Re: [iagi-net-l] Keluar dari OPEC....????
ini berita AFP hari ini, juga ada di siaran CNN http://afp.google.com/article/ALeqM5gz4PPNcpc_6lxKoAp96Zn_3JXo6Q Indonesia to pull out of OPEC: minister JAKARTA (AFP) — Indonesia will withdraw from the Organisation of Petroleum Exporting Countries after years of declining exports, the energy minister said Wednesday even as other producers cash in on soaring oil prices. The only Southeast Asian member of the cartel has become a net oil importer and will not bother to renew its OPEC membership at the end of this year, Energy and Mineral Resources Minister Purnomo Yusgiantoro said. When I get back to the office ... I will sign that we withdraw from OPEC, Yusgiantoro told a group of foreign reporters at a lunch in Jakarta. Analysts said the withdrawal should be a wake-up call to Indonesia to boost its spending on crumbling infrastructure and accused past governments of failing to manage the country's abundant oil and gas riches. Yusgiantoro said President Susilo Bambang Yudhoyono had told a recent budget planning meeting that he had decided to pull the country out of OPEC, which accounts for 40 percent of the world's oil supplies. But the minister said Indonesia, one of the smallest OPEC members, could rejoin if production increased in line with an ongoing effort to boost capacity after years of declining investment. If our production comes back again to a level that gives us the status of a net oil exporter then I think we can go back to OPEC, he said. Indonesia's membership of OPEC will expire at the end of 2008 when its current paid membership of the organisation runs out, Yusgiantoro said. We already paid the fee this year ... the fee is about two million euros (3.14 million dollars), he said. Indonesian officials have for years been weighing up the benefits of pulling out of OPEC, which the country joined in 1961. While other members have enjoyed windfall profits on the back of high global oil prices, Indonesia has been unable to get enough of its 4.37 billion barrels in proven reserves to the market. As a net oil importer Indonesia would prefer lower prices but OPEC has been reluctant to boost supply to ease pressure on markets, where oil hit an all-time high above 135 dollars per barrel last week. Parliament energy committee chairman Agusman Effendi said OPEC's failure to do more to boost supply had made Indonesia's decision to withdraw from the cartel easier. If OPEC had more solidarity with its members and helped those like us who are suffering from the current high prices, it would have been a different matter, he said. He conceded the oil giants were unlikely to listen to Jakarta's complaints. Indonesia is such a small producer, its output means nothing compared to that of most of the other members. Our pullout will mean nothing, he said. The cost of sustaining massive fuel subsidies in the face of record oil prices forced the Indonesian government last week to hike the retail fuel price by some 30 percent. The move has sparked widespread protests and piled pressure on the government ahead of elections next year. Oil production in the archipelago has been in decline since 1995 with yields dropping in well-established fields, Yusgiantoro said. The government earlier this year lowered its oil sales estimate for 2008 to 927,000 barrels a day from a previous 1.034 million barrels. Kurtubi, an oil and gas analyst at the Center for Petroleum and Economics Studies, said the decline in Indonesia's oil production was a result of failure by successive governments to promote investment and exploration. The withdrawal of Indonesia from OPEC is actually something very embarrassing. It only shows the failures of the government, he said. 2008/5/28 oki musakti [EMAIL PROTECTED]: Sekilas saya dengar di warta beritanya SBS bahwa Indonesia cabut dari OPEC dengan alasan sudah jadi net importir minyak. Benarkah ini, koq beritanya belum muncul di detik.com ya? Kalau memang benar, turut berduka cita. Salam O' PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No.
Re: [iagi-net-l] Perlukah Indonesia keluar dari OPEC ?
lha kalo OPEC sendiri sudah tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai pengontrol harga minyak, artinya organisasi ini sudah tidak ada artinya dong pakdhe? jadi buat apa bertahan sebagai anggota? gimana kalo bikin organisasi negara pengimpor minyak sajah, dan berjuang melawan negara-negara kaya minyak yang gak mau naikin produksi biar harga tetap tinggi. ini tentu lebih membanggakan On 5/8/08, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Perlukah Indonesia keluar dari OPEC ? Rovicky DP http://rovicky.wordpress.com/2008/05/07/perlukah-indonesia-keluar-dari-opec/ Seorang kawan minta pandanganku tentang keanggotaan Indonesia di OPEC On Tue, May 6, 2008 at 8:06 PM, ratna gitasari wrote: Vicky, apa pendapatmu tentang rencana (yang sudah pasti) keluarnya RI dari OPEC? bagi-bagi pengetahuan di sini… ya OPEC sebenernya sebuah organisasi bergengsi ketika OPEC mampu mengendalikan harga minyak dengan kuotanya, namun saat ini OPEC sepertinya tidak banyak mempengaruhi harga minyak. Juga ketika Indonesia sudah menjadi net importir, Indonesia masih tercatat sebagai anggota OPEC. Tetapi sependek pengetahuanku, menjadi net exportir bukanlah syarat keanggotaan OPEC. Jadi sepertinya asalkan anggotanya masih mengeksport minyak maka bisa menjadi anggota. Indonesia saat inipun sebenarnya juga masih mengeksport minyak namun juga mengimpor minyak, baik dalam bentuk minyak mentah maupun BBM (refined). Posisi sulit Indonesia saat ini memang sedang kesulitan berat dalam pengelolaan sumberdaya energi. Saat ini kebutuhan energi didalam negeri hampir 40% masih didominasi oleh minyak bumi. Sedangkan sisa lainnya dipenuhi dari batubara (yang mulai meningkat sejak 1980an), Gas lebih banyak dijual karena biasanya gas itu dijual dengan sistem kontrak. Karena sistem kontrak ini, maka harga gas tidak bisa serta-merta naik seperti harga minyak. Btw, harga minyak yang saat ini disekitar 120USD/barrel sakjane sudah tidak realis. Karena harga minyak saat inipun sudah menggunakan future trading atau sistem ngijon. Membeli untuk kebutuhan tigabulan mendatang. Dan karena ketakutan tidak mendapat jatah di masa mendatang inilah yang menyebabkan harga minyak menanjak. Demikian juga dengan batubara yang ikutan melonjak. Tapi lagi-lagi gas yang menjadi andalan eksport Indonesia tidak bisa menolong kenaikan harga energi ini. Perkembangan harga minyak bulan ini Fluktuasi harga minyak saat ini banyak yang menduga akibat beberapa faktor antara ain supply minyak yang terganggu akibat produksi Shell di Nigeria, nilai US dollar yang melemah, serta kebutuhan (demand) dimasa mendatang yang tidak pasti atau keraguan mendapatkan pasokan energi primer. Indonesia yang menderita Indonesia itu menjadi net importir minyak sejak 2004. Jadi sejak 2004 Indonesia secara riil selalu nombokin belanja minyak di dalam negeri. Produksi Indonesia hanya sekitar 800 000 barrel sehari, sedangkan kebutuhannya diatas 900 000 barrel sehari. :( Pakdhe, syapa sih yang haus dengan BBM ini. Makanya harga minyak naik ya Indonesia termehek-mehek Nah apakah saat ini memang sudah tepat kalau Indonesia keluar dari OPEC? OPEC sendiri tidak meminta Indonesia keluar, karena dalam banyak hal wakil Indonesia di OPEC sejak dulu selalu mendapat peran yang penting (terutama Subroto). Jadi keanggotaan Indonesia di OPEC sangat dinanti-nanti. Hal ini disebabkan Indonesia termasuk negara yang berpengalaman dalam mengelola perminyakan. Lah wong sejak akhir 1890 sudah mulai memproduksi minyak kok. Sedangkan saudi ini baru sekitar tahun 1930-1940-an, kalau ga salah. Indonesia memang berpengalaman dalam mengelola tetapi bukan ahli memanfaatkan sumber energi ini untuk kebutuhan dalam negeri, sehingga Indonesia saat ini malah sudah terlanjur manja BBM. Dan belum bersiap-siap bergeser ke sumber energi lain. Lah mau ngganti Geothermal saja terganjal adat di Bali, mau bikin PLTN malah difatwa sama ulama lokal. :D Lah yo itu yang bikin mumeth … :( hihihihih sampe-sampe Pak SBY puzink ya Pakdhe Kalau melihat gelagatnya harga minyak ga bakalan kurang dari 100$/bbl. Jadi fluktuasinya akan berkisar diatas 100. Bahkan ada yang menduga pada dua tahun kedepan akan berkisar 150, bahkan bisa-bisa mencapai 200$/bbl. Finansial atau kebanggan sebagai bangsa Keluar dari OPEC secara finansial mungkin menguntungkan karena tidak harus membayar iuran keanggotaan sebesar 2 Juta Dollar setahun. Tetapi harus diingat bahwa ada policy atau kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif. yang artinya kalau Indonesia ini mau aktif dalam politik dunia, ya mesti ikutan lah. Termasuk dulu aktif dalam kegiatan PBB, Nonblok, Asean, G-15 dan organisasi lainnya. Tidak hanya kebanggaan saja, mungkin dengan sesama anggota OPEC Indonesia mampu mengundang negara-negara anggota lainnya itu untuk menjadi investor, atau bahkan bersedia menjual minyaknya dibawah harga normal. Tentusaja ini sangat dipengaruhi oleh siapa yang menjadi
Re: [iagi-net-l] High Pressure atau OverPressure
kalo 500 psi lebih tinggi dari gradien air tawar di kedalaman 8000 ft ss, saya rasa belum bisa dibilang overpressure, di tempat saya kerja sekarang, pressure initial ya sekitar segitu dan kita gak pernah bilang itu overpressure. implementasi overpressure saya rasa lebih ke lithology porous, mau reservoir ataupun aquifer. yang penting ada caprock mau itu shale tebal ataupun anhydrite 0.5 meter. coba aja drilling di caprock shale tebal, pasti gas reading belum akan naik tuh, tapi pas kita sudah tembus porous lithology, gas reading naik dan dapat kick, baru kita bilang sudah masuk overpressure zone. On 2/2/08, Bambang Satya Murti [EMAIL PROTECTED] wrote: Saat mengebor, atau mereview data sumur, kita sering berhadapan dengan kedua istilah tersebut. Ini mungkin bidang-nya Kang Shofie dan Mas Gumilar. Lha kalau geologist ya ngertinya shale - sandstone - limestone - coal - etc...Yang sering bikin puyeng, kapan sebetulnya suatu interval itu dinamakan normally pressurized, high pressure, highly pressurized, over pressured, atau justru under pressure. Sebetulnya referensi-nya dilakukan terhadap apa ya? Apakah gradien hydrostatik air tawar? Brine? Kalau misalnya, suatu interval, memiliki kelebihan pressure sebesar 500 psi dari gradien air tawar, let's say pada kedalaman 8000' TVDSS, apakah itu masuk kategori high pressure atau sudah over pressure ya? Ada yang pernah menemukan kasus Over Pressure di environment turbidit (ini juga rapid deposition kan)?. Terminologi ini sebetulnya di implementasi kan ke shale atau ke reservoir ya? Atau barangkali rekan-rekan lainnya bisa memberi pencerahan? Salam, Bambang Never miss a thing. Make Yahoo your home page. http://www.yahoo.com/r/hs
Re: [iagi-net-l] Stromatolit Satonda, Sumbawa : Time Tunnel to Pra-Cambrium Seas
jadi gak perlu jauh-jauh ke middle-east kalo mau liat stromatolite ya pak hehehe On 11/3/07, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Seorang rekan geologist bertanya tentang stromatolit di pulau kecil Satonda utara Sumbawa. Pulau sekecil Satonda yang belum tentu muncul pulaunya atau namanya di atlas2 anak sekolah, memiliki arti yang begitu besar sebab langka sekali tempat seperti Satonda di Bumi ini - yaitu memiliki stromatolit, terumbu paling tua yang telah muncul sejak Archean. Kurang apalagi keistimewaan geologi Indonesia ? Semoga berguna. salam, awang Ribuan-ratusan juta tahun sebelum binatang2 bersel banyak (metazoans) pembangun kompleks terumbu muncul, sekelompok organisme marin prokariotik (golongan bakteri dan alga biru-hijau dengan sel yang intinya belum jelas terpisah di dalam sitoplasma) diketahui telah mampu membangun struktur2 batugamping terumbu yang masif. Struktur2 masif ini ternyata dapat melewati ribuan-ratusan juta tahun masa pelapukan/perusakan , sehingga struktur2 ini kini masih dapat ditemui membangun beberapa unsur bentang alam di Amerika Utara, Afrika, Asia, dan Australia. Struktur2 terumbu awal ini dikenal sebagai Stromatolit, terbentuk dalam suatu lingkungan oseanografik yang memerlukan kondisi tertentu. Stromatolit adalah struktur organo-sedimen (simbiose antara ganggang-sedimen gampingan) yang dihasilkan oleh setumpuk besar lembaran2 coccoid cyanobacteria (dikenal juga sebagai ganggang biru-hijau, bakteri biru-hijau, myxophyceae atau chyanophyta) , melalui pemerangkapan sedimen gampingan, pengikatan, dan/atau pengendapan. Proses pembentukan stromatolit ini banyak dibahas di dalam Walter (1976 – Stromatolites, Elsevier, Amsterdam; buku sangat tebal hampir 800 halaman membahas A sampai Z tentang stromatolit) ; Walter (1983 – Archean stromatolites : evidence of the Earth's earliest benthos, dalam buku Earth's Earliest Biosphere, Princeton Univ. Press). Menurut Bates dan Jackson (1987, eds. – Glossary of Geology, American Geological Institute), istilah stromatolit diusulkan oleh Kalkowsky pada 1908 sebagai stromatolith (kemudian menjadi stromatolite/ algal stromatolite; sedangkan stromatolith dipakai Foye 1916 untuk tubuh intrusi magma retas lempeng –sill yang menjemari dengan batuan sedimen) Stromatolit muncul untuk pertama kalinya pada suatu waktu antara Archean tengah-Archean akhir (sekitar 3000 juta tahun yang lalu -Ma atau 3 Ga – giga years ago/milyar tahun yang lalu). Menjelang awal Proterozoikum (2,5 Ga) mereka berkembang dalam lingkungan yang luas. Fosil stromatolit paling tua ditemukan di Zimbabwe baratdaya (2800-3100 Ma –menurut Stokes et al., 1978 – Introduction to Geology, Prentice Hall). Tulisan Pellant dan Phillips (1990 - Rocks, Minerals, and Fossils of the World – Little, Brown and Co. ) menyebutkan bahwa stromatolit dapat berkembang seawal 3800 Ma. Stromatolit merupakan organisme pembangun terumbu yang dominan selama Pra-Kambrium (meliputi Archean dan Proterozoikum) dan berlanjut sampai sekitar 600 Ma (memasuki Kambrium pada 570 Ma). Sejak itu, terjadi penurunan kelimpahan stromatolit. (Fagerstorm, 1987 – The evolution of reef communities, John Willey and Sons). Stromatolit masih ditemukan sepanjang Paleozoik, Mesozoik, dan Tersier, dengan kelimpahan yang semakin menurun (Fagerstrom, 1987). Di samping sebagai pembangun terumbu tingkat awal, stromatolit juga telah memainkan peranan penting dalam membentuk komposisi kimiawi atmosfer. Cyanobacteria pembentuk stromatolit adalah makhluk yang berfotosintesis. Seperti kita tahu, produk fotosintesis adalah oksigen. Maka, pembentukan stromatolit dengan sendirinya telah mengoksigenasi atmosfer awal Bumi yang miskin oksigen pada Archean dan Proterozoikum menjadi mempunyai oksigen yang cukup. Dengan hadirnya oksigen, maka mulailah berkembang fauna2 bersel tunggal yang membutuhkan oksigen, diperkirakan itu terjadi pada pertengahan Proterozoikum (1500 Ma). Pada ujung Proterozoikum atau memasuki Kambrium, tingkat oksigen sudah 10 % daripada tingkatnya sekarang, maka mulailah metazoa marin berkembang (Gross, 1990 – Oceanography : a view of the Earth, Prentice Hall). Pada awal Kambrium, dalam evolusi makhluk hidup terjadi apa yang disebut dengan Ledakan Kambrium (Cambrian Explosion). Ini adalah ledakan kelimpahan fauna metazoan. Kelimpahan metazoan ini menciptakan persaingan, dan fauna prokariotik pembangun stromatolit di pihak yang kalah, sehingga telah menurunkan perkembangan stromatolit secara signifikan. Namun, Stromatolit adalah bentuk yang tahan banting, ia telah ditemukan dapat berkembang sampai sekarang (Resen) di beberapa bagian dunia di tempat yang sangat spesifik, yang terkenal adalah yang berkembang di Shark Bay (Teluk Hiu) di Australia barat, di utara Perth. Karena Indonesia sebagian besar disusun oleh formasi batuan berumur muda, stromatolit hampir tidak pernah ditemukan dalam catatan fosil Indonesia. Stromatolit dapat melewati masa
[iagi-net-l] volcanic eruption in Yemen
jangan dikira hanya volcano di indonesia yang aktif, di middle east ternyata juga ada. (Red sea) Three killed as volcano erupts *http://edition.cnn.com/2007/TECH/science/10/01/yemen.volcano/index.html* ** *(CNN)* -- NATO ships rescued two survivors and spotted three bodies off the coast of a small Red Sea island Monday morning, following a spectacular volcanic eruption the night before, a NATO commander said. Lava flows and clouds of smoke and ash reach skyward after a volcano eruption on the island of Jazirt Atta-Ir. The Yemeni Coast Guard rescued 21 of the 29 Yemeni military personnel who were on the island when the volcano erupted, but they requested help from a nearby six-ship NATO task force en route to the Suez Canal, according to Ken Allan of the Canadian Navy's HMCS Toronto.
Re: [iagi-net-l] First coal liquefaction plant proposed for South Kalimantan
Mohon maaf saya tidak tahu bu, mungkin bisa ditanyakan langsung ke yang berwenang di departemen perdagangan. Karena project technology share coal-to-liquid ini katanya adalah bagian dari kerjasama FTA antara indonesia dan Jepang. regards, Razi On 7/16/07, Rina Susi [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr.wb. Selamat pagi, salam IAGI.. perkenalkan saya Rina, staff geologi PT. Carsurin Laboratorium Batubara dan Mineral, terimakasih pak Fakhrur atas informasinya mengenai coal liquefaction plant. Saya mau menanyakan pak, apakah ada contact person-nya dari Jepang tersebut pak? Sekian , terimakasih. Best Regards, *Rina Susilaningsih* *PT. Carsurin* Coal Mineral Department Sarana Penjaminan Bldg. 7th Floor, Jl. Angkasa Block B-9, Kav. 6, Kota Baru Bandar Kemayoran, Jakarta 10720 INDONESIA Phone : +62 21 6540 328/428/416 Facs: +62 21 6540 346 Mobile : +62 81 579 572 39 E-mail : [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Web : www.carsurin.com -- *From:* M Fakhrur Razi [mailto:[EMAIL PROTECTED] *Sent:* Saturday, July 14, 2007 2:09 PM *To:* iagi-net@iagi.or.id *Subject:* [iagi-net-l] First coal liquefaction plant proposed for South Kalimantan Hasil kerjasama baru dengan Jepang yang ditandatangani bulan lalu, jepang akan membantu kita untuk mengembangkan coal liquefaction plant. Mudah-mudahan coalnya masih ada gak habis di curi pertambangan liar .. *First coal liquefaction plant proposed for South Kalimantan* *Ika Krismantari*, The Jakarta Post, Jakarta Following its establishment in May, a consortium made up of coal mining firms will soon begin a feasibility study on plans to build the country's first coal liquefaction plant. Bukin Daulay, the director of the Energy and Mineral Resources Ministry's Mineral and Coal Technology Research and Development Center, said Friday that the feasibility study on the project would begin in August and would take six months to complete. JBIC (Japan Bank for International Cooperation) will finance the feasibility study by providing a grant of US$500,000, Bukin said following a meeting between the consortium and government officials. He said that the consortium had agreed during the meeting to build the US$1.3 billion plant in coal-mining firm Arutmin's mining concession in Satui, South Kalimantan. Based on the results of a pre-feasibility study by Japanese research firms in 2002, Satui was the most suitable site for the project, Bukin said. He also said that Arutmin might supply 2.5 million tons to the plant, which would convert coal into liquid fuels like gasoline and diesel, and have an initial capacity of 13,500 barrels per day. The other members of the consortium would likely contribute to the project in the form of equity. However, precise figures had yet to be discussed, Bukin said. The price of the plants output would be highly competitive, at an average price of $35 per barrel, compared to crude oil, whose price is expected to reach $100 per barrel in the next few years, said Eiichiro Makino, a coal industry consultant advising the ministry. The plant is expected to come onstream in 2013. Coal liquefaction is one of the alternative sources of energy that will be promoted by the government as part of its efforts to decrease the country's dependency on oil. Under the government's latest energy policy, coal liquefaction should account for 2 percent of the total national energy mix by 2025. The government hopes that the capacity of the South Kalimantan plant can be raised to 27,000 barrels per day by 2017 at a cost of $2.1 billion. In order to meet the 2 percent target, Indonesia will need the develop coal liquefaction plants with a combined output of 189,000 barrels per day by 2025
[iagi-net-l] First coal liquefaction plant proposed for South Kalimantan
Hasil kerjasama baru dengan Jepang yang ditandatangani bulan lalu, jepang akan membantu kita untuk mengembangkan coal liquefaction plant. Mudah-mudahan coalnya masih ada gak habis di curi pertambangan liar .. ** *First coal liquefaction plant proposed for South Kalimantan* *Ika Krismantari*, The Jakarta Post, Jakarta Following its establishment in May, a consortium made up of coal mining firms will soon begin a feasibility study on plans to build the country's first coal liquefaction plant. Bukin Daulay, the director of the Energy and Mineral Resources Ministry's Mineral and Coal Technology Research and Development Center, said Friday that the feasibility study on the project would begin in August and would take six months to complete. JBIC (Japan Bank for International Cooperation) will finance the feasibility study by providing a grant of US$500,000, Bukin said following a meeting between the consortium and government officials. He said that the consortium had agreed during the meeting to build the US$1.3 billion plant in coal-mining firm Arutmin's mining concession in Satui, South Kalimantan. Based on the results of a pre-feasibility study by Japanese research firms in 2002, Satui was the most suitable site for the project, Bukin said. He also said that Arutmin might supply 2.5 million tons to the plant, which would convert coal into liquid fuels like gasoline and diesel, and have an initial capacity of 13,500 barrels per day. The other members of the consortium would likely contribute to the project in the form of equity. However, precise figures had yet to be discussed, Bukin said. The price of the plants output would be highly competitive, at an average price of $35 per barrel, compared to crude oil, whose price is expected to reach $100 per barrel in the next few years, said Eiichiro Makino, a coal industry consultant advising the ministry. The plant is expected to come onstream in 2013. Coal liquefaction is one of the alternative sources of energy that will be promoted by the government as part of its efforts to decrease the country's dependency on oil. Under the government's latest energy policy, coal liquefaction should account for 2 percent of the total national energy mix by 2025. The government hopes that the capacity of the South Kalimantan plant can be raised to 27,000 barrels per day by 2017 at a cost of $2.1 billion. In order to meet the 2 percent target, Indonesia will need the develop coal liquefaction plants with a combined output of 189,000 barrels per day by 2025
[iagi-net-l] Asia is increasingly going nuclear
australia katanya sudah siap untuk bantu pasok uranium untuk indonesia dan agreement sudah dibuat tahun 2006. Jadi masalah dengan cadangan uranium kita yang hanya 10 tahun sudah terjawab dong ya, tapi industri strategis seperti ini kalo sangat tergantung dengan negara lain bisa gawat juga ya? Asia is increasingly going nuclearhttp://www.gulfnews.com/opinion/columns/world/10137620.html Gulf News - Dubai,United Arab Emirates Asia is increasingly going nuclear By Abdullah Al Madani, Special to Gulf News Published: July 08, 2007, 00:23 In his recent survey, Professor Purnendra Jain, head of Asian Studies at Australia's Adelaide University, holds that many Asian countries are currently competing for nuclear status in a way not seen since the 1970s. He supports his conclusion by reports suggesting that 17 of the 28 nuclear power plants under construction around the world are in Asia. This is true. In addition to Asia's two giants, India and China, which are enhancing their nuclear-power generation capabilities, almost all other Asian states are either on the way to going nuclear or expressing their intention to have civilian nuclear programmes. Vietnam, for example, has already decided to install two nuclear reactors in the coming decade. Thailand is said to be conducting research for nuclear power with the apparent aim of having a plant operational by 2020. Malaysiahas hinted that it might consider the nuclear-energy option in the near future. The South Korean government has already announced its decision to increase the number of nuclear power plants in the country. And Japan, the world's third largest home to such plants after the United States and France, seems to be ready to increase its dependency on power generation from nuclear sources from the current 30 per cent to 40 per cent in the next 10 years. The Japanese, however, are very careful in this regard, something that can be attributed to their fear of nuclear accidents similar to the one in their Tokaimura plant in 1999. On the other hand, the Hong Kong authorities are under immense pressure to go nuclear by establishing their own nuclear power plants or benefiting from those across the border in mainland China. This is aimed at improving the island's rapidly deteriorating air quality, caused by its long reliance on fossil fuel for electricity on the one hand and industrial pollution from mainland China on the other. As Professor Jain correctly puts it, Hong Kong may lose its business to other Asian countries if this environmental problem is not quickly dealt with. *Enough uranium available* Focusing on the reasons behind this new nuclear race in the Far East, one can list numerous driving factors, including the rapidly growing demand for power due to economic and industrial expansion and the improvement of living standards; high oil prices in recent years; rising competition for natural resources; the danger of over-reliance on imported oil and gas for energy needs from the troubled Middle East; and pressure to use more environmentally-friendly energy. Moreover, there is now enough uranium available to commence nuclear programmes and, unlike fossil fuel, it is cheap. According to a report published in 2005 by the Organisation for Economic Cooperation and Development, production of uranium recorded significant increases between 2003 and 2005 with 19 countries mining it, particularly Australia, Kazakhstan and Namibia. The aforementioned justifications for going nuclear, however, have been met with severe criticism and opposition from various local organisations and political forces, despite the increasing support for cleaner and greener power-generation options. Their argument often concentrates on the high costs and risks associated with nuclear power, citing the disastrous consequences of the 1979 accident at Three Mile Island in the US and the 1986 Chernobyl explosion in the former Soviet Union. It also concentrates on the difficulty of ensuring that nuclear technology once obtained will not be used for purposes other than civilian. Perhaps the case of Indonesia is the best example of the ongoing debate between pro and anti-nuclear option forces in Asia. Having received a nod from the International Atomic Energy Agency for its civilian nuclear programmes, Indonesia is planning to start building its first nuclear power plant by 2010 and four other such plants by 2017 with the aim of producing at least 17 per cent of the country's power demand from untraditional sources. It is reported that South Korea has already agreed to help Indonesia build these plants and provide fissile material and technology. It is also reported that Australia, the holder of 40 per cent of world uranium deposits and the second-largest supplier of this commodity after Canada, has expressed its readiness to cooperate with Indonesia in this field under the 2006 bilateral security agreement. While Jakarta maintains that its going nuclear policy is significantly
Re: [iagi-net-l] Pore Pressure
ada lho pak yang lebih dangkal dari itu, saya pernah ketemu well yang jika kita plot sonicnya kelihatan jelas bahwa zone overpressurenya dimulai dari kedalaman 400 m. MW sekitar 12 - 20 ppg. Yang saya tau daerah itu memang uplifted 3000 m. ini karena faktor kompaksi saat sedimentasi. untuk keperluan drilling, yang terpenting kan sebenarnya gimana kita mengidentifikasi caprock dari overpressure itu sendiri. kalo di deltaic, kalo sudah drilling di interval shale-rich yang tebal tentu kita sudah berhati-hati. Kalo di area yang kayak anhydrit malah gak perlu lapisan tebal sudah bisa menjadi cap rock buat overpressure. salam, Razi On 6/27/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau pendapat saya: 1. Andaikata depth 1950m itu memang transisi zone, dan 2500m itu sudah overpressure pada daerah rapid sedimentation maka ini overpressure zone ini saya anggap dangkal (??). Posisi HC dengan structure trap bagaimana, Pak Bambang? 2. Formasi yg overpressure itu tersingkap dipermukaan. Overpressure ini bisa terjadi karena factor meteoric gravity driven (topography) atau karena kompaksi karena rapid sedimentaion itu. Atau factor lain yg saya belum ketahui. Ini perlu data2 yg lebih lengkap. 3. Kalau ada data sonic, bisa dibuat trend normal dan tidak normal untuk memprediksi transisi-overpessure zone. 4. Overpressure karena factor kedalaman tidak selalu. Kalau mengikuti stratigraphy bisa saja terjadi seperti lateral discontinuity. Pak Bambang, aku nggak mancing2 loh...?? sekian dulu nanti disambung lagi. Cheers, gde Saya berharap ada yang mau share tentang pore pressure. Di sumur-sumur offshore yang jaraknya sekitar 25 kilometer didapatkan transition zone pada kedalaman sekitar 1950 meter (6000 ft). Drilling dihentikan pada kedalaman 2500 m karena memerlukan lumpur 2.18 sg (18 ppg) untuk drilling zona overpressure tsb. Formasi yang overpressure di offshore tersebut sebagian tersingkap ke permukaan di onshore. Bagaimana mengantisipasi overpressure di onshore ini, pada kedalaman berapa diperkirakan overpressure, atau karena terekspose ke permukaan sehingga menjadi tidak overpressure? Sebenarnya zona transisi mengikuti stratigrafi atau kedalaman? Thanks Pujas - You snooze, you lose. Get messages ASAP with AutoCheck in the all-new Yahoo! Mail Beta. Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Petrophyics - Condensate
ambil pressure lebih banyak belum tentu membantu, pake chart schlumberger litholgy thickness Versus optimum pressure point. Ya, di HPHT banyak tight reservoir, jadi sering supercharging, sulit cari pressure gradient valid. regards, Razi On 6/23/07, Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED] wrote: Qz gauge Akurasi memang +/- 2psi tapi resolusinya 0.01psi untuk lebih yakin ambil pressure test yang banyak untuk gradient. pressure gradient untuk overpressure sama dengan normal pressure. analoginya dengan air dalam bejana tertekan dan tidak tertekan, BJ air tetap. supercharging bukan di HPHT tapi di low perm sand, yang didrilling dg high MW. Supaya presure gradient lebih sensitif, gunakan psi/m, bukan psi/ft On 6/21/07, M Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote: secara teory bisa saja pak kalo reservoir virgin mengandung high volatile oil dengan API sekitar 45 - 55. Kalo mau membedakan dengan kondensasi gas bisa dengan LFA di reservoir tersebut. Kalo dari pressure gradient tentu kita harus sangat berhati-hati karena apalagi perbedaan hanya 0.02psi/ft. Kalo ambil pressurenya pake MDT, ingat bahwa akurasi MDT pressure test +/- 2 psi (CQG), cukup sulit membedakan 0.07 psi/ft dengan 0.09 psi/ft. untuk reservoir di HPHT, pressure gradient yang dipakai relative sama, tapi tentu tingkat akurasi perlu diperhatikan karena di HPHT sangat sering kita mengalami supercharging. regards, Razi On 6/21/07, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Barangkali ada yang mau share masalah sederhana yang sedang saya hadapi sekarang. Di plot pressure gradient saya menemukan harga sekitar 0.09 psi/ft. Secara teori kemungkinan adalah wet gas atau kemungkinan laen adalah condensate. Pertanyaan saya apakah condensate itu ada dalam kondisi reservoar masih virgin atau terjadi secara alami dan bukan merupakan hasil penurunan pressure (dew point)? Apakah kita boleh mengartikan bahwa condensate itu sebagai very light oil atau gassy oil? Kalo bisa terjadi secara alamai, bagaimana membedakannya dengan hasil proses kondensasi gas? Di oil coloum, gradientnya sekitar 0.25 - 0.3 psi/ft yang berkorelasi dengan oil 37 degs API, sementara untuk gasnya bervariasi dari 0.025sampe 0.07 psi/ft. Terima kasih sebelumnya. Shofi -- *** Amir Al Amin Operation/ Wellsite Geologist (62)811592902 amir13120[at]yahoo.com amir.al.amin[at]gmail.com Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Petrophyics - Condensate
secara teory bisa saja pak kalo reservoir virgin mengandung high volatile oil dengan API sekitar 45 - 55. Kalo mau membedakan dengan kondensasi gas bisa dengan LFA di reservoir tersebut. Kalo dari pressure gradient tentu kita harus sangat berhati-hati karena apalagi perbedaan hanya 0.02 psi/ft. Kalo ambil pressurenya pake MDT, ingat bahwa akurasi MDT pressure test +/- 2 psi (CQG), cukup sulit membedakan 0.07 psi/ft dengan 0.09 psi/ft. untuk reservoir di HPHT, pressure gradient yang dipakai relative sama, tapi tentu tingkat akurasi perlu diperhatikan karena di HPHT sangat sering kita mengalami supercharging. regards, Razi On 6/21/07, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Barangkali ada yang mau share masalah sederhana yang sedang saya hadapi sekarang. Di plot pressure gradient saya menemukan harga sekitar 0.09 psi/ft. Secara teori kemungkinan adalah wet gas atau kemungkinan laen adalah condensate. Pertanyaan saya apakah condensate itu ada dalam kondisi reservoar masih virgin atau terjadi secara alami dan bukan merupakan hasil penurunan pressure (dew point)? Apakah kita boleh mengartikan bahwa condensate itu sebagai very light oil atau gassy oil? Kalo bisa terjadi secara alamai, bagaimana membedakannya dengan hasil proses kondensasi gas? Di oil coloum, gradientnya sekitar 0.25 - 0.3 psi/ft yang berkorelasi dengan oil 37 degs API, sementara untuk gasnya bervariasi dari 0.025 sampe 0.07 psi/ft. Terima kasih sebelumnya. Shofi
[iagi-net-l] test email -- pls ignore
test email
[iagi-net-l] LCM Mica merusak formasi?
jika saya punya reservoir oil depleted dgn lithology sandstone, dulunya waktu di drill pernah terjadi total loss di sand tsb, dan di beri mika utk melawan loss, apakah mika ini bisa menjadi merusak formasi? seberapa besar dampaknya terhadap reservoir? mhn pencerahannya. salam, Razi Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Tanya Naturally Fracture Reservoir
Punten pak, kenapa batuan ductile yang umumnya menjadi fracture reservoir? mohon penjelasannya\ terima kasih, Razi On 5/31/07, Bambang Pujasmadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Fractured reservoir umumnya terdpat pada batuan yang ductile. Pada soft sand misalnya, kalau terjadi fracture maka kecil kemungkinan membentuk fracture reservoir karena akan sealed. Dengan demikian, logikanya frac job akan berfungsi dengan baik untuk meningkatkan permeability. Salam pujas
Re: [iagi-net-l] Konversi salinity ke fluid density
download aja dari link dibawah ini: http://www.slb.com/content/services/resources/software/ihandbook.asp? dibagian general info ada unit conversion calculator, satuannya tinggal dipilih. On 8/11/06, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Barangkali ada yang mau share bagaimana caranya kita mengkoversi nilai salinitas (misal ppm NaCl) kedalam berat jenis fluida (gr/cc), kalo ada excelnya atau tiny software, boleh saya dibagi. terima kasih sebelumnya. Salam Shofi
[iagi-net-l] tanya: hydrocarbon-related diagenetic zone
Bapak/ibu yth, Adakah yg bisa kasih pencerahan ttg hydrocarbon-related diagenetic zones dan hubungannya dengan fault-seal analysis, bagaimana proses pembentukannya, cara mengenalinya diseismic dan core/cutting, success case etc. terima kasih sebelumnya best regards, Razi
[iagi-net-l] peta geologi jakarta
Ada gak ya yang punya peta geologi jakarta dalam bentuk softcopy, kalo ada mau dong saya dishare via japri, dalam beberapa hari ini saya banyak dapat pertanyaan ttg potensi gempa di jakarta dari teman-teman sekantor, mungkin kalo ada peta jakarta akan lebih mudah untuk menjelaskannya, terima kasih sebelumnya, Razi
Re: [iagi-net-l] ledakan niklir????
Pak, ini ada penjelasan lebih spesifik ttg cahaya gempa atau EQL (earthquake lights) saya kutip dari paper berjudul Earthquake lights and the stress-activation of positive hole charge carriers in rocks by France St-Laurent , John S. Derr , Friedemann T. Freund papernya malah dari pak Franc :) == On the basis of the foregoing discussion we propose that the luminous phenomena associated with earthquakes, often called earthquake lights, EQL, are caused by electric discharges. The source of these discharges lies in the Earth's crust, in confined rock volumes that represent asperities and build up high and rapidly increasing stresses as part of the earthquake preparation process. Such stresses activate electronic charge carriers that lie dormant in the rocks. These charge carriers are p-holes and electrons, of which the p-holes have the unique property that they can propagate through otherwise insulating rocks. If the rate at which the p-holes and electrons are activated exceeds the rate at which they can be dissipated, a situation may arise where the p-holes form a degenerate solid state plasma that can burst out of its confined rock volume and propagate at relatively high speed through the overlying rocks. When this charge cloud intersects the Earth's surface, it causes ionization of the air and, hence, corona discharges, which are accompanied by the emission of light. The many different forms and shapes of EQLs that have been reported suggest that the conditions of the solid state plasma and its discharge through the Earth's surface can be highly variable. Our conclusions seem to be consistent with not only the observed luminous phenomena but also with the reported emission of radio-frequency electromagnetic radiation and other effects. = sedangkan dentuman itu sendiri, bukannya sudah dijelaskan di milis ini satu bulan yang lalu ketika pak Irwan menerangkan ttg suara misterius dari imogiri, berikut kutipannya: On 6/30/06, Irwan Meilano [EMAIL PROTECTED] wrote: High-frek P-wave apabila sangat dangkal akan menghasilkan suara yg bisa kita dengar lansung (kalo dilaut disebut juga T-wave (acoustic wave)). Sesudah high-frek P-wave yg amplitude-nya sangat kecil, baru low-fre P-nyadatang dan terasa goyangan..dan sesudah itu baru S-wave yg lebih bergetar. saya tambahin dengan kutipan berikut: P wave [the primary wave, which people usually feel as a bang or thump] would be pretty distinct. ... There would probably be a few seconds of somewhat random shaking before it really got going. ... It's pretty common to have a little bit of time between when you first feel things going and the very severe shaking. That's a real critical period because, in this case, this is an earthquake where there's no question you should take cover. jadi, semuanya bisa dijelaskan secara ilmiah, tidak ada misteri atau ledakan bom nuklir seperti yang digosipkan orang2 awam. On 7/20/06, Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] wrote: apakah mungkin ledakan tsb disebabkan oleh ledakan air laut yang berusaha mengisi lubang hampa udara yang terbentuk karena adanya movement misalnya fault. efek seperti inilah yang dipakai sebagai impulse energy di airgun pada waktu survey seismic di air. jadi mungkin kejadiannya seperti ini, ada fault yang terjadi dan fault tsb meninggalkan suatu space yang hampa udara. nah pressure dari ruang hampa udara tsb. lebih kecil dari pressure air. jadi lah air tsb collapse. sehingga terjadilah ledakan. process ini juga yang mentrigger tsunami. kalau ledakan nya karena nuklir maka airnya tersembur keatas. ada yang lihat air tersembur keatas nggak kalau pijaran api karena apa ya? Vick teori aurora yang kamu sebutkan terjadinya gimana??? fbs - Original Message From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, July 20, 2006 4:34:24 PM Subject: Re: [iagi-net-l] ledakan niklir di salah satu tulisanku yg aku kasih link tersebut aku bandingin antara gelombang nuklir dengan gel gempa. Nah tinggal bantuan BMG ada yg bisa ngasih aku nggak ya ? RDP On 7/20/06, Hendri Ruslan [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Rovicky, Apa tidak bisa kita menjelaskan bahwa gempa kemarin bukan akibat ledakan nuklir dari sifat dan kecepatan rambat gelombangnya (P, S dsbnya). Mungkin teman-teman di BMG bisa membantu dan menampilkan hasil rekaman seismik gempa kemarin dan bentuk rekaman dari suatu ledakan buatan. Terima kasih, Hendri R. - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, July 20, 2006 12:57 PM Subject: Re: [iagi-net-l] ledakan niklir Mungkinkah Nuklir ? Jawaban tentang dentuman dan bola cahaya bisa dibaca ditulisan : http://rovicky.wordpress.com/2006/07/18/aurora-pertunjukkan-angkasa/ dan juga alternatif penjelasan seperti uraian pak Marufin :
Re: [iagi-net-l] Gempa lagi jkt
di cibubur kerasa juga cukup kencang, katanya epicenter di selat sunda, betul kah? On 7/19/06, Anton Prakoso [EMAIL PROTECTED] wrote: waah kalo saya malah kroso capeknya pak..., gempanya gak kerasa... abisnya lift dimatiken... n musti lewat tangga dari lantai 19 :) AP On 7/19/06, Bambang Murti [EMAIL PROTECTED] wrote: Iyo je Vick, jangan-jangan ini sedang menuju main shock instead of after shock? Kroso banget di lantai 12. -Original Message- From: Putrohari, Rovicky [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 19, 2006 6:08 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Gempa lagi jkt Duh jakarta goyang lagi? Ternyata ramalan ga perlu kata besok Rdp -- Sent from my BlackBerry Wireless Handheld - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- This e-mail, including any attached files, may contain confidential and privileged information for the sole use of the intended recipient. Any review, use, distribution, or disclosure by others is strictly prohibited. If you are not the intended recipient (or authorized to receive information for the intended recipient), please contact the sender by reply e-mail and delete all copies of this message. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Re: [HAGI-Network] Fw: New event Java again
saya setuju 100% pak franc, EM signature sudah beberapa kali bisa memberikan estimasi yg cukup bagus untuk masalah ini, dan semua data yang dimiliki kawannya pak franc dari aussie ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara EM signature dengan kejadian gempa setelahnya. mudah-mudahan ada yang bisa menindaklanjuti Razi On 7/20/06, Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] wrote: Itulah Pak Prajuto, mungkin kita bisa membantu dengan memamasang alat pengukuran EM yang biasa dipakai untuk shallow investigation apakah untuk metal detector dst. cuma kali ini yang dicari adalah signature EM dari udara (atmosfer) kita bisa bikin coil dengan tiga arah yang saling tegak lurus satu sama lain. jadi kayak sumbu2 X,Y,dan Z dari sistem coordinate 3 dimensi, untuk mendapatkan arah dari datang nya gelombang EM tsb. kita perlu pasang beberapa di sekitar dearah yang rawan gempa. Vektor2 nya bisa kita compilasi dan bikin petanya suapay tahu asalnya dari mana. saya sangat mengharapkan ada yang mau mencoba metode ini. terlebih-lebih situasi seperti sekarang ini. hasilnya tidak akan 100 % berhasil, tetapi saya yakin bisa membantu dalam prediksi pergerakan kerak sampai mungkin mantle bumi. Pak Prajuto mau mengkoordinir pemakaian sistem ini ? fbs - Original Message From: Prajuto [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 20, 2006 7:47:28 AM Subject: Re: [HAGI-Network] Fw: New event Java again Wah ini kereennn... Bicaranya sebelum eventnya. Sebaiknya dipelajari lebih mendalam, ditiru dan ditindak lanjuti. -Original Message- From: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Franciscus B Sinartio Sent: Wednesday, July 19, 2006 10:00 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [HAGI-Network] Fw: New event Java again Ini prediksi si Aussie yang dikirim tiga kali reading sesudah gempa pangadaran. awalnya saya tidak perduli karena saya pikir EM sisa2 eartquake sebelumnya, tetapi sore tadi saya baca lagi dan tambah besar signature nya, jadi saya balas email Rovicky dengan nb: ttg warning akan ada gempa lagi. (ada beberapa orang yang tertarik yang saya forwarding email2 tsb. selama beberapa hari) yang terakhir ini saya tidak sempat kirim soalnya biasanya saya forward malam2. entah kenapa siang tadi saya sempat2 in baca yahoomail dan kirim email tsb ke milis IAGI, HAGI dan IATMI-KL saya kira sudah waktunya kita mulai mencoba mendeteksi EM signature dari pergerakan bumi ini, apakah yang di ionosphere atau di atmosfir. Pak Iwan Taib dan jago2 EM yang lain, gimana..apakah kita bisa secepatnya pergunakan EM detektor yang ada? setahu saya hampir semua lab geofisika di Perguruan tinggi punya. dan untuk membuat nya tidak terlalu sulit. seingat saya di ITB yang buat adalah mahasiswa dan juga technical assistant Lab. mari rundingkan cara pendeteksian yang paling optimum dan ditempatkan dimana saja. fbs - Forwarded Message From: Phillip HOLLIS-WATTS [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED]; Venkatanathan Natarajan [EMAIL PROTECTED]; Shanmugasundaram [EMAIL PROTECTED]; Chen I-wan [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 19, 2006 2:12:33 PM Subject: New event Java again Urgent! we are tracking a new large event over Java @0700UT 19th July,2006 will see in next 1/2 hr what Magnitude Phil Can anyone else confirm please? -- https://www.lists.uni-karlsruhe.de/warc/hagi.html -- -- https://www.lists.uni-karlsruhe.de/warc/hagi.html -- - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Fw: New event Java again
Pak Kusuma, kalo membaca beberapa paper dari Freund, sebenarnya dia sudah melakukan research itu, jadi tidak hanya mengandalkan statistic data. sayangnya memang kesimpulan ttg adanya hubungan antara EM signature dan gempa ini masih perlu data yang lebih banyak dan mereka terkendala oleh sedikitnya sensor yang mereka punyai diseluruh dunia. regards, Razi On 7/20/06, R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Kelihatannya orang terkesima dengan EM sebagai pertanda gempa. Kalau boleh saya comment, gejala EM tentu ada hubungannya dengan earth magnetic field, yang jelas dikendalikan oleh inti bumi (ingat film the Core). Sedangkan gempa disebabkan pergerakan lempeng. Tentu memerlukan research yg teliti apakah ada hubungan pergerakan/perputaran inti bumi dengan pergerakan lempeng? Mungkin suatu hitch dalam perputaran inti bumi menginduksikan aktivitas dalam mantle (plumes?) yang kemudian mempengaruhi pergerakan lempeng. Kalau hanya mengandalkan korelasi statistik antara gejala atmosphere dengan gejala kerak bumi tanpa ada penjelasan mengenai hubungan itu, maka sama saja dengan astrologi atau horoscope yang mengkorelasikan konstelasi bintang dengan sifat (psikologi?) manuia, yang belum ada penjelasan ilmiahnya. RPK - Original Message - From: Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia HAGI [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 19, 2006 9:59 PM Subject: [iagi-net-l] Fw: New event Java again Ini prediksi si Aussie yang dikirim tiga kali reading sesudah gempa pangadaran. awalnya saya tidak perduli karena saya pikir EM sisa2 eartquake sebelumnya, tetapi sore tadi saya baca lagi dan tambah besar signature nya, jadi saya balas email Rovicky dengan nb: ttg warning akan ada gempa lagi. (ada beberapa orang yang tertarik yang saya forwarding email2 tsb. selama beberapa hari) yang terakhir ini saya tidak sempat kirim soalnya biasanya saya forward malam2. entah kenapa siang tadi saya sempat2 in baca yahoomail dan kirim email tsb ke milis IAGI, HAGI dan IATMI-KL saya kira sudah waktunya kita mulai mencoba mendeteksi EM signature dari pergerakan bumi ini, apakah yang di ionosphere atau di atmosfir. Pak Iwan Taib dan jago2 EM yang lain, gimana..apakah kita bisa secepatnya pergunakan EM detektor yang ada? setahu saya hampir semua lab geofisika di Perguruan tinggi punya. dan untuk membuat nya tidak terlalu sulit. seingat saya di ITB yang buat adalah mahasiswa dan juga technical assistant Lab. mari rundingkan cara pendeteksian yang paling optimum dan ditempatkan dimana saja. fbs - Forwarded Message From: Phillip HOLLIS-WATTS [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED]; Venkatanathan Natarajan [EMAIL PROTECTED]; Shanmugasundaram [EMAIL PROTECTED]; Chen I-wan [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 19, 2006 2:12:33 PM Subject: New event Java again Urgent! we are tracking a new large event over Java @0700UT 19th July,2006 will see in next 1/2 hr what Magnitude Phil Can anyone else confirm please? - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] paper ttg cahaya gempa dan penjelasan ttg dentuman ...was: Re: [iagi-net-l] Itu Aurora Bukan Api ! ... Dan dentuman itu bukan ledakan !
Pak, ini ada penjelasan lebih spesifik ttg cahaya gempa atau EQL (earthquake lights) saya kutip dari paper berjudul Earthquake lights and the stress-activation of positive hole charge carriers in rocks by France St-Laurent , John S. Derr , Friedemann T. Freund nuhun pak Franc atas kiriman papernya. == On the basis of the foregoing discussion we propose that the luminous phenomena associated with earthquakes, often called earthquake lights, EQL, are caused by electric discharges. The source of these discharges lies in the Earth's crust, in confined rock volumes that represent asperities and build up high and rapidly increasing stresses as part of the earthquake preparation process. Such stresses activate electronic charge carriers that lie dormant in the rocks. These charge carriers are p-holes and electrons, of which the p-holes have the unique property that they can propagate through otherwise insulating rocks. If the rate at which the p-holes and electrons are activated exceeds the rate at which they can be dissipated, a situation may arise where the p-holes form a degenerate solid state plasma that can burst out of its confined rock volume and propagate at relatively high speed through the overlying rocks. When this charge cloud intersects the Earth's surface, it causes ionization of the air and, hence, corona discharges, which are accompanied by the emission of light. The many different forms and shapes of EQLs that have been reported suggest that the conditions of the solid state plasma and its discharge through the Earth's surface can be highly variable. Our conclusions seem to be consistent with not only the observed luminous phenomena but also with the reported emission of radio-frequency electromagnetic radiation and other effects. = sedangkan dentuman itu sendiri, bukannya sudah dijelaskan di milis ini satu bulan yang lalu ketika pak Irwan menerangkan ttg suara misterius dari imogiri, berikut kutipannya: On 6/30/06, Irwan Meilano [EMAIL PROTECTED] wrote: High-frek P-wave apabila sangat dangkal akan menghasilkan suara yg bisa kita dengar lansung (kalo dilaut disebut juga T-wave (acoustic wave)). Sesudah high-frek P-wave yg amplitude-nya sangat kecil, baru low-fre P-nyadatang dan terasa goyangan..dan sesudah itu baru S-wave yg lebih bergetar. saya tambahin dengan kutipan berikut: P wave [the primary wave, which people usually feel as a bang or thump] would be pretty distinct. ... There would probably be a few seconds of somewhat random shaking before it really got going. ... It's pretty common to have a little bit of time between when you first feel things going and the very severe shaking. That's a real critical period because, in this case, this is an earthquake where there's no question you should take cover. jadi, semuanya bisa dijelaskan secara ilmiah, tidak ada misteri atau ledakan bom nuklir seperti yang digosipkan orang2 awam.(tadi pagi denger di elshinta ada lho yg tanya ttg kemungkinan adanya ujicoba nuklir yg menyebabkan terjadinya gempa pangandaran) - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia HAGI [EMAIL PROTECTED]; migas indonesia [EMAIL PROTECTED]; pedulibencana@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, July 18, 2006 5:43 PM Subject: [iagi-net-l] Itu Aurora Bukan Api ! ... Dan dentuman itu bukan ledakan ! Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang berpendar seolah menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari tapi bukan angin yg berhembus loh ya :) ) Itu Aurora Bukan Api ! Dentuman itu bukan ledakan ! Selanjutnya silahkan lihat indahnya pertunjukan angkasa ini http://rovicky.wordpress.com/2006/07/18/aurora-pertunjukkan-angkasa/ rdp - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] antisipasi kemungkinan gempa berikut nya Re: [iagi-net-l] Simulasi Gempa
sudah saatnya mendesak pemerintah untuk kembali sosialisasi cara-cara penyelamatan diri jika terjadi gempa. saya cukup prihatin melihat (dan membaca berita ttg) para pekerja di gedung2 tinggi jakarta yang berebutan keluar gedung dengan menggunakan lift pada saat terjadi gempa pangandaran kemaren, padahal seharusnya yang dilakukan adalah turun melalui jalur evakuasi (tangga darurat). On 7/18/06, Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] wrote: supaya tidak kecolongan lagi, mungkin baik juga IAGI membuat semacam riset kecil untuk mempelajari kemungkinan terjadi nya gempa beikut nya terutama di daerah sekitar ring of fire ini. gunanya bukan untuk membuat panik, tetapi untuk masukan ke authorities untuk mengadakan latihan early warning baik persiapan early warning untuk tsunami maupun untuk antisipasi efek dari gempa. pertanyaan saya apakah daerah sekitar gempa di Sumatra dengan daerah gempa yang barusan juga rentan untuk gempa? misalnya sekitar krakatau, selat sunda terus ke utara dekat2 fault Semangko (Sumatra fault) ? hari ini kawan dari aussie kirim lagi berita bahwa dia ada reading em signature lagi, cuma dia tidak mau sebut tempat lagi katanya sekitar p Jawa. soalnya pengukuran dia salah 1 % saja, maka range kesalahan nya sudah antara yogya sampai padang, atau mungkin lebih besar range nya fbs - Original Message From: soegiri [EMAIL PROTECTED] To: Intranet PND [EMAIL PROTECTED] Cc: Iagi-Net iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, July 18, 2006 8:35:17 AM Subject: [iagi-net-l] Simulasi Gempa dan tsunami di Pangandaran (Kompas online,18/7/2006) Memahami Tsunami di Pangandaran JAKARTA, KCM - Aceh kebobolan dan sekali lagi Pangandaran pun sedikit lepas dari perhatian saat gempa dan tsunami lewat di sekitar pekarangan kita. Ibarat tamu tak diundang, gempa dan tsunami selalu datang tiba-tiba. Sampai sekarang, tidak seorang ahli pun yang terbukti mampu mendeteksi kedatangannya dengan tepat. Ancaman tsunami di Pangandaran, Jawa Barat memang telah diprediksi jauh-jauh hari seperti halnya gempa dan tsunami seperti di Aceh atau gempa merusak di Yogyakarta. Namun, tidak dapat dipastikan dengan tepat kapan datangnya, bisa ratusan tahun, puluhan tahun, bahkan hitungan bulan dan hari. Sejauh ini, para ahli geologi, geofisika, dan disiplin ilmu lain yang mendukung telah dapat memperkirakan terjadinya gempa dan tsunami di sutau kawasan berdasarkan siklus catatan sejarah. Sayangnya belum semua daerah teramati dan memiliki catatan sejarah kegempaan. Maka, pemahaman mengenai terjadinya gempa dan tsunami menjadi hal yang sangat penting untuk mengantisipasi jatuhnya korban. Pangandaran dan Aceh Ketidaktahuan masyarakat atau pemahaman yang bermacam-macam sering menimbulkan kebingungan dan keresahan saat terjadi bencana. Pemahaman yang tepat perlu ditanamkan, misalnya, tidak semua gempa bisa menimbulkan tsunami. Menurut Kepala Bidang Seismologi Teknik dan Tsunami Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Fauzi, Ph. D., tsunami umumnya dipicu gempa yang berkekuatan lebih dari 6,5 Skala Richter (SR) dan pusat gempa berada di laut. Gempa yang terjadi Senin (17/7) pukul 15.19 WIB, misalnya, berpusat di selatan Pulau Jawa, tepatnya 9,46 Lintang Selatan (LS) dan 107,19 Bujur Timur (BT) pada kedalaman 33 kilometer. Terukur dengan kekuatan 6,8 Skala Richter (SR) oleh BMG dan 7,2 Mw (momen magnitude) yang kemudian direvisi menjadi 7,7 Mw oleh United States Geological Survey (USGS), gempa terjadi di laut sehingga berpotensi menghasilkan tsunami. Pacific Tsunami Warning System di Hawaii juga sempat mengingatkan potensi tsunami karena gempa. Alat pengukur tinggi gelombang (tide gauge) terdekat yang terpasang di Benoa, Bali mengukur kenaikan muka air laut setinggi 4 centimeter yang menunjukkan potensi terjadinya tsunami di pantai-pantai terdekat dari pusat gempa baik di Indonesia maupun Australia. Proses terjadinya tsunami di Pangandaran dan sebagian pantai selatan Pulau Jawa pada dasarnya tidak berbeda dengan tsunami di Aceh. Keduanya sama-sama dipicu gempa tektonik di sekitar zona subduksi atau penunjaman lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Hanya saja, kekuatan gempa yang lebih kecil dan jarak yang jauh dari daratan membuat tsunami yang menyapu sebagian pantai selatan Pulau Jawa itu lebih lemah daripada tsunami di Aceh. Pusat gempa berada di sekitar zona penunjaman yang merupakan ujung pertemuan lempeng Indo-Asia dengan Australia. Pergeseran lempeng ini sebenarnya terus terjadi sejak terbentuknya lempeng-lempeng tersebut jutaan tahun lalu. Seiring berjalannya waktu, gaya dorong mendorong kedua lempeng menyebabkan energi terkumpul di titik tersebut. Karena kedua lempeng tidak sanggup lagi menahan energi yang terkumpuk, energi dilepaskan sehingga menghasilkan gempa, kata Fauzi. Saat energi dilepaskan, lempeng Eurasia yang berada di atas lempeng Indo-Australia terangkat sehingga mendorong gejolak air laut di atasnya. Gejolak air laut akan mengalir ke segala arah dalam bentuk gelombang yang merambat dengan kecepatan hingga 800
Re: [iagi-net-l] Re: Bunyi Misterius di Imogiri...
Mungkin gak karena daerah itu mengalami subsidence akibat gaya ekstensional (pull-apart)? , bukannya di daerah imogiri itu sesar sinistral opak berbelok ke kiri (left stepping) ? artinya bahwa daerah imogiri dan sekitarnya akan menerima gaya ekstensional arah barat daya - timur laut. jadi suara aneh itu berasal subsidence yang sedang terjadi disana. just a thought On 6/30/06, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa ya penjelasan ilmiah dari suara2 aneh ini ? -- Forwarded message -- From: Widodo Nugroho [EMAIL PROTECTED] Date: Jun 30, 2006 11:16 AM Subject: [Geologi UGM] Re: Bunyi Misterius di Imogiri... To: [EMAIL PROTECTED] Ada yang bisa menjelaskan lebih detail lagi ga ya secara teknis? Mas RDP saya tunggu ulasannya di Blog-nya ya :p. sbg informasi sj, di daerah bantul ada isu yang menyebar, yaitu kawasan bantul dst akan berubah jadi danau karena tanahnya amblek..mungkin isu ini ada hubungannya dan dikaitkan dengan informasi yg mereka terima tentang fenomena bunyi glung yang ada di Imogiri krn mereka mikir dan menganggap ada rongga besar di bawah tanah sana Wid On 6/29/06, Cik Minarwan [EMAIL PROTECTED] wrote: Bunyi misterius (glung) yang ada di Imogiri (setelah gempa), apa betul karena ada batu yang jatuh? Kok seolah-olah diberitakan ada rongga' yang kemudian terisi oleh batuan yang jatuh, semacam batu jatuh ke sumur/kolam pake suara glung di bawah Imogiri sana. Aneh juga :)) Min -- The nail that sticks out gets hammered... My blog at: http://decartenz.blogspot.com * Gabung Milis, email ke [EMAIL PROTECTED] isi subject subscribe Keluar, email ke [EMAIL PROTECTED] isi subject unsubscribe Situs Teknik Geologi UGM di http://www.geologi.ugm.ac.id * Gabung Milis, email ke [EMAIL PROTECTED] isi subject subscribe Keluar, email ke [EMAIL PROTECTED] isi subject unsubscribe Situs Teknik Geologi UGM di http://www.geologi.ugm.ac.id -- How to win the game without breaking the rule -- make the new one ! - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability
ikut menanggapi, biar rame. silakan dikoreksi kalo ada yang keliru water drive atau depletion drive kayaknya lebih berhubungan dengan tinggi rendahnya permeability. Pada reservoir dangkal, permeability akan lebih tinggi sehingga air yang terkandung dalam reservoir akan sangat mudah bergerak. pergerakan air ini akan mendorong fluida yang ada diatasnya untuk bergerak, ini yang kita kenal sebagai water drive. sementara semakin dalam posisi reservoir, permeability akan semakin mengecil (akibat pengaruh overburden dll), hal ini akan membuat kandungan air yang ada di dalam batuan menjadi lebih sulit untuk bergerak (akibat gaya tension dari butiran) sehingga air yang terkandung menjadi irreducable water (-cmiiw-). kondisi ini menyebabkan pergerakan gas hanya dikontrol oleh perbedaan tekanan antara interface reservoir dengan sumur (tempat perforasi) dengan tekanan yang ada di dalam reservoir diluar zone pengurasan (konsep sederhana, fluida akan mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah). kalo dibilang bahwa water drive mecanism berhubungan dengan tersingkap atau tidaknya reservoir, kenapa ada trap/jebakan hidrokarbon? karena kalo ada jalan air untuk masuk ke dalam reservoir tentunya jalan yang sama akan dipakai oleh hidrokarbon untuk keluar ke permukaan. bukankah gas akan lebih mudah untuk keluar dibanding air yang masuk kereservoir tersebut? kecuali memang si reservoir ini penyebarannya sangat luaaasss sehingga memungkinkan adanya jebakan struktural yang tidak berhubungan dengan singkapan (?!) -razi- - Original Message - From: hermawan joko sutrisno [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, May 12, 2006 9:01 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism Nambahin dari yg saya tahu, Di lapangan dengan depletion drive, mengalirnya HC (dalam hal ini dari sub surface ke surface) di dominasi karena adanya perbedaan tekanan di sub surface dan surface. Kandungan air selalu ada, cuma karena tidak adanya suplai yg memadai (misalnya tidak adanya singkapan reservoir yg berhubungan dg suplai air, baik laut atau sungai) maka tidak memberikan efek yg terlalu nyata. Tipe ini biasa di temukan di deep section karena reservoirnya jarang tersingkap di permukaan, apalagi terhubung dengan sungai/laut. Hal ini ditambah dengan properti reservoirnya yg poor karena kompaksi (porositas maupun permeabilitas relatif kecil). Lapangan ini dapat diproduksi sampai tingkat tekanan yg sangat rendah, tanpa khawatir adanya water rise/breakthrough yg cepat, so drainage HC lumayan bagus. Di kasus water drive, kenapa sering di shallow section? itu karena letaknya yg memungkinkan reservoirnya masih terhubung dengan sumber air (laut/sungai), dalam bentuk singkapan sehingga suplai airnya cepat. Hal ini didukung kondisi reservoir yg bagus porositas dan permeabilitasnya, bahkan kadang masih berupa 'loose sand', tanpa kompaksi sama sekali. Karena sifat air lebih mobile (viskositasnya lebih kecil, dalam kasus lapangan minyak), maka air lebih cepat sampai di depan sumur daripada minyak. Ini menyebabkan water breaktrough bisa jadi mimpi buruk buat drainage HC di situ. Ada tambahan? Dodiono [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear all, Wah beberapa hari ini lagi rame bicarain Ballooning effect. Tapi ga ada salahnya saya mau tanya hal yang lain. Mudahan ada yang bersedia memberi pencerahan. Setau saya ada 2 macam drive mechanism yang umum dikenal yaitu Water Drive dan Depletion Drive. Di beberapa referensi yang saya pernah baca disebutkan bahwa pada Depletion Drive, water production is absent or negligible, apakah artinya secara natural reservoir jenis ini tidak memiliki kandungan air? Lalu apakah ada hubungan antara jenis drive mechanism tsb dengan depth, karena di field tempat saya bekerja saya amati bahwa Water Drive itu selalu terjadi di shallow section, sedang deeper sectionnya didominasi oleh Depletion Drive? Bagaimana pula efektivitas pengurasan (drainage) kedua jenis drive mechanism ini terhadap hidrokarbon yang ada didalamnya? Terakhir, adakah hubungan drive mechanism ini dengan lingkungan pengendapan dimana batuan reservoir tsb terbentuk? Terima kasih untuk pencerahannya. Dodiono - Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2¢/min or less. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta
Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability
Mas Nengah, secara teori mungkin, tapi seperti yang saya bilang, pelamparan reservoir ini harus luas sehingga disatu tempat bisa menjadi trap, tapi ditempat lain tersingkap sebagai jalan bagi surface water. berarti salinity airnya rendah alias fresh water ya? mudah-mudahan ada yg bisa kasih contoh. - Original Message - From: I Nengah Nuada [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, May 15, 2006 8:35 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability Razi, Kondisi tsb di bawah mungkin aja kok terjadi. Biasanya waternya saja yang berhubungan dengan surface water sementara hydrocarbon-nya masih kejebak di atas spill point dari structure (eq. antiklin). Biasanya model seperti itu sering dijadikan contoh di buku geologi minyak jaman kuliah dulu walaupun di tempat saya kerja belum pernah liat contoh yang seperti itu. Mungkin rekan yang kerja di onshore terutama yang reservoirnya dangkal punya banyak contoh model reservoir seperti ini. Sedikit menambahkan tentang faktor2 yang mempengaruhi terjadinya water drive mechanism, selain permeability menurut saya (cmiiw) perbandingan antara volume water dan volume hidrocarbon memegang peranan yang penting. Jika ratio volume air dan hidrocarbon dalam satu jebakan sangat besar atau malah infinite maka reservoir tsb akan mempunyai strong water drive. Volume air yang sangat besar bisa diperoleh karena reservoir berhubungan dengan surface water recharge (seperti emailnya mas Hermawan) atau bisa karena reservoirnya cukup tebal dan dengan pelamparan yang luas dan tidak tersegmentasi oleh patahan. Apakah water drive berhubungan dengan depth? Menurut saya tidak selalu. Di tempat kerja saya, yang punya water drive adalah reservoir2 yang tebal dan luas pelamparannya walaupun lokasinya cukup dalam. Sementara reservoir yang shallow umumnya punya depletion drive karena tipe reservoirnya yang localized. Namun demikian, kalo diasumsikan jenis dan kualitas reservoirnya sama maka memang yang dangkal akan punya chance yang lebih besar untuk water drive, karena kemungkinan yang lebih besar dapat recharge dari permukaan dan juga karena reservoir yang lebih dangkal (muda) umumnya less complex dalam hal structure (eq. faults), sehingga less compartimentilized. Tentang efektifitas pengurasan, water drive sangat bagus untuk minyak, sementara untuk gas pengurasannya lebih optimum kalo depletion drive (denger2 dari reservoir engineer). Mohon koreksinya juga dari para sesepuh kalo ada yang keliru. INN On 5/15/06, M. Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote: kalo dibilang bahwa water drive mecanism berhubungan dengan tersingkap atau tidaknya reservoir, kenapa ada trap/jebakan hidrokarbon? karena kalo ada jalan air untuk masuk ke dalam reservoir tentunya jalan yang sama akan dipakai oleh hidrokarbon untuk keluar ke permukaan. bukankah gas akan lebih mudah untuk keluar dibanding air yang masuk kereservoir tersebut? - Original Message - From: hermawan joko sutrisno [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, May 12, 2006 9:01 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism Nambahin dari yg saya tahu, Di lapangan dengan depletion drive, mengalirnya HC (dalam hal ini dari sub surface ke surface) di dominasi karena adanya perbedaan tekanan di sub surface dan surface. Kandungan air selalu ada, cuma karena tidak adanya suplai yg memadai (misalnya tidak adanya singkapan reservoir yg berhubungan dg suplai air, baik laut atau sungai) maka tidak memberikan efek yg terlalu nyata. Tipe ini biasa di temukan di deep section karena reservoirnya jarang tersingkap di permukaan, apalagi terhubung dengan sungai/laut. Hal ini ditambah dengan properti reservoirnya yg poor karena kompaksi (porositas maupun permeabilitas relatif kecil). Lapangan ini dapat diproduksi sampai tingkat tekanan yg sangat rendah, tanpa khawatir adanya water rise/breakthrough yg cepat, so drainage HC lumayan bagus. Di kasus water drive, kenapa sering di shallow section? itu karena letaknya yg memungkinkan reservoirnya masih terhubung dengan sumber air (laut/sungai), dalam bentuk singkapan sehingga suplai airnya cepat. Hal ini didukung kondisi reservoir yg bagus porositas dan permeabilitasnya, bahkan kadang masih berupa 'loose sand', tanpa kompaksi sama sekali. Karena sifat air lebih mobile (viskositasnya lebih kecil, dalam kasus lapangan minyak), maka air lebih cepat sampai di depan sumur daripada minyak. Ini menyebabkan water breaktrough bisa jadi mimpi buruk buat drainage HC di situ. Ada tambahan? Dodiono [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear all, Wah beberapa hari ini lagi rame bicarain Ballooning effect. Tapi ga ada salahnya saya mau tanya hal yang lain. Mudahan ada yang bersedia memberi pencerahan. Setau saya ada 2 macam drive mechanism yang umum dikenal yaitu Water Drive dan Depletion Drive. Di beberapa referensi yang saya pernah baca disebutkan bahwa pada Depletion Drive, water production is absent
Re: [iagi-net-l] Balloning effect -- Rock Physics ? --- Challenging! Drilling dengan mudweight tinggi
wah, masalah ballooning jadi tambah seru, Sepemahaman saya, Wellbore breathing atau ballooning lebih disebabkan oleh kondisi dimana margin antara pore pressure (pp) dan fract gradient (fg) sangat dekat. Jadi kondisi ini bisa terjadi di lingkungan depleted interval (dimana fract gradient akan jauh berkurang) ( pengalaman pribadi hahaha)..atau dilingkungan HPHT. Penyebab utamanya tentunya adalah charge and discharge yang terutama terjadi di area yang memiliki permeability (saya kurang percaya dengan pendapat bahwa wellbore breathing ini adalah karena kembang-kempis shale, karena cukup sulit untuk membayangkannya). karena margin yang sangat dekat antara pp dan fg itulah, maka jika well dalam kondisi static (pump-off) maka akan terlihat stabil, tapi jika well dalam kondisi dinamis (pump-on), maka well akan terbaca seperti memiliki loss circulation (dengan rate loss yang tidak terlalu besar). Dugaan saya, pada saat dinamis, akan terbentuk fracture-fracture kecil yang menambah volume borehole (karena nilai ECD yg dekat atau hampir sama dengan FG menekan ke formasi), kemudian pada saat statis, fracture2 yang sudah jenuh terisi oleh mud ini akan memuntahkan kembali mudnya ke borehole dan tertutup kembali (ini hanya khayalan pribadi, kalo salah mohon dikoreksi). jadi dengan kata lain, ballooning ini adalah juga penanda awal terjadinya mudloss (kalo drilling diteruskan dengan mengabaikan ballooning, sangat mungkin fracture2 yang terbentuk semakin bertambah besar dan akibatnya fatal.loss circulation) oleh karena itu, treatment ballooning ini bisa dengan beberapa cara: 1. menurunkan ECD ( bisa dengan menurunkan pump rate, tapi pertimbangkan batas minimum pump rate yg dipakai LWD) 2. pertimbankan untuk reduce MW (cukup sulit kali ya?) 3. gunakan LCM 4. set casing (kalo memang sudah tidak terkontrol) mudah-mudahan membantu memperjelas, kalo ada yg keliru silakan para pendekar dunia persilatan lain yang mengkoreksi Razi
Re: [iagi-net-l] Balloning effect -- Rock Physics ? --- Challenging! Drilling dengan mudweight tinggi
Terima kasih atas referensinya pak, tapi menurut saya alangkah lebih baik jika kita sebagai geologist bisa memberikan penjelasan yg sesuai domain kita, karena saya yakin pendekatan yg dipakai drilling engineer lebih ke arah mechanical. kata ballooning sendiri sebenarnya muncul karena dugaan adanya shale yang 'kembang-kempis' (dugaan dari drilling eng), tapi secara geologi bisakah ini terjadi? mungkin bisa pada kondisi yang sangat ideal, dimana shale interval sangat tebal, tidak ada permeability, tidak ada rekahan, nilai fracture gradient yang sangat tinggi. namun ternyata ballooning malah sering terjadi di lingkungan dimana PP dan FG berdekatan, (tentunya data ini didapat dari plotting data pressure formasi dan data LOT). Misal kita punya LOT 19.0 ppg (artinya shale di dekat casing point mengalami keretakan setelah diberi tekanan 19 ppg), kemudian kita drilling dengan mudweigth 17.8 ppg (static) / 18.8 ppg (dinamik) yang terjadi dishale di interval drilling kita tentunya sama dengan kejadian di shale dekat casing point akan terbentuk rekahan-rekahan yang diisi oleh mud inilah yang menurut saya menyebabkan adanya pembacaan loss circulation dan dianggap sebagai kejadian ballooning itu. just a thought, mungkin ada yang mau menambahkan/mengoreksi Razi - Original Message - From: Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, May 06, 2006 4:05 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Balloning effect -- Rock Physics ? --- Challenging! Drilling dengan mudweight tinggi Memang boleh percaya boleh tidak, Di dunia drilling sendiri hal ini menjadi perdebatan. Untuk referensi lebih lanjut silakan di browsing: Gill, J.A. How borehole ballooning alters drilling responses. Oil Gas Journal 43, March 13, 1989. Bowman, G.R. 'Borehole ballooning in response to Gill' Oil Gas Journal 43, Apr 10, 1989 Holbrook, P. 'Debate on borehole ballooning in response to Gill' Oil Gas Journal 43, June 12, 1989. Aadnøy, B.S. Evaluation of borehole ballooning in deep wells. In: Modern Well Design. Balkema, 1996. On 5/6/06, M Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote: wah, masalah ballooning jadi tambah seru, Sepemahaman saya, Wellbore breathing atau ballooning lebih disebabkan oleh kondisi dimana margin antara pore pressure (pp) dan fract gradient (fg) sangat dekat. Jadi kondisi ini bisa terjadi di lingkungan depleted interval (dimana fract gradient akan jauh berkurang) ( pengalaman pribadi hahaha)..atau dilingkungan HPHT. Penyebab utamanya tentunya adalah charge and discharge yang terutama terjadi di area yang memiliki permeability (saya kurang percaya dengan pendapat bahwa wellbore breathing ini adalah karena kembang-kempis shale, karena cukup sulit untuk membayangkannya). karena margin yang sangat dekat antara pp dan fg itulah, maka jika well dalam kondisi static (pump-off) maka akan terlihat stabil, tapi jika well dalam kondisi dinamis (pump-on), maka well akan terbaca seperti memiliki loss circulation (dengan rate loss yang tidak terlalu besar). Dugaan saya, pada saat dinamis, akan terbentuk fracture-fracture kecil yang menambah volume borehole (karena nilai ECD yg dekat atau hampir sama dengan FG menekan ke formasi), kemudian pada saat statis, fracture2 yang sudah jenuh terisi oleh mud ini akan memuntahkan kembali mudnya ke borehole dan tertutup kembali (ini hanya khayalan pribadi, kalo salah mohon dikoreksi). jadi dengan kata lain, ballooning ini adalah juga penanda awal terjadinya mudloss (kalo drilling diteruskan dengan mengabaikan ballooning, sangat mungkin fracture2 yang terbentuk semakin bertambah besar dan akibatnya fatal.loss circulation) oleh karena itu, treatment ballooning ini bisa dengan beberapa cara: 1. menurunkan ECD ( bisa dengan menurunkan pump rate, tapi pertimbangkan batas minimum pump rate yg dipakai LWD) 2. pertimbankan untuk reduce MW (cukup sulit kali ya?) 3. gunakan LCM 4. set casing (kalo memang sudah tidak terkontrol) mudah-mudahan membantu memperjelas, kalo ada yg keliru silakan para pendekar dunia persilatan lain yang mengkoreksi Razi -- *** Amir Al Amin Operation/ Wellsite Geologist (62)811592902 amir13120[at]yahoo.com amir.al.amin[at]gmail.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Re: [iagi-net-l] Balloning effect -- Rock Physics ? --- Challenging! Drilling dengan mudweight tinggi
. Terus kemana larinya lumpur pengeboran? Ke batupasir, karena ECD formation pressure. Ini masuk akal. Dan mudah menjelaskan. Tetapi mengapa terjadi jika terdapat gain dalam kondisi hydrostatik? Jika gain-nya terus menerus, disebut well flowing. Kondisi formation pressure MW. Gainnya akan semakin besar, Grafiknya berbentuk setengah parabola, semain lama semakin cepat rate-nya. Jika Gainnya sementara (!) saja, sehabis itu stabil/ statik. Kondisi formation pressure MW. Gainnya semakin lama semakin kecil rate-nya dan kemudian menjadi stabil. Grafiknya berbentuk setengah parabola juga, tetapi kebalikannya. (Kondisi ini yang dikatakan balloning) Kalau formation pressure MW, tidak mungkin terjadi aliran fluida dari formasi ke lubang bor. (hukum pascal). Jadi sulit menjelaskan adanya 'discharge'. Kalau 'charge' nya masih bisa dijelaskan. 'Discharge' dalam kondisi pressure formasi MW, yang terjadi well flowing. Saya belum ketemu paper yang menjelaskan secara geologi. Tetapi jika ada yang berminat (silakan japri), ada paper aplikasi PWD pada balloning. On 5/6/06, M. Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih atas referensinya pak, tapi menurut saya alangkah lebih baik jika kita sebagai geologist bisa memberikan penjelasan yg sesuai domain kita, karena saya yakin pendekatan yg dipakai drilling engineer lebih ke arah mechanical. kata ballooning sendiri sebenarnya muncul karena dugaan adanya shale yang 'kembang-kempis' (dugaan dari drilling eng), tapi secara geologi bisakah ini terjadi? mungkin bisa pada kondisi yang sangat ideal, dimana shale interval sangat tebal, tidak ada permeability, tidak ada rekahan, nilai fracture gradient yang sangat tinggi. namun ternyata ballooning malah sering terjadi di lingkungan dimana PP dan FG berdekatan, (tentunya data ini didapat dari plotting data pressure formasi dan data LOT). Misal kita punya LOT 19.0ppg (artinya shale di dekat casing point mengalami keretakan setelah diberi tekanan 19 ppg), kemudian kita drilling dengan mudweigth 17.8 ppg (static) / 18.8 ppg (dinamik) yang terjadi dishale di interval drilling kita tentunya sama dengan kejadian di shale dekat casing point akan terbentuk rekahan-rekahan yang diisi oleh mud inilah yang menurut saya menyebabkan adanya pembacaan loss circulation dan dianggap sebagai kejadian ballooning itu. just a thought, mungkin ada yang mau menambahkan/mengoreksi Razi - Original Message - From: Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, May 06, 2006 4:05 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Balloning effect -- Rock Physics ? --- Challenging! Drilling dengan mudweight tinggi Memang boleh percaya boleh tidak, Di dunia drilling sendiri hal ini menjadi perdebatan. Untuk referensi lebih lanjut silakan di browsing: Gill, J.A. How borehole ballooning alters drilling responses. Oil Gas Journal 43, March 13, 1989. Bowman, G.R. 'Borehole ballooning in response to Gill' Oil Gas Journal 43, Apr 10, 1989 Holbrook, P. 'Debate on borehole ballooning in response to Gill' Oil Gas Journal 43, June 12, 1989. Aadnøy, B.S. Evaluation of borehole ballooning in deep wells. In: Modern Well Design. Balkema, 1996. On 5/6/06, M Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote: wah, masalah ballooning jadi tambah seru, Sepemahaman saya, Wellbore breathing atau ballooning lebih disebabkan oleh kondisi dimana margin antara pore pressure (pp) dan fract gradient (fg) sangat dekat. Jadi kondisi ini bisa terjadi di lingkungan depleted interval (dimana fract gradient akan jauh berkurang) ( pengalaman pribadi hahaha)..atau dilingkungan HPHT. Penyebab utamanya tentunya adalah charge and discharge yang terutama terjadi di area yang memiliki permeability (saya kurang percaya dengan pendapat bahwa wellbore breathing ini adalah karena kembang-kempis shale, karena cukup sulit untuk membayangkannya). karena margin yang sangat dekat antara pp dan fg itulah, maka jika well dalam kondisi static (pump-off) maka akan terlihat stabil, tapi jika well dalam kondisi dinamis (pump-on), maka well akan terbaca seperti memiliki loss circulation (dengan rate loss yang tidak terlalu besar). Dugaan saya, pada saat dinamis, akan terbentuk fracture-fracture kecil yang menambah volume borehole (karena nilai ECD yg dekat atau hampir sama dengan FG menekan ke formasi), kemudian pada saat statis, fracture2 yang sudah jenuh terisi oleh mud ini akan memuntahkan kembali mudnya ke borehole dan tertutup kembali (ini hanya khayalan pribadi, kalo salah mohon dikoreksi). jadi dengan kata lain, ballooning ini adalah juga penanda awal terjadinya mudloss (kalo drilling diteruskan dengan mengabaikan ballooning, sangat mungkin fracture2 yang terbentuk semakin bertambah besar dan akibatnya fatal.loss circulation) oleh karena itu, treatment ballooning ini
Re: [iagi-net-l] Challenging! Drilling dengan mudweight tinggi
Memang betul seperti itu pak Shofi, saya malah yang kaget baca resolusi rft bisa sampai 0.1 - 0.4 psi, karena untuk mdt saja resolusinya 1% dari full scale reading (jadi untuk 10 k psi, akurasinya 10 psi) mengenai pressure gradient, setuju sekali dengan pak shofi, kita harus hati-hati sekali menggunakan data ini, harus ada supporting data yang lain, kalo nggak bisa guawaat. LFA: Live fluid analyzer On 5/3/06, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Cukup kaget juga kalo spek accurasinya nya shappire (strain) gauge mencapai +/- 5 psi untuk XPT. Apa gak salah tulis ya, maksudnya mungkin 0.5 psi? hal ini mengingat resolusi untuk strain gauge generasi rft aja bisa mencapai 0.1-0.4 psi (maaf koreksi kalo salah) sedangkan hp gauge bisa lebih kecil lagi (ini yang banyak disuka engineer). Nah untuk yang cqg mestinya bisa seakurat hp mengingat pressure gauge ini dipakai pada generasi mdt. Jadi bisa ngebayangin akan ada tingkat ketidakmenentuan yang cukup tinggi mengingat kita bicara fluid gradient. Untuk gas mungkin gak begitu pengaruh karena gradientnya yang kecil (0.07 - 0.2 psi/ft), lha nanti bagaimana membedakan antara minyak (0.3-0.4 psi/ft) dengan air ya yang 0.43 psi/ft? wah bisa tujuh pusing keliling tuh (maaf untuk yang gak familiar dengan begitu banyak istilah, sebagian besar udah disebutkan di email terdahulu). Oh ya tambahan singkatan: rft = repetable formation tester On 5/3/06, M Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote: data lama yang saya punya ttg XPT (pressure express) Temperature : 150 degC (300 degF) Pressure: (Strain gauge) 10,000 psi ; 15,000 psi (with CQG) kalo gak salah strain gauge 20 k available on request Hole size range : 4.75-15.4 OD : 3.375 (tool) ; 3.875 (probe section) Length : 21.1 ft Gauge accuracy : (+/-) 5 psi for sapphire gauge, (+/-) 2 + 0.01% of pressure reading for CQG gauge katalog baru sepertinya belum keluar, denger-denger sih alat ini sedang di upgrade, (kok jadi kayak jualan ya.) On 5/3/06, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Boleh di kasih tahu speknya XPT seperti range untuk pressure gaugenya? yang saya tahu sementara ini cuma sampai 10k, even untuk CQG. On 5/3/06, M Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul seperti pak Amir bilang, Vico sudah pernah drilling pake mudweight 19 ppg, bentuknya juga sama, cuma kalo mau menaikkan MW secara manual, rustabout yang stay di hopper pada meringis aja hahaha dan tentunya juga hati-hati karena bakalan sering ketemu loss circulation, akibat balooning affect karena drilling deket-deket dengan frac gradient. tentunya drilling harus punya data LOT dulu sebelum drilling di section high mudweight ini, biar tau batasan maksimumnya. Saya pernah pakai XPT satu kali, hasilnya cukup bagus meskipun tidak semua tight zone bisa dapat hasil yang valid (success ratio ~ 40% - 50%)tantangan utama kalo pake tools ini (apalagi dilingkungan high MW) adalah membedakan antara valid pressure dan supercharged pressure. sepertinya belum ada satu metodepun yang bisa memberikan jawaban pasti ttg masalah ini. satu hal lagi yang perlu diperhatikan, engineer schlumberger tidak semuanya berpengalaman dengan XPT, karena ada beberapa hal yang secara teknis agak berbeda dengan MDT, jadi dipastikan aja right man on the right place. Mereka bisa juga sih diskusi dulu dengan XPT schlumberger champion, ahmed el araby (dulu engineer di vico dan total, sekarang based di europe) kalo CHDT punya resiko yang berbeda, mata bor yang kecil itu gampang patah (betul begitu pak Amir?) dan alat ini kan sebenernya didesain untuk MDT di cased hole salam, Razi On 5/3/06, Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED] wrote: Drilling dg MW 2.0sg sudah dilakukoni Vico dan Total di Mahakam. Mudnya tidak 'seekstrim' yang dibayangkan. Memang kental tetapi secara kasat mata tidak terlalu bisa dibedakan dengan mud 1.6sgmisalnya. XPT bagus dan relatif lebih cepat tetapi tidak bisa dicombine dengan LFA. Seingat saya sukses rationya lebih tinggi d/p MDT. (XPT pernah dibincangkan kira2 setahun yang lalu di milis ini.) Soal koreksi log, menggunakan chart yang sama. Problemnya , posisinya berada di limit MW nya / 2.0sg, jadi garis2 koreksinya musti dieksten. Kalau koreksi pakai komputer, sih nggak masalah toh equationnya sama. On 5/3/06, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Barangkali ada yang mau ngasih pencerahan. Ada satu sumur yang di bor di Caspian sea yang menggunakan mud weight 19.2ppg (gak kebayang gimana bentuk fisiknya, mungkin seperti semen beton cor coran yang masih cair ) dan pengukuran pressure data (dengan menggunakan XPT) menunjukan bahwa formation pressure yang di sand menunjukkan angka sekitar 8k - 11k psi yang kalao di convert ke
Re: [iagi-net-l] Challenging! Drilling dengan mudweight tinggi
Betul seperti pak Amir bilang, Vico sudah pernah drilling pake mudweight 19 ppg, bentuknya juga sama, cuma kalo mau menaikkan MW secara manual, rustabout yang stay di hopper pada meringis aja hahaha dan tentunya juga hati-hati karena bakalan sering ketemu loss circulation, akibat balooning affect karena drilling deket-deket dengan frac gradient. tentunya drilling harus punya data LOT dulu sebelum drilling di section high mudweight ini, biar tau batasan maksimumnya. Saya pernah pakai XPT satu kali, hasilnya cukup bagus meskipun tidak semua tight zone bisa dapat hasil yang valid (success ratio ~ 40% - 50%)tantangan utama kalo pake tools ini (apalagi dilingkungan high MW) adalah membedakan antara valid pressure dan supercharged pressure. sepertinya belum ada satu metodepun yang bisa memberikan jawaban pasti ttg masalah ini. satu hal lagi yang perlu diperhatikan, engineer schlumberger tidak semuanya berpengalaman dengan XPT, karena ada beberapa hal yang secara teknis agak berbeda dengan MDT, jadi dipastikan aja right man on the right place. Mereka bisa juga sih diskusi dulu dengan XPT schlumberger champion, ahmed el araby (dulu engineer di vico dan total, sekarang based di europe) kalo CHDT punya resiko yang berbeda, mata bor yang kecil itu gampang patah (betul begitu pak Amir?) dan alat ini kan sebenernya didesain untuk MDT di cased hole salam, Razi On 5/3/06, Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED] wrote: Drilling dg MW 2.0sg sudah dilakukoni Vico dan Total di Mahakam. Mudnya tidak 'seekstrim' yang dibayangkan. Memang kental tetapi secara kasat mata tidak terlalu bisa dibedakan dengan mud 1.6sg misalnya. XPT bagus dan relatif lebih cepat tetapi tidak bisa dicombine dengan LFA. Seingat saya sukses rationya lebih tinggi d/p MDT. (XPT pernah dibincangkan kira2 setahun yang lalu di milis ini.) Soal koreksi log, menggunakan chart yang sama. Problemnya , posisinya berada di limit MW nya / 2.0sg, jadi garis2 koreksinya musti dieksten. Kalau koreksi pakai komputer, sih nggak masalah toh equationnya sama. On 5/3/06, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Barangkali ada yang mau ngasih pencerahan. Ada satu sumur yang di bor di Caspian sea yang menggunakan mud weight 19.2ppg (gak kebayang gimana bentuk fisiknya, mungkin seperti semen beton cor coran yang masih cair ) dan pengukuran pressure data (dengan menggunakan XPT) menunjukan bahwa formation pressure yang di sand menunjukkan angka sekitar 8k - 11k psi yang kalao di convert ke gradient sekitar 17 - 19 ppg (from mean sea level). Oh ya kedalaman sumur TVD sekitar 3800 m saja. Oh ya, jenis mudnya sendiri adalah sintetik oil base mud. Nah pertanyaan saya, kira kira apa saja yang berpengaruh atau mempengaruhi kondisi di bawah ini: 1. Invasion profile, apakah seperti biasa saja? artinya ada flush zone, invaded dan un-invaded zone? 2. Log log apa sajakah yang dipengaruhi: GR, Induction, Density, Neutron dan mungkin log laen. GR jelas berpengaruh besar karena kondisi kalibrasinya menggunakan mudweight 10 ppg di lubang 8. Oh ya, ukuran lubangnya dari 5-5/6 sampai 8.5 3. Mengenai pressure test, saya lihat di buku panduan, batas maximum pembacaan pressure (untuk HP gauge dan mungkin juga untuk strain gauge) adalah sekitar 11k psi. Nah bagaimana validitas pembacaan diatas spek tersebut? 4. Adalah yang pengalaman dengan XPT (Express Pressure Test)? saya mendengar bahwa tool ini cukup baik untuk formasi formasi yang tight karena menggunakan volume drawdown yang lebih kecil, kalo gak salah sekitar 2cc saja. Saya coba cari di websitenya schlumberger, belum ketemu juga. 5. Sekedar info, porositas sandstone sekitar 19 persent dari density log. terima kasih sebelumnya -- Salam hangat Shofi -- *** Amir Al Amin Operation/ Wellsite Geologist (62)811592902 amir13120[at]yahoo.com amir.al.amin[at]gmail.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] overbalanced drilling, gimana hasil test nya?{ was Re: [iagi-net-l] Pressure data QC ...
ikutan komen pak Franc, Mengenai analisa cutting itu beneran ada calcareous fragment atau hanya calcareous cement aja pak? soalnya depth sekitar 1ft, slightly overbalance, overpressure zone, sandstone keras, cutting pastinya kuecil-kuecil , drillingnya tahun 1970 lagi, pake rock bit yang baru aja drill shale tebel, wah lengkap deh.jangan-jangan mudloggernya salah interpretasi, semen calcareous dibilang fragment calcareous. Mengenai overpressure interpretasinya dari mana pak? ada bukti gak dari mudlog? dari pernyataan pak Franc di email pertama tertulis kalo well ini TD karena takut overpressure zone tapi sudah masuk 20 ft di sandstone persis dibawah shale yang diduga sebagai caprock overpressure. kok ya bagi saya ndak logis, kalo memang shale yang diatas adalah caprock buat overpressure, masuk satu - dua feet aja ke zone porous dibawahnya, well ini udah njebluk, tapi terbukti kok wellnya gak terjadi apa-apa ya? malahan pak Franc bilang kalo gas reading sand-nya kecil. kalo diinterpretasikan zonenya udah balik ke normal pressure, bukti overpressurenya dimana? connection gas/pump-off gas-nya ada gak pak? ada cut mud kah? Mengenai RFT data secara teori, salah satu perbedaan mendasar antara RFT dan MDT adalah bahwa RFT tidak bisa mengontrol pre test rate, ini akan menyebabkan banyak 'tight' zone kalo kita pake RFT. Sebaliknya kalo pake MDT, bisa jadi zone ini akan disimpulkan berbeda, sayangnya data core gak ada, jadi kita gak bisa membandingkan antara real permeability dari core. ingat, permeability dari RFT tidak bisa digunakan untuk menentukan nilai permeability asli dari batuan, karena RFT sangat terpengaruh skin damage di well itu, reservoir anisotropy dll. Ada SPE paper yang pernah membahas bahwa nilai permeability dari RFT statistically lebih rendah dari permeability asli si batuan itu sendiri. untuk kasus pak Franc, kalo RFT bilang tight, memang si reservoir berarti belum tentu tight, cuman kalo didukung oleh data cutting yang bilang sandstone keras, sepertinya kok nyambung aja ya... Respon seismicnya gimana pak? high amplitude plus bentuk build-up ya? jangan-jangan ada flat spot tuh hehehehe . - Original Message - From: Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, May 01, 2006 2:59 PM Subject: Re: [iagi-net-l] overbalanced drilling, gimana hasil test nya?{ was Re: [iagi-net-l] Pressure data QC ... Pak Cikko, maksudnya perbedaan pressure antara formasi dan mud yang 800 psi tidak merusak formasi? jadi hasil evaluasi yang menyatakan tight (tidak ada reading) adalah valid? overpressure nya ada di shale tebal yang ada diatasnya, awalnya saya menginterpretasikan hasil study/analisa beberapa tahun setelah drilling tsb. sebagai indikasi bahwa di sand ini zone nya sudah balik jadi normal pressure. besok saya lihat lagi datanya lebih detail, mungkin bisa share angka2 lewat japri kali ya? Pak Nathan, dan Pak Gantok, sumurnya sudah plug and abandoned thn 1970an, dan tidak ada sidewallcore atau core yang lain, yang ada hanya data cutting (hasil interpretasi, karena sample nya sudah rusak). hanya satu sumur yang penetrate zone ini, di struktur ini. mungkin saya harus check tetangga, sayang nya lapangan2 tetangga milik perusahaan lain. saya akan coba diskusi dengan kawan2 yang lagi bikin regional study yang bikin regional profile dari Malay basin ttg temperature, pressure, velocities, density dst. terima kasih atas penjelasan nya. salam, frank Franciscus B Sinartio To: iagi-net@iagi.or.id [EMAIL PROTECTED]cc: .comSubject: [iagi-net-l] overbalanced drilling, gimana hasil test nya?{ was Re: [iagi-net-l] Pressure data QC ... 28/04/2006 08:39 PM Please respond to iagi-net mau ikutan nanya ttg test data. saya lagi evaluasi suatu sumur yang di dril sekitar 1970 an, menurut hasil evaluasi beberapa tahun kemudian mudweight nya terlalu tinggi, jadi overbalanced gitu. dan perbedaan pressure dari mud dengan formasi sekitar 800 an psi. Pertanyaan saya, apakah hasil RFT nya bisa dipakai (valid?), RFT nya menyatakan bahwa itu adalah tight zone, Neutron dan Density curve saling mendekati, dan gamma ray sangat jelas menyatakan sand (perbedaan GR value nya rata2 lebih rendah 60 unit dari shale diatas nya.) porosity rata2 dari Neutron dan density sekitar 12 % persen, kedalaman 1 an feet. ada gas reading kecil di C1 sampai C4 drilling di stop setelah masuk 20 an feet di zone tsb. karena takut sama overpressure(dari shale yang diatasnya) , dan dianggap bahwa tidak ada lagi zone yang bisa ekonomis (karena porosity dst) hal lain yang saya ingin diskusikan... awalnya saya pikir limestone karena respons dari seismic (rock physics dan
RE: [iagi-net-l] Gaji geologiwan yunior
Wah, pak taufik masih menerapkan mottonya: Hare gene masih mau jadi karyawan... hahahaha . - Razi - -Original Message- From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 20, 2005 1:29 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji geologiwan yunior Sepengatuhuan saya di bawah 10 jt pak, memang agak beragam 1 company dengan lainnya, tapi selisihnya tipis. Kalau bisa suruh usaha saja pak, tak usah kerja ke company...hanya usul sih. On 20/07/05, Eddy Subroto [EMAIL PROTECTED] wrote: Teman-teman di IAGI, Sebagai pengajar saya sering ditanya geologiwan yang baru lulus dan sedang mencari pekerjaan. Salah satu pertanyaan yang umum (terutama di perusahaan swasta (nasional/asing) adalah berapa gaji yang diinginkan? Nah jika ada yang bertanya seperti itu, saya sukar menjawab karena saya tidak tahu pasaran gaji bagi geologiwan muda/yunior (fresh graduate). Jika ada teman yang mau menjawab, tetapi tidak enak di milis, silakan ke japri: [EMAIL PROTECTED] Terima kasih atas perhatian Anda semua. Wasalam, Eddy Subroto Teknik Geologi ITB Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com -- OK TAUFIK - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] Berapa jumlah geoscience di perusahaan anda ?
VICO, 34 geologist (32 nasional vs 2 expat) jumlah ini diluar geologist yang bekerja dibidang lain (HRD, external, HSE, dll) 2 geophysicist (nasional semua) - Razi - -Original Message- From: Yan Adriansyah [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 08, 2005 10:10 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Berapa jumlah geoscience di perusahaan anda ? Di Adaro sebagai Coal Mining Company : Geologist ada 5 orang dengan rincian sbb : 3 geologist (1-nya expat) dan 2 geotech. Salam YN - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Kebanggaan Bernama Indonesia
Pak Harto lebih nasionalis lho pak, lihat aja waktu dia sakit kemaren, dia gak berobat ke luar negeri tuh, tapi milih berobat ke RSPP, rumah sakit nasional dengan dokter nasional juga. Republika Jumat, 13 Mei 2005 Resonansi Ketika Pak Harto Sakit By: zaim uchrowi Kualitas seseorang dapat dilihat dari hal sederhana yang dilakukannya. Itulah yang terjadi pada Pak Harto. Awal pekan, mantan presiden ini jatuh sakit. Sakitnya serius. Ia mengalami perdarahan usus. Untuk seseorang dengan usia 84 tahun, peluang sembuhnya hanya 50 persen. Tapi, di saat sakit seperti itulah kualitas pribadinya justru mencuat. Seperti biasanya bila sakit, Pak Harto tidak berobat ke luar negeri. Ia akan selalu berobat di Indonesia. Tempat berobat langganannya adalah RSP Pertamina. Di sanalah, pekan ini, Pak Harto dirawat. Kalau mau, Pak Harto bisa berobat ke manapun di dunia ini yang dianggap mempunyai kemampuan medis terbaik. Atau setidaknya ke Singapura, seperti yang banyak dilakukan tokoh dan pejabat Indonesia. Termasuk oleh presiden-presiden kita sebelum ini. Tapi, tidak. Ia selalu mempercayakan penanganan kesehatan dirinya pada putra-putra bangsa. Di saat sakit seperti itu, ia menunjukkan karakternya sebagai pemimpin. Seorang pemimpin harus yakin dengan kemampuan bangsanya sendiri. Seorang pemimpin justru harus membangkitkan kemampuan bangsa dengan keyakinannya. Ia menunjukkan karakter kepemimpinannya itu dengan langkah nyata. Bukan dengan kata-kata. Sikap Pak Harto itu terasa langka di masa ini. Kesungguhan untuk mengoptimalkan potensi sendiri masih terasa lemah di seluruh lini bangsa. Termasuk pada para tokoh yang secara formal menjadi pemimpinnya. Kita semua seperti kental mewarisi mental bangsa terjajah: Kagum pada segala yang beratribut asing. Sebagian lagi bahkan mengidap penyakit feodal para priyayi: Mau berkuasa dan kaya tanpa harus bersusah payah. Mereka hanya peduli soal ''persenan'', dan tidak pada lainnya. Apalagi menyangkut urusan nasib bangsa. Lemahnya visi berbangsa tampak jelas dalam kehidupan sehari-hari. Kita acap menilai kehormatan diri dengan atribut material yang sama sekali tidak berbasis pada kekuatan bangsa sendiri. Atribut itu dapat sekadar berupa telepon genggam atau perabotan rumah. Banyak di antara kita mengharuskan diri menggunakan telepon genggam termahal. Bukan karena kita benar-benar memerlukan fungsi HP itu, tapi lebih karena menganggapnya sebagai simbol status. Sebagian besar wakil rakyat, yang katanya mencintai bangsa ini, memakai jenis HP itu. Banyak pula di antara kita yang memilih mebel kursi kulit impor gaya Victoria, atau mebel impor lain. Dalam sebuah foto di majalah beberapa tahun lalu, seorang petinggi KPU terlihat berada di rumah dengan kursi macam itu. Sedangkan banyak petugas hukum seperti polisi dan jaksa gemar memakai kacamata sekelas Cartier. Banyak pejabat negara maupun BUMN tak merasa risi memakai atribut-atribut seperti itu, meskipun hampir seluruh penghasilannya berasal dari negara atau proyek-proyek negara. Sudah saatnya kita lebih menghargai diri (bangsa) sendiri. Salah satunya adalah dengan membatasi diri untuk tidak mudah menghamburkan devisa keluar. Pemerintah bisa memulainya, antara lain, dengan mengharuskan pengadaan barang buat negara hanya yang bermuatan lokal (local content) tertinggi, baik kendaraan, komputer, maupun barang lainnya. Di bidang pertahanan misalnya, semestinya 3/4 bagian dari puluhan triliun anggaran digunakan buat menumbuhkan industri pertahanan di dalam negeri dibanding buat membeli peralatan dari luar. Pak Juwono Sudarsono tentu sangat paham, persoalan terpenting pertahanan adalah sikap mental baru kemudian peralatan. Bukan sebaliknya. Pak Harto jelas sakit. Tapi, dalam sakitnya ia justru menunjukkan mental yang sehat: Mental seorang pemimpin yang mencintai dan percaya pada bangsanya sendiri. -Original Message- From: Sudana, Surya [mailto:[EMAIL PROTECTED] Pak Rovicky ingkang minulyo, Apa iya Pak Harto lebih nasionalis ketimbang pemimpin yg setelahnya (karena tidak tahu bahasa Inggris), dan ternyata membawa Indonesia ke jaman enak. Menurut saya kok gak ada hubungan antara kemampuan berbahasa Inggris dg nasionalisme. Kalo pak Harto tidak pake bhs Inggris saya yakin itu masalah protokoler kepresidenan saja. Pak Harto tidak tahu bahasa Inggris ?? Heee...rasanya kok tidak masuk akal...apalagi seorang Suharto..yg presiden, jendral, ketua ini - itu dll yg kelasnya internasional. Konon katanya alm. Bu Tien juga wasis berbahasa Inggris...itu katanya lho.. Kalo sopir nya saja bisa bhs Inggris mosok si babe Harto gak bisa ...opo tumon ?? merdeka, ss - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
RE: [iagi-net-l] 20rb salah cetak_1
Kalo OTTO bukannya pabrik obat di lembang ? - Razi - -Original Message- From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 24, 2005 8:45 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] 20rb salah cetak_1 salah satu anggota PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) bernama Oto Iskandardinata. lihat di: http://www.cetro.or.id/pustaka/pplsatya.html http://www.kompas.com/kompas-cetak/0403/29/sorotan/935878.htm --pta On Thu, 24 Mar 2005 08:16:56 +0700, Sudana, Surya [EMAIL PROTECTED] wrote: Badan manapun yg mencetakartinya 'quality control' nya tidak bekerja dg benar. Ato mungkin ada nama pahlawan 'Oto' yg lain ? selain Otto Iskandardinata ss - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] pajak penghasilan ?
Pak , bisa dijelaskan sistem kontrol yang ada di dirjen pajak untk menghindari penyalahgunaan uang pajak yg diterima dari para WP? Apa alasan saya sebagai WP untuk percaya bahwa dirjen pajak jujur dalam mengelola uang pajak ini. - Razi - -Original Message- From: Ardhie Permadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 18, 2005 2:59 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] pajak penghasilan ? Ada, di Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) pak. Regards, Ardhie - Original Message - From: M. Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 18, 2005 2:37 PM Subject: RE: [iagi-net-l] pajak penghasilan ? Pajak yang diambil trus disalurkan kemana pak Ardhie? Ada gak laporan bulanan/tahunan yg online ttg berapa banyak pajak yang masuk ke negara dan laporan ttg pendistribusian pajak tersebut? atau WP hanya tahu uangnya diambilin aja tanpa bisa tahu uang yang dia kasih ke pemerintah itu disalurkan kemana ? - Razi - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] pajak penghasilan ?
Pajak yang diambil trus disalurkan kemana pak Ardhie? Ada gak laporan bulanan/tahunan yg online ttg berapa banyak pajak yang masuk ke negara dan laporan ttg pendistribusian pajak tersebut? atau WP hanya tahu uangnya diambilin aja tanpa bisa tahu uang yang dia kasih ke pemerintah itu disalurkan kemana ? - Razi - -Original Message- From: Ardhie Permadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 18, 2005 2:22 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] pajak penghasilan ? Pak Amir Unfortunately . kenyataannya tidak bisa seperti yang bapak inginkan. Penghasilan yang dikenakan pajak RI adalah seluruh penghasilan, baik itu yang bersumber dari Indonesia ataupun dari luar Indonesia. Dan seluruh (or hampir seluruh) negara, yang mengenakan pajak penghasilan atas wajib pajaknya, menerapkan pengertian tersebut di atas. Contoh yang dapat saya berikan Australia, AS, Singapura, Malaysia, Belanda, Jepang, Uzbek dan masih banyak lagi. Para expat yang bekerja di Indonesia pun dikenakan pajak RI. Bila expat tsb dapat menunjukkan Ceritificate of Domicile (NPWP) dari Tax Authority di negara asalnya maka pengenaan pajak didasarkan pada Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) Indonesia dengan negara tersebut. Bila tidak dapat menunjukkan Certificate of Domicile maka yang berlaku adalah UU Pajak Penghasilan kita. Regards, Ardhie Permadi - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 18, 2005 12:53 PM Subject: Re: [iagi-net-l] pajak penghasilan ? Sepertinya pekerja migran tidak perlu kena pajak RI. Karena : -tidak bekerja/ hidup di Indonesia, berarti tidak menikmati fasilitas yang diberikan pemerintah. (jalan, rumah sakit, pendidikan, dll). -pekerjaan tidak berhubungan dengan peerekonomian Indonesia (tidak menerima subsidi bbm, kurs rupiah, dll) Tapi jika masih ada keluarga tinggal / pulang - pergi ke Indonesia : -semestinya kena pajak??? berapa? Apakah para expat yang bekerja di Indonesia kena pajak RI? Regards, = AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO TOTAL EP INDONESIE BALIKPAPAN (62-542)-534283 - (62)-811592277 = - Original Message - From: Ardhie Permadi [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 17, 2005 4:22 PM Subject: Re: [iagi-net-l] pajak penghasilan ? Bapak2 ibu2 .. Saya coba share sedikit tentang pajak penghasilan. Pada dasarnya UU perpajakan di Indonesia mewajibkan kita yang telah memiliki penghasilan untuk membayar pajak sesuai dengan tarif tertentu. Tarif pajak (persentasenya) untuk wajib pajak perorangan mulai dari 5% dan yang tertinggi 35%, tergantung dari jumlah penghasilan kita setahun. Penghasilan yang dikenakan pajak di Indonesia adalah penghasilan yang bersumber dari negara manapun. So misalkan bapak2 or ibu2 yang bekerja dan memperoleh penghasilan di negri jiran, tetap memiliki kewajiban melaporkan penghasilannya dan membayar pajak di Indonesia, tentunya setelah memperhitungkan pajak yang dibayarkan di negara tersebut. Khusus mengenai Fiskal yang dibayar pada saat bepergian ke LN, ini belum merupakan nilai pajak yang terutang, tetapi baru merupakan kredit pajak yang nantinya dapat diperhitungkan di akhir tahun. Untuk bapak2 ibu2 yang sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, saya sekedar mengingatkan kembali bahwa SPT Tahunan PPh tahun pajak 2004 selambat-lambatnya dilaporkan ke KPP tanggal 31 Maret 2005. Regards, Ardhie Permadi - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi
RE: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi
Jangan ambil Coal yang dalam , entar coal yang ditemukan malah antrachite yang lebih sedikit kandungan methane-nya. Setahu saya, coal berjenis sub-bitouminus dan bituminous yang paling banyak men-generate methane. Mengenai produksinya, kalo melihat production history well yang ada di rocky mountain-amrik sono, perlu waktu dua tahun lebih untuk membuat air yang ada didalam fracture coal itu berkurang dan membuat gas methane bisa keluar lebih banyak. Pada saat awal perforasi bahkan yang keluar dominantly water ... - Razi - -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 01, 2005 6:48 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi setahu saya CBM itu diproduksi sendiri sebagai gas (sistemnya diperfo seperti gas reservoir ) karena umumnya CBM itu cukup dalam sehingga tidak memungkinkan / tidak ekonomis mengangkat batubaranya... Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/TUN/GG 0542- 533852 ismail [EMAIL PROTECTED] 28/02/2005 06:10 PM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi Kelihatannya potensi CBM cukup besar 20 TCF atau tiga kali lipat potensi Gasbumi nya yg hanya 7 TCF, Kenapa CBM ini tidak diprioritaskan untuk di eksplorasi /eksploitasi duluan, Kalau dilihat ternyata potensi CBM kita cukup besar 230 TCF ( Gas in Place), padahal potensi Gasbumi saja cuma 178 TCF, kayaknya CBM ini belum pernah diangkat untuk di manfaatkanm , kira kira kalau di produksi itu ikutan apa ya , sebagai produk sampingan batubara atau di produksi sendiri layaknya ekploitasi migas biasa, sehingga ngikuti mekanisme regulasi migas , bukan pertambangan. Ini kelihatannya bisa menjadi salah satu energi alternatif , mungkin iagi bisa ikut mensosialisaikan. Kalau menjadi Lumbung Energi, jangan sampai seperti Ayamnya ( Ayam mati dilumbung padi ). ISM Rekan2 sekalian, Pada hari sabtu lalu telah diadakan seminar nasional bertajuk SUMATERA SELATAN MENUJU PROPINSI ENERGI di Graha Budaya, Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan. Para pembicara yang hadir meliputi Gubernur, Menteri ESDM, Deputi Menristek, pimpinan BUMN atau wakilnya (PLN, PGN, Pertamina, PT Tambang Batubara Bukit Asam), DPRD dan Bupati. Saya berkesempatan menghadiri seminar tersebut mewakili IAGI, berikut laporan pandangan mata. Pencanangan Sumatra sebagai lumbung energi didasari beberapa hal. Secara nasional pertumbuhan ekonomi sebesar +/- 5%, pertumbuhan energi sekitar 7% pertahun, pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 9% dan listrifikasi masih dibawah 60%. Adanya keterbatasan infrastuktur sehingga terjadi disparitas antara sumber2 energi dengan daerah2 dengan konsumsi energi yang tinggi. Sumatra Selatan sebagai propinsi yang memiliki sumber daya energi dalam jumlah yang cukup banyak berlokasi relatif dekat dengan Pulau Jawa dengan tingkat konsumsi yang tertinggi. Ini merupakan peluang yang besar untuk memenuhi kebutuhan pasar baik diluar maupun di Sumatra sendiri. Untuk itu kesempatan investasi swasta dibuka untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan merealisasikan lumbung energi Sumatera Selatan mengingat keterbatasan pemerintah daerah dalam pembiayaan pembangunan. Meskipun dicanangkan oleh Presiden RI sebagai propinsi Lumbung Energi Nasional, namun pemanfaatan sumber2 energi saat ini belum maksimal dengan adanya berbagai kendala, antara lain prasarana transportasi seperti jalan, pelabuhan samudra dan kereta api. Sumber energi Sumatra Selatan yang melimpah antara lain berupa batubara 22,24 milyar ton, gas 7 TCF, geothermal 1.335 MW, gas methan (maksudnya CBM) 20 TCF. Cadangan minyak bumi Indonesia yang terbukti saat ini sebesar 5,12 miliar barel, sebesar 512,1 juta barel di antaranya berada di Sumatra Selatan. Cekungan Sumsel mengandung lebih dari separoh cadangan batubara nasional, tersebar di setiap kabupaten di Sumsel, yaitu di Muara Enim, Musi Banyuasin, Lahat, Musi Rawas, Ogan Komering Ulu, dan Ogan Komering Ilir. Ada sekitar 40 lokasi potensi batu bara yang tersebar di enam kabupaten. Sebagian besar dari cadangan batubara ini berkadar kalori rendah 5.100 kal = 11,38 M/Ton, sedangkan cadangan yang berkualitas export 6.100 kal = 0,48 M/Ton. Produksi saat ini mencapai : 9,5 Jt Ton (Ekspor 2,8 jt ton CV 5.100 kal). Keterbatasan sarana transportasi menyulitkan peningkatan produksi saat ini. Hal ini akan diatasi dengan peningkatan rel - ka Tj. Enim - Kertapati dan pembangunan rel ka simpang Tanjung Api-Api dan terus dijajagi kemungkinan pengembangan angkutan batubara melalui Canal Sungai. Untuk memanfaatkan cadangan batubara ini Kementerian Riset dan Teknologi bekerja sama dengan PLN akan membangun pembangkit listrik tenaga batu bara mulut tambang dan membuka peluang untuk investasi (Bukit Asam: 4 x 65 MW, Banjarsari III : 4 x
RE: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi
Expeled methane gak berbanding lurus dengan coal rank Pak, peat dan lignit akan generate low temperatur biogenic methane, dan seiring dengan semakin tingginya temperatur, biogenic methane berkurang karena si bakteri-nya geraahhh, penambahan suhu ini men-trigger terbentuknya thermogenic methane yang mencapai titik maksimum pada range medium volatile bituminus. Setelah itu, expeled methane akan berkurang gradual pada coal dengan range yang lebih tinggi Mengenai depth sumurnya, kebanyakan yang ada di amrik sono dalamnya gak lebih dari 5000 ft vertikal. Dan tentunya si coal layer gak boleh tersingkap dan harus berada dibawah lapisan impermeabel (shale etc) - Razi - Yg lagi baca buku ttg CBM :)) -Original Message- From: Imanuel W Pranoto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 01, 2005 9:00 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi Mohon penjelasan Pak, maksudnya lebih dalam apakah batubara pada lapisan yang lebih tua secara stratigrafi atau memang dalam dihitung dari permukaan bumi? Pengertian saya metan termogenik (atau biogenik saya lupa?) yang dihasilkan oleh batubara berbanding lurus dgn rank-nya (lignite -- antrasit) sementara coal rank dipengaruhi terutama oleh burial depth. Namun diketahui pertambahan burial depth juga berarti naiknya overburden pressure yg berarti membatasi permeability cleat/pores/fracture batubara dimana gas seharusnya tersimpan. Sehingga challenge eksplorasi coal bed methane sepertinya adl menemukan coal seam yang men-generate methane tapi juga tdk terlalu dalam. Salam, Noel M. Fakhrur Razi bertutur pada 3/1/2005 8:38 AM: Jangan ambil Coal yang dalam , entar coal yang ditemukan malah antrachite yang lebih sedikit kandungan methane-nya. Setahu saya, coal berjenis sub-bitouminus dan bituminous yang paling banyak men-generate methane. Mengenai produksinya, kalo melihat production history well yang ada di rocky mountain-amrik sono, perlu waktu dua tahun lebih untuk membuat air yang ada didalam fracture coal itu berkurang dan membuat gas methane bisa keluar lebih banyak. Pada saat awal perforasi bahkan yang keluar dominantly water ... - Razi - -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 01, 2005 6:48 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi setahu saya CBM itu diproduksi sendiri sebagai gas (sistemnya diperfo seperti gas reservoir ) karena umumnya CBM itu cukup dalam sehingga tidak memungkinkan / tidak ekonomis mengangkat batubaranya... Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/TUN/GG 0542- 533852 ismail [EMAIL PROTECTED] 28/02/2005 06:10 PM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi Kelihatannya potensi CBM cukup besar 20 TCF atau tiga kali lipat potensi Gasbumi nya yg hanya 7 TCF, Kenapa CBM ini tidak diprioritaskan untuk di eksplorasi /eksploitasi duluan, Kalau dilihat ternyata potensi CBM kita cukup besar 230 TCF ( Gas in Place), padahal potensi Gasbumi saja cuma 178 TCF, kayaknya CBM ini belum pernah diangkat untuk di manfaatkanm , kira kira kalau di produksi itu ikutan apa ya , sebagai produk sampingan batubara atau di produksi sendiri layaknya ekploitasi migas biasa, sehingga ngikuti mekanisme regulasi migas , bukan pertambangan. Ini kelihatannya bisa menjadi salah satu energi alternatif , mungkin iagi bisa ikut mensosialisaikan. Kalau menjadi Lumbung Energi, jangan sampai seperti Ayamnya ( Ayam mati dilumbung padi ). ISM Rekan2 sekalian, Pada hari sabtu lalu telah diadakan seminar nasional bertajuk SUMATERA SELATAN MENUJU PROPINSI ENERGI di Graha Budaya, Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan. Para pembicara yang hadir meliputi Gubernur, Menteri ESDM, Deputi Menristek, pimpinan BUMN atau wakilnya (PLN, PGN, Pertamina, PT Tambang Batubara Bukit Asam), DPRD dan Bupati. Saya berkesempatan menghadiri seminar tersebut mewakili IAGI, berikut laporan pandangan mata. Pencanangan Sumatra sebagai lumbung energi didasari beberapa hal. Secara nasional pertumbuhan ekonomi sebesar +/- 5%, pertumbuhan energi sekitar 7% pertahun, pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 9% dan listrifikasi masih dibawah 60%. Adanya keterbatasan infrastuktur sehingga terjadi disparitas antara sumber2 energi dengan daerah2 dengan konsumsi energi yang tinggi. Sumatra Selatan sebagai propinsi yang memiliki sumber daya energi dalam jumlah yang cukup banyak berlokasi relatif dekat dengan Pulau Jawa dengan tingkat konsumsi yang tertinggi. Ini merupakan peluang yang besar untuk memenuhi kebutuhan pasar baik diluar maupun di Sumatra sendiri. Untuk itu kesempatan investasi swasta dibuka
RE: [iagi-net-l] CBM
Secara kuantitatif gak ditulis, hanya ada crita bahwa didaerah louisiana pernah dilaporkan minor production dari lignit. Produksi dalam skala besar diambil dari sub-bituminus dan bituminus coal. Tapi kalo lihat contoh production plotnya, kok ya produksi per day per well - nya kecil sekali, hanya mencapai 120 mcf (dicapai setelah produksi selama 2.5 tahun). Tapi trend produksinya naik terus. berarti wellnya harus banyak dooong . - Razi - -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 01, 2005 9:44 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] CBM Mas Razi kalau dari tulisan Mas di bawah CBM itu ada 2 jenis ya...? yang satu biogenic yang menghasilkan biogenic methane dan enggak boleh terlalu dalam, dan yang kedua thermogenic methane yang dikontrol oleh temperature dan overburden Kalau dari buku yang Mas Razi baca apakah ada perbedaan produksi dan penanganan dari 2 jenis gas CBM tersebut? Dan yang umumnya diproduksi yang mana? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/TUN/GG 0542- 533852 M. Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] 01/03/2005 10:33 AM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:RE: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi Expeled methane gak berbanding lurus dengan coal rank Pak, peat dan lignit akan generate low temperatur biogenic methane, dan seiring dengan semakin tingginya temperatur, biogenic methane berkurang karena si bakteri-nya geraahhh, penambahan suhu ini men-trigger terbentuknya thermogenic methane yang mencapai titik maksimum pada range medium volatile bituminus. Setelah itu, expeled methane akan berkurang gradual pada coal dengan range yang lebih tinggi Mengenai depth sumurnya, kebanyakan yang ada di amrik sono dalamnya gak lebih dari 5000 ft vertikal. Dan tentunya si coal layer gak boleh tersingkap dan harus berada dibawah lapisan impermeabel (shale etc) - Razi - Yg lagi baca buku ttg CBM :)) -Original Message- From: Imanuel W Pranoto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 01, 2005 9:00 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi Mohon penjelasan Pak, maksudnya lebih dalam apakah batubara pada lapisan yang lebih tua secara stratigrafi atau memang dalam dihitung dari permukaan bumi? Pengertian saya metan termogenik (atau biogenik saya lupa?) yang dihasilkan oleh batubara berbanding lurus dgn rank-nya (lignite -- antrasit) sementara coal rank dipengaruhi terutama oleh burial depth. Namun diketahui pertambahan burial depth juga berarti naiknya overburden pressure yg berarti membatasi permeability cleat/pores/fracture batubara dimana gas seharusnya tersimpan. Sehingga challenge eksplorasi coal bed methane sepertinya adl menemukan coal seam yang men-generate methane tapi juga tdk terlalu dalam. Salam, Noel M. Fakhrur Razi bertutur pada 3/1/2005 8:38 AM: Jangan ambil Coal yang dalam , entar coal yang ditemukan malah antrachite yang lebih sedikit kandungan methane-nya. Setahu saya, coal berjenis sub-bitouminus dan bituminous yang paling banyak men-generate methane. Mengenai produksinya, kalo melihat production history well yang ada di rocky mountain-amrik sono, perlu waktu dua tahun lebih untuk membuat air yang ada didalam fracture coal itu berkurang dan membuat gas methane bisa keluar lebih banyak. Pada saat awal perforasi bahkan yang keluar dominantly water ... - Razi - -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 01, 2005 6:48 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi setahu saya CBM itu diproduksi sendiri sebagai gas (sistemnya diperfo seperti gas reservoir ) karena umumnya CBM itu cukup dalam sehingga tidak memungkinkan / tidak ekonomis mengangkat batubaranya... Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/TUN/GG 0542- 533852 ismail [EMAIL PROTECTED] 28/02/2005 06:10 PM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi Kelihatannya potensi CBM cukup besar 20 TCF atau tiga kali lipat potensi Gasbumi nya yg hanya 7 TCF, Kenapa CBM ini tidak diprioritaskan untuk di eksplorasi /eksploitasi duluan, Kalau dilihat ternyata potensi CBM kita cukup besar 230 TCF ( Gas in Place), padahal potensi Gasbumi saja cuma 178 TCF, kayaknya CBM ini belum pernah diangkat untuk di manfaatkanm , kira kira kalau di produksi itu ikutan apa ya , sebagai produk sampingan batubara atau di produksi sendiri layaknya ekploitasi migas biasa, sehingga ngikuti mekanisme regulasi migas , bukan pertambangan. Ini kelihatannya bisa
RE: [iagi-net-l] persaudaraan Islam dan tsunami
ada kok pak, tapi pers gak mengekspos, berikut daftar sumbangan dari negara tetangga: Japan : $500 million. US : $350 million. Britain : $ 95 million Sweden : $ 75.5 million Spain : $ 68 million China : $ 60 million France : $ 57 million Australia : $ 46.7 million. Canada : $ 33 million. Germany : $ 27 million Switzerland : $ 21.9 million Denmark : $ 18.1 million Norway : $ 16.6 million Portugal: $ 11 million Qatar : $ 10 million Saudi Arabia: $ 10 million Singapore : $ 3.6 million New Zealand : $ 3.5 million Finland : $ 3.3 million Kuwait : $ 2 million UAE : $ 2 million Ireland : $ 1.4 million Italy : $ 1.3 million Turkey : $ 1.25 million Czech Rep. : $750,000 Iran: $627,000 South Korea : $600,000 Hungary : $411,000 Greece : $397,000 Luxembourg : $265,000 -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 04, 2005 9:51 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] persaudaraan Islam dan tsunami Rekan rekan Saya ini Muslim , dan sepanjang saya pelajari kita sesama Muslim adalah saudara. Mungkin ada yang dapat menerangkan kegelisahan saya (yg sudah lama ) dan ini bukan dan tidak bermaksud bersifat SARA. Dengan kejadian tsunami dimana korban terbesar dari Provinsi NAD , satu satunya provinsi yang menjalankan syariat Islam secara konsekwen , sangat masuk akal bahwa korban sebagian terbesar tentunya adalah masyarakat Muslim. Maka berbondong bondong lah kita dan dunia internasional memberikan bantuan dari Polisi Dunia (USA) , Inggris , tetangga yang kadang kadang sangat memusuhi kita Australia , New Zaeland , Perancis , Jepang dsb. Tapi saya belum mendengar (apa tidak dicover mas media ya ) , bantuan dari dsudara saudara kita dari negara kaya di Jazirah Arab dan negara Teluk , Saya tidak tahu apa mereka itu kurang kaya sehingga sedang menghitung hitung bantuan yang akan diberikan , ataukah tidak tergerak nuraninya dengan penderitaan saudaranya se - Agama. Maaf , sekali lagi ini hanyalah kegelisahan saya sebagai seorang Muslim dari negara miskin yang sedang tertimpa musibah besar. Terima kasih kalau ada yang dapat memberikan pencerahan. Si Abah - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] Gempa Aceh
Gempa Aceh Magnitude 8.5 Date-Time Sunday, December 26, 2004 at 00:58:50 (UTC) = Coordinated Universal Time Sunday, December 26, 2004 at 6:58:50 AM = local time at epicenter Location 3.298°N, 95.778°E Depth 10 km (6.2 miles) set by location program Region OFF THE WEST COAST OF NORTHERN SUMATRA Distances 250 km (155 miles) SSE of Banda Aceh, Sumatra, Indonesia 320 km (200 miles) W of Medan, Sumatra, Indonesia 1260 km (780 miles) SSW of BANGKOK, Thailand 1605 km (1000 miles) NW of JAKARTA, Java, Indonesia Location Uncertainty horizontal +/- 9.2 km (5.7 miles); depth fixed by location program Parameters Nst=157, Nph=157, Dmin=999 km, Rmss=1.35 sec, Gp= 29°, M-type=surface wave magnitude (Ms), Version=7 Source USGS NEIC (WDCS-D) - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Gempa Nabire + Pulau Alor
sekalian juga pencerahannya terhadap gempa di pulau Alor dong pak? saya denger panjangnya bidang sesar naik dipulau Alor lebih panjang dari panjang pulau Alor sendiri, berarti pulau itu memang tidak layak huni ya? -Original Message- From: Zein, Munir (KPC) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 30, 2004 12:18 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Gempa Nabire Adakah yang bisa memberikan pencerahan mengenai tatanan tektonik dan struktur geology yang bekerja di daerah gempa Nabire, Mungkin perlu masukkan dari professional Geology untuk mengosongkan daerah daerah rawan gempa dan tanah longsor, karena hal tersebut sebenarnya kan sudah dapat dipetakan, Tadi diberita siang katanya masih tercatat gempa susulan sampai lebih dari 1500 kali Gimana Pak Awang atau rekan dari Freeport saya sudah lupa-lupa ingat masalah tersebut (banyakan lupanya) Damar DISCLAIMER: This message and any attachments may contain privileged information. Any unauthorised use of this message by any person may lead to legal consequences. Any views expressed in this message are those of the individual sender and may not necessarily reflect the views of PT Kaltim Prima Coal. - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] reservoir cepu was Putusnya Kontrak dengan Exxon MurniBisnis
pak Sugeng, bukannya angka 7758 dan 43560 itu muncul cuman karena adanya beda satuan aja, yg satu pake barrel, yg laen pake cubic feet. kalo Recovery factor di oil reservoir, menurut teori, RF berkisar 25 - 50% untuk water dan gas drive dan 15-25% untuk solution gas drive. Apakah RF ini memperhitungkan apakah sebuah reservoir punya secondary atau primary porosity?? -Original Message- From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, August 30, 2004 2:05 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] reservoir cepu was Putusnya Kontrak dengan Exxon MurniBisnis Mas Shofi, sebenarnya saya sudah agak lupa lho, saya rasa bahwa recovery factor itu merupakan fungsi dari mechanical drive. Misalnya water drive itu lebih besar (dipakai 30%) kalau depletion lebih kecil. Jadi tidak ada hubungan dengan jenis porosity, permeability dll. Dan rupanya angka itu dipakai terus. Angka factor untuk perhitungan reserve dipakai 7758 (oil) dan 43560 (untuk gas), sementara cut-off...berdasarkan pengalaman saja. Tentunya kawan-2 di reservoir bisa menjelaskan lebih detil. Lagi pula perhitungannya sekarang sudah pakai software canggih (saya dulu dihitung satu-persatu). Wassalam, sugeng nb.saya masih heran dan sekaligus kagum dengan lapangan walio, konon water drive berasal dari air hujan yang masuk aquifer kais yang tersingkap di sebelah timur (di ayamaru). walaupun watercut sudah 98.0% sampai 99.0% tetapi masih tetap berproduksi dan ekonomis. - Original Message - From: Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, August 30, 2004 1:00 PM Subject: RE: [iagi-net-l] reservoir cepu was Putusnya Kontrak dengan Exxon MurniBisnis Mas Sugeng, mo nanya lebih lanjut nih. Patokan recovery factor itu tergantng apa saja ya? mungkin pak Sugeng bisa memperjelas hubungannya dengan berapa besar porositynya? permeability? atau porosity system nya (vugular, micro-porosity, fractured, chalky, hasil pengukuran lab, etc). Suwun sebelumnya. Shofi -Original Message- From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, August 30, 2004 12:51 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] reservoir cepu was Putusnya Kontrak dengan Exxon MurniBisnis Pak, Rasanya tidak ada perbedaan yang istimewa, cuma karena karbonat ada primary dan secondary porosity maka ada angka faktor yang dipakai untuk perhitungan reserve; sementara di klastik (pasir) dianggap primary porsity sehingga digunakan angka faktor yang berbeda. Juga ada cut-off porosity yang dipergunakan, sekitar 12%, untuk lapangan Walio (strong water drive, seperti komentar pak Awang) bisa digunakan cut-off 9-12%. Untuk recovery factor rasanya juga diberlakukan berbeda, salah satunya jenis minyak (berat/ringan). Untuk lapangan Walio dan sekitarnya (PSC-mainland Irja) digunakan 30%, sementara di pulau Salawati-JOB) sedikit lebih kecil, mungkin 25%. Mungkin nanti kawan kami yang mengurusi ini bisa membantu. Rec. factor di Jabung (pasir) juga digunakan 30% (Gumai dan Air Benakat, North Geragai), kalau di LTAF (lower talang akar formation) NE Betara bisa lebih kecil, mungkin 20%. Wassalam, sugeng - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, August 30, 2004 10:12 AM Subject: Re: [iagi-net-l] reservoir cepu was Putusnya Kontrak dengan Exxon MurniBisnis Pak Sugeng Mungkin bisa memberikan informasi apa saja perbedaan mendasar dalam perhitungan cadangan di karbonat dan di clastik terutama dalam penanganan anistropi porositynya ...? (misalnya dengan adanya fracturering atau leaching yang membuat anistropinya jadi besar...) Apakah sama dengan sistem klastik hanya berbeda di Recovery Factornya saja..? mis di sini (clastic) RF yang dipakai 60-65% (gas reservoir) Dan apakah variasi porosity tersebut yang menyebabkan RF yang digunakan kecil 30% atau karena jenis hc (heavy oil etc..) ? Mungkin ada paper /reference atau flow charts dalam perhitungan cadangan di karbonat seperti di tempat Bapak? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/TUN/GG 0542- 533852 sugeng.hartono [EMAIL PROTECTED] 30/08/2004 10:53 AM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:Re: [iagi-net-l] reservoir cepu was Putusnya Kontrak dengan Exxon MurniBisnis Pak Awang, Perhitungan cadangan karbonat ada tahapannya dan sudah lama diakui secara umum. Hanya saja, untuk di Salawati kita gunakan recovery factor 30%. Apakah ini bisa diperbesar ya? Untuk Ngrayong clastic tentunya berpotensi; salah satu sumur di lapangan Mudi sempat ada 'kick' dari lapisan ini. Salam, sugeng - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, August 30, 2004 8:51 AM Subject: Re: [iagi-net-l] reservoir cepu was Putusnya Kontrak dengan Exxon MurniBisnis Tentu saja di Indonesia reservoir karbonat sudah lama berproduksi. Karbonat Kais di Salawati
RE: [iagi-net-l] Tool Combination-mohon saran
Pak, TLC dan PCL itu barang yg sama tapi beda vendor ya?? beda harganya dengan wireline logging biasa berapa ya?? -Original Message- From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, August 25, 2004 4:58 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Tool Combination-mohon saran Trims untuk sharingnya. Kita disini pake PCL karena log pertama yang masuk langsung stuk begitu menyentuh dasar lubang dan diperkirakan keyseated (angle drop dari 48 menjadi 20). Nah untuk optimize waktu, kita run log kombinasi itu dengan PCL. Kontractornya sih bilang oke saja dengan kombinasi ini, cuma saya yang cukup worry mengingat ini bukan kombinasi yang biasa dari dua tool dengan metode run yang berbeda pula. Kontractor sih bilang semua kombinasi bisa, walaupun harus stuk lagi, khan nothing to loose buat dianya. Lha buat kita khan berarti hilang uang, apalagi kalo sampe lost in hole. Nah berapa tuh cost nya untuk STAR? bisa 400 rebu K -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, August 25, 2004 3:15 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Tool Combination-mohon saran waktu itu kita enggak pakai pipapakai kabel biasa obmi pad tools, density pad tools , neutron normal di 6 inch pakai mw 1.6 sg , depth 5000-5600m, oh 600 m, vertical well...kondisi lubang bagus.. masalahnya karena menggunakan pads double dari density dan obmi, well kecil jadi banyak overpulls dan drags sehingga pembacaan tidak ondepth... jadi bukan karena panjang tools tapi lebih karena overpulls pembacaan obmi bagus tapi problem di depth kalau mau di cek dengan data yang lain... mungkin kalau menggunakan pipa bisa mengurangi stuck, dan tension..bisa coba tanya sama kontraktornya...apa bisa disimulasikan tension kalau pakai pipa...? Boleh tahu kenapa kok planning ngerun OBMI pakai pipa? kalau untuk sedimentologi study kenapa kok enggak cari wells yang vertical dan pakai kabel sehingga depth controlnya dan kecepatan logging controlnya lebih mudah dan bagus daripada pake pipa? Mengingat pembacaan OBMI kan high resolution sayang kalau di run pakai pipa Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/TUN/GG 0542- 533852 Tony Basoeki B. Dwi Soelistyo [EMAIL PROTECTED] 25/08/2004 03:27 PM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:RE: [iagi-net-l] Tool Combination-mohon saran Ferdi, Kebetulan di sini barusan ngobrol juga soal OBMI dengan pipa (pipe-conveyed atau TLC),mau tanya...kalau OBMI-nya yang waktu itu anda sebutkan berantakan, apakah karena kepanjangan konfigurasi tool-nya ?..kalau iya, seberapa panjang waktu itu/dikombinasikan dengan tool apa ?.ataukah berantakan karena kondisi sumurnya ?..kalau iya,..kondisi sumurnya seperti apa (inklinasi ?...bentuk S ?)...terimakasih di awal. Regards, Tony B. Soelistyo Geologist -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, August 25, 2004 3:05 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Tool Combination-mohon saran wah berat amat kombinasinya? WBM ya...? holenya bagus? deviated ? dragnya waktu cabut pipa gimana ? Mas sebenarnya bisa minta analisa tension dan drag dari contractornyabisa disimulasikan dengan mudweight dan deviationnya dari analisa tension dan drag bisa diketahui mana konfigurasi tools yang paling bagus kalau kepanjangan bisa patah /stuck apalagi dengan tambahan pipa dulu pernah nyoba di sini ternyata banyak sekali tensionnya sehingga data OBMInya malah berantakan dan depth shiftnya jadi sulit Apa sudah dipertimbangkan pakai LWD...kalau punya schlum ada azimuthal density yang bisa buat image, ada spectral gr dan neutron juga... tapi vertical resolutionnya lebih rendah dari wireline...kalau formasinya yang mau dilihat tebel enggak masalah , kalau tipis ya repot.. Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/TUN/GG 0542- 533852 Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] 25/08/2004 01:40 PM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:[iagi-net-l] Tool Combination-mohon saran rekans, Mohon saran. Saya akan run kombinasi log : Density-Neutron-Spectral GR-STAR dengan pipa (Pipe Conveyed Log). Bagaimana kira kira pengaruh akurasi pembacaan log density-neutron mengingat STAR (setara dengan FMI) itu centered and density-neutron eccentered. Terima kasih sebelumnya untuk saran yang diberikan. Salam Shofi - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
sedikit melenceng nih pak, dihubungkan ke agama dikit, dalam sebuah hadits shahih saya baca bahwa semakin mendekati hari kiamat, bumi akan sering mengalami gempa. kira-kira penjelasan ilmiahnya gimana ya? apa ada hubungannya dgn siklus yg bapak bicarakan?? -Original Message- From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 09, 2004 1:30 PM To: '[EMAIL PROTECTED]' Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Data yang saya dapatkan bahwa gempa bisa saja setiap waktu, tapi kejadian lebih sering pada full moon dan bulan mati. Konsep saya : Gaya gravitasi/elektromagnetik universe ke magnetik mantel bumi akan paling besar pada kedua posisi ini. Seperti yang di duga oleh Pak Mudji Raharto, direktur Boscca, sebutkan ini : mungkin gempa akan banyak terjadi pada full moon dan bulan mati. SALAM singkatan Seven to n-th power of ten Annum Long of Age and Minor Cycles. Saya belum sempat membuat grafiknya untuk siklus minor. SALAM baru membuat siklus dalam tahun (misal 7 th, 70 th, 700 th, ..., 70 Milyar tahun). Hal siklus minornya : setahun, sebulan, seminggu, sehari, dll, belum saya buat grafiknya. Tapi malam kemarin, saya dapatkan link yang bagus, sebut kejadian gempa 1999-2004 : http://www.grandunification.com/hypertext/Earthquakes.html#Anchor-Earthq uake s-26069. Seperti konsep saya, dia memakai siklus bulanan. SALAM berkorelasi sekitar 90 % dengan jumlah gempa besar ( 6 SR) 120 th terkahir. Rata-rata kini 10 kali gempa besar per tahun. Predikasi : jumlah gempa besar akan 1026 hingga 100 th kedepan. Gempa terbanyak korbannya 850.000 orang mininggal, dan urutan ke 10 dari terbear adalah 100.000 meninggal. Wassalam, Maryanto. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 09, 2004 11:16 Pagi To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Beberapa waktu yang lalu, saya melihat di TV-Discovery Channel yang memperlihatkan adanya hubungan antara full-moon dan kegiatan letusan gunung berapi. Karena gaya gravitasi antara planet ternyata mempengaruhi pergerakan-pergerakan atau pergeseran-pergeseran di lapisan-lapisan bawah bumi (sorry yang ini saya nggak ngerti- ngerti amat). Saya jadi bertanya, kemarin sewaktu gunung bromo meletus, kira-kira di Jawa sedang full-moon juga nggak ya ? Ada yang tahu ? Kalau saya lihat tanggalan Arab/Jawa, kelihatannya memang sekarang ini lagi full-moon. Mungkin juga karena antara matahari, venus dan bumi sedang dalam satu garis lurus, menjadi penyebab lainnya kenapa banyak aktifitas gunung berapi akhir-akhir ini. Saya juga baca ternyata di P. Sangihe juga ada aktifitas gunung berapi, juga Hawaii dan New Zealand. Jadi saya rasa lebih baik, kalau lagi full-moon, jangan naik gunung berapi. salam, Teguh - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus
tadi pagi di kompas ditulis kalo beberapa hari belakangan sering terjadi gempa vulkanik di bromo yang tercatat di seismograf yg dipasang disekitar bromo. cuman gempa itu gak terasa sama penduduk sekitar. tapi kok dikompas gak ditulis ttg lahar ya?? turis yang meninggal karena terkena lemparan batu panas. bukan karena lahar. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 09, 2004 7:26 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus Tadi pagi saya baca koran lokal disini yang memberitakan bahwa Gunung Bromo meletus dengan laharnya yang terlontar setinggi 3 km dan abunya yang menutupi kota Malang. Seorang turis Singapore terbunuh dan juga beberapa turis lokal cedera. Dikabarkan pula bahwa petugas di G. Bromo tidak sempat memberitahu kalau Gunung akan meletus karena tidak adanya tanda-tanda yang mengindikasikan kalau gunung tersebut mau meletus. Berita ini sangat surprise buat saya, karena gunung Bromo adalah tempat wisata yang sangat terkenal. Saya selalu jualan gunung ini kalau ada turis asing ataupun expat mau jalan-jalan di Indonesia dan bertanya pada saya, dimana tempat yang bagus utk dikunjungi. Saya sendiri sempat termenung-menung kalau saya teringat bahwa saya sama keluarga pernah sampai di puncak Bromo. Kira-kira ada yang tahu nggak ya tanda-tanda kalau gunung itu mau meletus ? Maksud saya adalah tanda-tanda alam. Siapa tahu kalau-kalau alat detector yang ada tidak bisa mendeteksi kejadian tersebut. Mungkin teman-teman yang hobi naik-turun gunung atau teman-teman yang ada di Vulkanologi tahu akan hal ini. Satu lagi, apakah di Gunung Bromo juga ada alat pemantau seperti Gunung Merapi ? Terima kasih dan salam, Teguh P. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -