Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3
Asal minyak laku, kan bisa beli alat produksi. Apakah hasil minyak dibanding alat produksi lebih mahal alatnya? Semua kan dpt dihitung. Nyatanya prshaan asing dpt produksi besar kan? Aku tidak faham bagaimana menghitungnya. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Date: Thu, 13 Sep 2012 13:11:26 To: Reply-To: Subject: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3 Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3 Rista Rama Dhany - detikfinance Kamis, 13/09/2012 12:52 WIB Jakarta - Pemerintah mengharapkan PT Pertamina (Persero) bisa lebih memaksimalkan ladang minyak yang dimilikinya saat ini. Karena, 47% ladang minyak dan gas di Indonesia dikuasai Pertamina, namun produksi migasnya hanya menduduki posisi nomor 3. "Pertamina itu menguasai 47% ladang minyak di wilayah kerja migas seluruh Indonesia. Tetapi produksinya malah masih nomor 3 dibanding perusahaan minyak yang lain di Indonesia," kata Rudi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/9/2012). Menurut Rudi, Pertamina tidak perlu terlalu bernafsu untuk menguasai lapangan-lapangan minyak dan gas milik perusahaan asing yang kontraknya segera habis, seperti Blok Mahakam. Dikatakan Rudi, Blok Mahakam saat ini dikuasai oleh perusahaan asal Prancis Total Indonesie yang kontraknya akan habis 2018. Pertamina memang mengincar lapangan migas ini. "Maksimalkan ada yang dimiliki saat ini, tingkatkan produksinya, tingkatkan SDM dan teknologinya," kata Rudi. Memang, kata Rudi, secara nasionalisme, Pertamina perlu didukung untuk menjadi perusahaan minyak milik negara. Namun apabila Pertamina menguasai seluruh ladang minyak di Indonesia dan menyuruh perusahaan asing pergi, Rudi menyangsikan Pertamina mampu menggarap semuanya. "Kita tetap perlu asing untuk memproduksi minyak di Indonesia. Contoh misal mau menguasasi Blok Mahakam, apakah Pertamina mampu memproduksi minyak dan gas sebesar yang dilakukan Total? Sulit, karena memerlukan teknologi dan biaya yang tidak sedikit, dan apakah Total mau beri data-data teknis di blok tersebut yang puluhan tahun dikerjakannya? Tentu tidak. Artinya akan mulai dari awal lagi," ujar Rudi. Untuk itu, Rudi meminta kepada Pertamina untuk memaksimalkan produksi yang ada tersebar di seluruh Indonesia. "Maksimalkan apa yang ada dulu. Karena untuk produksi minyak saja saat ini Pertamina EP hanya ada di urutan ketiga, di mana produksi migas pada 2013 ditarget hanya sekitar 132,3 ribu barel setara minyak per hari, kalah dibandingkan Total dan Chevron yang hanya memiliki 2 wilayah kerja saja," tegas Rudi. Seperti diketahui, untuk estimasi lifting migas di 2013, Total E&P Indonesie dengan wilayah kerja Mahakam dan Tengah menjadi produsen terbesar dengan produksi 382,2 ribu barel setara minyak per hari. Lalu Chevron Pacific Indonesia di wilayah kerja Rokan dan Siak dengan estimasi produksi migas 335 ribu barel setara minyak per hari, dan Pertamina EP dengan wilayah kerja seluruh Indonesia estimasi produksi migas sebesar 290,3 ribu barel setara minyak per hari. ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
[iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3
Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3 Rista Rama Dhany - detikfinance Kamis, 13/09/2012 12:52 WIB Jakarta - Pemerintah mengharapkan PT Pertamina (Persero) bisa lebih memaksimalkan ladang minyak yang dimilikinya saat ini. Karena, 47% ladang minyak dan gas di Indonesia dikuasai Pertamina, namun produksi migasnya hanya menduduki posisi nomor 3. "Pertamina itu menguasai 47% ladang minyak di wilayah kerja migas seluruh Indonesia. Tetapi produksinya malah masih nomor 3 dibanding perusahaan minyak yang lain di Indonesia," kata Rudi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/9/2012). Menurut Rudi, Pertamina tidak perlu terlalu bernafsu untuk menguasai lapangan-lapangan minyak dan gas milik perusahaan asing yang kontraknya segera habis, seperti Blok Mahakam. Dikatakan Rudi, Blok Mahakam saat ini dikuasai oleh perusahaan asal Prancis Total Indonesie yang kontraknya akan habis 2018. Pertamina memang mengincar lapangan migas ini. "Maksimalkan ada yang dimiliki saat ini, tingkatkan produksinya, tingkatkan SDM dan teknologinya," kata Rudi. Memang, kata Rudi, secara nasionalisme, Pertamina perlu didukung untuk menjadi perusahaan minyak milik negara. Namun apabila Pertamina menguasai seluruh ladang minyak di Indonesia dan menyuruh perusahaan asing pergi, Rudi menyangsikan Pertamina mampu menggarap semuanya. "Kita tetap perlu asing untuk memproduksi minyak di Indonesia. Contoh misal mau menguasasi Blok Mahakam, apakah Pertamina mampu memproduksi minyak dan gas sebesar yang dilakukan Total? Sulit, karena memerlukan teknologi dan biaya yang tidak sedikit, dan apakah Total mau beri data-data teknis di blok tersebut yang puluhan tahun dikerjakannya? Tentu tidak. Artinya akan mulai dari awal lagi," ujar Rudi. Untuk itu, Rudi meminta kepada Pertamina untuk memaksimalkan produksi yang ada tersebar di seluruh Indonesia. "Maksimalkan apa yang ada dulu. Karena untuk produksi minyak saja saat ini Pertamina EP hanya ada di urutan ketiga, di mana produksi migas pada 2013 ditarget hanya sekitar 132,3 ribu barel setara minyak per hari, kalah dibandingkan Total dan Chevron yang hanya memiliki 2 wilayah kerja saja," tegas Rudi. Seperti diketahui, untuk estimasi lifting migas di 2013, Total E&P Indonesie dengan wilayah kerja Mahakam dan Tengah menjadi produsen terbesar dengan produksi 382,2 ribu barel setara minyak per hari. Lalu Chevron Pacific Indonesia di wilayah kerja Rokan dan Siak dengan estimasi produksi migas 335 ribu barel setara minyak per hari, dan Pertamina EP dengan wilayah kerja seluruh Indonesia estimasi produksi migas sebesar 290,3 ribu barel setara minyak per hari. ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
[iagi-net-l] REGISTER NOW !! 41st IAGI ANNUAL CONVENTION and EXHIBITION MELIA PUROSANI HOTEL, YOGYAKARTA, 17-20 September 2012
Register NOW ! 41st IAGI ANNUAL CONVENTION and EXHIBITION MELIA PUROSANI HOTEL, YOGYAKARTA, 17-20 September 2012 "GEOLOGY LIVING WITH HARMONY" ICE BREAKER NIGHT Opening Ceremony (17 September 2012) * 1. Opening Speaker : Sri Sultan Hamengku Buwono X SPECIAL TOPICS (18 September 2012) * 1.Prof. Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro (Ministry of Defense and Security) * 2. Dr. R. Sukhyar (Head of Geological Agency) * 3.Andi Arif (Staff Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Kebencanaan) PANEL DISCUSSION (18 September 2012) * 1. Dr. Syamsul Maarif, M.Si (Head of BNPB - Badan Nasional Penanggulangan Bencana) * 2. Dr. Danny Hilman Natawidjaja (Reseacher at LIPI - Indonesia Institute of Science) * 3.Dr Andang Bachtiar (PT ETTI, PT GDA) FIELD TRIP 1. Pre-Convention Fieldtrip (17 September 2012) Jogjakarta Geoheritage " The Lifetime of an Ancient Volcanic Arc in Java" Instructor: Dr C Prasetyadi Routes: Yogyakarta-Berbah-Candi Ijo-Sekarbolo-Watuprau-Jurangjero-Nglipar-Sambipitu-Nglanggran-Pathuk-Yogyak arta 2. Post-Convention Fieldtrip (21-22 September 2012) Exploring the Newly-Discovered Eocene Rock in Banjarnegara and its Geological Significance Instructor : Dr C Prasetyadi Day 1 : Yogyakarta-Nanggulan-Karangsambung-Purwokerto. Day 2: Purwokerto-Banjarnegara-Bulukuning-Yogyakarta. COURSES (Pre and Post Convention) 1. Volcanology: Basic Volcanology, Eruption Processes and Products, Volcanic Facies, and Related Mineralization (CLOSED- SOLD OUT) 2. Carbonate Sedimentation and Reservoir (21-22 September 2012) Day 1 : Seminar Room & Petrography Lab - Department of Geology UPN Yogyakarta Day 2 : Wonosari Field Trip Instructor: Dr. Premonowati, M.T and Ir. Budianto Toha, M.Sc. 3. GIS and Remote Sensing for Geology (Grand Hyatt Hotel, 21-25 September 2012) Instuctors: Dr. Lucas Donny Setiadji, Dr. Agung Setianto, instructor from ESRI 4. Karst Geohydrography (Melia Purosani Hotel, 21 September 2012) Instructor: Prof. Dr. Sari Bahagiarti, M.Sc 5. Geology for Non Geologist (21-22 September 2012) Day 1 : IST Akprind Campus/Melia Purosani Hotel Day 2 : Field Trip Instructor : Dr. Sri Mulyaningsih, S.T, M.T . TECHNICAL SESSION (18-20 September 2012) 151 papers of Oral presentation (109 professionals, 42 students) and 40 posters EXTRA EVENTS IAGI GOLF Monday, 17th September 2012 Venue : Merapi Golf Course Yogyakarta Shot Gun : 06:30 WIB sharp Participants : IAGI members and partners` Registration : Ardina Angreini (DINA) HP: 0815-8378-256 Office : 021-392-0444 (PT. Suma Sarana) Fax : 021-391-5544 (PT. Suma Sarana) Email: ardina.anggre...@sumasarana.com or avi7.avia...@gmail.com LADIES PROGRAM (18 September 2012) For our spouse and family to visit ullen sentalu Javanese Culture and art Museum, Prambanan, Javanese culinary, and Taman Sari. EXHIBITION (18-20 September 2012) Company and institution booth at Melia Purosani Hotel, Yogyakarta CLOSING CEREMONY (20 September 2012) Best Paper, Best Presenter and Best Poster Awards. Photography contest ! REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (Lisa) Visit us at our Website : http://pit-iagi2012.com/ Register here : http://pit-iagi2012.com/registration/registration-form/ Jadwal-Technical-Session-PIT-IAGI.xlsx Description: application/vnd.openxmlformats-officedocument.spreadsheetml.sheet PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or d
[iagi-net-l] REGISTER NOW !! 41st IAGI ANNUAL CONVENTION and EXHIBITION MELIA PUROSANI HOTEL, YOGYAKARTA, 17-20 September 2012
Register NOW ! 41st IAGI ANNUAL CONVENTION and EXHIBITION MELIA PUROSANI HOTEL, YOGYAKARTA, 17-20 September 2012 "GEOLOGY LIVING WITH HARMONY" ICE BREAKER NIGHT Opening Ceremony (17 September 2012) * 1. Opening Speaker : Sri Sultan Hamengku Buwono X SPECIAL TOPICS (18 September 2012) * 1.Prof. Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro (Ministry of Defense and Security) * 2. Dr. R. Sukhyar (Head of Geological Agency) * 3.Andi Arif (Staff Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Kebencanaan) PANEL DISCUSSION (18 September 2012) * 1. Dr. Syamsul Maarif, M.Si (Head of BNPB - Badan Nasional Penanggulangan Bencana) * 2. Dr. Danny Hilman Natawidjaja (Reseacher at LIPI - Indonesia Institute of Science) * 3.Dr Andang Bachtiar (PT ETTI, PT GDA) FIELD TRIP 1. Pre-Convention Fieldtrip (17 September 2012) Jogjakarta Geoheritage " The Lifetime of an Ancient Volcanic Arc in Java" Instructor: Dr C Prasetyadi Routes: Yogyakarta-Berbah-Candi Ijo-Sekarbolo-Watuprau-Jurangjero-Nglipar-Sambipitu-Nglanggran-Pathuk-Yogyak arta 2. Post-Convention Fieldtrip (21-22 September 2012) Exploring the Newly-Discovered Eocene Rock in Banjarnegara and its Geological Significance Instructor : Dr C Prasetyadi Day 1 : Yogyakarta-Nanggulan-Karangsambung-Purwokerto. Day 2: Purwokerto-Banjarnegara-Bulukuning-Yogyakarta. COURSES (Pre and Post Convention) 1. Volcanology: Basic Volcanology, Eruption Processes and Products, Volcanic Facies, and Related Mineralization (CLOSED- SOLD OUT) 2. Carbonate Sedimentation and Reservoir (21-22 September 2012) Day 1 : Seminar Room & Petrography Lab - Department of Geology UPN Yogyakarta Day 2 : Wonosari Field Trip Instructor: Dr. Premonowati, M.T and Ir. Budianto Toha, M.Sc. 3. GIS and Remote Sensing for Geology (Grand Hyatt Hotel, 21-25 September 2012) Instuctors: Dr. Lucas Donny Setiadji, Dr. Agung Setianto, instructor from ESRI 4. Karst Geohydrography (Melia Purosani Hotel, 21 September 2012) Instructor: Prof. Dr. Sari Bahagiarti, M.Sc 5. Geology for Non Geologist (21-22 September 2012) Day 1 : IST Akprind Campus/Melia Purosani Hotel Day 2 : Field Trip Instructor : Dr. Sri Mulyaningsih, S.T, M.T . TECHNICAL SESSION (18-20 September 2012) 151 papers of Oral presentation (109 professionals, 42 students) and 40 posters EXTRA EVENTS IAGI GOLF Monday, 17th September 2012 Venue : Merapi Golf Course Yogyakarta Shot Gun : 06:30 WIB sharp Participants : IAGI members and partners` Registration : Ardina Angreini (DINA) HP: 0815-8378-256 Office : 021-392-0444 (PT. Suma Sarana) Fax : 021-391-5544 (PT. Suma Sarana) Email: ardina.anggre...@sumasarana.com or avi7.avia...@gmail.com LADIES PROGRAM (18 September 2012) For our spouse and family to visit ullen sentalu Javanese Culture and art Museum, Prambanan, Javanese culinary, and Taman Sari. EXHIBITION (18-20 September 2012) Company and institution booth at Melia Purosani Hotel, Yogyakarta CLOSING CEREMONY (20 September 2012) Best Paper, Best Presenter and Best Poster Awards. Photography contest ! REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (Lisa) Visit us at our Website : http://pit-iagi2012.com/ Register here : http://pit-iagi2012.com/registration/registration-form/ Jadwal-Technical-Session-PIT-IAGI.xlsx Description: application/vnd.openxmlformats-officedocument.spreadsheetml.sheet PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, o
Re: Bls: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED
Logika saya , binatang berkaki empat yang hidup di pegunungan akn cenderung untuk memiliki kaki depan lebih pendek (apa iya ya ?) , jadi apakah ada alasan ilmiah mengapa anoa seperti itu hidup difataran rendah ? si Abah From: Awang Satyana To: IAGI Sent: Thursday, September 13, 2012 1:15 AM Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED Ya Pak Bandono, monyet hitam di Minahasa Sultra (Macaca nigra) itu adalah bentuk paling terspesialkan karena isolasi paling tinggi dari "sepupunya" di Sulawesi Selatan yang lebih umum, Macaca maura, atau bentuk paling umumnya seperti di Sumatara dan Jawa (Macaca nemestrina). Dalam kasus sebaran monyet hitam, kita bisa melihat efek isolasi pulau terhadap variasi jenis (teori island biogeography E.O. Wilson 1989). Dan anoa yang Pak Bandono temukan di Sultra adalah anoa dataran rendah (Bubalus depresicionis) yang badannya sedikit lebih besar dibandingkan dengan anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) yang hanya hidup di pegunungan2 Sulawesi Barat. Salam, Awang From: Bandono Salim ; To: Iagi ; Subject: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED Sent: Wed, Sep 12, 2012 5:37:12 PM Terimakasih, yang pernah saya jumpai di hutan sultra, anoa sama monyet hitam ekor pendek. Waktu ekspedisi sultra dgn pertamina th 1969 bersama Abah Yanto. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Awang Satyana Date: Thu, 13 Sep 2012 01:14:32 +0800 (SGT) To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS ReplyTo: Subject: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED Bulan lalu, Pak Rovicky, Presiden IAGI, meminta saya untuk membantu kawan-kawan dari Ekspedisi Cincin Api Kompas dalam melakukan ekspedisinya di Sulawesi. Kawan2 Kompas tersebut telah beberapa kali menghubungi saya menanyakan hal-hal terkait geologi dan tektonik Sulawesi, terutama tentang wilayah yang terkenal bernama Wallacea dan yang terkait. Judul di atas adalah judul utama makalah saya yang dipublikasi dan dipresentasikan di pertemuan ilmiah tahunan IAGI dan HAGI tahun 2011 di Makassar, dengan subjudul "Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line". Beberapa tahun sebelumnya, tema ini pernah menjadi tema yang diangkat Research Group of SE Asia di bawah Prof. Robert Hall yang mengadakan seminarnya di Inggris, sehingga yang datang ke sana tak banyak dari kita. Di sana pada waktu itu berkumpul para ahli geologi, biologi dan yang terkait membicarakan wilayah Indonesia yang sangat menarik ini. Saya sendiri tak datang ke pertemuan itu walaupun diundang. Saya pikir saya lebih baik mempresentasikannya di Indonesia, di Sulawesi, di Makassar dan didengarkan banyak orang Indonesia. Dan sekarang saya ingin menuliskan ringkasannya agar banyak teman terinformasikan. Makalah lengkapnya ada di proceedings pertemuan JCM - Joint Convention Makassar 2011 (Satyana, 2011, Sulawesi: Where Two Worlds Collided-Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line). Semua orang tahu yang disebut dengan Garis Wallace, yaitu garis khayal yang berada memanjang utara-selatan dari Selat Makassar ke Selat Lombok, berperan sebagai garis pembatas penyebaran fauna. Ke sebelah barat dari garis Wallace fauna didominasi oleh tipe2 Oriental (Asia), ke sebelah timur dari garis ini fauna didominasi oleh tipe2 Australian. Garis Wallace ini pertama disebut tahun 1863, namanya tentu tak asing lagi berasal dari Alfred Russel Wallace, seorang naturalis besar Inggris yang pernah menjelajah Nusantara pada 1854-1862. Garis Wallace adalah garis biologi atau lebih tepatnya biogeografi, tetapi sejak awal Raffles memikirkan bahwa penyebab garis ini adalah geologi. Dalam suatu pertemuan di Linnean Society di London pada 3 November 1859, Wallace mengajukan sebuah paper berjudul "On the Zoological Geography of the Malay Archipelago", dan dia berkata soal biodiversity Indonesia ini punya hubungan dengan geologi. "Facts such as these (biological diversity) can only be explained by a bold acceptance of vast changes in the surface of the earth". Apa yang ditulis Wallace ini kita tahu sekarang berhubungan dengan terbentuknya Kepulauan Indonesia sendiri sebagai akibat amalgamasi, penyusunan oleh bagian dari Indonesia Barat yang kemudian bertemu dengan bagian dari Indonesia Timur sejak Neogen. "Wallacea" adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Indonesia bagian tengah yang meliputi Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara dan Halmahera, tempat fauna (dan flora) bertransisi dari tipe Asiatic ke Australian, dan sebaliknya. Daerah Wallacea dibatasi di sebelah barat oleh Garis Wallace, dan di sebelah timur oleh Garis Lydekker. Sementara garis Weber adalah garis kesetimbangan fauna, tempat fauna Asiatik dan Australian sama proporsinya, yaitu 50 : 50. Garis Weber terdapat di tengah anatara Haris Wallace dan Garis Lydekker. Ketiga garis ini mempunyai arti geologi. Saat ini, Ga
Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED
Kayanya masih ada Pak, fosil Mastodon (bukan Stegodon) yg ditemukan di kabupaten Ngada masih bisa dilihat di museum Blikon Blewut di dekat Maumere salam Prianggito From: Bandono Salim To: Iagi Sent: Thursday, 13 September 2012 11:16 AM Subject: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED Jadi gak ada hub dengan gajah kerdil kisah wallacea, yaa. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: "Agus" Date: Thu, 13 Sep 2012 08:15:18 -0700 To: ReplyTo: Subject: RE: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED Kalau cerita gading Gajah di Flores...menurut penduduk setempat peninggalan era PORTUGIS, kalau melihat gading gajah itu gede-gede mungkin dibawa dari Africa sana, diwariskan turun temurun... , PORTUGIS dan orang Eropa kan biasa berburu juga di Africahe..he... Agus From:git sulistiono [mailto:git_m...@yahoo.com] Sent: 12 September 2012 16:31 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED mas Awang, kalau asal-usul Stegodon yg hidup di Flores bagaimana? Menarik sekali bahwa di hampir semua pelosok Flores gading gajah merupakan status symbol dan menjadi salah satu maskawin yg amat dihargai salam Prianggito From:Awang Satyana To: IAGI ; Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Thursday, 13 September 2012 3:14 AM Subject: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED Bulan lalu, Pak Rovicky, Presiden IAGI, meminta saya untuk membantu kawan-kawan dari Ekspedisi Cincin Api Kompas dalam melakukan ekspedisinya di Sulawesi. Kawan2 Kompas tersebut telah beberapa kali menghubungi saya menanyakan hal-hal terkait geologi dan tektonik Sulawesi, terutama tentang wilayah yang terkenal bernama Wallacea dan yang terkait.Judul di atas adalah judul utama makalah saya yang dipublikasi dan dipresentasikan di pertemuan ilmiah tahunan IAGI dan HAGI tahun 2011 di Makassar, dengan subjudul "Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line". Beberapa tahun sebelumnya, tema ini pernah menjadi tema yang diangkat Research Group of SE Asia di bawah Prof. Robert Hall yang mengadakan seminarnya di Inggris, sehingga yang datang ke sana tak banyak dari kita. Di sana pada waktu itu berkumpul para ahli geologi, biologi dan yang terkait membicarakan wilayah Indonesia yang sangat menarik ini. Saya sendiri tak datang ke pertemuan itu walaupun diundang. Saya pikir saya lebih baik mempresentasikannya di Indonesia, di Sulawesi, di Makassar dan didengarkan banyak orang Indonesia. Dan sekarang saya ingin menuliskan ringkasannya agar banyak teman terinformasikan. Makalah lengkapnya ada di proceedings pertemuan JCM - Joint Convention Makassar 2011 (Satyana, 2011, Sulawesi: Where Two Worlds Collided-Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line).Semua orang tahu yang disebut dengan Garis Wallace, yaitu garis khayal yang berada memanjang utara-selatan dari Selat Makassar ke Selat Lombok, berperan sebagai garis pembatas penyebaran fauna. Ke sebelah barat dari garis Wallace fauna didominasi oleh tipe2 Oriental (Asia), ke sebelah timur dari garis ini fauna didominasi oleh tipe2 Australian. Garis Wallace ini pertama disebut tahun 1863, namanya tentu tak asing lagi berasal dari Alfred Russel Wallace, seorang naturalis besar Inggris yang pernah menjelajah Nusantara pada 1854-1862.Garis Wallace adalah garis biologi atau lebih tepatnya biogeografi, tetapi sejak awal Raffles memikirkan bahwa penyebab garis ini adalah geologi. Dalam suatu pertemuan di Linnean Society di London pada 3 November 1859, Wallace mengajukan sebuah paper berjudul "On the Zoological Geography of the Malay Archipelago", dan dia berkata soal biodiversity Indonesia ini punya hubungan dengan geologi. "Facts such as these (biological diversity) can only be explained by a bold acceptance of vast changes in the surface of the earth". Apa yang ditulis Wallace ini kita tahu sekarang berhubungan dengan terbentuknya Kepulauan Indonesia sendiri sebagai akibat amalgamasi, penyusunan oleh bagian dari Indonesia Barat yang kemudian bertemu dengan bagian dari Indonesia Timur sejak Neogen."Wallacea" adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Indonesia bagian tengah yang meliputi Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara dan Halmahera, tempat fauna (dan flora) bertransisi dari tipe Asiatic ke Australian, dan sebaliknya. Daerah Wallacea dibatasi di sebelah barat oleh Garis Wallace, dan di sebelah timur oleh Garis Lydekker. Sementara garis Weber adalah garis kesetimbangan fauna, tempat fauna Asiatik dan Australian sama proporsinya, yaitu 50 : 50. Garis Weber terdapat di tengah anatara Haris Wallace dan Garis Lydekker. Ketiga garis ini mempunyai arti geologi. Saat ini, Garis Wallace sejajar dengan akhir batas Kuarter Sundaland di sebelah timur, sedangkan Garis Lydekker mengikuti batas barat Sahul Land.Sekarang kita lihat Sulawesi. Sulawesi secara tektonik merupakan wilayah yang
Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED
Jadi gak ada hub dengan gajah kerdil kisah wallacea, yaa. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Agus" Date: Thu, 13 Sep 2012 08:15:18 To: Reply-To: Subject: RE: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED Kalau cerita gading Gajah di Flores...menurut penduduk setempat peninggalan era PORTUGIS, kalau melihat gading gajah itu gede-gede mungkin dibawa dari Africa sana, diwariskan turun temurun... , PORTUGIS dan orang Eropa kan biasa berburu juga di Africahe..he... Agus From: git sulistiono [mailto:git_m...@yahoo.com] Sent: 12 September 2012 16:31 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED mas Awang, kalau asal-usul Stegodon yg hidup di Flores bagaimana? Menarik sekali bahwa di hampir semua pelosok Flores gading gajah merupakan status symbol dan menjadi salah satu maskawin yg amat dihargai salam Prianggito From: Awang Satyana To: IAGI ; Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Thursday, 13 September 2012 3:14 AM Subject: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED Bulan lalu, Pak Rovicky, Presiden IAGI, meminta saya untuk membantu kawan-kawan dari Ekspedisi Cincin Api Kompas dalam melakukan ekspedisinya di Sulawesi. Kawan2 Kompas tersebut telah beberapa kali menghubungi saya menanyakan hal-hal terkait geologi dan tektonik Sulawesi, terutama tentang wilayah yang terkenal bernama Wallacea dan yang terkait.Judul di atas adalah judul utama makalah saya yang dipublikasi dan dipresentasikan di pertemuan ilmiah tahunan IAGI dan HAGI tahun 2011 di Makassar, dengan subjudul "Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line". Beberapa tahun sebelumnya, tema ini pernah menjadi tema yang diangkat Research Group of SE Asia di bawah Prof. Robert Hall yang mengadakan seminarnya di Inggris, sehingga yang datang ke sana tak banyak dari kita. Di sana pada waktu itu berkumpul para ahli geologi, biologi dan yang terkait membicarakan wilayah Indonesia yang sangat menarik ini. Saya sendiri tak datang ke pertemuan itu walaupun diundang. Saya pikir saya lebih baik mempresentasikannya di Indonesia, di Sulawesi, di Makassar dan didengarkan banyak orang Indonesia. Dan sekarang saya ingin menuliskan ringkasannya agar banyak teman terinformasikan. Makalah lengkapnya ada di proceedings pertemuan JCM - Joint Convention Makassar 2011 (Satyana, 2011, Sulawesi: Where Two Worlds Collided-Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line).Semua orang tahu yang disebut dengan Garis Wallace, yaitu garis khayal yang berada memanjang utara-selatan dari Selat Makassar ke Selat Lombok, berperan sebagai garis pembatas penyebaran fauna. Ke sebelah barat dari garis Wallace fauna didominasi oleh tipe2 Oriental (Asia), ke sebelah timur dari garis ini fauna didominasi oleh tipe2 Australian. Garis Wallace ini pertama disebut tahun 1863, namanya tentu tak asing lagi berasal dari Alfred Russel Wallace, seorang naturalis besar Inggris yang pernah menjelajah Nusantara pada 1854-1862.Garis Wallace adalah garis biologi atau lebih tepatnya biogeografi, tetapi sejak awal Raffles memikirkan bahwa penyebab garis ini adalah geologi. Dalam suatu pertemuan di Linnean Society di London pada 3 November 1859, Wallace mengajukan sebuah paper berjudul "On the Zoological Geography of the Malay Archipelago", dan dia berkata soal biodiversity Indonesia ini punya hubungan dengan geologi. "Facts such as these (biological diversity) can only be explained by a bold acceptance of vast changes in the surface of the earth". Apa yang ditulis Wallace ini kita tahu sekarang berhubungan dengan terbentuknya Kepulauan Indonesia sendiri sebagai akibat amalgamasi, penyusunan oleh bagian dari Indonesia Barat yang kemudian bertemu dengan bagian dari Indonesia Timur sejak Neogen."Wallacea" adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Indonesia bagian tengah yang meliputi Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara dan Halmahera, tempat fauna (dan flora) bertransisi dari tipe Asiatic ke Australian, dan sebaliknya. Daerah Wallacea dibatasi di sebelah barat oleh Garis Wallace, dan di sebelah timur oleh Garis Lydekker. Sementara garis Weber adalah garis kesetimbangan fauna, tempat fauna Asiatik dan Australian sama proporsinya, yaitu 50 : 50. Garis Weber terdapat di tengah anatara Haris Wallace dan Garis Lydekker. Ketiga garis ini mempunyai arti geologi. Saat ini, Garis Wallace sejajar dengan akhir batas Kuarter Sundaland di sebelah timur, sedangkan Garis Lydekker mengikuti batas barat Sahul Land.Sekarang kita lihat Sulawesi. Sulawesi secara tektonik merupakan wilayah yang disusun oleh benturan dua 'dunia' atau massa kerak benua yaitu : Sundaland, yang menyusun Sulawesi Barat dan Australoid, yang menyusun sebagian Sulawesi sebelah timur (Banggai-Sula) dan tenggara (Buton). Terjepit di tengahnya adalah kerak oseanik yang kini menjadi ofiolit. Pola-pola tektonik benturan, distribusi daratan dan lautan akibat proses amalgamasi Sulawesi ini akan memengaruhi penghunian Sulawesi oleh
RE: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED
Kalau cerita gading Gajah di Flores...menurut penduduk setempat peninggalan era PORTUGIS, kalau melihat gading gajah itu gede-gede mungkin dibawa dari Africa sana, diwariskan turun temurun... , PORTUGIS dan orang Eropa kan biasa berburu juga di Africahe..he... Agus From: git sulistiono [mailto:git_m...@yahoo.com] Sent: 12 September 2012 16:31 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED mas Awang, kalau asal-usul Stegodon yg hidup di Flores bagaimana? Menarik sekali bahwa di hampir semua pelosok Flores gading gajah merupakan status symbol dan menjadi salah satu maskawin yg amat dihargai salam Prianggito From: Awang Satyana To: IAGI ; Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Thursday, 13 September 2012 3:14 AM Subject: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED Bulan lalu, Pak Rovicky, Presiden IAGI, meminta saya untuk membantu kawan-kawan dari Ekspedisi Cincin Api Kompas dalam melakukan ekspedisinya di Sulawesi. Kawan2 Kompas tersebut telah beberapa kali menghubungi saya menanyakan hal-hal terkait geologi dan tektonik Sulawesi, terutama tentang wilayah yang terkenal bernama Wallacea dan yang terkait.Judul di atas adalah judul utama makalah saya yang dipublikasi dan dipresentasikan di pertemuan ilmiah tahunan IAGI dan HAGI tahun 2011 di Makassar, dengan subjudul "Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line". Beberapa tahun sebelumnya, tema ini pernah menjadi tema yang diangkat Research Group of SE Asia di bawah Prof. Robert Hall yang mengadakan seminarnya di Inggris, sehingga yang datang ke sana tak banyak dari kita. Di sana pada waktu itu berkumpul para ahli geologi, biologi dan yang terkait membicarakan wilayah Indonesia yang sangat menarik ini. Saya sendiri tak datang ke pertemuan itu walaupun diundang. Saya pikir saya lebih baik mempresentasikannya di Indonesia, di Sulawesi, di Makassar dan didengarkan banyak orang Indonesia. Dan sekarang saya ingin menuliskan ringkasannya agar banyak teman terinformasikan. Makalah lengkapnya ada di proceedings pertemuan JCM - Joint Convention Makassar 2011 (Satyana, 2011, Sulawesi: Where Two Worlds Collided-Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line).Semua orang tahu yang disebut dengan Garis Wallace, yaitu garis khayal yang berada memanjang utara-selatan dari Selat Makassar ke Selat Lombok, berperan sebagai garis pembatas penyebaran fauna. Ke sebelah barat dari garis Wallace fauna didominasi oleh tipe2 Oriental (Asia), ke sebelah timur dari garis ini fauna didominasi oleh tipe2 Australian. Garis Wallace ini pertama disebut tahun 1863, namanya tentu tak asing lagi berasal dari Alfred Russel Wallace, seorang naturalis besar Inggris yang pernah menjelajah Nusantara pada 1854-1862.Garis Wallace adalah garis biologi atau lebih tepatnya biogeografi, tetapi sejak awal Raffles memikirkan bahwa penyebab garis ini adalah geologi. Dalam suatu pertemuan di Linnean Society di London pada 3 November 1859, Wallace mengajukan sebuah paper berjudul "On the Zoological Geography of the Malay Archipelago", dan dia berkata soal biodiversity Indonesia ini punya hubungan dengan geologi. "Facts such as these (biological diversity) can only be explained by a bold acceptance of vast changes in the surface of the earth". Apa yang ditulis Wallace ini kita tahu sekarang berhubungan dengan terbentuknya Kepulauan Indonesia sendiri sebagai akibat amalgamasi, penyusunan oleh bagian dari Indonesia Barat yang kemudian bertemu dengan bagian dari Indonesia Timur sejak Neogen."Wallacea" adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Indonesia bagian tengah yang meliputi Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara dan Halmahera, tempat fauna (dan flora) bertransisi dari tipe Asiatic ke Australian, dan sebaliknya. Daerah Wallacea dibatasi di sebelah barat oleh Garis Wallace, dan di sebelah timur oleh Garis Lydekker. Sementara garis Weber adalah garis kesetimbangan fauna, tempat fauna Asiatik dan Australian sama proporsinya, yaitu 50 : 50. Garis Weber terdapat di tengah anatara Haris Wallace dan Garis Lydekker. Ketiga garis ini mempunyai arti geologi. Saat ini, Garis Wallace sejajar dengan akhir batas Kuarter Sundaland di sebelah timur, sedangkan Garis Lydekker mengikuti batas barat Sahul Land.Sekarang kita lihat Sulawesi. Sulawesi secara tektonik merupakan wilayah yang disusun oleh benturan dua 'dunia' atau massa kerak benua yaitu : Sundaland, yang menyusun Sulawesi Barat dan Australoid, yang menyusun sebagian Sulawesi sebelah timur (Banggai-Sula) dan tenggara (Buton). Terjepit di tengahnya adalah kerak oseanik yang kini menjadi ofiolit. Pola-pola tektonik benturan, distribusi daratan dan lautan akibat proses amalgamasi Sulawesi ini akan memengaruhi penghunian Sulawesi oleh fauna asal Asia dan asal Australia.Biota Sulawesi beragam mencerminkan afinitas dengan Asia dan Australia (Whitten et al, 2002), seperti terjadi dua benturan fauna dari Asia dan Australia seperti juga dicerminkan pada proses pembentukan Sulawes
Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED
mas Awang, kalau asal-usul Stegodon yg hidup di Flores bagaimana? Menarik sekali bahwa di hampir semua pelosok Flores gading gajah merupakan status symbol dan menjadi salah satu maskawin yg amat dihargai salam Prianggito From: Awang Satyana To: IAGI ; Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Thursday, 13 September 2012 3:14 AM Subject: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED Bulan lalu, Pak Rovicky, Presiden IAGI, meminta saya untuk membantu kawan-kawan dari Ekspedisi Cincin Api Kompas dalam melakukan ekspedisinya di Sulawesi. Kawan2 Kompas tersebut telah beberapa kali menghubungi saya menanyakan hal-hal terkait geologi dan tektonik Sulawesi, terutama tentang wilayah yang terkenal bernama Wallacea dan yang terkait.Judul di atas adalah judul utama makalah saya yang dipublikasi dan dipresentasikan di pertemuan ilmiah tahunan IAGI dan HAGI tahun 2011 di Makassar, dengan subjudul "Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line". Beberapa tahun sebelumnya, tema ini pernah menjadi tema yang diangkat Research Group of SE Asia di bawah Prof. Robert Hall yang mengadakan seminarnya di Inggris, sehingga yang datang ke sana tak banyak dari kita. Di sana pada waktu itu berkumpul para ahli geologi, biologi dan yang terkait membicarakan wilayah Indonesia yang sangat menarik ini. Saya sendiri tak datang ke pertemuan itu walaupun diundang. Saya pikir saya lebih baik mempresentasikannya di Indonesia, di Sulawesi, di Makassar dan didengarkan banyak orang Indonesia. Dan sekarang saya ingin menuliskan ringkasannya agar banyak teman terinformasikan. Makalah lengkapnya ada di proceedings pertemuan JCM - Joint Convention Makassar 2011 (Satyana, 2011, Sulawesi: Where Two Worlds Collided-Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line).Semua orang tahu yang disebut dengan Garis Wallace, yaitu garis khayal yang berada memanjang utara-selatan dari Selat Makassar ke Selat Lombok, berperan sebagai garis pembatas penyebaran fauna. Ke sebelah barat dari garis Wallace fauna didominasi oleh tipe2 Oriental (Asia), ke sebelah timur dari garis ini fauna didominasi oleh tipe2 Australian. Garis Wallace ini pertama disebut tahun 1863, namanya tentu tak asing lagi berasal dari Alfred Russel Wallace, seorang naturalis besar Inggris yang pernah menjelajah Nusantara pada 1854-1862.Garis Wallace adalah garis biologi atau lebih tepatnya biogeografi, tetapi sejak awal Raffles memikirkan bahwa penyebab garis ini adalah geologi. Dalam suatu pertemuan di Linnean Society di London pada 3 November 1859, Wallace mengajukan sebuah paper berjudul "On the Zoological Geography of the Malay Archipelago", dan dia berkata soal biodiversity Indonesia ini punya hubungan dengan geologi. "Facts such as these (biological diversity) can only be explained by a bold acceptance of vast changes in the surface of the earth". Apa yang ditulis Wallace ini kita tahu sekarang berhubungan dengan terbentuknya Kepulauan Indonesia sendiri sebagai akibat amalgamasi, penyusunan oleh bagian dari Indonesia Barat yang kemudian bertemu dengan bagian dari Indonesia Timur sejak Neogen."Wallacea" adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Indonesia bagian tengah yang meliputi Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara dan Halmahera, tempat fauna (dan flora) bertransisi dari tipe Asiatic ke Australian, dan sebaliknya. Daerah Wallacea dibatasi di sebelah barat oleh Garis Wallace, dan di sebelah timur oleh Garis Lydekker. Sementara garis Weber adalah garis kesetimbangan fauna, tempat fauna Asiatik dan Australian sama proporsinya, yaitu 50 : 50. Garis Weber terdapat di tengah anatara Haris Wallace dan Garis Lydekker. Ketiga garis ini mempunyai arti geologi. Saat ini, Garis Wallace sejajar dengan akhir batas Kuarter Sundaland di sebelah timur, sedangkan Garis Lydekker mengikuti batas barat Sahul Land.Sekarang kita lihat Sulawesi. Sulawesi secara tektonik merupakan wilayah yang disusun oleh benturan dua 'dunia' atau massa kerak benua yaitu : Sundaland, yang menyusun Sulawesi Barat dan Australoid, yang menyusun sebagian Sulawesi sebelah timur (Banggai-Sula) dan tenggara (Buton). Terjepit di tengahnya adalah kerak oseanik yang kini menjadi ofiolit. Pola-pola tektonik benturan, distribusi daratan dan lautan akibat proses amalgamasi Sulawesi ini akan memengaruhi penghunian Sulawesi oleh fauna asal Asia dan asal Australia.Biota Sulawesi beragam mencerminkan afinitas dengan Asia dan Australia (Whitten et al, 2002), seperti terjadi dua benturan fauna dari Asia dan Australia seperti juga dicerminkan pada proses pembentukan Sulawesi. Semua mamalia Sulawesi yang berplasenta betasalmdari Sundaic, sedangkan yang berkantung/marsupiala berasal dari afinitas Australia. Tetapi variasi jenis fauna di Sulawesi kalah dengan variasi jenis di tempat2 asalnya yaitu di Sundaland dan Australia atau Papua New Guinea. Yang khas dari Sulawesi adalah tingkat endemisme (kekhasan, hanya ada di tempat i
Re: Bls: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED
Terimakasih, ruar biasa ilmu hayatnya. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Awang Satyana Date: Thu, 13 Sep 2012 02:15:24 To: IAGI Reply-To: Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED Ya Pak Bandono, monyet hitam di Minahasa Sultra (Macaca nigra) itu adalah bentuk paling terspesialkan karena isolasi paling tinggi dari "sepupunya" di Sulawesi Selatan yang lebih umum, Macaca maura, atau bentuk paling umumnya seperti di Sumatara dan Jawa (Macaca nemestrina). Dalam kasus sebaran monyet hitam, kita bisa melihat efek isolasi pulau terhadap variasi jenis (teori island biogeography E.O. Wilson 1989). Dan anoa yang Pak Bandono temukan di Sultra adalah anoa dataran rendah (Bubalus depresicionis) yang badannya sedikit lebih besar dibandingkan dengan anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) yang hanya hidup di pegunungan2 Sulawesi Barat. Salam, Awang
[iagi-net-l] Re: [eksplorasi_BPMIGAS] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED
Terima kasih banyak, atas kiriman tulisan2nya yang mencerahkan, Awang. Salam, Nuning Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Awang Satyana Sender: eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Thu, 13 Sep 2012 01:14:32 To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Reply-To: eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Subject: [eksplorasi_BPMIGAS] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED Bulan lalu, Pak Rovicky, Presiden IAGI, meminta saya untuk membantu kawan-kawan dari Ekspedisi Cincin Api Kompas dalam melakukan ekspedisinya di Sulawesi. Kawan2 Kompas tersebut telah beberapa kali menghubungi saya menanyakan hal-hal terkait geologi dan tektonik Sulawesi, terutama tentang wilayah yang terkenal bernama Wallacea dan yang terkait. Judul di atas adalah judul utama makalah saya yang dipublikasi dan dipresentasikan di pertemuan ilmiah tahunan IAGI dan HAGI tahun 2011 di Makassar, dengan subjudul "Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line". Beberapa tahun sebelumnya, tema ini pernah menjadi tema yang diangkat Research Group of SE Asia di bawah Prof. Robert Hall yang mengadakan seminarnya di Inggris, sehingga yang datang ke sana tak banyak dari kita. Di sana pada waktu itu berkumpul para ahli geologi, biologi dan yang terkait membicarakan wilayah Indonesia yang sangat menarik ini. Saya sendiri tak datang ke pertemuan itu walaupun diundang. Saya pikir saya lebih baik mempresentasikannya di Indonesia, di Sulawesi, di Makassar dan didengarkan banyak orang Indonesia. Dan sekarang saya ingin menuliskan ringkasannya agar banyak teman terinformasikan. Makalah lengkapnya ada di proceedings pertemuan JCM - Joint Convention Makassar 2011 (Satyana, 2011, Sulawesi: Where Two Worlds Collided-Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line). Semua orang tahu yang disebut dengan Garis Wallace, yaitu garis khayal yang berada memanjang utara-selatan dari Selat Makassar ke Selat Lombok, berperan sebagai garis pembatas penyebaran fauna. Ke sebelah barat dari garis Wallace fauna didominasi oleh tipe2 Oriental (Asia), ke sebelah timur dari garis ini fauna didominasi oleh tipe2 Australian. Garis Wallace ini pertama disebut tahun 1863, namanya tentu tak asing lagi berasal dari Alfred Russel Wallace, seorang naturalis besar Inggris yang pernah menjelajah Nusantara pada 1854-1862. Garis Wallace adalah garis biologi atau lebih tepatnya biogeografi, tetapi sejak awal Raffles memikirkan bahwa penyebab garis ini adalah geologi. Dalam suatu pertemuan di Linnean Society di London pada 3 November 1859, Wallace mengajukan sebuah paper berjudul "On the Zoological Geography of the Malay Archipelago", dan dia berkata soal biodiversity Indonesia ini punya hubungan dengan geologi. "Facts such as these (biological diversity) can only be explained by a bold acceptance of vast changes in the surface of the earth". Apa yang ditulis Wallace ini kita tahu sekarang berhubungan dengan terbentuknya Kepulauan Indonesia sendiri sebagai akibat amalgamasi, penyusunan oleh bagian dari Indonesia Barat yang kemudian bertemu dengan bagian dari Indonesia Timur sejak Neogen. "Wallacea" adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Indonesia bagian tengah yang meliputi Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara dan Halmahera, tempat fauna (dan flora) bertransisi dari tipe Asiatic ke Australian, dan sebaliknya. Daerah Wallacea dibatasi di sebelah barat oleh Garis Wallace, dan di sebelah timur oleh Garis Lydekker. Sementara garis Weber adalah garis kesetimbangan fauna, tempat fauna Asiatik dan Australian sama proporsinya, yaitu 50 : 50. Garis Weber terdapat di tengah anatara Haris Wallace dan Garis Lydekker. Ketiga garis ini mempunyai arti geologi. Saat ini, Garis Wallace sejajar dengan akhir batas Kuarter Sundaland di sebelah timur, sedangkan Garis Lydekker mengikuti batas barat Sahul Land. Sekarang kita lihat Sulawesi. Sulawesi secara tektonik merupakan wilayah yang disusun oleh benturan dua 'dunia' atau massa kerak benua yaitu : Sundaland, yang menyusun Sulawesi Barat dan Australoid, yang menyusun sebagian Sulawesi sebelah timur (Banggai-Sula) dan tenggara (Buton). Terjepit di tengahnya adalah kerak oseanik yang kini menjadi ofiolit. Pola-pola tektonik benturan, distribusi daratan dan lautan akibat proses amalgamasi Sulawesi ini akan memengaruhi penghunian Sulawesi oleh fauna asal Asia dan asal Australia. Biota Sulawesi beragam mencerminkan afinitas dengan Asia dan Australia (Whitten et al, 2002), seperti terjadi dua benturan fauna dari Asia dan Australia seperti juga dicerminkan pada proses pembentukan Sulawesi. Semua mamalia Sulawesi yang berplasenta betasalmdari Sundaic, sedangkan yang berkantung/marsupiala berasal dari afinitas Australia. Tetapi variasi jenis fauna di Sulawesi kalah dengan variasi jenis di tempat2 asalnya yaitu di Sundaland dan Australia atau Papua New Guinea. Yang khas dari Sulawesi adalah tingkat endemisme (kekhasan, hanya ada di tempat itu) yang tinggi karena
Bls: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED
Ya Pak Bandono, monyet hitam di Minahasa Sultra (Macaca nigra) itu adalah bentuk paling terspesialkan karena isolasi paling tinggi dari "sepupunya" di Sulawesi Selatan yang lebih umum, Macaca maura, atau bentuk paling umumnya seperti di Sumatara dan Jawa (Macaca nemestrina). Dalam kasus sebaran monyet hitam, kita bisa melihat efek isolasi pulau terhadap variasi jenis (teori island biogeography E.O. Wilson 1989). Dan anoa yang Pak Bandono temukan di Sultra adalah anoa dataran rendah (Bubalus depresicionis) yang badannya sedikit lebih besar dibandingkan dengan anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) yang hanya hidup di pegunungan2 Sulawesi Barat. Salam, Awang
Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED
Terimakasih, yang pernah saya jumpai di hutan sultra, anoa sama monyet hitam ekor pendek. Waktu ekspedisi sultra dgn pertamina th 1969 bersama Abah Yanto. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Awang Satyana Date: Thu, 13 Sep 2012 01:14:32 To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Reply-To: Subject: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED Bulan lalu, Pak Rovicky, Presiden IAGI, meminta saya untuk membantu kawan-kawan dari Ekspedisi Cincin Api Kompas dalam melakukan ekspedisinya di Sulawesi. Kawan2 Kompas tersebut telah beberapa kali menghubungi saya menanyakan hal-hal terkait geologi dan tektonik Sulawesi, terutama tentang wilayah yang terkenal bernama Wallacea dan yang terkait. Judul di atas adalah judul utama makalah saya yang dipublikasi dan dipresentasikan di pertemuan ilmiah tahunan IAGI dan HAGI tahun 2011 di Makassar, dengan subjudul "Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line". Beberapa tahun sebelumnya, tema ini pernah menjadi tema yang diangkat Research Group of SE Asia di bawah Prof. Robert Hall yang mengadakan seminarnya di Inggris, sehingga yang datang ke sana tak banyak dari kita. Di sana pada waktu itu berkumpul para ahli geologi, biologi dan yang terkait membicarakan wilayah Indonesia yang sangat menarik ini. Saya sendiri tak datang ke pertemuan itu walaupun diundang. Saya pikir saya lebih baik mempresentasikannya di Indonesia, di Sulawesi, di Makassar dan didengarkan banyak orang Indonesia. Dan sekarang saya ingin menuliskan ringkasannya agar banyak teman terinformasikan. Makalah lengkapnya ada di proceedings pertemuan JCM - Joint Convention Makassar 2011 (Satyana, 2011, Sulawesi: Where Two Worlds Collided-Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line). Semua orang tahu yang disebut dengan Garis Wallace, yaitu garis khayal yang berada memanjang utara-selatan dari Selat Makassar ke Selat Lombok, berperan sebagai garis pembatas penyebaran fauna. Ke sebelah barat dari garis Wallace fauna didominasi oleh tipe2 Oriental (Asia), ke sebelah timur dari garis ini fauna didominasi oleh tipe2 Australian. Garis Wallace ini pertama disebut tahun 1863, namanya tentu tak asing lagi berasal dari Alfred Russel Wallace, seorang naturalis besar Inggris yang pernah menjelajah Nusantara pada 1854-1862. Garis Wallace adalah garis biologi atau lebih tepatnya biogeografi, tetapi sejak awal Raffles memikirkan bahwa penyebab garis ini adalah geologi. Dalam suatu pertemuan di Linnean Society di London pada 3 November 1859, Wallace mengajukan sebuah paper berjudul "On the Zoological Geography of the Malay Archipelago", dan dia berkata soal biodiversity Indonesia ini punya hubungan dengan geologi. "Facts such as these (biological diversity) can only be explained by a bold acceptance of vast changes in the surface of the earth". Apa yang ditulis Wallace ini kita tahu sekarang berhubungan dengan terbentuknya Kepulauan Indonesia sendiri sebagai akibat amalgamasi, penyusunan oleh bagian dari Indonesia Barat yang kemudian bertemu dengan bagian dari Indonesia Timur sejak Neogen. "Wallacea" adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Indonesia bagian tengah yang meliputi Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara dan Halmahera, tempat fauna (dan flora) bertransisi dari tipe Asiatic ke Australian, dan sebaliknya. Daerah Wallacea dibatasi di sebelah barat oleh Garis Wallace, dan di sebelah timur oleh Garis Lydekker. Sementara garis Weber adalah garis kesetimbangan fauna, tempat fauna Asiatik dan Australian sama proporsinya, yaitu 50 : 50. Garis Weber terdapat di tengah anatara Haris Wallace dan Garis Lydekker. Ketiga garis ini mempunyai arti geologi. Saat ini, Garis Wallace sejajar dengan akhir batas Kuarter Sundaland di sebelah timur, sedangkan Garis Lydekker mengikuti batas barat Sahul Land. Sekarang kita lihat Sulawesi. Sulawesi secara tektonik merupakan wilayah yang disusun oleh benturan dua 'dunia' atau massa kerak benua yaitu : Sundaland, yang menyusun Sulawesi Barat dan Australoid, yang menyusun sebagian Sulawesi sebelah timur (Banggai-Sula) dan tenggara (Buton). Terjepit di tengahnya adalah kerak oseanik yang kini menjadi ofiolit. Pola-pola tektonik benturan, distribusi daratan dan lautan akibat proses amalgamasi Sulawesi ini akan memengaruhi penghunian Sulawesi oleh fauna asal Asia dan asal Australia. Biota Sulawesi beragam mencerminkan afinitas dengan Asia dan Australia (Whitten et al, 2002), seperti terjadi dua benturan fauna dari Asia dan Australia seperti juga dicerminkan pada proses pembentukan Sulawesi. Semua mamalia Sulawesi yang berplasenta betasalmdari Sundaic, sedangkan yang berkantung/marsupiala berasal dari afinitas Australia. Tetapi variasi jenis fauna di Sulawesi kalah dengan variasi jenis di tempat2 asalnya yaitu di Sundaland dan Australia atau Papua New Guinea. Yang khas dari Sulawesi adalah tingkat endemisme (kekhasan, hanya ada di tempat itu) yang tinggi karena pulau ini
[iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED
Bulan lalu, Pak Rovicky, Presiden IAGI, meminta saya untuk membantu kawan-kawan dari Ekspedisi Cincin Api Kompas dalam melakukan ekspedisinya di Sulawesi. Kawan2 Kompas tersebut telah beberapa kali menghubungi saya menanyakan hal-hal terkait geologi dan tektonik Sulawesi, terutama tentang wilayah yang terkenal bernama Wallacea dan yang terkait. Judul di atas adalah judul utama makalah saya yang dipublikasi dan dipresentasikan di pertemuan ilmiah tahunan IAGI dan HAGI tahun 2011 di Makassar, dengan subjudul "Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line". Beberapa tahun sebelumnya, tema ini pernah menjadi tema yang diangkat Research Group of SE Asia di bawah Prof. Robert Hall yang mengadakan seminarnya di Inggris, sehingga yang datang ke sana tak banyak dari kita. Di sana pada waktu itu berkumpul para ahli geologi, biologi dan yang terkait membicarakan wilayah Indonesia yang sangat menarik ini. Saya sendiri tak datang ke pertemuan itu walaupun diundang. Saya pikir saya lebih baik mempresentasikannya di Indonesia, di Sulawesi, di Makassar dan didengarkan banyak orang Indonesia. Dan sekarang saya ingin menuliskan ringkasannya agar banyak teman terinformasikan. Makalah lengkapnya ada di proceedings pertemuan JCM - Joint Convention Makassar 2011 (Satyana, 2011, Sulawesi: Where Two Worlds Collided-Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line). Semua orang tahu yang disebut dengan Garis Wallace, yaitu garis khayal yang berada memanjang utara-selatan dari Selat Makassar ke Selat Lombok, berperan sebagai garis pembatas penyebaran fauna. Ke sebelah barat dari garis Wallace fauna didominasi oleh tipe2 Oriental (Asia), ke sebelah timur dari garis ini fauna didominasi oleh tipe2 Australian. Garis Wallace ini pertama disebut tahun 1863, namanya tentu tak asing lagi berasal dari Alfred Russel Wallace, seorang naturalis besar Inggris yang pernah menjelajah Nusantara pada 1854-1862. Garis Wallace adalah garis biologi atau lebih tepatnya biogeografi, tetapi sejak awal Raffles memikirkan bahwa penyebab garis ini adalah geologi. Dalam suatu pertemuan di Linnean Society di London pada 3 November 1859, Wallace mengajukan sebuah paper berjudul "On the Zoological Geography of the Malay Archipelago", dan dia berkata soal biodiversity Indonesia ini punya hubungan dengan geologi. "Facts such as these (biological diversity) can only be explained by a bold acceptance of vast changes in the surface of the earth". Apa yang ditulis Wallace ini kita tahu sekarang berhubungan dengan terbentuknya Kepulauan Indonesia sendiri sebagai akibat amalgamasi, penyusunan oleh bagian dari Indonesia Barat yang kemudian bertemu dengan bagian dari Indonesia Timur sejak Neogen. "Wallacea" adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Indonesia bagian tengah yang meliputi Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara dan Halmahera, tempat fauna (dan flora) bertransisi dari tipe Asiatic ke Australian, dan sebaliknya. Daerah Wallacea dibatasi di sebelah barat oleh Garis Wallace, dan di sebelah timur oleh Garis Lydekker. Sementara garis Weber adalah garis kesetimbangan fauna, tempat fauna Asiatik dan Australian sama proporsinya, yaitu 50 : 50. Garis Weber terdapat di tengah anatara Haris Wallace dan Garis Lydekker. Ketiga garis ini mempunyai arti geologi. Saat ini, Garis Wallace sejajar dengan akhir batas Kuarter Sundaland di sebelah timur, sedangkan Garis Lydekker mengikuti batas barat Sahul Land. Sekarang kita lihat Sulawesi. Sulawesi secara tektonik merupakan wilayah yang disusun oleh benturan dua 'dunia' atau massa kerak benua yaitu : Sundaland, yang menyusun Sulawesi Barat dan Australoid, yang menyusun sebagian Sulawesi sebelah timur (Banggai-Sula) dan tenggara (Buton). Terjepit di tengahnya adalah kerak oseanik yang kini menjadi ofiolit. Pola-pola tektonik benturan, distribusi daratan dan lautan akibat proses amalgamasi Sulawesi ini akan memengaruhi penghunian Sulawesi oleh fauna asal Asia dan asal Australia. Biota Sulawesi beragam mencerminkan afinitas dengan Asia dan Australia (Whitten et al, 2002), seperti terjadi dua benturan fauna dari Asia dan Australia seperti juga dicerminkan pada proses pembentukan Sulawesi. Semua mamalia Sulawesi yang berplasenta betasalmdari Sundaic, sedangkan yang berkantung/marsupiala berasal dari afinitas Australia. Tetapi variasi jenis fauna di Sulawesi kalah dengan variasi jenis di tempat2 asalnya yaitu di Sundaland dan Australia atau Papua New Guinea. Yang khas dari Sulawesi adalah tingkat endemisme (kekhasan, hanya ada di tempat itu) yang tinggi karena pulau ini terisolasi dari benua pemasok utamanya. Dari semua mamalia di Sulawesi, 62 % merupakan spesies endemik. 19 dari 25 spesies amfibi, 13 dari 40 spesies kadal, 15 dari 64 spesies ular adalah endemik dengan genus monotypic, juga seperempat dari 328 spesies burung adalah endemik (Whitten et al., 2002). Di samping itu, island dwarfism juga adalah efek isolasi Sulawesi yang menyebabkan pengerdilan he
Re: [iagi-net-l] Registrasi CPI MGEI-IAGI
Abah, Tentusaja kita akan ke arah sana, semua pemangku kepentingan mesti kita rangkul. Saat ini yg tengah diusahakan spt disebut di email pak Zardi adalah "nyantol"-nya system CPI dan KCMI ini ke regulasi pemerintah dan institusi investasi (Bapepam, BEI dan perbankan). Ide awal dari program ini (dirintis sejak jaman Abah jadi Ketum dulu) memang agar kita Indonesia punya system sendiri shg tidak harus mengacu ke produk negara lain spt JORC, NI Kanada, SAMREC dll. Jadi begitu system CPI dan KCMI ini berjalan dan dibutuhkan (diacu) oleh stakeholder pertambangan Indonesia, target awal kita tercapai. Salam - Daru Sent from my mobile device 2 On Sep 12, 2012, at 1:24 PM, "Yanto R. Sumantri" wrote: > Sdr Arif > > Bagaimana hubungan antara CPI IAGI-PERHAPI dengan BNSP (Badan Nasional > Sertifikasi Profesi) milik Pemerintah ? > Saya dengar IATMI sudah "conect " dg BNSP . > > Mohon infonya. > > si Abah > > Fromertif: Arif Zardi Dahlius > To: economicgeol...@yahoogroups.com; iagi-net@iagi.or.id > Sent: Wednesday, September 12, 2012 8:53 AM > Subject: [iagi-net-l] Registrasi CPI MGEI-IAGI > > Rekan2 semua ysh, > > Hari Selasa kemaren (11.09.12), panitia implementasi Competent Person > Indonesia (CPI) MGEI-IAGI rapat untuk membahas bagaimana Geologist > Indonesia bisa menjadi Competent Person Indonesia (CPI) MGEI-IAGI. > > Sebelumnya, perlu diketahui CPI ini adalah product bersama antara IAGI > (dalam hal ini diwakili oleh MGEI) dan PERHAPI. Hasil kerja Komite Bersama > IAGI-PERHAPI, secara singkat dapat saya gambarkan, adalah terbentuknya > Kode KCMI 2011 dan bagaimana seseorang bisa menjadi CPI. Jadi nanti ada 2 > jenis CPI, yaitu CPI MGEI-IAGI dan CPI PERHAPI. Dan dalam klasifikasinya > untuk keahlian CPI ini dibagi menjadi 2, yaitu mineral dan batubara, dan > "level"nya (untuk reporting) adalah exploration, resource dan reserve. > > Hasil kerjasama IAGI-PERHAPI ini, diapresiasi oleh Kementerian ESDM RI > (cq. Dirjend Minerba), dimana akan keluar PP yang yang mengatur bahwa > setiap laporan pemegang IUP (Ijin Usaha Pertambangan) baik untuk > kepentingan publik maupun pemerintah harus dilakukan oleh Competent Person > Indonesia bentukan IAGI-PERHAPI. > > Beberapa kali Komite Bersama IAGI - PERHAPI melakukan audiensi dan > sosialisasi tentang KCMI dan CPI ini ke beberapa lembaga seperti BEI, > Bapepam bahwa di Indonesia sudah ada KCMI (mereka selama ini "hanya" > mengenal JORC nya Aussie) dan juga agar nantinya CPI ini ter-registrasi di > Lembaga Keuangan, dan akhirnya reporting seorang CPI diakui oleh otoritas > keuangan sebagai laporan publik. > > > Anyway, > Saat ini Panitia Implementasi CPI MGEI-IAGI membuka pendaftaran untuk > menjadi CPI. Panitia Implementasi akan melakukan verifikasi calon CPI dan > secara periodik akan mengumumkan siapa yang menjadi CPI MGEI-IAGI. > > Untuk periode pertama, CPI MGEI-IAGI diharapkan bisa diumumkan saat Annual > Meeting MGEI, di Malang tgl 26-27 Nov. > > Kepada rekan2 Geologist yang ingin mendaftar sebagai CPI (free > registration) segera siapkan persyaratannya, dan untuk periode pertama ini > semua persyaratan ditunggu secepatnya (better sebelum Nov 2012) karena > pertengahan Nov 2012, Panitia Implementasi KCMI dan CPI MGEI-IAGI akan > melakukan rapat untuk verifikasi data applicant. > > Untuk informasi lengkap dapat dilihat di www.mgei-iagi.org > > Demikianlah pengumuman yang bisa disampaikan, segera siapkan diri anda! > > Salam, > > aZd > > > PP-IAGI 2011-2014: > Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com > Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com > > Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. > REGISTER NOW ! > Contact Person: > Email : pit.iagi.2...@gmail.com > Phone : +62 82223 222341 (lisa) > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > For topics not directly related to Geology, users are advised to post the > email to: o...@iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted > on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall > IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or > indirect damages, or damages of
Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA
Wah cari refernsi ttg ustrali dulu ya. Karena aku dapat juga konglomerat polimiktos yang sdh keras, yang meragukan kalo usianya kwarter. Di dekat rumahrayap di taman nasional timur merauke. (Lupa namanya) Hehehe piknik pak ada sodaranya sobat ngajak main. Dasar geolog. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Awang Harun Satyana Date: Wed, 12 Sep 2012 10:23:37 To: 'iagi-net@iagi.or.id' Reply-To: Subject: RE: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA Pak Bandono, Jauh sekali main2nya Pak, sampai Merauke. Intrusi di Pra-Tersier stratigraphy tidak banyak, dan di sisi selatan Papua kemungkinan lapisan Tersier tipis sekali, kecuali endapan Kuarter yang langsung duduk di endapan Mesozoik? Atau langsung Paleozoik. Ini bagian kerak Australia yang stabil. Salam, Awang From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] Sent: Wednesday, September 12, 2012 3:57 PM To: Iagi Subject: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA Saya kira batuan pra tersiernyA juga kena intrusi. Nanti aku lihat di peta geologi dulu. Lha kalau di sisi selatan Pegunungan Tengah sampai pantai laut arafuru, masih ada kemungkinan ada minyak di batuan tersiernya, meskipun tidak muncul krn tertutup aluvial pantai dan sungai. Kebetulan baru main dari merauke, lihat perbatasan png-nkri. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry(r) From: Awang Satyana mailto:awangsaty...@yahoo.com>> Date: Wed, 12 Sep 2012 12:33:04 +0800 (SGT) To: mailto:iagi-net@iagi.or.id>> ReplyTo: mailto:iagi-net@iagi.or.id>> Subject: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA Pak Bandono, Mineralisasi tembaga-emas-perak di Freeport maupun di PNG seperti di Star Mountains, Ok Tedi, Fubilan dll tak ada kaitan ke minyak-gas yang sudah ditemukan maupun potensial ditemukan baik di Papua maupun di PNG. Minyak bermain di sistem reservoir dan source yang tua (Jurassic & Cretaceous), meskipun umur pematangan source dan charging HC-nya Neogen; sementara mineralisasi terjadi di sistem karbonat yang Neogen dan tak ada kaitan pematangan source hidrokarbon pada Neogen dengan mineralisasi Neogen. salam, Awang --- Pada Rab, 12/9/12, Bandono Salim mailto:bandon...@gmail.com>> menulis: Dari: Bandono Salim mailto:bandon...@gmail.com>> Judul: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA Kepada: "Iagi" mailto:iagi-net@iagi.or.id>> Tanggal: Rabu, 12 September, 2012, 6:50 AM Pak Awang, secara teoritis memang akan dijumpai minyak di peg tengah papua. Di kartenz sudah terintrusi menghasilkan emas dan tembaga. Begitu juga di sebelah timurnya. Apakah akibat intrusi di irian indonesia berpengaruh pada keterdapatan minyak di wilayah pegunungan tengah Irian? Saya pikir baik juga tu minyak di Irian barat (papua indonesia) tidak di habiskan sekarang. Siapa tau persiapan prronil US marinir 25000 di darwin, bertujuan untuk itu, selain meng"amankan" freeport? Tunggu 2014 saja pak, bisa2 terjadi perubahan status taman nasional. Sehingga petr geol dpt explor n exploit di sana. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry(r) From: Awang Satyana mailto:awangsaty...@yahoo.com>> Date: Wed, 12 Sep 2012 01:47:39 +0800 (SGT) To: IAGImailto:iagi-net@iagi.or.id>>; Forum HAGImailto:fo...@hagi.or.id>>; Geo Unpadmailto:geo_un...@yahoogroups.com>>; Eksplorasi BPMIGASmailto:eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>> ReplyTo: mailto:iagi-net@iagi.or.id>> Subject: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA Pegunungan Tengah (Central Ranges) Papua merupakan jalur pegunungan lipatan dan sesar paling tinggi di Indonesia dengan gunung-gunungnya menjadi puncak-puncak tertinggi di Indonesia, yaitu: Puncak Jaya 5030 mdpl, Puncak Trikora 4730 m, Puncak Yamin 4595 m, dan Puncak Mandala 4700 m. Puncak Jaya (Carstensz Pyramid) adalah puncak tertinggi di Indonesia, yang bersalju abadi karena ketinggiannya di atas tropical snowline 5000 mdpl. Jalur Pegunungan Tengah Papua di seluruh pulau ini termasuk Papua dan Papua New Guinea (PNG) dari Lengguru di Leher Burung sampai ke sebelah timur Port Moresby di Ekor Burung, panjangnya hampir 2000 km. Jalur pegunungan ini merupakan pegunungan dengan deformasi sangat kuat dibentuk akibat benturan antara tepi utara kontinen Australia yang rifted sebagai passive margin dengan busur kepulauan di sebelah selatan Samudera Pasifik. Benturan pertama terjadi pada 25 Ma, Late Oligocene. Pada 15 Ma, Middle Miocene, kemudian dimodifikasi sesar mendatar besar, Sesar Sorong di tepi utaranya. Pada Pliocene, 5 Ma sudah terangkat sebagai jalur deformasi lipatan dan sesar. Pada Plistosen, diperkirakan terjadi inversi pada sesar2ekstensi yang semula ada sebagai passive margin di tepi utara kontinen Australia (Hall, 2007). Sebagian besar area Pegunungan Tengah ini disusun oleh batugamping Paleogen dan Neogen Kais/Upper Yawee/Darai serta ofiolit dan melange hasil benturan. Keberadaan batugamping membuat pemandangan yang spektakular di seluruh jalur pegunun
RE: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA
Pak Bandono, Jauh sekali main2nya Pak, sampai Merauke. Intrusi di Pra-Tersier stratigraphy tidak banyak, dan di sisi selatan Papua kemungkinan lapisan Tersier tipis sekali, kecuali endapan Kuarter yang langsung duduk di endapan Mesozoik? Atau langsung Paleozoik. Ini bagian kerak Australia yang stabil. Salam, Awang From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] Sent: Wednesday, September 12, 2012 3:57 PM To: Iagi Subject: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA Saya kira batuan pra tersiernyA juga kena intrusi. Nanti aku lihat di peta geologi dulu. Lha kalau di sisi selatan Pegunungan Tengah sampai pantai laut arafuru, masih ada kemungkinan ada minyak di batuan tersiernya, meskipun tidak muncul krn tertutup aluvial pantai dan sungai. Kebetulan baru main dari merauke, lihat perbatasan png-nkri. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry(r) From: Awang Satyana mailto:awangsaty...@yahoo.com>> Date: Wed, 12 Sep 2012 12:33:04 +0800 (SGT) To: mailto:iagi-net@iagi.or.id>> ReplyTo: mailto:iagi-net@iagi.or.id>> Subject: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA Pak Bandono, Mineralisasi tembaga-emas-perak di Freeport maupun di PNG seperti di Star Mountains, Ok Tedi, Fubilan dll tak ada kaitan ke minyak-gas yang sudah ditemukan maupun potensial ditemukan baik di Papua maupun di PNG. Minyak bermain di sistem reservoir dan source yang tua (Jurassic & Cretaceous), meskipun umur pematangan source dan charging HC-nya Neogen; sementara mineralisasi terjadi di sistem karbonat yang Neogen dan tak ada kaitan pematangan source hidrokarbon pada Neogen dengan mineralisasi Neogen. salam, Awang --- Pada Rab, 12/9/12, Bandono Salim mailto:bandon...@gmail.com>> menulis: Dari: Bandono Salim mailto:bandon...@gmail.com>> Judul: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA Kepada: "Iagi" mailto:iagi-net@iagi.or.id>> Tanggal: Rabu, 12 September, 2012, 6:50 AM Pak Awang, secara teoritis memang akan dijumpai minyak di peg tengah papua. Di kartenz sudah terintrusi menghasilkan emas dan tembaga. Begitu juga di sebelah timurnya. Apakah akibat intrusi di irian indonesia berpengaruh pada keterdapatan minyak di wilayah pegunungan tengah Irian? Saya pikir baik juga tu minyak di Irian barat (papua indonesia) tidak di habiskan sekarang. Siapa tau persiapan prronil US marinir 25000 di darwin, bertujuan untuk itu, selain meng"amankan" freeport? Tunggu 2014 saja pak, bisa2 terjadi perubahan status taman nasional. Sehingga petr geol dpt explor n exploit di sana. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry(r) From: Awang Satyana mailto:awangsaty...@yahoo.com>> Date: Wed, 12 Sep 2012 01:47:39 +0800 (SGT) To: IAGImailto:iagi-net@iagi.or.id>>; Forum HAGImailto:fo...@hagi.or.id>>; Geo Unpadmailto:geo_un...@yahoogroups.com>>; Eksplorasi BPMIGASmailto:eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>> ReplyTo: mailto:iagi-net@iagi.or.id>> Subject: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA Pegunungan Tengah (Central Ranges) Papua merupakan jalur pegunungan lipatan dan sesar paling tinggi di Indonesia dengan gunung-gunungnya menjadi puncak-puncak tertinggi di Indonesia, yaitu: Puncak Jaya 5030 mdpl, Puncak Trikora 4730 m, Puncak Yamin 4595 m, dan Puncak Mandala 4700 m. Puncak Jaya (Carstensz Pyramid) adalah puncak tertinggi di Indonesia, yang bersalju abadi karena ketinggiannya di atas tropical snowline 5000 mdpl. Jalur Pegunungan Tengah Papua di seluruh pulau ini termasuk Papua dan Papua New Guinea (PNG) dari Lengguru di Leher Burung sampai ke sebelah timur Port Moresby di Ekor Burung, panjangnya hampir 2000 km. Jalur pegunungan ini merupakan pegunungan dengan deformasi sangat kuat dibentuk akibat benturan antara tepi utara kontinen Australia yang rifted sebagai passive margin dengan busur kepulauan di sebelah selatan Samudera Pasifik. Benturan pertama terjadi pada 25 Ma, Late Oligocene. Pada 15 Ma, Middle Miocene, kemudian dimodifikasi sesar mendatar besar, Sesar Sorong di tepi utaranya. Pada Pliocene, 5 Ma sudah terangkat sebagai jalur deformasi lipatan dan sesar. Pada Plistosen, diperkirakan terjadi inversi pada sesar2ekstensi yang semula ada sebagai passive margin di tepi utara kontinen Australia (Hall, 2007). Sebagian besar area Pegunungan Tengah ini disusun oleh batugamping Paleogen dan Neogen Kais/Upper Yawee/Darai serta ofiolit dan melange hasil benturan. Keberadaan batugamping membuat pemandangan yang spektakular di seluruh jalur pegunungan ini akibat efek karstifikasi, tetapi sekaligus menyulitkan operasi perminyakan di wilayah pegunungan tertinggi di Indonesia ini. Operasi perminyakan? Ya, wilayah Pegunungan Tengah Papua adalah wilayah kaya akan kandungan minyak dan gasbumi. Tetapi itu hanya terjadi dan sudah dibuktikan di Pegunungan Tengah PNG. Di Pegunungan Tengah Papua, potensi itu besar, tetapi tidak bisa dibuktikan karena sebagian wilayahnya sudah terlarang bagi operasi perminyakan akibat menjadi bagian Ta
Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA
Saya kira batuan pra tersiernyA juga kena intrusi. Nanti aku lihat di peta geologi dulu. Lha kalau di sisi selatan Pegunungan Tengah sampai pantai laut arafuru, masih ada kemungkinan ada minyak di batuan tersiernya, meskipun tidak muncul krn tertutup aluvial pantai dan sungai. Kebetulan baru main dari merauke, lihat perbatasan png-nkri. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Awang Satyana Date: Wed, 12 Sep 2012 12:33:04 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA Pak Bandono, Mineralisasi tembaga-emas-perak di Freeport maupun di PNG seperti di Star Mountains, Ok Tedi, Fubilan dll tak ada kaitan ke minyak-gas yang sudah ditemukan maupun potensial ditemukan baik di Papua maupun di PNG. Minyak bermain di sistem reservoir dan source yang tua (Jurassic & Cretaceous), meskipun umur pematangan source dan charging HC-nya Neogen; sementara mineralisasi terjadi di sistem karbonat yang Neogen dan tak ada kaitan pematangan source hidrokarbon pada Neogen dengan mineralisasi Neogen. salam, Awang --- Pada Rab, 12/9/12, Bandono Salim menulis: Dari: Bandono Salim Judul: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA Kepada: "Iagi" Tanggal: Rabu, 12 September, 2012, 6:50 AM Pak Awang, secara teoritis memang akan dijumpai minyak di peg tengah papua. Di kartenz sudah terintrusi menghasilkan emas dan tembaga. Begitu juga di sebelah timurnya. Apakah akibat intrusi di irian indonesia berpengaruh pada keterdapatan minyak di wilayah pegunungan tengah Irian? Saya pikir baik juga tu minyak di Irian barat (papua indonesia) tidak di habiskan sekarang. Siapa tau persiapan prronil US marinir 25000 di darwin, bertujuan untuk itu, selain meng"amankan" freeport? Tunggu 2014 saja pak, bisa2 terjadi perubahan status taman nasional. Sehingga petr geol dpt explor n exploit di sana. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Awang Satyana Date: Wed, 12 Sep 2012 01:47:39 +0800 (SGT) To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS ReplyTo: Subject: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA Pegunungan Tengah (Central Ranges) Papua merupakan jalur pegunungan lipatan dan sesar paling tinggi di Indonesia dengan gunung-gunungnya menjadi puncak-puncak tertinggi di Indonesia, yaitu: Puncak Jaya 5030 mdpl, Puncak Trikora 4730 m, Puncak Yamin 4595 m, dan Puncak Mandala 4700 m. Puncak Jaya (Carstensz Pyramid) adalah puncak tertinggi di Indonesia, yang bersalju abadi karena ketinggiannya di atas tropical snowline 5000 mdpl. Jalur Pegunungan Tengah Papua di seluruh pulau ini termasuk Papua dan Papua New Guinea (PNG) dari Lengguru di Leher Burung sampai ke sebelah timur Port Moresby di Ekor Burung, panjangnya hampir 2000 km. Jalur pegunungan ini merupakan pegunungan dengan deformasi sangat kuat dibentuk akibat benturan antara tepi utara kontinen Australia yang rifted sebagai passive margin dengan busur kepulauan di sebelah selatan Samudera Pasifik. Benturan pertama terjadi pada 25 Ma, Late Oligocene. Pada 15 Ma, Middle Miocene, kemudian dimodifikasi sesar mendatar besar, Sesar Sorong di tepi utaranya. Pada Pliocene, 5 Ma sudah terangkat sebagai jalur deformasi lipatan dan sesar. Pada Plistosen, diperkirakan terjadi inversi pada sesar2ekstensi yang semula ada sebagai passive margin di tepi utara kontinen Australia (Hall, 2007). Sebagian besar area Pegunungan Tengah ini disusun oleh batugamping Paleogen dan Neogen Kais/Upper Yawee/Darai serta ofiolit dan melange hasil benturan. Keberadaan batugamping membuat pemandangan yang spektakular di seluruh jalur pegunungan ini akibat efek karstifikasi, tetapi sekaligus menyulitkan operasi perminyakan di wilayah pegunungan tertinggi di Indonesia ini. Operasi perminyakan? Ya, wilayah Pegunungan Tengah Papua adalah wilayah kaya akan kandungan minyak dan gasbumi. Tetapi itu hanya terjadi dan sudah dibuktikan di Pegunungan Tengah PNG. Di Pegunungan Tengah Papua, potensi itu besar, tetapi tidak bisa dibuktikan karena sebagian wilayahnya sudah terlarang bagi operasi perminyakan akibat menjadi bagian Taman National Lorentz. Di Pegunungan Tengah Papua, telah ditemukan minyak dan gas sebesar 3100 MMBOE (IHS Energy, 2008) pada play type foldbelt dan faulted foldbelt berasal dari reservoir batupasir Early Cretaceous Toro, Woniwogi dan Late Jurassic Digimu; batuan induk utama Late Jurassic Kopai; dan regional sealing Middle-Late Cretaceous Piniya/Ieru. Pembentukan perangkap, generasi hidrokarbon dan migrasinya terjadi pada Neogen (Eisenberg, 1993; McConachie et al, 2000).Ini adalah petroleum system yang khas yang berhubungan dengan passive margin Australia dan collision Papua (Satuana et al, 2008). Contoh2 lapangan terkenal Pegunungan Tengah Papua adalah Gobe, SE Gobe, Kutubu, Hedinia, Iagifu, Hides, Juha Bagaimana dengan peluang penemuan migas di Pegunungan Tengah Papua Indonesia? Besar, sebab secara geologi Pegunungan Tengah PNG menerus ke Indonesia. Ap