Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-09 Terurut Topik abachtiar_CBN
Paulus, maaf, aku juga mau ikutan nimbrung dalam diskusi, tetapi seperti 
umumnya kawan2 lain yang belum mendapatkan izin dari Lapindo, BPMigas, dan 
Ditjen Migas untuk melihat, memilih sendiri dan menggunakan data dr BJP-1, 
maka yang bisa kita lakukan hanya mendaur ulang data dan men-challenge 
interpretasi dr kawan2 yg punya kemewahan untuk memamerkan data dan 
perhitungan itu terlebih dulu di paper2 maupun di milis ini. Yang akan aku 
soroti adalah counter argumen dr broer BPI maupun mungkin dr 1 atau 2 kawan 
sebelumnya (mas Sunu kalau nggak salah), yang mempertentangkan secara 
ekstrim bahwa UGBO terus terjadi SAMPAI SEKARANG, dan itu tdk masuk akal 
karena itung2an rate, volume dan asal-usul fluidanya selalu gak match dg 
kondisi lobang dan petrofisika formasi yg bisa dihitung dr data2 mereka yg 
ada. Dari dulu saya selalu menawarkan analisis penyebab yg bukan menganggap 
in adalah UGBO abadi. UGBO terjadi pada waktu awal2 akibat loss dan kick, 
kemudian UGBO itu memicu ketidak stabilan lapisan MUD-DIAPIR di sekitar 
lobang bor yang tadinya waktu ditembus pada pemboran turun kondisinya 
aman-aman saja. Adalah liquifaction dari mud-diapir itulah yang terus 
menerus terjadi sampai sekarang membentuk MUD VOLCANO di permukaan. Jadi, 
sekarang sudah tdk ada UGBO itu. Yang ada adalah proses pembentukan 
mud-volcano yg dipicu oleh UGBO. Loss, kick, dan gain itu jelas2 ada dan 
terlaporkan dalam DDR yg pernah saya lihat (waduh, ... mudah2an gak ada yg 
iseng melaporkan aku ke migas krn ngliat data2 tsb, tapi aku juga punya 
dalih: waktu itu polisi yang nyuruh ngliat koq..). Dan yang saya tangkap 
dari keseluruhan argumen dalam paper2 yang berevolusi makin ke sini makin 
menunjukkan reluctancy kawan2 penulis itu untuk mengatakan adanya UGBO pada 
waktu mengatasi kick tsb. Adanya foto crack di rig-site yang memotong 
panjang sampai ke casing(pipe?) rack setelah penanganan kick, kemungkinan 
besar juga bisa dikaitkan dengan UGBO ini. Selain itu di DDR juga disebutkan 
adanya komunikasi antara lubang bor dengan lubang semburan pertama. Nah, 
jadi, point saya yang tanpa data otentik yg bisa dituliskan krn tdk ada ijin 
ini ingin menyodorkan sedikit pencerahan baik ke kawan2 penonton maupun 
terutama ke broer BPI, mas Sunu, maupun pihak2 terkait lainnya bahwa ada 
alternatif mekanisme penyebab lain yang lebih masuk akal dibandingkan dengan 
sekedar UGBO forever. LuSi adalah kelahiran mud-volcano dr mud diapirism yg 
dipicu oleh UGBO.


Salam
Yayang


- Original Message - 
From: Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, March 09, 2010 4:45 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI


Pak Natan, pak RDP,...

Anggaplah 14ft yang samplenya belum sampai permukaan dan tidak bisa
didiskripsi tersebut adalah porous carbonate, dan kita asumsikan sebagai
exposure thickness,.. lalu kita masukkan beberapa parameter lainnya,..

Flow dimension :
Well depth = 9297 ft
Well radius = 0.51 ft (1/2 x 12-1/4)
Radius of investigation = +50 ft (optimistic value)

Fluid properties :
Viscosity = 0.5 cp (water @ high temperature)
Formation Volume Factor = 1 (water)

Rock property :
Permeability = 22.5 mDarcy (perkiraan dari sumur2 existing yang dianggap
sebagai high producer well yang bisa memproduksikan 7000 barrel fluida
per hari dari karbonat)

System pressures :
Reservoir static pressure = 7130 psi (equivalent 14.7 ppg).
Bottom hole flowing pressure = 4026 psi (minimum value @ zero friction
loss)

Lalu coba hitung berapa banyak fluida yang bisa dihasilkan perhari?
Anggap saja ini sumber airnya, sedangkan lumpurnya berasal dari Upper
Kalibeng Formation diatasnya, karena nanno dan foram nya berkorelasi
dengan yang yang keluar dari pusat semburan LUSI. Anggap saja komposisi
air 70% pada awal2 semburan.  Berapa rate air yang didapat dari formasi
karbonat ini? Matching ngga dengan debit lumpur yang keluar selama
hampir 4 tahun ini? Dulu debit lumpur hampir 1 juta barel per hari, sama
dengan produksi minyak Indonesia. Perlu diingat saat re-entry BJP-1 mau
melewati/mendorong/menarik fish disumur yang dianggap berproduksi 1
juta barel saja tidak bisa,... seharusnya diameter lubang sumur sudah
sangat besar.

Soal loss dan asumsi adanya kick,.. silahkan datang ke Lapindo dan
periksa data2 drilling dan real time chart,.. soal perizinan BPMIGAS dan
MIGAS, nanti saya bantu urus deh,.. gimana?? Makin asik niih
diskusinya,..

Wass.
Bambang



-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com]
Sent: Tuesday, March 09, 2010 3:30 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010/3/9 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com:

Pak Nyoto..terimakasih untuk pencerahannya. Ternyata 14ft interval

mulai

dari 9284, 9285, 9286, 9287, 9288, 9289, 9290, 9291, 9292, 9293, 9294,

9295,

9296 dan 9297ft itu batuannya hanya 'imajinatif' toh. Ngapain

ngeributin itu

Kujung atau bukan Kujung..lalu yakin itu masih VS..ternyata semua

keyakinan

tsb hanya 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-07 Terurut Topik abachtiar_CBN

mas eko yang teguhnya paripurno,...
nampaknya pertanyaan atau ide sampeyan ini menjadi semakin relevan jika 
dikaitkan dengan penjelasan kang awang bpmigas tentang hal-ihwal data 
terlampir (saya cuplikkan postingannya, dr iaginet juga)
sampeyan nanya:..gimana ya...? kalo itu maksudnya caranya gimana 
mestinya sampeyan yg lebih tahu,  tapi kalau itu maksudnya gimana nanti 
efeknya, wah,... efeknya bagus itu mas,..bisa membuat banyak periset lebih 
bebas mengakses data2 tersebut terutama untuk kepentingan 
penanggulangannya... (yang mau gak mau juga pasti terkait dengan apa 
penyebabnya)

tabik...
yyg

- Original Message - 
From: ET Paripurno paripu...@gmail.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, March 05, 2010 11:05 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI


cak yayang...aku kok jadi kepikir, mengingat ini masalah kita bersama, 
kalau bikin  gugatan class action tentang perlunya keterbukaan data ke 
lembaga2 yang menurut sampeyan berwenang itu... gitu gimana ya..


et


===
- Original Message - 
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com; Geo Unpad
geo_un...@yahoogroups.com
Sent: Monday, March 08, 2010 1:47 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI


Memuat di milis-milis data mentah/ olahan/ interpretasi hasil kegiatan
survei umum/ eksplorasi/ eksploitasi yang masih tertutup untuk umum
(rahasia) tanpa izin dari Direktur Jenderal Migas adalah suatu pelanggaran
atas Peraturan Menteri ESDM No. 027 Tahun 2006. Hati-hati, pelanggaran atas
Peraturan ini mempunyai sanksi pidana atau denda. Silakan dicermati kutipan
ayat-ayat di bawah ini yang berasal dari Peraturan tersebut.

Pasal 2 Ayat (1)
Data yang diperoleh dari Survei Umum, Eksplorasi dan
Eksploitasi adalah milik Negara yang dikuasai oleh Pemerintah.

Pasal 25 Ayat (2)
Pemanfaatan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
keperluan ilmiah dan keperluan lainnya selain untuk keperluan
operasi di wilayah Kerjanya oleh Kontraktor atau pihak lain,
wajib mendapat izin dari Direktur Jenderal.

Pasal 25 Ayat (3)
Kontraktor dapat melakukan pertukaran data sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan Kontraktor lain pada wilayah kerja
yang saling berbatasan setelah mendapat izin dari Direktur
Jenderal.

Pasal 32
Setiap orang yang mengirim atau menyerahkan atau
memindahtangankan data tanpa hak dalam bentuk apapun
dikenakan pidana atau denda sebagaimana diatur dalam pasal 1
ayat ( 2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
Gas Bumi sebagaimana telah berubah dengan Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 002/PUU-1/2003 pada tanggal 21 Desember 2004.

Perhatikan aturan-aturan di atas dan saya akan menerapkannya untuk
pemanfaatan sumur Banjar Panji-1 (BJP-1).

Data sumur BJP-1 diperoleh oleh Lapindo Brantas pada tahun 2006. Data itu
adalah milik Pemerintah, bukan milik Lapindo Brantas. Tetapi, Lapindo dapat
memanfaatkannya untuk keperluan operasinya selama Lapindo memiliki Wilayah
Kerja (WK) tempat sumur Banjar Panji-1 berlokasi. Kontraktor lain di sekitar
WK Brantas, misalnya Kodeco West Madura atau JOB Pertamina-PetroChina East
Java, dapat memanfaatkan data sumur tersebut melalui mekanisme pertukaran
data, tetapi izinnya harus diurus dulu ke Ditjen Migas melalui BPMIGAS.

Bila ada perguruan tinggi yang ingin melihat data sumur BJP-1 untuk
keperluan penelitian, misalnya apa penyebab Lusi, boleh saja, tetapi tetap
harus mengurus izinnya ke Ditjen Migas melalui BPMIGAS. Perguruan tinggi
tersebut bisa menulis surat ke BPMIGAS atau Lapindo yang menulis surat ke
BPMIGAS. Saya pikir izin semacam itu mestinya telah dilakukan oleh Lapindo
untuk institusi yang diwakili oleh Mark Tingay atau Richard Davies. Bila
belum, kemudian datanya sudah dipublikasikan, Pemerintah dapat
menegur/memerkarakan Lapindo atau institusi tempat Mark Tingay dan Richard
Davies. Begitu juga bila Lapindo ingin mempublikasikan paper tentang Lusi di
forum atau jurnal apa pun, maka Lapindo harus mengurus izinnya dulu ke
Ditjen Migas. Bila belum, tetapi sudah dipublikasikan ya sama juga,
Pemerintah akan menegur/memerkarakan Lapindo.

Saya biasa membantu menguruskan izin sebagaimana dimaksud di atas untuk
keperluan penelitian-penelitian teman-teman di perguruan tinggi, baik untuk
keperluan penelitian pribadi dalam rangka menyelesaikan tugas akademik
(skripsi, tesis, disertasi) maupun penelitian insitusi perguruan tinggi
tersebut.

Apakah setiap orang yang tak berkepentingan boleh juga melihat data tersebut
? Saya tidak yakin, tetapi itu bisa ditanyakan ke Ditjen Migas bila
diperlukan.

Undangan terbuka Mas Bambang Istadi untuk melihat data sumur BJP-1 kepada
siapa saja yang berminat berkaitan dengan paragraf di atas. Itu tidak
berarti tanpa izin Dirjen Migas. Bila serius ada yang ingin melihat data
tersebut, silakan didaftarkan siapa saja, mewakili institusi mana (kita
tentu tidak bisa membawa atas nama diri sendiri). Setelah 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-05 Terurut Topik abachtiar_CBN
BPI, my broer,..mumpung bicara soal data: ... aku jadi penasaran nich, ... 
kalau misalnya data yang notabene dipegang oleh Lapindo, yang secara hukum 
adalah milik Negara Republik Indonesia, sehingga untuk memakainya dalam 
publikasi harus meminta ijin Lapindo, BPMigas, bahkan Ditjen Migas itu semua 
kita pakai untuk mendasari paper yang mendukung teori UGBO sumur BJP-1 
sebagai pemicu proses lahirnya mudvolcano Sidoardjo itu, kira2 diijinkan 
nggak ya? Kalau nggak salah ada kasus dimana waktu itu ada kawan professor 
dr ITB yang memakai data yang notabene adalah milik Lapindo (tapi dia yang 
mengakuisisinya atas dasar kontrak dg Lapindo) untuk menulis paper 
bersama-sama dengan Richard Davies, tapi kabarnya kemudian dia dituntut 
oleh pihak Lapindo. Hal ini juga yg menurut saya menjelaskan kenapa 
paper-paper publikasi yang keluar dari dalam negeri umumnya adalah paper2 
yang ditulis oleh kawan2 Lapindo, atau BPMigas, yang punya akses lebih lega 
leluasa terhadap data data itu secara legal, dan tentunya punya kepentingan 
yang sangat kuat untuk mempublikasikannya. Sementara itu untuk pihak2 lain 
yg sangat terbatas aksesnya terhadap data - terutama data pemboran, 
seismik, dan sejenisnya yg notabene hanya bisa diakusisi oleh/lewat 
Lapindo - dan mereka ingin menuliskan paper ilmiah tentang bgmn 
counter-argument ilmiah terhadap gencarnya publikasi kematangan tektonik 
yg memicu mudvolcano, jadi tidak bisa bebas melakukannya,..Hal ini 
diperparah lagi dengan posisi sebagian besar praktisi saintis EP Indonesia 
(termasuk engineers) yang umumnya terikat bekerja di PSC-PSC Indonesia yg 
tidak bebas atau malahan tidak punya kepentingan untuk melakukan riset dn 
penulisan itu. Ada juga sich kawan2 dr Perguruan Tinggi yg punya minat untuk 
menuliskan paper dr data2 yg mereka punya (umumnya surficial dan regional), 
tetapi jarang dr kawan2 geosains university yang mempunyai pengalaman dan 
pengertian yg mendalam tentang data pemboran, parameter2 pemboran yg punya 
arti terhadap data geologi, dan juga ihwal seluk beluk tekanan terkait dg 
mekanika batuan praktis dari data pemboran. Orang2 yang paham ttg itu pada 
umumnya mereka yang bergelut dg profesi wellsite geology, pressure engineer, 
tdc engineer, mudlogger dan sejenisnya. Jarang peneliti2 perguruan tinggi yg 
pernah jadi wellsite geologist, mudlogger, apalagi pressure engineer suatu 
sumur eksplorasi. Makanya walaupun mungkin mereka menulis paper ttg Lapindo 
mud volcano, kemungkinan yg mereka singgung adalah surficial geology, data 
seismic, regional tectonics, dan sejenisnya. Ada juga sich yang sampai ke 
petrofisika, tapi itupun sejauh menganalisa log saja. Tidak menginkorporasi 
data pemboran. Jadi, secara saintifik, tidaklah pula mengherankan kenapa dr 
dalam negeri hanya paper2 ttg Sidoardjo Mud Volcano yang begitu2 saja yang 
keluar.


Salam

Yayang

- Original Message - 
From: Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, March 05, 2010 4:11 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI


Pak Natan yang baik,..

Saya sebenernya ngga keberatan nunjukin data yang dimaksud, apalagi
untuk tujuan scientific bukan komersial. Tapi soal data khan ada aturan
Migas soal data release yang musti minta izin dulu. Kalau bapak pernah
ikut proses farm-in suatu PSC, selalu musti tanda tangan confidentiality
agreement standard milik Migas. Setiap kali mau publish paper yang
berhubungan dengan data sumur/seismic saja musti minta izin BPMIGAS. Ini
alasan pertama.

Alasan kedua, saya sudah beberapa tahun ini tidak di Lapindo lagi, masa
mau buka2 data milik orang lain,.. Nah, mungkin ada teman2 Lapindo yang
ikut milis ini dan mau komentar?? Kalau pak Natan ke kantor Lapindo
untuk inspeksi data, saya ikutan nimbrung deh, supaya diskusinya enak.
Nanti bisa bapak buatkan sari dan simpulkan untuk milis,.. gimana? Pak
Nyoto ikut sekalian?

Wass.
Bambang


-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:nataniel.mang...@gmail.com]
Sent: Friday, March 05, 2010 3:08 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak Bambang yang baik,

Fyi saja. Sekarang sudah jamannya teknologi maju. Belum pernah ada
Mudloging company yang TIDAK memprovide masterlog dalam bentuk Soft
copy (pdf/tiff/jpg/dlsb). Masterlog juga biasanya sizenya tidak
melebihi 5M from Surface to TD.

So..saya ga ngeliat ada kesulitan berarti untuk mempostingnya di milis
ini, dengan bantuan moderator tentunya.

Karena, saya yakin pasti ada juga yang ingin melihatnya. Minimal 1
orang lah..Pak Nyoto (bener kan Pak? he3).

Trimakasih lagi Pak Bambang

On 3/5/10, Bambang P. Istadi bambang.ist...@energi-mp.com wrote:

Pak Natan,

Silahkan baca email saya sebelumnya ...Saya tidak pernah mengatakan
gempa sebagai penyebab LUSI, yang kami amati adalah kondisi sumur,...

Soal yang lain,.. saya sarankan pak Natan baca 2 paper kami yang sudah
dipublish di Elsevier mengenai drilling,.. juga kalau mau lihat
mudlog/materlog,.. silahkan datang ke 

Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik abachtiar_CBN
Jangan berhenti, Nathan. Jangan berkecil hati. Komentar-komentar-mu bisa 
jadi pemicu diskusi yang berat-berat untuk menguraikan ini semua. Paling 
tidak menguraikan keruwetan status LuSi itu di otak kita, karena bagi 
sebagian politisi, bisnisman, birokrat, ahli hukum, sebagian asosiasi 
profesi, dan sebagian saintis, status penyebab LuSi itu sudah final. Jangan 
ikut2an terimbas panas dan ngambek.


salam broer,
adb
===
- Original Message - 
From: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 03, 2010 12:20 PM

===
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI
No comment Pak Awang. Penilaian bapak terlalu personal, dan subjektif.
Panas adalah istilah bpk, ngambek pun istilah bpk Awang yg terhormat.
Saya tidak menginisiasi 2 kata tsb di pembahasan yang saintifik ini.




PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-