Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

2008-06-25 Terurut Topik Chairul Nas
Hi, Pak Yoga dan Mas Yudi:
Berkat do'a Pak Yoga, hari ini saya sudah mulai bekerja kembali - walaupun 
masih dlm proses pemulihan. Saya senang dengan komitmen Pak Yoga dan Mas 
Yudi yg begitu tinggi untuk mewujudkan Sertifikasi Coal Geologists Indonesia. 
Smoga dlm waktu dekat ini kita bisa memulai prosesnya; dan itu pulalah yg 
diharapkan oleh Abah Yanto Sumantri (mantan Ketua Umum IAGI) dan Pak Ridwan 
Djamaluddin (Sekjen IAGI sa'at ini).
 
Apa yg Pak Yoga temukan itu, serupa dgn yg saya jumpai selama saya kerja di 
AUSTINDO 1997 - 2001. Perbedaannya adalah, waktu itu JORC code yg th 1999; 
sekarang JORC code 2004 dgn Coal Guideline 2003. JORC yg baru ini tentu lebih 
tegas dan lebih jelas, sesuai dgn tuntutan zaman, dan tentunya bebasis kepada 3 
hal: TMC (Transparancy, Materiality, dan Competency). Saat ini, sebagai seorang 
Member AusIMM, saya sedang mempelajari dgn sangat seksama ttg penerapan apa-apa 
yg tersurat dan tersirat di dlm CGD (Code, Guidline, dan Deffenition) dari JORC 
2004 tsb. Sebagai Member AusIMM, kita harus paham benar dengan CGD tsb, 
walaupun kita diberikan kebebasan di dlm interpretasi geologi dari setiap 
daerah yg sedang kita eksplorasi. Suatu hari, tentu saya perlu konsultasi dgn 
Pak Yoga, krn Pak Yoga dan Pak Pat Hanna sudah banyak pengalaman dlm menerapkan 
standard JORC 2004 ini.
 
Dlm waktu dekat ini, IAGI akan mengadakan pertemuan terbatas Ahli-ahli Geologi 
Batubara Senior, membicarakan dan merumuskan: Apa yg dpt kita sumbangkan kpd 
perbatubaraan Indonesia. Pakar-pakar seperti Pak Yoga, Mas Yudi dan geologists 
Indo yg pernah bekerja secara internasional tentu kita harapkan hadir dlm 
pertemuan tsb. Usulan ini sebenarnya datang dari Pak Yanto Sumantri dan 
disambut baik oleh Pak Ridwan Djamaluddin (Sekjen), lalu kemudian diteruskan 
kpd saya sebagai Ketua Divisi Batubara IAGI. Dlm pelaksanaannya, saya juga 
sudah minta bantuan Pak Agus Budiluhur (Arrow Energy, Australia) dan Pak 
Sofwandi Tarmizi (Bintang Mandiri Perkasa) - dan beliau-beliau bersedia 
membantu. Kemungkinan akan diselenggarakan di Bidakara dlm tempo 2 minggu 
mendatang. Mohon tanggapan dari teman-teman anggota IAGI !!!
 
Wassalam,
Chairul Nas


--- Pada Rab, 25/6/08, Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED] menulis:

Dari: Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED]
Topik: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Rabu, 25 Juni, 2008, 12:00 PM

Mas Yoga,

Bener banget, mas. Saya sudah membuktikan itu, tapi ada nyebut konsultan
asing? siapa ya kira-kira??? SRK, SMGC, MinarcoMineconsult, GMT... itu kan
asing semua -- mana ya konsultan Indonesia yang berstandar JORC??-- Banyak
sekali pemain-pemain baru yang --bisa dibilang-- tertipu oleh omongan
eksplorasi berstandar JORC oleh --apa ya nyebutnya?-- geologist
yang
mereka percaya untuk melakukan eksplorasi. Padahal jauh banget dari standar
itu...
Kalo kata temen-temen saya sih... Habis gimana, mas. Owner maunya gitu ya
kita nurut. Masa' jawaban geologist begitu? Lucu ya...
hahahahahaha...
Soal rencana P.Chaerul Nas? Saya setuju sekali. Saya dukung sekali.


Cherio,
Yudi
SMGC, Jakarta

2008/6/25 Suryanegara, Yoga [EMAIL PROTECTED]:

 Sayang ya mas Yudhi, booming ini juga tdk diikuti oleh kesiapan para
 geologist yg bisa jadi kompeten person utk menghasilkan
explorasi data
 yang sesuai standard.

 Aku baru dapat masukan dari temen2 di mining contractor and mining company
 lainnya, ternyata dari beberapa due dill yg mereka lakukan thd beberapa
 exploration report, mereka temukan banyak report yg katanya base on JORC
 tapi kenyataannya jauh dari standard yg ada.
 Jangan salah lho, beberapa report2 tsb yg saya lihat justru dibuat oleh
 konsultan asing.

 Beberapa kali saya berdiskusi dgn beberapa geologist, banyak diantara
 mereka yg menjalankan standard explorasi tanpa mengerti metode apa yg
 standard yg harus mereka jalankan.

 Ujung2nya banyak explorasi yg harus re-do untuk mencapai hasil yg sesuai
 dgn standard yg acceptable.

 Bahkan reason kapan dan kenapa sampling hrs dilakukan ply by ply, dan
 berapa tebal minimum ply yg harus diambil banyak yg salah mengerti.
 Sehingga akhirnya program explorasi banyak yg dijalankan asal irit, tapi
 karena hasilnya tdk maksimal, ujung2nya malah jadi boros (karena hrs
 diulang).

 Mungkin apa yg sedang kemarin diperjuangkan oleh Pak Chaerun Nas utk
adanya
 sertifikasi coal geo., hrs segera terlaksana agar geologist
kita bisa
 banyak yg mumpuni dan punya international standard.

 Salam,
 Yoga
 SRK-Brisbane

 - Original Message -
 From: Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tue Jun 24 20:56:20 2008
 Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

 Pakdhe,

 Bener banget itu... Batubara memang sedang in di Indonesia
banyak
 pemain-pemain baru yang bermain di situ. Saya di konsultan
merasakan
 dampaknya, banyak job untuk JORC Resources Statement dari para pemain baru
 tersebut. Katanya... JORC Statement itu

Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

2008-06-25 Terurut Topik Suryanegara, Yoga
Pak Nas yang saya hormati,

Puji syukur kepada Allah SWT atas kesembuhan Bapak.
Saya do'akan semoga Bapak dan kita semua selalu diberikan berkah kesehatan 
sepanjang hidup kita...amin.
Saya juga mohon maaf waktu mendengar Bapak dirawat dirumah sakit, saya tidak 
bisa menengok, karena pada saat yang berbarengan saya harus berangkat ke 
lapangan.
Pak Pat sendiri ikut prihatin waktu saya infokan kalo Bapak sedang dalam 
perawatan di rumah sakit.
Kebetulan waktu itu saya dan Pak Pat sedang ada di Indonesia dan tadinya saya 
mau ajak beliau utk bersilaturahmi dgn Bapak.

Membaca email Bapak dibawah, saya ikut gembira karena proses menuju terciptanya 
sertifikasi coal geologist di Indonesia akan segera terwujud (semoga, amin).

Sedikit sumbang saran, semoga dari pertemuan nanti dapat disepakati untuk 
segera membentuk semacam panitia kerja (panja) yang nantinya dapat membidani 
lahirnya wadah yang idependent sebagai tempat proses sertifikasi tersebut.

Insya Allah jika kebetulan saya sedang ada di Indonesia, saya akan dgn senang 
hati ikut dalam pertemuan tersebut.

Jika diizinkan saya juga mau mengajak teman sekantor saya (geo Indonesia) untuk 
bisa involve dalam proses dan pertemuan ini. Kebetulan beliau punya experience 
yang bagus dan comitment yang kuat untuk urun rembuk dalam masalah sertifikasi 
ini (gimana Pak Tri Yoso bersedia bantu kitakah?).

Menanggapi philosofi TMC dalam JORC, saya melihat untuk T dan M nya sudah 
banyak dan umum dipraktekkan oleh para coal geologist kita waktu menjalankan 
program explorasi, tapi sayangnya banyak diantara mereka yg tidak terdaftar 
sebagai C-nya. Semoga saja dgn adanya sertifikasi dari IAGI nantinya, 
kekurangan yang terakhir ini dapat segera terpenuhi.

Pak Nas dan para senior serta rekan2 geo lainnya, terima kasih saya sampaikan 
atas kesediaan anda2 semua untuk mensupport terbentuknya wadah sertifikasi ini. 
Semoga semua kebaikan anda2 semua menjadi berkah buat terciptanya 
profesionalisme coal geologist di Indonesia...amin.

Salam batubara
Yoga S


- Original Message -
From: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wed Jun 25 00:17:07 2008
Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

Hi, Pak Yoga dan Mas Yudi:
Berkat do'a Pak Yoga, hari ini saya sudah mulai bekerja kembali - walaupun 
masih dlm proses pemulihan. Saya senang dengan komitmen Pak Yoga dan Mas Yudi 
yg begitu tinggi untuk mewujudkan Sertifikasi Coal Geologists Indonesia. Smoga 
dlm waktu dekat ini kita bisa memulai prosesnya; dan itu pulalah yg diharapkan 
oleh Abah Yanto Sumantri (mantan Ketua Umum IAGI) dan Pak Ridwan Djamaluddin 
(Sekjen IAGI sa'at ini).

Apa yg Pak Yoga temukan itu, serupa dgn yg saya jumpai selama saya kerja di 
AUSTINDO 1997 - 2001. Perbedaannya adalah, waktu itu JORC code yg th 1999; 
sekarang JORC code 2004 dgn Coal Guideline 2003. JORC yg baru ini tentu lebih 
tegas dan lebih jelas, sesuai dgn tuntutan zaman, dan tentunya bebasis kepada 3 
hal: TMC (Transparancy, Materiality, dan Competency). Saat ini, sebagai seorang 
Member AusIMM, saya sedang mempelajari dgn sangat seksama ttg penerapan apa-apa 
yg tersurat dan tersirat di dlm CGD (Code, Guidline, dan Deffenition) dari JORC 
2004 tsb. Sebagai Member AusIMM, kita harus paham benar dengan CGD tsb, 
walaupun kita diberikan kebebasan di dlm interpretasi geologi dari setiap 
daerah yg sedang kita eksplorasi. Suatu hari, tentu saya perlu konsultasi dgn 
Pak Yoga, krn Pak Yoga dan Pak Pat Hanna sudah banyak pengalaman dlm menerapkan 
standard JORC 2004 ini.

Dlm waktu dekat ini, IAGI akan mengadakan pertemuan terbatas Ahli-ahli Geologi 
Batubara Senior, membicarakan dan merumuskan: Apa yg dpt kita sumbangkan kpd 
perbatubaraan Indonesia. Pakar-pakar seperti Pak Yoga, Mas Yudi dan geologists 
Indo yg pernah bekerja secara internasional tentu kita harapkan hadir dlm 
pertemuan tsb. Usulan ini sebenarnya datang dari Pak Yanto Sumantri dan 
disambut baik oleh Pak Ridwan Djamaluddin (Sekjen), lalu kemudian diteruskan 
kpd saya sebagai Ketua Divisi Batubara IAGI. Dlm pelaksanaannya, saya juga 
sudah minta bantuan Pak Agus Budiluhur (Arrow Energy, Australia) dan Pak 
Sofwandi Tarmizi (Bintang Mandiri Perkasa) - dan beliau-beliau bersedia 
membantu. Kemungkinan akan diselenggarakan di Bidakara dlm tempo 2 minggu 
mendatang. Mohon tanggapan dari teman-teman anggota IAGI !!!

Wassalam,
Chairul Nas


--- Pada Rab, 25/6/08, Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED] menulis:

Dari: Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED]
Topik: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Rabu, 25 Juni, 2008, 12:00 PM

Mas Yoga,

Bener banget, mas. Saya sudah membuktikan itu, tapi ada nyebut konsultan
asing? siapa ya kira-kira??? SRK, SMGC, MinarcoMineconsult, GMT... itu kan
asing semua -- mana ya konsultan Indonesia yang berstandar JORC??-- Banyak
sekali pemain-pemain baru yang --bisa dibilang-- tertipu oleh omongan
eksplorasi berstandar JORC

RE: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

2008-06-25 Terurut Topik Pangestu, Sonny T
Mungkin lebih tepatnya pedagang baru.

-Original Message-
From: Wahyudi Adhiutomo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 25 Juni 2008 10:56
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

Pakdhe,

Bener banget itu... Batubara memang sedang in di Indonesia banyak
pemain-pemain baru yang bermain di situ. Saya di konsultan merasakan
dampaknya, banyak job untuk JORC Resources Statement dari para pemain
baru tersebut. Katanya... JORC Statement itu mau buat pinjam uang di
bank :-)

Cherio,
Yudi
SMGC, Jakarta

deleted


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

2008-06-25 Terurut Topik Eko Prasetyo
Gents and Madams,

UUD 1945 pasal 33 masih ada gak ya?

thanks atas infonya

On 6/25/08, Pangestu, Sonny T [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mungkin lebih tepatnya pedagang baru.


 -Original Message-
 From: Wahyudi Adhiutomo [mailto:[EMAIL PROTECTED]

 Sent: 25 Juni 2008 10:56
 To: iagi-net@iagi.or.id

 Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

 Pakdhe,

 Bener banget itu... Batubara memang sedang in di Indonesia banyak
 pemain-pemain baru yang bermain di situ. Saya di konsultan merasakan
 dampaknya, banyak job untuk JORC Resources Statement dari para pemain
 baru tersebut. Katanya... JORC Statement itu mau buat pinjam uang di
 bank :-)

 Cherio,
 Yudi
 SMGC, Jakarta


 deleted



 
 PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
 * acara utama: 27-28 Agustus 2008
 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
 * abstrak / makalah dikirimkan ke:
 www.grdc.esdm.go.id/aplod
 username: iagi2008
 password: masukdanaplod


 
 PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
 * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
 AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!


 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
 IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
 of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
 information posted on IAGI mailing list.
 -




[iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

2008-06-24 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Seperti ajakan Pak Sekjen yang mulai berbicara no migas saja 
Pak Singgih Widagdo direktur ICS yang menulis artikel dibawah ini kebetulan
juga (pernah menjadi) geologist.

RDP

BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
Oleh  :  Singgih Widagdo

...being President of the United States isn't about doing what's easy. It's
about doing what's hard. It's about doing what's right. Leadership isn't
about telling people what the want to hear -it's sbout telling them what
they need to hear. Barrack Obama.

Apa yang disampaikan Calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat dalam
pidatonya  ( Real Leadership for a Clean Energy Future),Oktober 2008 begitu
pas untuk kita yang sedang membangun kebijakan bidang energi.  Kita tahu,
dengan penduduk yang tidak jauh beda, Indonesia 250 juta dan Amerika 300
juta, tercatat listrik yang sudah terpasang di Amerika 850.000 MW, jauh
berbeda dengan yang kita miliki, 25.000 MW.  Hanya dengan 93 milyar
(resources) dan 19 milyar (reserved), apakah pengelolaan sumber daya
batubara hanya kita biarkan sedemikian rupa, di atas elektrifikasi yang baru
mencapai 58 % dan kemiskinan 40 juta penduduk ?

Batubara
Seminggu ini, batubara begitu hangat diperbicangkan. Di awal
minggu(Kompas,2/06) mantan memperind, Hartarto, begitu menariknya
bicara mengenai penyelesaian masalah bangsa terhadap energi, atas
pandangannya terhadap prospek pencaiaran batubara (coal liquefaction).
Penulis mengikuti sejak tahun 90'an pada saat harga minyak bumi masih di
bawah USD 25 dan dikatakan proyek pencairan batubara akan ekonomis pada saat
harga minyak bumi pada level sama atau di atas USD 25.00. Namun, sampai saat
ini harga minyak sudah mendekati USD 140, proyek ini  pun belum terealisasi.
Semestinya seperti di Afrika Selatan (Sasol) yang saat ini mampu berproduksi
150.000 barrel per hari (bph), Pemerintah mesti tegas berada di garis depan
dalam setiap proyek pionir. Namun sebaliknya saat ini,  begitu
memprihatinkan, batubara lebih diperdebatkan sebagai komoditi semata.
Perburuan batubara, siapapun disini, terkesan hanya berjalan menuju
 kepentingan sesaat (profit) di luar kepentingan bangsa untuk jangka
panjang, apalagi bicara kebutuhan energi bagi generasi mendatang.
Belum lama, penulis mendapatkan pertanyaan dari salah satu staf
senior PLN mengenai rencana PLN untuk mengakuisisi tambang batubara , di
waktu yang sama pula beberapa staf PLN sedang berada di Kalimantan untuk
mencari-cari prospek usaha pertambangan batubara di Pulau tersebut. Singkat,
 penulis sampaikan  Pak, negara ini mau dibawa kemana ? Di saat PLN tidak
sedemikian mudah melakukan deregulasi serta harus berjalan dengan beban
Public Service Obligation (PSO), Bapak mesti tegas kepada pemerintah saat
ini ?  Tanpa campur tangan pemerintah, mustahil Bapak mau bicaranational
security energy dengan kebutuhan  batubara PLN  yang  akan mencapai 82 juta
di tahun 2010. 
Penulis tambah terkejut ( Kompas, 06/06), atas niat PLN untuk mengakuisisi 2
(dua) tambang batubara di Kalimantan dan Sumatra. Penulis memandang positif
langkah korporasi tersebut,  namun di sisi lain penulis yakin, tambang yang
akan di akuisisi ini pun bukan sekelas tambang besar/Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang akan mampu mengamankan PLN
untuk mengamankan kebutuhan batubara secara menyeluruh.Semestinya, sikap PLN
bukan sekedar melakukan langkah korporasi dengan mengambil alih tambang
tanpa berhitung secara lebih detail, namun seharusnya pekerjaan rumah
pertama PLN, semestinya lebih berani mempertanyakan dan mendesak pemerintah
terhadap tanggung jawabnya akan kondisi tata niaga batubara yang saat ini
yang jauh menguntungkan PLN (pemerintah). Pada dasarnya Pemerintah yang
hanya meminjam dari negara atas hak pengelolaan tambang (mining right),
semestinya harus berjuang bagaimana batubara yang notabene hak milik rakyat
 (mineral right) dan jelas tertulis di UUD 45 (33), sehingga dapat
diciptakan lumbung energi bagi kepentingan nasional.  Bukan malah ironis, di
saat batubara diburu sedemikian bebasnya,  lampu harus padam bergiliran dan
rakyat harus masih berdesakan di atas atap KRL menuju Ibukota, yang mana
kebijakan energi dilahirkan.
Saat ini, kita harus memberikan apresiasi kepada perusahaan tambang batubara
baik skala PKP2B  atau KP (Kuasa Pertambangan), yang masih mau memasarkan
batubara ke pasar  dalam negeri di saat harga ekspor sedemikian tinggi
(Barlow Jonker Index 12/06 USD 155.50)
 Di atas masalah batubara sekedar sebagai komoditi, yang diuntungkan pula
dengan Indeks Barlow Jonker yang terus meningkat ( kenaikan USD 69.30 dalam
6 bulan terakhir ini)   serta perdagangan Swap News Q4 2008 masih pada level
USD 157.00, penulis hanya dapat bertanya, akan dibawa kemanakah kebijakan
energi republik ini ?  Dimiliki siapakah sebenarnya lumbung energi di negeri
kita ini, India-kah ? , China-kah ?, Korea-kah ? Taiwan-kah ?, Malaysia-kah.
Mestikah kita hanya bisa bertanya pada rumput yang bergoyang 

Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

2008-06-24 Terurut Topik Wahyudi Adhiutomo
Pakdhe,

Bener banget itu... Batubara memang sedang in di Indonesia banyak
pemain-pemain baru yang bermain di situ. Saya di konsultan merasakan
dampaknya, banyak job untuk JORC Resources Statement dari para pemain baru
tersebut. Katanya... JORC Statement itu mau buat pinjam uang di bank :-)

Cherio,
Yudi
SMGC, Jakarta

2008/6/25 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]:

 Seperti ajakan Pak Sekjen yang mulai berbicara no migas saja 
 Pak Singgih Widagdo direktur ICS yang menulis artikel dibawah ini kebetulan
 juga (pernah menjadi) geologist.

 RDP
 
 BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
 Oleh  :  Singgih Widagdo

 ...being President of the United States isn't about doing what's easy. It's
 about doing what's hard. It's about doing what's right. Leadership isn't
 about telling people what the want to hear -it's sbout telling them what
 they need to hear. Barrack Obama.

 Apa yang disampaikan Calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat dalam
 pidatonya  ( Real Leadership for a Clean Energy Future),Oktober 2008 begitu
 pas untuk kita yang sedang membangun kebijakan bidang energi.  Kita tahu,
 dengan penduduk yang tidak jauh beda, Indonesia 250 juta dan Amerika 300
 juta, tercatat listrik yang sudah terpasang di Amerika 850.000 MW, jauh
 berbeda dengan yang kita miliki, 25.000 MW.  Hanya dengan 93 milyar
 (resources) dan 19 milyar (reserved), apakah pengelolaan sumber daya
 batubara hanya kita biarkan sedemikian rupa, di atas elektrifikasi yang
 baru
 mencapai 58 % dan kemiskinan 40 juta penduduk ?

 Batubara
Seminggu ini, batubara begitu hangat diperbicangkan. Di awal
 minggu(Kompas,2/06) mantan memperind, Hartarto, begitu menariknya
 bicara mengenai penyelesaian masalah bangsa terhadap energi, atas
 pandangannya terhadap prospek pencaiaran batubara (coal liquefaction).
 Penulis mengikuti sejak tahun 90'an pada saat harga minyak bumi masih di
 bawah USD 25 dan dikatakan proyek pencairan batubara akan ekonomis pada
 saat
 harga minyak bumi pada level sama atau di atas USD 25.00. Namun, sampai
 saat
 ini harga minyak sudah mendekati USD 140, proyek ini  pun belum
 terealisasi.
 Semestinya seperti di Afrika Selatan (Sasol) yang saat ini mampu
 berproduksi
 150.000 barrel per hari (bph), Pemerintah mesti tegas berada di garis depan
 dalam setiap proyek pionir. Namun sebaliknya saat ini,  begitu
 memprihatinkan, batubara lebih diperdebatkan sebagai komoditi semata.
 Perburuan batubara, siapapun disini, terkesan hanya berjalan menuju
  kepentingan sesaat (profit) di luar kepentingan bangsa untuk jangka
 panjang, apalagi bicara kebutuhan energi bagi generasi mendatang.
Belum lama, penulis mendapatkan pertanyaan dari salah satu staf
 senior PLN mengenai rencana PLN untuk mengakuisisi tambang batubara , di
 waktu yang sama pula beberapa staf PLN sedang berada di Kalimantan untuk
 mencari-cari prospek usaha pertambangan batubara di Pulau tersebut.
 Singkat,
  penulis sampaikan  Pak, negara ini mau dibawa kemana ? Di saat PLN tidak
 sedemikian mudah melakukan deregulasi serta harus berjalan dengan beban
 Public Service Obligation (PSO), Bapak mesti tegas kepada pemerintah saat
 ini ?  Tanpa campur tangan pemerintah, mustahil Bapak mau bicaranational
 security energy dengan kebutuhan  batubara PLN  yang  akan mencapai 82 juta
 di tahun 2010. 
 Penulis tambah terkejut ( Kompas, 06/06), atas niat PLN untuk mengakuisisi
 2
 (dua) tambang batubara di Kalimantan dan Sumatra. Penulis memandang positif
 langkah korporasi tersebut,  namun di sisi lain penulis yakin, tambang yang
 akan di akuisisi ini pun bukan sekelas tambang besar/Perjanjian Karya
 Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang akan mampu mengamankan PLN
 untuk mengamankan kebutuhan batubara secara menyeluruh.Semestinya, sikap
 PLN
 bukan sekedar melakukan langkah korporasi dengan mengambil alih tambang
 tanpa berhitung secara lebih detail, namun seharusnya pekerjaan rumah
 pertama PLN, semestinya lebih berani mempertanyakan dan mendesak pemerintah
 terhadap tanggung jawabnya akan kondisi tata niaga batubara yang saat ini
 yang jauh menguntungkan PLN (pemerintah). Pada dasarnya Pemerintah yang
 hanya meminjam dari negara atas hak pengelolaan tambang (mining right),
 semestinya harus berjuang bagaimana batubara yang notabene hak milik rakyat
  (mineral right) dan jelas tertulis di UUD 45 (33), sehingga dapat
 diciptakan lumbung energi bagi kepentingan nasional.  Bukan malah ironis,
 di
 saat batubara diburu sedemikian bebasnya,  lampu harus padam bergiliran dan
 rakyat harus masih berdesakan di atas atap KRL menuju Ibukota, yang mana
 kebijakan energi dilahirkan.
 Saat ini, kita harus memberikan apresiasi kepada perusahaan tambang
 batubara
 baik skala PKP2B  atau KP (Kuasa Pertambangan), yang masih mau memasarkan
 batubara ke pasar  dalam negeri di saat harga ekspor sedemikian tinggi
 (Barlow Jonker Index 12/06 USD 155.50)
  Di atas masalah batubara sekedar sebagai komoditi, yang 

Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

2008-06-24 Terurut Topik Suryanegara, Yoga
Sayang ya mas Yudhi, booming ini juga tdk diikuti oleh kesiapan para 
geologist yg bisa jadi kompeten person utk menghasilkan explorasi data yang 
sesuai standard.

Aku baru dapat masukan dari temen2 di mining contractor and mining company 
lainnya, ternyata dari beberapa due dill yg mereka lakukan thd beberapa 
exploration report, mereka temukan banyak report yg katanya base on JORC tapi 
kenyataannya jauh dari standard yg ada.
Jangan salah lho, beberapa report2 tsb yg saya lihat justru dibuat oleh 
konsultan asing.

Beberapa kali saya berdiskusi dgn beberapa geologist, banyak diantara mereka yg 
menjalankan standard explorasi tanpa mengerti metode apa yg standard yg harus 
mereka jalankan.

Ujung2nya banyak explorasi yg harus re-do untuk mencapai hasil yg sesuai dgn 
standard yg acceptable.

Bahkan reason kapan dan kenapa sampling hrs dilakukan ply by ply, dan berapa 
tebal minimum ply yg harus diambil banyak yg salah mengerti.
Sehingga akhirnya program explorasi banyak yg dijalankan asal irit, tapi karena 
hasilnya tdk maksimal, ujung2nya malah jadi boros (karena hrs diulang).

Mungkin apa yg sedang kemarin diperjuangkan oleh Pak Chaerun Nas utk adanya 
sertifikasi coal geo., hrs segera terlaksana agar geologist kita bisa banyak 
yg mumpuni dan punya international standard.

Salam,
Yoga
SRK-Brisbane

- Original Message -
From: Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tue Jun 24 20:56:20 2008
Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

Pakdhe,

Bener banget itu... Batubara memang sedang in di Indonesia banyak
pemain-pemain baru yang bermain di situ. Saya di konsultan merasakan
dampaknya, banyak job untuk JORC Resources Statement dari para pemain baru
tersebut. Katanya... JORC Statement itu mau buat pinjam uang di bank :-)

Cherio,
Yudi
SMGC, Jakarta

2008/6/25 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]:

 Seperti ajakan Pak Sekjen yang mulai berbicara no migas saja 
 Pak Singgih Widagdo direktur ICS yang menulis artikel dibawah ini kebetulan
 juga (pernah menjadi) geologist.

 RDP
 
 BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
 Oleh  :  Singgih Widagdo

 ...being President of the United States isn't about doing what's easy. It's
 about doing what's hard. It's about doing what's right. Leadership isn't
 about telling people what the want to hear -it's sbout telling them what
 they need to hear. Barrack Obama.

 Apa yang disampaikan Calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat dalam
 pidatonya  ( Real Leadership for a Clean Energy Future),Oktober 2008 begitu
 pas untuk kita yang sedang membangun kebijakan bidang energi.  Kita tahu,
 dengan penduduk yang tidak jauh beda, Indonesia 250 juta dan Amerika 300
 juta, tercatat listrik yang sudah terpasang di Amerika 850.000 MW, jauh
 berbeda dengan yang kita miliki, 25.000 MW.  Hanya dengan 93 milyar
 (resources) dan 19 milyar (reserved), apakah pengelolaan sumber daya
 batubara hanya kita biarkan sedemikian rupa, di atas elektrifikasi yang
 baru
 mencapai 58 % dan kemiskinan 40 juta penduduk ?

 Batubara
Seminggu ini, batubara begitu hangat diperbicangkan. Di awal
 minggu(Kompas,2/06) mantan memperind, Hartarto, begitu menariknya
 bicara mengenai penyelesaian masalah bangsa terhadap energi, atas
 pandangannya terhadap prospek pencaiaran batubara (coal liquefaction).
 Penulis mengikuti sejak tahun 90'an pada saat harga minyak bumi masih di
 bawah USD 25 dan dikatakan proyek pencairan batubara akan ekonomis pada
 saat
 harga minyak bumi pada level sama atau di atas USD 25.00. Namun, sampai
 saat
 ini harga minyak sudah mendekati USD 140, proyek ini  pun belum
 terealisasi.
 Semestinya seperti di Afrika Selatan (Sasol) yang saat ini mampu
 berproduksi
 150.000 barrel per hari (bph), Pemerintah mesti tegas berada di garis depan
 dalam setiap proyek pionir. Namun sebaliknya saat ini,  begitu
 memprihatinkan, batubara lebih diperdebatkan sebagai komoditi semata.
 Perburuan batubara, siapapun disini, terkesan hanya berjalan menuju
  kepentingan sesaat (profit) di luar kepentingan bangsa untuk jangka
 panjang, apalagi bicara kebutuhan energi bagi generasi mendatang.
Belum lama, penulis mendapatkan pertanyaan dari salah satu staf
 senior PLN mengenai rencana PLN untuk mengakuisisi tambang batubara , di
 waktu yang sama pula beberapa staf PLN sedang berada di Kalimantan untuk
 mencari-cari prospek usaha pertambangan batubara di Pulau tersebut.
 Singkat,
  penulis sampaikan  Pak, negara ini mau dibawa kemana ? Di saat PLN tidak
 sedemikian mudah melakukan deregulasi serta harus berjalan dengan beban
 Public Service Obligation (PSO), Bapak mesti tegas kepada pemerintah saat
 ini ?  Tanpa campur tangan pemerintah, mustahil Bapak mau bicaranational
 security energy dengan kebutuhan  batubara PLN  yang  akan mencapai 82 juta
 di tahun 2010. 
 Penulis tambah terkejut ( Kompas, 06/06), atas niat PLN untuk mengakuisisi
 2
 (dua) tambang

Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

2008-06-24 Terurut Topik Suryanegara, Yoga
Waduh sesuai dgn consultant ethics yg saya pernah baca, kayaknya nggk layak 
dech buat kita kalo sampai nyebut nama.

Saya sih melihat geologist2 kita (indo) banyak yg udah ngerti standard2 apa yg 
hrs dilakukan dlm menjalankan explorasi.
Kekurangannya cuma satu saja, kebetulan geo2 kita banyak yg belum 
tersertifikasi sbg kompeten person.

Ngomong2 ttg konsultan asing, even saya kerja di SRK, tapi kok saya tdk merasa 
tuh sebagai konsultan asing. Menurut saya sih tempat boleh dimana aja, tapi 
nationality tetep merah putih.
Lha wong kalo ngerjain project di Indo, kadang2 responsibility moral jauh lebih 
gede, soalnya yg nanti bakal bayar jasa konsultingnya kan dari batubara kita 
juga.

Salam

- Original Message -
From: Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tue Jun 24 22:00:14 2008
Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

Mas Yoga,

Bener banget, mas. Saya sudah membuktikan itu, tapi ada nyebut konsultan
asing? siapa ya kira-kira??? SRK, SMGC, MinarcoMineconsult, GMT... itu kan
asing semua -- mana ya konsultan Indonesia yang berstandar JORC??-- Banyak
sekali pemain-pemain baru yang --bisa dibilang-- tertipu oleh omongan
eksplorasi berstandar JORC oleh --apa ya nyebutnya?-- geologist yang
mereka percaya untuk melakukan eksplorasi. Padahal jauh banget dari standar
itu...
Kalo kata temen-temen saya sih... Habis gimana, mas. Owner maunya gitu ya
kita nurut. Masa' jawaban geologist begitu? Lucu ya... hahahahahaha...
Soal rencana P.Chaerul Nas? Saya setuju sekali. Saya dukung sekali.


Cherio,
Yudi
SMGC, Jakarta

2008/6/25 Suryanegara, Yoga [EMAIL PROTECTED]:

 Sayang ya mas Yudhi, booming ini juga tdk diikuti oleh kesiapan para
 geologist yg bisa jadi kompeten person utk menghasilkan explorasi data
 yang sesuai standard.

 Aku baru dapat masukan dari temen2 di mining contractor and mining company
 lainnya, ternyata dari beberapa due dill yg mereka lakukan thd beberapa
 exploration report, mereka temukan banyak report yg katanya base on JORC
 tapi kenyataannya jauh dari standard yg ada.
 Jangan salah lho, beberapa report2 tsb yg saya lihat justru dibuat oleh
 konsultan asing.

 Beberapa kali saya berdiskusi dgn beberapa geologist, banyak diantara
 mereka yg menjalankan standard explorasi tanpa mengerti metode apa yg
 standard yg harus mereka jalankan.

 Ujung2nya banyak explorasi yg harus re-do untuk mencapai hasil yg sesuai
 dgn standard yg acceptable.

 Bahkan reason kapan dan kenapa sampling hrs dilakukan ply by ply, dan
 berapa tebal minimum ply yg harus diambil banyak yg salah mengerti.
 Sehingga akhirnya program explorasi banyak yg dijalankan asal irit, tapi
 karena hasilnya tdk maksimal, ujung2nya malah jadi boros (karena hrs
 diulang).

 Mungkin apa yg sedang kemarin diperjuangkan oleh Pak Chaerun Nas utk adanya
 sertifikasi coal geo., hrs segera terlaksana agar geologist kita bisa
 banyak yg mumpuni dan punya international standard.

 Salam,
 Yoga
 SRK-Brisbane

 - Original Message -
 From: Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tue Jun 24 20:56:20 2008
 Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

 Pakdhe,

 Bener banget itu... Batubara memang sedang in di Indonesia banyak
 pemain-pemain baru yang bermain di situ. Saya di konsultan merasakan
 dampaknya, banyak job untuk JORC Resources Statement dari para pemain baru
 tersebut. Katanya... JORC Statement itu mau buat pinjam uang di bank :-)

 Cherio,
 Yudi
 SMGC, Jakarta

 2008/6/25 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]:

  Seperti ajakan Pak Sekjen yang mulai berbicara no migas saja 
  Pak Singgih Widagdo direktur ICS yang menulis artikel dibawah ini
 kebetulan
  juga (pernah menjadi) geologist.
 
  RDP
  
  BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
  Oleh  :  Singgih Widagdo
 
  ...being President of the United States isn't about doing what's easy.
 It's
  about doing what's hard. It's about doing what's right. Leadership isn't
  about telling people what the want to hear -it's sbout telling them what
  they need to hear. Barrack Obama.
 
  Apa yang disampaikan Calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat dalam
  pidatonya  ( Real Leadership for a Clean Energy Future),Oktober 2008
 begitu
  pas untuk kita yang sedang membangun kebijakan bidang energi.  Kita tahu,
  dengan penduduk yang tidak jauh beda, Indonesia 250 juta dan Amerika 300
  juta, tercatat listrik yang sudah terpasang di Amerika 850.000 MW, jauh
  berbeda dengan yang kita miliki, 25.000 MW.  Hanya dengan 93 milyar
  (resources) dan 19 milyar (reserved), apakah pengelolaan sumber daya
  batubara hanya kita biarkan sedemikian rupa, di atas elektrifikasi yang
  baru
  mencapai 58 % dan kemiskinan 40 juta penduduk ?
 
  Batubara
 Seminggu ini, batubara begitu hangat diperbicangkan. Di awal
  minggu(Kompas,2/06) mantan memperind, Hartarto, begitu menariknya
  bicara mengenai

RE: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

2008-06-24 Terurut Topik Tonny P. Sastramihardja
Dear geologist,
Standarisasi atau sertifikasi 'kompetensi' saat ini memang sudah menjadi
suatu 'tuntutan zaman' sehingga tentu saja akan menjadi 'penting' agar
hasil explorasi ataupun 'due dilligence' menjadi LEGITIMATED. Namun
lebih dari itu, sikap profesional seorang 'geologist' JAUH LEBIH
PENTING. Buat apa kalau kita misalnya punya Sertifikat JORC, tetapi
tetap harus mengikuti keinginan 'mine owner'(kebanyakan sih KP owner yg
akan dikerjasamakan/dijual dengan/kepada pihak asing) dan kemudian
'berkompromi dengan aturan main explorasi' asal owner happy??. Laporan
nya sih tentu 'cerified' tapi isinya sudah pasti 'acak-adut'. Tanpa
sertifikat JORC sekalipun, kalau kita melakukan explorasi dan
pengambilan sample dengan 'proper' Insya Allah hasilnya (isi laporannya)
juga akan BETUL. JORC toh hanya sebuah 'kesepakatan', ada lagi standar
yang lain yang bisa kita adopsi. Disamping itu ada berapa orang
geologist sih di Indonesia yang punya sertifikat JORC?. Kalaupun ada
beberapa orang Abah Anom yakin sekali mereka merupakan bagian dari
Perusahaan Besar, sehingga mungkin hanya 1-2 orang saja yang
'freelance'. Sekian ratus KP yang harus di due diligence di Indonesia
jadi siapa yang melakukannya kalau semua nya harus based on JORC?.
Kejadiannya ya JORC abal-abal seperti yang mas Yoga dan Mas Yudi
sinyalir dalam email dibawah ini. Solusinya yah 'back to basic' saja: 1)
Kerapatan data yang representative (based on singkapan ataupun hasil
pemboran), 2) Korelasikan seam dengan hati-hati, 3) Cross check coal
seams dengan stratigrafi ataupun geophysical well logging dan 4) Pakai
peta topo yang detail, 5) Ambil coal sample dan analisis di 'labo yang
credibel' sesuai aturan/kebutuhan pemakaian, 6) Hitung cadangan
batubaranya (mau manual atau pakai software). Kalau itu semua dilakukan
dengan proper barangkali Sertifikat atau Perusahaan yang bersertifikat
JORC nggak terlalu diperlukan!?.

Salam
Abah ANOM

-Original Message-
From: Wahyudi Adhiutomo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, June 25, 2008 12:00 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

Mas Yoga,

Bener banget, mas. Saya sudah membuktikan itu, tapi ada nyebut konsultan
asing? siapa ya kira-kira??? SRK, SMGC, MinarcoMineconsult, GMT... itu
kan
asing semua -- mana ya konsultan Indonesia yang berstandar JORC??--
Banyak
sekali pemain-pemain baru yang --bisa dibilang-- tertipu oleh omongan
eksplorasi berstandar JORC oleh --apa ya nyebutnya?-- geologist yang
mereka percaya untuk melakukan eksplorasi. Padahal jauh banget dari
standar
itu...
Kalo kata temen-temen saya sih... Habis gimana, mas. Owner maunya gitu
ya
kita nurut. Masa' jawaban geologist begitu? Lucu ya... hahahahahaha...
Soal rencana P.Chaerul Nas? Saya setuju sekali. Saya dukung sekali.


Cherio,
Yudi
SMGC, Jakarta

2008/6/25 Suryanegara, Yoga [EMAIL PROTECTED]:

 Sayang ya mas Yudhi, booming ini juga tdk diikuti oleh kesiapan para
 geologist yg bisa jadi kompeten person utk menghasilkan explorasi
data
 yang sesuai standard.

 Aku baru dapat masukan dari temen2 di mining contractor and mining
company
 lainnya, ternyata dari beberapa due dill yg mereka lakukan thd
beberapa
 exploration report, mereka temukan banyak report yg katanya base on
JORC
 tapi kenyataannya jauh dari standard yg ada.
 Jangan salah lho, beberapa report2 tsb yg saya lihat justru dibuat
oleh
 konsultan asing.

 Beberapa kali saya berdiskusi dgn beberapa geologist, banyak diantara
 mereka yg menjalankan standard explorasi tanpa mengerti metode apa yg
 standard yg harus mereka jalankan.

 Ujung2nya banyak explorasi yg harus re-do untuk mencapai hasil yg
sesuai
 dgn standard yg acceptable.

 Bahkan reason kapan dan kenapa sampling hrs dilakukan ply by ply, dan
 berapa tebal minimum ply yg harus diambil banyak yg salah mengerti.
 Sehingga akhirnya program explorasi banyak yg dijalankan asal irit,
tapi
 karena hasilnya tdk maksimal, ujung2nya malah jadi boros (karena hrs
 diulang).

 Mungkin apa yg sedang kemarin diperjuangkan oleh Pak Chaerun Nas utk
adanya
 sertifikasi coal geo., hrs segera terlaksana agar geologist kita
bisa
 banyak yg mumpuni dan punya international standard.

 Salam,
 Yoga
 SRK-Brisbane

 - Original Message -
 From: Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tue Jun 24 20:56:20 2008
 Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

 Pakdhe,

 Bener banget itu... Batubara memang sedang in di Indonesia banyak
 pemain-pemain baru yang bermain di situ. Saya di konsultan merasakan
 dampaknya, banyak job untuk JORC Resources Statement dari para pemain
baru
 tersebut. Katanya... JORC Statement itu mau buat pinjam uang di bank
:-)

 Cherio,
 Yudi
 SMGC, Jakarta

 2008/6/25 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]:

  Seperti ajakan Pak Sekjen yang mulai berbicara no migas saja 
  Pak Singgih Widagdo direktur ICS yang menulis artikel dibawah ini
 kebetulan
  juga (pernah menjadi) geologist

Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

2008-06-24 Terurut Topik Wahyudi Adhiutomo
Mas Yoga,

Bener banget, mas. Saya sudah membuktikan itu, tapi ada nyebut konsultan
asing? siapa ya kira-kira??? SRK, SMGC, MinarcoMineconsult, GMT... itu kan
asing semua -- mana ya konsultan Indonesia yang berstandar JORC??-- Banyak
sekali pemain-pemain baru yang --bisa dibilang-- tertipu oleh omongan
eksplorasi berstandar JORC oleh --apa ya nyebutnya?-- geologist yang
mereka percaya untuk melakukan eksplorasi. Padahal jauh banget dari standar
itu...
Kalo kata temen-temen saya sih... Habis gimana, mas. Owner maunya gitu ya
kita nurut. Masa' jawaban geologist begitu? Lucu ya... hahahahahaha...
Soal rencana P.Chaerul Nas? Saya setuju sekali. Saya dukung sekali.


Cherio,
Yudi
SMGC, Jakarta

2008/6/25 Suryanegara, Yoga [EMAIL PROTECTED]:

 Sayang ya mas Yudhi, booming ini juga tdk diikuti oleh kesiapan para
 geologist yg bisa jadi kompeten person utk menghasilkan explorasi data
 yang sesuai standard.

 Aku baru dapat masukan dari temen2 di mining contractor and mining company
 lainnya, ternyata dari beberapa due dill yg mereka lakukan thd beberapa
 exploration report, mereka temukan banyak report yg katanya base on JORC
 tapi kenyataannya jauh dari standard yg ada.
 Jangan salah lho, beberapa report2 tsb yg saya lihat justru dibuat oleh
 konsultan asing.

 Beberapa kali saya berdiskusi dgn beberapa geologist, banyak diantara
 mereka yg menjalankan standard explorasi tanpa mengerti metode apa yg
 standard yg harus mereka jalankan.

 Ujung2nya banyak explorasi yg harus re-do untuk mencapai hasil yg sesuai
 dgn standard yg acceptable.

 Bahkan reason kapan dan kenapa sampling hrs dilakukan ply by ply, dan
 berapa tebal minimum ply yg harus diambil banyak yg salah mengerti.
 Sehingga akhirnya program explorasi banyak yg dijalankan asal irit, tapi
 karena hasilnya tdk maksimal, ujung2nya malah jadi boros (karena hrs
 diulang).

 Mungkin apa yg sedang kemarin diperjuangkan oleh Pak Chaerun Nas utk adanya
 sertifikasi coal geo., hrs segera terlaksana agar geologist kita bisa
 banyak yg mumpuni dan punya international standard.

 Salam,
 Yoga
 SRK-Brisbane

 - Original Message -
 From: Wahyudi Adhiutomo [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tue Jun 24 20:56:20 2008
 Subject: Re: [iagi-net-l] BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?

 Pakdhe,

 Bener banget itu... Batubara memang sedang in di Indonesia banyak
 pemain-pemain baru yang bermain di situ. Saya di konsultan merasakan
 dampaknya, banyak job untuk JORC Resources Statement dari para pemain baru
 tersebut. Katanya... JORC Statement itu mau buat pinjam uang di bank :-)

 Cherio,
 Yudi
 SMGC, Jakarta

 2008/6/25 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]:

  Seperti ajakan Pak Sekjen yang mulai berbicara no migas saja 
  Pak Singgih Widagdo direktur ICS yang menulis artikel dibawah ini
 kebetulan
  juga (pernah menjadi) geologist.
 
  RDP
  
  BATUBARA, LUMBUNG ENERGI UNTUK SIAPA ?
  Oleh  :  Singgih Widagdo
 
  ...being President of the United States isn't about doing what's easy.
 It's
  about doing what's hard. It's about doing what's right. Leadership isn't
  about telling people what the want to hear -it's sbout telling them what
  they need to hear. Barrack Obama.
 
  Apa yang disampaikan Calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat dalam
  pidatonya  ( Real Leadership for a Clean Energy Future),Oktober 2008
 begitu
  pas untuk kita yang sedang membangun kebijakan bidang energi.  Kita tahu,
  dengan penduduk yang tidak jauh beda, Indonesia 250 juta dan Amerika 300
  juta, tercatat listrik yang sudah terpasang di Amerika 850.000 MW, jauh
  berbeda dengan yang kita miliki, 25.000 MW.  Hanya dengan 93 milyar
  (resources) dan 19 milyar (reserved), apakah pengelolaan sumber daya
  batubara hanya kita biarkan sedemikian rupa, di atas elektrifikasi yang
  baru
  mencapai 58 % dan kemiskinan 40 juta penduduk ?
 
  Batubara
 Seminggu ini, batubara begitu hangat diperbicangkan. Di awal
  minggu(Kompas,2/06) mantan memperind, Hartarto, begitu menariknya
  bicara mengenai penyelesaian masalah bangsa terhadap energi, atas
  pandangannya terhadap prospek pencaiaran batubara (coal liquefaction).
  Penulis mengikuti sejak tahun 90'an pada saat harga minyak bumi masih di
  bawah USD 25 dan dikatakan proyek pencairan batubara akan ekonomis pada
  saat
  harga minyak bumi pada level sama atau di atas USD 25.00. Namun, sampai
  saat
  ini harga minyak sudah mendekati USD 140, proyek ini  pun belum
  terealisasi.
  Semestinya seperti di Afrika Selatan (Sasol) yang saat ini mampu
  berproduksi
  150.000 barrel per hari (bph), Pemerintah mesti tegas berada di garis
 depan
  dalam setiap proyek pionir. Namun sebaliknya saat ini,  begitu
  memprihatinkan, batubara lebih diperdebatkan sebagai komoditi semata.
  Perburuan batubara, siapapun disini, terkesan hanya berjalan menuju
   kepentingan sesaat (profit) di luar kepentingan bangsa untuk jangka
  panjang, apalagi bicara kebutuhan