Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

2012-02-05 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Setuju mas Ipul

Thanks pak Koesoema

Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: mohammadsyai...@gmail.com
Date: Sun, 5 Feb 2012 14:51:24 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN  STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Rasa2nya plong membaca penuturan guru besar kita ini. Runut, jelas, dan logis 
sekali. Terimakasih, pak Koesoema.

Salam,
Syaiful

Sent from my deep hart

On Feb 5, 2012, at 1:54 PM, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote:

 Dari penjelasan Pak Danny, terkuak adanya pemunculan teori atau lebih yang 
 prinsip yang mendasar (fundamental prinsiple) baru yaitu kembalinya 
 Catastrophism Principle (atau dalam bahasa Indonesia disebut teori 
 Malapetaka) dalam ilmu geologi, dan sekarang diaplikasikan ke bidang 
 Archeologi, runtuhnya atau hilangnya suatu peradaban adalah disebabkan karena 
 adanya bencana, bencana lokal maupun bencana global.
 
 Sebagaimana diketahui ilmu geologi modern dinyatakan setelah munculnya 
 Prinsip Uniformitarianism dari James Hutton yang melawan prinsip Malapetaka, 
 yang terutama meng-invoke adanya suatu  bencana (global) untuk 
 perubahan-perubahan yang terjadi di muka bumi, khususnya kepunahan massal 
 yang pada waktu itu diketahui dari penelitian fossil, adanya urut-urutan 
 lapisan yang masing-masing mengandung susunan (assemblage) fossil tertentu 
 dibandingkan dengan urutan lapisan yang di atas maupun di bawahnya, yang oleh 
 Cuvier disebabkan terjadi malapetaka global setiap kalinya (kalau tidak salah 
 dinyatakan ada 13 kali bencana global). Prinsip ini secara telak dikalahkan 
 dengan prinsip uniformitarianism, di mana proses2 di bumi berjalan seragam, 
 kepunahan massal masih dapat diterangkan dengan evolusi yang dipercepat 
 (tentu sangat diperkuat dengan ajaran Darwin). Juga gejala-gejala besar 
 seperti Grand Canyon, Pegunungan Himalaya, dsb tidak perlu dijelaskan dengan 
 suatu event yang katastropik, cukup dengan proses-2 yang berlangsung sekarang 
 yang sangat perlahan-perlahan tetapi berilah waktu jutaan, bahkan ratusan 
 juta tahun maka gejala geologi yang maha besar itu akan terwujud. Prinsip 
 uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam ilmu geologi modern bahkan 
 masih dianut, khususnya dalam industri minyak. Dalam presentasi mengenai 
 geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak bumi tidak pernah disinggung 
 terjadinya bencana untuk menjelaskan unconformities, bahkan dalam membahas 
 dari Kapur ke Tersier sekalipun dsb.
 
 Namun prinsip katastrophism mulai muncul kembali dengan hasil temuan Alvarez 
 ayah-anak (Alvarez Sr adalah nuclear physicist, Alvarez Jr. Geologist) di 
 tahun 80-an, yang menemukan adanya peningkatan kadar isotop Irridium yang 
 luar biasa pada batas Kapur-Tersier yang kemudian disebutnya KT-boundary pada 
 Gubio Shale di Itali. Gejala ini dijelaskan dengan adanya benturan meteor di 
 selatan Teluk Mexico, dan menjadi sangat populer untuk menjelaskan punahnya 
 dinosaurus. Bukti-bukti untuk ini banyak ditemukan dalam bentuknya jelaga, 
 shocked quartz dan banyak lagi. Selain itu para ahli mulai mencari kawah2 
 meteor lainnya yang banyak diketemukan. Punahnya fauna Paleozoic di jelaskan 
 pula dengan benturan asteroid, sehingga terjadi bencana jenis ini harus 
 diakui sebagai proses geologi yang lumrah. Nah mulai lah kembali prinsip 
 malapetaka ini atau disebut Neo-Catastrophism. Selain benturan asteroid 
 sekrang juga keberadaan supervolcanic eruption mulai disadari yang dapat 
 merubah iklim dunia dengan nuclear winternya dan kepunahan kehidupan 
 massal, dan mulai dikenalnya konsep supervolcano yang tidak berbentuk 
 kerucut, seperti Toba Supervolcano, Yellowstone Supervolcano. Juga keberadaan 
 flood-basalt seperti Deccan Trap, Siberian Trap, Columbia Plateau, sekarang 
 ini ditafsirkan sebagai suatu letupan yang dahsyat yang mengeluarkan abu dan 
 gas-gas CO2 dan belerang dan menjadi malapetaka untuk seluruh dunia.
 
 Saluran televisi seperti National Geographic, Discover Channel, BBC 
 Knowledge, History sangat rajin menayangkan masalah malapetaka global ini. 
 Silahkan simak di Indovision atau Cable Vision. Namun 'mainstream geology 
 kelihatannya belum terlalu terpengaruhi dengan fakta-fakta ini dan masih 
 mempertahankan Uniformitarianism. Paling tidak merevisinya dengan apa yang 
 disebut Punctuated Uniformitarianism (proses-proses geologi  berjalan 
 seperti biasa, tetapi diwarnai dengan terjadinya katastrofi pada waktu-waktu 
 tertentu). Apakah prinsip ini sekarang sudah diajarkan pada matakuliah 
 Geologi Dasar Gl 101 atau Geologi Sejarah, saya tidak tahu. Sebagaimana 
 dijelaskan di atas Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam 
 ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak. 
 Dalam presentasi mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak bumi 
 tidak pernah disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan unconformities, 
 bahkan dalam membahas 

[iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

2012-02-05 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Sewaktu diskusi dengan teamnya Pak Andi Arief di kantornya tahun lalu saya
menceriterakan adanya konsep kebencanaan ketika melihat situs arkeologi,
salah satunya candi Kedulan di dekat Prambanan.
Candi ini memang tertimbun oleh endapan lahar, tetapi kolom stratigrafi yg
disusun oleh team Geologi UGM menunjukkan hal menarik. Didalam kompleks
candi ada pohon yg seumur dengan endapan tanah sekitarnya, padahal secara
arkeologis diketahui bahwa hampir semua kompleks candi tidak terdapat pohon
didalam pagarnya. Sedangkan ini pohonnya berada didalam pagar. Juga
diketahui bahwa fondasi candi ini juga rusak. Akhirnya diinterpretasikan
bahwa candi ini ditinggalkan karena gempa, kemudian tumbuh pohon didalamya
pada saat candi ini sudah tidak dipakai karena rusak akibat gempa. Baru
berikutnya reruntuhan candi yg sudah tidak terpakai ini tertimbun oleh
endapan lahar Merapi.
Pelajaran dari reruntuhan candi ini adalah adanya ancaman gempa di jogja
sejak jaman dahuku, ancaman bencana di lereng merapipun bukan hanya ancaman
lahar gunung merapi saja.
Saya menuliskannya dalam dongengan tahun 2006 disini
http://rovicky.wordpress.com/2006/08/18/candi-kedulan/

Juga dalam diskusi dengan teamnya Pak Andi Arief saya mendongeng tentang
hal peradaban kekuasaan di Indonesia. Kalau dengan politisi tentunya
menarik, kan ? ada satu hal menarik, mungkin diluar konteks kegeologian,
yaitu dugaan bencana sebagai Pengontrol utama pergeseran kekuasaan di
Indonesia. Selama ini sejarah Indonesia didominasi kisah peperangan antar
kerajaan yg menjadi alasan utama terjadinya perebutan kekuasaan. Namun
kalau kebencanaan yg melatar belakangi pergeseran kekuasaan di Indonesia,
berarti kebencanaan harus lebih diperhatikan dalam penyelenggaraan negara.
Bahkan kalau memungkinkan pasal kebencanaan dimasukkan dalam UUD45, perlu
diamandemen, kenapa tidak ?
Pasal 33
(4) setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan perlindungan dari
kebencanaan yang diatur dalam undang-undang.

uu kebencanaan memang sudah ada, tapi dengan masuknya kata bencana dalam
uu maka kesadaran kebencanan masuk ranah  politik yg lebih tinggi lagi.
Tentunya perlu adanya naskah akademik yang menunjang hal ini. Riset-riset
kebencanaan, besarnya kerugian dan korban akibat bencana, serta kisah
peradaban lokal yang sangat dipengaruhi oleh kebencanaan dimasa lalu.
Tentunya banyak riset yg masih akan terus diperlukan.

Rdp
(mimpi memasukkan kata geologi dalam uud, paling tidak perlu ada undang
undang geologi dulu deh)

On Sunday, February 5, 2012, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
wrote:
 Dari penjelasan Pak Danny, terkuak adanya pemunculan teori atau lebih
yang prinsip yang mendasar (fundamental prinsiple) baru yaitu kembalinya
Catastrophism Principle (atau dalam bahasa Indonesia disebut teori
Malapetaka) dalam ilmu geologi, dan sekarang diaplikasikan ke bidang
Archeologi, runtuhnya atau hilangnya suatu peradaban adalah disebabkan
karena adanya bencana, bencana lokal maupun bencana global.

 Sebagaimana diketahui ilmu geologi modern dinyatakan setelah munculnya
Prinsip Uniformitarianism dari James Hutton yang melawan prinsip
Malapetaka, yang terutama meng-invoke adanya suatu  bencana (global)
untuk perubahan-perubahan yang terjadi di muka bumi, khususnya kepunahan
massal yang pada waktu itu diketahui dari penelitian fossil, adanya
urut-urutan lapisan yang masing-masing mengandung susunan (assemblage)
fossil tertentu dibandingkan dengan urutan lapisan yang di atas maupun di
bawahnya, yang oleh Cuvier disebabkan terjadi malapetaka global setiap
kalinya (kalau tidak salah dinyatakan ada 13 kali bencana global). Prinsip
ini secara telak dikalahkan dengan prinsip uniformitarianism, di mana
proses2 di bumi berjalan seragam, kepunahan massal masih dapat diterangkan
dengan evolusi yang dipercepat (tentu sangat diperkuat dengan ajaran
Darwin). Juga gejala-gejala besar seperti Grand Canyon, Pegunungan
Himalaya, dsb tidak perlu dijelaskan dengan suatu event yang katastropik,
cukup dengan proses-2 yang berlangsung sekarang yang sangat
perlahan-perlahan tetapi berilah waktu jutaan, bahkan ratusan juta tahun
maka gejala geologi yang maha besar itu akan terwujud. Prinsip
uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam ilmu geologi modern
bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak. Dalam presentasi
mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak bumi tidak pernah
disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan unconformities, bahkan
dalam membahas dari Kapur ke Tersier sekalipun dsb.

 Namun prinsip katastrophism mulai muncul kembali dengan hasil temuan
Alvarez ayah-anak (Alvarez Sr adalah nuclear physicist, Alvarez Jr.
Geologist) di tahun 80-an, yang menemukan adanya peningkatan kadar isotop
Irridium yang luar biasa pada batas Kapur-Tersier yang kemudian disebutnya
KT-boundary pada Gubio Shale di Itali. Gejala ini dijelaskan dengan adanya
benturan meteor di selatan Teluk Mexico, dan menjadi sangat populer untuk
menjelaskan punahnya dinosaurus. Bukti-bukti untuk ini banyak 

[iagi-net-l] IHS Top 10 Predictions for 2012

2012-02-05 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
IHS Top 10 Predictions for 2012

http://www.ihs.com/products/oil-gas-information/source-newsletter/international/jan2012/predictions-2012.aspx

By Nariman Behravesh

World growth will slow in 2012—the only question is by how much.

The problematic combination of private-sector deleveraging, public-sector
austerity and the lack of confidence in political leaders’ ability to
navigate these choppy waters will continue to plague the United States and
Europe. The US economy can be expected to muddle through. Unfortunately,
Europe will not be so lucky. Meanwhile, China’s economy is slowing and
there is growing anxiety about the government’s ability to engineer another
soft landing. If Europe only suffers through a mild recession and China
does not experience a hard landing, then world growth will decelerate from
around 3.0% in 2011 to around 2.7% in 2012. On the other hand, if the
recession in Europe is much deeper or the slowdown in China more
pronounced, then the global economy will be headed for much weaker growth
and possibly another recession.

The United States will probably avoid a recession. The good news is that US
domestic risks have diminished somewhat, and growth momentum has picked up
modestly. Consumers seem willing to spend and businesses are more disposed
to hire—albeit cautiously. This means that over the next year US growth
will average between 1.5% and 2.0%. In the near term, the Eurozone
sovereign-debt crisis is the biggest threat to the US economy. The
longer-term outlook is clouded by uncertainty over how America’s burgeoning
sovereign-debt problem will be fixed.

The Eurozone is headed for a second dip. All indications are that the
Eurozone will suffer through a recession in 2012—a mild one if the region’s
sovereign-debt problems are resolved, or a deep one if they are not. Fiscal
austerity is in full swing, bank credit is tightening, and confidence is
plummeting. With few exceptions, the Eurozone economies will see negative
growth next year, with the region as whole contracting by about 0.7%—at
best. Possible, though unlikely, is a much worse recession triggered by
messy sovereign defaults or euro exits.

Asia will continue to outpace the rest of the world. While Asia will not be
immune to a recession in the Eurozone, growth in the region will remain
resilient and will continue to be the strongest in the world (around 5.5%),
for a number of reasons. Japan’s post-earthquake rebound will help underpin
the region’s exports, offsetting some of the weakness in sales to Europe.
Chinese growth can be expected to hold up at around 8% and further bolster
Asian growth prospects—provided China’s housing downturn does not evolve
into something much worse. Last but not least, easing inflation will give
all Asian governments more leeway to stimulate, if necessary.

Growth in other emerging markets will hold up, for the most part. The
Eurozone crisis and recession will have a differential impact on the rest
of the emerging world. Hardest hit will be Emerging Europe, because Western
Europe is its most important export destination and also because the region
is dominated by subsidiaries of Western European banks—all of which are
tightening credit. Latin America and Africa are relatively more vulnerable
to the United States and China. Barring a catastrophe in either economy or
another plunge in commodity prices, the growth in these regions should hold
up fairly well.

Commodity prices will (mostly) move sideways. During the coming year,
commodity prices are likely to get pulled down by weaker global demand—and
pushed up by limited excess capacity and continuing robust growth in key
economies, such as China and India. The biggest demand-side risk is the
possibility of a hard landing in China. Supply-side risks are
commodity-specific. In the case of oil, markets are worried about an
escalation of the conflict over Iran’s nuclear weapons program. That said,
the most likely scenario is for the price of oil and other commodities to
fluctuate around current levels.

Inflation will diminish almost everywhere. With world growth softening and
commodity prices off their peaks, inflation in every region of the world
will decline in 2012. The drop in inflation is likely to be the most
pronounced in the developed world because of vast amounts of excess
capacity in both labor and product markets. In the emerging world, the
recent declines in food prices are having the biggest impact. Without a
spike in oil or food prices—triggered by a geopolitical events or bad
weather—the inflation picture in 2012 will be quite benign.

Monetary policy will either be on hold or ease further. Easing inflationary
pressures and increasing anxiety about the growth outlook have changed the
priorities of central banks worldwide. Central bank actions can be broadly
categorized in three ways: 1) those with policy rates already near zero
(e.g., the Federal Reserve, Bank of England and Bank of Japan) will stay
there indefinitely (or at least 

[iagi-net-l] Situs Megalitik Gunung Padang (wikipedia)

2012-02-05 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Sebagai pengetahuan awal yg sederhana versi wikipedia tentang situs
megalitik Gunung Padang. Sudah cukup lama diteliti, tapi memang penelitian
megalitik banyak tertinggal dibanding penelitian sejarah moderen.
Disini ditarikh sekitar 2000 tahun SM.

Rdp


Penemuan

Laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada Rapporten van de
Oudheidkundige Dienst (ROD, Buletin Dinas Kepurbakalaan) tahun 1914.
Sejarawan Belanda, N. J. Krom juga telah menyinggungnya pada tahun 1949.
Setelah sempat terlupakan, pada tahun 1979 tiga penduduk setempat, Endi,
Soma, dan Abidin, melaporkan kepada Edi, Penilik Kebudayaan Kecamatan
Campaka, mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan
berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang mengarah ke
Gunung Gede[1]. Selanjutnya, bersama-sama dengan Kepala Seksi Kebudayaan
Departemen Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R. Adang Suwanda, ia
mengadakan pengecekan. Tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah,
dan geologi yang dilakukan Puslit Arkenas pada tahun 1979 terhadap situs
ini.

Lokasi situs berbukit-bukit curam dan sulit dijangkau. Kompleksnya
memanjang, menutupi permukaan sebuah bukit yang dibatasi oleh jejeran batu
andesit besar berbentuk persegi. Situs itu dikelilingi oleh lembah-lembah
yang sangat dalam[1]. Tempat ini sebelumnya memang telah dikeramatkan oleh
warga setempat.[2] Penduduk menganggapnya sebagai tempat Prabu Siliwangi,
raja Sunda, berusaha membangun istana dalam semalam.

Fungsi situs Gunungpadang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi
masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun S.M.[2] Hasil
penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya
pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada[3]. Selain
Gunungpadang, terdapat beberapa tapak lain di Cianjur yang merupakan
peninggalan periode megalitikum.

Naskah Bujangga Manik dari abad ke-16 menyebutkan suatu tempat kabuyutan
(tempat leluhur yang dihormati oleh orang Sunda) di hulu Ci Sokan, sungai
yang diketahui berhulu di sekitar tempat ini[4]. Menurut legenda, Situs
Gunungpadang merupakan tempat pertemuan berkala (kemungkinan tahunan) semua
ketua adat dari masyarakat Sunda Kuna. Saat ini situs ini juga masih
dipakai oleh kelompok penganut agama asli Sunda untuk melakukan pemujaan.


-- 
*Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*


RE: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software

2012-02-05 Terurut Topik Nugrahani


Ini saya copas (copy  paste) jawaban dari pak Sukri Usman, Kepala Dinas 
Perpajakan dan Pungutan, Divisi Manajemen Resiko dan Perpajakan (e-mail : 
syuk...@bpmigas.go.idmailto:syuk...@bpmigas.go.id).
Bila ada pertanyaan (lagi) silakan saja menghubungi beliau, ya !


Salam,
Nuning


-
From: Syukri Usman
Sent: 06 Februari 2012 9:13
To: Nugrahani; Bambang Yuwono
Subject: RE: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi ???

Bu Nuning, saya hanya sekedar menambahkan apa yang saya tangani selama ini di 
BPMIGAS mengenai PBBMigas.

Yang menjadi objek PBB Migas adalah

1.   Tanah Permukaan baik offshore maupun on shore.

2.   Tubuh Bumi yang direpleksikan melalui hasil produksi migas
Untuk tahun 2011 kebelakang, KKKS menyampaikan SPOP PBB Migas kepada BPMIGAS 
yang mencantumkan luasan tanah Permukaan dihitung sebesar luas wilayah kerja 
yang terdapat dalam Kontrak setelah dikurangi dengan relinquish, jumlah 
bangunan dan jumlah produksi. BPMIGAS menyampaikan SPOP tersebut kepada DJP 
yang kemudian DJP melakukan penilaian NJOP atas luasan tanah, jumlah produksi 
dan bangunan. Kemudian DJP melakukan penagihan kepada DJA untuk dibayarkan 
kepada masing-masing daerah sesuai prosinya. PBB ini oleh DJA dijadikan salah 
satu unsure pengurang bagi hasil pusat dan daerah.
Sedangkan untuk tahun 2012 ini, luas tanah yang dihitung adalah luas tanah yang 
sudah dimanfaatkan oleh KKKS (bukan luas WK), sedangkan yang lain, seperti 
bangunan dan jumlah produksi masih tetap sama yaitu tetap menjadi objek PBB 
Migas

Trims

Salam
syukri






From: batu gamping [mailto:bgamp...@yahoo.com]
Sent: 06 Februari 2012 9:00
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: 
[iagi-net-l] FW: Tanya Software

Noor

sure lah, kita sudah lakukan untuk 4 PSC syang kita miliki sesuai dengan 
deadline yang di tentukan BPMIGAS

Yusak

--- On Thu, 2/2/12, noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com wrote:

From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com
Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: 
[iagi-net-l] FW: Tanya Software
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, February 2, 2012, 8:25 AM
Yusak,

Good to know itbut are you sure on it?

Di bawah ada yang menjelskan agak beda:
- tidak ada klausul exemption
- berlaku untuk onshore dan offshore
- berlaku untuk tanah dan/atau bangunan


salam,

===

PBB for Oil and Gas



Please note, subject to provisions of GR 79 and PSC post 2010, only PBB 
payment(s) is cost recoverable.



Refer to GR 79, PBB is categorized as an indirect tax. As for regional tax, up 
to date, PBB for Oil and Gas is not fall under such criteria. Pursuant to Law 
28/2009, PBB for mining area (including oil and gas) is still under and 
therefore collect by the central government.



The Object of PBB for Oil and Gas



Pursuant to PER-71/2010 jo. SE-155/2010, PSC contractors are obliged to submit 
a document of SPOP (Notification Letter of PBB for Oil and Gas-Surat 
Pemberitahuan Objek Pajak PBB Pertambangan Minyak dan Gas Bumi) to the Pratama 
Tax Office, through BPMIGAS.



PER-71/2010 jo. SE-155/2010 divides oil and gas area into several types of 
area.: Productive and  Non Productive Area. However there is no different 
treatment between Non Productive Area and other areas, in terms of area to be 
reported, all of their size/acreage must be reported under the SPOP.



The taxable object of PBB for Oil and Gas are:



(i)the land (bumi) area, which covers both onshore and offshore; and

(ii)   the building (bangunan), which covers all buildings that located, also, 
both onshore and offshore.



Imposition/Calculation of PBB for Oil and Gas



Based on the SPOP submitted by PSC contractors, the Pratama Tax Office shall 
issue SPPT (Notification Letter of Payable Tax-Surat Pemberitahuan Pajak 
Terutang). The SPPT is a letter used by tax authority to notify the taxpayer on 
the payable value or nominal (nilai yang terutang) of PBB for Oil and Gas.



The basis for imposing the PBB for Oil and Gas is the Sale Value of the Tax 
Object (Nilai Jual Objek Pajak – “NJOP”). For reference, in general PER-71/2010 
jo. SE-155/2010 provides how the NJOP is determined, i.e.:  either for onshore 
or offshore, by comparing with the land price of surrounding area with 
necessary adjustment.
=


salam,

--- On Tue, 1/31/12, batu gamping bgamp...@yahoo.com wrote:

From: batu gamping bgamp...@yahoo.com
Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: 
[iagi-net-l] FW: Tanya Software
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tuesday, January 31, 2012, 9:26 PM
All

PSC is exempted (tidak harus bayar) from paying PBB, tapi setiap tahun kita 
harus menyerahkan surat pemberitahuan objek pajak (SPOP) PBB dengan menggunakan 
form  standar yang di minta oleh BPMIGAS pada waktu yang di tentaukan oleh 
BPMIGAS. kalau 

[iagi-net-l] Re: [iagi-net-linetron sinetron mengenai kerajaan di tv indonesia (was :Situs Megalitik Gunung Padang (wikipedia)

2012-02-05 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Rekan

Saya suka tertawa dan sedih melihat sinetron / masa lalu kerajaan  mengenai  
yang  ditayangkan dalam tv indonesia.
Betapa tidak kostum , istana maupun lingkungan yang ditunjukan didalamnya 
sangat tidak sesuai/cocok  dengan jaman  dongeng yang dimaksudkan.
Apa mereka tidak pernah mempelajari sejarah sebelum membuat skenario filmnya ya 
?

si Abah



 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 6, 2012 7:18 AM
Subject: [iagi-net-l] Situs Megalitik Gunung Padang (wikipedia)
 

Sebagai pengetahuan awal yg sederhana versi wikipedia tentang situs megalitik 
Gunung Padang. Sudah cukup lama diteliti, tapi memang penelitian megalitik 
banyak tertinggal dibanding penelitian sejarah moderen.
Disini ditarikh sekitar 2000 tahun SM.

Rdp


Penemuan

Laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada Rapporten van de 
Oudheidkundige Dienst (ROD, Buletin Dinas Kepurbakalaan) tahun 1914. 
Sejarawan Belanda, N. J. Krom juga telah menyinggungnya pada tahun 1949. 
Setelah sempat terlupakan, pada tahun 1979 tiga penduduk setempat, Endi, 
Soma, dan Abidin, melaporkan kepada Edi, Penilik Kebudayaan Kecamatan Campaka, 
mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran 
yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang mengarah ke Gunung Gede[1]. 
Selanjutnya, bersama-sama dengan Kepala Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan 
Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R. Adang Suwanda, ia mengadakan pengecekan. 
Tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah, dan geologi yang dilakukan 
Puslit Arkenas pada tahun 1979 terhadap situs ini.

Lokasi situs berbukit-bukit curam dan sulit dijangkau. Kompleksnya memanjang, 
menutupi permukaan sebuah bukit yang dibatasi oleh jejeran batu andesit besar 
berbentuk persegi. Situs itu dikelilingi oleh lembah-lembah yang sangat 
dalam[1]. Tempat ini sebelumnya memang telah dikeramatkan oleh warga 
setempat.[2] Penduduk menganggapnya sebagai tempat Prabu Siliwangi, raja Sunda, 
berusaha membangun istana dalam semalam.

Fungsi situs Gunungpadang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi masyarakat 
yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun S.M.[2] Hasil penelitian Rolan 
Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya pelibatan musik dari 
beberapa batu megalit yang ada[3]. Selain Gunungpadang, terdapat beberapa tapak 
lain di Cianjur yang merupakan peninggalan periode megalitikum.

Naskah Bujangga Manik dari abad ke-16 menyebutkan suatu tempat kabuyutan 
(tempat leluhur yang dihormati oleh orang Sunda) di hulu Ci Sokan, sungai yang 
diketahui berhulu di sekitar tempat ini[4]. Menurut legenda, Situs Gunungpadang 
merupakan tempat pertemuan berkala (kemungkinan tahunan) semua ketua adat dari 
masyarakat Sunda Kuna. Saat ini situs ini juga masih dipakai oleh kelompok 
penganut agama asli Sunda untuk melakukan pemujaan. 


-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari

Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

2012-02-05 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata

Pak Sudjatmiko dan Pak Danny:
Dalam ilmu budaya itu dibedakan antara pengertian Peradaban (Civilization) 
dan Budaya (Culture).
Pengertian budaya/culture, seperti Budaya Pacitan, diartikan sebagai 
komunitas yang masih primitif, tetapi sudah melakukan cocok tanam selain 
berburu, dan para anggotanya belum terorganisir dalam bidang keahlian 
(petani, pedagang, pengrajin dsb), dan juga belum ada agama yang 
terorganisir. Keberadaan budaya ini ditafsirkan dari artefact-2 yang 
ditinggalkan, berupa alat pertanian/perburuan.
Peradaban/civilization, seperti Peradaban Maya, merupakan komunitas yang 
lebih maju lagi dengan adanya sistim pemerintahan dengan hierarchy-nya, dan 
masyarakatnya yang terorganisier dalam perbagai keahlian, termasuk tentara, 
dan juga sudah ada agama atau pemujaan yang terorganisir, biasanya dalam 
bentuk kuil atau temple. Peradaban dapat dikenali bukan saja dari artefact 
saja tetapi juga dari adanya bangunan, candi (antara lain 'piramida', 
tatakota, istana jalan rumah penduduk dsb.
Dengan diketemukan adanya aftefact, walaupun dari logam, belum tentu disitu 
ada Peradaban, walaupun dalam iklim tropis mungkin bangunan-bagunannya bisa 
saja terbentuk dari kayu.
Dari tulisan Pak Danny, kelihatannya Neo-catastrophism ini sudah ditarik ke 
arah yang extreme, di mana setiap unconformity dianggap catastrophy. 
Memang tidak semua catastrophy bersifat global, banyak juga yang bersifat 
lokal. Contoh the Spokane Megaflood di barat laut Amerika Serikat.


Karena saresehan ini berjudul:
MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK 
MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL
yang jadi topik adalah Peradaban, bukan sekedar budaya/culture, dan tentu 
dalam hubungan dengan bencana purba.


Tentu ini sudah masuk ranah arkeologi/sejarah, di mana saya kurang paham.
Seingat saya tidak ada peradaban kuno yang menghilang karena disebabkan 
suatu bencana: Kebudayaan Mesir, Kebudayaan Yunani Lama, Kebudayaan Romawi, 
Kebudayaan Aztec, Kebudayaan Inca, hampir semua menghilang atau ditinggalkan 
karena kalah perang atau ditaklukan oleh pihak lain.
Kecuali mungkin Peradaban Maya dan Angkor Wat, yang mungkin menghilang 
disebabkan kekeringan yang luar biasa, atau perubahan iklim yang luar biasa 
yang bisa juga disebut bencana.
Dilain pihak ada kota2 yang musnah dilanda bencana letusan gunung api 
seperti Pompeii (tidak memusnahkan peradaban Roma), dan katanya ada 2 
kerajaan di Sumbawa yang hilang/musnah waktu Tambora meletus di tahun 1815.

Juga tentu juga kerajaan2 di Jawa banyak contoh.
Tapi ini nyaris dapat disebut hilangnya suatu peradaban, karena suatu 
kerajaan dapat saja musnah tetapi peradabannya dapat dilanjutkan oleh 
kerajaan lainnya.
Tentu satu-satunya peradaban yang musnah karena tenggelam adalah Atlantis 
yang legendaris itu, dan inipun masih belum terbukti.
Musnah dan berakhirnya suatu peradaban oleh bencana belum terrekam dalam 
sejarah dunia, juga suatu tsunami atau gempa yang telah menghapus kerajaan 
bahkan peradaban di muka bumi.
Mungkin Pak Danny dan kawan2 akan menemukan ini di Indonesia. Silahkan, 
selamat meneliti!


Wassalam
RPK

- Original Message - 
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id

To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Sadono Irana sadonoin...@hotmail.com; GUNARDI 
sf.guna...@ymail.com; Feni Kertikasyari kertikasy...@yahoo.com; Iman 
Santoso titansp...@ymail.com; mira buana sparkly_...@yahoo.com

Sent: Sunday, February 05, 2012 11:25 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY



Yth. Pak Danny, Pak Koesoemadinata, dan rekan-rekan IAGI yang budiman,



Pencerahan dari Pak Danny dan Pak Koesoemadinata hari ini sangat luar 
biasa,

mengingatkan mang Okim akan masa-masa duduk di bangku kuliah sekitar 50
tahunan yang lalu . Mang Okim jadinya sangat bersyukur karena melontarkan
masalah Piramida Sadahurip ke ranah publik sehingga walaupun telah 
membikin

beberapa pihak terganggu tetapi akhirnya kita bisa mengerti tentang
persoalan yang sebenarnya. Sepengetahuan mang Okim, sejak awal,  pak Danny
memang tidak pernah menyatakan tentang adanya piramida di perut G. 
Sadahurip

ataupun di G. Lalakon, bahkan meragukannya. Yang menyatakan hal itu adalah
Tim Turangga Seta  dan Tim Bencana Katastropik Purba.



Sangat menarik Prinsip Neo-Catastrophism yang diuraikan oleh Pak
Koesoemadinata, yang dihubungkan dengan kegiatan eksplorasi yang sedang
gencar dilakukan oleh Pak Danny dan Pak Andang / Tim BKP. Yang menjadi
pertanyaan adalah mengapa yang diburu bangunan piramida budaya, sementara
menurut para ahli arkeologi, budaya piramida beneran, bukan punden 
berundak,
tidak pernah tercatat di nusantara. Mang Okim sangat gembira atas 
pernyataan

Mang Stephen Oppenheimer bahwa di zaman prasejarah, Indonesia adalah pusat
peradaban dalam teknologi  pertanian, sehingga yang harus dicari adalah
peralatan-peralatan sederhana untuk pertanian, karena ini gampang 
ditemukan

dimana-mana .



Indonesia memang pusat peradaban



Nah, sehubungan dengan 

Re: [iagi-net-l] Re: [iagi-net-linetron sinetron mengenai kerajaan di tv indonesia (was :Situs Megalitik Gunung Padang (wikipedia)

2012-02-05 Terurut Topik Eko Prasetyo
Sinetron? Menghargai fakta sejarah?
Yang penting tampilan menjual dan laku...
gak cuman sinetron sini, Hollywood juga sering kan mengutak-atik mitologi
dan sejarah seenaknya...

2012/2/6 Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com

 Rekan

 Saya suka tertawa dan sedih melihat sinetron / masa lalu kerajaan
 mengenai  yang  ditayangkan dalam tv indonesia.
 Betapa tidak kostum , istana maupun lingkungan yang ditunjukan
 didalamnya sangat tidak sesuai/cocok  dengan jaman  dongeng yang
 dimaksudkan.
 Apa mereka tidak pernah mempelajari sejarah sebelum membuat skenario
 filmnya ya ?[image: :puke! puke]

 si Abah
   --
 *From:* Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 *To:* IAGI iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Monday, February 6, 2012 7:18 AM
 *Subject:* [iagi-net-l] Situs Megalitik Gunung Padang (wikipedia)

 Sebagai pengetahuan awal yg sederhana versi wikipedia tentang situs
 megalitik Gunung Padang. Sudah cukup lama diteliti, tapi memang penelitian
 megalitik banyak tertinggal dibanding penelitian sejarah moderen.
 Disini ditarikh sekitar 2000 tahun SM.

 Rdp


 Penemuan

 Laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada Rapporten van de
 Oudheidkundige Dienst (ROD, Buletin Dinas Kepurbakalaan) tahun 1914.
 Sejarawan Belanda, N. J. Krom juga telah menyinggungnya pada tahun 1949.
 Setelah sempat terlupakan, pada tahun 1979 tiga penduduk setempat, Endi,
 Soma, dan Abidin, melaporkan kepada Edi, Penilik Kebudayaan Kecamatan
 Campaka, mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan
 berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang mengarah ke
 Gunung Gede[1]. Selanjutnya, bersama-sama dengan Kepala Seksi Kebudayaan
 Departemen Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R. Adang Suwanda, ia
 mengadakan pengecekan. Tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah,
 dan geologi yang dilakukan Puslit Arkenas pada tahun 1979 terhadap situs
 ini.

 Lokasi situs berbukit-bukit curam dan sulit dijangkau. Kompleksnya
 memanjang, menutupi permukaan sebuah bukit yang dibatasi oleh jejeran batu
 andesit besar berbentuk persegi. Situs itu dikelilingi oleh lembah-lembah
 yang sangat dalam[1]. Tempat ini sebelumnya memang telah dikeramatkan oleh
 warga setempat.[2] Penduduk menganggapnya sebagai tempat Prabu Siliwangi,
 raja Sunda, berusaha membangun istana dalam semalam.

 Fungsi situs Gunungpadang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi
 masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun S.M.[2] Hasil
 penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya
 pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada[3]. Selain
 Gunungpadang, terdapat beberapa tapak lain di Cianjur yang merupakan
 peninggalan periode megalitikum.

 Naskah Bujangga Manik dari abad ke-16 menyebutkan suatu tempat kabuyutan
 (tempat leluhur yang dihormati oleh orang Sunda) di hulu Ci Sokan, sungai
 yang diketahui berhulu di sekitar tempat ini[4]. Menurut legenda, Situs
 Gunungpadang merupakan tempat pertemuan berkala (kemungkinan tahunan) semua
 ketua adat dari masyarakat Sunda Kuna. Saat ini situs ini juga masih
 dipakai oleh kelompok penganut agama asli Sunda untuk melakukan pemujaan.


 --
 *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*





-- 
Visit http://www.strivearth.com and be entertained


RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

2012-02-05 Terurut Topik Yuriza NOOR
Pak kabarnya waktu gunung Toba meletus bukan cuma 'budaya' yang hilang tapi 
juga makhluknya ...
'Budaya' waktu itu mungkin budayanya para Neanderthal dan sedikit manusia 
modern ya ... kan katanya gunung tsb meletus 76000 tahun yll ... kan katanya 
lagi makanya dna manusia modern punya kemiripan yang kuat karena semua manusia 
modern yang sekarang ini berasal dari segelintir yang tidak musnah jaman g toba 
meletus itu 


-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Monday, February 06, 2012 10:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

Pak Sudjatmiko dan Pak Danny:
Dalam ilmu budaya itu dibedakan antara pengertian Peradaban (Civilization)
dan Budaya (Culture).
Pengertian budaya/culture, seperti Budaya Pacitan, diartikan sebagai
komunitas yang masih primitif, tetapi sudah melakukan cocok tanam selain
berburu, dan para anggotanya belum terorganisir dalam bidang keahlian
(petani, pedagang, pengrajin dsb), dan juga belum ada agama yang
terorganisir. Keberadaan budaya ini ditafsirkan dari artefact-2 yang
ditinggalkan, berupa alat pertanian/perburuan.
Peradaban/civilization, seperti Peradaban Maya, merupakan komunitas yang
lebih maju lagi dengan adanya sistim pemerintahan dengan hierarchy-nya, dan
masyarakatnya yang terorganisier dalam perbagai keahlian, termasuk tentara,
dan juga sudah ada agama atau pemujaan yang terorganisir, biasanya dalam
bentuk kuil atau temple. Peradaban dapat dikenali bukan saja dari artefact
saja tetapi juga dari adanya bangunan, candi (antara lain 'piramida',
tatakota, istana jalan rumah penduduk dsb.
Dengan diketemukan adanya aftefact, walaupun dari logam, belum tentu disitu
ada Peradaban, walaupun dalam iklim tropis mungkin bangunan-bagunannya bisa
saja terbentuk dari kayu.
Dari tulisan Pak Danny, kelihatannya Neo-catastrophism ini sudah ditarik ke
arah yang extreme, di mana setiap unconformity dianggap catastrophy.
Memang tidak semua catastrophy bersifat global, banyak juga yang bersifat
lokal. Contoh the Spokane Megaflood di barat laut Amerika Serikat.

Karena saresehan ini berjudul:
MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK
MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL
yang jadi topik adalah Peradaban, bukan sekedar budaya/culture, dan tentu
dalam hubungan dengan bencana purba.

Tentu ini sudah masuk ranah arkeologi/sejarah, di mana saya kurang paham.
Seingat saya tidak ada peradaban kuno yang menghilang karena disebabkan
suatu bencana: Kebudayaan Mesir, Kebudayaan Yunani Lama, Kebudayaan Romawi,
Kebudayaan Aztec, Kebudayaan Inca, hampir semua menghilang atau ditinggalkan
karena kalah perang atau ditaklukan oleh pihak lain.
Kecuali mungkin Peradaban Maya dan Angkor Wat, yang mungkin menghilang
disebabkan kekeringan yang luar biasa, atau perubahan iklim yang luar biasa
yang bisa juga disebut bencana.
Dilain pihak ada kota2 yang musnah dilanda bencana letusan gunung api
seperti Pompeii (tidak memusnahkan peradaban Roma), dan katanya ada 2
kerajaan di Sumbawa yang hilang/musnah waktu Tambora meletus di tahun 1815.
Juga tentu juga kerajaan2 di Jawa banyak contoh.
Tapi ini nyaris dapat disebut hilangnya suatu peradaban, karena suatu
kerajaan dapat saja musnah tetapi peradabannya dapat dilanjutkan oleh
kerajaan lainnya.
Tentu satu-satunya peradaban yang musnah karena tenggelam adalah Atlantis
yang legendaris itu, dan inipun masih belum terbukti.
Musnah dan berakhirnya suatu peradaban oleh bencana belum terrekam dalam
sejarah dunia, juga suatu tsunami atau gempa yang telah menghapus kerajaan
bahkan peradaban di muka bumi.
Mungkin Pak Danny dan kawan2 akan menemukan ini di Indonesia. Silahkan,
selamat meneliti!

Wassalam
RPK

- Original Message -
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Sadono Irana sadonoin...@hotmail.com; GUNARDI
sf.guna...@ymail.com; Feni Kertikasyari kertikasy...@yahoo.com; Iman
Santoso titansp...@ymail.com; mira buana sparkly_...@yahoo.com
Sent: Sunday, February 05, 2012 11:25 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY


 Yth. Pak Danny, Pak Koesoemadinata, dan rekan-rekan IAGI yang budiman,



 Pencerahan dari Pak Danny dan Pak Koesoemadinata hari ini sangat luar
 biasa,
 mengingatkan mang Okim akan masa-masa duduk di bangku kuliah sekitar 50
 tahunan yang lalu . Mang Okim jadinya sangat bersyukur karena melontarkan
 masalah Piramida Sadahurip ke ranah publik sehingga walaupun telah
 membikin
 beberapa pihak terganggu tetapi akhirnya kita bisa mengerti tentang
 persoalan yang sebenarnya. Sepengetahuan mang Okim, sejak awal,  pak Danny
 memang tidak pernah menyatakan tentang adanya piramida di perut G.
 Sadahurip
 ataupun di G. Lalakon, bahkan meragukannya. Yang menyatakan hal itu adalah
 Tim Turangga Seta  dan Tim Bencana Katastropik Purba.



 Sangat menarik Prinsip Neo-Catastrophism yang diuraikan oleh Pak
 Koesoemadinata, yang dihubungkan dengan kegiatan eksplorasi 

Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

2012-02-05 Terurut Topik koesoema
Bukan saja makhluk manusia yg musnah, juga makhluk hidup lainnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yuriza NOOR yuriza.n...@total.com
Date: Mon, 6 Feb 2012 11:12:40 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

Pak kabarnya waktu gunung Toba meletus bukan cuma 'budaya' yang hilang tapi 
juga makhluknya ...
'Budaya' waktu itu mungkin budayanya para Neanderthal dan sedikit manusia 
modern ya ... kan katanya gunung tsb meletus 76000 tahun yll ... kan katanya 
lagi makanya dna manusia modern punya kemiripan yang kuat karena semua manusia 
modern yang sekarang ini berasal dari segelintir yang tidak musnah jaman g toba 
meletus itu 


-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Monday, February 06, 2012 10:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

Pak Sudjatmiko dan Pak Danny:
Dalam ilmu budaya itu dibedakan antara pengertian Peradaban (Civilization)
dan Budaya (Culture).
Pengertian budaya/culture, seperti Budaya Pacitan, diartikan sebagai
komunitas yang masih primitif, tetapi sudah melakukan cocok tanam selain
berburu, dan para anggotanya belum terorganisir dalam bidang keahlian
(petani, pedagang, pengrajin dsb), dan juga belum ada agama yang
terorganisir. Keberadaan budaya ini ditafsirkan dari artefact-2 yang
ditinggalkan, berupa alat pertanian/perburuan.
Peradaban/civilization, seperti Peradaban Maya, merupakan komunitas yang
lebih maju lagi dengan adanya sistim pemerintahan dengan hierarchy-nya, dan
masyarakatnya yang terorganisier dalam perbagai keahlian, termasuk tentara,
dan juga sudah ada agama atau pemujaan yang terorganisir, biasanya dalam
bentuk kuil atau temple. Peradaban dapat dikenali bukan saja dari artefact
saja tetapi juga dari adanya bangunan, candi (antara lain 'piramida',
tatakota, istana jalan rumah penduduk dsb.
Dengan diketemukan adanya aftefact, walaupun dari logam, belum tentu disitu
ada Peradaban, walaupun dalam iklim tropis mungkin bangunan-bagunannya bisa
saja terbentuk dari kayu.
Dari tulisan Pak Danny, kelihatannya Neo-catastrophism ini sudah ditarik ke
arah yang extreme, di mana setiap unconformity dianggap catastrophy.
Memang tidak semua catastrophy bersifat global, banyak juga yang bersifat
lokal. Contoh the Spokane Megaflood di barat laut Amerika Serikat.

Karena saresehan ini berjudul:
MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK
MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL
yang jadi topik adalah Peradaban, bukan sekedar budaya/culture, dan tentu
dalam hubungan dengan bencana purba.

Tentu ini sudah masuk ranah arkeologi/sejarah, di mana saya kurang paham.
Seingat saya tidak ada peradaban kuno yang menghilang karena disebabkan
suatu bencana: Kebudayaan Mesir, Kebudayaan Yunani Lama, Kebudayaan Romawi,
Kebudayaan Aztec, Kebudayaan Inca, hampir semua menghilang atau ditinggalkan
karena kalah perang atau ditaklukan oleh pihak lain.
Kecuali mungkin Peradaban Maya dan Angkor Wat, yang mungkin menghilang
disebabkan kekeringan yang luar biasa, atau perubahan iklim yang luar biasa
yang bisa juga disebut bencana.
Dilain pihak ada kota2 yang musnah dilanda bencana letusan gunung api
seperti Pompeii (tidak memusnahkan peradaban Roma), dan katanya ada 2
kerajaan di Sumbawa yang hilang/musnah waktu Tambora meletus di tahun 1815.
Juga tentu juga kerajaan2 di Jawa banyak contoh.
Tapi ini nyaris dapat disebut hilangnya suatu peradaban, karena suatu
kerajaan dapat saja musnah tetapi peradabannya dapat dilanjutkan oleh
kerajaan lainnya.
Tentu satu-satunya peradaban yang musnah karena tenggelam adalah Atlantis
yang legendaris itu, dan inipun masih belum terbukti.
Musnah dan berakhirnya suatu peradaban oleh bencana belum terrekam dalam
sejarah dunia, juga suatu tsunami atau gempa yang telah menghapus kerajaan
bahkan peradaban di muka bumi.
Mungkin Pak Danny dan kawan2 akan menemukan ini di Indonesia. Silahkan,
selamat meneliti!

Wassalam
RPK

- Original Message -
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Sadono Irana sadonoin...@hotmail.com; GUNARDI
sf.guna...@ymail.com; Feni Kertikasyari kertikasy...@yahoo.com; Iman
Santoso titansp...@ymail.com; mira buana sparkly_...@yahoo.com
Sent: Sunday, February 05, 2012 11:25 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY


 Yth. Pak Danny, Pak Koesoemadinata, dan rekan-rekan IAGI yang budiman,



 Pencerahan dari Pak Danny dan Pak Koesoemadinata hari ini sangat luar
 biasa,
 mengingatkan mang Okim akan masa-masa duduk di bangku kuliah sekitar 50
 tahunan yang lalu . Mang Okim jadinya sangat bersyukur karena melontarkan
 masalah Piramida Sadahurip ke ranah publik sehingga walaupun telah
 membikin
 beberapa pihak terganggu tetapi akhirnya kita bisa mengerti tentang
 persoalan yang sebenarnya. Sepengetahuan mang Okim, sejak awal,  pak 

Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

2012-02-05 Terurut Topik o - musakti
Pak Koesoema,
Jarred Diamond dalam bukunya #39;Collapse, how societies choose to fail or 
succeed#39; menguraikan beberapa sebab keruntuhan suatu masyarakat 
(#39;budaya#39; ?) dimana kerusakan lingkungan, overpopulasi dan perubahan 
iklim adalah penyebab utamanya. Kehilangan mitra dagang serta perang, yang 
diistilahkan sebagai #39;hostile neighbor#39; juga dimasukkan sebagai sebab 
kepunahan suatu society, tetapi dalam banyak kasus akar dari perang adalah 3 
hal yang pertama disebutkan.

Contoh yang diberikan Diamond dimana  lingkungan menjadi faktor penting dalam 
collapse of society antara lain hapusnya masyarakat puak Norse dari Greenland, 
suku pre indian anazazi di amerika, masyarakat asli pulau paskah (easter 
island, padahal budaya mereka mampu membuat patung2 batu raksasa yang masih 
berdiri sampai sekarang) dan seperti yang sudah pak Koesoema jelaskan, 
masyarakat Maya di Amerika Tengah.

CAPING : Dalam bukulainnya yangtak kalah menarik #39;guns, germ and steel#39; 
Diamond membahas bagaimana budaya Eurasia bisa mendominasi dunia modern. Salah 
satu argumennya adalah kondisi geografis Eurasia yang memanjang dari timur ke 
barat tanpa disekat oleh major natural barrier ( laut, gurun luas, gunung yang 
terlalu tinggi dll) )  lebih kondusif untuk maju dibanding masyarakat yang 
tumbuh di bentang alam yang berarah utara-selatan.
Hal ini karena dengan rentang garis lintang (berkaitan dengan iklim ) yang 
terbatas penyebaran manusia, teknologi, perdagangan dan pangannya bisa lebih 
mudah. Gandum, sapi dan kuda serta teknologi pertanian  bisa dengan mudah 
berpindah dari iraq ke turkey, spanyol atau iran namun jagung dan llama tidak 
semudah itu bergerak dari mexico ke kanada karena iklimnya yang drastik 
berbeda. Hasilnya, masyarakat eurasia mendapatkan headstart dalam persaingan 
global dengan masyarakat dibelahan dunia lain

At least sampai datangnya GFC yang membuat eropa mesti minta bantuan ke China 
dan Brazil...he he he...