RE: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua
Perlu juga nih kapan-kapan kita piknik bersama ke South Africa dan Pak Awang menjadi Tour Guide-nya. Ayo kita menabung! Targetkan piknik bersama tahun depan? Siapa ikut? Habash -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 19, 2008 11:48 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua Pak Doddy, Afrika Selatan pun kaya akan jejak-jejak dinosaurus dan reptil yang lebih tua, juga kaya akan kawah-kawah benturan meteorit. Kapan-kapan saya ceritakan. Kebetulan, semuanya tersimpan dengan baik di South African national museum; memang pertunjukan kawasan penggaliannya tak sebaik seperti di Amerika Serikat, misalnya di the Dinosaur National Monument Park di Vernal Utah. Yang menakjubkan juga dari Afrika Selatan adalah rock art seni melukis gua oleh manusia purba, ditemukan sampai setua 80.000 tahun, saya pikir itu seni gua tertua yang pernah ditemukan. Lempengan besar dinding gua dengan rock art itu tersimpan di South African national museum. salam, awang --- On Wed, 11/19/08, Doddy Suryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Doddy Suryanto [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, November 19, 2008, 8:48 AM Menyimak cerita dan melihat foto-foto Pak Awang sangat asyik. Bisa dibayangkan bagaimana asyiknya berdiri di atas Table Mountain dan melihat bertemunya dua samudra besar dan juga melihat batuan-batuan PraKambrium yang tersingkap. Seperti halnya berdiri di Table Mountain di Golden dan melihat ke barat dimana patahan Golden dapat mengangkat batuan PraKambrium dan membuat Formasi Green Mountain, Denver, Arapahoe, Laramie, dan formasi bawahnya miring. Terangkatnya batuan PraKambrium ini membuat pemandangan di Negara bagian Colorado mulai dari Colorado Spring - Golden - Boulder sampai Fort Collins menjadi tampak lebih indah. Kalo di Formasi Laramie terekam jejak-jejak dinosaurus, apakah di sekitar Cape Town juga ada formasi yang merekam jejak-jejak dinosaurus? Terima kasih atas sharingnya Pak Awang. -d- -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 14 November, 2008 10:39 PM To: IAGI; Forum HAGI Subject: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua Ini cerita tersisa dari Capetown, sebuah kota nan indah yang terbuai di tiga bukit dan pegunungan Paleozoikum : Devil's Peak, Table Mountain, dan Lion's Head. Kota ini pun menjadi saksi di mana Samudra Atlantik bertemu dengan Samudra Hindia. Mungkinkah menyelam sekaligus di dua samudra ? Mungkin saja, salah satunya di perairan sekitar Tanjung Harapan di sebelah selatan Capetown. Bagaimana uniknya ikan-ikan dari dua samudra bertemu di satu tempat ditunjukkan oleh aquarium besar di Waterfront sea world, suatu kawasan wisata yang paling banyak dikunjungi turis di Capetown. Dulu (1488) Bartolomeus Dias dan para pelautnya dari Portugal menamai tanjung di ujung selatan Afrika dekat pertemuan kedua samudra itu sebagai Tanjung Badai akibat kondisi cuaca dan laut yang ganas, tetapi raja Portugal menggantinya sebagai Tanjung Harapan (Baik) -Cape of Good Hope sebab justru penemuan Dias berguna untuk membuka jalan ke wilayah tropika. Terbang dari Jakarta via Singapura lalu melanjutkan ke Johannesburg, Afrika Selatan tidak terlalu melelahkan. Total di udara sekitar 13 jam, lebih melelahkan apabila menyeberangi Samudra Pasifik dari Singapura ke Los Angeles. Baru kali ini saya hendak ke Afrika. Ke Afrika ? Jauh sekali., seru orang yang bertanya kepada saya dua minggu lalu. Sebenarnya, pergi ke Afrika dari Jakarta justru lebih dekat dibandingkan dengan kalau kita pergi ke Amerika. Terbang dari Singapura ke Johannesburg, pesawat diatur agar terbang dengan azimuth yang lurus terus ke arah baratdaya, melintasi Samudra Hindia di antara Sumatra dan Afrika. Saya tiba-tiba ingat bahwa pada Desember 2004, gelombang tsunami dari utara Simeulue pernah melintasi jarak yang sama dari Sumatra ke Afrika dalam beberapa jam saja. Karena terbang malam dan tinggi, tentu tak terlihat apa-apa di bawah sana. Menjelang subuh di Afrika, yang lebih terlambat lima jam daripada waktu di Jakarta, saya dapat melihat Madagaskar, pulau besar di sebelah timur Afrika Selatan. Konon zaman dahulu para pelaut Indonesia kerap mendatangi pulau ini untuk berdagang, bahkan sampai masuk ke daratan Afrika bagian barat. Pesawat mendarat di Johannesburg pada pagi hari. Akhirnya, saya menginjak benua Afrika, sebuah benua dengan keunikan tersendiri. Saya beruntung memilih kursi di sebelah jendela saat melanjutkan terbang dari Johannesburg ke Capetown, kebetulan juga pesawat tidak terbang terlalu tinggi. Tak hentinya saya terkagum-kagum melihat pemandangan di bawah : pegunungan lipatan dan tinggian-tinggian pegunungan masif di bagian selatan Afrika Selatan yang diapit Samudra Hindia di
RE: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua
Kebanyakan kita terbiasa ekskursi dibayarin kantor, bila sekali kali ekskursi bayar sendiri boleh juga .. aku daftar !! Setiabudi -Original Message- From: Semimbar, Habash (hbsemim) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 19, 2008 3:14 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua Perlu juga nih kapan-kapan kita piknik bersama ke South Africa dan Pak Awang menjadi Tour Guide-nya. Ayo kita menabung! Targetkan piknik bersama tahun depan? Siapa ikut? Habash -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 19, 2008 11:48 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua Pak Doddy, Afrika Selatan pun kaya akan jejak-jejak dinosaurus dan reptil yang lebih tua, juga kaya akan kawah-kawah benturan meteorit. Kapan-kapan saya ceritakan. Kebetulan, semuanya tersimpan dengan baik di South African national museum; memang pertunjukan kawasan penggaliannya tak sebaik seperti di Amerika Serikat, misalnya di the Dinosaur National Monument Park di Vernal Utah. Yang menakjubkan juga dari Afrika Selatan adalah rock art seni melukis gua oleh manusia purba, ditemukan sampai setua 80.000 tahun, saya pikir itu seni gua tertua yang pernah ditemukan. Lempengan besar dinding gua dengan rock art itu tersimpan di South African national museum. salam, awang --- On Wed, 11/19/08, Doddy Suryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Doddy Suryanto [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, November 19, 2008, 8:48 AM Menyimak cerita dan melihat foto-foto Pak Awang sangat asyik. Bisa dibayangkan bagaimana asyiknya berdiri di atas Table Mountain dan melihat bertemunya dua samudra besar dan juga melihat batuan-batuan PraKambrium yang tersingkap. Seperti halnya berdiri di Table Mountain di Golden dan melihat ke barat dimana patahan Golden dapat mengangkat batuan PraKambrium dan membuat Formasi Green Mountain, Denver, Arapahoe, Laramie, dan formasi bawahnya miring. Terangkatnya batuan PraKambrium ini membuat pemandangan di Negara bagian Colorado mulai dari Colorado Spring - Golden - Boulder sampai Fort Collins menjadi tampak lebih indah. Kalo di Formasi Laramie terekam jejak-jejak dinosaurus, apakah di sekitar Cape Town juga ada formasi yang merekam jejak-jejak dinosaurus? Terima kasih atas sharingnya Pak Awang. -d- -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 14 November, 2008 10:39 PM To: IAGI; Forum HAGI Subject: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua Ini cerita tersisa dari Capetown, sebuah kota nan indah yang terbuai di tiga bukit dan pegunungan Paleozoikum : Devil's Peak, Table Mountain, dan Lion's Head. Kota ini pun menjadi saksi di mana Samudra Atlantik bertemu dengan Samudra Hindia. Mungkinkah menyelam sekaligus di dua samudra ? Mungkin saja, salah satunya di perairan sekitar Tanjung Harapan di sebelah selatan Capetown. Bagaimana uniknya ikan-ikan dari dua samudra bertemu di satu tempat ditunjukkan oleh aquarium besar di Waterfront sea world, suatu kawasan wisata yang paling banyak dikunjungi turis di Capetown. Dulu (1488) Bartolomeus Dias dan para pelautnya dari Portugal menamai tanjung di ujung selatan Afrika dekat pertemuan kedua samudra itu sebagai Tanjung Badai akibat kondisi cuaca dan laut yang ganas, tetapi raja Portugal menggantinya sebagai Tanjung Harapan (Baik) -Cape of Good Hope sebab justru penemuan Dias berguna untuk membuka jalan ke wilayah tropika. Terbang dari Jakarta via Singapura lalu melanjutkan ke Johannesburg, Afrika Selatan tidak terlalu melelahkan. Total di udara sekitar 13 jam, lebih melelahkan apabila menyeberangi Samudra Pasifik dari Singapura ke Los Angeles. Baru kali ini saya hendak ke Afrika. Ke Afrika ? Jauh sekali., seru orang yang bertanya kepada saya dua minggu lalu. Sebenarnya, pergi ke Afrika dari Jakarta justru lebih dekat dibandingkan dengan kalau kita pergi ke Amerika. Terbang dari Singapura ke Johannesburg, pesawat diatur agar terbang dengan azimuth yang lurus terus ke arah baratdaya, melintasi Samudra Hindia di antara Sumatra dan Afrika. Saya tiba-tiba ingat bahwa pada Desember 2004, gelombang tsunami dari utara Simeulue pernah melintasi jarak yang sama dari Sumatra ke Afrika dalam beberapa jam saja. Karena terbang malam dan tinggi, tentu tak terlihat apa-apa di bawah sana. Menjelang subuh di Afrika, yang lebih terlambat lima jam daripada waktu di Jakarta, saya dapat melihat Madagaskar, pulau besar di sebelah timur Afrika Selatan. Konon zaman dahulu para pelaut Indonesia kerap mendatangi pulau ini untuk berdagang, bahkan sampai masuk ke daratan Afrika bagian barat. Pesawat mendarat di Johannesburg pada pagi hari. Akhirnya, saya menginjak benua Afrika, sebuah benua dengan keunikan tersendiri
RE: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua
Menyimak cerita dan melihat foto-foto Pak Awang sangat asyik. Bisa dibayangkan bagaimana asyiknya berdiri di atas Table Mountain dan melihat bertemunya dua samudra besar dan juga melihat batuan-batuan PraKambrium yang tersingkap. Seperti halnya berdiri di Table Mountain di Golden dan melihat ke barat dimana patahan Golden dapat mengangkat batuan PraKambrium dan membuat Formasi Green Mountain, Denver, Arapahoe, Laramie, dan formasi bawahnya miring. Terangkatnya batuan PraKambrium ini membuat pemandangan di Negara bagian Colorado mulai dari Colorado Spring - Golden - Boulder sampai Fort Collins menjadi tampak lebih indah. Kalo di Formasi Laramie terekam jejak-jejak dinosaurus, apakah di sekitar Cape Town juga ada formasi yang merekam jejak-jejak dinosaurus? Terima kasih atas sharingnya Pak Awang. -d- -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 14 November, 2008 10:39 PM To: IAGI; Forum HAGI Subject: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua Ini cerita tersisa dari Capetown, sebuah kota nan indah yang terbuai di tiga bukit dan pegunungan Paleozoikum : Devil's Peak, Table Mountain, dan Lion's Head. Kota ini pun menjadi saksi di mana Samudra Atlantik bertemu dengan Samudra Hindia. Mungkinkah menyelam sekaligus di dua samudra ? Mungkin saja, salah satunya di perairan sekitar Tanjung Harapan di sebelah selatan Capetown. Bagaimana uniknya ikan-ikan dari dua samudra bertemu di satu tempat ditunjukkan oleh aquarium besar di Waterfront sea world, suatu kawasan wisata yang paling banyak dikunjungi turis di Capetown. Dulu (1488) Bartolomeus Dias dan para pelautnya dari Portugal menamai tanjung di ujung selatan Afrika dekat pertemuan kedua samudra itu sebagai Tanjung Badai akibat kondisi cuaca dan laut yang ganas, tetapi raja Portugal menggantinya sebagai Tanjung Harapan (Baik) -Cape of Good Hope sebab justru penemuan Dias berguna untuk membuka jalan ke wilayah tropika. Terbang dari Jakarta via Singapura lalu melanjutkan ke Johannesburg, Afrika Selatan tidak terlalu melelahkan. Total di udara sekitar 13 jam, lebih melelahkan apabila menyeberangi Samudra Pasifik dari Singapura ke Los Angeles. Baru kali ini saya hendak ke Afrika. Ke Afrika ? Jauh sekali., seru orang yang bertanya kepada saya dua minggu lalu. Sebenarnya, pergi ke Afrika dari Jakarta justru lebih dekat dibandingkan dengan kalau kita pergi ke Amerika. Terbang dari Singapura ke Johannesburg, pesawat diatur agar terbang dengan azimuth yang lurus terus ke arah baratdaya, melintasi Samudra Hindia di antara Sumatra dan Afrika. Saya tiba-tiba ingat bahwa pada Desember 2004, gelombang tsunami dari utara Simeulue pernah melintasi jarak yang sama dari Sumatra ke Afrika dalam beberapa jam saja. Karena terbang malam dan tinggi, tentu tak terlihat apa-apa di bawah sana. Menjelang subuh di Afrika, yang lebih terlambat lima jam daripada waktu di Jakarta, saya dapat melihat Madagaskar, pulau besar di sebelah timur Afrika Selatan. Konon zaman dahulu para pelaut Indonesia kerap mendatangi pulau ini untuk berdagang, bahkan sampai masuk ke daratan Afrika bagian barat. Pesawat mendarat di Johannesburg pada pagi hari. Akhirnya, saya menginjak benua Afrika, sebuah benua dengan keunikan tersendiri. Saya beruntung memilih kursi di sebelah jendela saat melanjutkan terbang dari Johannesburg ke Capetown, kebetulan juga pesawat tidak terbang terlalu tinggi. Tak hentinya saya terkagum-kagum melihat pemandangan di bawah : pegunungan lipatan dan tinggian-tinggian pegunungan masif di bagian selatan Afrika Selatan yang diapit Samudra Hindia di sebelah selatan dan Karoo Plato/Basin di sebelah utaranya. Jalur pegunungan lipatan ini dalam peta-peta tektonik regional disebut Cape Fold Belt. Memasuki Capetown, pesawat menukik dan bermanuver memutar di perbatasan antara Samudra Atlantik dan Hindia, maka tersuguhlah pemandangan yang sangat spektakular. Kompleks Cape Fold Belt mencapai ujung baratnya di sini, di Capetown, dan terpecah terdigitasi seperti jari-jari dari sebuah lengan menjadi tiga puncak gunung terkenal di atas Capetown : Devil's Peak, Table Mountain, dan Lion's Head. Ketiga puncak gunung ini pula yang dijadikan AAPG sebagai logo pertemuan internasionalnya tahun ini. Dari udara, kota Capetown seperti bersimpuh dan terbuai di kaki ketiga puncak gunung Prakambrium-Paleozoikum ini. Saya akan menceritakan tentang Pegunungan Cape Fold Belt ini, jalur pegunungan paling selatan di benua Afrika. Pegunungan Cape Fold Belt, yang ujung baratnya terpecah dan masuk ke dalam kota Capetown sebagai puncak-puncak Devil's Peak, Table Mountain, dan Lion' Head merupakan pegunungan hasil benturan antarbenua. Secara genetik, pegunungan ini seperti Pegunungan Himalaya yang merupakan pegunungan benturan antara benua India dan sebagian Eurasia. Bila Pegunungan Himalaya terbentuk pada 55 juta tahun yang lalu, maka Pegunungan Cape Fold Belt terbentuk pada sekitar 250 juta tahun yang lalu
RE: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua
Pak Doddy, Afrika Selatan pun kaya akan jejak-jejak dinosaurus dan reptil yang lebih tua, juga kaya akan kawah-kawah benturan meteorit. Kapan-kapan saya ceritakan. Kebetulan, semuanya tersimpan dengan baik di South African national museum; memang pertunjukan kawasan penggaliannya tak sebaik seperti di Amerika Serikat, misalnya di the Dinosaur National Monument Park di Vernal Utah. Yang menakjubkan juga dari Afrika Selatan adalah rock art seni melukis gua oleh manusia purba, ditemukan sampai setua 80.000 tahun, saya pikir itu seni gua tertua yang pernah ditemukan. Lempengan besar dinding gua dengan rock art itu tersimpan di South African national museum. salam, awang --- On Wed, 11/19/08, Doddy Suryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Doddy Suryanto [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, November 19, 2008, 8:48 AM Menyimak cerita dan melihat foto-foto Pak Awang sangat asyik. Bisa dibayangkan bagaimana asyiknya berdiri di atas Table Mountain dan melihat bertemunya dua samudra besar dan juga melihat batuan-batuan PraKambrium yang tersingkap. Seperti halnya berdiri di Table Mountain di Golden dan melihat ke barat dimana patahan Golden dapat mengangkat batuan PraKambrium dan membuat Formasi Green Mountain, Denver, Arapahoe, Laramie, dan formasi bawahnya miring. Terangkatnya batuan PraKambrium ini membuat pemandangan di Negara bagian Colorado mulai dari Colorado Spring - Golden - Boulder sampai Fort Collins menjadi tampak lebih indah. Kalo di Formasi Laramie terekam jejak-jejak dinosaurus, apakah di sekitar Cape Town juga ada formasi yang merekam jejak-jejak dinosaurus? Terima kasih atas sharingnya Pak Awang. -d- -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 14 November, 2008 10:39 PM To: IAGI; Forum HAGI Subject: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua Ini cerita tersisa dari Capetown, sebuah kota nan indah yang terbuai di tiga bukit dan pegunungan Paleozoikum : Devil's Peak, Table Mountain, dan Lion's Head. Kota ini pun menjadi saksi di mana Samudra Atlantik bertemu dengan Samudra Hindia. Mungkinkah menyelam sekaligus di dua samudra ? Mungkin saja, salah satunya di perairan sekitar Tanjung Harapan di sebelah selatan Capetown. Bagaimana uniknya ikan-ikan dari dua samudra bertemu di satu tempat ditunjukkan oleh aquarium besar di Waterfront sea world, suatu kawasan wisata yang paling banyak dikunjungi turis di Capetown. Dulu (1488) Bartolomeus Dias dan para pelautnya dari Portugal menamai tanjung di ujung selatan Afrika dekat pertemuan kedua samudra itu sebagai Tanjung Badai akibat kondisi cuaca dan laut yang ganas, tetapi raja Portugal menggantinya sebagai Tanjung Harapan (Baik) -Cape of Good Hope sebab justru penemuan Dias berguna untuk membuka jalan ke wilayah tropika. Terbang dari Jakarta via Singapura lalu melanjutkan ke Johannesburg, Afrika Selatan tidak terlalu melelahkan. Total di udara sekitar 13 jam, lebih melelahkan apabila menyeberangi Samudra Pasifik dari Singapura ke Los Angeles. Baru kali ini saya hendak ke Afrika. Ke Afrika ? Jauh sekali., seru orang yang bertanya kepada saya dua minggu lalu. Sebenarnya, pergi ke Afrika dari Jakarta justru lebih dekat dibandingkan dengan kalau kita pergi ke Amerika. Terbang dari Singapura ke Johannesburg, pesawat diatur agar terbang dengan azimuth yang lurus terus ke arah baratdaya, melintasi Samudra Hindia di antara Sumatra dan Afrika. Saya tiba-tiba ingat bahwa pada Desember 2004, gelombang tsunami dari utara Simeulue pernah melintasi jarak yang sama dari Sumatra ke Afrika dalam beberapa jam saja. Karena terbang malam dan tinggi, tentu tak terlihat apa-apa di bawah sana. Menjelang subuh di Afrika, yang lebih terlambat lima jam daripada waktu di Jakarta, saya dapat melihat Madagaskar, pulau besar di sebelah timur Afrika Selatan. Konon zaman dahulu para pelaut Indonesia kerap mendatangi pulau ini untuk berdagang, bahkan sampai masuk ke daratan Afrika bagian barat. Pesawat mendarat di Johannesburg pada pagi hari. Akhirnya, saya menginjak benua Afrika, sebuah benua dengan keunikan tersendiri. Saya beruntung memilih kursi di sebelah jendela saat melanjutkan terbang dari Johannesburg ke Capetown, kebetulan juga pesawat tidak terbang terlalu tinggi. Tak hentinya saya terkagum-kagum melihat pemandangan di bawah : pegunungan lipatan dan tinggian-tinggian pegunungan masif di bagian selatan Afrika Selatan yang diapit Samudra Hindia di sebelah selatan dan Karoo Plato/Basin di sebelah utaranya. Jalur pegunungan lipatan ini dalam peta-peta tektonik regional disebut Cape Fold Belt. Memasuki Capetown, pesawat menukik dan bermanuver memutar di perbatasan antara Samudra Atlantik dan Hindia, maka tersuguhlah pemandangan yang sangat spektakular. Kompleks Cape Fold Belt mencapai ujung baratnya di sini, di Capetown, dan terpecah terdigitasi seperti jari-jari dari
Re: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua
Afrika Selatan pun kaya akan jejak-jejak dinosaurus dan reptil yang lebih tua, juga kaya akan kawah-kawah benturan meteorit. Kapan-kapan saya ceritakan. Kebetulan, semuanya tersimpan dengan baik di South African national museum; memang pertunjukan kawasan penggaliannya tak sebaik seperti di Amerika Serikat, misalnya di the Dinosaur National Monument Park di Vernal Utah. Yang menakjubkan juga dari Afrika Selatan adalah rock art seni melukis gua oleh manusia purba, ditemukan sampai setua 80.000 tahun, saya pikir itu seni gua tertua yang pernah ditemukan. Lempengan besar dinding gua dengan rock art itu tersimpan di South African national museum. Pak Awang bagaimana dating dari Rock Art ini ya ? Boleh donk buat mendongeng di GeoBlogi.wordpress.com Saya kemarin buka-buka i-net (archeology website) ada kapal tertua yang diketemukan berusia 6000 tahun. Tapi ini dari radiodating, aku pikir ini usia kayunya bukan usia teknologi kapalnya. DI Eropa konon usia tertua dari kapal 3000 tahun. Kalau dicocokkan dengan migrasi, mungkin saja usia teknologi kapal lebih tua dari 3000 tahun. Kalau mau digathuk-gathukkan lagi ya mungkin sewaktu Sundaland tenggelam terakhir ... who knows. Salam rdp -- Dongeng hari ini : http://rovicky.wordpress.com/2008/11/14/dulu-orang-malaysia-ngga-seperti-orang-indonesia-saat-ini/ serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI... ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38 dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG * mungkin di semarang * mungkin pula di solo * mungkin juga join dg HAGI dll. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua
Pak Rovicky, Sekilas yang saya ingat, dating rock art 80.000 tahun ini menggunakan teknik radioisotop (karbon dan uranium-series). Nanti saya cek lagi. Klaim rock-art tertua sebenarnya datang Agustus yang lalu dari India yang menyebutkan bahwa mereka punya rock-art setua 200.000 tahun (Lower Paleolithics). Para ahli rock art dan rock-art dating saat ini sedang melakukan penelitian gua tersebut dalam proyek EIP (Early Indian Petroglyphs). Petroglyphs adalah suatu variasi rock-art. Rock-art definitif saat ini yang telah diakui para ahli adalah rock art di Chauvet Cave di Prancis Selatan berumur 32.000 tahun (Upper Paleolithics). Sebenarnya, banyak sekali metode rock-art dating itu, a.l. : iconography, radiocarbon analysis of mineral accretions, radiocarbon analysis of inclusions in accretions, lichenometry, microerosion analysis, luminescence dating. Yang Pak Rovicky ceritakan, mungkin memang itu definitif umur kayu kapal, teknologinya sendirinya pasti beberapa puluh-ratus tahun lebih muda, atau seribu tahun lebih muda bila mereka menggunakan kayu yang umurnya sangat tua. (1000 tahun). Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, November 19, 2008 12:29 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua Afrika Selatan pun kaya akan jejak-jejak dinosaurus dan reptil yang lebih tua, juga kaya akan kawah-kawah benturan meteorit. Kapan-kapan saya ceritakan. Kebetulan, semuanya tersimpan dengan baik di South African national museum; memang pertunjukan kawasan penggaliannya tak sebaik seperti di Amerika Serikat, misalnya di the Dinosaur National Monument Park di Vernal Utah. Yang menakjubkan juga dari Afrika Selatan adalah rock art seni melukis gua oleh manusia purba, ditemukan sampai setua 80.000 tahun, saya pikir itu seni gua tertua yang pernah ditemukan. Lempengan besar dinding gua dengan rock art itu tersimpan di South African national museum. Pak Awang bagaimana dating dari Rock Art ini ya ? Boleh donk buat mendongeng di GeoBlogi.wordpress.com Saya kemarin buka-buka i-net (archeology website) ada kapal tertua yang diketemukan berusia 6000 tahun. Tapi ini dari radiodating, aku pikir ini usia kayunya bukan usia teknologi kapalnya. DI Eropa konon usia tertua dari kapal 3000 tahun. Kalau dicocokkan dengan migrasi, mungkin saja usia teknologi kapal lebih tua dari 3000 tahun. Kalau mau digathuk-gathukkan lagi ya mungkin sewaktu Sundaland tenggelam terakhir ... who knows. Salam rdp
[iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua
Pengiriman ulang. salam, awang --- On Fri, 11/14/08, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Subject: Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua To: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI [EMAIL PROTECTED], Geo Unpad [EMAIL PROTECTED], Eksplorasi BPMIGAS [EMAIL PROTECTED] Date: Friday, November 14, 2008, 12:39 PM Ini cerita tersisa dari Capetown, sebuah kota nan indah yang terbuai di tiga bukit dan pegunungan Paleozoikum : Devil’s Peak, Table Mountain, dan Lion’s Head. Kota ini pun menjadi saksi di mana Samudra Atlantik bertemu dengan Samudra Hindia. Mungkinkah menyelam sekaligus di dua samudra ? Mungkin saja, salah satunya di perairan sekitar Tanjung Harapan di sebelah selatan Capetown. Bagaimana uniknya ikan-ikan dari dua samudra bertemu di satu tempat ditunjukkan oleh aquarium besar di Waterfront sea world, suatu kawasan wisata yang paling banyak dikunjungi turis di Capetown. Dulu (1488) Bartolomeus Dias dan para pelautnya dari Portugal menamai tanjung di ujung selatan Afrika dekat pertemuan kedua samudra itu sebagai Tanjung Badai akibat kondisi cuaca dan laut yang ganas, tetapi raja Portugal menggantinya sebagai Tanjung Harapan (Baik) –Cape of Good Hope sebab justru penemuan Dias berguna untuk membuka jalan ke wilayah tropika. Terbang dari Jakarta via Singapura lalu melanjutkan ke Johannesburg, Afrika Selatan tidak terlalu melelahkan. Total di udara sekitar 13 jam, lebih melelahkan apabila menyeberangi Samudra Pasifik dari Singapura ke Los Angeles. Baru kali ini saya hendak ke Afrika. ”Ke Afrika ? Jauh sekali.”, seru orang yang bertanya kepada saya dua minggu lalu. Sebenarnya, pergi ke Afrika dari Jakarta justru lebih dekat dibandingkan dengan kalau kita pergi ke Amerika. Terbang dari Singapura ke Johannesburg, pesawat diatur agar terbang dengan azimuth yang lurus terus ke arah baratdaya, melintasi Samudra Hindia di antara Sumatra dan Afrika. Saya tiba-tiba ingat bahwa pada Desember 2004, gelombang tsunami dari utara Simeulue pernah melintasi jarak yang sama dari Sumatra ke Afrika dalam beberapa jam saja. Karena terbang malam dan tinggi, tentu tak terlihat apa-apa di bawah sana. Menjelang subuh di Afrika, yang lebih terlambat lima jam daripada waktu di Jakarta, saya dapat melihat Madagaskar, pulau besar di sebelah timur Afrika Selatan. Konon zaman dahulu para pelaut Indonesia kerap mendatangi pulau ini untuk berdagang, bahkan sampai masuk ke daratan Afrika bagian barat. Pesawat mendarat di Johannesburg pada pagi hari. Akhirnya, saya menginjak benua Afrika, sebuah benua dengan keunikan tersendiri. Saya beruntung memilih kursi di sebelah jendela saat melanjutkan terbang dari Johannesburg ke Capetown, kebetulan juga pesawat tidak terbang terlalu tinggi. Tak hentinya saya terkagum-kagum melihat pemandangan di bawah : pegunungan lipatan dan tinggian-tinggian pegunungan masif di bagian selatan Afrika Selatan yang diapit Samudra Hindia di sebelah selatan dan Karoo Plato/Basin di sebelah utaranya. Jalur pegunungan lipatan ini dalam peta-peta tektonik regional disebut Cape Fold Belt. Memasuki Capetown, pesawat menukik dan bermanuver memutar di perbatasan antara Samudra Atlantik dan Hindia, maka tersuguhlah pemandangan yang sangat spektakular. Kompleks Cape Fold Belt mencapai ujung baratnya di sini, di Capetown, dan terpecah terdigitasi seperti jari-jari dari sebuah lengan menjadi tiga puncak gunung terkenal di atas Capetown : Devil’s Peak, Table Mountain, dan Lion’s Head. Ketiga puncak gunung ini pula yang dijadikan AAPG sebagai logo pertemuan internasionalnya tahun ini. Dari udara, kota Capetown seperti bersimpuh dan terbuai di kaki ketiga puncak gunung Prakambrium-Paleozoikum ini. Saya akan menceritakan tentang Pegunungan Cape Fold Belt ini, jalur pegunungan paling selatan di benua Afrika. Pegunungan Cape Fold Belt, yang ujung baratnya terpecah dan masuk ke dalam kota Capetown sebagai puncak-puncak Devil’s Peak, Table Mountain, dan Lion’ Head merupakan pegunungan hasil benturan antarbenua. Secara genetik, pegunungan ini seperti Pegunungan Himalaya yang merupakan pegunungan benturan antara benua India dan sebagian Eurasia. Bila Pegunungan Himalaya terbentuk pada 55 juta tahun yang lalu, maka Pegunungan Cape Fold Belt terbentuk pada sekitar 250 juta tahun yang lalu. Pegunungan lipatan Cape Fold Belt tersusun oleh kelompok batuan bernama Cape Supergroup, suatu superkelompok batuan sedimen (konglomerat, tilit-endapan gletsyer, batupasir, batulanau, dan batulempung) yang berumur 510-340 juta tahun (Kambrium-Karbon bawah). Tiga pegunungan/gunung di Capetown sendiri disusun oleh batupasir Table Mountain Group berumur 510-390 juta tahun (Kambrium-Devon). Pegunungan ini duduk di atas batuan granit (Cape Granite Suite) berumur 540 juta tahun dan sekis dan filit (Malmesbury) berumur 540-560 juta tahun. Bila batas bawah Kambrium adalah 542 juta tahun yang lalu (Gradstein et al., 2004),
[iagi-net-l] Capetown : Perbenturan dan Perpisahan Antarbenua
Ini cerita tersisa dari Capetown, sebuah kota nan indah yang terbuai di tiga bukit dan pegunungan Paleozoikum : Devil’s Peak, Table Mountain, dan Lion’s Head. Kota ini pun menjadi saksi di mana Samudra Atlantik bertemu dengan Samudra Hindia. Mungkinkah menyelam sekaligus di dua samudra ? Mungkin saja, salah satunya di perairan sekitar Tanjung Harapan di sebelah selatan Capetown. Bagaimana uniknya ikan-ikan dari dua samudra bertemu di satu tempat ditunjukkan oleh aquarium besar di Waterfront sea world, suatu kawasan wisata yang paling banyak dikunjungi turis di Capetown. Dulu (1488) Bartolomeus Dias dan para pelautnya dari Portugal menamai tanjung di ujung selatan Afrika dekat pertemuan kedua samudra itu sebagai Tanjung Badai akibat kondisi cuaca dan laut yang ganas, tetapi raja Portugal menggantinya sebagai Tanjung Harapan (Baik) –Cape of Good Hope sebab justru penemuan Dias berguna untuk membuka jalan ke wilayah tropika. Terbang dari Jakarta via Singapura lalu melanjutkan ke Johannesburg, Afrika Selatan tidak terlalu melelahkan. Total di udara sekitar 13 jam, lebih melelahkan apabila menyeberangi Samudra Pasifik dari Singapura ke Los Angeles. Baru kali ini saya hendak ke Afrika. ”Ke Afrika ? Jauh sekali.”, seru orang yang bertanya kepada saya dua minggu lalu. Sebenarnya, pergi ke Afrika dari Jakarta justru lebih dekat dibandingkan dengan kalau kita pergi ke Amerika. Terbang dari Singapura ke Johannesburg, pesawat diatur agar terbang dengan azimuth yang lurus terus ke arah baratdaya, melintasi Samudra Hindia di antara Sumatra dan Afrika. Saya tiba-tiba ingat bahwa pada Desember 2004, gelombang tsunami dari utara Simeulue pernah melintasi jarak yang sama dari Sumatra ke Afrika dalam beberapa jam saja. Karena terbang malam dan tinggi, tentu tak terlihat apa-apa di bawah sana. Menjelang subuh di Afrika, yang lebih terlambat lima jam daripada waktu di Jakarta, saya dapat melihat Madagaskar, pulau besar di sebelah timur Afrika Selatan. Konon zaman dahulu para pelaut Indonesia kerap mendatangi pulau ini untuk berdagang, bahkan sampai masuk ke daratan Afrika bagian barat. Pesawat mendarat di Johannesburg pada pagi hari. Akhirnya, saya menginjak benua Afrika, sebuah benua dengan keunikan tersendiri. Saya beruntung memilih kursi di sebelah jendela saat melanjutkan terbang dari Johannesburg ke Capetown, kebetulan juga pesawat tidak terbang terlalu tinggi. Tak hentinya saya terkagum-kagum melihat pemandangan di bawah : pegunungan lipatan dan tinggian-tinggian pegunungan masif di bagian selatan Afrika Selatan yang diapit Samudra Hindia di sebelah selatan dan Karoo Plato/Basin di sebelah utaranya. Jalur pegunungan lipatan ini dalam peta-peta tektonik regional disebut Cape Fold Belt. Memasuki Capetown, pesawat menukik dan bermanuver memutar di perbatasan antara Samudra Atlantik dan Hindia, maka tersuguhlah pemandangan yang sangat spektakular. Kompleks Cape Fold Belt mencapai ujung baratnya di sini, di Capetown, dan terpecah terdigitasi seperti jari-jari dari sebuah lengan menjadi tiga puncak gunung terkenal di atas Capetown : Devil’s Peak, Table Mountain, dan Lion’s Head. Ketiga puncak gunung ini pula yang dijadikan AAPG sebagai logo pertemuan internasionalnya tahun ini. Dari udara, kota Capetown seperti bersimpuh dan terbuai di kaki ketiga puncak gunung Prakambrium-Paleozoikum ini. Saya akan menceritakan tentang Pegunungan Cape Fold Belt ini, jalur pegunungan paling selatan di benua Afrika. Pegunungan Cape Fold Belt, yang ujung baratnya terpecah dan masuk ke dalam kota Capetown sebagai puncak-puncak Devil’s Peak, Table Mountain, dan Lion’ Head merupakan pegunungan hasil benturan antarbenua. Secara genetik, pegunungan ini seperti Pegunungan Himalaya yang merupakan pegunungan benturan antara benua India dan sebagian Eurasia. Bila Pegunungan Himalaya terbentuk pada 55 juta tahun yang lalu, maka Pegunungan Cape Fold Belt terbentuk pada sekitar 250 juta tahun yang lalu. Pegunungan lipatan Cape Fold Belt tersusun oleh kelompok batuan bernama Cape Supergroup, suatu superkelompok batuan sedimen (konglomerat, tilit-endapan gletsyer, batupasir, batulanau, dan batulempung) yang berumur 510-340 juta tahun (Kambrium-Karbon bawah). Tiga pegunungan/gunung di Capetown sendiri disusun oleh batupasir Table Mountain Group berumur 510-390 juta tahun (Kambrium-Devon). Pegunungan ini duduk di atas batuan granit (Cape Granite Suite) berumur 540 juta tahun dan sekis dan filit (Malmesbury) berumur 540-560 juta tahun. Bila batas bawah Kambrium adalah 542 juta tahun yang lalu (Gradstein et al., 2004), maka umur sekis ini adalah PraKambrium atau lebih tepatnya NeoProterozoikum (zaman Ediacara). Beruntung saya mendapatkan sampel batuan filit Malmesbury PraKambrium ini saat jalan-jalan di kaki Table Mountain, itulah koleksi batuan saya yang paling tua dalam bentuk genggaman –hand specimen (koleksi batuan poles yang tertua adalah yang saya beli di pelataran Opera