Re: [iagi-net-l] Keluar dari OPEC....????

2008-05-28 Terurut Topik M Fakhrur Razi
ini berita AFP hari ini, juga ada di siaran CNN

http://afp.google.com/article/ALeqM5gz4PPNcpc_6lxKoAp96Zn_3JXo6Q

Indonesia to pull out of OPEC: minister


JAKARTA (AFP) — Indonesia will withdraw from the Organisation of
Petroleum Exporting Countries after years of declining exports, the
energy minister said Wednesday even as other producers cash in on
soaring oil prices.

The only Southeast Asian member of the cartel has become a net oil
importer and will not bother to renew its OPEC membership at the end
of this year, Energy and Mineral Resources Minister Purnomo
Yusgiantoro said.

When I get back to the office ... I will sign that we withdraw from
OPEC, Yusgiantoro told a group of foreign reporters at a lunch in
Jakarta.

Analysts said the withdrawal should be a wake-up call to Indonesia to
boost its spending on crumbling infrastructure and accused past
governments of failing to manage the country's abundant oil and gas
riches.

Yusgiantoro said President Susilo Bambang Yudhoyono had told a recent
budget planning meeting that he had decided to pull the country out of
OPEC, which accounts for 40 percent of the world's oil supplies.

But the minister said Indonesia, one of the smallest OPEC members,
could rejoin if production increased in line with an ongoing effort to
boost capacity after years of declining investment.

If our production comes back again to a level that gives us the
status of a net oil exporter then I think we can go back to OPEC, he
said.

Indonesia's membership of OPEC will expire at the end of 2008 when its
current paid membership of the organisation runs out, Yusgiantoro
said.

We already paid the fee this year ... the fee is about two million
euros (3.14 million dollars), he said.

Indonesian officials have for years been weighing up the benefits of
pulling out of OPEC, which the country joined in 1961.

While other members have enjoyed windfall profits on the back of high
global oil prices, Indonesia has been unable to get enough of its 4.37
billion barrels in proven reserves to the market.

As a net oil importer Indonesia would prefer lower prices but OPEC has
been reluctant to boost supply to ease pressure on markets, where oil
hit an all-time high above 135 dollars per barrel last week.

Parliament energy committee chairman Agusman Effendi said OPEC's
failure to do more to boost supply had made Indonesia's decision to
withdraw from the cartel easier.

If OPEC had more solidarity with its members and helped those like us
who are suffering from the current high prices, it would have been a
different matter, he said.

He conceded the oil giants were unlikely to listen to Jakarta's complaints.

Indonesia is such a small producer, its output means nothing compared
to that of most of the other members. Our pullout will mean nothing,
he said.

The cost of sustaining massive fuel subsidies in the face of record
oil prices forced the Indonesian government last week to hike the
retail fuel price by some 30 percent.

The move has sparked widespread protests and piled pressure on the
government ahead of elections next year.

Oil production in the archipelago has been in decline since 1995 with
yields dropping in well-established fields, Yusgiantoro said.

The government earlier this year lowered its oil sales estimate for
2008 to 927,000 barrels a day from a previous 1.034 million barrels.

Kurtubi, an oil and gas analyst at the Center for Petroleum and
Economics Studies, said the decline in Indonesia's oil production was
a result of failure by successive governments to promote investment
and exploration.

The withdrawal of Indonesia from OPEC is actually something very
embarrassing. It only shows the failures of the government, he said.


2008/5/28 oki musakti [EMAIL PROTECTED]:
 Sekilas saya dengar di warta beritanya SBS bahwa Indonesia cabut dari OPEC 
 dengan alasan sudah jadi net importir minyak.
  Benarkah ini, koq beritanya belum muncul di detik.com ya?

  Kalau memang benar, turut berduka cita.

  Salam
  O'




PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. 

Re: [iagi-net-l] Perlukah Indonesia keluar dari OPEC ?

2008-05-09 Terurut Topik M Fakhrur Razi
lha kalo OPEC sendiri sudah tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai
pengontrol harga minyak, artinya organisasi ini sudah tidak ada
artinya dong pakdhe? jadi buat apa bertahan sebagai anggota?

gimana kalo bikin organisasi negara pengimpor minyak sajah, dan
berjuang melawan negara-negara kaya minyak yang gak mau naikin
produksi biar harga tetap tinggi. ini tentu lebih membanggakan

On 5/8/08, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Perlukah Indonesia keluar dari OPEC ?
 Rovicky DP
 http://rovicky.wordpress.com/2008/05/07/perlukah-indonesia-keluar-dari-opec/

 Seorang kawan minta pandanganku tentang keanggotaan Indonesia di OPEC

 On Tue, May 6, 2008 at 8:06 PM, ratna gitasari wrote:
 Vicky, apa pendapatmu tentang rencana (yang sudah pasti) keluarnya
 RI dari OPEC?
 bagi-bagi pengetahuan di sini… ya

 OPEC sebenernya sebuah organisasi bergengsi ketika OPEC mampu
 mengendalikan harga minyak dengan kuotanya, namun saat ini OPEC
 sepertinya tidak banyak mempengaruhi harga minyak. Juga ketika
 Indonesia sudah menjadi net importir, Indonesia masih tercatat sebagai
 anggota OPEC. Tetapi sependek pengetahuanku, menjadi net exportir
 bukanlah syarat keanggotaan OPEC. Jadi sepertinya asalkan anggotanya
 masih mengeksport minyak maka bisa menjadi anggota. Indonesia saat
 inipun sebenarnya juga masih mengeksport minyak namun juga mengimpor
 minyak, baik dalam bentuk minyak mentah maupun BBM (refined).

 Posisi sulit

 Indonesia saat ini memang sedang kesulitan berat dalam pengelolaan
 sumberdaya energi. Saat ini kebutuhan energi didalam negeri hampir 40%
 masih didominasi oleh minyak bumi. Sedangkan sisa lainnya dipenuhi
 dari batubara (yang mulai meningkat sejak 1980an), Gas lebih banyak
 dijual karena biasanya gas itu dijual dengan sistem kontrak. Karena
 sistem kontrak ini, maka harga gas tidak bisa serta-merta naik seperti
 harga minyak.

 Btw, harga minyak yang saat ini disekitar 120USD/barrel sakjane sudah
 tidak realis. Karena harga minyak saat inipun sudah menggunakan
 future trading atau sistem ngijon. Membeli untuk kebutuhan tigabulan
 mendatang. Dan karena ketakutan tidak mendapat jatah di masa
 mendatang inilah yang menyebabkan harga minyak menanjak. Demikian juga
 dengan batubara yang ikutan melonjak. Tapi lagi-lagi gas yang menjadi
 andalan eksport Indonesia tidak bisa menolong kenaikan harga energi
 ini.

 Perkembangan harga minyak bulan ini

 Fluktuasi harga minyak saat ini banyak yang menduga akibat beberapa
 faktor antara ain supply minyak yang terganggu akibat produksi Shell
 di Nigeria, nilai US dollar yang melemah, serta kebutuhan (demand)
 dimasa mendatang yang tidak pasti atau keraguan mendapatkan pasokan
 energi primer.
 Indonesia yang menderita

 Indonesia itu menjadi net importir minyak sejak 2004. Jadi sejak 2004
 Indonesia secara riil selalu nombokin belanja minyak di dalam negeri.
 Produksi Indonesia hanya sekitar 800 000 barrel sehari, sedangkan
 kebutuhannya diatas 900 000 barrel sehari.

 :( Pakdhe, syapa sih yang haus dengan BBM ini. Makanya harga
 minyak naik ya Indonesia termehek-mehek

 Nah apakah saat ini memang sudah tepat kalau Indonesia keluar dari
 OPEC? OPEC sendiri tidak meminta Indonesia keluar, karena dalam banyak
 hal wakil Indonesia di OPEC sejak dulu selalu mendapat peran yang
 penting (terutama Subroto). Jadi keanggotaan Indonesia di OPEC sangat
 dinanti-nanti. Hal ini disebabkan Indonesia termasuk negara yang
 berpengalaman dalam mengelola perminyakan. Lah wong sejak akhir 1890
 sudah mulai memproduksi minyak kok. Sedangkan saudi ini baru sekitar
 tahun 1930-1940-an, kalau ga salah. Indonesia memang berpengalaman
 dalam mengelola tetapi bukan ahli memanfaatkan sumber energi ini untuk
 kebutuhan dalam negeri, sehingga Indonesia saat ini malah sudah
 terlanjur manja BBM. Dan belum bersiap-siap bergeser ke sumber
 energi lain. Lah mau ngganti Geothermal saja terganjal adat di Bali,
 mau bikin PLTN malah difatwa sama ulama lokal.

 :D Lah yo itu yang bikin mumeth …

 :( hihihihih sampe-sampe Pak SBY puzink ya Pakdhe 

 Kalau melihat gelagatnya harga minyak ga bakalan kurang dari 100$/bbl.
 Jadi fluktuasinya akan berkisar diatas 100. Bahkan ada yang menduga
 pada dua tahun kedepan akan berkisar 150, bahkan bisa-bisa mencapai
 200$/bbl.
 Finansial atau kebanggan sebagai bangsa

 Keluar dari OPEC secara finansial mungkin menguntungkan karena tidak
 harus membayar iuran keanggotaan sebesar 2 Juta Dollar setahun. Tetapi
 harus diingat bahwa ada policy atau kebijakan luar negeri Indonesia
 yang bebas aktif. yang artinya kalau Indonesia ini mau aktif dalam
 politik dunia, ya mesti ikutan lah. Termasuk dulu aktif dalam kegiatan
 PBB, Nonblok, Asean, G-15 dan organisasi lainnya.

 Tidak hanya kebanggaan saja, mungkin dengan sesama anggota OPEC
 Indonesia mampu mengundang negara-negara anggota lainnya itu untuk
 menjadi investor, atau bahkan bersedia menjual minyaknya dibawah harga
 normal. Tentusaja ini sangat dipengaruhi oleh siapa yang menjadi 

Re: [iagi-net-l] High Pressure atau OverPressure

2008-02-01 Terurut Topik M Fakhrur Razi
kalo 500 psi lebih tinggi dari gradien air tawar di kedalaman 8000 ft ss,
saya rasa belum bisa dibilang overpressure,

di tempat saya kerja sekarang, pressure initial ya sekitar segitu dan kita
gak pernah bilang itu overpressure.

implementasi overpressure saya rasa lebih ke lithology porous, mau reservoir
ataupun aquifer. yang penting ada caprock mau itu shale tebal ataupun
anhydrite 0.5 meter.

coba aja drilling di caprock shale tebal, pasti gas reading belum akan naik
tuh, tapi pas kita sudah tembus porous lithology, gas reading naik dan dapat
kick, baru kita bilang sudah masuk overpressure zone.


On 2/2/08, Bambang Satya Murti [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saat mengebor, atau mereview data sumur, kita sering berhadapan dengan
 kedua istilah tersebut. Ini mungkin bidang-nya Kang Shofie dan Mas Gumilar.
 Lha kalau geologist ya ngertinya shale - sandstone - limestone - coal -
 etc...Yang sering bikin puyeng, kapan sebetulnya suatu interval itu
 dinamakan normally pressurized, high pressure, highly pressurized,
 over pressured, atau justru under pressure. Sebetulnya referensi-nya
 dilakukan terhadap apa ya? Apakah gradien hydrostatik air tawar? Brine?
 Kalau misalnya, suatu interval, memiliki kelebihan pressure sebesar 500
 psi dari gradien air tawar, let's say pada kedalaman 8000' TVDSS, apakah itu
 masuk kategori high pressure atau sudah over pressure ya?
 Ada yang pernah menemukan kasus Over Pressure di environment turbidit (ini
 juga rapid deposition kan)?.
 Terminologi ini sebetulnya di implementasi kan ke shale atau ke reservoir
 ya?
 Atau barangkali rekan-rekan lainnya bisa memberi pencerahan?

 Salam,
 Bambang



 
 Never miss a thing.  Make Yahoo your home page.
 http://www.yahoo.com/r/hs


Re: [iagi-net-l] Stromatolit Satonda, Sumbawa : Time Tunnel to Pra-Cambrium Seas

2007-11-03 Terurut Topik M Fakhrur Razi
jadi gak perlu jauh-jauh ke middle-east kalo mau liat stromatolite ya pak
hehehe


On 11/3/07, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Seorang rekan geologist bertanya tentang stromatolit di pulau kecil
 Satonda utara Sumbawa. Pulau sekecil Satonda yang belum tentu muncul
 pulaunya atau namanya di atlas2 anak sekolah, memiliki arti yang begitu
 besar sebab langka sekali tempat seperti Satonda di Bumi ini - yaitu
 memiliki stromatolit, terumbu paling tua yang telah muncul sejak Archean.
 Kurang apalagi keistimewaan geologi Indonesia ? Semoga berguna.

 salam,
 awang

 Ribuan-ratusan juta tahun sebelum binatang2 bersel banyak (metazoans)
 pembangun kompleks terumbu muncul, sekelompok organisme marin prokariotik
 (golongan bakteri dan alga biru-hijau dengan sel yang intinya belum jelas
 terpisah di dalam sitoplasma) diketahui telah mampu membangun struktur2
 batugamping terumbu yang masif. Struktur2 masif ini ternyata dapat melewati
 ribuan-ratusan juta tahun masa pelapukan/perusakan , sehingga struktur2 ini
 kini masih dapat ditemui membangun beberapa unsur bentang alam di Amerika
 Utara, Afrika, Asia, dan Australia. Struktur2 terumbu awal ini dikenal
 sebagai Stromatolit, terbentuk dalam suatu lingkungan oseanografik yang
 memerlukan kondisi tertentu.

 Stromatolit adalah struktur organo-sedimen (simbiose antara
 ganggang-sedimen gampingan) yang dihasilkan oleh setumpuk besar lembaran2
 coccoid cyanobacteria (dikenal juga sebagai ganggang biru-hijau, bakteri
 biru-hijau, myxophyceae atau chyanophyta) , melalui pemerangkapan sedimen
 gampingan, pengikatan, dan/atau pengendapan. Proses pembentukan stromatolit
 ini banyak dibahas di dalam Walter (1976 – Stromatolites, Elsevier,
 Amsterdam; buku sangat tebal hampir 800 halaman membahas A sampai Z tentang
 stromatolit) ; Walter (1983 – Archean stromatolites : evidence of the
 Earth's earliest benthos, dalam buku Earth's Earliest Biosphere, Princeton
 Univ. Press). Menurut Bates dan Jackson (1987, eds. – Glossary of Geology,
 American Geological Institute), istilah stromatolit diusulkan oleh Kalkowsky
 pada 1908 sebagai stromatolith (kemudian menjadi stromatolite/ algal
 stromatolite; sedangkan stromatolith dipakai Foye 1916 untuk tubuh intrusi
 magma retas lempeng –sill yang menjemari
 dengan batuan sedimen)

 Stromatolit muncul untuk pertama kalinya pada suatu waktu antara Archean
 tengah-Archean akhir (sekitar 3000 juta tahun yang lalu -Ma atau 3 Ga – giga
 years ago/milyar tahun yang lalu). Menjelang awal Proterozoikum (2,5 Ga)
 mereka berkembang dalam lingkungan yang luas. Fosil stromatolit paling tua
 ditemukan di Zimbabwe baratdaya (2800-3100 Ma –menurut Stokes et al., 1978 –
 Introduction to Geology, Prentice Hall). Tulisan Pellant dan Phillips (1990
 - Rocks, Minerals, and Fossils of the World – Little, Brown and Co. )
 menyebutkan bahwa stromatolit dapat berkembang seawal 3800 Ma.

 Stromatolit merupakan organisme pembangun terumbu yang dominan selama
 Pra-Kambrium (meliputi Archean dan Proterozoikum) dan berlanjut sampai
 sekitar 600 Ma (memasuki Kambrium pada 570 Ma). Sejak itu, terjadi penurunan
 kelimpahan stromatolit. (Fagerstorm, 1987 – The evolution of reef
 communities, John Willey and Sons). Stromatolit masih ditemukan sepanjang
 Paleozoik, Mesozoik, dan Tersier, dengan kelimpahan yang semakin menurun
 (Fagerstrom, 1987).

 Di samping sebagai pembangun terumbu tingkat awal, stromatolit juga telah
 memainkan peranan penting dalam membentuk komposisi kimiawi atmosfer.
 Cyanobacteria pembentuk stromatolit adalah makhluk yang berfotosintesis.
 Seperti kita tahu, produk fotosintesis adalah oksigen. Maka, pembentukan
 stromatolit dengan sendirinya telah mengoksigenasi atmosfer awal Bumi yang
 miskin oksigen pada Archean dan Proterozoikum menjadi mempunyai oksigen yang
 cukup. Dengan hadirnya oksigen, maka mulailah berkembang fauna2 bersel
 tunggal yang membutuhkan oksigen, diperkirakan itu terjadi pada pertengahan
 Proterozoikum (1500 Ma). Pada ujung Proterozoikum atau memasuki Kambrium,
 tingkat oksigen sudah 10 % daripada tingkatnya sekarang, maka mulailah
 metazoa marin berkembang (Gross, 1990 – Oceanography : a view of the Earth,
 Prentice Hall).

 Pada awal Kambrium, dalam evolusi makhluk hidup terjadi apa yang disebut
 dengan Ledakan Kambrium (Cambrian Explosion). Ini adalah ledakan kelimpahan
 fauna metazoan. Kelimpahan metazoan ini menciptakan persaingan, dan fauna
 prokariotik pembangun stromatolit di pihak yang kalah, sehingga telah
 menurunkan perkembangan stromatolit secara signifikan. Namun, Stromatolit
 adalah bentuk yang tahan banting, ia telah ditemukan dapat berkembang sampai
 sekarang (Resen) di beberapa bagian dunia di tempat yang sangat spesifik,
 yang terkenal adalah yang berkembang di Shark Bay (Teluk Hiu) di Australia
 barat, di utara Perth.

 Karena Indonesia sebagian besar disusun oleh formasi batuan berumur muda,
 stromatolit hampir tidak pernah ditemukan dalam catatan fosil Indonesia.
 Stromatolit dapat melewati masa 

[iagi-net-l] volcanic eruption in Yemen

2007-10-02 Terurut Topik M Fakhrur Razi
 jangan dikira hanya volcano di indonesia yang aktif, di middle east
ternyata juga ada. (Red sea) Three killed as volcano erupts
*http://edition.cnn.com/2007/TECH/science/10/01/yemen.volcano/index.html*
**
*(CNN)* -- NATO ships rescued two survivors and spotted three bodies off the
coast of a small Red Sea island Monday morning, following a spectacular
volcanic eruption the night before, a NATO commander said.
Lava flows and clouds of smoke and ash reach skyward after a volcano
eruption on the island of Jazirt Atta-Ir.
 The Yemeni Coast Guard rescued 21 of the 29 Yemeni military personnel who
were on the island when the volcano erupted, but they requested help from a
nearby six-ship NATO task force en route to the Suez Canal, according to Ken
Allan of the Canadian Navy's HMCS Toronto.


Re: [iagi-net-l] First coal liquefaction plant proposed for South Kalimantan

2007-07-15 Terurut Topik M Fakhrur Razi

Mohon maaf saya tidak tahu bu,

mungkin bisa ditanyakan langsung ke yang berwenang di departemen
perdagangan. Karena project technology share coal-to-liquid ini katanya
adalah bagian dari kerjasama FTA antara indonesia dan Jepang.

regards,

Razi


On 7/16/07, Rina Susi [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Assalamu'alaikum wr.wb.



Selamat pagi, salam IAGI..

perkenalkan saya Rina, staff geologi PT. Carsurin Laboratorium Batubara
dan Mineral, terimakasih pak Fakhrur atas informasinya mengenai coal
liquefaction plant.



Saya mau menanyakan pak, apakah ada contact person-nya dari Jepang
tersebut pak?



Sekian , terimakasih.



Best Regards,



*Rina Susilaningsih*

*PT. Carsurin*

Coal  Mineral Department

Sarana Penjaminan Bldg. 7th Floor,

Jl. Angkasa Block B-9, Kav. 6,

Kota Baru Bandar Kemayoran,

Jakarta 10720

INDONESIA

Phone  : +62 21 6540 328/428/416

Facs: +62 21 6540 346

Mobile : +62 81 579 572 39

E-mail : [EMAIL PROTECTED]

 [EMAIL PROTECTED]

Web   : www.carsurin.com


 --

*From:* M Fakhrur Razi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
*Sent:* Saturday, July 14, 2007 2:09 PM
*To:* iagi-net@iagi.or.id
*Subject:* [iagi-net-l] First coal liquefaction plant proposed for South
Kalimantan



Hasil kerjasama baru dengan Jepang yang ditandatangani bulan lalu, jepang
akan membantu kita untuk mengembangkan coal liquefaction plant.
Mudah-mudahan coalnya masih ada gak habis di curi pertambangan liar  ..





*First coal liquefaction plant proposed for South Kalimantan*

*Ika Krismantari*, The Jakarta Post, Jakarta

Following its establishment in May, a consortium made up of coal mining
firms will soon begin a feasibility study on plans to build the country's
first coal liquefaction plant.

Bukin Daulay, the director of the Energy and Mineral Resources Ministry's
Mineral and Coal Technology Research and Development Center, said Friday
that the feasibility study on the project would begin in August and would
take six months to complete.

JBIC (Japan Bank for International Cooperation) will finance the
feasibility study by providing a grant of US$500,000, Bukin said following
a meeting between the consortium and government officials.

He said that the consortium had agreed during the meeting to build the
US$1.3 billion plant in coal-mining firm Arutmin's mining concession in
Satui, South Kalimantan.

Based on the results of a pre-feasibility study by Japanese research firms
in 2002, Satui was the most suitable site for the project, Bukin said.

He also said that Arutmin might supply 2.5 million tons to the plant,
which would convert coal into liquid fuels like gasoline and diesel, and
have an initial capacity of 13,500 barrels per day.

The other members of the consortium would likely contribute to the project
in the form of equity. However, precise figures had yet to be discussed,
Bukin said.

The price of the plants output would be highly competitive, at an average
price of $35 per barrel, compared to crude oil, whose price is expected to
reach $100 per barrel in the next few years, said Eiichiro Makino, a coal
industry consultant advising the ministry.

The plant is expected to come onstream in 2013.

Coal liquefaction is one of the alternative sources of energy that will be
promoted by the government as part of its efforts to decrease the country's
dependency on oil.

Under the government's latest energy policy, coal liquefaction should
account for 2 percent of the total national energy mix by 2025.

The government hopes that the capacity of the South Kalimantan plant can
be raised to 27,000 barrels per day by 2017 at a cost of $2.1 billion.

In order to meet the 2 percent target, Indonesia will need the develop
coal liquefaction plants with a combined output of 189,000 barrels per day
by 2025



[iagi-net-l] First coal liquefaction plant proposed for South Kalimantan

2007-07-14 Terurut Topik M Fakhrur Razi

Hasil kerjasama baru dengan Jepang yang ditandatangani bulan lalu, jepang
akan membantu kita untuk mengembangkan coal liquefaction plant.
Mudah-mudahan coalnya masih ada gak habis di curi pertambangan liar  ..

**
*First coal liquefaction plant proposed for South Kalimantan*

*Ika Krismantari*, The Jakarta Post, Jakarta

Following its establishment in May, a consortium made up of coal mining
firms will soon begin a feasibility study on plans to build the country's
first coal liquefaction plant.

Bukin Daulay, the director of the Energy and Mineral Resources Ministry's
Mineral and Coal Technology Research and Development Center, said Friday
that the feasibility study on the project would begin in August and would
take six months to complete.

JBIC (Japan Bank for International Cooperation) will finance the
feasibility study by providing a grant of US$500,000, Bukin said following
a meeting between the consortium and government officials.

He said that the consortium had agreed during the meeting to build the
US$1.3 billion plant in coal-mining firm Arutmin's mining concession in
Satui, South Kalimantan.

Based on the results of a pre-feasibility study by Japanese research firms
in 2002, Satui was the most suitable site for the project, Bukin said.

He also said that Arutmin might supply 2.5 million tons to the plant, which
would convert coal into liquid fuels like gasoline and diesel, and have an
initial capacity of 13,500 barrels per day.

The other members of the consortium would likely contribute to the project
in the form of equity. However, precise figures had yet to be discussed,
Bukin said.

The price of the plants output would be highly competitive, at an average
price of $35 per barrel, compared to crude oil, whose price is expected to
reach $100 per barrel in the next few years, said Eiichiro Makino, a coal
industry consultant advising the ministry.

The plant is expected to come onstream in 2013.

Coal liquefaction is one of the alternative sources of energy that will be
promoted by the government as part of its efforts to decrease the country's
dependency on oil.

Under the government's latest energy policy, coal liquefaction should
account for 2 percent of the total national energy mix by 2025.

The government hopes that the capacity of the South Kalimantan plant can be
raised to 27,000 barrels per day by 2017 at a cost of $2.1 billion.

In order to meet the 2 percent target, Indonesia will need the develop coal
liquefaction plants with a combined output of 189,000 barrels per day by
2025


[iagi-net-l] Asia is increasingly going nuclear

2007-07-08 Terurut Topik M Fakhrur Razi

 australia katanya sudah siap untuk bantu pasok uranium untuk indonesia dan
agreement sudah dibuat tahun 2006. Jadi masalah dengan cadangan uranium kita
yang hanya 10 tahun sudah terjawab dong ya, tapi industri strategis seperti
ini kalo sangat tergantung dengan negara lain bisa gawat juga ya?

Asia is increasingly going
nuclearhttp://www.gulfnews.com/opinion/columns/world/10137620.html
Gulf News - Dubai,United Arab Emirates

Asia is increasingly going nuclear

By Abdullah Al Madani, Special to Gulf News
Published: July 08, 2007, 00:23

In his recent survey, Professor Purnendra Jain, head of Asian Studies at
Australia's Adelaide University, holds that many Asian countries are
currently competing for nuclear status in a way not seen since the 1970s. He
supports his conclusion by reports suggesting that 17 of the 28 nuclear
power plants under construction around the world are in Asia.

This is true. In addition to Asia's two giants, India and China, which are
enhancing their nuclear-power generation capabilities, almost all other
Asian states are either on the way to going nuclear or expressing their
intention to have civilian nuclear programmes.

Vietnam, for example, has already decided to install two nuclear reactors in
the coming decade. Thailand is said to be conducting research for nuclear
power with the apparent aim of having a plant operational by 2020.
Malaysiahas hinted that it might consider the nuclear-energy option in
the near
future. The South Korean government has already announced its decision to
increase the number of nuclear power plants in the country. And Japan, the
world's third largest home to such plants after the United States and France,
seems to be ready to increase its dependency on power generation from
nuclear sources from the current 30 per cent to 40 per cent in the next 10
years.

The Japanese, however, are very careful in this regard, something that can
be attributed to their fear of nuclear accidents similar to the one in their
Tokaimura plant in 1999.

On the other hand, the Hong Kong authorities are under immense pressure to
go nuclear by establishing their own nuclear power plants or benefiting from
those across the border in mainland China.

This is aimed at improving the island's rapidly deteriorating air quality,
caused by its long reliance on fossil fuel for electricity on the one hand
and industrial pollution from mainland China on the other. As Professor Jain
correctly puts it, Hong Kong may lose its business to other Asian countries
if this environmental problem is not quickly dealt with.

*Enough uranium available*

Focusing on the reasons behind this new nuclear race in the Far East, one
can list numerous driving factors, including the rapidly growing demand for
power due to economic and industrial expansion and the improvement of living
standards; high oil prices in recent years; rising competition for natural
resources; the danger of over-reliance on imported oil and gas for energy
needs from the troubled Middle East; and pressure to use more
environmentally-friendly energy.

Moreover, there is now enough uranium available to commence nuclear
programmes and, unlike fossil fuel, it is cheap. According to a report
published in 2005 by the Organisation for Economic Cooperation and
Development, production of uranium recorded significant increases between
2003 and 2005 with 19 countries mining it, particularly Australia,
Kazakhstan and Namibia.

The aforementioned justifications for going nuclear, however, have been met
with severe criticism and opposition from various local organisations and
political forces, despite the increasing support for cleaner and greener
power-generation options. Their argument often concentrates on the high
costs and risks associated with nuclear power, citing the disastrous
consequences of the 1979 accident at Three Mile Island in the US and the
1986 Chernobyl explosion in the former Soviet Union. It also concentrates on
the difficulty of ensuring that nuclear technology once obtained will not be
used for purposes other than civilian.

Perhaps the case of Indonesia is the best example of the ongoing debate
between pro and anti-nuclear option forces in Asia.

Having received a nod from the International Atomic Energy Agency for its
civilian nuclear programmes, Indonesia is planning to start building its
first nuclear power plant by 2010 and four other such plants by 2017 with
the aim of producing at least 17 per cent of the country's power demand from
untraditional sources. It is reported that South Korea has already agreed to
help Indonesia build these plants and provide fissile material and
technology. It is also reported that Australia, the holder of 40 per cent of
world uranium deposits and the second-largest supplier of this commodity
after Canada, has expressed its readiness to cooperate with Indonesia in
this field under the 2006 bilateral security agreement.

While Jakarta maintains that its going nuclear policy is significantly

Re: [iagi-net-l] Pore Pressure

2007-06-26 Terurut Topik M Fakhrur Razi

ada lho pak yang lebih dangkal dari itu, saya pernah ketemu well yang jika
kita plot sonicnya kelihatan jelas bahwa zone overpressurenya dimulai dari
kedalaman 400 m. MW sekitar 12 - 20 ppg. Yang saya tau daerah itu memang
uplifted  3000 m. ini karena faktor kompaksi saat sedimentasi.

untuk keperluan drilling, yang terpenting kan sebenarnya gimana kita
mengidentifikasi caprock dari overpressure itu sendiri. kalo di deltaic,
kalo sudah drilling di interval shale-rich yang tebal tentu kita sudah
berhati-hati. Kalo di area yang kayak anhydrit malah gak perlu lapisan tebal
sudah bisa menjadi cap rock buat overpressure.

salam,

Razi

On 6/27/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:


Kalau pendapat saya:
1. Andaikata depth 1950m itu memang transisi zone, dan 2500m itu sudah
overpressure pada daerah rapid sedimentation maka ini overpressure zone
ini saya anggap dangkal (??). Posisi HC dengan structure trap bagaimana,
Pak Bambang?

2. Formasi yg overpressure itu tersingkap dipermukaan. Overpressure ini
bisa terjadi karena factor meteoric gravity driven (topography) atau
karena kompaksi karena rapid sedimentaion itu. Atau factor lain yg saya
belum ketahui. Ini perlu data2 yg lebih lengkap.

3. Kalau ada data sonic, bisa dibuat trend normal dan tidak normal untuk
memprediksi transisi-overpessure zone.

4. Overpressure karena factor kedalaman tidak selalu. Kalau mengikuti
stratigraphy bisa saja terjadi seperti lateral discontinuity.

Pak Bambang, aku nggak mancing2 loh...?? sekian dulu nanti disambung lagi.

Cheers,
gde

 Saya berharap ada yang mau share tentang pore pressure. Di sumur-sumur
 offshore yang jaraknya sekitar 25 kilometer didapatkan transition zone
 pada kedalaman sekitar 1950 meter (6000 ft). Drilling dihentikan pada
 kedalaman 2500 m karena memerlukan lumpur 2.18 sg (18 ppg) untuk
drilling
 zona overpressure tsb.  Formasi yang overpressure di offshore tersebut
 sebagian tersingkap ke permukaan di onshore. Bagaimana mengantisipasi
 overpressure di onshore ini, pada kedalaman berapa diperkirakan
 overpressure, atau karena terekspose ke permukaan sehingga menjadi tidak
 overpressure? Sebenarnya zona transisi mengikuti stratigrafi atau
 kedalaman?

   Thanks
   Pujas


 -
 You snooze, you lose. Get messages ASAP with AutoCheck
  in the all-new Yahoo! Mail Beta.





Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
[EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




Re: [iagi-net-l] Petrophyics - Condensate

2007-06-22 Terurut Topik M Fakhrur Razi

ambil pressure lebih banyak belum tentu membantu, pake chart schlumberger
litholgy thickness Versus optimum pressure point.

Ya, di HPHT banyak tight reservoir, jadi sering supercharging, sulit cari
pressure gradient valid.

regards,
Razi


On 6/23/07, Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED] wrote:


Qz gauge
Akurasi memang +/- 2psi
tapi  resolusinya 0.01psi

untuk  lebih yakin ambil pressure test yang banyak untuk gradient.

pressure gradient untuk overpressure sama dengan normal pressure.
analoginya dengan air dalam bejana tertekan dan tidak tertekan, BJ air
tetap.

supercharging bukan di HPHT tapi di low perm sand, yang didrilling dg high
MW.

Supaya presure gradient lebih sensitif, gunakan psi/m, bukan psi/ft



On 6/21/07, M Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote:
 secara teory bisa saja pak kalo reservoir virgin mengandung high
volatile
 oil dengan API sekitar 45 - 55. Kalo mau membedakan dengan kondensasi
gas
 bisa dengan LFA di reservoir tersebut. Kalo dari pressure gradient tentu
 kita harus sangat berhati-hati karena apalagi perbedaan hanya 0.02psi/ft.
 Kalo ambil pressurenya pake MDT, ingat bahwa akurasi MDT pressure test
+/- 2
 psi (CQG), cukup sulit membedakan 0.07 psi/ft dengan 0.09 psi/ft.

 untuk reservoir di HPHT, pressure gradient yang dipakai relative sama,
tapi
 tentu tingkat akurasi perlu diperhatikan karena di HPHT sangat sering
kita
 mengalami supercharging.

 regards,

 Razi

 On 6/21/07, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Barangkali ada yang mau share masalah sederhana yang sedang saya
hadapi
 sekarang.
  Di plot pressure gradient saya menemukan harga sekitar 0.09 psi/ft.
Secara
 teori kemungkinan adalah wet gas atau kemungkinan laen adalah
condensate.
 
  Pertanyaan saya apakah condensate itu ada dalam kondisi reservoar
masih
 virgin atau terjadi secara alami dan bukan merupakan hasil penurunan
 pressure (dew point)? Apakah kita boleh mengartikan bahwa condensate itu
 sebagai very light oil atau gassy oil? Kalo bisa terjadi secara alamai,
 bagaimana membedakannya dengan hasil proses kondensasi gas?
 
  Di oil coloum, gradientnya sekitar 0.25 - 0.3 psi/ft yang berkorelasi
 dengan oil 37 degs API, sementara untuk gasnya bervariasi dari 0.025sampe
 0.07 psi/ft.
 
  Terima kasih sebelumnya.
 
  Shofi
 
 




--
***
Amir Al Amin
Operation/ Wellsite Geologist
(62)811592902
amir13120[at]yahoo.com
amir.al.amin[at]gmail.com




Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
[EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




Re: [iagi-net-l] Petrophyics - Condensate

2007-06-21 Terurut Topik M Fakhrur Razi

secara teory bisa saja pak kalo reservoir virgin mengandung high volatile
oil dengan API sekitar 45 - 55. Kalo mau membedakan dengan kondensasi gas
bisa dengan LFA di reservoir tersebut. Kalo dari pressure gradient tentu
kita harus sangat berhati-hati karena apalagi perbedaan hanya 0.02 psi/ft.
Kalo ambil pressurenya pake MDT, ingat bahwa akurasi MDT pressure test +/- 2
psi (CQG), cukup sulit membedakan 0.07 psi/ft dengan 0.09 psi/ft.

untuk reservoir di HPHT, pressure gradient yang dipakai relative sama, tapi
tentu tingkat akurasi perlu diperhatikan karena di HPHT sangat sering kita
mengalami supercharging.

regards,

Razi

On 6/21/07, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:


Barangkali ada yang mau share masalah sederhana yang sedang saya hadapi
sekarang.
Di plot pressure gradient saya menemukan harga sekitar 0.09 psi/ft. Secara
teori kemungkinan adalah wet gas atau kemungkinan laen adalah condensate.

Pertanyaan saya apakah condensate itu ada dalam kondisi reservoar masih
virgin atau terjadi secara alami dan bukan merupakan hasil penurunan
pressure (dew point)? Apakah kita boleh mengartikan bahwa condensate itu
sebagai very light oil atau gassy oil? Kalo bisa terjadi secara alamai,
bagaimana membedakannya dengan hasil proses kondensasi gas?

Di oil coloum, gradientnya sekitar 0.25 - 0.3 psi/ft yang berkorelasi
dengan oil 37 degs API, sementara untuk gasnya bervariasi dari 0.025 sampe
0.07 psi/ft.

Terima kasih sebelumnya.

Shofi





[iagi-net-l] test email -- pls ignore

2007-06-15 Terurut Topik M Fakhrur Razi

test email


[iagi-net-l] LCM Mica merusak formasi?

2007-06-13 Terurut Topik M Fakhrur Razi

jika saya punya reservoir oil depleted dgn lithology sandstone,
dulunya waktu di drill pernah terjadi total loss di sand tsb, dan di
beri mika utk melawan loss, apakah mika ini bisa menjadi merusak
formasi? seberapa besar dampaknya terhadap reservoir? mhn
pencerahannya.

salam,

Razi


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Tanya Naturally Fracture Reservoir

2007-06-02 Terurut Topik M Fakhrur Razi

Punten pak, kenapa batuan ductile yang umumnya menjadi fracture reservoir?
mohon penjelasannya\

terima kasih,

Razi


On 5/31/07, Bambang Pujasmadi [EMAIL PROTECTED] wrote:



Fractured reservoir umumnya terdpat pada batuan yang ductile. Pada soft
sand misalnya,  kalau terjadi fracture maka kecil kemungkinan membentuk
fracture reservoir karena akan sealed. Dengan demikian, logikanya frac job
akan berfungsi dengan baik untuk meningkatkan permeability.


Salam
pujas






Re: [iagi-net-l] Konversi salinity ke fluid density

2006-08-10 Terurut Topik M Fakhrur Razi

download aja dari link dibawah ini:
http://www.slb.com/content/services/resources/software/ihandbook.asp?

dibagian general info ada unit conversion calculator, satuannya tinggal
dipilih.

On 8/11/06, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:


Barangkali ada yang mau share bagaimana caranya kita mengkoversi nilai
salinitas (misal ppm NaCl) kedalam berat jenis fluida (gr/cc), kalo ada
excelnya atau tiny software, boleh saya dibagi.

terima kasih sebelumnya.

Salam

Shofi




[iagi-net-l] tanya: hydrocarbon-related diagenetic zone

2006-08-01 Terurut Topik M Fakhrur Razi

Bapak/ibu yth,
Adakah yg bisa kasih pencerahan ttg hydrocarbon-related diagenetic zones dan
hubungannya dengan fault-seal analysis, bagaimana proses pembentukannya,
cara mengenalinya diseismic dan core/cutting, success case etc.

terima kasih sebelumnya

best regards,

Razi


[iagi-net-l] peta geologi jakarta

2006-07-25 Terurut Topik M Fakhrur Razi

Ada gak ya yang punya peta geologi jakarta dalam bentuk softcopy, kalo ada
mau dong saya dishare via japri,
dalam beberapa hari ini saya banyak dapat pertanyaan ttg potensi gempa di
jakarta dari teman-teman sekantor, mungkin kalo ada peta jakarta akan lebih
mudah untuk menjelaskannya,

terima kasih sebelumnya,

Razi


Re: [iagi-net-l] ledakan niklir????

2006-07-20 Terurut Topik M Fakhrur Razi

Pak, ini ada penjelasan lebih spesifik ttg cahaya gempa atau EQL
(earthquake lights)

saya kutip dari paper berjudul Earthquake lights and the stress-activation
of positive hole charge carriers in rocks by France St-Laurent , John S.
Derr , Friedemann T. Freund   papernya malah dari pak Franc :)



==

On the basis of the foregoing discussion we propose that the luminous
phenomena associated with earthquakes, often called earthquake lights, EQL,
are caused by electric discharges. The source of these discharges lies in
the Earth's crust, in confined rock volumes that represent asperities and
build up high and rapidly increasing stresses as part of the earthquake
preparation process. Such stresses activate electronic charge carriers that
lie dormant in the rocks. These charge carriers are p-holes and electrons,
of which the p-holes have the unique property that they

can propagate through otherwise insulating rocks. If the rate at which the
p-holes and electrons are activated exceeds the rate at which they can be
dissipated, a situation may arise where the p-holes form a degenerate solid
state plasma that can burst out of its confined rock volume and  propagate
at relatively high speed through the overlying rocks. When this charge cloud
intersects the Earth's surface, it causes ionization of the air and, hence,
corona discharges, which are accompanied by the emission of light. The many
different forms and shapes of EQLs that have been reported suggest that the
conditions of the solid state plasma and its discharge through the Earth's
surface can be highly variable. Our conclusions seem to be consistent with
not only the observed luminous phenomena but also with the reported emission
of radio-frequency electromagnetic radiation and other effects.

=



sedangkan dentuman itu sendiri, bukannya sudah dijelaskan di milis ini satu
bulan yang lalu ketika pak Irwan menerangkan ttg suara misterius dari
imogiri, berikut kutipannya:



On 6/30/06, Irwan Meilano [EMAIL PROTECTED] wrote:
High-frek P-wave apabila sangat dangkal akan menghasilkan suara yg bisa kita
dengar lansung (kalo dilaut disebut juga T-wave (acoustic wave)). Sesudah
high-frek P-wave yg amplitude-nya sangat kecil, baru low-fre P-nyadatang dan
terasa goyangan..dan sesudah itu baru S-wave yg lebih bergetar.


saya tambahin dengan kutipan berikut:

P wave [the primary wave, which people usually feel as a bang or thump]
would be pretty distinct. ... There would probably be a few seconds of
somewhat random shaking before it really got going. ... It's pretty common
to have a little bit of time between when you first feel things going and
the very severe shaking. That's a real critical period because, in this
case, this is an earthquake where there's no question you should take
cover.



jadi, semuanya bisa dijelaskan secara ilmiah, tidak ada misteri atau ledakan
bom nuklir seperti yang digosipkan orang2 awam.


On 7/20/06, Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] wrote:


apakah mungkin ledakan tsb disebabkan oleh ledakan air laut yang berusaha
mengisi lubang hampa udara yang terbentuk karena adanya movement misalnya
fault.
efek seperti inilah yang dipakai sebagai impulse energy di airgun pada
waktu survey seismic di air.

jadi mungkin kejadiannya seperti ini, ada fault yang terjadi dan fault tsb
meninggalkan suatu space yang hampa udara. nah pressure dari ruang hampa
udara tsb. lebih kecil dari pressure air.  jadi lah air tsb collapse.
sehingga terjadilah ledakan.  process ini juga yang mentrigger tsunami.
kalau ledakan nya karena nuklir maka airnya tersembur keatas.  ada yang
lihat air tersembur keatas nggak
kalau pijaran api karena apa ya?  Vick teori aurora yang kamu sebutkan
terjadinya gimana???

fbs


- Original Message 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, July 20, 2006 4:34:24 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] ledakan niklir


di salah satu tulisanku yg aku kasih link tersebut aku bandingin antara
gelombang nuklir dengan gel gempa.
Nah tinggal bantuan BMG ada yg bisa ngasih aku nggak ya ?

RDP

On 7/20/06, Hendri Ruslan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Rovicky,
 Apa tidak bisa kita menjelaskan bahwa gempa kemarin bukan akibat ledakan
 nuklir dari sifat dan kecepatan rambat gelombangnya (P, S dsbnya).
Mungkin
 teman-teman di BMG bisa membantu dan menampilkan hasil rekaman seismik
 gempa
 kemarin dan bentuk rekaman dari suatu ledakan buatan.

 Terima kasih,
 Hendri R.

 - Original Message -
 From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Thursday, July 20, 2006 12:57 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] ledakan niklir


  Mungkinkah Nuklir ?
 
  Jawaban tentang dentuman dan bola cahaya bisa dibaca ditulisan :
  http://rovicky.wordpress.com/2006/07/18/aurora-pertunjukkan-angkasa/
  dan juga alternatif penjelasan seperti uraian pak Marufin :
  

Re: [iagi-net-l] Gempa lagi jkt

2006-07-19 Terurut Topik M Fakhrur Razi

di cibubur kerasa juga cukup kencang, katanya epicenter di selat sunda,
betul kah?

On 7/19/06, Anton Prakoso [EMAIL PROTECTED] wrote:


waah kalo saya malah kroso capeknya pak..., gempanya gak kerasa...
abisnya lift dimatiken... n musti lewat tangga dari lantai 19
:)

AP

On 7/19/06, Bambang Murti [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Iyo je Vick, jangan-jangan ini sedang menuju main shock instead of
 after shock?
 Kroso banget di lantai 12.

 -Original Message-
 From: Putrohari, Rovicky [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, July 19, 2006 6:08 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Gempa lagi jkt

 Duh jakarta goyang lagi?
 Ternyata ramalan ga perlu kata besok

 Rdp
 --
 Sent from my BlackBerry Wireless Handheld


 -
 -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 -  Call For Papers until 26 May 2006
 -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -

 --
 This e-mail, including any attached files, may contain confidential and
 privileged information for the sole use of the intended recipient.  Any
 review, use, distribution, or disclosure by others is strictly
 prohibited.  If you are not the intended recipient (or authorized to
receive
 information for the intended recipient), please contact the sender by
reply
 e-mail and delete all copies of this message.

 -
 -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 -  Call For Papers until 26 May 2006
 -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -






Re: [iagi-net-l] Re: [HAGI-Network] Fw: New event Java again

2006-07-19 Terurut Topik M Fakhrur Razi

saya setuju 100% pak franc,
EM signature sudah beberapa kali bisa memberikan estimasi yg cukup bagus
untuk masalah ini, dan semua data yang dimiliki kawannya pak franc dari
aussie ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara EM signature
dengan kejadian gempa setelahnya.

mudah-mudahan ada yang bisa menindaklanjuti

Razi


On 7/20/06, Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] wrote:


Itulah Pak Prajuto,
mungkin kita bisa membantu dengan memamasang alat pengukuran EM yang biasa
dipakai untuk shallow investigation apakah untuk metal detector dst.  cuma
kali ini yang dicari adalah signature EM dari udara (atmosfer)
kita bisa bikin coil dengan tiga arah yang saling tegak lurus satu sama
lain.  jadi kayak sumbu2 X,Y,dan Z dari  sistem coordinate 3 dimensi, untuk
mendapatkan arah dari datang nya gelombang EM tsb.
kita perlu pasang beberapa di sekitar dearah yang rawan gempa.  Vektor2
nya bisa kita compilasi dan bikin petanya suapay tahu asalnya dari mana.

saya sangat mengharapkan ada yang mau mencoba metode ini.  terlebih-lebih
situasi seperti sekarang ini.
hasilnya tidak akan 100 % berhasil, tetapi saya yakin bisa membantu dalam
prediksi pergerakan kerak sampai mungkin mantle bumi.

Pak Prajuto mau mengkoordinir pemakaian sistem ini ?

fbs


- Original Message 
From: Prajuto [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 20, 2006 7:47:28 AM
Subject: Re: [HAGI-Network] Fw: New event Java again


Wah ini kereennn... Bicaranya sebelum eventnya. Sebaiknya dipelajari
lebih mendalam, ditiru dan ditindak lanjuti.

-Original Message-
From: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Franciscus B Sinartio
Sent: Wednesday, July 19, 2006 10:00 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [HAGI-Network] Fw: New event Java again

Ini prediksi si Aussie yang dikirim tiga kali reading sesudah gempa
pangadaran.
awalnya saya tidak perduli karena saya pikir EM sisa2 eartquake
sebelumnya,  tetapi sore tadi saya baca lagi dan tambah besar signature
nya, jadi saya balas email Rovicky dengan nb: ttg warning akan ada gempa
lagi.   (ada beberapa orang yang tertarik yang saya forwarding email2
tsb. selama beberapa hari) yang terakhir ini saya tidak sempat kirim
soalnya biasanya saya forward malam2.  entah kenapa siang tadi saya
sempat2 in baca yahoomail dan kirim email tsb ke milis IAGI, HAGI dan
IATMI-KL

saya kira sudah waktunya kita mulai mencoba mendeteksi EM signature dari
pergerakan bumi ini, apakah yang di ionosphere atau di atmosfir.
Pak Iwan Taib dan jago2 EM yang lain,  gimana..apakah kita bisa
secepatnya pergunakan EM detektor yang ada? setahu saya hampir semua lab
geofisika di Perguruan tinggi punya. dan untuk membuat nya tidak terlalu
sulit.  seingat saya di ITB yang buat adalah mahasiswa dan juga
technical assistant Lab.
mari rundingkan cara pendeteksian yang paling optimum dan ditempatkan
dimana saja.

fbs


- Forwarded Message 
From: Phillip HOLLIS-WATTS [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]; Venkatanathan Natarajan
[EMAIL PROTECTED]; Shanmugasundaram [EMAIL PROTECTED]; Chen
I-wan [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 19, 2006 2:12:33 PM
Subject: New event Java again


Urgent!
we are tracking a new large event over Java @0700UT 19th July,2006 will
see
in next 1/2 hr what Magnitude
Phil
Can anyone else confirm please?

-- https://www.lists.uni-karlsruhe.de/warc/hagi.html --

-- https://www.lists.uni-karlsruhe.de/warc/hagi.html --

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




Re: [iagi-net-l] Fw: New event Java again

2006-07-19 Terurut Topik M Fakhrur Razi

Pak Kusuma,
kalo membaca beberapa paper dari Freund, sebenarnya dia sudah melakukan
research itu, jadi tidak hanya mengandalkan statistic data. sayangnya memang
kesimpulan ttg adanya hubungan antara EM signature dan gempa ini masih perlu
data yang lebih banyak dan mereka terkendala oleh sedikitnya sensor yang
mereka punyai diseluruh dunia.

regards,
Razi


On 7/20/06, R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:


Kelihatannya orang terkesima dengan EM sebagai pertanda gempa.
Kalau boleh saya comment, gejala EM tentu ada hubungannya dengan earth
magnetic field, yang jelas dikendalikan oleh inti bumi (ingat film the
Core). Sedangkan gempa disebabkan pergerakan lempeng. Tentu memerlukan
research yg teliti apakah ada hubungan pergerakan/perputaran inti bumi
dengan pergerakan lempeng? Mungkin suatu hitch dalam perputaran inti
bumi
menginduksikan aktivitas dalam mantle (plumes?) yang kemudian mempengaruhi
pergerakan lempeng. Kalau hanya mengandalkan korelasi statistik antara
gejala atmosphere dengan gejala kerak bumi tanpa ada penjelasan mengenai
hubungan itu, maka sama saja dengan astrologi atau horoscope yang
mengkorelasikan konstelasi bintang dengan sifat (psikologi?) manuia, yang
belum ada penjelasan ilmiahnya.
RPK
- Original Message -
From: Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia HAGI
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 19, 2006 9:59 PM
Subject: [iagi-net-l] Fw: New event Java again


 Ini prediksi si Aussie yang dikirim tiga kali reading sesudah gempa
 pangadaran.
 awalnya saya tidak perduli karena saya pikir EM sisa2 eartquake
 sebelumnya,  tetapi sore tadi saya baca lagi dan tambah besar signature
 nya, jadi saya balas email Rovicky dengan nb: ttg warning akan ada gempa
 lagi.   (ada beberapa orang yang tertarik yang saya forwarding email2
tsb.
 selama beberapa hari) yang terakhir ini saya tidak sempat kirim soalnya
 biasanya saya forward malam2.  entah kenapa siang tadi saya sempat2 in
 baca yahoomail dan kirim email tsb ke milis IAGI, HAGI dan IATMI-KL

 saya kira sudah waktunya kita mulai mencoba mendeteksi EM signature dari
 pergerakan bumi ini, apakah yang di ionosphere atau di atmosfir.
 Pak Iwan Taib dan jago2 EM yang lain,  gimana..apakah kita bisa
 secepatnya pergunakan EM detektor yang ada? setahu saya hampir semua lab
 geofisika di Perguruan tinggi punya. dan untuk membuat nya tidak terlalu
 sulit.  seingat saya di ITB yang buat adalah mahasiswa dan juga
technical
 assistant Lab.
 mari rundingkan cara pendeteksian yang paling optimum dan ditempatkan
 dimana saja.

 fbs


 - Forwarded Message 
 From: Phillip HOLLIS-WATTS [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]; Venkatanathan Natarajan
 [EMAIL PROTECTED]; Shanmugasundaram [EMAIL PROTECTED]; Chen
I-wan
 [EMAIL PROTECTED]
 Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
 Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, July 19, 2006 2:12:33 PM
 Subject: New event Java again


 Urgent!
 we are tracking a new large event over Java @0700UT 19th July,2006 will
 see
 in next 1/2 hr what Magnitude
 Phil
 Can anyone else confirm please?

 -
 -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 -  Call For Papers until 26 May 2006
 -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




[iagi-net-l] paper ttg cahaya gempa dan penjelasan ttg dentuman ...was: Re: [iagi-net-l] Itu Aurora Bukan Api ! ... Dan dentuman itu bukan ledakan !

2006-07-18 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
Pak, ini ada penjelasan lebih spesifik ttg cahaya gempa atau EQL (earthquake 
lights)

saya kutip dari paper berjudul Earthquake lights and the stress-activation of 
positive hole charge carriers in rocks by France St-Laurent , John S. Derr , 
Friedemann T. Freund   nuhun pak Franc atas kiriman papernya.



==

On the basis of the foregoing discussion we propose that the luminous phenomena 
associated with earthquakes, often called earthquake lights, EQL, are caused by 
electric discharges. The source of these discharges lies in the Earth's crust, 
in confined rock volumes that represent asperities and build up high and 
rapidly increasing stresses as part of the earthquake preparation process. Such 
stresses activate electronic charge carriers that lie dormant in the rocks. 
These charge carriers are p-holes and electrons, of which the p-holes have the 
unique property that they

can propagate through otherwise insulating rocks. If the rate at which the 
p-holes and electrons are activated exceeds the rate at which they can be 
dissipated, a situation may arise where the p-holes form a degenerate solid 
state plasma that can burst out of its confined rock volume and  propagate at 
relatively high speed through the overlying rocks. When this charge cloud 
intersects the Earth's surface, it causes ionization of the air and, hence, 
corona discharges, which are accompanied by the emission of light. The many 
different forms and shapes of EQLs that have been reported suggest that the 
conditions of the solid state plasma and its discharge through the Earth's 
surface can be highly variable. Our conclusions seem to be consistent with not 
only the observed luminous phenomena but also with the reported emission of 
radio-frequency electromagnetic radiation and other effects.

=



sedangkan dentuman itu sendiri, bukannya sudah dijelaskan di milis ini satu 
bulan yang lalu ketika pak Irwan menerangkan ttg suara misterius dari imogiri, 
berikut kutipannya:



On 6/30/06, Irwan Meilano [EMAIL PROTECTED] wrote:
High-frek P-wave apabila sangat dangkal akan menghasilkan suara yg bisa kita 
dengar lansung (kalo dilaut disebut juga T-wave (acoustic wave)). Sesudah 
high-frek P-wave yg amplitude-nya sangat kecil, baru low-fre P-nyadatang dan 
terasa goyangan..dan sesudah itu baru S-wave yg lebih bergetar.


saya tambahin dengan kutipan berikut:

P wave [the primary wave, which people usually feel as a bang or thump] would 
be pretty distinct. ... There would probably be a few seconds of somewhat 
random shaking before it really got going. ... It's pretty common to have a 
little bit of time between when you first feel things going and the very severe 
shaking. That's a real critical period because, in this case, this is an 
earthquake where there's no question you should take cover.



jadi, semuanya bisa dijelaskan secara ilmiah, tidak ada misteri atau ledakan 
bom nuklir seperti yang digosipkan orang2 awam.(tadi pagi denger di elshinta 
ada lho yg tanya ttg kemungkinan adanya ujicoba nuklir yg menyebabkan 
terjadinya gempa pangandaran)







- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia HAGI [EMAIL 
PROTECTED]; migas indonesia [EMAIL PROTECTED]; 
pedulibencana@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, July 18, 2006 5:43 PM
Subject: [iagi-net-l] Itu Aurora Bukan Api ! ... Dan dentuman itu bukan ledakan 
!


 Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang berpendar seolah
 menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai
 akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet
 tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari
 (angin matahari tapi bukan angin yg berhembus loh ya :) )
 Itu Aurora Bukan Api !
 Dentuman itu bukan ledakan !
 
 Selanjutnya silahkan lihat indahnya pertunjukan angkasa ini
 http://rovicky.wordpress.com/2006/07/18/aurora-pertunjukkan-angkasa/
 
 rdp
 
 -
 -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 -  Call For Papers until 26 May 2006 
 -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -


Re: [iagi-net-l] antisipasi kemungkinan gempa berikut nya Re: [iagi-net-l] Simulasi Gempa

2006-07-18 Terurut Topik M Fakhrur Razi

sudah saatnya mendesak pemerintah untuk kembali sosialisasi cara-cara
penyelamatan diri jika terjadi gempa. saya cukup prihatin melihat (dan
membaca berita ttg) para pekerja di gedung2 tinggi jakarta yang berebutan
keluar gedung dengan menggunakan lift pada saat terjadi gempa pangandaran
kemaren, padahal seharusnya yang dilakukan adalah turun melalui jalur
evakuasi (tangga darurat).


On 7/18/06, Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] wrote:


supaya tidak kecolongan lagi, mungkin baik juga IAGI membuat semacam riset
kecil untuk mempelajari kemungkinan terjadi nya gempa beikut nya terutama di
daerah sekitar ring of fire ini.
gunanya bukan untuk membuat panik, tetapi untuk masukan ke authorities
untuk mengadakan latihan early warning baik persiapan early warning untuk
tsunami maupun untuk antisipasi efek dari gempa.

pertanyaan saya apakah daerah sekitar gempa di Sumatra dengan daerah gempa
yang barusan juga rentan untuk gempa?
misalnya sekitar krakatau, selat sunda terus ke utara dekat2 fault
Semangko (Sumatra fault) ?
hari ini kawan dari aussie kirim lagi berita bahwa dia ada reading em
signature lagi, cuma dia tidak mau sebut tempat lagi katanya sekitar p
Jawa.  soalnya pengukuran dia salah 1 % saja, maka range kesalahan nya sudah
antara yogya sampai padang, atau mungkin lebih besar range nya

fbs


- Original Message 
From: soegiri [EMAIL PROTECTED]
To: Intranet PND [EMAIL PROTECTED]
Cc: Iagi-Net iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, July 18, 2006 8:35:17 AM
Subject: [iagi-net-l] Simulasi Gempa dan tsunami di Pangandaran (Kompas
online,18/7/2006)


Memahami Tsunami di Pangandaran

JAKARTA, KCM - Aceh kebobolan dan sekali lagi Pangandaran pun sedikit
lepas
dari perhatian saat gempa dan tsunami lewat di sekitar pekarangan kita.
Ibarat tamu tak diundang, gempa dan tsunami selalu datang tiba-tiba.
Sampai
sekarang, tidak seorang ahli pun yang terbukti mampu mendeteksi
kedatangannya dengan tepat.
Ancaman tsunami di Pangandaran, Jawa Barat memang telah diprediksi
jauh-jauh
hari seperti halnya gempa dan tsunami seperti di Aceh atau gempa merusak
di
Yogyakarta. Namun, tidak dapat dipastikan dengan tepat kapan datangnya,
bisa
ratusan tahun, puluhan tahun, bahkan hitungan bulan dan hari.
Sejauh ini, para ahli geologi, geofisika, dan disiplin ilmu lain yang
mendukung telah dapat memperkirakan terjadinya gempa dan tsunami di sutau
kawasan berdasarkan siklus catatan sejarah. Sayangnya belum semua daerah
teramati dan memiliki catatan sejarah kegempaan. Maka, pemahaman mengenai
terjadinya gempa dan tsunami menjadi hal yang sangat penting untuk
mengantisipasi jatuhnya korban.
Pangandaran dan Aceh
Ketidaktahuan masyarakat atau pemahaman yang bermacam-macam sering
menimbulkan kebingungan dan keresahan saat terjadi bencana. Pemahaman yang
tepat perlu ditanamkan, misalnya, tidak semua gempa bisa menimbulkan
tsunami. Menurut Kepala Bidang Seismologi Teknik dan Tsunami Badan
Meteorologi dan Geofisika (BMG) Fauzi, Ph. D., tsunami umumnya dipicu
gempa
yang berkekuatan lebih dari 6,5 Skala Richter (SR) dan pusat gempa berada
di
laut.
Gempa yang terjadi Senin (17/7) pukul 15.19 WIB, misalnya, berpusat di
selatan Pulau Jawa, tepatnya 9,46 Lintang Selatan (LS) dan 107,19 Bujur
Timur (BT) pada kedalaman 33 kilometer. Terukur dengan kekuatan 6,8 Skala
Richter (SR) oleh BMG dan 7,2 Mw (momen magnitude) yang kemudian direvisi
menjadi 7,7 Mw oleh United States Geological Survey (USGS), gempa terjadi
di
laut sehingga berpotensi menghasilkan tsunami.
Pacific Tsunami Warning System di Hawaii juga sempat mengingatkan potensi
tsunami karena gempa. Alat pengukur tinggi gelombang (tide gauge) terdekat
yang terpasang di Benoa, Bali mengukur kenaikan muka air laut setinggi 4
centimeter yang menunjukkan potensi terjadinya tsunami di pantai-pantai
terdekat dari pusat gempa baik di Indonesia maupun Australia.
Proses terjadinya tsunami di Pangandaran dan sebagian pantai selatan Pulau
Jawa pada dasarnya tidak berbeda dengan tsunami di Aceh. Keduanya
sama-sama
dipicu gempa tektonik di sekitar zona subduksi atau penunjaman lempeng
Indo-Australia dan Eurasia. Hanya saja, kekuatan gempa yang lebih kecil
dan
jarak yang jauh dari daratan membuat tsunami yang menyapu sebagian pantai
selatan Pulau Jawa itu lebih lemah daripada tsunami di Aceh.
Pusat gempa berada di sekitar zona penunjaman yang merupakan ujung
pertemuan
lempeng Indo-Asia dengan Australia. Pergeseran lempeng ini sebenarnya
terus
terjadi sejak terbentuknya lempeng-lempeng tersebut jutaan tahun lalu.
Seiring berjalannya waktu, gaya dorong mendorong kedua lempeng menyebabkan
energi terkumpul di titik tersebut. Karena kedua lempeng tidak sanggup
lagi
menahan energi yang terkumpuk, energi dilepaskan sehingga menghasilkan
gempa, kata Fauzi.
Saat energi dilepaskan, lempeng Eurasia yang berada di atas lempeng
Indo-Australia terangkat sehingga mendorong gejolak air laut di atasnya.
Gejolak air laut akan mengalir ke segala arah dalam bentuk gelombang yang
merambat dengan kecepatan hingga 800 

Re: [iagi-net-l] Re: Bunyi Misterius di Imogiri...

2006-06-30 Terurut Topik M Fakhrur Razi

Mungkin gak karena daerah itu mengalami subsidence akibat gaya ekstensional
(pull-apart)? , bukannya di daerah imogiri itu sesar sinistral opak berbelok
ke kiri (left stepping) ? artinya bahwa daerah imogiri dan sekitarnya akan
menerima gaya ekstensional arah barat daya - timur laut. jadi suara aneh itu
berasal subsidence yang sedang terjadi disana.

just a thought


On 6/30/06, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:


Apa ya penjelasan ilmiah dari suara2 aneh ini ?


-- Forwarded message --
From: Widodo Nugroho [EMAIL PROTECTED]
Date: Jun 30, 2006 11:16 AM
Subject: [Geologi UGM] Re: Bunyi Misterius di Imogiri...
To: [EMAIL PROTECTED]


Ada yang bisa menjelaskan lebih detail lagi ga ya secara teknis? Mas
RDP saya tunggu ulasannya di Blog-nya ya :p.
sbg informasi sj, di daerah bantul ada isu yang menyebar, yaitu
kawasan bantul dst akan berubah jadi danau karena tanahnya
amblek..mungkin isu ini ada hubungannya dan dikaitkan dengan informasi
yg mereka terima tentang fenomena bunyi glung yang ada di Imogiri
krn mereka mikir dan menganggap ada rongga besar di bawah tanah sana

Wid

On 6/29/06, Cik Minarwan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Bunyi misterius (glung) yang ada di Imogiri (setelah gempa), apa betul
 karena ada batu yang jatuh? Kok seolah-olah diberitakan ada rongga'
 yang kemudian terisi oleh batuan yang jatuh, semacam batu jatuh ke
 sumur/kolam pake suara glung di bawah Imogiri sana. Aneh juga :))

 Min

 --
 The nail that sticks out gets hammered...
 My blog at: http://decartenz.blogspot.com
 *
 Gabung Milis, email ke [EMAIL PROTECTED] isi subject
subscribe
 Keluar, email ke [EMAIL PROTECTED] isi subject
unsubscribe
 Situs Teknik Geologi UGM di http://www.geologi.ugm.ac.id




*
Gabung Milis, email ke [EMAIL PROTECTED] isi subject
subscribe
Keluar, email ke [EMAIL PROTECTED] isi subject unsubscribe
Situs Teknik Geologi UGM di http://www.geologi.ugm.ac.id





--
How to win the game without breaking the rule -- make the new one !

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability

2006-05-15 Terurut Topik M. Fakhrur Razi

ikut menanggapi, biar rame. silakan dikoreksi kalo ada yang keliru

water drive atau depletion drive kayaknya lebih berhubungan dengan tinggi 
rendahnya permeability. Pada reservoir dangkal, permeability akan lebih 
tinggi sehingga air yang terkandung dalam reservoir akan sangat mudah 
bergerak. pergerakan air ini akan mendorong fluida yang ada diatasnya untuk 
bergerak, ini yang kita kenal sebagai water drive. sementara semakin dalam 
posisi reservoir, permeability akan semakin mengecil (akibat pengaruh 
overburden dll), hal ini akan membuat kandungan air yang ada di dalam batuan 
menjadi lebih sulit untuk bergerak (akibat gaya tension dari butiran) 
sehingga air yang terkandung menjadi irreducable water (-cmiiw-). kondisi 
ini menyebabkan pergerakan gas hanya dikontrol oleh perbedaan tekanan antara 
interface reservoir dengan sumur (tempat perforasi) dengan tekanan yang ada 
di dalam reservoir diluar zone pengurasan (konsep sederhana, fluida akan 
mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah).


kalo dibilang bahwa water drive mecanism berhubungan dengan tersingkap atau 
tidaknya reservoir, kenapa ada trap/jebakan hidrokarbon? karena kalo ada 
jalan air untuk masuk ke dalam reservoir tentunya jalan yang sama akan 
dipakai oleh hidrokarbon untuk keluar ke permukaan. bukankah gas akan lebih 
mudah untuk keluar dibanding air yang masuk kereservoir tersebut? kecuali 
memang si reservoir ini penyebarannya sangat luaaasss sehingga memungkinkan 
adanya jebakan struktural yang tidak berhubungan dengan singkapan (?!)


-razi-

- Original Message - 
From: hermawan joko sutrisno [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, May 12, 2006 9:01 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism



Nambahin dari yg saya tahu,

 Di lapangan dengan depletion drive, mengalirnya HC (dalam hal ini dari 
sub surface ke surface) di dominasi karena adanya perbedaan tekanan di sub 
surface dan surface. Kandungan air selalu ada, cuma karena tidak adanya 
suplai yg memadai (misalnya tidak adanya singkapan reservoir yg 
berhubungan dg suplai air, baik laut atau sungai) maka tidak memberikan 
efek yg terlalu nyata. Tipe ini biasa di temukan di deep section karena 
reservoirnya jarang tersingkap di permukaan, apalagi terhubung dengan 
sungai/laut. Hal ini ditambah dengan properti reservoirnya yg poor karena 
kompaksi (porositas maupun permeabilitas relatif kecil). Lapangan ini 
dapat diproduksi sampai tingkat tekanan yg sangat rendah, tanpa khawatir 
adanya water rise/breakthrough yg cepat, so drainage HC lumayan bagus.


 Di kasus water drive, kenapa sering di shallow section? itu karena 
letaknya yg memungkinkan reservoirnya masih terhubung dengan sumber air 
(laut/sungai), dalam bentuk singkapan sehingga suplai airnya cepat. Hal 
ini didukung kondisi reservoir yg bagus porositas dan permeabilitasnya, 
bahkan kadang masih berupa 'loose sand', tanpa kompaksi sama sekali. 
Karena sifat air lebih mobile (viskositasnya lebih kecil, dalam kasus 
lapangan minyak), maka air lebih cepat sampai di depan sumur daripada 
minyak. Ini menyebabkan water breaktrough bisa jadi mimpi buruk buat 
drainage HC di situ.


 Ada tambahan?

Dodiono [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Dear all,

Wah beberapa hari ini lagi rame bicarain Ballooning effect. Tapi ga ada
salahnya saya mau tanya hal yang lain. Mudahan ada yang bersedia memberi
pencerahan. Setau saya ada 2 macam drive mechanism yang umum dikenal
yaitu Water Drive dan Depletion Drive. Di beberapa referensi yang saya
pernah baca disebutkan bahwa pada Depletion Drive, water production is
absent or negligible, apakah artinya secara natural reservoir jenis ini
tidak memiliki kandungan air? Lalu apakah ada hubungan antara jenis
drive mechanism tsb dengan depth, karena di field tempat saya bekerja
saya amati bahwa Water Drive itu selalu terjadi di shallow section,
sedang deeper sectionnya didominasi oleh Depletion Drive? Bagaimana pula
efektivitas pengurasan (drainage) kedua jenis drive mechanism ini
terhadap hidrokarbon yang ada didalamnya? Terakhir, adakah hubungan
drive mechanism ini dengan lingkungan pengendapan dimana batuan
reservoir tsb terbentuk?



Terima kasih untuk pencerahannya.

Dodiono




-
Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ 
countries) for 2¢/min or less. 



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta 

Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability

2006-05-15 Terurut Topik M. Fakhrur Razi

Mas Nengah,

secara teori mungkin, tapi seperti yang saya bilang, pelamparan reservoir 
ini harus luas sehingga disatu tempat bisa menjadi trap, tapi ditempat lain 
tersingkap sebagai jalan bagi surface water.
berarti salinity airnya rendah alias fresh water ya? mudah-mudahan ada yg 
bisa kasih contoh.




- Original Message - 
From: I Nengah Nuada [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, May 15, 2006 8:35 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism  pengaruh permeability


Razi,

Kondisi tsb di bawah mungkin aja kok terjadi. Biasanya waternya saja yang
berhubungan dengan surface water sementara hydrocarbon-nya masih kejebak di
atas spill point dari structure (eq. antiklin). Biasanya model seperti itu
sering dijadikan contoh di buku geologi minyak jaman kuliah dulu walaupun di
tempat saya kerja belum pernah liat contoh yang seperti itu. Mungkin rekan
yang kerja di onshore terutama yang reservoirnya dangkal punya banyak contoh
model reservoir seperti ini.

Sedikit menambahkan tentang faktor2 yang mempengaruhi terjadinya water drive
mechanism, selain permeability menurut saya (cmiiw) perbandingan antara
volume water dan volume hidrocarbon memegang peranan yang penting. Jika
ratio volume air dan hidrocarbon dalam satu jebakan sangat besar atau malah
infinite maka reservoir tsb akan mempunyai strong water drive. Volume air
yang sangat besar bisa diperoleh karena reservoir berhubungan dengan surface
water recharge (seperti emailnya mas Hermawan) atau bisa karena reservoirnya
cukup tebal dan dengan pelamparan yang luas dan tidak tersegmentasi oleh
patahan.

Apakah water drive berhubungan dengan depth? Menurut saya tidak selalu. Di
tempat kerja saya, yang punya water drive adalah reservoir2 yang tebal dan
luas pelamparannya walaupun lokasinya cukup dalam. Sementara reservoir yang
shallow umumnya punya depletion drive karena tipe reservoirnya yang
localized.
Namun demikian, kalo diasumsikan jenis dan kualitas reservoirnya sama maka
memang yang dangkal akan punya chance yang lebih besar untuk water drive,
karena kemungkinan yang lebih besar dapat recharge dari permukaan dan juga
karena reservoir yang lebih dangkal (muda) umumnya less complex dalam hal
structure (eq. faults), sehingga less compartimentilized.

Tentang efektifitas pengurasan, water drive sangat bagus untuk minyak,
sementara untuk gas pengurasannya lebih optimum kalo depletion drive
(denger2 dari reservoir engineer).
Mohon koreksinya juga dari para sesepuh kalo ada yang keliru.

INN


On 5/15/06, M. Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote:



kalo dibilang bahwa water drive mecanism berhubungan dengan tersingkap
atau
tidaknya reservoir, kenapa ada trap/jebakan hidrokarbon? karena kalo ada
jalan air untuk masuk ke dalam reservoir tentunya jalan yang sama akan
dipakai oleh hidrokarbon untuk keluar ke permukaan. bukankah gas akan
lebih
mudah untuk keluar dibanding air yang masuk kereservoir tersebut?







- Original Message -
From: hermawan joko sutrisno [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, May 12, 2006 9:01 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism


 Nambahin dari yg saya tahu,

  Di lapangan dengan depletion drive, mengalirnya HC (dalam hal ini dari
 sub surface ke surface) di dominasi karena adanya perbedaan tekanan di
sub
 surface dan surface. Kandungan air selalu ada, cuma karena tidak adanya
 suplai yg memadai (misalnya tidak adanya singkapan reservoir yg
 berhubungan dg suplai air, baik laut atau sungai) maka tidak memberikan
 efek yg terlalu nyata. Tipe ini biasa di temukan di deep section karena
 reservoirnya jarang tersingkap di permukaan, apalagi terhubung dengan
 sungai/laut. Hal ini ditambah dengan properti reservoirnya yg poor
karena
 kompaksi (porositas maupun permeabilitas relatif kecil). Lapangan ini
 dapat diproduksi sampai tingkat tekanan yg sangat rendah, tanpa khawatir
 adanya water rise/breakthrough yg cepat, so drainage HC lumayan bagus.

  Di kasus water drive, kenapa sering di shallow section? itu karena
 letaknya yg memungkinkan reservoirnya masih terhubung dengan sumber air
 (laut/sungai), dalam bentuk singkapan sehingga suplai airnya cepat. Hal
 ini didukung kondisi reservoir yg bagus porositas dan permeabilitasnya,
 bahkan kadang masih berupa 'loose sand', tanpa kompaksi sama sekali.
 Karena sifat air lebih mobile (viskositasnya lebih kecil, dalam kasus
 lapangan minyak), maka air lebih cepat sampai di depan sumur daripada
 minyak. Ini menyebabkan water breaktrough bisa jadi mimpi buruk buat
 drainage HC di situ.

  Ada tambahan?

 Dodiono [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dear all,

 Wah beberapa hari ini lagi rame bicarain Ballooning effect. Tapi ga ada
 salahnya saya mau tanya hal yang lain. Mudahan ada yang bersedia memberi
 pencerahan. Setau saya ada 2 macam drive mechanism yang umum dikenal
 yaitu Water Drive dan Depletion Drive. Di beberapa referensi yang saya
 pernah baca disebutkan bahwa pada Depletion Drive, water production is
 absent

Re: [iagi-net-l] Balloning effect -- Rock Physics ? --- Challenging! Drilling dengan mudweight tinggi

2006-05-06 Terurut Topik M Fakhrur Razi

wah, masalah ballooning jadi tambah seru,

Sepemahaman saya, Wellbore breathing atau ballooning lebih disebabkan oleh
kondisi dimana margin antara pore pressure (pp) dan fract gradient (fg)
sangat dekat. Jadi kondisi ini bisa terjadi di lingkungan depleted interval
(dimana fract gradient akan jauh berkurang) ( pengalaman pribadi
hahaha)..atau dilingkungan HPHT. Penyebab utamanya tentunya adalah
charge and discharge yang terutama terjadi di area yang memiliki
permeability (saya kurang percaya dengan pendapat bahwa wellbore breathing
ini adalah karena kembang-kempis shale, karena cukup sulit untuk
membayangkannya).

karena margin yang sangat dekat antara pp dan fg itulah, maka jika well
dalam kondisi static (pump-off) maka akan terlihat stabil, tapi jika well
dalam kondisi dinamis (pump-on), maka well akan terbaca seperti memiliki
loss circulation (dengan rate loss yang tidak terlalu besar). Dugaan saya,
pada saat dinamis, akan terbentuk fracture-fracture kecil yang menambah
volume borehole (karena nilai ECD yg dekat atau hampir sama dengan FG
menekan ke formasi), kemudian pada saat statis, fracture2 yang sudah jenuh
terisi oleh mud ini akan memuntahkan kembali mudnya ke borehole dan tertutup
kembali (ini hanya khayalan pribadi, kalo salah mohon dikoreksi).

jadi dengan kata lain, ballooning ini adalah juga penanda awal terjadinya
mudloss (kalo drilling diteruskan dengan mengabaikan ballooning, sangat
mungkin fracture2 yang terbentuk semakin bertambah besar dan akibatnya
fatal.loss circulation)

oleh karena itu, treatment ballooning ini bisa dengan beberapa cara:
1. menurunkan ECD ( bisa dengan menurunkan pump rate, tapi pertimbangkan
batas minimum pump rate yg dipakai LWD)
2. pertimbankan untuk reduce MW (cukup sulit kali ya?)
3. gunakan LCM
4. set casing (kalo memang sudah tidak terkontrol)


mudah-mudahan membantu memperjelas, kalo ada yg keliru silakan para pendekar
dunia persilatan lain yang mengkoreksi

Razi


Re: [iagi-net-l] Balloning effect -- Rock Physics ? --- Challenging! Drilling dengan mudweight tinggi

2006-05-06 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
Terima kasih atas referensinya pak, tapi menurut saya alangkah lebih baik 
jika kita sebagai geologist bisa memberikan penjelasan yg sesuai domain 
kita, karena saya yakin pendekatan yg dipakai drilling engineer lebih ke 
arah mechanical.
kata ballooning sendiri sebenarnya muncul karena dugaan adanya shale yang 
'kembang-kempis' (dugaan dari drilling eng), tapi secara geologi bisakah ini 
terjadi? mungkin bisa pada kondisi yang sangat ideal, dimana shale interval 
sangat tebal, tidak ada permeability, tidak ada rekahan, nilai fracture 
gradient yang sangat tinggi. namun ternyata ballooning malah sering terjadi 
di lingkungan dimana PP dan FG berdekatan, (tentunya data ini didapat dari 
plotting data pressure formasi dan data LOT). Misal kita punya LOT 19.0 ppg 
(artinya shale di dekat casing point mengalami keretakan setelah diberi 
tekanan 19 ppg), kemudian kita drilling dengan mudweigth 17.8 ppg (static) / 
18.8 ppg (dinamik)   yang terjadi dishale di interval drilling kita 
tentunya sama dengan kejadian di shale dekat casing point  akan terbentuk 
rekahan-rekahan yang diisi oleh mud   inilah yang menurut saya menyebabkan 
adanya pembacaan loss circulation dan dianggap sebagai kejadian ballooning 
itu.


just a thought, mungkin ada yang mau menambahkan/mengoreksi

Razi

- Original Message - 
From: Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Saturday, May 06, 2006 4:05 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Balloning effect -- Rock Physics ? --- 
Challenging! Drilling dengan mudweight tinggi



Memang boleh percaya boleh tidak,
Di dunia drilling sendiri hal ini menjadi perdebatan.
Untuk referensi lebih lanjut silakan di browsing:

Gill, J.A. How borehole ballooning alters drilling responses. Oil 
Gas Journal 43, March 13, 1989.
Bowman, G.R. 'Borehole ballooning in response to Gill' Oil  Gas
Journal 43, Apr 10, 1989
Holbrook, P. 'Debate on borehole ballooning in response to Gill' Oil 
Gas Journal 43, June 12, 1989.
Aadnøy, B.S. Evaluation of borehole ballooning in deep wells. In:
Modern Well Design. Balkema, 1996.

On 5/6/06, M Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote:

wah, masalah ballooning jadi tambah seru,

Sepemahaman saya, Wellbore breathing atau ballooning lebih disebabkan oleh
kondisi dimana margin antara pore pressure (pp) dan fract gradient (fg)
sangat dekat. Jadi kondisi ini bisa terjadi di lingkungan depleted 
interval

(dimana fract gradient akan jauh berkurang) ( pengalaman pribadi
hahaha)..atau dilingkungan HPHT. Penyebab utamanya tentunya adalah
charge and discharge yang terutama terjadi di area yang memiliki
permeability (saya kurang percaya dengan pendapat bahwa wellbore breathing
ini adalah karena kembang-kempis shale, karena cukup sulit untuk
membayangkannya).

karena margin yang sangat dekat antara pp dan fg itulah, maka jika well
dalam kondisi static (pump-off) maka akan terlihat stabil, tapi jika well
dalam kondisi dinamis (pump-on), maka well akan terbaca seperti memiliki
loss circulation (dengan rate loss yang tidak terlalu besar). Dugaan saya,
pada saat dinamis, akan terbentuk fracture-fracture kecil yang menambah
volume borehole (karena nilai ECD yg dekat atau hampir sama dengan FG
menekan ke formasi), kemudian pada saat statis, fracture2 yang sudah jenuh
terisi oleh mud ini akan memuntahkan kembali mudnya ke borehole dan 
tertutup

kembali (ini hanya khayalan pribadi, kalo salah mohon dikoreksi).

jadi dengan kata lain, ballooning ini adalah juga penanda awal terjadinya
mudloss (kalo drilling diteruskan dengan mengabaikan ballooning, sangat
mungkin fracture2 yang terbentuk semakin bertambah besar dan akibatnya
fatal.loss circulation)

oleh karena itu, treatment ballooning ini bisa dengan beberapa cara:
1. menurunkan ECD ( bisa dengan menurunkan pump rate, tapi pertimbangkan
batas minimum pump rate yg dipakai LWD)
2. pertimbankan untuk reduce MW (cukup sulit kali ya?)
3. gunakan LCM
4. set casing (kalo memang sudah tidak terkontrol)


mudah-mudahan membantu memperjelas, kalo ada yg keliru silakan para 
pendekar

dunia persilatan lain yang mengkoreksi

Razi





--
***
Amir Al Amin
Operation/ Wellsite Geologist
(62)811592902
amir13120[at]yahoo.com
amir.al.amin[at]gmail.com


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Re: [iagi-net-l] Balloning effect -- Rock Physics ? --- Challenging! Drilling dengan mudweight tinggi

2006-05-06 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
.

 Terus kemana larinya lumpur pengeboran?
 Ke batupasir, karena ECD  formation pressure.
 Ini masuk akal. Dan mudah menjelaskan.

 Tetapi mengapa terjadi jika terdapat gain
 dalam kondisi hydrostatik?

 Jika gain-nya terus menerus, disebut well flowing.
 Kondisi formation pressure  MW.
 Gainnya akan semakin besar, Grafiknya berbentuk
 setengah parabola, semain lama semakin cepat rate-nya.

 Jika Gainnya sementara (!) saja, sehabis itu stabil/ statik.
 Kondisi formation pressure MW.
 Gainnya semakin lama semakin kecil rate-nya dan kemudian menjadi
 stabil. Grafiknya berbentuk setengah parabola juga,
 tetapi kebalikannya.
 (Kondisi ini yang dikatakan balloning)
 Kalau formation pressure  MW, tidak mungkin terjadi
 aliran fluida dari formasi ke lubang bor. (hukum pascal).

 Jadi sulit menjelaskan adanya 'discharge'. Kalau 'charge' nya
 masih bisa dijelaskan.
 'Discharge' dalam kondisi pressure formasi MW,
 yang terjadi well flowing.

 Saya belum ketemu paper yang menjelaskan secara geologi.
 Tetapi jika ada yang berminat (silakan japri), ada paper
 aplikasi PWD pada balloning.


 On 5/6/06, M. Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Terima kasih atas referensinya pak, tapi menurut saya alangkah lebih
 baik
  jika kita sebagai geologist bisa memberikan penjelasan yg sesuai domain
  kita, karena saya yakin pendekatan yg dipakai drilling engineer lebih ke
  arah mechanical.
  kata ballooning sendiri sebenarnya muncul karena dugaan adanya shale
 yang
  'kembang-kempis' (dugaan dari drilling eng), tapi secara geologi bisakah
 ini
  terjadi? mungkin bisa pada kondisi yang sangat ideal, dimana shale
 interval
  sangat tebal, tidak ada permeability, tidak ada rekahan, nilai fracture
  gradient yang sangat tinggi. namun ternyata ballooning malah sering
 terjadi
  di lingkungan dimana PP dan FG berdekatan, (tentunya data ini didapat
 dari
  plotting data pressure formasi dan data LOT). Misal kita punya LOT 
  19.0ppg
  (artinya shale di dekat casing point mengalami keretakan setelah diberi
  tekanan 19 ppg), kemudian kita drilling dengan mudweigth 17.8 ppg
 (static) /
  18.8 ppg (dinamik)   yang terjadi dishale di interval drilling kita
  tentunya sama dengan kejadian di shale dekat casing point  akan
 terbentuk
  rekahan-rekahan yang diisi oleh mud   inilah yang menurut saya
 menyebabkan
  adanya pembacaan loss circulation dan dianggap sebagai kejadian
 ballooning
  itu.
 
  just a thought, mungkin ada yang mau menambahkan/mengoreksi
 
  Razi
 
  - Original Message -
  From: Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED]
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Saturday, May 06, 2006 4:05 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Balloning effect -- Rock Physics ? ---
  Challenging! Drilling dengan mudweight tinggi
 
 
  Memang boleh percaya boleh tidak,
  Di dunia drilling sendiri hal ini menjadi perdebatan.
  Untuk referensi lebih lanjut silakan di browsing:
 
  Gill, J.A. How borehole ballooning alters drilling responses. Oil 
  Gas Journal 43, March 13, 1989.
  Bowman, G.R. 'Borehole ballooning in response to Gill' Oil  Gas
  Journal 43, Apr 10, 1989
  Holbrook, P. 'Debate on borehole ballooning in response to Gill' Oil 
  Gas Journal 43, June 12, 1989.
  Aadnøy, B.S. Evaluation of borehole ballooning in deep wells. In:
  Modern Well Design. Balkema, 1996.
 
  On 5/6/06, M Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote:
   wah, masalah ballooning jadi tambah seru,
  
   Sepemahaman saya, Wellbore breathing atau ballooning lebih disebabkan
 oleh
   kondisi dimana margin antara pore pressure (pp) dan fract gradient
 (fg)
   sangat dekat. Jadi kondisi ini bisa terjadi di lingkungan depleted
   interval
   (dimana fract gradient akan jauh berkurang) ( pengalaman pribadi
   hahaha)..atau dilingkungan HPHT. Penyebab utamanya tentunya adalah
   charge and discharge yang terutama terjadi di area yang memiliki
   permeability (saya kurang percaya dengan pendapat bahwa wellbore
 breathing
   ini adalah karena kembang-kempis shale, karena cukup sulit untuk
   membayangkannya).
  
   karena margin yang sangat dekat antara pp dan fg itulah, maka jika
 well
   dalam kondisi static (pump-off) maka akan terlihat stabil, tapi jika
 well
   dalam kondisi dinamis (pump-on), maka well akan terbaca seperti
 memiliki
   loss circulation (dengan rate loss yang tidak terlalu besar). Dugaan
 saya,
   pada saat dinamis, akan terbentuk fracture-fracture kecil yang
 menambah
   volume borehole (karena nilai ECD yg dekat atau hampir sama dengan FG
   menekan ke formasi), kemudian pada saat statis, fracture2 yang sudah
 jenuh
   terisi oleh mud ini akan memuntahkan kembali mudnya ke borehole dan
   tertutup
   kembali (ini hanya khayalan pribadi, kalo salah mohon dikoreksi).
  
   jadi dengan kata lain, ballooning ini adalah juga penanda awal
 terjadinya
   mudloss (kalo drilling diteruskan dengan mengabaikan ballooning,
 sangat
   mungkin fracture2 yang terbentuk semakin bertambah besar dan akibatnya
   fatal.loss circulation)
  
   oleh karena itu, treatment ballooning ini

Re: [iagi-net-l] Challenging! Drilling dengan mudweight tinggi

2006-05-03 Terurut Topik M Fakhrur Razi

Memang betul seperti itu pak Shofi, saya malah yang kaget baca resolusi rft
bisa sampai 0.1 - 0.4 psi,
karena untuk mdt saja resolusinya 1% dari full scale reading (jadi untuk 10
k psi, akurasinya 10 psi)
mengenai pressure gradient, setuju sekali dengan pak shofi, kita harus
hati-hati sekali menggunakan data ini,
harus ada supporting data yang lain, kalo nggak bisa guawaat.

LFA: Live fluid analyzer


On 5/3/06, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:


Cukup kaget juga kalo spek accurasinya nya shappire (strain) gauge
mencapai
+/- 5 psi untuk XPT. Apa gak salah tulis ya, maksudnya mungkin 0.5 psi?
hal
ini mengingat resolusi untuk strain gauge generasi rft aja bisa mencapai
0.1-0.4 psi (maaf koreksi kalo salah) sedangkan hp gauge bisa lebih kecil
lagi (ini yang banyak disuka engineer). Nah untuk yang cqg mestinya bisa
seakurat hp mengingat pressure gauge ini dipakai pada generasi mdt. Jadi
bisa ngebayangin akan ada tingkat ketidakmenentuan yang cukup tinggi
mengingat kita bicara fluid gradient. Untuk gas mungkin gak begitu
pengaruh
karena gradientnya yang kecil (0.07 - 0.2 psi/ft), lha nanti bagaimana
membedakan antara minyak (0.3-0.4 psi/ft) dengan air ya yang 0.43 psi/ft?
wah bisa tujuh pusing keliling tuh (maaf untuk yang gak familiar dengan
begitu banyak istilah, sebagian besar udah disebutkan di email terdahulu).

Oh ya tambahan singkatan:
rft = repetable formation tester



On 5/3/06, M Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 data lama yang saya punya ttg XPT (pressure express)
 Temperature : 150 degC (300 degF)
 Pressure: (Strain gauge) 10,000 psi ; 15,000 psi (with
 CQG)
  kalo gak salah strain gauge 20 k available on request
 Hole size range : 4.75-15.4
 OD  : 3.375 (tool) ; 3.875 (probe section)
 Length  : 21.1 ft
 Gauge accuracy  : (+/-) 5 psi for sapphire gauge, (+/-) 2 + 0.01% of
 pressure reading for CQG gauge

 katalog baru sepertinya belum keluar, denger-denger sih alat ini sedang
di
 upgrade,

 (kok jadi kayak jualan ya.)

 On 5/3/06, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Boleh di kasih tahu speknya XPT seperti range untuk pressure gaugenya?
  yang
  saya tahu sementara ini cuma sampai 10k, even untuk CQG.
 
  On 5/3/06, M Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Betul seperti pak Amir bilang, Vico sudah pernah drilling pake
 mudweight
  
   19 ppg, bentuknya juga sama, cuma kalo mau menaikkan MW secara
manual,
   rustabout yang stay di hopper pada meringis aja hahaha
   dan tentunya juga hati-hati karena bakalan sering ketemu loss
  circulation,
   akibat balooning affect karena drilling deket-deket dengan frac
  gradient.
   tentunya drilling harus punya data LOT dulu sebelum drilling di
   section
   high mudweight ini, biar tau batasan maksimumnya.
  
   Saya pernah pakai XPT satu kali, hasilnya cukup bagus meskipun tidak
  semua
   tight zone bisa dapat hasil yang valid (success ratio ~ 40% -
   50%)tantangan
   utama kalo pake tools ini (apalagi dilingkungan high MW) adalah
  membedakan
   antara valid pressure dan supercharged pressure. sepertinya belum
ada
  satu
   metodepun yang bisa memberikan jawaban pasti ttg masalah ini.
   satu hal lagi yang perlu diperhatikan, engineer schlumberger tidak
   semuanya
   berpengalaman dengan XPT, karena ada beberapa hal yang secara teknis
  agak
   berbeda dengan MDT, jadi dipastikan aja right man on the right
 place.
   Mereka bisa juga sih diskusi dulu dengan XPT schlumberger champion,
  ahmed
   el
   araby (dulu engineer di vico dan total, sekarang based di europe)
  
   kalo CHDT punya resiko yang berbeda, mata bor yang kecil itu gampang
  patah
   (betul begitu pak Amir?) dan alat ini kan sebenernya didesain untuk
 MDT
  di
   cased hole
  
  
  
   salam,
   Razi
  
  
  
   On 5/3/06, Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
Drilling dg MW 2.0sg sudah dilakukoni Vico dan Total di Mahakam.
Mudnya tidak 'seekstrim' yang dibayangkan. Memang kental tetapi
 secara
kasat mata  tidak terlalu bisa dibedakan dengan mud 1.6sgmisalnya.
   
XPT bagus dan relatif lebih cepat tetapi tidak bisa dicombine
dengan
   LFA.
Seingat saya sukses rationya lebih tinggi d/p MDT.
(XPT pernah dibincangkan kira2 setahun yang lalu di milis ini.)
   
Soal koreksi log, menggunakan chart yang sama. Problemnya ,
 posisinya
berada di limit MW nya / 2.0sg, jadi garis2 koreksinya musti
 dieksten.
Kalau koreksi pakai komputer, sih nggak masalah toh equationnya
 sama.
   
   
   
On 5/3/06, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Barangkali ada yang mau ngasih pencerahan.
 Ada satu sumur yang di bor di Caspian sea yang menggunakan mud
  weight
 19.2ppg (gak kebayang gimana bentuk fisiknya, mungkin seperti
 semen
 beton cor
 coran yang masih cair ) dan pengukuran pressure data (dengan
   menggunakan
 XPT) menunjukan bahwa formation pressure yang di sand
menunjukkan
   angka
 sekitar 8k - 11k psi yang kalao di convert ke

Re: [iagi-net-l] Challenging! Drilling dengan mudweight tinggi

2006-05-02 Terurut Topik M Fakhrur Razi

Betul seperti pak Amir bilang, Vico sudah pernah drilling pake mudweight 
19 ppg, bentuknya juga sama, cuma kalo mau menaikkan MW secara manual,
rustabout yang stay di hopper pada meringis aja hahaha
dan tentunya juga hati-hati karena bakalan sering ketemu loss circulation,
akibat balooning affect karena drilling deket-deket dengan frac gradient.
tentunya drilling harus punya data LOT dulu sebelum drilling di section
high mudweight ini, biar tau batasan maksimumnya.

Saya pernah pakai XPT satu kali, hasilnya cukup bagus meskipun tidak semua
tight zone bisa dapat hasil yang valid (success ratio ~ 40% - 50%)tantangan
utama kalo pake tools ini (apalagi dilingkungan high MW) adalah membedakan
antara valid pressure dan supercharged pressure. sepertinya belum ada satu
metodepun yang bisa memberikan jawaban pasti ttg masalah ini.
satu hal lagi yang perlu diperhatikan, engineer schlumberger tidak semuanya
berpengalaman dengan XPT, karena ada beberapa hal yang secara teknis agak
berbeda dengan MDT, jadi dipastikan aja right man on the right place.
Mereka bisa juga sih diskusi dulu dengan XPT schlumberger champion, ahmed el
araby (dulu engineer di vico dan total, sekarang based di europe)

kalo CHDT punya resiko yang berbeda, mata bor yang kecil itu gampang patah
(betul begitu pak Amir?) dan alat ini kan sebenernya didesain untuk MDT di
cased hole



salam,
Razi



On 5/3/06, Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED] wrote:


Drilling dg MW 2.0sg sudah dilakukoni Vico dan Total di Mahakam.
Mudnya tidak 'seekstrim' yang dibayangkan. Memang kental tetapi secara
kasat mata  tidak terlalu bisa dibedakan dengan mud 1.6sg misalnya.

XPT bagus dan relatif lebih cepat tetapi tidak bisa dicombine dengan LFA.
Seingat saya sukses rationya lebih tinggi d/p MDT.
(XPT pernah dibincangkan kira2 setahun yang lalu di milis ini.)

Soal koreksi log, menggunakan chart yang sama. Problemnya , posisinya
berada di limit MW nya / 2.0sg, jadi garis2 koreksinya musti dieksten.
Kalau koreksi pakai komputer, sih nggak masalah toh equationnya sama.



On 5/3/06, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Barangkali ada yang mau ngasih pencerahan.
 Ada satu sumur yang di bor di Caspian sea yang menggunakan mud weight
 19.2ppg (gak kebayang gimana bentuk fisiknya, mungkin seperti semen
 beton cor
 coran yang masih cair ) dan pengukuran pressure data (dengan menggunakan
 XPT) menunjukan bahwa formation pressure yang di sand menunjukkan angka
 sekitar 8k - 11k psi yang kalao di convert ke gradient sekitar 17 - 19
ppg
 (from mean sea level). Oh ya kedalaman sumur TVD sekitar 3800 m saja. Oh
ya,
 jenis mudnya sendiri adalah sintetik oil base mud.
 Nah pertanyaan saya, kira kira apa saja yang berpengaruh atau
mempengaruhi
 kondisi di bawah ini:
 1. Invasion profile, apakah seperti biasa saja? artinya ada flush zone,
 invaded dan un-invaded zone?
 2. Log log apa sajakah yang dipengaruhi: GR, Induction, Density, Neutron
dan
 mungkin log laen. GR jelas berpengaruh besar karena kondisi kalibrasinya
 menggunakan mudweight 10 ppg di lubang 8. Oh ya, ukuran lubangnya dari
 5-5/6 sampai 8.5
 3. Mengenai pressure test, saya lihat di buku panduan, batas maximum
 pembacaan pressure (untuk HP gauge dan mungkin juga untuk strain gauge)
 adalah sekitar 11k psi. Nah bagaimana validitas pembacaan diatas spek
 tersebut?
 4. Adalah yang pengalaman dengan XPT (Express Pressure Test)? saya
mendengar
 bahwa tool ini cukup baik untuk formasi formasi yang tight karena
 menggunakan volume drawdown yang lebih kecil, kalo gak salah sekitar 2cc
 saja. Saya coba cari di websitenya schlumberger, belum ketemu juga.
 5. Sekedar info, porositas sandstone sekitar 19 persent dari density
log.

 terima kasih sebelumnya


 --
 Salam hangat

 Shofi




--
***
Amir Al Amin
Operation/ Wellsite Geologist
(62)811592902
amir13120[at]yahoo.com
amir.al.amin[at]gmail.com


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




Re: [iagi-net-l] overbalanced drilling, gimana hasil test nya?{ was Re: [iagi-net-l] Pressure data QC ...

2006-05-01 Terurut Topik M. Fakhrur Razi

ikutan komen pak Franc,

Mengenai analisa cutting itu beneran ada calcareous fragment atau hanya 
calcareous cement aja pak?  soalnya depth sekitar 1ft, slightly 
overbalance, overpressure zone, sandstone keras, cutting pastinya 
kuecil-kuecil , drillingnya tahun 1970 lagi, pake rock bit yang baru aja 
drill shale tebel, wah lengkap deh.jangan-jangan mudloggernya salah 
interpretasi, semen calcareous dibilang fragment calcareous.


Mengenai overpressure  interpretasinya dari mana pak? ada bukti gak dari 
mudlog? dari pernyataan pak Franc di email pertama tertulis kalo well ini TD 
karena takut overpressure zone tapi sudah masuk 20 ft di sandstone persis 
dibawah shale yang diduga sebagai caprock overpressure.  kok ya bagi saya 
ndak logis, kalo memang shale yang diatas adalah caprock buat overpressure, 
masuk satu - dua feet aja ke zone porous dibawahnya, well ini udah njebluk, 
tapi terbukti kok wellnya gak terjadi apa-apa ya? malahan pak Franc bilang 
kalo gas reading sand-nya kecil.
kalo diinterpretasikan zonenya udah balik ke normal pressure, bukti 
overpressurenya dimana? connection gas/pump-off gas-nya ada gak pak? ada cut 
mud kah?


Mengenai RFT data  secara teori, salah satu perbedaan mendasar antara RFT 
dan MDT adalah bahwa RFT tidak bisa mengontrol pre test rate, ini akan 
menyebabkan banyak 'tight' zone kalo kita pake RFT. Sebaliknya kalo pake 
MDT, bisa jadi zone ini akan disimpulkan berbeda, sayangnya data core gak 
ada, jadi kita gak bisa membandingkan antara real permeability dari core. 
ingat, permeability dari RFT tidak bisa digunakan untuk menentukan nilai 
permeability asli dari batuan, karena RFT sangat terpengaruh skin damage di 
well itu, reservoir anisotropy dll. Ada SPE paper yang pernah membahas bahwa 
nilai permeability dari RFT statistically lebih rendah dari permeability 
asli si batuan itu sendiri.
untuk kasus pak Franc, kalo RFT bilang tight, memang si reservoir berarti 
belum tentu tight, cuman kalo didukung oleh data cutting yang bilang 
sandstone keras, sepertinya kok nyambung aja ya...


Respon seismicnya gimana pak? high amplitude plus bentuk build-up ya? 
jangan-jangan ada flat spot tuh hehehehe .



- Original Message - 
From: Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, May 01, 2006 2:59 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] overbalanced drilling, gimana hasil test nya?{ was 
Re: [iagi-net-l] Pressure data QC ...



Pak Cikko, maksudnya perbedaan pressure antara formasi dan mud yang 800 
psi tidak merusak formasi?
jadi hasil evaluasi yang menyatakan tight (tidak ada reading) adalah 
valid?


overpressure nya ada di shale tebal yang ada diatasnya, awalnya saya 
menginterpretasikan hasil study/analisa beberapa tahun setelah drilling 
tsb. sebagai indikasi bahwa di sand ini zone nya sudah balik jadi normal 
pressure.


besok saya lihat lagi datanya lebih detail, mungkin bisa share angka2 
lewat japri kali ya?


Pak Nathan, dan Pak Gantok,
sumurnya sudah plug and abandoned thn 1970an, dan tidak ada sidewallcore 
atau core yang lain, yang ada hanya data cutting (hasil interpretasi, 
karena sample nya sudah rusak).

hanya satu sumur yang penetrate zone ini, di struktur ini.
mungkin saya harus check tetangga, sayang nya lapangan2 tetangga milik 
perusahaan lain.
saya akan coba diskusi dengan kawan2 yang lagi bikin regional study yang 
bikin regional profile dari Malay basin ttg temperature, pressure, 
velocities, density dst.


terima kasih atas penjelasan nya.

salam,
frank



 Franciscus B
 Sinartio To: 
iagi-net@iagi.or.id

 [EMAIL PROTECTED]cc:
 .comSubject:  [iagi-net-l] 
overbalanced drilling, gimana hasil test nya?{ was Re:
   [iagi-net-l] Pressure data 
QC ...

 28/04/2006 08:39
 PM
 Please respond to
 iagi-net







mau ikutan nanya ttg test data.

saya lagi evaluasi suatu sumur yang di dril sekitar 1970 an,  menurut 
hasil

evaluasi beberapa tahun kemudian mudweight nya terlalu tinggi, jadi
overbalanced gitu.
dan perbedaan pressure dari mud dengan formasi sekitar 800 an psi.
Pertanyaan saya, apakah hasil RFT nya bisa dipakai (valid?), RFT nya
menyatakan bahwa itu adalah tight zone,
Neutron dan Density curve saling mendekati, dan gamma ray sangat jelas
menyatakan sand (perbedaan GR value nya rata2 lebih rendah  60 unit dari
shale diatas nya.)
porosity rata2 dari Neutron dan density sekitar 12 % persen, kedalaman
1 an feet.

ada gas reading kecil di C1 sampai C4

drilling di stop setelah masuk 20 an  feet di zone tsb. karena takut sama
overpressure(dari shale yang diatasnya) , dan dianggap bahwa tidak ada 
lagi

zone yang bisa ekonomis (karena porosity dst)

hal lain yang saya ingin diskusikan...
awalnya saya pikir limestone karena respons dari seismic (rock physics dan

RE: [iagi-net-l] Gaji geologiwan yunior

2005-07-20 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
Wah, pak taufik masih menerapkan mottonya: Hare gene masih mau jadi
karyawan... hahahaha .

- Razi -

-Original Message-
From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 20, 2005 1:29 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji geologiwan yunior

Sepengatuhuan saya di bawah 10 jt pak, memang agak beragam 1 company
dengan lainnya, tapi selisihnya tipis. Kalau bisa suruh usaha saja
pak, tak usah kerja ke company...hanya usul sih.

On 20/07/05, Eddy Subroto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Teman-teman di IAGI,
 
 Sebagai pengajar saya sering ditanya geologiwan yang baru lulus dan
sedang mencari pekerjaan. Salah satu pertanyaan yang umum (terutama di
perusahaan swasta (nasional/asing) adalah berapa gaji yang diinginkan?
Nah jika ada yang bertanya seperti itu, saya sukar menjawab karena saya
tidak tahu pasaran gaji bagi geologiwan muda/yunior (fresh graduate).
 
 Jika ada teman yang mau menjawab, tetapi tidak enak di milis, silakan
ke japri: [EMAIL PROTECTED]
 
 Terima kasih atas perhatian Anda semua.
 
 Wasalam,
 Eddy Subroto
 Teknik Geologi ITB
 
 Send instant messages to your online friends
http://uk.messenger.yahoo.com
 


-- 
OK TAUFIK

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Berapa jumlah geoscience di perusahaan anda ?

2005-06-07 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
VICO,
34 geologist (32 nasional vs 2 expat)   jumlah ini diluar geologist
yang bekerja dibidang lain (HRD, external, HSE, dll)
2 geophysicist (nasional semua)

- Razi -

-Original Message-
From: Yan Adriansyah [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, June 08, 2005 10:10 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Berapa jumlah geoscience di perusahaan anda ?

Di Adaro sebagai Coal Mining Company :
Geologist ada 5 orang dengan rincian sbb : 3 geologist (1-nya expat) dan
2 
geotech.
Salam
YN
 -
 To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
 To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
 Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
 [EMAIL PROTECTED]),
 Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
 -
 



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Kebanggaan Bernama Indonesia

2005-05-16 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
Pak Harto lebih nasionalis lho pak, lihat aja waktu dia sakit kemaren,
dia gak berobat ke luar negeri tuh, tapi milih berobat ke RSPP, rumah
sakit nasional dengan dokter nasional juga. 



Republika Jumat, 13 Mei 2005
Resonansi
Ketika Pak Harto Sakit
By: zaim uchrowi

Kualitas seseorang dapat dilihat dari hal sederhana yang dilakukannya.
Itulah yang terjadi pada Pak Harto. Awal pekan, mantan presiden ini
jatuh sakit. Sakitnya serius. Ia mengalami perdarahan usus. Untuk
seseorang dengan usia 84 tahun, peluang sembuhnya hanya 50 persen. Tapi,
di saat sakit seperti itulah kualitas pribadinya justru mencuat. Seperti
biasanya bila sakit, Pak Harto tidak berobat ke luar negeri. Ia akan
selalu berobat di Indonesia. Tempat berobat langganannya adalah RSP
Pertamina. Di sanalah, pekan ini, Pak Harto dirawat.

Kalau mau, Pak Harto bisa berobat ke manapun di dunia ini yang dianggap
mempunyai kemampuan medis terbaik. Atau setidaknya ke Singapura, seperti
yang banyak dilakukan tokoh dan pejabat Indonesia. Termasuk oleh
presiden-presiden kita sebelum ini. Tapi, tidak. Ia selalu mempercayakan
penanganan kesehatan dirinya pada putra-putra bangsa.

Di saat sakit seperti itu, ia menunjukkan karakternya sebagai pemimpin.
Seorang pemimpin harus yakin dengan kemampuan bangsanya sendiri. Seorang
pemimpin justru harus membangkitkan kemampuan bangsa dengan
keyakinannya. Ia menunjukkan karakter kepemimpinannya itu dengan langkah
nyata. Bukan dengan kata-kata. 

Sikap Pak Harto itu terasa langka di masa ini. Kesungguhan untuk
mengoptimalkan potensi sendiri masih terasa lemah di seluruh lini
bangsa. Termasuk pada para tokoh yang secara formal menjadi pemimpinnya.
Kita semua seperti kental mewarisi mental bangsa terjajah: Kagum pada
segala yang beratribut asing. 

Sebagian lagi bahkan mengidap penyakit feodal para priyayi: Mau berkuasa
dan kaya tanpa harus bersusah payah. Mereka hanya peduli soal
''persenan'', dan tidak pada lainnya. Apalagi menyangkut urusan nasib
bangsa.

Lemahnya visi berbangsa tampak jelas dalam kehidupan sehari-hari. Kita
acap menilai kehormatan diri dengan atribut material yang sama sekali
tidak berbasis pada kekuatan bangsa sendiri. Atribut itu dapat sekadar
berupa telepon genggam atau perabotan rumah. 

Banyak di antara kita mengharuskan diri menggunakan telepon genggam
termahal. Bukan karena kita benar-benar memerlukan fungsi HP itu, tapi
lebih karena menganggapnya sebagai simbol status. Sebagian besar wakil
rakyat, yang katanya mencintai bangsa ini, memakai jenis HP itu.

Banyak pula di antara kita yang memilih mebel kursi kulit impor gaya
Victoria, atau mebel impor lain. Dalam sebuah foto di majalah beberapa
tahun lalu, seorang petinggi KPU terlihat berada di rumah dengan kursi
macam itu. Sedangkan banyak petugas hukum seperti polisi dan jaksa gemar
memakai kacamata sekelas Cartier. 

Banyak pejabat negara maupun BUMN tak merasa risi memakai
atribut-atribut seperti itu, meskipun hampir seluruh penghasilannya
berasal dari negara atau proyek-proyek negara. 

Sudah saatnya kita lebih menghargai diri (bangsa) sendiri. Salah satunya
adalah dengan membatasi diri untuk tidak mudah menghamburkan devisa
keluar. Pemerintah bisa memulainya, antara lain, dengan mengharuskan
pengadaan barang buat negara hanya yang bermuatan lokal (local content)
tertinggi, baik kendaraan, komputer, maupun barang lainnya.

Di bidang pertahanan misalnya, semestinya 3/4 bagian dari puluhan
triliun anggaran digunakan buat menumbuhkan industri pertahanan di dalam
negeri dibanding buat membeli peralatan dari luar. Pak Juwono Sudarsono
tentu sangat paham, persoalan terpenting pertahanan adalah sikap mental
baru kemudian peralatan. Bukan sebaliknya.

Pak Harto jelas sakit. Tapi, dalam sakitnya ia justru menunjukkan mental
yang sehat: Mental seorang pemimpin yang mencintai dan percaya pada
bangsanya sendiri.



-Original Message-
From: Sudana, Surya [mailto:[EMAIL PROTECTED] 

Pak Rovicky ingkang minulyo,

Apa iya Pak Harto lebih nasionalis ketimbang pemimpin yg setelahnya
(karena tidak tahu bahasa Inggris), dan ternyata membawa Indonesia ke
jaman enak.

Menurut saya kok gak ada hubungan antara kemampuan berbahasa Inggris dg
nasionalisme.
Kalo pak Harto tidak pake bhs Inggris saya yakin itu masalah protokoler
kepresidenan saja. Pak Harto tidak tahu bahasa Inggris ?? Heee...rasanya
kok tidak masuk akal...apalagi seorang Suharto..yg presiden, jendral,
ketua ini - itu dll yg kelasnya internasional. Konon katanya alm. Bu
Tien juga wasis berbahasa Inggris...itu katanya lho..
Kalo sopir nya saja bisa bhs Inggris mosok si babe Harto gak bisa ...opo
tumon ?? 

merdeka,
ss

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 

RE: [iagi-net-l] 20rb salah cetak_1

2005-03-23 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
Kalo OTTO bukannya pabrik obat di lembang ? 

- Razi -

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, March 24, 2005 8:45 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] 20rb salah cetak_1

salah satu anggota PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
bernama Oto Iskandardinata.

lihat di:
http://www.cetro.or.id/pustaka/pplsatya.html
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0403/29/sorotan/935878.htm


--pta

On Thu, 24 Mar 2005 08:16:56 +0700, Sudana, Surya
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Badan manapun yg mencetakartinya 'quality control' nya tidak
bekerja
 dg benar.
 Ato mungkin ada nama pahlawan 'Oto' yg lain ? selain Otto
 Iskandardinata
 
 ss

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] pajak penghasilan ?

2005-03-18 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
Pak , bisa dijelaskan sistem kontrol yang ada di dirjen pajak untk
menghindari penyalahgunaan uang pajak yg diterima dari para WP? 
Apa alasan saya sebagai WP untuk percaya bahwa dirjen pajak jujur dalam
mengelola uang pajak ini.

- Razi -

-Original Message-
From: Ardhie Permadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, March 18, 2005 2:59 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] pajak penghasilan ?

Ada, di Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) pak.

Regards,
Ardhie

- Original Message - 
From: M. Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, March 18, 2005 2:37 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] pajak penghasilan ?


Pajak yang diambil trus disalurkan kemana pak Ardhie? Ada gak laporan
bulanan/tahunan yg online ttg berapa banyak pajak yang masuk ke negara
dan laporan ttg pendistribusian pajak tersebut? atau WP hanya tahu
uangnya diambilin aja tanpa bisa tahu uang yang dia kasih ke pemerintah
itu disalurkan kemana ? 


- Razi -


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] pajak penghasilan ?

2005-03-17 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
Pajak yang diambil trus disalurkan kemana pak Ardhie? Ada gak laporan
bulanan/tahunan yg online ttg berapa banyak pajak yang masuk ke negara
dan laporan ttg pendistribusian pajak tersebut? atau WP hanya tahu
uangnya diambilin aja tanpa bisa tahu uang yang dia kasih ke pemerintah
itu disalurkan kemana ? 


- Razi -


-Original Message-
From: Ardhie Permadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, March 18, 2005 2:22 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] pajak penghasilan ?

Pak Amir 

Unfortunately . kenyataannya tidak bisa seperti yang bapak inginkan.
Penghasilan yang dikenakan pajak RI adalah seluruh penghasilan, baik itu
yang bersumber dari Indonesia ataupun dari luar Indonesia. Dan seluruh
(or
hampir seluruh) negara, yang mengenakan pajak penghasilan atas wajib
pajaknya, menerapkan pengertian tersebut di atas. Contoh yang dapat saya
berikan  Australia, AS, Singapura, Malaysia, Belanda, Jepang, Uzbek
dan
masih banyak lagi.

Para expat yang bekerja di Indonesia pun dikenakan pajak RI. Bila expat
tsb
dapat menunjukkan Ceritificate of Domicile (NPWP) dari Tax Authority di
negara asalnya maka pengenaan pajak didasarkan pada Perjanjian
Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) Indonesia dengan negara tersebut. Bila tidak dapat
menunjukkan Certificate of Domicile maka yang berlaku adalah UU Pajak
Penghasilan kita.

Regards,
Ardhie Permadi

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, March 18, 2005 12:53 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] pajak penghasilan ?


 Sepertinya pekerja migran tidak perlu kena pajak RI.

 Karena :
 -tidak bekerja/ hidup di Indonesia, berarti tidak menikmati fasilitas
yang
 diberikan pemerintah. (jalan, rumah sakit, pendidikan, dll).
 -pekerjaan tidak berhubungan dengan peerekonomian Indonesia (tidak
 menerima subsidi bbm, kurs rupiah, dll)


 Tapi jika masih ada keluarga tinggal / pulang - pergi ke Indonesia :
 -semestinya kena pajak??? berapa?

 Apakah para expat yang bekerja di Indonesia kena pajak RI?

 Regards,

 =
 AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
 TOTAL EP INDONESIE
 BALIKPAPAN
 (62-542)-534283 - (62)-811592277
 =


 - Original Message -
  From: Ardhie Permadi [EMAIL PROTECTED]
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Thursday, March 17, 2005 4:22 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] pajak penghasilan ?
 
 
  Bapak2  ibu2 ..
  Saya coba share sedikit tentang pajak penghasilan.
 
  Pada dasarnya UU perpajakan di Indonesia mewajibkan kita yang telah
  memiliki
  penghasilan untuk membayar pajak sesuai dengan tarif tertentu.
Tarif
  pajak
  (persentasenya) untuk wajib pajak perorangan mulai dari 5% dan yang
  tertinggi 35%, tergantung dari jumlah penghasilan kita setahun.
  Penghasilan yang dikenakan pajak di Indonesia adalah penghasilan
yang
  bersumber dari negara manapun. So misalkan bapak2 or ibu2 yang
bekerja
  dan
  memperoleh penghasilan di negri jiran, tetap memiliki kewajiban
  melaporkan
  penghasilannya dan membayar pajak di Indonesia, tentunya setelah
  memperhitungkan pajak yang dibayarkan di negara tersebut.
  Khusus mengenai Fiskal yang dibayar pada saat bepergian ke LN, ini
 belum
  merupakan nilai pajak yang terutang, tetapi baru merupakan kredit
pajak
  yang
  nantinya dapat diperhitungkan di akhir tahun.
  Untuk bapak2  ibu2 yang sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak,
saya
  sekedar mengingatkan kembali bahwa SPT Tahunan PPh tahun pajak 2004
  selambat-lambatnya dilaporkan ke KPP tanggal 31 Maret 2005.
 
  Regards,
  Ardhie Permadi
 




-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi 

RE: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi

2005-02-28 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
Jangan ambil Coal yang dalam , entar coal yang ditemukan malah
antrachite yang lebih sedikit kandungan methane-nya. Setahu saya, coal
berjenis sub-bitouminus dan bituminous yang paling banyak men-generate
methane.

Mengenai produksinya, kalo melihat production history well yang ada di
rocky mountain-amrik sono, perlu waktu dua tahun lebih untuk membuat air
yang ada didalam fracture coal itu berkurang dan membuat gas methane
bisa keluar lebih banyak. Pada saat awal perforasi bahkan yang keluar
dominantly water ...  

- Razi -

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 6:48 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju
Propinsi Energi

setahu saya CBM itu diproduksi sendiri sebagai gas (sistemnya diperfo 
seperti gas reservoir ) karena umumnya  CBM itu cukup dalam sehingga
tidak 
memungkinkan / tidak ekonomis mengangkat batubaranya...

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/GG 
0542- 533852






ismail [EMAIL PROTECTED]
28/02/2005 06:10 PM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera
Selatan Menuju Propinsi 
Energi


Kelihatannya potensi CBM cukup besar 20 TCF atau tiga kali lipat potensi
Gasbumi nya yg hanya 7 TCF, Kenapa CBM ini tidak diprioritaskan untuk di
eksplorasi /eksploitasi duluan,
Kalau dilihat ternyata potensi CBM kita cukup besar  230 TCF ( Gas in
Place), padahal potensi Gasbumi saja cuma 178 TCF, kayaknya CBM ini
belum
pernah diangkat untuk di manfaatkanm , kira kira kalau di produksi itu
ikutan apa ya , sebagai produk sampingan batubara atau di produksi
sendiri
layaknya ekploitasi migas biasa, sehingga ngikuti mekanisme regulasi
migas 
,
bukan pertambangan. Ini kelihatannya bisa menjadi salah satu energi
alternatif , mungkin iagi bisa ikut mensosialisaikan.
Kalau menjadi Lumbung Energi, jangan sampai seperti Ayamnya ( Ayam mati
dilumbung padi ).

ISM


Rekan2 sekalian,

Pada hari sabtu lalu telah diadakan seminar nasional bertajuk SUMATERA
SELATAN MENUJU PROPINSI ENERGI di Graha Budaya, Jakabaring, Palembang,
Sumatera Selatan.  Para pembicara yang hadir meliputi Gubernur, Menteri
ESDM, Deputi Menristek, pimpinan BUMN atau wakilnya (PLN, PGN,
Pertamina, PT  Tambang Batubara Bukit Asam), DPRD dan Bupati.  Saya
berkesempatan menghadiri seminar tersebut mewakili IAGI, berikut laporan
pandangan mata.

Pencanangan Sumatra sebagai lumbung energi didasari beberapa hal.
Secara nasional pertumbuhan ekonomi sebesar +/- 5%, pertumbuhan energi
sekitar 7% pertahun, pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 9% dan
listrifikasi masih dibawah 60%.  Adanya keterbatasan infrastuktur
sehingga terjadi disparitas antara sumber2 energi dengan daerah2 dengan
konsumsi energi yang tinggi.  Sumatra Selatan sebagai propinsi yang
memiliki sumber daya energi dalam jumlah yang cukup banyak berlokasi
relatif dekat dengan Pulau Jawa dengan tingkat konsumsi yang tertinggi.
Ini merupakan peluang yang besar untuk memenuhi kebutuhan pasar baik
diluar maupun di Sumatra sendiri.  Untuk itu kesempatan investasi swasta
dibuka untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan merealisasikan
lumbung energi Sumatera Selatan mengingat keterbatasan pemerintah daerah
dalam pembiayaan pembangunan.  Meskipun dicanangkan oleh Presiden RI
sebagai propinsi Lumbung Energi Nasional, namun pemanfaatan sumber2
energi saat ini belum maksimal dengan adanya berbagai kendala, antara
lain prasarana transportasi seperti jalan, pelabuhan samudra dan kereta
api.

Sumber energi Sumatra Selatan yang melimpah antara lain berupa batubara
22,24 milyar ton, gas 7 TCF, geothermal 1.335 MW, gas methan (maksudnya
CBM) 20 TCF.   Cadangan minyak bumi Indonesia yang terbukti saat ini
sebesar 5,12 miliar barel, sebesar 512,1 juta barel di antaranya berada
di Sumatra Selatan.

Cekungan Sumsel mengandung lebih dari separoh cadangan batubara
nasional, tersebar di setiap kabupaten di Sumsel, yaitu di Muara Enim,
Musi Banyuasin, Lahat, Musi Rawas, Ogan Komering Ulu, dan Ogan Komering
Ilir. Ada sekitar 40 lokasi potensi batu bara yang tersebar di enam
kabupaten.  Sebagian besar dari cadangan batubara ini berkadar kalori
rendah  5.100 kal = 11,38 M/Ton, sedangkan cadangan yang berkualitas
export  6.100 kal = 0,48 M/Ton. Produksi saat ini mencapai : 9,5 Jt Ton
(Ekspor 2,8 jt ton CV  5.100 kal).  Keterbatasan sarana transportasi
menyulitkan peningkatan produksi saat ini.  Hal ini akan diatasi dengan
peningkatan rel - ka Tj. Enim - Kertapati dan pembangunan rel ka simpang
Tanjung Api-Api dan terus dijajagi kemungkinan pengembangan angkutan
batubara melalui Canal  Sungai.

Untuk memanfaatkan cadangan batubara ini Kementerian Riset dan Teknologi
bekerja sama dengan PLN akan membangun pembangkit listrik tenaga batu
bara mulut tambang dan membuka peluang untuk investasi (Bukit Asam: 4 x
65 MW, Banjarsari III : 4 x 

RE: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju Propinsi Energi

2005-02-28 Terurut Topik M. Fakhrur Razi


Expeled methane gak berbanding lurus dengan coal rank Pak, peat dan
lignit akan generate low temperatur biogenic methane, dan seiring dengan
semakin tingginya temperatur, biogenic methane berkurang karena si
bakteri-nya geraahhh, penambahan suhu ini men-trigger terbentuknya
thermogenic methane yang mencapai titik maksimum pada range medium
volatile bituminus. Setelah itu, expeled methane akan berkurang gradual
pada coal dengan range yang lebih tinggi 

Mengenai depth sumurnya, kebanyakan yang ada di amrik sono dalamnya gak
lebih dari 5000 ft vertikal. Dan tentunya si coal layer gak boleh
tersingkap dan harus berada dibawah lapisan impermeabel (shale etc)


- Razi -
Yg lagi baca buku ttg CBM :))

-Original Message-
From: Imanuel W Pranoto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 9:00 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju
Propinsi Energi

Mohon penjelasan Pak, maksudnya lebih dalam apakah batubara pada 
lapisan yang lebih tua secara stratigrafi atau memang dalam dihitung 
dari permukaan bumi?
Pengertian saya metan termogenik (atau biogenik saya lupa?) yang 
dihasilkan oleh batubara berbanding lurus dgn rank-nya (lignite -- 
antrasit) sementara coal rank dipengaruhi terutama oleh burial depth. 
Namun diketahui pertambahan burial depth juga berarti naiknya overburden

pressure yg berarti membatasi permeability cleat/pores/fracture batubara

dimana gas seharusnya tersimpan.
Sehingga challenge eksplorasi coal bed methane sepertinya adl menemukan 
coal seam yang men-generate methane tapi juga tdk terlalu dalam.

Salam,
Noel

M. Fakhrur Razi bertutur pada 3/1/2005 8:38 AM:
 Jangan ambil Coal yang dalam , entar coal yang ditemukan malah
 antrachite yang lebih sedikit kandungan methane-nya. Setahu saya, coal
 berjenis sub-bitouminus dan bituminous yang paling banyak men-generate
 methane.
 
 Mengenai produksinya, kalo melihat production history well yang ada di
 rocky mountain-amrik sono, perlu waktu dua tahun lebih untuk membuat
air
 yang ada didalam fracture coal itu berkurang dan membuat gas methane
 bisa keluar lebih banyak. Pada saat awal perforasi bahkan yang keluar
 dominantly water ...  
 
 - Razi -
 
 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED]
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Tuesday, March 01, 2005 6:48 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju
 Propinsi Energi
 
 setahu saya CBM itu diproduksi sendiri sebagai gas (sistemnya diperfo 
 seperti gas reservoir ) karena umumnya  CBM itu cukup dalam sehingga
 tidak 
 memungkinkan / tidak ekonomis mengangkat batubaranya...
 
 Regards
 
 Ferdinandus Kartiko Samodro
 TOTAL EP Indonesie Balikpapan
 DKS/TUN/GG 
 0542- 533852
 
 
 
 
 
 
 ismail [EMAIL PROTECTED]
 28/02/2005 06:10 PM
 Please respond to iagi-net
 
  
 To: iagi-net@iagi.or.id
 cc: 
 Subject:Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera
 Selatan Menuju Propinsi 
 Energi
 
 
 Kelihatannya potensi CBM cukup besar 20 TCF atau tiga kali lipat
potensi
 Gasbumi nya yg hanya 7 TCF, Kenapa CBM ini tidak diprioritaskan untuk
di
 eksplorasi /eksploitasi duluan,
 Kalau dilihat ternyata potensi CBM kita cukup besar  230 TCF ( Gas in
 Place), padahal potensi Gasbumi saja cuma 178 TCF, kayaknya CBM ini
 belum
 pernah diangkat untuk di manfaatkanm , kira kira kalau di produksi itu
 ikutan apa ya , sebagai produk sampingan batubara atau di produksi
 sendiri
 layaknya ekploitasi migas biasa, sehingga ngikuti mekanisme regulasi
 migas 
 ,
 bukan pertambangan. Ini kelihatannya bisa menjadi salah satu energi
 alternatif , mungkin iagi bisa ikut mensosialisaikan.
 Kalau menjadi Lumbung Energi, jangan sampai seperti Ayamnya ( Ayam
mati
 dilumbung padi ).
 
 ISM
 
 
 Rekan2 sekalian,
 
 Pada hari sabtu lalu telah diadakan seminar nasional bertajuk
SUMATERA
 SELATAN MENUJU PROPINSI ENERGI di Graha Budaya, Jakabaring,
Palembang,
 Sumatera Selatan.  Para pembicara yang hadir meliputi Gubernur,
Menteri
 ESDM, Deputi Menristek, pimpinan BUMN atau wakilnya (PLN, PGN,
 Pertamina, PT  Tambang Batubara Bukit Asam), DPRD dan Bupati.  Saya
 berkesempatan menghadiri seminar tersebut mewakili IAGI, berikut
laporan
 pandangan mata.
 
 Pencanangan Sumatra sebagai lumbung energi didasari beberapa hal.
 Secara nasional pertumbuhan ekonomi sebesar +/- 5%, pertumbuhan energi
 sekitar 7% pertahun, pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 9% dan
 listrifikasi masih dibawah 60%.  Adanya keterbatasan infrastuktur
 sehingga terjadi disparitas antara sumber2 energi dengan daerah2
dengan
 konsumsi energi yang tinggi.  Sumatra Selatan sebagai propinsi yang
 memiliki sumber daya energi dalam jumlah yang cukup banyak berlokasi
 relatif dekat dengan Pulau Jawa dengan tingkat konsumsi yang
tertinggi.
 Ini merupakan peluang yang besar untuk memenuhi kebutuhan pasar baik
 diluar maupun di Sumatra sendiri.  Untuk itu kesempatan investasi
swasta
 dibuka

RE: [iagi-net-l] CBM

2005-02-28 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
Secara kuantitatif gak ditulis, hanya ada crita bahwa didaerah louisiana
pernah dilaporkan minor production dari lignit. Produksi dalam skala
besar diambil dari sub-bituminus dan bituminus coal. 
Tapi kalo lihat contoh production plotnya, kok ya produksi per day per
well - nya kecil sekali, hanya mencapai 120 mcf (dicapai setelah
produksi selama 2.5 tahun). Tapi trend produksinya naik terus. 
berarti wellnya harus banyak dooong .

- Razi -

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 9:44 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] CBM

Mas Razi

kalau dari tulisan Mas di bawah CBM itu ada 2 jenis ya...? yang satu 
biogenic yang menghasilkan biogenic methane dan enggak boleh terlalu 
dalam, dan yang kedua thermogenic methane yang dikontrol oleh
temperature 
dan overburden

Kalau dari buku yang Mas Razi baca apakah ada perbedaan produksi dan 
penanganan dari 2 jenis gas CBM tersebut? Dan yang umumnya
diproduksi 
yang mana?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/GG 
0542- 533852






M. Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED]
01/03/2005 10:33 AM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:RE: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera
Selatan Menuju Propinsi 
Energi




Expeled methane gak berbanding lurus dengan coal rank Pak, peat dan
lignit akan generate low temperatur biogenic methane, dan seiring dengan
semakin tingginya temperatur, biogenic methane berkurang karena si
bakteri-nya geraahhh, penambahan suhu ini men-trigger terbentuknya
thermogenic methane yang mencapai titik maksimum pada range medium
volatile bituminus. Setelah itu, expeled methane akan berkurang gradual
pada coal dengan range yang lebih tinggi 

Mengenai depth sumurnya, kebanyakan yang ada di amrik sono dalamnya gak
lebih dari 5000 ft vertikal. Dan tentunya si coal layer gak boleh
tersingkap dan harus berada dibawah lapisan impermeabel (shale etc)


- Razi -
Yg lagi baca buku ttg CBM :))

-Original Message-
From: Imanuel W Pranoto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 9:00 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju
Propinsi Energi

Mohon penjelasan Pak, maksudnya lebih dalam apakah batubara pada 
lapisan yang lebih tua secara stratigrafi atau memang dalam dihitung 
dari permukaan bumi?
Pengertian saya metan termogenik (atau biogenik saya lupa?) yang 
dihasilkan oleh batubara berbanding lurus dgn rank-nya (lignite -- 
antrasit) sementara coal rank dipengaruhi terutama oleh burial depth. 
Namun diketahui pertambahan burial depth juga berarti naiknya overburden

pressure yg berarti membatasi permeability cleat/pores/fracture batubara

dimana gas seharusnya tersimpan.
Sehingga challenge eksplorasi coal bed methane sepertinya adl menemukan 
coal seam yang men-generate methane tapi juga tdk terlalu dalam.

Salam,
Noel

M. Fakhrur Razi bertutur pada 3/1/2005 8:38 AM:
 Jangan ambil Coal yang dalam , entar coal yang ditemukan malah
 antrachite yang lebih sedikit kandungan methane-nya. Setahu saya, coal
 berjenis sub-bitouminus dan bituminous yang paling banyak men-generate
 methane.
 
 Mengenai produksinya, kalo melihat production history well yang ada di
 rocky mountain-amrik sono, perlu waktu dua tahun lebih untuk membuat
air
 yang ada didalam fracture coal itu berkurang dan membuat gas methane
 bisa keluar lebih banyak. Pada saat awal perforasi bahkan yang keluar
 dominantly water ... 
 
 - Razi -
 
 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED]
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Tuesday, March 01, 2005 6:48 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera Selatan Menuju
 Propinsi Energi
 
 setahu saya CBM itu diproduksi sendiri sebagai gas (sistemnya diperfo 
 seperti gas reservoir ) karena umumnya  CBM itu cukup dalam sehingga
 tidak 
 memungkinkan / tidak ekonomis mengangkat batubaranya...
 
 Regards
 
 Ferdinandus Kartiko Samodro
 TOTAL EP Indonesie Balikpapan
 DKS/TUN/GG 
 0542- 533852
 
 
 
 
 
 
 ismail [EMAIL PROTECTED]
 28/02/2005 06:10 PM
 Please respond to iagi-net
 
 
 To: iagi-net@iagi.or.id
 cc: 
 Subject:Re: [iagi-net-l] Seminar Nasional Sumatera
 Selatan Menuju Propinsi 
 Energi
 
 
 Kelihatannya potensi CBM cukup besar 20 TCF atau tiga kali lipat
potensi
 Gasbumi nya yg hanya 7 TCF, Kenapa CBM ini tidak diprioritaskan untuk
di
 eksplorasi /eksploitasi duluan,
 Kalau dilihat ternyata potensi CBM kita cukup besar  230 TCF ( Gas in
 Place), padahal potensi Gasbumi saja cuma 178 TCF, kayaknya CBM ini
 belum
 pernah diangkat untuk di manfaatkanm , kira kira kalau di produksi itu
 ikutan apa ya , sebagai produk sampingan batubara atau di produksi
 sendiri
 layaknya ekploitasi migas biasa, sehingga ngikuti mekanisme regulasi
 migas 
 ,
 bukan pertambangan. Ini kelihatannya bisa

RE: [iagi-net-l] persaudaraan Islam dan tsunami

2005-01-03 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
ada kok pak, tapi pers gak mengekspos, berikut daftar sumbangan dari negara 
tetangga:
Japan   : $500 million. 
US  : $350 million. 
Britain : $ 95 million 
Sweden  : $ 75.5 million 
Spain   : $ 68 million 
China   : $ 60 million 
France  : $ 57 million 
Australia   : $ 46.7 million. 
Canada  : $ 33 million. 
Germany : $ 27 million 
Switzerland : $ 21.9 million 
Denmark : $ 18.1 million 
Norway  : $ 16.6 million 
Portugal: $ 11 million 
Qatar   : $ 10 million 
Saudi Arabia: $ 10 million 
Singapore   : $  3.6 million 
New Zealand : $  3.5 million 
Finland : $  3.3 million 
Kuwait  : $  2 million 
UAE : $  2 million 
Ireland : $  1.4 million 
Italy   : $  1.3 million 
Turkey  : $  1.25 million 
Czech Rep.  : $750,000 
Iran: $627,000 
South Korea : $600,000 
Hungary : $411,000 
Greece  : $397,000 
Luxembourg  : $265,000

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, January 04, 2005 9:51 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] persaudaraan Islam dan tsunami





Rekan rekan

Saya ini Muslim , dan sepanjang saya pelajari kita sesama Muslim adalah
saudara.
Mungkin ada yang dapat menerangkan kegelisahan saya (yg sudah lama ) dan
ini bukan dan tidak bermaksud bersifat SARA.

Dengan kejadian tsunami dimana korban terbesar dari Provinsi NAD , satu
satunya provinsi yang menjalankan syariat Islam secara konsekwen , sangat
masuk akal bahwa korban sebagian terbesar tentunya adalah masyarakat
Muslim.

Maka berbondong bondong lah kita dan dunia internasional memberikan
bantuan dari  Polisi Dunia (USA) , Inggris , tetangga yang kadang kadang
sangat memusuhi kita Australia , New Zaeland , Perancis , Jepang dsb.
Tapi saya belum mendengar (apa tidak dicover mas media ya ) , bantuan dari
dsudara saudara kita dari negara kaya di Jazirah Arab dan negara Teluk ,
Saya tidak tahu apa mereka itu kurang kaya sehingga  sedang menghitung
hitung bantuan yang akan diberikan , ataukah tidak tergerak nuraninya
dengan penderitaan saudaranya se - Agama.

Maaf , sekali lagi ini hanyalah kegelisahan saya sebagai seorang Muslim
dari negara miskin yang sedang tertimpa musibah besar.

Terima kasih kalau ada yang dapat memberikan pencerahan.

Si Abah



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



[iagi-net-l] Gempa Aceh

2004-12-25 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
Gempa Aceh

Magnitude 8.5 
Date-Time Sunday, December 26, 2004 at 00:58:50 (UTC) = Coordinated Universal 
Time 
Sunday, December 26, 2004 at 6:58:50 AM  = local time at epicenter 

Location 3.298°N, 95.778°E 
Depth 10 km (6.2 miles) set by location program 
Region OFF THE WEST COAST OF NORTHERN SUMATRA 
Distances 
250 km (155 miles) SSE of Banda Aceh, Sumatra, Indonesia
320 km (200 miles) W of Medan, Sumatra, Indonesia
1260 km (780 miles) SSW of BANGKOK, Thailand
1605 km (1000 miles) NW of JAKARTA, Java, Indonesia
 
Location Uncertainty horizontal +/- 9.2 km (5.7 miles); depth fixed by location 
program 
Parameters Nst=157, Nph=157, Dmin=999 km, Rmss=1.35 sec, Gp= 29°,
M-type=surface wave magnitude (Ms), Version=7  
Source USGS NEIC (WDCS-D)
 

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Gempa Nabire + Pulau Alor

2004-11-29 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
sekalian juga pencerahannya terhadap gempa di pulau Alor dong pak? 
saya denger panjangnya bidang sesar naik dipulau Alor lebih panjang dari 
panjang pulau Alor sendiri, berarti pulau itu memang tidak layak huni ya?

-Original Message-
From: Zein, Munir (KPC) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, November 30, 2004 12:18 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Gempa Nabire





Adakah yang bisa memberikan pencerahan mengenai tatanan tektonik dan
struktur geology yang bekerja di daerah gempa Nabire,
Mungkin perlu masukkan dari professional Geology untuk mengosongkan
daerah daerah rawan gempa dan tanah longsor, karena hal tersebut
sebenarnya kan sudah dapat dipetakan,
Tadi diberita siang katanya masih tercatat gempa susulan sampai lebih
dari 1500 kali
Gimana Pak Awang atau rekan dari Freeport saya sudah lupa-lupa ingat
masalah tersebut (banyakan lupanya)

Damar




DISCLAIMER:
This message and any attachments may contain privileged information. Any 
unauthorised use of this message by any person may lead to legal consequences. 
Any views expressed in this message are those of the individual sender and may 
not necessarily reflect the views of PT Kaltim Prima Coal.

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] reservoir cepu was Putusnya Kontrak dengan Exxon MurniBisnis

2004-08-30 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
pak Sugeng, bukannya angka 7758 dan 43560 itu muncul cuman karena adanya
beda satuan aja, yg satu pake barrel, yg laen pake cubic feet.
kalo Recovery factor di oil reservoir, menurut teori, RF berkisar 25 -
50% untuk water dan gas drive dan 15-25% untuk solution gas drive.

Apakah RF ini memperhitungkan apakah sebuah reservoir punya secondary
atau primary porosity??

-Original Message-
From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, August 30, 2004 2:05 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] reservoir cepu was Putusnya Kontrak dengan
Exxon MurniBisnis


Mas Shofi,
sebenarnya saya sudah agak lupa lho, saya rasa bahwa recovery factor itu
merupakan fungsi dari mechanical drive. Misalnya water drive itu lebih
besar
(dipakai 30%) kalau depletion lebih kecil. Jadi tidak ada hubungan
dengan
jenis porosity, permeability dll. Dan rupanya angka itu dipakai terus.
Angka factor untuk perhitungan reserve dipakai 7758 (oil) dan 43560
(untuk
gas), sementara cut-off...berdasarkan pengalaman saja. Tentunya kawan-2
di
reservoir bisa menjelaskan lebih detil. Lagi pula perhitungannya
sekarang
sudah pakai software canggih (saya dulu dihitung satu-persatu).
Wassalam,
sugeng

nb.saya masih heran dan sekaligus kagum dengan lapangan walio, konon
water
drive berasal dari air hujan yang masuk aquifer kais yang tersingkap di
sebelah timur (di ayamaru). walaupun watercut sudah 98.0% sampai 99.0%
tetapi masih tetap berproduksi dan ekonomis.



- Original Message -
From: Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, August 30, 2004 1:00 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] reservoir cepu was Putusnya Kontrak dengan
Exxon
MurniBisnis


Mas Sugeng, mo nanya lebih lanjut nih.
Patokan recovery factor itu tergantng apa saja ya? mungkin pak Sugeng
bisa memperjelas hubungannya dengan berapa besar porositynya?
permeability? atau porosity system nya (vugular, micro-porosity,
fractured, chalky, hasil pengukuran lab, etc).
Suwun sebelumnya.

Shofi





-Original Message-
From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, August 30, 2004 12:51 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] reservoir cepu was Putusnya Kontrak dengan
Exxon MurniBisnis


Pak,
Rasanya tidak ada perbedaan yang istimewa, cuma karena karbonat ada
primary
dan secondary porosity maka ada angka faktor yang dipakai untuk
perhitungan reserve; sementara di klastik (pasir) dianggap primary
porsity
sehingga digunakan angka faktor yang berbeda.
Juga ada cut-off porosity yang dipergunakan, sekitar 12%, untuk lapangan
Walio (strong water drive, seperti komentar pak Awang) bisa digunakan
cut-off  9-12%.
Untuk recovery factor rasanya juga diberlakukan berbeda, salah satunya
jenis
minyak (berat/ringan). Untuk lapangan Walio dan sekitarnya (PSC-mainland
Irja) digunakan 30%, sementara di pulau Salawati-JOB) sedikit lebih
kecil,
mungkin 25%. Mungkin nanti kawan kami yang mengurusi ini bisa membantu.
Rec. factor di Jabung (pasir) juga digunakan 30% (Gumai dan Air Benakat,
North Geragai), kalau di LTAF (lower talang akar formation) NE Betara
bisa
lebih kecil, mungkin 20%.
Wassalam,

sugeng

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, August 30, 2004 10:12 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] reservoir cepu was Putusnya Kontrak dengan
Exxon
MurniBisnis


 Pak Sugeng

 Mungkin bisa memberikan informasi apa saja perbedaan mendasar dalam
 perhitungan cadangan di karbonat dan di clastik terutama dalam
penanganan
 anistropi porositynya ...? (misalnya dengan adanya fracturering atau
 leaching yang membuat anistropinya jadi besar...)

 Apakah sama dengan sistem klastik hanya berbeda di Recovery Factornya
 saja..? mis di sini (clastic)  RF yang dipakai 60-65% (gas reservoir)

 Dan apakah variasi porosity tersebut yang menyebabkan  RF yang
digunakan
 kecil 30% atau karena jenis hc (heavy oil etc..) ?

 Mungkin ada paper /reference atau flow charts dalam perhitungan
cadangan
 di karbonat seperti di tempat Bapak?

 Regards

 Ferdinandus Kartiko Samodro
 TOTAL EP Indonesie Balikpapan
 DKS/TUN/GG
 0542- 533852






 sugeng.hartono [EMAIL PROTECTED]
 30/08/2004 10:53 AM
 Please respond to iagi-net


 To: [EMAIL PROTECTED]
 cc:
 Subject:Re: [iagi-net-l] reservoir cepu was Putusnya
Kontrak dengan Exxon
 MurniBisnis


 Pak Awang,
 Perhitungan cadangan karbonat ada tahapannya dan sudah lama diakui
secara
 umum. Hanya saja, untuk di Salawati kita gunakan recovery factor 30%.
 Apakah
 ini bisa diperbesar ya?
 Untuk Ngrayong clastic tentunya berpotensi; salah satu sumur di
lapangan
 Mudi  sempat ada 'kick' dari lapisan ini.
 Salam,
 sugeng


 - Original Message -
 From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, August 30, 2004 8:51 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] reservoir cepu was Putusnya Kontrak dengan
Exxon
 MurniBisnis


  Tentu saja di Indonesia reservoir karbonat sudah lama berproduksi.
  Karbonat Kais di Salawati 

RE: [iagi-net-l] Tool Combination-mohon saran

2004-08-25 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
Pak, TLC dan PCL itu barang yg sama tapi beda vendor ya?? 
beda harganya dengan wireline logging biasa berapa ya?? 

-Original Message-
From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, August 25, 2004 4:58 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Tool Combination-mohon saran


Trims untuk sharingnya. Kita disini pake PCL karena log pertama yang
masuk langsung stuk begitu menyentuh dasar lubang dan diperkirakan
keyseated (angle drop dari 48 menjadi 20). Nah untuk optimize waktu,
kita run log kombinasi itu dengan PCL. Kontractornya sih bilang oke saja
dengan kombinasi ini, cuma saya yang cukup worry mengingat ini bukan
kombinasi yang biasa dari dua tool dengan metode run yang berbeda pula.
Kontractor sih bilang semua kombinasi bisa, walaupun harus stuk lagi,
khan nothing to loose buat dianya. Lha buat kita khan berarti hilang
uang, apalagi kalo sampe lost in hole. Nah berapa tuh cost nya untuk
STAR? bisa 400 rebu K

 


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, August 25, 2004 3:15 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Tool Combination-mohon saran


waktu itu kita enggak pakai pipapakai kabel biasa

obmi pad tools, density pad tools , neutron normal di 6 inch pakai mw
1.6 
sg , depth 5000-5600m, oh 600 m, vertical well...kondisi lubang bagus..
masalahnya karena menggunakan pads double dari density dan obmi, well 
kecil jadi banyak overpulls dan drags sehingga pembacaan tidak
ondepth...
jadi bukan karena panjang tools tapi lebih karena overpulls
pembacaan obmi bagus tapi problem di depth kalau mau di cek dengan data 
yang lain...

mungkin kalau menggunakan pipa bisa mengurangi stuck, dan 
tension..bisa coba tanya sama kontraktornya...apa bisa disimulasikan

tension kalau pakai pipa...?

Boleh tahu kenapa kok planning ngerun OBMI pakai pipa? kalau untuk 
sedimentologi study kenapa kok enggak cari wells yang vertical dan pakai

kabel sehingga depth controlnya dan kecepatan logging controlnya  lebih 
mudah dan bagus daripada pake pipa? Mengingat pembacaan OBMI kan
high 
resolution sayang kalau di run pakai pipa

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/GG 
0542- 533852






Tony Basoeki B. Dwi Soelistyo [EMAIL PROTECTED]
25/08/2004 03:27 PM
Please respond to iagi-net

 
To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:RE: [iagi-net-l] Tool Combination-mohon saran


Ferdi,

Kebetulan di sini barusan ngobrol juga soal OBMI dengan pipa
(pipe-conveyed atau TLC),mau tanya...kalau OBMI-nya yang waktu itu
anda sebutkan berantakan, apakah karena kepanjangan konfigurasi tool-nya
?..kalau iya, seberapa panjang waktu itu/dikombinasikan dengan tool apa
?.ataukah berantakan karena kondisi sumurnya ?..kalau iya,..kondisi
sumurnya seperti apa (inklinasi ?...bentuk S ?)...terimakasih di awal.

Regards,
Tony B. Soelistyo
Geologist

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, August 25, 2004 3:05 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Tool Combination-mohon saran

wah berat amat kombinasinya? WBM ya...? holenya bagus? deviated
? 
dragnya waktu cabut pipa gimana ?

Mas sebenarnya bisa minta analisa tension dan drag dari 
contractornyabisa disimulasikan dengan mudweight dan deviationnya 

dari analisa tension dan drag bisa diketahui  mana konfigurasi tools
yang 
paling bagus
kalau kepanjangan bisa patah /stuck  apalagi dengan tambahan pipa
dulu pernah nyoba di sini ternyata banyak sekali tensionnya sehingga
data 
OBMInya malah berantakan dan depth shiftnya jadi sulit

Apa sudah dipertimbangkan pakai LWD...kalau punya schlum ada azimuthal 
density yang bisa buat image, ada spectral gr dan neutron juga...
tapi vertical resolutionnya lebih rendah dari wireline...kalau
formasinya 
yang mau dilihat tebel enggak masalah , kalau tipis ya repot..

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/GG 
0542- 533852






Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED]
25/08/2004 01:40 PM
Please respond to iagi-net

 
To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:[iagi-net-l] Tool Combination-mohon saran


rekans,
Mohon saran. Saya akan run kombinasi log : Density-Neutron-Spectral
GR-STAR dengan pipa (Pipe Conveyed Log). Bagaimana kira kira pengaruh
akurasi pembacaan log density-neutron mengingat STAR (setara dengan FMI)
itu centered and density-neutron eccentered.

Terima kasih sebelumnya untuk saran yang diberikan.

Salam
Shofi

 

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan 
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL 

RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon

2004-06-09 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
sedikit melenceng nih pak, dihubungkan ke agama dikit,
dalam sebuah hadits shahih saya baca bahwa semakin mendekati hari
kiamat, bumi akan sering mengalami gempa. kira-kira penjelasan ilmiahnya
gimana ya? apa ada hubungannya dgn siklus yg bapak bicarakan??

-Original Message-
From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, June 09, 2004 1:30 PM
To: '[EMAIL PROTECTED]'
Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon



Data yang saya dapatkan bahwa gempa bisa saja setiap waktu, tapi
kejadian
lebih sering pada full moon dan bulan mati. Konsep saya : Gaya
gravitasi/elektromagnetik universe ke magnetik mantel bumi akan paling
besar
pada kedua posisi ini.

Seperti yang di duga oleh Pak Mudji Raharto, direktur Boscca, sebutkan
ini :
mungkin gempa akan banyak terjadi pada full moon dan bulan mati.

SALAM singkatan  Seven to n-th power of ten Annum Long of Age and Minor
Cycles.

Saya belum sempat membuat grafiknya untuk siklus minor. SALAM baru
membuat
siklus dalam tahun (misal 7 th, 70 th, 700 th, ..., 70 Milyar tahun).
Hal
siklus minornya : setahun, sebulan, seminggu, sehari, dll, belum saya
buat
grafiknya. Tapi malam kemarin, saya dapatkan link yang bagus, sebut
kejadian
gempa 1999-2004 :

http://www.grandunification.com/hypertext/Earthquakes.html#Anchor-Earthq
uake
s-26069.

Seperti konsep saya, dia memakai siklus bulanan. 

SALAM berkorelasi sekitar 90 % dengan jumlah gempa besar ( 6 SR) 120 th
terkahir. Rata-rata kini 10 kali gempa besar per tahun. 

Predikasi : jumlah gempa besar akan 1026 hingga 100 th kedepan. Gempa
terbanyak korbannya 850.000 orang mininggal, dan urutan ke 10 dari
terbear
adalah 100.000 meninggal. 


Wassalam,
Maryanto.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, June 09, 2004 11:16 Pagi
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon

Beberapa waktu yang lalu, saya melihat di TV-Discovery Channel yang
memperlihatkan adanya hubungan
antara full-moon dan kegiatan letusan gunung berapi. Karena gaya
gravitasi antara planet ternyata mempengaruhi
pergerakan-pergerakan atau pergeseran-pergeseran di lapisan-lapisan
bawah
bumi (sorry yang ini saya nggak ngerti-
ngerti amat).
Saya jadi bertanya, kemarin sewaktu gunung bromo meletus, kira-kira di
Jawa
sedang full-moon juga nggak ya ?
Ada yang tahu ? Kalau saya lihat tanggalan Arab/Jawa, kelihatannya
memang
sekarang ini lagi full-moon.

Mungkin juga karena antara matahari, venus dan bumi sedang dalam satu
garis
lurus, menjadi penyebab lainnya
kenapa banyak aktifitas gunung berapi akhir-akhir ini. Saya juga baca
ternyata di P. Sangihe juga ada aktifitas
gunung berapi, juga Hawaii dan New Zealand.
Jadi saya rasa lebih baik, kalau lagi full-moon, jangan naik gunung
berapi.
salam,
Teguh



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus

2004-06-08 Terurut Topik M. Fakhrur Razi
tadi pagi di kompas ditulis kalo beberapa hari belakangan sering terjadi

gempa vulkanik di bromo yang tercatat di seismograf yg dipasang
disekitar bromo.
cuman gempa itu gak terasa sama penduduk sekitar.
tapi kok dikompas gak ditulis ttg lahar ya?? turis yang meninggal karena
terkena 
lemparan batu panas. bukan karena lahar.

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, June 09, 2004 7:26 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus






Tadi pagi saya baca koran lokal disini yang memberitakan bahwa Gunung
Bromo
meletus dengan
laharnya yang terlontar setinggi 3 km dan abunya yang menutupi kota
Malang.
Seorang turis Singapore
terbunuh dan juga beberapa turis lokal cedera. Dikabarkan pula bahwa
petugas di G. Bromo tidak sempat
memberitahu kalau Gunung akan meletus karena tidak adanya tanda-tanda
yang
mengindikasikan kalau
gunung tersebut mau meletus.
Berita ini sangat surprise buat saya, karena gunung Bromo adalah tempat
wisata yang sangat terkenal.
Saya selalu jualan gunung ini kalau ada turis asing ataupun expat mau
jalan-jalan di Indonesia dan bertanya pada saya,
dimana tempat yang bagus utk dikunjungi. Saya sendiri sempat
termenung-menung kalau saya teringat bahwa saya
sama keluarga pernah sampai di puncak Bromo.

Kira-kira ada yang tahu nggak ya tanda-tanda kalau gunung itu mau
meletus ?
Maksud saya adalah tanda-tanda alam.
Siapa tahu kalau-kalau alat detector yang ada tidak bisa mendeteksi
kejadian tersebut. Mungkin teman-teman yang hobi
naik-turun gunung atau teman-teman yang ada di Vulkanologi tahu akan hal
ini. Satu lagi, apakah di Gunung Bromo juga
ada alat pemantau seperti Gunung Merapi ?

Terima kasih dan salam,
Teguh P.


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-