat sejumlah besar lumba-lumba di dekat kota Pilar dan > Abucay >> di Semenanjung Bataan, di sebelah Barat Manila. Total diperkirakan sekitar >> 200 ekor lumba-lumba yang berenang mendekati perairan dangkal Filipina. >> >> "Inilah fenomena yang aneh," kata Direktur Sumber Daya Perikanan > dan Hasil >> Laut, Malcolm Sarmiento kepada radio setempat. Dia mengatakan mereka > mungki
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud vs. Lumba-Lumba
Menariknya kalau bener zona gempa mengeluarkan getaran. Setahu saya gelombang gempa itu frekuensi rendah sedangkan lumba2 sensitif pada frekuensi tinggi. Ada tiga kemungkinan Lumba2 mampu menangkap gel frek rendah juga Getaran frek tinggi juga dihasilkan oleh getaran pra-gempa Atau hanya kebetulan. Perlu penelitian lebih lanjut. Salam Rdp On 2/14/09, Awang Satyana wrote: > Saya pikir, ada intervensi gelombang sonik menjelang gempa yang mengacaukan > sistem navigasi lumba-lumba. Karena lumba-lumba bermain di ranah frekuensi > di luar frekuensi yang bisa didria (sensed) manusia, maka gelombang gempa > akan merupakan noise yang besar buat lumba-lumba. Lumba-lumba akan > menghindari daerah bising seperti itu. Kejadian kemarin mungkin terlalu > mendadak untuk lumba2, segera mengacaukan sistem echo-locationnya dan > membingungkannya. > > salam, > awang > > --- On Sat, 2/14/09, Franciscus B Sinartio wrote: > > From: Franciscus B Sinartio > Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud > vs. Lumba-Lumba > To: iagi-net@iagi.or.id, "Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia" > > Date: Saturday, February 14, 2009, 5:22 PM > > sebelum gempa ada pelepasan sonic wave yang bisa mempengaruhi system > navigasi > ikan lumba2 tsb. > pertanyaan berikutnya adalah, apakah kita bisa pakai pendeteksian sonic wave > ini untuk early earthquake prediction? > bisa saja, saya kira sudah ada beberapa yang dipasang di daerah rawan > gempa. > tetapi tidak menutupi semua permukaan bumi. > > fbs > > > > > - Original Message > From: Rovicky Dwi Putrohari > To: iagi-net@iagi.or.id > Cc: geo_un...@yahoogroups.com; Forum HAGI ; Eksplorasi > BPMIGAS > Sent: Saturday, February 14, 2009 11:12:32 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud vs. > Lumba-Lumba > > Kalau dikembalikan ke ilmu fisika kita bisa belajar banyak dari sini. > > Asumsi bahwa mereka meninggalkan daerah ini karena akan ada gempa harus kita > lihat apakah ada sifat fisik batuan yang menjadikan si lumba-lumba mengalami > "disorientation" ? Ataukah hanya kebetulan semata, > "co-relation" atau > "co-inside". > > Kalau lumba-lumba menggunakan gelombang swara dalam navigasinya, tentunya > ada perubahan sifat pantulan gelombang yang mengenai benda dalam kondisi > stress dan dalam kondisi unstress. Apakah batuan memiliki sifat-sifat itu ? > Tentunya perlu penelitian khusus. tetapi kalau ini benar bisa dibuktikan > dengan percobaan. > Setiap batuan di zona penunjaman mengalami stress tetapi si lumba-lumba > bereaksi ketika "akan" gempa (release stress). Pertanyaan yang harus > dijawab > adalah apakah batuan memiliki sifat 'acoustic' yang berbeda ketika > mengalami > stress dan ketika "akan" release stress. > > Dari sisi lain (biologi) juga harus diketahui perlaku lumba-lumba. Apakah > mereka menghindari daerah bising atau mendekati ? Namun dugaan Pak Awang > dengan terjadinya "disorientation" mungkin gangguan sitem > "navigasi"-nya lah > yang terpengaruh. Ada perubahan sifat (fisis) lingkungannya. > > Penelitian ilmiah yang pernah dicoba pada ikan setahu saya percobaan dengan > menggunakan magnet untuk ikan Hiu Martil. Ikan hiu ini akan menghindari > medan magnet yang kuat. Medan magnet ini juga dipakai sebagai alat > "navigasi" dari ikan hiu martil. > > Namun jangan lupa pengamatan statistiknya. Apakah kejadian lumba-lumba > tersesat ini sudah terjadi berulang setiap menjelang gempa atau baru kali > ini terjadi. > > Salam > RDP > > On Sat, Feb 14, 2009 at 2:50 PM, Awang Satyana > wrote: > >> "Lumba-lumba berenang ke perairan dangkal mendekati pantai Kepulauan >> Filipina, sebagian sampai mati terdampar di pantai, bukanlah kejadian yang >> aneh" kata seorang pejabat perikanan setempat. Namun, rombongan > mamalia laut >> ini sampai sekitar 100 ekor berenang ke perairan dangkal sekitar Manila > pada >> 10 Februari lalu adalah suatu kejadian yang aneh dan luar biasa. Sumber > lain >> menyebutkan bahwa tidak hanya mendekati Manila rombongan lumba2 ini, > tetapi >> juga warga melihat sejumlah besar lumba-lumba di dekat kota Pilar dan > Abucay >> di Semenanjung Bataan, di sebelah Barat Manila. Total diperkirakan sekitar >> 200 ekor lumba-lumba yang berenang mendekati perairan dangkal Filipina. >> >> "Inilah fenomena yang aneh," kata Direktur Sumber Daya Perikanan > dan Hasil >> Laut, Malcolm Sarmiento kepada radio setempat. Dia mengatakan mereka > mungkin >> bereaksi karena "gelombang panas atau adanya gangguan lain di > laut" seperti >> gempa besar di bawah permukaan laut. "Bila gendang telinga binatang > itu >> rusak, mereka akan kehilangan arah, dan kemudian muncul ke > permukaan." >> katanya seperti dikutip BBC. >> >> -- >> >> Gempa ? Apakah mereka bereaksi aneh sebagai pertanda gempa akan terjadi di >> sekitarnya ? Mungkin saja. Gempa memang terjadi tidak sampai dua hari >> sesudah kebingungan lumba2 ini. Gempa besar berkekuatan 7,4 SR terjadi > 1320 >> km di sebelah selatan menenggara Manila, di wila
[iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud vs. Lumba-Lumba
Saya pikir, ada intervensi gelombang sonik menjelang gempa yang mengacaukan sistem navigasi lumba-lumba. Karena lumba-lumba bermain di ranah frekuensi di luar frekuensi yang bisa didria (sensed) manusia, maka gelombang gempa akan merupakan noise yang besar buat lumba-lumba. Lumba-lumba akan menghindari daerah bising seperti itu. Kejadian kemarin mungkin terlalu mendadak untuk lumba2, segera mengacaukan sistem echo-locationnya dan membingungkannya. salam, awang --- On Sat, 2/14/09, Franciscus B Sinartio wrote: From: Franciscus B Sinartio Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud vs. Lumba-Lumba To: iagi-net@iagi.or.id, "Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia" Date: Saturday, February 14, 2009, 5:22 PM sebelum gempa ada pelepasan sonic wave yang bisa mempengaruhi system navigasi ikan lumba2 tsb. pertanyaan berikutnya adalah, apakah kita bisa pakai pendeteksian sonic wave ini untuk early earthquake prediction? bisa saja, saya kira sudah ada beberapa yang dipasang di daerah rawan gempa. tetapi tidak menutupi semua permukaan bumi. fbs - Original Message From: Rovicky Dwi Putrohari To: iagi-net@iagi.or.id Cc: geo_un...@yahoogroups.com; Forum HAGI ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Saturday, February 14, 2009 11:12:32 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud vs. Lumba-Lumba Kalau dikembalikan ke ilmu fisika kita bisa belajar banyak dari sini. Asumsi bahwa mereka meninggalkan daerah ini karena akan ada gempa harus kita lihat apakah ada sifat fisik batuan yang menjadikan si lumba-lumba mengalami "disorientation" ? Ataukah hanya kebetulan semata, "co-relation" atau "co-inside". Kalau lumba-lumba menggunakan gelombang swara dalam navigasinya, tentunya ada perubahan sifat pantulan gelombang yang mengenai benda dalam kondisi stress dan dalam kondisi unstress. Apakah batuan memiliki sifat-sifat itu ? Tentunya perlu penelitian khusus. tetapi kalau ini benar bisa dibuktikan dengan percobaan. Setiap batuan di zona penunjaman mengalami stress tetapi si lumba-lumba bereaksi ketika "akan" gempa (release stress). Pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah batuan memiliki sifat 'acoustic' yang berbeda ketika mengalami stress dan ketika "akan" release stress. Dari sisi lain (biologi) juga harus diketahui perlaku lumba-lumba. Apakah mereka menghindari daerah bising atau mendekati ? Namun dugaan Pak Awang dengan terjadinya "disorientation" mungkin gangguan sitem "navigasi"-nya lah yang terpengaruh. Ada perubahan sifat (fisis) lingkungannya. Penelitian ilmiah yang pernah dicoba pada ikan setahu saya percobaan dengan menggunakan magnet untuk ikan Hiu Martil. Ikan hiu ini akan menghindari medan magnet yang kuat. Medan magnet ini juga dipakai sebagai alat "navigasi" dari ikan hiu martil. Namun jangan lupa pengamatan statistiknya. Apakah kejadian lumba-lumba tersesat ini sudah terjadi berulang setiap menjelang gempa atau baru kali ini terjadi. Salam RDP On Sat, Feb 14, 2009 at 2:50 PM, Awang Satyana wrote: > "Lumba-lumba berenang ke perairan dangkal mendekati pantai Kepulauan > Filipina, sebagian sampai mati terdampar di pantai, bukanlah kejadian yang > aneh" kata seorang pejabat perikanan setempat. Namun, rombongan mamalia laut > ini sampai sekitar 100 ekor berenang ke perairan dangkal sekitar Manila pada > 10 Februari lalu adalah suatu kejadian yang aneh dan luar biasa. Sumber lain > menyebutkan bahwa tidak hanya mendekati Manila rombongan lumba2 ini, tetapi > juga warga melihat sejumlah besar lumba-lumba di dekat kota Pilar dan Abucay > di Semenanjung Bataan, di sebelah Barat Manila. Total diperkirakan sekitar > 200 ekor lumba-lumba yang berenang mendekati perairan dangkal Filipina. > > "Inilah fenomena yang aneh," kata Direktur Sumber Daya Perikanan dan Hasil > Laut, Malcolm Sarmiento kepada radio setempat. Dia mengatakan mereka mungkin > bereaksi karena "gelombang panas atau adanya gangguan lain di laut" seperti > gempa besar di bawah permukaan laut. "Bila gendang telinga binatang itu > rusak, mereka akan kehilangan arah, dan kemudian muncul ke permukaan." > katanya seperti dikutip BBC. > > -- > > Gempa ? Apakah mereka bereaksi aneh sebagai pertanda gempa akan terjadi di > sekitarnya ? Mungkin saja. Gempa memang terjadi tidak sampai dua hari > sesudah kebingungan lumba2 ini. Gempa besar berkekuatan 7,4 SR terjadi 1320 > km di sebelah selatan menenggara Manila, di wilayah Indonesia di antara > Kepulauan Talaud dan Kepulauan Sangir. Memang cukup jauh dari sumber gempa, > bisa menjadi pertanyaan bila lumba2 ini menjadi penanda gempa besar akan > datang, mengapa mereka justru tidak mendekati perairan Kepulauan Mindanao > yang terletak lebih dekat ke sumber gempa, tetapi jauh ke utara di Kepulauan > Luzon ? Pertanyaan bisa dijawab bahwa Laut Maluku di dekat Mindanao tak > punya banyak lumba2 dibandingkan Laut Cina Selatan di dekat Manila. Sebab, > habitat lumba-lumba adalah perairan paparan benua seperti Laut Cina Selatan, > b
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud vs. Lumba-Lumba
sebelum gempa ada pelepasan sonic wave yang bisa mempengaruhi system navigasi ikan lumba2 tsb. pertanyaan berikutnya adalah, apakah kita bisa pakai pendeteksian sonic wave ini untuk early earthquake prediction? bisa saja, saya kira sudah ada beberapa yang dipasang di daerah rawan gempa. tetapi tidak menutupi semua permukaan bumi. fbs - Original Message From: Rovicky Dwi Putrohari To: iagi-net@iagi.or.id Cc: geo_un...@yahoogroups.com; Forum HAGI ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Saturday, February 14, 2009 11:12:32 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud vs. Lumba-Lumba Kalau dikembalikan ke ilmu fisika kita bisa belajar banyak dari sini. Asumsi bahwa mereka meninggalkan daerah ini karena akan ada gempa harus kita lihat apakah ada sifat fisik batuan yang menjadikan si lumba-lumba mengalami "disorientation" ? Ataukah hanya kebetulan semata, "co-relation" atau "co-inside". Kalau lumba-lumba menggunakan gelombang swara dalam navigasinya, tentunya ada perubahan sifat pantulan gelombang yang mengenai benda dalam kondisi stress dan dalam kondisi unstress. Apakah batuan memiliki sifat-sifat itu ? Tentunya perlu penelitian khusus. tetapi kalau ini benar bisa dibuktikan dengan percobaan. Setiap batuan di zona penunjaman mengalami stress tetapi si lumba-lumba bereaksi ketika "akan" gempa (release stress). Pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah batuan memiliki sifat 'acoustic' yang berbeda ketika mengalami stress dan ketika "akan" release stress. Dari sisi lain (biologi) juga harus diketahui perlaku lumba-lumba. Apakah mereka menghindari daerah bising atau mendekati ? Namun dugaan Pak Awang dengan terjadinya "disorientation" mungkin gangguan sitem "navigasi"-nya lah yang terpengaruh. Ada perubahan sifat (fisis) lingkungannya. Penelitian ilmiah yang pernah dicoba pada ikan setahu saya percobaan dengan menggunakan magnet untuk ikan Hiu Martil. Ikan hiu ini akan menghindari medan magnet yang kuat. Medan magnet ini juga dipakai sebagai alat "navigasi" dari ikan hiu martil. Namun jangan lupa pengamatan statistiknya. Apakah kejadian lumba-lumba tersesat ini sudah terjadi berulang setiap menjelang gempa atau baru kali ini terjadi. Salam RDP On Sat, Feb 14, 2009 at 2:50 PM, Awang Satyana wrote: > "Lumba-lumba berenang ke perairan dangkal mendekati pantai Kepulauan > Filipina, sebagian sampai mati terdampar di pantai, bukanlah kejadian yang > aneh" kata seorang pejabat perikanan setempat. Namun, rombongan mamalia laut > ini sampai sekitar 100 ekor berenang ke perairan dangkal sekitar Manila pada > 10 Februari lalu adalah suatu kejadian yang aneh dan luar biasa. Sumber lain > menyebutkan bahwa tidak hanya mendekati Manila rombongan lumba2 ini, tetapi > juga warga melihat sejumlah besar lumba-lumba di dekat kota Pilar dan Abucay > di Semenanjung Bataan, di sebelah Barat Manila. Total diperkirakan sekitar > 200 ekor lumba-lumba yang berenang mendekati perairan dangkal Filipina. > > "Inilah fenomena yang aneh," kata Direktur Sumber Daya Perikanan dan Hasil > Laut, Malcolm Sarmiento kepada radio setempat. Dia mengatakan mereka mungkin > bereaksi karena "gelombang panas atau adanya gangguan lain di laut" seperti > gempa besar di bawah permukaan laut. "Bila gendang telinga binatang itu > rusak, mereka akan kehilangan arah, dan kemudian muncul ke permukaan." > katanya seperti dikutip BBC. > > -- > > Gempa ? Apakah mereka bereaksi aneh sebagai pertanda gempa akan terjadi di > sekitarnya ? Mungkin saja. Gempa memang terjadi tidak sampai dua hari > sesudah kebingungan lumba2 ini. Gempa besar berkekuatan 7,4 SR terjadi 1320 > km di sebelah selatan menenggara Manila, di wilayah Indonesia di antara > Kepulauan Talaud dan Kepulauan Sangir. Memang cukup jauh dari sumber gempa, > bisa menjadi pertanyaan bila lumba2 ini menjadi penanda gempa besar akan > datang, mengapa mereka justru tidak mendekati perairan Kepulauan Mindanao > yang terletak lebih dekat ke sumber gempa, tetapi jauh ke utara di Kepulauan > Luzon ? Pertanyaan bisa dijawab bahwa Laut Maluku di dekat Mindanao tak > punya banyak lumba2 dibandingkan Laut Cina Selatan di dekat Manila. Sebab, > habitat lumba-lumba adalah perairan paparan benua seperti Laut Cina Selatan, > bukan lautdalam di antara dua busur volkanik seperti Laut Maluku. > > Lumba-lumba mencari jalan dengan mengirimkan suara didalam air. Jika suara > itu mengenai suatu benda, suara itu akan dipantulkan kembali sebagai gema. > Kadang kadang, suara gaduh di laut akibat pengeboran minyak dapat > membingungkan Lumba-lumba. Mereka akan mengalami kesulitan dalam mengirim > dan menerima pesan. Bagaimana kalau gelombang bunyi gempa besar yang akan > terjadi mengganggu sistem navigasi lumba2 ? Kebingunganlah yang terjadi > sebab kemampuan echo-location-nya (kemampuan menentukan lokasi dengan > bantuan pantulan bunyi) terganggu. > > Banyak studi marine biology menunjukkan bahwa loud underwater noises akibat > manusia (sonar2 kapal selam angkatan laut, membangu
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud vs. Lumba-Lumba
Kalau dikembalikan ke ilmu fisika kita bisa belajar banyak dari sini. Asumsi bahwa mereka meninggalkan daerah ini karena akan ada gempa harus kita lihat apakah ada sifat fisik batuan yang menjadikan si lumba-lumba mengalami "disorientation" ? Ataukah hanya kebetulan semata, "co-relation" atau "co-inside". Kalau lumba-lumba menggunakan gelombang swara dalam navigasinya, tentunya ada perubahan sifat pantulan gelombang yang mengenai benda dalam kondisi stress dan dalam kondisi unstress. Apakah batuan memiliki sifat-sifat itu ? Tentunya perlu penelitian khusus. tetapi kalau ini benar bisa dibuktikan dengan percobaan. Setiap batuan di zona penunjaman mengalami stress tetapi si lumba-lumba bereaksi ketika "akan" gempa (release stress). Pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah batuan memiliki sifat 'acoustic' yang berbeda ketika mengalami stress dan ketika "akan" release stress. Dari sisi lain (biologi) juga harus diketahui perlaku lumba-lumba. Apakah mereka menghindari daerah bising atau mendekati ? Namun dugaan Pak Awang dengan terjadinya "disorientation" mungkin gangguan sitem "navigasi"-nya lah yang terpengaruh. Ada perubahan sifat (fisis) lingkungannya. Penelitian ilmiah yang pernah dicoba pada ikan setahu saya percobaan dengan menggunakan magnet untuk ikan Hiu Martil. Ikan hiu ini akan menghindari medan magnet yang kuat. Medan magnet ini juga dipakai sebagai alat "navigasi" dari ikan hiu martil. Namun jangan lupa pengamatan statistiknya. Apakah kejadian lumba-lumba tersesat ini sudah terjadi berulang setiap menjelang gempa atau baru kali ini terjadi. Salam RDP On Sat, Feb 14, 2009 at 2:50 PM, Awang Satyana wrote: > "Lumba-lumba berenang ke perairan dangkal mendekati pantai Kepulauan > Filipina, sebagian sampai mati terdampar di pantai, bukanlah kejadian yang > aneh" kata seorang pejabat perikanan setempat. Namun, rombongan mamalia laut > ini sampai sekitar 100 ekor berenang ke perairan dangkal sekitar Manila pada > 10 Februari lalu adalah suatu kejadian yang aneh dan luar biasa. Sumber lain > menyebutkan bahwa tidak hanya mendekati Manila rombongan lumba2 ini, tetapi > juga warga melihat sejumlah besar lumba-lumba di dekat kota Pilar dan Abucay > di Semenanjung Bataan, di sebelah Barat Manila. Total diperkirakan sekitar > 200 ekor lumba-lumba yang berenang mendekati perairan dangkal Filipina. > > "Inilah fenomena yang aneh," kata Direktur Sumber Daya Perikanan dan Hasil > Laut, Malcolm Sarmiento kepada radio setempat. Dia mengatakan mereka mungkin > bereaksi karena "gelombang panas atau adanya gangguan lain di laut" seperti > gempa besar di bawah permukaan laut. "Bila gendang telinga binatang itu > rusak, mereka akan kehilangan arah, dan kemudian muncul ke permukaan." > katanya seperti dikutip BBC. > > -- > > Gempa ? Apakah mereka bereaksi aneh sebagai pertanda gempa akan terjadi di > sekitarnya ? Mungkin saja. Gempa memang terjadi tidak sampai dua hari > sesudah kebingungan lumba2 ini. Gempa besar berkekuatan 7,4 SR terjadi 1320 > km di sebelah selatan menenggara Manila, di wilayah Indonesia di antara > Kepulauan Talaud dan Kepulauan Sangir. Memang cukup jauh dari sumber gempa, > bisa menjadi pertanyaan bila lumba2 ini menjadi penanda gempa besar akan > datang, mengapa mereka justru tidak mendekati perairan Kepulauan Mindanao > yang terletak lebih dekat ke sumber gempa, tetapi jauh ke utara di Kepulauan > Luzon ? Pertanyaan bisa dijawab bahwa Laut Maluku di dekat Mindanao tak > punya banyak lumba2 dibandingkan Laut Cina Selatan di dekat Manila. Sebab, > habitat lumba-lumba adalah perairan paparan benua seperti Laut Cina Selatan, > bukan lautdalam di antara dua busur volkanik seperti Laut Maluku. > > Lumba-lumba mencari jalan dengan mengirimkan suara didalam air. Jika suara > itu mengenai suatu benda, suara itu akan dipantulkan kembali sebagai gema. > Kadang kadang, suara gaduh di laut akibat pengeboran minyak dapat > membingungkan Lumba-lumba. Mereka akan mengalami kesulitan dalam mengirim > dan menerima pesan. Bagaimana kalau gelombang bunyi gempa besar yang akan > terjadi mengganggu sistem navigasi lumba2 ? Kebingunganlah yang terjadi > sebab kemampuan echo-location-nya (kemampuan menentukan lokasi dengan > bantuan pantulan bunyi) terganggu. > > Banyak studi marine biology menunjukkan bahwa loud underwater noises akibat > manusia (sonar2 kapal selam angkatan laut, membangun konstruksi bawahlaut, > dsb.) atau alam (noise akibat gempa) membahayakan lumba-lumba, membuatnya > tertekan (stress), merusak pendengarannya, dan cenderung memaksa mereka > berenang ke permukaan terlalu cepat sehingga mengakibatkan decompression > sickness yang lebih membahayakan para lumba-lumba ini. Banyak lumba2 mati > ditemukan terdampar akibat dekompresi yang terlalu cepat. Para penyelam pun > akan mengalami hal yang sama bila naik ke permukaan secara mendadak. > > salam, > awang > > --- On Sat, 2/14/09, Ipong Kunwau wrote: > > From: Ipong Kunwau > Subject: [Geo_unpad] Gempa Sangihe-Talaud vs. Taraka
Re: [iagi-net-l] Kecewa karena Abstrak Makalah Ditolak
Sekedar tambahan, tentunya buat si mahasiswa. Banyak alasan kenapa sebuah abstrak ditolak pada suatu forum. Salah satunya adalah karena isinya tidak sesuai dengan 'topik' forum tsb. Seperti contoh IPA tsb, yg mengupas dunia migas secara 'poleksosbud' (ya sisi G&G, sisi SHE, sisi komersil, sisi rekayasa, dll.). Nah, sehebat apa pun abstrak tetapi menelaah ttg ekstraksi nikel, misalnya, ya tidak akan diterima. Coba kalau dikirimkan ke forum MGEI, misalnya lagi, tentu peluangnya lebih besar utk diterima. Salam dari mBogor, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Awang Satyana Date: Sat, 14 Feb 2009 00:03:10 To: Geo Unpad Cc: IAGI; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS Subject: [iagi-net-l] Kecewa karena Abstrak Makalah Ditolak Seorang mahasiswa mengirim e-mail kepada saya, mengeluhkan abstraknya ditolak suatu forum pertemuan ilmiah, dan menanyakan bagaimana kiat menulis abstrak agar bisa lolos seleksi. Saya menjawab emailnya bahwa penolakan abstrak adalah sebuah risiko pengiriman abstrak, sama halnya bahwa seseorang harus bersiap ditolak permintaannya bila mengajukan suatu permintaan. Bila tidak ingin ditolak, tentu jangan pernah mengajukan atau meminta sesuatu. Tetapi, itu tentu bukan cara yang baik. Meminta atau mengajukan sesuatu punya peluang 1 : 1 (bisa ditolak, bisa diterima). Sementara bila tidak pernah mengajukan atau meminta, maka peluangnya 0. Memilih dua kemungkinan itu, saya akan mencoba meminta /mengajukan sekalipun ada kemungkinan ditolak, siapa tahu malahan diterima. Dalam hal ini berlaku suatu kata-kata mutiara, ”you only fail when you only fail to try”. Untuk segala hal yang baik, patut dicoba. Yang jangan pernah dicoba adalah segala hal yang jahat (narkoba, misalnya, jangan pernah mencicipi narkoba – say no to drugs !) Saya menjawab si mahasiswa dengan menceritakan pengalaman saya menulis makalah/artikel selama 20 tahun ini. Sampai sekarang pun, meskipun saya telah cukup senior sebagai penulis makalah, saya masih suka mengalami penolakan abstrak-abstrak /artikel2 yang saya ajukan. Saya tak membiarkan abstrak2 saya yang ditolak tetap sebagai abstrak, saya tetap mengembangkannya sebagai makalah lengkap walaupun tak dipublikasikan, kelak akan aya ajukan lagi untuk dipublikasikan. Saya tak pernah merasa percuma membuat makalah2 lengkap dan artikel2 sekalipun tak diterima untuk dipublikasikan sebab menulis membuat saya belajar. Saya menyarankan kepada si mahasiswa : jangan membiarkan abstrak yang ditolak tetap sebagai abstrak. Tetap kembangkan menjadi makalah lengkap, dan ajukan lagi pada kesempatan berikutnya, atau ajukan ke forum lain, atau kirimkan ke jurnal2 ilmiah. Banyak forum pertemuan ilmiah menolak banyak abstrak karena mereka punya slot yang terbatas untuk presentasi. Seperti pertemuan IPA tahun ini, Panitia telah menerima sekitar 370 abstrak makalah, lebih dari setengahnya terpaksa ditolak sebab ruang dan waktu yang tersedia untuk presentasi lisan dan poster hanya untuk sekitar 160 makalah dalam dua hari pertemuan. Bila makalah ditulis bukan sebagai ringkasan penelitian yang telah selesai dilakukan, tetapi penelitian yang sedang berjalan, maka abstrak biasanya ditulis saat penelitian berjalan 20 %. Dalam hal ini, menulis makalah lengkapnya adalah jalan menyelesaikan penelitian. Untuk jenis makalah seperti ini, maka menulis abstrak membuat pengetahuan si peneliti berkembang 20 % tentang tema penelitian, meneruskannya dengan melakukan berbagai penelitian (studi literatur, analisis, sintesis,dll.) akan menambahkan 80 % pengetahuannya. Maka setiap penulis yang menghentikan penelitiannya saat abstraknya ditolak, ia akan tetap berpengetahuan 20 %. Kalau saja tidak banyak penulis yang berhenti menulis saat abstraknya ditolak, tentu telah banyak abstrak yang ditolak telah menjadi makalah penuh, dan sebuah makalah penuh akan jauh lebih bermanfaat untuk pendidikan banyak orang dibandingkan sekedar abstrak. Untuk adik2 mahasiswa khsususnya, teruslah meneliti dan menuliskannya, jangan berhenti saat abstrak penelitian/tulisan ditolak. Akan selalu ada kesempatan lain untuk mempublikasikannya. Abstrak yang ditolak bukan tanda kekalahan. Kekalahan adalah ketika abstrak ditolak lalu kita berhenti meneliti dan menulis. salam, awang
[iagi-net-l] Kecewa karena Abstrak Makalah Ditolak
Seorang mahasiswa mengirim e-mail kepada saya, mengeluhkan abstraknya ditolak suatu forum pertemuan ilmiah, dan menanyakan bagaimana kiat menulis abstrak agar bisa lolos seleksi. Saya menjawab emailnya bahwa penolakan abstrak adalah sebuah risiko pengiriman abstrak, sama halnya bahwa seseorang harus bersiap ditolak permintaannya bila mengajukan suatu permintaan. Bila tidak ingin ditolak, tentu jangan pernah mengajukan atau meminta sesuatu. Tetapi, itu tentu bukan cara yang baik. Meminta atau mengajukan sesuatu punya peluang 1 : 1 (bisa ditolak, bisa diterima). Sementara bila tidak pernah mengajukan atau meminta, maka peluangnya 0. Memilih dua kemungkinan itu, saya akan mencoba meminta /mengajukan sekalipun ada kemungkinan ditolak, siapa tahu malahan diterima. Dalam hal ini berlaku suatu kata-kata mutiara, ”you only fail when you only fail to try”. Untuk segala hal yang baik, patut dicoba. Yang jangan pernah dicoba adalah segala hal yang jahat (narkoba, misalnya, jangan pernah mencicipi narkoba – say no to drugs !) Saya menjawab si mahasiswa dengan menceritakan pengalaman saya menulis makalah/artikel selama 20 tahun ini. Sampai sekarang pun, meskipun saya telah cukup senior sebagai penulis makalah, saya masih suka mengalami penolakan abstrak-abstrak /artikel2 yang saya ajukan. Saya tak membiarkan abstrak2 saya yang ditolak tetap sebagai abstrak, saya tetap mengembangkannya sebagai makalah lengkap walaupun tak dipublikasikan, kelak akan aya ajukan lagi untuk dipublikasikan. Saya tak pernah merasa percuma membuat makalah2 lengkap dan artikel2 sekalipun tak diterima untuk dipublikasikan sebab menulis membuat saya belajar. Saya menyarankan kepada si mahasiswa : jangan membiarkan abstrak yang ditolak tetap sebagai abstrak. Tetap kembangkan menjadi makalah lengkap, dan ajukan lagi pada kesempatan berikutnya, atau ajukan ke forum lain, atau kirimkan ke jurnal2 ilmiah. Banyak forum pertemuan ilmiah menolak banyak abstrak karena mereka punya slot yang terbatas untuk presentasi. Seperti pertemuan IPA tahun ini, Panitia telah menerima sekitar 370 abstrak makalah, lebih dari setengahnya terpaksa ditolak sebab ruang dan waktu yang tersedia untuk presentasi lisan dan poster hanya untuk sekitar 160 makalah dalam dua hari pertemuan. Bila makalah ditulis bukan sebagai ringkasan penelitian yang telah selesai dilakukan, tetapi penelitian yang sedang berjalan, maka abstrak biasanya ditulis saat penelitian berjalan 20 %. Dalam hal ini, menulis makalah lengkapnya adalah jalan menyelesaikan penelitian. Untuk jenis makalah seperti ini, maka menulis abstrak membuat pengetahuan si peneliti berkembang 20 % tentang tema penelitian, meneruskannya dengan melakukan berbagai penelitian (studi literatur, analisis, sintesis,dll.) akan menambahkan 80 % pengetahuannya. Maka setiap penulis yang menghentikan penelitiannya saat abstraknya ditolak, ia akan tetap berpengetahuan 20 %. Kalau saja tidak banyak penulis yang berhenti menulis saat abstraknya ditolak, tentu telah banyak abstrak yang ditolak telah menjadi makalah penuh, dan sebuah makalah penuh akan jauh lebih bermanfaat untuk pendidikan banyak orang dibandingkan sekedar abstrak. Untuk adik2 mahasiswa khsususnya, teruslah meneliti dan menuliskannya, jangan berhenti saat abstrak penelitian/tulisan ditolak. Akan selalu ada kesempatan lain untuk mempublikasikannya. Abstrak yang ditolak bukan tanda kekalahan. Kekalahan adalah ketika abstrak ditolak lalu kita berhenti meneliti dan menulis. salam, awang