Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
Hi, Pak Yoga dan Mas Yudi: Berkat do'a Pak Yoga, hari ini saya sudah mulai bekerja kembali - walaupun masih dlm proses pemulihan. Saya senang dengan komitmen Pak Yoga dan Mas Yudi yg begitu tinggi untuk mewujudkan Sertifikasi Coal Geologists Indonesia. Smoga dlm waktu dekat ini kita bisa memulai prosesnya; dan itu pulalah yg diharapkan oleh Abah Yanto Sumantri (mantan Ketua Umum IAGI) dan Pak Ridwan Djamaluddin (Sekjen IAGI sa'at ini). Apa yg Pak Yoga temukan itu, serupa dgn yg saya jumpai selama saya kerja di AUSTINDO 1997 - 2001. Perbedaannya adalah, waktu itu JORC code yg th 1999; sekarang JORC code 2004 dgn Coal Guideline 2003. JORC yg baru ini tentu lebih tegas dan lebih jelas, sesuai dgn tuntutan zaman, dan tentunya bebasis kepada 3 hal: TMC (Transparancy, Materiality, dan Competency). Saat ini, sebagai seorang Member AusIMM, saya sedang mempelajari dgn sangat seksama ttg penerapan apa-apa yg tersurat dan tersirat di dlm CGD (Code, Guidline, dan Deffenition) dari JORC 2004 tsb. Sebagai Member AusIMM, kita harus paham benar dengan CGD tsb, walaupun kita diberikan kebebasan di dlm interpretasi geologi dari setiap daerah yg sedang kita eksplorasi. Suatu hari, tentu saya perlu konsultasi dgn Pak Yoga, krn Pak Yoga dan Pak Pat Hanna sudah banyak pengalaman dlm menerapkan standard JORC 2004 ini. Dlm waktu dekat ini, IAGI akan mengadakan pertemuan terbatas Ahli-ahli Geologi Batubara Senior, membicarakan dan merumuskan: Apa yg dpt kita sumbangkan kpd perbatubaraan Indonesia. Pakar-pakar seperti Pak Yoga, Mas Yudi dan geologists Indo yg pernah bekerja secara internasional tentu kita harapkan hadir dlm pertemuan tsb. Usulan ini sebenarnya datang dari Pak Yanto Sumantri dan disambut baik oleh Pak Ridwan Djamaluddin (Sekjen), lalu kemudian diteruskan kpd saya sebagai Ketua Divisi Batubara IAGI. Dlm pelaksanaannya, saya juga sudah minta bantuan Pak Agus Budiluhur (Arrow Energy, Australia) dan Pak Sofwandi Tarmizi (Bintang Mandiri Perkasa) - dan beliau-beliau bersedia membantu. Kemungkinan akan diselenggarakan di Bidakara dlm tempo 2 minggu mendatang. Mohon tanggapan dari teman-teman anggota IAGI !!! Wassalam, Chairul Nas --- Pada Rab, 25/6/08, Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED] Topik: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Rabu, 25 Juni, 2008, 12:00 PM Mas Yoga, Bener banget, mas. Saya sudah membuktikan itu, tapi ada nyebut konsultan asing? siapa ya kira-kira??? SRK, SMGC, MinarcoMineconsult, GMT... itu kan asing semua -- mana ya konsultan Indonesia yang berstandar JORC??-- Banyak sekali pemain-pemain baru yang --bisa dibilang-- tertipu oleh omongan eksplorasi berstandar JORC oleh --apa ya nyebutnya?-- geologist yang mereka percaya untuk melakukan eksplorasi. Padahal jauh banget dari standar itu... Kalo kata temen-temen saya sih... Habis gimana, mas. Owner maunya gitu ya kita nurut. Masa' jawaban geologist begitu? Lucu ya... hahahahahaha... Soal rencana P.Chaerul Nas? Saya setuju sekali. Saya dukung sekali. Cherio, Yudi SMGC, Jakarta 2008/6/25 Suryanegara, Yoga [EMAIL PROTECTED]: Sayang ya mas Yudhi, booming ini juga tdk diikuti oleh kesiapan para geologist yg bisa jadi kompeten person utk menghasilkan explorasi data yang sesuai standard. Aku baru dapat masukan dari temen2 di mining contractor and mining company lainnya, ternyata dari beberapa due dill yg mereka lakukan thd beberapa exploration report, mereka temukan banyak report yg katanya base on JORC tapi kenyataannya jauh dari standard yg ada. Jangan salah lho, beberapa report2 tsb yg saya lihat justru dibuat oleh konsultan asing. Beberapa kali saya berdiskusi dgn beberapa geologist, banyak diantara mereka yg menjalankan standard explorasi tanpa mengerti metode apa yg standard yg harus mereka jalankan. Ujung2nya banyak explorasi yg harus re-do untuk mencapai hasil yg sesuai dgn standard yg acceptable. Bahkan reason kapan dan kenapa sampling hrs dilakukan ply by ply, dan berapa tebal minimum ply yg harus diambil banyak yg salah mengerti. Sehingga akhirnya program explorasi banyak yg dijalankan asal irit, tapi karena hasilnya tdk maksimal, ujung2nya malah jadi boros (karena hrs diulang). Mungkin apa yg sedang kemarin diperjuangkan oleh Pak Chaerun Nas utk adanya sertifikasi coal geo., hrs segera terlaksana agar geologist kita bisa banyak yg mumpuni dan punya international standard. Salam, Yoga SRK-Brisbane - Original Message - From: Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Tue Jun 24 20:56:20 2008 Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Pakdhe, Bener banget itu... Batubara memang sedang in di Indonesia banyak pemain-pemain baru yang bermain di situ. Saya di konsultan merasakan dampaknya, banyak job untuk JORC Resources Statement dari para pemain baru tersebut. Katanya... JORC Statement itu
Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
Pak Nas yang saya hormati, Puji syukur kepada Allah SWT atas kesembuhan Bapak. Saya do'akan semoga Bapak dan kita semua selalu diberikan berkah kesehatan sepanjang hidup kita...amin. Saya juga mohon maaf waktu mendengar Bapak dirawat dirumah sakit, saya tidak bisa menengok, karena pada saat yang berbarengan saya harus berangkat ke lapangan. Pak Pat sendiri ikut prihatin waktu saya infokan kalo Bapak sedang dalam perawatan di rumah sakit. Kebetulan waktu itu saya dan Pak Pat sedang ada di Indonesia dan tadinya saya mau ajak beliau utk bersilaturahmi dgn Bapak. Membaca email Bapak dibawah, saya ikut gembira karena proses menuju terciptanya sertifikasi coal geologist di Indonesia akan segera terwujud (semoga, amin). Sedikit sumbang saran, semoga dari pertemuan nanti dapat disepakati untuk segera membentuk semacam panitia kerja (panja) yang nantinya dapat membidani lahirnya wadah yang idependent sebagai tempat proses sertifikasi tersebut. Insya Allah jika kebetulan saya sedang ada di Indonesia, saya akan dgn senang hati ikut dalam pertemuan tersebut. Jika diizinkan saya juga mau mengajak teman sekantor saya (geo Indonesia) untuk bisa involve dalam proses dan pertemuan ini. Kebetulan beliau punya experience yang bagus dan comitment yang kuat untuk urun rembuk dalam masalah sertifikasi ini (gimana Pak Tri Yoso bersedia bantu kitakah?). Menanggapi philosofi TMC dalam JORC, saya melihat untuk T dan M nya sudah banyak dan umum dipraktekkan oleh para coal geologist kita waktu menjalankan program explorasi, tapi sayangnya banyak diantara mereka yg tidak terdaftar sebagai C-nya. Semoga saja dgn adanya sertifikasi dari IAGI nantinya, kekurangan yang terakhir ini dapat segera terpenuhi. Pak Nas dan para senior serta rekan2 geo lainnya, terima kasih saya sampaikan atas kesediaan anda2 semua untuk mensupport terbentuknya wadah sertifikasi ini. Semoga semua kebaikan anda2 semua menjadi berkah buat terciptanya profesionalisme coal geologist di Indonesia...amin. Salam batubara Yoga S - Original Message - From: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Wed Jun 25 00:17:07 2008 Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Hi, Pak Yoga dan Mas Yudi: Berkat do'a Pak Yoga, hari ini saya sudah mulai bekerja kembali - walaupun masih dlm proses pemulihan. Saya senang dengan komitmen Pak Yoga dan Mas Yudi yg begitu tinggi untuk mewujudkan Sertifikasi Coal Geologists Indonesia. Smoga dlm waktu dekat ini kita bisa memulai prosesnya; dan itu pulalah yg diharapkan oleh Abah Yanto Sumantri (mantan Ketua Umum IAGI) dan Pak Ridwan Djamaluddin (Sekjen IAGI sa'at ini). Apa yg Pak Yoga temukan itu, serupa dgn yg saya jumpai selama saya kerja di AUSTINDO 1997 - 2001. Perbedaannya adalah, waktu itu JORC code yg th 1999; sekarang JORC code 2004 dgn Coal Guideline 2003. JORC yg baru ini tentu lebih tegas dan lebih jelas, sesuai dgn tuntutan zaman, dan tentunya bebasis kepada 3 hal: TMC (Transparancy, Materiality, dan Competency). Saat ini, sebagai seorang Member AusIMM, saya sedang mempelajari dgn sangat seksama ttg penerapan apa-apa yg tersurat dan tersirat di dlm CGD (Code, Guidline, dan Deffenition) dari JORC 2004 tsb. Sebagai Member AusIMM, kita harus paham benar dengan CGD tsb, walaupun kita diberikan kebebasan di dlm interpretasi geologi dari setiap daerah yg sedang kita eksplorasi. Suatu hari, tentu saya perlu konsultasi dgn Pak Yoga, krn Pak Yoga dan Pak Pat Hanna sudah banyak pengalaman dlm menerapkan standard JORC 2004 ini. Dlm waktu dekat ini, IAGI akan mengadakan pertemuan terbatas Ahli-ahli Geologi Batubara Senior, membicarakan dan merumuskan: Apa yg dpt kita sumbangkan kpd perbatubaraan Indonesia. Pakar-pakar seperti Pak Yoga, Mas Yudi dan geologists Indo yg pernah bekerja secara internasional tentu kita harapkan hadir dlm pertemuan tsb. Usulan ini sebenarnya datang dari Pak Yanto Sumantri dan disambut baik oleh Pak Ridwan Djamaluddin (Sekjen), lalu kemudian diteruskan kpd saya sebagai Ketua Divisi Batubara IAGI. Dlm pelaksanaannya, saya juga sudah minta bantuan Pak Agus Budiluhur (Arrow Energy, Australia) dan Pak Sofwandi Tarmizi (Bintang Mandiri Perkasa) - dan beliau-beliau bersedia membantu. Kemungkinan akan diselenggarakan di Bidakara dlm tempo 2 minggu mendatang. Mohon tanggapan dari teman-teman anggota IAGI !!! Wassalam, Chairul Nas --- Pada Rab, 25/6/08, Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED] Topik: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Rabu, 25 Juni, 2008, 12:00 PM Mas Yoga, Bener banget, mas. Saya sudah membuktikan itu, tapi ada nyebut konsultan asing? siapa ya kira-kira??? SRK, SMGC, MinarcoMineconsult, GMT... itu kan asing semua -- mana ya konsultan Indonesia yang berstandar JORC??-- Banyak sekali pemain-pemain baru yang --bisa dibilang-- tertipu oleh omongan eksplorasi berstandar JORC
RE: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
Mungkin lebih tepatnya pedagang baru. -Original Message- From: Wahyudi Adhiutomo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 25 Juni 2008 10:56 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Pakdhe, Bener banget itu... Batubara memang sedang in di Indonesia banyak pemain-pemain baru yang bermain di situ. Saya di konsultan merasakan dampaknya, banyak job untuk JORC Resources Statement dari para pemain baru tersebut. Katanya... JORC Statement itu mau buat pinjam uang di bank :-) Cherio, Yudi SMGC, Jakarta deleted PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
Gents and Madams, UUD 1945 pasal 33 masih ada gak ya? thanks atas infonya On 6/25/08, Pangestu, Sonny T [EMAIL PROTECTED] wrote: Mungkin lebih tepatnya pedagang baru. -Original Message- From: Wahyudi Adhiutomo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 25 Juni 2008 10:56 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Pakdhe, Bener banget itu... Batubara memang sedang in di Indonesia banyak pemain-pemain baru yang bermain di situ. Saya di konsultan merasakan dampaknya, banyak job untuk JORC Resources Statement dari para pemain baru tersebut. Katanya... JORC Statement itu mau buat pinjam uang di bank :-) Cherio, Yudi SMGC, Jakarta deleted PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
[iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
Seperti ajakan Pak Sekjen yang mulai berbicara no migas saja Pak Singgih Widagdo direktur ICS yang menulis artikel dibawah ini kebetulan juga (pernah menjadi) geologist. RDP BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Oleh : Singgih Widagdo ...being President of the United States isn't about doing what's easy. It's about doing what's hard. It's about doing what's right. Leadership isn't about telling people what the want to hear -it's sbout telling them what they need to hear. Barrack Obama. Apa yang disampaikan Calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat dalam pidatonya ( Real Leadership for a Clean Energy Future),Oktober 2008 begitu pas untuk kita yang sedang membangun kebijakan bidang energi. Kita tahu, dengan penduduk yang tidak jauh beda, Indonesia 250 juta dan Amerika 300 juta, tercatat listrik yang sudah terpasang di Amerika 850.000 MW, jauh berbeda dengan yang kita miliki, 25.000 MW. Hanya dengan 93 milyar (resources) dan 19 milyar (reserved), apakah pengelolaan sumber daya batubara hanya kita biarkan sedemikian rupa, di atas elektrifikasi yang baru mencapai 58 % dan kemiskinan 40 juta penduduk ? Batubara Seminggu ini, batubara begitu hangat diperbicangkan. Di awal minggu(Kompas,2/06) mantan memperind, Hartarto, begitu menariknya bicara mengenai penyelesaian masalah bangsa terhadap energi, atas pandangannya terhadap prospek pencaiaran batubara (coal liquefaction). Penulis mengikuti sejak tahun 90'an pada saat harga minyak bumi masih di bawah USD 25 dan dikatakan proyek pencairan batubara akan ekonomis pada saat harga minyak bumi pada level sama atau di atas USD 25.00. Namun, sampai saat ini harga minyak sudah mendekati USD 140, proyek ini pun belum terealisasi. Semestinya seperti di Afrika Selatan (Sasol) yang saat ini mampu berproduksi 150.000 barrel per hari (bph), Pemerintah mesti tegas berada di garis depan dalam setiap proyek pionir. Namun sebaliknya saat ini, begitu memprihatinkan, batubara lebih diperdebatkan sebagai komoditi semata. Perburuan batubara, siapapun disini, terkesan hanya berjalan menuju kepentingan sesaat (profit) di luar kepentingan bangsa untuk jangka panjang, apalagi bicara kebutuhan energi bagi generasi mendatang. Belum lama, penulis mendapatkan pertanyaan dari salah satu staf senior PLN mengenai rencana PLN untuk mengakuisisi tambang batubara , di waktu yang sama pula beberapa staf PLN sedang berada di Kalimantan untuk mencari-cari prospek usaha pertambangan batubara di Pulau tersebut. Singkat, penulis sampaikan Pak, negara ini mau dibawa kemana ? Di saat PLN tidak sedemikian mudah melakukan deregulasi serta harus berjalan dengan beban Public Service Obligation (PSO), Bapak mesti tegas kepada pemerintah saat ini ? Tanpa campur tangan pemerintah, mustahil Bapak mau bicaranational security energy dengan kebutuhan batubara PLN yang akan mencapai 82 juta di tahun 2010. Penulis tambah terkejut ( Kompas, 06/06), atas niat PLN untuk mengakuisisi 2 (dua) tambang batubara di Kalimantan dan Sumatra. Penulis memandang positif langkah korporasi tersebut, namun di sisi lain penulis yakin, tambang yang akan di akuisisi ini pun bukan sekelas tambang besar/Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang akan mampu mengamankan PLN untuk mengamankan kebutuhan batubara secara menyeluruh.Semestinya, sikap PLN bukan sekedar melakukan langkah korporasi dengan mengambil alih tambang tanpa berhitung secara lebih detail, namun seharusnya pekerjaan rumah pertama PLN, semestinya lebih berani mempertanyakan dan mendesak pemerintah terhadap tanggung jawabnya akan kondisi tata niaga batubara yang saat ini yang jauh menguntungkan PLN (pemerintah). Pada dasarnya Pemerintah yang hanya meminjam dari negara atas hak pengelolaan tambang (mining right), semestinya harus berjuang bagaimana batubara yang notabene hak milik rakyat (mineral right) dan jelas tertulis di UUD 45 (33), sehingga dapat diciptakan lumbung energi bagi kepentingan nasional. Bukan malah ironis, di saat batubara diburu sedemikian bebasnya, lampu harus padam bergiliran dan rakyat harus masih berdesakan di atas atap KRL menuju Ibukota, yang mana kebijakan energi dilahirkan. Saat ini, kita harus memberikan apresiasi kepada perusahaan tambang batubara baik skala PKP2B atau KP (Kuasa Pertambangan), yang masih mau memasarkan batubara ke pasar dalam negeri di saat harga ekspor sedemikian tinggi (Barlow Jonker Index 12/06 USD 155.50) Di atas masalah batubara sekedar sebagai komoditi, yang diuntungkan pula dengan Indeks Barlow Jonker yang terus meningkat ( kenaikan USD 69.30 dalam 6 bulan terakhir ini) serta perdagangan Swap News Q4 2008 masih pada level USD 157.00, penulis hanya dapat bertanya, akan dibawa kemanakah kebijakan energi republik ini ? Dimiliki siapakah sebenarnya lumbung energi di negeri kita ini, India-kah ? , China-kah ?, Korea-kah ? Taiwan-kah ?, Malaysia-kah. Mestikah kita hanya bisa bertanya pada rumput yang bergoyang
Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
Pakdhe, Bener banget itu... Batubara memang sedang in di Indonesia banyak pemain-pemain baru yang bermain di situ. Saya di konsultan merasakan dampaknya, banyak job untuk JORC Resources Statement dari para pemain baru tersebut. Katanya... JORC Statement itu mau buat pinjam uang di bank :-) Cherio, Yudi SMGC, Jakarta 2008/6/25 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]: Seperti ajakan Pak Sekjen yang mulai berbicara no migas saja Pak Singgih Widagdo direktur ICS yang menulis artikel dibawah ini kebetulan juga (pernah menjadi) geologist. RDP BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Oleh : Singgih Widagdo ...being President of the United States isn't about doing what's easy. It's about doing what's hard. It's about doing what's right. Leadership isn't about telling people what the want to hear -it's sbout telling them what they need to hear. Barrack Obama. Apa yang disampaikan Calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat dalam pidatonya ( Real Leadership for a Clean Energy Future),Oktober 2008 begitu pas untuk kita yang sedang membangun kebijakan bidang energi. Kita tahu, dengan penduduk yang tidak jauh beda, Indonesia 250 juta dan Amerika 300 juta, tercatat listrik yang sudah terpasang di Amerika 850.000 MW, jauh berbeda dengan yang kita miliki, 25.000 MW. Hanya dengan 93 milyar (resources) dan 19 milyar (reserved), apakah pengelolaan sumber daya batubara hanya kita biarkan sedemikian rupa, di atas elektrifikasi yang baru mencapai 58 % dan kemiskinan 40 juta penduduk ? Batubara Seminggu ini, batubara begitu hangat diperbicangkan. Di awal minggu(Kompas,2/06) mantan memperind, Hartarto, begitu menariknya bicara mengenai penyelesaian masalah bangsa terhadap energi, atas pandangannya terhadap prospek pencaiaran batubara (coal liquefaction). Penulis mengikuti sejak tahun 90'an pada saat harga minyak bumi masih di bawah USD 25 dan dikatakan proyek pencairan batubara akan ekonomis pada saat harga minyak bumi pada level sama atau di atas USD 25.00. Namun, sampai saat ini harga minyak sudah mendekati USD 140, proyek ini pun belum terealisasi. Semestinya seperti di Afrika Selatan (Sasol) yang saat ini mampu berproduksi 150.000 barrel per hari (bph), Pemerintah mesti tegas berada di garis depan dalam setiap proyek pionir. Namun sebaliknya saat ini, begitu memprihatinkan, batubara lebih diperdebatkan sebagai komoditi semata. Perburuan batubara, siapapun disini, terkesan hanya berjalan menuju kepentingan sesaat (profit) di luar kepentingan bangsa untuk jangka panjang, apalagi bicara kebutuhan energi bagi generasi mendatang. Belum lama, penulis mendapatkan pertanyaan dari salah satu staf senior PLN mengenai rencana PLN untuk mengakuisisi tambang batubara , di waktu yang sama pula beberapa staf PLN sedang berada di Kalimantan untuk mencari-cari prospek usaha pertambangan batubara di Pulau tersebut. Singkat, penulis sampaikan Pak, negara ini mau dibawa kemana ? Di saat PLN tidak sedemikian mudah melakukan deregulasi serta harus berjalan dengan beban Public Service Obligation (PSO), Bapak mesti tegas kepada pemerintah saat ini ? Tanpa campur tangan pemerintah, mustahil Bapak mau bicaranational security energy dengan kebutuhan batubara PLN yang akan mencapai 82 juta di tahun 2010. Penulis tambah terkejut ( Kompas, 06/06), atas niat PLN untuk mengakuisisi 2 (dua) tambang batubara di Kalimantan dan Sumatra. Penulis memandang positif langkah korporasi tersebut, namun di sisi lain penulis yakin, tambang yang akan di akuisisi ini pun bukan sekelas tambang besar/Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang akan mampu mengamankan PLN untuk mengamankan kebutuhan batubara secara menyeluruh.Semestinya, sikap PLN bukan sekedar melakukan langkah korporasi dengan mengambil alih tambang tanpa berhitung secara lebih detail, namun seharusnya pekerjaan rumah pertama PLN, semestinya lebih berani mempertanyakan dan mendesak pemerintah terhadap tanggung jawabnya akan kondisi tata niaga batubara yang saat ini yang jauh menguntungkan PLN (pemerintah). Pada dasarnya Pemerintah yang hanya meminjam dari negara atas hak pengelolaan tambang (mining right), semestinya harus berjuang bagaimana batubara yang notabene hak milik rakyat (mineral right) dan jelas tertulis di UUD 45 (33), sehingga dapat diciptakan lumbung energi bagi kepentingan nasional. Bukan malah ironis, di saat batubara diburu sedemikian bebasnya, lampu harus padam bergiliran dan rakyat harus masih berdesakan di atas atap KRL menuju Ibukota, yang mana kebijakan energi dilahirkan. Saat ini, kita harus memberikan apresiasi kepada perusahaan tambang batubara baik skala PKP2B atau KP (Kuasa Pertambangan), yang masih mau memasarkan batubara ke pasar dalam negeri di saat harga ekspor sedemikian tinggi (Barlow Jonker Index 12/06 USD 155.50) Di atas masalah batubara sekedar sebagai komoditi, yang
Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
Sayang ya mas Yudhi, booming ini juga tdk diikuti oleh kesiapan para geologist yg bisa jadi kompeten person utk menghasilkan explorasi data yang sesuai standard. Aku baru dapat masukan dari temen2 di mining contractor and mining company lainnya, ternyata dari beberapa due dill yg mereka lakukan thd beberapa exploration report, mereka temukan banyak report yg katanya base on JORC tapi kenyataannya jauh dari standard yg ada. Jangan salah lho, beberapa report2 tsb yg saya lihat justru dibuat oleh konsultan asing. Beberapa kali saya berdiskusi dgn beberapa geologist, banyak diantara mereka yg menjalankan standard explorasi tanpa mengerti metode apa yg standard yg harus mereka jalankan. Ujung2nya banyak explorasi yg harus re-do untuk mencapai hasil yg sesuai dgn standard yg acceptable. Bahkan reason kapan dan kenapa sampling hrs dilakukan ply by ply, dan berapa tebal minimum ply yg harus diambil banyak yg salah mengerti. Sehingga akhirnya program explorasi banyak yg dijalankan asal irit, tapi karena hasilnya tdk maksimal, ujung2nya malah jadi boros (karena hrs diulang). Mungkin apa yg sedang kemarin diperjuangkan oleh Pak Chaerun Nas utk adanya sertifikasi coal geo., hrs segera terlaksana agar geologist kita bisa banyak yg mumpuni dan punya international standard. Salam, Yoga SRK-Brisbane - Original Message - From: Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Tue Jun 24 20:56:20 2008 Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Pakdhe, Bener banget itu... Batubara memang sedang in di Indonesia banyak pemain-pemain baru yang bermain di situ. Saya di konsultan merasakan dampaknya, banyak job untuk JORC Resources Statement dari para pemain baru tersebut. Katanya... JORC Statement itu mau buat pinjam uang di bank :-) Cherio, Yudi SMGC, Jakarta 2008/6/25 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]: Seperti ajakan Pak Sekjen yang mulai berbicara no migas saja Pak Singgih Widagdo direktur ICS yang menulis artikel dibawah ini kebetulan juga (pernah menjadi) geologist. RDP BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Oleh : Singgih Widagdo ...being President of the United States isn't about doing what's easy. It's about doing what's hard. It's about doing what's right. Leadership isn't about telling people what the want to hear -it's sbout telling them what they need to hear. Barrack Obama. Apa yang disampaikan Calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat dalam pidatonya ( Real Leadership for a Clean Energy Future),Oktober 2008 begitu pas untuk kita yang sedang membangun kebijakan bidang energi. Kita tahu, dengan penduduk yang tidak jauh beda, Indonesia 250 juta dan Amerika 300 juta, tercatat listrik yang sudah terpasang di Amerika 850.000 MW, jauh berbeda dengan yang kita miliki, 25.000 MW. Hanya dengan 93 milyar (resources) dan 19 milyar (reserved), apakah pengelolaan sumber daya batubara hanya kita biarkan sedemikian rupa, di atas elektrifikasi yang baru mencapai 58 % dan kemiskinan 40 juta penduduk ? Batubara Seminggu ini, batubara begitu hangat diperbicangkan. Di awal minggu(Kompas,2/06) mantan memperind, Hartarto, begitu menariknya bicara mengenai penyelesaian masalah bangsa terhadap energi, atas pandangannya terhadap prospek pencaiaran batubara (coal liquefaction). Penulis mengikuti sejak tahun 90'an pada saat harga minyak bumi masih di bawah USD 25 dan dikatakan proyek pencairan batubara akan ekonomis pada saat harga minyak bumi pada level sama atau di atas USD 25.00. Namun, sampai saat ini harga minyak sudah mendekati USD 140, proyek ini pun belum terealisasi. Semestinya seperti di Afrika Selatan (Sasol) yang saat ini mampu berproduksi 150.000 barrel per hari (bph), Pemerintah mesti tegas berada di garis depan dalam setiap proyek pionir. Namun sebaliknya saat ini, begitu memprihatinkan, batubara lebih diperdebatkan sebagai komoditi semata. Perburuan batubara, siapapun disini, terkesan hanya berjalan menuju kepentingan sesaat (profit) di luar kepentingan bangsa untuk jangka panjang, apalagi bicara kebutuhan energi bagi generasi mendatang. Belum lama, penulis mendapatkan pertanyaan dari salah satu staf senior PLN mengenai rencana PLN untuk mengakuisisi tambang batubara , di waktu yang sama pula beberapa staf PLN sedang berada di Kalimantan untuk mencari-cari prospek usaha pertambangan batubara di Pulau tersebut. Singkat, penulis sampaikan Pak, negara ini mau dibawa kemana ? Di saat PLN tidak sedemikian mudah melakukan deregulasi serta harus berjalan dengan beban Public Service Obligation (PSO), Bapak mesti tegas kepada pemerintah saat ini ? Tanpa campur tangan pemerintah, mustahil Bapak mau bicaranational security energy dengan kebutuhan batubara PLN yang akan mencapai 82 juta di tahun 2010. Penulis tambah terkejut ( Kompas, 06/06), atas niat PLN untuk mengakuisisi 2 (dua) tambang
Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
Waduh sesuai dgn consultant ethics yg saya pernah baca, kayaknya nggk layak dech buat kita kalo sampai nyebut nama. Saya sih melihat geologist2 kita (indo) banyak yg udah ngerti standard2 apa yg hrs dilakukan dlm menjalankan explorasi. Kekurangannya cuma satu saja, kebetulan geo2 kita banyak yg belum tersertifikasi sbg kompeten person. Ngomong2 ttg konsultan asing, even saya kerja di SRK, tapi kok saya tdk merasa tuh sebagai konsultan asing. Menurut saya sih tempat boleh dimana aja, tapi nationality tetep merah putih. Lha wong kalo ngerjain project di Indo, kadang2 responsibility moral jauh lebih gede, soalnya yg nanti bakal bayar jasa konsultingnya kan dari batubara kita juga. Salam - Original Message - From: Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Tue Jun 24 22:00:14 2008 Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Mas Yoga, Bener banget, mas. Saya sudah membuktikan itu, tapi ada nyebut konsultan asing? siapa ya kira-kira??? SRK, SMGC, MinarcoMineconsult, GMT... itu kan asing semua -- mana ya konsultan Indonesia yang berstandar JORC??-- Banyak sekali pemain-pemain baru yang --bisa dibilang-- tertipu oleh omongan eksplorasi berstandar JORC oleh --apa ya nyebutnya?-- geologist yang mereka percaya untuk melakukan eksplorasi. Padahal jauh banget dari standar itu... Kalo kata temen-temen saya sih... Habis gimana, mas. Owner maunya gitu ya kita nurut. Masa' jawaban geologist begitu? Lucu ya... hahahahahaha... Soal rencana P.Chaerul Nas? Saya setuju sekali. Saya dukung sekali. Cherio, Yudi SMGC, Jakarta 2008/6/25 Suryanegara, Yoga [EMAIL PROTECTED]: Sayang ya mas Yudhi, booming ini juga tdk diikuti oleh kesiapan para geologist yg bisa jadi kompeten person utk menghasilkan explorasi data yang sesuai standard. Aku baru dapat masukan dari temen2 di mining contractor and mining company lainnya, ternyata dari beberapa due dill yg mereka lakukan thd beberapa exploration report, mereka temukan banyak report yg katanya base on JORC tapi kenyataannya jauh dari standard yg ada. Jangan salah lho, beberapa report2 tsb yg saya lihat justru dibuat oleh konsultan asing. Beberapa kali saya berdiskusi dgn beberapa geologist, banyak diantara mereka yg menjalankan standard explorasi tanpa mengerti metode apa yg standard yg harus mereka jalankan. Ujung2nya banyak explorasi yg harus re-do untuk mencapai hasil yg sesuai dgn standard yg acceptable. Bahkan reason kapan dan kenapa sampling hrs dilakukan ply by ply, dan berapa tebal minimum ply yg harus diambil banyak yg salah mengerti. Sehingga akhirnya program explorasi banyak yg dijalankan asal irit, tapi karena hasilnya tdk maksimal, ujung2nya malah jadi boros (karena hrs diulang). Mungkin apa yg sedang kemarin diperjuangkan oleh Pak Chaerun Nas utk adanya sertifikasi coal geo., hrs segera terlaksana agar geologist kita bisa banyak yg mumpuni dan punya international standard. Salam, Yoga SRK-Brisbane - Original Message - From: Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Tue Jun 24 20:56:20 2008 Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Pakdhe, Bener banget itu... Batubara memang sedang in di Indonesia banyak pemain-pemain baru yang bermain di situ. Saya di konsultan merasakan dampaknya, banyak job untuk JORC Resources Statement dari para pemain baru tersebut. Katanya... JORC Statement itu mau buat pinjam uang di bank :-) Cherio, Yudi SMGC, Jakarta 2008/6/25 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]: Seperti ajakan Pak Sekjen yang mulai berbicara no migas saja Pak Singgih Widagdo direktur ICS yang menulis artikel dibawah ini kebetulan juga (pernah menjadi) geologist. RDP BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Oleh : Singgih Widagdo ...being President of the United States isn't about doing what's easy. It's about doing what's hard. It's about doing what's right. Leadership isn't about telling people what the want to hear -it's sbout telling them what they need to hear. Barrack Obama. Apa yang disampaikan Calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat dalam pidatonya ( Real Leadership for a Clean Energy Future),Oktober 2008 begitu pas untuk kita yang sedang membangun kebijakan bidang energi. Kita tahu, dengan penduduk yang tidak jauh beda, Indonesia 250 juta dan Amerika 300 juta, tercatat listrik yang sudah terpasang di Amerika 850.000 MW, jauh berbeda dengan yang kita miliki, 25.000 MW. Hanya dengan 93 milyar (resources) dan 19 milyar (reserved), apakah pengelolaan sumber daya batubara hanya kita biarkan sedemikian rupa, di atas elektrifikasi yang baru mencapai 58 % dan kemiskinan 40 juta penduduk ? Batubara Seminggu ini, batubara begitu hangat diperbicangkan. Di awal minggu(Kompas,2/06) mantan memperind, Hartarto, begitu menariknya bicara mengenai
RE: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
Dear geologist, Standarisasi atau sertifikasi 'kompetensi' saat ini memang sudah menjadi suatu 'tuntutan zaman' sehingga tentu saja akan menjadi 'penting' agar hasil explorasi ataupun 'due dilligence' menjadi LEGITIMATED. Namun lebih dari itu, sikap profesional seorang 'geologist' JAUH LEBIH PENTING. Buat apa kalau kita misalnya punya Sertifikat JORC, tetapi tetap harus mengikuti keinginan 'mine owner'(kebanyakan sih KP owner yg akan dikerjasamakan/dijual dengan/kepada pihak asing) dan kemudian 'berkompromi dengan aturan main explorasi' asal owner happy??. Laporan nya sih tentu 'cerified' tapi isinya sudah pasti 'acak-adut'. Tanpa sertifikat JORC sekalipun, kalau kita melakukan explorasi dan pengambilan sample dengan 'proper' Insya Allah hasilnya (isi laporannya) juga akan BETUL. JORC toh hanya sebuah 'kesepakatan', ada lagi standar yang lain yang bisa kita adopsi. Disamping itu ada berapa orang geologist sih di Indonesia yang punya sertifikat JORC?. Kalaupun ada beberapa orang Abah Anom yakin sekali mereka merupakan bagian dari Perusahaan Besar, sehingga mungkin hanya 1-2 orang saja yang 'freelance'. Sekian ratus KP yang harus di due diligence di Indonesia jadi siapa yang melakukannya kalau semua nya harus based on JORC?. Kejadiannya ya JORC abal-abal seperti yang mas Yoga dan Mas Yudi sinyalir dalam email dibawah ini. Solusinya yah 'back to basic' saja: 1) Kerapatan data yang representative (based on singkapan ataupun hasil pemboran), 2) Korelasikan seam dengan hati-hati, 3) Cross check coal seams dengan stratigrafi ataupun geophysical well logging dan 4) Pakai peta topo yang detail, 5) Ambil coal sample dan analisis di 'labo yang credibel' sesuai aturan/kebutuhan pemakaian, 6) Hitung cadangan batubaranya (mau manual atau pakai software). Kalau itu semua dilakukan dengan proper barangkali Sertifikat atau Perusahaan yang bersertifikat JORC nggak terlalu diperlukan!?. Salam Abah ANOM -Original Message- From: Wahyudi Adhiutomo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 25, 2008 12:00 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Mas Yoga, Bener banget, mas. Saya sudah membuktikan itu, tapi ada nyebut konsultan asing? siapa ya kira-kira??? SRK, SMGC, MinarcoMineconsult, GMT... itu kan asing semua -- mana ya konsultan Indonesia yang berstandar JORC??-- Banyak sekali pemain-pemain baru yang --bisa dibilang-- tertipu oleh omongan eksplorasi berstandar JORC oleh --apa ya nyebutnya?-- geologist yang mereka percaya untuk melakukan eksplorasi. Padahal jauh banget dari standar itu... Kalo kata temen-temen saya sih... Habis gimana, mas. Owner maunya gitu ya kita nurut. Masa' jawaban geologist begitu? Lucu ya... hahahahahaha... Soal rencana P.Chaerul Nas? Saya setuju sekali. Saya dukung sekali. Cherio, Yudi SMGC, Jakarta 2008/6/25 Suryanegara, Yoga [EMAIL PROTECTED]: Sayang ya mas Yudhi, booming ini juga tdk diikuti oleh kesiapan para geologist yg bisa jadi kompeten person utk menghasilkan explorasi data yang sesuai standard. Aku baru dapat masukan dari temen2 di mining contractor and mining company lainnya, ternyata dari beberapa due dill yg mereka lakukan thd beberapa exploration report, mereka temukan banyak report yg katanya base on JORC tapi kenyataannya jauh dari standard yg ada. Jangan salah lho, beberapa report2 tsb yg saya lihat justru dibuat oleh konsultan asing. Beberapa kali saya berdiskusi dgn beberapa geologist, banyak diantara mereka yg menjalankan standard explorasi tanpa mengerti metode apa yg standard yg harus mereka jalankan. Ujung2nya banyak explorasi yg harus re-do untuk mencapai hasil yg sesuai dgn standard yg acceptable. Bahkan reason kapan dan kenapa sampling hrs dilakukan ply by ply, dan berapa tebal minimum ply yg harus diambil banyak yg salah mengerti. Sehingga akhirnya program explorasi banyak yg dijalankan asal irit, tapi karena hasilnya tdk maksimal, ujung2nya malah jadi boros (karena hrs diulang). Mungkin apa yg sedang kemarin diperjuangkan oleh Pak Chaerun Nas utk adanya sertifikasi coal geo., hrs segera terlaksana agar geologist kita bisa banyak yg mumpuni dan punya international standard. Salam, Yoga SRK-Brisbane - Original Message - From: Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Tue Jun 24 20:56:20 2008 Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Pakdhe, Bener banget itu... Batubara memang sedang in di Indonesia banyak pemain-pemain baru yang bermain di situ. Saya di konsultan merasakan dampaknya, banyak job untuk JORC Resources Statement dari para pemain baru tersebut. Katanya... JORC Statement itu mau buat pinjam uang di bank :-) Cherio, Yudi SMGC, Jakarta 2008/6/25 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]: Seperti ajakan Pak Sekjen yang mulai berbicara no migas saja Pak Singgih Widagdo direktur ICS yang menulis artikel dibawah ini kebetulan juga (pernah menjadi) geologist
Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
Mas Yoga, Bener banget, mas. Saya sudah membuktikan itu, tapi ada nyebut konsultan asing? siapa ya kira-kira??? SRK, SMGC, MinarcoMineconsult, GMT... itu kan asing semua -- mana ya konsultan Indonesia yang berstandar JORC??-- Banyak sekali pemain-pemain baru yang --bisa dibilang-- tertipu oleh omongan eksplorasi berstandar JORC oleh --apa ya nyebutnya?-- geologist yang mereka percaya untuk melakukan eksplorasi. Padahal jauh banget dari standar itu... Kalo kata temen-temen saya sih... Habis gimana, mas. Owner maunya gitu ya kita nurut. Masa' jawaban geologist begitu? Lucu ya... hahahahahaha... Soal rencana P.Chaerul Nas? Saya setuju sekali. Saya dukung sekali. Cherio, Yudi SMGC, Jakarta 2008/6/25 Suryanegara, Yoga [EMAIL PROTECTED]: Sayang ya mas Yudhi, booming ini juga tdk diikuti oleh kesiapan para geologist yg bisa jadi kompeten person utk menghasilkan explorasi data yang sesuai standard. Aku baru dapat masukan dari temen2 di mining contractor and mining company lainnya, ternyata dari beberapa due dill yg mereka lakukan thd beberapa exploration report, mereka temukan banyak report yg katanya base on JORC tapi kenyataannya jauh dari standard yg ada. Jangan salah lho, beberapa report2 tsb yg saya lihat justru dibuat oleh konsultan asing. Beberapa kali saya berdiskusi dgn beberapa geologist, banyak diantara mereka yg menjalankan standard explorasi tanpa mengerti metode apa yg standard yg harus mereka jalankan. Ujung2nya banyak explorasi yg harus re-do untuk mencapai hasil yg sesuai dgn standard yg acceptable. Bahkan reason kapan dan kenapa sampling hrs dilakukan ply by ply, dan berapa tebal minimum ply yg harus diambil banyak yg salah mengerti. Sehingga akhirnya program explorasi banyak yg dijalankan asal irit, tapi karena hasilnya tdk maksimal, ujung2nya malah jadi boros (karena hrs diulang). Mungkin apa yg sedang kemarin diperjuangkan oleh Pak Chaerun Nas utk adanya sertifikasi coal geo., hrs segera terlaksana agar geologist kita bisa banyak yg mumpuni dan punya international standard. Salam, Yoga SRK-Brisbane - Original Message - From: Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Tue Jun 24 20:56:20 2008 Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Pakdhe, Bener banget itu... Batubara memang sedang in di Indonesia banyak pemain-pemain baru yang bermain di situ. Saya di konsultan merasakan dampaknya, banyak job untuk JORC Resources Statement dari para pemain baru tersebut. Katanya... JORC Statement itu mau buat pinjam uang di bank :-) Cherio, Yudi SMGC, Jakarta 2008/6/25 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]: Seperti ajakan Pak Sekjen yang mulai berbicara no migas saja Pak Singgih Widagdo direktur ICS yang menulis artikel dibawah ini kebetulan juga (pernah menjadi) geologist. RDP BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ? Oleh : Singgih Widagdo ...being President of the United States isn't about doing what's easy. It's about doing what's hard. It's about doing what's right. Leadership isn't about telling people what the want to hear -it's sbout telling them what they need to hear. Barrack Obama. Apa yang disampaikan Calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat dalam pidatonya ( Real Leadership for a Clean Energy Future),Oktober 2008 begitu pas untuk kita yang sedang membangun kebijakan bidang energi. Kita tahu, dengan penduduk yang tidak jauh beda, Indonesia 250 juta dan Amerika 300 juta, tercatat listrik yang sudah terpasang di Amerika 850.000 MW, jauh berbeda dengan yang kita miliki, 25.000 MW. Hanya dengan 93 milyar (resources) dan 19 milyar (reserved), apakah pengelolaan sumber daya batubara hanya kita biarkan sedemikian rupa, di atas elektrifikasi yang baru mencapai 58 % dan kemiskinan 40 juta penduduk ? Batubara Seminggu ini, batubara begitu hangat diperbicangkan. Di awal minggu(Kompas,2/06) mantan memperind, Hartarto, begitu menariknya bicara mengenai penyelesaian masalah bangsa terhadap energi, atas pandangannya terhadap prospek pencaiaran batubara (coal liquefaction). Penulis mengikuti sejak tahun 90'an pada saat harga minyak bumi masih di bawah USD 25 dan dikatakan proyek pencairan batubara akan ekonomis pada saat harga minyak bumi pada level sama atau di atas USD 25.00. Namun, sampai saat ini harga minyak sudah mendekati USD 140, proyek ini pun belum terealisasi. Semestinya seperti di Afrika Selatan (Sasol) yang saat ini mampu berproduksi 150.000 barrel per hari (bph), Pemerintah mesti tegas berada di garis depan dalam setiap proyek pionir. Namun sebaliknya saat ini, begitu memprihatinkan, batubara lebih diperdebatkan sebagai komoditi semata. Perburuan batubara, siapapun disini, terkesan hanya berjalan menuju kepentingan sesaat (profit) di luar kepentingan bangsa untuk jangka panjang, apalagi bicara kebutuhan