Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
terima kasih atas pencerahannya.
terus brown gas dan hydrogennya itu dibuat dimana?  dan kapan?

kalau dibuat di mobilnya waktu mobil itu jalan.  susah untuk mengertinya.  
mesti ingat lagi yang disebutkan Pak RPK  tentang hukum kekekalan energy.

dari bacaan yang saya baca selama ini,  efisiense pembuatan hydrogen dari air 
sangat kecil dibawah 10 % dari energy  yang diperlukan dan energy yang 
dihasilkan oleh hydrogennya.

justru itu salah satu alternatif sumber energy pembuatan hydrogen adalah 
pemakaian energy yang terbarukan dan yang sekarang mubazir terbuang begitu saja.

fbs





 From: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, March 9, 2012 2:40 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm 

Fuel Cells: This method uses oxygen from the atmosphere to complete the burning 
of the hydrogen in the fuel cell. What comes out of the tail pipe is oxygen and 
water vapor, but the oxygen originally came from the atmosphere, not from the 
fuel. And so the use of fuel cells neither takes away nor contributes to the 
oxygen content of the air.

Hydrogen: This fuel is complete in itself. It does not need oxygen from the 
atmosphere to burn, which is an improvement over fossil fuels in saving the 
oxygen in our air supply. In fact, when hydrogen burns perfectly, nothing at 
all comes out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used to create 
hydrogen, then there will be residues of that in the exhaust, but hydrogen fuel 
does not contribute oxygen to the atmosphere.

Brown's gas: This is the most perfect fuel of all for running our vehicles. 
Like pure hydrogen, it is made from water, i.e., hydrogen and oxygen, but it 
burns in the combustion engine so that, depending on the setup, it may actually 
release oxygen into the atmosphere. In that case, what comes out of the tail 
pipe is oxygen and water vapor, just as with fuel cells; but the oxygen comes 
from the water that's being used to create the Brown's gas fuel. So burning 
Brown's gas as fuel can add oxygen to the air and thus increase the oxygen 
content of our atmosphere.

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik koesoema
Tidak demikian, yg terjadi adalah sesudah air dieletrolysis, maka didapatkan 2 
tangki, yaitu tangki O2 dan tangki H2. Tangki ini yg menjadi tempat bahan 
bakar, dan dalam hal fuel cell reaksi H2 dan O2 dalam fuel cell langsung 
menghasilkan listrik yg digunakan utk memutar mesin listrik mobil. Kelihatannya 
kalau dalam brown gas H2 ini dg oksigen dibakar dalam combustion engine seperti 
mesin mobil biasa.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
Date: Fri, 9 Mar 2012 16:19:22 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Bayangan saya:

Combustion membakar sedikit oil,
hasil pembakaran bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi akan merubah air
menjadi H2 dan O2 dan secara instan menyebabkan internal combustion yang
energinya disalurkan ke mesin seperti biasa.

On Fri, Mar 9, 2012 at 4:10 PM, Franciscus B Sinartio
fbsinar...@yahoo.comwrote:

 terima kasih atas pencerahannya.
 terus brown gas dan hydrogennya itu dibuat dimana?  dan kapan?

 kalau dibuat di mobilnya waktu mobil itu jalan.  susah untuk mengertinya.
  mesti ingat lagi yang disebutkan Pak RPK  tentang hukum kekekalan energy.

 dari bacaan yang saya baca selama ini,  efisiense pembuatan hydrogen dari
 air sangat kecil dibawah 10 % dari energy  yang diperlukan dan energy yang
 dihasilkan oleh hydrogennya.

 justru itu salah satu alternatif sumber energy pembuatan hydrogen adalah
 pemakaian energy yang terbarukan dan yang sekarang mubazir terbuang begitu
 saja.

 fbs



   --
 *From:* Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Friday, March 9, 2012 2:40 PM

 *Subject:* Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm

 *Fuel Cells:* This method uses oxygen from the atmosphere to complete the
 burning of the hydrogen in the fuel cell. What comes out of the tail pipe
 is oxygen and water vapor, but the oxygen originally came from the
 atmosphere, not from the fuel. And so the use of fuel cells neither takes
 away nor contributes to the oxygen content of the air.

 *Hydrogen: *This fuel is complete in itself. It does not need oxygen from
 the atmosphere to burn, which is an improvement over fossil fuels in saving
 the oxygen in our air supply. In fact, when hydrogen burns perfectly,
 nothing at all comes out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used
 to create hydrogen, then there will be residues of that in the exhaust, but
 hydrogen fuel does not contribute oxygen to the atmosphere.

 *Brown's gas:* This is the most perfect fuel of all for running our
 vehicles. Like pure hydrogen, it is made from water, i.e., hydrogen and
 oxygen, but it burns in the combustion engine so that, depending on the
 setup, it may actually release oxygen into the atmosphere. In that case,
 what comes out of the tail pipe is oxygen and water vapor, just as with
 fuel cells; but the oxygen comes from the water that's being used to create
 the Brown's gas fuel. So burning Brown's gas as fuel can add oxygen to the
 air and thus increase the oxygen content of our atmosphere.





-- 
Visit http://www.strivearth.com and be entertained



Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Eko Prasetyo
saya sebenarnya illegal alien di milis ini,

backgroundnya chem-eng, kerjanya pet-eng :),

jadi bisa agak ngomong kalo fisika ;)


On Fri, Mar 9, 2012 at 4:43 PM, Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com wrote:

 Hem ahli kebumian diskusikan soal fisika , apa nyambung ya ?
 Akh don't mention it , ust a week end joke. hehehe

 si Abah

   --
 *From:* Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Friday, March 9, 2012 3:19 PM

 *Subject:* Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 Bayangan saya:

 Combustion membakar sedikit oil,
 hasil pembakaran bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi akan merubah air
 menjadi H2 dan O2 dan secara instan menyebabkan internal combustion yang
 energinya disalurkan ke mesin seperti biasa.

 On Fri, Mar 9, 2012 at 4:10 PM, Franciscus B Sinartio 
 fbsinar...@yahoo.com wrote:

 terima kasih atas pencerahannya.
 terus brown gas dan hydrogennya itu dibuat dimana?  dan kapan?

 kalau dibuat di mobilnya waktu mobil itu jalan.  susah untuk mengertinya.
  mesti ingat lagi yang disebutkan Pak RPK  tentang hukum kekekalan energy.

 dari bacaan yang saya baca selama ini,  efisiense pembuatan hydrogen dari
 air sangat kecil dibawah 10 % dari energy  yang diperlukan dan energy yang
 dihasilkan oleh hydrogennya.

 justru itu salah satu alternatif sumber energy pembuatan hydrogen adalah
 pemakaian energy yang terbarukan dan yang sekarang mubazir terbuang begitu
 saja.

 fbs



   --
 *From:* Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Friday, March 9, 2012 2:40 PM

 *Subject:* Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm

 *Fuel Cells:* This method uses oxygen from the atmosphere to complete the
 burning of the hydrogen in the fuel cell. What comes out of the tail pipe
 is oxygen and water vapor, but the oxygen originally came from the
 atmosphere, not from the fuel. And so the use of fuel cells neither takes
 away nor contributes to the oxygen content of the air.

 *Hydrogen: *This fuel is complete in itself. It does not need oxygen from
 the atmosphere to burn, which is an improvement over fossil fuels in saving
 the oxygen in our air supply. In fact, when hydrogen burns perfectly,
 nothing at all comes out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used
 to create hydrogen, then there will be residues of that in the exhaust, but
 hydrogen fuel does not contribute oxygen to the atmosphere.

 *Brown's gas:* This is the most perfect fuel of all for running our
 vehicles. Like pure hydrogen, it is made from water, i.e., hydrogen and
 oxygen, but it burns in the combustion engine so that, depending on the
 setup, it may actually release oxygen into the atmosphere. In that case,
 what comes out of the tail pipe is oxygen and water vapor, just as with
 fuel cells; but the oxygen comes from the water that's being used to create
 the Brown's gas fuel. So burning Brown's gas as fuel can add oxygen to the
 air and thus increase the oxygen content of our atmosphere.





 --
 Visit http://www.strivearth.com and be entertained





-- 
Visit http://www.strivearth.com and be entertained


Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Bandono Salim
Hydrogen itu kan mudah dibakar sisa pembakaran jadi H2O. Ledakan pembakaran H 
itu menggerakkan piston, yang memutar mesin, sebagian putran mesin buat mutar 
dinamo, yaa kayak mesin mobil biasa.  
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: koeso...@melsa.net.id
Date: Fri, 9 Mar 2012 06:46:21 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy  Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Akhirnya hidrogen itu hanya untuk menyimpan energi saja, energy storage, supaya 
bisa dibawa-bawa, sama seperti batere, bukan sumber energi. Energi itu bisa 
disimpan secara kimiawi seperti baterai, hidrogen, dsb, tdak berarti 
menghasilkan energi. Minyak bumi batubara juga adalah bahan yg menyimpan secara 
kimiawi enegi yg berasal dari matahari yg dikumpulkan secara alami dan disimpan 
jutaan tahun. Penyimpanan alami ini dapat disebut sumber energi, yg akan 
hilang/habis juga tdk bisa diisi ulang. Penyimpanan buatan manusia seperti 
batere dapat diisi ulang atau hidrogen dapat dibuat ulang, tetapi harus dari 
sumber energi lain, jadi sebetulnya bukan sumber energi. Inilah renungan 
falsafah mengenai energi. Gitu!
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Thu, 8 Mar 2012 22:29:43 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy  Re: Bls: Re: [iagi-net-l] 
Diskisi migas di Metro

Air di elektrolisa jadi  Hydrogen,  barangkali pak.

memang Hydrogen bisa jadi sumber energy, tetapi energy yang diperlukan untuk 
electrolisa jauh lebih besar daripada energy yang dihasilkan oleh hydrogen yang 
dihasilkan.

terus bagaimana supaya ekonomis?
mungkin salah satu kemungkinan adalah dengan meng electrolisa nya memakai 
energy yang gratis dan terbarukan seperti energy matahari atau angin, atau 
gelombang laut atau energy lainnya

energy2 itu bukan hanya gratis dan terbarukan tetapi juga hilang begitu saja 
potential energy nya kalau tidak dipakai.  

hasilnya memang kecil,  tetapi ini salah satu langkah untuk menabung energy.  
dan bisa mentrigger riset electrolisa,  siapa tahu ada cara electrolisa yang 
lebih efisien.

selamat berakhir pekan.

fbs




 From: bob yuris bopol...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; bandon...@gmail.com 
bandon...@gmail.com 
Sent: Friday, March 9, 2012 6:42 AM
Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 


Pak kalau emang ada alat tersebut dan mudah didapatkan secara bebas maka milis 
ini pun bubar, 
mayoritas anggota sibuk golek gaweaan baru pak

Dikirim dari Yahoo! Mail untuk Android 




 From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com; 
To:  Iagi iagi-net@iagi.or.id; 
Subject:  Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro 
Sent:  Thu, Mar 8, 2012 9:29:07 PM 
 

Sebagai pengganti bensin, sdh ada juga percobaan dan alatnyasudah dijual di 
jkt, dan anda bisa bikin sendiri.
hasil elektrolisa air. Lbh brsih bagi lingkungan.
Sangat terabaikan krn tidak memberi keuntungan?
Kita bisa pakai air dan jual minyak kan?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.com 
Date: Thu, 8 Mar 2012 13:06:17 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Jadi ingat yang pernah disampaikan seorang ahli minyak Indonesia pak Kurtubi 
dalam sebuah wawancara
Beliau menyatakan bahwa harga BBM di Indonesia selayaknya adalah setara dengan 
harga produksi dan bukan setara dengan harga pasar bebas.
Mungkin ada yang mau memberi sedikit pencerahan, apa dengan rencana harga 
kenaikan pemerintah yang sekarang lagi sibuk diperdebatkan itu sudah setara 
dengan harga produksi? Atau justru masih jauh dibawah harga itu?
Trus apa harga produksi itu tidak dipengaruhi harga minyak dipasar bebas? kalo 
tidak, memang minyak yang diolah selama ini dijual dan atau dibeli dari mana?
Jika masyarakat dengan kenaikan menjadi 6000 terus banyak yang merasa 
dikorbankan, sebenarnya masyarakat yang mana? Toh mereka yang hari ini 
bertempat tinggal jauh dari pusat kekuasaan, apalagi didaerah terpencil 
(seperti ditempat saya kerja sekarang), sudah membeli minyak eceran dengan 
harga 9000 ke atas, apalagi saudara2 kita yang nun jauh di papua sanabbm 
4500 hanya bisa didapat dengan cara mengantri setengah hari penuh.
Sedih ketika diberitakan bahwa sedemikian besar bbm kita yang katanya disubsidi 
pake uang negara, justru banyak diselundupkan ke negara timor, philipina, 
malaysia, singapura dan tetangga kita lainnya...lantas subsidi itu buat siapa?
Ketika seorang Hatta Rajasa berujar bahwa 70% minyak BBM subsidi kita justru 
dinikmati oleh mereka yang tidak pantas menerima subsidi ituapa pantas kita 
tetap mempertahankan kondisi ini?
Atau apakah benar data statistik dari tahun 

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik koesoema
Nyambung kalau kita ingin tahu the origin of oil, itu kimia fisika semua.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com
Date: Fri, 9 Mar 2012 00:43:13 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Hem ahli kebumian diskusikan soal fisika , apa nyambung ya ?
Akh don't mention it , ust a week end joke. hehehe


si Abah




 From: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, March 9, 2012 3:19 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Bayangan saya:

Combustion membakar sedikit oil,
hasil pembakaran bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi akan merubah air menjadi 
H2 dan O2 dan secara instan menyebabkan internal combustion yang energinya 
disalurkan ke mesin seperti biasa.


On Fri, Mar 9, 2012 at 4:10 PM, Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com 
wrote:

terima kasih atas pencerahannya.
terus brown gas dan hydrogennya itu dibuat dimana?  dan kapan?


kalau dibuat di mobilnya waktu mobil itu jalan.  susah untuk mengertinya.  
mesti ingat lagi yang disebutkan Pak RPK  tentang hukum kekekalan energy.


dari bacaan yang saya baca selama ini,  efisiense pembuatan hydrogen dari air 
sangat kecil dibawah 10 % dari energy  yang diperlukan dan energy yang 
dihasilkan oleh hydrogennya.


justru itu salah satu alternatif sumber energy pembuatan hydrogen adalah 
pemakaian energy yang terbarukan dan yang sekarang mubazir terbuang begitu 
saja.


fbs








 From: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, March 9, 2012 2:40 PM

Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 


http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm 


Fuel Cells: This method uses oxygen from the atmosphere to complete the 
burning of the hydrogen in the fuel cell. What comes out of the tail pipe is 
oxygen and water vapor, but the oxygen originally came from the atmosphere, 
not from the fuel. And so the use of fuel cells neither takes away nor 
contributes to the oxygen content of the air.


Hydrogen: This fuel is complete in itself. It does not need oxygen from the 
atmosphere to burn, which is an improvement over fossil fuels in saving the 
oxygen in our air supply. In fact, when hydrogen burns perfectly, nothing at 
all comes out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used to create 
hydrogen, then there will be residues of that in the exhaust, but hydrogen 
fuel does not contribute oxygen to the atmosphere.


Brown's gas: This is the most perfect fuel of all for running our vehicles. 
Like pure hydrogen, it is made from water, i.e., hydrogen and oxygen, but it 
burns in the combustion engine so that, depending on the setup, it may 
actually release oxygen into the atmosphere. In that case, what comes out of 
the tail pipe is oxygen and water vapor, just as with fuel cells; but the 
oxygen comes from the water that's being used to create the Brown's gas fuel. 
So burning Brown's gas as fuel can add oxygen to the air and thus increase the 
oxygen content of our atmosphere.




-- 
Visit http://www.strivearth.com and be entertained


Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik rakhmadi avianto
Tulisane gede2 amat ya apa hasil elek to lisa?

Avi
0666

2012/3/9 Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com

 Air di elektrolisa jadi  Hydrogen,  barangkali pak.

 memang Hydrogen bisa jadi sumber energy, tetapi energy yang diperlukan
 untuk electrolisa jauh lebih besar daripada energy yang dihasilkan oleh
 hydrogen yang dihasilkan.

 terus bagaimana supaya ekonomis?
 mungkin salah satu kemungkinan adalah dengan meng electrolisa nya memakai
 energy yang gratis dan terbarukan seperti energy matahari atau angin, atau
 gelombang laut atau energy lainnya

 energy2 itu bukan hanya gratis dan terbarukan tetapi juga hilang begitu
 saja potential energy nya kalau tidak dipakai.

 hasilnya memang kecil,  tetapi ini salah satu langkah untuk menabung
 energy.  dan bisa mentrigger riset electrolisa,  siapa tahu ada cara
 electrolisa yang lebih efisien.

 selamat berakhir pekan.

 fbs


   --
 *From:* bob yuris bopol...@yahoo.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; bandon...@gmail.com 
 bandon...@gmail.com
 *Sent:* Friday, March 9, 2012 6:42 AM
 *Subject:* Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


 Pak kalau emang ada alat tersebut dan mudah didapatkan secara bebas maka
 milis ini pun bubar,
 mayoritas anggota sibuk golek gaweaan baru pak
 Dikirim dari Yahoo! Mail untuk Android

  --
 * From: * Bandono Salim bandon...@gmail.com;
 * To: * Iagi iagi-net@iagi.or.id;
 * Subject: * Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 * Sent: * Thu, Mar 8, 2012 9:29:07 PM

   Sebagai pengganti bensin, sdh ada juga percobaan dan alatnyasudah
 dijual di jkt, dan anda bisa bikin sendiri.
 hasil elektrolisa air. Lbh brsih bagi lingkungan.
 Sangat terabaikan krn tidak memberi keuntungan?
 Kita bisa pakai air dan jual minyak kan?
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: * yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.com
 *Date: *Thu, 8 Mar 2012 13:06:17 -0800 (PST)
 *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 Jadi ingat yang pernah disampaikan seorang ahli minyak Indonesia pak
 Kurtubi dalam sebuah wawancara
 Beliau menyatakan bahwa harga BBM di Indonesia selayaknya adalah setara
 dengan harga produksi dan bukan setara dengan harga pasar bebas.
 Mungkin ada yang mau memberi sedikit pencerahan, apa dengan rencana harga
 kenaikan pemerintah yang sekarang lagi sibuk diperdebatkan itu sudah setara
 dengan harga produksi? Atau justru masih jauh dibawah harga itu?
 Trus apa harga produksi itu tidak dipengaruhi harga minyak dipasar bebas?
 kalo tidak, memang minyak yang diolah selama ini dijual dan atau dibeli
 dari mana?
 Jika masyarakat dengan kenaikan menjadi 6000 terus banyak yang merasa
 dikorbankan, sebenarnya masyarakat yang mana? Toh mereka yang hari ini
 bertempat tinggal jauh dari pusat kekuasaan, apalagi didaerah terpencil
 (seperti ditempat saya kerja sekarang), sudah membeli minyak eceran dengan
 harga 9000 ke atas, apalagi saudara2 kita yang nun jauh di papua
 sanabbm 4500 hanya bisa didapat dengan cara mengantri setengah hari
 penuh.
 Sedih ketika diberitakan bahwa sedemikian besar bbm kita yang katanya
 disubsidi pake uang negara, justru banyak diselundupkan ke negara timor,
 philipina, malaysia, singapura dan tetangga kita lainnya...lantas subsidi
 itu buat siapa?
 Ketika seorang Hatta Rajasa berujar bahwa 70% minyak BBM subsidi kita
 justru dinikmati oleh mereka yang tidak pantas menerima subsidi ituapa
 pantas kita tetap mempertahankan kondisi ini?
 Atau apakah benar data statistik dari tahun 2000 ke 2009 yang menyatakan
 bahwa proven oil reserves kita menyusut dari 5.12 ke 4.30 dan potential
 reserve kita berkurang dari 4.49 menjadi 3.70 dan total reserve oil kita
 berkurang dari 9.61 ke 8.00, terus berapa ditahun 2010, 2011, 2012, 2013,
 2014, .dan seterusnya. Ah, semoga saja statistik itu semakin kedepan
 semakin membaik (jika tidak...?)

 Jadi ingat secuil kata orang bijak:
 Kita akan menghargai sesuatu, ketika sesuatu itu telah tidak lagi pada
 diri kita.

 Jadi sesuatu yang tidak bijak buat kita, jika kita hari ini yang sudah
 sedemikian lama tidak lagi menjadi salah satu negara OPEC masih juga
 menginginkan BBM itu bisa dibeli dengan harga (sangat) murah.

 Salam,
 Yoga
 Seseorang yang saat ini setiap hari membeli BBM ketengan dengan harga
 9000/lt

   *From:* Bandono Salim bandon...@gmail.com
 *To:* Iagi iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Thursday, 8 March 2012 11:52 PM
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

  Harga minyak sesuai dg pasar bebas adalah penghianatan thd uud.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 *From: *Sudibyo HT htsudi...@gmail.com
 *Date: *Thu, 8 Mar 2012 20:29:40 +0700
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 ...nggak menarik,...mending nonton Opera Van Java
 (hts)

 On Thu, Mar 8, 2012 at 7:26 PM, Ismail 

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
ha.. ha... ha.   Pak Avi.
tidak semua orang dianugerahi mata yang baik,  walaupun saya lebih muda 
daripada pak Avi, tetapi kalau tulisannya terlalu kecil susah melihatnya  
walaupun pakai kaca pembesar.
Kaca pembesar sudah merupakan salah satu tool dalam kegiatan sehari hari 
saya 

ini sudah saya klecilkan sedikit.

fbs




 From: rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, March 9, 2012 4:13 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Tulisane gede2 amat ya apa hasil elek to lisa?

Avi
0666


2012/3/9 Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com

Air di elektrolisa jadi  Hydrogen,  barangkali pak.


memang Hydrogen bisa jadi sumber energy, tetapi energy yang diperlukan untuk 
electrolisa jauh lebih besar daripada energy yang dihasilkan oleh hydrogen 
yang dihasilkan.


terus bagaimana supaya ekonomis?
mungkin salah satu kemungkinan adalah dengan meng electrolisa nya memakai 
energy yang gratis dan terbarukan seperti energy matahari atau angin, atau 
gelombang laut atau energy lainnya


energy2 itu bukan hanya gratis dan terbarukan tetapi juga hilang begitu saja 
potential energy nya kalau tidak dipakai.  


hasilnya memang kecil,  tetapi ini salah satu langkah untuk menabung energy.  
dan bisa mentrigger riset electrolisa,  siapa tahu ada cara electrolisa yang 
lebih efisien.


selamat berakhir pekan.


fbs






 From: bob yuris bopol...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; bandon...@gmail.com 
bandon...@gmail.com 
Sent: Friday, March 9, 2012 6:42 AM
Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 


Pak kalau emang ada alat tersebut dan mudah didapatkan secara bebas maka milis 
ini pun bubar, 
mayoritas anggota sibuk golek gaweaan baru pak

Dikirim dari Yahoo! Mail untuk Android 




 From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com; 
To:  Iagi iagi-net@iagi.or.id; 
Subject:  Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro 
Sent:  Thu, Mar 8, 2012 9:29:07 PM 
 

Sebagai pengganti bensin, sdh ada juga percobaan dan alatnyasudah dijual di 
jkt, dan anda bisa bikin sendiri.
hasil elektrolisa air. Lbh brsih bagi lingkungan.
Sangat terabaikan krn tidak memberi keuntungan?
Kita bisa pakai air dan jual minyak kan?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.com 
Date: Thu, 8 Mar 2012 13:06:17 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


Jadi ingat yang pernah disampaikan seorang ahli minyak Indonesia pak Kurtubi 
dalam sebuah wawancara
Beliau menyatakan bahwa harga BBM di Indonesia selayaknya adalah setara dengan 
harga produksi dan bukan setara dengan harga pasar bebas.
Mungkin ada yang mau memberi sedikit pencerahan, apa dengan rencana harga 
kenaikan pemerintah yang sekarang lagi sibuk diperdebatkan itu sudah setara 
dengan harga produksi? Atau justru masih jauh dibawah harga itu?
Trus apa harga produksi itu tidak dipengaruhi harga minyak dipasar bebas? kalo 
tidak, memang minyak yang diolah selama ini dijual dan atau dibeli dari mana?
Jika masyarakat dengan kenaikan menjadi 6000 terus banyak yang merasa 
dikorbankan, sebenarnya masyarakat yang mana? Toh mereka yang hari ini 
bertempat tinggal jauh dari pusat kekuasaan, apalagi didaerah terpencil 
(seperti ditempat saya kerja sekarang), sudah membeli minyak eceran dengan 
harga 9000 ke atas, apalagi saudara2 kita yang nun jauh di papua sanabbm 
4500 hanya bisa didapat dengan cara mengantri setengah hari penuh.
Sedih ketika diberitakan bahwa sedemikian besar bbm kita yang katanya 
disubsidi pake uang negara, justru banyak diselundupkan ke negara timor, 
philipina, malaysia, singapura dan tetangga kita lainnya...lantas subsidi itu 
buat siapa?
Ketika seorang Hatta Rajasa berujar bahwa 70% minyak BBM subsidi kita justru 
dinikmati oleh mereka yang tidak pantas menerima subsidi ituapa pantas 
kita tetap mempertahankan kondisi ini?
Atau apakah benar data statistik dari tahun 2000 ke 2009 yang menyatakan bahwa 
proven oil reserves kita menyusut dari 5.12 ke 4.30 dan potential reserve kita 
berkurang dari 4.49 menjadi 3.70 dan total reserve oil kita berkurang dari 
9.61 ke 8.00, terus berapa ditahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, .dan 
seterusnya. Ah, semoga saja statistik itu semakin kedepan semakin membaik 
(jika tidak...?)
  
Jadi ingat secuil kata orang bijak:
Kita akan menghargai sesuatu, ketika sesuatu itu telah tidak lagi pada 
diri kita.
 
Jadi sesuatu yang tidak bijak buat kita, jika kita hari ini yang sudah 
sedemikian lama tidak lagi menjadi salah satu negara OPEC masih juga 
menginginkan BBM itu bisa dibeli dengan harga (sangat) murah.
 
Salam,
Yoga
Seseorang yang saat ini setiap hari membeli BBM ketengan dengan harga 9000/lt
 
From: Bandono Salim 

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik rakhmadi avianto
Ya ampun Frans okelah kalo gitu

Avi 0666
nomor cantik

2012/3/9 Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com

 ha.. ha... ha.   Pak Avi.
 tidak semua orang dianugerahi mata yang baik,  walaupun saya lebih muda
 daripada pak Avi, tetapi kalau tulisannya terlalu kecil susah melihatnya
  walaupun pakai kaca pembesar.
 Kaca pembesar sudah merupakan salah satu tool dalam kegiatan sehari hari
 saya

 ini sudah saya klecilkan sedikit.

 fbs


   --
 *From:* rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Friday, March 9, 2012 4:13 PM
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 Tulisane gede2 amat ya apa hasil elek to lisa?

 Avi
 0666

 2012/3/9 Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com

 Air di elektrolisa jadi  Hydrogen,  barangkali pak.

 memang Hydrogen bisa jadi sumber energy, tetapi energy yang diperlukan
 untuk electrolisa jauh lebih besar daripada energy yang dihasilkan oleh
 hydrogen yang dihasilkan.

 terus bagaimana supaya ekonomis?
 mungkin salah satu kemungkinan adalah dengan meng electrolisa nya memakai
 energy yang gratis dan terbarukan seperti energy matahari atau angin, atau
 gelombang laut atau energy lainnya

 energy2 itu bukan hanya gratis dan terbarukan tetapi juga hilang begitu
 saja potential energy nya kalau tidak dipakai.

 hasilnya memang kecil,  tetapi ini salah satu langkah untuk menabung
 energy.  dan bisa mentrigger riset electrolisa,  siapa tahu ada cara
 electrolisa yang lebih efisien.

 selamat berakhir pekan.

 fbs


   --
 *From:* bob yuris bopol...@yahoo.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; bandon...@gmail.com 
 bandon...@gmail.com
 *Sent:* Friday, March 9, 2012 6:42 AM
 *Subject:* Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


 Pak kalau emang ada alat tersebut dan mudah didapatkan secara bebas maka
 milis ini pun bubar,
 mayoritas anggota sibuk golek gaweaan baru pak
 Dikirim dari Yahoo! Mail untuk Android

  --
 * From: * Bandono Salim bandon...@gmail.com;
 * To: * Iagi iagi-net@iagi.or.id;
 * Subject: * Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 * Sent: * Thu, Mar 8, 2012 9:29:07 PM

   Sebagai pengganti bensin, sdh ada juga percobaan dan alatnyasudah
 dijual di jkt, dan anda bisa bikin sendiri.
 hasil elektrolisa air. Lbh brsih bagi lingkungan.
 Sangat terabaikan krn tidak memberi keuntungan?
 Kita bisa pakai air dan jual minyak kan?
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: * yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.com
 *Date: *Thu, 8 Mar 2012 13:06:17 -0800 (PST)
 *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 Jadi ingat yang pernah disampaikan seorang ahli minyak Indonesia pak
 Kurtubi dalam sebuah wawancara
 Beliau menyatakan bahwa harga BBM di Indonesia selayaknya adalah setara
 dengan harga produksi dan bukan setara dengan harga pasar bebas.
 Mungkin ada yang mau memberi sedikit pencerahan, apa dengan rencana harga
 kenaikan pemerintah yang sekarang lagi sibuk diperdebatkan itu sudah setara
 dengan harga produksi? Atau justru masih jauh dibawah harga itu?
 Trus apa harga produksi itu tidak dipengaruhi harga minyak dipasar bebas?
 kalo tidak, memang minyak yang diolah selama ini dijual dan atau dibeli
 dari mana?
 Jika masyarakat dengan kenaikan menjadi 6000 terus banyak yang merasa
 dikorbankan, sebenarnya masyarakat yang mana? Toh mereka yang hari ini
 bertempat tinggal jauh dari pusat kekuasaan, apalagi didaerah terpencil
 (seperti ditempat saya kerja sekarang), sudah membeli minyak eceran dengan
 harga 9000 ke atas, apalagi saudara2 kita yang nun jauh di papua
 sanabbm 4500 hanya bisa didapat dengan cara mengantri setengah hari
 penuh.
 Sedih ketika diberitakan bahwa sedemikian besar bbm kita yang katanya
 disubsidi pake uang negara, justru banyak diselundupkan ke negara timor,
 philipina, malaysia, singapura dan tetangga kita lainnya...lantas subsidi
 itu buat siapa?
 Ketika seorang Hatta Rajasa berujar bahwa 70% minyak BBM subsidi kita
 justru dinikmati oleh mereka yang tidak pantas menerima subsidi ituapa
 pantas kita tetap mempertahankan kondisi ini?
 Atau apakah benar data statistik dari tahun 2000 ke 2009 yang menyatakan
 bahwa proven oil reserves kita menyusut dari 5.12 ke 4.30 dan potential
 reserve kita berkurang dari 4.49 menjadi 3.70 dan total reserve oil kita
 berkurang dari 9.61 ke 8.00, terus berapa ditahun 2010, 2011, 2012, 2013,
 2014, .dan seterusnya. Ah, semoga saja statistik itu semakin kedepan
 semakin membaik (jika tidak...?)

 Jadi ingat secuil kata orang bijak:
 Kita akan menghargai sesuatu, ketika sesuatu itu telah tidak lagi pada
 diri kita.

 Jadi sesuatu yang tidak bijak buat kita, jika kita hari ini yang sudah
 sedemikian lama tidak lagi menjadi salah satu negara OPEC masih juga
 menginginkan BBM itu 

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Bandono Salim
Mas yanto, itu elektrolysa kan pelajaran waktu smp dan sma, jadi yaa ngertilah 
dikit,
Kalau kimia geologi lah itu baru pabaliut hehehe 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
Date: Fri, 9 Mar 2012 16:45:39 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
saya sebenarnya illegal alien di milis ini,

backgroundnya chem-eng, kerjanya pet-eng :),

jadi bisa agak ngomong kalo fisika ;)


On Fri, Mar 9, 2012 at 4:43 PM, Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com wrote:

 Hem ahli kebumian diskusikan soal fisika , apa nyambung ya ?
 Akh don't mention it , ust a week end joke. hehehe

 si Abah

   --
 *From:* Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Friday, March 9, 2012 3:19 PM

 *Subject:* Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 Bayangan saya:

 Combustion membakar sedikit oil,
 hasil pembakaran bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi akan merubah air
 menjadi H2 dan O2 dan secara instan menyebabkan internal combustion yang
 energinya disalurkan ke mesin seperti biasa.

 On Fri, Mar 9, 2012 at 4:10 PM, Franciscus B Sinartio 
 fbsinar...@yahoo.com wrote:

 terima kasih atas pencerahannya.
 terus brown gas dan hydrogennya itu dibuat dimana?  dan kapan?

 kalau dibuat di mobilnya waktu mobil itu jalan.  susah untuk mengertinya.
  mesti ingat lagi yang disebutkan Pak RPK  tentang hukum kekekalan energy.

 dari bacaan yang saya baca selama ini,  efisiense pembuatan hydrogen dari
 air sangat kecil dibawah 10 % dari energy  yang diperlukan dan energy yang
 dihasilkan oleh hydrogennya.

 justru itu salah satu alternatif sumber energy pembuatan hydrogen adalah
 pemakaian energy yang terbarukan dan yang sekarang mubazir terbuang begitu
 saja.

 fbs



   --
 *From:* Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Friday, March 9, 2012 2:40 PM

 *Subject:* Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm

 *Fuel Cells:* This method uses oxygen from the atmosphere to complete the
 burning of the hydrogen in the fuel cell. What comes out of the tail pipe
 is oxygen and water vapor, but the oxygen originally came from the
 atmosphere, not from the fuel. And so the use of fuel cells neither takes
 away nor contributes to the oxygen content of the air.

 *Hydrogen: *This fuel is complete in itself. It does not need oxygen from
 the atmosphere to burn, which is an improvement over fossil fuels in saving
 the oxygen in our air supply. In fact, when hydrogen burns perfectly,
 nothing at all comes out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used
 to create hydrogen, then there will be residues of that in the exhaust, but
 hydrogen fuel does not contribute oxygen to the atmosphere.

 *Brown's gas:* This is the most perfect fuel of all for running our
 vehicles. Like pure hydrogen, it is made from water, i.e., hydrogen and
 oxygen, but it burns in the combustion engine so that, depending on the
 setup, it may actually release oxygen into the atmosphere. In that case,
 what comes out of the tail pipe is oxygen and water vapor, just as with
 fuel cells; but the oxygen comes from the water that's being used to create
 the Brown's gas fuel. So burning Brown's gas as fuel can add oxygen to the
 air and thus increase the oxygen content of our atmosphere.





 --
 Visit http://www.strivearth.com and be entertained





-- 
Visit http://www.strivearth.com and be entertained



Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Bandono Salim
Hihihi aku yang dah pensiun aja masih bisa baca.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Fri, 9 Mar 2012 01:27:44 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
ha.. ha... ha.   Pak Avi.
tidak semua orang dianugerahi mata yang baik,  walaupun saya lebih muda 
daripada pak Avi, tetapi kalau tulisannya terlalu kecil susah melihatnya  
walaupun pakai kaca pembesar.
Kaca pembesar sudah merupakan salah satu tool dalam kegiatan sehari hari 
saya 

ini sudah saya klecilkan sedikit.

fbs




 From: rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, March 9, 2012 4:13 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Tulisane gede2 amat ya apa hasil elek to lisa?

Avi
0666


2012/3/9 Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com

Air di elektrolisa jadi  Hydrogen,  barangkali pak.


memang Hydrogen bisa jadi sumber energy, tetapi energy yang diperlukan untuk 
electrolisa jauh lebih besar daripada energy yang dihasilkan oleh hydrogen 
yang dihasilkan.


terus bagaimana supaya ekonomis?
mungkin salah satu kemungkinan adalah dengan meng electrolisa nya memakai 
energy yang gratis dan terbarukan seperti energy matahari atau angin, atau 
gelombang laut atau energy lainnya


energy2 itu bukan hanya gratis dan terbarukan tetapi juga hilang begitu saja 
potential energy nya kalau tidak dipakai.  


hasilnya memang kecil,  tetapi ini salah satu langkah untuk menabung energy.  
dan bisa mentrigger riset electrolisa,  siapa tahu ada cara electrolisa yang 
lebih efisien.


selamat berakhir pekan.


fbs






 From: bob yuris bopol...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; bandon...@gmail.com 
bandon...@gmail.com 
Sent: Friday, March 9, 2012 6:42 AM
Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 


Pak kalau emang ada alat tersebut dan mudah didapatkan secara bebas maka milis 
ini pun bubar, 
mayoritas anggota sibuk golek gaweaan baru pak

Dikirim dari Yahoo! Mail untuk Android 




 From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com; 
To:  Iagi iagi-net@iagi.or.id; 
Subject:  Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro 
Sent:  Thu, Mar 8, 2012 9:29:07 PM 
 

Sebagai pengganti bensin, sdh ada juga percobaan dan alatnyasudah dijual di 
jkt, dan anda bisa bikin sendiri.
hasil elektrolisa air. Lbh brsih bagi lingkungan.
Sangat terabaikan krn tidak memberi keuntungan?
Kita bisa pakai air dan jual minyak kan?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.com 
Date: Thu, 8 Mar 2012 13:06:17 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


Jadi ingat yang pernah disampaikan seorang ahli minyak Indonesia pak Kurtubi 
dalam sebuah wawancara
Beliau menyatakan bahwa harga BBM di Indonesia selayaknya adalah setara dengan 
harga produksi dan bukan setara dengan harga pasar bebas.
Mungkin ada yang mau memberi sedikit pencerahan, apa dengan rencana harga 
kenaikan pemerintah yang sekarang lagi sibuk diperdebatkan itu sudah setara 
dengan harga produksi? Atau justru masih jauh dibawah harga itu?
Trus apa harga produksi itu tidak dipengaruhi harga minyak dipasar bebas? kalo 
tidak, memang minyak yang diolah selama ini dijual dan atau dibeli dari mana?
Jika masyarakat dengan kenaikan menjadi 6000 terus banyak yang merasa 
dikorbankan, sebenarnya masyarakat yang mana? Toh mereka yang hari ini 
bertempat tinggal jauh dari pusat kekuasaan, apalagi didaerah terpencil 
(seperti ditempat saya kerja sekarang), sudah membeli minyak eceran dengan 
harga 9000 ke atas, apalagi saudara2 kita yang nun jauh di papua sanabbm 
4500 hanya bisa didapat dengan cara mengantri setengah hari penuh.
Sedih ketika diberitakan bahwa sedemikian besar bbm kita yang katanya 
disubsidi pake uang negara, justru banyak diselundupkan ke negara timor, 
philipina, malaysia, singapura dan tetangga kita lainnya...lantas subsidi itu 
buat siapa?
Ketika seorang Hatta Rajasa berujar bahwa 70% minyak BBM subsidi kita justru 
dinikmati oleh mereka yang tidak pantas menerima subsidi ituapa pantas 
kita tetap mempertahankan kondisi ini?
Atau apakah benar data statistik dari tahun 2000 ke 2009 yang menyatakan bahwa 
proven oil reserves kita menyusut dari 5.12 ke 4.30 dan potential reserve kita 
berkurang dari 4.49 menjadi 3.70 dan total reserve oil kita berkurang dari 
9.61 ke 8.00, terus berapa ditahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, .dan 
seterusnya. Ah, semoga saja statistik itu semakin kedepan semakin membaik 
(jika tidak...?)
  
Jadi ingat secuil kata orang bijak:
Kita akan menghargai sesuatu, ketika sesuatu 

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Wayan Heru Young


Saya sempat membaca artikel menarik dari pemuja matahari (bukan dalam arti 
agama atau kepercayaan), mengenai fosil fuel yang dikatakan sama dengan 
ancient sunlight, yaitu energi matahari yang diolah di Bumi (flora-fauna), 
yang kemudian tertimbun dan perlahan menjadi bahan bakar fosil. 
Dapat dibayangkan betapa tidak effisiennya proses tersebut, dari begitu 
besarnya energi matahari yang sampai di Bumi, hanya sebagian kecil sekali yang 
dapat diolah dengan fotosintesa, dan dari itu hanya sebagian kecil yang 
tertimbun dengan kriteria yang tepat, dan dari yang tertimbun itu juga sebagian 
kecil saja yang mendapatkan kondisi (P-T) yang tepat untuk mencapai maturasi, 
dan seterusnya sepanjang perjalanan energi itu hingga menjadi bahan bakar 
minyak atau batubara sebagai bentuk dari energy storagenya.

Orang-orang solar-power-minded  tersebut mengatakan alangkah baiknya jika kita 
memotong jalur yang sangat rumit, panjang (ratusan juta tahun..) dan highly 
inefficient  itu dan langsung mengubah energi surya menjadi energi listrik yang 
kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Rata-rata solar cell yang sudah dijual komersil memiliki efisiensi diatas 10% 
dan ini sudah jauh lebih efisien dibandingkan ancient sunlight yang tersimpan 
di fosil fuel.
Rata-rata fotosintesis hanya dapat mengubah 2% dari energi surya, belum lagi 
menghitung energy-losses selama prosesnya untuk menjadi fosil fuel.


Sumber aslinya saya tidak ketemu, tapi ada yang ini yang cukup mirip konsepnya:
http://www.scienceminusdetails.com/2011/02/why-fire-is-cool-entry-4-ancient-energy.html 


Dalam artikel yang lain di sumber yang lain pula (http://www.kajul.org/) 
membagi energi dari asal muasalnya:
 - Solar Radiation derived (solar, wind, hydro, bio, all fosil fuels) 
 - non solar radiation derived (nuclear  geothermal) 

Di website tersebut saya juga baru tau istilah baru: burnivore.
Setelah vegetasi, herbivore, carnivore, dan omnivore, muncul jenis baru: 
burnivore.
quote
Burnivore: Same as Omnivores; with the difference that the burnivore uses 10 up 
to 1 million times more energy than its own body is able to use. The Burnivore 
accesses an energy flow through a process of burning all kinds of Chemical 
Energy (Wood, Coal, Oil, Gas) to release Heat Energy and sometimes a tiny bit 
of Light. Heat is used to cook food to make it easier to digest; and to expand 
air or gas to create kinetic energy to propel a bike, car, truck, boat, 
airplane or rocket forward to transport either itself or goods which it thinks 
are needed to improve its quality of life. unquote


Dan karena pengetahuan bakar-membakarnya sudah tingkat tinggi dan addicted to 
burning things (dan juga investasi yang sudah ditanam di budaya membakar 
tersebut sudah sangat banyak), sering kali mereka memilih alternatif dari fosil 
fuel yang malah kurang tepat, maunya tetap mencari bahan lain yang bisa 
dibakar, seperti bio-fuel contohnya yang tidak mengurangi pembakaran malah 
justru menambah masalah dengan membuka lahan baru dan persaingan dengan bahan 
pangan.

=

Saatnya geologist oilgas cari perkerjaan baru? 
Sepertinya tidak! 
Masih banyak sekali kebutuhan manusia akan oil n gas.
Pertama, pengalihan sumber energi masih akan membutuhkan masa transisi yang 
cukup lama (bayangkan untuk menunggu sekian banyaknya mobil bensin 
perlahan-lahan habis tergantikan dengan mobil listrik). 
Kemudian bahkan Setelah semua teralihkan ke energi lainpun minyakbumi masih 
akan tetap dibutuhkan di dunia: secara terbatas untuk bahan bakar pada 
keperluan khusus, dan secara tak terbatas (limitless) pada industri 
petrochemical untuk membuat berbagai macam senyawa penting seperti plastik, 
polycarbon, dst  yang sangat penting untuk kehidupan manusia modern seperti 
peralatan, kendaraan, kosmetik, dst..dst.. (look it up in google: Oil is too 
Valuable to Burn )

Salam,
WHY



 From: koeso...@melsa.net.id koeso...@melsa.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, March 9, 2012 3:59 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Itulah pembicaraan mengenai energi alternatif itu biasanya tdk bisa membedakan 
sumber energi dan penyimpan energi (energy storage). Fuel cell disebut sebagai 
energy source, padahal Hidrogen itu tdk didapatkan di alam, tetapi harus 
dibuat, dan untuk pembuatannya perlu diinputkan energi berupa listrik untuk 
electrolysis ini, jadi sumber energi listrik ini dari mana? Dari solar cell 
kah, dari hydro-electric plant, dari geothermal?, bahkan dari PLTU (dg batubara 
sebagai sumber) atau PLTD (dg minyakbumi)? Jadi selalu kita harus bertanya: 
sumber energinya dari mana? RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Eko Prasetyo strivea...@gmail.com 
Date: Fri, 9 Mar 2012 15:40:00 +0800
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: 

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Sebagaimana telah dibahas Frans: semua solar derived energy itu intermittent, 
interruptible, dari mulai sinar matahari, angin, arus laut dsb, dan yang paling 
constant fluvial energy (hydro-electric power) dan perlu penyimpanan, apakah 
dalam bentuk potential energy (bendungan dengan reservoir-nya) dan pada umumnya 
dalam bentuk chemical energy, yang dilakukan tetumbuhan dalam bentuk kayu 
bakar, biomass dsb (biofuel), bahkan secara alami disimpan dalam kerak bumi 
selama sampai ratusan juga tahun. Bentuk energy itu dapat dibagi dalam 2 jenis: 
1. Transportable energy source (minyakbumi, biofuel, batubara dan nuklir secara 
terbatas) 
2. Transmittable (panas, listrik). Transportation seperti pesawat terbang, 
kapal laut dan kendaraan darat/mobil) hanya dapat menggunakan transportable 
energy source, dan secara terbatas juga transmittable energy source, seperti 
kereta api listrik).
Transportable energy source ini yang makin lama makin habis, irrenewable, 
kecuali biofuels yang di tanam kembali. Yang jadi masalah dengan biofuels ini 
adalah memerlukan lahan yang luar biasa luasnya untuk dapat menggantikan 
pasokan minyakbumi yang sangat besar sekali, sehingga selain dapat mempengaruhi 
lingkungan juga akan bersaing ketat dengan pasolan pangan (food supply).
Jika harga minyak sudah di atas USD 100/barrel, biofuel mulai dapat bersaing 
harganya, ini akibatnya harga pangan naik.
Saya kira sebagai ultimate energy source selain matahari adalah bumi sendiri. 
Kalau matahari sumber energinya adalah reaksi nukliir fusion (hidrogen berubah 
menjadi helium) di bumi mungkin selain 'original heat' hasil tabrakan 
planetesimal pada waktu pembentukan bumi juga adanya reaksi nuklir fission 
secara alami dalam kerak bumi kita ini.
Saya bukan pemuja matahari, sebagai geologist saya lebih pemuja bumi. Saya 
yakin geothermal adalah alternatif energy yang paling baik, terutama di 
Indonesia ini. Geothermal energy itu selain 'inexhaustible' (renewable) juga  
uninterruptible (seperti UPS), tidak kenal siang atau malam, hujan atau 
kemarau, sehingga tidak memerlukan storage. Secara teoritis sumber ini ada di 
mana hanya masalah kedalaman saja, karena heatflow (geothermal gradient) itu 
tidak sama di semua tempat dalam kerakbumi ini. Nah tentu di daerah heatflow 
tinggi atau geothermal gradient tinggi energi ini dapat dimanfaatkan dengan 
harga yang kompetitif dengan sumber energi lainnya. Sementara ini heatflow atau 
gradient yang tinggi ini ada di daerah volkanik, sehingga pemboran yang 
diperlukan relatif dangkal, namun dapat saja kemajuan teknologi dapat saja 
menemukan sumber energi geothermal di luar daerah volkanik. Energi geothermal 
selama ini mengandalkan keberadaan reservoir air/uap, namun secara teoritis  
adanya perbedaan temperatur antara botttomhole dengan permukaan cukup tinggi 
untuk menbangkitkan aliran listrik sesuai dengan prinsip thermo-couple. 
Perkembangan teknologi akan membuktikan ini.
Wassalam
RPK

- Original Message - 
  From: Franciscus B Sinartio 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Saturday, March 10, 2012 2:21 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


  Pak WHY,






  Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy sepanjang hari 
(kecuali kalau dipasang di luar angkasa).
  dan yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel minyak diperlukan 
area yang cukup luas untuk solar cell nya (pernah lihat artikel yang kasih 
angka2 ini tetapi lupa lihat dimana).


  jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari saja perlu solar 
cell yang luas sekali. jauh lebih luas dari Jakarta.  energy itu dipakai terus.
  jadi energy persatuan waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali 
permukaannya.


  dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy chemical kayak aki belum 
efisien dan kapasitas nya masih kecil.


  jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana mana.  saya sendiri 
sudah posting berkali kali di milis kita ini.
  ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen waktu masih ada sinar matahari, 
atau waktu anginnya cukup kencang,  atau waktu ombaknya masih bergerak.


  hydrogen ini jadi penyimpan energy potential  dan bisa lebih mudah di 
transportasikan.


  jadi hydrogen ini juga bisa membantu penyaluran tenaga hydrothermal yang 
susah ditransportasikan.
  sebenarnya ini yang mungkin bisa besar penambahan energynya terhadap 
kebutuhan manusia, tetapi energy loss nya akan besar sekali, (soalnya pertama 
membuat energy listrik, lalu energy listriknya dipakai untuk membuat Hydrogen 
nya lalu hydrogennya disimpan dan lalu ditransport ke tempat yang akan memakai 
energy hydrogen ini).
  Siklus pembuatan energy hidrogen ini memang seperti yang saya sebutkan diatas 
apapun sumber energy nya.

  yah, daripada energy geothermal nya tidak dipakai.



  ijinkan saya mengulang lagi apa yang kita bahas diatas.
  mari kita rangkum daftar challenges dari penyediaan sumber energy yang besar :
  

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Satu hal lagi dalam persoalaan penyediaan energi siap saji atau ready to
use, dalam hal ini untuk kebutuhan publik, diantaranya fuel dan electric
memang tergantung dari tempat dan waktu. Untuk didaerah dingin (high
lattitude) tentusaja heat menjadi kebutuhan energi siap saji yg mungkin
bisa dipenuhi dg geothermal scr langsung. Utk Indonesia harus diubah dulu
menjadi listrik.

Untuk listrik, kebutuhannya memang unik, selain tergantung waktu juga
kebutuhan yg sering tidak sesuai dengan ketersediaan. Salah satunya energi
matahari ini. Kita membutuhkan listrik terutama malam hari, sedangkan malam
hari tidak ada matahari, sehingga terpaksa perlu storage. Ketidak sinkronan
inilah yang akhirnya mencetuskan perlunya energy mix, bauran energi. Tidak
mungkin menyediaakn satu jenis sumber energi saja. Harus ada beberapa
sumber energi yg dipakai sesuai dengan kebutuhan.

Mahalnya storage, aki, dalam energy surya, semestinya memang tidak
dipaksakan satu jenis  sumber energi saja yg disedikaan. Saya pernah
bertanya ke penyediaan solar sell, justru disarankan kalau siang pakai
surya, kalau malam pakai PLN, dan ini akan banyak menghemat dan ekonomis.
Kebutuhan energi siang hari terutama pendingin, ac kulkas, dan memasak. Ini
dapat dipenuhi dengan energi surya dengan mudah.

Perbedaan siang malam ini juga dialami oleh salah satu kawan kita Aris
Setyawan dalam mengembangkan lapangan gas. Gas tidak mudah dibuka tutup
krannya (choke) sesuai kebutuhan listrik. Akhirnta kalau siang hari
sebagian gas diubah menjadi LNG, dengan mini LNG, dimana nanti kalau malam
hari LNG ini dipakai untuk menggerakkan genset. Cara ini sudah dilakukan
dengan sukses oleh EMP.

Jadi salah satu jawaban dari perbedaan ketersediaan dan kebutuhan dalam
soal waktu siang-malam ini dipenuhi dengan storage atau energy mix.

Rdp

On Sunday, April 8, 2012, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote:
 Sebagaimana telah dibahas Frans: semua solar derived energy itu
intermittent, interruptible, dari mulai sinar matahari, angin, arus laut
dsb, dan yang paling constant fluvial energy (hydro-electric power) dan
perlu penyimpanan, apakah dalam bentuk potential energy (bendungan dengan
reservoir-nya) dan pada umumnya dalam bentuk chemical energy, yang
dilakukan tetumbuhan dalam bentuk kayu bakar, biomass dsb (biofuel), bahkan
secara alami disimpan dalam kerak bumi selama sampai ratusan juga tahun.
Bentuk energy itu dapat dibagi dalam 2 jenis:
 1. Transportable energy source (minyakbumi, biofuel, batubara
dan nuklir secara terbatas)
 2. Transmittable (panas, listrik). Transportation seperti pesawat
terbang, kapal laut dan kendaraan darat/mobil) hanya dapat menggunakan
transportable energy source, dan secara terbatas juga transmittable energy
source, seperti kereta api listrik).
 Transportable energy source ini yang makin lama makin habis, irrenewable,
kecuali biofuels yang di tanam kembali. Yang jadi masalah dengan biofuels
ini adalah memerlukan lahan yang luar biasa luasnya untuk dapat
menggantikan pasokan minyakbumi yang sangat besar sekali, sehingga selain
dapat mempengaruhi lingkungan juga akan bersaing ketat dengan pasolan
pangan (food supply).
 Jika harga minyak sudah di atas USD 100/barrel, biofuel mulai dapat
bersaing harganya, ini akibatnya harga pangan naik.
 Saya kira sebagai ultimate energy source selain matahari adalah bumi
sendiri. Kalau matahari sumber energinya adalah reaksi nukliir fusion
(hidrogen berubah menjadi helium) di bumi mungkin selain 'original heat'
hasil tabrakan planetesimal pada waktu pembentukan bumi juga adanya reaksi
nuklir fission secara alami dalam kerak bumi kita ini.
 Saya bukan pemuja matahari, sebagai geologist saya lebih pemuja bumi.
Saya yakin geothermal adalah alternatif energy yang paling baik, terutama
di Indonesia ini. Geothermal energy itu selain 'inexhaustible' (renewable)
juga  uninterruptible (seperti UPS), tidak kenal siang atau malam, hujan
atau kemarau, sehingga tidak memerlukan storage. Secara teoritis sumber ini
ada di mana hanya masalah kedalaman saja, karena heatflow (geothermal
gradient) itu tidak sama di semua tempat dalam kerakbumi ini. Nah tentu di
daerah heatflow tinggi atau geothermal gradient tinggi energi ini dapat
dimanfaatkan dengan harga yang kompetitif dengan sumber energi lainnya.
Sementara ini heatflow atau gradient yang tinggi ini ada di daerah
volkanik, sehingga pemboran yang diperlukan relatif dangkal, namun dapat
saja kemajuan teknologi dapat saja menemukan sumber energi geothermal di
luar daerah volkanik. Energi geothermal selama ini mengandalkan keberadaan
reservoir air/uap, namun secara teoritis  adanya perbedaan temperatur
antara botttomhole dengan permukaan cukup tinggi untuk menbangkitkan aliran
listrik sesuai dengan prinsip thermo-couple. Perkembangan teknologi akan
membuktikan ini.
 Wassalam
 RPK

 - Original Message -

 From: Franciscus B Sinartio
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, March 10, 2012 2:21 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: 

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Bandono Salim
Metode bercocok tanam sekarang, tidak memerlukan lahan yang sangat luas. 
Metode baru dlm bercocok tanam menggunakan kompos dan Mikro Organisme Lokal 
(MOL) yang dikembangkan itb, akan menjadi revolusi dlm pertanian. Beda dgn 
metode yang dikenal sekarang, dengan hasil berlipat ganda. 
Hehehe baru kemarin pagi aku dapat ilmunya. Dengan luasan yang sama hasilnya 
minimal lipat dua. Sudah dipraktekkan di jawa barat, kalimantan, sumatra dll.
 Keaneka ragaman hayati jauh lebih baik dari monokultur.
Monokultur membawa ke monopoli (konsep kapitalis).
Konsepnya kembali ke konsep alam ialah keaneka-ragaman hayati.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
Date: Sun, 8 Apr 2012 05:54:20 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Sebagaimana telah dibahas Frans: semua solar derived energy itu intermittent, 
interruptible, dari mulai sinar matahari, angin, arus laut dsb, dan yang paling 
constant fluvial energy (hydro-electric power) dan perlu penyimpanan, apakah 
dalam bentuk potential energy (bendungan dengan reservoir-nya) dan pada umumnya 
dalam bentuk chemical energy, yang dilakukan tetumbuhan dalam bentuk kayu 
bakar, biomass dsb (biofuel), bahkan secara alami disimpan dalam kerak bumi 
selama sampai ratusan juga tahun. Bentuk energy itu dapat dibagi dalam 2 jenis: 
1. Transportable energy source (minyakbumi, biofuel, batubara dan nuklir secara 
terbatas) 
2. Transmittable (panas, listrik). Transportation seperti pesawat terbang, 
kapal laut dan kendaraan darat/mobil) hanya dapat menggunakan transportable 
energy source, dan secara terbatas juga transmittable energy source, seperti 
kereta api listrik).
Transportable energy source ini yang makin lama makin habis, irrenewable, 
kecuali biofuels yang di tanam kembali. Yang jadi masalah dengan biofuels ini 
adalah memerlukan lahan yang luar biasa luasnya untuk dapat menggantikan 
pasokan minyakbumi yang sangat besar sekali, sehingga selain dapat mempengaruhi 
lingkungan juga akan bersaing ketat dengan pasolan pangan (food supply).
Jika harga minyak sudah di atas USD 100/barrel, biofuel mulai dapat bersaing 
harganya, ini akibatnya harga pangan naik.
Saya kira sebagai ultimate energy source selain matahari adalah bumi sendiri. 
Kalau matahari sumber energinya adalah reaksi nukliir fusion (hidrogen berubah 
menjadi helium) di bumi mungkin selain 'original heat' hasil tabrakan 
planetesimal pada waktu pembentukan bumi juga adanya reaksi nuklir fission 
secara alami dalam kerak bumi kita ini.
Saya bukan pemuja matahari, sebagai geologist saya lebih pemuja bumi. Saya 
yakin geothermal adalah alternatif energy yang paling baik, terutama di 
Indonesia ini. Geothermal energy itu selain 'inexhaustible' (renewable) juga  
uninterruptible (seperti UPS), tidak kenal siang atau malam, hujan atau 
kemarau, sehingga tidak memerlukan storage. Secara teoritis sumber ini ada di 
mana hanya masalah kedalaman saja, karena heatflow (geothermal gradient) itu 
tidak sama di semua tempat dalam kerakbumi ini. Nah tentu di daerah heatflow 
tinggi atau geothermal gradient tinggi energi ini dapat dimanfaatkan dengan 
harga yang kompetitif dengan sumber energi lainnya. Sementara ini heatflow atau 
gradient yang tinggi ini ada di daerah volkanik, sehingga pemboran yang 
diperlukan relatif dangkal, namun dapat saja kemajuan teknologi dapat saja 
menemukan sumber energi geothermal di luar daerah volkanik. Energi geothermal 
selama ini mengandalkan keberadaan reservoir air/uap, namun secara teoritis  
adanya perbedaan temperatur antara botttomhole dengan permukaan cukup tinggi 
untuk menbangkitkan aliran listrik sesuai dengan prinsip thermo-couple. 
Perkembangan teknologi akan membuktikan ini.
Wassalam
RPK

- Original Message - 
  From: Franciscus B Sinartio 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Saturday, March 10, 2012 2:21 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


  Pak WHY,






  Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy sepanjang hari 
(kecuali kalau dipasang di luar angkasa).
  dan yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel minyak diperlukan 
area yang cukup luas untuk solar cell nya (pernah lihat artikel yang kasih 
angka2 ini tetapi lupa lihat dimana).


  jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari saja perlu solar 
cell yang luas sekali. jauh lebih luas dari Jakarta.  energy itu dipakai terus.
  jadi energy persatuan waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali 
permukaannya.


  dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy chemical kayak aki belum 
efisien dan kapasitas nya masih kecil.


  jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana mana.  saya sendiri 
sudah posting berkali kali di milis kita ini.
  ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen waktu masih ada sinar 

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik liamsi
Disamping ada berbagai jenis sumber energi yg masing masing
mempunyai kelebihan dan kekurangnnya , ada lagi masalah
keberadaannya/ketersediaanya  , ada daerah yang kaya sumber
energi tapi sedikit kebutuhan energinya , begitu sebaliknya
sehingga permasalahan energi ini menjadi komplek apalagi kalau
penangannya secara partial. suatu sumber energi itu akan
berkembang kalau dapat menguntungkan, untuk bisa
menguntungkan harus dijual sesuai dg keekonomiannya  hal ini
kontradiktif dg pemahaman saat ini kalau energi itu harus murah
karena kaya akan sumber energi. Apakah energi itu harus murah (
salah satunya dg diberi subsidi ) atau dibiarkan saja sesuai
mekanisme pasar agar semua sumber sumber energi bisa bersaing
dan mengurangi pemborosan (deversifikasi bisa berjalan ).
ISM



 Sebagaimana telah dibahas Frans: semua solar derived energy
 itu intermittent, interruptible, dari mulai sinar matahari,
 angin, arus laut dsb, dan yang paling constant fluvial
 energy (hydro-electric power) dan perlu penyimpanan, apakah
 dalam bentuk potential energy (bendungan dengan
 reservoir-nya) dan pada umumnya dalam bentuk chemical
 energy, yang dilakukan tetumbuhan dalam bentuk kayu bakar,
 biomass dsb (biofuel), bahkan secara alami disimpan dalam
 kerak bumi selama sampai ratusan juga tahun. Bentuk energy
 itu dapat dibagi dalam 2 jenis:  1. Transportable energy
 source (minyakbumi, biofuel, batubara dan nuklir secara
 terbatas)  2. Transmittable (panas, listrik). Transportation
 seperti pesawat terbang, kapal laut dan kendaraan
 darat/mobil) hanya dapat menggunakan transportable energy
 source, dan secara terbatas juga transmittable energy
 source, seperti kereta api listrik). Transportable energy
 source ini yang makin lama makin habis, irrenewable, kecuali
 biofuels yang di tanam kembali. Yang jadi masalah dengan
 biofuels ini adalah memerlukan lahan yang luar biasa luasnya
 untuk dapat menggantikan pasokan minyakbumi yang sangat
 besar sekali, sehingga selain dapat mempengaruhi lingkungan
 juga akan bersaing ketat dengan pasolan pangan (food
 supply). Jika harga minyak sudah di atas USD 100/barrel,
 biofuel mulai dapat bersaing harganya, ini akibatnya harga
 pangan naik. Saya kira sebagai ultimate energy source selain
 matahari adalah bumi sendiri. Kalau matahari sumber
 energinya adalah reaksi nukliir fusion (hidrogen berubah
 menjadi helium) di bumi mungkin selain 'original heat' hasil
 tabrakan planetesimal pada waktu pembentukan bumi juga
 adanya reaksi nuklir fission secara alami dalam kerak bumi
 kita ini. Saya bukan pemuja matahari, sebagai geologist saya
 lebih pemuja bumi. Saya yakin geothermal adalah alternatif
 energy yang paling baik, terutama di Indonesia ini.
 Geothermal energy itu selain 'inexhaustible' (renewable)
 juga  uninterruptible (seperti UPS), tidak kenal siang
 atau malam, hujan atau kemarau, sehingga tidak memerlukan
 storage. Secara teoritis sumber ini ada di mana hanya
 masalah kedalaman saja, karena heatflow (geothermal
 gradient) itu tidak sama di semua tempat dalam kerakbumi
 ini. Nah tentu di daerah heatflow tinggi atau geothermal
 gradient tinggi energi ini dapat dimanfaatkan dengan harga
 yang kompetitif dengan sumber energi lainnya. Sementara ini
 heatflow atau gradient yang tinggi ini ada di daerah
 volkanik, sehingga pemboran yang diperlukan relatif dangkal,
 namun dapat saja kemajuan teknologi dapat saja menemukan
 sumber energi geothermal di luar daerah volkanik. Energi
 geothermal selama ini mengandalkan keberadaan reservoir
 air/uap, namun secara teoritis  adanya perbedaan temperatur
 antara botttomhole dengan permukaan cukup tinggi untuk
 menbangkitkan aliran listrik sesuai dengan prinsip
 thermo-couple. Perkembangan teknologi akan membuktikan ini.
 Wassalam
 RPK

 - Original Message -
  From: Franciscus B Sinartio
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Saturday, March 10, 2012 2:21 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
  Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


  Pak WHY,






  Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy
  sepanjang hari (kecuali kalau dipasang di luar angkasa).
  dan yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel
  minyak diperlukan area yang cukup luas untuk solar cell nya
  (pernah lihat artikel yang kasih angka2 ini tetapi lupa
  lihat dimana).


  jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari
  saja perlu solar cell yang luas sekali. jauh lebih luas
  dari Jakarta.  energy itu dipakai terus. jadi energy
  persatuan waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali
  permukaannya.


  dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy chemical
  kayak aki belum efisien dan kapasitas nya masih kecil.


  jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana
  mana.  saya sendiri sudah posting berkali kali di milis
  kita ini. ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen
  waktu masih ada sinar matahari, atau waktu anginnya cukup
  kencang,  atau waktu ombaknya masih bergerak.


  hydrogen ini 

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Wayan Heru Young
Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.
Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 
Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.
Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 
Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).
Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 
Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara 
tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air 
(potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki 
kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 
Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 
Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi 
sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya.
Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga 
saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang 
sia-sia.
Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar 
untuk power-grid scale.
Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya 
dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.

Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai 
bentuk large-scale energy storage untuk kebutuhan grid.
Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat off-peak listrik yang berlebihan 
digunakan untuk memompa air kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas 
kembali memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk 
menggerakan turbin air pada saat peak-hours.  
http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity
Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari efisiensi pompa dan turbin, 
tapi ini juga sama halnya dengan storage kimiawi yang memiliki losses pada 
charging dan discharging.

Salam,
WHY 
- masih geologist -



 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 3:21 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Pak WHY,



Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy sepanjang hari (kecuali 
kalau dipasang di luar angkasa).
dan yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel minyak diperlukan area 
yang cukup luas untuk solar cell nya (pernah lihat artikel yang kasih angka2 
ini tetapi lupa lihat dimana).

jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari saja perlu solar 
cell yang luas sekali. jauh lebih luas dari Jakarta.  energy itu dipakai terus.
jadi energy persatuan waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali 
permukaannya.

dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy chemical kayak aki belum 
efisien dan kapasitas nya masih kecil.

jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana mana.  saya sendiri 
sudah posting berkali kali di milis kita ini.
ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen waktu masih ada sinar matahari, 
atau waktu anginnya cukup kencang,  atau waktu ombaknya masih bergerak.

hydrogen ini jadi penyimpan energy potential  dan bisa lebih mudah di 
transportasikan.

jadi hydrogen ini juga bisa membantu penyaluran tenaga hydrothermal yang susah 
ditransportasikan.
sebenarnya ini yang mungkin bisa besar penambahan energynya terhadap kebutuhan 
manusia, tetapi energy loss nya akan besar sekali, (soalnya pertama membuat 
energy listrik, lalu energy listriknya dipakai untuk membuat Hydrogen nya lalu 
hydrogennya disimpan dan lalu ditransport ke tempat yang akan memakai energy 
hydrogen ini).
Siklus pembuatan energy hidrogen ini memang seperti yang saya sebutkan diatas 
apapun sumber energy nya.

yah, daripada energy geothermal nya tidak dipakai.


ijinkan saya mengulang lagi apa yang kita bahas diatas.
mari kita rangkum daftar challenges dari penyediaan sumber energy yang besar :
1. Penyimpan energy (energy bank) belum efisien dan tidak bisa menyimpan dalam 

[iagi-net-l] Berita duka

2012-03-09 Terurut Topik Eddy Subroto
Teman-teman, saya meneruskan berita dukacita yang saya terima dari P Bambang 
Priadi yang asalnya dari pak Lambok:

P. Untung Sudarsono mengabarkan bahwa putera beliau yg nomor dua baru meninggal 
dunia. 
Inna lillahi wa inna illaihi  rojiun, semoga almarhum dan keluarga mendapatkan 
yg terbaik dariNYA.

Wasalam,
EAS


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang paling feasibel 
untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan 
riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya 
menjadi energy listrik.

selamat ber akhir pekan,
frank






 From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.
Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 
Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.
Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 
Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).
Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 
Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara 
tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air 
(potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki 
kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 
Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 
Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi 
sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya.
Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga 
saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang 
sia-sia.
Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar 
untuk power-grid scale.
Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya 
dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.

Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai 
bentuk large-scale energy storage untuk kebutuhan grid.
Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat off-peak listrik yang berlebihan 
digunakan untuk memompa air kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas 
kembali memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk 
menggerakan turbin air pada saat peak-hours.  
http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity
Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari efisiensi pompa dan turbin, 
tapi ini juga sama halnya dengan storage kimiawi yang memiliki losses pada 
charging dan discharging.

Salam,
WHY 
- masih geologist -



 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 3:21 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Pak WHY,



Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy sepanjang hari (kecuali 
kalau dipasang di luar angkasa).
dan yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel minyak diperlukan area 
yang cukup luas untuk solar cell nya (pernah lihat artikel yang kasih angka2 
ini tetapi lupa lihat dimana).

jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari saja perlu solar 
cell yang luas sekali. jauh lebih luas dari Jakarta.  energy itu dipakai terus.
jadi energy persatuan waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali 
permukaannya.

dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy chemical kayak aki belum 
efisien dan kapasitas nya masih kecil.

jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana mana.  saya sendiri 
sudah posting berkali kali di milis kita ini.
ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen waktu masih ada sinar matahari, 
atau waktu anginnya cukup kencang,  atau waktu ombaknya masih bergerak.

hydrogen ini jadi penyimpan energy potential  dan bisa lebih mudah di 
transportasikan.

jadi hydrogen ini juga bisa membantu penyaluran tenaga hydrothermal yang susah 
ditransportasikan.
sebenarnya ini yang mungkin bisa besar 

Re: [iagi-net-l] Berita duka

2012-03-09 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Turut bela sungkawa yg se dalam2nya semoga pak Untung sabar menerima cobaan ini

Suwun Cak Prof DR Edi S

Avi 0666
Nomor cantek

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Eddy Subroto subr...@gc.itb.ac.id
Date: Sat, 10 Mar 2012 07:45:44 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Berita duka
Teman-teman, saya meneruskan berita dukacita yang saya terima dari P Bambang 
Priadi yang asalnya dari pak Lambok:

P. Untung Sudarsono mengabarkan bahwa putera beliau yg nomor dua baru meninggal 
dunia. 
Inna lillahi wa inna illaihi  rojiun, semoga almarhum dan keluarga mendapatkan 
yg terbaik dariNYA.

Wasalam,
EAS


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi 
ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 
250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk 
mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu 
memerlukan listrik yg banyak

Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis 
kita PLTN is the answer

Avi 0666
Nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang paling feasibel 
untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan 
riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya 
menjadi energy listrik.

selamat ber akhir pekan,
frank






 From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.
Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 
Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.
Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 
Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).
Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 
Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara 
tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air 
(potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki 
kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 
Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 
Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi 
sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya.
Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga 
saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang 
sia-sia.
Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar 
untuk power-grid scale.
Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya 
dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.

Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai 
bentuk large-scale energy storage untuk kebutuhan grid.
Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat off-peak listrik yang berlebihan 
digunakan untuk memompa air kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas 
kembali memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk 
menggerakan turbin air pada saat peak-hours.  
http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity
Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari efisiensi pompa dan turbin, 
tapi ini juga sama halnya dengan storage kimiawi yang memiliki losses pada 
charging dan discharging.

Salam,
WHY 
- masih geologist -



 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 3:21 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Pak WHY,



Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy sepanjang hari (kecuali 
kalau dipasang di luar angkasa).
dan yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel minyak diperlukan area 
yang cukup luas untuk solar cell nya (pernah lihat artikel yang kasih angka2 
ini tetapi lupa lihat dimana).

jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari saja