[iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-23 Terurut Topik Sujatmiko
Rekan-rekan IAGI - MGEI - AKADEMISI  yang budiman,

 

Tanggal 16 September 2014 yang lalu, sesaat sebelum mang Okim berangkat ke
Mangga Dua Square Jakarta untuk mendukung perhelatan  akbar Indonesian
Gemstones Exhibition and Contest ( 17-22 September 2014 ), mang Okim
menyempatkan diri menulis komentar tentang kegiatan penggalian TTRM/TIMNAS
di Situs Megalitik Punden Berundak G. Padang yang telah diakui terbesar di
kawasan Asia Tenggara. Sebagai bahan acuan, mang Okim petik dari 11 artikel
di Pikiran Rakyat ( antara lain tentang alokasi dana 23 Milyar ), Viva News
dan buku karangan Dr. Ali Akbar ( tentang pintu gerbang setinggi 18 meter ,
semen purba berumur 13.000-23.000 tahun  mengandung 41 % unsur besi , adanya
reactor listrik hidro di level 4 G.Padang ),  beberapa foto dari media
maya/internet,  pengamatan mang Okim secara  langsung di lapangan , dan
hasil penelitian tim expert Badan Geologi di  G. Lalakon, G. Sadahurip, dan
G. Padang ( dikomandani oleh Prof. Sutikno Bronto ). 

 

Sepulangnya dari Jakarta kemaren, mang Okim sungguh terkejut membaca respon
dari Pak Andi Arief lewat FB beliau . Isinya  penuh dengan ungkapan dan
ancaman yang menyuratkan dan menyiratkan betapa dendamnya beliau kepada mang
Okim yang nota bene tidak punya back-up kecuali Allah SWT. Mang Okim baca
kembali postingan mang Okim beberapa kali untuk mengetahui tentang bagian
mana yang dituduhkan oleh beliau sebagai fitnah. Entahlah, mungkin karena
Pak Andi Arief sedang dalam amarah, atau karena keterbatasan pengetahuan
beliau dalam bidang geologi ( yang mang Okim tekuni selama  lebih dari 50
tahun sampai saat ini ), maka argumentasi ilmiah yang mang Okim sampaikan
divonis sebagai fitnah . Tidak hanya itu, masa lalu mang Okim diungkit tanpa
dasar yang kuat ( sama halnya dengan pengungkapan hasil penelitian G. Padang
yang sejak 2 tahun yang lalu baru sebatas hipotesis dan belum mampu
dibuktikan ).

 

Mang Okim sengaja mengangkat ancaman Pak Andi Arief ini  di media IAGI/MGEI
dengan harapan  agar rekan-rekan kebumian tidak ragu untuk mengungkapkan
kebenaran ilmiah yang kita yakini.  Mang Okim lakukan semua itu karena  rasa
cinta  mang Okim akan tanah air , nusa, dan bangsa. Selain dari itu, juga
sebagai ungkapan keprihatian dan  solidaritas mang Okim terhadap para
Profesor dan  Senior Arkeologi , yang selama ini tersingkir tanpa ampun.
Semoga Pak Andi Arief masih ingat ketika mang Okim , atas izin Pak Andi
Arief, meminta dan memimpin seluruh peserta yang hadir di acara  Menguak
Tabir Peradaban dan Bencana Katastropik Purba di Nusantara (  Sekneg 7
Februari 2012, dihadiri oleh 300-an undangan) untuk berdiri dan menyanyikan
lagu BAGIMU NEGERI.  Sekedar tambahan, mang Okim pernah dua kali mendapat
peringatan keras dari Pak Andi Arief unjtuk minta maaf di Koran, dengan
ancaman somasi ( lewat  Ketum IAGI ). Semoga rekan-rekan IAGI dapat menilai
secara objektif , postingan mang Okim dan dua balasan Pak Andi Arief.
Pencerahan dan sarannya mang Okim tunggu ya.

 

Salam cinta Geo-Arkeologi,

Mang Okim

 





FB Mang Okim 16 September 2014

 

BENCANA ARKEOLOGI DI SITUS MEGALITIK GUNUNG PADANG

Beberapa foto bocoran dari dunia maya yang merekam kegiatan penelitian
TIMNAS di Situs Megalitik Gunung Padang, membuat mang Okim tak kuasa menahan
linangan air mata. Bagaimana tidak, peninggalan prasejarah yang telah diakui
sebagai bangunan punden berundak terbesar di kawasan Asia Tenggara ini dan
telah berstatus sebagai cagar budaya nasional (Gambar 1), tiba-tiba
diperlakukan sebagai objek eksperimen geologi yang dengan seenaknya
ditrenching, dibor, digali dan dikupas di banyak bagian, termasuk di lereng
yang terjal (Gambar 2-5). Bagi siapapun yang melihat foto-foto tersebut
pasti akan sepakat bahwa cepat atau lambat, bencana arkeologi yang
mengancam kelestarian bangunan punden berundak kebanggaan bangsa Indonesia
ini akan tiba,

Mang Okim sungguh takjub bahwa dalam masalah Situs Gunung Padang ini ,
Presiden SBY sampai turun tangan langsung . Melalui Kep.Mendikbud, TIMNAS
Penelitian Gunung Padang dibentuk menggantikan TTRM , dengan anggaran
fantastis, 23 milyar rupiah. Targetnya sederhana antara lain untuk
membuktikan bahwa di dalam perut Gunung Padang ada peninggalan budaya berupa
piramida, pintu gerbang setinggi 18 meter, ruang kosong yang diduga
menyimpan brankas, lapisan pasir ayakan untuk meredam gempa, industri
metalurgi canggih, empat lapisan budaya, dan indikasi adanya reaktor listrik
hidro di lapisan budaya terbawah (23.000 tahun yang lalu ). Temuan semen
canggih dengan kandungan besi sampai 41 % tentunya termasuk yang perlu
dibuktikan ( hipotesis fatal yang telah mang Okim sanggah di beberapa
kesempatan, Gambar 6 ).

Sebagai penutup, mang Okim sampaikan reaksi spontan dari seorang pakar
arkeologi yang kemaren menyaksikan kegiatan TIMNAS :  Saya sangat sedih
melihat 

Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-23 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Saran saya pada Mang Okim,Datanglah sekarang ke Gunung Padang karena skr sudah ada data singkapan dari lapisan di bawah permukaannya dari beberapa kotak gali yang sudah dibuat dalam sebulan terakhir ini. Juga ada data singkapan dari satu tebing bekas longsor yg sekarang sudah dibersihkan dari tetumbuhan yg menutupinya. Jadi Mang Okim tidak perlu pusing lagi dgn data geofisika bawah permukaan dan data bor., langsung bisa lihat batuannya (dan juga 'semen' yg diributkan itu). Silahkan kami diberi pencerahan.  Boleh juga sekalian ajak Pak Sutikno Bronto dan lainnya.Kita perlu data dan analisa bukan cuma cerita, apalagi gossip media massa.Salam,DHN  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: SujatmikoSent: Selasa, 23 September 2014 18:35To: iagi-net@iagi.or.idReply To: iagi-net@iagi.or.idCc: MGEISubject: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN :  ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBYRekan-rekan IAGI - MGEI - AKADEMISI  yang budiman, Tanggal 16 September 2014 yang lalu, sesaat sebelum mang Okim berangkat keMangga Dua Square Jakarta untuk mendukung perhelatan  akbar IndonesianGemstones Exhibition and Contest ( 17-22 September 2014 ), mang Okimmenyempatkan diri menulis komentar tentang kegiatan penggalian TTRM/TIMNASdi Situs Megalitik Punden Berundak G. Padang yang telah diakui terbesar dikawasan Asia Tenggara. Sebagai bahan acuan, mang Okim petik dari 11 artikeldi Pikiran Rakyat ( antara lain tentang alokasi dana 23 Milyar ), Viva Newsdan buku karangan Dr. Ali Akbar ( tentang pintu gerbang setinggi 18 meter ,semen purba berumur 13.000-23.000 tahun  mengandung 41 % unsur besi , adanyareactor listrik hidro di level 4 G.Padang ),  beberapa foto dari mediamaya/internet,  pengamatan mang Okim secara  langsung di lapangan , danhasil penelitian tim expert Badan Geologi di  G. Lalakon, G. Sadahurip, danG. Padang ( dikomandani oleh Prof. Sutikno Bronto ).  Sepulangnya dari Jakarta kemaren, mang Okim sungguh terkejut membaca respondari Pak Andi Arief lewat FB beliau . Isinya  penuh dengan ungkapan danancaman yang menyuratkan dan menyiratkan betapa dendamnya beliau kepada mangOkim yang nota bene tidak punya back-up kecuali Allah SWT. Mang Okim bacakembali postingan mang Okim beberapa kali untuk mengetahui tentang bagianmana yang dituduhkan oleh beliau sebagai fitnah. Entahlah, mungkin karenaPak Andi Arief sedang dalam amarah, atau karena keterbatasan pengetahuanbeliau dalam bidang geologi ( yang mang Okim tekuni selama  lebih dari 50tahun sampai saat ini ), maka argumentasi ilmiah yang mang Okim sampaikandivonis sebagai fitnah . Tidak hanya itu, masa lalu mang Okim diungkit tanpadasar yang kuat ( sama halnya dengan pengungkapan hasil penelitian G. Padangyang sejak 2 tahun yang lalu baru sebatas hipotesis dan belum mampudibuktikan ). Mang Okim sengaja mengangkat ancaman Pak Andi Arief ini  di media IAGI/MGEIdengan harapan  agar rekan-rekan kebumian tidak ragu untuk mengungkapkankebenaran ilmiah yang kita yakini.  Mang Okim lakukan semua itu karena  rasacinta  mang Okim akan tanah air , nusa, dan bangsa. Selain dari itu, jugasebagai ungkapan keprihatian dan  solidaritas mang Okim terhadap paraProfesor dan  Senior Arkeologi , yang selama ini tersingkir tanpa ampun.Semoga Pak Andi Arief masih ingat ketika mang Okim , atas izin Pak AndiArief, meminta dan memimpin seluruh peserta yang hadir di acara  "MenguakTabir Peradaban dan Bencana Katastropik Purba di Nusantara (  Sekneg 7Februari 2012, dihadiri oleh 300-an undangan)" untuk berdiri dan menyanyikanlagu BAGIMU NEGERI.  Sekedar tambahan, mang Okim pernah dua kali mendapatperingatan keras dari Pak Andi Arief unjtuk minta maaf di Koran, denganancaman somasi ( lewat  Ketum IAGI ). Semoga rekan-rekan IAGI dapat menilaisecara objektif , postingan mang Okim dan dua balasan Pak Andi Arief.Pencerahan dan sarannya mang Okim tunggu ya. Salam cinta Geo-Arkeologi,Mang Okim FB Mang Okim 16 September 2014 BENCANA ARKEOLOGI DI SITUS MEGALITIK GUNUNG PADANGBeberapa foto bocoran dari dunia maya yang merekam kegiatan penelitianTIMNAS di Situs Megalitik Gunung Padang, membuat mang Okim tak kuasa menahanlinangan air mata. Bagaimana tidak, peninggalan prasejarah yang telah diakuisebagai bangunan punden berundak terbesar di kawasan Asia Tenggara ini dantelah berstatus sebagai cagar budaya nasional (Gambar 1), tiba-tibadiperlakukan sebagai objek 

Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-23 Terurut Topik Bandono Salim
Ikut arus tanpa harus tenggelam.
Ayo mas; kita main ke gn padang senyampang diizinkan dan akan dipandu oleh
Danny Hilman.
Salam.bdn.
Pada 23 Sep 2014 18:35, Sujatmiko m...@cbn.net.id menulis:

 Rekan-rekan IAGI - MGEI - AKADEMISI  yang budiman,



 Tanggal 16 September 2014 yang lalu, sesaat sebelum mang Okim berangkat ke
 Mangga Dua Square Jakarta untuk mendukung perhelatan  akbar Indonesian
 Gemstones Exhibition and Contest ( 17-22 September 2014 ), mang Okim
 menyempatkan diri menulis komentar tentang kegiatan penggalian TTRM/TIMNAS
 di Situs Megalitik Punden Berundak G. Padang yang telah diakui terbesar di
 kawasan Asia Tenggara. Sebagai bahan acuan, mang Okim petik dari 11 artikel
 di Pikiran Rakyat ( antara lain tentang alokasi dana 23 Milyar ), Viva News
 dan buku karangan Dr. Ali Akbar ( tentang pintu gerbang setinggi 18 meter ,
 semen purba berumur 13.000-23.000 tahun  mengandung 41 % unsur besi ,
 adanya
 reactor listrik hidro di level 4 G.Padang ),  beberapa foto dari media
 maya/internet,  pengamatan mang Okim secara  langsung di lapangan , dan
 hasil penelitian tim expert Badan Geologi di  G. Lalakon, G. Sadahurip, dan
 G. Padang ( dikomandani oleh Prof. Sutikno Bronto ).



 Sepulangnya dari Jakarta kemaren, mang Okim sungguh terkejut membaca respon
 dari Pak Andi Arief lewat FB beliau . Isinya  penuh dengan ungkapan dan
 ancaman yang menyuratkan dan menyiratkan betapa dendamnya beliau kepada
 mang
 Okim yang nota bene tidak punya back-up kecuali Allah SWT. Mang Okim baca
 kembali postingan mang Okim beberapa kali untuk mengetahui tentang bagian
 mana yang dituduhkan oleh beliau sebagai fitnah. Entahlah, mungkin karena
 Pak Andi Arief sedang dalam amarah, atau karena keterbatasan pengetahuan
 beliau dalam bidang geologi ( yang mang Okim tekuni selama  lebih dari 50
 tahun sampai saat ini ), maka argumentasi ilmiah yang mang Okim sampaikan
 divonis sebagai fitnah . Tidak hanya itu, masa lalu mang Okim diungkit
 tanpa
 dasar yang kuat ( sama halnya dengan pengungkapan hasil penelitian G.
 Padang
 yang sejak 2 tahun yang lalu baru sebatas hipotesis dan belum mampu
 dibuktikan ).



 Mang Okim sengaja mengangkat ancaman Pak Andi Arief ini  di media IAGI/MGEI
 dengan harapan  agar rekan-rekan kebumian tidak ragu untuk mengungkapkan
 kebenaran ilmiah yang kita yakini.  Mang Okim lakukan semua itu karena
 rasa
 cinta  mang Okim akan tanah air , nusa, dan bangsa. Selain dari itu, juga
 sebagai ungkapan keprihatian dan  solidaritas mang Okim terhadap para
 Profesor dan  Senior Arkeologi , yang selama ini tersingkir tanpa ampun.
 Semoga Pak Andi Arief masih ingat ketika mang Okim , atas izin Pak Andi
 Arief, meminta dan memimpin seluruh peserta yang hadir di acara  Menguak
 Tabir Peradaban dan Bencana Katastropik Purba di Nusantara (  Sekneg 7
 Februari 2012, dihadiri oleh 300-an undangan) untuk berdiri dan
 menyanyikan
 lagu BAGIMU NEGERI.  Sekedar tambahan, mang Okim pernah dua kali mendapat
 peringatan keras dari Pak Andi Arief unjtuk minta maaf di Koran, dengan
 ancaman somasi ( lewat  Ketum IAGI ). Semoga rekan-rekan IAGI dapat menilai
 secara objektif , postingan mang Okim dan dua balasan Pak Andi Arief.
 Pencerahan dan sarannya mang Okim tunggu ya.



 Salam cinta Geo-Arkeologi,

 Mang Okim




 

 
 

 FB Mang Okim 16 September 2014



 BENCANA ARKEOLOGI DI SITUS MEGALITIK GUNUNG PADANG

 Beberapa foto bocoran dari dunia maya yang merekam kegiatan penelitian
 TIMNAS di Situs Megalitik Gunung Padang, membuat mang Okim tak kuasa
 menahan
 linangan air mata. Bagaimana tidak, peninggalan prasejarah yang telah
 diakui
 sebagai bangunan punden berundak terbesar di kawasan Asia Tenggara ini dan
 telah berstatus sebagai cagar budaya nasional (Gambar 1), tiba-tiba
 diperlakukan sebagai objek eksperimen geologi yang dengan seenaknya
 ditrenching, dibor, digali dan dikupas di banyak bagian, termasuk di lereng
 yang terjal (Gambar 2-5). Bagi siapapun yang melihat foto-foto tersebut
 pasti akan sepakat bahwa cepat atau lambat, bencana arkeologi yang
 mengancam kelestarian bangunan punden berundak kebanggaan bangsa Indonesia
 ini akan tiba,

 Mang Okim sungguh takjub bahwa dalam masalah Situs Gunung Padang ini ,
 Presiden SBY sampai turun tangan langsung . Melalui Kep.Mendikbud, TIMNAS
 Penelitian Gunung Padang dibentuk menggantikan TTRM , dengan anggaran
 fantastis, 23 milyar rupiah. Targetnya sederhana antara lain untuk
 membuktikan bahwa di dalam perut Gunung Padang ada peninggalan budaya
 berupa
 piramida, pintu gerbang setinggi 18 meter, ruang kosong yang diduga
 menyimpan brankas, lapisan pasir ayakan untuk meredam gempa, industri
 metalurgi canggih, empat lapisan budaya, dan indikasi adanya reaktor
 listrik
 hidro di lapisan budaya terbawah (23.000 tahun yang lalu ). Temuan semen
 canggih dengan kandungan besi sampai 41 % tentunya termasuk 

[iagi-net] test

2014-09-23 Terurut Topik sonny t pangestu - sonnytpange...@yahoo.com
test


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.


Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-23 Terurut Topik S. (Daru) Prihatmoko
Mang Okim yang baik...

Ikutan berkomentar, yg saya tahu dr berbagai pemberitaan (termasuk medsos) TTRM 
saat ini sdng intensif melakukan penelitian di Gunung Padang yg merupakan 
kelanjutan penelitian2 sebelumnya. Sementara itu mang Okim bersama tim expert 
BG dan pak Sutikno Bronto pernah juga melakukan pengamatan langsung di lapangan 
(spt yg ditulis mang Okim di emailnya). Apakah kedua kelompok tim ini pernah 
bertemu di lapangan untuk mengamati, memeriksa dan meneliti obyek yg sama ? 
(misal yg mana yg dimaksud semen/ perekat yg diperdebatkan tsb, dll)? Kuatirnya 
adalah obyek yg diperdebatkan kedua belah pihak adalah obyek yg berbeda. 
Seandainya diskusi lapangan ini dilakukan, saya kira akan dapat lebih 
memberikan kesepahaman di antara kedua belah pihak, paling tidak sepakat ttg 
obyek mana/ apa yg didiskusikan. Kalaupun ada perbedaan interpretasi masih 
sah-sah saja. 

Terakhir ke g. Padang sekitar sebulan lalu, saya sempat bertemu pak Danny dan 
pak Ali Akbar dr TTRM, dan saya sampaikan concern saya ttg diskusi on the spot 
dng siapapun pemerhati g. Padang termasuk mang Okim yg pasti akan sangat 
bermanfaat dan mungkin konklusif. Ternyata Pak Danny juga menginginkan hal itu. 
Seandainya pertemuan lapangan ini terjadi, kalau perlu mungkin bisa 
difasilitasi oleh IAGI, saya kira akan banyak anggota IAGI yg tertarik 
hadirtermasuk saya.

Salam geoarkeologi...
Daru
(Eehsebelum saya klik send untuk email ini, saya baca pak Danny menawarkan 
kunjungan dan diskusi lapangan tsbsilakan mang Okim..)

Sent from my mobile device 2

 On Sep 23, 2014, at 6:35 PM, Sujatmiko m...@cbn.net.id wrote:
 
 Rekan-rekan IAGI - MGEI - AKADEMISI  yang budiman,
 
 
 
 Tanggal 16 September 2014 yang lalu, sesaat sebelum mang Okim berangkat ke
 Mangga Dua Square Jakarta untuk mendukung perhelatan  akbar Indonesian
 Gemstones Exhibition and Contest ( 17-22 September 2014 ), mang Okim
 menyempatkan diri menulis komentar tentang kegiatan penggalian TTRM/TIMNAS
 di Situs Megalitik Punden Berundak G. Padang yang telah diakui terbesar di
 kawasan Asia Tenggara. Sebagai bahan acuan, mang Okim petik dari 11 artikel
 di Pikiran Rakyat ( antara lain tentang alokasi dana 23 Milyar ), Viva News
 dan buku karangan Dr. Ali Akbar ( tentang pintu gerbang setinggi 18 meter ,
 semen purba berumur 13.000-23.000 tahun  mengandung 41 % unsur besi , adanya
 reactor listrik hidro di level 4 G.Padang ),  beberapa foto dari media
 maya/internet,  pengamatan mang Okim secara  langsung di lapangan , dan
 hasil penelitian tim expert Badan Geologi di  G. Lalakon, G. Sadahurip, dan
 G. Padang ( dikomandani oleh Prof. Sutikno Bronto ). 
 
 
 
 Sepulangnya dari Jakarta kemaren, mang Okim sungguh terkejut membaca respon
 dari Pak Andi Arief lewat FB beliau . Isinya  penuh dengan ungkapan dan
 ancaman yang menyuratkan dan menyiratkan betapa dendamnya beliau kepada mang
 Okim yang nota bene tidak punya back-up kecuali Allah SWT. Mang Okim baca
 kembali postingan mang Okim beberapa kali untuk mengetahui tentang bagian
 mana yang dituduhkan oleh beliau sebagai fitnah. Entahlah, mungkin karena
 Pak Andi Arief sedang dalam amarah, atau karena keterbatasan pengetahuan
 beliau dalam bidang geologi ( yang mang Okim tekuni selama  lebih dari 50
 tahun sampai saat ini ), maka argumentasi ilmiah yang mang Okim sampaikan
 divonis sebagai fitnah . Tidak hanya itu, masa lalu mang Okim diungkit tanpa
 dasar yang kuat ( sama halnya dengan pengungkapan hasil penelitian G. Padang
 yang sejak 2 tahun yang lalu baru sebatas hipotesis dan belum mampu
 dibuktikan ).
 
 
 
 Mang Okim sengaja mengangkat ancaman Pak Andi Arief ini  di media IAGI/MGEI
 dengan harapan  agar rekan-rekan kebumian tidak ragu untuk mengungkapkan
 kebenaran ilmiah yang kita yakini.  Mang Okim lakukan semua itu karena  rasa
 cinta  mang Okim akan tanah air , nusa, dan bangsa. Selain dari itu, juga
 sebagai ungkapan keprihatian dan  solidaritas mang Okim terhadap para
 Profesor dan  Senior Arkeologi , yang selama ini tersingkir tanpa ampun.
 Semoga Pak Andi Arief masih ingat ketika mang Okim , atas izin Pak Andi
 Arief, meminta dan memimpin seluruh peserta yang hadir di acara  Menguak
 Tabir Peradaban dan Bencana Katastropik Purba di Nusantara (  Sekneg 7
 Februari 2012, dihadiri oleh 300-an undangan) untuk berdiri dan menyanyikan
 lagu BAGIMU NEGERI.  Sekedar tambahan, mang Okim pernah dua kali mendapat
 peringatan keras dari Pak Andi Arief unjtuk minta maaf di Koran, dengan
 ancaman somasi ( lewat  Ketum IAGI ). Semoga rekan-rekan IAGI dapat menilai
 secara objektif , postingan mang Okim dan dua balasan Pak Andi Arief.
 Pencerahan dan sarannya mang Okim tunggu ya.
 
 
 
 Salam cinta Geo-Arkeologi,
 
 Mang Okim
 
 
 
 
 
 
 
 FB Mang Okim 16 September 2014
 
 
 
 BENCANA ARKEOLOGI DI SITUS MEGALITIK GUNUNG PADANG
 
 Beberapa foto 

Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-23 Terurut Topik Bandono Salim
Ayoo ketemu dan berbagi ilmu di Gn.Padang; supaya dapat padang alias
terang atawa pencerahan.
Salam sejahtera, bdn.
Saptu atau minggu ini?
 Pada 23 Sep 2014 22:42, S. (Daru) Prihatmoko sprihatm...@gmail.com
menulis:

 Mang Okim yang baik...

 Ikutan berkomentar, yg saya tahu dr berbagai pemberitaan (termasuk medsos)
 TTRM saat ini sdng intensif melakukan penelitian di Gunung Padang yg
 merupakan kelanjutan penelitian2 sebelumnya. Sementara itu mang Okim
 bersama tim expert BG dan pak Sutikno Bronto pernah juga melakukan
 pengamatan langsung di lapangan (spt yg ditulis mang Okim di emailnya).
 Apakah kedua kelompok tim ini pernah bertemu di lapangan untuk mengamati,
 memeriksa dan meneliti obyek yg sama ? (misal yg mana yg dimaksud semen/
 perekat yg diperdebatkan tsb, dll)? Kuatirnya adalah obyek yg diperdebatkan
 kedua belah pihak adalah obyek yg berbeda. Seandainya diskusi lapangan ini
 dilakukan, saya kira akan dapat lebih memberikan kesepahaman di antara
 kedua belah pihak, paling tidak sepakat ttg obyek mana/ apa yg
 didiskusikan. Kalaupun ada perbedaan interpretasi masih sah-sah saja.

 Terakhir ke g. Padang sekitar sebulan lalu, saya sempat bertemu pak Danny
 dan pak Ali Akbar dr TTRM, dan saya sampaikan concern saya ttg diskusi on
 the spot dng siapapun pemerhati g. Padang termasuk mang Okim yg pasti akan
 sangat bermanfaat dan mungkin konklusif. Ternyata Pak Danny juga
 menginginkan hal itu. Seandainya pertemuan lapangan ini terjadi, kalau
 perlu mungkin bisa difasilitasi oleh IAGI, saya kira akan banyak anggota
 IAGI yg tertarik hadirtermasuk saya.

 Salam geoarkeologi...
 Daru
 (Eehsebelum saya klik send untuk email ini, saya baca pak Danny
 menawarkan kunjungan dan diskusi lapangan tsbsilakan mang Okim..)

 Sent from my mobile device 2

  On Sep 23, 2014, at 6:35 PM, Sujatmiko m...@cbn.net.id wrote:
 
  Rekan-rekan IAGI - MGEI - AKADEMISI  yang budiman,
 
 
 
  Tanggal 16 September 2014 yang lalu, sesaat sebelum mang Okim berangkat
 ke
  Mangga Dua Square Jakarta untuk mendukung perhelatan  akbar Indonesian
  Gemstones Exhibition and Contest ( 17-22 September 2014 ), mang Okim
  menyempatkan diri menulis komentar tentang kegiatan penggalian
 TTRM/TIMNAS
  di Situs Megalitik Punden Berundak G. Padang yang telah diakui terbesar
 di
  kawasan Asia Tenggara. Sebagai bahan acuan, mang Okim petik dari 11
 artikel
  di Pikiran Rakyat ( antara lain tentang alokasi dana 23 Milyar ), Viva
 News
  dan buku karangan Dr. Ali Akbar ( tentang pintu gerbang setinggi 18
 meter ,
  semen purba berumur 13.000-23.000 tahun  mengandung 41 % unsur besi ,
 adanya
  reactor listrik hidro di level 4 G.Padang ),  beberapa foto dari media
  maya/internet,  pengamatan mang Okim secara  langsung di lapangan , dan
  hasil penelitian tim expert Badan Geologi di  G. Lalakon, G. Sadahurip,
 dan
  G. Padang ( dikomandani oleh Prof. Sutikno Bronto ).
 
 
 
  Sepulangnya dari Jakarta kemaren, mang Okim sungguh terkejut membaca
 respon
  dari Pak Andi Arief lewat FB beliau . Isinya  penuh dengan ungkapan dan
  ancaman yang menyuratkan dan menyiratkan betapa dendamnya beliau kepada
 mang
  Okim yang nota bene tidak punya back-up kecuali Allah SWT. Mang Okim baca
  kembali postingan mang Okim beberapa kali untuk mengetahui tentang bagian
  mana yang dituduhkan oleh beliau sebagai fitnah. Entahlah, mungkin karena
  Pak Andi Arief sedang dalam amarah, atau karena keterbatasan pengetahuan
  beliau dalam bidang geologi ( yang mang Okim tekuni selama  lebih dari 50
  tahun sampai saat ini ), maka argumentasi ilmiah yang mang Okim sampaikan
  divonis sebagai fitnah . Tidak hanya itu, masa lalu mang Okim diungkit
 tanpa
  dasar yang kuat ( sama halnya dengan pengungkapan hasil penelitian G.
 Padang
  yang sejak 2 tahun yang lalu baru sebatas hipotesis dan belum mampu
  dibuktikan ).
 
 
 
  Mang Okim sengaja mengangkat ancaman Pak Andi Arief ini  di media
 IAGI/MGEI
  dengan harapan  agar rekan-rekan kebumian tidak ragu untuk mengungkapkan
  kebenaran ilmiah yang kita yakini.  Mang Okim lakukan semua itu karena
 rasa
  cinta  mang Okim akan tanah air , nusa, dan bangsa. Selain dari itu, juga
  sebagai ungkapan keprihatian dan  solidaritas mang Okim terhadap para
  Profesor dan  Senior Arkeologi , yang selama ini tersingkir tanpa ampun.
  Semoga Pak Andi Arief masih ingat ketika mang Okim , atas izin Pak Andi
  Arief, meminta dan memimpin seluruh peserta yang hadir di acara  Menguak
  Tabir Peradaban dan Bencana Katastropik Purba di Nusantara (  Sekneg 7
  Februari 2012, dihadiri oleh 300-an undangan) untuk berdiri dan
 menyanyikan
  lagu BAGIMU NEGERI.  Sekedar tambahan, mang Okim pernah dua kali mendapat
  peringatan keras dari Pak Andi Arief unjtuk minta maaf di Koran, dengan
  ancaman somasi ( lewat  Ketum IAGI ). Semoga rekan-rekan IAGI dapat
 menilai
  secara objektif , postingan mang Okim dan dua balasan Pak Andi Arief.
  Pencerahan dan sarannya mang Okim tunggu ya.
 
 
 
  Salam cinta Geo-Arkeologi,
 
  Mang Okim
 
 
 
 

Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-23 Terurut Topik Dandy Hidayat
Setuju dengan usulan pak Bandono


Mari selesaikan masalah Gunung Padang di Gunung Padang  Bukan di Media
Sosial .

Salam Hormat - Jabat erat


Dandy
NPA 4142



2014-09-24 7:04 GMT+08:00 Bandono Salim bandon...@gmail.com:

 Ayoo ketemu dan berbagi ilmu di Gn.Padang; supaya dapat padang alias
 terang atawa pencerahan.
 Salam sejahtera, bdn.
 Saptu atau minggu ini?
  Pada 23 Sep 2014 22:42, S. (Daru) Prihatmoko sprihatm...@gmail.com
 menulis:

 Mang Okim yang baik...

 Ikutan berkomentar, yg saya tahu dr berbagai pemberitaan (termasuk
 medsos) TTRM saat ini sdng intensif melakukan penelitian di Gunung Padang
 yg merupakan kelanjutan penelitian2 sebelumnya. Sementara itu mang Okim
 bersama tim expert BG dan pak Sutikno Bronto pernah juga melakukan
 pengamatan langsung di lapangan (spt yg ditulis mang Okim di emailnya).
 Apakah kedua kelompok tim ini pernah bertemu di lapangan untuk mengamati,
 memeriksa dan meneliti obyek yg sama ? (misal yg mana yg dimaksud semen/
 perekat yg diperdebatkan tsb, dll)? Kuatirnya adalah obyek yg diperdebatkan
 kedua belah pihak adalah obyek yg berbeda. Seandainya diskusi lapangan ini
 dilakukan, saya kira akan dapat lebih memberikan kesepahaman di antara
 kedua belah pihak, paling tidak sepakat ttg obyek mana/ apa yg
 didiskusikan. Kalaupun ada perbedaan interpretasi masih sah-sah saja.

 Terakhir ke g. Padang sekitar sebulan lalu, saya sempat bertemu pak Danny
 dan pak Ali Akbar dr TTRM, dan saya sampaikan concern saya ttg diskusi on
 the spot dng siapapun pemerhati g. Padang termasuk mang Okim yg pasti akan
 sangat bermanfaat dan mungkin konklusif. Ternyata Pak Danny juga
 menginginkan hal itu. Seandainya pertemuan lapangan ini terjadi, kalau
 perlu mungkin bisa difasilitasi oleh IAGI, saya kira akan banyak anggota
 IAGI yg tertarik hadirtermasuk saya.

 Salam geoarkeologi...
 Daru
 (Eehsebelum saya klik send untuk email ini, saya baca pak Danny
 menawarkan kunjungan dan diskusi lapangan tsbsilakan mang Okim..)

 Sent from my mobile device 2

  On Sep 23, 2014, at 6:35 PM, Sujatmiko m...@cbn.net.id wrote:
 
  Rekan-rekan IAGI - MGEI - AKADEMISI  yang budiman,
 
 
 
  Tanggal 16 September 2014 yang lalu, sesaat sebelum mang Okim berangkat
 ke
  Mangga Dua Square Jakarta untuk mendukung perhelatan  akbar Indonesian
  Gemstones Exhibition and Contest ( 17-22 September 2014 ), mang Okim
  menyempatkan diri menulis komentar tentang kegiatan penggalian
 TTRM/TIMNAS
  di Situs Megalitik Punden Berundak G. Padang yang telah diakui terbesar
 di
  kawasan Asia Tenggara. Sebagai bahan acuan, mang Okim petik dari 11
 artikel
  di Pikiran Rakyat ( antara lain tentang alokasi dana 23 Milyar ), Viva
 News
  dan buku karangan Dr. Ali Akbar ( tentang pintu gerbang setinggi 18
 meter ,
  semen purba berumur 13.000-23.000 tahun  mengandung 41 % unsur besi ,
 adanya
  reactor listrik hidro di level 4 G.Padang ),  beberapa foto dari media
  maya/internet,  pengamatan mang Okim secara  langsung di lapangan , dan
  hasil penelitian tim expert Badan Geologi di  G. Lalakon, G. Sadahurip,
 dan
  G. Padang ( dikomandani oleh Prof. Sutikno Bronto ).
 
 
 
  Sepulangnya dari Jakarta kemaren, mang Okim sungguh terkejut membaca
 respon
  dari Pak Andi Arief lewat FB beliau . Isinya  penuh dengan ungkapan dan
  ancaman yang menyuratkan dan menyiratkan betapa dendamnya beliau kepada
 mang
  Okim yang nota bene tidak punya back-up kecuali Allah SWT. Mang Okim
 baca
  kembali postingan mang Okim beberapa kali untuk mengetahui tentang
 bagian
  mana yang dituduhkan oleh beliau sebagai fitnah. Entahlah, mungkin
 karena
  Pak Andi Arief sedang dalam amarah, atau karena keterbatasan pengetahuan
  beliau dalam bidang geologi ( yang mang Okim tekuni selama  lebih dari
 50
  tahun sampai saat ini ), maka argumentasi ilmiah yang mang Okim
 sampaikan
  divonis sebagai fitnah . Tidak hanya itu, masa lalu mang Okim diungkit
 tanpa
  dasar yang kuat ( sama halnya dengan pengungkapan hasil penelitian G.
 Padang
  yang sejak 2 tahun yang lalu baru sebatas hipotesis dan belum mampu
  dibuktikan ).
 
 
 
  Mang Okim sengaja mengangkat ancaman Pak Andi Arief ini  di media
 IAGI/MGEI
  dengan harapan  agar rekan-rekan kebumian tidak ragu untuk mengungkapkan
  kebenaran ilmiah yang kita yakini.  Mang Okim lakukan semua itu karena
 rasa
  cinta  mang Okim akan tanah air , nusa, dan bangsa. Selain dari itu,
 juga
  sebagai ungkapan keprihatian dan  solidaritas mang Okim terhadap para
  Profesor dan  Senior Arkeologi , yang selama ini tersingkir tanpa ampun.
  Semoga Pak Andi Arief masih ingat ketika mang Okim , atas izin Pak Andi
  Arief, meminta dan memimpin seluruh peserta yang hadir di acara
 Menguak
  Tabir Peradaban dan Bencana Katastropik Purba di Nusantara (  Sekneg 7
  Februari 2012, dihadiri oleh 300-an undangan) untuk berdiri dan
 menyanyikan
  lagu BAGIMU NEGERI.  Sekedar tambahan, mang Okim pernah dua kali
 mendapat
  peringatan keras dari Pak Andi Arief unjtuk minta maaf di Koran, dengan
  ancaman 

Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-23 Terurut Topik liamsi
Apalagi kalau pas Padang Mbulane.

Diskusi pro kontra sepanjang masih dlm koridor ipteknya dg argumen masing 
masing itu bagus dpt memberikan pencerahan , kayaknya pro kontra Gn Padang ini 
kok mirip dg  Pro kontra dulu jamanya Lusi , 
Bagi yg awam ini dpt menambah pengetahuanya


Ism

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wed, 24 Sep 2014 06:04:55 
To: Iagiiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF,
 STAFSUS PRESIDEN SBY
Ayoo ketemu dan berbagi ilmu di Gn.Padang; supaya dapat padang alias
terang atawa pencerahan.
Salam sejahtera, bdn.
Saptu atau minggu ini?
 Pada 23 Sep 2014 22:42, S. (Daru) Prihatmoko sprihatm...@gmail.com
menulis:

 Mang Okim yang baik...

 Ikutan berkomentar, yg saya tahu dr berbagai pemberitaan (termasuk medsos)
 TTRM saat ini sdng intensif melakukan penelitian di Gunung Padang yg
 merupakan kelanjutan penelitian2 sebelumnya. Sementara itu mang Okim
 bersama tim expert BG dan pak Sutikno Bronto pernah juga melakukan
 pengamatan langsung di lapangan (spt yg ditulis mang Okim di emailnya).
 Apakah kedua kelompok tim ini pernah bertemu di lapangan untuk mengamati,
 memeriksa dan meneliti obyek yg sama ? (misal yg mana yg dimaksud semen/
 perekat yg diperdebatkan tsb, dll)? Kuatirnya adalah obyek yg diperdebatkan
 kedua belah pihak adalah obyek yg berbeda. Seandainya diskusi lapangan ini
 dilakukan, saya kira akan dapat lebih memberikan kesepahaman di antara
 kedua belah pihak, paling tidak sepakat ttg obyek mana/ apa yg
 didiskusikan. Kalaupun ada perbedaan interpretasi masih sah-sah saja.

 Terakhir ke g. Padang sekitar sebulan lalu, saya sempat bertemu pak Danny
 dan pak Ali Akbar dr TTRM, dan saya sampaikan concern saya ttg diskusi on
 the spot dng siapapun pemerhati g. Padang termasuk mang Okim yg pasti akan
 sangat bermanfaat dan mungkin konklusif. Ternyata Pak Danny juga
 menginginkan hal itu. Seandainya pertemuan lapangan ini terjadi, kalau
 perlu mungkin bisa difasilitasi oleh IAGI, saya kira akan banyak anggota
 IAGI yg tertarik hadirtermasuk saya.

 Salam geoarkeologi...
 Daru
 (Eehsebelum saya klik send untuk email ini, saya baca pak Danny
 menawarkan kunjungan dan diskusi lapangan tsbsilakan mang Okim..)

 Sent from my mobile device 2

  On Sep 23, 2014, at 6:35 PM, Sujatmiko m...@cbn.net.id wrote:
 
  Rekan-rekan IAGI - MGEI - AKADEMISI  yang budiman,
 
 
 
  Tanggal 16 September 2014 yang lalu, sesaat sebelum mang Okim berangkat
 ke
  Mangga Dua Square Jakarta untuk mendukung perhelatan  akbar Indonesian
  Gemstones Exhibition and Contest ( 17-22 September 2014 ), mang Okim
  menyempatkan diri menulis komentar tentang kegiatan penggalian
 TTRM/TIMNAS
  di Situs Megalitik Punden Berundak G. Padang yang telah diakui terbesar
 di
  kawasan Asia Tenggara. Sebagai bahan acuan, mang Okim petik dari 11
 artikel
  di Pikiran Rakyat ( antara lain tentang alokasi dana 23 Milyar ), Viva
 News
  dan buku karangan Dr. Ali Akbar ( tentang pintu gerbang setinggi 18
 meter ,
  semen purba berumur 13.000-23.000 tahun  mengandung 41 % unsur besi ,
 adanya
  reactor listrik hidro di level 4 G.Padang ),  beberapa foto dari media
  maya/internet,  pengamatan mang Okim secara  langsung di lapangan , dan
  hasil penelitian tim expert Badan Geologi di  G. Lalakon, G. Sadahurip,
 dan
  G. Padang ( dikomandani oleh Prof. Sutikno Bronto ).
 
 
 
  Sepulangnya dari Jakarta kemaren, mang Okim sungguh terkejut membaca
 respon
  dari Pak Andi Arief lewat FB beliau . Isinya  penuh dengan ungkapan dan
  ancaman yang menyuratkan dan menyiratkan betapa dendamnya beliau kepada
 mang
  Okim yang nota bene tidak punya back-up kecuali Allah SWT. Mang Okim baca
  kembali postingan mang Okim beberapa kali untuk mengetahui tentang bagian
  mana yang dituduhkan oleh beliau sebagai fitnah. Entahlah, mungkin karena
  Pak Andi Arief sedang dalam amarah, atau karena keterbatasan pengetahuan
  beliau dalam bidang geologi ( yang mang Okim tekuni selama  lebih dari 50
  tahun sampai saat ini ), maka argumentasi ilmiah yang mang Okim sampaikan
  divonis sebagai fitnah . Tidak hanya itu, masa lalu mang Okim diungkit
 tanpa
  dasar yang kuat ( sama halnya dengan pengungkapan hasil penelitian G.
 Padang
  yang sejak 2 tahun yang lalu baru sebatas hipotesis dan belum mampu
  dibuktikan ).
 
 
 
  Mang Okim sengaja mengangkat ancaman Pak Andi Arief ini  di media
 IAGI/MGEI
  dengan harapan  agar rekan-rekan kebumian tidak ragu untuk mengungkapkan
  kebenaran ilmiah yang kita yakini.  Mang Okim lakukan semua itu karena
 rasa
  cinta  mang Okim akan tanah air , nusa, dan bangsa. Selain dari itu, juga
  sebagai ungkapan keprihatian dan  solidaritas mang Okim terhadap para
  Profesor dan  Senior Arkeologi , yang selama ini tersingkir tanpa ampun.
  Semoga Pak Andi Arief masih ingat ketika mang Okim , atas izin Pak Andi
  Arief, meminta dan memimpin 

Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-23 Terurut Topik Bandono Salim
Terimakasih.
Pada 24 Sep 2014 06:15, Dandy Hidayat dandy.hidayat@gmail.com
menulis:

 Setuju dengan usulan pak Bandono


 Mari selesaikan masalah Gunung Padang di Gunung Padang  Bukan di Media
 Sosial .

 Salam Hormat - Jabat erat


 Dandy
 NPA 4142



 2014-09-24 7:04 GMT+08:00 Bandono Salim bandon...@gmail.com:

 Ayoo ketemu dan berbagi ilmu di Gn.Padang; supaya dapat padang alias
 terang atawa pencerahan.
 Salam sejahtera, bdn.
 Saptu atau minggu ini?
  Pada 23 Sep 2014 22:42, S. (Daru) Prihatmoko sprihatm...@gmail.com
 menulis:

 Mang Okim yang baik...

 Ikutan berkomentar, yg saya tahu dr berbagai pemberitaan (termasuk
 medsos) TTRM saat ini sdng intensif melakukan penelitian di Gunung Padang
 yg merupakan kelanjutan penelitian2 sebelumnya. Sementara itu mang Okim
 bersama tim expert BG dan pak Sutikno Bronto pernah juga melakukan
 pengamatan langsung di lapangan (spt yg ditulis mang Okim di emailnya).
 Apakah kedua kelompok tim ini pernah bertemu di lapangan untuk mengamati,
 memeriksa dan meneliti obyek yg sama ? (misal yg mana yg dimaksud semen/
 perekat yg diperdebatkan tsb, dll)? Kuatirnya adalah obyek yg diperdebatkan
 kedua belah pihak adalah obyek yg berbeda. Seandainya diskusi lapangan ini
 dilakukan, saya kira akan dapat lebih memberikan kesepahaman di antara
 kedua belah pihak, paling tidak sepakat ttg obyek mana/ apa yg
 didiskusikan. Kalaupun ada perbedaan interpretasi masih sah-sah saja.

 Terakhir ke g. Padang sekitar sebulan lalu, saya sempat bertemu pak
 Danny dan pak Ali Akbar dr TTRM, dan saya sampaikan concern saya ttg
 diskusi on the spot dng siapapun pemerhati g. Padang termasuk mang Okim yg
 pasti akan sangat bermanfaat dan mungkin konklusif. Ternyata Pak Danny juga
 menginginkan hal itu. Seandainya pertemuan lapangan ini terjadi, kalau
 perlu mungkin bisa difasilitasi oleh IAGI, saya kira akan banyak anggota
 IAGI yg tertarik hadirtermasuk saya.

 Salam geoarkeologi...
 Daru
 (Eehsebelum saya klik send untuk email ini, saya baca pak Danny
 menawarkan kunjungan dan diskusi lapangan tsbsilakan mang Okim..)

 Sent from my mobile device 2

  On Sep 23, 2014, at 6:35 PM, Sujatmiko m...@cbn.net.id wrote:
 
  Rekan-rekan IAGI - MGEI - AKADEMISI  yang budiman,
 
 
 
  Tanggal 16 September 2014 yang lalu, sesaat sebelum mang Okim
 berangkat ke
  Mangga Dua Square Jakarta untuk mendukung perhelatan  akbar Indonesian
  Gemstones Exhibition and Contest ( 17-22 September 2014 ), mang Okim
  menyempatkan diri menulis komentar tentang kegiatan penggalian
 TTRM/TIMNAS
  di Situs Megalitik Punden Berundak G. Padang yang telah diakui
 terbesar di
  kawasan Asia Tenggara. Sebagai bahan acuan, mang Okim petik dari 11
 artikel
  di Pikiran Rakyat ( antara lain tentang alokasi dana 23 Milyar ), Viva
 News
  dan buku karangan Dr. Ali Akbar ( tentang pintu gerbang setinggi 18
 meter ,
  semen purba berumur 13.000-23.000 tahun  mengandung 41 % unsur besi ,
 adanya
  reactor listrik hidro di level 4 G.Padang ),  beberapa foto dari media
  maya/internet,  pengamatan mang Okim secara  langsung di lapangan , dan
  hasil penelitian tim expert Badan Geologi di  G. Lalakon, G.
 Sadahurip, dan
  G. Padang ( dikomandani oleh Prof. Sutikno Bronto ).
 
 
 
  Sepulangnya dari Jakarta kemaren, mang Okim sungguh terkejut membaca
 respon
  dari Pak Andi Arief lewat FB beliau . Isinya  penuh dengan ungkapan dan
  ancaman yang menyuratkan dan menyiratkan betapa dendamnya beliau
 kepada mang
  Okim yang nota bene tidak punya back-up kecuali Allah SWT. Mang Okim
 baca
  kembali postingan mang Okim beberapa kali untuk mengetahui tentang
 bagian
  mana yang dituduhkan oleh beliau sebagai fitnah. Entahlah, mungkin
 karena
  Pak Andi Arief sedang dalam amarah, atau karena keterbatasan
 pengetahuan
  beliau dalam bidang geologi ( yang mang Okim tekuni selama  lebih dari
 50
  tahun sampai saat ini ), maka argumentasi ilmiah yang mang Okim
 sampaikan
  divonis sebagai fitnah . Tidak hanya itu, masa lalu mang Okim diungkit
 tanpa
  dasar yang kuat ( sama halnya dengan pengungkapan hasil penelitian G.
 Padang
  yang sejak 2 tahun yang lalu baru sebatas hipotesis dan belum mampu
  dibuktikan ).
 
 
 
  Mang Okim sengaja mengangkat ancaman Pak Andi Arief ini  di media
 IAGI/MGEI
  dengan harapan  agar rekan-rekan kebumian tidak ragu untuk
 mengungkapkan
  kebenaran ilmiah yang kita yakini.  Mang Okim lakukan semua itu
 karena  rasa
  cinta  mang Okim akan tanah air , nusa, dan bangsa. Selain dari itu,
 juga
  sebagai ungkapan keprihatian dan  solidaritas mang Okim terhadap para
  Profesor dan  Senior Arkeologi , yang selama ini tersingkir tanpa
 ampun.
  Semoga Pak Andi Arief masih ingat ketika mang Okim , atas izin Pak Andi
  Arief, meminta dan memimpin seluruh peserta yang hadir di acara
 Menguak
  Tabir Peradaban dan Bencana Katastropik Purba di Nusantara (  Sekneg 7
  Februari 2012, dihadiri oleh 300-an undangan) untuk berdiri dan
 menyanyikan
  lagu BAGIMU NEGERI.  Sekedar tambahan, mang Okim pernah dua 

[iagi-net] Memberdayakan Migas

2014-09-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Memberdayakan Migas

by : Aris Setyawan

Indonesia dulu dikenal sebagai jawara di bidang sumberdaya minyak dan gas
bumi. Bahkan ketika di akhir abad ke19 sudah dilakukan eksplorasi migas
yang menemukan lapangan Telaga Said. Begitu pula dengan temuan-temuan
lapangan migas di Kalimantan Timur. Memang yang menemukan dan memproduksi
lapangan-lapangan tersebut adalah institusi swasta dari Belanda.

Migas memang dianggap sebagai aset strategis. Maka begitulah ketika Jepang
menyerbu Indonesia di tahun 1942, yamg pertama dikuasai adalah aset-aset
lapangan minyak seperti di daerah Tarakan yang merupakan entry point
pasukan Jepang.

Dengan kekayaan migas di bawah permukaan, Indonesia juga berhasil
mendatangkan investasi perusahaan-perusahaan multinasional utamanya di
tahun 1970an sehingga menggairahkan dunia eksplorasi dan produksi migas.
Indonesia mengalami kejayaan karena melimpahnya asupan petrodolar, dan bisa
bergaya memberikan subsidi BBM untuk rakyatnya.

***

Namun belakangan ini, industri migas kelihatannya tidak lagi dianggap
sebagai industri strategis. Bahkan cenderung diperlakukan seperti sapi
perah yang tidak pernah diurus tetapi harus mengeluarkan susu (penghasilan)
ke pemerintah pusat mau pun daerah dan pelbagai komponen masyarakat
lainnya. Hal ini tercermin dengan target lifting minyak sebagai penerimaan
negara yang sekarang selalu dipatok pemerintah dan menjadi target yang
harus dipenuhi oleh industri migas.

Meski pun target lifting minyak dipatok tinggi, namun justru biayanya
dibatasi dengan pembatasan cost recovery. Sebagai perumpamaan mungkin
seperti bis antar kota Jakarta ke Surabaya namun cuma diberi jatah bensin
lima puluh liter. Jika bensinnya kurang, bis rusak, mogok atau ada pungutan
di jalan, maka semua itu ditanggung sopir.

Belum lagi kebijakan perpajakan yang mengenakan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) pada setiap jengkal blok eksplorasi. Bahkan ketika upaya eksplorasi
belum dilakukan, apalagi terdapat ketidakpastian yang tinggi terhadap
keberadaan cadangan migas itu sendiri. Dan juga lahan yang sebenarnya akan
dipakai hanya beberapa hektar untuk lokasi tapak sumur dan pembangunan
fasilitasnya.

Industri migas juga sekarang ini dianggap sama saja dengan industri
lainnya, seperti tambang batubara atau pun industri perkebunan. Hal ini
menimbulkan permasalahan tumpang tindih lahan antara ketiga industri
tersebut. Dan biasanya karena industri migas relatif manja, mereka selalu
kalah bersaing dalam kerasnya permasalahan tumpang tindih lahan.

***

Padahal sejatinya industri migas tidak hanya sekadar penghasil lifting
minyak untuk penerimaan negara saja. Yang kita en toch tidak tahu kemana
saja uang itu mengalir. Namun ketersediaan migas harus disikapi secara
strategis. Mengacu kepada Pasal 33 UUD 1945 adalah dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Jadi gas bumi sedapat mungkin dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan energi
listrik bagi masyarakat sekitar dan juga dapat sebagai bahan baku industri
petrokimia. Sudah cukuplah Indonesia mengasup gas bumi ke Jepang dan Korea
sejak tahun 1970an sehingga mereka bisa berkembang menjadi macan asia.

Begitu juga minyak bumi sebisa mungkin diolah sendiri dan
ditumbuhkembangkan industri pengolahan minyak sehingga tidak hanya
bergantung pada pabrik pengolahan yang sudah tua dan tidak efisien lagi.

Tidak. Saya tidak mengacu kepada lapangan-lapangan kecil dan tidak ekonomis
saja yang digunakan untuk keperluan domestik. Tetapi justru
lapangan-lapangan migas besar harus memberikan kontribusi dan komitmennya
untuk dipergunakan bagi kesejahteraan rakyat banyak. Dengan demikian
industri migas bisa benar-benar menjadi industri strategis yang dibutuhkan
dan dicintai rakyat banyak.

(dikutip dari status FB Pak Aris)
--
Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip.


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in 

Re: [iagi-net] test

2014-09-23 Terurut Topik rakhmadi avianto
good koq

-- *Do not give up and do not ever look back and tawakkal ilallah
--*

On Tue, Sep 23, 2014 at 10:34 PM, sonny t pangestu -
sonnytpange...@yahoo.com SRS0-V3LD=6Q=yahoo.com=sonnytpange...@iagi.or.id
wrote:

  [image: Boxbe] https://www.boxbe.com/overview This message is eligible
 for Automatic Cleanup! (SRS0-V3LD=6Q=yahoo.com=sonnytpange...@iagi.or.id) Add
 cleanup rule
 https://www.boxbe.com/popup?url=https%3A%2F%2Fwww.boxbe.com%2Fcleanup%3Ftoken%3DxqJe3UCzgz4TfJUah9zxaziO9asOL4glgQgnClJKMhijO8%252BZliMuxOYVRIGUEVV7FiS40HZnK%252Bd0HhZdjQmuYOmlBZprNRBmnJzX%252B%252BG%252FxUhe4HsES9rJaPa7wYSSoAnvVYMejm6qswx%252B65leW40yNyKv8CNdxA5n9NWOnpUZYA0Vp8UT1Mpa32qETkom44FxbS4C%252BwCIyew%253D%26key%3Dda5Bp8ZHStTWFm0owDWQN55dqWTrCV40APjHrBCrMDg%253Dtc_serial=18691244429tc_rand=2030609793utm_source=stfutm_medium=emailutm_campaign=ANNO_CLEANUP_ADDutm_content=001
 | More info
 http://blog.boxbe.com/general/boxbe-automatic-cleanup?tc_serial=18691244429tc_rand=2030609793utm_source=stfutm_medium=emailutm_campaign=ANNO_CLEANUP_ADDutm_content=001

 test

 
 Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
 JAKARTA,15-18 September 2014
 
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
 
 Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 
 Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
 Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
 
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
 In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
 limited
 to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
 resulting
 from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
 the use of
 any information posted on IAGI mailing list.
 






Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.





[iagi-net] Re: [ispg] Memberdayakan Migas

2014-09-23 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Tulisan yang bagus ,saya ingin menambahkan beberapa hal yang merupakan kendala 
dalam pelaksanaan operasi migas hulu , baik eksplorasi maupun eksploitasi.Izn 
izin ini adalah antara lain a.Izin lokasi dari Pemdab,Amdal/UKL/UPL dari Pemda 
dan Men KLH (ada amdal lainnya antara lain Ampdal Lalin dari Dis Hub Pemda)
c.Hal /persetujan lokasi  berhubungan dengan lahan dari BPN . IMB , Izin Site 
planning dari PemDA , izin jalan utk transportasi .d.Pembebasan tanah uk 
kegiatan baik dari intansi (Perhutani) , Pemilik lahan perorangan, perkebunan 
). 
Pengalaman membuktikan bahwa langkah langkah diatas didasarkan atas UU,PP , 
PerMen maupun PerDa semuanya mempunyai alasan alasan yang sangat rasional dan 
bertujuan baik. Akan tetapi pada saat menjalani proses itu banyak kendala , 
waktu dan finansial yang diperlukan, yang sangat menghambat proses penyelesaian.
Tidak heran apabila tingkat kegiatan migas (dan juga pabum) sangat 
rendah.Seluruh kegiatan didaerah mengutamakan tujuan untuk mendapatkan PAD 
maksimal dari kegiatan2 tb WALAUPUN aktifitas belum lagi dimulai.
So, dari hal diatas pertanyaan besar BAGAIMANA bisa meningkatkan produksi , 
apabila PELAKsanaan seluruh perundangan/peraturan dilaksanakan dengan cara 
seperti ini.Terus terang bisa saya katakan , bahwa spirit untuk meningkatkan 
produksi migas dan menumbuhkan energi panbum sebagai konsekwensi logis  dari 
krisis energi yang kita alam saat ini TIDAK disadari dengan positp oleh 
borokrat di PmDa.
Menyedihkan memang , tapi itulah kenyataannya , reformasi birokrasi yang 
didengung dengungkan hanyala ANGIN LALU yang tidak bemakna.
si Abah 

 On Wednesday, September 24, 2014 7:14 AM, Rovicky Dwi Putrohari 
rovi...@gmail.com wrote:
   

 Memberdayakan Migasby : Aris Setyawan
 Indonesia dulu dikenal sebagai jawara di bidang sumberdaya minyak dan gas 
bumi. Bahkan ketika di akhir abad ke19 sudah dilakukan eksplorasi migas yang 
menemukan lapangan Telaga Said. Begitu pula dengan temuan-temuan lapangan migas 
di Kalimantan Timur. Memang yang menemukan dan memproduksi lapangan-lapangan 
tersebut adalah institusi swasta dari Belanda. Migas memang dianggap sebagai 
aset strategis. Maka begitulah ketika Jepang menyerbu Indonesia di tahun 1942, 
yamg pertama dikuasai adalah aset-aset lapangan minyak seperti di daerah 
Tarakan yang merupakan entry point pasukan Jepang. Dengan kekayaan migas di 
bawah permukaan, Indonesia juga berhasil mendatangkan investasi 
perusahaan-perusahaan multinasional utamanya di tahun 1970an sehingga 
menggairahkan dunia eksplorasi dan produksi migas. Indonesia mengalami kejayaan 
karena melimpahnya asupan petrodolar, dan bisa bergaya memberikan subsidi BBM 
untuk rakyatnya. *** Namun belakangan ini, industri migas kelihatannya tidak 
lagi dianggap sebagai industri strategis. Bahkan cenderung diperlakukan seperti 
sapi perah yang tidak pernah diurus tetapi harus mengeluarkan susu 
(penghasilan) ke pemerintah pusat mau pun daerah dan pelbagai komponen 
masyarakat lainnya. Hal ini tercermin dengan target lifting minyak sebagai 
penerimaan negara yang sekarang selalu dipatok pemerintah dan menjadi target 
yang harus dipenuhi oleh industri migas.  Meski pun target lifting minyak 
dipatok tinggi, namun justru biayanya dibatasi dengan pembatasan cost recovery. 
Sebagai perumpamaan mungkin seperti bis antar kota Jakarta ke Surabaya namun 
cuma diberi jatah bensin lima puluh liter. Jika bensinnya kurang, bis rusak, 
mogok atau ada pungutan di jalan, maka semua itu ditanggung sopir. Belum lagi 
kebijakan perpajakan yang mengenakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada setiap 
jengkal blok eksplorasi. Bahkan ketika upaya eksplorasi belum dilakukan, 
apalagi terdapat ketidakpastian yang tinggi terhadap keberadaan cadangan migas 
itu sendiri. Dan juga lahan yang sebenarnya akan dipakai hanya beberapa hektar 
untuk lokasi tapak sumur dan pembangunan fasilitasnya. Industri migas juga 
sekarang ini dianggap sama saja dengan industri lainnya, seperti tambang 
batubara atau pun industri perkebunan. Hal ini menimbulkan permasalahan tumpang 
tindih lahan antara ketiga industri tersebut. Dan biasanya karena industri 
migas relatif manja, mereka selalu kalah bersaing dalam kerasnya permasalahan 
tumpang tindih lahan. *** Padahal sejatinya industri migas tidak hanya sekadar 
penghasil lifting minyak untuk penerimaan negara saja. Yang kita en toch tidak 
tahu kemana saja uang itu mengalir. Namun ketersediaan migas harus disikapi 
secara strategis. Mengacu kepada Pasal 33 UUD 1945 adalah dipergunakan untuk 
sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jadi gas bumi sedapat mungkin dimanfaatkan 
untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik bagi masyarakat sekitar dan juga dapat 
sebagai bahan baku industri petrokimia. Sudah cukuplah Indonesia mengasup gas 
bumi ke Jepang dan Korea sejak tahun 1970an sehingga mereka bisa berkembang 
menjadi macan asia. Begitu juga minyak bumi sebisa mungkin diolah sendiri dan 
ditumbuhkembangkan industri pengolahan minyak sehingga tidak hanya 

[iagi-net] Pertamina Job Fair - Sekedar menyampaikan

2014-09-23 Terurut Topik Shofiyuddin



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.


Re: [iagi-net] Memberdayakan Migas

2014-09-23 Terurut Topik Bandono Salim
Tertulis di Koran Tempo kemarin: bahwa negeri ini tidak punya cadangan bbm
mencukupi.
Semua impor.
Sependek yang aku tau, artinya energi negeri ini sangat kurang. Dari btbara
msh dikit; dari angin ombak dan mentari tidak memadai; apalagi dari nuklir.
Hehe balik lagi saja dari kayu?  Hutan sdh habis; sisa dari air;  asal
dijaga lingkungan penyimpan air;  masih dpt dimanfaatkan.
Energi; makanan; transportasi; bahan bangunan; semua impor.
Waha tinggal ekspor teroris saja.
Daripada ngerecokin dlm negri; atau buat tentara bayaran saja yaa? Dari
pada konyol katanya belain sdr sefaham; mending dididik jadi mercenaries
saja; jelas dapat uang; kata di pilem gajinya gedee.
Salam . bdn
Pada 24 Sep 2014 07:14, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis:

 Memberdayakan Migas

 by : Aris Setyawan

 Indonesia dulu dikenal sebagai jawara di bidang sumberdaya minyak dan gas
bumi. Bahkan ketika di akhir abad ke19 sudah dilakukan eksplorasi migas
yang menemukan lapangan Telaga Said. Begitu pula dengan temuan-temuan
lapangan migas di Kalimantan Timur. Memang yang menemukan dan memproduksi
lapangan-lapangan tersebut adalah institusi swasta dari Belanda.

 Migas memang dianggap sebagai aset strategis. Maka begitulah ketika
Jepang menyerbu Indonesia di tahun 1942, yamg pertama dikuasai adalah
aset-aset lapangan minyak seperti di daerah Tarakan yang merupakan entry
point pasukan Jepang.

 Dengan kekayaan migas di bawah permukaan, Indonesia juga berhasil
mendatangkan investasi perusahaan-perusahaan multinasional utamanya di
tahun 1970an sehingga menggairahkan dunia eksplorasi dan produksi migas.
Indonesia mengalami kejayaan karena melimpahnya asupan petrodolar, dan bisa
bergaya memberikan subsidi BBM untuk rakyatnya.

 ***

 Namun belakangan ini, industri migas kelihatannya tidak lagi dianggap
sebagai industri strategis. Bahkan cenderung diperlakukan seperti sapi
perah yang tidak pernah diurus tetapi harus mengeluarkan susu (penghasilan)
ke pemerintah pusat mau pun daerah dan pelbagai komponen masyarakat
lainnya. Hal ini tercermin dengan target lifting minyak sebagai penerimaan
negara yang sekarang selalu dipatok pemerintah dan menjadi target yang
harus dipenuhi oleh industri migas.

 Meski pun target lifting minyak dipatok tinggi, namun justru biayanya
dibatasi dengan pembatasan cost recovery. Sebagai perumpamaan mungkin
seperti bis antar kota Jakarta ke Surabaya namun cuma diberi jatah bensin
lima puluh liter. Jika bensinnya kurang, bis rusak, mogok atau ada pungutan
di jalan, maka semua itu ditanggung sopir.

 Belum lagi kebijakan perpajakan yang mengenakan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) pada setiap jengkal blok eksplorasi. Bahkan ketika upaya eksplorasi
belum dilakukan, apalagi terdapat ketidakpastian yang tinggi terhadap
keberadaan cadangan migas itu sendiri. Dan juga lahan yang sebenarnya akan
dipakai hanya beberapa hektar untuk lokasi tapak sumur dan pembangunan
fasilitasnya.

 Industri migas juga sekarang ini dianggap sama saja dengan industri
lainnya, seperti tambang batubara atau pun industri perkebunan. Hal ini
menimbulkan permasalahan tumpang tindih lahan antara ketiga industri
tersebut. Dan biasanya karena industri migas relatif manja, mereka selalu
kalah bersaing dalam kerasnya permasalahan tumpang tindih lahan.

 ***

 Padahal sejatinya industri migas tidak hanya sekadar penghasil lifting
minyak untuk penerimaan negara saja. Yang kita en toch tidak tahu kemana
saja uang itu mengalir. Namun ketersediaan migas harus disikapi secara
strategis. Mengacu kepada Pasal 33 UUD 1945 adalah dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.

 Jadi gas bumi sedapat mungkin dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan
energi listrik bagi masyarakat sekitar dan juga dapat sebagai bahan baku
industri petrokimia. Sudah cukuplah Indonesia mengasup gas bumi ke Jepang
dan Korea sejak tahun 1970an sehingga mereka bisa berkembang menjadi macan
asia.

 Begitu juga minyak bumi sebisa mungkin diolah sendiri dan
ditumbuhkembangkan industri pengolahan minyak sehingga tidak hanya
bergantung pada pabrik pengolahan yang sudah tua dan tidak efisien lagi.

 Tidak. Saya tidak mengacu kepada lapangan-lapangan kecil dan tidak
ekonomis saja yang digunakan untuk keperluan domestik. Tetapi justru
lapangan-lapangan migas besar harus memberikan kontribusi dan komitmennya
untuk dipergunakan bagi kesejahteraan rakyat banyak. Dengan demikian
industri migas bisa benar-benar menjadi industri strategis yang dibutuhkan
dan dicintai rakyat banyak.

 (dikutip dari status FB Pak Aris)

 --
 Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip.

 
 Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
 JAKARTA,15-18 September 2014
 
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
 
 Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- 

Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-23 Terurut Topik sonny t pangestu
Kapan euy ?
Mau ikut liat.

-Original Message-
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wed, 24 Sep 2014 10:16:37 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: 'MGEI'economicgeol...@yahoogroups.com
Subject: RE: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN :  ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF,
 STAFSUS PRESIDEN SBY

Yth Pak Danny,

 

Hatur rebu nuhun atas tawaran Kang Danny yang sangat simpatik.  Harapan mang
Okim,  semoga dengan telah dibukanya beberapa bagian di Situs Gunung Padang,
hipotesis rekan-rekan TTRM/TIMNAS tentang adanya beberapa tinggalan budaya
penting  di perut Gunung Padang ada yang terbukti. Mengenai kunjungan ke
lapangan, insyaallah bisa diatur,  khususnya setelah ada pers release
tentang adanya temuan yang berkaitan dengan hipotesis rekan-rekan ( bukan
sekedar koin, gerabah, atau kujang yang debatable  ). Sekali lagi hatur
nuhun Kang Danny atas goodwilnya ( mohon bantuan Pak Danny sebagai sesama
anggota Rotary Indonesia , untuk membisikkan ke Pak Andi Arief bahwa nothing
wrong dengan Rotary. Prinsip kita kan  Service Above Self  alias
pengabdian/pelayanan kemanusiaan di atas kepentingan pribadi ). Terima kasih
Kang Danny atas pengertiannya.

 

Wassalam,

Mang Okim

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Danny
Hilman Natawidjaja
Sent: Tuesday, September 23, 2014 8:54 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI
Subject: Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF,
STAFSUS PRESIDEN SBY

 

Saran saya pada Mang Okim,

Datanglah sekarang ke Gunung Padang karena skr sudah ada data singkapan dari
lapisan di bawah permukaannya dari beberapa kotak gali yang sudah dibuat
dalam sebulan terakhir ini. Juga ada data singkapan dari satu tebing bekas
longsor yg sekarang sudah dibersihkan dari tetumbuhan yg menutupinya. Jadi
Mang Okim tidak perlu pusing lagi dgn data geofisika bawah permukaan dan
data bor., langsung bisa lihat batuannya (dan juga 'semen' yg diributkan
itu).  Silahkan kami diberi pencerahan.   Boleh juga sekalian ajak Pak
Sutikno Bronto dan lainnya.

Kita perlu data dan analisa bukan cuma cerita, apalagi gossip media massa.

 

Salam,

DHN

 

Sent from my BlackBerry 10 smartphone.


From: Sujatmiko

Sent: Selasa, 23 September 2014 18:35

To: iagi-net@iagi.or.id

Reply To: iagi-net@iagi.or.id

Cc: MGEI

Subject: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS
PRESIDEN SBY

 

Rekan-rekan IAGI - MGEI - AKADEMISI yang budiman,



Tanggal 16 September 2014 yang lalu, sesaat sebelum mang Okim berangkat ke
Mangga Dua Square Jakarta untuk mendukung perhelatan akbar Indonesian
Gemstones Exhibition and Contest ( 17-22 September 2014 ), mang Okim
menyempatkan diri menulis komentar tentang kegiatan penggalian TTRM/TIMNAS
di Situs Megalitik Punden Berundak G. Padang yang telah diakui terbesar di
kawasan Asia Tenggara. Sebagai bahan acuan, mang Okim petik dari 11 artikel
di Pikiran Rakyat ( antara lain tentang alokasi dana 23 Milyar ), Viva News
dan buku karangan Dr. Ali Akbar ( tentang pintu gerbang setinggi 18 meter ,
semen purba berumur 13.000-23.000 tahun mengandung 41 % unsur besi , adanya
reactor listrik hidro di level 4 G.Padang ), beberapa foto dari media
maya/internet, pengamatan mang Okim secara langsung di lapangan , dan
hasil penelitian tim expert Badan Geologi di G. Lalakon, G. Sadahurip, dan
G. Padang ( dikomandani oleh Prof. Sutikno Bronto ). 



Sepulangnya dari Jakarta kemaren, mang Okim sungguh terkejut membaca respon
dari Pak Andi Arief lewat FB beliau . Isinya penuh dengan ungkapan dan
ancaman yang menyuratkan dan menyiratkan betapa dendamnya beliau kepada mang
Okim yang nota bene tidak punya back-up kecuali Allah SWT. Mang Okim baca
kembali postingan mang Okim beberapa kali untuk mengetahui tentang bagian
mana yang dituduhkan oleh beliau sebagai fitnah. Entahlah, mungkin karena
Pak Andi Arief sedang dalam amarah, atau karena keterbatasan pengetahuan
beliau dalam bidang geologi ( yang mang Okim tekuni selama lebih dari 50
tahun sampai saat ini ), maka argumentasi ilmiah yang mang Okim sampaikan
divonis sebagai fitnah . Tidak hanya itu, masa lalu mang Okim diungkit tanpa
dasar yang kuat ( sama halnya dengan pengungkapan hasil penelitian G. Padang
yang sejak 2 tahun yang lalu baru sebatas hipotesis dan belum mampu
dibuktikan ).



Mang Okim sengaja mengangkat ancaman Pak Andi Arief ini di media IAGI/MGEI
dengan harapan agar rekan-rekan kebumian tidak ragu untuk mengungkapkan
kebenaran ilmiah yang kita yakini. Mang Okim lakukan semua itu karena rasa
cinta mang Okim akan tanah air , nusa, dan bangsa. Selain dari itu, juga
sebagai ungkapan keprihatian dan solidaritas mang Okim terhadap para
Profesor dan Senior Arkeologi , yang selama ini tersingkir tanpa ampun.
Semoga Pak Andi Arief masih ingat ketika mang Okim , atas izin Pak Andi
Arief, meminta dan memimpin seluruh peserta yang hadir di acara Menguak
Tabir Peradaban dan Bencana Katastropik Purba di Nusantara ( Sekneg 7
Februari